2011 11 14_Buku_Republik Di Mata Tempo, Peneliti

download 2011 11 14_Buku_Republik Di Mata Tempo, Peneliti

of 74

Transcript of 2011 11 14_Buku_Republik Di Mata Tempo, Peneliti

JiI\l( jjl liIll i}\lilrll jlpli(uir rr\iiil\il

ffiHffiEBUTBUET

ffi0tv!0t!0

E*l$l '!4-f;tr $E*v*r*toer *S{{

I,IPIITAN I([III$[I$

H[PIIBIII( H[[ATAH$IANI$Pasanu surut

IB runpengliti asinu dalamseiarahIndnne$iil.

00037ffip *7.S$E

9 770126

ililillrililillllllllll ililil1il427302

TEMPONo. 4037/ M-20 November 2011A1bum....... ........

.. . .. .. ...

..... ........

.....10

Bahasa......,.......... ............154(atatan

Eta|ase........,.............1n0vasi............,.....

Kartun............,......

... . ... .... ... .

.........12 ..'14

Pinggir

...178

. ...........

Kolom Anthony Reid Kolom Ariel Herynnt0........

.......16

..

.......128

M0men................,..

..............20

KolomBurhanDiobirlvlogenda 122 Kolomfl. Williomliddle ........... . 110 ............23 0pini................

...

SeniRupa...........

Mereka mendapat sebutan Indonesianis, dan mereka mencintai Indonesia. Mereka menyelami dunia religi, potitik sosial serta budaya Indonesia, dan menghasilkan karya ilmiah yang mengagumkan, yang tidak hanya berguna bagi bangsaini, tapi juga bagi bangsa lain untuk memahami Indonesia. Para Indonesianis itu datang dari Prancis, Amerika, Australia, Belanda, Jerman, dan Rusia. Tak sedikit yang sempat dicekal Orde Baru, seperti Ruth McVey, yang menulis soal komunisme. Atau Ben Anderson, yang mengupas pembunuhan jenderal-jenderal pada 1965.flrr

52 f Para Pencinta lndonesia

Tari....

..... .... .....

.,. ... .. ...43 pokok&Iokoh............41

...176

I

[ingkungan........

..... ... ....

.... 45

Kesehatan................

......36

160lt li.l, i irI

rii I i

163

16s

I55iProyekPrestisiusBernama MandalikaPemerintah akan membangun pusat pariwisata baru di Mandalika, Lombok' Nusa

Tenggara Barat. Area

seluas

:;1,

261 Berebut Fulus KomodoSabtu pekan lalu, Tujuh Keajaiban Dunia yang baru versi Perusahaan asal Swiss diumumkan. APa pun hasilnya, keikutsertaan Taman Nasional Komodo dalam kompetisi bersistem voting ini sarat masalah. Peiabat Kementerian Pariwisata diduga meminta komisi.

,T,6

.'-q1. Jrl,ji i' '.gS.iry.-{lrt

1.175 hektare Yang memanjang di pinggir pantai selatan Lombok r,t telah disiapkan' Targetnya, sejuta ;.:' wisatawan mancanegara datang'::,,,. ke tempat ini Per tahun.KULIT MUKA: KENDRA H. PARAMITA

..

..ials++ , : 1.

.,1.,

r,tt

147 | Jejak Hitam Hakim

[,

172' Menteri Pertahanan PurnomoYusgiantoro irHibah F-16 Block 25 dari pemerintahAmerika Serikat menimbulkan kisruh. Diduga ada calo bermain di balik pengadaan pesawat ini. Selain itu, pesawat tersebut dikatakan tak layak pakai dan tetaP saja merugikan negara. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah tuduhan miring itu.

TipikorDESAKAN mengevaluasi

-.rffit

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di daerah terus menggelinding. Maraknya vonis bebas di pengadilan khusus itu menjadi pemicunya. MisalnYa vonis bebas terhadaP sejumlah kepala daerah nonaktif di Pengadilan Tipikor Bandung. Belakangan, Pengadilan TiPikor Samarinda ju$a melePaskan 14 anggota Dewan Yang didakwa korupsi.

4 I rEMPo

zo NovEMBER 201

I

''-ffiKffiffiffiK&

ruKffiffiffiHffi

i

ESTORAN yang didirikan pada 1927 itu sampai kini masih menyajikan hidangan yang menggoyang lidah. Na-

x dx f?,Eg,,e S#ff#-cx,eaeadm&exfep'?c"{esds

Trio. Letaknya diJalan Gondangdia Lama Nomor 29A, Jakarta Pusat-sisi depannya berdinding kayu berwarna hijau. Rumah makan ini terkenal dengan sajian Cantonese cuisine, Ada 2oo masakan Canton yang dimasak denganresep

{x#s3x,6*&{,&g

I^**&iu

sf aed*

&ad*ra**sdse.

P**

ras&;fl*l*ex,ex"

turun-temurun.

**xa*earagr

Tiga sekawan peneliti dari Prancis, Denys Lombard (almarhum), Christian Pelras, dan Pierre Labrousse, pada dekade 197O sering makan di restoran tersebut. Sembari menyantap, di situmere.kaberdiskusi soal Indonesia. Dari restoran itu pula mereka beranganangan membuat majalah yang mam-

Sradspra**s*#e, &*8.* dex,$eauagdx,3?

dd4,,et

*"r#m"c{.s3 &ppa*x.$$*cs,

pu menampung penelitian-penelitian mendalam tentang Nusantara. Hasilnyal. Arcltipel,jurnal berwibawa yang bertahansampaikini.Kita tahu dari tangan tiga cendekiawan itu lahir karya-karya babon mengenai Indonesia. Dari Lombard lahir

Ka*s*r.ea*&$es*

ffi**

flmrae$ex*

*fur.maerra,T #flm

tigajilidNzrala

wa Silang BudaE a (Le

fsB{$E{ts,

Carrefour Jaaanais). Dari Pelras terbitManusia Bugis. Akan halnya Labrousse men)'usun Kamas IJmum Indone sia-Prancis yang sangat tebal.

tap mengikuti berita-berita tentangIndonesia. Pekan lalu, Claudine Salmon, istri Lombard, datang ke Jakarta. Claudine adalah peneliti kawakan sastra Melayu Tionghoa. Usianya sudah 73 tahun. Tapi, dalam sebuah diskusi di Universitas Tarumanagara, ia masih bersemangat membahds cerita silat dari Cinayangberedar di Indonesiapadaabadke-19. Pembaca, bila majalah Tbmpo kali ini menurunkan edisi khusus tentang

Kesetiaan mereka terhadap kajian I ndonesia mengagu mkan. Denys Lombard meninggal di Paris, 1998, pada usia 6o tahun. Sebelum wafat, ia sempat menyunting kisah perjalarran saudagar Prancis, Augustin de Beaulieu, ke Sumatera. Umur Pelras kini sudahdi atas7O

kalah sariana luar negeri yang sangat mencintai Indonesia. Mereka menye-

lami dunia kuliner, religi, dan politik kita serta mampu menyajikan data dan analisis yang mengagetkan. Kita, misalnya, tak akan pernah tahu me-

tahun.Pada2OO4,Pelras ak-

miliki kerajaan berpengaruh Sriwijayabila sejararvan G. Coedes tak menerbitkan artikel I e Royaume de Crfuiiayapadar$l9.Tahun 197o-an adalah masa gemi-

tif terlibat dalam diskusi untuk mempersiapkan pementasan kontemporer kisah La Galigo oleh sutradara auanfgarde Amerlk:a, Robert Wilson, di Esplanade, Singapura. Sedangkan Labrousse sehat r,valafiat di Paris dan te-

lang studi Indonesia. Penelitian tentang Indonesiaberdatangan dari Prancis, Amerika, Australia, Belanda, Jerman, dan Rusia. Studi-studi itu mencakup spektrum yangluas: dari arkeologi sampai militer. Banyakbuku kar-

para Indonesianis, itu karena kami ingin membaca ulang peran pentingpara pemerhati Indonesia ini. Mere-

ya Indonesianis dilarang Orde Baru.IIM INDONESIANISPenang,Eunglawab; Seno Joko Suyono Kepala fuoyekj Kurniawan l(oo dinatot:l\urniawan, Nurdin Kalim Penyuntin8l.' ArifZulkifli, ldrus F. Shahab, Purwanto Setiadi, Seno Joko Suyono, Nugroho Dewanto, L.R. Baskoro, Budi Setyarso, Bina Bektiati Penulis; Kurniawan, Nurdin Kalim, Seno.Joko Suyono, Dian Yuliastuti, Nunuy Nurhayati, Purwani Diyah Prabandari, Yophiandi Kurniawan, Anton Septian, Cheta Nilawaty, Stefanus Teguh Pramono, Philipus Parera, Bagla Hidayat Penyurnb angbahan:Vicloria Sidjabat (Washington, DC), Ging Ginanjar (Berlin), Sri Pudyastuti Baumerster (Dresden), Asmayani Kusrini (Leiden), Khoirul Rosyadi, MaIten Hanura (Moskow), Adek Media Roza (Sydney), Dewi Anggraeni, Bela Kusumah (Melbourne), Pito Agustin Rudiana, Bernada Rurit PerisetFoto.'Bismo Agung, Donang Wahyu Desain; Ehwan Kurniawan, Eko Punto Pambudi, Kiagus Aulianshah, AjiYuliarto, Agus Darmawan, TriW. Widodo

Studi Ruth McVeytentang komunisme

atau laporan Ben Anderson tentang pembunuhan jenderal-jenderal 1965pada Cornell Paper adalah beberapa di antaranya.

AdapulastudiTakashi Shiraishitentang Mas Marco Kartodikromo atau Haji Misbach. Selain itu, ada studi terhadap bapak Republik kita-Sukarno,

Redaktw Bahasa; Uu Suhardi, Sapto Nugroho, Habib Rifai

51 I TEMPO

20 NOVEMBER 2011

da ne s ia.

Dllaksanakan di George MiT.

Kahin Center, Universitas Cornell, inilah ketujuh kalinya perhelatan itu diadakan. Di Jerman, Universitas Freiburg bar-u saja menyelenggarakan sebuah seminar Asia Tenggara yang menitikberatkan evaluasi lti tahun desentralisasi dan otonomi di Indonesia. Sebanyak t6o pakar terlibat dan 6o kertas kerja didiskusikan. Untuk membahas masalah Indonesianis ini, kamimengundang Dr Roger ToI, Direktur KITLV Jakarta. Roger Tol adalah pakar studi Bugis dan Melayr. Darinyakami mendapatkisah hidup beberapa Indonesianis di Belan-

#

I

$

PierreLabrousse dan Restoran Trio.

ditio.Di

ffi

Belanda, kit4 mendengar Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Leidenyangdidirikan Profesor Teeuw ditutup. Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV)-Mekah bagi para peneliti Indonesia di Belanda karena di sana tersimpan ratusan ribu buku dan berbagai dokumen mengenai Indonesia dari awal abadke-2o sampaikini-terancam bangkrut. Anggaran lembaga itu dipotong besar-besaran. Di Rusia, hal serupa terjadi. Di St

da. Kami juga mengundang para Indonesialis mudayangtengah melakukan penelitian di Indonesia. Di antaranya Michael Buehler dan"Kikue Hamayotsu-keduanya asisten profesor di Departemen Ilmu Politik Universitas Northern lllinois. Buehler meneliti kota-kota dan kabupaten-kabupaten yang mempraktekkan'syariat Islam dan Hamayotsu meneliti partai-paft aidi Indonesia. Bersamaan dengan itu, kami menu-

Petersburg, ada museum antropologi dan etnografi Kunstkammer-museum dengan dinding hljau di pinggirSungai Volga, yangpada musim

dingin

Hatta, Siahrir, dan Tan Malaka-dari Audrey Kahin hingga Rudolf Mrazek. Semuanya memberi kita ilmu tentang demokrasi dan pluralisme. Karya-karya mereka tak luput dari kritik. Beberapa buku disebut bias atau taklagi cocokjika diteropong dari kacamata masa kini. Pengelompokan Clifford Geertz terhadap masyarakat

airnya beku seperti balok es. Museum yang didirikan Peter Agung dan dibuka pada 1714, itu menyimpan banyak barangkoleksi asal Indonesia. Di sana bekerja ahli Batak bernama Dr Elena Rer,rrnenkova. Elena mampu memba. ca aksara Batak kuno. Ia menulis disertasi tentang ritual kapal roh-roh Batak. Menurut Elena, dulu koleksi barang etnis asal Indonesia menjadi pri-

gasi koresponden kmpo melakukan reportase ke sarang-sarang Indonesianis di Universitas Monash, Australia; Universitas Cornell. Amerika: dan

Universitas Leiden, Belanda. Kamijuga mereportase universitas di Rusia, Cina,danKorea. Kami mewawancarai berbagai Indonesianis. Adayang sudah sepuh tapi demikian bersemangat ketika kenangannya digali kembali. Kami juga menulis kesaksian-kesaksian tentang Indonesianis besar, seperti Daniel S. Lev dan Herbert Feith, yangtelah meninggal. Feith adalah Indonesianisyang kerap berkaus singlet putih dan bersarung saat naik becak alau mengayuh sepeda ontel di Yogyakarta. Lev dikenal sebag4i peneliti yang kuatngobrol sembari ngopi sampai subuh dengan kolega-koleganya. Kami juga mengundang beberapa kolumnis, baik dari luar maupun dari dalam iregeri, untuk secara kritis melihat peran para Indonesianis. Pembaca, edisi khusus ini diharaP-

Jawa-priayi, santri, dan abangansudah banyak ditolak. Tapi uraiannya mengenai Bali {4lamNega ra : Th e Th ea!re Stote in lgtrt Cenlur.l1 Balidianggap masi\ relevan. Teori tentang ma-

syarakat yang dibayangkan Ben Anderson dalam Im a,gined Communities hingga kini masih dipakai untuk meneropong sejarah kawasan lain diAsiaTenggara.

madona. Di ruang utama Kunstkammer yang bentuknya bundar dulu penuh dipajangbarang-barang etnis dari 2f provinsi Indonesia. Untuk melengkapi koleksi Indonesia, pengelola museum bahkan pernah menukar koleksi barang etnis Siberia yang dimilikinya dengan barang Indonesiayang di-

***PEMBACA, edisi khusus para Indonesianis ini iuga dibuat karena turunnya minat terhadap studi Indonesia di mancanegara. Di Amerika, kuliah bahasa I ndonesia pada musim panas sudah sepi peminat. Di Arstralia idem

miliki museum Eropa. Tapi kini sudah berbeda. Di ruang utama sekarang disuguhkan barangAsia lain, sementara barang-barang Indonesia, kecuali Batak. digudangkan. Tak semua bernuansa suram, memang. Pada Agustus, I-Iniversitas Cornell dan UniversitasYale, Amerika Serikat, mengadakan Cor-nell-Tale Seoenth Northeastet"n Conference on In-

kan bisa memberikan informasi tentang para Indonesianis-dulu dan sekarang. Para peneliti yang mencintai Indonesia dengan segenapjiwa dan ra-

ganya.20 NOVEMBER 2011 TEMPO

I

I 55

!i,.ti-fi.l

ffitffiT-ffi1

Pasca-Orde Baru

di Mata Cornell

Cornetl University pernah jadi kibLat kajian lndonesia dengan sejumtah pakar berpengaruh, dari George McTurnan Kahin hingga Benedrct Anderson. Namun kegiatan kajian Nusantara dl sana kemudran redup cukup [ama dan kekurangan mahasiswa yang bermtnat mempetajari lndonesia. Kini mereka mencoba bangkit dan mengktaim kembati posisinya sebagai pusat kajian Asia Tenggara yang mumpuni. Sejumtah penetiti muda juga bermuncutan dan tersebar di berbagal kampus di negerl itu. Mereka adatah penetltiyang kini aktif mengamati dan mencatatperubahan sosiat-potitik lndonesia pasca-0rde Baru.

zo NOVEMBER 2011

TEMPo I 57

di lthaeaAKBAR TAHUN

Sayrrr AsamINIMENGHIDUPKAN KEMBALI KAJIAN INDONESIA YANG SEMPAT MATI SURI

UNIVERSITAS CORNELL MENGGELAR KONFERENSI

ENU makan siangdi ruang pertemuan George MiT. KahinCenter di kompleks Universitas Cornell, Ithaca, New York, Amerika Serikat, hari itu aga|berbeda. Di mejatersedia nasi putih, sayur asam, tahu bacem, ayam gorenglengkuas, telur dadar, dan sambal.

Konferensi tentang I ndonesia yang

diprakarsaiCorne[1 dan Yate

Universitypada Agustus

Menu Indonesia yang dimasak Jolanda Pandin, doktor linguistik dari Toraja yang jadi pengajar tetap kelas bahasa Indonesia di Cornell, itu cepat tandas. Puluhan orang asing yang menghadiri konferensi tentang

derson, Ruth McVey, serta Fred Bunnell, dan menyimpulkan bahwa Pe-

ristiwa 1965 bukan kudeta PKI, me-

lainkan konflik internal di Angkatan Darat. Ali Moertopo dan BennY Moerdani sempat datang ke Cornell

Indonesia yang diprakarsai Cornell dan Yale University pada akhir Agustus lalu itu menyapu semua hidangan.GeorgeMcT. Kahin

untuk meminta Kahin mengubahkesimpulantersebut. Sebelumnya, pada 2J November 1965, tiga jenderal dan dua kolonel di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Datuk Mulia datang ke Cornell. Mereka membawa dokumen seberal 2oo pon yang berisi kesaksian di pengadilan orang-orang yang ditengarai terlibat Gerakan 3o September. Kahin bergeming: ia tetaP mendukung rekan-rekannya dan secara resmi menerbitkan Cornell Palterpada1973.

Inilah konferensi tentang Indonetahun ini di Amerika Serikat. April lalu, di kampussia terbesar kedua

yang sama, konferensi The State of

Indonesian Studies digelar CorneIIModern Indonesia Project.

Bukan kebetulan apabila konferensi itu diselenggarakan di George MiT. Kahin Center. Kahin dikenal sebagai peletak dasar studi Indonesia modern. Sebelumnya, penelitian

dan bersumpah tak akan memotong rambut sebelum Indonesia benar-benar merdeka. Di Yogyakarta, Kahin punya mobil jip yang mudah dikenali karena dua bendera terpancang di sana: di kiri bendera Amerika dan di kanan bendera Indonesia. Kahin adalah akademikus cumaktivis. Disertasi nya, " Nationalism andReoolution in Indonesia" (1952), diakuinya memang berpihak padaIndonesia.

Indonesia lebih banyak didominasi Leiden School, yang menekankan studi filologi dan indologi.

Malangbagi Kahin. Iadicekal masuk Indonesia hingga 1991. Di Amerika, oleh Senator McCarthy, ia ditu-

Kahin datang ke Indonesia berbekal selembar "visa" yang diberikan Siahrir. Iabertemu dengan Bung

Pada 1954, Kahin mendirikanlembaga Cornell Modern Indonesia Project. Salah satu hal yang menarik dalam memoarnya, Southeast Asia: A Testament, adalah cerita tentang

ding simpatisan komunis. Di negaranya, paspor Kahin dicabut-selamalimatahun.

Kecil itu ketika berpidato di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa di NewYork pada 194,8. Berbekal surat itu, Kahin leluasa memasuki teritori yang dikuasai Republik. Di Indonesia, Kahin bergaul dengan banyak tokoh, di antaranya Agus Salim, Ali Sastroamidjojo, dan Hamid Algadri. Ia pernah bertemu dengan Bung Tomo, yang gondrong58 | TEMPo20 NOVEMBER 2011

.:.t*ACARA seminar di George MiT. Kahin Center dibuka dengan Penyampaian makalah oleh Kikue Hamayotsu, dosen ilmu Politik di Universitas Northern Illinois, Chicago. Dia memaparkan adanya Pening-

jenderal-jenderal Indonesia yangmenemuinya untuk menanyakan Perrhal Cornell Paper. Itulah analisis setebal 161 halaman berjudul A Prelimina,ry Analy sis of the October 1,1965, Coup in Indonesia". P aper itu rampung disusun pada 1o Januari 1966 oleh Ben An-

katan intoleransi terhadaP umatberagama

di

Indonesia. Sebagian

ETilEIITIGEEIIITITfI

an yang digunakannya

untuk meng-

gali bahan penelitian ini.

Kevin Fogg, calon doktor jurusan sejarah di Yale, membahas

Cornell Modern Indonesia Project juga mati suri. Perubahan-perubahan di dalam lingkungan kampus

berku-

mempengaruhi perkembangan ka-

rangnya pengaruh bahasa Arab secara drastis terhadap bahasa Indonesia. Ini teriadi sejak standardisasi bahasa Indonesia dilakukan oleh Lembaga Bahasa dan Budaya yang berpusat di Universitas Indonesia pada 195o-an, Sejak saat itu, sistem penulisan bahasa Indonesia dalam naskah Arab Jawi atau Arab Melayu

jian Indonesia, termasuk menurunjumlah dana penelitian. Patsy Spyer, guru besar antroPologi di NewYork University, menggambarkan, dulu peneliti leluasa berkelinya

Kikue Hamayotsu, dosen itmu

potitik di Universitas NorthernlLtinois,Chicago. Memaparkan

aran di lapangan hingga 18 bulan. "sekarang mahasiswa sudah beruntung bila mendapat dana meneliti setahun saja," ujarnya kepada jurnal Cornell Chronicle.

takadalagi.$.1..1.

Pada 196o-an dan l97O-an,

adanya

6 =

;I

ci

KONFERENSI di Cornell merupakan titik balik perhatian akademikus internasional terhadap Indonesia-setelah Perang Dingin berakhir dan Indonesia memasuki periode reformasi.

peningkatan

intoleransiterhadap umat beragama di lndonesia.

dana penelitian berlimpah ruah. Washington saat itu menggelontorkan banyak dana untuk meneliti Indonesia karena pengaruh Partai Komunis Indonesia menguat. "Para PenelitiAmerika ingin tahu apakah Indonesiaakan berubah menjadi negara komunis atau tidak," kata Vincent Houben, Kepala Program Studi Asia

Sebelumnya, menurut Direktur

bahan penelitian dipungut Kikuesaat dia berkunjung ke Jakarta pada liburan musim panas Juli lalu. "Saya

Center for Southeast Asian StudiesIndonesia Yosef Djakababa, minat

di

Universitas Humboldt, Berlin,

memanfaatkan liburan untuk mengumpulkan bahan penelitian," kata perempuanJepangitu. Konferensi ini menampilkan berbagai topik dari berbagai disiplin ilmu. Andre Rivier, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat dan mahasiswa pascasarjana Yale, misalnya, meneliti hubungan kebijakan keamanan Amerika dengan reformasi militer di Indonesia sejak r99s.Jacqueline Hicks, yangmenulis di-

orang Amerika mempelajari Indonesia menurun. Jumlah mahasiswa yang mengikuti Kursus Musim Pa-

nas

di

Wisconsin Madison-tem-

pat dia mengajarkan bahasa Indone-

Jerman. Para peneliti itu, kata Houben, memberikan nasihat dan saran kepada Washington mengenai kebijakan yang perlu ditempuh terhadap Indonesia.

sia-terus berkurang,Padadekade 198o dan 199o, bahasa Indonesia jadi primadona pilihan mahasiswa. Pada 2ooo, jumlah mahasiswanya anjlok karena mereka lebih memilih negara lain di kawasan

Analisis lain diberikan

Paige

Asia, seperti Cina, Jepang, dan Korea.

sertasi tentang politik dan korupsi di Indonesia p ada 2oo4 di Universitas Leeds, Inggris, menganalisis fasilitas kesehatan d:[n pendidikan yang disediakan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Berkurangnya fasilitas itu melemahkan organisasi sosial itu hingga keduanya gagal menjadi penyalur dukungan masyarakat kepada partai dan calon po-

Johnson Tan, guru besar madYa Departemen Masalah Masyarakat dan Internasional Universitas North Carolina Wilmington. Menurut dia, setelah peristiwa 11 SePtembet 2OO1, orang lebih banyak memberikan perhatian pada terorisme dan keamanan Timur Tengah. Seharusnya itu tak teriadi, "Karena saat ini Asia justru mengalami kemajuan ekonomi Yang

baik,"katanya.

Gairah meneliti Indonesia

sebe-

tulnya tidaklah sepenuhnya

Pu-

nah. Cornell Modern Indonesia Project kini mencoba berbenah diri dan bangkit. Empat dana hibah diberi-

kan kepada sarjana-sarjana Indonesia tahun ini-sesuatu yang tidak terjadi tahun lalu.

litik.Pemakalah lain adalah para mahasiswa. Taylor Purvis, mahasiswa ilmu politik di Yale, misalnya, memaparkan soal pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Sleman, Yog-

Mungkin ini tanda-tanda baikbagi kebangkitan penelitian Indonesia. "Kajian Indonesia memang Per-

yakarta, untuk bidang kesehatan. Purvis baru saja meraih Bates Junior Fellowship dan Tristan Perlroth Prize untuk perjalanan ke Yogyakarta selama empat pekan-kesempatKevin Fogg, caton doktorjurusan sejarah di Yate, membahas berkurangnya pengaruh bahasa Arab secara drastis terhadap bahasa lndonesia.

nah kuat di masalalu, kemudian vakum. Tapi saatini saya melihat orang berminat lagi," kata Eric Tagliacozzo, Direktur Cornell Modern Indo-

nesiaProject.

r

ZO

NOVEMBER 2011 TEMPO I 59

G'$ru##?!J.rr.rrire

nrfi iilll[E{:lilTlrrfr

Mencoba BanEkit dari Mati SuriCORNELL MODERN INDONESIA PROJECT ADALAH PELOPOR STUDI INDONESIA DIAMERIKA SERIKAT SEMPAT

"IIDUR"

SELAMA SATU DEKADE

lepon," kata dosen ilmu Politik dan pemerintahan di Cornell itu. 'Yang kami miliki hanyalah energi intelektual, semangat, dan keahlian intelektual." Produk yang paling bertahan darilembaga ini adalah IndonesiaJour'

no.l, jwnal ilmiah enam bulanan yang memuat hasil Penelitian, komentar, dan resensi buku tentangIndonesia yang ditulis ahli dari se-

Iuruh dunia, khususnya dari Cornell Jurnal ini dibiayai Cornell sebagai bagian dari Southeast Asia Prog-

S

tuk seb&]fruang kerja. Luasnya sekitar 6 x 8 meter, diisi sebuah mejakerja dan komputer. Sebuah rak gantung di dindingnya dipenuhi pelba-

Si-l $l& S& \

di lantai tiga gewhite Hall, cornell dung University, Ithaca, New vork,itucukuplapangunUANG

Negeri Amerika Serikat untuk menyaingi Southeast Asia Program di YaIe University. Lembaga yang kini sepenuhnya didanai Cornell ini menunjukkan peran pentingnya dalam sejarah ketika dua penelitinya, BenedictAnderson dan Ruth McVeY, me-

Gedung White Hatt, Cornel.tU

niversity,

Ithaca, New York.

ram. Kini jurnal itu disunting Tagliacozzo dan Joshua Barker dari University ofToronto. "Jurnal itu sudah diproduksi selama lebih dari 6o tahun. Jadi, ada uang yang cukuP sebenarnya, karena kami mencetak lebih dari jumlah pelanggan reguler kami," ujar Tagliacozzo. Untuk Pengembangan, ia memPerluas Program pendidikan dan penelitian, yang kini tak hanya berfokus pada ranah

humaniora, tapi iuga sains, lingkungan hidup, dan kelautan.

nerbitkan,4Preliminary Analg

sis

of

gai buku tentang Indonesia, AsiaTenggara, dan Islam, seperti Szharto: A

Political Biographykarya R.E.Southeast Asicr, in the New

Elso\

In-

ternati,onal Era karya Robert DaYley, Employment, Liaing Standardsand Pooerty in ContemporarY Indonesiakarya Sudarno Sumarto, dan

the October 1, 1965, Coup in Indonesfa", atau dikenal sebagai CornellPaper, yang kontroversial. Lembaga ini sempat 'tidur" selama hampir satu dekade setelah Benedict Anderson dan James Siegel pensiun,

Gebrakan pertamanYa adalah konferensi The State of Indonesian Studies pada April lalu, yang menghadirkan 18 ahli Indonesia dari seluruh dunia, termasuk Belanda, Australia, Jepang, dan SingaPura. Mereka membahas berbagai asPek Perkembangan Indonesia mutakhir, dari bahasa hingga politik. Api semangat untuk menghiduPkan kembali lembaga ini diikuti dengan pendirian American Institute for Indonesian Studies, yang didanai Henry Luce Foundation dan Council of American Overseas Research Center serta SamPoerna Foundation. Sekretariatnya di kawasan Casablanca, Jakarta, akan resmi dibuka pada 9 Januari 2o12. Organisasi ini hanya terbuka untuk peneliti dari Indonesia dan Amerika. "Untuk me-

Party Politics and D emocratization in Indonesia: Golkar in the Post-Suharto Erakarya Dirk Tomsa.Di sepanjang sisi timur ruangYangmenghadap ke jalan serta berkarpet-

dan mulai bangkit lagi pada 2oo$, yang dipelopori Pepinsky dan koleganya, Eric Tagliacozzo, yang kini menduduki kursi direktur lembagatersebut.

"Kami merasa bahwa lembaga ini penting dan harus mereklaim kembali posisi Cornell Universif sebagai

berdinding kuning muda ini terdapat jendela. Sebuah miniatur becak,

merah dan biru warnanya, 'parkir"di dekatjendela. Di ruangan inilah Thomas Pepin-

sky, Associate Director

of Cornell

pelopor penelitian intelektual tentang studi Indonesia di luar Indonesia," kata Pepinsky, penulis buku Economic Crises and the Breakdoun of Authoritarian Regimes: Indone-

Modern Indonesia Proiect, membangun kembali kebesaran lembaga studi Indonesia yang pernah ber.jaya pada 1960-1970-an. Didirikan

sia and Malaysia

in

ComParatioe

Perspectioe, Mereka tak PunYa kantor khusus. Sebanyak 15 peneliti be-

Thomas Pepinsky, Associate

naikkan jumlah peneliti Indonesiadan Amerika serta membantu merekamendapatkan informasi dan kontak serta berinteraksi sesama peneliti yang sedang mengerjakan riset,"

George MiTirrnan Kahin dan limaprofesor lain pada 195o, semula lem-

baga

itu didanai Departemen Luarzo NOVEMBER 2011

kerja dari meja masing-masing dan berhubungan lewat surat elektronik 1-2 kali seminggu. "Kalau perlu saja, bar-u kami berhubungan lervat te-

Director of CornetlModern I ndonesia Project.

kataThomas PepinskY.T

60 I rEMPo

a..

ffid-s I 'luccLotQeruturlw

Turun den$anMINAT STUDITENTANG INDONESIA DIAMERIKA SERIKAT MENURUN.

SEJUMLAH LEMBAGA MENCOBA MENGEREKNYA KEMBALI.

ULI silam; James Bourk { iliHoesterey mengutarakan - ff/ ."t.unanya. Pada bulan

G$n

S, #t

mendatang, Agustus, ujarnya, dia akan bertemu de-

orang-orang USAID-Indone-

sia. Presiden Indonesia East Timor Studies Couneil Lake Forest College Chicago ini akan mendiskusikan perihal potensi peneliti baru dan kerjasama dengan universitas-universitas

komendasi untuk peningkatan kerja sama di sektor pendidikan tinggi yang berada di bawah program kemitraan komprehensif yang gencar dilaksanakan pemerintah Amerika Serikat belakangan ini; Laporan tersebut menulis, sekitar 12 tahun lalu mahasiswa Amerika yang belajar ke Indonesia se-

di tndonesia. Selain itu, "Meningkatkan daya tarik Indonesia di mata mahasiswa di universitas-universitas dan masyarakat Amerika Padaumumnya," kata HoestereY. Minat warga Amerika memPelajari Indonesia memang sedang menukik. Penurunan tersebut mengundang keprihatinan sejumlah Pihak, tqrmasuk kampus-kampus yang memiliki program Asia Tenggara, dan pemerintah Amerika sendiri. "Penurunan 4,O persen arus siswa Pendidikan tinggi Amerika-Indonesia dalam 12 tahun terakhir cukuP mengganggu," demikian bunyi laPoran

banyak 213. Sedangkan dua tahun lalu hanya 13O orang. Lalu, tercatat 13 ribu mahasiswa Indonesia mengambil pendidikanjangka panjang di Amerika pada 1997. Dua tahun si-

lam, angka itu turun hampir

sePa-

ruh, menjadi sekitar /.5o0 orang. Associate professor DePartemen Studi Asia Selatan dan Tenggara

Universitas California di Berkeley, Jeffrey Hadler, mengakui jumlah mahasiswanya yairg mengambil studi tentang Indonesia menurun' Tapi,

Perpustakaan Kroch.yang menyediakan data ddn dokumentasi tentang Asia di Universitas Cornet[.Mahasiswa tak lagi dipenuhi minat mengetahui lndonesia.

pun Southeast Asian Studies Summer lnstitute (SEASSI)' yang menawarkan kelas bahasa Indonesiapada musimpanas. Menurut Preiiden COTI Yang juga pengajar bahasa dan budayaAsia Selatan dan Tenggara Universitas California di los Angeles, Juliana Wijaya, dulu banyak Peminat untuk kelas-kelas di bawah COTI, Yang biasa membawa siswanya belajar ke Indonesia. Sehingga, ujarnya, penyeleksian saat itu cukup berat. Kini keadaannyajauh berbeda. "Saat ini hanya tercatat sekitar 20 Pelamar," katanya. Padahal, untuk itu semua' Yang diterima per tahun 1o-12 orang.

katanya, secara umum Yang mempelajari Asia Tenggaraterus meningkat

setiaptahun.Penurunan juga terlihat dari kelas bahasa Indonesia di kampus ang-

misi pemimpin pendidikan tinggiAmerikake Indonesiayang dikeluarkan dua tahun silam. Laporan tersebut juga menyebutkan sejumlah re-

lota Consortium for the Teaching of Indonesia (COTI) yang menawarkan kelas bahasa Indonesia untirk tingkat mahir setiap semester atau-

Koordinator Prograin Indonesia diSEASSI, Amelia Joan Liwe, menyatakan hal senada. Pada 199o-an, kata

Amelia, banyak mahasiswa Amerika berminat mengikuti pelajaran bahasa Indonesia pada SEASSI di Uni-

Kelas semester kedua pada musim semi di Cornett

versity of Wisconsin-Madison. "Bisa mencapai lebih dari 50 orang," katanya. Pada 2.OOO'an, angka tersebut menurun drastis. Menurut Amelia, sejak ia menjabat koordinator enam tahun silam, jumlahnYa naik-turun. 'Tapi belum kembali Pada dekade sebelum 2ooo." Jumlah tetinggl Yang

Universitypada 2009.

tercatat selama Amelia menjadi koordinator adalah Pada 2oo7. Pada tahun itu jumlah mahasiswa setahun

62 I TEMPo

20

NovEMBER 20l1

ETfiEIIIITCTEIIII?I'

Pada 1960-an, ujar Buehler, Pemerintah Amerika menilai Indonesia penting karena takut Indonesia dikuasai dan menjadi komunis' Ketika itu ada konstelasi Perang Dingin, dan Partai Kqmunis Indonesia merupakan partai komunis terkuat di dunia di luar Cina. "Karena itu, mereka memberi cukup banyak uang untuk meneliti Indonesia," katanya. Menurut Buehler, Pusat Studi Indonesia di Cornell dan Northern Illinois University kala itu mendapat pendanaan besar untuk memanegara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di luar itu semua, dalam lima belas

capaijenjang S-3. Kondisi seperti itulah yang membuat sejumlah pihak kini beruPaya menaikkan minat para mahasiswa Amerika untuk menengok kembali Indonesi a. Caranya, antara lain, memperbaiki apa yang ada selama ini. SEASSI, misalnya, menyempurnakan kurikulum dan kualitas pengajar studi tentang Indonesia.'Antara lain dengan membuat Program belajar dengan standar Pendidikan dan metode pengajaran yang sangat baik dan bertanggung jawab," kata MarY

hami dinamika

di

JoWilson. akan

Adapun Liddle mengingatkan janji Presiden Obama untuk

o a=

tahun terakhir ini, ujar Buehler, terjadi peningkatan standar penelitian. Seorang profesor, rqisalnya, harus membandingkan dua negara atau lebih. "Kalau hanyaberfokus pada Indonesia, Anda tidak akan mendaPat banyak insentif dalam penelitian." William Liddle, Indonesianis Yang juga pengajar Universitas Ohio, me-

meningkatkan penelitian tentang

Asia Tenggara, terutama Indonesia. Rencana tersebut masuk Program kemitraan komPrehensif Amerika-Indonesia, antara lain dengan cara meningkatkan jumlah Penerima beasiswa Fulbright. "Hanya, saya tidak tahu realisasinya;" kata Liddle.

t

tercatat 31 orang. Tahun-tahun berikutnya menurun, dan tahun ini tercatat hanya 16 mahasiswa. Beragam alasan yang menjadi latar belakang turunnya jumlah mahasiswa itu. Juliana Wijaya dan Mary Jo Wilson-Koordinator Prog-

miliki pendapat berbeda. Menurutdia, sebenarnya selama ini tidak pernah ada perhatian terhadap Indonesia. Jadi, ujar Liddle, yangterjadibu-

kan penurunan. "MahasiswaJeffrey Hadler,Associate

Yang

SEJUMLAH universitas terus melakukan upayaagar studi Indonesia tetap ada, diminati, dan "hiduPi'. Haryard Kennedy School, misalnYa,

ram SEASSI Universitas Wisconsin-Madison-menunjuk salah satupenyebabnya adalah mahasiswa lebih tertarik mengambil bahasa asing yang menjadi tren saat ini, misalnyabahasa Cina atau Jepang. Pengajar bahasa Indonesia di Uni-

mengambil kuliah saya dari awal sampai sekarang tetap sedikit," kata pria yang telah mengajar tentangAsia Tenggara selama 4,o tahun ini.

tahun lalu membuka Program In-

donesia. Dengan dana US$ 1o,5 juta dari Yayasan Rajawali, Program In-

professor Departemen Studi Asia Se[atan dan Tenggara

Seperti

di kampus-kamPus lain'

donesia Harvard KennedY SchooJ menitikberatkan Pada Pendidikandan. pembangunan kaPasitas

mahasiswa di Universitas Ohio. ujar

untuk

versitas Cornell, Jolanda Pandin, menambah alasan lain. Ia melihat,misalnya, masalah anggaran pendidikan dari pihak pemerintah Amerika dan situasi keamanan Indqnesia. Menurut dia, selama ini banYak mahasiswa Amerika bergantung Pada dukungan dana pendidikan dari Pe-

UniversitasCatifornia di Berketey.

Liddle, lebih tertarik belajar tentang Cina, Jepang, ataupun EroPa. "Indonesiatqrlalu jauh, kurang maju, dan

mendukung pemerintahan Yang de-

tidak dikenal orang. Menurut Liddle, banyak mahasiswa S-1 Amerika tidak tahu di mana Indonesia. 'APakah Indonesia bagian dari Bali?" kata Liddle mengutip pertanyaan seiumlah mahasiswanya. Bahkan ada pula yang mengacaukannya dengan

moi