'1f>6 /Zt I? -...
Transcript of '1f>6 /Zt I? -...
'1f>6 /Zt I? SIKAP KEBERAGAMAAN ANGGOTA MAJLIS TAKLIM
NURUSSA'ADAH GANDARIA SELATAN SETELAH
MENYAKSIKAN SINETRON RELIGIUS
ofefi:
Sugifiarto
:NI:M: 101070022991
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKUL TAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS !SLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKAF<TA
1428 H/2007 M
SIKAP KEBERAGAMAAN ANGGOTA MA.JLIS TAKLIM
NURUSSA' ADAH SETElAH MENYAKSIKJ~N SINETRON
RELIGIUS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh
gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
Dr. A ujib. M.Ag NIP. 150283344
oteft:
Sugiliarto
:Jlfl:Jvf.: 101070022991
Di Bawah Bimbingan
Pe)mbimbing II
~----==-~ . .-----
lkhwan Lutfi. M.Psi NIP. 150368809
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGEH.I
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1428H/2007M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Sikap Keberagamaan Anggota Majlis Taklim Nurussa'adah
Gandaria Selatan Setelah Menyaksikan Sinetron Religius telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Neigeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 Juni 2007. Skripsi ini te!ah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 6 Juni 2007
Sidang Munaqasyah
Ketua M r ngkap Anggota
M.Si
Penguji I
.2:1s,m;at;, M.SL es; NIP. 150300679
Dr. AB Mujib. M.Ag NIP. 150283344
Sekretaris Merangkap Anggota
"'·-Zahu. "-" NIP. 15023877
Anggota:
Penguji II
Dr. dul Mujib. M .. M_ NIP. 150283344
Pembimbing II
®rlotto
Barangsiapa mem6uat ridfio k.§cfua orang tuanya cfi wakfu pagi cfan wre, mal{,a ia pun mencfapat cf ua pintu surga yang ter6u/?g, cf an jil{,a nem6uat 1icffio safa.fi satu cfiantararrya mal{,a alfrin ter6u/?g satu 1Jintu surga.
Barangsiapa cfi wakfu sore cfan pagi mem6uat marali. k.§cfua orang tuarrya, mal?g ia mencfapat cf ua pintu 11eral{,a yang ter6ul?g. Ji/?g nem6uat marafi safa.fi satu cfiantararrya,. ma/?g ter6ui~a untul{,rrya wtu pintu neral{,a (11iofza)l6cfu{fa.fi af-JI.fifi:53)
Mal{,a fzacfapl{,anfa.fz wajafzmu cfengan {ur11S k.§pacfa agama}l{fa.fz. Tetapl{,an{afz atas fitrafz Jl{{afz yang tefa.fz mencipta/(sim manusia nenurut fitrafzrrya. (Q5 af-1?.._um:30)
<Teruntul{,: I6un.d'a d'an <Bapal{,tercinta
<Beserta /?g/?gl{,dan acfi/(:;ad11{,l{,u tersaya11g
ABSTRAK
[C) Sugiharto
(A) Fakultas Psikologi (B) Mei 2007
[D) Sikap Keberagamaan Anggota Majlis Taklim Nurussa'adah Gandaria Selatan Setelah Menyaksikan Sinetron Religius [E) xii + 85 halaman [F) Perkembangan sinetron religius dalam dua tahun terakhir masih nenimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Sebagian masyarakat menilai positif :erhadap perkembangan sinetron religius, namun sebagian lain menilai negatif. Vlereka yang menilai positif menganggap kehadiran sinetron religius merupakan oenyejuk bagi masyarakat yang selama ini selalu disuguhkan oleh tayangan:ayangan sinetron yang hanya menampilkan kemewahan, hura-hura, dan <hayalan-khayalan semu. Sedangkan yang menilai negatif memandang bahwa jalam perkembangannya hingga saat ini, banyak sekali kisah-kisah yang jitayangkan terlalu dibuat-buat, dan alur cerita yang tidak logis. Sinetron religius rang menjadikan agama sebagai tema sentralnya membuat beberapa orang nerasa mendapatkan pencerahan setelah menyaksikan sinetron religius. =>enelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana keberagamaan anggota Majlis raklim Nurussa'adah Gandaria Selatan setelah menyaksikan sinetron religius.
Sikap keberagamaan merupakan perwujudan seorang penganut agama neyakini, memahami menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama yang jianutnya dalam semua aspek kehidupan dalam kehidupan sehari-hari dengan ulus dan ikhlas. Salah satu ciri dari sikap keberagamaan orang dewasa adalah )ersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama dan berusaha untuk nempelajari dan memperdalam keagamaan. Sedangkan Bandura nengemukakan bahwa kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi Jari peniruan atau peneladanan. Media massa merupakan sala.h satu faktor yang nempengaruhi sikap seseorang.
)alam penelitian ini jumlah subyek sebanyak 4 (empat) orang anggota yang nerupakan anggota Majlis Taklim Nurussa'adah. Pendekatan yang digunakan Jalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode pengurnpulan data dalam penelitian ni adalah wawancara dan observasi. Untuk menganalisa data wawancara Jeneliti menggunakan teknik analisa content sebagai acuan utamanya adalah 1erbatim (hasil wawancara) dan observasi dalam mengungkap hasil penelitan.
)ari hasil analisis data, disimpulkan bahwa secara umum sinetron religius dapat nempengaruhi sikap k'3beragamaan individu, dalam ha! ini anggota Majlis raklim Nurussa'adah Gandaria Selatan. Sikap keberagamaan ini terlihat dari idanya perubahan-perubahan positif pada dimensi-dimensi keberagamaan yang lerupa, keyakinan individu terhadap kekuasaan Allah swt, praktek agama dalam •ehidupan sehari-hari (ibadah), pengalaman religius, pengetahuan agama dan
pengamalan. Berdasarkan penelitian di alas disaranl<an kepada pihak-pihak fang ingin melakukan penelitian yang sejenis agar menggunakan catatan apangan sebagai metode pengumpulan data selain wawancara dan observasi.
:G) Bahan bancaan: 23 (1990-2007)
KATA PENGANTAR
\lhamdulliahi rabbi! 'alamin, puji syukur kehadirat Allah swt; karena hanya
lengan izin dan ridho-Nya terlaksana segala macam rencana, dan daya upaya
nanusia. Oengan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
;kripsi yang berjudul "Sikap Keberagamaan Anggota Majlis Taklim Nurussa'adah
3andaria Selatan Setelah Menyaksikan Sinetron Religius". Shalawat serta salam
;elalu tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad Saw, pemimpin umat
lan suri tauladan umat manusia beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya.
rerselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, dorongan dan
>antuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan hati yang tulus, teriring rasa
erima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama proses
>enyelesaian skripsi ini.
)enulis ucapkan banyak terima kasih kepada ibu Oekan Fakultas Psikologi
Jniversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Ora. Netty Hartati,
A.Si, para pembantu Oekan ibu Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si, ibu Ora. Fadhilah
)uralaga, M.Si, bapak Ors. Achmad Syahid. M.Ag, bapak Prof. Dr. Rifai Syauqi
Jawawi, M.Ag. Para dosen di Fakultas Psikologi bapak Ors. Abdul Rahman
>aleh, M.Si, ibu Neneng Tali Sumiyati. M.Si, Psi, dan seluruh dosen dan staf
1kademik fakultas psikologi yang telan banyak membimbing penulis selama
nenimba ilmu di kampus hingga terselesaikannya skripsi ini.
Kepada bapak Dr. Abdul Mujib, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak lkhwan
~utfi, M.Psi selaku pembimbing II dalam karya ini penulis haturl<an banyak terima
<asih atas segala bimbingan, nasehat, dan ilmu yang telah dibE~rikan. Semoga
t\llah swt selalu memberikan perlindungan kepad<i kalian semua, Amin.
Jntuk bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa yang
.ulus kepada penulis. Semoga Allah swt selalu memberikan kesehatan,
cemurahan rizki, ketebalan iman dan taqwa kepada kalian semua, Amin. Karya
ni ku persembahkan untuk kalian berdua. Untuk kakak , Nur w·achid A.J dan
idik-adik Saleh Afandi, Defri Firmansyah dan almarhum Faudzan Nadzir, kalian
;emua adalah sumber inspirasi hidup penulis. Untuk Nur Alfi Mahanik, S.Psi
erima kasih banyak atas dukungan dan doa yang tulus yang sEilalu kau
>ersembahkan untuk penulis.
)elanjutnya penulis ucapkan terima kasih untuk teman-teman di Fakultas
'sikologi khususnya angkatan 2001 kelas B yang telah memberikan warna
:ehidupan bagi penulis, Herman, Halim, Nur Hikmah, Haryani, Faisal, Hilman
\hbar, Yeyen Melyanti, Yunni Rizkiani, Lily Nur Linda Sari, Lusy Faiqo, Agus
lantoso, dan untuk teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
1amun tidak mengurangi kecintaan penulis kepada kalian semua.
Jakarta, 23 Mei 2007
Penulis
DAFTAR ISi
-!ala man Judul ................................................................................. .
-!alaman Persetujuan . .. .. .. . . ... . . .. . . .. .. .. . .. .. .. .. .. . . . .. .. . . .. . .. .. .. . . . .. ..... ...... .. . ii
-la la man Pengesahan . .. .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .... .. . . . . . .. .. .. .. .. .. . .. .. . . . .. .. ... . . .... iii
Vlotto ...................... ·............................................................................ iv
)edikasi ............................................................................................. iv
~bstrak............................................................................................... v
<ata Pengantar .................................................................................. vii
)aftar lsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
)aftar Ta be I . .. .. . . . .. .. . . .. . . . . . .. .. .. .. .. . .. . . .. .. .. . .. .. .. .. . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . .. . .. ... . .. .. .. . xii
3AB 1 PENDAHULUAN .................................................................. 1-7
1. 1. La tar Belakang Masalah .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. . . . . . . . . . .. .. . . . . 1
1.2. ldentiflkasi Masalah ....................................................... 4
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................... 5
1.3.1. Pembatasan Masalah ......................................... 5
1.3.2. Perumusan Masalah ........................................... 5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 5
1.4. 1. Tujuan Penelitian .. ........... ........ .............. ............. 5
1.4.2. Manfaat Penelitian .............................................. 6
1.5. Sistematika Penelitian ................................................... 6
BAB 2 KAJIAN TEORI ................................................................... 8-27
2.1. Sikap Keberagamaan ................................................... 8
2.1.1.Sikap................................................................... 8
2.1.1.1. Definisi Sikap ......................................... 8
2.1.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pembentukan Sikap ............................... 9
2.1.1.3. Struktur Sikap ........................................ 12
2.1.1.4. Faktor-faktor yang Menyebabkan
Perubahan Sikap...................... .......... 13
2.1.1.5. Ciri-Ciri Sikap ......................................... 14
2.1.2. Keberagamaan ............................ ....................... 15
2.1.2.1. Pengertian Keberagamaan .......... .......... 15
2.1.2.2. Dimensi-Dimensi Keberagamaan ...... ... 17'
2.1.3. Sikap Keberagamaan ...................... ........... ......... 19
2.2. Sinetron Religius ........................................................... 19
2.2.1. Definisi Sinetron Religius .................................... 19
2.2.2. Kriteria Sinetron Religius ..................................... 25
2.3. Kerangka Berpikir ...................................... .................... 25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 28-35
3.1. Jen is Penelitian . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. ... .. . . .. . .. .. . ... .. .... . ... .. .. .. . . 28
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .................... 28
3.2. Subjek Penelitian .......................................................... 29
3.2.1. Karakteristil< Subjek ............... ............... .... ....... ... 29
3.2.2. Jumlah Subjek ....................... ............................. 30
3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 31
3.3.1. Metode Pengumpulan Data ................................ 31
3.3.1.1. Wawancara.......................... .................... 3·1
3.3.1.2. Observasi ................................................ 32
3.3.2. lnstrumen Penelitian ................ ......... ...... ............ 33
3.3.3. Prosedur Pengumpulan Data ....... ............... ........ 34
3.4. Teknik Analisa Data....................................................... 35
BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................... 36-82
4.1. Gamba ran Umum Subjek ...................... ................... .... 36
4.2. Gambaran Observasi, Deskripsi Umum
dan Analisa Data . .............. ........... .. ........ ... ................... 37
4.3. Perbc;ndingan Antar Kasus ........ ......... ............ .............. 80
BAB 5 PENUTUP ........................................................................... 83-85
5.1. Kesimpulan ............... .. ............................................ ...... 83
5.2. Diskusi ............... ...... ........................... ................... ....... 83
5.3. Saran ...................... ............................................... ....... 84
1AFT AR PUST AKA
AMP I RAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Daftar penayangan sinetron religius periode satu minggu .............. . 21
2. Gambaran umurn subyek penelitian ............................................... . 36
3. Sikap keberagamaan SI sebelum dan sesudah menyaksikan
sinetron religius .............................................................................. . 47
4. Sikap keberagamaan M sebelum dan sesudah menyaksikan
sinetron religius .............................................................................. . 58
6. Sikap keberagamaan TM sebelum dan sesudah menyaksikain
Sinetron religius ............................................................................. . 67
7. Sikap keberagamaan SM sebelum dan sesudah menyaksikan
Sinetron religius . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. .. . .. . . . .. .. . . .. . . . .. . . . . . . . .. .. . . . . . . .. .. 79
8. Perbandingan antar kasus subyek. .. .. . .. . . .. . . . .. . .. . . .. . .. .. . ... . .. ... ... . 81
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar IBelakang Masalah
lerkembangnya llmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global saat ini
;angat mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat, khususnya
nasyarakat di negeri tercinta ini. Salah satu penyebab perubahan pola pikir dan
1erilaku saat ini adalah berkembangnya media-media massa di masyarakat, baik
:u surat kabar, majalah, radio, televisi, internet dan lain-lain.
)alah satu media massa yang paling cepat penyampaian informasinya adalah
nedia televisi. Hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia memiliki televisi.
)ari pejabat negara, artis sinetron hingga tukang sapu jalanan memiliki televisi.
)aat ini dengan adanya lebih dari sepuluh stasiun televisi swasta yang ada di
1donesia, membuat masyarakat lebih leluasa dalam memilih tayangan yang
nereka sukai. Belum lagi dengan adanya sarana antene parab()la dimana
nereka (masyarakat) dapat menyaksikan acara-acara televisi dari luar negeri.
>inetron merupakan tayangan yang paling cukup digemari oleh masyarakat.
>aat ini beberapa televisi swasta sangat mengandalkan tayangan sinetron
ebagai penarik minat agar stasiun televisinya digemari oleh masyarakat.
>ebagai contoh sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" yang menjadi ciri khas utama
;tasiun televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Atau mungkin sinetron
rersanjung yang di produksi hingga lebih dari 5 sekuel, yang menjadi ciri khas
Jtama stasiun televisi lndosiar dan masih banyak lagi yang lainnya.
Jika membahas tentang sinetron, dalam 2 tahun terakhir ini berkembang
ayangan-tayangan sinetron yang bernuansakan Islam (religius). Diawali
Jertengahan tahun 2004 stasiun televisi swasta Televisi Pendiclikan Indonesia
TPI) sukses dengan tayangannya yang berjudul "Rahasia llahi". Yang konon
jiilhami kisah-kisah nyata dari majalah "HIDAYAH". Sinetron tersebut sempat
nendapat tempat di hati masyarakat. Demikian halnya dengan stasiun televisi
ainnya seperti SClV dengan Lorong Waktu, Astaghfirullah dan Kuasa llahi;
rrans-lV dengan Taubat, lnsyaf, Hidayah, dan lstighfar; Lativi dengan Azab
2
lahi, Pada-Mu yang Rabb, dan Sebuah Kesaksian; RCTI dengan Tuhan Ada di
v1ana-mana, Maha Kasih, Maha Kasih Dua, dan Pintu Hudayah; ANlV dengan
:..Zab Dunia dan Jalan ke Surga; TV7 dengan Titik Nadir; dan TPI sendiri dengan
~ahasia llahi, Takdir llahi, Allah Maha Besar, Jalan Kebenaran, dan Kehendak
v1u.
)i awal penayangannya, beberapa sinetron-sinetron religius tersebut langsung
nendapatkan tempat di hati para penikmat televisi (pemirsa). Hal ini disebabkan
>leh nilai-nilai yang terkandung dalamnya sangat berbeda dari l<ebanyakan
;inetron-sinetron pada umumnya. Biasanya para penikmat televisi (pemirsa)
disuguhi khayalan-khayalan semu. Sinetron-sinetron tersebut rnenayangkan
kemewahan, kemegahan, dan hura-hura semata.
Berbeda dengan itu semua, sinetron-sinetron religius membawa pesan agama
vang sangat kental. Beberapa cerita sinetron religius rnerupakan pengalaman
pengalaman religius yang dialarni oleh seseorang. Atau pula kisah-kisah yang
terjadi di zaman Rasulullah SAW, atau para sahabatnya.
3
Seiring berkembang pesatnya sinetron-sinetron tersebut, banyak pula terjadi pro
:Ian kontra di masyarakat terhadap tayangan tersebut. Hal ini terlihat dari
)engamatan peneliti di Majlis Taklim Nurussa'adah Gandaria Selatan. Sebagian
)erpandangan positif terhadap sinetron-sinetron tersebut, namun sebagian
nemandang negatif tayangan tersebut. Mereka yang menilai positif tayangan
:ersebut memandang bahwa apa yang ditampilkan di layar kaca adalah cerminan
)erilaku di masyarakat kemudian dikaitkan dengan Alqur'an dan Hadits.
)itambah dengan cara penyajian tayangan tersebut dimana di awal dan di akhir
;erita ada ustadz, ustadzah atau ulama dalam membimbing pemirsa dalam
nenyaksikan tayangan sinetron tersebut.
v1ereka yang menilai negatif sinetron-sinetron religius tersebut adalah mereka
rang memandang bahwa dalam perkembangannya hingga saat ini, banyak
>ekali kisah-kisah yang ditayangkan terlalu dibuat-buat, dan ah.ff cerita yang tidak
ogis.
3erdasarkan pengamatan peneliti di Majlis Taklim Nurussa'adah ada beberapa
amaah yang mendapatkan pencerahan hidup setelah menyaksikan sinetron
eligius. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sinetron religius dapat
nempengaruhi keberagamaan seseorang.
4
3agaimana para ibu-ibu anggota Majlis Taklim Nurussa'adah Gandaria Selatan
nenyikapi perkembangan sinetron religius dalam dua tahun terakhir ini ? Dan
lagaimana sikap keberagamaan mereka setelah menyaksikan sinetron religius ?
3erdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk membahasnya dalam
lentuk penelitian yang berjudul: "SIKAP KEBERAGAMAAN ANGGOTA
i/IAJLIS T AKLIM NURUSSA' ADAH GAN DARIA SELA TAN Sl::TELAH
i/IENYAKSlf<AN SINETRON RELIGIUS".
1.2. ldentifikasi Masalah
)alam penelitian ini permasalahan yang mungkin muncul dapat diidentifikasikan
;ebagai berikut :
a. Apakah sikap keberagamaan anggota majlis taklim Nurussa'adah
Gandaria Selatan dipengaruhi oleh adanya tayangan sinetron religius ?
b. Bagaimana anggota majlis taklim Nurussa'adah Gandaria Selatan
menyikapi perkembangan sinetron religius dalam dua tahun terakhir ?
1.3. Pernbatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Sikap keberagamaan yang dibatasi di sini ad al ah sebempa jauh mereka
meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya setelah menyaksikan tayangan sinetron religius.
b. Sinetron religius dalam penelitian ini adalah sinetron relii~ius yang
bertemakan tentang ajaran-ajaran agama, baik dari kitab suci Alqur'an,
Hadist, atau kisah-kisah yang ada pada zaman Rasulullah dan para
sahabat.
c. Jamaah taklim Nurussa'adah di sini adalah mereka yang telah benisia
dewasa madya (40 tahun sampai dengan 60 tahun) .
. 3.2. Perumusan Masalah
:agaimana sikap keberagamaan anggota Majlis Taklim Nurussa'adah Gandaria
elatan setelah menyaksikan sinetron religius ?
.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
,4.1 Tujuan penelitian
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap keberagamaan
maah Majlis Taklim Nurussa'adah Gandaria Selatan setelah menyaksikan
yangan sinetron religius.
1.4.2. Manfaat penelitian
)alam penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini mempunyai manfaat:
1. Memberikan kontribusi kepada masyarakat agar lebih selektif dalam
menyaksikan tayangan-tayangan di televisi.
2. Memberikan kontribusi kepada dunia persinetronan di Indonesia agar
selalu menjaga kualitas dan kemurnian disetiap penayangan sinetron
religi.
6
3. Memberikan kontribusi dalam menambah literatur kepustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1.5. Sistematika Penulisan
Jntuk mempermudah dalam membahas tema yang akan diteliti, peneliti
nembagi dalam lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
~AB I berisi Pendahuluan, Merupakan kerangka umum penelitian yang
nencakup Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Manfaat
>enelitian dan Sistematika penulisan.
~AB II Kajian Teoritis, berisi teori yang terkait dengan masalah penelitian,
~erangka berfikir (penjelasan tentang adanya keterkaitan masa!ah dalam teori)
lAB Ill Metodologi Penelitian, terdiri dari Pendekatan penelitian, Subjek
'enelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisa Data.
7
3AB IV Gambaran Umum Subyek Penelitian, terdiri dari Analisa dan lnterpretasi
iasil Penelitian.
3AB V Penutup, Terdiri dari Kesimpulan, Diskusi Hasil Penelitian dan Saran.
BAB2
KAJIAN TEORITIS
Z.1. Sikap Keberagamaan
!.1.1. Sikap
1.1.1.1. Definisi Sikap
stilah sikap pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer, yakni pada tahun
1862 sebagai status mental seseorang. Di masa-masa awal penggunaannya,
~onsep sikap sering kali dihubungkan dengan konsep mengenai postur fisik atau
>osisi tubuh seseorang. (Saifuddin Azwar, 2003).
>ada tahun ·1888, Lange menggunakan istilah sikap dalam bidc:tng eksperimen
nengenai respons untuk memberikan gambaran kesiapan subyel<. dalam
nenghadapi rangsangan yang datang secara tiba-tiba. Menurul! Lange, sikap
'1dak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek
espon fisik (Saifuddin Azwar, 2003).
>arlito Wirawan (2002) mendefinisikan sikap sebagai kecendewngan atau
:esediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu ketika menghadapi
angsangan tertentu.
9
Sarnof mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi secara
positif atau secara negatif terhadap objek-objek tertentu. (dalarn Sarlito Wirawan,
2001 ).
Gerungan (2004) menterjemahkan sikaplattitude sebagai sikap atau kesediaan
bereaksi terhadap suatu hal. Sikaplattitude di sini mengarah terhadap suatu
obyek sikap. Tidak akan ada sikap tanpa obyek sikapnya. Oby1ek sikap bisa
berupa benda, orang, peristiwa, nilai-nilai, norma-norma dan lain-lain.
Harvey dan Smith (seperti dikutip Ahmadi, 1999) mendefinisikan sikap sebagai
kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap
objek atau situasi.
Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan oleh para tokoh di atas, maka
peneliti menyimpulkan bahwa sikap adalah kesiapan seseorang untuk bereaksi
atau berperilaku terhadap stimulus /rangsangan yang datang, baik itu reaksi
positif maupun negatif dengan tujuan untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar.
2.1.1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Siikap
Sikap terbentuk tidak dengan begitu saja. Sikap terbentuk melalui suatu proses
interaksi individu denqan individu lainnya atau dengan lingkun!;iannya. Adanya
interaksi sosial membuat sikap semakin kuat terbentuk.
Saifuddin Azwar (2003) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
:Jiantaranya adalah :
=>engalaman Pribadi
10
=>engalaman masa lalu dan masa sekarang dapat mempengarnhi sikap terhadap
>uatu hal. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap
>eseorang. Untuk ciapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
iaruslah meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu sikap akan lebih
nudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yan9
nelibatkan faktor emosi. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan
>kan pengalaman akan lebih mudah mendalam dan lebih lama berbekas.
<ebudayaan
<ebudayaan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan
;ikap seseorang. B.F. Skinner menekankan pengaruh lingkungan (termasuk
cebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Menurutnya, kepribadian
idak lain daripada pola perilaku yang konsisten dan menggambarkan sejaran
·einforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk
;ikap dan perilaku yang lain.
11
Drang Lain Yang Dianggap Penting
Jrang lain di sekitar tempat tinggal merupakan salah satu komponen sosial yang
kut mempengaruhi sikap. Seseorang yang dianggap penting, atau seseorang
1ang berarti khusus {significant others) akan banyak mempongaruhi
)embentukan sikap, seperti orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi,
eman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri dan lain-lain.
llledia Massa
:>emakin berkembangnya media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
najalah dan lain-lain saat ini membuat masyarakat banyak sekali diberikan
)ilihan terhadap informasi yang dibutuhkan. Media massa sebagai sarana
nformasi dan komunikasi memiliki pengaruh dalam pembentukan opini dan sikap
•eseorang. Dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, media massa
Jga membawa pesan-pesan bersifat sugesti yang daoat mengarahkan opini
,eseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan
.ognitif baru bagi terbentuknya suatu sikap terhadap hal tersebut. Pembentukan
.ikap dapat terbentuk apabila pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi
9rsebut cukup kuat dan memberi dasar afektif dalam menilai seisuatu hal.
~eskipun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh inter:aksi individual
ecara langsung, namun dalam proses pembentukan sikap, namun efek media
iassa tidak kecil.
nstitusi Pendidikan dan lnstitusi Agama
)ebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan institusi agama mempunyai
>engaruh dalam pembentukan sikap. Hal ini dikarenakan keduanya meletakan
lasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
=aktor Emosional
12
rerkadang suatu sikap terbentuk didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai
>enyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap
rang didasari emosi biasanya merupakan sikap yang bersifat sementara dan
;egera berlalu begitu frustrasi hilang, akan tetapi dapat pula meirupakan sikap
rang lebih tahan lama. Suatu contoh bentuk sikap yang didasarkan oleh faktor
imosional adalah prasangka (prejudice).
~.1.1.3. Struktur Sikap
)aifuddin Azwar (2003) menjelaskan tiga komponen sikap yan~J biasa disebut
;kema triadic. Diantaranya adalah:
1. Komponen Afektif (komponen emosional), yaitu kompom:m yang
berhubungan dengan rasa senang (positif) atau tidak senang (negatif)
terhadap suatu objek sikap. Komponen ini menunjukan arah sikap positif
dan negatif. Pada umumnya, reaksi emosi yang merupakan komponen
afektif banyak dipengaruhi oleh kepercayaan.
2. Komponen Konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
13
objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan
besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang
terhadap objek sikap.
3. Komponen Kognitif (komponen konseptual), yaitu yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan, keyakinan, dan kepercayaan seseorang
mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
Kepercayaan datang dari apa yang telah kita lihat atau apa yang telah kita
ketahui sebelumnya. Dari apa yang terlihat kemudian terbentuklah suatu
ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek.
Kemudian dari situ akan terbentuk suatu kepercayaan mengenai apa yang
berlaku bagi objek sikap. Apabila kepercayaan itu terbentuk, maka ia akan
menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat
diharapkan dari objek tertentu. Tetapi kepercayaan sebagai komponen
kognisi tidak selalu akurat. Namun terkadang kepercayaan itu terbentuk
justru dikarenakan kurang atau tidaknya informasi yang IDenar mengenai
objek yang dihadapi.
!.1.1.4. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sikap
~bu Ahmadi ( 1999) mengungkapkan bahwa ada dua faktor yang menyebabkan
lerubahan sikap, diantaranya adalah :
1. Faktor Intern, yakni faktor yang terdapat dalam pribadi individu itu sendiri.
Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih individu untuk menerima dan
mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.
14
2. Faktor Ekstern, yakni faktor-faktor yang terdapat dari luar individu. Faktor
ini berupa interaksi sosial di luar kelompok. Misalnya interaksi individu
dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai pada individu tersebut
melalui alat-alat komunikasi seperti radio, televisi, surat kabar, majalah
dan sebagainya.
!.1.1.5. Ciri-ciri Sikap
\bu Ahmadi (1999) menyebutkan ciri-ciri sikap diantaranya adalah:
1. Sikap itu dipelajari, artinya sikap merupakan hasil belajar. Beberapa sikap
dipelajari tidak disengaja dan tanpa kesadaran oleh sebagian individu.
Mungkin yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila
individu mengerti bahwa sikap yang dipelajarinya akan berdampak positif
untuk dirinya sendiri.
2. Memiliki kestabi1an (Stability)
Sikap berawal dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan
stabil, melalui pengalaman. Misalnya perasaan suka dan tidak suka
terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulani;1-ulang atau
memiliki frekuensi yang tinggi.
3. Personal-societal signifigance. Artinya adalah sikap juga melibatkan
hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antar orang ang atau
situasi.
15
4. Berisi cognisi dan affeksi, artinya adalah komponen cognisi dari pada
sikap adalai1 berisi informasi yang faktual, misalnya : obyek itu dirasakan
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
5. Approach - avoidance directionaly. Maksudnya adalah bila seseorang
memiliki sikap yang favorable terhadap sesuatu obyek, mereka akan
mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap
unfavorable, mereka akan menghindarinya.
2.1.2. Keberagamaan
2.1.2.1. Pengertian Keberagamaan
!'.\gama dan keberagaamaan adalah dua istilah yang memiliki arti yang berbeda.
Namun memilki hubungan yang sangat erat. Harun Nasution (seperti dikutip
Jalaluddin, 2005) mendefinisikan agama sebagai ajaran-ajaran yang diwahyukan
ruhan kepada manusia melalui seorang Rasul.
rhouless (seperti dikutip Jalaluddin, 2005) mendefinisikan agama sebagai sikap
:penyesuaian diri) terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukan
ingkungan lebih luas dari pada lingkungar:i dunia flsik yang terikat ruang dan
vaktu (dalam hal ini dunia spiritual).
Chaplin (2000) mendefinisikan agama sebagai satu sistem yang kompleks dari
kepercayaan, keyakinan, sikap-sikap, dan upacara-upacara yang
menghubungkan individu dengan satu keberadaan atau makhluk yang bersifat
ketuhanan.
Secara terminologis, semua istilah tersebut mempunyai inti makna yang sama,
,va/aupun diungkapkan dalam kata dan bahasa yang berbeda.
Sedangkan keberagamaan memiliki definisi sendiri. Emha Ainun Najib (seperti
:likutip Masagus, 2007) mengemukakan bahwa ukuran keberaiJamaan
seseorang tidak hanya dari kesaler.an personalnya, me/ainkan juga diukur dari
~esalehan sosialnya.
Keberagamaan adalah interaksi dengan Allah, interaksi dengan sesama
manusia, interaksi dengan /ingkungan sekitar, dan interaksi dengan dirinya
sendiri (Shihab, 2004).
16
1\tmosuwito (dalam Djasepudin, 2005) mendefinisikan keberagamaan atau
·eligiusitas sebaga1 religius feeling or sentiment atau perasaan keagamaan,
:>erasaan keagamaan adalah segala sesuatu yang berhubungi;in dengan Tuhan.
\ilisalnya perasaan berdosa, perasaan takut, dan kebesaran Tuhan.
17
Dalam Allah-semata.com (tanpa tahun) dijelaskan bahwa keberagamaan adalah
~eriman kepada Allah, beriman kepada Hari Akhir, tidak mengingkari ayat-ayat
!\llah, tidak mengingkari pertemuan Rasul dengan Allah tidak rnenyekutukan
!\llah dan berbuat kebaikan.
Djarir (2004) menjEJlaskan keberagamaan atau religiusitas sebagai:
'Suatu kesatuan unsur-unsur yang komprehensif, yang menjadikan seseorang
:Jisebut sebagai ornng beragama (being religious), dan bukan sekadar mengaku
nempunyai agama ( having religion ). Meliputi pengetahuan agama, keyakinan
3gama, pengamalan ritual agama, pengalaman agama, perilaku (moralitas)
3gama, dan sikap sosial keagamaan".
2.1.2.2. Dimensi-dimensi Keberagamaan
Keberagamaan seseorang tidak hanya dapat din;lai dari aktivitas ritualnya saja,
nelainkan juga dapat dilihat dari beberapa ha! atau dimensi yang lain, bukan
1anya perilaku yang kasat mata saja tetapi perilaku yang tak kasat mata.
31ock & Stark (seperti dilcutip Firman, 2007) mengemukakan lirna dimensi
<eberagamaan, yaitu :
1. Dimensi Keyakinan. Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan
dimana orang y3ng religius berpegang teguh pada pandangan teologis
tertentu dengan mengakui kebenaran doktrin .. doktrln tersebut. Walaupun
demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya
18
diantara agama-agama tetapi seringkali juga diantara tradisi-tradisi dalam
agama yang sama.
2. Dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan,
ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukan komitmen
terhadap agama yang dianutnya, terdiri dari riiuai yang pada seperangkat
ritus berupa tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang
semua agama mengharapkan para penganutnya melaksanakannya,
contohnya kebaktian di Gereja, persekutuan suci, pembaptisan dan
perkawinan dan ketaatan yang bisa berupa sembahyang/sholat,
membaca lnjil atau Al-Qur'an dan menyanyi himne bersama-sama.
3. Dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta
bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu,
meski tidak •epat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan
baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan
langsung mengenai kenyataan terakhir (mendapat kontak dengan
perantara supernatural).
4. Dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa
orang-orang yang beragama paling tidal< memiliki sejumlah minimal
pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan
tradisi-tradisi.
5. Dimensi konsekuensi (Pengama.lan). Dimensi ini mengacu pacia
identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman dan
pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Dan konsekuensi ini di tiap
komitmen agama berlainan. Maka dari itu, kita perlu suatu ketegasan
secara komunal yang dapat diambil dari salah satu hukum agama yang
tertulis yang terdapat di dalam kitab agama masing-masing, untuk
mengantisipasi hal-hal yang dapat menjerumuskan kehidupan
bermasyarakat.
1.1.3. Sikap Keberagamaan
19
)ari definisi-definisi yang telah dikemukakan oleh para tokoh di atas, maka
leneliti menyimpullrnn bahwa sikap keberagamaan adalah penrvujudan seorang
lenganut agama meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran
ijaran agama yang dianutnya dalam semua aspek kehidupan clalam kehidupan
;ehari-hari dengan tulus dan ikhlas, yang meliputi dimensi keyakinan, praktek
igama, pengalamc:n, pengetahuan agama, dan pengamalan.
~.2. Sinetron Religius
t.2.1. Definisi sinetron religius
linetron adalah akronim dari "Sinema Elektronik". Sinetron sebenarnya adalah
"andiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Dalam bahasa
nggris, sinetron disebut soap-serie, sedangkan dalam bahasa Spanyol disebul
elenovela (Wikipedia Indonesia, 2007).
)inetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang
liwarnai dengan konflik. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron
20
diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter khas masing
masing. Berbagai l'arakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama
makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron
dapat bahagia maupun sedih tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh
sutradara dan penulis cerita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata religius berarti hal yang
bersifat religi, bersifat keagamaan: Religi kepercayaan akan adanya kekuatan
adikodrati di atas manusi2 .. (dalam Djasepudin, 2005}
3erdasarkan definisi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa sinetron religius
nerupakan hasil karya seni seseorang yang dikemas dalam bentuk tayangan di
:elevisi yang berisi pesan-pesan moral dan keagamaan yang b•3rsumber pada
<itab suci Al-Quran dan Hadits, kisah-kisah di zaman Rasulullah SAW dan para
;ahabat.
3anyaknya sinetron-sinetron religius yang ditayangkan di televisi saat ini tidak
epas dari kemasan yang ditampilkan oleh sinetron tersebut. Komentar para
Jstad muda yang meminta pemirsa untuk menyaksikan sinetron t6rsebut
;emakin menamba~ pekatnya aroma keagamaan dalam tayan(ian itu, terlebih
lalam bulan Ramadan !<emarin.
Tabet. 2.1
DAFTAR PENAYANGAN SINETRON REUGIUS
PERIODE SATU MINGGU (6 JANUARI 2007-12 JANUARI 2007)
iNor-5tasi~~ I Telev1s1
! I ' 11 RCTI
I
SUMBER : Surat kabar Seputar Indonesia (SINDO)
VVaktu
Penayangan
i Sabtu, 6 Januari 2007 Pukul 08.30
I Sabtu, 6 Januari 2007 Pukul 19.00 ! I Minggu, 7 Januari 2007 Pukul 20.00
I Senin, 8 Januari 2007 Pukul 13.00
I Selasa, 9 Januari 2007 Pukul 13.00
Jum'at, 12 Januari 2007 Pukul 21.30
Judul
Sinetron Religius
[ Maha Kasih Spesial ldul Adha i
Maha Kasih : Model yang sombong
Pintu Hidayah
Habibi dan Habibah
Habibi dan Habibah
Pintu Hidayah Spesial
"-' -
z IPI Sabtu, 6 Januari 2007 Pukul 12.00
Sabtu, 6 Januari 2007 Pukul 14.00
Sabtu, 6 Januari 2007 Pukul 18.00
Minggu, 7 Januari 2007 Pukul 08.00
Minggu, 7 Januari 2007 Pui'ul 18.00
Senin, 8 Januari 2007 Pukul 08.00
Senin, 8 Januari 2007 Pukul 12.00
Senin, 8 Januari 2007 Pukul 13.30
Senin, 8 Januari 2007 Pukul 18.00
Senin, 8 Januari 2007 Pukul 19.00
Senin, 8 Januari 2007 Pukul 21.00
Selasa, 9 Januari 2007 Pukul 12.00
Seiasa, 9 Januari 2007 Pukul 13.30
Selasa, 9 Januari 2007 Pukul 18.00
Selasa, 9 Januari 2007 Pukul 21.00
Sinema Religi Terbaik : Banci Tobat
Sinema Religi Pilihan
Jalan Keadilan : Manusia Bayangan
Jalan Kemenangan
Sinetron Asik : Kusebut Nama-Mu 2
Layar Spesial : Surga di telapak kaki ibu
Sinema Religi Terbaik
Sinetron Siang : Jalan Kebenaran
Jalan Keadilan
Si Entong : Sajadah Terbang
Rahasia llahi : Akhir petualangan istri dzalim
Sinema Religi Terbaik
Sinetron Siang : Jalan Kebenaran
Jaian Keadilan : Jabat tangan hipnotis
Sinetron Asyik : Hidayah-Mu
N N
Rabu, 1 O Januari 2007 Pukul 12.00 Sinema Religi Terbaik
Rabu, 10 Januari 2007 Pukul 13.30 Sinetron Siang : Jalan Kebenaran
Rabu, 10 Januari 2007 Pukul 18.00 Jalan Keadilan
I Kamis, 11 Januari 2007 Pukul 12.00 Sinema Religi Terbaik
Kamis, 11 Januari 2007 Pukul 13.30 Jalan Kebenaran
Jum'at, 12 Januari 2007 Pukul 08.00 Rahasia llahi
I Jum'at, 12 Januari 2007 Pukul 12.00 Rahasia llahi
Jum'at, 12 Januari 2007 Pukul 14 30 Layar Asyik : Dokter Aborsi I
Jum'at. 12 Januari 2007 Pukul 18.00 Si Entong
I 3 GLOBAL TV - -I
4 SCTV Senin, 8 Januari 2007 Pukul 15.30 Kiamat sudah dekat
Senin, 8 Januari 2007 Pukul 21.00 Si Yoyo 3
Selasa, 9 Januari 2007 Pukul 15.30 Kiamat sudah dekat
Rabu, 10 Januari 2007 Pukul 15.30 Kiamat sudah dekat
Kamis, 11 Januari 2007 Pukul 15.30 Kiamat sudah dekat
. ' w
::> INUV;:>IAK
6 LATIVI
7 TVRI
8 TRANS TV
9 I ANTV
10 TRANS 7
;:,aorn, o Januan ;::uu r t'UKUI ·1 r. uu
Senin, 8 Januari 2007 Pukul 10.30
Selasa, 9 Januari 2007 Pukul 10.30
Rabu, 10 Januari 2007 Pukul 10.30
Karn is, 11 Januari 2007 Pukul 10.30
Minggu, 7 Januari 2007 Pukul 17.00
-
Selasa, 9 Januari 2007 Pukul 19.00
Rabu, 1 O Januari 2007 Pukul 19.00
Kamis, 11 Januari 2007 Pukul 19.00
-
Selasa, 9 Januari 2007 Pukul 21.00
Rabu, 10 Januari 2007 Pukui 21.00
Kamis, 11 Januari 2007 Pukul 21.00
L1naung1 1 mpan-1v1u
Titipan llahi
Titipan llahi
Titipan llahi
Titipan llahi
7 Hari menuju tobat
Hikayah
Sinema Hidayah
Sinema Hidayah
Jalan llahi
Jaian ilahi
Jalan llahi
-
-
I
N .,.
25
2.2.2. Kriteria Sinetron Religius
Berdasarkan tabel di atas dan pengamatan peneliti, dapat disirnpulkan bahwa
sinetron religius memiiiki beberapa kriteria, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bertemakan tentang ajaran-ajaran agama, bail< berasal dari kitab suci
Alqur'an, Hadist maupun kisah-kisah nyata yang terjadi pada zaman
rasulullah dan para sahabat.
2. Kisah-kisah yang ditampilkan tidal< berlebih-lebihan.
3. Para tokoh yang memerankan dalam sinetron harus benar-benar sesuai
dengan karakter yang diperankan, baik di dalam sinetron maupun dalam
kehidupan sehari-hari (khusus peran protagonis).
4. Dalam setiap penayangannya sinetron religius harus m1:lnyampaikan
pesan moral di setiap akhir tayangan oleh para ulama yang berkharisma.
2.3. Kerangka Berpikir
)alam beberapa tahun terakhir terjadi fenomena yang cukup menarik di
nasyarakat, yakni hadirnya tayangan-tayangan sinetron yang menjadikan
igama sebagai tema sentralnya. Atau yang kini dikenal dengan nama sinetron
·eligius. Hampir seluruh stasiun televisi di tanah air menayangkan sinetron
eligius. Diawal penayangannya sinetron religius cukup memberikan angin segar
>agi para pemirsa yang selama ini lebih banyak disuguhi tema-tema percintaan
emaja, hura-hura, yang hanya memberikan khayalan semu bagi masyarakat.
26
)alam perkembangannya hingga saat ini sinetron religius masih menjadi pro dan
contra di masyarakat. Mereka yang menilai negatif menganggap bahwa dalam
ierkembanganya sinetron religius saat ini banyak sekali kisah-l<isah yang
Jitayangkan terlalu dibuat-buat, dengan alur cerita yang tidak logis. Sedangl<an
nereka yang menilai positif memandang bahwa apa yang ditampilkan di layar
laca adalah cerminan perilaku di masyarakat l<emudian dikaitkan dengan
~lqur'an dan Hadits. Tidak sedikit individu yang merasa mendapatkan
)encerahan hidup setelah menyaksikan sinetron religius. Seba1~ian besar dari
nereka berpendapat bahwa apa yang ditayangkan sinetron religius cukup
nenyentuh hati mereka dan menambah keyakinannya atas kekuasaan Allah swt,
lan mempengaruhi sikap keberagamaan mereka. Berdasarl<an kasus tersebut
liasumsikan bahwa sinetron religius mempengaruhi keberagamaan seseorang.
Dimensi
Keyakinan
SKEMA SIKAP KEBERAGAMAAN
SETELAH MENYAKSIKAN SINETRON RELIGIUS
Dimensi
Praktek Agama
SINETRON RELIGIUS
Dimensi
Pengalaman
Kriteria Sinetron Religius : 1. Bertemakan ajaran agama yang
berasal dari Alqur'an, Hadist, maupun kisah-kisah nyaia uang terjadi di zaman Rasulullah dan sahabat.
2. Kisahnya tidak berlebih-lebihan. 3. Tokoh yang memerankan harus
sesuai dengan karakter yang diperankan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Berisikan pesan moral yang die'!:lr"r'u"\ei '1L-'!ln nlc:ih 11lam!:I: ~1C11nn
IV\.A.lllf-'\.A. •'l.Ull VIVfl ..... 111 ..... }"""''l::I'
kharismatik di awal atau akhir tayangan ..
Dimensi
Pengetahuan Agama
---------
Dimensi
Keyakinan
IV -..)
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
~.1. Jenis Penelitian
1.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
)alam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini
lisebabkan karena dengan pendekatan ini peneliti dapat merm;1hami gejala
ingkah laku manusia menurut penghayatan pelaku. Pendekatan kualitatif
lipengaruhi oleh perspektif teori fenomenologis yang berusaha memahami suatu
iejala sebagaimana subyek alami, dan yang ditekankan adalahi aspek subyektif
lari perilaku subyek. Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk masuk ke dalam
lunia konseptual subyek-subyek yang diteliti sehingga dapat mengerti apa dan
>agaimana suatu pengertian dikembangkan oleh subyek di sekitar peristiwa
lalam kehidupan mereka.
~ogdan dan Taylor (seperti dikutip Moleong, 2004) mendefinisikan metode
~ualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data cleskriptif berupa
~ata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang perilaku yang dapat diamati. Dalam
>endekatan kualitatif tidak dipaksakan untuk mencari hubungan yang pasti antar
rariabel, namun lebih ditujukan untuk mencari dinamika masalah. Karena dalam
>endekatan kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil, dengan alasan
1ubungan antara elemen-elemen yang sedang diteliti akan lebih jelas teramati
falam proses.
3erdasarkan latar belakang tersebut dan masalah yang akan dijawab dalam
Jenelitian ini, sepertinya pendekatan kualitatif lebih sesuai untuk menggali
naealah tentang bagaimana sikap keberagamaan anggota majlis taklim
lLirussa'adah setelah menyaksikan sinetron religius. Dengan p1endekatan
cualitatif memungkinkan peneliti memahami gejala-gejala yang subyek alami
>ecara mendalam.
29
)edangkan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
nengumpulkan bukti-bukti empiris (Poerwandari, 1998). Metodt3 penelitian yang
ligunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Robert K. Yin (2002)
nendefinisikan studi kasus sebagai suatu inkuiri empiris yang menyelidiki
enomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara
9nomena dan konteks tidak tampak dengan tegas dan ada di mana multi
umber bukti dimanfaatkan.
:.2. Subjek Penelitian
.2.1. Karakteristik Subjek
lalam penelitian ini peneliti menggunakan pengambilan subyek dengan kriteria
lrtentu. Dengan tehnik seperti ini peneliti mengambil subyek seisuai dengan
Jjuan penelitian berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya.
)ubyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah subyek-subyek yang
nemenuhi kriteria sebagai berikut :
30
a. Pernah menyaksikan sinetron religius, minimal 2 kali dalam satu minggu..
b. Berusia dewasa (antara 40 sampai 60 tahun). Hal ini dikarenakan pada
usia dewasa seseorang telah memiliki kematangan emosi dan berfikir
kritis terhadap sesuatu hal yang ditemuinya, khususnya menyaksikan
sinetron religius.
c. Rutin mengikuti kegiatan Majlis Taklim Nurussa'adah.
1.2.2. Jumlah Subjek
)arantakos (seperti dikutip Poerwandari, 1998) mengemukakan tentang jumlah
iUbyek dalam penelitian kualitatif yang tidak diarahkan pada jurnlah subyek yang
1esar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai dengan kekhiususan masalah
1enelitian. Tidak juga ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah
1aik dalam hal jumlah maupun karakteritik subyeknya sesuai demgan
1emahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian. Dan dalam
1enelitian ini, peneliti hanya mendapatkan 4 (empat) subyek yang dapat diteliti.
Ceempat subyek yang diteliti telah memenuhi kriteria yang telah peneliti
entukan.
~.3. Teknil< Pengumpulan Data
~.3.1. Metode Pengumpulan Data
ll
lerdasarkan karakter penelitian kualitatif yang terbuka dan luwes, maka metode
Ian tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat bEiragam,
lisesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, serta sifat obyek yang diteliti
Poerwandari, 1996). Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa
netode pengumpulan data, diantaranya adalah
i.3.1.1. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)
;urbakti (2003) mendefinisikan In-depth interview sebagai cara pengumpulan
lata yang dilakukan melalui pencacahan sampel dengan men91~unakan daftar
1ti pernyataan dimana semua informasi yang akan dikumpulkan harus
:ikembangkan sendiri oleh pewawancara.
:. Kristi Poerwandari (1998) menyatakan bahwa 'Wawancara adalah
'ercakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu".
ledangkan menurut Lexy J. Moleong (2004) Wawancara adalah pecakapan
ang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang
1engajukan pertanyaan dan terwawancara (Interviewee) yang memberikan
1waban atas pertanyaan tersebut.
32
Benister dkk (seperti d:kutip Poeiwandari, 1998) mengemukakan bahwa Di
:lalam penelitian kualitatif wawancara dilakukan peneliti untuk rnemperoleh
)engetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan
jengan topik yang sedang diteliti, dan bermaksud mengeksplorasi terhadap topik
ersebut. Suatu hal yang tidak dimiliki oleh pendekatan lain. Dan dalam penelitian
ni peneliti juga menggunakan pedoman wawancara umum (general interview
7uide approach).
3eperti halnya dengan metode pengumpulan data yang lain, wawancara juga
nemiliki kelebihan dan kekurangan. Di antara kelebihan dari m•etode wawancara
idalah peneliti dapat berhubungan langsung dengan subyek yang diteliti,
nemperoleh jawaban yang mendalam, menghasilkan banyak informasi, bersifat
leksibel, dan sebagainya. Sedangkan kekurangan yang bersifat praktis dari
netode ini adalah membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk mendapatkan
nformasi dari satu subyek saja membutuhkan waktu yang lama:. Hal ini
>erdampak pada biaya dan tenaga ekstra.
~.3.1.2. Observasi
)bservasi adalah metode pengumpulan data kedua yang peneliti gunakan.
'atton menegaskan bahwa observasi atau pengamatan merupakan metode
rang esensial dalam penelitian kualitatif (dalam Poeiwandari, 1998). Dan dalam
>enelitian ini peneliti melakukan hanya observasi selama berlangsungnya
vawancara dan mencatat perilaku subyek selama wawanacara dan kondisi di
33
sekitar tern pat berlangsungnya wawancara. Selain mencatat p1~rilaku dan kondisi
:Ji sekitar wawancara, lembar observasi juga mencatat beberapa pertanyaan
nendalam yang diajukan oleh peneliti.
1.3.2. lnstrumen Penelitian
~gar memudahkan dalam proses pengumpulan data, maka peneliti
nembutuhkan alat bantu yang digunakan selama proses pengumpulan data.
Jntuk wawancara peneliti menggunakan pedoman wawancara dan alat perekam
tape recorder). Pedoman wawancara digunakan agar data dari wawancara yang
iperoleh tidak menyirnpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara juga
apat digunakan sebagai alat bantu untuk melaksanakan kategorisasi jawaban
ehingga memudahkan dalam menganalisa data.
lat perekam peneliti gunakan untuk memudahkan dalam menganalisa kembali
3sil wawancara dan menghubungi kembali apabila di kemudan hari terdapat
>la yang kurang lengkap. Penggunaan alat perekarn digunakan atas izin dan
~pengetahuan subyek.
3iam observasi peneliti menggunakan lembar observasi yang t1:llah peneliti
>pkan sebelum penelitian dilaksanakan. Lembar observasi nantinya akan
~muat catatan-catatan yang peneliti lakukan selama berlangsungnya
1wancara. Observasi ini peneliti lakukan tanpa sepengetahuan subyek, agar
mdapatkan data yang murni.
14
~.3.3. Prosedur Pengumpulan Data
Jntuk mendapatkan data yang baik maka dibutuhkan suatu prosedur penelitian
rang sudah dirancang dengan baik dan seefisien mungkin, prosedur penelitian
rang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Peneliti mencari informasi tentang anggota Majlis Taklim Nurussa'adah
dengan bertanya kepada pengurus Majlis Taklim Nurussa'adah.
2. Setelah didapatkan informasi yang cukup, peneliti mulai mengobservasi
para calon subyek yang kira-kira pantas untuk dijadikan :subyek penelitian
sesuai dengan kriteria yang telah peneliti lakukan.
3. Setelah peneliti menemukan subyek yang sesuai dengan kriteria,
kemudian peneliti menanyakan kesediaan untuk menjadi subyek
penelitian.
4. Apabila telah subyek tersebut telah menyatakc.n kesediaanya, kemudian
barulah disepakati waktu pertemuan untuk wawancara.
5. Proses pengambilan data kepada subyek penelitian dilakukan pada
tanggal 15 Maret 2007 - 21 Mei 2007.
6. Sebelum melakukan wawancara, peneliti memberikan penjelasan tentang
tujuan penelitian ini. Selain itu peneliti meminta izin kepada subyek untuk
menggunake.n alat perekam suara (Tape recorder).
7. Peneliti selalu berusaha untuk membangun hubungan baik (good raaport)
kepada para subyek. Hal ini sangat diperlukan agar wawancara berjalan
dengan baik. Seperti menanyakan keadaan subyek saat ini, dan
sebagainya.
35
8. Setelah terjadi raaport, peneliti mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada subyek dengan mengacu kepada pedoman wawancara yang telah
peneliti siapkan sebelum wawancara berlangsung.
9. Hasil wawancara dibuat laporannya dalam bentuk verbatim. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan analisis
terhadap jawaban subyek.
10. Hasil jawaban subyek tersebut kemudian dianalisis.
~.4. Teknik Analisa Data
Jntuk menganalisa data dibutuhkan ketelitian dan pemahaman yang baik dari
>etiap pernyataan-pernyataan yang dihasilkan dari wawancara. Jawaban
awaban subyek peneliti tuangkan dalam bentuk verbatim. Teknik analisa data
1alam penelitian ini adalah dengan teknik analisa content. Dengan
nenggunakan verbatim dan observasi sebagai acuan utama dalam
nenganalisa. Setelah menganalisa data dari masing-masing kasus, langkah
>elanjutnya adalah dengan menganalisis antar kasus. Analisis antar kasus
jigunakan untuk melihat perbandingan kasus antar subyek.
BAB4
HASIL PENELITIAN
.. 1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
>eluruh subyek penelitian yang terdiri dari empat orang ini adalah anggota Majlis
'aklim Nurussa'adah. lni menunjukan bahwa mereka memiliki latar belakang
engetahuan agama yang cukup memadai. Rata-rata usia mereika berada pada
1asa dewasa madya yang berkisar antara 40-60 tahun. Pada masa inilah sikap
ebaragamaan subyek terlihat cukup matang.
•enggunaan inisial sebagai nama subyek dalam penelitian ini s.engaja dilakukan
1ntuk demi menjaga kerahasiaan sesuai dengan kode etik peneilitian psikologi.
lerikut ini gambaran umum subyek penelitian dalam bentuk skEima :
"abel. 4.1
;ambaran Umum Subyek
Mo Nam a Pekerjaan Usia Pedidikan
Terakhir
1 SI Guru Mengaji & lbu rumah tangga 49 Strata 1
2 M Guru Mengaji & lbu rumah tangga 48 Tsanawiyah
3 TM lbu rumah tangga 46 SD
4 SM lbu rumah tangga 40 Aliyah
4.2. Gambaran Observasi, Deskripsi Umum dan Analisis Data
Kasus SI
:>ambaran Observasi
Nawancara dilakukan di Majlis Taklim Nurussa'adah yang berdampingan
37
lengan rumah subyek. Selama wawancara berlangsung suasana di sekitar
llajlis Taklim cukup sunyi. Diawal wawancara subyek terlihat canggung, namun
'etelah wawancara berjalan beberapa menit subyek terlihat lebih santai. Dalam
nenjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, subyek terlihat menjawab apa
1danya.
iambaran Umum Subyek
;J adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara. la lahir di Jakarta pada tanggal 9
iesember 1957. Kini ia tinggal bersama suami dan keempat anaknya di wilayah
.elurahan Gandaria Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Ada
aberapa saudara kandungnya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Hingga
ni ia masih aktif sebagai pengurus yayasan Nurussa'adah dan juga sebagai
~ngajar di beberapa majlis taklim. Selain mengajar, ia juga aktif mencari llmu
mgan mengikuti kegiatan di beberapa majlis taklim.
dilahirkan dari kedua orang tua yang tidak mengenyam pendidikan formal.
nu-ilmu yang mereka (orang tua) dapatkan lebih banyak dari dakwah-dakwah
1ra ulama pada masanya. Ayahnya adalah seorang petani dan pedagang.
~dangkan lbunya adalah seorang guru agama di beberapa majl.is taklim.
38
;leskipun tidak berasal dari latar belakang pendidikan formal, kedua orang
uanya, khususnya sang ibu selalu memberikan dorongan kepada anak-anaknya
mtuk selalu menuntut ilmu kapan pun dan dimana pun berada. Dalam hal
1gama kedua orang tuanya termasuk orang tua yang cukup keras dalam hal
nendidik anak-anaknya, khususnya dalam hal shalat.
51 menjelaskannya. sebagai berikut :
)rang tua saya mendidik tentang sholat memang keras, tapi gak lama. Karena ulus SD langsung pesantren. Jadi lebih banyak di luar. Kalo di luar pesantren <eras orang tua saya mendidiknya. Tapi orang tua, saya pergi mengaji biarin dah stilahnya dia yang berikan uang buat ini pulang dari Mesir saya gak punya dui1 Jelum punya pencaharian, sama orang tua saya dikasih duit nih bakal ngaji.
Selain selalu mendorong anak-anaknya untuk terus menuntut Hmu, kedua orang
tuanya selalu memberikan suri tauladan yang baik kepada anak-anaknya. Baik
:!alam pendidikan agama maupun dalam hal kehidupan sosial sehari-hari. Pada
saat ia duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya di kelas dua sekolah dasar,
ayahnya wafat. Dan sejak saat itu hanya lbunyalah yang menopang kehidupan
keluarganya.
Setelah lulus sekolah dasar ia melanjutkan studinya selama enam tahun di
pondok pesantren di wilayah Sukabumi. Setelah tamat pada jenjang pendidikan
Aliyah (setara dengan Sekolah Menengah Atas) ia melanjutkan studinya di
Universitas Cairo di Mesir selama kurang lebih sepuluh tahun hingga
mendapatkan gelar sarjana. Tahun pertamanya di Mesir ia menggunakan uan9
pribadinya, namun di tahun-tahun berikutnya ia mendapatkan beasiswa untuk
;tudinya. Setelah menyelesaikan studinya di Mesir dan sekembalinya ke tanah
~ir ia menikah dan hingga kini ia telah dikaruniai empat orang ainak.
39
31 merupakan sosok lbu rumah tangga yang taat dalam beribadah. Selain
badah-ibadah yang wajib, ia juga sering melaksanakan ibadah-ibadah yang
;unnah. Dalam satu minggu ia hampir setiap malam selalu melaksanakan shalat
;unnah tahajjud. Begitu juga dengan shalat sunnah rawwatib, clan shalat sunnah
ihuha hampir setiap hari ia melaksanakannya.
)alam hal beribadah SI merasa masih banyak sekali kekurangannya. SI
nenyatakan bahwa "Ya be/um merasa puaslah ibadah kita. Ya masih banyak
'ekurangan juga he ... he ... Walaupun kita sudah jalanin shalat tahajjud tapi
nasih banyak kekurangan".
5elain merasa banyak sekali kekurangan dalam hal ibadah-ibadah ritual, SI juga
nerasa masih banyak kekurangan dalam hal ilmu, khususnya iimu-ilmu agama.
31 menyatakan bahwa "Kio ilmu merasa be/um puas saya, baik itu fiqh maupun
iuniawi ... Masih ban yak yang be/um tahu. Karena ilmu semakin dicari semakin
curang kayaknya, semakin bodoh kayaknya diri kita".
)ang suami yang kini berprofesi sebagai wiraswasta di bidang mutiara ini selalu
nendukung kegiatannya sehari-hari. Dan apabila SI sedang mengalami masalah
1ang suamilah orang pertama yang memberikan semangat agar tetap tegar.
legitu pula dengan anak-anaknya yang selalu memberikan dukungan moril
epada sang ibu.
neskipun berprofesi sebagai guru di beberapa majlis taklim sudah lama, SI
1erasa masih memilki banyak kekurangan dalam hal metode b13rdakwahnya. SI
1enjelaskan sebagai berikut :
.Diantaranya saya kalo berbicara bahasa saya tuh gak bagus, saya ngaku aja. lak bisa saya ngomong-ngomong kayak orang panjang-panjang, begini-begini 1egitu. Satu ya karena takut juga, apa saya bisa ngamalin seperti ini gitu, jadi 1gak timbul rasa takut gitu untuk menyampaikannya gitu. Jadi itu yang 1enimbulkan saya kalo kayak minder apa bisa menjalaninya.
lerkenaan dengan sinetron religius, SI memandang positif. Perkembangan
.inetron religius dalam dua tahun terakhir. la menghubungkan hal tersebut
lengan beberapa musibah yang menimpa bangsa kita akhir-akhir ini.
~enurutnya banyak hal positif yang dapat diam bi I sebagai pelajaran dalam
nenjalankan kehidupa:i sehari-hari. Beberapa diantaranya adalah menambah
.eimanannya akan kekuasaan Allah SWT. SI menjelaskan sebagai berikut:
;aya sih ya tambah apa. tambah yakin kalo saya. Ya jadi Tambah keimanan .ita. Tambah takut. Tapi kalo saya lihat dari orang-orang mengatakan ah itu 1anya sekedar cuma hanya film namanya. Kio saya khan tahu orang emang ada 1zab kubur itu. Jadi setelah melihat kejadian itu ya jadi tambah takut. Karena .han kita udah tahu gitu baik hadistnya apanya gitu emang ada kita harus 1ercaya dengan azab kubur, ada azab yang sangat pedih, ada .azab dari Allah :idi setelah melihat kejadian itu jadi tambah yakin.
;alah satu faktor yang membuat bertambahnya keyakinan akan kekuasaan Allah
;wr adalah faktor para ulama, ustadz atau ustadzah yang mernbimbing para
1emirsa dalam menyaksikan sinetron religius. Karena menurutnya para ulama,
istadz atau ustadzah tersebut selalu memberikan dalil-dalil bail< Alqur'an,
naupun hadist yang menambah keyakinannya akan isi dari sirn~tron tersebut.
41
;1 merasa setelah menyaksikan sinetron religius keyakinannya terhadap
.ekuasan Allah swt bertambah. Sebagaimana SI menyatakan bahwa " Ya, kalo
aya pribadi tambah yakin habis nonton sinetron seperti itu. Ya .. meskipun
~rfihat gak masuk aka!. Kayak anak yang mati kena petir karena durhaka sama
rang tuanya gitu".
elain menambah keyakinannya akan kekuasaan Allah SWT, SJ merasa setelah
1enyaksikan sinetron religius pengetahuan akan ilmu agamanya bertambah.
arena menurutnya apa yang ada di dalam sinetron religius banyak sekali
1rkandung ilmu-ilmu agama yang dapat dipelajarinya. Sebagaimana SI
1enyatakan, "Bertambah. Ya tambah ilmu, tambah ilmu buat kita, seperti
>rbuat baik ke orang lain, tolong menolong ".
emikian halnya dalam hal ibadah-ibadah yang bersifat ritual. Menurutnya
~telah menyaksikan sinetron religius, ia selalu berusaha untuk meningkatl<an
1alitas dari ibadah-ibadahnya, khususnya dalam hal sholat. SI rnenyatakan
1hwa "Ya, Sekarang nambah giat lagi, yang tadinya gak sembayang qodho
1karang di qodho-qodhoin, ha bis dzohor saya qodhoin, ashar diqhodoin lagi, ya
iua kaliin shalatnya''.
42
lalam hal pengaplikasian ilmu-ilmu agama yang telah dimilikinya dalam
.ehidupan sehari-hari, SI merasa masih belum sepenuhnya mengaplikasikannya
lalam kehidupan sehari-hari. Namun hal tersebut tidak membuatnya diam begitu
aja. la selalu berusaha memperbaiki dirinya dari waktu ke waktu. Setelah
1enyaksikan sinetron religius SI merasa selalu berusaha untuk mengamalkan
mu-ilmu yang telah dilmilikinya. Sebagaimana SI menyatakan, "Berusaha apa
'a ... berusaha untuk dapat mengamalkan ilmu-ilmu yang udah saya dapat. Yang
1asti berusahalah, seperti didik anak yang bener gitu".
)inetron religius juga menambah pengalarnan religius SI. Dan pengalaman
eligius tersebut dijadikannya pelajaran dalam hidup SI. Sebagaimana SI
nenyatakan "Yajadi bertambah aja pengalaman-pengalaman seperti itu.
)ijadikan pe/ajaran buat hidup kita. Ya kayak azab isteri yang a'urhaka sama
~uami jangan sampe kejadian sama kita".
L2.1.2 Analisis Kasus
3erdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakul<an kepada
>ubyek diperoleh data-data sebagai berikut :
1. Subyek adalah lulusan Strata satu di Mesir.
2. Subyek adalah seorang ustadzah di beberapa Majlis Taklim
3. Subyek menilai positif terhadap perkembangan sinetron religius dalam
beberapa tahun terakhir meskipun tidak sedikit orang yang menilai negatif
tayangan tersebut.
43
4. Subyek merasa keyakinannya akan kekuasaan Allah swt bertambah
setelah menyaksikan sinetron religius mesl<ipun kejadian tersebut terlihat
tidak masuk akal, seperti seorang anak yang meninggal terkena petir yang
disebabkan oleh kedurhakaannya terhadap kedua orang tuanya.
5. Subyek merasa dirinya lebih giat dalam beribadah setelah menyaksikan
sinetron religius. Seperti seringnya subyek mengqodho sholat-sholatnya.
6. Terna Sinetron religius yang paling disukai oleh subyek adalah tentang
hubungan orang tua dengan anak.
7. Subyek merasa pengalaman religiusnya bertambah setelah menyaksikan
sinetron religius. Dan pengalaman tersebut selalu dijadikannya pelajaran.
8. Pengetahuan agama subyek merasa bertambah setelah menyaksikan
sinetron religius. Seperti berbuat bail< kepada orang lain, tolong menolong.
9. Subyek merasa setelah menyaksikan sinetron religius dirinya selalu
berusaha ur.tuk selalu mengamalkan ilmu-ilmu yang dimilikinya.
Khususnya dalam mendidik anak-anaknya dengan cara yang baik.
1. Dimensi Keyakinan
>etelah menyaksikan sinetron religius subyek merasa keyakinannya akan
:ekuasaan Allah SWT bertambah. Kisah-kisah yang ada di dalam sinetron
eligius menambah keyakinannya akan kekuasaan Allah SWT. Sebagaimana SI
nenyatakan, "Kato saya pribadi tambah yakin habis nonton sinetron seperti itu.
ra meskipun terlihat gak masuk aka/ Kayak anak yang mati kena petir karena
lurhaka sama orang tuanya gitu".
44
b. Dimensi Praktek Agama
Dalam kesehariannya subyek merupakan sosok yang rajin dalam melaksanakan
badall-ibadah yang sifatnya ritual (khususnya sllolat). Namun setelah
nenyaksikan sinetron religius subyek merasa llarus selalu memperbaiki ibadah
badallnya kllususnya sllolat. Subyek merasa ada kekhawatiran di dalam dirinya
;etelah menyaksikan sinetron religius ibadall-ibadah yang telah dijalaninya tidak
;empurna dan tidak diterima oleh Allah SWT. Sebagai contoh subyek seringkali
Vfengqodho sllolat-sllolatnya. Subyek menyatakan, "Sekarang nambah giat lagi,
rang tadinya gak sembayang qodho sekarang di qodho-qodhoin, habis dzohor
>aya qodhoin, ashar diqhodoin lagi, ya didua kaliin shalatnya. n
:. Dimensi Pengalaman
)alam usia yang telah memasuki usia dewasa madya, subyek i:entunya telah
nemiliki banyak sekali pengalaman-pengalaman. Baik pengalaman llidup
naupun pengalaman-pengalaman yang bersifat spiritual. Pengalaman spiritual
•ubyek menjadi bertambah setelah menyaksikan sinetron religius. Sebagaimana
•ubyek menyatakan, "Ya jadi bertambah aja pengalaman-pengalaman seperti
tu. Dijadikan pe/ajaran buat hidup kita. Ya kayak azab isteri yang durhaka sama
:uami jangan sampe kejadian sama kila".
115
I. Dimensi Pengetahuan Agama
:ubyek merupakan sosok orang yang mencintai ilmu. Hal ini terlihat dari Hobby
ubyek sejak kecil yang gemar sekali membaca buku-buku pelajaran. Hal
~rsebut di tambah dengan didikan orang tua, khususnya sang ibu yang selalu
ienanamkan kepada anak-anaknya untuk selalu menuntut ilmu kapan pun dan
imana pun berada.
>alam hal pengetahuan agama tentunya subyek telah banyak sekali
iendapatkan bermacam-macam pengetahuan agama. Hal ini tiarlihat dari latar
1elakang pendidikan subyek. Di setiap jenjang pendidikan, subyek selalu
1enuntut ilmu pada lembaga-lembaga pendidikan formal yang bemuansakan
;lami. Bahkan setelah tamat dari pondok pesantren ia langsunn melanjutl<an
tudinya l<e Mesir, tepatnya di Universitas Cairo.
~eskipun sudah banyak sel<ali pengetahuan-pengetahuan agarna yang ia miliki
1amun ia masih merasa apa yang telah ia miliki (ilmu) masih banyak yang belum
.ubyek l<etahui. Karena menurutnya semakin ilmu dicari semakin banyak apa
ang tidal< diketahuinya. Oleh karenanya ia banyak sekali mengikuti l<egiatan
:egiatan di beberapa majlis taklim. Dan setelah menyaksikan sinetron religius SI
nerasa pengetahuan agamanya bertambah. Sebagaimana subyek menyatakan,
bertambah, Ya tambah ilmu, tambah ilmu buat kita seperti berbuat baik ke
>rang lain tolong menolong".
~- Dimensi Konsekuensi (Pengamalan)
)i usianya yang telah memasuki usia dewasa madya, tentunya subyek sedikit
>anyak telah mengamalkan ilmu-ilmu yang dimilikinya hingga saat ini. Sinetron
eligius sebagai media dalam penyampaian dakwah mempengaruhi subyek
46
rntuk lebih mengamalkan ilmu-ilmu yang telah subyek miliki. Se~bagaimana
;ubyek menyatakan, "Berusaha apa ya ... berusaha untuk dapat mengamalkan
1mu-i/mu yang udah saya dapat. Yang pasti berusahalah, seperti didik anak yang
>ener gitu."
47
Tabel 4.2
Sikap Keberagamaan SI Sebelum dan Sesudah
Menyaksikan Sinetron Religius
Dimensi Sikap Keberagamaan Kt~terangan Keberagamaan
Sebelum Setelah Menyaksikan Menyaksikan
Sinetron Religius Sinetron Reliaius Ceyakinan Merasa yakin Merasa HIDAYAH,
akan kekuasaan keyakinannya TRANS TV Allah atas kekuasaan
Allah bertambah. Meskipun terkadang beberapa kejadian terlihat tidak masuk akal, seperti seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya kemudian meninggal tersambar patir.
>raktek Agama Merasa masih Merasa lebih giat banyak sekali dalam beribadah kekurangan sepertidengan dalam hal praktek seringnya ibadah khususnya mengqodho sholat. shalat lima waktu.
>engalaman Memiliki Merasa pengalaman pengalaman religius namun religiusnya tidak berkesan bertambah.
Seperti sinetron yang bertemakan kedurhakaan seorang isteri kepada suaminya
engetahuan Merasa masih Merasa .gama banyak sekali pengetahuan
kekurangan agamanya dalam hal bertambah. pengetahuan Seperti berbuat agama baik kepada
orang lain dan tolonq menolono.
engamalan Merasa belum Merasa ingin sepenuhnya lebih mengamalkan mengamalkan ilmu-ilmu yang ilmu-ilmu yang dimilikinya telah dimilikinya.
Khususnya dalam mendidik anak-anaknya dengan baik.
49
Kasus M
Gambaran Observasi
Nawancara berlangsung di kediaman subyek. Suasana di kediarnan subyek
~ukup ramai, hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa anggota keluarga
;ubyek sedang berkumpul. Meski demikian ramainya suasana di kediaman
;ubyek tidak mengganggu berjalannya wawancara. Diawal wawancara subyek
erlihat cukup siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan.
:>ubyek terlihat rapih dengan mengenakan pakaian berwarna biru panjang dan
ilbab berwarna cokelat muda. Selama berlangsungnya wawancara subyek
;eringkali menceritakan masalah-masalah tentang masa lalunya.
)eskripsi Umum Subyek
II adalah anak kedua dari enam bersaudara. M memiliki lima orang anak, empat
aki-laki dan satu perempuan. Keempat anak laki-lakinya telah berumah tangga.
Cini M tinggal dengan suami dan anaknya yang paling kecil di wilayah Kelurahan
3andaria Selatan Kecamatan Cilandak. Pekerjaan sehari-hari M adalah ibu
umah tangga dan mengajar mengaji anak-anak yang tinggal di dekat rumahnya.
)elain menjadi ibu rurnah tangga dan mengajar mengaji anak-anak di
ngkungannya, M termasuk ibu yang aktif dalam mengikuti beb1~rapa majlis
aklim di sekitarnya. Tercatat ada tiga majlis taklis taklim yang ia ikuti selain di
1ajlis taklim Nurussa'adah. Sebagaimana M menyatakan "At-TrCCJqwa, Oaarut
·aqwa, Al-Awwabin".
50
JI terlahir dari kedLla orang tua yang menurutnya tidak mengenyam pendidikan
ormal. Sebagaimana M menyatakan :
3ak sekolah, kalo bapak kurang tahu, tapi kalo lbu aku dulu belom ada 1ekolahan katanya. Kala ngaji alhamdulillah dah. Tapi kalo bapak yang saya ahunya dia pinter tulis. Cakep tulisannya, bahasa latennya gitu. Cuman saya litinggal dia masih kecil sih. Jadi kurang tahu. Bagi-bagi kurun9 dia pinter. Kali~alian gitu.
~yah M adalah seorang pedagang dan ibunya adalah lbu rumah tangga. M tidctk
lapat merasakan kasih sayang ayahnya dalam waktu yang lama, karena ketika
JI masih kecil sang ayah telah meninggal dunia. Dan sejak saat itu hanya ibu
Ian saudara-saudaranyalah yang membantu perekonomian kel.uarga M.
)rang tua M termasuk orang tua yang disiplin dalam mendidik anak-anaknya.
Chususnya dalam hal agama (ibadah ritual). Sebagaimana M menyatakan :
Disiplin I Pokoknya yang namanya sholat kalo pun kita sakit kaki sedikit aja sakit
>ho/at harus sholai, gak boleh ditunda-tunda. Ke/uarga kita gitu, dari keluarga
lari saya. Tapi kalo dari bapak enggak".
)alam hal kebaikan (sosial) orang tua M merupakan teladan yang baik bagi M.
)ebagaimana M menyatakan :
)rang tua ku khan memang orang bodoh dan miskin, tapi oran1~nya baresan 1ama orang, sosialnya tinggi banget dia. Sampe sekarang pun kalo ada orang ama gak ketemu aku gitu, terus dateng gitu ketemu ya Allah mpok M (menyebut 1amanya) saya dulu kalo inget nyak ya Allah saya lagi laper-laper dibawain kue libawain makanan sama nyak. Kadang-kadang ngomongnya sampe nangis gitu )rangnya. Emang lbu aku begitu khan jualan kue, bikin kue. Kala lihat orang aper kasih dulu. Gak pelit gitu. Jangan lupa shalat, jangan lupa ngaji dan jangan upain nyak gitu aja.
51
VI hanya mengenyam pendidikan sampai kelas dua madrasah tsanawiyah
setingkat dengan sekolah menengah pertama). Hal ini disebabkan oleh
~etidakmampuan orang tua M untuk membiayai pendidikannya. Namun M tidak
1utus asa begitu saja untuk mencari ilmu. Meskipun M tidak dapat mengikuti
1endidikan formal, M selalu mengikuti kegiatan-kegiatan di majlis taklim. Baginya
!engan mengikuti majlis taklim sedikit banyak ia mendapatkan ilmu-ilmu dari -', -
eberapa gurunya.
1a1am kesehariannya M termasuk sosok yang cukup disegani oleh anggota
1asyarakat lainnya. Hal ini terlihat dari banyaknya orang tua yang meminta agar
I dapat mengajarkan anak-anaknya mengaji. Demikian pula dalam hal
:irmasyarakat, M termasuk orang yang peduli terhadap lingkungannya. Hal ini
1rlihat dari keakraban yang terjadi antara M dengan para tetangga-tetangganya.
termasuk orang tua yang keras dalam mendidik anai\-anaknya dalam hal
iama. Hal ini terlihat dari sikap M yang apabila melihat anak-anaknya tidak
1olat M tidak segan-segan untuk memarahi dan bahkan dapat rnemukulnya.
•bagaimana M menyatakan bahwa " Marah, tabok! Pettama ornongan pe/an,
rk bisa kerasan dikit, gak bisa kerasan /agi"
ilam hal pengetahuan agama M merasa belum puas dengan pengetahuan
ama yang ia miliki saat ini. Sebagaimana M menyatakan "Penaen /ebih tahu,
1ih tahu. Pengennya /ebih ... aja, pengen mencari aja. Perasaan masih banyak
~ja kekurangan. Apalagi Alqur'an". Oleh karena itu ia seringkali mengikuti
<egiatan-kegiatan yang diadakan di beberapa majlis taklim yang M ikuti.
52
\II merasa saat ini kekurangan terbesarnya adalah kurang sabar apabila
nenghadapi masalah. Sebagaimana M menyatakan "Kurang sabar, anak-anak
uga sering menasehati saya supaya lebih sabar dalam ngehadepin masalah.
q/hamdulil/ah anak saya yang namanya didi selalu ngingetin saya supaya /ebih
<uat, lebih sabar''.
)alam hal beribadah (ritual) M merasa ibadah yang ia jalani hingga saat ini lebih
)aik dari sebelum-sebelumnya dan merasa yakin ibadah-ibadahnya akan
literima oleh Allah. Sebagaimana M menyatakan "lnsya Allah saya yakin, kita
1ak boleh berprasangka buruk sama Allah. Kita harus yakin sama Allah. Allah
naha pencipta".
3aat ini M merasa pengetahuan agama yang ia miliki saat ini telah ia aplikasikan
lalam kehidupan sehari-hari dengan semampunya. Sebagaimana M
nenyatakan "Udah nerapin, semampu kita".
3erkenaan dengan sinetron religius M memandang positif terhadap
Jerkembangan sinetron religius dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya
;inetron religius juga merupakan sarana dakwah yang cukup baik buat umat.
~amun dalam beberapa tema sinetron religius yang ditayangkan oleh televisi M
1enunjukan rasa kecewanya. Sebagaimana M menyatakan : "Bagus ka/o kata
aya, cuman kalo udah jahat begitu, udah maksiat, atau udah apa kadang
adang hukumannya cu man ya ... gak pantas, gak sesuai dengan sama yang
idi dosanya itu. Jadi kayaknya hukumannya ringan gitu. Padahal mah
ukumannya berat".
I merasa setelah menyaksikan sinteron religius keyakinannya terhadap
ekuasaan Allah swt bertambah. Sebagaimana M menyatakan "Ya nambah
53
>kin sama kekuasaan Allah. Kan apa yang kita perbuat pasti ada balasannya.
ayak kalo kita durhaka sama orang tua pasti ada balesannya. l<alo gak di dunia
• di akherat".
inetron religius juga membuat M merasa selalu berusaha untu~: meningkatkan
adah-ibadahnya. Khususnya dalam hal sholat wajib dan sholat-sholat sunah.
abagaimana M menyatakan, "Ya berusaha meningkatkan ibad11h-ibadah kita
mg be/um bagus. kayak sholat, sholat-sholat sunah".
merasa setelah menyaksikan sinetron religius pengalaman religiusnya
>rtambah. Sebagaimana M menyatakan, "Ya jadi bertambah pe>ngalaman
mgalaman seperti itu. Kayak orang-orang yang diazab di dunia sama Allah
1rena maksiat kayak gitu".
54
lerkenaan dengan pengetahuan agama, M merasa setelah menyaksikan
;inetron religius pengetahuan agamanya tidak bertambah Hal ini disebabkan
:ebanyakan tema-tema sinetron yang M saksikan telah ia ketahui sebelumnya.
)ebagaimana M menyatakan, "Biasa-biasa aja, Udah pemah d13nger ceritanya".
>etelah menyaksikan sinetron religius M merasa selalu berusaha untuk
nengamalkan ilmu-ilmu yang telah dipelajarinya. Khususnya dalam hal
:esabaran dan tawakkal. Sebagaimana M menyatakan, "Terus berusaha
1gamalin ilmu-i/mu yang udah saya pelajari. Kayak sabar dalam menghadapi
riasa/ah, tawakal ... ".
k2.2.2. Analisa Kasus
lerdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan kepada
;ubyek diperoleh data-data sebagai berikut :
1. Subyek adalah seorang guru mengaji anak-anal< (lqro).
2. Subyek memiliki hubungan yang erat dengan tetangganya, meskipun ada
beberapa tetangganya yang berbeda keyakinan.
3. Subyek menilai positif terhadap perkembangan sinetron ireligius dalam
beberapa tahun terakhir meskipun terkadang ada bebercipa 'tema
membuat subyek kecewa.
4. Subyek merasa keyakinannya akan kekuasaan Allah swt bertambah
setelah menyaksikan sinetron religius. Seperti keyakinannya terhadap
balasan yang Allah berikan kepada setiap perbuatan harnba-hamba-Nya.
55
5. Subyek merasa dirinya selalu ebih giat dalam beribadah setelah
menyaksikan sinetron religius. Khususnya dalam hal sholat-sholat sunah.
6. Terna Sinetron religius yang paling disukai oleh subyek adalah tentang
isteri yang mengkhianati suaminya.
7. Subyek merasa pengalaman religiusnya bertambah setelah menyaksikan
sinetron religius. Seperti kisah-kisah yang menggambarkan azab Allah
kepada orang-orang yang suka bermaksiat.
8. Setelah menyaksikan sinetron religius subyek merasa pengetahuan
agamanya tidak mengalami perubahan. Hal tersebut te~jadi karena tema
tema yang ditayangkan telah diketahui sebelumnya.
9. Subyek merasa setelah menyaksikan sinetron religius dirinya selalu
berusaha untuk selalu mengamalkan ilmu-ilmu yang dimilikinya. Seperti
sabar dan tawakkal.
a. Dimensi Keyakinan
Setelah menyaksikan sinetron religius subyek merasa keyakinannya akan
kekuasaan Allah SWT bertambah. Kisah-kisah yang ada di dalam sinetron
religius menambah keyakinannya akan kekuasaan Allah SWT. Sebagaimana
subyek menyatakan, "Ya nambah yakin sama kekuasaan Allah. Kan apa yang
rcita perbuat pasti ada balasannya. Kayak kalo kita durhaka Sarna orang tua pasti
r:ida balesannya. Kalo gak di dunia ya di akherat".
>. Dimensi Praktek Agama
\ubyek merupakan orang yang cukup rajin dalam melaksanakan beberapa
.holat sunat. Diantnra sholat sunat yang sering ia jalani adalah sholat sunat
fhuha. Selain sholat sunat dhuha subyek juga suka menjalani sholat sunat
;iinnya seperti tahajjud, rawwatib, namun tidak sesering sholat sunat dhuha.
~erkenaan dengan sinetron religius, SL:byek merasa tersentuh dan berusaha
nembuat supaya ibadahnya lebih baik lagi. Hal ini mungkin disebabkan oleh
1ertambah keyakinannya alas kekuasaan Allah SWT. Sebagaimana subyek
nenyatakan, "Ya berusaha meningkatkan ibadah-ibadah kita yang be/um bagu;;.
:ayak sholat, sholat-sholat sunah".
:. Dimensi Pengaiaman
lalam usia yang telah memasuki usia dewasa madya, subyek tentunya telah
nerniliki banyak sekali pengalarnan-pengalaman. Baik pengalaman hidup
~aupun pengalaman-pengalaman yang bersifat spiritual. Pengalaman spiritual
.ubyek menjadi bertambah setelah menyaksikan sinetron religius. Sebagaimana
ubyek menyatakan, "Ya jadi bertambah penga/aman-pengalaman seperti itu
Cayak orang-orang yang diazab didunia sama Allah karena maksiat kayak gitu'.
I. Dimensi Pengetahuan Agama
>ubyek merupakan sosok yang merasa belum puas dengan pengetahuan
1gama yang ia miliki saat ini. Oleh karenanya subyek seringkali mengikuti
.egiatan-kegiatan yang diadakan oleh majlis tak!im yang diikutinya. Hingga
57
akhirnya sedikit banyak pengetailuan agamanya bertambah. Elerkaitan dengan
sinetron religius subyek merasa setelah menyaksikan sinetron religius
pengetailuan agamanya tidak bertambah (biasa-biasa saja). Hal ini mungkin
disebabkan oleh banyaknya tema yang subyek saksikan dalam sinetron religiL'S
tel ail ia l<etahui jalan ceritanya. Sebagaimana subyel< menyatakan, "Biasa-biasa
aja, udah pernah dengerceritanya".
e. Dimensi Konsekuensi (Pengamalan)
Saat ini subyek telah merasa berusaha semampunya untul< mengaplikasikan
pengetailuan agama yang ia miliki dalam keilidupan seilari-hari. Sinetron religius
sebagai media dalam penyampaian dakwah sedil<it banyak mempengaruhi
subyek untuk lebih mengamalkan ilmu-ilmu yang telail subyek miliki. Hal ini
terlihat dalam aktifitasnya sehari-hari subyek yang selalu men1~ajar anak-anak
didil<nya untuk mengaji dan menyampail<an beberapa ilmu kepada anak
didiknya. Sebagaimana subyek menyatakan, "Terus berusaha ngamalin ilmu
ilmu yang udah saya pelajari. kayak sabar dalam menghadapi masalah,
tawakal ... ".
Tabel 4.3
Sikap Keberagamaan M Sebelum dan Sesudah
Dimensi Keberagamaan
Menyaksikan Sinetron Religius
I Sikap Keberagamaan
L·-------.. --·----i-··-··----Menyaksikan Menyaksikan
1
Sebelum Setelah
~------+-S=-i __ n-'-et'-ro-'-n_Religi us Sinetron Religi us <eyakinan Merasa yakin Merasa
'raktel< Agama
'engalaman
'engetahuan 1gama
'engamalan
akan kekuasaan keyakinannya Allah swt terhadap
I ' I Merasa belum J baik dengan ibadah yang dijalaninya
·-··· Memiliki beberapa pengalaman religius yang berkesan
Merasa belum puas dengan pengetahuan agama yang dimilikinya Merasa sudah baik dalam pengamalan ilmu-ilmu yang dimilikinya
kekuasaan Allah I bertambah.
Seperti keyakinannya terhadap balasan dari Allah kepada hamba-hamba-Na. Berusaha meningkatkan ibadahnya, seperti sholat-sholat sunah
··-Merasa bertambah pengalaman religiusnya. Sepertiazab Allah kepada orang-orang yang bermaksiat Merasa pengetahuan agamanya tidak bertambah
--Berusaha mengamalkan ilrnu-ilmu yang telah dimilikinya khususnya kesabaran dan ketawakalan.
I
Keterangan
HIDAYAH, TRANS TV
58
59
<asus TM
3ambaran Observasi
Nawancara berlangsung di kediaman subyek. Suasana di kediaman subyek
:ukup sunyi. Hal ini mungkin disebabkan oleh anggota keluarga subyek yang
;edang tidak berada di rumah. Diawal wawancara subyek terlihat serius, hal ini
nungkin disebabkan oleh rasa canggung yang subyek rasakan. Namun dengan
)erjalannya waktu subyek terlihat lebih santai dalam menjawab pertanyaan
)ertanyaan yang peneliti ajukan. Subyek mengenakan pakaian yang cukup rapih
jengan mengenakan pakaian berwarna coklat panjang dengan motif kembang
cembang dengan jilbab berwarna putih.
)eskripsi Umum Subyek
1-M adalah anal< keenam dari sepuluh bersaudara. TM lahir di Kebumen 19
~gustus ·J 960. TM dilahirkan dari kedua orang tua yang berprofesi sebagai
)etani. TM menikah pada usia 20 (dua puluh tahun), dan kini u~;ia pernikahannya
jengan sang suami telah berumur lebih dari 26 (dua puluh enam tahun). TM
elah dikaruniai 5 (lima) orang anal<. Dan semuanya adalah anal< laki-laki.
~amun satu dari lima anaknya meninggal pada usia sebelas bulan. Kini TM
inggal dengan suami dan keempat anaknya di wilayah Kecamatan Cilandak
(elurahan Gandaria Selatan. Pekarjaan sehari-hari TM adalah ibu rumah
angga. Sedangkan sang suami bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah
)erusahaan.
TM termasuk seorang ibu yang cukup rajin menjalankan ibadah. Selain ibadah
yang wajib, TM juga sering melaksanakan ibadah shalat sunnah, seperti shalat
sunat tahajjud, shalat sunat dhuha, dan shalat sunat rawwatil). Namun shalat
sunnah adalah yang paling sering TM kerjakan. Sebagimana TM menjelaskan
bahwa "Kio gak ada halangan setiap hari."
60
TM telah rnengikuti kegiatan di Majlis Taklim Nurussa'adah selama sepuluh
tahun, dan di setiap kegiatan yang diadakan Majlis Taklim Nurussa'adah TM
selalu ikut berpartisipasi. Selain di Majlis Taklim Nurussa'adah TM juga
mengikuti kegiatan di Majlis Taklim yang lain. Sebagaimana TM menyatakan "Al
lkh/as, di apa itu di At-Taqwa".
TM merasa kehidupannya saat ini lebih bail< dari tahun-tahun sebelumnya. Hal
ini senada dengan yang TM nyatakan " Ya, Pokoknya Jebih bail< dari dulu-dulu".
Di mata TM kedua orang tuanya merupakan teladan yang baik buat anak
anaknya, khususnya bagi TM. Kedua orang tua TM selalu mengingatkan agar
selalu menjaga sopan santun kepada setiap pun. Namun TM f1abih dekat dengan
sang ibu dari pada ayah. Hal ini disebabkan karena ayah TM jarang sekali
berada di rumah. Dan menurut TM sang ibu selalu memberikan motivasi disaat
TM sedang mengalami masalah.
(> i
Selain merasa kehidupannya saat ini lebih baik, TM juga merasa puas dangan
apa yang TM miliki saat ini. Sebagaimana yang TM ungkapkan, " Ya udah
puaslah, emang mau apa lagi ?". Namun begitu masih ada keinginan terbesar
TM yang be/um tercapai, yakni ingin anak-anaknya segera menye/esaikan
sekolah dan ingin semua anak-anaknya menjadi anal< yang so/eh dan bertaqwa
kepada Allah SWT dan taat kepada kedua orang tua. Sebagaimana TM
unagkapkan, "Pengennya ibu, anak-anak ibu biar cepet pada selesai
sekolahnya. Ya cita-cita ibu pengen anak-anaknya pada pinter. Jadi anak yani;·
soleh, taqwa pada Allah, patuh pada orang tua. ".
TM merasa pengetahuan agama yang TM miliki saat ini sudah bail<, dan TM ju9a
11erasa ibadah yang dijalaninya hingga saat ini sudah baik. Selain itu TM pun
nerasa yakin ibadah-ibadah yang TM jalani hingga saat ini akan diterima o/eh
l\llah swt. Namun demikian TM merasa masih memiliki kekurangan dalam ha/
nemerintahkan anak-anaknya untuk sholat shubuh. Sebagaimana yang TM
1yatakan, "Ya itu, nyuruh anak-anak shalat masih pada susah. Pagi-pagi shalat
;ubuh bangunnya pada susah. Pengen ibu tuh pagi-pagi pada bangun sendiri".
)alam ha/ sinetron religius dalam satu minggu TM hanya menyaksikan sebanyak
;atu atau dua kali. Hal ini mungkin terjadi karena sedikitnya wal<tu luang yang
limiliki oleh TM. Aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga dan beberapa kegiatan
-.osial yang diikuti TM seperti pengurus PKK dan Posyandu menyita waktu TM
( ') l~
;ehari-harL Sehingga setelah shalat lsya TM merasa lelal1 dan memilih untuk
>eristirahat (tidur) darpada menyaksikan sinetron religius,
rM menilai positif perkembangan sinetron religius dalam beberapa tahun terakhir
neskipun ada beberapa sinetron religius yang menurutnya tidak bagus, TM
nerasa setelah menyaksikan sinetron religius yang menurutnya bagus
'eyakinannya terhadap kekuasaan Allah swt bertambah, Sebagaimana TM
nenyatakan, "Ya kalo menurut ibu bagus ya yakin, Ya misalnya orangnya mati
uh meningga! yang ada belatung-belatungnya itu kita khan jadi takut tuh, ya
ambah kusyuk /ah",
3etelah menyaksikan sinetron religius, TM merasa lebih giat dalam beribadah,
<hususnya dalam hal sholat Sebagaimana TM menyatakan, "Ya nambah,
(hususnya dalam ha/ sho/at, lngin lebih rajin lagi sholat-sholat sunahnya, Kita
(han takut takut sama Allah Ya seandainya suatu saat kita mati khan kita
Jengennya khusnul khotimah"
"engalaman religius TM pun bertambah setealh menyaksikan sinetron religius
1ang menurutnya bagus, Sebagaimana TM menyatakan, "Kalo bagus ya
'Jertambah dan dijadikan pelajaran, Seperti gimana caranya ngedidik anak yang
'Jaik",
63
Setelah rnenyaksikan sinetron religius yang rnenurutnya bagus TM rnerasa
:iengetahuan agarnanya bertarnbah. Sebagairnana TM rnenyatakan, Bertamban
'<ala bagus, Contohnya khan itu tadi kalo orang tua sama anak baik, perilakunya
'Jail<''.
fM rnerasa ingin selalu rnengarnalkan ilrnu-ilrnu yang telah dirnilikinya.
<hususnya dalarn rnenolong sesame. Sebagairnana TM rnenyatakan,
Dengennya ingin lebih mengamalkan. Misalnya ada orang yan9 susah ingin kita
'along in".
t2.3.2. Analisa Kasus
3erdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan kepada
;ubyek diperoleh data-data sebagai berikut :
1. Subyek rnerniliki hubungan yang baik terhadap tetangga-tetangganya.
2. Subyek dikenal sebagai orang yang suka berbicara apa adanya.
3. Subyek rnerupakan salah satu anggota PKK dan POSYANDU di
wilayahnya.
4. Subyek rnenilai positif terhadap perkernbangan sinetron religius dalarn
beberapa tahun terakhir rneskipun ada beberapa sinetron religius yang
rnenurutnya tidak bagus.
5. Subyek rnerasa keyakinannya akan kekuasaan Allah swt bertarnbah
setelah rnenyaksikan sinetron religius yang rnenurutnya bagus. Seperti
azab-azab Allah kepada orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya
6. Subyek merasa dirinya lebih giat dalam beribadah setelah menyaksikan
sinetron religius. Khususnya dalam hal mengerjakan sholat-sholat sunah
7. Subyek merasa pengalaman religiusnya bertambah dan menjadikannya
sebuah pela]aran setelah menyaksikan sinetron religius. Seperti tata cara
mendidik anak yang baik dan benar.
8. Setelah menyaksikan sinetron religius subyek merasa pengetahuan
agamanya bertambah seperti sopan santun, berbuat baik kepada siapa
saja.
9. Subyek merasa setelah menyaksikan sinetron religius dirinya selalu
berusaha untuk selalu mengamalkan ilmu-ilmu yang dimilikinya.
Khususnya dalam menolong orang-orang yang sedang mengalami
kesulitan .
. Dimensi Keyakinan
;ubyek merasa setelah menyaksikan sinetron religius yang menurutnya bagus
eyakinanya akan kekuasaan Allah be1iambah. Menurut subyek sinetron religius
1anyak sekali menggambarkan kekuasaan-kekuasaan Allah. Sebagaimana
ubyek menyatakan, "Ya kalo menurut ibu bagus ya yakin ... Ya misalnya
1rangnya mati tuh meninggal yang ada belatung-belatungnya itu kita khan jadi
akut tuh, ya tambah kusyuk /ah". Keyakinan subyek terhadap kekuasaan Allah
.etelah menyaksikan sinetron religius di dasari oleh pengetahuan agama yang
:ukup mumpuni yang telah dimilikinya.
65
b. Dimensi Praktek Agama
Dalnm kesehariannya subyek termasuk orang yang cukup rajin dalam beribadah.
Hal ini terlihat seringnya subyek melaksanakan shalat-shalat sunat dan
seringnya subyek mengikuti pengajian-pengajian di beberapa maj!is taklim.
Subyek merasa ingin meningkatkan ibadahnya setelah menyaksikan sinetron
religius yang menurutnya bagus. Sebagaimana subyek menyatakan, "Ya
nambah, l<.hususnya dalam ha/ sholat. lngin lebih rajin lagi sholat-sholat
sunahnya. f<ita kh&n ta/wt ta/wt sama Allah Ya seandainya suatu saat kita mati
khan kita pengennya khusnul l</10/imah ".
c. Dirnensi Pengalaman
Dalam usia yang telah memasuki usia dewasa madya, subyek tentunya telah
memiliki banyak sekali pengalaman-pengalaman. Baik pengalaman hidup
maupun pengalaman-pengalaman yang bersifat spiritual. Pengalaman spiritual
subyek menjadi be1iambah dan menjadikannya sebuah pelajaran setelah
menyaksikan sinetron religius yang bagus. Sebagaimana subyek menyatakan,
"f<alo bagus ya bertambah dan dijadikan pelajaren Seperti gimana caranya
ngedidik anal< yang baik".
d. Dimensi Pengetahuan Agama
Dengan seringnya subyek mengikuti kegiatan-kegiatan di beberapa majlis taklim
menjadikan pengetahuan agama subyek bertambah. Subyek merasa setelah
menyaksikan sinetron religius yang menurutnya bagus pengetahuan agamanya
66
bertambah. Karena di dalam sinetron relig1us tersebut terdapat banyak sekali
ilmu-limu yang dapat dipelajarinya. Sebagaimana subyek menyatakan,
"Bertambah kalo bagus, contohnya khan itu tadi kalo orang tua sama anak baik,
perilakunya baik''.
e. Dimensi Konsekuensi (Pengamalan)
Pada dimensi pengamalan ini subyek merasa setelah menyaksikan sinetron
religius yang menurutnya bagus ingin sekali mengamalkan apa-apa yang telah
didapatnya setelah menyaksikan sinetron re/igius tersebut. Khususnya dalam ha/
menolong sesame. Sebagaimana subyek menyatakan, Pengennya ingin lebih
mengamall<an. Misalnya ada orang yang susah ingin kita tolon9in."
Tabel 4.4
Sikap Keberagamaan TM Sebelum dan Sesudah
Menyaksikan Sinetron Religius
----------------- --------- --- ------ ---------- -- - ------r-- ----------------1 Dimensi 1 Sikap Keberagamaan i Keterangan \
Keberagamaan ~- sebelun1 ____ I ____ setelarl---1 \ I Menyaksikan i Menyaksikan 1 I : Sinetron Religius I Sinetron Religius ! J
IMerasa yak1n- ~erasa 1 HIDAYAH, I 'r akan kekuasaan . keyakinannya ! TRANS TV ) Allah I atas kekuasaan : I
I Allah beriambah. · 1
I Seperti azab- f
·1 azab yang Allah I berikan kepada 1 I
I orang-orang yang ff 1
Keyakinan
! suka bermaksiat 1 ------~-- ----------~Q_ada-Ny_a_c ____ 1
Praktek Agama I Merasa ibadah 1 Merasa I I yang dijalaninya I bertambah giat ·
1 sudah baik 1 dalam ha!
I I beribadah I khususnya dalam I mengerjakan ! sholat-sho1at 1
f sunah I
Penga-1a-man----r~:i~:~~~1~:~i1<1 -------l :~~r~~=~--------1 II 1
1
bertambah_
Pengetahuan Agama
hi-------- --1 Merasa I pengetahuan
Seperti I bagaimana 'I mendidik anak 1 yang baik dan
__ [_ beQ_ar. ____ -·-------~-~ ! Merasa I I pengetahuan
I yang dimilikinya I sudah cukup baik I
agamanya bertambah
I seperti sopan I santun, berbust i baik kepada 1 I I · · I
_i _Sl§fJ_Cl_5>§1~ _____ ! _______ _J
68
... --·--·~---···---·-··--~- - -·---.-- .. --"' .. -
engamalan Merasa sudah Merasa ingin mengamalkan lebih dalam kehidupan mengamalkan
, sehari-hari, ilmu-ilmu yang I namun merasa I telah dimilikinya.
belum I Seperti ingin sepenuhnya i selalu menolong mengamalkan I orang-orang yang ilmu-ilmu yang 'I sedang dimilikinya mengalarrn
, kesulitan --- _ _L -
I , __ __J
69
:asus SM
iambaran Observasi
/awancara berlangsung di !<edia111an subyek. Suasana di kediaman subyek
Jkup sepi, hal ini 111ungkin disebabkan oleh beberapa anal< subyek sedang tidal<
irada di ru111ah. Subyek 111engenakan pakaian yang cukup sedt'lrhana, dengan
engenakan pakaian berwarna cokelat dengan 111otif bunga-bunga dan penutup
1pala berwarna putih. Sela111a berlangsungnya wawanacara subyek terlihat
1ntai dan 111enjawab pertanyaan-pertanyaan dengan apa adanya.
imbaran Umum Subyek
~ adalah anal< kesepuluh dari dua belas bersaudara. SM dibesarkan oleh
dua orang tua yang berprofesi sebagai pedagang. Pekerjaan SM saat ini
alah ibu rumah tangga dan telah dikaruniai e111pat orang anak. Na111un
111ikian SM berniat untuk 111ena111bah keturunannya. Sebagaimana SM
1nyatakan, "Sekarang empat be/um tentu nambah ini, he ... he ... Kepengen
~g ... anak banyak dong. Jangan rizk/ doang jangan harta doing banyak, anak
'a pengen banyak, he ... "
I saat ini tinggal bersa111a sang sua111i dengan kee111pat anaknya di wilayah
urahan Gandaria Selatan Keca111atan Cilandak. Suami SM berkerja sebagai
yawan swasta. SM 111erasa saat ini hubungannya dengan keempat anaknya
1uh dengan dina111ika.
'/()
)ebagaimana SM menjelaskan tentang hubungannya dengan ~:eempat anaknya
;ebagai berikut:
(a ada yang del<et ada yang jauh. Jadi gimana ada yang dibilangin diem ada 'ang ngelawan, ada yang secara langsung bantah Ada yang iya gitu. Jengkel 3gi kita udah setiap hari bilangin kita bilangin ya itu masih susah apalagi yang ~nggak. ltu gimana ya, gak ngerti dah. Kita udah doa, udah ini apa Tuhan belum nengabulkan doa kita.
)M termasuk ibu yang rajin mengikuti kegiatan di beberapa majlis taklim.
)ebagaimana SM menyatakan, "Banyak, di Ciputat nama majfis taklimnya Al-
3arkah, Darussalam, Al-Amin, ban yak ... Lima, iya khan di sini jug a ada. Al-
khlas, Al-Barkah, Nurussa'adah".
>M menikah saat berumur sembilan belas tahun, dan kini usia pernikahannya
lengan sang sua1111 telah berjalan selama dua puluh tahun. SM termasuk orang
'ang suka mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan positif. Untuk mengisi
vaktu luangnya SM seringkali membuat kerajinan-kerajinan tangan seperti
:alung yeng terbuat dari manik-manik. Sebagaimana SM menyatakan,
Hobbynya sih gimana ya, waktu itu masak seneng. Kegemaran kita itu yang
~erjaan yang gak ada gunanya daripada bengong-bengong bikin kerajinan, bikin
~embang yang bikin apa aja".
>M dibesarkan oleh kedua orang tua yang tidal< mengenyam pHndidikan formal.
Cedua orang SM hanya mengikuti program pemerintah yakni Pt3H
Pemberantasan Bula Huruf). Narnun demikian kedua orang tua SM khususnya
;ang ayah mendidik anak-anaknya dalam hal agama cukup disiplin.
71
3M menjelaskan bagaimana ayahnya mendidik anak-anaknya dalam hat agama
>ebagai berikut :
IJomor satu, sholat. Pokoknya kita kalo pagi gak bangun disiram air. Tapi emang lrang tua jaman dulu emang pentingin masalah sholat sih. Sekolah mah dia gak lenting. Masa bodo yang penting bisa ngaji. Orang tua saya yang laki ngajar igaji. Saya diajarin ama orang tua. Soalnya ibu saya gak bisa kJitu, ibu saya baru lelajar sekarang. Orang tua laki saya pinter. Anak-anak semua diajarin dia.
<edua orang tua SM juga mengajarkan beberapa ilmu-ilmu agama yang lain. SM
nenjelaskannya sebagai berikut:
)h .. Diajarin semuanya donk. Sho/at, pergaulan. /ya donk kita yang namanya (e/uar rumah gak boleh. Gak kayak anak-anak sekarang /agi yang namanya lacaran jalaaaan gandeng-gandengan tangan, dulu mah gak boleh. Di rumah iiem-diem. Pokoknya harus di rumah. Orang tua kitajuga kayak satpam. Bolak)a/ik bolak-balik ngeliatiiin, he ... udah kayak satpam dah. Tapi i~mang bagus lrang tua itu merhatiin berarli. Khan enaknya sekarang. Ada m.:mfaatnya.
3ilaturahmi merupakan hal yang selalu diingatkan oleh kedua orang tua SM
cepada anak-anaknya, sebagaimana SM rnenyatakan, "/ya dong ... kita kalo ama
)rang tua nenek gitu nih harus dateng. Silaturahmi kerumah ini tuh ada yang
;akit keluarga. Kalo orang tua dulu khan ngomongnya gua. Tuh ada ade gua
rang sakit. Encing kita sakit ada yang bi/angin. Gitu jadi kita silaturahmi".
3M merasa l<ehidupannya saat ini lebih bail< dari tahun-tahun sebelumnya.
3ebagaimana SM menyatakan, "Ya lebih baik sih, alhamdulillah. Kato saya lebil1
)aik dalam bidang ilmu agama. Kita nyari ilmunya enak. Oulu kita khan punya
mak repot ya ngaji susah. Sekarang ya Alhamdulillah". Demikian halnya dengan
1pa yang dimiliki SM. Secara umum SM merasa puas dengan apa yang
limilikinya. Namun SM merasa ada satu hat yang belum dimilikinya, yakni
esabaran. Sebagaimana SM menyatakan, "Kalo saya puas. Ya semua yang
•da saya uda/1 punya. Cuma satu yang saya gak punya ... Kesabaran nanganin
nak. Be/um sabar saya kalo ngadepin anak" .
. erkenaan dengan per.getahuan agamanya, SM merasa belum puas dengan
engetahuan agama yang dimilikinya. SM menjelaskan teritang belum puasnya
kan pengetahuan agama yang dimilikinya saat ini sebagrn berikut :
elum puas sih ... Ya khan masih kekurangan kita dalam hal agama masih anyak yang salah. Kalo ldta udah puas ngapain kita ngaji lagi. Ya udahlah gapain gua udah bisa. Ya kita haws nyari ilmu khan banyak kesalahan kita. tar kita begini masih salal1 lagi. Dalam sholat aja belum tentu kita bener semuc» irang nyari ilmu kita harus terus sampai kita mati, biar kita udah tua nyari ilmu Jkan di majlis taklim aja.
M merasa yakin kalau ibadah yang di jalaninya hingga saat in akan diterima
eh Allah swt. SM menjelaskan tentang keyakinannya akan ibadah-ibadah yani;:
ilama ini dijalaninya akan diterima oleh Allah swt sebagai berikut :
a dikata yakin kita harus yakin donk. Ya mudah-mudahan, makanya jangan ta ituin. Jbadah masa kalo kita gak yakin ngapain kita kerjain ah. lbadah gua ik bakalan diterima ngapain kita ngerjain. Kita yakin donk ibadah kita diterima akanya kita harus kita kejar terus sampe dimana ibadah kita sampe habis dah, > ... kita ibadah. lbadah khan bukan kita itu doank. Kita dirumah baca shalawat adah, kita nganuin orang jenguk sakit ibadah, itu semua ibadah. lbadah itu rnyak macemnya.
VI termasuk orang yang supel dan ramah kepada siapa pun. Hal tersebut
erupakan suatu kelebihan yang dirasakan SM dan m,mgkin belum tentu dimiliki
9h orang lain. Sebagimana SM menyatakan, "Ada /agi! Ya ... ramah tamahnya
1an ada. Ada orang yang diem aja. Lah kita orangnya gak bisa diem maunya
1tawa terus gak bisa marah-marah gak bisa ngomel sama orang bisanya sama
73
anak doank. Emang terus terang saya biar sama orang tuh ya biar kenal maunya
senyum".
Kesabaran merupakan kekurangan terbesar yang dirasakan Sl\/1 saat ini.
Sebagaimana SM menyatakan, "Kekurangannya, lwrang sabar ya iya ... Kurang
sabar tuh saya suka ngomelin anak sampe bisa berdarah-darah tuh gimana, gak
sabar khan berarti. saya kesabaran saya tuh lwrang, rasa khil<1f-khilaf tuh cepet
aja. Ya gimana ya ... "
Pendidikan agama yang diajarkan pada waktu sekolah memb€:irikan manfaat
bagi SM hingga saat ini. SM menjelaskan tetang manfaat dari pendidikan agama
yang didapatnya di masa sekolah sebagai berikut :
Ya bermanfaat donk ... Kita sekarang bisa nu/is arab dari seko/fJ/J, kita bisa baca dari seko/ah, kita bisa baca huruf-huruf arab-arab dari sekolahan. Ka/o kita gak bermanfaat kita gak bisa apa-apa dong. Bermanfaat /agi kalo kita sekolah mah. Khan kita begini sih ya sekolah itu agama paling bermanfaat, kayak kita gak bisa nerusin sekolahseperti agama Aliyah/ah kita bisa pake. Kato SMA kita gak bisa baca arab, kita gak bisa baca Alqur'an kalo di agama kita bisa baca Alqur'an buat diri kita sendiri, buat di akhirat, buat kita nerapin ke anak-anak. Kalo SMA kita gak bisa jadi a pa-a pa, apa yang mau kita ajarin ke anak-anak. Kalo Alqur'an kita bisa ajarin, kita ngaji. Kalo saya sih nginiinnya sih agama gitu.
Berkenaan dengan sinetron religius SM termasuk salah satu orang yang
menggemarinya. Menurut SM sinetron-sinetron religius seperti Hidayah (salah
satu judul sinetron religius yang pernah ditayangkan di stasiun televisi Trans TV)
dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana SM
menyatakan, "Kato uda/J kayak yang pendidikan agama si/J itu bagus. Ya kalo
74
ang pendidikan agamanya kurang ya saya kurang begitu. Kato saya sih seneng,
agus. Sekarang ada HIDA YAH ya seneng juga. Khan buat contoh juga".
lenurut SM sinetron religius merupakan salah satu media berdakwah yang
;kup efektif. Sebagaimana SM menyatakan, "l<ayaknya sih emang yang
-;inyak ituan paling itu di tv. /ya emang hiburan itu tv. Orang jaranglah masalah
9gitu dia mau ada Zainuddin MZ noh jauh, ya khan gak bakalan kita jauh-jauh
:la di Iv kita ton/on tv jadi cepet penyampaiannya di tv".
etelah menyaksikan sinetron re\igius SM merasa keyakinannya terhadap
ikuasaan Allah swt bertambah. Sebagaimana SM menyatakan, "Ya iya dong,
aksudnya seperti ·:iia dengan shalat tahajjud tadinya anaknya mau mati apa dia
di sakit gak sembuh dengan shalat tahajjud dia bisa khan didoain ini, ini
imbah keyakinan".
:itelah menyaksikan sinetron religius, SM merasa membuat dirinya ingin lebih
at lagi beribadah. Sebagaimana SM menyatakan, "/ya dong, kf1an udah masuk,
di kita kayaknya oh ya kali ya kalo kita begini harus begini kali ya. Seperti
10/at tahajjud pokoknya sholat-sholat sunah dah. ".
ltelah menyaksikan sinetron religius membuat pengalaman religius SM pun
~rtambah. Sebagaimana SM menyatakan, "Ya iya dong nambah pengalaman
1ya. Khan yang ada di sinetron-sinetron kayak gitu fJanyak kejadian-kejadian
ang dapat diambil pelajaran. Kayak misa/nya tuh tadi dengan sholat tahajjud
ang tadinya gak mungkin jadi mungkin terjadi ".
75
;M merasa setelah menyal<sikan sinetron religius membuat pengetahuan
gamanya bertambah. Sebagaimana SM menyatakan, "Ya bertambah ... Ya
abis kalo kita nonton gitu kayaknya masuk banget sih. Kayaknya begitu ya ini
arus begini, masa sih ada mayit keluar uler, perasaan saya be/um pernah sih.
·api emang itu khan cuman ngebuktiin cuman di ituin di gambarkan pastilah
emua orang khan gak ada yang tahu.
;M pun merasa se\elah menyaksikan sinetron religius membuatnya ingin
1engamalkan ilmu-ilmu yang telah di dapatnya. Sebagaimana SM menyatakan,
Ya pengen ngamalinlah. Khan kita uda/1 tahu setelah nonton seperti itu. Pengen
-,bih ngamalin pastinya . . Kayak sabar, sedekah ya masih banyaklah".
1.2.4.2. Analisis Kasus
lerdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan kepada
:ubyek diperoleh data-data sebagai berikut :
1. Subyek adalah orang yang ramah
2. Hubungan subyek dengan tetangga-tetangganya sangat akrab
3. Subyek pribadi yang supel
4. Subyek menilai positif terhadap perkembangan sinetron religius dalam
beberapa tahun terakhir.
5. Subyek merasa keyakinannya akan kekuasaan Allah swt bertambah
setelah menyaksikan sinetron religius. Sebagai contoh subyek
menggambarkan keutamaan dari shalat sunnah tahajjud.
G. Subyek merasa dirinya lebih giat dalam beribadah setelah menyaksikan
sinetron religius. Khususnya dalam mengerjakan sholat Tahajjud dan
sholat-sholat sunah lainnya.
76
7. Subyek merasa pengalaman religiusnya bertambah setelah menyaksikan
sinetron religius. Dan pengalaman-pengalaman tersebut dapat
dijadikannya pelajaran. Seperti keutamaan dari sholat sunah tahajjud.
8. Setelah menyaksikan sinetron religius subyek merasa pengetahuan
agamanya bertambah khususnya tentang kekuasaan-kekuasaan Allah.
9. Subyek merasa setelah menyaksikan sinetron religius dirinya selalu
berusaha untuk selalu mengamalkan ilmu-ilmu yang dimilikinya seperti
sabar dan sedekah
. Dimensi Keyakinan
atar belakang subyek yang kenta! sekali dalam hal agama mernbuat subyek
1emiliki pengetahuan agama yang mumpuni. Berkenaan dengan sinetron
:iligius, subyek merasa keyakinannya akan kekuasaan Allah S\NT bertambah
etelah menyaksikan sinetron religius. Kisah-kisah yang ada di dalam sinetron
:iligius menambah keyakinannya akan kekuasaan Allah SWT. Sebagaimana
ubyek menyatal<an "Ya iya dong, maksudnya seperti dia dengan shalat tahajjud
77
9dinya anaknya mau mati apa dia jadi sakit gak sembuh dengan shalat tahajjud
lia bisa khan didoain ini, ini nambah keyakinan".
1. Dimensi Praktek Agama
)alam kesehariannya subyek merupakan sosok yang cukup rajin dalam
ielaksanakan ibadah-ibadah seperti sholat dan mengikuti kegiatan-kegiatan di
'eberapa majlis taklim. Berkenaan dengan sinetron religius, subyek merasa
etelah menyaksikan sinetron religius membuat subyek ingin lebih meningkatkan
iadah-ibadahnya. Khususnya dalam hal sholat-sholat sunah. Sebagaimana
ubyek menyatakan, "/ya dong, khan udah masuk, jadi kita kayal<nya oh ya kali
·a kalo kita begini harus begini lrnli ya. Seperti sholat tahajjud pokoknya sholat
:holat sunah dah".
:. Dimensi Pengalaman
lalam usia yang telah memasuki usia dewasa madya, subyek tentunya telah
nemiliki banyak sekali pengalaman-pengalaman. Baik pengalannan hidup
naupun pengalaman-pengalaman yang bersifat spiritual. Pengalaman spiritual
•ubyek menjadi bertambah setelah menyaksikan sinetron religius. Sebagaimana
•ubyek menyatakan, "Ya iya dong jadi nembah pengalaman saya. Khan yang
1da di sinetron-sinetron kayak gitu banyak kejadian-kejadian yang dapat diambif
)e/ajaran. Kayak misalnya tuh tadi dengan sholat tahajjud yang tadinya gal<
nungkin jadi mungkin terjadi".
78
. Dimensi Pengetahuan Agama
atar belakang subyek yang kental dengan pendidikan agama, baik dari
endidikan yang diterapkan oleh orang tua dan pendidika11 agama yang subyek
apat dari sekolah. Be1kenaan dengan sinetron religius subyek merasa setelah
1enyaksikan sinetron religius pengetahuan agama subyek bertambah.
:ebagaimana subyek mengatakan, "Ya berlambah ... Ya habis kalo kita nonton
itu kayaknya masuk banget sill. Kayaknya begitu ya ini /Jarus tiegini, masa sill
da mayit keluar uler, perasaan saya be/um perna/J sill. Tapi emang itu khan
uman ngebuktiin cuman di ituin di gambarkan pastila/1 semua orang khan gak
da yang ta/Ju" .
. Dimensi Konsekuensi (Pengamalan)
)i usianya yang telah memasuki usia dewasa madya, tentunya subyek sedikit
,anyak telah mengamalkan ilmu-ilmu yang dimilikinya hingga saat ini. Sinetron
sligius sebagai media dalam penyampaian dakwah mempengaruhi subyek
ntuk lebih mengarnalkan ilmu-ilmu yang telah subyek miliki. Seibagaimana
ubyek menyatakan, "Ya pengen ngamalin la/J. Khan kita uda/J tahu setelah
ronton seperti itu. Pengen lebi/J ngamalin !agi pastinya seperli sabar, sedeka/J".
Tabel 4.5
Sikap Keberagamaan SM Sebelum dan Sesudah
Menyaksikan Sinetron Religius
··-----·-.-··---Dimensi
Keberagamaan Sikap Keberagamaan Keterangan
-----~-----------·--
Sebelum Setelah I Menyaksikan
. ___ I Sinetron Religius _ <eyakinan IMerasa yakin akan
I kekuasaan Allah
Menyaksikan Sinetron Reli ius Merasa keyakinannya atas kekuasaan Allah bertarnbah seperti rahrnat Allah yang diberikan kepada orang-orang yang
-------+-·-------·---·····---··---~dikehendakinya. "raktek Agarna Merasa ibadah Merasa
yang dijalaninya bertarnbah giat saat ini rnasih dalarn hal
I belurn baik. beribadah
I khususnya dalarn
Pengalaman Tidal< merniliki pengalaman
. religius
rnengerjakan I sholat tahajjud
I dan sholat-sholat sunah lainnya Merasa pengalaman religiusnya bertambah. Seperti hidayah yang Allah berikan kepada orang-orang yang selalu bermunajad kepada-Nya melalui sholat tahajjud.
HIDAYAH, TRANS TV
79
'engetahuan .gama
engamalan
Merasa belum puas dengan pengetahuan agama yang dimilikinya
.•
Merasa pengetahuan agamanya bertambah. K/1ususnya dalam hal kekuasaan-
1 kekuasaan Allah
Merasa masih Merasa ingin be/um , lebih menaplikasikannya I mengamalkan dalam kehidupan . ilmu-ilmu yang sehari-hari telah dimilikinya.
Seperti sabar, sedekah.
-----·--~----------~------~------~
3. Perbandingan Antar Kasus
:telah dilakukannya pengumpulan dan analisa data terhadap setiap kasus,
mudian dilakukan perbandingan antar kasus dilihat dari 5 (Hrna) dimensi
so
beragamaan yang dimiliki apa subyek dan digambarkan dalam bentuk tabel di
wah ini:
KP.yakinan
i
rraktek Agama
I
I I
Pengalaman
I '---
Tabe! 4.6
Perbandingan Antar Kasus Subyek
SI
Merasa keyakinannya atas kekuasaan Allah bertambah. Meskipun terkadang beberapa kejadian terlihat tidak masuk akal, seperti seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya kemudian meninggal tersambar
I petir. 1
1
Merasa lebih giat dalam beribadah seperti dengan seringnya mengqodho shalat lima waktu.
Merasa pengalaman religiusnya bertambah. Seperti sinetron yang bertemakan kedurhakaan seorang isteri kepada suaminya
M
Merasa keyakinanny::i terhadap kekuasaan Allah bertambah. Seperti keyakinannya terhadap balasan dari Allah kepada hambahamba-Nya
TBerusaha I meningkatkan ' 'badahnya, seperti ' sho!at-sholat sunah
!
I Merasa bertambah pengalaman religiusnya. Seperti azab Allah kepada orang-orang yang bermaksiat
TM
Merasa keyakinannya atas kekuasaan Allah bertambah. Seperti azab-azab yang Allah berikan kepada orangorang yang suka
i bermaksiat kepada-' 'Nya.
Sfvl
· Merase keyakinannya alas kekuasaan Allah bertambah seperti rahmat Allah yang
. diberikan kepada / orang-orang yang dikehendakinya.
. !
' I
I Merasa bertambah giat \ Merasa bertambah dalam hal beribadah I giat dalam hal
· khususnya dalam I beribadah khususnya ' rnengerjakan sholat-
sholat sunah
Merasa pengalaman religiusnya bertambah. Seperti bagaimana mendidik anak yang baik dan benar.
dalam mer sho!at tah<: sholat-shol !ainnya Merasa pe religiusnya bertambah hidayah ya berikan ke1 orCl_!1g-o@n
gerjakan jud dan
atsunah
gala man
Seperti ng Allah ada g )!_<.mg __ _
Pengetahuan
Agama
I \ Konsekuensi
I (Pengamalan)
\ Merasa pengetahuan agamanya bertambah. Seperti berbuat baik kepada orang lain dan
I tolong menolong.
Merasa ingin lebih mengamalkan ilmu-ilmu yang telah dimilikinya. Khususnya dalam mendidik anak-anaknya dengan baik.
I Merasa pengetahuan agamanya tidak
I bertambah (biasabiasa saja)
I Berusaha mengamalkan ilmuilmu yang telah dimilikinya khususnya kesabaran dan ketawakalan.
I Merasa pengetanuan agamanya bertambah
I. seperti sopan santun,
berbuat baik kepada j siapa saja.
Merasa ingin lebih mengamalkan iimu
. ilmu yang telah I dimilikinya. Seperti ·i' ingin selalu menolong , orang-orang yang
IV!t:!I O:.::>Cl fJl:::::-1 '8~::::aa1 IU0.11
agamanya bertambah. Khususnya dalam hal kekuasaankekuasaan Allah Merasa ingin lebih mengamalkan iimuilmu yang telah dimilikinya. Seperti sabar, dan sedekah.
. j \' sedang mengalami l . ·~~~~--~--'-'~k~e~s~ul~it=a~n~~~~~--'-~~~~~~~-----'
00 10
.1. Kesimpulan
BAB5
PENUTUP
.erdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesir:ipulan bahwa sikap
eberagamaan dapat diiingkatkan melalui sinetron :eligius. Sikap keberagamaan
ii terlihat dari adanya perubahan-perubahan positif pada dimensi-dimensi
eberagamaan yang berupa, keyakinan individu terhadap kekuasaan Allah SVl.1,
raktek agama dalam kehidupan seh21ri-hari (ibadah), pengalaman religius,
engetahuan agama dan pengamalan setelah menyaksikan sinetron religius.
;ikap keberagamaan merupakan perwujudan seorang penganut agama
1eyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama yang
lianutnya dalam semua aspek kehidupan dalam kehidupan sehari-hari dengar.
Jlus dan ikhlas.
1.2. Diskusi
Adanya perubahan-perubahan positif pada sikap keberagamaan individu
(subyek) setelah menyaksikan sinetron religius sasuai yang dikemukakan
oleh Jalaluddin (2000) yang menyatakan bahwa salah satu ciri sikap
keberagamaan pada orang dewasa adalah bersikap positif terhadap ajaran
dan norma-norrna agama dan berusaha untuk mempelajari dan
memperdalam l<eagamaan.
84
2. Dari empat subyek yang diteliti secara umum ada perubahan positif terhadap
sikap kebergamaan mereka setelah menyaksikan sinetron religius. Tiga dari
empat subyek yang diteliti mengalami perubahan positif yang cukup baik
pada semua dimensi keberagamaan mereka. Satu subyek yang lain
mengalami perubahan yang cukup baik pada empat dimensi keberagamaan
(keyakinan, praktek agama, pengalaman, dan pengamalan). Satu dimensi
kebe'ragamaan yang berupa pengetahuan agama tidak mengalami
perubahan. Hal ini mungkin disebabkan karena pengetahuan subyek
terhadap tema-tema yang ditampilkan dalam sinetron religius sudah diketahui
sebelumnya oleh subyek .
. 3. Saran
1. Ada baiknya apabila ada pihak-pihak tertentu yang ingin melakukan
penelitian yang sejenis, penulis menyarankan agar menggunakan catatan
lapangan sebagai pelengkap dari wawancara dan observasi.sebagai
metode pengumpulan datanya.
2. Bagi para produser dan sutradara sinetron religius agar IEibih menjaga dan
meningkatkan kualitas tema dalam sinetron religius.
3. Untuk para Ustadz dan Ustadzah di Majlis Taklim Nurussa'adah agar
selalu memberikan bimbingan dan pengarahan lebih lanjut kepada para
jamaah seputar masalah-masalah yang berkenaan dengain tayangan
sinetron religius untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
keberagamar1nnya.
4. Kepada para jama'ah Majlis Taklim Nurussa'adah untuk clapat lebih
meningkatkan kembali kualitas dan kuantitas keberagamaannya dengan
lebih giat memperdalam ilmu agamanya baik dengan mengkaji Alqur'an
maupun mengikuti kegiatan-kegiatan di Majlis Taklim setelah
menyaksikan sinetron religius.
85
DAFT AR PUST AKA
Ahmadi, Abu. (1999). Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineika Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.
Azwar, Saifuddin . (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin, J.P. (2000). Dictionary to Psychology~ Kamus l.engkap Psiko/ogi. Kartini Kartono (Terj). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Daradjat, Zakiah. (2003). I/mu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Haditono, Siti Rahayu. (1999). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Jalaluddin. (2000). Psikologi Agama. Jakarta: PT. RajaGrafindo.
K. Yin, Robert. (2002). Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Mahmud, Dimyati. (1990). Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Moleong, Lexy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pasiak, Taufiq. (2002). Revolusi IQIEQ!SQ. Antara Neurosains dan Al-Qur'an. Bandung: Mizan.
Poerwandari, E. Krsiti. (1998). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3.
Rakhmat, Jalaluddin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Subana, M. (2001). Dasar-dasar Penelitian llmiah. Bandung: Pusaka Setia.
Wirawan. S, Sarlito. (2001). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Internet:
Djasepudin. (2005). Religius Islam Dalam Sastra Sunda. Diambil pada: 18 April 2007 dari www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0705/02/0804.htm.
Firman A. (2007). Wacana Refleksi Agama Menuju Posimodemisme. Diambil pada 18 Mei 2007 dari www.antrounair.info/artikel/article_refleksi.html.
lbnu Djarir. (2004). Erosi Moral dan Pemahaman Kembali Agama. Diambil pada: 18 April 2007 dari www.suara-merdeka-religiusitas.htm.
Masagus. (2007). Beragama Yang Tidak Korupsi. Diambil pada: 18 April 2007 dari www.masagus.in fop= 10.
Surbakti. (2003). Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Statistis. Diambil pada : 26 Mei 2007 dari http:/lwww.deptan.go.id/pusdatin/statistik/juknis_penilaian_statistisi.pdf.
Tanpa Narna. (tanpa tahun). Inti Keber-Agam-an. Diambil pada: 18 April 2007 dari www.allah-sernata.com/index.php.
Tanpa Nama. (2007). Sinema Elektronik. Diambil pada: 18 April 2007 dari http://id.wikipedia.org/wiki/sinetron.
Quraish Shihab. (2004). Agama dan lnteraksi. Diambil pada 18 Mei 2007 dari www.rcti.tv/rarnadhan/detail.php.
ampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
l. Latar Belaka11g Umum dan Agama Subyek
Nama lengkap lbu ?
' Apa pekerjaan lbu saat ini ?
l. Pendidikan terakhir lbu ?
t lbu anak ke berapa dan dari berapa bersaudara ?
5. Berapa jumlah anak lbu ?
B. Apa pekerjaan suami lbu ?
7. Bagaimana hubungan lbu dengan anak-anak lbu saat ini?
8. Apakah lbu sering melaksanakan shalat Tahajjud?
9. Apakah lbu sering melaksanakan shalat Dhuha?
10.Apakah lbu sering melaksanakan shalat sunat Rawwatib?
11. lbu sudah berapa lama mengikuti kegiatan Majlis Taklim Nurussa'adah ?
12.Apakah setiap kegiatan yang diadakan Majlis Taklim Nurussa'adah lbu selalu
ikut berpartisipasi ?
13. Selain mengikuti Majlis Taklim Nurussa'adah apakah ~bu juga mengikuti
kegiatan di Majlis Taklim yang lain?
14. Sudah berapa lama !bu berumah tangga?
15. lbu menikah pada umur berapa ?
16.Apa Hobby (kesukaan) !bu?
17.Dahulu cita-cita lbu ingin menjadi apa?
18. Pendidikan terakhir kedua orang tua lbu ? .
19. Apa pekerjaan kedua orang tua lbu ?
20. Dahulu lbu lebih dekat dengan Ayah atau lbu ?
21. Menurut lbu sosok orang tua (Ayah dan lbu) seperli Apa?
22.Selain mengikuti Majlis Taklim Nurussa'adah apakah lbu juga mengil<uti
kegiatan di Majlis Taklim yang lain?
23.Apa lema yang paling lbu sukai apabila ada ceramah agama?
24. Bagaimana orang tua lbu dahulu mendidik lbu dalam hal agama?
25. llmu agama seperti apa yang diajarkan oleh orang tua kepada lbu ?
26.Apakah orang tua lbu pernah mengingatkan suatu hal kepada lbu dalam hal
kebaikan?
27. Siapa orang yang paling berjasa dalam hidup lbu ?
28.Apakah lbu memiliki guru spiritual?
29. Siapa orang yang menjadi panutan lbu hingga saat ini ?
30.Apakah orang tua lbu merupakan teladan yang baik bagi lbu?
31. Apakah ada orang sering memotivasi lbu apabila lbu s19dang mengalarni
masalah?
~. Penilaian Terhadap Diri dan Keberagamaannya
Apakah lbu merasa kehidupan lbu saat ini lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya ?
' Apakah lbu merasa puas dengan apa yang telah lbu miliki saat ini?
Apa keinginan lbu yang hingga kini belum tercapai ?
Pendapat lbu tentang pengetahuan agama yang lbu miliki hingga saat ini ?
' Apakah lbu yakin lbadah yang selama ini lbu jalani akan diterima oleh Allnh
SWT?
Apakah lbu merasa ibadah yang lbu jalani hingga saat ini sudah baik ?
Menurut lbu apa kelebihan yang ibu miliki yang mungkin tidak dimiliki oleh
orang lain?
Menurut lbu apa kekurangan terbesar yang lbu miliki saat ini ?
Sejauhmana llmu agama yang lbu miliki telah lbu aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari ?
O.Apakah pendidikan agama pada saat lbu sekolah memberikan manfaat
hingga saat ini ?
1.Apakah ceramah agama, pengajian dan sebagainya mempengaruhi
keberagamaan lbu ?
;, Pengetahuan Terhadap Keberagamaan
Menurut lbu apabila seseorang telah memiliki pengetahuan agama yang baik,
apa yang seharusnya ia lakukan selanjutnya ?
' Menurut lbu sejauhmana kita harus menolong orang yang sedang mengalami
kesulitan?
i. Menurut lbu Apakah perlu kita menolong seseorang yang berbeda keyakinan
dengan kita?
i. Apa yang lbu lakukan jika ada tetangga lbu yang berbeda keyakinan dengan
lbu mengalami masalah keuangan dan memohon pinjaman uang kepada lbu
?
>. Apa yang akan lbu lakukan apabila anak lbu tidak sholat ?
i. Apa yang akan lbu lakukan apabila suatu hari lbu sedang tergesa-gesa
karena sudah terlambat beberapa menit untuk mengikuti suatu majlis taklim,
namun diperjalanan lbu bertemu dengan seorang nenek yang sudah tua
renta yang sedang kesulitan mencari alamat saudaranya. Dan kebetulan lbu
mengetahui alamat tersebut. Dan lbu dimintai tolong oleh nenek tersebut
untuk mengantarnya ?
' Apa yang lbu lakukan apabila ada orang yang memfitnah lbu ?
L Apa yang lbu lakukan apabila lbu dizalami oleh orang ?
l. Apa yang akan lbu lakukan jika suatu hari lbu sedang ingin sekali membeli
baju baru. Dan kebetulan di hari yang sama datang tetangga lbu yang ingin
meminjam uang kepada lbu untuk membayar uang sekolah anaknya yang
belum dibayarnya selama empat bulan ?
O.Apa yang akan lbu lakukan jika di sekitar lingkungan lbu acla tempat maksiat
seperti berjudi atau tempat orang mabuk-mabukan ?
11. Faktor terbesar yang mempengaruhi sikap keberagamaan lbu hingga saat ini
apa?
). Pengetahuan Terhadap Sinetron Religius
I. Apakah lbu pernah menyaksikan sinetron di Televisi?
> Dalam satu minggu kira-kira berapa kali lbu menyaksikan sinetron?
I. Judul sinetron yang paling lbu sukai hingga saat ini?
L Apakah lbu pernah menyaksikan sinetron religius ?
>. Dalam satu minggu kira-kira berapa kali lbu menyaksikan sinetron religius ?.
l. Apa tema sinetron religius yang paling lbu sukai ?
r Pendapat lbu tentang perkembangan sinetron religius hingga saat ini ?
). Pendapat lbu tentang Ustadz/Ustadzah yang membimbing pemirsa dalam
menyaksikan sinetron religius ?
). Siapa artis sinetron religius yang paling lbu sukai ?
I 0. Menurut !bu stasiun televisi mana yang menayangkan sinetron religius yang
paling baik dan bagus?
. Sikap l<eberagamaan Subyek Setelah Menyaksikan Sinetron
Religius
Apakah setelah menyaksikan sinetron religius lbu merasa pengetahuan
agama lbu bertambah ?
Bagaimana pengetahuan agama lbu sebelum menyaksikan i>inetron religius ?
Apakah setelah menyaksikan sinetron religius membuat lbu lebih giat lagi
dalam beribadah ?
Bagaimana dengan ibadah yang ibu jalani sebelum menyaksikan sinetron
religius?
Apakah setelah menyaksikan sinetron religius, lbu merasa shalat lbu lebih
baik?
Apakah setelah menyaksikan sinetron religius menambah keyakinan lbu
terhadap kekuasaan Allah SWT ?
Bagaimana keyakinan lbu terhadap kekuasaan Allah sebelum menyaksikan
sinetron religius ?
'· Apakah lbu memiliki pengalaman religius yang mirip clengan tayangan
sinetron religius yang pernah lbu saksikan ?
I. Apakah setelah menyaksikan sinetron religius membuat pengalaman religius
ibu bertambah ?
0. Apakah setelah menyaksikan sinetron religius membuat ibu ingin lebih
mengamalkan ilmu-ilmu yang telah ibu miliki ?
1. Apakah sebelum menyaksikan sinetron religus lbu merasa sudah
mengamalkan ilmu-ilmu yang telah ibu miliki ?
2. Menurut lbu apakah berdakwah melalui sinetron religius di televisi bail< buat
umat?
3. Apakah kehadiran Ustadz/Ustadzah yang terkenal di se:tiap penayangan
sinetron religius membaut lbu menambah yakin akan isi dari sinetron religius
tersebut?
.ampiran 2
fama Subyek
!gl Observasi
.okasi
)tatus Praesen
)bservasi:
i,
l.em6ar fJ6servasi 1'enefilian
Jakarta, .................. 2007
(Peneliti)