173617666-BAB-II
-
Upload
suwandirahman -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of 173617666-BAB-II
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
1/10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Hipertermi Maligna
Hipertermi maligna, suatu kekacauan metabolisme menakutkan dan tidak
menentu, merupakan sindrom klinis yang merupakan bentuk klasik yang terjadi
selama anestesi menggunakan agen volatile poten seperti halotan dan muscle
relaxan depolarizing, succinylcholine dapat menghasilkan temperatur meningkat
pesat (sebanyak 1C/ menit! dan dapat menyebabkan asidosis ekstrim,
merupakan e"ek dari hilangnya kontrol kalsium intraselulerdan kompensasi akut, peningkatan yang tidak terkendali dalam metabolisme otot
rangka dapat mengakibatkan rhabdomyolysis parah# Hal ini juga dapat muncul
pada periode pasca operasi yaitu lebih dari satu jam setelah anestesi dan bahkan
tanpa paparan agen memicu diketahui
2.2. Epidemilgi Hipertermi Maligna
$eskipun kebanyakan kasus dilaporkan pada pasien anak, namun segala
usia dapat terkena# %nsiden keseluruhan dari hipertermi maligna selama anestesi
umum, telah dilaporkan sebesar 1&'# untuk de)asa dan 1&1# pada anak*
anak# +urvey anis mengindikasikan bah)a insiden hipertermi maligna yang
nyata adalah sebesar 1&-# dari total anestesi, 1&.# pada anestesi dengan
agen inhalasi saja, 1 pada anestesi dengan agen inhalasi dan suknilkolin#
0)alnya, tingkat kematiannya adalah 2, namun diagnosis dini dan penggunaan
dantrolene telah mengurangi hingga kurang dari 2#
2.!. Patfisilgi Hipertermi Maligna
Hipertermi maligna adalah miopati, biasanya subklinis, yang merupakan
bentuk akibat kegagalalan akut dari kontrol kalsium intraseluler ion (Ca- 3!#
4
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
2/10
5ontraksi otot normalnya dimulai pada neuromuskuler junction (yaitu,
motor end*plate!# 0setilkolin dilepaskan dari terminal motor neuron dan berdi"usi
ke membran postsynaptic, yang terikat pada reseptor kolinergik nikotinik
sehingga memicu gelombang depolarisasi dan disebut sebagai rangsang potensial
postsynaptic yang mencetuskan potensial aksi yang merambat ke tubulus
transversal (6 6ubulus!# 6 tubulus bertindak sebagai saluran untuk memba)a
potensial aksi ke dalam mio"ibril, dimana sinyal rangsang mereka ditransduksi ke
permukaan dari retikulum sarkoplasma (+7! dalam sel otot untuk memulai potensi
rilis Ca- 3 yang disimpan dalam +7 terminal cisternae# alam otot rangka,
pelepasan +7 Ca- 3 adalah merupakan langkah penting untuk kontraksi# +eluruh
proses, dari 6*tubulus depolarisasi hingga pelepasan +7 Ca-3, disebut eksitasi*
kontraksi (8C! coupling# 9ada hipertermi maligna, kontraksi otot terjadi tanpa
penyebaran gelombang depolarisasi dan bersi"at lama dan mungkin irreversibel#
:tot rangka merupakan jaringan pada manusia yang mana dalam kondisi
abnormal berhubungan dengan kejadian hipertermi maligna# +ecara "ungsional,
otot yang terkena dipicu oleh berbagai rangsangan bila dibandingkan otot yang
normal# +elama episode hipertemi maligna, konsumsi oksigen (;:-! dan
metabolisme glikolisis meningkat tajam# 9erubahan ini akan meningkatkan laktat
dan akan merubah keseimbangan asam basa# 9erubahan a)al terlihat pada darah
vena, dimana terjadi penurunan pH dan tekanan parsial oksigen vena dan
peningkatan tekanan parsial C:-, laktat, potasium dan suhu# 9eningkatan laktat
yang terjadi sebelum penurunan tekanan parsial :-menunjukkan adanya hipoksia
jaringan#
9erubahan metabolisme terjadi lebih a)al sebelum terjadinya perubahanheart rate, temperatur atau katekolamin dalam sirkulasi# 9eningkatan C:-
ekspirasi, merupakan parameter paling sensiti" sebagai tanda a)al pada anestesi
umum# 6anda*tanda lain dari peningkatan produksi C:-antara lain peningkatan
tekanan parsial mixed venous C:-dan hiperventilasi pada na"as spontan#
9roduksi panas selama periode akut hipertensi maligna diperoleh dari
metabolisme aerob, glikolisis, netralisasi ion H3 dan energi dalam proses
transportasi ion, kontraksi dan relaksasi# 9ada "ase a)al, produksi panas
'
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
3/10
disebabkan oleh peningkatan metabolisme aerob dan pembentukan laktat
memproduksi panas pada "ase selanjutnya#
2.". #a$tr Pen%et&s Maligna Hipertermi
8pisode akut Hipertermi $aligna tergantung pada tiga variabel&
kecenderungan (mungkin jarang diperoleh! genetik, ketiadaan "aktor penghambat,
dan adanya anestesi yang potensial atau pemicu nonanesthetic#
2.".1. 'eneti$
$utasi di 7itrous oxide telah dilaporkan sebagai salah
atu pemicu lemah hipertermi maligna# +edangkan muscle relaxan nondepolarisasi
memblokir e"ek dari succinylcholine dalam memicu hipertermi maligna dan juga
mereka melemahkan e"ek anestesi inhalasi#
8pisode hipertermi maligna, telah dilaporkan pada umur yang ekstrim dan
selama regional anestesi# ilaporkan terjadinya rigiditas otot pada bayi dalam
uterus sesaat sebelum lahir# ?etus kemungkinan mempunyai "aktor keturunan dan
dicetuskan oleh agen anestesi yang diberikan pada ibunya# @uga dilaporkan
kejadian hipertermi maligna selama anestesi epidural dengan lidocain dan anestesi
spinal dengan tetracain# +ecara teori, ditunjukkan bah)a pelepasan kalsium dari
retikulum sarkoplasma dapat terjadi oleh golongan amide pada laboratorium
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
4/10
binatang, bagaimanapun, penelitian ini menggunakan anestesi lokal dengan
konsentrasi yang jauh lebih besar dibanding pemakaian klinik#
%n"us propo"ol berkepanjangan dalam pera)atan intensi" pediatrikberhubungan dengan komplikasi yang menimbulkan reaksiseperti hipertermi
maligna# 9ropo"ol bukan merupakan pemicu hipertermi maligna#
Dr&gs Kn+n t Trigger Malignant H,pert*ermia.
Halgenated general anest*eti%s
8ther
Cyclopropane
Halothane
$ethoxy"lurane
8n"lurane
%so"lurane
es"lurane
+evo"lurane
Nndeplari-ing m&s%le relaants
+uccinylcholine
2./. Diagnsis Hipertermi Maligna
Hipertermi maligna adalah gangguan akibat peningkatan metabolisme, dan
tanda*tanda a)al mungkin masih sulit dinilai# %ni harus dibedakan dari gangguan
lain dengan tanda*tanda yang sama# emam pasca operasi sendiri jarang
merupakan hipertermi maligna#
Aila diagnosis sudah jelas, adanya tanda hypermetabolism dan
peningkatan produksi panas, dan mungkin ada sedikit )aktu yang tersisa untuk
terapi spesi"ik dengan tujuan mencegah kematian atau menghilangkan gejala sisa
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
5/10
yang irreversibel# @ika end*tidal karbon dioksida meningkat dan ventilasi
meningkat untuk memelihara nilai normal end*tidal , diagnosis hipertermi maligna
mungkin tertunda#
6idak ada gejala dan tanda yang khusus dari onset hipertermi maligna#
Bmumnya gejala yang muncul akibat dari hipermetabolisme, antara lain takikardi,
hipertensi, peningkatan produksi C:- yang dimani"estasikan pada peningkatan
end*tidal C:-dan takipneu#
9eningkatan end*tidal C:- biasanya mencapai -*4 kali normal, sebagai
respon dari peningkatan menit ventilasi yang tinggi, dan merupakan kecurigaan
yang kuat akan terjadinya hipertermi maligna# 9eningkatan end*tidal C:- dapat
terjadi tiba*tia atau berkembang secara bertahap dalam 1*- jam# 9ada beberapa
pasien, interval antara paparan agen pemicu dan terjadinya gejala bervariasi#
0lasan ini belum diketahui# Hipertermi maligna post operasi juga dapat terjadi
tetapi jarang#
Hipertermi biasanya terjadi, tetapi bukan merupakan tanda a)al dari
hipertermi maligna# 9eningkatan suhu tubuh terjadi dengan cepat (1oC/ menit!#
$eskipun menggunakan obat pelumpuh otot, kekakuan otot dapat terjadi, dan
merupakan indikator khusus untuk hipertermia maligna bila disertai gejala dan
tanda lainnya# 5ekakuan otot ini merupakan pathognomonic untuk sindroma ini#
+kin mottling dan )arna urin kecoklatan dapat terlihat bila telah terjadi
myoglobinuria#
6anda dan gejala hipertermi maligna
6akikardi
6akipnea
Hipertensi/hipotensi
Hipertermi
$enit ventilasi meningkat
5ekakuan otot
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
6/10
+kin mottling
Brin )arna kecoklatan
6anda*tanda %C
2.0. Penatala$sanaan Hipertermi Maligna
9enghentian pemicunya mungkin pera)atan yang memadai untuk
hipertermi maligna akut jika onset lambat atau jika paparan itu singkat#
antrolene, terapi andalan, dikemas dalam -*mg botol dengan natrium
hidroksida untuk pH = sampai 1 dan manitol# antrolene harus dilarutkan dalamair steril dan bukan solusiio karena molekul ekstra menyebabkan e"ek salting*out
dan kesulitan yang lebih besar dalam melarutkan# %ni dapat dipanaskan untuk
mempercepat kelarutan# 9ada orang de)asa yang besar, sebanyak 1 botol
mungkin diperlukan# 8"ek antrolene terhadap jantung yang sangat kompleks
termasuk interaksinya dengan antagonis kalsium# antrolene memiliki )aktu
paruh minimal 1 jam pada anak*anak dan orang de)asa# %tu tidak melumpuhkan
e"ek puncak termasuk kelemahan otot moderat dengan kekuatan yang memadai
untuk berna"as dalam dan batuk# 5elemahan dititikberatkan pada pasien dengan
miopati# +elain kolestasis jangka panjang (D 4 minggu! terapi, dantrolene tidak
memiliki e"ek samping yang serius#
6erapi untuk hipertermi maligna akut dapat diringkas sebagai berikut&
a# Eangkah a)al
* 9anggil bantuan
* Hentikan prosedur operasi segera
* Hentikan pemakaian anestesi segera
* Hiperventilasi dengan oksigen 12, lebih dari 1 E/menit untuk
mengurangi kelebihan C:-#
* Bkur suhu tubuh#
* Earutkan - mg dantrolen dengan ml air murni steril tiap vial# +atu
vial dantrolen mengandung 4 g manitol#
.
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
7/10
* Aerikan dantrolen dengan dosis a)al -, mg/kg dengan cepat# Blangi
sampai and*tidal C:-turun# osis ulangan dapat ditingkatkan sampai
1 mg/kg bila perlu#
* 9astikan jalur intravena yang adekuat#
* 9astikan pemasangan arteri line#
* 9astikan pemasangan kateter urin#
* Aila operasi harus dilanjutkan, gunakan teknik/obat anestesi yang
tidak memicu hipertermi maligna# %n"us kontinyu propo"al 1*-
mg/kg/menit dikombinasi dengan opioid#
b# 9endinginan tubuh untuk mencapai suhu tubuh F4.C
* 6emperatur yang lebih rendah pada ruang operasi#
* Hentikan semua alat penghangat#
* 6empatkan pak es disekitar pasien#
* Aerikan larutan salin dingin le)at nasogastric tube#
* %rigasi luka pembedahan dengan larutan salin dingin#
c# 9emeriksaan laboratorium
* +erial blood gas
* 8lektrolit
* ?ungsi koagulasi
* 9emeriksaan darah rutin
* 5reatinin kinase
* $yoglobin
* Eaktat
* Brinalisis
d# 6erapi 5omplikasi* 0sidosis metabolik & berikan natrium bicarbonat 1*- m8G/kg#
* Hiperkalemia & hiperventilasi, calsium chloride 1 mg/kg atau calsium
gluconas 1* mg/kg glukosa/insulin ,1 B insulin reguler /kg dan
1 ml/kg 2 glukosa#
* 0ritmia ventrikuler & biasanya membaik pada terapi asidosis dan
hiperkalemia# apat juga diberikan prokainamid 1, mg/kg tiap
menit sampai dosis total 1 mg/kg, atau dengan lidocain 1 mg/kg#
=
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
8/10
Calsium channel blocker dikontraindikasikan, bersama pemberian
dantrolen, karena dapat menyebabkan hiperkalemia dan Cardiac
arrest.
* 7habdomyolisis & iuresis dengan "urosemid dan bikarbonat untuk
alkalinisasi urin dan mencegah penimbunan myoglobin dalam ginjal#
e# 9enatalaksanaan Eanjutan
* 6eruskan dantrolen %; 1 mg/kg tiap jam selama 4 jam atau lebih
jika gejala masih ada#
* 6eruskan pemeriksaan serial laboratorium tiap jam#
* 6eruskan terapi hipertermi, asidosis, hiperkalemia dan myoglobinuria#
Cek glukosa darah tiap 1*- jam bila diberikan insulin#
* 9astikan urin output D lebih dari - ml/kg/jam#
* :bservasi munculnya kembali gejala dan tanda grisode akut
hipertermi maligna#
* 9enjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang kejadian hipertermi
maligna#
Malignant H,pert*ermia Prt%l.
1# iscontinue volatile anesthetic and succinylcholine# Call for help!
-# Hyperventilate )ith 12 :-at high "lo)s#
4# 0dminister sodium bicarbonate, 1- m8G/kg intravenously#
'# $ix dantrolene sodium )ith sterile distilled )ater and administer -#
mg/kg intravenously as soon as possible.
# %nstitute cooling measures (lavage, cooling blanket, cold intravenous
solutions!#
# 0dminister inotropes and antiarrhythmic agents as necessary#
# 0dminister additional doses o" dantrolene i" needed#
.# Change anesthetic tubing and soda lime#
=# $onitor urinary output, 53, Ca-3, blood gases, end*tidal carbon dioxide
per"orm clotting studies#
1# 6reat severe hyperkalemia )ith dextrose, - g intravenously, and
regular insulin, 1- B intravenously (adult dose!#
11# Consider invasive monitoring o" arterial blood pressure and central
1
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
9/10
venous pressure#
1-# %" necessary, consult on*call physicians at the -'*hour $H0B+ hotline, 1
33MHH4PE5#
2.6. Pasien Dengan 5isi$ Hipertermi Maligna
9enyakit muskuloskeletal Aeberapa dikaitkan dengan kejadian yang relati"
tinggi terhadap hipertermi maligna dapat diringkas sebagai berikut& %ni termasuk
distro"i otot uchenne, penyakit susunan sara" pusat, dan osteogenesis imper"ecta#+indrom 5ing*enborough secara konsisten dikaitkan dengan hipertermi
maligna# +indrom ini terlihat terutama pada anak laki*laki yang menunjukkan
pera)akan pendek, keterbelakangan mental, kriptorkismus, kyphoscoliosis,
de"ormitas pectus, mata sipit, leher berselaput, dan skapula bersayap#
:perasi terkait dengan peningkatan insiden hipertermi maligna termasuk
kasus ortopedi (perbaikan dislokasi sendi!, operasi mata (ptosis dan koreksi
strabismus!, dan kepala leher dan prosedur (perbaikan langit*langit sumbing,
amandel dan adenoidectomy, operasi gigi!# 5eadaan lain yang mungkin rentan
termasuk ri)ayat keluarga, komplikasi anestesi, intoleransi terhadap makanan
yang mengandung ka"ein, atau ri)ayat demam atau kram otot yang tidak
diketahui penyebabnya#
2.. Diagnsis Banding Maligna Hipertermi
+ejumlah gangguan lain mungkin mirip hipertermi maligna#
Differential Diagnsis f H,pert*ermia in t*e Intraperati7e and Immediate
Pstperati7e Perids.
$alignant hyperthermia
>euroleptic malignant syndrome
6hyroid storm
11
-
8/10/2019 173617666-BAB-II
10/10
9heochromocytoma
rug*induced hyperthermia
+erotonin syndrome
%atrogenic hyperthermia
Arain stem/hypothalamic injury
+epsis
6rans"usion reaction
1-