2. Deskripsi Luka

49
2 DESKRIPSI LUKA PENDAHULUAN Luka adalah hilang atau rusaknya kontuinitas dari jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau benda tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Dalam prakteknya nanti seringkali terdapat kombinasi trauma yang disebabkan oleh satu jenis penyebab, sehingga klasifikasi trauma ditentukan oleh alat penyebab dan usaha yang menyebabkan trauma. (1,2,) Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau kekuatan rangka. Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum fisika yang terkenal dimana kekuatan = ½ masa x kecepatan. Sebagai contoh, 1 kg batu bata ditekankan ke kepala tidak akan menyebabkan luka, namun batu bata yang sama dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10 m/s menyebabkan perlukaan. Faktor lain yang penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. Kekuatan dari masa dan kecepatan yang sama yang terjadi pada da erah yang lebih kecil menyebabkan pukulan yang lebih besar pada jaringan. Pada luka tusuk, semua

description

derajat luka

Transcript of 2. Deskripsi Luka

Page 1: 2. Deskripsi Luka

2

DESKRIPSI LUKA

PENDAHULUAN

Luka adalah hilang atau rusaknya kontuinitas dari jaringan tubuh.

Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau benda tumpul,

perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.

Dalam prakteknya nanti seringkali terdapat kombinasi trauma yang

disebabkan oleh satu jenis penyebab, sehingga klasifikasi trauma

ditentukan oleh alat penyebab dan usaha yang

menyebabkan trauma.(1,2,)

Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan

atau kekuatan rangka. Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum

fisika yang terkenal dimana kekuatan = ½ masa x kecepatan. Sebagai

contoh, 1 kg batu bata ditekankan ke kepala tidak akan menyebabkan luka,

namun batu bata yang sama dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10 m/s

menyebabkan perlukaan. Faktor lain yang penting adalah daerah yang

mendapatkan kekuatan. Kekuatan dari masa dan kecepatan yang sama yang

terjadi pada da erah yang lebih kecil menyebabkan pukulan yang lebih besar

pada jaringan. Pada luka tusuk, semua energi kinetik terkonsentrasi pada ujung

pisau sehingga terjadi perlukaaan, sementara dengan energi yang sama pada

pukulan oleh karena tongkat pemukul kriket mungkin bahkan

tidak menimbulkan memar. Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada

jaringan tubuh dan menyebabkan penekanan, penarikan, perputaran, luka

iris. Kerusakan yang terjadi tergantung tidak hanya pada jenis penyebab

mekanisnya tetapi juga target jaringannya. Contohnya, kekerasan penekanan

pada ledakan mungkin hanya sedikit perlukaan pada otot namun dapat

menyebabkan ruptur paru atau intestinal, sementara pada torsi

mungkin tidak memberikan efek pada jaringan adiposa

namun

Page 2: 2. Deskripsi Luka

3

menyebabkan fraktur spiral pada femur. (3)

Page 3: 2. Deskripsi Luka

4

ANATOMI FORENSIK KULIT

Bagian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang

ketebalannya bermacam-macam pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan

telapak tangan adalah yang paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi

seperti skrotum dan kelopak mata hanya pecahan dari millimeter. Berkaitan dengan

forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi pada kulit.

Kemudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis

umumnya berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam

dermis. Dermis (korium) terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit seperti folikel

rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Terdapat banyak pembuluh darah,

saraf pembuluh limfe serta uju ng saraf taktil, tekan, panas. Bagian bawah dari dermis

terdapat jaringan adiposa dan (tergantung dari bagian tubuh) fascia, jaringan lemak,

dan otot yang berurutan di bawahnya.(3)

DESKRIPSI LUKA

Perlu dijelaskan bahwa deskripsi luka harus seobjektif mungkin, meliputi:

1. Jumlah luka

2. Lokasi luka, meliputi:

a. Lokasi berdasarkan regio anatomiknya

b. Lokasi berdasarkan garis aksis dan garis ordinat.

Garis aksis adalah garis hayal yang mendatar melalui umbilikus atau

papilla mammae atau ujung skapula. Garis ordinat adalah garis hayal yang melalui

sternum atau vertebra. (4,5)

Page 4: 2. Deskripsi Luka

5

Gambar.1Lokasi tubuh berdasarkan regio anatomi

(6)

Ket:1. K e p a l a 2. Wa j a h : D a h i , M a t a , T e li ng a , H i dun g , M u l u t , L i d a h , G i g i , R a h a n g , P i p i , D a g u 3. L e h e r , T e ng g o r ok a n , J a kun 4. B a hu 5. D a d a , B u a h d a d a , T u l a n g r u s uk 6. P u s a r 7. P e r u t , P i n gg ul 8. Or g a n s e ks 9. P e n is / S k r o t um a tau K lit o r i s / V a g i na 10. P a ha 11. L u t ut 12. B e tis , t u l a ng k e r i ng 13. P e r g e l a n g a n k a ki 14. T e l a p a k k a k i , T u m i t , J a r i k a ki 15. L e n g a n 16. S i k u / s i k u t 17. P e r g e l a n g a n t a n g a n 18. T e l a p a k t a n g a n , 19. J a r i t a n g a n ( I bu j a r i , t e l un j u k , t e n g a h,

m a n is , k e li n g k i ng

Garis tengah tubuh

Garis mendatar yangMelewat putting susu

Garis mendatar yangMelewati pusat

Garis mendatar yangMelewati ujung tumit

Gambar 2Penentuan lokasi luka berdasarkan garis aksis dan ordinat (4)

Page 5: 2. Deskripsi Luka

Untuk luka tembak, kita menentukan lokasi luka dengan cara mengukurnya

dari tumit lalu kita ukur jaraknya dari garis yang melalui tulang dada atau

punggung pada sebelah kanan atau kirinya.(5)

Gambar 3Penentuan lokasi luka tembak

Letak luka pada dada kiri atas, yaitu :

- 4cm sebelah kiri garis tengah tubuh

- 120cm di atas garis mendatar yang melewati ujung tumit (6)

Page 6: 2. Deskripsi Luka

Luka dengan ukuran Panjang

Gambar.4Lokas luka berdasarkan ukuran panjang(4)

Lokasi luka pada perut sebelah kanan atas, yaitu:

- Ujung I 3cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan 14cm di atas garis

mendatar yang melewati pusat.

- Ujung II 15cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan 5cm di atas garis

mendatar yang melewati pusat.(4)

Luka dengan ukuran lebar

Gambar.5Lokasi luka berdasarkan ukuran lebar (4)

Page 7: 2. Deskripsi Luka

Lokasi luka pada daerah dada dan perut, yaitu:

- Batas teratas 17cm di atas garis mendatar yang melewati putting susu dan

batas terbawah 17cm di bawah garis mendatar yang melewati putting susu

- Batas paling kanan 10cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan batas paling

kiri 9cm sebelah kiri garis tengah tubuh. (4)

Luka dengan ukuran kecil

Gambar.6Lokasi luka berdasarkan ukuran kecil

(4)

Lokasi luka pada dada kanan atas, yaitu:

- 16cm sebelah kanan garis tengah tubuh

- 12cm di atas garis mendatar yang melewati puting susu

3. Bentuk luka, meliputi:

a. Bentuk sebelum dirapatkan

b. Bentuk sesudah dirapatkan

4. Ukuran luka, meliputi:

a. Ukuran sebelum dirapatkan

b. Ukuran sesudah dirapatkan

Page 8: 2. Deskripsi Luka

Ukuran luka kita tentukan dengan mengukur panjang luka dan kedalaman

luka. Sebelum panjang luka kita ukur, kita mesti merapatkan luka korban terlebih

dahulu. Kita harus menyebutkan alat tubuh apa saja yang dilalui luka tersebut saat

kita melakukan pengukuran kedalaman luka korban. Misalnya luka mengenai kulit

dinding perut, otot perut dan jaringan hati sejauh 5 cm.(4,5)

5. Sifat-sifat luka, yaitu:

a. Garis batas luka, meliputi:

- Bentuk (teratur atau tidak teratur).

- Tepi (rata atau tidak)

- Sudut luka (ada atau tidak, jumlahnya berapa dan bentuknya runcing atau

tidak)

b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi:

- Tebing luka (rata atau tidak serta terdiri dari jaringan apa saja)

- Antara kedua tebing ada jembatan jaringan atau tidak

- Dasar luka (terdiri atas jaringan apa, warnanya, perabaannya, ada apa di

atasnya)

c. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi:

- Memar (ada atau tidak)

- Tatoase (ada atau tidak)

- Jelaga (ada atau tidak)

- Bekuan darah (ada atau tidak)

- Lain-lain ada atau tidak.(4)

Page 9: 2. Deskripsi Luka

Gambar.7Bagian-bagian luka

(4)

Gambar.8Bagian-bagian pada Luka Tajam

(4)

Tebing luka:Permukaan rata.Terdiri atas kulit, jaringan ikat, otot dan tulang.

Antar tebing luka:Tidak terdapat jambatan jaringan

Dasar luka:Terdiri atas tulang

Page 10: 2. Deskripsi Luka

Gambar.9Bagian-bagian pada Luka Tumpul

(4)

Tebing luka:Permukaan tidak rataTerdir atas kulit, jaringan ikat dan otot

Antar tebing luka:Terdapat jembatan jaringan

Dasar luka:Terdiri atas tulang

Gambar.10Bagian-bagian pada Luka Tembak masuk

(4)

Tebing cincin lecet Tak begitu jelas, terdiri atas kulit. Dasar cincin lecet tak

rata, terdiri atas jaringan ikat.Tebing luka tak rata, berbentuk silinder/corong dan

terdiri atas jaringan ikat serta otot. (4)

Page 11: 2. Deskripsi Luka

TRAUMA TUMPUL

Dua variasi utama dalam trauma tumpul adalah:

1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.

2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam

Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang

disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka.(2) Ada

3 jenis luka akibat kekerasan benda tumpul (blunt force injury), yaitu :

1. Luka lecet (abrasion) : tekan, geser & regang

2. Luka memar (contussion)

3. Luka robek, retak, koyak (laceration)(5)

Luka Lecet/ Abrasi

Luka lecet (abrasion) adalah jenis kekerasan benda tumpul (blunt force injury)

yang merusak lapisan atas kulit (epidermis). Abrasi yang sesungguhnya tidak

berdarah karena pembuluh darah terdapat pada dermis. Kontak gesekan yang

mengangkat sel keratinisasi dan sel di bawahnya akan menyebabkan daerah tersebut

pucat dan lembab oleh karena cairan eksudat jaringan. Ketika kematian terjadi

sesudahnya, abrasi menjadi kaku, tebal, perabaan seperti kertas berwarna kecoklatan.

Pada abrasi yang terjadi sesudah kematian berwarna kekuningan jernih dan tidak ada

perubahan warna. (2,3)

Ada 3 jenis luka lecet (abrasion), yaitu :

1. Luka lecet (abrasion) tekan.

Ada 3 sifat luka lecet (abrasion) tekan, yaitu :

Makin coklat, luka makin keras perabaannya, makin lama & kuat

penekanannya.

Kadang sesuai dengan bentuk bendanya.

Eritem, vesikel tanda intravital.

Page 12: 2. Deskripsi Luka

2. Luka lecet (abrasion) geser.

Ada 2 sifat luka lecet (abrasion) geser, yaitu :

Epidermis tergeser seperti ombak.

Arah pergeseran sesuai dengan arah pengumpulan epidermis.

3. Luka lecet (abrasion) regang.

Luka lecet (abrasion) regang letaknya sesuai dengan garis kulit.(5)

Ada 4 ciri-ciri luka lecet (abrasion), yaitu :

1. Sebagian atau seluruh epitel hilang.

2. Kemudian luka akan tertutup oleh eksudat lalu luka mengering atau terbentuk

krusta.

3. Terjadi reaksi radang dengan adanya infiltrasi PMN.

4. Tidak meninggalkan jaringan parut / sikatriks. (5)

Pola dari abrasi dapat menentukan bentuk dari benda yang mengenainya.

Waktu terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata telanjang. Perubahan warna

menjadi coklat kemerahan pada hari ke-1 sampai hari ke-3. Warnanya berubah

menjadi suram / gelap / coklat pada hari ke-2 sampai hari ke-3 berikutnya. Epidermis

baru akan terbentuk pada hari ke-7 sampai hari ke-14. Penyembuhan lengkap terjadi

setelah beberapa minggu (2,5)

Gambar.11Abrasi pada wajah (7)

Page 13: 2. Deskripsi Luka

Gambar.12Abrasi kuku jari (8)

Luka Memar (Contussion)

Luka memar (contussion) adalah jenis kekerasan benda tumpul (blunt force injury)

yang merusak atau merobek pembuluh darah kapiler dalam jaringan subkutan sehingga

darah meresap ke jaringan sekitarnya. Mula-mula timbul pembengkakan kemudian

timbul warna merah kebiruan lalu warnanya berubah menjadi biru kehitaman pada

hari ke-1 sampai hari ke-3. Setelah itu warnanya berubah menjadi biru kehijauan

kemudian coklat. Warna menghilang pada minggu pertama sampai minggu ke -4.(5)

Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai

bentuk dari benda tumpul ialah apa yang dikenal dengan istilah “perdarahan tepi”

(marginal haemorrhages), misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan,

dimana pada tempat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan, per darahan akan

menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk

celah antara kedua kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama bila seseorang

dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang

memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan.

Darah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat

pemukul yang mengenai tubuh korban.(9)

Page 14: 2. Deskripsi Luka

Gambar.13Gambaran luka memar(7)

Luka Robek

Luka robek (laceration) adalah jenis kekerasan benda tumpul yang merusak

atau merobek kulit (epidermis & dermis) dan jaringan dibawahnya (lemak, folikel

rambut, kelenjar keringat & kelenjar sebasea). Luka robek mempunyai tepi yang tidak

teratur, terdapat jembatan-jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi luka,

akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut,

disekitar luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar. (5,9)

Cara terjadinya luka robek (laceration), yaitu :

Arah kekerasan tegak lurus terhadap kulit sedangkan jaringan dibawah kulit

terdapat tulang misalnya kepala yang terbentur pada sisi meja. Hal ini disebut

luka retak (harus kita bedakan dengan luka iris (incissed wound).

Arah kekerasan miring (tangensial) sehingga luka robek (laceration) dan

terkelupas.

Benda yang berputar menyebabkan luka yang sirkuler misalnya gilasan mobil.

Patah tulang yang menembus kulit (5)

Page 15: 2. Deskripsi Luka

Luka Retak Luka Iris

Bentuk tidak teratur. Bentuk teratur.

Tepi agak rata atau tidak rata. Tepi rata.

Dasar tidak teratur. Dasar bentuk garis atau titik.

Sekitar luka mengalami lecet atau memar.Sekitar luka bersih tapi kadang-kadang ada lecet

atau memar.

Jembatan jaringan ada. Bisa tidak ada bila dasar

luka keras misalnya kepala.Jembatan jaringan tidak ada.

Rambut tidak terpotong. Rambut dapat terpotong atau tidak terpotong

Gambar.14Gambaran luka robek (7,8)

Perbedaan Antara Luka Retak dengan Luka Iris (5)

Contoh Deskripsi Luka Akibat Trauma Benda Tumpul

Pada pemeriksaan ditemukan luka

Jumlah : Satu

Lokasi : Di dahi bagian kanan, 3 sentimeter sebelah kanan dari garis tengah

tubuh dan 4 sentimeter di atas garis mendatar yang melewati kedua

matanya.

Bentuknya : Berupa luka terbuka, tak teratur dan jika ditautkan tidak rapat

Ukurannya : 3 sentimeter, lebar 2 sentimeter dan dalamnya 0,6 sentimeter.

Page 16: 2. Deskripsi Luka

Sifatnya : Garis batas luka tak teratur, terdapat 6 buah sudut yang terdiri atas

sudut tumpul dan runcing. Tebing luka tak rata, terdiri atas jaringan

kulit dan jaringan ikat. Terdapat jembatan jaringan diantara kedua

tebing. Dasar luka berupa tulang dahi yang masih normal. Daerah di

sekitar luka tampak bengkak (menonjol) dan berwarna kebiruan.(4)

TRAUMA TAJAM

Luka yang diakibatkan oleh benda tajam dapat dibedakan dari luka yang

disebabkan oleh benda lainnya, yaitu dari keadaan sekitar luka yang tenang, tidak ada

luka lecet atau memar, tapi luka yang rata dan dari sudut -sudutnya yang runcing

seluruhnya atau hanya sebagian yang runcing serta tidak adanya jembatan jaringan.

Ada 3 jenis luka akibat kekerasan benda tajam, yaitu:

1. Luka iris/ luka sayat (incised wound)

2. Luka tusuk (stab wound)

3. Luka bacok (chop wound) (5,9)

Luka Iris/ Luka Sayat (Incissed Wound)

Luka iris / luka sayat (incissed wound) adalah luka yang lebar tetapi dangkal

akibat kekerasan benda tajam yang sejajar kulit. Ada 3 bentuk luka iris / luka sayat

(incissed wound), yaitu :

1. Bentuk celah yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya

sejajar dengan arah serat elastis / otot.

2. Bentuk menganga yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya

tegak lurus terhadap arah serat elastis / otot.

3. Bentuk asimetris yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya

miring terhadap arah serat elastis / otot.

Ada 8 ciri-ciri luka iris / luka sayat (incissed wound), yaitu :

1. Tepi dan sudut luka tajam.

2. Jembatan jaringan tidak ada.

Page 17: 2. Deskripsi Luka

3. Rambut terpotong.

4. Permukaan luka rata

5. Sekitar luka tidak ada luka memar (contussion) atau luka lecet (abrasion).

6. Luka tidak mengenai tulang.

7. Panjang luka lebih besar daripada dalam luka.

8. Semua senjata bermata tajam berpotensi sebagai penyebab luka iris / luka sayat

(incised wound) sehingga identifikasi alat tidak berguna.(5)

Gambar.15Gambaran luka iris (7)

Perbedaan Antara Luka Iris / Luka Sayat (Incissed Wound) dengan Luka Retak (5 )

Luka Iris/Luka Sayat/Incissed Wound Luka Retak

Bentuk luka teratur Bentuk luka tidak teratur.

Tepi luka tajam atau rata. Tepi luka tidak tajam atau tidak rata

Sudut luka tajam. Sudut luka tidak tajam.

Permukaan luka rata. Permukaan luka tidak rata.

Jembatan jaringan tidak ada. Jembatan jaringan ada.

Rambut terpotong. Rambut tercabut

Sekitar luka tidak memar atau tidak lecet. Sekitar luka memar atau lecet.

Dasar luka teratur. Dasar luka tidak teratur.

Lokasi luka dimana saja. Lokasi luka hanya pada tempat yang ada tulang

Page 18: 2. Deskripsi Luka

Luka Tusuk (Stab Wound)

Luka tusuk (stab wound) adalah luka dengan kedalaman luka yang melebihi

panjang luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau bermata

tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan

tubuh.(5)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah

satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat

menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan

pada saat penusukan juga akan mempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat

ditemukan :

1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan

kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai

dengan gambaran biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringa n

yang lebih dalam maupun pada organ.

2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut,

sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan

kulit seperti ekor.

3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga

saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas

dibandingkan dengan lebar senjata yang digunakan.

4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam

sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar

pada bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata

yang digunakan.

5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk

ireguler dan besar. (2)

Bentuk luka tusuk (stab wound) pada kulit dan otot, yaitu :

Alat pisau dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk celah,

menganga, atau asimetris.

Page 19: 2. Deskripsi Luka

Ganco / lembing dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk

celah atau bulat.

Alat penampang segitiga atau segiempat dapat menimbulkan luka tusuk (stab

wound) yang berbentuk bintang berkaki tiga atau empat. (5)

Ada 5 ciri-ciri luka tusuk (stab wound) yang disebabkan oleh alat yang berujung

runcing dan bermata tajam, yaitu :

1. Tepi luka tajam atau rata.

2. Sudut luka tajam namun kurang tajam pada sisi tumpul.

3. Rambut terpotong pada sisi tajam.

4. Sekitar luka kadang terdapat luka memar (contussion). Ekimosis karena tusukan

sampai mengenai tangkai pisau.

5. Kedalaman luka melebihi panja ng luka.(5)

Efek dari kerusakan yang telah digambarkan di atas adalah perdarahan,

pneumothoraks, emboli udara dan sebagainya. (5,10)

Gambar.16Gambaran luka tusuk (7)

Page 20: 2. Deskripsi Luka

Luka Bacok (Chop Wound)

Luka bacok (chop wound) adalah luka dengan kedalaman luka kurang lebih

sama dengan panjang luka akibat kekerasan yang arahnya miring terhadap kulit. Luka

bacok (chop wound) adalah luka akibat alat yang berat dan bermata tajam atau agak

tumpul, akibat suatu ayunan yang disertai tenaga yang besar.

Ada 6 ciri-ciri luka bacok (chop wound), yaitu :

1. Ukuran luka bacok (chop wound) biasanya besar.

2. Tepi luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.

3. Sudut luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.

4. Hampir selalu mengakibatkan kerusakan pada tulang.

5. Kadang-kadang memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan.

6. Di sekitar luka dapat kita temukan luka memar (contussion) atau luka lecet

(abrasion) atau aberasi.(5)

Gambar.17Gambaran luka bacok (7)

Page 21: 2. Deskripsi Luka

Contoh Deskripsi Luka Akibat Trauma Benda Tajam

Pada pemeriksaan ditemukan luka

Jumlah : Satu

Lokasi : Di dada bagian kanan atas, 10 sentimeter sebelah kanan garis tengah

tubuh dan 7 sentimeter di atas garis mendatar yang melewati puting

susu.

Bentuknya : Berupa luka tembus seperti celah dan ketika ditautkan rapat serta

membentuk garis lurus yang arahnya mendatar.

Ukurannya : Sebelum dirapatkan panjangnya 2,5 sentimeter, lebar 0,6 sentimeter

dan dalamnya belum dapat ditentukan pada pemeriksaan luar sebab

luka menembus dinding dada. Ketika dirapatkan panjangnya menjadi

2,7 sentimeter.

Sifatnya : Garis batas luka bentuknya teratur dan simetris, tepinya rata serta kedua

sudutnya runcing. Tebing luka rata terdiri atas kulit, jaringan ikat,

jaringan lemak dan otot. Tidak ditemukan adanya jembatan jaringan

dan dasar luka tidak terlihat pada pemeriksaan luar. Disekitar garis

batas luka tidak ada memar.

LUKA TEMBAK

Harus selalu ada di dalam benak kita bahwa saat tembakan terjadi, dilepaskan

3 substansi berbeda dari laras senjata. Yaitu anak peluru, bubuk mesiu yang tidak

terbakar, dan gas. Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari:

1. lokasi luka

2. ukuran dan bentuk defek

3. lingkaran abrasi

4. lipatan kulit yang utuh dan robek

5. bubuk hitam sisa tembakan, jika ada

6. tattoo, jika ada

7. bagian yang ditembus/dilewati

Page 22: 2. Deskripsi Luka

8. titik hitam atau tanda penyembuhan akibat bedah pengeluaran benda asing da n

susunannya

9. penatalaksanaan luka, termasuk debridement, penjahitan, pengguntingan rambut,

pembalutan, drainase, dan operasi perluasan luka.(3)

Gambar.18Gambaran luka tembak masuk dan luka tembak keluar

(7)

Contoh Deskripsi Luka Tembak Masuk

Pada pemeriksaan ditemukan luka

Jumlah : Satu

Lokasi : Di perut bagian kanan atas, 8 sentimeter disebelah kanan dari garis

tengah tubuh dan setinggi 110 sentimeter dari tumit.

Bentuknya : Terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian luar berupa cincin lecet dan bagian

dalamnya berupa lubang. Posisi lubang terhadap cincin lecet

konsentris.

Ukurannya : Diameter cincin lecet 11 milimeter dan diameter lubang 9 milimeter.

Sifatnya : Garis batas luar dari cincin lecet bentuknya teratur (bulat) serta tepinya

tak rata dan garis-garis lubang bentuknya juga teratur serta tepinya

tidak rata.

Tebing luka tak rata, berbentuk silinder dan terdiri atas jaringan kulit,

otot dan tulang.

Page 23: 2. Deskripsi Luka

Dasar cincin lecet adalah jaringan ikat, sedang dasar lubang tidak

dapat ditentukan pada pemeriksaan luar sebab menembus dinding

perut. Daerah disekitar cincin lecet terlihat memar berwarna merah

kebiruan, jelaga dan tatoase. (4)

LUKA BAKAR

Dry heat (burn heat / luka bakar) adalah luka bakar yang diakibatkan oleh

persentuhan tubuh dengan api atau benda panas (bukan cairan).(5)

Ada lima mekanisme timbulnya luka bakar:

1. Api: kontak dengan kobaran api

2. Luka bakar cair: kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.

3. Luka bakar kimia: asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan

organik.

4. Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun sumber

panas (listrik) berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan yang parah justru

terjadi di dalam tubuh.

5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan

wajan panas atau knalpot sepeda motor. Hal ini sangat sering terjadi di

Indonesia.(11)

Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh

kedalaman luka bakar. Luka bakar diklasifikasi menjadi derajat 1, 2, dan 3. Kadang -

kadang digunakan pula istilah derajat 4 pada kulit ya ng hangus terbakar mirip arang.

Klasifikasi tersebut ialah :

Luka bakar derajat 1 = superficial burn. Luka bakar permukaan yang tidak terlalu

serius dan hanya mengenai lapisan kulit bagian atas. Sering kali disertai

pembentukan vesikel (gelembung berisi cairan).

Luka bakar derajat 2 = partial thickness burn (luka bakar parsial). Artinya luka

bakar mengenai sebagian dari ketebalan kulit. Luka bakar dengan kedalaman ini

Page 24: 2. Deskripsi Luka

sering kali disertai dengan rusaknya struktur di bawah kulit, seperti folikel

rambut, kelenjar sebaseus (minyak), atau jaringan kolagen.

Luka bakar derajat 3 = full thickness burn. Luka bakar mengenai se luruh

ketebalan kulit. Struktur di bawah kulit pun sering kali mengalami kerusakan.

Sekalipun demikian, kulit tidaklah lenyap, musnah, atau hilang, tetapi rusak.

Luka bakar derajat 4 = hitam bagai arang, nekrotik.(1,11)

Ada 4 reaksi lokal dari tubuh korban dry heat (burn heat / luka bakar), yaitu :

1. Eritem dengan ciri-ciri : epidermis intak, kemerahan, sembuh tanpa meninggalkan

sikatriks.

2. Vesikel, bulla & bleps dengan albumin atau NaCl tinggi.

3. Necrosis coagulativa dengan ciri-ciri : warna coklat gelap hitam dan sembuh

dengan meninggalkan sikatriks (litteken).

4. Karbonisasi (sudah menjadi arang).(5)

Gambar.19Gambaran luka bakar

(7)

Contoh Deskripsi Luka Bakar

Pada pemeriksaan ditemukan luka

Jumlah : Dua buah

Lokasi : Keduanya di paha sisi depan, yang satu 10 sentimeter di atas lutut dan

lainnya 17 sentimeter di atas lutut

Page 25: 2. Deskripsi Luka

Bentuknya : Yang letaknya 10 sentimeter di atas lututberupa luka terbuka yang

bentuknya tidak teratur dan yang lainya berupa gelembung dan tidak

teratur.

Ukurannya : Yang berupa luka terbuka panjangnya 10 sentimeter, lebar 7 sentimeter

dan dalamnya 0,6 sentimeter, sedang yang berupa gelembung

ukurannya 3x4x1 sentimeter.

Sifatnya : Garis batas luka terbuka tidak teratur dan tepinya tidak teratur.

Tebing luka tak rata. Dasar luka jaringan ikat, tidak rata, terlihat basah

dan berwarna kemerahan.

Garis batas luka yang berupa gelembung tidak teratur.

Isi gelembung berupa cairan bening.

Sekitar gelembung tampak kemerah-merahan.(4)

ASPEK MEDIKOLEGAL.

Didalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat

kekerasan pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari

permasalahan sebagai berikut :

a. Jenis luka apa yang terjadi.

b. Jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka.

c. Bagaimana kualifikasi luka itu.(9)

Karena deskripsi luka bersifat obyektif maka tidak boleh dikemukakan hal -hal

yang bersifat interpretatif. Jika misalnya ditemukan luka tusuk atau luka tembak

maka kata-kata luka tusuk atau luka tembak tidak boleh di utarakan. Pembuatan

Visum et Repertum cukup menyatakan “ditemukan luka” dan kemudian diceritakan

tentang jumlah, lokasi, bentuk, ukuran dan sifatnya.(4)

Demikian pula dengan menimbulkan perasaan nyeri, sukar sekali untuk dapat

dipastikan secara objektif, maka kewajiban dokter didalam membuat Visum Et

Repertum hanyalah menentukan secara objektif adanya luka , dan bila ada luka dokter

harus menentukan derajatnya.

Page 26: 2. Deskripsi Luka

1. Luka Ringan

Luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan

pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencahariannya.(4)

Pasal 352

(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang

tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan

jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana

penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu

lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang

melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi

bawahannya.

(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.(12)

2. Luka sedang.

Luka yang dapat menimbulkan penyakit, atau halangan dalam menjalankan

pekerjaan jabatan/pekerjaan mata pencaharian untuk sementara waktu saja, maka

luka ini dinamakan luka derajat kedua.(4,9)

Pasal 351

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan

bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,

(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan

pidana penjara paling lama lima tahun.

(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh

tahun.

(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana .(12)

Page 27: 2. Deskripsi Luka

3. Luka Berat

Apabila penganiayaan mengakibatkan luka berat, seperti yang dimaksud dalam

pasal 90 KUHP, luka tersebut dinamakan luka derajat ketiga, dengan kriteria :

a. Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan sembuh dengan sempurna.

b. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut.

c. Rintangan tetap menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata

pencaharian.

d. Kehilangan salah satu panca indera.

e. Cacat besar atau kudung.

f. Mengakibatkan kelumpuhan.

g. Mengakibatkan gangguan daya pikir 4 minggu lamanya atau lebih.

h. Mengakibatkan keguguran atau matinya janin dalam kandungan. (4,9)

Pasal 90

Luka berat berarti:

• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh

sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;

• Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan

pencarian;

• Kehilangan salah satu pancaindera;

• Mendapat cacat berat;

• Menderita sakit lumpuh;

• Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;

• Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan. (12)

Page 28: 2. Deskripsi Luka

DAFTAR PUSTAKA

1. Herlambang, Penggalih Mahardika. Mekanisme Biomolekuler Luka Memar [online].

2010. Available at: http://sibermedik.files.wordpress.com/2008/10/biomolmemar_rev.-

pdf

2. Wales J. Visum et Repertum. [online]. 2010. Available at :

Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Visum_Et_Repertum.

3. Dahlan, Sofwan. Pembuatan Visum Et Repertum. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. Semarang : 2003.

4. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Luka, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.2,

Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.

5. Dahlan, Sofwan. Traumatologi. 2004 Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik.. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.2004. Hal 67-91.

6. Apuranto, Hariadi. Luka tumpul [online]. 2010 [cited: 09 Juni 2010]. Available at:

www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdf

7. Apuranto, Hariadi. Luka tajam [online]. 2010. Available at :

www.fk.uwks.ac.id/elib/.../LUKA%20AKIBAT%20BENDA%20TAJAM.pdf

8. Budiyanto, Arif. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta : 1997. Hal 37-54.

9. Idries, Abdul Mun'im. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa Aksara:

Jakarta 1997. Hal 85-129.

10. Turner Ralph. Forensik science. [online]. 2009. Available at :

http://www.Portalkriminal.Com/Index.

11. Anonim. 2010. http://www.freewebs.com/patofisiologi-luka/index.htm

12. Anonim. 2010. http://ayumi.inube.com/blog/34039/forensic-electric trauma