2018 - pa-tahuna.go.id · engadilan Agama Tahuna yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah...

68
“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “ i 2018

Transcript of 2018 - pa-tahuna.go.id · engadilan Agama Tahuna yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah...

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

i

2018

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019

Hal. ii

KETUA PENGADILAN AGAMA TAHUNA

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA TAHUNA

NOMOR : W18-A3/ 15.b /OT.01.2/1/2018

TENTANG

PEMBENTUKAN TIM REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019

PENGADILAN AGAMA TAHUNA

TAHUN 2018

KETUA PENGADILAN AGAMA TAHUNA

Menimbang : a.

b.

c.

d.

Bahwa untuk melaksanakan amanat Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2014

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (2015-2019) dan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (2010-2035);

Bahwa untuk melaksanakan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

Pengadilan Agama Tahuna Tahun 2018, perlu melakukan Reviu Rencana Strategis

(Renstra) 2015-2019;

Bahwa untuk terlaksananya Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) 2015-2019, perlu

membentuk Tim Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna

Tahun 2018;

Bahwa nama-nama yang tersebut dalam Daftar Lampiran Keputusan ini, dianggap

mampu dan cakap untuk melaksanakan tugas sebagai Tim Reviu tersebut.

Mengingat : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Undang-undang Nomor : 3 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang

Nomor : 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;

Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;

Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah;

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019;

Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Fungsi, Struktur

Organisasi, dan Tata Kerja;

Peraturan Presiden Nomor : 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat Mahkamah Agung;

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung;

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

RI Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. iii

Memperhatikan : Hasil Rapat Tanggal 02 Januari 2018 tentang Pembahasan Indikator Kinerja Utama (IKU)

disinkronisasikan dengan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Tahuna Tahun

2015 - 2019.

Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA TAHUNA TENTANG

PENUNJUKAN TIM REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019

PENGADILAN AGAMA TAHUNA TAHUN 2018.

Pertama : Membentuk dan menunjuk nama-nama yang tersebut dalam Daftar Lampiran Keputusan ini

sebagai Tim Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) 2015-2019 Pengadilan Agama Tahuna

Tahun 2018;

Kedua : Tugas dan tanggung jawab Tim Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) 2015-2019 Pengadilan

Agama Tahuna Tahun 2018 adalah menyusun dan menetapkan Reviu Rencana Strategis

(RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna Tahun 2015-2019;

Ketiga : Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019, merupakan pedoman bagi

Pengadilan Agama Tahuna untuk menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), menyusun

Rencana Kinerja Anggaran (RKA), menyusun Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) serta

menyusun Laporan Kinerja dan mengevaluasi Pencapaian Kinerja Pengadilan Agama Tahuna;

Keempat : Dalam rangka lebih meningkatkan efektifitas pelaksanaan Keputusan ini, Hakim Pengawas

Bidang diberikan tugas :

a.

b.

c.

Melakukan pengawasan serta pembinaan terhadap capaian dan kendala yang dihadapi

oleh Tim Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna Tahun

2018 dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan;

Melakukan reviu atas capaian kinerja satuan kerja dalam rangka meyakinkan keandalan

data dan informasi yang disajikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

Pengadilan Agama Tahuna Tahun 2018;

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan Keputusan ini

dan melaporkan kepada Ketua Pengadilan Agama Tahuna.

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila

dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tahuna

Pada Tanggal : 02 Januari 2018

Ketua Pengadilan Agama Tahuna

H. AMIRUDIN HINELO, S.Ag.

NIP 19631125.198703.1.004

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. iv

Daftar Lampiran Keputusan Ketua Pengadilan Agama Tahuna

Nomor : W18-A3/ 15.b /OT.01.2/1/2018

Tanggal : 02 Januari 2018

NO.

NAMA / NIP JABATAN GOL JABATAN DALAM TIM

1. AMIRUDIN HINELO, S.Ag.

19631125.199703.1.004

Ketua IV/b Pembina

2. MAHRUS, Lc., M.H.

19710104.200502.1.001

Wakil Ketua III/d Pengarah

3. MOHAMAD ADAM, S.H.I.

19811214.200704.1.001

Hakim Pratama Madya III/c Pengawas

4. AL GAZALI MUS, S.H.I., M.H.

19790924.200704.1.001

Hakim Pratama Madya III/c Pengawas

5.

MOHAMAD NATSIR STIRMAN, SH.

19760921.200212.1.005

Sekretaris III/d Penanggung Jawab Kegiatan

6.

SAKINAH, S.Ag.

19710327.199803.2.001

Panitera III/d Ketua

7.

ILHAMA PUTRA SUENDRA, SH., MH.

19850925.201212.1.002

Kasubbag Perencanaan,

TI & Pelaporan

III/b

Sekretaris

8. SUKARNI MANANGKALANGI

19600816.198103.2.002

Wakil Panitera III/c

Koordinator

9.

RIDWAN OLII., S.H.

19720115.199603.1.002

Pan. Mud. Gugatan III/c Anggota

10. Hj. ELVIRA WONGSO, S.H.

19820831.201101.2.009

Pan. Mud. Permohonan III/b Anggota

11. MARYATI M., S.H.

19860123.201212.2.004

Pan. Mud. Hukum III/b Anggota

12.

SITTI ISTIQAMAH LAWENDATU, SE.

19721217.200312.2.002

Kasubbag Umum &

Keuangan

III/b Anggota

13.

IDRUS BUHARI, S.H.I.

19810312.201101.1.007

Kasubbag Kepeg. &

Ortala

III/b Anggota

14.

ANDRI HASAN, S.H.I.

19860606.201403.1.002

Jurusita Pengganti III/b Anggota

Ditetapkan di : Tahuna

Pada tanggal : 02 Januari 2018

K e t u a,

H. AMIRUDIN HINELO, S.Ag.

NIP. 19631125.198703.1.004

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. v

KATA PENGANTAR

engan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Reviu

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Tahuna 2015-2019.

Pengadilan Agama Tahuna adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan dan sekaligus

merupakan kawal depan (voorpost) Mahkamah Agung yang berada di propinsi Sulawesi

Utara.

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) adalah merupakan amanat Undang-Undang No.

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pada Undang-

undang tersebut Bab V Pasal 15 disebutkan bahwa setiap Kepala Satuan kerja wajib

menyiapkan rancangan Renstra sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bagi manajemen yang berorientasi pada hasil, perencanaan strategis merupakan hal

penting. Oleh karena itu, Pengadilan Agama Tahuna telah berupaya untuk mendefinisikan

apa yang akan dicapai oleh organisasi, mengidentifikasikan strategi, memperjelas prioritas

organisasi dan bagaimana cara mencapai hasil tersebut. Dengan kata lain, perencanaan

strategis Pengadilan Agama Tahuna ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas pokok

dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pendayagunaan aparatur negara.

Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pengadilan Agama Tahuna disusun sebagai bahan

acuan dalam :

1. Penyusunan rencana kinerja (performance plan);

2. Penyusunan rencana kerja dan anggaran (workplan and budget);

3. Menyusun penetapan kinerja (Performance agreement);

D

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

. Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019

vi

Akhir kata kami mengucapkan terima kaslh kepada semua pihak yang telah membantu

memberikan sumbangsih pikiran dalam menyusun Renstra ini. Semoga bermanfaat dan

dapat mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan, dan transparan di

wilayah hukum Pengadilan Agama Tahuna.

Tahuna, 1 Februari 2019 Ketua Pengadilan Agama Tahuna

H. AMIRUDIN HINELO, S.Ag. NIP. 19631125.198703.1.004

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

. Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019

vii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Kondisi Umum 1

1.2. Potensi dan Permasalahan 8

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 11

2.1. Visi dan Misi .................................................................................... 11

2.2. Tujuan dan Sasaran Strategis ........................................................ 13

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .................................................... 16

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung ............................. 16

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Tinggi Agama Manado ... 40

3.3. Kerangka Regulasi…....................................................................... 42

3.4. Kerangka Kelembagaan.................................................................. 44

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................ 52

Lampiran : Matriks RENSTRA

BAB V PENUTUP…............................................................................................. 54

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 1

BAB I

PENDAHULUAN

'

1.1. KONDISI UMUM

engadilan Agama Tahuna yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957 tanggal 5 Oktober

1957 dan Penetapan Menteri Agama RI Nomor 5 Tahun 1958

tanggal 6 Maret Tahun 1958, berkedudukan di Tahuna Ibu Kota

Kabupaten Kepulauan Sangihe dan berkantor di Jl. Baru Tona Nomor 11

Kelurahan Tona I, Kecamatan Tahuna Timur. Gedung Kantor Pengadilan

Agama Tahuna dengan Luas 250 M2 dengan konstruksi 2 (Dua) Lantai,

dibangun di atas tanah seluas 850 M2 yang kondisinya sekarang baik

dilihat dari segi Luas Tanahnya maupun Luas Bangunannya jauh dari

standard dan belum memenuhi prototype Mahkamah Agung RI.

Pengadilan Agama Tahuna adalah merupakan bagian dari Wilayah

Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Manado, yang terletak di bagian

utara Propinsi Sulawesi Utara, yang berjarak ±100 Mil laut dari Kota

Manado.

Wilayah yurisdiksi Pengadilan Agama Tahuna, meliputi 3 (Tiga)

Kabupaten yaitu :

1. Kabupaten Kepulauan Sangihe (Tempat kedudukan Pengadilan

Agama Tahuna), yang terdiri dari 15 Kecamatan berdasarkan

sumber (www.sangihekab.bps.go.id) Yaitu :

1. Manganitu Selatan

2. Tatoareng

3. Tamako

4. Tabukan Selatan

5. Tabukan Selatan Tengah

6. Tabukan Selatan Tenggara

7. Tabukan Tengah

P

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 2

8. Manganitu

9. Tahuna

10. Tahuna Timur

11. Tahuna Barat

12. Tabukan Utara

13. Nusa Tabukan

14. Kepulauan Marore

15. Kendahe

2. Kabupaten Kepulauan Talaud, yang terdiri dari 19 Kecamatan

berdasarkan sumber (www.talaudkab.bps.go.id) Yaitu :

1. Kabaruan

2. Damau

3. Lirung

4. Salibabu

5. Kalongan

6. Moronge

7. Melonguane

8. Melonguane Timur

9. Beo

10. Beo Utara

11. Beo Selatan

12. Rainis

13. Tampan'Amma

14. Pulutan

15. Essang

16. Essang selatan

17. Gemeh

18. Nanusa

19. Miangas

3. Kabupaten Siau, Tagulandang dan Biaro (SITARO), yang terdiri dari

10 kecamatan berdasarkan sumber (www.sitarokab.bps.go.id) yaitu

:

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 3

1. Kecamatan Biaro

2. Kecamatan Siau Barat

3. Kecamatan Siau Barat Selatan

4. Kecamatan Siau Barat Utara

5. Kecamatan Siau Tengah

6. Kecamatan Siau Timur

7. Kecamatan Siau Timur Selatan

8. Kecamatan Tagulandang

9. Kecamatan Tagulandang Selatan

10. Kecamatan Tagulandang Utara

Untuk bisa sampai ke Pengadilan Agama Tahuna dapat ditempuh

dengan 2 jalur, yakni jalur laut maupun jalur udara. Apabila ditempuh

dengan menggunakan jalur laut, membutuhkan waktu ± 7 s/d 10 jam

perjalanan. Sedangkan menggunakan jalur udara, hanya

membutuhkan waktu ± 60 menit dari Ibu Kota Propinsi Sulawesi Utara,

Manado.

Dalam hal pelaksanaan tugas pelayanan publik di Wilayah Kabupaten

Talaud, penggunaan transportasi menuju Kabupaten Talaud baik via

Laut maupun via Udara sangat paling efektif dari segi waktu meskipun

tidak efisien dari segi anggaran, dari Tahuna harus ke Manado,

selanjutnya dari Manado menuju ke Kabupaten Talaud. Mengapa

demikian ? Realita yang ada, tidak ada transportasi baik kapal maupun

pesawat yang langsung berangkat dari Tahuna ke Kabupaten Talaud.

Meskipun ada, itu hanyalah transportasi kapal perintis yang jadwal dan

tujuan pemberangkatannya tidak terjadwal dan terkadang berubah-

ubah. Sedangkan untuk melaksanakan tugas pelayanan ke Kabupaten

SITARO tidak terlalu bermasalah, karena transportasi menuju

Kabupaten SITARO setiap hari ada dan jaraknya hanya berkisar ± 2,5

jam perjalanan. Adapun kendala utamanya, apabila alam tidak

bersahabat yang berimplikasi kepada tingginya gelombang air laut

hingga mencapai ± 6 s.d. 10 meter, yang berakibat kapal tidak bisa

berlayar sampai keadaan alam bersahabat kembali.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 4

Pengadilan Agama Tahuna disamping melaksanakan tugas pokoknya

juga bertugas menyelengarakan administrasi pengadilan, yang

meliputi administrasi perkara dan administrasi umum.

Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai

pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pelayanan hukum

yang diselaraskan dengan arah kebijakan dan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Badan Peradilan Indonesia yang termuat dalam Cetak

Biru (Blue Print) Pembaharuan Peradilan Republik Indonesia 2010-2035,

telah dirumuskan Rencana Strategis Pengadilan Agama Tahuna tahun

2015-2019 sebagai penjabaran atas visi dan misi Mahkamah Agung yang

akan menjadi arah dan tujuan bagi setiap pengembangan program dan

kegiatan dalam konteks kewenangan Pengadilan Agama Tahuna.

Perumusan rencana strategis dimaksudkan untuk menjadi pedoman dan

arah proses pembaruan yang dilakukan Pengadilan Agama Tahuna agar

terlaksana secara lebih terstruktur, lebih terukur dan tepat sasaran. Oleh

sebab itu Renstra ini harus dapat dipakai sebagai landasan dalam

merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengambilan keputusan

operasional dalam pencapaian sasaran, tujuan, dan visi yang telah

ditetapkan. Renstra ini memadukan prinsip-prinsip perhatian pada jangka

panjang, pengintegrasian tujuan dan sasaran dalam hierarki yang jelas,

kesadaran akan pentingnya disiplin dan konsistensi komitmen bersama

dalam melaksanakannya, serta perspektif eksternal yang bersifat adaptif

terhadap perubahan lingkungan. Dengan cara ini, diharapkan akan

mampu mendorong para pegawai untuk lebih berperan aktif, serta

mengambil tindakan antisipatif ketika merespon berbagai perubahan

yang bergerak cepat dan dinamis, baik yang bersifat internal maupun

eksternal.

Secara garis besar Renstra Pengadilan Agama Tahuna memuat dua pilar

utama program Pengadilan Agama Tahuna di bidang tugas pokok dan

fungsinya, yakni :

1. Memberikan pelayanan hukum dan keadilan;

2. Pengelolaan prasarana dan sarana penyelenggara pelayanan

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 5

hukum.

Program di bidang pemberian jasa pelayanan hukum dan keadilan

disebut dengan program kerja bidang teknis yudisial, sedangkan

program kerja di bidang pengelolaan prasarana dan sarana

penyelenggara pelayanan hukum disebut dengan program kerja bidang

non teknis yudisial.

Program kerja bidang teknis peradilan merupakan tugas pokok dan fungsi

Pengadilan Agama Tahuna yang berhubungan langsung dengan

kebutuhan masyarakat dalam penyelesaian perkara. Program di bidang

ini tidak secara langsung berkaitan dengan pengelolaan anggaran,

namun langsung bersentuhan dengan kepentingan masyarakat dalam

memperoleh keadilan, sementara program kerja dibidang non teknis

peradilan sebagian besar berkaitan langsung dengan anggaran, terutama

dalam hal pengelolaan prasarana dan sarana penyelenggaraan

pelayanan hukum dan sebagian lagi tidak langsung berkaitan dengan

anggaran, seperti penatakelolaan sumber daya manusia, tata persuratan,

publikasi transparansi informasi, dan lain-lain.

Perumusan rencana strategis yang memuat program utama di bidang

teknis peradilan dan non teknis peradilan tersebut bertujuan untuk

menepis sebagian anggapan perumusan Renstra, Rencana Kinerja,

Penetapan Kinerja yang mesti dipertanggungjawabkan dalam Laporan

Kinerja, hanyalah sebatas program yang berkaitan dengan anggaran

yang tersedia dalam DIPA saja, dalam persepsi ini maka pencapaian

kinerja suatu lembaga secara limitative hanya diukur dari kemampuan

penyerapan anggaran di bidang pengelolaan prasarana dan sarana

belaka. Padahal secara filosofis urgensi keberadaan lembaga peradilan

dalam kehidupan masyarakat adalah untuk memberikan pelayanan

hukum dan keadilan, meskipun dalam hal tertentu tidak bisa dipisahkan

dengan pengelolaan prasarana dan sarana pelayanan hukum itu sendiri.

Oleh sebab itu, maka perumusan Rencana Strategis yang kemudian

dijabarkan dalam bentuk rencana dan penetapan kinerja serta pelaporan

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 6

kinerja harus memuat seluruh program utama lembaga peradilan baik di

bidang teknis peradilan maupun non teknis peradilan.

Penyusunan Renstra ini meliputi penetapan Visi, Misi, Tujuan dan

Sasaran Srategis dengan mempertimbangkan perspektif-perspektif

Stakeholder, sehingga dapat mengarahkan Pengadilan Agama Tahuna

dalam mengambil keputusan tentang masa depan, membuat standar

operasional dan prosedur untuk mencapainya serta mampu menentukan

ukuran keberhasilan/kegagalan.

Pengadilan Agama Tahuna saat ini di dukung oleh 14 (empat belas)

orang pegawai yang terdiri dari Ketua & Wakil Ketua, 2 (dua) orang

Hakim, Panitera & Wakil Panitera yang dibantu oleh 3 (tiga) Panitera

Muda & 1 (satu) Juru Sita Pengganti, Sekretaris yang dibantu oleh 3 (tiga)

pejabat eselon IV (Kasubbag) dan 6 (enam) tenaga honorer DIPA serta 1

(satu) tenaga honorer non DIPA (Sukarela). Adapun tenaga teknis di

Pengadilan Agama Tahuna (per-31 Desember 2018) berjumlah kurang

lebih 19 (sepuluh) orang, yang terdiri dari hakim 4 (empat) orang

(termasuk Ketua dan Wakil Ketua), Kepaniteraan 5 (lima) orang dan

Kejurusitaan 1 (satu) orang.

Dilihat dari tingkat pendidikan tenaga teknis adalah sebagai berikut :

A. HAKIM

1. Jumlah Hakim Agama menurut jenis kelamin dan tingkat

pendidikan :

No. Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan

Jumlah SLT

A S1 S2 S3

1. Laki-laki - 2 2 - 4

2. Perempuan - - - - -

Jumlah Total - 2 2 4

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 7

B. KEPANITERAAN

1. Jumlah Pejabat Kepaniteraan Pengadilan AgamaTahuna

menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan :

No. Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan

Jumlah SLT

A S1 S2 S3

1. Laki-laki - 1 - - 1

2. Perempuan 1 3 - - 4

Jumlah Total 1 4 - 5

C. KEJURUSITAAN

1. Jumlah Juru Sita Pengadilan Agama Tahuna menurut jenis

kelamin dan tingkat pendidikan :

No. Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan

Jumlah SLT

A S1 S2 S3

1. Laki-laki - - - - -

2. Perempuan - - - - -

Jumlah Total - - - -

2. Jumlah Juru Sita Pengganti Pengadilan Agama Tahuna menurut

jenis kelamin dan tingkat pendidikan :

No. Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan

Jumlah SLT

A S1 S2 S3

1. Laki-laki - 1 - - 1

2. Perempuan - - - - -

Jumlah Total - 1 - 1

Tenaga teknis inilah yang merupakan tulang punggung penyelesaian

perkara yang menjadi kompetensi absolut peradilan agama, sehingga

kuantitas (pemenuhan kebutuhan tenaga teknis) maupun kualitas

tenaga teknis tersebut merupakan suatu keniscayaan agar asas

peradilan yang cepat dapat terwujud.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 8

1.2. POTENSI PERMASALAHAN

Potensi permasalahan atau kelemahan-kelemahan yang ada pada

Pengadilan Agama Tahuna dibagi dalam beberapa aspek :

1. Sumber Daya

a. Tanah dan Bangunan Gedung Kantor jauh dari standar

Mahkamah Agung dan belum Prototype;

b. Fasilitas pengadilan masih sangat kurang memadai;

b. Sarana pendukung ruang kerja Hakim, Pejabat dan Pegawai

sangat jauh dari memadai;

c. Prasarana lingkungan gedung kantor belum memadai;

d. Sarana kendaraan dinas yang masih kekurangan, terlebih

khusus kendaraan dinas untuk pimpinan yang sepantasnya

sudah harus diganti/diperbaharui;

e. Belum adanya tenaga teknis Panitera Pengganti;

f. Tidak adanya staf bagi pejabat-pejabat, baik itu pejabat di

kepaniteraan maupun dikesekretariatan;

2. Proses Peradilan (Manajemen Perkara)

a. Belum maksimalnya pelaksanaan proses berperkara

sebagai akibat kurangnya tenaga hakim, yang hanya

berjumlah 4 (empat) orang sudah termasuk Ketua dan

Wakil Ketua yang dibagi kedalam 2 (dua) majelis yang

masing-masing majelis memiliki anggota yang sama;

b. Belum maksimalnya pemanfaatan pelaksanaan system

manajemen perkara berbasis teknologi informasi;

c. Lemahnya koordinasi dan kolaborasi antar stakeholder baik

hakim, panitera maupun jurusita, yang mengakibatkan

terhambatnya informasi tentang waktu dan pelaksanaan

persidangan.

3. Kepuasan Pengguna Pengadilan

a. Pengukuran kepuasan masyarakat, masih belum memenuhi

ketentuan yang dipersyaratkan oleh standar penjaminan mutu;

b. Belum tersedianya fasilitas pendukung lain, seperti tempat

bermain anak, ruangan khusus menyusui anak, fasilitas bagi

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 9

penyandang disabilitas dan fasilitas lain-lain yang seharusnya

ada di Pengadilan.

4. Keterjangkauan Pengadilan

Pengadilan Agama Tahuna berada di daerah kepulauan yang

wilayah-wilayah yurisdiksinya dibatasi oleh laut sehingga

untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat terpinggirkan

serta kurang mampu sangat membutuhkan komitmen yang

kuat dan dukungan anggaran yang cukup besar dalam rangka

melaksanakan persidangan secara prodeo dan sidang keliling.

5. Kepercayaan Publik

• Fungsi pengawasan masih perlu ditingkatkan;

• Penegakan disiplin/kode etik perlu dilaksanakan dengan

baik;

• Belum terlaksananya evaluasi penilaian kinerja secara efektif;

• Belum dimanfaatkan sistem pengaduan masyarakat yang

berbasis teknologi informasi secara maksimal.

6. Penyederhanaan proses berperkara dan menekan biaya

berperkara

Hingga akhir tahun 2018, berdasarkan informasi dari Panitera Muda

Hukum dan Laporan Tahunan 2018 Pengadilan Agama Tahuna,

tingkat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Tahuna belum

efektif yaitu hanya berkisar 45,45 % atau 5 (lima) Perkara yang

berhasil dimediasi dari 11 (sebelas) perkara yang dimediasi. Hal ini

disebabkan karena perkara perceraian sangat sulit dilakukan proses

mediasi.

Dalam pelaksanaan mediasi, Faktor penyebab kurang efektifnya

mediasi adalah:

• Tingkat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Tahuna

sangat kecil;

• Mediasi belum dilaksanakan secara maksimal;

• Mediasi belum secara signifikan mengurangi proses berperkara di

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 10

pengadilan Agama Tahuna.

Beberapa faktor penghambat kegagalan mediasi di Pengadilan

Agama Tahuna :

• Belum semua hakim memperoleh pelatihan mediasi sehingga

pemahaman mereka tentang mediasi belum seragam;

• Jumlah hakim masih terbatas sehingga mereka lebih fokus untuk

menyelesaikan perkara secara litigasi;

• Kurangnya pengetahuan para pihak yang berperkara tentang

keuntungan penyelesaian perkara melalui mediasi;

• Adanya peran pengacara yang menghambat mediasi karena akan

berimbas pada financial fee yang mereka dapatkan dari para klien;

• Sebagian hakim masih memandang mediasi sebagai

penambahan beban pekerjaan mereka dalam memutus perkara;

• Adanya keengganan hakim untuk mengoptimalkan mediasi

karena belum adanya sistem rewards and punishments dalam

pelaksanaan mediasi.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 11

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

2.1. VISI DAN MISI

isi Pengadilan Agama Tahuna adalah merupakan manifestasi

dari Visi Mahkamah Agung RI serta merupakan perpanjangan

dari Visi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama RI dan

Pengadilan Tinggi Agama Manado yang akan menjadi pandangan

dan penunjuk arah serta sebagai dasar acuan dalam menjalankan

tugas dan fungsi guna mencapai sasaran atau target yang telah

ditetapkan dalam 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana tertuang

dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010-2035.

Adapun Visi Pengadilan Agama Tahuna :

“ Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung”.

Visi dimaksud bermakna :

Menjalankan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan melalui kekuasaan kehakiman

yang merdeka dan penyelenggaraan peradilan yang jujur dan adil.

Fokus pelaksanaan tugas pokok dan fungsi peradilan adalah pelaksanaan fungsi

kekuasaan kehakiman yang efektif, yaitu menyelesaikan suatu perkara guna

menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang

Dasar 1945, dengan didasari keagungan, keluhuran dan kemuliaan institusi.

Untuk mencapai Visi tersebut, ditetapkanlah Misi Pengadilan Agama Tahuna, yaitu

:

1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan;

2. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan;

V

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 12

3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan.

Penjelasan ketiga misi ini, dalam rangka memastikan “Terwujudnya Pengadilan

Agama Tahuna Yang Agung” adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Sistem Peradilan

Proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel merupakan faktor penting

untuk meningkatkan kepercayaan pencari keadilan kepada badan peradilan.

Upaya untuk meningkatkan kepercayaan pencari keadilan akan dilakukan

dengan mengefektifkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

melalui penyempurnaan sistem kamar, penataan ulang manajemen perkara,

upaya pembatasan perkara dan transparansi kinerja melalui manajemen perkara

berbasis Informasi Teknologi.

2. Mewujudkan Pelayanan Prima Bagi Masyarakat Pencari Keadilan

Tugas badan peradilan adalah menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan. Menyadari hal ini, orientasi perbaikan yang dilakukan

Pengadilan Agama Tahuna dengan mempertimbangkan kepentingan pencari

keadilan dalam memperoleh keadilan adalah suatu keniscayaan/keharusan bagi

seluruh stakeholder pada Pengadilan Agama Tahuna untuk meningkatkan

pelayanan publik dan memberikan jaminan proses peradilan yang adil.

3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Keadilan

Keadaan dan letak geografis Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Tahuna,

tingkat pendidikan yang rendah serta tingkat pendapatan masyarakat yang

sangat kecil, merupakan kendala utama dan permasalahan yang tak

terbantahkan, sehingga masyarakat sulit untuk mendapatkan pelayanan akses

masyarkat guna mendapatkan hak keadilan baginya. Pengadilan Agama Tahuna

sebagai pelaksana kawal depan Mahkamah Agung RI di daerah, melalui

mekanisme bantuan hukum berupaya memfasilitasi masyarakat miskin tersebut

dengan meningkatkan akses peradilan melalui pembebasan biaya perkara dan

sidang keliling.

Selain itu untuk membantu penguatan identitas hukum, Pengadilan Agama

Tahuna berencana akan bekerja sama dengan Kementerian Agama Kepulauan

Sangihe dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kepulauan Sangihe melalui

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 13

pos pelayanan terpadu, berupaya untuk memberikan kemudahan penetapan

identitas hukum, meskipun pada tahun 2017 belum dapat terealisasi sepenuhnya.

2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

alam rangka mewujudkan visi dan misi Pengadilan Agama Tahuna yang

telah didengungkan, maka perlu dirumuskan suatu tekad dan kehendak yang

ingin dicapai tersebut ke dalam bentuk yang lebih terarah dan terukur berupa

perumusan tujuan strategis organisasi.

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang

akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun

kedepan. Pengadilan Agama Tahuna berusaha mengidentifikasi apa yang akan

dilaksanakan dan kendala apa yang mungkin muncul dalam memenuhi visi dan

misinya. Selain itu juga, Pengadilan Agama Tahuna harus mampu dalam

memformulasikan tujuan strategis ini, dengan mempertimbangkan sumber daya dan

kemampuan yang dimiliki. Lebih lanjut, perumusan tujuan strategis ini juga memiliki

fungsi agar Pengadilan Agama Tahuna bisa mampu mengukur sejauh mana visi dan

misi itu telah dicapai. Adapun rumusan tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut :

1). Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses

peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

2). Terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan

teknologi informasi.

3). Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan

terpinggirkan.

4). Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan.

Dari rumusan tujuan tersebut di atas, diuraikan lagi indikator tujuan sebagai berikut :

No. Tujuan Indikator Kinerja Target

1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

Persentase para pihak yang percaya terhadap sistem peradilan

95%

2. Terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan Teknologi Informasi

Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu

95%

3. Terwujudnya pelayanan akses Persentase perkara yang 25%

D

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 14

peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

diselesaikan melalui pembebasan biaya/prodeo

Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling

50%

Persentase identitas hukum yang terpenuhi

50%

4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan

Persentase kepuasan para pencari keadilan terhadap layanan peradilan

85%

Berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor

:192/KMA/SK/XI/2016 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama, Rencana

Strategis Pengadilan Agama Tahuna mengalami penyesuaian dengan merujuk pada

Reviu Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Tahuna dibawah ini :

No. Kinerja Utama Indikator Kinerja Target

1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat

terhadap sistem peradilan melalui proses

peradilan yang pasti, transparan dan

akuntabel

Persentase sisa perkara yang

diselesaikan

100%

Persentase perkara yang

diselesaikan tepat waktu

95%

Persentase penurunan sisa

perkara

5%

Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum

Banding

Kasasi

PK

95,5%

Index responden pencari keadilan

yg puas terhadap layanan

peradilan

85%

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan

Penyelesaian Perkara

Persentase isi putusan yang

diterima oleh para pihak tepat

waktu

85%

Persentase perkara yang

diselesaikan melalui Mediasi

5%

Persentase berkas perkara yang

dimohonkan Banding, Kasasi dan

PK yang diajukan secara lengkap

dan tepat waktu

5%

Persentase putusan yang menarik

perhatian masyarakat (ekonomi

5%

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 15

syariah) yang dapat diakses secara

online dalam waktu 1 hari sejak

diputus

3. Meningkatnya Akses Peradilan Bagi

Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan

Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan

25%

Persentase perkara yang

diselesaikan di luar gedung

Pengadilan

50%

Persentase perkara permohonan

(Voluntair) Indetitas Hukum

50%

4. Meningkatnya kepatuhan terhadap

putusan pengadilan

Persentase putusan perkara

perdata yang ditindaklanjuti

(dieksekusi)

5%

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun

2019, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Agama Tahuna adalah sebagai

berikut :

1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;

2) Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara;

3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat terpinggirkan;

4) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan;

5) Meningkatnya hasil pembinaan bagi aparat tenaga teknis dan non teknis di

lingkungan Pengadilan Agama Tahuna;

6) Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia dan kinerja aparat Pengadilan Agama

Tahuna;

7) Meningkatnya pelaksanaan pengawasan disiplin dan kinerja aparat Pengadilan

Agama Tahuna secara optimal.

8) Meningkatnya tranparansi pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 16

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG

esuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam

RPJMN tahun 2015-2019 serta dalam rangka mewujudkan visi Terwujudnya

Badan Peradilan Indonesia Yang Agung, maka Mahkamah Agung

menetapkan 8 sasaran sebagai berikut :

1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

2) Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.

3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat terpinggirkan.

4) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

5) Meningkatnya pelaksanaan pembinaan bagi aparat tenaga teknis di lingkungan

Peradilan.

6) Meningkatnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara

optimal.

7) Meningkatnya pelaksanaan penelitian, pendidikan dan pelatihan Sumber Daya

Aparatur di lingkungan Mahkamah Agung.

8) Meningkatnya tranparansi pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset.

Masing-masing sasaran strategis di atas memiliki arahan kebijakan sebagai

berikut :

Sasaran Strategis 1 :

Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan

akuntabel.

Untuk mewujudkan sasaran strategis proses peradilan yang pasti,

transparan dan akuntabel, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut :

(1) Penyempurnaan penerapan sistem kamar;

(2) Pembatasan perkara kasasi;

(3) Proses berperkara yang sederhana dan murah dan

(4) Penguatan akses peradilan.

S

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 17

Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut :

a. Penyempurnaan Penerapan Sistem Kamar

Penerapan sistem kamar dengan dasar SK KMA Nomor :

142/KMA/SK/IX/2011 yang diperbarui dengan SK KMA Nomor :

017/KMA/SK/II/2012 yang dilaksanakan dengan membagi 5 kamar

penanganan perkara : kamar pidana (pidana umum dan pidana

khusus), kamar perdata (perdata umum dan perdata khusus), kamar

TUN, kamar agama dan kamar militer dengan tujuan (1) menjaga

konsistensi putusan, (2) meningkatkan profesionalisme Hakim

Agung dan (3) mempercepat proses penanganan perkara di

Mahkamah Agung, setelah lebih dari 2 tahun pelaksanaan belum

sepenuhnya aturan sistem kamar telah dilakukan, karena selain

belum dilakukannya tatalaksana administrasi/teknis baru yang

mengarahkan pada pencapaian tujuan implementasi sistem kamar,

juga belum sepenuhnya dipahami tujuan dari sistem kamar,

sehingga penyempurnaan penerapan sistem kamar ini dipandang

sangat perlu dilakukan dengan rencana strategi : (a) penataan ulang

struktur organisasi sesuai dengan alur kerja penanganan

manajemen perkara, (b) penguatan database perkara dan publikasi

perkara, (c) menempatkan personil sesuai dengan kebutuhan

masing-masing kamar dan penyempurnaan aturan sistem kamar.

b. Pembatasan Perkara Kasasi

Tingginya jumlah perkara masuk ke Mahkamah Agung 80% perkara

masuk di tingkat banding melakukan upaya hukum ke Mahkamah

Agung dan 90% berasal dari peradilan umum sehingga sulit bagi

Mahkamah Agung untuk melakukan pemetaan permasalahan

hukum dan mengawasi konsistensi putusan, hal ini disebabkan oleh

ketidakpuasan para pencari keadilan terhadap hasil putusan baik di

Tingkat Pertama maupun Tingkat Banding sehingga memicu para

pihak melakukan upaya hukum kasasi dan penetapan majelis yang

bersifat acak belum sesuai dengan keahlian mengakibatkan

penanganan perkara belum sesuai dengan keahlian/latar belakang.

Diharapkan ke depan pada pengadilan Tingkat Banding bisa

diterapkan sistem kamar secara bertahap dan Tingkat Pertama

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 18

ditingkatkan spesialisasi hakim dengan sertifikasi diklat dan akan

diperbarui secara berkala.

c. Proses berperkara yang sederhana dan murah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tingkat

keberhasilan mediasi yang menggunakan metode win-win solution

dan memakan waktu tidak lebih dari 2 bulan tidak lebih dari 20%

sehingga belum efektif sehingga belum secara efektif meningkatkan

produktifitas penyelesaian perkara, hal ini disebabkan mekanisme

prosedur mediasi belum efektif mencapai sasaran karena mediasi

belum dilaksanakan secara maksimal di pengadilan, belum semua

hakim memperoleh pelatihan tentang mediasi sehingga pemahaman

mereka tentang mediasi belum seragam, jumlah hakim terbatas,

sehingga mereka lebih fokus pada penyelesaian perkara secara

ligitasi. Diharapkan ke depan bisa dilakukan penajaman metode

rekruitmen calon peserta pelatihan mediasi, meningkatkan

sosialisasi manfaat mediasi dan penguatan kerja sama dengan

lembaga mediasi di luar pengadilan. Lamanya proses berperkara

yang meningkatkan tumpukan perkara, tidak mungkin selesai

dengan mediasi saja, terutama perkara perdata dengan nilai

gugatan kecil untuk mendukung kepastian dunia usaha diperlukan

terobosan hukum acara untuk menyederhanakan dan meringankan

biayanya (small claim court). Diharapkan ke depan hal ini bisa

diupayakan dengan perubahan/revisi RUU Hukum Acara ataupun

peraturan dari Mahkamah Agung.

Sasaran Strategis 2 :

Peningkatan Efektivitas Pengelolaan penyelesaian perkara

Jangka waktu penanganan perkara pada Mahkamah Agung sesuai

dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor :

138/KMA/SK/IX/2009 tentang Jangka waktu Penanganan Perkara pada

Mahkamah Agung RI menyatakan bahwa seluruh perkara yang

ditangani oleh Mahkamah Agung harus diselesaikan dalam jangka

waktu 1 (satu) tahun setelah perkara diregister, sementara penyelesaian

perkara pada Tingkat Pertama dan Tingkat banding diatur melalui Surat

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 19

Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor : 3 tahun 1998 tentang

Penyelesaian Perkara yang menyatakan bahwa perkara-perkara

perdata umum, perdata agama dan perkara tata usaha Negara, kecuali

karena sifat dan keadaan perkaranya terpaksa lebih dari 6 (enam) bulan

dengan ketentuan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang

bersangkutan wajib melaporkan alasan-alasannya kepada Ketua

Pengadilan Tingkat Banding.

Dengan adanya semangat pimpinan Mahkamah Agung dalam

mereformasi kinerja Mahkamah Agung dan jajarannya serta terlaksanya

kepastian hukum serta merespon keluhan masyarakat akan lamanya

penyelesaian perkara dilingkungan Mahkamah Agung dan jajaran

Peradilan dibawahnya, Ketua Mahkamah Agung mengeluarkan Surat

Keputusan KMA Nomor : 119/KMA/SK/VII/2013 tentang Penetapan Hari

Musyawarah dan Ucapan Pada Mahkamah Agung Republik Indonesia

pada butir ke tiga menyatakan bahwa hari musyawarah dan ucapan

harus ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan sejak berkas perkara

diterima oleh Ketua Majelis, kecuali terhadap perkara yang jangka waktu

penangannya ditentukan lebih cepat oleh undang-undang (misalnya

perkara-perkara Perdata Khusus atau Perkara Pidana yang

terdakwanya berada dalam tahanan). Penyelesaian perkara untuk

Tingkat Pertama dan Tingkat Banding dikeluarkan Surat Edaran Ketua

Mahkamah Agung Nomor : 2 tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara

di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat)

Lingkungan Peradilan menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada

Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan

sedang penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling

lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan waktu termasuk

penyelesaian minutasi. Dalam rangka terwujudnya percepatan

penyelesaian perkara Mahkamah Agung dan Peradilan dibawahnya

senantiasa melakukan evaluasi secara rutin melalui laporan perkara.

Disamping hal tersebut diatas Mahkamah Agung membuat terobosan

untuk penyelesaian perkara perdata yang memenuhi spesifikasi tertentu

agar dapat diselesaikan melalui small claim court sehingga tidak harus

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 20

terikat dengan hukum formil yang ada, Mahkamah Agung menyusun

regulasi sebagai payung hukum terlaksananya small claim court.

Sasaran Strategis 3 :

Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan

terpinggirkan.

Untuk mewujudkan sasaran strategispeningkatn akses peradilan bagi

masyarakat miskin dan terpinggirkan dicapai dengan 3 ( tiga )arah

kebijakan sebagai berikut : (1) Pembebasan biaya perkara untuk

masyarakat miskin, (2) Sidang keliling/zitting plaats dan (3) Pos

Pelayanan Bantuan Hukum. Sesuai dengan Peraturan Mahkamah

Agung RI Nomor : 1 tahun 2014 dilakukan dengan 3 (tiga) kegiatan yaitu

:

a. Pembebasan biaya perkara untuk masyarakat miskin

Pembebasan biaya perkara bagi masyarakat miskin, dari sisi

realisasi meningkat setiap tahunnya namun memiliki kendala

keterbatasan anggaran untuk memenuhi target bila dibandingkan

dengan potensi penduduk miskin berperkara, kesulitan pelaporan

keuangan juga sikap masyarakat yang malu/tidak yakin terhadap

layanan tersebut. Hal ini diharapkan ke depan dapat dilakukan

publikasi manfaat pembebasan perkara bagi masyarakat miskin,

penajaman estimasi baseline bedasarkan data (1 s/d 5 tahun ke

depan) dan penguatan alokasi anggaran, meningkatkan kerja sama

dengan Kementerian Hukum dan HAM tentang mekanisme

penggunaan jasa OBH dan meningkatkan kerja sama dengan

Kementerian Keuangan dan BPK agar mendapat perlakuan

tersendiri atas pertanggungjawaban keuangannya.

b. Sidang keliling/Zitting plaats

Sidang Keliling/Zitting Plaats yang dalam pelaksanaannya selain

melayani penyelesaian perkara sederhana masyarakat miskin dan

terpinggirkan juga telah dilakukan inovasi untuk membantu

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 21

masyarakat yang belum mempunyai hak identitas hukum (akta lahir,

akta nikah dan akta cerai), belum bisa menjangkau dan memenuhi

kebutuhan masyarakat miskin dan terpinggirkan karena

keterbatasan anggaran, diharapkan kedepan dilakukan penajaman

estimasi baseline berdasarkan data dan penguatan alokasi

anggaran serta memperkuat kerja sama dengan Kementerian

Agama dan Kementerian Dalam Negeri dengan menyusun

peraturan bersama.

c. Pos pelayanan bantuan hukum

Pelaksanaan Pos Layanan Bantuan Hukum ini disediakan untuk

membantu masyarakat miskin dan tidak ada kemampuan membayar

advokat dalam hal membuat surat gugat, advis dan pendampingan

hak hak pencari keadilan diluar persidangan (non litigasi). Hal ini

dilakukan agar tidak terjadi duplikasi dengan dengan kementerian

Hukum dan HAM yang menyelenggarakan bantuan hukum bagi

masyarakat miskin berupa pendampingan secara materiil didalam

persidangan.

Sasaran Strategis 4 :

Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan

Dengan arah kebijakan sebagai berikut :

Jangka waktu penanganan perkara pada Mahkamah Agung RI sesuai

dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor :

138/KMA/SK/IX/2009 tentang Jangka waktu Penanganan Perkara pada

Mahkamah Agung RI menyatakan bahwa seluruh perkara yang

ditangani oleh Mahkamah Agung harus diselesaikan dalam jangka

waktu 1 (satu) tahun setelah perkara diregister, sementara penyelesaian

perkara pada Tingkat Pertama dan Tingkat banding diatur melalui Surat

Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor : 3 tahun 1998 tentang

Penyelesaian Perkara yang menyatakan bahwa perkara-perkara

perdata umum, perdata agama dan perkara tata usaha Negara, kecuali

karena sifat dan keadaan perkaranya terpaksa lebih dari 6 (enam) bulan

dengan ketentuan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 22

bersangkutan wajib melaporkan alasan-alasannya kepada Ketua

Pengadilan Tingkat Banding. Dengan adanya semangat dari pimpinan

Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja Mahkamah Agung dan

jajarannya serta terlaksanya kepastian hukum serta merespon keluhan

masyarakat akan lamanya penyelesaian perkara dilingkungan

Mahkamah Agung dan jajaran Peradilan dibawahnya, Ketua Mahkamah

Agung mengeluarkan Surat Keputusan KMA Nomor :

119/KMA/SK/VII/2013 tentang Penetapan Hari Musyawarah dan

Ucapan pada Mahkamah Agung Republik Indonesia pada butir ke tiga

menyatakan bahwa hari musyawarah dan ucapan harus ditetapkan

paling lama 3 (tiga) bulan sejak berkas perkara diterima oleh Ketua

Majelis, kecuali terhadap perkara yang jangka waktu penangannya

ditentukan lebih cepat oleh undang-undang (misalnya perkara-perkara

Perdata Khusus atau perkara Pidana yang terdakwanya berada dalam

tahanan). Penyelesaian perkara untuk Tingkat Pertama dan Tingkat

Banding dikeluarkan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor : 2

tahun 2014 tentang Penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat

Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan

menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat

Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian

perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lambat dalam waktu 3

(tiga) bulan, ketentuan waktu termasuk penyelesaian minutasi.

Dalam rangka terwujudnya percepatan penyelesaian perkara

Mahkamah Agung dan Peradilan dibawahnya senantiasa melakukan

evaluasi secara rutin melalui laporan perkara. Disamping hal tersebut

diatas Mahkamah Agung membuat terobosan untuk penyelesaian

perkara perdata yang memenuhi spesifikasi tertentu agar dapat

diselesaikan melalui small claim court sehingga tidak harus terikat

dengan hukum formil yang ada, Mahkamah Agung menyusun regulasi

sebagai payung hukum terlaksananya small claim court.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 23

Sasaran Strategis 5 :

Meningkatnya hasil pembinaan bagi aparat tenaga teknis di

lingkungan Peradilan.

Sistem Pembinaan yaitu dengan telah dilakukannya Assessment untuk

Pejabat setingkat Eselon III dalam pengembangan organisasi, serta

pelaksanaan Pelatihan Sumber Daya Manusia Profesional Bersertifikat

untuk pejabat setingkat Eselon III dan IV, mengembangkan dan

mengimplementasikan Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi

(Competency Based HR Management), menempatkan ulang dan

mencari pegawai berdasarkan hasil assessment, pelaksanaan program

pendidikan dan pelatihan hakim secara berkelanjutan (capacity

building), menyusun standarisasi sistem pendidikan dan pelatihan

aparatur peradilan (unit pelaksana Diklat), serta menyusun regulasi

penilaian kemampuan SDM di Mahkamah Agung RI untuk

pembaharuan sistem manajemen informasi yang terkomputerasi.

Penggunaan parameter obyektif dalam pelaksanaan pengawasan,

permasalahannya adalah dengan berlakunya Peraturan Pemerintah

Nomor : 94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim

Yang Berada di Bawah Mahkamah Agung, maka Surat Keputusan KMA

Nomor : 071/KMA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin

Kerja dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim

dan Pegawai Negeri pada Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan

yang Berada di bawahnya tidak berlaku lagi untuk Hakim. Untuk itu

diperlukan evaluasi dan harmonisasi peraturan yang ada yang didukung

oleh keinginan yang kuat dari Pimpinan untuk mewujudkan peningkatan

kinerja, integritas dan disiplin hakim sehingga dapat dilakukan

penyusunan regulasi penegakan disiplin, peningkatan kinerja dan

integritas hakim pada badan peradilan yang berada di bawah

Mahkamah Agung. Permasalahan lainnya adalah belum berjalannya

sistem evaluasi kinerja yang komprehensif dengan tantangan belum ada

kajian mengenai klasifikasi bobot perkara dan ukuran standar minimum

produktivitas hakim dalam memutuskan perkara dengan jumlah dan

bobot tertentu. Sedangkan potensi yang ada yaitu telah adanya

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 24

kebijakan Pimpinan dalam penyusunan Standar Kinerja Pegawai (SKP)

sehingga strategi yang dapat dilakukan dengan diadakannya pendidikan

dan pelatihan penyusunan dan pengukuran SKP.

Sasaran Strategis 6:

Meningkatnya pelaksanaan penelitian, pendidikan dan pelatihan

Sumber Daya Aparatur di lingkungan Mahkamah Agung.

Untuk mewujudkan sasaran strategis pengembangan sistem informasi

yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana,

transparan dan akuntabel, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut: (1)

Transparansi kinerja secara efektif dan efisien; (2) Penguatan Regulasi

Penerapan Sistem Informasi Terintegrasi dan (3) Pengembangan

Kompetensi SDM berbasis TI.

1). Transparansi kinerja secara efektif dan efisien

Mahkamah Agung melalui berbagai kebijakannya telah berupaya

untuk mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan informasi yang

diperlukan internal organisasi maupun para pencari keadilan dan

pengguna jasa layanan peradilan. Namun demikian, dengan adanya

perkembangan kebutuhan, hingga kini masih banyak timbul keluhan

dari para pencari keadilan. Di sisi lain, internal organisasi Mahkamah

Agung dan badan-badan peradilan di bawahnya juga masih

merasakan perlunya satu kebijakan sistem pengelolaan TI yang

komprehensif dan terintegrasi, untuk memudahkan dan

mempercepat proses pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap unit

kerja. Dengan demikian dapat diharapkan tejadinya peningkatan

kualitas pelayanan informasi kepada masyarakat, yaitu dengan

mengembangkan mekanisme pertukaran informasi antar unit atau

antar institusi atau yang dalam dunia teknologi informasi disebut

“interoperability” yaitu kemampuan organisasi pemerintah untuk

melakukan tukar-menukar informasi dan mengintegrasikan proses

kerjanya dengan menggunakan standar tertentu yang diaplikasikan

secara bersama yang ditunjang dengan teknologi informasi yang

memadai.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 25

Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas,

kredibilitas, dan transparansi serta menjadi organisasi modern

berbasis TI terpadu adalah salah satu penunjang penting yang akan

mendorong terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang agung.

Pengembangan TI di Mahkamah Agung merupakan sarana

pendukung untuk mencapai hal-hal berikut ini:

a) Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses

terhadap semua informasi yang relevan dari dalam dan luar

pengadilan, termasuk putusan, jurnal hukum, dan lainnya;

b) Peningkatan sistem administrasi pengadilan, meliputi akses atas

aktivitas pengadilan dari luar gedung, misalnya registrasi,

permintaan informasi, dan kesaksian;

c) Pembentukan efisiensi proses kerja di lembaga peradilan, yaitu

dengan mengurangi kerja manual dan menggantikannya dengan

proses berbasis komputer;

d) Pembentukan organisasi berbasis kinerja, yaitu dengan

menggunakan teknologi sebagai alat untuk melakukan

pemantauan dan kontrol atas kinerja;

e) Pengembangan metode pembelajaran dari Bimbingan Teknis

menuju e-learning atau pembelajaran jarak jauh secara

bertahap.

Guna efisiensi dan efektifitas kinerja semua satuan organisasi di

bawah Mahkamah Agung akan diberikan akses pada suatu sistem

tunggal yang dikelola secara terpusat di Mahkamah Agung, melalui

suatu jaringan komputer terpadu yang tersebar di seluruh Indonesia.

Penyediaan sistem informasi secara terpusat ini akan menjamin

pelaksanaan proses kerja yang konsisten di seluruh lini organisasi

Mahkamah Agung, memudahkan dalam rotasi dan mutasi pegawai,

serta memudahkan teknis penyediaan, pemeliharaan maupun

pengelolaannya.

2). Penguatan regulasi penerapan sistem informasi terintegrasi

Perkembangan Teknologi dan Informasi yang berkembang begitu

pesat, sehingga sangat banyak membantu dalam proses

penyelesaian pekerjaan disegala bidang termasuk mempermudah

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 26

dan mempercepat proses pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap

unit kerja baik internal organisasi Mahkamah Agung dan Badan

Peradilan di bawahnya dalam sistem pengelolaan TI yang

komprehensif dan terintegrasi, namun dalam pemanfaatannya perlu

ada aturan-aturan agar dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan.

Pemanfaatan Teknologi dan Informasi, itu perlu didukung regulasi

yang dapat mengendalikan perilaku dengan aturan dan batasan.

Peraturan dan regulasi dalam bidang TI di Mahkamah Agung dan

Badan di bawahnya yang sudah dibangun dan masih dibutuhkan

seperti:

a) Undang-undang Nomor : 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik, undang-undang ini terbit dilatarbelakangi

adanya tuntutan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good

Governance) yang mensyaratkan adanya akuntabilitas,

transparansi dan partisipasi masyarakat dalam setiap proses

terjadinya kebijakan publik

b) Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor : 1-

144/KMA/1/MA/1/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi

di Pengadilan, Mewujudkan pelaksanaan tugas dan pelayanan

informasi yang efektif dan efisien serta sesuai dengan ketentuan

dalam peraturan peraturan perundang-undangan, diperlukan

pedoman pelayanan informasi yang sesuai dengan tugas, fungsi

dan organisasi Pengadilan. Maka ditetapkan pedoman

pelayanan informasi yang sesuai dan tegas melalui Surat

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-

144/KMA/SK/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di

Pengadilan sebagai pengganti Surat Keputusan Ketua

Mahkamah Agung RI Nomor : 144/KMA/VIII/2007 tentang

Keterbukaan Informasi di Pengadilan (Sistem Informasi

Penelusuran Perkara (SIPP) atau Case Tracking System (CTS).

Hingga saat sudah diluncurkannya CTS Versi 01 dan CTS Versi

02 dan kini sedang dikembangkan CTS Versi 03 dilingkungan

Peradilan Umum, Peradilan Militer dan TUN dan redesign

SIADPA dilingkungan Peradilan Agama.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 27

3). Pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis TI

Dalam visi dan misi Badan Peradilan disebutkan bahwa salah satu

kriteria Badan Peradilan Indonesia yang Agung adalah bila Badan

Peradilan telah mampu mengelola dan membina SDM yang

kompeten dengan kriteria obyektif, sehingga tercipta hakim dan

aparatur peradilan yang berintegritas dan profesional. Dengan

demikian, diperlukan perencanaan dan langkah-langkah yang

bersifat strategis, menyeluruh, terstruktur, terencana dan terintegrasi

dalam satu sistem manajemen SDM. Sistem manajemen SDM yang

dimaksud adalah sistem manajemen SDM berbasis kompetensi

yang biasa disebut sebagai Competency Based HR Management

(CBHRM). Sistem ini juga akan memudahkan operasionalisasi dari

desain organisasi berbasis kinerja, sekaligus menjawab tuntutan

RB. Kompetensi menjadi elemen kunci dalam manajemen SDM

berbasis kompetensi, sehingga harus dipahami secara jelas.

Kompetensi diartikan sebagai sebuah kombinasi antara

keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan atribut personal

(personal attributes), yang dapat dilihat dan diukur dari perilaku kerja

yang ditampilkan. Secara umum, kompetensi dibagi menjadi dua,

yaitu soft competency dan hard competency. Soft competency

adalah kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk

mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta

membangun interaksi dengan orang lain, contohnya : leadership,

communication dan interpersonal relation. Sedangkan hard

competency adalah kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan

fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Kompetensi ini berkaitan

dengan seluk beluk teknis pekerjaan yang ditekuni. Contoh hard

competency di lingkungan peradilan adalah memutus perkara,

membuat salinan putusan, membuat laporan keuangan, dan lain

sebagainya. Kegiatan terpenting dalam CBHRM adalah menyusun

profil kompetensi jabatan/posisi.

Dalam proses penyusunan profil kompetensi, akan dibuat daftar

kompetensi, baik soft competency maupun hard competency, yang

dibutuhkan dan dilengkapi dengan definisi kompetensi yang rinci,

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 28

serta indikator perilaku. Profil kompetensi ini akan menjadi

persyaratan minimal untuk jabatan/posisi tertentu serta akan

menjadi basis dalam pengembangan desain dan sistem pada

seluruh pilar SDM, sehingga selanjutnya akan dapat dikembangkan

sebagai berikut :

a) Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi;

b) Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi.

Pengembangan yang dimaksud di sini termasuk rotasi, mutasi

dan promosi;

c) Penilaian kinerja berbasis kompetensi;

d) Remunerasi berbasis kompetensi;

e) Pola karir berbasis kompetensi.

Dengan adanya sistem pengelolaan SDM berbasis kompetensi,

maka seluruh proses penilaian hakim dan aparatur peradilan (biasa

dikenal sebagai asesmen kompetensi 27 individu), akan

menggunakan kompetensi sebagai kriteria/parameter penilaian.

Proses penilaian yang dimaksud diterapkan baik dalam rekrutmen

dan seleksi, penentuan rotasi-mutasi-promosi, penentuan

kebutuhan pelatihan maupun penilaian kinerja yang berujung pada

pemberian remunerasi (atau tunjangan kinerja sebagaimana yang

dimaksud dalam RB).

Sehubungan dengan pengembangan karir, Mahkamah Agung akan

membangun model kompetensi (teknis dan non-teknis) dan profil

kompetensi untuk seluruh jabatan di Mahkamah Agung dan badan-

badan peradilan di bawahnya untuk digunakan sebagai dasar

promosi dan pengembangan karir. Dalam hal ini termasuk

membangun kriteria promosi, mutasi dan pengembangan karir yang

lebih spesifik sesuai dengan persyaratan jabatan. Bila kompetensi

digunakan sebagai dasar pengembangan karir, maka akan

dilakukan pemisahan yang tegas antara jenjang karir hakim

(kompetensinya disesuaikan dengan jenis kamar), panitera dan

pegawai administratif.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 29

Terkait dengan pengelolaan organisasi dan manajemen yang

terdesentralisasi, maka pengelolaan SDM juga akan dilakukan

secara terdesentralisasi. SDM berbasis kompetensi memudahkan

implementasi ini, karena pendekatan ini sangat memungkinkan

adanya standarisasi kriteria, pembakuan sistem dan pengembangan

pengetahuan serta keterampilan penanggungjawab pengelola SDM

di daerah. Proses pengelolaan seperti ini, dipandang lebih efektif

dan efisien. Mengingat kompleksitas perubahan yang harus

dilaksanakan, berikut adalah dukungan yang diperlukan untuk

berhasilnya implementasi sistem pengelolaan SDM berbasis

kompetensi sebagai berikut :

1. Tersedianya peraturan perundang-undangan yang mendukung

kemandirian pengelolaan SDM Badan Peradilan;

2. Adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh pejabat

struktural Badan Peradilan;

3. Adanya penguatan unit kerja pengelola kepegawaian dan

penguatan SDM pengelolanya;

4. Adanya keterpaduan antara strategi pengorganisasian dengan

strategi manajemen SDM;

5. Manajemen SDM diposisikan sebagai aspek strategis dan

terpadu dengan visi, misi dan sasaran organisasi;

6. Menyesuaikan perkembangan yang terjadi, fleksibel terhadap

perubahan sistem, ketentuan dan prosedur;

7. Mendorong kepatuhan terhadap nilai-nilai organisasi dan etika

profesi.

Hakim dan aparatur peradilan yang bernaung di bawah Badan

Peradilan dituntut untuk senantiasa meningkatkan dan memperluas

wawasan serta keahliannya. Peningkatan kapasitas profesi akan

mendorong meningkatnya kualitas penyelenggaraan peradilan dan

pelayanan hukum kepada masyarakat. Dengan demikian,

diharapkan dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan

terhadap Badan Peradilan. Salah satu caranya adalah dengan

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang komprehensif,

terpadu, dan sinergis dengan kebutuhan Badan Peradilan dan nilai

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 30

keadilan yang hidup di masyarakat. Selain itu, sistem rekrutmen juga

harus dilihat sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan

dan pelatihan, dalam rangka mengelola kualitas SDM Badan

Peradilan.

Hal ini merupakan cara yang komprehensif dalam mengelola dan

membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria

obyektif, sehingga tercipta personil peradilan yang berintegritas dan

profesional. Sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria

obyektif, berintegritas dan profesional adalah salah satu ciri dari

Badan Peradilan Indonesia yang Agung. Oleh karenanya telah

menjadi tekad Badan Peradilan untuk menghasilkan lulusan hakim

dan pegawai pengadilan yang terbaik dari segi keahlian,

profesionalitas, serta integritas.

Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,

berintegritas dan profesional, maka MA akan mengembangkan

“Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan Aparatur

Peradilan yang Berkualitas dan Terhormat atau Qualified and

Respectable Judicial Training Center (JTC)”. Sistem ini akan dapat

terwujud dengan usaha perbaikan pada berbagai aspek, yaitu

meliputi :

1. Kelembagaan (institusional);

2. Sarana dan prasarana yang diperlukan;

3. Sumber daya manusia;

4. Program diklat yang terpadu dan berkelanjutan;

5. Pemanfaatan hasil diklat;

6. Anggaran diklat; serta

7. Kegiatan pendukung lainnya (misalnya kegiatan penelitian dan

pengembangan).

Perbaikan pada ketujuh aspek di atas akan menjadi fokus perhatian

pada usaha perbaikan kualitas pendidikan dan pelatihan.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 31

Konsep yang akan diadopsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan ke depan adalah konsep pendidikan yang permanen dan

berkelanjutan (Continuing Judicial Education atau CJE).

Maksudnya, pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada

(calon) hakim dan aparatur peradilan merupakan kelanjutan dari

pendidikan formal yang sebelumnya telah mereka dapatkan.

Pengembangannya akan menyesuaikan dengan perkembangan

profesi yang mereka geluti sepanjang karirnya di pengadilan,

misalnya bagaimana seorang hakim dapat terus mengikuti

perkembangan wacana dan rasa keadilan yang terus berkembang

di masyarakat atau bagaimana seorang aparatur peradilan

mempelajari penggunaan aplikasi komputer tertentu untuk

mendukung pelaksanaan tugasnya. Sebagai pedoman

implementasi CJE ini, terdapat beberapa prinsip yang harus

diperhatikan, yaitu :

a. Bersifat komprehensif, terpadu dan sinergis untuk membantu

hakim dan aparatur peradilan memenuhi harapan masyarakat;

b. Bersifat khusus yang merupakan bagian dari pendidikan

berkelanjutan dan terpusat pada kebutuhan pengembangan

kompetensi hakim dan pegawai pengadilan.

Dalam mengimplementasikan konsep CJE ini, MA akan sepenuhnya

mengembangkan metode belajar cara orang dewasa (adult

learning). Penerapan metode ini akan menumbuhkan dasar-dasar

sistem dan budaya dalam implementasi desain organisasi berbasis

pengetahuan (knowledge based organization). Para hakim serta

aparat peradilan akan terus belajar dari produk-produk yang

dihasilkan oleh mereka sendiri.

Untuk memastikan berhasilnya implementasi konsep CJE dalam

sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan Aparatur

Peradilan yang Berkualitas dan Terhormat, kegiatan-kegiatan yang

akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kapasitas SDM pada

pelaksana fungsi pendidikan dan pelatihan.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 32

2. Penyusunan kurikulum dan materi ajar berbasis kompetensi bagi

program pendidikan dan pelatihan hakim dan aparatur peradilan

yang akan diperbaharui secara berkelanjutan, termasuk

penyesuaian dengan penerapan sistem kamar.

3. Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

bagi hakim dan aparat peradilan.

4. Rekrutmen SDM pada pelaksana fungsi pendidikan dan

pelatihan yang berbasis kompetensi, termasuk melibatkan

tenaga eksternal untuk mendukung penyusunan kurikulum dan

materi ajar, ataupun menjadi tenaga pengajar yang dibutuhkan.

5. Pelaksanaan proses integrasi sistem diklat dengan sistem SDM

secara keseluruhan.

Perubahan suatu business process sebagai akibat dari modernisasi

memerlukan rekrutmen tenaga baru dan peningkatan keahlian SDM

untuk ditempatkan pada proses yang baru. Sementara itu, pihak

yang tidak dapat diakomodasi pada proses yang baru harus

direlokasi ke posisi lain yang lebih sesuai dengan keahlian mereka.

Berdasarkan uraian di atas, ada 2 (dua) kebutuhan utama, yaitu:

peningkatan literasi TI dan standardisasi pemahaman sistem kerja.

Sasaran Strategis 7 :

Meningkatnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan

secara optimal.

Untuk mewujudkan sasaran strategis Peningkatan pengawasan

aparatur peradilan, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (1)

Penguatan SDM pelaksana fungsi pengawasan; (2) Penggunaan

parameter obyektif dalam pelaksanaan pengawasan; (3) Peningkatan

akuntabilitas dan kualitas pelayanan peradilan bagi masyarakat dan (4)

Redefinisi hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai

mitra dalam pelaksanaan fungsi pengawasan. Dengan uraian per arah

kebijakan sebagai berikut :

1). Penguatan SDM pelaksana fungsi pengawasan

Peningkatan pengawasan perilaku aparatur dan organisasi

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 33

peradilan dicapai dengan 4 arah kebijakan yaitu (1) Penguatan

Sumber Daya Manusia Pelaksana Fungsi Pengawasan, (2)

Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan,

(3) Peningkatan Akuntabilitas dan Kualitas Pelayanan Pengaduan

bagi masyarakat dan (4) Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung

dan Komisi Yudisial sebagai mitra dalam pelaksanaan fungsi

pengawasan. Dalam penguatan Sumber Daya Manusia Pelaksana

Fungsi Pegawasan masih terkendala dengan sumber daya yang

masih kurang, perlu penguatan SDM dimana potensi untuk

mendukung hal tersebut adalah telah adanya Peraturan Bersama

Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial No.02/PB/MA/IX/2012-

02/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan

Pedoman Perilaku Hakim sehingga strategi yang dilakukan adalah

dengan diadakannya Diklat Auditor Teknis dan Auditor Administrasi

Umum dan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pengawasan

internal.

2). Peningkatan akuntabilitas dan kualitas pelayanan peradilan bagi

masyarakat

Peningkatan Akuntabilitas dan Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi

masyarakat permasalahannya yaitu rentang kendali 832 satuan

kerja menjadikan Badan Pengawas kesulitan untuk menindaklanjuti

semua laporan/pengaduan yang ada dan Pengadilan Tingkat

Banding sebagai ujung tombak pengawasan untuk menindaklanjuti

laporan dari daerah, belum berfungsi maksimal karena pengadunya

tidak jelas sehingga sulit untuk diklarifikasi. Pada permasalahan

rentang kendali 832 satuan kerja menjadikan Badan Pengawas

kesulitan untuk menindaklanjuti semua laporan/pengaduan yang

ada terdapat tantangan Masih banyak masyarakat belum

mengetahui dan memahami mekanisme pengaduan dan belum

adanya regulasi jaminan mengenai kerahasiaan dan perlindungan

terhadap identitas pelapor pengaduan sedangkan potensi yang ada

yaitu Keputusan KMA RI Nomor : 076/KMA/SK/VI/2009 tentang

petunjuk pelaksanaan penanganan pengaduan di lingkungan

lembaga Peradilan, mekanisme layanan pengaduan online, Badan

Pegawasan menggunakan aplikasi berbasis web dan teknologi

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 34

client server serta database yang tersentralisasi, untuk

mempermudah pengintegrasian data (Sistem Informasi

Persuratan/Pengaduan; Sistem Informasi penelusuran

pengaduan/tindak lanjut pengaduan; Sistem Informasi Kasus;

Sistem Informasi Hukuman Disiplin; Sistem Informasi Majelis

Kehormatan Hakim; Sistem Informasi whistleblowing) sehingga

strategi yang dapat dilakukan antara lain Penyederhanaan alur

pengawasan internal, membangun mekanisme penyampaian

pengaduan dengan jaminan kerahasiaan tinggi bagi pegawai

internal, Rancangan perubahan atas SK KMA Nomor :

216/KMA/SK/XII/2011 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan

melalui Layanan Pesan Singkat (SMS), dimaksudkan untuk

menampung dan mempermudah penyampaian pengaduan

berkaitan dengan whistleblower/justice collabolator melalui aplikasi

sistem web Badan Pengawasan. Sedangkan permasalahan pada

Pengadilan Tingkat Banding sebagai ujung tombak pengawasan

untuk menindaklanjuti laporan dari daerah, belum berfungsi

maksimal karena pengadunya tidak jelas sehingga sulit untuk

diklarifikasi dengan tantangan belum adanya regulasi sistem

pengaduan terhadap pelapor yang tidak jelas identitasnya. Untuk itu

perlu dilakukan Penyusunan standarisasi pengaduan bagi pelapor

yang tidak jelas, peningkatan kapasitas aparatur pengadilan yang

berorientasi pada pelayanan masyarakat dan dorongan terhadap

pengadilan untuk mendapatkan sertifikasi Standar Pelayanan

Organisasi (ISO), yang dikeluarkan oleh lembaga eksternal dan

melakukan pengawasan secara terus-menerus guna meningkatkan

kualitas pelayanan publik pengadilan.

3). Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial

sebagai mitra dalam pelaksanaan fungsi pengawasan

Redefinisi hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai

mitra dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dengan permasalahan

belum adanya kesepahaman hubungan kerja sama antara

Mahkamah Agung dengan Komisi Yudisial sebagai Lembaga

Pengawas eksternal dengan tantangan Pengaduan yang diterima

oleh Komisi Yudisial perlu dikoordinasikan dengan Mahkamah

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 35

Agung. Sedangkan potensi yang ada untuk mendukung redefinisi

Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai mitra

dalam pelaksanaan fungsi pengawasan telah adanya Peraturan

Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial antara lain,

peraturan Nomor : 02/PB/MA/IX/2012-02/PB/P.KY/09/2012 tentang

Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim,

Nomor : 03/PB/MA/IX/2012-03/PB/P.KY/09/2012 tentang Tata Cara

Pemeriksaan Bersama dan Nomor : 04/PB/MA/IX/2012-

04/PB/P.KY/09/2012 tentang Tata Cara Pembentukan, Tata Kerja

dan Tata Cara Pengambilan Keputusan Majelis Kehormatan Hakim

oleh karena itu strategi yang dilakukan adalah melakukan

Penyusunan kesepakatan teknis tindak lanjut pengaduan dengan

Komisi Yudisial sebagai Lembaga Pengawas Eksternal dan

dukungan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pengawasan

Sasaran Strategis 8:

Meningkatnya tranparansi pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset.

Untuk mewujudkan sasaran strategis Peningkatan Kompetensi dan

Integritas SDM, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (1)

Penataan pola rekrutmen Sumber Daya Manusia Peradilan; (2)

Penataan pola promosi dan mutasi Sumber Daya Manusia Peradilan.

Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut :

a. Penataan pola rekrutmen Sumber Daya Manusia Peradilan

Peningkatan kompetensi dan integritas SDM Mahkamah Agung

dicapai dengan 2 arah kebijakan yaitu (1) Penataan pola rekrutmen

Sumber Daya Manusia Peradilan dan (2) Penataan pola promosi

dan mutasi Sumber Daya Manusia Peradilan. Untuk menata pola

rekrutmen Sumber Daya Manusia Peradilan menemui kendala

seperti pemenuhan kebutuhan formasi SDM yang belum sesuai

dengan kompetensi yang dibutuhkan dengan menemui beberapa

tantangan, seperti : (1) Sistem rekrutmen di Mahkamah Agung

belum memenuhi kriteria obyektif sesuai SDM yang dibutuhkan, (2)

Belum ada parameter penentuan formasi hakim berdasarkan beban

kerja setiap pengadilan secara lebih objektif dan akurat, (3) Belum

ada tujuan rekrutmen hakim yang lebih mengedepankan upaya

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 36

memperoleh calon yang berkualitas selain mengisi formasi yang

kosong, (4) Belum berlakunya prinsip pentingnya komposisi hakim

di pengadilan yang mencerminkan keberagaman yang ada dalam

masyarakat dalam rangka efektivitas mediasi, (5) Belum ada test

kepribadian (test psikolog) dari pihak yang berkompeten dalam

menggali serta mengukur potensi seseorang untuk menjalankan

fungsi peradilan dengan baik, (6) Belum dilakukannya talent

scouting ke berbagai universitas dengan akreditasi memuaskan

untuk mendapatkan input aparatur peradilan yang berkualitas, dan

(7) Belum ada sistem rekrutmen asisten hakim agung. Sedangkan

potensi yang ada untuk mendukung arah kebijakan penataan pola

rekrutmen Sumber Daya Peradilan adalah (1) adanya metode

transparansi pengumuman hasil ujian yang objektif dan dapat

diakses secara mudah oleh peserta (meliputi nilai dan peringkat), (2)

terdapat bagian yang khusus menangani laporan hasil asesmen,

kompetensi SDM, rekam jejak hakim dan pegawai, peta SDM

Mahkamah Agung RI, serta prediksi dan antisipasi penempatan

SDM Mahkamah Agung RI, (3) diadakannya standarisasi aturan

mengenai penambahan persyaratan menjadi hakim yang sesuai

dengan kebutuhan karakteristik seorang hakim (untuk mencakup

integritas, moral dan karakteristik yang kuat, kemampuan

komunikasi, memiliki nalar yang baik, dan lain-lain), dan (4)

pelibatan lembaga eksternal dalam proses rekrutmen aparatur

peradilan telah dilaksanakan baik dari Komisi Yudisial maupun

lembaga lain yang berkompeten bersama dengan Mahkamah

Agung. Sehingga strategi yang dipakai untuk arah kebijakan ini

adalah rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi.

b. Penataan pola promosi dan mutasi Sumber Daya Manusia Peradilan

Penataan sistem pembinaan dan pola promosi mutasi Sumber Daya

Manusia Peradilan, permasalahan yang ditemukan adalah sistem

pembinaan meliputi peningkatan kapabilitas/keahlian, rotasi, mutasi

dan karir baik hakim maupun non hakim perlu ditingkatkan dengan

parameter (reward-punishment). Tantangan yang dihadapi untuk

arah kebijakan ini adalah (1) perbaikan sistem pembinaan aparatur

peradilan belum sesuai dengan kebutuhan, (2) belum ada ketentuan

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 37

sebagai acuan yang mengatur sistem pembinaan aparatur peradilan

untuk menggantikan berbagai peraturan perundang-undangan

teknis yang selama ini mengatur pembinaan SDM aparatur

peradilan, (3) belum terlaksananya perbaikan standarisasi sistem

pelaksanaan promosi dan mutasi bagi pegawai, (4) belum ada tim

yang bertugas melakukan sinkronisasi berbagai peraturan

perundangan-undangan yang selama ini mengatur status hakim

sebagai PNS dengan UU No. 43/1999 yang mengatur status hakim

yang baru sebagai pejabat negara.

Sedangkan potensi yang ada untuk mendukung arah kebijakan

penataan sistem pembinaan dan pola promosi mutasi sumber daya

manusia peradilan yaitu bahwa (1) telah dilakukan assessment

untuk pejabat setingkat eselon III untuk pengembangan organisasi

dan (2) telah dilaksanakan pelatihan Sumber Daya Manusia

Profesional Bersertifikat untuk pejabat setingkat eselon III dan IV.

Dengan segala permasalahan, tantangan, dan potensi yang ada,

maka strategi yang diterapkan adalah (1) mengembangkan dan

mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis

kompetensi (competency based HR Management), (2)

menempatkan ulang dan mencari pegawai berdasarkan hasil

assessmen, (3) pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan

hakim dan pegawai secara berkelanjutan (capacity building), (4)

menyusun standarisasi sistem pendidikan dan pelatihan aparatur

peradilan (dilaksanakan oleh unit Diklat Litbang Kumdil), dan (5)

menyusun regulasi penilaian kemampuan SDM di MA untuk menuju

pembaruan sistem manajemen informasi yang terkomputerisasi.

Dengan arah kebijakan sebagai berikut:

a. Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung;

b. Penataan manajemen dalam rangka good court governance;

c. Reorganisasi dan mengarah pada good court governance dan

pengembangan budaya organisasi yang efektif Untuk

mewujudkan sasaran strategis meningkatnya pengelolaan

manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan

efisien, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (1)

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 38

Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung; (2) Mekanisme

perencanaan dan pelaksanaan anggaran; (3) Pengelolaan

Manajemen Aset di Peradilan; (4) Penataan Organisasi dan Tata

laksana dan (5) Pengembangan budaya organisasi yang efektif.

Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut :

1) Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung.

Kondisi saat ini, dalam hal anggaran, Mahkamah Agung

mengalami kendala dalam pemenuhan kebutuhan

operasional.Birokrasi keputusan pagu anggaran merupakan

kendala utama. Usulan perencanaan anggaran yang

diajukan oleh MA melalui proses pembahasan dengan

Bappenas dan Kementerian Keuangan, acap kali tidak

mendapatkan alokasi dana sebagaimana yang diajukan

dalam rencana. Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab MA sebagai lembaga penegak

hukum, maka ketersediaan alokasi dana merupakan hal

yang penting.

Untuk mengatasi kendala tersebut, ditetapkan 2 arah

kebijakan Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung dicapai

dengan 2 arah kebijakan yaitu (1) Penyusunan Rancangan

Peraturan mengenai implementasi Kemandirian Anggaran

(2) Penyusunan Usulan Rancangan Revisi Paket Peraturan

Perundang-undangan Keuangan terkait Kemandirian

Anggaran Peradilan.

2) Penataan manajemen dalam rangka good court

governance.

Dalam rangka kemandirian pengelolaan anggaran Badan

Peradilan diperlukan penataan manajemen secara

menyeluruh menuju good court governance meliputi arah

kebijakan sebagai berikut:

a) Restrukturisasi program, kegiatan dan penajaman

indikator kinerja kegiatan;

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 39

b) Penyusunan standar biaya yang terkait dengan bidang

peradilan sebagai penunjang anggaran berbasis kinerja

di Mahkamah Agung dan;

c) Analisis kebutuhan riil sebagai acuan dasar (baseline)

berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja;

d) Penyusunan regulasi penatakelolaan aset dan

penerapan tata kelola aset berbasis risk analysis.

3) Restrukturisasi Organisasi dan mengarah pada good

court governance dan pengembangan budaya

organisasi yang efektif.

Untuk mewujudkan good court governance diperlukan arah

kebijakan yang mengarah pada penataan organisasi sebagai

berikut:

a) Perombakan struktur organisasi dengan mengacu pada

alur business process dan efisiensi manajemen

anggaran.

b) Penetapan dan implementasi Nilai-nilai utama dalam

berbagai aspek pekerjaan untuk mendorong budaya

kerja yang sesuai dengan visi dan misi Mahkamah

Agung.

c) Transformasi mindset mengarah pada internal service

attitude yang menunjang efisiensi dan efektivitas

business process.

3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN TINGGI AGAMA

MANADO

engan tetap mengacu pada arah kebijakan Mahkamah Agung RI

2015-2019 seperti tertuang di atas, dalam rangka mewujudkan

visi “Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Manado Yang

Agung”, maka Pengadilan Tinggi Agama Manado menetapkan tujuh

sasaran strategis yaitu:

D

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 40

1. Meningkatnya penyelesaian perkara;

2. Meningkatnya akseptabilitas putusan hakim;

3. Meningkatnya efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara;

4. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (access to

justice );

5. Meningkatnya kualitas pengawasan;

6. Meningkatnya dukungan layanan manajemen; dan

7. Meningkatnya dukungan di bidang sarana dan prasarana.

Masing-masing sasaran strategis di atas memiliki arah kebijakan dan strategi

sebagai berikut:

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

Untuk mewujudkanpeningkatan penyelesaian perkara, ditetapkan

arah kebijakan sebagai berikut:

- Penyelesaian seluruh perkara atau sisa perkara sebanyak nol

perkara pada akhir tahun;

- Penyelesaian perkara harus kurang dari tiga bulan.

2. Meningkatnya akseptabilitas putusan hakim

Untuk mewujudkan peningkatan akseptabilitas putusan hakim,

ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut:

- Meningkatkan kualitas putusan hakim;

- Mengikutsertakan hakim pada Pendidikan dan Latihan Teknis

Yustisial baik yang dilaksanakan oleh Balitbang Diklat Kumdil

Mahkamah Agung atau organisasi penyelenggara lainnya.

3. Meningkatnya efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara

Untuk mewujudkan peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian

perkara, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut:

- Melakukan penyederhanaan Standar Operasional Prosedur

pengelolaan penyelesaian perkara;

- Optimalisasi penggunaan SIPP.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 41

4. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (access to

justice);

Untuk mewujudkan peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap

peradilan (access tojustice), ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut:

- Penerapan Sistem Informasi berbasis Teknologi Informasi sebagai

media penelusuran informasi perkara;

- Menerapkan one day publish terhadap setiap putusan.

5. Meningkatnya kualitas pengawasan

Untuk mewujudkan peningkatan kualitas pengawasan, ditetapkan

arah kebijakan sebagai berikut:

- Penguatan Aparat Pengawasan dengan pemberdayaan Hakim

Tinggi Pembinaan dan Pengawas Daerah;

- Penyeragaman parameter objek pengawasan.

6. Meningkatnyadukunganmanajemen

Untuk mewujudkan peningkatan dukungan di bidang administrasi,

organisasi, keuangan dan sumber daya manusia, ditetapkan arah

kebijakan sebagai berikut:

- Optimalisasi capaian realisasi anggaran belanja pegawai dan belanja

barang;

- Mengikutsertakan pegawai di lingkungan Pengadilan Tinggi

Agama Manado pada pelatihan teknis maupun nonteknis yang

diadakan oleh Mahkamah Agung RI;

- Penyusunan dan penyampaian Laporan Tahunan, Laporan

Keuangan, dan Laporan Kinerja dan Instansi Pemerintah sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

7. Meningkatnya dukungan di bidang sarana dan prasarana Untuk

mewujudkan peningkatan dukungan di bidang sarana dan prasarana,

ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut:

- Optimalisasi target realisasi fisik dan anggaran sarana dan

prasarana.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 42

3.3. KERANGKA REGULASI

engan lahirnya Undang-Undang Nomor : 25 tahun 2004 tentang sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional secara tegas menyatakan bahwa

kerangka regulasi menjadi bagian dari salah satu dokumen perencanaan

pembangunan nasional. Pasal 4 ayat (2) menyatakan:

“RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi dan Program Presiden yang

penyusunannya berpedoman pada RPJM Nasional, yang memuat strategi

pembangunan Nasional, kebijakan umum, program kementrian/ lembaga dan lintas

Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi

makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah

kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka

pendanaan “

Seiring dengan diterbitkannya UU Nomor : 25 tahun 2004 tentang sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional tersebut diatas dan UU Nomor : 12 tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, guna mendorong

pencapaian prioritas pembangunan nasional khususnya terwujudnya kepastian

hukum maka diperlukan adanya suatu regulasi peraturan perundang-undangan yang

berkualitas. Mahkamah Agung sebagai salah satu Lembaga Tinggi Negara pada

RPJM periode ke III tahun 2015-2019 oleh pemerintah diberi amanat untuk

melaksanakan program pemerintah guna terwujudnya pembangunan hukum nasional

ditujukan untuk semakin mengembangkan kesadaran dan penegakan hukum dalam

berbagai aspek. Tahapan Sasaran Pembangunan Hukum Nasional Jangka

Menengah RPJMN tahun 2015-2019 adalah Kesadaran dan penegakan hukum

dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin mantap serta profesionalisme

aparatur negara di pusat dan daerah makin mampu mendukung pembangunan

nasional.

Dalam melaksanakan program prioritas pemerintah yang tertuang dalam RPJM tahun

2015-2019 yang diamanatkan kepada setiap kementrian/lembaga maka

kementerian/lembaga dimaksud harus menetapkan kerangka regulasi yang

dijadikan sebagai instrument guna pencapaian sasaran kelembagaan. Kerangka

regulasi merupakan perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi,

mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggaran Negara dalam

rangka mencapai tujuan bernegara. Kerangka regulasi ini diatur dalam pasal 1 angka

14 Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor : 1 tahun 2014 107 tentang pedoman

D

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 43

Penyusunan RPJMN 2015-2019 dan Peraturan sesmen PPN/Bappenas tentang

juklak Nomor : 2/Juklak/Sesmen/03/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan tentang

Pedoman Pengintegrasian Kerangka Regulasi dalam RPJMN.

Perlunya dimasukkan kerangka regulasi dalam rencana stratejik tahun 2015-2019

adalah :

a. Mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai kebutuhan

pembangunan,

b. Meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung pencapaian

prioritas pembangunan,

c. Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan

pembentukan regulasi.

Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara dalam merealisasikan

program pemerintah yang dituangkan dalam RPJM tahun 2015-2019 juga harus

menetapkan kerangka regulasi, penetapan kerangka regulasi yang dibuat

Mahkamah Agung sudah barang tentu akan selalu seiring dengan kebijakan lembaga

yang dituangkan dalam arah kebijakan dan strategi Mahkamah Agung.

3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN

engadilan Agama Tahuna adalah salah satu institusi pelaksana

kekuasaan kehakiman pada tingkat pertama di lingkungan Peradilan

Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan

Negara Tertinggi. Pengadilan Agama Tahuna merupakan Pengadilan

Tingkat Pertama yang susunan kelembagaannya berdasarkan Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 Pasal 9 terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,

Panitera, Sekretaris dan Juru Sita.

Pimpinan Pengadilan Agama terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil

Ketua (Pasal 10 UU No. 7 Tahun 1989). Hakim adalah pejabat yang

melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman.

Susunan kepaniteraan diatur dalam pasal 26 ayat (1) yaitu “Pada setiap

Pengadilan ditetapkan adanya Kepaniteraan yang dipimpin oleh seorang

Panitera” dan ayat (2) yaitu “Dalam melaksanakan tugasnya Panitera

P

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 44

Pengadilan Agama dibantu oleh seorang Wakil Panitera, beberapa orang

Panitera Muda, dan beberapa orang Panitera Pengganti, dan beberapa

orang Juru Sita”. Sedangkan pada bagian kesekretariatan diatur dalam pasal

43 yaitu “Pada setiap Pengadilan ditetapkan adanya Sekretariat yang

dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris”

dan pasal 44 yaitu “Panitera Pengadilan merangkap Sekretaris Pengadilan”.

Ketentuan pasal 44 tersebut kemudian diubah dengan Undang-Undang

nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan pertama Undang-undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sehingga menjadi “Panitera

Pengadilan tidak merangkap Sekretaris pengadilan”.

Susunan organisasi Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Agama

Kelas II kemudian diatur lebih lanjut dengan Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan

Kesekretariatan Peradilan.

Berikut Bagan Struktur Organisasi Pengadilan Agama Tahuna berdasarkan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 7 Tahun 2015 :

Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan,

berikut rincian kedudukan, tugas dan fungsi Kepaniteraan dan

Kesekretariatan Pengadilan Agama Tahuna :

KETUA

WAKIL KETUA HAKIM

PANITERA SEKRETARIS

Kasubbag Kepegawaian,

Ortala

Panitera Muda

Gugatan

Panitera Muda

Permohonan

Panitera Muda

Hukum

Kasubbag Umum &

Keuangan

Kasubbag Perencanaan, TI & Pelaporan

Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 45

Bagian Kelima

Kepaniteraan Pengadilan Agama Kelas II

Paragraf 1

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 114

(1) Kepaniteraan Pengadilan Agama Kelas II adalah aparatur tata usaha

negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah

dan tanggung jawab Ketua Pengadilan Agama Kelas II.

(2) Kepaniteraan Pengadilan Agama Kelas II dipimpin oleh Panitera.

Pasal 115

Kepaniteraan Pengadilan Agama Kelas II mempunyai tugas melaksanakan

pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta

menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara.

Pasal 116

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 115,

Kepaniteraan Pengadilan Agama Kelas II menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

tugas dalam pemberian dukungan di bidang teknis;

b. pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara permohonan;

c. pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara gugatan;

d. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data

perkara, dan transparansi perkara;

e. pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis dan

keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan

perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi Kepaniteraan;

f. pelaksanaan mediasi;

g. pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Agama

Kelas II.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 46

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 117

Kepaniteraan Pengadilan Agama Kelas II, terdiri atas:

a. Panitera Muda Permohonan;

b. Panitera Muda Gugatan; dan

c. Panitera Muda Hukum.

Pasal 118

Panitera Muda Permohonan mempunyai tugas melaksanakan administrasi

perkara di bidang permohonan.

Pasal 119

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118,

Panitera Muda Permohonan menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pemeriksaan, penelaahan kelengkapan berkas perkara

permohonan;

b. pelaksanaan registrasi perkara permohonan;

c. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan

kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan

Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Agama Kelas II;

d. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus

dan diminutasi;

e. pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada para

pihak yang tidak hadir;

f. pelaksanaan penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding,

kasasi dan peninjauan;

g. pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan salinan putusan perkara

permohonan;

h. pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang

dimohonkan kasasi dan peninjauan kembali;

i. pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan upaya

hukum kepada para pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi

putusan kepada Mahkamah Agung;

j. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 47

kekuatan hukum tetap;

k. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah berkekuatan

hukum tetap kepada Panitera Muda Hukum;

l. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan;

m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.

Pasal 120

Panitera Muda Gugatan mempunyai tugas melaksanakan administrasi

perkara di bidang gugatan.

Pasal 121

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120,

Panitera Muda Gugatan menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan pemeriksaan, penelaahan kelengkapan berkas perkara

gugatan;

b. pelaksanaan registrasi perkara gugatan;

c. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan

kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan

Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Agama Kelas II melalui Panitera;

d. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus

dan diminutasi;

e. pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada para

pihak yang tidak hadir;

f. pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan salinan putusan perkara

gugatan;

g. pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang

dimohonkan banding, kasasi dan peninjauan kembali;

h. pelaksanaan pemberitahuan pernyataan banding, kasasi dan peninjauan

kembali kepada pihak termohon banding, termohon kasasi dan termohon

peninjauan kembali;

i. pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan upaya

hukum kepada para pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi

putusan kepada Pengadilan Tinggi Agama dan Mahkamah Agung;

j. pelaksanaan penerimaan konsinyasi;

k. pelaksanaan penerimaan permohonan eksekusi;

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 48

l. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai

kekuatan hukum tetap;

m. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai

kekuatan hukum tetap kepada Panitera Muda Hukum;

n. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan

o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.

Pasal 122

Panitera Muda Hukum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,

pengolahan dan penyajian data perkara serta pelaporan.

Pasal 123

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122,

Panitera Muda Hukum menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara;

b. pelaksanaan penyajian statistik perkara;

c. Pelaksanaan Hisab Rukyat yang dikoordinasikan dengan Kantor Wilayah

Kementerian Agama;

d. pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara;

e. pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara;

f. pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan berkas

perkara;

g. pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan yang

berkaitan dengan transparansi perkara;

h. pelaksanaan penghimpunan pengaduan dari masyarakat, dan;

i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.

Bagian Keenam

Kesekretarian Pengadilan Agama Kelas II

Paragraf 1

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 322

(1) Kesekretariatan Pengadilan Agama Kelas II adalah aparatur tata

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 49

usaha negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan Agama Kelas

II.

(2) Kesekretariatan Pengadilan Agama Kelas II dipimpin oleh Sekretaris.

Pasal 323

Kesekretariatan Pengadilan Agama Kelas II mempunyai tugas

melaksanakan pemberian dukungan di bidang administrasi, organisasi,

keuangan, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana di lingkungan

Pengadilan Agama Kelas II.

Pasal 324

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 323,

Kesekretariatan Pengadilan Agama Kelas II menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan pelaksanaan urusan perencanaan program dan

anggaran;

b. pelaksanaan urusan kepegawaian;

c. pelaksanaan urusan keuangan;

d. penyiapan bahan pelaksanaan penataan organisasi dan tata laksana;

e. pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi dan statistik;

f. pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga,

keamanan, keprotokolan, dan perpustakaan; dan

g. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi

serta pelaporan di lingkungan Kesekretariatan Pengadilan Agama Kelas

II.

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 325

Kesekretariatan Pengadilan Agama Kelas II terdiri atas:

a. Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan;

b. Subbagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana; dan

c. Subbagian Umum dan Keuangan.

Pasal 326

Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan perencanaan, program,

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 50

dan anggaran, pengelolaan teknologi informasi dan statistik, serta

pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan.

Pasal 327

Subbagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan urusan kepegawaian,

penataan organisasi dan tata laksana.

Pasal 328

Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah

tangga, keamanan, keprotokolan, perpustakaan, serta pengelolaan

keuangan.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 51

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

ntuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, Pengadilan

Agama Tahuna memiliki 3 program yang akan dilaksanakan yaitu :

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya

Sasaran Program Indikator Target

2015 2016 2017 2018 2019

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Meningkatnya pengelolaan pelayanan sistem informasi terintegrasi

5 Sistem

6 Sistem

6 Sistem

7 Sistem

8 Sistem

Meningkatnya pengelolaan administrasi kepegawaian dan pengembangan SDM berdasarkan parameter obyektif

16 Pegawai

15 Pegawai

14 Pegawai

16 Pegawai

18 Pegawai

Meningkatnya pengelolaan dan pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel di lingkungan Mahkamah Agung RI dan Badan peradilan yang berada dibawahnya

19 Dokumen

19 Dokumen

19 Dokumen

19 Dokumen

19 Dokumen

Meningkatnya kualitas manajemen rencana program dan anggaran serta organisasi secara transparan, efektifitas dan efisien

2 Dokume

2 Dokume

2 Dokume

2 Dokume

2 Dokume

Meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana menunjang pelayanan peradilan

2 Laporan

2 Laporan

2 Laporan

2 Laporan

2 Laporan

Terselenggaranya pelayanan pimpinan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

Meningkatnya pengelolaan keamanan, urusan tata usaha, rumah tangga dan bina sikap mental SDM Mahkamah Agung

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah

Agung

Sasaran Program Indikator Target

2015 2016 2017 2018 2019

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Sarana Prasarana Pendukung Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)

3 Unit

3 Unit

5 Unit

7 Unit

9 Unit

U

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 52

Sarana Prasarana Pendukung Sistem Peradilan Terpadu (SPT)

2 Unit 2 Unit

2 Unit 2 Unit 2 Unit

Peralatan Fasilitas Kantor Pendukung Mediasi

2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit

Gedung/Bangunan Pendukung Mediasi dan Disabilitas

1 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 2 Unit

3. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Sasaran Program Indikator Target

2015 2016 2017 2018 2019

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Penyelesaian Administrasi Perkara yang Sederhana, Transparan dan Akuntabel

100 Perkara

100 Perkara

120 Perkara

125 Perkara

130 Perkara

Pelayanan Peradilan Agama 3 Kabupaten

3 Kabupaten

3 Kabupaten

3 Kabupaten

3 Kabupaten

Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama

10 Orang

10 Orang

10 Orang

10 Orang

10 Orang

Tata Laksana Perkara Kasasi dan PK serta Kesyari'ahan

1 Perkara

1 Perkara

1 Perkara

1 Perkara

1 Perkara

Untuk alokasi anggaran per kegiatan lebih detilnya ada pada matrik kinerja

pendanaan terlampir.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 53

BAB IV

PENUTUP

encana strategis Pengadilan Agama Tahuna tahun 2015-2019 diarahkan untuk

merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan tuntutan perubahan

lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

Renstra ini merupakan upaya untuk menggambarkan peta permasalahan, titik-titik lemah,

peluang tantangan, program yang ditetapakan, dan strategis yang akan dijalankan selama

kurun waktu lima tahun, serta output yang ingin dihasilkan dan out come yang diharapkan.

Rencana stretegis Pengadilan Agama Tahuna harus terus disempurnakan dari waktu

kewaktu. Dengan demikian renstra ini bersifat terbuka dari kemungkinan perubahan. Melalui

renstra ini diharapkan dapat membantu pelaksana pengelola kegiatan dalam melakukan

pengukuran tingkat keberhasilan terhadap kegiatan yang dikelola.

Dengan Renstra ini pula, diharapkan pejabat dan pegawai dilingkungan Pengadilan Agama

Tahuna memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan dan

sasaran program selama lima tahun yaitu 2015 - 2019, sehingga visi dan misi Pengadilan

Agama Tahuna dapat terwujud dengan baik.

R

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 Hal. 54

LAMPIRAN :

1. Matrik Rencana Strategis Pengadilan Agama Tahuna Tahun 2015 - 2019;

2. Matrik Kinerja dan Pendanaan Tahun 2015 - 2019.

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 55

MATRIK RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA TAHUNA 2015 – 2019

Visi : “ Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Misi : 1. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan;

2. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan;

3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan.

NO

Tujuan

Target

Sasaran Target Strategis

Uraian Indikator

Kinerja Uraian

Indikator

Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019 Program Kegiatan

Indikator

Kegiatan Target Rp.

1. Terwujudnya

kepercayaan

masyrakat

terhadap sistem

peradilan

melalui proses

pradilan yang

pasti, transparan

dan akuntabel

Persentase para

pihak yang

percaya

terhadap sistem

peradilan

95% a. Terwujudnya

proses peradilan

yang pasti,

transparan dan

akuntabel

b. Persentase sisa

perkara yang

diselesaikan

100% 100% 100% 100% 100% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Penyelesaian

sisa perkara

tahun

sebelumnya

95% -

c. d. Persentase

perkara yang

diselesaikan

tepat waktu

85% 90% 95% 95% 95% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Penyelesaian

administrasi

perkara yang

kurang dari 5

bulan

95% -

e. Persentase

penurunan sisa

perkara

5% 5% 5% 10% 10% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Penyelesaian

administrasi

perkara yang

kurang dari 5

bulan

5% -

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 56

f. g. Persentase

perkara yang

tidak

mengajukan

upaya hukum

h. - Banding

i. - Kasasi

j. - PK

95,5% 95,5% 95,5% 95,5% 95,5% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Meningkat

nya

kepatuhan

terhadap

putusan

pengadilan

95,5% -

k. l. Indeks

responden

pencari

keadilan yang

puas terhadap

layanan

peradilan

65% 75% 85% 90% 90% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Terlaksanany

a survei

kepuasan

kepada

masyarakat

pencari

keadilan

85% -

2. Terwujudnya

Penyederhana-

an proses

penangan

perkara melalui

pemanfaatan

Teknologi

Informasi

Persentase

perkara yg

diselesai kan

tepat waktu

95% Peningkatan

Efektifitas

Pengelolaan

Penyelesaian

Perkara

Persentase isi

putusan yang

diterima oleh

para pihak

tepat waktu

75% 75% 85% 85% 90% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Putusan

pengadilan

yang mudah

di akses

85% -

Persentase

perkara yang

diselesaikan

melalui mediasi

5% 5% 5% 5% 5% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Perkara

dilingkungan

peradilan

agama yang

diselesaikan

melalui

mediasi

5% -

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 57

Persentasi

berkas perkara

yang

dimohonkan

Banding, Kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan

tepat waktu

90% 90% 95% 100% 100% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Perkara

dilingkungan

peradilan

agama yang

diselesaikan

melalui

upaya

hukum

95% -

Persentase

putusan yang

menarik

perhatian

masyarakat

(ekonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak

diputus

90% 90% 95% 100% 100% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Terlaksanany

a one day

publish

95% -

3. Terwujudnya

pelayananan

akses peradilan

bagi masyarakat

miskin dan

terpinggirkan

Persentase

perkara yang

diselesaikan

melalui

pembebabasan

biaya /prodeo

25% Meningkatnya

Akses Peradilan

Bagi Masyarakat

Miskin Dan

Terpinggirkan

Persentase

perkara prodeo

yang

diselesaikan

25% 25% 25% 30% 30% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Perkara

dilingkungan

peradilan

agama yang

diselesaikan

melalui

pembebasan

biaya perkara

25%

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 58

Persentase

perkara yang

diselesaikan

melalui sidang

keliling

50% Persentase

perkara yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

50% 50% 50% 55% 55% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Perkara di

lingkungan

peradilan

agama yang

diselesaikan

di luar

gedung

pengadilan

50%

Persentase

identitas

hukum yang

terpenuhi

50% Persentase

perkara

permohonan

(voluntair

identitas

hukum)

25% 30% 50% 50% 55% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Perkara

dilingkungan

peradilan

agama yang

diselesaikan

melalui

Itsbat Nikah

50%

4. Terwujudnya

Pelayanan

Persentase

putusan

perkara yg

ditindaklanjuti

(dieksekusi)

85% Meningkatnya

Kepatuhan

Terhadap

Putusan

Pengadilan

Persentase

putusan

perkara perdata

yang

ditindaklanjuti

(dieksekusi)

5% 5% 5% 10% 10% Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Peningkatan

Manajemen

Peradilan

Agama

Perkara

dilingkungan

peradilan

agama yang

dilaksanakan

eksekusi

5%

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 59

MATRIK KINERJA dan PENDANAAN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA TAHUNA

Kode Program/Kegiatan Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Target Indikasi Pendanaan

Prioritas

(N, B,

K/L, -0-)

Tematik

(KPS,

AP, ARG,

KSST,

MP3EI,

MP3KI,

MDG's,

MPI)

Rencana

2015

Prakiraan Maju

Rencana 2015

Prakiraan Maju

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

005.01.01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

001 Tercapainya Dukungan Manajemen untuk Layanan Prima Peradilan

3.050.000.000 3.080.000.000 3.100.000.000 3.115.000.000 3.120.000.000 KL

01 Meningkatnya pengelolaan pelayanan sistem informasi terintegrasi

5 Sistem

6 Sistem

6 Sistem

7 Sistem

8 Sistem

02 Meningkatnya pengelolaan administrasi kepegawaian dan pengembangan SDM berdasarkan parameter obyektif

16 Pegawai

15 Pegawai

14 Pegawai

16 Pegawai

18 Pegawai

03 Meningkatnya pengelolaan dan pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel di lingkungan Mahkamah Agung RI dan Badan peradilan yang berada dibawahnya

19 Dokumen

19 Dokumen

19 Dokumen

19 Dokumen

19 Dokumen

04 Meningkatnya kualitas manajemen rencana program dan anggaran serta organisasi secara transparan, efektifitas dan efisien

2 Dokumen

2 Dokumen

2 Dokumen

2 Dokumen

2 Dokumen

05 Meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana menunjang pelayanan peradilan

2 Laporan

2 Laporan

2 Laporan

2 Laporan

2 Laporan

06 Terselenggaranya pelayanan pimpinan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

07 Meningkatnya pengelolaan keamanan, urusan tata usaha, rumah tangga dan bina sikap mental SDM Mahkamah Agung

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

1066 Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi

01 Pengelolaan dan pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel

3.050.000.000 3.080.000.000 3.100.000.000 3.115.000.000 3.120.000.000 KL

001

Satuan kerja yang mendapatkan pembinaan teknis pengelolaan keuangan

1 Satker

1 Satker

1 Satker

1 Satker

1 Satker

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 60

002 Laporan keuangan yang transparan dan akuntabel

19 Laporan

19 Laporan

19 Laporan

19 Laporan

19 Laporan

003 Pedoman pengelolaan keuangan negara

2 Dokumen

2 Dokumen

2 Dokumen

2 Dokumen

2 Dokumen

004 Laporan kegiatan biro keuangan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

005 Penyelenggaraan oprasional perkantoran dan non oprasional satker daerah

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

005.01.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana dalam Mendukung Pelayanan Peradilan

1.350.000.000 1.350.000.000 1.350.000.000 1.350.000.000 1.350.000.000 KL

001 Sarana Prasarana Pendukung Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)

3 Unit

3 Unit

5 Unit

7 Unit

9 Unit

002 Sarana Prasarana Pendukung Sistem Peradilan Terpadu (SPT)

2 Unit

2 Unit

2 Unit

2 Unit

2 Unit

003 Peralatan Fasilitas Kantor Pendukung Mediasi

2 Unit

2 Unit

2 Unit

2 Unit

2 Unit

004 Gedung/Bangunan Pendukung Mediasi dan Disabilitas

1 Unit

1 Unit

1 Unit

2 Unit

2 Unit

1071 Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung

Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana dalam Mendukung Pelayanan Peradilan

1.350.000.000 1.350.000.000 1.350.000.000 1.350.000.000 1.350.000.000 KL

001 Pengadaan Tanah di Lingkungan Mahkamah Agung

1.000 m2

1.000 m2

1.000 m2

0 m2

0 m2

002 Pengadaan Sertifikat Aset Tidak Bergerak di Pengadilan

0 Sertifikat

0 Sertifikat

2 Sertifikat

2 Sertifikat

0 Sertifikat

003 Pengadaan Jaringan Instalasi Kantor Pengadilan

1 Paket

1 Paket

1 Paket

0 Paket

0 Paket

004 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung SIPP

2 Unit

2 Unit

2 Unit

2 Unit

2 Unit

005 Pengadaan Sarana Prasarana Pendukung Pilot Project SPT

0 Unit

0 Unit

0 Unit

0 Unit

0 Unit

006 Pengadaan Buku Hukum di Lingkungan Mahkamah Agung

0 Examplar

0 Examplar

0 Examplar

0 Examplar

0 Examplar

007 Pengadaan Kendaraan Operasional Pengadilan

3 Unit

3 Unit

3 Unit

3 Unit

3 Unit

008 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Kesekretariatan

3 Unit

3 Unit

3 Unit

3 Unit

3 Unit

009 Jumlah Pengadaan Peralatan/Fasilitas Kantor di Lingkungan Mahkamah Agung

5 Unit

10 Unit

13 Unit

13 Unit

15 Unit

010 Pengadaan Gedung Kantor Sesuai Prototype Pelayanan Publik

1 Unit

1 Unit

1 Unit

1 Unit

1 Unit

005.04.08 Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Terselenggaranya penyelesaian perkara yang sederhana, Transparan dan Akuntabel diLingkungan Peradilan Agama

500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000

KL

“ Pelayanan & Kinerja Prima Demi Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung “

Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Tahuna 2015 - 2019 61

001

Penyelesaian Administrasi Perkara yang Sederhana, Transparan dan Akuntabel

100 Perkara

100 Perkara

120 Perkara

125 Perkara

130 Perkara

002 Pelayanan Peradilan Agama 3 Kabupaten

3 Kabupaten

3 Kabupaten

3 Kabupaten

3 Kabupaten

003 Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama

10 Orang

10 Orang

10 Orang

10 Orang

10 Orang

004 Tata Laksana Perkara Kasasi dan PK serta Kesyari'ahan

1 Perkara

1 Perkara

1 Perkara

1 Perkara

1 Perkara

1053 Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

01

Perkara Peradilan Agama yang Diselesaikan melalui Pembebasan Biaya Perkara

100 Perkara

100 Perkara

100 Perkara

100 Perkara

100 Perkara

250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000

KL

02

Perkara Peradilan Agama yang Diselesaikan melalui Sidang di Luar Gedung Pengadilan

100 Perkara

100 Perkara

100 Perkara

100 Perkara

100 Perkara

250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000

KL

03

Layanan Bantuan Hukum di Lingkungan Peradilan Agama

3 Kabupaten

3 Kabupaten

3 Kabupaten

3 Kabupaten

3 Kabupaten

500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000

KL

04

Administrasi Perkara Jinayah di Lingkungan Peradilan Agama yang Diselesaikan

12 Laporan

12 Laporan

12 Laporan

12 Laporan

12 Laporan

05 Layanan Dukungan Manajemen Perkara

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

12 Bulan

001

Penyelesaian administrasi perkara yang kurang dari 5 bulan

95 % 95 % 95 % 95 % 95 %

002

Perkara dilingkungan peradilan agama yang diselesaikan melalui pembebasan biaya perkara

25 % 25 % 25 % 25 % 25 %

003

Perkara di lingkungan peradilan agama yang diselesaikan di luar gedung pengadilan

50 % 50 % 50 % 50 % 50 %

004 Jam layanan posbakum pada peradilan agama

8 Jam/Hari

8 Jam/Hari

8 Jam/Hari

8 Jam/Hari

8 Jam/Hari

005 Administrasi perkara jinayah di lingkungan peradilan agama

12 Laporan

12 Laporan

12 Laporan

12 Laporan

12 Laporan

006 Penyelesaian administrasi perkara yang kurang dari 3 bulan

15 % 15 % 15 % 15 % 15 %

007 Pedoman tata kelola di lingkungan peradilan agama

1 Pedoman

1 Pedoman

1 Pedoman

1 Pedoman

1 Pedoman

008

Tenaga teknis peradilan agama yang berkompeten di bidang administrasi peradilan

5 Orang

5 Orang

5 Orang

5 Orang

5 Orang

009 Pengadilan agama yang meningkat dalam pelayanan publik

Standar APM

Standar APM

Standar APM

Standar APM

Standar APM