2 Perbandingan Sifat Senyawa Ion Dan Senyawa Kovalen

download 2 Perbandingan Sifat Senyawa Ion Dan Senyawa Kovalen

of 10

description

zfsef

Transcript of 2 Perbandingan Sifat Senyawa Ion Dan Senyawa Kovalen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1PERCOBAAN 2PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SNYAWA KOVALEN

NAMA : MAWAR RESTY ANGGRAININIM : J1D110027KELOMPOK: III (TIGA)ASISTEN : M. BAYU PRIAWAN

PROGRAM STUDI FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU2010PERCOBAAN IIPERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN

I. TUJUAN PERCOBAAN

Melalui percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengetahui dan menjelaskan jenis ikatan suatu senyawa terhadap sifat fisis dan sifat kimia dari senyawa tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikatan Kimia

Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Kekuatan daya tarik-menarik ini menentukan sifat-sifat kimia dari suata zat, dan cara ikatan kimia berubah jika suatu zat bereaksi digunakan untuk mengetahui jumlah energi yang dilepas atau diabsorpsi selama terjadinya reaksi (Brady, 1999).Jenis ikatan yang terbentuk di antara sepasang atom ditenyukan oleh kemampuan setiap atom untuk menarik elektron dari atom lainnya. Ion bermuatan positif atau kation terbentuk jika atom kehilangan satu atau lebih elektronnya dan ion bermuatan negatif atau disebut anion terbantuk jika atom mendapat tambahan elektron ( Oxtoby, 2001 ).Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar : ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan ion terbentuk jika terjadinya perpindahan elektron di antara atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik menarik di antara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom. Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen (Brady, 1999).

Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang menerima akan menjadi ion negatif. Senyawa ion yang terbentuk dari ion positif dan negatif tersusun selang seling membentuk molekul raksasa (Syukri, 1999).

2.2 Sifat Senyawa IonSifat-sifat senyawa ion antara lain adalah kebanyakan menunjukkan titik leleh tinggi, pada umumnya senyawa ion larut dalam pelarut polar (seperti air dan amoniak). Senyawa ion berwujud padat tidak menghantarkan listrik, karena ion positif dan negatifterikat kuat satu sama lain. Akan tetapi cairan senyawa ion akan menghantarkan karena ion-ion yang lepas dan bebas. Senyawa ion juga dapat menghantarkan listrik bila dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air karena terionisasi. Karena kuatnya ikatan antara ion positif dan negatif, maka senyawa ion berupa padatan dan berbentuk kristal. Permukaan kristal itu tidak mudah digores atau digeser. Selain dari sifat-sifat yang disenutkan diatas, senyawa ion juga memiliki sifat hampir tidak terbakar (Syukri, 1999).Suatu ikatan yang seratus persen ion ialah gaya tariknya antar dua ion dengan muatan yang berlawanan itu menyatakan transfer lengkap dari sebuah atom logam ke sebuah atom non logam. Tak ada senyawa yang mempunyai ikatan yang seratus persen bersifat ion (Keenan, 1984).

2.3 Sifat Senyawa Kovalen

Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau (Syukri, 1999).Suatu ikatan yang seratus persen kovalen ialah yang pasangan elektronnya digunakan bersama-sama antara dua atom bukan logam. Keadaan ini hanya terjadi jika atom-atom itu sama, seperti dalam hal molekul diatom unsur. Dipihak lain, ijka kedua atom bukan logam itu berbeda, maka pasangan elektron itu lebih tertarik ke salah satu atom (Keenan, 1984). Pasangan elektron semacam ini membentuk ikatan kovalen polar, suatu ikatan kovalen dimana terdapat sesuatu gaya tarik elektrostatik antara kedua atom ini. Gaya tarik elektrostatik ini disebabkan oleh fakta bahwa salah satu atom negatif sebagian dan atom positif sebagian (Keenan, 1984).Ikatan kovalen paling umum ditemukan dalam senyawa-senyawa organik, yang banyak mengandung atom karbon. Selain senyawa-senyawa organik, beberapa contoh snyawa lain yang berikatan melalui ikatan kovalen adalah H2O; HCI; NH3; dan pada ikatan antar sesama unsur silikon; fosfor, boron dan sulfur. Ikatan kovalen terbentuk melalui pemakaian bersama pasangan elektron bebas antara dua atom yang berbeda, sehingga dapat terjadi melalui tumpang tindih orbital antar atom tersebut.

III. ALAT DAN BAHANA. Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, termometer, gelas piala, elektroda karbon, lampu spiritus, sudip kaca, dan pipet tetes.B. Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah urea, naftalena, kristal NaCI, KI, MgSO4, dan nisopropil alkohol.

IV.PROSEDUR KERJA

Dalam percobaan ini, dilakukan prosedur yang sama untuk berbagai jenis senyawa, yaitu penentuan titik leleh, penentuan kelarutan, dan penentuan daya hantar listrik. Meskipun prosedur yang dilakukan terhadap senyawa-senyawa tersebut sama, akan tetapi perbedaan jenis senyawa akan memberikan hasil yang berbeda.

I. Perbandingan Titik Leleh

a. Dimasukkan sejumlah kecil (kurang lebih 1-2 sudip) ke dalam tabung reaksi, masukkan termometer ke dalam tabung reaksi tersebut.b. Dipanaskan tabung reaksi dengan menggunakan lampu spiritus, amati perubahan yang terjadi pada sampel urea di dalam tabung reaksi.c. Dicatat suhu tepat pada saat seluruh urea meleleh, dan dicatat suhu pada saat seluruh sampel urea dalam tabung reaksi meleleh. Kisaran suhu ini merupakan kisaran titik leleh dan sampel urea.d. Dilakukan percobaan ini sebnayak 3 kali.e. Dilakukan prosedur yang sama untuk senyawa naftalena.f. Prosedur di atas tidak dapat dilakukan untuk senyawa NaCI, KI; dan MgSO4. Dicari data titik leleh dari senyawa-senyawa tersebut berdasarkan buku referensi.

II. Perbandingan Kelarutan

a. Diisi sebuah tabung reaksi dengan air (Tabung I) dan tabung reaksi lain dengan karbon tetraklorida (Tabung II).b. Ditambahkan sedikit urea ke dalam masing-masing tabung, dikocok campuran dalam setiap tabung.c. Diamati apakah urea larut dalam Tabung I meupun Tabung II.d. Dilakukan prosedur yang sama untuk naftalena; isofrofil alkohol; NaCI; KI; dan MgSO4.e. Diamati kelarutan dari senyawa dalam masing-masing tabung.

III. Perbandingan Daya Hantar

a. Diisi gelas piala dengan sekitar 50 ml akuades.b. Dihubungkan elektroda karbon dengan arus listrik dan lampu.c. Dimasukkan elektroda yang telah dihubungkan tersebut ke dalam gelas piala berisi akuades. d. Diamati perubahan yang terjadi.e. Diulangi prosedur (a) (b), kali ini dengan menambahkan beberapa tetes isoprofil alkohol. Diamati perubahan yang terjadi.f. Dilakukan prosedur yang sama, masing- masing dengan menambahkan urea; naftalena; NaCI; KI; dan Mg.

V. HASIL DAN PEMBAHASANA.Hasil

I. Perbandingan titik lelehSenyawaKisaran Titik Leleh

Percobaan 1Percobaan 2Percobaan 3

Urea 620C510C590C

naftalena530C440C460C

II. Perbandingan KelarutanSenyawaKelarutan

Dalam airDalam CCl4

UrealarutTidak larut

NaftalenaTidak larutLarut

AlkohollarutLarut

NaClLarutTidak larut

KIlarutTidak larut

MgSO4larutTidak larut

III. Perbandingan Daya HantarSenyawaHasil pengamatan

Akuades totalTidak terdapat gelembung dan lampu tidak menyala

Isoprofil alkoholTidak terdapat gelembung dan lampu tidak menyala

UreaTidak terdapat gelembung dan lampu tidak menyala

NaftalenaTerdapat gelembung-gelembung dan lampu menyala

NaClTerdapat gelembung-gelembung dan lampu menyala

KITerdapat gelembung, warna berubah dan lampu tidak menyala

MgSO4terdapat gelembung-gelembung dan lampu tidak menyala

B. Pembahasan1. Perbandingan titik lelehDari hasil percobaan perbandingan titik leleh senyawa kovalen, dengan memanaskan senyawa seperti urea dan naftalena, maka didapatkan beberapa perbedaan pada perbandingan titik leleh, sehingga didapatkan kisaran titik leleh urea 45oC 100oC. Namun dengan literatur titik lelehnya jauh berbeda yaitu 132oC -1330C. Adapun untuk naftalena, kisaran titik lelehnya yaitu 35oC 51o C. Dengan literatur titik lelehnya yaitu 600C - 1100C. Perbedaan perbandingan titik leleh hasil percobaan dengan literatur titik leleh disebabkan : ketidaktepatan penelitian yang dilakukan saat percobaan, ketidaktepatan data hasil percobaan, saat pencucian tabung reaksi yang akan digunakan masih ada zat yang tersisa (belum benar-benar bersih).Titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan senyawa kovalen, hal ini disebabkan oleh ikatan antara ion-ion dengan gaya elektrostatis sangat kuat dengan susunan kristal yang tertentu dan teratur. Data yang telah didapatkan dari literatur tentang titik leleh senyawa ion adalah sebagai berikut :- NaCl mencair pada kisaran suhu 801oC sampai 804oC- KI meleleh pada suhu 681oC- MgSO4 meleleh pada suhu 1124oC

2. Perbandingan Kelarutan Pada percobaan perbandingan kelarutan, pada senyawa kovalen hanya sedikit dari jenis senyawa ini yang larut dalam air, contohnya urea. Hal ini dikarenakan umumnya senyawa kovalen kurang begitu polar sehingga cenderung larut dalam pelarut CCl4 yang merupakan pelarut nonpolar. Senyawa kovalen tidak dapat larut dalam pelarut air karena senyawa kovalen tidak dapat berikatan dengan hidrogen dan oksigen.Sedangkan senyawa ion dapat larut dalam pelarut polar (air), hal ini dikarenakan sebagian molekul pelarut menghadapkan kutub negatifnya ke ion positif, dan sebagian lagi menghadapkan kutub positifnya ke ion negatif dari senyawa ion. Akhirnya, ion-ion dari senyawa ion terurai satu sama lain, atau dengan kata lain terionisasi. NaCl, KI, dan MgSO4 merupakan jenis dari senyawa ion. Senyawa ion dapat larut dalam air karena dapat berikatan dengan hidrogen dan oksigen.

3. Perbandingan Daya Hantar Listrik Pada percobaan perbandingan daya hantar, disini terlihat jelas prbedaan dari senyawa kovalen dan senyawa ion. Senyawa-senyawa kovalen seperti urea, naftalena, dan isopropil alkohol tidak menghantarkan arus listrik. Sedangkan senyawa-senyawa ion seperti NaCL, KI, dan MgSO4 dapat menghantarkan arus listrik dengan besar tertentu. Hal ini dikarenakan cairan senyawa ion atau padatan senyawa ion dilarutkan dalam pelarut polar (air) yang menyebabkan ion ini terionisasi sehingga ion-ionnya menjadi lepas dan bebas, dan dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan senyawa kovalen kurang begitu polar, dan tidak larut dalam air sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.

VI. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil percobaan ini adalah :0. Pada suhu kamar, senyawa ionis terdapat dalam bentuk kristal yang disebut kristal ion. Kristal ion tersebut terdiri dari ion-ion positif dan ion-ion negatif. Sedangkan kovalen pada suhu kamar berupa cairan atau gas.0. Titik leleh senyawa kovalen cenderung lebih rendah dari senyawa ion.0. Urea, naftalena dan isopropil alkohol merupakan senyawa kovalen.3. NaCl, KI, dan MgSO4 merupakan senyawa ion.4. Senyawa ion dan senyawa kovalen memiliki perbedaan, yaitu senyawa ion memiliki titik leleh yang lebih dibandingkan senyawa kovalen hanya sedikit yang larut dalam pelarut polar.5. Senyawa ion dapat larut dalam pelarut polar (air) dan dapat menghantarkan aruys listrik, sedangkan senyawa kovalen hanya sedikit yang larut dalam pelarut polar dan tidak dapat menghantarkan arus listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta.

Keenan, Charles. 1984. Kimia untuk Universitas Jilid I. Erlangga : Jakarta

Oxtoby, David W., H.P.Gilis, dan Norman H.N. 2001. Prinsip Prinsip Kimia Modern Jilid I .Erlangga. Jakarta

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB. Bandung.