BEAUTY BLOGGER ABEL CANTIKA DI YOUTUBE ... D1216001.pdfperolehan sebesar 87,13%, diikuti pemanfaatan...
Transcript of BEAUTY BLOGGER ABEL CANTIKA DI YOUTUBE ... D1216001.pdfperolehan sebesar 87,13%, diikuti pemanfaatan...
JURNAL
STUDI KORELASI ANTARA KUALITAS KONTEN, DAYA TARIK
KONTEN DAN TERPAAN TAYANGAN VIDEO BLOG PADA AKUN
BEAUTY BLOGGER ABEL CANTIKA DI YOUTUBE DENGAN
PERILAKU IMITASI SISWI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA
Disusun Oleh:
Aan Wulan Kartika
D1216001
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
1
Studi Korelasi Antara Kualitas Konten, Daya Tarik Konten Dan Terpaan
Tayangan Video Blog Pada Akun Beauty Blogger Abel Cantika Di Youtube
Dengan Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4 Surakarta
Aan Wulan Kartika
Firdastin Ruthnia Y.
Program Studi Ilmu Komunikasi Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
YouTube is the most frequently used social media by the people of
Indonesia. As a development, now many YouTube accounts upload blog videos or
vlogs. Blog video is a form of blogging by using a video medium over using text or
audio as the main media source. Aspects of communication in this research is the
study of the effect of media from the phenomenon of beauty vlogger on YouTube.
Abel Cantika is one of the most famous beauty vloggers among young women. The
YouTube account already has a number of subscribers of 314,490. This study
aims to find out whether there is a relationship between the quality of content, the
attractiveness of content, and the exposure of Abel Cantika's video blog on
YouTube to the imitation behavior of teenage girls in SMK Negeri 4 Surakarta.
In this study using several theories, including the Stimulus-Organism-
Response theory. The basic assumption of this theory is that communication is a
process of action-reaction, that verbal words, non-verbal cues, certain symbols
will stimulate other people to respond in certain ways. Exposure can be
interpreted as a means of hearing, seeing, and reading media message messages
or having experience and attention to those messages that can occur in
individuals or groups.
The method used is a quantitative method. The sampling technique used is
non-probability by means of purposive sampling. The selected respondents were
female students majoring in Beauty at SMK Negeri 4 Surakarta with a sample of
122 respondents. Data collection techniques in this study used a questionnaire.
Test results of this research show the value of the correlation of 0.532, so
pointed out that there was a significant positive relationship between the quality
of the content, the attractiveness of content, and the exposure of Abel Cantika's
video blog on YouTube to the imitation behavior of teenage girls in SMK Negeri 4
Surakarta.
Keywords: Video Blog, YouTube, Exposure, Imitation Behavior
2
Pendahuluan
Fenomena pemanfaatan internet dalam beralih ke platform online sangat
meningkat. Berdasarkan survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) pada tahun 2017 pengguna internet Indonesia mencapai 143,26
juta jiwa dari total penduduk Indonesia 262 juta jiwa. Pemanfaatan internet
terbanyak digunakan untuk mengakses media sosial (social media) dengan
perolehan sebesar 87,13%, diikuti pemanfaatan internet untuk download musik,
download atau nonton film, berita entertainment, baca berita, bermain game dan
membaca berita olahraga. (www.apjii.go.id, diakses pada 2 Maret 2018).
Salah satu media sebagai penyebar informasi adalah YouTube. Informasi
yang disampaikan kepada khalayak dikemas dalam bentuk video. Berdasarkan
data dari databoks kadata penggunaan media sosial YouTube memperoleh
presentase tertinggi dibanding media yang lain.
Gambar 1
Media Sosial yang Paling Sering Digunakan di Indonesia
Sumber: www.databoks.kadata.co.id
YouTube merupakan situs online berbagi video yang memberikan
kemudahan bagi penggunanya untuk memuat video ataupun menonton video.
Kemudahan dalam pembuatan akun dan pengunggahan video membuat banyak
orang berkreasi menciptakan berbagai video. Umumnya konten yang dimuat
merupakan video clip music, film, cuplikan tayangan televisi, dan video dari
kreator para pengguna YouTube. Sebagai perkembangannya kini banyak akun
YouTube yang mengunggah video blog atau vlog. Untuk sebutan para pengguna
YouTube yang membagikan video blog adalah vlogger. Menurut Forbenius (dalam
3
Sokol, 2016) menyebutkan bahwa seorang vlogger adalah seseorang membuat
video dari diri mereka berbicara ke kamera dan mengunggahnya ke internet
(dalam kasus ini adalah YouTube), dimana penonton dapat menilai dan
meninggalkan komentar. Sokol menambahkan bahwa vlogger memanfaatkan
berbagai strategi komunikasi.
Gambar 2
Pengguna YouTube Indonesia yang berlangganan saluran YouTube
Sumber: www.eMarketer.com
Berdasarkan data dari eMarketer, penelitian JakPat pada bulan Februari
2017, menghasilkan temuan bahwa pengguna YouTube di Indonesia paling
banyak berlangganan konten tutorial. Selain itu, konten yang biasa diikuti
pengguna YouTube Indonesia adalah tutorial (turorial), personal/YouTube artist
(artis YouTube), Tv shows/studios/produksion house (pertunjukan tv/studio/rumah
produksi), news and information (berita dan informasi), dan celebrity (selebriti).
Beauty vlog merupakan konsep video blog baru yang membuat vlog
kecantikan dengan membagi tips tentang kecantikan, tutorial dalam berdandan
(make up), ulasan suatu produk kecantikan, dan tips berbagai perawatan kulit
yang ditujukan untuk perempuan. Sedangkan untuk sebutan pengguna YouTube
yang membagikan tips seputar kecantikan berupa video yang diunggah ke
YouTube disebut beauty vlogger.
Aspek komunikasi dalam penelitian ini adalah studi mengenai efek media
dari fenomena beauty vlogger di YouTube. Kredibilitas seorang beauty vlogger
dinilai berdasarkan kualitas informasi dan kreatifitas dari konten videonya.
Misalnya, dengan memberikan tutorial berdandan (make up) yang digunakan
4
dalam berbagai kepentingan acara. Abel Cantika merupakan seorang beauty
vlogger yang kontennya merupakan tutorial make up. Abel Cantika memiliki
jumlah subscriber (pengikut) sebesar 314,490 dengan total penonton videonya
sejumlah 27,729,108. Dalam kurun waktu tiga tahun, Abel Cantika telah
mengunggah 107 video dengan membagi 6 kategori, yaitu beauty tutorial, beauty
review, bittersweet, vlog – Abel Cantika, Q & A Abel Cantika, dan pillow talk.
Pemilihan video blog Abel Cantika sendiri didasari karena penyajian
konten videonya yang informatif dan menarik dan jumlah subscribernya yang
terbilang banyak, melampaui 300,000. Selain itu, konten video blog Abel Cantika
memiliki daya tarik tersendiri yaitu dengan menyajikan ciri khasnya dalam
berdandan dengan tampilan yang flawless natural. Ciri khas Abel yang lain dalam
setiap kontennya, ia ingin menanamkan bahwa konten tersebut „Abel banget‟.
Berdasarkan artikel yang memuat tentang survei yang dilakukan oleh
perusahaan entertainment digital, Defy Media, yang berjudul Youth Media Diet,
remaja yang lebih memilih menonton video di YouTube daripada media yang lain.
Alasannya karena video digital sebagai wadah informasi dan tempat untuk belajar
sesuatu yang baru (www.defimedia.com diakses pada 1 April 2018).
Berdasarkan pemaparan pada paragraf-paragraf sebelumnya, fokus
penelitian ini adalah pada studi hubungan kualitas konten, daya tarik konten, dan
terpaan tayangan video blog Abel Cantika di YouTube dengan perilaku imitasi
siswi di SMK Negeri 4 Surakarta.
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Adakah hubungan yang signifikan antara kualitas konten video blog Abel
Cantika di YouTube dengan perilaku imitasi siswi di SMK Negeri 4
Surakarta?
2. Adakah hubungan yang signifikan antara daya tarik konten video blog Abel
Cantika di YouTube dengan perilaku imitasi siswi di SMK Negeri 4
Surakarta?
5
3. Adakah hubungan yang signifikan antara terpaan tayangan video blog Abel
Cantika di YouTube dengan perilaku imitasi siswi di SMK Negeri 4
Surakarta?
4. Adakah hubungan yang signifikan antara kualitas konten, daya tarik konten,
dan terpaan tayangan video blog Abel Cantika di YouTube dengaan perilaku
imitasi siswi di SMK Negeri 4 Surakarta?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara kualitas konten,
daya tarik konten, dan terpaan tayangan video blog Abel Cantika di YouTube
dengan perilaku imitasi siswi di SMK Negeri 4 Surakarta. Semakin tinggi
hubungan antara kualitas konten, daya tarik konten, dan terpaan tayangan video
blog Abel Cantika, maka akan menunjukkan hubungan yang kuat dengan perilaku
imitasi.
Keranga Teori
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pertukaran pesan. Cangara menjelaskan
definisi komunikasi dari kelompok sarjana komunikasi.
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan
antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha
mengubah sikap dan tingkah laku itu (Book,1980).” (Cangara, 2016; 21-
22)
Menurut Lasswell (dalam Mulyana, 2007: 69) menjelaskan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa,
dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (who? Says
what? In which channel? To whom? With what effect?).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan dari sumber ke penerima
6
melalui saluran atau media tertentu yang dapat menghasilkan efek. Dengan
keterlibatan lima unsur komunikasi menghendaki perubahan perilaku seseorang
2. Intermediated Communication
Intermediated Communication merupakan suatu komunikasi perantara.
Komunikasi perantara yang dimaksud adalah suatu sarana komunikasi. Ioana
Cristina Brastescu Muscalu (2016: 6) pada penelitiannya yang berjudul
Intermediated Communication and Aging, menyatakan bahwa ada hubungan
antara penggunaan intermediated communication pada usia lanjut dengan
kepuasan kebutuhan, kualitas kesehatan dan berdampak pada kesehatan psikis,
emosional dan relasional. Ioana juga menyebutkan bahwa penggunaan sarana
komunikasi menengah (intermediated communication) secara eksklusif merujuk
pada lingkungan virtual. Dari pemaparan Ioana tersebut, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa intermediated communication adalah suatu sarana komunikasi
menengah atau komunikasi perantada antara media konvensional dengan media
virtual.
3. Media Sosial
Mandibergh (dalam Nasrullah, 2015: 11) mendefinisikan media sosial
sebagai "media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang
menghasilkan konten (User generated content)". Sedangkan Van Dijk (dalam
Nasrullah, 2015:11) menjelasakan media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
beraktifitas maupun berkolaborasi.
Media sosial memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan media
lainnya. Adapun karakteristik media sosial menurut Nasrullah (2015: 16) adalah
jaringan (network), informasi (information), arsip (archive), interaksi
(interactivity), simulasi sosial (simulation of society), konten oleh pengguna (user
generated content).
7
4. YouTube
YouTube merupakan situs web yang menyediakan berbagai video dari para
penggunanya. YouTube mulai diluncurkan pada bulan Desember 2005. Budiargo
mendefinisikan YouTube sebagai video online dan yang utama dari kegunaan
situs sebagai media untuk mencari, melihat, dan berbagi video yang asli ke dan
dari segala penjuru dunia melalui suatu web. YouTube memudahkan orang untuk
mengambil dan berbagi video klips melalui www.YouTube.com. Orang dapat
melihat semua kejadian dan hal-hal menarik serta hobi engan cepat. Yang
menarik, YouTube dapat membantu anda untuk menjadi seorang broadcaster
masa mendatang karena melalui YouTube ini kita dapat mendokumentasikan
segala kejadian yang ada, dan ini merupakan suatu latihan (Budiargo, 2015: 47).
5. Video Blog
Video Blog atau Video-Blogging, atau bisa disingkat vlogging merupakan
suatu bentuk kegiatan blogging dengan menggunakan medium video. Edgecom
dalam Fariz dikutip oleh Alianto (2017:27) menjelaskan bahwa vlog merupakan
situs web yang menggunakan video sebagai pengiriman konten utamanya,
daripada tulisan atau gambar. Alianto (2017: 27) mendefinisikan video blog
sebagai video diary online yang berbasis blog.
Menurut Forbenius (dalam Sokol, 2016) menyebutkan bahwa seorang
vlogger adalah seseorang membuat video dari diri mereka berbicara ke kamera
dan mengunggahnya ke internet (dalam kasus ini adalah YouTube), dimana
penonton dapat menilai dan meninggalkan komentar. Sokol menambahkan bahwa
vlogger memanfaatkan berbagai strategi komunikasi yang berbeda dari media
tradisional pada umumnya.
6. Kualitas Konten
Pada penjelasan kualitas konten ini mengadaptasi dari penjelasan kualitas
pesan yang dijabarkan oleh Kotler. Menurut Kotler (1996) dalam afrianto (2010),
pesan harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan
(interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan
(action). Tidak jauh beda dengan konten, konten juga harus menarik perhatian,
8
mempertahankan ketertarikan, dan membangkitkan keinginan. Dampak dari pesan
tidak hanya tergantung pada apa yang di katakan, tetapi bagaimana
mengatakannya. Kualitas berkaitan dengan kejelasan informasi dan kelengkapan
informasi.
7. Daya Tarik Konten
Konten yang menarik merupakan konten yang memiliki kemampuan daya
tarik. Daya tarik mengacu pada pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan
perhatian konsumen dan mempengaruhi perasaan mereka terhadap produk atau
jasa yang ditawarkan (Belch dan Belch, 2004).
Daya tarik konten berkaitan dengan tayangan video menjelaskan suatu hal
seperti video blog Abel Cantika. Seperti kejelasan video apakah
merepresentasikan Abel Cantika dalam memberikan informasi, gambar dapat
menarik perhatian followers, menimbulkan efek hingga subscribers ikut meniru.
Menurut Kenneth E. Andersen dalam Rakhmat (2009:52), perhatian
adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita
mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan
masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Perhatian atau atensi yang
diberikan khalayak dalam menonton tayangan video blog Abel Cantika dapat
dinilai dari penggunaan kata-kata yang menarik perhatian subscriber. Menurut
Rakhmat (2011:50-51), kata-kata yang menarik adalah katakata yang jelas dan
pantas, kata-kata juga harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup, dan merebut
perhatian.
8. Terpaan Media
Terpaan media merupakan kegiatan yang muncul setelah pengguna terlibat
dalam kegiatan penggunaan media. Menurut Slater dalam jurnal Vreese & Peter
terpaan media dapat didefinisikan secara sederhana sebagai sejauh mana audiens
telah mengalami pesan tertentu atau kelas pesan/konten media. Tingkat perhatian
dalam media exposure dapat bervariasi dari pra-perhatian (pemindaian media
dalam cara bawah sadar), perhatian penuh/fokus (cukup perhatian untuk
9
menentukan isi konten), pemahaman (menetapkan makna), dan elaborasi
(menghasilkan koneksi dan citra pribadi) (Vreese & Peter, 70-71).
Terpaan merupakan intensitas keadaan khalayak dimana terkena pesan
pesan yang disebarkan oleh media. Menurut Ardianto dan Erdinaya (2005: 2),
terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik
jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi. Terpaan media (media
exposure), menurut Rosengren dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu
yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan
berbagai hubungan antar individu konsumen media dengan isi media yang
dikonsumsi atau dengan media keseluruhan (Rakhmat: 2011, 66).
9. Perilaku Imitasi
Kata imitasi berasal dari bahasa Inggris to imitate yang berarti mencontoh,
mengikuti suatu pola, istilah imitasi ini secara populer di artikan secara meniru.
Menurut pendapat Tarde, hubungan sosial berkisar kepada proses imitasi, bahkan
semua pergaulan antar manusia itu, menurut pendapat ini, hanyalah berdasarkan
proses imitasi itu (Gerungan, 2004: 31).
Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan
maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai
penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah
informasi dari rangsangan dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan
motorik (Hurley, 2005: 137). Menurut Miller dan Dolland dalam Sarwono (2017:
25-27) adalah rangsangan yang menetapkan apakah suatu tingkah laku-balas akan
diulang atau tidak dalam kesempatan lain. Imitasi terbagi menjadi tiga mekanisme
tiruan, yaitu same behavior (tingkah laku sama), matched dependent behavior
(tingkah laku tergantung), copying (tingkah laku salinan).
10. Teori S-O-R
Teori S-O-R oleh Hovland, et al (1953) sebagai singkatan dari Stimulus-
Organism-Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi
komponen-komponen: sikap, opini, perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus
tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus
10
khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian
antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003: 254).
Asumsi dasar dari teori ini adalah komunikasi merupakan proses aksi-
reaksi. Artinya teori ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,
simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan
cara tertentu (Effendy, 2003: 253-254).
11. Teori Belajar Sosial
Albert Bandura memiliki asumsi bahwa “manusia cukup fleksibel dan
mampu mempelajari berbagai sikap, kemampuan, dan perilaku, serta cukup
banyak dari pembelajaran tersebut yang merupakan hasil dari pengalaman tidak
langsung. Walaupun manusia dapat fan memang belajar dari pengalaman
langsung, banyak dari apa yang mereka pelajari didapatkan dengan
mengobservasi orang lain.”. Bandura menemukan empat proses yang mengatur
pembelajaran melalui observasi, yaitu perhatian, representasi, prosuksi perilaku
dan motivasi. (Feist, 2010: 203)
Hipotesis
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas konten video blog
pada akun beauty vlogger abel cantika di YouTube terhadap perilaku imitasi
siswi di SMK Negeri 4 Surakarta.
2. H2 : Terdapat hubungan yang signifikan antara daya tarik konten video blog
pada akun beauty vlogger abel cantika di YouTube terhadap perilaku imitasi
siswi di SMK Negeri 4 Surakarta.
3. H3 : Terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan tayangan video blog
pada akun beauty vlogger abel cantika di YouTube terhadap perilaku imitasi
siswi di SMK Negeri 4 Surakarta.
4. H4 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas konten, daya tarik
konten, dan terpaan tayangan video blog pada akun beauty vlogger abel
cantika di YouTube terhadap perilaku imitasi siswi di SMK Negeri 4
Surakarta.
11
Metode Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto, 2006:108).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMK Negeri 4 Surakarta yang
mengetahui Abel Cantika dan pernah menonton video blog Abel di YouTube.
Penetapan populasi dikaitkan oleh media yang digunakan oleh sosok beauty
blogger dalam menyampaikan pesan yaitu menggunakan media sosial, salah
satunya YouTube.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi atau bagian dari karakteristik
yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti (Umar, 2000: 145). Peneliti
menggunakan metode pengambilan sampel non probabilitas sampling dengan
cara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang didasarkan penilaian atas karakteristik anggota sampel yang dengannya
diperoleh data yang sesuai dengan maksud penelitian (Silalahi, 2012: 273).
Karakteristik sampel yang digunakan oleh peneliti adalah siswi yang menerapkan
hasil video blog Abel Cantika di YouTube.
Kemudian, peneliti menetapkan sample berdasarkan siswi SMK Negeri 4
Surakarta yang menerapkan konten video blog Abel Cantika di YouTube.
Sedangkan yang menerapkan disini rata-rata adalah siswi jurusan Kecantikan.
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus Slovin (Umar,
2000: 78).
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e= prosentase kelonggaran ketidaktelitian, 5%.
Dalam penentuan besaran sampel, berdasarkan dari jumlah siswa jurusan
Tata Kecantikan dengan total 176 siswi. Dengan menggunakan rumus di atas,
12
maka didapatkan sampel sebesar 122,2. Sehingga ukuran sampel dibulatkan
menjadi 122 orang.
3. Teknik Analisis
Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan rumus kendal tau.
Kendal‟s Tau merupakan uji statistika untuk mengukur aosiasi atau korelasi antara
variable-variabel yang diurut. Oleh Hovant (dalam Silalahi, 2012: 400) koefisien
korelasi urutan Kendal‟s Tau didefinisikan sebagai “the total number of
agreements minus the total number of inversions, divided by the number of
possible pairs”. Simboliasi Kendal‟s Tau adalah t, total number of agreement
sebagai A dan total number of inversions sebagai I.
Keterangan:
A: total kesepakatan
I: total iversi
N: total jumlah dari kemungkinan pasangan dari subjek
Setelah dilakukan uji Kendal Tau, dibutuhkan Uji determinasi koefisien korelasi
dengan rumus, R2
= (hasil korelasi)2 x 100%.
Sajian Data
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Uji ini dilakukan ketika pra survey. Kuesioner dapat dikatakan valid
apabila nilai signifikasi < 0,05. Berikut merupakan hasil uji validitas.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Pertanyaan Nilai Signifikasi Keterangan
1 0,000 Valid
2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,000 Valid
5 0,000 Valid
6 0,003 Valid
7 0,000 Valid
13
8 0,002 Valid
9 0,000 Valid
10 0,000 Valid
11 0,000 Valid
12 0,000 Valid
13 0,000 Valid
14 0,000 Valid
15 0,000 Valid
16 0,000 Valid
17 0,000 Valid
18 0,000 Valid
19 0,000 Valid
20 0,000 Valid
21 0,000 Valid
22 0,000 Valid
23 0,000 Valid
24 0,000 Valid
Uji Reliabilitas
Untuk mengukur reliabilitas adalah dengan uji statistik cronbach Alpha.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai cronbach
Alpha > 0,05 (Arikunto, 2006: 144). Uji reliabilitas ini dapat menunjukkan
konsistensi instrumen pengukuran dalam mengukur gejala yang sama.
Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha
Nilai
Critical
Keterangan
Kualitas Konten 0,973 0,600 Reliabel
Daya Tarik Konten 0,927 0,600 Reliabel
Terpaan Media 0,946 0,600 Reliabel
Perilaku Imitasi 0,960 0,600 Reliabel
Berdasarkan tabel 2, hasil reliabilitas diketahui bahwa kualitas konten
diperoleh cronbach alpha 0,973, daya tarik konten menghasilkan cronbach alpha
0,927, terpaan media menghasilkan cronbach alpha 0,946, dan perilaku imitasi
menghasilkan cronbach alpha 0,960.
Uji Korelasi
Uji korelasi pada penelitian ini menggunakan teknik analisis Kendal Tau.
14
1. Hubungan antara Variabel Kualitas Konten dengan Variabel Perilaku Imitasi
Tabel 3
Correlations
X1_Kualitas_Konten Y_Perilaku_Imitasi
Kendall's tau_b X1_Kualitas_Konten Correlation Coefficient 1,000 ,410**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 122 122
Y_Perilaku_Imitasi Correlation Coefficient ,410** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 122 122
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa adanya hubungan
yang positif antara Kualitas Konten (X1) dengan Perilaku Imitasi (Y) dengan nilai
korelasi 0,410 dan nilai signikasi 0,000. Dari hasil nilai signifikasi sebesar 0,000 <
0,01 (lebih kecil), maka H1 dalam penelitian ini diterima. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Kualitas Konten Video blog Abel
Cantika di YouTube (X1) dengan Perilaku Imitasi Siswi (Y)
2. Hubungan antara Daya Tarik Konten dengan Perilaku Imitasi Siswi SMK
Negeri 4 Surakarta
Tabel 4
Correlations
X2_Daya_tarik_Konten Y_Perilaku_Imitasi
Kendall's tau_b X2_Daya_tarik_Konten Correlation Coefficient 1,000 ,405**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 122 122
Y_Perilaku_Imitasi Correlation Coefficient ,405** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 122 122
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa adanya hubungan
antara Daya Tarik Konten Video blog Abel Cantika di YouTube (X2) dengan
Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4 Surakarta (Y) dengan nilai korelasi 0,405
15
dan nilai signikasi 0,000. Dari hasil nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,01 (lebih
kecil), maka H2 dalam penelitian ini diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara Daya Tarik Konten Video blog Abel Cantika di
YouTube (X2) dengan Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4 Surakarta (Y).
3. Hubungan antara Terpaan Tayangan Video Blog dengan Perilaku Imitasi
Siswi SMK Negeri 4 Surakarta
Tabel 5
Correlations
X3_Terpaan Y_Perilaku_Imitasi
Kendall's tau_b X3_Terpaan Correlation Coefficient 1,000 ,485**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 122 122
Y_Perilaku_Imitasi Correlation Coefficient ,485** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 122 122
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa adanya hubungan
antara Terpaan Tayangan Video blog Abel Cantika di YouTube (X3) dengan
Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4 Surakarta (Y) dengan nilai korelasi 0,485
dan nilai signikasi 0,000. Dari hasil nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,01 (lebih
kecil), maka H3 dalam penelitian ini diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara Terpaan Tayangan Video blog Abel Cantika di
YouTube (X3) dengan Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4 Surakarta (Y).
4. Hubungan antara Kualitas Konten, Daya Tarik Konten, dan Terpaan
Tayangan Video Blog Abel Cantika dengan Perilaku Imitasi Siswi SMK
Negeri 4 Surakarta
16
Tabel 6
Correlations
X1_Kualitas_Konten_X2_Daya_T
arik_Konten_X3_Terpaan Y_Perilaku_Imitasi
Kendall's
tau_b
X1_Kualitas_Konten_X2_Daya_Ta
rik_Konten_X3_Terpaan
Correlation Coefficient 1,000 ,523**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 122 122
Y_Perilaku_Imitasi Correlation Coefficient ,523** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 122 122
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa adanya Kualitas
Konten (X1), Daya Tarik Konten (X2), dan Terpaan (X3) Tayangan Video blog
Abel Cantika dengan Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4 Surakarta dengan
nilai korelasi 0,532 dan nilai signikasi 0,000. Dari hasil nilai signifikasi sebesar
0,000 < 0,01 (lebih kecil), maka H4 dalam penelitian ini diterima. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Kualitas Konten
(X1), Daya Tarik Konten (X2), dan Terpaan (X3) Tayangan Video blog Abel
Cantika dengan Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4 Surakarta.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 6, menunjukkan adanya hubungan
dari ketiga variabel X, yaitu Kualitas Konten, Daya Tarik Konten dan Terpaan
dengan Variabel Y, yaitu Perilaku Imitasi. Dengan tingkat kepercayaan 95% dan
tingkat kesalahan 5%. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan secara statistik
bahwa:
1. Sesuai dengan tabel 3, bahwa kualitas konten video blog Abel Cantika
memiliki hubungan yang positif dengan perilaku imitasi siswi SMK Negeri 4
Surakarta. Dengan nilai korelasi sebesar 0,410, dimana derajat korelasinya
sedang.
2. Sesuai dengan tabel 4, bahwa daya tarik konten video blog Abel Cantika
memiliki hubungan yang positif dengan perilaku imitasi siswi SMK Negeri 4
17
Surakarta. Dengan nilai korelasi sebesar 0,405, dimana derajat korelasi
keduanya sedang.
3. Sesuai dengan tabel 5, bahwa terpaan tayangan video blog Abel Cantika
memiliki hubungan yang positif dengan perilaku imitasi siswi SMK Negeri 4
Surakarta. dengan nilai korelasi sebesar 0,485, dimana derajat korelasi
keduanya sedang.
4. Sesuai dengan tabel 6, bahwa kualitas konten, daya tarik konten dan terpaan
video blog Abel Cantika dengan perilaku imitasi siswi SMK Negeri 4
Surakarta. Dengan nilai korelasi sebesar 0,523, dimana derajat korelasi
keduanya sedang.
Menurut Teori S-O-R oleh Hovland, et al (1953) sebagai singkatan dari
Stimulus-Organism-Response, komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya
teori ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol
tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu.
Unsur-unsur dalam teori ini adalah pesan (sebagai stimulus, S), komunikan
(sebagai organism, O), dan efek (sebagai response, R).
Hubungannya dengan teori S-O-R adalah dimana teori ini merupakan teori
efek media sedangkan penelitian ini merupakan penelitian efek media dari
tayangan video blog Abel Cantika. Dimana media memberikan efek yang terarah,
segera, dan langsung. Jika dikaitkan dengan teori ini, sesuai unsur-unsur dalam
teori adalah pesan sebagai strimulus, pesan-pesan yang disampaikan Abel Cantika
berupa tutorial dan informasi seputar kecantikan. Pesan tersebut diterima oleh
organism, karena adanya sesuatu yang menarik perhatian saat menonton tayangan
video blog Abel Cantika pada siswi SMK Negeri 4 Surakarta. Pada proses aksi-
reaksi, menganut teori ini yang mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat, dan
non verbal dapat merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara
tertentu. Reaksi yang diberikan oleh siswi SMK Negeri 4 Surakarta adalah dengan
mengimitasi atau meniru cara bermake-up Abel dan menerapkan pesan atau
informasi yang ada di konten video Abel Cantika.
Sedangkan, teori pembelajaran sosial menurut Albert Bandura (dalam
Feist, 2010: 203) menjelaskan bahwa manusia cukup fleksibel dalam mempelajari
18
sikap, kemampuan, dan perilaku. Bandura menghasilkan temuan bahwa dalam
proses pembelajaran melalui observasi, dengan perhatian, representasi, produksi
perilaku, dan motivasi. Teori ini merupakan teori pendukung untuk melihat
bagaimana reponden belajar sesuatu dari media melalui observasi dengan adanya
perhatian, motivasi dan produksi perilaku hingga mempengaruhinya pemahaman
dan pengetahuan responden dalam menonton video blog Abel Cantika. Pada
proses pembelajaran melalui perhatian, reponden menjawab pernyataan dengan
baik bahwa responden meluangkan perhatian penuh dalam menonton video blog
Abel Cantika. Kemudian direpresentasikan dalam ingatan dan memutuskan utuk
memproduksi perilaku dengan meniru. Pembelajaran akan efetif apabila
termotivasi untuk melakukan perilaku yang akan di tiru. Karena kualitas konten
(X1) dan daya tarik konten (X2) video blog Abel Cantika sehingga memunculkan
motivasi tersebut untuk melakukan perilaku meniru.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Studi Korelasi Antara Kualitas Konten, Daya
Tarik Konten Dan Terpaan Tayangan Video Blog Pada Akun Beauty Blogger
Abel Cantika Di Youtube Dengan Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4
Surakarta, dapat diperoleh kesimpulan, bahwa:
1. Terdapat hubungan yang positif antara Kualitas Konten Video Blog Abel
Cantika di YouTube (X1) dengan Perilaku Imitasi Siswi (Y). Dimana derajat
koefisien korelasi keduanya sedang, yaitu 0,410.
2. Terdapat hubungan yang positif antara Daya Tarik Konten Video Blog Abel
Cantika di YouTube (X2) dengan Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4
Surakarta (Y). Dimana derajat korelasi keduanya sedang, yaitu 0,405.
3. Terdapat hubungan yang positif antara Terpaan Tayangan Video Blog Abel
Cantika di YouTube (X3) dengan Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4
Surakarta (Y). Dimana derajat korelasi keduanya sedang, yaitu 0,485.
4. Terdapat hubungan yang positif antara Kualitas Konten (X1), Daya Tarik
Konten (X2), dan Terpaan (X3) Tayangan Video Blog Abel Cantika dengan
19
Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4 Surakarta. Dimana derajat korelasi
keduanya sedang, yaitu 0,532.
Daftar Pustaka
E-Mareter. (2017). Chart YouTube Users Indonesia Who Subscribe YouTube
Channels by Type Feb 2017 of Respondents. Diakses di
https://www.emarketer.com/Chart/YouTube-Users-Indonesia-Who-
Subscribe-YouTube-Channels-by-Type-Feb-2017-of-respondents/206806
diakses pada 1 Februari 2019.
Admin. (2018). Pengguna Internet Indonesia. https://www.apjii.or.id/survey2017,
diakses pada 2 Maret 2018.
Admin. (2017). Gen Y dan Z Cenderung Beralih ke Platform Online. dipublish
pada 28 April 2017.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/04/28/gen-y-dan-z-
cenderung-beralih-ke-platform-online , diakses pada 23 Agustus 2018.
Alianto, D. (2017). Pengembangan Media Vlogging (Video Blogging) Untuk
Pembelajaran Laporan Perjalanan Pada Siswa VIII SMP Katolik
Yohanes Gabriel Pare-Kediri. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Ardianto, E., E, L. K. (2005). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Budiargo, D. (2015). Berkomunikasi Ala Net Generation. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Cangara, H. (2016). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT.
Raja Grafindo.
E-Mareter. (2017). Chart YouTube Users Indonesia Who Subscribe YouTube
Channels by Type Feb 2017 of Respondents. Diakses di
https://www.emarketer.com/Chart/YouTube-Users-Indonesia-Who-
Subscribe-YouTube-Channels-by-Type-Feb-2017-of-respondents/206806
diakses pada 1 Februari 2019.
Effendy, O. U. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya
Bakti.
Feist, J. F., G. J. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Gerungan, W. A. (2004). Psikologi Sosial, Bandung: PT Refika Aditama.
Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muscalu, I. C. B. (2016). Intermediated Communication and Aging. International
Journal of Scientific and Research Publications (IJSRP), 6 (3), 6-9.
Diakses di http://www.ijsrp.org/research-paper-0316.php?rp=P515135.
Nasrullah, R. (2015). Medis Sosial Prosedur, Tren, dan Etika. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Rakhmat, J. (2011). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
20
_________. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sarwono, W., S. (2017). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Silalahi, U. MA. (2012). Metode Penelitian Sosial. Cetakan Ketiga. Bandung:
Refika Aditama.
Sokol, Elisabeth. (2017). The World of Beauty Vlogger on YouTube (The type of
endorses, product placement and its effect on perceived credibility, brand
attitude and purchase intention of consumers after watching beauty vlog
on YouTube. Rotterdam: Erasmus University Rotterdam
Umar, H. (2005). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
www.defimedia.com