1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang...

151
NASKAH AKADEMIK USULAN PERUBAHAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI 2018

Transcript of 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang...

Page 1: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

NASKAH AKADEMIKUSULAN PERUBAHAN ORGANISASI

DAN TATA KERJA

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI2018

Page 2: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

i

1. KATA PENGANTAR

Reformasi birokrasi merupakan perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola

pemerintahan Indonesia. Dengan reformasi birokrasi dapat diwujudkan pelayanan publik

yang sesuai dengan harapan masyarakat, harapan bangsa Indonesia yang semakin maju dan

mampu bersaing dalam dinamika global yang semakin ketat, kapasitas dan akuntabilitas

kinerja birokrasi semakin baik, SDM aparatur semakin profesional, serta mind-set dan

culture-set yang mencerminkan integritas dan kinerja semakin tinggi.

Berdasarkan hal tersebut, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI)

menyusun Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan

Nasional RI sebagai bentuk reformasi birokrasi dalam rangka menjadikan Perpusnas tepat

fungsi, tepat proses dan tepat ukuran (right sizing) sesuai dengan mandat UU No. 43 Tahun

2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak

dan Karya Rekam.

Naskah Akademik memuat Pendahuluan, Kajian Teoritis dan Praktek Empiris,

Evaluasi dan Analisis Peraturan Perundang-Undangan Terkait, Usulan Struktur, dan Dampak

Struktur Baru Terhadap Organisasi Inti Dengan demikian, Naskah Akademik ini diharapkan

bisa memberi gambaran pengembangan Perpusnas RI ke depan dalam rangka menjalankan

fungsi wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk

meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.

Kami mengucapkan terimakasih kepada para pihak khususnya Biro Hukum dan

Perencanaan, Sekretariat Utama Perpusnas RI selaku penyusun Naskah Akademik. Semoga

Naskah Akademik ini bermanfaat.

Jakarta, Juli 2018

Kepala Perpustakaan Nasional RI

ttd

Muhammad Syarif Bando

Page 3: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

i

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan, Kebutuhan atau Peluang Yang Harus Diatasi 3

1.2.1. Internal Perpustakaan Nasional RI 3

1.2.2. Eksternal Perpustakaan Nasional RI 17

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS 25

2.1. Gambaran Perpustakaan Nasional RI 25

2.2. Studi Awal Kelembagaan Organisasi Perpusnas RI 36

2.3. Regulasi Tentang Perpustakaan Nasional di Beberapa Negara 42

2.3.1. Inggris 42

2.3.2. Republik Federasi Jerman 43

2.3.3. Spanyol 44

2.3.4. Italia 45

2.3.5. Australia 46

2.3.6. Republik Cekoslowakia 47

2.3.7. Finlandia 49

Page 4: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

ii

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TERKAIT 51

3.1. Analisis Ketepan Fungsi 51

3.2. Analisis Duplikasi Fungsi 57

3.3 Analisis Satuan Organisasi 57

3.4 Analisis Struktur Fungsi sesuai Mandat yang diharapkan 60

3.5 Analisis Peluang Tumpang Tindih dengan Instansi Lain 62

3.6 Analisis Kemampuan Struktur Organisasi yang Adaptif 64

BAB IV USULAN STRUKTUR 66

4.1. Urgensi Perubahan Struktur Eselon 1 66

4.2. Urgensi Perubahan Struktur Eselon 1 70

4.3 Usulan Organisasi Eselon 1 dan 2 71

4.3.1 Perubahan Struktur Organisasi Perpusnas RI 71

4.3.2 Perubahan Struktur Organisasi pada Sekretariat Utama 72

4.3.3 Perubahan dan Penambahan Deputi Baru 73

4.4 Jenis Jabatan Eselon 1 dan 2 77

BAB V DAMPAK STRUKTUR BARU TERHADAP ORGANISASI INTI 80

5.1. Keterkaitan Antara Mandat Organisasi dan Rencana Strategis Perpustakaan

Nasional RI 80

5.1.1. Gambaran Umum Mandat Perpustakaan Nasional RI 80

5.1.2. Ringkasan Rencana Strategis Perpustakaan Nasional

Tahun 2015-2019 Perubahan 82

Page 5: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

iii

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

5.2. Dampak Struktur Baru Terhadap Organisasi Inti Terhadap Pemangku

Kepentingan 90

5.2.1. Dampak Perubahan Struktur Organisasi 90

5.2.2. Dimensi Dari Desain Organisasi 102

5.2.3. Kesiapan Untuk Perubahan 103

DAFTAR PUSTAKA 114

Page 6: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

1

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) adalah Lembaga Pemerintah Non

Kementerian (LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang

perpustakaan yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden berkoordinasi

dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Secara internal di dalam suatu

kelembagaan pemerintah, penyelanggara pemerintahan harus bersifat responsif

dan evaluatif terhadap perubahan dan dituntut untuk dinamis, karena organisasi

birokrasi harus lebih kompeten dalam melaksanakan tugasnya, efisien dalam

struktur organisasi tanpa harus menghambat fungsi yang harus diembannya.

Reformasi birokrasi merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya

dapat memberikan perubahan dan perbaikan birokrasi yang lebih baik.

Sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintah yang dituangkan dalam

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010-2025. Peraturan Presiden ini menyebutkan bahwa

reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih

dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan

memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Adapun area

perubahan yang menjadi tujuan reformasi birokrasi meliputi seluruh aspek

manajemen pemerintahan.

Reformasi birokrasi bermakna sebagai sebuah perubahan besar dalam

paradigma dan tata kelola pemerintahan Indonesia. Dengan reformasi birokrasi

dapat diwujudkan pelayanan publik yang sesuai dengan harapan masyarakat,

harapan bangsa Indonesia yang semakin maju dan mampu bersaing dalam

dinamika global yang semakin ketat, kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

semakin baik, SDM aparatur semakin profesional, serta mind-set dan culture-set

yang mencerminkan integritas dan kinerja semakin tinggi.

Sementara itu, sehubungan dengan telah terbitnya Undang-Undang (UU)

Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 24

Page 7: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

2

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 serta

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan

Karya Rekam, maka Organisasi dan tata kerja Perpustakaan Nasional perlu

dilakukan penyelarasan agar pelaksanaan tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional

dapat menyesuaikan dengan amanah peraturan perundang-undangan bidang

perpustakaan tersebut. Hal ini dikarenakan, telah terjadi kelebihan beban kerja

yang mengakibatkan Lembaga Perpustakaan Nasional tidak optimal. Selain itu,

terjadi perkembangn hukum yang mengakibatkan penambahan mandat fungsi,

seperti (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang mengamanatkan pembinaan Perpustakaan dalam hal standarisasi

nasional sarana dan prasarana perpustakaan; (2) Undang-undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa, yang mengamanatkan pembinaan perpustakaan di desa-desa;

(3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang

mengamanatkan pembinaan untuk penetapan standar dan akreditasi perpustakaan,

pengelolaan Perpustakaan sesuai kewenangan nasional di daerah, dan

pembudayaan gemar membaca sesuai kewenangan nasional di daerah, serta

penyelenggaraan sertifikasi pustakawan dan akreditasi pendidikan dan pelatihan

perpustakaan; (4) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang

mengamanatkan penggandaan tulisan secara reprografi dan pembuatan Salinan;

dan (5) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,

yang mengamanatkan pencatatan dan pendokumentasian, penetapan, dan

pemutakhiran data. Permasalahan lainnya adalah perkembangan struktur

organisasi perpustakaan di daerah yang menjadi dinas sebagaimana mandate

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sehingga

komunikasi yang selama ini ada di tingkat eselon 3 di Perpustakaan Nasional

tidak setara dengan Kepala Dinas di Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Berdasarkan pada kondisi di atas, maka perlu dilakukan kegiatan Kajian

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan

Nasional untuk melakukan evaluasi dan reorganisasi terhadap struktur dan

manajemen organisasi di Perpustakaan Nasional yang merupakan bagian

kelembagaan pemerintah secara keseluruhan. Kajian ini menjadi penting agar

organisasi Perpustakaan Nasional menjadi tepat fungsi, tepat proses dan tepat

Page 8: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

3

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

ukuran (right sizing) dan selaras dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2014

tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan.

1.2 Permasalahan, Kebutuhan atau Peluang yang harus diatasi

1.2.1. Internal Perpustakaan Nasional RI

1. Peraturan dan Perundang-Undangan

Perpustakaan Nasional melaksanakan amanah dua Undang-Undang yaitu:

a) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya

Cetak Karya Rekam dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor

70 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun

1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan

Serah Simpan dan Pengelolaan Karya Rekam Film Ceritera Atau Film

Dokumenter. Walaupun Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 dan

Peraturan Pemerintah telah diterbitkan namun belum semua penerbit

patuh melaksanakan amanah Undang-Undang dan peraturan

pemerintah tersebut yang wajib menyerahkan hasil terbitannya

sebanyak 2 (dua) eksemplar ke Perpustakaan Nasional. Sehingga hal

tersebut mengakibatkan jumlah koleksi Deposit Nasional masih

terbatas. Di samping itu peran Penyidik PNS dalam pelaksanaan

Undang-Undang Karya Cetak dan Karya Rekam belum optimal.

b) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang

dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan. Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014

berupa 6 (enam) Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional berupa

pedoman dan petunjuk teknis tentang Standar Tenaga Perpustakaan,

Standar Nasional Perpustakaan, Pendaftaran dan Pemberian

Penghargaan Naskah Kuno, Tata Cara Penyimpanan dan Penggunaan

Koleksi Khusus; Tata Cara Pemilihan Anggota Dewan Perpustakaan,

Organisasi dan Tata Kerja Dewan dan Sekretaris Dewan Perpustakaan;

Page 9: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

4

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Penghargaan Gerakan Pembudayaan Kegemaran Membaca. Sampai

dengan Tahun 2014 dari 6 (enam) yang diamanatkan baru 5 (lima)

yang dapat diselesaikan, yang belum terselesaikan yaitu Standar

Tenaga Perpustakaan.

2. Restrukturisasi Kelembagaan Perpustakaan Nasional

Kelembagaan Perpustakaan Nasional saat ini berdasarkan pada

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali dirubah,

terakhir dengan Peraturan Presiden No 145 Tahun 2015, sedangkan

susunan organisasi dan tata kerja Perpustakaan Nasional berdasarkan

Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional sebagaimana telah

diubah dengan peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1 Tahun

2012. Mencermati lahirnya Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2014

tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Perpustakaan

Nasional semakin kompleks sehingga perlu dilakukan reorganisasi

Perpustakaan Nasional.

Berdasarkan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 3 Tahun

2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, sebagaimana

diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1 Tahun 2012

tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3

Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, terdiri

dari:

A. Kepala Perpustakaan Nasional RI (Eselon 1A)

B. Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

(Eselon 1A)

B.1. Direktorat Deposit Bahan Pustaka (Eselon 2)

Page 10: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

5

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

B.2. Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka (Eselon

2)

B.3. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi (Eselon 2)

B.4. Pusat Preservasi Bahan Pustaka (Eselon 2)

B.5. UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno (Eselon 2B)

B.6. UPT Perpusakaan Proklamator Bung Hatta (Eselon 3)

C. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan (Eselon

1A)

C.1. Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca

(Eselon 2)

C.2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Eselon 2)

C.3. Pusat Pengembangan Pustakawan (Eselon 2)

D. Sekretaris Utama (Eselon 1A)

D.1. Biro Umum (Eselon 2)

D.2. Biro Hukum dan Perencanaan (Eselon 2)

E. Inspektorat (Eselon 2)

Adapun tugas dan fungsi Jabatan Perpustakaan Nasional RI

A. Kepala Perpustakaan Nasional RI;

TUGAS

(a) Memimpin Perpustakaan Nasional sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(b) Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai

dengan tugas Perpustakaan Nasional;

(c) Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas Perpustakaan

Nasional yang menjadi tanggungjawabnya;

(d) Membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan

organisasi lain

Page 11: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

6

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

B. Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi;

TUGAS

(a) Deputi I mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan di Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa

Informasi;

(b) Dalam melaksanakan tugas, secara administrasi Deputi I

dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.

FUNGSI

(a) Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan

dan pembinaan dibidang pengembangan bahan pustaka dan jasa

informasi;

(b) Pengendalian terhadap kebijakan teknis dibidang pengembangan

bahan pustaka dan jasa informasi;

(c) Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Kepala.

FUNGSI LAIN

(a) Implementasi dari pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun

1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam

(b) Penyelamatan naskah-naskah nusantara dari kepunahan dan

kerusakan dengan dikonservasi dan dialihmediakan

(c) Penyelamatan, pelestarian dan pengolahan foto-foto IPPHOS

C. Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan;

TUGAS

(a) Deputi II mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan

dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan;

(b) Dalam melaksanakan tugas, secara administrasi Deputi II di

koordinasikan oleh Sekretaris Utama.

FUNGSI

(a) Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pemberian bimbingan dan

pembinaan dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan;

Page 12: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

7

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(b) Pengendalian terhadap kebijakan teknis dibidang pengembangan

sumber daya perpustakaan;

(c) Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Kepala.

D. Sekretaris Utama;

TUGAS

Sekretaris Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,

pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya di lingkungan

Perpustakaan Nasional RI.

FUNGSI

(a) Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan

Perpustakaan Nasional RI;

(b) Pengkoorninasian perencanaan kebijakan teknis Perpustakaan

Nasional RI;

(c) Pembinaan dan layanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan

tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,

perlengkapan dan rumah tangga Perpustakaan Nasional RI;

(d) Pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan tugas Perpustakaan Nasional RI;

(e) Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan Perpustakaan Nasional

RI.

E. Inspektorat

TUGAS

Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di

lingkungan PERPUSNAS. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Inspektorat secara administratif dikoordinasikan

oleh Sekretaris Utama.

FUNGSI

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116B,

Inspektorat menyelenggarakan fungsi:

Page 13: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

8

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(a) penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;

(b) pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya;

(c) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan

Kepala;

(d) penyusunan laporan hasil pengawasan; dan

(e) pelaksanaan administrasi Inspektorat.

Selain restrukturisasi lembaga Perpustakaan Nasional, di tingkat daerah

pasca Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

terjadi perubahan struktur di mana Perpustakaan menjadi Dinas (Eselon 2)

tersendiri sementara pembinaan Perpustakaan Umum di tingkat pusat dijabat oleh

eselon 3, sehingga ada kesenjangan jabatan yang mengharuskan Perpustakaan

Nasional mengubah struktur di pusat. Selain itu, sebelumnya kelembagaan

kelembagaan perpustakaan di daerah tidak seragam secara eselonisasi, dimana

Provinsi dan Kabupaten/Kota berbentuk Badan atau Kantor dengan eselon 2 dan

3. Oleh karenanya, berdasarkan perkembangan tersebut, sudah selayaknya

Perpustakaan melakukan penataan kelembagaan.

Tabel 1. Sub Urusan Perpustakaan

Sub Urusan Kewenangan Pusat (Perpustakaan Nasional)

Pembinaan

Perpustakaan

a. Penetapan standar dan akreditasi perpustakaan.

b. Pengelolaan perpustakaan tingkat nasional.

c. Pembudayaan gemar membaca tingkat nasional.

Pelestarian Koleksi

Nasional dan askah Kuno

a. Pelestarian karya cetak dan karya rekam koleksi

nasional.

b. Penerbitan katalog Induk Nasional dan Bibliografi

Nasional. c. Pelestarian naskah kuno dan pengembalian naskah

kuno dari luar negeri.

d. Pengembangan koleksi budaya etnis nusantara yang berasal dari luar negeri dan koleksi budaya etnis

nusantara yang ditemukan oleh Pemerintah Pusat

Sertifikasi Pustakawan dan

Akreditasi Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan

Penyelenggaraan sertifikasi pustakawan dan akreditasi

pendidikan dan pelatihan

perpustakaan.

Page 14: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

9

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Selain itu, terdapat tiga Undang-Undang lainnya yang mengamanatkan

Perpustakaan Nasional. Berikut diuraikan undang-undang tersebut.

Tabel 2. Kewenangan Perpustakaan Nasional sesusai Peraturan Peraturan

Perundang-Undangan

No Undang-undang Kewenangan/Mandat

1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan

Nasional

Standar nasional sarana dan prasarana perpustakaan

2 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa

Pembinaan perpustakaan desa

3 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2018 tentang Hak Cipta

Penggandaan tulisan secara reprografi yang telah

dilakukan Pengumuman, diringkas, atau dirangkum

untuk memenuhi permintaan seseorang

Pembuatan salinan dilakukan untuk pemeliharaan,

penggantian salinan yang diperlukan, atau

penggantian salinan dalam hal salinan hilang, rusak,

atau musnah dari koleksi permanen di perpustakaan

atau lembaga arsip lain

Pembuatan salinan dimaksudkan untuk komunikasi

atau pertukaran informasi antarperpustakaan,

antarlembaga arsip, serta antara perpustakaan dan

lembaga arsip

4 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang

Pemajuan Kebudayaan

Inventarisasi Objek Pemajuan Kebudayaan

(pencatatan dan pendokumentasian; penetapan; dan

pemutakhiran data

Pengamanan Objek Pemajuan Kebudayaan

(memutakhirkan data dalam Sistem Pendataan

Kebudayaan Terpadu secara terus-menerus; mewariskan Objek Pemajuan Kebudayaan kepada

generasi berikutnya; dan memperjuangkan Objek

Pemajuan Kebudayaan sebagai warisan budaya dunia

Pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan (menjaga

nilai keluhuran dan kearifan Objek Pemajuan

Kebudayaan; menggunakan Objek Pemajuan

Kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari; menjaga keanekaragaman Objek Pemajuan Kebudayaan;

menghidupkan dan menjaga ekosistem Kebudayaan

untuk setiap Objek Pemajuan Kebudayaan; dan

mewariskan Objek Pemajuan Kebudayaan kepada generasi berikutnya)

Penyelamatan Objek Pemajuan Kebudayaan

(revitalisasi; repatriasi; dan/atau restorasi)

Publikasi (penyebaran informasi kepada publik baik

di dalam negeri maupun di luar negeri dengan menggunakan berbagai bentuk media)

Page 15: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

10

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

No Undang-undang Kewenangan/Mandat

Pengembangan Objek Pemajuan Kebudayaan

(penyebarluasan; pengkajian; dan pengayaan

keberagaman )

Pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan

Pembinaan Pemajuan Kebudayaan

3. Sumber Daya Manusia Perpustakaan Nasional RI

Sumber Daya Manusia Perpustakaan Nasional baik kualitas

maupun kuantitas masih belum sesuai dengan kebutuhan dalam menjawab

tuntutan fungsi tugas, kewenangan dan tanggung jawab. Saat ini jumlah

SDM Perpustakaan Nasional sebanyak 702 orang, sedangkan SDM

Perpustakaan Nasional berdasarkan pendidikan terdiri dari S3 sebanyak 3

orang, S2 sebanyak 109 orang, S1 sebanyak 403 orang, Sarjana Muda

sebanyak 2 orang, D3/D4 sebanyak 57 orang, D2 sebanyak 8 orang, SLTA

sebanyak 118 orang, dan SLTP sebanyak 2 orang.

4. Layanan dan Koleksi

Meningkatnya permintaan masyarakat akan bahan bacaan

perpustakaan dan jaminan hak masyarakat atas pelayanan dan

pemanfaatan baik masyarakat didaerah terpencil, terisolasi atau

terbelakang sebagai akibat faktor geografis membutuhkan adanya

diversifikasi layanan perpustakaan, melalui mobil perpustakaan keliling,

perpustakaan keliling terapung, maupun layanan untuk masyarakat yang

memiliki cacat dan atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan

atau sosial. Perpustakaan Nasional sebagai pusat jejaring nasional belum

optimal dalam kerjasama jejaring perpustakaan berbasis teknologi

informasi komunikasi dengan semua jenis perpustakaan terutama

Perpustakaan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota dan Perpustakaan

Perguruan Tinggi, serta pengembangan layanan perpustakaan bagi

masyarakat berkebutuhan khusus.

Page 16: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

11

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Tabel 3. Rasio Jumlah Perpustakaan dan Penduduk Per Provinsi

Page 17: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

12

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa secara umum rasio perbandingan

antara jumlah keberadaan perpustakaan dibandingkan dengan jumlah penduduk

per provinsi rata-rata kurang memadai sehingga menimbulkan disparitas layanan

perpustakaan. Sementara itu, berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa

peringkat sebaran jumlah perpustakaan berbasis kewilayahan, yaitu Jawa sebesar

74.181 (48%); Sumatera sebesar 36.478 (24%); Sulawesi sebesar 16.920 (11%);

Kalimantan sebesar 12.092 (8%); Bali dan Nusa Tenggara sebesar 10.111 (6%);

Papua sebesar 3.218 (2%); dan Maluku sebesar 1.358 (1%). Dengan demikian,

data sebaran perpustakaan berbasis kewilayahan menunjukkan bahwa, wilayah

barat Indonesia yaitu Jawa dan Sumatera menempati posisi tertinggi sebaran

perpustakaan, sedangkan semakin ke wilayah timur Indonesia sebaran

perpustakaan semakin kecil. Data ini menjelaskan bahwa fokus pembinaan dan

pengembangan perpustakaan ke depan perlu dilakukan perubahan orientasi,

dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan, terutama pada kawasan timur

Indonesia.

Sementara itu, dari jumlah perpustakaan sebanyak 154.359 perpustakaan

yang tersebar di 34 provinsi baru 0,3% terakreditasi atau sesuai dengan

standarisasi nasional. Artinya 99,7% keberadaan perpustakaan belum

terakreditasi. Berdasarkan hal ini, maka selain berperan dalam menciptakan

pemerataan, Perpustakaan Nasional juga harus menciptakan perpustakaan-

perpustakaan yang baik yang dicerminkan dengan akreditasi.

5. Capaian Kinerja

Berdasarkan Renstra 2015-2019 revisi, bahwa terdapat sasaran strategis

sebanyak 15 Sasaran Strategis (SS) dan 22 Indikator Kinerja Utama (IKU).

Konstruksi terhadap SS dan IKU 2019 berdasarkan metode Balanced Scorecard

(BSC) yang peta strategisnya dibagai ke dalam empat perpektif; stakeholders

perspective, coustomer perspective, internal process perspective dan learn and

growth perspective.

Adapun realisasi dan capaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja

Utama (IKU) berdasarkan Renstra 2015-2019 revisi, sebagai berikut:

Page 18: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

13

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

IKU 1. Nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat. Target 34,00 nilai dan

realisasi sebesar 36,48 nilai, sehingga diperoleh nilai capaian indikator kinerja

sebesar 107%.

IKU 2. Nilai tingkat kepuasan pemustaka. Target indikator kinerja sebesar 3 dan

terealisasi sebesar 4, maka diperoleh nilai capaian sebesar 133%. pengukuran

dilakukan melalui survey dengan melihat 3 aspek yaitu aspek digital savvy (aspek

digital), Tangible comfort (bentuk kenyamanan yang diberikan), People Touches

(Sentuhan manusia) yang diberikan oleh Perpustakaan Nasional.

IKU 3. Persentase peningkatan serah simpan KCKR menjadi koleksi nasional.

Target indikator kinerja sebanyak 88.000 eksemplar dan realisasi sebesar 127.606

eksemplar), sehingga diperoleh nilai capaian 145%. Peningkatan kinerja ini

tercapai dengan inisiatif strategis Perpustakaan Nasional, melalui (i) Melakukan

pendekatan dengan asosiasi para wajib serah dengan memfasilitasi rapat-rapat

kepengurusan asosiasi tersebut dan menyadiakan waktu untuk memberikan

penyuluhan/sosialisasi tentang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990. (ii)

Menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) tentang pentingnya

pelaksanaan fungsi pelestarian KCKR dengan perpustakaan khusus, kementerian

dan lembaga negara. (iii) Mengembangkan sistem aplikasi pengelolaan layanan

ISBN/ISMN online dalam mendukung pengawasan bibliografi dan dijadikan

sebagai alat bantu dalam kegiatan pengembangan koleksi khususnya koleksi

monograf. (iv) Menerapkan sanksi tegas sesuai dengan yang tertuang dalam

Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 7 Tahun 2016 yang salah satu

pasalnya mengatur tentang penundaan pemberian Nomor ISBN terhadap penerbit

yang belum menyerahkan hasil terbitan sebelumnya.

IKU 4. Persentase peningkatan pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno.

Target yang ditetapkan sebesar 15.44% dan terealisasi sebesar 11.99%, sehingga

diperoleh nilai capaian 77.65%.

IKU. 5 Persentase perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan. Target yang

ditetapkan sebanyak 0,49% dan terealisasi 0,49% sehingga diperoleh nilai capaian

100%.

IKU 6. Tingkat efektifitas peraturan perundang-undangan di bidang perpustakaan.

Target yang ditetapkan 65 % dan terealisasi sebesar 80%, sehingga diperoleh nilai

Page 19: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

14

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

capaian kinerja sebesar 133.33%. Efektifitas peraturan ini dikarenakan

Perpustakaan Nasional melakukan evaluasi kelembagaan daerah sehingga

melahirkan tipologi perpustakaan daerah provinsi dan kabupaten/kota seluruh

Indonesia.

IKU 7. Persentase perpustakaan yang dibina dan dikembangkan. Target indikator

kinerja sebesar 1% dan realisasi sebesar 1,1%, sehingga diperoleh nilai capaian

sebesar 110%.

IKU 8. Persentase peningkatan Perpustakaan yang terakreditasi. Target indikator

kinerja sebesar 0.49% dan terealisasi sebesar 0.34% sehingga diperoleh nilai

capaian 69%.

IKU 9. Persentase Peningkatan Perpustakaan Sesuai Standar. Target indikator

kinerja sebesar 0.49% dan terealisasi sebesar 0.49% sehingga diperoleh nilai

capaian 100%.

IKU 10. Persentase Peningkatan Penerimaan KCKR. Target indikator kinerja

sebesar 60% dan terealisasi sebesar 87% sehingga diperoleh nilai capaian 145%.

IKU 11. Persentase pelestarian fisik dan informasi bahan perpustakaan dan naskah

kuno. Target indikator kinerja sebesar 16,8% dan terealisasi sebesar 14,5%

sehingga diperoleh nilai capaian 86,3%.

IKU 12. Persentase penambahan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir.

Target indikator kinerja sebesar 400.000 eksemplar dan terealisasi sebesar

222.759 eksemplar sehingga diperoleh nilai capaian 55,69%. Tidak tercapainya

target kinerja karena kebijakan Perpustakaan Nasional dalam menentukan

prioritas kegiatan di tengah tahun anggaran berjalan yang di antaranya berdampak

pada pengurangan anggaran pengadaan bahan perpustakaan, khususnya bahan

perpustakaan e-journal.

IKU 13. Persentase ketersediaan tenaga perpustakaan (Pustakawan dan Tenaga

Teknis Perpustakaan). Target indikator kinerja sebesar 3,04% (10.769 orang) dan

terealisasi sebesar 3,34% (12.831 orang) sehingga nilai capaian sebesar 111,59%.

Meningkatnya capaian kinerja dikarenakan Perpustakaan Nasional melakukan

kerjasama pendanaan dan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan melalui

kerjasama.

Page 20: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

15

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

IKU 13. Persentase peningkatan pustakawan tersertifikasi. Target indikator

kinerja sebesar 11,3% dan terealisasi sebesar 15,2%, sehingga nilai capaian

sebesar 134%. Meningkatnya capaian kinerja dikarenakan Pelaksanaan sertifikasi

bukan saja dari APBN tetapi anggaran secara mandiri (swadana), antara lain:

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Airlangga Surabaya, Institut

Agama Islam Negeri Mataram, Universitas Tadulako Palu.

IKU 14. Persentase peningkatan pustakawan tersertifikasi. Target indikator

kinerja sebesar 11,3% dan terealisasi sebesar 15.2%, sehingga nilai capaian

sebesar 134%.

IKU 15. Persentase peningkatan Pemustaka. Target indikator kinerja sebesar 15%

dan terealisasi sebesar 36.26%, sehingga nilai capaian sebesar 250%.

IKU 16. Persentase peningkatan perpustakaan yang tergabung dalam jejaring

nasional perpustakaan. Target indikator kinerja sebesar 0,50% dan terealisasi

sebesar 0,54%, sehingga nilai capaian sebesar 108%.

IKU 17. Persentase pengawasan Bibliografi Indonesia. Target indikator kinerja

sebesar 100% dan terealisasi sebesar 54.94% sehingga nilai capaian sebesar

54.94%.

IKU 18. Indeks kompetensi dan integritas Aparat Sipil Negara Perpusnas. Target

indikator kinerja sebesar 86,7 Indeks dan terealisasi sebesar 86,73

Indeks,sehingga nilai capaian sebesar 100,27%.

IKU 19. Nilai penerapan Reformasi Birokrasi Perpusnas. Target indikator kinerja

sebesar 65 Nilai dan terealisasi sebesar 65 Nilai, sehingga nilai capaian sebesar

100%.

IKU 20. Persepsi Inisiatif anti korupsi Perpusnas. Target indikator kinerja sebesar

3,4 Skala dan terealisasi sebesar 3,4 Skala, sehingga nilai capaian sebesar 100%.

IKU 21. Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana. Target indikator

kinerja sebesar 85% dan terealisasi sebesar 88%, sehingga nilai capaian sebesar

103%.

IKU 22. Opini BPK atas Laporan Keuangan Perpustakaan Nasional. Target

indikator kinerja adalah opini WTP dan terealisasi sebesar opini WTP, sehingga

kesimpulan kinerja tercapai.

Page 21: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

16

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

IKU 23. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Perpusnas. Target indikator kinerja

yang penilaiannya dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi sebesar nilai 70 dan terealisasi sebesar nilai 70, sehingga

nilai capaian sebesar 100%.

Dari keseluruhan capaian kinerja Perpustakaan Nasional Tahun 2017

menunjukkan adanya peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Namun, apabila dibandingkan dengan permasalahan umum baik dari aspek

koleksi, pemanfaatan perpustakaan, tenaga perpustakaan, akses masyarakat yang

masih tebatas terhadap layanan perpustakaan. Apabila dianalisis secara mendalam

baik dari segi kewilayahan, jumlah penduduk dan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi, maka Perpustakaan Nasional masih membutuhkan

dukungan politik anggaran serta formulasi kebijakan pemerintah maupun

pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota, keterlibatan

dan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama memberikan perhatian serius

terhadap upaya pengembangan dan pembinaan perpustakaan dan kegemaran

membaca untuk peningkatan pengetahuan masyarakat sehingga terwujud

masyarakat yang terinformasi wellinformed sehingga lahir modal insani Indonesia

yang berkualitas, kreatif dan inovatif.

Upaya yang perlu dilakukan adalah mendorong partisipasi dan pemberdayaan

semua komponen bangsa baik pemerintah, pelaku bisnis, masyarakat untuk

bersama-sama berperan aktif dalam upaya penguatan perpustakaan dan

peningkatan kegemaran membaca masyarakat Perpustakaan Nasional perlu

melakukan melakukan berbagai terobosan dengan melibatkan stakeholders agar

pelaksanaan Wajib Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam sebagai amanat

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990, mendorong upaya percepatan Reformasi

Birokrasi sehingga Opini Terhadap Laporan Keuangan Perpustakaan Nasional

Tahun 2017 opini WTP melalui perbaikan administrasi pencatatan persediaan

uang, pencatanan seluruh aset tetap terkait koleksi bahan pustaka, dan nilai barang

yang diperoleh dari hibah belum disajikan dalam neraca.

Dalam upaya percepatan pencapaian kinerja pembangunan di bidang

perpustakaan, Perpustakaan Nasional perlu membangun model partisipasi dan

pemberdayaan seluruh komponen baik pemerintah, dunia usaha maupun

Page 22: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

17

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

masyarakat. Laporan kinerja Tahun 2017 ini dapat dijadikan sebagai pendorong

untuk lebih meningkatkan lagi kinerja Perpustakaan Nasional sehingga kualitas

pelayanan dan tata kelola perpustakaan semakin membaik untuk menuju

Indonesia Gemar Membaca 2019.

6. Kerjasama

Perpustakaan Nasional aktif melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.

Adapun pihak yang melakukan kerjsama dikelompokkan menjadi lima, yaitu

perguruan tinggi, Kementerian/Lembaga, Korporasi/swasta, yayasan/LSM, dan

luar negeri. Peningkatan terjadi pada kerjasama dengan Perguruan Tinggi. Namun

demikian, kerjasama tersebut belum optimal, karena masih banyaknya para pihak

yang belum melakukan kerjasama. Oleh karena itu, peran Perpustakaan Nasional

dalam menciptakan kerjasama untuk kecerdasan bangsa perlu ditingkatkan. Salah

satunya dengan membentuk struktur baru yang menangani kerjasama.

Tabel 4. Kerjasama Perpustakaan Nasional

No Kerjasama Tahun Jumlah

2013 2014 2015 2016 2017 2018*

1 Perguruan Tinggi 1 9 9 39 36 46 140

2 Kementerian/

Lembaga

1 2 3 9 2 3 20

3 Korporasi/Swastas 3 1 2 3 5 14

4 Yayasan/LSM 1 1

5 Luar Negeri 3 1 2 6

Keterangan* Data sementara

1.2.2 Eksternal Perpustakaan Nasional RI

1. Budaya Baca Rendah

Revolusi mental yang dicanangkan oleh Pemerintah, perpustakaaan

berkontribusi dalam penguatan mentalitas-budaya kemandirian, gotong

royong dan pelayanan, sebab fungsi perpustakaan mendorong perubahan

pola pikir dan pembentukan karakter melalui kebiasaan membaca.

Kehadiran lembaga perpustakaan dengan dukungan pustakawan yang

kompeten seyogianya mampu menyediakan dan melayankan bahan bacaan

yang berkualitas sesuai dengan muatan budaya lokal yang berciri khas

Page 23: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

18

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Indonesia. Karya tulis, karya cetak,dan karya rekam sebagai sumber

informasi menjadi penting karena mampu mendorong terjadinya

perubahan sikap dan perilaku sehingga terwujud individu cerdas yang

berfikir kreatif, inovatif,dan berdaya saing tinggi, yang mampu

menghadapi integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA-2015) dan

masyarakat global. Namun, kondisi budaya baca masyarakat Indonesia

masih dalam tingkat kategori rendah.

Budaya baca masyarakat Indonesia masih dalam kategori tingkat

rendah. Sesuai dengan hasil Kajian Budaya Baca Masyarakat Indonesia

oleh Perpustakaan Nasional Tahun 2017, menyimpulkan bahwa tingkat

budaya baca Indonesia secara nasional kategori rendah dengan rata-rata

36,48 (dalam rentang 25,1 – 50). Rendahnya budaya baca tersebut

berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia,

dimana pada tahun 2016 berada pada posisi 113. Posisi Indonesia jauh

dibawah negara tetangga seperti Singapura (5), Brunei Darussalam (30),

dan Malaysia (59). Salah satu faktor rendahnya IPM Indonesia disumbang

oleh Pendidikan, yang didalamnya termasuk Reading Performance yang

memiliki skor 397.

Sementara itu, rendahnya budaya baca tidak dapat dilepaskan dari

jumlah koleksi di Indonesia menurut standar IFLA/ UNESCO terjadi

kekurangan koleksi sebesar 434,826,292 pada perpustakaan umum di

seluruh Indonesia. Rasio ketercukupan koleksi menurut standar

IFLA/UNESCO pada perpustakaan umum masih jauh dari yang

diharapkan, yaitu hanya sebesar 18% dari koleksi yang ideal sesuai dengan

jumlah penduduk, atau pengguna potensial perpustakaan saat ini.

Kekurangan koleksi pada perpustakaan umum, berdampak pada tingkat

literasi informasi pada masyarakat secara umum. Berdasarkan hal tersebut,

Perpustakaan Nasional berperan penting dalam meningkatkan budaya baca

yang diharapkan mampu mendongkrak IPM Indonesia terkait peningkatan

kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya mewujudkan

hal tersebut maka Perpustakaan harus memperhatikan beberapa parameter,

yaitu pemerataan perpustakan, kemudahan akses, kualitas dan kuantitas

Page 24: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

19

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

koleksi, diversifikasi layanan, serta kualitas dan kuantitas SDM pengelola

perpustakaan.

2. Akses dan Pemanfaatan Perpustakaan Belum Optimal

Perpustakaan sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa,

menyediakan beragam jenis sumber informasi baik cetak, tertulis maupun

terekam yang jika dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat dapat

menciptakan suatu tatanan masyarakat pembelajar. Di era global saat ini,

kebutuhan informasi masyarakat semakin berkembang dan beragam.

Tuntutan layanan informasi yang cepat, murah, dan tepat menjadi

tantangan bagi perpustakaan. Oleh karena itu, penyediaan sumber

informasi sudah bertransformasi dari bentuk tercetak ke bentuk elektronik.

Perluasan dan jangkauan layanan perpustakaan perlu dilakukan secara

terstruktur dan masif. Berbagai sumber informasi yang disediakan harus

dapat mendukung perpustakaan sebagai sarana pendidikan, penelitian,

pelestarian, penguatan ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, serta sebagai

sarana rekreasi.

Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat

berperan penting dalam mendukung pendidikan seumur hidup (life long

education) menuju terwujudnya masyarakat unggul, cerdas, kritis, dan

inovatif yang berbasis pada budaya keilmuan. Saat ini secara umum

pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat masih belum optimal, ditandai

dengan jumlah kunjungan masyarakat yang memanfaatkan potensi

perpustakaan masih relatif rendah.

Oleh karena itu, perpustakaan harus mampu meningkatkan jumlah

pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan dengan berbagai upaya yang

inovatif dan kreatif. Upaya tersebut wajib dilakukan, walaupun keberadaan

perpustakaan dari segi kuantitas maupun kualitas belum memenuhi

kebutuhan masyarakat. Berdasarkan data di Perpustakaan Nasional,

sampai dengan tahun 2016 layanan perpustakaan baru dapat menjangkau

21.467 desa/kelurahan dari 52.505 desa/kelurahan yang ada. Dengan

demikian, baru 40,89 persen yang baru terlayani. Artinya, tugas

Page 25: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

20

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Perpustakaan Nasional harus membantu pelayanan perpustakaan di tingkat

desa/kelurahan sebanyak 31.038.

3. Globalisasi dan Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK)

Perkembangan pengelolaan perpustakaan di berbagai belahan dunia

belakangan ini dihadapkan pada satu konsep pengelolaan perpustakaan

bertaraf internasional (world class library). Konsep world class library

menekankan pada kualitas layanan dan juga kuantitas koleksi karya-karya

ilmiah di dalamnya. Menurut Princeton Review Gourman di Amerika, ada

beberapa kriteria yang dapat menjadi indikator dalam mengukur dan

mengkategorikan perpustakaan :

a) Services and collection (pelayanan dan koleksi);

b) Acessibility (aksesibilitas);

c) Variety of literary offerings (keanekaragaman literatur yang

disediakan);

d) Comfort and availability of reading/studyng spaces (kenyamanan

membaca); dan

e) User Satisfication (kepuasan pemustaka).

Informasi terbaru mengenai fokus perhatian utama dunia dalam hal

pengelolaan perpustakaan dari hasil International Conference of Academic

Libraries tanggal 12-15 February 2013 di New Delhi, India menekankan

pada:

a) Moving libraries to the web (computer and internet approach). Salah

satu isu hangatnya adalah pengembangan konsep world digital library

yang menekankan pada pengelolaan literatur dan koleksi perpustakaan

berbasis pada e-library sebagai salah satu kriteria mewujudkan world

class library. Sebagai contoh, penerapan Machine Readable

Cataloging (MARC) dalam merekam berbagai jenis literatur;

b) Menciptakan standar bersama qualitative performance dalam hal

layanan perpustakaan;

Page 26: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

21

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

c) Mendesain sistem kolaborasi internasional dalam hal pengelolaan

koleksi-koleksi perpustakaan (international collaboration);

d) Talent development bagi siapa saja yang tertarik akan dunia

perpustakaan. Pengembangan kompetensi pustakawan melalui jejaring

pustakawan internasional yang salah satunya dikomandoi oleh

International Federation of Library Associations and Institutions

(IFLA) melalui sejumlah programnya; dan

e) Perubahan strategi manajemen pengelolaan perpustakaan.

Lebih lanjut, konsep pengelolaan perpustakaan menuju world class

library juga menjadi salah satu topik utama dalam kongres UNESCO

Experts Meeting on the World Digital Library tanggal 1 Desember 2005.

Sebagai contoh, dalam konggres tersebut juga dibicarakan dan digalakkan

sebuah konsep world digital library. Digital library is a managed

collection of information, with associated services, where the information

is stored in digital formats and accessible over a network. A crucial part

of this definition is that the information is managed. Perpustakaan digital

berfokus pada penyediaan dan penyimpanan data baik itu buku atau

tulisan, gambar, suara, dalam bentuk file elektronik dan

mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui

jaringan computer. Dalam kongres yang didalamnya juga melibatkan

Indonesia disepakati bahwa digital library merupakan salah satu indikator

menuju world class library.

Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, CONSAL (Congress of

Southeast Asian Librarians) menyadari adanya tuntutan untuk melakukan

pengelolaan perpustakaan menuju world class library. Di dalam tuntutan

perubahan tersebut, CONSAL berfokus kepada sumber daya manusia atau

pustakawan yang ada di perpustakaan itu sendiri. CONSAL menyadari

bahwa pustakawan sebagai bagian dari pelaku pendidikan otomatis harus

mampu menyesuaikan diri, baik itu melalui peningkatan profesionalisme

maupun kemampuan untuk berjejaring memperkuat hubungan dengan

sesama pustakawan di tingkat nasional dan regional. Jejaring ini penting

agar para pustakawan di Asia Tenggara mampu saling memperkuat diri

Page 27: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

22

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

dalam menghadapi "serbuan" pelaku pendidikan dari luar Asia Tenggara.

Program CONSAL berfokus pada:

a) Pengembangan kompetensi dan jejaring pustakawan di tingkat Asia

Tenggara;

b) Pelestarian, pengelolaan dan pendayagunaan Perpustakaan; dan

c) Mobile library.

Di kawasan regional terdapat pula International Conference on

Asia Pasific Digital Libraries berfokus pada:

a) investasi untuk pengembangan perpustakaan, seoptimal mungkin

(Optimalizationof ICT Investment);

b) menjalin kerjasama inter dan antar institusi agar terjadi interaksi

pertukaran informasi dari negara yang kaya akan informasi ke negara

yang miskin akan informasi (Information Resource Sharing);

c) mengembangkan digital library yang berisi digital content

perpustakaan untuk bisa dimanfaatkan secara bersama seperti library

devices, supporting languages, cataloging people, building collections,

web, information visualization, search technology, service structures;

d) mengadakan pelatihan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan

seperti exchange librarians yang berkelanjutan agar memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang bisa digunakan untuk

mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan terutama perubahan/

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Konsep world class library menekankan pada kualitas layanan dan

juga kuantitas koleksi dengan kemudahan akses melalui pemanfaatan TIK

dan membangun jejaring perpustakaan (library networking). Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada berbagai jenis

perpustakaan belum optimal.

4. Tenaga Perpustakaan

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 bahwa

tenaga perpustakaan terdiri dari Pustakawan dan Tenaga Teknis

Perpustakaan. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi

Page 28: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

23

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan

serta mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan dan

pelayanan perpustakaan. Pustakawan memiliki kualifikasi sesuai dengan

standar nasional perpustakaan. Dalam pengelolaan perpustakaan,

pustakawan dibantu oleh tenaga teknis perpustakaan. Adapun tenaga

teknis perpustakaan adalah tenaga non-pustakawan yang secara teknis

mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalnya, tenaga teknis

komputer, tenaga teknis audio-visual, dan tenaga teknis ketatausahaan.

Sampai tahun 2016 pustakawan yang ada di Indonesia berjumlah

sekitar 3.179 yang terdiri dari pustakawan ahli dan terampil. Kondisi ini

menunjukkan belum idealnya rasio kebutuhan pustakawan dibanding

dengan jumlah perpustakaan yang ada di Indonesia. Jumlah tersebut terdiri

dari tenaga perpustakaan sekolah sebanyak 133 orang, perpustakaan

perguruan tinggi sebanyak 1.473 orang, perpustakaan khusus sebanyak

465 orang, perpustakaan nasional sebanyak 253 orang, dan perpustakaan

umum sebanyak 855 orang. Desentralisasi dan otonomi daerah juga

membawa dampak terhadap perkembangan perpustakaan provinsi dan

perpustakaan umum kabupaten/kota, salah satunya adalah tingginya

mutasi pimpinan perpustakaan daerah yang sebagian besar tidak memiliki

kompetensi di bidang perpustakaan.

5. Anggaran Perpustakaan

Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan, pasal 23 ayat 6 mengamanatkan bahwa sekolah/madrasah

mengalokasikan dana untuk perpustakaan sekolah paling sedikit 5% dari

anggaran belanja operasional atau belanja barang di luar belanja pegawai

dan belanja modal. Kondisi saat ini sekolah/madrasah belum

mengalokasikan sebagaimana amanat tersebut di atas. Permasalahan

alokasi anggaran untuk pengembangan perpustakaan provinsi dan

perpustakaan umum kabupaten/kota sudah dialokasikan dari APBD

masing-masing pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, akan tetapi belum

sesuai dengan kebutuhan.

Page 29: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

24

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

DIPA induk Perpusnas Tahun 2017 adalah sebesar Rp

563.810.997.000,- Melalui Surat Menteri Keuangan No. S-

584/MK.02/2017 tanggal 21 Juli 2017 perihal Perubahan Belanja K/L

Tahun 2017, pagu anggaran Perpusnas ditambahkan sebesar Rp

50.750.000.000,- untuk anggaran pendidikan. Sehingga pagu anggaran

APBNP Perpusnas Tahun 2017 sebesar Rp. 614.560.997.000,-.

Berdasarkan data dari Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu

Kementerian Keuangan (SMART DJA) realisasi anggaran Perpustakaan

Nasional RI per 22 Januari 2017 untuk semua jenis belanja sebesar

Rp587.977.620.704,- atau mencapai 95.67% dari total pagu sebesar Rp

614.560.997.000,- Realisasi penyerapan DIPA tahun 2017 ini menurun

dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 98.93%. *(realisasi

monev)

Page 30: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

25

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

BAB 2

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS

2.1. Gambaran Perpustakaan Nasional RI

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat

menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa, dan mempunyai peranan

penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan, serta memberi

kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Undang-

Undang No. 43 tahun 2007 mendefinisikan perpustakaan sebagaimana disebutkan

pada Pasal 1 ayat (1) UU No. 43 tahun 2007 yaitu institusi pengelola koleksi

karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem

yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,

informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Adapun Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non

departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang

perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan

rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian,

dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara. Fungsi-

fungsi tersebut satu sama lain saling berkaitan dan membentuk suatu kegiatan

perpustakaan sebagai implementasinya yaitu pelayanan perpustakaan.

Fungsi yang pertama, Perpustakaan Nasional sebagai Perpustakaan

Pembina bertugas: 1) menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, dan

kebijakan teknis pengelolaan perpustakaan; 2) melaksanakan pembinaan,

pengembangan, evaluasi, dan koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan; 3)

membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan; dan 4)

mengembangkan standar nasional perpustakaan. Dengan demikian Perpustakaan

Nasional bertanggung jawab: 1) mengembangkan koleksi nasional yang

memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat; 2)

mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil budaya bangsa; 3)

melakukan promosi perpustakaan dan gemar membaca dalam rangka mewujudkan

masyarakat pembelajar sepanjang hayat; dan 4) mengidentifikasi dan

mengupayakan pengembalian naskah kuno yang berada di luar negeri.

Page 31: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

26

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Fungsi yang kedua, Perpustakaan Nasional sebagai Perpustakaan Rujukan

merupakan sumber belajar, tentu bukan satu-satunya sumber belajar karena masih

ada sumber belajar lain seperti guru, dosen dan lain-lain. Sebagai salah satu pusat

sumber belajar, maka perpustakaan harus dilengkapi oleh koleksi bahan

perpustakaan. Koleksi ini terdiri atas bahan pustaka konvensional atau teks

(printed) dan elektronik (non-printed) atau virtual. Sebagai pusat sumber belajar

dan pusat informasi maka perpustakaan harus menyediakan koleksi bahan

perpustakaan yang dibutuhkan oleh pemustaka. Dalam menyediakan bahan

perpustakaan tentunya perpustakaan harus melakukan studi pemakai atau

community study. Hal ini harus dilakukan agar koleksi perpustakaan yang

dikoleksi dan atau yang dilanggan oleh perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan

pemustakanya (meet the users’ needs). Tidak cukup hanya menyediakan, namun

perpustakaan juga harus mengolah dan menyajikan bahan perpustakaan tersebut

agar dapat didayagunakan oleh para pemustakanya. Bahan perpustakaan

khususnya buku, yang dibeli atau diadakan oleh perpustakaan harus dilakukan

pengolahan (processing) yang terdiri dari dua kegiatan besar yaitu katalogisasi

dan klasifikasi. Katalogisasi adalah kegiatan membuat deskripsi fisik bahan

perpustakaan. Deskripsi fisik ini nantinya digunakan sebagai entri bibliografis

atau cantuman dalam metadata bahan perpustakaan yang dikoleksi oleh

perpustakaan. Sedangkan kegiatan besar yang kedua adalah membuat klasifikasi

atau membuatkan deskripsi subyek terhadap bahan perpustakaan yang menjadi

koleksi sebuah perpustakaan. Pada kegiatan ini bahan pustaka harus dibaca oleh

pustakawan kemudian ditentukan termasuk kelompok bidang ilmu apa bahan

perpustakaan tersebut. Ke dua kegiatan ini akan menghasilkan katalog

perpustakaan baik dalam bentuk tercetak seperti kartu katalog maupun berbentuk

online, daftar tambahan koleksi perpustakaan (accession list), bibliografi, serta

layanan-layanan tidak langsung lainnya.

Selanjutnya bahan perpustakaan yang telah diproses tersebut untuk

disajikan agar dapat didayagunakan oleh pemustaka. Pendayagunaan tersebut

tentu melalui mekanisme layanan baik yang dilakukan secara konvensional

maupun dengan teknologi modern yang dikenal dengan teknologi informasi.

Dalam pendayagunaan koleksi bahan perpustakaan ini terjadi proses interaksi

Page 32: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

27

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

langsung antara pustakawan dengan para pemustaka. Proses interaksi ini biasanya

dikelompokkan kedalam dua kegiatan besar yaitu kegiatan yang berkaitan dengan

administrasi perpustakaan (library administration) dan layanan yang bersifat

sentuhan langsung dengan pemustaka. Kegiatan yang menyangkut administrasi

perpustakaan meliputi layanan sirkulasi bahan pustaka. Selain itu biasanya pada

proses layanan ini juga dilakukan manajemen keanggotaan seperti pendaftaran

anggota baru, pencabutan status keanggotaan dan yang terkait dengan

kaenggotaan. Termasuk juga kegiatan pameran bahan perpustakaan yang baru

diterima oleh perpustakaan; identifikasi bahan perpustakaan yang perlu disiangi

atau weeding, identifikasi bahan perpustakaan yang banyak diminati (heavily

used); penjajaran koleksi perpustakaan. Sedangkan kegiatan yang berhubungan

(interaksi langsung) dengan pemustaka sering disebut sebagai layanan referensi

(reference services). Layanan ini terdiri dari layanan pemberian informasi;

penelusuran informasi; pendidikan pemakai seperti program information literacy,

information skill dll; Konsultasi pemustaka (readers’ advicer); Layanan kesiagaan

informasi (current awereness services) dan layanan informasi terseleksi (selective

dissemination of information); Menyusun analisis kepustakaan, review, resensi

buku dll; layanan penyusunan informasi teknis; promosi dan marketing

perpustakaan; dan lain-lain.

Selain itu perpustakaan modern harus menyelenggarakan layanan yang

berbasis digital dan virtual yang tidak mungkin diintegrasikan kedalam kedua

bentuk layanan di atas (Layanan teknis atau technical services sebagai back-end

services dan layanan pemustaka atau user services sebagai front-end services).

Layanan ini lebih banyak berperan sebagai layanan pendukung atau supporting

services. Layanan ini terdiri atas penyediaan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana teknologi informasi seperti perangkat keras, perangkat lunak, jaringan

komputer. Layanan ini sangat diperlukan oleh perpustakaan karena informasi

yang dikelola menggunakan fasilitas teknologi informasi (TI) ini sangat mobile

atau cepat sekali berubah. Keterjaminan (assurance) penyediaan teknologi

informasi sangat penting di perpustakaan, sebab saat ini hampir semua aktifitas

layanan perpustakaan sangat tergantung kepada teknologi ini. Selain itu pada

kelompok layanan ini dilakukan juga alih media dari bahan perpustakaan jenis

Page 33: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

28

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

literatur kelabu (grey literature) atau Indonesiana (naskah kuno). Layanan alih

media ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab Perpustakaan Nasional

terhadap pemeliharaan publikasi tentang Indonesia (fungsi pelestarian atau

sebagai perpustakaan deposit) atas konsekuensi UU No. 4 Tahun 1990 tentang

serah simpan karya cetak dan karya rekam.

Fungsi ketiga, Perpustakaan Nasional sebagai Perpustakaan Deposit. Hal

ini sesusai dengan UU No. 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan

karya rekam. Koleksi ini sering dikenal dengan istilah Indonesiana yaitu suatu

karya anak bangsa atau karya bangsa lain tentang Indonesia. Terkait hal ini

Perpustakaan Nasional juga mengidentifikasi dan mengupayakan pengembalian

naskah kuno yang berada di luar negeri. Sedangkan Pusat Dokumentasi dan

Informasi Ilmiah (PDII-LIPI) diserahi sebagai pusat deposit nasional untuk karya-

karya ilmiah yang tidak dipublikasikan atau dipublikasi secara terbatas. Karya

ilmiah yang demikian disebut dengan istilah pustaka kelabu (grey literature).

Pada posisi seperti ini Perpustakaan Nasional perlu melakukan sinergitas dengan

PDII-LIPI guna melengkapi khasanah informasi nasional. Perpustakaan Nasional

harus melakukan pemeliharaan bagi koleksi deposit sesuai kewenangan

pengumpulannya dan memberikan jaminan bahwa pustaka deposit tersebut dapat

digunakan oleh pemustaka yang memerlukannya.

Fungsi yang keempat, Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan

penelitian. Fungsi ini dapat diterjemahkan sebagai sumber informasi untuk

penelitian dan sebagai tempat penelitian itu sendiri. Pemustaka adalah masyarakat

pada umumnya atau seperti guru, dosen, mahasiswa dapat melakukan penelitian

dengan memanfaatkan sumber informasi yang tersimpan di perpustakaan. Pada

beberapa kasus bahwa penelitian tersebut dilakukan di perpustakaan, seperti

misalnya penelitian literatur. Untuk mendukung fungsi penelitian ini maka

perpustakaan harus dilengkapi dengan koleksi jurnal ilmiah yang lengkap serta

selalu mutakhir. Kondisi ini sudah tersedia jurnal ilmiah secara daring (online).

Saat ini banyak sekali perpustakaan besar yang melanggan ratusan bahkan ribuan

jurnal online yang dibundel melalui paket seperti proQuest, ScienceDirect,

EBSCO dan lain-lain. Tidak hanya Kemenristek bahwa LIPI dan Perpustakaan

Nasional RI juga melanggan jurnal online untuk tujuan yang sama (penelitian).

Page 34: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

29

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Fungsi kelima, Perpustakaan Nasional sebagai perputakaan pelestarian

informasi. Fungsi ini ada kaitannya dengan fungsi ketiga yaitu sebagai

perpustakaan deposit. Oleh karena itu perpustakaan harus memelihara setiap

potong informasi yang dikoleksinya terkait mencerdaskan bangsa. Pelestarian

(preservation) ini meliputi aktivitas pencegahan (prevention), perbaikan

(restoration), dan pengawetan (conservation). Pencegahan kerusakan ini

disebabkan oleh manusia, tikus, jamur, serangga, banjir, kebakaran, dll. Termasuk

dalam pencegahan ini adalah perlindungan bahan pustaka adalah fumigasi,

laminasi, deasidifikasi, penempatan zat penyerap kelembaban, pengaturan cahaya

ruangan, penggunaan AC (Air Conditioner), enkapsulasi, reprografi dll. Perbaikan

bahan pustaka kertas meliputi penjilidan, melengkapi lembaran yang hilang dll.

Pengawetan ini meliputi bentuk fisik bahan pustaka dan konten atau kandungan

informasi. Pelestarian nilai informasi ini dilakukan dengan alih bentuk bahan

pustaka. Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), maka

peralihan bentuk bahan pustaka tersebut akan diubah menjadi format digital. Pada

koleksi berupa digital (elektronik) perlu juga adanya pelestarian. Untuk

pencegahan kerusakan hardware dengan penyerap kelembaban yang berbentuk

kristal (silica gel), AC; sedangkan software dengan antivirus. Perbaikan dengan

melakukan scanning virus yang disesuaikan perkembangan terbaru. Adapun

pengawetannya berupa tindakan backup data secara periodik. Berkaitan dengan

TIK ini yang menjadi elemen utama adalah perangkat keras (hardware),

perangkat lunak (software), manusia (brainware), data koleksi (dataware) dan

perangkat jaringan (netware). Adapun kelancaran TIK dalam perpustakaan harus

didukung oleh alokasi dana (financial-ware), aliran listrik (electrical-ware)

maupun perangkat peraturan/etika (law-ware).

Fungsi keenam, Perpustakaan Nasional sebagai jejaring bagi aktivitas

masyarakat maupun antar institusi lain. Sebagaimana kita ketahui bahwa tidak ada

seorangpun yang dapat melengkapi kebutuhan informasinya dengan cara memiliki

atau membelinya sendiri. Bahkan tidak juga bagi sebuah perpustakaan. Oleh

karena itu, perpustakaan harus menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain, atau

bahkan dengan lembaga lain untuk membantu setiap pemustakanya dalam

memenuhi kebutuhan informasinya. Sebelum tahun 1990-an fungsi sebagai

Page 35: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

30

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

simpul jejaring informasi ini sangat sulit dilakukan. Pada saat itu untuk menyusun

katalog induk saja, sebagai salah satu sarana penelusuran informasi literatur bagi

anggota jejaring, selain sangat mahal juga sangat sulit. Perpustakaan Nasional

mempunyai kewajiban untuk menyusun katalog induk perpustakaan khususnya

katalog deposit. Layanannya tidak lebih mudah daripada mempersiapkan sarana

jejaring ini. Misalnya layanan pinjam antar perpustakaan (interlibrary loan)

sampai saat ini belum pernah bisa dilakukan. Banyak faktor yang menyebabkan

layanan ini tidak bisa berjalan, diantaranya adalah tingkat kepercayaan (trust)

kepada peminjam di luar institusinya sendiri yang sangat rendah, serta layanan

kurir yang juga tidak reliabel. Bayangkan jika kita mengirim buku teks yang

berharga jutaan rupiah tanpa jaminan yang pasti, maka dapat dipastikan kita tidak

akan mau mengirimkannya. Kalaupun ada kurir yang dapat memberikan jaminan,

maka dapat dipastikan ongkosnya pasti cukup mahal. Namun saat ini fasilitas

untuk menjalin jejaring ini sudah sangat maju. Sarana penelusuran sudah bisa

dilakukan secara daring (online) terdistribusi, sehingga setiap katalog

perpustakaan bisa diakses dari manapun sekaligus. Yang diperlukan adalah

kemauan bekerjasama dari masing-masing perpustakaan. Bahkan tidak saja

informasi mengenai koleksinya, pemustaka bisa mendapatkan teks lengkapnya

berkat kemajuan teknologi informasi dan komputer (TIK). Tentu saja bila

perpustakaan pemilik teks lengkap tersebut menyediakannya untuk diunduh.

Proses penyediaan informasi secara lengkap (full text) ini masih belum sesuai

dengan harapan karena kendala tenaga, waktu dan copyright.

Pada paruh kedua abad 20 yang lalu terjadi perkembangan yang sangat

luar biasa di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan IPTEK ini ditandai

dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

Communication Technology {ICT}), terutama sekali pada dasawarsa 1990-an.

Perkembangan ini sangat berpengaruh terhadap aspek kehidupan manusia tak

terkecuali di perpustakaan. Kemajuan ini membawa perubahan-perubahan pada

layanan perpustakaan sehingga kemajuan teknologi, khususnya teknologi

informasi, harus diterima di perpustakaan. Teknologi ini memang menjanjikan

kecepatan, yang merupakan salah satu faktor yang saat ini sangat dituntut dalam

pengelolaan informasi. Program otomasi perpustakaan mulai menjadi tren

Page 36: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

31

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

perkembangan perpustakaan di Indonesia. Istilah otomasi perpustakaan dan

perpustakaan digital, bahkan banyak yang tidak mengerti apa yang dimaksud

dengan otomasi perpustakaan, dan apa pula yang dimaksud dengan perpustakaan

digital. Mereka banyak mencampur adukkan antara otomasi perpustakaan dan

perpustakaan digital.

Kita dapat menyaksikan banyak perpustakaan saat ini yang dapat diakses

dari beberapa lokasi (multiple locations), sehingga semakin berkurangnya peran

perantara informasi (information intermediaries). Semua kecenderungan ini

dimungkinkan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa

aspek yang telah terjadi karena pengaruh perkembangan TIK adalah:

Akses informasi dari sebarang tempat: Hasil signifikan dari perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi adalah kemudahan dan kenyamanan akses

informasi bagi para pemakai perpustakaan. Sebelum adanya OPAC maka pemakai

perpustakaan harus datang ke sebuah perpustakaan untuk mengetahui apakah

perpustakaan tersebut memiliki koleksi yang dibutuhkannya. Bahkan kadang-

kadang pemakai tersebut harus berkeliling ke beberapa perpustakaan untuk

memenuhi kebutuhannya. Sekarang, pemakai tinggal duduk manis di depan

komputer dan dapat mencari informasi yang dibutuhkannya tanpa harus beranjak

dari tempat duduknya.

Ketersediaan sumberdaya informasi yang makin bervariasi: Selama

bertahun-tahun otomasi perpustakaan dianggap sebagai salah satu cara

menyebarkan data bibliografi (misalnya dalam bentuk katalog online). Namun

belakangan layanan ini telah berkembang menjadi tidak hanya layanan bibliografi

saja, melainkan juga layanan indeks dan abstraks. Beberapa perpustakaan

menyediakan layanan teks lengkap baik yang berasal dari dokumen-dokumen

yang komersial (seperti buku elektronik, jurnal elektronik, dll.), maupun dari

dokumen muatan lokal (local contents, seperti laporan penelitian dll.).

Ketersediaan informasi dalam bentuk yang lebih dekat dengan aslinya.

Bentuk-bentuk informasi digital yang tersedia bagi pemustaka terus mengalami

perkembangan. Jika dulunya informasi bibliografi merupakan representasi dari

buku aslinya, maka beberapa tahun terakhir ini ketersediaan buku asli dalam

Page 37: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

32

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

bentuk digital (e-book, e-journal dan lain-lain) semakin banyak tersedia bagi

pemustaka.

Semakin menghilangnya fungsi peran perantara informasi

(intermediaries): Keberhasilan otomasi perpustakaan menyebabkan semakin

meningkatnya interaksi antara pemakai perpustakaan dengan sistem komputer

(online), dan semakin berkurangnya intensitas hubungan antara pemakai dengan

pustakawan atau staf perpustakaan. Dengan sistem yang dibuat sekarang ini

pemakai yang ingin mengetahui status peminjamannya tidak lagi perlu bertanya

kepada bagian sirkulasi di perpustakaan, namun cukup dengan mengakses

langsung ke server perpustakaan melalui komputer pribadinya. Pemesanan buku

yang akan dipinjam (reservasi) juga dapat dilakukan tanpa berhubungan dengan

bagian sirkulasi, dan masih banyak lagi fasilitas yang ditawarkan oleh

perpustakaan tanpa campur tangan pustakawan secara langsung.

Secara lebih rinci para pakar perpustakaan dan informasi meramalkan

bahwa perpustakaan masa depan akan:

1. Menjadi Digital

2. Membentuk Jaringan

3. Memiliki koleksi multimedia

4. Mengakses informasi global

5. Menyajikan secara virtual

6. Mengurangi sumberdaya. Ketergantungan akan sistem menjadi mutlak dan

sering terjadi ketika pembaharuan sistem yang dipakai ternyata terlalu

cepat bagi perpustakaan

7. Merubah pola organisasi. Dengan berubahnya alur kerja berdasarkan

konsepsi otomasi, dituntut perubahan pola atau struktur organisasi

8. Memberi dampak pada staf terutama perubahan pola kerja staf atau

pengalihan pekerjaan yang terarah untuk mengoptimalkan pemberdayaan

sumberdaya informasi.

Namun ramalan para pakar tersebut meskipun dapat terwujud,

perpustakaan Indonesia kemungkinan masih tetap mengandalkan atau

mempertahankan bahan pustaka berbentuk kertas (printed). Hal ini sifat

Page 38: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

33

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

keunggulan bahan yang terbuat dari bahan kertas, kecuali bahan kertas sudah

tidak tersedia lagi.

Konsep Perpustakaan 3.0 atau Library 3.0 berasal dari konsep Web 3.0

yang merupakan generasi kedua dari World Wide Web (WWW). Web 3.0 atau

participatory web menggambarkan bagaimana teknologi WWW dimanfaatkan

oleh aplikasi-aplikasi yang berkembang saat ini untuk berkolaborasi oleh para

penggunanya dari seluruh penjuru dunia. Aplikasi yang memungkinkan seperti itu

antara lain adalah blog dan wiki. Dua aplikasi itu digunakan pengguna untuk

berkontribusi terhadap isi website lain. Konsep kolaborasi dengan banyak orang

inilah yang memberi inspirasi lahirnya konsep library 3.0 untuk mewujudkan

participatory library service. Adapun participatory library service artinya

layanan-layanan perpustakaan yang dibangun berdasarkan masukan, evaluasi dan

keterlibatan banyak orang seperti: staf perpustakaan, pimpinan perpustakaan, dan

para pemustaka. Sehingga perubahan terjadi di perpustakaan berdasarkan

masukan, evaluasi dan keterlibatan pengguna. Jadi inti dari Library 3.0 adalah

perubahan berpusat pada pemustaka atau user-centered changes. Perubahan ini

adalah perubahan pelayanan, prosedur dan operasional lainnya. Perubahan ini

bersifat terus menerus melalui evaluasi dan pembaharuan.

Dalam sebuah situs internet dikatakan bahwa “The heart of Library 3.0 is

user-centered change. It is a model for library service that encourages constant

and purposeful change, inviting user participation in the creation of both the

physical and the virtual services they want, supported by consistently evaluating

services.” (http://www.scribd.com/doc/33238/Library-20-UserCentered-Change-

UserCentered-Technologies). Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa akan

terjadi perubahan konsep dalam pengembangan perpustakaan menyangkut hal-hal

seperti berikut:

a. Aspek fisik perpustakaan dari book centered human centered.

b. Aspek manajemen dari manajemen buku manajemen informasi

manajemen pengetahuan

c. Aspek layanan dari user oriented user centered

d. Aspek layanan dari right information for the right persons right

information for the right persons and right now

Page 39: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

34

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

e. TIK yang dahulu sekedar alat ternyata memaksa perubahan pola pikir dan

pola tindak pihak yang menerapkannya perpustakaan 3.0 (library 3.0)

yang memerlukan juga kriteria pustakawan 3.0 (librarian 3.0)

Visi Perpustakaan Nasional tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya

Indonesia cerdas melalui gemar membaca dengan memberdayakan perpustakaan”,

dengan enam Misi : 1) Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir,

2) Mengembangkan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis teknologi

informasi dan komunikasi (TIK), 3) Mengembangkan perpustakaan yang

menjangkau masyarakat luas, 4) Mewujudkan tenaga perpustakaan yang

kompeten dan professional, 5) Menggalakan sosialisasi/pemasyarakatan gemar

membaca, 6) Mengembangkan infrastruktur perpustakaan nasional yang modern.

Berkaitan dengan misi tersebut bahwa Kemendikbud pada tahun 2017 dalam

“Peringatan hari aksara internasional” yang diterjemahkan sebagai “Membangun

budaya literasi di era digital” menyatakan Indonesia telah mencapai 97,93 persen

angka bebas buta aksara (Kemendikbud, 2016). Hal ini berarti masih terdapat

sekitar 2,07 persen atau 3,4 juta warga Indonesia yang masih belum mengenal

huruf dan mampu membaca. Jumlah angka buta aksara itu berada dalam rentang

usia 15-59 tahun yang tersebar di 11 provinsi Indonesia. Peringkat pertama

diduduki oleh Provinsi Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15

persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan Barat (4,50 persen), Sulawesi

Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa Timur (3,47 persen), Kalimantan

utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen), Jawa Tengah (2,20 persen).

Gewati, M. (2016), Tribunners (2017), The Jakarta Post (2016), Miller,

JW (2016), Flood, A. (2016) memberikan informarsi bahwa Indonesia menduduki

urutan (ranking) ke 60 dari 61 negara dalam indeks literasi dunia. Urutan ke 59

adalah Thailand dan urutan ke 61 adalah Botswana. Riset tentang indeks literasi

ini dilakukan oleh John W. Miller dengan mendasarkan pada ujian literasi dan

melihat karakteristik sikap terpelajar, misalnya jumlah perpustakaan dan koran

hingga lamanya sekolah, serta ketersediaan komputer di sebuah Negara. Jadi

indeks ini bukan hanya melihat kemampuan penduduk sebuah negara dalam

membaca dan menulis saja, tetapi termasuk juga perangkat pendukung dan sikap

Page 40: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

35

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

terpelajar warganya. Dengan demikian Pemerintah perlu kerja keras untuk

menaikkan ranking tersebut, terutama Kemendikbud, Kemendikti dan Perpusnas.

Urusan literasi ini tersebar di beberapa instansi namun koordinasinya masih

rendah. Program pemberantasan buta aksara berada di Dirjen PAUD dan Dikmas

Kemendikbud, tetapi pemantau permasalahan tingkat literasi negeri ini adalah

Perpusnas RI. Koordinasi antar keduanyapun tak terlihat, belum lagi dengan

instansi lain yang mengampu pendidikan. Faktor lain yang menjadi pemicu

rendahnya literasi Indonesia adalah rendahnya koordinasi antara pemerintah pusat

dan daerah. Seharusnya pemerintah daerah saling melengkapi, dan tidak selalu

tergantung dengan pemerintah pusat. Hal ini karena fungsi pendidikan adalah

fungsi yang didesentralisasikan sesuai asas otonomi daerah. Namun faktanya

daerah masih tergantung pusat terutama dari sisi anggaran, karena memang PAD

daerah maksimal 10% dari APBD-nya. Sedangkan 90% anggaran daerah selama

ini berasal dari kucuran pusat berupa DAU, DAK, dan dana bagi hasil. Sehingga

ruang fiskal daerah untuk mengatasi problema lokal kesulitan, termasuk masalah

literasi tersebut. Pada peringatan Hari Aksara Internasional merupakan

momentum atau kesempatan bagi pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia

dapat merenungkan kembali tantangan masalah keaksaraan, termasuk rendahnya

tingkat literasi di antara negara-negara dunia.

Kemampuan literasi masyarakat Indonesia rendah berdasarkan

pemeringkatan literasi internasional oleh Most Literate Nations in the World,

yang diterbitkan Central Connecticut State University Tahun 2016, menjelaskan

bahwa tingkat kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia sangat

ketinggalan. Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara. Hal ini berkaitan

erat dengan ketersediaan tenaga perpustakaan masih sangat kurang, baik dari segi

kualitas maupun kuantitas, sampai tahun 2016 jumlah tenaga perpustakaan di

Indonesia hanya 3.058 orang. Dari jumlah tenaga perpustakaan tersebut, hanya

5.33% orang yang dinyatakan lulus uji kompetensi, dan hanya 16.29% yang

tersertifikasi. Peningkatan ketersedian dan keandalan tenaga perpustakaan di

Indonesia untuk meningkatan literasi informasi, memerlukan usaha yang lebih

optimal.

Page 41: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

36

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

2.2. Studi Awal Kelembagaan Organisasi Perpusnas RI

Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) adalah Lembaga Pemerintah Non

Kementerian (LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang

perpustakaan. Dalam mengemban tugas, Perpusnas memiliki fungsi sebagai

perpustakaan pembina semua jenis perpustakaan di Indonesia (perpustakaan

umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan

khusus), perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,

perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan di Indonesia.

Sebelum terbit UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Perpusnas

telah mendapat amanat UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak

dan Karya Rekam. Undang-Undang ini mengamanatkan Perpusnas untuk

mengelola kewajiban serah-simpan karya cetak dan karya rekam. Pengelolaan ini

bertujuan untuk mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil

budaya bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengaturan dan mekanisme mengenai Serah-Simpan karya cetak dan karya

rekam selama ini diatur dalam UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah- Simpan

Karya Cetak dan Karya Rekam. Undang-Undang tersebut mengatur mengenai

kewajiban Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam terhadap penerbit,

pengusaha rekaman, warga negara Indonesia yang hasil karyanya

diterbitkan/direkam di luar negeri, orang atau badan usaha yang memasukkan

karya cetak dan/atau karya rekam mengenai Indonesia untuk menyerahkan hasil

karya cetak atau karya rekamnya kepada Perpusnas dan/atau Perpustakaan

Daerah, atau Badan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk dikelola sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Tanggung jawab Perpusnas dalam mengembangkan koleksi nasional dan

melestarikan hasil budaya bangsa, salah satu jenis bahan perpustakaan ialah

naskah nusantara. Naskah nusantara adalah warisan dokumenter bangsa yang

bersifat unik, karena ditulis tangan dengan menggunakan media, aksara dan

bahasa tradisional atau daerah. Naskah nusantara termasuk dalam benda cagar

budaya. Sebagaimana tertuang dalam UU No. 11 Tahun 2010 tentang Benda

Cagar Budaya, naskah masuk dalam lingkup aspek Pelindungan (Pasal 56 s.d.

Pasal 77), aspek Pengembangan (Pasal 78 s.d. Pasal 84), aspek Pemanfaatan

Page 42: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

37

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(Pasal 85 s.d. 94), serta aspek Pengawasan dan Penyidikan (Pasal 99 dan Pasal

100).

Kegiatan pelestarian bahan perpustakaan sama pentingnya dengan

kegiatan-kegiatan lainnya di perpustakaan seperti kegiatan akuisisi, katalogisasi,

layanan informasi. Tujuan dari pelestarian yaitu mengusahakan agar naskah

Nusantara tersedia dalam keadaan baik, siap pakai dan lestari selama-lamanya

untuk penggunaan dalam jangka panjang. Ada tiga komponen utama dalam

pengelolaan pelestarian, yaitu:

1. Survei kondisi fisik naskah Nusantara dan fasilitas perpustakaan: untuk

mengetahui seberapa besar kerusakan dan fasilitas yang diperlukan untuk

pelestarian.

2. Kebijakan pelestarian, merupakan dokumen yang dapat dijadikan pedoman

untuk menyusun program pelestarian

3. Perencanaan pelestarian merupakan program prioritas untuk menangani

pelestarian naskah Nusantara.

Sesuai tugas tersebut, Perpusnas berfungsi sebagai repositori khazanah

pengetahuan dan kebudayaan Indonesia. Selain itu, Perpusnas dalam fungsinya

sebagai perpustakaan pelestarian karya anak bangsa tidak hanya melestarikan

karya cetak karya rekam tetapi juga melestarikan pemikiran/ide/gagasan pendiri

bangsa Indonesia (founding fathers) tokoh Proklamator dengan membentuk

kelembagaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno di Blitar dan Perpustakaan

Proklamator Bung Hatta di Bukit Tinggi. Hal tersebut dalam rangka

mengaktualisasikan nilai – nilai kebangsaan dan nasionalisme kedua tokoh

proklamator untuk mendukung pembangunan manusia Indonesia yang berkarakter

dalam budaya.

Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Pasal 3

menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional memiliki fungsi sebagai perpustakaan

pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,

perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan.

Terkait dengan kepentingan pengembangan koleksi perpustakaan, pasal 3

tersebut menegaskan kepentingan pengembangan koleksi bahan perpustakaan

Page 43: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

38

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

lingkup nasional, deposit karya cetak dan karya rekam, pelestarian dan penelitian

bahan perpustakaan, termasuk naskah Nusantara sebagai warisan dokumenter

bangsa. Dalam hubungan ini Perpusnas bertanggung jawab dalam beberapa hal

berikut.

1. Mengembangkan koleksi nasional untuk memfasilitasi terwujudnya

masyarakat pembelajar sepanjang hayat;

2. Mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil budaya bangsa;

3. Melakukan promosi perpustakaan dan gemar membaca;

4. Menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan

(translasi), alih aksara (transliterasi), alih-suara ke tulisan (transkripsi), dan

alih-media (transmedia);

5. Mengidentifikasi dan mengupayakan pengembalian naskah kuno nusantara

yang berada di luar negeri; dan

6. Melakukan inventarisasi dan pendaftaran naskah kuno yang dimiliki oleh

masyarakat dan lembaga, serta memberikan penghargaan bagi masyarakat

yang merawat, memelihara dan melestarikan naskah kuno nusantara.

Perpustakaan memiliki peluang untuk berperan dalam menyukseskan

pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan khususnya:

1. Menghapus kemiskinan dalam segala bentuknya, dimana saja. Perpustakaan

mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

• Akses publik ke informasi dan sumbernya yang memberi kesempatan

kepada semua orang untuk memperbaiki kehidupan mereka

• Pelatihan keterampilan baru yang dibutuhkan untuk pendidikan dan

pekerjaan

• Informasi untuk mendukung pembuatan keputusan pemerintah,

masyarakat madani dan bisnis untuk menanggulangi kemiskinan

2. Mengakhiri kelaparan dan mencapai keamanan pangan dan perbaikan gizi

dan memajukan pertanian berkelanjutan, Perpustakaan mendukung tujuan

ini dengan menyediakan hasil riset dan data pertanian tentang bagaimana

meningkatkan tanaman pangan yang lebih produktif dan berkelanjutan.

Page 44: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

39

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

3. Akses publik bagi petani ke sumber-sumber daring (online), misal harga-

harga komoditi di pasar lokal, laporan cuaca, dan alat pertanian baru

4. Memastikan hidup yang sehat dan memajukan kesejahteraan semua orang

di semua usia. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

• Hasil riset di perpustakaan rumah sakit dan (lembaga) kesehatan untuk

mendukung pendidikan dan praktik medis bagi penyedia layanan

kesehatan.

• Akses publik tentang informasi kesehatan di perpustakaan umum untuk

membantu individu dan keluarganya agar hidup sehat.

5. Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan adil serta

mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua.

Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

• Staf yang didedikasikan untuk mendukung program literasi usia dini

dan pembelajaran sepanjang hayat

• Akses ke informasi dan penelitian untuk semua siswa dimanapun

• Ruang (dan peluang) inklusif dimana biaya bukan penghalang untuk

(menambah) pengetahuan dan keterampilan baru

6. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan

anak perempuan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

• Ruang-ruang (perpustakaan) yang aman dan ramah.

• Progam dan layanan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan

perempuan, seperti, informasi tentang hak (perempuan) dan kesehatan.

• Akses untuk mendapatkan informasi dan TIK yang membantu

perempuan membangun keterampilan bisnis.

7. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang

berkelanjutan bagi semua. Akses untuk mendapatkan informasi berkualitas

dan praktik-praktik terbaik yang mendukung pengelolaan air lokal dan

proyek sanitasi.

8. Memastikan akses ke energi yang terjangkau, dapat diandalkan,

berkelanjutan dan modern bagi semua. Perpustakaan mendukung akses

gratis dan terpercaya untuk mendapatkan listrik dan penerangan untuk

membaca, belajar dan bekerja.

Page 45: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

40

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

9. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan inklusif,

kesempatan kerja yang penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak bagi

semua. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan akses

untuk mendapatkan informasi pelatihan keterampilan yang dibutuhkan

semua orang untuk mencari, melamar dan mendapatkan pekerjaan yang

lebih baik.

10. Membangun infrastruktur yang tangguh, menggalakkan industrialisasi yang

berkelanjutan dan inklusif dan mengembangkan inovasi. Perpustakaan

mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

• Perpustakaan umum dan perpustakaan khusus yang tersebar luas dan

pustakawan yang profesional

• Ruang-ruang publik yang ramah dan inklusif

• Akses untuk mendapatkan TIK, misalnya akses internet berkecepatan

tinggi yang mungkin tidak tersedia di tempat lain.

11. Mengurangi ketimpangan dalam dan antara negara. Perpustakaan

mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

• Ruang-ruang yang ramah dan netral untuk pembelajaran yang terbuka

bagi semua orang termasuk kelompok yang termarjinalkan seperti:

imigran, pengungsi, golongan minoritas, masyarakat lokal dan

penyandang disabilitas.

• Akses yang setara untuk mendapatkan informasi yang mendukung

keterlibatan ekonomi, politik dan sosial

12. Membuat kota dan permukiman manusia menjadi inklusif, aman, tangguh

dan berkelanjutan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan

menyediakan:

• Lembaga/institusi terpercaya yang diabdikan untuk mempromosikan

keterlibatan dan pemahaman tentang kebudayaan

• Dokumentasi dan preservasi/pelestarian kekayaan/khasanah

kebudayaan untuk generasi mendatang

13. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang keberlanjutan, perpustakaan

mendukung sistem berkelanjutan untuk berbagi dan mensirkulasikan bahan

(perpustakaan) yang mengurangi limbah.

Page 46: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

41

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

14. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan

dampaknya, perpustakaan mendukung record/catatan/dokumentasi historis

tentang penggunaan daratan dan perubahan pantai

15. Menghemat dan menjaga kesinambungan dalam menggunakan samudera,

laut dan sumber daya untuk pembangunan yang berkelanjutan.

Perpustakaan mendukung dengan menyediakan hasil riset dan data yang

diperlukan untuk menginformasikan kebijakan perubahan cuaca

16. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan

ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi

desertifikasi, dan menghentikan degradasi tanah cadangan serta

menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati. Perpustakaan mendukung

dengan menyediakan akses terbuka untuk mendapatkan informasi untuk

pedoman pembuatan keputusan oleh pemerintah lokal dan nasional tentang

berbagai hal/kegiatan, misalnya berburu, memancing, penggunaan lahan,

dan pengelolaan air.

17. Mendorong kehidupan masyarakat yang damai dan inklusif untuk

pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi

semua, dan membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di

semua tingkatan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

• Akses publik untuk mendapatkan informasi tentang pemerintahan,

masyarakat madani, dan insitutusi/lembaga lainnya

• Pelatihan keterampilan yang dibutuhkan untuk memahami dan

menggunakan informasi tersebut di atas

• Ruang–ruang inklusif dan bebas/netral untuk anggota masyarakat

sebagai tempat bertemu dan berorganisasi.

18. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk

pembangunan berkelanjutan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan

menyediakan jaringan global dari lembaga-lembaga berbasis komunitas,

diutamakan untuk mendukung rencana pengembangan/ pembangunan

lokal/ nasional.

Page 47: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

42

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Pasal 5

mengatur hak, kewajiban masyarakat dan kewenangan pemerintah bahwa; (i)

masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan serta

memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan; (ii) masyarakat di

daerah terpencil, terisolasi, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis

berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus (iii) masyarakat yang

memiliki cacat dan/atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau

sosial berhak memperoleh layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan

kemampuan dan keterbatasan masing-masing. Selaras dengan hal tersebut, UU

No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 12 ayat (2) menjelaskan

bahwa perpustakaan merupakan urusan wajib pemerintahan yang tidak terkait

dengan pelayanan dasar. Urusan wajib perpustakaan merupakan urusan

pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintahan

daerah.

2.3 Regulasi Tentang Perpustakaan Nasional di Beberapa Negara

2.3.1 Inggris

Di negara Inggris ide tentang pendidikan untuk semua orang (popular

education) melalui penyediaan bacaan untuk umum sudah muncul sejak tahun

1831. Itu terjadi bertalian dengan upaya pengembangan masyarakat industri yang

membutuhkan orang-orang dengan pendidikan yang memadai sehingga pada

tahun 1850 diundangkanlah Undang-Undang tentang perpustakaan Umum sebagai

cikal bakal pendirian perpustakaan umum wilayah kota dan desa di Inggris.

Namun dengan berjalannya waktu keberlakuan Undang-Undang

Perpustakaan Umum di Inggris tidak mampu menjawab idealisme awal dari

pembentukannya. Kondisi itu terlihat dari munculnya kesenjangan antara wilayah

kota dengan desa dalam hal kemampuan mengembangkan dan memelihara

perpustakaan umum.

Kesenjangan itu terjadi karena tidak adanya kejelasan dalam hal tanggung

jawab pengelolaan yang berujung pada terbengkelainya perpustakaan umum di

Inggris. Bahkan muncul stigma bahwa perpustakaan dianggap sebagai tempat

kumuh ajang bagi orang-orang miskin berkumpul (poormen house). Penyebab lain

Page 48: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

43

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

terbengkalainya perpustakaan juga dikarenakan masalah pendanaan yang tidak

diatur dalam Undang-Undang sehingga pendirian perpustakaan terkesan “taxing

the rich for the benefit of the poor”. Oleh karenanya pemerintah Inggris

membentuk komite untuk melakukan kajian dan dari hasil kajian tersebut menjadi

dasar bagi pemerintah Inggris mengubah Undang-Undang Tahun 1850 dan

pendelegasian wewenang pemerintah kepada komite perpustakaan di berbagai

tingkat wilayah hingga ke desa.

Periodisasi kebangkitan perpustakaan umum di Inggris terjadi sejak tahun

1880 dan semakin berkembang pesat yaitu pada periode 1892-1896 serta periode

1905-1907. Mengapa tahun 1880 disebut sebagai tahun kebangkitan perpustakaan

umum di Inggris? Karena pada tahun 1880 tercatat banyak jutawan di Inggris

yang secara suka rela mendonasikan sebagian kekayaan mereka untuk

membangun perpustakaan umum.

Dalam sejarah perkembangan perpustakaan di Inggris, tercatat nama Jhon

Passmore Edward sebagai pendiri dan penyambung dana untuk 15 perpustakaan

di London dan 9 (sembilan) perpustakaan yang tersebar di beberapa kota lain.

Beberapa nama lain yaitu Edmund Robert Harris yang dikenal sebagai pengacara

kaya, Frederick Nettlefold yang berprofesi pengusaha baut, Henry Tate yang

dikenal sebagai jutawan gula dan Andrew Carnegie. Diantara mereka Andrew

Carnegie disebut sebagai orang yang tersohor memajukan perpustakaan umum di

Inggris. Andrew Carnegie menjadi tersohor karena pada tahun 1931 mendirikan

yayasan untuk membangun 213 perpustakaan umum di Inggris dan di negara

Scotland mendirikan 77 perpustakaan umum.

2.3.2 Republik Federasi Jerman

Di Republik Federasi Jerman (REJ), secara nasional maupun regional

(Lander) tidak ada peraturan yang menyebut secara khusus "undang-undang" (act)

untuk perpustakaan. Sebelumnya, sewaktu Jerman Timur masih terpisah, di

negara itu ada Undang-undang Perpustakaan yang dikeluarkan 1968. Ketika

Jerman bersatu, undang-undang itu dihapuskan dan segala urusan perpustakaan

dimasukkan ke dalam pengaturan tentang urusan kebudayaan. Di RFJ, pengaturan

kebudayaan berada dalam wewenang wilayah regional (Lander) dan mereka

Page 49: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

44

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

punya kebebasan untuk membuat undang-undang perpustakaan bagi wilayah

mereka masing-masing.

Kegiatan dan operasionalisasi perpustakaan di tingkat nasional dan

regional oleh beberapa undang-undang, yaitu Preubischer Kulturbesitz (mengatur

koleksi budaya negara bagian Prusia), Lander Higher Education Act (undang-

undang perguruan tinggi negara- negara bagian), Undang-undang Deposit, dan

Undang-undang Hak Cipta, peraturan perundang-undangan perlindungan remaja

dan anak-anak, serta peraturan perundangan tentang hubungan kerja.

Secara umum, perpustakaan-perpustakaan di RFJ terbagi dalam dua

kelompok besar, yaitu perpustakaan umum dan perpustakaan ilmiah/perguruan

tinggi. Perpustakaan umum didanai oleh pemerintah lokal dan distrik tingkat desa,

sementara perpustakaan ilmiah/perguruan tinggi dibiayai oleh pemerintah wilayah

(Lander) dan pemerintah pusat (nasional). Seluruh 16 Lander dan pemerintah

pusat RFJ tidak berencana membuat undang-undang yang akan mengikat mereka

ke dalam satu peraturan. Pemerintah lokal dan distrik juga tidak akan mau

kehilangan wewenang mengatur kehidupan kebudayaan mereka, terutama dalam

mengatur perpustakaan umum. Tetapi dalam hal perpustakaan ilmiah/perguruan

tinggi, yang berada di bawah peraturan Lander dan lebih mungkin disentralisir

serta didanai oleh pemerintah pusat.

2.3.3 Spanyol

Di tingkat nasional, Spanyol tidak memiliki undang-undang perpustakaan,

melainkan hanya sebuah Dekrit Presiden Tahun 1989 untuk mengatur pengelolaan

sistem perpustakaan di seluruh negeri ini. Saat ini, dekrit itu sendiri sedang

dipertanyakan keguanaan karena dianggap tidak cocok untuk sistem pemerintahan

regional Spanyol yang menganut prinsip desentralisasi. Secara formal, dekrit ini

tidak terlalu mempengaruhi operasional perpustakaan, tetapi beberapa bagian dari

dekrit ini dijadikan dasar kegiatan oleh dua institusi yang paling berpengaruh

dalam kepustakawanan Spanyol, yaitu:

(1) Direktorat Jenderal Buku, Arsip, dan Perpustakaan di bawah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, dan

Page 50: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

45

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(2) Perpustakaan Spanyol. Kedua lembaga ini mengkoordinasi pengembangan

jasa perpustakaan secara lintas regional, untuk segala jenis perpustakaan.

Selain dekrit, ada Undang-Undang Dasar Pemerintahan Lokal yang

menyatakan bahwa semua municipalities yang memiliki penduduk lebih dari 5000

orang harus memiliki perpustakaan umum. Sebagian besar dari 17 wilayah

(regions) di Spanyol memiliki peraturan perundang-undangan sendiri tentang

perpustakaan, dan sebagian besarnya setingkat undang- undang (law).

Dalam hal teknologi informasi (TI), Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan memiliki kebijakan nasional menyangkut empat segi, yaitu:

(1) penyebaran dan promosi pemanfaatan TI di perpusakaan umum,

(2) penyediaan sumberdaya dan peralatan bekerja sama dengan Departemen

Telekomunikasi, termasuk dalam pengadaan perangkat lunak gratis untuk

sekolah-sekolah,

(3) memfasilitasi dan mendukung kerjasama antara perpustakaan wilayah dengan

menggunakan TI, serta

(4) mengembangkan TI di 52 Perpustakaan Umum Negara (statepublic libraries)

yang berada di bawah tanggung jawab pemerintah regional.

2.3.4 Italia

Sejak 1972, Italia mengenal sistem pemerintahan regional yang oleh

konstitusi Italia diberi hak untuk membuat sendiri peraturan perundangan bagi

kepentingan masing-masing. Menurut konstitusi Italia (Pasal 117 dan 118)

museum dan perpustakaan (kecuali perpustakaan sekolah yang berada di bawah

Departemen Pendidikan) merupakan tanggung jawab pemerintah wilayah. Sejak

1972 pula semua hak dan kewajiban pengelolaan perpustakaan sebagai warisan

budaya dipindahkan dari pusat ke wilayah.

Wilayah yang pertama memiliki undang-undang khusus adalah Regione

Lombardia yang mengatur pendanaan perpustakaan tetapi tidak mengatur tentang

jenis jasa, sehingga disebut sebagai perundangan "generasi pertama." Ini

kemudian diikuti oleh Regione Emilia-Romagna yang secara spesifik mengatur

kerja sama antar perpustakaan, jenis jasa, dan kualifikasi pustakawannya,

sehingga disebut perundangan "generasi kedua." Sedangkan Regione Lazio

Page 51: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

46

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

menjadi contoh bagi kelahiran perundangan "generasi ketiga" karena tidak saja

berkonsentrasi kepada perpustakaan, melainkan mengintegrasikan pula museum

dan arsip-arsip bersejarah, sebagai kesatuan sumberdaya budaya.

Di tingkat pusat, ada Departemen Warisan dan Aktivitas Budaya yang

memiliki Kantor Pusat Warisan Buku, dengan tanggung jawab:

(1) meningkatkan pemanfaatan perpustakaan dan pelestarian warisan budaya

lewat buku,

(2) mendukung lembaga-lembaga budaya Italia dalam upaya menegakkan

masyarakat Italia yang cerdas dan berpendidikan,

(3) mengembangkan dunia penerbitan Italia. Kantor pusat (beureu) ini

membawahi 36 perpustakaan umum dan perpustakaan akademik milik negara

(state libraries). Hanya lima wilayah (Umbria, Abruzzo, Molise, Sicilia, dan

Valle dAosta) serta satu propinsi, Trento-Bolzano, yang tidak memiliki

perpustakaan negara.

2.3.5 Australia

Australia memiliki Undang-Undang Perpustakaan Nasional Tahun 1960

yang di dalamnya menyebutkan bahwa perpustakaan adalah sebuah corporate

(usaha bersama, sebagai lawan dari milik pribadi). Sebagai usaha bersama, maka

perpustakaan terkena Companies Act 1997 (perundangan tentang badan usaha)

menyangkut kewenangan, akuntabilitas, pendanaan, maupun perilaku

pegawainya.

Adapun fungsi Perpustakaan Nasional Australia adalah sebagai badan

Persemakmuran yang memelihara dan mengembangkan koleksi yang

berhubungan dengan Australia dan rakyatnya, kemudian menyediakan koleksi ini

bagi perorangan maupun institusi sedemikian rupa sehingga mendukung

kepentingan Australia. Perpustakaan Nasional juga secara khusus ikut melayani

kepentingan Perpustakaan Parlemen, lembaga-lembaga pemerintahan

Persemakmuran, dan wilayah Pucuk pimpinan Perpustakaan Nasional dipegang

oleh sebuah Dewan (council) yang terdiri dari :

(a) seorang Direktur Jenderal,

(b) satu Senator yang dipilih oleh Senat,

Page 52: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

47

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(c) satu anggota DPR yang ditentukan oleh DPR,

(d) sembilan anggota yang ditentukan oleh Gubernur Jenderal Australia yang

dianggap berpengetahuan dan berpengalaman dalam kepustakawanan.

Sesuai dengan perpolitikan Australia, maka anggota-anggota ini hanya

dapat menduduki jabatan selama 3 tahun, kecuali terpilih kembali. Untuk

pendanaan, Perpustakaan Nasional mendapat anggaran sesuai ketetapan Parlemen,

sementara Menteri Keuangan hanya dapat menentukan arah penggunaan dan

penyerahan dana tersebut.

Semua anggaran ini hanya digunakan untuk: (a) ongkos penyelenggaraan

fungsi perpustakaan, dan (b) gaji penyelenggara atau Dewan. Tetapi undang-

undang juga tidak melarang investasi dari uang yang berlebih asal memenuhi

pasal 18 dari Commonwealth Authorities and Co 1997. Walaupun boleh

berinvestasi, Perpustakaan Nasional dibebaskan dari segala pajak.

2.3.6 Republik Cekoslowakia

Republik Cekoslowakia memiliki UU No. 257 Tahun 2001 tentang

Perpustakaan dan Penyelenggaraan Jasa Perpustakaan dan Informasi Umum untuk

mengganti UU No. 53 Tahun 1959. Undang-undang ini berlaku untuk badan

publik, dan tidak untuk badan yang memiliki sertifikat dagang (trading certificate

based)

Sedangkan yang dimaksud dengan "perpustakaan" dalam undang-undang

ini adalah semua fasilitas berupa perpustakaan dan jasa informasi untuk umum

yang bertujuan menyediakan akses yang sama kepada semua orang tanpa

perbedaan. Undang-undang ini mengatur berbagai perpustakaan yang disatukan

dalam sistem dan terdiri dari:

(a) Perpustakaan Nasional Republik Ceko,

(b) Perpustakaan Wilayah Moravian yang dikelola Departemen Kebudayaan,

(c) Perpustakaan Wilayah yang didirikan oleh pemerintah daerah,

(d) Perpustakaan Dasar (basic libraries)yang didirikan oleh masyarakat, dan

(e) Perpustakaan Khusus.

Peraturan undang-undang ini berlaku untuk semua jenis perpustakaan di

atas dalam hal jasa perpustakaan dan informasi untuk umum yang mencakup:

Page 53: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

48

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(a) penyediaan koleksi baik dari koleksi sendiri maupun dari perpustakaan

lain,

(b) penyediaan jasa referensi,

(c) perantara bagi sumber lain, terutama badan-badan pemerintah, dan

(d) membantu masyarakat untuk mengakses ke sumber lain yang dapat

diperoleh secara gratis.

Semua ini harus disediakan secara cuma-cuma, kecuali untuk:

(a) reproduksi audio-visual,

(b) jasa reprografi dari koleksi milik perpustakaan lain, dan

(c) ongkos yang ada kaitannya dengan inter library loan.

Di luar jasa-jasa untuk umum di atas, penyelenggara perpustakaan juga

dapat menyediakan jasa lain, terutama:

(a) menyediakan akses ke sumber-sumber komersial,

(b) kegiatan belajar dan kegiatan budaya,

(c) penerbitan,

(d) jasa reprografi, dan

(e) jasa referensi dan pencarian literatur.

Pengelola boleh meminta ongkos pengganti terhadap ongkos administrasi

untuk keperluan pendaftaran anggota. Di Republik Ceko, semua perpustakaan

yang diatur oleh UU No. 257/2001 harus meminta ijin operasi dari Departemen

Kebudayaan. Di dalam peraturan perundangan ini ada tata cara pengajuan

proposal oleh pengelola perpustakaan, dan di dalam proposal tersebut harus

dicantumkan tujuan dan rencana umum penyelenggaraan perpustakaan, serta siapa

atau badan apa yang akan mengelolanya.

Proposal ini dapat pula diajukan oleh perorangan asalkan ia telah terdaftar

menurut undang-undang tentang hak dan kewajiban individual di Republik Ceko.

Jika pengaju proposal adalah sebuah badan, maka harus ada acta sertifikat tentang

badan publik atau badan pemerintah.

Menteri Kebudayaan memiliki wewenang penuh untuk menentukan

apakah proposal diterima atau tidak, serta memiliki hak untuk membatalkan

persetujuan jika sebuah perpustakaan dianggap melanggar undang-undang. Setiap

penyelenggara perpustakaan yang tercakup dalam UU 257/2001 boleh meminta

Page 54: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

49

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

dana dari negara yang diatur oleh peraturan perundangan anggaran negara, atau

dari Dana Nasional untuk subsidi bertujuan khusus (National fund specific-

purposes subsidies) dengan mengajukan proposal kegiatan yang termasuk dalam

sarana perpustakaan, termasuk di dalamnya proyek riset, pengadaan teknologi

untuk jasa informasi, konversi elektronik dan digital, maupun biaya rutin untuk

akuasisi, pengembangan koleksi, dan penyediaan jasa bagi pengunjung.

Undang-undang ini juga mengatur masalah evaluasi dalam bentuk

terhadap koleksi secara berkala dan pelaporannya kepada Menteri Kebudayaan.

Jika pengelola perpustakaan lalai melakukan evaluasi diri dan jika pengelola

dianggap melanggar asas akses informasi sebagaimana diatur oleh undang-

undang, maka Menteri Kebudayaan memiliki wewenang untuk mendenda

pengelola perpustakaan. Menarik untuk diketahui, besarnya denda itu pun

ditetapkan di dalam UU 257/2001.

2.3.7 Finlandia

Finlandia memiliki Undang-Undang Perpustakaan (UU No. 904 Tahun

1998) yang mengatur dua hal, yaitu: (a) penyediaan jasa perpustakaan dan

informasi oleh perpustakaan umum daerah, dan (b) promosi jasa ini di tingkat

nasional maupun regional. Secara khusus undang-undang ini mengatakan bahwa

perpustakaan umum mendukung tersedianya kesamaan hak bagi warga negara

untuk mengembangkan diri lewat kegiatan sastra- budaya demi kemajuan

pengetahuan, ketrampilan personal dan kewarganegaraan, pergaulan internasional,

serta pembelajaran seumur hidup. Selain itu, undang-undang ini juga berupaya

mempromosikan pembangunan jaringan interaktif untuk mendukung

pengembangan budaya Finlandia.

Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan

perpustakaan umum sebagaimana tertuang dalam tujuan undang-undang ini, baik

secara sendiri-sendiri maupun dengan saling bekerja sama. Semua pemakai jasa

perpustakaan mempunyai hak untuk akses dan mendapatkan layanan dari petugas

yang profesional, termasuk layanan dwi-bahasa di daerah yang berbahasa etnik

tertenlu. Khusus untuk daerah Saami, perlu acta jasa yang memakai bahasa Saami

pula selain bahasa Finn (Finnish)

Page 55: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

50

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Di setiap daerah ada perpustakaan pusat untuk perpustakaan umum (The

Central Library for Public Libraries) yang ditunjuk oleh pemerintah daerah

sebagai perpustakaan daerah sekaligus penyedia jasa tambahan bersama-sama

perpustakaan umum lainnya di daerah itu. Perpustakaan pusat di daerah ini juga

bekerja-sama dengan perpustakaan penelitian dan perpustakaan untuk pendidikan,

sebagai bagian dari jaringan jasa informasi nasional maupun internasional. Selain

itu, juga acta perpustakaan wilayah di dalam sebuah daerah yang lingkup

kegiatannya ditentukan oleh pemerintah daerah itu.

Tugas dan fungsi perpustakaan pusat daerah maupun perpustakaan

wilayah ini harus ditetapkan dengan dekrit pemerintah daerah. Dengan demikian,

pemerintah daerah pula yang dapat membatalkan dekrit itu. Pemakai koleksi

perpustakaan tidak dikenakan bayaran, demikian pula jasa interlibrary loan.

Tetapi perpustakaan boleh mengenakan biaya untuk jasa lainnya untuk

menggantikan ongkos utama dan tidak lebih dari itu, kecuali jika ada alasan-

alasan spesifik yang dapat dipertanggung- jawabkan.

Secara teratur dan berkesinambungan, setiap pemerintah daerah

melakukan evaluasi terhadap jasa perpustakaan dan informasinya dalam rangka

meningkatkan kualitas, efisiensi dan efektifitas pembiayaannya. Bersama dengan

Departemen urusan Daerah evaluasi ini akan digabung secara nasional dan

diumumkan kepada publik sebagai pertanggungjawaban.

Setiap daerah akan mendapatkan subsidi negara untuk menyelenggarakan

jasa perpsutakaan dan informasi sebagaimana diatur oleh Undang-Undang

Pendanaan Kegiatan Pendidikan dan Kebudayaan (The of Educational and

Cultural Provision 635/1998). Secara khusus juga disediakan dana untuk

pembangunan fisik atau renovasi perpustakaan, termasuk di dalamnya pembelian

mobil atau kapal untuk perpustakaan keliling.

Page 56: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

51

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

BAB 3

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TERKAIT

3.1. Analisis Ketapatan Fungsi

Berdasarkan Keppres No 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan

Tugas Eselon 1 Lembaga Pemerintah Non Departemen, kelembagaan Perpusnas

hanya memiliki dua Deputi, yaitu Deputi I Bidang Pengembangan Bahan Pustaka

dan Jasa Informasi, dan Deputi 2 Bidang Pengembangan Sumber Daya

Perpustakaan (Gambar 2). Padahal, berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan, fungsi yang dijabarkan dengan tugas serta wewenangnya sangat

besar. Lebih dari itu, mandat tugas dan fungsi tersebut ditambah dengan undang-

undang lainnya (Tabel 4 dan Tabel 5).

Gambar 2. Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI

Struktur organisasi Perpustakaan Nasional RI sekarang terlalu ramping

dengan beban fungsi yang sangat banyak sebagaimana disajikan pada Tabel 4.

Hal ini ditambah dengan penambahan fungsi melalui peraturan perundang-

undangan lain (Tabel 4). Pada Tabel 5 terlihat bahwa beberapa mandat terfokus

pada Deputi I. Sementara penambahan mandat oleh Undang-Undang terkait juga

terfokus pada Deputi I.

Page 57: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

52

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Tabel 4. Mandat Langsung Peraturan Perundang-Undangan Perpustakaan

No

Peraturan

Perundang-

undangan

Deputi I Deputi II

1 UU No. 4/1990 -

Serah-Simpan

Karya Cetak dan

Karya Rekam

Penyimpanan secara khusus

karya cetak dan karya rekam

Mewujudkan koleksi nasional

Mewujudkan pelestarian koleksi

nasional

Menyimpan karya cetak dan

karya rekam mengenai Indonesia dari luar negeri

Pengelolaankarya cetak dan

karya rekam

2 UU No. 43/2007 -

Perpustakaan Pengembangan koleksi

perpustakaan

Penyimpanan koleksi khusus

Inventarisasi koleksi nasional

Penerbitan katalog induk

nasional (KIN) koleksi nasional

Distribusi koleksi nasional

Layanan perpustakaan

(lengembangan, tata cara, jejaring telematika)

Kerjasama antar perpustakaan

Mengembangkan koleksi

nasional yang memfasilitasi

terwujudnya masyarakat

pembelajar sepanjang hayat

Mengembangkan koleksi

nasional untuk melestarikan

hasil budaya bangsa

Mengidentifikasi dan

mengupayakan pengembalian naskah kuno yang berada di luar

negeri.

Kerja sama Perpustakaan

Nasional, perpustakaan umum

provinsi, dan/atau perpustakaan

umum kabupaten/kota dengan

organisasi profesi, atau dengan

lembaga pendidikan dan

pelatihan

Pemanfaatan sistem jejaring

perpustakaan yang berbasis teknologi informasi dan

komunikasi.

Memberikan penghargaan

kepada setiap orang yang

menyimpan, merawat, dan

melestarikan naskah kuno

Standar nasional

Perpustakaan:

a. standar koleksi

perpustakaan;

b. standar sarana dan

prasarana;

c. standar pelayanan

perpustakaan;

d. standar tenaga perpustakaan;

e. standar

penyelenggaraan;

f. standar pengelolaan

melakukan promosi

perpustakaan dan gemar

membaca

pembinaan dan

pengembangan tenaga

perpustakaan (pendidikan

formal dan/atau nonformal)

Fasilitasi pembudayaan

kegemaran membaca

penyediaan sarana

perpustakaan di

tempattempat umum yang

mudah dijangkau, murah,

dan bermutu.

mendorong tumbuhnya

taman bacaan masyarakat

dan rumah baca untuk

menunjang pembudayaan

kegemaran membaca

gerakan nasional gemar

membaca

membina dan

mengembangkan

kompetensi, profesionalitas

pustakawan, dan tenaga

teknis perpustakaan

3 PP No. 70/1991

Pelaksanaan UU

Nomor 4/1990

Pengelolaan karya cetak dan

karya rekam

a. penerimaan,

Page 58: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

53

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

No

Peraturan

Perundang-

undangan

Deputi I Deputi II

Tentang Serah-

Simpan Karya

Cetak

dan Karya-Rekam

b. penyimpanan,

c. pendayagunaan,

d. pelestarian,

e. pengawasan

Pencatatan karya cetak dan karya rekam

Pengolahan karya cetak dan

karya rekam

Penyimpanan karya cetak dan

karya rekam

Pelestarian karya cetak dan

karya rekam

Pendayagunaan karya cetak dan

karya rekam

Pembuatan Bibliografi Nasional Indonesia karya cetak dan karya

rekam

Penyelenggaraan pengelolaan

karya cetal dan karya rekam:

a. melakukan pemantauan

pelaksanaan serah-simpan

b. memberi peringatan kepada

para wajib serah-simpan

c. mendayagunakan

4 PP No. 23/1999 -

Pelaksanaan

Serah-Simpan dan

Pengelolaan Karya Rekam Film

Ceritera atau Film

Dokumenter

Pengelolaan karya film ceritera

atau film dokumenter:

a. penerimaan;

b. pengolahan; c. penyimpanan;

d. pendayagunaan;

e. pelestarian;

f. pengawasan dan

pelaksanaan serah-simpan

Pengolahan dan penyusunan

yang dilakukan dengan cara dan

teknik tertentu sebagai katalog,

bibliografi atau bentuk lainnya

Pembuatan Bibliografi Nasional

Indonesia Karya rekam film ceritera atau film dokumenter

Penyimpanan khusus film

ceritera atau film dokumenter

Pendayagunaan karya rekam

film ceritera atau film

dokumenter

Pelestarian karya rekam film

ceritera atau film dokumenter

Penyimpanan karya rekam film

ceritera atau film dokumenter

Pengawasan atas pelaksanaan serah simpan karya rekam film

ceritera atau film dokumenter

5 Keppres No

67/2000 - Perumusan kebijakan teknis di

bidang deposit, pengembangan

perumusan kebijakan teknis

di bidang penelitian dan

Page 59: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

54

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

No

Peraturan

Perundang-

undangan

Deputi I Deputi II

Perpustakaan

Nasional RI

bahan pustaka dan jasa

informasi serta preservasi;

Pengadaan dan pengolahan

bahan pustaka;

Pengelolaan karya cetak dan karya rekam sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

Penyelenggaraan jasa

informasi;

Penyelenggaraan kerja sama

dengan badan atau lembaga

baik pemerintah maupun swasta

serta organisasi

kepustakawanan di dalam

negeri maupun di luar negeri;

Pelestarian kandungan

informasi dan fisik bahan

pustaka

pengembangan sistem

perpustakaan, pendidikan

dan pelatihan serta

pengembangan berbagai

jenis perpustakaan;

penyelenggaraan penelitian

dan pengembangan sistem

perpustakaan;

penyelenggaraan dan

pengembangan pendidikan

dan pelatihan di bidang

perpustakaan;

penyelenggaraan

pengembangan berbagai

jenis perpustakaan;

pemasyarakatan dan peningkatan minat baca.

6 Perpres 103/2001 -

kedudukan, tugas,

fungsi,

kewenangan,

susunan organisasi

dan tata kerja

Lembaga

Pemerintah Non

Departemen

Perumusan dan pelaksanaan

kebijakan pelestarian pustaka

budaya bangsa dalam

mewujudkan koleksi deposit

nasional dan pemanfaatannya

Penetapan sistem informasi di

bidangnya

Page 60: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

55

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Tabel 5. Mandat Tidak Langsung Peraturan Perundang-Undangan Lainnya

No

Peraturan

Perundang-

undangan

Deputi I Deputi II

1 UU No. 20/2003 - Sistem Pendidikan

Nasional

Standar nasional sarana dan

prasarana perpustakaan

2 UU No 6/2014 -

Desa

Pembinaan perpustakaan

desa

3 UU No. 23/2014 - Pemerintahan

Daerah

Pelestarian karya cetak dan karya rekam koleksi sesuai

kewenangan nasional

(pelestarian koleksi)

Penerbitan katalog induk

nasional dan bibliografi sesuai

kewenangan nasional

(pelestarian koleksi)

Pelestarian naskah kuno dan

pengembalian naskah kuno

dari luar negeri (pelestarian

koleksi)

Pengembangan koleksi budaya

etnis nusantara yang berasal

dari luar negeri dan koleksi

budaya etnis nusantara yang

ditemukan sesuai kewenangan

nasional (pelestarian koleksi)

Penetapan standar dan

akreditasi perpustakaan

(pembinaan)

Pengelolaan Perpustakaan

sesuai kewenangan nasional

(pembinaan)

Pembudayaan gemar

membaca sesuai kewenangan nasional

(pembinaan)

Penyelenggaraan sertifikasi

pustakawan dan akreditasi

pendidikan dan pelatihan

perpustakaan (sertifikasi

dan akreditasi)

4 UU No. 28/2014 -

Hak Cipta Penggandaan tulisan secara

reprografi yang telah

dilakukan Pengumuman,

diringkas, atau dirangkum

untuk memenuhi permintaan

seseorang

Pembuatan salinan dilakukan

untuk pemeliharaan,

penggantian salinan yang

diperlukan, atau penggantian

salinan dalam hal salinan

hilang, rusak, atau musnah

dari koleksi permanen di

perpustakaan atau lembaga

arsip lain

Pembuatan salinan

dimaksudkan untuk komunikasi atau pertukaran

informasi antarperpustakaan,

antarlembaga arsip, serta

antara perpustakaan dan

lembaga arsip

5 UU No. 5/2017 -

Pemajuan

Kebudayaan

Inventarisasi Objek Pemajuan

Kebudayaan (pencatatan dan

pendokumentasian; penetapan;

dan pemutakhiran data

Pengamanan Objek Pemajuan

Kebudayaan (memutakhirkan

Page 61: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

56

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

No

Peraturan

Perundang-

undangan

Deputi I Deputi II

data dalam Sistem Pendataan

Kebudayaan Terpadu secara

terus-menerus; mewariskan

Objek Pemajuan Kebudayaan

kepada generasi berikutnya; dan memperjuangkan Objek

Pemajuan Kebudayaan

sebagai warisan budaya dunia

Pemeliharaan Objek Pemajuan

Kebudayaan (menjaga nilai

keluhuran dan kearifan Objek

Pemajuan Kebudayaan;

menggunakan Objek

Pemajuan Kebudayaan dalam

kehidupan sehari-hari;

menjaga keanekaragaman Objek Pemajuan Kebudayaan;

menghidupkan dan menjaga

ekosistem Kebudayaan untuk

setiap Objek Pemajuan

Kebudayaan; dan mewariskan

Objek Pemajuan Kebudayaan

kepada generasi berikutnya)

Penyelamatan Objek

Pemajuan Kebudayaan

(revitalisasi; repatriasi;

dan/atau restorasi)

Publikasi (penyebaran

informasi kepada publik baik

di dalam negeri maupun di

luar negeri dengan

menggunakan berbagai bentuk

media)

Pengembangan Objek

Pemajuan Kebudayaan

(penyebarluasan; pengkajian;

dan pengayaan keberagaman )

Pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan

Pembinaan Pemajuan

Kebudayaan

Page 62: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

57

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

3.2. Analisis Duplikasi Fungsi

Duplikasi fungsi terjadi pada Deputi I (Bidang Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi). Duplikasi terjadi pada eselon 2 mengenai

pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka. Selama ini pengolahan, pengelolan

dan pendayagunaan bahan perpustakaan terjadi tumpeng tindih antara Direktorat

Deposit Bahan Pustaka dengan Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan

Bahan Perpustakaan. Oleh karena itu, dalam penataan kelembagaan ke depan

harus jelas pembagian antara kedua direktorat tersebut dalam hal pengelolaan,

pengolahan dan pendayagunaan bahan perpustakaan.

3.3. Analisis Satuan Organisasi

Sebagaimana diuraikan sebelumnya, bahwa struktur organisasi

Perpustakaan Nasional dibagi menjadi tiga eselon 1, yaitu Sekretariat Utama,

Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, dan Deputi

Bidang Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan. Satuan organisasi disajikan

pada Tabel 6.

Tabel 6. Fungsi Perpustakaan Nasional Berdasarkan Kelompok Jabatan

No Fungsi-fungsi Perpustakaan Nasional kelompok Jabatan

1 Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di

bidang perpustakaan

Kepala

2 Pengembangan koleksi nasional dan jasa informasi Kepala

3 Pelestarian pustaka budaya bangsa dalam mewujudkan koleksi deposit nasional

Kepala

4 Pembinaan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran

membaca

Kepala

5 Pengembangan dan pembinaan sumber daya perpustakaan

Kepala

6 Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kehumasan, kepegawaian, keuangan,

perlengkapan, rumah tangga, dan hukum

Kepala

7 Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas semua unsur di lingkungan Perpustakaan Nasional RI

Kepala

8 Koordinasi, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan

Perpustakaan Nasional RI

Sekretaris Utama

9 Koordinasi perencanaan kebijakan teknis Perpustakaan

Nasional RI

Sekretaris Utama

Page 63: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

58

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

10 Pembinaan dan layanan administrasi ketatausahaan,

organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga

Perpustakaan Nasional RI

Sekretaris Utama

11 Koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan tugas Perpustakaan Nasional RI

Sekretaris Utama

12 Koordinasi hubungan masyarakat dan kerjasama dengan

masyarakat dan pihak eksternal perpustakaannasional RI

Sekretaris Utama

13 Koordinasi dalam penyusunan laporan Perpustakaan Nasional RI

Sekretaris Utama

14 Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan

bahan perpustakaan dan distribusi informasi

Deputi Bidang

Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

15 Pengadaan bahan perpustakaan untuk kebutuhan internal

dan eksternal institusi

Deputi Bidang

Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

16 Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir Deputi Bidang

Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

17 Pengolahan bahan perpustakaan sesuai dengan aturan ataustandar sistem yang telah ditetapkan

Deputi Bidang Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

18 Pengelolaan bahan perpustakaan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

Deputi Bidang

Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

19 Pelayanan bahan perpustakaan kepada pemustaka Deputi Bidang

Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

20 Pengembangan diversifikasi layanan berbasis teknologi

informasi dan komunikasi

Deputi Bidang

Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

21 Pendistribusian / penyebaran informasi kepada

masyarakat

Deputi Bidang

Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

22 Perumusan kebijakan teknis di bidang deposit bahan perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

23 Pengumpulan dan pengelolaan karya cetak, karya rekam,

dan karya digital sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Deputi Bidang

Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

24 Pengembangan repositorinasional Deputi Bidang

Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

25 Pengembalian naskah kuno yang ada di dalam dan luar

negeri

Deputi Bidang

Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

26 Penyediaan koleksi deposit bagi masyarakat yang

membutuhkan

Deputi Bidang

Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

27 Pemberdayaan koleksi deposit dan pendistribusian informasi deposit

Deputi Bidang Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

Page 64: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

59

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

28 Penyusunan dan pengawasan bibliografi nasional Deputi Bidang

Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

29 Penyusunan katalog induk nasional Deputi Bidang

Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

30 Pelayananpendaftaran dan pemberian nomor standar

terbitan / publikasi karya cetak, karya rekam, dan karya

digital

Deputi Bidang

Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi

31 Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca

Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya

Perpustakaan

32 Pembinaan perpustakaan Deputi Bidang

Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan

33 Sosialisasi dan pembudayaan kegemaran membaca Deputi Bidang

Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan

34 Peningkatan literasi informasi Deputi Bidang

Pengembangan Sumberdaya

Perpustakaan

35 Pengkajian dan penelitian perpustakaan Deputi Bidang

Pengembangan Sumberdaya

Perpustakaan

36 Pengkajian dan penelitian budaya kegemaran membaca. Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya

Perpustakaan

37 Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan dan pengelolaan pendidikan dan pelatihan, pengembangan

pustakawan serta pengembangan sistem standarisasi

nasional perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya

Perpustakaan

38 Penyelenggaraan, pengembangan, pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya

Perpustakaan

39 Penyelenggaraan dan pengembangan tenaga fungsional

pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan

Deputi Bidang

Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan

40 Penyelenggaraan dan pengembangan sistem

standarisasinasional perpustakaan

Deputi Bidang

Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan

41 Penetapan akreditasi penyelenggaraan suatu lembaga /

unit perpustakaan

Deputi Bidang

Pengembangan Sumberdaya

Perpustakaan

42 Perumusan kebijakan teknis pengawasan intern Inspektorat

43 Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya

Inspektorat

44 Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas

penugasan Kepala

Inspektorat

45 Penyusunan laporan hasil pengawasan Inspektorat

46 Pelaksanaan administrasi Inspektorat Inspektorat

Page 65: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

60

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

3.4. Analisis Struktur Fungsi sesuai Mandat yang diharapkan

Berdasarkan struktur organisasi yang diusulkan, beban kerja sesuai mandat

fungsi terbagi dalam 4 deputi dan 1 sekretariat utama. Dengan pembagian

tersebut, maka fungsi-fungsi tersebar merata di lima eselon 1 tersebut. Berikut

disajikan sebaran fungsi sesuai struktur organisasi yang diusulkan.

Tabel 7. Fungsi Perpustakaan Nasional Berdasarkan Kelompok Jabatan sesuai

Struktur Organisasi yang Diusulkan

No Fungsi-fungsi Perpustakaan Nasional kelompok Jabatan

1 pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di

bidang perpustakaan Kepala

2 pengembangan koleksi nasional dan jasa informasi Kepala

3 pelestarian pustaka budaya bangsa dalam mewujudkan koleksi

deposit nasional Kepala

4 pembinaan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran

membaca Kepala

5 pengembangan dan pembinaan sumber daya perpustakaan Kepala

6

pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

kehumasan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah

tangga, dan hukum

Kepala

7 pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

semua unsur di lingkungan Perpustakaan Nasional RI Kepala

8 koordinasi, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan

Perpustakaan Nasional RI Sekretaris Utama

9 koordinasi perencanaan kebijakan teknis Perpustakaan Nasional RI

Sekretaris Utama

10

pembinaan dan layanan administrasi ketatausahaan, organisasi

dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,

perlengkapan dan rumah tangga Perpustakaan Nasional RI

Sekretaris Utama

11 koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan tugas Perpustakaan Nasional RI Sekretaris Utama

12 koordinasi hubungan masyarakat dan kerjasama dengan

masyarakat dan pihak eksternal PerpustakaanNasional RI Sekretaris Utama

13 koordinasi dalam penyusunan laporan Perpustakaan Nasional

RI Sekretaris Utama

14 perumusan kebijakan teknis di bidang deposit bahan

perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan

Karya Cetak dan Karya Rekam

15

pengumpulan dan pengelolaan karya cetak, karya rekam, dan

karya digital sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

Deputi Bidang Pengembangan

Karya Cetak dan Karya Rekam

16 pengembangan repositorinasional Deputi Bidang Pengembangan

Karya Cetak dan Karya Rekam

17 pengembalian naskah kuno yang ada di dalam dan luar negeri Deputi Bidang Pengembangan

Karya Cetak dan Karya Rekam

Page 66: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

61

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

18 penyediaan koleksi deposit bagi masyarakat yang membutuhkan Deputi Bidang Pengembangan

Karya Cetak dan Karya Rekam

19 pemberdayaan koleksi deposit dan pendistribusian informasi deposit

Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam

20 penyusunan dan pengawasan bibliografi nasional Deputi Bidang Pengembangan

Karya Cetak dan Karya Rekam

21 penyusunan katalog induk nasional Deputi Bidang Pengembangan

Karya Cetak dan Karya Rekam

22 pelayananpendaftaran dan pemberian nomor standar terbitan / publikasi karya cetak, karya rekam, dan karya digital

Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam

23 perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan bahan

perpustakaan dan distribusi informasi

Deputi Bidang Pengembangan

Jasa Perpustakaan dan

Preservasi

24 pengadaan bahan perpustakaan untuk kebutuhan internal dan

eksternal institusi

Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan

Preservasi

25 mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir

Deputi Bidang Pengembangan

Jasa Perpustakaan dan

Preservasi

26 pengolahan bahan perpustakaan sesuai dengan aturan

ataustandar sistem yang telah ditetapkan

Deputi Bidang Pengembangan

Jasa Perpustakaan dan

Preservasi

27 pengelolaan bahan perpustakaan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

Deputi Bidang Pengembangan

Jasa Perpustakaan dan

Preservasi

28 pelayanan bahan perpustakaan kepada pemustaka

Deputi Bidang Pengembangan

Jasa Perpustakaan dan

Preservasi

29 pengembangan diversifikasi layanan berbasis teknologi

informasi dan komunikasi

Deputi Bidang Pengembangan

Jasa Perpustakaan dan Preservasi

30 pendistribusian / penyebaran informasi kepada masyarakat

Deputi Bidang Pengembangan

Jasa Perpustakaan dan

Preservasi

31 perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan perpustakaan

dan pembudayaan kegemaran membaca

Deputi Bidang Pengembangan

Perpustakaan

32 pembinaan perpustakaan Deputi Bidang Pengembangan

Perpustakaan

33 sosialisasi dan pembudayaan kegemaran membaca Deputi Bidang Pengembangan

Perpustakaan

34 peningkatan literasi informasi Deputi Bidang Pengembangan

Perpustakaan

35 pengkajian dan penelitian perpustakaan Deputi Bidang Pengembangan

Perpustakaan

36 pengkajian dan penelitian perpustakaan budaya kegemaran

membaca.

Deputi Bidang Pengembangan

Perpustakaan

37

Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan dan

pengelolaan pendidikan dan pelatihan, pengembangan

pustakawan serta pengembangan sistem standarisasi nasional

perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan

Sumber Daya Perpustakaan

38 Penyelenggaraan, pengembangan, pengelolaan pendidikan dan

pelatihan di bidang perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan

Sumber Daya Perpustakaan

39 Penyelenggaraan dan pengembangan tenaga fungsional pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan

Page 67: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

62

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

40 Penyelenggaraan dan pengembangan sistem

standarisasinasional perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan

Sumber Daya Perpustakaan

41 Penetapan akreditasi penyelenggaraan suatu lembaga / unit perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan

42 Perumusan kebijakan teknis pengawasan intern Inspektorat

43

Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan

kegiatan pengawasan lainnya

Inspektorat

44 Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan

Kepala Inspektorat

45 Penyusunan laporan hasil pengawasan Inspektorat

46 Pelaksanaan administrasi Inspektorat Inspektorat

3.5. Analisis Peluang Tumpang Tindih dengan Instansi Lain

Baik dalam struktur lama maupun yang baru, peluang tumpang tindih

terjadi pada Standar Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Hal ini dikarenakan,

Kementerian Pendidikan Nasional mengeluarkan Permendiknas No. 24 Tahun

2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan

Permendiknas No. 25 thun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan

Sekolah/Madrasah. Menurut Permendiknas ini, standar tenaga perpustakaan

sekolah/madrasah mencakup kepala perpustakaan sekolah/madrasah dan tenaga

perpustakaan sekolah/madrasah. Sementara di Perpustakaan Nasional sudah

memiliki 3 (tiga) Standar Nasional Perpustakaan (SNP), yaitu Peraturan Kepala

(Perka) Perpusnas No. 10 tahun 2017 tentang Standar Nasional Perpustakaan

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Perka Perpusnas No. 11 tahun 2017

tentang Standar Nasional Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Perka Perpusnas No. 12 tahun 2017 tentang Standar

Nasional Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Selain itu, peluang tumpang tindih juga terjadi pada pengembangan minat

baca. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbud No. 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, didalamnya memuat kewajiban

seluruh warga sekolah meluangkan waktu 15 menit membaca buku non teks

pelajaran sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Sementara Perpustakaan

Nasional mendapatkan amanat UU Nomor 43 Tahun 2007 yang menunjukkan

Page 68: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

63

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

bahwa merupakan kewajiban provinsi (Pemprov), kabupaten (Pemkab), maupun

kota (Pemkot) untuk menggalakkan promosi gemar membaca dengan

memanfaatkan perpustakaan. Perpusnas memasukkan fokus peningkatan

pengembangan perpustakaan dan budaya gemar membaca ke dalam prioritas

rencana kerja pemerintah (RKP). Oleh karena itu, perlu pembagian yang jelas

mengenai fungsi peningkatan kegemaran membaca, sehingga tidak terjadi

tumpang tindih kewenangan dan program antara Perpustakaan Nasional dengan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pelestarian naskah kuno menjadi wewenang Perpustakaan Nasional,

sebagaimana dikuatkan dengan tiga landasan hukum, yaitu: UU No. 43 Tahun

2007 tentang Perpustakaan, PP No. 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No.

43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dan Perka Perpusnas No. 14 Tahun 2014

Tentang Pendaftaran dan Pemberian Penghargaan Naskah Kuno. Namun

pelaksanaannya, dilakukan oleh Kementerian Agama terkait dengan naskah-

naskah keagamaan seperti kitab-kitab, dan oleh Arsip Nasional.

Tabel 8. Peluang Tumpang Tindih

No Potensi Konflik K/L Landasan

1 Standar

Perpustakaan

Sekolah/Madrasah

Kementerian

Pendidikan

Nasional

Permendiknas No. 25 Tahun 2008

tentang Standar Tenaga

Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Permendiknas No. 24 Tahun 2007

tentang Standar Sarana Dan

Prasarana untuk SD/MI,

SMP/MTs, dan SMA/MA Perpustakaan

Nasional Perka Perpusnas No. 10 tahun

2017 tentang Standar Nasional

Perpustakaan SD/MI

Perka Perpusnas No. 11 tahun

2017 tentang Standar Nasional

Perpustakaan SMP/MTs

Perka Perpusnas No. 12 tahun

2017 tentang Standar Nasional

Perpustakaan SMA/MA

2 Kegemaran

Membaca

Kementerian

Pendidikan

Nasional

Permendikbud No. 23 Tahun 2015

tentang Penumbuhan Budi Pekerti

Perpustakaan

Nasional UU Nomor 43 Tahun 2007

Perka Perpustakaan Nasional

Page 69: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

64

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Nomor 15 Tahun 2014 Tentang

Penghargaan Gerakan

Pembudayaan Kegemaran

Membaca

3 Pelestarian

Naskah Kuno

Perpusnas UU No. 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan

PP No. 24 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan UU No. 43 Tahun

2007 tentang Perpustakaan

Perka Perpusnas No. 14 Tahun

2014 Tentang Pendaftaran dan

Pemberian Penghargaan Naskah

Kuno

ANRI Arsip naskah-naskah

Kementerian

Agama

Naskah Keagamaan

4 Pelatihan Tenaga

Perpustakaan

Perpusnas Perka Perpusnas No. 10 tahun

2017 tentang Standar Nasional

Perpustakaan SD/MI

Perka Perpusnas No. 11 tahun

2017 tentang Standar Nasional

Perpustakaan SMP/MTs

Perka Perpusnas No. 12 tahun

2017 tentang Standar Nasional

Perpustakaan SMA/MA

Kemendiknas Permendiknas No. 25 Tahun 2008

tentang Standar Tenaga

Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Permendiknas No. 24 Tahun 2007

tentang Standar Sarana Dan

Prasarana untuk SD/MI,

SMP/MTs, dan SMA/MA

3.6 Analisis Kemampuan Struktur Organisasi yang Adaptif

Perkembangan Hukum melalui UU No. 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, dimana Perpustakaan menjadi Dinas, maka Perpustakaan

Nasional harus menata diri, dimana sesuai usulan terjadi peningkatan status dalam

hal pembinaan perpustakaan umum (daerah) dari eselon 3 menjadi eselon 2, yaitu

dengan membentuk Pusat Pembinaan Perpustakaan Umum dan Khusus. Pusat

inilah yang sejajar dengan Dinas Perpustakaan di Provinsi maupun

Kabupaten/Kota. Dengan demikian, usulan ini sudah sesuai dengan

perkembangan hukum.

Page 70: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

65

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Perputakaan Provinsi yang telah membentuk kelembagaan Pepustakaan di

Indonesia adalah 100 persen, dengan rincian 2 (dua) Dinas Perpustakaan berdiri

sendiri, yaitu Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur, 31 Dinas Perpustakaan

dan Arsip serta 1 (satu) Badan Perpustakaan dan Arsip, yaitu Daerah Istimewa

Yogyakarta, yang tergolong dalam tipologi sebagai berikut: 23 Dinas

Perpustakaan Tipe A, 10 Dinas Perpustakaan Tipe B, dan 1 Dinas Perpustakaan

Tipe C. Sementara perpustakaan Kabupaten/Kota yang telah membentuk

Kelembagaan Perpustakaan di Indonesia adalah 48, dimana 33 Dinas

Perpustakaan berdiri sendiri dan 449 Dinas Perpustakaan yang digabung dengan

unit lain. Adapun tipologi Dinas Perpustakaan sebagai berikut: 70 Dinas

Perpustakaan Tipe A, 179 Dinas Perpustakaan Tipe B, 227 Dinas Perpustakaan

Tipe C, Suku Dinas (eselon III) sebanyak 6 Dinas Perpustakaan di DKI Jakarta.

Sedangkan 32 Kabupaten/Kota belum membentuk Kelembagaan Perpustakaan,

dengan rincian 12 kabupaten/kota belum memiliki kelembagaan perpustakaan,

dan 19 kabupaten/kota di bawah Sekretariat Daerah.

Page 71: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

66

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

BAB 4

USULAN STRUKTUR

4.1 Urgensi Perubahan Struktur Eselon 1

Jangkauan pengaturan bertujuan untuk melihat arah pengembangan

struktur organisasi berdasarkan hasil perhitungan analisis algoritma. Perhitungan

analisis algoritma dikelompokkan untuk tiga eselon 1, yaitu Sekretaris Utama,

Deputi 1 (Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi) dan

Deputi 2 (Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan).

Berdasarkan informasi dari beberapa responden, berikut olahan data

kuisioner dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Algoritma Kriteria

Penilaian Status Organisasi memiliki 3 (tiga) indeks dengan 15

parameter strategis dan masing-masing parameter memiliki dua indikator (ya

dan tidak). Indeks kompleksitas memiliki 5 parameter, indeks formalisasi

internal memiliki 4 parameter, dan indeks parameter formalisasi eksternal

memiliki 6 parameter.

2. Algoritma Uji

Algoritma uji dihasilkan dari input kuesioner. Persentase diperoleh dari

data dan/atau informasi responden, yang merupakan pejabat structural di

lingkungan Perpustakaan Nasional. Secara lebih jelasnya, contoh uji coba di

Sekretariat Utama, Deputi 1 dan Deputi 2.

3. Algoritma Nilai

Berdasarkan Algoritma Kriteria dan Algoritma Uji, maka diperoleh

Algoritma Nilai yang merupakan hasil penyederhanaan dari system

perhitungan parameter dan kriteria. Untuk hasil uji Sekretariat Utama, Deputi

1, dan Deputi 2.

1). Hasil uji coba untuk Sekretaris Utama, bahwa nilai indeks Status

Organisasi Sekretaris Utama sebesar 2,59 artinya bernilai baik (Tabel 3).

Sementara magnitude yang paling kecil pengaruhnya hanya indeks

Kompleksitas sebesar 1,93 sedang indeks yang lainnya tinggi (Gambar 3).

Artinya, perlu pengembangan organisasi di Sekretariat Utama. Urgensi

Page 72: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

67

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

perubahan ini didasarkan pada kurang berperannnya fungsi Biro Informasi,

Komunikasi, dan Kerjasama dalam membangun komunikasi Perpustakaan

serta dalam membangun jejaring kerja dengan pihak lain selama ini.

Sementara untuk mengatasi perkembangan kelembagaan, baik internal

maupun eksternal, maka diperlukan peran Biro Hukum dan Organisasi.

Tabel 3. Indeks Status Organisasi Sekretariat Utama

Indeks Nilai

Kompleksitas 1.93

Formalisasi Internal 3.00

Formalisasi Eksternal 3.00

Index Status Organisasi 2.59

Gambar 3. Magnitude Indeks Status Organisasi Sekretaris Utama

2). Hasil uji coba untuk Deputi 1, bahwa nilai indeks Status Organisasi Deputi

1 sebesar 2,79 yang artinya bernilai baik (Tabel 4). Sementara magnitude

indeks yang paling kecil pengaruhnya hanya indeks Kompleksitas sebesar

2,41 sedang indeks yang lainnya tinggi (Gambar 4). Artinya, perlu

pengembangan organisasi di Deputi 1. Urgensi pengembangan

dikarenakan mandat Deputi I cukup besar oleh peraturan perundang-

Page 73: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

68

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

undangan yang terkait langsung dengan Perpustakaan, ditambah dengan

mandat dari Undang-Undang yang tidak terkait langsung namun

memberikan mandat, sebagaimana diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

Selain itu, Deputi ini memiliki landasan hukum yang kuat melalui

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak

dan Karya Rekam serta Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan itu sendiri.

Tabel 4. Indeks Status Organisasi Deputi 1

Indeks Nilai

Kompleksitas 2.41

Formalisasi Internal 3.00

Formalisasi Eksternal 3.00

Index Status Organisasi 2.79

Gambar 4. Magnitude Indeks Status Organisasi Deputi 1

3). Hasil uji coba untuk Deputi 2 melaporkan, bahwa nilai indek Status

Organisasi Deputi 2 sebesar 3,00 yang artinya bernilai baik (Tabel 5).

Dengan nilai semua indeks tinggi (Gambar 5). Artinya, perlu

Page 74: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

69

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

pengembangan organisasi di Deputi 2. Urgensi pengembangan Deputi 2

karena permasalahan pembinaan Perpustakaan, baik di Perpustakaan

Umum maupun Perpustakaan Sekolah selama ini dibina oleh eselon 3.

Padahal, Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Sekolah jumlahnya

ribuan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya dilakukan pengembangan. Selain

itu, peningkatan eselon ini juga disebabkan oleh perubahan struktur

perpustakaan di Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) yang dijabat oleh

Eselon 2. Artinya, ada kesenjangan komunikasi birokrasi antara

Pemerintah Daerah (Eselon 2) dan Pemerintah Pusat (Eselon 3).

Tabel 5. Indeks Status Organisasi Deputi 2

Indeks Nilai

Kompleksitas 3.00

Formalisasi Internal 3.00

Formalisasi Eksternal 3.00

Index Status Organisasi 3.00

Gambar 5. Magnitude Indeks Status Organisasi Deputi 2

Page 75: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

70

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

4.2 Urgensi Perubahan Struktur Eselon 2

Berdasarkan penilaian indeks, semua struktur organisasi eselon 1b layak

untuk dikembangkan karena sesuai dengan fungsi yang dituangkan dalam

peraturan perundang-undangan. Analisis berikutnya adalah penilaian terhadap

eselon 2 yang layak untuk dikembangkan. Penilaian ini menggunakan tingkat

kemunculan isian kuesioner dari responden.

Adapun eselon 2 pada lingkup Deputi I, yaitu

1. Direktorat Deposit Bahan Pustaka

2. Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka

3. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

4. Pusat Preservasi bahan Pustaka

Sedangkan eselon 2 pada lingkup Deputi 2, yaitu:

1. Pusat Pengembangan Pustakawan

2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan

3. Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca

Berdasarkan penilaian beban fungsi sebagaimana disajikan pada Tabel 6,

maka Biro Hukum dan Perencanaan (0,15) di Sekretariat Utama perlu

dikembangkan, sementara Pusat Deposit Bahan Pustaka (0,13) di Deputi 1 perlu

dikembangkan, dan Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat

Baca (0,17) di Deputi 2 perlu dikembangkan. Secara lebih jelasnya, penilaian

tersebut disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Beban Fungsi Struktur Organisasi

Page 76: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

71

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

4.3 Usulan Organisasi Eselon 1 dan 2

4.3.1 Perubahan Struktur Organisasi Perpusnas RI

Berdasarkan penilaian tersebut pada Tabel 6, maka struktur organisasi

Perpustakaan yang baru sebagaimana disajikan pada Gambar 6. Sementara rincian

tugas dan fungsinya untuk eselon 1 dan 2 ditempatkan pada bagian lampiran 1

(Draf Peraturan Presiden). Berikut struktur usulan struktur organisasi

Perpustakaan Nasional RI yang baru:

a. Sekretariat Utama

(1) Biro Hukum dan Organisasi

(2) Biro Perencanaan

(3) Biro Informasi, Komunikasi dan Kerjasama

(4) Biro Umum

b. Deputi I (Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam)

(1) Pusat Deposit Karya Cetak

(2) Pusat Deposit Karya Rekam

(3) Pusat Bibliografi Nasional

c. Deputi II (Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan

Preservasi)

(1) Pusat Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan

Insp Jmlh

1 2 3 4 1 2 3 1 2

1 A. UU no 4 th 1990 1 3 4 21 0 0 0 1 1 0 31

2 B. UU no 20 th 2003 4 3 5 1 1 8 18 3 1 0 44

3 C. UU no 43 th 2007 61 86 61 14 43 50 121 29 6 6 477

4 D. UU no 6 th 2014 0 1 2 0 2 3 24 1 0 0 33

5 E. UU no 23 th 2014 37 24 40 43 32 27 72 3 0 0 278

6 F. UU no 28 th 2018 50 19 16 9 2 0 0 3 0 0 99

7 G. UU no 5 th 2017 45 46 40 39 6 1 13 25 5 0 220

8 H. PP no 70 th 1991 1 3 6 21 1 0 0 0 0 0 32

9 I. PP no 23 th 1999 6 12 18 24 6 12 18 6 12 0 114

10 J. Keppres no 67 th 2000 29 46 17 16 18 16 38 54 40 26 300

11 K. Perpres no 103 th 2001 30 18 16 16 25 7 47 116 59 14 348

12 L. Perka PNRI no 3 th 2001 31 16 20 13 34 11 48 110 44 7 334

Total 295 277 245 217 170 135 399 351 168 53 2310

Rerata 24.58 23.08 20.42 18.08 14.17 11.25 33.25 29.25 14.00 4.42 192.50

Indeks Total 0.13 0.12 0.11 0.09 0.07 0.06 0.17 0.15 0.07 0.02 1.00

Peraturan Per-UU-anNo.Deputi 1 Deputi 2 Sestama

Page 77: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

72

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(2) Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

(3) Pusat Preservasi Bahan Perpustakaan

(4) Pusat Naskah Nusantara

d. Deputi III (Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan)

(1) Pusat Pembinaan Perpustakaan Umum dan Khusus

(2) Pusat Pembinaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan

Tinggi

(3) Pusat Pembudayaan dan Kegemaran Membaca

e. Deputi IV (Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan)

(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(2) Pusat Pengembangan Tenaga Perpustakaan

(3) Pusat Standarisasi Perpustakaan

Gambar 6. Usulan Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI yang Baru

4.3.2 Perubahan Struktur Organisasi pada Sekretariat Utama

Secara lebih rinci, perubahan untuk Sekretariat Utama disajikan pada

Gambar 7. Berdasarkan Gambar 7 tersebut, Sekretariat Utama terdiri dari 4

(empat) eselon 2, yaitu Biro Umum, Biro Hukum dan Organisasi, Biro

Perencanaan dan Kerjasama, dan Biro Informasi dan Komunikasi.

Page 78: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

73

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Gambar 7. Struktur Organisasi Sekretariat Utama yang Baru

Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanaan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Perpustakaan Nasional RI. Dalam melaksanakan

tugasnya, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan Perpustakaan Nasional

RI;

b. koordinasi perencanaan kebijakan teknis Perpustakaan Nasional RI;

c. pembinaan dan layanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan

tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan

dan rumah tangga Perpustakaan Nasional RI;

d. koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan tugas Perpustakaan Nasional RI;

e. koordinasi informasi, komunikasi dan kerjasama dengan pihak eksternal

Perpustakaan Nasional;

f. Perencanaan dengan masyarakat dan pihak eksternal

PerpustakaanNasional RI;

g. koordinasi dalam penyusunan laporan Perpustakaan Nasional RI.

4.3.3 Perubahan dan Penambahan Deputi Baru

Perubahan dan Penambahan Deputi dilakukan untuk menyelaraskan

terhadap beban mandat yang terjadi pada Deputi 1 maupun Deputi 2. Deputi 1

yang lama yaitu Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

dimekarkan menjadi 2 Deputi yaitu Deputi Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam

(Gambar 8) dan Deputi Bidang Jasa Informasi dan Preservasi (Gambar 9).

Berdasarkan Gambar 8, Deputi Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam, terdiri

Page 79: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

74

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

dari tiga jabatan eselon 2 yaitu (1) Pusat Deposit Karya Cetak, (2) Pusat Deposit

Karya Rekam, dan (3) Pusat Bibliografi Nasional.

Gambar 8. Struktur Organisasi Deputi Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam

Deputi Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam mempunyai tugas

menyelenggarakan pengelolaan karya cetak dan karya rekam sebagai koleksi

deposit nasional, mengembangkan repositori nasional, menyusun dan mengawasi

bibliografi nasional, melestarikan, menyediakan dan memberdayakan khasanah

hasil budaya bangsa. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Karya Cetak

dan Karya Rekam menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang deposit bahan perpustakaan;

b. Pengumpulan dan pengelolaan karya cetak, karya rekam, dan karya digital

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Pengembangan repositori nasional;

d. Pengembalian dan pendayagunaan naskah kuno yang ada di dalam dan luar

negeri;

e. Penyediaan koleksi deposit bagi masyarakat yang membutuhkan;

f. Pemberdayaan koleksi deposit dan pendistribusian informasi deposit;

g. Penyusunan dan pengawasan bibliografi nasional;

h. Penyusunan katalog induk nasional; dan

i. Pelayanan, pendaftaran dan pemberian nomor standar terbitan / publikasi

karya cetak, karya rekam, dan karya digital

Berdasarkan Gambar 9, Deputi Bidang Jasa Perpustakaan dan Preservasi

terdiri dari tiga jabatan eselon 2 yaitu (1) Pusat Pengembangan Koleksi Bahan

Page 80: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

75

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Perpustakaan, (2) Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, (3) Pusat Preservasi

Bahan Perpustakaan; dan (4) Pusat Naskah Nusantara.

Gambar 9. Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan

dan Preservasi

Deputi Bidang Jasa Perpustakaan dan Preservasi mempunyai tugas

menyelenggarakan, mengembangkan koleksi nasional, mengolah, melayankan,

serta mendistribusikan informasi kepada masyarakat. Dalam melaksanakan

tugasnya, Deputi Bidang Pengembangan Jasa Informasi dan Preservasi

menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan bahan perpustakaan

dan distribusi informasi;

b. Pengadaan bahan perpustakaan untuk kebutuhan internal dan eksternal

institusi;

c. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir;

d. Pengolahan bahan perpustakaan sesuai dengan aturan atau standar sistem

yang telah ditetapkan;

e. Pengelolaan bahan perpustakaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

f. Pelayanan bahan perpustakaan kepada pemustaka;

g. Pengumpulan dan pengolahan naskah-naskah nusantara;

h. Pengembangan diversifikasi layanan berbasis teknologi informasi dan

komunikasi;

i. Pendistribusian / penyebaran informasi kepada masyarakat

Page 81: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

76

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Deputi 2 yang lama yaitu Deputi Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan

dimekarkan menjadi 2 Deputi yaitu Deputi Pengembangan Perpustakaan (Gambar

10) dan Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan (Gambar 11).

Berdasarkan Gambar 10, Deputi Pengembangan Perpustakaan terdiri dari tiga

jabatan eselon 2 yaitu (1) Pusat Pembinaan Perpustakaan Umum dan Khusus, (2)

Pusat Pembinaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah, dan Perguruan Tinggi, dan (3)

Pusat Pembudayaan Kegemaran Membaca.

Gambar 10. Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan

Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan mempunyai tugas

menyelenggarakan pembinaan perpustakaan dan membudayakan kegemaran

membaca. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Pengembangan

Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan perpustakaan dan

pembudayaan kegemaran membaca;

b. Pembinaan perpustakaan;

c. Sosialisasi dan pembudayaan kegemaran membaca;

d. Peningkatan literasi informasi;

e. Pengkajian dan penelitian perpustakaan; dan

f. Pengkajian dan penelitian budaya kegemaran membaca.

Berdasarkan Gambar 11, Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan terdiri

dari tiga jabatan eselon 2 yaitu (1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, (2) Pusat

Pengembangan Tenaga Perpustakaan, dan (3) Pusat Standarisasi Perpustakaan.

Page 82: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

77

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Gambar 11. Struktur Organisasi Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan

Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan mempunyai tugas

menyelenggarakan pengembangan dan pengelolaan pendidikan dan pelatihan,

pengembangan pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan serta pengembangan

sistem standarisasi nasional perpustakaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi

Bidang Sumber Daya Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan dan pengelolaan

pendidikan dan pelatihan, pengembangan tenaga pustakawan dan tenaga

teknis perpustakaan serta pengembangan sistem standarisasi nasional

perpustakaan;

b. Penyelenggaraan, pengembangan, pengelolaan pendidikan dan pelatihan di

bidang perpustakaan;

c. Penyelenggaraan dan pengembangan tenaga fungsional pustakawan dan

tenaga teknis perpustakaan;

d. Penyelenggaraan dan pengembangan sistem standarisasi nasional

perpustakaan; dan

e. Penetapan akreditasi penyelenggaraan suatu lembaga / unit perpustakaan.

4.4 Jenis Jabatan Eselon 1 dan 2

Berdasarkan perubahan struktur organisasi Perpustakaan Nasional yang

diusulkan sebagai mana tertera pada gambar 2, maka terdapat 5 jenis jabatan

struktural eselon 1B yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Perpustakaan Nasional RI yang terdiri:

(1) Sekretariat Utama,

Page 83: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

78

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(2) Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam,

(3) Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi,

(4) Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan,

(5) Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan

Lima jenis jabatan struktural eselon 2 yang bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dan dikoordinasikan kepada Sekretaris

Utama yang terdiri:

(1) Inspektorat,

(2) Pusat Penelitian dan Pengembangan,

(3) Pusat Kajian dan Informasi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, dan

(4) Pusat Kajian dan Informasi Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Selain itu ada jabatan - jabatan struktural eselon 2 yang bertanggung jawab

terhadap masing-masing pejabat eselon 1B yaitu:

I. Jabatan Eselon 2 dibawah Sekretaris Utama

(1) Biro Hukum dan Organisasi

(2) Biro Perencanaan

(3) Biro Informasi, Komunikasi dan Kerjasama

(4) Biro Umum

II. Jabatan Eselon 2 dibawah Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak, Karya

Rekam, dan Karya Elektronik

(1) Pusat Deposit Karya Cetak,

(2) Pusat Deposit Karya Rekam,

(3) Pusat Bibliografi Nasional.

III. Jabatan Eselon 2 dibawah Deputi Bidang Pengembangan Jasa Informasi dan

Preservasi

(1) Pusat Pengembangan Bahan Perpustakaan,

(2) Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi,

(3) Pusat Preservasi Bahan Perpustakaan.

(4) Pusat Naskah Nusantara

IV. Jabatan Eselon 2 dibawah Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan

Page 84: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

79

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(1) Pusat Pembinaan Perpustakaan Umum dan Khusus,

(2) Pusat Pembinaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi,

(3) Pusat Pembudayaan Kegemaran Membaca

V. Jabatan Eselon 2 dibawah Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya

Perpustakaan

(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan,

(2) Pusat Pengembangan Tenaga Perpustakaan,

(3) Pusat Standarisasi Perpustakaan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, setidaknya terjadi perubahan struktur

organisasi yang signifikan. Oleh karenanya perlu pengaturan melalui Peraturan

Presiden yang baru. Peraturan Presiden yang baru tersebut mengatur struktur baru

kelembagaan di Perpustakaan yang tidak hanya disebabkan oleh mandat, akan

tetapi juga komunikasi birokrasi yang berkembang, dimana beberapa eselon 3

sudah layak dinaikan menjadi eselon 2. Sementara itu, penambahan mandat hanya

akan memberatkan struktur organisasi Perpustakaan lama yang sangat ramping.

Dengan demikian, karena perubahan struktur organisasi melebihi 50 persen, maka

perrlu aturan (Peraturan Presiden) yang baru guna mendukung tugas dan fungsi

Perpustakaan.

Sementara itu, dengan struktur usulan baru tersebut, maka akan ada 5

eselon 1A untuk Kepala Perpusnas, Deputi dan Sekretaris Utama, dan 20 eselon

2A, yaitu 17 eselon 2 di bawah Deputi, 3 eselon 2 di bawah Sekretariat Utama,

dan 1 orang Inspektorat. Perbandingan tersebut disajikan pada Tabel di bawah ini.

Struktur Eksisting Struktur Usulan

Eselon 1A (Deputi, Sestama) 4 6

Eselon IIA 10 21

Eselon IIB 1 -

Page 85: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

80

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

BAB 5

DAMPAK STRUKTUR BARU TERHADAP ORGANISASI INTI

5.1 Keterkaitan Antara Mandat Organisasi dan Rencana Strategis

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

5.1.1 Gambaran Umum Mandat Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Mandat organisasi umumnya memuat hal-hal yang “HARUS”

dilaksanakan meliputi; persyaratan-persyaratan dan batasan-batasan yang muncul

dari undang-undang, peraturan-peraturan, piagam, pasal-pasal ataupun perjanjian-

perjanjian yang mengikat dalam surat keputusan.

Mandat Perpustakaan Nasional RI berdasarkan persyaratan-persyaratan

dan batasan-batasan dari UU dan peraturan-peraturan sebagai berikut :

1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak

dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3418);

2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4774);

3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun

2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700)

5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

6) Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak

dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991

Page 86: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

81

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3457);

7) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Serah

Simpan dan Pengelolaan Karya Rekam Film Cerita atau Film Dokumenter

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 41, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3820);

8) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503)

9) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3)

10) Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;

11) Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan

Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun

2005;

12) Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1 Tahun

2012;

13) Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 04 Tahun 2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan

Proklamator Bung Karno;

14) Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Rencana Strategis Perpustakaan Nasional tahun 2015 – 2019 disusun

berdasarkan mandat organisasi Perpustakaan Nasional RI tersebut diatas.

Page 87: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

82

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Rencana strategis juga sebagai suatu proses pemilihan tujuan-tujuan

organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan program-program strategis yang

diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut dan penetapan metoda-metoda yang

diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah

diimplementasikan sesuai dengan mandat yang diberikan.

5.1.2 Ringkasan Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2015 –

2019 Perubahan

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa tujuan Negara

Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas: (i) melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (ii) memajukan

kesejahteraan umum; (iii) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (iv) ikut

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial. Upaya mencapai tujuan tersebut dilakukan

melalui pembangunan nasional sebagaimana dituangkan dalam Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional, sebagai upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa

dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal

1 angka 1 menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan institusi pengelola

rekaman gagasan, pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan umat manusia

serta mempunyai fungsi utama melestarikan hasil budaya umat manusia

khususnya yang berbentuk dokumen karya tulis, karya cetak dan/atau karya

rekam lainnya, dengan tujuan memberikan layanan kepada pemustaka,

meningkatkan kegemaran membaca dan wahana belajar sepanjang hayat.

Sebelum terbit Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan, Perpusnas telah mendapat amanat Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Undang-

Undang ini mengamanatkan Perpusnas untuk mengelola kewajiban serah-

simpan karya cetak dan karya rekam.

Page 88: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

83

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Selain itu, Perpusnas dalam fungsinya sebagai perpustakaan

pelestarian karya anak bangsa tidak hanya melestarikan karya cetak karya

rekam tetapi juga melestarikan pemikiran/ide/gagasan pendiri bangsa

Indonesia (founding fathers) tokoh Proklamator dengan membentuk

kelembagaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno di Blitar dan

Perpustakaan Proklamator Bung Hatta di Bukit Tinggi. Hal tersebut dalam

rangka mengaktualisasikan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme kedua

tokoh proklamator untuk mendukung pembangunan manusia Indonesia yang

berkarakter dalam budaya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) pada pasal 5 ayat 5 menekankan bahwa setiap warga

negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang

hayat. Saat ini telah terbit Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, sebagai tindak

lanjut Undang-Undang Sisdiknas. Program ini menekankan pentingnya

nilai-nilai moral dan budi pekerti dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab

anak terhadap dirinya sendiri, lingkungan, maupun keluarga. Salah satu

program wajib dari pendidikan budi pekerti adalah membentuk kebiasaan

siswa membaca buku. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik, menjamin masyarakat untuk memperoleh

informasi sebagai bagian dari hak asasi manusia dan salah satu wujud

kehidupan berbangsa yang demokratis. Dalam hal ini perpustakaan memiliki

peran sangat penting sebagai penyedia dan pengelola informasi berbasis

bahan perpustakaan.

Sejumlah data mengungkapkan bahwa saat ini tingkat literasi

masyarakat Indonesia yang dilaksanakan oleh Central Conecticut State

University (CCSU) mendapat peringkat 60 dari 61 negara, sementara itu

berdasarkan pemeringkatan Programme for International Student

Assessment (PISA) yang dilakukan tiap tiga tahun sekali oleh OECD

(Organisation for Economic Co-operation and Development) tahun 2016

Indonesia menempati peringkat 69 dari 76 negara dengan skor membaca di

bawah rata-rata 396 dengan kecenderungan meningkat 2,3 poin per-tahun.

Page 89: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

84

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Bila dibandingkan posisi pada tahun 2012 berdasar nilai median, capaian

membaca siswa Indonesia meningkat dari 337 poin di tahun 2012 menjadi

350 poin di tahun 2015. Nilai matematika melonjak 17 poin dari 318 poin di

tahun 2012, menjadi 335 poin di tahun 2015. Lonjakan tertinggi terlihat

pada capaian sains yang mengalami kenaikan dari 327 poin di tahun 2012

menjadi 359 poin di tahun 2015. Peningkatan capaian median yang lebih

tinggi dari mean ini merupakan indikator yang baik dari sisi peningkatan

akses dan pemerataan kualitas secara inklusif. Sementara itu berdasarkan

kajian Perpusnas tahun 2015 mengenai minat baca masyarakat Indonesia

memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai minat baca yang

belum optimal dengan skala nilai 25,3.

Upaya peningkatan budaya baca masyarakat perlu dilakukan secara

struktur, masif, terpadu dan komprehensif dengan berbagai pemangku

kepentingan. Dimensi budaya baca pada masyarakat dapat dilihat dari

beberapa variabel, antara lain: (1) rasio buku dengan jumlah penduduk; (2)

fasilitas perpustakaan dan taman bacaan; (3) penerbit, penulis dan toko

buku; (4) akses internet, digitalisasi perpustakaan berbasis web; (5)

distribusi (memperkecil kesenjangan antar wilayah); (6) daya beli

masyarakat; dan (7) lingkungan yang kondusif.

Rencana Strategis (Renstra) Perpusnas Tahun 2010-2014 mempunyai

fokus pengembangan perpustakaan di Indonesia yaitu dengan program

pengembangan berbagai jenis perpustakaan.

Page 90: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

85

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Tabel 7. Capaian Renstra 2010-2014

Namun demikian belum semua program tuntas dilaksanakan, antara

lain program peningkatan jumlah tenaga perpustakan, program ektensifikasi

layanan perpustakaan serta program pengembangan koleksi. Selain program

tersebut, terkait dengan fungsi manajerial seperti pengawasan dan

pengendalian serta organisasi tata laksana masih perlu dioptimalkan.

Renstra tahun 2015-2019 menjamin keberlanjutan Renstra 2010-2014.

B. Visi, Misi, Dan Tujuan Perpustakaan Nasional RI

Visi dan Misi serta tujuan Perpustakaan Nasional RI mengacu pada

Visi dan Misi Kabinet Kerja Tahun 2015 – 2019 serta sembilan agenda

prioritas yang dikenal dengan Nawa Citta yang ingin diwujudkan pada

Kabinet Kerja, sebagai berikut:

(1) Visi, Misi, dan Sembilan Agenda Prioritas Pemerintah Kabinet Kerja

Visi:

"Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong"

Page 91: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

86

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Misi:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia

sebagai Negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis

berlandaskan Negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jatidiri

sebagai Negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Sembilan Agenda Prioritas (Nawa Cita):

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar

Internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-

sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

Page 92: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

87

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial

Indonesia.

(2) Visi dan Misi Perpustakaan Nasional RI

Mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Kabinet Kerja tahun 2015-2019,

serta sembilan agenda prioritas atau NAWA CITA, maka visi dan misi

Perpustakaan Nasional adalah sebagai berikut:

Visi:

"Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan

Memberdayakan Perpustakaan"

Misi:

Dalam upaya pencapaian terhadap visi Perpustakaan Nasional, maka misi

yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya layanan prima perpustakaan.

2. Terwujudnya Perpustakaan Sebagai Pelestari Khazanah Budaya

Bangsa.

3. Terwujudnya Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan.

(3) Tujuan Perpustakaan Nasional RI

Tujuan utama Perpustakaan Nasional RI adalah Terwujudnya Indonesia

Cerdas melalui Gemar Membaca dengan Memberdayakan Perpustakaan.

Dengan indikator kinerja utama adalah Nilai tingkat kegemaran membaca

masyarakat.

(4) Sasaran Strategis Perpustakaan Nasional RI

1. Terwujudnya Layanan Prima Perpustakaan, dengan indikator kinerja

utama adalah Nilai tingkat kepuasan pemustaka.

2. Terwujudnya Perpustakaan Sebagai Pelestari Khazanah Budaya

Bangsa, dengan indikator kinerja utama adalah :

Page 93: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

88

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(1) Persentase peningkatan serah-simpan KCKR menjadi koleksi

nasional,

(2) Persentase peningkatan pelestarian bahan pustaka dan naskah kuno

3. Terwujudnya Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan,

dengan indikator kinerja utama adalah Persentase perpustakaan sesuai

standar nasional perpustakaan.

C. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perpustakaan

1. Mewujudkan Perpustakaan Sesuai Standar Nasional

Perpustakaan, melalui:

a. Meningkatan jumlah ketersediaan dan kemerataan perpustakaan di

seluruh wlayah Indonesia.

b. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan perpustakaan sesuai

standar nasional perpustakaan.

2. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan tenaga

perpustakaan, melalui:

a. Meningkatkan jumlah dan sebaran tenaga perpustakaan yang

memiliki kompetensi.

b. Meningkatkan jumlah pustakawan tersertifikasi.

3. Mewujudkan Koleksi Nasional Perpustakaan yang lengkap dan

merata untuk memenuhi kebutuhan pemustaka di seluruh

wilayah Indonesia, dengan strategi:

a. Meningkatkan Serah-Simpan KCKR menjadi koleksi nasional.

b. Peningkatan rasio ketersediaan koleksi dengan jumlah pemustaka.

c. Meningkatkan rasio penambahan koleksi nasional yang lengkap

dan mutakhir.

d. Meningkatkan pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno

memiliki nilai intelektual dan signifikansi ke-Indonesiaan.

e. Meningkatkan alih-bahasa, alih-aksara, alih-media, penelitian dan

publikasi naskah kuno nusantara.

Page 94: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

89

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

4. Meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan dan Pemerataan

Akses Layanan Perpustakaan, dengan strategi:

a. Meningkatkan tingkat kepuasan pemustaka.

b. Meningkatkan perpustakaan yang tergabung dalam jejaring

nasional perpustakaan.

c. Meningkatkan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno.

d. Meningkatkan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta.

D. Kerangka Regulasi

Agar tugas, fungsi, dan kewenangan Perpustakaan Nasional RI dapat

berjalan dengan baik dalam pelaksanaan program dan kegiatan, diperlukan

dukungan regulasi yang memadai.

Kerangka regulasi yang disusun pada tahun 2015-2019 antara lain

adalah Amandemen Undang-Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah-

Simpan Karya cetak dan Karya Rekam, Peraturan Pemerintah yang bisa

mengakomodir karya cetak dan karya rekam dalam bentuk digital,

Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang :

1. Standar pengelolaan objek digital bahan perpustakaan,

2. Grand Desain pengembangan perpustakaan lingkup nasional,

3. Grand Desain pengembangan koleksi bahan perpustakaan lingkup

nasional,

4. Grand Desain pengembangan tenaga perpustakaan lingkup nasional,

5. Grand Desain pengembangan layanan perpustakaan lingkup nasional,

6. Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan.

E. Kerangka Kelembagaan

Pelaksanaan pembangunan di bidang perpustakaan memerlukan

dukungan kelembagaan yang kuat sebagaimana diamanatkan Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Prioritas kegiatan

penguatan kelembagaan tahun 2015-2019 antara lain melalui:

1. Penguatan kapasitas kelembagaan perpustakaan.

2. Pembentukan Dewan Perpustakaan.

Page 95: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

90

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

3. Pembinaan organisasi profesi pustakawan.

4. Penguatan lembaga akreditasi perpustakaan dan sertifikasi

pustakawan.

5. Penyelarasan struktur dan tata kelola Perpustakaan Nasional.

5.2 Dampak Struktur Baru Terhadap Organisasi Inti Terhadap Pemangku

Kepentingan

5.2.1 Dampak Perubahan Struktur Organisasi

Perubahan organisasi merupakan suatu dinamika dari sebuah proses

perubahan dari keadaan yang semula menuju arah masa depan yang diideakan

untuk peningkatan efektifitas dalam berorganisasi. Demikian halnya, dengan

Perpustakaan Nasional RI munculnya banyak argumentasi untuk merubah dan

membuat struktur organisasi baru tidak lain adalah bertujuan untuk mencari cara

baru atau memperbaiki dalam menggunakan resources dan capabilities dengan

tujuan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam menciptakan nilai dan

meningkatkan hasil yang diinginkan oleh stakeholders.

Menurut Desplaces (2005) perubahan yang terjadi dalam organisasi

seringkali membawa dampak ikutan yang selalu tidak menguntungkan. Bahkan

menurut Abrahamson (2000), perubahan itu akan menimbulkan kejadian yang

“dramatis” yang harus dihadapi oleh semua warga organisasi. Meskipun

perubahan organisasi tidak langsung memberikan manfaat yang besar bagi

kemajuan organisasi, namun beberapa praktisi tetap meyakini tentang pentingnya

suatu organisasi untuk melakukan perubahan.

Meskipun cara-cara beraktifitas yang mapan itu menjadi pedoman bagi

semua anggota organisasi, namun cara-cara beraktifitas itu bukannya sesuatu yang

tidak dapat berubah. Perubahan terhadap pola-pola beraktifitas yang mapan itu

dapat terjadi, baik karena sebab dari dalam maupun dari luar organisasi.

Perubahan-perubahan atas cara-cara beraktifitas yang mapan ini dapat terjadi

secara mendasar maupun tidak mendasar.

Perubahan yang tidak mendasar dapat terjadi misalnya dengan masuknya

anggota baru dalam aktifitas yang selama ini dijalankan oleh organisasi.

Bertambahnya anggota ini akan mengubah cara-cara beraktifitas yang telah

Page 96: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

91

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

mapan itu sebagai usaha untuk mengakomodasi masuknya anggota baru, dan

selanjutnya pola ini akan menjadi pola baru yang kemudian menjadi mapan

kembali. Jadi disini tidak ada perubahan mendasar yang terjadi.

Berbeda dengan itu, perubahan mendasar akan dapat terjadi jika pola-pola

aktifitas yang mapan, yang selama ini menjadi pedoman perilaku dan interaksi

antar anggota dalam organisasi itu berubah secara mendasar. Perubahan ini dapat

disebabkan karena sebab dari dalam, misalnya perubahan tujuan, introduksi

teknologi yang baru, struktur organisasi, perubahan bagian-bagian dan

sebagainya, maupun perubahan dari luar, misalnya berubahnya sistem sosial

ekonomi masyarakat serta perubahan kondisi lingkungan organisasi lainnya.

Perubahan-perubahan pada pola-pola aktivitas yang mapan ini akan

memiliki dampak bagi individu, kelompok maupun bagi organisasi secara

keseluruhan. Reperkusi perubahan itu dapat berdampak bagi individu. Organisasi

mengintrodusi perubahan melalui orang-orang atau individu dalam organisasi.

Jika orang-orang yang ada dalam organisasi tidak memiliki kehendak cukup besar

dan tidak memiliki tanggung jawab untuk melakukan perubahan organisasi, maka

perubahan akan sukar dilakukan.

Hal ini terjadi misalnya jika introduksi teknologi baru yang digunakan

organisasi tidak ditanggapi dengan upaya untuk mempelajari teknologi baru itu

dan tidak segera dilaksanakan sesuai dengan rencana penerapan teknologi itu,

karena dipandang akan menyingkirkan orang-orang yang tidak memiliki

ketrampilan maupun kemampuan yang sesuai dengan teknologi itu.

Sebaliknya, jika kehendak untuk melakukan perubahan itu kuat, dan usaha

itu segera diwujudkan dengan tindakan nyata, maka perubahan organisasi dapat

dengan cepat terjadi. Pada dasarnya setiap individu memiliki kemampuan untuk

belajar beradaptasi dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pola

perilaku yang sesuai dengan lingkungannya yang senantiasa mengalami

perubahan secara terus menerus.

Oleh karenanya, menjadi penting bagi para pemangku kebijakan di

Perpustakaan Nasional RI untuk memperhatikan tiga hal sebagai berikut :

Page 97: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

92

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

1. Target Perubahan

Pegawai-pegawai yang terstruktur dalam satu bidang pekerjaan yang

ada dalam Perpustakaan Nasional RI juga memainkan peran penting dalam

merespon perubahan dari struktur organisasi Perpustakaaan Nasional RI

yang baru.

Peran mereka secara kelembagaan dapat berbeda-beda, misalnya,

pegawai-pegawai di salah satu bidang dapat dijadikan kelompok-

kelompok yang dipergunakan sebagai media perubahan (medium of

change), kelompok-kelompok sebagai sasaran perubahan (target of

change) dan kelompok-kelompok sebagai agen perubahan (agent of

change).

Gejala ini menunjukkan bahwa kelompok-kelompok dalam

organisasi memiliki peran penting dalam perubahan organisasi. Jika makin

banyak pihak, baik individu anggota organisasi maupun kelompok-

kelompok dalam organisasi tersebut terkena dampak perubahan, maka

secara keseluruhan, organisasi juga akan mengalami perubahan.

Sudah barang tentu respon terhadap perubahan itu akan berbeda-

beda. 1). Jika perubahan dirasakan memberikan kemudahan dan

keuntungan maka perubahan itu akan cepat diterima, 2). jika perubahan itu

tidak secara Iangsung memiliki konsekuensi tertentu maka respon tidak

akan diberikan, 3). jika perubahan itu secara langsung merugikan, maka

pihak-pihak yang dirugikan itu akan berupaya menolak atau jika mungkin

melakukan perlawanan terhadap perubahan itu.

Perbedaan respon atau reaksi terhadap perubahan dalam organisasi

ini tidak didasarkan pada kenyataan atau fakta yang ada, tetapi lebih

banyak ditentukan oleh persepsi yang dimiliki oleh para anggota dalam

organisasi. Jadi dalam hal ini, apa akibat yang diterima sebagai dampak

dari perubahan, adalah ditentukan oleh bagaimana para anggota organisasi

itu melihat dan memaknai situasinya. Suatu perubahan yang berhasil

merupakan perubahan yang memiliki kekuatan lebih besar untuk

mengatasi penolakan dan perlawanan terhadap perubahan itu.

Page 98: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

93

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Perubahan-perubahan organisasi dapat terjadi pada tingkat individu,

kelompok maupun organisasi secara keseluruhan. Perubahan ini dapat

berupa perubahan pengetahuan (knowledge change), perubahan sikap

(attitudinal change) maupun perubahan pada tingkat kelompok atau

organisasi (group or organizational change).

Sehingga dalam merubah struktur dan organisiasi di lingkungan

Perpustakaan Nasional RI perlu kiranya mempertimbangkan faktor-faktor

berikut :

a. Sumber Daya Manusia Perpustakaan Nasional RI

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional

RI merupakan aset penting bagi kelembagaan Perpustakaan Nasional

RI. Pada akhirnya, sumber daya manusia yang ada di lingkungan

Perpustakaan Nasional RI wajib mempunyai kompetensi berdasarkan

pada keahlian dan kemampuan mereka. Karena keahlian dan

kemampuan ini memberikan keuntungan bagi Perpustakaan Nasional

RI untuk mencapai visi dan misinya, Perpustakaan Nasional RI sebagai

sebuah lembaga juga harus terus menerus mengawasi strukturnya

untuk mencari cara yang paling efektif dalam memotivasi dan

mengorganisir sumber daya manusia yang dimiliki untuk memperoleh

dan menggunakan keahlian mereka.

b. Sumber Daya Fungsional Perpustakaaan Nasional RI

Suatu organisasi dapat meningkatkan nilai (value) dengan

merubah struktur, budaya dan teknologi. Perubahan dari fungsional ke

sebuah produk sebagai contoh, mempercepat proses pengembangan

layanan baru dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Sehingga harapan dengan perubahan struktur fungsional dan

organisasi di Perpustakaan Nasional dapat membantu menyediakan

suatu pengaturan di mana orang-orang termotivasi untuk

melaksanakannya.

Page 99: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

94

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

c. Kemampuan Teknologi Perpustakaan Nasional RI

Kemampuan teknologi yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI

akan memberi suatu kapasitas yang besar untuk merubah pola kerja

dengan sendirinya sesuai dengan tujuan untuk mencapai visi misi

Perpustakaan Nasional RI.

Pada tingkat organisasi, Perpustakaan Nasional RI harus

menyediakan konteks yang memungkinkan untuk menerjemahkan

kompetensi teknologinya menjadi nilai bagi para pemangku

kepentingan di lingkungan Perpustakaan Nasional RI.

d. Kemampuan Organisasi Perpustakaan Nasional RI

Melalui struktur organisasi dan budaya, Perpustakaan Nasional RI

dapat memanfaatkan sumber daya manusia dan fungsional untuk

memanfaatkan peluang teknologi.

Perubahan organisasi Perpustakaan Nasional RI akan melibatkan

hubungan antara manusia dan fungsi-fungsi untuk meningkatkan

kemampuan mereka dalam menciptakan nilai.

2. Tuntutan untuk Perubahan Struktur dan Organisasi Perpustakaan

Nasional RI

Sebagaimana perubahan perilaku seseorang secara individual yang

tidak mudah, maka perubahan perilaku kelompok bahkan pada organisasi

besar seperti Perpustakaan Nasional RI jauh lebih sulit dan lebih komplek.

Perubahan perilaku kelompok yang berujung pada perubahan

organisasi mempunyai implikasi pada perubahan norma-norma, kebiasaan-

kebiasaan, dan bahkan keseluruhan "budaya" yang ada dalam organisasi

tersebut akan turut berubah.

Oleh karenanya, ketika suatu perubahan terjadi dalam sebuah

organisasi maka pengaruhnya akan segera dialami tidak saja oleh bagian

yang terkena secara langsung, tetapi juga bagian lain yang berkaitan

dengan bagian yang secara langsung mengalami perubahan itu.

Adanya bermacam-macam cara perubahan organisasi, pada

gilirannya akan menghasilkan masalah di dalam organisasi maupun

Page 100: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

95

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

terhadap lingkungan organisasi yang bermacam-macam pula. Dapat saja

satu perubahan akan mendapatkan reaksi tunggal, tetapi pada umumnya

reaksi yang muncul merupakan reaksi yang beraneka ragam dari para

pegawai yang terdampak dari perubahan itu.

Pada setiap organisasi termasuk lembaga negara Perpustakaan

Nasional RI pada dasarnya selalu menghadapi suatu dilema yang berkaitan

dengan perubahan organisasi ini. Pada satu sisi, organisasi memiliki

tuntutan untuk selalu berubah agar dapat menjaga kemampuannya dalam

berkompetisi dengan organisasi lain dalam persaingan yang makin ketat,

juga dalam menerapkan teknologi dan metode yang lebih efektif dan

efisien, serta dalam menjaga keseimbangan yang harmonis dengan

lingkungannya.

Disisi yang lain, organisasi juga bertahan terhadap perubahan atas

dasar tuntutan menjaga stabilitas dan kepastian-kepastian yang

dimilikinya, Hal ini nampak misalnya bahwa Perpustakaan Nasional RI

harus dapat menjaga kestabilan hasil (output), sebagaimana yang telah

tertuang dalam visi dan misi dari Perpustakaan Nasional RI. Dalam situasi

yang demikian, tentu saja Perpustakaan Nasional RI mengalami dilema,

bagaimana organisasi dapat mewujudkan tuntutan untuk selalu mengalami

perubahan, tanpa harus mengganggu aktifitas operasional yang telah,

sedang dan akan dilakukan.

Suatu organisasi yang berupaya mempertahankan apa yang saat ini

ada (status quo) akan berhadapan dengan keadaan ketertinggalan jaman

dan berada pada situasi yang membosankan bagi para anggota dalam

organisasi itu.

Dalam situasi yang demikian, organisasi itu akan mengalami

kemandegan dan akan menghantarkan organisasi itu pada ketidak

mampuannya mengelola organisasinya sehingga organisasi tersebut harus

menyesuaikan dengan segala perubahan untuk dapat bertahan.

Page 101: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

96

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Dibawah ini akan dijelaskan beberapa penyebab perubahan sebuah

organsasi, yaitu :

a. Kekuatan Persaingan (Competitive Forces)

Persaingan menjadi pemicu untuk melakukan perubahan

dikarenakan apabila organisasi tersebut tidak dapat efisiensi,

kualitas atau kemampuan untuk melakukan inovasi pada

pemberian layanan, maka organisasi tersebut tidak akan bertahan.

b. Kekuatan Ekonomi Politik, dan Kekuatan Global

Ekonomi, politik, dan kekuatan global secara terus menerus

mempengaruhi organisasi dan memaksa mereka untuk bagaimana

dan di mana harus menghasilkan layanan yang maksimal.

c. Kekuatan Demografi dan Sosial (Demography and Social Forces)

Perubahan dalam komposisi dari kekuatan pegawai dan terus

meningkatnya keaneka ragaman pegawai, hal ini mengenalkan

pada organisasi banyaknya peluang dan tantangan. Perubahan

dalam karakteristik demografis dari kekuatan pegawai memaksa

para pimpinan pada masing-masing bidang pekerjaan, untuk

merubah gaya mereka dalam mengatur pegawai dan belajar

bagaimana cara memahami, mengawasi dan memotivasi setiap

pegawai yang berbeda secara efektif.

d. Kekuatan Etika (Ethical Forces)

Sama pentingnya bagi suatu organisasi dalam mengambil

tindakan untuk berubah sebagai tanggapan atas tuntutan dalam

perubahan demografis dan sosial untuk kearah perilaku lembaga

yang lebih jujur dan bertanggung jawab.

3. Strategi Pelaksanaan Perubahan Stuktur Oganisasi Perpustakaan

Nasional RI

Implementasi atas Perubahan Stuktur Organisasi Perpustakaan

Nasional RI bagian yang terpenting dari proses perubahan tersebut, dan

juga merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Perubahan seringkali

Page 102: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

97

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

dirasakan menggangu dan tidak nyaman untuk para kepala bidang maupun

kepala sub bidang begitu juga dengan para pegawai di Perpustakaan

Nasional RI. Perubahan organisasi merupakan hal yang kompleks dan

implementasinya memerlukan kepemimpinan yang kuat, gigih dan pantang

menyerah.

a. Kepemimpinan untuk Perubahan

Kebutuhan akan perubahan dalam organisasi dan perlunya

pemimpin yang dapat berhasil mengelola perubahan terus tumbuh

dengan meningkatkan inovasi organisasi secara langsung, dengan

menciptakan visi, dan secara tidak langsung, menciptakan lingkungan

yang mendukung eksplorasi, eksperimen, berani mengambil resiko,

dan berbagi ide.

Keberhasilan perubahan hanya dapat terjadi bila seluruh pegawai

di lingkungan Perpustakaan Nasional bersedia mencurahkan waktu

dan energi yang diperlukan untuk mencapai tujuan, serta bertahan

terhadap kemungkinan akan stres dan kesulitan. Pemimpin juga

membangun komitmen organisasi dengan merangkul Pada tahap

pertama, persiapan, karyawan mendengar mengenai perubahan

melalui memo, rapat, atau pidato dan menjadi sadar akan perubahan

tersebut dan hasil yang positif dari perubahan. Pada tahap kedua,

penerimaan, pemimpin harus membantu para pegawai

mengembangkan pemahaman terhadap dampak menyeluruh dari

perubahan dan hasil yang positif dari perubahan. Ketika para pegawai

menerima perubahan secara positif, maka keputusan untuk melakukan

implementasi dibuat. Pada tahap ketiga, yaitu tahap komitmen

melibatkan langkah-langkah instalasi dan institusionalisasi. Instalasi

adalah proses percobaan untuk perubahan, dimana memberikan

kesempatan pada pemimpin untuk mendiskusikan masalah dan

keprihatinan pegawai dan membangun komitmen untuk bertindak.

Pada langkah terakhir, institusionalisasi, pegawai tidak memandang

perubahan sebagai sesuatu yang baru melainkan sebagai hal yang

normal dan bagian integral dari kegiatan operasi organisasi.

Page 103: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

98

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

b. Hambatan pada Perubahan

Hambatan yang terjadi pada proses perubahan adalah hal yang

wajar apabila orang-orang melakukan perlawanan terhadap

perubahan. Namun, resistansi untuk berubah melambatkan efektivitas

organisasi dan mengurangi kesempatan untuk bertahan. Resistansi

untuk berubah dapat ditemukan di organisasi, kelompok, dan

tingkatan individu.

1) Resistansi untuk Berubah Tingkat Kelembagaaan di Perpustakaan

Nasional RI

a) Konflik dan Kekuasaan

Perubahan pada umumnya bermanfaat bagi sebagian

orang, fungsi, atau bidang. Ketika perubahan berpotensi

menyebabkan konflik di internal lembaga dan persaingan

kekuasaan, suatu organisasi seringkali menghindari adanya

perubahan tersebut. Konflik antara kedua fungsi akan

menghambat proses perubahan dan barangkali mencegah

adanya perubahan itu sendiri.

b) Perbedaan dalam Fungsional Orientasi

Perbedaan dalam orientasi fungsional adalah halangan

utama yang lain untuk berubah dan salah satu sumber kelesuan

organisasi. Perbedaan fungsi dan bidang seringkali dipandang

sebagai sumber masalah yang berbeda pula, sebab mereka

melihat masalah utama penyebabnya dari sudut pandang

mereka sendiri.

c) Budaya Organisasi

Nilai dan norma-norma di dalam budaya organisasi dapat

menjadi sumber resistansi untuk berubah. Jika perubahan

organisasi mengganggu nilai dan norma-norma yang

dibenarkan dan memaksa orang-orang untuk merubah apa

yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukan itu,

budaya organisasi akan menyebabkan resistansi untuk berubah.

Page 104: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

99

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Kadang-kadang, nilai dan strategi baru perlu untuk diadopsi,

para pengambil kebijakan di setiap bidang tidak dapat

merubahnya sebab mereka sudah terikat dengan cara kerja

yang biasa mereka lakukan.

2) Resistensi Berubah Untuk Tingkatan / Kelompok Kerja

Pekerjaan dalam suatu organisasi banyak dilakukan oleh

kelompok disuatu bidanng, dan beberapa karakteristik dari

kelompok tersebut dapat menimbulkan resistansi untuk berubah.

Seringkali, perubahan mengubah hubungan antara tugas dan

peranan di dalam suatu kelompok; ketika hal tersebut terjadi

dapat mengganggu norma-norma dalam kelompok dan harapan

dari setiap anggota kelompok satu sama lain.

Hasilnya, anggota kelompok tersebut menentang adanya

perubahan karena aturan norma-norma yang baru dikembangkan

untuk memenuhi kebutuhan dari situasi yang baru pula.

3) Resistansi untuk Berubah Tingkat Individu

Ada beberapa alasan mengapa individu-individu di dalam

suatu lembaga mungkin cenderung untuk menentang perubahan.

Pertama, orang-orang cenderung menentang perubahan

dikarenakan mereka merasa tidak aman dan tidak pasti terhadap

hasil yang akan diperoleh nantinya. Lebih dari itu, ada

kecenderungan umum bahwa orang-orang akan selektif menerima

informasi yang hanya konsisten sesuai dengan pandangan mereka

mengenai organisasinya.

Kebiasaan, adalah suatu halangan lebih lanjut untuk

perubahan. Sulitnya mengubah kebiasaan yang tidak baik dan

mengadopsi gaya perilaku baru menandai bagaimana kebiasaan

menjadi sumber resistansi dalam perubahan.

c. Teknik Untuk Implementasi

Pemimpin mengartikulasi visi dan membuat strategi, tetapi

seluruh pegawai di seluruh organisasi terlibat dalam proses perubahan

tersebut. Beberapa teknik dapat digunakan untuk mensukseskan

Page 105: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

100

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

implementasi perubahan tersebut. Salah satunya adalah delapan

langkah dalam perubahan skala besar (John Kotter, Leading Change).

1) Membangun Rasa Urgensi

Setelah pimpinan mengidentifikasi kebutuhan akan

perubahan, mereka perlu mencegah adanya resistansi dengan

menciptakan rasa urgensi yang sangat dibutuhkan dalam

perubahan.

Krisis yang dihadapi organisasi dapat mengubah perilaku

karyawan saat ini dan membuat mereka bersedia menyediakan

waktu dan energinya untuk mengadopsi teknik atau prosedur

baru.

2) Menciptakan Tim Pemandu

Dengan adanya situasi mendesak, para agen perubahan

yang sukses lalu membentuk tim pemandu (guiding team). Tim

yang memiliki kredibilitas, keahlian, koneksi, reputasi, dan

wewenang formal yang dibutuhkan dalam sebuah kepemimpinan

perubahan.

Tim ini belajar beroperasi sebagaimana tim-tim bagus

lainnya, dengan saling mempercayai dan memiliki komitmen

emosional. Mereka yang kurang berhasil biasanya hanya

mengandalkan satu orang bahkan tidak seorang pun,

mengandalkan unit kerja dan kepanitiaan yang lemah, atau

struktur birokrasi yang rumit. Semuanya tanpa wewenang,

keahlian, ataupun kemampuan untuk melakukan tugas mereka.

Lalu usaha perubahan terganggu oleh unit kerja yang tidak

memiliki persyaratan untuk melakukan perubahan yang

dibutuhkan.

3) Merumuskan Visi dan Strategi

Pemimpin yang telah berhasil membawa mereka melalui

suksesnya transformasi, mempunyai satu hal kesamaan: mereka

Page 106: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

101

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

fokus pada memformulasikan dan mengartikulasi visi dan strategi

yang menarik yang akan memandu proses perubahan.

Bahkan untuk perubahan yang kecil, sebuah visi yang

mengarahkan ke masa depan lebih baik dan strategi yang

diperlukan untuk mencapainya adalah motivasi terpenting dalam

perubahan.

4) Mengkomunikasikan Visi Perubahan

Mengkomunikasikan visi dan strategi adalah langkah

selanjutnya, amat sederhana, pesan menyentuh yang dikirimkan

melalui saluran-saluran komunikasi yang tidak buntu. Tujuannya

adalah untuk menimbulkan pemahaman, mendorong komitmen

berani, dan memompa energi yang lebih banyak dari sekelompok

orang dalam organisasi tersebut.

5) Memberdayakan Tindakan Menyeluruh

Dalam proses perubahan yang berhasil, apabila orang-orang mulai

memahami dan menindaklanjuti visi perubahan yang diajukan,

tugas manajer adalah menyingkirkan rintangan yang menghalangi

usaha mereka.

Kata pemberdayaan hampir selalu diasosiasikan dengan beban-

beban tambahan yang begitu banyak, sehingga mungkin kita

tergoda untuk mengkesampingkannya. Dalam menggunakan

istilah ini, pemberdayaan bukanlah mengenai memberikan orang-

orang wewenang dan tanggung jawab baru, lalu kita menonton

saja. Yang dimaksud di sini adalah menyingkirkan penghalang.

6) Menghasilkan Kemenangan Jangka Pendek

Mereka yang bekerja dengan orang-orang berdasarkan

ketetapan visi akan terbantu meraih kemenangan jangka pendek.

Kemenangan-kemenangan ini sangatlah penting. Mereka

akan memberikan kredibiltas, sumber daya, dan momentum yang

berguna untuk usaha perubahan secara menyeluruh.

Page 107: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

102

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Tanpa proses yang tidak diatur dengan baik, tanpa

pemilihan proyek awal yang kurang hati-hati, dan tanpa

kesuksesan yang datang cukup cepat, mereka yang sinis dan

skeptis akan melemahkan usaha perubahan yang sedang

berlangsung.

7) Mengkonsolidasikan Hasil dan Mendorong Perubahan yang Lebih

Besar

Setelah satu seri kemenangan-kemenangan jangka pendek,

usaha perubahan akan memiliki arah dan momentum. Dalam

situasi-situasi yang sukses, orang-orang akan menggunakan

momentum yang sudah terbangun untuk mewujudkan visi dengan

tetap menjaga tingginya perasaan terdesak dan rendahnya rasa

puas diri.

Juga dengan menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu,

melelahkan, dan menurunkan moral, serta dengan tidak

mengumumkan kemenangan secara prematur.

8) Menambatkan Pendekatan Baru dalam Budaya

Dalam beberapa contoh kasus yang berhasil, para pemimpin

perubahan di seluruh organisasi membuat perubahan bersifat tetap

dengan membangun budaya baru. Budaya baru ini sekelompok

norma perilaku dan nilai-nilai yang diakui bersama-sama,

berkembang melalui konsistensi dari keberhasilan tindakan

sepanjang periode waktu yang cukup.

5.2.2 Dimensi Dari Desain Organisasi

Dimensi organisasi terdiri dari dua tipe yaitu struktural dan

kontekstual. Dimensi struktural menyediakan label untuk menjelaskan

karekteristik internal dari suatu organisasi.

Dimensi kontekstual menggambarkan keseluruhan organisasi,

termasuk ukuran, teknologi, lingkungan dan tujuannya. Dimensi

konstekstual bisa dicermati bercirikan beberapa hal yaitu:

Page 108: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

103

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

a. Ukuran adalah besarnya organisasi yang tercermin dalam jumlah

orang-orang dalam organisasi tersebut.

b. Teknologi merujuk kepada alat-alat, teknik, dan tindakan yang

digunakan untuk mengubah input menjadi output.

c. Lingkungan termasuk semua elemen di luar batas organisasi. Elemen

tersebut termasuk pemerintah, masyarakat, pustakawan, dan

komunitas-komunitas yang berhubungan dengan Perpustakaan

Nasional.

d. Tujuan dan strategi organisasi menentukan lingkup operasional dan

hubungan dengan pegawai, pengguna layanan dan masyarakat.

e. Budaya organisasi adalah kumpulan dari nilai-nilai, kepercayaan,

pengertian dan norma-norma yang dibentuk oleh para pegawai. Nilai-

nilai tersebut berhubungan langsung dengan perilaku beretika,

komitmen pegawai, efisiensi, atau pelayanan pelanggan, dan mereka

memberikan perekat untuk terus bersama anggota organisasi.

5.2.3 Kesiapan Untuk Perubahan

Kesiapan merupakan salah satu faktor terpenting dengan

melibatkan seluruh pegawai dilingkungan perpustakaan nasional untuk

mendukung inisiatif perubahan. Dimaksud dengan siap untuk berubah

adalah ketika orang-orang dan struktur organisasi sudah dipersiapkan dan

mampu untuk berubah.

Kesiapan organisasi untuk berubah menurut Lehman (2005) antara

lain dapat dideteksi dari beberapa variabel seperti variabel motivasional,

ketersedian sumber daya, nilai-nilai dan sikap positif yang dikembangkan

para karyawan, serta iklim organisasi yang mendukung perubahan. Dalam

konteks organisasional, kesiapan individu untuk berubah diartikan sebagai

kesediaan individu untuk berpartisispasi dalam kegiatan yang dilaksanakan

organisasi setelah perubahan berlangsung dalam organisasi tersebut (Huy,

1999).

Menurut Desplaces (2005), kesiapan individu untuk menghadapi

perubahan akan menjadi daya pendorong yang membuat perubahan itu akan

Page 109: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

104

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

memberikan hasil yang positif. beberapa kajian terbaru tentang konstruk

variabel kesiapan untuk berubah menjelaskan bahwa sesungguhnya

kesiapan individu untuk berubah dapat diidentifikasi dari sikap positif

individu terhadap perubahan, persepsi dari keseluruhan warga organisasi

untuk menghadapi perubahan, dan rasa percaya individu dalam menghadapi

perubahan.

Setiap perubahan akan dihadapkan dengan kemungkinan adanya

perbedaan dan konflik antara pimpinan dan anggota organisasi. Untuk

terjadinya perubahan yang terarah seperti yang diinginkan, maka konflik

harus diselesaikan seperti kepercayaan anggota organisasi dan pengetahuan

mengenai perubahan. Pada dasarnya, keadaan untuk kesiapan harus harus

dibuat. Sebuah organisasi siap untuk berubah apabila ketiga kondisi ini ada:

a) Mempunyai pemimpin yang efektif dan dihormati.

Seperti kita ketahui dalam manajemen menunjukkan bahwa

pemimpin yang kurang baik – tidak dihormati maupun tidak efektif

akan mengalangi kinerja organisasi.

b) Orang-orang dalam organisasi mempunyai motivasi untuk berubah.

Mereka merasa kurang puas dengan keadaan sekarang sehingga

mereka bersedia untuk ikut berpartisipasi dan menerima resiko dengan

adanya perubahan.

c) Organisasi mempunyai struktur non-hirarki

Hirarki dapat menjadi perintang bagi proses perubahan, oleh

karena itu seorang pimpinan harus bisa mengurangi pekerjaan yang

berdasarkan hirarki dengan memberikan pekerjaan yang bersifat

kolaboratif (kerja sama).

Penilaian kesiapan sebelum terjadinya perubahan telah

memberikan dorongan yang kuat dan beberapa instrumen telah

dikembangkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

Instrumen yang sudah ada ini muncul untuk mengukur kesiapan

dari beberapa perspektif, yaitu, proses perubahan (change process), isi

perubahan (change content), konteks perubahan (change context), dan

Page 110: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

105

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

individu atribut (Holt, Armenakis, Harris, & Field, 2007). Proses perubahan

merujuk ke langkah-langkah yang dilakukan selama implementasi.

Perspektif kedua adalah konten perubahan organisasi, yang

merujuk kepada insiatif tertentu yang sedang diperkenalkan. Konten

biasanya diarahkan terhadap administratif, prosedural, teknologi, atau

karakteristik struktural dari organisasi.

Perspektif yang ketiga adalah organisasi konteks. Konteks terdiri

dari kondisi dan lingkungan di mana pegawai di lingkungan perpustakaan

nasional melakukan fungsinya. Lingkungan meliputi semua elemen di luar

batas organisasi di perpustakaan nasional dan mempunyai potensi untuk

mempengaruhi semua atau sebagian dari organisasi di perpustakaan

nasional.

Perspektif keempat dan terakhir adalah atribut-atribut individu dari

para pegawai. Dikarenakan perbedaan antara individu-individu,

memungkinkan beberapa pegawai lebih condong membantu perubahan

organisasi dibandingkan lainnya.

1. Arah Perubahan Lingkungan

Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

organisasi. Perubahan lingkungan akan membawa pengaruh terhadap

organisasi yang ada dalam lingkungan tersebut. Lingkungan dapat

mengalami perubahan dalam dua arah.

Pertama adalah perubahan lingkungan menuju ke arah ketidak

pastian, yaitu perubahan lingkungan dari kondisi yang stabil menuju ke

kondisi yang tidak stabil, dan, kedua, perubahan lingkungan menuju ke

arah kepastian, yaitu dari kondisi lingkungan yang penuh dengan

ketidak-stabilan menuju kearah kestabilan.

a. Perubahan Lingkungan Menuju Arah Kepastian

Adalah merupakan kecenderungan yang alamiah bagi setiap

organisasi untuk mengembangkan suatu struktur organisasi yang

hirarkhis. Kecenderungan ini dapat juga dilihat ketika suatu

organisasi mengalami pertumbuhan sehingga strukturnya juga

Page 111: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

106

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

mengalami perubahan kearah struktur organisasi yang hirarkhis

ini.

Pada kondisi yang demikian, organisasi mengembangkan

suatu mekanisme untuk menciptakan sistem pemeliharaan yang

tujuannya adalah menciptakan suatu tingkat kepastian dari

perilaku para pegawai di lingkunagan perpustaaan nasional.

Upaya ini juga dilakukan melalui usaha untuk meminimalisasikan

variasi-variasi dari kondisi lingkungan yang penuh ketidak

pastian. Pada tahap itu, berbagai aktifitas organisasi secara

internal diarahkan bagi terciptanya prosedur dan mekanisme yang

kemudian menjadi permanen sifatnya. Namun akibatnya,

organisasi menjadi kian kaku dan tidak lagi mudah menyesuaikan

diri.

Ketika kondisi lingkungan secara cepat menjadi makin

stabil sehingga tingkat kepastian dalam lingkungan makin besar,

maka organisasi juga mengalami perubahan, yang ditandai

dengan makin meningkatnya spesifikasi dan makin kakunya

struktur organisasi. Tugas-tugas makin jelas batas dan

definisinya, tanggung jawab dan wewenang makin jelas dan

makin mapan, derajat kebebasan bagi anggota organisasi untuk

melakukan pengambilan keputusan makin dibatasi oleh prosedur

yang makin kuat pengaruhnya dalam organisasi. Meningkatnya

spesifikasi membuat kebutuhan akan perlunya koordinasi makin

dirasakan, sehingga pelaksanaan tugas dari suatu aktifitas

organisasi dirasakan pula makin saling tergantung. Kondisi ini

telah menciptakan suatu rantai kegiatan yang saling berkaitan

sehingga setiap bagian atau bidang kerja harus menunggu bidang

kerja lain menyelesaikan tugasnya sesuai dengan rantai kegiatan

itu.

Kondisi perubahan struktur organisasi ini hanyalah salah

satu aspek yang mengalami pengaruh akibat perubahan

lingkungan yang bergerak ke arah kepastian. Jadi menghadapi

Page 112: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

107

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

pergeseran arah perubahan lingkungan itu, organisasi dituntut

untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu, termasuk

dalam struktur organisasinya. Perubahan struktur organisasi yang

makin kaku harus dilakukan sama cepatnya dengan perubahan

lingkungan dari kondisi penuh ketidak pastian menuju ke arah

kepastian.

Suatu arah perubahan kondisi lingkungan tidaklah

merupakan suatu perubahan yang sangat cepat. Perubahan kondisi

lingkungan dari kondisi penuh ketidak pastian ke kondisi yang

penuh kepastian terjadi secara bertahap atau gradual. Oleh sebab

itu, perubahan pada struktur organisasipun tidak terjadi secara

cepat, tetapi terjadi secara bertahap atau gradual pula.

Informasi untuk melakukan perubahan organisasi dalam

merespon perubahan lingkungan ini dikembangkan oleh suatu

bagian atau subsistem yang adaptif atau cepat tanggap terhadap

perubahan yang terjadi dalam lingkungan tersebut. Meskipun

demikian, jika organisasi terialu cepat dalam melakukan

perubahan dalam struktur organisasinya, dapat saja kondisi itu

justru menimbulkan masalah tersendiri, misalnya perubahan itu

justru membuat organisasi tidak efektif dalam mengatasi kondisi

lingkungan yang tetap saja pada kondisi yang tidak menentu

untuk jangka waktu yang lebih lama. Tetapi keterlambatan

melakukan perubahan juga akan menimbulkan persoalan pula,

misalnya menjadi kendala ketika suatu organisasi harus

memasuki arena persaingan dengan organisasi lain.

b. Perubahan Lingkungan Menuju Arah Ketidak-pastian

Kondisi lingkungan yang berubah dari kondisi yang stabil

menuju kondisi lingkungan yang penuh ketidak stabilan

merupakan persoalan yang besar bagi banyak organisasi untuk

dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian. Suatu organisasi yang

memiliki birokrasi yang telah mapan dengan sumber daya

manusia dan sumber daya lain yang cukup kuat, pada umumnya

Page 113: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

108

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

akan mengembangkan kemampuannya untuk tidak terpengaruh

oleh perubahan kondisi lingkungan tersebut.

Perubahan lingkungan dari kondisi yang stabil ke arah yang

tidak stabil akan sangat dirasakan oleh berbagai organisasi yang

secara bersama-sama bekerja sama dan saling tergantung satu

sama lain. Organisasi-organisasi yang berada dalam suatu

jaringan kerjasama yang demikian akan menanggung akibat

perubahan kondisi lingkungan jauh lebih berat dibandingkan

dengan suatu organisasi yang tidak berada dalam suatu jalinan

kerjasama dan saling tergantung secara fungsional dengan

organisasi lain. Dengan demikian, kondisi perubahan lingkungan

yang bergerak dari keadaan yang stabil ke arah yang tidak stabil

memiliki pengaruh yang sukar dan mendasar bagi banyak

organisasi.

2. Bentuk Adaptasi Organisasi

Menghadapi perubahan kondisi lingkungan yang terjadi, suatu

organisasi tidaklah berreaksi secara sederhana. Setiap organisasi akan

melakukan usaha-usaha yang dapat dilakukannya sebagai suatu bentuk

adaptasinya terhadap lingkungan.

Semua organisasi, baik secara sendiri maupun bersama-sama,

senantiasa berusaha mempengaruhi lingkungannya. Oleh karena itu,

terdapat berbagai bentuk strategi yang dikembangkan oleh organisasi

dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan ini, yaitu

melalui:

a) Strategi Adaptasi terhadap Perubahan Lingkungan

Strategi yang adaptif ini terutama dimulai dengan

melakukan penilaian perkiraan keadaan dan kebutuhan

masyarakat, kemudian organisasi melakukan proses internal yang

keluarannya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasar. Secara

lebih rinci, aktifitas yang dilakukan oleh strategi yang adaptif ini

adalah:

(1) Merasakan kebutuhan dan perubahan dalam lingkungan

Page 114: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

109

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Kebutuhan akan informasi awal mengenai kondisi

masyarakat dan perubahan lingkungan merupakan langkah

awal yang penting. Informasi ini berkaitan dengan

berbagai hal menarik untuk menarik minat baca

masyarakat.

(2) Mengolah informasi yang diperlukan oleh para pengguna

layanan itu.

Ketika informasi telah dimiliki, maka usaha

selanjutnya adalah menyampaikannya pada para pengguna

layanan dari Perpustakaan Nasional. Ini merupakan

langkah yang penting untuk menghubungkan antara

kebutuhan masyarakat dengan langkah yang harus

dilakukan oleh perpustakaan nasional melalui orang-orang

yang ada di dalamnya.

(3) Melakukan perubahan komponen dalam organisasi di

Perpustakaan Nasional RI.

Dengan bekal informasi yang diperoleh, maka

perubahan-perubahan dalam organisasi itu perlu

dilakukan. Perubahan yang demikian tidak jarang akan

mengakibatkan struktur organisasi maupun sistem kerja

dari perpustakaan nasional juga mengalami perubahan.

(4) Menyiapkan Pelaku Perubahan di Perpustakaan Nasional

RI.

Perwujudan dari perubahan organisasi adalah pada

perubahan pada orang-orang yang menjadi anggota dari

organisasi itu, yaitu seluruh sumberdaya manusia yang

dimilki oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Perubahan struktur organisasi dapat menjadi peluang

sekaligus ancaman bagi orang-orang yang ada dalam

organisasi, demikian juga perubahan tingkat teknologi

dapat membuka peluang sekaligus menjadi ancaman

Page 115: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

110

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

sehingga muncul penolakan atau resisten untuk melakukan

perubahan dikalangan para anggota organisasi.

(5) Mengenalkan Keluaran dari Perpustakaan Nasional

Perubahan organisasi akan membawa akibat

perubahan pada output atau keluaran dari Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia. Oleh sebab itu pengenalan

keluaran itu kepada lingkungan sangat diperlukan.

(6) Mendapatkan Umpan Balik

Untuk menjaga kelangsungan perubahan organisasi

yang telah dilakukan, perlu Perpustkaan Nasional peru

melakukan suatu mekanisme umpan balik sebagai usaha

untuk mendapatkan informasi mengenai keluaran yang

dihasilkan dan dikenalkan pada lingkungan. Upaya ini

juga menjadi tolok ukur apakah adaptasi telah sesuai atau

memerlukan penyesuaian yang diperlukan.

Strategi yang adaptif ini umumnya dapat berhasil

menciptakan perubahan komponen internal organisasi,

seperti mekanisme kontrol terhadap kegiatan, individu,

kelompok maupun organisasi secara keseluruhan.

Perubahan pada suatu komponen akan selalu berakibat

perubahan pada komponen yang lain. Kegagalan untuk

melakukan perubahan internal ini akan menyebabkan

organisasi pada keadaan yang tidak efektif. Oleh sebab itu,

pada strategi yang adaptif ini, perencanaan dan

pelaksanaan yang baik sangat diperlukan.

b. Strategi Menghindari Perubahan Lingkungan

Organisasi pada dasarnya memiliki tingkat ketahanan atau

resitensi tertentu untuk menghadapi pengaruh perubahan

lingkungan. Organisasi memiliki kemampuan untuk mereduksi

atau mengurangi ketergantungannya pada lingkungan dalam

berbagai cara sebagai berikut:

(1) Menemukan posisi yang tepat dalam lingkungan

Page 116: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

111

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Suatu organisasi dapat mengurangi ketergantungan-

nya pada lingkungan eksternal melalui usaha mencari

posisi dimana ketergantungan pada lingkungan eksternal

itu memiliki kemungkinan untuk dapat dikelola dan

diatasi. Usaha ini dilakukan melalui seleksi terhadap

kondisi lingkungan yang paling menentukan untuk

kemungkinan dikelola,

(2) Mengurangi ketergantungan melalui diversifikasi

Semua organisasi yang tergantung pada lingkungan

yang terbatas untuk mendapatkan masukan dan melempar

keluaran, maka ketergantungannya pada lingkungan itu

menjadi sangat besar. Untuk mengurangi ketergantungan

itu, suatu organisasi dapat melakukan usaha difersifikasi,

yang dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain,

menambah alternatif sumber-sumber yang diperlukan

sebagai masukan, menambah luas jaringan informasi

layanan sehingga alternatif untuk melempar keluaran

makin besar.

(3) Membangun saling ketergantungan yang menguntungkan

Saling ketergantungan yang memberikan

keuntungan bagi masing-masing pihak merupakan pilihan

strategi yang dapat dipergunakan oleh organisasi untuk

mengurangi ketergantungannya pada lingkungan. Pilihan

strategi ini sangat tidak mudah dilakukan mengingat

kekuatan masing-masing pihak dalam hubungan itu

senantiasa dapat dengan cepat dapat berubah sehingga

hubungan itu menjadi hubungan yang tidak lagi seimbang

dan tidak lagi saling menguntungkan.

c. Strategi Melakukan Kontrol Terhadap Lingkungan

Organisasi dapat mengurangi ketergantungannya pada

lingkungannya melalui kontrol terhadap kekuatan lingkungan,

terutama mengontrol perilaku yang ada dalam lingkungan itu.

Page 117: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

112

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Usaha untuk melakukan kontrol ini sangat membutuhkan

kemampuan dan ketrampilan yang memadai untuk

melakukannya. Selain itu, kreatifitas dan kemampuan untuk

memilih pihak yang dapat diatur untuk tujuan itu, membangun

persepsi dan opini serta melakukan pendekatan (lobby) sangat

diperlukan. Jadi disini antara strategi dan taktik sangat diperlukan

untuk suksesnya strategi ini.

Organisasi dalam melakukan adaptasinya terhadap

lingkungan dapat menggunakan berbagai macam strategi tersebut

di atas. Meskipun semua strategi di atas pada dasarnya dapat

dipergunakan oleh semua organisasi, tetapi sebenarnya ada

perbedaan diantara strategi tersebut.

Strategi menghindari dan mengontrol lingkungan

memerlukan langkah yang proaktif dibandingkan dengan strategis

adaptasi terhadap lingkungan. Organisasi yang memiliki

kemampuan lebih besar memiliki kemungkinan untuk mencoba

berbagai macam strategis tersebut, sedangkan pada organisasi

yang memiliki kemampuan yang lemah tidak memiliki banyak

pilihan terhadap strategi tersebut.

Meskipun demikian, tidak ada organisasi, baik yang besar

maupun yang kecil, yang dapat terbebas sepenuhnya dari

pengaruh dan ketergantungannya pada lingkungan eksternalnya.

Kebutuhan untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungannya

merupakan kebutuhan dasar setiap organisasi untuk tetap hidup.

Ketergantungan pada lingkungan menjadi kebutuhan bagi

setiap organisasi untuk melakukan perubahan. Organisasi

memerlukan perubahan komponen internalnya sebagai usaha

untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan dalam

lingkungan.

Oleh sebab itu, dalam pandangan ini perubahan organisasi

merupakan sesuatu yang sifatnya alamiah dan oleh karena itu

Page 118: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

113

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

pula, perubahan organisasi dapat direncanakan dan merupakan

proses yang dapat dikelola.

Jika perubahan organisasi yang terjadi dalam suatu

lingkungan yang penuh kepastian, misalnya perkembangan

bagian atau komponen organisasi, maka hal ini dapat dilihat

sebagai suatu hal yang alamiah.

Sedangkan jika organisasi mengalami perubahan sebagai

respon terhadap perubahan lingkungannya, maka hal ini dapat

dilihat sebagai suatu proses yang dapat direncanakan.

Page 119: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

114

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Daftar Pustaka

Flood, A. 2016. Finland ranked world’s most literate nation.

https://www.theguardian.com/books/2016/mar/11/finland-ranked-worlds-

most-literate-nation. March 11, 2016.

Gewati, M. 2016. Minat Baca Indonesia Ada di Urutan ke-60 Dunia.

Edukasi.kompas.com. 29 Agustus 2016

The Jakarta Post, 2016. Indonesia ranks second-last in reading interest: Study.

Jakarta Post, 9 September 2016.

Miller, JW. 2016. World's Most Literate Nations Ranked. CCSU News Release.

Central Connecticut State University. March 9, 2016

Republik Indonesia. Perpustakaan Nasional. Undang-undang Republik Indonesia

nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, 2008.

Sudarsono, Blasius. Perpustakaan Dua Titik Nol: Pengantar pada Konsep Library

2.0. Visi Pustaka vol. 10 (2) 2008: hal. 9 – 14.

Tribunners, 2017. Hari Aksara Internasional, Abdul Fikri Soroti Rendahnya

Indeks Literasi. Tribunnews.com, Jakarta. 9 September 2017

Page 120: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

115

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

LAMPIRAN

Page 121: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

116

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Lampiran 1 Perbandingan Struktur Organisasi Perpustakaan

Struktur Organisasi Perpustakaan (Eksisting)

A. Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

(Eselon 1B) B.1. Direktorat Deposit Bahan Pustaka (Eselon 2)

B.2. Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka (Eselon

2)

B.3. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi (Eselon 2)

B.4. Pusat Preservasi Bahan Pustaka (Eselon 2)

B.5. UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno (Eselon 2)

B.6. UPT Perpusakaan Proklamator Bung Hatta (Eselon 2)

C. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan (Eselon

1B)

C.1. Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca

(Eselon 2)

C.2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Eselon 2)

C.3. Pusat Pengembangan Pustakawan (Eselon 2)

D. Sekretaris Utama (Eselon 1B)

D.1. Biro Umum (Eselon 2)

D.2. Biro Hukum dan Perencanaan (Eselon 2)

E. Inspektorat (Eselon 1B)

Adapun tugas dan fungsi Jabatan Perpustakaan Nasional RI

A. Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi;

TUGAS

Page 122: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

117

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(c) Deputi I mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan di Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa

Informasi;

(d) Dalam melaksanakan tugas, secara administrasi Deputi I

dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.

FUNGSI

(d) Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan

dan pembinaan dibidang pengembangan bahan pustaka dan jasa

informasi;

(e) Pengendalian terhadap kebijakan teknis dibidang pengembangan

bahan pustaka dan jasa informasi;

(f) Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Kepala.

FUNGSI LAIN

(d) Implementasi dari pelaksanaan UU No. 4 Tahun 1990 tentang

Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam

(e) Penyelamatan naskah-naskah nusantara dari kepunahan dan

kerusakan dengan dikonservasi dan dialihmediakan

(f) Penyelamatan, pelestarian dan pengolahan foto-foto IPPHOS

B. Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan;

TUGAS

(c) Deputi II mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan

dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan;

(d) Dalam melaksanakan tugas , secara administrasi Deputi II di

koordinasikan oleh Sekretaris Utama.

FUNGSI

(d) Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pemberian bimbingan dan

pembinaan dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan;

(e) Pengendalian terhadap kebijakan teknis dibidang pengembangan

sumber daya perpustakaan;

(f) Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Kepala.

C. Sekretaris Utama;

TUGAS

Sekretaris Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,

pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya di lingkungan

Perpustakaan Nasional RI.

FUNGSI

(f) Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan

Perpustakaan Nasional RI;

(g) Pengkoorninasian perencanaan kebijakan teknis Perpustakaan

Nasional RI;

(h) Pembinaan dan layanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan

tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,

perlengkapan dan rumah tangga Perpustakaan Nasional RI;

Page 123: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

118

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

(i) Pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan tugas Perpustakaan Nasional RI;

(j) Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan Perpustakaan Nasional

RI.

D. Inspektorat

TUGAS

Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di

lingkungan PERPUSNAS. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Inspektorat secara administratif dikoordinasikan

oleh Sekretaris Utama.

FUNGSI

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116B,

Inspektorat menyelenggarakan fungsi:

(f) penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern;

(g) pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya;

(h) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan

Kepala;

(i) penyusunan laporan hasil pengawasan; dan

(j) pelaksanaan administrasi Inspektorat.

Struktur Organisasi Perpustakaan (Usulan)

A. Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam

(1) Pusat Deposit Karya Cetak,

(2) Pusat Deposit Karya Rekam dan Digital,

(3) Pusat Bibliografi Nasional.

B. Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi

(1) Pusat Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan,

(2) Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi,

(3) Pusat Preservasi Bahan Pustaka,

(4) Pusat Naskah Nusantara.

C. Deputi Pengembangan Perpustakaan

(1) Pusat Pembinaan Perpustakaan Umum dan Khusus,

(2) Pusat Pembinaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi,

(3) Pusat Pembudayaan dan Kegemaran Membaca

D. Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan

(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan,

(2) Pusat Pengembangan Tenaga Perpustakaan,

(3) Pusat Standarisasi Perpustakaan

E. Sekretariat Utama

(1) Biro Hukum dan Organisasi

(2) Biro Perencanaan

(3) Biro Informasi, Komunikasi dan Kerjasama,

(4) Biro Umum,

F. Inspektorat

Page 124: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

119

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Lima jenis jabatan struktural eselon 2 yang bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dan dikoordinasikan kepada Sekretaris

Utama yang terdiri:

(1) Inspektorat,

(2) Pusat Penelitian dan Pengembangan,

(3) Pusat Informasi dan Kajian Perpustakaan Proklamator Bung Karno, dan

(4) Pusat Informasi dan Kajian Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

A. Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam

TUGAS

Deputi Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam mempunyai tugas

menyelenggarakan pengelolaan karya cetak dan karya rekam sebagai koleksi

deposit nasional, mengembangkan repositori nasional, menyusun dan

mengawasi bibliografi nasional, melestarikan, menyediakan dan

memberdayakan khasanah hasil budaya bangsa

FUNGSI

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang deposit bahan perpustakaan;

b. Pengumpulan dan pengelolaan karya cetak, karya rekam, dan karya digital

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Pengembangan repositori nasional;

d. Pengembalian naskah kuno yang ada di dalam dan luar negeri;

e. Penyediaan koleksi deposit bagi masyarakat yang membutuhkan;

f. Pemberdayaan koleksi deposit dan pendistribusian informasi deposit;

g. Penyusunan dan pengawasan bibliografi nasional;

h. Penyusunan katalog induk nasional; dan

Page 125: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

120

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

i. Pelayanan, pendaftaran dan pemberian nomor standar terbitan / publikasi

karya cetak, karya rekam, dan karya digital

B. Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi

TUGAS

Deputi Bidang Jasa Perpustakaan dan Preservasi mempunyai tugas

menyelenggarakan, mengembangkan koleksi nasional, mengolah,

melayankan, serta mendistribusikan informasi kepada masyarakat

FUNGSI

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan bahan perpustakaan

dan distribusi informasi;

b. Pengadaan bahan perpustakaan untuk kebutuhan internal dan eksternal

institusi;

c. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir;

d. Pengolahan bahan perpustakaan sesuai dengan aturan atau standar sistem

yang telah ditetapkan;

e. Pengelolaan bahan perpustakaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

f. Pelayanan bahan perpustakaan kepada pemustaka;

g. Pengumpulan dan pengolahan naskah-naskah nusantara;

h. Pengembangan diversifikasi layanan berbasis teknologi informasi dan

komunikasi;

i. Pendistribusian / penyebaran informasi kepada masyarakat

C. Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan

TUGAS Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan mempunyai tugas menyelenggarakan

pembinaan perpustakaan dan membudayakan kegemaran membaca

FUNGSI

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan perpustakaan dan

pembudayaan kegemaran membaca;

b. Pembinaan perpustakaan;

c. Sosialisasi dan pembudayaan kegemaran membaca;

d. Peningkatan literasi informasi;

e. Pengkajian dan penelitian perpustakaan; dan

f. Pengkajian dan penelitian budayakegemaran membaca.

D. Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan

TUGAS Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan dan pengelolaan pendidikan dan pelatihan, pengembangan

pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan serta pengembangan sistem standarisasi

nasional perpustakaan

FUNGSI

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan dan pengelolaan

pendidikan dan pelatihan, pengembangan tenaga pustakawan dan tenaga

teknis perpustakaan serta pengembangan sistem standarisasi nasional

perpustakaan;

Page 126: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

121

Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

b. Penyelenggaraan, pengembangan, pengelolaan pendidikan dan pelatihan di

bidang perpustakaan;

c. Penyelenggaraan dan pengembangan tenaga fungsional pustakawan dan

tenaga teknis perpustakaan;

d. Penyelenggaraan dan pengembangan sistem standarisasi nasional

perpustakaan; dan

e. Penetapan akreditasi penyelenggaraan suatu lembaga / unit perpustakaan.

E. Sekretariat Utama

TUGAS

Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanaan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Perpustakaan Nasional RI

FUNGSI

a. koordinasi, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan Perpustakaan Nasional

RI;

b. koordinasi perencanaan kebijakan teknis Perpustakaan Nasional RI;

c. pembinaan dan layanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan

tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan

dan rumah tangga Perpustakaan Nasional RI;

d. koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan tugas Perpustakaan Nasional RI;

e. koordinasi informasi, komunikasi dan kerjasama dengan pihak eksternal

Perpustakaan Nasional;

f. Perencanaan dengan masyarakat dan pihak eksternal

PerpustakaanNasional RI;

g. koordinasi dalam penyusunan laporan Perpustakaan Nasional RI.

Lima jenis jabatan struktural eselon 2 yang bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dan dikoordinasikan kepada Sekretaris

Utama yang terdiri:

(1) Inspektorat,

(2) Pusat Penelitian dan Pengembangan,

(3) Pusat Kajian dan Informasi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, dan

(4) Pusat Kajian dan Informasi Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Page 127: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

EXECUTIVE SUMMARY

Naskah Akademik

Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI

Pendahuluan

Kelembagaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) selaku

penyelanggara pemerintahan harus bersifat responsif dan evaluatif terhadap perubahan dan

dituntut untuk dinamis, karena organisasi birokrasi harus lebih kompeten dalam melaksanakan

tugasnya, efisien dalam struktur organisasi tanpa harus menghambat fungsi yang harus

diembannya. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, organisasi Perpusnas harus tepat fungsi,

tepat proses dan tepat ukuran (right sizing).

Namun demikian, berdasarkan hasil kajian Kementerian Pendayagunaan Aparat Negara

dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), organisasi Perpusnas dalam menjalan tugas dan fungsi

“miskin struktur” sehingga terjadi kelebihan beban kerja yang mengakibatkan Lembaga

Perpusnas tidak optimal. Adapun tugas dan fungsi Perpusnas mendapatkan mandat yang kuat

dari UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan PP No. 24 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan UU 43/2007 serta UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan

Karya Rekam, Selain itu, terjadi perkembangn hukum yang mengakibatkan penambahan mandat

fungsi oleh undang-undang lainnya, seperti (1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang mengamanatkan pembinaan Perpusnas dalam hal standarisasi nasional

sarana dan prasarana perpustakaan; (2) UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang

mengamanatkan pembinaan perpustakaan di desa-desa; (3) UU No. 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, yang mengamanatkan pembinaan untuk penetapan standar dan akreditasi

perpustakaan, pengelolaan Perpustakaan sesuai kewenangan nasional di daerah, dan

pembudayaan gemar membaca sesuai kewenangan nasional di daerah, serta penyelenggaraan

sertifikasi pustakawan dan akreditasi pendidikan dan pelatihan perpustakaan; (4) UU No. 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang mengamanatkan penggandaan tulisan secara reprografi dan

pembuatan Salinan; dan (5) UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang

mengamanatkan pencatatan dan pendokumentasian, penetapan, dan pemutakhiran data.

Permasalahan lainnya adalah perkembangan struktur organisasi perpustakaan di daerah yang

menjadi dinas sebagaimana mandat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Page 128: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

sehingga komunikasi yang selama ini ada di tingkat eselon 3 di Perpusnas tidak setara dengan

Kepala Dinas di Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan

Kajian Naskah Akademik Usulan Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional

untuk melakukan evaluasi dan reorganisasi terhadap struktur dan manajemen organisasi di

Perpusnas yang merupakan bagian kelembagaan pemerintah secara keseluruhan.

Urgensi Perubahan Struktur

Selain adanya mandat langsung dan tidak langsung dari peraturan perundang-undanngan

sebagaimana disebutkan diatas, perubahan struktur yang right sizing juga berlandaskan pada

tugas fungsi yang belum optimal selama ini, antara lain yaitu: Pertama, diparitas layanan dan

koleksi, dimana wilayah barat Indonesia yaitu Jawa dan Sumatera menempati posisi tertinggi

sebaran perpustakaan, sedangkan semakin ke wilayah timur Indonesia sebaran perpustakaan

semakin kecil.

Sebaran di Jawa sebesar 74.181 (48%); Sumatera 36.478 (24%); Sulawesi 16.920 (11%);

Kalimantan 12.092 (8%); Bali dan Nusa Tenggara 10.111 (6%); Papua 3.218 (2%); dan Maluku

1.358 (1%). Lebih ironinya lagi, dari jumlah perpustakaan sebanyak 154.359 perpustakaan yang

tersebar di 34 provinsi baru 0,3% terakreditasi atau sesuai dengan standarisasi nasional. Artinya

99,7% keberadaan perpustakaan belum terakreditasi. Kedua, kerjasama baik nasional maupun

internasional masih sangat sedikit disbanding jumlah mitra yang ada. Sejak tahun 2013 – 2018,

jumlah kerjasama sebanyak 181 buah, dimana dengan perguruan tinggi (140), kementerian-

lembaga (20), korporasi/swasta (14), Yayasan/LSM (1), dan internasional (6).

Ketiga, tingkat budaya baca Indonesia secara nasional kategori rendah dengan rata-rata 36,48

(dalam rentang 25,1 – 50). Rendahnya budaya baca tersebut berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Indonesia. Keempat, akses dan pemanfaatan perpustakaan belum optimal. Hingga tahun

2016, layanan perpustakaan baru dapat menjangkau 21.467 desa/kelurahan dari 52.505 desa/kelurahan

yang ada. Artinya, baru 40,89% yang baru terlayani.

Kelima, kurangnya tenaga perpustakaan. Sampai tahun 2016, pustakawan yang ada di Indonesia

berjumlah sekitar 3.179 yang terdiri dari pustakawan ahli dan terampil. Kondisi ini menunjukkan belum

idealnya rasio kebutuhan pustakawan dibanding dengan jumlah perpustakaan yang ada di Indonesia.

Keenam, anggaran belum sesuai. UU Nomor 43 Tahun 2007 mengamanatkan bahwa sekolah/madrasah

mengalokasikan dana untuk perpustakaan sekolah paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional

atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal. Kondisi saat ini sekolah/madrasah belum

Page 129: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

mengalokasikan sebagaimana amanat tersebut. Permasalahan alokasi anggaran untuk pengembangan

perpustakaan provinsi dan perpustakaan umum kabupaten/kota sudah dialokasikan dari APBD masing-

masing pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, akan tetapi belum sesuai dengan kebutuhan.

Usulan Struktur Perpusnas RI

Struktur organisasi Perpusnas saat ini, yaitu Sekretaris Utama, Deputi 1 (Deputi Bidang

Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi) dan Deputi 2 (Deputi Bidang Pengembangan

Sumber Daya Perpustakaan). Berdasarkan hasil analisa algoritma, semua eselon I perlu

dilakukan pengembangan sesuai perkembangan tugas dan fungsinya.

Tabel 1. Indeks Penilaian Eselon I

Indeks

Nilai

Sekretariat Utama Deputi I Deputi II

Kompleksitas 1.93 2.41 3.00

Formalisasi Internal 3.00 3.00 3.00

Formalisasi Eksternal 3.00 3.00 3.00

Index Status Organisasi 2.59 2.79 3.00

Hasil analisa di atas dilanjutkan dengan penilaian terhadap eselon 2 yang layak untuk

dikembangkan. Penilaian ini menggunakan tingkat kemunculan isian kuesioner dari responden.

Adapun eselon 2 pada lingkup Deputi I, yaitu

1. Direktorat Deposit Bahan Pustaka

2. Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka

3. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

4. Pusat Preservasi bahan Pustaka

Sedangkan eselon 2 pada lingkup Deputi 2, yaitu:

1. Pusat Pengembangan Pustakawan

2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan

3. Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca

Page 130: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

Berdasarkan penilaian beban fungsi sebagaimana disajikan pada Tabel 1, maka Biro

Hukum dan Perencanaan (0,15) di Sekretariat Utama perlu dikembangkan, sementara Pusat

Deposit Bahan Pustaka (0,13) di Deputi 1 perlu dikembangkan, dan Pusat Pengembangan

Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca (0,17) di Deputi 2 perlu dikembangkan.

Tabel 2. Beban Fungsi Struktur Organisasi

Berdasarkan penilaian tersebut pada Tabel 6, maka struktur organisasi Perpusnas yang

baru sebagaimana disajikan pada Gambar 1. Berikut struktur usulan struktur organisasi

Perpusnas yang baru:

a. Sekretariat Utama

(1) Biro Hukum dan Organisasi

(2) Biro Perencanaan

(3) Biro Informasi, Komunikasi dan Kerjasama

(4) Biro Umum

b. Deputi I (Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam)

(1) Pusat Deposit Karya Cetak

(2) Pusat Deposit Karya Rekam

(3) Pusat Bibliografi Nasional

c. Deputi II (Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi)

Insp Jmlh

1 2 3 4 1 2 3 1 2

1 A. UU no 4 th 1990 1 3 4 21 0 0 0 1 1 0 31

2 B. UU no 20 th 2003 4 3 5 1 1 8 18 3 1 0 44

3 C. UU no 43 th 2007 61 86 61 14 43 50 121 29 6 6 477

4 D. UU no 6 th 2014 0 1 2 0 2 3 24 1 0 0 33

5 E. UU no 23 th 2014 37 24 40 43 32 27 72 3 0 0 278

6 F. UU no 28 th 2018 50 19 16 9 2 0 0 3 0 0 99

7 G. UU no 5 th 2017 45 46 40 39 6 1 13 25 5 0 220

8 H. PP no 70 th 1991 1 3 6 21 1 0 0 0 0 0 32

9 I. PP no 23 th 1999 6 12 18 24 6 12 18 6 12 0 114

10 J. Keppres no 67 th 2000 29 46 17 16 18 16 38 54 40 26 300

11 K. Perpres no 103 th 2001 30 18 16 16 25 7 47 116 59 14 348

12 L. Perka PNRI no 3 th 2001 31 16 20 13 34 11 48 110 44 7 334

Total 295 277 245 217 170 135 399 351 168 53 2310

Rerata 24.58 23.08 20.42 18.08 14.17 11.25 33.25 29.25 14.00 4.42 192.50

Indeks Total 0.13 0.12 0.11 0.09 0.07 0.06 0.17 0.15 0.07 0.02 1.00

Peraturan Per-UU-anNo.Deputi 1 Deputi 2 Sestama

Page 131: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

(1) Pusat Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan

(2) Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

(3) Pusat Preservasi Bahan Perpustakaan

(4) Pusat Naskah Nusantara

d. Deputi III (Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan)

(1) Pusat Pembinaan Perpustakaan Umum dan Khusus

(2) Pusat Pembinaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi

(3) Pusat Pembudayaan dan Kegemaran Membaca

e. Deputi IV (Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan)

(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(2) Pusat Pengembangan Tenaga Perpustakaan

(3) Pusat Standarisasi Perpustakaan

Gambar 61 Usulan Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI yang Baru

Perubahan untuk Sekretariat Utama disajikan pada Gambar 2. Sekretariat Utama terdiri

dari 4 (empat) eselon 2, yaitu Biro Hukum dan Organisasi, Biro Perencanaan, Biro Informasi,

Komunikasi dan Kerjasama, dan Biro Umum. Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanaan

koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh

Page 132: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

unit organisasi di lingkungan Perpusnas RI. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Utama

menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan Perpustakaan Nasional RI;

b. koordinasi perencanaan kebijakan teknis Perpustakaan Nasional RI;

c. pembinaan dan layanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga

Perpustakaan Nasional RI;

d. koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas

Perpustakaan Nasional RI;

e. koordinasi informasi, komunikasi dan kerjasama dengan pihak eksternal Perpustakaan

Nasional;

f. Perencanaan dengan masyarakat dan pihak eksternal PerpustakaanNasional RI;

g. koordinasi dalam penyusunan laporan Perpustakaan Nasional RI.

Gambar 2. Struktur Organisasi Sekretariat Utama yang Baru

Perubahan dan Penambahan Deputi dilakukan untuk menyelaraskan terhadap beban

mandat yang terjadi pada Deputi 1 maupun Deputi 2. Deputi 1 yang lama yaitu Deputi

Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi dimekarkan menjadi 2 Deputi yaitu Deputi

Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam (Gambar 3) dan Deputi Bidang Jasa Informasi dan

Preservasi (Gambar 4). Berdasarkan Gambar 3, Deputi Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam,

terdiri dari tiga jabatan eselon 2 yaitu (1) Pusat Deposit Karya Cetak, (2) Pusat Deposit Karya

Rekam, dan (3) Pusat Bibliografi Nasional.

Deputi Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam mempunyai tugas menyelenggarakan

pengelolaan karya cetak dan karya rekam sebagai koleksi deposit nasional, mengembangkan

repositori nasional, menyusun dan mengawasi bibliografi nasional, melestarikan, menyediakan

Page 133: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

dan memberdayakan khasanah hasil budaya bangsa. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi

Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang deposit bahan perpustakaan;

b. Pengumpulan dan pengelolaan karya cetak, karya rekam, dan karya digital sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Pengembangan repositori nasional;

d. Pengembalian dan pendayagunaan naskah kuno yang ada di dalam dan luar negeri;

e. Penyediaan koleksi deposit bagi masyarakat yang membutuhkan;

f. Pemberdayaan koleksi deposit dan pendistribusian informasi deposit;

g. Penyusunan dan pengawasan bibliografi nasional;

h. Penyusunan katalog induk nasional; dan

i. Pelayanan, pendaftaran dan pemberian nomor standar terbitan / publikasi karya cetak,

karya rekam, dan karya digital

Gambar 3. Struktur Organisasi Deputi Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam

Berdasarkan Gambar 4, Deputi Bidang Jasa Perpustakaan dan Preservasi terdiri dari tiga

jabatan eselon 4 yaitu (1) Pusat Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan, (2) Pusat Jasa

Perpustakaan dan Informasi, (3) Pusat Preservasi Bahan Perpustakaan; dan (4) Pusat Naskah

Nusantara. Deputi Bidang Jasa Perpustakaan dan Preservasi mempunyai tugas

menyelenggarakan, mengembangkan koleksi nasional, mengolah, melayankan, serta

mendistribusikan informasi kepada masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang

Pengembangan Jasa Informasi dan Preservasi menyelenggarakan fungsi:

Page 134: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan bahan perpustakaan dan distribusi

informasi;

b. Pengadaan bahan perpustakaan untuk kebutuhan internal dan eksternal institusi;

c. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir;

d. Pengolahan bahan perpustakaan sesuai dengan aturan atau standar sistem yang telah

ditetapkan;

e. Pengelolaan bahan perpustakaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

f. Pelayanan bahan perpustakaan kepada pemustaka;

g. Pengumpulan dan pengolahan naskah-naskah nusantara;

h. Pengembangan diversifikasi layanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi;

i. Pendistribusian / penyebaran informasi kepada masyarakat

Gambar 4. Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi

Deputi 2 yang lama yaitu Deputi Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan dimekarkan

menjadi 2 Deputi yaitu Deputi Pengembangan Perpustakaan (Gambar 5) dan Deputi

Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan (Gambar 6). Berdasarkan Gambar 5, Deputi

Pengembangan Perpustakaan terdiri dari tiga jabatan eselon 3 yaitu (1) Pusat Pembinaan

Perpustakaan Umum dan Khusus, (2) Pusat Pembinaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah, dan

Perguruan Tinggi, dan (3) Pusat Pembudayaan Kegemaran Membaca. Deputi Bidang

Pengembangan Perpustakaan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan perpustakaan dan

membudayakan kegemaran membaca. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang

Pengembangan Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan perpustakaan dan pembudayaan

kegemaran membaca;

Page 135: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

b. Pembinaan perpustakaan;

c. Sosialisasi dan pembudayaan kegemaran membaca;

d. Peningkatan literasi informasi;

e. Pengkajian dan penelitian perpustakaan; dan

f. Pengkajian dan penelitian budaya kegemaran membaca.

Gambar 5. Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan

Berdasarkan Gambar 6, Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan terdiri dari tiga jabatan

eselon 2 yaitu (1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, (2) Pusat Pengembangan Tenaga

Perpustakaan, dan (3) Pusat Standarisasi Perpustakaan. Deputi Bidang Sumber Daya

Perpustakaan mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan dan pengelolaan pendidikan

dan pelatihan, pengembangan pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan serta pengembangan

sistem standarisasi nasional perpustakaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang

Sumber Daya Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan dan pengelolaan pendidikan dan

pelatihan, pengembangan tenaga pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan serta

pengembangan sistem standarisasi nasional perpustakaan;

b. Penyelenggaraan, pengembangan, pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang

perpustakaan;

c. Penyelenggaraan dan pengembangan tenaga fungsional pustakawan dan tenaga teknis

perpustakaan;

d. Penyelenggaraan dan pengembangan sistem standarisasi nasional perpustakaan; dan

e. Penetapan akreditasi penyelenggaraan suatu lembaga / unit perpustakaan.

Page 136: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

Gambar 6. Struktur Organisasi Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan

Berdasarkan perubahan struktur organisasi Perpustakaan Nasional yang diusulkan sebagai

mana tertera pada gambar 2, maka terdapat 5 jenis jabatan struktural eselon 1B yang

bertanggung jawab langsung kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI yang terdiri:

(1) Sekretariat Utama,

(2) Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam,

(3) Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi,

(4) Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan,

(5) Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan

Lima jenis jabatan struktural eselon 2 yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Perpustakaan Nasional RI dan dikoordinasikan kepada Sekretaris Utama yang terdiri:

(1) Inspektorat,

(2) Pusat Penelitian dan Pengembangan,

(3) Pusat Kajian dan Informasi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, dan

(4) Pusat Kajian dan Informasi Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Selain itu ada jabatan - jabatan struktural eselon 2 yang bertanggung jawab terhadap

masing-masing pejabat eselon 1B yaitu:

I. Jabatan Eselon 2 dibawah Sekretaris Utama

(1) Biro Hukum dan Organisasi

(2) Biro Perencanaan

(3) Biro Informasi, Komunikasi dan Kerjasama

Page 137: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

(4) Biro Umum

II. Jabatan Eselon 2 dibawah Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak, Karya Rekam, dan

Karya Elektronik

(1) Pusat Deposit Karya Cetak,

(2) Pusat Deposit Karya Rekam,

(3) Pusat Bibliografi Nasional.

III. Jabatan Eselon 2 dibawah Deputi Bidang Pengembangan Jasa Informasi dan Preservasi

(1) Pusat Pengembangan Bahan Perpustakaan,

(2) Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi,

(3) Pusat Preservasi Bahan Perpustakaan.

(4) Pusat Naskah Nusantara

IV. Jabatan Eselon 2 dibawah Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan

(1) Pusat Pembinaan Perpustakaan Umum dan Khusus,

(2) Pusat Pembinaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi,

(3) Pusat Pembudayaan Kegemaran Membaca

V. Jabatan Eselon 2 dibawah Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan

(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan,

(2) Pusat Pengembangan Tenaga Perpustakaan,

(3) Pusat Standarisasi Perpustakaan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, setidaknya terjadi perubahan struktur organisasi yang

signifikan. Oleh karenanya perlu pengaturan melalui Peraturan Presiden yang baru. Peraturan

Presiden yang baru tersebut mengatur struktur baru kelembagaan di Perpustakaan yang tidak

hanya disebabkan oleh mandat, akan tetapi juga komunikasi birokrasi yang berkembang, dimana

beberapa eselon 3 sudah layak dinaikan menjadi eselon 2. Sementara itu, penambahan mandat

hanya akan memberatkan struktur organisasi Perpustakaan lama yang sangat ramping. Dengan

demikian, karena perubahan struktur organisasi melebihi 50 persen, maka perrlu aturan

(Peraturan Presiden) yang baru guna mendukung tugas dan fungsi Perpustakaan.

Sementara itu, dengan struktur usulan baru tersebut, maka akan ada 5 eselon 1b untuk

Deputi dan Sekretaris Utama, dan 16 eselon 2B, yaitu 12 eselon 2 di bawah Deputi, 3 eselon 2 di

Page 138: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

bawah Sekretariat Utama, dan 1 orang Inspektorat. Perbandingan tersebut disajikan pada Tabel

di bawah ini.

Tabel 3. Struktur Jabatan Perpusnas

Struktur Eksisting Struktur Usulan

Eselon 1b (Deputi, Sestama) 3 5

Eselon IIa 10 17

Dampak Perubahan Struktur

Perubahan struktur tersebut berdampak terhadap visi dan misi yang harus juga

berkembang.selain itu, perubahan tersebut juga berpeluang terjadi konflik, yaitu pada Standar

Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Kegemaran Membaca, Pelestarian Naskah Kuno, dan Pelatihan

Tenaga Perpustakaan. Secara lebih rinci disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Peluang Tumpang Tindih

No Potensi Konflik K/L Landasan

1 Standar

Perpustakaan

Sekolah/Madrasah

Kementerian

Pendidikan

Nasional

Permendiknas No. 25 Tahun 2008 tentang

Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang

Standar Sarana Dan Prasarana untuk SD/MI,

SMP/MTs, dan SMA/MA Perpustakaan

Nasional Perka Perpusnas No. 10 tahun 2017 tentang

Standar Nasional Perpustakaan SD/MI

Perka Perpusnas No. 11 tahun 2017 tentang

Standar Nasional Perpustakaan SMP/MTs

Perka Perpusnas No. 12 tahun 2017 tentang

Standar Nasional Perpustakaan SMA/MA

2 Kegemaran

Membaca

Kementerian

Pendidikan

Nasional

Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang

Penumbuhan Budi Pekerti

Perpustakaan

Nasional UU Nomor 43 Tahun 2007

Perka Perpustakaan Nasional Nomor 15 Tahun

2014 Tentang Penghargaan Gerakan

Pembudayaan Kegemaran Membaca

3 Pelestarian

Naskah Kuno

Perpusnas UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

PP No. 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU

No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

Perka Perpusnas No. 14 Tahun 2014 Tentang

Pendaftaran dan Pemberian Penghargaan Naskah

Page 139: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

Kuno

ANRI Arsip naskah-naskah

Kementerian

Agama

Naskah Keagamaan

4 Pelatihan Tenaga

Perpustakaan

Perpusnas Perka Perpusnas No. 10 tahun 2017 tentang

Standar Nasional Perpustakaan SD/MI

Perka Perpusnas No. 11 tahun 2017 tentang

Standar Nasional Perpustakaan SMP/MTs

Perka Perpusnas No. 12 tahun 2017 tentang

Standar Nasional Perpustakaan SMA/MA

Kemendiknas Permendiknas No. 25 Tahun 2008 tentang

Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang

Standar Sarana Dan Prasarana untuk SD/MI,

SMP/MTs, dan SMA/MA

Penutup

Penambahan struktur pada organisasi Perpusnas RI adalah hal yang harus dilakukan. Hal

ini tidak hanya melaksanakan mandat UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan UU No.

4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, akan tetapi juga mandat

dari peraturan perundang-undangan lainnya. Berdasarkan usulan tersebut, diharapkan Perpusnas

RI mampu berperan penting dalam pembangunan sumberdaya manusia Indonesia.

Page 140: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ......... TAHUN 2017

TENTANG

PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam upaya meningkatkan peran Perpustakaan

Nasional untuk mengembangkan sumber daya

perpustakaan dan kualitas sumber daya manusia yang

secara aktif mampu mewujudkan tujuan pembangunan nasional, maka dipandang perlu menyempurnakan

kedudukan, tugas dan fungsi serta susunan organisasi

dan tata kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan Peraturan Presiden;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah

Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran

Negara Republik IndonesiaTahun 1990 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3418);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaRepublik Indonesia Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang

Perpustakaan; (Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 129 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4774);

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2008,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4846); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 141: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor …., Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor …);

8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang

Pemajuan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor …., Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor …);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991

Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3457);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1999 tentang

Pelaksanaan Serah Simpan dan Pengelolaan Karya Rekam Film Cerita atau Film Dokumenter (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3820); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang nomor 43 tahun 2007

tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 76);

12. Keputusan Presiden Nomor 67 Tahun 2000 tentang

PerpustakaanNasional RepubIik Indonesia; 13. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen;

14. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon 1 Lembaga

Pemerintah Non Departemen.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERPUSTAKAAN

NASIONAL REPUBLIK INDONESIA.

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yang selanjutnya dalam

Peraturan Presiden ini disebut dengan Perpustakaan Nasional RI

adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan

Page 142: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang

dalam pelaksanaan tugas operasionalnya dikoordinasikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

(2) Perpustakaan Nasional RI dipimpin oleh seorang Kepala.

Pasal 2

Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan fungsi:

a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di bidang

perpustakaan;

b. pengembangan koleksi nasional dan jasa informasi;

c. pelestarian pustaka budaya bangsa dalam mewujudkan koleksi

deposit nasional;

d. pembinaan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca;

e. pengembangan dan pembinaan sumber daya perpustakaan;

f. pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan

umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kehumasan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan hukum;

dan

g. pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas semua unsur di lingkungan Perpustakaan Nasional RI.

BAB II

ORGANISASI

Bagian Pertama

Susunan Organisasi

Pasal 4

Perpustakaan Nasional terdiri dari:

a. Kepala;

b. Sekretariat Utama; c. Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam;

d. Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi;

e. Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan; f. Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan;

g. Inspektorat.

Page 143: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

Bagian Kedua

Kepala

Pasal 5

Kepala mempunyai tugas memimpin Perpustakaan Nasional dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Bagian Ketiga

Sekretariat Utama

Pasal 6

(1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.

(2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.

Pasal 7

Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanaan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Perpustakaan Nasional RI

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,

Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan Perpustakaan

Nasional RI;

b. koordinasi perencanaan kebijakan teknis Perpustakaan Nasional RI; c. pembinaan dan layanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan

tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,

perlengkapan dan rumah tangga Perpustakaan Nasional RI; d. koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan tugas Perpustakaan Nasional RI;

e. koordinasi informasi, komunikasi dan kerjasama dengan pihak eksternal Perpustakaan Nasional;

f. perencanaan dengan masyarakat dan pihak eksternal

PerpustakaanNasional RI; dan

g. koordinasi dalam penyusunan laporan Perpustakaan Nasional RI

Bagian Keempat

Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam

Page 144: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

Pasal 9

Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional RI di

bidang pengembangan karya cetak dan karya rekam yang berkedudukan

di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala.

Pasal 10

Deputi Bidang Karya Cetak dan Karya Rekam mempunyai tugas

menyelenggarakan pengelolaan karya cetak dan karya rekam sebagai

koleksi deposit nasional, mengembangkan repositori nasional, menyusun

dan mengawasi bibliografi nasional, melestarikan, menyediakan dan memberdayakan khasanah hasil budaya bangsa

Pasal 11

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,

Deputi Bidang Pengembangan Karya Cetak dan Karya Rekam menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang deposit bahan perpustakaan;

b. pengumpulan dan pengelolaan karya cetak, karya rekam, dan karya digital sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

c. pengembangan repositori nasional;

d. pengembalian naskah kuno yang ada di dalam dan luar negeri; e. penyediaan koleksi deposit bagi masyarakat yang membutuhkan;

f. pemberdayaan koleksi deposit dan pendistribusian informasi deposit;

g. penyusunan dan pengawasan bibliografi nasional; h. penyusunan katalog induk nasional; dan

i. pelayanan, pendaftaran dan pemberian nomor standar terbitan /

publikasi karya cetak, karya rekam, dan karya digital

Bagian Kelima

Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi

Pasal 12

Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi adalah

unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional RI di bidang pengembangan bahan perpustakaan, jasa perpustakaan dan

preservasi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Kepala.

Pasal 13

Page 145: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

Deputi Bidang Jasa Perpustakaan dan Preservasi mempunyai tugas

menyelenggarakan, mengembangkan koleksi nasional, mengolah, melayankan, serta mendistribusikan informasi kepada masyarakat

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,

Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Preservasi

menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan bahan

perpustakaan dan distribusi informasi;

b. pengadaan bahan perpustakaan untuk kebutuhan internal dan eksternal institusi;

c. mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir;

d. pengolahan bahan perpustakaan sesuai dengan aturan atau standar sistem yang telah ditetapkan;

e. pengelolaan bahan perpustakaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku; f. pelayanan bahan perpustakaan kepada pemustaka;

g. pengumpulan dan pengolahan naskah-naskah nusantara;

h. pengembangan diversifikasi layanan berbasis teknologi informasi dan

komunikasi; dan i. pendistribusian / penyebaran informasi kepada masyarakat

Bagian Keenam Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan

Pasal 15

Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan adalah unsur pelaksana

sebagian tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional RI di bidang

pembinaan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala.

Pasal 16

Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan perpustakaan dan membudayakan

kegemaran membaca

Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,

Deputi Bidang Pengembangan Perpustakaan menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan perpustakaan dan

pembudayaan kegemaran membaca;

b. Pembinaan perpustakaan; c. Sosialisasi dan pembudayaan kegemaran membaca;

Page 146: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

d. Peningkatan literasi informasi;

e. Pengkajian dan penelitian perpustakaan; dan f. Pengkajian dan penelitian budayakegemaran membaca.

Bagian Ketujuh Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan

Pasal 18

Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional RI di bidang

pengembangan sumber daya perpustakaan dan standarisasi

perpustakaan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala.

Pasal 19

Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan mempunyai tugas

menyelenggarakan pengembangan dan pengelolaan pendidikan dan

pelatihan, pengembangan pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan serta pengembangan sistem standarisasi nasional perpustakaan

Pasal 20

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,

Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan dan pengelolaan pendidikan dan pelatihan, pengembangan tenaga

pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan serta pengembangan

sistem standarisasi nasional perpustakaan; b. penyelenggaraan, pengembangan, pengelolaan pendidikan dan

pelatihan di bidang perpustakaan;

c. penyelenggaraan dan pengembangan tenaga fungsional pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan;

d. penyelenggaraan dan pengembangan sistem standarisasi nasional

perpustakaan; dan e. penetapan akreditasi penyelenggaraan suatu lembaga / unit

perpustakaan.

Bagian Kedelapan

Unsur Pengawas

Pasal 21

(1) Di lingkungan Perpustakaan Nasional RI dibentuk inspektorat.

(2) Inspektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah unsur pengawasan intern Perpustakaan Nasional RI yang berada di bawah

Page 147: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

dan bertanggung jawab kepada Kepala dan secara administratif

dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. (3) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.

Pasal 22

Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di

lingkungan Perpustakaan Nasional RI.

Pasal 23

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,

Inspektorat menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis pengawasan intern; b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan

Kepala;

d. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan e. pelaksanaan administrasi Inspektorat.

Pasal 24

Inspektorat terdiri atas Subbagian Tata usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

Bagian Kesembilan Unsur Pendukung

Pasal 25

(1) Di lingkungan Perpustakaan Nasional Ri dibentuk Pusat sebagai unsur

pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional RI. (2) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala melalui Sekretaris Utama.

(3) Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat.

Pasal 26

(1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) terdiri atas:

a. 1 (satu) Bagian yang menangani fungsi ketatausahaan; b. paling banyak 4 (empat) Bidang; dan

c. kelompok jabatan fungsional.

(2) Bagian yang menangani fungsi ketatausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian.

(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas paling

banyak 3 (tiga) Subbidang.

Page 148: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

Bagian Kesepuluh

Jabatan Fungsional

Pasal 27

Di lingkungan Perpustakaan Nasional RI dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya

dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB III

TATA KERJA

Pasal 28

Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi wajib

menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di lingkungan

masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Perpustakaan Nasional RI dengan instansi lain yang terkait sesuai dengan

tugas masing-masing.

Pasal 29

Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan

mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan.

Pasal 30

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib

mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 31

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan

laporan berkala tepat pada waktunya.

Pasal 32

Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan

wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan

lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk teknis kepada bawahan.

BAB IV

ESELON, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 33

(1) Kepala adalah jabatan struktural eselon I.a. (2) Sekretariat Utama dan Deputi adalah jabatan struktural eselon I.b

(3) Kepala Biro, Kepala Pusat, dan Inspektur adalah jabatan struktural

eselon II.a.

Page 149: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

(4) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural eselon

III.a atau Jabatan Administrator. (5) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang adalah jabatan struktural

eselon IV.a.

Pasal 34

Kepala diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul menteri yang

urusan pemerintahan dibidang pendidikan dan kebudayaan.

Pasal 35

(1) Sekretaris Utama dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

atas usul Kepala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pejabat struktural eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh

Kepala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pejabat struktural eselon III ke bawah dapat diangkat dan diberhentikan

oleh Pejabat yang diberi pelimpahan wewenang oleh Kepala sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V

PEMBIAYAAN

Pasal 36

Segala pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi

Perpustakaan Nasional RI dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 37

Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan

tata kerja satuan organisasi di lingkungan Perpustakaan Nasional RI

ditetapkan oleh Kepala setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan

kebudayaan.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Perpustakaan

Nasional RI sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Nomor 110

Page 150: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013, tetap berlaku

beserta pejabatnya tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai

dengan dibentuknya jabatan baru dan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 39

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari:

a. Ketentuan mengenai Perpustakaan Nasional RI sebagaimana diatur

dalam Keputusan presiden Nomor 103 Tahun 2OO1 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi,dan Tata

Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor145 Tahun 2015;

b. Ketentuan mengenai Unit Organisasi Eselon I Perpustakaan Nasional RI

sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001

tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non-Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; dan

c. Keputusan Presiden Nomor 67 Tahun 2000 tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.

Pasal 40

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku:

Keputusan Presiden Nomor 67 Tahun 2000 tentang Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 41

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal .........................

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

Page 151: 1$6.$+$.$'(0,. - rb.perpusnas.go.id...2007 tentang Perpustakaan dan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah -Simpan Karya Cetak ... profesi onal dengan karakteristik adaptif, berintegritas,

....................................................