158 Anemia Nutrisi -...

14
2367 158 Anemia Nutrisi Waktu Pencapaian kompetensi Sesi di dalam kelas : 2 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian kompetensi: 4 minggu (facilitation and assessment) Tujuan umum Pada modul pelatihan ini peserta didik dipersiapkan untuk mempunyai ketrampilan di dalam mengelola penyakit anemia nutrisi yaitu defisiensi besi dan defisiensi asam folat / B12 melalui pembelajaran pengalaman klinis, dengan didahului serangkaian kegiatan berupa preassessment, diskusi, role play, dan berbagai penelusuran sumber pengetahuan. Tujuan khusus Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan, 1. Melakukan diagnosis anemia nutrisi beserta diagnosis bandingnya 2. Memberikan tata laksana pasien anemia nutrisi beserta komplikasinya 3. Memberikan penyuluhan upaya pencegahan secara dini. Strategi pembelajaran Tujuan 1. Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran Interactive lecture Small group discussion (journal reading, studi kasus, kasus sulit, kasus kematian). Peer assisted learning (PAL). Computer-assisted learning Bedside teaching. Praktek mandiri dengan pasien rawat jalan dan rawat inap. Must to know key points: Etiologi, epidemiologi, patogenesis,metabolisme besi dan asam folat, B12. Menegakkan diagnosis serta diagnosis banding. Derajat anemia nutrisi serta mendiagnosisnya Apusan dan profil darah tepi : identifikasi dan interpretasi

Transcript of 158 Anemia Nutrisi -...

Page 1: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2367

158 Anemia Nutrisi

Waktu

Pencapaian kompetensi

Sesi di dalam kelas : 2 X 50 menit (classroom session)

Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 50 menit (coaching session)

Sesi praktik dan pencapaian kompetensi: 4 minggu (facilitation and assessment)

Tujuan umum

Pada modul pelatihan ini peserta didik dipersiapkan untuk mempunyai ketrampilan di dalam

mengelola penyakit anemia nutrisi yaitu defisiensi besi dan defisiensi asam folat / B12 melalui

pembelajaran pengalaman klinis, dengan didahului serangkaian kegiatan berupa preassessment,

diskusi, role play, dan berbagai penelusuran sumber pengetahuan.

Tujuan khusus

Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan,

1. Melakukan diagnosis anemia nutrisi beserta diagnosis bandingnya

2. Memberikan tata laksana pasien anemia nutrisi beserta komplikasinya

3. Memberikan penyuluhan upaya pencegahan secara dini.

Strategi pembelajaran

Tujuan 1. Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran

Interactive lecture

Small group discussion (journal reading, studi kasus, kasus sulit, kasus kematian).

Peer assisted learning (PAL).

Computer-assisted learning

Bedside teaching.

Praktek mandiri dengan pasien rawat jalan dan rawat inap.

Must to know key points:

Etiologi, epidemiologi, patogenesis,metabolisme besi dan asam folat, B12.

Menegakkan diagnosis serta diagnosis banding.

Derajat anemia nutrisi serta mendiagnosisnya

Apusan dan profil darah tepi : identifikasi dan interpretasi

Page 2: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2368

Tujuan 2. Tata laksana pasien anemia nutrisi beserta komplikasinya

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran

Interactive lecture

Small group discussion (journal reading, studi kasus, kasus sulit, kasus kematian).

Peer assisted learning (PAL).

Video dan computer-assisted learning.

Bedside teaching.

Praktek mandiri dengan pasien rawat jalan dan rawat inap.

Must to know key points:

Identifikasi kelompok risiko tinggi

Indikasi rawat (tirah baring, tata laksana nutrisi)

Terapi sesuai etiologi

Terapi suportif

Tata laksana komplikasi jangka pendek dan jangka panjang

Tindak lanjut keberhasilan pengobatan

Tujuan 3: Memberikan penyuluhan upaya pencegahan secara dini

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran

Interactive lecture

Video dan computer assisted learning

Studi kasus

Role play

Bedside teaching

Praktek mandiri dengan pasien rawat jalan dan rawat inap.

Must to know key points:

Communication skill

Identifikasi kelompok risiko tinggi dalam masyarakat

Mencegah keadaan anemia nutrisi sejak ibu hamil

Tindakan pencegahan dalam masyarakat

Persiapan Sesi

Materi presentasi: Anemia Nutrisi

Slide

1. Pendahuluan

2. Etiologi

3. Epidemiologi

4. Patogenesis

5. Manifestasi klinis

6. Pemeriksaan penunjang

Page 3: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2369

7. Komplikasi 8. Pengobatan

9. Prognosis

10. Pencegahan

11. Kesimpulan

Kasus : 1. Anemia defisiensi besi

Sarana dan Alat Bantu Latih o Penuntun belajar (learning guide) terlampir

o Tempat belajar (training setting): ruang rawat jalan, ruang rawat inap, ruang

tindakan, dan ruang penunjang diagnostik.

Kepustakaan

1. Schwart E. Iron Deficiency Anemia. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,

penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia; Saunders, 2000 :h. 1469-

71.

2. Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-2. New

York: Churchill Livingstone Inc; 1995. h. 35-50.

3. Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and Childhood. Edisi ke-

1. Philadelphia: Saunders; 1994. h. 103-25.

4. Sjarif DR. Nutrirional anemia. Dalam : Abdulsalam M, Trihobo P, Kaswandani N, Endyarni B,

penyunting. Pendekatan praktis pucat : Masalah kesehatan yang terabaikan pada bayi dan anak.

Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan IKA LII, Departemen IKA FKUI RSCM, Jakarta, 2007.

h.102-116.

Kompetensi

Mengenal dan melakukan tata laksana anemia nutrisi serta pencegahannya.

Gambaran umum

Secara morfologis, anemia nutrisi diklasifikasikan sebagai mikrositik dan makrositik. Anemia

mikrositik biasanya disebabkan oleh gagal atau insufisiensi sintesis hemoglobin. Defisiensi besi baik

karena asupan yang kurang atau kehilangan darah, dapat menyebabkan defek sintesis heme,

sedangkan defisiensi piridoksin, tembaga dan intiksokasi Zn dapat menyebabkan anemia

sideroblastik.

Anemia makrositik diklasifikasikan sebagai megaloblastik dan non-megaloblastik,

berdasarkan ada tidaknya gangguan sintesis DNA globin. Anemia megaloblastik terjadi akibat

gangguan sintesis DNA, namun sintesis RNA tetap berlangsung sehingga terjadi penimbunan

komponen sitoplasma pada sel yang sedang bermitosis yang berakibat pembentukan sel yang lebih

besar daripada normal, dua ko-faktor yang terpenting dalam hal ini adalah asam folat dan vitamin

B12.

Komposisi asam folat terdiri dari cincin protein yang terikat dengan asam paraamino benzoat

(PABA) dan berkonjugasi dengan glutamat. Asam folat bersifat essensial karena manusia tidak dapat

membentuknya secara endogen. Asam folat terdapat dalam sayuran berdaun hijau, buah-buahan

keluarga sitrus (jeruk, tomat), kacang-kacangan dan produk hewan (hati ayam, hati sapi). Defisiensi

Page 4: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2370

asam folat terjadi jika kebutuhan folat meningkat tidak terpenuhi, bila asupan folat tidak mencapai yang direkomendasikan dan bila ekskresi meningkat. Keadaan medis yang dapat meningkatkan

kebutuhan folat atau mengakibatkan peningkatan ekskresi pada anak adalah :

Malabsorpsi

Dialisis ginjal

Penyakit hati Obat-obatan yang dapat menghambat penggunaan folat antara lain obat-obatan anti-konvulsan,

sulfasalazine, metotreksat dan barbiturat.

Ko-enzim B12 dan asam folat diperlukan untuk sintesis timidilat dan purin, dengan demikian

defisiensi vitamn B12 yang disebabkan oleh defisiensi faktor intrinsik (diproduksi oleh sel parietal

lambung) yang diperlukan untuk absorpsi disebut juga anemia pernisiosa. Defisiensi vitamin B12

terjadi karena asupan yang kurang misalnya pada vegetarian yang tidak mengkonsumsi produk

hewan atau gangguan absorpsi misalnya pada kelainan lambung atau usus halus. Kadang kala satu-

satunya gejala kelainan usus halus ini adalah penurunan fungsi kognitif ringan sedangkan anemia dan

demensia muncul kemudian

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan kekurangan zat besi yang diperlukan

untuk sintesa hemoglobin. Prevalensi anemia defisiensi besi (ADB) tinggi pada bayi, hal yang sama

juga dijumpai pada anak usia sekolah dan anak pra remaja. Angka kejadian ADB pada anak usia

sekolah (5-8 tahun) di kota sekitar 5,5%, anak praremaja 2-6%, dan pada gadis remaja yang hamil

26%. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia prevalensi ADB pada anak balita

sekitar 25-35%. Dari hasil SKRT tahun 1992 prevalensi ADB pada anak balita di Indonsia adalah

55,5%.

Etiologinya adalah:

Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis karena anak pada fase pertumbuhan dan

menstruasi,

Kurangnya besi yang diserap tubuh misalnya pada bayi yang tidak medapat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama, karena diperkirakan zat besi dari ASI sekitar 40% diabsorbsi dan pada PASI

hanya 10%.

Perdarahan Kehilangan darah 1 ml akan mengakibatkan kehilangan besi 0,5 mg. Perdarahan dapat berupa

perdarahan saluran cerna, ulkus peptikum, karena obat-obatan (asam asetil salisilat) dan infestasi

cacing (Ankylostoma dan Necator).

Tranfusi Fetomaternal

Hemoglobinuria

Iatrogenic blood loss

Latihan yang berlebihan

Anemia defisiensi besi merupakan hasil keseimbangan negatif besi yang berlangsung lama.

Bila kemudian menetap akan menyebabkan cadangan besi berkurang.

Patofisiologi ADB ada 3 tahap:

1. Tahap pertama

Tahap ini disebut iron depletion atau storage iron deficiency, ditandai dengan berkurangnya

cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi. Hemoglobin dan fungsi protein lainnya masih

normal. Pada keadaan ini terjadi peningkatan absorbsi besi non heme. Feritin serum menurun

sedangkan pemeriksaan lain masih normal.

2. Tahap kedua

Page 5: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2371

Pada tahap ini dikenal sebagai iron deficient erythropoietin didapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoeisis. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil besi serum

menurun dan saturasi transferin menurun sedangkan total iron binding capacity (TIBC)

meningkat dan free erythrocyte porphyrin (FEP) meningkat.

3. Tahap ketiga

Tahap ini disebut iron deficient anemia. Keadaan ini terjadi bila besi yang menuju eritroid

sumsum tulang tidak cukup sehingga menyebabkan penurunan kadar Hb. Dari gambaran darah

tepi didapatkan mikrositosis dan hipokrom yang progresif. Pada tahap ini telah terjadi perubahan

epitel terutama pada ADB yang lebih lanjut.

Gejala klinis ADB sering terjadi perlahan. Gejala umum yang terjadi adalah pucat. Pada ADB

dengan kadar Hb 6-10 g/dL tejadi mekanisme kompensasi yang efektif sehingga gejala anemia hanya

ringan saja. Tetapi bila Hb turun sampai <5 g/dL gejala irritabel dan anoreksia akan mulai tampak

lebih jelas. Bila anemia terus berlanjut akan menjadi takikardi, dilatasi jantung, dan murmur sistolik.

Gejala lain adalah:

Perubahan sejumlah epitel yang menimbulkan gejala koilonikia, atrofi papil lidah, perubahan

mukosa lambung dan usus

Penurunan aktivitas kerja dan daya tahan tubuh

Termogenesis yang tidak normal

Daya tahan terhadap infeksi menurun.

Pemeriksaan laboratorium yang untuk menegakan diagnosis ADB diperlukan pemeriksaan

darah rutin seperti Hb, PVC, Leukosit, Trombosit, indeks eritrosit, retikulosit, morfologi darah tepi,

dan pemeriksaan status besi (Fe serum, Total iron binding Capacity (TIBC), saturasi transferin, FEP,

Feritin), dan apus sumsum tulang.

Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan dari anamnsis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Kriteria diagnosis ADB menurut WHO:

1. Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia

2. konsentrasi Hb eritrosit rata-rata < 31% (N:32-35%)

3. Kadar fe serum <50 Ug/dl (N: 80 – 180 ug/dl)

4. Saturasi transferin < 15% (N: 20 – 50%)

Kriteria ADB menurut Cook dan Monsen:

1. Anemia hipokrom mikrositer

2. Saturasi transferin < 16%

3. Nilai FEP > 100 ug/dl eritrosit

4. Kadar feritin serum < 12 ug/dl

Untuk memenuhi kriteria diagnosis minimal 2 dari 3 kriteria.

Lanskowsky menyimpulkan ADB diketahui melalui:

1. Pemeriksaan apus darah tepi: hipokrom mikrositer

2. FEP meningkat

3. Feritin serum menurun

4. Fe serum menurun, TIBC meningkat, ST<16%

5. Respon terhadap pemberian besi

6. Sumsum tulang: tertundanya maturasi sitoplasma, pewarnaan sumsum tulang tidak ditemukan

Page 6: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2372

pre-parat besi.

Penatalaksanaannya adalah mengetahui faktor penyebab dan mengatasinya serta memberikan

terapi penggantian dengan preparat besi. Pemberian preparat Fe diberikan peroral atau parenteral.

Untuk mendapatkan respon pengobatan dosis besi yang dipakai 4-6 mg besi elemental/KgBB/hari.

Absorbsi besi yang terbaik adalah pada saat lambung kosong. Preparat besi harus terus diberikan

selama 2 bulan setelah anemia penderita teratasi. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah

meningkatkan penggunaaan ASI eksklusif, menunda pemakaian susu sapi sampai usia 1 tahun,

memberikan Fe pada bayi kurang bulan, pemakaian PASI yang mengandung Fe.

Contoh kasus STUDI KASUS: ANEMIA DEFISIENSI BESI

Arahan

Baca dan lakukan analisa terhadap studi kasus secara perorangan. Apabila peserta lain dalam

kelompok sudah selesai membaca contoh kasus, jawab pertanyaan yang diberikan. Gunakan langkah

dalam pengambilan keputusan klinik pada saat memberikan jawaban. Kelompok yang lain dalam

ruangan bekerja dengan kasus yang sama atau serupa. Setelah semua kelompok selesai, dilakukan

diskusi studi kasus dan jawaban yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok.

Studi kasus (anemia defisiensi besi)

Seorang anak laki-laki umur 7 tahun 5 bulan, SD kelas 2, datang berobat dengan keluhan pucat sejak

2 minggu, tanpa disertai demam dan perdarahan. Nafsu makan kurang sejak 1 tahun yang lalu namun

aktivitas biasa. Tidak seperti biasanya, sejak kemarin os tampak cepat lelah setelah bermain bola.

Penilaian

1. Apa penilaian saudara terhadap keadaan anak tersebut?

2. Apa yang harus segera dilakukan berdasarkan penilaian saudara?

Diagnosis (identifikasi masalah dan kebutuhan)

Jawaban:

a. Deteksi kegawatan berdasarkan keadaan umum pasien

kesadaran, pernafasan, sirkulasi, keadaan pucat

tersangka terjadi gagal jantung

b. Deteksi gangguan sirkulasi lain

Hasil penilaian yang ditemukan,

kesadaran CM, suhu 36.40C, tampak pucat, nafas cepat dan dangkal, nadi cepat, dan isi cukup

dan tekanan 110/70 mmHg, BB 21.8 kg, TB 126 cm

Bunyi jantung I dan II normal, terdengar sistolik ejection murmur di semua ostia

abdomen lemas, hapar/lien tidak teraba.

3. Berdasarkan pada hasil temuan, apakah diagnosis anak tersebut?

Jawaban:

a. Anemia defisiensi

b. Gagal jantung

Page 7: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2373

c. Gizi kurang Pelayanan (perencanaan dan intervensi)

4. Berdasarkan diagnosis tersebut bagaimana tata laksana pasien?

Jawaban:

Pemeriksaan darah tepi lengkap dan sediaan apus

MCV, MCH,MCHC,RDW

Lakukan pemeriksaan foto toraks dan EKG.

Atasi keadaan sesak nafas

Atasi anemia dengan transfusi serial

Pemeriksaan SI, IBC, TIBC

Pemeriksaan feses (parasit)

Analisa asupan nutrisi

5. Bagaimana saudara mencari etiologi dari anemia tsb?

Jawaban:

Pemeriksaan feses (parasit)

Kecukupan asupan nutrisi

Infeksi kronik

6. Berdasarkan diagnosis yang saudara tegakkan, bagaimana pengobatan selanjutnya?

Jawaban:

Memberikan preparat besi per oral .

Asupan nutrisi yang cukup.

Atasi/ pengobatan infeksi kronik

Higiene lingkungan / perorangan

Penilaian ulang

7. Apakah yang harus dipantau dalam tindak lanjut pasien selanjutnya ?

Jawaban

Pasien dapat dipulangkan setelah tidak sesak lagi.

Bila pada feses ditemukan adanya cacing maka diberi terapi antelmintik

Preparat besi diberikan selama 3 bulan.

Penyuluhan kepada orang tua tentang pencegahan anemia defisiensi besi sesuai dengan

etiologinya.

Tujuan pembelajaran

Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk alih pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang terkait dengan pencapaian kompetensi dan keterampilan yang

diperlukan dalam mengenali dan memberikan tata laksana anemia nutrisi yang telah disebutkan.

1. Mengetahui metabolisme besi

2. Mengetahui patogenesis anemia defisiensi besi

3. Menegakkan diagnosis serta komplikasi anemia defisiensi besi

4. Memberikan tata laksana anemia defisiensi besi serta komplikasinya

Page 8: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2374

5. Mengidentifikasi kelompok risiko tinggi anemia defisiensi besi 6. Memberikan penyuluhan upaya pencegahan dalam keluarga dan masyarakat

Evaluasi

Pada awal pertemuan dilaksanakan penilaian awal kompetensi kognitif dengan kuesioner 2

pilihan yang bertujuan untuk menilai sejauh mana peserta didik telah mengenali materi atau topik

yang akan diajarkan.

Materi esensial diberikan melalui kuliah interaktif dan small group discussion, pembimbing akan melakukan evaluasi kognitif dari setiap peserta selama proses pembelajaran berlangsung.

Membahas instrumen pembelajaran keterampilan (kompetensi psikomotor) dan mengenalkan penuntun belajar. Dilakukan demonstrasi tentang berbagai prosedur dan perasat untuk

memberikan tata laksana anemia nutrisi. Peserta akan mempelajari prosedur klinik bersama

kelompoknya (Peer-assisted Learning) sekaligus saling menilai tahapan akuisisi dan kompetensi

prosedur pada pasien anemia defisiensi besi.

Peserta didik belajar mandiri, bersama kelompok dan bimbingan pengajar/instruktur, baik dalam aspek kognitif, psikomotor maupun afektif. Setelah tahap akuisisi keterampilan maka peserta

didik diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar

dalam bentuk “role play” diikuti dengan penilaian mandiri atau oleh sesama peserta didik

(menggunakan penuntun belajar)

Penilaian kompetensi pada akhir proses pembelajaran

o Ujian OSCE (K, P, A) dilakukan pada tahapan akhir pembelajaran oleh kolegium

o Ujian akhir stase, setiap divisi/ unit kerja di sentra pendidikan

Peserta didik dinyatakan mahir (proficient) setelah melalui tahapan proses pembelajaran,

a. Magang : peserta dapat menegakkan diagnosis dan memberikan tata laksana anemia defiensi

besi tanpa komplikasi dengan arahan pembimbing

b. Mandiri: melaksanakan mandiri diagnosis dan tata laksana anemia defisiensi besi serta

komplikasinya

Instrumen penilaian

Kuesioner awal Instruksi: Pilih B bila pernyataan Benar dan S bila pernyataan Salah

1. Anak usia sekolah dengan pucat dan gizi kurang pikirkan suatu anemia defisiensi. B/S Jawaban B.

Tujuan 1

2. Diagnosis pasti anemia defisiensi besi adalah pemeriksaan darah tepi saja. B/S Jawaban S. Tujuan

1

3. Pengobatan anemia defisiensi besi adalah dengan transfusi darah. B/S Jawaban S. Tujuan 2

Kuesioner tengah MCQ

4. Anemia defisiensi besi tersering pada :

a. Ibu hamil

b. Bayi dengan riwayat lahir prematur

c. Anak usia sekolah dengan infeksi kronik

Page 9: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2375

d. Semua yang disebut diatas

5. Penyebab tersering anemia defisiensi besi :

a. Pertumbuhan yang cepat pada bayi dan anak.

b. Kegagalan absorbsi besi pada malabsorpsi

c. Investasi cacing tambang

d. Semua yang disebut diatas.

6. Manifestasi yang spesifik pada anemia defisiensi besi yang berat adalah

a. Tidak terdapat organomegali

b. Pagophagia, koilonychia.

c. Perut membuncit.

d. Urin berwarna gelap

7. Stadium defisiensi besi adalah

a. Deplesi hematopoietik, deplesi besi, anemia defisiensi besi

b. Deplesi transferin, defisiensi besi, anemia defisiensi besi

c. Deplesi besi, iron-deficient erythropoiesis, anemia defisiensi besi.

d. Deplesi reseptor besi, deplesi besi, anemia defisiensi besi.

8. Pengobatan anemia defisiensi besi :

a. Rawat inap untuk mencari penyebab anemia.

b. Preparat besi, mengobati etiologinya dan pencegahan.

c. Preparat besi, transfusi darah.

d. Preparat besi dan perbaikan nutrisi.

9. Anemia defisiensi besi dapat menimbulkan efek jangka panjang pada anak :

a. Berat badan turun.

b. Nafsu makan menurun

c. Gangguan perkembangan

d. Gangguan kognitif dan penurunan prestasi belajar

10. Upaya pencegahan

a. Pemberian preparat besi.

b. Pemberian obat cacing.

c. Fortifikasi makanan, identifikasi risiko tinggi.

d. Penyuluhan terhadap anggota keluarga.

Jawaban

1. D 6. D

2. D 7. C

3. B

4. C

5. B

PENUNTUN BELAJAR (Learning Guide)

Page 10: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2376

Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah / tugas dengan menggunakan skala penilaian di

bawah ini:

1 Perlu

perbaikan

Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam urutan

yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan

2 Cukup Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam urutan yang benar

(bila diperlukan), tetapi belum dikerjakan secara lancar

3 Baik Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan dikerjakan dalam

urutan yang benar (bila diperlukan)

Nama peserta Tanggal

Nama pasien No Rekam Medis

PENUNTUN BELAJAR

ANEMIA NUTRISI

No. Kegiatan/langkah klinik Kesempatan ke:

1 2 3 4 5

I. ANAMNESIS

1. Memperkenalkan diri

2. Tanyakan keluhan utama (umumnya anemia)

Setiap gejala ditanyakan lebih detail:

Kapan mulai penyakit, tiba-tiba atau pelan-pelan?

Spontan atau setelah kejadian spesifik?

Apa yang membuatnya memburuk atau lebih baik?

Diambil kesimpulannya dan dicocokkan dengan beberapa

penyakit yang kita kenal.

3. Gejala anemia

Tanyakan gejala penurunan oksigen dengan dihubung-kan

dengan disfungsi organ:

Lemah, ngantuk, pucat, irritabilitas, anoreksia, fatigue, penurunan mental konsentrasi, dispnea, palpitasi,

orthopnoe, ankle edema, sakit kepala, frekuensi urin

Menstruasi irreguler (anak lebih besar)

Tanyakan faktor etiologi:

Riwayat prematuritas (khususnya anak-anak)

Eksaserbasi pucat dan ikterus

Purpura, hematemesis.

Infestasi dengan parasit, alergi, ingesti obat.

Produk yang mendepresi hematopoiesis atau menyebabkan hemolisis, pica, radiasi

Frekuensi infeksi saluran nafas atau infeksi lainnya,

preexisting cardiac, gastrointestinal, endocrine, or renal

diseases, bone pain and joint swelling

Riwayat diet makanan (susu, daging, sayur, dll)

Riwayat keluarga dengan anemia, perdarahan dan riwayat social etnik, sosial-ekonomi, perjalanan ke daerah

Page 11: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2377

endemis malaria

Gejala lain; numbness, stomatitis (sprue)

Adakah tanda-tanda perdarahan: petechiae, stomatitis,

ekimosis, dll.

II. PEMERIKSAAN JASMANI

1. Terangkan akan dilakukan pemeriksaan fisik

Observasi hati-hati dan melihat sebelum menyentuh pasien

Apakah pasien sehat atau sakit? Jika sakit, bagaimana

sakitnya? Bagaimana posisinya?

Tingkat kesadaran

Respirasi (frekuensi respirasi dan effort, sianosis);

Sirkulasi (Tekanan darah, frekuens nadi)

Temperatur tubuh

Pengukuran berat badan, panjang atau tinggi badan

2. Tanda-tanda anemia:

1. Rambut:

Kering, gampang rontok (pada anemia defisiensi Fe).

2. Mata:

Konjungtiva: pucat/ tidak. Ada pendarahan/tidak.

Sklera harus benar-benar putih atau kuning.

3. Mulut :

Warna bibir: pucat atau tidak.

Mukosa mulut: pucat atau tidak

Lidah: lembut dan merah (tanda-tanda pada Anemia

megaloblastik)

Stomatitis angularis, bercak mulut (tanda-tanda pada candidosis/candidiasis)

4. Jantung:

Identifikasi tanda-tanda takikardi.

Denyut jantung normal bervariasi dari: 70-170 bpm s/d 120-140 bpm segera stlh lahir

80-140 bpm pada umur 1 tahun,

80-130 bpm pada umur 2 tahun,

80-120 bpm pada umur 3 tahun dan

70-115 bpm setelah umur 3 tahun

90 bpm setelah umur 10 tahun, berangsur-angsur

menurun pada 60-100 denyut permenit

Auskultasi untuk menemukan adanya sistolik murmur pada semua katup jantung sebagai tanda dari anemia.

Dengarkan pada pasien dengan posisi duduk dan

terlentang.

5. Kuku: pucat, sianosis atau normal, spoon nail (koilonikia)

6. Telapak: pucat atau normal

7. Kulit: memucat atau keabu-abuan (tanda-tanda

hemosiderosis), kulit kering

Page 12: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2378

8. Penampilan khusus: muka Cooley

3. Menentukan jenis anemia:

a. Ringan/ moderat anemia: pada konjungtiva, mukosa

mulut, kuku, dan telapak tangan, kulit

b. Anemia berat: mengganggu fungsi jantung dan

memerlukan terapi secepatnya

4. Identifikasi apabila anemia disertai dengan:

Pendarahan

Hepatomegali

Splenomegali

5. Identifikasi tipe pendarahan : purpura, petechiae, ekimosis,

hematom, epistaksis, hematemesis, melena, hematoschezia,

hemarthrosis, pendarahan gusi, pendarahan subkonjungtiva,

pendarahan pada umbilikus, metrorrhagia dan pendarahan

masif

III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Periksa Hb, leukosit, hit jenis, trombosit, indeks eritrosit,

retikulosit, morfologi darah tepi

2. Periksa Fe serum, total iron binding Capacity (TIBC),

Saturasi transferin, FEP, Feritin

IV. DIAGNOSIS

1. Berdasarkan hasil anamnesis

2. Berdasarkan pemeriksaan jasmani

3. Laboratorium

V. TATA LAKSANA KASUS

1. Umum: mengetahui faktor penyebab dan mengatasinya

2. Khusus: Fe elemental 4-6 mg/kgbb/hari selama 2 bulan

VI. PENCEGAHAN

1. Meningkatkan penggunaan ASI eksklusif

2. Menunda pemakaian susu sapi sampai usia 1 tahun

3. Pemakaian PASI mengandung besi

4. Fortifikasi bahan makanan

Page 13: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2379

DAFTAR TILIK

Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan

memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta T/D bila tidak

dilakukan pengamatan Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun Tidak

memuaskan

Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur

standar atau penuntun

T/D Tidak

diamati

Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih

selama penilaian oleh pelatih

Nama peserta Tanggal

Nama pasien No Rekam Medis

DAFTAR TILIK

ANEMIA NUTRISI

No. Langkah/kegiatan yang dinilai

Hasil Penilaian

Memuaskan Tidak

memuaskan

Tidak

diamati

I. ANAMNESIS

1. Sikap profesionalisme

- Menunjukkan penghargaan

- Empati

- Kasih sayang

- Menumbuhkan kepercayaan

- Peka terhadap kenyamanan pasien

- Memahami bahasa tubuh

2. Menarik kesimpulan

3. Mencari gejala lain anemia defiseinsi Besi,

defisiensi asam folat dan B12

4. Mencari penyulit penyulit anemia

defisiensi besi, defisiensi asam folat dan

B12

5. Mencari diagnosis banding anemia

defisiensi besi, defisiensi asam folat dan

B12.

II. PEMERIKSAAN JASMANI

1. Sikap profesionalisme

- Menunjukkan penghargaan

- Empati

- Kasih sayang

- Menumbuhkan kepercayaan

- Peka terhadap kenyamanan pasien

- Memahami bahasa tubuh

Page 14: 158 Anemia Nutrisi - spesialis1.ika.fk.unair.ac.idspesialis1.ika.fk.unair.ac.id/.../2017/04/HO05_Anemia-Nutrisi-mei.pdf · Melakukan diagnosis dan diagnosis banding anemia nutrisi

2380

2. Menentukan kesan sakit

3. Pengukuran tanda vital

4. Pemeriksaan konjungtiva

5. Pemeriksaan limfadenopati

6. Pemeriksaan hepatosplenomegali

III. USUL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Keterampilan dalam memilih rencana

pemeriksaan (selektif dalam memilih jenis

pemeriksaan)

IV. DIAGNOSIS

Keterampilan dalam memberi argument

dari diagnosis kerja yang ditegakkan

V. TATA LAKSANA PENGELOLAAN

1. Memilih jenis pengobatan atas

pertimbangan keadaan klinis, ekonomi,

nilai yang dianut pasen, pilihan pasien,

dan efek samping

2. Memberi penjelasan mengenai pengobatan

yang akan diberikan

3. Memantau hasil pengobatan

VI PENCEGAHAN

1. Menerangkan pentingnya tindakan

pencegahan.

2. Pentingnya pemberian ASI, menerangkan

pemberian makanan tambahan

mengandung besi.

3. Faktor2 risiko terjadinya anemia nutrisi

Peserta dinyatakan:

Layak

Tidak layak melakukan prosedur

Tanda tangan pembimbing

(Nama jelas)

PRESENTASI Tanda tangan peserta didik

Power points

Lampiran : skor, dll (Nama Jelas)

Kotak komentar