1Sepasang Golok Mustika

71
Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung > diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published by buyankaba 1 ______________________________________________ ________________________ Empat laki2 dengan dandanan ringkas berbaris memotong djalan didepan mereka! Siapa empat orang itu? Kalau kawanan perampok besar, masakah hanja empat orang? Apakah dalam hutan siong itu bersembunji kawan2 mereka? Pendjahat ketjil sudah pasti tak akan berani mengganggu kereta2 piauw itu jang dilindungi begitu banjak orang. Apakah keempat orang itu djago2 Rimba Persilatan jang sengadja datang untuk merampas piau?*) Dengan matanja jang tadjam, pemimpin rombongan piauw mengawasi keempat pentjegat itu. Jang berdiri diudjung kiri adalah seorang jang bertubuh kurus-ketjil dan berdjanggut runtjing, kedua tangan menggenggam Go-bie Kong-tjek (pusut jang terbuat dari badja). Jang kedua berbadan tinggi-besar, seolah-olah sebuah pagoda besi. Didepannja berdirilah sebuah papan batu jang sangat besar dengan huruf-huruf: “Kuburan mendiang Oey Seng Poen.” Batu nisan! Perlu apa batu nisan itu disitu? Oey Seng Poen? Dalam dunia Kang-ouw,

description

Dow

Transcript of 1Sepasang Golok Mustika

Page 1: 1Sepasang Golok Mustika

Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba1______________________________________________________________________Empat laki2 dengan dandanan ringkas berbaris memotongdjalan didepan mereka!Siapa empat orang itu? Kalau kawanan perampok besar,masakah hanja empat orang? Apakahdalam hutan siong itu bersembunji kawan2 mereka?Pendjahat ketjil sudah pasti tak akanberani mengganggu kereta2 piauw itu jang dilindungibegitu banjak orang. Apakah keempatorang itu djago2 Rimba Persilatan jang sengadja datanguntuk merampas piau?*)Dengan matanja jang tadjam, pemimpin rombonganpiauw mengawasi keempat pentjegat itu.Jang berdiri diudjung kiri adalah seorang jang bertubuhkurus-ketjil dan berdjanggut runtjing,kedua tangan menggenggam Go-bie Kong-tjek (pusutjang terbuat dari badja).Jang kedua berbadan tinggi-besar, seolah-olah sebuahpagoda besi. Didepannja berdirilahsebuah papan batu jang sangat besar dengan huruf-huruf:“Kuburan mendiang Oey SengPoen.” Batu nisan! Perlu apa batu nisan itu disitu? OeySeng Poen? Dalam dunia Kang-ouw,

Page 2: 1Sepasang Golok Mustika

nama itu belum pernah terdengar!Orang jang ketiga bertubuh sedang, tak besar dan takketjil, kulit mukanja putih dan djikatidak bergigi tonggos, ia dapat dikatakan seorang priajang tampan. Ditangannja, terdapatsepasang Lioe-seng-toei (bandringan).Jang keempat adalah seorang setengah tua jang matjamnjaseperti orang sakit dan sedangberdiri bersandar pada sebuah pohon, disebelah kanan.Pakaiannja tjompang-tjam-ping,tenang2 ia menghisap sebatang pipa pandjang sambilmenitjap-itjapkan mata, ia mengepulkanasap dari mulutnya. Dengan sikapnja jang atjuh tak atjuhia seakan-akan tak memandangsebelah mata kepada tudjuhpuluh orang lebih jangmengawal piauw itu.Jang tiga masih tak mengapa, tetapi si–penjakitan benar2tak boleh dibuat gegabah. Tak bisasalah lagi, ia tentu berkepandaian tinggi dan akanmerupakan lawan terberat. Si-pemimpinpiauw lantas sadja ingat akan banjak tjerita jang tersiardalam dunia Kang-ouw: Bagaimanaseorang nenek tua dengan tangan kosong membinasakanlima pendjahat besar, bagaimanaseorang pengemis muda mengatjau dikota Thay-goan,bagaimana seorang gadis tjantik

Page 3: 1Sepasang Golok Mustika

Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba2merobohkan seorang ahli silat kenamaan di Thay-tong…Memang benar, dalam RimbaPersilatan, orang harus berhati-hati terhadap lawan jangkelihatan lemah atau ketolol-tololan.Si-pemimpin piauw jang sedang menaksir-naksir keempatlelaki itu – adalah Tjong-piauwtauw(pemimpin umum) dari Wie Sin Piauw-kiok dikota See-an., propinsi Siamsay. Ia sheTjioe, bernama Wie Sin dan bergelar Tiat-pian Tin-pat-hong (si-Petjut-besi jang berkuasadidelapan pendjuru).Semakin ia menimbang-nimbang, semakin bimbanghatinja. Piauw jang sedang dilindunginjaadalah milik Ong Tek Eng, seorang saudagar di-See-an,sebesar duapuluh laksa tahil perak.Tak usah dikatakan lagi, piauw itu bukannja ketjil, tapibagi Wie Sin Piauw-kiok djumlah itutidak terlalu besar, karena piauw-kiok tersebut pernahmelindungi piauw jang lebih besardjumlahnja, parnah melindungi empatpuluh laksa dandelapan puluh laksa tahil perak.Apa jang paling dikuatirkannja sedari ia meninggalkanSee-an adalah keselamatan golok

Page 4: 1Sepasang Golok Mustika

dalam bungkusan dipunggungnja. Ia menerima keduagolok itu dalam gedung Tjoan-siamTjongtok (Tjongtok dari propinsi Soe-tjoan dan Siam-say),dari tangan Tjoan-siam Tjongtoksendiri. Ia ingat bagaimana dengan hati ber-debar2, iamendengarkan pesan pembesartersebut. “Tjioe Piauw-tauw,” kata Lau Taydjin, si-Tjongtok. “Sepasang golok itu, jang diberinama Wan-yo-to,*) harganja bukan main. Djagalah baik2.Golok ini dulu disimpan dalamistana kaizar. Pada djaman kaizar almarhum, mendiangKaizar Kong-hie, entah bagaimana,sepasang golok ini telah ditjuri orang. Begitu lekas kaizarjang sekarang naik ketahta, beliausegera mengeluarkan perintah rahasia supaja parapembesar di-delapanbelas propinsi berusahamentjarinja. Selama tigabelas tahun, usaha itu tidakberhasil. Achirnja, berkat redjeki Hongsiang(kaizar), akulah jang berhasil. Huh2! Aku mengenal WieSin Piauw-kiok sebagaiperusahaan piauw jang paling boleh diandalkan. Olehsebab itu, sekarang aku mempertjajakantugas ini kepadamu, tugas membawa Wan-yo-to ke-Pakkhia. Supaja kau bisa tiba dikota radjadengan selamat, sedikitpun kau tak boleh membotjorkanrahasia ini. Sekembalimu sesudahmenunaikan tugas ini dengan berhasil, aku pasti akanmemberi hadiah jang setimpal

Page 5: 1Sepasang Golok Mustika

kepadamu.”Demikian pesan Lauw Tay-djin, Tjoan-siam Tjongtok.Nama Wan-yo-to jang sangat tersohor, ia memang pernahmendengar dari gurunja.Dalam sepasang golok itu, jang satu pendek dan jang lainpandjang, tersembunji rahasiaterbesar dari Rimba Persilatan. Sepandjang tjerita, orangjang mendapatkannja akan “takpunja tandingan lagi dikolong langit,” suatu hal jangpaling diidam-idamkan setiap orang jangpandai silat. Ketika mendengar tjerita itu, iamenganggapnja sebagai dongengan belaka. Tapisiapa njana, Tjoan-siam Tjongtok benar2 sudahmendapatkan sepasang golok itu dan diluardugaan; ia sendirilah jang telah ditugaskan membawanjake-kota radja untuk dipersembahkankepada kaizar.Sepasang golok itu dibungkus rapi dengan sutera kuningdan diberi tjap Tjong-tok. Iasebenarnja kepingin sekali melihat sendjata mustika itu,tapi siapa berani membukabungkusan itu?Disamping itu, Lau Tjong-tok djuga memerintahkanempat orang Wie-soe (pengawal pribadi)jang dipertjaja untuk turut dalam rombongan piauwdengan menjamar sebagai piauw-soe dan

Page 6: 1Sepasang Golok Mustika

Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba3pegawai. Tjioe Wie Sin insjaf, bahwa serta mereka bukansadja untuk membantu, tapisekalian untuk menilik segala gerak-geriknja.Pada suatu hari, sebelum rombongan piauw berangkat,Wie-soe-thio (pemimpin Wie-soe) darigedung Tjongtok telah mengirim orang untukmemindahkan seantero keluarga Tjioe –semuanja dua-belas orang – kegedung Wie-soe-thio.Sebagai alasan dikemukakan, bahwapemindahan itu dilakukan karena kuatir keluarga TjioeTjong-piauw-tauw tak ada jangmelindungi, sesudah ia meninggalkan See-an. Tetapi,sebagai seorang berpengalaman, TjioeWie Sin tentu sadja mengerti maksud tindakan itu. Semuaitu berarti, bahwa Lauw tjongtoktelah menahan ibu, isteri, gundik dan anak-anaknjasebagai tanggungan. Djika terjadi sesuatujang tak diinginkan dengan sepasang golok mustika itu,maka bukan sadja ia sendiri akanmendapat hukuman mati, tapi seluruh keluarganja pun takusah berharap bisa hidup terus.Selama hidupnja, Tjioe Wie Sin mengalami banjak taufandan gelombang besar. Tapi baru

Page 7: 1Sepasang Golok Mustika

kali ini ia meninggalkan keluarganja dengan hatiberdebar-debar begitu keras, dengankekuatiran dan kegirangan tertjampur mendjadi satu.Djika ia selamat berhasil mengantarsepasang golok itu sampai dikota radja, maka bukan sadjaLau Tjongtok akan memberikannjahadiah besar, tapi sang kaizar pun, dalam kegirangannja,mungkin akan menganugerahkansatu atau lain pangkat kepadanja. Dengan demikian, iaakan bisa mengangkat deradjatleluhurnja dan boleh tak usah melakukan lagi pekerdjaanjang penuh bahaja sebagai piauwtauwitu.Perdjalanan dari See-an ke-Pakkhia bukannja dekat dansedikitnja harus melalui tigapuluhgunung besar-ketjil dengan sarang2 perampoknja.Terhadap pendjahat biasa sedikitpun ia takkuatir, karena kepandaiannja memang tjukup tinggi dannama Tiat-pian Tin-pat-hong tjukupdikenal orang. Tapi Wan-yo-to mempunjai daja penarikjang sangat hebat. Djika rahasia itubotjor, entah berapa banjak djago akan turun tangan tjobamemilikinja. Demikianlah mengapadalam usaha menunaikan tugasnja jang sangat berat, iasengadja menerima pekerdjaanmengawal duapuluh laksa tahil perak itu untuk digunakansebagai tedeng tugasnja jang utama.

Page 8: 1Sepasang Golok Mustika

Andaikata piauw tersebut dirampas orang dan Wan-yo-tobisa diantar dengan selamat sampaidikota radja, ia sudah boleh merasa beruntung.Demikianlah kedudukan Tjioe Wie Sin, ketika iamengawasi empat pentjegatnja dengan hatibimbang.Sambil memegang Tiat-pian jang dilibatkandipinggangnja, ia batuk-batuk beberapa kali,kemudian berkata sambil memberi hormat: “Aku jangrendah bernama Tjioe Wie Sin. Akumengakui kesalahanku, karena diwaktu lewat tempatsehabat2, aku tidak memberi hormatkepada kalian. Untuk itu, aku memohon maaf.” Denganberkata begitu, ia berusaha untukmengelakkan suatu pertempuran.Si-penjakitan memegang dadanja dan batuk2 beberapakali.Si-kurus mengangkat pusutnja dan berkata denganperlahan: “memberi hormat kepada kamiboleh tak usah. Eh, mustika apakah itu, jang kau lindungi?Tinggalkanlah disini.”Bukan main kagetnja Tjioe Wie Sin. Soal Wan-yo-to takpernah diberitahukannja kepadasiapapun djuga, bahkan orang-orangnja jang palingdipertjaja djuga menganggap, bahwadalam perdjalanan ini mereka hanja mengawal duapuluhlaksa tahil perak tersebut.Bagaimana keempat orang itu bisa mengetahui rahasianja?

Page 9: 1Sepasang Golok Mustika

Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba4Sesudah menetapkan hatinja, ia mengangkat keduatangannja seraja berkata pula: “Harapsupaja kalian sudi memaafkan kedua mataku jang tiadabidjinja. Bolehkah aku mengetahuinama besar sahabat-sahabat?”“Perkenalkan dirimu dulu,” kata si-kurus.“Aku jang rendah she Tjioe, bernama Wie Sin,” katanja.“Sahabat2 didunia Kang-ouw telahmenghadiahkan gelar “Tiat-pian Tin-pat-hong ke-padaku.”Si-penjakitan tertawa dingin dan mengedjek: “Hm!Perkataan Tin (menguasai) sebaiknjaditukar dengan Pay (memberi hormat dengan berlutut).”“Ditukar dengan Pay?” si kurus menegas. “Ha! Orang sheTjioe! Toako-ku telahmenghadiahkan kau suatu gelar lain: Tiat-pian Pay-pat-hong (si-Petjut-besi jang berlututkedelapan pendjuru).” Hampir berbareng dengan edjekanitu, mereka berempat terbahakbahak.Sebisa-bisanja Tjioe Wie Sin menekan napsu amarahnja.“Bagus!” katanja dengan suaramenjeramkan. “Bolehkah aku menanja: Dari djalan manakalian datang? Siapakah pemimpinkalian?”

Page 10: 1Sepasang Golok Mustika

“Baiklah,” kata si-kurus sambil menundjuk si-penjakitan.“Tapi awas, djanganlah djatuhmampus karena kaget. Toako kami adalah Hoen-hee Sin-liong Siauw Yauw Tjoe (si-nagamalaikat),Djieko jalah Tan-tjiang Po-pay Siang Tiang Hong(dengan satu tangan membelahpay batu), Shako adalah Lioe-seng Kan-goat Hoa KiamEng (si-Bintang-sapu mengedjarbulan), sedang aku sendiri jalah Pat-po Kan-sian Say-Tjoan–tjoe Tah-soat-boe-heng Tok-kaksoei-siang-hoei Song-tjek-kay-tjit-seng*) Kay It Beng!”Tjioe Wie Sin heran bukan main. “Mengapa gelar orangitu begitu pandjang?” tanjanjadidalam hati.Sesudah memperkenalkan diri, si-kurus Kay It Bengberkata pula: “Kami berempat telahbersumpah untuk mendjadi saudara dan selalu melakukanperbuatan-perbuatan mulia,menghantam jang kuat, menolong jang lemah, merampasmilik jang kaja untuk membantujang miskin. Oleh sebab itu, sahabat-sahabat dalamkalangan Kang-ouw memberi nama Thay-Gak Soe-hiap (Empat-pendekar Thay-gak) kepada kami.”Mendengar keterangan itu, Tjioe Wie Sin berkata dalamhatinja: “Ditilik dari mereka, si-kurustentunja mempunjai ilmu mengentengkan badan jangsangat tinggi, si-tinggi-besar tentu hebat

Page 11: 1Sepasang Golok Mustika

tenaga tangannja, sedang si-muka-putih tentu liehaydalam menggunakan Lioe-seng-toei.Hanja nama Hoen-hee Sin-liong Siauw Yauw Tjoe jangagak luar biasa. Nama itu sepertidjuga nama seorang berilmu tinggi, seorang terkemukadari Rimba Persilatan. Tetapimengapa aku belum pernah mendengar nama Thay-gakSoe-hiap disebut-sebut orang? Biarbagaimana djuga, hari ini aku harus berhati-hati.” Denganpikiran demikian, ia lantas sadjamemberi hormat sekali lagi seraja berkata: “Nama besarkalian aku sudah mendengar lamasekali. Sungguh beruntung, bahwa hari ini aku bisabertemu dengan kalian. Mengingat, bahwapiauw-kiokku belum pernah mempunjai gandjelan denganSoe-hiap, maka aku mengharap,supaja kalian sudi membuka djalan. Dikemudian hari, akutentu akan mengundjungi sahabat2untuk menghaturkan banjak2 terima kasih.”Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba5“Membuka djalan adalah soal mudah sekali dan kamipuntak sudi merampas piauw-mu.” KataKay It Beng. “Kedatangan kami hanjalah untukmemindjam satu-dua mustika.”“Mustika apa?” tanja Wie Sin.

Page 12: 1Sepasang Golok Mustika

“Huh-huh!” Kay It Beng mengeluarkan suara dihidung.“Sungguh aneh! Mengapa kaumenanjakan kepadaku? Apakah kau sendiri tak tahu?”Tjioe Wie Sin mengerti, bahwa soal itu tak akan bisadibereskan dengan perdamaian. Iasekarang jakin, bahwa keempat orang itu memangmenginginkan Wan-yo-to. Sambilmembuka sepasang pian jang ditelibatkan dipinggangnja,tenang2 ia berkata: “Kalau begitu,tiada djalan lain daripada meminta pengadjaran dariThay-gak Soe-hiap. Siapa jang akanmadju lebih dulu?” Sehabis berkata begitu, ia menolehkebelakang dan menggapai. Limapiauwsoe dan empat Wie-soe dari gedong Tjongtok,lantas sadja mendekat.“Dalam menghadapi pendjahat2 itu, kita tak usahmemegang peraturan.” Bisiknja. “Kepungsadja mereka!” Dengan memberi perintah begitu, didalamhatinja ia mengandung maksudtertentu.Selagi kawan-kawannja bertempur dengan empatpendjahat itu, ia hendak kabur seorang diridengan membawa golok mustika itu.“Toa-piauw-tauw,” kata Kay It Beng. “Biarlah lebih duluaku tjoba2 mengadu pusutkudengan petjutmu.” Sehabis berkata begitu, ia segeramenerdjang.

Page 13: 1Sepasang Golok Mustika

Tanpa turun dari tunggangannja, Tjioe Wie Sin menjabatKong-tjek musuh dengan pukulanTho-wan-to-so (Di-taman-tho-merampas tombak) sambilmendjepit perut kuda dengan kedualututnja, sehingga hewan itu lantas sadja melompatkedepan.“Bagus!” Toa-piauw-tauw hendak kabur!” teriak It Beng.“Aku hendak menjelidiki apakah kau menjembunjikankontjo diluar hutan!” kata pemimpinpiauw itu sambil mentjambuk kuda.Melihat musuh kabur terus, buru-buru Hoa Kiam Engmelontarkan Lioe-seng-toei-nja jangmenjambar punggung Wie Sin. Tanpa menengok, Tin-pat-hong mengebaskan tjambuknjajang tangan kiri kebelakang dengan menggunakanpukulan Ya-tjong-sam-tjee (Diwaktumalam-menjerang-tiga-benteng). Dengan berbunji “trang!”,bandringan itu terpukul kembali.Sesudah berkenalan dengan sendjata Kay it Beng dan HoaKiam Eng, ia meras, bahwa ilmusilat kedua pendjahat itu tidak seberapa tinggi. Iamenengok dan melihat Siauw Yauw Tjoemasih tetap bersandar pada pohon dengan memegangpipanja jang pandjang, tengahmengawasi tiga saudaranja jang sedang dikepung olehpara piauw-soe. Sikapnja tetap tenang,tanpa memperlihatkan sikap takut sedikit djua.

Page 14: 1Sepasang Golok Mustika

Wie Sin kaget dan berkata didalam hatinja: “Djika si-penjakitan turun tangan, mungkin akusukar meloloskan diri lagi.” Ia mematju tunggangannjajang terus kabur sekeras-kerasnja.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba6Mendadak Siauw Yauw Tjoe mengajun tangan kanannjaseraja berteriak: “Awas piauw!”Dengan disertai bunji njaring, serupa benda hitammenjambar kearah Wie Sin. Kepalapiauwsoe ini menangkis dengan tjambuknja dan “plak!”,benda itu menempel padasendjatanja!Terperandjatlah Wie Sin dan penuh ketakutan, ia segeramembedal tunggangannja tanpamenengok lagi. Sesudah berada diluar hutan dan melihattiada jang mengubar, ia menahankudanja dan memeriksa sendjata rahasia jang menempelpada tjambuknja. Ia merasa maluberbareng geli ketika ternjata, bahwa “sendjata rahasia”itu hanja sebuah sepatu rusak.Dengan perasaan sangsi, untuk beberapa saat ia dudukbengonng diatas punggung kudanja.Apakah ia sebaiknja kabur terus atau haruslah iamenunggu disitu untuk melihatperkembangan selandjutnja?

Page 15: 1Sepasang Golok Mustika

Sekonjong-konjong dari dalam hutan terdengar djeritanmanusia jang sangat njaring, sepertibabi disembelih. Djeritan itu hanja terdengar satu kali,kemudian suasana sunji-senjap pula,malah bunji beradunja sendjata djuga tidak terdengar lagi.Tjioe Wie Sin djadi semakinbimbang. “Apakah dalam waktu sesingkat itu, semuaorang-orangku sudah dibasmi olehThay-gak Soe-hiap?” tanjanja didalam hati.Tiba2 ia mendengar teriakan seorang: “Tjioe Tjong-piauw-tauw!… Tjioe Tjong-piauwtauw!…”Suara itu adalah suara salah seorang piauw-soe. Ia takmendjawab, tangannjameraba bungkusannja dimana tersimpan sepasang Wan-yo-to itu. Sesaat kemudian, terdengarpula teriakan lain: “Tjioe Tjong-piauw-tauw. Pendjahatsudah lari! Dipukul mundur olehkami!”Wie Sin terkesiap. “mungkinkah itu?” tanjanja didalamhati sambil memutarkantunggangannja. Di lain saat, dari dalam hutan keluarlahsalah-seorang pegawai piauw-kiokjang begitu melihat pemimpinnja lantas sadja berserudengan suara girang: “Tjong-piauwtauw.Semua pendjahat sudah kabur! Mereka tak punja guna.”“Benarkah begitu?” tanja Wie Sin.“Si-penjakitan dibatjok Thio Piauw-soe sampai darahnjamuntjrat,” djawabnja. “Semua lantas

Page 16: 1Sepasang Golok Mustika

kabur lari tunggang-langgang.”Tjioe Wie Sin girang bukan main, tjepat2 ia kembalikedalam hutan. Begitu bertemu denganorang-orangnja, ia berkata” “Belasan pendjahat jangbersembunji diluar hutan djuga sudahkuusir.” Seketika itu mukanja mendjadi merah karenamalu dustanja sendiri.Sambil mengajun golok, Thio Piauw-soe berkata denganbangga: “Huh! Pendekar apa? Taklebih tak kurang segala gentong kosong!” Semua orangtertawa, tertawa riang-gembira,mendadak dibelakang hutan terdengar rintihan manusia“Aduh! …….. aduh!”“Bangsat!” bentak Tjioe Wie Sin. “Keluar kau!”Suara merintah itu terdengar njata.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba7Thio Piauw-soe mengajunkan tangannja dan sebatangpanah tangan menjambar kearah suaraitu. “Aduh!” terdengar djeritan seseorang.Dengan golok terhunus, dua pengawal piauw-kiok segeramasuk kegombolan pohon danmenjeret keluar orang itu. Semua orang terperandjat,karena jang diseret itu ternjata si-orangshe Ong jang turut mengantar piauw. Pakaiannja tjabik2sedang sebatang anak panah

Page 17: 1Sepasang Golok Mustika

menantjap dipantatnja.***Sesudah rombongan Wie Sin Piauw-kiok tak kelihatanbajangannja lagi, barulah Thay-gakSoe-hiap keluar dari tempat mereka bersembunji.Hoa Kiam Eng merobek udjung badjunja untuk membalutluka Siauw Yauw Tjoe. “Toako,apakah lukamu berat?” tanja Siang Tiang Hong.“Tak apa2!” djawabnja. “Hm! Mana mungkin kitamelawan musuh jang begitu besardjumlahnja.”Hoa Kiam Eng menghela napas. “Sedari semula akusudah tak setudju, tapi Shako tetapberkeras,” katanja dengan nada menjesal. “dan akhibatnja,kini Toako mendapat luka.”“Mereka seperti kawanan kerbau gila,” kata Kay It Beng.“Kalau sesudah mendengar namabesar Thay-gak Soe-hiap mereka masih sungkan mundur,bisa apa kita?”“Sudahlah, kita tak boleh menjalahkan Shatee,” kataSiauw Yauw Tjoe.“Bagaimana baiknja sekarang?” tanja Siang Tiang Hong.“Dengan tangan hampa, kita malumenemui manusia.”Ketiga saudaranja membungkam. Berselang beberapa saat,berkatalah Kay It Beng: “Menurutpendapatku ……..” Baru sedemikian dapat diutjapkannja,ketika diluar hutan mendadak

Page 18: 1Sepasang Golok Mustika

terdengar orang berlari-lari dari utara keselatan. “Aha!”kata Kay It Beng pula. “Dua orang!Sekarang dua melawan satu. Kambing gemuk ini tentu takakan terlolos lagi!”“Bagus!” kata Siang Tiang Hong. “Biar bagaimana djuga,kita harus merampas beberapapuluh tahil perak.”Keempat saudara itu segera berpentjar dan bersembunjidibelakang pohon2 besar.Beberapa saat kemudian, seorang jang dikedjar seoranglain masuk kehutan.Jang berlari didepan adalah seorang pemuda, usianjakurang-lebih duapuluhtudjuh tahun dantangannja memegang sebatang golok. Tiba2 dia berbalikdan berteriak: “Perempuan bangsat!Apakah benar2 kau mendjadi pembunuh?“Thay-gak Soe-hiap terkedjut. Si-pengedjar adalah seorangwanita muda jang menggendongbaji dipunggungnja. Tanpa mendjawab ia mementanggendewa dan melepaskan sedjumlahpeluru. Laki2 itu menangkis dengan goloknja, tetapi ia takberani membalas menjerang.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba8“Siapa kau? “ bentak Siauw Yauw Tjoe.

Page 19: 1Sepasang Golok Mustika

Kay It Beng bersiul njaring dan Thay-gak Soe-hiapmelompat keluar dari tempat sembunji.“Berhenti!“ seru Kay It Beng.Laki2 itu kabur lekas2 dan sambil lari, ia menengokkebelakang serta mentjatji: “Perempuanbangsat! Ganas benar kau? Djangan menjalahkan aku,djika aku kelak turun tangan!““Andjing! “ wanita itu balas memaki. “Djika hari ini akutak bisa memampuskanmu, aku,Djim Hoei Yan, bersumpah tak mau mendjadi manusialagi.“Sesaat itu, Siauw Yauw Tjoe dan tiga saudaranja sudahmenghadang didepan si-lelaki.“Lim Giok Liong!“ teriak Djim Hoei Yan. “Kau masihbelum mau berhenti? ““Minggir!“ bentak Lim Giok Liong kepada Siang TiangHong jang berdiri didepannja. Tiba2ia menunduk dan sebutir peluru tepat sekali mengenaihidung Siang Tiang Hong. “Perempuanbangsat!“ teriak si-orang she Siang dengan gusar sekali.“Mengapa kau menjerang aku? ““Habis mau apa kau?“ djawab perempuan itu sambilmelepaskan pula dua butir peluru, jangsatu mengenai dada Siang Tiang Hong, sedang jang lainmenghadjar lengannja, sehingga batunisan jang dipegangnja djatuh ketanah.Melihat Djieko mereka dihadjar, Kay It Beng dan HoaKiam Eng menerdjang dengan

Page 20: 1Sepasang Golok Mustika

berbareng. Dengan tenang Djim Hoei Yan melepaskanlagi dua butir peluru, jang satuberkenalan dengan alis Kay It Beng, jang lain mampirdimulut Hoa Kiam Eng, sehinggasebuah giginja terlepas.Selagi Djim Hoei Yan dirintangi oleh keempat orang itu,Lim Giok Liong sudah kabur keluarhutan. Bukan main gusarnja wanita itu. Dengan gergetania melepaskan sebutir peluru jangmenjambar tangan Lauw Yauw Tjoe, sehingga pipapandjangnja djatuh ditanah.Ia kelihatan puas. Sambil bersenjumn, berteriaklah ia:“Lim Giok Liong! Djangan kabur kau!”“Hei, perempuan bangsat!” sajup-sajup terdengardjawabnja. “Djika kau mempunjai njali,hajo berkelahilah dengan menggunakan sendjata!Mengubar orang dengan peluru bukanperbuatan ksatria.”“Andjing!” geram Djim Hoei Yan jang lalu mengedjarlagi.“Toako, siapakah mereka?” tanja Hoa Kiam Eng.“Lim Giok Liong adalah seorang gagah jang pandaimenggunakan golok, sedang Djim HoeiYan jalah seorang djago betina jang mahir melepaskan.peluru,” djawabnja.Kay It Beng tertawa didalam hatinja. Djawab sang kakakadalah djawab jang tak perludiberikan.

Page 21: 1Sepasang Golok Mustika

“Wanita berwadjah tjantik,” kata Hoa Kiam Eng.“Mungkin si-orang she Lim telah tertarikdan tjoba melakukan perbuatan tak pantas.” 'Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba9“Benar,” kata Siauw Yauw Tjoe, “Thay-gak Soe-hiapterkenal sebagai pembela keadilan.Dibelakang hari, djika bertemu lagi dengan orang she Limitu, kita harus menghadjarnja.”“Tapi, mungkin diantara mereka terdapat sakit hati janghebat, misalnja si-orang she Limtelah membunuh orang tua Djim Hoei Yan,” kata Kay ItBeng.“Menurut pendapatku, kita tak boleh turun tangansebelum menjelidikinja tjukup djelas.”“Dari romannja, aku mendapat kesan, bahwa laki2 itubaik-baik,” kata Siauw Yauw Tjoedengan sungguh2 “Wanita itu benar ganas, tapi dilihatdari ilmu silatnja, ia bukansembarangan orang.”Baru sadja Kay It Beng mau membuka mulut lagi, ketikadiluar hutan tiba-tiba terdengarsuara njanjian dan tak lama kemudian, seorang Soe-seng(sasterawan) berdjalan masukkedalam hutan sambil menggojang-gojang kipasnja.Dibelakang pemuda itu berdjalanlah

Page 22: 1Sepasang Golok Mustika

seorang katjung jang memikul barang.Melihat datangnja orang itu, Hoa Kiam Eng jang memangsudah mendongkol dansedangmemegang giginja jang barusan tjopot, djadi lebihmendongkol lagi. Ia melirik Kay It Bengdan melompat ketengah djalan, mentjegat si-sasterawan.“Siapa kau?” bentaknja. “Mengapakau ribut? Membisingkan telinga disini, sehingga tuanbesarmu sakit kepala? Lekas bajarkerugian!”Pemuda itu tampak kaget. “Bagaimana membajarnja?”tanjanja.“Kau harus membajar kerugian karena, dengannjanjianmu, kami berempat sakit kepala,” kataKay It Beng. “Kepada setiap orang kau harus memberikanseratus tahil perak, djadiseharusnja empatratus tahil!”Si-sasterawan meletletkan lidahnja. “Mengapa begitumahal?” tanjanja. “Sedang Hong-siang(kaizar) sendiri tidak memerlukan uang begitu banjakuntuk mengobati sakit kepala.”“Huh! Hong-tee (kaizar)?” bentak Kay It Beng. “Kaumenjamakan kami dengan kaizar?Sungguh besar njalimu! Sekarang, karena kurang-adjarmu,kau harus membajar empatratusdikali dua djadi delapanratus tahil.”“Aha! Djin-heng (saudara jang mulia) lebih berhargadaripada Hong-siang?” tanja si-pemuda.

Page 23: 1Sepasang Golok Mustika

“Bolehkah kutahu she dan nama Djin-heng jang besar?”“Boleh, tentu sadja boleh. Aku bernama Kay It Beng dandalam kalangan Kang-ouw akudikenal dengan gelar Pat-po Kan-sian, Say-Tjoan-tjoeTah-soat-boe-heng Tok-kak-soei-sianghoeiSong-tjek-kay-tjit-seng. Dalam Thay-gak Soe-hiap akumenduduki kedudukan keempat.”Si-sasterawan mengangkat kedua tangannja seraja berkata:“Sungguh beruntung, sungguhberuntung bahwa hari ini aku bisa bertemu dengan Djin-heng jang bernama begitu besar." Iaberpaling kearah Hoa Kiam Eng dan berkata pula: "DanDjin-heng ini?"Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba10Alis Hoa Kiam Eng berkerut. "Siapa punja tempomelajani kebawelanmu?" bentaknja serajamengangkat salah sebuah kerandjang jang dipikul si-katjung. Ia mendjadi girang karenakerandjang itu dirasakannja berat. Lekas2 ia membukatutupnja, tetapi segera djuga iamendjadi ketjewa karena kerandjang itu hanja berisikanbuku2 tua. "Fui!" ia meludah. "Segalabarang rosokan.""Djin-heng keliru," kata si-sasterawan. "Itulah kitab2 daripara nabi dan pudjangga. Mengapa

Page 24: 1Sepasang Golok Mustika

Djin-heng mengatakan barang itu rosokan?"Sementara itu, Kay It Beng sudah membuka tutupkerandjang jang lain, jang ternjata hanjaberisikan pakaian tua. Tak sepotong barangpun jangberharga.Thay-gak Soe-hiap salingmemandang dengan putus harapan."Aku jang rendah kini sedang merantau untuk mengedjarilmu dan mentjari ibu," kata sisasterawan."Bahwa hari ini aku bisa bertemu dengan keempat Djin-heng, hatiku bersjukurbukan. main. Dengan mendapat djulukan sebagai Thay-gak Soe-hiap, para Djin-heng tentulahdjuga pendekar2 mulia jang selalu bersedia untukmenolong sesama manusia.""Kata-katamu memang tak salah," kata Siauw Yauw Tjoe."Ja! Dasar nasib baik, hari ini aku bisa bertemu denganempat pendekar besar," kata pula sisasterawan."Setjara kebetulan, sedang menghadapi sebuah teka-tekisulit dan kini aku hendakmemberanikan diri memohon pertolongan keempat Tay-hiap (pendekar besar).""Gampang," djawab Siauw Yauw Tjoe. "Sebagaipendekar, kami tak boleh menontonpenderitaan orang sambil berpeluk tangan."Pemuda itu menjodja dan menghaturkan terima kasihberulang-ulang."Siapa jang telah menghinamu?" tanja Kay It Beng.

Page 25: 1Sepasang Golok Mustika

“Hal ini sungguh memalukan," djawabnja. "Aku kuatir,bahwa keempat Djin-heng akanmentertawakan diriku."“Aha!” seru Hoa Kiam Eng seperti baru tersedar darimimpi. “Kau mempunjai adikperempuan jang tjantik dan adik itu dirampas orang,bukan?”Si-pemuda menggelengkan kepala beberapa kali. “Tidak,bukan itu. Aku tak punja adik,”djawabnja.“Hm! Kalau begitu, tentulah isterimu direbut hartawandjahat atau pembesar busuk,” kata KayIt Beng.“Djuga bukan,” djawabnja. “Aku belum beristeri.”Siang Tiang Hong tak dapat bersabar lagi. “Habis apa?”teriaknja. “Lekas sebutkan!”“Tentu… aku tentu akan memberitahukan kesukarankuitu,” katanja. “Hanja aku kuatir, djikakeempat Tay-hiap mendjadi gusar.”Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba11Walaupun mengaku bergelar “Soe-hiap,” keempat orangitu hanjalah orang2 rendah jangberkepandaian rendah pula, dan tjara2 mereka jang anehsering ditertawakan orang. Belum

Page 26: 1Sepasang Golok Mustika

pernah mereka diangkat tinggi dan dipudji-pudji begitumuluk seperti sekarang. Oleh sebabitu, dengan hati riang mereka menepuk dada serajaberkata: “Lekas! Lekas sebutkan! Segalamatjam kesulitan akan ditanggung oleh Thay-gak Soe-hiap.”Pemuda itu kembali menjodja. “Baiklah,” katanja.“Dalam berkelana dalam dunia Kang-ouw,aku jang rendah kebetulan lewat ditempat Soe-hiap. Apamau, sekarang djusteru bekalkuhabis dan didalam sakuku tidak terdapat sepeser buta.Sungguh beruntung, bahwa dalamkeadaan terdjepit itu, aku bertemu dengan Soe-wie Tay-hiap. Maka, sekarang akumemberanikan diri memohon bantuan beberapa puluhtahil perak. Untuk budi Soe-hiap jangsangat besar itu, lebih dulu aku menghaturkan banjak-banjak terima kasih.”Mendengar perkataan itu, alis mereka berkerut danmereka saling memandang tanpamengeluarkan sepatah kata. Mereka sebenarnja inginmerampok milik pemuda itu, tapi diluardugaan, dengan kata-kata litjin, saku merekalah jangberbalik mau dirogo. Lebih tjelaka lagi,mereka tak mungkin mundur pula karena sudah kepalangberbitjara temberang.Tiba-tiba Siang Tiang Hong menepuk dada serajaberteriak: “Untuk menolong sahabat,

Page 27: 1Sepasang Golok Mustika

djangankan hanja beberapa puluh tahil perak, sedangkandjiwapun masih boleh dikurbankan.Toako, Shatee, Sietee, keluarkan uangmu! Aku sendirimasih punja…” Sebelah tangannjamerogo saku, tapi tangan itu tidak dikeluarkan lagi,karena dalam sakunja tidak terdapat uang.Untung djuga, Hoa Kiam Eng dan Kay It Beng masihpunja beberapa tahil perak jang laludikeluarkan dan diserahkan kepada pemuda itu. Si-sasterawan menjodja dan berulang-ulangmenghaturkan terima kasih lagi seraja berkata: “Untukbudi jang besar ini, aku jang rendahtak akan melupakannja. Dikemudian hari, djika kita bisabertemu pula, aku tentu akanmembalas budi keempat Djin-heng.” Sehabis berkatabegitu, sambil menuntun si-katjung, iaberdjalan keluar dari hutan itu.Setibanja diluar hutan, sekonjong-konjong ia tertawaterbahak-bahak. “Aku menghadiahkanbeberapa tahil perak ini kepadamu,” katanja kepada si-katjung.Si-katjung segera membereskan buku-buku. dan pakaianmadjikannja jang tadi diaduk-aduk,kemudian mengambil sedjilid buku tua jang segeradibukanja. Disoroti sinar matahari,diantara lembaran-lembaran buku itu terlihat sinar emasjang berkeredep. Ternjata, hampirpada setiap halaman terselip daun-daun emas!

Page 28: 1Sepasang Golok Mustika

Sementara itu, walaupun “kehilangan gabah karena gagaldalam usaha menangkap itik”,didalam hati Thay-gak Soe-hiap merasa senang, karenajakin sudah melakukan suatuperbuatan mulia. Kata Kay It Beng: “Si-sasterawanberkelana keseluruh peloksok negeri, dania pasti akan menjiarkan nama Thay-gak Soe-hiap jangharum…” Ia baru sadja menjelesaikanperkataannja, ketika diluar hutan terdengar bunjikelenengan diantara derap kaki kuda jangdatang dari arah selatan.“Saudara-saudara,” kata Siauw Yauw Tjoe. “Didengardjalannja, kuda itu pasti bukansembarang kuda. Biar apapun jang akan terdjadi, kuda itumesti dirampas. Meskipun tak adamustika, tunggangan itu dapat digunakan sebagai antaranguna memperkenalkan diri.”Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba12“Benar,” djawab Kay It Beng sambil membuka ikatpinggangnja. “Buka semua ikat pingganguntuk digunakan sebagai tali pendjerat.”Empat ikat pinggang lalu disambung mendjadi satu, tapisebelum mereka selesai memasangdjerat diantara dua pohon besar, si-penunggang kudasudah masuk kedalam hutan.

Page 29: 1Sepasang Golok Mustika

Melihat keempat orang itu jang sedang berdjongkokditanah sambil memasang tali, iamenahan kudanja seraja menanja: “Lagi membuat apakalian?”Tanpa menengok Kay It Beng mendjawab: “Memasangdjerat…” Perkataannja mati ditengahdjalan dan ia kaget sendiri karena insjaf sudah kelapasankata. Ia menoleh kebelakang danmelihat, bahwa si-penunggang kuda adalah seorangwanita muda jang berparas tjantik,sehingga rasa kuatirnja segera berkurang banjak.“Perlu apa memasang djerat?” tanja si-nona pula.Kay It Beng berbangkit dan menepuk-nepukan keduatangannja untuk membersihkan debu.“Baiklah,” katanja. “Karena kau sudah tabu, kami takusah menggunakan tali itu lagi. Djikakau tahu diri, segeralah turun dan serahkan kudamukepada kami. Thay-gak Soe-hiap pasti takakan mengganggu seorang wanita jang berdjalan seorangdiri, kami pasti tak akan. merusaknama kami sendiri.”Si-nona tertawa dan berkata: “Dengan merampas kudaku,bukankah kalian sudah gangguseorang wanita?”Kay It Beng termangu-mangu, tak dapat ia mendjawabpertanjaan itu. Untung djuga kakaknjaburu2 menolong. “Bukan begitu,” kata Siauw Yauw Tjoe.“Kami tidak mau mengganggumu.

Page 30: 1Sepasang Golok Mustika

Kami hanja mengganggu seekor binatang.” Sambilmemandang kuda itu jang tinggi-besar lagigarang, dengan pelana indah dan lontjeng peraknja,semakin mengilar hati Siauw Yauw Tjoe.“Tak salah,” Kay It Beng menjambung perkataankakaknja. “Djika kau menjerahkantungganganmu, Thay-gak Soe-hiap pasti, tak akanmengganggu selembar rambutmu. Orangseperti aku jang bergelar Pat-po Kan-sian Say-Tjoan-tjoeTah-soat boe-heng…”“Sudah!” teriak si-nona sambil menutup telinganjadengan kedua tangannja. “Kalian takmengenal aku siapa dan aku pun tak usah mengenalkalian. Bukankah begitu?”“Mengapa?” tanja Kay It Beng dengan heran.Si-nona bersenjum dan mendjawab: “Karena kita tidaksaling mengenal, maka djika akumelakukan kesalahan apa2, Thia-thia (ajah) tak bisamengomel. Hei! Bangsat ketjil jangbernjali besar! Madju semua!”Dengan suatu gerakan kilat, tahu-tahu kedua tangan si-nona sudah menggenggam sepasanggolok. Ia menendang perut kudanja dan selagitunggangannja melompat kedepan, iamendekam diatas punggung kuda. Kedua tangannjabekerdja, golok ditangan kananmembabat, memutuskan tali pendjerat itu, sedang golokjang sebelah lagi menjambar kepala

Page 31: 1Sepasang Golok Mustika

Kay It Beng.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba13“Tjelaka!” teriak It Beng sambil menangkis denganpusutnja. “Tjring!”, pusut itu terbang danmenantjap didahan pohon.Hoa Kiam Eng dan Siang Tiang Hong segera menerdjanguntuk menolong saudara mereka.Dengan tenang, sinona memutar sepasang goloknja dandalam sekedjap, kedua “pendekar” itusudah terdesak. Buru-buru Siauw Yauw Tjoe madjumembantu dengan menggunakan pipapandjangnja jang terbuat dari badja. Pipa itu digunakanseperti Poan-koan-pit untuk menotokdjalan darah musuh, tetapi karena Siauw Yauw Tjoebelum mahir, totokannja sering meleset.Si-nona djadi merasa geli didalam hati dan sengadjamembiarkan lututnja kiri ditotok. “Setanpenjakitan! Hiat (djalan-darah) apa jang kau totok?”tanjanja.“Tiong-koei-hiat,” djawab Siauw Yauw Tjoe. “Apakahkaki-tanganmu sudah lemas. Lekasmenjerah!”“Huh! Tiong-koei-hiat bukan disitu!” edjek si-nonasambil tertawa geli, “Pukulanmu melesetdua dim kekiri.”

Page 32: 1Sepasang Golok Mustika

“Tak mungkin!” kata Siauw Yauw Tjoe dengan kaget dansegera ia tjoba menotok lagi. Sekaliini, si-nona tak berlaku sungkan. Dengan sekali menabas,pipa badja Siauw Yauw Tjoedibuatnja djatuh ketanah. Sesudah itu, dengan tangankanan menggenggam kedua goloknja,tangan kirinja menjambar leher badju SiauwYauw Tjoe, sedang kakinja menendang perut kuda, jang,sambil berpekik njaring, lalumelompat dan kabur keluar hutan. Badan Siauw YauwTjoe, jang ditjengkeram belakanglehernja lemas seluruhnja dan ia tak dapat bergerak lagi.Melihat kakak mereka dibawa kabur,Kay It Beng bertiga segera mengedjar sambil berteriak-teriak.Dalam sekedjap kuda itu sudah lari lebih dari satu li dantubuh Siauw Yauw Tjoe sudahberlumuran darah akibat diseret-seret. “Kaumenjengkeram Hong-tie-hiat, tentu sadja aku takdapat melawan,” katanja.Si-nona tertawa. Serentak dihentikannja kudanja,kemudian ia melontarkan tawanannja. “Kauternjata mengenal baik djalan-darahmu sendiri,” katanja.Ia tertawa dingin kemudian, sambilmenempelkan goloknja dileher tawanannja ia membentak:“Kau sangat kurang adjar terhadapnonamu, maka tak bisa tidak, kau harus dibunuh!”

Page 33: 1Sepasang Golok Mustika

Siauw Yauw Tjoe menghela napas. “Baiklah,” katanja.“Aku hanja memohon supaja kaumembatjok di Thian-tjoe-hiat, supaja aku tak usahmerasakan sakit!”Si-nona kembali merasa geli. Ia mengambil keputusanuntuk menggertak pula. Goloknjadiletakkan diantara Thian-tjoe-hiat dan Hong-tie-hiat,dibelakang leher, “Disini?” tanjanja.“Salah! Nona salah!” teriak Siauw Yauw Tjoe. Keatassedikit! Satu tjoen dua hoen…”Sesaat itu, Kay It Beng bertiga tiba disitu. “Nona!” teriaksalah seorang. “Bunuhlah djugakami bertiga…”“Mengapa kamu mengantarkan djiwa sendiri?” tanja nonaitu.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba14Kay It Beng madju beberapa tindak dan berkata dengantenang: “Diwaktu Thay-gak Soe-hiapmengangkat saudara, kepada Langit dan Bumi kami telahmengatakan, bahwa biarpun kamibukan dilahirkan pada hari dan bulan jang sama, kamiingin mati bersama dalam sehari. Djikasekarang nona membunuh Toako, kami bertiga tidakberani hidup terus. Oleh sebab itu, kami

Page 34: 1Sepasang Golok Mustika

minta, supaja nona suka sekalian membunuh kamibertiga.” Sehabis It Beng mengutjapkankata-katanja, mereka mendekati sang toako danmemandjangkan leher supaja si-nona lebihmudah menurunkan goloknja.Si-nona mengangkat goloknja dan bergerak seakan-akanhendak menabas. Kay It Bengbersenjum dan tetap berdiri tegak. Golok jang sudahterangkat itu, perlahan2 diturunkankembali. “Baiklah,” kata nona itu. “Ilmu silat kalian takseberapa tinggi, tapi kalian memilikipribudi jang sangat luhur. Kalian adalah laki2 sedjati danaku tak dapat membunuh seoranggagah.” Sehabis berkata begitu, ia memasukkan keduagoloknja kedalam sarung.Bukan main girangnja Thay-gak Soe-hiap. “Bolehkah akumengetahui she dan nama nonajang mulia?” tanja Kay It Beng. ”Nama itu akan diingatselama-lamanja oleh Thay-gak Soehiap,supaja dibelakang hari kami bisa membalas budi nonajang sudah mengampuni djiwakami.”Mendengar mereka tanpa malu-malu terus menamakandiri sebagai “Thay-gak Soe-hiap,” sinonatak bisa menahan rasa gelinja lagi dan tertawa terbahak-bahak. “She dan namaku takperlu diketahui kalian,” djawabnja. “Sebaliknja, akulahjang ingin bertanja: “Mengapa kalian

Page 35: 1Sepasang Golok Mustika

menghendaki tungganganku?”Djawab Kay It Beng: ”Tahun ini, Shagwee Tjee-tjap (tgl.10 Bulan Tiga) adalah hari ulangtahunke-limapuluh dari Tjin-yang Tay-hiap Siauw PoanThian…”“Kalian kenal Siauw Looeng-hiong?” si-nonamemutuskan perkataan orang dengan nadaterperandjat.“Kami belum mengenalnja, tapi merasa kagum akannamanja jang termashur,” djawabnja.“Kami telah mengambil keputusan untuk memberiselamat pandjang umur, tapi… sungguhmemalukan… kami tak punja apa2 untuk didjadikanbarang antaran… maka…”“Hm! Djadi, kamu ingin merampas tungganganku untukdidjadikan barang antaran, bukan?”kata si-nona sambil tertawa. “Gampang!” Ia mentjabutsebatang tusuk konde emas darirambutnja dan berkata pula: “Ambillah ini! Inilahhadiahku kepada kalian. Mutiara ditusukkonde ini berharga tjukup besar. Kau bolehmenggunakannja sebagai barang antaran dan.Siauw Loo-enghiong pasti akan merasa girang.” Begitutusuk konde itu disambuti Kay ItBeng, ia mengedut kendali kudanja dan tunggangannja itusegera kabur bagaikan terbang.Mutiara itu ternjata bundar, besar dan bersinar terang.Sekalipun seorang jang tak mengenal

Page 36: 1Sepasang Golok Mustika

batu permata pasti bisa menduga, bahwa mutiara ituberharga besar sekali. Thay-gak Soe-hiapmengawasi tusuk konde itu dengan mendelong, tanpamengeluarkan sepatah kata.***Nona itu duduk dalam sebuah kamar dihotel Hoen Andikota Kam-teng-tin. Diatas medjaterdapat sebuah potji ketjil berisikan arak Hoen-tjioe jangtersohor diseluruh Tiongkok. KamSepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba15teng-tin terletak diantara Leng-hoen-koan dan Ang-tong-koan, pusat pembuatan arak Hoentjioejang terkenal sedap.Ia menghirup dua kali. Pedas dan pedih dilidah terasanja.Mana boleh enak? Mengapa Thiathiabegitu dojan arak itu? Thia-thia sering berkata: “Anakperempuan tak boleh minum arak.”Sekarang, selagi berkelana sendiri, tak boleh tidak,sedikitnja, ia harus menghabiskan sepotjipenuh. Tetapi sungguh tak mudah baginja untukmenghabiskan sepotji penuh. Baru duahirupan, mukanja sudah terasa panas.Dikamar sebelah, para piauw-soe sedang minum dengangembira sambil berbitjara keraskeras,kadang2 diseling dengan teriakan atau tertawa njaring.

Page 37: 1Sepasang Golok Mustika

“Pelajan! Ambil lagi tiga kati!” teriak seorang.“Thio Toako, kita sekarang harus berhati-hati,” kataseorang lain. “Djangan minum terlalubanjak. Sesudah tiba di-Pakkhia, baru kita boleh mabuk-mabukanTertawalah orang jang pertama. “Tjioe Tjong-piauw-tauw,kau terlalu hati2,” katanja.“Lihatlah, empat gentong kosong itu. Hm! Thay-gak Soe-hiap! Tapi kau sudah ketakutansetengah mati… Pelajan! Lekas! Ambil lagi tiga kati.”Mendengar “Thay-gak Soe-hiap”, si-nona tertawa geli.Rupanja, rombongan piauw itu djugasudah berpapasan dengan “Empat-pendekar Thay-gak”.“Aku takut apa?” kata si-Tjong-piauw-tauw dengan nadakemalu-maluan. “Mana kau tahu,aku memikul tanggung-djawab jang luar biasa besarnja.Piauw duapuluh laksa tahil peraktiada artinja, sedikitpun aku tak memikirkan uangsebegitu. Hm! Sekarang aku tak dapatmemberitahukannja kepadamu. Biarlah kelak, setiba kitadi-Pakkhia, aku akan membukarahasia.”“Tak salah,” kata kawannja dengan nada mengedjek.“Aku mana tahu. Mana kutahu. Huhhuh!Wan-yo-to! … Wan-yo-to! …”Mendengar “Wan-yo-to”, si-nona terkedjut dan lekas2menempelkan kupingnja di dinding

Page 38: 1Sepasang Golok Mustika

supaja bisa mendengarkan lebih djelas lagi. Tapi dalamkamar sebelah itu sudah tak terdengarsuara apa2 pula. Perlahan-lahan ia membuka pintu danmendekati djendela kamar para piauwsoeitu.“Bagaimana kau tahu?” bisik Tjioe Tjong-piauw-tauw.“Siapa jang membotjorkan rahasia?Saudara Thio, urusan ini bukan urusan ketjil.” Iaberbitjara bisik2 dengan nada sungguhsungguh.“Semua saudara jang berada disini sudah tahu seluruhnja,”djawab jang ditanja dengan suaratawar. “Rahasiamu adalah rahasia umum. Hanja kausendiri jang menganggapnja sebagairahasia besar.”“Siapa jang membotjorkannja?” tanja Tjioe Tjong-piauw-tauw dengan suara gemetar.“Ha-ha-ha!” Thio Piauw-soe tertawa njaring. “Siapa?Siapa lagi, kalau bukan kau sendiri?”Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba16Tjioe Tjong-piauw-tauw mendjadi semakin bingung.“Kapan? Kapan aku membuka rahasiaitu?” tanjanja. “Djika kau tak mau mentjeritakan seterang-terangnja, aku tak mau mengerti.Saudara Thio, aku selamanja belum pernahmemperlakukanmu setjara kurang pantas…”

Page 39: 1Sepasang Golok Mustika

“Tjioe Tjong-piauw-tauw,” tjeletuk seorang lain.“Kau takusah bingung. Thio Toako tidakberdjusta. Kau sendirilah jang membotjorkan rahasiamu.”“Aku?” tegasnja dengan mata membelalak. “Aku? Manamungkin?”“Sedari kita meninggalkan See-an, setiap malam Tjong-piauw-tauw mengigau,” kata orangitu. “Saban. malam kau selalu menjebut-njebut Wan-yo-tojang katanja harus diantar ke-Pakkhia…”Semangat Tjioe Wie Sin terbang, ia berdiri terpakudengan mulut terbuka lebar2. Rahasia jangbegitu besar telah dipetjahkan olehnja sendiri! Ia jakin,bahwa hal itu sudah terdjadi karenaotaknja terlalu memikirkan Wan-yo-to, sehingga didalampulas, tanpa sadar pikirannjabekerdja terus dan ia djadi mengigau. Sesudahmenetapkan hatinja jang berdebar keras”, iamenjodja kepada rekan-rekannja dan berkata dengansuara rendah: “Aku memohon. supajasaudara2 tidak menjebut-njebut lagi Wan-yo-to. Malamini, aku akan mengikat mulutkudengan sepotong kain.”Mendengar semua itu, bukan main girangnja si-nona jangmemasang kuping didjendela.“Ditjari sampai sepatu besi rusak, masih tak akan bisaditemukan, tapi didapatkannja tanpa

Page 40: 1Sepasang Golok Mustika

mengeluarkan tenaga,” katanja didalam hati. “Dalammimpipun orang tak akan menduga,bahwa Wan-yo-to berada ditangan piauw-soe itu. Hm!Aku ingin sekali mengetahui apa jangakan dikatakan ajah, djika aku membawa pulang golokmustika itu.”***Nona itu she Siauw, namanja Tiong Hoei. Ajahnja bukanlain daripada Tjin-Yang Tay-hiapSiauw Poan Thian jang namainja sangat terkenal danmempunjai pergaulan luas dalam duniaKang-ouw. Sebulan sebelumnja, ia telah mendengar,bahwa Wan-yo-to — jang sudah lamahilang — telah ditemukan kembali oleh Tjoan-siamTjongtok Lauw Ie Gie. Ia tahu, bahwadalam sepasang golok mustika itu tersembunji suaturahasia besar dan katanja, siapa jangmemilikinja bisa mendjadi seorang gagah jang tiadatandingannja dikolong langit.Pada djaman itu, Tiongkok sedang didjadjah oleh bangsaBoan dan segenap penjinta negeriberangan-angan merobohkan pemerintah Tjeng danmengembalikan tanah-air kepada bangsaHan. Siauw Poan Thian berpendapat bahwa djika rahasiaWan-yo-to djatuh kedalam tangankaizar Tjeng, maka kaisar itu akan mendjadi ibaratharimau jang bertambah sajap dan dapat

Page 41: 1Sepasang Golok Mustika

berbuat lebih sewenang-wenang terhadap rakjat. Sebagaipemimpin Rimba Persilatan wilajahSiamsay dan Shoasay dan sebagai seorang jang masihmempunjai sangkut-paut sangat rapatdengan golok mustika itu, segera djuga ia mengambilkeputusan untuk merebutnja.Ia menaksir, bahwa Lauw Ie Gie akan mengirim golok itukekota radja untuk diserahkankepada kaizar. Menurut pedapatnja, daripada tjobamerampasnja digedung Tjongtok di-See-anjang terdjaga kuat, lebih baik mentjegatnja ditengahdjalan.Tapi Lauw Ie Gie adalah seorang pintar lagi litjik.Sesudah mendapatkan golok itu, berulangulangia mengirim utusan atau rombongan utusan kekota radja,dan menjiarkan berita, bahwaSepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba17mereka dikirim untuk membawa barang antaran kepadakaizar. Dengan demikian, para oranggagah jang tjoba mentjegatnja berkali-kali djadi ketjele.Untuk mewudjudkan keinginannja, Siauw Poan Thiansegera menggunakan siasat lain. Iamengirim Eng-hiong-thiap (surat undangan) kepadaorang2 gagah dipropinsi Siamsay, Shoasay,

Page 42: 1Sepasang Golok Mustika

Hopak dan Shoatang untuk mengundang merekamenghadiri perajaan dari ulang tahunnjajang ke-limapuluh. Pada surat undangan itu dilampirkansurat tambahan jang meminta supajasahabat2nja berusaha untuk menjelidiki dan merebutWan-yo-to. Tak usah dikatakan lagi,bahwa tambahan itu hanja dilampirkan kepada suratundangan untuk sahabat2nja jangkedjudjurannja sudah dikenalnja baik2. Ia jakin, bahwadjika rahasia itu botjor, bukan sadjaWan-yo-to tak bisa direbut, tapi djiwa orang jangmenerima Eng-hiong-thiap pun bisamelajang.Begitu mengetahui niat ajahnja, Siauw Tiong Hoei segeramengadjukan permohonan mentjoba2peruntungannja. Ketika Siauw Poan Thianmemerintahkan murid2nja membawa suratundangan keperbagai tempat, si-nona mau mengikut.Ketika sang ajah mengirim orang untukmentjegat golok itu ditengah djalan Samsay, ia pun maumengikut. Tapi Siauw Poan Thianselalu menggelengkan kepala dan berkata: “Tidak boleh!”Djika ia mendesak terlalu keras,ajahnja lantas sadja berkata: “Tanja Toa-ma, tanja sadjaMama.”Siauw Poan Thian mempunjai dua isteri, jang pertama sheWan, jang kedua she Yo. Biarpun

Page 43: 1Sepasang Golok Mustika

Tiong Hoei dilahirkan oleh Yo Hoedjin, tapi WanHoedjin menjajangnja bukan main danmemperlakukannja seperti anak kandung sendiri. Djikaibunja sendiri jang melarang, ia masihberani membantah. Tapi kalau larangan itu datangnja dariWan Hoedjin, jang dipanggilnjaToa-ma, ia tak berani banjak bitjara lagi. Wan Hoedjinmemperlakukannja dengan. penuhtjinta, tetapi tegas, sehingga sedari ketjil ia tak beranimembantah perkataan Toa-ma.Sesungguhnja demikian, soal merebut Wan-yo-tomempunjai daja penarik jang sangat hebat.Setiap hari ia membajangkannja. Usaha itu penuh bahajadan djusteru karena besarja bahajaitu, daja penariknja djadi semakin besar.Achirnja ia tak dapat menahan kehendak hatinja lagi.Pada suatu malam, ia menulis suratuntuk ajahnja, Toa-ma dan Mama. Kemudian iameninggalkan Tjin-yang dengan diam2menunggang seekor kuda. Ditengah djalan ia bertemudengan Thay-gak Soe-hiap dandirumah penginapan, setjara kebetulan ia mendengarpembitjaraan antara para piauw-soe itu.Sesudah berdiri beberapa lama dimuka djendela itu, dantak bisa mendapat keterangan lainjang penting, Siauw Tiong Hoei segera hendak kembalikekamarnja sendiri. Tetapi, ketika

Page 44: 1Sepasang Golok Mustika

baru dua langkah ia berdjalan, dari dalam kamar seberangjang dipisahikan sebuah tjim-tjhe,mendadak terdengar bunji sendjata beradu.“Benar-benar kau mau berkelahi?” demikian terdengarteriakan seorang lelaki.“Kau kira aku main2?” terdengar suara seorang wanita.Bunji sendjata beradu itu menghebatdan didjendela kamar itu terlihat dua bajangan hitam,bajang2 seorang laki2 dan seorangperempuan, jang sedang bertempur dan sama2menggunakan golok.Serentak rumah penginapan itu mendjadi katjau balau.Para tamu jang njalinja ketjil menutuppintu rapat-rapat dan tidak berani keluar.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba18“Semua orang tetap pada tempat pendjagaannja!” seruTjioe Wie Sin. “Siap-sedia mendjagasemua kereta piauw. Djangan terpedajakan tipumemantjing harimau keluar dari gunung.”Mendengar komando Tjioe Wie Sin, Siauw Tiong Hoeibersenjum. “Tolol benar piauw-soeitu,” pikirnja. “Apakah dia tak bisa mendengar, bahwakedua orang itu tengah berkelahi matimatian?Sajang dia tidak keluar dari kamarnja. Kalau dia keluar,aku bisa menggunakan

Page 45: 1Sepasang Golok Mustika

kesempatan ini untuk mentjuri Wan-yo-to.”Kelika berpaling lagi kedjendela itu, si-nona melihatwanita itu sudah terdesak dan harusberkelahi sambil mundur, didesak terus oleh lawannja.Darah ksatria Tiong Hoei lantas sadjameluap. “Hm! Pendjahat itu tentu mau. Berbuat kurangadjar,” pikirnja. “Aku tak dapat taktjampur-tangan.” Tetapi, ketika baru sadja akan. bergerak,ia sudah mendapat pikiran lain.“Tak bisa! Djika aku turun-tangan, kawanan piauw-soeitu tentu akan bertjuriga dan aku takbisa lagi mentjuri Wan-yo-to,” katanja didalam hati.Karena berpikir begitu, maka sedapatmungkin ia menahan napsu amarahnja.Sementara itu, pertempuran sudah djadi semakin seru dankedua orang itu saling mentjatjidengan menggunakan bahasa daerah Shoatang selatanjang tidak dimengerti si-nona.Bersambung...halaman 71 - tamat“Fui! Perempuan bawel!” seru Lim Giok Long.Siauw Tiong Hoei tak kuat mendengar pertjektjokan itulebih lama lagi. Sambil menutupkedua kupingnja, ia berlari-lari.Si-nona kabur bagaikan kalap. Dunia jang berusan sadjaindah dan terang luar biasa, sekarangberubah mendjadi sempit dan gelap. Selagi kabur sekeras-kerasnja, tiba2 ia bertubrukan

Page 46: 1Sepasang Golok Mustika

dengan seorang lain, jang lantas terguling. “Tjelaka!Mungkin dia terluka hebat,” katanjadidalam hati sambil tjoba membangunkan orang jangdjatuh itu.Mendadak ia merasakan lengan kirinja kesemutan karenanadinja ditjengkeram orang. Iamengawasi dan setjara wadjar tangan kanannjamenghantam orang itu. Tapi dengan suatugerakan Kin-na-tjhioe (ilmu menangkap danmenjengkeram), orang itu sudah menjengkeramdjuga nadi tangan kanannja. Sekarang si-nona tahu,bahwa orang itu bukan lain daripada TohThian Hiong.Sambil tertawa terbahak-bahak, ia berseru: “Wie Sin,ambil dulu jang satu!”Tjioe Wie Sin segera menghampiri dan merampas Wan-yo-to pendek jang tergantungdipinggang si-nona.“Nama Siauw Poan Thian menggetarkan seluruh duniaKang-ouw dan hari ini adalah hariulang-tahunnja jang kelimapuluh, sehingga didalamgedungnja tentu berkumpul banjak sekaliorang jang berkepandaian tinggi,” kata Toh Thian Hong.“Wie Sin! Apakah kau beranimenjateroni gedung keluarga Siauw untuk merebutpulang Wan-yo-to pandjang?”

Page 47: 1Sepasang Golok Mustika

Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba19“Dengan mengandalkan keangkeran Soesiok, biarpunmesti masuk kedalam sarang harimau,teetjoe pasti tak akan menolaknja,” djawab si-keponakanmurid.Toh Thian Hiong mengeluarkan suara dihidung danmengedjek: “Hm! Anak tolol! Segala apaharus mengandalkan Soesiok!”Pada hakekatnja, Toh Thian Hong adalah seorang jangsangat sombong dan selama hidup, iadjarang sekali bertemu dengan tandingan. Tapi sesudahdikalahkan oleh Wan Koan Lam danSiauw Tiong Hoei dengan ilmu golok Hoe-tjee To-hoat,njalinja mendjadi tjiut. Sekarangsetjara tidak terduga, ia berpapasan dengan Siauw TiongHoei dan diluar dugaan pula, iasudah berhasil menawannja. Ia mendjadi girang bukanmain, karena bukan sadja ia boleh takusah takut lagi kepada Wan Koan Lam, tapi dengan si-nona berada dalam tangannja, biarpundalam gedung keluarga Siauw terdapat banjak orangpandai, Siauw Poan Thian pasti tak akanberani melawan dan akan segera menjerahkan Wan-yo-tojang sebilah lagi.

Page 48: 1Sepasang Golok Mustika

Demikianlah, dengan paras ber-seri2, ia menggiringtawanannja menudju kegedung keluargaSiauw dengan sepasukan polisi dari kantor Tiekoan danrombongan piauw-soe dari Wie SinPiauwkiok.Begitu membatja kartjis nama dengan huruf2 “Toh ThianHong”, Siauw Poan Thian terkesiapdan berkata: “Undang ia masuk!”Beberapa saat kemudian, sambil membusungkan dadadengan sikap angkuh, Toh Thian Hiongmasuk kedalam ruangan tengah.Siauw Poan Thian madju beberapa tindak untukmenjambut tamunja. Tiba2 sadja iamengawasinja dengan mata membelalak. Dibelakangtamu itu berdjalanlah puterinja sendiridengan kedua tangannja ditelikung kebelakang, sedangseorang jang bertubuh tinggi-besarmembuntutinja sambil menempelkan udjung Wan-yo-topendek dipunggung Siauw TiongHoei.Tapi Siauw Poan Thian adalah djago kelas berat jangsudah kenjang selulup-timbul dalamgelombang dan badai hebat. Biarpun djantungnjaberdebar keras, mukanja sedikitpun tidakberubah. “Aku sungguh merasa malu, bahwa pada hariulang-tahunku, seorang dusun, Sie-wieTaydjin sudah memerlukan untuk datang berkundjung,”katanja sambil membungkuk.

Page 49: 1Sepasang Golok Mustika

Selama berada di-istana kaizar, sudah lama Toh ThianHiong mendengar nama-besar SiauwPoan Thian. Melihat tuan rumah jang berparas angker,bertubuh kekar, berkumis danberdjenggot, diam2 ia mengakui, bahwa Siauw PoanThian memang bukan sembarang orang.Sambil mengangkat tangan kanannja, ia berkata:“Berhubung dengan hari shedjit SiauwTayhiap, aku sengadja datang kemari untuk memberiselamat. Untuk kelantjangan itu, akumemohon supaja Tayhiap sudi memberi maaf.”“Bagus! Bagus!” kata Siau Poan Thian sambil tertawa.Sehabis berkata begitu, iamengangsurkan tangannja untuk mendjabat tangantamunja. Dengan berbareng merekamengerahkan Lweekang mereka dan dengan berbarengpula, lengan mereka terasa sakit danseparuh badan mereka kesemutan. Dari pertandingantenaga itu, masing2 pihak mengetahui,bahwa Lweekang mereka kira2 setanding.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba20Mereka sama2 mereasa heran, tapi keheranan Toh ThianHiong adalah lebih besar darikeheranan Siauw Poan Thian. Dalam kedudukannja jangsangat tinggi dalam Rimba

Page 50: 1Sepasang Golok Mustika

Persilatan, ia mempunjai dua gelar, jaitu Tin-thian Sam-sip-tjiang (Tigapuluh pukulan tanganjang menggetarkan langit) dan Ouw-yan Sip-pat-pian(ilmu bersilat pian jang mempunjaidelapan-belas djalan dari Ouw-yan Tjan).Tin-thian Sam-sip-tjiang hanja dapat ditandingi denganilmu Hoen-goan-boe (ilmu jangmeliputi seluruh alam). Dan ilmu jang barusan digunakanSiauw Poan Thian bukan laindaripada Hoe-goan-boe.Jang paling mengedjutkan dan mengherankan jalah: IlmuHoen-goan-boe hanja bisadijakinkan oleh seorang jang mempunjai tubuh Tong-tjoe-sin (tubuh djedjaka, belum pernahmenikah). Seseorang jang memilikinja – tak perduli laki2atau perempuan – akan kehilanganilmunja begitu lekas ia menikah. Dipeladjarinja sukarbukan main, hilangnja mudah sekali.Itulah sebabnja, mengapa dalam Rimba Persilatan,djarang sekali orang mau mempeladjariilmu tersebut.Bagaimana Toh Thian Hiong tak mendjadi heran? Ia tahu,bahwa Siauw Poan Thianmempunjai dua isteri, isteri tua dan bini muda, sedangputerinja sudah remadja. Bagaimanatjaranja, sehingga ia mampu mempertahankan ilmu Hoen-goan-boe? Inilah sungguh2 satukeanehan dalam dunia persilatan.

Page 51: 1Sepasang Golok Mustika

Melihat keadaan si-nona, bukan main kagetnja Wan KoanLam. Sesudah dapatmenenteramkan hati, dengan berindap-indap iamengambil djalan berputar dan muntjuldibelakang rombongan piauw-soe. Baru sadja ia berpikiruntuk menerdjang guna menolong,tiba2 Toh Thian Hiong jang ternjata mempunjai matasangat awas, membentak dengan suarakeras: “Orang she Wan! Djangan bergerak kau!” Iamenengok kepada keponakan muridnjaseraja berkata pula: “Wie Sin! Djika ada jang bergerak,tikamkan golok itu kepunggung sibotjah.”Diantjam begitu, tentu sadja Wan Koan Lam tak beranibergerak pula.“Siauw Tayhiap,” kata Toh Thian Hiong, “orang terangtidak bisa main gelap2an.Kedatanganku hari ini mempunjai dua maksud, pertamaadalah untuk memberi selamatpandjang umur kepada Tayhiap dan kedua untukmenukarkan mustika jang tak ternilaiharganja dengan mestika lain jang sama harganja.”“Aku seorang bodoh dan aku tak mengerti maksudTaydjin,” kata tuan rumah.Kedua mata Toh Thian Hiong jang putih terbalik dan iamengawasi Siauw Poan Thian denganmatanja jang wadjar. Ia tertawa seraja berkata: “Mustikaditanganku jang tak ternilai harganja

Page 52: 1Sepasang Golok Mustika

adalah puterimu. Mustika jang ditanganmu dan berhargasama tingginja jalah Wan-yo-to.Dengan Siauw Tay-hiap, aku sama-sekali tidak bermusuh.Pengharapanku satu-satunja adalahsupaja kami bisa menjerahkan sepasang golok itu kepadaHong-siang, guna menolong djiwasedjumlah keluarga. Aku mengharapkan, aku memohon,agar Tayhiap suka bermurah hati dansudi menolong djiwaku.” Sehabis berkata begitu, iamenekuk sebelah lututnja sebagai suatupemberian hormat. Ia berbitjara dengan kata2 merendah,tapi siapapun bisa mendengar bahwanadanja penuh kesombongan.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba21Dengan sebelah tangannja, Siauw Poan Thian menekanbelakang kursi. “Brak!”, kursi ituberantakan!“Mengapa Toh Taydjin jang namanja menggetarkanRimba Persilatan, hari ini djadi begitutolol?” katanja seraja tertawa. “Wan-yo-to tidak beradadalam tanganku dan nona itu punbukan puteriku. Apakah soerang jang mejakinkan Tiong-tjoe-kang Hoen-goan-boe bisamempunja anak?” (Tiong-tjoe-kang berarti ilmu silat janghanja bisa dinakinkan oleh seorang

Page 53: 1Sepasang Golok Mustika

jang tidak pernah menikah). Sambil berkata begitu, iamengebaskan lengan badjunja dankesiuran angin jang dashjat lantas sadja menjambar,sehingga Toh Thian Hiong buru2berkelit. “Tak salah! Pukulan ini memang benar pukulanTong-tjoe-kang Hoen-goan-boe,”katanja didalam hati.Orang jang terpukul paling hebat karena perkataan SiauwPoan Thian, adalah nona Siauwsendiri. Sesudah mengetahui, bahwa Wan Koan Lamadalah kakaknja sendiri, hatinja hantjurluluh.Sekarang guna menolong djiwanja, sang ajah sudah takmengakui dirinja sebagai anak.Maka itu, dengan hati seperti di-iris2, tanpa merasa iaberteriak: “Thia-thia!”Pada saat itulah diluar gedung terdengar teriakan2, sorak-sorai dan pekik kuda. “Djangansampai pemberontak Siauw-Gie lari! Kurung! Djangankasih dia lari!” demikian terdengarteriakan ber-ulang2.Dilain saat, beberapa budjang dari gedung keluarga Siauwmasuk dengan ter-birit2 danberteriak: “Looya!… … tjelaka!… … tentara negeri…tentara negeri mengurung gedung ini!”Mendengar perkataan “pemberontak Siauw Gie”, TohThian Hiong lantas sadja berteriak:“Bagus! Kalau begitu kau adalah pemberontak Siauw Giejang sudah sedjak enambelas tahun

Page 54: 1Sepasang Golok Mustika

ditjari Hong-siang!”Beberapa bajangan berkelebat dan empat Sie-wiemelompat kedalam. “Toh Toako!” serusalah seorang, “Dialah pemberontak Siauw Gie. MengapaToako belum turun tangan?”Siauw Poan Thian tertawa ter-bahak2. “Sudahlah!”teriaknja. “Enambelas tahun akumenjamar dan hari ini biarlah kamu melihat wadjahkujang aseli.” Ia mengusap mukanja dansemua orang memandangnja dengan mata membelalak.Keadaan dalam ruangan itu sebenarnja sudah katjau-balau.Tapi sekarang, pada saat semuamata ditudjukan kepada Siauw Poan Thian tanpa berkesip,seluruh ruangan djadi sunji-senjap.Muka Siauw Poan Thian jang tadi penuh dengan brewok,sekarang berubah litjin lagi bersih.Tiba2 kesunjian dipetjahkan oleh teriakan katjung WanKoan Lam jang ber-lari2 masuksambil menenteng dua kerandjang buku: “Kongtjoe!Lekas lari!”Melihat si-katjung dan kerandjang buku itu, mendadakWan Koan Lam mendapat serupaingatan. Dengan tjepat ia mendjemput sedjilid buku tuajang lalu dikebaskan. Berbarengdengan kebasan itu, dalam ruangan terbang me-lajang2puluhan lembaran emas jang tipis.Emas mempunjai daja penarik jang sangat besar. Melihatemas, apapula lembaran2 emas itu

Page 55: 1Sepasang Golok Mustika

terbang mendekat sendiri, hati semua piauw-soe dantentara Tjeng lantas sadja terpikat danmereka melupakan kewadjiban masing2 sekedjap, merekaberebut emas itu.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba22Wan Koan Lam terus mengebaskan buku tua itu,mengebas kearah Tjioe Wie Sin. Tapi dajapenarik lembaran2 emas itu ternjata tak tjukup kuat untukmenggerakkan hati Tjioe Wie Sinjang berat sekali kepada tanggung-djawabnja. Ia tahu,bahwa djika Wan-yo-to hilang, bukansadja dia sendiri, tapi seluruh keluarganja akan mendapathukuman berat. Melihat si Tjongpiauw-tauw tak tergerak hatinja, Wan Koan Lam segeramenimpukkan buku tua itu jang tepatmengenai muka Tjioe Wie Sin.“Aduh!” teriak Tjioe Wie Sin, badannja bergojang2, WanKoan Lam mengendjot tubuhnjadan menubruk. Melihat keponakan muridnja diserang,Toh Thian Hiong melompat untukmenangkis serangan itu. Tapi baru bergerak, tiba2 iamerasa iganja disambar dengan pukulanHoen-goan-boe, sehingga ia terpaksa mengurungkanniatnja untuk membantu Tjioe Wie Sin

Page 56: 1Sepasang Golok Mustika

dan menangkis pukulan itu. Begitu dua tangan itukebentrok, tubuh Toh Thian Hiong danSiauw Poan Thian sama2 terhujung beberapa tindak.Sementara itu, dengan goloknja jangditangan kiri, Wan Koan Lam sudah berhasil memukulmundur Tjioe Wie Sin, sehinggadengan tangan kanannja ia dapat membuka djalan darahSiauw Tiong Hoei jang tertotok.Antara tamu2, sebagian ketjil jang njalinja tjiut sudah larikabur, tapi sebagian besar jangterdiri dari sahabat2 Siauw Poan Thian, dengan serentakmenghunus sendjata dan menjerangtentara Tjeng, sehingga suatu pertempuran hebat lantassadja terdjadi.Begitu lekas djalan darahnja terbuka, dengan sekalimelompat Siauw Tiong Hoei sudahberhadapan dengan Tjioe Wie Sin. Bagaikan kilattelapakan tangan kanannja menjambar dan“plak!”, kuping Tjong-piauw-tauw itu kena digampar.Hampir berbareng, tangan kiri si-nonamenjambar pergelangan tangan si-orang she Tjioe dandengan sekali menggentak, ia sudahberhasil merebut pulang Wan-yo-to jang pendek.Wan Koan Lam girang tak kepalang. “Hoei-moay!”teriaknja. “Tjeng-hong-in-pwee Heeyauw-tay!”Mata nona Siauw tampak merah, hampir2 air matanjamengutjur. “Apakah kita masih bisa

Page 57: 1Sepasang Golok Mustika

menggunakan Hoe-tjee To-hoat?” tanjanja didalam hati.Ia berdiam sedjenak dan matanjamengawasi keadaan disekitar situ. Ajahnja sedangbertempur hebat melawan Toh ThianHiong, semua kawan masing2 sudah mempunjai lawandan diantara begitu banjak orang,hanjalah Wan dan Yo Hoedjin jang keteter dan sedangdidesak keras oleh dua Sie-wie.“Hoei-moay, lekas tolong ibu!” seru Wan Koan Lam.Si-nona mengangguk dan mereka menerdjang denganberbareng. Dalam satu djurus – denganpukulan Pek-siauw-seng-lie Song-hong-beng – salahseorang Sie-wie sudah terbatjokpundaknja dan roboh dengan menderita luka hebat. Dalamdjurus kedua, denganmenggunakan pukulan Keng-siauw-yoe-djin Gan-djie-giok (Malam ini ada orang jangmukanja tampan bagaikan batu giok). Sie-wie jang satulagi terguling sambil berteriak keras,karena terpukul gagang golok Siauw Tiong Hoei.Bukan main hebatnja Hoe-tjee To-hoat! Kemanapunmereka menerdjang, disitu pasti djatuhkorban2, baik Sie-wie, maupun piauw-soe. Hoe-tjee To-hoat mempunjai enampuluh pukulan,tapi baru mereka menggunakan separuhnja, ketjuali TohThian Hiong, ruangan itu sudahbebas dari antjaman musuh, jang ketinggalan hanjalahmusuh2 jang menggeletak dilantai

Page 58: 1Sepasang Golok Mustika

dengan terluka, sedang jang lainnja sudah pada kabur.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba23Selain lihay, Hoe-tjee To-hoat mempunjai sifat lain jangsangat aneh. Ilmu golok itu mudahsekali melukakan orang, tapi sukar membinasakan musuh.Setiap batjokan atau tikaman selalumengarah bagian tubuh musuh jang tidak berbahaja.Tafsiran satu2nja dari sifat aneh ini jalah:Kedua suami-isteri jang dulu menggubah Hoe-tjee To-hoat adalah pendekar2 jang berhatimulia, jang sungkan mengambil djiwa manusia setjaraserampangan.Melihat Toh Thian Hiong masih berkutet terus denganajah mereka, dengan serentak WanKoan Lam dan Siauw Tiong Hoei lompat menerdjang.Dua batang golong menjambar denganberbareng, jang satu kearah pundak, jang lain kearah lututmusuh. Dalam keadaan berbahaja,dengan tjepat Toh Thian Hiong mentjabut pian badja jangdilibatkan dipinggangnja. “Trang!”,udjung golok Wan-yo-to pendek jang ditjekal si-nona,somplak!Dalam serangan itu, Wan Koan Lam dan Siauw TiongHoei telah menggunakan pukulan Hiekiat-

Page 59: 1Sepasang Golok Mustika

siebong Tjay-kiauw-bok (Impian beruntung dipohon jangtinggi), salah-satu pukulanterlihay dalam Hoe-tjee To-hoat. Maka, biarpun golok si-nona tertangkis, tapi Wan-yo-topandjang meluntjur terus dan tepat mengenai betis TohThian Hiong. Njali si-orang she Tohmendjadi tjiut. Sambil mengempos semangat, iamenghantam nona Siauw dengan telapakantangannja dan selagi sinona berkelit, ia mendjedjakkakinja dan badannja lantas sadja melesatkeluar dari djendela. Tanpa menengok lagi, ia kaburdengan mengambil djalan diatas genteng.Sebenarnja pada waktu Toh Thian Hiong melompat, WanKoan Lam dan Siauw Tiong Hoeimasih dapat merintanginja dengan pukulan Eng-hiong-boe-song Hong-lioe-say (Orang gagahjang tiada keduanja mendjadi menantu jang romantis),tapi karena udjung golok si-nona sudahpatah, maka pukulan itu tak dapat digunakan lagi.Melihat musuh sudah disapu bersih, sedang dipihaknjahanja tudjuh-delapan orang terlukaenteng, Siauw Poan Thian lantas sadja berkata dengansuara njaring: “Sahabat2! Tentaranegeri sudah kabur, tapi kupertjaja tak lama lagi merekaakan menjateroni pula dengankekuatan jang lebih besar. Tempat ini sudah tak dapatdidiami lagi dan djika sahabat2 setudju,

Page 60: 1Sepasang Golok Mustika

marilah sekarang djuga kita mundur kegunung Tiong-tiauw-san, guna berunding lebih djauh.Usul itu lantas sadja disetudjui oleh semua orang.***Manusia tak dapat melawan nasib.Baru sadja Siauw Poan Thian merajakan pesta besardigedungnja jang indah, sekarang iamendjadi seorang buronan digunung belukar.Mereka – Siauw Poan Thian, Wan dan Yoe Hoedjin, WanKoan Lam, Siauw Tiong Hoei,suami-isteri Lim Giok Liong dan kurang-lebih duapuluhkeluarga lain bersama murid2mereka – berkumpul didepan sebuah guha besar,mengitari api-unggun sambil membakardaging binatang2 hutan.Sambil mengawasi keluarganja dan kawan-kawannja,tangan kanan Siauw Poan Thianmembuat gerakan mengurut djenggot. Gerakan itu sudahmendjadi kebiasaan selama belasantahun – setiap kali ia akan berbitjara, ia selalu mengurutdjenggotnja. Tapi sekarang, padadagunja tidak terdapat lagi selembar djenggot. Ia tertawadan kemudian berkata dengan suaraterharu: “Sahabat2, lebih dulu aku ingin menghaturkanbanjak2 terima kasih atas setia-kawanSepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba

Page 61: 1Sepasang Golok Mustika

24kalian. Karena gara-garaku, kalian bersengsara ditempatini. Sahabat2! Siauw Gie sebenarnjaadalah manusia biasa sadja. Tapi atas ketjintaan parasahabat, aku telah diberi djulukansebagai Siauw Poan Thian (Siauw si-Setengah Langit).Sahabat2 sudah mengenal aku lamasekali, tapi kukira tiada jang tahu, bahwa aku sebenarnjaseorang thay-kam!”*) Suasanaditempat itu, dimalam jang dingin itu, se-olah2 terkenapengaruh sihir. Semua orang terkesiapdan menatap wadjah djagoan itu dengan matamembelalak. Thay-kam? Mereka hampir takpertjaja kuping mereka. Tapi paras Siauw Poan Thiankelihatan sungguh2, dedikitpun tidakmemperlihatkan gujon atau main2. Wan dan Yo Hoedjinsaling mengawasi dan kemudianmenunduk.Sesudah berhenti sedjenak Siauw Poan Thian berkata pula:“Tak salah, sahabat2 djanganbersangsi. Aku, Siauw Gie, adalah seorang thaykam.Dalam usia enam-belas tahun aku sudahmendjadi thaykam dan masuk keistana kaizar dengantudjuan membunuh kaizar Boan, gunamembalas sakit hati mendiang ajahku. Ajahku adalahseorang jang semasa hidupnja selalumemusuhi pendjadjah bangsa Boan, tapi achirnja ia telahdibunuh mati. Sesudah ajah

Page 62: 1Sepasang Golok Mustika

meninggal dunia setjara mengenaskan, tudjuh orangsaudara angkatnja, dengan minum arakjang tertjampur darah, telah bersumpah untukmembalaskan sakit hati itu.“Tapi pengaruh dan kekuasaan kaizar Boan bukan mainbesarnja, sehingga ketudjuh pamanitu semuanja kena dibinasakan oleh kaki-tangannja.Dengan demikian, sakit hati itu djadisemakin mendalam.“Kedjadian jang menjedihkan itu telah mendjadi bahanpertimbanganku. Aku insjaf, bahwabiarpun kubeladjar ilmu silat seumur hidupku, belumtentu aku bisa menjusul kepandaian ajahdan para paman. Andai-kata kubisa menjusul, djugamasih belum tentu aku mampumembalaskan sakit hati ajah. Oleh sebab itu, sesudahberpikir beberapa lama, aku mengambilkeputusan untuk mendjadi thaykam guna mewudjudkanpengharapanku jang satu2nja dalamdunia ini. Aku rela mendjadi manusia hina-dina, asalsadja kudapat membalas sakit hati itujang dalam bagaikan lautan.” Berkata sampai disitu, suaraSiauw Poan Thian kedenganranparau dan semua orang jang mendengarnja merasa kagumtertjampur terharu.Sesaat kemudian, ia berkata pula: “Akan tetapi diluarsemua perhitungan, pendjagaan diistana

Page 63: 1Sepasang Golok Mustika

kaizar bukan main kerasnja. Djangankan membunuhhongtee (kaizar), sedangkan melihatmuka hongtee sadja sudah bukan kedjadian gampang.Belasan tahun, siang dan malam akumenunggu kesempatan, tapi kesempatan itu tak kundjungtiba.“Enambelas tahun jang lalu, pada suatu malam, setjarakebetulan aku mendengarpembitjaraan antara dua orang Sie-wie. Merekamengatakan, bahwa kaizar telah mengetahui,bahwa dalam dunia ini terdapat sepasang golok Wan-yo-to jang mempunjai kasiat luar biasa,jaitu, siapa sadja jang bisa memilikinja, dia akan mendjadimanusia jang tiada tandingannjadikolong langit. Kedua golok itu berada dalam tangan duaorang gagah, jang satu she Wan,sedang jang lain she Yo. Mendengar tjeritera itu, kaizarBoan lantas sadja menangkap seluruhkeluarga Wan dan Yo untuk memaksa merekamenjerahkan sepasang golok tersebut. Tapimereka itu adalah orang2 gagah jang tulen dan merekamenghadapi kebinasaan tanpa gentarsedikit djua. Sesudah membinasakan suami mereka,kaizar jang kedjam itu terus menahanWan dan Yo Hoedjin didalam pendjara istana.” WaktuSiauw Poan Thian bertjerita sampaidisitu, Wan dan Yo Hoedjin mengutjurkan air matadengan derasnja dan mereka saling

Page 64: 1Sepasang Golok Mustika

memeluk sambil menangis sedu-sedan. Wan Koan Lamdan Siauw Tiong Hoei salingmemandang, dengan perasaan duka tertjampur girang.Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba25Siauw Poan Thian menghela napas beberapa kali dankemudian berkata pula: “Dengan darahmeluap-luap, aku mengasah otak. Achirnja aku menarikkesimpulan, bahwa menolong keduanjonja itu adalah djauh lebih baik daripada membalassakit hati. Demikianlah, aku sudahberhasil membunuh empat orang Sie-wie jang mendjagakedua njonja itu dan achirnjaberhasil pula menolong mereka keluar dari istana kaizar.Aku sudah berhasil, karena keempatpendjaga tersebut sedikitpun tak menduga, bahwa merekaakan diserang oleh seorang thaykam.“Tapi istana kaizar adalah sarang harimau dan dapatdimengerti, bahwa kami telah dikedjarsehebat-hebatnja. Dalam kekatjauan, kongtjoe dari WanHoedjin telah hilang. Kedjadian inisangat mendukakan hatinja dan selama belasan tahun, akuterus-menerus berusaha untukmentjarinja. Tak dinjana, berkat Belas-kasihan TuhanJang Maha Esa, hari ini ibu dan anak

Page 65: 1Sepasang Golok Mustika

bisa bertemu kembali. Apa jang lebih menggirangkan,jalah Wan Kongtjoe telah memilikikepandaian jang sangat tinggi.” Ia berhenti sedjenak danmengawasi si-nona. “Tiong Hoei,”katanja dengan suara terharu. “Sekarang kau sudahberusia delapanbelas tahun. Waktu kitabaru bertemu, kau baru berusia dua tahun. Kau harusmengetahui, bahwa ajahmu adalah SamsiangTay-hiap Yo Pek Tiong jang namanja menggetarkanseluruh Rimba Persilatan.”Kedua orang muda itu segera menubruk dan memelukmasing2 ibunja. Hati mereka penuhdengan perasaan duka dan terima kasih. Mereka berdukaakan nasib ajah mereka, berterimakasih untuk budi Siauw Poan Thian.Dengan air mata berlinang-linang, Siauw Poan Thianmengawasi dua pasang ibu dan anak itujang sedang menangis sambil berpeluk-pelukan.Berselang beberapa saat, sesudah dapatmenenteramkan hatinja jang terharu, barulah iamelandjutkan penuturannja. “Sesudah kamikabur dari Pakkhia, kaisar Boan segera mengirim kaki-tangannja untuk menjelidiki danmembekuk kami. Untuk mengelabui kuping dan matakaki-tangan kaizar Tjeng, aku memakaikumis dan djenggot palsu, sedang Djie-wie hoedjin takmerasa keberatan untuk menjamar

Page 66: 1Sepasang Golok Mustika

sebagai isteriku. Untung djuga, aku adalah seorangthaykam, sehingga sandiwara tidak sampaimenodakan nama Wan Enghiong dan Yo Enghiong jangharum.” Bitjara sampai disitu, SiauwPoan Thian ingat pula akan kegagahan kedua pendekar itu,sehingga air matanja kembalimengutjur deras dan semua orang jang melihat danmendengarnja, djadi turut merasa sedih.“Kaizar Tjeng benar2 lihay,” katanja pula. “Achirnja, diaberhasil djuga membongkarrahasiaku. Keadaan sudah mendjadi begini, tak perlu kitamenjesal. Apa jang kusesalkanjalah, bahwa kita hanja bisa merebut pulang sebilah Wan-yo-to. Wan-yo-to pendek, jangdigunakan Hoei-djie, sudah pasti bukan jang tulen. Golokmustika sebagai Wan-yo-to manabisa dipatahkan dengan pian Toh Thian Hiong? Sajang,sungguh sajang, kaki-tangan bangsaBoan itu berhasil melarikan diri.”Demikianlah penuturan Siauw Gie jang didengar denganpenuh perhatian oleh semua orang.Sementara itu, daging jang sedang dibakar djadi semakinwangi. Djim Hoei Yan jang perutnjasudah kerontjongan, tak bisa bersabar lagi. Ia mentjabutpisaunja dan menusuk sepotongdaging. Tiba2 sebelum daging itu masuk kemulutnja, LimGiok Liong menengok kearah sinona

Page 67: 1Sepasang Golok Mustika

– jang sekarang harus disebut sebagai Yo Tiong Hoei –dan berkata dengan suaranjaring: “Apa kukata? Kau pernah memberitahukan ,bahwa ajah dan ibumu belum pernahbertjektjok dan aku mengatakan, bahwa suami-isteri jangtak pernah bertengkar, bukan suamiisteritulen, suami-isteri jang agak meragu-ragukan. Apa kukata?Dugaan Lim Toakomuternjata tepat sekali.”Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba26Mendengar suaminja mulai membatjot, dengan mendadakDjim Hoei Yan memasukkandaging jang tertusuk pisau itu, kedalam mulutnja.“Selamat gegares!” bentaknja, “Tak perlukau mengatjo belo!” Lim Giok Liong mau membalas, tapimulutnja penuh.Selagi semua orang menangsal perut sambilmerundingkan tindakan jang harus diambilselandjutnja, tiba2 seorang murid jang mendjagadisebelah luar, membentak: “Siapa?”“Thay-gak Soe-hiap!” terdengar djawab dari luar itu.Yo Tiong Hoei tertawa geli. Beberapa saat kemudian,muntjullah Thay-gak Soehiap jang,dengan menggunakan sekerat kaju, menggotong djalaikan jang sangat besar dan jang

Page 68: 1Sepasang Golok Mustika

berisikan serupa benda jang besar pula.“Thay-gak Soe-hiap, mustika apa jang digotong kalianitu?” tanja Yo Tiong Hoei sambiltertawa terpingkal-pingkal.Dengan wadjah berseri-seri, Kay It Beng mendjawab:“Wan Kongtjoe, Siauw Kouwnio,barusan kami telah pergi ke-Sungai Ouw-nie-ho untukmenangkap Pek-hiat Kim-sian gunadipersembahkan kepada kalian sebagai hadiah pernikahan.Tak dinjana sebelum berhasilmenangkap kodok mustika itu, seorang manusia, janglututnja terluka, masuk kedalam djala.Keadaannja pajah sekali dan begitu melihatnja, Thay-gakSoe-hiap segera dapat mengenali,bahwa dia itu bukan lain daripada musuh umum kita, si-buta Toh Thian Hiong! Maka itu,kami lalu membekuknja dan membawanja kemari untukdipersembahkan kepada Siauw Looeng-hiong.”Semua orang djadi sangat girang. Sesudah si-orang sheToh dikeluarkan dari dalam djala,Wan Koan Lam meraba pinggangnja dan mengeluarkansebatang golok pendek, jang ketikaditjabut, mementjarkan sinar jang menjilaukan mata.Golok itu adalah Wan-yo-to pendek jangtulen!Wan Hoedjin memegang sepasang Wan-yo-to itu, jangsatu pandjang dan jang lain pendek,

Page 69: 1Sepasang Golok Mustika

dengan air mata bertjutjuran. Kedjadian2 dimasa lampaukembali terbajang didepan matanja.Semua orang berhenti makan dan mengawasi njonja itudengan terharu.Sesudah kenjang memeras air mata, ia menghela napasseraja berkata: “Kaizar Tjengmendengar, bahwa dalam kedua golok ini tersembunjirahasia besar dan siapa sadja jangmemilikinja akan mendjagoi dikolong langit, tanpatandingan. Apa jang didengarnja memangtak salah. Tapi, andai-kata dia tahu rahasia itu, belumtentu dia bisa mendjalankannja.Sahabat-sahabat, lihatlah!”Semua orang segera mendekat dan mengawasi keduagolok mustika itu. Ternjata, diatasbadan golok Wan-to terukir dua huruf “Djin-tjia” (orangjang mulia) sedang diatas Yo-toterdapat dua huruf lain jang berarti “Boe-tek”, (Tiadatandingan).“Djin-tjia Boe-tek”! Orang jang mulia tiada tandingannja!Tak salah!Empat huruf itu memang merupakan rahasia terbesardikolong langit.” - TAMAT -Sepasang Golok Mustika > karya Chin Yung >diceritakan oleh Boe Beng Tjoe > published bybuyankaba27

Page 70: 1Sepasang Golok Mustika

*) Piauw adalah barang berharga jang dilindungi olehperusahaan pengawal janganggauta2nya terdiri dari orang2 jang pandai silat. Piau-kiok adalah nama perusahaansematjam itu. Didjaman dulu, di Tiongkok, barang2 jangtidak dikawal oleh pengawaltangguh, sering diganggu perampok ditengah djalan.*) Wan-yo-to berarti Golok Wan-yo. Wan-yo adalahsematjam burung belibis, lebih ketjildari itik biasa. Jang djantan dinamakan Wan, bulunjasangat indah, dikepalanja terdapatbulu bagaikan topi jang berwarna ungu tua. Jang betinadinamakan Yo, bulunja berwarnaabu2. Burung djantan dan betina tak pernah berpisah,sehingga Wan-yo merupakanpelambang ketjintaan suami-isteri jang beruntung.*) Pat-po Kan-sian= Delapan-tindak-mengedjar-tonggeret,sematjam ilmu mengentengkanbadan.Say-Tjoan-tjoe= Seperti Tjoan Tjoe. Tjoan Tjoe adalahsoerang gagah didjaman Liatkok.Tah-soat-boe-heng Tok-kak-soei-siang-hoei=Mengindjak-saldju-tiada-tapaknja. Dengansatu-kaki-terbang-diatas-air.Song-tjek-kay-tjit-seng= Sepasang pusut-berkuasa-ditudjuh-propinsi.*) Thay-kam adalah orang kebiri jang bekerdja dalamistana kaizar

Page 71: 1Sepasang Golok Mustika

Tjetakan Pertama: 1 djilid tamatTJERITA SILATDitjeritakan oleh :Boe Beng TjoePenerbit:P.T. "MEKAR DJAJA" P.O. Box 2555 Djakarta