2. Proses Perancangan menurut Kotler dan Andreasen antara lain fileMenentukan sistem struktur...
Transcript of 2. Proses Perancangan menurut Kotler dan Andreasen antara lain fileMenentukan sistem struktur...
6
2. Proses Perancangan menurut Kotler dan Andreasen antara lain :
a. Menentukan objektif, misi dan tujuan spesifik organisasi secara luas yang
memerlukan peran pemasaran strategis.
b. Menilai ancaman dan peluang dari lingkungan luar yang dapat ditunjukan oleh
pemasaran untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar.
c. Mengevaluasi sumber daya serta keahlian potensial dan nyata dari organisasi
untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada atau menyingkirkan ancaman
yang tampak dalam analisis lingkungan eksternal.
d. Menentukan sistem struktur organisasi yang perlu dalam fungsi pemasaran, agar
pelaksanaan strategi yang telah disusun dapat dipastikan.
e. Merumuskan strategi pemasaran pokok untuk mencapai tujuan yang spesifik.
f. Menempatkan sistem dan struktur organisasi yang perlu dalam fungsi pemasaran
agar pelaksanaa strategi yang telah disusun dapat dipastikan.
g. Menetapkan rincian dan taktik untuk melaksanakan strategi pokok dalam masa
perencanaan, termasuk jadwal kegiatan dan tugas tanggung jawab tertentu.
h. Menetapkan patokan untuk mengukur hasil sementara dan hasil akhir program
i. Melaksanakan program yang telah direncanakan
j. Mengatur kinerja dan strategi pokok, rincian taktis, atau keduanya bila diperlukan.
Dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah sebuah proses pemecahan masalah
yang disertai dengan pemikiran kreatif guna mencapai hasil yang maksimal.
7
B. Tinjauan Buku
1. Pengertian buku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah sejumlah kertas lembar yang
berjilid, berisi tulisan atau kosong. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku
disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika,
kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan
komputer dan Internet (jika aksesnya online). (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke
dua:1996)
Hurlock (2000), menilai buku sebagai bacaan yang mengandung nilai positif bagi
perkembangan anak diantaranya:
a. Secara psikologis membaca merupakan salah satu bentuk bermain yang sehat.
b. Membaca mendorong anak untuk mengembangkan sumber daya yang ada di
dalam dirinya sehingga anak dapat menikmati waktu luangnya apabila tidak
ada tempat bermain.
c. Merangsang kreatifitas membaca yang sangat berguna bagi hidupnya.
d. Merangsang kreatifitas dengan bertambahnya pengetahuaan wawasan dan
pengembangan minat.
2. Sejarah perkembangan buku
a. Perkembangan Buku Sebelum Revolusi Industri
Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan.
Penyampaian informasi, cerita-cerita, nyanyian, do’a-do’a, maupun syair,
disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri
yang menandai tradisi ini. Semuanya dihafal, kian hari, kian banyak saja hal-hal
8
yang musti dihafal. Karena banyaknya, sehingga akhirnya mereka kewalahan atau
tidak mampu menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya
dalam tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut sebagai buku kuno.
Buku kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas kertas
modern seperti sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas keping-keping batu
(prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Papyrus adalah
tumbuhan sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil. Mesir
merupakan bangsa yang pertama mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan
hieroglif yang diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk hurufnya berupa gambar-
gambar. Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di kertas papyrus. Kertas
papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang disebut sebagi bentuk awal
buku atau buku kuno.
Selain Mesir, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus untuk membuat
tulisan. Panjang gulungan papyrus itu kadang-kadang mencapai puluhan meter. Hal
ini sungguh merepotkan orang yang menulis maupun yang membacanya. Karena
itu, gulungan papyrus ada yang dipotong-potong. Papyrus terpanjang terdapat di
British Museum di London yang mencapai 40,5 meter.
Kesulitan menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari mengantarkan
perkembangan bentuk buku mengalami perubahan. Perubahan itu selaras dengan
fitrah manusia yang menginginkan kemudahan. Dengan akalnya, manusia terus
berpikir untuk mengadakan peningkatan dalam peradaban kehidupannya. Maka,
pada awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit
domba terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan codex.
Perkembangan selanjutnya, orang-orang Timur Tengah menggunakan kulit
domba yang disamak dan dibentangkan. Lembar ini disebut pergamenum yang
9
kemudian disebut perkamen, artinya kertas kulit. Perkamen lebih kuat dan lebih
mudah dipotong dan dibuat berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan. Inilah
bentuk awal dari buku yang berjilid.
Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku
berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana.
Bentuknya seperti lipatan-lipatan kain korden. Buku-buku kuno itu semuanya
ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al-
Qur’an yang dibuat dengan ditulis tangan.
Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan buku kuno.
Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah ditulisi itu lalu
dijilid hingga membentuk sebuah buku.
Perkembangan perbukuan mengalami perubahan signifikan dengan
diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku
penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu lahirnya era baru dunia perbukuan
itu bernama Ts’ai Lun. Ts’ai Lun berkebangsaan Cina. Hidup sekitar tahun 105
Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti di daratan Cina. Penemuan Ts’ai Lun telah
mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan. Sehingga, pada abad kedua, Cina
menjadi pengekspor kertas satu-satunya di dunia.
Sebagai tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama kali
merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan dari dunia perbukuan.
Penemu mesin cetak itu berkebangsaan Jerman bernama Johanes Gensleich Zur
Laden Zum Gutenberg.
Gutenberg telah berhasil mengatasi kesulitan pembuatan buku yang dibuat
dengan ditulis tangan. Gutenberg menemukan cara pencetakan buku dengan huruf-
huruf logam yang terpisah. Huruf-huruf itu bisa dibentuk menjadi kata atau
10
kalimat. Selain itu, Gutenberg juga melengkapi ciptaannya dengan mesin cetak.
Namun, tetap saja untuk menyelesaikan satu buah buku diperlukan waktu agak
lama karena mesinnya kecil dan jumlah huruf yang digunakan terbatas.
Kelebihannya, mesin Gutenberg mampu menggandakan cetakan dengan cepat dan
jumlah yang banyak.
Gutenberg memulai pembuatan mesin cetak pada abad ke-15. Teknik cetak
yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum akhirnya
ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset, yang
ditemukan pada pertengahan abad ke-20.
b. Perkembangan Buku Setelah Revolusi Industri
Di era modern sekarang ini perkembangan teknologi semakin canggih.
Mesin-mesin offset raksasa yang mampu mencetak ratusan ribu eksemplar buku
dalam waktu singkat telah dibuat. Hal itu diikuti pula dengan penemuan mesin
komputer sehingga memudahkan untuk setting (menyusun huruf) dan layout (tata
letak halaman). Diikuti pula penemuan mesin penjilidan, mesin pemotong kertas,
scanner (alat pengkopi gambar, ilustrasi, atau teks yang bekerja dengan sinar laser
hingga bisa diolah melalui komputer), dan juga printer laser (alat pencetak yang
menggunakan sumber sinar laser untuk menulis pada kertas yang kemudian di
taburi serbuk tinta).
Semua penemuan menakjubkan itu telah menjadikan buku-buku sekarang
ini mudah dicetak dengan sangat cepat, dijilid dengan sangat bagus, serta hasil
cetakan dan desain yang sangat bagus pula. Tak mengherankan bila sekarang ini
kita dapati berbagai buku terbit silih berganti dengan penampilan yang semakin
menarik. (http://nounnayanie.wordpress.com/sejarah-perkembangan-buku/)
11
3. Jenis-jenis buku
a. Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya
dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa
Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”.Novel lebih panjang
(setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi
keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel
bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari,
dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur
ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.
Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam
subyek yang bervariasi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Novel)
b. Cergam
Arswendo Atmowiloto mengungkapkan bahwa cergam sama dengan komik,
gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan lain-lain. Buku cerita
bergambar anak secara umum yaitu sebuah bentuk buku yang ilustrasinya berperan
penting dalam keseluruhan alur cerita. Buku certita bergambar disertai pula tulisan-
tulisan, karena buku certa bergambar mempunyai rangkaian cerita. Dapat dibedakan
beberapa jenis buku cerita bergambar yaitu:
1) Baby Books
Baby books untuk bayi dan balita (dibawah umur 3 tahun).
Kebanyakan materinya berupa pantun dan nyanyian sederhana (lullabies and
nursery rhymes). Permainan dengan jari, atau sekadar ilustrasi cerita tanpa
kata-kata sama sekali. Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan
12
dengan isi materi. Buku-buku untuk balita biasanya berupa cerita sederhana.
Ceritannya tentang pengenlan warna, angka, bentuk-bentuk dan lain-lainnya.
2) Picture Books
Untuk anak usia 4-8 tahun. Cerita dalam format ini dapat menjangkau
sampai anak 10 tahun. Plotnya masih sederhana, dengan satu karakter utama
yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi
dan pola pikir anak. Ilustrasi merupakan salah satu yang sanga berperan besar
dengan teks dalam penyampaian cerita. Buku anak jenis ini biasannya
sebagai persiapan bagi pembaca yang memasuki masa-masa puncak
dispektrum usianya.
3) Early Picture Book
Sebentuk dengan picture book, untuk usia-usia akhir di batas 4 hingga 8
tahun. Ceritannya sederhana banyak buku jenis ini yang dicetak ulang dalam
format board book untuk melebarkan jangkauan pembacanya.
4) Easy Reader
Buku jenis ini dukenal dengan sebutan easy-to-read. Buku-buku jenis ini
biasanya untuk anak-anak yang baru mulai membaca sendiri(usia 6-8 tahun)
masih tetap ada ilustrasi berwarna disetiap halamannya tetapi dengan format
yang sedikit lebih dewasa. Cerita disampaikan dalam bentuk aksi dan
percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat sederhana biasannya
ada 2-5 kalimat di tiap halamannya.
5) Transition Books
Transition books disebut juga sebagai “chapter books tahap awal” untuk
anak usia 6-9 tahun, gaya penulisannya persis seperti easy readers. Namun
13
lebih panjang serta dilengkapi dengan ilustrasi hitam-putih di beberapa
halamannya.
6) Chapter Books
Untuk usia 7-10 tahun. Kisahnya lebih padat dibandingkan jenis
transition book, walaupun tetap memakai banyak aksi petualangan kalimat-
kalimatnya mulai sedikit komplek, tapi paragraph yang dipakai pendek (rata-
rata 2-4 kalimat). Tipikal dari jenis ini adalah cerita di akhir setiap bab dibuat
menggantung di tengah-tengah sebuah kejadian agar pembaca penasaran dan
terstimulasi untuk terus membaca terus membuka bab-bab berikutnya.
7) Middle Grade
Untuk usia 8-12 tahun merupakan usia yang tepat anak dalam membaca.
Naskahnya lebih panjang, ceritanya mulai kompleks dan tema-temanya lebih
modern. Anak-anak di usia ini mulai tertarik dan mengidolakan karakter
dalam cerita. Kelompok fiksi mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga
petualangan fantasi, sementara yang masuk kelompok nonfiksi antara lain
biografi, iptek dan topik-topik multi budaya.
8) Young Adult
Untuk usia lebih dari 12 tahun, plot ceritanya bisa dengan banyak
karakter utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan. Tema-
tema yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja saaat ini.
Buku cerita bergambar yang berbentuk board books (buku yang kertasnya
sangat tebal seperti karton). Pop-ups (buku yang halamannya bentuk 3
dimensi) lift the flaps atau buku-buku khusus (buku-buku yang dapat
bersuara). Salah satunya adalah flip book (buku flip).
14
c. Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar
tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan
cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks.
Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam
koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri
(http://goldensketch.blogspot.com/2010/08/definisi-komik.html)
Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling,
dimana ia mendefinisikan komik sebagai “tatanan gambar dan balon kata
yang berurutan, dalam sebuah buku komik.” Sebelumnya, di tahun 1986,
dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan eknis dan
struktur komik sebagai sequential art, “susunan gambar dan kata-kata untuk
menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”.Dalam buku
Understanding Comics (1993) Scott McCloud mendefinisikan seni
sequential dan komik sebagai “juxtaposed pictorial and other images in
deliberate sequence, intended to convey information and/or to produce an
aesthetic response in the viewer”.
Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik. sebagian
diantaranya berpendapat bahwa bentuk cetaknya perlu ditekankan, yang lain
lebih mementingkan kesinambungan image dan teks, dan sebagian lain lebih
menekankan sifat kesinambungannya (sequential). Definisi komik sendiri
sangat supel karena itu berkembanglah berbagai istilah baru seperti:
1) Picture stories – Rodolphe Topffer (1845)
2) Pictorial narratives – Frans Masereel and Lynd Ward (1930s)
3) Picture novella – dengan nama samaran Drake Waller (1950s).
15
4) Illustories – Charles Biro (1950s)
5) Picto-fiction – Bill Gaine (1950s)
6) Sequential art(graphic novel) – Will Eisner (1978)
7) Nouvelle manga – Frederic Boilet (2001)
Untuk lingkup nusantara, terdapat sebutan tersendiri untuk komik seperti
diungkapkan oleh pengamat budaya Arswendo Atmowiloto (1986) yaitu
cerita bergambar atau disingkat menjadi cergam yang dicetuskan oleh
seorang komikus Medan bernama Zam Nuldyn sekitar tahun 1970.
Sementara itu Dr. Seno Gumira Ajidarma (2002), jurnalis dan pengamat
komik, mengemukakan bahwa komikus Teguh Santosa dalam komik Mat
Romeo (1971) mengiklankannya dengan kata-kata “disadjikan setjara filmis
dan kolosal” yang sangat relevan dengan novel bergambar.
d. Ensiklopedi
Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi
penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut
abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.
Kata “ensiklopedia” diambil dari bahasa Yunani, enkyklios paideia yang
berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya
ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua
lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan
dengan kamus dan ensiklopedia-ensiklopedia awal memang berkembang dari
kamus. Perbedaan utama antara kamus dan ensiklopedia ialah bahwa sebuah
kamus hanya memberikan definisi setiap entri atau lemma dilihat dari sudut
pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim saja,
sedangkan sebuah ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih
16
mendalam dari yang kita cari. Sebuah ensiklopedia mencoba menjelaskan
setiap artikel sebagai sebuah fenomena. Atau lebih singkat: kamus adalah
daftar kata-kata yang dijelaskan dengan kata-kata lainnya sedangkan sebuah
ensiklopedia adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang kala dilengkapi
dengan gambar untuk lebih menjelaskan.
e. Nomik
Nomik adalah singkatan dari novel komik.
f. Antologi (kumpulan)
Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti
“karangan bunga” atau “kumpulan bunga”, adalah sebuah kumpulan dari
karya-karya sastra. Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi
(termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun,
antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek,
novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan
karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan
dalam radio dan televisi juga tergolong antologi. KBBI mendefinisikan
antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa
orang pengarang. Antologi dapat pula disebut bunga rampai.
g. Dongeng
Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif
dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral,
yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk
lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari
pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari
generasi kegenerasi. Dalam satu buku, bisa terdiri atas satu atau lebih
17
dongeng. Sekarang, banyak buku-buku dongeng yang merupakan saduran
dan disesuaikan dengan kehidupan masa kini.
h. Biografi
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal lahir atau
mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang
perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian. Biografi yang
ditulis sendiri oleh tokohnya dinamakan autobiografi.
i. Catatan harian (jurnal/diary)
Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian atau
catatan harian itu sendiri, misalnya catatan harian Anne Frank. Buku yang
dibuat berdasarkan catatan harian misalnya, Bersaksi di Tengah Badai karya
Wiranto.
j. Novelet
Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk
dikatakan novel terlalu pendek. Jumlah halaman novelet diperkira berada di
antara 40-50 halaman. Namun, batasan ini sangat relatif, tidak mutlak.
k. Fotografi
Fotografi berasal dari 2 kata yaitu photo yang berarti cahaya dan graph
yang berarti tulisan atau lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses
melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah
umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar
atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai
obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk
menangkap cahaya ini adalah kamera.
18
Karya-karya foto seseorang atau beberapa orang dapat saja dijadikan
buku. Buku jenis ini akan lebih menarik jika disertai keterangan mengenai
objeknya. Untuk kepentingan lain, buku fotografi ini bisa juga berisi
penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan foto-foto seperti
yang tercetak.
l. Karya ilmiah
Laporan penelitian, disertai, tesis, skripsi, dan sebagainya.
m. Tafsir
Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-quran agar
maksudnya lebih mudah dipahami. Tafsir harfiah berarati tafsir kata demi
kata, tafsir mimpi adalah penggunaan ciri-ciri modern untuk menguraikan
arti mimpi. Buku yang berisi materi tentang hal ini dinamakan buku tafsir.
n. Kamus
Kamus adalah buku acuan yg memuat kata dan ungkapan, biasanya
disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau
terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yg memuat
kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan
tentang makna dan pemakaiannya (KBBI). Wikipedia menguraikan kamus
sebagai sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus
berfungsi membantu seseorang mengenal kosakata baru. Selain menerangkan
maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul
(etimologi) kata dan juga contoh penggunaannya. Untuk memperjelas, kamus
juga dapat disertai ilustrasi.
19
o. Panduan (how to)
Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam,
berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di luar
negeri, dan sebagainya.
p. Atlas
Kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam bentuk
buku, atasl juga ditemukan dalam bentuk multimedia, misalnya Google
Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara,
statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi.
q. Ilmiah
Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan. Misalnya, buku yang
disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam bahasa ilmiah.
r. Teks
Sederhananya adalah buku pelajaran, diktat, modul.
s. Mewarnai
Buku jenis ini identik dengan buku anak-anak, isinya biasanya berupa
garis-garis yang membentuk gambar. Fungsinya, adalah membantu anak-
anak untuk belajar mewarnia objek.
(http://hilmo22.wordpress.com/2008/09/09/)
4. Coffee Table Book
a. Pengertian Coffee Table Book
Sebuah buku yang lebar, tebal dan berat yang kemungkinan besar tak
muat di rak buku standar milik Anda. Buku-buku yang dicetak secara mewah
itu umumnya berupa katalog lukisan, foto, benda-benda antik, atau sejarah
20
yang berisi gambar-gambar cantik. Yang membedakannya dari buku biasa
adalah ukurannya yang besar sehingga lebih cocok ditaruh di meja ketimbang
di rak buku. Buku-buku semacam ini disebut coffee table book, yang memang
dirancang untuk diletakkan di meja kopi atau wadah sejenis di tempat para
tamu duduk dan bersantai.
Buku ini diharapkan akan memberi inspirasi dalam percakapan atau
pengusir kebosanan para tamu. Jadi, kalau Anda bertamu dan harus duduk
menunggu si empunya rumah dan di meja ada sebuah buku besar, silahkan
buku dan nikmatinya isinya.
Buku-buku jenis ini umumnya buku nonfiksi yang terutama berisi foto
dan ilustrasi, lengkap dengan keterangan foto dan teks-teks pendek,
berlawanan dengan teks-teks panjang di buku-buku prosa biasa.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Coffee_table_book )
b. Sejarah Coffee Table Book
David R. Brower, bekas direktur eksekutif Sierra Club, sering disebut-
sebut sebagai penggagas buku-meja-kopi modern ini. Setelah tujuh tahun
memimpin kelompok penyelamat lingkungan Amerika Serikat itu, Brower
bermaksud mengkampanyekan alam-alam liar yang perlu dilindungi itu
dengan menerbitkan, "Sebuah halaman yang cukup besar untuk menampung
dinamika gambar. Mata harus disiapkan untuk bergerak di sekitar batas-batas
gambar, bukan mengarahkannya semua sekaligus," kata dia.
Maka terbitlah This is the American Earth yang berisi foto-foto karya
Ansel Adams dan fotografer lain serta teks oleh Nancy Newhall. Buku itu
terbit pada 1960 sebagai bagian dari seri buku "Exhibit Format", yang terdiri
dari 20 judul. Buku itu besar dan berat, lebarnya seperempat meter dan
21
panjangnya sekitar 30 sentimeter. Seri buku itu menampikan foto-foto karya
Ansel Adams, Eliot Porter, dan fotografer lain, yang disertai tulisan karangan
Henry David Thoreau, Wallace Stegner, dan pengarang-pegarang alam
Amerika lainnya.
Buku itu menuai popularitas bagi klub tersebut dan meraih banyak
penghargaan dan membuat Brower menjadi sorotan secara nasional. Setelah
seri pertama buku itu terbit, Brower melepas jabatannya di klub itu dan
menghabiskan waktunya dalam merancang dan menerbitkan buku-buku
sejenis.
Setelah itu banyak orang menerbitkan buku-buku mewah ini. Ratu pop
Madonna, misalkan, menerbitkan Sex, yang berisi pose-pose erotiknya, dalam
bentuk buku jenis ini pada 1992.
Gianni Versace, perancang busana terkenal Italia, juga memusatkan
diri dalam penerbitan serangkai buku-meja-kopi ketika karirnya mulai
menanjak pada 1980-an. Buku-buku itu menampilkan sketsa-sketsanya dan
foto karyanya yang dijepret fotografer seperti Richard Avedon.
(http://www.ruangbaca.com/ruangbaca/?doky=MjAwOQ==&dokm=MDY=&
dokd=MjY=&dig=YXJjaGl2ZXM=&on=U0xQ&uniq=ODg4)
C. Jajanan
1. Pengertian Jajanan.
Pengertian jajanan (Street Foods) adalah jenis makanan yang dijual dikaki lima,
pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, di tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis
(Winarno, 1997). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003, makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah
22
oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran,
dan hotel. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/VII/2003, pada pasal 2 disebutkan penjamah makanan jajanan
adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan makanan
dan peralatannya sejak dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan
sampai dengan penyajian. Penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan
pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain: tidak
menderita penyakit mudah menular misalnya batuk, pilek, influenza, diare, penyakit
perut sejenisnya; menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya) menjaga
kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian; memakai celemek, dan tutup kepala;
mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan; menjamah makanan harus
memakai alat/perlengkapan, atau dengan alas tangan; tidak sambil merokok, menggaruk
anggota badan (telinga, hidung, mulut atau bagian lainnya) tidak batuk atau bersin di
hadapan Pada pasal 9 juga disebutkan bahwa makanan jajanan yang dijajanan harus
dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup. Pembungkus yang digunakan dan atau
tutup makanan jajanan harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan.
(http://riarusendy89.blogspot.com/2012/12/pengertian-makanan-jajanan.html)
2. Manfaat Jajanan
Peranan makanan jajanan mulai mendapat perhatian secara internasional terhadap
studi dan perkembangan makanan jajanan. Peranan makanan jajanan sebagai
penyumbang gizi dalam menu sehari-hari yang tidak dapat disampingkan. Makanan
jajanan mempunyai fungsi sosisal ekonomi yang cukup penting, dalam arti
pengembangan makanan jajanan dapat meningkatkan sosial ekonomi pedagang. Di
samping itu, makanan jajanan memberikan kontribusi gizi yang nyata terhadap konsumen
23
tertentu (Persagi, 1992). Kebiasaan jajan di sekolah sangat bermanfaat jika makanan yang
dibeli itu sudah memenuhi syarat-syarat kesehatan, sehingga dapat melengkapi atau
menambah kebutuhan gizi anak. Disamping itu juga untuk mengisi kekosongan lambung,
karena setiap 3-4 jam sesudah makan, lambung mulai kosong. Akhirnya apabila tidak beri
jajan, si anak tidak dapat memusatkan kembali pikirannya kepada pelajaran yang
diberikan oleh guru dikelasnya. Jajan juga dapat dipergunakan untuk mendidik anak
dalam memilih jajan menurut 4 sehat 5 sempurna (Yusuf, dkk, 2008). Namun, terlalu
sering mengkonsumsi makanan jajanan akan berakibat negatif, antara lain nafsu makan
menurun, makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit, dapat
menyebabkan obesitas pada anak, kurang gizi karena kandungan gizi pada jajanan belum
tentu terjamin dan pemborosan. Permen yang menjadi kesukaan anak-anak bukanlah
sumber energi yang baik sebab hanya mengandung karbohidrat. Terlalu sering makan
permen dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan gigi (Irianto, 2007).
(http://biduriwuland.blogspot.com/)
3. Ragam Jajanan
Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi dalam Mariana (2006)
dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
a. Jajanan yang berbentuk panganan, seperti kue kecil-kecil, pisang goreng dan
sebagainya.
b. Jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pecal, mie bakso, nasi goreng dan
sebagainya.
c. Jajanan yang berbentuk minuman, seperti es krim, es campur, jus buah dan
sebagainya.
24
Menurut Tarwotjo (1998) ada 2 (dua) jenis makanan kecil (jajanan), yaitu:
a. Jajanan dengan rasa manis
Bila dilihat dari cara memasaknya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu jenis
makanan jajanan basah dan kering.
1) Kue basah manis, antara lain sebagai berikut:
a) Aneka bubur, seperti: bubur sumsum, bubur candil, dan bubur sagu.
b) Aneka kolak, seperti: kolak pisang, kolak ubi, dan kolang-kaling.
c) Aneka jajan yang dikukus, seperti: nagasari, putu mayang, dan kue
lapis.
d) Jajan yang direbus, seperti: kelepon, ongol-ongol, dan agar-agar.
2) Kue kering manis, antara lain sebagai berikut:
a) Aneka goreng-gorengan, seperti: pisang goreng dan ubi kunig goreng.
b) Aneka kue yang dipanggang, seperti:
c) cake, bolu, kue kering dan yang dipanggang dengan cetakan, misalnya
kue lumpur dan carabikang.
b. Jajanan dengan rasa asin
Makanan jajanan dengan rasa asin, seperti arem-arem, lumpia dan risol.
(http://biduriwuland.blogspot.com/)
2. Peran Jajanan
Peranan jajanan antara lain: (Khomsan,2003) :
a. Merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas fisik di
sekolah yang tinggi (apalagi bagi anak yang tidak sarapan pagi).
b. Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan
penganekaragaman pangan sejak kecil.
c. Meningkatkan perasaan gengsi anak pada teman-temannya di sekolah.
25
d. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan
Republik Indonesia dalam Marlina (2003) menyebutkan beberapa aspek positif
makanan jajanan yaitu:
1) Lebih murah daripada masak sendiri. Diperkirakan setiap keluarga di daerah
perkotaan membelanjakan uangnya untuk makanan jajanan bervariasi dari
15% sampai 20% dari seluruh anggaran rumah tangga yang disisihkan untuk
makanan. Makanan jajanan ini dapat dijual dengan relatif murah
dibandingkan dengan masak sendiri karena bahan-bahan dan bumbu dibeli
dengan harga murah di pasar dan dalam jumlah yang banyak. Kadang-
kadang untuk mempertahankan harga yang murah para pedagang makanan
terpaksa harus membeli bahan makanan yang rendah mutunya.
2) Manfaat jajanan bagi anak sekolah dan pekerja Makanan yang dikonsumsi di
pagi hari akan mengganti zat tenaga dan zat-zat lainnya yang telah digunakan
semalaman oleh tubuh. Disamping sebagai cadangan makanan yang disimpan
dalam tubuh selama jam sekolah kandungan zat gizi yang diperoleh dari
makanan pagi tersebut akan menurun. Untuk mengatasi hal tersebut dapat
diperoleh dengan mengkonsumsi makanan jajanan. Bagi kedua kelompok ini
makanan memegang peranan penting dalam memenuhi kecukupan gizi,
terutama energi.
3) Peranan jajanan dalam pemenuhan kecukupan gizi. Hasil penelitian Sujanadan
kawan-kawan terhadap 52 macam jajanan yang sering dikonsumsi oleh orang
dewasa maupun anak sekolah yang harganya relatif murah, kandungan zat gizi
dari makanan jajanan sumber energi menempati urutan pertama, kemudian
diikuti campuran sumber energi dan protein seperti mie bakso.
http://biduriwuland.blogspot.com/
26
3. Kiat Memilih Jajanan yang Sehat
a. Jajanan yang termasuk dalam kategori makanan siap saji (makanan dan minuman)
adalah makanan yang dijual untuk dikonsumsi langsung tanpa proses pengolahan
lebih lanjut. Ragam makanan jajanan : Baso, mie goreng, nasi goreng, ayam
goreng, burger, cakue, cireng, cilok, cimol, baso tahu, arumanis, gulali, es jepit, es
lilin dan ragam pangan jajanan lainnya.
Pangan jajanan yang sehat dan aman adalah pangan jajanan yang bebas dari
bahaya fisik, cemaran bahan kimia dan bahaya biologis.
1) Bahaya Fisik dapat berupa benda asing yang masuk kedalam pangan
seperti : isi stapler, batu/kerikil, rambut, kaca, dll
2) Bahaya Kimia dapat berupa cemaran bahan kimia yang masuk ke
dalam pangan, atau karena racun yang sudah terkandung di dalam
bahan pangan, atau karena racun yang sudah terkandung di dalam
bahan pangan seperti : cairan pembersih, pestisida, cat, jamur beracun,
singkong racun, jengkol, dll
3) Bahaya Biologis dapat disebabkan oleh mikroba patogen penyebab
keracunan pangan, seperti : virus, parasit, kapang dan bakteri Kiat
memilih makanan jajanan yang sehat dan aman.
b. Hindari pangan yang dijual di tempat terbuka, kotor dan tercemar, tanpa penutup
dan tanpa kemasan.
c. Beli pangan yang dijual ditempat bersih dan terlindung dari : matahari, debu,
hujan, angin dan asap kendaraan bermotor. Pilih tempat yang bebas dari serangga
dan sampah.
d. Hindari pangan yang dibungkus dengan kertas bekas atau koran. Belilah pangan
yang dikemas dengan kertas, plastik atau kemasan lain yang bersih dan aman.
27
e. Hindari pangan yang mengandung bahan pangan sintetis berlebihan atau bahan
tambahan pangan terlarang dan berbahaya. Biasanya pangan seperti itu dijual
dengan harga yang sangat murah.
f. Warna makanan atau minuman yang terlalu menyolok, besar kemungkinan
mengandung pewarna sintetis, jadi sebaiknya jangan di beli.
g. Untuk rasa, jika terdapat rasa yang menyimpang, ada kemungkinan pangan
mengandung bahan berbahaya atau bahan tambahan pangan yang berlebihan.
Sebaiknya hindari minuman yang terasa pahit, yang kemungkinan mengandunng
sakharin yang berlebihan, atau pangan yang terasa.
(http://biduriwuland.blogspot.com/)