1965-3900-1-PB.pdf

12
7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 1/12 PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNI NG TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 Amerza Fransiska, Maskun, Suparman Arif FKIP Unila Jalan. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Telepon (0721) 704 947 faximile (0721) 704 624 e-mail: [email protected] Hp. 085768233078 The objectives of the research were to find out whether cooperative learning can influence the learning output on history subject for students at X, academic year 2012/2013 and to find out to what extend cooperative learning influences the learning output on History subject for students at X, academic year 2012/2013. The research method applied experimental research using (nonrandomized control group pretest-posttest design. The results revealed that : 1) There was an influence on learning output of experimental group using cooperative learning that the mean score of pre test was 82.94; while the control group using discussion method got 78.82 for their pre test score; 2) There was gain of mean score between experimental and control group, it was 4.12; 3) That cooperative learning influences the learning output on history subject for students at X grade of SMA Budaya Bandar Lampung academic year 2012/2013 through experimental method. The contribution was 47%. Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan model Cooperative Learning terhadap hasil belajar sejarah dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan model cooperative learning dalam meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas X di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian ini menggunakan desain pretes-postes grup kontrol tidak secara random (nonrandomized control group pretest-posttest design) . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Hasil belajar yang menggunakan model Cooperative Learning kelas eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar dan memiliki rata rata nilai pre test sebesar 82,94 sedangkan kelas kontrol dengan metode diskusi memiliki rata rata nilai pre test sebesar 78,82. 2) Terdapat perbedaaan nilai rata rata hasil belajar pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, besarnya perbedaan adalah 4,12. 3) model cooperative learning berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X 2 melalui metode eksperimen. Kontribusinya sebesar 47%. Kata kunci : cooperative learning, hasil belajar, penerapan PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengajaran dan atau pelatihan adalah proses, cara, perbuatan mengajar atau melatih (Depdiknas, 2008: 353). Dalam kehidupan sehari-hari, proses tersebut kita kenal dengan sebutan belajar-mengajar. Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar dapat dilihat dari nilai yang diperolehnya selama kurun waktu tertentu yang diberikan oleh guru melalui mekanisme penilaian yang telah ditetapkan, misalnya dengan menggunakan mekanisme ujian tertulis. Dengan kalimat lain, nilai hasil belajar tersebut merupakan salah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui seberapa berhasilnya siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tinggi maupun rendahnya hasil belajar siswa tidak semata-mata hanya

Transcript of 1965-3900-1-PB.pdf

Page 1: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 1/12

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATI VE LEARNI NG TERHADAPHASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X

SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Amerza Fransiska, Maskun, Suparman ArifFKIP Unila Jalan. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145

Telepon (0721) 704 947 faximile (0721) 704 624e-mail: [email protected]

Hp. 085768233078

The objectives of the research were to find out whether cooperative learning can influence thelearning output on history subject for students at X, academic year 2012/2013 and to find out towhat extend cooperative learning influences the learning output on History subject for studentsat X, academic year 2012/2013. The research method applied experimental research using

(nonrandomized control group pretest-posttest design. The results revealed that : 1) There wasan influence on learning output of experimental group using cooperative learning that the meanscore of pre test was 82.94; while the control group using discussion method got 78.82 for their

pre test score; 2) There was gain of mean score between experimental and control group, it was4.12; 3) That cooperative learning influences the learning output on history subject for studentsat X grade of SMA Budaya Bandar Lampung academic year 2012/2013 through experimentalmethod. The contribution was 47%.

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan modelCooperative Learning terhadap hasil belajar sejarah dan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh penerapan model cooperative learning dalam meningkatkan hasil belajar sejarah

siswa kelas X di SMA Budaya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013. Metode penelitianyang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitianini menggunakan desain pretes-postes grup kontrol tidak secara random (nonrandomizedcontrol group pretest-posttest design) . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Hasil belajaryang menggunakan model Cooperative Learning kelas eksperimen berpengaruh terhadap hasil

belajar dan memiliki rata – rata nilai pre test sebesar 82,94 sedangkan kelas kontrol denganmetode diskusi memiliki rata – rata nilai pre test sebesar 78,82. 2) Terdapat perbedaaan nilairata – rata hasil belajar pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, besarnya perbedaan adalah4,12. 3) model cooperative learning berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar sejarah siswakelas X 2 melalui metode eksperimen. Kontribusinya sebesar 47%.

Kata kunci : cooperative learning, hasil belajar, penerapan

PENDAHULUANPendidikan merupakan proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorangatau kelompok orang melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengajaran dan atau pelatihan adalah proses,cara, perbuatan mengajar atau melatih(Depdiknas, 2008: 353). Dalam kehidupansehari-hari, proses tersebut kita kenal dengansebutan belajar-mengajar. Keberhasilan siswadalam proses belajar-mengajar dapat dilihat

dari nilai yang diperolehnya selama kurunwaktu tertentu yang diberikan oleh gurumelalui mekanisme penilaian yang telahditetapkan, misalnya dengan menggunakanmekanisme ujian tertulis. Dengan kalimatlain, nilai hasil belajar tersebut merupakansalah satu parameter yang dapat dilihat untukmengetahui seberapa berhasilnya siswa dalamkegiatan proses pembelajaran yang telahdilakukan. Tinggi maupun rendahnya hasil

belajar siswa tidak semata-mata hanya

Page 2: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 2/12

ditentukan oleh usaha siswa itu sendirimelalui kegiatan belajar yang intens,melainkan juga ditentukan oleh kemampuangurunya dalam menyampaikan pembelajaran.Upaya siswa untuk memahami materi

pembelajaran harus diimbangi dengan

kemampuan memadai yang dimiliki oleh guru pengampu dalam hal menyampaikan materi pembelajaran tersebut. Semakin bagus penyampaian yang dilakukan seorang guru,akan semakin besar tingkat pencapaian

pemahaman siswa tentang materi yangdisampaikan begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan penelitian pendahuluanyang telah dilakukan di SMA Budaya BandarLampung dan keterangan dari guru bidangstudi, hasil belajar pada pelajaran sejarahsiswa kelas X semester ganjil tahun pelajaran2012/2013 masih cukup rendah, sebagaimanaterlihat pada tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1. Nilai Rapor Semester 1 MataPelajaran Sejarah kelas X 1 danX2 SMA Budaya BandarLampung tahun Ajaran2012/2013

Rentang

Nilai X 1 X2 Jum % Ket

85 – 95 5 2 7 10,30 Sangat

Baik

75 – 80 25 14 39 57,34 Baik

60 – 70 3 19 22 32,34 Cukup

Jumlah 33 35 68 100%

Sumber: Guru bidang studi

Berdasarkan Tabel 1, hasil belajarsejarah siswa kelas X yang memperoleh nilai85 – 95 ada 7 siswa, nilai 75 – 80 ada 39siswa dan nilai 60 – 70 ada 22 siswa,sehingga dengan demikian nilai rapor siswa

pelajaran sejarah yang nilainya cukupsebanyak 32,34%. Nilai siswa tersebutdianggap masih rendah karena siswa yangmemperoleh nilai dengan kategori sangat baikhanya sebesar 10,30%.

Rendahnya hasil belajar ranah kognitifsiswa tersebut disebabkan oleh model

pembelajaran yang diterapkan oleh gurukurang relevan. Guru yang mengajarkanmateri pembelajaran masih dominanmenerapkan model pembelajarankonvensional. Murid kurang dilibatkan dalam

pelaksanaan peroses belajar mengajar

sehingga menyebabkan murid kurang aktifdalam mengikuti materi pembelajaran.Keadaan demikian, dikarenakan guru belummampu menerapkan pendekatan / strategi /metode / teknik / taktik pembelajaran yangrelevan.

Sebagaimana diungkapkan olehKokom Komalasari (2011: 3) bahwa

pembelajaran dapat didefinisikan sebagaisuatu sistem atau proses membelajarkansubjek didik/pembelajar yang direncanakanatau didesain, dilaksanakan dan dievaluasisecara sistematis agar subjek didik /

pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Hal ini didasarkan pada pendapatDjamarah (2000: 18), apabila pelajaran yangdiajarkan kurang dari 65% dikuasai olehsiswa maka presentase keberhasilan siswa

pada mata pelajaran tersebut tergolongrendah.

Lebih lanjut diungkap oleh Kokom bahwa pada hakikatnya pembelajaran dapatdipandang sebagai suatu sistem yang terdiridari sejumlah komponen yang terorganisasiantara lain tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran.Pembelajaran juga dapat dipandang sebagaisuatu proses yang merupakan rangkaianupaya atau kegiatan guru dalam rangkamembuat siswa belajar. Proses tersebutmeliputi :1. Persiapan, dimulai dari merencanakan

program pengajaran tahunan, semesterdan penyusunan persiapan mengajarantara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasi.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajarandengan mengaju pada persiapan

pembelajaran yang telah dibuatnya. Padatahapan ini, strukur dan situasi

pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau

Page 3: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 3/12

strategi dan metode-metode pembelajaranyang telah dipilih dan dirancang

penerapannya, serta filosofi kerja dankomitmen guru, persepsi dan sikapnyaterhadap siswa.

3. Menindak lanjuti pembelajaran yangtelah dikelolanya. Kegiatan pascapembelajaran ini dapat berbentuk pengayaan, dapat pula berupa pemberianlayanan remidal teaching bagi siswa yangkesulitan belajar.

Sesuai dengan hakikat pembelajaran diatas, maka dalam proses pembelajarandiharapkan siswa dapat mempengaruhi hasilakhir yang maksimal. Salah satunya adalahdengan penerapan model-model pembelajaran

yang bisa mempengaruhi hasil belajar siswa.Beberapa model pembelajaran yangdikemukakan oleh Ditjen Dikdasmen dalamKokom Komalasari (2011: 24) yakni ; a)

belajar berbasis masalah ( problem-basedlearning ), b) pengajaran autentik ( authentikinstruction ), c) belajar berbasis inquiri(inquiry-based learning ), d) belajar berbasis

proyek/tugas terstruktur ( project-basedlearning ), e) belajar berbasis kerja ( work-based learning ), f) belajar jasa layanan

( service learning ), g) pembelajaran kooperatif(cooperative learning ).

Model cooperative learningmerupakan strategi pembelajaran melaluikelompok kecil siswa yang saling bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajaruntuk mencapai tujuan belajar. Cooperativelearning adalah pemanfaatan kelompok kecil(2-5 orang) dalam pembelajaran yangmemungkinkan siswa bekerjasama untukmemaksimalkan belajar mereka dan belajaranggota lainnya dalam kelompok(Komalasari, Kokom 2011 : 62). Penerapanmodel cooperative learning diduga dapatmenjadi solusi untuk mempengaruhi hasil

belajar siswa tersebut. Namun demikian,untuk menjawab dugaan tersebut tentunya

perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu.Berdasarkan latar belakang di atas, maka

penulis akan melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Penerapan ModelCooperative Learning Terhadap Hasil BelajarSejarah Siswa Kelas X SMA Budaya BandarLampung Tahun Ajaran 2012/2013 ”.

METODE PENELITIANMetode penelitian merupakan salah

satu hal penting. Yakni suatu alat dan carayang sistematis yang dimiliki dan ditempuholeh seorang peneliti dalam usahamengadakan penelitian agar tercapainya

tujuan yang diantaranya adalah menemukan,mengembangkan dan menguji kebenaransuatu pengetahuan. Metodologi penelitiantersebut meliputi penentuan populasi dansampel, variabel penelitian, metode dandesain penelitian, data dan teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian,analisis instrumen penelitian, data dan teknikanalisis data serta pengujian hipotesis.

Penelitian ini merupakan penelitianeksperimen semu dengan menggunakan duakelas sampel, yakni kelas eksperimen dankelas kontrol. Kelas eksperimen akandiberikan perlakuan dengan modelcooperative learning , sedangkan kelas kontrolakan diberikan dengan model diskusi. Namundemikian, sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan kedua kelas akan diberikan pretesdan postes. Oleh karena itu, peneliti akanmenggunakan desain penelitian pretes-postesgrup kontrol tidak secara random(nonrandomized control group pretest-

posttest design) .Populasi adalah semua anggota

kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satutempat dan secara terencana menjadi targetkesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian(Sukardi 2009 : 53). Jadi, populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SMABudaya Bandar Lampung yang duduk di kelasX pada semester genap tahun ajaran2012/2013 yang terdiri dari 2 kelas dan

berjumlah 68 siswa.Untuk menentukan sampel dalam

penelitian ini menggunakan sampling jenuh.Jadi, sampel dalam penelitian ini adalahseluruh populasi yaitu siswa kelas X SMABudaya Bandar Lampung 2012/2013,sehingga penelitian ini merupakan penelitian

populasi. Hal ini diperkuat oleh pendapatSuharsimi Arikunto (2006: 134) yaitu“apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannyamerupakan penelitian populasi dan jikasubjeknya lebih dari 100 orang, maka

Page 4: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 4/12

sampelnya cukup diambil antara 10%-15%atau 20%-25% orang siswa.

Berdasarkan populasi yang ada makasampel penelitian ini adalah menggunakanteknik random sampling yaitu seluruh kelas Xdan dipilih secara acak maka dipilihlah kelas

untuk dijadikan sebagai sampel. Denganmenggunakan teknik tersebut, sampel penelitian ini adalah siswa kelas X 1 sebagaikelas control dan kelas X 2 sebagai kelaseksperimen. Teknik yang digunakan untukmenentukan sampel bila objek yang akanditeliti atau sumber data yang sangat luas,sedangkan cara jika penarikan sampel inimenggunakan cara perundingan dan yangdiambil sebagai sampel adalah seluruh siswadi dalam satu kelas sebagai kelas eksperimendan kelas kontrol yang diambil dari satu kelasyang ada.

Variabel penelitian adalah suatuatribut atau sifat atau nilai dari orang, obyekatau kegiatan yang mempunyai variasitertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan kemudian di tarikkesimpulannya. Penelitian ini memiliki duavariabel, yaitu variabel bebas dan variabelterikat. Dimana variabel bebas merupakanvariabel yang mempengaruhi atau yangmenjadi sebab perubahanya atau timbulnyavariabel devenden (Sugiono, 2010: 61) .1. Variabel bebas yaitu variabel yang

mempengaruhi atau disebut X dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penerapan model cooperative learning .

2. Variabel terikat, yaitu variabel yangdipengaruhi atau yang disebut variabel Ydalam hal ini variabel terikatnya adalahhasil belajar sejarah atau yang menjadiakibat, karena adanya variabel bebas(Sugiono, 2010: 61).

Defenisi operasional variabel adalahdefenisi yang akan dioperasionalkan dan dapatdiukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam

bentuk rumusan tertentu berguna untukmembatasi ruang lingkup yang dimaksud danmemudahkan pengukurannya, agar setiapvariabel dalam penelitian ini dapat diukur dandiamati, maka perumusan defenisi operasionalvariabel tersebut adalah sebagai berikut :

a) Penerapan model cooperative learning adalah merupakan hal yang sangat pentingdalam meningkatkan kemampuan siswa.

b) Hasil belajar sejarah adalah hasil yangdiproleh siswa setelah menerima suatu

pengetahuan yang diwujudkan dalam nilaisetelah mengikuti tes yang telahdiselenggarakan.

Hasil belajar diproleh dari proses

evaluasi belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa tidak semata-mata disebabkanoleh kurang berhasilnya guru dalammengajar. Hasil belajar dapat dilahat interaksi

berkaitan keberhasilan belajar antara siswayang belajar dengan guru pengajar. Dimyati(2003: 3) menyatakan hasil belajar merupkanhasil dari suatu interaksi tindak belajar dantindak mengajar.

Model cooperative learning merupakan bagian inti dari kegiatan dari

penelitian ini. Belajar dengan kelompok kecilsecara kolaboratif diharapakan keberhasilan

belajar dari kelompok tergantung padakemampuan dan aktivitas anggota kelompok,

baik secara individual maupun secarakelompok. Guru harus selalu merancangkelompok – kelompok belajar yang heterogen,apapun materi yang diajarkan. Hasil belajardiproleh dari proses evaluasi belajar siswa.Rendahnya hasil belajar siswa tidak semata-mata disebabkan oleh kurang berhasilnyaguru dalam mengajar. Hasil belajar dapatdilahat interaksi berkaitan keberhasilan

belajar antara siswa yang belajar dengan guru pengajar Dimyati (2003: 3). menyatakan hasil belajar merupkan hasil dari suatu interaksitindak belajar dan tindak mengajar.

Salah satu ciri tes itu baik adalahapabila tes itu dapat tepat mengukur apa yanghendak diukur atau istilahnya valid. Dalam

penelitian ini digunakan validitas isi (contentvaliditas) yang berarti tes disusun sesuaidengan materi dan tujuan pembelajarankhusus. Suatu tes dikatakan valid jikahasilnya sesuai dengan kriterium tertentu ataumemiliki kesejajaran antara hasil tes tersebutdengan kriterium yang ada.

Tes dalam penelitian ini beruparangsangan pertanyaan-pertanyaan berbentuksoal-soal dari semua materi yang bertujuanuntuk mengukur kemampuan siswa dalam

pelajaran sejarah yang diperoleh sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan. Pada penelitianini terdapat 10 pertanyaan pilihan gandauntuk mengetahui pengaruh penerapan model

Page 5: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 5/12

cooperative learning . Dokumentasi adalahsuatu teknik untuk mendapatkan data dengancara mencatat data yang sudah ada, sepertinilai mata pelajaran sejarah siswa sebelumsiswa menggunakan model cooperativelearning .

Dengan kriteria pengujian jikakorelasi antar butir dengan skor total lebihdari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakanvalid, atau seba-liknya jika korelasi antar butirdengan skor total kurang dari 0,3 makainstrumen tersebut dinyatakan tidak valid.Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05maka koefisien korelasi tersebut signifikan.Hal tersebut sesuai dengan pernyataanMasrun dalam Sugiono (2010: 188) berikutini.

Item yang mempunyai kerelasi positifdengan kriterium (skor total) serta korelasiyang tinggi, menunjukkan bahwa item ter-sebut mempunyai validitas yang tinggi pula.Biasanya syarat minimum untuk dianggapmemenuhi syarat adalah kalau r = 0,3(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188).

Selain dengan uji statistik, uji validitasdalam penelitian ini dilakukan denganmenggunakan program SPSS 17.0 dengankriterium uji bila correlated item – totalcorrelation lebih besar dibandingkan dengan0,3 maka data merupakan construct yang kuat(valid).

Reabilitas berhubungan denganmasalah kepercayaan, suatu tes dapatdikatakan mempunyai taraf kepercayaan yangtinggi jika tes tersebut dapat memberikanhasil yang tepat. Menurut SuharsimiArikuntoro (1995: 86). Reabilitas adalahketepatan suatu uji dapat diujikan pada objekyang sama untuk mengetahui ketepatan ini

pada dasarnya melihat kesejajaran hasil.Instrumen yang reliabel adalah instrumenyang bila digunakan beberapa kali untukmengukur objek yang sama, akanmenghasilkan data yang sama pula.Perhitungan untuk mencari harga reliabilitasinstrumen didasarkan pada pendapat Arikunto(2008: 109) yang menyatakan bahwa untukmenghitung reliabilitas dapat digunakanrumus alpha .

Uji reliabilitas merupakan indeks yangmenunjukkan sejauh mana alat pengukurandapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas

instrumen diperlukan untuk mendapatkan datasesuai dengan tujuan pengukuran. Untukmencapai hal tersebut, dilakukan ujireliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0dengan metode Alpha Cronbach’s yangdiukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0

sampai 1.Menurut Sayuti dalam Saputri (2010:30), kuesioner dinyatakan reliabel jikamempunyai nilai koefisien alpha, makadigunakan ukuran kemantapan alpha yangdiinterprestasikan sebagai berikut:a. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai

dengan 0,20 berarti kurang reliabel. b. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai

dengan 0,40 berarti agak reliabel.c. Nilai Alpha Cron bach’s 0,41 sampai

dengan 0,60 berarti cukup reliabel.d. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai

dengan 0,80 berarti reliabel.e. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai

dengan 1,00 berarti sangat reliabel.(Saputri, 2010: 30)

Setelah instrumen valid dan reliabel,kemudian disebarkan pada sampel yangsesungguhnya. Skor total setiap siswadiperoleh dengan menjumlahkan skor setiapnomor soal.

Data yang diperoleh berupa datakuantitatif dengan tipe skala. Data berbentukskala ( scale ) adalah data yang nilainya

berurutan, misal dari 1-100. Oleh karena datayang diperoleh tidak hanya dari satu kelassaja, melainkan dari kedua kelas (kelaseksperimen dan kelas kontrol), maka datatersebut tentunya harus dianalisis lebih lanjutsecara inferensial untuk melihat hubunganantar variabel dengan melakukan pengujianhipotesis dan menyimpulkan hasil penelitian.Proses penganalisisan data dilakukanmenggunakan SPSS 17.0 dengan langkah-langkah: 1) Melakukan uji prasyarat terlebihdahulu berupa uji normalitas uji Linearitas ,dan Uji homogenitas 2) Melakukan UjiHipotesis berupa uji Regresi LinearSederhana , dan 3) membandingkan t tabeldengan t hitung untuk menarik kesimpulanditerima atau ditolaknya Ho dan H 1.

Uji normalitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan programSPSS 17.0 dengan metode Kolmogorov – Smirnov . Dengan ketentuan jika signifikansi

Page 6: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 6/12

lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Ujihomogenitas yang digunakan uji levene untukmengetahu apakah data berasal dari populasiyang homogen atau tidak. Uji linearitas

bertujuan untuk mengetahui apakah dua

variabel mempunyai hubungan yang linearatau tidak. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresilinear . Pengujian dilakukan denganmenggunakan program SPSS 17.0 denganmetode test for linearity pada taraf signifikan0, 05. Uji regresi dilakukan untuk mengetahuiseberapa linear hubungan antara satu variabelindependen (X) dengan variabel dependen (Y)yang dalam hal ini metode eksperimendengan model cooperative learning (variabelindependen) dan hasil belajar sejarah siswa(variabel dependen). Analisis ini juga

bertujuan untuk memprediksi nilai darivariabel dependen apabila nilai variabelindependen mengalami kenaikan atau

penurunan dan untuk mengetahui arahhubungan antara variabel independen denganvariabel dependen apakah positif atau negatif.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

SMA Budaya Bandar Lampung,didirikan pada tahun 1979 dengan izin pendiriDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan No.51 tertanggal 30 Juni 1979 dan Surat IzinPendiri (SIP) Walikotamadya Daerah TingkatII No. 01/PD/Budaya/1979 tanggal 10 Juli1979 dengan Status Terdaftar.

Pada tahun 1979 SMA Budaya BandarLampung telah memiliki gedung belajar

berjumlah empat unit yaitu, satu unit ruangkantor dan ruang guru. Pada tahun 1983 SMABudaya Bandar Lampung mendapat bantuangedung dari Departemen Pendidikan danKebudayaan sebanyak dua ruang belajar dan

pada tahun itu pula SMA Budaya BandarLampung menunjukkan kemajuan danmendapat status Diakui dengan SK No.568/I.12/M.3/1083.

Kemudian pada tahun 1984, kembaliSMA Budaya Bandar Lampung mendapat

bantuan gedung dari Pemerintah Daerah

Tingkat I Lampung sebanyak tiga unit ruang belajar. Dengan kemajuan yang dicapaimelalui perjuangan bertahap, maka pada

tanggal 22 Februari 1990 SMA BudayaBandar Lampung meningkat statusnyamenjadi disamakan dengan SK No.1345/I.126/Kep/1990.

Berdasarkan keputusan DirekturJenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

SMA Budaya Bandar Lampung terletak diJalan Imam Bonjol Km. 11 SumberejoKemiling Tanjungkarang Barat BandarLampung. SMA Budaya Bandar Lampung

berdiri di atas tanah seluas 480 M 2 merupakan bangunan permanen dengan kondisi yangmemadai dan baik serta berada dipinggirankota sehingga cukup baik dalam mendukungmenciptakan kondisi belajar siswa.

Adapun dalam perkembangan sekolahini, telah terjadi beberapa kali pergantiankepala sekolah. Berikut adalah daftar kepalasekolah yang pernah memimpin SMABudaya Bandar Lampung seperti terlihat padatabel berikut :

Tabel 2. Daftar Nama Kepala Sekolah YangPernah Menjabat di SMA BudayaBandar Lampung

No. Nama Masa Jabatan1 Suparno Hadi 1979-19812 Ojo Suparna 1982-1984

3 Sunarjo Herjan,B.Sc. 1985-1988

4 Sucipto, A.Md. 1988-1992

5 Sunarjo Herjan,B.Sc. 1992-1993

6 Sutarto 1993-19947 Sujonarto, A.Md. 1994-1998

8 Drs. Joharuddin,MM. 1998-Sekarang

Sumber : Tata Usaha SMA Budaya Bandar

Lampung.Fasilitas dan perlengkapan belajar

merupakan faktor pendukung dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Demikianlahhalnya SMA Budaya Bandar Lampung,didukung oleh fasilitas dan peralatan belajarmengajar sebagai berikut :a. Peralatan Pokok

1. Meja Siswa berjumlah 556 unit2. Meja Guru berjjumlah 20 unit3. Almari Berjumlah 5 unit4. Papan tulis berjumlah 12 unit

b. Peralatan Pelengkap

Page 7: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 7/12

1. Komputer 20 unit2. Mesin TIK 4 unit3. Mesin Stensil 1 unit4. Pengeras Suara 2 unit5. Tape Recorder 1 unit6. Alat-alat Olah Raga yang terdiri dari:

- 4 buah bola volley- 2 buah bola kaki- 4 buah bola basket- 1 buah meja tenis- 3 buah tolak peluru- Lapangan basket- Lapanagan volley

c. Alat-alat kesenian b. Drum band 1 unitc. Gitar 4 unitd. Biola 6 unite. Piano 1 unit

Guru/ tenaga pengajar pada SMABudaya Bandar Lampung tahun pelajaran2012/2013 dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 3. Daftar Guru SMA Budaya Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2012/2013o. Nama Jabatan

123456789

10111213

1415161718192021

22

2324

Drs. JoharuddinSutarto, S.Pd.Drs. SuhartoDra. Diana DewiDrs. NirmaidaDrs. KardinawatiSuswono, S. SnPujoWelliam Hammer,S.PdRustantini, S.PdTri Winarti, S.PdDrs. SuparnoDrs. Elvy Indriyani

Nor Nurbaya Bulki, S.PdAprizal, S. AgUmaerohFebrianti, S.PdLingga, S.PdRia Yunita, S.PdApril Dahlia, S.PdMardeti Lisanofia,S.PdMuhammad Zuhri,

S. AgTuti Aryani, S.SiMaryani S.Pd

Kepala SekolahWakil KepsekWakil Kepsek

GuruGuruGuruGuruGuru

GuruGuruGuruGuru

GuruGuruGuruGuruGuruGuruGuruGuru

Guru

GuruGuruGuru

252627

2829

Eka Oktavia, S.PdHilman Aziz, S.PdHadi WijayaKesuma, S.PdKalmutakim, S.PdYanti Fitria Sari,

S.Pd.

GuruGuru

GuruGuru

GuruSumber : Tata Usaha SMA Budaya Bandar

Lampung

Untuk tenaga administrasi/ karyawanyang bertugas membantu guru dan siswa padasekolah SMA Budaya dalam hal pelayananadministrasi serta korepondensi antarasekolah, siswa dan masyarakat sehingga

pelaksanaan yang berkaitan denganadministrasi sekolah dapat terlaksana dengan

baik di SMA Budaya Bandar Lampung berjumlah 8 orang. Seperti tampak pada tabel berikut :Tabel 4.Daftar karyawan SMA Budaya

Bandar Lampung Tahun Pelajaran2012/2013

No. Nama Keterangan1 Nurwati Kepala TU2 Basri Staf TU3 Murniati Staf TU

4 Dedi Zulkarnaen Staf TU5 Marzuki Perpustakaan6 Susanti Komputer7 Sulaeman Satpam8 Paiman Tukang Kebun

Sumber : Sumber : Tata Usaha SMA BudayaBandar Lampung

Kegiatan administrasi surat menyuratdilakukan oleh tata usaha sekolah dan

pelaksanaannya meliputi :1. Pendistribusian surat yang masuk dan surat

yang keluar.2. Pembuatan konsep-konsep surat.3. Membantu pelaksanaan tata usaha.4. Pekerjaan insdental

Siswa yang belajar di SMA BudayaBandar Lampung terdiri dari berbagai sukudan mereka berasal dari dalam dan luar kotaBandar Lampung. Dilihat dari latar belakangdan pekerjaan orang tua mereka secaraekonomi menegah ke bawah, dan hanya kecilyang berasal dari golongan ekonomi kuat.Tahun Pelajaran 2012/2013 SMA BudayaBandar Lampung, mengasuh anak didiksejumlah 301 siswa yang tersebar di 8 kelas.

Page 8: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 8/12

Adapun rincian dari masing-masing kelasadalah sebagai berikut:

a. Kelas X berjumlah 68 yang terbagimenjadi 2 kelas

b. Kelas XI berjummlah 101 yang terbagimenjadi 3 kelas

c. Kelas XII berjumlah 118 yang terbagimenjadi 3 kelas

a. Kegiatan Ekstrakurikuler SiswaKegiatan Ekstrakurikuler bertujuan untukmenggali potensi siswa dan dilaksanakandengan tidak mengganggu kegiatanintrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yangada di SMA Budaya Bandar Lampung antaraLain seperti Rohis, Pramuka, PMR, Paskibradan lain-lain, berikut daftar ekstrakurikuleryang ada :

1. PramukaSMA Budaya Bandar Lampung memilikikegiatan pramuka. Kegiatan kepramukaandikondisikan oleh guru dewan ambalan yangmelaksanakan Program Kerja Gugus Depan(Gudep).2. OlahragaKegiatan olahraga di SMA Budaya BandarLampung meliputi beberapa cabang yaituFutsal, Basket, dan Atletik.3. Palang Merah Indonesia (PMR)PMR SMA Budaya Bandar Lampungmendapat sambutan yang positif darisiswanya, terbukti dengan banyaknya jumlahanggota PMR yang terus bertambah danseiring dengan sejumlah prestasi yang diraih.4. RohisKegiatan ini merupakan kegiatan khusus bagisiswa yang beragama Islam, kegiatan ini rutindailakukan setiap hari setelah selesai jamsekolah. Selain itu diadakan juga peringatanhari-hari besar umat Islam yang diikuti olehseluruh warga sekolah.5. PaskibraKegiatan ini merupakan kegiatan baris

berbaris yang dipersiapkan sebagai petugas pengibar bendera pada peringatan HariKemerdekaan Republik Indonesia dilingkungan SMA Budaya Bandar Lampung.

1) Hasil Uji Validitas Soal Pre-test

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Soal Pre-testNo.Soal

Corr ected I tem- Total Corr elation

Keterangan

1 0,499 Valid2 0,527 Valid

3 0,550 Valid4 0,549 Valid5 0,457 Valid6 0,406 Valid7 0,406 Valid8 0,438 Valid9 0,465 Valid

10 0,409 ValidSumber : Pengolahan Data 2013

Berdasarkan tabel 4. di atas, ke-

sepuluh soal pre test dikatakan valid karenasemua nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel – nya, dimana dengan34 , dan α = 0,05, makar tabel -nya adalah0,339.

2) Hasil Uji Validitas Soal Post test

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Soal Post-testNo.Soal

Corr ected I tem- Total Corr elation

Keterangan

1 0,618 Valid2 0,375 Valid3 0,572 Valid4 0,520 Valid5 0,558 Valid6 0,732 Valid7 0,569 Valid8 0,465 Valid9 0,586 Valid

10 0,338 ValidSumber : Pengolahan Data 2013

Berdasarkan di atas, ke-sepuluh soal post test dikatakan valid karena semua nilaicorrected item-total correlation lebih besardari r tabel – nya, ( ) = 34, dan α = 0,05,maka

r tabel -nya adalah 0,339. Hasil uji reliabilitasyang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel4.3 berikut ini.

Tabel 7. Reliabilitas Soal Pre-Test Dan Post-Test

Page 9: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 9/12

Instrumen Cronbach'sAlpha

N ofItem

s

Ket

Pre-Test 0,588 10 CukupReliabel

Post-Test 0,722 10 Reliabel

Sumber : Pengolahan Data 2013Berdasarkan hasil analisis reliabilitas

di atas, diperoleh nilai alpha cronbach masing-masing variabel soal pretest adalah

positif dengan batasan 0,41 sampai dengan0,60. Oleh karena itu soal pre-test dinyatakancukup reliabel dan dapat digunakan sebagaialat ukur dalam penelitian. Dengan valid danreliabelnya semua butir soal pre test dan posttest tersebut berarti soal selanjutnya dapatdigunakan sebagai instrumen penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SMABudaya Bandar Lampung, di kelas X 2 yangdijadikan sampel penelitian dengan jumlahsiswanya sebanyak 34 siswa. PadaPelaksanaannya penelitian ini terbagi dalamdua tahapan, yaitu tahap penelitian

pendahuluan dan tahap inti. Penelitian penda-huluan, atau yang lebih dikenal dengan pene-litian lapangan, dilakukan dengan teknikobservasi dan wawancara pada tanggal 8Desember 2012.

Tahap inti penelitian dilakukan dengantiga tahapan penting yaitu 1) pre-test, 2)

perlakuan (pembelajaran yang dilakukandengan menerapkan model cooperativelearning ) dan 3) post-test . Ketiga tahapantersebut merupakan satu kesatuan kegiatanyang disebut kegiatan pembelajaran.Proses pembelajarannya berlangsung selama6 kali pertemuan/tatap muka dengan alokasiwaktu sebanyak 12 jam pelajaran, dan terdiri

atas 45 menit per jam pelajarannya. Kelas X 2selaku sampel penelitian, pembelajaransejarah terjadwal pada hari jum’at saja setiap

pekannya. Pembelajaran sejarah ada pada jamke-2 dan 3 (Pukul 08.15 WIB sampai dengan09.00 WIB dan 09.00 WIB sampai dengan09.45 WIB). Kegiatan Belajar Mengajar(KBM) di SMA Budaya Bandar lampung

pada hari J um’at hanya berlangsung pada pagisampai dengan siang hari, yaitu dari pukul07.30 WIB sampai dengan 11.30 WIB.

Pertemuan ke-1 dilaksanakan padahari Jum’at, 22 Maret 2013 selama 2 jam

pelajaran (2x45 menit). Pada pertemuan ini

dilakukan uji kemampuan awal untukmengetahui kemampuan awal siswa terhadapmateri pembelajaran yang akan disampaikan.Uji kemampuan awal ini dilakukan dengancara melakukan pre test , yaknimengondisikan siswa untuk mengerjakan soal

pre test berupa soal pilihan ganda berjumlah10. Waktu yang tersisa dimanfaatkan untukmengondisikan siswa untuk membentukkelompok belajar sebanyak 7 kelompok, tiapkelompoknya ada yang berjumlah 4 dan 5siswa. Untuk keperluan pembelajaran pada

pertemuan berikutnya setiap kelompokdaibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK)untuk dibaca terlebih dahulu di rumah sebagai

panduan pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan menjelaskan hal apa saja yangakan dilakukan sekaligus yang akandicapai/diperoleh siswa. Pertemuan ke-2dilaksanakan pada hari Jum’at, 29 Maret2013. Pada pertemuan ini, siswa dikondisikantempat duduknya sesuai dengan kelompok

belajar yang telah ditentukan pada pertemuansebelumnya, kemudian diberikan perlakuan(pembelajaran dengan model cooperativelearning ) untuk materi tentang fenomena

penemuan awal jenis-jenis manusia purba.Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada

hari Jum’at, 5 April 2013. Hampir samadengan pertemuan ke-2, pada pertemuan inisiswa dikondisikan untuk duduk sesuaidengan kelompok belajar yang telahditentukan pada pertemuan sebelumnya untukkemudian diberikan perlakuan (pembelajarandengan model cooperative learning ) denganmateri penemuan manusia purba di Indonesiadan ciri-ciri kehidupan sosial budaya danekonomi dari masyarkat berburu kemasyarakat pertanian. Pertemuan ke-4dilaksanakan pada hari Jum’at, 12 April 2013.Hampir sama dengan pertemuan ke-3, pada

pertemuan ini siswa dikondisikan untukduduk sesuai dengan kelompok belajar yangtelah ditentukan pada pertemuan sebelumnyauntuk kemudian diberikan perlakuan(pembelajaran dengan model cooperativelearning ) dengan materi perbedaan cirri-cirisosial, ekonomi dan budaya serta teknologi,kepercayaan awal manusia purba.

Pertemuan ke-5 dilaksanakan padahari Jum’at, 19 April 2013. Hampir samadengan pertemuan ke-4, pada pertemuan ini

Page 10: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 10/12

siswa dikondisikan untuk duduk sesuaidengan kelompok belajar yang telahditentukan pada pertemuan sebelumnya untukkemudian diberikan perlakuan (pembelajarandengan model cooperative learning ) denganmateri perkembangan budaya Bascon-

Hoabinh, Dongson, dan India dengan perkembangan masyarakat awal di kepulauanIndonesia.

Pertemuan ke-6 atau pertemuan yangterakhir dilakukan pada hari Jum’at, 26 April2013. Pada pertemuan ini, siswa dikondisikanuntuk duduk di tempat duduk masing-masingsebagaimana biasanya dan tidak berkelompoklagi untuk kemudian diberikan post test ;untuk mengetahui pengetahuan akhir siswasetelah diberikan perlakuan, memberikanreview (ulasan) tentang pembelajaran yangtelah dilakukan pada pertemuan-pertemuansebelumnya; utamanya pada pertemuan ke-2,3, 4 dan 5 agar tidak terjadi kesalahan dalammemahami materi, mengapresiasi kerja siswayang pada proses pemblajarann dan memberimotivasi pada seluruh agar tetap semangatdalam mengikuti materi mata pelajaransejarah. Berikut ini adalah beberapa tabelhasil uji yang telah dilakukan, diantaranya :

Tabel 8. Hasil Uji NormalitasTests of Normality

Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

ModelCooperativeLearning

.107 68 .198 .909 68 .354

Hasil BelajarSejarah .110 68 .167 .863 68 .265

Berdasarkan tabel Test of Normality diperoleh hasil signifikansi pada kolom

Kolmogorov Smirnov untuk model cooperatiflearning sebesar 0,198 > 0,05 dan hasil

belajar sejarah sebesar 0,167 > 0,05. Dengandemikian model cooperatif learning dan hasil

belajar sejarah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Belajar Sejarah

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.473 8 59 .322

Sumber : Pengolahan Data 2013

Berdasarkan hasil pengolahan test ofhomogeneity of variances di atas dapat dilihatlevene statistic adalah variabel modelcooperative learning dan hasil belajar sejarahadalah sama yaitu 1,473 dengan signifikansisebesar 0,322 > dari 0,05 sehingga dapat

dinyatakan bahwa data tersebut berasal darivariasi yang homogen.

Tabel 10. Hasil Uji LinearitasMeasures of Association

R R Squared Eta

EtaSquare

d

Hasil BelajarSejarah *ModelCooperative

Learning

.608 .467 .377 .142

Sumber : Pengolahan Data 2013

Dari hasil pengolahan pada tabelANOVA dengan menggunakan perangkatlunak SPSS, diperoleh signifikansi dari

Deviation from Linearity > α atau 0,224 >0,05, dengan demikian maka dinyatakanregresi berbentuk linier.

Tabel. 11. Uji Regresi Variables Entered/Removed

ModelVariablesEntered

VariablesRemoved Method

1 ModelCooperativeLearning a

. Enter

a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: Hasil Belajar Sejarah

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

1 .608 a .467 .315 19.51896

a. Predictors: (Constant), Model Cooperative Learning

ANOVA

ModelSum of

Squares dfMean

Square F Sig.

1 Regression 1.739 1 1.739 34.00

5.000

a

Resid

ual25145.319 66 380.99

0Total 25147.059 67

Page 11: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 11/12

ANOVA

ModelSum of

Squares dfMean

Square F Sig.

1 Regression 1.739 1 1.739 34.00

5.000

a

Residual 25145.319 66 380.99

0

Total 25147.059 67

Predictors: (Constant), Model Cooperativearningb. Dependent Variable: Hasil Belajar Sejarah

Coefficients a

Model

Unstandardized Coefficients

Standar dized

Coefficients

t Sig.BStd.

Error Beta

1 (Constant) 60.619 4.556 17.

694.00

0

ModelCooperativeLearning

.207 .108 .208 7.068

.000

a. Dependent Variable:Hasil Belajar Sejarah

Hasil analisis dengan menggunakanSPSS diperoleh sebagai berikut.a) Besarnya nilai konstanta persamaan

regresi (a) sebesar 60,619 pada kolomUnstandardizied Coefficients (B), dengannilai t hitung sebesar 17,694 pada kolomt.

b) Besarnya nilai koefisien variabel bebas(b) sebesar 0,207 pada kolom

Unstandardizied Coefficients (B), dengannilai t hitung sebesar 7,068 pada kolom t.Berdasarkan hasil pengujian regresi

linier sederhana dengan SPSS dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut:1. Terdapat korelasi yang signifikan antara

model cooperative learning terhadap hasil belajar sebesar 0,608 pada taraf nyata 5%

2. Diperoleh t hitung model cooperativelearning 7,068 > t tabel sebesar 1,995 dan

probabilitas (sig.) ternyata 0,000 < 0,05hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima.

3. Kemampuan variabel model cooperativelearning dalam memprediksi/menentukan

besarnya variabel hasil belajar IPSsejarah sebesar 47%

4. Persamaan garis regresi yang dapatdibuat yaitu;Ŷ = a + bX Ŷ = 60,619 + 0,207X

5. Setelah diketahui adanya hubungan yangkuat antara kedua variabel tersebut makadilanjutkan dengan pengujian statistik tdengan bantuan SPSS, hasilnya diperoleh

bahwa t hitung > t tabel yaitu 7,068 >1,995 dengan dk = n- 2 dan α = 0.05 atautingkat sig. < 0,05 yaitu 0,000.

Berdasarkan penelitian yang telahdilakukan uji validitas dan reliabilitas soal

pretest-postest dengan alat bantu paket program SPSS 17 membuktikan bahwa hasilkelas eksperimen maupun kelas kontroladalah valid dan reliabel. Hasil uji normalitasdata dengan program SPSS 17,0 denganmetode kolmogorov – smirnov untuk modelcooperative learning sebesar 0,198 > 0,05 danhasil belajar sejarh sebesar 0,167 > 0,05.Dengan demikian model cooperative learningdan hasil sejarah berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Selanjutnya ujihomogenitas dengan pengolahan levene

statistic adalah variabel model cooperativelearning dan hasil belajar sejarah adalah samayaitu 1,473 dengan signifikansi sebesar 0,322> dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwadata tersebut berasal dari variasi yanghomogen. Hasil uji linearitas denganmenggunakan perangkat lunak SPSS,diperoleh signifikansi dari deviation fromlinearity > α atau 0,224 > 0,05, dengandemikian maka dinyatakan regresi berbentuklinier.

Diperoleh nilai thitung

= 7,068 dan nilaittabel = 1,995, sehingga dapat dikatakan bahwathitung > t tabel . Dengan demikian ada perbedaanhasil belajar sejarah siswa antara kelaseksperimen dan kelas kontrol denganmenggunakan model Cooperative Learning dalam pembelajaran di kelas X SMA BudayaBandar Lampung. Dalam hal ini, hasil belajarsejarah siswa yang diajar denganmenggunakan model cooperative learninguntuk kelas ekperimen lebih tinggi daripada

kelas kontrol. Hal ini juga terlihat dari datahasil belajar siswa pada kelas eksperimendengan rata-rata hasil belajar sejarah kelas

Page 12: 1965-3900-1-PB.pdf

7/23/2019 1965-3900-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/1965-3900-1-pbpdf 12/12

mencapai 82,94 lebih tinggi dari kelas kontrolyang hanya mencapai 78,82. Sedangkan untuktingkat kontribusinya yakni 47% untuk kelasekperimen dan 43% untuk kelas kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapatdinyatakan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model cooperative learning pada proses pembelajaran sejarah berpengaruh terhadap hasil belajar. Melaluikelompok kecil siswa saling bekerja samadalam memaksimalkan kondisi belajar untukmencapai tujuan belajar. Dengan modelcooperative learning pada kelas eksperimensiswa lebih aktif dalam proses kegiatan

belajar mengajar sehingga membuat hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Dengandemikian, pembelajaran dengan menggunakanmodel cooperative learning dapatmempengaruhi hasil belajar siswa.

SIMPULANBerdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan yang telah dilakukan, pengaruh penerapan model cooperative learning terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas Xdapat disimpulkan bahwa :1. Model Cooperative Learning berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar sejarahsiswa kelas X 2 SMA Budaya BandarLampung.

2. Metode eksperimen dengan modelCooperative Learning berpengaruhterhadap hasil belajar dan memiliki rata – rata nilai post test sebesar 82, 94sedangkan kelas kontrol dengan metodediskusi memiliki rata – rata nilai post test

sebesar 78, 82.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek .Rineka Cipta : Jakarta.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta : Pusat Bahasa.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta.

Komalasari, Kokom. 2011 . Pembelajaran Kontekstual . PT Refika Adi Tama :Bandung.

Lampung, Universitas. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung : Alfabeta.