2. Uji Karbohidrat Yatin
-
Upload
yatin-dwi-rahayu -
Category
Documents
-
view
95 -
download
4
description
Transcript of 2. Uji Karbohidrat Yatin
Uji Karbohidrat Secara Kualitatif(Yatin Dwi Rahayu dan Shella Febrianti Ginanjar)
UJI KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF
Yatin Dwi Rahayu dan Shella Febrianti Ginanjar
Program Studi Pendidikan Teknologi AgroindustriFakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan IndonesiaBandung
ABSTRAK
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Menurut strukturnya karbohidrat dapat dibagi menjadi kelompok sakarida, yaitu: monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah gula sederhana yang tidak dapat dipecah lagi menjadi molekul yang lebih kecil dan monosakarida inilah yang menjadi unit penyusun dari oligosakarida dan polisakarida. Oligosakarida dan polisakarida tersusun dari monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Penentuan karbohidrat bisa dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Tujuan dari praktikum ini mengetahui cara identifikasi karbohidrat secara kualitatif pada glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, sukrosa, maltosa dan madu. Dari hasil analisis Glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, sukrosa, dan maltosa termasuk ke dalam karbohidrat. Glukosa dan fruktosa termasuk kedalam monosakarida. Fruktosa, madu dan sukrosa memiliki ketosa. Laktosa dan amilum membentuk kristal atau serabut putih.Keyword: Karbohidrat, kualitatif, monosakarida
PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang
terdapat dalam alam. Karbohidrat memiliki peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna mencegah timbulnya ketosis,
pemecahan protein tubuh berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein. Sebagian besar karbohidrat dalam
tubuh diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Menurut Winarno (2004), Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi
monosakarida, oligosakaradia, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu
molekul yang dapat terdiri dari lima atau enam atom C, sedangkan oligosakarida
Uji Karbohidrat Secara Kualitatif(Yatin Dwi Rahayu dan Shella Febrianti Ginanjar)
merupakan polimer dari 2-10 monosakarida, dan pada umumnya polisakarida
merupakan polimer yang terdiri lebih dari monomer monosakarida.
Monosakarida yang mengandung satu gugus aldehida disebut aldosa,
sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton (Winarno, 2004). Monosakarida
dengan enam atom C disbeut heksosa, misalnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Pada umumnya, buah-buahan mengandung monosakarida seperti glukosa dan
fruktosa.
Oligosakarida terdiri dari beberapa monosakarida (2-10) yang saling terikat
oleh ikatan glikosidik. Tetapi ada juga yang mengklasifikasikan sendiri
karbohidrat dengan dua gugus gula sebagai disakarida. Menurut Christian dan
Vaclavik (2003) disakarida terdiri dari dua molekul monosakarida yang
bergabung dengan ikatan glikosidik. Contoh disakarida di pangan adalah maltosa,
selubiosa, dan sukrosa. Oligosakarida dapat diperoleh dari hasil hidrolisis
poliskarida bantuan enzim tertentu atau hidrolisis dengan asam.
Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur
(selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin) dan sebagai sumber energi (pati,
dekstrin, glikogen, fruktan). Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul
monosakarida yang berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan
enzim-enzim yang spesiifik kerjanya. Hasil hidrolisis sebagian akan menghasilkan
oligoskarida dan dapat dipakai untuk menentukan struktur molekul polisakarida.
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula
sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan molekul yang tinggi
seperti pati, pektin, selulosa, dan lignin. Disakarida seperti gula tebu (sukrosa atau
sakarosa) banyak terkandung. Beberapa oligosakarida seperti dekstrin terdapat
dalam sirup pati, roti, dan bir. Sedangkan berbagai polisakarida seperti pati,
banyak terdapat pada umbi-umbian dan serealia, selulosa dan pektin terdapat
banyak pada buah-buahan.
Penentuan karbohidrat bisa dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dan
analisis kualitatif. Analisis kuantitatif menentukan banyaknya karbohidrat dalam
suatu bahan dengan cara kimiawi, fisik, ensimatik atau biokimiawi dan
kromatografi. Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu
Uji Karbohidrat Secara Kualitatif(Yatin Dwi Rahayu dan Shella Febrianti Ginanjar)
yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Oleh karena itu, pada praktikum
kali ini untuk mengetahui cara tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara
identifikasi karbohidrat secara kualitatif, membuktikan adanya karbohidrat,
ketosa, membedakan monosakarida dan disakarida pada glukosa, fruktosa,
laktosa, amilum, sukrosa, maltosa dan madu.
METODOLOGI
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam uji karbohidrat dengan analisis
kualitatif ini adalah glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, sukrosa, maltosa dan
madu. Bahan perekasi yang diguankan adalah H2SO4 pekat, pereaksi molisch,
pereaksi barfoed, pereaksi seliwanoff dan Fenilhidrazin.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi pyrex, rak
tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, pipet ukur, hotplate, dan beaker glass.
Metodologi
A. Uji Molisch
1. Masukkan 2 ml karbohidrat kedalam tabung reaksi yang masih kering dan bersih.
2. Tambahkan 2 ml pereaksi molisch dan campurkan hingga homogen.
3. Tambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung supaya tidak
bercampur.
4. Amati hasil uji molisch. Apabila terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas
antara kedua lapisan yang menandakan reaksi positif karbohidrat.
B. Uji Seliwanoff
1. Masukkan 1 ml karbohidrat kedalam tabung reaksi yang masih kering dan bersih.
2. Tambahkan 2 ml pereaksi seliwanoff dan campurkan hingga homogen.
3. Masukkan tabung dalam beaker glass yang berisi air yang dipanaskan.
4. Amati uji seliwanoff, apabila terbentuknya larutan berwarna merah menandakan
reaksi positif.
C. Uji Barfoed
1. Masukkan 2 ml karbohidrat kedalam tabung reaksi yang masih kering dan bersih.
Uji Karbohidrat Secara Kualitatif(Yatin Dwi Rahayu dan Shella Febrianti Ginanjar)
2. Tambahkan 3 ml pereaksi barfoed dan campurkan hingga homogen.
3. Masukkan dalam penangas air mendidih selama 15 menit.
4. Dinginkan perlahan-lahan, apabila terbentuknya endapan merah bata yang
menandakan reaksi positif.
D. Uji Fenilhidrazin
1. Masukkan 2 ml karbohidrat kedalam tabung reaksi yang masih kering dan bersih.
2. Tambahkan 5 ml pereaksi fenilhidrazin dan campurkan hingga homogen.
3. Didihkan dalam penangas air mendidih selama 15 menit
4. Amati hasil uji molisch. Apabila terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas
antara kedua lapisan yang menandakan reaksi positif karbohidrat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel. Hasil Pengamatan Uji Kabohidrat Menggunakan Analisis Kualitatif
No. Sampel Metode
Molisch Seliwanoff Barfoed Fenilhidrazin1 Glukosa Endapan
berwarna hitam dengan cairan
berwarna jernih
- Merah -
2 Fruktosa Endapan berwarna hitam
tebal dengan cairan lebih keruh
Merah Merah -
3 Laktosa Endapan berwarna hitam dengan cairan
tidak terlalu keruh
- Biru Serabut putih
4 Amilum Endapan berwarna hitam, dengan cairan
merah kecoklatan, terdapat cincin
yang memisahkan endapan dan
cairan
- Biru tanpa terdapatnya
endapan
Serabut putih
5 Sukrosa Endapan berwarna hitam
merah Biru denganEndapan
-
Uji Karbohidrat Secara Kualitatif(Yatin Dwi Rahayu dan Shella Febrianti Ginanjar)
tebal, terdapat cincin, cairan
berwarna merah muda
merah bata
6 Maltosa Cairan berwarna merah kecoklatan
- Biru keruh, gumpalan di
atas berwarna hijau dengan
Endapan merah bata
Gumpalan merah bata
7 Madu - Merah pekat
Terdapat gradasi warna merah, coklat,
dan kuning
-
Pembahasan
A. Uji Molisch
Pada percobaan uji molisch menguji larutan karbohidrat yang telah ditetesi
dengan pereaksi molisch selanjutnya dihidrolisis dengan asam sulfat pekat (H2SO4)
maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi
disakarida dan monosakarida. Pada uji molisch ini, asam sulfat pekat menghidrolisis
ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan
monosakarida yang lain) menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi
menjadi fultural dan turunannya. Furfural ini akan membentuk persenyawaan
dengan naftol ditandai dengan terbentukanya cincin warna violet.
Dari hasil pengamatan bahwa semua larutan yang diuji molisch memiliki
cincin dengan endapan berwarna hitam kecuali maltosa berwarna merah
kecoklatan. Uji molisch yang mengalami perubahan warna menjadi hitam adalah
glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan sukrosa. Hal ini menunjukkan bahwa
fruktosa dan sukrosa memiliki warna hitam yang tebal, hal tersebut karena
fruktosa dan glukosa merupakan monosakarida. Seharusnya uji molisch ini
menghasilkan warna ungu (violet). Namun, warna hitam dihasilkan akibat
pereaksi molisch yang digunakan ternyata rusak.
Uji Karbohidrat Secara Kualitatif(Yatin Dwi Rahayu dan Shella Febrianti Ginanjar)
Pengujian dengan molisch menunjukkan adanya golongan monosakarida
(glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa dan laktosa) dan polisakarida
(amilum) pada larutan karbohidrat.
B. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff merupakan uji karbohidrat yang digunakan untuk
membedakan antara karbohidrat yang mengandung aldehid dan keton. Prinsip dari
uji seliwanoff ini adalah jika setelah pencampuran larutan dengan pereaksi
seliwanoff dilakukan pemanasan, maka sakarida yang tergolong ketosa adalah
yang berwarna merah.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa fruktosa, sukrosa dan madu
mengalami perubahan warna setelah proses pemanasan yang sebelumnya sudah
dicampur dengan pereaksi seliwanoff. Hal tersebut menunjukkan bahwa fruktosa,
sukrosa dan madu termasuk ketosa. Dehidrasi monosakarida ketosa menjadi
furfural lebih cepat dibandingkan dengan aldehid karena aldehid mengalami
transformasi menjadi ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi kemudian
bereaksi dengan resorsnol menghasilkan zat berwarna merah tua.
Sukrosa terdiri dari glukosa dan fruktosa, fruktosa pada sukrosa dapat
menyebabkan perubahan warna menjadi merah. Madu memiliki ketosa karena di
dalamnya mengandung fruktosa sama halnya seperti sukrosa. Berbeda dengan
glukosa, laktosa, amilum dan maltosa tidak terjadi perubahan pada uji seliwanoff.
Hal tersebut terjadi karena glukosa, laktosa, amilum dan maltosa tidak termasuk
golongan ketosa melainkan termasuk golongan aldosa karena memiliki gugus
aldehid dalam struktur kimianya.
C. Uji Barfoed
Uji barfoed pada prinsipnya bertujuan membedakan antara monosakarida
dengan disakarida. Dasar dari pengujian ini adalah ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed
dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida
daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa laktosa dan amilum tidak
mengalami perubahan warna yaitu tetap berwarna biru. Berbeda dengan glukosa,
fruktosa, sukrosa, maltosa, dan madu yang mengalami perubahan dengan
Uji Karbohidrat Secara Kualitatif(Yatin Dwi Rahayu dan Shella Febrianti Ginanjar)
enadapan berwarna merah serta merah bata. Laktosa, maltosa, dan sukrosa tidak
termasuk kedalam golongan monosakarida melainkan termasuk kedalam
disakarida atau oligosakarida. Oleh karena itu, laktosa dan amilum tidak
mengalami perubahan warna. Namun, pada sukrosa terdapat endapan merah bisa
disebabkan kandungan fruktosnya lebih tinggi.
Karbohidrat direduksi pada suasana asam. Dalam asam, polisakarida atau
disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal
inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara monosakarida,
oligosakarida/disakarida, dan polisakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi
dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Reaksi ini positif
untuk monosakarida. Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang
terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang lebih kecil, sehingga
intensitas warna biru yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan larutan
monosakarida. Disakarida juga akan memberikan hasil positif pada larutan
memberikan warna biru dan bagian bawah terdapat endapan kemerahan bila
dididihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
D. Uji Fenilhidrazin
Pada uji fenilhidrazin ini, yang mengalami perubahan yaitu laktosa dan
amilum dimana terdapat serabut putih, sedangkan maltosa terdapat endapan warna
merah. Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton akan
membentuk hidrazon atau osazon apabila dipanaskan bersama fenilhidrazin. Uji
ini didasarkan pada reaksi pembentukan osazon. Senyawa ini terjadi karena gugus
aldehid dan keton berikatan dengan fenilhidrazin.
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan adalah
1. Uji molisch bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatis.
Glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, sukrosa, dan maltosa termasuk ke dalam
karbohidrat dengan ditandai perubahan warna menjadi hitam.
2. Uji barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
Glukosa, fruktosa termasuk kedalam monosakarida terlihat dengan
Uji Karbohidrat Secara Kualitatif(Yatin Dwi Rahayu dan Shella Febrianti Ginanjar)
terdapatnya endapan merah. Pada sampel madu terdapat perubahan warna
itu terjadi karena didalam madu mengandung karbohidrat berupa fruktosa.
3. Uji seliwanoff bertujuan membuktikan adanya ketosa. Fruktosa, madu dan
sukrosa termasuk mengandung karbohidrat yang terdapat ketosa.
4. Uji fenilhidrazin yang memiliki perubahan terbentuknya serabut putih atau
kristal yaitu laktosa dan amilum.
Referensi
Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta
Jalip, IS. 2008. Praktikum Kimia Organik, Edisi kesatu. Laboratorium Kimia Universitas Nasional. Jakarta
Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Christian VA dan Vaclavik EW. 2003. Essentials of Food Science 2nd Edition. London: Kluwer Academic.