16_Pdt.G_2013_PN.TJP
-
Upload
deadurrotunnisa -
Category
Documents
-
view
223 -
download
3
description
Transcript of 16_Pdt.G_2013_PN.TJP
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A NNomor : 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Tanjung Pati yang memeriksa dan memutus perkara
perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara gugatan antara :
1. ZULWAHIR, laki-laki, umur ± 59 tahun, Suku Pitopang Ota,
pekerjaan wiraswasta, alamat Jorong Solok Dalam, Nagari Solok Bio-Bio,
Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota ; dalam hal ini bertindak selaku mamak
kepala kaum dalam kaum Dt. Ajo Bosa suku Pitopang, Nagari Solok Bio-
Bio;
Selanjutnya disebut ………… PENGGUGAT I;
2. DAIRUS laki-laki, umur ± 98 tahun, Suku Pitopang Ota,
pekerjaan petani, alamat Jorong Solok Dalam Nagari Solok Bio-Bio, Kec.
Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota ; dalam hal ini bertindak mamak
kepala waris dalam kaum Dt Ajo Bosa, Suku Pitopang Ota, Nagari Solok
Bio-Bio;
Selanjutnya disebut ………. PENGGUGAT II;
Lawan :
1. MASNIR Pgl SINIR, umur ± 55 tahun, pekerjaan petani, Suku
Pitopang Ota, alamat Jorong Solok Dalam, Nagari Solok Bio-Bio, Kec.
Harau, Kab. Lima Puluh Kota ; dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri;
Selanjutnya disebut …………. … TERGUGAT I;
2. MUSLIM Pgl MUH, umur ± 46 tahun, pekerjaan petani, Suku
Pitopang Ota, alamat Jorong Solok Dalam Nagari Solok Bio-Bio, Kec.
Harau Kab. Lima Puluh Kota ; dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri;
Selanjutnya disebut ……….. …. TERGUGAT II;
1
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
3. ERNIATI Pgl ENI umur ± 50 tahun, pekerjaan rumah tangga, Suku
Pitopang Ota, alamat Jorong Solok Dalam, Kanagarian Solok Bio-Bio, Kec.
Harau, Kab. Lima Puluh Kota ; dalam hal bertindak untuk diri sendiri;
Selanjutnya disebut ……….……TERGUGAT III;
4. YUNIFRIDA Pgl IDA umur ± 44 tahun, pekerjaan rumah tangga, Suku
Pitopang Ota, alamat Jorong Solok Dalam, Kanagarian Solok Bio-Bio, Kec.
Harau, Kab. Lima Puluh Kota ; dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri;
Selanjutnya disebut sebagai …. TERGUGAT IV;
5. ARMAWITA Pgl ARMA umur ± 35 tahun, pekerjaan rumah tangga,
alamat Jl. Imam Bonjol No. 26 Rt. 01/Rw 03, Kelurahan Padang Datar,
Kec. Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh ; dalam hal ini bertindak untuk
diri sendiri;
Selanjutnya disebut ……………..TERGUGAT V;
Selanjutnya disebut …………………………………..……… PARA TERGUGAT ;
Pengadilan Negeri tersebut;
Telah membaca surat-surat perkara;
Telah mendengar kedua belah pihak berperkara di persidangan;
Telah memperhatikan bukti-bukti yang diajukan kedua pihak berperkara di
persidangan dan juga memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di
persidangan;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat didalam surat gugatannya tertanggal 29
AGUSTUS 2013 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjung
Pati tanggal 05 SEPTEMBER 2013 dibawah Register Nomor : 16/PDT.G/2013/
PN.TJP, telah mendalilkan/ mengemukakan sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat secara berkaum memiliki sebidang tanah harta pusaka
tinggi yang telah dikuasai secara turun temurun dan menjadi objek perkara
dalam perkara ini, yaitu berupa sebidang tanah pertanian berupa kolam
dan rawa-rawa seluas ± 18.500 m (1,85 hektar) yang terletak di Ngalau
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Anyia, Jorong Solok Dalam, Nagari Solok Bio-Bio, Kec. Harau, Kab. Lima
Puluh Kota, dengan batas-batas sebagai berikut :
• Utara berbatas dengan tanah Sarina;
• Selatan berbatas dengan tanah Marjohan dan sawah Liar;
• Timur berbatas dengan tebing/Bukit Jambu;
• Barat berbatas dengan tali bandar;
2. Bahwa objek perkara sebelum dikuasai oleh Tergugat I s/d IV dulunya
dikuasai oleh kakek nenek Penggugat dan terakhir dikuasai oleh mamak
Penggugat Ahmad Syarif (kakek Tergugat I s/d IV), yaitu dengan cara
menanam padi dan bertanam tanaman muda di atas tanah perkara tanpa
gangguan dan gugatan dari siapapun sampai berpindahnya penguasaan
“sebahagian kecil” objek perkara kepada Tergugat sekitar tahun 1980
(sebahagian besar lagi tetap Penggugat kuasai namun tidak digarap);
3. Bahwa sekitar tahun 1980 semasa hidupnya, mamak Penggugat Damiri Dt.
Ajo Bosa (Alm), tanpa seijin kaum Penggugat selaku pihak yang berhak,
sebahagian kecil tanah perkara dikelola atau digarap oleh Tergugat I s/d IV
yaitu cucu-cucu dari Ahmad Syarif yaitu membuat kolam ikan di tanah
perkara namun tidak sampai selesai dan dihentikan karena ditegur oleh
Damiri Dt. Ajo Bosa. Kemudian sekitar awal bulan Mei tahun 2013 lalu,
Tergugat I s/d IV kembali mengelola objek perkara tanpa seijin daari kaum
Penggugat sampai sekarang, dan menurut Tergugat I s/d IV mereka
mengelola tanah perkara atas suruhan Tergugat V yang telah membeli
tanah perkara kepada mereka;
4. Bahwa pada awal bulan Mei tahun 2012 lalu Tergugat II dan III yang
dibantu oleh saudaranya Tergugat I dan Tergugat IV, tanpa
sepengetahuan dan tidak seijin daari kaum Penggugat selaku pemilik yang
sah, telah mengurus sertifikat atas tanah perkara melalui Badang
Pertanahan Kab. Lima Puluh Kota di Payakumbuh, namun proses
penerbitan sertifikatnya dihentikan oleh Badan Pertanahan karena ada
keberatan/gugatan dari Penggugat dan ada kelengkapan surat yang tidak
dapat dipenuhi oleh Tergugat;
5. Bahwa kemudian pada tanggal 19 Mei 2012, tanpa seijin dan
sepengetahuan Penggugat atau dilakukan secara tanpa hak dan dengan
melawan hukum, Tergugat I yang dibantu oleh saudaranya Tergugat II s/d
Halaman 3 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
IV telah menjual objek perkara kepada Tergugat V secara di bawah tangan
(tanpa saksi dan tanpa diketahui aparat yang berwenang), padahal tanah
perkara bukanlah hak milik kaum/keluarga Tergugat I s/d IV. Maka
perbuatan Tergugat I s/d IV tersebut dapat dikualifikasikan sebagai
perbuatan melawan hukum. Jadi oleh karena itu sepatutnya surat-surat
Alasa Hak yang digunakan oleh Tergugat I s/d IV untuk pengurusan
sertifikat sebagaimana tersebut pada angka 3 di atas serta perbuatan Jual
Beli tanggal 19 Mei 2012 antara Tergugat I dengan Tergugat V di atas
harus dinyatakan batal demi hukum atau dapat dibatalkan, atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak berkekuatan hukum. Dan selanjutnya
diperintahkan kepada Tergugat I s/d IV, beserta Tergugat V yang
memperoleh hak dari Tergugat I s/d IV untuk mengosongkan tanah objek
perkara seketika setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap dan
selanjutnya menyerahkan objek perkara kepada Penggugat, jika ingkar bila
perlu dengan bantuan aparat Kepolisian dan TNI;
6. Bahwa atas permasalahan antara Penggugat dengan Tergugat di atas
telah pernah diselesaikan oleh ninik mamak persukuan Pitopang namun
gagal mencapai perdamaian, lalu dilanjutkan ke tingkat nagari yaitu pada
Kerapatan Adat Nagari (KAN) Solok Bio-Bio dan KAN Solok Bio-Bio telah
memutus perkara tersebut sebagaimana terurai dalam Putusan
Perdamaian No. 006/KP/KAN/SBB/XI/2012 tanggal 2 Desember 2012 yang
pada pokoknya menyatakan objek perkara adalah harta pusaka tinggi
kaum Penggugat, namun terhadap putusan tersebut, Para Penggugat tidak
mengindahkannya sama sekali dan Para Tergugat tetap menguasai objek
perkara sampai saat ini secara melawan hukum;
7. Bahwa Penggugat tidak melihat itikad baik dari Tergugat I s/d V selama ini,
karena tidak mengindahkan sama sekali teguran dan keberatan-keberatan
dari Penggugat dan Penggugat melihat ada kemungkinan objek perkara
akan dialihkan lagi atau dikonversi oleh Tergugat melalui Badan
Pertanahan dan sekaligus untuk mengantisipasi agar gugatan Penggugat
ini tidak sia-sia nantinya (illusionir), Penggugat mohon kepada Bapak untuk
meletakan sita jaminan (Conservatoir Beslag) atas objek perkara;
8. Bahwa Penggugat telah melakukan berbagai upaya agar permasalahan
antara Penggugat dan Tergugat dapat diselesaikan secara baik-baik,
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
namun tidak pernah ada titik temu antara kedua belah pihak, maka tiada
lagi upaya yang dapat Penggugat lakukan selain mengajukan gugatan
perdata ke pengadilan ini;
9. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan ini berdasarkan bukti-bukti yang
cukup kuat, maka sudah sepatutnya putusan dalam perkara ini cepat
dijalankan lebih dahulu meski ada upaya hukum banding, kasasi maupun
verzet (uijvoerbaar bij voeraad);
Maka berdasarkan alasan dan dalil di atas, Penggugat mohon kepada Bapak
cq Majelis Hakim yang mulia untuk memanggil kami para pihak untuk hadir
dalam persidangan yang waktunya bapak tentukan kemudian, dan selanjutnya
memeriksa dan memutus perkara ini dengan amarnya sebagai berikut :
Primair :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan sah Penggugat I sebagai Mamak Kepala Kaum dan
Penggugat II sebagai Mamak Kepala Waris dalam kaum Dt. Ajo Bosa
Suku Pitopang Ota Nagari Solok Bio-Bio Kec. Harau;
3. Menyatakan objek perkara adalah harta pusaka tinggi kaum Dt. Ajo
Bosa (Penggugat) Suku Pitopang Ota, Nagari Solok Bio-Bio yang telah
Penggugat kuasai secara turun temurun;
4. Menyatakan batal demi hukum surat-surat alas hak yang dibuat oleh
Tergugat II dan Tergugat III atas tanah perkara yaitu tanggal 10 Mei
2012, atau setidak-tidaknya dapat dibatalkan dan atau dinyatakan tidak
berkekuatan hukum;
5. Menyatakan batal demi hukum surat Jual Beli antara Tergugat I dengan
Tergugat V atas tanah perkara tertanggal 19 Mei 2012, atau setidak-
tidaknya dapat dibatalkan dan atau dinyatakan tidak berkekuatan
hukum;
6. Memerintahkan kepada Tergugat I s/d V untuk mengosongkan objek
perkara dan selanjutnya menyerahkan kepada Penggugat, seketika
setelah putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap, jika ingkar
bila perlu dengan bantuan alat Negara (polisi dan TNI);
7. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum sita jaminan atas objek
perkara;
Halaman 5 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
8. Menghukum Para Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul
dalam perkara ini secara tanggung renteng;
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, kedua
belah pihak berperkara masing-masing datang menghadap, Para Penggugat
datang diwakili kuasanya ZUHRIL AMAL, SH, S.Pd dan O, SH, sesuai dengan
Surat Kuasa Khusus tertanggal 22 AGUSTUS 2013 yang didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjung Pati pada tanggal 22 AGUSTUS 2013,
dengan No. : 41/SK/2013/PN.TJP, Para Tergugat I sampai dengan Tergugat IV
hadir diwakili Kuasanya, ISKANDAR, SH dan SYAHRUL, SH sesuai dengan surat
kuasa khusus tertanggal 16 OKTOBER 2013 yang didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Tanjung Pati pada tanggal 16 OKTOBER 2013 dengan No. :
48/SK/2013/PN.TJP dan Tergugat V hadir diwakili Kuasanya ADHEL YUSIRMAN,
SH, sesuai dengan surat kuasa khusus tertanggal 13 NOVEMBER 2013, yang
dibuat dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Tanjung Pati No. 51/SK/2013/
PN.TJP;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berusaha mendamaikan kedua belah
pihak dengan sarana mediasi berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 1
Tahun 2008 selanjutnya dengan Penetapan Nomor : 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
tanggal 06 SEPTEMBER 2013, Majelis telah menunjuk ENDAH SRI ANDRIATI,
SH, MH salah satu mediator yang ada dalam daftar di Pengadilan Negeri Tanjung
Pati sebagai Hakim Mediator dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa setelah dilaksanakan proses mediasi ternyata tidak
tercapai perdamaian, maka Hakim Mediator dengan Surat Laporannya tertanggal
16 OKTOBER 2013 melaporkan bahwa proses mediasi telah gagal;
Menimbang, bahwa oleh karena proses mediasi gagal, maka pemeriksaan
perkara ini dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan dari Kuasa Hukum Para
Penggugat dan atas pertanyaan Hakim Ketua Majelis, Kuasa Hukum Para
Penggugat menyatakan bahwa isi gugatan tersebut ada perbaikan dan
penambahannya pada halaman ke-3 baris ke-2 tertulis angka 3 diganti dengan
angka 4;
Menimbang, bahwa atas gugatan Kuasa Hukum Para Penggugat tersebut,
Kuasa Hukum Tergugat I s/d IV telah memberikan jawabannya disertai Eksepsi
tertanggal 19 AGUSTUS 2013 yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal
sebagai berikut :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
A. DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa Para Penggugat tidak berkwalitas untuk mengajukan gugatan atas
objek perkara yang semula merupakan harta pusaka tinggi Amat Sarif,
karena Para Penggugat sama sekali tidak mempunyai hubungan hukum
apa-apa baik dengan Amat Sarif maupun dengan objek perkara;
2. Gugatan Para Penggugat kabur karena objek perkaranya tidak jelas, sebab
ternyata tanah yang dikuasai Tergugat I s/d IV beda dengan tanah yang
dijadikan objek perkara oleh Para Penggugat, ini terlihat dari batas-batas
objek perkara yang didalilkan Para Penggugat sebelah selatan berbatas
dengan tanah Marjohan dan sawah Liar;
Tanah yang dikuasai Tergugat I s/d IV batasnya pada sebelah selatan
hanya sawah Liar, tidak berbatas dengan tanah Marjohan, jadi Para
Penggugat telah menggugat tanah milik orang lain yang tidak pernah
Tergugat I s/d IV kuasai, sehingga terlihat jelas gugatan Para Penggugat
sangat kabur dan tidak jelas;
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka wajar dan patutlah
kiranya gugatan Para Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijke Verklaard);
B. DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa semua dalil Tergugat I, II, III dan IV dalam eksepsi di atas
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pokok perkara ini
dan mohon dijadikan sebagai bahagian jawaban dalam pokok perkara;
2. Bahwa tidak benar dalil Para Penggugat dalam gugatannya angka 1 yang
menyatakan objek perkara harta pusaka tinggi Penggugat yang telah
dikuasai turun temurun, tapi yang benar adalah objek perkara harta milik
Tergugat I, II, III dan IV yang diperoleh Tergugat I, II, III daan IV dari harta
peninggalan atau harta warisan ibu Tergugat I, II, III dan IV bernama
Baidah (alm);
3. Bahwa Para Penggugat secara berkaum tidak pernah pernah memiliki atau
menguasai objek perkara, karena objek perkara yang semula harta pusaka
Amat Sarif telah dihibahkan oleh Amat Sarif kepada ibu Tergugat I, II, III
dan IV bernama Baidah (Alm) pada tahun 1962 sesuai dengan Surat Hibah
tanggal 5 September 1962, yang turut diketahui oleh Ninik Mamak Jorong
Halaman 7 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Solok Bio-Bio, saksi jihat dan saksi-saksi serta turut pula diketahui oleh
Kepala Nagari Solok Bio-Bio;
4. Bahwa tidak benar dalil Para Penggugat pada angka 2 yang menyatakan
objek perkara dulunya dikuasai oleh kakek-nenek Para Penggugat dan
terakhir dikuasai oleh mamak Penggugat dengan cara bertanam padi dan
bertanam tanaman muda, tapi yang benar adalah nenek-kakek Penggugat
tidak pernah menguasai objek perkara, terbukti Penggugat tidak bisa
menunjukkan siapa nama kakek dan nenek Penggugat yang pernag
menguasai objek perkara;
Objek perkara sebelum dihibahkan oleh Amat Sarif (alm) kepada ibu
Tergugat I s/d IV (Baidah alm) dikuasai dan digarap oleh Amat Sarif (alm),
tidak pernah sedikitpun dikuasai dan digarap oleh kaum Para Penggugat,
kemudian setelah objek perkara dihibahkan oleh Amat Sarif kepada Baidah
(alm) maka objek perkara langsung dikuasai dan digarap oleh Baidah (alm)
bersama suami dan anak-anaknya;
Kakek Tergugat I s/d IV bernama Amat Sarif (alm) dengan Para Penggugat
hubungannya hanyalah bertali adat bukan sekaum bertali darah, fakta ini
ditunjukkan dengan fakta yang nyata bahwa antara Amat Sarif dengan
Para Penggugat tidak serumah gadang, tidak sepandam pakuburan dan
tidak segolok segadai;
Hubungan Amat Sarif (alm) dengan Para Penggugat tidak sekaum bertali
darah dibuktikan lagi dengan perbuatan hukum jual beli antara Amat Sarif
(alm) dengan kaum Para Penggugat terhadap tanah parak dan tanah
sawah pusaka tinggi milik Amat Sarif (alm) antara lain berupa tanah sawah
dibeli oleh Damiri Dt. Ajo Bosa (alm), Rasuan (alm) kakak kandung Damiri
Dt. Ajo Bosa (alm) dan berupa tanah parak dibeli oleh Anis kakak kandung
Penggugat I (Zulwahir) jadi antara Amat Sarif dengan Para Penggugat
telah jauh hubungannya, karena menurut hukum ada Minangkabau, orang
yang sekaum bertali darah tidak mungkin melakukan transaksi jual beli
terhadap harta pusaka tinggi milik kaumnya;
Kaum Amat Sarif yang terakhir hidup adalah Amat Sarif sendiri dan setelah
Amat Sarif meninggal, maka kaum Amat Sarif punah keturunannya karena
tidak ada lagi kaumnya baik yang laki-laki maupun yang perempuan;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
5. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 3 menyatakan sekitar tahun 1980
semasa hidupnya mamak Penggugat Damiri Dt. Ajo Bosa (alm) tanpa seijin
kaum Penggugat selaku pihak yang berhak, sebahagian kecil tanah
perkara dikelola atau digarap oleh Tergugat I s/d IV membuat kolam ikan
namun tidak sampai selesai karena dihentikan atau ditegur oleh Damiri Dt.
Ajo Bosa. Kemudian sekitar awal bulan Mei tahun 2013 lalu Tergugat I s/d
IV kembali mengelola objek perkara tanpa seijin dari kaum Penggugat
sampai sekarang, dan menurut Tergugat I s/d IV mereka mengelola tanah
perkara atas suruhan Tergugat V yang telah membeli tanah perkara
kepada mereka;
Dalil Para Penggugat tersebut adalah tidak benar, tanpa dasar dan harus
ditolak, sebab objek perkara sejak dihibahkan oleh Amat Sarif (alm)
kepada Baidah (ibu Tergugat I s/d IV) pada tahun 1962, maka seluruh
objek perkara langsung dikuasai dan digarap oleh ibu dan bapak Tergugat
I s/d IV lalu setelah anak-anak Baidah (alm) sudah dewasa maka objek
perkara dikuasai dan digarap oleh Baidah (alm) bersama anak-anaknya
(Tergugat I s/d IV) sampai dengan Baidah meninggal pada tahun 2007
maka penguasaan dan penggarapan objek perkara tetap dilangsungkan
oleh Tergugat I s/d IV termasuk membuat tebat ikan di atas objek perkara
pada tahun 1975 sampai dengan selesai dan sama sekali tidak pernah
mendapat larangan atau teguran dari Damiri Dt. Ajo Bosa (alm), sebab
Damiri Dt. Ajo Bosa (alm) tidak mungkin melarang atau menegur Tergugat
I s/d IV menggarap objek perkara karena Damiri Dt. Ajo Bosa mengetahui
betul objek perkara milik ibu Tergugat I s/d IV (Baidah alm) yang berasal
dari hibahan Amat Sarif tahun 1962 karena Damiri Dt. Ajo Bosa juga ikut
bertanda tangan selaku ninik mamak Jorong Solok Bio-Bio. Dan demikian
juga Tergugat I s/d IV menguasai dan menggarap seluruh objek perkara
tidak benar atas suruhan Tergugat V, justru Tergugat I s/d IV menguasai
dan menggarap seluruh objek perkara karena seluruh objek perkara harta
milik Tergugat I s/d IV yang berasal dari harta peninggalan ibu Tergugat I
s/d IV bernama Baidah (alm);
6. Bahwa adalah benar dalil Para Penggugat pada angka 4 pada bulan Mei
2012, Tergugat III dan IV akan membuat sertifikat Hak Milik atas objek
perkara karena objek perkara adalah hak milik Tergugat I s/d IV, maka oleh
Halaman 9 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
karena objek perkara harta milik Tergugat I s/d IV maka perbuatan
Sertifikat Hak Milik atas objek perkara tersebut tidak perlu atas setahu atau
seijin Para Penggugat, sebab Penggugat secara berkaum tidak ada
hubungan hukum apa-apa dengan objek perkara;
7. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 5 yang menyatakan pada tanggal
19 Mei 2012, tanpa seijin dan sepengetahuan Penggugat atau dilakukan
secara tanpa hak dan dengan melawan hukum, Tergugat I yang dibantu
oleh saudaranya Tergugat II s/d IV telah menjual objek perkara kepada
Tergugat V secara di bawah tangan (tanpa saksi dan tanpa diketahui oleh
aparat yang berwenang), padahal tanah perkara bukanlah hak milik kaum/
keluarga Tergugat I s/d IV. Maka perbuatan Tergugat I s/d IV tersebut
dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum;
Dalil Para Penggugat tersebut adalah tidak benar, tanpa dasar dan
haruslah ditolak, sebab sekiranya Tergugat I s/d IV menjual objek perkara
kepada Tergugat V maka tidak perlu seijin atau setahu dari Para
Penggugat dan perbuatan Tergugat I s/d IV bukan merupakan perbuatan
yang melawan hukum, karena objek perkara atau tanah yang dijual
Tergugat I s/d IV tersebut adalah milik pribadi dari Tergugat I s/d IV bukan
harta milik Para Penggugat, maka sehubungan dengan itu pula terhadap
seluruh surat-surat yang berhubungan dengan objek perkara haruslah
dinyatakan sah dan berkekuatan hukum;
Kemudian tentang permintaan Para Penggugat agar Tergugat I s/d IV
mengosongkan objek perkara dari hak milik Tergugat I s/d IV dan setelah
kosong diserahkan kepada Para Penggugat adalah permintaan yang tanpa
dasar dan mengada-ada serta harus ditolak, karena objek perkara sama
sekali tidak ada hubungan hukum apa-apa dengan Para Penggugat atau
objek perkara bukan harta pusaka tinggi kaum Para Penggugat, tapi objek
perkara adalah hak milik Tergugat I s/d IV yang diperoleh Para Tergugat
dari harta peninggalan ibu Tergugat I s/d IV bernama Baidah (alm), jadi
tidak berdasarkan alasan hukum yang sah bagi Para Penggugat untuk
meminta Tergugat I s/d IV mengosongkan objek perkara dan kemudian
menyerahkan kepada Para Penggugat;
8. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 6 menyatakan permasalahan
Penggugat dengan Tergugat telah diselesaikan oleh Ninik Mamak
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
persukuan Pitopang maupun tingkat Kerapatan Adat Nagari (KAN) Solok
Bio-Bio dan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Solok Bio-Bio telah memutus
perkara tersebut dengan putusannya No. 006/KP/KAN/SSB/XI/2012
tanggal 2 Desember 2012 yang pada pokoknya menyatakan objek perkara
adalah harta pusaka tinggi kaum Penggugat, namun terhadap putusan
tersebut Para Tergugat tidak mengindahkannya sama sekali dan Para
Tergugat tetap menguasai objek perkara sampai saat ini secara melawan
hukum;
Dalil Para Penggugat tersebut di atas adalah benar Para Tergugat tidak
mengindahkan Putusan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Solok Bio-Bio No.
006/KP/KAN/SSB/XI/2012 tanggal 2 Desember 2012, dan Tergugat I s/d IV
benar-benar merasa keberatan dan tidak dapat menerimanya, sebab
seluruh objek perkara harta milik Tergugat I s/d IV yang diperoleh Para
Tergugat dari harta peninggalan ibu Para Tergugat bernama Baidah (alm),
namun Kerapatan Adat Nagari (KAN) Solok Bio-Bio tidak memeriksa
perkara secara arif dan adil dengan menyatakan objek perkara harta
pusaka tinggi Zulwahir dan dijual lalu hasilnya dibagi 2 (dua) antara
Pengugat dan Tergugat dan menyatakan pula Amat Sarif sekaum dengan
Penggugat, padahal antara Amat Sarif dengan Penggugat tidak sekaum
bertali darah, tidak serumah gadang dan tidak sepandam pekuburan, dan
terhadap objek perkara juga bukan harta pusaka tinggi kaum Penggugat,
karena terbukti hasilnya dibagi 2 (dua) antara Penggugat dengan Tergugat,
maka terlihat sekali Keputusan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Solok Bio-Bio
tersebut selain tidak berdasarkan kepada hukum adat Minangkabau dan
terbukti memutus perkara telah berat sebelah karena tidak memperhatikan
hukum yang berlaku maupun tidak memeriksa bukti-bukti secara teliti dan
benar, maka oleh karena itu Putusan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Solok
Bio-Bio No. 006/KP/KAN/SBB/XI/2012 tanggal 2 Desember 2012 tidak
perlu diperhatikan atau dipertimbangkan oleh Majelis Hakim dalam
memeriksa perkara ini dan agar dapat mengenyampingkan seluruhnya;
9. Bahwa begitupun dalam setiap transaksi yang dilakukan oleh Amat Sarif
(alm) terhadap harta pusaka tinggi kaumnya tidak pernah sama sekali
mengikutsertakan kaum Penggugat selaku ahli waris Amat Sarif (alm),
Halaman 11 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
maka fakta ini menunjukkan antara Amat Sarif dengan Para Penggugat
tidak sekaum bertali darah;
• Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tertanggal 26 Desember 1975
No. 459 K/Sip/1975 jo Putusan Pengadilan Tinggi Padang tertanggal
25 Mei 1972 No. 16/PT.PDG jo Putusan Pengadilan Negeri
Bukittinggi tertanggal 21 Februari 1970 No. 1/1966/Bukittinggi
menyatakan, “bahwa tidak diikutsertakannya seseorang dalam
setiap transaksi yang dilakukan oleh suatu kaum, dapat disimpulkan
orang itu tidak termasuk kaum tersebut”;
• Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 24 Agustus 1977 No.
1598 K/Sip/1975, menyatakan, bila Para Tergugat menyatakan
bahwa mereka sekaum dengan Penggugat akan tetapi dalam setiap
surat pegang gadai harta pusaka Penggugat, Para Tergugat beserta
anggota kaumnya sama sekali tidak ikut serta, baik sebagai
penggadai maupun sebagai anggota kaum maka tidaklah dapat
dikatakan bahwa Para Tergugat dan Penggugat sekaum;
• Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 18 Oktober 1977 No.
1013 K/Sip/1973 menyatakan, pernyataan seseorang bahwa ia
sekaum dan bertali darah dengan seseorang atau beberapa orang
lain, pernyataan tersebut bukan merupakan bukti bila dalam jual beli
atau pegang gadai yang dilakukan orang lain ia tidak diikutsertakan
dan tidak ikut bertanda tangan baik sebagai ahli waris maupun
sebagai saksi;
• Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 6 Juli 1977 No. 1526 K/
Sip/1975 menyatakan, seseorang yang tidak pernah diikutsertakan
dalam melakukan penggadaian-penggadaian harta pusaka maka ia
dianggap tidak sekaum dan sepusaka dengan orang-orang yang
menggadaikan walaupun ia serumah gadang dengan si penggadai;
10.Bahwa oleh karena Amat Sarif (alm) selaku generasi terakhir dalam
kaumnya selama hidupnya dia berhak menggunakan haknya terhadap
harta pusaka yang dikuasainya, termasuk menggadaikan, menjual dan
atau menghibahkan kepada pihak lain, dan apabila yang bersangkutan
meninggal terhadap harta pusaka kaum apabila masih ada (yang belum
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
beralih ke pihak lain) barulah kaum yang lebih jauh hubungannya berhak
mengambil alih;
• Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tertanggal 6 Juli 1977 No. 1526
K/Sip/1975 menyatakan “ Menurut Hukum Adat Minangkabau
seseorang yang tidak mempunyai waris bertali darah (pubah), pada
waktu hidupnya berhak menunjuk ahli warisnya yang akan mewarisi
hartanya”;
• Putusan Pengadilan Negeri Solok tanggal 29 April 1969 No.
13/1968.PN.SLK, menyatakan, penghibahan harta pusaka tinggi
kepada anak bagi seseorang yang telah putus waris yang bertali
darah adalah sah menurut hukum adat. Persetujuan ahli waris tidak
diperlukan karena yang bertali darah tidak akan ada yang
memberikan persetujuan;
• Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 22 Oktober 1975 No.
1029 K/Sip/1975, menyatakan, menurut hukum adat Minangkabau,
apabila seseorang tidak lagi mempunyai ahli waris, maka ia berhak
memberikan hartanya kepada siapa yang disukainya, baik berupa
harta pencaharian sendiri, maupun yang berasal dari harta pusaka
tinggi;
• Putusan Pengadilan Negeri Bukittinggi Perd. No. 39/1970,
menyatakan, hibah dari seseorang yang sudah punah kepada anak
cucu atau cucunya adalah sah dan tidak dapat dibatalkan oleh kaum
yang tidak seharta sepusaka dengan yang menghibah. Hubungan
seharta sepusaka dinyatakan serumah gadang asal, sepandam
sepekuburan dan segolok segadai;
11.Bahwa Penggugat selama hidup Amat Sarif hanya mempunyai hubungan
disebabkan tali adat (sobob tali adat) yaitu hanya sesuku, tapi tidak pernah
mempunyai hubungan apapun dalam harta pusaka kaum, dan bahkan
ketika Amat Sarif meninggalpun, Penggugat tidak terlibat dalam prosesi
penyelenggaraan mayatnya, padahal sesuai adat Minangkabau, jika benar
Penggugat merupakan kemenakan dan anggota kaum dari Amat Sarif
(alm), seharusnya Penggugatlah yang berperan dalam penyelenggaraan
mayat Amat Sarif tersebut, dan sebaliknya selama hidup Amat Sarif,
Penggugat tidak pernah terlibat dalam kegiatan baik dalam adat maupun
Halaman 13 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dalam kekeluargaan, sebagaimana Putusan Mahkamah Agung RI
tertanggal 2 November 1977 No. 871 K/Sip 1974 menyatakan, “di
Minangkabau apabila mayat seseorang sebelum dibawa ke kubur
dibujurkan/dibaringkan dahulu di rumah seseorang, maka orang yang
mempunyai rumah tempat dimana mayat tersebut dibaringkan dianggap
mempunyai pertalian/hubungan satu kaum yang berhak mewarisi
peninggalannya;
12.Bahwa tidak ada alasan bagi Pengadilan untuk meletakan sita terhadap
objek perkara karena Penggugat tidak berhak atas objek perkara, secara
de fakto maupun de jure, Tergugat I, II, III dan IV telah menguasai dan
memiliki objek perkara sejak ibu kandung Tergugat I s/d IV masih hidup,
tidak pernah sedikitpun Penggugat menguasai objek perkara;
Maka oleh sebab itu :
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, beralasanlah kiranya Tergugat I, II, III
dan IV memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
a quo, kiranya dapat menolak dalil-dalik gugatan Penggugat untuk seluruhnya dan
selanjutnya memberi putusan yang amarnya berbunyi :
I. DALAM EKSEPSI :
• Menerima Eksepsi Tergugat I s/d IV seluruhnya;
• Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijke Verklaard);
• Menghukum Penggugat membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini;
II. DALAM POKOK PERKARA :
• Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya, atau setidak-
tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijke Verklaard);
Dan atau :
Mohon Putusan yang seadil-adilnya;
Menimbang, bahwa Tergugat V melalui Kuasanya juga mengajukan
Jawaban beserta Eksepsinya, tertanggal 20 November 2013 yang pada pokoknya
sebagai berikut :
A. DALAM EKSEPSI :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1. Bahwa Penggugat tidak mempunyai kwalitas untuk mengajukan
gugatan terhadap Tergugat V;
• Penggugat tidak mempunyai kepentingan hukum atau hubungan
hukum apapun baik dengan Tergugat-Tergugat maupun
dengan objek perkara, sedangkan syarat untuk mengajukan
suatu surat gugatan harus ada kepentingan hukum atau
hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat, dengan
kata lain telah terjadi suatu kerugian hak atau kepentingan
hukum Para Penggugat akibat dari dikuasainya objek perkara
oleh Tergugat V, dalam hal ini objek perkara bukanlah milik Para
Penggugat, akan tetapi objek perkara adalah harta dari
Tergugat I, yang telah Tergugat V beli kepada Tergugat I secara
sah dan benar;
• Bahwa dikarenakan Para Penggugat tidak mempunyai
kepentingan hukum atau hubungan hukum apapun baik dengan
Tergugat-Tergugat maupun dengan objek perkara, maka
gugatan Para Penggugat haruslah ditolak;
2. Batas-batas objek yang diperkarakan keliru;
Bahwa objek yang diperkarakan oleh Para Penggugat sebagaimana
gugatannya adalah kabur dan tidak jelas. Hal ini dapat dilihat dari
batas-batas objek perkara sebagaimana yang termuat dalam surat
Gugatan Para Penggugat halaman 2 objek perkara sebelah utara :
berbatas dengan tanah Sarina dan sebelah selatan berbatas dengan
tanah Marjohan dan sawah Liar;
Bahwa kabur dan tidak jelasnya objek perkara disebabkan salah dan
kelirunya Para Penggugat dalam menentukan batas-batas dari objek
perkara, sehingga dengan kelirunya atau salahnya Para Penggugat
menentukan batas-batas dari objek perkara tersebut akan
menyebabkan masuknya tanah orang lain ke dalam objek perkara
yang tidak ikut Tergugat V kuasai dan kesalahan tersebut dapat
merugikan pihak ketiga yang tidak ikut digugat oleh Para Penggugat;
• Bahwa Tergugat V tidak ada dan tidak pernah membeli maupun
menguasai tanah sebagaimana batas-batas yang didalilkan
Para Penggugat dalam gugatannya tersebut;
Halaman 15 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Tergugat V memang benar telah membeli sebidang
tanah kepada Tergugat I yang terletak di Ngalau Anyia, Jorong
Solok Dalam, Kanagarian Solok Bio-Bio, Kecamatan Harau,
Kabupaten Lima Puluh Kota, akan tetapi batas-batasnya tidak
sama dengan tanah yang digugat oleh Para Penggugat;
• Bahwa batas-batas tanah yang Tergugat V beli tersebut adalah
sebagai berikut :
• Sebelah barat berbatas dengan tali bandar;
• Sebelah timur berbatas dengan bukit;
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah Liar;
• Sebelah utara berbatas dengan tanah Irwandi;
Bahwa oleh karena objek yang diperkarakan Para Penggugat
adalah keliru batas-batasnya, maka gugatan Penggugat haruslah
dinyatakan tidak dapat diterima;
3. Gugatan Kurang Pihak;
Bahwa seharusnya Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Lima Puluh Kota ikut digugat dalam perkara ini, karena saat ini tanah
yang telah Tergugat V beli kepada Tergugat I tersebut telah terdaftar,
diukur dan telah dipetakan pada Kantor Badan Pertanahan Kabupaten
Lima Puluh Kota;
Bahwa dengan tidak digugatnya pihak Badan Pertanahan Kabupaten
Lima Puluh Kota sebagai pihak dalam perkara ini, maka gugatan Para
Penggugat kurang pihak;
B. DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa semua dalil Tergugat V dalam eksepsi di atas merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dalam pokok perkara dan mohon
dijadikan sebagai bahagian jawaban dalam pokok perkara ini;
2. Bahwa dalil Para Penggugat poin 1 Surat Gugatannya yang
menyatakan Penggugat secara berkaum memiliki sebidang tanah harta
pusaka tinggi yang telah dikuasai secara turun temurun yaitu berupa
sebidang tanah pertanian berupa kolam ikan dan rawa-rawa seluas ±
18.500 M2 yang terletak di Ngalau Anyia, Jorong Solok Dalam,
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Kanagarian Solok Bio-Bio, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh
Kota, dengan batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah barat berbatas dengan tali bandar;
• Sebelah timur berbatas dengan tebing/Bukit Jambu;
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah Marjohan dan sawah Liar;
• Sebelah utara berbatas dengan tanah Sarina;
Adalah merupakan dalil yang tidak benar dan mengada-ada. Yang
benar adalah objek yang diperkarakan oleh Para Penggugat saat ini
adalah merupakan tanah Tergugat V yang telah Tergugat V beli kepada
Tergugat I secara sah dan benar;
3. Bahwa dalil Para Penggugat surat gugatannya poin 5 halaman 1 yang
menyatakan …….Tergugat I yang dibantu oleh saudaranya Tergugat II
s/d Tergugat IV telah menjual objek perkara kepada Tergugat V secara
di bawah tangan (tanpa saksi dan tanpa diketahui aparat yang
berwenang) daan …seterusnya. Adalah dalil yang salah dan keliru;
Bahwa yang benar adalah dengan itikad baik Tergugat V telah
membeli tanah kepada Tergugat I untuk Tergugat V jadikan tempat
berusaha. Dan sebagai bukti dari tanah yang Tergugat V beli tersebut
adalah tanah Tergugat I, telah adanya alas hak berupa sporadik
sebagai surat bukti kepemilikan oleh Tergugat I yang dibenarkan oleh
saksi-saksi sejihat yang ikut bertandatangan dalam surat alas hak
tersebut serta dikuatkan oleh Wali Nagari Solok Bio-Bio berdasarkan
surat keterangan yang dikeluarkan dan juga dibenarkan oleh Ketua
KAN Solok Bio-Bio;
4. Bahwa benar pada bulan Mei 2013, Tergugat I telah mengajukan
penegasan hak berupa membuat Sertifikat Hak Milik terhadap tanah
yang telah Tergugat V beli tersebut atas nama Tergugat I melalui
Kantor Pertanahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Dan saat ini tanah
tersebut telah terdaftar, telah diukur dan telah dipetakan oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Setelah Sertifikat tanah
tersebut diterbitkan oleh BPN, maka proses balik nama sertifikat
tersebut dari Tergugat I menjadi atas nama Tergugat V akan dilakukan
dengan Akta Jual Beli di hadapan PPAT. Oleh karenanya tidak ada
kepentingan dari Tergugat-Tergugat untuk memberitahukan kepada
Halaman 17 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Para Penggugat apalagi meminta ijin karena tanah yang didaftarkan
haknya tersebut bukanlah tanah kaum Para Penggugat;
Dan perbuatan Tergugat I yang mengajukan penegasan hak berupa
membuat Sertifikat Hak Milik terhadap tanah tersebut bukanlah
merupakan perbuatan yang melawan hukum (onrechtmatige daad);
5. Bahwa adalah tidak mempunyai dasar/alasan hukum sama sekali
kecurigaan dari Para Penggugat kepada Para Tergugat yang akan
mengalihkan objek perkara kepada pihak lain, karena objek perkara
adalah merupakan tanah yang Tergugat V beli dengan itikad baik
kepada dari Tergugat I untuk Tergugat V jadikan sebagai tempat
berusaha dan objek perkara bukanlah merupakan harta dari Para
Penggugat. Oleh karenanya permohonan sita tahan (conservatoir
beslag) atas objek perkara yang diajukan oleh Para Penggugat
haruslah ditolak dan dikesampingkan;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian Tergugat V di atas, mohon kiranya
kepada Majelis Hakim yang Terhormat yang memeriksa perkara ini
berkenan memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :
• Menolak gugatan Para Penggugat seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara :
• Menyatakan tanah yang dikuasai oleh Tergugat V adalah merupakan tanah
yang telah dibeli secara sah dan benar kepada Tergugat I;
• Menghukum Para Penggugat untuk membayar segala biaya yang
ditimbulkan dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa atas jawaban (beserta eksepsi) para Tergugat
tersebut, Penggugat telah mengajukan Repliknya tertanggal 27 November 2013;
Menimbang, bahwa atas Replik Penggugat tersebut, Tergugat I s/d IV
melalui Kuasanya telah mengajukan dupliknya tertanggal 11 Desember 2013 dan
Tergugat V melalui Kuasanya mengajukan dupliknya tertanggal 4 Desember
2013;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dan menguatkan dalil-dalil
gugatannya tersebut, Penggugat mengajukan bukti surat/tulisan berupa foto copy
surat-surat yang telah dibubuhi materai sesuai ketentuan undang-undang, yaitu:
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1. Foto copy sesuai asli Ranji/Silsilah Keturunan Kaum Santun, Pasukuan
Pitopang Ota, Nagari Solok Bio-Bio, tertanggal 21 Juli 2013, diberi tanda
bukti P-1;
2. Foto copy sesuai asli Surat Tanda Penghulu atas nama Zulwahir yang
dikeluarkan oleh KAN Solok Bio-Bio tertanggal 30 Desember 2000, diberi
tanda bukti P-2;
3. Foto copy tidak ada aslinya Pernyataan Kesepakatan Kaum, tertanggal 10
Mei 2012, diberi tanda bukti P-3;
4. Foto copy tidak ada aslinya Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah
(Sporadik) tertanggal 10 Mei 2012, diberi tanda bukti P-4;
5. Foto copy tidak ada aslinya Surat Keterangan No. 145/330/Pem-SK/
V-2012, tertanggal 10 Mei 2012, diberi tanda bukti P-5;
6. Foto copy tidak ada aslinya, Surat Keterangan Jual Beli Tanah tertanggal
19 Mei 2012, diberi tanda bukti P-6;
7. Foto copy tidak ada aslinya, Surat Permohonan dari KAN Nagari Solok Bio-
Bio No. 021/KAN/SSB/XII/2012 tertanggal 18 Desember 2012, diberi tanda
bukti P-7;
8. Foto copy tidak ada aslinya, Surat Gugatan atas nama ZULWAHIR,
tertanggal 11 Januari 2013, diberi tanda bukti P-8;
9. Foto copy tidak ada aslinya Surat Jual Beli Tanah, tertanggal 20 Mei 1999,
diberi tanda bukti P-9;
10.Foto copy tidak ada aslinya Surat Jual Beli tanah tertanggal 8 Maret 1948,
diberi tanda bukti P-10;
11.Foto copy sesuai aslinya, Keputusan KAN Solok Bio-Bio, No. 006/KP/KAN/
SBB/XI/2012, tertanggal 2 Desember 2012, diberi tanda bukti P-11;
12.Foto copy sesuai aslinya Surat Hibah tertanggal 22 Juli 1962, diberi tanda
bukti P-12;
13.Foto copy sesuai aslinya, Surat Jual Beli tanah tertanggal 9 April 1978,
diberi tanda bukti P-13;
14.Foto copy sesuai aslinya, Surat Ijazah atas nama Amaroellah tertanggal 10
November 1964, diberi tanda bukti P-14;
Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Kuasa Para
Penggugat juga mengajukan saksi-saksi yaitu : 1. USMAN ; 2. JASMAN ; 3.
IRWANDI ; 4. ELWIDAR ; 5. ILYAS ; 6. HERMAN DT. MAJO ; 7. DARMAN;
Halaman 19 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa di muka persidangan para saksi tersebut telah
memberikan keterangan di bawah sumpah sesuai dengan agamanya masing-
masing, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Saksi USMAN :
• Bahwa Saksi diajukan ke persidangan sehubungan dengan sengketa tanah
sawah antara para pihak;
• Bahwa objek perkara tersebut berada di Jorong Ngalau Anyia, Kan. Solok
Bio-Bio, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa Saksi tinggal tidak jauh dari lokasi objek sengketa;
• Bahwa batas-batas tanah objek sengketa yaitu :
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah milik Saksi berupa sawah
kosong dan tanah milik Jasman;
• Sebelah utara berbatas dengan tanah Sarina, Suku Pitopang berupa
rawa-rawa;
• Sebelah timur berbatas dengan Bukit Jambu/Pintu Kuda;
• Sebelah barat berbatas dengan tali bandar (Bandar Seberang);
• Bahwa tanah milik Saksi tersebut sebelumnya diolah oleh orang Lubuk
Limpato kemudian dikembalikan lagi kepada Saksi;
• Bahwa Saksi sering lewat objek perkara dan terakhir Saksi lewat tiga hari
yang lalu;
• Bahwa di atas tanah objek sengketa dahulu ada sawah pada bagian
sebelah bandar, tetapi sekarang tidak diolah lagi dan sudah ditumbuhi
rumput-rumput dan pada bulan puasa tahun 2013 dibuat 2 (dua) buah
kolam ikan;
• Bahwa kolam ikan tersebut dibuat oleh Masnir dan Muslim;
• Bahwa Saksi melihat sendiri pada saat pembuatan kolam ikan tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu mengapa Masnir dan Muslim bisa membuat kolam
ikan di objek sengketa tersebut;
• Bahwa sebelumnya tanah objek perkara tersebut diolah oleh Su’it;
• Bahwa Saksi melihat Su’it mengolah tanah objek perkara pada waktu Saksi
masih berumur kurang labih 15 (lima belas) tahun, sekitar tahun 1975
dimana Su’it membuat sawah tersebut pada bagian tepi bandar;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tidak tahu apa hubungan antara Su’it dengan Masnir dan
Muslim;
• Bahwa Saksi tidak tahu mengapa Su’it bisa mengolah tanah di objek
sengketa;
• Bahwa tanah Saksi yang berbatas dengan tanah objek sengketa
merupakan tanah turun temurun, bukan pusaka tinggi;
• Bahwa sekarang Su’it masih hidup dan tinggal di Jorong Lubuk Limpato,
Kan. Tarantang, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa Saksi tidak tahu, sampai kapan Su’it mengolah tanah objek perkara
tersebut;
• Bahwa sekarang tanah objek sengketa tidak diolah lagi dan dibiarkan
kosong;
• Bahwa Saksi tidak tahu mengapa tanah objek sengketa dibiarkan kosong;
• Bahwa Saksi tidak tahu setelah Su’it mengolah objek perkara tersebut
sampai dengan Masnir dan Muslim membuat kolam ikan, siapa yang
mengolah tanah objek sengketa tersebut;
• Bahwa Saksi pernah bertemu dengan Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa hubungan Ahmad Syarif dengan para pihak;
• Bahwa terakhir Saksi bertemu dengan Ahmad Syarif, saat Saksi berumur
lebih kurang 5 (lima) tahun;
• Bahwa Ahmad Syarif saat meninggal dikebumikan di Solok Bio-Bio tetapi
Saksi tidak tahu di tanah siapa dikebumikan;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah kolam yang dibuat Masnir dan Muslim di
objek perkara diisi ikan;
• Bahwa Saksi tidak mendengar adanya keberatan pada Masnir dan Muslim
membuat kolam ikan;
• Bahwa tanah Jasman yang berada di sebelah selatan objek perkara adalah
berupa sawah, yang sebelumnya hanya 3 (tiga) piring, kemudian dipecah
mennjadi 6 (enam) piring sawah;
• Bahwa Marjohan adalah mamak Saksi;
• Bahwa Masnir dan Muslim membuat kolam ikan di dalam tanah objek
perkara bagian sebelah barat yaitu termasuk bagian sawah yang diolah
Su’it sebelumnya;
Halaman 21 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah tanah yang disengketakan ini tanah kaum
atau tidak;
• Bahwa hubungan antara Muslim, Erniati dan Yunifrida adalah adik kakak
yang merupakan anak dari Baidah, Suku Pitopang;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Baidah pernah mengolah tanah di objek
perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana hubungan Baidah dengan Ahmad
Syarif;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan orang yang bernama Armawita Pgl Arma;
• Bahwa Saksi tidak tahu kepada siapa Muslim, Erniati dan Yunifrida menjual
tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tahu tanah objek perkara dijual setelah diadakan sidang
lapangan di objek perkara tersebut;
• Bahwa suku dari pihak yang berperkara adalah sama-sama Pitopang;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa hubungan antara Penggugat dengan
Tergugat;
• Bahwa masalah antara Penggugat dengan Tergugat timbul sebelum
sidang lapangan;
• Bahwa Saksi sudah pernah diperiksa di KAN dalam perkara ini pada tahun
2013;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana putusan KAN tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah tanah objek perkara sudah bersertifikat
atau belum;
• Bahwa yang menjabat gelar Dt. Ajo Bosa sebelum Zulwahir adalah Damiri;
• Bahwa rumah Ahmad Sarif berada di Jorong Solok Dalam, Kanagarian
Solok Bio-Bio, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa Ahmad Syarif mempunyai tanah yaitu tanah objek perkara ini dan
Saksi tahu dari cerita orang tua Saksi;
• Bahwa menurut cerita orang tua Saksi, Ahmad Syarif memperoleh tanah
tersebut secara turun temurun (pusaka tinggi);
• Bahwa gelar Sako Ahmad Syarif adalah Dt. Ajo Bosa Suku Pitopang;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Ahmad Syarif mempunyai anak, satu orang anak laki-laki bernama
Ranuli Dt. Patiah dan dua orang anak perempuan tetapi namanya Saksi
tidak tahu;
• Bahwa isteri dari Ranuli Dt. Patiah bernama Baidah yaitu ibu dari Masnir,
Muslim, Erniati dan Yunifrida;
• Bahwa tanah Ahmad Syarid sama dengan tanah objek perkara ini;
• Bahwa tanah Saksi ada di sebelah utara berbatas dengan tanah Ahmad
Syarif, sebelah selatan dengan orang lain, hal ini Saksi tahu dari mamak
Saksi yang bernama Dt. Bandaro, bahwa batas tanah Saksi sebelah utara
adalah tanah milik Ahmad Syarif yang diolah oleh Darun;
• Bahwa sekarang tanah tersebut Saksi yang mengolah sendiri;
• Bahwa tanah Ahmad Syarif langsung berbatas dengan tebing;
• Bahwa tanah objek perkara sekarang tidak diolah;
• Bahwa Saksi kenal dengan Liar, yaitu isteri dari Jasri;
• Bahwa di tengah sawah milik Liar ada pondok miliknya;
• Bahwa Liar mengolah tanah tersebut sudah lama;
• Bahwa Darun mengolah tanah milik Saksi sudah kurang lebih 15 (lima
belas) tahun dengan dasar hak pakai oleh Darun;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan orang bernama Sanin dari Lubuk Limpato;
• Bahwa tidak ada orang lain selain Masnir yang mengolah tanah objek
sengketa tersebut;
• Bahwa Saksi kenal dengan Anisar dan Supik, keduanya adalah anak dari
Ahmad Syarif yang merupakan adik dari Ramali;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Ramali dengan Supik mengolah tanah
objek perkara;
• Bahwa hubungan antara Zulwahir Dt Ajo Bosa dengan Ahmad Syarif
adalah sama-sama berada di bawah penghulu Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa orang tua Saksi ada hubungannya dengan Dt. Ajo Bosa, dimana
orang tua Saksi bernama Ranulis Dt. Ajo Bosa adalah saudara dari
Zulwahir yang digantikan Zulwahir sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu sebelum Damiri siapa yang menjabat sebagai Dt.
Ajo Bosa;
Halaman 23 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi kenal dengan Ripin, dimana Ripin adalah mamak keponakan
dari Damiri;
• Bahwa menurut cerita dari orang tua Saksi, Ripin juga pernah menjabat
sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Ahmad Syarif mempunyai rumah gadang
atau tidak;
• Bahwa Zulwahir dahulu mempunyai rumah gadang di Jorong Solok Dalam
tetapi sekarang tidak lagi;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar adanya hibah tanah objek perkara;
• Bahwa yang disengketakan di KAN waktu itu adalah objek perkara ini juga;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar Dt. Ajo Bosa pernah memberikan
tanah objek perkara kepada kemenakannya;
• Bahwa Saksi tidak tahu mengenai ranji keturunan Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa isteri dari Dairus bernama Ana;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa hubungan Ana dengan Ahmad Syarif dan
Ripin;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Diar pernah mengolah tanah objek
perkara;
• Bahwa setahu Saksi Dt. Bandaro tidak ada menjual tanah di sekitar tanah
objek perkara;
• Bahwa Saksi kenal dengan Irwandi yang merupakan cucu dari Sarina;
• Bahwa Irwandi pernah mengolah tanah objek perkara dan membuat
pondok tempat tinggal di atas tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi mendengar tanah objek perkara dijual langsung dari Zulwahir
Dt. Ajo Bosa, katanya tanah objek perkara tersebut telah dijual Tergugat I
s/d IV kepada Tergugat V;
• Bahwa sewaktu di KAN tidak ada dibicarakan masalah jual beli tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa Saksi dengan Yuliar datang sebagai Saksi di KAN dan pihak
Sarinan juga dipanggil;
• Bahwa pada saat di KAN saksi-saksi ditanyai satu persatu;
• Bahwa di Solok Dalam ada empat Suku Pitopang, diantaranya Pitopang
Ota;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Tergugat dan Penggugat sama-sama Pitopang Ota;
• Bahwa yang menjadi mamak di Pitopang Ota tersebut adalah Zulwahir Dt.
Ajo Bosa;
• Bahwa sako Para Tergugat dengan Penggugat sama yaitu Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar nama Damiri M. Besar;
• Bahwa Saksi pernah bertemu dengan Damiri Dt. Ajo Bosa tersebut;
• Bahwa setahu Saksi di Kanagarian Solok Bio-Bio tidak ada orang dengan
gelar Dt. M. Besar;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat Damiri Dt. Ajo Bosa dan Zulwahir Dt. Ajo
Bosa mengolah tanah objek perkara;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat Dairus mengolah tanah objek perkara
tersebut;
• Bahwa ibu dari Zulwahir bernama Nen;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat Nen mengolah di tanah objek perkara;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa ibu dari Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan Jobang Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu di mana saja harta pusaka tinggi Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana kuburan Ahmad Syarif;
• Bahwa Damiri dikubur di tanah kaum Saksi;
• Bahwa Saksi kenal dengan Erniati, ia tinggal di Solok Bio-Bio;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah di sekitar rumah Erniati ada kuburan;
• Bahwa Saksi tidak tahu rumah gadang dari Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi pernah mendengar nama Tarumun Dt. Tamungguang;
• Bahwa Saksi tidak kenal dengan Lani;
• Bahwa Saksi tidak tahu darimana asal tanah Si Liar/ Jas tersebut;
• Bahwa setahu Saksi tidak ada tanah kaum orang Lubuk Limpato di dekat
tanah objek perkara;
• Bahwa Saksi tidak tahu dari keluarga pihak Tergugat apakah ada yang
menjabat gelar Dt. Ajo Bosa atau tidak;
• Bahwa hubungan antara Samiri dengan Zulwahir adalah satu kaum;
• Bahwa nama orang tua Saksi adalah Ripin Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan ranji Samiri Dt. Ajo Bosa;
Halaman 25 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa sewaktu Su’it mengolah tanah objek perkara yang menjabat Dt. Ajo
Bosa adalah Samiri, mamak dari Su’it;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Para Pihak akan
menanggapi dalam kesimpulannya masing-masing;
2. Saksi Jasman :
• Bahwa Saksi diajukan ke depan persidangan sehubungan sengketa tanah
sawah antara para pihak;
• Bahwa letak objek perkara berada di Jorong Ngalau Anyia, Ken. Solok Bio-
Bio, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa batas-batas dari tanah objek sengketa yaitu :
• Sebelah utara berbatas dengan tanah Sarina, Suku Pitopang;
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah milik Yuliar, isteri Usman,
kemenakan Dt. Bandaro Suku Pauh;
• Sebelah barat berbatas dengan tali bandar (bandar seberang);
• Sebelah timur berbatas dengan Bukit Jambu/ Pintu Kuda;
• Bahwa Saksi mempunyai tanah berupa sawah di dekat tanah objek
perkara tersebut, yang ada pondok di atasnya;
• Bahwa Saksi mengolah tanah sawah tersebut tahun 1983;
• Bahwa jarak Lubuk Limpato dengan Solok Bio-Bio kurang lebih 6 (enam)
km;
• Bahwa isi tanah objek perkara pada bagian sebelah utara ada 2 (dua) buah
kolam ikan yang dibuat pada bulan puasa tahun 2013;
• Bahwa pada tahun 1983, tanah objek perkara tersebut diolah oleh Su’it
suku Pitopang dengan keluarganya;
• Bahwa Saksi tidak tahu kenapa Su’it bisa mengolah tanah objek perkara
pada saat itu;
• Bahwa saat ini Su’it masih hidup dan tinggal di Solok Bio-Bio;
• Bahwa Su’it mengolah tanah objek perkara lebih kurang 5 (lima) tahun;
• Bahwa Su’it dengan para pihak berperkara sama-sama suku Pitopang;
• Bahwa isteri dari Su’it bernama Sitam;
• Bahwa Saksi tidak tahu mengapa Su’it berhenti mengolah di tanah objek
perkara tersebut;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa waktu itu Saksi melihat yang membuat kolam ikan tersebut adalah
Simuh, Uja dan ada 3 (tiga) orang lagi tetapi Saksi tidak tahu namanya;
• Bahwa Saksi tidak tahu kenapa Simuh bisa membuat kolam ikan di tanah
objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak melihat ada yang keberatan, sewaktu Simuh membuat
kolam ikan dan datang ke tempat tersebut;
• Bahwa tanah Yuliar dibeli dari Usman (kakak Saksi) berupa tanah sawah
sebanyak 3 (tiga) piring dan sekarang sawah tersebut dipecah menjadi 6
(enam) piring;
• Bahwa Usman mendapatkan tanahnya tersebut dari mertuanya yang
bernama Syahrudin;
• Bahwa Saksi lupa sejak kapan sawah tersebut menjadi enam piring;
• Bahwa Su’it tidak mengolah tanah Yuliar, hanya mengolah tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa yang ditanam Su’it di tanah objek perkara adalah padi sebanyak 2
piring;
• Bahwa setahu Saksi tanah objek perkara adalah tanah pusako Ahmad
Syarif dimana Saksi tahu dari orang-orang;
• Bahwa Saksi tidak tahu gelar Sako kaum Ahmad Syarif;
• Bahwa sebelum ada sengketa, tanah objek sengketa adalah milik Ahmad
Syarif;
• Bahwa Ahmad Syarif sukunya adalah Pitopang;
• Bahwa Penggugat dengan Ahmad Syarif adalah satu suku yaitu Pitopang;
• Bahwa hubungan Tergugat I s/d IV dengan Ahmad Syarif yaitu satu suku,
yaitu Pitopang;
• Bahwa sebelum Su’it mengolah, tanah objek perkara tersebut dibiarkan
kosong;
• Bahwa Saksi tidak kenal dengan Ranulis tersebut;
• Bahwa Saksi kenal dengan Dt. Tan Godang dan ada tanahnya di dekat
tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa tanah Saksi yang ada di dekat objek perkara tersebut, berasal dari
Dt. Tan Godang yang dibeli Syahrudin dan Saksi tahu dari Dt. Tan Godang
yang cerita sebelum Saksi membeli sawah tersebut dari Syahrudin;
Halaman 27 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa tanah objek perkara tidak semuanya diolah oleh Su’it, hanya pada
bagian tepi bandar sedangkan yang lainnya dibiarkan kosong;
• Bahwa Zulwahir sekarang menjabat gelar Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi lupa siapa yang digantikan Zulwahir;
• Bahwa Saksi tahu waktu Zulwahir baralek penghulu;
• Bahwa Saksi kenal dengan Dairus yaitu kemenakan dari Zulwahir Dt. Ajo
Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa orang tua Zulwahir;
• Bahwa hubungan Sinir dengan Zulwahir adalah mamak kemanakan;
• Bahwa Di Solok Dalam ada 3 (tiga) gelar suku Pitopang, 1. Dt. Majo Bosa,
2. Dt. Paduko, 3. Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Zulwahir, Dairus, Sinir, Ida dan Eni termasuk Suku Pitopang Ota
dan Zulwahir Dt. Ajo Bosa sebagai mamaknya;
• Bahwa Saksi tidak kenal dengan Armawita;
• Bahwa Usman adalah kemanakan dari Dt. Bandaro;
• Bahwa Irwandi adalah cucu dari Sarina;
• Bahwa setahu Saksi, tanah Saksi dekat objek perkara tidak ada diolah oleh
orang lain;
• Bahwa tanah Dt. Bandaro tidak ada diolah oleh Sinir, Simuh, Ida dan Eni;
• Bahwa dekat tanah Nureda juga tidak ada diolah oleh Sinir, Simuh, Ida dan
Eni;
• Bahwa Saksi tidak ada melakukan jual beli terhadap tanah objek perkara
ini;
• Bahwa Saksi pernah mendengar hibah tanah objek perkara, yaitu tahun
2012 dari isteri Saksi bernama Yuliar karena ia dipanggil sebagai Saksi;
• Bahwa Saksi tidak tahu isi Putusan KAN;
• Bahwa Saksi membeli tanah memakai surat tetapi tidak memakai surat
baru yaitu bukti bertanda P-13;
• Bahwa masih ada tanah pusaka dari Dt. Ajo Bosa selain objek perkara,
namun agak jarak dengan tanah objek perkara ini;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Zulwahir Dt. Ajo Bosa berhak juga atas
tanah Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi lupa dengan pandam pakuburan Ahmad Syarif;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar nama Ripin;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa yang menjabat Dt. Ajo Bosa sebelum Dairus;
• Bahwa Saksi kenal dengan isteri dari Dairus tetapi namanya Saksi lupa;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan ibu dari isteri Dairus tersebut;
• Bahwa anak dari Ahmad Syarif adalah Nali Dt. Patiah dan yang perempuan
Saksi lupa;
• Bahwa isteri dari Nali Dt. Patiah bernama Baidah yang merupakan ibu dari
Tergugat I s/d IV;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar Baidah menerima hibah;
• Bahwa lebih dahulu perkara di KAN daripada Masnir membuat kolam di
tanah objek perkara;
• Bahwa penghulu dari Sarina adalah Herman Dt. Majo Bosa;
• Bahwa yang menjadi Kaampek suku di Solok Bio-Bio adalah Herman Dt.
Majo Bosa;
• Bahwa Darun bersama isterinya dan Jalin bersama isterinya pernah juga
mengolah tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Darun dan Jalin menanam padi di tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Darun dan Jalin mengolah tanah di objek perkara atas ijin Dt.
Bandaro;
• Bahwa Dt. Paduko sama dengan Dt. Paduko Tuan;
• Bahwa nama kecil dari Dt. Tamangguang adalah Tarumun;
• Bahwa asal tanah Saksi dari Tarumun Dt. Tamangguang, Tarumun
menjual pada Syahrudian, Syahrudin menjual lagi kepada anaknya yaitu
isteri Saksi;
• Bahwa tanah yang diolah Su’it hanya 1 (satu) bidang/hamparan dari tepi
bandar sampai bukit;
• Bahwa kolam yang dibuat Sinir tersebut, di atas tanah yang diolah Su’it
tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah rumah gadang Ahmad Syarif satu dengan
rumah gadang Zulwahir Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Ahmad Syarif dengan Zulwahir Dt. Ajo
Bosa satu pandam pakuburan atau tidak;
Halaman 29 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa sewaktu Masnir membuat kolam tidak ada bantahan dari Zulwahir
tetapi sewaktu mengolah tanah tersebut ada;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah pihak siapakah pihak Penggugat yang
sudah meninggal;
• Bahwa setahu Saksi pihak Penggugat tidak ada mengolah tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah antara Ahmad Syarif dengan Zulwahir
sekaum bertali darah, yang Saksi tahu hanya sama-sama suku Pitopang;
• Bahwa tidak ada surat jual beli antara Saksi dengan Usman, hanya
menggunakan surat lama yaitu bukti bertanda P-13;
• Bahwa tanah milik Saksi sebelah utara berbatas dengan tanah Dt.
Bandaro;
• Bahwa isteri Saksi bernama Liar (Yuliar);
• Bahwa Saksi menyatakan mengenal dan membenarkan bukti bertanda
T.5-1 tersebut;
• Bahwa isteri Saksi tidak pernah cerita ke Saksi kalau tanah yang dibeli
tersebut salah garap;
• Bahwa Tarumun adalah orang Lubuk Limpato;
• Bahwa tanah yang Saksi garap bukan tanah Suku Pitopang;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Para Pihak akan
menanggapi dalam kesimpulannya masing-masing;
3. Saksi IRWANDI :
• Bahwa Saksi diajukan ke depan persidangan sehubungan dengan
sengketa tanah sawah antara para pihak;
• Bahwa objek perkara terletak di Jorong Ngalau Anyia, Kan. Solok Bio-Bio,
Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa jarak rumah Saksi dengan objek perkara lebih kurang 1 (satu)
kilometer;
• Bahwa Saksi mempunyai tanah di dekat tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa batas-batas tanah objek sengketa adalah :
• Sebelah barat berbatas dengan tali bandar;
• Sebelh timur berbatas dengan Bukit Jambu;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Sebelah utara berbatas dengan sawah Jasril Suku Melayu dan
sawah Usman Suku Pauh;
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah Saksi/Irwandi;
• Bahwa tanah milik Saksi tersebut diolah oleh Saksi sendiri;
• Bahwa yang ada di dalam tanah objek perkara adalah rawa-rawa, rumput
liar dan 2 (dua) buah kolam ikan;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah kolam tersebut, diisi ikan atau tidak;
• Bahwa kolam ikan tersebut dibuat pada tahun 2013 tetapi bulannya Saksi
lupa;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa yang membuat kolam tersebut karena tidak
ada melihat waktu membuat kolam tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu kenapa kolam ikan tersebut dibuat;
• Bahwa Saksi tidak tahu kapan terakhir tanah objek perkara tersebut diolah;
• Bahwa sampai sekarang Saksi tidak tahu dan tidak pernah melihat siapa
yang mengolah tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi mengolah tanah Saksi yang di dekat objek perkara sejak
tahun 2011, dimana sebelumnya tidak ada yang mengolah dan dibiarkan
kosong;
• Bahwa tanah Saksi yang berdekatan dengan objek perkara merupakan
harta pusaka tinggi kaum Saksi;
• Bahwa pada tahun 2012 Saksi tidak pernah melihat orang mengolah tanah
objek perkara dan dibiarkan kosong;
• Bahwa setahu Saksi tanah objek perkara adalah harta pusaka tinggi kaum
Ahmad Syarif Suku Pitopang;
• Bahwa Saksi tahu tanah objek perkara dari nenek Saksi bernama Sarina
yang diceritakan pada saat Saksi masih remaja;
• Bahwa Ahmad Syarif tidak mempunyai gelar;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana hubungan Ahmad Syarif dengan pihak
dalam perkara ini;
• Bahwa Ahmad Syarif sekarang sudah meninggal dunia;
• Bahwa Saksi tidak pernah bertemu dengan Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana pandam pakuburan Ahma Syarif;
Halaman 31 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa setahu Saksi, anak dari Ahmad Syarif adalah Ranali Dt. Patiah,
Nisar dan Supik;
• Bahwa Ranali Dt. Patiah, Nisar dan Supik masih hidup dan mereka tinggal
di Solok Dalam;
• Bahwa Saksi tidak melihat apakah sekarang di atas tanah objek perkara
ada sawah;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah dahulunya di tanah objek perkara ada
sawah;
• Bahwa sebelum tahun 2011, Saksi sudah tahu dengan tanah objek perkara
tersebut;
• Bahwa nenek Saksi sampai cerita kepada Saksi tentang tanah objek
perkara karena Saksi yang bertanya waktu akan mengolah tanah Saksi,
agar jangan sampai tanah orang yang Saksi olah;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar waktu itu tanah objek sengketa telah
disengketakan;
• Bahwa gelar Sako Ahmad Syarif adalah Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa waktu itu yang menjabat sebagai Dt. Ajo Bosa adalah Damiri;
• Bahwa Zulwahir menggantikan Damiri Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa sewaktu Zulwahir menggantikan sebagai Dt. Ajo Bosa, Damiri
masih hidup, namun Saksi lupa tahunnya dan waktu Zulwahir dilewakan/
baralek penghulu, Saksi hadir;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Ahmad Syarif mempunyai saudara;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana Ahmad Syarif tinggal;
• Bahwa setahu Saksi tidak ada anak Penggugat maupun Tergugat yang
mengolah di tanah objek sengketa;
• Bahwa setahu Saksi timbul masalah ini baru-baru ini, Saksi diberi tahu oleh
Zulwahir Dt. Ajo Bosa, katanya tanah objek perkara dijual oleh Para
Tergugat;
• Bahwa Zulwahir tidak ada mengatakan kepada siapa tanah objek sengketa
dijual dan kepada siapa dijual, Saksi juga tidak menanyakannya;
• Bahwa masalah ini pernah diselesaikan di KAN, dimana Saksi juga
dipanggil sebagai Saksi;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa yang mengajukan masalah ini ke KAN adalah Zulwahir Dt. Ajo Bosa
dan yang digugat adalah Sinir, Imuh, Eni dan Ida;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana isi putusan KAN tersebut;
• Bahwa tanah objek perkara sekarang dibiarkan kosong tidak ada yang
mengolahnya;
• Bahwa Saksi tidak ada diminta untuk tanda tangan yang berkaitan dengan
tanah objek perkara;
• Bahwa Saksi kenal dengan ibu Sinir yaitu Baidah, Suku Pitopang Ota;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa hubungan Baidah dengan Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi tanda tangan dalam surat jual beli tersebut;
• Bahwa lebih dahulu Saksi tanda tangan dalam surat jual beli daripada
dipanggil menjadi Saksi di KAN;
• Bahwa yang meminta tanda tangan Saksi adalah Ida;
• Bahwa sebelum tanda tangan surat tersebut tidak Saksi baca;
• Bahwa Saksi yang terakhir bertanda tangan dalam surat jual beli tersebut;
• Bahwa Saksi tahu arah mata angin;
• Bahwa Saksi terakhir ke objek perkara pada tahun 2013;
• Bahwa kolam ikan Saksi lihat sejak sesudah tahun 2013;
• Bahwa sawah Jasril ada 6 (enam) piring dan tanah milik Usman berupa
rawa-rawa (tidak diolah) sebelah selatan tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi belum pernah bertemu dengan Ahmad Syarif, hanya kenal
nama saja;
• Bahwa Damiri adalah anak dari Zulwahir;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Sinir, Muklis, Eni dan Ida pernah mengolah
tanah objek sengketa tersebut;
• Bahwa Saksi tidak kenal dengan orang yang bernama Arma;
• Bahwa Saksi mengolah tanahnya sendiri dengan membuat kolam pada
tahun 2010, membuat pondok tahun 2011 dan membuat sawah tahun
2012;
• Bahwa Saksi kenal dengan Liar dan Liar adalah isteri dari Jasril;
• Bahwa yang mengolah tanah Jasril adalah Jasril sendiri;
• Bahwa tanah Usman berada di sebelah arah bukit;
Halaman 33 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa tanah Usman sekarang tidak ada yang mengolah dan dibiarkan
kosong;
• Bahwa Saksi pernah mendengar dari cerita orang tentang jual beli tanah
objek perkara tersebut dan pertama kali Saksi dengar tahun 2013;
• Bahwa waktu di KAN tidak ada ditanyakan tentang jual beli tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan luas tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah kaum Penggugat selain tanah objek
perkara ini ada juga punya tanah di tempat lain;
• Bahwa jarak rumah Saksi dengan rumah kaum Dt. Ajo Bosa lebih kurang 7
(tujuh) meter;
• Bahwa hubungan antara Saksi dengan Zulwahir cuma satu suku yaitu
sama-sama Pitopang dan gelar penghulu Saksi adalah Dt. Majo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar apakah di Solok Dalam selain kaum
Penggugat ada yang bergelar Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi kenal dengan Ripin, sukunya adalah Pitopang dalam kaum
Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa hubungan Ripin dengan Pengugat;
• Bahwa Saksi mempunyai pandam pakuburan;
• Bahwa Saksi tidak ada mendengar masalah hibah tanah objek perkara ini;
• Bahwa nenek Saksi tidak menceritakan masalah Erman dan Nasir pernah
menghibahkan tanah objek perkara kepada anaknya;
• Bahwa kolam ikan di tengah objek perkara belum ada waktu Saksi
dipanggil di KAN;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah tanah objek perkara tersebut sudah pernah
diukur;
• Bahwa tanah di sekitar tanah objek perkara belum ada yang bersertifikat;
• Bahwa Saksi kenal dengan Ranulis dan Tarumun tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa hubungan antara Zulwahir dengan Ranulis dan
Tarumun;
• Bahwa Saksi kenal dengan Bujang Usmar, ia adalah mamak Saksi/adik ibu
Saksi;
• Bahwa Bujang Usmar tidak cerita kepada Saksi apakah ia pernah tanda
tangan surat-surat sehubungan tanah objek perkara ini;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa selain Saksi, di KAN yang dipanggil sebagai saksi adalah Usman
dan Liar;
• Bahwa Saksi pernah bertemu dengan Damiri Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar Ahmad Syarif menghibahkan tanah
objek perkara kepada anaknya;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah antara Penggugat dan para Tergugat satu
kaum, satu ranji dan satu harta pusaka;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah antara Penggugat dengan Para Tergugat
saling berbagi harta pusaka;
• Bahwa setahu Saksi antara Penggugat dengan Para Tergugat ada
bergantian mengolah tanah sengketa tersebut;
• Bahwa Baidah tidak pernah mengolah tanah objek sengketa tersebut;
• Bahwa Saksi kenal dengan isteri Dairus, namun namanya lupa;
• Bahwa Saksi tidak tahu, siapa orang tua isteri Dairus;
• Bahwa Saksi kenal dengan Marjohan, ia adalah mamak Usman;
• Bahwa gelar mamak penghulu Usman adalah Dt. Bandaro;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat apakah para Tergugat pernah mengolah
tanah yang dikuasai oleh Jasri dan Marjohan;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah tanah yang dijual tersebut adalah tanah
Marjohan;
• Bahwa jarak rumah Saksi dengan rumah Eni adalah kurang lebih 700
(tujuh ratus) meter arah keluar;
• Bahwa Saksi pernah datang ke rumah Eni, waktu itu Saksi menjemput
benih padi untuk sawah yang berjarak kurang lebih 100 (seratus) meter
dengan objek perkara;
• Bahwa Eni tidak pernah cerita kepada Saksi apakah sawah tersebut masuk
ke dalam objek perkara;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana rumah gadang Penggugat;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana rumah gadang Ahmad Syarif;
• Bahwa Sako Dt. Ajo Bosa juga sako Ahmad Syarif sama-sama Pitopang
Ota, Saksi tahu dari nenek Saksi;
• Bahwa suku dari Masnir, Muslim, Enid an Ida adalah Pitopang Ota dan
gelar Sakonya adalah Pitopang Ota juga;
Halaman 35 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa sebelum Nasir Dt. Ajo Bosa, dijabat oleh Suli Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa yang punya sawah sebelah bandar tanah
objek perkara;
• Bahwa sebelah tanah Jasril adalah tanah milik Usman yang berbentuk leter
L;
• Bahwa Sarina meninggal dunia pada tahun 2008;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Penggugat dengan Ahmad Syarif seharta
sepusaka;
• Bahwa Saksi lupa kapan Damiri meninggal dunia;
• Bahwa Saksi menanyakan batas-batas tanah kepada nenek Saksi karena
waktu akan mengolah tanah tersebut, jangan sampai tanah orang digarap;
• Bahwa Saksi belum tahu batas-batas tanah sebelum diterangkan oleh
nenek Saksi tahun 2010;
• Bahwa Saksi sebelumnya tidak pernah melihat surat bukti bertanda T.V-1;
• Bahwa Saksi membenarkan tanda tangan di dalam surat bukti bertanda
P.v-1 tersebut;
• Bahwa Saksi bertanda tangan dalam bukti surat bertanda T.V-1 sebagai
Saksi sejihat;
• Bahwa tanah yang dijual Masnir tersebut adalah tanah objek perkara ini
dan menurut waris yang Saksi terima, tanah tersebut adalah milik Ahmad
Syarif;
• Bahwa di Solok Dalam ada 3 (tiga) suku Pitopang dan ketiganya tidak
seharta sepusaka, walaupun satu ranji;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah di tumpak Masnir ada yang memakai gelar
Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa menurut cerita Jasril, sawahnya tersebut diperoleh dari dibelinya,
dimana Jasril cerita pada tahun 2011 dan diberi dari siapa tidak ada
dijelaskan oleh Jasril;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, kedua pihak
menyatakan akan menanggapi dalam kesimpulannya masing-masing;
4. Saksi ELWIDAR :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi diajukan ke depan persidangan oleh Penggugat sehubungan
sengketa tanah sawah antara para pihak;
• Bahwa objek perkara tersebut terletak di Jorong Ngalau Anyia, Ken. Solok
Bio-Bio, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa rumah Saksi dengan objek sengketa kurang lebih 1 (satu) km;
• Bahwa Saksi tidak mempunyai tanah di dekat objek sengketa;
• Bahwa Saksi ke lokasi objek sengketa tersebut satu bulan yang lalu;
• Bahwa batas-batas tanah objek sengketa yaitu :
• Sebelah timur berbatas dengan bukit jambu;
• Sebelah barat berbatas dengan tali bandar;
• Sebelah utara berbatas dengan tanah Sarina, Suku Pitopang;
• Sebelah selatan berbatas dengan Dt. Bandaro/Marjohan Suku
Pitopang;
• Bahwa Dt. Bandaro adalah mamak dari Marjohan;
• Bahwa tanah yang di sebelah tali bandar dahulu adalah milik bapak SAksi
dan pada tahun 1994 dijual kepada Ezi;
• Bahwa Liar memperoleh tanah tersebut dengan cara membeli;
• Bahwa yang ada di atas tanah objek sengketa ada kolam ikan dan rawa-
rawa;
• Bahwa Saksi tidak tahu berapa jumlah kolam ikan karena Saksi tahu kolam
ikan dari cerita orang;
• Bahwa kolam ikan tersebut dibuat kurang lebih enam bulan yang lalu;
• Bahwa menurut cerita orang yang Saksi dengar, kolam tersebut dibuat oleh
Uja dan Muslim;
• Bahwa Saksi tidak tahu kenapa Uja dan Muslim bisa membuat kolam ikan
di objek perkara;
• Bahwa sekitar tahun 1970 an, tanah objek perkara tersebut di olah oleh
Su’it;
• Bahwa setelah Su’it, tanah objek perkara tersebut dibiarkan kosong;
• Bahwa Su’it bisa mengolah tanah objek perkara karena Su’it meminjam
dari bapak Saksi yang bernama Damiri Dt. Ajo Bosa yang digantikan oleh
Zulwahir sebagai Dt. Ajo Bosa;
Halaman 37 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi lupa tahunnya saat Su’it meminjam tanah objek perkara
tetapi waktu itu Saksi sudah berkeluarga;
• Bahwa Su’it meminjam tanah objek perkara secara lisan saja;
• Bahwa Su’it meminjam tanah objek perkara untuk dijadikan sawah, karena
waktu itu Su’it baru menikah dan mengolahnya sendiri bersama isterinya;
• Bahwa Damiri dengan Su’it adalah satu kaum;
• Bahwa Su’it sekarang masih hidup dan ia tinggal di Solok Dalam, Ken.
Solok Bio-Bio, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa Su’it mengolah tanah objek perkara kurang lebih dua atau tiga kali
panen;
• Bahwa setelah Su’it mengolahnya, sampai sekarang tanah tersebut
dibiarkan kosong;
• Bahwa Saksi hanya mendengar nama Ahmad Syarif namun tidak
mengenalnya;
• Bahwa Damiri meninggal lebih kurang 3 (tiga) tahun yang lalu dan
dikuburkan di tanah Saksi di Solok Dalam;
• Bahwa jarak pekuburan Damiri dengan tanah objek perkara kurang lebih 1
(satu) kilometer;
• Bahwa hubungan antara Ahmad Syarif dengan Damiri adalah 1 (satu) ranji;
• Bahwa Penggugat adalah keponakan kontan dari Ahmad Syarif sedangkan
Para Tergugat hanya satu kaum, tidak satu ranji;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat ranji Penggugat;
• Bahwa Saksi lupa kapan Ahmad Syarif meninggal dunia dan Ahmad Syarif
dikuburkan di tanah pusakanya dekat rumah Eni;
• Bahwa Eni adalah cucu kandung Ahmad Syarif dan Saksi tahu dari bapak
Saksi bernama Damiri;
• Bahwa ibu Eni bernama Baidah;
• Bahwa anak dari Baidah yaitu : Muklis (Kalih), Si Uh, Ida, Si Muh dan Sinir;
• Bahwa suami dari Baidah yaitu Ranali;
• Bahwa antara Arma dengan Muklis (Kalih), Si Uh, Ida, Si Muh dan Sinir
tidak ada hubungannya;
• Bahwa Saksi tidak kenak dengan bapak dari Baidah tersebut;
• Bahwa bapak dari Ranali adalah Ahmad Syarif;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tidak melihat Ahmad Syarif mengolah tanah di objek perkara,
karena waktu Ahmad Syarif meninggal Saksi masih kecil;
• Bahwa menurut bapak Saksi, ibu dari Ahmad Syarif bernama Ringan;
• Bahwa saudara dari Ahmad Syarif bernama Ripin dan satu lagi perempuan
sudah meninggal dunia bernama Janiah;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa saudara dari Ringan;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa orang tua dari Ringan;
• Bahwa Zulwahir adalah keponakan dari Dairus;
• Bahwa ibu dari Dairus bernama Jana;
• Bahwa saudara Dairus adalah Ramuna, Munir dan Nurila;
• Bahwa ibu dari Jana bernama Manah;
• Bahwa saudara dari Jana bernama Darusa;
• Bahwa saudara Mana Saksi tidak ingat;
• Bahwa Saksi tahu silsilah tersebut dari bapak Saksi Damiri yang cerita;
• Bahwa Su’it mengolah tanah objek perkara tersebut pada bagian utara
dekat tali bandar;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana letak kolam tersebut dengan sawah
yang dibuat oleh Su’it;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan sawah Liar;
• Bahwa Ahmad Syarif sudah meninggal pada saat Su’it meminjam tanah
tersebut pada Damiri dan Rasuan;
• Bahwa tanah objek perkara tersebut adalah harta pusaka tinggi Ahmad
Syarif, Saksi tahu dari bapak Saksi yaitu Damiri katanya Ahmad Syarif satu
ranji dengan Damiri;
• Bahwa Janiah tidak mempunyai anak karena Janiah meninggal pada waktu
masih kecil, Saksi tahu dari Sadiana, waktu itu Saksi kerja di sawah lalu
Sadiana sambil bekerja cerita kepada Saksi dan bapak Saksi Damiri waktu
mau meninggal juga ada cerita 3 (tiga) tahun yang lalu;
• Bahwa Sadiana cerita lebih kurang 10 (sepuluh) tahun yang lalu;
• Bahwa sebelumnya tidak ada timbul masalah tanah objek perkara ini;
• Bahwa sekarang timbul masalah karena Saksi mendengar tanah objek
perkara tersebut dijual Sinir dengan adik-adiknya tetapi Saksi tidak tahu
dijual kepada siapa;
Halaman 39 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa tanah objek perkar dijual lebih kurang 2 (dua) tahun yang lalu;
• Bahwa Saksi tidak tahu berapa tanah objek perkara tersebut dijual;
• Bahwa masalah ini sudah pernah diselesaikan di KAN;
• Bahwa Saksi tidak tahu langsung keputusan KAN, hanya mendengar dari
orang, Zulwahir Dt. Ajo Bosa yang menang;
• Bahwa Zulwahir menggantikan Damiri bergelar Dt. Ajo Bosa dengan cara
berkerelaan;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar tentang hibah tanah objek perkara
tersebut;
• Bahwa lebih dahulu Ripin yang meninggal daripada Ahmad Syarif;
• Bahwa Ahmad Syarif tidak mempunyai gelar;
• Bahwa Ripin mempunyai gelar Dt. Ajo Bosa yang digantikan bapak Saksi
bernama Damiri Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi lupa kapan tahunnya saat Ripin meninggal dunia;
• Bahwa setelah Damiri, yang menjabat Dt. Ajo Bosa adalah Zulwahir;
• Bahwa Damiri masih hidup sewaktu Zulwahir menjabat gelar Dt Ajo Bosa;
• Bahwa ibu Ripin bernama Sarinah;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa yang mengolah tanah objek perkara sebelum
Su’it;
• Bahwa setahu Saksi Damiri tidak pernah mengolah objek perkara;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat selain Su’it, apakah ada orang lain yang
mengolah objek perkara;
• Bahwa Saksi kenal dengan Uja, yaitu anak dari Marnis dan cucu dari
ahmad Syarif;
• Bahwa tanah Marjohan berbentuk rawa-rawa;
• Bahwa Saksi tidak tahu jumlah piring sawah Liar tersebut;
• Bahwa tanah objek perkara berbatas langsung dengan sawah Liar;
• Bahwa Saksi mengolah tanah orang tua Saksi yang ada di seberang
bandar lebih kurang 20 (dua puluh) tahun sampai sawah tersebut dijual
kepada Ezi;
• Bahwa sawah yang Saksi oleh tersebut sebanyak 9 (sembilan) piring;
• Bahwa Saksi mengolah sawah Saksi dengan cara bagi hasil dengan
Rasuan dan Damiri (orang tua Saksi);
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi melihat sendiri Su’’it mengolah tanah objek sengketa;
• Bahwa lebih tua Su’it dibanding Saksi;
• Bahwa Rasuan adalah kakak dari Damiri (bapak Saksi);
• Bahwa Saksi pernah menanyakan Su’it tentang meminjam tanah objek
perkara dimana Saksi tahu dari cerita bapak saksi yaitu Damiri dan
Rasuan;
• Bahwa menurut cerita orang, Ije dan Liar membeli sawah tersebut dari Dt.
Bandaro yang merupakan harta pusaka tinggi Dt. Bandaro;
• Bahwa yang mengolah tanah Sarina, selain Sarina, cucunya bernama Ir
juga ada mengolah dan membuat pondok serta membuat kolam di atas
tanah milik Sarina tersebut dimana Saksi tahu hal tersebut dari isteri Ir
bernama Epi;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana status tanah Sarina tersebut;
• Bahwa Saksi kenal dengan Sanin;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Sanin ada atau tidak mengolah tanah
objek perkara;
• Bahwa Saksi tidak ingat apa hubungan Sanin dengan tanah objek perkara
tersebut;
• Bahwa ahli waris Ripin adalah Rasuan dan Damiri;
• Bahwa anak dari Ahmad Syarif adalah Nisar, Supik dan Ranali;
• Bahwa Nisar, Supik dan Ranali menerima hibah dari Ahmad Syarif yaitu
tanah berupa ladang gambir di Bukit Gombak dan Saksi tahu dari bapak
Saksi yaitu Damiri;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar apakah Ranali pernah
menghibahkan tanah kepada anaknya;
• Bahwa pada saat Damiri masih hidup dengan Rasuan, mereka pernah
menjual tanah Ahmad Syarif kepada Rapi’i, lokasi tanah tersebut di
Pitopang Solok Dalam berupa tanah kering;
• Bahwa Saksi tidak tahu berapa harga tanah tersebut dijual;
• Bahwa setahu Saksi Dt. Ajo Bosa tidak ada pandam pakuburan Dt. Ajo
Bosa di Solok Dalam;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana Ripin dikuburkan;
Halaman 41 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa dahulu Dt. Ajo Bosa ada rumah gadangnya di Solok Dalam tetapi
sekarang tidak ada lagi;
• Bahwa rumah gadang Dt. Ajo Bosa sama dengan rumah gadang Zulwahir,
Ripin dan Damiri menjadi satu dan Saksi tahu dari bapak Saksi;
• Bahwa hubungan antara Para Tergugat dengan Sinir adalah satu suku
tetapi tidak satu ranji dan harta pusaka;
• Bahwa lebih dahulu perkara di KAN daripada membuat kolam tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu berapa antara waktu membuat kolam dengan
perkara masuk ke KAN;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar Ahmad Syarif dengan Damiri dan
Rasuan menjual tanahnya;
• Bahwa Saksi tahu dengan sawah Inar, yaitu terletak di Banda Baru, Solok
Dalam yang dahulunya adalah tanah Ahmad Syarif;
• Bahwa Inar adalah keponakan kontan dari Ahmad Syarif;
• Bahwa tanah Ahmad Syarif ada yang dikuasai kaum Penggugat yaitu
parak atau kebun tempat perumahan rumah gadang dulu;
• Bahwa setahu Saksi tidak ada masalah sebelumnya mengenai tanah
Ahmad Syarif;
• Bahwa Ahmad Syarif tidak dikuburkan di tanah Eni melainkan di tanah
sendiri;
• Bahwa ada 4 (empat) paruik dalam kaum Dt. Ajo Bosa yaitu 1. Paruik Ilyas,
2. Paruik Darman, 3. Paruik keluarga Sinir, 4. Paruik Zulwahir;
• Bahwa keempat paruik tersebut mempunyai ranji satu-satu;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar apakah di paruik keluarga Sinir ada
yang memakai gelar Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa sebelum Ripin, yang menjabat gelar Dt. Ajo Bosa adalah Kotik;
• Bahwa cara Damiri menggantikan Ripin sebagai Dt. Ajo Bosa adalah
secara Jawek Jenazah;
• Bahwa Saksi tidak tahu istilah gadang di kubur;
• Bahwa saudara Dairus ada 4 (empat) orang;
• Bahwa anak dari Muna ada 6 (enam) orang;
• Bahwa Saksi sudah pernah ada perkara tanah sawah dengan Anto dan
Imun di pengadilan dan waktu itu Saksi sebagai Penggugat;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi menggugat Anto dan Imun karena sawah Saksi dicangkul
oleh Imun;
• Bahwa sawah Saksi berasal dari orang tua Saksi, Damiri, yang dibeli dari
Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi lupa kapan sawah Saksi dibeli dari Ahmad Syarif;
• Bahwa lokasi sawah Saksi tersebut ada di Ngalau Anyia;
• Bahwa tanah Saksi jauh dari tanah objek perkara tersebut dan sampai
sekarang Saksi yang menguasai tanah sawahnya tersebut;
• Bahwa Saksi pernah melihat rumah gadang Dt. Ajo Bosa di Solok Dalam
tetapi sekarang tidak ada lagi;
• Bahwa yang tinggal di rumah gadang tersebut adalah kakak Zulwahir yang
bernama Anis;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Ahmad Syarif pernah tinggal di rumah
gadang tersebut;
• Bahwa Ahmad Syarif dikubur tidak berdekatan dengan kuburan Damiri,
Ahmad Syarif dikubur di tanahnya sendiri sedangkan Damiri dikuburkan di
tanah Saksi;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat silsilah ranji Ahmad Syarif;
• Bahwa Su’it mengolah tanah objek perkara sekitar tahun 1970 an;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat isi Keputusan KAN, hanya mendengar
dari orang katanya Zulwahir yang menang;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana Zulwahir menang di KAN tersebut;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar nama Jobang Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi pernah mendengar nama Abeh Dt. Ajo Bosa tetapi dari pihak
mana Saksi tidak tahu;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar nama Joluak Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak ada mendengar di kaum Damiri ada yang memegang
gelar Dt. Ajo Bosa;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, kedua pihak
menyatakan akan menanggapi dalam kesimpulannya masing-masing;
5. Saksi ILYAS :
• Bahwa Saksi diajukan ke depan persidangan oleh Penggugat sehubungan
sengketa tanah sawah antara para pihak;
Halaman 43 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa objek perkara tersebut terletak di Jorong Ngalau Anyia, Kan. Solok
Bio-Bio, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa jarak rumah Saksi dengan objek sengketa lebih kurang 2 (dua)
kilometer;
• Bahwa Saksi tidak mempunyai tanah di dekat tanah objek sengketa;
• Bahwa dahulu Saksi pernah ke tanah objek sengketa dimana Saksi ikut
bergotong royong memperbaiki bandar dekat tanah objek sengketa
tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan batas-batas tanah objek sengketa;
• Bahwa Saksi tidak mempunyai gelar;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa yang mengolah tanah objek sengketa
tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana status tanah objek sengketa tersebut;
• Bahwa Saksi pernah dipanggil ke kantor KAN untuk menjelaskan Ranji
Zulwahir Dt. Ajo Bosa, namun Saksi lupa kapan dipanggilnya;
• Bahwa sewaktu di KAN tersebut, yang memegang Dt. Ajo Bosa adalah
Zulwahir;
• Bahwa hubungan Saksi dengan Penggugat hanya sepayuang, sedangkan
ranjinya berbeda;
• Bahwa di KAN Saksi menerangkan tentang masalah penghulu dan harta
pusaka Zulwahir;
• Bahwa suku Penggugat dan Tergugat I s/d IV adalah Pitopang;
• Bahwa mamak penghulu Penggugat dan Tergugat I s/d IV adalah Dt Ajo
Bosa;
• Bahwa di dalam Suku Pitopang Solok Dalam ada 4 (empat) ranji yaitu : 1.
Ranji Saksi, 2. Ranji Dt. Ajo Bosa, 3. Ranji Darman, 4. Ranji Baidah;
• Bahwa keempat ranji tersebut tidak satu harta pusaka dan tidak satu
rumah gadang;
• Bahwa para Tergugat masuk ke dalam ranji keturunan Baidah;
• Bahwa hubungan Penggugat dan Tergugat adalah satu payung tetapi beda
ranji;
• Bahwa Saksi pernah bertemu dengan Ahmad Syarif;
• Bahwa kaum Ahmad Syarif masuk ke dalam ranji keturunan Dt. Ajo Bosa;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tahu gelar Ripin dijawek oleh Damiri;
• Bahwa gelar Dt. Ajo Bosa tidak ada dalam ranji keturunan Saksi;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa yang pertama bergelar Dt. Ajo Bosa ;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa sebelum Ripin yang menjabat gelar Dt. Ajo
Bosa;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar Ripin Dt. Ajo Bosa dengan Tarumun
Dt. Ajo Bosa tersebut;
• Bahwa setahu Saksi Ahmad Syarif tidak memangku gelar Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa bapak Ripin dan bapak Ahmad Syarif
tersebut;
• Bahwa anak dari Ahmad Syarif adalah : 1. Pakiah Ranali, 2. Nisar dan 3.
Supik;
• Bahwa Ranali mempunyai anak 5 (lima) orang, diantaranya bernama
Simuh (Tergugat);
• Bahwa sewaktu di KAN tidak ada ditanyakan tentang tanah objek sengketa
hanya tentang penghulu;
• Bahwa gelar Dt. Ajo Bosa bisa pindah kepada ranji yang lain yaitu kalau
keturunan Dt. Ajo Bosa punah, maka dicari kata mufakat, keturunan siapa
diantara ranji Saksi, ranji Darman dan ranji Baidah, tersebut yang bisa
menjabat gelar Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa sebabnya ada 4 (empat) ranji dalam kaum Dt
Ajo Bosa;
• Bahwa setahu Saksi tidak ada dalam ranji keturunan Darman yang
bergelar Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa dahulu rumah gadang Dt. Ajo Bosa berada di dekat rumah Saksi ;
• Bahwa rumah gadang Saksi ada juga;
• Bahwa Ripin dengan Ahmad Syarif adalah seharta sepusaka;
• Bahwa Saksi tidak berhak menguasai harta Zulwahir;
• Bahwa Saksi tidak kenal dengan Tarumun;
• Bahwa saudara Damiri adalah Nulih, Rasuan dan Dairus;
• Bahwa suami Sadiana adakah Damiri;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar Anis pernah membeli tanah kepada
Ripin;
Halaman 45 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Ahmad Syarif ada menghibahkan tanah yang ada di rimbo pada
anaknya bernama Nisar dan Saksi tahu dari Nisar sendiri;
• Bahwa tanah pusaka Ahmad Syarif ada dekat tanah Saksi yang dikuasai
oleh Anis;
• Bahwa Saksi tidak tahu kenapa Anis bisa menguasai tanah pusaka Ahmad
Syarif tersebut;
• Bahwa sebelum Anis, tanah tersebut dikuasai oleh ibu Ahmad Syarif
bernama Rila;
• Bahwa Saksi tidak tahu kenapa timbul perkara ini;
• Bahwa Ripin dan Ahmad Syarif sudah meninggal dunia;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Ripin dan Ahmad Syarif ada pandam
pakuburannya;
• Bahwa Damiri dimakamkan di rumah anaknya;
• Bahwa pandam pakuburan Damiri berbeda dengan pandam pakuburan
Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi lupa umur berapa Saksi bertemu dengan Ahmad Syarif,
waktu itu Saksi sudah berkeluarga;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana rumah gadang Ahmad Syarif;
• Bahwa yang tinggal di rumah gadang Dt. Ajo Bosa adalah Rila, ibu dari
Zulwahir;
• Bahwa ibu dari Ahmad Syarif bernama Ringan;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa ibu dari Ringan;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa nama ibu dari Rila;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan silsilah keturunan Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa dalam keturunan Jurai Ahmad Syarif tidak ada ahli warisnya, sudah
punah dimana Jamiah sudah meninggal sejak kecil;
• Bahw Ahmad Syarif sendiri yang menghibahkan tanah tersebut kepada
Nisar;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar Damiri membeli tanah pada Ahmad
Syarif;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, kedua pihak
menyatakan akan menanggapi dalam kesimpulannya masing-masing;
6. Saksi HERMAN Dt. MAJO :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi diajukan ke persidangan oleh Penggugat sehungan sengketa
tanah antara para pihak dalam perkara ini;
• Bahwa lokasi tanah objek sengketa adalah di Ngalau Anyia, Jorong Solok
Dalam, Kan. Solok Bio-Bio, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan batas- batas tanah objek perkara;
• Bahwa Saksi menjabat sebagai kaampek suku Pitopang Ota Sungai
Mauang di Jorong Solok Dalam;
• Bahwa Zulwahir tidak ada mengundurkan diri sebagai Dt. Ajo Bosa, cuma
menyerahkan pekerjaan di kampung kepada Saksi, yaitu kalau ada
masalah dalam Suku Pitopang Ota, Saksi yang menyelesaikan sebagai
Kaampek Suku, tetapi kalau di Nagari masih tetap Zulwahir;
• Bahwa setahu Saksi sampai timbul masalah ini, sebelumnya, tahun 2012
datang Muslim menemui Saksi di Polres Pasir Pangaraian, ia meminta
tanda tangan Saksi, katanya mau membuat sertifikat tanah, lalu Saksi
tanyakan apakah semuanya (Para Tergugat) sudah setuju, dijawab sudah,
lalu Saksi tanda tangan;
• Bahwa surat yang Saksi tanda tangani tersebut adalah sporadik;
• Bahwa selanjutnya lebih kurang 2 (dua) minggu kemudian datang lagi
Muslim menemui Saksi untuk minta tanda tangan, katanya tanah mau
dijual, lalu Saksi katakan kalau sudah sepakat semuanya tidak apa-apa,
lalu Saksi tanda tangan;
• Bahwa sebelumnya surat tersebut sudah ada yang tanda tangan, Saksi
lihat pada surat tersebut Para Tergugat semuanya sudah bertanda tangan,
lalu Saksi tanda tangan;
• Bahwa Saksi tidak menanyakan tanah mana yang akan dijual;
• Bahwa selanjutnya lebih kurang 3 (tiga) bulan kemudian datang lagi Ida
menemui Saksi di LP Pasir Pangaraian minta tanda tangan Saksi, katanya
dulu yang menjadi Ketua KAN adalah Bilal Dt. Mangkuto Bosa dan pada
surat yang dibawa Ida tersebut yang menjadi Ketua KAN adalah Yasir Dt.
Mangkuto Bosa;
• Bahwa Saksi tidak menanyakan apakah tanah yang Saksi tanda tangan
tersebut ada hubungannya dengan tanah sengketa ini, hanya dalam hati
Saksi bertanya kenapa sudah sekian lama belum juga selesai pengurusan
Halaman 47 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
sporadik tersebut dan setelah Ida pulang lalu Saksi telpon kakak di
kampung untuk menanyakan apakah tanah Ida bermasalah;
• Bahwa jawaban kakak Saksi tersebut adalah bahwa Ida (Para Tergugat)
sedang ada masalah dengan Zulwahir sehubungan dengan tanah tersebut;
• Bahwa tanggapan Saksi saat itu, Saksi bilang kalau tanah tersebut
ternyata bermasalah, maka tanda tangan Saksi dulu dicabut kembali;
• Bahwa Saksi bebas dari LP tahun 2013, kemudian tindakan Saksi adalah
pertama Saksi menemui kedua belah pihak, kemudian
mempertemukannya di kampung guna mencari penyelesaian secara
kekeluargaan;
• Bahwa Saksi menyarankan kalau tanah tersebut dijual, hasilnya dibagi dua
dan yang bertanda tangan dalam jual beli tersebut adalah Zulwahir;
• Bahwa Saksi menyarankan Zulwahir yang bertanda tangan dalam surat
jual beli apabila tanah objek perkara dijual karena tanah tersebut
merupakan harta pusaka tinggi kaum Zulwahir, jadi sepantasnyalah
Zulwahir yang bertanda tangan dalam surat jual beli tersebut;
• Bahwa saran dari Saksi tidak dapat diterima oleh pihak Para Tergugat;
• Bahwa selanjutnya Saksi selaku kaampek suku lepas tangan dan tidak
bisa memaksakan pendapat Saksi kepada para pihak;
• Bahwa tanah tersebut setahu Saksi dari Ahmad Syarif;
• Bahwa dalam adat Minang, harta pusaka tinggi jatuh ke kemanakan bukan
kepada anak;
• Bahwa Saksi melihat surat wasiat, surat hibah dan surat jual beli tanah
objek sengketa tersebut;
• Bahwa Saksi tidak ikut dalam penyelesaian masalah ini di KAN, Saksi
hanya mendengar dari orang dan bagaimana hasilnya, Saksi tidak tahu;
• Bahwa Saksi bisa menyarankan kalau tanah tersebut dijual dan hasilnya
dibagi dua dan yang bertanda tangan dalam jual beli tersebut adalah
Zulwahir karena sebelumnya Saksi sudah memperlajari surat wasiat, surat
hibah dan surat jual beli tanah tersebut;
• Bahwa hubungan Para Penggugat dan Para Tergugat dengan Ahmad
Syarif adalah Para Penggugat merupakan keponakan sedangkan Para
Tergugat adalah cucu dari Ahmad Syarif;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi sudah melihat Ranji Masnir waktu pengangkatan Zulwahir
sebagai Dt. Ajo Bosa, karena waktu itu ranjinya digabung;
• Bahwa Para Penggugat dengan Para Tergugat adalah satu payung,
dibawah Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa waktu di Polres Pasir Pangaraian, Saksi menandatangani sporadik
dan surat kesepakatan Para Tergugat;
• Bahwa waktu itu tidak ada ranji dari Para Tergugat, waktu itu Saksi tidak
ada tanda tangani ranji dari Para Tergugat;
• Bahwa di Kanagarian Solok Bio-Bio ada 4 (empat) buah rumah gadang, 1.
Rumah gadang kaum Masnir (Para Tergugat), 2. Rumah gadang kaum
Zulwahir, 3. Rumah gadang kaum Iman dan 4. Rumah gadang kaum
Darman;
• Bahwa sewaktu pengangkatan Zulwahir keempat ranji tersebut tidak
digabung, yang digabung hanya tiga sedangkan ranji Kaum Imam tidak
ada saksi lihat;
• Bahwa Saksi melihat Ahmad Syarif berada dalam kaum Zulwahir, bukan
dalam kaum Para Tergugat;
• Bahwa Zulwahir menyerahkan pekerjaan di kampung kepada Saksi selaku
kaampek suku dilaksanakan di Mushalla;
• Bahwa lebih dulu Surat Kesepakatan Kaum yang Saksi tanda tangani
dibanding sporadik;
• Bahwa Saksi lupa siapa pembeli dan berapa harganya tanah objek
sengketa tersebut dijual;
• Bahwa waktu itu yang menjabat Wali Nagari adalah Mulyadi;
• Bahwa setelah pengangkatan Zulwahir sebagai Dt. Ajo Bosa, Saksi juga
melihat Ranji Zulwahir dan juga sewaktu penyelesaian masalah ini di
kampung tahun 2013;
• Bahwa lebih dahulu Saksi menandatangani Ranji Zulwahir daripada
sporadik;
• Bahwa semenjak Saksi diangkat menjadi datuk, baru kali ada masalah
seperti ini;
• Bahwa Saksi menandatangani ranji Zulwahir sebelum perkara di
pengadilan;
Halaman 49 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa lebih dahulu Saksi tandatangan sporadik, kesepakatan kaum (para
Tergugat) dan surat jual beli daripada timbulnya masalah ini;
• Bahwa lebih dahulu KAN bertanda tangan di Ranji Zulwahir, Saksi giliran
yang paling terakhir bertanda tangan;
• Bahwa Saksi tidak pernah membaca apakah dalam dalam surat jual beli
tanah tersebut, saksi sejihat sudah tanda tangan atau belum;
• Bahwa Saksi tidak tahu kenapa timbul wasiat tersebut, karena masalah
tersebut tidak ada dibahas;
• Bahwa Saksi lupa bagaimana bunyi surat wasiat yang diperlihatkan pada
Saksi tersebut;
• Bahwa yang bertanda tangan pada surat wasiat tersebut adalah Ahmad
Syarif, Ranali dan satu lagi Saksi lupa siapa namanya;
• Bahwa seingat Saksi surat wasiat tersebut tidak ada diketahui oleh mamak
kedua belah pihak;
• Bahwa seingat Saksi tanah yang dihibahkan Ahmad Syarif kepada
Tergugat Nisar, Ranali, Erni dan Supik, adalah tanah yang berada di rimba;
• Bahwa setahu Saksi surat hibah antara Supik dan Baidah tidak ada
diperlihatkan kepada Saksi, hanya surat wasiat yang diperlihatkan kepada
Saksi;
• Bahwa ranji Ahmad Syarif dan ranji Ripin tidak ada dibuka waktu
pertemuan antara para pihak di kampung;
• Bahwa bukti surat bertanda P-1, P-3 adalah betul tanda tangan Saksi dan
bukti surat bertanda P-12 adalah betul yang diperlihatkan kepada Saksi,
sedangkan surat bukti bertanda P-13 ini isinya tidak sama dengan yang
diperlihatkan pada Saksi waktu di kampung dahulu;
• Bahwa Saksi tidak ikut bertanda tangan di ranji Zulwahir yang Saksi lihat
waktu pengangkatan Zulwahir sebagai Dt. Ajo Bosa dan yang tanda tangan
adalah Nasir Dt. Majo Bosa, sebelum Saksi;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah ada dilakukan serah terima penjualan
tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa tanah kaum Saksi, yang Saksi dengar ada yang sebatas, yaitu
tanah yang diolah kemenakan Saksi bernama Sarina dan Irwandi yang
berada di bawah payung Saksi;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Surat Hibah yang Saksi lihat waktu menyelesaikan masalah
tersebut adalah surat hibah tanah ladang bukan surat hibah tanah objek
perkara ini;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar Ahmad Syarif menghibahkan
tanahnya kepada Baidah;
• Bahwa sebab waktu pengangkatan Zulwahir ada 3 (tiga) buah ranji
digabungkan karena dalam pesukuan tidak mungkin satu ranji dan
pengangkatan Zulwahir sebagai Dt. Ajo Bosa adalah atas kesepakatan
kaum;
• Bahwa Saksi tahu kalau Ahmad Syarif satu ranji dengan Zulwahir karena
melihat ranji Zulwahir waktu pengangkatannya sebagai penghulu;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan silsilah keturunan Zulwahir;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan silsilah keturunan Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana hubungan Erni dengan Ranali;
• Bahwa anak Ahmad Syarif ada 3 (tiga) yaitu Ranali, Supik dan Nisar dan
Saksi tahu dari nenek Saksi;
• Bahwa Erni adalah anak dari Ranali dan cucu dari Ahmad Syarif;
• Bahwa hubungan antara Rosdiana (Sadiana) dengan Ripin Dt. Ajo Bosa
adalah Rosdiana (Sadiana) adalah anak dari Ripin Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Ahmad Syarif tinggal di rumah yang dibuatkan orang tua Saksi
sejak Ahmad Syarif masih berkeluarga;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, kedua pihak
menyatakan akan menanggapi dalam kesimpulannya masing-masing;
7. Saksi DARMAN :
• Bahwa Saksi diajukan ke persidangan oleh Para Penggugat sehubungan
dengan sengketa tanah antara para pihak dalam perkara ini;
• Bahwa objek perkara terletak di Ngalau Anyia, Jorong Solok Dalam,
Kanag. Solok Bio-Bio, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa sebelumnya masalah ini sudah ada diselesaikan di KAN, Saksi
dipanggil di KAN karena ikut bertanda tangan pada ranji Zulwahir;
• Bahwa Saksi tidak seranji dan seharta pusaka dengan Zulwahir Dt. Ajo
Bosa;
Halaman 51 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Ahmad Syarif masuk ke dalam kaum Zulwahir Dt. Ajo Bosa, Saksi
tahu setelah melihat ranji Zulwahir tersebut;
• Bahwa hubungan antara Rosdiana (Sadiana) dengan Ripin Dt. Ajo Bosa
dan Ahmad Syarif adalah Sadiana merupakan anak dari Ripin Dt. Ajo
Bosa, sedangkan Ahmad Syarif adalah kakak dari Ripin Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa hubungan antara Sadiana dengan Dairus adalah Dairus suami dari
Sadiana;
• Bahwa Rosdiana dengan Sadiana, orangnya adalah sama;
• Bahwa Saksi dan orang tua Saksi bernama Samsi, tinggal dekat rumah
gadang Zulwahir tersebut, yang sekarang ada rumah Erniati;
• Bahwa rumah yang ditempati Ahmad Syarif tersebut adalah bukan rumah
gadangnya, melainkan rumah pondok, yang sekarang di atas tanah
tersebut adalah rumah Erniati;
• Bahwa Saksi lupa tahun Ahmad Syarif meninggal;
• Bahwa Saksi tidak tahu di rumah siapa Ahmad Syarif meninggal dunia;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana Ahmad Syarif dikuburkan;
• Bahwa Saksi pernah mendengar tanah objek perkara tersebut dijual oleh
Muslim tetapi Saksi tidak tahu dijual berada dan kepada siapa;
• Bahwa lebih dahulu tanah objek perkara dijual daripada timbul perkara di
KAN;
• Bahwa Saksi dipanggil KAN dan ditanya sehubungan dengan hak milik
tanah objek sengketa;
• Bahwa Saksi tidak ditanya mengenali jual beli tanah tersebut;
• Bahwa Saksi mendengar dari cerita orang, isi putusan KAN adalah, hasil
penjualan tanah tersebut dibagi dua dan yang bertanda tangan pada surat
jual beli tersebut adalah Zulwahir;
• Bahwa setahu Saksi, tanah objek perkara adalah pusaka tinggi kaum
Zulwahir, Saksi tahu dari tante Saksi bernama Rosdiana/Sadiana, isteri
dari Dairus;
• Bahwa yang mengadukan masalah ini ke KAN adalah Zulwahir;
• Bahwa ada 4 (empat) kaum yang berada di bawah payung Dt. Ajo Bosa
yaitu : kaum Zulwahir, Kaum Daraman, Kaum Muslim dan Kaum Imam;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa keempat kaum tersebut sama berhak dipilih dan memilih untuk
menjabat sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi lupa tahun kapan tetapi prosesnya waktu pengangkatan
Zulwahir tersebut, Saksi tahu;
• Bahwa sekarang Zulwahir masih menjabat sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak mendengat Zulwahir mengundurkan diri dari gelatr Dt.
Ajo Bosa, yang Saksi dengar hanya berhenti sementara menjalankan
tugasnya di kampung sebagai Dt. Ajo Bosa karena ia kurang sehat dan
kalau urusan di Nagari masih dilaksanakan Zulwahir;
• Bahwa Saksi tidak tahu silsilah Ahmad Syarif;
• Bahwa ibu dari Zulwahir adalah Nurila, ibu dari Nurila bernama Jana dan
ibu dari Jana, Saksi tidak tahu;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa saja saudara dari Jana;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa hubungan Ahmad Syarif dengan Zulwahir;
• Bahwa ibu Saksi bernama Samsi (almarhum) dan ia tinggal di Solok Bio-
Bio;
• Bahwa Samsi pernah bertukar tanah dengan Ahmad Syarif;
• Bahwa cara pertukaran tanah tersebut adalah ibu Saksi bernama Samsi
membuatkan Ahmad Syarif satu buah rumah (dangau) ukuran 4 x4 meter
kemudian Ahmad Syarif memberikan tanah perumahan kepada ibu saksi
lebih kurang luasnya 20 x 20 meter dekat rumah tersebut;
• Bahwa pertukaran tersebut tidak memakai surat;
• Bahwa waktu pertukaran tanah tersebut yang menjabat sebagai Dt. Ajo
Bosa adalah Damiri;
• Bahwa ibu Saksi sampai membuatkan rumah untuk Ahmad Syarif karena
waktu itu Ahmad Syarif sudah tua dan tidak mempunyai rumah untuk
tempat tinggal;
• Bahwa Ahmad Syarif tinggal bersama isterinya di rumah tersebut;
• Bahwa Saksi tidak kenal dengan tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak pernah dengar Rasuan membeli tanah pada Ahmad
Syarif;
Halaman 53 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa sekarang kalau ada masalah di kaum Sinir atau Para Tergugat,
Saksi tidak tahu siapa yang menyelesaikannya, karena Sinir (Para
Tergugat) sekarang berperkara dengan Zulwahir Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa ibu saksi membuatkan rumah untuk Ahmad Syarif bukan
berdasarkan keseimbangan harga tetapi berdasarkan kesepakatan kaum;
• Bahwa gelar penghulu Samsi (ibu Saksi) adalah Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu ada di pihak mana Jobang Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi lupa berapa orang yang ikut menyaksikan penyerahan tanah
dari Ahmad Syarif kepada ibu Saksi, waktu itu orang dijamu dan diberi
makan untuk menyaksikan penyerahan tanah dari Ahmad Syarif kepada
ibu Saksi;
• Bahwa yang menyerahkan tanah tersebut adalah Ahmad Syarif dengan
damiri kepada ibu Saksi bernama Samsi tersebut, namun Saksi lupa kapan
tahunnya;
• Bahwa Saksi pernah bertemu dengan Ahmad Syarif tersebut;
• Bahwa saksi tidak tahu waktu Ahmad Syarif sakit-sakitan, karena waktu itu
Saksi tidak berada di rumah sedang merantau;
• Bahwa Saksi lupa kapan terakhir Ahmad Syarif tinggal di rumah tersebut;
• Bahwa Saksi lupa kapan Ahmad Syarif meninggal dunia;
• Bahwa setahu Saksi orang yang pernah menjabat sebagai Dt. Ajo Bosa
adalah : Jobang, Tarumun, Lunak, Ripin, Damiri dan Zulwahir;
• Bahwa waktu ibu Saksi memberikan rumah tersebut kepada Ahmad Syarif
ada dihadiri Damiri Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar hibah Ahmad Syarif kepada Baidah
tersebut;
• Bahwa Rosdiana (Sadiana) adalah anak dari Ripin Dt. Ajo Bosa;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, kedua pihak
menyatakan akan menanggapi dalam kesimpulannya masing-masing;
Menimbang, bahwa di muka persidangan, Kuasa Penggugat juga telah
menghadirkan Ahli yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah
berdasarkan agamanya bernama SUHAIMI Dt. PATIAH NAN PANJANG yang
pada pokoknya sebagai berikut :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi sebagai Ahli dilengkapi dengan surat tugas dari LKAAM
Kabupaten Lima Puluh Kota, tertanggal 31 Maret 2014 No. STG/LKAAM-
LK/III-2014;
• Bahwa Ahli bertugas sebagai Wakil Ketua di DEwan Pertimbangan Adat
LKAAM Kabupaten Lima Puluh Kota;
• Bahwa SAksi bergabung dengan LKAAM Kabupaten Lima Puluh Kota
sejak tahun 2000 sampai sekarang;
• Bahwa Ahli bertugas di LKAAM Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai
Penasehat dalam permasalah yang timbul dalam Organisasi dan Adat
Istiadat di Kabupaten Lima Puluh Kota;
• Bahwa masalah yand ditangani Ahli dalam hal adat istiadat seperti hibah,
sako dan pusako;
• Bahwa dalam adat istiadat tidak ada pendidikan formalnya, Ahli berlajar di
Surau, pendidikan non formal;
• Bahwa sebelum Ahli bergabung di LKAAM Kabupten Lima Puluh Kota,
sebelumnya di Nagari dan Kecamatan, Ahli sudah menjadi Ketua LKAAM;
• Bahwa di Minangkabau ada 2 (dua) pembagian harta, pertama harta
Pusaka Tinggi dan kedua Harta Pusaka Rendah;
• Bahwa yang dimaksud dengan Harta Pusaka Tinggi adalah harta yang
diterima secara turun temurun yang merupakan harta bersama sebagai
pengikat jaringan dalam suku, sedangkan yang dimaksud harta pusaka
rendah adalah harta yang diperoleh dari pembelian orang tua;
• Bahwa harta pusaka tinggi bisa dialihkan dan lazim/biasa dilakukan harta
pusaka tinggi dialihkan kepada anak;
• Bahwa syarat Harta Pusaka Tinggi bisa dialihkan adalah :1. Hijab (sakato/
sepakat kaum), 2. Sasuai yang menerima, 3. Diketahui jihat yang 4 (saksi
sebatas), 4. Bapanggonggam (diberi uang saksi);
• Bahwa maksud dari yang sasuai yang menerima adalah sepakat semua
anak yang akan menerima harta tersebut;
• Bahwa dialihkan dalam arti bisa jual beli, gadai atau hibah;
• Bahwa kedudukan harta pusaka di Minangkabau adalah Jua indak
dimakan bali (jual tidak dimakan beli), gadai indak dimakan sando/boroh
(gadai tidak dimakan boroh), maksudnya harta pusaka tidak boleh
Halaman 55 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dipindahtangankan, kecuali buek barajo ateh meufakek (perbuatan
dilaksanakan atas musyawarah), Adat Salingka Nagari (adat berlaku di
wilayah Nagari masing-masing);
• Bahwa aturan pengalihan harta pusaka tinggi dengan harta pusaka rendah
adalah sama;
• Bahwa selain kepada anak, harta tersebut bisa dialihkan asal ciak indak
babuni, obak badabue (artinya sudah sepakat kaum dan tidak ada
bantahan/keberatan);
• Bahwa di Minangkabau ada 3 (tiga) macam hibah yaitu : 1. Hibah Bateh, 2.
Hibah Pampeh, 3. Hibah Laleh ;
• Bahwa hibah Bateh, maksudnya hibah yang mempunyai jangka waktu
tertentu, contohnya seumur anak, kalau anak tersebut sudah meninggal
maka harta kembali ke asal ;
• Bahwa hibah Pampeh, maksudnya hibah yang dilakukan dengan orang
yang batali (mempunyai hubungan) budi atau batali (mempunyai
hubungan) adat yaitu malakok terlebih dahulu kemudian diberi harta dan
harta tersebut dibayar dengan harga dibawah standar, istilahnya beli-beli
mintak;
• Bahwa hibah Laleh maksudnya hibah yang diberikan untuk selama-
lamanya;
• Bahwa ketiga hibah tersebut bisa dibatalkan apabila syarat yang 4 (empat)
sebelumnya tidak terpenuhi;
• Bahwa apabila syarat hibah tersebut tidak terpenuhi, Ahli secara pribadi
tidak bisa ikut menyelesaikannya, sebaiknya diselesaikan menurut adat
setempat, bagaimana menurut kesepakatan kaum tersebut (kusuik
menyalasai, karuah mampajaniah);
• Bahwa pelaksanaan hibah secara adat di Minangkabau dilaksanakan
secara lisan, bersumpah sakti, babakeh diurang banyak (diketahui orang
ramai);
• Bahwa hibah bisa juga dilaksanakan secara tertulis, asalkan berdasarkan
atas kesepakatan kaum kedua belah pihak (nagari bapaga undang,
kampuang bapaga adat) artinya pelaksanaannya berbeda tetapi tujuannya
sama;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa di Minangkabau tidak ada mengenal istilah punah, karena setiap
kaum tersebut ada mempunyai jurai-jurai, maka jurai-jurai tersebutlah yang
berhak mewarisi harta pusaka tersebut;
• Bahwa LKAAM bisa ikut menyelesaikan masalah yang timbul atas
permintaan dari KAN tersebut;
• Bahwa fungsi KAN sebagai kusuik manyalasai, karuah mampajaniah
termasuk wewenang dari LKAAM;
• Bahwa maksud harta pusaka tinggi bisa dijual dengan 4 (empat) syarat
yaitu : 1. Gadih gadang indak balaki ; 2. Rumah gadang katirisan, 3. Maik
tabujua di tangah rumah dan 4. Mambangkik batang tarandam, adalah
kata-kata peringatan, bahwa harta pusaka tinggi tidak bisa
dipindahtangankan dengan mudah;
• Bahwa yang harus bertanda tangan dalam suatu surat hibah harta pusaka
adalah minimal si pemberi hibah, si penerima hibah dan kedua belah ninik
mamak (kaampek suku) yang bersangkutan;
• Bahwa kalau Ketua KAN dan Wali Nagari ikut bertanda tangan tentu lebiih
baik, sebagaimana atas kesepakatan kedua belah pihak;
• Bahwa sistem pewarisan Harta Pusaka Tinggi di Minangkabau adalah
secara matrilineal yaitu menurut garis keturunan ibu;
• Bahwa menurut adat Minangkabau tidak ada mengenal istilah hibah
kadaluarsa;
• Bahwa suatu ranji dikatakan sah apabila dibuat oleh mamak kepala waris
yang bersangkutan, diketahui oleh mamak kepala kaum dan diketahui oleh
kaampek suku nagari tersebut;
• Bahwa persetujuan KAN dalam sebuah ranji boleh ada boleh juga tidak;
• Bahwa kalau ranji menurut garis keturunan ibu dari seseorang telah habis,
yang berhak mewarisi harta yang bersangkutan adalah ditentukan
berdasarkan keputusan Adat Salingka Nagari (kaampek suku dengan tetua
kampung yang bersangkutan), orang lain tidak bisa ikut campur dalam
urusan tersebut;
• Bahwa pada tahun 1962, Ahli sudah dewasa dan waktu itu nagari sedaang
bergolak dan dua tahun kemudian Ahli berkeluarga;
Halaman 57 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa tahun 1962, Wali Nagari masih berfungsi waktu nagari sedang
bergolak;
• Bahwa di Minangkabau Harta Pusaka Tinggi yang lazim dihibahkan
kepada anak dan kepada orang yang batali budi, sekaum dan batali darah;
• Bahwa Ahli tidak tahu apakah harta pusaka tinggi boleh dihibahkan kepada
orang yang bukan sekaum batali budi dan batali darah;
• Bahwa Ahli tidak pernah membaca suatu literature dalam buku yang
mengatakan Harta Pusaka Tinggi yang lazim dihibahkan kepada anak, Ahli
hanya belajar di Surau;
• Bahwa Ahli tidak tahu dan tidak pernah membaca Yurisprudensi
Mahkamah Agung RI tanggal 22 Oktober 1975 Nomor : 1029 K/Sip/1975
yang menyebutkan menurut hukum adat apabia seseorang tidak ada ahli
warisnya, boleh memberikan hartanya kepada siapa yang dia sukai;
• Bahwa Ahli tidak tahu dan tidak pernah membaca Yurisprudensi
Mahkamah Agung RI tanggal 6 Juli 1977, Nomor : 1526 K/Sip/1977 yang
menyebutkan seseorang yang tidak mempunyai ahli waris bertali darah
(kubah) boleh memberikan hartanya kepada siapapun juga tetapi yang Ahli
tahu di Minangkabau tidak ada mengenal putus waris, sebab dalam suatu
kaum pasti ada jurai-jurainya, dengan istilah Nan Sajangka, Nan Saeto dan
Nan Satampok (maksudnya pilih jurai yang paling dekat hubungannya
untuk mewarisi harta tersebut);
• Bahwa Nan Satampok maksudnya adalah yang terdekat sedangkan Nan
Sajangka maksudnya adalah yang terjarak;
• Bahwa harta seseorang bisa dihibahkan kepada mantu asal setuju
kaampek suku nagari tersebut;
• Bahwa Ahli datang bersama Kuasa Penggugat ke persidangan ini;
• Bahwa yang dimaksud dengan satali darah adalah orang yang sama-sama
berasal dari satu nenek;
• Bahwa yang dimaksud dengan satali adat adalah orang yang sapasukuan
(sama-sama satu suku);
• Bahwa yang berhak mewarisi harta seseorang kalau yang bertali darah
sudah tidak ada lagi, ditentukan oleh keputusan nagari (ciak indak babunyi,
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
ombak indak badabua, barajo kamufakat), kalau tidak ada sanggahan/
bantahan dari pihak lain, keputusan nagari tersebut bisa dilaksanakan;
Menimbang, bahwa atas keterangan Ahli tersebut, kedua pihak
menyatakan akan menanggapi dalam kesimpulannya masing-masing;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan / membuktikan dalil-dalil
sanggahan/ sangkalan, Kuasa Hukum Para Tergugat I s/d IVtelah mengajukan
bukti surat/tulisan berupa foto copy surat-surat atau lembaran yang telah diberi
meterai sesuai ketentuan undang-undang, yaitu :
1. Foto copy sesuai asli, Surat Hibah tertanggal 5 September 1962 atas nama
Amat Sarif, diberi tanda bukti T. I s/d IV-1;
2. Foto copy sesuai asli, Ranji/ Silsilah keturunan kaum dt. Ajo Bosa, Suku
Pitopang Ota, Nagari Solok Bio-Bio, diberi tanda bukti T.I s/d IV-2;
3. Foto copy tidak ada aslinya, Surat Hibah tertanggal 22 Juli 1962 atas nama
Amat Sarif, diberi tanda bukti T. I s/d IV-3;
Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Kuasa Hukum Para
Tergugat I s/d IV juga mengajukan saksi-saksi yaitu : 1. SU’IP ; 2. SAMSIR ; 3.
DASRIL DT RAJO MANGKUTO ; 4. FIRMAN DT. MANGKUTO ; 5. MASRI ANAS;
Menimbang, bahwa di muka persidangan para saksi tersebut telah
memberikan keterangan di bawah sumpah sesuai dengan agamanya masing-
masing, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Saksi SU’IP :
• Bahwa Saksi diajukan oleh Tergugat I s/d IV sehubungan sengketa tanah
sawah antara para pihak dalam perkara ini;
• Bahwa objek perkara terletak di Jorong Ngalau Anyia, Kan. Solok Bio-Bio,
Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa jarak rumah Saksi dengan tanah objek sengketa kurang lebih 6
(enam) kilometer;
• Bahwa Saksi tidak mempunyai tanah di dekat tanah objek perkara;
• Bahwa Saksi pernah mengolah tanah objek perkara tersebut dari tahun
1976 s/d tahun 2011;
• Bahwa Saksi mengolah tanah objek sengketa tersebut meminta ijin dengan
Baidah;
• Bahwa Baidah adalah ibu dari Tergugat I s/d IV;
Halaman 59 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa anak dari Baidah adalah Muslim, Erni, Masnir, Ida, Marnis Aklis
dam Siuh;
• Bahwa Saksi menggarap tanah objek perkara dengan istri Saksi;
• Bahwa Saksi mengolah tanah objek perkara hanya sebagian, yaitu dekat
tali bandar;
• Bahwa batas-batas tanah objek perkara adalah :
• Sebelah utara berbatas dengan tanah Sarina, suku Pitopang;
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah Tarumun Dt. Tumangguang
yang sekarang dibeli oleh Liar;
• Sebelah timur berbatas dengan Bukit Jambu;
• Sebelah barat berbatas dengan tali bandar;
• Bahwa Saksi kenal dengan Marjohan, dimana Marjohan mempunyai tanah
berbatas dengan tanah Tarumun tersebut;
• Bahwa umur Saksi saat mulai mengolah tanah objek perkara lebih kurang
20 (dua puluh) tahun dan Saksi waktu itu baru berkeluarga;
• Bahwa tujuan Saksi mengolah tanah objek perkara adalah diolah menjadi
sawah;
• Bahwa Saksi minta ijin kepada Baidah untuk mengolah tanah objek
perkara karena Baidah yang menguasai tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tahu Baidah yang menguasai tanah objek perkara dari
Ahmad Syarif sendiri;
• Bahwa saat itu Saksi mendatangi rumah Baidah, lalu mengatakan akan
meminjam tanah objek perkara untuk diolah dijadikan sawah dan Baidah
mengijinkannya;
• Bahwa luas tanah tersebut semuanya lebih kurang 2 (dua) hektar dan yang
Saksi olah lebih kurang 1 (satu) hektar;
• Bahwa bentuk tanah objek perkara sebelum Saksi olah berupa rawa-rawa;
• Bahwa Ahmad Syarif adalah mertua dari Baidah;
• Bahwa sekarang Ahmad Syarif dengan Baidah sudah lama meninggal
dunia;
• Bahwa Baidah meninggal sebelum tahun 2011;
• Bahwa setahu Saksi Baidah memperoleh tanah objek perkara dari Ahmad
Syarif;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Ahmad Syarif menghibahkan kepada Baidah tahun 1962, karena
Baidah sudah memelihara ibu dari Ahmad Syarif sampai meninggal;
• Bahwa Saksi tahu hal tersebut dari cerita Ahmad Syarif tahun 1965;
• Bahw saat itu Ahmad Syarif cerita di samping rumah Erniati, waktu itu
sama-sama menunggu durian, katanya seluruh tanah miliknya yang
tinggal, diberikan kepada anak;
• Bahwa waktu itu tidak diperlihatkan surat hibah, Saksi baru melihat surat
hibah tersebut kemarin sebelum ke persidangan ini;
• Bahwa suami Baidah bernama Ranali Dt. Patiah;
• Bahwa anak dari Ahmad Syarif adalah Nisar, Supik dan Ranali Dt Patiah;
• Bahwa setelah Baidah meninggal, Saksi tidak minta ijin lagi untuk
mengolah tanah objek sengketa tersebut sampai tahun 2011, Saksi
berhenti mengolahnya;
• Bahwa Saksi berhenti mengolah tanah objek perkara tidak Saksi bilang;
• Bahwa Saksi berhenti mengolah tanah objek sengketa karena airnya
sudah kurang dan serangan hama;
• Bahwa setelah Saksi berhenti mengolah, tidak ada orang lain yang
mengolah tanah tersebut, dibiarkan kosong sampai sekarang;
• Bahwa Saksi melihat surat hibah tersebut di rumah Saksi, diantarkan oleh
Muslim;
• Bahwa sebelumnya masalah ini sudah diselesaikan di KAN tahun 2013;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana hasil di KAN tersebut;
• Bahwa sekarang yang ada di atas tanah objek perkara tersebut adalah
tanah keras, rawa-rawa, kayu pullai dan 2 (dua) buah kolam ikan yang
dibuat tahun 2013 oleh Muslim;
• Bahwa kolam tersebut tidak selesai dibuat, namun Saksi tidak tahu apa
sebabnya;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa sebabnya Muslim bisa membuat kolam tanah
objek perkara;
• Bahwa sewaktu di KAN Saksi diajukan sebagai Saksi oleh Masnir yang
digugat oleh Zulwahir;
• Bahwa bagi Ahmad Syarif tanah objek sengketa merupakan harta pusaka
tinggi yang diperoleh dari neneknya secara turun temurun;
Halaman 61 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa ibu Ahmad Syarif bernama Ringan;
• Bahwa ibu Ringan bernama Puti Tuo;
• Bahwa Saksi hanya kenal nama saja dengan Ringan dan Puti Tuo;
• Bahwa saudara Ahmad Syarif bernama Ripin Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa lebih dahulu Ripin yang meninggal dari Ahmad Syarif;
• Bahwa Ahmad Syarif tidak bergelar;
• Bahwa lebih dahulu Ahmad Syarif meninggal daripada Baidah;
• Bahwa Ahmad Syarif sebelum tahun 1976 sudah meninggal dunia;
• Bahwa ada 8 (delapan) piring sawah yang Saksi jadikan di objek sengketa,
berjejer dari barat ke timur;
• Bahwa Saksi tidak ada bagi hasil saat mengolah tanah objek sengketa
tersebut;
• Bahwa tanah Tarumun saat dibeli Liar sudah berupa sawah;
• Bahwa Saksi lupa tahunnya saat Liar membeli sawah Tarumun tersebut;
• Bahwa Liar membeli sawah Tarumun sebanyak 3 (tiga) piring, kemudian
Liar menjadikannya sebanyak 6 (enam) piring;
• Bahwa Saksi membaca surat hibah yang diperlihatkan Muslim tersebut;
• Bahwa dalam surat hibah tersebut, Ahmad Syarif memberikan tanah objek
perkara tersebut kepada Baidah;
• Bahwa kepada anaknya, Ahmad Syarif memberikan tanahnya yang lain
berupa tanah kebun/ladang;
• Bahwa Ahmad Syarif cerita kepada Saksi tanah objek perkara dihibahkan
kepada Baidah sebelum Saksi mengolah tanah objek perkara dan hal itu
karena Saksi yang bertanya;
• Bahwa Ahmad Syarif menghibahkan tanah objek sengketa karena
keturunannya sudah punah/habis;
• Bahwa Ripin dengan Damiri adalah satu penghulu tetapi tidak satu ranji,
Saksi tahu hal ini dari Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi tidak tahu sebabnya kenapa Damiri yang menjadi Dt. Ajo
Bosa, bukan Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi hadir pada saat Damiri diangkat sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana cara peralihan gelar Dt. Ajo Bosa dari
Ripin kepada Damiri;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa gelar penghulu Saksi adalah Dt. Majo Bosa yang dulu dipegang
oleh Zulwahir dan sudah undur diri;
• Bahwa sekarang Dt. Majo Bosa dipegang oleh Erman;
• Bahwa Dt. Majo Bosa adalah keempat suku sedangkan Dt. Ajo Bosa
adalah penghulu andiko;
• Bahwa Saksi tidak tahu kenapa Zulwahir mengundurkan diri;
• Bahwa Damiri masih hidup pada saat Zulwahir diangkat menjadi penghulu;
• Bahwa Saksi sampai sekarang masih lewat objek perkara tersebut;
• Bahwa Zulwahir undur diri sebagai Dt. Ajo Bosa sebelum perkara ini
muncul di KAN, Saksi tahu dari kaum Saksi yang ikut datang ke Mushala
waktu Zulwahir mengumumkan pengunduran dirinya;
• Bahwa setahu Saksi tanah objek perkara tidak diukur BPN;
• Bahwa Saksi tidak tahu pengumuman tentang pengukuran tanah objek
perkara di Kantor Wali Nagari;
• Bahwa nama ibu Saksi adalah Aminah, nama ibu Aminah adalah Darama,
nama ibu Darama adakah Kida, nama ibu Kida adalah Terak, nama ibu
Baidah adalah Diah dan nama ibu Diah adalah Terak;
• Bahwa selama Saksi mengolah tanah objek perkara tidak ada pihak
Penggugat keberatan;
• Bahwa tanah sawah yang ada di sebelah tali bandar, dahulu adalah milik
Ahmad Syarif dan sekarang milik Ezi yang dibeli dari Damiri dan Rasuan;
• Bahwa Damiri dan Rasuan sebelumnya membeli dari Ahmad Syarif
kemudian dijual lagi pada Ezi tersebut;
• Bahwa selain sawah yang dibeli Ezi ada sawah lagi yang dibeli Damiri dari
Ahmad Syarif yaitu sebelah utara sawah yang dibeli Ezi ini;
• Bahwa rumah gadang Damiri berada di sebelah utara rumah orang tua
Saksi;
• Bahwa Damiri dengan Ahmad Syarif tidak satu rumah gadang;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana rumah gadang Ahmad Syarif tetapi tanah
perumahan rumah gadang Ahmad Syarif ada dan sekarang dikuasai oleh
Erni di Jorong Solok Dalam;
• Bahwa di kaum Saksi ada yang bergelar Dt. Ajo Bosa yaitu Jobang Dt. Ajo
Bosa;
Halaman 63 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa antara Saksi dengan Damiri dan Zulwahir hanya satu kaum dan
tidak satu ranji;
• Bahwa dalam ranji lain ada yang bergelar Dt. Ajo Bosa yaitu Tarumun Dt.
Ajo Bosa;
• Bahwa ada 5 (lima) ranji di bawah payung Dt. Ajo Bosa yaitu : 1 Ranji
Ahmad Syarif, 2. Ranji Zulwahir, 3. Ranji Habib, 4. Ranji Jobang dan 5.
Ranji Imam;
• Dalam ranji tersebut di atas yang bergelar Dt. Ajo Bosa adalah ranji Ahmad
Syarif, dipegang oleh Ripin Dt. Ajo Bosa, ranji Zulwahir Dt, Ajo Bosa dan
Ranji Habib Dt. Ajo Bosa Lunak;
• Bahwa antara Ahmad Syarif dengan Damiri tidak satu pandam pakuburan;
• Bahwa Saksi tidak tahu waktu Damiri diangkat sebagai Dt. Ajo Bosa
apakah Ripin masih hidup;
• Bahwa tanah Liar termasuk tanah objek perkara, karena tanah Liar
tersebut salah olah yang tiga piring tersebut masuk tanah milik Ahmad
Syarif;
• Bahwa setelah tanah tersebut dijual saksi diberi uang oleh Masnir sebagai
upah jariah selama mengolah tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Tarumun Dt. Ajo Bosa tidak sama dengan Tarumun Dt.
Tumanggung;
• Bahwa Saksi lupa berapa kali panen saat Saksi mengolah tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa tidak ada pihak Muslim ikut mengolah, pada saat Saksi mengolah
tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak ada bicara dengan Damiri dan Rasuan tentang pinjam
tanah tersebut, Saksi hanya bicara dengan Baidah;
• Bahwa Damiri tidak ada bertanya kepada Saksi, kenapa Saksi mengolah
tanah objek perkara;
• Bahwa nama mertua Saksi adalah Sami Dt. Sati;
• Bahwa Saksi kenal dengan Sanin;
• Bahwa Saksi lupa apakah Sanin ada atau tidak mengolah tanah objek
perkara tersebut;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan surat jual beli antara Damiri dengan
Ahmad Syarif;
• Bahwa Ezi memakai surat memberli sawah tersebut, setahu saksi Ezi
membayar dengan ternak, Saksi tahu hal tersebut dari Ranali Dt Patiah;
• Bahwa pada waktu di KAN, surat hibah tidak ada diperlihatkan kepada
Saksi;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan jual beli tanah objek perkara ini;
• Bahwa waktu di KAN, permasalahannya adalah Zulwahir bilang tanah
objek perkara tersebut adalah miliknya;
• Bahwa dalam keluarga Saksi tidak ada terjadi hibah dan Saksi tidak pernah
mendengarnya;
• Bahwa gelar Dt. Ajo Bosa pindah dari Ripin kepada Damiri karena di pihak
Ripin tidak ada yang laki-laki;
• Bahwa yang pertama kali memegang gelar Dt. Ajo Bosa adalah Jobang Dt.
Ajo Bosa, Saksi tahu hal tersebut dari Namawi Dt. Sipanduko;
• Bahwa ada tanah Ahmad Syarif yang dikelola pihak Zulwahir yaitu tanah
yang berada di Kampung Sembilan yang dikelola oleh mamak Zulwahir;
• Bahwa selain Damiri, yang menjadi penghulu adalah Jobang, Sutan Amal,
Lunak, Abeh, Tarumun dan Ripin;
• Bahwa sewaktu Zulwahir undur diri jadi penghulu, diumumkan di Mushalla;
• Bahwa Saksi tidak begitu kenal dengan Armawita Pgl Arma tersebut;
• Bahwa setahu Saksi Arma digugat tersangkut masalah jual beli tanah objek
perkara tersebut dengan Masnir dan Saksi tahu dari Masnir;
• Bahwa tanah tersebut dibeli Arma pada tahun 2012;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Arma pernah mengolah tanah yang
dibelinya, tetapi waktu Muslim membuat kolam Saksi melihat Arma ada di
tanah objek sengketa tersebut;
• Bahwa Zulwahir ada 6 (enam) bersaudara yaitu : Mukhtar, Inar, Rasmi,
Buyung, Anis dan Zulwahir;
• Bahwa suami dari Anis adalah Irin;
• Bahwa Anis dan Irin pernah membeli tanah Ahmad Syarif yang berada di
sebelah rumah Saksi;
Halaman 65 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa tanah yang dibeli Irin tersebut adalah harta pusaka tinggi Ahmad
Syarif;
• Bahwa sewaktu Irin membeli tanah tersebut masih suami isteri dengan
Anis;
• Bahwa ibu dari Ringan adalah Puti Tuo;
• Bahwa ibu dari Puti Tuo adalah Fatimah;
• Bahwa saudara dari Puti Tuo ada 2 (dua) orang yaitu Sutan Ahmad dan
Puti Ketek;
• Bahwa saudara Ringan ada 1 (satu) orang yaitu Abeh;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat surat jual beli tanah objek perkara
antara Muslim dengan Arma, hanya mendengar cerita dari orang;
• Bahwa Saksi tidak tahu berapa tanah objek perkara tersebut dijual;
• Bahwa tanah objek perkara diukur Masnir, sebelum dijualnya;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Para pihak akan
menanggapinya dalam kesimpulan;
2. Saksi SAMSIR :
• Bahwa Saksi diajukan ke depan persidangan oleh Tergugat I s/d IV
sehubungan sengketa tanah sawah antara para pihak;
• Bahwa letak objek perkara adalah di Ngalau Anyia, Kan. Solok Bio-Bio,
Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa Saksi pernah ke lokasi objek perkara tersebut ketika pergi
memancing;
• Bahwa Saksi tidak mempunyai tanah dekat tanah objek perkara;
• Bahwa batas-batas tanah objek perkara adalah :
• Sebelah timur berbatas dengan Bukit Jambu;
• Sebelah barat berbatas dengan tali bandar;
• Sebelah utara berbatas dengan tanah Sarina suku Pitopang;
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah Liar;
• Bahwa tanah sawah yang berada di sebelah tali bandar tersebut dahulunya
milik Ahmad Syarif kemudian dijual kepada Rasuan;
• Bahwa Ahmad Syarif dengan Rasuan adalah sama-sama Suku Pitopang;
• Bahwa Saksi terakhir ke lokasi objek sengketa kurang lebih seminggu yang
lalu;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa pada tahun 1976, Saksi melihat Su’ip dengan isterinya pernah
mengolah tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Su’ip menjadikan tanah objek perkara tersebut untuk sawah;
• Bahwa waktu pertama Su’ip mengolah tanah tersebut di tahun 1976, Saksi
tanyakan pada orang tua Saksi bernama Abib, Pak milik siapa tanah yang
diolah Su’ip tersebut, lalu dijawab tanah yang diolah Su’ip tersebut adalah
milik Ahmad Syarif yang sudah dihibahkan kepada Baidah;
• Bahwa di tahun 1970, Saksi pernah melihat surat hibah tanah objek
perkara tersebut dari Ahmad Syarif kepada Baidah, dimana surat hibah
tersebut dibuat tahun 1962;
• Bahwa Saksi melihat surat hibah tersebut di rumah Baidah;
• Bahwa Baidah adalah menantu Ahmad Syarif;
• Bahwa Su’ip adalah satu ranji dengan Baidah;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat Baidah mengolah tanah objek perkara
tersebut;
• Bahwa setahu Saksi, hanya Su’ip yang pernah mengolah tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa sekarang Baidah sudah meninggal dunia;
• Bahwa Saksi lupa tanggal berapa surat hibah tersebut dibuat;
• Bahwa Saksi pernah bertemu dengan Ahmad Syarif;
• Bahwa sebelum dihibahkan, tanah objek sengketa tersebut berbentuk
rawa-rawa;
• Bahwa tanah objek perkara tersebut merupakan harta pusaka tinggi
Ahmad Syarif, Saksi tahu berdasarkan surat hibah tersebut ada disebutkan
bahwa tanah tersebut adalah harta pusaka tinggi Ahmad Syarif;
• Bahwa Su’ip bisa mengolah tanah objek sengketa karena satu ranji dengan
Baidah;
• Bahwa sekarang Su’ip masih hidup;
• Bahwa sekarang Su’ip tidak lagi mengolah tanah objek perkara tersebut ;
• Bahwa Saksi tidak tahu sampai kapan Su’ip mengolah tanah objek perkara
tersebut;
• Bahwa sekarang ada 2 (dua) buah kolam ikan dan rumput liar di atas tanah
objek perkara;
Halaman 67 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa kolam ikan tersebut dibuat oleh Muslim;
• Bahwa Saksi tidak melihat saat Muslim membuat kolam ikan di tanah objek
perkara, hanya mendengar cerita dari orang;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa sebab Muslim bisa membuat kolam di tanah
objek perkara;
• Bahwa Muslim adalah anak dari Baidah;
• Bahwa anak Baidah adalah : Erniati, Masnir, Muslim dan Ida;
• Bahwa kolam tersebut dibuat pada bagian sebelah barat (dekat tali
bandar);
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah sewaktu Muslim membuat kolam di tanah
objek sengketa, ada keberatan atau tidak;
• Bahwa kolam tersebut tidak ada ikannya;
• Bahwa setahu Saksi sekarang yang menguasai tanah objek sengketa
adalah Muslim, karena Muslim ada membuat kolam di tanah tersebut;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat Arma mengolah tanah objek perkara;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan jual beli tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa bukti surat bertanda T.1 s/d 4-1 adalah yang Saksi lihat di rumah
Baidah tersebut;
• Bahwa setahu Saksi surat hibah tersebut tidak ad diumumkan;
• Bahwa bentuk tanah sengketa pada saat dihibahkan adalah rawa-rawa dan
baru dirawat setelah diolah oleh Su’ip;
• Bahwa Baidah memperlihatkan surat hibah kepada Saksi, waktu itu Saksi
datang ke rumah Baidah;
• Bahwa tanah Saksi dengan tanah objek perkara berjarak kurang lebih 200
(dua ratus) meter dari tanah objek perkara;
• Bahwa gelar penghulu Saksi adalah Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa gelar penghulu Baidah adalah Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa di Solok Bio-Bio ada 5 (lima) ranji di bawah payung Dt. Ajo Bosa,
yaitu : 1. Ranji Baidah, 2. Ranji Habib, 3. Ranji Imam, 4. Ranji Sari, 5. Ranji
Zulwahir;
• Bahwa kelima ranji tersebut harta dan rumah gadangnya berbeda atau
satu-satu;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa sekarang tidak ada yang memangku gelar Dt. Ajo Bosa, karena
Zulwahir telah mengundurkan diri sejak tahun 2007;
• Bahwa semenjak Zulwahir mengundurkan diri, Dt. Ajo Bosa dijalankan oleh
Erman sebagai Dt. Ajo Bosa Ketek;
• Bahwa Zulwahir menggantikan Damiri sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Damiri menggantikan Ripin sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi lupa siapa yang digantikan Ripin sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa hubungan antara Damiri dengan Zulwahir adalah satu ranji;
• Bahwa Ripin dengan Damiri tidak satu ranji;
• Bahwa dalam ranji Habib ada yang bergelar Dt. Ajo Bosa yaitu Lunak Dt.
Ajo Bosa;
• Bahwa dalam ranji Imam tidak ada yang bergelar Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa dalam ranji Baidah ada yang bergelar Dt. Ajo Bosa yaitu Jobang Dt.
Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi melihat ranji Baidah pada waktu sesudah melihat surat hibah
tersebut;
• Bahwa anak dari Ahmad Syarif adalah : Ranali Dt. Patiah, Nisar dan Supik;
• Bahwa isteri dari Ranali Dt. Patiah adalah Baidah;
• Bahwa Supik mempunyai anak tetapi Saksi lupa nama anaknya;
• Bahwa setahu Saksi masalah ini baru timbul sekarang;
• Bahwa Saksi tidak kenapa timbul masalah ini;
• Bahwa menurut cerita orang, masalah ini sudah diselesaikan di KAN;
• Bahwa tanah objek sengketa tidak dihibahkan Ahmad Syarif kepada anak-
anaknya tetapi dihibahkan kepada Baidah selaku menantu Ahmad Syarif
tersebut;
• Bahwa Ahmad Syarif juga menghibahkan tanah kepada anaknya yaitu
kepada Nisar dan Supik berupa tanah ladang;
• Bahwa tanah objek sengketa dihibahkan kepada Baidah karena Ahmad
Syarif sudah punah dan Baidah yang merawat Ahmad Syarif sampai
meninggal dunia;
• Bahwa Saksi kenal dengan orang tua Ahmad Syarif, namun Saksi lupa
namanya;
• Bahwa Ripin adalah saudara Ahmad Syarif;
Halaman 69 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tidak pernah bertemu dengan Ripin;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah ada tanah Ahmad Syarif yang dijual selain
kepada Rasuan;
• Bahwa lebih dahulu Ahmad Syarif menghibahkan tanah objek sengketa
kepada Baidah diibanding dengan menjual tanah kepada Rasuan;
• Bahwa Saksi dengan Zulwahir hanya satu suku dan tidak satu ranji;
• Bahwa Saksi tidak tahu sebelum Su’ip, siapa yang mengolah tanah objek
sengketa tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu jumlah piring sawah yang dijadikan Su’ip di tanah
objek sengketa tersebut;
• Bahwa tanah yang diolah oleh Liar ada yang termasuk tanah objek perkara
sebanyak 3 (tiga) piring karena salah olah;
• Bahwa Liar mendapatkan tanah yang diolahnya dengan cara membeli
tanah tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah tanah objek sengketa sudah disertifikatkan
atau belum;
• Bahwa rumah gadang Damiri dan Ahmad Syarif dahulu di atas tanah
perumahan Erniati di Solok Bio-Bio;
• Bahwa keadaan Ahmad Syarif saat bertemu dengan Saksi, sudah tua ;
• Bahwa Ahmad Syarif dikuburkan di belakang rumah Erniati yaitu di tanah
Ahmad Syarif sendiri;
• Bahwa Damiri dikuburkan di rumah anaknya di Kampung Pauh;
• Bahwa Ahmad Syarif dan Damiri tidak satu pandam pakuburan;
• Bahwa Saksi tidak pernah bertemu dengan Rasuan tersebut;
• Bahwa Rasuan dengan Damiri adalah adik-kakak kandung;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa ibu dari Rasuan dan Damiri;
• Bahwa Saksi bisa menjabat sebagai Dt. Ajo Bosa berdasarkan
kesepakatan kaum;
• Bahwa setahu Saksi, Rasuan tidak ada keberatan waktu Su’ip mengolah
tanah objek perkara;
• Bahwa apabila ada masalah dalam kaum Saksi, yang menyelesaikan
adalah Erman Dt. Ajo Bosa Ketek;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa setahu Saksi tidak pernah Zulwahir menyelesaikan masalah dalam
kaum Saksi;
• Bahwa Saksi lupa sejak kapan Liar mulai mengolah tanah tersebut;
• Bahwa Liar mengolah tanah tersebut dengan suaminya bernama Jas;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah selama Liar mengolah tanah tersebut ada
orang yang keberatan;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapakah yang mengolah tanah Liar arah ke bukit
tersebut;
• Bahwa yang mengolah tanah di sebelah tanah Liar adalah Dullah;
• Bahwa tanah Marjohan tidak berbatas dengan tanah objek perkara, tanah
Marjohan terlatak setelah tanah Liar dari objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak kenal dengan Sanin;
• Bahwa Su’ip menjadikan sawah sampai 8 (delapan) piring di tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa Saksi pernah diperlihatkan surat jual beli bersamaan dengan surat
hibah tanah objek perkara tersebut oleh Baidah;
• Bahwa Saksi surat hibah dan surat jual beli tanah objek perkara tidak Saksi
tanyakan kepada Damiri;
• Bahwa Ahmad Syarif tinggal di rumahnya sebelum dirawat oleh Baidah;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah tanah Ahmad Syarif yang dibeli Rasuan
memakai surat;
• Bahwa setahu Saksi tidak ada tanah Ahmad Syarif yang diolah oleh
Zulwahir;
• Bahwa Saksi tidak tahu kapan rumah gadang Zulwahir dibangun;
• Bahwa Damiri diangkat sebagai Dt. Ajo Bosa pada tahun 1976;
• Bahwa Saksi mendengar Tarumun pernah menjabat sebagai Dt. Ajo Bosa
tetapi dari pihak mana Saksi tidak tahu;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Para pihak akan
menanggapinya dalam kesimpulan;
3. Saksi DASRIL DT. RAJO MANGKUTO :
• Bahwa Saksi diajukan dalam persidangan oleh Tergugat 1 s/d 4
sehubungan sengketa tanah sawah antara Para pihak dalam perkara ini ;
Halaman 71 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tidak mempunyai tanah di dekat objek perkara, tanah/sawah
Saksi berada kurang lebih 500 (lima ratus) meter dari objek perkara;
• Bahwa batas-batas tanah objek perkara tersebut yaitu :
• Sebelah timur berbatas dengan Bukit Jambu;
• Sebelah barat berbatas dengan tali bandar;
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah almarhum Sarina, Suku
Pitopang dan sekarang dikuasai oleh Ir;
• Sebelah utara berbatas dengan Jasman, Suku Melayu;
• Bahwa yang di atas tanah objek perkara adalah ada 2 (dua) buah kolam
ikan dan rumput-rumput liar;
• Bahwa Saksi pernah ke lokasi objek perkara tersebut;
• Bahwa tanah objek perkara diolah oleh Si Muh;
• Bahwa yang membuat kolam di lokasi objek perkara adalah Si Muh;
• Bahwa Saksi melihat sendiri sewaktu Muslim membuat kolam tersebut;
• Bahwa Muslim membuat kolam sendiri saja;
• Bahwa setahu Saksi, Muslim bisa membuat kolam ikan tersebut karena
objek perkara adalah milik Muslim. Hal ini Saksi tahu dari waris yang
diterima dari orang tua Saksi yaitu Mawardi Dt. Rajo Mangkuto;
• Bahwa Muslim memperoleh tanah objek perkara tersebut dari ibunya yang
bernama Baidah;
• Bahwa Baidah sudah meninggal lebih kurang 2 (dua) tahun yang lalu yaitu
tahun 2012;
• Bahwa anak dari Baidah adalah Muslim, Sinir, Ida dan Eni;
• Bahwa setahu Saksi Muslim mengolah tanah objek perkara tersebut sejak
Baidah masih hidup;
• Bahwa tanah objek perkara tersebut diberikan kepada anak-anaknya dan
yang mengolah cuma Muslim sendiri;
• Bahwa Baidah memperoleh tanah objek perkara tersebut dari mertuanya
bernama Ahmad Syarif;
• Bahwa suami dari Baidah adalah Ranali;
• Bahwa Ahmad Syarif memberikan tanah obyek perkara kepada Baidah
bukan kepada Ranali;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tahu hal tersebut dari surat hibah tanah oleh Ahmad Syarif
kepada Baidah, surat hibah tersebut beserta ranji Baidah diberikan
Mawardi Dt. Rajo Mangkuto selaku Kaampek Suku sebelum Saksi dan
surat hibah serta ranji tersebut diberikan kepada Saksi;
• Bahwa Mawardi Dt. Rajo Mangkuto memberikan surat hibah kepada Saksi
karena Saksi di Kan. Solok Bio-Bio termasuk Kaampek Suku
menggantikan Mawardi Dt. Rajo Mangkuto dan ia bilang kepada Saksi
untuk disimpan sebagai arsip;
• Bahwa Saksi tidak pernah bertemu dengan Ahmad Syarif tersebut;
• Bahwa Saksi diberi tahu Mawardi mengenai surat hibah tersebut sekitar
tahun 1972;
• Bahwa tahun 1972 Saksi belum menjadi Kaampek Suku dan masih belajar;
• Bahwa Saksi diberi tahu Mawardi di kampung Saksi;
• Bahwa tahun 1972, Ahmad Syarif sudah meninggal dunia;
• Bahwa Saksi bertemu dengan Baidah;
• Bahwa Baidah tinggal di Solok Bio-Bio juga;
• Bahwa Saksi lupa kapan Baidah meninggal dunia;
• Bahwa bagi Ahmad Syarif, tanah objek perkara adalah harta pusaka tinggi,
Saksi tahu dari Mawardi;
• Bahwa Saksi tidak tahu darimana asal-usul Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi lupa siapa saja yang ikut bertanda tangan dalam surat hibah
tersebut, tetapi Mawardi tidak ikut bertanda tangan dalam surat hibah
tersebut;
• Bahwa setahu Saksi alasan Ahmad Syarif memberikan tanah objek
perkara kepada Baidah karena Baidahlah yang merawat ibu Ahmad Syarif
sampai meninggal dan Ahmad Syarif juga dirawat oleh Baidah, Saksi tahu
dari Mawardi;
• Bahwa Saksi sebelumnya tidak pernah membaca surat hibah tersebut yaitu
bukti T 1 s/d 4 -III, isinya tidak sama dengan surat hibah yang disimpan
Mawardi;
• Bahwa isi surat hibah yang dibacakan Mawardi tersebut adalah
penyerahan/hibah tanah dari Ahmad Syarif kepada Baidah;
• Bahwa dalam surat tersebut, sejihat yang 4 (empat) ada tanda tangan;
Halaman 73 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa batas-batas tanah objek hibah dalam bukti T 1 s/d 4 -I sama tetapi
saksi yang tanda tangan berbeda;
• Bahwa tanda tangan Ahmad Syarif yang ada pada surat hibah yang
dibacakan Mawardi sama dengan tanda tangan Ahmad Syarif pada bukti
surat T 1 s/d 4 -I tersebut;
• Bahwa yang ikut tanda tangan pada surat hibah yang dibacakan Mawardi
tersebut adalah Ahmad Syarif, Damiri dan Wali Nagari bernama Amrullah;
• Bahwa Mawardi Dt. Rajo Mangkuto menerima surat yang 2 (dua) lembar
tersebut dari ninik mamak Ahmad Syarif bernama Damiri Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa waktu itu Saksi tidak ada melihat dan tidak tahu kapan dilakukan
penyerahan surat tersebut;
• Bahwa tidak ada orang lain selain Saksi pada saat Mawardi membacakan
surat hibah tersebut;
• Bahwa Saksi menggantikan Mawardi sebagai Dt. Rajo Mangkuto secara
hidup berkerelaan di tahun 1984;
• Bahwa selain objek perkara, Mawardi juga cerita tentang harta pusaka
tinggi Ahmad Syarif yang lain yang dihibahkan dan dijual kepada orang
lain, dimana sebagian ada surat-suratnya dan sebagian lagi tidak;
• Bahwa gelar Kaampek Suku Ahmad Syarif adalah Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa seluruh Kaampek Suku di Kanagarian Solok Bio-Bio ada diberi
surat hibah tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa waktu itu yang menjabat Kaampek Suku dalam kaum Dt. Ajo Bosa
adalah Ranuli Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa sekarang yang menjadi kaampek Suku dalam kaum Dt. Ajo Bosa
adalah Erman Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Ranuli Dt. Ajo Bosa dengan Erman Dt. Ajo Bosa berbeda ranji;
• Bahwa keturunan Ahmad Syarif sudah punah;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa ibu dari Ahmad Syarif;
• Bahwa setahu Saksi belum ada masalah ini diajukan di KAN;
• Bahwa Zulwahir adalah kemenakan dari Dairus;
• Bahwa Saksi tidak tahu kenapa bisa muncul perkara ini;
• Bahwa Saksi tidak tahu dengan jual beli terhadap objek perkara ini;
• Bahwa Saksi tidak tahu kapan Zulwahir diangkat sebagai Dt. Ajo Bosa;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Zulwahir meletakan jabatannya sebagai Dt. Ajo Bosa lebih kurang 3
(tiga) tahun yang lalu, sekitar tahun 2011 dan Saksi tidak tahu apa
sebabnya;
• Bahwa Saksi tidak hadir pada waktu Zulwahir meletakan jabatan, hanya
diberitahu oleh pihak Zulwahir sendiri yang bertempat di kampunya;
• Bahwa Zulwahir belum resmi meletakan jabatan tersebut, hanya resmi di
kampungnya saja dan pengunduran tersebut tidak ada dibawa ke Balai
Adat;
• Bahwa Ahmad Syarif menghibahkan tanah pusakanya pertama kepada
Baidah, yaitu tanah objek perkara tersebut, kedua kepada Ranali beserta
adik-adiknya yaitu tanah yang berada di bukit, ketiga kepada Supik, yaitu
tanah yang berada di bukit juga;
• Bahwa tanah yang berada di bukit tersebut jauh dari tanah objek sengketa;
• Bahwa selain menghibahkan tanah, Ahmad Syarif juga pernah menjual
tanah pusakanya tetapi Saksi tidak tahu kepada siapa, Saksi tahu hal ini
dari orang-orang;
• Bahwa Saksi tidak tahu dimana lokasi tanah Ahmad Syarif yang dijual
tersebut;
• Bahwa Ranuli sekarang masih hidup;
• Bahwa Ranuli dan Supik pernah cerita kepada Saksi tentang hibah
tersebut;
• Bahwa Ranuli dan Supik mengolah sendiri-sendiri tanah yang dihibahkan
Ahmad Syarif;
• Bahwa sudah tidak ada ahli waris Ahmad Syarif atau putuih paruik yaitu
ahli warisnya tidak ada yang akan melahirkan;
• Bahwa Saksi pernah bertemu dengan Damiri tersebut;
• Bahwa Damiri dengan Ahmad Syarif merupakan mamak satu rumpun
tetapi tidak satu ranji atau jurai;
• Bahwa hubungan Zulwahir dengan Damiri adalah Zulwahir adalah
keponakan tidak kontan dari Damiri;
• Bahwa Ahmad Syarif bisa juga menjabat sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Ahmad Syarif ada dua orang bersaudara tetapi Saksi tidak tahu
siapa nama adiknya tersebut;
Halaman 75 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa lebih dahulu meninggal Ahmad Syarif dibanding adiknya;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah adik Ahmad Syarif ada juga menghibahkan
tanah kepada orang lain;
• Bahwa umur Saksi kurang lebih 22 (dua puluh dua) tahu saat Mawardi
cerita kepada Saksi;
• Bahwa Saksi menggantikan Mawardi sebagai Dt. Rajo Mangkuto karena
Mawardi sudah sakit-sakitan;
• Bahwa selain Damiri, dari pihak Zulwahir tidak ada yang ikut tanda tangan
pada surat hibah tersebut;
• Bahwa Saksi pernah bertemu dengan Amrullah sekitar tahun 1962, waktu
ia menjabat sebagai Wali Nagari Solok Bio-Bio;
• Bahwa Damiri tidak ikut menghibahkan tanah objek perkara tersebut,
Damiri tanda tangan pada surat hibah tersebut hanya selaku ninik mamak;
• Bahwa ranji Ahmad Syarif yang Saksi lihat tersebut dibuat tahun 1930;
• Bahwa Saksi membenarkan bukti surat bertanda T 1 s/d 4 II tersebut;
• Bahwa Damiri tidak ada keberatan/menolak atas hibah Ahmad Syarif
tersebut kepada Baidah;
• Bahwa di Kanagarian Solok Bio-Bio ada juga kaum lain yang punah seperti
Dt. Karayiang, Dt. Panduko Sinaro dan Sini Dt. Majo Bosa;
• Bahwa Damiri dikuburkan di tanah Suku Pauh di rumah anaknya;
• Bahwa Ahmad Syarif dikuburkan di tanahnya sendiri, yaitu di belakang
rumah Eni;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa nama isteri Jasman;
• Bahwa tanah Jasman yang berbatas dengan objek perkara tersebut
berupa sawah;
• Bahwa tanah tersebut dibeli oleh Jasman kepada Tarumun;
• Bahwa suku Tarumun adalah Pauah;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah objek perkara tersebut selain berbatas
dengan Jasman apakah ada juga berbatas dengan Dt. Bandaro;
• Bahwa Saksi pertama kali datang ke lokasi objek perkara tersebut sekitar
tahun 1970 an dan terakhir lebih kurang 2 (dua) tahun yang lalu;
• Bahwa tanah Saksi diolah oleh orang lain;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi datang ke lokasi objek sengketa tersebut untuk menderes
karet yang ada di bukit yang berbatas dengan tanah objek sengketa
tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa yang mengolah tanah objek perkara setelah
tahun 1972;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat tanah objek perkara tersebut dijadikan
sawah karena tahun 1962 sampai tahun 1979 saksi pergi ke Sungai
Beringin;
• Bahwa selain Mawardi, Saksi juga mendengar cerita tentang hibah dari
orang lain;
• Bahw yang menjadi Kaampek Suku di Solok Bio-Bio adalah : Dt. Majo
Bosa, Dt. Sati, Dt. Bandaro Sati dan Dt. Majo Kayo;
• Bahwa surat hibah tersebut tidak dibacakan lengkap oleh Mawardi, ia
hanya menerangkan maksud surat hibah tersebut, yaitu penyerahan tanah
dari Ahmad Syarif kepada Baidah;
• Bahwa penyerahan tanah objek perkara tersebut tidak ada dilaksanakan di
Balai;
• Bahwa luas tanah objek perkara tersebut kurang lebih 2 (dua) hektar;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah tanah objek perkara tersebut pernah diukur
BPN;
• Bahwa Saksi tidak pernah dengar orang yang bernama Sanin;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah keluarga Zulwahir dan Dairus ada juga
menerima harta pusaka dari Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi pernah melihat ranji Zulwahir waktu ia dilantik di balai tahun
1994/1995;
• Bahwa dalam ranji Zulwahir ada terdapat nama Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi lupa mana yang dulu dilewakan antara Saksi dengan
Zulwahir;
• Bahwa kedudukan Ahmad Syarif dalam ranji Zulwahir adalah dalam ranji
Zulwahir ada 4 (empat) ninik, salah satunya adalah Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi tidak tahu Zulwahir termasuk dalam jurai yang mana;
• Bahwa Saksi tidak tahu setelah Ahmad Syarif meninggal apakah harta
pusakanya masih ada;
Halaman 77 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa tanda tangan Amrullah yang benar adalah pada Ijazah (bukti P-14),
sedangkan tanda tangan Amrullah yang ada pada surat bukti P-12, T.1s/d4
I Saksi ragu;
• Bahwa setahu Saksi tidak ada tanah objek perkara pernah dipegang gadai
atau diseduakan;
• Bahwa gelar penghulu Ahmad Syarif adalah Dt. Majo Bosa;
• Bahwa yang bertanda tangan pada ranji Ahmad Syarif yang Saksi lihat
tahun 1970 adalah Dt. Majo Bosa;
• Bahwa gelar Kaampek suku dalam kaum Zulwahir adalah Dt. Majo Bosa;
• Bahwa dt. Majo Bosa adalah gelar kaampek suku, sedangkan Dt. Ajo Bosa
adalah Tuo Kampung;
• Bahwa Saksi mempunyai rumah gadang yang terletak lebih kurang 1(satu)
kilometer dari rumah gadang Ahmad Syarif;
• Bahwa dari arah Tanjung Pati , lebih dahulu rumah gadang Ahmad Syarif
baru ke kampung Saksi;
• Bahwa sebelum Ahmad Syarif meninggal, ia tinggal bersama dengan
Ranali, suami Baidah;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa isteri dari Ahmad Syarif;
• Bahwa tanah tempat Ahmad Syarif dikuburkan bukan pandam pakuburan,
karena di tanah tersebut ada juga orang lain yang berbeda suku
dikuburkan;
• Bahwa di Solok Bio-Bio, kalau ada orang yang meninggal tidak harus
dikuburkan di tanah kaumnya, boleh juga dikuburkan di tempat lain;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Para pihak akan
menanggapinya dalam kesimpulan;
4. Saksi FIRMAN DT MANGKUTO :
• Bahwa Saksi diajukan di persidangan oleh Tergugat 1 s/d 4 sehubungan
sengketa tanah antara para pihak dalam perkara ini;
• Bahwa rumah Saksi berjarak lebih kurang 500 (lima ratus) meter dari objek
perkara tersebut tetapi masih dalam satu jorong;
• Bahwa Saksi mempunyai tanah di dekat perkara berjarak lebih kurang 300
(tiga ratus) meter, yang berada pada bagian utara dari objek perkara
tersebut;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa yang mengolah tanah Saksi tersebut adalah kakak Saksi;
• Bahwa lebih dahulu tanah objek perkara tersebut dan jalan ke tanah Saksi
melewati tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa batas-batas tanah objek perkara yaitu :
• Sebelah utara berbatas dengan tanah Sarina;
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah Liar;
• Sebelah barat berbatas dengan bandar air;
• Sebelah timur berbatas dengan bukit jambu;
• Bahwa di atas tanah objek sengketa tersebut ada 2 (dua) buah kolam ikan
dan rumput-rumput liar;
• Bahwa dahulu pada tahun 1980 an tanah objek sengketa diolah oleh Su’ip;
• Bahwa Saksi melihat sendiri tanah objek sengketa diolah oleh Su’ip, waktu
itu Saksi sedang memancing dan melihat Su’ip mencangkul di tanah objek
perkara;
• Bahwa waktu itu Saksi melihat hanya Su’ip sendiri yang mencangkul di
tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa yang ditanam oleh Su’ip, Saksi hanya melihat
waktu itu Su’ip mencangkul di tanah objek sengketa tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu sampai kapan Su’ip mengolah tanah objek
sengketa tersebut;
• Bahwa sekarang Su’ip masih hidup;
• Bahwa sekarang Su’ip tidak lagi mengolah tanah objek sengketa;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa sebabnya Su’ip tidak lagi mengolah tanah
objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tahu hal tersebut dari cerita nenek Saksi bernama Sauna
pada tahun 1980 an;
• Bahwa Saksi tidak tahu darimana Ahmad Syarif memperoleh tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa bagi Ahmad Syarif tanah objek perkara tersebut merupakan harta
pusaka tinggi, Saksi tahu dari nenek Saksi yaitu Sauna;
• Bahwa Saksi tidak tahu, sebelum Ahmad Syarif, siapa yang mengolah
tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa hubungan antara Penggugat dan Tergugat;
Halaman 79 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi hanya melihat Su’ip mengolah tanah objek perkara tersebut
sebanyak 1 (satu) kali;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Su’ip ada ijin untuk mengolah tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa Saksi melihat sendiri, Muslim membuat kolam di tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa Muslim dan Su’ip adalah satu nenek dan satu ranji, Saksi tahu dari
cerita Ranali Dt. Patiah;
• Bahwa suku Muslim dengan Su’ip sama-sama Pitopang;
• Bahwa Saksi termasuk Andiko di Kan. Solok Bio-Bio;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah perkara ini sebelumnya pernah
diselesaikan di KAN;
• Bahwa perkara ini timbul sejak tahun 2013;
• Bahwa timbul masalah ini karena objek perkara akan dijual oleh Muslim;
• Bahwa Saksi tidak tahu kepada siapa tanah objek perkara akan dijual oleh
Muslim;
• Bahwa menurut cerita yang Saksi tahu, anak dari Ahmad Syarif adalah
Ranali Dt. Patiah, Nisar dan Supik;
• Bahwa Saksi lupa siapa isteri dari Ahmad Syarif;
• Bahwa gelar sako dari Ahmad Syarif adalah Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa isteri dari Ranali Dt. Patiah bernama Badiah;
• Bahwa sekarang yang menjabat sebagai Dt. Ajo Bosa adalah Zulwahir
yaitu Penggugat I;
• Bahwa Zulwahir dengan Ahmad Syarif adalah satu suku sama-sama
Pitopang;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah Zulwahir dengan Ahmad Syarif satu ranji;
• Bahwa saudara dari Ahmad Syarif adalah Ripin Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi lupa siapa nama ibu Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi tidak pernah bertemu dengan ibu Ahmad Syarif tersebut;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat ranji Ahmad Syarif tersebut;
• Bahwa Ripin digantikan oleh Damiri sebagai Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa setelah Damiri, yang menjabat Dt. Ajo Bosa adalah Zulwahir;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Sauna cerita kepada Saksi karena Saksi yang bertanya;
• Bahwa tanah Saksi tidak ada yang berbatas langsung dengan tanah objek
perkara tersebut;
• Bahwa umur Saksi sewaktu nenek Saksi, bernama Sauna cerita, lebih
kurang 17 (tujuh belas) tahun;
• Bahwa terakhir Saksi ke lokasi tanah objek sengketa lebih kurang 2 (dua)
minggu yang lalu;
• Bahwa Saksi kenal dengan Damiri dan Ripin;
• Bahwa lebih tua Damiri dibanding Saksi;
• Bahwa Saksi tidak tahu Damiri sebagai Dt. Ajo Bosa dari pihak mana;
• Bahwa Saksi lupa kapan Saksi diangkat menjadi penghulu;
• Bahwa Saksi dengan Zulwahir sama-sama diangkat menjadi penghulu
tetapi tahunnya Saksi lupa;
• Bahwa kolam tersebut terletak pada bagian sebelah barat dekat bandar air;
• Bahwa Ringan adalah ibu dari Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi mendengar adanya jual beli tanah objek perkara, yaitu tanah
objek perkara dijual oleh Muslim bersama adik-adiknya;
• Bahwa Saksi mendengar cerita dari nenek Saksi bernama Sauna bahwa
tanah objek perkara tersebut dihibahkan Ahmad Syarif kepada Baidah;
• Bahwa tanah objek sengketa dihibahkan kepada Baidah bukan kepada
anak-anaknya karena yang merawat Ahmad Syarif sampai meninggal
adalah Baidah;
• Bahwa Saksi tahu hal tersebut dari cerita nenek Saksi yang bernama
Sauna;
• Bahwa Saksi tidak tahu tahun kapan Ahmad Syarif menghibahkan tanah
objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tahu dengan rumah gadang Ahmad Syarif dan Zulwahir,
dimana Ahmad Syarif dan Zulwahir mempunyai rumah gadang masing-
masing sendiri;
• Bahwa Ahmad Syarif dengan Damiri tidak satu pandam pakuburan;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah di Kanagarian Solok Bio-Bio dalam kaum
lain ada juga yang menjabat Dt. Ajo Bosa;
Halaman 81 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tidak pernah mendengar apakah dalam kaum Tergugat ada
juga Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Damiri tidak ada keberatan saat Su’ip mengolah tanah tersebut;
• Bahwa Damiri tidak ada keberatan waktu Su’ip mengolah tanah tersebut;
• Bahwa Damiri tidak ada cerita kepada Saksi kalau objek perkara adalah
milik Damiri;
• Bahwa anak dari Baidah adalah Maronih, Eni, Sinir, Siuh, Kalih, Simuh dan
Ida;
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat surat hibah, hanya mendengar cerita
dari Sauna;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana proses penggantian gelar Dt. Ajo Bosa
antara Ripin dengan Damiri;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana sifat gelar sako Dt. Ajo Bosa tersebut;
• Bahwa objek perkara akan dijual oleh Muslim lebih kurang setahun yang
lalu yaitu tahun 2013;
• Bahwa Saksi tidak setiap hari memancing;
• Bahwa Saksi tidak tahu sejak kapan Liar mengolah sawahnya;
• Bahwa antara Jas dengan Liar tidak mempunyai hubungan;
• Bahwa lebih dulu Su’ip mengolah sawah kemudian baru Liar;
• Bahwa tanah Dt. Bandaro ada di dekat tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa sawah yang ada di sebelah bandar adalah milik Sarina;
• Bahwa Saksi tidak tahu kapan terjadinya jual beli objek perkara tersebut;
• Bahwa di pesukuan Pitopang Ota sudah pernah diselesaikan
permasalahan ini tetapi tidak ada kesepakatan;
• Bahwa kaampek Suku Dt Ajo Bosa adalah Dt. Majo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu bagaimana hasil penyelesaian di kaampek Suku;
• Bahwa gelar kaampek suku Saksi adalah Dt. Rajo Mangkuto;
• Bahwa rumah gadang Dt. Rajo Mangkuto ada di Jorong Padang Laweh,
Kan. Solok Bio-Bio;
• Bahwa ada 3 (tiga) jorong di Kan. Solok Bio-Bio, yaitu Jorong Solok Dalam,
Jorong Sungai Rambai dan Jorong Padang Loweh;
• Bahwa di Solok Bio-Bio, setiap kampung ada mempunyai pandam
pakuburan;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa setahu Saksi dalam kaum Saksi, tidak ada yang dikuburkan di lain
pandam;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah tanah objek perkara pernah diukur;
• Bahwa nenek Saksi yang bernama Saunah mengatakan tanah objek
perkara tersebut diberikan kepada anak cucu Ahmad Syarif;
• Bahwa tidak ada orang lain selain Saunah, Saksi mendengar hibah
tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah hibah tersebut ada dilewakan secara
bakampung atau adat;
• Bahwa menurut cerita Saunah, hibah tersebut memakai surat;
• Bahwa tanah objek perkara sebelum diolah Su’ip, berbentuk rimbo dan
rawa-rawa;
• Bahwa Saksi lupa tahunnya, kapan Ahmad Syarif dan Damiri meninggal;
• Bahwa Sinir dengan Zulwahir tidak satu ranji/ rumah gadang tetapi
mamaknya masih sama-sama Dt. Ajo Bosa;
• Bahwa Saksi tidak tahu apa dasar Muslim menjual tanah objek perkara,
yang Saksi tahu bahwa tanah objek perkara adalah milik ibu Muslim;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Para pihak akan
menanggapinya dalam kesimpulan;
5. Saksi MASRI ANAS :
• Bahwa Saksi diajukan di persidangan sehubungan dengan sengketa tanah
antara para pihak;
• Bahwa letak objek sengketa adalah di Jorong Solok dalam, Ken. Solok Bio-
Bio, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota;
• Bahwa terakhir Saksi ke lokasi objek sengketa pada tahun 1962;
• Bahwa batas-batas tanah objek sengketa yaitu :
• Sebelah utara berbatas dengan tanah Sarina;
• Sebelah selatan berbatas dengan tanah Tarumun Dt.
Tumangguang;
• Sebelah barat berbatas dengan bandar air;
• Sebelah timur berbatas dengan Bukit Jambu;
• Bahwa Saksi kenal dengan Sarina tersebut;
Halaman 83 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi datang ke lokasi objek perkara pada tahu 1962 bersama-
sama dengan ninik mamak dalam rangka menyaksikan pancang besi di
empat sudut ke lokasi tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa sebelumnya Saksi datang dari Payakumbuh ke Solok Dalam
menemui Amarullah untuk minta obat buat bapak Saksi yang sedang sakit,
waktu itu Amarullah sedang berada di rumah ibu Ahmad Syarif, setelah
Saksi mendatanginya, ternyata di rumah Ahmad Syarif tersebut sedang
ada perjamuan makan;
• Bahwa selanjutnya Saksi dipersilakan masuk dan ikut makan, setelah
makan Saksi diperkenalkan dengan Damiri Dt. Ajo Bosa, Ahmad Syarif,
Baidah dan ninik mamak lainnya, selanjutnya Damiri Dt. Ajo Bosa
membuka acara dan mengatakan bahwa Ahmad Syarif menghibahkan
tanah objek perkara tersebut kepada Baidah;
• Bahwa rumah Ahmad Syarif tersebut berada dekat pohon durian besar
milik Ringan (ibu Ahmad Syarif);
• Bahwa Saksi tidak bertemu dengan Ringan tersebut;
• Bahwa Damiri hubungannya dengan Ahmad Syarif adalah sebagai ninik
mamak suku Pitopang;
• Bahwa Damiri menjelaskan, tanah objek perkara dihibahkan kepada
Baidah karena selama ini yang merawat ibu Ahmad Syarif bernama Ringan
adalah Baidah sampai dengan meninggal;
• Bahwa Baidah adalah isteri anak Ahmad Syarif yang bernama Ranali;
• Bahwa pada saat acara hibah tersebut, Ranali sudah menikah dengan
Baidah;
• Bahwa yang hadir pada saat acara hibah tersebut adalah, Amrullah selaku
Wali Nagari, Ahmad Syarif, Damiri Baidah, Saksi sendiri dan yang lainya
tetapi namanya lupa;
• Bahwa waktu itu Surat hibah langsung diketik pada acara tersebut oleh
Amrullah dan Saksi dijadikan saksi dari pihak luar atas saran dari Amrullah;
• Bahwa Saksi tidak tahu siapa yang mengkonsep surat hibah dan waktu itu
Saksi lihat ada konsepnya tulisan tangan;
• Bahwa sebelumnya Saksi tidak kenal dengan Ahmad Syarif;
• Bahwa pada saat itu Ringan sudah meninggal;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa setelah selesai acara hibah tersebut, Saksi bersama yang lainnya
pergi ke lokasi objek tersebut untuk menyaksikan pemasangan pancang
besi pada 4 (empat) sudut tanah tersebut;
• Bahwa acara hibah tersebut selesai sampai pukul 16.00 wib;
• Bahwa sebelum Saksi tanda tangan dalam surat hibah tersebut, Saksi
membacanya;
• Bahwa saat menandantangani surat hibah tersebut, Saksi tidak tahu lokasi
objek hibah, baru kemudian ramai-ramai datang ke lokasi tanah yang
dihibahkan tersebut;
• Bahwa luas tanah yang dihibahkan tersebut sekitar 2 (dua) hektar;
• Bahwa waktu itu yang ada di atas tanah objek sengketa adalah rumput-
rumput dan batang pohon kayu kecil;
• Bahwa saat itu ada ada sedikit yang terawat yaitu pada bagian sebelah
barat berupa sawah sebanyak 5 (lima) piring;
• Bahwa menurut cerita Damiri, sawah tanah objek perkara diolah oleh
Baidah;
• Bahwa Saksi kenal dengan surat bukti bertanda T-1 s/d T-4. 1 adalah betul
tanda tangan Saksi di tahun 1962;
• Bahwa yang pertama tanda tangan adalah Ahmad Syarif, lalu Baidah,
Damiri, Saksi sendiri dan Amrullah (Wali Nagari) terakhir;
• Bahwa Saksi tahu kalau tanah objek perkara tersebut adalah harta pusaka
tinggi Ahmad Syarif dari cerita Damiri sendiri;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah kaum Ahmad Syarif ada yang ikut tanda
tangan pada surat hibah tersebut;
• Bahwa status Saksi dalam peristiwa hibah tersebut adalah ditunjuk sebagai
Saksi oleh Amarullah;
• Bahwa Saksi hanya bertanda tangan sekali dalam peristiwa hibah tersebut;
• Bahwa waktu itu Saksi sejihat ikut juga tanda tangan dalam surat hibah
tersebut dan juga ikut menyaksikan waktu pemasangan pancang besi pada
lokasi tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Saksi tidak kenal dengan saudara dari Ahmad Syarif;
• Bahwa Saksi hanya tahu anak Ahmad Syarif yang bernama Ranali;
• Bahwa acara hibah tersebut dipimpin oleh Damiri Dt. Ajo Bosa;
Halaman 85 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tahu dengan Damiri, dikenalkan oleh Amarullah pada waktu
acara hibah tersebut;
• Bahwa pada saat acara hibah, Damiri mengatakan bahwa Ahmad Syarif
menghibahkan tanah objek perkara tersebut kepada isteri dari anaknya
bernama Baidah karena Baidah sudah berjasa merawat ibu Damiri
bernama Ringan sampai ia meninggal;
• Bahwa waktu penyerahan hibah tersebut, juga disebutkan batas-batasnya;
• Bahwa lebih dahulu pengarahan baru dibuat surat hibah serta
penandatanganan dan selanjutnya pergi ke lokasi objek perkara tersebut;
• Bahwa waktu itu surat hibah yang dibuat hanya satu buah;
• Bahwa keturunan Ahmad Syarif sudah punah atau putus waris;
• Bahwa Ahmad Syarif tidak menyampaikan sesuatu dalam acara tersebut,
hanya meng iyakan saja atas penyampaian Damiri tersebut;
• Bahwa pada waktu penyerahan hibah tersebut tidak ada pihak yang
keberatan;
• Bahwa Saksi bisa menjelaskan batas-batas tanah objek perkara tersebut;
• Bahwa Damiri yang menjelaskan, kalau Ahmad Syarif sudah punah, pada
acara hibah tersebut;
• Bahwa hanya Ahmad Syarif sendiri yang mengibahkan tanah objek perkara
tersebut;
• Bahwa pada acara hibah tersebut, diperlihatkan Ranji AhmadSyarif yang
dibuat tahun 1930;
• Bahwa ranji tersebut dibuat denga tulisan tangan;
• Bahwa Ranji yang Saksi lihat tersebut adalah asli bukan fotokopi;
• Bahwa Saksi membenarkan bukti surat bertanda T.1 s/d 4- II yang Saksi
lihat waktu acara hibah tersebut;
• Bahwa tanah yang dihibahkan tersebut bentuknya tidak persis persegi
empat;
• Bahwa keadaan Ahmad Syarif waktu acara hibah tersebut sudah berumur
juga;
• Bahwa Amrullah seangkatan dengan orang tua Saksi;
• Bahwa Saksi baru pertama kali datang ke tempat hibah tersebut,
sebelumnya tidak pernah;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa rumah tempat acara tersebut ada 5 (lima) buah gonjongnya;
• Bahwa waktu acar hibah, rumah tersebut sudah usang/tua;
• Bahwa setahu Saksi, hibah pada saat itu adalah hibah laleh namun Saksi
lupa apakah ada disebutkan hibah laleh atau tidak dalam surat hibah;
• Bahwa pada saat acara hibah Saksi diberi uang tetapi Saksi tidak mau
terima;
• Bahwa keadaan tanah sawah objek perkara waktu Saksi ke lokasi tersebut
adalah satu piring sudah ditanam dan yang empat piring sedang dicangkul;
• Bahwa yang mengolah sawah tersebut adalah Baidah dan Saksi tahu dari
Baidah sendiri;
• Bahwa Baidah sudah mengolah tanah objek hibah tersebut sebelum
dihibahkan;
• Bahwa pada saat Saksi datang ke tanah objek hibah tersebut, tanah Sarina
dan tanah Tarumun ditanami dengan padi;
• Bahwa Saksi tidak memperhatikan ada berapa piring sawah Tarumun
tersebut;
• Bahwa Saksi tidak tahu apakah selain Ranali, ada anak Ahmad Syarif yang
hadir pada acara hibah tersebut;
• Bahwa pada acara hibah tersebut ada diperkenalkan ninik mamak dari
kedua belah pihak, namun Saksi lupa namanya;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Para pihak akan
menanggapinya dalam kesimpulan;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan / membuktikan dalil-dalil
sanggahan/ sangkalan, Kuasa Hukum Tergugat V telah mengajukan bukti surat/
tulisan berupa foto copy surat-surat atau lembaran yang telah diberi meterai
sesuai ketentuan undang-undang, yaitu :
1. Foto copy sesuai aslinya, Surat Keterangan Jual Beli Tanah antara Masnir
dan Armawita, tertanggal 19 Mei 2012, diberi tanda bukti T.V-1;
2. Foto copy sesuai asli, kwitansi pembayaran jual beli tanah, diberi tanda
bukti T.V-2;
Menimbang, bahwa selain bukti surat, Kuasa Tergugat V tidak
mengajukan bukti saksi di persidangan;
Halaman 87 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa untuk memastikan letak obyek sengketa, telah
dilakukan persidangan setempat sebagaimana termuat dalam Berita Acara
tertanggal 4 Oktober 2013;
Menimbang, bahwa selanjutnya Kuasa Para Penggugat dan Kuasa
Tergugat I s/d IV telah mengajukan kesimpulannya masing-masing dalam
suratnya tertanggal 22 April 2014 sedangkan Kuasa Tergugat V tidak mengajukan
kesimpulannya secara tertulis namun pada pokoknya tetap pada jawabannya
semula;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian Putusan ini, menunjuk
segala sesuatu yang terjadi di persidangan yang tertuang dalam Berita Acara
Pemeriksaan Persidangan, dianggap termuat dan merupakan satu kesatuan
dengan Putusan ini;
Menimbang, bahwa Para Penggugat dan Para Tergugat tidak mengajukan
sesuatu lagi, tetapi mereka mohon putusan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Gugatan Penggugat adalah
sebagaimana terurai di muka;
DALAM EKSEPSI :
Menimbang, bahwa disamping menyangkal dalil gugatan Para Penggugat
dalam pokok perkara, Para Tergugat I s/d IV melalui kuasanya dalam jawabannya
telah pula mengajukan eksepsi, oleh karena itu sebelum mempertimbangkan
pokok perkara terlebih dahulu akan dipertimbangkan mengenai eksepsi tersebut;
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Para Tergugat I s/d IV melalui
kuasanya mengajukan eksepsi yaitu :
1. Kualitas Para Penggugat;
2. Obyek Perkara kabur dan tidak jelas;
Menimbang, bahwa terhadap alasan eksepsi yang diajukan Para
Tergugat tersebut, Majelis hakim mempertimbangkannya sebagai berikut :
1. Kualitas Para Penggugat;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Kuasa Tergugat I s/d IV menyatakan, Para
Penggugat tidak berkwalitas untuk mengajukan gugatan atas objek perkara yang
semula merupakan harta pusaka tinggi Amat Syarif, karena Para Penggugat
sama sekali tidak mempunyai hubungan hukum apa-apa baik dengan Amat Sarif
maupun dengan objek perkara;
Menimbang, bahwa terhadap dalil eksepsi Para Tergugat I s/d IV ini,
Majelis Hakim berpendapat bahwa dalam gugatan Para Penggugat telah
diuraikan adanya hubungan atau kepentingan hukum antara Para Penggugat
dengan objek sengketa dan antara Para Penggugat dengan Amat Syarif, dimana
mengenai benar tidaknya kepentingan hukum yang diuraikan oleh Para
Penggugat dalam gugatannya sudah masuk ke dalam pembuktian materi pokok
perkara, sehingga eksepsi Tergugat I, II dan III pada point kedua ini tidak
beralasan hukum sehingga harus ditolak;
2. Obyek Perkara kabur dan tidak jelas;
Menimbang, bahwa dalam eksepsi point kedua ini, Para Tergugat I s/d IV
melalui kuasanya telah mendalilkan objek gugatan Para Penggugat kabur karena
objek perkaranya tidak jelas, sebab ternyata tanah yang dikuasai Tergugat I s/d IV
beda dengan tanah yang dijadikan objek perkara oleh Para Penggugat, ini terlihat
dari batas-batas objek perkara yang didalilkan Para Penggugat sebelah selatan
berbatas dengan tanah Marjohan dan sawah Liar;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi point kedua ini, Majelis Hakim
dalam hal ini mempertimbangkan bahwa di dalam surat gugatan Para Penggugat
telah disebutkan mengenai letak dan batas-batas tanah objek sengketa, dimana
Majelis Hakim sendiri telah pula melakukan pemeriksaan di tanah tempat objek
sengketa dan letak tanah sengketa yang ditunjukkan oleh kedua belah pihak
sama serta benar itulah tanah yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini,
dimana obyek dalam perkara a quo, menurut Majelis Hakim tidak ada perbedaan
letak tanah antara Para Penggugat dengan Para Tergugat I s/d IV, kecuali batas
selatan yang mana batas selatan yang didalilkan Penggugat masih berada dalam
batas penguasaan Para Tergugat sehingga hal tersebut tidak menyebabkan objek
perkara kabur, oleh karena itu alasan eksepsi Para Tergugat pada point Kedua
inipun tidak berdasarkan hukum dan harus ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Para Tergugat I s/d IV melalui
kuasanya yang terurai dalam pertimbangan tersebut diatas tidak beralasan
Halaman 89 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
hukum, maka Majelis Hakim berpendapat seluruh eksepsi Para Tergugat I s/d IV
layak dikesampingkan dan ditolak;
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat V melalui kuasanya
mengajukan eksepsi yaitu :
1. Kualitas Para Penggugat;
2. Obyek Perkara kabur dan tidak jelas;
3. Gugatan Kurang Pihak;
Menimbang, bahwa terhadap alasan eksepsi yang diajukan Para
Tergugat tersebut, Majelis hakim mempertimbangkannya sebagai berikut :
1. Kualitas Para Penggugat;
Menimbang, bahwa Kuasa Tergugat V menyatakan, Para Penggugat
tidak berkwalitas untuk mengajukan gugatan terhadap Tergugat V karena tidak
mempunyai hubungan hukum dengan Para Tergugat dan tanah objek sengketa;
Menimbang, bahwa terhadap dalil eksepsi Tergugat V ini, Majelis Hakim
berpendapat bahwa dalam gugatan Para Penggugat telah diuraikan adanya
hubungan atau kepentingan hukum antara Para Penggugat dengan objek
sengketa dan antara Para Penggugat dengan Amat Syarif, dimana berdasarkan
bukti surat bertanda P-1 berupa Ranji Silsilah Kaum Dt. Ajo Bosa diketahui, Para
Penggugat mempunyai hubungan satu ranji dengan Amat Syarif walaupun
berlainan jurai, selain itu berdasarkan bukti bertanda P-6, T.V-1 dan T.V-2 bahwa
tanah objek sengketa adalah dibeli Tergugat V dari Tergugat I, dengan melihat
adanya hubungan hukum ini, sehingga eksepsi Tergugat V pada point kedua ini
tidak beralasan hukum sehingga harus ditolak;
2. Obyek Perkara kabur dan tidak jelas;
Menimbang, bahwa dalam eksepsi point kedua ini, Tergugat V melalui
kuasanya telah mendalilkan batas-batas objek yang diperkarakan keliru;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi point kedua ini, Majelis Hakim
dalam hal ini mempertimbangkan bahwa di dalam surat gugatan Para Penggugat
telah disebutkan mengenai letak dan batas-batas tanah objek sengketa, dimana
Majelis Hakim sendiri telah pula melakukan pemeriksaan di tanah tempat objek
sengketa dan letak tanah sengketa yang ditunjukkan oleh kedua belah pihak
sama serta benar itulah tanah yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini,
dimana obyek dalam perkara a quo, menurut Majelis Hakim tidak ada perbedaan
letak tanah antara Para Penggugat dengan Tergugat V kecuali batas selatan yang
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mana batas selatan yang didalilkan Penggugat masih berada dalam batas
penguasaan Para Tergugat sehingga hal tersebut tidak menyebabkan objek
perkara kabur, oleh karena itu alasan eksepsi Tergugat V pada point Kedua
inipun tidak berdasarkan hukum dan harus ditolak;
3. Gugatan Kurang Pihak :
Menimbang, bahwa dalam eksepsi point ketiga ini, Tergugat V melalui
kuasanya telah mendalilkan dengan tidak diikutsertakan Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai Tergugat, maka
gugatan kurang pihak;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi point ketiga ini, Majelis Hakim
berpendapat bahwa pada prinsipnya Para Penggugat mempunyai hak untuk
menentukan pihak-pihak mana saja yang akan dijadikan oleh Para Penggugat
sebagai Tergugat atas upaya mempertahankan haknya dari perbuatan orang lain
yang telah merugikan dirinya. Terhadap pihak BPN Lima Puluh Kota, Majelis
Hakim menilai tindakan pengukuran dan pemetaan adalah bagian dari proses
penerbitan Sertifikat tanah dan Kantor BPN Kabupaten Lima Puluh Kota belum
menerbitkan sertifikat sebagaimana yang didalilkan dalam gugatan Para
Penggugat, sehingga belum ada kepentingan hukum yang cukup apabila
menyertakan BPN Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai pihak Tergugat dalam
perkara ini oleh karena itu alasan eksepsi Tergugat V pada point ketiga inipun
tidak berdasarkan hukum dan harus ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat V melalui kuasanya
yang terurai dalam pertimbangan tersebut diatas tidak beralasan hukum, maka
Majelis Hakim berpendapat seluruh eksepsi Tergugat V layak dikesampingkan
dan ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Para Tergugat dinyatakan
ditolak, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan pokok perkara a’quo
sebagai berikut :
DALAM POKOK PERKARA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat adalah
sebagaimana tersebut di atas yang pada pokoknya Para Penggugat mendalilkan
bahwa tanah objek perkara adalah milik dari Para Penggugat yang merupakan
harta pusaka dari kaum Para Penggugat;
Halaman 91 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa atas gugatan Para Penggugat, Para Tergugat telah
menyangkal dalam jawabannya yang pada pokoknya adalah menolak semua
dalil-dalil gugatan Para Penggugat tersebut;
Menimbang, oleh karena itu yang menjadi pokok sengketa dalam perkara
ini adalah :
• Apakah tanah objek perkara merupakan harta pusaka Tinggi kaum Dt. Ajo
Bosa;
• Apakah hibah yang dilakukan Ahmad Syarif kepada Baidah terhadap
tanah objek sengketa sah atau tidak;
Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil gugatan Para Penggugat ada
yang dibantah oleh Para Tergugat, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 283 Rbg
yang menyatakan “barang siapa beranggapan mempunyai suatu hak atau suatu
keadaan, maka untuk menguatkan haknya atau menyangkal hak orang lain harus
membuktikan hak atau keadaan itu.” Hal ini berarti bahwa kedua belah pihak baik
Para Penggugat dan Para Tergugat dapat dibebani pembuktian, terutama pihak
Para Penggugat wajib membuktikan peristiwa yang diajukannya, sedangkan Para
Tergugat berkewajiban membuktikan bantahannya;
Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya Para
Penggugat telah mengajukan alat bukti surat yang bertanda P-1 sampai dengan
P-14 tersebut diatas;
Menimbang, bahwa selain bukti surat tersebut Para Pengugat juga telah
mengajukan bukti saksi yaitu : 1. USMAN ; 2. JASMAN ; 3. IRWANDI ; 4.
ELWIDAR ; 5. ILYAS ; 6. HERMAN Dt. MAJO BOSA ; 7. DARMAN sebagaimana
tersebut di atas;
Menimbang, bahwa selain bukti surat dan saksi tersebut, Para Penggugat
melalui Kuasanya juga mengajukan Ahli bernama H. SUHAIMI Dt. PATIAH NAN
PANJANG;
Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil sangkalannya, Kuasa
Para Tergugat I s/d IV telah mengajukan bukti surat bertanda T.I s/d IV-1 sampai
dengan T.I s/d IV- 3;
Menimbang, bahwa selain bukti surat tersebut Kuasa Para Tergugat I s/d
IV juga telah mengajukan bukti saksi yaitu : 1. SUIB ; 2. SYAMSIR ; 3. IRMAN DT
MANGKUTO ; 4. MASRI ANAS sebagaimana tersebut di atas;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil sangkalannya, Kuasa
Tergugat V telah mengajukan bukti surat bertanda T.V-1 sampai dengan T.V-2,
dan selanjutnya Kuasa Tergugat V tidak mengajukan alat bukti yang lain;
Menimbang, bahwa terhadap keseluruhan alat bukti baik berupa alat bukti
surat dan keterangan para saksi dan ahli yang diajukan oleh Kuasa Hukum Para
Penggugat maupun Kuasa Hukum Para Tergugat, Majelis Hakim akan
mempertimbangkan alat-alat bukti tersebut yang relevan dengan perkara a quo;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan pokok
masalah yang pertama yaitu apakah tanah objek perkara merupakan harta
pusaka Tinggi kaum Zulwahir Dt. Ajo Bosa;
Menimbang, bahwa menurut hukum adat Minangkabau yang dimaksud
dengan harta pusaka tinggi adalah segala harta pusaka yang diwarisi secara
turun-temurun yang berfungsi sebagai alat pemersatu keluarga dan yang berhak
mewarisi adalah anggota kaum itu sendiri yaitu pihak perempuan sesuai dengan
garis keturunan matrilineal. Harta pusako tinggi pada dasarnya dikuasai atau
menjadi milik bersama atau milik kolektif. Jadi dalam hal ini pusako tinggi
berkaitan dengan penguasaan tanah oleh suatu kaum secara terus menerus;
Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung
tertanggal 12 Mei 1977 No. 563 K/Sip/1974 menyatakan : Ranji (silsilah) yang
diajukan kedua belah pihak dan bersesuaian satu dengan lainnya dapat dijadikan
bukti yang sempurna guna menentukan silsilah kedua belah pihak;
Menimbang, bahwa bukti bertanda P-1 berupa Ranji/Silsilah Keturunan
Kaum Santun Pasukuan Pitopang Ota Nagari Solok Bio-Bio, tertanggal 21 Juli
2013 dan bukti surat bertanda T. I s/d IV-2 berupa Ranji/Silsilah Keturunan Kaum
Dt. Ajo Bosa, Suku Pitopang Ota, Nagari Solok Bio-Bio tertanggal 1 Januari 1930,
Majelis Hakim berpendapat kedua ranji tersebut adalah mempunyai kekuatan
pembuktian karena disahkan oleh pihak yang berwenang yaitu Wali Nagari
ataupun penghulu dari suku yang bersangkutan, sesuai dengan Yurisprudensi
Mahkamah Agung RI tanggal 2 November 1977 No. 871 K/Sip/1974 yang
menyatakan, ranji keturunan sesuatu kaum dianggap benar apabila dibenarkan
oleh orang tertua dalam pesukuan yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti bertanda P-1 berupa Ranji/Silsilah
Keturunan Kaum Santun Pasukuan Pitopang Ota Nagari Solok Bio-Bio, tertanggal
21 Juli 2013, menjelaskan Para Penggugat sekaum dengan Ahmad Syarif,
Halaman 93 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dimana Tergugat I s/d IV merupakan cucu kandung dari Ahmad Syarif tersebut.
Kuasa Hukum Tergugat I s/d IV mengajukan bukti surat bertanda T. I s/d IV-2
berupa Ranji/Silsilah Keturunan Kaum Dt. Ajo Bosa, Suku Pitopang Ota, Nagari
Solok Bio-Bio, dimana Majelis Hakim menilai antara kedua buah ranji tersebut
yaitu bukti surat bertanda P-1 dan bukti surat bertanda T.I s/d IV-2 mempunyai
kesesuaian satu dengan lainnya dimana Ahmad Syarif dengan Para Penggugat
adalah satu ranji tetapi berbeda jurai dalam kaum Dt. Ajo Bosa, Suku Pitopang
Ota, Nagari Solok Bio-Bio. Hal ini juga dikuatkan dengan bukti bertanda P-11
berupa Keputusan KAN Solok Bio-Bio Nomor 006/KP/KAN/SBB/XI/2013
tertanggal 2 Desember 2012 yang menyatakan antara Para Penggugat dengan
Ahmad Syarif adalah satu keturunan (satu ranji) dengan Ahmad Syarif, begitu
pula dengan keterangan saksi-saksi yang saling bersesuaian yaitu Saksi Usman,
Saksi Jasman, Saksi Irwandi, Saksi Elwidar, Saksi Herman Dt. Majo Bosa dan
Saksi Darman yang menerangkan antara Para Penggugat dengan Ahmad Syarif
adalah satu ranji;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas maka Majelis Hakim
menyimpulkan bahwa antara Para Penggugat dengan Ahmad Syarif adalah satu
kaum dan satu ranji tetapi berlainan jurai dalam kaum Dt. Ajo Bosa, Suku
Pitopang Ota, Nagari Solok Bio-Bio;
Menimbang, bahwa selanjutnya mengenai tanah objek perkara, Majelis
Hakim berpendapat, berdasarkan bukti surat bertanda P-3 berupa Surat
Kesepakatan Kaum tertanggal 10 Mei 2012, bukti surat bertanda P-4 berupa
pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik) tertanggal 10 Mei 2012,
bukti surat bertanda P-11 berupa Keputusan KAN Solok Bio-Bio No. 006/KP/KAN/
SBB/XI/2012, surat-surat bukti tersebut menerangkan bahwa tanah objek perkara
adalah harta pusaka tinggi Kaum Dt. Ajo Bosa Suku Pitopang Ota dalam Ranji
Ahmad Syarif. Selain bukti surat tersebut, berdasarkan keterangan saksi-saksi
yaitu Saksi Usman, Saksi Jasman, Saksi Irwandi, Saksi Elwidar, Saksi Herman
Dt. Majo Bosa dan Saksi Darman yang masing-masing menerangkan tanah objek
sengketa adalah merupakan harta pusaka tinggi dari kaum Dt. Ajo Bosa Suku
Pitopang Ota, dimana baik menurut keterangan saksi Para Penggugat maupun
keterangan Saksi Para Tergugat I s/d IV secara waris bajawek, menerangkan,
tanah objek perkara tersebut sebelumnya dikuasai oleh Ahmad Syarif;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis Hakim
berkesimpulan bahwa objek sengketa adalah harta pusaka tinggi kaum Dt. Ajo
Bosa ;
Menimbang, bahwa oleh karenanya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan, permasalahan kedua yaitu, apakah hibah yang dilakukan
Ahmad Syarif kepada Baidah terhadap tanah objek sengketa sah atau tidak;
Menimbang, bahwa Tergugat I s/d IV dalam dalil sangkalannya
menyatakan, tanah objek sengketa adalah tanah pusaka Ahmad Syarif yang
dihibahkan kepada Baidah yaitu isteri Ranali anak Ahmad Syarif, oleh karena
keturunan Ahmad Syarif telah punah, dimana dalam jawabannya Tergugat I s/d IV
menerangkan kaum Ahmad Syarif yang terakhir hidup adalah Ahmad Syarif
sendiri dan setelah Ahmad Syarif meninggal, maka kaum Ahmad Syarif punah
keturunannya karena tidak ada lagi kaumnya baik yang laki-laki mapun yang
perempuan. Hal mana Tergugat I s/d IV mengajukan bukti surat bertanda T I s/d
IV-2 berupa fofokopi Ranji/Silsilah Keturunan Kaum Dt. Ajo Bosa serta bukti surat
bertanda T I s/d IV-1 berupa Surat Hibah dari Ahmad Syarif kepada Baidah
tertanggal 5 September 1962 dengan objek hibah yaitu tanah objek perkara;
Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung tanggal
7 April 1971 No. 5 K/Sip/1971 menyatakan : “Harta pusaka tinggi dalam kaum
turun temurun, tidak mungkin jatuh kepada anak”. Selanjutnya Yurisprudensi
Mahkamah Agung tanggal 9 April 1969 No. 414 K/Sip/1968 menyatakan : “Putus
waris menurut adat ialah tidak dikenalnya adanya waris bertali darah dengan
pewaris. Untuk mewarisi harta peninggalan dicari yang setampok, sejangkal
sehasta dan seterusnya”;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan hibah dalam hukum adat
Minangkabau, pengalihan hak atas Harta Pusaka Tinggi kepada orang lain yang
berbentuk gadai, hibah, jual dan wakaf, haruslah dengan persetujuan bulat
seluruh anggota kaum ahli waris sesuai dengan ketentuan hukum adat “jual
berpelaku, gadai berpengku”;
Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung tanggal
31 Januari 1973 No. 481 K/Sip/1972 menyatakan : “Hibah mengenai harta pusaka
adalah tidak sah jika tidak diketahui/disetujui oleh para ahli warisnya”. Selanjutnya
Yurisprudensi Mahkamah Agung tanggal 29 Maret 1972 No. 253 K/Sip/1971
menyatakan : “Hibah tidaklah sah dan tidak dibenarkan menurut hukum/adat jika :
Halaman 95 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
a. Hibah tersebut dilakukan tidak dihadapan ninik mamak dan Kepala Negeri
setempat;
b. Pada saat hibah dilakukan sebagaimana yang dimaksud dalam surat
hibah, orang-orang yang sama-sama berhak menghibahkan suatu harta
tidak ikut serta dalam penghibahan yang dimaksud”;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat Surat Hibah
sebagaimana dalam bukti surat bertanda T I s/dIV -1 adalah tidak memenuhi
ketentuan secara hukum adat di Minangkabau, dimana dalam surat hibah
tersebut tidak ada tanda tangan mamak kepala waris Kaum Ahmad Syarif sebagai
tanda adanya kesepakatan kaum untuk menyetujui hibah tersebut, sehingga
dengan demikian surat bukti bertanda T I s/d IV-1 adalah tidak sah karena objek
hibah yaitu tanah objek sengketa merupakan harta pusaka tinggi yang mana
meskipun Jurai Ahmad Syarif telah habis keturunan ke bawahnya, namun untuk
mewarisi harta peninggalan dicari yang setampok, sejangkal sehasta dan
seterusnya, dimana berdasarkan fakta di persidangan Para Penggugat seranji
dengan Ahmad Syarif namun berbeda jurai, sehingga dalam hal ini Para
Penggugat juga mempunyai hak mewaris terhadap objek perkara tersebut,
sedangkan dalam sangkalannya, Kuasa Tergugat I s/d IV menghadirkan Saksi
Dasril Dt. Rajo Mangkuto yang merupakan Kaampek Suku Sembilan di Jorog
Padang Lawas, Saksi Firman Dt. Mangkuto bersuku Sembilan yang berada di
Jorong Solok Dalam yang menyatakan mengetahui secara warih nan bajawek
adanya penghibahan objek sengketa dari Ahmad Syarif kepada Baidah. Menurut
Majelis Hakim, keterangan kedua saksi tersebut belumlah cukup untuk
mendukung bukti surat bertanda T I s/d IV-1 berupa surat hibah, disebabkan
kedua Saksi merupakan ninik mamak yang berlainan suku dengan penghibah dan
Saksi Dasril bukanlah ninik mamak dalam Jorong Solok Dalam yang merupakan
tempat para pihak dalam penghibahan tersebut sedangkan Saksi Masri Anas
yang berdasarkan keterangannya, Saksi Masri Anas ikut dalam upacara adat
proses hibah tanah objek perkara dari Ahmad Syarif kepada Baidah, Majelis
Hakim menilai Saksi Masri Anas tidak cukup kuat untuk membuktikan hibah
tersebut, karena hanya Saksi Masri Anas sendiri yang menerangkan kejadian
hibah tersebut tanpa didukung oleh saksi-saksi yang lain. Berdasarkan uraian
pertimbangan tersebut di atas, hibah tanah objek perkara antara Ahmad Syarif
kepada Baidah adalah tidak sah menurut hukum;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Majelis Hakim selanjutnya akan menguraikan
perbuatan Tergugat I yang dibantu Tergugat II s/d IV menjual objek perkara,
apakah termasuk perbuatan melawan hukum;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, “Tiap
perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
mengganti kerugian tersebut”;
Menimbang, bahwa pengertian “bertentangan dengan hukum”
sebagaimana yang dimuat dalam YURISPRUDENSI HOOGE RAAD sejak tahun
1919 (Arrest Linde Baum Cohen tanggal 31 Januari 1919) dan yang sudah
menjadi Yurisprudensi tetap serta menjadi pula doktrin ilmu hukum di Indonesia,
dimana pengertian “bertentangan dengan hukum” itu diartikan secara luas yang
meliputi empat nama katagori perbuatan;
a) bertentangan dengan kewajiban hukumnya si pelaku sendiri
menurut undang-undang;
b) bertentangan atau melanggar hak subyektif orang lain menurut
undang-undang;
c) bertentangan dengan tata susila yang baik (goede Zeder);
d) bertentangan dengan azas kepatutan dan kecermatan (zorg
Vuldigheid) dalam masyarakat;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi-Saksi baik dari Para
Penggugat maupun Para Tergugat I s/d IV, semuanya menerangkan bahwa tanah
objek perkara dijual oleh Tergugat I kepada Tergugat V. Berdasarkan bukti surat
bertanda P-6, T.V-1 keduanya mengenai surat jual beli tanah tertanggal 19 Mei
2012 dan T.V-2 berupa kwitansi pembayaran sejumlah uang. Berkaitan dengan
hal ini, sudah diuraikan dimuka bahwa hibah tanah objek perkara yang dilakukan
Ahmad Syarif kepada Baidah adalah tidak sah, maka perbuatan Tergugat I yang
dibantu oleh Tergugat II s/d IV menjual tanah objek perkara kepada Tergugat V
adalah suatu perbuatan yang melawan hukum;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis hakim akan mempertimbangkan
petitum dari gugatan Para Penggugat;
Menimbang, bahwa mengenai petitum angka 1, yaitu permohonan Para
Penggugat agar Majelis Hakim mengabulkan gugatan Para Penggugat
Halaman 97 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
seluruhnya, Majelis Hakim tidak akan mempertimbangkannya sebelum
mempertimbangkan seluruh petitum Para Penggugat;
Menimbang, bahwa mengenai petitum angka 2 yang menyatakan
Penggugat I (satu) sebagai Mamak Kepala Kaum dan Penggugat II sebagai
Mamak Kepala Waris dalam Kaum Dt. Ajo Bosa, Suku Pitopang Ota, Nagari
Solok Bio-Bio, Kec. Harau, Majelis Hakim berpendapat, hal ini sudah dinyatakan
di uraian pertimbangan putusan ini di atas, baik dalam eksepsi maupun dalam
pokok perkara, Para Penggugat masuk dalam kaum Dt. Ajo Bosa, berdasarkan
bukti surat bertanda P-1, bukti surat bertanda P-2 dan bukti surat bertanda P-11,
serta keterangan saksi-saksi, menerangkan Penggugat I (satu) sebagai Mamak
Kepala Kaum dan Penggugat II sebagai Mamak Kepala Waris dalam Kaum Dt.
Ajo Bosa, Suku Pitopang Ota, Nagari Solok Bio-Bio, Kec. Harau, maka oleh
karenanya petitum angka 2 patutlah untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 3 yang menyatakan, objek
perkara adalah harta pusaka tinggi kaum Dt. Ajo Bosa (Penggugat) Suku
Pitopang Ota, Nagari Solok Bio-Bio yang telah Penggugat kuasai secara turun
temurun. Mengenai petitum ini, Majelis Hakim berpendapat, hal ini sudah terbukti
dalam uraian pertimbangan pokok permasalahan bahwa tanah objek sengketa
adalah merupakan harta pusaka tinggi dari kaum Dt. Ajo Bosa, Suku Pitopang
Ota, Nagari Solok Bio-Bio, maka terhadap petitum angka 3 sah secara hukum
untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 4 yang menyatakan, batal
demi hukum surat-surat alas hak yang dibuat oleh Tergugat II dan Tergugat III
atas tanah perkara yaitu tanggal 10 Mei 2012, atau setidak-tidaknya dapat
dibatalkan dan atau dinyatakan tidak berkekuatan hukum, Majelis Hakim
berpendapat, petitum ini tidak menjelaskan secara rinci surat-surat alas hak
tanggal 10 Mei 2012 yang mana yang dimaksud, sehingga petitum angka 4
mengandung ketidakjelasan oleh karenanya, sah secara hukum untuk ditolak;
Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 5 yang menyatakan, batal
demi hukum surat jual beli antara Tergugat I dengan Tergugat V atas tanah
perkara tertanggal 19 Mei 2012, atau setidak-tidaknya dapat dibatalkan dan atau
dinyatakan tidak berkekuatan hukum, Majelis Hakim berpendapat, sesuai dengan
pertimbangan dalam pokok permasalahan, bahwa tanah objek sengketa adalah
merupakan harta pusaka tinggi kaum Dt. Ajo Bosa, Suku Pitopang Ota, Nagari
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Solok Bio-Bio dan perbuatan jual beli tanah objek sengketa yang dilakukan oleh
Tergugat I yang dibantu Tergugat II s/d IV kepada Tergugat V adalah merupakan
perbuatan melawan hukum, maka sudah sepantasnya dan sah menurut hukum
surat jual beli tanah antara Tergugat I dengan Tergugat V atas tanah objek
sengketa batal demi hukum, sehingga petitum angka 5 sah menurut hukum untuk
dikabulkan;
Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 6 yang menyatakan,
memerintahkan kepada Tergugat I s/d V untuk mengosongkan objek perkara dan
selanjutnya menyerahkan kepada Penggugat, seketika setelah putusan dalam
perkara ini berkekuatan hukum tetap, jika ingkar bila perlu dengan bantuan alat
negara (Polisi atau TNI), oleh karena dalam uraian pertimbangan sebelumnya
dimana telah terbukti, tanah objek perkara merupakan milik dari kaum Para
Penggugat, maka beralasan hukum apabila petitum Para Penggugat angka 6
untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa terhadap petitum gugatan Para Penggugat angka 7
yang menyatakan sah dan berkekuatan hukum Sita Jaminan atas objek perkara,
Majelis Hakim berpendapat, bahwa selama pemeriksaan perkara ini terhadap
objek sengketa tidak dilakukan sita jaminan dan tidak ada permohonan sita
jaminan, maka petitum angka 7 beralasan hukum untuk dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa terhadap petitum Para Penggugat angka 8 yang
menyatakan menghukum Para Tergugat untuk membayar semua biaya perkara
yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng, Majelis Hakim
berpendapat oleh karena Para Penggugat telah mampu membuktikan dalil-dalil
gugatannya, maka Para Penggugat adalah sebagai pihak yang menang
sedangkan Para Tergugat adalah sebagai pihak yang kalah, maka beralasan
hukum Para Tergugat dihukum untuk membayar biaya perkara secara tanggung
renteng yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan ini, sehingga petitum
Para Penggugat angka 8 beralasan hukum untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan semua pertimbangan tersebut di atas,
Majelis berpendapat bahwa gugatan Para Penggugat dikabulkan sebagian dan
ditolak untuk selebihnya;
Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti lainnya yang diajukan dalam
perkara ini, menurut Majelis Hakim yang tidak ada relevansi dengan perkara ini
oleh karenanya tidak perlu dipertimbangkan dan haruslah dikesampingkan;
Halaman 99 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Mengingat Ketentuan Hukum Adat Minangkabau, Rbg dan peraturan
perundangan lainnya yang berlaku serta berkaitan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I :
Dalam Eksepsi :
• Menolak Eksepsi Para Tergugat I s/d IV dan Tergugat V untuk
seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara :
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan sah Penggugat I sebagai Mamak Kepala Kaum dan
Penggugat II sebagai Mamak Kepala Waris dalam Kaum Dt. Ajo Bosa,
Suku Pitopang Ota, Nagari Solok Bio-Bio, Kec. Harau;
3. Menyatakan objek perkara adalah Harta Pusaka Tinggi Kaum Dt. Ajo Bosa
(Penggugat) Suku Pitopang Ota, Nagari Solok Bio-Bio yang telah
Penggugat kuasai secara turun temurun;
4. Menyatakan batal demi hukum Surat Jual Beli antara Tergugat I dengan
Tergugat V atas tanah perkara tertanggal 19 Mei 2012;
5. Memerintahkan kepada Tergugat I s/d V untuk mengosongkan objek
perkara dan selanjutnya menyerahkan kepada Penggugat, seketika setelah
putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap, jika ingkar bila perlu
dengan bantuan alat negara;
6. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya perkara secara
tanggung renteng yang ditaksir sejumlah Rp. 1.966.000,- (satu juta
sembilan ratus enam puluh enam ribu rupiah);
7. Menolak gugatan Para Penggugat selain dan selebihnya;
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Tanjung Pati, pada hari Rabu, tanggal 30 April 2014, oleh
kami, Yulanto Prafifto Utomo, S.H., sebagai Hakim Ketua, Endah Sri Andriati,
S.H., M.H dan Meri Yenti, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota,
yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Tanjung
Pati Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp tanggal 5 September 2013, putusan tersebut
diucapkan pada hari Selasa, tanggal 6 Mei 2014 dalam persidangan terbuka
untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tersebut, Infatrizal, Panitera Pengganti dan Kuasa Para Penggugat, Kuasa
Tergugat I s/d IV serta Kuasa Tergugat V.
Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua,
Endah Sri Andriati, S.H., M.H. Yulanto Prafifto Utomo, S.H.
Meri Yenti, S.H., M.H.
Panitera Pengganti,
Infatrizal
Perincian biaya perkara :
Pendaftaran ....................... Rp. 30.000,-
ATK ................................... Rp. 75.000,-
Panggilan............................ Rp. 1.100.000,-
Pemeriksaan setempat ...... Rp. 750.000,-
Meterai .............................. Rp. 6.000,-
HHK Rp. 5.000,-Jumlah.................................. Rp. 1.966.000,-
(satu juta sembilan ratus enam puluh enam ribu rupiah)
Halaman 101 dari 93 Putusan Perdata Gugatan Nomor 16/Pdt.G/2013/PN.Tjp
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101