2014 SPESIFIKASI TEKNIS

download 2014 SPESIFIKASI TEKNIS

of 83

description

spesifikasi teksnis

Transcript of 2014 SPESIFIKASI TEKNIS

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 1

    RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT (RKS) PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR KANTOR,

    HALAMAN DAN POS JAGA KANTOR

    TAHUN ANGGARAN 2014

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 2

    BAB XII

    SPESIFIKASI TEKNIS

    1. URAIAN UMUM 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

    Pekerjaan Pembangunan Pagar Kantor dan

    Halaman Kantor Pengadilan Negeri Klas 1 A

    Kupang

    1.2. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :

    a. Rencana kerja dan syarat-syarat

    b. Bestek, detail dan gambar kerja

    c. Risalah Aanwizjing

    d. Keputusan Direksi lapangan

    1.3. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi

    tentang pelaksanaan maka diharuskan

    berkonsultasi dan persetujuan pihak Direksi

    1.4. Pemborong diharuskan menyerahkan contoh

    material/ bahan/ barang sebelum digunakan/

    dipasang di lapangan

    2. LINGKUP PEKERJAAN 2.1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi

    pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan

    yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh

    pekerjaan yang termasuk dalam kontrak

    2.2. Lingkup pekerjaan adalah :

    a. Pekerjaan Bangunan Standar

    a. Pekerjaan Persiapan

    b. Pekerjaan Struktur :

    I. Struktur Lantai

    c. Pekerjaan Arsitektur

    I. Pekerjaan Lantai Dasar

    II. Pekerjaan Lantai 2 (Dua)

    III. Pekerjaan Exterior

    d. Pekerjaan Mekanikal dan Eletrikal

    I. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

    II. Pekerjaan Plumbing dan Sanitary

    3. SITUASI 3.1. Lokasi Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan

    Negeri Kelas IA Kupang adalah :

    Jalan Pala Kota Kupang 3.2. Pembangunan yang akan dilaksanakan terdiri

    dari :

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 3

    a.

    Pembangunan Pagar Kantor dan Halaman,

    pos jaga Kantor Pengadilan Negeri Klas 1 A

    Kupang

    3.3. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan

    ditunjukan pekerjaan yang akan dilaksanakan,

    Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak, terutama

    keadaan tanah, sifat dan luasnya pekerjaan, dan

    hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga

    penawaran. untuk itu setiap rekanan diharuskan

    meneliti dengan seksama setiap detail bangunan

    rencana

    3.4. Ukuran luas tersebut dalam pasal 1 ayat-ayat

    terdahulu dimaksudkan sebagai garis besar/

    prinsip/ patokan pelaksanaan dan pegangan

    Kontraktor.

    3.5. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala

    kondisi yang ada (Existing) di Tapak yang meliputi

    antara lain, pepohonan, saluran drainase, pipa,

    kabel dibawah tanah dan lain sebagainya yang

    dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan

    pekerjaan.

    3.6. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus

    dilakukan pembongkaran ataupun pemindahan

    hal-hal tersebut diatas, maka Kontraktor

    diwajibkan memperbaiki kembali, atau

    menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik

    mungkin tanpa mengganggu system yang ada.

    3.7. Didalam kasus ini Kontraktor tidak dapat

    mengajukan klaim biaya pekerjaan tambah, sebelum melakukan pemindahan/

    pembongkaran segala sesuatu yang ada di

    lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkan

    dahulu ke Konsultan Pengawas/Direksi.

    3.8. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam

    hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk

    mengajukan klaim baik dari segi waktu maupun

    biaya.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 4

    3.9. Lahan bangunan akan diserahkan kepada

    pemborong dengan kondisi seperti pada saat

    Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang

    dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau

    lapangan adalah menjadi tanggung jawab

    sepenuhnya pihak rekanan.

    4. UKURAN TINGGI DAN

    PATOK

    4.1. Satuan

    Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah

    dalam cm (centi meter) untuk ukuran baja dalam

    mm atau inch

    4.2. Permukaan atas lantai keramik (P + 0,00) adalah

    100 cm dari tanah setelah ukuran tanah hasil

    timbunan, kecuali ditetapkan lain pada saat

    rapat penjelasan pekerjaan (sesuai gambar

    rencana)

    4.3. Ukuran penduga dari Pipa dia 2 setinggi 100 cm dari muka tanah asli, yang dilakukan dengan cor

    beton untuk pondasinya. Ukuran penduga

    tersebut merupakan titik pikat tetap yang harus

    dibuat pemborong sesuai arahan Direksi.

    4.4. Mengukur letak bangunan

    Ketentuan letak bangunan harus dibawah

    arahan dan pengawasan pihak Direksi,

    pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan

    alat ukur THEODOLITE dan perlengkapan lainnya

    yang dibutuhkan dalam pengukuran

    4.5. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang

    ahli dalam cara-cara mengukur, alat-alat

    penyipat datar (Theodolit, Waterpass), prisma

    silang pengukuran menurut kondisi dan situasi

    tanah bangunan, yang selalu berada di

    lapangan.

    4.6. Perbedaan antara gambar Kerja Dokumen

    dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan

    kepada Konsultan Pengawas/Direksi, selanjutnya

    Konsultan Pengawas/Direksi berkonsultasi dengan

    Konsultan Perencana.

    4.7. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan

    tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas/

    Direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 5

    5. DIREKSI KEET/ LOS

    KERJA

    5.1. Pada awal pelaksanaan pekerjaan tahap

    pertama berlangsung, pemborong telah

    menyiapkan bangunan sementara yang

    berfungsi sebagai kantor proyek dan atau los

    kerja yang dipergunakan sebagai operasional

    kantor dan tempat menyimpan barang/ material,

    peralatan maupun dapat digunakan sebagai los

    kerja bagi tempat tinggal sementara tenaga

    kerja

    5.2. Bangunan sementara ini masih terus dapat

    difungsikan untuk pelaksanaan pekerjaan tahap

    III.

    6. GAMBAR-GAMBAR

    DOKUMEN

    6.1. Rencana Kerja dan syarat-syarat ini (RKS)

    dilampiri

    a. Gambar Site Plan

    b. Gambar Kerja Struktur ( SI )

    c. Gambar Kerja Arsitektur ( AR )

    7.

    PERATURAN TEKNIS

    PEMBANGUNAN

    YANG DIGUNAKAN

    7.1. Dalam melaksanakan Pekerjan, kecuali bila

    ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-

    syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-

    ketentuan dibawah ini termasuk segala

    perubahan dan tambahannya :

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 6

    a. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan

    Pembangunan di Indonesia atau Algemene

    Voorwarden voor de Uitvoering bij Aaneming

    vanoenbare Werken (AV) 1941.

    b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia

    untuk Arbitasi Teknik dari Dewan Teknik

    Pembangunan Indonesia.

    c. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan

    Kerja Departemen Tenaga Kerja.

    d. Peraturan Beton bertulang Indonesia NI 2 PBI 1971.

    e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI 5 PKKI.

    f. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja

    Indonesia PPBI 1984.

    g. Peraturan Muatan Indonesia PMI.

    h. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia

    NI PUBI 1970. i. Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979

    dan Peraturan PLN setempat.

    j. SK SNI No. T 15 1991 03. k. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir

    Indonesia PUIPP.

    l. Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979.

    m. Persyaratan Cat Indonesia NI 4. n. Peraturan Kapur Indonesia NI 7. o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8. p. Peraturan Bata merah sebagai bahan

    bangunan NI 10. q. Peraturan dan ketentuan lain yang

    dikeluarkan oleh Dinas/Instansi Pemerintah

    setempat yang bersangkutan dengan

    masalah bangunan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 7

    r. Untuk melaksanakan Pekerjaan ini, berlaku

    dan mengikat pula :

    Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan

    Perencana dan disahkan oleh Pemberi

    Tugas termasuk pula Gambar Detail

    Pelaksanaan (Shop Drawing) yang

    diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah

    disahkan dan disetujui oleh Konsultan

    Pengawas/Direksi.

    Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

    Gambar dan Berita Acara Penjelasan

    Pekerjaan (AANWIJZING).

    Berita Acara Penunjukan.

    Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana

    tentang Penunjukan Kontraktor.

    Surat Perintah Kerja (SPK).

    Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time

    Schedule) yang telah disetujui oleh

    Konsultan Pengawas/Direksi dan Pemberi

    8. PENJELASAN RKS DAN

    GAMBAR

    8.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja,

    Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS); termasuk

    tambahan dan perubahannya dalam Berita

    Acara Penjelasan Pekerjaan yang dibantu

    Konsultan Pengawas/Direksi.

    8.2. Ukuran.

    Pada dasarnya semua ukuran utama yang

    tertera dalam Gambar Kerja meliputi :

    As - As

    Luar - Luar

    Dalam - Dalam

    Luar - Dalam

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 8

    8.3. Perbedaan Gambar.

    a. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan

    Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),

    maka yang mengikat/berlaku adalah

    Gambar.

    b. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan

    Gambar yang lain dalam satu disiplin

    kerja, maka gambar yang mempunyai

    skala yang lebih besar yang

    berlaku/mengikat.

    c. Bila ada perbedaan antara Gambar

    Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka

    yang berlaku/ mengikat adalah Gambar

    Kerja Arsitektur sepanjang tidak

    mengurangi segi Konstruksi

    8.4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).

    a. Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop

    Drawing adalah Gambar Kerja yang

    wajib dibuat Kontraktor berdasarkan

    Gambar Kerja Dokumen yang telah

    disesuaikan dengan keadaan lapangan.

    b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing

    untuk Detail-detail khusus yang belum

    tercakup lengkap dalam Gambar Kerja

    Dokumen, maupun yang diminta oleh

    Konsultan Pengawas/Direksi dan atau

    Konsultan Perencana.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 9

    c. Dalam Shop Drawing ini harus dicantum

    Konsultan Pengawas/Direksi dan

    digambarkan semua data yang

    diperlukan termasuk pengajuan contoh

    jadi dari semua bahan, keterangan

    produk, cara pemasangan dan atau

    spesifikasi/ persyaratan khusus seuai

    dengan spesifikasi pabrik yang belum

    tercakup secara lengkap didalam

    Gambar Kerja Dokumen maupun

    Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

    d. Kontraktor wajib mengajukan Shop

    Drawing kepada Konsultan

    Pengawas/Direksi dan Konsultan

    Perencana untuk mendapatkan

    persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.

    e. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah

    atau mengganti ukuran-ukuran yang

    tercantum didalam gambar Kerja

    Dokumen tanpa sepengetahuan

    Konsultan Pengawas/Direksi.

    Segala akibat yang terjadi adalah

    tanggung jawab Kontraktor, baik dari

    segi biaya maupun waktu pelaksanaan.

    9. JADWAL

    PELAKSANAAN

    9.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di

    lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana

    kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan

    berupa Bar Chart & S-Curve Bahan dan Tenaga

    dan mengkoordinasikan hasilnya kepada

    Konsultan Pengawas/Direksi, sehingga

    pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak

    mengganggu kelancaran proyek secara

    keseluruhan dan kelancaran kegiatan di sekitar

    lokasi pekerjaan.

    9.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan

    persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan

    Pengawas/Direksi, paling lambat dalam waktu 14

    (empat belas) hari kalender setelah surat

    keputusan penunjukan (SKP) diterima oleh

    Kontraktor.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 10

    9.3. Rencana Kerja yang disetujui oleh Konsultan

    Pengawas/Direksi, akan disahkan oleh Pemberi

    Tugas.

    9.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana

    Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan

    Pengawas/Direksi, 1 (satu) salinan Rencana Kerja

    harus ditempel pada bangsal Kontraktor di

    lapangan yang selaluy diikuti dengan grafik

    kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.

    9.5. Konsultan Pengawas/Direksi akan menilai prestasi

    pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja

    tersebut.

    10. KUASA KONTRAKTOR

    DI LAPANGAN

    10.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong

    wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di

    lapangan dan mendapat kuasa penuh dari

    Kontraktor/Pemborong, berpendidikan minimal

    sarjana teknik sipil atau sederajat dengan

    pengalaman minimum 5 (lima) tahun, atau STM

    jurusan Bangunan dengan pengalaman minimum

    10 (sepuluh) tahun.

    10.2. Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong lepas tanggung jawab

    sebagian maupun keseluruhan terhadap

    kewajibannya.

    10.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu

    secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis

    Wilayah dan Konsultan Pengawas/Direksi, nama

    dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.

    10.4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis

    Wilayah dan Konsultan Pengawas/Direksi bahwa

    Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan

    diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong

    secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 11

    10.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan

    surat pemberitahuan, Kontraktor/Pemborong

    harus sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung

    jawab/Direktur Perusahaan) yang akan

    memimpin pelaksanaan pekerjaan.

    11. TEMPAT TINGGAL

    (DOMISILI)

    KONTRAKTOR

    11.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam

    kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,

    Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan

    secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi

    kepada Tim Pengelola Teknis setempat dan

    Konsultan Pengawas/Direksi.

    11.2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan

    alamat Bengkel Kerja (Workshop) dan peralatan

    yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan

    akan dilaksanakan.

    11.3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan

    tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi

    perubahan alamat Kontraktor dan Pelaksana

    wajib memberitahukan secara tertulis.

    12. PENJAGA

    KEAMANAN

    LAPANGAN

    12.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan

    lapangan terhadap barang-barang milik proyek,

    Konsultan Pengawas/Direksi dan milik Pihak Ketiga

    yang ada dilapangan.

    12.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan

    yang telah disetujui Konsultan

    Pengawas/Direksi/Konsultan Perencanaan, baik

    yang telah dipasang maupun yang belum,

    adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak

    akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan

    tambah.

    12.3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor

    bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang

    berupa barang-barang maupun keselamatan

    jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan

    menyediakan alat-alat pemadam kebakaran

    yang siap ditempatkan yang akan ditetapkan

    kemudian oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 12

    13. JAMINAN DAN

    KESELAMATAN KERJA

    13.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan

    menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama pada

    Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan

    siap digunakan dilapangan, untuk mengatasi

    segala kemungkinan musibah bagi semua

    petugas dan pekerja dilapangan.

    13.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang

    cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat

    kesehatan bagi semua petugas yang ada

    dibawah kekuasaan Kontraktor.

    13.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar

    Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi

    semua petugas dan pekerja.

    13.4. Tidak diperkenankan, membuat penginapan

    didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja,

    kecuali untuk penjaga keamanan.

    13.5. Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga

    Keselamatan seluruh personil yang terlibat di

    dalamnya

    13.6. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan

    keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh

    Kontraktor sesuai dengan peraturan

    perundangan yang berlaku.

    14. ALAT-ALAT

    PELAKSANAAN

    14.1 Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan

    harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum

    pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan

    siap pakai, antara lain :

    a. Beton molen yang akan ditentukan

    kemudian oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

    b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan

    oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

    c. Perlengkapan penerangan untuk kerja

    lembur.

    d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk system

    pengeringan, jika diperlukan.

    e. Penggetar beton yang jumlah dan tipenya

    akan ditentukan kemudian oleh Konsultan

    Pengawas/Direksi.

    f. Mesin Pemadat.

    g. Alat-alat besar sesuai dengan besaran

    (magnitude) pekerjaan tanah apabila

    diperlukan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 13

    15. PEMERIKSAAN

    BAHAN DAN

    KOMPONEN JADI

    15.1 Semua bahan dan material dan komponen jadi

    yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat

    yang ditentukan dalam buku RKS ini.

    15.2. Konsultan Pengawas/Direksi berwenang

    menanyakan asal bahan/material dan

    komponen jadi, dan Kontraktor wajib memberi

    tahu.

    15.3. Contoh bahan/material dan komponen jadi yang

    akan digunakan harus diserahkan kepada

    Konsultan Pengawas/Direksi dan Konsultan

    Perencana untuk mendapatkan standard of appearance. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum

    jadwal pelaksanaan. Keputusan bahan, jenis,

    warna, tekstur, dan produk yang dipilih; akan

    diinformasikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi

    kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7

    (tujuh) hari dari kalender setelah penyerahan

    contoh bahan tersebut.

    15.4. Semua bahan/material dan komponen jadi harus

    disetujui secara tertulis oleh Konsultan

    Perencana/Konsultan Pengawas/Direksi sebelum

    dipasang.

    15.5. Bahan/material dan komponen jadi yang telah

    didatangkan oleh Kontraktor dilapangan

    pekerjaan tetapi ditolak pemakaiannya oleh

    Konsultan Pengawas/Direksi harus segera

    dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-

    lambatnya dalam waktu 2x24 jam terhitung dari

    jam penolakan.

    15.6. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan/material

    dan komponen jadi harus sesuai dengan

    persyaratan dari pabrik pembuat, dan atau

    sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

    16. PEMERIKSAAN HASIL

    PEKERJAAN

    16.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah

    dilakukan Kontraktor tetapi karena

    bahan/material ataupun komponen jadi,

    maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh

    Konsultan Pengawas/Direksi harus segera

    dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya

    Kontraktor.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 14

    16.2. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang

    apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan

    tetapi belum diperiksa oleh Konsultan

    Pengawas/Direksi, Kontraktor diwajibkan meminta

    persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Baru

    apabila Konsultan Pengawas/Direksi telah

    menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor

    dapat meneruskan pekerjaannya.

    16.3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2

    x 24 jam dihitung dari jam diterimanya Surat

    Permohonan Pemeriksaan, maka Kontraktor

    dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian

    yang seharusnya diperiksa dianggap telah

    disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Hal ini

    dikecualikan bila Konsultan Pengawas/Direksi

    minta perpanjangan waktu.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 15

    7. PEKERJAAN TAMBAH

    KURANG DAN

    PERSIAPAN

    PEKERJAAN

    17.1. Pekerjaan Tambah Kurang.

    a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah

    kurang diberitahukan dengan tertulis

    atau ditulis dalam buku harian oleh

    Konsultan Pengawas/Direksi serta

    disetujui oleh Pemberi Tugas.

    b. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku

    bila memang nyata-nyata ada perintah

    tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi

    atas persetujuan Pemberi Tugas.

    c. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan

    diperhitungkan menurut daftar harga

    satuan pekerjaan, yang dimasukan oleh

    Kontraktor sesuai AV 41 Artikel 50 dan 51

    yang pembayarannya diperhitungkan

    bersama angsuran terakhir.

    d. Untuk pekerjaan tambah yang harga

    satuannya tidak tercantum dalam harga

    satuan yang dimasukan dalam

    penawaran, maka harga satuannya

    akan ditentukan lebih lanjut oleh

    Konsultan Pengawas/Direksi bersama-

    sama Kontraktor dengan persetujuan

    Pemberi Tugas.

    e. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat

    dijadikan alasan sebagai penyebab

    kelambatan penyerahan pekerjaan,

    tetapi Konsultan Pengawas/Direksi/Tim

    Pengelola Teknis dapat

    mempertimbangkan perpanjangan

    waktu karena adanya pekerjaan

    tambah tersebut.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 16

    17.2. Persiapan Pekerjaan

    a. Izin Bangunan

    Izin Bangunan secara administrasi akan

    diurus oleh Pemberi Tugas dalam

    pelaksanaannya izin bangunan akan

    diurus oleh Kontraktor. Biaya izin

    bangunan menjadi tanggung jawab

    Kontraktor.

    b. Papan Reklame

    Kontraktor tidak diperkenankan

    menempatkan papan reklame dalam

    bentuk apapun dalam lingkungan

    halaman tapak pekerjaan atau pada

    pagar halaman pekerjaan.

    c. Papan nama Proyek

    Kontraktor diwajibkan memasang

    Papan Nama Proyek sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku.

    d. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan

    pelaksanaan, misalnya ijin pemakaian

    jalan, ijin lingkungan menjadi tanggung

    jawab Kontraktor Pelaksana.

    18. PEKERJAAN

    PERSIAPAN

    18.1. Lingkup Pekerjaan

    a. Pekerjaan penyediaan air dan daya

    listrik untuk bekerja.

    b. Pekerjaan penyediaan alat pemadam

    kebakaran.

    c. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan

    papan bangunan (bouwplank).

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 17

    18.2. Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk

    Bekerja.

    a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh

    Kontraktor dengan membuat sumur

    pompa di tapak atau didatangkan dari

    luar tapak dan disediakan pula tempat

    penampungannya.

    b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas

    dari Lumpur, minyak dan bahan kimia

    lain yang merusak. Penyediaan air harus

    sesuai dengan petunjuk dan persetujuan

    Konsultan Pengawas/Direksi.

    c. Kontraktor harus membuat tempat

    penampungan air yang senantiasa terisi

    penuh untuk sarana kerja dengan

    kapasitas minimal 3,5 meter kubik, dibuat

    dari pasangan batako setengah batako

    dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester,

    atau dari drum-drum.

    d. Listrik untuk bekerja harus disediakan

    Kontraktor dan diperoleh dari

    sambungan sementara PLN setempat

    selama masa pembangunan

    berlangsung dan pemasangan diesel

    untuk pembangkit tenaga listrik hanya

    diperkenankan untuk penggunaan

    sementara atas persetujuan Konsultan

    Pengawas/Direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 18

    18.3. Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk

    Bekerja.

    e. Air untuk bekerja harus disediakan oleh

    Kontraktor dengan membuat sumur

    pompa di tapak atau didatangkan dari

    luar tapak dan disediakan pula tempat

    penampungannya.

    f. Air harus bersih bebas dari bau, bebas

    dari Lumpur, minyak dan bahan kimia

    lain yang merusak. Penyediaan air harus

    sesuai dengan petunjuk dan persetujuan

    Konsultan Pengawas/Direksi.

    g. Kontraktor harus membuat tempat

    penampungan air yang senantiasa terisi

    penuh untuk sarana kerja dengan

    kapasitas minimal 3,5 meter kubik, dibuat

    dari pasangan batako setengah batako

    dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester,

    atau dari drum-drum.

    h. Listrik untuk bekerja harus disediakan

    Kontraktor dan diperoleh dari

    sambungan sementara PLN setempat

    selama masa pembangunan

    berlangsung dan pemasangan diesel

    untuk pembangkit tenaga listrik hanya

    diperkenankan untuk penggunaan

    sementara atas persetujuan Konsultan

    Pengawas/Direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 19

    18.4. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan

    Pengamanan Sebelum Pelaksanaan.

    a. Pembongkaran dan Pembersihan.

    b. Kontraktor harus membongkar

    /membersihkan /memindahkan keluar dari

    tapak segala sesuatu yang tidak akan

    dipakai selama pembangunan yang

    mungkin akan mengganggu pelaksanaan

    pekerjaan baik diatas maupun tertanam

    dalam tanah tapak, sesuai dengan petunjuk

    dan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.

    Pekerjaan bongkaran meliputi :

    Pembongkaran Pagar Lama, Pos Jaga Lama

    dan Bangunan Exs Kantin dalam halaman

    gedung kantor Pengadilan Negeri Klas 1A

    Kupang

    c. Hasil pembongkaran dan pembersihan harus

    dikeluarkan dari dalam tapak, sesuai dengan

    peraturan setempat.

    d. Pengamanan

    Kontraktor harus melindungi dan

    mengamankan dari segala kerusakan

    selama pelaksanaan pekerjaan terhadap

    segala sesuatu yang dinyatakan oleh

    Konsultan Pengawas/Direksi tidak boleh

    dibongkar, baik berupa bangunan,

    bagian dari bangunan, jaringan listrik, gas,

    saluran air minum, drainase, maupun

    pepohonan yang telah ada.

    Apabila terjadi kerusakan atas segala

    sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,

    Kontraktor wajib memperbaiki hingga

    keadaan semula.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 20

    Dalam hal ini biaya adalah tanggung

    jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan

    sebagai klaim biaya pekerjaan tambah. Apabila segala sesuatu yang dinyatakan

    dipertahankan mengganggu pelaksanaan

    pekerjaan, maka Kontraktor harus

    memindahkannya atas persetujuan

    Konsultan Pengawas/Direksi.

    e. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran,

    pembersihan, pengamanan menjadi

    tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat

    diajukan sebagai klaim biaya pekerjaan tambah.

    Benda-benda/ barang yang berada di atas

    lahan yang akan dibangun adalah milik pemberi

    tugas. Segala yang mengakibatkan kerugian

    yang terjadi sebagai akibat pelaksanaan

    pekerjaan adalah menjadi tangung jawab penuh

    pihak pelaksana.

    19. PEMASANGAN

    BOWPLANK

    19.1. Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu

    menentukan as-as/sumbu-sumbu dalam

    perletakan bangunan, baik mengenai

    kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya.

    19.2. Semua papan bouwplank menggunakan kayu

    kelas II/terentang, papan-papan harus lurus

    diserut rata, permukaan papan harus

    WATERPASS DENGAN PIEL LANTAI + 0,00. Setiap jarak 1,50 m; papan bouwplank diperkuat

    dengan patok kayu berukuran 6/10 cm atau

    dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat

    sumbu-sumbu yang diperlukan, dengan cat yang

    tidak luntur oleh pengaruh cuaca.

    19.3. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m; dari

    garis bangunan terluar, untuk mencegah

    kelongsoran terhadap galian-galian tanah

    pondasi.

    19.4. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai,

    pemborong wajib meminta pemeriksaan dan

    persetujuan tertulis dari direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 21

    19.5. Dalam hal ini, piel lantai (+ 0,00) ditentukan + 0,65

    m dari muka tanah yang ada sekarang atau

    +2,00 dari permukaan jalan atau ditentukan lain

    dalam penjelasan gambar.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 22

    A. PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR

    20. PEKERJAAN TANAH 20.1. Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan

    urugan tanah serta urugan pasir dengan

    penyelesaian dan pembentukan

    galian/urugannya harus mengikuti kemiringan/

    elevasi dan ukuran-ukuran sesuai gambar

    rencana, adapun pelaksanaannya sebagai

    berikut :

    20.2. Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk

    struktur

    Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengupasan

    (stripping) dan perataan (grading) tanah pada

    daerah/area yang diatasnya akan didirikan

    bangunan, jalan dan perkerasan.

    20.3. Pekerjaan Penggalian

    Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk :

    Pondasi

    Saluran Air Hujan

    Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar

    Kerja

    20.4. Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan

    lubang pondasi, lubang-lubang saluran dan

    pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut

    kondisinya memerlukan adanya galian tanah.

    20.5. Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor

    bersama-sama pengawas lapangan

    menetapkan as-as + elevasi yang akan dilakukan

    galian pada papan bouwplank.

    20.6. Pekerjaan Pengurugan

    Pekerjaan ini meliputi pengurugan dan

    pemadatan tanah untuk :

    Penimbunan galian tanah dalam rangka

    pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

    Pengurugan tanah untuk peninggian lantai

    Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar

    Kerja.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 23

    20.7. Pekerjaan Pemadatan

    Pekerjaan ini meliputi ::

    1. pekerjaan memadatkan kembali tanah

    yang selesai diurug dalam rangka

    pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dan

    peninggian untuk pembentukan tanah/

    peninggian lantai.

    2. Pekerjaan Pemadatan dalam rangka

    pelaksanaan pekerjaan peninggian untuk

    pembentukan tanah/ peninggian lantai.

    3. Pekerjaan Pemadatan dalam rangka

    pelaksanaan pekerjaan peninggian untuk

    muka/elevasi Pelataran Parkir/halaman

    kantor.

    20.8. Pekerjaan Pembentukan Muka Tanah

    Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembentukan

    tanah dimana bangunan akan didirikan dan

    tanah disekitarnya sesuai dengan ketinggian atau

    kedalaman seperti tercantum dalam Gambar

    Kerja.

    20.9. Persyaratan Bahan

    a. Tanah

    Tanah dari dalam tapak atau tanah dari luar

    tapak

    Tanah untuk pengurugan, pemadatan, dan

    pembentukan muka tanah harus tanah asli

    bukan tanah humus, bebas dari kapur,

    bekas bongkaran, Lumpur maupun unsur-

    unsur lain yang dapat mengurangi kualitas

    pekerjaan.

    b. Alat pelaksanaan pekerjaan untuk

    pembongkaran, penggalian, pengurugan dan

    pemadatan

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 24

    c. Pekerjaan Penggalian

    Tanah humus digali dan dipisahkan dari

    lapisan tanah dibawahnya. Pengupasan

    (stripping) dengan kedalaman rata-rata 10

    cm dan akan digunakan sebagai lapisan

    penutup untuk urugan tanah subur/sekeliling

    bangunan atau ditempatkan langsung

    berdekatan fungsi tersebut.

    Sisa tanah humus harus diambil dan dibuang keluar halaman. Pembuangan dan

    pengangkutan adalah menjadi

    tanggungjawab Kontraktor. Biaya apapun

    untuk pembuangan dan pengangkutan

    dianggap sudah termasuk dalam seluruh

    kontrak.

    Semua penggalian harus dikerjakan sesuai

    dengan panjang, kedalaman, kemiringan

    dan lingkungan yang diperlukan untuk

    pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan

    dalam gambar.

    Persetujuan terhadap tempat pengambilan

    tanah untuk memenuhi keperluan

    pengurugan seluruhnya harus dari kualitas

    yang sama dan hanya dapat dipakai jika

    ada persetujuan dari Konsultan

    Pengawas/Direksi terlebih dahulu.

    Galian tanah dilaksanakan untuk semua

    galian pondasi dan semua pasangan

    lainnya di bawah tanah seperti : rollag atau

    sloof dan lainnya harus dilakukan sesuai

    rencana gambar.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 25

    20.10 Persyaratan Pelaksanaan

    a. Selama pelaksanaan pekerjaan dan masa

    pemeliharaan, Kontraktor harus

    mengadakan tindakan pencegahan, baik

    terhadap gebangan atau arus air yang

    dapat menyebabkan terjadinya erosi.

    Pencegahan ini termasuk pembuatan

    tanggul-tanggul, parit-parit sementara,

    sumur-sumur penampung, pompa air dan

    tindakan yang dapat diterapkan guna

    mencegah penundaan pekerjaan

    termasuk pencegahan terhadap

    masuknya air hujan atau air dari daerah

    sekitarnya dan sebagainya.

    b. Pekerjaan tanah halaman dan tanah

    untuk struktur

    Pekerjaan pengupasan lapisan tanah

    bagian teratas :

    Pada prinsipnya, lapisan humus harus

    dibuang 10 cm

    Tanah hasil kupasan ini hanya boleh

    untuk mengurug daerah-daerah

    yang rendah yang tidak akan

    didirikan bangunan diatasnya.

    c. Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil,

    maka lapisan teratas ini harus digali

    sampai kedalaman tertentu atau sampai

    lapisan tanah keras dan harus diganti atau

    diurug dengan tanah yang baik atau sirtu

    (pasir dan batu gunung).

    d. Galian tanah tidak boleh melebihi

    kedalaman yang ditentukan dan bila ini

    terjadi pengurugan harus kembali

    dilakukan dengan pasangan atau beton

    tanpa biaya tambahan dari Pemberi

    Tugas.

    e. Pada bagian-bagian galian yang

    dianggap mudah longsor, Kontraktor harus

    mengadakan tindakan pencegahan

    dengan memasang papan-papan

    pengaman atau cara lain. Kerusakan-

    kerusakan yang terjadi akibat gugurnya

    tanah dengan alasan apapun menjadi

    tanggung jawab Kontraktor.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 26

    f. Pengeringan tempat kerja

    Tempat kerja terutama galian pondasi

    harus dalam keadaan bebas air, untuk itu

    Kontraktor harus mengadakan alat-alat

    pengering dengan keadaan siap pakai

    dengan daya dan jumlah yang dapat

    menjamin kelancaran pekerjaan.

    g. Apabila dasar tanah galian untuk pondasi

    diperlukan daya dukung lebih baik, maka

    dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.

    h. Kelebihan kedalaman galian tanah akibat

    hal-hal tertentu, kontraktor harus

    melaksanakan penimbunan kembali serta

    dipadatkan sesuai dengan persyaratan,

    akibat hal ini tidak dilakukan biaya

    tambahan.

    i. Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi

    harus selalu diperiksa dahulu oleh direksi/

    pengawas lapangan.

    20.11 Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan

    meliputi :

    a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-

    lubang sisa pondasi, peninggian tanah

    untuk nol lantai dan pada bagian-bagian

    pekerjaan yang kondisinya mengharuskan

    adanya pekerjaan urugan tanah.

    b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari

    humus, sampah atau kotoran lainnya, bila

    terlalu basah harus dihamparkan dahulu

    hingga kering, dan bila terlalu kering harus

    dengan air sesuai persyaratan.

    c. Setelah lapisan tanah dikupas, daerah

    bangunan tersebut harus dipadatkan

    sehingga mencapai 90% kepadatan

    maksimum paling sedikit sedalam 15 cm

    sebelum urugan dilaksanakan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 27

    d. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis

    dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm,

    dan setiap lapis harus dipadatkan dengan

    hand compactor atau tandem roller atau

    steel wheel power rollers. Rollers yang

    digunakan maksimum 5 ton kecuali atas

    persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi

    digunakan peralatan yang lebih kecil

    guna mencegah kerusakan struktur yang

    sudah ada.

    e. Tanah urug yang terlalu kering harus

    dibasahi dengan sprinkler yang diikuti

    dengan mesin penggilas dibelakangnya,

    atau dengan cara lain yang diusulkan

    Konsultan Pengawas/Direksi.

    f. Urugan pada lereng harus dilakukan

    dengan membuat bertangga pada lereng tersebut untuk memberikan kaitan

    yang kokoh terhadap tanah urugan.

    Urugan kembali lubang pondasi hanya

    boleh dilaksanakan seijin Konsultan

    Pengawas/Direksi setelah dilakukan

    pemeriksaan pondasi.

    g. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari

    tunas tumbuh-tumbuhan dan segala

    macam sampah atau kotoran. Tanah

    urugan harus dari jenis berbutir (tanah

    lading atau berpasir) dan tidak terlalu

    basah.

    h. Urugan tanah harus dipadatkan dengan

    mesin pemadat (compactor) dan tidak

    dibenarkan hanya menggunakan timbres

    i. Urugan tanah untuk meninggikan atau

    untuk memperbaiki permukaan akan

    ditentukan oleh Konsultan Pengawas/

    Direksi menurut ketinggian, lebar dan

    kedalaman yang diperlukan.

    j. Kekurangan atau kelebihan tanah harus

    ditambah atau disingkirkan dari atau ke

    tempat-tempat yang akan ditentukan

    oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 28

    k. Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah

    semua lantai dan di bawah rabat sesuai

    gambar kerja.

    l. Pekerjaan pembentukan tanah :

    Muka tanah dimana akan didirikan

    bangunan diatasnya harus

    dibentuk dengan rata menurut

    garis-garis dan ketinggian yang

    telah ditentukan di dalam Gambar

    Kerja.

    Muka tanah dimana bangunan

    akan berdiri diatasnya harus

    dibentuk dengan rata.

    20.12 Urugan pasir

    a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada

    bagian-bagian dasar/bawah pasangan

    pondasi telapak / foot palet sesuai

    gambar

    b. Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal

    10 cm untuk dibawah pondasi

    c. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah

    ketebalan padat dengan cara ditimbris

    sambil disiram air.

    d. Pasir urug yang digunakan harus bersih

    dari kotoran-kotoran/humus-humus.

    21. PEKERJAAN

    PASANGAN PONDASI

    21.1. Pekerjaan pasangan ini dilaksanakan pada :

    a.

    b.

    Pasangan pondasi batu karang

    Pasangan Tembok

    21.2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua

    jenis bahan yang dugunakan dalam pekerjaan ini

    harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970

    (NI-3), diantaranya :

    a. PC/semen : digunakan satu jenis semen

    sekualitas TIGA RODA atau yang

    memenuhi persyaratan dalam peraturan

    Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM

    C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.

    b. Pasir pasang : digunakan pasir yang

    berbutir tajam dan keras dengan kadar

    Lumpur yang terkandung maximal pasir

    harus bersih dan tidak mengandung

    bahan organic/kotoran yang merusak

    kondisi campuran.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 29

    c. Batu belah/batu karang : digunakan

    batuan keras, bersih, tidak keropos dan

    mempunyai permukaan yang kasar.

    d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan

    tidak mengandung bahan yang

    merugikan pasangan, seperti asam alkali,

    atau bahan organik lainnya.

    21.3. Pemakaian jenis adukan :

    Didalam mengatur perbandingan campuran

    yang sempurna, kontraktor harus menggunakan

    dolak-dolak pengatur campuran bahan, terbuat

    dari papan berukuran 40x40x20 cm. Campuran

    adukan yang digunakan antara lain :

    Tabel jenis adukan

    JENIS

    ADUKAN

    (SPESI)

    PERBANDINGAN

    BAHAN

    DIGUNAKAN

    UNTUK

    1. Pondasi batu karang setebal rata-rata

    60 cm dibawah permukaan sloof.

    1. M2 1 pc : 3 pc 2. Lapisan plester beton pada kolom,

    sloof, ring balk dan pembalokan yang

    permukaannya akan tampak.

    3. Pasangan batu kedap air.

    1. Semua pasangan pondasi batu karang

    yang bukan kedap air.

    2. M2 1 pc : 5 pc 2. Semua pasangan dinding dan plesteran

    bata merah bukan kedap air.

    3. Pasangan ubin/tegel semua ruangan.

    4. Lantai kerja dibawah pasangan keramik

    4. Pasangan batu kosong,

    tanpa

    adukan

    Sebagian dasar dari bagian pondasi

    batu karang setebal 15 cm.

    21.4 Cara pelaksanaan :

    a. Pasangan batu karang :

    1). Dilaksanakan pada pasangan

    pondasi atau pekerjaan lain yang

    dinyatakan memakai pasangan batu

    karang.

    2). Batu karang sebelum dipasang harus

    bersih dari segala kotoran.

    3) Pemasangan batu karang harus

    bersilang, pemberian adukan harus

    penuh berisi/tidak boleh ada yang

    berongga.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 30

    4). Tinggi pasangan batu karang tidak

    boleh lebih dari 0,50 m pada setiap harinya.

    5). Bagian pasangan batu karang harus

    diplester ciprat sesuai dengan jenis

    adukan yang dipakai pasangan.

    6). Proses pengeringan pasangan harus

    dibantu dengan siraman air.

    7). Selama pasangan batu karang

    belum secara utuh selesai (persekian

    meter), lobang pondasi tidak

    dibenarkan diurug.

    22. PEKERJAAN BETON 22.1 Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada :

    a.

    b.

    c.

    d.

    Pekerjaan Kolom Praktis dan kolom pagar

    Pekerjaan Balok

    Pekerjaan ringbalk

    Pekerjaan Plat lantai

    22.2 Bahan yang digunakan, pada dasarnya

    semua jenis bahan yang digunakan dalam

    pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan

    diantaranya :

    Semen Portland

    a. PC/semen : digunakan satu jenis semen

    sekualitas TIGA RODA atau yang

    memenuhi persyaratan dalam peraturan

    Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM

    C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.

    b. Semen yang telah mengeras sebagian /

    seluruhnya,tidak diperkenankan untuk

    digunakan.

    c. Tempat penyimpanan semen harus

    diusahakan sedemikian rupa sehingga

    semen bebas dari kelembapan

    d. Konsultan pengawas dapat memeriksa

    semen yang disimpan dalam gudang

    pada setiap waktu sebelum

    dipergunakan. Kontraktor harus bersedia

    untuk memberi bantuan yang dibutuhkan

    oleh Konsultan pengawas Pekerjaan untuk

    pengambilan contoh-contoh tersebut,

    semen yang tidak dapat diterima sesuai

    pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,

    harus tidak dipergunakan/diafkir

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 31

    e. Jika semen yang dinyatakan tidak

    memuaskan tersebut telah dipergunakan

    untuk beton, maka Konsultan Pengawas

    dapat memerintahkan untuk dibongkar,

    beton tersebut dan diganti dengan

    memakai semen yang telah disetujui atas

    beban kontraktor.

    f. Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan

    butir-butir yang bersih dan bebas dari

    bahan bahan organis,Lumpur dan lain sebagainya,serta memenuhi komposisi

    butir dan kekerasan seperti yang

    tercantum dalam NI 2 PBI 1971.

    g. Koral yang digunakan harus bersih dan

    bermutu baik serta mempunyai gradasi

    dan kekerasan sesuai persyaratan yang

    tercantum dalam NI-2 PBI 1971 ,koral yang

    digunakan ukuran 2/3 cm

    h. Air yang digunakan harus air tawar yang

    bersih dan tidak mengandung minyak

    ,asam,garam alkalis serta bahan-bahan

    organis/bahan lain yang dapat merusak

    beton.

    i. Apabila dipandang pertlu Pengawas

    dapat meminta kepada pemborong

    supaya air yang dipakai diperiksa

    dilaboratorium pemerisaan bahan yang

    resmi atas biaya pemborong.

    Baja Tulangan

    a. Baja tulangan yang dipakai harus dari

    mutu U-32 untuk baja diameter lebih besar

    atau sama dengan 12 dan U-24 untuk baja

    diameter lebih kecil 12, kecuali untuk

    diameter 16 keatas harus menggunakan

    U-32 (ulir) sesuai dengan PBI 1971, JIS SR 24

    British Standard No 785 atau ASTM

    Designation A-15. dan harus disetujui oleh

    Konsultan Pengawas.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 32

    b. Konsultan Pengawas berhak meminta

    kepada kontraktor,surat keterangan

    tentang pengujian oleh pabrik dari semua

    baja tulangan beton yang disediakan

    untuk persetujuan konsultan pengawas

    sesuai dengan persyaratan mutu untuk

    setiap bagian konstruksi seperti tercantum

    dalam gambar rencana

    c. Baja tulangan Beton harus bersih dari

    lapisan minyak/lemak dan bebas dari

    cacat-cacat seperti serpih-serpih,karat

    dan zat kimia lainnya yang dapat

    mengurangi/merusak daya lekat antara

    baja tulangan dengan beton.

    d. Ukuran diameter baja tulangan harus

    sesuai dengan gambar rencana dan tidak

    diperkenankan adanya toleransi bentuk

    ukuran.diameter besi ulir adalah diameter

    dalam.

    e. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai

    dalam Gambar Kerja, penggantian

    dengan diameter lain harus dengan

    persetujuan tertulis dari Direksi. Segala

    biaya yang diakibatkan oleh penggantian

    tulangan terhadap yang digambar sejauh

    bukan kesalahan Gambar Kerja adalah

    tanggung jawab Kontraktor.

    f. Semua baja tulangan harus disimpan

    pada tempat yang bebas lembab,

    disesuaikan diameter serta asal

    pembelian. Semua baja tulangan harus

    dilindungi terhadap semua macam

    kotoran dan lemak serta sejauh mungkin

    dilindungi terhadap karat.

    Bahan campuran tambahan (Additives)

    a. Pemakaian bahan tambahan kimiawi

    (Concrete admixture / Additives) kecuali

    yang disebut tegas dalam Gambar Kerja

    atau RKS harus seijin tertulis dari Konsultan

    Pengawas/Direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 33

    b. Bahan tambahan yang mempercepat

    pengerasan awal (initial set) tidak boleh

    dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air

    di bawah tanah (hydrostatic pressure)

    tidak boleh bahan kedap air yang

    mengandung garam stearate.

    c. Bahan campuran tambahan beton harus

    sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi

    AS 1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D

    sekaligus sebagai pengurang air adukan

    dan penunda pengerasan awal.

    d. Semua Admixture yang akan digunakan,

    ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan

    benda uji / contoh-contoh yang dibuat

    dan telah mendapat persetujuan

    Konsultan Pengawas / Direksi.

    e. Untuk penyambungan kembali akibat

    terhentinya suatu pengecoran beton

    dipakai bahan perekat CALBOND sebelum

    dicor dengan beton baru, serta

    permukaannya harus dikasarkan.

    Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3

    liter calbond dicampur dengan larutan

    semen/PC sekitar 25% nya dengan cara

    ditaburkan.

    Bekisting

    a. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm

    atau papan borneo tenal minimal 2 cm

    dengan rangka penguat penyokong dan

    penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7,

    5/10 secukupnya, sehingga mampu

    mendapatkan kekuatan dan kekakuan

    mendukung beton sampai selesai proses

    ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai

    papan borneo tebal 3/20.

    b. Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu

    borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm

    atau pipa besi (scaffolding). Tidak

    diperkenankan memakai bamboo.

    c. Khusus cetakan bekisting untuk beton

    pracetak harus dibuat lebih kokoh dan

    lebih kaku, permukaan panel lurus, halus

    sehingga menghasilkan bidang yang rata

    dan halus.

    22.3 Persyaratan Teknis

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 34

    Komposisi campuran beton

    Beton dibentuk dari semen Portland/PC,

    pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang

    ditentukan; semuanya dicampur dalam

    perbandingan yang sesuai dan diolah

    sebaik-baiknya sehingg sampai didapat

    kekentalan yang tepat.

    Komposisi campuran beton dibuat

    dengan perbandingan volume dengan

    multibeton berdasarkan mix disain sebagai

    berikut :

    Macam Perbandingan Penggunaan

    C1

    1 PC : 3 PS : 5 KR

    Untuk pekerjaan beton tumbuk,

    rabat dan lantai kerja.

    C2

    1 PC : 2 PS : 3 KR

    Untuk pekerjaan beton bertulang :

    sirip beton kolom praktis dan ring

    balk dan listplank beton

    Untuk pekerjaan beton bertulang :

    sloof, kolom, balok, plat lantai,

    tangga beton.

    22.4 Perrsyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton

    Kelas dan Mutu Beton

    a.

    Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai

    dengan standard Beton Indonesia NI-2 ,

    PBI-1971

    b. Kriteria untuk menentukan mutu beton

    adalah persyaratan bahwa hasil

    pengujian benda-benda uji harus

    memberikan BK(kekuatan tekan beton kareteristik) yang lebih besar dari yang

    ditentukan.

    Komposisi Campuran Beton

    a. Beton harus dibentuk dari semen

    Portland,pasir,kerikil,dan air seperti yang

    ditentukan sebelumnya.

    Bahan beton dicampur dalam

    perbandingan yang serasi dan diolah

    sebaik-baiknya sampai pada kekentalan

    yang tepat/baik.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 35

    b. Untuk mendapatkan mutu beton yang

    sesuai dengan yang

    disyaratkan/ditentukan dalam spesipikasi

    ini,harus dipakai campuran yang direncanakan(MIX DESIGNED)

    c. Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam

    beton untuk bagian-bagian dari

    pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran

    yang ditetapkan dalam persyaratan

    bahan beton,

    d. Perbandingan antara bahan-bahan

    pembentuk beton yang dipakai untuk

    berbagai mutu,harus ditetapkan dari

    waktu ke waktu selama berjalannya

    pekerjaan,demikian juga pemeriksaan

    terhadap agregat dan beton yang

    dihasilkan.

    e. Perbandingan campuran dan factor air

    semen yang tepat akan ditetapkan atas

    dasar beton yang dihasilkan yang

    mempunyai kepadatan yang

    tepat,keawetan dan kekuatan yang

    dikehendaki.

    f. Kekentalan (Konsistensi) adukan beton

    untuk bagian-bagian konstruksi

    beton,harus disesuaiukan dengan jenis

    konstruksi yang bersangkutan,cara

    pengangkutan adukan beton dan cara

    pemadatannya.Kekentalan adukan beton

    antara lain ditentukan oleh faktor air

    semen.

    g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton

    yang sesuai dengan yang

    direncanakan,maka factor air semen

    ditentukan sebagai berikut:

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 36

    Faktor air semen untuk kolom

    balok, plat lantai, tangga, dinding

    beton, dan listplank /parapet

    maksimum 0,60

    Faktor air semen untuk konstruksi

    plat atap, dan tempat-tempat

    basah lainnya maksimum 0,55.

    h. Untuk lebih mempermudah dalam

    pengerjaan beton,dan dapat dihasilkan

    suatu mutu sesuai dengan yang

    direncanakan,maka untuk konstruksi beton

    dengan factor air semen maksimum 0,55

    harus memakai Plasticizer sebagai bahan

    additive. Pemakaian merk dari bahan

    additive tersebut harus mendapat

    persetujuan dari konsultan pengawas/

    direksi.

    i. Pengujian beton akan dilakukan oleh

    konsultan pengawas pekerjaan atas biaya

    kontraktor pelaksana. Perbandingan

    campuran beton jika dipandang perlu

    harus diubah untuk tujuan penghematan

    yang dikehendaki, workability, kepadatan,

    kekedapan, atau kekuatan. dan

    kontraktor tidak berhak atas claim yang

    disebabkan perubahan yang demikian.

    22.5 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-

    benda Uji Beton

    a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton

    harus diatur menurut keperluan untuk

    menjamin beton dengan konsistensi yang

    baik dan untuk menyesuaikan variasi

    kandungan lembab atau gradasi dari

    agregat waktu masuk dalam mesin

    pengaduk (Mixer).

    Penambahan air untuk mencairkan

    kembali beton padat hasil pengadukan

    yang terlalu yang terlalu lama atau yang

    menjadi kering sebelum dipasang sama

    sekali tidak diperkenankan.

    b. Keseragaman Konsistensi beton untuk

    setiap kali pengadukan sangat perlu.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 37

    c. Nilai Slump dari beton(pengujian kerucut

    slump),tidak boleh kurang dari 8 cm dan

    tidak melampaui 12 cm,untuk segala

    beton yang dipergunakan.

    d. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-

    2 , PBI 1971.Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai Slump yang lebih kecil

    bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan

    akan menghasilkan beton berkualitas lebih

    tinggi atau alas an penghematan.

    e. Kekuatan tekan beton harus ditetapkan

    oleh konsultan pengawas melalui

    pengujian biasa dengan kubus ukuran

    15x15cm,dibuat dan diuji sesuai dengan

    NI-2 PBI 1971

    Kontraktor pelaksana harus menyediakan

    fasilitas yang diperlukan untuk

    mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan

    yang representative.

    22.6 Baja Tulangan

    a. Baja tulangan beton harus

    dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai

    dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang

    tertera pada gambar gambar konstruksi Semua batang harus dibengkokan dalam

    keadaan dingin,pemanasan dari besi

    beton hanya dapat diperkenankan bila

    seluruh cara pengerjaan disetujui oleh

    konsultan pengawas

    b. Besi beton harus dipasang dengan teliti

    sesuai dengan gambar rencana . Untuk

    menempatkan tulangan tetap tepat

    ditempatnya maka tulangan harus diikat

    kuat dengan kawat beton dengan

    bantalan beton decking atau kursi-kursi

    besi/cakar ayam perenggang.dalam

    segala hal untuk besi beton yang

    horizontal harus digunakan penunjang

    yang tepat,sehingga tidak ada batang

    yang turun.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 38

    c. Jarak bersih terkecil antara batang yang

    pararel apabila tidak ditentukan dalam

    gambar rencana, minimal harus 1,2 kali

    ukuran terbesar dari agregat kasar dan

    harus memberikan kesempatan masuknya

    alat penggetar beton.

    d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus

    sesuai dengan gambar rencana dan

    perhitungan,apabila dipakai dimensi

    tulangan yang berbeda dengan

    gambar,maka yang menentukan adalah

    luas tulangan, dalam hal ini kontraktor

    diwajibkan meminta persetujuan terlebih

    dahulu dari konsultan pengawas.

    22.7 Selimut Beton

    Penempatan besi beton di dalam cetakan

    tidak boleh menyinggung dinding atau dasar

    cetakan,serta harus mempunyai jarak tetap

    untuk setiap bagian bagian konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar

    rencana, maka tebal selimut beton untuk satu

    sisi pada masing-masing konstruksi adalah

    sebgai berikut :

    a. Balok Sloof = 4,00 cm

    b. Kolom = 3,00 cm

    c. Balok = 2,50 cm

    d. Pelat Dak Beton = 1,50 cm

    Sambungan Baja Tulangan

    Jika diperlukan untuk menyambung tulangan

    pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukan

    pada gambar gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh konsultan

    pengawas. Overlap pada sambungan-

    sambungan tulangan harus minimal 40 kali

    diameter batang yang dipakai/ digunakan,

    kecuali jika ditetapkan dalam secara pasti di

    dalam gambar rencana dan harus mendapat

    persetujuan konsultan pengawas.

    22.8 Perlengkapan Mengaduk

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 39

    Kontraktor harus menyediakan peralatan dan

    perlengkapan yang mempunyai ketelitian

    cukup untuk menetapkan dan mengawasi

    jumlah dari masing-masing bahan beton.

    Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan

    pengerjaannya selalu harus mendapatkan

    persetujuan dari Konsultan Pengawas.

    Mengaduk

    a. Bahan-bahan pembentuk beton harus

    dicampur dan diaduk dalam mesin

    pengaduk beton yaitu Batch Mixer. Konsultan pengawas berwenang untuk

    menambah waktu pengadukan jika

    pemasukan bahan dan cara pengadukan

    gagal untuk mendapatkan hasil adukan

    dengan susunan kekentalan dan warna

    yang merata dalam komposisi dan

    konsistensi dari adukan ke adukan,kecuali

    bila diminta adanya perubahan dalam

    komposisi atau konsistensi.

    Air harus dituang lebih dahulu selama

    pekerjaan penyerpurnaan.

    b. Tidak diperkenankan melakukan

    pengadukan beton yang berlebih-lebihan

    (lamanya) yang membutuhkan

    penambahan air untuk mendapatkan

    konsistensi beton yang dikehendaki.

    Messin pengaduk yang memproduksi hasil

    yang tidak memuaskan harus diganti.

    Mesin pengaduk tidak boleh dipakai

    melebihi dari kapasitas yang telah

    ditentukan

    22.9 Suhu

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 40

    Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih

    dari 32o C dan tidak kurang dari 4,50 C.

    Bila suhu dari Beton yang dituang berada

    antara 270 C dan 320 C, beton harus diaduk

    ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung

    dicor.

    Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian

    rupa,sehingga suhu dari beton melebihi 320 C,

    sebagai yang ditetapkan oleh konsultan

    pengawas, kontraktor harus mengambil

    langkah langkah yang efektif, upamanya mendinginkan agregat, mencampur dengan es

    dan mengecor pada waktu malam hari bila

    perlu, untuk mempertahankan suhu beton,

    waktu dicor pada suhu dibawah 320 C.

    22.10 Rencana Cetakan

    Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan

    ukuran yang ditentukan dalam gambar

    rencana.

    Bahan yang dipergunakan harus mendapatkan

    persetujuan dari konsultan pengawas sebelum

    pembuatan cetakan dimulai.

    Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat

    mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang

    tidak dapat diterima dalam segi apapun dan

    kontraktor harus dengan segera mengambil

    bentuk yang diafkir dan menggantinya atas

    biaya sendiri.

    Konstruksi Cetakan

    a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat

    dan aman pada kedudukannya sehingga

    dapat dicegah pengembangan atau

    gerakan selama /sesudah pengecoran

    beton.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 41

    b. Sebelum beton dicor,permukaan dari

    cetakan-cetakan harus diminyaki dengan

    minyak yang biasa diperdagangkan untuk

    maksud itu yang mencegah secara efektif

    lekatnya beton pada cetakan dan

    memudahkan dalam pembongkaran

    cetakan beton.

    Penggunaan minyak cetakan harus hati-

    hati untuk mencegah kontak dengan besi

    beton yang mengakibatkan kurangnya

    daya lekat.

    c. Penyangga cetakan (steiger) harus

    bertumpu pada pondasi yang baik dan

    kuat sehingga tidak akan ada

    kemungkinan penurunan cetakan selama

    pelaksanaan.

    22.11 Pengangkutan Beton

    Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk

    pengangkutan beton harus sedemikian rupa

    sehingga beton dengan komposisi dan

    kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke

    tempat pekerjaan,tanpa adanya pemisahan

    dan kehilangan bahan yang menyebabkan

    perubahan nilai slump.

    Pengecoran

    a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua

    pekerjaan cetakan,ukuran dan letak baja

    tulangan beton sesuai gambar rencana/

    pelaksanaan, pemasangan sparing-

    sparing instalasi, penyokong,pengikat dan

    lain-lainnya selesai dikerjakan. sebelum

    pengecoran dimulai permukaan permukaan yang berhubungan dengan

    pengecoran harus sudah disetujui oleh

    konsultan pengawas.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 42

    b. Segera sebelum pengecoran beton

    dimulai ,semua permukaan pada tempat

    pengecoran beton (cetakan) harus bersih

    dari air yang tergenang, reruntuhan atau

    bahan lepas.

    Permukaan bekisting dengan bahan-

    bahan yang menyerap pada tempat-

    tempat yang akan dicor harus dibasahi

    dengan merata sehingga kelembaban/air

    dari beton yang baru dicor tidak akan

    diserap.

    c. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan

    lebih dari 2 meter,semua penuangan

    beton harus selalu lapis-perlapis horizontal

    dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm.

    Konsultan pengawas berhak untuk

    mengurangi tebal tersebut apabila

    pengecoran dengan tebal 50 cm, tidak

    dapat memenuhi spesifikasi ini.

    d. Pengecoran beton tidak diperkenankan

    selama hujan deras berlangsung sehingga

    spesikasi mortar terpisah dari agregat

    kasar.

    Selama hujan,air semen atau spesi tidak

    boleh dihamparkan pada construction

    joint dan air semen atau spesi yang

    terhampar harus dibuang sebelum

    pekerjaan dilanjutkan.

    e. Setiap lapisan beton harus dipadatkan

    sampai sepadat mungkin ,sehingga bebas

    dari kantong-kantong kerikil, dan menutup

    rapat-rapat semua permukaan dari

    cetakan dan matrial yang diletakan

    Dalam pemadatan setiap lapisan dari

    beton,kepala alat penggetar (Vibrator)

    harus dapat menembus dan

    menggetarkan kembali beton pada

    bagian atas dari lapisan yang terletak

    dibawah. Lamanya penggetaran tidak

    boleh menyebabkan terpisahnya bahan

    beton dengan airnya, semua beton harus

    dipadatkan dengan alat penggetar type

    immerson beroprasi dengan kecepatan

    paling sedikit 3000 putaran per menit

    ketika dibenamkan dalam beton

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 43

    f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan

    pengawas pekerjaan atau wakilnya yang

    ditunjuk serta staf kontraktor yang setaraf

    ada di tempat kerja, dan persiapan betul-

    betul telah memadai.

    22.12 Waktu Dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

    a. Waktu dan cara pembukaan dan

    pemindahan cetakan harus mengikuti

    petunjuk konsultan pengawas, pekerjaan

    ini harus dikerjakan hati-hati untuk

    menghindari kerusakan pada beton.

    Beton yang masih muda/ lunak tidak di

    izinkan untuk dibebani,segera setelah

    cetakan cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan

    permukaan yang tidak beraturan harus

    segera diperbaiki sampai disetujui

    konsultan pengawas.

    b. Umumnya diperlukan waktu minimum dua

    (2) hari sebelum cetakan-cetakan dibuka

    untuk dinding-dinding yang tidak

    bermuatan dan cetakan cetakan samping lainnya,tujuh (7) hari untuk

    dinding-dinding pemikul dan saluran-

    saluran, 21 hari untuk balok-balok,plat

    lantai, plat atap, tangga dan kolom.

    Walaupun demikian sebagai pedoman

    dalam keadaan cuaca normal adalah

    sebagai berikut:

    Struktur Pengerasan normal:

    Kolom dan Dinding 4 hari

    Pelat lantai/atap 28 hari

    Balok 28 hari

    22.13 Perawatan ( Curing )

    a. Semua beton harus dirawat dengan air

    seperti ditentukan di bawah ini atau

    disemprot dengan curing Agent ANTISOLS

    merk SIKA. Konsultan pengawas berhak

    menentukan cara perawatan bagaimana

    yang harus digunakan pada bagian bagian pekerjaan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 44

    b. Permukaan beton yang terbuka harus

    dilindungi terhadap sinar matahari yang

    langsung minimal selama 3 hari sesudah

    pengecoran. perlindungan semacam itu

    dilakukan dengan menutupi permukaan

    beton dengan deklit/karung bekas yang

    dibasahi dan harus dilaksanakan segera

    setelah pengecoran dilaksanakan.

    c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari,

    yaitu dengan melakukan penggenangan

    dengan air terus menerus pada

    permukaan beton paling sedikit selama 14

    hari

    22.14

    Perlindungan

    Kontraktor harus melindungi semua beton

    terhadap kerusakan-kerusakan sebelum

    penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 45

    Perbaikan Permukaan Beton

    a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada

    permukaan beton yang tidak sesuai

    dengan yang direncanakan, atau tidak

    tercetak menurut gambar atau diluar garis

    permukaan, atau ternyata ada

    permukaan yang rusak, hal itu dianggap

    tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan

    harus dibuang dan diganti oleh kontraktor

    atas bebannya sendiri.

    Kecuali bila konsultan pengawas

    memberikan izinnya untuk menambal

    tempat yang rusak,dalam hal mana

    penambalan harus dikerjakan seperti yang

    telah tercantum dalm pasal-pasal berikut.

    b. Kerusakan yang memerlukan

    pembongkaran dan perbaikan ialah yang

    terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-

    kerusakan karena cetakan, lobang-lobang

    karena keropos, ketidak rataan /

    pembengkakan harus dibuang dengan

    pemahatan atau dengan batu gerinda.

    Sarang kerikil dan beton lainnya harus

    dipahat, lobang-lobang pahatan harus

    diberi pinggiran yang tajam dan dicor

    sedemikian sehingga pengisian akan

    terikat ditempatnya. Semua lobang harus

    terus menerus dibasahi selama 24 jam

    sebelum dicor, dan seterusnya

    disempurnakan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 46

    c. Jika menurut Konsultan pengawas, hal-hal

    tidak sempurna pada bagian bangunan

    yang akan terlihat jika dengan

    penambalan saja akan menghasilkan

    sebidang dinding yang tidak memuaskan

    kelihatannya ,kontraktor wajib untuk

    menutupi seluruh dinding (dengan spesi

    Plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan

    yang tidak melebihi 1cm, demikian juga

    pada dinding yang berbatasan (yang

    bersambungan) sesuai dengan instruksi

    dari konsultan pengawas.

    Perlu diperhatikan untuk permukaan yang

    datar batas tolleransi kelurusan

    (Pencekungan/pencembungan) bidang

    tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk

    semua komponen.

    23. PEKERJAAN DINDING DAN

    PLESTERAN

    23.1 Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan

    Plesteran Meliputi :

    a. Pasangan dinding bata merah

    b. Plesteran dan Acian dinding bata merah

    c. Dinding Granit Tile untuk Kolom Pagar

    50x50 cm dan Batu Candi untuk kolom

    pagar 40 x 40 cm

    23.2

    Persyaratan Bahan :

    a. Bata merah bermutu baik, dengan

    pengepresan menggunakan mesin pres

    dan bebas dari cacat dan retak minimum

    telah menjadi dua (2) bagian, produk

    local dan memenuhi standar Persyaratan Bahan-bahan PUBB 1970

    b. Pasir dari kualitas baik, bersih dan bebas

    dari Lumpur, bahan organis, batu-batuan

    harus diayak. Khusus untuk pekerjaan

    plesteran pasir harus dicuci terlebih

    dahulu.

    c. Semen yang dipakai standard dan

    memenuhi persyaratan NI-8 type I menurut

    ASTM-150

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 47

    d. Keramik dinding yang digunakan harus

    bermutu baik standard SNI setaraf Platinum Dan Bercorak, (untuk dinding km/wc), sedangkan untuk dinding

    penebalan bagian exterior memakai

    keramik Granit Tile sekualitas Indogress Produk dalam negeri, sebelum dipasang di

    dinding keramik harus direndam dulu

    dalam air supaya keramik lebih rekat

    dengan campuran adukan dinding

    e. Hal lain yang diperlukan ditentukan oleh

    Direksi.

    23.3

    Adukan dan Campuran

    a. Adukan Trasraam perbandingan 1pc : 3ps,

    dilaksanakan untuk :

    - Semua pasangan bata merah

    yang masuk dalam tanah

    - 20 cm di atas lantai pada semua

    dinding

    - Pasangan batu/bata merah sisi

    saluran, bak control, serta tempat

    lain yang diperlukan sesuai gambar

    rencana

    - Plesteran dinding bata merah yang

    masuk kedalam tanah seluruhnya

    pasangan trasraam, plint plesteran,

    aferking permukaan beton dan

    plesteran seluruh pasangan bata

    merah perbandingan 1pc : 3ps

    b. Adukan perbandingan 1pc : 5ps

    dilaksanakan untuk :

    - Pasangan dinding batu/bata

    merah dan plesteran yang bukan

    trasraam seperti tercantum di atas

    - Adukan semen, digunakan untuk

    siar benam batu kali.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 48

    23.4

    Pelaksanaan Pekerjaan

    a. Pekerjaan pasangan dinding batu/batako

    harus terkontrol waterpast baik arah

    vertical maupun horizontal.

    Pada setiap 8 baris bata merah harus

    dipasang angker besi dan kolom,

    Pelaksanaan pasangan dinding bata

    merah/batu tidak boleh melibihi

    ketinggian 2 m setiap hari. sebelum

    dipasangkan batu/bata merah terlebih

    dahulu dibasahi air dengan cara

    direndam.

    b. Sebelum dinding bata merah dipleter siar

    harus dikorek sedalam 1cm untuk

    mendapatkan ikatan yang lebih baik.

    kelembaban plesteran harus dijaga

    sehingga pengeringan bidang plestran

    stabil dan kemudian diperhalus dengan

    acian semen.

    c. Pasangan bata merah yang selesai harus

    terus menerus dibasahi selama 14 hari,

    untuk dinding septictank harus dihindarkan

    adanya rembesan air tanah dari sisi luar,

    untuk itu plesteran trasraam dilakukan

    pada kedua sisi luar dalam.

    d. Untuk finishing beton expose, sebelum

    diperhalus/aferking permukaan beton

    perlu dikasarkan/pahat dulu kemudian

    disiram Portland cement untuk

    mendapatkan ikatan yang baik

    e. Keramik/Granit yang akan ditempel harus

    sudah diseleksi dengan baik sehingga

    bentuk dan warna masing-masing keramik

    sama tidak ada bagian yang retak,

    pecah-pecah, sudut atau tepi atau cacat

    lainnya serta telah disetujui secara tertulis

    dari Konsultan Pengawas.

    f. Seluruh pekerjaan pasangan dan

    plesteran yang tidak lurus, berombak dan

    retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki

    atas biaya pemborong.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 49

    g. Pada pasangan dinding trasraam diatas

    lantai, sampai ketinggian 30cm. plesteran

    dilaksanakan dengan adukan 1pc : 2ps

    dan dibuat lebih masuk sedalam 1cm

    untuk kemudian dihaluskan/diaci dengan

    adukan semen kemudian di finishing

    dengan cat minyak

    h. Pada pasangan dinding Keramik dipasang

    dengan campuran 1pc : 2ps terisi penuh

    dengan jarak yang rapat dan neut diisi

    dengan semen warna sesuai dengan

    warna keramik yang ditentukan.

    Keramik yang akan dipasang terlebih

    dahulu diseleksi kondisi permukaan, sudut

    dan pinggiran yang lurus dan halus.

    i. Pasangan dinding bata merah dipasang

    dengan campuran 1pc : 2ps terisi penuh

    dengan jarak yang rapat dan neut diisi

    dengan semen warna gelap, pasangan

    harus mempunyai jarak yang sama dan

    tekstur, bentuk yang rapih.

    24 PEKERJAAN KUSEN PINTU ,

    JENDELA DAN KACA

    24.1.

    Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan ini meliputi :

    a. Pekerjaan pintu dan jendela alumunium

    (kusen, rangka pintu)

    b. Dan lain-lain seperti tercantum dalam

    Gambar Kerja.

    24.2 Persyaratan Umum

    a. Semua pekerjaan metal/alumunium disini

    harus memenuhi persyaratan yang

    tercantum dalam pasal Pekerjaan Metal di

    Buku RKS ini.

    b. Semua pekerjaan kaca disini harus

    memenuhi persyaratan yang tercantum

    dalam pasal Pekerjaan Kaca dan Cermin

    dalam Buku RKS ini.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 50

    c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini,

    Kontraktor harus memperhatikan pula

    uraian dalam pasal Pekerjaan

    Perlengkapan Pintu, Jendela, Bovenlicht di

    Buku RKS ini

    24.3 Persyaratan Bahan

    a. Bahan Kusen alumunium harus memenuhi

    persyaratan tebal dan lebar yang

    disyaratkan yaitu dengan tebal min 2,5

    mm lebar 4 type color anodize. setara INDAL

    b. Daun Pintu Double Teakwood 4 mm

    Rangka Pintu Panel Teakwood terbuat dari

    kayu press open dengan kualitas baik dan

    diserut halus

    c. Seluruh sambungan kayu pada Rangka

    daun pintu, harus menyudut, rapih dan

    bagian sudut kayu diprofil halus ,sesuai

    gambar rencana.

    d. Seluruh sambungan Alumunium pada

    kusen dan daun Pintu, jendela, harus

    menyudut, rapih, sesuai gambar rencana.

    e. Semua bahan kusen Alumunium mengacu

    pada persyaratan Pekerjaan logam/Metal

    pada buku ini

    24.4. Persyaratan Teknis

    a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor

    diwajibkan meneliti gambar dan kondisi

    lapangan serta membuat gambar Shop

    Drawing

    b. Tipe Pintu/Jendela atau dinding partisi

    yang terpasang harus sesuai daftar tipe

    yang tertera dalam Gambar dengan

    memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk

    Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan

    lain-lain, dengan petunjuk sebagai

    berikut :

    c. Semua ukuran dan bentuk kusen maupun

    daun pintu, jendela, bovenlicht yang

    tercantum dalam gambar kerja adalah

    ukuran jadi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 51

    Disyaratkan dipasang angker/fisher

    pada kusen pintu, jendela dan

    bovenlicht.

    Jumlah angker/fisher minimal 2

    (dua) buah untuk kusen jendela

    dan bovenlicht, minimal 3 (tiga)

    buah untuk kusen pintu dan masing-

    masing kusen terluar. Ukuran dan

    jarak penempatan sesuai dengan

    Gambar Kerja atau petunjuk

    Konsultan Pengawas/Direksi.

    Disyaratkan pula dibuat alur air

    pada sisi sebelah luar kusen pada

    dua batang kusen vertical dan

    sebuah batang kusen bagian

    bawah ; untuk kusen pintu, jendela,

    maupun bovenlicht.

    Sambungan-sambungan

    pertemuan dan sudut harus benar-

    benar tegak lurus, kokoh dan tidak

    dapat digerak-gerakkan, serta

    pengerjaannya harus rapi. sesuai

    gambar kerja atau petunjuk

    konsultan pengawas/Direksi

    d. Pekerjaan Kusen Pintu ,Jendela Alumunium

    dan Kaca :

    Bentuk profil yang dipakai untuk kusen,

    Frame pintu dan jendela adalah

    Pembuatan kusen alumunium harus

    dipesan/dilakukan oleh Pabrik

    pembuat berdasarkan detail-detail

    standard.

    Kusen alumunium sebelum

    dipasang, terlebih dahulu telah

    dicat Pabrik/tidak luntur, kemudian

    dilindungi agar tak rusak.

    Pemasangan kaca harus

    sedemikian rupa sehingga tidak

    akan pecah pada waktu

    mengembang. Kaca harus

    terpasang dengan kokoh, tidak

    dapat digerakkan dan rapi

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 52

    e. Setiap bagian dari pekerjan ini yang buruk,

    tidak memenuhi persyaratan seperti yang

    tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai

    dengan Gambar Kerja, ketidak cocokan,

    kesalahan maupun kekurangan lain akibat

    kelalaian dan ketidak telitian Kontraktor

    dalam Gambar Pelelangan; dan atau

    perbaikan finish yang tidak memuaskan

    akan ditolak dan harus diganti hingga

    disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.

    Perbaikan, Perubahan, dan Penggantian

    harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor

    dan tidak dapat di klaim sebagai

    pekerjaan tambah, maupun

    penambahan waktu.

    f. Perubahan bahan/material karena alas an

    tertentu harus diajukan kepada Konsultan

    Pengawas/Direksi untuk mendapatkan

    persetujuan secara tertulis.

    Semua perubahan yang disetujui dapat

    dilaksanakan tanpa adanya biaya

    tambahan yang mempengaruhi kontrak,

    kecuali untuk perubahan yang

    mengakibatkan pekerjaan kurang akan

    diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.

    g. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan

    dan atau telah terpasang harus segera

    dilindungi terhadap pengaruh cuaca

    dengan cara yang memenuhi syarat.

    Bahan Kayu

    a. Sebelum pelaksanaan kayu disimpan dan

    dikumpulkan pada tempat yang tertutup

    dari cahaya lansung/hujan dan

    mempunyai sirkulasi udara yang baik

    dengan alas yang cukup tinggi/tidak

    bersentuhan langsung dengan tanah.

    b. Pelaksan harus mempelajari setiap ukuran,

    bentuk, pola penempatan, cara

    pemasangan dan detail yang sesuai

    dengan gambar rencana dan ketepatan

    pada saat pemasangan. Seluruh

    sambungan kayu pada kusen dan daun

    jendela harus menyudut, rapih dan halus,

    serta sesuai dengan gambar rencana.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 53

    c. Pelaksanaan Sambungan seperti klos, baut

    plat penggantung, angkur, dynabolt,

    sekrup, paku dan lem perekat harus rapi

    dan sempurna. Diusahakan agar

    permukaan yang tampak harus bersih

    /tidak kotor.

    d. Pendempulan dan perapihan permukaan

    kayu harus rata ,halus dan kering. Setelah

    pendempulan dilaksanakan maka digosok

    dengan ampelas sesuai keperluannya

    agar permukaan kayu halus dan rapi,serta

    pori-pori kayu tertutupi dempul, terutama

    pada bagian kayu halus seperti kusen,

    daun pintu,j endela dan lainnya yang

    memerlukan kerapihan.

    e. Seluruh kayu yang digunakan harus lurus

    dan tanpa cacat/mata kayu/retak.

    f. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor

    diwajibkan meneliti gambar dan kondisi

    lapangan serta membuat gambar Shop

    Drawing.

    g. Tipe Pintu/Jendela atau dinding partisi

    yang terpasang harus sesuai daftar tipe

    yang tertera dalam Gambar dengan

    memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk

    Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan

    lain-lain, dengan petunjuk sebagai berikut

    h. Semua ukuran dan bentuk kusen maupun

    daun pintu, jendela, bovenlicht yang

    tercantum dalam gambar kerja adalah

    ukuran jadi

    i. Disyaratkan dipasang angker/fisher pada

    kusen pintu, jendela dan bovenlicht.

    Jumlah angker/fisher minimal 2 (dua) buah

    untuk kusen jendela dan bovenlicht,

    minimal 3 (tiga) buah untuk kusen pintu

    dan masing-masing kusen terluar. Ukuran

    dan jarak penempatan sesuai dengan

    Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan

    Pengawas/Direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-syarat

    BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 54

    j. Disyaratkan pula dibuat alur air pada sisi

    sebelah luar kusen pada dua batang

    kusen vertical dan sebuah batang kusen

    bagian bawah ; untuk kusen pintu,

    jendela, maupun bovenlicht.

    k. Sambungan-sambungan pertemuan dan

    sudut harus benar-benar tegak lur