2009-2-00006-AK Bab 3

48
35 BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Sejarah Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah perusahaan milik negara yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh Pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en Electriciteit Maatschapij (NV OGEM). Namun, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah namanya menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG). Seiring dengan perkembangan Pemerintahan Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN. Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji, S.H.. Seiring dengan perubahan status perseroan menjadi perusahaan terbuka, anggaran dasar perusahaan diubah dengan Akta Notaris No.5 dari Fathiah Helmi, S.H. tanggal 13 November 2003, yang antara lain berisi tentang

Transcript of 2009-2-00006-AK Bab 3

Page 1: 2009-2-00006-AK Bab 3

35 

 

BAB III

OBYEK PENELITIAN

III.1. Sejarah Perusahaan

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode

transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah perusahaan

milik negara yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih bernama Firma LJN Enthoven

& Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh Pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi

nama NV Overzeese Gas en Electriciteit Maatschapij (NV OGEM). Namun, pada tahun

1958, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan

mengubah namanya menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG).

Seiring dengan perkembangan Pemerintahan Indonesia, pada tahun 1961 status

perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.

Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19/1965,

perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas

Negara (PGN). Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1984,

perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan

Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan

Terbatas yang dimiliki oleh negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994

dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh

notaris Adam Kasdarmaji, S.H.. Seiring dengan perubahan status perseroan menjadi

perusahaan terbuka, anggaran dasar perusahaan diubah dengan Akta Notaris No.5 dari

Fathiah Helmi, S.H. tanggal 13 November 2003, yang antara lain berisi tentang

Page 2: 2009-2-00006-AK Bab 3

36 

 

perubahan struktur permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-26467

HT.01.04 Th. 2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia dengan No.94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003.

Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari

Badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana

kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000 saham

dari divestasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham perseroan dan

820.987.000 saham baru.

Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan ”PGAS”.

III.2. Landasan Hukum

Landasan hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturan perundangan,

antara lain:

1. PP No.19/1965. Dasar hukum pendirian.

2. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas, maka

kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan yang cukup

signifikan, tidak hanya terjadi pada sektor hulu tetapi juga pada sektor hilir

dimana perusahaan melakukan kegiatan usahanya saat ini.

3. Menteri Kehakiman Nomor: C2-7729 HT.01.01.Th.96 Tanggal: 31 Mei 1996

tentang pengesahan badan hukum.

Page 3: 2009-2-00006-AK Bab 3

37 

 

4. Persetujuan Menteri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor:

C-19905 HT.01.04.Th.99 Tanggal: 10 Desember 1999.

5. Undang-Undang RI No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

6. Undang-Undang RI No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

III.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.

Misi Perusahaan

Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholder melalui:

• Penguatan bisnis inti di bidang transportasi, niaga gas bumi dan

pengembangannya.

• Pengembangan usaha pengolahan gas.

• Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang berkaitan

dengan industri migas.

• Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha

lainnya.

Page 4: 2009-2-00006-AK Bab 3

38 

 

III.4. Strategi dan Tujuan Perusahaan

Strategi Perusahaan

Menyelesaikan pembangunan infrastruktur jaringan pipa transmisi gas yang terpadu

dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta pelaku bisnis

disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir, dalam rangka

mempersiapkan Unbundling dan Open Access.

Tujuan Perusahaan

Tujuan Perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 sebagai

berikut:

• Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus

memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan.

• Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani

kebutuhan masyarakat.

III.5. Kegiatan Usaha Perusahaan

Sebagai Penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha yaitu

distribusi (penjualan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa yang

tersebar di seluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan pembelian gas

bumi dari pemasok dan penjualan gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke

pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan usaha transmisi merupakan

kegiatan pengangkutan (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa transmisi dari

sumber-sumber gas ke pengguna industri.

Page 5: 2009-2-00006-AK Bab 3

39 

 

III.5.1. Kegiatan Usaha Distribusi

PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke para

pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 81% dari total pendapatan

yang diperoleh pada tahun 2004. PGN merupakan pelaku utama dalam kegiatan usaha

distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 94%. Jaringan layanan

mencakup delapan kota utama di Indonesia yaitu Jakarta, Bogor, Cirebon, Palembang,

Surabaya, Medan, Batam dan Pekanbaru yang didukung oleh jaringan pipa distribusi

sepanjang 3.097 km dengan kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan Gas dan Kontrak

pembelian sebelum diberlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan

gas bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk memenuhi

kebutuhan pasar gas bumi di wilayah distribusi Jawa Bagian Barat. Sedangkan untuk

wilayah distribusi Jawa Bagian Timur memperoleh pasokan gas bumi dari EMP

Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi Sumatera Bagian Utara

memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina DOH Pangkalan Brandan. Setelah

diberlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas bumi secara

langsung dari produsen gas bumi antara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindo Brantas,

ConocoPhillips dan Ellipse. Kontrak pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10

tahun sampai dengan 20 tahun. Perjanjian pembelian gas bumi jangka panjang

dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti agar

kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi dengan lebih baik.

Dalam rangka penetrasi pasar ke wilayah yang menjadi target perusahaan, maka daerah

layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi, sebagai berikut:

Page 6: 2009-2-00006-AK Bab 3

40 

 

1. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta, Banten,

Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung.

2. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari Surabaya-

Gresik, Sidoarjo-Mojokerto dan Pasuruan-Probolinggo serta Semarang dan

Makasar.

3. SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari Medan,

Batam dan Pekanbaru.

III.5.2. Kegiatan Usaha Transmisi

Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas milik

produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekanan tinggi ke stasiun penyerahan

pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengangkut gas bumi dari produsen ke konsumen,

PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll Fee). Khusus untuk melayani PLN

Panaran (Batam), selain mendapat jasa transportasi, perusahaan bertindak sebagai

penjual gas bumi.

PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan

kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%. Kapasitas ini

mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia. Jangkauan

layanan transmisi PGN meliputi ruas Grissik-Duri dan Grissik-Singapura dilakukan oleh

anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas Indonesia (Transgasindo).

Page 7: 2009-2-00006-AK Bab 3

41 

 

III.6. Struktur Organisasi

Dalam rangka mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan menangkap peluang

usaha, diperlukan suatu struktur organisasi yang adaptif dan dinamis dalam menghadapi

tantangan usaha yang semakin kompetitif. Berikut adalah bagan struktur organisasi

perusahaan dengan nomor: 000400.K/OT.00/UT/2009. Tanggal 12 Januari 2009.

Tabel III.1

Struktur Organisasi PGN

Page 8: 2009-2-00006-AK Bab 3

42 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KORPORAT 

UNIT OPERASIONAL 

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR PENGEMBANGAN 

DIREKTUR PENGUSAHAAN 

DIREKTUR KEUANGAN 

DIREKTUR UMUM 

DIREKTUR NON EKSEKUTIF 

SATUAN PENGAWASAN 

INTERN 

BIRO HUKUM KORPORAT 

PENGEMBANGAN USAHA 

PERENCANAAN ENJINIRING 

PEMBANGUNAN 

SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 

PEMASARAN 

PENJUALAN KORPORAT 

PASOKAN GAS 

OPERASI 

ANGGARAAN 

PENJUALAN KORPORAT 

AKUNTANSI 

KEUANGAN PERUSAHAAN 

TANGGUNG JAWAB SOSIAL 

DAN LINGKUNGAN 

SUMBER DAYA MANUSIA 

ORGANISASI DAN PROSES 

BISNIS

LOGISTIK 

LAYANAN UMUM DAN 

PENGAMANAN PERUSAHAAN

SEKRETARIS PERUSAHAAN 

KOMUNIKASI KORPORAT 

HUBUNGAN INVESTOR 

SEKRETARIAT DIREKSI 

SBU TRANSMISI DAN SBU DISTRIBUSI 

SBU TRANSMISI DAN SBU DISTRIBUSI 

Page 9: 2009-2-00006-AK Bab 3

43 

 

III.7. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)

Perusahaan percaya bahwa implementasi tata kelola perusahaan merupakan hal

yang sangat penting untuk memperoleh dan mempertahankan kepercayaan investor. Tata

kelola perusahaan yang baik adalah bagaimana perusahaan memberikan keuntungan

yang optimal bagi pemegang saham secara etis, legal, berkelanjutan dan tetap

memperhatikan kepentingan serta keadilan bagi pemangku kepentingan lainnya.

Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan merupakan wujud kepatuhan

perusahaan terhadap keputusan Menteri BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang

Penerapan Praktek GCG pada BUMN. Namun lebih dari itu, perusahaan sadar bahwa

cara terbaik untuk mewujudkan tujuan perusahaan adalah dengan menerapkan prinsip-

prinsip tata kelola perusahaan dengan sebaik-baiknya.

III.7.1. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Perseroan senantiasa menerapkan dengan sebaik-baiknya seluruh prinsip-

prinsip GCG yang meliputi:

a. Prinsip Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan mengungkapkan informasi material dan relevan

mengenai Perseroan.

b. Prinsip Kemandirian berarti bahwa perseroan dikelola secara profesional tanpa

benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun, sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 10: 2009-2-00006-AK Bab 3

44 

 

c. Prinsip Akuntabilitas berarti adanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban Organ Perseroan sehingga pengelolaan perseroan terlaksana

secara efektif.

d. Prinsip Pertangungjawaban merupakan kesesuaian prinsip-prinsip GCG dalam

pengelolaan perusahaan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

e. Prinsip Kewajaran yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak

para Stakeholders berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

III.7.2. Organ Perusahaan

Organ Perseroan secara signifikan sangat berpengaruh pada penerapan GCG.

Mereka melaksanakan fungsi, wewenang serta tanggung jawab masing-masing sesuai

peraturan perundang-undangan. Organ perseroan terdiri dari:

III.7.2.1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham adalah Organ Perseroan yang mempunyai

wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas

yang ditentukan dalam undang-undang atau anggaran dasar. Salah satu wewenang

tersebut adalah meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi terkait

dengan pengelolaan perusahaan. Perusahaan menjamin untuk memberikan segala

keterangan yang berkaitan dengan Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak

bertentangan dengan kepentingan Perseroan dan peraturan perundang-undangan.

Perseroan mengenal dua macam RUPS, yaitu:

Page 11: 2009-2-00006-AK Bab 3

45 

 

a. RUPS Tahunan yaitu RUPS yang diselenggarakan untuk membahas Laporan

Tahunan yang diajukan oleh Direksi mengenai keadaan dan jalannya

Perseroan, hasil yang telah dicapai, gambaran umum mengenai perkembangan

Perseroan di masa yang akan datang, kegiatan utama Perseroan dan

perubahannya selama tahun buku, serta rincian masalah yang timbul selama

tahun buku yang mempengaruhi kegiatan Perseroan.

b. RUPS Luar Biasa yaitu RUPS yang dapat diadakan sewaktu-waktu bila

diperlukan untuk membahas berbagai agenda seperti perubahan Anggaran

Dasar, pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisaris dan/atau Direksi

serta agenda-agenda lain yang dianggap perlu.

III.7.2.2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,

jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan,

dan memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris juga melaksanakan tugas,

tanggung jawab dan wewenang lainnya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar

Perseroan, Peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan

RUPS, termasuk memantau efektifitas pelaksanaan GCG yang diterapkan Perseroan.

Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS.

a. Komposisi Komisaris

Perseroan menetapkan komposisi Komisaris sedemikian rupa, sehingga

pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Komisaris dituntut

agar bertindak secara independen, tanpa adanya benturan kepentingan yang dapat

mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis,

Page 12: 2009-2-00006-AK Bab 3

46 

 

baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan dengan Direksi. Komisaris

Independen paling sedikit berjumlah 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan

jumlah anggota Komisaris, sehingga terdapat jaminan kemandirian pengambilan

keputusan oleh Komisaris.

b. Tanggung Jawab Komisaris

Dewan Komisaris merupakan Organ Perseroan yang bertanggungjawab untuk

memberikan persetujuan atau rekomendasi sesuai kewenangan yang ditetapkan

dalam Anggaran Dasar dan RUPS serta melakukan pengawasan secara umum

dan/atau khusus, memberikan pengarahan dan pendapat kepada Direksi dalam

menjalankan kepengurusan Perseroan. Komisaris juga memiliki tanggung jawab

untuk melakukan pemantauan terhadap efektivitas praktik GCG, dan memberikan

saran-saran perbaikan mengenai sistem dan implementasi GCG.

c. Rapat Komisaris

Rapat Komisaris diselenggarakan minimal satu kali dalam satu bulan. Rapat

Komisaris terdiri dari Rapat Internal Komisaris dan Rapat Komisaris dengan

mengundang Direksi. Rapat Komisaris dapat diadakan di seluruh wilayah Republik

Indonesia yang ditetapkan oleh Komisaris. Setiap Rapat Komisaris selalu dibuatkan

risalah rapat yang menggambarkan jalannya rapat. Risalah Rapat Asli

diadministrasikan sebagaimana dokumen Perseroan lainnya.

d. Komite-Komite Komisaris

Komisaris membentuk beberapa komite sesuai dengan kebutuhan Perseroan dan

dengan tetap mempertimbangkan efektivitas komite tersebut dalam mendukung

Page 13: 2009-2-00006-AK Bab 3

47 

 

kinerja Perseroan. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan

Komisaris:

1. Komite Remunerasi

Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi yaitu:

• Menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan serta rekomendasi

tentang:

(1) Penilaian terhadap sistem

(2) Opsi yang diberikan antara lain opsi atas saham

(3) Skema pensiun, dan

(4) Sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam pengurangan pekerja.

• Bertugas secara ad hoc pada saat diperlukan.

2. Komite Nominasi

Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi yaitu:

• Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan para eksekutif lainnya di dalam Perseroan.

• Membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

3. Komite Remunerasi dan Nominasi

Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi, yaitu:

• Komite Remunerasi dan Nominasi merupakan gabungan Komite Remunerasi

dan Komite Nominasi. Komite Remunerasi dan Nominasi melaksanakan tugas

Komite Remunerasi dan Komite Nominasi.

Page 14: 2009-2-00006-AK Bab 3

48 

 

4. Komite Good Corporate Governance (GCG)

Tugas dan tanggung jawab Komite GCG, yaitu:

• Mengawasi, memantau, mengkaji dan memberi saran untuk memastikan

prinsip-prinsip GCG telah diterapkan dalam sistem pengelolaan Perseroan.

5. Komite Asuransi dan Risiko Usaha

Tugas dan tanggung jawab Komite Asuransi dan Risiko Usaha, yaitu:

• Menelaah rumusan perencanaan, pengendalian risiko terhadap pengambilan

keputusan di bidang bisnis, pengembangan usaha, pengembangan proyek baru

dan skema bisnisnya dipandang dari sisi komersial, hukum dan teknis.

• Menelaah jenis dan jumlah asuransi yang ditutup oleh Perseroan dalam

hubungannya dengan risiko usaha.

• Melaporkan hasil telaahan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris.

• Melakukan evaluasi secara berkala atas pelaksanaan asuransi dan manajemen

risiko serta memberikan masukan kepada Dewan Komisaris.

• Membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem manajemen risiko yang

disusun oleh Direksi serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh

Perseroan.

6. Komite Audit

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit, yaitu:

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit sebagaimana tercantum dalam Charter

Komite Audit Perseroan yang ditetapkan dengan SK Komisaris Utama PGN

Nomor 002/11/KOM-1/2004 tanggal 30 Maret 2004 adalah memberikan pendapat

Page 15: 2009-2-00006-AK Bab 3

49 

 

kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh

Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan

perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan

dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain:

• Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan

perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan

lainnya, antara lain meliputi:

a. Melakukan penilaian atas efektivitas sistem pengendalian internal

perusahaan.

b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh

auditor eksternal sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang

tidak memenuhi standar.

c. Menelaah independensi dan obyektifitas auditor eksternal.

d. Melakukan penelaahan dan penilaian atas kecukupan pemeriksaan yang

dilakukan oleh auditor eksternal untuk memastikan semua risiko yang

penting telah dipertimbangkan dan pemeriksaan yang dilakukan telah

sesuai dengan standar yang berlaku.

• Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan

perundang-undangan dibidang Pasar Modal dan peraturan perundang-

undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

• Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal.

• Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi

perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi.

Page 16: 2009-2-00006-AK Bab 3

50 

 

• Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas

pengaduan yang berkaitan dengan Perusahaan.

• Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan, dan

• Membuat pedoman kerja Komite Audit (Audit Committee Charter).

III.7.2.3. Direksi

Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan

sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Direksi juga melaksanakan tugas, tanggung

jawab dan wewenang lainnya sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan,

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan RUPS,

termasuk penerapan praktek GCG dalam pengelolaan Perseroan.

a. Komposisi Direksi

Komposisi Direksi ditentukan sedemikian rupa untuk memungkinkan pengambilan

keputusan secara tepat dan cepat serta memungkinkan Direksi untuk bertindak

secara independen, dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat

mengganggu kapasitasnya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis.

b. Tanggung Jawab Direksi

Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan

tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan

sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Tanggung jawab tersebut bersifat

tanggung renteng, yang berarti bahwa seluruh Direktur bertanggung jawab bersama-

sama hingga harta pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai

menjalankan tugasnya untuk kepentingan Perseroan. Dalam menjalankan tugasnya,

Direksi senantiasa mengutamakan kepentingan Perseroan secara amanah dan

Page 17: 2009-2-00006-AK Bab 3

51 

 

bertanggung jawab sesuai prinsip-prinsip GCG untuk memastikan tercapainya

tujuan Perseroan.

c. Rapat Direksi

Rapat Direksi diselenggarakan secara rutin minimum sekali dalam satu bulan. Rapat

Direksi dapat diadakan di seluruh wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh

Direksi. Setiap Rapat Direksi selalu dibuatkan risalah rapat yang menggambarkan

berjalannya rapat dan hasil rapat. Risalah Rapat Asli diadministrasikan sebagaimana

dokumen Perseroan lainnya.

d. Sekretaris Perusahaan

Untuk memperlancar hubungan antar Organ Perseroan dan hubungan antara

Perseroan dengan para Stakeholders, Perseroan memiliki Sekretaris Perusahaan

yang mempunyai fungsi serta tanggung jawab dalam penyusunan kebijakan,

perencanaan dan pengendalian komunikasi korporat, hubungan investor serta

kesekretariatan Direksi. Untuk menjalan fungsinya, sekretaris perusahaan

mempunyai tugas yaitu:

1) Mengendalikan pengelolaan strategi komunikasi untuk membangun citra

korporat.

2) Bertindak selaku wakil perusahaan dan pejabat penghubung antara perusahaan

dengan seluruh stakeholder dalam mengkomunikasikan kegiatan perusahaan

secara akurat dan tepat waktu.

3) Mengendalikan penyampaian informasi kinerja perusahaan dan corporat action

kepada otoritas pasar modal, otoritas bursa, investor, analis dan para pelaku

pasar lainnya.

Page 18: 2009-2-00006-AK Bab 3

52 

 

4) Mengendalikan Laporan Tahunan Perusahaan dan Laporan Keuangan berkala

kepada otoritas pasar modal dan otoritas bursa.

5) Mengkoordinasikan penyelenggaraan rapat direksi dan komisaris dan rapat

umum pemegang saham, serta mengendalikan administrasi kesekretariatan

Direksi.

Uraian tugas dan tanggung jawab Direksi, yaitu :

• Direktur Utama

Fungsi:

- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan operasional perusahaan, yang dalam

pelaksanaannya dibantu dan bekerjasama dengan Direktur lainnya.

- Menetapkan, mengelola, dan mengendalikan pengawasan terhadap pengelolaan

perusahaan, pembinaan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan,

komunikasi korporat, dan hubungan investor.

Tugas:

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran

perusahaan serta mengevaluasi pencapaiannya.

- Mengendalikan kegiatan pengembangan usaha, perencanaan enjiniring,

pembangunan, sistem dan teknologi informasi secara korporat.

- Mengendalikan kegiatan pasokan gas, operasi, pemasaran, dan penjualan

korporat.

- Mengendalikan kegiatan pengelolaan anggaran, perbendaharaan, akuntansi,

keuangan korporat dan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Page 19: 2009-2-00006-AK Bab 3

53 

 

- Mengendalikan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, layanan umum dan

pengamanan perusahaan, kelogistikan, serta pengembangan organisasi dan

proses bisnis.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan pengawasan pengelolaan

perusahaan.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan komunikasi korporat

dan hubungan investor.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kepatuhan terhadap hukum dan

perundang-undangan.

• Direktur Pengembangan

Fungsi:

- Menetapkan, mengelola, dan mengendalikan kebijakan perusahaan dalam

penyusunan dan evaluasi atas kajian pengembangan usaha, perencanaan dan

rekayasa jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi, moda transportasi lain

beserta fasilitas penunjangnya, pelaksanaan pembangunan jaringan pipa

transmisi dan distribusi gas bumi, moda transportasi lain beserta fasilitas

penunjangnya dan pengembangan sistem teknologi informasi, serta penyusunan,

evaluasi dan pengendalian rencana jangka panjang perusahaan.

Tugas:

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran

satuan kerja di Direktorat Pengembangan serta mengevaluasi pencapaiannya.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang

berkaitan dengan pengembangan usaha dan analisa bisnis jaringan pipa transmisi

Page 20: 2009-2-00006-AK Bab 3

54 

 

dan distribusi gas bumi, moda transportasi lain beserta fasilitas penunjangnya,

serta kegiatan usaha lain yang mendukung pemanfaatan gas bumi.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang

berkaitan dengan perencanaan dan rekayasa jaringan pipa transmisi dan distribusi

gas bumi beserta fasilitas penunjangnya, moda transportasi lain serta kegiatan

usaha lain yang mendukung pemanfaatan gas bumi.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang

berkaitan dengan pelaksanaan proyek pembangunan jaringan pipa transmisi dan

distribusi gas bumi, moda transportasi lain, serta usaha lainnya.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang

berkaitan dengan sistem dan teknologi informasi.

- Mengkoordinasikan penyusunan, evaluasi dan pengendalian rencana jangka

panjang perusahaan.

• Direktur Pengusahaan

Fungsi:

- Menetapkan, mengelola dan mengendalikan kebijakan perusahaan dalam

pengoperasian dan pemeliharaan jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi,

fasilitas penunjangnya, serta moda transportasi lainnya, dan perencanaan,

pengendalian pasokan gas, dan niaga gas bumi, serta pengendalian penjualan.

Tugas:

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran

satuan kerja di Direktorat Pengusahaan serta mengevaluasi pencapaiannya.

Page 21: 2009-2-00006-AK Bab 3

55 

 

- Merencanakan, mengelola, mengendalikan, dan mengembangkan kebijakan yang

berkaitan dengan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan pipa transmisi dan

distribusi gas berikut fasilitas penunjangnya, serta pengoperasian dan

pemeliharaan moda transportasi lainnya.

- Merencanakan, mengelola, mengendalikan, dan mengembangkan kebijakan yang

berkaitan dengan pasokan gas bumi.

- Merencanakan, mengelola, mengendalikan dan mengembangkan kebijakan

strategi pemasaran, dan kebijakan yang berkaitan dengan pemasaran.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan

pelaksanaan layanan pelanggan (gas service assurance).

• Direktur Keuangan

Fungsi:

- Menetapkan, mengelola dan mengendalikan kebijakan perusahaan tentang

rencana kerja Direktorat Keuangan dan anggaran perusahaan, kegiatan

perbendaharaan, penyelenggaraan kegiatan akuntansi, penyusunan laporan

keuangan, perpajakan, pengelolaan keuangan perusahaan serta pengelolaan

program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Tugas:

- Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan secara

korporat serta evaluasi pencapaiannya.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran

Direktorat Keuangan serta evaluasi pencapaiannya.

Page 22: 2009-2-00006-AK Bab 3

56 

 

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang

terkait dengan perbendaharaan perusahaan.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan Akuntansi

perusahaan, penyusunan laporan keuangan dan perpajakan.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan yang terkait dengan

strategi keuangan dan pengendalian investasi perusahaan.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan yang terkait dengan

pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

• Direktur Umum

Fungsi:

- Merencanakan dan mengendalikan kebijakan perusahaan tentang pengelolaan

sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, organisasi, proses bisnis serta

GCG dan budaya perusahaan, kelogistikan, layanan umum dan pengamanan

perusahaan.

Tugas:

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan Rencana Kerja dan Anggaran

satuan kerja di Direktorat Umum serta mengevaluasi pencapaiannya.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang

berkaitan dengan perencanaan tenaga kerja, pengembangan dan pemberdayaan

sumber daya manusia.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang

berkaitan dengan remunerasi dan hubungan industrial.

Page 23: 2009-2-00006-AK Bab 3

57 

 

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan

pendidikan dan pelatihan.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan pengembangan Sistem

Manajemen, Good Corporate Governance, dan Budaya Perusahaan serta

pelaksanaan pengembangan organisasi dan tata laksana.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan yang

berkaitan dengan kelogistikan, termasuk tata cara pengadaan barang dan jasa.

- Merencanakan, mengelola dan mengendalikan kebijakan dan kegiatan layanan

jasa, penyediaan dan pemeliharaan gedung kantor, serta pengamanan perusahaan.

• Direktur Non-Eksekutif

Fungsi dan Tugas:

- Direktur Non Eksekutif mempunyai fungsi dan tugas khusus yang diberikan oleh

Direktur Utama dan tugas-tugas tertentu yang belum tertampung di Direktorat

yang ada.

III.7.3. Pokok-pokok Pengelolaan Perusahaan

III.7.3.1. Hubungan Dengan Pemegang Saham

Perseroan menjamin pemenuhan hak-hak Pemegang Saham untuk:

a. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS sesuai ketentuan yang

berlaku.

b. Memperoleh informasi material dan relevan secara akurat, lengkap dan tepat

waktu.

c. Mendapatkan dividen sesuai keputusan RUPS.

Page 24: 2009-2-00006-AK Bab 3

58 

 

d. Mendapatkan kesempatan agar sahamnya dibeli kembali oleh Perseroan

dengan harga yang wajar, jika tindakan Perseroan merugikan kepentingan

pemegang saham, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Mendapatkan perlakuan sesuai dengan kelas dan jumlah saham yang

dimiliki.

III.7.3.2. Sistem Pengendalian

a. Auditor Internal

Perseroan memiliki sistem pengendalian internal untuk memastikan

keamanan aset dan sumber daya Perseroan. Meskipun tugas pengendalian

internal merupakan tanggung jawab seluruh unit/satuan kerja, PGN

menetapkan Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang bertanggung jawab atas

efektivitas sistem pengendalian internal yang ada. Perseroan senantiasa

menjamin independensi SPI.

b. Auditor Eksternal

RUPS menunjuk Auditor Eksternal untuk melakukan audit atas laporan

keuangan Perseroan dan memberikan pendapat (opini) secara independen

terhadap kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan

Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Proses penunjukan Auditor Eksternal dan pelaksanaan audit

dilakukan secara independen tanpa pengaruh dari Direksi dan pihak-pihak di

luar perseroan. Perseroan akan menyediakan seluruh catatan keuangan dan

informasi yang dibutuhkan oleh Auditor Eksernal secara benar dan tepat

Page 25: 2009-2-00006-AK Bab 3

59 

 

waktu. Auditor Eksternal akan menginformasikan kepada Perseroan setiap

kejadian/transaksi yang tidak sesuai dengan ketentuan.

III.7.3.3. Hubungan Dengan Para Stakeholders

a. Hubungan Dengan Pelanggan dan Mitra Usaha

PGN mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

pelanggan dengan senantiasa memberikan perhatian, kualitas, waktu dan

keamanan sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku. PGN senantiasa

memberikan informasi kepada pelanggan mengenai hak-hak pelanggan,

standar pelayanan, serta informasi lain yang diperlukan pelanggan. PGN

menempatkan mitra usaha sebagai mitra dalam merealisasikan tujuan

Perseroan. Kerja sama dengan mitra usaha dilaksanakan dengan prinsip

saling percaya, kesamaan hak, dan saling menguntungkan.

b. Hubungan Dengan Pemasok Gas

PGN senantiasa melakukan upaya guna menjalin kerjasama yang saling

menguntungkan dengan para pemasok gas, karena PGN menyadari bahwa

bisnis gas transmisi dan distribusi itu sangat erat kaitannya dengan

ketersediaan gas dari para pemasok.

PGN mempunyai komitmen yang kuat untuk bekerja sama dengan pemasok

gas secara bertanggung jawab dan menjunjung tinggi etika bisnis, dengan

senantiasa:

1) Menggunakan cara-cara yang benar sesuai dengan ketentuan hukum

dalam bertransaksi dengan calon pemasok gas.

Page 26: 2009-2-00006-AK Bab 3

60 

 

2) Menghormati dan mematuhi semua ketentuan dalam perjanjian kerja

sama yang telah disepakati.

c. Hubungan Dengan Pekerja

PGN selalu menghormati hak-hak pekerja sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. PGN tidak bersikap diskriminatif

berdasarkan latar belakang seseorang, baik secara etnik, agama, gender,

maupun usia dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan, termasuk gaji,

ketentuan training dan jenjang karir. Pekerja yang memiliki cacat tubuh,

memiliki kesempatan yang sama dengan tidak memerlukan kemampuan

khusus. Untuk pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus, pekerja

yang mempunyai cacat tubuh mempunyai kesempatan yang lebih terbatas.

Kedua hal tersebut dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. PGN

akan menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan

dan intimidasi yang mungkin timbul sebagai akibat perbedaan watak,

kepribadian, dan latar belakang kebudayaan seseorang.

d. Hubungan Dengan Masyarakat

PGN senantiasa membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat,

khususnya masyarakat di sekitar tempat kegiatan Perseroan. Hubungan

dengan masyarakat senantiasa dilandasi dengan prinsip-prinsip:

1) Menghormati adat istiadat.

2) Berperan dalam mendukung perekonomian wilayah setempat.

3) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

Page 27: 2009-2-00006-AK Bab 3

61 

 

e. Hubungan Dengan Instansi Pemerintah

Dalam berinteraksi dengan instansi pemerintah, PGN senantiasa menjalin

hubungan yang harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran dan saling

menghormati. Hubungan tersebut diwujudkan dengan:

1) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Mendukung pelaksanaan fungsi yang dilakukan oleh instansi

pemerintah yang terkait.

III.7.3.4. Kebijakan Perseroan

a. Transmisi Gas Bumi

Transmisi Gas Bumi merupakan infrastruktur jaringan pipa transmisi yang

menghubungkan sumber gas dan mentransportasikannya ke pelanggan.

Dalam melakukan bisnis transmisi/transportasi gas, PGN senantiasa

berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini:

1) Menghubungkan lapangan gas bumi dengan pusat pasar energi.

2) Menjamin terpenuhinya kapasitas jaringan pipa sesuai dengan

kebutuhan pelanggan.

3) Menjamin kehandalan jaringan transmisi dengan memperhatikan

aspek efisiensi.

b. Distribusi Gas Bumi

Distribusi merupakan aktivitas bisnis PGN guna melaksanakan pembelian

gas dan menjualnya kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan industri

melalui infrastruktur jaringan pipa distribusi milik PGN. Dalam

Page 28: 2009-2-00006-AK Bab 3

62 

 

mendistribusikan gas, Perseroan senantiasa berpedoman pada prinsip-prinsip

berikut:

1) Menghubungkan gas yang tersedia dari stasiun penerima ke

pelanggan akhir.

2) Memberikan pelayanan terbaik dalam rangka meningkatkan

kepuasan pelanggan.

3) Menjamin kehandalan jaringan distribusi dengan memperhatikan

aspek efisiensi.

c. Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha merupakan aktivitas bisnis Perseroan untuk

meningkatkan kemampuan penjualan gas maupun pemanfaatan peluang

usaha lainnya, selain usaha transmisi dan distribusi dalam rangka

meningkatkan nilai Perseroan. Dalam melakukan pengembangan usaha,

Perseroan senantiasa berpedoman pada prinsip prinsip berikut:

i. Visi dan misi Perseroan.

ii. Potensi usaha dengan hasil optimal dan risiko yang dapat diterima.

iii. Peningkatan daya saing Perseroan di masa yang akan datang.

d. Standar Akuntansi

Dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan keuangan, PGN senantiasa

mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sesuai Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan. Kebijakan Perseroan menjamin bahwa

transaksi yang dicatat dan dilaporkan adalah transaksi yang sesungguhnya

terjadi. Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, Perseroan

Page 29: 2009-2-00006-AK Bab 3

63 

 

senantiasa mengungkapkan informasi yang benar dan relevan sebagai dasar

pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Perseroan

akan menyampaikan laporan keuangan kepada Pemegang Saham, Regulator,

serta para Stakeholders lainnya secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

e. Manajemen Risiko

PGN menyadari bahwa bisnis tidak lepas dari berbagai risiko. Untuk itu

penanganan risiko menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas PGN.

PGN menetapkan unit Manajemen Risiko sebagai satuan kerja yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan manajemen risiko. Dalam pengelolaan

manajemen risiko, PGN menetapkan tujuh tahap, yang meliputi:

1) Menetapkan tujuan dan parameter dasar dalam menetapkan risiko

yang harus dikelola.

2) Mengidentifikasi semua aspek risiko baik internal maupun eksternal

yang dihadapi oleh Perseroan.

3) Menganalisa tingkat risiko dan kemungkinan terjadinya.

4) Mengevaluasi risiko guna membandingkan tingkatan risiko yang

mungkin terjadi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

5) Memilih langkah-langkah penanganan risiko dan implementasi yang

akan diambil.

6) Mengkomunikasikan penanganan risiko kepada seluruh unit/satuan

kerja serta memberikan bantuan konsultasi untuk penanganan risiko.

Page 30: 2009-2-00006-AK Bab 3

64 

 

7) Memantau efektivitas penanganan risiko serta melakukan perbaikan

yang diperlukan.

f. Manajemen Mutu

PGN menyadari bahwa pengembangan Manajemen Mutu yang dijalankan

sesuai dengan persyaratan standar yang ditetapkan, sangat diperlukan guna

memastikan efektivitas Sistem Manajemen Mutu. Penerapan Sistem

Manajemen Mutu akan senantiasa dikembangkan dan dikendalikan melalui

audit proses kerja serta evaluasi terhadap pencapaian Sasaran Mutu pada

setiap Satuan/Unit Kerja.

g. Sistem Pemasaran

Terbukanya pasar bisnis gas bumi akan menimbulkan persaingan yang

semakin ketat di dalam bisnis transmisi, distribusi, dan niaga gas bumi. Oleh

sebab itu, seluruh kebijakan yang terkait dengan sistem pemasaran

(kehandalan pasok, harga, pelayanan pelanggan, dan promosi) harus dapat

meningkatkan nilai dan daya saing Perseroan serta dapat dipertanggung

jawabkan. Perseroan akan memberikan masukan kepada pengambil

kebijakan (regulator) guna memperbaiki sistem pasar terbuka.

h. Sistem Pengadaan Barang dan Jasa

PGN menyadari pentingnya sistem pengadaan barang dan jasa secara efektif

dan efisien, serta mendukung terciptanya persaingan usaha yang sehat. Untuk

memastikan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa terpenuhi, Perseroan

senantiasa memenuhi prinsip-prinsip:

Page 31: 2009-2-00006-AK Bab 3

65 

 

1) Melakukan proses pengadaan secara terbuka, transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan, melibatkan pemasok yang memiliki kinerja

baik.

2) Membuat perjanjian (kontrak) kerja tertulis dengan pemasok, yang

menjabarkan secara jelas hak dan kewajiban masing-masing pihak.

3) Memenuhi kewajiban sesuai dengan kontrak kerja yang diperjanjikan.

i. Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lindung Lingkungan (K3LL)

Perseroan senantiasa memastikan bahwa seluruh jaringan pipa dan

perlengkapannya, serta fasilitas penunjang lainnya memenuhi persyaratan

kesehatan, keselamatan, keamanan dan lindung lingkungan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu, Perseroan

senantiasa:

1) Mengusahakan terciptanya lingkungan kerja yang sehat dan aman.

2) Menerapkan standar operasi dan pemeliharaan secara konsisten.

3) Menerapkan standard operasi dan pemeliharaan secara konsisten dan

menyediakan peralatan yang memadai tentang kesehatan,

keselamatan, keamanan dan lindung lingkungan.

j. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi

PGN menetapkan kebijakan pengelolaan informasi untuk menjamin

pengungkapan informasi, dilakukan sesuai dengan kebutuhan pihak-pihak

yang berkepentingan. Pengungkapan informasi dapat dilakukan sesuai

dengan klasifikasi informasi dan hanya boleh dilakukan oleh Pejabat yang

berwenang. Perseroan mengungkap informasi penting dalam Laporan

Page 32: 2009-2-00006-AK Bab 3

66 

 

Keuangan dan Laporan Tahunan kepada Pemegang Saham dan Instansi

Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara tepat waktu, jelas,

akurat dan objektif.

III.7.3.5. Etika Usaha

a. Etika Pekerja

Pekerja merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai tujuan

Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan mendorong setiap pekerja untuk selalu

melaksanakan pekerjaan dengan penuh disiplin, jujur, bersungguh-sungguh

dan bertanggung jawab sesuai dengan Budaya Perusahaan. Penerapan

budaya perusahaan sebagai sistem nilai yang dianut oleh Insan PGN

dilandasi oleh 5 (lima) asas ”ProCISE”, yaitu: Professional, Continuos

Improvement, Integrity, Safety, dan Excellent Service.

b. Aktivitas Politik

PGN memberi kesempatan kepada setiap pekerja untuk menyalurkan

aspirasi politiknya, namun apabila pekerja memutuskan untuk berpartisipasi

dalam politik praktis maka harus mematuhi peraturan yang berlaku.

Perseroan tidak akan memberikan sumbangan dalam bentuk apapun kepada

partai politik di luar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Benturan Kepentingan

Insan PGN harus menghindari segala situasi yang dapat menimbulkan

benturan kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan

Perseroan. Untuk itu Perseroan mewajibkan Insan PGN untuk senantiasa

melakukan yang terbaik pada saat melakukan transaksi dengan pelanggan,

Page 33: 2009-2-00006-AK Bab 3

67 

 

pemasok, dan mitra usaha. Perseroan membuat kebijakan yang jelas

mengenai benturan kepentingan dan mengkomunikasikannya kepada seluruh

pekerja.

d. Pemberian dan Penerimaan Hadiah

Perseroan menetapkan kebijakan yang melarang Insan PGN menerima

hadiah dari pihak manapun apabila nilai hadiah tersebut melampaui batas

yang ditetapkan Perseroan, dimana hadiah tersebut dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan manajemen dan pekerja. Perseroan melarang

pemberian hadiah baik langsung maupun tidak langsung kepada

penyelenggara negara, mitra bisnis, dan pihak lain yang berhubungan dengan

PGN. Pemberian tersebut dapat digunakan untuk mempengaruhi

pengambilan keputusan pihak lain tersebut. Pemberian hadiah untuk

kegiatan promosi serta pemberian sumbangan dalam kegiatan

sosial/keagamaan dapat dilakukan dengan mengacu pada ketentuan

Perseroan.

e. Informasi Orang Dalam

PGN menyadari bahwa segala bentuk informasi yang sensitif bagi

pengambilan keputusan oleh investor seperti rencana pengambilalihan

/penggabungan usaha, pembelian saham atau informasi lainnya hanya boleh

diungkapkan setelah adanya pernyataan resmi dari Perseroan. Perseroan

melarang Insan PGN melakukan penyalahgunaan informasi termasuk

informasi orang dalam (insider trading).

Page 34: 2009-2-00006-AK Bab 3

68 

 

III.8. Implementasi Good Corporate Governance

III.8.1. Pengembangan Sistem Manajemen

Untuk mewujudkan cita-cita menjadi Perusahaan berkelas internasional,

Perseroan memandang perlu adanya sebuah sistem yang dapat dijadikan acuan dalam

bisnis yang sejalan dengan visi dan misi. Pada tahun 1999, Perseroan telah memperoleh

sertifikat ISO 9001:2000. Persyaratan ISO 9001:2000 digunakan sebagai dasar

pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM), diantaranya dengan meningkatkan tertib

prosedur, tertib dokumentasi, dan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan pekerjaan

berbasis mutu serta perubahan budaya kerja kearah yang lebih efisien.

Pelaksanaan SMM saat ini dirasa begitu penting dan sudah menjadi

kebutuhan yang mendasar bagi Perseroan. Hal tersebut terlihat dari mulai disusunnya

prosedur-prosedur operasional baru dan terus dilakukannya penyempurnaan untuk

prosedur-prosedur yang sudah ada. Sehingga setiap kegiatan yang dilakukan akan selalu

sejalan dengan visi dan misi Perseroan. Kegiatan terkait dengan SMM di Perseroan tidak

hanya sebatas pembuatan ataupun pelaksanaan prosedur operasi. Perseroan juga

memandang perlu untuk memelihara pelaksanaan SMM agar sistem dapat dilaksanakan

secara menyeluruh, seperti yang disyaratkan pada ISO 9001:2000. Untuk kepentingan

tersebut, Perseroan secara khusus telah membentuk bidang yang bertanggung jawab

untuk monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan SMM. Kegiatan monitoring dan

evaluasi pelaksanaan SMM dilaksanakan sampai tingkat unit dengan membentuk Tim

SMM yang bertanggungjawab atas terpeliharanya SMM di lingkungannya.

Page 35: 2009-2-00006-AK Bab 3

69 

 

III.8.2. Pelayanan Pelanggan

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan, Perseroan

telah mengembangkan Pusat Pengaduan Konsumen (Customer Call Center) melalui

nomor 600645 yang menerima berbagai pengaduan baik dari masyarakat maupun

pelanggan. Setiap pengaduan yang masuk akan diteruskan ke bagian yang berwenang

untuk penanganannya. Penanganan keluhan ini memiliki masa tanggap (response time)

maksimum 24 jam sejak diterima dan dicatat dalam lembar PTKP (Permintaan

Tindakan, Koreksi dan Pencegahan).

III.8.3. Pengelolaan Lingkungan

Usaha pengelolaan lingkungan oleh Perseroan merupakan kewajiban dan

pemenuhan terhadap perundang-undangan negara yang menyangkut lingkungan hidup.

Setiap rencana proyek yang akan dibangun harus selalu dilengkapi dengan dokumen

lingkungan yang sesuai, contohnya adalah dokumen Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) untuk setiap rencana proyek pipanisasi transmisi gas bumi serta

dokumen Usaha Pengeiolaan Lingkungan (UKL) dan Usaha Pemantauan Lingkungan

(UPL) untuk rencana proyek distribusi.

III.8.4. Tatacara Pengadaan

Perseroan telah menerapkan sistem dan tata cara pengadaan barang/jasa

untuk dapat dilakukannya pengelolaan belanja secara efisien, efektif dan akuntabel.

Kebijakan dalam pengadaan barang/jasa telah dirumuskan untuk dapat mendukung

kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan usaha kecil, mendorong persaingan

usaha yang sehat dalam pengadaan, serta berkembangnya kompetensi dan daya saing

Page 36: 2009-2-00006-AK Bab 3

70 

 

usaha nasional melalui pemanfaatan produk dalam negeri. Pada prinsipnya pengadaan

barang/jasa di Perseroan dilakukan melalui mekanisme lelang, dengan membandingkan

sebanyak-banyaknya penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus kualifikasi

serta dilakukan negosiasi teknis dan biaya untuk diperoleh harga yang wajar namun

secara teknis dan prosedur dapat dipertanggungjawabkan.

III.8.5. Pengembangan Teknologi Informasi

Teknologi sistem informasi yang telah dikembangkan meliputi dukungan

untuk pengolahan data, informasi pelanggan, informasi manajemen pelaporan,

pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Keberadaan teknoiogi informasi ini

didukung oleh organisasi dan personil sumber daya manusia yang profesional dan

tanggap. Semua perangkat dan aplikasi disesuaikan dengan Standard Operating

Prosedure (SOP) yang sudah diaudit dengan standar internasional. Beberapa teknologi

informasi yang sudah dan akan dikembangkan diantaranya:

• Gas Online Payment, atau sistem pembayaran tagihan gas secara online

bekerjasama dengan Bank Mandiri.

• Integrated Billing System (Pengernbangan Billing Terintegrasi).

• Pengembangan aplikasi penunjang seperti: HRMS (Human Resources

Management System), Account Payable Payroll, General Ledger.

• Website Perseroan terpadu www.pgn.co.id, berikut portal Perseroan yang

berprinsip office automation.

• Business Intelligence, aplikasi yang dapat membantu manajemen dalam

pengambilan keputusan strategis menjadi lebih baik.

• Menjaga kehandalan koneksi Internet dan jaringan antar cabang.

Page 37: 2009-2-00006-AK Bab 3

71 

 

• Menerapkan IT Governance COBIT 4.1.

• Pelayanan pelanggan prima atau disebut juga Gas Contact Center dengan nomor

telepon bebas pulsa 0800 1 500 645 dan 021 5333000,

• Mendukung HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) dengan menerapkan

perangkat lunak berlisensi.

III.8.6. Media Penyebaran Informasi

Prinsip transparansi menghendaki Perseroan untuk mengungkapkan

informasi yang memadai secara tepat waktu yang berkaitan dengan aspek kinerja

Perseroan. Pengungkapan tersebut penting agar memungkinkan para stakeholder dapat

memonitor secara efektif tindakan-tindakan manajemen dan memantau kinerja

Perseroan.

Penerapan prinsip ini meliputi beberapa apek seperti:

• Laporan Keuangan harus mengungkapkan semua informasi keuangan yang

material, prinsip dan kebijakan akuntasi yang digunakan serta audit harus

dilakukan oleh auditor yang independen.

• Penyampaian informasi material lainnya kepada publik sesuai prosedur

keterbukaan informasi yang harus dilakukan secara tepat waktu.

• Adanya akses/kemudahan untuk memperoleh informasi kepada khalayak umum,

antara lain, melalui Website, Press Release, Mailling list, Presentasi, Conference

Call, Analyst Meeting, Site Visit, BUMN online, Buletin, Brosur, company Profile,

Promosi di sejumlah media massa.

Page 38: 2009-2-00006-AK Bab 3

72 

 

III.8.7. Etika Perusahaan

Insan Perseroan tidak diperbolehkan melakukan perbuatan korupsi atau

melakukan perbuatan yang mendorong terjadinya korupsi. Perseroan juga mendorong

agar Insan Perseroan menyampaikan laporan jika mengetahui adanya tindakan korupsi

atau adanya tindakan yang berpotensi pada terjadinya korupsi. Perseroan melindungi

identitas Insan Perseroan yang melaporkan adanya tindakan atau potensi terjadinya

Korupsi.

Perseroan melarang Insan Perseroan untuk memberi atau menerima suap.

Perseroan hanya akan memberikan sumbangan atau donasi dan sejenisnya selama hal

tersebut diperbolehkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

a. Benturan Kepentingan

Perseroan berprinsip bahwa benturan kepentingan harus dihindari karena

berpotensi untuk merugikan kepentingan perusahaan dan menciptakan iklim

persaingan yang tidak sehat.

Perseroan telah merumuskan kebijakan yang menjelaskan tentang defnisi

benturan kepentingan serta memberikan panduan penyelesaian apabila Insan

Perseroan berada dalam kondisi yang berpotensi menimbulkan benturan

kepentingan.

b. Keterbukaan Informasi

Perseroan berusaha untuk mengungkapkan informasi secara lengkap, akurat dan

tepat waktu kepada stakeholder. Pengungkapan informasi kepada stakeholder

dilakukan secara wajar dengan memperhatikan kepentingan Perseroan,

kepentingan stakeholder dan peraturan perundang-undangan.

Page 39: 2009-2-00006-AK Bab 3

73 

 

c. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan

diyakini oleh seluruh insan perseroan sebagai landasan dan acuan bagi

perseroan untuk mencapai tujuan. Perseroan mendefinisikan budaya

perusahaannya dalam lima asas yang disingkat ProCISE. Penerapan tata kelola

perusahaan yang baik akan berhasil dilaksanakan apabila disokong oleh budaya

perusahaan yang kuat. Oleh karena itu, Perseroan mengembangkan budaya

perusahaan yang berlandaskan pada asas ProCISE, yang dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Professionalism:

Senantiasa memberikan hasil terbaik dengan meningkatkan kompetensi di

bidangnya dan bertanggung jawab atas setiap tindakan dan keputusan yang

diambil.

• Continuous Improvement:

Berkompeten untuk melakukan penyempurnaan terus menerus.

Integrity:

Jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain. Konsisten antara pikiran,

perkataan dan perbuatan berlandasakan standar etika yang luhur.

Safety:

Senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja baik untuk diri

sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Page 40: 2009-2-00006-AK Bab 3

74 

 

Excellent Service:

Mengutamakan kepuasan baik pelanggan internal maupun eksternal dengan

memberikan pelayanan terbaik.

III.8.8. Pedoman Perilaku

Berdasarkan nilai-nilai budaya perusahaan serta prinsip-prinsip tata kelola

perusahaan yang baik, Perseroan telah menyusun pedoman perilaku (code of conduct)

Insan Perseroan dalam bentuk “Kode Etika Pekerja”.

Kode Etika Pekerja secara garis besar berisi tentang pedoman perilaku Insan

Perseroan dalam aktivitas kerja sehari-hari dan tata cara berhubungan dengan para

pemangku kepentingan. Kode Etika Pekerja juga memberikan petunjuk praktis yang

mengatur tentang benturan kepentingan, korupsi, suap, gratifikasi dan pengelolaan

informasi.

III.9. Budaya Perusahaan PGN

Ketahanan suatu perusahaan untuk terus maju dan berkembang tergantung pada

sejumlah faktor, salah satunya adalah keselarasan tindakan, perilaku dari segenap insan

organisasi dalam merespon terhadap suatu keadaan. Ini hanya dimungkinkan bila

segenap jajaran insan organisasi memiliki pemahaman yang sama atas prinsip-prinsip

yang diyakini baik dan benar yang berlaku dalam organisasi.

Budaya perusahaan merupakan kombinasi dari nilai-nilai (values) dan keyakinan

(beliefs) yaitu prinsip-prinsip yang diyakini baik dan benar dalam menjalankan bisnis

dan organisasi, yang menjadi pegangan bagi setiap insan dalam berperilaku, bertindak

dan mengambil keputusan untuk mencapai tujuan bersama.

Page 41: 2009-2-00006-AK Bab 3

75 

 

Dipahami dan dijalankannya ProCISE, setiap insan PGN diharapkan akan

memiliki pola pandang, tindakan dan perilaku yang sama dalam menghadapi berbagai

situasi. Melalui pengalaman ke 10 perilaku utama yang mencerminkan 5 Nilai-Nilai

Budaya PGN secara disiplin dan konsisten, maka setiap insan PGN telah mengambil

bagian penting dalam membangun Budaya Perusahaan.

Ke 5 Nilai Budaya telah dijabarkan kedalam 10 Perilaku Utama Insan PGN,

yaitu perilaku-perilaku nyata yang perlu dijalankan secara konsisten dalam keseharian

seluruh jajaran insan PGN.

Tabel III.2

Nilai Budaya dan Perilaku Utama PGN

Nilai Budaya Perilaku Utama

Professionalism

(Profesionalisme)

1. Kompetensi di Bidangnya

2. Bertanggung Jawab

Continuous Improvement

(Penyempurnaan Terus Menerus)

3. Kreatif dan Inovatif

4. Adaptif terhadap Perubahan

Integrity

(Integritas)

5. Jujur, Terbuka dan Berpikir Positif

6. Disiplin dan Konsisten

Safety

(Keselamatan Kerja)

7. Mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

8. Peduli Lingkungan Sosial dan Alam

Excellent Service

(Pelayanan Prima)

9. Mengutamakan Kepuasan Pelanggan Internal dan eksternal

10. Proaktif dan Cepat Tanggap

Page 42: 2009-2-00006-AK Bab 3

76 

 

III.9.1. Professionalism (Profesionalisme)

Makna Nilai Profesionalisme :

“Senantiasa memberikan hasil terbaik dengan meningkatkan kompetensi di bidangnya

dan bertanggung jawab atas setiap tindakan dan keputusan yang diambil”.

Kinerja terbaik hanya mungkin dicapai bila kita memiliki kompetensi yang

menunjang yang terus kita tumbuh kembangkan dari waktu ke waktu. Kompetensi

dalam hal ini mencakup sikap yang professional dalam menjalankan bisnis dan

organisasi, ketrampilan-ketrampilan khusus yang perlu kita miliki agar kita dapat

menjalankan peran dan tanggung jawab kita secara efektif, pengetahuan terkini baik

yang terkait dengan pekerjaan maupun perkembangan yang berlangsung di industri,

serta wawasan bisnis agar kita mampu melihat permasalahan dalam konteks yang lebih

luas.

Insan PGN harus selalu dapat menunjukkan komitmen untuk bekerja tuntas

dengan hasil terbaik. Bertanggung jawab atas setiap tindakan yang diambil, mengambil

keputusan dengan cepat sesuai dengan lingkup wewenang yang dimiliki, mampu

mendayagunakan segala sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.

1. Kompeten di Bidangnya

• Selalu memberikan hasil kerja terbaik dengan didukung kompetensi yang

memadai.

• Senantiasa meningkatkan kompetensi diri sesuai tuntutan pekerjaan.

• Berani menyampaikan gagasan/pandangan konstruktif sesuai dengan

bidang keahlian yang saya miliki.

Page 43: 2009-2-00006-AK Bab 3

77 

 

2. Bertanggung Jawab

• Selalu bekerja tuntas serta bertanggung jawab atas tindakan yang diambil.

• Berani mengambil keputusan sesuai tanggung jawab dan wewenang yang

diberikan.

• Memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.

III.9.2. Continuous Improvement (Penyempurnaan Terus Menerus)

Makna Nilai Penyempurnaan Terus Menerus:

“Berkomitmen untuk melakukan penyempurnaan terus menerus”

Untuk dapat terus meningkatkan kinerja, tetap menguasai pasar domestik, dan

menjadi perusahaan berkelas dunia, tidak boleh cepat puas diri. Sebagi insan PGN, harus

terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan disegala bidang dari waktu ke waktu.

harus terus mengupayakan peningkatan standar kualitas yang optimal melalui berbagai

langkah perbaikan yang terencana dengan matang dan dilaksanakan secara

berkesinambungan. Hanya melalui upaya-upaya ini setiap proses bisnis dan fungsi

organisasi dapat berjalan lebih efektif, efesien dan optimal memenuhi kaidah-kaidah

standar perusahaan kelas dunia.

Setiap tindakan insan PGN dalam mencari solusi dan menghasilkan terobosan-

terobosan baru dalam penyempurnaan proses kerja dan peningkatan efektivitas

organisasi akan sangat dihargai.

Insan PGN diharapkan dapat selalu menunjukkan sikap positif dan terbuka

terhadap perubahan yang akan membawa PGN menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Kemampuan untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

Page 44: 2009-2-00006-AK Bab 3

78 

 

disekeliling kita akan mendukung kemampuan organisasi untuk tumbuh dan

berkembang dengan cepat, tetap unggul dalam persaingan yang semakin ketat.

3. Kreatif dan Inovatif

• Mampu mengantisipasi adanya peluang dan perubahan lingkungan usaha.

• Mampu mengidentifikasi dan mengembangkan peluang penyempurnaan

guna mengoptimalkan proses kerja yang lebih efektif dan efisien.

• Senantiasa berupaya mencari terobosan-terobosan baru yang bernilai

tambah.

4. Adaptif terhadap perubahan

• Mampu melihat manfaat perubahan, baik bagi diri sendiri, unit kerja dan

perusahaan.

• Berkomitmen untuk beradaptasi terhadap perubahan

• Berinisiatif untuk melaksanakan perubahan yang memiliki nilai tambah.

III.9.3. Integrity (Integritas)

Makna Nilai Integritas:

“Jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain. konsisten antara pikiran, perkataan, dan

perbuatan berlandaskan standar etika yang luhur”

Agar selalu dapat dipercaya oleh segenap stakeholder, salah satu nilai yang perlu

dijaga, dipegang teguh dalam bertindak, mengambil keputusan dan menjalankan

perilaku keseharian kita adalah integritas.

Dalam setiap kesempatan, insan PGN harus mampu menunjukkan

komitmennya, keselarasannya antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan

sesuai dengan norma dan standar etika yang berlaku.

Page 45: 2009-2-00006-AK Bab 3

79 

 

Jujur, berpikir positif dan terbuka terhadap masukan/kritik merupakan

perilaku-perilaku keseharian yang perlu ditumbuh kembangkan. Insan PGN yang

berintegritas mampu menunjukkan disiplin diri yang tinggi, taat terhadap ketentuan-

ketentuan yang berlaku, teguh dalam menjalankan prinsip-prinsip organisasi.

Kepentingan perusahaan selalu terjaga.

5. Jujur, Terbuka dan berpikir positif

• Selalu berkata dan bertindak sesuai dengan kondisi yang sebenernya

(sesungguhnya)

• Selalu mengutamakan kepentingan perusahaan dan tidak melakukan hal-

hal yang dapat mengakibatkan benturan kepentingan.

• Selalu terbuka terhadap masukan, pendapat dan kritik.

• Selalu berpikir positif dan konstruktif.

6. Disiplin dan Konsisten

• Selalu mematuhi kebijakan, sistem, prosedur dan ketentuan lainnya yang

berlaku.

• Teguh dalam memegang prinsip sesuai dengan kaidah norma yang berlaku

• Selalu melaksanakan komitmen yang sudah disepakati.

III.9.4. Safety (Keselamatan Kerja)

Makna Nilai Keselamatan Kerja:

“Senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, baik untuk diri sendiri

maupun lingkungan sekitarnya”.

Kehidupan manusia sangat bernilai sehingga patut disyukuri dan diutamakan.

Oleh karenanya setiap insan PGN ikut bertanggung jawab dalam menjaga dan

Page 46: 2009-2-00006-AK Bab 3

80 

 

memelihara lingkungan sekitar, termasuk lingkungan tempat kita bekerja. Apapun yang

dilakukan, harus selalu peka, peduli, memastikan kelangsungan lingkungan kerja yang

aman, nyaman dan sehat.

Zero accident (nihil kecelakaan kerja) merupakan hal terpenting bagi

perusahaan. Kesadaran, kepedulian setiap insan PGN untuk menciptakan lingkungan

kerja yang aman, memastikan bahwa setiap perangkat perusahaan memenuhi kaidah-

kaidah keselamatan kerja menjadi tanggung jawab kita bersama. Kepatuhan kita untuk

menjalankan ketentuan-ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja bukan merupakan

suatu pilihan namun marupakan bagian dari tanggung jawab kita.

Insan PGN juga adalah insan yang peduli terhadap situasi dan kondisi perubahan

lingkungan. Kita perlu menunjukkan dalam tindakan nyata, perilaku-perilaku dalam

menjaga kelestarian alam, perbaikan lingkungan disekitar wilayah operasi dan

memastikan bahwa lingkungan sekitar tempat kita bekerja bersih, rapih, nyaman dan

aman.

7. Mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

• Selalu mematuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja

• Senantiasa memelihara seluruh sumber daya perusahaan dalam rangka

menjaga kelangsungan usaha perusahaan, keselamatan dan kesehatan

kerja.

• Mengambil tindakan preventif untuk memastikan tingkat keselamatan

dan kesehatan kerja

• Senantiasa menciptakan kenyamanan lingkungan kerja

Page 47: 2009-2-00006-AK Bab 3

81 

 

8. Peduli Lingkungan Sosial dan Alam

• Peka dan peduli terhadap situasi dan kondisi perubahan lingkungan

• Selalu berperan aktif dan berkontribusi terhadap perbaikan lingkungan

alam dan lingkungan social di sekitar wilayah operasi

III.9.5. Excellent Service (Pelayanan Prima)

Makna Nilai Pelayanan Prima:

“Mengutamakan Kepuasan Pelanggan internal maupun eksternal dengan memberikan

pelayanan terbaik”

Salah satu keunggulan bersaing dalam persaingan yang semakin ketat adalah

aspek kepuasan pelanggan, yaitu kepuasan terhadap pelayanan yang diterima, yang

dapat memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan dan standar kualitas yang berlaku di

industri, baik domestik maupun internasional.

Setiap insan PGN harus mampu meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan

dari waktu ke waktu. Pelanggan dalam hal ini tidak terbatas pada pelanggan eksternal

tetapi juga pelanggan internal, yaitu: atasan, rekan kerja dan unit kerja lain. Kepuasan

pelanggan internal akan menunjang tercapainya kepuasan pelanggan eksternal.

Setiap insan PGN harus selalu memberikan pelayanan terbaik, yang maksimal

kepada pelanggan. Harus melayani pelanggan secara tulus, ramah dan santun, cepat

tanggap dalam merespon, proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan spesifik pelanggan

dan memberikan pelayanan yang terbaik.

9. Mengutamakan Kepuasan Pelanggan

• Memahami betul kebutuhan dan harapan pelanggan

• Selalu melayani dengan tulus, ramah dan santun

Page 48: 2009-2-00006-AK Bab 3

82 

 

• Selalu memberikan pelayanan terbaik bahkan melampaui harapan

pelanggan

10. Proaktif dan Cepat Tanggap

• Selalu proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan

memelihara hubungan baik dengan pelanggan

• Selalu cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.