201308

42
Pekik kemerdekaan: “Merdeka! Merdeka! Merdeka!” yang digemakan oleh proklamator Bung Karno terus didengungkan hingga kini. Pekik itu menandakan kemenangan besar bangsa kita dari para penjajah. Kemenangan dan kemerdekaan itu tentunya bukan diperoleh dengan cara yang mudah, melainkan penuh dengan perjuangan dan penderitaan. Banyak orang telah menjadi korban. Hanya oleh rahmat atau anugerah Tuhan, maka perjuangan dan pengorbanan itu menghasilkan kemerdekaan yang dapat terus dinikmati hingga kini. Jika demikian, sudah selesaikah perjuangan kita? Belum! Perjuangan secara fisik melawan penjajah memang sudah berakhir puluhan tahun lalu, namun perjuangan melawan kemiskinan, kebodohan, kekerasan, degradasi moral, terus berlanjut. Bangsa kita belum merdeka dari korupsi, dari tawuran, dari ketidakjujuran, dan dari perilaku amoral. Mari kita lanjutkan perjuangan ini bersama Tuhan, dan bersama seluruh komponen masyarakat, sesuai dengan kapasitas kita masing-masing sehingga bangsa ini benar-benar terbebas dari itu semua. Inilah perjuangan tiada henti yang harus terus kita hadapi. Jangan pernah menyerah dan putus asa, sebab Tuhan Yesus Kristus beserta kita… Dirgahayu HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia. Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara dengan berkat-Nya yang melimpah. Semarang, 1 Agustus 2013 email : [email protected] website : www.sinarkasih.net Ruang Tanya Jawab : [email protected] Jl. Pringgading 13 Semarang-50135 Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861 Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Budhi Wibowo Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito Sekretaris : Bibit Gunawan Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Indrawan Eleeas (IE), Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Leny Pancaningrum (LP), Imeiliana (MI), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdm. Yurianto (YR) Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah) Dari Redaksi Perjuangan Tiada Henti

description

http://www.isaalmasih.or.id/pdf/201308.pdf

Transcript of 201308

Page 1: 201308

Pekik kemerdekaan: “Merdeka! Merdeka! Merdeka!” yang digemakan oleh proklamator Bung Karno terus didengungkan hingga kini. Pekik itu menandakan kemenangan besar bangsa kita dari para penjajah. Kemenangan dan kemerdekaan itu tentunya bukan diperoleh dengan cara yang mudah, melainkan penuh dengan perjuangan dan penderitaan. Banyak orang telah menjadi korban. Hanya oleh rahmat atau anugerah Tuhan, maka perjuangan dan pengorbanan itu menghasilkan kemerdekaan yang dapat terus dinikmati hingga kini. Jika demikian, sudah selesaikah perjuangan kita? Belum! Perjuangan secara fisik melawan penjajah memang sudah berakhir puluhan tahun lalu, namun perjuangan melawan kemiskinan, kebodohan, kekerasan, degradasi moral, terus berlanjut. Bangsa kita belum merdeka dari korupsi, dari tawuran, dari ketidakjujuran, dan dari perilaku amoral. Mari kita lanjutkan perjuangan ini bersama Tuhan, dan bersama seluruh komponen masyarakat, sesuai dengan kapasitas kita masing-masing sehingga bangsa ini benar-benar terbebas dari itu semua. Inilah perjuangan tiada henti yang harus terus kita hadapi. Jangan pernah menyerah dan putus asa, sebab Tuhan Yesus Kristus beserta kita… Dirgahayu HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong

a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana

Saudara dengan berkat-Nya yang melimpah.

Semarang, 1 Agustus 2013

email : [email protected] : www.sinarkasih.net

Ruang Tanya Jawab :

[email protected]

Jl. Pringgading 13 Semarang-50135Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861

Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Budhi Wibowo Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito Sekretaris : Bibit Gunawan Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Indrawan Eleeas (IE), Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Leny Pancaningrum (LP), Imeiliana (MI), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdm. Yurianto (YR) Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah)

Dari RedaksiPerjuangan Tiada Henti

Page 2: 201308

Yesaya 21-23Bacaan Alkitab Setahun

DOA

renungan

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim):

Jawa : 6 bulan Rp 33.000,- 12 bulan Rp 66.000,-

Luar Jawa : 6 bulan Rp 36.000,- 12 bulan Rp 72.000,-

Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.

Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________

Alamat : _____________________________________________

_____________________________________________

Kota & Kode Pos : _____________________________________________

Telepon/HP : _____________________________________________

Hanya oleh anugerah-Nya, perjuangan kita berhasil. Terima kasih Tuhan atas

anugerah Engkau.

Sejak awal kehidupan manusia, kehidupan diisi dengan perjuangan. Hari-hari hidup manusia diisi pelbagai perjuangan. Dan yang disebut perjuangan tidaklah mudah. Tidaklah seperti membalikkan telapak tangan. Bukan saja manusia namun hewan pun harus berjuang untuk kehidupannya. Satu-satunya yang membedakan perjuangan hidup umat beriman dengan makhluk-makhluk lainnya adalah apa yang disebut anugerah. Mari kita tengok sejenak kehidupan orang yang bernama Kaleb. Kaleb saat berusia muda telah melakukan pola hidup yang benar di hadapan Tuhan dan sesama. Untuk itu dia dipercaya oleh Musa melakukan tugas survei ke tanah Kanaan bersama rekan-rekan lainnya. Integritas yang dia pertahankan dengan baik membawa dia dan Yosua berhasil menguasai tanah Kanaan. Namun tugas belum selesai. Padahal usia Kaleb sudah tidak muda lagi. Usianya 85 tahun. Di usia tua seperti itu mestinya Kaleb sudah pensiun. Tinggal menikmati hasil kerja keras semasa muda. Namun Kaleb masih harus berjuang. Dia mendapat bagian tanah Hebron yang berpegunungan. Penghuninya suku yang disebut suku Enak. Suku Enak merupakan orang-orang tinggi besar (Ulangan 2:10). Dengan kata lain suku bangsa raksasa. Kaleb harus menghadapi raksasa-raksasa tersebut. Suatu perjuangan yang tidak mudah. Yang menakjubkan seluruh perjuangan hidup Kaleb selalu disertai anugerah Tuhan. Sekalipun banyak kesulitan yang dihadapinya, Tuhan memberi anugerah umur panjang. Kini di usia tua 85 tahun, kembali Kaleb harus menghadapi suatu kemustahilan yakni menaklukkan Hebron. Oleh anugerah Tuhan, Hebron ditaklukkan Kaleb (Yosua 14:12). Sebab itu sesulit bahkan semustahil apa pun perjuangan hidup asalkan disertai anugerah Tuhan, kemenangan gemilang dapat kita capai. (IE)

kamis, 1 agustus 2013

Anugerah Dan PerjuanganYosua 14:6-13

Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Yosua 14:10

Form Berlangganan

Page 3: 201308

Yesaya 21-23Bacaan Alkitab Setahun

DOA

renungan

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim):

Jawa : 6 bulan Rp 33.000,- 12 bulan Rp 66.000,-

Luar Jawa : 6 bulan Rp 36.000,- 12 bulan Rp 72.000,-

Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.

Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________

Alamat : _____________________________________________

_____________________________________________

Kota & Kode Pos : _____________________________________________

Telepon/HP : _____________________________________________

Hanya oleh anugerah-Nya, perjuangan kita berhasil. Terima kasih Tuhan atas

anugerah Engkau.

Sejak awal kehidupan manusia, kehidupan diisi dengan perjuangan. Hari-hari hidup manusia diisi pelbagai perjuangan. Dan yang disebut perjuangan tidaklah mudah. Tidaklah seperti membalikkan telapak tangan. Bukan saja manusia namun hewan pun harus berjuang untuk kehidupannya. Satu-satunya yang membedakan perjuangan hidup umat beriman dengan makhluk-makhluk lainnya adalah apa yang disebut anugerah. Mari kita tengok sejenak kehidupan orang yang bernama Kaleb. Kaleb saat berusia muda telah melakukan pola hidup yang benar di hadapan Tuhan dan sesama. Untuk itu dia dipercaya oleh Musa melakukan tugas survei ke tanah Kanaan bersama rekan-rekan lainnya. Integritas yang dia pertahankan dengan baik membawa dia dan Yosua berhasil menguasai tanah Kanaan. Namun tugas belum selesai. Padahal usia Kaleb sudah tidak muda lagi. Usianya 85 tahun. Di usia tua seperti itu mestinya Kaleb sudah pensiun. Tinggal menikmati hasil kerja keras semasa muda. Namun Kaleb masih harus berjuang. Dia mendapat bagian tanah Hebron yang berpegunungan. Penghuninya suku yang disebut suku Enak. Suku Enak merupakan orang-orang tinggi besar (Ulangan 2:10). Dengan kata lain suku bangsa raksasa. Kaleb harus menghadapi raksasa-raksasa tersebut. Suatu perjuangan yang tidak mudah. Yang menakjubkan seluruh perjuangan hidup Kaleb selalu disertai anugerah Tuhan. Sekalipun banyak kesulitan yang dihadapinya, Tuhan memberi anugerah umur panjang. Kini di usia tua 85 tahun, kembali Kaleb harus menghadapi suatu kemustahilan yakni menaklukkan Hebron. Oleh anugerah Tuhan, Hebron ditaklukkan Kaleb (Yosua 14:12). Sebab itu sesulit bahkan semustahil apa pun perjuangan hidup asalkan disertai anugerah Tuhan, kemenangan gemilang dapat kita capai. (IE)

kamis, 1 agustus 2013

Anugerah Dan PerjuanganYosua 14:6-13

Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Yosua 14:10

Form Berlangganan

Page 4: 201308

Ada seorang anak Tuhan yang pernah mengalami pergumulan sangat berat. Dia ditinggalkan istrinya pergi dengan pria lain selama 10 tahun sejak kedua anaknya duduk dibangku SD. Dengan setia dan sabar dia tetap mengasihi istrinya dan berharap kembali kepadanya, tetapi istrinya tidak mau kembali kepadanya. Sang suami yang pada awalnya tegar imannya ini kemudian menjadi putus asa. Pernah selama dua bulan ia tidur di kuburan menyesali nasibnya dan hidup dari belas kasihan orang-orang yang mengunjunginya. Namun akhirnya dia dijamah oleh Tuhan dan beroleh kekuatan baru untuk bangkit dari keterpurukannya itu. Sambil terus menanti sang istri kembali, dengan semangat dan harapan baru, ia berjuang untuk menjalani hidupnya dan kembali bekerja. Ada tiga rahasia bagaimana kita dapat menang dalam menjalani hidup yang penuh perjuangan ini. Pertama, memiliki sukacita. Ayat 34 berkata: “…kamu menerima hal itu dengan sukacita…” Sukacita yang dari Tuhan adalah sumber kekuatan kita dalam menghadapi segala kesulitan kehidupan. Bersukacitalah senantiasa, hal ini juga yang ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 5:16. Kedua, tetap percaya kepada Tuhan. Masalah boleh datang, kesulitan bisa saja menghadang, tetapi bagi orang yang tetap percaya kepada Tuhan, akan datang pertolongan dan perlindungan dari Tuhan. Karena itu jangan pernah melepaskan kepercayaan kita kepada Tuhan (ayat 35). Ketiga, miliki ketekunan dan iman (ayat 36, 38). Segala perjuangan kita dalam hidup ini tidak akan berhasil tanpa disertai ketekunan dan iman. Ketekunan adalah senjata yang ampuh untuk melawan waktu yang panjang dan iman diperlukan untuk menghadapi segala kemustahilan. (DI)

Hidup adalah perjuangan, jadi hadapilah bersama

Tuhan.

Agar setiap orang Kristen tidak mudah putus asa menjalani hidup ini.

Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat. Ibrani 10:32

Hidup Adalah PerjuanganIbrani 10:32-39

jumat, 2 agustus 2013

Ikut nasihat firman Tuhan pasti aman.

Kepekaan rohani anak-anak Tuhan terhadap pimpinan

Tuhan.

Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita. Kisah Para Rasul 27:10

Menghadapi KesukaranKisah Para Rasul 27:1-44

Kesukaran dalam kehidupan ini bisa dialami oleh siapa saja, dan bisa datang secara mendadak. Kesukaran bisa membuat hati berdebar-debar serta menimbulkan rasa takut. Keputusan tepat seseorang dalam menghadapi kesukaran sangat menentukan, apakah dia akan keluar sebagai pemenang atau sebaliknya justru akan menghancurkan hidupnya. Bagaimana dapat mengambil keputusan yang tepat? Ketika Paulus berada di atas kapal yang membawanya bersama para tawanan, di tengah pelayaran tiba-tiba turun angin sakal. Mereka dipindah ke kapal lain dan pelayaran dilanjutkan, tetapi angin sakal membuat kapal tersebut menghadapi kesulitan. Paulus sudah memperingatkan perwira kapal, namun sang perwira lebih percaya perkataan nakhoda yang yakin bahwa kapal dalam keadaan aman-aman saja. Keputusan sang perwira nampak profesional karena sesuai nasihat orang yang ahli, namun ternyata akibatnya fatal. Keputusannya ternyata salah! Kapal itu diombang ambingkan angin badai. Selama empat belas hari mereka berada di atas kapal yang terus diterpa badai tanpa makan minum. Akibat tidak mengikuti nasihat yang benar dari hamba Allah semua ikut mengalami kesukaran hebat. Setelah musibah terjadi, barulah perkataan Rasul Paulus didengar oleh perwira dan prajurit-prajurit di kapal itu. Pesan Tuhan melalui seorang malaikat berkata kepada Paulus: “Jangan takut.” Pesan itu memberitahu bahwa orang-orang yang bersama Paulus di kapal itu akan selamat karena Paulus. Puji Tuhan, dalam marabahaya sekalipun penyertaan Tuhan nyata dan pasti bagi anak-anak-Nya. Bahkan, kehadiran seorang anak Tuhan membuat orang di sekitarnya diselamatkan juga. (LB)

sabtu, 3 agustus 2013

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 24-26 Yesaya 27-29Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Page 5: 201308

Ada seorang anak Tuhan yang pernah mengalami pergumulan sangat berat. Dia ditinggalkan istrinya pergi dengan pria lain selama 10 tahun sejak kedua anaknya duduk dibangku SD. Dengan setia dan sabar dia tetap mengasihi istrinya dan berharap kembali kepadanya, tetapi istrinya tidak mau kembali kepadanya. Sang suami yang pada awalnya tegar imannya ini kemudian menjadi putus asa. Pernah selama dua bulan ia tidur di kuburan menyesali nasibnya dan hidup dari belas kasihan orang-orang yang mengunjunginya. Namun akhirnya dia dijamah oleh Tuhan dan beroleh kekuatan baru untuk bangkit dari keterpurukannya itu. Sambil terus menanti sang istri kembali, dengan semangat dan harapan baru, ia berjuang untuk menjalani hidupnya dan kembali bekerja. Ada tiga rahasia bagaimana kita dapat menang dalam menjalani hidup yang penuh perjuangan ini. Pertama, memiliki sukacita. Ayat 34 berkata: “…kamu menerima hal itu dengan sukacita…” Sukacita yang dari Tuhan adalah sumber kekuatan kita dalam menghadapi segala kesulitan kehidupan. Bersukacitalah senantiasa, hal ini juga yang ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 5:16. Kedua, tetap percaya kepada Tuhan. Masalah boleh datang, kesulitan bisa saja menghadang, tetapi bagi orang yang tetap percaya kepada Tuhan, akan datang pertolongan dan perlindungan dari Tuhan. Karena itu jangan pernah melepaskan kepercayaan kita kepada Tuhan (ayat 35). Ketiga, miliki ketekunan dan iman (ayat 36, 38). Segala perjuangan kita dalam hidup ini tidak akan berhasil tanpa disertai ketekunan dan iman. Ketekunan adalah senjata yang ampuh untuk melawan waktu yang panjang dan iman diperlukan untuk menghadapi segala kemustahilan. (DI)

Hidup adalah perjuangan, jadi hadapilah bersama

Tuhan.

Agar setiap orang Kristen tidak mudah putus asa menjalani hidup ini.

Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat. Ibrani 10:32

Hidup Adalah PerjuanganIbrani 10:32-39

jumat, 2 agustus 2013

Ikut nasihat firman Tuhan pasti aman.

Kepekaan rohani anak-anak Tuhan terhadap pimpinan

Tuhan.

Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita. Kisah Para Rasul 27:10

Menghadapi KesukaranKisah Para Rasul 27:1-44

Kesukaran dalam kehidupan ini bisa dialami oleh siapa saja, dan bisa datang secara mendadak. Kesukaran bisa membuat hati berdebar-debar serta menimbulkan rasa takut. Keputusan tepat seseorang dalam menghadapi kesukaran sangat menentukan, apakah dia akan keluar sebagai pemenang atau sebaliknya justru akan menghancurkan hidupnya. Bagaimana dapat mengambil keputusan yang tepat? Ketika Paulus berada di atas kapal yang membawanya bersama para tawanan, di tengah pelayaran tiba-tiba turun angin sakal. Mereka dipindah ke kapal lain dan pelayaran dilanjutkan, tetapi angin sakal membuat kapal tersebut menghadapi kesulitan. Paulus sudah memperingatkan perwira kapal, namun sang perwira lebih percaya perkataan nakhoda yang yakin bahwa kapal dalam keadaan aman-aman saja. Keputusan sang perwira nampak profesional karena sesuai nasihat orang yang ahli, namun ternyata akibatnya fatal. Keputusannya ternyata salah! Kapal itu diombang ambingkan angin badai. Selama empat belas hari mereka berada di atas kapal yang terus diterpa badai tanpa makan minum. Akibat tidak mengikuti nasihat yang benar dari hamba Allah semua ikut mengalami kesukaran hebat. Setelah musibah terjadi, barulah perkataan Rasul Paulus didengar oleh perwira dan prajurit-prajurit di kapal itu. Pesan Tuhan melalui seorang malaikat berkata kepada Paulus: “Jangan takut.” Pesan itu memberitahu bahwa orang-orang yang bersama Paulus di kapal itu akan selamat karena Paulus. Puji Tuhan, dalam marabahaya sekalipun penyertaan Tuhan nyata dan pasti bagi anak-anak-Nya. Bahkan, kehadiran seorang anak Tuhan membuat orang di sekitarnya diselamatkan juga. (LB)

sabtu, 3 agustus 2013

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 24-26 Yesaya 27-29Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Page 6: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 30-32 Yesaya 33-35Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Belakangan ini kita ikut prihatin mendengar berita atau melihat tayangan tentang beberapa oknum tentara yang melakukan tindakan tidak disiplin, misalnya: minum minuman keras, berkelahi, nyabu, dan sebagainya. Perintah komandan agar hidup dan bertindak demi keamanan bangsa dan negara tidak ditaati. Sebaliknya, mereka malah menciderai jasa para pahlawan kemerdekaan yang telah berjuang dan rela berkorban bagi bangsa dan negara ini. Rasul Paulus mengingatkan Timotius agar menjadi seperti seorang prajurit yang menaati apa yang dikatakan komandannya. Komandan yang baik akan memberikan perintah yang baik dan benar kepada anak buahnya. Siapa komandan sejati kita? Dalam Alkitab versi King James, untuk kata 'komandan' (ayat 4) memakai istilah 'ia yang telah memilihnya menjadi seorang prajurit' (he may please him who hath chosen him to be a soldier). Itu berarti bahwa Komandan Sejati kita adalah Yesus Kristus sendiri. Dialah yang telah memanggil dan memilih kita untuk melayani-Nya. Kita tidak boleh lebih mementingkan kepentingan diri kita sendiri, melainkan harus lebih mengutamakan kepentingan Kerajaan Allah. Segala urusan kita, termasuk kesejahteraan kita telah dijamin oleh Allah Bapa kita. Ia akan mencukupi segala keperluan kita jika kita mengutamakan Kerajaan Allah (Matius 6:33; Filipi 4:19). Bukan berarti kita tidak perlu bekerja, melainkan tetap bekerja keras, namun dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Ketika hidup kita berkenan kepada Sang Komandan, maka Ia akan mengangkat kita lebih tinggi lagi bagi kemuliaan-Nya. (PF)

Tujuan hidup umat Tuhan hanya satu yaitu hidup

berkenan kepada Tuhan.

Kerinduan setiap orang percaya untuk hidup

berkenan kepada-Nya.

…, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. 2 Timotius 2:4

Komandan Sejati2 Timotius 2:1-13

minggu, 4 agustus 2013 senin, 5 agustus 2013

Tuhan Yesus Kristus memiliki otoritas penuh

dalam hidup kita.

Ketaatan orang percaya dalam melakukan rencana

dan kehendak-Nya.

Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: kerjakan ini!, maka ia mengerjakannya. Lukas 7:8

Prajurit SejatiLukas 7:1-10

Taat! Bagi seorang prajurit kata “taat” sangat dipahami dan menjadi cara hidupnya sehari-hari. Itu sebabnya seorang prajurit sangat dengar-dengaran akan perintah atasannya. Satu kata yang terlontar dari seorang prajurit setelah mendengar perintah komandannya adalah kata: “siap, laksanakan!” Tidak ada argumentasi dan berbantah-bantah terhadap kehendak komandannya. Pengikut Yesus Kristus perlu memiliki sikap seorang prajurit. Dengar-dengaran terhadap firman Tuhan, meyakini dengan segenap hati dan bertindak atas dasar firman Tuhan. Sikap perwira Kapernaum terhadap Yesus Kristus dalam kisah ini membuat Tuhan Yesus kagum. Dan Tuhan Yesus berkata kepada orang banyak bahwa sikap itu menunjukkan imannya yang besar. Perwira itu percaya total terhadap otoritas atau kuasa Tuhan Yesus sehingga dia berkata: “Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Renungkan, apakah Saudara telah menjadi seorang pengikut Kristus yang diperkenan-Nya. Persoalan dan masalah yang berat sekalipun tidak perlu membuat hidup Saudara berantakan, karena Saudara memiliki Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah pribadi yang penuh kuasa dan perkataan-Nya adalah firman yang berkuasa! Apa yang dikatakan-Nya tidak pernah gagal dan sia-sia. Seorang pengikut Yesus Kristus tidak perlu menguatirkan urusan penghidupan sehari-hari. Hidupnya hanya fokus kepada kehendak Tuhan Yesus Kristus sendiri sebagai Sang Komandan yang mengatur hidup ini. Bertindak dan bergeraklah sesuai pimpinan firman Tuhan untuk menggenapkan rencana dan kehendak-Nya. (LB)

Page 7: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 30-32 Yesaya 33-35Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Belakangan ini kita ikut prihatin mendengar berita atau melihat tayangan tentang beberapa oknum tentara yang melakukan tindakan tidak disiplin, misalnya: minum minuman keras, berkelahi, nyabu, dan sebagainya. Perintah komandan agar hidup dan bertindak demi keamanan bangsa dan negara tidak ditaati. Sebaliknya, mereka malah menciderai jasa para pahlawan kemerdekaan yang telah berjuang dan rela berkorban bagi bangsa dan negara ini. Rasul Paulus mengingatkan Timotius agar menjadi seperti seorang prajurit yang menaati apa yang dikatakan komandannya. Komandan yang baik akan memberikan perintah yang baik dan benar kepada anak buahnya. Siapa komandan sejati kita? Dalam Alkitab versi King James, untuk kata 'komandan' (ayat 4) memakai istilah 'ia yang telah memilihnya menjadi seorang prajurit' (he may please him who hath chosen him to be a soldier). Itu berarti bahwa Komandan Sejati kita adalah Yesus Kristus sendiri. Dialah yang telah memanggil dan memilih kita untuk melayani-Nya. Kita tidak boleh lebih mementingkan kepentingan diri kita sendiri, melainkan harus lebih mengutamakan kepentingan Kerajaan Allah. Segala urusan kita, termasuk kesejahteraan kita telah dijamin oleh Allah Bapa kita. Ia akan mencukupi segala keperluan kita jika kita mengutamakan Kerajaan Allah (Matius 6:33; Filipi 4:19). Bukan berarti kita tidak perlu bekerja, melainkan tetap bekerja keras, namun dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Ketika hidup kita berkenan kepada Sang Komandan, maka Ia akan mengangkat kita lebih tinggi lagi bagi kemuliaan-Nya. (PF)

Tujuan hidup umat Tuhan hanya satu yaitu hidup

berkenan kepada Tuhan.

Kerinduan setiap orang percaya untuk hidup

berkenan kepada-Nya.

…, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. 2 Timotius 2:4

Komandan Sejati2 Timotius 2:1-13

minggu, 4 agustus 2013 senin, 5 agustus 2013

Tuhan Yesus Kristus memiliki otoritas penuh

dalam hidup kita.

Ketaatan orang percaya dalam melakukan rencana

dan kehendak-Nya.

Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: kerjakan ini!, maka ia mengerjakannya. Lukas 7:8

Prajurit SejatiLukas 7:1-10

Taat! Bagi seorang prajurit kata “taat” sangat dipahami dan menjadi cara hidupnya sehari-hari. Itu sebabnya seorang prajurit sangat dengar-dengaran akan perintah atasannya. Satu kata yang terlontar dari seorang prajurit setelah mendengar perintah komandannya adalah kata: “siap, laksanakan!” Tidak ada argumentasi dan berbantah-bantah terhadap kehendak komandannya. Pengikut Yesus Kristus perlu memiliki sikap seorang prajurit. Dengar-dengaran terhadap firman Tuhan, meyakini dengan segenap hati dan bertindak atas dasar firman Tuhan. Sikap perwira Kapernaum terhadap Yesus Kristus dalam kisah ini membuat Tuhan Yesus kagum. Dan Tuhan Yesus berkata kepada orang banyak bahwa sikap itu menunjukkan imannya yang besar. Perwira itu percaya total terhadap otoritas atau kuasa Tuhan Yesus sehingga dia berkata: “Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Renungkan, apakah Saudara telah menjadi seorang pengikut Kristus yang diperkenan-Nya. Persoalan dan masalah yang berat sekalipun tidak perlu membuat hidup Saudara berantakan, karena Saudara memiliki Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah pribadi yang penuh kuasa dan perkataan-Nya adalah firman yang berkuasa! Apa yang dikatakan-Nya tidak pernah gagal dan sia-sia. Seorang pengikut Yesus Kristus tidak perlu menguatirkan urusan penghidupan sehari-hari. Hidupnya hanya fokus kepada kehendak Tuhan Yesus Kristus sendiri sebagai Sang Komandan yang mengatur hidup ini. Bertindak dan bergeraklah sesuai pimpinan firman Tuhan untuk menggenapkan rencana dan kehendak-Nya. (LB)

Page 8: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 36-38 Yesaya 39-41Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Pada umumnya ketika kita memasuki sebuah kantor yayasan pendidikan atau ruang kepala sekolah, di dinding terpampang foto-foto mereka yang pernah menjabat sebagai ketua yayasan atau kepala sekolah dengan periode waktu yang tertera di sana. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin bisa datang untuk membawa perubahan dan mencapai prestasi, tetapi kemudian ia digantikan oleh pemimpin berikutnya yang meneruskan kepemimpinan itu. Dalam bagian Alkitab yang kita baca hari ini, ada sederetan nama tokoh Alkitab yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang biasa yang mau dipakai Tuhan sehingga menjadi orang yang luar biasa. Bukan berarti mereka semua sempurna, melainkan justru dalam kelemahan, mereka berserah kepada Tuhan untuk dibentuk dan dipakai bagi kemuliaan-Nya. Kita tidak perlu terlalu bersedih ketika terjadi pergantian kepemimpinan di kantor, di sekolah, di bidang politik dan pemerintahan, juga dalam pelayanan, sebab Tuhan sendiri turut bekerja dalam segala sesuatu guna mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Khususnya dalam pelayanan, Tuhan menggerakkan orang-orang terbaik yang mau melayani-Nya. Tugas kita adalah berdoa, lalu mempersiapkan diri serta orang lain, supaya apabila Tuhan memanggil, maka baik kita sendiri maupun orang lain yang kita persiapkan, sudah siap menyambutnya. Jadi, berhentilah berpikir bahwa tidak akan ada orang yang mampu menggantikan seorang pemimpin. Allah selalu mampu memanggil dan memilih orang yang berkenan di hati-Nya untuk melanjutkan pelayanan yang ada. Bagi setiap orang tua, persiapkan anak-anak menjadi generasi mendatang yang siap menjadi alat Tuhan bagi dunia ini. (PF)

Persiapkan diri untuk diganti, persiapkan diri

para pengganti.

Kepemimpinan di lingkup pemerintahan, agar terjadi

regenerasi yang sehat.

Ikarena iman maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau. Ibrani 11:20

Patah Tumbuh Hilang BergantiIbrani 11:17-31

selasa, 6 agustus 2013

Di dalam Tuhan tidak ada istilah

jalan buntu.

Ya Tuhan, bukakanlah jalan

pada hari ini.

Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.Keluaran 14:9

Menyeberang Lautan TantanganKeluaran 15:19-21

Pernahkah Saudara menghadapi jalan buntu? Entah dalam pekerjaan. Entah dalam pendidikan. Entah dalam keuangan. Entah dalam perjalanan. Dan entah apa lagi. Jalan buntu artinya sama sekali tidak ada jalan keluar. Isitilah bahasa Inggris “Dead Lock”. Sama sekali tidak ada solusi. Hidup ini seolah-olah tamat riwayatnya. Nabi Musa dan umat Israel yang dipimpinnya menghadapi jalan buntu tersebut. Dalam perjalanan keluar dari Mesir mereka tiba di tempat yang bernama Pi-Hahirot, suatu padang gurun yang luas. Di depannya terbentang Laut Teberau atau dikenal sebagai Laut Merah 'the Red Sea'. Mereka sudah tidak dapat bergerak maju. Terhenti. Tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara derap kuda. Dari kejauhan tampak debu berkepul. Mereka segera mengetahuinya. Itulah Firaun dan tentara-tentaranya. Mereka menjadi panik. Ke mana mereka harus berlindung? Di tengah kepanikan itulah anugerah Tuhan dinyatakan. Musa, hambanya percaya sungguh-sungguh akan anugerah Tuhan. Secara manusia memang tampak jelas Laut Teberau, lautan tantangan. Secara manusia jelas tidak ada jalan keluar. Memang buntu. Mentok sudah perjuangan yang digeluti selama ini. Di dalam situasi yang sangat kritis, Musa tetap percaya anugerah Tuhan. Tuhan bertindak. Tuhan membelah air Laut Teberau menjadi jalan darat. Umat Israel mampu menyeberang. Inilah jalan keluar yang dibuat Tuhan. Oleh anugerah-Nya, umat Israel diselamatkan. Dalam kehidupan ini kita terkadang harus menghadapi lautan tantangan. Kita harus menyeberanginya. Secara manusia, akal budi kita berkata, “Ah, mustahil!” Di balik lautan tantangan yang mustahil, kita perlu percaya anugerah Tuhan. Tuhan pasti buka jalan. Percaya dan terimalah anugerah-Nya. (IE)

rabu, 7 agustus 2013

Page 9: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 36-38 Yesaya 39-41Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Pada umumnya ketika kita memasuki sebuah kantor yayasan pendidikan atau ruang kepala sekolah, di dinding terpampang foto-foto mereka yang pernah menjabat sebagai ketua yayasan atau kepala sekolah dengan periode waktu yang tertera di sana. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin bisa datang untuk membawa perubahan dan mencapai prestasi, tetapi kemudian ia digantikan oleh pemimpin berikutnya yang meneruskan kepemimpinan itu. Dalam bagian Alkitab yang kita baca hari ini, ada sederetan nama tokoh Alkitab yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang biasa yang mau dipakai Tuhan sehingga menjadi orang yang luar biasa. Bukan berarti mereka semua sempurna, melainkan justru dalam kelemahan, mereka berserah kepada Tuhan untuk dibentuk dan dipakai bagi kemuliaan-Nya. Kita tidak perlu terlalu bersedih ketika terjadi pergantian kepemimpinan di kantor, di sekolah, di bidang politik dan pemerintahan, juga dalam pelayanan, sebab Tuhan sendiri turut bekerja dalam segala sesuatu guna mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Khususnya dalam pelayanan, Tuhan menggerakkan orang-orang terbaik yang mau melayani-Nya. Tugas kita adalah berdoa, lalu mempersiapkan diri serta orang lain, supaya apabila Tuhan memanggil, maka baik kita sendiri maupun orang lain yang kita persiapkan, sudah siap menyambutnya. Jadi, berhentilah berpikir bahwa tidak akan ada orang yang mampu menggantikan seorang pemimpin. Allah selalu mampu memanggil dan memilih orang yang berkenan di hati-Nya untuk melanjutkan pelayanan yang ada. Bagi setiap orang tua, persiapkan anak-anak menjadi generasi mendatang yang siap menjadi alat Tuhan bagi dunia ini. (PF)

Persiapkan diri untuk diganti, persiapkan diri

para pengganti.

Kepemimpinan di lingkup pemerintahan, agar terjadi

regenerasi yang sehat.

Ikarena iman maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau. Ibrani 11:20

Patah Tumbuh Hilang BergantiIbrani 11:17-31

selasa, 6 agustus 2013

Di dalam Tuhan tidak ada istilah

jalan buntu.

Ya Tuhan, bukakanlah jalan

pada hari ini.

Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.Keluaran 14:9

Menyeberang Lautan TantanganKeluaran 15:19-21

Pernahkah Saudara menghadapi jalan buntu? Entah dalam pekerjaan. Entah dalam pendidikan. Entah dalam keuangan. Entah dalam perjalanan. Dan entah apa lagi. Jalan buntu artinya sama sekali tidak ada jalan keluar. Isitilah bahasa Inggris “Dead Lock”. Sama sekali tidak ada solusi. Hidup ini seolah-olah tamat riwayatnya. Nabi Musa dan umat Israel yang dipimpinnya menghadapi jalan buntu tersebut. Dalam perjalanan keluar dari Mesir mereka tiba di tempat yang bernama Pi-Hahirot, suatu padang gurun yang luas. Di depannya terbentang Laut Teberau atau dikenal sebagai Laut Merah 'the Red Sea'. Mereka sudah tidak dapat bergerak maju. Terhenti. Tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara derap kuda. Dari kejauhan tampak debu berkepul. Mereka segera mengetahuinya. Itulah Firaun dan tentara-tentaranya. Mereka menjadi panik. Ke mana mereka harus berlindung? Di tengah kepanikan itulah anugerah Tuhan dinyatakan. Musa, hambanya percaya sungguh-sungguh akan anugerah Tuhan. Secara manusia memang tampak jelas Laut Teberau, lautan tantangan. Secara manusia jelas tidak ada jalan keluar. Memang buntu. Mentok sudah perjuangan yang digeluti selama ini. Di dalam situasi yang sangat kritis, Musa tetap percaya anugerah Tuhan. Tuhan bertindak. Tuhan membelah air Laut Teberau menjadi jalan darat. Umat Israel mampu menyeberang. Inilah jalan keluar yang dibuat Tuhan. Oleh anugerah-Nya, umat Israel diselamatkan. Dalam kehidupan ini kita terkadang harus menghadapi lautan tantangan. Kita harus menyeberanginya. Secara manusia, akal budi kita berkata, “Ah, mustahil!” Di balik lautan tantangan yang mustahil, kita perlu percaya anugerah Tuhan. Tuhan pasti buka jalan. Percaya dan terimalah anugerah-Nya. (IE)

rabu, 7 agustus 2013

Page 10: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 42-43 Yesaya 44-45Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Membaca tentang kisah Musa, secara manusia kita dapat membayangkan betapa berat tugas panggilan Tuhan yang harus ia jalani. Sebuah panggilan Tuhan yang harus dijalani di tengah tekanan-tekanan yang berat. Pada renungan kali ini, kita akan melihat dua tantangan yang dihadapi Musa saat memilih menaati panggilan Tuhan tersebut.

Tantangan pertama datang dari raja Firaun yang keras kepala. Firaun bersikeras agar umat Israel tetap berada di Mesir untuk menjadi budak. Musa mengalami tekanan batin yang sangat besar oleh ancaman dan murka raja Firaun, namun Musa tidak takut menghadapinya. Ia tetap berjuang meneruskan tugasnya membawa umat Tuhan keluar dari negeri Mesir seperti yang Tuhan kehendaki.

Tantangan kedua datang dari umat Israel yang keras kepala (tegar tengkuk) yang terus-menerus menentang dan melawan Musa yang telah diutus oleh Tuhan. Mereka memberontak dan tidak ada ucapan syukur. Mereka selalu ingin kembali ke negeri Mesir walaupun di sana mereka menjadi budak. Namun kita dapat melihat bagaimana Musa menanggapi cercaan yang diarahkan kepadanya. Musa tetap mengarahkan pandangannya hanya pada Tuhan. Ia terus melakukan perintah-Nya untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir sesuai dengan kehendak Tuhan.

Apa rahasia yang membuat Musa dapat menang melewati tantangan-tantangan tersebut? Rahasianya adalah Musa berjuang bersama Tuhan. Apapun tantangan yang ia hadapi, Musa dimampukan dan diberi kekuatan oleh Tuhan sehingga ia dapat menjadi pemenang. Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara sedang menghadapi tantangan yang berat? Percayalah bahwa Tuhan sanggup menolong Saudara melewatinya karena Saudara tidak berjuang sendirian. (AS)

Arahkanlah pandangan pada Tuhan dan

berjuanglah bersama-Nya.Agar setiap hamba Tuhan

taat pada panggilan Tuhan.

Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesirdengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahansama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. Ibrani 11:27

Ibrani 11:23-29

kamis, 8 agustus 2013

Berjuang Bersama Tuhan

jumat, 9 agustus 2013

Setiap pelayanan adalah anugerah Tuhan yang patut

kita syukuri.

Semua pelayan Tuhan supaya semakin rendah hati dan mau bekerja

dengan sukacita.

Beginilah rakyat itu diatur: seluruh tentaraitu di sebelah utara kota dengan barisan belakang di sebelah barat kota. Pada malam itu berjalanlah Yosua melalui lembah itu. Yosua 8:13

Yosua 8:1-29

Dalam perang yang pertama melawan kota Ai, bangsa Israel dikalahkan oleh karena dosa mereka kepada Tuhan. Namun dalam peperangan kedua, Tuhan berjanji dan menepati janji-Nya yaitu menyerahkan kota Ai kepada bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua. Dengan mengerahkan 30.000 orang pasukan Israel yang siap untuk menyerang Ai dalam semalam dan di pagi hari, pasukan Israel lainnya menyerang dan kemudian dengan strategi mengundurkan diri. Akibatnya, pasukan-pasukan Ai tertarik jauh dari kota. Ketika Yosua mengangkat tombaknya, ke-30.000 orang pasukan bersiap-siap menyergap dan mengepung semua pasukan Ai. Umat Tuhan memperoleh kemenangan yang gilang gemilang.

Kemenangan ini tentu karena Tuhan yang mengerjakan oleh karena ketaatan umat-Nya terhadap perintah Tuhan. Salah satunya adalah kerelaan pasukan yang ditempatkan pada barisan belakang yang terkesan ada di posisi yang kurang terhormat. Namun karena pasukan ini mau menerima posisinya dan mau mengerjakan bagiannya, maka Tuhan menganugerahkan kemenangan yang luar biasa.

Kadangkala Tuhan menguji ketulusan pelayanan dan pekerjaan kita melalui posisi atau jabatan yang kita anggap kurang tepat. Mungkin orang lain menyepelekan kita karena pelayanan atau pekerjaan kita. Namun percayalah apapun posisi yang Tuhan percayakan, kalau kita menerima dan mengerjakan dengan sukacita, maka Tuhan akan memakai kita menjadi alat kemuliaan-Nya. Yesus pun seperti batu yang dibuang oleh tukang bangunan, namun menjadi batu penjuru. Karena itu buanglah segala kesombongan yang ditabur Iblis. (ADL)

Barisan Belakang

Page 11: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 42-43 Yesaya 44-45Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Membaca tentang kisah Musa, secara manusia kita dapat membayangkan betapa berat tugas panggilan Tuhan yang harus ia jalani. Sebuah panggilan Tuhan yang harus dijalani di tengah tekanan-tekanan yang berat. Pada renungan kali ini, kita akan melihat dua tantangan yang dihadapi Musa saat memilih menaati panggilan Tuhan tersebut.

Tantangan pertama datang dari raja Firaun yang keras kepala. Firaun bersikeras agar umat Israel tetap berada di Mesir untuk menjadi budak. Musa mengalami tekanan batin yang sangat besar oleh ancaman dan murka raja Firaun, namun Musa tidak takut menghadapinya. Ia tetap berjuang meneruskan tugasnya membawa umat Tuhan keluar dari negeri Mesir seperti yang Tuhan kehendaki.

Tantangan kedua datang dari umat Israel yang keras kepala (tegar tengkuk) yang terus-menerus menentang dan melawan Musa yang telah diutus oleh Tuhan. Mereka memberontak dan tidak ada ucapan syukur. Mereka selalu ingin kembali ke negeri Mesir walaupun di sana mereka menjadi budak. Namun kita dapat melihat bagaimana Musa menanggapi cercaan yang diarahkan kepadanya. Musa tetap mengarahkan pandangannya hanya pada Tuhan. Ia terus melakukan perintah-Nya untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir sesuai dengan kehendak Tuhan.

Apa rahasia yang membuat Musa dapat menang melewati tantangan-tantangan tersebut? Rahasianya adalah Musa berjuang bersama Tuhan. Apapun tantangan yang ia hadapi, Musa dimampukan dan diberi kekuatan oleh Tuhan sehingga ia dapat menjadi pemenang. Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara sedang menghadapi tantangan yang berat? Percayalah bahwa Tuhan sanggup menolong Saudara melewatinya karena Saudara tidak berjuang sendirian. (AS)

Arahkanlah pandangan pada Tuhan dan

berjuanglah bersama-Nya.Agar setiap hamba Tuhan

taat pada panggilan Tuhan.

Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesirdengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahansama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. Ibrani 11:27

Ibrani 11:23-29

kamis, 8 agustus 2013

Berjuang Bersama Tuhan

jumat, 9 agustus 2013

Setiap pelayanan adalah anugerah Tuhan yang patut

kita syukuri.

Semua pelayan Tuhan supaya semakin rendah hati dan mau bekerja

dengan sukacita.

Beginilah rakyat itu diatur: seluruh tentaraitu di sebelah utara kota dengan barisan belakang di sebelah barat kota. Pada malam itu berjalanlah Yosua melalui lembah itu. Yosua 8:13

Yosua 8:1-29

Dalam perang yang pertama melawan kota Ai, bangsa Israel dikalahkan oleh karena dosa mereka kepada Tuhan. Namun dalam peperangan kedua, Tuhan berjanji dan menepati janji-Nya yaitu menyerahkan kota Ai kepada bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua. Dengan mengerahkan 30.000 orang pasukan Israel yang siap untuk menyerang Ai dalam semalam dan di pagi hari, pasukan Israel lainnya menyerang dan kemudian dengan strategi mengundurkan diri. Akibatnya, pasukan-pasukan Ai tertarik jauh dari kota. Ketika Yosua mengangkat tombaknya, ke-30.000 orang pasukan bersiap-siap menyergap dan mengepung semua pasukan Ai. Umat Tuhan memperoleh kemenangan yang gilang gemilang.

Kemenangan ini tentu karena Tuhan yang mengerjakan oleh karena ketaatan umat-Nya terhadap perintah Tuhan. Salah satunya adalah kerelaan pasukan yang ditempatkan pada barisan belakang yang terkesan ada di posisi yang kurang terhormat. Namun karena pasukan ini mau menerima posisinya dan mau mengerjakan bagiannya, maka Tuhan menganugerahkan kemenangan yang luar biasa.

Kadangkala Tuhan menguji ketulusan pelayanan dan pekerjaan kita melalui posisi atau jabatan yang kita anggap kurang tepat. Mungkin orang lain menyepelekan kita karena pelayanan atau pekerjaan kita. Namun percayalah apapun posisi yang Tuhan percayakan, kalau kita menerima dan mengerjakan dengan sukacita, maka Tuhan akan memakai kita menjadi alat kemuliaan-Nya. Yesus pun seperti batu yang dibuang oleh tukang bangunan, namun menjadi batu penjuru. Karena itu buanglah segala kesombongan yang ditabur Iblis. (ADL)

Barisan Belakang

Page 12: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 46-48 Yesaya 49-50Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Saat makan siang dengan beberapa rekan, seseorang berkata: “Wah, makan lumpia tidak terasa enaknya tanpa cabai.” Temannya langsung nyeletuk, “Lebih tidak enak lagi kalau makan cabai tanpa lunpia (makanan khas kota Semarang terbuat dari rebung).” Sedikit dibalik, maknanya jadi lain, bukan? Dalam menghadapi tantangan 'adversity' dan peluang 'opportunity', salah satu dari dua sikap ini harus kita pilih yaitu mengganggap bahwa dalam setiap peluang selalu ada tantangan sehingga membuat kita mundur, atau menganggap bahwa dalam setiap tantangan selalu ada peluang sehingga membuat kita maju. Nampaknya keduanya hanya membalik kata, namun maknanya justru sangat berlawanan. Tantangan yang ditawarkan oleh Kaleb kepada generasi muda pada saat itu bukan tantangan kecil. Itu adalah tantangan besar yaitu peperangan melawan para raksasa! Di antara sekian banyak anak muda, hanya Otniel yang mengajukan diri. Ia disertai Tuhan dan memperoleh kemenangan. Kepada orang yang seperti ini di kemudian hari Tuhan mempercayakan suatu tugas yang lebih besar lagi. Ia telah menyelesaikan tugasnya dengan baik sebagai salah seorang hakim terlama di Israel selama 40 tahun! Jika orang lain melihat hanya besarnya tantangan, maka Otniel melihat besarnya peluang di balik tantangan. Mari kita meminta Tuhan menolong kita agar selalu dapat melihat adanya peluang di balik setiap tantangan. Dibutuhkan mata yang mampu menerobos! Jika tidak, kita tidak akan pernah mengalami kemajuan dalam hidup ini. Itu berarti stagnan, mandeg. Padahal jika kita mau maju bersama Tuhan, maka tantangan sebesar apapun akan mampu kita atasi. Dalam kuat kuasa Roh Kudus-Nya, setiap gunung akan dapat kita daki. Dan di puncak sana kita akan melihat kemuliaan Tuhan yang luar biasa! (PF)

Dalam setiap tantangan selalu ada peluang yang

Tuhan sediakan.

Generasi muda untuk menangkap peluang dalam

setiap tantangan yang mereka hadapi.

Dan Otniel, anak Kenas, saudara Kaleb, merebut kota itu; lalu Kaleb memberikan kepadanya Akhsa, anaknya, menjadi isterinya. Yosua 15:17

Yosua 15:13-19

sabtu, 10 agustus 2013

Tantangan Dan Peluang Tahan Menderita

Tahan menderita menghasilkan iman yang

sempurna.

Berikan kami kekuatan dalam menghadapi

penderitaan.

Mereka dilempari, digergaji, dibunuh denganpedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Ibrani 11:37

Ibrani 11:35-40

Ada banyak penderitaan dialami manusia oleh karena persoalan kehidupan sehari-hari. Namun ada satu hal orang menderita bukan karena masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan ini. Mereka menderia karena iman mereka kepada Kristus. Kitab Suci mencatat kisah orang-orang Kristen abad pertama yang mengalami penderitaan karena mempertahankan iman mereka kepada Kristus. Mereka ditangkap dan diperlakukan secara keji di luar batas kemanusiaan oleh orang-orang yang tidak suka dengan Yesus Kristus. Mereka disiksa, dipenjara, dilempari, digergaji dan dibunuh. Sebagian ada yang berhasil melarikan diri setelah disiksa. Dalam pengembaraan mereka mengalami kekurangan dan kesesakan. Mereka tinggal di padang gurun, di pegunungan, di dalam gua-gua dan celah-celah gunung dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Herannya orang-orang Kristen abad pertama tersebut tetap bertahan dalam penderitaan. Dari ayat 39 dikatakan mereka tidak memperoleh apa yang telah dijanjikan, seolah-olah Tuhan membiarkan mereka menderita. Tuhan izinkan penderitaan itu mereka alami. Kesetiaan mereka kepada Tuhan tidak menjamin mereka lolos dari penderitaan, tetapi kesetiaan Allah menjamin bahwa mereka menerima segala yang baik dari Tuhan berupa pertolongan, kekuatan, sukacita, pengharapan dan keselamatan. Itu semua yang membuat mereka bisa tetap bertahan dalam penderitaan. Terlebih dari itu setelah mencapai kesempuraan iman, Tuhan sediakan upah yaitu kemuliaan kekal. Mungkin kita mengalami penderitaan dalam bentuk yang lain. Tetaplah bertahan dalam iman walau di tengah penderitaan. Jangan biarkan iman gugur di tengah jalan. Tuhan pasti menjamin hidup kita. (LL)

minggu, 11 agustus 2013

Page 13: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 46-48 Yesaya 49-50Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Saat makan siang dengan beberapa rekan, seseorang berkata: “Wah, makan lumpia tidak terasa enaknya tanpa cabai.” Temannya langsung nyeletuk, “Lebih tidak enak lagi kalau makan cabai tanpa lunpia (makanan khas kota Semarang terbuat dari rebung).” Sedikit dibalik, maknanya jadi lain, bukan? Dalam menghadapi tantangan 'adversity' dan peluang 'opportunity', salah satu dari dua sikap ini harus kita pilih yaitu mengganggap bahwa dalam setiap peluang selalu ada tantangan sehingga membuat kita mundur, atau menganggap bahwa dalam setiap tantangan selalu ada peluang sehingga membuat kita maju. Nampaknya keduanya hanya membalik kata, namun maknanya justru sangat berlawanan. Tantangan yang ditawarkan oleh Kaleb kepada generasi muda pada saat itu bukan tantangan kecil. Itu adalah tantangan besar yaitu peperangan melawan para raksasa! Di antara sekian banyak anak muda, hanya Otniel yang mengajukan diri. Ia disertai Tuhan dan memperoleh kemenangan. Kepada orang yang seperti ini di kemudian hari Tuhan mempercayakan suatu tugas yang lebih besar lagi. Ia telah menyelesaikan tugasnya dengan baik sebagai salah seorang hakim terlama di Israel selama 40 tahun! Jika orang lain melihat hanya besarnya tantangan, maka Otniel melihat besarnya peluang di balik tantangan. Mari kita meminta Tuhan menolong kita agar selalu dapat melihat adanya peluang di balik setiap tantangan. Dibutuhkan mata yang mampu menerobos! Jika tidak, kita tidak akan pernah mengalami kemajuan dalam hidup ini. Itu berarti stagnan, mandeg. Padahal jika kita mau maju bersama Tuhan, maka tantangan sebesar apapun akan mampu kita atasi. Dalam kuat kuasa Roh Kudus-Nya, setiap gunung akan dapat kita daki. Dan di puncak sana kita akan melihat kemuliaan Tuhan yang luar biasa! (PF)

Dalam setiap tantangan selalu ada peluang yang

Tuhan sediakan.

Generasi muda untuk menangkap peluang dalam

setiap tantangan yang mereka hadapi.

Dan Otniel, anak Kenas, saudara Kaleb, merebut kota itu; lalu Kaleb memberikan kepadanya Akhsa, anaknya, menjadi isterinya. Yosua 15:17

Yosua 15:13-19

sabtu, 10 agustus 2013

Tantangan Dan Peluang Tahan Menderita

Tahan menderita menghasilkan iman yang

sempurna.

Berikan kami kekuatan dalam menghadapi

penderitaan.

Mereka dilempari, digergaji, dibunuh denganpedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Ibrani 11:37

Ibrani 11:35-40

Ada banyak penderitaan dialami manusia oleh karena persoalan kehidupan sehari-hari. Namun ada satu hal orang menderita bukan karena masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan ini. Mereka menderia karena iman mereka kepada Kristus. Kitab Suci mencatat kisah orang-orang Kristen abad pertama yang mengalami penderitaan karena mempertahankan iman mereka kepada Kristus. Mereka ditangkap dan diperlakukan secara keji di luar batas kemanusiaan oleh orang-orang yang tidak suka dengan Yesus Kristus. Mereka disiksa, dipenjara, dilempari, digergaji dan dibunuh. Sebagian ada yang berhasil melarikan diri setelah disiksa. Dalam pengembaraan mereka mengalami kekurangan dan kesesakan. Mereka tinggal di padang gurun, di pegunungan, di dalam gua-gua dan celah-celah gunung dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Herannya orang-orang Kristen abad pertama tersebut tetap bertahan dalam penderitaan. Dari ayat 39 dikatakan mereka tidak memperoleh apa yang telah dijanjikan, seolah-olah Tuhan membiarkan mereka menderita. Tuhan izinkan penderitaan itu mereka alami. Kesetiaan mereka kepada Tuhan tidak menjamin mereka lolos dari penderitaan, tetapi kesetiaan Allah menjamin bahwa mereka menerima segala yang baik dari Tuhan berupa pertolongan, kekuatan, sukacita, pengharapan dan keselamatan. Itu semua yang membuat mereka bisa tetap bertahan dalam penderitaan. Terlebih dari itu setelah mencapai kesempuraan iman, Tuhan sediakan upah yaitu kemuliaan kekal. Mungkin kita mengalami penderitaan dalam bentuk yang lain. Tetaplah bertahan dalam iman walau di tengah penderitaan. Jangan biarkan iman gugur di tengah jalan. Tuhan pasti menjamin hidup kita. (LL)

minggu, 11 agustus 2013

Page 14: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 51-53 Yesaya 54-56Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Barangkali kita pernah mendengar kota Berlin yang terbagi dua. Dibatasi oleh pemisah. Terbagi Berlin Barat dan Timur. Kedua-duanya tidak dapat berhubungan satu sama lain. Acapkali terjadi orang-orang di sebelah Timur yang amat tertekan oleh pemerintahan yang bersifat komunis ingin melarikan diri ke Berlin Barat yang makmur. Tembok pemisah amat menyulitkan kepindahan orang-orang sebelah Timur ke Barat. Banyak yang tewas. Namun setelah tembok pemisah dirobohkan, reunifikasi terjadi. Tidak ada lagi kesulitan mereka yang tinggal di sebelah Timur untuk masuk ke wilayah Barat. Di Kitab Suci berpijak pada nas bacaan kita hari ini, Yosua melihat kota Yerikho yang dikelilingi tembok tebal. Untuk melanjutkan perjalanan umat Israel yang dipimpin Yosua harus melewati kota Yerikho. Hanya kota tersebut berbenteng sekelilingnya. Tentunya Yosua berpikir, “Mustahil dapat melewatinya!” Bagaimana cara meruntuhkan tembok tersebut? Bukan saja sulit tapi mustahil. Di saat Yosua sedang merenung, tiba-tiba dilihatnya “Panglima Balatentara TUHAN”. Dia bertanya, ”Kawankah Engkau atau lawan?” Jawabannya jelas yaitu kawan. Ini adalah anugerah Tuhan. Yosua tidak perlu merasa sulit untuk meruntuhkan tembok Yerikho. Panglima Balatentara TUHAN yang tidak lain adalah TUHAN sendiri yang akan menghancurkannya. Memang benar, tembok Yerikho yang merupakan benteng yang kokoh akhirnya roboh oleh kuasa TUHAN. Yosua dan umat Israel berhasil melewatinya. Tembok apakah yang sedang Saudara hadapi saat ini? Bukankah dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai pelbagai tembok kesulitan? Mampukah kita melewatinya? Firman Tuhan berkata, “Jangan takut!” Oleh anugerah Tuhan, Saudara pasti diberi kemampuan melewatinya. (IE)

Kemurahan-Nya memampukan kita untuk

melewati tembok apapun.

Terima kasih Tuhan atas kemampuan yang Kau

anugerahkan.

Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?" Yosua 5:13

Yosua 6:1-5

senin, 12 agustus 2013

Iman teruji melalui keputusan dan tindakan

yang kita ambil.Setiap anak Tuhan memiliki

ketaatan kepada-Nya dalam setiap

keputusannya.

Sebab itu janganlah kami bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.Efesus 5:17

Efesus 5:15-17

Sebagai orang beriman, kita dapat belajar dari tokoh-tokoh Alkitab yang berpikir jangka panjang sebelum memutuskan sikap dan tindakan berdasar pada ketaatannya kepada Tuhan. Berikut beberapa contohnya. Tokoh Alkitab bernama Abraham yang memandang Tuhan sebagai yang terutama dalam hidupnya. Saat Tuhan menyuruhnya untuk mempersembahkan Ishak, kita dapat membayangkan bagaimana perasaan Abraham. Anak yang sudah dinanti-nantikan selama bertahun-tahun dan satu-satunya penerus keturunannya harus dipersembahkan. Namun ketaatan Abraham pada Tuhan adalah segala-galanya melebihi kasihnya kepada anaknya. Abraham lebih memilih untuk taat pada perintah Tuhan tersebut. Berikutnya adalah Yusuf yang memilih kekudusan hidup di tengah godaan meskipun dia difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara. Bagi Yusuf, bisa saja waktu itu ia menanggapi godaan istri tuannya apalagi godaan tersebut dihadapi setiap hari dan terus-menerus tanpa diketahui oleh tuannya. Namun Yusuf lebih memilih takut akan Tuhan dan tidak menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan oleh tuannya Potifar. Bagaimana dengan Daud? Ia memilih menghormati Saul yang sangat membenci dan ingin membunuhnya. Dalam penantian untuk menjadi raja berikutnya, Daud mengerti bahwa waktu Tuhan tidak pernah terlambat atau pun terlalu cepat. Walaupun Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul, namun Daud lebih memilih tetap mengasihi dan menghormatinya sebagai orang yang pernah diurapi oleh Tuhan. Di tengah dunia yang banyak sekali godaan untuk melakukan dosa, apakah Saudara bersedia berjuang untuk memilih berpikir panjang dalam ketaatan kepada Tuhan? (AS)

selasa, 13 agustus 2013

Melewati Tembok Kesulitan Berpikir Jangka Panjang

Page 15: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 51-53 Yesaya 54-56Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Barangkali kita pernah mendengar kota Berlin yang terbagi dua. Dibatasi oleh pemisah. Terbagi Berlin Barat dan Timur. Kedua-duanya tidak dapat berhubungan satu sama lain. Acapkali terjadi orang-orang di sebelah Timur yang amat tertekan oleh pemerintahan yang bersifat komunis ingin melarikan diri ke Berlin Barat yang makmur. Tembok pemisah amat menyulitkan kepindahan orang-orang sebelah Timur ke Barat. Banyak yang tewas. Namun setelah tembok pemisah dirobohkan, reunifikasi terjadi. Tidak ada lagi kesulitan mereka yang tinggal di sebelah Timur untuk masuk ke wilayah Barat. Di Kitab Suci berpijak pada nas bacaan kita hari ini, Yosua melihat kota Yerikho yang dikelilingi tembok tebal. Untuk melanjutkan perjalanan umat Israel yang dipimpin Yosua harus melewati kota Yerikho. Hanya kota tersebut berbenteng sekelilingnya. Tentunya Yosua berpikir, “Mustahil dapat melewatinya!” Bagaimana cara meruntuhkan tembok tersebut? Bukan saja sulit tapi mustahil. Di saat Yosua sedang merenung, tiba-tiba dilihatnya “Panglima Balatentara TUHAN”. Dia bertanya, ”Kawankah Engkau atau lawan?” Jawabannya jelas yaitu kawan. Ini adalah anugerah Tuhan. Yosua tidak perlu merasa sulit untuk meruntuhkan tembok Yerikho. Panglima Balatentara TUHAN yang tidak lain adalah TUHAN sendiri yang akan menghancurkannya. Memang benar, tembok Yerikho yang merupakan benteng yang kokoh akhirnya roboh oleh kuasa TUHAN. Yosua dan umat Israel berhasil melewatinya. Tembok apakah yang sedang Saudara hadapi saat ini? Bukankah dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai pelbagai tembok kesulitan? Mampukah kita melewatinya? Firman Tuhan berkata, “Jangan takut!” Oleh anugerah Tuhan, Saudara pasti diberi kemampuan melewatinya. (IE)

Kemurahan-Nya memampukan kita untuk

melewati tembok apapun.

Terima kasih Tuhan atas kemampuan yang Kau

anugerahkan.

Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?" Yosua 5:13

Yosua 6:1-5

senin, 12 agustus 2013

Iman teruji melalui keputusan dan tindakan

yang kita ambil.Setiap anak Tuhan memiliki

ketaatan kepada-Nya dalam setiap

keputusannya.

Sebab itu janganlah kami bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.Efesus 5:17

Efesus 5:15-17

Sebagai orang beriman, kita dapat belajar dari tokoh-tokoh Alkitab yang berpikir jangka panjang sebelum memutuskan sikap dan tindakan berdasar pada ketaatannya kepada Tuhan. Berikut beberapa contohnya. Tokoh Alkitab bernama Abraham yang memandang Tuhan sebagai yang terutama dalam hidupnya. Saat Tuhan menyuruhnya untuk mempersembahkan Ishak, kita dapat membayangkan bagaimana perasaan Abraham. Anak yang sudah dinanti-nantikan selama bertahun-tahun dan satu-satunya penerus keturunannya harus dipersembahkan. Namun ketaatan Abraham pada Tuhan adalah segala-galanya melebihi kasihnya kepada anaknya. Abraham lebih memilih untuk taat pada perintah Tuhan tersebut. Berikutnya adalah Yusuf yang memilih kekudusan hidup di tengah godaan meskipun dia difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara. Bagi Yusuf, bisa saja waktu itu ia menanggapi godaan istri tuannya apalagi godaan tersebut dihadapi setiap hari dan terus-menerus tanpa diketahui oleh tuannya. Namun Yusuf lebih memilih takut akan Tuhan dan tidak menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan oleh tuannya Potifar. Bagaimana dengan Daud? Ia memilih menghormati Saul yang sangat membenci dan ingin membunuhnya. Dalam penantian untuk menjadi raja berikutnya, Daud mengerti bahwa waktu Tuhan tidak pernah terlambat atau pun terlalu cepat. Walaupun Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul, namun Daud lebih memilih tetap mengasihi dan menghormatinya sebagai orang yang pernah diurapi oleh Tuhan. Di tengah dunia yang banyak sekali godaan untuk melakukan dosa, apakah Saudara bersedia berjuang untuk memilih berpikir panjang dalam ketaatan kepada Tuhan? (AS)

selasa, 13 agustus 2013

Melewati Tembok Kesulitan Berpikir Jangka Panjang

Page 16: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 57-59 Yesaya 60-63Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Orang percaya memiliki musuh yang sangat licik! Dia adalah Iblis. Segala upaya dari yang halus sampai yang kasar; dari yang tersamar sampai yang terang-terangan dipakai oleh Iblis untuk menjatuhkan iman orang percaya. Itu sebabnya Iblis disebut sebagai penipu yang bekerja dengan tipu muslihat. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena bujuk rayu Iblis! Hingga saat ini, manusia selalu berhadapan dengan siasat Iblis. Berulang kali manusia mencoba menghadapi dengan kekuatan diri sendiri, tetapi selalu gagal.

Efesus memberi rahasia untuk bertahan dan menang atas tipu muslihat Iblis! Kuncinya adalah dengan mengenakan perlengkapan senjata Allah, termasuk pedang Roh yaitu firman Tuhan! Orang percaya harus terus bersekutu dengan cara merenungkan firman Tuhan, sehingga dia ditopang oleh Roh Kudus yang bekerja saat firman Tuhan itu diterima dan masuk ke dalam hati. Berikutnya adalah iman yang menjadi perisai untuk menangkis serangan Iblis. Iman di dalam Tuhan Yesus Kristus membuat kita tidak goyah oleh dakwaan Iblis. Tuhan Yesus yang penuh dengan firman, selalu menjawab tipu daya Iblis dengan mantap!

Selanjutnya adalah doa yang tidak putus-putusnya. Berdoa syafaat dan berdoa dalam Roh membuat orang percaya selalu berjaga-jaga. Itu adalah benteng yang kuat untuk menghadapi pencobaan bahkan serangan Iblis. Bukan hanya bertahan, tetapi ketika terus bertekun dalam Tuhan, maka kita akan menjadi perkasa di dalam Tuhan. Kita menjadi orang percaya yang memiliki dan bisa menggunakan kuasa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Doanya penuh otoritas dan kekuatan untuk mengalahkan Iblis. (LB)

Kuat di dalam Tuhankunci meraih

kemenangan atas Iblis.

Para guru dalam mendidik anak-anak, agar memiliki pengaruh rohani yang

baik.

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Efesus 6:10

Efesus 6:10-20

rabu, 14 agustus 2013

Mohonlah kepada Tuhan supaya semangat

memberitakan Injil terus berkobar dan tidak pudar.

Tuhan berikanlah kepadaku semangat yang berkobar

untuk menyatakan kasih-Mu kepada dunia ini.

Sementara itu berkobar-kobar hati Saulusuntuk mengancam dan membunuh murid-muridTuhan. Kisah Rasul 9:1a

Kisah Para Rasul 9:1-19a

Tidak diragukan lagi aksi 'brutal' Saulus sebelum berjumpa dengan Tuhan Yesus. Ia memiliki dedikasi yang sangat tinggi dan rela melakukan apa saja untuk menjalankan aksi keagamaannya. Dengan semangat yang berkobar-kobar Saulus setuju kalau Stefanus dibunuh (Kisah 7:54-8:1) - Stefanus adalah seorang yang penuh Iman dan Roh Kudus, penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan banyak mukjizat dan tanda-tanda heran bagi kemuliaan Tuhan Yesus (Kisah 6:5-8). Semangat itu terus dilanjutkan oleh Saulus. Untuk melakukan aksi brutalnya, ia meminta surat kuasa kepada majelis Yahudi untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Dalam perjalanan Saulus melakukan penganiayaan dan ancaman kepada umat Tuhan yang didasari dengan semangat yang berkobar-kobar itu, anugerah Tuhan turun atas kehidupannya. Tuhan mengasihi dan memanggilnya untuk dipakai menjadi alat-Nya (Kisah 9:15). Dari bacaan ayat-ayat di atas kita dapat mengambil pelajaran. Pertama, Tuhan tidak akan biarkan umat tebusan-Nya mengalami penganiayaan secara terus menerus, sebab Tuhan berjanji akan menyertai umat-Nya untuk selama-lamanya. Kedua, Tuhan melihat semangat Saulus dalam menjalankan 'agamanya' sehingga Tuhan mengubah Saulus menjadi alat di tangan-Nya dengan tugas yang jelas yaitu memberitakan nama Tuhan Yesus Kristus bagi bangsa-bangsa. Semangat yang berkobar terus dimiliki Paulus (dahulu Saulus) dalam melakukan tugasnya sebagai rasul Kristus. Untuk memberitakan kabar baik kepada bangsa-bangsa, dia harus berjalan kaki menembuh perjalanan 7.800 km dan melewati laut 900 km dalam tiga kali perjalanan. Bagaimana dengan perjalanan kekristenan kita? Masih berkobarkah semangat Saudara dalam mengiring Kristus? (PS)

kamis, 15 agustus 2013

Pertahanan Yang Kuat Kobarkan Semangat

Page 17: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 57-59 Yesaya 60-63Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Orang percaya memiliki musuh yang sangat licik! Dia adalah Iblis. Segala upaya dari yang halus sampai yang kasar; dari yang tersamar sampai yang terang-terangan dipakai oleh Iblis untuk menjatuhkan iman orang percaya. Itu sebabnya Iblis disebut sebagai penipu yang bekerja dengan tipu muslihat. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena bujuk rayu Iblis! Hingga saat ini, manusia selalu berhadapan dengan siasat Iblis. Berulang kali manusia mencoba menghadapi dengan kekuatan diri sendiri, tetapi selalu gagal.

Efesus memberi rahasia untuk bertahan dan menang atas tipu muslihat Iblis! Kuncinya adalah dengan mengenakan perlengkapan senjata Allah, termasuk pedang Roh yaitu firman Tuhan! Orang percaya harus terus bersekutu dengan cara merenungkan firman Tuhan, sehingga dia ditopang oleh Roh Kudus yang bekerja saat firman Tuhan itu diterima dan masuk ke dalam hati. Berikutnya adalah iman yang menjadi perisai untuk menangkis serangan Iblis. Iman di dalam Tuhan Yesus Kristus membuat kita tidak goyah oleh dakwaan Iblis. Tuhan Yesus yang penuh dengan firman, selalu menjawab tipu daya Iblis dengan mantap!

Selanjutnya adalah doa yang tidak putus-putusnya. Berdoa syafaat dan berdoa dalam Roh membuat orang percaya selalu berjaga-jaga. Itu adalah benteng yang kuat untuk menghadapi pencobaan bahkan serangan Iblis. Bukan hanya bertahan, tetapi ketika terus bertekun dalam Tuhan, maka kita akan menjadi perkasa di dalam Tuhan. Kita menjadi orang percaya yang memiliki dan bisa menggunakan kuasa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Doanya penuh otoritas dan kekuatan untuk mengalahkan Iblis. (LB)

Kuat di dalam Tuhankunci meraih

kemenangan atas Iblis.

Para guru dalam mendidik anak-anak, agar memiliki pengaruh rohani yang

baik.

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Efesus 6:10

Efesus 6:10-20

rabu, 14 agustus 2013

Mohonlah kepada Tuhan supaya semangat

memberitakan Injil terus berkobar dan tidak pudar.

Tuhan berikanlah kepadaku semangat yang berkobar

untuk menyatakan kasih-Mu kepada dunia ini.

Sementara itu berkobar-kobar hati Saulusuntuk mengancam dan membunuh murid-muridTuhan. Kisah Rasul 9:1a

Kisah Para Rasul 9:1-19a

Tidak diragukan lagi aksi 'brutal' Saulus sebelum berjumpa dengan Tuhan Yesus. Ia memiliki dedikasi yang sangat tinggi dan rela melakukan apa saja untuk menjalankan aksi keagamaannya. Dengan semangat yang berkobar-kobar Saulus setuju kalau Stefanus dibunuh (Kisah 7:54-8:1) - Stefanus adalah seorang yang penuh Iman dan Roh Kudus, penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan banyak mukjizat dan tanda-tanda heran bagi kemuliaan Tuhan Yesus (Kisah 6:5-8). Semangat itu terus dilanjutkan oleh Saulus. Untuk melakukan aksi brutalnya, ia meminta surat kuasa kepada majelis Yahudi untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Dalam perjalanan Saulus melakukan penganiayaan dan ancaman kepada umat Tuhan yang didasari dengan semangat yang berkobar-kobar itu, anugerah Tuhan turun atas kehidupannya. Tuhan mengasihi dan memanggilnya untuk dipakai menjadi alat-Nya (Kisah 9:15). Dari bacaan ayat-ayat di atas kita dapat mengambil pelajaran. Pertama, Tuhan tidak akan biarkan umat tebusan-Nya mengalami penganiayaan secara terus menerus, sebab Tuhan berjanji akan menyertai umat-Nya untuk selama-lamanya. Kedua, Tuhan melihat semangat Saulus dalam menjalankan 'agamanya' sehingga Tuhan mengubah Saulus menjadi alat di tangan-Nya dengan tugas yang jelas yaitu memberitakan nama Tuhan Yesus Kristus bagi bangsa-bangsa. Semangat yang berkobar terus dimiliki Paulus (dahulu Saulus) dalam melakukan tugasnya sebagai rasul Kristus. Untuk memberitakan kabar baik kepada bangsa-bangsa, dia harus berjalan kaki menembuh perjalanan 7.800 km dan melewati laut 900 km dalam tiga kali perjalanan. Bagaimana dengan perjalanan kekristenan kita? Masih berkobarkah semangat Saudara dalam mengiring Kristus? (PS)

kamis, 15 agustus 2013

Pertahanan Yang Kuat Kobarkan Semangat

Page 18: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 64-66 Yeremia 1-3Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Pernah seorang hamba Tuhan bersaksi tentang keajaiban Tuhan. Hari itu dia sudah tiba di lapangan yang akan dipergunakan untuk Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) sore hari. Dia memeriksa panggung, peralatan musik, pengeras suara dan sarana-sarana lain penunjang pelaksanaan KKR. Tiba-tiba dia mendengar teriakan-teriakan histeris sejumlah orang. Dalam waktu singkat dia sudah dikepung oleh puluhan orang. Sebagian orang membawa parang, pisau dan kayu pemukul. Mereka berteriak-teriak meminta panggung segera dibongkar. Saat mereka mendekat dan siap menganiaya hamba Tuhan tersebut, tiba-tiba mereka melihat hamba Tuhan tersebut merebahkan diri di tanah. Mereka tercengang. Anehnya, tidak ada seorang pun yang memukul atau menganiaya hamba Tuhan tersebut. Dalam waktu singkat ketika hamba Tuhan tersebut berdiri dilihatnya tidak ada seorang pun yang semula mengepung dia. Entah ke mana. Dia telah lolos dari ancaman kepungan masa. Sore hari KKR dapat dilaksanakan dengan penuh mukjizat. Rasul Paulus juga pernah mengalami ancaman pembunuhan. Tempat di mana dia berada telah dijaga pintu-pintu keluarnya. Namun oleh pertolongan para muridnya, dia lolos melalui sebuah keranjang. Rasul Paulus dikepung ancaman namun lolos. Melewati perjuangan hidup, kita terkadang menghadapi kepungan ancaman pelbagai masalah. Entah ekonomi, entah penyakit, entah pekerjaan, entah keluarga, entah teman sekerja dan seterusnya. Siapakah yang mampu meloloskan kita? Pemazmur berkata, “Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi” (Mazmur 124:8). Yah, yang mampu meloloskan kita dari kepungan ancaman apa pun hanya TUHAN. (IE)

Kuasa Tuhan melenyapkan kepungan kesulitan

apapun.Aku percaya Engkaulah

Tuhan yang melenyapkan kesulitan.

Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang. Kisah Para Rasul 9:25

Dikepung Ancaman Namun LolosKisah Para Rasul 9:19b-25

jumat, 16 agustus 2013

Takut akan Tuhan adalah landasan utama

membangun bangsa.

Bersihkan negeriku dari keinginan oknum-oknum

yang mencari keuntungan diri sendiri.

Berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu. Nehemia 2:18

Siap MembangunNehemia 2:11-20

Memasuki usia 68 tahun negara Indonesia terus berbenah diri melakukan pembangunan fisik. Sayang sekali hal tersebut tidak diimbangi dengan pembangunan karakter. Para tokoh masyarakat yang duduk dalam pemerintahan justru melakukan korupsi dan para ahli hukum menerima suap. Mereka seharusnya menjadi panutan dan bekerja demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat serta berlaku adil demi hukum. Tidak demikian dengan Nehemia seorang Yahudi yang menjadi tawanan yang bekerja di istana Babilonia. Ketika mendengar berita tembok Yerusalem rusak porak poranda, maka Nehemia melakukan beberapa hal. Pertama, ia berdoa dan berpuasa. Ia memohonkan ampun atas dosa bangsanya, Israel. Ia juga berdoa agar dapat kembali ke Yerusalem untuk membangun tembok Yerusalem. Tuhan mengabulkan doanya, sehingga ia mendapat restu dari raja untuk pulang ke negerinya. Kedua, pada malam hari ia bangun untuk menyelidiki kondisi tembok Yerusalem. Kemudian ia kumpulkan orang-orang Yahudi untuk bekerja dan berbagi tugas. Dengan semangat mereka katakan, “Kami siap untuk membangun!” Sekalipun ada musuh-musuh yang berusaha menggagalkan pembangunan tersebut, Nehemia maju terus sehingga pembangunan berhasil diselesaikan tepat pada waktunya. Ketiga, ia menegur bangsanya yang mengambil riba atau membungakan uang kepada sesama saudara mereka. Keempat, ketika diangkat sebagai bupati selama 12 tahun di Yehuda, ia tidak pernah mengambil haknya sebagai bupati (Nehemia 5:14,18) supaya tidak memberatkan beban rakyat. Seandainya setiap daerah di Indonesia memiliki bupati seperti Nehemia, pasti rakyat makmur dan sejahtera. Mari kita doakan mereka yang duduk dalam pemerintahan agar memiliki hati seperti Nehemia supaya rakyat Indonesia dapat menikmati hidup sejahtera. (LL)

sabtu, 17 agustus 2013

Page 19: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yesaya 64-66 Yeremia 1-3Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Pernah seorang hamba Tuhan bersaksi tentang keajaiban Tuhan. Hari itu dia sudah tiba di lapangan yang akan dipergunakan untuk Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) sore hari. Dia memeriksa panggung, peralatan musik, pengeras suara dan sarana-sarana lain penunjang pelaksanaan KKR. Tiba-tiba dia mendengar teriakan-teriakan histeris sejumlah orang. Dalam waktu singkat dia sudah dikepung oleh puluhan orang. Sebagian orang membawa parang, pisau dan kayu pemukul. Mereka berteriak-teriak meminta panggung segera dibongkar. Saat mereka mendekat dan siap menganiaya hamba Tuhan tersebut, tiba-tiba mereka melihat hamba Tuhan tersebut merebahkan diri di tanah. Mereka tercengang. Anehnya, tidak ada seorang pun yang memukul atau menganiaya hamba Tuhan tersebut. Dalam waktu singkat ketika hamba Tuhan tersebut berdiri dilihatnya tidak ada seorang pun yang semula mengepung dia. Entah ke mana. Dia telah lolos dari ancaman kepungan masa. Sore hari KKR dapat dilaksanakan dengan penuh mukjizat. Rasul Paulus juga pernah mengalami ancaman pembunuhan. Tempat di mana dia berada telah dijaga pintu-pintu keluarnya. Namun oleh pertolongan para muridnya, dia lolos melalui sebuah keranjang. Rasul Paulus dikepung ancaman namun lolos. Melewati perjuangan hidup, kita terkadang menghadapi kepungan ancaman pelbagai masalah. Entah ekonomi, entah penyakit, entah pekerjaan, entah keluarga, entah teman sekerja dan seterusnya. Siapakah yang mampu meloloskan kita? Pemazmur berkata, “Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi” (Mazmur 124:8). Yah, yang mampu meloloskan kita dari kepungan ancaman apa pun hanya TUHAN. (IE)

Kuasa Tuhan melenyapkan kepungan kesulitan

apapun.Aku percaya Engkaulah

Tuhan yang melenyapkan kesulitan.

Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang. Kisah Para Rasul 9:25

Dikepung Ancaman Namun LolosKisah Para Rasul 9:19b-25

jumat, 16 agustus 2013

Takut akan Tuhan adalah landasan utama

membangun bangsa.

Bersihkan negeriku dari keinginan oknum-oknum

yang mencari keuntungan diri sendiri.

Berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu. Nehemia 2:18

Siap MembangunNehemia 2:11-20

Memasuki usia 68 tahun negara Indonesia terus berbenah diri melakukan pembangunan fisik. Sayang sekali hal tersebut tidak diimbangi dengan pembangunan karakter. Para tokoh masyarakat yang duduk dalam pemerintahan justru melakukan korupsi dan para ahli hukum menerima suap. Mereka seharusnya menjadi panutan dan bekerja demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat serta berlaku adil demi hukum. Tidak demikian dengan Nehemia seorang Yahudi yang menjadi tawanan yang bekerja di istana Babilonia. Ketika mendengar berita tembok Yerusalem rusak porak poranda, maka Nehemia melakukan beberapa hal. Pertama, ia berdoa dan berpuasa. Ia memohonkan ampun atas dosa bangsanya, Israel. Ia juga berdoa agar dapat kembali ke Yerusalem untuk membangun tembok Yerusalem. Tuhan mengabulkan doanya, sehingga ia mendapat restu dari raja untuk pulang ke negerinya. Kedua, pada malam hari ia bangun untuk menyelidiki kondisi tembok Yerusalem. Kemudian ia kumpulkan orang-orang Yahudi untuk bekerja dan berbagi tugas. Dengan semangat mereka katakan, “Kami siap untuk membangun!” Sekalipun ada musuh-musuh yang berusaha menggagalkan pembangunan tersebut, Nehemia maju terus sehingga pembangunan berhasil diselesaikan tepat pada waktunya. Ketiga, ia menegur bangsanya yang mengambil riba atau membungakan uang kepada sesama saudara mereka. Keempat, ketika diangkat sebagai bupati selama 12 tahun di Yehuda, ia tidak pernah mengambil haknya sebagai bupati (Nehemia 5:14,18) supaya tidak memberatkan beban rakyat. Seandainya setiap daerah di Indonesia memiliki bupati seperti Nehemia, pasti rakyat makmur dan sejahtera. Mari kita doakan mereka yang duduk dalam pemerintahan agar memiliki hati seperti Nehemia supaya rakyat Indonesia dapat menikmati hidup sejahtera. (LL)

sabtu, 17 agustus 2013

Page 20: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 4-6 Yeremia 7-9Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sosok Yesus menjadi sebuah contoh yang patut kita teladani. Allah yang tinggal dalam Kerajaan Sorga - dilayani oleh berjuta-juta malaikat, dan penguasa seluruh jagad raya - rela turun ke dalam dunia dan mengambil rupa seorang anak manusia yang bernama Yesus. Ia lahir di sebuah palungan dalam kandang yang kecil dan tinggal dalam asuhan Yusuf, ayahnya, seorang tukang kayu yang sederhana dan Maria, ibunya. Dari kisah awal kehidupan Yesus ini, kita dapat melihat betapa Ia yang tak terbatas rela membatasi diri-Nya sendiri. Sebuah pengendalian diri yang bijak menjadi salah satu kriteria dari rela berkorban. Semakin beranjak dewasa Yesus diperhadapkan pada status sosial yang ada di masyarakat Yahudi pada waktu itu. Dari kisah-kisah di kitab Injil, kita dapat melihat bagaimana Yesus senantiasa berpihak kepada orang-orang yang tersisihkan dalam masyarakat yaitu mereka yang tertolak dan dianggap sebagai sampah masyarakat. Yesus memilih lebih banyak menghabiskan waktu bersama mereka. Ia memberikan sebuah kehidupan yang baru bagi Zakheus dan Matius si pemungut cukai; Maria Magdalena, wanita yang kedapatan sedang berbuat zinah; orang-orang kusta dan sebagainya. Bagaimana dengan kita sebagai pengikut Kristus? Relakah kita mengorbankan segala keamanan dan kenyamanan bahkan ego kita demi menjadi jawaban bagi orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan dukungan, pertolongan dan pelukan kasih kita? Yesus rela berkorban dan membatasi diri-Nya karena hati-Nya dipenuhi belas kasihan dan bukan karena sebuah keinginan untuk menjadi terkenal bahkan dipuji. Ia siap dihujat bahkan dikucilkan oleh kebanyakan orang karena kasih-Nya yang besar kepada orang-orang berdosa seperti Saudara dan saya. (MI)

Berkorban bukan sekedar harta, namun ketika 'ego'

kita diluruhkan di situlah pengorbanan sejati

terlahir.

Agar orang percaya berani berkorban bagi mereka

yang tersisihkan.

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Filipi 2:8

Rela BerkorbanFilipi 2:1-11

minggu, 18 agustus 2013

Jangan menyerah pada keadaan,

berserahlah pada Tuhan!

Orang Kristen berani menghadapi tantangan

apapun bentuknya.

Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah sese-orang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” 1 Samuel 17:32

Pantang Menyerah1 Samuel 17:12-37

Salah satu sifat pahlawan adalah pantang menyerah. Ia berani menghadapi tantangan sesulit apapun dan tidak menjadi undur oleh rintangan yang ada. Begitu juga dengan Daud yang memiliki sifat kepahlawanan. Sementara prajurit Saul takut dan tawar hati karena merasa tidak sanggup menghadapi Goliat yang gagah perkasa, Daud tidak membiarkan dirinya menjadi tawar hati. Sebaliknya dengan berani ia mengajukan diri menghadapi Goliat, sekalipun kakaknya memandang remeh karena Daud hanyalah seorang penjaga kambing domba. Demikian juga dengan raja Saul yang mengatakan bahwa tidak mungkin Daud sanggup mengalahkan Goliat, karena Goliat sudah terlatih dan berpengalaman dalam berperang. Apa yang dikemukakan orang lain tentang dirinya, tidaklah menjadikan Daud mundur dan tawar hati. Daud tidak mau menyerah pada keadaan sekelilingnya yang sama sekali tidak mendukungnya. Apa yang membuat Daud menjadi orang yang pantang menyerah pada keadaan dan pada raksasa seperti Goliat? Jawabannya ada pada ayat 37, Daud berkata bahwa Tuhan yang telah melepaskannya dari cakar singa dan beruang, juga akan melepaskannya dari Goliat. Jadi yang membuat ia pantang menyerah adalah imannya kepada Tuhan. Daud menganggap Goliat bukan hanya musuhnya, tetapi Goliat juga dijadikan sebagai musuh Tuhan. Ia percaya bahwa ketika ia menghadapi Goliat sesungguhnya Tuhan sendiri yang sedang berhadapan dengan Goliat. Hari ini, Goliat apa yang sedang Saudara hadapi? Apakah Saudara merasa tidak mampu? Datang dan imani bahwa Tuhan menyertai kita. Jangan menyerah pada keadaan dan tawar hati. Bangkitlah! Tuhan pasti memberi kemenangan. (YL)

senin, 19 agustus 2013

Page 21: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 4-6 Yeremia 7-9Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sosok Yesus menjadi sebuah contoh yang patut kita teladani. Allah yang tinggal dalam Kerajaan Sorga - dilayani oleh berjuta-juta malaikat, dan penguasa seluruh jagad raya - rela turun ke dalam dunia dan mengambil rupa seorang anak manusia yang bernama Yesus. Ia lahir di sebuah palungan dalam kandang yang kecil dan tinggal dalam asuhan Yusuf, ayahnya, seorang tukang kayu yang sederhana dan Maria, ibunya. Dari kisah awal kehidupan Yesus ini, kita dapat melihat betapa Ia yang tak terbatas rela membatasi diri-Nya sendiri. Sebuah pengendalian diri yang bijak menjadi salah satu kriteria dari rela berkorban. Semakin beranjak dewasa Yesus diperhadapkan pada status sosial yang ada di masyarakat Yahudi pada waktu itu. Dari kisah-kisah di kitab Injil, kita dapat melihat bagaimana Yesus senantiasa berpihak kepada orang-orang yang tersisihkan dalam masyarakat yaitu mereka yang tertolak dan dianggap sebagai sampah masyarakat. Yesus memilih lebih banyak menghabiskan waktu bersama mereka. Ia memberikan sebuah kehidupan yang baru bagi Zakheus dan Matius si pemungut cukai; Maria Magdalena, wanita yang kedapatan sedang berbuat zinah; orang-orang kusta dan sebagainya. Bagaimana dengan kita sebagai pengikut Kristus? Relakah kita mengorbankan segala keamanan dan kenyamanan bahkan ego kita demi menjadi jawaban bagi orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan dukungan, pertolongan dan pelukan kasih kita? Yesus rela berkorban dan membatasi diri-Nya karena hati-Nya dipenuhi belas kasihan dan bukan karena sebuah keinginan untuk menjadi terkenal bahkan dipuji. Ia siap dihujat bahkan dikucilkan oleh kebanyakan orang karena kasih-Nya yang besar kepada orang-orang berdosa seperti Saudara dan saya. (MI)

Berkorban bukan sekedar harta, namun ketika 'ego'

kita diluruhkan di situlah pengorbanan sejati

terlahir.

Agar orang percaya berani berkorban bagi mereka

yang tersisihkan.

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Filipi 2:8

Rela BerkorbanFilipi 2:1-11

minggu, 18 agustus 2013

Jangan menyerah pada keadaan,

berserahlah pada Tuhan!

Orang Kristen berani menghadapi tantangan

apapun bentuknya.

Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah sese-orang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” 1 Samuel 17:32

Pantang Menyerah1 Samuel 17:12-37

Salah satu sifat pahlawan adalah pantang menyerah. Ia berani menghadapi tantangan sesulit apapun dan tidak menjadi undur oleh rintangan yang ada. Begitu juga dengan Daud yang memiliki sifat kepahlawanan. Sementara prajurit Saul takut dan tawar hati karena merasa tidak sanggup menghadapi Goliat yang gagah perkasa, Daud tidak membiarkan dirinya menjadi tawar hati. Sebaliknya dengan berani ia mengajukan diri menghadapi Goliat, sekalipun kakaknya memandang remeh karena Daud hanyalah seorang penjaga kambing domba. Demikian juga dengan raja Saul yang mengatakan bahwa tidak mungkin Daud sanggup mengalahkan Goliat, karena Goliat sudah terlatih dan berpengalaman dalam berperang. Apa yang dikemukakan orang lain tentang dirinya, tidaklah menjadikan Daud mundur dan tawar hati. Daud tidak mau menyerah pada keadaan sekelilingnya yang sama sekali tidak mendukungnya. Apa yang membuat Daud menjadi orang yang pantang menyerah pada keadaan dan pada raksasa seperti Goliat? Jawabannya ada pada ayat 37, Daud berkata bahwa Tuhan yang telah melepaskannya dari cakar singa dan beruang, juga akan melepaskannya dari Goliat. Jadi yang membuat ia pantang menyerah adalah imannya kepada Tuhan. Daud menganggap Goliat bukan hanya musuhnya, tetapi Goliat juga dijadikan sebagai musuh Tuhan. Ia percaya bahwa ketika ia menghadapi Goliat sesungguhnya Tuhan sendiri yang sedang berhadapan dengan Goliat. Hari ini, Goliat apa yang sedang Saudara hadapi? Apakah Saudara merasa tidak mampu? Datang dan imani bahwa Tuhan menyertai kita. Jangan menyerah pada keadaan dan tawar hati. Bangkitlah! Tuhan pasti memberi kemenangan. (YL)

senin, 19 agustus 2013

Page 22: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 10-12 Yeremia 13-15Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Akhir-akhir ini banyak orang mengalami kesesakan karena tekanan atas beratnya kehidupan. Mereka menjadi stres dan tidak jarang yang mengalami depresi kemudian berlanjut pada gangguan jiwa. Ada juga yang melakukan tindakan menghalalkan segala cara atau mengambil jalan bunuh diri. Mungkin kita bisa berkata, “Alangkah bodohnya orang itu!” Tetapi apabila kita yang mengalami kesesakan mungkin kita juga tidak kuat menanggungnya dan kemudian melakukan hal yang sama. Mari kita belajar dari kehidupan Yakub. Dia pernah berbuat kesalahan fatal yaitu menipu ayahnya, Ishak dan kakaknya, Esau. Akibatnya ia harus pergi mengembara, berpisah dari keluarganya selama bertahun-tahun dan mengalami ketakutan saat akan bertemu dengan Esau yang pernah mengancam hendak membunuhnya. Selama waktu itu pasti Yakub merasakan kesesakan yang sangat berat. Tetapi rupanya Yakub menyadari kesalahannya. Ia menerima semua konsekuensi akibat perbuatannya. Apa yang dilakukan Yakub? Ia memperbaiki diri dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia bekerja keras untuk masa depannya. Dengan sabar ia menunggu waktu Tuhan. Itu sebabnya Tuhan menyertainya dan memberkatinya secara luar biasa. Tuhan tidak lagi mengingat kesalahannya. Nama “Yakub” yang identik dengan “penipu” diubah Tuhan menjadi “Israel” yang artinya “Ia telah menang saat bergumul dengan Allah” (Kejadian 32:28). Pada akhirnya Yakub merasakan kelegaan karena Tuhan telah menjawab doanya pada masa kesesakannya. Ia bersyukur kepada Tuhan yang telah menyertai perjalanan hidupnya. Apa yang sedang Saudara alami saat ini? Dekatkan diri pada Tuhan dan bersabarlah. Tuhan pasti melepaskan Saudara dari kesesakan. (LL)

Kesabaran membawa

keberuntungan.

Berikan aku kesabaran dalam menanggung segala

sesuatu.

Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh." Kejadian 35:3

Kesabaran Di Tengah Kesesakan Tak Ada Kata MenyerahKejadian 35:1-15

selasa, 20 agustus 2013

Teruslah berjuang bersama Tuhan, di ujung sana

tersedia kemenangan.

Agar semua orang percaya gigih dan tidak mudah

menyerah dalam perjuangan hidup ini.

…: “Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!” Yosua 10:12

Yosua 10:1-15

Ketika putra-putri kita bertumbuh menjadi semakin dewasa, hati kita diliputi dengan sukacita. Kemudian kita teringat ketika kita melatih mereka berjalan, bersepeda, bersepatu roda, dan sebagainya. Saat mereka mau menyerah saja karena berulangkali jatuh, kita terus menyemangatinya dengan berkata, “Ayo terus, kamu bisa, sedikit lagi.” Akhirnya setelah mencoba … gagal, mencoba lagi … gagal lagi, mencoba … dan berhasil, anak-anak bersorak sukacita. Terlebih kita sebagai orang tua mereka. Dorongan untuk tidak mudah menyerah terus kita berikan. Bagaimana dengan kita sendiri? Sebenarnya pertempuran yang sedang dihadapi oleh Yosua amatlah berat. Ada lima orang raja orang Amori, yaitu raja Yerusalem, raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis, dan raja Eglon (ayat 5). Namun Tuhan berkata kepada Yosua agar ia tidak perlu takut, sebab Tuhan berperang bersamanya. Yosua menyerang dengan tiba-tiba dan Tuhan mengacaukan mereka (ayat 9-10). Sungguh suatu kerja sama yang baik. Bahkan Yosua mampu memerintahkan matahari dan bulan berhenti agar mampu menyelesaikan peperangan itu sampai tuntas! Sebelumnya, umat Tuhan kalah melawan kota Ai yang kecil (Yosua 7:2-6). Namun setelah sadar ada yang keliru di dalam diri mereka, mereka bangkit sehingga berhasil meraih kemenangan atas Ai, dan juga kemenangan besar atas orang-orang Amori tersebut. Andaikan saja saat gagal mereka berhenti, penggenapan janji Tuhan tidak akan pernah mereka nikmati. Namun karena mereka mau kembali berdiri, mereka meraih kemenangan demi kemenangan. Jika saat ini Saudara sedang mengalami kegagalan, bangkitlah kembali. Minta kekuatan dari Tuhan untuk dapat tegak berdiri. Maju dan raih kemenangan bersama Dia! (PF)

rabu, 21 agustus 2013

Page 23: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 10-12 Yeremia 13-15Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Akhir-akhir ini banyak orang mengalami kesesakan karena tekanan atas beratnya kehidupan. Mereka menjadi stres dan tidak jarang yang mengalami depresi kemudian berlanjut pada gangguan jiwa. Ada juga yang melakukan tindakan menghalalkan segala cara atau mengambil jalan bunuh diri. Mungkin kita bisa berkata, “Alangkah bodohnya orang itu!” Tetapi apabila kita yang mengalami kesesakan mungkin kita juga tidak kuat menanggungnya dan kemudian melakukan hal yang sama. Mari kita belajar dari kehidupan Yakub. Dia pernah berbuat kesalahan fatal yaitu menipu ayahnya, Ishak dan kakaknya, Esau. Akibatnya ia harus pergi mengembara, berpisah dari keluarganya selama bertahun-tahun dan mengalami ketakutan saat akan bertemu dengan Esau yang pernah mengancam hendak membunuhnya. Selama waktu itu pasti Yakub merasakan kesesakan yang sangat berat. Tetapi rupanya Yakub menyadari kesalahannya. Ia menerima semua konsekuensi akibat perbuatannya. Apa yang dilakukan Yakub? Ia memperbaiki diri dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia bekerja keras untuk masa depannya. Dengan sabar ia menunggu waktu Tuhan. Itu sebabnya Tuhan menyertainya dan memberkatinya secara luar biasa. Tuhan tidak lagi mengingat kesalahannya. Nama “Yakub” yang identik dengan “penipu” diubah Tuhan menjadi “Israel” yang artinya “Ia telah menang saat bergumul dengan Allah” (Kejadian 32:28). Pada akhirnya Yakub merasakan kelegaan karena Tuhan telah menjawab doanya pada masa kesesakannya. Ia bersyukur kepada Tuhan yang telah menyertai perjalanan hidupnya. Apa yang sedang Saudara alami saat ini? Dekatkan diri pada Tuhan dan bersabarlah. Tuhan pasti melepaskan Saudara dari kesesakan. (LL)

Kesabaran membawa

keberuntungan.

Berikan aku kesabaran dalam menanggung segala

sesuatu.

Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh." Kejadian 35:3

Kesabaran Di Tengah Kesesakan Tak Ada Kata MenyerahKejadian 35:1-15

selasa, 20 agustus 2013

Teruslah berjuang bersama Tuhan, di ujung sana

tersedia kemenangan.

Agar semua orang percaya gigih dan tidak mudah

menyerah dalam perjuangan hidup ini.

…: “Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!” Yosua 10:12

Yosua 10:1-15

Ketika putra-putri kita bertumbuh menjadi semakin dewasa, hati kita diliputi dengan sukacita. Kemudian kita teringat ketika kita melatih mereka berjalan, bersepeda, bersepatu roda, dan sebagainya. Saat mereka mau menyerah saja karena berulangkali jatuh, kita terus menyemangatinya dengan berkata, “Ayo terus, kamu bisa, sedikit lagi.” Akhirnya setelah mencoba … gagal, mencoba lagi … gagal lagi, mencoba … dan berhasil, anak-anak bersorak sukacita. Terlebih kita sebagai orang tua mereka. Dorongan untuk tidak mudah menyerah terus kita berikan. Bagaimana dengan kita sendiri? Sebenarnya pertempuran yang sedang dihadapi oleh Yosua amatlah berat. Ada lima orang raja orang Amori, yaitu raja Yerusalem, raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis, dan raja Eglon (ayat 5). Namun Tuhan berkata kepada Yosua agar ia tidak perlu takut, sebab Tuhan berperang bersamanya. Yosua menyerang dengan tiba-tiba dan Tuhan mengacaukan mereka (ayat 9-10). Sungguh suatu kerja sama yang baik. Bahkan Yosua mampu memerintahkan matahari dan bulan berhenti agar mampu menyelesaikan peperangan itu sampai tuntas! Sebelumnya, umat Tuhan kalah melawan kota Ai yang kecil (Yosua 7:2-6). Namun setelah sadar ada yang keliru di dalam diri mereka, mereka bangkit sehingga berhasil meraih kemenangan atas Ai, dan juga kemenangan besar atas orang-orang Amori tersebut. Andaikan saja saat gagal mereka berhenti, penggenapan janji Tuhan tidak akan pernah mereka nikmati. Namun karena mereka mau kembali berdiri, mereka meraih kemenangan demi kemenangan. Jika saat ini Saudara sedang mengalami kegagalan, bangkitlah kembali. Minta kekuatan dari Tuhan untuk dapat tegak berdiri. Maju dan raih kemenangan bersama Dia! (PF)

rabu, 21 agustus 2013

Page 24: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 16-18 Yeremia 19-22Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Berbagai peperangan telah dilalui Yosua dan umat Israel. Sejauh ini mereka taat pada perintah Tuhan sehingga kemenangan selalu didapatkan. Mereka belajar menjaga kekudusan supaya peristiwa Ai tidak terulang (pasal 7). Mereka belajar untuk selalu mencari petunjuk Tuhan, supaya peristiwa dengan Gibeon pun tidak terulang (pasal 9).

Perikop hari ini mencatat peperangan yang 'terakhir' menghadapi kelompok raja-raja Kanaan yang paling utara posisinya. Bisa dikatakan juga peperangan yang paling dahsyat karena para musuh Israel sangat banyak, seperti “pasir di tepi laut banyaknya.” Sebelum ini, di pasal 10 dicatat raja-raja bagian selatan telah ditaklukkan dan dimusnahkan. Dengan selesainya peperangan melawan raja-raja utara, secara garis besar seluruh Kanaan telah ditaklukkan. Tidak ada lagi kerajaan yang kuat yang bisa menghambat pasukan Israel ke pelosok-pelosok.

Sama seperti peperangan-peperangan yang terdahulu, yang menjadi panglima perang adalah Allah sendiri. Tuhan sendiri yang menjamin kemenangan (ayat 6), dan yang menyerahkan musuh ke tangan Israel (ayat 8). Yosua dan pasukan Israel adalah prajurit Allah yang taat melakukan peperangan sepenuhnya sesuai dengan kehendak Allah (ayat 9–12). Yosua memimpin pasukannya dengan penuh ketaatan kepada Allah seperti Musa (ayat 15).

Pengalaman rohani bangsa Isarel memberi pengharapan bahwa Allah yang berdaulat akan memberikan kemenangan di dalam setiap pergumulan kita. Sekarang tugas besar kita adalah berjuang untuk hidup taat dalam melakukan kehendak Tuhan, untuk melawan dunia yang semakin bobrok ini. Tugas kita adalah terus berlari untuk bekerja dan melayani dengan penuh ketaatan kepada Tuhan. (YR)

Tuhan mengatur kita langkah demi langkah, dan

setiap langkah adalah langkah kemenangan.

Tuhan yang kuperlukan adalah taat kepada

pimpinan-Mu secara terus menerus sampai tuntas.

... dan seperti itulah yang dilakukan Yosua; tidak ada sesuatu yang diabaikannya dari segalayang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Yosua 11:15

Terus BerlariYosua 11:1-15

kamis, 22 agustus 2013

Karena Tuhan, kita disebut sebagai

pahlawan iman.

Para misionaris di daerah-daerah yang tertutup untuk menyampaikan kabar baik.

Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Hakim-Hakim 6:12

Menjadi Pahlawan ImanHakim-Hakim 6:1–16

Seseorang yang terus menerus mengalami teror akan merasa tertekan dan merasa diri tak berdaya. Dia terus hidup dalam ketakutan dan selalu was-was penuh curiga terhadap orang di sekitarnya. Bahkan di dalam rumah sendiri, hatinya tidak tenang. Timbul bayang-bayang akan datangnya musibah. Kuatir ada musuh yang tiba-tiba muncul yang membuat dia semakin menderita. Orang yang demikian tidak akan pernah tenang dan berhasil hidupnya. Keadaan akan berubah apabila seseorang menyadari dirinya dipanggil Tuhan untuk menghadapi situasi yang buruk. Itulah Gideon, seorang anak Yoas orang Abiezer. Ia adalah seorang yang selama bertahun-tahun hidup dalam ketakutan dan dalam persembunyian karena keganasan orang Midian yang menjajah selama tujuh tahun atas orang Israel. Gideon sedang bekerja mengirik gandum di tempat yang tersembunyi ketika dipanggil Tuhan. Hari itu Tuhan menyatakan diri melalui malaikat yang diutus kepadanya. Berita yang didengar Gideon sangat luar biasa, karena ternyata Tuhan menyertai hidup Gideon. Orang yang disertai Tuhan tidak perlu terus tinggal dalam ketakutan. Tuhan juga mengutus Gideon untuk menjadi seorang pahlawan yang gagah berani! Jika Tuhan mau pakai hidup seseorang, Tuhan sanggup menjadikan dia seorang yang disegani oleh lawan-lawannya. Jangan menangisi diri sendiri dan merasa tidak berarti saat menghadapi berbagai tekanan hidup. Percayalah kepada Tuhan! Tuhan sanggup menolong Saudara keluar dari kesulitan, bahkan mau menyertai dan memakai Saudara sebagai “pembebas” orang-orang di sekitar yang hidupnya terpuruk dalam kesukaran. Gunakan kuasa dalam nama Tuhan Yesus Kristus untuk mengalahkan segala belenggu Iblis dan dosa. (LB)

jumat, 23 agustus 2013

Page 25: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 16-18 Yeremia 19-22Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Berbagai peperangan telah dilalui Yosua dan umat Israel. Sejauh ini mereka taat pada perintah Tuhan sehingga kemenangan selalu didapatkan. Mereka belajar menjaga kekudusan supaya peristiwa Ai tidak terulang (pasal 7). Mereka belajar untuk selalu mencari petunjuk Tuhan, supaya peristiwa dengan Gibeon pun tidak terulang (pasal 9).

Perikop hari ini mencatat peperangan yang 'terakhir' menghadapi kelompok raja-raja Kanaan yang paling utara posisinya. Bisa dikatakan juga peperangan yang paling dahsyat karena para musuh Israel sangat banyak, seperti “pasir di tepi laut banyaknya.” Sebelum ini, di pasal 10 dicatat raja-raja bagian selatan telah ditaklukkan dan dimusnahkan. Dengan selesainya peperangan melawan raja-raja utara, secara garis besar seluruh Kanaan telah ditaklukkan. Tidak ada lagi kerajaan yang kuat yang bisa menghambat pasukan Israel ke pelosok-pelosok.

Sama seperti peperangan-peperangan yang terdahulu, yang menjadi panglima perang adalah Allah sendiri. Tuhan sendiri yang menjamin kemenangan (ayat 6), dan yang menyerahkan musuh ke tangan Israel (ayat 8). Yosua dan pasukan Israel adalah prajurit Allah yang taat melakukan peperangan sepenuhnya sesuai dengan kehendak Allah (ayat 9–12). Yosua memimpin pasukannya dengan penuh ketaatan kepada Allah seperti Musa (ayat 15).

Pengalaman rohani bangsa Isarel memberi pengharapan bahwa Allah yang berdaulat akan memberikan kemenangan di dalam setiap pergumulan kita. Sekarang tugas besar kita adalah berjuang untuk hidup taat dalam melakukan kehendak Tuhan, untuk melawan dunia yang semakin bobrok ini. Tugas kita adalah terus berlari untuk bekerja dan melayani dengan penuh ketaatan kepada Tuhan. (YR)

Tuhan mengatur kita langkah demi langkah, dan

setiap langkah adalah langkah kemenangan.

Tuhan yang kuperlukan adalah taat kepada

pimpinan-Mu secara terus menerus sampai tuntas.

... dan seperti itulah yang dilakukan Yosua; tidak ada sesuatu yang diabaikannya dari segalayang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Yosua 11:15

Terus BerlariYosua 11:1-15

kamis, 22 agustus 2013

Karena Tuhan, kita disebut sebagai

pahlawan iman.

Para misionaris di daerah-daerah yang tertutup untuk menyampaikan kabar baik.

Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Hakim-Hakim 6:12

Menjadi Pahlawan ImanHakim-Hakim 6:1–16

Seseorang yang terus menerus mengalami teror akan merasa tertekan dan merasa diri tak berdaya. Dia terus hidup dalam ketakutan dan selalu was-was penuh curiga terhadap orang di sekitarnya. Bahkan di dalam rumah sendiri, hatinya tidak tenang. Timbul bayang-bayang akan datangnya musibah. Kuatir ada musuh yang tiba-tiba muncul yang membuat dia semakin menderita. Orang yang demikian tidak akan pernah tenang dan berhasil hidupnya. Keadaan akan berubah apabila seseorang menyadari dirinya dipanggil Tuhan untuk menghadapi situasi yang buruk. Itulah Gideon, seorang anak Yoas orang Abiezer. Ia adalah seorang yang selama bertahun-tahun hidup dalam ketakutan dan dalam persembunyian karena keganasan orang Midian yang menjajah selama tujuh tahun atas orang Israel. Gideon sedang bekerja mengirik gandum di tempat yang tersembunyi ketika dipanggil Tuhan. Hari itu Tuhan menyatakan diri melalui malaikat yang diutus kepadanya. Berita yang didengar Gideon sangat luar biasa, karena ternyata Tuhan menyertai hidup Gideon. Orang yang disertai Tuhan tidak perlu terus tinggal dalam ketakutan. Tuhan juga mengutus Gideon untuk menjadi seorang pahlawan yang gagah berani! Jika Tuhan mau pakai hidup seseorang, Tuhan sanggup menjadikan dia seorang yang disegani oleh lawan-lawannya. Jangan menangisi diri sendiri dan merasa tidak berarti saat menghadapi berbagai tekanan hidup. Percayalah kepada Tuhan! Tuhan sanggup menolong Saudara keluar dari kesulitan, bahkan mau menyertai dan memakai Saudara sebagai “pembebas” orang-orang di sekitar yang hidupnya terpuruk dalam kesukaran. Gunakan kuasa dalam nama Tuhan Yesus Kristus untuk mengalahkan segala belenggu Iblis dan dosa. (LB)

jumat, 23 agustus 2013

Page 26: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 23-25 Yeremia 26-29Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Orang yang lemah fisiknya mudah terserang penyakit. Orang yang lemah mentalnya mudah menyerah dan putus asa karena tidak tahan menghadapi tantangan. Orang yang lemah rohnya, mudah diserang oleh kuasa gelap. Intinya bahwa segala bentuk kelemahan akan membuat seseorang mudah kalah tak berdaya.

Orang yang berada di dalam Kristus adalah orang-orang yang paling utama menjadi sasaran Iblis. Iblis bekerja dengan keras mencari celah-celah atau kelemahan untuk masuk dalam kehidupan orang percaya. Keinginan Iblis tidak lain adalah menjatuhkan dan menghancurkan anak-anak Tuhan yang lemah. Orang percaya setiap saat berada di arena pertandingan untuk berperang melawan Iblis atau roh-roh jahat. Itu sebabnya Paulus mengingatkan Jemaat Efesus dalam menghadapi Iblis dengan segala tipu dayanya. Bagaimana bisa memenangkan peperangan rohani? Yang dibutuhkan adalah kesiapan berperang menggunakan senjata rohani yaitu ikat pinggang kebenaran; baju zirah keadilan; kaki berkasut kerelaan memberitakan Injil; perisai iman; ketopong keselamatan; pedang Roh yaitu firman Allah; doa di dalam Roh dan senantiasa berjaga-jaga. Ingatlah bahwa Iblis berjalan berkeliling untuk mencari mangsa yang bisa ditelannya. (1 Petrus 5:8)

Jika seluruh perlengkapan senjata Allah itu kita miliki, kita akan menjadi orang yang kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Segala bentuk kekuatan Iblis yang berusaha menghancurkan kita, pasti akan dapat kita kalahkan. Kita akan memperoleh kemenangan karena Roh Tuhan di dalam kita. (LL)

Kekuatan Roh Tuhanlebih besar dari

kekuatan apa pun.

Berikan kami kekuatan Roh-Mu ya Tuhan untuk

melawan kuasa kegelapan.

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalamTuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Efesus 6:10

Kuat Di dalam TuhanEfesus 6:10-18

sabtu, 24 agustus 2013

Biar bumi bergoncang, ingat selalu Yesus Sang

Penopang.

Ibu-ibu yang ditinggal mati suaminya agar berharap

kepada Penopang sejati yaitu Tuhan Yesus Kristus.

TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yangtertunduk. Mazmur 145:14

Penopang Yang Kuat2 Raja-Raja 4:1-7

Hampir 70% kaum wanita di dunia ini menjadi orang tua tunggal 'single parent.' Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang wanita menjadi single parent. Bagi yang sudah menikah bisa disebabkan karena perceraian atau karena ditinggal mati oleh suami. Bagi yang belum menikah diakibatkan oleh sang kekasih yang tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Beban hidup yang dihadapi tentu tidak mudah. Lalu kepada siapa sebaiknya mereka meletakkan pengharapannya? Jawaban yang tepat adalah kepada Tuhan, karena Dialah penopang bagi semua orang yang membutuhkan pertolongan-Nya. Banyak kesaksian dari para ibu yang hidupnya takut akan Tuhan yang ditinggal mati suaminya di usia yang masih muda dan harus memelihara banyak anak. Mereka bisa membesarkan anak-anak mereka hingga menjadi orang-orang yang sukses oleh karena Tuhan turut campur tangan dalam kehidupan mereka. Hal ini pun dialami oleh seorang janda yang ditinggal mati suaminya, seorang nabi Tuhan yang meninggalkan sejumlah hutang. Ibu ini harus melunasi hutang suaminya namun ia tidak memiliki uang yang cukup. Melalui hikmat Tuhan yang diterima Nabi Elisa maka ibu ini bisa membayar hutangnya. Tuhan membuat keajaiban melalui buli-buli minyak kosong yang dipinjam dari tetangga-tetangganya. Buli-buli itu diisi minyak. Sungguh ajaib, buli-buli minyak yang kosong yang banyak jumlahnya itu bisa terisi penuh minyak hanya dari satu buli-buli dan sedikit minyak yang dimiliki oleh ibu tadi. Apa yang patut kita kuatirkan kalau kita memiliki Penopang kehidupan yang kuat seperti Allah kita? Jangankan hanya makanan (Mazmur 145:15-16), segala sesuatu yang kita butuhkan pasti akan dianugerahkan bagi kita yang mengasihi Dia. (LP)

minggu, 25 agustus 2013

Page 27: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 23-25 Yeremia 26-29Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Orang yang lemah fisiknya mudah terserang penyakit. Orang yang lemah mentalnya mudah menyerah dan putus asa karena tidak tahan menghadapi tantangan. Orang yang lemah rohnya, mudah diserang oleh kuasa gelap. Intinya bahwa segala bentuk kelemahan akan membuat seseorang mudah kalah tak berdaya.

Orang yang berada di dalam Kristus adalah orang-orang yang paling utama menjadi sasaran Iblis. Iblis bekerja dengan keras mencari celah-celah atau kelemahan untuk masuk dalam kehidupan orang percaya. Keinginan Iblis tidak lain adalah menjatuhkan dan menghancurkan anak-anak Tuhan yang lemah. Orang percaya setiap saat berada di arena pertandingan untuk berperang melawan Iblis atau roh-roh jahat. Itu sebabnya Paulus mengingatkan Jemaat Efesus dalam menghadapi Iblis dengan segala tipu dayanya. Bagaimana bisa memenangkan peperangan rohani? Yang dibutuhkan adalah kesiapan berperang menggunakan senjata rohani yaitu ikat pinggang kebenaran; baju zirah keadilan; kaki berkasut kerelaan memberitakan Injil; perisai iman; ketopong keselamatan; pedang Roh yaitu firman Allah; doa di dalam Roh dan senantiasa berjaga-jaga. Ingatlah bahwa Iblis berjalan berkeliling untuk mencari mangsa yang bisa ditelannya. (1 Petrus 5:8)

Jika seluruh perlengkapan senjata Allah itu kita miliki, kita akan menjadi orang yang kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Segala bentuk kekuatan Iblis yang berusaha menghancurkan kita, pasti akan dapat kita kalahkan. Kita akan memperoleh kemenangan karena Roh Tuhan di dalam kita. (LL)

Kekuatan Roh Tuhanlebih besar dari

kekuatan apa pun.

Berikan kami kekuatan Roh-Mu ya Tuhan untuk

melawan kuasa kegelapan.

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalamTuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Efesus 6:10

Kuat Di dalam TuhanEfesus 6:10-18

sabtu, 24 agustus 2013

Biar bumi bergoncang, ingat selalu Yesus Sang

Penopang.

Ibu-ibu yang ditinggal mati suaminya agar berharap

kepada Penopang sejati yaitu Tuhan Yesus Kristus.

TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yangtertunduk. Mazmur 145:14

Penopang Yang Kuat2 Raja-Raja 4:1-7

Hampir 70% kaum wanita di dunia ini menjadi orang tua tunggal 'single parent.' Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang wanita menjadi single parent. Bagi yang sudah menikah bisa disebabkan karena perceraian atau karena ditinggal mati oleh suami. Bagi yang belum menikah diakibatkan oleh sang kekasih yang tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Beban hidup yang dihadapi tentu tidak mudah. Lalu kepada siapa sebaiknya mereka meletakkan pengharapannya? Jawaban yang tepat adalah kepada Tuhan, karena Dialah penopang bagi semua orang yang membutuhkan pertolongan-Nya. Banyak kesaksian dari para ibu yang hidupnya takut akan Tuhan yang ditinggal mati suaminya di usia yang masih muda dan harus memelihara banyak anak. Mereka bisa membesarkan anak-anak mereka hingga menjadi orang-orang yang sukses oleh karena Tuhan turut campur tangan dalam kehidupan mereka. Hal ini pun dialami oleh seorang janda yang ditinggal mati suaminya, seorang nabi Tuhan yang meninggalkan sejumlah hutang. Ibu ini harus melunasi hutang suaminya namun ia tidak memiliki uang yang cukup. Melalui hikmat Tuhan yang diterima Nabi Elisa maka ibu ini bisa membayar hutangnya. Tuhan membuat keajaiban melalui buli-buli minyak kosong yang dipinjam dari tetangga-tetangganya. Buli-buli itu diisi minyak. Sungguh ajaib, buli-buli minyak yang kosong yang banyak jumlahnya itu bisa terisi penuh minyak hanya dari satu buli-buli dan sedikit minyak yang dimiliki oleh ibu tadi. Apa yang patut kita kuatirkan kalau kita memiliki Penopang kehidupan yang kuat seperti Allah kita? Jangankan hanya makanan (Mazmur 145:15-16), segala sesuatu yang kita butuhkan pasti akan dianugerahkan bagi kita yang mengasihi Dia. (LP)

minggu, 25 agustus 2013

Page 28: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 30-32 Yeremia 33-35Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Bekerja adalah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap orang. Bekerja merupakan perintah Tuhan sejak awal manusia diciptakan. Dengan bekerja manusia mampu menyambung kehidupannya sehari-hari. Tentunya apa yang dikerjakan seseorang perlu menghasilkan sesuatu. Hasil yang baik itulah yang berguna menopang kebutuhan kehidupan sehari-hari. Yesus memiliki 12 murid. Beberapa di antaranya adalah nelayan. Pekerjaan sehari-hari menjaring ikan di danau Galilea. Umumnya mereka sudah sangat berpengalaman. Mereka adalah nelayan-nelayan ulung. Tambahan pula danau Galilea berisi banyak ikan. Namun malam itu setelah mereka bekerja keras menjaring ikan, ternyata tidak seekor pun ikan yang terjaring. Menjelang pagi mereka kembali ke darat tanpa hasil. Tak lama mereka berjumpa Yesus. Banyak orang yang datang kepada Yesus untuk mendengar ajaran-Nya. Usai mengajar, Yesus memerintahkan perahu Simon dibawa sedikit ke tengah ke tempat yang lebih dalam. Waktu sudah agak siang. Lalu Yesus memerintahkan Simon untuk menebarkan jalanya. Simon tak habis pikir. Semalam-malaman sudah bekerja keras menjala ikan tapi tanpa hasil dan kini di siang hari Yesus minta Simon menebarkan jalanya. Jelas di siang hari akan semakin sulit menjala ikan. Bahkan di benak Simon, seorang nelayan ulung, mustahil untuk memperoleh ikan. Namun ajaib, perintah Yesus mendatangkan sejumlah besar ikan. Benar-benar berkat di balik kemustahilan. Tidak jarang dalam pekerjaan sehari-hari kita menghadapi kemustahilan. Pelbagai cara telah diupayakan namun hasilnya tetap nihil. Saat pekerjaan kita tidak ada hasilnya, lalu apa yang harus kita lakukan. Susah? Sedih? Putus asa? Mari kita tetap percaya pada Yesus yang cepat atau lambat pasti menolong kita. (IE)

Tuhan menciptakan mukjizat di tengah

kemustahilan manusia.

Terima kasih Tuhan atas mukjizat yang

Kau perbuat.

Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Lukas 5:5

Berkat Di Balik KemustahilanLukas 5:1-9

senin, 26 agustus 2013

Tidak ada kuasa lain yang bisa membuat hidup

semakin berkualitas, selain kuasa Tuhan Yesus Kristus.

Orang-orang percaya menjadi orang yang

berkualitas untuk menjadi saksi Kristus.

Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 1 Petrus 2:21

Makin BerkualitasLukas 22:54-62

Kualitas atau mutu adalah sebuah nilai tentang baik buruknya sesuatu. Istilah ini sering digunakan dalam memasarkan sebuah produk, namun juga bisa diterapkan pada orang yang menjual produk tersebut. Artinya baik barang yang dijual maupun orang yang melayani penjualan diperlukan kualitasnya. Demikian juga setiap orang percaya harus hidup semakin berkualitas dalam memberitakan kasih dan kuasa Tuhan Yesus Kristus.

Simon Petrus walaupun dikenal sebagai seorang yang hebat tetapi tidak terlepas dari kelemahan. Petrus adalah orang yang gegabah dan memiliki emosi yang cukup tinggi. Pada saat para prajurit Roma datang menangkap Yesus, dia mengambil pedangnya dan memotong telinga Maltus, seorang prajurit Roma. Dengan ambisinya ia pernah minta kedudukan yang terhormat kepada Yesus. Petrus yang berjanji akan setia menjadi murid Tuhan, ternyata pada saat Yesus ditangkap hanya mengikuti dari jauh. Bahkan ia menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga kali. Menyandang status sebagai murid Tuhan ternyata tidak membuat seseorang secara otomatis memiliki kualitas hidup yang baik, tetapi perlu proses. Kualitas Petrus semakin teruji dan terbukti adalah setelah ia dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus. Dari seorang penyangkal Kristus menjadi rasul Kristus, bahkan sejarah gereja mencatat bahwa di akhir hidupnya ia mati sebagai martir yang disalibkan dengan kepala di bawah sebagai bukti murid sejati Tuhan Yesus.

Hanya oleh kuasa Roh Kudus hidup kita dipulihkan menjadi orang yang rendah hati, bertanggung jawab, dan hidup dalam kebenaran. Oleh sebab itu jadilah murid Tuhan yang penuh Roh Kudus, supaya memiliki hidup yang semakin berkualitas. (ADL)

selasa, 27 agustus 2013

Page 29: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 30-32 Yeremia 33-35Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Bekerja adalah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap orang. Bekerja merupakan perintah Tuhan sejak awal manusia diciptakan. Dengan bekerja manusia mampu menyambung kehidupannya sehari-hari. Tentunya apa yang dikerjakan seseorang perlu menghasilkan sesuatu. Hasil yang baik itulah yang berguna menopang kebutuhan kehidupan sehari-hari. Yesus memiliki 12 murid. Beberapa di antaranya adalah nelayan. Pekerjaan sehari-hari menjaring ikan di danau Galilea. Umumnya mereka sudah sangat berpengalaman. Mereka adalah nelayan-nelayan ulung. Tambahan pula danau Galilea berisi banyak ikan. Namun malam itu setelah mereka bekerja keras menjaring ikan, ternyata tidak seekor pun ikan yang terjaring. Menjelang pagi mereka kembali ke darat tanpa hasil. Tak lama mereka berjumpa Yesus. Banyak orang yang datang kepada Yesus untuk mendengar ajaran-Nya. Usai mengajar, Yesus memerintahkan perahu Simon dibawa sedikit ke tengah ke tempat yang lebih dalam. Waktu sudah agak siang. Lalu Yesus memerintahkan Simon untuk menebarkan jalanya. Simon tak habis pikir. Semalam-malaman sudah bekerja keras menjala ikan tapi tanpa hasil dan kini di siang hari Yesus minta Simon menebarkan jalanya. Jelas di siang hari akan semakin sulit menjala ikan. Bahkan di benak Simon, seorang nelayan ulung, mustahil untuk memperoleh ikan. Namun ajaib, perintah Yesus mendatangkan sejumlah besar ikan. Benar-benar berkat di balik kemustahilan. Tidak jarang dalam pekerjaan sehari-hari kita menghadapi kemustahilan. Pelbagai cara telah diupayakan namun hasilnya tetap nihil. Saat pekerjaan kita tidak ada hasilnya, lalu apa yang harus kita lakukan. Susah? Sedih? Putus asa? Mari kita tetap percaya pada Yesus yang cepat atau lambat pasti menolong kita. (IE)

Tuhan menciptakan mukjizat di tengah

kemustahilan manusia.

Terima kasih Tuhan atas mukjizat yang

Kau perbuat.

Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Lukas 5:5

Berkat Di Balik KemustahilanLukas 5:1-9

senin, 26 agustus 2013

Tidak ada kuasa lain yang bisa membuat hidup

semakin berkualitas, selain kuasa Tuhan Yesus Kristus.

Orang-orang percaya menjadi orang yang

berkualitas untuk menjadi saksi Kristus.

Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 1 Petrus 2:21

Makin BerkualitasLukas 22:54-62

Kualitas atau mutu adalah sebuah nilai tentang baik buruknya sesuatu. Istilah ini sering digunakan dalam memasarkan sebuah produk, namun juga bisa diterapkan pada orang yang menjual produk tersebut. Artinya baik barang yang dijual maupun orang yang melayani penjualan diperlukan kualitasnya. Demikian juga setiap orang percaya harus hidup semakin berkualitas dalam memberitakan kasih dan kuasa Tuhan Yesus Kristus.

Simon Petrus walaupun dikenal sebagai seorang yang hebat tetapi tidak terlepas dari kelemahan. Petrus adalah orang yang gegabah dan memiliki emosi yang cukup tinggi. Pada saat para prajurit Roma datang menangkap Yesus, dia mengambil pedangnya dan memotong telinga Maltus, seorang prajurit Roma. Dengan ambisinya ia pernah minta kedudukan yang terhormat kepada Yesus. Petrus yang berjanji akan setia menjadi murid Tuhan, ternyata pada saat Yesus ditangkap hanya mengikuti dari jauh. Bahkan ia menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga kali. Menyandang status sebagai murid Tuhan ternyata tidak membuat seseorang secara otomatis memiliki kualitas hidup yang baik, tetapi perlu proses. Kualitas Petrus semakin teruji dan terbukti adalah setelah ia dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus. Dari seorang penyangkal Kristus menjadi rasul Kristus, bahkan sejarah gereja mencatat bahwa di akhir hidupnya ia mati sebagai martir yang disalibkan dengan kepala di bawah sebagai bukti murid sejati Tuhan Yesus.

Hanya oleh kuasa Roh Kudus hidup kita dipulihkan menjadi orang yang rendah hati, bertanggung jawab, dan hidup dalam kebenaran. Oleh sebab itu jadilah murid Tuhan yang penuh Roh Kudus, supaya memiliki hidup yang semakin berkualitas. (ADL)

selasa, 27 agustus 2013

Page 30: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 36-38 Yeremia 39-42Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Paul Warburg adalah pahlawan Yahudi bagi keuangan Amerika Serikat yang memprediksi bahwa negara itu akan mengalami 'kepanikan keuangan' yang bisa menyebabkan kebangkrutan besar-besaran. Karena kelebihan Warburg dalam merancang perkembangan ekonomi suatu negara maka ia diperintahkan oleh Presiden Amerika Serikat, Widrow Wilson (1907) untuk mendirikan bank sentral. Ternyata konsep bank sentral Amerika yang ia dirikan mampu memperbaiki ekonomi bahkan menyebabkan mata uang dolar Amerika menjadi tolok ukur keadaan ekonomi suatu negara. Bahkan hal itu berdampak hingga kini di mana menguat atau melemahnya kurs dolar akan mempengaruhi ekonomi dunia.

Dengan penuh perjuangan Amerika meraih kemenangan ekonomi berkat jasa Paul Warburg. Namun ia bukanlah pahlawan satu-satunya di planet ini. Masih ada pahlawan di atas segala pahlawan yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dialah Allah yang bersemayam dalam diri orang percaya, Pemberi kemenangan yang melindungi umat-Nya sehingga tidak perlu takut terhadap ancaman malapetaka apa pun. Meski sekali waktu Allah mengizinkan hal yang tidak enak terjadi namun di balik itu pasti Allah sudah menyiapkan bagi kita suatu rancangan yang tidak memalukan tentunya.

Adakah saat ini Saudara terancam oleh kebangkrutan? Bangkrut dari segala bidang apapun baik itu dari ekonomi, rumah tangga bahkan hingga iman juga terancam bangkrut karena tidak ada lagi keharmonisan dengan Tuhan? Saat inilah titik awal untuk memperjuangkan kembali.

Jangan takut Allah ada di sekeliling kehidupan kita. Dia akan menopang tangan kita sehingga tak perlu letih dan lesu sebab Allahlah yang menjadi Pahlawan pemberi kemenangan atas persoalan kita. (SM)

Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan dan tak

ada perjuangan tanpa tantangan.

Setiap kita diberi kekuatan untuk menuju sebuah

akhir yang berkemenangan.

TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.Zefanya 3:17a

Akhir Yang BerkemenanganZefanya 3:11-20

rabu, 28 agustus 2013

Orang yang mau kembali bangkit terhadap masa lalu

tak pernah ia ungkit-ungkit.

Agar setiap orang yang pernah gagal,

mau kembali bangkit dari kegagalannya.

Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak. Mazmur 20:9

Tangguh Melewati PersoalanMazmur 20:1-10

Dalam wawancara dengan orang-orang yang sukses dalam bisnis atau bidang kehidupan lainnya, selalu tiba pada kesimpulan bahwa untuk bisa mencapai keberhasilan dalam hidup ini diperlukan ketekunan yang luar biasa. Pada umumnya mereka pernah mengalami kegagalan, namun kegagalan itu tidak menghentikan langkah mereka dalam meraih impian yang mereka miliki. Kegagalan itu justru bagaikan lecutan cambuk untuk terus maju dan menjadi peringatan untuk lebih berhati-hati dan lebih bijaksana. Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, kita melihat adanya kebutuhan besar akan pertolongan Tuhan. Daud menyadari keterbatasannya sebagai manusia. Ia memulainya dengan kemauan untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan (ayat 4). Kemudian ia menaikkan permohonan doa atas segala rencana yang telah ia buat, dengan tujuan menyelaraskan rencananya dengan rencana Tuhan sendiri (ayat 5). Sebagai bentuk pernyataan imannya kepada Tuhan yang memberi kemenangan, Daud mau bersorak dan mengangkat panji Tuhan (ayat 6). Akhirnya Tuhan memberikan kemenangan besar kepadanya sebagai orang yang diurapi Tuhan (ayat 7). Ketika Daud melihat orang-orang lain, banyak yang rebah dan jatuh, kemudian tidak bangkit lagi karena tidak memiliki kekuatan dan pengharapan. Namun sebagai umat Tuhan, Daud kembali bangun dan tetap tegak, sebab di dalam Tuhan ada kekuatan dan pengharapan. Ia adalah Allah yang mengasihinya dan menopangnya (ayat 2-3). Di dalam Yesus Kristus selalu ada jalan. Berhentilah mengeluh dan menyalahkan orang lain saat kita mengalami kegagalan. Bangkit dan bertekunlah, sebab Tuhan ada di pihak kita. Ia menjanjikan kemenangan yang gilang-gemilang kepada kita. (PF)

kamis, 29 agustus 2013

Page 31: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 36-38 Yeremia 39-42Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Paul Warburg adalah pahlawan Yahudi bagi keuangan Amerika Serikat yang memprediksi bahwa negara itu akan mengalami 'kepanikan keuangan' yang bisa menyebabkan kebangkrutan besar-besaran. Karena kelebihan Warburg dalam merancang perkembangan ekonomi suatu negara maka ia diperintahkan oleh Presiden Amerika Serikat, Widrow Wilson (1907) untuk mendirikan bank sentral. Ternyata konsep bank sentral Amerika yang ia dirikan mampu memperbaiki ekonomi bahkan menyebabkan mata uang dolar Amerika menjadi tolok ukur keadaan ekonomi suatu negara. Bahkan hal itu berdampak hingga kini di mana menguat atau melemahnya kurs dolar akan mempengaruhi ekonomi dunia.

Dengan penuh perjuangan Amerika meraih kemenangan ekonomi berkat jasa Paul Warburg. Namun ia bukanlah pahlawan satu-satunya di planet ini. Masih ada pahlawan di atas segala pahlawan yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dialah Allah yang bersemayam dalam diri orang percaya, Pemberi kemenangan yang melindungi umat-Nya sehingga tidak perlu takut terhadap ancaman malapetaka apa pun. Meski sekali waktu Allah mengizinkan hal yang tidak enak terjadi namun di balik itu pasti Allah sudah menyiapkan bagi kita suatu rancangan yang tidak memalukan tentunya.

Adakah saat ini Saudara terancam oleh kebangkrutan? Bangkrut dari segala bidang apapun baik itu dari ekonomi, rumah tangga bahkan hingga iman juga terancam bangkrut karena tidak ada lagi keharmonisan dengan Tuhan? Saat inilah titik awal untuk memperjuangkan kembali.

Jangan takut Allah ada di sekeliling kehidupan kita. Dia akan menopang tangan kita sehingga tak perlu letih dan lesu sebab Allahlah yang menjadi Pahlawan pemberi kemenangan atas persoalan kita. (SM)

Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan dan tak

ada perjuangan tanpa tantangan.

Setiap kita diberi kekuatan untuk menuju sebuah

akhir yang berkemenangan.

TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.Zefanya 3:17a

Akhir Yang BerkemenanganZefanya 3:11-20

rabu, 28 agustus 2013

Orang yang mau kembali bangkit terhadap masa lalu

tak pernah ia ungkit-ungkit.

Agar setiap orang yang pernah gagal,

mau kembali bangkit dari kegagalannya.

Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak. Mazmur 20:9

Tangguh Melewati PersoalanMazmur 20:1-10

Dalam wawancara dengan orang-orang yang sukses dalam bisnis atau bidang kehidupan lainnya, selalu tiba pada kesimpulan bahwa untuk bisa mencapai keberhasilan dalam hidup ini diperlukan ketekunan yang luar biasa. Pada umumnya mereka pernah mengalami kegagalan, namun kegagalan itu tidak menghentikan langkah mereka dalam meraih impian yang mereka miliki. Kegagalan itu justru bagaikan lecutan cambuk untuk terus maju dan menjadi peringatan untuk lebih berhati-hati dan lebih bijaksana. Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, kita melihat adanya kebutuhan besar akan pertolongan Tuhan. Daud menyadari keterbatasannya sebagai manusia. Ia memulainya dengan kemauan untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan (ayat 4). Kemudian ia menaikkan permohonan doa atas segala rencana yang telah ia buat, dengan tujuan menyelaraskan rencananya dengan rencana Tuhan sendiri (ayat 5). Sebagai bentuk pernyataan imannya kepada Tuhan yang memberi kemenangan, Daud mau bersorak dan mengangkat panji Tuhan (ayat 6). Akhirnya Tuhan memberikan kemenangan besar kepadanya sebagai orang yang diurapi Tuhan (ayat 7). Ketika Daud melihat orang-orang lain, banyak yang rebah dan jatuh, kemudian tidak bangkit lagi karena tidak memiliki kekuatan dan pengharapan. Namun sebagai umat Tuhan, Daud kembali bangun dan tetap tegak, sebab di dalam Tuhan ada kekuatan dan pengharapan. Ia adalah Allah yang mengasihinya dan menopangnya (ayat 2-3). Di dalam Yesus Kristus selalu ada jalan. Berhentilah mengeluh dan menyalahkan orang lain saat kita mengalami kegagalan. Bangkit dan bertekunlah, sebab Tuhan ada di pihak kita. Ia menjanjikan kemenangan yang gilang-gemilang kepada kita. (PF)

kamis, 29 agustus 2013

Page 32: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 43-47 Yeremia 48-49Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

"Sampai maut memisahkan kami," begitulah janji pernikahan Norma and Gordon Yeager saat pemberkatan di gereja pada tahun 1939. Setelah 72 tahun membangun hubungan rumah tangga harmonis, mereka menghembuskan nafas terakhir pada hari yang sama. Akibat kecelakaan yang fatal, mereka berdua langsung berada dalam kondisi yang kritis dengan saling berpegangan tangan. Gordon akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, sementara detak jantung Norma masih berdetak. Namun tak berapa lama kemudian Norma, sang istri menyusulnya. Kesetiaan cinta mereka sungguh terbukti sampai akhir menutup mata.

Tuhan Yesus Kristus pun memberikan teladan yang sangat luar biasa tentang kesetiaan-Nya agar manusia bisa selamat dari hukuman kekal. Hal itu dilakukan-Nya dengan penuh ketaatan sampai akhir, sampai Ia menutup mata. Teladan Yesus diikuti oleh seorang martir yang bernama Stefanus. Dengan penuh keberanian Stefanus memberitakan Injil, namun keberaniannya ini harus dia bayar dengan mahal. Orang banyak menyeretnya ke luar kota lalu melemparinya dengan batu, bahkan seorang yang bernama Saulus menginginkan kematiannya. Melihat fakta tersebut, Stefanus bukannya undur namun dengan penuh kegigihan dia tetap bertahan untuk memberitakan kebenaran. Stefanus tidak dendam kepada orang-orang yang menganiayanya sebaliknya dia justru berdoa bagi mereka. Sekalipun akhirnya Stefanus harus menutup mata namun benih keselamatan yang dia tabur membawa perubahan hidup pada diri Saulus. Saulus akhirnya bertemu Yesus sendiri dan terpanggil menjadi rasul yang militan sampai mati.

Bagaimana dengan kita? Adakah kesetiaan kita mampu bertahan sampai mata kita tertutup dan nafas kita berhenti berhembus? (LP)

Kesetiaan pada Tuhan teruji tatkala iman mampu

bertahan hingga akhir menutup mata.

Hamba-hamba Tuhan agar setia sampai akhir

menutup mata.

Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. Wahyu 2:10b

Sampai Menutup MataKisah Para Rasul 7:54-60

jumat, 30 agustus 2013

Kemenangan sejati dibuktikan melalui

kesetiaan sampai akhir.

Ketekunan para lansia dalam iman

kepada Yesus Kristus Tuhan.

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 2 Timotius 4:7

Raihlah Kemenangan2 Timotius 4:5-8

Menyaksikan pertandingan lari sangat mendebarkan, apalagi menjelang garis akhir. Para pelari akan mengerahkan segenap tenaganya dan berjuang habis-habisan agar menjadi yang paling depan pada garis akhir itu. Tepuk tangan dan sorak pendukung dari penonton menambah seru pertandingan yang berlangsung. Semua orang akan berdiri saat ada atlet yang pertama mencapai garis akhir. Keperkasaan para olahragawan yang ditunjukkan di arena pertandingan atau perlombaan bukan terjadi begitu saja. Ada perjuangan dan kerja keras penuh disiplin selama bertahun-tahun sebagai persiapan untuk sebuah pertandingan besar. Seorang atlet perlu melatih fisik dengan disiplin ketat, baik dalam jam latihan setiap hari sebagai prioritas, menu makanan diatur selektif serta mentalitas sportif sebagai seorang olahragawan. Jam aktifitas dan istirahat diatur secara baik. Semua itu perlu ditaati agar kelak saat pertandingan tiba, dia bisa menunjukkan prestasi yang patut dibanggakan. Paulus memakai gambaran dunia olahraga untuk menjelaskan sebuah perjuangan iman sebagai orang percaya. Perlu menguasai diri dalam segala hal! Salah satu buah Roh Kudus adalah penguasaan diri. Orang yang memiliki penguasaan diri adalah orang yang siap meraih kemenangan dalam perjuangan hidup. Seorang yang menguasai dirinya memiliki kesabaran dalam menghadapi penderitaan. Dia tidak mudah patah semangat, tetap bertekun dan bertahan dalam iman. Makin sulit perjuangan hidupnya, makin melekat pada Tuhan. Orang yang demikian akan merasakan campur tangan Tuhan dan kekuatan Tuhan yang menopang hidupnya. Dia akan tetap setia kepada Tuhan sampai kematian tiba. (LB)

sabtu, 31 agustus 2013

Page 33: 201308

DOA DOA

renunganrenungan

Yeremia 43-47 Yeremia 48-49Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

"Sampai maut memisahkan kami," begitulah janji pernikahan Norma and Gordon Yeager saat pemberkatan di gereja pada tahun 1939. Setelah 72 tahun membangun hubungan rumah tangga harmonis, mereka menghembuskan nafas terakhir pada hari yang sama. Akibat kecelakaan yang fatal, mereka berdua langsung berada dalam kondisi yang kritis dengan saling berpegangan tangan. Gordon akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, sementara detak jantung Norma masih berdetak. Namun tak berapa lama kemudian Norma, sang istri menyusulnya. Kesetiaan cinta mereka sungguh terbukti sampai akhir menutup mata.

Tuhan Yesus Kristus pun memberikan teladan yang sangat luar biasa tentang kesetiaan-Nya agar manusia bisa selamat dari hukuman kekal. Hal itu dilakukan-Nya dengan penuh ketaatan sampai akhir, sampai Ia menutup mata. Teladan Yesus diikuti oleh seorang martir yang bernama Stefanus. Dengan penuh keberanian Stefanus memberitakan Injil, namun keberaniannya ini harus dia bayar dengan mahal. Orang banyak menyeretnya ke luar kota lalu melemparinya dengan batu, bahkan seorang yang bernama Saulus menginginkan kematiannya. Melihat fakta tersebut, Stefanus bukannya undur namun dengan penuh kegigihan dia tetap bertahan untuk memberitakan kebenaran. Stefanus tidak dendam kepada orang-orang yang menganiayanya sebaliknya dia justru berdoa bagi mereka. Sekalipun akhirnya Stefanus harus menutup mata namun benih keselamatan yang dia tabur membawa perubahan hidup pada diri Saulus. Saulus akhirnya bertemu Yesus sendiri dan terpanggil menjadi rasul yang militan sampai mati.

Bagaimana dengan kita? Adakah kesetiaan kita mampu bertahan sampai mata kita tertutup dan nafas kita berhenti berhembus? (LP)

Kesetiaan pada Tuhan teruji tatkala iman mampu

bertahan hingga akhir menutup mata.

Hamba-hamba Tuhan agar setia sampai akhir

menutup mata.

Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. Wahyu 2:10b

Sampai Menutup MataKisah Para Rasul 7:54-60

jumat, 30 agustus 2013

Kemenangan sejati dibuktikan melalui

kesetiaan sampai akhir.

Ketekunan para lansia dalam iman

kepada Yesus Kristus Tuhan.

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 2 Timotius 4:7

Raihlah Kemenangan2 Timotius 4:5-8

Menyaksikan pertandingan lari sangat mendebarkan, apalagi menjelang garis akhir. Para pelari akan mengerahkan segenap tenaganya dan berjuang habis-habisan agar menjadi yang paling depan pada garis akhir itu. Tepuk tangan dan sorak pendukung dari penonton menambah seru pertandingan yang berlangsung. Semua orang akan berdiri saat ada atlet yang pertama mencapai garis akhir. Keperkasaan para olahragawan yang ditunjukkan di arena pertandingan atau perlombaan bukan terjadi begitu saja. Ada perjuangan dan kerja keras penuh disiplin selama bertahun-tahun sebagai persiapan untuk sebuah pertandingan besar. Seorang atlet perlu melatih fisik dengan disiplin ketat, baik dalam jam latihan setiap hari sebagai prioritas, menu makanan diatur selektif serta mentalitas sportif sebagai seorang olahragawan. Jam aktifitas dan istirahat diatur secara baik. Semua itu perlu ditaati agar kelak saat pertandingan tiba, dia bisa menunjukkan prestasi yang patut dibanggakan. Paulus memakai gambaran dunia olahraga untuk menjelaskan sebuah perjuangan iman sebagai orang percaya. Perlu menguasai diri dalam segala hal! Salah satu buah Roh Kudus adalah penguasaan diri. Orang yang memiliki penguasaan diri adalah orang yang siap meraih kemenangan dalam perjuangan hidup. Seorang yang menguasai dirinya memiliki kesabaran dalam menghadapi penderitaan. Dia tidak mudah patah semangat, tetap bertekun dan bertahan dalam iman. Makin sulit perjuangan hidupnya, makin melekat pada Tuhan. Orang yang demikian akan merasakan campur tangan Tuhan dan kekuatan Tuhan yang menopang hidupnya. Dia akan tetap setia kepada Tuhan sampai kematian tiba. (LB)

sabtu, 31 agustus 2013

Page 34: 201308

Untuk menjadi orang Kristen yang tetap bersemangat dalam mempertahankan dan tetap kuat dalam menerapkan nilai-nilai iman tidaklah mudah. Hal ini disebabkan persoalan hidup manusia yang semakin kompleks, dan tantangan hidup tidak semakin ringan tetapi semakin berat. Bagi orang Kristen yang imannya tidak berakar dengan kuat di dalam Tuhan, tidak heran jika imannya menjadi dangkal dan kandas. Sebaliknya jika ia tetap berakar kuat di dalam Tuhan, maka ia akan tetap hidup dan berbuah bagi Tuhan. Ada banyak tokoh Alkitab yang sebenarnya bisa kita jadikan contoh orang yang bersemangat dalam mempertahankan iman dan kuat dalam menerapkan imannya. Namun kali ini kita akan mengenal sosok Yosua. Dengan h a r a p a n a g a r m e l a l u i keteladanannya, kita pun siap menjadi generasi Yosua di zaman sekarang ini.

Yosua adalah salah satu tokoh Alkitab yang luar biasa. Ia berasal dari kaum keturunan orang benar yaitu suku Efraim. Nama Yosua dan nama Yesus memiliki keserupaan lafal "Jeshua" yang artinya "Allah yang menyelamatkan atau Keselamatan da r i A l l ah " . Da l am se j a r ah pengabdiannya, dia pernah bersama-sama dengan Musa memimpin bangsa Israel merebut tanah perjanjian. Dengan kesabarannya ia membantu Musa dalam memimpin bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun. S i k a p p e n u n d u k a n d i r i d a n ketaatannya kepada otoritas Tuhan sangat menonjol dalam dirinya. Oleh sebab itu Tuhan memberi kepercayaan

kepada Yosua untuk menggantikan Musa (Yosua 1:2). Menjadi orang yang dipercaya dan dipakai oleh Tuhan seperti halnya Yosua, seharusnya juga menjadi harapan bagi setiap orang yang siap menjadi murid sejati dari Tuhan Yesus Kristus. Berikut ini adalah prinsip-prinsip hidup Yosua yang patut dicontoh oleh orang-orang beriman yang siap menjadi “Generasi Yosua”.

1. Yosua sebagai pendoa (Yosua 5: 13- 15; 6: 1- 5).

Selain nafas hidup iman umat Allah, doa juga bisa sebagai tulang punggung bagi pelayanan atau pekerjaan yang dilakukan untuk Allah. Melalui kekuatan doa, Yosua mendapat kekuatan Allah yang luar biasa dalam memimpin bangsa Israel. Yosua berdoa sebagai tanda penyerahan dirinya kepada Allah dalam menghadapi tugas yang berat. Salah satu tugas yang berat itu adalah merebu t ko ta Ye r i kho yang bentengnya terkenal amat kuat. Yosua sebagai jenderal perang pada waktu itu tentu membuat rencana yang teliti untuk menghancurkan Yerikho. Strategi dan perlengkapan disiapkan sebaik-baiknya. Tetapi di tengah-tengah persiapan seperti itu, Yosua bertemu dengan Tuhan. Dalam perjumpaan itu Tuhan mengambil alih semua rencana dan strategi Yosua! Strategi Yosua jelas berbeda dengan strategi Tuhan. Israel harus berputar selama enam hari untuk satu kali putaran setiap hari dan pada hari ke tujuh mereka harus memutar sebanyak tujuh kali putaran. Yosua menerima hal ini dengan iman dan penuh penyerahan. Ini merupakan

Oleh : Pdt. Anon Dwi Lukito, S. Th

Artikel Lepas

Page 35: 201308

Untuk menjadi orang Kristen yang tetap bersemangat dalam mempertahankan dan tetap kuat dalam menerapkan nilai-nilai iman tidaklah mudah. Hal ini disebabkan persoalan hidup manusia yang semakin kompleks, dan tantangan hidup tidak semakin ringan tetapi semakin berat. Bagi orang Kristen yang imannya tidak berakar dengan kuat di dalam Tuhan, tidak heran jika imannya menjadi dangkal dan kandas. Sebaliknya jika ia tetap berakar kuat di dalam Tuhan, maka ia akan tetap hidup dan berbuah bagi Tuhan. Ada banyak tokoh Alkitab yang sebenarnya bisa kita jadikan contoh orang yang bersemangat dalam mempertahankan iman dan kuat dalam menerapkan imannya. Namun kali ini kita akan mengenal sosok Yosua. Dengan h a r a p a n a g a r m e l a l u i keteladanannya, kita pun siap menjadi generasi Yosua di zaman sekarang ini.

Yosua adalah salah satu tokoh Alkitab yang luar biasa. Ia berasal dari kaum keturunan orang benar yaitu suku Efraim. Nama Yosua dan nama Yesus memiliki keserupaan lafal "Jeshua" yang artinya "Allah yang menyelamatkan atau Keselamatan da r i A l l ah " . Da l am se j a r ah pengabdiannya, dia pernah bersama-sama dengan Musa memimpin bangsa Israel merebut tanah perjanjian. Dengan kesabarannya ia membantu Musa dalam memimpin bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun. S i k a p p e n u n d u k a n d i r i d a n ketaatannya kepada otoritas Tuhan sangat menonjol dalam dirinya. Oleh sebab itu Tuhan memberi kepercayaan

kepada Yosua untuk menggantikan Musa (Yosua 1:2). Menjadi orang yang dipercaya dan dipakai oleh Tuhan seperti halnya Yosua, seharusnya juga menjadi harapan bagi setiap orang yang siap menjadi murid sejati dari Tuhan Yesus Kristus. Berikut ini adalah prinsip-prinsip hidup Yosua yang patut dicontoh oleh orang-orang beriman yang siap menjadi “Generasi Yosua”.

1. Yosua sebagai pendoa (Yosua 5: 13- 15; 6: 1- 5).

Selain nafas hidup iman umat Allah, doa juga bisa sebagai tulang punggung bagi pelayanan atau pekerjaan yang dilakukan untuk Allah. Melalui kekuatan doa, Yosua mendapat kekuatan Allah yang luar biasa dalam memimpin bangsa Israel. Yosua berdoa sebagai tanda penyerahan dirinya kepada Allah dalam menghadapi tugas yang berat. Salah satu tugas yang berat itu adalah merebu t ko ta Ye r i kho yang bentengnya terkenal amat kuat. Yosua sebagai jenderal perang pada waktu itu tentu membuat rencana yang teliti untuk menghancurkan Yerikho. Strategi dan perlengkapan disiapkan sebaik-baiknya. Tetapi di tengah-tengah persiapan seperti itu, Yosua bertemu dengan Tuhan. Dalam perjumpaan itu Tuhan mengambil alih semua rencana dan strategi Yosua! Strategi Yosua jelas berbeda dengan strategi Tuhan. Israel harus berputar selama enam hari untuk satu kali putaran setiap hari dan pada hari ke tujuh mereka harus memutar sebanyak tujuh kali putaran. Yosua menerima hal ini dengan iman dan penuh penyerahan. Ini merupakan

Oleh : Pdt. Anon Dwi Lukito, S. Th

Artikel Lepas

Page 36: 201308

langkah maju. S e r i n g k a l i k i t a

merencanakan sesuatu, dan apabila perencanaan kita sudah gagal, maka k i t a b e r d o a d a n k e m u d i a n menyerahkan masalah itu kepada Tuhan. Itu tentu cara yang salah. S e h a r u s n y a s e b e l u m k i t a mempersiapkan rencana, kita berdoa ter lebih dahulu. Kapan k i ta melibatkan Allah dalam rencana kita? Sebagai murid Tuhan Yesus Kristus, kita perlu berdoa untuk anugerah-Nya agar kita tetap hidup dalam kemenangan.

2. Yosua sebagai pemimpin yang berani berperang (Yosua 8:1-10:14).

Yosua adalah orang yang gagah berani. Dia mengalahkan musuh beberapa kali dengan kekuatan pedangnya. Pemimpin dengan keberanian yang hebat rentan untuk menjadi sangat sombong terutama karena generasi Yosua yang sangat menyukai gaya kepemimpinannya. Tetapi, kita melihat kebenaran bahwa Yosua adalah orang yang jauh dari ambisinya sendiri; dia sungguh-sungguh berserah kepada kekuatan yang lebih tinggi. Dia memimpin pasukannya ke dalam hadirat Allah. Sangat terlihat bahwa keberanian Yosua hanya dibangun berdasarkan firman Tuhan. Dalam Yosua 10:8, Tuhan berfirman kepada Yosua sebagai berikut:a. Jangan takut Firman ini untuk menguatkan hati

Yosua. Sebab kalau takut maka tidak akan bisa maju berperang. Orang yang takut tidak akan pernah mendapat kemenangan!

b. Aku menyerahkan mereka kepadamu

Janji ini menjadi pegangan dan kepastian pada Yosua, bahwa Tuhan akan memberi kemenangan pada mereka. Kalau Tuhan yang berjanji, maka janji bisa dipegang karena Dia pasti menggenapinya.

c. Mereka tidak akan bertahan menghadapi engkau

Kekuatan tangan Tuhan menyertai Israel. Tidak ada musuh yang sanggup menahan mereka. Yosua hidup sesuai janji-Nya. Janji Tuhan tidak akan menjadi kenyataan, kalau kita tidak berani melangkah maju meraih janji itu! Banyak orang Kristen tidak mengalami kemenangan karena mereka hanya minta Tuhan menyertai, tapi tidak pernah melangkah sesuai dengan janji yang sudah Tuhan ucapkan! Bertindak adalah salah satu hal y ang membedakan an ta r a pemenang dan pecundang! Jadi k a l a u k i t a t i d a k b e r a n i melangkah/bertindak dalam janji Tuhan, jangan harap mendapat kemenangan!

3. Yosua sebagai pribadi yang menggunakan iman dalam pelayanannya (Bilangan 14:9).

Inilah yang ditunjukkan Yosua dan Kaleb ketika mereka memberikan laporan kepada Musa tentang kondisi tanah Kanaan. Sementara mayoritas pengintai berkata mustahil untuk bisa merebut dan menguasai Kanaan, namun kedua orang ini berkata, "Mereka akan kita telan habis!" Keteguhan iman Yosua dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, semata-mata bukan karena

keberanian dan pengalamannya dalam berperang, tetapi karena kuatnya iman Yosua dalam memegang janji Tuhan.

Demikian pula kita harus selalu melatih diri agar memiliki iman yang teguh dan kokoh untuk menerima janji-janji Tuhan. Yakinkan diri Saudara bahwa tidak ada satu pun yang mustahil bagi Tuhan. Dia sanggup melakukan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi diri kita. Berserulah kepada Tuhan dalam setiap permasalahan Saudara. Tetaplah memiliki iman kepada Yesus Kristus. Jangan lupa mengucap syukur. Lakukan setiap pekerjaan dan pelayanan Saudara dengan iman yang teguh.

4. Yosua sebagai pemimpin yang menghargai regenerasi. (Yosua 23:1-16).

Menjelang akhir hidupnya, Yosua mengumpulkan para tua-tua, para kepala, para hakim, dan para pemimpin Israel. Ia menasihati mereka untuk melayani Allah dengan setia dan memperingatkan mereka tentang akibat dari ketidaktaatan. Ia juga menyuruh seluruh umat Israel berkumpul dan menceritakan kembali mengenai Allah yang telah menyertai dan menolong mereka pada masa lampau. Kemudian Yosua juga mendorong mereka semua untuk beribadah kepada Tuhan dan melayani Tuhan dengan setia (Yosua 24:1-31).

Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah mempersiapkan generasi baru, sebuah generasi yang takut akan Allah? Apakah anak-anak kita siap sebagai generasi berikutnya yang akan meneruskan berita kabar

baik yaitu Injil Yesus Kristus kepada o r a n g b a n y a k ? B i l a b e l u m , sekaranglah waktunya kita mendidik generasi baru yang siap dipakai oleh Allah untuk menyelamatkan bangsa-bangsa. Dengan demikian pada saat kita dipanggil Tuhan seperti halnya Yosua, kita tidak perlu bingung atau kuatir siapa yang akan melanjutkan visi kita sebab sudah ada generasi b e r i k u t n y a y a n g a k a n s i a p menjalankan visi Allah. Kini generasi yang akan datang bergantung pada generasi kita hari ini.

5. Yosua setia kepada Tuhan (Yosua 24)

Dalam pidato perpisahan kepada orang Israel sebelum purna tugas sebagai pemimpin Israel, Yosua memberikan nasihat-nasihat dan peringatan kepada orang Israel agar setia kepada Tuhan; tidak berpaling kepada berhala atau ilah lainnya. Nasihat-nasihat ini penting mengingat orang Israel yang telah berhasil memasuki tanah Kanaan pernah melupakan Tuhan yang telah memberi keberhasilan kepada mereka. Dalam praktiknya, Israel terjatuh dalam godaan untuk menyembah kepada “allah orang Mesir” yang pernah disembah menek moyang mereka atau kepada “allah orang Amori” yang disembah oleh masyarakat lokal. Dalam persimpangan iman itulah Yosua mengingatkan mereka untuk kembali beribadah kepada Tuhan. Yosua juga memberikan tantangan agar orang Israel mengambil keputusan tegas (komitmen) untuk tetap beribadah kepada Tuhan. Ini bukan sekedar tantangan kepada orang Israel, tetapi juga kepada

Page 37: 201308

langkah maju. S e r i n g k a l i k i t a

merencanakan sesuatu, dan apabila perencanaan kita sudah gagal, maka k i t a b e r d o a d a n k e m u d i a n menyerahkan masalah itu kepada Tuhan. Itu tentu cara yang salah. S e h a r u s n y a s e b e l u m k i t a mempersiapkan rencana, kita berdoa ter lebih dahulu. Kapan k i ta melibatkan Allah dalam rencana kita? Sebagai murid Tuhan Yesus Kristus, kita perlu berdoa untuk anugerah-Nya agar kita tetap hidup dalam kemenangan.

2. Yosua sebagai pemimpin yang berani berperang (Yosua 8:1-10:14).

Yosua adalah orang yang gagah berani. Dia mengalahkan musuh beberapa kali dengan kekuatan pedangnya. Pemimpin dengan keberanian yang hebat rentan untuk menjadi sangat sombong terutama karena generasi Yosua yang sangat menyukai gaya kepemimpinannya. Tetapi, kita melihat kebenaran bahwa Yosua adalah orang yang jauh dari ambisinya sendiri; dia sungguh-sungguh berserah kepada kekuatan yang lebih tinggi. Dia memimpin pasukannya ke dalam hadirat Allah. Sangat terlihat bahwa keberanian Yosua hanya dibangun berdasarkan firman Tuhan. Dalam Yosua 10:8, Tuhan berfirman kepada Yosua sebagai berikut:a. Jangan takut Firman ini untuk menguatkan hati

Yosua. Sebab kalau takut maka tidak akan bisa maju berperang. Orang yang takut tidak akan pernah mendapat kemenangan!

b. Aku menyerahkan mereka kepadamu

Janji ini menjadi pegangan dan kepastian pada Yosua, bahwa Tuhan akan memberi kemenangan pada mereka. Kalau Tuhan yang berjanji, maka janji bisa dipegang karena Dia pasti menggenapinya.

c. Mereka tidak akan bertahan menghadapi engkau

Kekuatan tangan Tuhan menyertai Israel. Tidak ada musuh yang sanggup menahan mereka. Yosua hidup sesuai janji-Nya. Janji Tuhan tidak akan menjadi kenyataan, kalau kita tidak berani melangkah maju meraih janji itu! Banyak orang Kristen tidak mengalami kemenangan karena mereka hanya minta Tuhan menyertai, tapi tidak pernah melangkah sesuai dengan janji yang sudah Tuhan ucapkan! Bertindak adalah salah satu hal y ang membedakan an ta r a pemenang dan pecundang! Jadi k a l a u k i t a t i d a k b e r a n i melangkah/bertindak dalam janji Tuhan, jangan harap mendapat kemenangan!

3. Yosua sebagai pribadi yang menggunakan iman dalam pelayanannya (Bilangan 14:9).

Inilah yang ditunjukkan Yosua dan Kaleb ketika mereka memberikan laporan kepada Musa tentang kondisi tanah Kanaan. Sementara mayoritas pengintai berkata mustahil untuk bisa merebut dan menguasai Kanaan, namun kedua orang ini berkata, "Mereka akan kita telan habis!" Keteguhan iman Yosua dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, semata-mata bukan karena

keberanian dan pengalamannya dalam berperang, tetapi karena kuatnya iman Yosua dalam memegang janji Tuhan.

Demikian pula kita harus selalu melatih diri agar memiliki iman yang teguh dan kokoh untuk menerima janji-janji Tuhan. Yakinkan diri Saudara bahwa tidak ada satu pun yang mustahil bagi Tuhan. Dia sanggup melakukan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi diri kita. Berserulah kepada Tuhan dalam setiap permasalahan Saudara. Tetaplah memiliki iman kepada Yesus Kristus. Jangan lupa mengucap syukur. Lakukan setiap pekerjaan dan pelayanan Saudara dengan iman yang teguh.

4. Yosua sebagai pemimpin yang menghargai regenerasi. (Yosua 23:1-16).

Menjelang akhir hidupnya, Yosua mengumpulkan para tua-tua, para kepala, para hakim, dan para pemimpin Israel. Ia menasihati mereka untuk melayani Allah dengan setia dan memperingatkan mereka tentang akibat dari ketidaktaatan. Ia juga menyuruh seluruh umat Israel berkumpul dan menceritakan kembali mengenai Allah yang telah menyertai dan menolong mereka pada masa lampau. Kemudian Yosua juga mendorong mereka semua untuk beribadah kepada Tuhan dan melayani Tuhan dengan setia (Yosua 24:1-31).

Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah mempersiapkan generasi baru, sebuah generasi yang takut akan Allah? Apakah anak-anak kita siap sebagai generasi berikutnya yang akan meneruskan berita kabar

baik yaitu Injil Yesus Kristus kepada o r a n g b a n y a k ? B i l a b e l u m , sekaranglah waktunya kita mendidik generasi baru yang siap dipakai oleh Allah untuk menyelamatkan bangsa-bangsa. Dengan demikian pada saat kita dipanggil Tuhan seperti halnya Yosua, kita tidak perlu bingung atau kuatir siapa yang akan melanjutkan visi kita sebab sudah ada generasi b e r i k u t n y a y a n g a k a n s i a p menjalankan visi Allah. Kini generasi yang akan datang bergantung pada generasi kita hari ini.

5. Yosua setia kepada Tuhan (Yosua 24)

Dalam pidato perpisahan kepada orang Israel sebelum purna tugas sebagai pemimpin Israel, Yosua memberikan nasihat-nasihat dan peringatan kepada orang Israel agar setia kepada Tuhan; tidak berpaling kepada berhala atau ilah lainnya. Nasihat-nasihat ini penting mengingat orang Israel yang telah berhasil memasuki tanah Kanaan pernah melupakan Tuhan yang telah memberi keberhasilan kepada mereka. Dalam praktiknya, Israel terjatuh dalam godaan untuk menyembah kepada “allah orang Mesir” yang pernah disembah menek moyang mereka atau kepada “allah orang Amori” yang disembah oleh masyarakat lokal. Dalam persimpangan iman itulah Yosua mengingatkan mereka untuk kembali beribadah kepada Tuhan. Yosua juga memberikan tantangan agar orang Israel mengambil keputusan tegas (komitmen) untuk tetap beribadah kepada Tuhan. Ini bukan sekedar tantangan kepada orang Israel, tetapi juga kepada

Page 38: 201308

dirinya sendiri dan keluarganya. Yosua memberi teladan dan memutuskan bahwa ia dan seisi rumahnya telah membuat keputusan untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan Allah Israel. Itu berarti istri, anak-anaknya, bahkan semua kaum keluarganya beribadah hanya kepada Tuhan.

Kesetiaan Yosua kepada Tuhan patut kita teladani, mengingat pengaruh buruk yang semakin kuat dalam zaman kita sekarang ini. Sebagai generasi Yosua di zaman akhir ini biarlah keteladanan hidup kita sebagai orang yang setia kepada Tuhan juga memberi pengaruh posistif bagi orang-orang di sekitar kita, baik di lingkungan keluarga, di lingkungan kerja maupun di lingkungan pelayanan kita.

6. Yosua sebagai pemimpin keluarga yang benar di mata Tuhan (Yosua 24:15)

S i kap Yosua be r sama keluarganya sangat membuktikan bahwa dirinya dan keluarganya sangat menikmati kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Baginya ibadah kepada Tuhan sangatlah penting. Tidak sedikit orang tua yang merasa malu memulai ibadah keluarga bersama anaknya. Entah melalui mezbah keluarga atau mengajak keluarga pergi beribadah ke gereja bersama-sama. Padahal kemalasan dan rasa malu dapat menjadi penghalang bagi berkat Allah untuk keluarganya (Mazmur 78:5).

Menurut tradisi Yahudi, orang tua Yahudi wajib mendidik anak-anak mereka dalam hukum Taurat. Orangtua dipercaya oleh Allah untuk menjadi penanggung jawab utama pendidikan rohani bagi anak-anaknya. Tanggung jawab ini tidak dapat dialihkan kepada para guru di sekolah maupun guru sekolah minggu karena waktu yang mereka miliki untuk bergaul dengan anak-anak di sekolah maupun di gereja jauh lebih sedikit dibandingkan dengan waktu yang dimiliki oleh orangtua. Oleh sebab itu, penting bagi setiap keluarga untuk membangun ibadah keluarga setiap hari. Waktu sekitar 15 menit yang disisihkan untuk pujian, doa, dan membaca firman Tuhan dalam mezbah keluarga merupakan hal yang sangat berharga. Jika hal ini dilakukan, keluarga tidak hanya akan bertambah kokoh, namun berkat Allah pun akan turun semakin melimpah.

Kesimpulan: Generasi Yosua adalah

generasi yang memiliki keserupaan karakter dengan Kristus; memiliki gaya hidup Kristus, melakukan seperti apa yang Yesus lakukan. Kitalah generasi yang akan menggempur gerbang-gerbang neraka dan siap merebut jiwa dari tangan si Iblis. Kitalah generasi yang menyatakan kepada dunia, bahwa keselamatan, pemulihan dan berkat hanya datang dari Allah yang hidup dalam Tuhan Yesus Kristus.

1. http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/0762. http://www.inspiredchristian.org/cyber/031201rf.html

Saya ingin menyaksikan tentang kasih setia dan penyertaan Tuhan dalam hidup saya. Pada bulan April 2013 saya menemukan benjolan kecil di leher bagian kiri. Pertama kali saya menunjukkan benjolan itu kepada kedua orang tua saya dan mereka berkata, “Mungkin ini benjolan yang tidak berbahaya karena

kalau dipegang dan ditekan tidak sakit." Saya memutuskan untuk membiar-kannya dan hanya minum obat untuk mengempeskan benjolan tersebut.

Pada tanggal 11-14 April 2013, saya mengikuti "Live in" di daerah Merapi Magelang yang diadakan oleh fakultas saya. Setelah pulang dari Merapi, keadaan saya bertambah parah, benjolan yang ada di leher saya semakin membesar dan jumlahnya bertambah satu lagi. Sejak itu sampai kurang lebih satu bulan, keadaan saya semakin parah, tubuh saya lemas, setiap hari kepala saya pusing luar biasa dan hampir setiap hari saya mengkonsumsi obat. Orang tua saya memutuskan untuk membawa saya ke dokter umum dahulu. Pada saat diperiksa, dokter bilang benjolan yang ada di leher saya adalah kelenjar getah bening. Untuk memastikan apakah benjolan itu berbahaya atau tidak harus dicek di laboratorium dan dokter hanya memberikan obat pereda nyeri untuk beberapa hari.

Beberapa hari kemudian setelah dari dokter, keadaan saya malah semakin parah dan semakin lemas sampai saya tidak masuk kuliah selama empat hari. Selama di tempat tidur, saya memikirkan kembali tentang satu minggu sebelumnya di mana saya harus menghadapi Tes Tengah Semester. Pada saat itu saya sudah sakit tapi kasih setia dan penyertaan Tuhan Yesus sungguh luar biasa. Saya dapat mengerjakan tes tersebut dengan baik selama satu minggu penuh. Sungguh penyertaan Tuhan luar biasa, saya dapat berangkat kuliah dan mengerjakan tes dalam kondisi seperti itu.

Orang tua saya semakin khawatir dengan kondisi tubuh saya. Mereka membawa saya ke dokter spesialis. Dokter spesialis juga mengatakan kalau benjolan saya ini adalah kelenjar getah bening dan ini bisa dikarenakan oleh dua hal: pertama, karena infeksi peradangan dan kedua, karena tumor. Dokter memberikan saya obat untuk mengempeskan benjolan saya. Apabila selama lima hari benjolan tersebut tidak kunjung kempes dan bertambah besar, saya diharuskan untuk cek laboratorium.

Menang Atas Penyakit Akibat Kuasa GelapLoe, Lidya I.S. - Semarang

Ruang Kesaksian

Sumber :

Page 39: 201308

dirinya sendiri dan keluarganya. Yosua memberi teladan dan memutuskan bahwa ia dan seisi rumahnya telah membuat keputusan untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan Allah Israel. Itu berarti istri, anak-anaknya, bahkan semua kaum keluarganya beribadah hanya kepada Tuhan.

Kesetiaan Yosua kepada Tuhan patut kita teladani, mengingat pengaruh buruk yang semakin kuat dalam zaman kita sekarang ini. Sebagai generasi Yosua di zaman akhir ini biarlah keteladanan hidup kita sebagai orang yang setia kepada Tuhan juga memberi pengaruh posistif bagi orang-orang di sekitar kita, baik di lingkungan keluarga, di lingkungan kerja maupun di lingkungan pelayanan kita.

6. Yosua sebagai pemimpin keluarga yang benar di mata Tuhan (Yosua 24:15)

S i kap Yosua be r sama keluarganya sangat membuktikan bahwa dirinya dan keluarganya sangat menikmati kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Baginya ibadah kepada Tuhan sangatlah penting. Tidak sedikit orang tua yang merasa malu memulai ibadah keluarga bersama anaknya. Entah melalui mezbah keluarga atau mengajak keluarga pergi beribadah ke gereja bersama-sama. Padahal kemalasan dan rasa malu dapat menjadi penghalang bagi berkat Allah untuk keluarganya (Mazmur 78:5).

Menurut tradisi Yahudi, orang tua Yahudi wajib mendidik anak-anak mereka dalam hukum Taurat. Orangtua dipercaya oleh Allah untuk menjadi penanggung jawab utama pendidikan rohani bagi anak-anaknya. Tanggung jawab ini tidak dapat dialihkan kepada para guru di sekolah maupun guru sekolah minggu karena waktu yang mereka miliki untuk bergaul dengan anak-anak di sekolah maupun di gereja jauh lebih sedikit dibandingkan dengan waktu yang dimiliki oleh orangtua. Oleh sebab itu, penting bagi setiap keluarga untuk membangun ibadah keluarga setiap hari. Waktu sekitar 15 menit yang disisihkan untuk pujian, doa, dan membaca firman Tuhan dalam mezbah keluarga merupakan hal yang sangat berharga. Jika hal ini dilakukan, keluarga tidak hanya akan bertambah kokoh, namun berkat Allah pun akan turun semakin melimpah.

Kesimpulan: Generasi Yosua adalah

generasi yang memiliki keserupaan karakter dengan Kristus; memiliki gaya hidup Kristus, melakukan seperti apa yang Yesus lakukan. Kitalah generasi yang akan menggempur gerbang-gerbang neraka dan siap merebut jiwa dari tangan si Iblis. Kitalah generasi yang menyatakan kepada dunia, bahwa keselamatan, pemulihan dan berkat hanya datang dari Allah yang hidup dalam Tuhan Yesus Kristus.

1. http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/0762. http://www.inspiredchristian.org/cyber/031201rf.html

Saya ingin menyaksikan tentang kasih setia dan penyertaan Tuhan dalam hidup saya. Pada bulan April 2013 saya menemukan benjolan kecil di leher bagian kiri. Pertama kali saya menunjukkan benjolan itu kepada kedua orang tua saya dan mereka berkata, “Mungkin ini benjolan yang tidak berbahaya karena

kalau dipegang dan ditekan tidak sakit." Saya memutuskan untuk membiar-kannya dan hanya minum obat untuk mengempeskan benjolan tersebut.

Pada tanggal 11-14 April 2013, saya mengikuti "Live in" di daerah Merapi Magelang yang diadakan oleh fakultas saya. Setelah pulang dari Merapi, keadaan saya bertambah parah, benjolan yang ada di leher saya semakin membesar dan jumlahnya bertambah satu lagi. Sejak itu sampai kurang lebih satu bulan, keadaan saya semakin parah, tubuh saya lemas, setiap hari kepala saya pusing luar biasa dan hampir setiap hari saya mengkonsumsi obat. Orang tua saya memutuskan untuk membawa saya ke dokter umum dahulu. Pada saat diperiksa, dokter bilang benjolan yang ada di leher saya adalah kelenjar getah bening. Untuk memastikan apakah benjolan itu berbahaya atau tidak harus dicek di laboratorium dan dokter hanya memberikan obat pereda nyeri untuk beberapa hari.

Beberapa hari kemudian setelah dari dokter, keadaan saya malah semakin parah dan semakin lemas sampai saya tidak masuk kuliah selama empat hari. Selama di tempat tidur, saya memikirkan kembali tentang satu minggu sebelumnya di mana saya harus menghadapi Tes Tengah Semester. Pada saat itu saya sudah sakit tapi kasih setia dan penyertaan Tuhan Yesus sungguh luar biasa. Saya dapat mengerjakan tes tersebut dengan baik selama satu minggu penuh. Sungguh penyertaan Tuhan luar biasa, saya dapat berangkat kuliah dan mengerjakan tes dalam kondisi seperti itu.

Orang tua saya semakin khawatir dengan kondisi tubuh saya. Mereka membawa saya ke dokter spesialis. Dokter spesialis juga mengatakan kalau benjolan saya ini adalah kelenjar getah bening dan ini bisa dikarenakan oleh dua hal: pertama, karena infeksi peradangan dan kedua, karena tumor. Dokter memberikan saya obat untuk mengempeskan benjolan saya. Apabila selama lima hari benjolan tersebut tidak kunjung kempes dan bertambah besar, saya diharuskan untuk cek laboratorium.

Menang Atas Penyakit Akibat Kuasa GelapLoe, Lidya I.S. - Semarang

Ruang Kesaksian

Sumber :

Page 40: 201308

Selama kurang lebih tiga hari, benjolan saya tidak kunjung kempes malah semakin bertambah besar dan keadaan saya sangat parah. Badan saya panas dingin sampai saya menggigil luar biasa; dada terasa nyeri setiap kali bernafas; lambung terasa perih dan mual dan kepala sakit luar biasa. Obat apapun yang saya minum tidak dapat membuat keadaan saya menjadi lebih baik. Saya tidak henti-hentinya berharap kepada Tuhan. Sempat saya hampir putus asa dan terlintas di pikiran saya, "Tuhan anak-Mu ini setiap hari sudah berdoa dan tidak henti-hentinya berharap kepada-Mu tetapi mengapa Engkau membuat kondisiku tidak kunjung sembuh malah semakin parah?" Pada saat-saat seperti itulah, saya mengingat firman Tuhan yang berbunyi demikian "Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" (Ayub 1:21b). Jika saya mengingat perkataan Ayub tersebut saya merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan Ayub. Firman itu yang selalu menguatkan hati dan iman saya kepada Tuhan, dan tidak henti-hentinya saya berharap kuasa kesembuhan-Nya.

Pada hari Kamis, 23 April 2013 saya berkata kepada Tuhan: "Tuhan jika besok pagi Engkau menyembuhkan penyakitku ini, aku akan memberikan kesaksian lewat Sinar Kasih dan biarlah nama Tuhan semakin dipermuliakan lewat kesaksianku ini." Setelah saat teduh dan berdoa, badan saya terasa lebih ringan dan nyeri yang ada di kepala saya sedikit demi sedikit menghilang. Namun, keesokan harinya kondisi saya semakin parah bahkan untuk bangun dan berdiri agak lama, tidak bisa karena jika saya berdiri lima menit saja, penglihatan saya menjadi semakin kabur dan gelap seketika dan terasa akan jatuh. Saya mulai bergumul lagi kepada Tuhan, "Tuhan apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saya ini?" Ada satu kalimat yang selalu saya ucapkan dalam kondisi ini: “Tuhan Yesus, kuatkan Lidya!"

Kedua orang tua saya hanya meminta petunjuk pada Tuhan. Tuhan memberi petunjuk melalui salah satu anggota keluarga yang juga perhatian kepada saya. Dia menyarankan untuk membawa saya ke salah satu hamba Tuhan yang dapat menangani kuasa-kuasa gelap. Dan ternyata setelah saya dibawa ke sana, benar ada kuasa gelap yang berdiam di dalam tubuh saya. Hamba Tuhan itu berkata bahwa kuasa gelap itu mengikuti saya sejak saya pulang dari Merapi. Setelah kuasa gelap itu diusir, tubuh saya terasa ringan dan puji Tuhan kondisi saya semakin membaik sampai hari ini. Doa saya telah dijawab oleh Tuhan, tepat hari Jumat, 24 April 2013, Tuhan Yesus mengangkat semua sakit penyakit saya. Dan saya berpesan kepada para pembaca kesaksian saya ini agar jangan pernah berhenti berharap kepada Tuhan Yesus Kristus karena Dia pasti punya rencana yang indah di balik masalah yang sedang kita hadapi. Amin.

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu,jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkaudi kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungankambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

Ulangan 28:2-6

Berkat Tuhan

Page 41: 201308

Selama kurang lebih tiga hari, benjolan saya tidak kunjung kempes malah semakin bertambah besar dan keadaan saya sangat parah. Badan saya panas dingin sampai saya menggigil luar biasa; dada terasa nyeri setiap kali bernafas; lambung terasa perih dan mual dan kepala sakit luar biasa. Obat apapun yang saya minum tidak dapat membuat keadaan saya menjadi lebih baik. Saya tidak henti-hentinya berharap kepada Tuhan. Sempat saya hampir putus asa dan terlintas di pikiran saya, "Tuhan anak-Mu ini setiap hari sudah berdoa dan tidak henti-hentinya berharap kepada-Mu tetapi mengapa Engkau membuat kondisiku tidak kunjung sembuh malah semakin parah?" Pada saat-saat seperti itulah, saya mengingat firman Tuhan yang berbunyi demikian "Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" (Ayub 1:21b). Jika saya mengingat perkataan Ayub tersebut saya merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan Ayub. Firman itu yang selalu menguatkan hati dan iman saya kepada Tuhan, dan tidak henti-hentinya saya berharap kuasa kesembuhan-Nya.

Pada hari Kamis, 23 April 2013 saya berkata kepada Tuhan: "Tuhan jika besok pagi Engkau menyembuhkan penyakitku ini, aku akan memberikan kesaksian lewat Sinar Kasih dan biarlah nama Tuhan semakin dipermuliakan lewat kesaksianku ini." Setelah saat teduh dan berdoa, badan saya terasa lebih ringan dan nyeri yang ada di kepala saya sedikit demi sedikit menghilang. Namun, keesokan harinya kondisi saya semakin parah bahkan untuk bangun dan berdiri agak lama, tidak bisa karena jika saya berdiri lima menit saja, penglihatan saya menjadi semakin kabur dan gelap seketika dan terasa akan jatuh. Saya mulai bergumul lagi kepada Tuhan, "Tuhan apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saya ini?" Ada satu kalimat yang selalu saya ucapkan dalam kondisi ini: “Tuhan Yesus, kuatkan Lidya!"

Kedua orang tua saya hanya meminta petunjuk pada Tuhan. Tuhan memberi petunjuk melalui salah satu anggota keluarga yang juga perhatian kepada saya. Dia menyarankan untuk membawa saya ke salah satu hamba Tuhan yang dapat menangani kuasa-kuasa gelap. Dan ternyata setelah saya dibawa ke sana, benar ada kuasa gelap yang berdiam di dalam tubuh saya. Hamba Tuhan itu berkata bahwa kuasa gelap itu mengikuti saya sejak saya pulang dari Merapi. Setelah kuasa gelap itu diusir, tubuh saya terasa ringan dan puji Tuhan kondisi saya semakin membaik sampai hari ini. Doa saya telah dijawab oleh Tuhan, tepat hari Jumat, 24 April 2013, Tuhan Yesus mengangkat semua sakit penyakit saya. Dan saya berpesan kepada para pembaca kesaksian saya ini agar jangan pernah berhenti berharap kepada Tuhan Yesus Kristus karena Dia pasti punya rencana yang indah di balik masalah yang sedang kita hadapi. Amin.

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu,jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkaudi kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungankambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

Ulangan 28:2-6

Berkat Tuhan

Page 42: 201308

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu,jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkaudi kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungankambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

Ulangan 28:2-6

Berkat Tuhan