2 Suarya, IM; DjajaBaruna AAG; Mudra, IK; Syamsul, AP; Yuda … · 2017. 6. 6. · 3. Batas panjang...
Transcript of 2 Suarya, IM; DjajaBaruna AAG; Mudra, IK; Syamsul, AP; Yuda … · 2017. 6. 6. · 3. Batas panjang...
Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalamsetahun.www.ojs.unud.ac.id
Suarya, IM; DjajaBaruna AAG; Mudra, IK; Syamsul, AP; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan Salain,
IP;Sueca, NP; Suartika, GAM;Susanta, IN; Suryada, IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.
Vo
lum
e (3
) N
om
or
(2)
Edis
i Ju
li20
15
ISSN: 9 772338 505007
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015 i
e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.Artikel biasanya
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,
dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia +62 361 703384 [email protected] @ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id
ii eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Penanggung Jawab
I Made Suarya
Pengarah
A.A. Gde Djaja Baruna
I Ketut Mudra
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik
Bendahara
Ni Made Swanendri
Penyunting dan Reviewer
Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Validasi
I Ketut Mudra
I Made Widja
Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Penerbit
I Made Widja
Ngakan Putu Sueca
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo
Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015 ISSN No. 9 772338 505007
Hak Cipta 2015 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur UNUD untuk mereproduksi, mendistribusikan, dan mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh kontributor.
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015 iii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.
Keterangan umum:
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.
iv eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007
Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah.Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya.Selain
itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya.Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 3 nomor
2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang
sangat terbatas mewarnai volume kelima ini.Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir
arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal
mudah.Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester.Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan.Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 3 nomor 2 ini.
Redaktur
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015 v
Daftar Isi
Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana....................................................................................................... ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ..................................................................................... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ......................................... iii
Editorial .......................................................................................................................................................... iv
Daftar Isi .......................................................................................................................................................... v
1. Pengembangan Fasilitas Lapangan Sepak Bola Persi Putra Jimbaran, Bali (Putu Agus Darmawan, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara) ...................................................................... 1-4
2. Penerapan Konsep “High-Tech” Dalam Bentuk Sayap Terhadap Perancangan Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai, Bali (Made Agus Dwipayana, I Wayan Yuda Manik, I Nengah Lanus) ......................................................................... 5-8
3. Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Informasi di Gianyar, Bali (Made Yostiadi, A.A. Gde Dharma Yadnya, I Ketut Muliawan Salain) ................................................................. 9-14
4. Galeri Seni Lukis Kontemporer di Gianyar, Bali (I Kadek Priyana, Ciptadi Trimarianto, Widiastuti) ............................................................................................ 15-18
5. Pusat Kebugaran “Luxury Club” di Denpasar, Bali (Putu Dony Priasta Bratha, I Made Adhika) ...................................................................................................... 19-24
6. Night Club di Denpasar, Bali (I Putu Cok Ngurah Anggar Giri Putra, I Gusti Budjana, Evert Edward Moniaga) .............................................. 25-30
7. Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Pandawa Sebagai Obyek Pantai di Kabupaten Badung (I Kadek Oka S, I Wayan Gomudha, Gusti Ayu Made Suartika) ....................................................................... 31-36
8. Restoran Perancis di Kabupaten Badung, Bali (Grandi Amedio Adrianza, Anak Agung Gde Dharma Yadnya, I Wayan Yuda Manik) ....................................... 37-40
9. Redesain Pasar Desa Adat Mengwi Kabupaten Badung, Bali (Nyoman Sri Sukasani, A. A. Gde Dharma Yadnya, dan Ni Made Swanendri) .................................................. 41-46
10. Galeri Kerajinan Tangan Bali di Gianyar, Bali (I Kadek Bayu Septyantara, I Nengah Lanus) .................................................................................................. 47-50
11. Pengembangan Desa Bongkasa Pertiwi di Bali sebagai Desa Wisata (I Gusti Ngurah Rai Prayoga Putra, Ngakan Putu Sueca, Ida Bagus Sarjana) .................................................. 51-56
12. Apartemen Ekspatriat di Badung, Bali (I Made Adi Yoga Suwandi, I Nyoman Susanta, I Wayan Gomudha) ................................................................ 57-60
13. Pusat Motor Kustom dan Motor Klasik di Denpasar (I Ketut Mariana, I Ketut Mudra dan Evert Edward Moniaga) ............................................................................ 61-64
14. Perumahan untuk Tenaga Kerja Asing di Kawasan Pariwisata Ubud, Bali (I Komang Adi Bratha Nadha, I Wayan Kastawan, Syamsul Alam Paturusi) ..................................................... 65-68
15. Rekreasi Alam di Kawasan Wisata Jatiluwih di Tabanan (I Putu Dian Suratha, I Gusti Agung Bagus Suryada, dan I Made Adhika) ........................................................ 69-74
16. Pusdiklat Kempo Bali di Gianyar (Agung Angga Wira Raditya, I Made Adhika, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) .............................................. 75-78
17. Pengembangan Taman Kotadi Lumintang Denpasar (I Nyoman Gde Aditya Friantara, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Primayatna) ............................................. 79-84
18. Fasilitas Olahraga Renang di Denpasar (I Putu Windi Adnyana, Syamsul Alam Paturusi, I Putu Sugiantara) ................................................................. 85-90
vi eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007
19. Pusat Komputer di Gianyar (Kadek Edi Saputra, I Made Widja, dan Widiastuti) .......................................................................................... 91-94
20. Pengembangan Pasar Tradisional Semarapura di Kabupaten Klungkung (Anindya Sharira, Ida Bagus Sarjana, Widiastuti) ............................................................................................. 95-98
21. Penataan Kawasan Pura Dalem Sakenan Depasar, Bali (Ni Made Adwi Juliantini, Ngakan Putu Sueca, Ida Ayu Armeli) .......................................................................99-104
22. Lembaga Permasyarakatan Anak di Kabupaten Bangli (I Putu Agus Suryawan, I. B. N. Bupala, I Wayan Yuda Manik) ..................................................................... 105-110
23. Bali Sea Aquarium di Pulau Serangan (Michael Kusuma, I Nyoman Sudiarta, I Gusti Bagus Suryada) ..................................................................... 111-114
24. Pusat GYM dan Yoga di Denpasar (I Gede Dhyiyo Bhargah, I Made Adhika, I Gst A. Bagus Suryada)............................................................... 115-120
25. Pengembangan Kawasan Wisata Air Waduk Muara Nusa Dua di Denpasar (Ni Luh Gede Dian Rahmayanti, I Made Adhika, I Ketut Mudra) .................................................................... 121-126
26. Galeri Seni Kerajinan Klungkung di Klungkung, Bali (Ni Nyoman Thiana Kusuma Wardhani Toestha, Ida Bagus Gde Primayatna, I Wayana Wiryawan) .............. 127-130
27. Pengembangan Pasar Tradisional Negara di Kabupaten Jembrana (I Komang Yogi Tri Susandy, A. A. Gde Dharma Yadnya, A. A. Ayu Oka Saraswati) ..................................... 131-136
28. Taman Remaja di Denpasar, Bali (Savira Septi Anggraini, Nyoman Surata, I Wayan Wiryawan) ....................................................................... 137-142
29. Sekolah Khusus bagi Anak Penyandang Tunagrahita di Gianyar (I Made Gde Pasek Witha Darma, Putu Rumawan Salain, A. A. Gde Djaja Bharuna S)................................. 143-148
30. Restoran Kuliner Indonesia di Denpasar (Pande Putu Dwi Novigga Artha, Nengah Keddy Setiada, A.A. Ayu Oka Saraswati) ..................................... 149-152
31. Redesain Gelanggang Olahraga Debes Tabanan Bertipe B (Gede Yoga Suryawan, A. A. Gde Dharma Yadnya, I Nengah Lanus) .......................................................... 153-158
32. Perubahan Tata-Letak Parhyangan dalam Area Umah di Jalan Wanara Wana, Ubud (I Putu Andika Saputra, Putu Rumawan Salain, A. A. Ayu Oka Saraswati) .................................................... 159-164
33. Pusat Pelatihan Taekwondo di Denpasar (Lidya Indriani Anggita Prameswari, I Wayan Meganada, I. B. Gde Wirawibawa .......................................... 165-168
34. Pasar Barang Bekas di Denpasar (Sinta Lukitasari, A. A. Gde Dharma Yadnya, A. A. Gde Djaja Bharuna S) .................................................... 169-172
35. Penataan Daya Tarik Wisata Taman Mumbul di Sangeh, Badung (Made Ratna Witari, Ida Bagus Ngurah Bupala, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ...................................... 173-176
36. Gedung Kebugaran di Kuta, Bali (I Gede Agus Waisna Putra, I Made Wijaya) ................................................................................................. 177-182
37. Pusat Pengembangan Kain Endek di Badung, Bali (Putu Rista Yuliantini Dewi, Nengah Keddy Setiada, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ........................................ 183-186
38. Pendidikan Seni dan Bahasa Mandarin di Denpasar (Ni Made Dwi Susiyanti, Syamsul Alam Paturusi dan I Nyoman Susanta) ..................................................... 187-192
39. Fasilitas Pembakaran Jenazah Hindu di Denpasar, Bali (I Made Dipayana Ardikusuma, I Made Dwija, A.A. Gde Djaja Bharuna S) .................................................... 193-196
40. Gedung Parkir dan Penataan Halaman Depan Kampus Sudirman (Made Nurjaya Subawa, I Nengah Lanus, I Ketut Muliawan Salain) .............................................................. 197-200
41. Tema Fasilitas Olahraga Renang Bertaraf Internasional di Bali (Ida Bagus Made Widyatama Mandira, I Made Suarya) ................................................................................ 201-206
42. Pusat Pendidikan Musik Modern Dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur di Denpasar, Bali (David Inet Novana, Nengah Keddy Setiada, I Wayan Wiryawan) ................................................................. 207-210
43. Cottage di Kawasan Wisata Pantai Nyanyi Tanah Lot Tabanan, Bali (Komang Sariasih, I Ketut Muliawan Salain, dan I Wayan Yuda Manik)......................................................... 211-216
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015 vii
44. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha di Singaraja (Luh Diantari, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ............................................................. 217-220
45. Pasraman Kepemangkuan di Gianyar (I Made Sudiasa, Ngakan Putu Sueca, Ida Bagus Sarjana) .......................................................................... 221-224
46. Villa Bernuansa Bali di Tabanan (Ni Putu Helsi Pratiwininsih, A. A. Gde Djaja Bharuna, I Ketut Mudra) .......................................................... 225-230
47. Skin House Beauty Centre di Badung, Bali (Sayu Putu Peny Purnama Wati, I Ketut Muliawan Salain, I Ketut Mudra) .................................................... 231-236
48. Rumah Sakit Tipe D di Kecamatan Seririt, Buleleng (Putu Pradnya Lestari Ratmayanti, I Nengah Lanus, I Ketut Mudra) ............................................................. 237-240
49. Panti Jompo Untuk Lansia Miskin dan Terlantar di Denpasar (Made Kerta, Nengah Keddy Setiada, I Wayan Wiryawan) ........................................................................... 241-246
50. Cahapel and Wedding Hall di Badung (Kellin Baquita L. O. Soares, Ciptadi Trimarianto) ........................................................................................ 247-250
51. Rasunami Bagi Karyawan di Denpasar (Kadek Yusron Mulya Prasetya, Nyoman Surata) ........................................................................................ 251-254
Putu Pradnya Lestari Ratmayanti (1119251017)1)
, I Nengah Lanus2)
, dan I Ketut Mudra3)–Rumah Sakit Tipe D Pratama
DIkecamatan Seririt Kabupaten Buleleng 237
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang penting dimiliki oleh manusia, dimana kesehatan memiliki nilai yang ting-
gi.Penyedia pelayanan kesehatan perlu ditunjang dengan pengadaan sarana dan prasarana yang memadai
bagi masayarakat.Pembangunan dalam bidang kesehatan memiliki tujuan untuk kesadaran masyarakat ter-
hadap pentingnya hidup sehat.
Idealnya pembangunan rumah sakit dihitung berdasarkan ratio 1:1000 yang artinya 1 tempat tidur rumah sa-
kit berbanding 1000 penduduk.Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat adalah pelaya-
nan kesehatan dalam bentuk pembangunan rumah sakit.Salah satu Kabupaten yang sesuai untuk pemban-
gunan rumah sakit adalah Kabupaten Buleleng khususnya di Kecamatan Seririt. Rumah sakit ini
RUMAH SAKIT TIPE D PRATAMA DIKECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG
Suatu Pendekatan Konsep Arsitektural
Putu Pradnya Lestari Ratmayanti1)
, I Nengah Lanus2)
, dan I Ketut Mudra3)
1)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 3)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
ABSTRACT
Type D Pratama Hospital is a general hospital providing care services of Grade 3 to increase access for public in order
to ensure the health service effort for individual to provide inpatient and outpatient , emergency service, and other sup-
port services. Type D Pratama Hospital is required to have 4 general practitioners at the least and 1 dentist who pos-
sesses practice license in the hospital. At this time, Buleleng is in the stage of developing and constructing its area which
is divided into 3 area groups according to characteristics of each area. Some areas of program development are such as
agriculture, industry, tourism, and controlling the use of urban space effectively to support public need facilities. The re-
quirements of building health facility are governed by the general provisions of zone designation area of health facility,
including: a. allotment of land in accordance with the pattern of space utilization, b. regional transportation route for
people and goods, c. the health building environment should reflect the order, clean, confortable, reasonably wide spac-
ing between one building and another, availability of pedestrian in the plot and wide rooms of the health building.
Keywords: type d primary hospital, seririt, buleleng, primary hospital
ABSTRAK
Rumah Sakit tipe D Pratama adalah rumah sakit umum yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga)
untuk peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan perorangan yang mem-
berikan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, serta pelayanan penunjang lainnya.Rumah Sakit Kelas D Pra-
tama minimal harus memiliki 4 (empat) orang dokter umum dan 1 (satu) orang dokter gigi yang mempunyai surat izin
praktik di rumah sakit tersebut. Kabupaten Buleleng pada saat ini dalam tahap pengembangan dan pembangunan wi-
layah yang di bagi-bagi menjadi tiga kelompok wilayah menurut karakteristik wilayah masing-masing. Beberapa bidang
yang menjadi program pengembangan seperti pertanian, industri, pariwisata, dan mengendalikan pemanfaatan ruang
kota secara efektif untuk menunjang fasilitas-fasilitas keperluan masyarakat.Persyaratan bangunan fasilitas kesehatan
diatur dengan ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan fasilitas kesehatan, meliputi : a. Peruntukan lahan
sesuai dengan pola pemanfaatan ruang , b. Kawasan dilintasi trayek angkutan orang dan barang, c. Lingkungan bangu-
nan kesehatan harus mencerminkan keteraturan, bersih, nyaman, jarak antar bangunan cukup lebar, tersedia pedestrian
di dalam kapling, ruang-ruang bilik bangunan kesehatan cukup luas.
Kata kunci: rumah sakit tipe d pratama, seririt, buleleng, pratama
238 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007
direncanakan di Kecamatan Seririt ini dikarenakan Kecamatan Seririt baru memiliki satu bangunan rumah
sakit yang melayani beberapa kecamatan di sekitarnya. Kecamatan Seririt terletak di tengah-tengah antara
Kecamatan Gerogak di sebelah barat, Kecamatan Busungbiu di sebelah selatan dan Kecamatan Banjar di
sebelah timur. Rumah sakit ini akan melayani empat kecamatan yang memiliki jumlah penduduk total
264.103 jiwa. Rata-rata penyakit yang dialami olaeh masayarakat di empat kecamatan ini adalah diare se-
banyak 5.510 orang pertahun, TBC sebanyak 629 orang pertahun, BTA sebanyak 69 orang pertahun, dan
DB sebanyak 28 orang per tahun (Kabupaten Buleleng Dalam Angka Tahun 2013).
Di Kecamatan Seririt baru memiliki satu rumah sakit yang melayani 4 Kecamatan tersebut.Rumah sakit di
Kecamatan Seririt hanya memiliki 46 tempat tidur, itu berarti jumlah tempat tidur kurang dari kebutuhan pen-
duduk yang memerlukan sekitar 265 tempat tidur.
Oleh karena itu, pembangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama sangat diperlukan bagi masyarakat di Kecama-
tan Seririt untuk menambah sarana dan prasarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat Seri-
rit.Pembangunan juga diperlukan dengan alasan jarak rumah sakit pemerintah atau pusat terlalu jauh dari
Kecamatan Seririt.Rumah Sakit Tipe D Pratama bersifat transisi dengan kemampuan memberikan pelaya-
nan paling sedikit dua pelayanan medik spesialis dasar dan harus memiliki jumlah tempat tidur minimal 50
buah.Pada rumah sakit ini dapat melayani pasien 24jam/7 hari untuk meningkatkan kualitas kesehatan ma-
syarakat di Kecamatan Seririt.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas tersebut, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :a) Bagaimana
kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan Seririt? b) Apa yang dimaksud dengan Rumah Sakit Tipe D
Pratama? c)Fasilitas apa saja yang terdapat didalam Rumah Sakit tipe D Pratama?
Tujuan
Tujuan dari proyek ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat
yang berada di Kecamatan Seririt, dan agar dapat membantu meningkatan kualitas kesehatan bagi masya-
rakat Seririt dan perumusan konsep arsitektur terhadap perncanaan Rumah Sakit Tipe D Pratama ini untuk
membuat bangunan Rumah Sakit yang sesuai dengan pertimbangan kenyamanan, keamanan, kebersihan ,
dan kondisi lingkungan sekitar wilayah perencanaan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: Pengumpulan Data Primer:
Pengumpulan data primer diperoleh dari sumber-sumbernya secara langsung, seperti data RTRW (Rencana
Tata Ruang Wilayah), Buleleng dalam angka tahun 2013, data karakteristik lokasi yang akan dijadikan tem-
pat pengadaan proyek. Data-data tersebut didapat dengan cara sebagai berikut:a.Observasi :Data-data
yang diperoleh melalui pengamatan dan pencatatan secara langsung di Kecamatan Seririt seperti data ka-
rakteristik lokasi. b. Wawancara :Pada metode ini, data-data diperoleh dari memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang terkait kepada pegawai pemerintahan bagian BAPPEDA Kabupaten Buleleng mengenai
lokasi dan wilayah-wilayah yang boleh dibangun bangunan rumah sakit, pegawai di Kecamatan Seririt ten-
tang jumlah rumah sakit yang ada disana dan pihak-pihak yang terkait lainnya.Pengumpulan data sekunder
diperoleh dari pihak-pihak lain yang kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses peran-
cangan. Teknik yang digunakan adalah Teknik literatur, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan data-data
dan buku yang terkait dengan pembahasan Rumah Sakit Tipe D.
TEMA DAN KONSEP PERANCANGAN
Tema
Tema adalah suatu pola atau dasar dari sebuah pemikiran yang berulang kembali diseluruh perancangan
proyek.Tema dapat diwujudkan sebagai bentuk fisik dari bangunan yang mengekspresikan perilaku penggu-
nanya. Dalam menentukan sebuah tema diperlukan pendekatan-pendektan yang akan menjadi dasar per-
timbangan yang digunakan dalam menentukan tema dari Rumah Sakit Tipe D Pratama di Seririt, antara lain:
1) Pendekatan segi budaya setempat: Menyesuaikan fasilitas yang akan direncanakan agar tetap dapat
tampil menyatu dengan bangunan-bangunan sekitarnya. Penyesuaian terhadap pendekatan ini dalam batas-
batas yang disesuaikan dengan fungsi bangunan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan. 2) Pendekatan
Putu Pradnya Lestari Ratmayanti (1119251017)1)
, I Nengah Lanus2)
, dan I Ketut Mudra3)–Rumah Sakit Tipe D Pratama
DIkecamatan Seririt Kabupaten Buleleng 239
fungsi: Fungsi perencanaan bangunan ini adalah sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat
umum yang akan melayani medis secara pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, sehingga membutuhkan
suasana yang tenang dan bersih, dimana secara tidak langsung memberi dampak positif bagi pasien.
Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era Post Modern yai-
tu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an. Ciri-ciri Arsitektur Neo Vernakular adalah
sebagai berikut : 1) Selalu menggunakan atap limasan yang menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir
ke tanah sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut. 2) Peng-
gunaan bahan batu bata yang mendominasi bangunan. 3)Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang
ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal. 4) Kesatuan antara interior yang terbuka melalui ele-
men yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan. 5) Warna-warna yang kuat dan kontras. Berda-
sarkan pada penjabaran rumusan tema diatas, maka prinsip-prinsip umum yang akan ditampilkan pada ban-
gunan Rumah Sakit Tipe D Pratama Di Seririt ini adalah sebagai berikut: a) Penggunaan atap limasan. b)
Menggunakan bahan batu bata sebagi pendominasi bangunan. c) Penggunaan ornament-ornamaen khas
Bali yang mencirikan identitas Bali. d) Penggunaan warna yang kontras sebagai viual eksterior bangunan. e)
Bangunan ini menggunakan teknologi yang modern.
Konsep Sirkulasi Tapak
Tujuan dari pembuatan analisis konsep sirkulasi tapak adalah untuk menentukan jalur sirkulasi pada ta-
pak.Didalam konsep sirkulasi ini memiliki dasar pertimbangan sebagai berikut: a) Kesesuaian dengan tema,
b) Sirkulasi yang aman dan nyaman, c) Kemudahan dalam pencapaian.Analisis yang digunakan untuk me-
nentukan konsep ini adalah sirkulasi main entrance dibedakan antara masuk dan keluarnya kendaraan ke
dan dari site agar membuat nyaman bagi para pengunjung rumah sakit.
Gambar 1. Alur sirkulasi
Konsep Entrance Tapak
Tujuan dari pembuatan analisis konsep entrancetapak adalah untuk menentukan tampilan entrance pada
tapak agar sesuai dengan tema yang digunakan.Didalam konsep entarace ini memiliki dasar pertimbangan
sebagai berikut: a) Mudah dikenal dan dilihat, b) Keamanan dan kelancaran sirkulasi diluar dan didalam ta-
pak, c) Memiliki batas-batas yang jelas. Analisis yang digunakan untuk menentukan konsep ini adalah Per-
timbangan kelancaran dan keamanan :Aktifitas dan civitas dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, ambul-
ance, mobil, dan motor, sehingga perlu dibagi sirkulasinya agar tidak mengganggu keamanan dan
kenyamanan penggunanya.Entrance pengunjung dibuat seperti candi bentar yang berada dibagian terluar
pura dan dimodifikasi agar menyesuaikan dengan fungsi bangunan yaitu rumah sakit.Penggunaan candi
bentar agar mencirikhaskan bangunan dan mengikuti bangunan disekitarnya. Tinggi candi bentar 7 meter
dengan penggunaan material batu bata dan paras agar menyesuaikan dengan tema yaitu arsitektur neo
vernacular.
Sirkulasi untuk
pengelola,
servis, dan
ruang duka.
Sirkulasi untuk
pengunjung
dan pasien.
240 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007
Gambar2. Entrance tapak
Konsep Zoning Tapak
Tujuan dari pembuatan analisis konsep zoning tapak adalah untuk menentukan zoning pada tapak.Didalam
konsep zoning ini memiliki dasar pertimbangan sebagai berikut: a) Kesesuaian dengan tema, b) kesesuaian
dengan fungsi bangunan, c) Kemudahan dalam beraktifitas. Analisis yang digunakan untuk menentukan
konsep ini adalah pertimbangan kesesuaian dengan fungsi: Fungsi antar bangunan memiliki tingkat kegawat
daruratan yang berbeda, sehingga zoning dibuat berdasarkan tingkat gawat darurat dalam penanganan pa-
sien.
Konsep Pola dan Bentuk Massa
Gambar3. Zoning tapak
Putu Pradnya Lestari Ratmayanti (1119251017)1)
, I Nengah Lanus2)
, dan I Ketut Mudra3)–Rumah Sakit Tipe D Pratama
DIkecamatan Seririt Kabupaten Buleleng 241
Tujuan dari pembuatan analisis konsep pola dan bentuk massa adalah untuk menentukan jalur sirkulasi pa-
da tapak. Didalam konsep sirkulasi ini memiliki dasar pertimbangan sebagai berikut: a) Kesesuaian dengan
tema, b) Kesesuaian dengan fungsi bangunan, c) Efisiensi.Analisis yang digunakan untuk menentukan kon-
sep ini adalah pertimbangan kesesuaian dengan fungsi bangunan yaitu, setiap bangunan memiliki fungsinya
masing yang saling berhubungan, koridor adalah salah satu penghubung antar bangunan yang ada pada ta-
pak.Pola bangunan pada tapak menggunakan pola radial atau majemuk yang dapat memudahkan dalam
akses sirkulasinya.Bentuk bangunan menggunakan bentuk segitiga pada bagian atap untuk mendukung ke-
sesuaian terhadap tema yang digunakan.Penggunaan pola persegi pda bagian badan bangunan.Kombinasi
anatara bentuk segitiga dan persegi menciptakan bentuk bangunan yang sesuai dengan konsep Arsitektur
Neo Vernakular yang digunakan pada tema bangunan Rumah Sakit tipe D Pratama ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam pembuatan tema dan konsep sebuah rumah sakit harus mencermati dalam pemilihan tema yang be-nar dan sesuai dengan karakteristik bangunan rumah sakit itu sendiri.Agar tidak menimbulkan kesan yang tidak sesuai dengan arti dari rumah sakit itu sendiri.Konsep akan mencerminkan bangunan itu seperti apa dan bagaimana fungsi didalamnya. Beberapa konsep yang penting dalam pembangunan rumah sakit adalah konsep sirkulasi, konsep entrance dan konsep zoning. Konsep akan membuat fungsi bangunan menjadi ma-tang dan akan membuat keselarasan dalam hubungan manusia dan bangunan yang akan digunakan, seper-ti halnya dalam tingkat kenyamanan, keamanan, dan kelancaran. Dalam bangunan rumah sakit konsep sir-kulasi adalah hal yang sangat penting karena kelancaran operasional rumah sakit tidak boleh terjadi cross sirculation agar kenyamanan dan keamanan bisa berjalan dan terlaksana dengan baik. Dari simpulan yang didapat bentuk site plan dan layout plan dari rancangan bangunan Rumah Sakit Tipe D Pratama di Kecama-tan Seririt Kabupaten Buleleng sebagai berikut:
Gambar4. Tampak depan site
Gambar5. Tampak samping site
242 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007
SITE PLAN
LAYOUT PLAN
REFERENSI
BPS Kabupaten Buleleng.2014. Buleleng Dalam Angka tahun 2013. Buleleng: BPS Kabupaten Buleleng. BAPPEDA Kabupaten Buleleng.2013. Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033. Buleleng: BAPPEDA. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C. Jakarta: Sekretariat Jendral Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Permenkes RI nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Stan-dar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.Jakarta : Kemenkes RI. Menkes RI. 2010. Permenkes RI nomor 340 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Kasifikasi Rumah Sakit. Ja-karta: Menkes RI. Menkes RI. 2014 .Permenkes RI nomor 24 tahun 2014 tentang Rumah Sakit Kelas D Pratama.Jakarta : Ke-menkes RI. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang no.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Sekretariat Negara. Jakarta.
Perletakan massa bangunan
pada site plan ditentukan
berdasarkan tingkat kega-
watdaruratan dalam peninda-
kan pasien. Sirkulasi dibeda-
kan menjadi 2 entrance in
yang berbeda, itu dikarena-
kan agar mobil ambulance ti-
dak mengalami sirkulasi yang
krodit pada site.
Konsep zoning pada site ter-
lihat pada gambar layout plan
yang meperlihatkan perleta-
kan-perletakan dalam posisi
bangunan dan ruang-ruang
yang ada pada
site.Bangunan- bangunan ini
disesuaikan dengan zoning
dalam perletakan nya agar
dapat memudahkan dan
memperlancar sirkulasi yang
terjadi pada setiap bangunan.
Gambar7. Layout Plan
Gambar6. Site Plan