2003 Kep Menpan 140 Jafung Apoteker & Ak
-
Upload
pitri-rahayu -
Category
Documents
-
view
1.394 -
download
577
Transcript of 2003 Kep Menpan 140 Jafung Apoteker & Ak
1
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 140/KEP/M.PAN/11/2003
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER DAN ANGKA KREDITNYA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan perkembangan, Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 06/KEP/M.PAN/12/ 1999
tentang Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya
dipandang tidak sesuai lagi sehingga perlu ditinjau kembali;
b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, dipandang perlu
menetapkan kembali ketentuan tentang Fungsional Apoteker dan
Angka Kreditnya dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika;
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
2
5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah;
6. Peraturan pemerintah Nomor 7 tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003;
7. Peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Kesehatan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil;
14. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
15. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Menteri Negara, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden Nomor 2 Tahun 2002;
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
3
16. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Depatemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 45 Tahun 2002;
Memperhatikan: 1. Usul Menteri Kesehatan dengan suratnya Nomor
782/Menkes/VI/2003/2003 tanggal 10 Juni 2003;
2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan suratnya
Nomor K.26-14/V.141-9/87 tanggal 31 Oktober 2003.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER DAN ANGKA
KREDITNYA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Apoteker, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasikan pada
unit pelayanan kesehatan;
2. Pekerjaan kefarmasian, adalah penyiapan rencana kerja,
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga, serta pelayanan kefarmasian;
3. Sediaan farmasi, adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika;
4. Alat kesehatan, adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin.
Implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
4
manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh;
5. Perbekalan kesehatan rumah tangga, adalah alat bahan atau
campuran untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan untuk
manusia, hewan peliharaan, rumah tangga dan atau tempat-
tempat umum;
6. Unit Pelayanan Kesehatan, adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan, yaitu Rumah Sakit,
Puskesmas, Poliklinik, dan/atau Unit Kesehatan lainnya;
7. Angka kredit, adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau
akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang
Apoteker dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan
jabatannya;
8. Tim penilai angka kredit, adalah tim penilai yang dibentuk dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas untuk
menilai prestasi kerja Apoteker.
BAB II
RUMPUN JABATAN, INSTANSI PEMBINA, KEDUDUKAN DAN
TUGAS POKOK
Pasal 2
(1) Jabatan fungsional Apoteker termasuk dalam rumpun kesehatan.
(2) Instansi pembina Jabatan Fungsional Apoteker adalah Departemen
Kesehatan.
Pasal 3
(1) Apoteker berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional pekerjaan
kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan di lingkungan Departemen
Kesehatan dan unit pelayanan kesehatan lainnya.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
5
(2) Apoteker sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah jabatan karier yang
hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil.
Pasal 4
Tugas pokok Apoteker, adalah melaksanakan pekerjaan kefarmasian yang
meliputi penyiapan rencana kerja, pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan perbekalan kesehatan rumah tangga, serta pelayanan kefarmasian.
BAB III
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 5
Unsur dan sub unsur kegiatan Apoteker yang dinilai angka kreditnya terdiri dari :
1. Pendidikan, meliputi :
a. Pendidikan formal dan mendapat gelar/ijazah
b. Pendidikan dan pelatihan funsional di bidang kefarmasian dan memperoleh
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL) atau sertifikat.
2. Pekerjaan kefarmasian, meliputi :
a. Penyiapan rencana kerja kefarmasian;
b. Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga ;
c. Pelayanan kefarmasian.
3. Pengembangan profesi, meliputi :
a. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang farmasi/kesehatan;
b. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya dibidang
farmasi/kesehatan;
c. Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis dibidang
farmasi;
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
6
d. Penemuan teknologi tepat guna di bidang farmasi;
e. Perumusan sistem pelayanan kefarmasian.
4. Penunjang tugas Apoteker, meliputi :
a. Pengajar/pelatih dibidang farmasi/kesehatan;
b. Keikutsertaan dalam kegiatan seminar/lokakarya/konferensi di bidang
farmasi/kesehatan;
c. Keanggotaan dalam organisasi profesi apoteker;
d. Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Apoteker;
e. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya;
f. Perolehan piagam kehormatan.
BAB IV
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 6
(1) Jenjang jabatan Apoteker, dari yang terendah sampai dengan tertinggi,
adalah :
a. Apoteker Pertama;
b. Apoteker Muda;
c. Apoteker Madya;
d. Apoteker Utama;
(2) Jenjang pangkat Apoteker sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sesuai
dengan jenjang jabatannya, adalah :
a. Apoteker Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
b. Apoteker Muda, terdiri dari :
1. Penata, golongan ruang III/c;
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
7
c. Apoteker Madya, terdiri dari :
1. Pembina, golongan ruang IV/a;
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b;
3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
d. Apoteker Utama, terdiri dari :
1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d;
2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e.
(3) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Apoteker sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) adalah jenjang pangkat dan jabatan sesuai jumlah
angka kredit yang dimiliki sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.
(4) Penetapan jenjang jabatan Apoteker ditetapkan sesuai dengan jumlah angka
kredit yang dimiliki.
BAB V
RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI
Pasal 7
(1) Rincian kegiatan apoteker sesuai dengan jenjang jabatan, adalah sebagai
berikut :
a. Apoteker Pertama, yaitu :
1. Mengumpulkan data dalam rangka menyiapkan rencana tahunan;
2. Mengolah data dalam rangka menyiapkan rencana tahunan, tingkat
kesulitan I;
3. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana tiga bulanan;
4. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana tiga bulanan;
5. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana bulana;
6. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana bulanan;
7. Mengumpulkan data/literatur dalam rangka penyiapan juklak/juknis;
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
8
8. Membuat surat permintaan obat;
9. Menganalisis bahan obat dalam rangka membuat sediaan obat jadi;
10. Menguji mutu bahan obat dalam rangka membuat sediaan obat jadi
tingkat kesulitan I;
11. Membuat rekomendasi pengujian mutu dalam rangka membuat
sediaan obat jadi tingkat kesulitan I;
12. Menguji mutu obat jadi, tingkat kesulitan I;
13. Melaksanakan dan membuat berita acara penghapusan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
14. Melaksanakan sterilisasi bahan dan alat kesehatan;
15. Memeriksa dan menilai resep, tingkat kesulitan I;
16. Meracik obat, tingkat kesulitan I;
17. Memeriksa ulang dan menyerahkan kepada pasien dengan nmemberi
penjelasan/informasi tentang sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, tingkat kesulitan I;
18. Melaksanakan penghapusan resep dan membuat berita acara;
19. Memantau dan mencatat penggunaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan kepada pasien rawat inap.
20. Melaksanakan penyuluhan dan pemantauan, tingkat kesulitan I;
b. Apoteker Muda, yaitu :
1. Menyusun TOR dalam rangka menyiapkan rencana tahunan;
2. Mengolah data dalam rangka menyiapkan rencana tahunan, tingkat
kesulitan II;
3. Menganalisis data dalam rangka menyiapkan rencana tahunan, tingkat
kesulitan I;
4. Menyusun rancangan rencana tahunan;
5. Menganalisis data dalam rangka menyusun rencana tiga bulanan;
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
9
6. Menyajikan rancangan rencana tiga bulanan;
7. Menganalisis data dalam rangka menyusun rencana bulanan;
8. Menyajikan rancangan rencana bulanan;
9. Menyusun rencana operasional;
10. Menyusun rancangan juklak/juknis;
11. Menyajikan rancangan juklak/juknis;
12. Mengumpulkan data/literatur dalam rangka penyiapan bahan
peraturan, standar dan pedoman;
13. Mengevaluasi pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga;
14. Menguji mutu bahan obat dalam rangka membuat sediaan obat jadi,
tingkat kesulitan II;
15. Membuat rekomendasi pengujian mutu dalam rangka membuat
sediaan obat jadi, tingkat kesulitan II;
16. Melaksanakan produksi oabt jadi, tingkat kesulitan I;
17. Menguji mutu obat jadi, tingkat kesulitan II;
18. Membuat rekomendasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga yang akan dihapuskan;
19. Memeriksa dan menilai resep, tingkat kesulitan II;
20. Meracik obat, tingkat kesulitan II;
21. Memeriksa ulang dan menyerahkan kepada pasien dengan
memberikan memberikan penjelasan/informasi tentang sediaan
farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,
tingkat kesulitan II;
22. Membuat laporan penggunaan narkoba dan psikotropika;
23. Memberikan obat dan penjelasan kepada pasien dan inap;
24. Melaksanakan kegiatan farmasi klinik, tingkat kesulitan I;
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
10
25. Menilai pola penggunaan obat pada pasien, tingkat kesulitan I;
26. Melaksanakan penyuluhan dan pemantauan, tingkat kesulitan II.
c. Apoteker Madya, yaitu :
1. Menganalisis data dalam rangka menyiapkan rencana tahunan, tingkat
kesulitan II;
2. Menyajikan rancangan rencana tahunan;
3. Menyempurnakan rancangan rencana tahunan;
4. Menyempurnakan rancangan Juklak/juknis;
5. Menyusun rancangan peraturan, standar dan pedoman;
6. Menguji mutu bahan obat dalam rangka membuat sediaan obat jadi,
tingkat kesulitan III;
7. Membuat rekomendasi pengujian mutu dalam rangka membuat sediaan
obat jadi, tingkat kesulitan III;
8. Melaksanakan produksi obat jadi, tingkat kesulitan II;
9. Menguji mutu obat jadi, tingkat kesulitan III;
10. Menetapkan formula dan teknis perbuatan sediaan farmasi, tingkat
kesulitan I;
11. Memeriksa dan menilai resep, tingkat kesulitan II;
12. Memeriksa dan menilai resep, tingkat kesulitan II;
13. Memeriksa ulang dan menyerahkan kepada pasien dengan memberikan
memberikan penjelasan/informasi tentang sediaan farmasi, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tingkat kesulitan III;
14. Melaksanakan konsultasi dengan Dokter dan pasien serta tindak
lanjutnya.
15. Melaksanakan kegiatan farmasi klinik, tingkat kesulitan II;
16. Menilai pola penggunaan obat pada pasien, tingkat kesulitan II;
17. Melaksanakan penyuluhan dan pemantauan, tingkat kesulitan III.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
11
d. Apoteker Utama, yaitu :
1. Menyajikan dan menyempurnakan rancangan peraturan, standar dan
pedoman;
2. Menguji mutu bahan obat dalam rangka membuat sediaan obat jadi,
tingkat kesulitan IV;
3. Membuat rekomendasi pengujian mutu dalam rangka membuat sediaan
obat jadi, tingkat kesulitan IV;
4. Melaksanakan produksi oabt jadi, tingkat kesulitan IV;
5. Menguji mutu obat jadi, tingkat kesulitan IV;
6. Menetapkan formula dan teknis perbuatan sediaan farmasi, tingkat
kesulitan II;
7. Memeriksa dan menilai resep, tingkat kesulitan IV;
8. Meracik obat, tingkat kesulitan IV;
9. Memeriksa ulang dan menyerahkan kepada pasien dengan memberikan
memberikan penjelasan/informasi tentang sediaan farmasi, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tingkat kesulitan IV;
10. Melaksanakan kegiatan farmasi klinik, tingkat kesulitan III;
11. Menilai pola penggunaan obat pada pasien, tingkat kesulitan III;
26. Melaksanakan penyuluhan dan pemantauan, tingkat kesulitan IV;
(2) Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Utama yang melaksanakan tugas
di tempat yang mempunyai resiko tinggi dan/atau rawan, kegiatan
pengembangan profesi dan penunjang tugas Apoteker diberikan nilai angka
kredit sebagaiamana tersebut dalam Lampiran I.
Pasal 8
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Apoteker yang sesuai dengan jenjang
jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1), maka Apoteker yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
12
jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan
secara tertulis dari pimpinan unit pelaksana teknis/unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 9
Penilaian angka kredit pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ditetapkan sebagai berikut :
1. Apoteker yang melaksanakan tugas satu tingkat di atas jenjang jabatannya,
angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh persen)
dari angka kredit setiap butir kegiatan, sebagaimana tersebut dalam lampiran I;
2. Apoteker yang melaksanakan tugas satu tingkat di bawah jenjang jabatannya,
angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan angka kredit dari setiap
butir kegiatan, sebagaimana tersebut dalam lampiran I;
(1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit terdiri dari :
a. Unsur utama;
b. Unsur pengunjung.
(2) Unsur utama terdiri dari :
a. Pendidikan;
b. Pekerjaan kefarmasian;
c. Pengembangan profesi.
(3) Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas
Apoteker sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 angka 4.
(4) Rincian kegiatan Apoteker dan angka kredit masing-masing unsur
sebagaimana tersebut dalam dalam lampiran I.
Pasal 11
(1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap
Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan
jabatan/pangkat Apoteker sebagaimana tersebut dalam LampiranII,
dengan ketentuan :
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
13
a. Sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) angka kredit
berasal dari unsur utama; dan
b. Sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal
dari unsur penunjang.
(2) Apoteker yang telah memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang
telah ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi,
kelebihan angka kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat berikutnya.
(3) Apabila kelebihan jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) memenuhi jumlah angka kredit untuk kenaikan jabatan dua tingkat
atau lebih dari jabatan terakhir yang diduduki maka Apoteker yang
bersangkutan dapat diangkat dalam jenjang jabatan sesuai dengan
jumlah angka kredit yang dimiliki, dengan ketentuan :
a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) dalam jabatan;
b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanakan pekerjaan
dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
(4) Apoteker yang naik jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), setiap
kali kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi sidyaratkan mengumpulkan
20% (dua puluh persen) dari jumlah angka kredit untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi tersebut, yang berasal darimkegiatan pekerjaan
kefarmasian dan/atau pengembangan profesi.
(6) Untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Apoteker
Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b sampai dengan
Apoteker Utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e,
diwajibkan mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka
kredit dari kegiatan unsur pengembangan profesi.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
14
(7) Apoteker Utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e setiap
tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatannya diwajibkan
mengumpulkan angka kredit sekurang-sekurangnya 25 (dua puluh lima)
dari kegiatan pekerjaan kefarmasian dan
Pasal 12
(1) Apoteker yang secara bersama-sama membuat karya tulis/karya ilmiah di
bidang farmasi/kesehatan, pembagian angka kreditnya ditetapkan
sebagai berikut :
a. 60% (enam puluh persen)bagi penulis utama;
b. 40% (empat puluh persen) dibagi rata untuk semua penulis pembantu.
(2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b,
sebanyak-banyaknya terdiri dari 3 (tiga) orang.
BAB VI
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 13
(1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Apoteker
diwajibkan mencatat dan mengiventarisir seluruh kegiatan yang
dilakukan.
(2) Apabila hasil catatan atau inventarisasi seluruh kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dipandang sudah dapat memenuhi jumlah angka
kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat, secara hirarkhi
Apoteker dapat mengajukan usul penilaian dan penetapan angka kredit.
(3) Penilaian dan penetapan angka kredit Apoteker dilakukan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3 (tiga) bulan sebelum
periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri sipil.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
15
Pasal 14
(!) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Apoteker adalah
sebagai berikutb :
a. Menetri Kesehatan atau pejabat eselon I yang ditunjuk bagi Apoteker
Madya dan Apoteker Utama yang berada dilingkungan Departemen
Kesehatan dan unit pelayanan kesehatan lainnya.
b. Direktur Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Depatemen Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk bagi
Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Muda yang berada di
lingkungan Departemen Kesehatan.
c. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi bagi Apoteker Pertama sampai
dengan Apoteker Muda yang bekerja pada unit pelayanan kesehatan
Propinsi.
d. Kepala Dinas Kesehatan/Kota bagi Apoteker Pertama sampai dengan
Apoteker Muda yang bekerja pada unit pelayanan kesehatan
Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Unit Kerja Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya
eselon III) pada instansi pusat di luar Departemen Kesehatan bagi
Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Muda yang bekerja pada
unit pelayanan kesehatan masing-masing.
(2) Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dibantu oleh :
a. Tim Penilai Jabatan Apoteker Departemen bagi Menteri Kesehatan
atau pejabat eselon I yang ditunjuk, selanjutnya disebut Tim Penilai
Direktorat Jenderal.
b. Tim Penilai Jabatan Apoteker Direktorat Jenderal bagi Direktur
Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen
Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk, selanjutnya disebut
Tim Penilai Direktorat Jenderal.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
16
c. Tim Penilai Jabatan Apoteker Propinsi bagi Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi, selanjutnya disebut Tim Penilai Propinsi.
d. Tim Penilai Jabatan Apoteker Kabupaten/Kota bagi Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Tim Penilai
Kabupaten/Kota.
e. Tim Penilai Jabatan Apoteker Unit Kerja bagi Pimpinan Unit Kerja
Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya eselon III) pada instansi
pusat di luar Departemen Kesehatan, selanjutnya disebut Tim Penilai
Unit Kerja.
Pasal 15
(1) Anggota Tim Penilai Jabatan Apoteker, adalah Apoteker dengan susunan
sebagai berikut :
a. Seorang Ketua merangkap anggota;
b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Seorang Sekretaris merangkap anggota;
d. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota;
(2) Persyaratan untuk menjadi Anggota Tim Penilai adalah :
a. Menduduki pangkat/jabatan serendah rendahnya sama dengan
pangkat/jabatan apoteker yang dinilai;
b. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja
Apoteker; dan
(3) Apabila jumlah Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam ayat
(!) tidak dapat dipenuhi, Anggota Tim Penilai dapat diangkat dari Pegawai
Negeri Sipil lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja
Apoteker.
(4) Masa jabatan Anggota Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
17
(5) Apabila Tim Penilai Propinsi, Tim Penilai Kabupaten/Kota, Tim Penilai
Unit Kerja belum dapat dibentuk karena belum memenuhi kriteria Tim
Penilai yang ditentukan, maka penilaian dan penetapan angka kredit
dapat dimintakan kepada Tim Penilai Departemen/Tim Penialai Direktorat
Jenderal.
(6) Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh :
a. Menteri Kesehatan atau pejabat eselon I yang ditunjuk untuk Tim
Penilai Depatemen.
b. Direktur Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk untuk Tim
Penilai Direktorat Jenderal.
c. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, untuk Tim Penilai Propinsi.
d. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, untuk Tim Penilai
Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Unit Kerja Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya
eselon III) pada instansi pusat di luar Depatemen Kesehatan, untuk
Tim Penilai Unit Kerja.
Pasal 16
(1) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota Tim Penilai dalam 2
(dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah
melampaui masa tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
(2) Dalam hal terdapat Anggota Tim Peniali yang ikut dinilai, maka Ketua Tim
Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti.
Pasal 17
Tata Kerja dan tata cara penilaian Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh Menetri
Kesehatan selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Apoteker.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
18
Pasal 18
Usul penetapan angka kredit Apoteker diajukan oleh :
1. Direktur jenderal Pelayanan Kafarmasian dan Alat Kesehatan Departemen
Kesehatan atau pejabat pejabat eselon II yang ditunjuk, Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi, kepala Dinas Kesehatan Kab./Kota, Pimpinan Unit
Kerja Pelayanan Kesehatan Kab./Kota, Pimpinan Unit Kerja Pelayanan
Kesehatan (serendah-rendahnya eselon III) pada instansi pusat di luar
Departemen Kesehatan, kepada Menteri Kesehatan atau pejabat eselon I
yang ditunjuk untuk angka kredit Apoteker Madya dan Apoteker Utama di
lingkungan masing-masing.
2. Pejabat yang membidangi kepegawaian (serendah-rendahnya pejabat
eselon II) kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk
untuk angka kredit Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Muda di
lingkungan Departemen Kesehatan.
3. Pejabat yang membidangi kepegawaian yang bersangkutan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi untuk angka kredit Apoteker Pertama sampai
dengan Apoteker Muda yang bekerja pada unit pelayanan kesehatan
Propinsi.
4. Pejabat yang membidangi kepegawaian yang bersangkutan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk angka kredit Apoteker
Pertama sampai dengan Apoteker Muda yang bekerja pada unit pelayanan
Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Pejabat yang membidangi kepegawaian yang bersangkutan kepada
Pimpinan Unit Kerja Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya eselon III)
pada instansi pusat di luar Departemen Kesehatan untuk angka kredit
Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Muda yang bekerja pada unit
Pelayanan Kesehatan di lingkungan masing-masing.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
19
Pasal 19
(1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit, digunakan untuk mempertimbangkan kenaikan
jabatan/pangkat Apoteker sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Terhadap keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
tidak dapat diajukan keberatan oleh Apoteker yang bersangkutan.
BAB VII
PEJABAT YANG BERWENANG DAN
MEMBERHENTIKAN DALAM DAN DARI JABATAN
Pasal 20
Pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Pegawai Negeri
Sipil dalamdan dari jabatan Apoteker, adalah Pejabat yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BABVIII
SYARAT PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Pasal 21
(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan
Apoteker, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Berijazah Apoteker;
b. Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda Tingkat I golongan ruang
III/b;
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan Pelaksananaan Pekerjaan
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
20
(2) Penetapan jenjang jabatan Apoteker sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang diperoleh dari unsur
utama dan unsur penunjang setelah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit :
1. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Pusat dalam jabatan Apoteker
dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Apoteker yang ditetapkan
oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat
pertimbangan Kepala BKN;
2. Pengangkatan Pegawai negeri sipil Daerah dalam jabatan Apoteker
dilaksanakan sesuai dengan formasi yang ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian masing-masing setelah mendapat persetujuan
tertulis dari Men.PAN dan pertimbangan Kepala BKN.
Pasal 23
(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain kedalam jabatan
Apoteker dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal
22;
b. memiliki pengalaman dalam kegiatan pekerjaan kefarmasian sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun;
c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun
dari jabatan terakhir dengan didudukinya; dan
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau Pelaksananaan Pekerjaan
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
(2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang dimilikinya, dan jenjang
jabatan Apoteker ditetapkan sesuai dengan angka kredit yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
(3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dari
unsur utama dan unsur penunjang.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
21
BAB IX
PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI,
PEMBERHENTIAN DAN PERPINDAHAN DARI JABATAN
Pasal 24
(1) Apoteker Pertama pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b
sampai dengan Apoteker Utama pangkat Pembina Utama Madya golongan
ruang IV/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki pangkat terakhir tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi.
(2) Apoteker Utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e, dibebaskan
sementara dari jabatan apabila setiap tahun sejak menduduki
pangkat/jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-
kurangnya 25 (dua puluh lima) dan kegiatan pekerjaan kefarmasian
dan/atau pengembangan profesi.
(3) Disamping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2), Apoteker dibebaskan sementara pula dari jabatannya
apabila :
a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa
penurunan pangkat.
b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil.
c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan apoteker.
d. Menjalani cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan
keempat dan seterusnya.
e. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
Pasal 25
(1) Apoteker yang telah selesai menjalani pembebasan sementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, dapat diangkat kembali dalam
jabatan Apoteker.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
22
(2) Pengangkatan kembali dalam jabatan Apoteker sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan
dari prestasi kerja di bidang pekerjaan kefarmasian yang diperoleh selama
tidak menduduki jabatan Apoteker setelah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit.
Pasal 26
Apoteker diberhentikan dari jabatannya apabila :
1. Dalam jangka ewaktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya sebagaimana di maksud dalam Pasal 24 ayat (1), tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi; atau
2. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya sebagaimana di maksud dalam Pasal 24 ayat (2), tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau
3. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, kecuali hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat;
Pasal 27
Pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian dari
jabatan Apoteker sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Pasal 25 dan Pasal
26 ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 28
Untuk kepentingan dinas dan atau menambah pengetahuan, pengalaman dan
pengembangan karier, Apoteker dapat dipindahkan ke jabatan struktural atau
jabatan fungsional lainnya sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
23
BABX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
Keputusan pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan,
membebaskan sementara dan memberhentikan dalam dan dari jabatan
Apoteker yang ditetapkan sebelum keputusan ini, dinyatakan tetap berlaku dan
disesuaikan dengan keputusan ini.
Pasal 30
Prestasi kerja Apoteker yang telah dicapai/dilakukan oleh Apoteker sampai
sampai dengan ditetapkannya petunjuk pelaksanaan keputusan ini, dinilai
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 06/KEP/M.PAN/12/1999.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Apabila ada perubahan mendasar, sehingga Keputusan ini dianggap tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, maka keputusan ini dapat ditinjau
kembali.
Pasal 32
Petunjuk pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Kesehatan
dan Kepala Kepegawaian Negara.
Pasal 33
Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 06/KEP/M.PAN/12/1999 tentang Jabatan Fungsional
Apoteker dan Angka Kreditnya, dinyatakan tidak berlaku lagi.
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
24
Pasal 34
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal : 7 Nopember 1003
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,
Ttd
FEISAL TAMIN
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 140/KEP/M.PAN./11/2003 TANGGAL : 7 NOPEMBER 2003
RINCIAN KEGIATAN APOTEKER DAN ANGKA KREDITNYA
NO. UNSUR SUB UNSUR URAIAN KEGIATAN SATUANHASIL
ANGKAKREDIT PELAKSANA
1 2 3 4 5 6 7I PENDIDIKAN A. Pendidikan formal dan
memperoleh gelar/ijazahApoteker Ijazah 150 Semua Jenjang
1. Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat 15 Semua Jenjang
2. Lamanya antara 641.960 jam Sertifikat 9 Semua Jenjang
3. Lamanya antara 481.640 jam Sertifikat 6 Semua Jenjang
4. Lamanya antara 161.480 jam Sertifikat 3 Semua Jenjang
5. Lamanya antara 81.160 jam Sertifikat 2 Semua Jenjang
B. Pendidikan dan pelatihanfungsional kefarmasiandan memperoleh SuratTanda Tamat Pendidikandan Latihan (STTPL)
6. Lamanya antara 30-80 jam Sertifikat 1 Semua Jenjang
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
26
1 2 3 4 5 6 7
1. Menyiapkan rencana tahunan
a. Menyusun TOR Tiap TOR 0,108 Apoteker Muda
b. Mengumpulkan data Tiap paket 0,038 Apoteker Pertama
c. Mengolah data
1) Tingkat kesulitan I Tiap paket 0,034 Apoteker Pertama
2) Tingkat kesulitan II Tiap paket 0,047 Apoteker Muda
d. Menyusun rancangan
1) Tingkat kesulitan I Tiap paket 0,063 Apoteker Muda
2) Tingkat kesulitan II Tiap paket 0,080 Apoteker Madya
e. Menyusun rancangan Tiap rancangan 0.100 Apoteker Muda
f. Menyajikan rancangan Tiap rancangan 0.100 Apoteker Madya
g. Menyempurnakan rancangan Tiap rancangan 0.100 Apoteker Madya
2. Menyusun rencana 3 bulanan
a. Mengumpulkan data Tiap paket 0.021 Apoteker pertama
b. Mengolah data Tiap paket 0.045 Apoteker pertama
c. Menganalisis data Tiap paket 0.015 Apoteker Muda
d. Menyajikan rancangan Tiap rancangan 0.020 Apoteker Muda
3. Menyusun rencana bulanan
a. Mengumpulkan data Tiap paket 0,010 Apoteker pertama
b. Mengelola data Tiap paket 0,010 Apoteker pertama
c. Menganalisis data Tiap paket 0,035 Apoteker Muda
d. Menyajikan rancangan Tiap rancangan 0.028 Apoteker Muda
II PEKERJAANKEFARMASIAN
A. Penyiapan rencana
kerja kefarmasian
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
27
1 2 3 4 5 6 74. Menyusun rencana operasional Tiap paket 0.058 Apoteker Muda
5. Menyiapkan juklak/juknis
a. Mengumpulkan data/literatur Tiap paket 0,075 Apoteker pertama
b. Menyusun rancangan Tiap rancangan 0.060 Apoteker Muda
c. Menyajikan rancangan Tiap rancangan 0,010 Apoteker Muda
d. Menyempurnakanrancangan
Tiap rancangan 0,090 Apoteker Madya
6. Menyiapkan bahan peraturan,standar dan pedoman
a. Mengumpulkan data/literatur Tiap paket 0,020 Apoteker Muda
b. Menyusun rancangan Tiap rancangan 0,010 Apoteker Madya
c. Menyajikan danmenyempurnakanrancangan
Tiap rancangan 0,100 Apoteker Utama
1. Mengevaluasi pengadaansediaan farmasi, alat kesehatandan perbekalan kesehatanrumah tangga
Tiap paket 0,030 Apoteker Muda
2. Membuat surat permintaan obat Tiap surat 0,004 Apoteker pertama
3. Membuat sediaan obat jadi :
a. Menganalisis bahan obat
b. Menguji mutu bahan obat :
1) Tingkat kesulitan I
Tiap bulan obat
Tiap bulan obat
0,006
0,005
Apoteker pertama
Apoteker pertama
2) Tingkat kesulitan II Tiap bulan obat 0,014 Apoteker Muda
B. Pengadaan sediaanfarmasi, alatkesehatan danperbekalankesehatan rumahtangga.
3) Tingkat kesulitan III Tiap bulan obat 0,014 Apoteker Madya
4) Tingkat kesulitan IV Tiap bulan obat 0,036 Apoteker Utama
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
28
1 2 3 4 5 6 7c. Membuat rekomendasi
pengujian mutu :
1) Tingkat kesulitan I Tiap Rekomendasi 0,002 Apoteker pertama
2) Tingkat kesulitan II Tiap Rekomendasi 0,004 Apoteker Muda
3) Tingkat kesulitan III Tiap Rekomendasi 0,006 Apoteker Madya
4) Tingkat kesulitan IV Tiap Rekomendasi 0,008 Apoteker Utama
d. Melaksanakan produksiobat jadi :
1) Tingkat kesulitan I Tiap obat jadi 0,015 Apoteker Muda
2) Tingkat kesulitan II Tiap obat jadi 0,034 Apoteker Madya
3) Tingkat kesulitan III Tiap obat jadi 0,055 Apoteker Utama
e. Menguji mutu obat jadi :
1) Tingkat kesulitan I Tiap obat jadi 0,009 Apoteker pertama
2) Tingkat kesulitan II Tiap obat jadi 0,025 Apoteker Muda
3) Tingkat kesulitan III Tiap obat jadi 0,055 Apoteker Madya
4) Tingkat kesulitan IV Tiap obat jadi 0,070 Apoteker Utama
4. Membuat rekomendasisediaan farmasi, alatkesehatan dan perbekalankesehatan rumah tanggatyang akan dihapuskan
Tiap Rekomendasi 0,015 Apoteker Muda
5. Melaksanakan danmembuat berita acarapenghapusan sediaanfarmasi, alat kesehatan danperbekalan kesehatan rumahtangga
Tiap Berita Acara 0,020 Apoteker pertama
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
29
1 2 3 4 5 6 76. Menetapkan formula dan
teknik pembuatan sediaan
farmasi :
a. Tingkat kesulitan I Tiap Formula 0,105 Apoteker Madya
b. Tingkat kesulitan II Tiap Formula 0,280 Apoteker Utama
7. Melaksanakan sterilisasibahan dan alat kesehatan Tiap paket 0,005 Apoteker pertama
1. Memeriksa dan menilai resep
a. Tingkat kesulitan I Tiap lembar 0,002 Apoteker pertama
b. Tingkat kesulitan II Tiap lembar 0,003 Apoteker Muda
c. Tingkat kesulitan III Tiap lembar 0,005 Apoteker Madya
d. Tingkat kesulitan IV Tiap lembar 0,007 Apoteker Utama
2. Meracik Obat
a. Tingkat kesulitan I Tiap lembar 0,005 Apoteker pertama
d. Tingkat kesulitan II Tiap lembar 0,010 Apoteker Muda
c. Tingkat kesulitan III Tiap lembar 0,015 Apoteker Madya
d. Tingkat kesulitan IV Tiap lembar 0,020 Apoteker Utama
3. Memeriksa ulang danmenyerahkan kepada pasiendengan memberi penjelasaninformasi tentang sediaanfarmasi, alat kesehatan danperbekalan kesehatan rumahtangga.
a. Tingkat kesulitan I Tiap lembar 0,002 Apoteker pertama
b. Tingkat kesulitan II Tiap lembar 0,003 Apoteker Muda
C. Pelayanankefarmasian
c. Tingkat kesulitan III
d. Tingkat kesulitan IV
Tiap lembar
Tiap lembar
0,005
0,020
Apoteker Madya
Apoteker Utama
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
30
1 2 3 4 5 6 74. Melaksanakan penghapusan
resep dan membuat beritaacara
Tiap lembar 0,025 Apoteker pertama
5. Membuat laporan penggunaannarkoba dan psikotropika
Tiap laporan 0,020 Apoteker Muda
6. memberikan obat danpenjelasan pada pasien rawatinap
Tiap pensiun 0,007 Apoteker Muda
7. Melaksanakan konsultasidengan Dokter dan pasienserta tindak lanjut
Tiap kasus 0,030 Apoteker Madya
8. Melaksanakan kegiatanfarmasi klinik :
a. Tingkat kesulitan I Tiap sediaan 0,010 Apoteker Muda
b. Tingkat kesulitan II Tiap sediaan 0,038 Apoteker Madya
c. Tingkat kesulitan III Tiap sediaan 0,060 Apoteker Utama
9. memantau dan mencatatpenggunaan dediaan farmasidan alat kesehatankepadavpasien rawat inap
Tiap kali 0,030 Apoteker pertama
10. Menilai pola penggunaan obatpada pasien :
a. Tingkat kesulitan I Tiap kali 0,015 Apoteker Muda
b. Tingkat kesulitan II Tiap kali 0,030 Apoteker Madya
c. Tingkat kesulitan III Tiap kali 0,060 Apoteker Utama
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
31
11. Melaksanakan penyuluhandan pemantauan :
a. Tingkat kesulitan I
b. Tingkat kesulitan II
c. Tingkat kesulitan III
Tiap kali
Tiap kali
Tiap kali
0,015
0,030
0,045
Apoteker pertama
Apoteker Muda
Apoteker Madya
DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
32DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages
33DocumentsPDFComplete
Click Here & UpgradeExpanded Features
Unlimited Pages