2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan...

26
13 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Salah satu fokus kajian dalam penelitian ini yaitu respon masyarakat lokal terhadap praktik pariwisata telah menjadi isu yang cukup banyak diangkat oleh para peneliti di bidang pariwisata. Isu ini sangat penting untuk diketahui dalam mengarahkan pariwisata berkelanjutan yang mampu memberi manfaat bagi masyarakat lokal setempat. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang digunakan untuk melihat posisi dari penelitian yang akan dilakukan ini berdasarkan kesamaan fokus dan lokus. Penelitian pertama berjudul Local Responses to Tourism Development on the North-Eastern Coast of Brazil: the Case of the Municipality of Maragogi in Alagoas State oleh Kaspary dan Araujo pada tahun 2013. Penelitian tersebut memiliki kesamaan fokus dengan penelitian yang akan dilakukan ini yakni mengkaji respon masyarakat lokal terhadap praktik pariwisata yang ada di daerahnya. Kesamaan lainnya dari penelitian tersebut dapat dilihat dari sisi desain penelitian yang menggunakan satu lokasi penelitian besar untuk kemudian dicari beberapa lokasi yang lebih mengkhusus. Penelitian tersebut menemukan bahwa respon masyarakat menunjukkan mereka dimarginalkan oleh dominasi pengusaha-pengusaha besar. Alih fungsi lahan banyak terjadi pada salah satu kawasan di wilayah

Transcript of 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan...

Page 1: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

13

2 BAB II

LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS

2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Salah satu fokus kajian dalam penelitian ini yaitu respon masyarakat

lokal terhadap praktik pariwisata telah menjadi isu yang cukup banyak

diangkat oleh para peneliti di bidang pariwisata. Isu ini sangat penting untuk

diketahui dalam mengarahkan pariwisata berkelanjutan yang mampu

memberi manfaat bagi masyarakat lokal setempat. Terdapat beberapa

penelitian sebelumnya yang digunakan untuk melihat posisi dari penelitian

yang akan dilakukan ini berdasarkan kesamaan fokus dan lokus.

Penelitian pertama berjudul Local Responses to Tourism Development

on the North-Eastern Coast of Brazil: the Case of the Municipality of

Maragogi in Alagoas State oleh Kaspary dan Araujo pada tahun 2013.

Penelitian tersebut memiliki kesamaan fokus dengan penelitian yang akan

dilakukan ini yakni mengkaji respon masyarakat lokal terhadap praktik

pariwisata yang ada di daerahnya. Kesamaan lainnya dari penelitian tersebut

dapat dilihat dari sisi desain penelitian yang menggunakan satu lokasi

penelitian besar untuk kemudian dicari beberapa lokasi yang lebih

mengkhusus. Penelitian tersebut menemukan bahwa respon masyarakat

menunjukkan mereka dimarginalkan oleh dominasi pengusaha-pengusaha

besar. Alih fungsi lahan banyak terjadi pada salah satu kawasan di wilayah

Page 2: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

14

tersebut yang meskipun mampu mengangkat kualitas hidup masyarakat lokal

setempat, namun pada kenyataannya mereka bukanlah lagi pemilik aset lokal

destinasi tersebut. Temuan pada wilayah lainnya juga menunjukkan bahwa

masyarakat lokal hanya mampu menjual ikan hasil tangkapannya ataupun

biskuit tradisional yang dibuatnya kepada restoran, bar, dan hotel yang ada di

wilayah tersebut. Meski memiliki persamaan fokus, terdapat beberapa

perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan ini di antaranya perbedaan

karakter lokasi penelitian serta pemfokusan subjek penelitian yakni petani

lokal.

Masih memiliki kesamaan fokus dengan penelitian ini, penelitian

selanjutnya berjudul Respon Masyarakat terhadap Rencana Pengembangan

Kawasan Wisata (Studi Kasus Kawasan Wisata Nusa Ceningan, Desa

Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung) oleh Susanta

tahun 2003. Penelitian tersebut menemukan bahwa terdapat penolakan dari

masyarakat lokal setempat terhadap rencana pengembangan kawasan wisata

Nusa Ceningan yang dilakukan oleh investor. Masyarakat menyadari

pentingnya menjaga kelestarian alam yang mereka miliki sehingga pro kontra

pun terjadi di antara masyarakat, pemerintah, dan investor. Respon penolakan

yang ditunjukkan oleh masyarakat berupa inisiatifnya untuk melakukan

pemetaan potensi pariwisata bersama-sama dengan Yayasan Wisnu untuk

mengembangkan pariwisata di Nusa Ceningan berbasiskan ekowisata.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Setiawan pada tahun 2011 yang

berjudul Komodifikasi Pusaka Budaya Pura Tirta Empul dalam Konteks

Page 3: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

15

Pariwisata Global. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa telah terjadi

proses komodifikasi terhadap situs Pura Tirta Empul. Berbagai renovasi serta

usaha-usaha yang dilakukan untuk mempercantik Pura ini dilakukan salah

satunya untuk kepentingan pariwisata. Dampak yang ditimbulkan pun

beragam mulai dari dampak positif yang mampu meningkatkan kehidupan

sosial ekonomi masyarakat hingga berdampak negatif pada kebudayaan lokal

setempat yang dikomersialisasikan. Meskipun memiliki fokus penelitian yang

berbeda, penelitian yang dilakukan Setiawan tersebut memiliki kesamaan

lokus dengan penelitian ini yaitu di kawasan pariwisata Tampaksiring.

Penelitian selanjutnya berjudul Persepsi Petani terhadap Penetapan

Subak sebagai Warisan Budaya Dunia (Studi Kasus Subak Pulagan Kawasan

Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar) oleh Sarita, Windia, dan

Sudarta pada tahun 2013. Penelitian ini mencoba melihat persepsi dan

ekspektasi petani Subak Pulagan setelah ditetapkannya kawasan tersebut

menjadi WBD dari tiga aspek yakni pola pikir, sosial, dan kebendaan.

Penelitian tersebut menyimpulkan persepsi yang timbul sangat positif dan

petani memiliki harapan yang besar untuk memiliki kehidupan yang lebih

baik di masa mendatang setelah ditetapkannya kawasan Subak Pulagan ini

menjadi WBD. Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan di antaranya lokus

yang sama-sama berlokasi di kawasan Subak Pulagan serta kesamaan subjek

penelitian yakni para petani di lokasi tersebut. Meski demikian penelitian ini

memiliki perbedaan dari sisi fokus yaitu melihat respon petani setelah

berlangsungnya praktik pariwisata di kawasan Subak Pulagan.

Page 4: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

16

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut, terlihat

bahwa penelitian terkait Relasi Sektor Pertanian dan Sektor Pariwisata di

Persimpangan Jalan (Studi Komparasi Praktik Pariwisata pada Dua Subak di

Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar) belum dilakukan. Penelitian

ini dilakukan untuk menindaklanjuti hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sarita, Windia, dan Sudarta terkait persepsi petani setelah ditetapkannya DAS

Pakerisan sebagai WBD. Penelitian ini mengkaji praktik pariwisata, respon

dari petani lokal, serta sinergisitas sektor pertanian dan sektor pariwisata yang

kemudian dikomparasikan sehingga dapat lebih banyak menggali temuan-

temuan baru yang bervariasi. Hingga akhirnya temuan-temuan tersebut dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan pariwisata sinergis yang

berbasis subak di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

2.2 Landasan Konsep dan Teori Analisis

2.2.1 Teori Tourism Area Life Cycle

Tourism Area Life Cycle (TALC) ini diperkenalkan oleh Butler

pada tahun 1980. Menurut Butler (1980) sebuah area wisata pasti akan

mengalami sebuah siklus kehidupan area wisata yang terdiri dari empat

bagian, yaitu Discovery, Local Control, Institutionalism, dan Stagnation,

Rejuvenation or Decline. Namun, lebih lengkapnya TALC ini terbagi

menjadi tujuh tahapan yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai

berikut:

Page 5: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

17

Tabel 2.1

Ciri-Ciri dari Masing-Masing Tahapan dalam TALC

No. Tahapan Ciri-Ciri

1. Eksplorasi

(Exploration)

a. Sebuah area wisata baru ditemukan oleh seseorang (seperti penjelajah, wisatawan, pelaku pariwisata,

masyarakat lokal, atau pemerintah).

b. Mulai dikunjungi oleh wisatawan walaupun dengan

jumlah yang sangat sedikit. c. Area wisata ini umumnya masih alami dan belum ada

fasilitas wisata bagi wisatawan.

2. Keterlibatan

(Involvement)

a. Jumlah kunjungan wisatawan mulai memperlihatkan peningkatan terutama pada hari-hari libur.

b. Pemerintah dan masyarakat lokal mulai ikut terlibat

dalam menunjang kegiatan kepariwisataan di area

wisata tersebut. Kontribusi yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat lokal misalnya

menyediakan fasilitas-fasilitas wisata, berinteraksi

dengan wisatawan, hingga mempermudah akses masuk walau dengan skala yang terbatas.

c. Mulai dilakukan promosi-promosi berskala kecil

untuk semakin memperkenalkan area wisata yang

bersangkutan.

3. Pembangunan

(Development)

a. Jumlah kunjungan wisatawan semakin meningkat.

b. Banyak investor asing dan lokal dari luar yang

berlomba-lomba menanamkan modalnya. c. Bermunculannya organisasi pariwisata, fasilitas

pariwisata yang lebih memadai, penyedia jasa

pelayanan wisatawan asing dan atraksi wisata buatan.

d. Masuknya tenaga kerja asing dan barang-barang impor guna menyesuaikan keinginan wisatawan.

4. Konsolidasi

(Consolidation)

a. Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu

signifikan. b. Kegiatan ekonomi diambil alih oleh perusahaan-

perusahaan jaringan internasional.

c. Berbagai macam fasilitas wisata dirawat, diperbaiki,

dibangun, dan ditingkatkan standarnya. d. Promosi semakin sering dilakukan.

5. Stagnasi

(Stagnation)

a. Jumlah kunjungan wisatawan telah mencapai puncak

tertingginya. b. Atraksi wisata alami sudah disesaki dengan atraksi

wisata buatan yang berdampak pada berubahnya citra

awal area wisata tersebut.

6. Penurunan

(Decline)

a. Fasilitas wisata yang ada beralih fungsi dari fungsi awalnya.

b. Wisatawan mulai jenuh dengan atraksi wisata yang

ada.

7. Peremajaan

(Rejuvenation)

a. Muncul inovasi-inovasi baru. b. Area wisata di tata ulang sehingga memberikan warna

baru.

Sumber: Butler dalam Pratiwi dkk, 2013.

Page 6: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

18

Gambar 2.1

Tourism Area Life Cycle

Sumber: Butler, 1980.

Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi level siklus

hidup area wisata yang sedang dialami oleh kawasan Subak Pulagan,

Tampaksiring dan kawasan Subak Penamparan, Pejeng Kawan dengan

berdasarkan pada praktik pariwisata yang berlangsung di kedua lokasi

tersebut.

2.2.2 Teori Irritation Index

Teori Irritation Index (Irridex) ini diperkenalkan oleh Doxey di

tahun 1976 untuk mengetahui sikap masyarakat lokal dalam

menanggapi kegiatan pariwisata temasuk wisatawan yang berada di

daerah mereka. Teori Irridex dari Doxey ini menggambarkan perubahan

sikap masyarakat lokal terhadap wisatawan secara linier (Pitana dan

Gayatri, 2005). Lebih lanjut keduanya menjelaskan bahwa sikap yang

mula-mula positif berubah menjadi semakin negatif seiring dengan

pertambahan jumlah wisatawan. Terdapat empat fase dari sikap

Page 7: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

19

masyarakat lokal tersebut yang dapat dijelaskan pada Tabel 2.2 berikut

ini.

Tabel 2.2

Ciri-Ciri dari Masing-Masing Fase dalam Teori Irridex

No. Fase Ciri-Ciri

1. Euphoria

Menerima kehadiran wisatawan dengan senang hati dan gembira, masyarakat tidak menuntut apa pun dari wisatawan,

belum ada perencanaan yang matang dan kontrol yang jelas

terhadap kegiatan pariwisata yang ada.

2. Apathy

Masyarakat mulai melayani wisatawan dengan mengharapkan timbal balik, interaksi yang terjadi lebih

kearah komersialisasi, perencanaan yang dilakukan lebih

banyak berkaitan dengan pemasaran.

3. Annoyance

Masyarakat hampir mencapai titik jenuhnya dalam menerima kehadiran wisatawan bahkan mulai terganggu dengan

kegiatan pariwisata yang ada, perencanaan yang dilakukan

lebih ke arah peningkatan sarana prasarana dan justru bukan untuk menekan pertumbuhan.

4. Antagonism

Masyarakat mulai terang-terangan menunjukkan

ketidaksukaan mereka terhadap wisatawan yang hanya

dianggap sebagai pembawa masalah, perencanaan dikaji ulang dengan menggencarkan promosi untuk menaikkan

kembali reputasi destinasi yang telah memburuk.

Sumber: Doxey dalam Nagel, 1999.

Dalam penelitian ini, teori Irridex dari Doxey akan dipergunakan

untuk mengetahui tingkat penerimaan petani terhadap sektor pariwisata

di masing-masing wilayah subaknya dengan berpedoman pada respon

para petani. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi respon

tersebut dengan berpedoman pada fase-fase yang terdapat pada teori ini

sehingga dapat diketahui bagaimanakah sikap masyarakat lokal

terhadap praktik pariwisata yang ada.

2.2.3 Tosun’s Typology of Participation

Tipologi partisipasi ini diperkenalkan pertama kali tahun 1999

yang di desain khusus untuk mengkaji partisipasi masyarakat dalam

Page 8: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

20

sektor pariwisata karena mengelaborasikan tiap tipe partisipasi

masyarakatnya dengan refrensi khusus terkait industri pariwisata

(Tosun, 2006). Tosun membagi bentuk partisipasi masyarakat tersebut

ke dalam tiga tipe partisipasi beserta karakteristiknya masing-masing

yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.3

Karakteristik dari Masing-Masing Tipe dalam Tosun’s Typology of Participation

No. Tipe Karakteristik

1.

Partisipasi

Paksaan

(Coercive

Participation)

a. Partisipasi bersifat top-down, partisipasi pasif, dimanipulasi dan dibuat-buat yang diciptakan sebagai pengganti

partisipasi yang sesungguhnya.

b. Partisipasi yang terjadi umumnya secara tidak langsung.

c. Tidak ada pembagian keuntungan bagi masyarakat lokalnya. d. Masyarakat sering dihadapkan hanya pada satu pilihan

sehingga cenderung menerima segala keputusan.

e. Sangat terasa dominasi pihak luar dibandingkan masyarakat lokal setempat (paternalisme).

2.

Partisipasi

Terdorong

(Induced Participation)

a. Partisipasi yang muncul masih bersifat top-down, partisipasi

pasif, dan termasuk pseudo-participation (partisipasi semu).

b. Partisipasi yang terjadi umumnya secara tidak langsung. c. Masyarakat lokal mendapat kesempatan mendengarkan dan

didengarkan tetapi belum tentu pandangan mereka

dipertimbangkan oleh pengambil keputusan (tokenisme). d. Masyarakat mulai memperoleh hak dalam pembagian

keuntungan.

e. Terdapat alternatif pilihan dari suatu usulan yang ditawarkan dan terdapat pula feedback dari masyarakat.

3.

Partisipasi

Spontan

(Spontaneous Participation)

a. Partisipasi yang muncul telah bersifat bottom-up, partisipasi

aktif, dan termasuk partisipasi asli.

b. Partisipasi dilakukan secara langsung c. Masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan.

d. Masyarakat memiliki kesempatan untuk melakukan

perencanaan sendiri, diberikan tanggung jawab manajerial, serta wewenang yang sepenuhnya.

Sumber: Tosun, 2006.

Tipologi partisipasi masyarakat oleh Tosun ini digunakan untuk

mengetahui sinergisitas sektor pertanian dan sektor pariwisata di

masing-masing wilayah subak. Berbagai hasil temuan di lapangan akan

dianalisis untuk kemudian dicocokkan dengan karakteristik dari tiga

Page 9: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

21

tipe yang ada. Karakteristik yang paling mendekati dengan keadaan di

lapangan akan menunjukkan sinergisitas sektor pertanian dengan sektor

pariwisata di lokasi penelitian.

2.2.4 Aspek-Aspek Praktik Pariwisata

Secara garis besarnya, pengertian pariwisata adalah perjalanan

yang dilakukan oleh seseorang keluar dari daerah asalnya dengan

jangka waktu lebih dari 24 jam untuk melepaskan penatnya. Ketika

melakukan perjalanan dan selama beraktivitas di daerah tujuan wisata

tersebut ia tidak mencari nafkah. Pernyataan yang serupa diungkapkan

oleh Sihite (dalam Marpaung dan Bahar, 2000) sebagai berikut:

“ Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk

sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat

lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan

dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan

pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang

beraneka ragam. ”

Pariwisata merupakan sebuah industri besar yang melibatkan

berbagai pihak dalam mendukung setiap kegiatan di dalamnya. Hal ini

sesuai dengan pengertian pariwisata menurut UU No.10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan yaitu sebagai berikut:

“ Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. ”

Menurut Cooper dkk (1993) keberhasilan dari praktik pariwisata

yang dijalankan mengacu pada empat aspek dasar yang tergabung

Page 10: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

22

dalam 4A yaitu attraction (atraksi), amenities (sarana prasarana

pariwisata), access (akses), dan ancillary services (organisasi pariwisata

dan promosi). Keempat komponen tersebut memiliki porsinya masing-

masing dalam menjalankan roda kegiatan pariwisata yang ada, yaitu

sebagai berikut:

a) Attraction merupakan daya tarik utama orang melakukan perjalanan,

atraksi memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang

seseorang untuk melakukan perjalanan, dan sebagai pemberi

kepuasan kepada pengunjung.

b) Amenities merupakan jasa atau fasilitas-fasilitas yang disediakan

termasuk di dalamnya fasilitas restoran atau rumah makan, agen

perjalanan, serta toko-toko yang menyajikan barang khas daerah.

c) Access merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan

yang tidak hanya mencakup aksesibilitas namun juga mencakup

moda transportasi yang tersedia.

d) Ancillary Services yang mencakup organisasi pariwisata dan

kegiatan promosi yang dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta

untuk semakin mengembangkan industri pariwisata yang ada.

Kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan

melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan insentif, misalnya

potongan tiket masuk.

Page 11: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

23

Berdasarkan amatan sementara terhadap praktik pariwisata yang

berlangsung di dua lokasi penelitian yakni kegiatan bersepeda yang

terdapat di Subak Pulagan, Tampaksiring dan pembangunan akomodasi

berupa villa di Subak Penamparan, Pejeng Kawan, maka definisi

praktik pariwisata yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi

menurut UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Selain itu

digunakan juga konsep 4A menurut Cooper dkk (1993) yang terdiri atas

attraction, amenities, access, dan ancillary services. Konsep-konsep ini

diperlukan untuk melihat praktik pariwisata yang berlangsung di

kawasan Subak Pulagan, Tampaksiring dan Subak Penamparan, Pejeng

Kawan.

2.2.5 Subak sebagai Warisan Budaya Dunia

Pada dasarnya warisan adalah sesuatu yang telah ada sejak masa

lampau, hidup bersama kita saat ini, dan akan kita berikan kepada

generasi penerus berikutnya. Hal ini didukung oleh definisi warisan

menurut UNESCO (2008) sebagai berikut:

“ Heritage is our legacy from the past, what we live with today, and

what we pass on to future generations. ”

Setelah Perang Dunia I yaitu tahun 1972, UNESCO mendorong

berbagai upaya untuk mengidentifikasi, melindungi, dan melestarikan

warisan budaya dan warisan alam yang ada di seluruh dunia. Warisan

budaya yang dimaksud yaitu monumen, areal bangunan, dan situs yang

memiliki nilai sejarah, nilai estetika, nilai arkeologi, nilai etnologi,

Page 12: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

24

ataupun nilai antropologi. Sementara warisan alam adalah formasi fisik,

biologis, dan geografis yang merupakan habitat dari hewan dan

tumbuhan yang dilindungi, serta area yang memiliki nilai penelitian,

nilai konservasi, dan nilai estetis (UNESCO, 2008).

WBD sangat erat kaitannya dengan kegiatan pariwisata.

Keterkaitan tersebut terlihat dari banyaknya situs-situs WBD yang

menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan. Keberadaan WBD ternyata

mampu mewujudkan pariwisata berkelanjutan di suatu destinasi wisata.

Menurut UNESCO (2008) terdapat tujuh aksi untuk meningkatkan

kemampuan WBD dalam mendorong terwujudnya pariwisata

berkelanjutan tersebut, yaitu:

a) Membangun kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu

mengelola situs WBD dengan menekankan pada perencanaan

pengembangan pariwisata berkelanjutan.

b) Melatih masyarakat lokal untuk dapat berpartisipasi dan memperoleh

keuntungan dari kegiatan pariwisata yang ada.

c) Mempromosikan produk-produk lokal hingga ke tingkat

internasional.

d) Meningkatkan kepedulian dan membangun kebanggaan masyarakat

lokal melalui kampanye konservasi.

e) Menyisihkan keuntungan pariwisata yang didapat untuk kepentingan

konservasi dan perlindungan terhadap situs WBD.

Page 13: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

25

f) Berbagi keahlian dan pengetahuan dengan situs dan area yang

dilindungi lainnya.

g) Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya perlindungan

terhadap WBD yang menjadi bagian industri pariwisata.

Salah satu situs WBD yang memiliki daya tarik wisata dimata

wisatawan tersebut salah satunya adalah subak yang terdapat di Pulau

Bali. Subak merupakan suatu sistem irigasi di Bali yang telah ada sejak

ratusan tahun lalu yaitu sekitar 1071 Masehi (Suwena dan Widyatmaja,

2013). Kata Subak berasal dari kata kasuwakan yang berarti saluran air.

Subak adalah suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik

sosioagraris-religius, yang merupakan perkumpulan petani yang

mengelola air irigasi di lahan sawah (Windia dkk, 2005). Hal serupa

juga dijelaskan oleh Surata (2013) yang mendefinisikan subak sebagai

organisasi tradisional para petani di Bali yang terutama bertujuan untuk

mengelola irigasi air dan pola tanam padi di sawah.

Subak dipercaya merupakan wujud konkrit dari filosofi Tri Hita

Karana yang dimiliki oleh Bali. Hal ini dijelaskan secara rinci oleh

Surata (2013) yang mendeskripsikan komponen-komponen pendukung

subak dengan keterkaitannya terhadap aspek-aspek dalam Tri Hita

Karana yaitu sebagai berikut:

Page 14: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

26

a) Parahyangan, yang terdiri dari dua hal mendasar yaitu pura dan

beragam upacara untuk memelihara hubungan harmonis dengan

Tuhan.

b) Pawongan, yang terdiri atas krama subak, organisasi subak, dan

peraturan atau awig-awig.

c) Palemahan, mencakup benda mati, makhluk hidup, dan lanskap

subak.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam sistem subak ini

terdapat suatu organisasi perkumpulan orang-orang yang tergabung

dalam krama subak. Krama subak merupakan masyarakat hukum adat

Bali yang bersifat sosioagraris-religius berdiri sejak dahulu kala dan

berkembang terus sebagai organisasi penguasa tanah dalam bidang

pengaturan air dan lain-lain untuk persawahan dari sumber air di dalam

suatu daerah (Perda Bali No. 02/DPRD/1972).

Meski secara keunikan budaya telah diakui sebagai WBD, tidak

semua subak di Bali masuk ke dalam situs tersebut. Lanskap subak

yang dilindungi oleh UNESCO yaitu lanskap Subak Catur Angga

Batukaru yang terdapat di Jatiluwih, Tabanan dan lanskap Subak

Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan, Gianyar. Lanskap subak yang

berada di sepanjang DAS Pakerisan justru memiliki keunikannya

tersendiri karena memiliki nilai historis yang tinggi dan masih belum

banyak diketahui orang. DAS sendiri merupakan ekosistem yang terdiri

Page 15: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

27

dari unsur utama vegetasi, tanah, air, dan manusia dengan segala upaya

yang dilakukan di dalamnya. Sebagai suatu ekosistem, di DAS terjadi

interaksi antara faktor biotik dan fisik yang menggambarkan

keseimbangan masukan dan keluaran berupa erosi dan sedimentasi.

Menurut UU No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, dalam pasal

1 ayat 11 disebutkan pengertian DAS adalah sebagai berikut:

“ Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan

satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang

berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal

dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan

daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. ”

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pengertian DAS adalah

sebagai berikut:

a) Suatu wilayah daratan yang menampung, menyimpan kemudian

mengalirkan air hujan ke laut atau danau melalui satu sungai utama.

b) Suatu daerah aliran sungai yang dipisahkan dengan daerah lain oleh

pemisah topografis sehingga dapat dikatakan seluruh wilayah

daratan terbagi atas beberapa DAS.

c) Unsur-unsur utama di dalam suatu DAS adalah sumber daya alam

(tanah, vegetasi, dan air) yang merupakan sasaran dan manusia yang

merupakan pengguna sumber daya yang ada.

d) Unsur utama (sumber daya alam dan manusia) di DAS membentuk

suatu ekosistem dengan segala peristiwa yang terjadi pada suatu

unsur di dalamnya yang akan mempengaruhi unsur lainnya.

Page 16: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

28

Berpedoman pada konsep-konsep yang telah dijelaskan, maka

akan digunakan beberapa konsep terkait penelitian ini yaitu konsep

WBD yakni sebuah kawasan yang memiliki ciri khas serta keunikan

kombinasi alam dan budaya dari negara yang bersangkutan. Kawasan

tersebut juga memiliki nilai sejarah, nilai estetika, nilai arkeologi, nilai

etnologi, dan nilai antropologi yang kuat, kemudian digunakan juga

konsep subak menurut Windia (2005) yakni suatu masyarakat hukum

adat yang memiliki karakteristik sosioagraris-religius, yang merupakan

perkumpulan petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah, serta

konsep DAS menurut UU No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.

Konsep-konsep itu akan dipergunakan untuk membatasi masing-masing

hal tersebut dalam penelitian ini.

2.2.6 Konsep Respon

Respon merupakan balasan atau tanggapan seseorang terhadap

sesuatu. Proses merespon dilatarbelakangi oleh tiga hal yakni sikap,

persepsi, dan partisipasi. Respon juga dapat memulai atau membimbing

tingkah laku individu yang bersangkutan karena tanggapan yang

dihasilkan merupakan pengaruh dari lingkungan tersebut (Swastha dan

Handoko, 1997).

Menurut Thursone (dalam Azwar, 2007) respon merupakan

jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan dan prasangka,

pemahaman yang mendetail, rasa takut, ancaman, dan keyakinan

tentang suatu hal yang khusus. Pengungkapan sikap dapat diketahui

Page 17: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

29

melalui pengaruh atau penolakan, penilaian, suka atau tidak suka, serta

kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi.

Sementara itu Arida (2009) lebih spesifik menjelaskan respon

masyarakat adalah tanggapan yang diberikan oleh masyarakat setelah

adanya suatu program tertentu. Menurutnya terdapat tiga kategori jenis

respon masyarakat, yaitu respon positif (menerima), respon negatif

(tidak menerima atau kurang menerima), dan respon netral (setengah

menerima dan setengah menolak).

Lebih lanjut Blumer (dalam Ritzer, 2010) menjelaskan terdapat

sebuah model yang dikenal dengan model stimulus respon. Model ini

menekankan keutamaan peristiwa eksternal yakni tindakan manusia

dilihat sebagai respon terhadap rangsangan yang terjadi di dunia luar.

tindakan manusia dapat sekaligus disengaja dan kreatif, sang aktor

memperhitungkan, mengenal, menilai, dan memutuskan pilihan dari

berbagai alternatif tindakan yang ada.

Berdasar pada beberapa konsep terkait respon seperti yang telah

dijelaskan di atas, maka yang dimaksud dengan respon dalam penelitian

ini adalah sikap atau tanggapan baik positif, netral maupun negatif yang

muncul karena adanya rangsangan berupa interaksi yang terbentuk di

lingkungan objek yang bersangkutan. Definisi ini digunakan untuk

melihat respon masyarakat lokal di kawasan Subak Pulagan,

Tampaksiring dan kawasan Subak Penamparan, Pejeng Kawan yang

timbul karena adanya praktik pariwisata di lokasi tersebut.

Page 18: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

30

2.2.7 Konsep Petani

Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan

pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar

terdapat tiga jenis petani, yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik

yang sekaligus juga menggarap lahan, dan buruh tani. Petani umumnya

bertempat tinggal di perdesaan dan sebagian besar di antaranya,

terutama yang tinggal di daerah-daerah yang padat penduduk seperti

Asia Tenggara, hidup di bawah garis kemiskinan.

Sementara itu dalam UU No. 19 Tahun 2013 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang dimaksud dengan petani

dijelaskan dalam Pasal 1 Ayat 3 sebagai berikut:

“ Petani adalah warga negara Indonesia perseorangan dan/atau

beserta keluarganya yang melakukan usaha tani di bidang tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan. ”

Kehidupan petani identik dengan kehidupan perdesaan. Marzali

(2003) membedakannya menjadi peladang atau pekebun, peisan (dari

bahasa Inggris Peasant), dan petani pengusaha atau farmer. Peasant

atau yang biasa juga disebut sebagai petani kecil, merupakan golongan

terbesar dalam kelompok petani di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

Dalam kesesuaiannya dengan konteks yang diteliti dalam

penelitian ini, maka pengertian petani akan mengacu pada definisi yang

telah dijelaskan dalam UU No.19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan

dan Pemberdayaan Petani. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan

Page 19: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

31

petani dalam penelitian ini adalah warga negara Indonesia perseorangan

dan/atau bersama keluarganya yang melakukan usaha tani di bidang

tanaman pangan.

2.2.8 Konsep Wisatawan

Wisatawan merupakan sebutan bagi seseorang yang melakukan

perjalanan wisata (Pitana dan Gayatri, 2005) yang juga sesuai dengan

pendapat Yoeti (1996) berikut ini.

“ Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan, dalam bahasa Inggris

dapat disebut dengan istilah traveler. ”

Meski wisatawan mengunjungi suatu destinasi wisata selama

beberapa hari, namun tujuannya hanya untuk bersenang-senang dan

bukan untuk bekerja, hal ini dinyatakan jelas berdasarkan United

Nation Conference on Travel and Tourism yang diselenggarakan di

Roma pada tahun 1963 (dalam Pitana dan Gayatri, 2005) berikut.

“ Setiap orang yang mengunjungi negara yang bukan merupakan

tempat tinggalnya, untuk berbagai tujuan, tetapi bukan untuk mencari

pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjunginya.”

Beragamnya jenis pariwisata yang berkembang saat ini, maka

beragam pula jenis wisatawan yang ada sesuai dengan aktivitas wisata

yang dilakukan oleh wisatawan yang bersangkutan. Jenis wisatawan

yang umumnya ditemui di Bali adalah wisatawan massal yang datang

dengan jumlah besar secara bersamaan. Hal ini tidak terlepas dari

semakin menjamurnya budget hotel dan city hotel yang saling bersaing

menawarkan harga termurah sebagai salah satu ciri berkembangnya

Page 20: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

32

mass tourism di Bali saat ini. Selain itu, jenis wisatawan lainnya yakni

ekowisatawan juga mulai melirik berbagai aktivitas wisata alternatif

yang tumbuh di pelosok-pelosok Bali. Ekowisatawan merupakan jenis

wisatawan yang peduli terhadap lingkungan serta pro terhadap

masyarakat lokalnya.

Weaver (2001) membedakan ekowisatawan menjadi dua tipe

sesuai dengan temuannya di Australia. Tipologi ekowisatawan tersebut

dikelompokkan dengan melihat jenis aktivitas ekowisata yang

dilakukan oleh ekowisatawan yang bersangkutan sehingga terdapat dua

spektrum, yakni ekowisatawan hard activity dan ekowisatawan soft

activity (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1).

Berdasarkan Gambar 2.1 terlihat bahwa ekowisatawan hard activity

merupakan jenis wisatawan yang aktif dengan memiliki ciri-ciri

berkomitmen terhadap lingkungan, berupaya meningkatkan

keberlanjutan, aktivitasnya tergolong spesial dan perjalanan panjang,

berskala kecil, serta menekankan pada pengalaman personal.

Gambar 2.2

Tipologi Ekowisatawan

Sumber: Weaver, 2001.

Page 21: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

33

Sementara itu ekowisatawan soft activity memiliki ciri-ciri kurang

berkomitmen terhadap lingkungan, tidak memperhatikan keberlanjutan,

aktivitasnya tidak spesifik, berskala besar, dan menginginkan pelayanan

yang tinggi sehingga tergolong ekowisatawan pasif. Tipologi

ekowisatawan menurut Weaver (2001) inilah yang akan digunakan

untuk mengklasifikasikan jenis wisatawan yang berkunjung ke Subak

Pulagan, Tampaksiring dan Subak Penamparan, Pejeng Kawan.

2.2.9 Alih Fungsi Lahan dalam Sektor Pariwisata

Utomo dkk (1992) mendefinisikan alih fungsi lahan adalah

perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya

semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi

dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu

sendiri. Alih fungsi lahan dalam artian perubahan/penyesuaian

peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara

garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan yang makin

bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan

yang lebih baik. Hal ini ditegaskan oleh Pasandaran (2006) yang

menyatakan terdapat tiga faktor penyebab alih fungsi lahan yaitu

kelangkaan sumber daya lahan dan air, dinamika pembangunan, dan

peningkatan jumlah penduduk.

Ada beberapa penyebab tingginya alih fungsi lahan di antaranya

rendahnya tingkat keuntungan bertani padi sawah, tidak dipatuhinya

peraturan tata ruang (lemahnya penegakkan hukum tentang tata ruang),

Page 22: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

34

keinginan mendapatkan keuntungan jangka pendek dari pengalih

fungsian lahan sawah, dan rendahnya koordinasi antara lembaga dan

departemen terkait dengan perencanaan penggunaan lahan (Agus dkk,

2001). Dalam kaitannya dengan pariwisata Bali, alih fungsi lahan ini

terjadi karena tingginya tingkat permintaan terhadap sarana sarana

pariwisata. Hal ini juga dipengaruhi oleh bentuk pariwisata yang

dikembangkan yaitu pariwisata massal.

Definisi alih fungsi lahan menurut Utomo dkk (1992) akan

dijadikan acuan dalam penelitian ini. Sehingga alih fungsi lahan dalam

penelitian ini adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan

lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi

lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan

potensi lahan itu sendiri. Konsep ini digunakan untuk menggambarkan

alih fungsi lahan yang terjadi di kawasan Subak Penamparan, Pejeng

Kawan.

2.2.10 Pariwisata Berbasis Masyarakat sebagai Bentuk Sinergi Sektor

Pertanian dan Sektor Pariwisata

Sinergi tidak jauh berbeda dengan kerjasama. Hal ini terlihat dari

asal kata sinergi yaitu syn-ergo dari bahasa Yunani yang berarti

bekerjasama (Hampden-Turner, 1990). Walton (1999) juga menegaskan

sinergi adalah hasil dari kerjasama (co-operative effort), sehingga

kerjasama merupakan inti untuk menghasilkan kualitas sinergi yang

maksimal. Meski demikian, sesungguhnya sinergi lebih dari sekedar

Page 23: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

35

bekerjasama, karena bersinergi merupakan suatu creative cooperation

karena mampu menciptakan solusi atau gagasan yang lebih baik dan

penuh inovasi baru (Covey, 1989).

Sementara itu Ansoff (1968) dalam lingkup kebijakan bisnis

mendefinisikan sinergi sebagai suatu efek yang diperoleh dari

kombinasi berbagai sumber daya organisasi, yang dapat menghasilkan

sesuatu yang nilainya lebih besar dari jumlah nilai masing-masing

bagiannya. Hal serupa juga dinyatakan oleh Kanter (1989) yang

menjelaskan sinergi adalah interaksi dari usaha yang menghasilkan

keuntungan lebih besar dan melampaui apa yang dapat dilakukan oleh

masing-masing unit jika melakukannya sendiri-sendiri. Sinergi ini

dianggap sebagai suatu gagasan baru yang terbentuk dari berbagai

macam gagasan yang diajukan oleh banyak pihak dan dilandasi oleh

pola pikir atau konsep baru. Lebih lanjut Sulasmi (2006) menambahkan

gagasan baru tersebut diperoleh dari hasil perpaduan antara cara-cara

untuk menyelesaikan masalah dengan gagasan yang telah dijalankan

oleh pihak-pihak yang saling percaya dan bersikap saling mendukung.

Untuk menciptakan sinergi antara beberapa bagian berbeda yang

dalam hal ini yaitu sektor pertanian dan sektor pariwisata tentu

diperlukan keterlibatan kedua belah pihak. Keterlibatan tersebut dapat

terlihat dari kontribusi yang diberikan masing-masing sektor demi

terwujudnya praktik pariwisata tersebut. Kontribusi itu sendiri memiliki

Page 24: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

36

makna keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan.

Sehingga dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi ataupun tindakan.

Jika dikaitkan dengan pariwisata, kontribusi yang diberikan dapat

dilihat dari segi ekonomi secara tidak langsung maupun langsung

(Wahab, 1985), yaitu sebagai berikut:

a) Kontribusi langsung, antara lain kontribusi terhadap neraca

pembayaran dan kontribusi bagi penyedia lapangan kerja dalam

mendistribusikan pendapatan.

b) Kontribusi tidak langsung, antara lain multiplier effect, hasil dalam

memasarkan produk-produk pariwisata, dan hasil untuk sektor

pemerintah.

Kontribusi tersebut nantinya akan memperlihatkan apakah sektor

pertanian dan sektor pariwisata telah bersinergi untuk menjalankan

pariwisata yang ada. Pariwisata yang dimaksud tentu pariwisata

berbasis masyarakat yang pro terhadap keadaan lokal setempat. Secara

umum pariwisata berbasis masyarakat lokal atau yang juga dikenal

dengan istilah Community Based Tourism (CBT) adalah sebuah konsep

pengembangan suatu destinasi wisata melalui pemberdayaan

masyarakat lokal yang masyarakatnya turut andil dalam perencanaan,

pengelolaan, dan pemberian suara berupa keputusan dalam

pembangunannya. Jenis pariwisata ini merupakan alternatif dari

pariwisata mainstream yang ada saat ini (Goodwin dan Santilli, 2009)

Page 25: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

37

Masyarakat yang terlibat dalam CBT memiliki kendali yang besar

dalam keterlibatannya untuk mengembangkan dan mengelola kegiatan

pariwisata yang mampu memberikan keuntungan ekonomi tidak hanya

bagi masyarakat yang terlibat langsung, namun juga bermanfaat bagi

masyarakat yang terlibat secara tidak langsung karena menimbulkan

multiplier effect (WWF International, 2001; Häusler dan Strasdas,

2003). Pengelolaan dengan konsep CBT ini juga sesuai dengan prinsip-

prinsip dalam pariwisata berkelanjutan karena skalanya yang kecil

namun mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat lokal

(The Mountain Institute, 2000).

Pernyataan serupa juga dijelaskan oleh Suansri (2003) sebagai

berikut:

“ CBT adalah pariwisata yang memperhitungkan aspek keberlanjutan

lingkungan, sosial, dan budaya. CBT merupakan alat bagi

pembangunan komunitas dan konservasi lingkungan atau dengan kata lain CBT merupakan alat bagi pembangunan pariwisata

berkelanjutan. ”

Berdasarkan konsep-konsep tersebut, maka konsep yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep sinergi menurut Kanter

(1989), yakni interaksi dari usaha yang menghasilkan keuntungan lebih

besar dan melampaui apa yang dapat dilakukan oleh masing-masing

unit jika melakukannya sendiri-sendiri, kemudian digunakan juga

konsep kontribusi yaitu segala sesuatu yang diberikan oleh pelaku

pariwisata kepada petani lokal dan sebaliknya di masing-masing

wilayah berlangsungnya praktik pariwisata tersebut yang dapat berupa

Page 26: 2 BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.pdf · Konsolidasi (Consolidation) a.Jumlah kunjungan wisatawan naik tapi tidak terlalu ... Teori ini akan dipergunakan untuk mengidentifikasi

38

materi ataupun non-materi, serta digunakan pula definisi pariwisata

berbasis masyarakat oleh Suansri (2003). Konsep-konsep tersebut akan

digunakan untuk melihat sinergi yang tercipta dari keterkaitan sektor

pertanian dengan sektor pariwisata dalam menjalankan praktik

pariwisata di kawasan Subak Pulagan, Tampaksiring dan kawasan

Subak Penamparan, Pejeng Kawan.