2-Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur'An
Transcript of 2-Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur'An
-
7/30/2019 2-Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur'An
1/218 SUARA MUHAMMADIYAH 09 / 97 | 9 - 23 JUMADILAKHIR 1433 H
Pendidikan Keluarga dalam Al-Quran (2)PROF DR H MUHAMMAD CHIRZIN, MAg
Ingatlah ketika para malaikat itu ber-
kata, Wahai Maryam! Allah memberimu
berita gembira kepadamu mengenai se-
buah firman dari Dia tentang seorang pu-
tra, namanya Almasih Isa putra Maryam,
orang terhormat di dunia dan di akhirat,
dan termasuk orang-orang terdekat
kepada Allah. Ia berbicara dengan orang
ketika dalam ayunan dan sesudah de-
wasa, dan termasuk orang yang shalih.
Maryam berkata, Tuhan, bagaimana
aku akan beroleh seorang putra, padahal
tak seorang pun manusia menyentuh-
ku? Dia berfirman, Demikianlah Allah
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
Apabila Dia hendak menentukan suaturencana, Dia hanya berfirman, Jadilah
maka jadilah ia! Dan Allah mengajarkan
kepadanya Kitab,Hikmah, Taurat, danInjil. (Ali Imran [3]: 45-48)
Pendidikan anak dimulai dari pang-
kuan ibu, bahkan sejak dalam kandung-
an. Di antara orangtua ada yang memba-
cakan ayat-ayat Al-Quran atau surat-surat
tertentu dalam Al-Quran dan di antara me-
reka ada yang memperdengarkan mu-
sik-musik lembut semisal karya Betho-ven ketika anak masih dalam kandungan.
Orangtua niscaya mengasuh dan men-
didik anaknya hingga mencapai usia de-
wasa, baik melalui pendidikan di dalam
rumah tangga maupun lembaga pendi-
dikan formal di sekolah. Nabi Muhammad
saw berpesan, Peliharalah anak-anak-
mu dan perbaikilah budi pekertinya, ka-
rena sesungguhnya anak-anakmu ada-
lah anugerah Allah SwT kepadamu.
Hampir sama dengan itu Penyair
Lebanon, Kahlil Gibran pernah menulissajak: Anak-anakmu bukan milikmu.
Mereka putra-putri kehidupan. Engkau
boleh menyediakan tempat tinggal bagi
tubuh mereka. Tetapi tak boleh
mengungkung jiwa mereka. Karena jiwa
mereka tinggal di rumah yang akan
datang. Yang tak dapat kau kunjungi.
Bahkan juga dalam mimpi.
Segala pengalaman anak, baik yang
dilihat, didengar, dilakukan maupun yang
dirasakan adalah proses pendidikan bagi
dirinya, sebagaimana dikatakan Dorothy
Law Nolte sebagai berikut.
Jika anak dibesarkan dengan cela-
an, ia belajar memaki. Jika anak dibesar-
kan dengan permusuhan, ia belajar ber-
kelahi. Jika anak dibesarkan dengan ce-
moohan, ia belajar rendah diri. Jika anak
dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar
menyesali diri. Jika anak dibesarkan
dengan toleransi, ia belajar menahan diri.Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
ia belajar percaya diri. Jika anak dibesar-
kan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-
baiknya perlakuan, ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
ia belajar menaruh kepercayaan. Jika
anak dibesarkan dengan dukungan, ia be-
lajar menyenangi dirinya. Jika anak dibe-
sarkan dalam kasih sayang dan persaha-
batan, ia belajar menemukan cinta dalamkehidupan.
Allah SwT berpesan agar setiap pa-
sangan suami istri waspada perihal pen-
didikan anak-anaknya, agar mereka tidak
meninggalkan keturunan yang lemah,
baik jasmani maupun rohani, moril, spirituil
maupun materiil.
Hendaklah ada rasa takut pada mere-
ka yang sekiranya meninggalkan ketu-
runan yang tak berdaya, khawatir akan
nasib mereka, maka takutlah kamu kepa-
da Allah, hendaklah berbicara dengan
tutur bahasa yang penuh kasih sayang.
(An-Nisa [4]: 9)
Pelajaran pertama dan utama buat
anak-anak ialah mengenal Tuhannya, se-
bagaimana dicontohkan oleh Luqman
yang diabadikan dalam Al-Quran.
Ingatlah ketika Luqman berkata ke-
pada anaknya sambil ia memberi pela-
jaran, Hai anakku! Janganlah perseku-
tukan Allah; mempersekutukan Allah
sungguh suatu kejahatan besar.(Luq-man [31]: 13)
Kedua, berbuat baik terhadap kedua
orangtua. Ketiga, bersyukur kepada Allah
dan kepada kedua orangtua.
Dan Kami amanatkan kepada ma-nusia supaya berbuat baik terhadap ke-
-
7/30/2019 2-Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur'An
2/219SUARA MUHAMMADIYAH 09 / 97 | 1 - 15 MEI 2012
dua orangtuanya. Ibunya telah mengan-
dungnya dalam kelemahan demi kele-
mahan, dan menyapihnya dalam dua ta-
hun. Bersyukurlah kamu kepada-Ku dan
kepada kedua orangtuamu. Kepada-Ku
kamu kembali. (Luqman [31]: 14)
Kami amanatkan kepada manusia
berlaku baik terhadap kedua orangtua-
nya. Ibunya telah mengandungnya de-
ngan susah-payah dan melahirkannyadengan susah-payah. Masa hamil dan
penyapihannya tiga puluh bulan, sehing-
ga bila sudah mencapai usia dewasa,
dan mencapai umur empat puluh tahun,
dia berdoa, Tuhanku, berilah aku pe-
luang untuk bersyukur atas nikmat-Mu
yang Kau-limpahkan kepadaku dan ke-
pada kedua orangtuaku, dan supaya aku
dapat mengerjakan perbuatan baik yang
Kau-ridlai; berilah aku kebaikan bagi
anak cucuku. Sungguh, aku bertobat ke-pada Engkau, dan sungguh aku tunduk
kepada-Mu dalam Islam. Mereka itulah
yang Kami terima apa yang terbaik yang
mereka kerjakan, dan Kami maafkan
segala perbuatan mereka yang buruk;
mereka akan menjadi penghuni surga.
Suatu janji yang benar yang dijanjikan
kepada mereka. (Al-Ahqaf [46]:15-16)
Keempat, bergaul dengan orangtua
dengan cara yang baik.
Tetapi jika mereka memaksamumempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang engkau tidak tahu tentang itu, ja-
nganlah taati mereka, dan bergaullah de-
ngan mereka di dunia dengan cara yang
baik, dan ikutilah jalan orang yang kem-
bali kepada-Ku dalam cinta. Lalu kepada-
Ku kamu akan kembali, maka akan Aku
katakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. (Luqman [31]: 15)
Kelima, mendirikan shalat. Keenam,
mengajak berbuat baik dan melarangperbuatan munkar. Ketujuh, sabar.
Hai anakku! Dirikanlah shalat; suruh
orang berbuat baik dan cegahlah dari
perbuatan munkar; sabar dan tabahlah
atas segala yang menimpa dirimu, se-
bab, itulah soal yang penting. (Luqman
[31]: 17)
Kedelapan, menghindari kesom-
bongan.
Dan janganlah kamu menggem-
bungkan pipimu dari orang, dan jangan-lah berjalan di muka bumi dengan cong-
kak. Allah tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri.
(Luqman [31]: 18)
Kesembilan, sederhana.
Sederhanakanlah dalam berjalandan rendahkanlah suaramu; sebab suara
yang terburuk ialah suara keledai.(Luq-
man [31]: 19)
Sebuah inspirasi dari seorang pria
yang hidup dan meninggal dunia tahun
1100. Di sebelah tempat tidurnya ditemu-
kan sebuah surat yang isinya demikian,
Saat saya muda, saya ingin mengubah
dunia. Ternyata, sulit untuk mengubah du-nia. Jadi, saya putuskan untuk mengubah
negara saya. Saat saya sadar saya tidak
bisa mengubah negara saya, saya pun
berfokus pada kota saya. Ternyata, sama
saja. Saya tidak bisa mengubah kota sa-
ya. Sementara, saya sudah semakin tua.
Saya lalu berusaha untuk mengubah ke-
luarga saya. Sekarang, beberapa saat
sebelum meninggal, saya baru sadar.
Satu-satunya yang bisa saya lakukan ha-
nyalah mengubah diri saya sendiri. Dan,tiba-tiba saya sadar, kalau saya meng-
ubah diri saya, saya bisa berpengaruh
baik pada keluarga saya. Kemudian saya
dan keluarga saya bisa memberikan kon-
tribusi pada kota kami. Kontribusi itu bisa
mengubah Negaradan saya pun bisa
mengubah dunia. Sayang, semua sudah
terlambat.
Tuhanku, jadikanlah aku orang yang
tetap mendirikan salat, juga anak ketu-
runanku. Ya Tuhan kami, kabulkanlah
doaku! Ya Tuhan kami, ampunilah aku,
orangtuaku dan orang-orang beriman,
pada hari diadakan perhitungan! Tuhan,
jadikanlah pasangan-pasangan hidup ka-
mi dan keturunan kami cendera mata
bagi kami, dan jadikanlah kami teladan
bagi orang yang bertakwa.
Ya Allah, jadikanlah pintu rumah kami
cukup lebar untuk menerima semua yang
memerlukan kasih sayang, persahabatandan tempat yang aman; tapi cukup sempit
untuk menangkal semua petaka, kefana-
tikan dan kebencian. Buatlah ambangnya
cukup rata, agar tidak menjadi sandungan
bagi anak-anak dan kaki yang letih, tapi
sulit ditembus kekuatan penindas, se-
hingga mereka batal masuk. Buatlah pintu
rumah ini terbuka untuk kehadiran-Mu.