D I S L O K A S ID I S L O K A S I( Luksasio )( Luksasio )

Dr. A. Artanto Dibyosubroto, SpOT, Dr. A. Artanto Dibyosubroto, SpOT, FICSFICS

Bagian Bedah Orthopaedi & Bagian Bedah Orthopaedi & TraumatologiTraumatologi

RS Daerah KudusRS Daerah Kudus

• Definisi :

Kehilangan hubungan yang normal antara 2 permukaan sendi secara komplit

Subluksasi Subluksasi tidak komplit

Fraktur dislokasiFraktur dislokasi Disertai fraktur dari tulang persendian

tersebut

Penyebab : Trauma Infeksi : Sinovitis dengan kapsul sendi joint laxity Muscle Imbalance :

Polio : Otot-otot normal kontraksi otot yang normal

Cerebral palsy : keseimbangan antara otot-otot spastik dengan otot–otot normal. Kongenital : CDH

Gangguan plate acetabulum jadi dangkal

Pemeriksaan Fisik : Anamnesa : Riwayat trauma Inspeksi : Swelling

Deformitas Gerakan abnormal Nyeri setempat

Rontgen : Akan lebih jelasProyeksi AP – Lateral

Terapi : Kasus akut Dini lanjut Reposisi tertutup gagal

reposisi terbuka

Dislokasi Hip JointDislokasi Hip Joint Sendi paling stabil ( ball and socket ) Trauma berat KLL, jatuh

Ada 3 type : Dislokasi Hip PosteriorDislokasi Hip Posterior ( dashboard injury )

Paling sering Hip : - Flexi – Adduksi – Internal rotasi Shortening Spasme ototRontgen : …

Terapi

Reposisi tertutup

Gagal / + fraktur reposisi terbuka Komplikasi :

AVN Lesi N. Schiatic Post traumatic degenerativa joint dislokasi

Dislokasi Hip AnteriorDislokasi Hip Anterior

Jarang terjadi Hip :

Fleksi –abduksi - eksternal rotasi

Shortening

Terapi : Reposisi tertutupReposisi tertutup bila gagal / + fraktur : reposisi terbuka

Reposisi tertutup : Allis Maneuver

bila gagal / + fraktur reposisi terbuka

Dislokasi CentralDislokasi Central

- Disertai fraktur acetabulum

Terapi Konservatif :

Traksi

Operatif :

Dislokasi Shoulder JointDislokasi Shoulder Joint Sering terjadi

Cavitas glenoidalis dangkal

caput humerus besar

Dislokasi Anterior Subcoracoid Subglenoid

Subclavicular

Gambaran klinis :

Rontgen ::

Terapi :Terapi :

Reposisi tertutup

Ada 3 cara : Stimson maneuver Milch maneuver Hippocratic maneuver

Post reposisi :

imobilisasi dlm posisi : adduksi–internal rotasi dengan sling selama 3 mgg.

Komplikasi :Komplikasi : Recurrent dislocation operatif

Gangguan N. Axillaris

Ruptur rotator cuff

Interposisi caput longus dari tendon biceps

Dislokasi PosteriorDislokasi Posterior

Jarang

Gambaran klinis :Gambaran klinis : Adduksi – Internal rotasiAdduksi – Internal rotasi Ant. Fullness of shoulder lostAnt. Fullness of shoulder lost Coracoid process prominentCoracoid process prominent Humeral head prominentHumeral head prominent

Rontgen :

Terapi :

Reposisi tertutup

Dislokasi Elbow JointDislokasi Elbow Joint

PosteriorPosterior

AnteriorAnterior

LateralLateral

MedialMedial

DivergenDivergen

sering sering disertai disertai dng fraktur dng fraktur

Terapi :Reposisi tertutup

gagal / + fraktur Reposisi terbuka

Dislokasi Knee Dislokasi Knee Joint :Joint :

Dislokasi Subtalar Joint & TalusDislokasi Subtalar Joint & Talus

( ankle joint ):

T R A K S IT R A K S I

Dr. A. Artanto Dibyosubroto, SpOT, Dr. A. Artanto Dibyosubroto, SpOT, FICSFICS

Bagian Bedah Orthopaedi & Bagian Bedah Orthopaedi & TraumatologiTraumatologi

RS Daerah KudusRS Daerah Kudus

T r a k s i :T r a k s i :

Upaya pengobatan atau rehabilitasi Upaya pengobatan atau rehabilitasi pasca kelainan / cedera sistem pasca kelainan / cedera sistem muskuloskeletal dengan menggunakan muskuloskeletal dengan menggunakan traksi ( tarikan ) padanya secara terus traksi ( tarikan ) padanya secara terus menerus.menerus.

Pada Tulang ( traksi skeletal ) Pada kulit ( traksi kulit )

Traksi menetap ( fixed traction ) Traksi berimbang ( balanced traction )

Tujuan : Reposisi ( fraktur, dislokasi )

Imobilisasi ( setelah reposisi )

Contraction deformitas : Kontraktur

Mengurangi rasa nyeri : fraktur, coxitis / gonitis TBC

Mencegah deformitas

Prinsip :Prinsip : Ada traksi dan kontra traksi Kontra traksi : gravitasi / BB Pasien Traksi - kontra traksi mengikuti hukum alam Traksi – kontra traksi tidak menimbulkan komplikasi

Komplikasi tarikan :Komplikasi tarikan : Spasme pembuluh darah Kelumpuhan saraf Iskemi kulit

Komplikasi atas traksi :Komplikasi atas traksi : Infeksi tusukan pin Alergi plester

Skin traction :Skin traction : Plester ( adhesive tape ) Karet busa ( joint rubber )

Tekanan negatif dalam busa karet Beban traksi : max. 5 kg bila nekrosis kulit

Kontra indikasi :Kontra indikasi : Abrasi kulit Lacerasi kulit Infeksi kulit Gangguan sirkulasi

kulit

Komplikasi :Komplikasi : Alergi Abrasi /

ekskoriasi Decubitus Parese N.

Peroneus

Skeletal Skeletal TractionTraction

Alat yang dipakai :

Steinmann Pin

Denham Pin

Kirschner wire

Screw

Lokasi Pemasangan:Lokasi Pemasangan:

Tuberositas tibia Supracondyler femur Trochanter mayor Calcaneus Olecranon Metacarpal

Komplikasi :Komplikasi : Infeksi ( Pin trac inf. ) Over traction Distraksi fragmen fraktur Kerusakan ligamentum bl.lama Kesalahan penempatan pin Merusak Epiphyseal plate (pada anak) Spasme vaskuler – parese saraf

Traksi menetapTraksi menetap

(fixed traction)(fixed traction)

Digunakan pada Digunakan pada transportasi / transportasi / evakuasi pasien evakuasi pasien dengan frakturdengan fraktur

Traksi berimbangTraksi berimbang

(balanced traction)(balanced traction)

Adalah Adalah keseimbangan keseimbangan dinamik antara traksi dinamik antara traksi

dengan kontra dengan kontra traksitraksi

Traksi berimbang Traksi berimbang dengan dengan bidai bidai ThomasThomas

Traksi berimbang Traksi berimbang dengan bidai dengan bidai BohlerBohler

Traksi berimbang Traksi berimbang dengan traksi dengan traksi kulitkulit

Bryant tractionBryant traction

Buck extension Buck extension tractiontraction

Hamilton Russel Hamilton Russel tractiontraction

--- TERIMA KASIH ---