2013(2)

2
PENGEMBANGAN KUESIONER FUNGSI VISUAL VERSI PENDEK MENGGUNAKAN TEORI ITEM-RESPONSE Tujuan: Pada bidang ophtalmologi klinis, pengukuran luaran yang dilaporkan oleh pasien dapat menjadi beban bagi pasien. Untuk menurunkan beban pasien, kami menggunakan teori item-response (IRT) untuk mengembangkan dan menguji sebuah National Eye Institute’s Visual Function Questionnaire (VFQ) versi pendek. Metode: Kami menganalisis data VfQ dari 276 dewasa di Jepang. Sebagian besar memiliki galukoma, katarak atau degenerasi makular. Ketajaman visual (fraksi Snellen) memiliki rata-rata 20/120 (rentang:20/13 hingga 20/2000) untuk mata yang lebih baik, dan 20/200 (rentang: 20/13 hingga 20/2000) untuk mata yang buruk. Kami menggunakan model IRT politom, Generalized Partial Credit Model sebagaimana yang digunakan pada perangkat lunak untuk menilai skala parameter dari daata rating (PARSCALE). Untuk menentukan butir inklusi pada versi pendek, kami memeriksa setiap lokasi butir pada kontinum ciri laten, slope, dan frekuensi data yang hilang. Kami juga memastikan bahwa ketujuh domain yang penting di Jepang telah direpresentasikan. Untuk memeriksa karakteristik skala hasil, kami menghitung informasi tes (sebuah indeks presisi yang dapat berbeda sesuai dengan nilai ciri laten), dan melakukan uji validasi. Hasil: Dari 32 butir dari VFQ asli, kami memilih 11. Skala yang terdiri dari 11 butir (CFQ-J11) memiliki informasi tes yang lebih besar dari 9 untuk nilai ciri laten antara -2,0 dan +0,8. Nilai ambang butir ditargetkan dengan baik untuk pasien dengan masalah visus. Skor pada VFQ-J11 berhubungan kuat dan

description

test

Transcript of 2013(2)

PENGEMBANGAN KUESIONER FUNGSI VISUAL VERSI PENDEK

MENGGUNAKAN TEORI ITEM-RESPONSE

Tujuan: Pada bidang ophtalmologi klinis, pengukuran luaran yang dilaporkan oleh pasien

dapat menjadi beban bagi pasien. Untuk menurunkan beban pasien, kami menggunakan teori

item-response (IRT) untuk mengembangkan dan menguji sebuah National Eye Institute’s

Visual Function Questionnaire (VFQ) versi pendek.

Metode: Kami menganalisis data VfQ dari 276 dewasa di Jepang. Sebagian besar memiliki

galukoma, katarak atau degenerasi makular. Ketajaman visual (fraksi Snellen) memiliki rata-

rata 20/120 (rentang:20/13 hingga 20/2000) untuk mata yang lebih baik, dan 20/200 (rentang:

20/13 hingga 20/2000) untuk mata yang buruk. Kami menggunakan model IRT politom,

Generalized Partial Credit Model sebagaimana yang digunakan pada perangkat lunak untuk

menilai skala parameter dari daata rating (PARSCALE). Untuk menentukan butir inklusi

pada versi pendek, kami memeriksa setiap lokasi butir pada kontinum ciri laten, slope, dan

frekuensi data yang hilang. Kami juga memastikan bahwa ketujuh domain yang penting di

Jepang telah direpresentasikan. Untuk memeriksa karakteristik skala hasil, kami menghitung

informasi tes (sebuah indeks presisi yang dapat berbeda sesuai dengan nilai ciri laten), dan

melakukan uji validasi.

Hasil: Dari 32 butir dari VFQ asli, kami memilih 11. Skala yang terdiri dari 11 butir (CFQ-

J11) memiliki informasi tes yang lebih besar dari 9 untuk nilai ciri laten antara -2,0 dan +0,8.

Nilai ambang butir ditargetkan dengan baik untuk pasien dengan masalah visus. Skor pada

VFQ-J11 berhubungan kuat dan berada pada arah yang diinginkan dengan pengukuran

bidang visual dan ketajaman visual yang dikoreksi. Sesuai dengan harapan terhadap sebuah

pengukuran yang valid, skor tersebut juga berkembang dalam jumlah besar (hampir satu

standar deviasi) setelah operasi katarak.

Kesimpulan: Instrumen 11 butir dapat memberikan data fungsi visual yang dapat dipercaya

dan valid pada pasien dengan masalah ophtalmik. Instrumen ini diketahui tidak menjadi

beban terhadap responden dengan tetap mempertahankan sifat psikometrik yang baik.