1

6
1.1 latar belakang kita tahu bahwa dalam sejarah islam, sistim pemerintahan yang diterapkan seringkali berubah-ubah dari aktu kewaktu. Mulai dari sistem demokrasi yang diterapkan pada zaman Nabi Muhammad hingga pada masa Khulafa’urrasyidin. Tetapi setelah masa khulafa’urrasyidin usai, sistem pemmerintahanpun juga ikut berubah yang semula demokrasi berubah menjadi monarchi yang mana pusat pemerintahan dipegang oleh oleh seorang raja dan keturunanya, yang mana pada saat itu merupakan masa pemerintahan bani Umayyah. Kita tentu tau bahwa ada banyak peristiwa yang melatar belakangi bisa berkuasanya bani umayyah pada saat itu. Diantaranya yang paling penting dan paling diingat oleh umat islam adalah peristiwa tahkim (arbitrase) antara khalifah Ali bin abi thalib dengan mu’awiyyah bin abi sufyan. Dan ada banyak peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan bani Umayyah yang mana akan dijelaskan secara panjang lebar dalam makalah ini. 1.2 Rumusan masalah. a. Berdirinya bani Umayyah b. Mengenal sistem pemerintahan bani umayyah di Damaskus dan Andalusia c. Mengenal khalifah-khaifah pada masa bani umayyah d. Kemajuan-kemajuan pada masa bani umayyah e. Kehancuran bani umayyah dan faktor-faktor yang melatarbelakangi hal tersebut

description

semoga bermanfaat

Transcript of 1

Page 1: 1

1.1  latar belakang

kita tahu bahwa dalam sejarah islam, sistim pemerintahan yang diterapkan seringkali

berubah-ubah dari aktu kewaktu. Mulai dari sistem demokrasi yang diterapkan pada zaman

Nabi Muhammad hingga pada masa Khulafa’urrasyidin. Tetapi setelah masa

khulafa’urrasyidin usai, sistem pemmerintahanpun juga ikut berubah yang semula demokrasi

berubah menjadi monarchi yang mana pusat pemerintahan dipegang oleh oleh seorang raja

dan keturunanya, yang mana pada saat itu merupakan masa pemerintahan bani Umayyah.

Kita tentu tau bahwa ada banyak peristiwa yang melatar belakangi bisa berkuasanya bani

umayyah pada saat itu. Diantaranya yang paling penting dan paling diingat oleh umat islam

adalah peristiwa tahkim (arbitrase) antara khalifah Ali bin abi thalib dengan mu’awiyyah bin

abi sufyan. Dan ada banyak peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan bani

Umayyah yang mana akan dijelaskan secara panjang lebar dalam makalah ini.

1.2  Rumusan masalah.

a.      Berdirinya bani Umayyah

b.      Mengenal sistem pemerintahan bani umayyah di Damaskus dan Andalusia

c.      Mengenal khalifah-khaifah pada masa bani umayyah

d.     Kemajuan-kemajuan pada masa bani umayyah

e.      Kehancuran bani umayyah dan faktor-faktor yang melatarbelakangi hal tersebut

BAB 1I

PEMBAHASAN

A.      Sejarah berdirinya bani Umayyah

Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafa ar-Rasyidin yang

memerintah dari 661-M sampai 750-M di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756-M

sampai 1031-M di Cordova, Spanyol. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin ‘Abd

asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Mu’awiyah bin Abu

Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Mu’awiyah. Ia adalah pendiri dan Khalifah

pertama Dinasti ini. Terbentuknya Dinasti ini dan Muawiyah memangku jabatan khalifah

secara resmi, menurut ahli sejarah, terjadi pada tahun 660 M/40 H pada saat Umayah

memproklamirkan diri menjadi khalifah di Iliyah (Palestina), setelah pihaknya dinyatakan

Page 2: 1

oleh Majelis Tahkim sebagai pemenang, Pemerintahan Dinasti Umayah (41-132 H).

Peristiwa itu terjadi setelah Hasan bin Ali yang dibaiat oleh pengikut setia Ali menjadi

khalifah, sebagai penganti Ali, mengundurkan diri dari gelanggang politik. Sebab, ia tidak

ingin lagi terjadi pertumpahan darah yang lebih besar, dan menyerakan kekuasaan

sepenuhnya kepada Muawiyah. Langkah penting Hasan bin Ali ini dapat dikatakan sebagai

usaha rekonsiliasi umat Islam yang terpecah belah. Karenanya peristiwa itu dalam sejarah

Islam dikenal dengan tahun persatuan (am al-jama’at). Yaitu episode sejarah yang

mempersatukan umat kembali berada dibawah kekuasaan seorang khalifah. Rujuk dan

perdamaian antara Hasan dan Muawiyah setelah Muawiyah bersedia memenuhi persyaratan

yang diajukan oleh Hasan. Yaitu Muawiyah harus menjamin keamanan dan keselamatan jiwa

dan harta keturunan Ali dan pendukungnya. Pernyataan ini diterima Muawiyah dan dibuat

secara tertulis. Persetujuan Muawiyah ini diimbangi oleh Hasan dengan membaiatnya.

Rakyat juga menunjukkan ketaatan mereka yaitu dengan cara mereka semua  membaiatnya

sebagai raja.

Muawiyah dikenal sebagai seorang politikus dan administrator yang pandai. Umar bin

Khattab sendiri pernah menilainya sebagai seorang yang cakap dalam urusan politik

pemerintahan, cerdas dan jujur. Ia juga dikenal seorang negarawan yang ahli bersiasat, piawai

dalam merancang taktik dan strategi, disamping kegigihan dan keuletan serta kesediaanya

menempuh segala cara dalam berjuang. Untuk mencapai cita-citanya karena pertimbangan

politik dan tuntunan situasi. Dengan kemampuan tersebut dan bakat kepemimpinan yang

dimilikinya, Muawiyah dinilai berhasil merekrut para pemuka masyarakat, politikus, dan

administrator bergabung ke dalam sistemnya pada zamannya, untuk memperkuat posisinya

dipuncak pimpinan. Muawiyah juga dikenal berwatak keras dan tegas, tetapi juga bisa

bersifat toleran dan lapang dada.

Page 3: 1

BAB II

DINASTI UMAYYAH (662- 750)

A.      Pengertian Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah

Sejarah berdirinya Daulah Umayyah berasal dari nama Umayyah Ibn ‘Abdi Syams Ibn

‘Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin kabilah Quraisy pada zaman jahiliyah.  Bani

Umayyah baru masuk agama Islam setelah mereka tidak menemukan jalan lain selain

memasukinya, yaitu ketika Nabi Muhammad berserta beribu-ribu pengikutnya yang benar-

benar percaya terhadap kerasulan dan kepemimpinan yang menyerbu masuk ke dalam kota

Makkah. Memasuki tahun ke 40 H/660 M, banyak sekali pertikaian politik dikalangan ummat

Islam, puncaknya adalah ketika terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib oleh Ibnu Muljam.

Setelah khalifah terbunuh, kaum muslimin diwilayah Iraq mengangkat al-Hasan putra tertua

Ali sebagai khalifah yang sah. Sementara itu Mu’awiyah sebagi gubernur propinsi Suriah

(Damaskus) juga menobatkan dirinya sebagai Khalifah.

Namun karena Hasan ternyata lemah sementara Mu’awiyah bin Abi Sufyan bertambah

kuat, maka Hasan bin Ali menyerahkan pemerintahannya kepada mu’awiyyah bin abi

sufyan.Mu'awiyah sebagai pendiri dinasti Umayyah adalah putra Abu Sufyan, seorang

pemuka Quraisy yang menjadi musuh Nabi Muhammad saw. Mu'awiyah dan keluarga

keturunan Bani Umayyah memeluk Islam pada saat terjadi penaklukan kota Makkah. Nabi

pernah mengangkatnya sebagai sekretaris pribadi dan Nabi berkenan menikahi saudaranya

yang perempuan yang bernama Umi Habibah. Karier politik Mu'awiyah mulai meningkat

pada masa pemerintahan Umar Ibn Khattab. Setelah kematian Yazid Ibn Abu Sufyan pada

peperangan Yarmuk, Mu'awiyah diangkat menjadi kepala di sebuah kota di Syria. Karena

keberhasilan kepemimpinannya, tidak lama kemudian dia diangkat menjadi gubernur Syria

oleh khalifah Umar. Mu'awiyah selama menjabat sebagai gubernur Syria, giat melancarkan

perluasan wilayah kekuasaan Islam sampai perbatasan wilayah kekuasaan Bizantine.Pada

masa pemerintahan khalifah Ali Ibn Abu Thalib, Mu'awiyah terlibat konflik dengan khalifah

Ali untuk mempertahankan kedudukannya sebagai gubernur Syria.Sejak saat itu Mu'awiyah

mulai berambisi untuk menjadi khalifah dengan mendirikan dinasti Umayyah. Setelah

menurunkan Hasan Ibn Ali, Mu'awiyah menjadi penguasa seluruh imperium Islam,dan

menaklukan Afrika Utara merupakan peristiwa penting dan bersejarah selama masa

kekuasaannya[1].

Page 4: 1

A.  KesimpulanDinasti umayyah diambil dari nama Umayyah Ibn ‘Abdi Syams Ibn ‘Abdi Manaf,

Dinasti ini sebenarnya mulai dirintis semenjak masa kepemimpinan khalifah Utsman bin

Affan namun baru kemudian berhasil dideklarasikan dan mendapatkan pengakuan kedaulatan

oleh seluruh rakyat setelah khalifah Ali terbunuh dan Hasan Ibn Ali yang diangkat oleh kaum

muslimin di Irak menyerahkan kekuasaanya pada Mu’awiyah setelah melakukan perundingan

dan perjanjian. Bersatunya ummat muslim dalam satu kepemimpinan pada masa itu disebut

dengan tahun jama’ah (‘Am al Jama’ah) tahun 41 H (661 M).

 Pemilihan khalifah dilakukan dengan sistem turun temurun atau kerajaan, hal ini

dimulai oleh Umayyah ketika menunjuk anaknya Yazid untuk meneruskan pemerintahan

yang dipimpinnya pada tahun 679 M,yang kemudian diikuti oleh dinasti-dinasti besar islam

yaitu dinasti Abbasyiah.

 Kemajuan dinasti Umayyah dilakukan dengan ekspansi,sehingga menjadi negara islam

yang besar luas serta sangat memperhatikan kemajuan pembangunan. Pada masa

pemerintahan Al-walid Ibn Abdul Malik,ekspansi kebarat dilakukan secara besar-besaran,dan

pada masa itu dikenal dengan masa ketentraman,kemakmuran dan ketertiban. Pada masa

itulah disempurnakan penulisan al-Qur’an dengan memberikan baris dan titik pada huruf-

hurufnya.

Kekuasaan Daulah Bani Umayyah mengalami kemunduran,karena adanya dua faktor

yang sangat berpengaruh yaitu faktor internal dan eksternal.

B.       Saran

Dari pembahasan makalah diatas kami mangharapkan kritik dan saran dari pembaca

sangatlah di perlukan,guna untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas pada masa yang akan

datang.