2.1 Analisa Market Dan Industri 2.1.1 Analisa Makro...
Transcript of 2.1 Analisa Market Dan Industri 2.1.1 Analisa Makro...
18
BAB II
ANALISA
2.1 Analisa Market Dan Industri
2.1.1 Analisa Makro Lingkungan Bisnis Mall
Dalam menjalankan suatu bisnis perlu diketahui keadaan
lingkungan secara keseluruhan baik internal maupun eksternal. Karena
melalui analisa dapat terlihat hubungan secara signifikan yang akan
mempengaruhi bisnis. Maka dari itu kami analisa PESTEL, dimana
analisa ini meliputi P (Political), E (Economic), S (Social), T
(Technological), E (Environmental) dan L (Legal). Berikut analisa
makro lingkungan dari berbagai faktor yang mempengaruhi industri
bisnis mall khususnya di Indonesia.
Political
Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian
kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Dengan kebijakan –
kebijakan politik yang baik, masyarakat akan merasa aman sehingga
pertumbuhan ekonomi suatu negara akan membaik dan akan menarik
perhatian banyak investor untuk berinvestasi. Salah satu yang menjadi
pilihan investor adalah membangun mall, dari seluruh mall yang ada
19
di Indonesia 30 persennya berada di Jakarta, hal ini dikarenakan
perkembangan bisnis mall di Indonesia khususnya kota Jakarta sangat
menjanjikan, dengan kondisi politik yang baik akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kenaikan perkapita selain itu pertumbuhan
turis yang datang ke Indonesia juga akan meningkat, itu semua akan
mendorong kenaikan daya beli pengunjung mall dan menyebabkan
ruang usaha di mall banyak disewa atau dibeli oleh pengusaha.
Economic
Stabilitas ekonomi yang kuat dengan kisaran 6 persen per
tahun dimana pertumbuhan ini bersumber dari tingginya konsumsi
masyarakat Indonesia, dengan perilaku masyarakat yang konsumtif
tidak heran jika semakin banyak mall atau pusat perbelanjaan. Jumlah
mall seluruh indonesia pada saat ini berjumlah sekitar 240 mall.
Menurut Head of Research and Advisory Cushman and Wakefield,
Arief Rahardjo mall di tahun 2013 ini sudah berdiri dilahan seluas
3.920.618 meter persegi. Cushman and Wakefield, konsultan properti
merilis data yang menyatakan bahwa jumlah mall di Jakarta memang
sudah terlampau padat, tiap tahunnya jumlah mall tumbuh 3.9 persen.
Menurut Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI)
Handaka Santosa mall tidak hanya di kota Jakarta tetapi juga sudah
mulai merambah ke berbagai daerah.
20
Social
Mall pada saat ini bukan dimanfaatkan sebagai tempat
berbelanja saja tetapi di mall berbagai kegiatan dapat dilakukan antara
lain berbelanja, sebagai tempat berkumpul dengan teman
(bersosialisasi), makan, nonton bioskop bahkan untuk belajar.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh perorangan, pasangan dan
juga berkelompok. Konsep dari manajemen mall juga semakin
modern, saat ini banyak mall yang menggunakan sebagian lahannya
untuk taman, kolam ikan dan sebagainya yang dapat digunakan oleh
pengunjung sebagai tempat rekreasi sehingga dewasa ini mall
mempengaruhi perilaku dan psikologis pengunjung, oleh karena itu
desain interior sebuah mall sangat menjadi penting dan desain interior
mall membentuk pandangan tentang gaya hidup perkotaan yang
ideal. Menurut Subkhan, Chief Operations Markplus Insight (2012,
p.43) yang dikutip dari pernyataan Stefan Koeberle, World Bank
Country Director for Indonesia, pertumbuhan kelas menengah di
Indonesia sangatlah cepat hingga mencapai 7 juta orang per tahun.
Technological
Membahas tentang teknologi mall di Indonesia tentunya sangat
pesat sekali perkembangannya. Dimulai dari tempat parkir saja sudah
dapat kita lihat penggunaan teknologi sangatlah membantu pekerjaan
manusia, dengan adanya penggunaan barcode pada struk parkir,
21
otomatis plang parkir, kamera untuk pengenalan plat mobil, hingga
lampu pada tempat parkir untuk menunjukkan adanya slot parkir.
Pada era informasi seperti sekarang ini, sangatlah dibutuhkan
network seperti Wi-fi serta mobile network. Rata-rata mall di Jakarta
sudah memiliki Wi-fi di dalam mall agar pengunjung dapat
menggunakan jaringan tersebut baik di cafe ataupun di tempat tertentu
di dalam mall. Mall directory juga sudah menggunakan teknologi
seperti website, TV LED touchscreen serta telepon customer service
untuk memberikan informasi kepada pengunjung mall terhadap lokasi
serta toko-toko yang ada di mall, bahkan terkadang terdapat event
yang dimasukkan ke dalam mall directory tersebut. Dengan
menggunakan WeE Mall, teknologi telah berinovasi lagi untuk bisnis
mall. Pengunjung mall dapat melihat informasi promo, lokasi toko,
ataupun informasi parkir di dalam genggamannya yaitu di dalam
smartphone.
Environmental
Lingkungan merupakan tempat manusia bertumbuh dan
berkembang, setiap lingkungan mempunyai karakteristik yang berbeda
– beda sehingga perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat
memunculkan peluang atau ancaman bagi pelaku bisnis. Dalam bisnis
mall investor harus dapat menyesuaikan konsep bisnis mereka dengan
lingkungan sekitarnya, Desain pada sebuah bangunan dan ruangan
22
dapat memberikan persepsi visual bagi orang yang ada didalamnya
dan tanpa disadari secara tidak langsung desain interior yang ada dapat
mempengaruhi psikologi orang didalamnya. Sebagai perbandingan
kita akan membahas mengenai dua mall yang berbeda yaitu, mall
Grand Indonesia dan mall Pluit Village
Mall Grand Indonesia merupakan mall terbesar di Indonesia
dan terletak di daerah strategis yaitu jantung pusat bisnis Jakarta, mall
ini menjadi tempat belanja yang cocok untuk eksekutif yang suka
menggunakan brand – brand terkenal dengan cepat. Grand Indonesia
memiliki 132.272 meter persegi pertokoan, sehingga mempunyai
banyak pilihan berbelanja dengan didukung oleh area parkir yang
dapat menampung sampai dengan 5500 mobil. Tema yang diusung
Grand Indonesia adalah keceriaan, glamor dan mewah sesuai dengan
lokasinya yang berada dipusat ibukota dengan menyajikan retail –
retail mahal didalamnya. Yang menjadi karakteristik dari pengunjung
mall Grand Indonesia antara lain rata – rata pengunjung berasal dari
ekonomi menengah ke atas dan atas, pengunjung menyukai desain
yang mewah dan megah, penampilan pengunjung yang datang ke mall
Grand Indonesia Stylish dan selalu Rapi, aktivitas yang dilakukan
adalah makan, bersosialisasi, shopping di tempat branded dan
pengunjung mall Grand Indonesia adalah orang – orang yang
konsumtif.
23
Mall Pluit Village merupakan salah satu mall yang terletak di
daerah Jakarta Utara dan cocok untuk masyarakat kalangan menengah
ke atas. Mall Pluit Village memfasilitasi pengunjung yang senang ke
supermarket, department stores dan toko – toko retail selain itu
didalamnya terdapat stand–stand yang menjual berbagai jenis pakaian
wanita dan aksesoris, yang menjadi karakteristik pengunjung mall
Pluit Village adalah rata – rata pengunjung mall berasal dari ekonomi
menengah ke atas di Jakarta Utara, penampilan pengunjung cenderung
cuek, aktivitas yang sering dilakukan pengunjung adalah makan,
bersosialisasi, belanja di stand, nonton dan mencari Wi-fi gratis.
Legal
Dalam menjalankan bisnis dan memanfaatkan teknologi
informasi didalamnya harus mengikuti aturan yang telah diatur oleh
pemerintah. Perdagangan online dan sistem elektronik diatur dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik serta Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
Tentu saja dalam menjalankan suatu bisnis secara legal
memerlukan sertifikasi badan usaha atau legalitas yang diatur oleh
pemerintah. Badan usaha atau perseorangan harus memenuhi
ketentuan dari Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-
DAG/PER/9/2007 Tahun 2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha
24
Perdagangan sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
Perdagangan No. 39/M-DAG/PER/12/2011 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-
DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan
(“Permendag SIUP”). Pasal 2 ayat (1) Permendag SIUP mengatur
bahwa setiap perusahaan perdagangan wajib memiliki Surat Ijin Usaha
Perdagangan.
Berdasarkan analisa pestel diatas dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya keadaan politik yang baik akan banyak investor yang
berinvestasi sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat,
daya beli dari pelanggan akan meningkat hal ini didukung oleh
pertumbuhan ekonomi yang meningkat, daya beli yang besar membuat
perubahan pada gaya hidup masyarakat saat ini karena juga didukung
perkembangan teknologi informasi yang dimanfaatkan oleh mall untuk
memberikan fasilitas lebih kepada pengunjungnya sesuai dengan
lingkungan mall tersebut dan tentunya pemanfaatan teknologi
informasi harus mengikuti aturan perundang – undangan.
2.1.2 Porter’s Five Forces Model
Dalam memulai suatu bisnis perlu dilakukan analisa untuk
mengetahui mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi bisnis
tersebut. Bisnis Mall Directory yang dikategorikan kedalam industri
teknologi informasi, dimana dengan perkembangan teknologi
25
informasi yang semakin cepat berubah, pelaku bisnis harus dapat
melihat persaingan – persaingan yang akan terjadi dalamnya.
Gambar 2.1 Current versus Future Porter’s Five Forces
Metode yang akan digunakan dalam melakukan analisa adalah
Porter’s Five Forces Model dengan penjelasan seperti dibawah ini:
Bargaining Power of Buyers
Bargaining Power of Buyers WeE Mall adalah sedang karena
pengunjung yang datang ke mall didominasi oleh usia kurang dari 35
tahun. Pengunjung dikisaran usia tersebut sangat banyak
menggunakan smartphone sehingga WeE Mall mempunyai peluang
besar untuk digunakan oleh banyak pengunjung mall dan tenant–
tenant yang ada didalam mall.
26
Bargaining Power of suppliers
Kunci utama dalam bisnis WeE Mall adalah programmer,
dimana programmer yang membangun dan mengembangkan sistem
WeE Mall merupakan pemilik saham dari WeE Mall. Selain itu
perangkat utama bisnis WeE Mall yaitu Bluetooth low energy beacon
dan NFC tidak sulit untuk diperoleh karena banyak supplier dari
berbagai negara yang mendistribusikan. Sehingga bargaining power of
suppliers sangat rendah.
Threats of New Entrants
Threats of New Entrants dalam bisnis WeE Mall adalah
Medium, karena WeE Mall telah mempunyai Hak Kekayaan
Intelektual yang memberikan perlindungan hukum untuk penciptaan
ide bisnis dan desain. Programmer dan marketing sebagai kunci utama
dalam bisnis ini telah terikat dengan kontrak yang isinya harus
menjaga kerahasiaan data dan informasi terkait dengan WeE Mall
selama masih berada ataupun tidak berada di PT. Maxe Mall dan jika
terjadi pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah dibuat maka
pihak tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang
diberlakukan olah undang – undang.
Threats of Substitute product
Berkembangnya teknologi yang dapat memberikan banyak
informasi dan membantu dalam aktifitas sehari – hari akan tetapi
27
belum dapat memberikan manfaat yang efektif dan efisien. Masih
banyak masyarakat yang hanya memanfaatkan smartphone hanya
untuk telepon atau mengirim pesan singkat. Sehingga Threats of
Substitute product sangat tinggi karena banyak masyarakat yang tetap
pada zona nyaman dengan lebih memilih menggunakan cara manual
yaitu menggunakan papan informasi mall, bertanya kepada
information center atau melihat melalui tv yang ada di mall jika ingin
mencari sesuatu dimall.
Competitive Rivalry
Competitive Rivalry adalah Rendah, karena di Indonesia masih
belum ada pesaing yang menjalankan bisnis serupa. Perkembangan
teknologi di Indonesia sangat tinggi, walaupun di kemudian hari ada
pesaing dalam bisnis ini, namun kami tetap melakukan inovasi agar
selalu diterima oleh konsumen.
2.1.3 TOWS Matrix
Untuk melakukan analisa lebih mendalam secara ekternal
sampai dengan internal kita akan menggunakan TOWS. Untuk
beberapa tahun, analisa SWOT telah digunakan untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisa
SWOT bersifat statis dan jarang mengarah kepada pengembangan
strategi alternatif yang berbeda. TOWS dikenal strategi bisnis untuk
28
menganalisa situasi yang kompetitif dari perusahaan yang mengarah
kepada pengembangan dari 4 strategi alternatif yang berbeda. TOWS
matrix memiliki jangkauan yang luas dan memiliki perbedaan dari
matrix bisnis portofolio. TOWS matrix adalah konsep framework
untuk analisa yang sistematis mengenai kecocokan dari faktor
eksternal dari threats dan opportunities dengan faktor internal dari
kelemahan dan kekuatan perusahaan. Untuk itu kami akan
menganalisa WeE Mall dengan TOWS matrix untuk mengetahui
ancaman, peluang dari faktor luar serta kelemahan dan kelebihan dari
aplikasi WeE Mall, sebagai berikut:
29
Table 2.1 ANALISA TOWS WEE MALL
External factors
Internal factors
External threats (T):
Kompetitor mall directory
Perkembangan teknologi
Perkembangan media
advertising
External opportunities (O):
Perkembangan mall
Lifestyle masyarakat
Kesadaran teknologi
Internal weaknesses (W):
Ketergantungan dengan
key partnership
Customer segment yang
terbatas
WT strategy:
Mengembangkan unique
value proposition
Joint operation dengan mall
Selalu berinovasi dengan
aplikasi
WO strategy:
Membangun komunitas
WeE Mall
Memperkuat value
aplikasi WeE Mall
Internal strengths (S):
Teknologi baru bagi
pengguna
Aplikasi user friendly
Advertising yang sesuai
target
Memiliki strategi
marketing
ST strategy:
Mengembangkan strategi
marketing
Educate market dengan
aplikasi yang user friendly
Memberikan experience
baru dengan menggunakan
teknologi terbaru
SO strategy:
Mengembangkan
advertising sesuai dengan
target pasar
Mengembangkan aplikasi
dengan inovasi baru
30
Dari analisa TOWS ini WeE Mall memiliki ancaman seperti
mall memiliki mall directory sendiri, perkembangan teknologi yang
pesat, perkembangan media advertising. Untuk peluang yang didapat
WeE Mall adalah perkembangan mall yang meningkat karena memang
mall menjadi salah satu tempat wisata untuk refreshing hingga menjadi
tempat meeting, lifestyle masyarakat yang konsumtif memberikan
peluang untuk WeE Mall berkembang, serta kesadaran teknologi yang
ditandai oleh pemakaian smartphone yang menjadi peluang pasar baru
untuk WeE Mall. Untuk kelemahan WeE Mall yaitu customer segment
yang terbatas karena WeE Mall hanya diperuntukan untuk pengunjung
mall dan tenant mall saja, ketergantungan dengan key partnership
yaitu mall karena WeE Mall memang dipergunakan khusus untuk mall.
Untuk kekuatan yang dimiliki oleh WeE Mall adalah WeE Mall
menggunakan teknologi yang terbaru untuk membangun aplikasinya,
WeE Mall dibuat sebagai aplikasi yang user friendly yang
memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang diinginkan
seputar mall, WeE Mall memberikan advertising yang sesuai dengan
pengguna aplikasi secara personal, WeE Mall memiliki strategi
marketing untuk pengenalan ke pengunjung mall untuk memakai
aplikasi dan ke tenant mall untuk mendapatkan revenue.
Dari analisa eksternal dan internal WeE Mall maka terdapat 4
kategori strategy.
31
Pertama untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang
dihadapi WeE Mall maka WeE Mall mengambil langkah untuk
mengembangkan value proposition yang unik untuk mengatasi
ancaman dari kompetitor mall directory, perkembangan media
periklanan dan customer segment yang terbatas. WeE Mall juga
menggunakan langkah joint operation dengan mall untuk
mengatasi ketergantungan dengan key partnership. Untuk
mengatasi ancaman perkembangan teknologi maka WeE Mall
akan selalu berinovasi dalam pengembangan aplikasinya.
Kedua untuk mengatasi kelemahan dengan menggunakan
peluang eksternal, WeE Mall melihat adanya peluang lifestyle
masyarakat yang konsumtif untuk mengatasi kelemahan
customer segment WeE Mall yang terbatas maka WeE Mall
mengambil langkah untuk membangun komunitas untuk
memperkuat customer segment. Kelemahan WeE Mall dalam
ketergantungan dengan mall serta melihat peluang ekternal
dalam perkembangan mall serta kesadaran teknologi yang
tinggi maka WeE Mall harus memperkuat value aplikasi WeE
Mall.
Ketiga menyadari kekuatan yang dimiliki WeE Mall dan
mempergunakan kekuatan tersebut dalam mengatasi ancaman
dari luar. Ancaman kompetitor akan diatasi dengan kekuatan
32
strategi marketing melalui pengembangan strategi marketing.
WeE Mall akan melakukan educated market menggunakan
kekuatan aplikasi yang user friendly untuk mengatasi ancaman
perkembangan media periklanan dan kompetitor. WeE Mall
juga memberikan pengalaman yang baru dengan menggunakan
teknologi yang baru dan advertising yang sesuai target.
Keempat WeE Mall melihat peluang dari eksternal dan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk meningkatkan
value. WeE Mall akan mengembangkan advertising yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna aplikasi serta
mengembangkan aplikasi dengan inovasi baru yang
menggunakan kekuatan dan peluang yang dimiliki.
33
2.1.4 Business Model Canvas
Gambar 2.2 The 9 Building Blocks
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), Business Model
adalah rational dari bagaimana perusahaan membuat, menyampaikan
dan mendapatkan value. Dalam perusahaan, konsep dari model bisnis
harus di sampaikan dengan baik sehingga karyawan dalam perusahaan
mengerti model bisnis perusahaan tersebut. Perusahaan harus memulai
dari point yang sama, tantangannya bagaimana konsep dari bisnis
model tersebut harus sederhana, relevan dan mudah dimengerti,
dengan tidak menyederhanakan kompleksitas dari operasi perusahaan.
34
Bisnis model dapat dijelaskan dengan baik melalui 9 building block
yang menggambarkan bagaimana perusahaan menghasilkan uang
secara logis. Berikut ini analisa PT Maxe Mall terhadap aplikasi WeE
Mall:
2.1.4.1 Customer segment
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), Customer
segment merupakan elemen pertama dari kanvas model bisnis,
dimana dalam customer segment ini perusahaan
mengidentifikasi segmen mana yang akan dilayani oleh
perusahaan. Untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan
dengan baik maka perusahaan perlu mengelompokan
pelanggan ke dalam segmentasi dengan kebutuhan yang
mereka butuhkan, kebiasaan mereka, atau dengan atribut yang
lain. Setelah mengelompokan pelanggan, maka model bisnis
ini dapat mulai dirancang dengan pemahaman yang mendalam
tentang kebutuhan pelanggan. Terdapat 5 macam tipe dari
customer segment yaitu mass market, niche market, segmented,
diversified dan multi sided platform (multi sided market). Tipe
multi sided market mewakili tipe dari customer segment dari
WeE Mall, karena WeE Mall termasuk dalam multi-sided
market yang membawa 2 kelompok pelanggan yang
independent yaitu
35
1. Toko mall
Toko dalam mall merupakan salah satu klien dari
WeE Mall yang akan menggunakan iklan dan promo yang
akan dikelola dalam aplikasi. Dalam mall itu sendiri, toko
dibedakan berdasarkan kategori dari barang/ jasa apa yang
ditawarkan ke pelanggan. Berikut ini kategori toko mall
diantaranya adalah
Automotive: Toko yang menjual berbagai macam alat
automotive, seperti mobil, ban, hingga helm.
Beauty, Health and Personal Care: Toko yang menjual
produk kecantikan kesehatan serta produk/ jasa untuk
segala macam perawatan tubuh.
Dept Stores and Hypermart: Toko serba ada yang
menjual produk pakaian dan kecantikan hingga
makanan. Toko ini biasanya memiliki luas toko yang
besar dalam 1 mall.
Education: Berupa tempat les yang menawarkan jasa
pendidikan, seperti les bahasa.
Sport and Hobbies: Toko yang menjual berbagai
macam alat olahraga dan alat untuk hobi seperti rajut.
Fashion, Shoes, Bag and Accessories: Toko yang
menjual fashion untuk pria dan wanita, toko dengan
36
kategori ini menguasai sebagian besar toko di mall
serta menawarkan diskon setiap bulannya.
Gadget and Electronics: Toko yang menjual
handphone dan elektronik dalam mall. toko gadget
dan elektronik sering mengeluarkan promo.
Home and Decor: Toko ini menawarkan produk untuk
peralatan dalam rumah seperti sofa meja hingga
accesories dalam rumah.
Jewellery, Watches and Opticals: Toko ini menawarkan
produk perhiasaan, biasanya toko ini memiliki prestige
yang tinggi bagi pelanggannya.
Kids, Fun and Entertainment: Toko ini menawarkan
produk yang berkaitan dengan anak hingga remaja.
Service: Toko ini menawarkan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan seperti atm, travel agent dan bank.
2. Pengunjung mall
Customer segment dari WeE Mall selanjutnya
adalah pengunjung yang datang ke mall. Mall merupakan
salah satu tujuan orang Jakarta untuk menghabiskan waktu
setiap harinya dan tidak kenal usia dari usia balita hingga
usia lanjut. Menurut Nugroho (2000) Prof.Dr.Ny.Sumiati
37
Ahmad Mohammad meneliti batasan-batasan umur
manusia berdasarkan kategori masanya adalah
Masa bayi: Anak yang berumur 0-1 tahun. Anak yang
masih dalam masa bayi lebih banyak menghabiskan
waktu dirumah.
Masa prasekolah: Anak yang berumur 1-6 tahun, dan
mulai masuk dalam playgroup atau taman kanak-kanak
untuk melatih perkembangannya. Pada saat berpergian
ke mall pengunjung mall dalam masa prasekolah ini
masih didampingi oleh orangtua /wali.
Masa sekolah: Anak berumur 6-10 tahun, yang baru
memasuki masa sekolah dasar. Pada saat berpergian ke
mall pengunjung mall dalam masa sekolah ini masih
didampingi oleh orangtua /wali.
Masa pubertas: Anak yang berumur 10-20 tahun, anak
yang memasuki masa remaja ini biasanya sudah
memiliki gadget berupa handphone, smartphone, tablet,
hingga laptop. Dalam masa ini masih dalam
pengawasan orang tua tetapi tidak selalu didampingi
oleh orang tua. Remaja merupakan pengunjung mall
yang memberikan kontribusi terbesar kedua setelah
pengunjung mall dengan masa dewasa.
38
Masa dewasa: Masa dewasa ini memiliki rentang umur
dari 20-40 tahun. Masa dewasa ini sudah lepas dari
pengawasan orang tua dan sebagian besar di umur 30
sudah berkeluarga. Pengunjung mall dengan masa
dewasa ini menjadi pengunjung dengan kontribusi
terbesar dalam mall. Pada masa ini, merupakan masa
produktif yang tertarik dengan teknologi baru.
Masa setengah umur: Masa setengah umur ini disebut
dengan prasenium, yang memiliki rentang umur 40-65
tahun. pengunjung mall Dengan umur diatas 50 tahun
ini jarang dan tidak begitu tertarik dengan
perkembangan teknologi yang ada.
Masa lanjut usia: Masa lanjut usia ini disebut dengan
senium, yang memiliki rentang umur 65 tahun keatas.
Masa lanjut usia ini lebih mengabiskan waktu dalam
rumah.
2.1.4.2 Value proposition
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), value
proposition menjelaskan tentang nilai yang dapat diberikan
oleh suatu produk yang sesuai dengan customer segment
secara spesifik. Value proposition merupakan nilai tambah
yang menjadi pembeda dengan produk/jasa perusahaan lain
39
yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Menurut
Osterwalder dan Pigneur (2010), terdapat beberapa
karakteristik dari value proposition yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada pelanggan. Berikut ini beberapa
karakteristik value yang dapat ditawarkan oleh WeE Mall:
Newness
Value proposition yang menawarkan kebutuhan baru
yang belum pernah dirasakan oleh customer dan
memberikan kepuasan baru. WeE Mall memberikan
experience baru yang belum pernah customer rasakan
yaitu penunjuk arah di dalam ruangan dengan realtime.
WeE Mall akan berjalan sesuai dengan arah dari
pengguna aplikasi tersebut.
Performance
Value proposition yang ditawarkan yaitu meningkatkan
performance produk/ jasa yang masih tradisional menjadi
lebih baik lagi sehingga membuat nilai. WeE Mall ini
meningkatkan performance sales pada toko, karena WeE
Mall mempromosikan brand awareness dari produk klien
dalam aplikasinya kepada customer, sehingga akan
meningkatkan performance sales klien WeE Mall.
40
Design
Keunggulan dalam design produk/jasa yang menciptakan
nilai bagi produk/ jasa tersebut. WeE Mall akan didesain
dengan user friendly sehingga pengguna WeE Mall tidak
mengalami kesulitan terhadap penggunaannya.
Price
Menawarkan value dengan memberikan harga yang
paling rendah dari harga pesaing untuk memberikan
kepuasan customer segment yang memiliki price-
sensitive. WeE Mall menawarkan produk promotion dan
advertising kepada klien dengan harga yang bervariasi
dan tentunya lebih murah dari klien.
Convenience/ usability
Nilai yang ditawarkan dari produk/jasa yang dapat
memberikan kemudahan/ kenyamanan dalam
menggunakan produk/jasa tersebut. WeE Mall
merupakan aplikasi yang diciptakan berdasarkan
opportunity yang ada dari penggunaan mall directory saat
ini yang dalam penggunaannya masih sulit serta
membingungkan. Dalam kemudahannya WeE Mall
menggunakan karakteristik user friendly pada pembuatan
aplikasinya. WeE Mall tentu saja memberikan
41
kenyamanan karena platform yang digunakan adalah
smartphone yang dimiliki setiap individu pengguna mall
sehingga nyaman dalam penggunaannya.
2.1.4.3 Channel
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), Elemen ini
menjelaskan tentang bagaimana perusahaan berkomunikasi
dan mencapai customer segmentnya untuk memberikan value
proposition dari produk/jasa. Channel merupakan point yang
menjadi peran penting dalam menghadapi customer. Tipe
channel terbagi menjadi 2 bagian yaitu
Direct channel
Channel yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dalam
WeE Mall direct channel yang akan dipakai adalah sales
force kepada klien, website dan social media.
Indirect channel
Channel yang didapat melalui kerjasama dengan partner
perusahaan yang membantu perusahaan menyampaikan
value propositionnya. Melalui indirect channel ini
cenderung memiliki margin yang rendah, tetapi partner
perusahaan ini memungkinkan perusahaan untuk
memperluas jangkauan pasar. Indirect channel juga
merupakan salah satu channel yang akan digunakan oleh
42
WeE Mall. Dalam indirect channel, WeE Mall bekerja
sama dengan klien dalam mall dan mallnya sendiri untuk
pengembangan aplikasi WeE Mall.
2.1.4.4 Customer relationship
Customer relationship ini menjelaskan tentang tipe
dari hubungan yang akan dibangun dengan spesifik customer
segment yang ditentukan perusahaan. Customer relationship
ini memberikan pengaruh pada pengalaman customer secara
keseluruhan. Berikut ini kategori dari customer relationship
yaitu Personal Assistance, Dedicated Personal Assistance,
Self Service, Automated Services, Communities Dan Co-
Creation. WeE Mall mengelola customer relationshipnya
dengan pengunjung mall melalui Communities yang juga akan
menjadi salah satu customer relationship dari WeE Mall
untuk pengunjung mall. Untuk toko dalam mall, WeE Mall
akan memberikan automated services dalam meng-update
iklan dan dedicated personal assistance dalam proses
marketingnya
43
2.1.4.5 Revenue Stream
Revenue stream menggambarkan tentang aliran kas
perusahaan yang didapat dari setiap customer segment.
Revenue stream ini dikatakan berhasil jika setiap customer
segmen menerima value dan benar-benar bersedia membayar
produk/jasa yang ditawarkan perusahaan. Terdapat 2 jenis
yang berbeda dari revenue stream yaitu revenue dari
transaksi yang dihasilkan dari pembayaran customer satu kali
dan pendapatan berulang yang dihasilkan dari value
proposition yang disampaikan dengan baik kepada customer
atau after sales yang baik kepada pelanggan. WeE Mall
mendapatkan revenue dari pendapatan yang berulang dari
customer, pendapatan tersebut adalah
Advertising fee
WeE Mall mendapatkan revenue dari menyewakan space
dalam aplikasi untuk iklan yang akan mengiklankan toko
dalam mall.
Brokerage fees
Penerimaan promosi produk dalam toko mall yang akan
mendapat revenue dari akumulasi pengunjung mall yang
bertransaksi produk tersebut.
44
Setiap revenue stream memiliki pricing mechanism yang
berbeda, fixed menu pricing dan dynamic pricing merupakan
2 jenis yang mewakili pricing mechanism. Aplikasi WeE Mall
menggunakan fixed menu pricing yang memiliki harga sesuai
dengan value yang diberikan pada advertising toko dalam
mall. Dynamic pricing dengan negoisasi kepada klien pada
promo produk barter dan item dalam games.
2.1.4.6 Key resource
Key resource menjelaskan tentang aset yang paling
penting yang dibutuhkan untuk bisnis model. Key resource ini
memungkinkan perusahaan untuk membuat dan menawarkan
value proposition, mencangkup pasar, menjaga hubungan
dengan customer segmen dan memperoleh pendapatan. Key
resource dapat dikategorikan seperti aset fisik, aset
intelektual, human resources, dan aset. Dalam WeE Mall tipe
key resource yang akan menjadi bagian penting adalah
Aset fisik
Aset intelektual
Sumber daya manusia
Aset finansial
45
2.1.4.7 Key activities
Key activities menjelaskan tentang hal yang paling
penting dalam perusahaan yang harus dilakukan untuk
menjalankan bisnis model secara baik. Key activities ini
mencakup semua kegiatan penting yang harus dijalankan oleh
perusahaan dengan baik. Key activities memiliki 3 kategori
dalam penerapannya yaitu dalam produksi, problem solving
dan platform/network. Key activities dari WeE Mall adalah:
Membangun dan mengembangkan aplikasi
Membangun aplikasi dari WeE Mall dari penyediaan
resource hingga maintenance aplikasi dan hardware yang
WeE Mall butuhkan.
Mengelola iklan
Mengelola iklan dan tenant mall yang menjadi revenue
stream
Mengembangkan jangkauan mall
Mempromosikan aplikasi mall yang baru, kepada toko
dalam mall serta pengunjung mall
2.1.4.8 Key partnership
Key partnership menjelaskan tentang jaringan supplier
dan partner yang membuat bisnis model tersebut berjalan
dengan baik. Perusahaan membuat aliansi untuk
46
mengoptimasikan model bisnis , mengurangi resiko serta
memperoleh resource. Dalam key partner ini kita dapat
menentukan siapa partner dan supplier serta resource apa
yang dapat kita peroleh dari partner. Dalam membangun
aliansi, terdapat 4 jenis dari aliansi yaitu aliansi strategi antara
non pesaing, aliansi strategis antara pesaing, joint operation
untuk mengembangkan bisnis, hubungan buyer supplier. Key
partnership dari WeE Mall adalah
Hardware Vendor
Pihak Mall
Toko dalam Mall
2.1.4.9 Cost structure
Cost structure menjelaskan tentang semua biaya
penting yang dikeluarkan untuk menjalankan operasi model
bisnis. Biaya ini dapat di hitung setelah perusahaan telah
mendefinisikan key resource, key activities dan key
partnership. Dari cost structure ini perusahaan dapat melihat
biaya yang paling mahal dalam key resource maupun key
activities serta biaya apa saja yang penting untuk perusahaan
dalam menjalankan operasionalnya karena cost structure yang
rendah sangat penting untuk perusahaan. Maka ada 2 macam
perusahaan dalam menjalankan cost structurenya yaitu cost
47
driven yang fokus dalam meminimalisasi cost dan value
driven yang berfokus pada value produk sehingga kurang
memperhatikan biaya yang dikeluarkan. Untuk WeE Mall
yang menjadi biaya dalam pengembangannya diantaranya
yaitu;
Pre – operational cost
Operational cost
Gambar 2.3 Business Model Canvas WeE Mall
Hardware Partner
Mall
Toko Dalam Mall
Membangun dan memaintain platform aplikasi
Mengelola iklan
Mengembangkan jangkauan mall
Teknologi baru
Meningkatkan performa sales
Memberikan kenyamanan dan kemudahan
Multisided Market
Automated Services
Dedicated Personal Assistance
Games Community
Aset fisik Aset intelektual Human resources Aset financial
Website Social Media Advertising Public Relation Sales Force
Pre – operational cost Operational cost
Advertising fee Brokerage fees
48
2.2 Pendekatan Strategi
2.2.1 Blue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy pertama kali diperkenalkan oleh W.Chan
Kim dan Renee Mauborgne yang tertuang dalam buku mereka yang
berjudul Blue Ocean Strategy. Blue Ocean Strategy merupakan suatu
siasat untuk menakhlukan pesaing melalui tawaran fitur atau produk
yang inovatif, dimana produk atau fitur tersebut justru luput dari
perhatian pesaing. Dengan menggunakan Blue Ocean Strategy
diharapkan akan menciptakan value yang besar dan Lowcost pada saat
yang bersamaan dengan membuat pangsa pasar yang baru melalui
konsep berikut:
Tabel 2.2 CREATING NEW MARKET SPACE
Creating New Market Space
Head to Head Competition Blue Ocean Creation
Industry Fokus pada kompetitor dalam
Industri
Menciptakan bisnis Industri lain
Strategy Group Fokus pada kelompok kelas dari
produk
Mencari kelompok baru yang
update terhadap perkembangan
teknologi
Buyers Group Melayani lebih baik lagi pada
kelompok pembeli
Mencari kelompok pembeli baru
49
Scope of Product/
Service Offering
Produk dan service yang
ditawarkan pada industri ini
Menawarkan jasa yang belum
pernah ada sebelumnya
Orientasi Functional
Emotional
Fokus memperbaiki nilai dan
harga dari fungsi dan emosi
produk
Membuat nilai fungsi yang
memberikan emosional atau
experience berbeda
Time Mengantisipasi apa yang terjadi
diluar dan mengadaptasi diri
Selalu proaktif & inovatif
menciptakan hal baru dari waktu
ke waktu
Gambar 2.4 The Simultaneous Pursuit of Diffentiation and Low Cost
50
Gambar 2.5 Four Actions Framework
Didalam membentuk Blue Ocean strategi terdapat 4 kunci
action yang harus dipilih supaya lepas dari persaingan dan dapat
memberi nilai tambah yang luar biasa (Gambar 2.5).
51
ELIMINATE
RAISE
Designn Map
Online Advertising
REDUCE
Manual Mall Directory
Information Center
Banner Advertising
CREATE
Online Directory
Mobile Advertising
Broker Advertising
Parking Reminder
Slot Available Parking
Gambar 2.6 Four Actions Framework
Eliminate: Faktor yang dianggap umum dalam industri bisnis dan
perlu dihilangkan,
Reduce: Faktor yang menjadi standar didalam bisnis WeE Mall
adalah Manual Mall Directory, Information Center dan Banner
Advertising merupakan kedua faktor yang harus dikurangi
Raise: Faktor yang menjadi standard dalam bisnis WeE Mall dan
harus dinaikan adalah Design map yang menarik & Online
Advertising
52
Create: Nilai baru yang harus diciptakan dalam bisnis WeE Mall
adalah Online Directory, Mobile Advertising, Broker Advertising,
Parking Reminder dan Slot Available Parking
Gambar 2.6 adalah skema Eliminate, Reduce, Raise dan Create
pada WeE Mall, yang memberikan suatu gambaran bahwa ada faktor
yang dapat dihapuskan atau dikurangi seperti Manual Mall Directory,
Information Center, Banner Advertising beberapa faktor tersebut
sudah lama ada dan diterima begitu saja. Namun publik semakin
merasa tidak senang dengan penggunaannya.
Gambar 2.7 Kanvas Strategi WeE Mall
Gambar 2.7 menunjukan secara jelas perbandingan antara WeE
Mall dan Mall Map yang umumnya ada di Mall. PT. Maxe Mall
menerapkan empat langkah yaitu Eliminate, Reduce, Raise dan Create
sehingga membuka ruang pasar tanpa pesaing, pada kurva diatas
53
menunjukan bahwa WeE Mall tampak menonjol karena memiliki
faktor – faktor baru sehingga akan menciptakan Blue Ocean, agar
strategi Blue Ocean dapat berkembang secara efektif WeE Mall harus
memiliki tiga kualitas yang saling melengkapi yaitu: fokus, gerak
menjauh dan motto utama. Sebagaimana ditunjukan dalam kanvas
strategi, kurva nilai WeE Mall memiliki fokus: tidak menyebarkan
usahanya kesemua faktor utama dalam kompetisi sehingga bentuk
kurva nilainya menjauh dari pesaing – pesaing lain. Motto utama dari
WeE Mall jelas: Experience, Reminder dan Online Mall Directory .
2.2.2 Teknologi informasi
Teknologi yang sangat dibutuhkan untuk perusahaan.
Memanfaatkan teknologi IT yang terbaru menjadi salah satu strategi
bagi beberapa perusahaan saat ini. IT merupakan sebuah pembelajaran,
desain, pengembangan, aplikasi, implementasi, support atau
management dari sistem informasi berbasis komputer, khususnya
aplikasi software dan hardware komputer (Laudon and Laudon, 2009).
IT yang berkembang dengan pesat menyebabkan kita dapat mengakses
segala macam informasi sehingga mempermudah kehidupan kita.
Dalam membuat bisnis model ini, hardware merupakan hal yang
penting agar bisnis model ini berjalan dengan baik. Ada 2 kegunaan
inti hardware yang akan kami butuhkan dalam bisnis model ini yaitu
54
1. Hardware yang simple serta dapat menyalakan bluetooth secara
otomatis.
2. Hardware yang memiliki kecepatan serta dapat memancarkan
sinyal dan mampu mengirim data dari jarak 70 meter untuk
keakuratan data.
Berdasarkan kegunaan inti tersebut maka teknologi hardware yang
dapat kami gunakan adalah NFC (Near Field Communication) untuk
menyalakan bluetooth secara otomatis dan Bluetooth Low Energy
Beacon yang dapat memancarkan sinyal dan mengirim data secara
akurat. Saat ini dalam bidang indoor location navigation, penggunaan
teknologi NFC dan BLE Beacon ini belum digunakan di Indonesia
karena teknologi ini termasuk teknologi yang tergolong baru.
2.2.2.1 NFC
Kami menggunakan teknologi hardware dari Near
Field Communication atau biasa disebut NFC. Menurut
nearfieldcommunicaton.org, NFC merupakan bentuk dari
komunikasi yang contactless antar perangkat seperti
smartphone atau tablet. Komunikasi yang contactless ini
memungkinkan pengguna untuk mendekatkan smartphone ke
perangkat NFC untuk mengirim informasi tanpa harus melalui
beberapa langkah pengaturan untuk koneksinya. Saat ini di
Indonesia, teknologi NFC ini biasanya digunakan untuk
55
mentransfer data seperti audio, video dan gambar, dan
berkembang menjadi alat pembayaran digital. NFC ini
dikembangkan dari RFID untuk memudahkan koneksivitas
melalui sebuah ponsel. Saat ini ponsel maupun tablet yang
sudah menggunakan NFC ada sebanyak 279 buah. Merek
handphone dan tablet yang memiliki NFC controller di
antaranya adalah, LG, HTC, Nokia, Sony, Samsung, Oppo,
Huawei, ZTE, Alcatel, Acer, Google Nexus, Blackberry,
Iphone 6. Berikut ini perbandingan NFC dengan hardware
sejenis:
Tabel 2.3 PERBANDINGAN NFC dengan HARDWARE SEJENIS
No Kategori NFC RFID QR Code Barcode
1 Bentuk Sticker RFID tag Code yang
diprint
Code yang
diprint
2 Transfer data Iya Tidak Tidak Tidak
3 Kecepatan
perpindahan data
Cepat (2 detik) Cepat
(2-3 detik)
Lambat Lambat
4 Interaksi 2 jalur 1 jalur 1 jalur 1jalur
5 Keamanan Sangat aman aman Cukup aman Kurang aman
6 Reader Smartphone &
Mesin Pembaca
Mesin
Pembaca
Mesin
Pembaca
Smartphone &
Mesin Pembaca
7 Error dalam
membaca data
(1-3) Low -High
1 2 2 3
8 Kemudahan
penggunaan
Sangat mudah Sangat
mudah
Mudah Sangat mudah
56
Dari table diatas kita dapat melihat bahwa NFC dibandingkan
dengan teknologi hardware lainnya lebih unggul dalam
transfer data, memiliki kecepatan perpindahan data dalam 2
detik, dapat berinteraksi 2 jalur (menerima dan mengirim
data), dengan security yang terjamin, dapat diakses dengan
smartphone ataupun mesin reader, memiliki tingkat kesalahan
yang kecil dalam membaca data, dan mudah untuk digunakan.
2.2.2.2 Bluetooth Low Energy Beacon
Kami juga menggunakan Bluetooth Low Energy
Beacon biasanya disebut dengan BLE Beacon. BLE Beacon
ini merupakan pemancar yang menggunakan bluetooth
generasi baru yaitu bluetooth 4.0 dengan kelebihan hemat
energi . BLE Beacon ini menyiarkan sinyal yang dapat
ditangkap oleh perangkat yang kompatibel, sangat baik dalam
untuk solusi indoor location navigation. BLE Beacon ini
dapat memancarkan sinyal hingga 70 meter. BLE Beacon
dipasang dalam gedung dan memancarkan sinyal-sinyal untuk
menentukan lokasi secara realtime di aplikasi dan dapat
memberikan lokasi dengan akurasi 1-2 meter. BLE Beacon ini
berukuran kecil dan tidak memerlukan listrik karena BLE
Beacon menggunakan baterai yang bertahan hingga 2-3 tahun.
57
Berikut ini perbandingan BLE Beacon dengan hardware yang
sejenis:
Table 2.4 PERBANDINGAN BLE BEACON dengan HARDWARE SEJENIS
Kategori Infra Red Wifi Bluetooth
classic
Bluetooth Low
Energy Beacon
Jangkauan < 1 meter ≤ 300 meter ≤ 10 meter ≤ 100 meter
Support Transfer
File Besar
Tidak Ya Ya Ya
Standard
Instalation
Baseband, No
Carrier
802.11n 2.0 4.0
Wavelength 850-900 nm 2.4 GHz frequency
range ,Router dan
Modem
UHF radio ,2.4
to 2.485 GHz
UHF radio ,2.4
to 2.485 GHz
Jenis Jaringan Gelombang
Infrared
LAN (Local Area
Network)
PAN (Personal
Area Network)
PAN (Personal
Area Network)
Kecepatan
Transfer Data
≤ 115 kbps 802 byte – 11 Mbps
(tergantung pada
spesifikasi)
≤ 800 kbps ≤ 1Mbps
Tingkat
Keamanan
Sedang Rendah Sedang Full AES-128
encryption using
CCM
Konektivitas Hanya 1
perangkat
Semua perangkat
dengan membentuk
jaringan
Beberapa
perangkat
dengan
Bluetooth
Receiver
Topology, 32 bit
Access Address.
Dapat
tersambung
lebih dari sejuta
perangkat
58
Dari table diatas, BLE Beacon dapat men transfer file dengan
ukuran yang besar dengan panjang jaringan UHF radio ,2.4 to
2.485 GHz. jika dibandingkan dengan hardware lainnya BLE
Beacon ini lebih unggul dalam kecepatan transfer data dengan
≤ 1Mbps, keamanan jaringan Full AES-128 encryption using
CCM dan konektivitas yang memiliki Topology, 32 bit
Access Address serta dapat tersambung lebih dari sejuta
perangkat.
2.3 Analisa Measurement
2.3.1 Critical Success Factor (CSF)
Critical Success Factor merupakan faktor yang menganalisa
area dalam bisnis dimana jika area tersebut tercapai maka akan
perusahaan akan mendapat kesuksesan dalam kinerja secara
kompetitif (Ward and Peppard, 2002). Critical Success Factor
merupakan faktor – faktor kunci terkait dengan WeE Mall yang harus
dilakukan dengan benar agar WeE Mall dapat berkembang dan
berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan. Critical Success Factor
dari WeE Mall adalah:
59
Programmer
Programmer bertugas untuk merancang aplikasi WeE Mall,
menyiapkan program sesuai dengan konsep yang sudah
ditentukan dan bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
memelihara WeE Mall secara aktif sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan trend yang berlaku saat
ini.
Bluetooth Low Energy Beacon dan NFC
Bluetooth low energy beacon merupakan perangkat yang
dibutuhkan untuk mendukung WeE Mall sebagai navigation
indoor yang berfungsi mengirimkan data, sedangkan NFC
dimanfaat sebagai alat yang dapar mengingatkan dimana lokasi
parkir kendaraan.
Komputer
Komputer merupakan alat perangkat keras yang mendukung
aktivitas programmer dalam membangun dan mengembangkan
WeE Mall serta mendukung segala kegiatan operasional.
Mall
Mall merupakan fokus utama dalam bisnis WeE Mall sehingga
bisnis tidak bisa berjalan jika tanpa adanya kerjasama dengan
pihak mall
60
2.3.2 Key Performance Indicator (KPI)
Key Performance Indicator merupakan kumpulan penilaian
yang berfokus pada segala aspek dalam kinerja perusahaan yang
paling kritikal dalam periode sekarang dan kedepan yang sukses
dalam perusahaan (David, 2011). berikut ini adalah KPI dan step
yang akan dilakukan WeE Mall untuk mencapainya.
WeE Mall mempunyai 250.000 pengguna dalam 1 tahun
Selama 1 tahun kedepan WeE Mall mempunyai kurang lebih
250.000 pengguna, hal ini dicapai dengan cara memberikan
kemudahan kepada pengguna dalam menggunakan WeE Mall
dan selalu menyediakan informasi yang terbaru serta
melakukan inovasi agar WeE Mall selalu dapat menyesuaikan
kebutuhan pengguna.
Setiap 1 bulan diminggu pertama akan diselanggarakan event
sebagai bentuk sosialisasi kepada pengunjung mall untuk
memperkenalkan WeE Mall dengan cara memberikan
bingkisan menarik untuk setiap orang yang mendownload WeE
Mall dan bentuk sosialisasi lainnya untuk menjangkau
pengguna smartphone diluar mall yaitu dengan membentuk tim
sales dengan konsep interaktif berinteraksi dengan calon
pengguna.
61
Informasi 5 Mall besar di Jakarta diakses melalui WeE Mall
Melalui WeE Mall pengguna dapat mengakses informasi 5
Mall besar di Jakarta dimanapun dan kapanpun karena PT.
Maxe Mall didukung oleh 5 mall tersebut melalui kerjasama
yang telah disetujui bersama dan didalam kerjasama telah
disepakati bahwa PT. Maxe Mall akan membayarkan sejumlah
uang untuk penempatan NFC serta Beacon, menanamkan value
bahwa WeE Mall mendukung kinerja mall dan memberikan
tempat gratis untuk menaruh iklan untuk event yang diadakan
mall.
2.4 Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir PT. Maxe Mall yang terdapat dalam
beberapa langkah dari awal hingga akhir yang akan menjadi panduan dalam
menjalankan bisnis aplikasi WeE Mall sebagai berikut:
Latar Belakang Analisa Business Model
Perancangan BisnisFinancial PlanningKesimpulan & Saran
Kerangka Berpikir PT. Maxi Mall
Gambar2.8 Kerangka Berpikir PT. Maxe Mall
62
Latar Belakang merupakan ide konsep bisnis seperti apa yang
ingin dibangun oleh PT.Maxe Mall
Analisa merupakan suatu proses menentukan strategi seperti apa
yang ingin digunakan dengan menganalisa faktor – faktor yang
terkait
Business Model merupakan konsep model bisnis seperti apa yang
akan dibangun dari detail produk dan jasa
Perancangan Bisnis merupakan proses perancangan, bagaimana
bisnis akan diimplementasikan secara nyata dan berjalan dengan
baik kedepannya
Financial Planning merupakan tahapan perencanaan budget dari
total keseluruhan pengeluaran dan income projection dalam bisnis
aplikasi WeE Mall
Kesimpulan dan Saran merupakan pernyataan secara singkat
mengenai pembahasan business model dan saran atau
masukan terhadap hal – hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut
terkait dengan pengembangan bisnis PT.Maxe Mall