20% - repositori.unud.ac.id · bagi produk-produk pertanian dan industri ... 1Sektor pariwisata...

14
Paradigma Kebijakan Pembangunan Pertanian di Bali by Made Antara From samilirity (SRI.S) Processed on 31-Mar-2017 22:24 WIB ID: 768704686 Word Count: 5816 Similarity Index 20% Internet Sources: 17% Publications: 0% Student Papers: 10% Similarity by Source 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Turnitin Originality Report sources: 6% match (Internet from 25-Jul-2016) https://www.scribd.com/doc/311169847/Laporan-Penelitian-KPJU-Unggulan-UMKM-Bali- Tahun-2012 3% match (Internet from 11-May-2016) http://pertanian.go.id/sakip/admin/data2/LAKIP_KEMENTAN_2011.pdf 3% match (student papers from 09-Feb-2017) Class: SRI.S Assignment: Paper ID: 768713098 2% match (Internet from 14-Jan-2017) http://documents.mx/documents/diinas-deperindag-komoditas-unggulan.html 1% match (Internet from 01-Oct-2015) http://www.readbag.com/ejournal-unud-ac-id-abstrak-3-soca-bagussurya-ukm-pertanian1 < 1% match (student papers from 29-Aug-2013) Submitted to iGroup on 2013-08-29 < 1% match (Internet from 09-Jun-2015) http://www.lokerbaru.info/2014/09/690-lowongan-pns-dibuka-kementrian.html < 1% match (Internet from 07-Sep-2016) http://worldcat.org/identities/lccn-n88674364/ < 1% match (Internet from 16-Sep-2016) http://bps.go.id/linkTabelStatis/print/id/1064 < 1% match (Internet from 16-Feb-2015) http://lppm.unud.ac.id/wp-content/uploads/Karya-UNUD-untuk-Anak-Bangsa.pdf < 1% match () http://www.sidoarjo.go.id/hukum/perda-Kab/2002/nomor-04.php < 1% match (Internet from 30-Oct-2016) http://muhammadsyafriadi6.blogspot.com/2015/04/makalah-ekonomi-pertanian-kondisi- umum.html < 1% match (Internet from 19-Jun-2016) http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-127-323638237-i.a.arisya%20leri.pdf < 1% match (Internet from 03-Oct-2016) http://dokumen.tips/documents/perkembangan-pariwisata-kabupaten-ngawi-tahun-2000- 2013-abstrak-era-otonomi.html < 1% match (student papers from 16-Apr-2013) 10/04/2017 Turnitin Originality Report turnitin.com/newreport_printview.asp?… 1/14

Transcript of 20% - repositori.unud.ac.id · bagi produk-produk pertanian dan industri ... 1Sektor pariwisata...

Paradigma Kebijakan PembangunanPertanian di Bali by Made Antara

From samilirity (SRI.S)

Processed on 31-Mar-2017 22:24 WIBID: 768704686Word Count: 5816

Similarity Index

20%Internet Sources: 17%Publications: 0%Student Papers: 10%

Similarity by Source

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Turnitin Originality Report

sources:

6% match (Internet from 25-Jul-2016)https://www.scribd.com/doc/311169847/Laporan-Penelitian-KPJU-Unggulan-UMKM-Bali-Tahun-2012

3% match (Internet from 11-May-2016)http://pertanian.go.id/sakip/admin/data2/LAKIP_KEMENTAN_2011.pdf

3% match (student papers from 09-Feb-2017)Class: SRI.SAssignment:

Paper ID: 768713098

2% match (Internet from 14-Jan-2017)http://documents.mx/documents/diinas-deperindag-komoditas-unggulan.html

1% match (Internet from 01-Oct-2015)http://www.readbag.com/ejournal-unud-ac-id-abstrak-3-soca-bagussurya-ukm-pertanian1

< 1% match (student papers from 29-Aug-2013)Submitted to iGroup on 2013-08-29

< 1% match (Internet from 09-Jun-2015)http://www.lokerbaru.info/2014/09/690-lowongan-pns-dibuka-kementrian.html

< 1% match (Internet from 07-Sep-2016)http://worldcat.org/identities/lccn-n88674364/

< 1% match (Internet from 16-Sep-2016)http://bps.go.id/linkTabelStatis/print/id/1064

< 1% match (Internet from 16-Feb-2015)http://lppm.unud.ac.id/wp-content/uploads/Karya-UNUD-untuk-Anak-Bangsa.pdf

< 1% match ()http://www.sidoarjo.go.id/hukum/perda-Kab/2002/nomor-04.php

< 1% match (Internet from 30-Oct-2016)http://muhammadsyafriadi6.blogspot.com/2015/04/makalah-ekonomi-pertanian-kondisi-umum.html

< 1% match (Internet from 19-Jun-2016)http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-127-323638237-i.a.arisya%20leri.pdf

< 1% match (Internet from 03-Oct-2016)http://dokumen.tips/documents/perkembangan-pariwisata-kabupaten-ngawi-tahun-2000-2013-abstrak-era-otonomi.html

< 1% match (student papers from 16-Apr-2013)

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 1/14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

< 1% match (student papers from 16-Apr-2013)Submitted to iGroup on 2013-04-16

< 1% match (Internet from 30-May-2012)http://pdflook.info/pdf/ekonomi-produksi.html

< 1% match (Internet from 15-Feb-2015)http://beritadaerah.co.id/2014/11/18/pt-kawasan-industri-jababeka-akuisisi-lahan-di-kendal/

< 1% match (Internet from 23-Apr-2016)http://uun-halimah.blogspot.com/2014_01_01_archive.html

< 1% match (Internet from 29-Jun-2016)http://www.mitrariset.com/search?updated-max=2016-01-25T18:22:00-08:00&max-results=1

< 1% match (Internet from 28-Jan-2014)http://www.docstoc.com/docs/125467542/LEMBAGA-KETAHANAN-NASIONAL---Download-as-DOC

< 1% match (Internet from 08-Dec-2012)http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/tulisan-hukum-ketahanan-pangan.pdf

< 1% match (Internet from 25-Mar-2016)http://www.brigiflinud18trisula.com/masuk.php?aksi=2&id=22&subaksi=detailberita

< 1% match (Internet from 01-Apr-2016)http://www.kppod.org/datapdf/laporan/2-FORD-Pengembangan-Usaha-Kakao-Kab-Majene.pdf

< 1% match (Internet from 28-Aug-2016)https://angelinasinaga.wordpress.com/tag/permasalahan-dalam-perdagangan-internasional/

< 1% match (Internet from 19-Dec-2012)http://satunegeri.com/menggugat-penjajahan-sumberdaya-air-dengan-modus-privatisasi-bagian-pertama.html

< 1% match (Internet from 10-Jun-2016)http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11496/H09asa1.pdf?sequence=2

< 1% match (Internet from 26-Apr-2015)http://www.docstoc.com/docs/83014726/BukuKhususKementerian

< 1% match (Internet from 03-Oct-2013)http://www.besemah.com/2010/12/klasifikasi-dan-penetapan-njop-sebagai-dasar-pengenaan-pbb/

< 1% match (Internet from 12-May-2014)http://puskesmas.info/category/journal-kesehatan/page/6/

< 1% match (Internet from 03-Feb-2015)http://eprints.undip.ac.id/29206/1/JURNAL_RANO.pdf

< 1% match (Internet from 07-May-2016)http://zataninside312.blogspot.com/2012/07/biyaya-dan-tarif-asrama-it-telkom-2012.html?showComment=1341571839647

< 1% match (Internet from 06-Nov-2014)http://www.ppid.batukota.go.id/berkas/rkpd/2015/02%20RKPD%202015%20-

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 2/14

%20BAB%202%20Evaluasi%20Hasil%20Pelaksanaan%20RKPD%20Tahun%20Lalu%20dan%20Capaian%20Kinerja%20Penyelenggara.pdf

paper text:PARADIGMA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI BALI Oleh Made Antara Fakultas PertanianUniversitas Udayana Email: [email protected] PENDAHULUAN

5Pembangunan di Provinsi Bali didasarkan pada bidang ekonomi dengan titikberat pada sektor pertanian dalam arti luas guna melanjutkan usaha-usahamemantapkan swasembada pangan, pengembangan sektor pariwisata dengankarakter kebudayaan Bali yang dijiwai oleh agama Hindu, serta

1sektor industri kecil dan kerajinan yang berkaitan dengan sektor pertaniandan sektor pariwisata. Kebijakan prioritas tiga sektor ini, dapat digolongkan kedalam pertumbuhan seimbang, yakni ada keterkaitan penawaran danpermintaan antara satu sektor dengan sektor lainnya, atau pengembangansektor-sektor itu dapat menciptakan permintaan mereka sendiri. Artinya,mengembangkan sektor pariwisata di Bali akan mampu menciptakan pasarbagi produk-produk pertanian dan industri kecil/kerajinan. Di pihak lain,pengembangan pertanian dan industri kecil dalam waktu bersamaan dapatmenunjang pengembangan sektor pariwisata, karena hasil pembangunankedua sektor ini berupa produk-produk pangan dan non pangan dapatmenunjang keberlanjutan pariwisata. Struktur perekonomian Bali mempunyaikarakteristik yang unik dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain diIndonesia. Sebagian besar aktivitas ekonomi

di Bali terkait langsung dan tidak langsung dengan pariwisata, sehingga pariwisata di Bali

26berperan sebagai sektor pemimpin (Leading Sector) perekonomian Bali. Hal

ini terbukti terbukanya beragam peluang aktivitas ekonomi, semakin luasnya

1kesempatan kerja, peluang peningkatan pendapatan masyarakat, luasnyajaringan kerja pelaku usaha mulai batas-batas lokal sampai tingkat nasional,bahkan ke tingkat internasional.

Makalah disajikan pada

6Seminar memperingati HUT Pemda Bali k2- 54 dan Menyongsong TahunEmas pada Dies Natalis ke – 50 Universitas Udayana dengan tema Analisispembangunan Bali untuk Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat,

Tangga 15 Agustus 2012 di kampus Unud Jl. PB. Sudirman Denpasar. Selama periode 2003-2010,

1struktur perekonomian Provinsi Bali tidak banyak mengalami pergeseran.Komposisi produksi barang dan jasa wilayah ini tidak mengalami perubahanyang signifikan. Dukungan industri pariwisata yang sangat besar telahmenyebabkan kelompok sektor jasa-jasa (tersier) memberikan share nilaitambah yang sangat dominan terhadap pembentukan PDRB Provinsi Bali.Pada tahun 2003, kontribusi kelompok sektor ini telah mencapai 62,97%,

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 3/14

mengalami peningkatan pada tahun 2007 menjadi

64,41%, dan tahun 2010 meningkat menjadi 64,32%.

1Sementara itu, sektor primer turun dari 22,34% tahun 2003 menjadi 20,07%

pada tahun

2007, dan tahun 2010 menurun menjadi 20,45%.

1Hal ini sesuai dengan pola umum pembangunan yang menyatakan bahwadengan meningkatnya pendapatan per kapita di suatu region, umumnyadibarengi dengan penurunan kontribusi sektor primer di region tersebut atauekonomi akan selalu bergeser ke arah sektor sekunder dan tersier

(Tabel 1). Tabel 1

1Distribusi Persentase PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku MenurutLapangan Usaha Tahun 2003, 2007-2010 No Lapangan Usaha 2003 PersentasePDRB Provinsi Bali atas Dasar 2007 Harga

Berla ku 2009 2008 2010 I Sektor Primer 22,34 20,07 21,45 20,46 20,45 1 Pertanian 21,66 19,41 20,8519,87 19,86 2

1Pertambangan dan Penggalian 0, 68 0, 66 0, 60 0, 59 0, 59 II Sektor Sekunder14, 7 15,41 15,

14 15,41 15,23 3 Industri Pengolahan 9,11 8,98 9,75 9,95 9,95 4

32Listrik, Gas, dan Air Bersih 1, 57 2,00 1, 52 1, 56 1,

55 5 Bangunan/Konstruksi 4,02 4,43 3,87 3,90 3,73 III Sektor Tersier 62,97 64,41 63,41 64,14 64,32 6Perdagangan, Hotel, dan Restoran 28,43 28,98 31,27 31,98 32,33 7 Pengangkutan dan Komunikasi 11,2012,33 10,96 11,27 11,24 8

1Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 6,59 7, 34 7, 38 7, 26 7, 08 9 Jasa-Jasa lain 16,

75 15,76 13,80 13,63 13,67

9J u m l a h 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: PDRB Bali Tahun 2008 dan Data Bali Membangun 2010.

1Sektor pariwisata telah memberi pengaruh besar terhadap perekonomianProvinsi Bali. Pesatnya perkembangan pariwisata di provinsi ini telahmenyebabkan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan langsung denganindustri pariwisata,

Jika sector pariwisata dianggap diwakili oleh

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 4/14

1sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sector ini telah memberikontribusi besar terhadap pembentukan PDRB Bali. Pada Tabel

1 tampak bahwa selama periode 2003-2007, sektor ini rata-rata memberi kontribusi sebesar 28,96%, dantahun 2008-2010 kontribusinya di atas 31%. Sektor pertanian memberi kontribusi cukup besar terhadapPDRB Bali, tetapi kontribusinya cenderung

1menurun. Pada tahun 2003, kontribusi sektor ini mencapai 21,66%, terusmenurun tahun 2007 kontribusinya

19,41%, dan tahun 2010 kontribusinya hanya tinggal 19,86%. Namun demikian,

1sektor pertanian adalah satu- satunya sektor yang mampu bertahan padakrisis,

baik krisis ekonomi nasional 1997/1998 maupun krisis ekonomi lokal karena bom Bali I dan II. Artinya walauterjadi krisis, aktivitas produksi dan permintaan produk-produk pertanian terus terjadi, karena manusiatidak bisa hidup tanpa pangan yang diproduksikan oleh sektor pertanian.

18Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang OtonomiDaerah,

merupakan momen penting bagi pemerintah daerah Bali dalam mengurus rumahtangga daerahnyasendiri, terutama dalam melakukan reformasi di berbagai bidang pembangunan, sehingga memberikancorak khusus terhadap pembangunan di daerah Bali. Hal penting yang perlu dilakukan adalahmelaksanakan perubahan yang mendasar antara lain perlu ditumbuh-kembangkan wawasan danketahanan daerah sebagai pengejawantahan dari wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Dalamperencanaan pembangunan Daerah Propinsi Bali perlu diperhatikan keseimbangan dan kesatuan (entity)wilayah pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, lingkungan hidup, politik dan pemerintahan untukterwujudnya pembangunan daerah yang berkelanjutan. Pendekatan pembangunan juga perlu mengalamiperubahan yakni dari pendekatan top-dow ke pendekatan bottom-up dan dari pendekatan terukur kependekatan bermakna. Berdasarkan kedua pendekatan tersebut, maka aspek-aspek yang dominan dalampembangunan Daerah Provinsi Bali adalah aspek supremasi hukum, ekonomi kerakyatan, lingkunganhidup, politik yang demokratis, pemerintahan yang profesional (good governace) dan kebudayaan daerahtanpa mengurangi pentingnya aspek-aspek pembangunan lainnya (Pemprop Bali, 2000; Pemprop Bali,2001a; Pemprop Bali, 2001b).

4Reformasi pembangunan pertanian menjadikan sektor pertanian harusmampu dibangun menjadi sektor andalan dan sebagai mesin penggerakperekonomian nasional. VISI pembangunan pertanian periode 2009-2014

adalah terwujudnya pertanian

7Industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untukmeningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dankesejahteraan petani (Renstra Kementan

2009-2014).

27Untuk mencapai visi pembangunan pertanian tersebut, Kementerian

Pertanian mengemban

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 5/14

2MISI yang harus dilaksanakan adalah: 1) Mewujudkan sistem pertanianberkelanjutan yang efisien, berbasis iptek dan sumberdaya lokal, sertaberwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis. 2) Menciptakankeseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutanpeningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirianpangan. 3) Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkanpendayagunaannya untuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan. 4)Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampumemanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produkpertanian berdaya saing tinggi. 5) Meningkatkan produk pangan segar danolahan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) dikonsumsi. 6) Meningkatkanproduksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri. 7)Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontalguna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerjadi pedesaan. 8) Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasidengan sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik,regional dan internasional. 9) Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usahadan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur dan berkeadilan.10)Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidangpertanian yang amanah dan profesional.

4Selama dua dekade terakhir pasca pencapaian swasembada beras tahun1984, perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian mulai mengendor. Sektorpertanian diposisikan hanya sebagai “pendukung” sektor lain, bukan sebagai“mesin penggerak” pertumbuhan perekonomian nasional. Sebagai sektorpendukung, maka sektor pertanian diposisikan sebagai: (1) Pemasok bahankebutuhan pangan dan bahan baku industri murah; (2) Pengendali stabilitasharga; (3) Pemasok tenaga kerja murah; dan (4) Dianggap hanya berorientasipada peningkatan produksi semata, sehingga tidak tanggap terhadap kondisidan perubahan pasar dan keragaannya semata-mata tergantung padateknologi dan alam. Pola pikir seperti ini menganggap bahwa perekonomianmakro maupun sektor riil lainnya tidak terkait erat dengan keragaan sektorpertanian. Hal ini, menyebabkan melemahnya kemampuan pertanian dalammendukung pembangunan ekonomi.

Bahkan di era otonomi daerah (Otda), sektor pertanian semakin diabaikan oleh elit politik penguasa. Disamping keterbatasan anggaran untuk merencanakan dan melaksanakan program-program revitalisasipertanian dan pemberdayaan petani, tetapi juga elit-elit politik penguasa sibuk mengurus hal-hal yangkurang substansial. Oleh karena itu, elit-elit politik penguasa yang memiliki kekuasaan penuh merumuskandan mengeksekusi program-ptogram pembangunan harus terus-menerus diingatkan memajukan pertaniandan meningkatkan kesejahteraan petani miskin. PERANAN DAN PERMASALAHAN PERTANIAN PerananPertanian Sektor pertanian di bali memiliki peranan penting, yaitu: 1. Penyedia bahan pangan. Sektorpertanian di Bali sebagai produsen bahan pangan, baik nabati maupun hewani, untuk memenuhikebutuhan pangan penduduk Bali yang terus meningkat, tahun 2010 sebanyak 3.890.757 (Web: BPSBali). Mengabaikan sektor pertanian bukan saja akan berakibat kurangnya ketersediaan pangan, tetapijuga akan terpaksa memenuhi kebutuhan pangan melalui impor, sehingga harus membayar pangan importerlalu mahal dan menguras devisa negara relatif besar. 2. Penyerap tenagakerja. Di samping sebagaisektor penyerap tenaga kerja terbesar, maka sektor pertanian juga merupakan sumber tenaga kerja bagisektor industri dan jasa-jasa terkait pariwisata, tanpa harus menghadapi kemerosotan tingkat produksidengan prasyarat terlebih dahulu terjadi kenaikan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian.Peningkatan produktivitas di sektor pertanian memungkinkan adanya perpindahan (migrasi) ke sektorindustri (agroindustri) maupun agribisnis tanpa kekhawatiran terjadinya kemerosotan produksi pangan.Berdasarkan Sakernas 2007, dari 1.982.134 jiwa tenagakerja di Bali tahun 2007, sektor pertanian

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 6/14

penyerap tenagakerja terbanyak yakni sebanyak 714.091 (36,03%). 3. Sumber pendapatan. Pertanianadalah mata pencaharian sebanyak 714.091 jiwa penduduk Bali, yang berarti pertanian Bali merupakansumber pendapatan atau gantungan hidup sekitar sepertiga penduduk Bali. Oleh karena itu, membangunpertanian berarti meningkatkan pendapatan penduduk Bali. 4. Sumber bahan baku industri. Industrialisasisebagai upaya menaikkan GNP pada tingkat pertumbuhan tinggi tidak mungkin dapat berhasil tanpadukungan sektor pertanian yang tangguh, sebab sektor pertanian merupakan sumber pangan maupunbahan baku untuk sektor industri (agroindustri) maupun agribisnis. 5. Sumber devisa. Produk-produkperkebunan dan perikanan Bali, seperti kopi, panili, kakao, ikan kaleng, ikan tuna, ikan kerapu adalahadalah produk ekspor yang mendatangkan devisa bagi negara. Oleh karena itu peningkatan produksiproduk-produk tersebut akan mampu meningkatkan penerimaan devisa bagi negara. Devisa sangatberguna

24untuk mengimpor mesin-mesin dan bahan baku yang tidak

atau belum mampu diproduksi di dalam negeri. Selama komoditas ekspor andalan adalah primary product,maka jelaslah bahwa sektor pertanian merupakan sumber pemupuk devisa yang perlu tetap dijaminkeberlanjutannya. 6. Sumber kapital. Para petani dan masyarakat pedesaan melalui tabungan ataudeposito dari penjualan produk-produk pertanian dapat berperan sebagai sumber kapital yang disalurkanoleh lembaga perbankan/LPD/Koperasi ke debitor lainnya. 7. Pelestari sumberdaya alam dan lingkunganhidup. Penanaman lahan-lahan gundul atau kritis dengan sistem terasering, baik dengan tanamantahunan yang berperan sebagaai hidroorologis maupun tanaman semusim, secara tidak langsungmelindungi lahan dari erosi, sehingga melestarikan sumberdaya lahan dan air. 6 8. Pelestari akar budayamasyarakat Bali. Pertanian adalah akar budaya masyarakat Bali dan menjadi basis budaya-budayalainnya. Pertanian di Bali tidak hanya menyangkut aspek sosial-ekonomi, tetapi juga menyangkut sosial-budaya (social-culture) seperti subak dan kearifan lokal petani dalam mengelola sumberdaya alam berupalahan, air dan hutan. Budaya seni tari, tabuh, ukir dan kerajinan rumahtangga lainnya bermuara padabudaya pertanian. Jika pertanian Bali punah, maka akar budaya orang Bali akan punah, dan pariwisataBali yang mengandalkan pariwisata Budaya cepat atau lambat juga akan lenyap. Pertanian adalah modalpariwisata, dan pariwisata adalah berkah masyarakat Bali. Permasalahan Pertanian Dalam memajukanpertanian di bali, terlebih dahulu harus dikenali masalah- masalah yang mendera sistem pertanian,dengan subsistem usahatani, subsistem kelembagaan, dan subsistem teknologi. Berikut ini dicobadiidentifikasi permasalahan tersebut, antara lain: 1. Alih fungsi

20lahan pertanian. Derasnya alih fungsi lahan pertanian untuk kepentingan nonpertanian

(sarana jalan, perumahan, perkantoran, sarana pariwisata, industri, dll) menyebabkan luas lahan sawah diBali semakin menyusut, dan jika tidak disertai dengan peningkatan produktivitas per hektar, maka produksipangan di Bali praktis akan menurun. Di Bali konversi lahan sawah

3untuk kepentingan non pertanian (pariwisata, pemukiman, industri kecil,prasarana bisnis) saat ini sudah berada pada titik yang sangatmengkhawatirkan. Konversi lahan sawah di Bali banyak terjadi di Denpasar,Badung, Gianyar dan Tabanan (SarBaGiTa). Tahun 1977 luas lahan sawah diBali ± 98.000 ha

dan tahun 1998 tinggal 87.850 ha.

3Ini berarti dalam kurun waktu ± 20 tahun terjadi penyusutan lahan seluas10.150 ha,

atau 11,5 persen. Bahkan selama lima tahun terakhir, penyusutan seluas 727 ha/tahun.

3Konsekuensinya, keberadaan budaya pertanian (lembaga dan tradisi)sebagai salah satu penarik wisatawan semakin terancam. Sedangkan untuk

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 7/14

mempertahankan pertanian di Bali sebagai penyedia bahan pangan danpelestarian budaya agraris, maka keberadaan pertanian perlu dipertahankan.

2. Sempitnya luas garapan petani. Luas garapan petani yang relatif sempit rata-rata 0,5 ha danterfragmentasi adalah sangat sulit mengembangkan usaha pertanian bersakala ekonomi yangberwawasan agribisnis. Untuk memecahkan masalah ini reformasi pemilikan tidak mungkin dilakukan, tapidapat dicoba program reformasi penggarapan. Misal penggabungan beberapa lahan usahatani yangsempit-sempit menjadi suatu usaha berskala ekonomi, sedangkan petani lainnya didorong bekerja di luarpertanian, sehingga lahan pertanian menjadi lebih produktif. Manajemen perusahaan pertanian(Corporate Farming) dapat dicoba diintroduksi ke dalam penggabungan lahan-lahan pertanian sempit ini,sehingga pengelolaan usahatani menjadi efisien dan produktif. 3. Menyurutnya sumber air irigasiKerusakan dan penggundulan hutan di hulu menyebabkan sumber-sumber air irigasi untuk pertaniansemakin menyurut. Di samping itu, air irigasi yang memang sudah menyurut disaingi (kalo tak maudikatakan direbut) pemanfaatannya oleh PDAM, hotel-hotel di kawasan wisata, dan industri. Akibatnyaintesitas penanaman terutama di lahan sawah berkurang, banyak sawah di perkotaan mengering,palemahan subak menjadi hilang, sehingga subak lenyap, pada akhirnya akan menurunkan produksipangan 4. Mahalnya harga sarana produksi Ketersediaan benih/bibit unggul, baik kuantitas maupunkualitas belum memadai, dan labelisasinya belum berjalan dengan baik. Sistem distribusi pupuk yangkurang tepat waktu, ditambah mahalnya harga pupuk, obat-obatan dan pakan ternak/ikan, sertaterbatasnya HMT. 5. Pasca panen belum baik Tingkat kehilangan hasil masih tinggi antara 10-15%.Adanya fluktuasi harga hasil pertanian yang sangat tajam. Produksi yang sangat tergantung padaiklim/musim, penanganan sortasi dan paking belum dilaksanakan dengan baik. Ini mengindikasikan bahwapelaksanaan pasca panen di pertanian pada umumnya belum baik. 6. Keterampilan petani rendah dankelembagaan petani lemah Jumlah penduduk/petani terus bertambah, sedangkan kemampuan pertanianuntuk menyerapnya sangat terbatas, sehingga kondisi ini menimbulkan kantong- kantong kemiskinnanbaru. Kemampuan petani sangat lemah/rendah dalam hal penguasaan tenologi, penerapan saptausahatani belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan anjuran. Posisi tawar petani yang lemahterutama dalam hal penjualan produk, terutama menembus swalayan di perkotaan dan hotel-hotel dikawasan pariwisata. Keberadaan KUD belum mampu mengakomodasikan seluruh kepentingan petaniyang sangat beragam jenisnya mulai dari sarana produksi pertanian, peternakan, perikanan, danpenjualan atau penampungan hasil produksinya. Keberadaan Subak sudah mengalami perubahan sosial-ekonominya, seperti kegiatan gotong-royong menurun, pelanggran pola tanam, sistem bagi air yangmengarah ke teknis dan sebagainya. Belum lagi bicara soal sumber daya manusia pertanian yang lemah,kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, sistem pemasaran yang tak

12menjamin insentif yang layak bagi petani, manajemen pembangunanpertanian antara pusat dan daerah yang belum terkoordinasi,

sehingga program revitalisasi pertanian yang dicanangkan di pusat tidak terdengar gaungnya sampai kekabupaten. 7.

23Serangan hama dan penyakit Serangan hama dan penyakit masih

menjadi masalah dalam usaha peningkatan produksi pertanian, seperti CVPD yang sampai saat ini belumditemukan penanggulangannya, penyakit jembrana, ND dan lain-lain. Pemakaian pestisida/insektisidayang berlebihan di sentra-sentra pengembangan sayuran sangat mengkhawatirkan mencemarilingkungan, yang pada akhirnya akan terakumulasi di tubuh manusia melalui konsumsi pangan sayurandan konsumsi air minum tercemar. 8. Ketimpangan harga-harga input-output pertanian Harga-hargasarana produksi (input) untuk proses produksi terus merangkak naik seperti harga pupuk, pestisida, bibit,benih, dsb, sedangkan harga produk (output) petani tetap, bahkan menurun ketika musim panen raya,menyebabkan rasio harga input-output pertanian (Nilai Tukar Petani, NTP) semakin timpang. Jika NTPpetani sebagai indikator kesejahteraan petani relatif konstan, maka kesejahteraan petani selama 10 tahunterakhir relative tidak banyak mengalami perubahan. 9. Produk pertanian lokal kurang kompetitif Produk-produk pertanian lokal kalah bersaing dengan produk pertanian impor. Produk-produk pertanian impormenyerbu pasar-pasar dalam negeri, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan, sehingga petanikurang bergairah mengusahakan produk-produk lokal sejenis, akibatnya produktivitas dan pendapatanpetani juga menurun. Padahal, Propinsi Bali yang mayoritas penduduk memeluk Agama Hindu merupakanpasar yang sangat strategis bagi komoditi pertanian. Kebutuhan upacara seperti janur dan buah-buahandi Provinsi ini sangat besar jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Namun demikian, kurang jelinya

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 8/14

petani dalam membaca kemauan pasar dan pergeseran gaya hidup penduduk, telah membuat buah impormenjadi primadona di Bali. Misal anggur Buleleng kalah bersaing dengan anggur impor. Salak Bali mulaiterdesak oleh salak Pondoh yang tersedia setiap saat. 10. Kurangnya integrasi vertikal yang kuat dalamsistem komoditas Kurangnya integrasi ini disebabkan oleh ketimpangan pembagian rasio nilai tambahdengan biaya yang dikeluarkan oleh para pelaku dalam suatu sistem komoditas. Secara umum produsenpertanian menerima bagian yang paling kecil. Kondisi ini yang membuat para petani kurang terpacu untukmenumbuhkan pertaniannya. Di samping itu, masih kurangnya integrasi horizontal yang kuat dan salingmenunjang antara sistem komoditas dengan sistem komoditas yang lain. Misalnya agroindustri penghasiljus markisa hanya bergerak dalam komoditas tersebut, sehingga bila terjadi kekurangan pasokan bahanbaku, maka kapasitas optimal pabrik tidak dapat terpenuhi. Padahal, jika ada integrasi horizontal yangkuat, maka di samping komoditas markisa sebagai produksi, juga dikembangkan nenas atau manggasebagai pendamping komplementer. 11. Kurangnya dukungan teknologi industri pertanian Kurangnyadukungan teknologi industri pertanian menyebabkan petani atau kelompoktani berproduksi dengankualitas yang rendah. Misalnya kurangnya teknologi dalam pemetikan dan mengolahan kakao ditingkatpetani, membuat kualitas kakao masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara lain. 12. Akseslembaga keuangan rendah Petani yang berlatang pendidikan rendah dan tidak memiliki sertifikat lahansebagai agunan sangat sulit mengakses lembaga-lembaga keuangan. Akhirnya petani berpaling kepadarentenir sebagai alternatif memperoleh pembiayaan dalam proses produksi. Di Indonesia belum ada BankPertanian, walau sudah dimasukan ke dalam udang-undang pertanian, yang khususnya menyediakanpembiayaan pertanian. Sangat berbeda dengan di Thailand, yang khusus memiliki Bank Pertanian dengannama Bank of Agriculture and Agricultural Cooperation (BAAC), memberikan pinjaman kepada petanidengan tingkat bunga relatif rendah. 13. Petani terjepit oleh kenaikan NJOP dan larangan penjualan lahanKenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) lahan-lahan petani di sekitar perkotaan menyebabkan kenaikan

28Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang harus dibayar

petani, mencapai dua sampai tiga kali lipat. Penghasilan petani dari lahan sawah yang sempit tidak mampumembayat PBB yang mengelami kenaikan drastis. Namun di lain pihak ketika petani ingin menjuallahannya, dihadang oleh larangan penjualan atau pemindah-tanganan lahan karena jalur hijau, bahkan kedepan akan diberlakukan undang-undang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan. Ini sungguh-sungguh dilemma bagi petani gurem di perkotaan, di satu pihak penghasilan dari lahan yang relatif rendahtidak mampu membayar PBB yang naik, sedangkan di lain pihak jika lahan dijual tidak boleh karenaberada di jalur hijau, atau dilarang oleh undang-undang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan. 14.Kerja di pertanian semakin kurang menarik Resultante dari semua masalah yang diuraikan sebelummenyebabkan kesejahteraan petani relatif rendah dan hidup penuh kesederhanaan. Apalagi belakanganini muncul stigma pertanian adalah kotor, kerja keras, kemiskinan dan keterbelakangan, sehingga semakinkurang menarik bagi kaum muda. ini konsekuensi kebijakan elit politik yang memarjinalkan sektorpertanian. Tugas pemerintah sekarang adalah memajukan pertanian Bali menjadi bergengsi, sehinggamenarik kaum muda bekerja di pertanian ketika generasi petani sekarang telah tiada. Jika ini tidakdilakukan, maka 10-15 tahun ke depan lahan-lahan pertanian tidak ada yang mengerjakan. PARADIGAMPEMBANGUNAN PERTANIAN Di satu pihak peranan pertanian sangat penting sebagai bahan pangan,sumber lapangan kerja, sumber pendapatan, sumber bahan baku industri, sumber devisa, sumber capital,pelestari sumberdaya alam dan lingk hidup, dan pelestaria akar budaya masyarakat bali, dan di lain pihakdihadapkan dengan permasalahan seperti derasnya alih fungsi lahan, sempitnya luas garapan petani,menyurutnya sumber air irigasi, semakin mahalnya sarana produksi, pasca panen belum baik,kelembagaan petani masih lemah, serangan hama dan penyakit, ketimpangan harga-harga input-outputpertanian, kurangnya integrasi vertikal yang kuat dalam sistem komoditas, kurangnya dukungan teknologiindustri pertanian, akses lembaga keuangan rendah, petani terjepit oleh kenaikan NJOP dan laranganpenjualan lahan, dan kerja di pertanian semakin kurang menarik bagi generasi muda bali, maka para elitpolitik penguasa di bali, baik di provinsi maupun di kabupaten harus berkomitment tinggi“MERPERTAHANKAN PERTANIAN DI BALI”, dengan menerapkan paradigma (model atau pola pikir ataukebijakan umum) pembangunan pertanian, antara lain: 1) Tingkatkan keberpihakan pemerintah daerahpada pertanian Keberpihakan pemerintah pada pertanian dicerminkan oleh alokasi anggaran untuk sektorpertanian dalam APBD, memberikan pendampingan secara berkelanjutan, dan program-programpemberdayaan yang bersifat ekonomi dan non ekonomi. Jumlah anggaran yang dialokasikan untukpertanian dalam APBD, tidak hanya berdasarkan jumlah penduduk, tetapi juga harus mencerminkanurgensi sektor pertanian, yang kini sedang terpinggirkan. Sektor pertanian memerlukan subsidi, promisidan proteksi untuk meminimalkan penyakit sektor pertanian yakni resiko dan ketidak-pastian.Pendampingan secara berkelanjutan pada petani (sektor pertanian) oleh para sarjana yang baru lulusperlu dilakukan, dengan syarat sebelum diterima sebagai tenaga pendamping perlu diuji idealismenyaterhadap pembangunan pertanian. Perlu ada pendampingan pada petani dalam berusahatani di lahan

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 9/14

sempit, yang menjadi penyebab utama rendahnya kesejahteraan petani. Memberdayakan petani yanglahannya sempit (petani gurem) diperlukan program-program pemberdayaan yang bersifat

16ekonomi, meliputi subsidi sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida),perbaikan harga

produk-produk pertanian, dan pemberian kredit kepada petani dengan bunga ringan bertujuan agarproduk yang dihasilkan petani menjadi kompetitif. Misal, pemerintah Jepang membeli produk beras petanisampai empat kali harga dunia, kemudian menjualnya kembali ke masyarakat dengan harga normal. Inidilakukan agar petani tetap tertarik bekerja di pertanian. Pemberian kredit dengan bunga ringan yangdilakukan oleh Pemerintah Thailad menyebabkan produk-produk agribisnis Thailand sangat kompetitif dipasar internasiona. Perbaikan sistem kelembagaan, meliputi kelembagaan ekonomi, yaitu pendirian danpembenahan koperasi (KUD dan koperasi pertanian), perbankan dan pasar bagi komoditi pertanian.Kelembagaan sosial, yaitu pembentukan dan penyempurnaan kelompok-kelompok tani atau revitalisasisubak sebagai wahana tukar-menukar informasi dan teknologi pertanian bagi para petani. Investasi dalamsumberdaya manusia (human resources), meliputi

30pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan pengetahuan danketerampilan

petani dan aparat pemerintah bidang pertanian. Melalui penterapan program ini dalam mengembangkanpertanian Bali, maka diharapkan pertanian Bali menjadi maju, modern, dan lestari, sehingga mampumenyediakan kesejahteraan yang layak bagi petaninya. 2) Harmonikan dan sinergikan pertanian danpariwisata Hasil kajian

5Antara (1999) terhadap perekonomian Bali dengan model makro regional SocialAccountung Matrix (SAM)

menemukan bahwa pariwisata dalam bentuk pengeluaran wisatawan (tourist expenditure) memiliki efekterhadap perekonomian Bali utamanya terhadap pendapatan faktor produksi, pendapatan rumahtanggadan permintaan output sektor-sektor produksi yang ditunjukkan oleh efek pengganda (multiplier effect)dan efek menyebar (spread effect). Ini menyiratkan bahwa sektor pariwisata memiliki keterkaitan erat

5dengan sektor-sektor produksi yaitu pertanian, industri kerajinan dan jasa-jasa.

Artinya perkembangan pariwisata Bali yang ditandai oleh peningkatan kunjungan wisatawan akanberpengaruh positip terhadap perkembangan sektor pertanian dan industri kecil, karena pariwisatamerupakan pasar produk-produk dan penyerap kelebihan tenagakerja kedua sektor tsb. Implikasi daritemuan ini bahwasanya para pengambil kebijakan di Bali harus mengharmonikan dan mensinergikanperkembangan tiga sektor yakni pariwisata, pertanian, dan industri kerajinan. Hindarilah mengembangkansatu sektor dengan mengorbankan atau meniadakan sektor lain. Misalnya, mengembangkan pariwisatatanpa memperdulikan eksistensi sektor pertanian atau sebaliknya mengembangkan sektor pertaniandengan meniadakan sektor pariwisata, padahal kedua sektor ini sama-sama penting dan terkait erat.Pariwisata adalah berkah bagi masyarakat Bali yang daerahnya miskin sumberdaya alam, sedangpertanian adalah aset (budaya dan ekonomi) bagi pariwisata Bali. Jika pertanian hancur dan punah, makawisatawan tidak tertarik lagi berkunjung ke Bali, dan industri kerajinan juga akan hancur karena pasarnyahilang, pada akhirnya masyarakat Bali secara keseluruhan akan menderita. Bukti konkrit hal ini adalahdampak bom Legian tahun 2002 dan bom Jimbaran 2005 terhadap akivitas sektor riil dalam perekonomianBali. 3) PHR utamakan untuk mamajukan pertanian Ketiga sektor utama perekonomian Bali memangsudah dibangun secara simultan, atau dengan kata lain pertanian sudah menjadi basis pembangunanekonomi sejak Orde Baru sampai kini. Namun kondisi dan kebijakan sosial, ekonomi, politik danketerbatasan wilayah fisik Bali menyebabkan kemajuan pertanian relatif tertinggal dibandingkan kemajuandua sektor lainnya. Jika masyarakat yang bekerja pada dua sektor pariwisata dan industri semakinmakmur seiring semakin jayanya pariwisata, maka masyarakat yang bekerja di sektor pertanian semakinterkubur. Tampaknya pariwisata Bali pasca bom Jimbaran dan Kuta 1 Oktober 2005 mulai menggeliat.Pemulihan pariwisata tidak hanya berdampak terhadap perekonomian mikro di sektor riil dan makroregional Bali, tetapi juga berdampak terhadap beberapa Pemkab (SarBaGi) yang PAD-nya sebagian

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 10/14

bersumber PHR. Misal, kabupaten Badung sekitar 60 persen PAD-nya bersumber dari PHR, makapariwisata yang menggeliat sangat diperlukan. Makin meningkat kunjungan wisatawan, penerimaanpemerintah kabupaten dari pariwisata dalam bentuk PHR makin besar. Namun perlu diingat bahwapariwisata sebagai industri jasa tunduk pada hukum life cycle of tourism, yakni ditemukan (discovery),berkembang (development), dan akhirnya menurun (decline) karena berbagai hal, sehingga tidak menariklagi dikunjungi wisatawan. Ketika pariwisata Bali sedang jaya yang menghasilkan pendapatan bagipemerintah kabupaten, semestinya pendapatan ini digunakan semaksimal mungkin membangkitkanpertanian Bali yang sedang sekarat agar pertanian Bali menjadi modern, baik melalui teknologi barumaupun peningkatan SDM petani. Strategi ini untuk mengantisipasi kemungkinan hukum siklus hidupmenimpa pariwisata Bali (mudah-mudahan tidak), ketika pariwisata Bali mengalami kemunduran akandapat dikompensasi oleh kemajuan pertanian. Juga ada ungkapan pariwisata menghancurkan pariwisata(tourisn destroy tourism). Jika hal ini terjadi berarti wisatawan tidak tertarik lagi mengunjungi Bali, mungkinkarena merasa tidak memperoleh yang diharapkan sejak dari negerinya, yakni kenyamanan, ketentraman,keasrian, keunikan dan keramah-tamahan. Sedang yang mereka jumpai adalah kemacetan di mana-mana,kriminalitas, polusi udara dan air, serta sikap-sikap masyarakat Bali yang semakin komersial dan hilangnyakeramahtamahan yang sebelumnya dibangga-banggakan. Karenanya para elit politik pengambil kebijakandi Bali, baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten, harus mengambil strategi “sedia payung sebelumhujan”. Artinya membangun pertanian Bali menjadi maju dan modern, untuk mengantisipasi jika kelakterjadi kemunduran pariwisata. 4) Implementasikan prinsip-prinsip agribisnis Agribisnis merupakan carabaru melihat pertanian. Dulu pertanian dilihat secara sektoral, sekarang harus dilihat secara intersektoral.Dulu pertanian dilihat secara subsistem, sekarang harus dilihat secara sistem. Dulu pertanian berorientasiproduksi, maka sekarang pertanian harus berorientasi bisnis. Apabila agribisnis usahatani dianggapsebagai subsistem, maka ia tidak terlepas dari kegiatan atau subsistem agribisnis non usahatani sepertisubsistem pengolahan (agroindustri hulu dan hilir), subsistem pemasaran input-output dan subsistemlembaga penunjang. Jadi agribisnis hanya cara baru melihat pertanian, dan semestinya inilah visi kedepan elit politik pengambil kebijakan dalam membangun pertanian di Bali. Pengembangan sektoragribisnis

17dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar, sehingga diharapkandapat

mengeliminasi dampak sosial yang ditimbulkan oleh pengangguran. Lagi pula, mengingat sebagian besarjumlah penduduk Bali bermata pencaharian sebagai petani dan tinggal di pedesaan, denganmengembangkan agribisnis akan mempercepatan pertumbuhan ekonomi rakyat, sehingga pembangunantidak saja terjadi di perkotaan akan tetapi juga di pedesaan. Agar dapat mempercepat pemerataanpembangunan, maka diperlukan suatu strategi pembangunan daerah yang berpotensi untukmengembangkan produk-produk agribisnis yang bersumber pada sumberdaya domestik (domesticresource). Sektor agribisnis

4harus mampu dibangun menjadi sektor andalan dan penggerakperekonomian

pedesaan, sehingga program pemberdayaan ekonomi rakyat

22dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan rencana dan sasaran yang

ingin dicapai, yaitu meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya serta lapisan masyarakat bawah(Solahudin, 1998). Pengembangan agribisnis di daerah-daerah memiliki dampak langsung terhadappeningkatan Disposible Income penduduk Indonesia di mana sekitar 80 persen masih bekerja di sektoragribisnis, selanjutnya akan meningkatkan konsumsi dan tabungan masyarakat. Peningkatan nilaikonsumsi merupakan cerminan peningkatan kesejahteraan masyarakat (Gumbira-Sa’id, 2001). Pertaniandalam arti luas adalah salah satu dari tiga ujung tombak pembangunan ekonomi daerah Bali umumnyadan kabupaten-kabupaten di Bali khususnya.

21Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan pertanian yang

berwawasan agribisnis, dituntut adanya keterkaitan erat antara sektor pertanian dengan sektor-sektor lain

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 11/14

dalam sebuah sistem agribisnis. Artinya, jika ingin mengembangkan atau memajukan sub-sistem produksi,harus disertai pula dengan pengembangan atau dukungan sub-sistem lainnya, seperti sub-sistempemasaran, sub-sistem penyediaan masukan (agroindustri hulu), subsistem pengolahan (agroindustri hilir)dan sub-sistem lembaga penunjang seperti lembaga keuangan, sarana dan prasarana perhubungan dankomunikasi. Agribisnis mengandung pengertian adanya keterkaitan vertikal antar subsistem danketerkaitan horizontal dengan subsistem lain di luar pertanian, 16 seperti jasa-jasa (finansial danperbankan, koperasi, transportasi, perdagangan, pendidikan dan lain-lain). Keterkaitan luas ini sudahdisadari sejak dahulu oleh ekonom pasca-revoluasi industri, sehingga mereka menekankan arti strategispenempatan pertanian (dan pedesaan) sebagai bisnis inti (core business) pada tahap pembangunansebelum lepas landas terutama dalam kaitannya dengan proses industrialisasi (Antara, 2009).

29Di negara-negara sedang berkembang termasuk di Indonesia

dan Bali, tujuan pembangunan pertanian adalah meningkatkan pendapatan petani gurem, yaitu petaniberlahan sempit (penguasaan lahan < 0,5 ha), yang pada dirinya melekat banyak kelemahan, antara lain:lemah pengetahuan dan keterampilan, lemah modal, lemah teknologi, lemah akses kredit dan kurangnyaperhatian pemerintah terhadap mereka. Semua kelemahan-kelemahan ini menyebabkan usaha merekasulit berkembang dan belum mampu menghasilkan pendapatan yang layak bagi mereka. 5) Rumuskanprogram mencintai pertanian Pemerintah pusat dan daerah harus merumuskan berbagai program sosial,ekonomi, dan teknologi agar petani di pedesaan tetap mencintai sektor pertanian dan mncintai profesinyasebagai petani, dan menarik kaum muda untuk bekerja di sektor pertanian. Kebijakan pemerintah pusatmelalui Kemendikbud melalui program pemberian beasiswa Bidik-Misi kepada calon-calon mahasiswa yangberminat melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian yang tahun-tahun sebelumnya peminatnya menurundrastis patut disambut positif. Dengan cara ini dihadapkan akan ada penerus pemikir pertanian di masadepan. Namun, perlu juga ada program insentif untuk menarik minat generasi muda bekerja di pertanian.6) Pertahankan areal sawah dan air irigasi dengan sistem subaknya Di Bali konversi lahan sawah

3untuk kepentingan non pertanian (pariwisata, pemukiman, industri kecil,prasarana bisnis) saat ini sudah berada pada titik yang sangatmengkhawatirkan. Konversi lahan sawah di Bali banyak terjadi di Denpasar,Badung, Gianyar dan Tabanan (SarBaGiTa). Tahun 1977 luas lahan sawah diBali ± 98.000 ha dan tahun 1998, menjadi 87.850 ha, ini berarti dalam kurunwaktu ± 20 tahun terjadi penyusutan lahan seluas 10.150 ha,

atau 11,5%, bahkan selama lima tahun terakhir, penyusutan seluas 727 ha/tahun.

3Konsekuensinya, keberadaan budaya pertanian (lembaga dan tradisi)sebagai salah satu penarik wisatawan semakin terancam, sedangkan untukmempertahankan pertanian di Bali sebagai penyedia bahan pangan danpelestarian budaya agraris, maka keberadaan pertanian perlu dipertahankan.

Oleh karena itu, luas lahan sawah dengan sistem subaknya harus dipertahankan jika inginmempertahankan eksistensi manusia di bali. Bahkan perlu segera ditetapkan kawasan ”Subak-Abadi” diBali, dengan memberikan berbagai insentif kepada anggota subak (petani). Hal ini untuk kepentinganpariwisata (agrowisata subak), kesejahteraan petani, ilmu pengetahuan (wahana belajar kearifan lokal),dan warisan budaya. Dalam rangka melestarikan sumber air dan saluran irigasi di subak, pihak BadanPertanahan Nasional (BPN) dalam memproses pembuatan akte tanah perlu memperhatikan eksistensisaluran tersier dan kuarter di areal tanah yang diproses, sehingga saluran tersebut tetap eksis. Dengandemikian sistem irigasi di kawasan subak akan tetap eksis walau ada jual-beli lahan sawah di bagian hulu.7) Pengutamaan konsumsi dan fanatisme produk lokal Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenperlu membuat perda atau peraturan lain apapun jenisnya agar pelaku-pelaku industri pariwisatamengutamakan konsumsi produk-produk pertanian lokal untuk wisatawan yang menginap di hotelnya. Jikaini dapat dilakukan, maka petani lokal akan menjadi bergairah berproduksi. Misal, salak lokal sangatmurah, hanya Rp 4.000 per kg ketika musim panen, kalah bersaing dengan salak pondoh dari provinsilain. Perlu ada gerakan pengembangkan fanatisme terhadap produk pertanian lokal, dalam bentukgerakan politik, sosial dan ekonomi, yakni berupa Gerakan Cinta Produk Pertanian Lokal (GCPPL). 8)Pengembangan unit ekonomi pada setiap subak Untuk operasional subak, setiap tahun pemerintah

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 12/14

provinsi dan kabupaten memberikan bantuan opersional kepada subak-subak di bali, baik untuk subakbasah (sawah) maupun subak kering (abian). Bantuan pemerintah ini sering dirasakan kurang mencukupioleh subak. Agar subak mampu berswadana, maka perlu dibangun koperasi pertanian pada setiap subak,seperti halnya pembangunan LPD pada setiap desa pakraman. Pada prinsipnya subak harusditransformasi, sesuai dengan perkembangban lingkungan sekitarnya. Subak tidak boleh ditinggal danmati. (Windia, 2006). Selanjutnya, melalui wadah koperasi, maka dilakukan revitalisasi subak, sehinggasubak bisa mandiri. Anggota subak dididik membuat input yang diperlukan dari bahan baku d isekitarnya,seperti membuat kompos, mampu menerapkan teknologi budi-daya yang terus berkembang, mampumenangani pasca panen secara baik, sehingga kehilangan hasil ketika panen bisa diminimalisasi, danmemasarkan hasil bersama-sama melalui koperasi, dll. Perlu dibangun kerjasama (dengan fasilitasiPemda), antara Koperasi Tani (Koptan) dengan Koperasi Karyawan (Kopkar) hotel untuk memperlancarpemasaran hasil produk pertanian ke hotel-hotel. 9) Manfaatkan lahan tidur untuk produksi panganSampai saat ini belum terdata berapa lahan tidur (sleeping land) di bali. Tetapi yang jelas lahan tidurbertebaran di seluruh kabupaten di Bali, yang tidak dimanfaatkan untuk berproduksi. Jika lahan tidur inidimanfaatkan untuk produksi pangan, maka akan dapat menunjang ketahanan pangan di bali. Olehkarena itu perlu ada kebijakan pemerintah provinsi atau kebupaten untuk memanfaatkan lahan tidur di Baliuntuk memproduksi pangan, baik dalam bentuk pinjam-pakai atau bagi hasil antara pemilik dan penggarapyang difasilitasi oleh pemerintah daerah. Secara mikro akan dapat meningkatkan pendapatan petanipenggarap yang menganggur atau kurang lahan garapan, dan secara makro akan berdampak padapeningkatan produksi pangan regional dan nasional. 10)Pembentukan lembaga komisi irigasi Adanyakonflik-konflik pemanfaatan air antar subak, antar petani, dan bahkan antar sektor seperti pertanian danPDAM dan Pariwisata, maka mendesak dan perlu segera dibentuk lembaga Komisi Irigasi (Komir) danDewan Sumberdaya Air (Dewan Air), sebagai amanat dari

25UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air. Dengan

demikian lembaga subak akan terlindungi dari intervensi pihak-pihak luar yang memerlukan air. 11)Laksanakan Perda RTRW disertai sanksi hukumnya Perda nomor 16 tahun tahun 2009 tentang RTRWyang menimbulkan polemik antara beberapa pihak, terutama antara pemerintah provinsi dan beberapapemerintah kabupaten, dan antara investor pariwisata dan pemerintah provinsi, maka janganlah membuatpemerintah provinsi surut untuk melaksanakannya. Perda RTRW yang sudah melalui kajian akademik danpelaksanaannya memperoleh dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama dan interlektual,bahkan sudah disosialisasikan sampai ke tingkat kabupaten/kota, maka pemerintah provinsi harusmelaksanakan dan menegakannya, dan pelanggarnya harus ditindak tegas jika terbukti melanggar Perda.Pemberlakuan perda ini bertujuan untuk melestarikan keberadaan Bali dan penghuninya.

31P E N U T U P 1.

Pertanian Bali perlu dibangkitkan dari kemunduran atau kebangkrutan, dan sekaligus menyelamatkanpulau Bali dari kehancuran karena kehidupan manusia- manusia di Bali sangat tergantung pada pertanian.2. Banyak kebijakan dan program pertanian pada on-farm dan off-farm sudah diterapkan oleh pemerintah,hanya belum mampu mensejahterakan semua petani. Masalahnya di mana? Apakah gerakan masihbersifat sporadis, atau apa?, 3. Elit-elit politik penguasa di bali harus memiliki komitment kuat“mempertahankan pertanian di bali, dengan mengharmonikan dan mensinergikan pertanian danpariwisata”, karena pertanian adalah asset atau modal pariwisata, sedangkan pariwisata adalah berkahbagi bali yang tidak memiliki sumberdaya alam tambang dan hutan. DAFTAR PUSTAKA Antara, M

13.2000. Dampak Pengeluaran Pemerintah, dan Wisatawan serta InvestasiSwasta Terhadap Kinerja Perekonomian Bali.

Dalam Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia (EKI), Volume XLVIII No. 3 Tahun 2000. Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Hal, 253-273. Antara. M. 2009. Pertanian Bangkit atau Bangkrut.Penerbit Arti Fondation, Denpasar, Bali. Arifin, B. 2009. Babak baru Kebijakan Subsisdi Pupuk. DalamKompas, Senin 14 September 2009. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, PDRB Bali 2008.

15Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bali 2003-2008. Kerjasama

Bappeda Provinsi Bali dengan Badan Statistik Provinsi Bali.

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 13/14

Gumbira-Sa’id. 2001.

19‘Visi Global Agribisnis Berkelanjutan: Antisipasi Jangka Panjang TerhadapKrisis Ekonomi’.

Majalah Agrimedia, No. 2 Vol. 4 Jnuii 2001. Pemrop Bali. 2000.

11‘Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 10 tahun 2000 Tentang Pola DasarPembangunan Daerah Propinsi Bali Tahun 2000 -2005’. Pemerintah Propinsi

Bali. Pemprop Bali. 2001a.

8‘Keputusan Gubernur Bali Nomor 15 Tahun 2001 Tentang ProgramPembangunan Daerah (PROPEDA) Propinsi Bali Tahun 2001-2005. Pemerintah

Propinsi Bali.

Pemprop Bali. 2001b. ‘Rancangan

14Peraturan Daerah Propinsi Bali No. ? Tahun 2001 Tentang Rencana Strategis(Renstra) Propinsi Bali Tahun 2002 -2005.

Pemerintah Propinsi Bali. Solahudin, S. 1998. ‘Kebijakan Pembangunan Pertanian Pasca Orde Baru’.Dalam Majalah Usahawan Indonesia, No. 10 (Oktober), Tahun XXVII.

10Windia, Wayan. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak Yang BerlandaskanTri Hita Karana, Penerbit Bali Post, Denpasar.

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21

10/04/2017 Turnitin Originality Report

turnitin.com/newreport_printview.asp?… 14/14