186692928-An-Alisa
-
Upload
ekha-maidi -
Category
Documents
-
view
10 -
download
2
description
Transcript of 186692928-An-Alisa
Analisis penentuan kadar besi (Fe) dalam sampel air ledeng
pada praktikum ini menggunakan teknik spektrofotometri UV-Vis.
Spektrofotometri yang digunakan tepatnya adalah spektrofotometri
cahaya tampak karena logam besi mempunyai panjang gelombang
lebih dari 400 nm, sehingga jika menggunakan spktrofotometri UV,
logam besi dalam sampel tidak terdeteksi karena tidak menyerap
sinar dengan panjang gelombang tersebut.
Pada percobaan ini, panjang gelombang 520 nm digunakan sebagai panjang
gelombang untuk menganalisis kadar besi di dalam larutan karena pada panjang gelombang
ini absorbansi sinar mempunyai nilai maksimal.Dengan kata lain, pada panjang gelombang
ini, sinar yang dipancarkan oleh spektrofotometer paling banyak diserap oleh larutan. Oleh
karena itu, pengukuran pada panjang gelombang 520 ini menghasilkan pengukuran yang
akurat. Panjang gelombang ini juga termasuk dalam rentang panjang gelombang yang
diserap warna hijau biru (490-550 nm) yang merupakan warna komplementer dari warna
merah jingga. Warna larutan yang dianalisis.
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan mengukur absorbansi
larutan standar 2 ppm pada berbagai panjang gelombang. Rentang panjang gelombang
yang diuji adalah 400-600 nm. Dari pengukuran diketahui bahwa pada panjang gelombang
yang berbeda maka absorbansinya juga berbeda. Semakin besar panjang gelombang yang
diberikan semakin besar pula absorbansinya. Akan tetapi, pada keadaan tertentu nilai
absorbansi kembali menurun seiring peningkatan panjang gelombang. Nilai
absorbansi larutan terus meningkat mulai dari pengukuran pada panjang gelombang 400 nm
hingga 520 nm. Pada panjang gelombang 520 nmdiperoleh nilai absorbansi paling tinggi
(maksimum) yaitu sebesar 0,486 atau 48,6% cahaya diserap. Selanjutnya,absorbansi
menurun dengan meningkatnya panjang gelombang. Hal ini berarti pada panjang
gelombang tersebut kemampuan molekul-molekul menyerap cahaya kembali menurun. Dari
hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa larutan standar tersebut menyerap
cahaya secara maksimal pada panjang gelombang 520 nm.
Sebelumnya dilakukan matching kuvet menggunakan larutan CoCl2 untuk menentukan
kuvet yang identik sehingga pengukuran diharapkan akan lebih akurat. Sedangkan dalam
pengukuran larutan standar dan sampel digunakan blanko berupa campuran larutan
hidroksilamin-HCl, larutan natrium asetat, orto-fenantrolin dan aquadest.
Pada preparasi sampel, hidroksilamin klorida yang ditambahkan ke dalam larutan
berfungsi agar ion besi tetap stabil berada pada keadaan bilangan oksidasi 2+. Sehingga
kompleks yang terbentuk bersifat sangat stabil dan dapat diukur absorbansi menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.
Natrium asetat merupakan suatu garam yang bersifat basa yang merupakan
buffer atau penyangga. Keberadaan natrium asetat dalam larutan menyebabkan larutan
tidak berubah pH-nya secara signifikan jika larutan tersebut ditambah larutan lain yang
bersifat asam atau basa. Dengan kata lain natrium asetat berfungsi untuk menjaga larutan
berada pada pH optimal untuk pembentukan kompleks besi fenantrolin, yaitu pada kisaran
pH 6-8. pH harus tetap dijaga dalam kondisi optimal karena dikhawatirkan jika pH terlalu
besar, akan terjadi endapan-endapan misalnya Fe(OH)2.
Orto-phenantrolin dalam percobaan ini berfungsi sebagai pembentuk senyawa
kompleks sehingga dalam bentuk senyawa kompleks, ion besi dapat memberikan warna
yang dapat dianalisis dengan metode spektrofotometri dengan memperhitungkan besar
absorbansinya. Adapun dalam keadaan dasar, larutan besi tidak berwarna.
Orto-phenantrolin mempunyai struktur sehingga ketika berikatan dengan ion besi (Fe2+),
orto-phenantrolin akan membentuk suatu senyawa kompleks Fe(phen)32+ yang mempunyai
struktur:
Dalam penentuan kadar Fe dalam sampel menggunakan spektrofotometri visibel ini
sebelumnya dibuat deret larutan standar terlebih dulu. Tujuannya adalah untuk membuat kurva
kalibrasi yang akan digunakan untuk menghitung kadar besi dalam sampel air.
Pada penentuan kadar besi dalam sampel, digunakan persamaan garis dari kurva kalibrasi
standar y = 0,2416x + 0,0008 dengan R2 = 0.999 dan bsorbansi sampel sebesar 0,486. Sehingga
konsentrasi Fe(II) dalam sampel diperoleh sebesar 0.2478 ppm.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
907/MENKES/SK/VII/2002, kadar besi yang diperbolehkandi dalam air sehingga air dikatakan
sebagai air bersih adalah 0,3 miligram per liter atau 0,3 ppm. Maka air ledeng hasil analisis
tersebut mempunyai kadar besi yang besarnya dibawah ambang batas, sehingga air sumur
tersebut layak untuk dikonsumsi.