190425981 65809919 Fraktur Suprakondiler Pada Anak

15
REFERAT FRAKTUR SUPRAKONDILER PADA ANAK PEBIMBING : dr. GATOT IBRAHIM WIJAYADI, Sp.OT OLEH : MYSKE MONA TRESNALIA BAKARA 0761050178 KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PERIODE 22 AGUSTUS 2011 – 22 OKTOBER 2011 JAKARTA

description

fraktur suprakondiler

Transcript of 190425981 65809919 Fraktur Suprakondiler Pada Anak

  • REFERAT

    FRAKTUR SUPRAKONDILER PADA ANAK

    PEBIMBING :dr. GATOT IBRAHIM WIJAYADI, Sp.OT

    OLEH :MYSKE MONA TRESNALIA BAKARA

    0761050178

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

    PERIODE 22 AGUSTUS 2011 22 OKTOBER 2011JAKARTA

  • KATA PENGANTAR

    Pertama tama saya ingin mengucapkan puji syukur kepada TUHAN YESUS KRISTUS atas berkat dan rahmat yang telah diberikan Nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan referat saya dengan judul FRAKTUR SUPRAKONDILER PADA ANAK.

    Referat ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan Klinik Ilmu BEDAH Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia di RSUD Bekasi untuk periode 22 Agustus 2011 22 Oktober 2011.

    Saya ingin berterimakasih kepada pihak pihak yang telah banyak membantu saya, dr. Gatot Ibrahim Wijayadi, Sp.BOT selaku consulant dan pembimbing saya yang sudah bersedia membagi ilmu dan pengalamannya selama saya menjalani program Kepaniteraan Klinik Ilmu BEDAH di RSUD BEKASI.

    Saya menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan jauh melebihi sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan diterima di dalam perbaikan yang ada.

    Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman teman yang telah memberikan dukungannya. Semoga referat ini dapat berguna bagi saya sendiri, teman teman sejawat yang menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu BEDAH Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, serta semua pihak yang membutuhkan.

    Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

    JAKARTA, 19 SEPTEMBER 2011

  • PENULIS

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAHFraktur suprakondiler humeri adalah fraktur yang terjadi pada bagian

    sepertiga distal tulang humerus setinggi kondilus humeri tepat proksimal troklea dan capitulum humeri, yang melewati fossa olekrani. Garis frakturnya berjalan melalui apeks coronoid dan fossa olecranon. Fraktur ini sering terjadi pada anak anak, yaitu fraktur kondilus lateralis humerus dan fraktur epikondilus medialis humerus. Fraktur kondiler sederhana jarang ditemukan pada orang dewasa, umumnya didapati fraktur kondiler kominutif berbentuk T atau Y.

    Fraktur kondilus lateralis humerus pada anak,kondilus tersebut terdislokasi ke arah distal. Fraktur ini termasuk fraktur epifisis berat tipe 4 yang merupakan fraktur intraartikuler.

    Fraktur epikondillus medialis humerus merupakan fraktur avulsi dan terjadi akibat gaya abduksi atau valgus yang berlebihan.

  • B. EPIDEMIOLOGI

    Fraktur ini sering terjadi pada anak anak, yaitu sekitar 65 % dari seluruh kasus patah tulang lengan atas. Mayoritas fraktur suprakondiler pada anak anak terjadi pada usia 3 10 tahun, dengan puncak kejadiannya pada usia 5 dan 7 tahun. Dan biasanya paling sering ditemukan pada anak laki laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 2 : 1.

    C.ETIOLOGI 1. Adanya riwayat trauma atau cedera2. Kecelakaan kendaraan bermotor3. Jatuh dari ketiggian4. Luka tembak5. Sidewipe injuries

    D. ANATOMI

    Ujung distal humerus berbentuk pipih antero posterio, bersama sama dengan ujung proksimal radius dan ulna membentuk persendian jenis ginglimus d arthroradialis atau hinge joint. Ujung distal humerus terdiri dari dua kondilus tebal ( lateralis dan medialis ) yang tersusun oleh tulang konselous. Pada anak, ujung distal humerus terdiri dari kartilago. Batas massa kartilago dengan batas tulang merupakan tempat yang lemah, dimana sering terjadi pemisahan epifise. Karena itu penting untuk mengetahui kapan timbulnya penulangan, konfigurasi dan penyatuan dengan batang humerus.

    Kondilus lateralis ditumpangi oleh kapitulum yang merupakan tonjolan yang berbentuk kubah yang nantinya akan bersendi dengan cekungan kaput radii. Di kranial kapitulum pada pada permukaan anterior humerus, terdapat cekungan ( fossa ) yang akan menampung ujung kaput radii, pada keadaan flexi penuh sendi siku.

    Seluruh permukaan troklea dilapisi kartilago sampai fossa olekranon. Sedikit di kranial troklea humerus menipis untuk membentuk fossa koronoidea, di anterior dan fossa olekranon di posterior. Fossa tersebut akan menampung prosessus koronoideus ulna pada gerakan fleksi dan ujung prossesus olekranon pada gerakan ekstensi. Hiperostosis pada fossa tersebut atau disekitar tonjolan / prominensia ulna akan membatasi gerak sendi siku di kranial kedua kondilus yaitu di bagian lateral dan medial

  • humerus terdapat epikondilus tempat melekatnya tendo tendo otot. Satu satnya tendo yang merupakan tempat asal kelompok fleksor pronator berasal terutama dari epikondilus medialis dan dari medial suprakondiler ridge yang terdapat sedikit di kranial epikondilus. Demikian juga kelompok otot ekstensor supinator berasal dari epikondilus lateralis dan lateral suprakondiler ridge

  • E.PATOFISIOLOGI

    Daerah suprakondiler humeri merupakan daerah yang relatif lemah pada ekstremitas atas. Di daerah ini terdapat titik lemah, dimana tulang humerus menjadi pipih disebabkan adanya fossa olecranon di bagian posterior dan fossa coronoid di bagian anterior.

    Akibatnya baik pada cedera hiperekstensi maupun fleksi lengan bawah, tenaga trauma ini akan diteruskan lewat sendi siku.

    Fraktur terjadi akibat bertumbu pada tangan terbuka dengan siku agak fleksi dan lengan bawah dalam keadaan pronasi.

    Sebagian besar garis fraktur berbentuk oblique dari anterior ke kranial dan ke posterior dgn pergeseran fragmen distal ke arah posterior kranial.

    Fr.suprakondiler humeri jenis ekstensi slalu disertai dengan rotasi fragmen distal ke medial dan hinging kortek lateral.

    Pergeseran : angulasi ke anterior dan medial dengan pemisahan fragmen fraktur tidak adanya kontak antara fragmen, kdg2 pergeserannya cukup besar ujung fragmen distal yang tajam bs menusuk merusak m.brachialis, n.radialis, n medianus.

    Fr.suprakondiler humeri tipe fleksi jarang jatuh mengenai siku dalam keadaan fleksi. Garis fraktur mulai cranial mengarah ke postero kaudal dan fragmen distal mengalami pergeseran ke arah anterior.

    F.GEJALA KLINIS Sakit ( pain ) Bengkak ( swelling ) pada sendi siku Deformitas pada sendi siku Denyut nadi arteri radialis yang berkurang ( pulsellessness ) Pucat ( pallor ) Rasa kesemutan ( baal, paresthesia )

  • Kelumpuhan ( paralisis )

    Dikenal dua tipe fraktur suprakondiler humeri berdasarkan fragmen distal, yaitu :1. Tipe posterior ( tipe ekstensi )

    Tipe ekstensi merupakan 99 % dari seluruh jenis fraktur suprakondiler humeri. Pada tipe ini fragmen distal bergeser kearah posterior.

    2. Tipe anterior ( tipe fleksi ) Tipe anterior ( tipe fleksi ) hanya merupakan 1 2 % dari seluruh fraktur suprakondiler humeri. Disini fragmen distal bergeser kearah anterior.

    Mekanisme traumaTipe ekstensi terrjadi apabila trauma terjadi pada saat sendi siku dalam

    posisi hiperekstensi atau sedikit fleksi serta pergelangan tangan dalam posisi dorso fleksi. Sedangkan tipe fleksi terjadi bila penderita jatuh dan terjadi trauma langsung sendi siku pada distal humeri.

    Klasifikasi Tipe I

    Terdapat fraktur tanpa adanya pergeseran dan hanya berupa retak yang berupa garis.

    Tipe IITidak ada pergeseran fragmen, hanya terjadi perubahan sudut antara humerus dan kondilus lateralis ( normal 40 derajat )

    Tipe III

  • Terdapat pergeseran fragmen tetapi korteks posterior masih utuh serta masih ada kontak antara kedua fragmen.

    Tipe IVPergeseran kedua fragmen dan tidak ada kontak sama sekali.

    G. PEMERIKSAAN FISIK

    1. Tipe ekstensi sendi siku dalam posisi ekstensi daerah siku tampak bengkak tonjolan fragmen di bawah subkutis.

    2. Tipe fleksi posisi siku fleksi (semifleksi), dengan siku yang bengkak dengan sudut

    jinjing yang berubah.

    3. Gangguan sirkulasi perifer dan lesi pada saraf tepi (penting!!) warna kulit, palpasi pulsasi, temperatur, waktu dari capilarry refill memerlukan tindakan reduksi fraktur segera.

    4. n. Medianus (28-60%) tidak bs oposisi ibu jari dengan jari lain

    5. Cabang n.medianus n. Interosseus anterior ketidakmampuan jari I dan II untuk melakukan fleksi (pointing sign).

  • 6. n. Radialis (26-61%) tidak mampu melakukan ekstensi ibu jari dan ekstensi jari lainnya pada sendi metakarpofalangeal.

    7. n. Ulnaris (11-15%) Tidak bisa abduksi dan aduksi jari jari

    H. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Foto rontgen

  • I. DIAGNOSISDidapatkan dari pemeriksaan : Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang yaitu X Ray

    J. PENATALAKSANAAN1. Terapi koservatif

    Indikasi : o pada anak undisplaced/ minimally dispaced fractures o fraktur sangat kominutif pada pasien dengan lebih tua dengan

    kapasitas fungsi yang terbatas

    Prinsipnya adalah reposisi dan immobilisasiPada undisplaced fracture hanya dilakukan immobilisasi dengan elbow fleksi selama tiga minggu

    Pembengkakan tidak hebat reposisi dalam narkose umum

    Reposisi berhasil 1 minggu foto rontgen ulang.

  • Gips dapat dipertahankan dalam waktu 3 minggu diganti dengan mitela (agar pasien bisa melatih gerakan fleksi ekstensi dalam mitela).

    Umumnya penyembuhan fraktur suprakondiler ini berlangsung cepat dan tanpa gangguan.

    2. OperasiBila reposisi gagal, atau bila terdapat gejala Volkmann Ischemia atau lesi saraf tepi, dapat dilakukan tindakan reposisi terbuka secara operatif.

    Indikasi Operasi :1. Displaced fracture2. Fraktur disertai cedera vaskular3. Fraktur terbuka4. Pada penderita dewasa kebanyakan patah di daerah suprakondiler

    sering kali menghasilkan fragmen distal yang komunitif dengan garis patahnya berbentuk T atau Y. Untuk menanggulangi hal ini lebih baik dilakukan tindakan operasi yaitu reposisi terbuka dan fiksasi fragmen fraktur dengan fiksasi yang rigid.

    K. KOMPLIKASI1. Pembentukan lepuh kulit

    Pembengkakan sendi siku terjadi karena gangguan drainase atau mungkin juga karena verban yang terlalu kuat.

    2. Maserasi kulit di daerah antekubitiKomplikasi ini terjadi karena setelah reposisi, dilakukan fleksi akut pada sendi siku yang menyebabkan tekanan pada kulit.

    3. Iskemik VolkmanTerutama terjadi pada fraktur suprakondiler humeri tipe ekstensi, fraktur antebrakhi ( fraktur ulna dan radius ) dan dislokasi sendi siku. Iskemik yang terjadi karena adanya obstruksi sirkulasi vena karena verban yang terlalu ketat, penekanan gips atau fleksi akut sendi siku. Disamping terjadi pula obstruksi pembuluh darah arteri yang menyebabkan iskemik otot dan saraf lengan bawah.

  • 4. Gunstock deformityBentuk Varus cubitus akibat patah tulang pada siku condylar di mana sumbu lengan diperpanjang tidak kontinyu dengan lengan tetapi dipindahkan ke garis tengah.

    L.PROGNOSISDubia ad bonamDubia ad malam

  • KEPUSTAKAA

    1. Apley, Graham. Solomon, Louis. Fraktur Pada Anak. Dalam: Buku Ajar Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistim Apley. Edisi ke-7. Widya Medika. Jakarta.

    2. Nochimson, Geofrey (2009). Fraktur Suprakondiler humerus. (emedicine). Disitasi pada tanggal 22 Januari 2010 dari: http://emedicine.medscape.com

    3. Rasjad, Chairuddin. (2007). Kelainan Epifisis dan Lempeng Epifisis, dalam Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.. Edisi ke-3. Yarsif Watampone. Jakarta

    4. Salter, Robert. (1999). Textbook of Diosorders and Injuries of the Musculoskeletal System. Third edition. William and Wilkin. Baltimore. USA.