berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190328... · 2019-03-28 · titas dan...
Transcript of berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190328... · 2019-03-28 · titas dan...
Menimba~g
11_
1
·•. ~--...
I
\i
•I
PRESfDE.N AEPUBL!K tNDON SJA
11
I'
ii I\
UNDANG-UN.DANG' RE.PUBLI, INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 979
TBNTANG EKSTRADISI
PRESIDEN REPUBLIK -~ DONESIA, 1.
a. bahwa Koninklijk Beslu~ van· 8 Mei 1883 No. 26 (Staatsblad 1883· - 188l: tent~g "Uitleveri~g van Vreemdeli~gen" tidak. ' suai lagi de~gan perkem
ba~gan tata hukum di. d 1 lam N~gara Republik Indone-
. ·b.
sia · 11
' I
bahwa be:thubung de.ngan j,. tu Koninklijk Besluit. van
8 Mei 1883 No. 26 (Sta s:blad 18.83" - 188) tersebu.t perlu dicabtit dan seh!J: i. gantinya perl~ disusun
suatu Undang-undang ba 1
~ terita~g ekstradisi sesuai . . 'I
de~gan tata hulctim dan ': raturan pe.rundaµ:g-unda~gan Repub lik Indonesi·a ;'
11
~: I
1. · Pasal 5 ayat (1) dan P,i, .al 20 ayat (1) Unda~1:g.-Unda~g Dasar 1945 ; i'
Z. Ketetapan Maj elis Penl~J, yawaratan Raky'at Republik In
donesia Nomor IV/MPR/1 .. s .tenta'.flg Garis:-garis Besar
Haluan N~gara ; !1:
. 3 •. Und~g-unda~g Nomor.· l3;ii ahtin 1961 ten·ta~g .Ke.tentuan.-
ketentuan Pokok Kepoli~~ an N~gar.a· (Lembaran .N~gara ·
Tahun 1·9.61 .NomoT 245. ,. , ' mbahan Lenibaran N~gara Nomor
-.22 89}
~ .4. Unda;tg-.
2
:4 •.. Und~g-und g No.Kor. 15. 'fahtm 1961 ten.tang Ketentu-1
an-.keteritu n Pokok Kej'a~saan Republik Indonesia (Lem-1
baran N~ga a ·Tahtin 1'9611Nomor 254, Tambahan Lembaran N~gara Nom r 22.9·8)' ; :
.5 .: Unda~J:g.-und ~g Nomor.· 14 Tahun 1970 tenta~g Ke.tentuanke:tentuan okok Kekuasaan Kehakiman (Lembaran N~gara
Tahun 1970 Nomor· 74, ·Te_mbahan Lembaran N~gara Nomor
2.9.Sl) ;
D ~gan .persetujuan
DEWAN PERWAK LAN RAKYAT. REPUBLIK INDONESIA
M M U T U S K A N :
Dengan mencab t Koni:cklijk Besluit. van 8 Mei 18.83 No. 26
(Staatsblad 1 83-. - IB-8) tenta~g 0 Ui tleveri~g van Vreem
delingen.'0.
Menetapkan : UNDAN-G.-UNDANG TENTANG EKST.RADISI.
BAB I···
-E'fEN.T.UAN. UMUM_
Pasal 1 ·
Dalam Unda~>:g.- d~g ini y~g <limaksud de~gun Ekstradi:::;i_
.adalah .penyer han oleh .sua.tu n~gara kepada n~gara yang meniinta penye ahan ses:e·ora~g y~g disa~gka atau dipi,:Jana.
karen·a: .mela"ku an suatu kej"ahatan di .luar wilayah negara
. ya~g men·yer·ah ·an dan. di. ·dalam yurisdi"ksi wilayah n~gara
ya~g m·eminta: · eny'erahan .ter·s.ebtit,, kar~ma berwena~g UJltUk
· .me~g.adili. dan .memidananya •.
BAB II~··
I \ \ .f \
. - . 3 . -
BAB II AZAS-AZAS EKSTRADISI
Pasal .2
(l) Ekstradisi dilaktikan be.rdasarkan sua.tu perj anj ian.
(2) Dal am hal belu~n ada perj anj ian terse but dalam ayat
(1), maka ekstradisi dapat dilakukan atas dasar hu
bungan baik dan jika kepenti~gan N~gara Republik
Indones·ia me~·ghendakinya.
Pasal 3
(1) Yang dapat. diekstradisikan ialah orang yang oleh pej abat ya'.!1g berwelia~g dari n~gara asing diminta ka
rena dis~gka melakukan kej ahatan a tau untuk menj a
lani pidana atau peii.ntah .penahanan~
(2) ~kstradisi dapat .j~ga dilakukan terhadap orang y~g
disa!lgka· melaktikan at.au telah dipidana karena mela
kukan penibantuan, .pe.rcobaan dan permufakatan j ahat
un~uk ·melakukan ke}ahatan tersebut dalam ayat (1), sepanja~g pembantuan, p'crcobaan, dan permufakatan jahat
itU, dapat dipidana menurut ;htikum N~gara Republik In
dones·ia dan men'.urut htiklim n~gara yang meminta ekstra
disL
. Pasal • 4
.(1) Eks·tradisi dilakukan terhadap .kej ahatan ya~g ters.ebut , ' ·~
· dalam d.aftar kej'ahatan .ter~ampir sebagai suatu naskah
ya~g' tidak ·terpisahkan darf Unda~g-undang ini •
. (ZJ Eks:tr.adisi ...
·4
(ZJ Ekstradisi dapat j~ga dilakukan atas kebijaksanaan
dari n~gara y~g diminta terhadap keJahatan lain yang tidak dise.but. ·dalam daftar kejahatan.
{3) De~gan Perat·uran Pemerintah, pada daftar kejahatan
ya!lg dimaks.ud dalam ayat . ( 1) dapa t di tambahkan j en is
perbtiatan lain ya'.!lg oleh· Unda:ng-undang telah dinyatakan seb~gai kej'aha~an.
Pas al S
(l) Eks.tr.adisi tidak dilakukan terhadap kejahatan poli
tik.
(2) Kej'ahatan ya~g pada hakekatnya lebih merupakan kejahatan biasa daripada kejahatan politik, tidak diang
. gap seb~gai kejahatan politik.
(3) Terhadap be.berapa jenis kej aha tan poli tik tertentu
pelakunya dapat j~ga diekstradis.ikan sepanj a~g di
perj anj ikan antara n~gara Re.publik Indonesia dengan
negara y~g hersa~gk~:tan ...
(4) Penibtinuhan at.au pe.:rcobaan pembunuhan terhadap kepala
.n~gara atau a~ggota .keTua!ganya tidak dia~ggap seha
. gai ke"j'ahatan poli ti:k.
Pas.al 6
l j
l
Eks·tradisi te.rhadap kej'ahatan· menurut hukum pidana· mili
ter ya~g btikan ke}ahatan menurut htikum pidana umum, tidak dilaktikan kecuali apabila ·dalam suatu perjanjian ditentuka·n lain ..
Pas al 7 •.•
5
Pas al 7
(1) Permintaan ekstradisi terhadap WErganegara. RepuL
Indonesia ditolak.
(2) Penyimpangan terhadap ketentuan ayat (1) tersebut di atas dapat dilakukan apabila orang yang bersangkutan karena keadaan lebih baik diadili di tempat dilakukannya kejahatan;
Pas al 8
Permintaari ekstradisi dapat ditolak jika kejahatan yang
dituduhkan dilakukan seluruhnya atau sebagiannya dalam wilayah N~gara Republik Indonesia.
Pas al 9
Permintaan ekstradisi dapat ditolak jilca ora~g ya:ng di
minta sed~g diproses di Negara Republik Indonesia untuk kejahatan yang sama.
Pas al 10
Permi.ntaan ekstradisi ditolak, jik.a putusan yang dijatuh.;. kan oleh ·Pengadil.an Republik Indonesia yang berwenang me
'.!lgenai ~ejahatan yang dimintakan ekstradisinya telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti.
Pas al 11
J
6 ..:.
Pas a~ 11
Permintaan ekstradisi ditolak, apabila orang yn~g dimin
takan ekstradisinya telah diadili dan dibebaskan atau telah selesai menjalani pidananya di n.egara lain mengenai kejahatan yang dim.intakan ekstradisinya ..
Pas al 12
Permintaan ekstradisi ditolak, jika menurut hukum Negara Republik Indonesia hak untuk menuntut atau hak untuk me
laksanaka.n putusan piC:ana telah kedaluwarsa.
Pas al 13
Permintaan ekstradisi ditolak, jika kejahatan yang dimintakan ekstradisi, diancarn de~gan pidana mati menurut hu
kum negara peniinta :;i=da.ngkan menurut hukum Negara Republik
Indone~ia kejahatan itu tidak diancam dengan pidana mati
atau pidana mati tidak selalu dilaksanakan, kecuali jika
n~gara peminta memberikan jaminan yang cukup menyakinkan, bahwa pidana mati tidak akan dilaksanakan.
Pas al 14
Permintaan ekstradisi ditolaks jika mcnurut instz.nsi yang
beT~ena~g terdapat sangkaan ya~g cukv.p kuat 3 ba.h~·ni orang
. ya~g dimintakan ekstradisinya akan dit11n.tut, dipidana, au:
dikenakan tindakan lain karem,i_ alasan yang berta.lian de
~gan agamanya, keyakinan politiknya, atau kewarg.ane:1araan
nya, ataupun kaTena ia terma.suk suku bangsa atau golcngan periduduk tertentu.
Fas al 15
\
7
Pasa.::. 15
Fermin taan ekstradis i di to lak, j ika o:."'ang yang dimin takan ekstradisi ~kan dituntut, dipidana, atau ditahan karen·a melakukan kejahatan lain daripada kejahatan yang karenanya ia dimintakan ekstradisinya, kecuali dengan izin Presiden ..
Pas al 16
Permintaan ekstradisi ditolak, 'jika orang yang dimintakan ekstradisinya akan diserahkan kep~da negara ketiga untuk kejanatan-kejahatan lain yang dilakukan sebelum ia dimintakan ekstradisi itu.
Pasal 17
Per~intaan ekstradL3i.ya~g telah memenuhi syarat ditunda apah~la ora~g ya~g akan diminta seda~g diperiksa atau diadili atau seda!ig menjalani pidana untuk kejahatan lain rang dilaktikan di Indonesia.
BAB III .SY~RAT--SYARAT PENAHANAN YANG DIAJUKAN
OLEH NEGARA PEMINTA
Pasal 18
(l) Kep.ala Kepolisian Republik Indonesia atau. Jaksa. ! .. gung
Re.publik Indonesia dapat memerintahkan penahanan yang.
dlm~ntakan oleh neg·ara lain atas dasar alasan. yang
men·desak j ika penaha·nan i tu tidak; bertentap.gan tl:2cr~ga.n.
hukum Negara Republik Tndonesia.
, (2) Dalam .
8
(2) Dalam permintaan untuk penahanan itu, hegara pe-minta harus menerangkan, bahwa dokumen sebagaimana disebutkan dalam Pasal 22 sudah tersedia dan bahwa n~gara tersebut seg~ra dalam waktu tersebut dalam Pasal 21 akan menyampaikan permintaan ekstradisi.
Pas al 19
(1) Permintaan untuk penahanan disampaikan oleh pejabat yang berwenang dari negara peminta kepada Kepa~a Kepolisian Republik Indonesia atau Jaksa Agung Republik Indonesia melalui INTERPOL Indonesia atau melalui sa-. luran diplomatik atau langs~g dengan pos atau tele-
. gram.
(2) Pengeluaran surat perintah untuk menangkap dan atau menahan orang yang bersa!lgkutan dilakukan berdasarkan. ketentuan-ketentuan dalam Hukum Acara Pidana.Indonesia, kecuali ditentukan lain seperti yang diatur dalar
(3J
ayat .(3). ,
Menyimpang dari ketentuan Hukum Acara Pidana Indone'JJ
si.a yang berlaku, maka ter·hadap mereka yang melakukan kejahatan yang dapat diekstradisikan berdasarkan unda~g-undang ini dapat dilakukan penahanan.
Pasal 20
Kep:utusan atas permintaan penahanan diberi tahukan kepada
n~~ara p~minta oleh Kepala ~epolisian Republik Indon2s~9 at.au Jaksa Agung Republik Indonesia melalui INTERPOL Indo nes·ia atau saluran diplomatik atau la~gsung de~gan
at.au telegram.
Pas al
9
PasaJ ') 1 .'-..I..
Dalam hal terhadap. orang yang bersangkutan dilakukan pe
naha·nan, maka orang tersebut dibebaskan oleh Jaksa Agung Republik Indonesia atau Kepala Kepolisian Republik Indonesia jika dalam waktu yang dianggap cukup sejak tu.nggal penahanan, Presidcn m~la:ui Mentori Kehakiman Republik Indonesia tidak menetima permintaan ekstradisi beserta dokume11 sebagaiman·a terse but d.alam Pas al 2 2 dari negara pe
minta.
BAB IV
PERMINTAAN. EKSTRADISI DAN SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI OLEH HEGARA PEMINTA
Pas al 22
bila memenuhi syarat-syara.t seperti t~:rs 1.ebut dahun
ayat (2), ay~t (3), dan ayat (4).
(Z) Surat permintaan ekstradisi .harus diajukan secara ter.tul.is melalui saluran. diplomat:~~k kepad.a, Menteri
Kehakiman Republik Indonesia untuk di teruskan kepada.
Presiden.
{3) . .Surat .permintaan ekstrc.disi bagi orang ya~g dimintakan ·ekstradisinya un.tuk menjalani pidana ha.rus. di
sertai :
a. Lembaran ......
10
a. Lenibaran asli atau salinan otentik dari putusan
. Pengadilan ya~g berupa pemidanaan yang sudah mem
punyai kekuatan hukum yang pasti
b. Keter~gan yang diperlukan untuk menetapkan identitas dan kewarganegaraan orang yang dimintakan
ekstradisinya
c. Lembaran asli atau salinan otentik dari surat perintah penahanan yang dikelu~rkan oleh pejabat yang berwenang dari n~gara peminta.
(4) Surat permintaan ekstradisi bagi orang ya~g disangka melakukan kej aha tan ha.rus dis,3rtai :
a. Lembaran asli atau salinan otentik dari surat perintah penahanan ya~g dikeluarkan oleh pejabat ya~g berwena~g dari negara peminta ;
·b. Uraian dari kej aha tan yang dimintakan eks tradisi, dengan menyebutkan waktu dan tempat kejahatan di- -
lakukan de~gan disertai bukti tertulis yang diperlukan ;
·c. Teks ketentuan htikum dari negara peminta ya~g di
langgar atau jika hal demikian tidak mungkin, isi dari hukum yang diterapkah ;
d. Ketera~gan-keterangan saksi dibawah sumpah menge- · nai pe~getahuannya tentang kejahatan yang dilakukari ;
~. Keterangan ...
~- .,
11
~. Ketera~gan yang diperluken untuk menetapkan identitas dan kewarganegaraan orang yang dimintakan ekstradisinya ;
f. Permohonan pensitaan barang-barang bukti, bila ada dan diperlu~an.
Pas al 23
Jika menurut pertimbangan Menteri Kehakima:ri Republik Indonesia surat ya~g diserahkan itu tidak memenuhi syarat dalam Pasal 22 atau syarat lain yang ditetapkan dalam perj anj ian, maka kepada pejabat negara peminta diberikan ke~
sempatan untuk melengkapi surat-surat tersebut, dalam ja~gka waktu yang dipanda'.11&· cukup oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia.
Pas al 24
Setelah syarat-syarat dan surat-surat dimaksud dalam Pasal 22. dan 23 dipenuhi, Menteri Kehakiman Republik Indonesia me~girimkan surat permintaan ekstradisi beserta surat-surat lampirannyo. kepada Kepala Kepolisian Republik Indones·ia dan Jaksa Agu~g Republik Indonesia untuk mengadakan pemeriksaan.
BAB V
PEMERIKSA.AN TERHADAP ORANG YANG DIMINTAKAN EKSTRADISI
Pas.al 25
,Apabila kejahatan merupakan kejahatan. ya~g dapat dikenakan penahanan menurut Hukum Acara Pidana Indonesia dan
ketentuan- ....
------- --- -~-- ---
. 12' .
kete.ntuan-ki~tentuan ya!lg· di.sebut dalam Pasal 19 ayat (2),
dan (3) ·d,1n diajuka·n pe.rinintaan penaha·nan oleh negara pe
minta, 0~1hg tei~ebut dikenakan penahanan.
Pasal 26
(1) Apald.la ya~g melakukan penahanan tersebut Kepolisian
Rept:blik Indonesia," maka sete·Iah ·mener1ma .surat per
mint.aan ekstradisi, Kepolisian Republik Indonesia
.· menr:1dakan pemeriksaan tenta~g orang tersebut atas
dasa 1· ket·era~gan a tau .btikti dari negara pemin~a.
(2). Hasi·L pemeriksaan dicatat dalam berita acara dan sege
ra c"i ~Trahk2n kt:~pada Kej aksa.an Republik Indonesia se
tem1; t.
Pas al 2 7
.Selambat-lar.1batnya· 7 (tu.juh) hari setelah menerima berita
acars t\~rsebl.it, Kejaksaan ~de~gan mengemukakan alasannya
s.e·car.1 t't!r.tulis, meminta kepada Pe~gadilan Negeri di dae
r.ah .tempat di tahannya ora~g i tu unt_;i1k; -memeriksa dan ke~nu~
·di an· mf~netapkan dapat. atau t.idaknya. orang terse but die ks· ·tr.adisi lean.
Pas al 28.
Per·kara-perkara eks·tradisi termasuk perkara·-p,r;;y1car-.- v
didahuluican.
Pas al 29
13.
Pas al 29
Kej aksaan· menyampaikan .sura t pa~ggilan kepada ora~g
, ya~g bersangktitan un tuk me~·ighadap Pep.gadilan pada hari
sid~g dan surat. panggil3:n tersebut harus .sudah di te
rima oleh or.~g ya~g be·rsa~gkutan sekurang-kura~gnya
. 3 {t~ga) hari sebe.lum hari s:idang.
Pas al 30
Pada hari sidang ora~g yang ber~a~gkutan harus me~gha.
dap ke· ·muka Pe~gadilan N~geri.
Pasal .. 31
(1) Pemeriksaan oleh Pe~gadilan N~ge~d dilakukan dalam.
sida~g tetbtika, kecuali apabila Ketua Sidang menga~ggap perlu sida~g dilakukan tertutup.
(2} Jaksa me~ghadiri sida~g dan memberikan pendapatnya.
Pas al 32
Dalam sid~g terbuka Pe~gadilan N~geri memeriksa apakah
·a. ide:riti tas ·dan kewa!ganeg:araan orang ya~g dimintakan
ekstradisi i.tu se:suai· .de~gan ketera~gan dan bukti-bukti
y~g .diajukan oleh n~gara peminta I
:b. kej aha tan ya~g d1maksud merupakan kej aha tan ya~g dapat
di ekstr.adisikan .menurut Pasal 4 dan bukan· merupakan
keJahatan politik at.au kejahatan militer ;
c. hak •..
(
. 14
. :c. .iak ~1::m·untuta:r ~1te.u haJc mcelaksanakan pt!tusan Pep.g
adil an .sudah e.tau be.lum ked1:!.l~l'mrsa ;
J. ter:.1 adap kej &Ln tan ya:ng dirakukan oleh ora~g yang
b-er: a~gktttan .-~el'ah a tau belum dij atuhka.Tl. put us an
Pen_sadilan yar_ ~ menipunyai 'kekuatan hukum ya~g pasti
:r. ke; :3.hatan ter~d·i1t diancam de~.gan pidana ma ti. di ne
. ga·ra ~'<rniinta .s.t:i.angkan di . Indonesia tidak ;
·f. orr;.~1g tersebut s.eda~g. diperiksa di Indonesia atas
ke·:·ahatan ¥a~g s·ama.
Pasal . 33
.(l) · JJari .'1a~sil pe1ri~riks·aan terse.but pada. Pas.al. 32 Pe~g ..
adila11 me.netap ~can dapat at.au tidaknya ora~g ters·e
.. b.ut di eks:tr.adisikan.
(.2.J Pe.net lpan t·ersebut beserta .surat-.su:ratnya yang be·~
htibtL:'.gan. de~gan per·kara i.tu .s~gera. di.se·rahkan kepada
Ment:ori Kehak1man untuk dipakai sebagai bahan pertim
ba~'s ln pen·y.e.lesaian le-bih lanj ut.
BAB VI PENCU:H'"1.,AN. DAN PERPANJANGAN PENAHANAN
Pas.al 34
.Penahc.L.an ya~g diperintahkan he.rdasarkan Pasal 25 dicabtit ,· : na
a. di.perintahkan .... I· .
.... 15
.a. diperintah.kart oleh. Pe~gadilan
b. sudah berj alan .selama 30 (t~g~ pul ut_} haxi ~ kecua ..
li j ika diper·panj ~g oleh Pe~g.adilan at as penn.inta-.
an Jaksa ;; .
c. permintaan ekstr.adisi ditolak oleh Presiden.
Pasal .35
(1) J~gka wakt.u penah.anan yang.'. dimaksud. dalam Pasal. 34 . '
huruf b setiap ·kali dapat diperpanj a~g dengan . 30.
(_tiga puluh.) harL
(2). P~rpanj a~gan hanya dapa t dilakukan dalam hal :
a. be.lum .adanya penetapan Pengadilan Jne~genai per"'
mintaan eks~radisi ;
b. diperlukan kete.ra~gan oleh Menteri Kehakiman
seperti d'imaks.ud dalam Pas al 36 aya t (._.3) s
c. ekstradisi diminta pula o.leh n~gara lain dan
Pres.iden belum memberikan keputusannya ;
d. permintaan ekstradisi sudah dikabulka.n, tetapi.
belum dapat dilaksanakan.
BAB YII
KEPUTUSAN .MENGENAI PERMINTAAN EKSTRADISI
Pasal . .36
(1) Sesudah menerima penetapan Pe~gadilan ya~1g o.1mr.~·;_"
s.ud dalam Pasal ..33, Menteri Kehakiman s~gera
menyampaikan " .
~ l6 . "'·
menyampa"ik.an penctri.pan tr.;;~csebu
~gan dise.rtai p·e·rtimb~!gr.1n:"·p~r··:, .. c.. .• ,,\., ... ~ .. -... ,.
Kf'.hakiman: ~Menter~- Luar N~g·~:lfi~ .~1::·.~~ .. -:i\[~~1~;,g, ~fo:n
Kep.ala Kepolisian ~epublik !m:lo~.l.?;5iai ].?.u:~~ik ~rl?mperr:,...
... oleh kefiutusan.
(.2.) Se.te.lah. men·e~imo. p~11e1;t~inui .P~)~:~a:.;idila1) ?Q·~~ertt~ ;per""'' ; I 'timba~gan...;pertiIJ.ba.~ge:a' yi~1g- d.jJ.1Hlk~l\Hl ·: dalfJll ara~
. (1) 1 · maka. ·:Pre n.id~m, x:~~:Pmtu:l':an .. dap4i~ t, .ttd.;;;~tm.y~ se.f1,·~~, , o.r~g. di~ltst r.r.di~ iI~;::::i.rt. <i • •
(.~). . Jika .. meruirut A.J1'11Cta.p::i\~. Pa~1gad.ilg,,n ·I!~·~..rJl:m~aan eb"'." · tr.adisi. d?-p3,t dil!abtilkau .tet~:p-7~ Jf~1Lt·~ri: K.eb.a.kuu.ui .
Jlt:publik.. In.donesia m~rJ{;Tlukc-~. :t~~a.;~:ri· lteteta~san.~ maka .Menteri ·~~haldJn~· llepubl.H~ l~dQl?-CS~a ~e.m~~;fl.t~ · · k•te.ra~JP.¥ d:l.'t;1cdt.Si1'4 1u,yp.ada n~~;¢:;~::J, .pqiJJJ.i:$l;t~ .. d:il~ ·
... ' \ I ,.
wa.ktu. y~g dii~p.,gg.ap: cifltt\t~.
{4.) K•putusan Pr.es.iden .m~~1genai pe~.;~1in ta.an e}(st1~a~iEii.
diberita~kan ~leh. Mente .. ri I~el41:k:i1llan .. ~¢·l''"~blik In~ donesia kepada n~gara pe1ni11ta .ni~l.e.luj~ ·~HJ.1U:r&'1 di~. . ' .
plomatilt.
Pasal . 37
·Jika 2 (.duat neza:ra a;tari .le'b ill meEr~i'lt#i '; k~"t ::.~dis i sc .. seorang; bei'kena.an. · d·e·n:gan kej ahat'°1.n _:',tng;. :::t:~.~~v: .. ~~ t.~i.:·1}. ·. . .. ·' "
. berlainan dalam waktu ·yang bersu~man;;, 1 : .rs.:3.~:.:J .. • I
.lak· atau me~gabulkan p·enninta.an ek.:.1 ~·
;i.gan mempertimba~gkaJ1. demi kcp.en t i~·L:;2n t.:;J~
hatikan hal-hal sebagai be:r.Jkut :
\ .
I.""'·
17
a. berat ringannya kejahatan ;
b. tempat dilakukannya kejahatan
c. waktu mengajukan permintaan ekstradisi
d. kewarganegaraan orang yang diminta ;
e. kemungkinan diekstradisikannya orang yang diminta
oleh negara peminta kepada negara lainnya.
Pas al 38
Keputusan Presiden me~genai permint~an ekstradisi yang
dimaksud dalam Pasal 36 oleh1Menteri Kehakiman segera
diberi tahukan kepada lvienteri Luar Negeri, Jaksa ~gung,
dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
Pas al 39
(1) Dalam hal tidak ada perjanjian ekstradisi antara
n~gara peminta de~gan Negara Republik Indonesia,
maka permintaan ekstradisi diajukan melalui salur
an· diploma~ik, selanjutnya oleh Menteri Luar Negeri. Republik Indonesia disampaikan kepada Menteri
Kehakiman Republik Indonesia disertai pertimbangan-. pertimbangannya.
(2J Menteri Kehakiman Republik Indonesia setelah men;;-
rim_a permintaan dari negara pemi!lta dan pert._i.mb
an dari Menteri Luar Negeri Republik Indonesia rrelaporkan kepada Pres iden ten tang permin taan eks t··" 3'"
disi sebagaimana dimaksud ayat (l)c
(.:3) Setelah
18
(.3) Setelah mende~gar saran dan pertimba~gan Mente~i Luar N~geri dan Menteri Kehakiman Republik Indonesia me~genai permintaan ekstradisi termaksud da• lam ayat (.1) ~ Presiden dapat menyetujui atau tidak
menyetujui permintaan tersebut.
(4) Dalam hal ·permintaan ekstradisi seb?-gaimana dimak
sud dalam ayat (.1) disetujui, ma.ka. Presiden memerin"" ta.hkan Mente ri Kehakiman Republ ik Indonesia mem;pr·o-
ses lebih lanjut seperti halnya ada perjanjian ekstradisi antara n~gara pem.inta de~gan Negara Republik Indonesia.
(_5) Dalam hal permintaan ekstradisi seb~gaimana dimaksud dalam ayat (.1) ~-- -~dak dis~tujui, maka Presiden mem-·
beritahuka.n kep<:..da .Menteri Kehakiman, untuk diterus-,
kan kepada Menteri Luar Neg0ri yang memberitahukan hal itu kepada n~gara lrnminta.
BAB YIII
PENYERA.HAN ORANG YANG DIMINTAKAN EKSTAADISI
Pasal 40
(1) Jika permintaan !~k.stradisi disetujui, ora~g ya~g c.imintakan ekstragisi s~gera diserahka,in kepada peja
bat yang bersa~gkutan c.e.ri n~ga.ra peminta~ di te.mpat
dan pada waktu y~ng ditetapkan oleh Menteri Kehakiman Republ ik Indon.esia.
l2l Jika
... 19
(_2) Jika orang yang dimintakan ekstradisinya tidak di
ambil pada tanggal ya~g ditentukan, maka ia dapat
dilepaskan sesudah lampau 15 (lima belasl hari dan
bagaimanapun j~ga ia wajib dilepaskan sesudah lampau 30 (tiga puluh) hari.
(3) Permintaan ekstradisi berikutnya terhadap kejahatan yang sama, setelah dilampaiinya waktu .30 (_t iga Jn:<-_
luh) hari te.rsebut, dapat ditolak oleh Presiden~
'-
Pasal 41
Jika keadaan di luar kemampuan kedua negara baik negara
peminta untuk me~gambil maupun negara yang diminta u.ntuk
menyerahkan orang yang bersangkutan, negara dimaksud ·wa
j ib memberitahukan kepada n~gara lainnya dan kedua negara akan memutuskan bersama ta~ggal yang lain untuk peng-·
ambilan atau ~eny.erahkan yang dimaksud. Dalam hal demikian berlaku ketentuan-ketentuan dalam Pa
sal 40 ayat (;3) ya~g waktunya dihitu~g sejak tap.gga.l di
tetapkan seb~gaimana dimaksudkan dalam ayat tersebµt.
BAB IX
BARANG-BARANG BUKTI
Pasal 42
(1) Barang-barang ya~g diperlukan sebagai bukti yang terdapat pada ora~g ya~g dimintakan ekstradisinya dapat
disita atas permintaan pejabat yang berwenang dari negara peminta.
(_2) nalam
20
(2) Dalam hal seb(?..Jaimana dL::e.k!::ud ~fa 1.~.~rn e.
berlaku ketentuan-ketenttJa:n daJ,1m urn Pidana
Indonesia dan Hukum Acara. Pic~ana Indonesia. mengenai >}
penyitaan barang-barang buktL
Pas al 43
(1) Dalam penetapannya mr-mgenai permintaan t:kstradisi
.Pe~gadilan Ncgeri menetapkan pula barang-barang yang· diserahkan.kepada negara peminta dan yang dikembalikan kepada orang yang bersangkutan.
(2) Pengadilan NegeTi dapat menetapkan bahwa b~rang-barang tertentu hanya diserahkan kepada negara peminta
• . I
den.gan syarat bahwa barang-barang tersebut s~gera
akan dikerabalikan sesudah selesai digunakan.
BAB X PERMINTAAN EKSTRADISI
OLEH PEMERINTAH INDONESIA
Pas al 4l;-
Apabila .seseorang disa~gka.' faelakukaa scsuatu. kej eJ11~t:an
atau harus menjalani pidana karena me:lakukan sesuatu ke}ahatan yang dapat diekstradisika~ di_ da1am )Tris
N~gara Republik Indonesia dan diduga berada di _;-.u:)ga:rt~
asi~g, maka atas permintaan Jaksa,~gung a tau Kepala Kepolisian Repul1l ik In0':::YJ.is:s iD :i i,j,~nte-:ri Ke.ha.··
kiman Rep.ublik Indonesia atns nama Presiden dapat me:min
ta ekstradisi orang tersebU1: yang c:l.ajukanny~~. rn.ela ~;a
luran diplomatik.
Pas 4E; • , .,
'.
.21
Pas al 45
Apabila OT~g yang dimintakan ekstTadisinya tersebut dalam Pasal 44 telah diserahkan oleh negara asing, ora~g tersebut dibawa ke Indonesia dan diserahkan ke
pada instansi yang berwenang.
Pas al 46
Tatacara permintaan penyerahan dan penerimaan ora~g yang diserahkan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
PQ.sal 47
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini semua perj an.j ian ekstradisi yang telah disahkan sebelumnya adalah ·perjanjian ekstradisi seb~gaimana yang dirnaksud da-
. lam Unda11g-widang ini.
BAB XII KETENTUAN PENUTUP
Pas al 48
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
#
Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengtmdan,gan Undang:-undang ini denga.n penempatannya
dalaui. Lembaran Negara R1epublik Indonesia.
l) eda tannga·] J~ Janua r.;i. " ~ ~; ':· " .... - ~ • ..<
Diundangkan di Jakarta t t cl.'"
pada tanggal 18 Januari 1979 SOEH.ARTO
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
SUDHARMONO ,, S .. H ~
LEMBARA.N NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 19 '79 NOMOR 2.
Disalin sesuai asl:ir1ya oleh
SEr:,RE:i\RI.6~T ~ABINET RI
pf:lE.'51.Dl::N REPUBLH<" ~NOONE.S,IA
LAMP I R1'Jllf
UNDANG'-UNDANG ·RE.PUBtIK 'IN110NE.SI.~~. ·
N{JMOR l . T.AHUN 19 7 9
TEN1'ANG EKST'.RAlHSI
. DAFT.AR KEJAHATAN. YANG ~ P.ELAKUNYA DAPAT DIEKSTRADI KM1~·
l.,, Pembu11uhan. ~L· Ptimbtinuhan yang direncanakan ..
3 .. Penganiayaan ya~g. he·r.akibat 1 u.ka.- lu:k.a b1e1·a.t at.au ma tin.ya
ora~g, p·enganiayaan yang dir1ent:an.ak.an d.a.11 pEmga.ni.ayaan 'bei·a.t.
4. Perko's~1.:µ., pe.rbuatan. cabul d.~;;n·gan kekerasan ...
·5. Per:set.ubu11an de~·gan. sei·o:raJ1f; wa.ni ta di luar pt~rkawinau at.au
p·erhtia tan .. pe.rbuatan d.1:;1n.~;an Sf!seo'Jta:~r:i.g padahal d:iketa.hui.,
bahwa ·o·ra~g itu pi].1gs~.n a tau tak i~e.rdaya.. at.au ·ora.~1g i tu. belum
b erumur 15 tab.tin .. ·a.:'t·:a.u h.e~lum lna.mpu dikawi:n,
:6 .. P1f~·rl1uatan ~:!1.b'Ul yang di1.a.kuka1i oleh 1orang ya~g. cu'kup mnur
rlf2:n1~"9!.n c11 ra.~1g 1 a.in s a:m(':i Jke~ 1 amin. ya~g. he 1 um cu.kup, "ttm.ur. ·~?'. Nle.mbe.l"ika.n a tau· men~pe:r.g·wiakan. oba.·t-oba t. dan a tau a.lat-ala t
de~gan _m.aks.ud· .menyeba.bkan. gugur at.au ma ti kan.d.~gan, seorang
wanita.: ..
:8 .. M.elarikan wanita de;igan keke·rasan,, ancaman kek~erasa.n at.au
tipti musl~hat,. de~gan se·~gaja melarikan seseora~g yan.g belum
cUkup: 'umul'. ..r•
9 $' Per'd~gangan wani ta dan ·P.'e:rdag~gan anak laki ... :Laki
cukup. ·umur .. . ·'
10. P.e.n.culikan dan .pen'ahanan me la wan hukum.
1:1. Pe.rbudakan. 12 •· Pe.nier·asan.·dan pe~gancaman~
13. Meni:Tu .a tau· m:emal.suka.n· mat a ua~1g a tau ua .. ~ig ]((;~~rta.s
atau uang .kertas. bank ata:u ,me~g.edarkan· mat.:1:;t,
n~.ger1 .at.au kertas. ba.'nk yang. d.iti.ru at:au ..
14 .. Meny1mpan a tau· meniasuldkan. ua~lg ke Indo.n.es i.a ya~1;~:
. ti.ru atau dipa.lsukan~
1s· .. Pe:mal.s·u1:u1 ... :.~ ..
2
.. Pemalsuan·dan bej~1atan tsang~utru1 dengan pemalsuan •
16,. Sum.p palsu., ·
17. 18. Tindak pidana, .. tinda.k pidana b~;::rhubung· de~.gan ·k.eba~"gkn.:~tan ..
19.
20.
21.
2 3"
'"'it ... ,I"
Pe:nggel an,,
1~1 en.cu~rian ~ ~linp ·"'
Pembakaran de~gan ja. Pengrusakan barang atau b Pen ye 1. un dup an. Setiap tindak kesengajaan ya~g dilakukan dengan maksud membahayakan k.~;:selamatan kereta api ~ kap.al 1au.t a tai.u kapal ter-
b an;g. d·e:n.ga.n· pentunpa~"g ··penumpangnya ..
Merienggelamkan atau merusak kapal di tengah laut. Penganiayaan di atas kapal di tengah laut dengan maksud
:men.ghila~1gkan nyawa. atr.i.U menyel1a.bkan luka b·e-r·at ..
Pemb~.~rontakan atau permufakatan untuk :membe-Tont oleh 2 ( ,1u.aJ
orang atau lebih di atas kapal di te~gah laut rnenentang kuasa nak.hoda, penghasuta.n untu.k .membero:n.t.a.k ..
28. Pembajakan laut • .29 .. Penibaj akan uda :ra" kej aha tan _penE:~-:rb angan ·d.an kej aha tan te rha ...
dap s aran.a/p.ras arana pe:n€~1:"lnt~1ga:r:i:. ;• 3.0 .. Tindak :~i dana Korups i,,
31 .. Tindak Pidana Narkoti dan oba~-obat berbahaya lainnya. 32 ,,· P-.;:~:r·bua..tan-.. p(;ir.bu.atan :m-e1an.ggar Un.damg,-und.ang Senj a ta Api,
bal1a:·n~·bahan p.eledak da.n ·bahan ah.an yang menimbulka.n keba
karan ..
. PHESl:'DEN R'EPUE?L~IY, lNDONE.511~~
p E 1~· J E 'T A C" j\ N J..., . ..:;Ji
A T i\. (' ~:;.
UNDANG-UNDAliJG REPUBLIK INDO~ .. JES Il1k
NOMOR l TA HUN 19 '7 9
TENTANG _;.
EKST RAJ) IS I
Peraturan peru.nda~g-undangan ten tang ekstradi.s i yang sek.arang
.ada, ialah Koninklijk Besluit van 8 Mei la83 No .. 26 (Staats'"'
blad 1883-188) tent~1g 11Ui.tlevering van VreeJndelingenn!!' d.i
gar,, m.asih berlaku berdasarkan Pasa.1 II Atura .. n Pera.lihan Undang-.. 1
Un.d.ang .D.a .. sa.r 194;:; ..
.i.'1iengi.ngat PeTaturan itu adala.h hasil leg(islatif da .. ri Pemer t.ah
Belanda. pada waktu yang lampau dan d.i.tetapkan 1ebih dari 90
(se:mbilan puluh) tahun y.a~.g lalu,. suda.h barang tentu 1~)eratuxan
terse but tidak se suai .l~;tgi · c1£~:n.g·an ta.ta ht~.kum d.a:n denga.n perk:em
b angan N~gar.r;r.. Republik Ind 1:i1 TJ.·1~'~sii1 y.ang m.e1 .. deka.
Ole:.i1 sebab itu peraturan tersebut pe·rlu die.a t dan disusun
suatu Unda.ng 01"'undan.g Nasional yang imengatu:r. te11t.ang; Ekst·:radisi
orang···ora~1g yang disangka telah mel ak.ukan. kej··a.1:1atan di luar p "' • ~· ~ - • • .. •• .. • .. "
neger.i. mela:n .. .kan. d.1r1 ke Inch:rn.esJdi.~" ataupun untuk r11cn1;Jal.an1 1)i"'·
d.ana yang t·el::th dij atuh.kan dengan putus an Pengadilan..
Unda~g .. undang ·1ni dirn.akst1td.kan untu.k IB.t3m.berik.an das ar huku.m. ba~
gi pelnbuatan perj anj ian deng:an ne.gar.a. . ..,negara asing maupim un~·
tuk. JILf.myera.hkan. se s eorang t a:np a a:ny,. a 1per j anj i an ..
Selain da:ri itu dala.m Undang~unda~1g :ini per-1.t.1 diatur tataca-JCrl
permintaan ekstradisi oleh Pemerintah Ind..on. 1esia k,ep.a.da n~gara
as i:~g.
Di dalam Und.an.g-undang ini dia.tur az as umum y
bid a~1 g e ks t tad i s i ,. ant a r a 1 a in ;
. di ken al d.a.1 am
2
a. J'.\z.as kejaha.tan r~gkap (,double Crimi~1alityJ, yaitu bah.wa
pe:rbuatan yang dila.kukan ba.ik olel1 negara peminta maupun
oleh negara yang diminta dianggap sebagai kej.ahatan..
Azas ini tercantum di dalam da.ftar kejahatan yang dapat
dieJcstradisikan sebagai lampi:n1n dari Un.dang~ unda~1g ini..
(Pasal 4)
b,. A.zas j ika suatu kejahatan tertentu o-1.eh negara yang dimin
ta dianggap sebagai kejaJaa.tan politik maka. per:mintaan eks<ql.
tradisi ditolak .. (Pas.al S) ;
c. Azas hahwa n~gara. yang d.iminta mempunyai hak untuk tidak n1enyerar1kan wargane:gaJ·anya sendiri <I· (Pas al :{) ;
d. Az.as bahwa suatu kej ahat.an yang tel ah dilakukan seltu·uhnya.
atau seb~gian di wilayah yang termasuk atau dianggap ter• masuk dalam. jurisdiksi negara yang dim.inta~ .maka negara in.i
dapat menolak permintaan ekstradisi. (Pasal 8) ;
e. Azas ba.hwa suatu permintaan ekstradisi dapat di.tolak:. j ik.a
pej ab at y~g berwenang dari negara yang dim in ta seda~1g.
men.gadakan pemeriksaan terhadap ora~1g yang bersangkutan me··
n,gE:nai kej aha tan yang dimi.n.takan pen.yera.hannya.. CPasal 9) ;.
f. A.zas bahwa apabila terhadap suatu k,ejahatan tf~rtentu, su.a.tu
keputusan yang tel ah .mern.puny8 .. i kekuatan :pas ti telah dij atuh
kan oleh Pengadilan. yang tH:.~x .. wena:.1g dari nega.ra. yang dim in ta,
permintaan ekstradisi d..itolak (non bis in idem). lPasal 10.);
gft Azas ba.hwa seseorang t.idak diserahkan karena hak untuk n1e•·
nuntut atau hak untuk melaksanakan putusan pidana telah kedal uars a.. (Pas al 12)
h.. Az.a.s halrwa .seseorang yang diserahkan tidak a.kan dituntut,
, dipida.na a tau ditahan tn1tuk kej aha tan apapun ya~g dilakukan
sebel1tm
sebelum yang bersangkutan diekstradisikan selain dari pa-.
<la untuk kejahatan untuk .maria ia diserahkan, kecuali.bila
negara yang diminta untuk meriyerahkan orang itu menyetujuinya. (Pasal 15).
Keputusan tentang permintaan ekstradisi adalah bukan keputus
an badan judikatif tapi merupakan keputusan badan eksekutif., olen sebab i tu pada taraf terakhir terletak dalam tangan Presiden, setelah mendapat nasehat juridis dari Menteri Kehakiman berdasarkan penetapan Pengadilan.
Perinintaan ekstradisi diajukan kepada Presiden melalui JvJen teri
Kehakiman oleh Pej abat yang berwenang di negara asi~g de~gan
melalui saluran diplomatik .. Permintaan ekstradisi tersebut harus disertai dengan dokumen yang diperlukan ·an tara lain me¥ge
nai identitas, kewarganegara:~m, uraian tent~g tindak pidana
yang di tuduhkan, surat permin taan penahanan. Bagi orang yang dicari karena harus menj al.ani pidananya disertai lembaran asli
atau salinan otentik dari putusan Pe~gadilan dan surat permintaan penahanan. Dokumen tersebut disertai dengan bukti-bukti
tertulis yang sah y~g diperlukan ..
Apabila ada alasan-alasan ya~g mendesak sebelum permintaan eks
disi diajukan, pejabat yang berwenang di Indonesia dapat mena
han sementara ora~g y~g dicari teisebut atas per.mintaan negara peI11inta.
Mengenai penahanan itu berlaku ketentuan dalam Hukum Acara Pi~
dana Indonesia. Apabila dalam waktu yang cukup pantas perminta
an ekstradisi tidak diajukan, maka orang tersebut dibebaskan.
Seperti telah diterangkan di atas untuk menentukan dapat tidak.nya ora~g itu diseraH.kan Presiden mendapat nasehat yuridis dari
Menteri
4 --
Menteri Kehakiman yang dida.sarkan pada penetc.pan Pengadilan.
Cara pemeriksaan di Pengadilan ini tidak meru.pakan pemeriksa"'"
an peradilan seperti peradilan hiasa; tetapi Pengadilan men
dasarkan pemeriksaannya kepada ketera~gan tertulis beserta
bukti-buktinya dari negara peminta ya~g diajukan oleh Jaksa
dengan disertai pendapatnya. Setelah memeriksa keterangan•keterangan serta syarat-syarat
yuridis yang diperlukan untuk ekstradisi maka Pengadilan me
netapkan apakah orang yang bersa~gkutan dapat die·kstradisikan
atau tidak.
B. PASAL Dfu~I PASAL
Pasa1 1
Yang dimaksud dengan wilayah dalam pas.al ini termas_uk ju
ga tempat-tempat yang .dianggap seb~gai wilayah berdasar
peraturan perunda~g-undangan misalnya gedung- gedung kedu-
t aan/pe rwakilan.
Pas al 2
Ayat (1)
Yang dimaksud denga_n perj anj ian dalam ayat ini, ialah 'perj anj ian ("treatyn) y·ang diadakan oleh Negara Repu
blik Indonesia dengan negara lain ,dan y~g ratifikasi~
nya dilakukan dengan Und~g-unda~g.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pas al 3
Ayat (1)
Yang dimaksud de~gan melakukan kejahatan termasuk juga
orang
5
orang y~g ikut serta melakukan kejahatan, or~g y~g menyuruh melakukan kejahatan, dan ora~g yang mengan -
jurkan untuk melakukan kej aha tan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pas al 4
Ayat (1) Pada umumnya kejahatan yang dapat diekstradisikan itu adalah kejahatan-kejahatan berat. Jadi tidak semua ke
j aha tan dapat diekstradisikan, tapi terbatas pada kej aha tan yang daftarnya terlampir dalam Unda1:1g-undang ini.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Mengingat perkemba1:1gan keadaan maka daftar kejahatan tersebut tidak selalu mencukupi kebutuhan, maka diadakan kemungkinan penambahan~ .Karena yang ditambahkan itu adalah perbuatan-perbuatan yang telah dinyatakan seba-
. gai kejahatan oleh Undang-unda~g maka penambahan ini
cukup dilakukan dengan Peraturan Pemerintah.
Pas al 5
Tidak diserahkannya seseorang pelaku kej aha tan poli tik 'l
lah berhubung dengan hak n~gara untuk memberi suaka pGli··
tik kepada pelarian politik. Karena pengertian kejahatan politik itu adalah terlald 1.uas, .maka diadakan pembatasan seperti yang dimaksudkan dalrnr
ayat (2).
Kej ah.a tan
6
Kcjahatan yang diat·•J.:r 6.:1.lam ayat (4) itu sebetulnya meru ...
pakan suatu kejahatan politik y~g murni, tetapi karena
kej aha tan terse but di~ggap sa~gat dapat me~ggoyahkan ma
syarakat dan negara, maka Ulituk keperiti~gan ekstradisi d.i
anggap tidak merupakan kejahatan politik.
Hal ini merupakan "Attentat-clause" ya~g dianut pula oleh. Indonesia.
Pas al 6
Cukup jelas
Pas al 7
Demi kepenti~gan perlindungan wargahegara. sendiri .maka di
anggap lebih baik, apabila yang be·r·s~gkutan diadili d.i ne
garanya sendiri. Walaupun' demikian ada kemungkinan bahwa
orang tersebut akan lebih baik diadili di negara lain (di
negara peminta) mengi~gat pertimb~gan-pertimbangan demi kepen ti~gan n~gara, , hukum dan keao.ilan. Pelaksanaan peny~rahan tersebut didasarkan pada azas timbal balik (resiprositas).
Pas al 8
Cukup jelas.
Pas al 9
Yang di~aksud dengan diproses dalam pasal ini ialah dimulai dari ti~gkat pemeriksaan pendahuluan, penuntutan dan pemeriksaan di Pe~gadilan.
·Pas al 10
7
Pas al 10
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa ses-eo'rang tidak akan diadili untuk kedua kalinya untuk kejahatan yang sama (non bis in idem).
Pas al 11
Yang dimaksud de~gan negara lain adalah negara ketiga.
Pas al 12
Cukup jelas.
Pas al 13
Meskipun hukum di n~gara J.tepublik Indone;;ia masih mengenal pidana mati dalam Ki tab Und~g-unda11g Hukum Pidananya namun pelaksaannya jarang sekali dilakukan. Oleh karena itu apabila kejahatan tersebut diancam dengan
pidana mati di n~gara peminta, sedangkan di Indonesia ti ...
dak, dirasakan lebih adil. apabila ora~1g yang diminta ti-
_dak diekstradisikan.
Pas al 14
Az.as ini menj am.in hak•hak kebebasan manusia untuk me~ga
nut ~gama dan politik, selain itu j~ga menghapus perbeda•
an kewa:rganegaraan, suku b~gsa, dan golo~gan penduduk ..
Pas al 15
Pasal ini menganut azas kekhususan (rule of speciality)
bahwa ora~g y~g diminta hanya akan diadili atas kejahat
an yang diminta ekstradisinya, kecuali ditentukan lain
oleh negara y~g diminta.
Pasal 16
/.
• 8
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup j el as.
Pasal 18
Ayat (1) Y~g dimaksud dengan alasan mendesak ialah misalnya orang y~g dicari tersebut dikhawatirkan akan melarikan diri.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1) INTERPOL Indonesia·adalah Badail Kerjasama Kepolisian Internasional untuk Indonesia ya~g .. dibentuk de~gan Keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia Nomor 245/PM/1954, t~ggal 5 Oktober 1954. Sedang yang dimaksud dengan telegram khusus adalah tel~gram y~g jelas diketahui identitas dari pengirim tel~gram.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
PasalZO.
Pas al 20
Cukup jelas.
Pas al 21
. .. 9
Waktu yang dianggap cukup akan ditentukan dalam,perjanjian de~gan sesuatu negara.
Pas al 22
Ayat (1) Cukup j el as.
Ayat (2) Cukup jelas.
Ayat (3)
Surat-surat dan ketera~gan yang dimaksudkan oleh ayatayat ini adalah untuk kepent~gan pemeriksaan di Pengadilan.
Ayat (4)
Ya~g dimaksud de~gan bukti tertulis ia~ah. dokumen-dokumen Ya.J?.g erat hubungannya de!lgan kejahatan tersebut; misalnya surat hak milik~ ·a tau apabila buktl.-bukti ·tersebut berupa alat~ benda atau senjata, cukup de~gan foto•foto dari bar~g-barang. tersebut, atau apa yang dina-
~
makan "copie collatione". Hal ini mengi~gat bahwa·peme-riksaan oleh Pe~gadilan dala.m hal ekstradisi ini hanya untuk menetapkan apakah or~g-orang tersebut berdasarkan bukti-bukti ya~g ada. dapat diajukan ke Pengadilan,.: tidak memutuskan salah atau tidaknya orang tersebut.
Pasal 2.3
10
Pas al 2.3
Kesempatan untuk mele~g\api surat··surat t~rsebut yang diminta oleh Menteri,Kehakiman.Republik Indonesia diberikan
dalam waktu yang dipandang cukup me~gi~gat jarak dan luasnya negara ya~g minta ekstradisL Maka untuk pembatasan waktu dapat ditentukan dalam ·perj'anj ian ya~g diadakan an,. tara Republik Indonesia dengari. negara yang meminta ekstradisi.
Pas al 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Clikup jelas.
Pas al 26
Ayat (.1) Cukup jelas.
Ayat (2) Cukup j el as.
Pasal 27
Ja~gka waktu 7 (tujuh) hari dian$gap cukup untuk pem~rik• saan ya~g diperlukan oleh Kejaksaan.
Pasal -2.8
Perkara ekstradisi didahulufan mep.gi~gat bahwa pemeriksaan di Pengadilan· tidak dilakukan seperti Pengadilan biasa.
Pasal 29 ...
11
Pas al 29
Pen.entuan minimum jangka wak:tu 3 C.tiga) hari adalah di· maksudkan untuk memberi kesempatan kepada or~g yang bersa~gkutan untuk mengadakan persiapan•persiapan seperluilya.
Pas al 30
Cukup jelas.
Pas al 31
Ayat (.1)
Maksud dari ayat ini adalah untuk menunjukkan adanya azas peradilan y~g bebas.
Ayat (2) Cukup jelas.
Pas al .32
Sub a~ b, c, d, e, dan £ adalah untuk melindu~gi hak azasi manusia dalam masalah ekstradisi, YB:~g dimaksud de~gan kejahatan militer dalam pasal ini ada.lah kejahatan menurut hukum pidana tentara (KUHPT) tetapi bukan kejahatan y~~ diatur di dalam Kitab Unda~g-und~g Hukum Pidana Umum (KUHP).
Pas al 3.3
.Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) Penetapan ya~g dimaksud di sini adalah merupakan bentuk
dari • ..• 0
12
dari apa yang dinyatakan oleh Pengadilan, sed~g isinya adalah berupa pernyataan dan atau pendapat .
. Yang dimaksud dengan perkara dalam pasal ini adalah masalah·masalah.yang berhubungan dengan permintaan eks
tradisi.
Pas al 34
b. Penahanan selama 30 (t~ga puluh) hari yang dimaksud da
lam sub b meliputi penahanan oleh Kepolisian Republik Indonesia dan penahanan oleh Kejaksaan sesuai dengan Hukum Acara Pidana Indonesia. Apabila diperlukan, Jaksa dapat meminta perpanjangan kepada Pengadilan. Hal ini merupakan pengecualian dari Hukum Acara Pidana (.lex specialis), me!1gi~gat bahwa masalah ekstradisi harus diselesaikan dengan cepat.
Pasal 35
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 36
Ayat (1)
Dalam memutuskan untuk me~gabulkan atau menolak perm·o-..
honan, Presiden mendapat pertimba~gan-pertimbangan dari pejabat-pejabat ya~g tersebut dalam ayat ini, satu dan lain menurut kepentingannya.
Ayat (2)
13 •
Aya t (_2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
me~genai waktu ya~g dian8gap cukup penjelasannya sama dengan penjelasan Pasal 23.
Ayat (4)
Mengi~gat batas waktu yang .sangat ketat cialam permintaan suatu ekstradisi, maka Keputusan Presiden tersebut diambil dalam waktu yang singkat.
Pas al 37
Demi kepenti~gan keadil~n maka untuk penyerahan seseorang yang diminta perlu diperhatikan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam pasal ini sub a sampai dengan e.
Pas al 38
i~'le~gingat hubu~gan dipl,omatik dengan n~gara peminta, maka
iyienteri Luar Negeri Republik Indonesia diberitahukan me~ge
nai Keputusan Presiden tersebut. Demikian j~ga Jaksa ~gu~g dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia diberitahukan me~genai Keputusan Presiden dimaks ud, me~gi~gat instansi Kejaksaan dan Kepolisian sejak semula telah terlibat dalam masalah tersebut, yaitu dalam
proses penahanan dan pemeriksaan selanjutnya atas orang
yang diminta wituk diekstradisikan.
Pas al 39
Menteri Luar N~geri Republik Indonesia perlu diminta pertimb~gannya dalam hal tidak ada perjanjian ekstradisi,
karena
14
karena masalah ekstradisi tanpa adanya perjanJian terle~
bih dahulu perlu didasarkan .. at as hub~gan timba.1 balik
an tara negara•negara yang bersangkutan ..
Pasal 40
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (Z) Cukup jelas.
Ayat (.3)
Ketentuan-ketentuan ini dimaksudkan untu.k melindu~.gi
hak azas i or~g ya~g bersangkutan. Y~ng <;limaksud de ... i
ngan kej ahatan yang sama dalam ayat ini adalah keja•
hatan yang dimintaka:i ekstrad:isinya dalam ayat-ayat
sebelumnya. Waktu 30 (tiga puluh) hari dalam ayat ini
adalah waktu ya~g dimaksud dalam ayat (2).
Pasal 41
Cukup jelas.
Pas al 42
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup j el as.
Pas al 43,
.A.yat (1)
Cukup jelas.
Ayat (Z) Cukup j el as.
Pasal 44
~~~~ -----·------------~~---
••
15
Pas al 44
Pasal ini mengatur pennintaan penyerahan kepada negara
asing atas seora~g ya~g dis~gka melakukan kejahatan ya~g terhadapnya N~gara Republik Indonesia mempunyai wewenang .m.e~gadilj. menu:rut ketentuan berlakunya Hukum Pidana Indonesia atau untuk menjalani pidana ya~g telah dij~tuhkan kepadanya oleh Pe~gadilan di Indonesia. Yang dimaksud de~gan negara asing dalam pasal ini teimasuk juga tempat-tempat yang dianggap sebagai wilayah negara asi~g tersebut (_lihat selanjutnya penjelasan Pasal 1).
Pas al 45
.Cukup jelas .
Pas al 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Perjanjian-perjanjian ekstradisi yang dimaksud dalam pasal ini ialah perjanjian-perjanjian ya~g dibuat antara Pemerintah Republik Indonesia de~gan Pem~rintah Malaysia, antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pe~erintah Republik Philippina, dan anta~a Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Thailand.
Pasal 48.
Cukup jelas.
T.AMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3130.