2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

67
2013, No.686 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013 TENTANG PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE) PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang sangat cerah sebagai komoditas unggulan ekspor maupun untuk pemasaran di dalam negeri. Pada era perdagangan global, tidak lagi mengandalkan hambatan tarif tetapi lebih menekankan pada hambatan teknis berupa persyaratan mutu, sanitary dan phytosanitary. Kondisi ini menuntut produsen untuk meningkatkan daya saing produknya termasuk tanaman florikultura. Menghadapi tuntutan persyaratan tersebut, dan dalam rangka menghasilkan produk florikultura bermutu yang diproduksi secara ramah lingkungan serta menindaklanjuti amanat Pasal 65 dan Pasal 68 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, maka perlu disusun pedoman budidaya florikultura yang baik, mencakup penerapan teknologi yang ramah lingkungan, pencegahan penularan OPT, penjagaan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan petani, serta prinsip penelusuran balik (traceability). Pedoman Budidaya Tanaman Florikultura Yang Baik selanjutnya dijabarkan ke dalam petunjuk teknis atau Standard Operational Procedure (SOP) spesifik komoditas, agar dapat dilakukan registrasi lahan usaha sebagai bukti bahwa pelaku usaha telah menerapkan GAP. B. Maksud Maksud diterbitkannya Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik (Good Agriculture Practices for Floriculture) ini sebagai panduan www.djpp.kemenkumham.go.id

Transcript of 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

Page 1: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 5

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013 TENTANG PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tanaman florikultura merupakan salah satu komoditas

hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang sangat cerah sebagai komoditas unggulan ekspor maupun untuk pemasaran di dalam negeri. Pada era perdagangan global, tidak lagi mengandalkan hambatan tarif tetapi lebih menekankan pada hambatan teknis berupa persyaratan mutu, sanitary dan phytosanitary. Kondisi ini menuntut produsen untuk meningkatkan daya saing produknya termasuk tanaman florikultura.

Menghadapi tuntutan persyaratan tersebut, dan dalam rangka menghasilkan produk florikultura bermutu yang diproduksi secara ramah lingkungan serta menindaklanjuti amanat Pasal 65 dan Pasal 68 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, maka perlu disusun pedoman budidaya florikultura yang baik, mencakup penerapan teknologi yang ramah lingkungan, pencegahan penularan OPT, penjagaan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan petani, serta prinsip penelusuran balik (traceability).

Pedoman Budidaya Tanaman Florikultura Yang Baik selanjutnya dijabarkan ke dalam petunjuk teknis atau Standard Operational Procedure (SOP) spesifik komoditas, agar dapat dilakukan registrasi lahan usaha sebagai bukti bahwa pelaku usaha telah menerapkan GAP.

B. Maksud

Maksud diterbitkannya Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik (Good Agriculture Practices for Floriculture) ini sebagai panduan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 2: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 6

dalam melaksanakan kegiatan budidaya tanaman florikultura secara baik.

C. Tujuan

Tujuan dari penerapan Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik untuk: 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman; 2. Meningkatkan mutu produk dan efisiensi produksi tanaman

florikultura; 3. Menjamin pelestarian, kesuburan lahan, penggunaan sumber

daya dan sistem produksi yang berkelanjutan/ramah lingkungan; 4. Menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja; 5. Menjamin keamanan konsumen; 6. Meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar

internasional maupun domestik; 7. Meningkatkan kesejahteraan petani.

D. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik meliputi: 1. Kriteria. 2. Registrasi dan Sertifikasi. 3. Dasar-dasar Usaha Tani

a. Lahan; b. Kelestarian Lingkungan; c. Tenaga Kerja.

4. Dasar-dasar Budidaya a. Lahan; b. Penggunaan Benih/Varietas; c. Penanaman; d. Pemupukan; e. Perlindungan Tanaman; f. Pengairan; g. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik.

5. Tanaman Hias dan Bunga. 6. Alat dan Mesin Pertanian. 7. Pengaduan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 3: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 7

8. Pencatatan. 9. Evaluasi Internal.

E. Pengertian

Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Tanaman Florikultura adalah suatu kelompok jenis tanaman

hortikultura yang bagian atau keseluruhannya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan keindahan, keasrian dan kenyamanan di dalam ruang tertutup dan/atau terbuka.

2. Budidaya Tanaman Florikultura adalah semua kegiatan proses produksi yang meliputi kegiatan pratanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan dan pascapanen florikultura.

3. Benih Tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman.

4. Varietas adalah bagian dari suatu jenis tanaman yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.

5. Varietas Unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat lainnya.

6. Perlindungan Tanaman adalah segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman florikultura yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.

7. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan teknik pengendalian yang dikembangkan dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup.

8. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan.

9. Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.

10. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 4: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 8

11. Konservasi Lahan adalah semua kegiatan untuk mencegah penurunan daya dukung lahan, menghindari erosi dan terbawanya unsur hara sehingga akan menurunkan kualitas tanah dan tingkat kesuburannya.

12. Standard Operational Procedure (SOP) budidaya adalah cara berbudidaya yang baik spesifik komoditas yang mengacu kepada GAP.

13. Produk Aman Bagi Konsumen adalah produk yang tidak mengandung residu pestisida berbahaya dan tidak mengandung cemaran biologis, kimiawi maupun fisik.

14. Produk Bermutu adalah produk yang memenuhi kriteria dan/atau standar mutu sesuai dengan persyaratan kebutuhan konsumen.

15. Panen adalah serangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya tanaman dengan cara dipetik, dipotong, ditebang dan/atau dicabut.

16. Pascapanen adalah kegiatan setelah panen yang meliputi pembersihan, pencucian, penyortiran, pengkelasan (grading), pengolahan primer (pengeringan, pewarnaan), pengemasan, pelabelan dan penyimpanan.

17. Usaha Budidaya Ramah Lingkungan adalah usaha budidaya yang dilakukan dengan prinsip tidak merusak dan mencemari lingkungan terkait dengan aspek pemanfaatan sumberdaya alam, pembuangan limbah dan keamanan lingkungan.

18. Perwilayahan Komoditas adalah penentuan wilayah yang diperuntukkan bagi pengembangan suatu komoditas karena dinilai sesuai dengan pertimbangan agroekologi, sosio ekonomi dan pemasaran serta persediaan prasarana, sarana dan teknologinya.

19. Kebun/Lahan Usaha adalah tempat diusahakannya budidaya tanaman florikultura yang ada batas-batasnya.

20. Registrasi Lahan Usaha adalah proses penomoran atau pengkodean lahan usaha yang telah memenuhi persyaratan penerapan GAP Florikultura.

21. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada pelaku usaha, produk, proses dan usaha florikultura.

22. Dinas adalah dinas yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi di bidang pengembangan hortikultura.

23. Catatan Lahan Usaha adalah dokumen yang berupa tulisan dan/atau gambar yang memberikan bukti obyektif dari

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 5: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 9

serangkaian kegiatan usaha pertanian yang dilakukan atau hasil yang dicapai.

24. Pelaku Usaha adalah petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, asosiasi, atau badan usaha yang bergerak di bidang budidaya florikultura.

25. Pemohon adalah pelaku usaha tanaman florikultura yang telah menerapkan GAP tanaman florikultura pada pengelolaan lahan usahanya dan mengajukan permohonan untuk diregistrasi sebagai lahan usaha GAP tanaman florikultura baik yang baru maupun perpanjangan.

26. Pembina adalah petugas/pegawai pemerintah atau lainnya yang memiliki kompetensi untuk melakukan verifikasi, pembinaan dan pendampingan lahan usaha yang menerapkan GAP tanaman florikultura.

27. Penilai adalah petugas/pegawai pemerintah atau lainnya yang memiliki kompetensi dalam melakukan penilaian terhadap lahan usaha yang telah menerapkan GAP tanaman florikultura.

II. KRITERIA

Kriteria yang digunakan dalam Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik ada tiga kelompok, yaitu: 1. Dianjurkan/A (*) yaitu dianjurkan untuk dilaksanakan; 2. Sangat dianjurkan/SA (**) yaitu sangat dianjurkan untuk

dilaksanakan; atau 3. Wajib/W (***) yaitu harus dilaksanakan.

III. REGISTRASI DAN SERTIFIKASI

1. Lahan Usaha yang dinilai dan memenuhi persyaratan GAP diberi nomor registrasi.

2. Registrasi dilakukan oleh Dinas Provinsi yang membidangi tanaman hortikultura.

3. Lahan usaha yang telah diregistrasi siap untuk disertifikasi. 4. Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi terakreditasi atau yang

ditunjuk. IV. DASAR-DASAR USAHA TANI

A. Lahan 1. Pemilihan Lokasi

a. lokasi lahan usaha berada di daerah sentra produksi sesuai dengan RUTR/RDTRD komoditas. (A)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 6: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 10

b. lokasi lahan usaha sesuai dengan peta pewilayahan komoditas yang akan diusahakan. (A)

c. ada catatan riwayat penggunaan lahan. (SA) 2. Peta Lokasi

Tersedia peta/denah/lokasi lahan. (A) 3. Kesuburan Lahan

Tingkat kesuburan lahan cukup baik. (A) 4. Penyiapan Lahan

a. lahan bebas dari pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. (W)

b. kemiringan lahan kurang dari 30% atau bila sampai 40% harus diikuti dengan melakukan tindakan konservasi. (W)

c. penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat menghindarkan terjadinya erosi. (SA)

B. Kelestarian Lingkungan

1. Analisis Dampak Lingkungan Sebelum pembukaan lahan dilakukan analisis dampak lingkungan. (A).

2. Isu Lingkungan a. pelaku usaha memahami dampak usaha taninya terhadap

pelestarian lingkungan. (SA) b. penambahan bahan kimia dalam penyiapan lahan dan media

tanam tidak mencemari lingkungan. (SA) 3. Pengolahan Limbah

Tersedia tempat atau fasilitas pembuangan dan/atau pengolah limbah yang letaknya terpisah dari lokasi produksi untuk mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk dan lingkungan. (W)

C. Tenaga Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Pekerja

1. Tenaga Kerja a. tenaga kerja yang bekerja di usaha budidaya memiliki

keahlian, keterampilan dan kompetensi di bidang budidaya dan keselamatan kerja. (SA)

b. tenaga kerja telah mendapat pelatihan sesuai bidang dan tanggung jawabnya. (SA)

c. tenaga kerja memenuhi Peraturan Ketenagakerjaan. (SA)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 7: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 11

2. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja a. pekerja yang menangani peralatan/bahan berbahaya harus

mengikuti pelatihan Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3). (SA)

b. prosedur penanganan kecelakaan kerja dipajang di tempat kerja. (SA)

c. tersedia fasilitas sanitasi dan P3K di lokasi tempat produksi/kebun. (SA)

d. pekerja mengetahui peraturan tentang keselamatan kerja, dan tata cara pencegahan. (SA)

e. pekerja yang menangani pestisida menjalani pengecekan kesehatan secara berkala. (SA)

f. pekerja harus menggunakan peralatan dan perlengkapan atau pelindung keselamatan kerja sesuai dengan anjuran. (W)

g. tersedia tempat untuk menyimpan baju/perlengkapan pelindung kerja. (A)

V. DASAR-DASAR BUDIDAYA A. Lahan

1. Penyiapan Lahan a. dilakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan

tanah. (SA) b. penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang

dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah dan menghindari terjadinya pemadatan tanah. (SA)

2. Media Tanam a. media tanam diketahui sumbernya. (A) b. media tanam tidak mengandung cemaran Bahan Berbahaya

dan Beracun (B3). (W) c. media tanam yang digunakan tidak mengandung OPT. (A)

B. Penggunaan Benih dan Varietas Tanaman 1. Mutu Benih

a. benih yang ditanam merupakan varietas unggul komersial. (A)

b. benih memiliki surat keterangan mutu. (A) c. label benih disimpan. (A)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 8: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 12

2. Perlakuan Benih Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai anjuran. (SA)

C. Penanaman

Teknik menanam Penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya anjuran. (SA)

D. Pemupukan

1. Jenis Pupuk a. pupuk terdaftar atau diizinkan oleh pemerintah. (SA) b. penggunaan pupuk organik yang telah mengalami

dekomposisi dan layak digunakan. (SA) c. pemupukan sesuai anjuran. (SA) d. penggunaan pupuk tidak mengakibatkan terjadinya

pencemaran lingkungan. (SA) e. kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk. (W)

2. Penyimpanan Pupuk a. pupuk disimpan pada tempat yang bersih, kering dan tidak

lembab. (A) b. pupuk disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar

matahari, hujan, air dan api. (SA) c. pupuk disimpan di tempat aman dan terpisah dengan produk

pertanian. (W) d. pupuk yang berbentuk cair, granular dan bubuk disimpan

pada tempat yang benar yang meminimalkan resiko pencemaran lahan produksi dan sumber air. (SA)

e. pupuk disimpan dengan cara yang benar dan mengurangi resiko pencemaran lingkungan. (SA)

3. Kompetensi a. pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan

keterampilan pemupukan. (A) b. aplikasi cara pemupukan berdasarkan rekomendasi para

ahli, dosis/konsentrasi, jenis, frekuensi. (SA)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 9: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 13

E. Perlindungan Tanaman 1. Prinsip Perlindungan Tanaman

a. pengendalian OPT sesuai prinsip PHT. (SA) b. penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran rekomendasi

dan aturan pakai. (SA) 2. Kompetensi

Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan pestisida. (W)

3. Pestisida a. pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan, bila untuk

tujuan ekspor disesuaikan dengan peraturan negara tujuan. (SA)

b. pestisida yang digunakan belum kadaluwarsa. (SA) 4. Penyimpanan Pestisida

a. pestisida disimpan di lokasi yang layak/kokoh. (SA) b. pestisida disimpan di ruang yang berventilasi baik. (SA) c. pestisida disimpan di tempat aman dan terpisah dari produk

pertanian. (W) d. pestisida disimpan di tempat dengan pencahayaan yang baik

untuk memastikan agar label dapat dibaca dengan jelas. (SA) e. pestisida disimpan dalam kemasan asli. (SA) f. pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk. (SA) g. tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan.

(SA) h. terdapat pedoman/tata cara penanggulangan kecelakaan

akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dibaca/dilihat. (SA)

i. terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat. (SA) j. tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan

pada tempat yang mudah dilihat dan strategis. (SA) 5. Penanganan Wadah Pestisida

a. wadah bekas pestisida ditangani dengan benar agar tidak mencemari lingkungan. (SA)

b. wadah bekas pestisida dirusakkan agar tidak digunakan untuk keperluan lain. (SA)

c. kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan untuk pengendalian di tempat lain. (SA)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 10: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 14

6. Peralatan a. peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu

berfungsi dengan baik. (SA) b. peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk

menjaga keakurasiannya. (SA) c. tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan

mencampur pestisida. (SA) d. tersedia panduan penggunaan peralatan dan aplikasi

pestisida. (A) F. Pengairan

1. Ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman. (SA) 2. Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). (SA) 3. Terdapat fasilitas pengelolaan air limbah. (A) 4. Penggunaan air pengairan tidak bertentangan dengan

kepentingan umum. (SA)

G. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik 1. Pengawasan

Tersedia dokumen hasil pengawasan internal terhadap penerapan GAP Florikultura. (SA)

2. Pencatatan Tersedia catatan tentang tahap kegiatan mulai dari jenis/varietas, mutu benih, tanggal kadaluwarsa, jenis, dosis pupuk, waktu dan frekuensi pemupukan, bahan aktif pestisida, cara aplikasi, dosis, waktu pengairan, frekuensi, penggunaan bahan kimia, dosis, waktu aplikasi, alasan pengguna. (SA)

VI. TANAMAN HIAS DAN BUNGA

A. Benih/Varietas Pemilihan Benih a. pelaku usaha memahami kualitas dan spesifikasi benih. (W) b. pemilihan benih sesuai dengan preferensi pasar. (A)

B. Pengelolaan Lahan dan Media Tanam 1. Sterilisasi media

Dilakukan sterilisasi media. (A) 2. Fumigasi tanah

a. tersedia rekomendasi tanah di fumigasi. (A) b. interval fumigasi dan waktu tanam harus dicatat. (A)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 11: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 15

C. Penggunaan Pupuk Kebutuhan nutrisi a. tanaman dan tanah diberi pupuk untuk meminimalkan

kekurangan nutrisi. (A) b. aplikasi pemupukan berdasarkan perhitungan kebutuhan

tanaman. (A) D. Panen

Kebersihan a. tersedia fasilitas toilet dan tempat mencuci tangan yang bersih.

(SA) b. wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik,

bersih dan tidak terkontaminasi. (SA)

E. Perlakuan Pascapanen 1. Kualitas Air

Pencucian hasil panen menggunakan air bersih (tidak berwarna, tidak berbau, tidak terkontaminasi). (SA)

2. Penggunaan Bahan Kimia a. bahan kimia yang digunakan dalam proses pascapanen

terdaftar dan diizinkan. (SA) b. penggunaan bahan kimia untuk perlakuan pascapanen

hanya dilakukan jika tidak ada alternatif lain. (A) c. tersedia dokumen yang jelas dan memadai tentang

penggunaan perlakuan pascapanen. (SA) 3. Pengemasan

a. pengemasan atau pengepakan yang dilakukan bisa melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan. (A)

b. tempat pengemasan bersih, bebas dari hama dan kontaminasi. (SA)

c. kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk. (W) 4. Penyimpanan

Ruang penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan. (SA)

5. Kompetensi Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan bahan kimia. (SA)

6. Tempat Pengemasan Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida. (SA)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 12: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 16

VII. SARANA, PERALATAN DAN MESIN PERTANIAN

A. Penggunaan alsintan dilakukan secara tepat. (A) B. Sarana, peralatan, dan mesin pertanian dirawat secara teratur. (A) C. Peralatan dan mesin yang terkait dengan pengukuran dikalibrasi

secara berkala. (SA)

VIII. PENGADUAN A. Tersedia catatan tentang keluhan/ketidakpuasan konsumen. (SA) B. Tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan

konsumen. (SA) C. Terdapat dokumen tindak lanjut dari pengaduan. (SA)

IX. PENCATATAN

A. Tersedia sistem pencatatan yang mudah ditelusuri. (SA) B. Catatan dan dokumentasi selalu diperbarui. (SA)

X. EVALUASI INTERNAL

A. Tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik. (SA)

B. Tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi. (A) XI. PENUTUP

Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices for Floriculture) bersifat umum, belum spesifik komoditi, dan bersifat dinamis yang akan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat. Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices for Floriculture) agar disosialisasikan kepada pemangku kepentingan dan pelaku usaha untuk dapat menerapkan dan meregistrasi lahan usaha dalam budidaya florikultura.

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, SUSWONO

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 13: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 17

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013 TENTANG PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

TATACARA PENERAPAN REGISTRASI LAHAN USAHA DALAM BUDIDAYA TANAMAN FLORIKULTURA YANG BAIK

A. PROSES DAN SYARAT PERMOHONAN

1. Proses permohonan sampai dengan penerbitan nomor registrasi paling lama 6 (enam) bulan.

2. Permohonan registrasi lahan usaha dilakukan melalui permohonan sesuai format-1a dan format-1b.

3. Formulir permohonan registrasi meliputi permohonan untuk registrasi baru dan/atau registrasi perpanjangan.

4. Pemohon registrasi baru mengajukan permohonan kepada Dinas provinsi melalui Dinas kabupaten/kota sesuai format-1a dan format-1b.

5. Proses dan syarat perpanjangan sebagai berikut: a. pemohon mengajukan permohonan perpanjangan registrasi

kepada Dinas provinsi melalui Dinas kabupaten/kota sesuai format-2a dan format-2b;

b. prosedur perpanjangan nomor registrasi dilaksanakan sama dengan proses registrasi awal, dengan mengajukan permohonan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum masa berlaku nomor registrasi berakhir;

c. pemohon yang masa berlaku nomor registrasinya telah berakhir tetapi sudah mengajukan permohonan perpanjangan tetap dapat melaksanakan kegiatannya sampai terbit keputusan hasil penilaian yang tetap dan untuk sementara waktu akan diterbitkan persetujuan oleh Kepala Dinas provinsi.

6. Pemohon perlu mengajukan permohonan registrasi baru apabila terjadi perubahan kepemilikan lahan, jenis komoditas yang diusahakan dan/atau lokasi lahan usaha.

7. Pemohon registrasi harus memenuhi persyaratan: a. telah memahami dan menerapkan GAP;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 14: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 18

b. telah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip PHT; c. telah memiliki, memahami dan menerapkan SOP; d. telah melakukan pencatatan/pembukuan.

8. Bagi pemohon kelompok tani/gabungan kelompok perlu menambahkan persyaratan dokumen: a. pernyataan kesanggupan anggota untuk melaksanakan

kesepakatan pelaksanaan GAP sesuai keputusan kelompok; dan

b. struktur organisasi kelompok tani/gabungan kelompok tani yang menerapkan GAP untuk diregistrasi.

B. VERIFIKASI DAN PENILAIAN

1. Verifikasi Verifikasi dilakukan untuk menilai dokumen administrasi terhadap berkas/dokumen permohonan yang dilaksanakan oleh petugas Pembina. a. apabila ditemukan kekurangan/ketidaklengkapan, maka

berkas/dokumen akan dikembalikan ke pemohon agar diperbaiki/dilengkapi;

b. apabila berkas/dokumen telah lengkap, maka berkas/dokumen akan disampaikan ke Kepala Dinas untuk ditindaklanjuti.

2. Penilaian Penilaian dilakukan oleh petugas penilai atas lahan usaha untuk mengetahui tingkat kepatuhan dalam penerapan GAP setelah mendapat persetujuan/perintah dari Kepala Dinas dan dilakukan dengan menggunakan check list Penilaian Lahan Usaha GAP sebagaimana format-3.

3. Hasil penilaian a. Hasil penilaian lapangan dinyatakan dengan kategori:

1) Lulus a) pemohon dinyatakan lulus, apabila memenuhi 100%

kategori kegiatan wajib (W), minimal 60% kegiatan kategori Sangat Anjuran (SA) dan minimal 40% kegiatan kategori Anjuran (A);

b) bagi pemohon baru dapat diterbitkan nomor registrasi lahan usaha dan diberikan surat keterangannya. Sedangkan bagi pemohon perpanjangan dapat memperoleh perpanjangan nomor registrasi atau memakai nomor registrasinya

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 15: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 19

kembali yang diterakan dalam surat keterangan yang baru.

2) Lulus dengan catatan perbaikan a) hasil ini diberikan apabila ditemukan

ketidakpatuhan/penyimpangan kegiatan khususnya pada kategori Sangat Dianjurkan (SA) dan Anjuran (A) sehingga tidak memenuhi syarat minimal;

b) dalam waktu tidak terlalu lama (maksimal 3 (tiga) bulan sejak diterima keputusan perbaikan) diharapkan dapat segera diperbaiki;

c) untuk hasil ini, bagi pemohon hanya diberitahukan nomor registrasi lahan usahanya saja. Sedang Surat keterangan akan diberikan apabila pemohon telah melakukan perbaikan sebagaimana yang dimaksud dalam hasil penilaian;

d) bila dalam kurun waktu perbaikan pemohon tidak juga melakukan perbaikan, maka nomor registrasi yang telah diberikan dianggap batal dan ditetapkan tidak lulus.

3) Tidak lulus a) hasil ini diberikan apabila ditemukan

ketidakpatuhan/penyimpangan penerapan GAP terutama pada kategori Wajib (W) sehingga tidak memenuhi syarat minimal.

b) kepada pemohon disarankan: i. melakukan perbaikan pada aspek kegiatan

penerapan GAP yang tidak memenuhi persyaratan; ii. mengajukan permohonan registrasi kembali

setelah melakukan perbaikan.

b. Hasil penilaian selanjutnya disampaikan secara langsung kepada Kepala Dinas pertanian provinsi untuk diproses lebih lanjut. Alur registrasi lahan usaha tanaman florikultura sebagaimana bagan pada format-5.

C. PEMBERIAN NOMOR REGISTRASI DAN SURAT KETERANGAN

1. Nomor registrasi dan surat keterangan diberikan kepada lahan usaha yang dinyatakan “lulus” dan memenuhi kriteria penilaian.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 16: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 20

2. Nomor registrasi berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 2 (dua) tahun berikutnya setelah didahului dengan proses surveilan untuk pengesahannya.

3. Penerbitan nomor registrasi dan surat keterangan registrasi lahan usaha dilakukan oleh Dinas Provinsi berdasarkan Pedoman ini sesuai format-4.

4. Pola urutan nomor registrasi mengikuti format sebagai berikut:

GAP.01 – 01.01.1 – IV.001 Segmen1 Segmen 2 Segmen3

Keterangan : • Segmen 1 : GAP Hortikultura. • Segmen 2 : Kode lokasi provinsi, kode lokasi

kabupaten/kota, nomor lahan usaha mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2008 sebagaimana format-6).

• Segmen 3 : Kode kelompok Komoditas, urutan nomor komoditas yang diregistrasi mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 sebagaimana format-7 , kode I untuk Buah Segar, kode II untuk Sayur Segar, kode III untuk tanaman Obat atau Tanaman Biofarmaka, dan kode IV untuk Tanaman Hias.

5. Nomor Registrasi dan surat keterangan Registrasi Lahan Usaha disampaikan kepada pemohon dengan tembusan kepada Dinas kabupaten/kota dan Kementerian Pertanian c.q Direktorat Jenderal Hortikultura.

6. Nomor registrasi lahan usaha tidak bisa dipindahtangankan atau diperjualbelikan.

D. SURVAILEN 1. Surat keterangan registrasi lahan usaha berlaku selama 2

(dua) tahun dan dapat diperpanjang selama 2 (dua) tahun berikutnya setelah didahului dengan survailen baik secara berkala maupun sewaktu-waktu untuk mengetahui komitmen dan konsistensi penerapan GAP pada lahan usaha yang telah mendapat nomor registrasi;

2. Survailen berkala dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun sejak surat keterangan registrasi diterbitkan atau survailen terakhir dilakukan;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 17: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 21

3. Survailan sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila ada informasi dan/atau indikasi bahwa pemohon yang telah memperoleh surat keterangan registrasi melakukan ketidakpatuhan/penyimpangan atas pelaksanaan GAP.

E. PEMBEKUAN, PENCABUTAN DAN PEMBERLAKUAN KEMBALI

NOMOR REGISTRASI Tindakan pembekuan atau pencabutan nomor registrasi lahan usaha tanaman florikultura dilakukan apabila ditemukan adanya ketidakpatuhan atau terjadi penyimpangan atas pelaksanaan GAP. 1. Pembekuan nomor registrasi dilakukan apabila:

a. ditemukan adanya ketidakpatuhan/penyimpangan atas kegiatan Wajib (W), Sangat dianjurkan (SA) dan Anjuran (A) pada GAP tanaman florikultura sesuai syarat minimal yang dipersyaratkan dan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan tidak dilakukan perbaikan atas ketidakpatuhan/penyimpangan tersebut;

b. masa berlaku nomor registrasi telah habis dan pengajuan masa perpanjangannya disampaikan kurang dari 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum masa berlakunya habis. Untuk kondisi ini, maka pemohon harus mengajukan permohonan awal kembali.

2. Pencabutan nomor registrasi dilakukan apabila: a. nomor registrasi sudah 3 (tiga) kali dibekukan; b. selama 1 (satu) tahun setelah registrasi, pemohon tidak

melakukan kegiatan sesuai komponen yang disyaratkan; atau

c. atas permintaan pemohon. 3. Pemberlakukan kembali nomor registrasi

Pemberlakuan kembali diberikan kepada pemegang nomor registrasi setelah yang bersangkutan terbukti telah melaksanakan perbaikan atas ketidakpatuhan/penyimpangan yang menjadi penyebab dikenakannya tindakan pembekuan.

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, SUSWONO

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 18: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 22

FORMULIR PERMOHONAN REGISTRASI AWAL

Nomor : ................... (nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun) Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Permohonan Registrasi Lahan

Usaha Tanaman Florikultura Yang Menerapkan GAP

Kepada Yth. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ……….. Di

........................ Dengan hormat, Bersama ini kami sampaikan permohonan agar kiranya lahan usaha tanaman florikultura yang kami kelola dapat diregistrasi sebagai lahan usaha tanaman florikultura GAP sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun data dan informasi teknis mengenai lahan usaha yang akan diregistrasi sebagaimana terlampir. Selanjutnya kami mohon kesediaannya untuk dapat memproses lebih lanjut permohonan ini.

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Hormat kami

Pemohon,

(nama jelas,tandatangan) Tembusan Yth: Kepala Dinas Pertanian Provinsi............

Format-1a

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 19: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 23

Gg. A

ntri

Jl. Sirep

DATA PERMOHONAN REGISTRASI AWAL

A. DATA PEMOHON

Jenis Pengajuan Registrasi Perorangan Kelompok Nama : Alamat : Telepon/HP : Alamat e-mail : Alamat/Lokasi Lahan Usaha : Luas Lahan Usaha : Komoditas yang akan diregistrasi :

B. INFORMASI AWAL LAHAN USAHA

Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah sudah melakukan pencatatan kegiatan ?

2. Apakah sudah memahami dan menerapkan SOP ?

3. Apakah sudah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip PHT?

4. Apakah sudah memahami dan menerapkan GAP?

Gambar Denah Pencapaian Lokasi Lahan Usaha (contoh)

Jl. Pramuka Balai Desa Lokasi Gg. Masdikun

Persetujuan dan Kesepakatan Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya berikan di atas adalah benar, dan saya setuju untuk mengikuti aturan yang berlaku pada proses registrasi lahan usaha. Nama : Jabatan : Tempat, Tanggal : _____________ Nama Jelas & Tanda Tangan

Format-1b

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 20: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 24

SURAT PERMOHONAN PERPANJANGAN REGISTRASI

Nomor :................... (nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun)

Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Permohonan Perpanjangan Registrasi

Lahan Usaha Tanaman Florikultura

Yang Menerapkan GAP

Kepada Yth.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………...

di–

.............................

Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan berakhirnya masa berlaku surat keterangan registrasi lahan usaha penerapan GAP pada lahan usaha yang kami kelola, maka bersama ini kami bermaksud mengajukan permohonan perpanjangan nomor registrasi lahan usaha tanaman florikultura dalam penerapan GAP sesuai ketentuan yang berlaku.

Bersama surat ini juga kami lampirkan copy surat keterangan yang telah kami peroleh sebelumnya dan data/informasi teknis mengenai mengenai lahan usaha yang akan registrasi ulang sebagaimana terlampir.

Selanjutnya kami mohon kesediaannya untuk dapat memproses lebih lanjut permohonan ini.

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Hormat kami

Pemohon,

(nama jelas,tandatangan)

Tembusan Yth :

Kepala Dinas Pertanian Provinsi…………

Format-2a

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 21: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 25

DATA PEMOHON PERPANJANGAN REGISTRASI

A. DATA PEMOHON

Jenis Pengajuan Registrasi Perorangan Kelompok

Nama :

Alamat :

Telepon/HP :

Alamat e-mail :

Alamat/Lokasi Lahan Usaha :

Luas Lahan Usaha :

Komoditas yang akan diregistrasi :

B. INFORMASI KONDISI LAHAN USAHA TERKINI

Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah masih melakukan pencatatan kegiatan ?

2. Apakah dokumen pencatatan masih dilakukan dan selalu diperbaharui ?

3. Apakah penerapan SOP masih konsisten dilaksanakan ?

4. Apakah penerapan prinsip PHT masih konsisten dilaksanakan ?

5. Apakah penerapan GAP masih konsisten dilaksanakan ?

Format-2b

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 22: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 26

CHECK LIST PENILAIAN

PENERAPAN BUDIDAYA TANAMAN FLORIKULTURA YANG BAIK

I. DASAR-DASAR USAHA TANI

NO KEGIATAN Kriteria A SA W

INDIKATOR KET Y T Y T Y T

I. LAHAN A. Pemilihan Lokasi A.1 Apakah lokasi

kebun/lahan usaha sesuai dengan RUTR/RDTRD?

A

Lokasi lahan usaha sesuai untuk usaha pertanian, berada didaerah sentra produksi, tidak berada didaerah industri, sesuai dengan tata ruang setempat, tidak bertentangan dengan undang-undang budidaya

A.2 Apakah lokasi sesuai dengan peta pewilayahan komoditas?

A Lokasi lahan usaha sesuai dengan peta pewilayahan komoditas yang akan diusahakan; Apabila peta pewilayahan komoditas belum tersedia, lokasi sesuai dengan Agro Ecology Zone (AEZ)

A.3 Apakah ada catatan riwayat penggunaan lahan?

SA Untuk lahan baru, dilakukan pengamatan/penelitian untuk mengetahui resiko yg dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Format-3

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 23: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 27

NO KEGIATAN Kriteria A SA W

INDIKATOR KET Y T Y T Y T

Pengamatan tersebut meliputi: pemanfaatan lahan sebelumnya, potensi dampak produksi terhadap lingkungan sekitarnya, potensi dampak lahan yang berdekatan terhadap lahan baru. Terdapat catatan penggunaan/pemanfaatan lahan serta status dan hak penggunaannya (milik, sewa, sakap/ bagi hasil dll)

B. Pemetaan Lahan Apakah tersedia

peta lokasi lahan?

A Tersedia peta kepemilikan lahan yang menginformasi- kan lokasi lahan produksi, tempat untuk mencampur dan menyimpan bahan kimia, sumber air/saluran drainase, tempat pembuangan limbah, gudang dan infrastruktur

C. Kesuburan Lahan Apakah tingkat

kesuburan lahan cukup baik?

A Lahan untuk budidaya tanaman

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 24: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 28

NO KEGIATAN Kriteria A SA W

INDIKATOR KET Y T Y T Y T

memiliki kesuburan tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman yang mengandung unsur hara mikro dan makro yang cukup yang ditunjukkan oleh pertumbuhan tanaman yang baik atau kondisi tanah di lapang atau analisis tanah

D. Penyiapan Lahan D.1 Apakah lahan

bebas dari cemaran limbah bahan berbahaya dan beracun

W Lahan bebas dari pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun. Lahan usaha tidak dicemari limbah bahan berbahaya dan beracun dalam bentuk padat dan cair yang berasal antara lain dari limbah rumah tangga, rumah sakit dan buangan pabrik

D.2 Apakah kemiringan lahan < 30%?

W Lahan yang digunakan untuk budidaya adalah lahan datar atau lahan yang mempunyai kemiringan kurang dari 30% atau

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 25: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 29

NO KEGIATAN Kriteria A SA W

INDIKATOR KET Y T Y T Y T

apabila sampai 40% harus dengan melakukan tindakan konservasi (terasering, parit, guludan)

D.3 Apakah penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang dapat menghindarkan erosi?

SA Penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang dapat menghindarkan terjadinya erosi permukaan tanah dan kelongsoran tanah sesuai dengan bangunan konservasi (terasering, parit, guludan)

II. KELESTARIAN LINGKUNGAN

E. Analisis dampak lingkungan

Apakah sebelum pembukaan lahan dilakukan analisa dampak lingkungan untuk mengetahui potensi dampak?

A Pembukaan lokasi lahan sebaiknya dilakukan analisa dampak lingkungan

F. Isu Lingkungan F.1 Apakah pelaku

memahami dampak usahataninya terhadap pelestarian lingkungan?

SA Pelaku usaha harus memahami dampak usaha taninya terhadap pelestarian lingkungan mencakup aspek kesuburan tanah,

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 26: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 30

NO KEGIATAN Kriteria A SA W

INDIKATOR KET Y T Y T Y T

keseimbangan mikroba tanah, kualitas air, sifat fisik tanah, bebas erosi dan lainnya

F.2 Apakah pemberian bahan kimia untuk penyiapan lahan dan media tanam tidak mencemari lingkungan?

SA Penambahan bahan kimia dalam penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang menghindarkan terjadinya pencemaran lingkungan. Bahan kimia yang ditambahkan harus diketahui jenis dan asal usulnya serta cara aplikasinya

G. Pengolahan Limbah Apakah tersedia

tempat atau fasilitas pembuangan dan/ atau pengolah limbah?

W Tersedia tempat pembuang/ pengolah limbah yang letaknya jauh dari lokasi produksi untuk mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk

III. Tenaga Kerja A. Kompetensi Tenaga

Kerja

A.1 Apakah tenaga kerja yang bekerja di usaha budidaya mempunyai keahliaan, keterampilan dan kompetensi?

SA Tenaga kerja sebaiknya memiliki keahlian, keterampilan dan kompetensi di bidang budidaya dan keselamatan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 27: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 31

NO KEGIATAN Kriteria A SA W

INDIKATOR KET Y T Y T Y T

kerja A.2 Apakah tenaga

kerja telah mendapatkan pelatihan sesuai bidang dan tanggungjawabnya?

SA Tenaga kerja telah mendapatkan pelatihan/magang/konsultasi dan mampu menunjukkan keterampilannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

A.3 Apakah tenaga kerja memenuhi peraturan ketenagakerjaan?

SA Tenaga kerja memenuhi Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan dari aspek batasan umur, jam kerja, keselamatan kerja dan upah kerja

B. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja

B.1 Apakah pekerja yang menangani peralatan yang berbahaya telah mengikuti pelatihan K3?

SA Pekerja yang menangani peralatan/bahan berbahaya harus mengikuti pelatihan K3 (keamanan dan keselamatan kerja)

B.2 Apakah tersedia prosedur penanganan kecelakaan kerja?

SA Prosedur penanganan kecelakaan kerja agar dipajang di tempat kerja

B.3.

Apakah tersedia fasilitas sanitasi dan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)?

SA Tersedia fasilitas sanitasi dan P3K di lokasi tempat produksi/ kebun

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 28: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 32

NO KEGIATAN Kriteria A SA W

INDIKATOR KET Y T Y T Y T

B.4 Apakah pekerja mengetahui peraturan tentang keselamatan kerja dan tatacara pencegahan?

SA Pekerja harus mengetahui ketentuan peraturan tentang keselamatan kerja, persyaratan dan tatacara pencegahan keracunan pestisida

B.5 Apakah pekerja yang menangani pestisida mendapatkan pengecekan kesehatan secara berkala?

SA Pekerja yang menangani pestisida dilakukan pengecekan kesehatan secara berkala dan rutin

B.6 Apakah pekerja menggunakan peralatan dan perlengkapan perlindungan sesuai anjuran?

W Pekerja harus menggunakan peralatan dan perlengkapan pelindung kerja sesuai dengan anjuran baku

B.7 Apakah tersedia tempat untuk menyimpan baju/ perlengkapan pelindung kerja?

A Baju perlengkapan pelindung kerja ditempatkan pada tempat khusus (lemari) terpisah dengan barang lainnya

II. DASAR-DASAR BUDIDAYA

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

I. LAHAN A. Penyiapan Lahan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 29: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 33

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

A.1 Apakah dilakukan tindakan untuk mepertahankan kesuburan tanah?

SA Kesuburan tanah yang rendah diatasi melalui pemupukan, menggunakan pupuk organik misalnya pupuk kandang/kompos atau pupuk anorganik

A.2 Apakah Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah?

SA Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat mem perbaiki atau memelihara struktur tanah dan menghindari terjadinya pemadatan tanah

B. Media Tanam B.1 Apakah media

tanam diketahui sumbernya?

A Media tanam yang digunakan diketahui asal usulnya;

B.2 Apakah media tanam tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun (B3)?

W Media tanam yang digunakan tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti logam berat atau bahan berbahaya lainnya.

B.3 Apakah media tanam tidak mengandung OPT?

A Media tanam yang digunakan tidak mengandung OPT

II. PENGGUNAAN BENIH/VARIETAS

A. Mutu benih A.1 Apakah Benih

yang ditanam merupakan varietas unggul komersial?

A Benih yang dipilih untuk ditanam adalah varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 30: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 34

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

A.2 Apakah benih mempunyai surat keterangan mutu?

A Benih atau bahan tanaman yang digunakan mempunyai surat keterangan mutu, berasal dari penangkar/produsen yang terdaftar di instansi yang berwenang dibidang perbenihan

A.3 Apakah label benih disimpan?

A Label benih disimpan (minimal 2 tahun) untuk membuktikan bahwa tanaman yang dibudidayakan berasal dari benih yang mempunyai surat keterangan mutu

B. Perlakuan Benih Apakah bahan

kimia untuk perlakuan benih sesuai anjuran?

SA

Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan benih dilakukan sesuai anjuran

III. Penanaman A. Teknik menanam Apakah

penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya anjuran?

SA Kegiatan penanaman dilakukan sesuai dengan rekomendasi/anjuran sesuai SOP

IV. Pemupukan A. Jenis Pupuk A.1 Apakah pupuk

terdaftar atau diijinkan oleh pemerintah?

SA Pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk yang terdaftar, diijinkan atau direkomendasikan oleh pihak yang

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 31: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 35

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

kompeten/ berwenang

A.2 Apakah pupuk organik telah mengalami dekomposisi?

SA Pupuk organik yang digunakan berasal dari pupuk yang telah matang/telah mengalami dekomposisi (tidak berbau, tidak panas)

A.3 Apakah pemupukan sesuai anjuran?

SA Pupuk yg digunakan sesuai dengan panduan pemupukan (SOP) mliputi jenis,dosis, cara aplikasi dan waktu pemupukan

A.4 Apakah pemupukan tidak mencemari lingkungan?

SA Penggunaan pupuk organik dan/atau anorganik tidak mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan

A.5 Apakah kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk?

W Tidak ditemukan bukti/tanda-tanda penggunaan kotoran manusia dilapangan dan konfirmasi pelaku usaha/masyarakat sekitarnya

B. Penyimpanan Pupuk

B.1. Apakah pupuk anorganik disimpan pada tempat yang bersih, kering dan tidak lembab?

A Pupuk anorganik disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Pupuk disimpan ditempat yang berventilasi baik, tidak diletakkan langsung di tanah, tidak terkena air hujan

B.2 Apakah pupuk SA Pupuk anorganik

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 32: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 36

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

anorganik disimpan pada tempat yang terlindung?

disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari, hujan, air dan api

B.3 Apakah pupuk disimpan di tempat aman dan terpisah dari produk pertanian?

W Pupuk disimpan di tempat yang aman dari jangkauan anak-anak dan terpisah dengan produk pertanian

B.4 Apakah pupuk anorganik disimpan dengan cara yang benar dan mengurangi resiko pencemaran air?

SA Pupuk anorganik yang berbentuk cair, granular dan bubuk disimpan pada tempat yang benar yang meminimalkan resiko pencemaran lahan produksi dan sumber air. Pupuk cair disimpan dalam wadah yang ditutup rapat dan diberi alas yang dapat menampung tumpahan

B.5 Apakah pupuk organik disimpan dengan cara yang benar dan mengurangi resiko pencemaran lingkungan?

SA Tempat mencampur, mengkomposkan dan menyimpan pupuk organik pada tempat yang selalu dipelihara dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan

C. Kompetensi C.1 Apakah

petani/pekerja dapat menunjukkan pengetahuan dan keterampilan pemupukan?

A Petani/pekerja yang melakukan pemupukan memiliki sertifikat/dapat menjelaskan atau mendemonstrasikan cara pemupukan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 33: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 37

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

yang benar C.2 Apakah

pemupukan sudah dilakukan sesuai rekomendasi?

SA Aplikasi pemupukan (dosis/konsentrasi, jenis, frekwensi, waktu, cara) berdasarkan rekomendasi para ahli; literatur, produsen

V. PERLINDUNGAN TANAMAN

A. Prinsip Perlindungan Tanaman

A.1 Apakah pengendalian OPT sesuai prinsip PHT?

SA Pengendalian OPT dilakukan sesuai dengan prinsip PHT. Pengendalian OPT dilakukan melalui berbagai cara seperti kultur teknis, fisik, mekanik dan biologi; adanya bukti catatan dilakukan pengamatan tingkat serangan, jenis OPT dan musuh alami. Penggunaan pestisida sintetik merupakan alternatif terakhir dengan pertimbangan nilai ekonomis

A.2 Apakah penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran rekomendasi dan aturan pakai?

SA Penggunaan pestisida sesuai dengan instruksi yang tertera pada label atau mendapat bimbingan dari penyuluh/petugas lapang

B. Kompetensi

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 34: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 38

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

Apakah petani/ pekerja dapat menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan pestisida?

W Petani/pekerja yang melakukan aplikasi pestisida memiliki pengetahuan dan keterampilan atau surat keterangan/sertifikat yang dapat menjelaskan atau mendemonstrasikan cara penggunaan pestisida yang baik dan benar

C. Pestisida C.1 Apakah

pestisida yang digunakan terdaftar dan diijinkan?

SA Pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian, bila untuk tujuan ekspor disesuaikan dengan peraturan negara tujuan

C.2 Apakah pestisida yang digunakan belum kadaluarsa?

SA Pestisida yang digunakan belum kadaluarsa (tanggal penggunaannya masih berlaku)

D. Penyimpanan Pestisida

D.1 Apakah pestisida disimpan di lokasi yang layak?

SA Pestisida disimpan ditempat yang kokoh

D.2 Apakah pestisida disimpan di ruang yang berventilasi baik?

SA Pestisida disimpan pada tempat dengan sirkulasi udara yang baik untuk menghindari terjadinya akumulasi gas berbahaya

D.3 Apakah pestisida disimpan di

W Pestisida disimpan di tempat yang aman dari

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 35: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 39

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

tempat aman dan terpisah dari produk?

jangkauan anak-anak serta terkunci dan terpisah dari produk pertanian agar tidak terjadi kontaminasi

D.4 Apakah pestisida disimpan di ruang yang memiliki pencahayaan yang baik?

SA Pestisida disimpan pada tempat dengan pencahayaan yang baik untuk memastikan agar label dapat dibaca dengan jelas

D.5 Apakah pestisida disimpan dalam kemasan aslinya?

SA Pestisida disimpan dalam kemasan aslinya dengan label yang jelas dan sesuai dengan petunjuk yang ada. Jika terjadi kerusakan pada kemasan, maka pestisida harus dipindahkan ke kemasan lain, dan kemasan yang baru tersebut harus diberi label yang jelas sesuai dengan merknya, dosis dan waktu kadaluarsa

D.6 Apakah pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk?

SA Pestisida berbentuk cair diletakkan terpisah dari pestisida berbentuk bubuk. Pestisisida cair diletakkan paling bawah dan diberi alas yang dapat menampung tumpahan

D.7 Apakah tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan?

SA Tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan dengan cara bagian

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 36: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 40

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

dasar/lantai diberi alas yang kedap air. Tempat penyimpanan pestisida dilengkapi dengan alas yang dapat menampung cairan yang lebih besar dari kemasan terbesar yang disimpan untuk menjamin tidak terjadinya kontaminasi di luar tempat penyimpanan. Alas terbuat dari beton, metal atau plastik yg kedap

D.8 Apakah terdapat pedoman/tatacara penanggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dilihat?

SA Terdapat pedoman/tatacara penanggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dibaca dan dilihat (seperti stiker, tulisan dipapan, poster, dll)

D.9 Apakah terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat?

SA Pada tempat penyimpanan pestisida terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat seperti ember, selang, sumber air, P3K

D.10 Apakah tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan pada tempat

SA Pestisida merupakan materi yang memiliki potensi yang menimbulkan bahaya, oleh karena itu diperlukan tanda-

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 37: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 41

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

strategis? tanda peringatan/tanda diletakkan pada tempat strategis dan jelas (dilarang merokok, dilarang makan minum, dll)

E. Penanganan Wadah Pestisida

E.1 Apakah wadah bekas pestisida ditangani agar tidak mencemari lingkungan?

SA Wadah bekas pestisida dibuang ke tempat pembuangan yang tidak membahayakan manusia dan mencemari lingkungan, antara lain merusak, membuang dan mengubur wadah bekas pestisida yang aman untuk manusia maupun lingkungan

E.2 Apakah wadah bekas pestisida tidak digunakan untuk keperluan lain?

SA Wadah bekas pestisida dirusak dengan cara disobek untuk bahan kertas/plastik atau dilubangi untuk bahan dari kaleng agar wadah bekas pestisida tersebut tidak digunakan untuk keperluan lain

E.3 Apakah kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan untuk pengendalian ditempat lain?

SA Pemakaian pestisida harus direncanakan dengan baik sehingga tidak ada kelebihan pestisida. Apabila ada kelebihan pestisida digunakan untuk menyemprot

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 38: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 42

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

tanaman ditempat lain sampai habis

F. Peralatan F.1 Apakah

peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu berfungsi dengan baik

SA Peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur, agar selalu berfungsi dengan baik, dicatat tanggal perawatan termasuk perbaikan-perbaikan penggantian pelumas, suku cadang dan dilakukan pemeriksaan terhadap cara kerjanya minimal sekali dalam setahun serta dilakukan oleh orang yang berkompeten

F.2 Apakah peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk menjaga keakurasiannya

SA Peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala oleh petugas yang kompeten untuk menjaga keakurasiannya

F.3 Apakah tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan mencampur pestisda

SA Tersedia fasilitas untuk menakar dan mencampur pestisida berupa gelas ukur, ember, alat pengaduk untuk mencampur pestisida yang selalu dalam keadaan baik dan bersih

F.4 Apakah tersedia panduan penggunaan peralatan dan

A Tersedia panduan yang jelas tentang penggunaan peralatan dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 39: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 43

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

aplikasi pestisida

aplikasi pestisida. Untuk menjamin proses pencampuran pestisida, menggunakan prosedur yang benar sesuai instruksi pada label

VI. PENGAIRAN 1 Apakah

ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman?

SA Setiap budidaya tanaman didukung dengan ketersediaan air sesuai kebutuhan dan peruntukkannya (waktu pemberian air, fase pertumbuhan tanaman, musim/iklim) dan diberikan secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan pengaruhnya terhadap lingkungan

2 Apakah air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)?

SA Tidak menggunakan air limbah bahan berbahaya beracun (B3). Penggunaan air limbah bahan berbahaya beracun (B3) untuk irigasi sangat berbahaya karena dapat memberikan dampak yang negatif untuk pertumbuhan tanaman serta keamanan produk yang dihasilkan

3 Apakah A Terdapat fasilitas

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 40: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 44

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

terdapat fasilitas pengelolaan air limbah?

pengelolaan air limbah yang dapat mengolah limbah. Air yang sudah diolah tersebut harus sesuai dengan baku mutu untuk irigasi

4 Apakah penggunaan air pengairan tidak bertentangan dengan kepentingan umum?

SA Penggunaan air untuk irigasi tidak menimbulkan permasalahan dengan masyarakat disekitarnya (keperluan rumah tangga) terutama pada musim kemarau. Penggunaan air untuk irigasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dimasyarakat setempat

VII.PENGAWASAN, PENCATATAN DAN PENELUSURAN BALIK

A. Pengawasan Apakah tersedia

dokumen hasil pengawasan internal terhadap GAP Tanaman Florikultura?

SA Hasil pengawasan internal didokumentasikan, dicatat dan disimpan dengan baik untuk menunjukkan bukti bahwa aktivitas produksi telah sesuai dengan ketentuan

B. Pencatatan Apakah tersedia

catatan setiap tahap kegiatan, misal: pemilihan bibit, penanaman,

SA Tersedia catatan tentang tahap kegiatan mulai dari jenis/varietas, mutu benih, tanggal kadaluarsa,

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 41: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 45

No Kegiatan Kriteria A SA W

Indikator Ket Y T Y T Y T

pemupukan, pemberian air, perlindungan tanaman (penggunaan pestisida), panen, pasca panen, dll?

jenis, dosis pupuk, waktu dan frekwensi pemupukan, bahan aktif pestisida, cara aplikasi, dosis, waktu pengairan,

III. TANAMAN HIAS DAN BUNGA

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T 1. Benih/varietas A. Pemilihan benih A.1 Apakah pelaku

usaha memahami kualitas dan spesifikasi benih?

W Benih harus jelas nama varietasnya, daya tumbuh, tempat asal dan nama perusahaan dan penangkar yang menyediakan

A.2 Apakah pemilihan benih sesuai dengan preferensi pasar?

A Jenis yang ditanam harus varietas unggul dan sesuai dengan preferensi pasar

2. Pengelolaan lahan dan media tanam

A. Sterilisasi media Apakah

dilakukan sterilisasi media tanam?

A Sterilisasi media dilakukan untuk mengeliminasi OPT dengan syarat tidak menyebabkan pencemaran lingkungan

B. Fumigasi tanah B.1 Apakah ada

rekomendasi tanah difumigasi

A Ada bukti/catatan yang merekomendasikan tanah di fumigasi meliputi: waktu, bahan aktif, metode aplikasi dan operator.

B.2 Apakah ada interval dengan waktu tanam?

A Interval fumigasi dan waktu tanam harus dicatat

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 42: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 46

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T 3. Penggunaan Pupuk A. Kebutuhan nutrisi A.1 Apakah

tanaman dan tanah diberikan pupuk untuk meminimilkan kekurangan nutrisi?

A Tersedia hasil analisa tanah yang dibuat sebelum merencanakan tanam dan program pemupukan (waktu, frekwensi, jumlah) untuk meminimalkan kekurangan nutrisi

A.2 Apakah aplikasi pemupukan berdasarkan perhitungan kebutuhan tanaman akan nutrisi?

A Perhitungan dibuat berdasar kan kebutuhan setiap tanaman mulai tanam hingga panen secara kontinue

4. Panen A. Kebersihan A.1 Apakah pekerja

mendapatkan fasilitas toilet dan pencuci tangan setelah bekerja?

SA Di kebun tersedia fasilitas toilet dan tempat mencuci tangan yang bersih

A.2 Apakah wadah panen yang akan digunakan dalam keadaan baik, bersih dan tidak terkontaminasi

SA Wadah panen yang akan digunakan dalam keadaan baik,bersih&bebas dari kontaminan (pestisida, kotoran&cemaran lainnya). Wadah panen berasal dari bahan yang tidak dapat mengkontaminasi produk

5. Perlakuan Pasca Panen A. Kualitas air untuk

pasca panen

Apakah pencucian hasil panen menggunakan air bersih?

SA Pencucian menggunakan air bersih (tidak berwarna, tidak berbau, tidak terkontaminasi).

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 43: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 47

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T Pembersihan dilakukan dengan hati-hati agar tidak rusak dengan menggunakan air bersih yang mengalir atau tidak mengalir yang diganti secara berkala

B. Penggunaan bahan kimia

B.1 Apakah bahan kimia yang digunakan dalam proses pasca panen terdaftar dan diijinkan?

SA Penggunaan bahan kimia, pulsing dan holding harus tidak berbahaya bagi kesehatan pekerja dan konsumen

B.2 Apakah perlakuan pasca panen merupakan alternatif untuk menjaga kualitas produk?

A Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan pasca panen hanya dilakukan jika tidak ada alternatif lain

B.3 Apakah ada petunjuk penggunaan?

SA Tersedia dokumen yang jelas dan memadai tentang penggunaan perlakuan pasca panen, seperti: catatan perlakuan perlindungan pasca panen produk, pengemasan, tanggal pengiriman dan perlakuan produk yang ditunjukkan dengan label instruksi produk, pengemasan, tanggal

C. Pengemasan C.1 Apakah

pengemasan atau pengepakan yang dilakukan bisa melindungi

A Pengemasan atau pengepakan dapat melindungi produk dari kerusakan karena proses penanganan dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 44: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 48

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T produk dari kerusakan dan kontaminan?

distribusi. Bahan kemasan disesuaikan dengan sifat produk agar tidak mengakibatkan kerusakan atau pencemaran oleh bahan kemasan

C.2 Apakah tempat pengemasan bersih, bebas dari hama dan kontaminasi?

SA Lokasi/area pengemasan produk berada pada tempat yang bersih, bebas kontaminasi dan terlindung dari panas dan hujan serta hama pengganggu lainnya

C.3 Apakah kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk?

W Kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk (meliputi jenis komoditas, varietas, asal kebun/petani/produsen, tanggal panen, tanggal pengepakan, kelas mutu)

D. Penyimpanan Apakah ruang

penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan?

SA Produk segar yang dikemas, disimpan pada ruangan yang sesuai dengan karakteristik produk sebelum didistribusikan. Ruang penyimpanan produk bebas dari hewan dan serangga. Sirkulasi udara pada ruang penyimpanan harus baik yang suhu dan kelembaban nya disesuaikan dengan kondisi penyimpanan yang baik bagi komoditas yang disimpan. Ruang penyimpanan harus dibersihkan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 45: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 49

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T secara periodik (sebelum dan sesudah produk dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan)

E. Kompetensi Apakah pelaku

usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan bahan kimia?

SA Pekerja/pelaku usaha yang mengaplikasikan bahan kimia untuk proses pascapanen telah terampil dan terlatih; memiliki sertifikat atau dapat menjelaskan/ mendemonstrasikan cara mengaplikasikan yang benar

F. Tempat Pengemasan

Apakah tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida?

SA Produk yang telah dikemas disimpan pada tempat yang terpisah dari tempat pupuk dan pestisida agar produk tidak tercemar dan aman bagi konsumen

IV. SARANA, PERALATAN DAN MESIN PERTANIAN

1 Apakah penggunaan alsintan untuk pengolahan lahan sesuai rekomendasi?

A Penggunaan alsintan dilakukan secara tepat. Terdapat bukti penggunaan alsintan tidak berdampak terhadap pemadatan tanah, erosi tanah, pelongsoran tanah atau kerusakan tanah

2 Apakah sarana, peralatan dan mesin pertanian dirawat secara teratur?

A Peralatan dan mesin pertanian perlu dijaga dan dirawat secara teratur agar dapat berfungsi dengan baik dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 46: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 50

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T dapat digunakan kembali; yang bisa ditunjukkan dengan dokumen pencatatan perawatan berkala

3 Apakah peralatan dan mesin yang terkait dengan pengukuran dikalibrasi secara berkala?

SA Untuk peralatan dan mesin yang sensitif perlu dilakukan kalibrasi secara berkala, oleh pihak yang berkompeten

V. PENGADUAN 1 Apakah tersedia

catatan tentang keluhan/ketidakpuasan konsumen?

SA Tersedia catatan tentang keluhan/ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan

2 Apakah tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan konsumen?

SA Adanya respon sebagai tindak lanjut dari keluhan/ ketidakpuasan konsumen dan masyarakat terkait dengan langkah koreksi

3 Apakah terdapat dokumen tindaklanjut dari pengaduan?

SA Terdapat dokumen tindaklanjut dari pengaduan

VI. PENCATATAN 1 Apakah tersedia

sistem pencatatan yang mudah ditelusuri?

SA Sistem pencatatan dan pendokumentasian yang dapat ditelusuri ke belakang dari semua aktifitas mulai dari konsumen ke proses produksi dan selalu diperbaharui

2 Apakah seluruh catatan dan dokumentasi

SA Catatan dan dokumentasi selalu diperbaharui untuk

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 47: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 51

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T selalu diperbaharui?

mengetahui semua aktifitas yang sudah dilakukan

VII. EVALUASI INTERNAL 1 Apakah tersedia

bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik?

A Tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan dengan interval waktu dan berkelanjutan

2 Apakah tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi?

A Tindakan perbaikan/koreksi dilaksanakan sesuai hasil evaluasi dan didokumentasi kan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 48: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 52

KOP DINAS PERTANIAN PROVINSI

SURAT KETERANGAN REGISTRASI

Nomor :

Diberikan kepada :

Nama (perorangan/kelompok*) : ___________

Komoditas : ___________

Luas Lahan : ___________

Alamat Lahan Usaha : ___________

Menerangkan bahwa nama dan alamat lahan usaha yang dikelola telah memenuhi persyaratan GAP Tanaman Florikultura berdasar Permentan Nomor /Permentan/OT.140/.... /20..... dengan Nomor Registrasi :

GAP.01 - .......

Berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan oleh :

Dinas Pertanian : ……………….…

Tanggal : ………………….

Kepala Dinas Pertanian Provinsi ……

Catatan : *) Pilih sesuai kategori

Format-4

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 49: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 53

Alur Registrasi Lahan Usaha Tanaman Florikultura

Pemahaman dan Penerapan GAP, SOP,

PHT dan Pencatatan oleh Pelaku Usaha

Pengajuan Permohonan Registrasi Lahan Usaha

Verifikasi Kecukupan Dokumen

Tindakan Pencukupan Dokumen

Penetapan Hasil Verifikasi

Kecukupan Dokumen

Penilaian Lapangan

Penetapan Hasil Penilaian

Tindakan Perbaikan Sesuai Catatan

Penerbitan dan Penyerahan Nomor

Registrasi dan Surat Keterangan Lahan Usaha

Nomor Registrasi dan Surat Keterangan

Tidak Cukup

Cukup

Tidak Lulus

Lulus dengan Catatan Lulus

Format-5

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 50: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 54

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 51: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 55

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 52: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 56

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 53: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 57

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 54: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 58

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 55: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 59

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 56: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 60

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 57: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 61

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 58: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 62

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 59: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 63

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 60: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 64

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 511/Kpts/PD.310/9/2006

TANGGAL : 12 September 2006

DAFTAR KOMODITI TANAMAN BINAAN

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

No. Nama Indonesia Nama Latin I. Komoditas Buah-buahan

1 Alpukat (Persea americana mill) 2 Anggur (Vitis vinifera L) 3 Apel (Malus sylvestris Mill) 4 Belimbing (Averrhoa carambola L) 5 Biwa (Eriobotrya japonica Lind) 6 Blewah (Cucumis sp) 7 Bidara (Zyzyphus jujuba) 8 Buah Naga (Hylocerous undatus SP) 9 Buah Negeri (Diospyiros discolor Wild) 10 Buah Nona (Annona reticulate L) 11 Buni (Antidesma bunius) 12 Cempedak (Artocarpuschampeden spring) 13 Ceremai (Phyllantus acidus (L) Skeels) 14 Delima (Punica granatum L) 15 Duku (Lancium domesticum Corr) 16 Durian (Durio zibethinus Murr) 17 Gandaria (Bouea macrophyla Griff) 18 Gowok (Eugenia polycephala Mig) 19 Jambu Air (Syzygium aqueum Merr) 20 Jambu Biji (Psidium guavana L) 21 Jambu Bol (Syzygium Malaccensis L) 22 Jeruk (Citrus sp.) 23 Jeruk Besar (Citrus grandis (L) Osbeck) 24 Juwet (Eugenia cumini merr) 25 Kapulasan (Nephelium mutabile BL) 26 Kawista (Feronia limonia (L) 27 Kebembem (Mangifera odorata griff) 28 Kecapi (Sandoricum koetjape Merr) 29 Kedondong (Spondias pinnata) 30 Kemang (Mangifera caesia jack) 31 Kesemek (Diospyros kaki L F) 32 Kurma (Phoenix dactylifera Friff) 33 Lechi (Litchi chinensis Sonn)

Format-7

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 61: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 65

34 Lengkeng (Nephelium longana L) 35 Lobi-lobi (Flacourita inermis Roxb) 36 Mangga (Mangiffera sp) 37 Manggis (Garcinia Mangostana L) 38 Markisa (Passiflora edulis) 39 Melon (Cucumis sp) 40 Menteng (Baccaurea racemosa muel arg) 41 Mundu (Garcinia dulcis (Roxb) kurz) 42 Nam-nam (Cynometra cauliflora) 43 Nangka (Artocarpus integra Merr) 44 Nenas (Ananas commosus (L) Merr) 45 Pepaya (Carica papaya L) 45 Pisang (Musa parasidiaca) 47 Rambai/Menteng (Baccaurea sp) 48 Rambutan (Nephelium lappacceum L) 49 Rukem (Flacourita rukam zoll & Mor) 50 Salak (Salaca edulis Reinw) 51 Sawo (Acharas zapota L) 52 Semangka (Citrullus vulgaris Schrad) 53 Sirsak (Annona muricata L) 54 Stroberi (Fragaria sp) 55 Sukun (Artocarpus altiliss fosberg) 56 Terong Brastagi (Czphomandra betaceae) 57 Mentimun Suri (Cucumis sativus L) 58 Matoa (Pometia pinnata) 59 Kepel (Stelechocarpus sp) 60 Duwet (Syzygium cumini)

II Komoditas Sayuran 1 Andewi (Chicorium endiva) 2 Asparagus (Asparagus officinalis) 3 B l i g o (Benincasa hispida) 4 Bawsang Bakung (Allium ampeloprasum Var. parrum) 5 Bawang Bombay (Allium cepa) 6 Bawang Daun (Allium fistulosum) 7 Bawang Kucai (Allium schoenoprasum) 8 Bawang Merah (Allium Cepa var. ascolonicum) 9 Bawang Prei (Allium porrum) 10 Bawang Putih (Allium sativum L) 11 Bayam (Amaranthus sp) 12 Bit (Beta vulgaris) 13 Blimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) 14 Brokoli (Brassica oleraceae cv italica) 15 Bustru (Luffa cylindrica)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 62: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 66

No. Nama Indonesia Nama Latin 16 Cabai Merah (Capsium annum) 17 Cabai Rawit (Capsium frutescens) 18 Gandaria (Bovea macrophylia) 19 Genjer (Limnocharis flava Buch) 20 Gobo (Arcticum lappa. L) 21 Jagung Baby (Zea mays sp) 22 Jagung Manis (Zea mays var rugosa) 23 Jamur (Volvariela sp) 24 Jamur kuping (Agaricus bisporus) 25 Jamur Merang (Auricularia auricula) 26 Jamur Shitake (Lentinus edodes) 27 Jamur Tiram (Picorotus citirnapileatus) 28 Jengkol (Pithecolobium jiringan) 29 Kacang Aci (Vigna umbrella) 30 Kailan (Brassica oleraceae var acephala) 31 Kangkung (Ipomea aquatica) 32 Katuk (Saoropus androgines) 33 Kecipir (Phospocarpus tetragonolobus) 34

Kenikir

(Cosmos caudatus) 35 Kentang (Solanum tuberosum) 36 Kluwih (Artocarpus incisa L.f.) 37 Koro Benguk (Monochoria vaginalis) 38 Koro Karatok (Phaseolus lunatus L) 39 Koro Pedang/ Kara (Canavalia ensiformis) 40 Kubis (Brassica sp) 41 Kubis Bunga (Brassica o.v botrytis) 42 Kubia Tunas (Brassica o.v gemmifera) 43 Labu Putih (Benincasa hispida) 44 Labu Putih/ Air (Lagenaria vulgaris) 45 Labu Siem (Sechium edule) 46 Lobak (Raphanus sativus L) 47 Melinjo (Gnetum gnemon L) 48 Mentimun (Cucumis sativus) 49 Okra (Abelmoschus esculentus) 50 Oyong/ Gambas (Luffa acutangula) 51 Pak Choi (Brassica rapa) 52 Paprika (Capsicum annum CV grossum) 53 Pare Belut (Trichosan thes anguina Linn) 54 Paria (Mamordica charantia) 55 Parsley (Petroselimum hortenses) 56 Petai (Parkia speciosa)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 63: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 67

No. Nama Indonesia Nama Latin 57 Petsai/ sawi putih (Brassica peckinensis)

58 Poh-pohan (Pilea melastomoides) 59 Ranti (Solanum nigrum L) 60 Rebung (Dendrocalamus aspers) 61 Sawi (Brassica yuncea) 62 Seledri (Apium graveolens) 63 Semanggi (Marsilea crenata Pres L) 64 Sintrong (Erechitetes valerianifolia) 65 Slada (Lactuca sativa) 66 Slada Air (Rorippa nasturtium) 67 Spinach (Spinaceae oleraceae) 68 Takokak (Solanum torvum Sw) 69 Terong (Solanum melongena) 70 Tespong (Abroma augusta) 71 Tomat (Lycopersicum esculentum) 72 Waluh (Curcubita sp) 73 Wortel (Daucus carrota L) 74 Zucchini Blossom (Cucurbita maxima)

III. Komoditas Biofarmaka 1 Akar kucing (Toddalia asiatica LAMK) 2 Artemisia (Artemisia papuana) 3 Bakung (Crinum aciaticum) 4 Bangle (Zingiber pupurcum Rxb) 5 Bawang Sabrang (Ekuhterune americana) 6 Beluntas (Pluchea indica) 7 Bidara Laut (Strychonos lingustrira) 8 Brotowali (Tinospora crispa) 9 Buah Merah (Pandanus conoideus) 10 Cincau (Cycllea barbata) 11 Dlingo (Acerus salamus) 13 Jahe (Zingiber officinale) 14 Jamur Ling Zhi (Ganoderma lucidum) 15 Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) 16 Jawer Kotok (Calewus scutellaroiges) 17 Jeruk Klingkit (Triphasia trifolia) 18 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) 19 Johar (Cassia siamea) 20 Jojoba (Simmondsia chinensis) 21 Kapulaga (Ammomum cardamomum) 22 Kecubung (Datura metel) 23 Kemangi (Ocimun sanchum I) 24 Kemrunggi (Caesalpinia crista Linn)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 64: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 68

No. Nama Indonesia Nama Latin 25 Kencur (Kaempferia galanga) 26 Kepet (Guania javanica) 27 Kunyit (Curcuma domestica) 28 Kuwalot (Brucea sumatrana Rox) 29 Lavender (Lavandula spp) 30 Lempuyang pahit (Zingiber amorican) 31 Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum) 32 Lengkuas (Languas galanga) 33 Lidah Buaya (Aloe vera) 34 Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) 35 Mangkokan (Nothopanax scutelarius) 36 Mengkudu (Morinda citrifolia L) 37 Nenas Kerang (Rhoco discoloi) 38 Pacar air (Impatiens spp) 39 Paliasa (Kleinhovia hospita) 40 Pasmau (Eupatorium inulifolium) 41 Patah Tulang (Euphorbia terucelli) 42 Pegagan (Centella asiatica) 43 Pulepandak (Rauvolfia serpentine) 44 Purwoceng (Pimpinella pruatjan) 45 Salam (Eugenia polayantha) 46 Sambiloto (Andrographis paniculata) 47 Sanrego (Lunacia amara Blanco) 48 Selasih (Ocimum basilicum L) 49 Sembung (Sphaerantus indicus) 50 Senggugu (Clerodendrum Serratum L) 51 Sereh (Cybopogen nardus) 52 Sirih (Piper Betle) 53 Tapkliman (Elephantopus scaber) 54 Tempuyung (Sonchus arvensis) 55 Temu Giring (Curcuma heyneana) 56 Temu Ireng (Curcuma aeroginosa) 57 Temu Kunci (Boesenbergia pandurata) 58 Temu Wiyang (Emilia sonchifolia) 59 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) 60 Temumangga (Curcuma mangga) 61 Temuputih (Curcuma zedoria Berg) 62 Tribulus (Tribulus terrestris) 63 Tribulus (Tribulus cistoides) 64 Ungu (Graphtophillum pictum) 65 Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum) 66 Zodia (Evodia suaveolens)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 65: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 69

No. Nama Indonesia Nama Latin IV Komoditas Tanaman Hias

1 Aeradachnis (Aeradachnis spp) 2 Akalipa (Acalypha spp) 3 Agave (agave spp) 4 Alamanda (Allamanda spp) 5 Alpinia (Alpinia spp) 6 Alstromeria (Alstomeria spp) 7 Anggrek (Orchidaceae spp) 8 Anyelir (Dianthus spp) 9 Aglaoenema (Aglaoenema spp) 10 Aranda (Aranda spp) 11 Amaranthus (Amaranthus spp) 12 Ascocenda (Ascocenda) 13 Bahgia (Dieffenbachia spp) 14 Bambu Hias (Chamaedorea spp) 15 Bambu Kuning (Phylostachys aurea) 16 Beringin (Ficus spp) 17 Bunga Bakung (Amaryllis spp) 18 Bunga Bakor (Hydrangea macrophylla) 19 Bunga Kertas (Bougenvillea spp) 20 Bunga Matahari (Helianthus annuus) 21 Bunga Pisang (Musa uranoscopus) 22 Bunga Pukul Empat (Mirabilis Jalapa) 23 Bunga Tasbeh (Canna indicia) 24 Calistemon (Callistemon spp) 25 Catleya (Cattleya spp) 26 Celosia (Celosia spp) 27 Cemara Irian (Cupressus spp) 28 Cemara Laut (Cassuarina spp) 29 Cemara Susun (Araucaria spp) 30 Ciplukan (Passiflora foetida) 31 Crosandra (Crosandra spp) 32 Cactus (Cactaceae) 33 Cyperus (Cyperus spp) 34 Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) 35 Cordylene (Cordylena spp) 36 Daun Beludru (Espiscia spp) 37 Dendron (Phylodendron spp) 38 Drasena (Dracaena spp) 39 Fitonia (Fittonia spp) 40 Gipsophila (Gypsophilla spp) 41 Gladiol (Galdiolus hybrida) 42 Hoya (Hoya spp) 43 Hebras (Gerbera spp)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 66: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 70

No. Nama Indonesia Nama Latin 44 Ivy (Hedera helix) 45 Janggut Musa (Cissus discolor) 46 Jawer Kotok (Coleus scutellarioides) 47 Kalla Lili (Zanthedeschicia) 48 Kamboja Jepang (Adenium spp) 49 Kastuba (Euphorbia spp) 50 Kecombrang (Zingiber oficinale) 51 Kedondong Laut (Nthopanax fruticosum) 52 Kembang Kenap (Cophrena globosa) 53 Kembang Nona Makan Sirih (Clerodendron) 54 Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis) 55 Kembang Sungsang (Gloriosa superba, L) 56 Kembang Telang (Clitoria ternatea) 57 Kenikir (Cosmos spp) 58 Kolojengking (Aranthera spp) 59 Kuping Gajah (Anthurium spp) 60 Lantana (Lantana spp) 61 Lilin Emas (Pachistachys lutea) 62 Mawar (Rosa spp) 63 Melati (Jasminum sambac) 64 Melati Gambir Hutan (Jaminum pubescent) 65 Melati Kosta (Jasminum nitidium) 66 Mirten (Malphigia spp) 67 Mokara (Mokara spp) 68 Monstra (Monstera spp) 69 Nanas-Nanasan (Bromeliaceae) 70 Oxalys (Oxalys spp) 71 Pacar Air (Impatiens spp) 72 Pacing (Costus spp) 73 Pakis Haji (Cycas revoluta) 74 Paku-Pakuan (Nephrolepis spp) 75 Palm Jepang (Ptychosperma macarthurii) 76 Palm Kuning (Crysladocorpus lutescen) 77 Palm Merah (Crytostachys lakka) 78 Palm Waregu (Rhapis exelsa) 79 Pandanus (Pandanus spp) 80 Pentas (Pentas lanceolata) 81 Peperonia (Peperonia spp) 82 Petrea (Petra spp) 83 Pinus (Pinus merkusi) 84 Pisang-pisangan (Sterilizia spp) 85 Pisang-pisangan (Heliconia spp)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 67: 2013, No.686 5 PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

2013, No.686 71

No. Nama Indonesia Nama Latin 86 Pisang Hias (Ravenala madagascarriensis) 87 Pohon Dolar (Eucalypus gunnii) 88 Ponix (Phoenix roebellinii) 89 Pteris (Pteris spp) 90 Pakis-pakisan (Polypodiaceae) 91 Pedang-pedangan (sansevieria spp) 92 Pule pandak (Plumbago indicia) 93 Polyscias (Polyscias spp) 94 Rose Bombay (Portulaeae grandiflora) 95 Rumput Embun (Polytrias ammaura Hack) 96 Rumbut Golf (Poa pratensis) 97 Rumput Grening (Panicum dactylon) 98 Rumput Jarum (Andropogon aciculatus Retz) 99 Rumput Manila (Zoysia matrella merr) 100 Rumput Paitan (Axonopus compressus) 101 Rumput Peking (Agrostis canina) 102 Scindapsus (Scindapsus spp) 103 Sirih-sirihan (Syngonium spp) 104 Sedap Malam (Polyanthes tuberosa) 105 Seruni (Chrysanthemum spp) 106 Soka (Ixora spp) 107 Solidago (Solidago spp) 108 Spathipyllum (Spathipyllum spp) 109 Stefanut (Stephanotis spp) 110 Suplir (Adianthum spp) 111 Tembelekan (Tagetes spp) 112 Teratai (Nymphaea lotus) 113 Tala-Talasan (Alocasia spp) 114 Typa (Typa spp) 115 Vanda (Vanda spp) 116 Verbena (Verbena tenera) 117 Yacobinia (Jacobinia spp)

www.djpp.kemenkumham.go.id