2. Kajian Teori Supervisi Dan Supervisi Klinik

5
KAJIAN TEORI SUPERVISI DAN SUPERVISI KLINIK A. Pengertian Supervisi Pendapat-pendapat tentang supervisi dapat disampaikan sebagai berikut: Daryanto (2005: 84) mengatakan bahwa supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto (1988: 57), arti supervisi adalah mengamati, mengawasi, atau membimbing dan menstimulir kegiatan-kegiatan orang lain dengan maksud untuk perbaikan. Mantja (2005: 1) mengatakan bahwa supervisi mulai dikenalkan di Indonesia pada saat berlakunya Kurikulum 1975. Supervisi sama dengan kepengawasan dalam tujuan-tujuan memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru, berfungsi sebagai monitoring, kegiatannya memiliki fungsi manajemen serta berorientasi pada tujuan pendidikan. Perbedaannya adalah kepengawasan lebih berkaitan dengan sejauhmana rencana yang telah ditetapkan tercapai. Supervisi lebih peduli pada upaya-upaya membantu guru untuk perbaikan dan peningkatan kemampuan. Muhammad Azhar (1996: 43) mengatakan bahwa supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk meningkatkan kemampuan untuk menjalankan tugas dan bertujuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sindu Mulianto, Eko Ruddy Cahyadi, Muhamamd Karabet Widjajakusuma (2006: 3) menulis bahwa supervisi berasal dari Bahasa Inggris super dan vision. Super berarti sifat lebih hebat, istimewa dan vision adalah visi atau seni melihat sesuatu atau juga melihat tingkah, ulah dan kerja orang lain. Langkah-langkah supervisi yang bisa dilakukan antara lain: pengorganisasian, manajemen, presentasi, instruksi kerja, disiplin kerja, produktivitas kerja, pendidikan dan pelatihan untuk bawahan, teknik konseling, team work, penilaian kinerja. Dengan pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa supervisi merupakan kegiatan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah termasuk kepala sekolah dalam membantu meningkatkan kemampuan mereka yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. B. Supervisi Klinik Istilah klinik berasal dari bahasa Inggris Clinic yang dalam kamus Webster’s New American Dictionary artinya Free Treatment of Patients or Performance of Operations in the Presence of Students . Bila dicoba diartikan dalam bahasa Indonesia bahwa klinik merupakan perlakuan bebas atau 1

description

Supervisi Dan Supervisi Klinik

Transcript of 2. Kajian Teori Supervisi Dan Supervisi Klinik

Page 1: 2. Kajian Teori Supervisi Dan Supervisi Klinik

KAJIAN TEORI SUPERVISI DAN SUPERVISI KLINIK

A. Pengertian SupervisiPendapat-pendapat tentang supervisi dapat disampaikan sebagai berikut:Daryanto (2005: 84) mengatakan bahwa supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat

yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto (1988: 57), arti supervisi adalah mengamati, mengawasi, atau membimbing dan menstimulir kegiatan-kegiatan orang lain dengan maksud untuk perbaikan. Mantja (2005: 1) mengatakan bahwa supervisi mulai dikenalkan di Indonesia pada saat berlakunya Kurikulum 1975. Supervisi sama dengan kepengawasan dalam tujuan-tujuan memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru, berfungsi sebagai monitoring, kegiatannya memiliki fungsi manajemen serta berorientasi pada tujuan pendidikan. Perbedaannya adalah kepengawasan lebih berkaitan dengan sejauhmana rencana yang telah ditetapkan tercapai. Supervisi lebih peduli pada upaya-upaya membantu guru untuk perbaikan dan peningkatan kemampuan. Muhammad Azhar (1996: 43) mengatakan bahwa supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk meningkatkan kemampuan untuk menjalankan tugas dan bertujuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sindu Mulianto, Eko Ruddy Cahyadi, Muhamamd Karabet Widjajakusuma (2006: 3) menulis bahwa supervisi berasal dari Bahasa Inggris super dan vision. Super berarti sifat lebih hebat, istimewa dan vision adalah visi atau seni melihat sesuatu atau juga melihat tingkah, ulah dan kerja orang lain. Langkah-langkah supervisi yang bisa dilakukan antara lain: pengorganisasian, manajemen, presentasi, instruksi kerja, disiplin kerja, produktivitas kerja, pendidikan dan pelatihan untuk bawahan, teknik konseling, team work, penilaian kinerja.

Dengan pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa supervisi merupakan kegiatan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah termasuk kepala sekolah dalam membantu meningkatkan kemampuan mereka yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.

B. Supervisi KlinikIstilah klinik berasal dari bahasa Inggris Clinic yang dalam kamus Webster’s New American Dictionary

artinya Free Treatment of Patients or Performance of Operations in the Presence of Students . Bila dicoba diartikan dalam bahasa Indonesia bahwa klinik merupakan perlakuan bebas atau pengobatan bebas terhadap pasien. Bisa juga diartikan perbuatan/perlakuan oprasi/pertunjukan pengerjaan dihadapan murid-murid (Webster’s New American Dictionary, halaman 202). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (halaman 440), kata klinis tidak ada, yang ada adalah kata klinik. Kata klinik berarti pengobatan. Cogan (1973) memilih kata klinik untuk menggambarkan dan memberikan tekanan khusus pada observasi kelas.

Shane dan Weaver 1976 (dalam Mantja, 2005) menjelaskan bahwa supervisi klinik adalah sistim penunjang profesional. Sistim itu dapat mendorong perkembangan komponen personal, sosial, akademik dan pola pikir guru untuk memperbaiki serta meningkatkan instruksionalnya dan sekaligus juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswanya di kelas. Masih dalam Mantja (2005) mengatakan bahwa supervisi tahap supervisi klinik dimulai dengan pertemuan awal, observasi dan pertemuan balikan. Flanders (1976) melihat supervisi klinik dari aspek analisis interaksinya: supervisi klinik adalah kasus khusus pengajaran dimana sekurang-kurangnya ada dua orang yang memiliki kepedulian terhadap perbaikan pengajaran, dan sekurang-kurangnya salah seorang diantaranya adalah guru yang kinerjanya perlu diperhatikan dan dikaji secara cermat.

Dari kutipan di atas jelaslah supervisi klinik dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja dan profesionalisme, baik profesionalisme guru maupun profesionalisme kepada sekolah.

Ngalim Purwanto (1998) menyatakan bahwa supervisi klinik adalah supervisi yang pelaksanaannya lebih ditekankan pada mencari sebab-sebab atau kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang ada.

Cogan (1973) mengemukakan delapan tahapan siklus supervisi klinik yaitu: 1) tahap membangun dan memantapkan lembaga-lembaga supervisi guru, 2) tahap perencanaan bersama guru, 3) tahap perencanaan strategi observasi, 4) tahap observasi penampilan pengajaran, 5) tahap analisis, 6) tahap perencanaan strategi pertemuan akhir, 7) tahap pertemuan akhir, 8) tahap penjajagan pertemuan berikutnya. Goldhammer (dalam Thursby, 1981) mengemukakan 5 siklus supervisi klinik yang terdiri dari: 1) pertemuan sebelum observasi, 2) observasi, 3) analisis dan strategi, 4) pertemuan supervisi dan 5) analisis pertemuan akhir supervisi.

1

Page 2: 2. Kajian Teori Supervisi Dan Supervisi Klinik

Dari sejumlah pendapat yang penulis sampaikan di atas jelaslah bahwa supervisi klinik adalah bagian dari supervisi yang khusus tujuannya untuk pengobatan. Langkah-langkah yang dilakukan seperti: memberi bimbingan, melakukan pengamatan, mengawasi, menentukan kondisi, memperbaiki yang belum baik, memonitor, meningkatkan kemampuan, merencanakan, mengorganisasikan, memberi instruksi untuk bekerja, mendidik/melatih bawahan, menilai kinerja dan lain-lain.

Langkah-langkah supervisi yang lain dikemukakan oleh: Dirjen Dikti (http://klinik pembelajaran.com (Com/KP2007/layanan/bimbingan dan supervisi) menulis: bimbingan diarahakn untuk menemukan dan memfokuskan masalah, merumuskan masalah, merencanakan perbaikan, melakukan perbaikan, menulis laporan. Sedangkan acara pelatihan clinic instructure di Universitas Brawijaya (http://my.brawijaya.ac.id/main/news/id/ event/detail.php?Id=174), kegiatan klinic cukup banyak bisa dikembangkan seperti: pembelajaran, metode pembelajaran, diskusi, pembimbingan, simulasi, prakek, pre-conference, post conference, sidang pleno, evaluasi, rangkuman hasil dan pelaporan.

DAFTAR PUSTAKA

Ansyori, Ahmad. 2005. Penelitian Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PPK TK I). PT. Jamsostek (Persero) Se-Medan Raya. www.Pamjak.org/New.

Arikunto Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.Arikunto, Suharsimi, Sukardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi AksaraAzhar, Lalu Muhammad. 1996. Supervisi Klinis. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.Cogan, Moris L. 1973. Clinical Supervision. Boston: Houghton Mifflin, Co.Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Laporan Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Depdinas.Depdiknas. 2009. Kompetensi Supervisi Akademik. Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral

Tingkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.Fernandes, H.J.X. 1984. Evaluation of Educational Programs. Jakarta: National Education Planning.Hendiyat Soetopo & Wasty Soemanto. (1988). Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Bina

Aksara.Ine I. Yousda & Zainal Arifin. (1993). Penelitian dan Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.Manca. 2005. “Supervisi Klinik” dalam Seminar tentang: Peranan Supervisi Kepala Sekolah Dalam Rangka

Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP, SMA, SMK Se Kabupaten Buleleng. Jurusan Managemen Pendidikan Program Pasca Sarjana. Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. 28 Juni 2005.

Margono, S. (1997). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Matphesell, B.M. 1980. An Introductory to Statistical Analysis. USA: Boston University.Mendra, Ketut. 2000. Penerapan Pendekatan Ilmiah dan Klinis Untuk Meningkatkan Komitmen Guru-Guru SMAN

2 Singaraja. Singaraja: SMAN 2.Modern Educators And Lexicographes, Neghster’s New American Dictionary Broadway Books Inc New York.Mulianto Sindu, dkk. 2006. Panduan Lengkap Supervisi. Kelompok Gramedia. Jakarta: PT. Elek Media

KomputindoNgalim Purwanto. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah.Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.Thursby, Peter M. 1981. Review of Some Literature Related to the Practicum in Teacher Education. Sidney:

Alexander Mac Kie College of Advance Education.Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gutamedia Press.

2

Page 3: 2. Kajian Teori Supervisi Dan Supervisi Klinik

Tim Redaksi Rokusmedit. 2006. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan. Bandung: Fokus Media.Tjokroamidjoyo, Bintaro. 2001. Good Guvernmence (Paradigma Baru Manajemen Pembangunan). Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara RI.Umaedi. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah

Umum.Umaedi, Hadiyanto, Siswantari. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.Uniplaita, Yoanita Elizabeth Octavina. 2003. Analisa Kinerja Pembimbing Klinik Berdasarkan Persepsi

Mahasiswa POLTEKES Terhadap Bimbingan di Rumah Sakit Umum Haulusy Ambon. Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada.

Wadsworth, Yoland. 1993. Everyday Evaluation on the Run. 2nd Edition. Sydney, Allen & Unwin.Wardani dan Siti Julaeha. 2001. Pemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta: Universitas Terbukan. Wija, Ketut. 2005. Penggunaan Supervisi Klinik oleh Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Keaktifan Guru-Guru

Mengajar di SMA Negeri Kota Denpasar. Denpasar: SMAN 1.Wojowasito. 2001. Kamus Umum Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris. Malang: Dalia Citra Grasindo.Worthen, Blainner., et al. 1997. Program Evaluation: Alternative Approaches and Practical Guidelines. New York:

Longman, Inc.

https://educatinalwithptkdotnet.files.wordpress.com/2013/01/kajian-teori-supervisi-dan-supervisi-klinik.docx 21 nop 15

3