174982614-ANGIN.pdf
-
Upload
muhammad-choirul-amri -
Category
Documents
-
view
164 -
download
3
description
Transcript of 174982614-ANGIN.pdf
ANGIN
(Oleh : Muh. Yusuf)
Angin adalah gerakan horizontal udara terhadap permukaan
bumi. Diasumsikan bahwa seluruh gerakan udara secara vertikal kecepatannya dapat diabaikan, karena relatif rendah (< 1 ms -1) akibat diredam oleh grafitasi bumi.
Kecepatan pergerakan aliran udara secara horizontal jauh lebih besar daripada pergerakan aliran udara ke atas (vertikal). Pergerakan udara secara horizontal akan mempengaruhi proses-proses cuaca, sedangkan pergerakan aliran udara ke atas akan mempengaruhi proses pembentukan awan dan hujan.
Gaya Primer yang menyebabkan terjadinya aliran udara secara horizonatal adalah “gaya gradien tekanan”, yaitu gaya yang timbul karena adanya perbedaan tekanan, yang disebabkan oleh perbedaan suhu.
Siklus Terjadinya Angin :
. Perbedaan suhu udara → perbedaan tekanan → gaya gradien tekanan →
memicu terjadinya Angin.
. Perbedaan suhu yang besar → gradien tekanan tinggi → kecepatan angin
menjadi besar atau meningkat.
Contoh: Daerah Kutub, perbedaan suhu sangat besar, sehingga
kecepatan angin bisa mencapai 300 – 500 km/jam.
. Udara di daerah yang bersuhu tinggi akan mengembang dan bergerak
ke atas, sehingga tekanannya menjadi lebih rendah daripada sekitarnya.
. Udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, dan
semakin tinggi perbedaan tekanan akan semakin cepat udara bergerak.
. Gaya gradien tekanan per satuan massa udara dapat dirumuskan sbb :
Gaya tekanan per satuan massa :
Fp = - 1/ρ. (dρ/dz)
dimana:
dp = perbedaan tekanan (Pa atau mb) pada jarak dz (m atau km).
ρ = kecepatan udara (1,2 kg m-3).
Tanda negatif (-) adalah arah gaya dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah.
. Gaya-gaya sekunder yang mempengaruhi Angin :
Gaya-gaya sekunder adalah gaya-gaya yang bereaksi pada udara hanya
setelah udara mulai bergerak.
. Ada 3 gaya sekunder penting yang menyebabkan terjadinya jalur atau
lintasan pada arah udara yang berbeda-beda, yaitu :
1. Gaya Coriolis
2. Gaya Sentrifugal
3. Gaya Gesekan
1. Gaya Coriolis :
. Gaya ini timbul karena rotasi bumi, kadang disebut sebagai Gaya Semu.
Di BBU (Belahan Bumi Utara), gaya ini berpengaruh membelokkan udara
yang bergerak ke kanan dari arahnya, sedangkan di BBS dibelokkan ke
kiri.
Formulasinya :
Fc = - 2 Ω v Sin Ø = - f.v
Ω = kecepatan sudut bumi (2 π per 24 jam)
v = kecepatan angin (ms-1)
Ø = letak lintang
f = parameter Coriolis yang besarnya f = 2 Ω sin Ø
2. Gaya Sentrifugal :
. Gaya sentrifugal merupakan perwujudan dari Hukum Gerak Newton
ke tiga (aksi-reaksi).
. Gaya sentrifugal berlawanan arah dengan gaya sentripental
(kekuatan ke dua gaya tersebut sama besar).
. Gaya sentrifugal merupakan salah satu penyebab terjadinya
sirkulasi udara yang berbeda pada daerah bertekanan rendah dan
tinggi.
3. Gaya Gesekan :
. Setiap benda yang bergerak akan dipengaruhi oleh gesekan, yang
ditimbulkan oleh interaksi benda yang bergerak di atas permukaan
yang tidak merata. Bila ketinggian tempat meningkat, maka
pengaruh gesekan akan berkurang sampai mencapai nol pada
ketinggian sekitar 600 m dpl.
. Gesekan memperlambat gerakan udara, karena gaya gesekan ini
bekerja dengan arah yang berlawanan dengan arah gerak udara.
. Berkurangnya kecepatan angin karena adanya gaya gesekan,
menyebabkan gaya coriolis menjadi berkurang, sehingga udara
membelok dari jalur aslinya(10 % - 45 %).
SISTEM ANGIN DUNIA
Sistem Angin Skala Makro terjadi disebabkan oleh :
- Pola umum angin dunia
- Aliran angin di sekitar sistem tekanan yang berpindah
- Angin-angin yang ditimbulkan oleh kondisi lokal
* Sistem Angin Skala Meso, hanya terjadi pada skala lokal dan dimensinya
kecil (daerah kecil).
* Angin skala meso hanya bertahan beberapa hari dalam suatu waktu tertentu,
yang terjadi umumnya sepanjang tahun.
* Angin skala meso bersifat lokal (angin lokal) seperti angin laut, angin darat,
angin lembah, angin gunung.
POLA ANGIN UMUM (Model George Hadley) Dasar : Pemanasan yang tidak sama dalam skala besar antara kutub dan
equator.
Di BBU :
* Udara dekat permukaan akan mengalir menuju ke equator, sementara
pola angin atas akan bergerak dari equator ke kutub.
* Udara hangat dari daerah equator yang bertekanan rendah naik dan
mengalir ke arah kutub, dan udara kutub yang berat akan turun dan
mengalir di permukaan menuju ke equator.
H
L
H
Udara hangat
Kutub utara
Udara dingin
Angin lapisan atas
Angin lapisan bawah
equator
Kutub Selatan
Model Sirkulasi
Satu Sel Hadley
BBU :
- Aliran angin di bagian atas atmosfer (antara equator dan 30º LU) di belokkan
ke kanan oleh gaya Coriolis, yang menyebabkan udara bertumpuk ke bagian
atas dan bergerak dari arah Barat ke arah Timur (angin barat), di sini udara
tersebut menjadi Angin.
- Angin di bagian atas atmosfer yang bergerak ke arah Timur tersebut, disebut
Jet Stream (kecepatan mencapai 300 km/jam).
- Penumpukan udara ke atas menyebabkan udara yang lebih dingin turun dan
berakumulasi di permukaan, kemudian mengalir baik menuju equator maupun
kutub.
Angin Aliran Jet (Jet Stream)
* Sepanjang front kutub, perbedaan suhu sangat besar, sehingga gradien
tekanan yang tinggi akan timbul. Semakin besar gradien tekanan, maka
kecepatan angin akan meningkat. Di atas wilayah ini, timbul Jet Front Kutub,
yaitu suatu lingkaran (core) golak udara dengan kecepatan angin 250 – 500
km/jam.
* Angin Jet Stream mempunyai fungsi yang penting dalam proses pemindahan
energi dari daerah equator ke daerah lintang tinggi. Energi dipindahkan
melalui suatu Entrance (udara panas naik dan masuk ke dalam aliran Jet
Stream) dan Exit (udara panas keluar dan turun di daerah lintang tinggi).
Akibatnya, di daerah lintang tinggi akan menerima energi secara terus -
menerus dari daerah equator, sehingga tidak terjadi pendinginan yang
ekstrim.
ANGIN MUSON (Angin Monsun atau Monsoon)
Penyebab Angin Muson : Efek pemanasan yang berbeda antara Benua (daratan) dan
Lautan di sekitarnya yg berubah secara Musiman.
Musim Panas : Benua (daratan) memiliki suhu yang lebih tinggi daripada lautan,
Oleh karena itu udara di atas benua suhunya lebih tinggi daripada
udara di atas lautan di sekitarnya.
Makin tinggi suhu udara, makin kecil massa jenisnya dan makin
rendah tekanan udara permukaan pada tempat ybs, oleh karena itu
pada musim panas suhu benua lebih tinggi daripada suhu
lautan, sehingga benua mrpk Pusat Tekanan Rendah dan angin
atau sirkulasi udara berlangsung dari Lautan ke Benua (daratan).
Musim Dingin : Pada musim dingin, suhu benua lebih rendah daripada suhu lautan di
sekitarnya, sehingga benua merupakan Pusat Tekanan Tinggi dan
angin berlangsung dari Benua ke Lautan.
Jadi, Angin atau sirkulasi udara yang berbalik arah secara musiman (musim panas dan dingin) yang disebabkan oleh perbedaan sifat termal antara benua dan lautan dinamakan Angin Muson.
Daerah Muson :
- Daerah tempat arah angin yg berkuasa berbalik arah ≥ 120 ° antara bulan Januari dan Juli.
- Bulan Januari : maksimum musim dingin di BBU atau maksimum musim panas di BBS.
- Bulan Juli : maksimum musim panas di BBU atau maksimum musim dingin di BBS.
- Daerah Muson memiliki kecepatan angin di atas 3 m/d.
Berbagai Daerah Muson yg dikenal adalah : Muson Afrika Barat,
Afrika Timur, Asia Selatan, Asia Timur dan Tenggara dan Muson
Australia Utara.
Diantara ke lima Muson tersebut, Muson Asia Timur dan Tenggara
adalah Muson yg berkembang paling baik. Hal ini disebabkan oleh
besarnya Benua Asia dan efek Daratan Tinggi Tibet terhadap aliran
udara. Daratan Tinggi Tibet yang membujur dalam arah Barat ke
Timur merupakan penghalang/pemisah antara massa udara Kutub
dan massa udara Tropis.
ANGIN LOKAL :
- Merupakan angin yg timbul akibat kondisi lokal yg biasanya
disebabkan oleh perbedaan suhu dan topografi.
- Angin lokal termasuk Sirkulasi Tersier, yaitu sirkulasi dengan
skala ruang dan waktu lebih kecil dari skala sekunder.
Sirkulasi yg mempunyai skala ruang lokal dan disebabkan oleh
kondisi lokal menyebabkan Angin Lokal.
Angin Lokal, terbagi dalam 2 golongan :
1. Angin Darat dan Angin Laut
2. Angin Gunung dan Angin Lembah
Angin Darat :
- Penyebab utama terjadinya angin darat dan angin laut adalah
perbedaan suhu antara permukaan daratan dan lautan.
- Pada malam hari daratan mendingin lebih cepat daripada lautan,
sehingga udara di atasnya menjadi lebih dingin (suhu rendah) dan
terciptalah sel tekanan tinggi di atas daratan.Udara yg lebih dingin
ini bergerak dari daratan menuju ke permukaan laut, dan disebut
Angin Darat.
- Angin darat tidak sekuat angin laut, karena perbedaan suhu ke dua-
nya lebih besar pada siang hari.
Angin Laut :
- Pada siang hari daratan memanas lebih cepat, udara akan
mengembang dan bergerak ke atas sehingga akan menimbulkan
sistem tekanan yang lebih rendah daripada lautan. Akibat dari
perbedaan tekanan ini akan menimbulkan gradien tekanan secara
horizontal (antara daratan dan lautan). Gradien tekanan yang timbul
ini akan menyebabkan sirkulasi kecil dan udara bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah (dari laut ke darat). Angin yang
terjadi ini disebut Angin Laut.
- Angin laut intensitasnya tinggi pada siang hari dan selama musim
panas. Angin laut sangat kuat dan bisa masuk ke darat sampai
sejauh 50 km.
ANGIN LEMBAH DAN ANGIN GUNUNG
- Angin lembah dan angin gunung terjadi karena keadaan topografi
tempat. Ke dua angin ini merupakan hasil dari perbedaan suhu
antara lembah dan puncak gunung.
Angin Lembah :
- Pada siang hari, puncak gunung menerima energi radiasi sinar matahari lebih banyak daripada lembah yang terlindung di bawah nya. Udara di atas permukaannya mengembang dan naik ke atas. Hal ini menimbulkan gradien tekanan antara udara lembah yang lebih dingin dan bertekanan tinggi dengan udara di puncak gunung yang hangat dan bertekanan rendah. Karena terjadinya gradien tekanan, maka udara di lembah naik ke puncak gunung, dan udara dari sisi gunung yang relatif terbuka masuk ke lembah untuk menggantikan udara yang naik ke atas tadi. Angin ini disebut Angin Lembah.
Angin Gunung :
- Pada malam hari proses pemanasan berhenti dan udara di dekat
puncak gunung mengalami pendinginan lebih cepat karena lebih
banyak energi yang hilang melalui pancaran radiasi gelombang
panjang. Udara yang dingin ini turun ke dasar lembah, kemudian
menumpuk dan selanjutnya mendorong udara di lembah keluar
ke sisi gunung ini disebut Angin Gunung.
(a) Siang (b) Malam
Gambar : Angin Lembah dan Angin Gunung
Angin Chinook
Angin Chinook biasanya terjadi di Pegunungan Rocky. Terjadi karena
adanya sistem tekanan rendah yang kuat sepanjang dinding sebelah Timur
Pegunungan Rocky. Hal ini menyebabkan udara dipaksa naik melewati
puncak gunung dari arah Timur ke Barat.
Pada waktu udara naik di sebelah Timur (wind ward), akan melepaskan
uap air yang dikandungnya (baik dalam bentuk awan atau hujan di bagian ini),
sehingga udara yang telah melewati puncak gunung akan menjadi kering.
Pada waktu udara kering ini turun di sebelah Barat (lee ward) adara
mengalami pemanasan secara adiabatik dan suhu akhirnya lebih tinggi
daripada saat mulai bergerak. Udara kering yang hangat ini disebut Angin
Chinook (Bahasa Indian), yang artinya Pemakan Salju.
Chinook muncul beberapa saat setelah turun salju yang lebat, angin ini akan
menyebabkan salju yang turun hilang kembali karena proses sublimasi.
Akibatnya, permukaan tanah yang tadinya ditutupi salju kembali kosong dan
kering.
Di Pegunungan Alpen, angin Chinook ini umumnya disebut angin Foehn
atau Fohn dan di lembah sungai Santa Ana, California, dan disebut Santa Ana
atau Angin Setan. Angin ini berhembus ke bawah & diistilahkan sebagai
Angin Gravitasi atau Angin Katabalik.
Angin Fohn di Indonesia
Angin Fohn banyak terdapat di Indonesia, disebabkan oleh karena
pertama, banyak terdapat pegunungan dengan gunung dan puncak -
puncaknya yang tinggi.
Ke dua, terdapat sirkulasi sekunder, dalam hal ini Monsun yang cukup kuat
sebagai pendorong mekanik bagi udara untuk menaiki lereng, sehingga
melewati punggung atau puncak deretan pegunungan. Diantaranya adalah
Angin Bohorok (di Sumatera Utara), Kumbang (di Jawa Tengah), Gending
(di Jawa Timur), Brubu (di Sulawesi Selatan), dan Wambraw (di Irian Jaya).
Angin Bahorok
Angin Bahorok adalah angin Fohn yang bertiup di daerah daratan
rendah Deli Utara, yaitu bagian hilir dari Sungai Karanggading dan
Sungaituan serta kota Binjai, Tanjungmerawa, dan Tanjungselamat
(Sumut), karena angin ini datangnya dari arah kota Bahorok. Adapun
deretan Pegunungan yang diperlukan pada pembentukannya yang
berfungsi sebagai Penghalang topografi adalah Bukit Barisan di Sumatera
Utara bagian Utara, sedangkan angin sekundernya memberikan dorongan
mekanik kepada udara untuk menaiki dan melewati puncak/punggung
pegunungan tsb adalah angin Monsun Barat Laut.
Angin Kumbang
Pada angin Kumbang ini, angin Monsun Timur yang bertiup dari arah
Timur atau Tenggara berlaku sebagai pendorong udara menaiki dan melewati
pegunungan yang membentang dalam arah Timur – Barat di Jawa Tengah
bagian Barat. Adapun puncak atau gunung yang terdapat pada pegunungan ini
antara lain adalah gunung Rogojembangan, gunung Joho, gunung Sinembut,
gunung Slamet, dan gunung Kumbang.
Angin Fohn yang menuruni lereng bagian bawah angin gunung ini bertiup
ke arah Barat Laut yang bertiup ke arah Cirebon, karena datangnya dari arah
Gunung Kumbang, dinamakan Angin Kumbang. Angin Fohn berhembus pula
ke arah kota Brebes dan Tegal.
Angin Gending
Angin Monsun yang datangnya dari arah Tenggara berfungsi sebagai
pendorong udara menaiki dan melewati deretan pegunungan berikut :
Pertama, Pegunungan Iyang, di sebelah Tenggara Probolinggo dengan
puncaknya gunung Argopuro dan lamongan. Kedua, pegunungan Tengger di
sebelah Selatan Pasuruan (Jatim) dengan puncaknya gunung Bromo. Setelah
menaiki pegunungan ini dan melewati puncak puncak-puncaknya, terbentuk-
lah angin Fohn yang menuruni lereng di bagian bawah angin. Angin Fohn
yang menuju Probolinggo dinamakan Angin Gending, krn datangnya dari arah
Gending.
Di Dalam Atmosfer hasilnya berupa GERAK dan PROSES (skala: kecil
sampai besar; waktunya singkat sampai lama; jumlahnya tak terhingga
dan berupa spektrum yang kontinyu).
Energi Radiasi Matahari
SIRKULASI ATMOSFER
- Bumi / Tanah Permukaan (bagian terbesar) - Ke dalam perairan - Dikembalikan lagi ke atmosfer
masuk
Secara sederhana dalam skala ruang dan waktu, GERAK DAN
PROSES dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
Skala Ukuran Panjang Ukuran Waktu
Makro : - Global
- Sinoptik
Global
10.000 – 1.000 km
Benua
1.000 – 100 km
Tahun-Bulan-Minggu
Minggu - hari
Meso Lokal
100 – 0,1 km
Hari- Jam – Menit
Mikro Kecil
100 – 1 cm
Menit – Detik - Detik
Gerak (sirkulasi) Atmosfer dapat dikelompokkan berdasarkan pembagian skala
seperti tabel di atas, yaitu menjadi 3 golongan :
1. Sirkulasi Primer; 2. Sirkulasi Sekunder; 3. Sirkulasi Tersier.
- Sirkulasi Primer (sirkulasi umum) :
Sirkulasi umum atmosfer, yaitu pola skala besar atau global dari
angin dan tekanan yang tetap sepanjang tahun atau berulang
secara musiman. Pada pola sirkulasi global ini, bergabung sistem
sirkulasi sekunder dan tersier.
- Sirkulasi Sekunder :
Usianya lebih singkat dan skala ruangnya lebih sempit dibandingkan
dengan sirkulasi primer.
Contoh : - berbagai gangguan cuaca tropis
- depresi atau siklon dan anti siklon di lintang tengah
- Sirkulasi Tersier :
- Sifatnya sangat lokal, disebabkan terutama oleh berbagai faktor lokal.
- Usia dan cakupannya lebih kecil dibandingkan dg sirkulasi sekunder.
- Sistem sirkulasi tersier terutama terdiri atas angin lokal seperti angin laut,
angin darat, dll.
Penyebab Sirkulasi Umum adalah :
- Ketidakseimbangan radiasi, kelengasan dan momentum bersih
antara lintang rendah dan lintang tinggi di satu pihak, dan antara
permukaan bumi dan atmosfer di lain pihak.
UNSUR UTAMA SIRKULASI UMUM ATMOSFER :
Berbagai pola tekanan dan sistem angin global dekat permukaan bumi.
- Efek Coriolis diperhitungkan, sehingga berbagai angin (lihat gambar)
mengalami pembelokan ke kanan di BBU, dan ke kiri di BBS.
- Pita tekanan rendah terdapat di sekitar Katulistiwa dan di sekitar lintang
60°U dan lintang 60°S.
- Pita tekanan tinggi berada di sekitar lintang 30°U, lintang 30°S dan
daerah kutub utara dan kutub selatan.
- Pita tekanan rendah di sekitar katulistiwa dihasilkan oleh Proses Termal,
yaitu pemanasan matahari. Sedangkan pita tekanan rendah di sekitar
lintang 60°U dan 60°S merupakan hasil dari Proses Mekanis, yaitu
disebabkan oleh rotasi bumi.
- Karena daerah kutub sangat dingin, maka di daerah ini efek termal lebih
besar daripada efek mekanisnya, sehingga di daerah kutub merupakan
daerah bertekanan tinggi.
Dengan Pola distribusi daerah tekanan, maka timbul 6 sistem angin
di seluruh bumi, yaitu :
- 3 sistem angin di BBU (angin pasat timur laut, angin baratan, dan
angin timuran kutub);
- 3 sistem angin di BBS (angin pasat tenggara, angin baratan, dan
angin timuran kutub).
Adapun Pola Distribusi Daerah Tekanan dan Sistem Angin Global,
ditunjukkan oleh Model 3 Sel (Gambar berikut) :
pita tekanan rendah
pita tekanan tinggi (Jet Stream)
pita tekanan rendah
pita tekanan tinggi (Jet Stream)
pita tekanan rendah
tekanan tinggi
tekanan tinggi
Kutub Utara (BBU)
Kutub Selatan (BBS)
0
30
60
30
60
Angin Pasat Tenggara
angin baratan
angin timuran kutub
Angin Pasat Timur Laut
angin baratan
angin timuran kutub
Arus Udara yg rapat & dingin (turun)
Sel Hadley
awan
awan
pembelokan oleh gaya Coriolis
pembelokan oleh gaya Coriolis
Sel Tropis yg berada
di msg2 belahan bumi
Sel Termal tdk langsung (30-60)
Gambar : Pola Distribusi Daerah Tekanan & Sistem Angin Global (Dunia) Model 3 Sel.