1

download 1

of 3

description

tugas

Transcript of 1

1

Dialog Interaktif

1. Apa yang dimaksud dengan potensi pertahanan dan bagaimana kaitannya dengan pertahanan negara ?

Jawab :

Sumber daya nasional berupa sumber daya manusia, sumber daya alam dan buatan, nilai-nilai, teknologi, sarana prasarana dan dana yang dapat didayagunakan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara. Sebelum ditingkatkan menjadi kemampuan pertahanan, maka sumber daya nasional harus identifikasi, klasifikasi, dan inventarisasi untuk ditransformasikan menjadi potensi kekuatan pertahanan dan selanjutnya dikembangkan menjadi kekuatan pertahanan.

Kaitannya dengan pertahanan Negara, bahwa pertahanan negara bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Dikatakan bersifat semesta, karena didalam penyelenggaraan dilaksanakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah.

Proses transformasi sumber daya nasional menjadi potensi kekuatan pertahanan negara merupakan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan

Jadi pada hakikatnya potensi pertahanan adalah segala usaha untuk mentransformasikan sumber daya nasional, yang mencakup ; sumber daya manusia, sumber daya alam dan buatan, sarana dan prasarana yang dimungkinkan untuk dkembangkan menjadi kekuatan pertahanan. Contoh :

1)Sumber Daya Manusia, dalam hal ini misalnya warga negara, dapat dimungkinkan untuk menjadi komponen pendukung, komponen cadangan dan komponen utama yang diawali melalui pembinaan kesadaran bela negara.

2)Sarana dan prasarana, dalam hal ini misalnya jalan tol, sebagai prasarana untuk lalu lintas kendaraan, dapat saja kemungkinan dikembangkan menjadi landasan pacu pesawat tempur dalam situasi darurat perang. Untuk mencapai tujuan ini Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan akan membuat kriteria-kriteria, dan standar yang harus dipenuhi untuk menjadikan jalan tol menjadi landasan pacu pesawat tempur. Demikian juga dengan pelabuhan, rumah sakit, pabrik dapat difungsikan untuk keperluan pertahanan.

3)Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan, dalam hal, misalnya tumbuhan Rami (sumber daya alam), hasil penelitian dapat dimungkinkan sebagai bahan dasar pembuatan fiber glass (sumber daya buatan) dan selanjutnya fiber glass tersebut dapat dijadikan bodi kendaraan tempur, rompi anti peluru untuk keperluan peralatan militer dll.

2.Dalam rangka penyiapan potensi pertahanan ini, apakah Ditjen Pothan Dephan bekerjasana dengan instansi lain terkait ?

Jawaban :

a.Pertama, berkaitan dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal di lingkungan Departemen Pertahanan.

Sebagaimana disinggung diatas bahwa proses transformasi sumber daya nasional menjadi potensi kekuatan pertahanan negara merupakan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan, dan selanjutnya pengembangan menjadi kekuatan pertahanan merupakan fungsi Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan dan Direktorat Sarana dan Prasarana Pertahanan.

Selanjutnya bagaimana kebijakan strategi gelar, penataan ruang pertahanan dan pengembangan wilayah-wilayah pertahanan merupakan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan. Sedangkan bagaimana kebutuhan penganggaran dan perencanaan secara umum untuk terselenggaranya pertahanan negara merupakan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perencanaan Pertahanan.

Transformasi dari sumber daya nasional menjadi potensi pertahanan dan kekuatan pertahanan negara dimaksudkan untuk membangun komponen utama, komponen cadangan dan komponen pendukung, dalam rangka sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

b.Kedua, berkaitan dengan instansi diluar Dephan, dalan hal pengelolaan :

1)Sumber Daya Manusia dan Nilai. Koordinasi pengelolaan sumber daya manusia dan nilai iuntuk kepentingan pertahanan negara, dilakukan antara Dephan, Mabes TNI, Departemen ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Deptan, Dephut, Depperindag, Kementerian Negara Budpar (Budaya dan Pariwisata), Depdagri, industri strategis, dan Pemda, serta Lembaga-lembaga Kemasyarakatan, dan swasta, yang diberi kepercayaan negara untuk mengolah sumber daya dan memproduksi sumber daya buatan.

2)Sarana dan Prasarana Nasional. Koordinasi pengolahaan sarana dan prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan negara dilakukan antara Dephan, Mabes TNI, Depdagri, Depag, Depkeh, dan Ham, Sephub Kementerian Negara Budpar, Deptan, Departemen ESDM, Depperindag, Depdiknas, Depkes, Menristek, industri strategis, dan Pemda, serta lembaga-lembaga kemasyarakatan dan swasta yang mendapat kepercayaan negara untuk mengelola sarana dan prasarana nasional.

3)Industri dan Teknologi. Koordinasi pemanfaatan industri dan Iptek untuk kepentingan pertahanan dilakukan antara Dephan, Mabes TNI, Menristek BUMN, Dewan Riset Nasional (DRN), BPPT, LIPI, Perguruan tinggi serta lembaga lembaga litbang nasional.

4)Wilayah Negara. (Wilneg). Setiap instansi/lembaga mempunyai kewajiban agar didalam programnya selalu menjaga dan menciptakan kondisi yang mendukung terpeliharanya kesatuan dan keutuhan wilayah negara sebagai wadah terlaksananya upaya pertahanan negara. Koordinasi mewujudkan dilakukan oleh Dephan, Mabes TNI, Depdagri, Deplu, Dephub, Bakosurtanal.

3.Berkaitan dengan potensi pertahanan negara, apa yang dapat diberikan setiap warga negara ? Apa contoh kegiatan secara kongkrit !

Jawaban :

a.Setiap warga negara dapat berpartisipasi didalam membangun potensi pertahanan, dalam hal :

1)Penciptaan Kondisi Juang. Yang dimaksud dengan penciptaan kondisi juang ialah menciptakan lingkungan yang kondusif yang dapat mendukung sistem pertahanan semesta. Sebagai contoh; Membangun karakter bangsa melalui warga negara. Membangun karakter warga negara yang memiliki kesadaran bela negara merupakan hal yang penting dalam pencitaan kondisi juang, karena kesadaran bela negara merupakan prasyarat didalam membangun sisten pertahanan negara. Kesadaran bela negara tidak muncul begitu saja, tetapi harus dibangun melalui proses pendidikan. Dengan demikian warga negara dapat berpartisipasi dalam sosialiasi tentang kesadaran bela negara, melalui pendidikan kesadaran bela negara. Pendidikan kesadaran bela negara dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui ceramah, pendidikan dan pelatihan, pengabdian kepada masyarakat, penciptaan lingkungan yang kondusif bagi terselenggaranya pembangunan. Selanjutnya melalui kesadaran bela negara sebagai penciptaan kondisi pada ruang/wilayah negara, maka sistem pertahanan negara yang dibangun secara demokratis yang melibatkan seluruh elemen kekuatan bangsa dapat diwujudkan, sehingga terbentuk komponen-komponen pertahanan negara, yang mencakup komponen utama (TNI), komponen cadangan (komponen yang melawan dengan senjata setelah dilakukan mobilisasi) dan komponen pendukung (komponen yang melawan tanpa kekuatan bersenjata).

2)Ruang Juang. Yang dimaksud ruang juang disini adalah ruang wilayah negara atau ruang geografis . Berpartisipasi dalam pembangunan yang berkaitan dengan pengisian ruang wilayah negara, harus sesuai dengan tata ruang pada umunya dan tata ruang pertahanan pada khususnya, misalnya membangun kemampuan logistik wilayah, meningkatkan produktivitas material strategis (karet, kelapa sawit (bioenergi), penyiapan keperluan barang dan jasa yang mendukung wilayah.

3)Alat Juang.Yang dimaksud dengan alat juang adalah segala sumber daya nasional yang memiliki kapabilitas untuk mendukung sistem pertahanan negara.Contoh, dalam hal sumber daya manusia, maka setiap warga negara harus memiliki ketrampilan khusus, misalnya dalam bidang dunia maya menciptakan software dan hardware, yang mampu mencegah serangan virus di internet yang dapat mengacaukan data dan jaringan komunikasi, atau sebaliknya membuat virus untuk mengacaukan komunikasi lawan dll. Dengan pengembangan ketrampilan khusus ini, maka warga negara mempunyai kapabilitas sebagai alat juang. Ketrampilan lainnya, misalnya ketrampilan dalam komunukasi politik, untuk mampu menggerakan massa, atau menghancurkan lawan melalui jalur diplomasi dan politik.

Nama : Yoga Nurwijaya

Kelas : IX B

Absen : 34