2007 Prov_Kepri_LKD
-
Upload
tiwi-kharina -
Category
Documents
-
view
783 -
download
8
Transcript of 2007 Prov_Kepri_LKD
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN ANGGARAN 2007
AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V PERWAKILAN BPK RI DI BATAM
Nomor : 64a/S/XVIII.TJP/07/2008
Tanggal : 21 JULI 2008
DAFTAR ISI
HALAMAN DAFTAR ISI………………………………………………………………… i LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ii LAPORAN KEUANGAN POKOK………………………………………… 1 1. NERACA KOMPARATIF…………………………………………… 1 2. LAPORAN REALISASI APBD……………………………………... 2 3. LAPORAN ARUS KAS…………………………………………….. 3 4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN………………………. 4 GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN………………………………….. 105
i
ii
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau per 31
Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas
Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan
adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Tanggung jawab
BPK RI adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan
yang dilakukan.
BPK RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan standar pemeriksaan yang ditetapkan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan BPK RI merencanakan
dan melaksanakan pemeriksaan agar BPK RI memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi penilaian,
atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Standar Akuntansi
Pemerintahan yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh pemerintah
daerah, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK RI
yakin bahwa pemeriksaan BPK RI memberikan dasar memadai untuk menyampaikan
pendapat.
Kepatuhan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan bantuan yang berlaku bagi
Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau merupakan tanggung jawab pemerintah
daerah tersebut. Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah
laporan keuangan bebas dari salah saji material, BPK RI melaksanakan pengujian
terhadap kepatuhan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau terhadap pasal-pasal
iii
tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan. Namun, tujuan pemeriksaan
BPK RI atas laporan keuangan adalah tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan
kepatuhan terhadap pasal-pasal tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu
pendapat seperti itu.
Dalam melakukan pemeriksaan keuangan ini, BPK RI menemukan ketidakpatuhan kepada
ketentuan peraturan perundangan-undangan, kecurangan serta ketidakpatuhan yang
material. Temuan ini telah BPK RI muat dalam Laporan Keuangan Hasil Pemeriksaan
Kepatuhan tertanggal 21 Juli 2008 kepada Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
Dalam melakukan pemeriksaan keuangan ini, BPK RI mengungkapkan kondisi
pengendalian intern Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau yang telah BPK RI
dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas pengendalian intern tertanggal 21 Juli 2008
Dalam Neraca per 31 Desember 2007 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyajikan
Aset Tetap sebesar Rp1.024.739.144.640,39. Dari nilai sebesar itu, diantaranya sebesar
Rp331.612.729.781,00 merupakan aset-aset tetap yang berlokasi di wilayah Kepulauan
Riau yang diserahkan oleh Pemerintah Provinsi Riau sebagai provinsi induk kepada
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Diantara aset yang diserahterimakan tersebut,
terdapat aset tetap sebesar Rp20.181.944.200,00 yang merupakan milik PDAM Tirta
Janggi. PDAM ini merupakan BUMD yang berarti merupakan kekayaan daerah yang
dipisahkan sehingga pencatatan aset tersebut oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
belum sepenuhnya memenuhi karakteristik aset dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.
Namun demikian, dikeluarkannya aset tetap PDAM Tirta Janggi dari Neraca Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau per 31 Desember 2007 tidak memungkinkan dikarenakan tidak
ada perubahan atas Berita Acara Serah Terima antara Pemerintah Provinsi Riau dan
Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau seperti tersebut di atas.
Selain aset tetap yang diserahterimakan, disebutkan juga dalam berita acara serah terima
tersebut bahwa hutang PDAM Tirta Janggi juga diserahterimakan dari Pemerintah
Provinsi Riau kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau telah menyatakan persetujuannya untuk menanggung utang PDAM Tirta
Janggi sebesar Rp11.637.838.276,95, namun demikian Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau tidak menyajikan hutang ini dalam Neraca per 31 Desember 2007.
iv
Selain aset tetap yang diserahterimakan, disebutkan juga dalam berita acara serah terima
tersebut bahwa hutang PDAM Tirta Janggi juga diserahterimakan dari Pemerintah Daerah
Provinsi Riau kepada Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Pemerintah Daerah
Provinsi Kepulauan Riau telah menyatakan persetujuannya untuk menanggung utang
PDAM Tirta Janggi sebesar Rp11.637.838.276,95. Namun demikian, Pemerintah Daerah
Provinsi Kepulauan Riau tidak menyajikan hutang ini dalam Neraca per 31 Desember
2007.
Menurut pendapat BPK RI, kecuali untuk dampak atas hal-hal yang diungkapkan pada
paragraf sebelumnya, laporan keuangan yang disebut di atas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan
Riau per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan
atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Batam, 19 Mei 2008
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA Perwakilan BPK RI di Batam
Penanggung Jawab Pemeriksaan,
Hery Purwanto, S.E., M.M., Ak. Akuntan, Register Negara No. D-15.023
- -
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAUNERACA DAERAH
PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2006
URAIAN TAHUN 2007 TAHUN 2006ASETASET
Kas di Kas Daerah 168,256,496,217.91 382,221,714,128.13 Kas di Bendahara Pengeluaran 16,300,160,608.74 65,279,755,378.00 Piutang Pajak 3,839,200.00 - Piutang Retribusi 25,234,500.00 - Persediaan 11,421,100.00 76,665,355.00
Jumlah Aset Lancar (3 s/d 17) 184,597,151,626.65 447,578,134,861.13 INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non PermanenInvestasi Non Permanen Lainnya 25,885,000,000.00 22,885,000,000.00 Jumlah Investasi Non Permanen (21 s/d 26) 25,885,000,000.00 22,885,000,000.00
Investasi PermanenPenyertaan Modal Pemerintah Daerah 13,999,000,000.00 10,000,000,000.00
Jumlah Investasi Permanen (29 s/d 30) 13,999,000,000.00 10,000,000,000.00 Jumlah Investasi Jangka Panjang (27 + 31) 39,884,000,000.00 32,885,000,000.00
ASET TETAPTanah 141,214,352,500.00 9,674,529,100.00Peralatan dan Mesin 218,991,250,437.00 122,269,081,564.00Gedung dan Bangunan 170,692,587,173.02 40,469,883,976.01Jalan, Irigasi dan Jaringan 364,788,779,886.37 59,322,303,181.38Aset Tetap Lainnya 20,037,827,244.00 14,503,753,190.00Konstruksi dalam Pengerjaan 109,014,347,400.00 7,566,059,193.00Akumulasi Penyusutan - -
Jumlah Aset Tetap (34 s/d 40) 1,024,739,144,640.39 253,805,610,204.39 DANA CADANGAN
Dana Cadangan - - Jumlah Dana Cadangan (43) - -
ASET LAINNYATuntutan PerbendaharaanTuntutan Perbendaharaan - - Tuntutan Ganti Rugi - -
Jumlah Aset Lainnya (46 s/d 51) - - JUMLAH ASET (18 + 32 + 41 + 44 + 52) 1,249,220,296,267.04 734,268,745,065.52
KEWAJIBANKEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 241,030,877.04 - Utang Jangka Pendek Lainnya 38,425,611.00 -
Jumlah Kewajiban Lancar (56 s/d 64) 279,456,488.04 - KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - Utang Jangka Panjang Lainnya - -
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (67 s/d 72) - - Jumlah Kewajiban (65 + 73) 279,456,488.04 -
EKUITAS DANAEKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 184,315,625,949.61 447,501,469,506.13 Cadangan Piutang 29,073,700.00 Cadangan Persediaan 11,421,100.00 76,665,355.00 Dana yg Harus Disediakan utk Pembayran Utang Jangka Pendek (38,425,611.00)
Jumlah Ekuitas Dana Lancar (77 s/d 81) 184,317,695,138.61 447,578,134,861.13 EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 39,884,000,000.00 32,885,000,000.00 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1,024,739,144,640.39 253,805,610,204.39
Jumlah Ekuitas Dana Investasi (84 s/d 87) 1,064,623,144,640.39 286,690,610,204.39 EKUITAS DANA CADANGAN
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - - Jumlah Ekuitas Dana Cadangan (90) - -
Jumlah Ekuitas Dana (82 + 88 + 90) 1,248,940,839,779.00 734,268,745,065.52
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (74 + 92) 1,249,220,296,267.04 734,268,745,065.52 - -
Tanjungpinang, 7 Juli 2008GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
ISMETH ABDULLAH
Lihat catatan atas laporan keuanganyang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini
1
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAULAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006
URAIANTAHUN 2007
TAHUN 2006ANGGARAN REALISASI %
PENDAPATANPENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah 305,450,788,000.00 301,504,796,476.00 98.71 260,511,591,819.00 Retribusi daerah 485,000,000.00 352,158,000.00 72.61 378,480,957.00 Lain-lain PAD Yang sah 19,595,291,192.00 23,976,725,955.74 122.36 20,940,773,603.30 Jumlah Pendapatan Asli Daerah 325,531,079,192.00 325,833,680,431.74 100.09 281,830,846,379.30
PENDAPATAN TRANSFERTRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGANBagi Hasil Pajak 155,847,988,000.00 159,772,024,918.00 102.52 124,792,905,375.00 Bagi Hasil Sumber Daya Alam 174,789,463,302.00 169,192,001,483.00 96.80 546,679,309,635.00 Dana Alokasi Umum 333,330,000,000.00 333,332,994,000.00 100.00 178,330,990,000.00 Dana Alokasi Khusus - - - -
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan 663,967,451,302.00 662,297,020,401.00 99.75 849,803,205,010.00
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-LAINNYADana Otonomi Khusus - - - - Dana Penyesuaian 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00 100.00 -
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00 100.00 - Total Pendapatan Transfer 693,967,451,302.00 692,297,020,401.00 99.76 849,803,205,010.00
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAHPendapatan Hibah - - - - Pendapatan Dana Darurat - - - - Pendapatan Lainnya - - - -
Jumlah Pendapatan lain-lain yang sah - - - - JUMLAH PENDAPATAN 1,019,498,530,494.00 1,018,130,700,832.74 99.87 1,131,634,051,389.30
BELANJABELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 340,112,606,857.00 279,425,193,721.26 82.16 136,631,618,066.00 Belanja Barang 386,308,828,387.00 337,354,936,068.00 87.33 376,224,007,171.88 Subsidi 14,300,000,000.00 13,423,514,732.00 93.87 9,009,412,530.00 Hibah 500,000,000.00 - - Bantuan Sosial 86,413,550,000.00 , , , 85,733,681,650.00 , , , 99.21 102,258,540,316.00 , , ,Jumlah Belanja Operasi 827,634,985,244.00 715,937,326,171.26 86.50 624,123,578,083.88
BELANJA MODALBelanja Modal Tanah 27,377,557,500.00 23,116,859,400.00 84.44 9,162,259,100.00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 89,137,881,324.00 77,401,859,394.00 86.83 77,239,207,612.00 Belanja Modal Bangunan Gedung 148,104,319,727.00 120,951,724,176.00 81.67 27,545,674,793.01 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 233,219,891,250.00 206,801,513,730.00 88.67 55,367,777,346.38 Belanja Modal Aset tetap lainnya 7,477,582,800.00 6,714,107,055.00 89.79 12,325,111,690.00 Jumlah Belanja Modal 505,317,232,601.00 434,986,063,755.00 86.08 181,640,030,541.39
BELANJA TAK TERDUGABelanja tak terduga 2,000,000,000.00 600,000,000.00 30.00 1,135,800,000.00 Jumlah Belanja Tak Terduga 2,000,000,000.00 600,000,000.00 30.00 1,135,800,000.00
Jumlah Belanja 1,334,952,217,845.00 1,151,523,389,926.26 86.26 806,899,408,625.27
TRANSFERTRANSFER/BAGI HASIL PENDAPATAN KE KAB. / KOTA
Belanja Bagi Hasil Pajak Ke Kabupaten/Kota 126,415,182,155.00 125,794,154,463.00 99.51 105,409,321,875.75 Jumlah Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Kab./Kota 126,415,182,155.00 125,794,154,463.00 99.51 105,409,321,875.75
Jumlah Belanja dan Transfer 1,461,367,400,000.00 1,277,317,544,389.26 87.41 912,308,730,501.02 SURPLUS/(DEFISIT) (441,868,869,506.00) (259,186,843,556.52) 58.66 219,325,320,888.28
PEMBIAYAANPENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SILPA 447,501,469,506.00 447,501,469,506.13 100.00 261,061,148,617.85 Jumlah Penerimaan Pembiayaan 447,501,469,506.00 447,501,469,506.13 100.00 261,061,148,617.85
PENGELUARAN PEMBIAYAANPenyertaan Modal Pemerintah Daerah 5,632,600,000.00 3,999,000,000.00 71.00 32,885,000,000.00
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 5,632,600,000.00 3,999,000,000.00 71.00 32,885,000,000.00 PEMBIAYAAN NETO 441,868,869,506.00 443,502,469,506.13 100.37 228,176,148,617.85
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran - 184,315,625,949.61 447,501,469,506.13
Tanjungpinang, 7 Juli 2008GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
ISMETH ABDULLAH
Lihat catatan atas laporan keuanganyang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini.
2
Gedung 120 951 724 176 00 27 545 674 793 01
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAULAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006
URAIAN TAHUN 2007 TAHUN 2006
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIArus Kas Masuk
Pendapatan Pajak Daerah 301,504,796,476.00 260,511,591,819.00 Pendapatan Retribusi daerah 352,158,000.00 378,480,957.00 Lain-lain PAD Yang sah 23,976,725,955.74 20,940,773,603.30 Dana Bagi Hasil Pajak 159,772,024,918.00 124,792,905,375.00 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 169,192,001,483.00 546,679,309,635.00 Dana Alokasi Umum 333,332,994,000.00 178,330,990,000.00 Dana Penyesuaian 30,000,000,000.00 - Jumlah Arus Kas Masuk 1,018,130,700,832.74 1,131,634,051,389.30
Arus Kas KeluarBelanja Pegawai 279,425,193,721.26 136,631,618,066.00 Belanja Barang 337,354,936,068.00 376,224,007,171.88 Subsidi 13,423,514,732.00 9,009,412,530.00 Bantuan Sosial 85,733,681,650.00 102,258,540,316.00 Belanja Tak Terduga 600,000,000.00 1,135,800,000.00 Belanja Bagi Hasil Pajak Ke Kabupaten/Kota 125,794,154,463.00 105,409,321,875.75 Jumlah Arus Kas Keluar 842,331,480,634.26 730,668,699,959.63
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 175,799,220,198.48 400,965,351,429.67
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIArus Kas Masuk
Pendapatan Penjualan Atas Tanah - - Jumlah Arus Kas Masuk - -
Arus Kas KeluarBelanja Modal Tanah 23,116,859,400.00 9,162,259,100.00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 77,401,859,394.00 77,239,207,612.00 Belanja Modall Bangunan GedungBelanja Modall Bangunan 120 951 724 176 00, , , . 27 545 674 793 01, , , . Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 206,801,513,730.00 55,367,777,346.38 Belanja Modal Aset tetap lainnya 6,714,107,055.00 12,325,111,690.00 Jumlah Arus Kas Keluar 434,986,063,755.00 181,640,030,541.39
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (434,986,063,755.00) (181,640,030,541.39)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAANArus Kas Masuk
Pencairan Dana Cadangan - - Jumlah Arus Kas Masuk - -
Arus Kas KeluarPenyertaan Modal Pemerintah Daerah 3,999,000,000.00 32,885,000,000.00 Jumlah Arus Kas Keluar 3,999,000,000.00 32,885,000,000.00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (3,999,000,000.00) (32,885,000,000.00)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARANArus Kas Masuk
Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 57,516,582,296.15 - Jumlah Arus Kas Masuk 57,516,582,296.15 -
Arus Kas KeluarPengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 57,275,551,419.11 - Jumlah Arus Kas Keluar 57,275,551,419.11 -
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran 241,030,877.04 - Kenaikan (Penurunan) Kas Bersih Selama Periode (262,944,812,679.48) 186,440,320,888.28 Saldo Awal Kas 447,501,469,506.13 261,061,148,617.85 Saldo Akhir Kas 184,556,656,826.65 447,501,469,506.13
Tanjungpinang, 7 Juli 2008GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
ISMETH ABDULLAH
Lihat catatan atas laporan keuanganyang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini.
3
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
1. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH DAERAH
1.1. Pembentukan Pemerintahan Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 25
Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau. Provinsi Kepulauan
Riau berasal dari sebagian wilayah Provinsi Riau yang terdiri atas:
a. Kabupaten Bintan;
b. Kabupaten Karimun;
c. Kabupaten Natuna;
d. Kabupaten Lingga;
e. Kota Batam;
f. Kota Tanjungpinang.
Provinsi Kepulauan Riau secara resmi didirikan pada tanggal 1 Juli 2004 dengan
ibukota provinsi berkedudukan di Tanjungpinang.
1.2. Kondisi Geografis Provinsi Kepulauan Riau terletak antara 04015’ Lintang Utara dan 04045’ Lintang
Selatan serta antara 10301’ sampai dengan 109010’ Bujur Timur. Wilayahnya
berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga dan juga beberapa provinsi.
Berbatasan dengan Negara Vietnam dan Kamboja di sebelah utara, batas selatan
dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi, batas timur dengan Malaysia Timur
dan Kalimantan Barat dan batas barat dengan Singapura, Malaysia dan Riau.
Wilayah Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 2.408 buah pulau, diantaranya sudah
berpenghuni dan sebagian lainnya belum, dengan luas 251.810,71 Km2. Sebagian
besar wilayahnya merupakan perairan seluas 241.215,30 Km2 atau sebesar 95,79%
sedangkan daratannya 10.595,41 Km2 atau sebesar 4,21% dari luas keseluruhan
daratan dan lautan. Kabupaten terluas yaitu Kabupaten Karimun dengan persentase
27,12% dari seluruh luas daratan Provinsi Kepulauan Riau dan Kota Tanjungpinang
2,26% dari seluruh luas daratan Provinsi Kepulauan Riau.
4
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
1.3. Struktur Organisasi
Struktur Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau, adalah sebagai berikut:
a. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
b. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
c. Sekretariat Daerah
1). Biro Hukum
2). Biro Humas
3). Biro Umum
4). Biro Administrasi Pembangunan
5). Biro Pemberdayaan Perempuan
6). Biro Ekonomi
7). Biro Pemerintahan
8). Biro Kesra
9). Biro Perlengkapan
d. BKKD
e. Sekretariat DPRD
f. Dinas Pendapatan Daerah
g. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
h. Badan Pengawas Daerah
i. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
j. Kantor Penghubung Provinsi Kepulauan Riau
k. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
l. Badan Kepegawaian Daerah
m. Badan Pendidikan dan Pelatihan
n. Dinas Pertanian Kehutanan dan Peternakan
o. Dinas Kelautan dan Perikanan
p. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
q. Dinas Koperasi dan UKM
r. Badan Promosi dan Investasi Daerah
5
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
s. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya
t. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
u. Dinas Kesehatan
v. Dinas Pendidikan
w. Dinas Pemuda dan Olahraga
x. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
y. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
z. Dinas Sosial
aa. Dinas Pekerjaan Umum
bb. Dinas Pertambangan dan Energi
cc. Dinas Perhubungan
dd. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
ee. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mempunyai tugas melaksanakan
pemerintahan daerah sesuai ketentuan yang berlaku. Tugas yang utama adalah
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik, seperti pendidikan,
kesehatan, kebersihan, keamanan, ketertiban, sarana dan prasarana umum serta
kesejahteraan masyarakat.
1.5. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan yang disusun Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau
merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Secara spesifik tujuan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah adalah untuk
menyajikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya, dengan:
a) menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas dana pemerintah;
6
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
b) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
c) menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya ekonomi;
d) menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
e) menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya
dan memenuhi kebutuhan kasnya;
f) menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintah;
g) menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai
posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan Pemerintah
Daerah yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan
prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya
sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang
dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta resiko dan ketidakpastian yang
terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai:
a) Indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai anggaran;
dan
b) Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan
termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPRD.
Dalam memenuhi tujuan umum tersebut di atas, laporan keuangan tahun 2007 yang
disusun oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menyediakan informasi
mengenai entitas pelaporan dalam hal: aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan,
belanja, transfer, pembiayaan, dan arus kas.
7
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007
disusun dengan berlandaskan pada :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara 4355 );
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4139);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4139);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negaran Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 4503) ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Entitas Pelaporan Dalam Laporan Keuangan ini, yang dimaksud dengan Entitas Pelaporan adalah
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, dengan identitas sebagai berikut :
• Nama Entitas Pelaporan : Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
• A l a m a t : Jl.Basuki Rahmat No 1 Tanjungpinang
• Gubernur : ISMETH ABDULLAH
• Sekretaris Daerah : EDDY WIJAYA
Sebagai entitas pelaporan, pemerintah Provinsi Kepulauan Riau meliputi seluruh
unsur Entitas Akuntansi yang membentuk dan melaksanakan pemerintahan daerah
di Provinsi Kepulauan Riau terdiri:
1. Sekretariat Daerah merupakan unsur pembantu pimpinan pemerintah provinsi,
yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur.
2. Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, dipimpin oleh
seorang Sekretaris, yang bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan
secara administratif dibina oleh Sekretatis Daerah.
3. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi, dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
9
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
4. Lembaga Teknis Daerah adalah merupakan unsur pelaksana tugas tertentu yang
dipimpin oleh seorang Kepala, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Penatausahaan keuangan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau dilaksanakan oleh Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi
Kepulauan Riau.
Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis Akuntansi yang digunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau adalah:
a) Basis Kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran
Basis Kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui
pada saat Kas diterima di Rekening Kas Daerah dan belanja diakui pada saat
kas dikeluarkan dari Rekening Kas Daerah.
b) Basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana
diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa
memperhatikan saat kas diterima atau dibayar.
Basis Pengakuan Dan Pengukuran Yang Digunakan Dalam
Penyusunan Laporan Keuangan Basis pengakuan dan pengukuran atas transaksi kejadian ekonomi yang digunakan
dalam penyusunan Laporan keuangan ini adalah:
10
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Pengakuan Laporan Keuangan :
Aset diakui:
• Jika potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh atau dilepas oleh
pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal
• Pada saat diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada
saat penguasaannya berpindah.
Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat
ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah
periode akuntansi berjalan.
Kewajiban diakui:
• Jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan
atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat
diukur dengan andal.
• Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul.
Pendapatan menurut basis kas diakui dalam periode tahun anggaran
berjalan pada saat kas diterima. Pada akhir periode akuntansi, pendapatan
diakui berdasarkan jumlah pendapatan yang telah menjadi hak, yang
sampai dengan akhir periode akuntansi yang bersangkutan belum ada
realisasi penerimaan kas.
Belanja menurut basis kas diakui dalam periode tahun anggaran berjalan
pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah dan telah
dipertanggungjawabkan/di-SPj. Pada akhir periode akuntansi, belanja
diakui berdasarkan jumlah belanja yang telah menjadi kewajiban, yang
sampai dengan akhir periode akuntansi yang bersangkutan belum ada
realisasi pengeluaran kas.
11
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Pengukuran Laporan Keuangan:
Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan pemerintah daerah
menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan
yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah yng diterima sebagai penukar dari
kewajiban, atau nilai sekarang dari jumlah kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan uang asing harus dikonversi lebih dahulu
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang
Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintah Kebijakan akuntansi yang diterapkan praktik pengelolaan dan penatausahaan
keuangan daerah adalah sebagai berikut:
Pengakuan :
Aktiva Lancar
a) Kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai
nominal uang.
b) Piutang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah kas
yang akan diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam
periode berjalan.
c) Persediaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai
barang yang belum terjual atau terpakai.
d) Belanja dibayar dimuka diakui dalam periode berjalan berdasarkan
jumlah kas yang dikeluarkan.
12
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
harga perolehan, yaitu jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan
dalam rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.
Aset Tetap
a. Aset tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir
periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang telah
diakui dalam periode berkenaan.
b. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode
berkenaan, yaitu pada saat aktiva tersebut diterima dan hak
kepemilikannya berpindah.
Dana Cadangan
Dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
pembiayaan yang berupa penerimaan transfer dari dana cadangan atau
jumlah pembiayaan yang berupa pengeluaran transfer ke dana cadangan.
Aset lain-lain
a) Piutang angsuran diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan dengan
harga nominal dari kontrak penjualan aktiva.
b) BOT diakui berdasarkan harga perolehan pada saat bangunan atau
aktiva lainnya tersebut selesai dibangun.
c) Bangunan dalam pengerjaan diakui pada akhir periode akuntansi
berdasarkan jumlah akumulasi biaya sampai dengan akhir periode
akuntansi.
Pengukuran :
a. Investasi jangka panjang yang diukur dengan valuta asing harus
dikonversi ke mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs
tengah BI) yang berlaku pada saat kepemilikan.
13
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
b. Aktiva tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar
dari harga pasar atau harga gantinya.
c. Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh tanah sampai dengan siap digunakan. Biaya ini meliputi
harga pembelian, biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan
dengan pengukuran dan biaya penimbunan. Nilai tanah termasuk juga
harga pembelian bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli untuk
melaksanakan pembangunan sesuatu yang baru jika bangunan tua itu
dimaksudkan untuk dibongkar.
d. Jalan dan jembatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk membangun jalan dan jembatan sampai dengan siap digunakan.
Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain (termasuk
didalamnya biaya pembebasan tanah untuk membangun jalan) sampai
dengan jalan dan jembatan tersebut siap untuk digunakan.
e. Instalasi dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk membangun instalasi dan jaringan sampai dengan siap digunakan.
Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain (termasuk
didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan instalasi dan jaringan
tersebut siap untuk digunakan.
f. Bangunan air diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau untuk membangun bangunan irigasi sampai siap
digunakan.
g. Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau untuk membangun bangunan gedung sampai siap
digunakan. Biaya ini meliputi harga beli, biaya pembebasan tanah, biaya
pengurusan IMB, notaris dan pajak.
h. Mesin dan peralatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh mesin dan alat-alat sampai siap digunakan. Biaya ini
meliputi harga pembelian, biaya instalasi dan biaya langsung lainnya
14
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
untuk memperoleh serta mempersiapkan aktiva tersebut sehingga dapat
digunakan.
i. Kendaraan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh kendaraan sampai siap digunakan. Biaya ini meliputi harga
pembelian, biaya balik nama dan biaya langsung lainnya untuk
memperoleh serta mempersiapkan aktiva tersebut sehingga dapat
digunakan.
j. Meubelair dan perlengkapan diukur berdasarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperolehnya sampai siap digunakan. Biaya ini
meliputi harga pembelian, dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh
serta mempersiapkan aktiva tersebut sehingga dapat digunakan.
Penilaian :
a) Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasikan.
b) Persediaan dinilai berdasarkan :
Harga pembelian terakhir jika diperoleh dengan pembelian.
Harga standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri.
Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya jika diperoleh
dengan cara lain seperti donasi.
c) Investasi dalam saham BUMD yang dijual / ditukar dengan aktiva yang
lain, nilai sahamnya ditetapkan dengan menggunakan metode penilaian
harga perolehan rata-rata.
d) Aktiva tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika
penilaian aktiva tetap dengan menggunakan nilai historis tidak
memungkinkan, maka nilai aktiva tetap didasarkan pada harga perolehan
yang diestimasikan.
Kebijakan Neraca 1). Neraca menggambarkan posisi aktiva, utang dan ekuitas dana Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau pada suatu saat tertentu.
15
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
16
2). Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang
termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
3). Aset lancar berupa kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan.
4). Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan
persediaan.
5). Kas dan setara kas adalah uang tunai, cek, dan surat-surat berharga lainnya
yang berupa investasi jangka pendek dalam bentuk simpanan di bank dan
instrument lainnya yang mempunyai sifat dapat segera diubah menjadi kas
dalam jumlah yang telah diketahui tanpa mengalami resiko perubahan nilai
yang signifikan.
6). Piutang adalah tagihan kepada pegawai, atau pihak ketiga atas penyerahan
barang/jasa/uang yang diperkirakan akan dapat ditagih dalam satu periode
pembukuan. Atas piutang ini tidak ada pencadangan atas piutang yang tidak
tertagih.
7). Pembelian barang-barang habis pakai langsung dibukukan sebagai belanja.
8). Uang muka adalah uang yang diberikan terlebih dahulu (dimuka) kepada
pegawai atau rekanan yang akan melaksanakan suatu kegiatan. Saldo yang
muncul akhir tahun buku merupakan sisa uang muka kerja yang belum ada
pertanggungjawabannya.
9). Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
selama lebih dari 12 (dua belas) bulan, yang terdiri dari investasi non permanen
dan investasi permanen.
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
10) Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
11) Pengukuran aset sebagai berikut:
a) Kas dicatat sebesar nilai nominal.
b) Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal.
c) Piutang dicatat sebesar nilai nominal.
d) Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya
tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah
atas investasi tersebut.
e) Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan, namun apabila penilaian aset
tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka
nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
12) Atas nilai aset tetap tidak dilakukan penyusutan.
13) Aset tetap yang tidak digunakan untuk kegiatan operasional dikelompokkan
dalam aset lain-lain.
14) Tanah adalah seluruh tanah yang dikuasai dan atau menjadi hak milik
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
15) Jalan, jembatan dan pelantar adalah infrastruktur yang berupa jalan, jembatan
dan pelantar yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
16) Gedung dan bangunan adalah seluruh gedung dan bangunan yang dikuasai dan
atau menjadi hak milik Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
17) Alat-alat berat dan kendaraan bermotor adalah seluruh alat berat dan kendaraan
bermotor yang digunakan untuk kegiatan operasional Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau.
18) Peralatan kantor dan rumah tangga adalah adalah seluruh peralatan kantor dan
rumah tangga yang digunakan untuk kegiatan operasional Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau.
17
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
19) Aset dalam pelaksanaan adalah aset tetap yang berupa gedung/bangunan yang
masih belum selesai atau masih sedang dikerjakan pembangunannya.
20) Aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
kekayaan intelektual.
21) Penghapusan piutang tak tertagih, persediaan usang, aset tetap yang sudah tidak
dapat digunakan lagi atau sudah tidak ekonomis lagi dilakukan oleh pejabat
yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.
22) Aset lain-lain adalah kelompok aset yang tidak termasuk dalam klasifikasi aset
lancar dan aset tetap.
23) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
24) Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang akan dilunasi dalam satu
periode akuntansi/anggaran.
25) Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau yang tidak akan dilunasi dalam satu periode anggaran.
26) Kewajiban diakui pada saat dana diterima, dan dicatat sebesar nilai nominal.
27) Ekuitas dana adalah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban.
28) Ekuitas dana terdiri dari ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas
dana cadangan.
Kebijakan Laporan Realisasi Anggaran 1). Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari data anggaran dan realisasi pendapatan,
belanja, surplus/defisit dan pembiayaan.
2). Anggaran pendapatan adalah jumlah pendapatan yang menjadi target atau
sasaran yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran.
18
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
3). Realisasi pendapatan adalah jumlah pendapatan yang telah direalisir dalam satu
tahun anggaran.
4). Pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening Kas Daerah.
5). Pendapatan diklasifikasi menurut jenis pendapatan, yang terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Penerimaan yang
Sah.
6). Pembukuan pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
7). Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan
pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan.
8). Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan
pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
9). Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan
pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi dan
pengembalian tersebut.
10). Anggaran belanja adalah jumlah belanja yang merupakan batas atas (plafond)
yang tidak diperkenankan untuk dilewati dalam satu tahun anggaran.
11). Realisasi belanja adalah jumlah belanja yang direalisir dalam satu tahun
anggaran.
12). Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Daerah.
13). Belanja diklasifikasikan menurut bidang kewenangan.
14). Belanja terdiri dari Kelompok Belanja Langsung dan Kelompok Belanja Tidak
Langsung. Belanja Langsung dirinci menurut jenis belanja yang meliputi
Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal.
19
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
15). Belanja Pegawai adalah belanja yang digunakan untuk pengeluaran
honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan
daerah.
16). Belanja Barang dan Jasa adalah belanja yang digunakan untuk pengeluaran
pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas)
bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah.
17). Belanja Modal adalah belanja langsung yang eksistensinya dipengaruhi oleh
adanya kegiatan terprogram yang bersifat investasi (menambah aset fisik).
18). Belanja Tidak Langsung dirinci menurut jenis belanja yang meliputi belanja
pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial,
belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.
Belanja tersebut hanya dapat dianggarkan dan direalisasikan pada SKPKD
19). Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan
tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri
sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Sedangkan
Uang representasi dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan
tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta penghasilan dan
penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dianggarkan dalam belanja pegawai.
20). Belanja bunga adalah belanja yang digunakan untuk menganggarkan
pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principal
outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
21). Belanja subsidi adalah belanja yang digunakan untuk menganggarkan bantuan
biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual
produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak
22). Belanja hibah adalah belanja yang digunakan untuk menganggarkan pemberian
hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau
20
Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat/ perorangan yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukkannya.
23). Bantuan sosial adalah belanja yang digunakan untuk menganggarkan
pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat
yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
24). Belanja bagi hasil adalah belanja yang digunakan untuk menganggarkan dana
bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota
atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan
pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
25). Bantuan keuangan adalah belanja yang digunakan untuk menganggarkan
bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada
kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau
dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah
lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
26). Belanja tidak terduga adalah belanja yang digunakan untuk menganggarkan
belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang
seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan
daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
27). Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu periode
pelaporan.
28). Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode
pelaporan.
29). Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
30). Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah.
21
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
22
31). Penerimaan Daerah dari pembiayaan digunakan untuk menutup defisit
anggaran.
32). Pengeluaran Daerah dari pembiayaan digunakan untuk memanfaatkan surplus
anggaran
Kebijakan Laporan Arus Kas 1). Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran.
2). Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan
kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk
membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
3). Arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan mencerminkan penerimaan
dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya
ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan
pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang.
4). Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran
kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus
anggaran, yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus
kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan
datang.
5). Arus kas dari aktivitas non anggaran mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja
dan pembiayaan pemerintah.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
23
3. EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN
TARGET APBD
3.1. Ekonomi Makro Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu
perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan
dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam menyusun
perencanaan pembangunan yang baik perlu mengunakan data statistik yang memuat
informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada saat tertentu sehingga kebijaksanaan
dan strategi yang telah atau akan diambil dapat dimonitor dan dievaluasi hasil-
hasilnya.
Salah satu indikator makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil
pembangunan di suatu daerah dalam lingkup Provinsi adalah Produk Domestik
Regional Bruto atau PDRB Provinsi menurut lapangan usaha (Industrial Origin).
PDRB merupakan jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun. PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga pada tahun tersebut, sedangkan atas dasar harga
konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan
harga pada tahun dasar (2004). PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk
melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Provinsi Kepulauan Riau sebagai daerah yang baru dibentuk, termasuk salah satu
daerah yang potensi hal ini nampak dari nilai PDRB. Setiap tahunnya jumlah
seluruh nilai tambah yang tercipta akibat dari kegiatan ekonomi di Provinsi
Kepulauan Riau atas dasar harga (ADH) berlaku terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2004 PDRB ADH Berlaku hanya sebesar 36,730 trilyun rupiah, tahun
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
24
2005 nilainya mencapai 40,984 trilyun rupiah dan pada tahun 2006 sebesar 46,216
trilyun rupiah dengan kata lain pada tahun 2006 ada peningkatan sekitar 13,00
persen dari tahun sebelumnya. Sementara PDRB atas dasar harga (ADH) konstan
(digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi) tahun 2006 mencapai
32,441 trilyun rupiah meningkat 6,78 persen dari tahun sebelumnya.
Tabel 3.1 PDRB Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 – 2006 (dalam jutaan rupiah)
No
Lapangan Usaha
Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK
1. Pertanian 2.017.833,91 1.388.218,97 2.182.320,45 1.463.152,82 2.369.108,44 1.542.364,49
2. Pertambangan dan Penggalian
3.554.857,13 2.108.643,03 4.077.021,31 2.082.760,89 4.866.027,18 2.139.157,08
3. Industri Pengolahan
22.476.640,90 19.020.538,41 24.870.699,65 20.429.357,36 27.704.444,52 21.798.888,19
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
118.632,37 65.915,49 127.623,40 70.276,39 251.517,42 172.608,58
5. Bangunan 1.337.974,07 750.251,72 1.546.656,55 792.340,84 1.917.794,32 880.576,59
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
3.105.030,10 2.334.998,06 3.419.229,30 2.491.227,07 3.657.525,75 2.577.096,40
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.378.917,18 1.040.554,23 1.574.715,52 1.129.091,06 1.854.662,45 1.266.013,69
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
1.951.275,11 1.249.487,39 2.260.219,57 1.335.625,83 2.518.939,92 1.444.027,78
9. J a s a-Jasa 789.426,70 550.455,80 926.182,30 587.667,95 1.076.056,08 622.282,29 Total 36.730.587,47 28.509.063,10 40.984.738,06 30.381.500,21 46.216.076,08 32.441.003,07
Sumber : PDRB Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2002 - 2006
Dari total PDRB Provinsi Kepulauan Riau yang diperkira kan mencapai 46 trilyun
rupiah, nilai tambah sektor listrik, gas dan air bersih masih memberikan kontribusi
paling besar yaitu 145,61 persen dan kontribusinya cenderung meningkat dari tahun
ke tahun. Diikuti oleh nilai tambah dari sektor pertambangan dan penggalian sekitar
17,71 persen, sektor lain yang juga memberikan kontribusi adalah sektor bangunan
11,41 persen, sektor pertanian sebesar 5,41 persen, dan persen. Sedangkan sektor
yang memberikan kontribusi paling kecil adalah sektor sektor perdagangan, hotel
dan restoran sekitar 3,45.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
25
Tabel 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2002 – 2006
No Lapangan Usaha 2002 2003 2004 2005 2006
1. Pertanian 5,67 5,79 5,70 5,40 5,41
2. Pertambangan dan Penggalian (dengan Migas) Pertambangan dan Penggalian (tanpa Migas)
-28,34 5,16
-9,63 4,36
-4,45 4,08
-1,23 3,84
2,71 15,05
3. Industri Pengolahan 7,64 5,52 7,57 7,41 6,69
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6,74 7,12 6,46 6,62 145,61 5. Bangunan 6,73 7,14 6,27 5,61 11,41
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,20 8,70 6,52 6,69 3,45
7. Pengangkutan dan Komunikasi 11,55 10,35 11,72 8,51 12,13 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,98 12,22 7,39 6,89 8,12
9. J a s a-Jasa 7,83 5,95 6,17 6,76 5,89
PDRB dengan Migas 2,57 4,82 6,47 6,57 6,78
PDRB tanpa Migas 7,44 6,33 7,42 7,16 7,16
Sumber : PDRB Provinsi Kepulauan Riau 2002 – 2006
a. Pertumbuhan ekonomi Berdasarkan data statistik, pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Provinsi
Kepulauan Riau sebesar 6,78 persen. Angka ini mengalami kenaikan dari tahun
2005 yang mencapai 6,57 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2002 – 2006
No Lapangan Usaha 2002 2003 2004 2005 2006
1. 2.
Pertambangan dan Penggalian (dengan Migas) Pertambangan dan Penggalian (tanpa Migas)
-28,34 5,16
-9,63 4,36
-4,45 4,08
-1,23 3,84
2,71 15,05
PDRB dengan Migas 2,57 4,82 6,47 6,57 6,78
PDRB tanpa Migas 7,44 6,33 7,42 7,16 7,16
Sumber : PDRB Provinsi Kepulauan Riau 2002 - 2006
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
26
Laju pertumbuhan ekonomi menurut PDRB atas dasar harga konstan (yang
digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi) tahun 2005 mencapai
30,381 trilyun rupiah, lebih tinggi dari nilai tahun 2004 yang sebesar 28,509
trilyun rupiah sehingga pertumbuhan ekonomi tahun 2005 mencapai angka 6,57
%, setelah pada tahun sebelumnya mencapai angka pertumbuhan 6,47 %. Pada
tahun 2006 PDRB atas dasar harga konstan meningkat menjadi 32,441 trilyun
rupiah sehingga pertumbuhan ekonominya 6,78 % jadi laju pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2006 meningkat sebesar 0,21
% angka atau sebesar 2,059 trilyun rupiah.
b. PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita Nilai PDRB perkapita merupakan ukuran rata-rata nilai tambah bruto yang
diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat adanya aktifitas ekonomi,
sedangkan pendapatan perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan
yang diterima oleh masing-masing penduduk sebagai keikutsertaannya dalam
proses produksi. Angka tersebut diperoleh dengan cara membagi PDRB atau
pendapatan domestik regional bruto dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun. Kedua indikator tersebut digunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah. Perkembangan PDRB perkapita
Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu tahun 2002-2006
memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat. Jika pada tahun 2002
hanya sekitar 23,86 juta rupiah perorang, maka pada tahun 2006 angkanya
sudah mencapai 31,36 juta rupiah.
Hal yang sama juga terjadi untuk pendapatan perkapita, Jika pada tahun 2002
angkanya berada pada posisi 19,79 juta rupiah, maka pada tahun 2006 angka
tersebut diperkirakan mencapai menjadi 26,01 juta rupiah. Namun, perlu
diingat bahwa pendapatan perkapita Provinsi Kepulauan Riau, seperti juga
halnya dengan daerah lain di seluruh Indonesia, belum mencerminkan tingkat
kesejahteraan sesungguhnya, hal ini disebabkan pendapatan perkapita
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
27
diperoleh berdasarkan PDRB dikurangi dengan penyusutan pajak tak langsung
dan pendapatan netto dari luar daerah. Namun, karena keterbatasan data maka
pendapatan netto dari luar daerah belum dapat dihitung, sementara diduga
pendapatan yang keluar Provinsi Kepulauan Riau sangat besar dibanding
dengan yang masuk sehingga pendapatan perkapita yang sesungguhnya masih
lebih rendah. Tabel 2.4
PDRB Per Kapita dan Pendapatan Per Kapita Tanpa Migas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2002-2005
(Juta Rp)
Uraian Kepulauan Riau Harga Berlaku Harga Konstan
I. PDRB Per Kapita * * 2002 23,86 9,79 20,59 8,17 2003 25,61 10,72 20,87 8,46 2004 27,16 11,99 21,55 8,72 2005 29,35 12,67 22,42 8,54 2006 31,36 13,54 22,89 8,99
II. Pendapatan Per Kapita 2002 19,79 8,19 17,08 6,84
2003 21,25 8,97 17,31 7,08 2004 22,53 10,02 17,88 7,30 2005 24,35 10,51 18,60 7,08 2006 26,01 11,24 18,99 7,46
Ket.: * Tanpa Kota Batam
3.2. Kebijakan Keuangan Daerah Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan
pengaturan sumber daya nasional telah memberikan kesempatan bagi peningkatan
demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Provinsi Kepulauan Riau secara berkeadilan dan bermanfaat menuju masyarakat
madani dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas.
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, merupakan subsistem
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
28
keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Pemberian sumber keuangan negara kepada Pemerintah Daerah,
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah merupakan sistem yang menyeluruh mengenai pendanaan
dalam pelaksanaan desentralisasi, dekonsetrasi dan tugas pembantuan. Pendanaan
tersebut menganut prisip money follows functions, yang mengandung makna bahwa
pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung
jawab masing-masing tingkat pemerintahan.
Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mencakup
pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah secara
proposional, demokratis, adil dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi
dan kebutuhan daerah.
Pemerintah pada hakekatnya mengemban tiga fungsi utama, yaitu fungsi distribusi,
fungsi stabilisasi dan fungsi alokasi. Fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, sedangkan fungsi alokasi oleh Pemerintah
Daerah, yang lebih mengetahui kebutuhan, kondisi dan situasi masyarakat setempat.
Agar pendanaan penyelenggaraan pemerintah dapat terlaksana secara efisien dan
efektif serta untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan
pada suatu bidang pemerintahan, maka diatur pendanaan penyelenggaraan
pemerintah yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD, sedangkan
penyelenggaraan kewenangan pemerintah yang menjadi tanggung jawab Pemerintah
Pusat dibiayai dari APBN. Selain itu, agar keuangan Pemerintah Daerah dapat
dikelola dengan baik maka perlu dilakukan perencanaan keuangan dengan selalu
menggali potensi pendapatan daerah juga melakukan efisiensi belanja serta
mengembangkan sumber pembiayaan.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
29
1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah.
Pendapatan Daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas penerimaan
daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan
dan Lain-lain Pendapatan yang sah. Pengelolaan Pendapatan daerah Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau diarahkan pada:
1.1) Peningkatan Pendapatan Asli Daerah ( PAD )
Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) merupakan pendapatan daerah yang
bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah, yang semua itu merupakan keleluasaan
daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah
sebagai perwujudan asas desentralisasi.
Dalam rangka meningkatkan sumber-sumber pendanaan pembangunan
daerah, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus berupaya
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui penggalian sumber-sumber
penerimaan melalui intensifikasi dan ektensifikasi obyek pendapatan yang
ada dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.
Optimalisasi pendapatan asli daerah melalui intensifikasi pajak daerah
dapat dilakukan antara lain:
a. Pajak Kendaraan Bermotor, masih dapat dioptimalkan dengan cara
meng up date jumlah kendaraan bermotor yang ada di provinsi
kepuluan Riau.
b. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, peningkatan jumlah
penerimaan pajak BBNKB dilakukan dengan cara memberikan
himbauan kepada masyarakat agar membayar pajak BBNKB tepat
pada waktunya agar tidak dikenakan denda keterlambatan atas
pembayaran pajak.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
30
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraaan Bermotor, akan meningkat seiring
dengan kecenderungan meningkatnya masyarakat pengguna kendaraan
bermotor di Provinsi Kepulauan Riau.
d. Pajak Air Permukaan, merupakan potensi pajak yang masih dapat
dioptimalkan mengingat di wilayah Provinsi Kepulauan Riau
banyaknya daerah industri yang menggunakan air permukaan dalam
melaksanakan proses produksinya.
Selain dari Pajak Daerah, untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
kreativitas untuk memperluas cakupan pungutan pada jenis-jenis retribusi
lainnya perlu dilakukan disamping intensifikasi pemungutan terhadap
retribusi yang ada. Optimalisasi pendapatan asli daerah melalui
intensifikasi retribusi, yang dapat digali oleh Pemerintah Daerah Provinsi
Kepulauan Riau, antara lain: Retribusi jasa usaha, terdiri dari retribusi
pemakaian kekayaan yaitu retribusi tera ulang dan Labotarium Pengujian
Mutu Hasil Perikanan (LPMHP) dan retribusi ijin usaha perikanan. Dalam
mengoptimalkan retribusi tersebut perlu dibangun sarana dan prasarana
pendukung dan peningkatan kualitas SDM yang melaksanakan retribusi.
Penerimaan PAD yang berasal dari lain – lain pendapatan asli daerah juga
turut memberikan kontribusi dalam penerimaan peningkatan pendapatan
daerah. Lain - lain pendapatan asli daerah tersebut berupa : jasa giro,
sumbangan pihak ketiga, pengembalian pungutan pajak jasa giro dan
penerimaan lain-lain.
1.2) Peningkatan Dana Perimbangan
Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari
APBN yang terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana
Alokasi Khusus. Dana Perimbangan selain untuk membantu Pemerintah
Daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
31
mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara Pusat
dan Daerah serta untuk mengurangi kesenjangan antar pemerintah daerah.
Sampai saat ini peranan Dana Perimbangan terhadap struktur pendapatan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau relatif jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan sumber-sumber pendapatan lainnya. Dengan kata
lain, sumber-sumber pembiayaan tugas-tugas rutin dan pembangunan yang
berlangsung di Provinsi Kepulauan Riau berasal dan tergantung dari dana
Pemerintah Pusat. Langkah antisipasi apabila suatu saat nanti dana
perimbangan semakin kecil bahkan tidak ada lagi maka Pemerintah
Daerah tentunya harus tetap berupaya untuk menciptakan kemandirian
melalui peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan daerah dan
manajemen pemerintahan.
1.3) Peningkatan Pendapatan Lain-Lain Yang Sah
Sumber-sumber Pendapatan Lain-lain yang memiliki potensi untuk
ditingkatkan, antara lain adalah dana penyesuaian dan otonomi khusus
yang diterima dari pemerintah pusat.
2. Arah Pengelolaan Belanja Daerah.
Pada era sekarang ini, pengelolaan belanja daerah dan setiap aktivitas
pemerintah perlu disajikan secara transparan dan akuntabel. Perspektif
perubahan yang diinginkan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya dan belanja daerah pada
khususnya dalam lima tahun kedepannya adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan atas dasar tiga pilar utama, yaitu
transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif. Hal ini terlihat dengan
pengalokasian anggaran yang berbasis kinerja dan mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku.
b. Kejelasan tentang misi pengelolaan belanja daerah.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
32
c. Penyesuaian kerangka hukum dan administrasi pengelolaan keuangan daerah
dengan perubahan peraturan perundangan yang berlaku sehingga tercipta
sinkronisasi pengelolaan keuangan daerah dengan pembangunan daerah.
d. Tersedianya ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggaran
kinerja dan anggaran multi tahunan.
e. Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang daerah yang lebih profesional.
f. Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan dan akuntan publik
dalam pengawasan, pemberian opini dan rating kinerja anggaran, dan
transparansi informasi anggaran kepada publik.
g. Pembinaan dan pengawasan, berperannya asosiasi dan anggota masyarakat
guna pengembangan profesionalisme aparat pemerintah daerah.
h. Pengembangan penyelenggaraan sistem informasi keuangan daerah melalui
teknologi informasi untuk menunjang jalannya pemerintah yang terpadu dan
menyederhanakan akses antar unit kerja.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
merupakan manifestasi pengelolaan belanja daerah adalah merupakan rencana
keuangan tahunan daerah dalam pelaksanaan kegiatan Pemerintah Daerah,
terutama kegiatan yang berkaitan pelaksanaan tugas desentralisasi.
Dalam pengelolaan belanja daerah haruslah ditekankan pada semangat (1)
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga kuantitas dan
kualitas pelayanan dan kesejahteraan itu terus semakin baik; (2)
mengembangkan kehidupan demokratis, berkeadilan dan pemerataan; (3)
memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah pusat dalam rangka
menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Arah Pengelolaan Pembiayaan Daerah.
Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah di era reformasi ini, diharapkan
dapat menjadi spirit bagi Pemerintah Daerah untuk aktif dan membenahi diri
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
33
dengan melaksanakan pembangunan baik pembangunan fisik maupun sumber
daya manusia.
Dalam melaksanakan pembangunan tersebut tentunya dibutuhkan dana
pembangunan yang tidak sedikit, sedangkan disisi lain Pemerintah Daerah hanya
memiliki dana yang terbatas. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain sumber
pembiayaan pembangunan daerah agar program pembangunan yang telah
direncanakan dapat terlaksana, baik melalui pinjaman daerah maupun obligasi
daerah.
Agar pinjaman tersebut tidak membawa dampak negatif terhadap kesetabilan
ekonomi makro dalam jangka pendek dan jangka menengah di Provinsi
Kepulauan Riau, maka perlu dikendalikan serta dalam pelaksanaannya harus
hati-hati, misalnya: (1) syarat pinjaman hendaknya dengan bunga lunak dan ada
masa tenggang; (2) tujuan pinjaman hendaknya benar-benar digunakan untuk
kegiatan yang benar-benar prioritas tinggi dan mendesak; (3) tata cara
peminjaman tidak berbelit-belit sehingga tidak mengakibatkan biaya tinggi dan
tidak merugikan; (4) tidak mempunyai persyaratan politik; dan (5) memerlukan
pengawasan yang efektif dan efisien.
3.3. Indikator pencapaian target kinerja APBD
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian target kinerja APBD, pada laporan
keuangan ini digunakan sistem pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan
salah satu alat manajemen yang digunakan untuk mengetahui dan menilai tingkat
keberhasilan atau kegagalan atas pelaksanaan program atau kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam mencapai sasaran dan tujuan, untuk mewujudkan misi dan visi
organisasi sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis.
Pada tatanan sistem pengukuran kinerja, ukuran keberhasilan pencapaian sasaran
lebih tinggi dari pada pencapaian program dan kegiatan, karena program merupakan
serangkaian kegiatan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
34
Oleh karena itu, pengukuran kinerja yang digunakan untuk mengukur pencapaian
target kinerja APBD digunakan pengukuran kinerja pencapaian sasaran, yaitu
dengan cara membandingkan antara realisasi capaian dengan target atau rencana
yang telah ditetapkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut akan disajikan analisis dan evaluasi kinerja
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007, secara sistematis dan berurutan
mulai dari pencapaian sasaran 1 sampai dengan 25 sebagimana uraian berikut:
Sasaran 1 : Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sasaran utama pencapaian prioritas pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau
adalah peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang dilaksanakan oleh
Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. Terdapat lima program kerja yang
dilaksanakan dalam mencapai sasaran yaitu :
1. Program Pendidikan Anak usia Dini dengan persentase nilai capaian sasaran
sebesar 100 %, dan terdiri dari 3 kegiatan;
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan
persentase nilai capaian sasaran sebesar 100% dan terdiri dari 14 kegiatan;
3. Program Pendidikan Menengah, dengan persentase nilai capaian sasaran
sebesar 93,85 % dan terdiri dari 101 kegiatan;
4. Prorgam Pendidikan Non Formal, dengan persentase nilai capaian sasaran
sebesar 66,67 % yang terdiri dari 3 kegiatan; dan
5. Program Pendidikan Luar Biasa, dengan persentase nilai capaian sasaran
sebesar 85,71 % yang mencakup 7 kegiatan pendukung program.
Untuk selanjutnya hal tersebut di atas dapat dilihat pada tabel dibawah ini berikut:
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
35
Tabel 3.5
Pengukuran Pencapaian Sasaran 1
1 2 4 5 6
1
1 Prog Pendidikan Anak Usia Dini 100.00 100.00 100.00
2 Prog wajib Belajar Pendidikan Dasar 9Th 100.00 100.00 100.00
3 Prog Pendidikan Menengah 100.00 93.85 93.85
4 Prog Pendidikan Non Formal 100.00 66.67 66.67
5 Prog Pendidikan Luar Biasa 100.00 85.71 85.71
Pencapaian Kinerja 89.25
Dinas Pendidikan
No Sasaran
3Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Program Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari kelima program yang
dilaksanakan terdapat beberapa kegiatan yang tidak mencapai target yang telah
direncanakan seperti pada program pendidikan non formal yaitu pada kegiatan
pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) MAN Lingga pada program pendidikan
menengah persentase realisasi capaian sasaran hanya sebesar 85 %, dan pada
program pendidikan luar biasa untuk kegiatan pembangunan gedung
Pustakawan Quran Centre Provinsi Kepulauan Riau realisasi capaian sasaran
pada program pendidikan non formal hanya mencapai 80 %, namun begitu
capaian kinerja pada sasaran peningkatan sarana dan prasarana pendidikan pada
umumnya dapat tercapai dengan baik.
Sasaran 2 : Peningkatan Kualitas Pendidikan
Untuk mencapai sasaran tersebut, terdapat 11 program yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2007 ini, adapun program
tersebut sebagai berikut :
1. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, dengan 20
kegiatan;
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
36
2. Program peningkatan perencanaan dan pembangunan daerah, terdiri dari 3
kegiatan;
3. Program peningkatan mutu pendidikan, terdiri dari 15 kegiatan;
4. Program pendidikan tinggi, terdiri dari 17 kegiatan;
5. Program pelayanan masyarakat, terdiri dari 7 kegiatan;
6. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, terdiri
dari 4;
7. Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda, terdiri dari 9
kegiatan;
8. Program peningkatan peran serta kepemudaaan, terdiri dari 3 kegiatan;
9. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan
hidup pemuda, terdiri dari 19 kegiatan;
10. Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, terdiri dari 1 kegiatan;
11. Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga, terdiri dari 6 kegiatan.
Dari kesebelas program di atas dilaksanakan oleh tiga SKPD sesuai dengan
tupoksi masing – masing SKPD, untuk peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, sedangkan untuk
menumbuhkan minat masyarakat dalam menigkatkan pengetahuan umum/non
formal dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah terakhir dalam
hal pembinaan kegiatan kepemudaan dan meningkatkan prestasi olah raga
dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olah Raga.
Selanjutnya untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
capaian sasaran yang kedua ini dapat dilihat dari sajian tabel berikut :
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
37
Tabel 3.6 Pengukuran Pencapaian Sasaran 2
1 2 4 5 6
2
1 Prog Peningk. Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan 100.00 85.05 85.05
2 Prog Peningk. Perencanaan Pembangunan Daerah 100.00 100.00 100.00
3 Prog Peningk. Mutu Pendidikan 100.00 93.33 93.33
4 Prog Pendidikan Tinggi 100.00 88.24 88.24
5 Pelayanan Masyarakat 100.00 100.00 100.00
6 Prog Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan 100.00 100.00 100.00
Perpustakaan
7 Prog Pengembangan & Keserasian Kebijakan Pemuda 100.00 100.00 100.00
8 Prog Peningk. Peran Serta Kepemudaan 100.00 100.00 100.00
9 Prog Peningk. Upaya Penumbuhan Kewirusahaan 100.00 100.00 100.00
dan Kecakapan Hidup Pemuda
10 Prog Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 100.00 94.74 94.74
11 Prog Peningk. Sarana dan Prasarana Olahraga 100.00 100.00 100.00
96.49
Program Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) No Sasaran
3Peningk. Kualitas Pendidikan
Pencapaian Kinerja
Dinas Pendidikan
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Dinas Pemuda dan Olah Raga
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pencapai kinerja untuk
sasaran peningkatan kualitas pendidikan dapat dilaksanakan dengan cukup baik
terlihat dari pencapaian sasaran terendah pada program penigkatan mutu
pendidik dan tenaga pendidik sebesar Rp 85,05 % yang dilaksanakan oleh Dinas
Pendidikan namun sebaliknya untuk program pengembangan budaya baca dan
pembinaan perpustakaan serta penigkatan peran serta kepemudaan capaian
kinerjanya 100%.
Sasaran 3 : Peningkatan Kesejahteraan Guru
Peningkatan kesejahteraaan guru menjadi salah satu sasaran yang penting untuk
diwujudkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan pemberian insentif
kepada guru diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pendidikan pada wilayah
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
38
Provinsi Kepulauan Riau dan khususnya pada daerah – daerah yang masih
sangat terpencil.
Sasaran 4 : Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Pemerintah Daerah
Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2007 telah berupaya mencanangkan
program – program kegiatan yang langsung dapat menyentuh masyarakat dan
perbaikan kualitas kesehatan lingkungan di sekitar masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah daerah telah melaksanakan 6
program kerja guna mendukung tercapainya sasaran yang dimaksud dan akan
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan. Pencapaian kinerja untuk sasaran keempat ini sangat baik terlihat
dengan tercapainya kinerja tiap program yang dicanangkan mencapai 100%,
unuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
Tabel 3.7 Pengukuran Pencapaian Sasaran 4
1 2 4 5 64.
1 Prog Perbaikan Gizi Masyarakat 100.00 100.00 100.00 2 Prog Peningkatan Yankes Anak Balita 100.00 100.00 100.00 3 Prog P2PM 100.00 100.00 100.00
4 100.00 0.00 -
5 100.00 100.00 100.00
6 100.00 100.00 100.00
83.33
No Sasaran Program Capaian (%)
Target (%)
Realisasi (%)
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Jumlah
3
Badan Pengendalaian Dampak Lingkungan
Prog Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingk.Hidup
Prog Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Dinas Kesehatan
Prog Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat lebih
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
39
berfokus terhadap kesehatan masyarakat secara kesehatan individu melalui 3
program yaitu : 1). Program perbaikan gizi masyarakat dengan 2 kegiatan; 2).
Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita terdiri dari 1 kegiatan; 3).
Program pencegahan dan penaggulangan Penyakit Menular terdiri dari 12
kegiatan dengan realisasi capaian kinerja program masing-masing 100%.
Sedangkan untuk peningkatan kualitas kesehatan lingkungan masyarakat
dilaksanakan oleh Badan Pengendalian dan Dampak Lingkungan melalui 3
program yaitu : 1). Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
terdiri dari 1 kegiatan; 2). Program Pengendalian Perencanaan dan Perusakan
lingkungan hidup terdiri dari 12 kegiatan; dan 3). Program Peningkatan kualitas
dan akses informasi SDA dan lingkungan hidup terdiri dari 4 kegiatan dengan
rata –rata realisasi capaian indikator kinerja 100%, namun untuk program
pengelolaan sampah tidak terealisir dikarenakan belum terealisasikan anggaran
untuk program dimaksud.
Sasaran 5 : Tersedianya Sarana dan Prasarana Kesehatan Secara Bertahap
Agar tercapainya sasaran penigkatan kesehatan masyarakat perlu didukung oleh
ketersediaanya sarana dan prasarana penunjang kesehatan yang optimal. Dengan
demikian secara bertahap Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas
kesehatan telah memprogramkan pengadaan/penigkatan sarana dan prasarana
RSUD, RS jiwa, RS Paru-paru, RS Mata dengan 9 kegiatan pendukung program
tersebut serta program pengembangan sarana dan prasarana itu yang terdiri dari
8 kegiatan, dengan pencapaian kinerja sebagaimana dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
40
Tabel 3.8 Pengukuran Pencapaian Sasaran 5
1 2 4 5 65.
1 100.00 100.00 100.00
2 Prog pengembangan sarana dan prasarana 100.00 100.00 100.00 100.00
3Tersedianya Sarana dan prasarana kesehatan secara bertahap
Dinas Kesehatan
Capaian (%)
Pencapaian Kinerja
Prog Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
No Sasaran Program Target (%)
Realisasi (%)
Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja Pemerintah
Daerah Provinsi Kepulauan dalam mengoptimalkanya ketersediaan sarana dan
prasarana kesehatan masyarakat dilakukan sangat baik dengan capaian kinerja
sasaran mencapai 100%.
Sasaran 6 : Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Masyarakat
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat oleh pemerintah daerah
akan dilaksanakan secara simultan dengan peningkatan mutu tenaga kesehatan
masyarakat karena peningkatan kualitas kesehatan masyarakat akan meningkat
apabila ditunjang secara optimal dengan sarana/prasarana yang memadai dan
tenaga kesehatan yang mumpuni sehingga pada akhirnya akan terwujudnya
pelayanan kesehatan yang prima.
Dinas kesehatan sebagai unit pelaksana bidang kesehatan dalam mewujudkan
sasaran ini telah melaksanakan program peningkatan mutu SDM kesehatan dan
pelayanan kesehatan dengan 5 kegiatan pendukung.
Adapun untuk capaian kinerja sasaran ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini
berikut :
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
41
Tabel 3.9 Pengukuran Pencapaian Sasaran 6
1 2 4 5 66.
1 Peningk. SDM Kesehatan dan Yankes 100.00 72.00 72.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 72.00
3Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan
No Sasaran Program Target (%)
Realisasi (%) Capaian (%)
Berdasarkan tabel tersebut capaian sasaran atas program yang telah dilaksanakan
mencapai 72 %, dikarenakan masih terbatasnya jumlah tenaga kesehatan yang
tersedia, dengan begitu diharapkan pada tahun berikutnya pemerintah daerah
akan berupaya menambah jumlah tenaga kesehatan dengan cara rekrutmen
maupun pemberian insentif yang memadai sebagai ransangan bagi tenaga
kesehatan agar bekerja di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Sasaran 7 : Peningkatan Akses Informasi Kesehatan
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta kebijakan dan
manajemen pembangunan kesehatan merupakan 2 program yang ditetapkan
dalam mewujudkan sasaran peningkatan akses informasi kesehatan masyarakat.
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola
hidup sehat sehingga masyarakat secara tidak langsung dapat mencegah penyakit
yang mungkin akan timbul dari lingkungan.
Disamping itu promosi kesehatan dapat memberikan informasi terkini tentang
berbagai penyakit yang mungkin muncul ditengah masyarakat sehingga
diharapkan masyarakat dapat mendeteksi awal penyakit yang mungkin timbul.
Adapun pencapain kinerja atas sasaran ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
42
Tabel 3.10 Pengukuran Pencapaian Sasaran 7
1 2 4 5 67.
1 Prog Promkes & Pemberdayaan Masy. 100.00 100.00 100.00 2 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)
3
Dinas Kesehatan Peningkatan akses informasi kesehatan Kebijakan Dan Manajemen Pembangunan
Kesehatan
No Sasaran Program
Berkaitan dengan tabel di atas, maka sasaran pemerintah daerah dalam
meningkatkan akses informasi kesehatan telah berhasil dilaksanakan dengan
capaian kinerja sasaran sebesar 100%.
Sasaran 8 : meningkatkan Kesadaran Masyarakat Akan Arti Pentingnya
Kesehatan Dan Kebersihan Lingkungan
Sebagaimana yang tersebut pada sasaran di atas sebelumnya bahwa peningkatan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan akan sangat membantu
pemerintah daerah dalam mewujudkan kualitas kesehatan yang optimal.
Untuk mencapai sasaran tersebut, program penting yang ingin diwujudkan oleh
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2006 ini adalah pengembangan
lingkungan sehat yang terdiri dari 2 kegiatan pendukung. Untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai tingkat capaian hasil kinerja sasaran misi kedelapan ini,
berikut disajikan tabel hasil pencapaian kinerja sasaran misi kedelapan :
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
43
Tabel 3.11 Pengukuran Pencapaian Sasaran 8
1 2 4 5 68.
1 Prog Pengembangan Lingkungan Sehat 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Capaian (%)
3Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya k h t d
Dinas Kesehatan
No Sasaran Program Target (%)
Realisasi (%)
Pencapaian kinerja sasaran kedelapan secara keseluruhan tercapai dengan baik
dengan nilai capaian 100 %, hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat pada
umumnya sadar akan pentingnya hidup di lingkungan yang sehat sehingga
terwujudnya kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya penyakit yang dapat
ditimbulkan dari lingkungan.
Sasaran 9 : Terciptanya Pelayanan Kesehatan Yang Terjangkau Oleh
Segenap Lapisan Masyarakat
Untuk mewujudkan sasaran pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh segenap
masyarakat pemerintah daerah telah melaksanakan dua program unggulan untuk
mendukung pencapaian sasaran secara optimal, dapat kita lihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.12 Pengukuran Pencapaian Sasaran 9
1 2 4 5 69.
1 Prog Obat & Perbekalan Kesehatan 100.00 100.00 100.00 2 Peningkatan Kesehatan Ibu 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Target (%) Realisasi (%)
Capaian (%)
3Terciptanya pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat
Dinas Kesehatan
No Sasaran Program
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
44
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata – rata pencapaian kinerja sasaran ini
mencapai 100%, hal tersebut dikarenakan capaian kinerja pada program obat dan
perbekalan kesehatan dan program peningkatan kesehatan ibu masing – masing
sebesar 100%.
Sasaran 10 : Meningkatnya Infrastruktur Dibidang Perhubungan Darat,
Laut Dan Udara Guna Mendukung Perekonomian Masyarakat
Dalam upaya meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat di Provinsi
Kepulauan Riau perlu didukung oleh infrastruktur penunjang yang memadai
karena dengan infrastruktur yang baik maka pemerataan pembangunan di
wilayah Kepulauan Riau dapat tercapai.
Dengan memperhatikan wilayah geografis Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri
dari ribuan pulau maka aksesbilitas kedaerah – daerah terpencil sangat
menentukan keberhasilan kegiatan ekonomi di daerah tersebut, karena semakin
mudah daerah tersebut dijangkau maka akan semakin mudah arus barang dan
perdagangan masuk ke wilayah tersebut.
Untuk mengetahui capaian kinerja pada sasaran ini dapat dilihat pada tabel di
bawah berikut :
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
45
Tabel 3.13 Pengukuran Pencapaian Sasaran 10
1 2 4 5 610.
1 Prog Pemb. Jalan dan Jembatan 100.00 89.30 89.30
2 100.00 97.22 97.22
3 100.00 100.00 100.00
4 100.00 50.00 50.00
5 Prog Penyediaan& Pengelolaan Air Baku 100.00 0.00 -
6 Prog Pengendalian Banjir 100.00 62.50 62.50
7 Prog Pemb. Infrastruktur Perdesaan 100.00 84.13 84.13
8 Pengembangan Pengelolaan Sampah 100.00 100.00 100.00
9 Pemb. Infrastruktur Ibukota Provinsi 100.00 70.00 70.00 10 Prog Pengembangan Data/Informasi 100.00 100.00 100.00 11 Prog Prasarana & Sarana Pemerintahan 100.00 100.00 100.00 12 Peningk./Pemb. Jalan & Jembatan 100.00 100.00 100.00 13 Pengembangan Permukiman 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 81.01
Capaian (%) No Sasaran Program Target
(%)Realisasi
(%)
3Meningkatnya infrastruktur dibidang perhubungan darat, laut, dan udara guna mendukung perekonomian masyarakat
Dinas PU
Prog Pengembangan & Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa & Jaringan Pengairan Lainnya
Prog Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan & Jembatan
Prog Pemb. Saluran Drainase/Gorong-Gorong
Berdasarkan tabel di atas terdapat nilai capaian program terendah pada program
penyediaan dan pengelolaan air baku yang tidak terealisir atau 0 % dan program
pengembangan/pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
sebesar 50%, namun dengan begitu secara umum sasaran peningkatan
infrastruktur di bidang perhubungan darat, laut dan udara yang terdiri dari 13
program dapat dicapai dengan baik dengan nilai capaian kinerja sasaran rata –
rata sebesar 81,01%.
Sasaran 11 : Meningkatnya kualitas tranportasi darat, laut maupun udara
Sasaran selanjutnya adalah peningkatan kualitas transportasi darat, laut maupun
udara yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi,
sebagaimana yang telah disampaikan pada sasaran sebelumnya bahwa
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
46
peningkatan pembangunan infrastruktur akan dilaksanakan seiring dengan
peningkatan kualitas transportasi pendukungnya, sehingga pembangunan
infrastruktur dapat secara langsung memberi dampak positif pada masyarakat.
Untuk mencapai sasaran ini, Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Provinsi
Kepulauan Riau telah melaksanakan 13 program pendukung yang akan
diwujudkan dalam 27 kegiatan, selanjunya capaian kinerjanya dijelaskan
sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 3.14 Pengukuran Pencapaian Sasaran 11
1 2 4 5 611.
1 100.00 94.66 94.66
2 100.00 100.00 100.00
3 100.00 100.00 100.00
4 Peningk. SDM Perhubungan 100.00 100.00 100.00 5 Peningk. Perencanaan Pemb. Daerah 100.00 100.00 100.00 6 Prog Pemb. Transportasi Udara 100.00 100.00 100.00 7 Prog Pemb. Transportasi Laut 100.00 100.00 100.00 8 100.00 100.00 100.00
9 Optimalisasi Transportasi 100.00 100.00 100.00 10 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 99.47
Prog Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
3Meningkatnya Kualitas Transportasi darat, laut maupun udara
Dinas Perhubungan dan TelekomunikasiProg Pemb. Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Prog Pemb. Sarana dan Prasarana Perhubungan
Prog Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Capaian (%) No Sasaran Program Target (%) Realisasi
(%)
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai capaian kinerja terendah terdapat
pada program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan sebesar 94,66%
dan pada 12 program lainya pencapaian kinerja masing – masing program
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
47
mencapai 100% jadi secara keseluruhan kinerja sasaran kesebelas ini rata-rata
baik dengan nilai capaian sebesar 99,47%.
Sasaran 12 : Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Telekomunikasi
Salah satu upaya pemerintah daerah dalam pemerataan pembangunan agar
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di wilayah Kepulauan Riau adalah
dengan meningkatkan sarana dan prasarana telekomunikasi yang menjangkau
sampai ke daerah-daerah terpencil, untuk mewujudkan sasaran tersebut
pemerintah daerah telah melaksanakan program pembinaan dan pengembangan
bidang ketenagalistrikan yang terdiri dari dua kegiatan pendukung. Capaian
kinerja sasaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.15 Pengukuran Pencapaian Sasaran 12
1 2 4 5 6
121 100.00 50.00 50.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 50.00
Capaian (%)
3Meningkatnya sarana dan prasarana telekomunikasi d li t ik b i
Dinas Pertambangan dan EnergiProgram Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
No Sasaran Program Target (%) Realisasi (%)
Pada program tersebut di atas nilai capaian sasaran hanya sebesar 50 %, hal
tersebut dikarenakan pada kegiatan peningkatan dan pengembangan listrik
pedesaan pelaksanaannya ditunda pada tahun 2007 sehingga realisasi kinerjanya
menjadi 0 % namun pada penerangan jalan telah dapat dilaksanakan 100% .
Dengan tidak terealisirnya penigkatan dan pengembangan listrik pedesaan maka
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Riau untuk tahun
selanjutnya agar dapat memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan
energi pada daerah – daerah terpencil.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
48
Sasaran 13 : Tersedianya Data Mengenai Potensi SDA di Seluruh Kab/Kota
Terutama Di Pulau - Pulau Yang Tersebar Di Seluruh Provinsi Kepulauan
Riau.
Wilayah geografis Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari sekitar 90% lautan
dan 10% persen daratan yang tersebar dengan beribu-ribu pulau dan terletak di
perbatasan dengan negara lain, maka perlu adanya perhatian khusus dari
pemerintah daerah dalam upayanya menjaga integrasi wilayah dan
mengamankan (potensi) sumber daya alam yang terkandung wilayah Provinsi
Kepulauan Riau.
Untuk mendukung tercapainya sasaran ini, perlu adanya koordinasi lintas SKPD
yang tupoksinya saling terkait dalam mencapai tujuan sasaran, adapun SKPD
terkait dimaksud antara lain :
1. Dinas Kelautan dan Perikanan, telah melaksanakan 4 program dan 5 kegiatan
pendukung yang bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan potensi
sumber daya perikanan dan pembinaan terhadap nelayan.
2. Dinas Pertambangan dan Energi melaksanakan 1 program dan 3 kegiatan
yang memiliki tujuan melakukan pembinaan, pengawasan dan meningkatkan
usaha penggalian sumber daya pertambangan dan mineral.
3. Biro Administrasi dan Pembangunan melaksanakan 6 program dan 11
kegiatan yang bertujuan melaksanakan administrasi pembangunan seperti
pengkoordinasian rencana pembangunan dan melakukan monitoring dan
evaluasi pengendalian pembangunan.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
49
Tabel 3.16 Pengukuran Pencapaian Sasaran 13
1 2 4 5 613.
1 100.00 100.00 100.00
2 100.00 100.00 100.00
3 Prog Pengembangan Data/Informasi 100.00 100.00 100.00
4 Prog Rehabilitasi Hutan dan Lahan 100.00 100.00 100.00
5 Peningk. Adm. Pemb. Daerah 100.00 100.00 100.00
6 Peningk. Efektivitas Pengeluaran Daerah 100.00 100.00 100.00
7 100.00 100.00 100.00
8 Peningk. Monev & Pengendalian Pemb. 100.00 100.00 100.00
9 100.00 100.00 100.00
10 100.00 100.00 100.00
11 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Biro Administrasi Pembangunan
No Sasaran Program
Prog Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
Dinas Pertambangan dan Energi
Tersedianya data mengenai potensi potensi SDA di seluruh kabupaten dan kota terutama di pulau pulau yang tersebar di seluruh Provinsi
Prog Peningk. dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Prog Peningk. & Pengembangan Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap dan Budidaya
Penyempurnaan & Pengembangan Statistik
Peningk. Koordinasi, Sinkronisasi, dan Asistensi Pembangunan
Peningk. Sistem Manajemen Informasi Daerah
Target (%) Realisasi (%)
Capaian (%)
3
Dinas Kelautan dan Perikanan
Berdasarkan tabel di atas nilai capaian kinerja untuk sasaran ini sebesar 100%, hal
tersebut menandakan bahwa para SKPD yang terkait dalam mewujudkan sasaran
telah melakukan koordinasi dan sinkronisasi program yang baik.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
50
Sasaran 14 : Tersedianya Sarana Dan Prasarana Yang Mendukung
Berjalannya Perekonomian Terutama Arus Barang, Modal Dan Jasa.
Dalam setiap sasaran pembangunan yang disusun pemerintah daerah selalu
mengarah pada peningkatan kegiatan perekonomian di wilayah Kepulauan Riau
agar hasil dari pembangunan dapat dirasakan merata diseluruh lapisan
masyarakat. Peningkatan jumlah arus barang, modal dan jasa secara langsung
dapat meningkatkan aktivitas perekonomian di suatu wilayah sehingga secara
umum pendapatan masyarakat dapat meningkat.
Agar sasaran ini terealisasi maka dilaksanakan oleh 6 SKPD teknis sebagai unit
pelaksana yang dijabarkan dalam 14 program dan 35 kegiatan sesuai pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.17 Pengukuran Pencapaian Sasaran 14
1 2 4 5 614. Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan
1 Prog Peningk. Prod Hasil Peternakan 100.00 100.00 100.00
2 100.00 100.00 100.00
Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan3 Prog Peningk. Kesejahteraan Petani 100.00 100.00 100.00 4 100.00 100.00 100.00
5 100.00 100.00 100.00
6 100.00 100.00 100.00
7 100.00 100.00 100.00 Prog Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
3Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya perekonomian terutama arus barang, modal dan jasa
Dinas Kelautan dan PerikananProg Peningk. Prasarana Kelautan Perikanan
Prog Peningk. Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Prog Peningk. Pemasaran Hasil Prod Pertanian/Perkebunan
Prog Peningk. Produksi Pertanian / Perkebunan
Capaian (%) No Sasaran Program Target (%) Realisasi
(%)
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
51
1 2 4 5 6
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa8 100.00 100.00 100.00
9 100.00 100.00 100.00
10 100.00 100.00 100.00
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
11 100.00 100.00 100.00
Dinas Pendapatan Daerah
12 100.00 100.00 100.00
13 100.00 100.00 100.00
14 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Capaian (%) No Sasaran Program Target (%) Realisasi
(%)
3
Prog Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Prog Pengawasan Pelaksanaan Pungutan Daerah
Prog Peningk. Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
Prog Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
Prog Peningk. Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
Prog Perluasan Dan Pengembangan Kesempatan Kerja
Prog Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Berkaitan dengan tabel di atas maka dapat kita simpulkan bahwa masing –
masing SKPD dapat menjalankan program – program yang telah ditetapkan hal
ini terlihat dari nilai capaian kinerja sasaran sebesar 100%.
Sasaran 15 : Tersedianya Kondisi Yang Kondudif Bagi Masyarakat dan
Dunia Usaha Dalam Berusaha
Salah satu kunci sukses dalam meningkatkan perekonomian masyarakat adalah
kemampuan pemerintah daerah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif
bagi pelaku usaha. Dalam menciptakan kondisi tersebut peran pemerintah daerah
sebagai regulator dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan perekonomian yang
berpihak pada ekonomi kemasyarakatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
52
perekonomian sehingga di dalam masyarakat terciptanya suasana persaingan
yang sehat dalam melakukan kegiatan perekonomian.
Pemerintah daerah bersama-sama dengan partisipasi dari masyarakat dalam
memberikan rasa aman dan tertib juga akan menciptakan suasana yang kondusif,
tenang dan aman dalam melaksanakan aktivitas perekonomian. Selanjutnya
untuk pengukuran kinerja pencapaian sasaran dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 3.18 Pengukuran Pencapaian Sasaran 15
1 2 4 5 615. Dinas Koperasi dan UKM
1 Prog Penciptaan Iklim UKM Yang Kondusif 100.00 100.00 100.00
2 100.00 100.00 100.00
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
3 Prog Peningk. & Perdag. Industri Dalam LN 100.00 100.00 100.00
4 Prog Pengembangan IKM 100.00 100.00 100.00 Biro Perekonomian
5 100.00 100.00 100.00
6 100.00 100.00 100.00
Badan Kesbang dan Linmas
7 Kerjasama Ketentraman dan Ketertiban 100.00 100.00 100.00 Kantor Penghubung
8 Pengembangan Komunikasi dan Informasi 100.00 0.00 - Sekretariat DPRD
9 Prog Peningk Kapasitas Lembaga DPRD 100.00 100.00 100.00
10 Pembinaan Prog pembangunan daerah 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 90.00
Capaian (%) No Sasaran Program Target (%) Realisasi
(%)
3Terciptanya kondisi kondusif bagi masyarakat dan dunia usaha dalam berusaha
Prog Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
Peningkatan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Asistensi Pembangunan
Penyempurnaan Dan Pengembangan Statistik
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
53
Pemerintah daerah telah melaksanakan 10 program dan 24 kegiatan guna
mendukung tercapainya sasaran ini, dilakukan melalui beberapa SKPD yaitu :
1). Dinas Koperasi dan UKM sebagai pelaksana teknis dalam melakukan
pembinaan, pengembangan dan pengawasan terhadap koperasi dan usaha kecil
menengah; 2). Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai pelaksana teknis
dalam mengeluarkan regulasi-regulasi di bidang perdagangan dan perindustrian;
3). Biro Perekonomian melakukan koordinasi, sikronisasi dan pengembangan
statistik perekonomian; 4).Badan Kesbang dan Linmas melaksanakan fungsi
koordinasi ketentraman dan ketertiban di masyarakat; 5.) Kantor penghubung;
dan 6). Sekretariat DPRD sebagai unit administratif kegiatan legislatif bersama-
sama pemerintah dan DPRD untuk mengeluarkan regulasi yang berpihak pada
masyarakat.
Jadi berdasarkan tabel tersebut di atas maka dapat disampaikan bahwa capaian
kinerja sasaran ini adalah baik dengan nilai capaian sebesar 90%, dengan
capaian program terendah pada program pengembangan komunikasi dan
informasi sebesar 0% (tidak terealisir).
Sasaran 16 : Tersedianya SDM Yang Memadai Baik Kuantitas Dan
Kualitas
Tersedianya SDM yang memadai baik kuantitas dan kualitas dalam mendukung
pembangunan, peningkatan kualitas SDM yang handal dan mumpuni dalam
memutuskan suatu kebijakan ekonomi sangat diperlukan agar keputusan yang
diambil oleh aparatur pemerintah lebih memihak kepada kepentingan
masyarakat.
Pemberdayaan ekonomi kerakyatan oleh pemerintah apabila didukung oleh
kesiapan SDM yang terampil dan handal maka tujuan dari pembangunan untuk
mensejahterahkan masyarakat akan dapat terwujud, sehubungan dengan hal
tersebut pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Riau telah melaksanakan 13
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
54
program dan 36 kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa SKPD selanjutnya
penilaian pencapain sasaran dan program dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.19 Pengukuran Pencapaian Sasaran 16
1 2 4 5 616. Dinas Koperasi dan UKM
1 Peningk. Kualitas SDM KUMKM 100.00 100.00 100.00 Badan Promosi dan Investasi Daerah
2 100.00 100.00 100.00
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3 100.00 100.00 100.00
4 100.00 100.00 100.00
Dinas Sosial
5 100.00 100.00 100.00
6 Prog Pelayanan dan rehabilitasi Kessos 100.00 100.00 100.00
7 Prog Pemberdayaan Kelembagaan KessosBiro Pemberdayaan Perempuan
8 100.00 100.00 100.00
9 Prog Peningk. Kualitas Perempuan 100.00 100.00 100.00
10 100.00 100.00 100.00
11 100.00 100.00 100.00
12 100.00 100.00 100.00
Tersedianya SDM yang memadai baik k tit Pembinaan dan Pengembangan Aparatur di
bidang Promosi dan Pelayanan Penanaman Modal tk. Provinsi dan Kab/Kota
Prog Peningk. Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
Prog Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
No Sasaran Program Target (%)
Realisasi (%)
Peningk. Kualitas Dan Perlindungan Perempuan
Capaian (%)
Prog Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Peningk. Kualitas dan Perlindungan Perempuan dan Anak
Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Peningk. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
3
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
55
1 2 4 5 6Dinas Perindustrian dan Perdagangan
13 100.00 97.83 97.83
Pencapaian Kinerja Sasaran 92.14
Target (%)
Realisasi (%)
Prog Perlindungan konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Capaian (%)
3
No Sasaran Program
Berdasarkan tabel di atas secara rata-rata tingkat capaian kinerja sasaran sangat
baik dengan nilai sebesar 92,14%, dimana nilai capaian terendah pada sasaran ini
terdapat pada program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
sebesar 97,83%.
Sasaran 17 : Terciptanya Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru Yang Dapat
Menarik Investor dan Pekerja Untuk Menetap
Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu provinsi yang baru 4 tahun berdiri
telah menghadapi berbagai tantangan dalam membangun daerah, salah satunya
adalah bagaimana menciptakan Provinsi Kepulauan Riau sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi yang baru.
Dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang dari tahun
ketahun semakin meningkat, hal tersebut menandakan bahwa pemerintah daerah
telah berusaha dengan segala potensi yang dimiliki dalam menciptakan iklim
usaha yang kondusif dan kompetitif.
Sebagai contoh usaha nyata pemerintah daerah dalam menciptakan iklim
investasi adalah dengan ditetapkanya daerah Bintan, Batam dan Karimun (BBK)
sebagai daerah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) / Special economic zone
(SEZ),
Dengan adanya KEK diwilayah tersebut maka akan meningkatkan minat
investor untuk menanamkan modal (berinvestasi) diwilayah tersebut sehingga
secara langsung akan berdampak pada tingkat pendapatan masyarakat dan secara
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
56
makro meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kepulauan Riau. Untuk
menilai capaian kinerja pemerintah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.20 Pengukuran Pencapaian Sasaran 17
1 2 4 5 617. Badan Promosi dan Investasi Daerah
1 100.00 100.00 100.00
2 100.00 100.00 100.00
3 Peningk. dan Pengembangan SIM 100.00 100.00 100.00 4 Peningk. Perenc.Pemb. Daerah 100.00 100.00 100.00 5 100.00 100.00 100.00
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
6 Pengembangan Wilayah Transmigrasi 100.00 100.00 100.00 7 100.00 100.00 100.00
8 Perluasan Dan Pengembangan IPK 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Peningk. Perenc. Pemb. Nakertrans Prov Kepri
3Terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi baru yang dapat menarik investor dan pekerja untuk menetap
Prog Peningk. Promosi dan Kerjasama Investasi
Prog Peningk. Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Peningk. Promosi & Kerjasama Investasi Pengembangan, Pemerataan dan Peningk. Kualitas Sarana & Prasarana Investasi
Capaian (%) No Sasaran Program Target (%) Realisasi (%)
Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa komitmen untuk menciptakan Provinsi
Kepulauan Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang baru telah
dilaksanakan dengan sangat baik terlihat dari 8 program yang dijalankan melalui
Badan Promosi dan Investasi Kerja dan Dinas Tenaga Kerja masing – masing
dengan tingkat capaian kinerja mencapai 100%.
Sasaran 18 : Berkurangnya Tingkat Pencurian Ikan dan Penyeludupan Kayu dan SDA Lainnya.
Pemberantasan penyeludupan kayu (illegal logging) telah menjadi salah satu
prioritas pemerintah pusat, untuk itu pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan
Riau melalui Dinas Kehutanan, Pertanian dan Peternakan telah melaksanakan
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
57
dua program dan 3 kegiatan guna mendukung usaha perlindungan terhadap
hutan dan penyeludupan kayu.
Meskipun sumber daya alam yang berasal dari bidang kehutanan di wilayah
Kepulauan Riau tidak sebesar sumber daya migas dan perikanan namun
pemerintah daerah tetap melakukan langkah – langkah perlindungan dan
pemberdayaan hasil hutan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya hutan sebagai paru – paru dunia. Selanjutnya dapat kita lihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.21 Pengukuran Pencapaian Sasaran 18
1 2 4 5 618. Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan
1 Prog Perlindungan dan Konservasi SDH 100.00 100.00 100.00
2 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
No Sasaran Program Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)
3Berkurangnya tingkat pencurian ikan dan penyelundupan kayu dan SDA lainnya
Prog Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil hutan
Pada tabel di atas dapat disimpulkan pencapaian kinerja sasaran ini adalah baik
dengan nilai capaian 100%, hal tersebut dikarenakan masing – masing program
yang dijalankan oleh Dinas Kehutanan, Pertanian dan Peternakan telah berjalan
dengan baik.
Sasaran 19 : Meningkatnya Perekonomian Masyarakat Provinsi Kepulauan Riau di Wilayah Perbatasan
Pada pembahasan sasaran sebelumnya telah disampaikan bahwa Provinsi
Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi yang terletak di daerah
perbatasan dengan negara lain dimana banyak pulau – pulau terluar yang
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
58
langsung merupakan batas negara kita, misalnya Pulau Nipah yang berbatasan
dengan Singapura.
Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, pemerintah daerah memandang
perlu untuk mengamankan sumber daya alam yang ada di sekitar wilayah
perbatasan dari segala bentuk potensi ancaman yang mungkin dapat merugikan
negara kita, misalnya penjarahan akan hasil perikanan dan penyeludupan barang
ilegal.
Disamping itu juga searah dengan tujuan pembangunan di Provinsi Kepulauan
Riau untuk mensejahterahkan masyarakat di Kepulauan Riau maka melalui
Dinas Kelautan dan Perikanan membuat program – program pemberdayaan
nelayan dan masyarakat yang tinggal pada daerah perbatasan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.22 Pengukuran Pencapaian Sasaran 19
1 2 4 5 619.
1 100.00 100.00 100.00
2 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Capaian (%) No Sasaran Program Target (%) Realisasi (%)
3Meningkatnya perekonomian masyarakat Provinsi Kepulauan Riau di Wilayah Perbatasan
Dinas Kelautan dan PerikananPengembangan dan Pengelolaan Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Program Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Masyarakat Pesisir Serta Pulau-Pulau Kecil
Program pengembangan dan pengelolaan kelautan pesisir dan pulau – pulau
kecil terdiri dari satu kegiatan dengan capaian kinerja masing sebesar 100%
begitu juga pada program pemberdayaan nelayan, pembudidayaan ikan dan
masyarakat pesisir serta pulau-pulau kecil terdiri dari satu kegiatan dengan
capaian kinerja sebesar 100% sehingga secara keseluruhan capaian kinerja
sasaran ini rata – rata 100%.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
59
Sasaran 20 : Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur
Sehubungan dengan peningkatan kegiatan perekonomian masyarakat pada
daerah perbatasan harus didukung dengan pembangunan sarana dan prasarana
infrastruktur pada daerah tersebut.
Pada saat ini di Provinsi Kepulauan Riau terdapat satu pulau yang diperebutkan
oleh provinsi lainnya yaitu Pulau Berhala yang diklaim oleh Provinsi Jambi,
sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat setempat agar lebih memahami posisi geografis dan
historis pulau tersebut. Disamping itu juga pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
telah berperan aktif melakukan dialog dengan Provinsi Jambi dan difasilitasi
oleh pemerintah pusat.
Untuk melihat capaian sasaran dan program – program dalam mewujudkan
sasaran ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.23 Pengukuran Pencapaian Sasaran 20
1 2 4 5 620.
1 Peningk. Kapasitas Sumber Daya Aparatur 100.00 100.00 100.00
2 Prog Pengembangan Wilayah Perbatasan 100.00 100.00 100.00
3 Penataan Daerah Otonomi Baru 100.00 100.00 100.00
4 Prog Pengemb. Wilayah Perbatasan 100.00 100.00 100.00
5 Prog pengemb. wawasan kebangsaan 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Capaian (%) No Sasaran Prorgam Target (%) Realisasi
(%)
3Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur
Biro Pemerintahan
Bappeda
Badan Kesbang dan Linmas
Berdasarkan tabel di atas terdapat 5 program pendukung yang
dilaksanakan oleh 3 SKPD dimana masing – masing capaian program sebesar
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
60
100%, sehingga dapat dikatakan capaian kinerja sasaran secara umum tercapai
dengan baik.
Sasaran 21 : Meningkatnya Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Sehingga Mampu Menciptakan Insan Yang Berakhlak Mulia
Setelah upaya pembangunan infrakstruktur, peningkatan kualitas SDM aparatur
dan peningkatan aktivitas perekonomian maka sasaran selanjutnya yang ingin
dicapai adalah peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
Pembangunan manusia berakhlak mulia yang berlandaskan kepada Ketuhanan
YME menjadi pondasi bagi peningkatan kualitas SDM dalam melaksanakan
tugas – tugas keperintahan dalam berbagai aktivitas kemasyarakatan.
Biro Kesra sebagai SKPD yang tupoksinya melakukan pemberdayaan nilai-nilai
kehidupan keagamaan di lingkungan Provinsi Kepulauan Riau telah
melaksanakan 4 program dan 13 kegiatan untuk pencapaian sasaran ini, salah
satu kegiatan rutin tersebut adalah pelaksanaan pengajian bulanan yang diikuti
oleh seluruh pegawai di lingkungan Provinsi Kepulauan Riau. Selanjutnya untuk
capaian kinerja program- program tersebut disampaikan pada tabel berikut :
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
61
Tabel 3.24 Pengukuran Pencapaian Sasaran 21
1 2 4 5 621.
1 100.00 100.00 100.00
2 100.00 100.00 100.00
3 100.00 100.00 100.00
4 Peningkatan Pely. Kehidupan Beragama 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 80.00
3Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga mampu menciptakan insan yang berakhlaq mulia
Biro KesraPeningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan
Pengembangan Lembaga-lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pend. Keagamaan
Pengembangan Sistem Perlindungan Sosial
Capaian (%) No Sasaran Program Target (%)
Realisasi (%)
Berdasarkan tabel tersebut dapat pencapaian sasaran ini dapat dilaksanakan
dengan baik dengan niali capaian kinerja sasaran sebesar 100%.
Sasaran 22 : Meningkatnya Kecintaaan Dan Apresiasi Masyarakat Kepulauan Riau Terhadap Budaya Melayu
Motto Provinsi Kepulauan Riau adalah ”berpancang amanah bersauh marwah”
yang artinya semangat dan tekad serta azam masyarakat Provinsi Kepulauan
Riau dalam menuju cita – cita luhurnya.
Cita – cita luhur tersebut adalah membangun masyarakat Kepulauan Riau yang
berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa dan berbudaya melayu, guna
mendukung sasaran ini Dinas Pariwisata telah melaksanakan 6 program dan 23
kegiatan yang antara lain meliputi program pengembangan budaya melayu dan
meningkatkan pengembangan pariwisata di wilayah Kepulauan Riau.
Selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
62
Tabel 3.25 Pengukuran Pencapaian Sasaran 22
1 2 4 5 622.
1 100.00 100.00 100.00
2 Prog Pengembangan Nilai Budaya 100.00 100.00 100.00
3 Prog Pengelolaan Keragaman Budaya 100.00 100.00 100.00
4 Prog Pengembangan Pemasaran pariwisata 100.00 100.00 100.00
5 Prog Pengembangan Destinasi Pariwisata 100.00 100.00 100.00
6 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
3Meningkatnya kecintaan dan apresiasi masyarakat Kepri terhadap budaya melayu
Dinas PariwisataProg Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Prog Pengembangan, Pemeratan dan Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Teknologi Informasi dan Penyiaran
Capaian (%) No Sasaran Program Target (%) Realisasi
(%)
Potensi pendapatan daerah dalam pengembangan pengelolaan
pariwisata di wilayah Kepulauan Riau cukup besar, dimana banyak pantai –
pantai yang representatif untuk dijadikan tempat pariwisata disamping itu juga
tingginya nilai budaya melayu yang dapat dijadikan objek wisata. Berdasarkan
tabel di atas capaian kinerja sasaran dimaksud cukup baik dengan nilai capaian
sebesar 100%.
Sasaran 23 : Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Tenaga Pengelola Kebudayaan Yang Profesional
Peningkatan kualitas tenaga pengelola kebudayaan yang profesional mutlak
diperlukan dalam pengembangan pariwisata kebudayaan di Kepulauan Riau,
karena dengan tenaga pengelola kebudayaan yang terampil maka pelestarian
budaya Kepulauan Riau akan mempunyai nilai seni dan jual yang tinggi bagi
wisatawan.
Selanjutnya perla ada kemitraan berbagai pihak yang berkepentingan dengan
pengembangan kebudayaan misalnya melakukan kerja dengan pihak swsata
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
63
untuk dapat mempromosikan Kebudayaan Melayu agar lebih dikenal oleh
masyarakat luas.
Berikut dipaparkan Tabel pengukuran capain kinerja sasaran :
Tabel 3.26 Pengukuran Pencapaian Sasaran 23
1 2 4 5 623
1 Program Pengembangan Kemitraan 100.00 100.00 100.00
2 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Dinas Pariwisata
No Sasaran Program
Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pengelola kebudayaan yang profesional
Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3
Realisasi program pengembangan kemitraan dan peningkatan sumber
daya aparatur dapat dicapai 100% oleh Dinas Pariwisata sehingga secara
keseluruhan capaian kinerja sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga
pengelola kebudayaan yang profesional mencapai 100% atau baik.
Sasaran 24 : Meningkatnya Pemanfaatan Hasil – Hasil Penelitian Tentang Kebudayaan Melayu Secara Optimal
Budaya melayu di Provinsi Kepulauan Riau memiliki kekayaan nilai budaya
yang sangat besar tercermin dari banyak situs – situs peninggalan sejarah yang
tersebar di beberapa tempat, misalnya Mesjid Penyengat dan syair Gurindam
XII, tarian – tarian adat Kerajaan Melayu dan masih banyak lainnya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas Dinas Pariwisata telah membuat
program pengelolaan kekayaan budaya yang kegiatannya menyelamatkan dan
melestarikan peninggalan sejarah.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
64
Berikut tampilan capaian kinerja sasaran ini :
Tabel 3.27 Pengukuran Pencapaian Sasaran 24
1 2 4 5 624
1 100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 100.00
Meningkatnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian tentang kebudayaan Melayu secara optimal
Dinas Pariwisata
No Sasaran Program Target (%) Realisasi (%)
Capaian (%)
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
3
Berdasarkan hal di atas bahwa capaian kinerja sasaran dapat dicapai
dengan baik atau 100% terlaksana oleh Dinas Pariwisata, hal tersebut
menggambarkan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau memiliki
komitmen yang kuat atas pengembangan dan pelestarian kekayaan budaya.
Sasaran 25 : Dimilikinya Aparatur yang Handal, Cepat dalam Pemberian Pelayanan, Berakhlak Baik dan Bersih dari KKN.
Diadakannya proses seleksi dalam penerimaan calon pegawai merupakan salah
satu usaha untuk mendapatkan personal yang berkualitas dan diharapkan
memiliki kemampuan serta keterampilan yang baik dalam bekerja. Didukung
dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan yang diperlukan bagi pegawai
untuk lebih memahami lingkup pekerjaannya sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Pemahaman tentang pekerjaan memungkinkan bagi
aparatur untuk dapat memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat bagi
masyarakat yang membutuhkan. Dengan menerapkan disiplin dan kebiasaan
untuk berbudi luhur dan berakhlak baik, dapat tercipta good governance,
pemerintahan yang transparan, dan bersih dari tindakan KKN.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
65
Tabel 3.28
Pengukuran Pencapaian Sasaran 25
1 2 4 5 625
1 100.00 100.00 100.00
2 Prog Peningk. Kerjasama Antar Pemda 100.00 100.00 100.00
3 Peningk. monev dan Pengendalian Pemb 100.00 100.00 100.00
4 Peningk. Kapasitas Sumber Daya Aparatur 100.00 100.00 100.00
5 Penyelenggaraan Pemerintah Umum Daerah 100.00 100.00 100.00
6 Peningk. Kualitas Pelayanan Publik 100.00 100.00 100.00
7 Penataan Peraturan Perundang-undangan 100.00 100.00 100.00
8 100.00 100.00 100.00
9 100.00 100.00 100.00
Prog Peningk. Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Prog Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Pemerintahan Desa
Prog Peningk. Sarana dan Prasarana Pemerintahan
3
Biro Pemerintahan
Capaian (%)
Dimilikinya aparatur yang handal cepat dalam pemberian pelayanan, berakhlak baik, dan bersih dari KKN
No Sasaran Program Target (%)
Realisasi (%)
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
66
1 2 4 5 6
10 Prog Peningk. Sarana & Prasarana Aparatur 100.00 100.00 100.00
11 100.00 100.00 100.00
12 100.00 100.00 100.00
100.00 100.00 100.00
13 Prog Pengembangan Data/Informasi 100.00 100.00 100.00
14 Prog Perencanaan Pembangunan Daerah 100.00 100.00 100.00
15 Prog Perencanaan Pembangunan Ekonomi 100.00 100.00 100.00
16 Prog Perencanaan Sosial dan Budaya 100.00 100.00 100.00
17 Prog Pendidikan Kedinasan 100.00 100.00 100.00
18 Prog Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 100.00 100.00 100.00
19 Peningk. Saranan Dan Prasarana 100.00 100.00 100.00
20 Peningk. Manajemen Kepegawaian 100.00 50.00 50.00
21 Pendidikan dan Pelatihan 100.00 100.00 100.00
22 Peningk. dan pendayagunaan Aparatur 100.00 100.00 100.00
23 Prog Peningk. Kapasitas Sumberdaya Aparatu 100.00 0.00 -
24 Prog Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 100.00 66.67 66.67
25 Pendidikan dan Pelatihan 100.00 89.17 89.17
26 Peningk. dan pendayagunaan Aparatur 100.00 100.00 100.00
27 Prog Penataan Administrasi Kependudukan 100.00 100.00 100.00
28 Prog Penataan Sistem Administrasi Kependud 100.00 99.28 99.28
29 Prog Pembinaan Pelaksanaan Kependudukan 100.00 100.00 100.00
30 Pengendalian/Pengawasan Pelaksanaan Kepe 100.00 100.00 100.00
31 Prog Peningk. Kapasitas Sumber Daya Aparat 100.00 100.00 100.00
32 Prog Optimalisasi Pemanfaatan teknologi Infor 100.00 100.00 100.00
33 Perencanaan dan Pembentukan Hukum 100.00 100.00 100.00
34 Pembinaan dan Peningk. kesadaran hukum da 100.00 100.00 100.00
35 Peningk. pelayanan dan bantuan hukum 100.00 100.00 100.00
Prog Peningk. Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Prog Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Badan Diklat
Dinas Pendudukan dan Capil
Dinas Pendapatan Daerah
Biro Hukum
3
Biro Humas
Bappeda
Badan Kepegawaian Daerah
Capaian (%) No Sasaran Program Target (%)
Realisasi (%)
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
67
1 2 4 5 6
36 Penataan Kelembagaan & Ketatalaksanaan 100.00 100.00 100.00
37 100.00 100.00 100.00
38 Peningk. Pengawasan Aparatur Negara 100.00 85.17 85.17
39 Peningk. Koordinasi Dan Akuntabilitas 100.00 100.00 100.00
40 100.00 100.00 100.00
41 Pembentukan Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik dan Bersih Sebagai Upaya Pencegahan KKN di Wilayah Pemerintah Provinsi Kepri
100.00 100.00 100.00
42 100.00 100.00 100.00
43 Pengembangan Komunikasi Dan Informasi 100.00 100.00 100.00
44 Prog Pencarian Dan Penyelamatan 100.00 100.00 100.00
45 100.00 100.00 100.00
46 100.00 100.00 100.00
47 100.00 100.00 100.00
48 100.00 100.00 100.00
49 100.00 100.00 100.00
50 100.00 100.00 100.00
51 Prog Peningk. Sarana dan Prasarana Aparatur 100.00 100.00 100.00
52 Prog Peningk. Disiplin Aparatur 100.00 100.00 100.00
Prog pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota
Pelayanan Rumah Tangga Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Prog Peningk. Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Badan Kesbang dan Linmas
BKKD
KPAD
Biro Perlengkapan
No Sasaran Indikator
Inspektorat Daerah
3
Prog Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Peningk. Pelayanan Kesehatan Kepala Daerah/wakil Kepala Daerah
Prog Peningk. Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Prog Peningk. dan Pengembangan pengelolaan Keuangan Daerah
Capaian (%) Target (%)
Realisasi (%)
Peningk. Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan Hasil Pengawasan
Peningk. Kapasitas Kelembagaan Dan SDM Aparat Pengawasan
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
68
1 2 4 5 6
53 Peningk. Sumber Daya Aparatur Satpol PP 100.00 100.00 100.00
54 100.00 100.00 100.00
55 Prog Pelayanan Administrasi Perkantoran 100.00 100.00 100.00
56 100.00 100.00 100.00
100.00 100.00 100.00
Pencapaian Kinerja Sasaran 99.83
Prog Peningk. Pengamanan, Penjuluhan, Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah Dalam Operasional Lapangan
Pelayanan Rumah Tangga Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Biro Umum
Capaian (%) Target (%)
Realisasi (%)
Kantor Satpol PP
No Sasaran Program
3
Terlihat bahwa kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh para SKPD
dalam usaha untuk menciptakan aparatur yang handal, cepat dalam pemberian
pelayanan, berakhlak baik dan bersih dari KKN dapat terlaksana 100%.
Pengawasan yang dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai, disertai
dengan penghargaan dan hukuman bagi yang melakukan, dan dijalankan secara
konsisten untuk meningkatkan motivasi aparatur.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
69
4. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
4.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sebagaimana diuraikan pada Bab II 2.3, dalam
laporan ini dapat diikhtisarkan tingkat pencapaian kinerja keuangan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2007, selanjutnya bahwa dari 25 sasaran yang
ingin diwujudkan menunjukkan tingkat capaian yang berada pada level capaian angka
89,20 % dari rencana. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat
pencapain kinerja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2007 ini, berikut
disajikan tabel capaian pengukuran sasaran sbb. :
Tabel 4.1
Pengukuran Pencapaian Sasaran
1 2
1 Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan 89.25
2 Peningkatan Kualitas Pendidikan 96.49
3 Peningkatan Kesejahteraan Guru -
4 Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat 83.33
5 Tersedianya Sarana dan prasarana kesehatan secara bertahap 100.00
6 Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Masyarakat 72.00
7 Peningkatan akses informasi kesehatan 100.00
8Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan 100.00
9Terciptanya pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat
100.00
10Meningkatnya infrastruktur dibidang perhubungan darat, laut, dan udara guna mendukung perekonomian masyarakat 81.01
No Sasaran Capaian Kinerja (%)
3
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
70
1 2
11 Meningkatnya Kualitas Transportasi darat, laut maupun udara 99.47
12 Meningkatnya sarana dan prasarana telekomunikasi dan listrik bagi masy. 50.00
13Tersedianya data mengenai potensi potensi SDA di seluruh kabupaten dan kota terutama di pulau pulau yang tersebar di seluruh Provinsi 100.00
14Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya perekonomian terutama arus barang, modal dan jasa 100.00
15 Terciptanya kondisi kondusif bagi masy. dan dunia usaha dalam berusaha 90.00
16 Tersedianya SDM yang memadai baik kuantitas dan kualitas 92.14
17Terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi baru yang dapat menarik investor dan pekerja untuk menetap 100.00
18 Berkurangnya tingkat pencurian ikan dan penyelundupan kayu dan SDA lainnya 100.00
19Meningkatnya perekonomian masyarakat Provinsi Kepulauan Riau di Wilayah Perbatasan 100.00
20 Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur 100.00
21Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga mampu menciptakan insan yang berakhlaq mulia 80.00
22 Meningkatnya kecintaan dan apresiasi masyarakat Kepri terhadap budaya melayu 100.00
23Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pengelola kebudayaan yang profesional 100.00
24Meningkatnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian tentang kebudayaan Melayu secara optimal 100.00
25Dimilikinya aparatur yang handal cepat dalam pemberian pelayanan, berakhlak baik, dan bersih dari KKN 96.26
89.20 JUMLAH
No Sasaran Capaian Kinerja (%)
3
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
71
Berdasarkan pada pelaksanaan APBD Tahun 2007, Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau melaksanakan 1428 kegiatan yang tercakup dalam 310 program untuk mencapai
25 sasaran strategis yang merupakan prioritas pembangunan. Sasaran tersebut
merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian visi
dan misi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Disamping itu juga capaian kinerja tahun 2007 tercermin dari membaiknya beberapa
indiktor makro seperti tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2007 mencapai 7,01%
meningkat dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 6,78% dan PDRB tahun 2007
sebesar Rp. 34,71 Trilyun meningkat dibandingkan tahun 2006 sebesar Rp.32,44
Trilyun. Berikut grafik capaian indikator makro ekonomi 5 tahun terakhir :
Grafik 4.1
Pertumbuhan Ekonomi
2.57
4.82
6.47 6.57 6.78 7.01
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2002 2003 2004 2005 2006 2007
TAHUN
NILAI (%)
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
72
Grafik 4.2
PDRB Provinsi Kepulauan Riau
28.51 30.3832.44
34.71
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2004 2005 2006 2007
TAHUN
JUMLA
H (R
p. Trilyun
)
Sedangkan angka Penanaman Modal Asing (PMA) dalam tahun 2007 sebesar US$
10,274.33 juta meningkat dibandingkan tahun 2006 yang sebesar US$ 504.3 juta dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam tahun 2007 sebesar US$ 0,34 juta
atau Rp.3.204,37 milyar meningkat dibandingkan tahun 2006 yang sebesar Rp.343,63
milyar. Berikut ditampilkan grafik perbandingan PMA dan PMDN dalam 2 tahun
terakhir :
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
73
Grafik 4.3 Penanam Modal Asing (PMA)
20062007
504.30
10,274.33
0.00
2,000.00
4,000.00
6,000.00
8,000.00
10,000.00
12,000.00
JUMLA
H ( US$
JUTA
)
TAHUN
Grafik 4.3 Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN)
20062007
343.63
3,204.37
0.00
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
3,000.00
3,500.00
JUMLA
H ( Rp
. Milyar)
TAHUN
Pada bidang pendidikan, beberapa indikator utama seperti program penuntasan wajib
belajar 9 tahun dialokasikan dana sesuai amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
74
yaitu sebesar 20% dari APBD tahun 2007 menunjukan hasil yang cukup signifikan
yaitu angka partisipasi kasar (APK) tahun 2007 sebesar 92,52% meningkat
dibandingkan tahun 2006 sebesar 89,5% dan angka partisipasi murni (APM) tahun
2007 sebesar 72% meningkat dibandingkan tahun 2006 sebesar 71,8%. Berikut dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 4.4
APK & APM
20062007
89.50
71.8
92.52
72.00
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
NILAI (%)
TAHUN
Angka Partisipasi Kasar(APK)
Angka PartisipasiMurni(APM)
Berdasarkan hal tersebut di atas berarti program wajib belajar 9 tahun di Provinsi
Kepulauan Riau dapat segera dituntaskan. Sedangkan dari sisi Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) capaian dalam tahun ini adalah 72,8 dan Provinsi Kepulauan Riau
berada pada peringkat ke 7 secara nasional dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
72,2 yang berada diperingkat ke 8 nasional.
Pada bidang pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan cakupan layanan dasar kesehatan masyarakat yaitu jumlah sarana
pelayanan kesehatan berupa Puskesmas dan Polindes dalam tahun 2007 sebanyak 243
unit meningkat dibandingkan dengan tahun 2006 yang sebesar 46 unit. Jumlah tenaga
medis (Dokter, Bidan, Perawat) tahun 2007 masing-masing sebanyak; 266 orang
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
75
dokter, 388 Bidan dan 662 Perawat, jika dibandingkan dengan tenaga medis yang ada
tahun 2006 Dokter 237 orang, Bidan 349 orang, dan perawat 659 orang.
Grafik 4.5
Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis
20062007
237
347
659
266
388
662
0100200
300
400
500
600
700
ORA
NG
TAHUN
DokterBidanPerawat
Program pengentasan kemiskinan antara lain berupa pemberian bantuan langsung
kepada setiap desa tertinggal menunjukkan jumlah desa tertinggal yang terus menurun
yaitu dari sebanyak 159 desa dalam tahun 2006 menjadi sebanyak 125 desa dalam
tahun 2007.
Berdasarkan pada penjelasan di atas, apabila ditinjau dari aspek pengukuran capaian
kinerja sasaran sebesar 89,20 % dan capaian indikator ekonomi makro yang rata – rata
meningkat dari tahun sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa program
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Kepulauan Riau telah
berjalan dengan baik.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
76
5. Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang
Telah Ditetapkan Provinsi Kepulauan Riau yang baru berdiri dalam 3,5 tahun terakhir ini masih tetap
akan melakukan pembenahan di berbagai sektor pembangunan, hal tersebut terlihat dari
25 sasaran pembangunan yang akan dicapai pada tahun 2007 ada beberapa sasaran
yang tidak tercapai dengan maksimal, misalnya pada sasaran peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan tidak semua program yang dicanangkan dapat diselesaikan tepat
waktu, hal tersebut dikarenakan kurangnya koordinasi antara aparatur pemerintah yang
melaksanakan program tersebut dengan pihak ketiga.
Dengan melihat kondisi tersebut di atas faktor minimnya kualitas maupun kuantitas
sumber daya manusia juga menjadi salah satu permasalahan yang segera menjadi
perhatian, sehubungan dengan itu maka pemerintah telah menetapkan program –
program kegiatan pendidikan yang lebih nyata, misalnya pembangunan pendidikan
yang lebih dekat dengan kultur budaya masyarakat Kepulauan Riau yaitu dengan
mendirikan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Diharapkan dengan
melimpahnya sumber daya laut di Provinsi Kepulauan Riau ini maka dapat
dimanfaatkan dengan maksimal oleh putera daerah melalui penguasaan iptek kelautan
sehingga dapat memberikan benefit kembali ke daerah.
Hambatan yang lain adalah kondisi geografis Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari
banyak pulau ditambah dengan masih minimnya alat transportasi penghubung antara
pulau–pulau tersebut maka menjadikan sedikit terhambatnya pelaksanaan
pembangunan yang merata dalam tempo waktu yang telah direncanakan.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
77
6. PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
6.1. Penjelasan Pos-Pos Neraca 31 Des 2007
(Rp) 31 Des 2006
(Rp) ASET LANCAR 184.597.151.626,65 447.578.134.861,13
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika:
- Diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam
waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, atau Berupa kas/setara kas dan persediaan.
Aset Lancar sebesar Rp184.597.151.626,65 terdiri dari Kas di Kas Daerah, Kas di
Bendahara Pengeluaran, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, dan Persediaan dengan
rincian masing-masing sebagai berikut:
6.1.a Kas di Kas Daerah 168.256.496.217,91 382.221.714.128,13 Yang terdiri dari : Saldo Bank pada tanggal 31-12-2007 Bank Riau TPI Kasda
103-01-00310 1.211.676.824,08 0,00
Bank Riau Batam PAD 106-01-00001
17.586.881.940,00 0,00
Bank Riau 01.02.000001-4 0,00 52.967.970.733,00 Bank Riau 01.02.000016.6 0,00 772.193.212,00 Bank Riau 01.02.000003.8 0,00 128.880.275,00 Bank Riau 01.02.000005.0 0,00 1.054.805.144,00 Bank Riau 01.02.000032.3 0,00 2.223.121.993,00 Bank Riau 01.02.000011.0 0,00 99.380.565.102,00 Bank Riau 01.02.000042.6 0,00 2.031.935.599,00 Bank Riau 01.02.000041.4 0,00 413.403.183,00 Bank Mandiri 1090004465936 0,00 115.655.916,00 Bank Mandiri 1090004414728 0,00 194.475.937,00 Bank Mandiri DBH 1090004414751 1.726.688.148,35 5.016.481.251,00 Bank Syariah Mandiri 1910023300 56.434.497.562,00 0,00 Bank Bukopin DAU 1009999249 123.659.349.026,26 214.083.595.700,00 Bank Bukopin PAD 1001370240 471.454.597,14 7.148.011.085,00 Bank Bukopin DBH 1001371246 136.460.013.164,81 73.335.058.363,00 Bank Bukopin 1001353240 0,00 20.000.000.000,00
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
78
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
Bank Bukopin Dana Otonomi 1000052392 13.000.000.000,00 0,00
Jumlah Kas di Bank
350.550.561.262,64
478.866.153.493,00 Jumlah Outstanding Check per 31 Des 2007 (150.016.734.701,17) (96.644.439.364,87) Jumlah Hutang pajak tahun berjalan (32.277.330.343,56) (0,00) Jumlah Kas di Bank tanpa Outstanding
Check dan Hutang Pajak
168.256.496.217,91
382.221.714.128,13
Kas di Kas Daerah merupakan saldo kas pemerintah daerah yang berada di
rekening Kas Daerah pada bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah daerah
dikurangi dengan cek yang telah diterbitkan namun belum dicairkan
(Outstanding Check) dan hutang pajak yang belum disetor ke kas negara
meskipun cek untuk pembayaran tersebut telah diterbitkan.
6.1.b Kas di Bendahara Pengeluaran 16.300.160.608,74 65.279.755.378,00 yang terdapat pada SKPD yaitu : Dinas Kependudukan dan Capil 31.938.064,00 Dinas Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan 93.727.858,00
Sekretariat Daerah 1.914.913.358,00 Dinas Pariwisata 80.795.506,00 Dinas Pendidikan 2.236.898.698,00 Dinas Koperasi dan UKM 93.982.990,00 Inspektorat Provinsi 1.063.861.922,00 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 74.236.675,00 Dinas Kesehatan 175.868.731,00 Bappeda 197.755.033,00 Dinas Pendapatan 94.332.559,00 Badan Pendidik dan Pelatihan 182.571.156,00 Dinas Pekerjaan Umum 159.452.727,74 Badan Pemberdayaan Masy.Desa 93.012.545,00 Dinas Kelautan Dan Perikanan 1.845.000,00 Badan Pengendalian Lingkungan 225.526.014,00 Satpol PP 122.849.339,00 Badan Promosi dan Investasi Daerah 44.725.891,00
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
79
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 25.446.170,00 Dinas Pertambangan Dan Energi 149.929.560,00 Sekretariat DPRD 5.051.009.661,00 Badan Keuangan dan Kekayaan
Daerah 3.072.177.927,00
Dinas Sosial 209.291.544,00 BKD 219.716.678,00 Badan Kesbangpol dan Linmas 160.454.513,00 Dinas Perhubungan 488.578.206,00 Kantor Penghubung 10.812.217,00 Dinas Pemuda dan Olahraga 24.450.066,00
Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan saldo kas pemerintah daerah yang
berada dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran di SKPD atau sisa UYHD
pada Bendahara Pengeluaran yang belum disetor ke Kas Daerah per 31
Desember 2007.
6.1.c Piutang Pajak 3.839.200,00 0,00
Piutang Pajak sebesar Rp3.839.200,00 merupakan piutang Pajak Kendaraan
Bermotor yang belum diterima Kas Daerah per 31 Desember 2007 meskipun
KUPT Dabo Singkep telah menyetorkan ke Bank Riau.
6.1.d Piutang Retribusi 25.234.500,00 0,00
Terdiri dari :
1). Piutang Retribusi LPPMHP 15.605.000,00 0,00
2). Piutang Retribusi Tera Ulang 9.629.500,00 0,00
25.234.500,00 0,00
Piutang Retribusi sebesar Rp25.234.500,00 merupakan retribusi LPPMHP di
Dinas Kelautan dan Perikanan serta retribusi Tera Ulang di Dinas Perdagangan
dan Perindustrian yang diterima di kas daerah pada Tahun Anggaran 2008
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
80
31 Des 2007
(Rp) 31 Des 2006
(Rp) 6.1.e Persediaan 11.421.100,00 76.665.355,00
Persediaan sebesar Rp11.421.100,00 merupakan sisa persediaan di SKPD yang
belum dipergunakan per tanggal 31 Desember 2007.
INVESTASI JANGKA PANJANG 39.884.000.000,00 32.885.000.000,00
Investasi Jangka Panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih
dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang terdiri atas Investasi Non Permanen
dan Investasi Permanen.
Investasi Jangka Panjang sebesar Rp39.884.000.000,00 terdiri dari Investasi Non-
Permanen Lainnya berupa dana bergulir dan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
kepada PT Pembangunan Kepri dengan rincian sebagai berikut:
6.1.f Investasi Non-Permanen Lainnya 25.885.000.000,00 22.885.000.000,00
Investasi Non-Permanen Lainnya sebesar Rp25.885.000.000,00 merupakan
investasi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam bentuk dana bergulir
kepada masyarakat. Pada Tahun Anggaran 2007 terjadi penambahan
penyaluran dana bergulir sebesar Rp3.000.000.000,00.
6.1.g Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 13.999.000.000,00 10.000.000.000,00
Penyertaan modal sebesar Rp13.999.000.000,00 merupakan penyertaan modal
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada BUMD PT Pembangunan Kepri.
Pada Tahun Anggaran 2007 terjadi penambahan penyertaan modal sebesar
Rp3.999.000.000,00.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
81
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
AKTIVA TETAP 1.024.739.144.640,39 253.805.610.204,39
Aktiva Tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
untuk pelayanan umum. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari
sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi,
pertukaran dengan aset lainnya. Aktiva Tetap sebesar Rp1.024.739.144.640,39 berasal
dari:
Saldo 1 Januari 2007 253.805.610.204,39
Penambahan (pengurangan):
- Belanja Modal TA 2007 434.986.063.755,00
- Aset Ex Pemprov Riau 331.612.729.781,00
- Kapitalisasi Belanja Pemeliharaan 4.334.740.900,00
Jumlah Mutasi 770.933.534.436,00
Saldo 31 Desember 2007 1.024.739.144.640,39
Aktiva tetap tersebut diklasifikasikan dalam Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan
Bangunan, Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, dan Konstruksi
Dalam Penyelesaian dengan rincian sebagai berikut:
6.1.h Tanah 141.214.352.500,00 9.674.529.100,00
Tanah senilai Rp141.214.352.500,00 merupakan nilai tanah yang dimiliki dan
atau dikuasai Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau termasuk didalamnya
adalah tanah eks penyerahan provinsi Riau sebanyak 94 bidang tanah. Tanah
senilai tersebut didapat dari perhitungan sebagai berikut:
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
82
Saldo 1 Januari 2007 9.674.529.100,00
Penambahan (pengurangan):
- Belanja Modal TA 2007 23.116.859.400,00
- Aset Ex Pemprov Riau 108.422.964.000,00
Jumlah Mutasi 131.539.823.400,00
Saldo 31 Desember 2007 141.214.352.500,00
Tanah eks penyerahan Provinsi Riau sebesar Rp108.422.964.000,00 merupakan
hasil inventarisasi Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK atas Penyerahan
Aset dari Provinsi Riau yang telah dibentuk dengan SK Gubernur Nomor: 291
tahun 2007 tanggal 17 September 2007, dengan simpulan sebagai berikut:
Terdapat dua bidang tanah yang belum diketahui nilai perolehannya yaitu
Tanah Bangunan Kantor Jalan Sultan Mahmud dan Tanah Lapangan Parkir.
Tiga bidang tanah sudah memiliki sertifikat (fotocopy) yaitu Tanah kosong dan
Balai Adat Pulau Penyengat serta Jembatan Timbang (Jl. RE Martadinata No. 1
Tanjungpinang).
Tanah-tanah yang belum diketahui Nilai Perolehannya sudah terbit Nilai Jual
Obyek Pajaknya dari Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Batam dan
Tanjungpinang.
Selain telah melakukan inventarisasi terhadap aset tetap eks penyerahan
Provinsi Riau, Tim Aset juga melakukan proses pengurusan Hak Kepemilikan
atas Aset Tanah bekerjasama dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional (BPN) Provinsi Kepulauan Riau dan BPN Kabupaten/Kota di seluruh
wilayah Kepulauan Riau.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
83
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
6.1.i Peralatan dan Mesin 218.991.250.437,00 122.269.081.564,00
Peralatan dan Mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektronik, seluruh inventaris kantor dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam
kondisi siap pakai. Peralatan dan Mesin senilai tersebut didapat dari
perhitungan sebagai berikut:
Saldo 1 Januari 2007 122.269.081.564,00
Penambahan (pengurangan):
- Belanja Modal TA 2007 77.401.859.394,00
- Aset Ex Pemprov Riau 19.595.167.513,00
- Reklasifikasi berdasarkan
daftar aset TA 2006
(Rp274.858.034,00)
Jumlah Mutasi 96.722.168.873,00
Saldo 31 Desember 2007 218.991.250.437,00
Peralatan dan mesin eks penyerahan Provinsi Riau senilai Rp19.595.167.513,00
merupakan hasil inventarisasi Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI
atas Penyerahan Aset dari Provinsi Riau yang telah dibentuk dengan SK
Gubernur Nomor: 291 tahun 2007 tanggal 17 September 2007. Beberapa hal
berkaitan kondisi dan keberadaan Peralatan dan Mesin eks penyerahan Provinsi
Riau adalah sebagai berikut :
– Kedudukan peralatan dan mesin tersebar di 6 Kabupaten/Kota se-Provinsi
Kepulauan Riau. Sebelas unit kendaraan bermotor sudah terdapat BPKB nya
yaitu 1 unit kendaraan di Kabupaten Bintan, 2 unit di Kota Batam, 1 Unit di
Karimun, 2 Unit di Natuna, dan 5 Unit di Tanjungpinang.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
84
– Untuk peralatan dan mesin eks penyerahan Provinsi Riau yang dikuasai oleh
pemerintah kabupaten/kota/instansi lainnya akan dibentuk tim untuk
penyelesaiannya.
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
6.1.j Gedung dan Bangunan 170.692.587.173,02 40.469.883.976,01
Gedung dan Bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap pakai. Gedung dan Bangunan senilai tersebut didapat dari
perhitungan sebagai berikut:
Saldo 1 Januari 2007 40.469.883.976,01
Penambahan (pengurangan):
- Belanja Modal TA 2007 120.951.724.176,00
- Aset Ex Pemprov Riau 56.071.945.000,00
- Reklasifikasi berdasarkan
daftar aset TA 2006
16.841.546.171,01
- Reklasifikasi dari
Konstruksi Dalam
Penyelesaian TA 2006
2.097.747.250,00
- Reklasifikasi ke Konstruksi
Dalam Penyelesaian TA 2007
(66.383.347.400,00)
- Kapitalisasi Belanja
Pemeliharaan
643.088.000,00
Jumlah Mutasi 130.222.703.197,01
Saldo 31 Desember 2007 170.692.587.173,02
Gedung dan bangunan eks penyerahan Provinsi Riau sebanyak 141 unit senilai
Rp56.071.945.000,00 merupakan hasil inventarisasi Tim Tindak Lanjut Hasil
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
85
Pemeriksaan BPK atas Penyerahan Aset dari Provinsi Riau yang telah dibentuk
dengan SK Gubernur Nomor: 291 tahun 2007 tanggal 17 September 2007.
Beberapa kondisi yang berhubungan dengan gedung dan bangunan eks
penyerahan Provinsi Riau adalah sebagai berikut :
- Terdapat 4 (empat) unit bangunan yang sudah hancur total, yaitu bangunan
water tower, laboratorium, dan keramba apung di Desa Dompak Kota
Tanjungpinang.
- Terdapat 16 bidang bangunan dan tanah yang dikuasai oleh Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau yaitu 8 di Tanjungpinang, 8 di Bintan, dan
selebihnya dikuasai oleh 6 Kabupaten/Kota dan Pihak Ketiga.
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
6.1.k Jalan, Irigasi dan Jaringan 364.788.779.886,37 59.322.303.181,38
Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam
kondisi siap pakai. Jalan, Irigasi dan Jaringan senilai tersebut didapat dari
perhitungan sebagai berikut:
Saldo 1 Januari 2007 59.322.303.181,38
Penambahan (pengurangan):
- Belanja Modal TA 2007 206.801.513.730,00
- Aset Ex Pemprov Riau 147.522.653.268,00
- Reklasifikasi berdasarkan
daftar aset TA 2006
(15.386.655.136,01)
- Reklasifikasi dari
Konstruksi Dalam
Penyelesaian TA 2006
5.468.311.943,00
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
86
- Reklasifikasi ke Konstruksi
Dalam Penyelesaian TA 2007
(42.631.000.000,00)
- Kapitalisasi Belanja
Pemeliharaan
3.691.652.900,00
Jumlah Mutasi 305.466.476.704,99
Saldo 31 Desember 2007 364.788.779.886,37
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
6.1.l Aset Tetap Lainnya 20.037.827.244,00 14.503.753.190,00
Aset tetap lainnya mencakup buku dan perpustakaan, barang bercorak kesenian,
serta hewan/ternak dan tumbuhan yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh
pemerintah. Aset tetap lainnya senilai tersebut didapat dari perhitungan sebagai
berikut:
Saldo 1 Januari 2007 14.503.753.190,00
Penambahan (pengurangan):
- Belanja Modal TA 2007 6.714.107.055,00
- Reklasifikasi berdasarkan
daftar aset TA 2006
(1.180.033.001,00)
Jumlah Mutasi 5.534.074.054,00
Saldo 31 Desember 2007 20.037.827.244,00
6.1.m Konstruksi Dalam Penyelesaian 109.014.347.400,00 7.566.059.193,00
Konstruksi Dalam Penyelesaian merupakan aset yang sampai dengan 31
Desember 2007 belum selesai dikerjakan. Konstruksi Dalam Penyelesaian
lainnya senilai tersebut didapat dari perhitungan sebagai berikut:
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
87
Saldo 1 Januari 2007 7.566.059.193,00Penambahan (pengurangan): - Reklasifikasi KDP TA 2006 yang telah selesai ke Gedung dan Bangunan
(2.097.747.250,00)
- Reklasifikasi KDP TA 2006 yang telah selesai ke Jalan, Irigasi dan Jaringan
(5.468.311.943,00)
- Reklasifikasi dari Gedung dan Bangunan TA 2007 yang belum selesai dikerjakan
66.383.347.400,00 - Reklasifikasi dari Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2007 yang belum selesai dikerjakan
42.631.000.000,00 Jumlah Mutasi 101.448.288.207,00 Saldo 31 Desember 2007 109.014.347.400,00
Rincian Konstruksi dalam Pengerjaan sebesar Rp109.014.347.400,00 adalah
sebagai berikut:
No Keterangan Nilai
a) Pembangunan Kantor Gub,Dinas,Badan dan Kantor 25.400.000.000,00
b) Pembangunan RSUD Tanjungpinang 9.671.601.000,00
c) Pemb. Kantor (Masjid Raya dan Islamic Centre) 5.840.000.000,00
d) Pembangunan Gedung Dispenda 2.850.000.000,00e) Pemb Gedung DPRD Provinsi 7.140.000.000,00
f) Pemb. Pengeprasan Bukit Bandara Kijang 10.906.071.400,00
g) Pemb. Gedung UMRAH 4.575.675.000,00h) Pemb. Jembatan P.Bintan dan Dompak 22.500.800.000,00i) Pemb. Jalan lokal P. Dompak 11.800.000.000,00j) Pemb. Jalan lokal P. Dompak 3.580.200.000,00k) Pemb. Jalan Penghubung P.Dompak 4.750.000.000,00 JUMLAH 109.014.347.400,00
Dalam aset tetap yang diserahterimakan dari Provinsi Riau sebesar
Rp331.612.729.781,00 di antaranya terdapat aset PDAM Tirta Janggi sebesar
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
88
Rp20.181.944.200,00 yang oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dicatat sebagai
Tanah sebesar Rp8.440.275.000,00 dan Peralatan dan Mesin sebesar
Rp11.741.669.200,00.
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 279.456.488,04 0,00
Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang harus dipenuhi/diselesaikan oleh
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam waktu 12 (dua belas) bulan. Kewajiban
jangka pendek sebesar Rp279.456.488,04 terdiri dari Utang Perhitungan Fihak Ketiga
(PFK) dan Utang Jangka Pendek Lainnya dengan rincian sebagai berikut:
6.1.n Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 241.030.877,04
0,00
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp241.030.877,04 merupakan
potongan-potongan atas SP2D yang telah diterbitkan berupa pajak, astek, iuran
wajib pegawai yang telah dipungut oleh BUD namun belum disetorkan ke
pihak lain dan belum diterbitkan cek pembayarannya.
6.1.o Utang Jangka Pendek Lainnya 38.425.611,00 0,00
Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp38.425.611,00 merupakan Bagi Hasil
Pajak Air Bawah Tanah/Air Permukaan kepada Pemerintah Kota
Tanjungpinang yang telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur namun belum
disalurkan kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
89
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
EKUITAS DANA LANCAR 184.317.695.138,61 447.578.134.861,13 Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek. Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp184.317.695.138,61 terdiri dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan, Dana yang Harus
Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek dengan rincian sebagai berikut:
6.1.p Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 184.315.625.949,61 447.501.469.506,13
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran sebesar Rp184.315.625.949,61 merupakan
sisa lebih perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007.
6.1.q Cadangan Piutang 29.073.700,00 0,00
Cadangan Piutang sebesar Rp29.073.700,00 merupakan cadangan untuk
piutang pajak sebesar Rp3.839.200,00 dan piutang retribusi sebesar
Rp25.234.500,00.
6.1.r Cadangan Persediaan 11.421.100,00 76.665.355,00
Cadangan Persediaan sebesar Rp11.421.100,00 merupakan cadangan untuk
persediaan.
6.1.s Dana yang Harus Disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek
(38.425.611,00)
0,00
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek sebesar
Rp38.425.611,00 merupakan dana yang disediakan untuk utang bagi hasil pajak
ABT/AP kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
90
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
EKUITAS DANA INVESTASI 1.064.623.144.640,39 286.690.610.204,39
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya dikurangi
dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Investasi sebesar
Rp1.064.623.144.640,39 terdiri dari ekuitas dana yang diinvestasikan dalam investasi
jangka panjang sebesar Rp39.884.000.000,00 dan aset tetap sebesar
Rp1.024.739.144.640,39.
6.2. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran
PENDAPATAN Anggaran 2007 Realisasi 2007
PENDAPATAN ASLI DAERAH 325.531.079.192,00 325.833.680.431,74
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali dari
potensi pendapatan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. PAD sebesar
Rp325.833.680.431,74 terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain PAD
yang sah dengan rincian sebagai berikut:
6.2.a Pajak Daerah 305.450.788.000,00 301.504.796.476,00
Pajak daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah
yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut
serta disetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan. Realisasi
pendapatan pajak daerah sebesar Rp301.504.796.476,00 atau 98,71% dari
anggaran terdiri dari:
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
91
Anggaran 2007 Realisasi 2007
Pajak Kendaraan Bermotor 131.990.294.000,00 124.926.224.507,00
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 81.591.950.000,00 83.591.958.846,00
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 90.368.544.000,00 91.635.409.563,00
Pajak ABT/AP 1.500.000.000,00 1.351.203.560,00
6.2.b Retribusi Daerah 485.000.000,00 352.158.000,00
Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi
daerah yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah (Perda) dan dapat
dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.
Realisasi pendapatan retribusi daerah sebesar Rp352.158.000,00 atau 72,61%
dari anggaran merupakan retribusi jasa usaha yang terdiri dari:
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 110.000.000,00 102.432.500,00
Retribusi Izin Usaha Perikanan 375.000.000,00 249.725.500,00
6.2.c Lain-lain PAD yang Sah 19.595.291.192,00 23.976.725.955,74
Lain-lain PAD yang Sah merupakan pendapatan daerah yang bukan berasal
dari: pajak daerah, restribusi daerah, dan Bagian Laba dari BUMD dan
Investasi lainnya dan dapat dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah dalam
tahun anggaran yang berjalan. Realisasi Lain-lain PAD yang Sah sebesar
Rp23.976.725.955,74 atau 122,36% dari anggaran terdiri dari:
Jasa Giro 18.727.391.192,00 19.391.513.431,53
Sumbangan Fihak Ketiga 867.900.000,00 257.819.250,00
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
92
Anggaran 2007 Realisasi 2007
Pengembalian pungutan pajak jasa
giro 0,00 1.406.869.621,00
Penerimaan lain-lain 0,00 2.920.523.653,21
PENDAPATAN TRANSFER 693.967.451.302,00
692.297.020.401,00
Pendapatan Transfer merupakan transfer dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau yang sumber dananya berasal dari penerimaan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan Otonomi Daerah. Pendapatan Transfer sebesar Rp692.297.020.401,00
terdiri dari Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan sebesar
Rp692.297.020.410,00 dan Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya sebesar
Rp30.000.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
6.2.d Dana Bagi Hasil Pajak 155.847.988.000,00 159.772.024.918,00
Pendapatan Bagi Hasil Pajak tahun 2007 terealisasi sebesar
Rp159.814.588.218,00 atau 102,55% dari anggaran yang terdiri dari:
Bagi Hasil dari PBB 99.743.508.000,00 96.524.323.580,00
Bagi Hasil dari BPHTB 9.904.480.000,00 14.378.724.971,00
Pajak Penghasilan Orang Pribadi 46.200.000.000,00 48.868.976.367,00
6.2.e Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 174.789.463.302,00 169.192.001.483,00
Pendapatan Bagi Hasil Sumber Daya Alam tahun 2007 terealisasi sebesar
Rp169.192.001.483,00 atau 96,80% dari anggaran, yang terdiri dari:
Provisi sumber daya hutan 0,00 25.023.840,00
Landrent/Deadrent 507.786.279,00 488.849.177,00
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
93
Anggaran 2007 Realisasi 2007
Iuran Eksploitasi (Royalti) 6.088.770.000,00 6.129.102.872,00
Minyak Bumi 107.794.983.322,00 83.959.194.450,00
Gas Alam 60.397.923.701,00 78.589.831.144,00
6.2.f Dana Alokasi Umum 333.330.000.000,00 333.332.994.000,00
Pendapatan Dana Alokasi Umum bagi pemerintah daerah berasal dari dana
APBN yang dialokasikan oleh pemerintah pusat. Dana ini dimaksudkan untuk
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan
pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah. Realisasi Tahun
Anggaran 2007 sebesar Rp333.332.994.000,00 atau 100,00% dari anggaran.
6.2.g Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 30.000.000.000,00 30.000.000.000,00
Pendapatan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian bagi pemerintah daerah
berasal dari dana APBN yang dialokasikan oleh pemerintah pusat. Dana ini
dimaksudkan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan Otonomi
Daerah. Realisasi Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp30.000.000.000,00 atau
100,00% dari anggaran.
BELANJA Anggaran 2007 Realisasi 2007
BELANJA OPERASI 827.634.985.244,00 715.937.326.171,26
Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Realisasi belanja
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
94
operasi untuk Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp715.937.326.171,26 terdiri dari belanja
pegawai, belanja barang, subsidi, hibah, dan bantuan sosial, dengan rincian sebagai
berikut:
Anggaran 2007 Realisasi 2007
6.2.h Belanja Pegawai 340.112.606.857,00 279.425.193.721,26
Belanja pegawai merupakan pengeluaran anggaran untuk belanja kompensasi,
dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan
kepada PNS dan Non-PNS yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Pada Tahun Anggaran 2007 realisasi belanja pegawai
sebesar Rp279.425.193.721,26 terdiri dari:
Gaji dan Tunjangan 66.796.071.397,00 40.371.079.732,00
Tambahan Penghasilan PNS 54.559.610.163,00 42.621.900.000,00
Belanja Penerimaan Lainnya
Pimpinan & Anggota DPRD serta
KDH/WKDH 4.527.984.000,00 4.455.984.000,00
Biaya Pemungutan Pajak Daerah 17.972.361.903,00 17.660.016.280,00
Honorarium PNS 133.565.643.578,00 124.204.296.873,26
Honorarium Non PNS 43.737.503.656,00 36.807.610.610,00
Uang Lembur 5.756.954.560,00 4.711.198.675,00
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 1.810.500.000,00 1.080.000.000,00
Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi
dan Bimbingan Teknis PNS 11.385.977.600,00 7.513.107.551,00
6.2.i Belanja Barang 386.308.828.387,00 337.354.936.068,00
Belanja barang merupakan pengeluaran anggaran untuk pengeluaran pengadaan
barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan atau pemakaian jasa dalam
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
95
melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah. Pada Tahun Anggaran
2007 realisasi belanja pegawai sebesar Rp337.354.936.068,00 terdiri dari:
Anggaran 2007 Realisasi 2007
Belanja Barang Pakai Habis 16.334.805.594,00 13.602.606.294,00
Belanja Bahan/Material 62.086.054.551,00 57.659.541.295,00
Belanja Jasa Kantor 73.318.209.040,00 54.497.732.589,00
Belanja Premi Asuransi 1.769.440.000,00 3.993.396.845,00
Belanja Perawatan Kendaraan
Bermotor 9.792.151.000,00 8.878.158.343,00
Belanja Cetak dan Penggandaan 19.822.825.470,00 17.276.452.956,00
Belanja Sewa
Rumah/Gdg/Gudang/Parkir 34.222.623.682,00 31.150.992.397,00
Belanja Sewa SaranaMobilitas 24.129.760.330,00 22.713.219.576,00
Belanja Sewa Perlengkp &
Peralatan Kantor 2.154.300.000,00 2.085.958.000,00
Belanja Makanan dan Minuman 38.041.722.130,00 34.644.717.957,00
Belanja Pakaian Dinas & attributnya 1.768.844.500,00 1.266.603.450,00
Belanja Pakaian Kerja 189.129.200,00 365.779.500,00
Belanja Pakaian Khusus & Hari2
tertentu 2.096.785.700,00 1.765.275.300,00
Belanja Perjalanan Dinas 100.560.177.190,00 87.443.501.566,00
Belanja Pindah Tugas 22.000.000,00 11.000.000,00
Terhadap realisasi Belanja Barang ini dalam kaitannya dengan pemeriksaan
atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran
2007 terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
96
a. Pada pos Belanja Bahan/Material di Dinas Pekerjaan Umum terdapat
penganggaran dan realisasi belanja pemeliharaan yang sebenarnya
substansinya adalah belanja modal sebesar Rp4.334.740.900,00. Realisasi
belanja tersebut digunakan untuk melakukan rehabilitasi aset daerah yaitu
gedung daerah, perbaikan jalan, dan normalisasi saluran air yang bersifat
sedang dan/atau berat dengan nilai lebih dari Rp5.000.000,00. Dalam hal ini
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menyesuaikan dengan
mengkapitalisir menjadi Aset Tetap di Neraca.
b. Pada pos Belanja Bahan/Material di Dinas Pendidikan terdapat
penganggaran dan realisasi belanja bantuan sebesar Rp7.125.460.000,00.
Anggaran 2007 Realisasi 2007
6.2.j Subsidi 14.300.000.000,00 13.423.514.732,00
Subsidi merupakan pengeluaran anggaran yang ditetapkan untuk pemberian
subsidi kepada perusahaan/lembaga/badan usaha atas dasar tingkat aktivitas
produksi atau jumlah atau nilai dari barang atau jasa yang dihasilkan, dijual,
atau diimpor. Pada Tahun Anggaran 2007 realisasi belanja pegawai sebesar
Rp13.423.514.732,00 merupakan subsidi kepada perusahaan/lembaga.
6.2.k Hibah 500.000.00,00 00,00
Hibah merupakan pengeluaran anggaran yang ditujukan untuk menunjang
peningkatan pelayanan kepada masyarakat, menunjang peningkatan
penyelenggaraan daerah dan layanan dasar umum serta meningkatkan
partisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah.
6.2.l Bantuan Sosial 86.413.550.000,00 85.733.681.650,00
Bantuan Sosial merupakan pengeluaran anggaran yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
97
Anggaran 2007 Realisasi 2007
BELANJA MODAL 505.317.232.601,00 434.986.063.755,00
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
tetap lainnya dengan masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Realisasi belanja
modal untuk Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp434.986.063.755,00 terdiri dari:
6.2.l BM Tanah 27.377.557.500,00 23.116.859.400,00
6.2.m BM Peralatan dan Mesin 89.137.881.324,00 77.401.859.394,00
6.2.n BM Bangunan Gedung 148.104.319.727,00 120.951.724.176,00
6.2.o BM Jalan, Irigasi dan Jaringan 233.219.891.250,00 206.801.513.730,00
6.2.p BM Aset tetap lainnya 7.477.582.800,00 6.714.107.055,00
BELANJA TAK TERDUGA 2.000.000.000 600.000.000,00
Belanja Tak Terduga merupakan pengeluaran anggaran yang ditujukan untuk kegiatan-
kegiatan yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya.
BELANJA TRANSFER KE KABUPATEN/KOTA 126.415.182.155,00 125.794.154.463,00
Belanja Transfer ke Kabupaten/Kota dan Pemerintah desa merupakan pengeluaran
anggaran untuk pengeluaran bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi
kepada pemerintah kabupaten/kota dan Pemerintah Desa sesuai dengan peraturan.
PEMBIAYAAN
Anggaran 2007 Realisasi 2007
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 447.501.469.506,00 447.501.469.506,13
Penerimaan pembiayaan adalah setiap penerimaan kas daerah yang perlu dibayar
kembali. Realisasi penerimaan pembiayaan sebesar Rp447.501.469.506,13 merupakan:
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
98
Anggaran 2007 Realisasi 2007
6.2.q Penggunaan SiLPA 447.501.469.506,00 447.501.469.506,13
Penggunaan SiLPA adalah perkiraan untuk membukukan realisasi penggunaan
SiLPA untuk menutup defisit anggaran selama tahun berjalan.
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.632.600.000,00 3.999.000.000,00
Pengeluaran Pembiayaan adalah pengeluaran kas daerah yang akan diterima kembali.
Pengeluaran pembiayaan dilakukan dalam rangka memanfaatkan surplus anggaran.
Realisasi sebesar Rp3.999.000.000,00 merupakan:
6.2.r Penyertaan Modal kepada BUMD 5.632.600.000,00 3.999.000.000,00
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah perkiraan untuk membukukan
realisasi penyertaan modal pemerintah daerah pada BUMN/D dan lembaga
lainnya selama tahun berjalan. Realisasi sebesar Rp3.999.000.000,00
merupakan penyertaan modal Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau kepada
BUMD PT Pembangunan Kepri yang berkedudukan di Tanjungpinang.
SISA LEBIH PERHITUNGAN APBD 0,00 184.315.625.949,61
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan adalah Selisih lebih/kurang antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode tahun berjalan
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
99
6.3. Penjelasan Pos-Pos Laporan Arus Kas 31 Des 2007
(Rp) 31 Des 2006
(Rp) ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI
175.799.220.198,48
400.965.351.429,67
Aktivitas Operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk kegiatan operasional pemerintah daerah selama satu periode akuntansi.
Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan
kemampuan operasi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam menghasilkan kas
yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang
tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas bersih aktivitas operasi
diperoleh dari perhitungan arus kas masuk dari aktivitas operasi dikurangi arus kas
keluar dari aktivitas operasi, dengan rincian sebagai berikut:
6.3.a Arus Kas Masuk Aktv.Operasi 1.018.130.700.832,74 1.131.634.051.389,30
terdiri dari: Pendapatan Pajak Daerah 301.504.796.476,00 260.511.591.819,00
Pendapatan Retribusi daerah 352.158.000,00 378.480.957,00
Lain-lain PAD Yang sah 23.976.725.955,74 20.940.773.603,30
Dana Bagi Hasil Pajak 159.772.024.918,00 124.792.905.375,00
Dana Bagi Hasil SDA 169.192.001.483,00 546.679.309.635,00
Dana Alokasi Umum 333.332.994.000,00 178.330.990.000,00
Dana Penyesuaian 30.000.000.000,00 -
6.3.b Arus Kas Keluar Aktv.Operasi 842.331.480.634,26 730.668.699.959,63
terdiri dari: Belanja Pegawai 279.425.193.721,26 136.631.618.066,00
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
100
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
Belanja Barang 337.354.936.068,00 376.224.007.171,88 Subsidi 13.423.514.732,00 9.009.412.530,00 Bantuan Sosial 85.733.681.650,00 102.258.540.316,00 Belanja Tak Terduga 600.000.000,00 1.135.800.000,00 Belanja Bagi Hasil Pajak Ke
Kabupaten/Kota 125.794.154.463,00
105.409.321.875,75
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI
(434.986.063.755,00) (181.640.030.541,39)
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan aset non-keuangan lainnya.
Arus Kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan
untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah daerah kepada
masyarakat di masa yang akan datang. Arus kas bersih aktivitas investasi diperoleh
dari perhitungan arus kas masuk dari aktivitas investasi dikurangi arus kas keluar dari
aktivitas investasi, dengan rincian sebagai berikut:
6.3.c Arus Kas Masuk Aktv.Investasi 0,00 0,00 - - -
6.3.d Arus Kas Keluar Aktv.Investasi 434.986.063.755,00 181.640.030.541,39
terdiri dari: Belanja Modal Tanah 23.116.859.400,00 9.162.259.100,00
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 77.401.859.394,00 77.239.207.612,00
Belanja Modal Bangunan Gedung 120.951.724.176,00 27.545.674.793,01
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
101
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan 206.801.513.730,00
55.367.777.346,38
Belanja Modal Aset tetap lainnya 6.714.107.055,00 12.325.111.690,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
(3.999.000.000,00)
(32.885.000.000,00)
Aktivitas Pembiayaan adalah penerimaan kas yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah dan komposisi investasi jangka panjang, piutang jangka panjang, dan utang
pemerintah daerah sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus
anggaran.
Arus Kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang
bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas pemerintah daerah
dan klaim pemerintah daerah terhadap pihak lain di masa yang akan datang. Arus kas
bersih aktivitas pembiayaan diperoleh dari perhitungan arus kas masuk dari aktivitas
pembiayaan dikurangi arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan, dengan rincian
sebagai berikut:
6.3.e Arus Kas Masuk Aktv.Pembiayaan 0,00 0,00 - - -
6.3.f Arus Kas Keluar Aktv.Pembiayaan 3.999.000.000,00 32.885.000.000,00
merupakan: Penyertaan Modal Pemer. Daerah 3.999.000.000,00 32.885.000.000,00
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
102
31 Des 2007 (Rp)
31 Des 2006 (Rp)
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS NON-ANGGARAN
241.030.877,04
0,00
Aktivitas Non-Anggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan pemerintah
daerah. Arus kas bersih aktivitas non-anggaran diperoleh dari perhitungan arus kas
masuk dari aktivitas non-anggaran dikurangi arus kas keluar dari aktivitas non-
anggaran, dengan rincian sebagai berikut:
6.3.g Arus Kas Masuk Aktv.Non Anggaran 57.516.582.296,15 0,00 Penerimaan PFK 57.516.582.296,15 -
6.3.h Arus Kas Keluar Aktv.Non Anggaran 57.275.551.419,11 0,00 Pengeluaran PFK 57.275.551.419,11 -
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
102
7. PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON-
KEUANGAN
Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan
Riau menyatakan bahwa Provinsi Kepulauan Riau mempunyai batas wilayah yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu dengan Negara Malaysia dan
Singapura disamping beberapa provinsi.
Dengan melihat hal tersebut di atas, bahwa Provinsi Kepulauan Riau merupakan
daerah yang strategis baik secara geografis, geopolitik, ekonomi maupun keamanan
dan pertahanan nasional. Sehubungan dengan itu dalam mendukung pembangunan
nasional pemerintah Provinsi Kepulauan Riau memiliki peran yang penting sehingga
perlunya perangkat regulasi yang sesuai dengan kondisi dan tipikal daerah Kepulauan
Riau.
Berdasarkan kondisi di atas pemerintah pusat melalui Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang –Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas sebagaimana telah ditetapkan menjadi Undang – Undang Nomor 36
Tahun 2000 menetapkan sejumlah kriteria bagi suatu kawasan untuk menjadi Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, diantaranya kriteria yang terkait dengan
letak kawasan tersebut.
Sejalan dengan hal di atas, pemerintah pusat telah menerbitkan 1 paket peraturan
pemerintah tentang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas di 3 daerah kab/kota
yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Riau yaitu :
1. PP Nomor 46 Tahun 2007 tentang Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas
Batam.
2. PP Nomor 47 Tahun 2007 tentang Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas
Bintan.
3. PP Nomor 48 Tahun 2007 tentang Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas
Karimun.
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
103
Letak daerah Batam, Bintan dan Karimun (BBK) yang berada pada jalur perdagangan
internasional (Selat Malaka) memiliki peran yang penting sebagai salah satu gerbang
dan unjung tombak perekonomian nasional karena dapat dijadikan gerbang bagi arus
masuk investasi, barang dan jasa dari luar negeri yang berguna bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat Kepulauan Riau dan rakyat Indonesia pada umumnya.
Disamping itu juga dalam pengembangan daerah BBK sebagai kawasan perdagangan
bebas dan pelabuhan bebas akan disesuaikan dengan keunggulan masing – masing
daerah. Untuk kawasan Batam akan dikembangkan sebagai daerah industri karena
kesiapan infrastruktur yang lebih memadai dan ketersediaan lahan yang cukup bagi
para investor untuk membangun industrinya.
Sedangkan untuk daerah karimun perkembangannya akan lebih difokuskan pada
pelabuahan bebas dan industri galangan kapal karena wilayah Karimun memiliki lahan
dan daerah yang cocok untuk pengembangan industri galangan kapal. Pengembangan
daerah pariwisata akan dikembangkan pada wilayah Bintan dikarenakan potensi
keindahan pariwisata Bintan yang lebih dapat ditonjolkan untuk menarik devisa bagi
Negara dan Provinsi Kepulauan Riau khususnya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa wilayah Provinsi
Kepulauan Riau merupakan salah satu barometer ekonomi nasional dikarenakan letak
dan besarnya potensi sumber daya alamnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi
perekonomian nasional.
8. P E N U T U P
Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya bahwa Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 disusun untuk sebagai bentuk pelaporan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam melaksanakan tugas pokok fungsinya yang
melingkupi urusan wajib dan urusan pilihan yang telah ditetapkan sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang tentang Perubahan
Catatan atas Laporan KeuanganTahun Anggaran 2007
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
104
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Selanjutnya Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 ini
disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan yang menjadi dasar dalam proses penyusunan Laporan
Keuangan.
Secara umum pencapaian kinerja atas sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai
dengan baik, namun begitu masih terdapat beberapa kendala dan hambatan yang masih
harus terus dibenahi dan menjadi perhatian oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Dengan memperhatikan strategisnya letak wilayah Provinsi Kepulauan Riau dan
besarnya sumber daya alam yang dimiliki serta perannya dalam perekonomian nasional
dan regional, maka perlunya persiapan yang matang dalam merencanakan program-
program pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
diiringi pembenahan dari segi kualitas maupun kuantitas sumber daya manusianya.
Akhir kata, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengharapkan dalam penyampaian
Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 dapat memenuhi
kewajiban kami dalam melaporkan dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada para stakeholders dan berguna bagi
pengambilan keputusan dalam pengelolaan dan pengawasan keuangan daerah pada
tahun berikutnya.
Tanjungpinang, 7 Juli 2008 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
ISMETH ABDULLAH
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN
1. Dasar Hukum Pemeriksaan
a. Pasal 23E Undang-Undang Dasar Tahun 1945;
b. Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
c. Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
d. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
e. Pasal 184 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
f. Pasal 81 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
g. Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan;
h. Pasal 102 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
i. Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP) BPK RI Tahun Anggaran 2008.
2. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan Pemeriksaan adalah untuk memberikan keyakinan apakah Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau sebagai laporan
pertanggungjawaban atas realisasi APBD Tahun Anggaran 2007 telah disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum yang ditetapkan dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan dan berbagai peraturan perundangan yang berlaku.
3. Sasaran Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka sasaran pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau diarahkan pada:
a. Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2007;
b. Neraca per 31 Desember 2007;
105
c. Laporan Arus Kas Tahun Anggaran 2007;
d. Pengungkapan informasi keuangan pada Catatan Atas Laporan Keuangan;
e. Kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan;
f. Pengendalian intern.
4. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan
Riau Tahun Anggaran 2007 dilakukan dengan berpedoman pada
a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP), termasuk Buletin Teknis SAP yang merupakan penjelasan
atas Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP);
b. Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara;
c. Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2008 tentang Panduan manajemen
Pemeriksaan,
5. Metode Pemeriksaan
Metode pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan LKPD meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan yang meliputi 24
langkah/kegiatan. Pelaksanaan rinci atas metode pemeriksaan ini merujuk pada Juknis
Pemeriksaan LKPD Bab III.
Pemeriksaan LKPD Tahun Anggaran 2007 meliputi pengujian atas bukti
sesuai dengan hasil penelaahan SPI. Pada tingkat objek belanja yang melebihi standar
materialitas (PM) dapat dijadikan sample untuk pengambilan bukti sesuai dengan
judgment auditor. Pengujian terhadap nilai akun dibawahnya minimal 60% dari total
nilai akun pada tingkat objek belanja dan
Penetapan Tingkat Materialitas Awal/Planning Materiality/ PM merupakan
tingkat materialitas pada keseluruhan laporan keuangan. Penetapan PM yaitu sebesar
0,5% sampai dengan 5,0% dari total belanja. Baik atau Kurang Baiknya Sistem
Pengendalian Intern menjadi dasar untuk penghitungan materialitas. Penghitungan
materialitas juga diterapkan untuk pendapatan dan pembiayaan.
106
6. Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilaksanakan selama 40 (empat puluh) hari kalender, terhitung
mulai tanggal 10 April s.d. 19 Mei 2008 berdasarkan Surat Tugas Nomor
40/ST/XVIII.TJP/04/2008 tanggal 4 April 2008.
7. Objek Pemeriksaan
Entitas yang menjadi sasaran pemeriksaan adalah Pemerintah Daerah
Provinsi Kepulauan Riau.
8. Batasan Pemeriksaan
Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan
tanggung jawab manajemen entitas. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa beranggapan
bahwa Pemerintah Daerah telah menyediakan data dan informasi yang benar dan
lengkap serta tidak menyembunyikan informasi yang material untuk keperluan
pemeriksaan. Oleh karena itu, BPK RI tidak bertanggung jawab terhadap salah
interpretasi dan kemungkinan pengaruh atas informasi yang tidak diberikan baik yang
sengaja maupun tidak oleh entitas yang diperiksa.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun
2007 tidak ditujukan untuk menemukan kesalahan atau penyimpangan, tetapi untuk
memberikan keyakinan bahwa LKPD entitas yang diperiksa bebas dari salah saji
material. Akan tetapi, jika dari hasil pemeriksaan ditemukan penyimpangan, tim
pemeriksa wajib mengungkapkan penyimpangan itu dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan. Pemeriksaan meliputi prosedur-prosedur yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya kesalahan dan salah
saji yang berpengaruh material terhadap laporan keuangan. Prosedur-prosedur itu
dilakukan karena disadari bahwa kemungkinan adanya perbuatan-perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh entitas dalam pelaksanaan APBD. Namun
pemeriksaan ini tidak memberikan jaminan bahwa tindakan melanggar hukum akan
terdeteksi dan hanya memberikan jaminan yang wajar bahwa tindakan melanggar
107
108
hukum yang berpengaruh secara langsung dan material terhadap angka-angka dalam
laporan keuangan akan terdeteksi. Pemeriksa berkewajiban menginformasikan bila
ada perbuatan melanggar hukum atau kesalahan/penyimpangan material yang
mungkin ditemukan selama pemeriksaan.
Dalam melaksanakan pengujian kepatuhan atas perundang-undangan,
pemeriksa hanya menguji kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan
yang terkait langsung dengan kewajaran laporan keuangan termasuk asersi
manajemen entitas yang diperiksa. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih
terdapat ketidakpatuhan pada peraturan yang tidak teridentifikasi.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN 2007
AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V PERWAKILAN BPK RI DI BATAM
Nomor : 64b/S/XVIII.TJP/07/2008
Tanggal : 21 JULI 2008
DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR ISI………………………………………………………………… i RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2007………………………….
ii
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN 1. Status Aset Tetap Sebesar Rp20.181.944.200,00 dan Utang PDAM
Tirta Janggi dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007 Belum Jelas.......................................................................................................
1
2. Belanja Perawatan Sebesar Rp69.296.400,00 Direalisasikan Sebagai
Belanja Bahan Material Tidak Sesuai Ketentuan………..................... 4
3. Belanja Modal Sebesar Rp4.334.740.900,00 Dianggarkan dan
Direalisasikan Sebagai Belanja Pemeliharaan Tidak Sesuai Ketentuan……………………………………………………………..
6
4. Penganggaran dan Realisasi Belanja Bantuan Operasional di Dinas
Pendidikan Sebesar Rp7.125.460.000,00 Tidak Dianggarkan Pada SKPKD……………..............................................................................
10 5. Pertanggungjawaban Atas Belanja Daerah Tidak Dilengkapi Bukti
Pendukung yang Lengkap Sebesar Rp1.731.118.880,00.....................
14 6. Pekerjaan Pembangunan Gedung Perawatan Rumah Sakit Umum
Tanjung Uban dan Penataan Landscape Mengalami Kontrak Kritis dan Tidak Sesuai Spesifikasi ................................................................
19 7. Terjadi Kelebihan Pembayaran Atas Pekerjaan Pembangunan Rumah
Dinas Dokter di Tanjunguban Sebesar Rp20.707.242,68 ....................
23 8. Sisa UYHD Tahun Anggaran 2007 Sebesar Rp8.364.897.166,34
Terlambat Setor dan Sisa UUDP Tahun 2005 Sebesar Rp728.378.026,00 Belum Disetor Ke Kas Daerah...............................
25 LAMPIRAN
i
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
RESUME LAPORAN ATAS KEPATUHAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan Keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.
Ketidakpatuhan kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau sebagai bagian dalam perolehan keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, BPK RI melakukan pengujian kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatuhan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. Namun pemeriksaan yang BPK RI lakukan tidak dirancang khusus untuk menemukan ketidakpatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan, dan BPK RI tidak mengeluarkan opini atas laporan kepatuhan. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mengharuskan BPK RI untuk melaporkan kepada pihak berwenang yang terkait apabila terjadi ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan, apabila dalam melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan menemukan hal-hal tersebut.
Atas pemeriksaan tersebut, BPK RI telah menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atas LKPD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 yang memuat opini Wajar Dengan Pengecualian dengan nomor 64a/XVIII.TJP/07/2008 tanggal 21 Juli 2008 dan Laporan atas Pengendalian Intern dalam kerangka pemeriksaan laporan LKPD dengan nomor 64c/XVIII.TJP/07/2008 tanggal 21 Juli 2008.
ii
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau tersebut dilakukan berdasarkan pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI. Standar tersebut mengharuskan BPK RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti yang
cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai sebagai standar untuk memberikan pendapat. Standar tersebut juga mengharuskan BPK RI untuk mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan dalam pelaporan keuangan.
Pokok-pokok temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan serta
ketidakpatutan dalam pelaporan keuangan yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut:
1. Status aset tetap sebesar Rp20.181.944.200,00 dan utang PDAM Tirta Janggi dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007 belum jelas.
2. Belanja perawatan sebesar Rp69.296.400,00 direalisasikan sebagai belanja bahan material tidak
sesuai ketentuan.
3. Belanja modal sebesar Rp4.334.740.900,00 dianggarkan dan direalisasikan dalam belanja
pemeliharaan tidak sesuai ketentuan.
4. Penganggaran dan realisasi belanja bantuan operasional di Dinas Pendidikan sebesar
Rp7.125.460.000,00 tidak dianggarkan pada SKPKD.
5. Pertanggungjawaban atas belanja daerah tidak dilengkapi bukti pendukung yang lengkap sebesar
Rp1.731.118.880,00.
6. Pekerjaan pembangunan gedung perawatan Rumah Sakit Umum Tanjunguban dan penataan
landscape mengalami kontrak kritis dan tidak sesuai spesifikasi.
7. Terjadi kelebihan pembayaran atas pekerjaan pembangunan Rumah Dinas Dokter di
Tanjunguban sebesar Rp20.707.242,68.
8. Sisa UYHD Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp8.364.897.166,34 terlambat disetor dan sisa
UUDP Tahun 2005 sebesar Rp728.378.026,00 belum disetor ke kas daerah.
Berdasarkan temuan tersebut, BPK RI menyarankan Gubernur Kepulauan Riau agar:
1. Memerintahkan Sekretaris Daerah bersama Tim Inventarisasi Aset Daerah untuk berkoordinasi
dengan pihak terkait dan segera memastikan kejelasan status Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau dalam kaitannya dengan kepemilikan PDAM Tirta Janggi, khususnya terhadap aset tetap
dan hutang sehingga segera dapat ditetapkan perlakuan akuntansi atas aset tetap dan hutang
PDAM Tirta Janggi dalam laporan keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
2. Menegur secara berjenjang kepada Bendahara Pengeluaran Dinas Pendapatan supaya dalam
merealisasikan belanja di SKPD-nya mempedomani ketentuan yang berlaku.
iii
iv
3. Bersama Ketua DPRD menegur secara tertulis Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Panitia
Anggaran DPRD supaya mempedomani peraturan dan kebijakan akuntansi yang telah
ditetapkan dalam menetapkan APBD serta memperhatikan substansi belanja.
4. Bersama Ketua DPRD menegur secara tertulis Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Panitia
Anggaran DPRD supaya dalam menyusun dan mengesahkan APBD mempedomani peraturan
yang berlaku.
5. Menegur secara berjenjang kepada PPTK dan Bendahara Pengeluaran di Sekretariat DPRD,
Sekretariat Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Pos, dan Telekomunikasi,
dan Satuan Polisi Pamong Praja supaya mempedomani ketentuan yang berlaku dalam
mempertanggungjawabkan pengeluaran-pengeluaran di SKPD masing-masing serta menegur
secara berjenjang kepada PPK di 5 SKPD tersebut supaya lebih cermat dalam melakukan
verifikasi terhadap bukti-bukti pertanggungjawaban pengeluaran di SKPD masing-masing.
6. Memerintahkan secara berjenjang kepada PPTK pembangunan gedung perawatan RSU Tanjung
Uban untuk meminta rekanan agar mempercepat penyelesaian pembangunan RSU tersebut
sesuai spesifikasi, membayar denda keterlambatan dan mengganti pekerjaan keramik yang tidak
sesuai spesifikasi dengan keramik yang sesuai spesifikasi.
7. Memerintahkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas
Dokter Type 70 untuk menarik kelebihan pembayaran sebesar Rp20.707.242,68 dari rekanan
dan menyetorkannya ke Kas Daerah.
8. Memerintahkan atasan langsung bendahara supaya menegur secara tertulis kepada bendahara
atas ketidaktertibannya dalam menyetorkan sisa UYHD tepat pada waktunya dan
memerintahkan Pemegang Kas Sekretariat Daerah TA 2005 supaya segera menyetorkan
kekurangan sisa UUDP yang menjadi tanggung jawabnya.
Secara lebih rinci akan dijelaskan pada bagian Temuan Pemeriksaan atas Kepatuhan.
Batam, 19 Mei 2008 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan BPK RI di Batam Penanggung Jawab Pemeriksaan,
Hery Purwanto, S.E., M.M., Ak. Akuntan, Register Negara No. D-15.023
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN
1. Status Aset Tetap Sebesar Rp20.181.944.200,00 dan Utang PDAM Tirta Janggi
dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Anggaran 2007 Belum Jelas
Dalam Neraca per tanggal 31 Desember 2007, Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau mencatat saldo Aktiva Tetap sebesar Rp1.024.739.144.640,39 dengan rincian
saldo awal 1 Januari 2007 sebesar Rp253.805.610.204,39 ditambah realisasi belanja
modal Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp434.986.063.755,00, penerimaan aset tetap
dari Pemerintah Provinsi Riau sebesar Rp331.612.729.781,00, dan Kapitalisasi atas
Belanja Pemeliharaan sebesar Rp4.334.740.900,00.
Aset tetap dari Pemerintah Provinsi Riau diterima oleh Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002
tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau antara lain ditetapkan bahwa dalam
jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun setelah diresmikannya Provinsi
Kepulauan Riau dilakukan serah terima aset, utang piutang yang kegunaannya untuk
Provinsi Kepulauan Riau. Serah terima dilakukan pada Tahun 2006 dan 2007 yang
dituangkan dalam Berita Acara Nomor 02/BA/2006 tanggal 31 Mei 2006, Nomor
04/BA/2006 tanggal 31 Oktober 2006, dan Nomor 04/BA/2007 tanggal 14 Mei 2007.
Ketiga berita acara serah terima tersebut ditandatangani oleh kedua Sekretaris Daerah
yang mewakili Gubernur masing-masing.
Serah terima aset tersebut tidak disertai dengan bukti kepemilikan yang kuat.
Hal ini telah menjadi catatan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau TA 2006 yang dituangkan dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan Kepatuhan No.47b/S/XIV.10/07/2007 tanggal 30 Juli 2007 catatan no.3.
Sebagai tindak lanjut atas catatan tersebut Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
membentuk Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK atas Penyerahan Aset dari
Provinsi Riau dengan SK Gubernur No.291 Tahun 2007 tanggal 17 September 2007.
Tim ini belum selesai bekerja, hasil kerja sementara tim ini diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2007.
Dari berita acara serah terima juga diketahui bahwa dari nilai sebesar
Rp331.612.729.781,00 tersebut, diantaranya sebesar Rp20.181.944.200,00 merupakan
1
aset yang dimiliki dan dikuasai oleh PDAM Tirta Janggi Tanjungpinang, dengan
rincian sebagai berikut:
No Jenis Aset Nilai Keterangan 1 Tanah 8.440.275.000 2 Bangunan 3.207.220.000 Dicatat sebagai peralatan dan mesin 3 Peralatan dan Mesin 8.534.449.200 TOTAL 20.181.944.200
(rincian lihat Lampiran 3.1)
Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atas Laporan Keuangan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau TA 2006 pada bagian Peristiwa Setelah Tanggal
Neraca diungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menyatakan
persetujuannya untuk menanggung utang PDAM Tirta Janggi sebesar
Rp11.637.838.276,95, namun tidak demikian halnya dengan Pemerintah Provinsi
Riau.
Persetujuan ini tertuang dalam surat Dirjen Perbendaharaan No. S-
266/PB/2007 tanggal 15 Januari 2007 sebagai tindak lanjut dari rapat yang dihadiri
wakil Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Provinsi Riau, DPRD kedua
provinsi serta PDAM Tirta Janggi tanggal 3 Januari 2007. Diungkapkan juga bahwa
kumulatif utang PDAM Tirta Janggi yang menjadi tanggung jawab Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau belum dapat dipastikan dan berpotensi menanggung utang
yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya sehingga Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau belum dapat menyajikannya dalam Neraca Tahun 2007. Namun
demikian, karena sudah menyatakan persetujuan yang dituangkan dalam surat resmi,
utang tersebut berpotensi membebani keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menerima aset tetap PDAM Tirta Janggi
sebesar Rp20.181.944.200,00 dan berpotensi menanggung utang PDAM Tirta
Janggi Tanjungpinang sebesar Rp11.637.838.276,95. Oleh karena itu, untuk
Neraca Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah
mencatat aset tetap PDAM Tirta Janggi tersebut tetapi belum mencatat utangnya.
b. PDAM Tirta Janggi merupakan BUMD yang berbadan hukum sendiri dan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau tidak memiliki penyertaan modal di PDAM
Tirta Janggi. Dalam ketiga berita acara serah terima tersebut di atas tidak
disebutkan penyerahan bukti penyertaan modal atas PDAM Tirta Janggi dari
Pemerintah Provinsi Riau kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Akibatnya Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau tidak memiliki wewenang untuk
2
mengelola PDAM Tirta Janggi. Seluruh aset dan kewajiban PDAM Tirta Janggi
merupakan tanggung jawab PDAM Tirta Janggi sendiri karena PDAM Tirta
Janggi merupakan BUMD atau kekayaan daerah yang dipisahkan.
c. Dikeluarkannya aset tetap PDAM Tirta Janggi dari Neraca Tahun Anggaran 2007
tidak memungkinkan dikarenakan belum ada perubahan atas Berita Acara Serah
Terima antara Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
seperti tersebut di atas.
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Undang Undang No.5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah pasal 2 yang
menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan Perusahaan Daerah ialah semua
perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang ini yang modalnya untuk
seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan,
kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-undang,
Penjelasan pasal 2 yang menyatakan bahwa Kekayaan Daerah yang dipisahkan
berarti kekayaan Daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum yang
dipertanggungjawabkan melalui anggaran Belanja Daerah dan dimaksudkan untuk
dikuasai dan dipertanggungjawabkan tersendiri.
b. PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 07 tentang Akuntansi Aktiva Tetap
paragraf 20 yang menyatakan bahwa pengakuan aset tetap akan sangat andal bila
aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat
penguasaannya berpindah.
Hal tersebut mengakibatkan:
a. Pencatatan atas aktiva tetap PDAM Tirta Janggi yang disajikan dalam Neraca
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007 sebesar
Rp20.181.944.200,00 belum sepenuhnya memenuhi karakteristik aset.
b. Pemerintah Provinsi Riau berpotensi menanggung utang PDAM Tirta Janggi
sebesar Rp11.637.838.276,95.
c. Status kepemilikan PDAM Tirta Janggi sebagai BUMD tidak jelas apakah
dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau atau Kabupaten/Kota di
wilayah Kepulauan Riau.
3
Hal tersebut disebabkan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau tidak segera
menindaklanjuti serah terima dari Pemerintah Provinsi Riau khususnya atas aset
PDAM Tirta Janggi.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bahwa:
a. Pencatatan aset tetap PDAM Tirta Janggi dalam Neraca Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007 dilakukan karena sudah adanya
pemindahan penguasaan aset tetap tersebut dari Pemerintah Provinsi Riau ke
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
b. Hutang PDAM Tirta Janggi belum dicatat dalam Neraca Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007 karena belum ada addendum terhadap
surat perjanjian pinjaman No.RDA-259/DPB/1996 tanggal 23 Mei 1996 yang
menyatakan bahwa penjamin atas hutang tersebut adalah Pemerintah Provinsi
Riau. Selain itu menurut tinjauan hukum dari Kantor Advokat Hantrada Law
Offices antara lain menyatakan bahwa pengalihan kewajiban atas tunggakan
PDAM Tirta Janggi kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau tidak memenuhi
kaidah hukum.
BPK RI merekomendasikan kepada Gubernur Kepulauan Riau agar
memerintahkan Sekretaris Daerah bersama Tim Inventarisasi Aset Daerah untuk
berkoordinasi dengan pihak terkait dan segera memastikan kejelasan status
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam kaitannya dengan kepemilikan PDAM
Tirta Janggi, khususnya terhadap aset tetap dan utang sehingga dapat ditetapkan
perlakuan akuntansi atas aset tetap dan hutang PDAM Tirta Janggi dalam laporan
keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
2. Belanja Perawatan Sebesar Rp69.296.400,00 Direalisasikan Sebagai Belanja
Bahan Material Tidak Sesuai Ketentuan
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas daerah dalam rangka
menyediakan pelayanan yang memadai, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah
menganggarkan belanja perawatan kendaraan bermotor dan belanja barang pakai
habis melalui belanja barang dan jasa. Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran
Tahun Anggaran 2007 diketahui bahwa jumlah anggaran untuk belanja barang dan
4
jasa (5.2.2) sebesar Rp386.308.828.387,00 dengan realisasi sebesar
Rp337.354.936.068,00 atau 87,33% dari anggaran.
Dalam Tahun Anggaran 2007 Dinas Pendapatan Daerah telah menganggarkan
belanja barang dan jasa (5.2.2) sebesar Rp15.278.947.745,00 dengan realisasi sebesar
Rp13.946.254.728,00 atau 91,28%.
Hasil penelusuran dan rekomputasi atas Register Lembar Pengesahan Surat
Pertanggungjawaban belanja langsung per kegiatan diketahui bahwa terdapat belanja
perawatan kendaraan bermotor (5.2.2.05) yang dibebankan pada belanja bahan
material (5.2.2.02). Terhadap kesalahan pembebanan ini tidak bisa dilakukan jurnal
reklasifikasi karena akan menyebabkan terjadinya pelampauan anggaran belanja
perawatan kendaraan bermotor di Dinas Pendapatan.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 122:
a. Ayat (5) yang menyatakan bahwa jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD
merupakan batas tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja
b. Ayat (6) yang menyatakan bahwa pengeluaran tidak dapat dibebankan pada
anggaran belanja jika untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia dalam APBD.
Hal tersebut mengakibatkan realisasi belanja barang dan jasa dalam Laporan
Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2007 belum menggambarkan keadaan yang
senyatanya.
Hal ini disebabkan:
a. Bendahara Pengeluaran Dinas Pendapatan tidak mempedomani ketentuan yang
berlaku dalam merealisasikan belanja di SKPD-nya.
b. Lemahnya pengawasan dan pengendalian dari Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran Dinas Pendapatan dalam realisasi belanja.
5
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan mengecek ulang dan
menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan.
BPK RI merekomendasikan Gubernur Kepulauan Riau agar:
a. Menegur secara berjenjang kepada Bendahara Pengeluaran Dinas Pendapatan
supaya dalam merealisasikan belanja di SKPD-nya mempedomani ketentuan yang
berlaku.
b. Menegur Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Pendapatan
supaya meningkatkan pengawasan dan pengendalian.
3. Belanja Modal Sebesar Rp4.334.740.900,00 Dianggarkan dan Direalisasikan
Dalam Belanja Pemeliharaan Tidak Sesuai Ketentuan
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas daerah dalam rangka
menyediakan infrastruktur yang memadai, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah
melakukan pengadaan aset melalui belanja modal. Berdasarkan Laporan Realisasi
Anggaran Tahun Anggaran 2007 diketahui bahwa jumlah anggaran untuk belanja
modal (5.2.3) sebesar Rp505.317.232.601,00 dengan realisasi sebesar
Rp434.986.063.755,00 atau 86,08% dari anggaran. Realisasi sebesar itu pada akhir
tahun akan dilakukan penyesuaian sebagai penambah aset tetap di neraca. Dalam Tahun Anggaran 2007 Dinas PU telah menganggarkan belanja
pemeliharaan (5.2.2.02.07) sebesar Rp5.981.080.000,00 dengan realisasi sebesar
Rp4.584.655.769,00 atau 76,65%. Hasil pemeriksaan Surat Pertanggungjawaban belanja pemeliharaan diketahui
bahwa dari realisasi tersebut di antaranya sebesar Rp4.334.740.900,00 digunakan
untuk melakukan rehabilitasi aset daerah yaitu gedung daerah, perbaikan jalan, dan
normalisasi saluran air yang bersifat sedang dan/berat dengan nilai lebih dari
Rp5.000.000,00 dan memenuhi salah satu kriteria menambah volume, menambah
kapasitas, meningkatkan fungsi, meningkatkan efisiensi dan/atau menambah masa
manfaat sehingga layak dikapitalisir sebagai penambah aset daerah. Kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut: a. Kontrak rehabilitasi Kantor Dinas Pekerjaan Umum. Pekerjaan tersebut
diborongkan kepada CV. Bina Kita sesuai dengan kontrak Nomor
34/SPPP/SEKT-DPU/XI/2007 Tanggal 1 November 2007 senilai
6
Rp48.827.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 30 hari kalender terhitung
sejak tanggal 1 November 2007 sampai dengan tanggal 30 November 2007.
Dengan uraian pekerjaan adalah pembuatan toilet, pemasangan utility kamar
mandi, pembuatan septitank, rehab lantai, pekerjaan struktur, pekerjaan dinding
dan plafon serta pembuatan partisi ruangan
b. Kontrak rehabilitasi sedang/berat gedung kantor Eks PSKW Km.10 untuk
laboratorium PU-TAMBEN. Pekerjaan tersebut diborongkan kepada CV.
Makassar Berkarya sesuai dengan kontrak Nomor 01.02/SPPP-
CK/PU/APBD/2007 Tanggal 22 Oktober 2007 senilai Rp96.759.000,00 dengan
jangka waktu pelaksanaan 30 hari kalender terhitung sejak tanggal 22 Oktober
2007 sampai dengan tanggal 20 November 2007. dengan uraian pekerjaan
meliputi pekerjaan umum dan struktur.
c. Kontrak rehabilitasi sedang/berat gedung daerah. Pekerjaan tersebut diborongkan
kepada CV. Cakra Buana Sentosa sesuai dengan kontrak Nomor 01/SPPP/PU-
TAMBEN/CK/APBD/2007 Tanggal 17 April 2007 senilai Rp497.502.000,00
dengan jangka waktu pelaksanaan 60 hari kalender terhitung sejak tanggal 17
April 2007 sampai dengan tanggal 5 Juni 2007 dengan uraian pekerjaan meliputi
pekerjaan umum, pekerjaan struktur, pengadaan dan pemasangan keramik lantai.
d. Kontrak normalisasi sungai lokasi SD Kobel Desa Sawang Kecamatan Kundur
Barat. Pekerjaan tersebut diborongkan kepada PT. Batura Putera Mandiri sesuai
dengan kontrak Nomor 14/SPPP/DPU/SDA-FSK/APBD/VII/2007 Tanggal 26
Juli 2007 senilai Rp615.232.303,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 180 hari
kalender terhitung sejak tanggal 26 Juli 2007 sampai dengan tanggal 22
November 2007 dengan uraian pekerjaan pengembangan jaringan irigasi, rawa
dan jaringan pengairan lainnya di lokasi tersebut.
e. Kontrak normalisasi saluran utama Km.12 arah Tanjunguban. Pekerjaan tersebut
diborongkan kepada PT. Komering Bersatu sesuai dengan kontrak Nomor
13/SPPP/DPU/SDA-FSK/APBD/VIII/2007 Tanggal 31 Agustus 2007 senilai
Rp1.248.448.597,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 120 hari kalender
terhitung sejak tanggal 31 Agustus 2007 sampai dengan tanggal 28 Desember
2007 dengan uraian pekerjaan pengembangan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya di lokasi tersebut.
f. Kontrak pemeliharaan/perbaikan Jalan Simpang Taiwan Kota Batam. Pekerjaan
tersebut diborongkan kepada PT. Eka Supra Perkasa sesuai dengan kontrak
7
Nomor 25/SPPP-BM/PU-TAMBEN/V/2007 Tanggal 16 Mei 2007 senilai
Rp1.084.059.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 120 hari kalender
terhitung sejak tanggal 26 Juli 2007 sampai dengan tanggal 8 September 2007
dengan uraian pekerjaan meliputi pekerjaan umum, pekerjaan drainase, pekerjaan
tanah, perkerasan berbutir dan beton semen, perkerasan aspal dan pekerjaan
struktur.
g. Kontrak pemeliharaan/perbaikan Jalan Simpang Resun-Sei Tenam. Pekerjaan
tersebut diborongkan kepada CV. Bina Mekar Lestari sesuai dengan kontrak
Nomor 24/SPPP-BM/PU-TAMBEN/V/2007 Tanggal 11 Mei 2007 senilai
Rp743.913.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 120 hari kalender terhitung
sejak tanggal 11 Mei 2007 sampai dengan tanggal 3 September 2007 dengan
uraian pekerjaan meliputi pekerjaan umum, pekerjaan drainase, pekerjaan tanah,
perkerasan berbutir dan beton semen, perkerasan aspal dan pekerjaan struktur.
Pekerjaan-pekerjaan di atas layak diklasifikasikan pada Belanja Modal karena
pengeluaran anggarannya untuk perolehan aset tetap. Namun demikian terhadap
realisasi pengeluaran tersebut tidak dapat dilakukan jurnal reklasifikasi pada Laporan
Realisasi Anggaran sebagai belanja modal karena akan mengakibatkan pelampauan
anggaran. Pengeluaran ini sudah dianggarkan dalam DPA sebagai belanja
pemeliharaan yang berarti tidak dikapitalisir sebagai aktiva tetap. Sedangkan koreksi
atas aktiva tetap di neraca telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Hal ini tidak sesuai dengan:
a. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah No.04 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Standar Akuntansi Pemerintah Bab IV angka 3.1 yang
antara lain menyatakan bahwa suatu belanja dapat dikategorikan sebagai Belanja
Modal jika:
1) pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset
lainnya yang dengan demikian menambah aset pemerintah;
2) pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset
lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah;
3) perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.
b. Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
pasal 53 ayat (1) yang menyatakan bahwa Belanja modal digunakan untuk
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau
8
pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan dan aset tetap lainnya.
c. Kepmenkeu No.01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang
Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah pasal 6 ayat (2) b
yang menyatakan bahwa nilai satuan maksimum kapitalisasi aset tetap meliputi
pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari
Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).
d. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengenai kapitalisasi
pengeluaran butir ke-148 yang menyatakan bahwa perolehan/pengadaan asset
tetap atau rehabilitasi asset tetap yang bersifat sedang dan berat dikapitalisasi
apabila nilai pengeluaran belanja mencapai Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) atau
lebih dan memenuhi salah satu kriteria menambah volume, menambah kapasitas,
meningkatkan fungsi, meningkatkan efisiensi dan/atau menambah masa manfaat.
Hal tersebut mengakibatkan realisasi belanja modal sebesar
Rp4.334.740.900,00 dalam Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Provinsi Tahun
Anggaran 2007 tidak menggambarkan keadaan sebenarnya.
Hal ini disebabkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan
Riau dan Panitia Anggaran DPRD Tahun Anggaran 2007 kurang memahami
peraturan dan kebijakan akuntansi yang telah ditetapkan.
Pemerintah Provinsi menyetujui untuk mengkapitalisasi realisasi belanja
tersebut di atas pada neraca dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau.
BPK RI merekomendasikan Gubernur dan Ketua DPRD Kepulauan Riau agar
masing-masing menegur secara tertulis Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Panitia
Anggaran DPRD supaya mempedomani peraturan dan kebijakan akuntansi yang telah
ditetapkan dalam menetapkan APBD serta memperhatikan substansi belanja.
9
4. Penganggaran dan Realisasi Belanja Bantuan Operasional di Dinas Pendidikan
Sebesar Rp7.125.460.000,00 Tidak Dianggarkan Pada SKPKD
Dalam APBD Tahun 2007 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
menganggarkan belanja bantuan operasional di Dinas Pendidikan sebesar
Rp7.964.450.000,00 dengan realisasi sebesar Rp7.125.460.000,00 atau 89,47%, yang
terdiri dari:
a. Belanja bantuan operasional untuk kegiatan kemitraan Institut Teknologi Sepuluh
November (ITS) Surabaya sebesar Rp480.000.000,00.
Pemberian bantuan ini berdasarkan SK Gubernur Kepulauan Riau Nomor 376
Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang Bantuan Kemitraan Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Tahun Anggaran 2007. Dalam SK
tersebut dinyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau memberikan
bantuan kepada 12 mahasiswa yang berprestasi sesuai dengan hasil seleksi siswa
SLTA Se-Provinsi Kepulauan Riau yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Nomor
420/DISDIK/KPTS/2007. Perincian realisasi bantuan terlihat dalam lampiran 3.2.
b. Belanja Bantuan Operasional untuk Kegiatan Kemitraan Universitas Hasanuddin
(UNHAS) Makassar sebesar Rp330.000.000,00.
Pemberian bantuan ini berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 374 Tahun 2007
bulan Desember 2007 (tidak disebutkan tanggalnya). Dalam SK tersebut
dinyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau memberikan bantuan
kepada 11 mahasiswa yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Nomor 419/DISDIK/KPTS/2007 tanggal 2
Juli 2007. Perincian realisasi bantuan terlihat dalam lampiran 3.2.
c. Belanja bantuan operasional untuk kegiatan tenaga tutor keaksaraan fungsional,
Paket A, B, C dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebesar
Rp2.247.960.000,00.
Pemberian bantuan ini berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 360.a Tahun
2007 tanggal 30 November 2007. Bantuan ini diberikan kepada tenaga tutor
keaksaraan fungsional, Paket A, B, C dan PAUD se-Provinsi Kepulauan Riau
sebanyak 1.441 orang. Perincian realisasi bantuan terlihat dalam lampiran 3.2.
10
d. Belanja bantuan operasional untuk kegiatan peningkatan keterampilan siswa SMK
se-Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp1.357.500.000,00.
Pemberian bantuan ini berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 378 Tahun 2007
tanggal 5 Desember 2007 yang diberikan kepada siswa SMK se-Provinsi
Kepulauan Riau untuk peningkatan keterampilan. Perincian realisasi bantuan
terlihat dalam lampiran 3.2.
e. Belanja pemberdayaan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebesar
Rp425.000.000,00. Pemberian bantuan ini berdasarkan Keputusan Gubernur
Nomor 382 Tahun 2007 tanggal 12 Desember 2007. Pengelolaan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dengan dana bantuan
tersebut mengacu kepada petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan yang diatur dan
ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pendidikan. Penyaluran bantuan ini
melalui Bank BRI atau rekening bank lembaga penerima yang ditetapkan.
Penggunaan dan pertanggungjawaban bantuan tersebut diserahkan kepada
lembaga penerima. Perincian realisasi bantuan terlihat dalam lampiran 3.2.
f. Belanja dana sharing untuk sarana prasarana dan pendidikan SMK se-Provinsi
Kepri sebesar Rp39.100.000,00. Belanja bantuan ini diberikan sebagai dana
pendamping kegiatan APBN yaitu membiayai program/kegiatan Pembangunan
Hotel Training. Penyaluran dana diberikan melalui rekening giro/tabungan
masing-masing sekolah yang menerima oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Kepulauan Riau. Penggunaan dan pertanggungjawaban bantuan diserahkan
kepada sekolah penerima. Adapun sekolah penerima tersebut adalah:
No Penerima Nilai Tgl Rekening No SK Gub No 1 SMK Teladan
Batam 20.000.000 26 Nov 2007 109-0000491716
(Bank Mandiri) 379, Des 2007 (tanpa tgl)
2 SMKN 1 Batam 19.100.000 7 Des 2007 106-2101527 (Bank Riau)
341, Des 2007 (tanpa tgl)
Jumlah 39.100.000
g. Belanja dana sharing hotel training SMKN 2 Tanjungpinang sebesar
Rp250.000.000,00. Pemberian bantuan ini berdasarkan Keputusan Gubernur
Nomor 359 Tahun 2007 November 2007 (tanpa tanggal). Penyaluran bantuan ini
dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau kepada Kepala
SMK Negeri 2 Tanjungpinang pada tanggal 4 September 2007, melalui rekening
giro/tabungan a.n. SMK Negeri 2 Tanjungpinang Nomor Rekening: 0174-01-
022108-50-0 pada Bank BRI Britama Cabang Tanjungpinang. Bantuan ini
11
diberikan sebagai dana pendamping dari kegiatan/proyek yang dibiayai APBN.
Penggunaan dan pertanggungjawaban bantuan ini diserahkan kepada sekolah yang
bersangkutan.
h. Belanja pelaksanaan akreditasi Badan Akreditasi Sekolah Provinsi Kepulauan
Riau sebesar Rp583.900.000,00. Pemberian bantuan ini berdasarkan Keputusan
Gubernur Nomor 187.b Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 yang diberikan kepada
Badan Akreditasi Sekolah. Penyaluran dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Kepulauan Riau kepada Badan Akreditasi Sekolah yang bertugas
melakukan akreditasi sekolah/madrasah. Penggunaan dan pertanggungjawaban
atas bantuan tersebut diserahkan kepada Badan Akreditasi Sekolah sebagai
penerima bantuan.
i. Penyediaan dukungan terhadap sekolah internasional SMAN 1 dan SMKN 3
Batam sebesar Rp600.000.000,00. Pemberian bantuan ini berdasarkan Keputusan
Gubernur Nomor 378 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007. Penyaluran
dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau kepada Kepala
Sekolah SMAN 1 Batam dan SMKN 3 Tanjungpinang masing-masing sebesar
Rp300.000.000,00 dan pertanggungjawabannya diserahkan kepada sekolah
masing-masing.
j. Belanja pembentukan dan pembinaan Majelis Pendidikan Provinsi Kepulauan
Riau sebesar Rp500.000.000,00. Pemberian bantuan ini berdasarkan Keputusan
Gubernur Nomor 377 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007. Belanja bantuan ini
langsung diserahkan kepada Majelis Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau.
k. Bantuan untuk Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) sebesar
Rp312.000.000,00. Pemberian bantuan ini berdasarkan Keputusan Gubernur
Nomor 373 Tahun 2007 Desember 2007 (tanpa tanggal) yang diberikan kepada
STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang untuk pengadaan buku dan pengembangan
profesi.
Belanja bantuan di atas dianggarkan dalam Belanja Barang dan Jasa Dinas Pendidikan
meskipun substansi dari pengeluaran kas tersebut adalah belanja bantuan.
12
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
pasal 27 ayat (8) yang menyatakan bahwa penganggaran dalam APBD untuk
setiap jenis belanja berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 49 ayat (2) yang menyatakan bahwa belanja
bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil,
belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud
dalam pasal 37 huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h
hanya dapat dianggarkan pada belanja SKPKD.
Hal tersebut mengakibatkan penganggaran dan realisasi belanja bantuan
operasional pada Laporan Realisasi Anggaran Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Anggaran 2007 sebesar Rp7.125.460.000,00 tidak dianggarkan pada SKPKD.
Hal tersebut disebabkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Panitia
Anggaran DPRD tidak mempedomani peraturan yang berlaku dalam menyusun dan
mengesahkan APBD Tahun 2007.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengakui kondisi tersebut dan akan
menjadi perhatian dalam perbaikan di masa mendatang. Belanja bantuan operasional
tersebut dianggarkan dalam Belanja Langsung karena dalam rangka melaksanakan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sehingga harus dituangkan
dalam bentuk program dan kegiatan.
BPK RI merekomendasikan kepada Gubernur agar menegur secara tertulis
Tim Anggaran Pemerintah Daerah serta kepada Ketua DPRD Kepulauan Riau agar
menegur secara tertulis Panitia Anggaran DPRD supaya dalam menyusun dan
mengesahkan APBD mempedomani peraturan yang berlaku.
13
5. Pertanggungjawaban Atas Belanja Daerah Tidak Dilengkapi Bukti Pendukung
yang Lengkap Sebesar Rp1.731.118.880,00
Dalam Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
menganggarkan belanja pada 7 satuan kerja pemerintah daerah sebagai berikut:
NO BELANJA ANGGARAN REALISASI % 1 2 3 4 5
1. Sekretariat DPRD Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah a. Kegiatan Reses b. Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota
DPRD Dalam Daerah c. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pimpinan
dan Anggota DPRD d. Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota
DPRD Ke Luar Daerah
5.737.500.000 2.048.000.000
11.151.000.000
8.970.740.000
4.737.368,900 1.020.435.000
9.351.551.000
6.841.937.886
82,57 49,83
83,86
76,27
2.
Sekretariat Daerah Biro Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Kegiatan Safari Ramadhan 1428 Provinsi Kepulauan Riau
2.504.250.000
2.409.347.500
96,20
3. Dinas Pekerjaan Umum Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
3.721.400.000
1.726.150.000
46,38
4. Dinas Perhubungan, Pos, dan Telekomunikasi Pelaksanaan Koordinasi/Konsultasi ke Dalam dan ke Luar Daerah
1.339.300.000
1.332.050.000
99,45
5. Satuan Polisi Pamong Praja Pelaksanaan Koordinasi/Konsultasi ke Dalam dan ke Luar Daerah
302.800.000
301.642.000
99,62
Hasil pemeriksaan atas bukti-bukti Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Sekretariat
DPRD, Sekretariat Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Pos, dan
Telekomunikasi, dan Satuan Polisi Pamong Praja diketahui bahwa terdapat
pengeluaran-pengeluaran sebesar Rp1.731.118.880,00 yang tidak disertai bukti
pendukung yang lengkap. Adapun rinciannya sebagai berikut:
a. Sekretariat DPRD
Kegiatan reses meliputi belanja bahan habis pakai, belanja sewa
rumah/gedung/gudang/parkir, belanja makanan dan minuman, dan belanja
perjalanan dinas. Bukti pertanggungjawaban untuk kegiatan reses sebesar
Rp537.603.000,00 kuitansi intern dan pihak ketiga tidak dilengkapi materai,
tanggal, cap/nama suplier dan jumlah uang yang dipertanggungjawabkan di
kuitansi intern tidak sama dengan kuitansi pihak ketiga dan tiket pulang pergi.
14
No Kode Rek. Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan
1. 5.2.2.06 Belanja cetak dan penggandaan
124.400.000 Kuitansi intern tidak dilengkapi materai, tanggal, jumlah tidak sesuai dengan kuitansi pihak ketiga, dan kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan kegiatan yang dimaksud
2. 5.2.2.07 Belanja Sewa Rumah/Gedung/ Gudang/Parkir
120.600.000 Kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan tempat kegiatan yang dimaksud
3. 5.2.2.07 Belanja Sewa Mobilitas
93.400.000 Kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan tempat kegiatan yang dimaksud
4. 5.2.2.11.01 Belanja Makanan dan Minuman
193.503.000 Kuitansi pihak tiga tidak sesuai dengan kegiatan belanja yang dimaksud
5. 5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas
5.700.000 Tidak dilengkapi dengan tiket pulang pergi baik tiket kapal atau pesawat
Jumlah 537.603.000 (rincian lihat Lampiran 3.3)
Kegiatan kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD ke dalam daerah adalah
belanja sewa mobilitas dan biaya perjalanan dinas ke dalam daerah. Bukti
pertanggungjawaban untuk kegiatan kunjungan kerja pimpinan dan anggota
DPRD ke dalam daerah sebesar Rp9.900.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
No Kode Rek. Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan
1. 5.2.2.08 Belanja Sewa Sarana Mobilitas
3.050.000 Hanya kuitansi intern, tanpa kuitansi pihak ketiga
2. 5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas
6.850.000 Tidak ada tiket pulang pergi,
Jumlah 9.900.000 (rincian lihat Lampiran 3.3)
Kegiatan kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD ke luar daerah adalah
belanja perjalanan dinas. Bukti pertanggungjawaban untuk kegiatan kerja
pimpinan dan anggota DPRD ke luar daerah sebesar Rp121.630.880,00 dengan
rincian sebagai berikut:
No Kode Rek. Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan
1. 5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas
121.630.880 Tidak dilengkapi tiket pulang/pergi pesawat atau kapal
(rincian lihat Lampiran 3.3)
15
Kegiatan peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD adalah belanja
perjalanan dinas ke luar daerah sebesar. Bukti kegiatan peningkatan kapasitas
pimpinan dan anggota DPRD sebesar Rp131.260.000,00 tidak dilengkapi dengan
tiket pesawat pulang.
No Kode Rek. Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan
1. 5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas
131.260.000 Tidak dilengkapi dengan tiket kembali
(rincian lihat Lampiran 3.3)
b. Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Kegiatan safari ramadhan yang dilaksanakan oleh Biro Administrasi
Kesejahteraan rakyat Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
mengeluarkan bantuan, belanja barang habis pakai, dan belanja sewa sarana
mobilisasi. Bukti pertanggungjawaban kegiatan safari ramadhan di Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp275.475.000,00 tidak dilengkapi dengan
kuitansi pihak ketiga, rincian sebagai berikut:
No Kode Rek. Uraian Jumlah (Rp) Keterangan 1. 5.2.2.01 Belanja Barang
Habis Pakai 206.500.000 Tidak ada kuitansi pihak ketiga
2. 5.2.2.08 Belanja Sewa Sarana Mobilitas
68.975.000 Tidak ada kuitansi pihak ketiga
Jumlah 275.475.000 (rincian lihat Lampiran 3.3)
c. Dinas Pekerjaan Umum
Pertanggungjawaban terhadap belanja perjalanan dinas sebesar Rp597.450.000,00
yang tidak dilengkapi dengan bukti-bukti yang lengkap dan sah, dengan rincian
sebagai berikut:
No Kode Rek. Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan
1. 5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas
597.450.000 Tidak dilengkapi dengan tiket pulang pergi.
(rincian lihat Lampiran 3.3)
16
d. Dinas Perhubungan, Pos, dan Telekomunikasi
Pertanggungjawaban terhadap belanja perjalanan dinas sebesar Rp48.750.000,00
pada kegiatan pelaksanaan koordinasi/konsultasi ke dalam dan keluar daerah tidak
dilengkapi dengan bukti-bukti yang lengkap dan sah, dengan rincian sebagai
berikut:
No Kode Rek. Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan
1. 5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas
48.750.000 Tidak dilengkapi dengan tiket pulang/pergi
e. Satuan Polisi Pamong Praja
Pertanggungjawaban terhadap belanja perjalanan dinas sebesar Rp9.050.000,00
pada kegiatan pelaksanaan koordinasi/konsultasi ke dalam dan keluar daerah tidak
dilengkapi dengan bukti-bukti yang lengkap dan sah, dengan rincian sebagai
berikut:
No Kode Rek. Uraian Jumlah (Rp)
Keterangan
1. 5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas
9.050.000 Tidak dilengkapi dengan tiket pulang/pergi
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Undang Undang RI No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 54
ayat (2) yang menyatakan bahwa Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab
secara formal dan material kepada Pengguna Anggaran atas pelaksanaan kegiatan
yang berada dalam penguasaannya.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah pasal 61 ayat (1) bahwa setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti
yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 132 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap
pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap
dan sah.
Hal tersebut mengakibatkan realisasi pengeluaran sebesar
Rp1.731.118.880,00 belum dapat dipertanggungjawabkan dan tidak sesuai ketentuan.
17
Hal tersebut terjadi karena:
a. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Bendahara Sekretariat DPRD,
Sekretariat Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Pos, dan
Telekomunikasi, dan Satuan Polisi Pamong Praja kurang cermat dalam
mempertanggungjawabkan pengeluaran-pengeluaran di satuan kerjanya masing-
masing.
b. Pejabat Penatausahaan Keuangan Sekretariat DPRD, Sekretariat Daerah, Dinas
Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Pos, dan Telekomunikasi, dan Satuan
Polisi Pamong Praja kurang cermat dalam melakukan verifikasi atas kelengkapan
bukti pertanggungjawaban.
c. Lemahnya pengawasan dan pengendalian dari Pengguna Anggaran dan Kuasa
Pengguna Anggaran Sekretariat DPRD, Sekretariat Daerah, Dinas Pekerjaan
Umum, Dinas Perhubungan, Pos, dan Telekomunikasi, dan Satuan Polisi Pamong
Praja dalam pertanggungjawaban belanja di SKPD masing-masing.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau memahami kondisi di atas dan akan
menjadi perhatian untuk perbaikan di masa mendatang dan melengkapi bukti
pendukung yang belum lengkap. Khusus untuk bantuan kesra saat kegiatan safari
Ramadhan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bahwa tidak adanya
kuitansi eksternal karena pengurus masjid, panti asuhan, dan lainnya tidak
menyediakan sehingga bukti tanda terima hanya kuitansi internal dari panitia
kegiatan.
BPK RI merekomendasikan Gubernur Kepulauan Riau agar:
a. Menegur secara berjenjang kepada PPTK dan Bendahara Pengeluaran di
Sekretariat DPRD, Sekretariat Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas
Perhubungan, Pos, dan Telekomunikasi, dan Satuan Polisi Pamong Praja supaya
mempedomani ketentuan yang berlaku dalam mempertanggungjawabkan
pengeluaran-pengeluaran di SKPD masing-masing.
b. Menegur secara berjenjang kepada PPK di Sekretariat DPRD, Sekretariat Daerah,
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Pos, dan Telekomunikasi, dan
Satuan Polisi Pamong Praja supaya lebih cermat dalam melakukan verifikasi
terhadap bukti-bukti pertanggungjawaban pengeluaran di SKPD masing-masing.
18
c. Menegur Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Sekretariat DPRD,
Sekretariat Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Pos, dan
Telekomunikasi, dan Satuan Polisi Pamong Praja supaya lebih meningkatkan
pengawasan dan pengendalian dalam pertanggungjawaban pengeluaran di SKPD
masing-masing.
6. Pekerjaan Pembangunan Gedung Perawatan Rumah Sakit Umum Tanjung
Uban dan Penataan Landscape Mengalami Kontrak Kritis dan Tidak Sesuai
Spesifikasi
Pada Tahun Anggaran 2007 Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
melaksanakan kegiatan pembangunan gedung perawatan rumah sakit umum Tanjung
Uban dan penataan landscape dilaksanakan oleh PT Aditya Wiguna Kencana.
Kegiatan tersebut dituangkan dalam Kontrak Nomor 511/SPPP/DINKES/VI/2007
tanggal 19 Juni 2007 senilai Rp6.216.749.587,00 dengan jangka waktu pelaksanaan
180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal 19 Juni 2007 sampai
dengan tanggal 15 Desember 2007. Sampai dengan berakhirnya masa kontrak prestasi
pekerjaan baru sebesar 30,113%. Realisasi pembayaran sebesar Rp1.865.024.876,00
atau 30% dalam dua kali pembayaran yaitu:
a. SP2D No.3349/KEU-SP2D/IX/2007 tanggal 7 September 2007 sebesar
Rp1.243.349.917,00.
b. SP2D No.8437/KEU-SP2D/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007 sebesar
Rp621.674.959,00.
Sebelum masa kontrak berakhir telah dilakukan addendum yang tertuang
dalam Surat Perjanjian Addendum Kontrak I No.05/AK/DINKES/XII/2007 tanggal 8
Desember 2007 yang menambah waktu pelaksanaan 100 hari sampai dengan 23
Maret 2008. Sampai masa addendum I berakhir ternyata prestasi pekerjaan hanya
39,782%.
Kemudian pihak kontraktor mengajukan Surat Permohonan Adendum Kontrak
II Nomor 03/AWK/III/2008 yang menambah waktu pelaksanaan maksimal sampai
dengan 31 Mei 2008. Namun sampai dengan berakhirnya pemeriksaan addendum II
belum disepakati.
19
Pada tanggal 5 Mei 2008 telah dilakukan pemeriksaan fisik bersama-sama
dengan PPTK dan Konsultan Pengawas yang dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Fisik. Hasil pemeriksaan fisik diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk pekerjaan atap, pemasangan keramik lantai IV dan V, pekerjaan lantai
tangga, pekerjaan sanitair dan pekerjaan finishing belum dilakukan. Hal ini
didukung dengan Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulan XII dari Konsultan
Pengawas tanggal 20 April 2008 bahwa memang selalu terjadi keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan sesuai tabel berikut:
Bulan Ke
Kumulatif Rencana
(%)
Kumulatif Realisasi
(%)
Deviasi (%)
Keterangan Tindakan
7 100 30,113 -69,887 Addendum I 8 49,569 37,572 -11,997 9 77,975 37,832 -40,143
10 99,655 39,068 -60,587 Surat teguran Permohonan Addendum II
11 100,000 39,782 -60,218 12 71,259 55,135 -16,124 Surat teguran
Atas keterlambatan tersebut konsultan pengawas telah memberikan surat teguran
Nomor 36/SPb-RSU III/CK/II/2008 tanggal 11 Februari 2008 yang isinya antara
lain menyatakan bahwa kemajuan fisik di lapangan masih mengalami
keterlambatan dari time schedule yang direncanakan. Untuk mengejar
keterlambatan tersebut konsultan pengawas menyarankan kepada kontraktor
pelaksana agar menambah tenaga kerja, memasukkan material pekerjaan,
menggunakan alat-alat mekanis untuk mempermudah pekerjaan.
Berdasarkan Surat Teguran dan Laporan Konsultan Pengawas, Kuasa Pengguna
Anggaran memberikan dua kali surat teguran kepada kontraktor yaitu:
1) Surat Teguran Nomor 102/Dinkes/YKF-1/II/2008 tanggal 13 Februari 2008
yang isinya antara lain menyatakan bahwa pekerjaan masih mengalami
keterlambatan dari schedule yang direncanakan dengan deviasi sebesar -
40,143%.
2) Surat Teguran II Nomor 291/Dinkes/YKF-1/IV/2008 tanggal 23 April 2008
yang isinya agar rekanan mengejar keterlambatan dengan melaksanakan saran
dari kontraktor pengawas
Laporan Mingguan Pengawasan Bulan XIII minggu I dan II belum dibuat oleh
konsultan pengawas sehingga tidak diketahui volume pekerjaan pada periode
20
tersebut. Untuk menyelesaikan sisa pekerjaan dengan bobot 44,865% (100% -
55,135%) berdasarkan time schedule dibutuhkan waktu selama 9 minggu
sedangkan sisa waktu pelaksanaan selama 3 minggu. Sehingga pekerjaan ini
mengalami kontrak kritis karena diperkirakan tidak dapat diselesaikan sampai
dengan tanggal 31 Mei 2008.
b. Terdapat pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis,
yaitu pekerjaan pemasangan lantai keramik di lantai I, II, dan III. Dalam kontrak
disebutkan bahwa keramik yang digunakan adalah jenis keramik granite merk
Essenza seharga Rp195.000,00/m2 akan tetapi yang dipasang jenis keramik merk
Shunli buatan Cina dengan ukuran yang sama.
Permasalahan kontrak kritis ini telah menjadi catatan pemeriksaan atas
Belanja Modal Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pekerjaan Umum
Tahun Anggaran 2007 yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan No.
37/S/XVIII.PEK/01/2008 tanggal 30 Januari 2008 catatan nomor 7. Dalam laporan
tersebut BPK-RI merekomendasikan kepada Gubernur Kepulauan Riau antara lain
untuk menagih denda keterlambatan serta melakukan pemutusan kontrak atau
meminta kesanggupan dari kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan.
Sampai dengan pemeriksaan LKPD TA 2007 ini berakhir rekomendasi
tersebut belum ditindaklanjuti. Hal ini terbukti tidak adanya denda keterlambatan
yang disetor ke Kas Daerah atau pemutusan kontrak kepada PT Aditya Wiguna
Kencana, padahal telah banyak pelanggaran yang dilakukan oleh rekanan tersebut,
antara lain:
a. Mengabaikan teguran berkali-kali dari konsultan pengawas dan Kuasa Pengguna
Anggaran atas prestasi pekerjaannya yang minim.
b. Pekerjaan yang dilaksanakan mulai 24 Maret 2008 s.d. saat pemeriksaan fisik
tidak memiliki dasar hukumnya karena Addendum I telah berakhir masanya dan
Addendum II belum disepakati.
c. Melakukan pekerjaan pemasangan lantai keramik yang tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam kontrak.
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
a. Peraturan Presiden RI No.70 Tahun 2005 tentang Perubahan Ketiga atas
Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
21
Barang/Jasa Pemerintah Pasal 37 Ayat (1) yang menyebutkan bahwa bila terjadi
keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa,
sebagaimana diatur dalam kontrak, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan
dikenakan denda keterlambatan sekurang-kurangnya 1 %o (satu perseribu) per
hari dari nilai kontrak.
b. Peraturan Presiden RI No.85 Tahun 2006 tentang Perubahan Keenam atas Kepres
No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah pasal 23 tentang penghentian dan pemutusan kontrak ayat (2) yang
menyatakan bahwa pemutusan kontrak dapat dilakukan bilamana para pihak
cidera janji dan/atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagaimana diatur dalam kontrak dan ayat (3) yang menyatakan bahwa
pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kelalaian penyedia barang/jasa
dikenakan sanksi sesuai yang ditetapkan dalam kontrak berupa :
1) Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara
2) Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa
3) Membayar denda dan ganti rugi kepada negara
4) Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tertentu
Hal tersebut mengakibatkan:
a. Tujuan pembangunan Gedung Perawatan RSU Tanjung Uban dan Penataan
Landscape untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat tidak tercapai
karena gedung tersebut tidak dapat digunakan tepat waktu.
b. Terjadi kerugian apabila denda yang timbul karena keterlambatan tersebut tidak
dipungut.
Hal tersebut terjadi karena :
a. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya
agar kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya bisa selesai tepat waktu dan
sesuai spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
b. Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran lemah dalam melakukan
pengawasan dan tidak serius dalam melakukan tindak lanjut atas rekomendasi
BPK RI.
c. Rekanan tidak beritikad baik untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
jangka waktu yang telah ditetapkan dan spesifikasi teknis.
22
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengakui kondisi tersebut dan telah
meminta kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaannya pada Bulan Juni 2008 sesuai
komitmen yang bersangkutan dikarenakan akan dilakukan soft opening oleh Menteri
Kesehatan pada awal Bulan Juli 2008.
BPK RI merekomendasikan Gubernur Kepulauan Riau agar:
a. Memberikan teguran kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Dinas Kesehatan agar lebih meningkatkan fungsi pengawasan dan pengendalian
terhadap pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Memerintahkan secara berjenjang kepada PPTK pembangunan gedung perawatan
RSU Tanjung Uban untuk meminta rekanan agar:
1) Mempercepat penyelesaian pembangunan RSU tersebut sesuai spesifikasi.
2) Membayar denda keterlambatan sebesar Rp310.837.479,35
(Rp6.216.749.587,00 x 5%)
3) Mengganti pekerjaan keramik yang tidak sesuai spesifikasi (merk Shunli)
dengan keramik yang sesuai spesifikasi (merk Essenza).
7. Terjadi Kelebihan Pembayaran Atas Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas
Dokter di Tanjunguban Sebesar Rp20.707.242,68
Dalam Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah
menganggarkan belanja modal melalui Dinas Kesehatan sebesar
Rp34.527.349.544,00 dengan realisasi sebesar Rp27.865.208.376,00. Dari realisasi
sebesar itu, di antaranya adalah pembangunan rumah dinas dokter di Tanjunguban
sebesar Rp692.072.000,00.
Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas Dokter Type 70 diborongkan kepada
CV. Sakera Jaya sesuai dengan kontrak Nomor 574/SPPP/DINKES/VIII/2007 tanggal
20 Agustus 2007 senilai Rp692.072.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 120
hari kalender terhitung sejak tanggal 21 Agustus 2007 sampai dengan tanggal 19
Desember 2007. Pekerjaan telah selesai dan dibayar lunas dengan SP2D
No.4020/KEU-SP2D/X/2007 tanggal 3 Oktober 2007 sebesar Rp207.621.600,00 dan
SP2D No.7380/KEU-SP2D/XII/2007 tanggal 18 Desember 2007 sebesar
Rp484.450.400,00.
23
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap fisik bangunan dan dokumen
pendukung diketahui bahwa terdapat beberapa item pekerjaan yang tidak
dilaksanakan yaitu:
a. Pemasangan arus (meteran) PLN untuk 1 rumah single dan 2 kopel sebesar
Rp10.060.000,00 (Rp2.012.000,00 + Rp8.048.000,00).
b. Pekerjaan air bersih tidak dilakukan berupa:
No Uraian Pekerjaan Vol Satuan Harga Sat Total Single 1 Pemasangan Meteran air 1 bh 1.207.200,00 1.207.200,00 2 Pipa PVC dia 1” 23 m’ 8.047,50 185.092,50 3 Aksesoris pipa 1 ls 27.763,88 27.763,88 Kople 1 Pemasangan Meteran air 4 bh 1.207.200,00 4.828.800,00 2 Pipa PVC dia 1” 92 m’ 8.047,50 740.370,00 3 Aksesoris pipa 1 Ls 111.055,50 111.055,50
JUMLAH 7.100.281,88
c. Pekerjaan pemasangan keramik tidak dilakukan berupa:
No Uraian Pekerjaan Vol Satuan Harga Sat Total Single 1 Pemasangan keramik
Lantai 20x20 8 m2 88.674,02 709.392,16
Kople 1 Pemasangan keramik
Lantai 20x20 32 m2 88.674,02 2.837.568,64
JUMLAH 3.546.960,80
Sehingga seluruh komponen biaya di atas sebesar Rp20.707.242,68 (Rp10.060.000,00
+ Rp7.100.281,88 + Rp3.546.960,80) seharusnya tidak perlu dibayar.
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
a. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah Penjelasan Pasal 33 ayat (2) yang menyatakan bahwa khusus
untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan.
b. Kontrak Nomor 574/SPPP/DINKES/VIII/2007 tanggal 20 Agustus 2007 tentang
Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas Dokter Type 70.
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kerugian daerah sebesar
Rp20.707.242,68.
24
Hal tersebut disebabkan karena:
a. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Konsultan Pengawas, Pengguna Anggaran
lalai dalam melaksanakan tugasnya sebagai penanggung jawab kegiatan.
b. Lemahnya pengendalian dan pengawasan dari Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran dan Konsultan Pengawas terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengakui kondisi di atas dan akan
segera ditindaklanjuti sesuai rekomendasi.
BPK RI merekomendasikan Gubernur Kepulauan Riau agar:
a. Memberikan teguran tertulis kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran Dinas Kesehatan agar lebih meningkatkan fungsi pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan proyek serta mempertimbangkan
supaya konsultan pengawas yang menyatakan pekerjaan selesai 100% tidak
diikutsertakan dalam kegiatan pengawasan proyek di lingkungan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau.
b. Memerintahkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pekerjaan Pembangunan
Rumah Dinas Dokter Type 70 untuk menarik kelebihan pembayaran sebesar
Rp20.707.242,68 dari rekanan/CV. Sakera Jaya dan menyetorkannya ke Kas
Daerah.
8. Sisa UYHD Tahun Anggaran 2007 Sebesar Rp8.364.897.166,34 Terlambat
Disetor dan Sisa UUDP Tahun 2005 Sebesar Rp728.378.026,00 Belum Disetor
Ke Kas Daerah
Pada Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menerbitkan
SP2D sebesar Rp1.307.353.269.208,66 dan direalisasikan sebagai belanja sebesar
Rp1.281.316.525.785,66 sehingga terdapat sisa belanja sebesar Rp26.036.743.423,00.
Dari jumlah sebesar itu di antaranya sebesar Rp10.490.806.158,00 telah disetor ke kas
daerah sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 sehingga uang yang harus
dipertanggungjawabkan (UYHD) oleh Bendahara Pengeluaran di 31 Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar
Rp15.545.937.265,00. Jumlah sebesar Rp15.545.937.265,00 merupakan salah satu
bagian dari saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2007 yaitu sebesar
25
Rp16.300.160.608,74. Hasil pemeriksaan atas bukti-bukti penyetoran Sisa UYHD,
diketahui bahwa:
a. Dari Sisa UYHD Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp15.545.937.265,00 di
antaranya sebesar Rp7.215.896.947,66 disetor sampai dengan 10 Januari 2008,
dan sisanya sebesar Rp8.364.897.166,34 disetor melewati tanggal 10 Januari
2008. Daftar keterlambatan penyetoran sisa UYHD adalah sebagai berikut:
No. Satuan Kerja Tanggal Penyetoran Jumlah (Rp) 1 BPID 14/1/2008 s.d. 24/1/2008 40.873.724,002 Dinas PU 5/2/2008 s.d. 11/2/2008 21.206.473,003 BAPPEDA 11/1/2008 s.d. 18/1/2008 191.178.483,004 Dinas TAMBEN 14/1/2008 149.929.560,005 Kantor PENGHUBUNG 28/1/2008 s.d. 14/2/2008 10.804.952,006 Dinas KOPERASI & UKM 14/1/2008 93.982.990,007 BAPEDALDA 15/1/2008 s.d. 25/2/2008 225.526.014,008 Dinas PARSENIBUD 11/1/2008 s.d. 31/1/2008 27.958.788,009 SETDA:
9.a Biro Adm Pemerintahan 14/1/2008 s.d. 30/1/2008 121.095.192,009.b Biro Adm Pembangunan 11/1/2008 s.d. 30/1/2008 52.489.404,009.c Biro Adm Perekonomian 11/1/2008 s.d. 14/1/2008 58.036.900,009.d Biro Perlengkapan 22/1/2008 s.d. 4/2/2008 68.633.400,009.e Biro Pemberdayaan Perempuan 18/1/2008 s.d. 5/2/2008 125.188.361,009.f Biro Humas dan Protokol 15/1/2008 s.d. 30/1/2008 3.217.760,009.g Biro Hukum dan Organisasi 30/1/2008 228.268.454,009.h Biro Umum 24/1/2008 s.d. 6/2/2008 397.423.556,009.i Biro Kesra 11/1/2008 s.d. 5/2/2008 76.424.946,009.j Biro Keuangan 27/3/2008 450.060,0010 SATPOL PP 15/1/2008 s.d. 13/3/2008 117.111.069,0011 DISPERINDAG 22/1/2008 s.d. 29/1/2008 74.236.675,00 12 DISTANHUTNAK 11/1/2008 93.727.858,00 13 DISPENDA 14/1/2008 s.d. 16/1/2008 93.314.559,00 14 BKKD 16/1/2008 s.d. 14/2/2008 3.031.922.250,00 15 DINSOS 1/2/2008 209.291.544,00 16 BANDIKLAT 31/1/2008 s.d. 5/2/2008 163.535.456,00 17 BKD 15/1/2008 s.d. 25/1/2008 219.716.678,00 18 DISDUKCAPIL 14/1/2008 s.d. 14/2/2008 21.473.525,00 19 KESBANGPOL 14/1/2008 160.454.513,00 20 INSPEKTORAT 11/1/2008 1.063.861.922,00 21 DISPORA 15/1/2008 s.d. 13/3/2008 24.450.066,00 22 DINKES 15/1/2008 s.d. 10/4/2008 33.341.890,00 23 DISDIK 21/1/2008 s.d. 31/3/2008 677.191.938,34 24 DISHUBPOSTEL 16/1/2008 s.d. 6/2/2008 488.578.206,00
TOTAL 8.364.897.166,34
b. Dalam Laporan atas Pengendalian Intern pada Pemeriksaan LKPD TA 2006
catatan No.3 diungkapkan bahwa terdapat Sisa UYHD TA 2005 s.d. pemeriksaan
tanggal 12 Mei 2007 belum disetor ke Kas Daerah sebesar Rp869.910.006,00
yaitu sisa UUDP TA 2005 di Sekretariat Daerah. Dari jumlah tersebut di
antaranya sebesar Rp141.531.980,00 disetor ke Kas Daerah pada tanggal 8 Januari
26
2007. Sisanya sebesar Rp728.378.026,00 sampai dengan pemeriksaan atas LKPD
TA 2007 berakhir belum disetor ke Kas Daerah.
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
a. Undang Undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 3 Ayat (1)
yang menyatakan bahwa keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
b. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 220 Ayat (10) yang menyatakan Bendahara Pengeluaran pada SKPD wajib
mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi
tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada
PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Hal tersebut mengakibatkan sisa UYHD Tahun Anggaran 2007 sebesar
Rp8.364.897.166,34 tidak dapat segera dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau dan sisa UUDP Tahun Anggaran 2005 yang belum disetor sebesar
Rp728.378.026,00 berpotensi merugikan daerah.
Hal tersebut terjadi karena:
a. Para Bendahara SKPD TA 2007 tidak tertib waktu dalam menyetorkan sisa
UYHD ke Kas Daerah.
b. Pemegang Kas Sekretariat Daerah TA 2005 beritikad tidak baik dengan tidak
menyetorkan kekurangan sisa UUDP yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Para Atasan Langsung Bendahara belum optimal dalam melakukan pengendalian
dan pengawasan khususnya yang terkait dengan ketertiban penyetoran sisa UYHD
di lingkungan kerja masing-masing
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengakui kondisi di atas dan akan
menjadi perhatian untuk perbaikan di masa mendatang.
27
28
BPK RI merekomendasikan Gubernur Kepulauan Riau agar:
a. Memberikan teguran tertulis kepada Kepala SKPD sebagai atasan langsung
bendahara supaya meningkatkan pengendalian dan pengawasan khususnya yang
terkait dengan ketertiban penyetoran sisa UYHD di lingkungan kerja masing-
masing.
b. Memerintahkan atasan langsung bendahara supaya menegur secara tertulis
kepada bendahara atas ketidaktertibannya dalam menyetorkan sisa UYHD tepat
pada waktunya.
c. Memerintahkan Pemegang Kas Sekretariat Daerah TA 2005 supaya segera
menyetorkan kekurangan sisa UUDP yang menjadi tanggung jawabnya.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran 3.1.
NO JENIS BARANG JUMLAH HARGATanah:
1 Tanah Kantor jalan Se.Jang 103,625,000 2 Tanah untuk bangunan instalansi air bersih sungai pulau KM 14 3,676,000,000 3 Tanah untuk bangunan instalansi air bersih/danau 4,500,000,000 4 Tanah untuk bangunan instalansi air bersih luas 1.017M2 Jl. DI Panjaitan 160,650,000
Jumlah Tanah 8,440,275,000
Bangunan:5 Bangunan Rumah Pompa 3,500,000 6 Bangunan Filter Air 3,000,000 7 Bangunan Gardu Listrik 7,000,000 8 Bangunan Dam/Air Tangga Beton 79,420,000 9 Bangunan Power Station (IPA) 2,354,925,000
10 Bangunan Intake 444,875,000 11 Bangunan Pembubuh Kimia 8,350,000 12 Bangunan Pembubuh Kimia 8,350,000 13 Bangunan Rumah Genset 30,500,000
DAFTAR ASET PDAM YANG DISERAHTERIMAKANDARI PEMERINTAH PROVINSI RIAU KEPADA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
g , ,14 Bangunan Rumah Genset 30,500,000 15 Bangunan Kolam Lumpur 36,300,000 16 Bangunan Kolam Lumpur 30,500,000 17 Rumah Tempat Tinggal 35,000,000 18 Rumah Tempat Tinggal 35,000,000 19 Rumah Tempat Tinggal 35,000,000 20 Bangunan Bengkel 15,000,000 21 Pos Jaga 12,500,000 22 Pos Jaga Lower 12,500,000 23 Pos Jaga Lower 12,500,000 24 Pos Jaga Upper 12,500,000
Jumlah Bangunan 3,207,220,000
Peralatan dan Mesin:25 Elektrik Generating Set Sungai Pulai 25,000,000 26 Elektrik Generating Set Sungai Pulai 25,000,000 27 Elektrik Generating Set Sungai Pulai 25,000,000 28 Elektrik Generating Set Sungai Pulai 40,000,000 29 Elektrik Generating Set Sungai Pulai 40,000,000 30 Elektrik Generating Set Sungai Pulai 185,000,000 31 Elektrik Generating Set Sungai Pulai 185,000,000 32 Stationary Water Pump Sei Pulai 15,000,000 33 Stationary Water Pump Sei Pulai 15,000,000 34 Stationary Water Pump Sei Pulai 15,000,000 35 Stationary Water Pump Sei Pulai 15,000,000
Lampiran 3.1.
NO JENIS BARANG JUMLAH HARGA
DAFTAR ASET PDAM YANG DISERAHTERIMAKANDARI PEMERINTAH PROVINSI RIAU KEPADA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
36 Stationary Water Pump Sei Pulai 15,000,000 37 Stationary Water Pump Sei Pulai 15,000,000 38 Stationary Water Pump Sei Pulai 15,000,000 39 Pompa distribusi 25,000,000 40 Pompa distribusi 25,000,000 41 Pompa distribusi 25,000,000 42 Pompa distribusi 25,000,000 43 Pompa distribusi 25,000,000 44 Pompa distribusi 25,000,000 45 Injection 3,000,000 46 Injection 3,000,000 47 Injection 3,000,000 48 Pompa distribusi ‐ 49 Pompa distribusi ‐ 50 Pompa distribusi ‐ 51 Stadionary Water Pump ‐ 52 Stadionary Water Pump ‐ 53 Pump Injection ‐ p j54 Pump Injection ‐ 55 Pump Injection ‐ 56 Pump Injection ‐ 57 Pump Injection ‐ 58 Pump Injection ‐ 59 Pump Injection ‐ 60 Pump Injection ‐ 61 Pump Injection 3,000,000 62 Pump Injection 3,000,000 63 Pump Injection 3,000,000 64 Pump Injection 3,000,000 65 Mekanikal & Electrical 75,000,000 66 Bak Air 1,206,920,000 67 Ent Flow 1,836,000 68 Ent Flow 1,836,000 69 Ent Flow 1,836,000 70 Bak Kimia 1,650,000 71 Bak Kimia 1,650,000 72 Bak Kimia 1,650,000 73 Bak Kimia 1,650,000 74 Bak Kimia 1,650,000 75 Bak Kimia 1,650,000 76 Bak Kimia 1,650,000 77 Bak Kimia 1,650,000 78 Ind Filter 25,000,000 79 Ind Filter 25,000,000
Lampiran 3.1.
NO JENIS BARANG JUMLAH HARGA
DAFTAR ASET PDAM YANG DISERAHTERIMAKANDARI PEMERINTAH PROVINSI RIAU KEPADA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
80 Ind Filter 25,000,000 81 Ind Filter 25,000,000 82 Ind Filter 25,000,000 83 Tank 12,000,000 84 Tank 12,000,000 85 Tank 12,000,000 86 Bak Penampung Air 9,000,000 87 Blower 1,500,000 88 Blower 1,500,000 89 Mekanikal & Electrical 75,000,000 90 Mekanikal & Electrical 75,000,000 91 Mekanikal & Electrical 75,000,000 92 Mekanikal & Electrical 75,000,000 93 Mekanikal & Electrical 75,000,000 94 Mekanikal & Electrical 75,000,000 95 Tank 150,000,000 96 Tank 150,000,000 97 Filter Air 6,500,000 , ,98 Filter Air 6,500,000 99 Bak Penampung Air 150,000,000
100 Mekanikal & Elect Pompa PA 75,000,000 101 Mekanikal & Elect Pompa PA Ntake 75,000,000 102 Mekanikal & Elect Pompa PA Reservoir 75,000,000 103 Mekanic dan Elect Rmn Kimia 75,000,000 104 Mekanic dan Elect Barg Perun 75,000,000 105 Jembatan Pipa 200,800,000 106 Transmisi 16" & 12" 551,250,000 107 Transmisi 12" steel 1,264,029,000 108 Transmisi PVC 759,375,000 109 Distribusi 6" PVC 130,000,000 110 Distribusi 4" PVC 75,000,000 111 Distribusi 3" PVC 112,500,000 112 Distribusi 4" PVC 45,000,000 113 Distribusi 3" PVC 7,500,000 114 Diras 1,750,000,000 115 Tersier 650,000 116 Distribusi 500,000 117 BAN 25,000,000 118 Filling Kabinet 750,000 119 Filling Kabinet 750,000 120 Filling Kabinet 750,000 121 Filling Kabinet 750,000 122 Kipas Angin 285,000 123 Kipas Angin 285,000
Lampiran 3.1.
NO JENIS BARANG JUMLAH HARGA
DAFTAR ASET PDAM YANG DISERAHTERIMAKANDARI PEMERINTAH PROVINSI RIAU KEPADA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
124 Kalkulator 305,000 125 Kalkulator 599,900 126 Kalkulator 599,900 127 Kalkulator 599,900 128 Kalkulator 418,000 129 Kalkulator 1,256,500 130 Kalkulator 1,256,500 131 Kalkulator 1,256,500 132 Kalkulator 1,256,500 133 Kalkulator 1,256,500 134 Racun Api 250,000 135 Meja Komputer 500,000 136 Meja Kerja 540,000 137 Kursi Kerja 240,000 138 Kursi Kerja 240,000 139 UPS 1,590,000 140 Komputer 5,250,000 141 Mesin Rumput 5,250,000 p , ,142 Mesin Rumput 880,000 143 Kamar 3,002,500 144 Meja Kerja/Kursi 3,002,500 145 Meja Kerja/Kursi 1,980,000 146 Meja Kerja/Kursi 1,980,000 147 Mesin Pompa Air 3,190,000 148 Mesin Tik 400,000 149 Komunikasi/Air Phone 2,905,000 150 Telepon 90,000 151 Monitor Komputer 1,650,000 152 Bahan Arsip 100,000 153 Kawat Telepon 348,000 154 Kawat Telepon 348,000 155 Kipas Angin 418,000 156 Kipas Angin 418,000 157 Meja Kerja 770,000 158 Speaker/Mic Audio 2,500,000
Jumlah Peralatan dan Mesin 8,534,449,200
20,181,944,200 TOTAL
Lampiran: 3.2.
5.2.2.02.16. Belanja Bantuan Operasional 7,964,450,000.00 7,125,460,000.00
NO KEGIATAN REALISASI ANGGARAN PERSENTASE1 BANTUAN KEMITRAAN ITS 12 ORANG 480,000,000.00 480,000,000.00 100.00
Karimuna. Ninuk Susiyanti 15,000,000.00 b. Abdul Rahman 15,000,000.00 Tanjungpinangc. Risandi Dwirama Putra 15,000,000.00 d. Arfena Diah Lestari 15,000,000.00 e. Hafiz Nurqulbuzaky 15,000,000.00 Senayangf. Suparno 15,000,000.00 Bintang. Eko Prasetyo 15,000,000.00 h. Hendra Saputra 15,000,000.00 i. Riki Andri Kurniawan 15,000,000.00 Natunaj. Oktavia Zuhri 17,000,000.00 k. Haidir 14,000,000.00 l. Adang 14,000,000.00 j. Rektor ITS Surabaya untuk sumbangan pengembangan institusi
300,000,000.00
2 BANTUAN KEMITRAAN UNHASS 11 ORANG 330,000,000.00 330,000,000.00 100.00a. Okto Rindi Bakkara 15,000,000.00 b. Dwi Septiani Putri 15,000,000.00 c. Indra Candra 15,000,000.00 d. Rambow 15,000,000.00 e. Agus Pranata 15,000,000.00 f. Dedy Kurniawan 15,000,000.00 g. Ade Purnama Putra 15,000,000.00
BELANJA BANTUAN OPERASIONAL DI DINAS PENDIDIKAN PROPINSI KEPULAUAN RIAU
Anggaran:Realisasi:
h. Jumsurizal 15,000,000.00 i. Mega Tania 15,000,000.00 j. Angga Reni 15,000,000.00 k. Susiana 15,000,000.00 l. Rektor UNHAS 165,000,000.00
3 BANTUAN KHUSUS TENAGA TUTOR KEAKSARAAN FUNGSIONAL PAKET A, B, C DIBERIKAN KEPADA:
2,247,960,000.00 2,328,550,000.00 96.54
a. Tutor di Kota Batam (354 orang) 552,240,000.00 b. Tutor di Kab. Natuna (201 orang) 313,560,000.00 c. Tutor di Kab. Bintan (267 orang) 416,520,000.00 d. Tutor di Kab. Karimun (191 orang) 297,960,000.00 e. Tutor di Kota Tanjungpinang (149 orang) 232,440,000.00 f. Tutor di Kab. Lingga (279 orang) 435,240,000.00
4 PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA SMK SE PROP.KEPRI
1,357,500,000.00 1,500,000,000.00 90.50
a. Disdik Kota Batam 522,500,000.00 b. Disdik Kota Tanjungpinang 478,000,000.00 c. Disdik Kab. Karimun 276,000,000.00 d. Disdik Kab. Bintan 49,500,000.00 e. Disdik Kab. Natuna 6,500,000.00 f. DisdikKab. Lingga 25,000,000.00
5.2.2.02.16. Belanja Bantuan Operasional 7,964,450,000.00 7,125,460,000.00
NO KEGIATAN REALISASI ANGGARAN PERSENTASE
BELANJA BANTUAN OPERASIONAL DI DINAS PENDIDIKAN PROPINSI KEPULAUAN RIAU
Anggaran:Realisasi:
5 PEMBERDAYAAN LEMBAGA PAUD 425,000,000.00 450,000,000.00 94.44Kota Tanjung Pinanga. KB Smansa 87 25,000,000.00 b. PAUD Permata Bunda 25,000,000.00 c. PAUD Anakku Sayang 25,000,000.00 Kota Bintand. Pos PAUD Nusa Indah III 25,000,000.00 e. Pos PAUD Intan Payung 25,000,000.00 f. Pos PAUD Nusa Indah 25,000,000.00 g. Pos PAUD Permata Bunda 25,000,000.00 Kota Batamh. TPA Restu 25,000,000.00 i. KB Hidayahtusallam - j. PAUD Aulia 25,000,000.00 k. KB Ananda 25,000,000.00 l. TPA Al Hidayah 25,000,000.00 Kabupaten Karimunm. KB Al Maidah Kolam Air 25,000,000.00 n. PAUD Matahari 25,000,000.00 Kabupaten Linggao. KB. Tunas Karya 25,000,000.00 p. PAUD Nyiur Hijau 25,000,000.00 Kabupaten Natunaq. TPA Al Muhajirin 25,000,000.00 r. PAUD Miftahul Jannah 25,000,000.00
6 DANA SHARING UNTUK SARANA PRASARANA DAN PENDIDIKAN SMK SE PROP. KEPRI
39,100,000.00 400,000,000.00 9.78
a. SMK Teladan Batam 20,000,000.00 b. SMKN 1 Batam 19,100,000.00
7 DANA SHARING HOTEL TRAINING SMK 2 TJP 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 100.008 PELAKSANAAN AKREDITASI BAS PROP.KEPRI 583,900,000.00 583,900,000.00 583,900,000.00 100.00
9 PENYEDIAAN DUKUNGAN TERHADAP SEKOLAH INTERNASIONAL SMAN 1 BATAM DAN SMKN 3 TANJUNGPINANG
600,000,000.00 600,000,000.00 100.00
a. SMAN 1 Batam 300,000,000.00 b. SMKN 3 Tanjungpinang 300,000,000.00
10 PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN MAJELIS PENDIDIKAN PROP.KEPRI
500,000,000.00 500,000,000.00 500,000,000.00 100.00
11 BANTUAN STISIPOL 312,000,000.00 312,000,000.00 100.00a. Bantuan buku perpustakaan 225,000,000.00 b. Bantuan pengembangan profesi STISIPOL Tanjungpinang 87,000,000.00
12 DANA BANTUAN PENUNTASAN BUTA AKSARA - - 230,000,000.00
TOTAL 7,125,460,000.00 7,964,450,000.00
Lampiran : 3.3.
ANGGARAN : Rp5.737.500.000,00REALISASI : Rp4.737.368.900,00
5.2. Kegiatan Reses5.2.2.06. Belanja Cetak dan Penggandaan
No KEGIATAN NAMA PENERIMA JUMLAH KETIDAKLENGKAPAN
1 Belanja alat tulis kantor kegiatan reses daerah pemilihan Kabupaten Karimun
Supriadi 6,950,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan kegiatan
2 Belanja barang cetak kegiatan reses daerah pemilihan Kabupaten Natuna
Sofyan 9,850,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan jumlah uang tunai yang dibayarkan
3 Belanja barang cetak kegiatan reses daerah pemilihan Kota Batam
Udin 75,400,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan jumlah uang tunai yang dibayarkan
4 Belanja pengadaan kegiatan reses daerah Ali P 32,200,000 kuitansi pihak ketiga tidak
SKPD : SEKRETARIAT DPRD PROPINSI KEPULAUAN RIAUREKAP SPJ KEGIATAN RESES PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD
e a ja pe gadaa eg ata eses dae apemilihan Kota Batam
3 , 00,000 u ta s p a et ga t dasesuai dengan kegiatan
Total 124,400,000
5.2. Kegiatan Reses5.2.2.07. Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
No KEGIATAN NAMA PENERIMA JUMLAH KETIDAKLENGKAPAN
1 Belanja sewa ruangan rapat/pertemuan kegiatan reses daerah pemilihan Kota Tanjungpinang
Nani S 44,800,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan jumlah uang tunai yang dibayarkan
2 Belanja sewa ruangan rapat/pertemuan kegiatan reses daerah pemilihan Kabupaten Natuna
Agus 21,000,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan kegiatan yang dimaksud
3 Belanja sewa tenda kegiatan reses daerah pemilihan Kabupaten Bintan
Udin 26,800,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan kegiatan yang dimaksud
4 Belanja sewa tenda kegiatan reses daerah pemilihan Kabupaten Natuna
Sudi 9,000,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan kegiatan yang dimaksud
5 Belanja sewa peralatan sound system kegiatan reses daerah pemilihan Kabupaten Bintan
Lisnawati 19,000,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan kegiatan yang dimaksud
120,600,000 Total
ANGGARAN : Rp5.737.500.000,00REALISASI : Rp4.737.368.900,00
SKPD : SEKRETARIAT DPRD PROPINSI KEPULAUAN RIAUREKAP SPJ KEGIATAN RESES PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD
5.2. Kegiatan Reses5.2.2.07. Belanja Sewa Sarana Mobilitas
No KEGIATAN NAMA PENERIMA JUMLAH KETIDAKLENGKAPAN
1 Belanja sewa transportasi kegiatan reses daerah pemilihan Kota Batam
Sukri 93,400,000 kuitansi pihak ketiga tidak ada cap dari suplier
93,400,000
5.2. Kegiatan Reses5.2.2.11. Belanja Makanana dan Minuman
No KEGIATAN NAMA PENERIMA JUMLAH KETIDAKLENGKAPAN
1 Belanja makanan dan minuman kegiatan reses daerah pemilihan Kabupaten Bintan
Lisda 46,800,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan jumlah uang
Total
reses daerah pemilihan Kabupaten Bintan sesuai dengan jumlah uang tunai yang dibayarkan, dan tidak dilengkapi dengan materai
2 Belanja makanan dan minuman kegiatan reses daerah pemilihan Kabupaten Natuna
Toni 18,278,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan jumlah uang tunai yang dibayarkan, dan tidak dilengkapi dengan materai
3 Belanja makanan dan minuman kegiatan reses daerah pemilihan Kota Batam
Supri 128,425,000 kuitansi pihak ketiga tidak sesuai dengan jumlah uang tunai yang dibayarkan, dan tidak dilengkapi dengan materai
193,503,000 Total
ANGGARAN : Rp5.737.500.000,00REALISASI : Rp4.737.368.900,00
5.2.2. Kegiatan Reses5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
No KEGIATAN NAMA PENERIMA JUMLAH KETIDAKLENGKAPAN
1 Belanja perjalanan dinas dalam daerah ke Kab. Karimun an Andi Lolo
Andi Lolo 4,100,000 tiket berangkat
2 Belanja perjalanan dinas dalam daerah ke Kab. Bintan dan Lingga, Irin Ari Muriyanti
Irin Ari Muriyanti 1,600,000 tiket berangkat
TOTAL 5,700,000
REKAP SPJ KEGIATAN RESES PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRDSKPD : SEKRETARIAT DPRD PROPINSI KEPULAUAN RIAU
ANGGARAN: Rp2.048.000.000,00REALISASI: Rp1.020.435.000,00
5.2.2.08. Belanja Sewa Sarana Mobilitas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
1 biaya sarana mobilitas darat pada acara kunjungan kerja di kabupaten karimun - Karimun 3,050,000
tidak ada cap dan nama dari pihak ketiga di kuitansinya
3,050,000
5.2.2.15. Biaya Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
REKAP SPJ KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRDKE DALAM DAERAH
SKPD : SEKRETARIAT DPRD PROPINSI KEPULAUAN RIAU
Total
UP/GU/TU LENGKAPAN
1 kegiatan sidak ke samsat Prop. Kepri Andi Anhar Chalid Batam 1,550,000
tiket kembali
2 kegiatan sidak ke samsat Prop. Kepri Yudi Carsana Batam 1,550,000
tiket kembali
3 kegiatan sidak ke samsat Prop. Kepri Oki Wirawan Batam 1,550,000
tiket kembali
4 kegiatan sidak ke samsat Prop. Kepri Ahmas Darwis Batam 1,550,000
tiket kembali
5 mendampingi anggota DPRD dalam rangka kegiatan sidak ke samsat Prop. Kepri
Fitriani Batam 650,000tiket kembali
6,850,000Total
ANGGARAN : Rp8.970.740.000,00REALISASI : Rp6.841.937.886,00
5.2.2.15. Biaya Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU KETIDAKLENGKAPAN
1 Kunjungan kerja Pansus HIV/AIDS dan IMS Kepri Jumlah Peserta yang mengikuti sebanyak
Jhon Richard Tulenan Jakarta 6,600,000tiket kembali
2 Menghadiri study banding tentang pengembangan wawasan SDM Mohammad Firdaus Semarang-
Surabaya 11,919,000tiket pulang pergi
3 Mendampingi anggota Dprd Prop. Kepri kegiatan halal bihalal 1428 Syudartinah Jakarta 5,250,000
tiket kembali
4 Kunjungan kerja panitia anggaran DPRD propoinsi kepulauan Riau ke panitia anggaran DPRD Propinsi Jawa Timur
Sahat Hutapea Surabaya 8,220,000
tiket kembali
5 Menghadiri hala bihalal dan silahturahmi BP3KR Hotman Hutapea Bandung 5,750,000
tiket berangkat
REKAP SPJ KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRDKE LUAR DAERAH
SKPD : SEKRETARIAT DPRD PROPINSI KEPULAUAN RIAU
6 Menghadiri undangan Silatnas VI FBSA Muhammad Nabil Medan 5,450,000
tiket kembali
7 Mendampingi disnaker dan transmigrasi Prop Kepri ke Vietnam
Emtizar Karyan Vietnam 13,421,500tiket kembali
8 Kunjungan kerja ke PLTU STX Energy Hotman Hutapea Korsel 21,673,460
tiket pulang pergi
9 Kunjungan kerja ke PLTU STX Energy Rudy Korsel 21,673,460
tiket pulang pergi
10 Kunjungan kerja ke PLTU STX Energy Johnson Napitupulu Korsel 21,673,460
tiket pulang pergi
121,630,880Total
Rp11.151.000.000,00Rp9.351.551.000,00
5.2.2.15. Biaya Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
1 Pelatihan Peningkatan Fungsi Budgeting, Legislatif dalam mengevaluasi usulan APBD Pemda Lis Darmansyah Jakarta 6,600,000
tiket kembali
2 Pelatihan Peningkatan Fungsi Budgeting, Legislatif dalam mengevaluasi usulan APBD Pemda Johnson Napitupulu Jakarta 6,600,000
tiket kembali
3 Revitalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Persepektif PP 53 Tahun 2005, Pembentukan Badan Kehormatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja dan Mengokohkan Etika Anggota Dewan Sabar P. Hasibuan Surabaya 9,120,000
tiket kembali
4 Revitalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Persepektif PP 53 Tahun 2005, Pembentukan Badan Kehormatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja dan Mengokohkan Etika Anggota Dewan Andi Lolo Surabaya 9,120,000
tiket kembali
5 Revitalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Persepektif PP 53 Tahun 2005, Pembentukan Badan Kehormatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja dan Mengokohkan Etika Anggota Dewan Lis Darmansyah Surabaya 9,120,000
tiket kembali
6 Revitalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Persepektif PP 53 Tahun 2005, Pembentukan Badan Kehormatan Dalam Rangka
tiket kembali
REKAP SPPD KEGIATAN KAPASITAS PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRDSKPD : SEKRETARIAT DPRD PROPINSI KEPULAUAN RIAU
ANGGARAN : REALISASI :
53 Tahun 2005, Pembentukan Badan Kehormatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja dan Mengokohkan Etika Anggota Dewan H. Nurudin Surabaya 9,120,000
7 Revitalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Persepektif PP 53 Tahun 2005, Pembentukan Badan Kehormatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja dan Mengokohkan Etika Anggota Dewan H. Taba Iskandar Surabaya 9,120,000
tiket kembali
8 Revitalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Persepektif PP 53 Tahun 2005, Pembentukan Badan Kehormatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja dan Mengokohkan Etika Anggota Dewan Sahat Hutapea Surabaya 9,120,000
tiket kembali
9 Revitalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Persepektif PP 53 Tahun 2005, Pembentukan Badan Kehormatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja dan Mengokohkan Etika Anggota Dewan Syahniar Usman Surabaya 9,120,000
tiket kembali
10 Revitalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Persepektif PP 53 Tahun 2005, Pembentukan Badan Kehormatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja dan Mengokohkan Etika Anggota Dewan Sahat Hutapea Surabaya 9,120,000
tiket kembali
11 Pelatihan dan Sosialisasi Aturan Perjalanan Dinas serta Sinergitas Kebijakan Pelaksanaan Pengelolaan Uang Negara/Daerah terhadap Penerapan Standar Biaya TA 2008 Muhammad Amin Surabaya 9,120,000
tiket kembali
12 Pelatihan dan Sosialisasi Aturan Perjalanan Dinas serta Sinergitas Kebijakan Pelaksanaan Pengelolaan Uang Negara/Daerah terhadap Penerapan Standar Biaya TA 2008 Saidul Khudri Surabaya 9,120,000
tiket kembali
13 Pelatihan dan Sosialisasi Aturan Perjalanan Dinas serta Sinergitas Kebijakan Pelaksanaan Pengelolaan Uang Negara/Daerah terhadap Penerapan Standar Biaya TA 2008 Oki Wirawan Surabaya 8,220,000
tiket kembali
14 Undangan Achievment For Motivation Training (AMT) Herlie Irawan Malang 9,320,000 tiket kembali15 Undangan Achievment For Motivation Training (AMT) Syahniar Usman Malang 9 320 000 tiket kembali15 Undangan Achievment For Motivation Training (AMT) Syahniar Usman Malang 9,320,000 tiket kembali
TOTAL 131,260,000.00
ANGGARAN : Rp2.504.250.000,00REALISASI : Rp2.409.347.500,00
5.2.2.01. Belanja Barang Habis Pakai
NO TGL KEGIATAN NAMA PENERIMA JUMLAH KETIDAKLENGKAPAN
1 ../9/2007 sewa pesawat pelita air service rute dumai-batam-ranai-batam-dumai - 70,000,000
tidak ada kuitansi pihak ketiga, hanya ada delivery
order
2 ../9/2007 sewa pesawat pelita air service rute dumai-batam-matak-batam-dumai - 70,000,000
tidak ada kuitansi pihak ketiga, hanya ada delivery
order
3 ../10/2007 sewa pesawat pelita air service rute dumai-batam-dabo-batam-dumai - 60,000,000
tidak ada kuitansi pihak ketiga, hanya ada delivery
order
4 25/9/2007 belanja inland dan transport di tanjung batu Yunizar 1,000,000
kuitansi pihak ketiga
5 1/10/2007 belanja inland dan transport di palmatak Surahmat 1,000,000
kuitansi pihak ketiga
6 1/10/2007 belanja inland transport di tarempaBram 1,000,000
kuitansi pihak ketiga
7 3/10/2007 belanja inland transport di daik Hamid 1,750,000 kuitansi pihak ketiga8 5/10/2007 b l j i l d t t di R d 750 000 k it i ih k k ti
REKAP SPJ KEGIATAN SAFARI RAMADHAN 1428 HSKPD : BIRO ADMINISTRASI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PROPINSI KEPULAUAN RIAU
8 5/10/2007 belanja inland transport di moro Ramdan 750,000 kuitansi pihak ketiga9 7/10/2007 belanja inland transport di dumai Yamsuri 1,000,000 kuitansi pihak ketiga
206,500,000
5.2.2.08. Belanja Sewa Sarana Mobilitas
NO TGL KEGIATAN NAMA PENERIMA JUMLAH KETIDAKLENGKAPAN
1 ..2007 pembelian bbm solar untuk kapal kepri rute tpi moro tpi pada saat safari ramdhan 1428 @3000
- 13,350,000kuitansi pihak ketiga
2 ..2007 pembelian bbm solar untuk kapal kepri rute tpi daik tpi pada saat safari ramdhan 1428 @3500
- 15,575,000kuitansi pihak ketiga
3 …2007 pembelian bbm solar untuk kapal kepri rute tpi tg.batu tpi pada saat safari ramdhan 1428 @3000
- 13,350,000kuitansi pihak ketiga
4 …2008 pembelian bbm solar untuk kapal kepri rute tpi tg.batu tpi pada saat safari ramdhan 1428 @3001
- 13,350,000kuitansi pihak ketiga
5 …2007 pembelian bbm solar untuk kapal kepri rute tpi karimun tpi pada saat safari ramdhan 1428 @3000
- 13,350,000kuitansi pihak ketiga
68,975,000
Total
Total
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
1 biaya perjalanan dinas dalam rangka konsultsi kegiatan multy yeards pembangunan kawasan pusat pemprop kepri ke departemen PU di Jakarta
Ismanullah Jakarta 6,350,000 Tiket berangkat
2 biaya perjalanan dinas dalam rangka konsultsi kegiatan multy yeards pembangunan kawasan pusat pemprop kepri ke departemen PU di Jakarta
Suriyanto Untung Jakarta 5,750,000 tiket kembali
3 biaya perjalanan dinas dalam rangka konsultsi kegiatan multy yeards pembangunan kawasan pusat pemprop kepri ke departemen PU di Jakarta
Indra Norza Jakarta 5,750,000 tiket kembali
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
4 biaya perjalanan dinas dalam konsultasi pembanguanan kawasan ibukota Prop. Kepri ke Departemen PU di Jakarta
H. Adlin Jakarta 4,250,000 tiket berangkat
5 biaya perjalanan dinas dalam konsultasi pembanguanan kawasan ibukota Prop. Kepri ke Departemen PU di Jakarta
Suriyanto Untung Jakarta 4,250,000 tiket kembali
6 biaya perjalanan dinas dalam konsultasi pembanguanan kawasan ibukota Prop. Kepri ke Departemen PU di Jakarta
Rody Yantari Jakarta 4,250,000 tiket kembali
7 biaya perjalanan dinas dalam konsultasi pembanguanan kawasan ibukota Prop. Kepri ke Departemen PU di Jakarta
Suriyanto Untung Jakarta 4,250,000 tiket kembali
8 biaya perjalanan dinas dalam konsultasi pembanguanan kawasan ibukota Prop. Kepri ke Departemen PU di Jakarta
Heni Ariputranti Jakarta 4,250,000 tiket berangkat
9 biaya perjalanan dinas dalam konsultasi pembanguanan kawasan ibukota Prop. Kepri ke Departemen PU di Jakarta
Wan Evrizal Jakarta 4,250,000 tiket kembali
10 biaya perjalanan dinas dalam konsultasi pembangunan kawasan ibukota Prop. Kepri ke Departemen PU di Jakarta
Ibnu Khaldun Jakarta 4,250,000 tiket berangkat
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
11 biaya perjalanan dinas dalam konsultasi pembangunan kawasan ibukota Prop. Kepri ke Departemen PU di Jakarta
Ibnu Khaldun Jakarta 4,250,000 tiket berangkat
12 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti rapat kerja departemen PU di jakarta
Ismanullah Jakarta 6,350,000 tiket berangkat
13 baiya perjalanan dinas dalam rangka menghadiri rapat koordinasi perhitungan realisasi lifting migas triwulan IV/2006 di Jakarta
Roby Cahyadi Jakarta 5,000,000 tiket kembali
14 biaya perjalanan dinas dalam rangka mewakili kadis dinas PU untuk mengikuti acara pelantikan KA Satker di M d
H. Adlin Medan 3,750,000 tiket kembali
di Medan15 biaya perjalanan dinas dalam rangka
mengikuti rapat koordinasi nasional tingkat propinsi di jakarta
Ismanullah Jakarta 6,350,000 tiket kembali
16 biaya perjalanan dinas dalam rangka pengawasan monitoring proyek pembangunan jembatan 5 unit, pemeliharaan jalan dabo jago dan final design jalan dan jembatan untuk pendukung kegiatan APBD 2007 di Lingga
M.Tamsil Rahman Lingga 2,400,000 tiket kembali
17 biaya perjalanan dinas dalam rangka pengawasan monitoring proyek pembangunan jembatan 5 unit, pemeliharaan jalan dabo jago dan final design jalan dan jembatan untuk pendukung kegiatan APBD 2007 di Lingga
Muhammad Yasin Lingga 2,400,000 tiket kembali
18 baiya perjalanan dinas dalam rangka monitoring kegiatan APBD Prop.Kepri TA 2006 dan final desgin jalan dan jembatan untuk pendukung kegiatan APBD TA. 2007, di Kab. Natuna
Hendriza Natuna 3,000,000 tiket pulang pergi
19 biaya perjalanan dinas dalm rangka mengikuti rapat pimpinan paripurna pandangan akhir fraksi tentang ranperda di Batam
M. Yahya Batam 500,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
20 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pelatihan bidang jasa konstruksi bersertifikat TA 2007 di hotel harmoni batam
Bambang Sumanto Batam 800,000 tiket kembali
21 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pelatihan bidang jasa konstruksi bersertifikat TA 2007 di hotel harmoni batam
Hendriza Batam 1,550,000 tiket kembali
22 biaya perjalanan dinas dalm rangka mengikuti rapat paripurna jawaban pemerintah Prop. Kepri terhadap pandangan umum anggota DPRD Prop Kepri
Fauzi Fadli Batam 1,550,000 tiket kembali
23 biaya perjalanan dinas dalam rangka l k k j l j
M.Tamsil Rahman Batam 1,950,000 tiket kembali melaksanakan survey jalan menuju kawasan industri taiwan, kegiatan APBD TA. 2007 Propinsi Kepulauan Riau di Batam
24 biaya perjalanan dinas dalam rangka melaksanakan survey jalan pengukuran design proyekmenuju hinterland dan jalan menuju kawasan industri taiwan
Hendriza Batam 1,950,000 tiket kembali
25 biaya perjalanan dinas dalam rangka melaksanakan survey jalan pengukuran design proyekmenuju hinterland dan jalan menuju kawasan industri taiwan
Muhammad Yazid Batam 1,950,000 tiket kembali
26 biaya perjalanan dinas dalam rangka melaksanakan survey jalan pengukuran design proyekmenuju hinterland dan jalan menuju kawasan industri taiwan
Martasoni Batam 850,000 tiket kembali
27 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pembahasan pelaksanaan konfirmasi terhadap rencana penggunaan dana penyesuaian infrastruktur jalan lainnya TA 2007 di Batam
Heni Ariputranti Batam 1,150,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
28 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pembahasan pelaksanaan konfirmasi terhadap rencana penggunaan dana penyesuaian infrastruktur jalan lainnya TA 2007 di Batam
Rody Yantari Batam 1,150,000 tiket kembali
29 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pembahasan pelaksanaan konfirmasi terhadap rencana penggunaan dana penyesuaian infrastruktur jalan lainnya TA 2007 di Batam
Teguh Marsetiawan Batam 1,150,000 tiket kembali
30 biaya perjalanan dinas dalam rangka rapat paripurna laporan pagar terhadap
b h RAPBD d d
Fauzi Fadli Batam 2,150,000 tiket kembali
pembahasan RAPBD dan pandangan akhir fraksi-fraksi terhadap pembentukan kab. Kepulauan Anambas di Batam
31 biaya perjalanan dinas dalam rangka rapat paripurna laporan pagar terhadap pembahasan RAPBD dan pandangan akhir fraksi-fraksi terhadap pembentukan kab. Kepulauan Anambas di Batam
Mangara Batam 1,550,000 tiket kembali
32 biaya perjalanan dinas dalam rangka konsultasi dan koordinasi ke BPKSDM tentang pemantapan kegiatan pelelangan di dinas PU
Ismanullah Jakarta 5,450,000 tiket berangkat
33 biaya perjalanan dinas dalam rangka konsultasi dan koordinasi ke BPKSDM tentang pemantapan kegiatan pelelangan di dinas PU
H. Adlin Jakarta 5,000,000 tiket berangkat
34 biaya perjalanan dinas dalam rangka konsultasi dan koordinasi ke BPKSDM tentang pemantapan kegiatan pelelangan di dinas PU
Indra Norza Jakarta 5,000,000 tiket berangkat
35 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti konfirmasi terhadap penggunaan dana penyesuaian infrastruktur jalan dan lainnya tahun 2007 di Jakarta
Rody Yantari Jakarta 5,000,000 tiket berangkat
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
36 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti konfirmasi terhadap penggunaan dana penyesuaian infrastruktur jalan dan lainnya tahun 2007 di Jakarta
H. Adlin Jakarta 5,000,000 tiket kembali
37 biaya perjalanan dinas dalam rnagka mewakili kepala dinas unutk mengikuti rapat koordinasi nasional tingkat propinsi di Jakarta
Mangara Jakarta 4,550,000 tiket berangkat
38 biaya perjalanan dinas dalam rangka menindaklanjuti tentang konsultasi pembangunan kawasan ibu kota prop.kepri dengan dep. PU di Jakarta
Rody Yantari Jakarta 5,750,000 tiket berangkat
39 bi j l di d l k I d N J k 5 750 000 ik k b li39 biaya perjalana dinas dalam rangka menindaklanjuti tentang konsultasi pembangunan kawasan ibukota prop.kepri dengan dep. PU di Jakarta
Indra Norza Jakarta 5,750,000 tiket kembali
40 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pelaksanaan konfirmasi terhadap rencana pengunaan dana penyesuaian infrastruktur jalan dan lainnya tahun 2007 di batam
M. Yahya Batam 650,000 tiket kembali
41 biaya perjalanan dians dalam rangka survey peninjauan lokasi pra perencanaan proyek APBD Prop.Kepri di Kab. Karimun
Afrizal Karimun 1,700,000 tiket kembali
42 biaya perjalanan dinas dalam rangka rekayasa lapangan pekerjaan pemeliharaan berkala jalan tanjung balai- pasir panjang dan tanjung batu selat belian di Kab karimun
Hendriza Karimun 1,300,000 tiket kembali
43 biaya perjalanan dinas dalam rangka rekayasa lapangan pekerjaan pemeliharaan berkala jalan tanjung balai- pasir panjang dan tanjung batu selat belian di Kab karimun
Herman Karimun 1,300,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
44 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan survey dan peninjauan lokasi pra perencanaan proyekAPBD Prop. Kepri TA 2007 di Tanjungbalai Karimun
Herman Karimun 1,000,000 tiket kembali
45 biaya perjalanan dinas dalam rangka menghadiri musyawarah perencanaan pembangunan daerah tingkat kota batam tahun 2007
Mangara Batam 1,550,000 tiket kembali
46 biaya perjalanan dinas dalam rangka rekayasa lapangan pekerjaan pemeliharaan berkala jalan tanjung balai- pasir panjang dan tanjung batu selat belian di Kab karimun
M. Tamsil Rahman Karimun 1,700,000 tiket kembali
47 biaya perjalanan dinas dalam rangka menghadiri rapat pembahasan tindak lanjut pembangunan boelevard jodoh di batam
Ibnu Khaldun Batam 750,000 tiket kembali
48 biaya perjalanan dinas dalam rangka peninjauan pelaksanaan pekerjaan pelantar beton di kec. Tambelan
Irwan Batam 2,600,000 tiket kembali
49 biaya perjalanan dinas dalam rangka peninjauan pelaksanaan pekerjaan pelantar beton di kec. Tambelan
Ibnu Khaldun Batam 2,600,000 tiket kembali
50 biaya perjalanan dinas dalam rangka peninjauan pelaksanaan pekerjaan pelantar beton di kec. Tambelan
Teguh Marsetiawan Batam 2,600,000 tiket kembali
51 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan survey dan peninjauan lokasi yang akan dilaksanakan pada APBD TA 2007 untuk pekerjaan pembangunan jembatan 3 unit dan 4 box culverrd pada ruas jalan daek resun di kab. Lingga
Hendriza Lingga 2,400,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
52 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan survey dan peninjauan lokasi yang akan dilaksanakan pada APBD TA 2007 untuk pekerjaan jalan bandarsyah Pering penigi di kab. Natuna
Herman Natuna 3,000,000 tiket pulang pergi
53 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan survey dan peninjauan lokasi yang akan dilaksankan pada APBD TA 2007 untuk pekerjaan pembanguna jalan daek resun dan pembangunan jembatan 3 unit dan 4 box culverrd pada ruas jalan daek - resun di Kab Lingga
M. Tamsil Rahman Lingga 2,400,000 tiket kembali
resun di Kab. Lingga
54 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan peninjauan lokasi perbaikan pekerjaan pembangunan drainase primer depan SMK muka kuning di kota Batam
Afrizal Batam 1,550,000 tiket kembali
55 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan peninjauan lokasi perbaikan pekerjaan pembangunan drainase primer depan SMK muka kuning di kota Batam
Mawardi Batam 1,100,000 tiket kembali
56 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan peninjauan lapangan pada pekerjaan pembangunan jalan TA 2007, peningkatan jalan bengkong kota batam
Rody Yantari Batam 1,550,000 tiket kembali
57 biaya perjalanan dinas dalan rangka melakukan peninjauan pra perencanaan proyek APBD prop.kepri TA 2007 di kab. Karimun
Sulaiman Karimun 1,250,000 tiket kembali
58 biaya perjalanan dinas dalan rangka melakukan peninjauan pra perencanaan proyek APBD prop.kepri TA 2007 di kab. Karimun
Nono Sudarsono Karimun 1,250,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
59 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan pengawasan k3 dan lingkungan pertambangan di lingga
Anang Aiansyah Lingga 2,000,000 tiket kembali
60 biaya perjalanan dinas dalam rangka mewakili kepala dinas PU Tamben Prop. Kepri untuk menghadiri undangan pembukaan pada acara apresiasi NSPM penetaan wilayah Iijawa bali di Hotel Nagoya
Mardianto Batam 750,000 tiket kembali
61 biaya perjalanan dinas dalanm rangka konsultasi dan koordinasi ke BPKSDM tentang pemantapan k i t l l di di PU
Suriyanto Untung Jakarta 5,000,000 tiket kembali
kegiatan pelelangan di dinas PU Tamben Jakarta
62 biaya perjalanan dinas dalanm rangka konsultasi dan koordinasi ke BPKSDM tentang pemantapan kegiatan pelelangan di dinas PU Tamben Jakarta
Rody Yantari Jakarta 5,000,000 tiket berangkat
63 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan rangka melakukan koordinasi ke BPKSDM dalam rangka pemantapan kegiatan bidang marga di dinas PU Tamben
Said Salikin Jakarta 5,000,000 tiket kembali
64 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan penyampaian DIPA dan konsultasi ke ditjen anggaran departemen keuangan di jakarta.
Irwan Jakarta 5,450,000 tiket kembali
65 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti musrembangnas
Ismanullah Jakarta 5,450,000 tiket kembali
66 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti musrembangnas
Ibnu Khaldun Jakarta 500,000 tiket kembali
67 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan konsultsi alat laoratorium dan lapangan serta peralatan penunjang pada PT. Mektan Babakan tujuh di bandung
Waluyo Bandung 5,750,000 tiket kembali
68 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti musrembangnas
Suriyanto Untung Jakarta 5,000,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
69 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti musrembangnas
Heni Ariputranti Jakarta 5,000,000 tiket kembali
70 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan di balai diklat pekerjaan umum wilayah I medan
Rasyidah Syafara Medan 4,750,000 tiket pulang pergi
71 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan di balai diklat pekerjaan umum wilayah I medan
Jennie Medan 4,000,000 tiket pulang pergi
72 biaya perjalanan dinas dalam rangka menghadiri undangan rapat penyaluran DBH SDA i k b i d b i
Hanafi Jakarta 4,250,000 tiket kembali
DBH SDA minyak bumi dan gas bumi triwulan I TA 2007 di jakarta
73 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan koordinasi dan konsultasi tindak CAP tahun anggaran 2007 dengan kementrian perumahan rakyat di jakarta
Khaidir Yedi Jakarta 5,000,000 tiket kembali
74 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan konsultasi kegiatan bidang SDA unutk tahun anggaran 2008 ke dirjen SDA departemen PU di Jakarta
Dadan Soleh Jakarta 5,000,000 tiket kembali
75 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan koordinasi dan konsultasi tindak CAP tahun anggaran 2007 dengan kementrian perumahan rakyat di jakarta
Ismanullah Jakarta 5,450,000 tiket kembali
76 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan koordinasi dan konsultasi kegiatan bidang bina marga untuk Tahun 2008 Dirjen Bina Marga Departemen PU di Jakarta
Adlin Jakarta 4,750,000 tiket kembali
77 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan koordinasi dan konsultasi kegiatan bidang bina marga untuk Tahun 2008 Dirjen Bina Marga Departemen PU di Jakarta
Edy Damhuri Jakarta 4,750,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
78 biaya perjalanan dinas dalam rangka menghadiri undangan presentasi manfaat dan aplikasi early warning system bagi penunjang kehidupan dan pelestarian lingkungan di Batam
Afrizal Batam 1,150,000 tiket kembali
79 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti workshop keterpaduan penanganan perumahan swadaya di kota batam berdasarkan undangan dan sekretariat daerah kota batam
Mardianto Batam 1,150,000 tiket kembali
80 biaya perjalanan dinas dalam rangka mendampingi kunjungan kerja tim b d d h i i
Muhammad Yazid Lingga 2,100,000 tiket kembali
badan pengawas daerah propinsi kepulauan riau untuk pekerjaan pembangunan jembatan ruas jalan dabo jago kab. Lingga
81 biaya perjalanan dinas dalam rangka mendampingi kunjungan kerja tim badan pengawas daerah propinsi kepulauan riau untuk pekerjaan pembangunan jembatan ruas jalan dabo jago kab. Lingga
Syafril Lingga 1,500,000 tiket kembali
82 biaya perjalanan dinas dalam rangka mendampingi komisi III DPRD Prop.Kepri dalam rangka peninjauan lokasi kegiatan yang telah dilaksanakan pada TA 2006, serta rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada TA 2007
Suriyanto Untung Natuna 3,600,000 tiket berangkat
83 biaya perjalanan dinas dalam rangka mendampingi komisi III DPRD Prop.Kepri dalam rangka peninjauan lokasi kegiatan yang telah dilaksanakan pada TA 2006, serta rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada TA 2007
Adlin Natuna 3,600,000 tiket pulang pergi
84 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan monitoring terhadap kegiatan pekerjaan APBD tahun anggaran 2007 yang ada di daerah kab. Karimun dan sekitarnya
Adlin Karimun 2,100,000 tiket berangkat
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
85 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan monitoring terhadap kegiatan pekerjaan APBD tahun anggaran 2007 yang ada di daerah kab. Karimun dan sekitarnya
Eko Sutarso Karimun 2,100,000 tiket berangkat
86 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan monitoring terhadap kegiatan pekerjaan APBD tahun anggaran 2007 yang ada di daerah kab. Karimun dan sekitarnya
Herman Karimun 1,500,000 tiket berangkat
87 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan kordinasi dan konsultasi d l l h t d h
Indra Norza Jakarta 5,000,000 tiket kembali
dalam masalah penata ruang daerah Prop. Kepri
88 biaya perjalanan dinas dalam rangka mendampingi tim panitia anggaran dengan panitia anggaran DPRD Riau untuk audiensi
Afrizal Jakarta 5,000,000 tiket kembali
89 biaya perjalanan dinas dalam rangka mendampingi tim panitia anggaran dengan panitia anggaran DPRD Riau untuk audiensi
Dadan Soleh Jakarta 5,000,000 tiket kembali
90 biaya perjalanan dinas dalam rangka menghadiri panggilan tata usaha negara pekanbaru
Edy Damhuri Pekanbaru 4,250,000 tiket kembali
91 biaya perjalanan dinas dalam rangka menghadiri panggilan tata usaha negara pekanbaru
Edy Damhuri Pekanbaru 4,250,000 tiket kembali
92 mengikuti penyelenggaraan pemberdayaan anggota tim pembina jasa konstruksi tingkat propinsi
Khaidir Yedi Jakarta 5,000,000 tiket kembali
93 biaya perjalanan dinas dalam rangka menidaklanjuti tentang revisi atau perubahan petunjuk operasional kegiatan jalan dan jembatan di Prop Kepri
Hendriza Jakarta 5,750,000 tiket kembali
94 biaya perjalanan dinas dalam rangka menidaklanjuti tentang revisi atau perubahan petunjuk operasional kegiatan jalan dan jembatan di Prop
Hendriza Jakarta 5,750,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
95 biaya perjalanan dinas dalam rangka memenuhi panggilan kejaksaan negeri kab.karimun untuk membahas masalah pekerjaan pembangunan jalan lingkar moro di kab.karimun
Rasyidah Syafara Karimun 1,300,000 tiket kembali
96 biaya perjalanan dinas dalam rangka memenuhi panggilan kejaksaan negeri kab.karimun untuk membahas masalah pekerjaan pembangunan jalan lingkar moro di kab.karimun
Nurzulaicha Karimun 1,000,000 tiket kembali
97 biaya perjalanan dinas dalam rangka memenuhi panggilan kejaksaan negeri k b k i t k b h l h
Suriyanto Untung Karimun 1,300,000 tiket kembali
kab.karimun untuk membahas masalah pekerjaan pembangunan jalan lingkar moro di kab.karimun
98 biaya perjalanan dinas dalam rangka memenuhi panggilan kejaksaan negeri kab.karimun untuk membahas masalah pekerjaan pembangunan jalan lingkar moro di kab.karimun
Herman Karimun 1,000,000 tiket kembali
99 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti audiensi komisi III DPRD prop.kepri ke departemen pU di Jakarta
Dadan Soleh Jakarta 5,750,000 tiket berangkat
100 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pelaksanaan bimtek jembatan di Sumbar
Eko Sutarso Padang 4,250,000 tiket berangkat
101 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai selangat lanjutan dan normalisasi sungai lokasi SD kobel desa sawang kec.kundur di kab.karimun
Mawardi Karimun 1,250,000 tiket berangkat
102 biaya perjalanan dinas dalam rangka memenuhi panggilan kejaksaan negeri kab.karimun untuk membahas masalah pekerjaan pembangunan jalan lingkar moro di kab.karimun
Herman Karimun 1,000,000 tiket berangkat
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
103 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan monitoring pada pryek APBD tahun anggaran 207 di Kab. Lingga yang terdiri darai pembangunan 3 unit jembatan dan 4 unit box culverd pada ruas jalan daik resun pembangunan4 unit jembatan dan 3 bix culverd pada ruas jalan dabo jago di kab.lingga
Muhammad Yazid Lingga 2,500,000 tiket kembali
104 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan monitoring pekerjaan pembangunan jalan lingkar pulai midai di Kab. Natuna
Iswanto Natuna 3,250,000 tiket kembali
105 biaya perjalanan dinas dalam rangka l k k it i k j
Iswanto Natuna 4,000,000 tiket kembalimelakukan monitoring pekerjaan pembangunan jalan lingkar pulai midai di Kab. Natuna
106 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan penngawasan proyek peningkatan jalan kavling nongsa peningkatan jalan batu aji sagulung dan pemeliharaan berkala jalan simpang taiwan kota batam
Waluyo Batam 1,950,000 tiket kembali
107 biaya perjalanan dinas dalam rangka memenuhi panggilan kejaksaan negeri kab.karimun untuk membahas masalah pekerjaan pembangunan jalan lingkar moro di kab.karimun
Syafril Karimun 1,000,000 tiket kembali
108 biaya perjalanan dinas dalam rangka memenuhi panggilan kejaksaan negeri kab.karimun untuk membahas masalah pekerjaan pembangunan jalan lingkar moro di kab.karimun
Andoko Karimun 1,000,000 tiket kembali
109 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan monitoring pada pryek APBD tahun anggaran 207 di Kab. Lingga yang terdiri darai pembangunan 3 unit jembatan dan 4 unit box culverd pada ruas jalan daik resun pembangunan4 unit jembatan dan 3 bix culverd pada ruas jalan dabo
Eko Sutarso Lingga 2,500,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
110 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai selangat lanjutan dan normalisasi sungai lokasi SD kobel desa sawang kec.kundur di kab.karimun
Afrizal Karimun 1,700,000 tiket kembali
111 biaya perjalanan dinas dalam rangka memenuhi panggilan kejaksaan negeri kab.karimun untuk membahas masalah pekerjaan pembangunan jalan lingkar moro di kab.karimun
Waluyo Karimun 1,300,000 tiket berangkat
112 biaya perjalanan dinas dalam rangka l k k ik k j
Eko Sutarso Matak 3,600,000 tiket pulang pergimelakukan pemeriksaan kemajuan pekerjaan peningkatan jalan ladan air port matak di kab. Natuna
113 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan monitring proses pemancanga pada proyek APBD tahun anggaran 2007 di Kab. Lingga
Muhammad Yazid Lingga 2,100,000 tiket kembali
114 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan pemeriksaan kemajuan pekerjaan peningkatan jalan ladan air port matak di kab. Natuna
Hendriza Matak 3,600,000 tiket pulang pergi
115 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti pelaksanaan bimtek jembatan di Sumbar
Hendriza Padang 4,250,000 tiket berangkat
116 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan konsultasi masalah penyehatan lingkungan dan permukiman kedeparteman di jakarta
Edy Damhuri Jakarta 4,250,000 tiket kembali
117 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan konsultasi masalah penyehatan lingkungan dan permukiman kedeparteman di jakarta
Indra Norza Jakarta 4,250,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
118 biaya perjalanan dinas dalam rangka melakukan konsultasi masalah penyehatan lingkungan dan permukiman kedeparteman di jakarta
Heni Ariputranti Jakarta 4,250,000 tiket kembali
119 biaya perjalan dinas dalam rangka melakukan konsultasi dan koordinasi mengenai laboratorium pengujian mutu bahan bangunan dan jasa konstruksi di bandung
Edy Damhuri Bandung 5,750,000 tiket berangkat
120 biaya perjalan dinas dalam rangka melakukan konsultasi dan koordinasi mengenai laboratorium pengujian mutu bahan bangunan dan jasa konstr ksi di band ng
Robert Pasaribu Bandung 5,750,000 tiket kembali
konstruksi di bandung121 biaya perjalanan dinas dalam rangka
membahas permasalahan pemprop dalam penyelenggaraan jalan kabupaten dan kota di Jakarta
Eko Sutarso Jakarta 5,750,000 tiket kembali
122 biaya perjalanan dinas dalam rangka membahas permasalahan pemprop dalam penyelenggaraan jalan kabupaten dan kota di Jakarta
Adlin Jakarta 5,750,000 tiket kembali
123 biaya perjalanan dalam rangka mengahdiri rapat koordinasi dilingkungan dirjen bina marga tahun 2007 di jakarta
Ismanullah Jakarta 4,550,000 tiket kembali
124 biaya perjalanan dalam rangka melakukan koordinasi usulan pengarahan tentang penanganan jalan di Prop. Kepri di dep.PU Jakarta
Said Salikin Jakarta 5,000,000 tiket kembali
125 biaya perjalana dinas dalam rangka melakukan kosultasi ususlan status penanganan jalandi propinis kepri di jakarta
Suriyanto Untung Jakarta 5,000,000 tiket kembali
126 biaya perjalanan dinas dalam rangka mengikuti konferensi nasional teknik jalan ke 8 di jakarta
Khaidir Yedi Jakarta 5,000,000 tiket berangkat
127 Memenuhi panggilan PTUN Pekanbaru
M.Tamsil Rahman Pekanbaru 5,000,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
128 Melakukan konsultasi tentang kebijakan dan harapan yang terkait dengan Penyelenggaraan tata ruang dan irigasi sekaligus membahas bentuk-bentuk pemikiran tentang Alternatif Sumber Pendanaan atas Penyelenggaraan Pekerjaan Bidang Cipta Karya Tahun 2008
Wan Evrizal, S. Kom, MT
Pekanbaru 5,000,000 tiket kembali
129 Melakukan konsultasi tentang kebijakan dan harapan yang terkait dengan Penyelenggaraan tata ruang dan irigasi sekaligus membahas bentuk-bentuk pemikiran tentang Alternatif Sumber Pendanaan atas
Indra Norza Pekanbaru 5,000,000 tiket kembali
Sumber Pendanaan atas Penyelenggaraan Pekerjaan Bidang Cipta Karya Tahun 2009
130 Sosialisasi juknis pelaksanaan DAK Bidang Infrakstruktur Tahun 2008 Sub bidang jalan dengan DPU
Adlin,ST,MM Jakarta 5,750,000 tiket kembali
131 Konsultasi tentang usulan status penanganan jalan dan jembatan di Prov Kepri ke DPU di Jakarta
Said Salikin Jakarta 5,000,000 tiket kembali
132 Konsultasi JUKNIS DAK bidang infrastruktur TA 2008
Adlin,ST,MM Palembang 4,250,000 tiket kembali
133 Konsultasi JUKNIS DAK bidang infrastruktur TA 2009
Eko Sutarso,ST.MM Palembang 4,250,000 tiket kembali
134 Konsultasi dan koordinasi tentang usulan program kegiatan pekerjaan umum bidang sumber daya air untuk TA 2008 ke DPU di Jakarta
Dadan Soleh S, ST, MT
Jakarta 5,000,000 tiket berangkat
135 Konsultasi dan koordinasi tentang usulan program kegiatan pekerjaan umum bidang sumber daya air untuk TA 2008 ke DPU di Jakarta
Afrizal N,ST Jakarta 5,000,000 tiket kembali
136 Undangan diseminasi pemanfaatan absolut TA 2008 Wilayah Sumatera
Said Salikin Medan 5,500,000 tiket kembali
137 Undangan diseminasi pemanfaatan absolut TA 2008 Wilayah Sumatera
Muhammad Yazid, ST Medan 5,500,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
138 Memenuhi panggilan PTUN Pekanbaru untuk kelanjutan persidangan terhadap proses pelelangan di Bina Marga TA 2007
Ir. Edi Damhuri, MT Pekanbaru 5,000,000 tiket kembali
139 Memenuhi panggilan PTUN Pekanbaru untuk kelanjutan persidangan terhadap proses pelelangan di Bina Marga TA 2008
Adlin,ST,MM Pekanbaru 5,000,000 tiket kembali
140 Singkronisasi dan konsultasi tentang kegiatan jasa konstruksi sekaligus tentang kebijakan-kebijakan yang terkait dengan kegiatan konstruksi dan membahas bentuk-bentuk pemikiran tentang alternatif sumber pendanaan atas penyelenggaraan pekerjaan TA
Ir. Edi Damhuri, MT Solo 5,750,000 tiket kembali
atas penyelenggaraan pekerjaan TA 2008
141 Pembahasan, penyusunan rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten/kota serta penanggulangan kebocoran sistem manual dan mutu serta penjelasan TOT penyelenggaraan SPAM pedesaan
Ir. M. Ibnu Khaldun, MM
Jakarta 5,750,000 tiket kembali
142 Pembahasan, penyusunan rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten/kota serta penanggulangan kebocoran sistem manual dan mutu serta penjelasan TOT penyelenggaraan SPAM pedesaan
Afrizal N,ST Jakarta 5,750,000 Tiket berangkat
143 Monitoring lapangan proyek pembangunan jalan pesisir pantai, pembangunan jalan lingkar Moro dan pembangunan jalan Tg.Melolo
Hendrija,ST Kab.Karimun 2,100,000 tiket berangkat
144 Monitoring lapangan proyek pembangunan jalan pesisir pantai, pembangunan jalan lingkar Moro dan pembangunan jalan Tg.Melolo
Herman, ST Kab.Karimun 2,100,000 tiket kembali
145 Memenuhi panggilan PTUN Pekanbaru
Adlin,ST,MM Pekanbaru 5,000,000 tiket berangkat
146 Memenuhi panggilan PTUN Pekanbaru
Ir. Edi Damhuri, MT Pekanbaru 5,000,000 tiket berangkat
147 Konsultasi pelelangan multy years ke Ir. Edi Damhuri, MT Jakarta 4,250,000 tiket kembali
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
148 Konsultasi dan koordinasi tentang usulan program kegiatan pekerjaan umum bidang sumber daya air untuk TA 2008 ke DPU di Jakarta
Aris Padillah, S.Sos Jakarta 5,000,000 tiket kembali
149 Memenuhi panggilan PTUN Pekanbaru
Adlin,ST,MM Pekanbaru 4,250,000 tiket berangkat
150 Memenuhi panggilan PTUN Pekanbaru
Ir. Edi Damhuri, MT Pekanbaru 4,250,000 tiket berangkat
151 Kunjungan Pansus Ranperda pengikatan dana dan penetapan kegiatan tahun jamak
M. Ibnu Khaldun, MM Jakarta 5,000,000 tiket kembali
152 Raker penyusunan program peningkatan pelayanan air minum dan sanitasi menuju kota yang aman dan
Ir. M. Ibnu Khaldun, MM
Solo 5,000,000 tiket kembali
nyaman153 Konsultasi tentang desimenasi
peraturan perundang-undangan bidang bangun gedung dan lingkungan serta air bersih wilayah I (Jawa dan Sumatra) ke DPU di Jakarta
Wan Evrizal, S. Kom, MT
Jakarta 5,000,000 Tiket berangkat
154 Konsultasi dan koordinasi tentang usulan program kegiatan pekerjaan umum bidang bina marga untuk TA 2008 ke DPU di Jakarta
Eko Sutarso,ST.MM Jakarta 5,000,000 Tiket berangkat
155 Pembahasan tentang pembangunan sistem penyediaan air minum ibu kota kecamatan dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Afrizal N,ST Jakarta 5,000,000 tiket kembali
156 Konsultasi dengan diseminasi peraturan perundang-undangan bidang bangunan gedung dan lingkungan serta air wilayah I (Jawa dan Sumatera) ke DPU di Jakarta
Afrizal N,ST Jakarta 5,000,000 tiket kembali
157 Sosialisasi juknis pelaksanaan DAK Bidang Infrakstruktur Tahun 2008 Sub bidang jalan dengan DPU
Ismanullah Jakarta 6,350,000 tiket kembali
158 Sosialisasi juknis pelaksanaan DAK Bidang Infrakstruktur Tahun 2008 Sub bidang jalan dengan DPU
Rodi Yantaris, ST Jakarta 5,750,000 tiket kembali
159 Monitoring pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai lokasi SD Kobel
Ir. Mangara M. Simarmata
Kab. Karimun 2,300,000 tiket berangkat
ANGGARAN : Rp3.721.400.000,00REALISASI : Rp1.726.150.000,00
5.2.2.15. Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA TUJUAN JUMLAH UP/GU/TU
KETIDAK-LENGKAPAN
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUMREKAP KELENGKAPAN SPPD BELANJA PERJALANAN DINAS KE LUAR KOTA
160 Monitoring pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai Selangat Lanjutan dan Normalisasi sungai lokasi SD. Kobel Desa Sawang Kec. Kundur
Mawardi Kab. Karimun 1,250,000 tiket kembali
161 Memenuhi panggilan dari Komisi Pengawasan Persaingan Usaha RI guna menyampaikan klarifikasi dan dokumen terkait pelelangan pada bidang bina marga dinas PU Prov. Kepri
Ir. Edi Damhuri, MT Jakarta 5,750,000 tiket kembali
162 Koordinasi kegiatan bidang sumber daya air untuk satuan wilayah sungai dan rawa Kepri ke DPU di Jakarta
Ir. Mangara M. Simarmata
Jakarta 5,450,000 tiket pulang pergi
163 Kunjungan Pansus Ranperda pengikatan dana dan penetapan kegiatan tahun jamak
Heni Ariputranti, ST Yogyakarta dan Jakarta
6,500,000 tiket kembali
597,450,000Total
ANGGARAN: 1.339.300.000,00REALISASI: 1.332.050.000,00
5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA PENERIMA TUJUAN JUMLAH KETIDAK-
LENGKAPAN1 Pembahasan final nota kesepahaman antara PT.
Angkasa Pura II dengan Pemerintah Prop. Kepri Tentang pengembangan bandar Udara di Prop. K i
Azibar Jakarta 5,450,000.00 tiket pulang
2 Rapat Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan Unit Penelitian Kecelakaan dan Konsolidasi UPK dalam rangka Angkutan Lebaran Tahun 2007 di Dep.Hub
Azibar Jakarta 4,550,000.00 tiket pulang pergi
3 Acara telaah proyek pembangunan TA 2008 sub sektor transportasi laut
Ayi Mandaris Jakarta 4,250,000.00 tiket pulang pergi
4 Acara telaah proyek pembangunan TA 2008 sub sektor transportasi laut
Endang Warsono Jakarta 4,250,000.00 tiket pulang pergi
5 Penelaahan/pembahasan RKA Kl Dephub Tahun 2008
Masnur Jakarta 7,250,000.00 tiket kembali
6 Rapat dinas kehumasan pusat komunikasi publik
Masnur Jakarta 6,350,000.00 tiket pulang pergi
REKAP SPPD DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI KEPULAUAN RIAUKEGIATAN: PELAKSANAAN KOORDINASI/KONSULTASI KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH
publik 7 Rapat dinas kehumasan pusat komunikasi
publikAmir Hamzah Jakarta 5,750,000.00 tiket pulang pergi
8 Kunjungan dn Peninjauan bersama Pt Angakasa Pura II ke bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
Azibar Palembang 5,450,000.00 tiket pulang pergi
9 Acara Sea Trial Kapal Perintis yang dibangun oleh Dep.Hub
Azibar Semarang 5,450,000.00 tiket pulang pergi
48,750,000.00
REKAP SPPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI KEPULAUAN RIAUKEGIATAN: PELAKSANAAN KOORDINASI/KONSULTASI KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH
ANGGARAN: Rp302.800.000,00REALISASI: Rp301.642.000,00
5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas
NO KEGIATAN NAMA PENERIMA TUJUAN JUMLAH KETIDAK-
LENGKAPAN1 Rapat penyusunan pedoman pelaporan
akuntabilitas satpol PP Tugini Jakarta 5,750,000.00 Tiket pulang
2 Melaksanakan sosialisasi peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 2004 tentang pedoman satuan polisi pamong praja
Muhammad Amin Natuna 3,300,000.00 tiket pulang pergi
9,050,000.00
Total
Total
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN ANGGARAN 2007
AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V PERWAKILAN BPK RI DI BATAM
Nomor : 64c/S/XVIII.TJP/07/2008
Tanggal : 21 JULI 2008
DAFTAR ISI
HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………………………………… i RESUME LAPORAN ATAS PENGENDALIAN ………………………… ii A. GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TA 2007.....................
1
B. TEMUAN PEMERIKSAAN ATAS PENGENDALIAN INTERN 1. Penulisan Nomor Rekening Bank pada Bilyet Giro Tidak sesuai nota
dinas transfer antar rekening yang dibuat BUD ……………………
7
2. Hasil Kegiatan yang Dibiayai dari Belanja Modal Provinsi di atas Aset Milik Pemerintah Kabupaten/Kota dan Swasta Belum Dihibahkan Minimal Sebesar Rp78.351.678.543,00 ...................................................
9
3. Pencatatan Pendapatan yang Dilakukan oleh Tiga Dinas Tidak Tertib ...
12
4. Pendapatan Retribusi Izin Usaha Perikanan Belum Mempedomani Perda No.6 Tahun 2006 ............................................................................
17
LAMPIRAN
i
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
RESUME LAPORAN ATAS PENGENDALIAN INTERN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan Keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.
Atas pemeriksaan tersebut, BPK RI telah menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atas LKPD Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 yang memuat opini Wajar Dengan Pengecualian dengan nomor 64a/XVIII.TJP/07/2008 tanggal 21 Juli 2008 dan Laporan atas Kepatuhan dengan nomor 64b/XVIII.TJP/07/2008 tanggal 21 Juli 2008.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau tersebut dilakukan berdasarkan pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI. Standar tersebut mengharuskan BPK RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai sebagai standar untuk memberikan pendapat. Standar tersebut juga mengharuskan BPK RI untuk mengungkapkan kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas pelaporan keuangan.
Kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut: 1. Penulisan nomor rekening bank pada bilyet giro tidak sesuai nota dinas transfer antar
rekening yang dibuat BUD;
2. Hasil kegiatan yang dibiayai dari belanja modal provinsi di atas aset milik pemerintah
kabupaten/kota dan swasta belum dihibahkan minimal sebesar Rp78.351.678.543,00;
3. Pencatatan pendapatan yang dilakukan oleh tiga dinas tidak tertib;
4. Pendapatan retribusi izin usaha perikanan belum mempedomani Perda No.6 Tahun 2006.
ii
iii
Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, BPK RI menyarankan Gubernur Kepulauan Riau
agar:
1. Menegur secara tertulis BUD atau Kuasa BUD supaya lebih cermat dalam membuat Nota
Dinas maupun menuliskan bilyet giro dalam rangka melakukan transfer atau pemindahan
dana ke rekening yang pengelolaannya ditujukan untuk belanja;
2. Memerintahkan Tim Inventarisasi untuk bekerja lebih optimal dalam melakukan
inventarisasi kegiatan-kegiatan yang berlokasi dan atau di atas aset milik pemerintah
kabupaten/pemerintah kota serta menetapkan kebijakan tentang hibah terhadap aset yang
dikuasai/dimiliki oleh pemerintah kabupaten/pemerintah kota;
3. Memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan,
serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan supaya menegur secara tertulis petugas
pembukuan Dinas Pendapatan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Perindustrian dan
Perdagangan yang ditugaskan untuk melakukan pencatatan supaya lebih cermat dalam
melaksanakan tugasnya;
4. Memerintahkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan supaya dalam memungut retribusi Izin
Usaha Perikanan sesuai dengan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan.
Secara lebih rinci akan dijelaskan pada bagian Temuan Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern.
Batam, 19 Mei 2008
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Perwakilan BPK RI di Batam
Penanggung Jawab Pemeriksaan,
Hery Purwanto, S.E., M.M., Ak. Akuntan, Register Negara No. D-15.023
A. Gambaran Umum Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau TA 2007
Berdasarkan Pasal 31 ayat (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berkewajiban
menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang terdiri dari Neraca, Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Pada
Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menyusun Laporan
Keuangan secara lengkap.
Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan dilakukan oleh masing-
masing satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) sebagai entitas pelaporan tersendiri.
Selanjutnya laporan keuangan SKPD tersebut akan dikonsolidasikan oleh satuan kerja
pengelola keuangan daerah (SKPKD) menjadi Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau. SKPKD di Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau adalah
Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BKKD). Laporan keuangan konsolidasi
disusun oleh petugas Liaison Officer (LO) pada Badan Keuangan dan Kekayaan
Daerah Provinsi Kepulauan Riau dengan terlebih dahulu melakukan rekonsiliasi
dengan masing-masing SKPD.
Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007 diselenggarakan dengan menggunakan sistem
pembukuan ganda (double entry) dengan dasar kas (cash basis) untuk Laporan
Realisasi APBD (LRA) dan dasar akrual (accrual basis) untuk penyusunan Neraca
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Permendagri No.59 Tahun 2007 Tentang
Perubahan Atas Permendagri No.13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Hasil penelaahan sistem pengendalian intern atas pengelolaan keuangan
daerah serta penyelenggaraan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan oleh
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau diketahui hal-hal sebagai berikut:
1
1. Organisasi
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit
kerja/dinas/badan/kantor di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah
ditetapkan beberapa Perda dan Peraturan Gubernur yang terkait dengan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja masing-masing unit kerja/dinas/badan/kantor, di
antaranya:
a. Perda No. 05 Tahun 2005 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Kepulauan Riau.
b. Perda No. 06 Tahun 2005 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
c. Perda No. 07 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
d. Perda No. 08 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
e. Perda No. 09 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Satuan Polisi Pamong Praja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau.
Selain menegaskan kedudukan dan struktur organisasi unit kerja/dinas/badan/
kantor, dalam masing-masing Perda juga telah diatur secara jelas tugas pokok dan
fungsi serta tanggung jawab dan wewenang setiap unit kerja/dinas/badan/kantor
maupun unit kerja atau bagian yang ada di bawahnya.
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005, tugas
pengelolaan APBD dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
memimpin satuan kerja pengelola keuangan daerah dan bertindak sebagai
Bendahara Umum Daerah. Dalam Tahun Anggaran 2007 tugas tersebut dijabat
oleh Kepala Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah.
2. Kebijakan
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari berbagai ketentuan perundang-undangan yang
harus dipedomani dalam penyelenggaraan penatausahaan keuangan daerah telah
ditetapkan beberapa kebijaksanaan antara lain:
a. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2007 tentang
2
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
b. Mengangkat dan menetapkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dari
unsur eksekutif yang bertugas menyusun, mengkaji dan mengembangkan
usulan belanja sesuai dengan arah dan kebijaksanaan penyusunan APBD.
c. Mengangkat dan menetapkan pejabat dan pegawai yang diberi wewenang
untuk menandatangani Surat Penyediaan Dana (SPD) dan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) di tingkat SKPKD serta pejabat dan pegawai yang
diberi wewenang untuk menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP),
Surat Perintah Membayar (SPM) dan melakukan verifikasi/mengesahkan
Surat Pertanggungjawaban masing-masing bendahara di tingkat SKPD.
d. Mengangkat dan menetapkan bendahara dan atasan langsung bendahara serta
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada setiap unit kerja/dinas/badan/kantor
yang antara lain bertanggung jawab atas setiap pengeluaran yang menjadi
beban APBD.
Namun demikian masih ditemukan adanya beberapa kelemahan antara lain:
a. Belum adanya kebijakan yang wajar dan layak atas kapitalisasi asset dari
belanja pemeliharaan yang akan menambah aktiva tetap yang mengatur
besaran pengeluaran biaya pemeliharaan yang dianggap sebagai pengeluaran
modal (capital expenditure) dan kriteria belanja pemeliharaan yang bersifat
rutin dan/ berkala.
b. Belum ditetapkan sebuah unit kerja yang bertugas menyusun Laporan
Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau secara konsolidasi.
3. Prosedur
Secara umum prosedur yang berlaku dalam pengelolaan keuangan daerah telah
mengacu kepada ketentuan yang diatur dalam berbagai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Namun demikian masih ditemukan adanya beberapa
kelemahan antara lain:
a. Pengamanan atas aset tetap daerah belum dilakukan secara optimal, terutama
aset tetap yang diterima dari Pemerintah Provinsi Riau yang belum seluruhnya
dimiliki bukti kepemilikannya yang sah.
3
b. Pengamanan atas kas belum dilakukan secara optimal. Hal ini diketahui
dengan adanya SKPD yang belum memiliki brankas untuk menyimpan uang
kas yaitu SKPD Badan Pendidikan dan Pelatihan.
c. Rekonsiliasi yang dilakukan antara BKKD dengan Bendahara SKPD belum
optimal. Berita acara rekonsiliasi yang ditandatangani oleh kedua belah pihak
selalu menyatakan bahwa pembukuan dan pencatatan di BKKD dan SKPD
yang bersangkutan telah sesuai dan tidak menampilkan alur rekonsiliasi.
Padahal dalam kenyataannya masih terdapat ketidaksesuaian antara
pembukuan, pencatatan, dan pelaporan oleh SKPD bila dibandingkan dengan
pembukuan dan pencatatan oleh BKKD.
d. Pengisian nomor rekening tujuan pada Bilyet Giro tidak berdasarkan SP2D
yang diterbitkan.
e. Penulisan nomor rekening bank pada bilyet giro tidak sesuai nota dinas
transfer antar rekening yang dibuat oleh Bendahara Umum Daerah.
f. Belum semua SKPD melakukan opname kas secara rutin oleh bendahara dan
Kepala SKPD.
g. Daftar hasil pengadaan barang dan daftar hasil pemeliharaan barang belum
dibuat dan disampaikan oleh 24 SKPD ke Biro Perlengkapan.
h. Jasa giro yang telah diterima dalam rekening SKPD belum seluruhnya
disetorkan ke Kas Daerah.
i. Pemungutan retribusi izin usaha perikanan belum mempedomani Perda No.6
Tahun 2006 sebagai peraturan sudah berlaku pada Tahun Anggaran 2007.
j. Pemantauan terhadap dana bergulir yang disalurkan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau melalui bank belum optimal. Bank tidak melaporkan secara
rutin mengenai penyaluran yang dilakukan dan pengembalian yang diterima,
sementara Kelompok Kerja (Pokja) Dana Bergulir tidak berupaya pro aktif
memantaunya.
4. Personalia
Dalam upaya menghindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan telah ditetapkan
uraian tugas, tanggung jawab, dan fungsi dari masing-masing personalia di tiap
unit kerja/dinas/badan/kantor. Untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaan
keuangan daerah, pada beberapa posisi jabatan penting telah ditempatkan
beberapa personil yang mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang
4
akuntansi maupun auditing. Selain itu kepada personil yang ada juga telah
diberikan berbagai pelatihan dan kursus yang disesuaikan dengan bidang dan
beban tugas masing-masing.
5. Perencanaan
Dalam penyusunan anggaran belanja daerah telah diupayakan agar dapat lebih
tertib, ekonomis, efisien dan efektif sesuai dengan prioritas pembangunan yang
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Kebijakan Umum
APBD, dan Rencana Kerja APBD. Namun pada kenyataannya perencanaan yang
telah disusun dan tercermin dalam APBD tersebut masih mengandung beberapa
kelemahan, antara lain:
a. Dalam menetapkan pola pembiayaan untuk kegiatan pembangunan yang
berlokasi di kabupaten/kota. Pada Tahun Anggaran 2007 pola pembiayaan
untuk kegiatan seperti itu dibebankan pada belanja modal seperti Tahun
Anggaran 2006. Dari sisi penganggaran hal tersebut memungkinkan dan tidak
bertentangan dengan ketentuan, tetapi hal seperti itu akan menimbulkan
permasalahan khususnya dalam pengakuan dan kapitalisasi aset dalam neraca.
b. Dalam menganggarkan belanja bantuan operasional di Dinas Pendidikan tidak
sesuai ketentuan yang berlaku. Belanja bantuan merupakan belanja tidak
langsung yang berarti tidak bisa digunakan sebagai tolok ukur kinerja satuan
kerja pemerintah daerah (SKPD) sehingga seharusnya dianggarkan dan
direalisasikan di satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD).
c. Dalam menganggarkan belanja pemeliharaan di Dinas Pekerjaan Umum.
Kegiatan-kegiatan yang dimasukkan dalam belanja pemeliharaan tersebut
substansinya merupakan belanja modal.
6. Pembukuan dan Pencatatan
Pada Tahun Anggaran 2007, pembukuan dan pencatatan keuangan daerah
mengacu kepada ketentuan yang diatur dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Namun dalam pelaksanaannya
masih terdapat beberapa kelemahan yaitu antara lain:
a. Dalam pencatatan aset tetap yang memasukkan aset tetap PDAM Tirta Janggi
yang merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.
5
b. Dalam pencatatan dan pembukuan pendapatan daerah yang tidak sesuai
dengan dokumen sumber seperti surat tanda setoran (STS), bukti setoran bank,
dan rekening koran kas daerah.
c. Persediaan dan aset tetap di Dinas Sosial yang berasal dari bantuan tidak
dicatat dalam laporan keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau karena
tidak ada nilainya.
d. Efisiensi dan efektifitas anggaran sebagai fungsi dari pengendalian anggaran
masih belum optimal terlihat masih adanya kesalahan pembebanan antar akun,
kesalahan pembuatan kode rekening dan duplikasi anggaran untuk mata
anggaran biaya fotocopy dan biaya penggandaan untuk beberapa SKPD yang
mempunyai kesamaan jenis SPJ-nya.
7. Pelaporan
Dalam kaitan dengan penyusunan Laporan Keuangan sebagai bagian dari
pertanggungjawaban APBD masih ditemukan beberapa kelemahan dalam
penyampaian dan pelaporan keuangan di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau belum dilengkapi
dengan laporan keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dimiliki.
b. Penyusunan laporan keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau tidak
dilaksanakan oleh unit kerja yang khusus menangani penyusunan laporan
keuangan, melainkan dilaksanakan oleh Bidang Pendapatan Badan Keuangan
dan Kekayaan Daerah.
c. Masih terdapat ketidaklengkapan bukti pertanggungjawaban oleh bendahara di
beberapa SKPD
8. Pengawasan Intern
Kegiatan pengawasan intern telah dilaksanakan secara berjenjang namun
demikian komitmen untuk memperbaiki kinerja belum optimal yang ditandai
dengan terulangnya kembali permasalahan yang sebelumnya telah ditemukan.
Atas kelemahan pengendalian intern tersebut, BPK RI merekomendasikan agar
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melakukan riviu atas sistem pengendalian intern
yang diterapkan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6
B. Temuan Pemeriksaan
1. Penulisan Nomor Rekening Bank pada Bilyet Giro Tidak Sesuai Nota Dinas
Transfer Antar Rekening yang Dibuat BUD
Pada awal Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
mempunyai rekening kas daerah sebanyak 15 buah dengan rincian sebagai berikut:
NO BANK NOMOR REKENING SALDO PER 31 Desember 2006
1 BANK RIAU TPI NO.REK.103-01-00310 (KASDA) 99.380.565.102,15
2 BANK RIAU TPI NO.REK.103-01-00323 (DAU) 2.223.121.993,00
3 BANK RIAU TPI NO.REK.103-01-00426 (PAD) 2.031.935.599,00
4 BANK RIAU TPI NO.REK.103-01-00414 (PENAMPUNG JASA GIRO) 413.403.183,00
5 BANK RIAU BATAM NO.REK.106-01-00001(PAD) 52.967.970.733,66
6 BANK RIAU BATAM NO.REK.106-01-00016 (DBH) 772.193.212,00
7 BANK RIAU BATAM NO.REK.106-01-00005 (PENAMPUNG JASA GIRO) 1.054.805.144,00
8 BANK RIAU BATAM NO.REK.106-01-00003 (DAU) 128.880.275,00
9 BANK MANDIRI NO.REK.109-00-0446593-6 (DAU) 115.655.916,27
10 BANK MANDIRI NO.REK.109-00-0441472-8 (PAD) 194.475.937,80
11 BANK MANDIRI NO.REK.109-00-0441475-1 (DBH) 5.016.481.251,47
12 BANK BUKOPIN NO.REK.1001370-24-0 (PAD) 7.148.011.085,00
13 BANK BUKOPIN NO.REK.1001371-24-6 (DBH) 73.335.058.363,34
14 BANK BUKOPIN NO.REK.100 9999249 (DAU) 214.083.595.700,00
15 BANK BUKOPIN NO.REK.100 1353-24-8 (DANA CADANGAN) 20.000.000.000,00
JUMLAH 478.866.153.495,69
Namun pada akhir Tahun Anggaran 2007 rekening bank yang tersisa adalah
delapan nomor rekening bank, sembilan rekening bank ditutup dan dua rekening baru
dengan rincian sebagai berikut:
NO BANK NOMOR REKENING SALDO PER 31 DES 2007
1 BANK RIAU TPI NO.REK.103-01-00310 (KASDA) 1.211.676.824,08 2 BANK RIAU BATAM NO.REK.106-01-00001(PAD) 17.586.881.940,36 3 BANK MANDIRI NO.REK.109-00-0441475-1 (DBH) 1.726.688.148,35 4 BANK BUKOPIN NO.REK.1001370-24-0 (PAD) 471.454.597,14 5 BANK BUKOPIN NO.REK.1001371-24-6 (DBH) 136.460.013.164,81 6 BANK BUKOPIN NO.REK.100 9999249 (DAU) 123.659.349.026,26
7 BANK SYARIAH MANDIRI
NO.REK 009-0023-300 (KASDA KANTOR GUB KEPULAUAN RIAU) 56.434.497.562,00
8 BUKOPIN NO.REK 100-0052-392 (DANA OTONOMI KHUSUS PENYEIMBANG) 13.000.000.000,00
JUMLAH 350.550.561.263,00
Banyaknya rekening bank yang dibuka dimaksudkan untuk pemisahan
fungsi/tujuan penggunaan rekening bank tersebut, seperti rekening khusus menerima
7
DAU, DBH, Penampung Jasa Giro dan rekening khusus pencairan SP2D untuk
belanja. Rekening bank tersebut tidak semuanya aktif sehingga dilakukan penutupan
terhadap rekening yang tidak aktif.
Untuk nomor rekening yang aktif menerima pendapatan harus melakukan
transfer atau pemindahan dana ke rekening yang pengelolaannya ditujukan untuk
belanja.
Namun karena banyaknya transfer atau pemindahan dana yang harus
dilakukan oleh Bendahara Umum Daerah, banyak terjadi kekeliruan antara Nota
Dinas yang dibuat oleh BUD dalam hal ini Kepala BKKD dengan bilyet giro yang
dibuat yaitu: No. Tanggal Rek Asal Rek Tujuan Jumlah (Rp) Keterangan 1. 11 Juli 2007 Bank Bukopin
100.1371-24-6 Bank Syariah Mandiri 091.0023300
5.000.000.000,00 Seharusnya rekening asal : 100.9999-2-49
2. 24 Agustus 2007
Bank Bukopin 100.1371-24-6
Bank Syariah Mandiri 091.0023300
5.000.000.000,00 Seharusnya rekening asal : 100.9999-2-49
3. 11 September 2007
Bank Bukopin 100.1371-24-6
Bank Syariah Mandiri 091.0023300
5.000.000.000,00 Seharusnya rekening asal : 100.9999-2-49
4. 10 Oktober 2007 Bank Bukopin 100.1371-24-6
Bank Syariah Mandiri 091.0023300
5.000.000.000,00 Seharusnya rekening asal : 100.9999-2-49
5. 4 Oktober 2007 Bank Bukopin 100.1371-24-6
Bank Syariah Mandiri 091.0023300
5.000.000.000,00 Seharusnya rekening asal : 100.9999-2-49
6. 13 November 2007 Bank Bukopin 100.1371-24-6
Bank Syariah Mandiri 091.0023300
10.000.000.000,00 Seharusnya rekening asal : 100.9999-2-49
Jumlah 35.000.000.000,00
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
a. UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 3 ayat (1) yang
menyatakan bahwa Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisiensi, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa
Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisiensi, efektif, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat
8
Hal tersebut mengakibatkan pengendalian atas pengelolaan uang di bank
menjadi lemah dan dapat menimbulkan peluang terjadinya penyimpangan.
Hal tersebut terjadi karena:
a. BUD tidak cermat dalam membuat Nota Dinas maupun menuliskan bilyet giro.
b. Kurangnya koordinasi antara BUD dan staf di bagian perbendaharaan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bahwa hal ini terjadi karena
adanya penggantian Nota Dinas transfer antar rekening kas daerah yang belum diikuti
dengan penggantian bilyet giro. Nota Dinas yang dibuat semula terdapat kesalahan
penulisan rekening asal yang seharusnya pemindahan berasal dari rekening Bank
Bukopin nomor 100.1371-24-6 tertulis dari rekening Bank Bukopin nomor 100.1371-
24-9 atas nota dinas tersebut sudah diganti namun belum diikuti dengan penggantian
bilyet giro sesuai dengan nota dinas yang baru.
BPK RI merekomendasikan Gubernur Kepulauan Riau agar menegur secara
tertulis BUD atau Kuasa BUD supaya:
a. Lebih cermat dalam membuat Nota Dinas maupun menuliskan bilyet giro dalam
rangka melakukan transfer atau pemindahan dana ke rekening yang
pengelolaannya ditujukan untuk belanja.
b. Lebih meningkatkan koordinasi dengan staf di Bidang Perbendaharaan dalam
membuat Nota Dinas maupun menuliskan bilyet giro untuk melakukan transfer
atau pemindahan dana ke rekening yang pengelolaannya ditujukan untuk belanja.
2. Hasil Kegiatan yang Dibiayai dari Belanja Modal Provinsi di atas Aset Milik
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Swasta Belum Dihibahkan Minimal Sebesar
Rp78.351.678.543,00
Pada Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
menganggarkan dana untuk belanja modal sebesar Rp505.317.232.601,00 dengan
realisasi sebesar Rp434.986.063.755,00 atau 86,08%. Realisasi belanja modal tersebut
seluruhnya dikapitalisasi ke aktiva tetap sehingga menambah nilai aktiva tetap yang
dicatat dalam Neraca Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
9
Hasil pemeriksaan secara uji petik diketahui bahwa dari realisasi sebesar
Rp434.986.063.755,00 tersebut di antaranya minimal sebesar Rp78.351.678.543,00
merupakan belanja modal di beberapa dinas yang dialokasikan untuk membiayai
kegiatan atas aset milik pemerintah kabupaten, pemerintah kota, dan swasta yang
tidak dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Belanja modal
tersebut terdapat pada dinas-dinas berikut ini:
a. Dinas Pendidikan menganggarkan belanja modal sebesar Rp91.214.306.240,00
dengan realisasi sebesar Rp78.624.442.677,00 atau 86,20% yang di antaranya
minimal sebesar Rp51.458.309.367,00 dialokasikan untuk membiayai kegiatan
pembangunan/rehabilitasi/revitalisasi sekolah-sekolah, asrama, laboratorium dan
pengadaan peralatan praktikum yang dimiliki/dikuasai oleh pemerintah
kabupaten/pemerintah kota/swasta. (rincian lihat Lampiran 1).
b. Dinas Kesehatan menganggarkan belanja modal sebesar Rp34.527.349.544,00
dengan realisasi sebesar Rp27.865.208.376,00 atau 80,70% yang di antaranya
minimal sebesar Rp24.058.562.176,00 dialokasikan untuk membiayai kegiatan
pembangunan/rehabilitasi puskesmas dan rumah sakit serta pengadaan peralatan
kedokteran dan mobil ambulance yang dimiliki/dikuasai oleh pemerintah
kabupaten/pemerintah kota. (rincian lihat Lampiran 1).
c. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya menganggarkan belanja modal sebesar
Rp7.383.790.800,00 dengan realisasi sebesar Rp6.702.991.800,00 atau 90,78%
yang di antaranya minimal sebesar Rp2.834.807.000,00 dialokasikan untuk
membiayai kegiatan pembangunan/rehabilitasi/renovasi tempat wisata, rekreasi,
dan bersejarah yang dimiliki/dikuasai oleh pemerintah kabupaten/pemerintah kota.
(rincian lihat Lampiran 1).
Pembebanan pekerjaan tersebut ke dalam belanja modal pada satu sisi
memenuhi karakteristik belanja modal yaitu pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan, namun pada sisi yang lain berpengaruh terhadap nilai yang
dikapitalisasi ke aktiva tetap karena aset tersebut sebagian adalah milik pemerintah
kabupaten/pemerintah kota dan atau secara fisik dikuasai/diserahkan ke masing-
masing pemerintah kabupaten/ pemerintah kota.
10
Permasalahan ini telah menjadi catatan pemeriksaan BPK RI terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2006
sebagaimana tertuang dalam Laporan atas Pengendalian Intern No.
47c/S/XIV.10/07/2007 tanggal 30 Juli 2007 pada catatan No.4. Dalam laporan
tersebut BPK RI merekomendasikan kepada Gubernur Kepulauan Riau agar
memerintahkan aparat terkait untuk menginventarisir kegiatan-kegiatan yang
berlokasi dan atau di atas aset milik Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota dan
mengatur tata cara penyerahannya sesuai ketentuan yang berlaku.
Untuk menindaklanjuti permasalahan ini Gubernur Kepulauan Riau telah
membentuk Tim Inventarisasi Tahun 2007 dengan SK Gubernur No.291 Tahun 2007
dan diperbarui dengan SK Gubernur No.76.b Tahun 2008. Sementara dalam rangka
pelaksanaan hibah Gubernur telah membentuk Panitia Penghapusan Barang Inventaris
Milik Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dengan SK No.63.c Tahun 2008. Namun
sampai dengan pemeriksaan atas LKPD Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Anggaran 2007 berakhir, aset tetap yang dimaksud belum diserahkan kepada
pemerintah kabupaten/pemerintah kota.
Hal tersebut tidak sesuai dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 07
tentang Akuntansi Aktiva Tetap:
a. paragraf 5 yang menyatakan bahwa aset adalah sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh.
b. paragraf 21 yang menyatakan bahwa saat pengakuan aset akan lebih diandalkan
apabila terdapat bukti telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan atau
penguasaan secara hukum.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengeluaran untuk
membiayai kegiatan seperti diuraikan di atas dapat dibebankan pada belanja selain
belanja modal.
Hal tersebut mengakibatkan pengendalian atas aktiva tetap yang dimiliki oleh
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp78.351.678.543,00 tidak dapat
dilakukan.
11
Hal tersebut terjadi karena:
a. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau belum optimal menindaklanjuti proses
penghibahan hasil kegiatan kepada pemerintah kota/kabupaten.
b. Belum adanya aturan tentang hibah.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bahwa Gubernur Kepulauan
Riau telah membentuk Tim Inventarisasi dan Panitia Penghapusan Barang Inventaris
Milik Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang bertugas menginventarisasi aset-aset
pemerintah kota/kabupaten yang dibiayai oleh APBD Provinsi Kepulauan Riau yang
ke depannya akan dihibahkan kepada pemerintah kota/kabupaten. Penyajian aset
tersebut dalam Neraca Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau didasarkan pertimbangan
belum dilakukannya hibah kepada pemerintah kota/kabupaten.
BPK RI merekomendasikan kepada Gubernur Kepulauan Riau agar:
a. Memerintahkan Tim Inventarisasi untuk bekerja lebih optimal dalam melakukan
inventarisasi kegiatan-kegiatan yang berlokasi dan atau di atas aset milik
pemerintah kabupaten/pemerintah kota.
b. Menetapkan kebijakan tentang hibah terhadap aset yang dikuasai/dimiliki oleh
pemerintah kabupaten/pemerintah kota.
3. Pencatatan Pendapatan yang Dilakukan oleh Tiga Dinas Tidak Tertib
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun Anggaran 2007
menganggarkan pendapatan sebesar Rp1.019.498.530.494,00 dengan realisasi sebesar
Rp1.018.130.700.832,74 atau 99,87%. Realisasi pendapatan tersebut meliputi
Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp325.833.680.431,74 dan Pendapatan Transfer
sebesar Rp692.297.020.401,00. Pengelolaan dan pencatatan pendapatan dilakukan
oleh tiga satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), yaitu Dinas Pendapatan Daerah,
Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dinas
Kelautan dan Perikanan mengelola Retribusi Izin Usaha Perikanan (IUP) dan
Retribusi LPPMHP, sedangkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengelola
Retribusi Tera Ulang. Selain ketiga jenis retribusi tersebut, seluruh jenis pendapatan
dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah.
12
Hasil pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen pendapatan di ketiga dinas
tersebut diketahui beberapa ketidaktertiban dalam pencatatan pendapatan yang
dilakukan oleh ketiga dinas tersebut yang berakibat pencatatan pendapatan lebih catat
sebesar Rp959.776,24 yaitu: No SKPD Lebih catat Kurang catat Selisih 1 Dipenda 12.597.218,09 15.022.941,85 (2.425.723,76) 2 Dislutkan 31.160.000,00 0,00 31.160.000,00 3 Disperindag 0,00 27.774.500,00 (27.774.500,00) Total 43.757.218,09 42.797.441,85 959.776,24
Adapun penjelasan dari selisih tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dinas Pendapatan Daerah
Penelusuran terhadap bukti-bukti penerimaan berupa Surat Tanda Setoran (STS),
bukti setoran bank dan rekening koran kas daerah (R/K Kasda) diketahui bahwa
terdapat pencatatan yang dilakukan oleh Dipenda yang tidak sesuai dengan bukti-
bukti tersebut sehingga terdapat kurang catat sebesar Rp15.022.941,85 dan lebih
catat sebesar Rp12.597.218,09, yang terdiri dari:
1) Dalam STS PKB KUPT Tanjung Balai Karimun dan denda PKB serta R/K
Kasda terdapat penyetoran PKB dan denda PKB dari KUPT Tanjung Balai
Karimun tanggal 24 September 2007 sebesar Rp24.824.200,00 tetapi
penerimaan ini dicatat oleh Dipenda sebesar Rp25.091.200,00 sehingga terjadi
lebih catat penerimaan PKB dan denda PKB sebesar Rp267.000,00
2) Dalam R/K Bank Bukopin No. 100 1370240 Penerimaan Jasa Giro bulan
Desember 2007 adalah Rp486.471.538,99 tetapi Dipenda mencatat
penerimaan tersebut sebesar Rp471.454.597,14 maka terdapat selisih kurang
catat sebesar Rp15.016.941,85
3) Dalam R/K Bank Syariah Mandiri No. 910023300 pada bulan April 2007
tidak ada penerimaan Jasa Giro tetapi Dipenda mencatat penerimaan jasa giro
sebesar Rp11.390.218,09 maka terdapat selisih lebih catat sebesar
Rp11.390.218,09
4) Pada tanggal 20 Agustus 2007 terdapat penerimaan sebesar Rp940.000,00
dalam dua kali penyetoran masing-masing sebesar Rp500.000,00 dan
440.000,00 yang dicatat oleh Dipenda sebagai penerimaan lain-lain.
Penerimaan ini sebenarnya adalah penerimaan retribusi izin usaha perikanan
yang telah dicatat oleh Dinas Kelautan dan Perikanan sehingga terdapat
pencatatan ganda atau penerimaan lain-lain lebih catat sebesar Rp940.000,00.
13
5) Penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2007 sesuai
dengan R/K Kasda adalah sebesar Rp333.333.000.000,00 sedangkan Dipenda
mencatat Penerimaan DAU sebesar Rp333.332.994.000,00 maka terdapat
selisih kurang catat sebesar Rp6.000,00 yaitu penerimaan bulan Januari.
b. Dinas Kelautan dan Perikanan
Penelusuran terhadap bukti-bukti penerimaan berupa Surat Tanda Setoran (STS),
bukti setoran bank dan rekening koran kas daerah (R/K Kasda) diketahui bahwa
terdapat pencatatan yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan yang tidak
sesuai dengan bukti-bukti tersebut sehingga terdapat lebih catat sebesar
Rp31.160.000,00, yang terdiri dari:
1) Dalam bukti setor bank yang diterima oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
diketahui bahwa total penerimaan Retribusi Izin Usaha Perikanan selama
Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar Rp242.290.000,00 tetapi Dinas
Kelautan dan Perikanan melakukan pencatatan sebesar Rp249.725.500,00
sehingga terdapat lebih catat penerimaan tersebut sebesar Rp7.435.500,00
2) Dalam STS diketahui bahwa total penerimaan retribusi atas pemakaian
kekayaan daerah pada LPPMHP Tanjungpinang selama Tahun Anggaran 2007
adalah sebesar Rp54.855.000,00 tetapi Dinas Kelautan dan Perikanan
melakukan pencatatan sebesar Rp78.579.500,00 sehingga terdapat lebih catat
penerimaan tersebut sebesar Rp23.724.500,00. Lebih catat tersebut berasal
dari penerimaan yang seharusnya masuk ke penerimaaan retribusi tera ulang
yaitu penerimaan pada tanggal:
a) 7 Maret 2007 sebesar Rp5.094.000,00
b) 29 Oktober 2007 sebesar Rp 9.328.500,00
c) 11 Desember 2007 sebesar Rp.9.302.000,00
Terhadap lebih catat ini telah dilakukan jurnal reklasifikasi. Dari realisasi
sebesar Rp54.855.000,00 terdapat keterlambatan dalam penerimaan ke Kasda
tiap bulannya, sedangkan penerimaan untuk periode November dan Desember
2007 sebesar Rp15.605.000,00 baru diterima di R/K Kasda pada Tahun 2008,
yang dapat dirinci sebagai berikut: Periode penerimaan Tgl Penerimaan di R/K Kasda Jumlah penerimaan
Desember 2006 23 Januari 2007 Rp4.450.000,00 Januari 2007 14 Mei 2007 Rp4.020.000,00 Februari 2007 14 Mei 2007 Rp4.980.000,00 Maret 2007 31 Mei 2007 Rp5.035.000,00 April 2007 31 Mei 2007 Rp4.635.000,00
14
Mei 2007 18 Juni 2007 Rp5.370.000,00 Juni 2007 24 Juli 2007 Rp4.570.000,00 Juli 2007 27 Agustus 2007 Rp3.835.000,00 Agustus 2007 27 September 2007 Rp4.985.000,00 September 2007 29 Oktober 2007 Rp7.320.000,00 Oktober 2007 28 Nopember 2007 Rp5.655.000,00
Total Penerimaan 2007 Rp54.855.000,00
November 2007 4 Januari 2008 Rp8.220.000,00 Desember 2007 1 Februari 2008 Rp7.385.000,00
Penerimaan di 2008 Rp15.605.000,00
c. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dari STS retribusi tera ulang diketahui bahwa total penerimaan retribusi selama
Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar Rp51.627.500,00 tetapi Dinas Perindustrian
dan Perdagangan melakukan pencatatan sebesar Rp56.442.000,00 sehingga
terdapat selisih lebih catat penerimaan tersebut sebesar Rp4.814.500,00.
Penerimaan ini dicatat dalam LRA sebesar Rp23.853.000,00 sehingga terdapat
selisih kurang catat sebesar Rp27.774.500,00 yaitu terdiri dari:
1) Salah catat sebagai Retribusi LPPMHP sebesar Rp23.724.500,00. Terhadap
salah catat ini telah dilakukan jurnal reklasifikasi.
2) Kurang catat penerimaan tanggal 10 Agustus 2007 sebesar Rp4.050.000,00
Dari realisasi sebesar Rp51.627.500,00 terdapat keterlambatan dalam penerimaan
ke Kasda tiap bulannya, sedangkan penerimaan untuk periode Desember 2007
sebesar Rp9.629.500,00 baru diterima di R/K Kasda pada tanggal 8 Januari 2008,
yang dapat dirinci sebagai berikut: Periode penerimaan Tgl Penerimaan di R/K Kasda Jumlah penerimaan
Desember 2006 15 Januari 2007 Rp4.921.500,00 Januari 2007 5 Februari 2007 Rp567.500,00 Februari 2007 8 Maret 2007 Rp5.094.000,00 Maret 2007 1 Mei 2007 Rp970.000,00 April 2007 25 Mei 2007 Rp4.610.000,00 Mei 2007 20 Juni 2007 Rp1.553.500,00 Juni 2007 10 Agustus 2007 Rp4.050.000,00 Juli 2007 14 Agustus 2007 Rp6.484.500,00 Agustus 2007 4 September 2007 Rp4.746.000,00 September 2007 3 Oktober 2007 Rp9.328.500,00 November 2007 11 Desember 2007 Rp9.302.000,00
Total Penerimaan 2007 Rp51.627.500,00
Desember 2007 8 Januari 2008 Rp2.565.000,00 Desember 2007 8 Januari 2008 Rp7.064.500,00
Penerimaan di 2008 Rp9.629.500,00
15
Ketidaktertiban pencatatan pendapatan ini telah menjadi catatan pemeriksaan
BPK RI terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Anggaran 2006 sebagaimana tertuang dalam Laporan atas Pengendalian Intern No.
47c/S/XIV.10/07/2007 tanggal 30 Juli 2007 pada catatan No.2.
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 3 ayat (1) yang
menyatakan bahwa Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisiensi, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
b. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah pasal 242 ayat (1) yang menyatakan bahwa bukti transaksi yang
digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas mencakup surat tanda bukti
pembayaran, STS, bukti transfer, dan nota kredit bank.
Hal tersebut mengakibatkan pengendalian atas pendapatan pada Dinas
Pendapatan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Perindustrian dan
Perdagangan sebesar Rp959.776,24 lemah sehingga membuka peluang terjadinya
penyimpangan.
Hal tersebut terjadi karena:
a. Ketidakcermatan petugas pembukuan pada Dinas Pendapatan, Dinas Kelautan dan
Perikanan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang ditugaskan untuk
melakukan pencatatan.
b. Pengendalian dan pengawasan dari para kepala dinas yang bersangkutan belum
optimal.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyetujui kondisi di atas dan akan
menjadi perhatian untuk melakukan perbaikan.
BPK RI merekomendasikan Gubernur Provinsi Kepulauan riau agar
memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan, serta Kepala Dinas Perindustrian supaya menegur secara tertulis petugas
pembukuan Dinas Pendapatan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas
16
Perindustrian dan Perdagangan yang ditugaskan untuk melakukan pencatatan supaya
lebih cermat dalam melaksanakan tugasnya.
4. Pendapatan Retribusi Izin Usaha Perikanan Belum Mempedomani Peraturan
Daerah No.6 Tahun 2006
Dalam draft Laporan Realisasi APBD Tahun Anggaran 2007 Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau menganggarkan penerimaan Retribusi Jasa Usaha adalah
sebesar Rp485,000,000.00 dengan realisasi sebesar Rp352,158,000.00 atau sebesar
72,60%. Dalam Retribusi Jasa Usaha terdapat pos Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah dan Retribusi Izin Usaha Perikanan. Anggaran penerimaan Retribusi Izin
Usaha Perikanan adalah sebesar Rp375,000,000.00 dengan realisasi sebesar
Rp249,725,500.00 atau sebesar 66,59%.
Hasil pemeriksaan terhadap laporan realisasi penerimaan dari Dinas Kelautan
dan Perikanan, bukti setoran bank dan rekening koran kas daerah diketahui bahwa
realisasi penerimaan sebesar Rp249.725.500,00 merupakan setoran dari permohonan
IUP (Izin Usaha Perikanan) selama tahun anggaran 2007 di daerah Karimun, Natuna,
Tanjungpinang, Lingga, Bintan dan Batam. Pemungutan Retribusi Izin Usaha
Perikanan tersebut berdasarkan perhitungan jumlah satuan berat alat penangkap ikan
(dalam Gross Tonage) dikalikan dengan tarif. Untuk realisasi penerimaan Retribusi
Izin Usaha Perikanan Tahun Anggaran 2007, tarif didasarkan pada Keputusan
Gubernur Riau Nomor 1 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah
Provinsi Riau Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Izin Usaha Perikanan. Berdasarkan
konfirmasi dengan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan diketahui bahwa Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2006
tanggal 16 November 2006 tentang Usaha Perikanan Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau yang berlaku sejak tanggal diundangkan.
Dalam Peraturan Daerah No.6 Tahun 2006 tersebut terdapat kenaikan
pengenaan tarif Retribusi Izin Usaha Perikanan bila dibandingkan dengan tarif yang
ditetapkan di Keputusan Gubernur Riau Nomor 1 Tahun 2004, yaitu sebagai berikut:
17
JENIS USAHA DAN JENIS ALAT TANGKAP
SATUAN TARIF SESUAI SK Gubernur Riau No. 1 Tahun 2004
TARIF SESUAI Peraturan Daerah
Provinsi Kepulauan riau No. 6 Tahun 2006
SELISIH
A.Penangkapan Ikan 1. Long Line (Rawai) Per GT Rp30,000.00 Rp40,000.00 Rp10,000.00 2. Pancing dan sejenisnya Per GT - Rp25,000.00 Rp25,000.00 3. Bouke Ami Per GT Rp20,000.00 Rp30,000.00 Rp10,000.00 4. Drift Gill Net (Jaring Insang Hanyut)
Per GT Rp20,000.00 Rp30,000.00 Rp10,000.00
5. Puese Seine Per GT Rp30,000.00 Rp30,000.00 - 6. Bubu Per GT Rp30,000.00 Rp30,000.00 - 7. Squid Jigging Per GT - Rp25,000.00 Rp25,000.00 8. Lain-lain Per GT Rp15,000.00 Rp25,000.00 Rp10,000.00 B. Pengangkutan Ikan Per GT Rp50,000.00 Rp50,000.00 - C. Budidaya Ikan Per M2 - Rp3,000.00 Rp3,000.00
Namun Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
belum menerapkan Peraturan Daerah yang baru yaitu Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2006 tersebut. Menurut penjelasan Kasi Perizinan dan Pengendalian Usaha
Dinas Kelautan dan Perikanan Perda tersebut belum diterapkan karena belum ada
sosialisasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan kepada para pemohon Izin Usaha
Perikanan.
Apabila Perda tersebut sudah diterapkan maka Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau dapat memperoleh lebih besar dari retribusi izin usaha perikanan. Dari
perhitungan dengan membandingkan tarif lama dengan tarif baru diketahui selisihnya
sebesar Rp75.580.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
No Daerah Perhitungan berdasar Tarif
lama
Perhitungan berdasar Tarif
baru
Selisih
1 Karimun 168,610,000 222,790,000 54,180,0002 Natuna 5,920,000 6,460,000 540,0003 Tanjungpinang 3,680,000 4,800,000 1,120,0004 Lingga - - -5 Bintan 50,780,000 69,440,000 18,660,0006 Batam 13,300,000 14,380,000 1,080,000 Total 242,290,000 317,870,000 75.580.000
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang
RI Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 24 ayat (1)
yang menyatakan retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
18
19
b. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2006 tentang Usaha Perikanan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau pada Lampiran yang memuat tarif retribusi perikanan.
Hal tersebut mengakibatkan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau kehilangan
kesempatan memperoleh pendapatan dari retribusi izin usaha perikanan sebesar
Rp75.580.000,00.
Hal tersebut disebabkan Dinas Kelautan dan Perikanan lalai tidak menerapkan
tarif baru sesuai Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 6 Tahun 2006
dalam memungut retribusi Izin Usaha Perikanan selama Tahun Anggaran 2007.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyetujui kondisi di atas dan akan
menjadi perhatian untuk melakukan perbaikan.
BPK RI merekomendasikan Gubernur Provinsi Kepulauan riau agar
memerintahkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan supaya dalam memungut
retribusi Izin Usaha Perikanan sesuai dengan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NO KEGIATAN NILAI LOKASI/MILIKDinas Pendidikan
1 Pembangunan USB MAN Sedanau 1,508,093,000 Pemkab Natuna2 Pembangunan USB SMPN Pulau Mubur 1,465,035,000 Pemkab Natuna3 Pembangunan USB SMKN 1 Bintan Timur 1,156,498,000 Pemkab Bintan 4 Pembangunan ruang serbaguna dan majelis guru SMPN 1 Tanjungpinang 754,829,600 Pemko Tanjungpinang5 Pembangunan majelis guru SMAN Teluk Bintan 220,908,000 Pemkab Bintan 6 Pembangunan 3 RKB SMAN 6 Tanjungpinang 368,447,000 Pemko Tanjungpinang7 Pembangunan RKB SMAN 1 Dabo Singkep 391,313,750 Pemkab Lingga8 Revitalisasi 3 lokal ruang belajar SMAN Moro Karimun 481,249,500 Pemkab Karimun9 Pembangunan Lab IPA SMAN Midai Natuna 267,568,000 Pemkab Natuna
10 Pembangunan labor komputer SMAN Teluk Bintan 227,537,000 Pemkab Bintan 11 Pembangunan Lab SMAN 1 Dabo Singkep 226,138,000 Pemkab Lingga
DAFTAR BELANJA MODAL ATAS ASET TETAP YANG TIDAK DIMILIKI/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH YANG TIDAK DIMILIKI/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
12 Pembangunan Lab Bahasa SMAN 1 Gunung Kijang 212,262,000 Pemkab Bintan 13 Pembangunan Lab Bahasa SMAN 1 Bintan Timur 219,804,000 Pemkab Bintan 14 Pembangunan Lab Bahasa SMA 2 Singkep Lingga 221,968,000 Pemkab Lingga15 Pembangunan Labor fisika/biologi SMAN Buru Karimun 273,524,435 Pemkab Karimun16 Pembangunan USB Bertingkat SMKN 1 Moro 1,337,657,240 Pemkab Karimun17 Pembangunan USB SMAN Durai Karimun 673,689,935 Pemkab Karimun18 Pembangunan Lab kimia SMAN 1 Tanjung Batu 211,106,327 Pemkab Karimun19 Pembangunan Lab fisika SMAN 3 Karimun 208,831,504 Pemkab Karimun20 Pembuatan pagar dan batu miring SMA PGRI Tanjungpinang 634,391,000 Kota Tanjungpinang21 Pembangunan labor bahasa arab STAI Natuna 142,279,000 Kab. Natuna22 Pembangunan pagar dan batu miring SMAN 6 Tanjungpinang 669,681,000 Pemko Tanjungpinang23 Pembangunan RKB STAI Tanjungpinang 345,926,000 Kota Tanjungpinang24 Pembangunan MAN Bintan Timur 564,179,015 Pemkab Bintan 25 Pembangunan gedung serbaguna SMPN 4 Tanjungpinang 660,000,000 Pemko Tanjungpinang26 Pembangunan lab bahasa SMKN 3 Tanjungpinang 158,506,000 Pemko Tanjungpinang27 Pembangunan lab komputer SMKN 1 Batam 220,575,000 Pemko Batam28 Pembangunan SMKN 4 Tanjungpinang 868,968,000 Pemko Tanjungpinang29 Pembangunan lab mekatronik SMKN 1 Batam 211,326,000 Pemko Batam30 Pembangunan USB bertingkat SMKN 3 Tg Piayu Batam 1,144,742,376 Pemko Batam31 Pembangunan USB MAN Lingga 1,401,413,253 Pemkab Lingga
NO KEGIATAN NILAI LOKASI/MILIK
DAFTAR BELANJA MODAL ATAS ASET TETAP YANG TIDAK DIMILIKI/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH YANG TIDAK DIMILIKI/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
32 Pembangunan USB bertingkat SMKN 4 Tiban Batam 1,071,231,715 Pemko Batam33 Pembangunan RKB STAI Ibnu Sina Batam 361,506,010 Kota Batam34 Rehabilitasi aula SMKN 1 Tanjungpinang 540,233,945 Pemko Tanjungpinang35 Rehabilitasi ruang kelas dan rumah dinas SMAN Senayang 117,900,548 Pemkab Lingga36 Pembangunan hotel training SMKN 2 Batam 913,431,906 Pemko Batam37 Pembangunan USB MAN Karimun 898,152,160 Pemkab Karimun38 Pembangunan USB SMAN Pulau Tiga Natuna 800,960,680 Pemkab Natuna39 Pembangunan USB MAN Batam 1,245,889,000 Pemko Batam40 Pembangunan USB SMP Desa Seluan Kelarik Barat 553,514,650 Pemkab Natuna41 Rehabilitasi ruang kelas SMAN 1 Lingga 183,733,000 Pemkab Lingga42 Pembangunan gedung serbaguna SMAN 1 Singkep 568,803,600 Pemkab Lingga43 Pembangunan lab bahasa SMAN 1 Lingga Utara 251,010,000 Pemkab Lingga44 Pembangunan gedung majelis guru SMAN Lingga Utara 216,265,000 Pemkab Lingga45 Pembangunan 3 RKB MTs Attaufik Urung Kundur 462,164,000 Kab. Karimun46 Pembangunan 2 RKB SMPN 1 Bintan Utara 273,000,000 Pemkab Bintan 47 Pembangunan RKB bertingkat MAS Fatahillah Siantan Natuna 344,883,000 Kab. Natuna48 Pembangunan peerpustakaan SMA Muhammadiyah Batam 227,017,000 Kota Batam49 Revitalisasi MTs Lingga 404,641,000 Kab. Lingga50 Pembangunan gedung serbaguna SMA Muhammadiyah Batam 593,255,895 Kota Batam51 Revitalisasi ruang serbaguna SMAN 1 Tanjungpinang 613,121,600 Pemko Tanjungpinang52 Pembangunan ruang kasek, TU, dan majelis guru SMA Muhammadiyah Tanjun 262,766,400 Kota Tanjungpinang53 Pembangunan lab IPA MA Midai Natuna 244,851,000 Kab. Natuna54 Pembangunan lab bahasa SMAN Teluk Bintan 227,938,000 Pemkab Bintan 55 Rehabilitasi dan penghijauan Politeknik Senggarang 2,756,922,360 Kota Tanjungpinang56 Pembangunan lab bahasa SMAN 1 Bintan Utara 236,629,000 Pemkab Bintan 57 Pembangunan lab bahasa SMAN 1 Teluk Sebung 252,007,000 Pemkab Bintan 58 Pembangunan majelis guru SMAN 1 Singkep 201,165,000 Pemkab Lingga59 Pembangunan majelis guru SMAN 2 Singkep 203,518,000 Pemkab Lingga60 Pembangunan gedung serbaguna SMA Imanuel 901,460,000 Kota Batam61 Revitalisasi ruang kasek, TU, dan majelis guru SMA Muhammadiyah Tanjungpi 515,352,000 Kota Tanjungpinang62 Pembangunan RKB SMKN Bintan Utara 854,999,000 Pemkab Bintan 63 Pembangunan 2 RKB Malay School 181,987,000 Kota Batam
NO KEGIATAN NILAI LOKASI/MILIK
DAFTAR BELANJA MODAL ATAS ASET TETAP YANG TIDAK DIMILIKI/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH YANG TIDAK DIMILIKI/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
64 Revitalisasi ruang kelas SMAN 1 Lingga 403,441,000 Pemkab Lingga65 Pembangunan lab komputer SMA Muhammadiyah Batam 224,232,000 Kota Batam66 Pembangunan ruang genset SMKN 1 Senayang Lingga 33,314,000 Pemkab Lingga67 Pembangunan 3 RKB MAS Hidayatulah Batam 406,511,200 Kota Batam68 Pembangunan taman bacaan masyarakat SDN Nyiur Moro Karimun 172,610,000 Pemkab Karimun69 Pembangunan RKB dan majelis guru SMK Pelayaran Maritim Nasional Batam 628,304,000 Kota Batam70 Pembangunan lab bahasa SMAN 8 Batam 171,000,000 Pemko Batam71 Pembangunan ruang serbaguna SMAN Gunung Kijang 713,594,557 Pemkab Bintan 72 Pembangunan lab pembenihan perikanan SMKN 1 Senayang 581,596,000 Pemkab Lingga73 Pembangunan RKB TK Islam Nusantara Batam 35,500,000 Kota Batam74 Rehabilitasi ruang kelas SMA PGRI Tanjungpinang 99,240,000 Kota Tanjungpinang75 Rehabilitasi ruang kelas SLB 99,500,000 Kota Tanjungpinang76 Rehabilitasi ruang praktek kecantikan SMKN 2 Tanjungpinang 99,700,000 Pemko Tanjungpinang77 Pembangunan SMAN Alai Kundur 250,377,800 Pemkab Karimun78 Rehabilitasi ruang pustaka SMAN 2 Karimun 49,950,000 Pemkab Karimun79 Penimbunan lahan SMPN 24 Bengkong Sadai Batam 98,571,000 Pemko Batam80 Pembangunan USB SMPN 24 Bengkong Sadai Batam 709,533,000 Pemko Batam81 Pembangunan USB SMAN Pulau Laut Natuna 357,964,000 Pemkab Natuna82 Pembangunan rumah guru SMKN Kelautan & Perikanan 232,862,000 Pemkab Natuna83 Pembangunan lapangan olahraga SMAN Teluk Sebung 99,225,000 Pemkab Bintan 84 Revitalisasi majelis guru SMA 1 Tanjungpinang 40,220,000 Pemko Tanjungpinang85 Pembangunan asrama putri MAN Natuna 852,258,000 Pemkab Natuna86 Pembangunan asrama siswa SLTP Belakang Padang 237,744,900 Pemko Batam87 Pembangunan asrama putri SMKN 1 Kelautan dan Perikanan Ranai 1,518,518,760 Pemkab Natuna88 Pembangunan asrama putra/putri 660,349,249 Pemkab Karimun89 Pembangunan asrama siswa Tambelan 588,568,952 Pemkab Bintan 90 Pembangunan asrama putra pesantren Madani Bintan 926,640,000 Kab. Bintan91 Pembangunan asrama siswa Singkep Barat Lingga 241,838,400 Pemkab Lingga92 Pembangunan asrama putra/putri SMK 1 Senayang 694,511,545 Pemkab Lingga93 Pengadaan Alat Praktikum Budidaya Perikanan SMK Moro 277,951,000 Pemkab Karimun94 Pengadaan Lab Bahasa Se-Provinsi Kepri 5,023,926,600 pemkab/pemko se-prov kepri
51,458,309,367
NO KEGIATAN NILAI LOKASI/MILIK
DAFTAR BELANJA MODAL ATAS ASET TETAP YANG TIDAK DIMILIKI/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH YANG TIDAK DIMILIKI/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Dinas Kesehatan1 Peningkatan Pustu Kawal menjadi Puskesmas Kawal 773,151,000 Pemkab Bintan2 Pembangunan ruang rawat inap Puskesmas Durai Karimun 142,600,600 Pemkab Karimun3 Pembangunan gedung perawatan RSU Tg.Uban dan penataan landscape 1,865,024,876 Pemkab Bintan4 Pembangunan perluasan Puskesmas Senayang 110,423,310 Pemkab Lingga5 Pengadaan RSUD di Tanjungpinang 9,671,601,000 Pemko Tanjungpinang6 Pembangunan ruang X-ray Puskesmas Tambelan 77,582,000 Pemkab Bintan7 Pengadaan Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit 768,020,000 Pemko Tanjungpinang8 Pengadaan kapal Motor/Puskesmas laut Natuna & Karimun 3,193,157,000 Pemkab Natuna & Pemkab Karimun9 Pengadaan Alat Kedokteran Bedah dan ICU RSUD Tg Uban 5,858,777,000 Pemkab Bintan
10 Pengadaan Ambulance Puskesmas 2 Unit (Batam & Matak) 292,600,000 Pemko Batam & Pemkab Natuna11 Pengadaan Sistem Instalasi Air Bersih RSUD Tj Uban (Luncuran) 226,227,000 Pemkab Bintan12 Pengadaan Switch Otomatic dan Pemindahaan Genset dan Instalasi ListrikSRS 129,672,000 Pemkab Bintan13 Pembangunan Rumah Dinas Dokter Tj. Uban 257,654,390 Pemkab Bintan14 Pembangunan Rumah Dinas Dokter Tj Uban 692,072,000 Pemkab Bintan
24,058,562,176
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya1 Pembangunan Objek Wisata pantai Trikora 252,826,000 Kab. Bintan2 Pembangunan Taman Kota di Kab. Karimun 318,480,000 Kab. Karimun3 Renovasi Gedung Tengku Bilik Pulau Penyengat 447,800,000 Kota Tanjungpinang4 Rehabilitasi Dermaga Balai Adat Pulau Penyengat Tahap I 678,081,000 Kota Tanjungpinang5 Rehabilitasi Istana Damnah 495,620,000 Kab. Lingga6 Renovasi Gedung Museum Kota Tanjungpinang 642,000,000 Kota Tanjungpinang
2,834,807,000
TOTAL 78,351,678,543
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
HASIL PEMANTAUAN
ATAS
PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2007
PADA
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V PERWAKILAN BPK RI DI BATAM
Nomor : 64d/S/XVIII.TJP/07/2008
Tanggal : 21 JULI 2008
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI………………………...…………….…………………………...… i 1. Dasar Pemantauan........................................................................................... 1 2. Entitas Pemantauan......................................................................................... 1 3. Tahun Anggaran Pemantauan.......................................................................... 1 4. Tujuan Pemantauan......................................................................................... 1 5. Jangka Waktu Pemantauan.............................................................................. 2 6. Gambaran Umum Entitas................................................................................ 2 a. Organisasi dan Prosedur Kerja.................................................................... 2 b. Penyelesaian Kerugian Daerah.................................................................... 3 c. Penatausahaan dan Pelaporan...................................................................... 3 7. Hasil Pemantauan............................................................................................ 4 a. Hasil Pemantauan....................................................................................... 4 b. Permasalahan Dalam Penyelesaian Kerugian Daerah................................ 5 c. Rekomendasi............................................................................................... 5 LAMPIRAN
i
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMANTAUAN ATAS
PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH PADA
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DI
TANJUNGPINANG
SEMESTER I TAHUN 2008
1. Dasar Pemantauan
a. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
b. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
2. Entitas Pemantauan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
3. Tahun Anggaran Pemantauan
Tahun Anggaran 2007
4. Tujuan Pemantauan
Pemantauan atas penyelesaian kerugian daerah dilakukan untuk mengetahui :
a. Keberadaan dan pelaksanaan tugas Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan
Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dalam menangani kerugian daerah.
1
b. Posisi kasus kerugian daerah pada instansi yang dipantau per 31 Desember 2007 meliputi:
kasus yang telah ditetapkan SK pembebanannya, kasus yang sedang dalam proses
penyelesaian pembebanan dan kasus yang berupa informasi kerugian negara/daerah
namun belum diproses penyelesaian kerugian negara/daerahnya.
c. Ketepatan pengenaan kerugian daerah.
5. Jangka Waktu Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan selama 5 hari mulai tanggal 28 Februari 2008 sampai dengan
tanggal 3 Maret 2008
6. Gambaran Umum Entitas
a. Organisasi dan Prosedur Kerja
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau belum membentuk Majelis Pertimbangan Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah. Tetapi
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah membentuk tim sementara untuk menangani
kasus-kasus/pengaduan yang menyangkut masalah TP dan TGR dengan Surat Keputusan
Inspektur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 09b/SK/ITPROV-KEPRI/IX/2007 tanggal 10
September 2007
Susunan pejabat yang menangani TP dan TGR di lingkungan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau sesuai Surat Keputusan tersebut terdiri dari:
1) Penanggung jawab : Agus Setianto 2) Pengendali Teknis Kegiatan : Bambang Husdijanto 3) Ketua : Amri Rasahan 4) Anggota : Fauziah 5) Anggota : Syamsul Rahman P 6) Anggota : Darmanto 7) Anggota : Arnawati 8) Anggota : Fathurrahman 9) Anggota : Jatmiko 10) Anggota : Juana Suri 11) Anggota : Said Karwadi Noprian 12) Anggota : Al Amin 13) Anggota : Bajora Paruhum 14) Anggota : Donny Hadipriatna 15) Anggota : Sofyan
2
Dalam Surat Keputusan tersebut ditetapkan tugas Pejabat yang menangani Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau adalah
1. Melaksanakan pengumpulan data hasil pemeriksaan BPK dan aparat pengawasan
fungsional pemerintah (BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen/Kementerian Negara,
dan Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau);
2. Melakukan inventarisasi dan identifikasi temuan hasil pemeriksaan yang berkenaan
dengan adanya TP/TGR;
3. Melaksanakan penelitian dan tindak lanjut TP/TGR;
4. Memonitor pelaksanaan tindak lanjut TP/TGR;
5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan TP/TGR kepada Inspektur Provinsi Kepulauan
Riau.
b. Penyelesaian Kerugian Daerah
Posisi Kerugian Daerah per tanggal 31 Desember 2007 sebanyak 5 kasus senilai
Rp2.100.298.469,54 dengan rincian sebagai berikut:
1) Kerugian Daerah yang telah ditetapkan (SK Pembebanan/SKTJM) sebanyak 0 kasus,
senilai Rp0,00
2) Kerugian Daerah yang sedang dalam proses penetapan sebanyak 0 kasus, senilai
Rp0,00
3) Kerugian Daerah yang masih berupa informasi sebanyak 5 kasus, senilai
Rp2.100.298.469,54
c. Penatausahaan dan Pelaporan
1. Penatausahaan dokumen
a) Penatausahaan dokumen kerugian daerah dilaksanakan oleh Tim Sementara yang
tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
b) Dokumen kerugian daerah mudah diperoleh oleh Tim Pemantauan Penyelesaian
Kerugian Daerah.
c) Dokumen kerugian daerah yang diperoleh lengkap.
3
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penatausahaan dokumen kerugian
daerah belum dilaksanakan dengan baik.
2. Pelaporan
a) Entitas belum melaporkan terjadinya kerugian daerah kepada Pimpinan Instansi dan
BPK dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
b) Entitas belum melaporkan kerugian daerah per jenis kerugian, yaitu kerugian daerah
yang dilakukan oleh bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, dan pihak ketiga.
c) Pelaporan yang diperoleh terdokumentasi secara tidak lengkap.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaporan dokumen kerugian
daerah belum dilaksanakan dengan baik.
7. HASIL PEMANTAUAN
a. Hasil Pemantauan
1) Kasus kerugian daerah yang tercatat pada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
sampai dengan tanggal 3 Maret 2008 sebanyak 5 kasus senilai Rp2.100.298.469,54
terdiri dari :
a) Kerugian daerah yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap baik dengan SK
Pembebanan, Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) dan Putusan
Pengadilan adalah sebanyak 0 kasus senilai Rp0.00, terdiri dari :
(1) kasus kerugian daerah yang dilakukan oleh Bendahara sebanyak 0 kasus
dengan nilai Rp0,00
(2) kasus kerugian daerah yang dilakukan oleh pegawai negeri bukan bendahara
sebanyak 0 kasus dengan nilai Rp0,00
(3) kasus kerugian daerah yang dilakukan oleh pihak ketiga sebanyak 0 kasus
dengan nilai Rp0,00
4
5
b) Kasus kerugian daerah yang sedang dalam proses penetapan pembebanannya
sebanyak 0 kasus senilai Rp0,00 terdiri dari:
(1) Kasus kerugian daerah yang dilakukan oleh Bendahara sebanyak 0 kasus
dengan nilai Rp0,00
(2) Kasus kerugian daerah yang dilakukan oleh pegawai negeri bukan bendahara
sebanyak 0 kasus dengan nilai Rp0,00
(3) Kasus kerugian daerah yang dilakukan oleh pihak ketiga sebanyak 0 kasus
dengan nilai Rp0,00
c) Kasus kerugian daerah yang masih berupa informasi atau berasal dari hasil
pemeriksaan BPK dan aparat pengawasan fungsional dan atau belum diproses
penyelesaiannya sebanyak 5 kasus senilai Rp2.100.298.469,54
Rincian atas hasil pemantauan di atas dapat dilihat pada lampiran 1.
b. Permasalahan Dalam Penyelesaian Kerugian Daerah
Penyelesaian kerugian daerah belum sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau.
c. Rekomendasi
Sehubungan dengan hasil pemantauan tersebut, BPK menyarankan kepada Gubernur
Kepulauan Riau untuk mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
b. Memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas
rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran 1
DAFTAR PERKEMBANGAN PENYELESAIAN KASUS KERUGIAN DAERAH
PADA
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
DI
TANJUNGPINANG
POSISI S.D. 3 MARET 2008
I. Kerugian daerah yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap baik dengan SK Pembebanan, Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) dan Putusan Pengadilan
No.
Nama, NIP, Jabatan,
Penanggung Jawab,
& Unit Kerja
Jenis
Kasus
(Tahun Kejadian)
Jumlah
Kerugian
(Rp)
Angsuran
(Rp)
Sisa
(Rp)
Data/
Dokumen Yang
Ada
Masalah Komentar
Instansi Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- - - - - - - - - -
6
II. Kasus kerugian daerah yang sedang dalam proses penetapan pembebanannya
No.
Nama, NIP, Jabatan,
Penanggung Jawab,
& Unit Kerja
Jenis
Kasus
(Tahun Kejadian)
Jumlah
Kerugian
(Rp)
Angsuran
(Rp)
Sisa
(Rp)
Data/
Dokumen Yang
Ada
Masalah Komentar
Instansi Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- - - - - - - - - -
III. Kasus kerugian daerah yang masih berupa informasi atau berasal dari hasil pemeriksaan BPK dan aparat
pengawasan fungsional dan atau belum diproses penyelesaiannya. No. Sumber Informasi
(LHP No, Tanggal)
Uraian Kasus Nilai Kerugian Keterangan
1 2 3 4 5
1. LHP BPK-RI Atas Belanja Modal TA 2006 Pemeriksaan secara uji petik atas pelaksanaan kegiatan Dinas Kesehatan
Tahun Anggaran 2006 diketahui terdapat Kegiatan Pembersihan Lahan
dan Cut And Fill serta Tembok Penahan senilai Rp540.274.150,00
dilaksanakan oleh CV. Bintan Yakin Teguh berdasarkan Surat Perjanjian
Pemborongan Pekerjaan Nomor 424/SPPP/DINKES/VIII/2006 (Pihak
Pertama) atau 023/BYT/VII/2006 (Pihak kedua) tanggal 4 Agustus s.d. 2
Oktober 2006, dan masa pemeliharaan selama 180 hari. Dalam
Rekapitulasi Anggaran Biaya yang diajukan oleh kontraktor, telah
disetujui oleh Pihak Pertama maupun Pihak Kedua, yaitu Pekerjaan
Persiapan, Pekerjaan Tanah dan Pekerjaan Batu Miring. Pekerjaan
249.602.435,31
7
No. Sumber Informasi
(LHP No, Tanggal)
Uraian Kasus Nilai Kerugian Keterangan
1 2 3 4 5
Tanah senilai Rp249.602.435,31 terdiri dari tiga item pekerjaan, yaitu
Pekerjaan Land Clearing, Pekerjaan Cut To Fill dan Pekerjaan Fill.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tanggal 23 Desember 2006
diketahui bahwa pekerjaan pemadatan tanah tidak diselesaikan dengan
sempurna. Hal ini menyebabkan item pekerjaan tanah tidak terlaksana
dengan baik
2. LHP BPK-RI Atas Belanja Modal TA 2006 a. Pengadaan Alat Kesehatan, Perawatan, Kegiatan Pemberantasan
Penyakit Bersumber Binatang senilai Rp505.400.000,00 dilaksanakan
oleh CV. Khalifah Selingsing berdasarkan Surat Perjanjian
Pemborongan Pekerjaan Nomor 236/SPP/DINKES/VI/2006 (Pihak
Pertama) tanggal 28 Juni 2006. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
tanggal 16 Desember 2006 diketahui bahwa Alat-alat Kesehatan,
Perawatan, Kegiatan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang
belum dilakukan serah terima dan ditemukan kekurangan volume
terhadap beberapa pekerjaan dengan total nilai sebesar
Rp273.400.000,00
b. Kegiatan Pengadaan Peralatan Penunjang, Non Medis, dan Medis
RSUP di Tanjunguban dilaksanakan oleh PT. Rajawali Nusindo
berdasarkan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Nomor
1182/SPP/DINKES/XI/2006 (Pihak Pertama) atau
166/S.Pr/Nus.04.2.11/X/06 (Pihak Kedua) tanggal 4 November 2006
senilai Rp4.399.650.000,00. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
tanggal 23 Desember 2006, ditemukan kekurangan volume terhadap
273.400.000,00
dan
641.200.000,00
8
No. Sumber Informasi
(LHP No, Tanggal)
Uraian Kasus Nilai Kerugian Keterangan
1 2 3 4 5
beberapa pekerjaan dengan total nilai sebesar Rp641.200.000,00
3. LHP BPK-RI Atas Belanja Modal TA 2006 Hasil pemeriksaan dokumen diketahui bahwa: Peningkatan/Pelebaran
Jalan D.I. Panjaitan Km 8 – 10 sebesar Rp3.017.856.000,00
dilaksanakan oleh PT. Amanah Anak Negeri berdasarkan kontrak
No.45/SPPP-BM/PU-TAMBEN/VIII/2006 tanggal 24 Agustus 2006.
Dalam RAB kontrak antara lain terdapat pekerjaan timbunan biasa
volume 1.323,50 m3 harga satuan Rp33.972,38 atau seluruhnya sebesar
Rp44.962.442,28. Hasil pemeriksaan fisik tanggal 20 Desember 2006
diketahui bahwa pekerjaan timbunan biasa menggunakan bahan berupa
tanah timbunan yang bersumber dari galian setempat, sehingga harga
satuan pekerjaan untuk timbunan biasa adalah sebesar Rp15.492,37/m3.
Dengan demikian terjadi kelebihan perhitungan harga satuan pekerjaan
timbunan biasa sebesar Rp18.480,01/m3 (Rp33.972,38/m3 –
Rp15.492,37) atau seluruhnya sebesar Rp24.458.293,23 (1.323,50 m3 x
Rp18.480,01)
24.458.293,23
4. LHP BPK-RI Atas Belanja Modal TA 2005 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau pada
Tahun Anggaran 2005 melakukan kegiatan Pembangunan Gedung SMU
Negeri Lingga Utara (Pancor) – Kabupaten Lingga. Penetapan
pemenang lelang dilakukan melalui pelelangan umum dengan kontraktor
pelaksana PT. Graha Citra Perdana (GCP) berdasarkan kontrak No.
14/PDK/SPPP/2005 tanggal 1 Oktober 2005 senilai
Rp1.097.261.000,00. Pekerjaan selesai 100% pada tanggal 16 Januari
2006, yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang dan
41.727.735,00
9
10
No. Sumber Informasi
(LHP No, Tanggal)
Uraian Kasus Nilai Kerugian Keterangan
1 2 3 4 5
jasa No.043/BAPB/APBD/VII/2006 dan Berita Acara Serah Terima
Pertama (PHO) No.020/BA-PHO/PDK/APBD/VII/2006 tanggal 16
Januari 2006 atau mengalami keterlambatan selama 17 hari. Pembayaran
telah dilakukan sebesar 100% dengan pembayaran terakhir berdasarkan
SPM No. 702/KEU-SPM/BT/VII/2006 tanggal 25 Juli 2006 sebesar
Rp314.086.700,00 Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tanggal 8
Desember 2006 dibandingkan dengan dokumen kontrak (spesifikasi
bangunan) diketahui bahwa terdapat perbedaan volume kontrak dengan
fisik pada beberapa item pekerjaan dengan total nilai sebesar
Rp41.727.735,00.
5. LHP BPK-RI TA 2006 Atas Laporan
Keuangan Provinsi Kepulauan Riau TA
2006
Terdapat sisa kas sebesar Rp7.492.326.902,00 telah disetor ke kas
daerah sebesar Rp6.622.416.896,00 sehingga masih terdapat sisa kas
yang belum disetor oleh Pemegang Kas Sekretariat Daerah sebesar
Rp869.910.006,00
869.910.006,00
JUMLAH 2.100.298.469,54