1

98
Las busur listrik (smaw)

description

1

Transcript of 1

Page 1: 1

Las busur listrik (smaw)

Page 2: 1

Klasifikasi Cara Pengelasan

Page 3: 1
Page 4: 1
Page 5: 1

1. Menyalakan busur las 1. menyalakan busur las dan a. dengan cara menggoreskan (scratching metode)cara ini mudah dipergunakan sehingga cara ini seorang pemula untuk latihan menjadi oprator/juru las (welders) b. dengan cara mengetuk (tapping methode)cara ini agak susah digunakan, sehingga cara ini dipakai kepada seseorang oprator /juru las (welders) yang telah berpengalaman

Page 6: 1

2. Mematikan busur las - Mematikan sirkuit listrik untuk memutuskan/memetikan lengkungan listrik las dari benda kerja dibutuhkan cara-cara : 1. cara yang pertama Elektroda diangkat dan diturunkan sedikit Dan tarik keluar searah dengan arah pengelasan 2. cara yang kedua Elektroda diangakat sedikit dan diturunkan kembali sambil dilepas dengan cara mengayunkan ke kiri atas

Page 7: 1

1. Gerakan menarikGerakan ini biasanya dipakai pada waktu pengelasan pertama (las akar), dan cara ini mempunyai kekurangan dimana dapat mengakibatkan akar las (penetrasi) makan sebelah fusi nya atau kurang sempurna penetrasinya.Untuk pengelasan berikutnya perlu adanya penggerindaan yang ekstra hati-hati, karena hasil las nya cembung yang mengakibatkan slag terjebak pada pinggiran las (sisi las).Jadi penggerindaan permukaan las harus rata, sampai slag tidak terlihat pada pinggiran las, khusus pada las galur (las berkampuh).2. Gerakan Maju MundurGerakan ini dipakai oleh seorang juru las yang telah berpengalaman, karena sukar dan perlu keahlian, tetapi sebaliknya akan memberikan hasil yang menetukan / terjamin.Yang mana gerakan ini terapakai terutama pada waktu las akar. Dimana juru las dapat melihat atau mengontrol key hole apakah penetrasi tembus dan fusi diantara kedua sisi kepingan yang disambung.Pada pengelasan berikutnya, gerakan ini juga dapat mengatur lebar pengelasan yang diinginkan, dan gerakan ini jarang dipergunakan pada elektroda yang mempunyai pembungkus yang tebal.3. Gerakan MelebarGerakan ini dipakai oleh seorang juru las setelah pengelasan pertama (las akar), untuk membuat lapisan-lapisan yang hasilnya akan memperlihatkan kampuh las yang baik dan rapi.

Page 8: 1
Page 9: 1

1. Posisi pengelasan datar (flat) 1F a. kedudukan benda kerja akan di las berada di bawah tangan oprator b. elektroda dipegang tegak lurus (tidak ada sudut kesamping) c. suduk kemiringan elektroda dibuat sebesar 10o-20o kearah gerakan penglasan d.untuk mengelas pengisian /penebalan lajunya pengelasan dapat dilakukan dengan menggerakan elektroda dengan gerakan ayun (weaving)

Page 10: 1

Disain Sambungan ( Konstruksi Las )Perencanaan sambungan las yang baik, selalu harus mengikuti spesifikasi dan prosedur dari persyaratan yang ditentukan.Perencanaan sambungan las yang benar akan mengurangi jumlah sambungan tanpa mempengaruhi fungsi dan kegunaannya.Pengurangan jumlah sambungan las ini akan mengurangi terhadap panas masukan ( heat-input ) dan kemungkinan terjadinya distorsi.Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan di dalam membuat disain sambungan las antara lain meliputi :

Tebal dan bentuk benda kerja yang akan di las.Jenis pengelasan yang akan digunakanDistorsi yang terjadi akibat pengelasan.Spesifikasi yang diminta

Disain sambungan las dibagi dalam beberapa kelompok bentuk sambungan las, antara lain seperti :Sambungan tumpul ( Butt-Joint )Sambungan sudut ( Fillet-Joint )Sambungan tumpang ( Lapp-joint )Sambungan – T ( T – Joint )Pada setiap sambungan las diberi notasi pada sambungan yang dikenal dengan istilah simbol las ( welding symbol ) yang digunakan menurut ANSI/AWS A2.4. ( American National Standard Institute / American Welding Society ), yang dituangkan dalam publikasi ” Symbols for welding, Brazing, and Nondestructive Examination ).

Page 11: 1

Sambungan las dasar

Page 12: 1

Sambungan tumpul ( Butt-Joint ) Adalah bentuk sambungan yang mudah di rancang dan dapat di aplikasikan pada semua posisi pengelasan ( welding position ) pada benda kerja yang tipis dan benda kerja yang tebal.Disain sambungan las untuk benda keja yang tipis, dikenal dengan istilah sambungan tumpul pada pengelasan fillet ( fillet welding ). Dan untuk benda kerja yang tebal, dikenal dengan istilah sambungan bevel pada pengelasan groove ( groove weld ).

Page 13: 1

1. Gap ( root-opening )2. Akar las ( throat )3. Permukaan Lasan ( Weld Interface )4. Satu permukaan sambungan ( single bevel )5. Permukaan lasan ( Weld Face )6. Simbol las ( welding Symbol )7. Tebal pelat ( thickness ) Sambungan Tumpul dan Bevel ( Fillet and Groove Weld )

Page 14: 1

Sambungan T ( T - Joint ) Pada sambungan T tidak memerlukan persiapan sambungan, kecuali melakukan pengelasan titik ( tack weld ) untuk memperkuat posisi sambungan, dan pada sambungan T juga dapat diaplikasikan pada pengelasan fillet dan groove. Tetapi untuk pengelasan fillet dan groove pada sambungan ini membutuhkan penetrasi yang dalam, sehingga pengaturan jarak busur las ( stick-out ) sangat menentukan pada saat pengelasan dilakukan, denga sudut pengelasan yang benar, sehingga pembentukan kampuh lasnya menjadi sama.

Page 15: 1

1. Parameter Pengelasan

Sebaiknya sebelum melakukan pekerjaan pengelasan seorang juru las haruslah memahami

prinsip-prinsip dasar begaimana untuk busur las yang stabil.

Karena busur yang stabil akan membuat hasil las yang bagus/mulus. Dari itu haruslah

diperhatikan:

a. Panjang busur

b. Voltage

c. Arus listrik

a. Panjang Busur ( Arc Length )

Untuk mendapatkan panjang busur antara benda kerja ( base metal ) dan ujung elektroda adalah

sangat penting. Karena panjang busur secara langsung sangat menentukan masukan panas baik

terhadap benda kerja maupun elektroda yang diperlukan dalam proses pengelasan.

B. Voltase ( Voltage )

Besar voltase dapat diukur sewaktu proses pengelasan sedang berlangsung, dimana voltase dari

sumber yang masuk ke travo las adalah 220/240 volt diturunkan menjadi sekitar 40-50 volt. Pada

waktu pemakaian voltase akan turun sekitar 18 sampai 36 volt, agar aman dalam pemakaian.

Page 16: 1

A. Voltase tergantung dari panjang busur yang ada, dan juga tergantung dari mesin las /travo dan

panjang kabel las yang dipakai, apabila voltase rendah, ini akan mempengaruhi pemasukan panas

pada benda kerja dan elektroda.

Selain besar kecilnya panjang busur voltage juga dipengaruhi oleh:

1. Fluks Elektroda

2. Komposisi Inti Elektroda

3. Diameter Elektroda

C. Arus (Current)

Besar arus yang dipakai berdasarkan penyetelan pada amper meter yang ada pada mesin las dan

harus disesuaikan dengan besar diameter elektroda yang akan dipakai untuk pengelasan.

Besar arus biasanya dapat dilihat pada bungkusan elektroda yang dikeluarkan oleh pabrik

pembuat. Jika pada bungkusan elektroda tidak tercantum dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 17: 1

Tabel.Diameter elektroda, ketebalan benda kerja dan besarnya arusBesar arus sangat mempengaruhi panas yang diperlukan, untuk mencairkan benda kerja dan elektroda ( base metal dan electrode )Dimana panas yang ditimbulkan busur listrik tinggi antara 6000º F sampai 10.000º F, panas ini terjadi akibat adanya lompatan elektron diantara jarak benda kerja ke ujung elektroda dan sebaliknya.Jadi apabila arus listrik kurang memenuhi, maka busur tidak stabil sehingga mengakibatkan panas yang dibutuhkan berkurang dan menyebabkan pencairan benda kerja dan elektroda tidak rata.

Page 18: 1

Kesalahan Parameter Pengelasan Menyebabkan pengaruh terhadap hasil pengelasan, diantaranya:

6.2.Pengaruh Busur Las Panjang busur las yang normal akan menghasilkan :1. Jalur las yang halus dan baik2. Penembusan/penetrasi las yang baik3. Perpaduan dengan bahan dasar baik

Page 19: 1

6.2.1.Panjang busur las terlalu panjang akan menghasilkan:1. Jalur las tidak beraturan2. Penembusan kurang3. Logam las tidak terlindung secara wajar

Page 20: 1

6.2.2.Panjang busur las terlalu pendek akan menghasilkan:1. Kepala las yang tinggi.2. Elektroda sering melekat pada pekerjaan3. Jalur las terlalu kecil

Page 21: 1

6.2.3.Pengaruh arus listrik a. Arus terlalu tinggi.1. Jalur las datar dan lebar.2. Terlalu banyak percikan logam las yang harus dibersihkan.3. Parit-parit (under cutting) sepanjang jalur las.

Page 22: 1

b.Arus terlalu rendah.1. Terlalu banyak tumpukan logam las.2. Pinggiran-pinggiran dingin3. Penembusan kurang baik

Page 23: 1

6.2.3.Pengaruh lajunya pengelasan Lajunya pengelasan terlalu cepat.1. Jalur las terlalu kecil , bentuknya tidak beraturan.2. Penembusan kurang.3. Tidak cukupnya logam las di penampang dalam.

Page 24: 1

a.Laju pengelasan terlalu lambat.1. Penembusan terlalu dalam2. Logam pengelasan terlalu banyak menumpuk

Page 25: 1

12.Cacat Las (Welding Defect)

Kebanyakan dari produk memiliki bagian-bagian yang perlu dilas. Kualitas dari bagian

yang dilas banyak bergantung pada proses pengelasan yang standar.

Pengelasan yang baik adalah sangat penting untuk keselamatan, pengendalian biaya

serta kepuasan pelanggan. Pengelasan yang kurang baik akan menaikkan biaya,

karena pengelasan yang kurang baik harus dilas kembali untuk dapat disesuaikan

dengan standar spesifkasi.

Produk-produk fabrikasi (contohnya, boiler, pressure vessel, pipeline serta komponen-

komponen pesawat ) yang bekerja pada tekanan yang tinggi. Produk-produk demikian

harus diperiksa untuk memastikan apakah sesuai dengan standar.

Banyak faktor yang mengakibatkan kerusakan pada hasil las. Operator/juru las

(welder) harus mampu untuk:

Mengidentifikasi jenis-jenis yang berbeda dari cacat las

Mengidentifikasi penyebab terjadinya cacat las

Mengidentifikasi menggunakan teknik pengujian hasil las menurut standar

Page 26: 1

12.1.Jenis -jenis cacat las A. CACAT EKSTERNALCacat las eksternal adalah cacat yang dapat dideteksi dipermukaan las atau material. Jenis cacat tersebut termasuk: Undercut Cacat overlap Misalignment ( tidak sejajar ) Penetrasi berlebihan Penetrasi yang tidak lengkap ( eksternal atau internal ) Cacat las internal adalah cacat yang tidak dapat dideteksi dengan mata telanjang karena cacat terjadi dibawah permukaan las atau logam dan teknik pengujian khusus diperlukan untuk dapat mendeteksi cacat tersebut. Cacat internal tersebut meliputi: Kekurangan fusi Berpori Inklusi (eksternal atau internal) Retak Laminasi

Page 27: 1

Undercut overlap infusi porositas(pori-pori) blowholes inklusi retak melintang retak memanjang

Page 28: 1

4.Elektroda Bagian yang sangat penting dalam las busur listrik adalah elektroda. Jenis elektroda yang digunakan akan sangat menetukan hasil pengelasan.

Page 29: 1

4.1.Fungsi Elektroda

Sebagai pelindung busur las dari pengaruh udara luar seperti oksigen, H2O,nitrogen dan udara.1.Mencegah terjadinya ionisasi pada ujung elektroda.2.Menjaga busur tetap stabil3.Menghasilkan terak dan slag4.Sebagai unsur pemadu pada logam las.5.Untuk mengontrol kecairan elektroda6.Untuk mengontrol penetrasi pada sambungan las7.Untuk mengontrol profil atau kontur las, khususnya pada proses pengelasan yang menggunakan bahan tambah ( filler metal ).

4.2.Bagian Elektroda

Elektroda yang terdiri dari beberapa bagian komponen antara lain :A. Sumbu elektroda ( Kawat Las )Sumbu elektroda ( kawat las ) merupakan logam pengisi yang akan meleleh bersama-sama dengan bahan induk dan kemudian membeku membentuk kampuh las.B. Pembungkus elektroda ( fluks )Pembungkus elektroda ( flux ) terbakar dan melindungi kampuh las ( weldment ) yang sedang terbentuk terhadap pengaruh yang merusak dari udara sekelilingnya.

Page 30: 1

Selain berfungsi melindungi kampuh las, dan juga fluks berfungsi: 1. Mencegah terbentuknya oksida-oksida logam, sewaktu proses pengelasan berlangsung2. Membuat terak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendinginan, hal ini bertujuan agar hasil lasan yang terjadi tidak getas dan rapuh;3. Memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil las-lasan dengan cara menambahkan zat-zat tertentu yang terkandung dalam fluks.4. Menstabilkan terjadinya busur las ( arc welding ) dan mengarahkan nyala busur las sehinggga mudah dikontrol;5. Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair ( droplet )6. Memungkinkan dilakukannya posisi pengelasan yang berbeda-beda.

Page 31: 1

O = Fungsi utama& = Fungsi tambahan

Page 32: 1

4.4.Klasifikasi ElektrodaMenurut normalisasi AWS/ASTM (“American Welding Society/American Society for Testing Material”), semua elektroda ditandai dengan huruf E disertai 4 atau 5 angka dibelakangnya.Misalnya : E 6010

Page 33: 1

Cara membacanya sebagai berikut:E menyatakan elektrodaDua atau tiga angka pertama , menunjukkan data kekuatan tarik ( Tensile Strenght). Dapat dikonversikan kedalam batas kekuatan tarik (Yield Strength) dan penarikan (Elongation). (lihat tabel 3)Angka ketiga atau keempat menunjukkan posisi pengelasan yang dapat dicapai.(lihat tabel 4)Angka keempat atau kelima menunjukkan jenis selaput (coating), jenis sumber arus (AC/DC) sifat busur listrik, daya penetrasi dan prosentase serbuk besi yang terkandung pada elektroda.(lihat tabel 5)

Page 34: 1

BAJASifat-sifat bahanSifat-sifat mekanisKekerasan :Kekerasan suatu bahan adalah tahanan terhadap masuknya benda lain (lebih keras kedalamnya.Kekenyalan, kerapuhan :Suatu bahan disebut kenyal, bila bahan tersebut dapat muai dengan ukuran tertentu. Bahan dikatakan rapuh, bila barang tersebut pecah tanpa perubahan bentuk yang tetap.Kekuatan :Kekuatan suatu bahan adalah tahanan terhadap bentuk (kekuatan tarik, tekan, bengkok, gunting).

Page 35: 1

Elastisitas, plastisitas :Kedua-duanya adalah sifat-sifat perubahan bentuk.Perubahan bentuk yang disebut ”plastis”, sedangkan yang tidak tetap disebut ”elastis”.

Page 36: 1

Sifat-sifat teknologisMemberikan keterangan, bagaimana suatu bahan akan beraksi pada waktu pengerjaan.Kemampuan cor :Bahan yang dapat dicor adalah bahan yang dicairkan pada temperature tertentu dan dapat dicor dalam cetakan (besi cor, timah). Kemampuan untuk dibentuk :Bahan padat yang dengan pengaruh gaya mengalami perubahan plastis (tetap) pada bentuk luarnya, disebut dapat dibentuk; tetapi tanpa pengurangan jumlah bahan (melantak, menarik, mengempa).

Page 37: 1

Kemampuan untuk disayat :Bahan yang dapat dilepaskan ikatan kristalnya oleh suatu gaya disebut dapat disayat.Kemampuan untuk dilas :Bahan yang dapat disambung dengan jalan pengelasan kempa disebut dapat dilas.

Page 38: 1

Proses perolehan bajaDapat dilakukan dengan :1. Metode perolehan baja tertentu2. Memadu dengan logam lain3. Persentase zat karbon C dan elemen ikutan yang berbeda-beda4. Perlakuan panas berikutnya (pemijaran, penemperan, pengerasan) Pengecoran bajaSetelah selesai proses penyegaran, baja mentah cair dituang kedalam periuk pengecoran yang dilapisi dengan bahan tahan api.

Page 39: 1

Dari periuk ini, baja dituang kedalam kokil (cetakan). Pembekuan baja tergantung dari mutu baja yang dikehendaki, berlangsung dalam beberapa cara :U = penuangan tidak ditenangkanR = penuangan ditenangkanRR = penuangan ditenangkan secara khusus (baja berbutir halus) Penuangan tidak ditenangkan – huruf pengenal ”U” :Sebutan ini berhubungan dengan keadaan baja cair yang mirip mendidih, tidak tenang. Hal ini disebabkan oleh reaksi kimia (perpisahan).Proses pemisahan terjadi oleh bebasnya oksigen dan gas-gas lain serta zat karbon yang terkandung dalam baja mentah, sehingga baja cair akan bergolak. Akibat reaksi ini maka zat-zat yang terkandung dalam besi seperti C, P dan S terdorong kebagian tengah yang masih cair. Dengan demikian terjadi semacam kotoran yang akan menetap didalam balok baja (kandungan sisipan = segregasi atau pemisahan).

Page 40: 1

Penuangan ditenangkan – huruf pengenal ”R” :Untuk menenangkan baja cair dilakukan sejak penuangan dari konvertor kedalam periuk pengecoran.Dengan menambahkan elemen-elemen paduan yang sangat mudah mengikat oksigen seperti Si dan Ai dalam jumlah kecil atau Mn.Baja yang dituang dengan ditenangkan merupakan baja yang bermutu tinggi. Baja ini praktis tanpa kandungan sisipan. Tetapi pada balok baja terjadi rongga akibat penyusutan. Penuangan ditenangkan secara khusus – huruf pengenal ”RR” :Prosesnya sama seperti pada penuangan ditenangkan diatas. Tetapi ditambahkan jumlah Si dan Al lebih banyak dan sedikit saja Mn.

Page 41: 1

Elemen-elemen paduanPengaruh elemen-elemen paduan :Bila zat karbon mempunyai pengaruh terhadap kekerasan, kekuatan dan regangan baja, elemen-elemen paduan berikut ini menentukan sifat-sifat teknologi baja lebih lanjut :silsium (Si) - memeperbaiki elasitas dan kekuatannikel (Ni) - menyebapkan kekeyalan , kekuatan dan ketahanan korosi pada bajamangan (Mn) - menambah ketahanan aus (abrosion resistance), kekuatan , kekerasan; tetapi mengurangi kemudahan penyayatan chrom (Cr) - menambah kekutan , kekerasan , ketahanan korosi, ketahanan panas, ketahanan aus pada bagian tepicoblt (Co) - menambah kekerasan, ketahanan aus pada bagian tepi, ketahananpanas.Vanadium (V), molybden (Mo) – menambah kekerasan, ketahanan panas, kekeyalan, kekuatan leleh.Wolfram (W) - menambah kekeyalan, kekuatan, ketahanan panas ketahanan aus pada bagian tepi, kekerasan. Pembagian baja

Page 42: 1

Baja bukan paduanBaja disebut bukan paduan, bila persentase elemen paduan tidak melampaui nilai tertinggi tertentu.Baja bukan paduan dapat dikenal dari huruf ”S” untuk baja atau ”C” untuk karbon yang mengawali simbol; misalnya S 235 JR; C 18 Baja paduan rendahJumlah komponen paduan sampai 5% (kadar-C tidak dihitung); misalnya : baja dengan 0,25% C, 1, 15% Cr, 0,5% Mo, 0,2% V.Pada baja paduan rendah kadar C dan elemen-elemen paduan lainnya tertera dalam buku tabel (Stahlschlussel). Persentasenya tidak penuh dalam %; bilangan ini harus dikalikan dengan faktor tertentu. Huruf C tidak disebut.

Faktor-faktor untuk komponen paduan :Faktor-faktor :

Page 43: 1

Misalnya :25 Cr Mo 4 :Baja paduan, 0,25% C 25 x ........ = 0,25% Baja paduan tinggiJumlah komponen paduan baja paduan tinggi lebih dari 5% (C tidak ikut diperhitungkan); misalnya baja 0,06% C, 30% Cr, 6% Ni.Baja paduan tinggi dapat langsung diketahui dengan adanya huruf X di depannya.

Zat karbon dengan faktor 1/100 %, sedangkan elemen paduan lainnya dinyatakan dalam % penuh.

Contoh :

Page 44: 1

Pembagian dan pemakain bajaDari sekian banyak baja dibagi dalam 2 kelompok besar menurut penggunaannya – baja konstruksi dan baja perkakas.Kedua-duanya dapat berupa baja bukan paduan, baja paduan rendah dan baja paduan tinggi.Menurut derajat kemurniannya dan homogenitas struktur dibagi menjadi baja pasaran (bulk), baja bermutu dan bermutu tinggi (baja paduan tinggi selalu baja bermutu tinggi). Baja konstruksiPersentase produksi baja + 90% ! Baja Konstruksi umumBukan baja paduan, dibagi menurut kekuatan tariknya.S 235 JR = baja konstruksi dengan batas titik lumer minimum 235 N/mm2.Baja konstruksi umum dapat diubah bentuknya tanpa tatalan dengan baik tanpa penyayatan. Jenis-jenis baja konstruksi :Penandaan baja konstruksi dilihat dari segi mutu bahan yang sekarang berlaku (mutu pasaran) menurut, EURONORM EN 10027-1, EN10025 sebagai berikut :

Page 45: 1

Misalnya : S 185, S 235 JRS 235 JRG1S 235 JRG2S 235 JOS 235 J2G3S 235 J2G4S 275JR, S 275J2G3S 275JO, S 275J2G4S 355JR, S 335JO, S 355J2G3S 355J2G4, S 355K2G3, S 355K2G4E 295, E 335, E 360

Baja keras kulit Baja konstruksi paduan atau bukan paduan dengan kadar C rendah (o,05 – 0,20%).Digunakan untuk membuat benda kerja, yang keras dan tahan aus pada bagian luarnya, tetapi bagian dalam tetap kenyal. Pemakaian untuk komponen mesin seperti roda gigi, pivot.

Baja temperPaduan atau bukan paduan (kadar C = 0,18 – 0,6%).Dengan perlakuan panas, benda-kerja memiliki kekuatan yang tinggi disertai kekenyalan yang tinggi pula.

Page 46: 1

Baja nitridaMemiliki kadar C antara 0,3 sampai 0,35% dan dipadu dengan Chrom, Molybden, Nikel dan Alumunium. Cocok untuk pembuatan benda – kerja yang harus memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi pada permukaannya. Baja pegasBaja ini dibuat paduan atau bukan paduan tergantung pemakaiannya. Baja ini sangat elastis dan tahan getaran dengan kekuatan tarik yang tinggi.

Baja otomatDigunakan pada proses produksi masal dengan mesin bubut dan mesin freis otomatis (tatalan pendek). Apabila baja otomat dipadu dengan sedikit belerang S dan timah hitam Pb, diperoleh tatalan yang mudah patah. Jenis baja khususBaja tahan korosi :Baja Chrom atau Chrom-Nikel. Kadar Chrom 12 – 18%; Nikel 8 – 20%.Jenis baja ini tahan korosi terhadap kelembaban udara, air, basa pada umumnya dan asam.Penggunaan pada konstruksi alat-alat.Contoh : X 5 CrNiMo 18 10

Page 47: 1

Baja tahan panas :Memiliki komponen paduan sebagian besar Chrom dan Molybden masih terjamin sifat-sifat kekuatannya ( tetap tidak berubah) pada temperatur diatas 600oC.Contoh : X 10 CrMo 44 Baja tahan panas tinggi :Dengan penambahan kadar Chrom, Silisium dan Nikel yang tinggi, terbentuklah lapisan oksida yang menempel kuat sekali dan padat pada permukaan yang diakibatkan oleh oksigen dari udara. Lapisan ini tetap stabil pada temperatur sangat tinggi ( sampai 1200oC) dan dengan begitu menghindarkan pembentukan kerak.Penggunaan : untuk turbin gas, instalasi, dsb.Contoh : X 10 CrAl 7

Baja perkakasBaja ini termasuk baja bermutu tinggi dan digunakan hanya untuk menggarap bahan lainnya. Umumnya memiliki kekuatan yang sangat tinggi dan sangat keras. Baja perkakas harus selalu dengan perlakuan panas (dikeraskan, distemper) sebelum pemakaian.

Baja perkakas dibagi menjadi baja perkakas paduan, paduan rendah dan paduan tinggi. Pembagian selanjutnya adalah menurut temperatur benda kerja yang harus dikerjakan, apakah baja kerja panas atau baja kerja dingin.

Page 48: 1

Baja perkakas bukan paduanBaja ini mengandung C antara 0,5 sampai 1,5%. Makin tinggi kadar C, makin tinggi kekerasan yang dapat dicapai. Baja perkakas bukan paduan lebih keras dari baja paduan tinggi, tetapi kekerasannya akan merosot mulai temperatur 200oC. Baja ini hanya dipakai pada pekerjaan yang tidak panas (palu, pahat, alat plong). Baja perkakas paduan rendahPersentase elemen paduan dibawah 5%, tanpa kadar C.Dengan penambahan Cr, Mo, Ni, V, W, baja memperoleh ketahanan aus pada bagian tepi (awet tajam) dan kekerasan yang baik sampai 400oC (perkakas potong dan cetak paten). Baja perkakas paduan tinggiPersentase komponen paduan lebih dari 5% tanpa kadar C. Baja ini mempunyai komponen paduan W, Co, Mo yang tinggi dan memungkinkan temperatur kerja sampai 600oC (HSS).

Page 49: 1

BAHAN CORBaja cor (GS) – DIN 1681Baja ini dicor ke dalam cetakan. Dapat berupa baja paduan atau bukan paduan dan mempunyai sifat-sifat mekanis baja.Dengan penambahan Mangan, Chrom, Molybden dan Vanadium, kekerasan, ketahanan aus, ketahanan korosi, ketahanan panas baja cor dapat dinaikkan.Benda dari baja cor umumnya mendapat perlakuan panas setelah proses pengecoran. Dengan demikian, strukturnya menjadi lebih halus, tegangan dalam bahan menurun dan sifat-sifat mekanismenya naik.

Penandaan bahan dasar menurun DINDIN 1691 – GG 20 :Besi cor dengan grafit lamel; kekuatan tarik minimum 200 N/mm2 DIN 1692 – GTS 35 – 10 :Besi cor temper hitam; kekuatan tarik minimum 350 N/mm2

DIN 1692 – GTW 40 – 05 :Besi cor temper putih; kekuatan tarik minimum 400 N/mm2 DIN 1693 – GGG 40 :Besi cor dengan grafit peluru; kekuatan minimum 400 N/mm2

Pengelasan bahan-bahan coranBesi cor bias sangat jelek menerima tegangan las karena susunan strukturnya; berarti selalu ada bahaya terjadi keretakan !Untuk mengurangi ketegangan las yang terjadi, dapat digunakan 2 cara khusus untuk pengelasan besi cor.

Page 50: 1

Pengelasan panas besi corPengelasan panas besi cor dengan listrik dapat dilakukan dengan elektroda cor tanpa flux dengan menambahkan serbuk las atau dengan elektroda cor dengan flux atau kawat las cor berbentuk pipa.Seluruh benda-kerja dipanaskan dalam oven pemijaran, perlahan-lahan temperaturnya dinaikkan antara 400 – 600oC. Pada temperatur ini bahan tidak ada tegangannya dan dengan begitu mampu berubah bentuk.Pengelasan panas menghasilkan kampuh dengan warna yang sama dan dengan kekuatan yang lebih tinggi dibanding dengan bahan aslinya tidak berpori-pori dan kampuh yang rapat dan dapat dikerjakan dengan baik.

Pengelasan dingin besi corUntuk pengelasan dingin besi cor, temperatur harus dibuat sedingin mungkin (max. 200oC). Untuk menjaga agar tidak terlalu panas benda-kerja harus selalu didinginkan sampai temperatur kamar. Elektroda untuk pengelasan dingin besi cor :Elektroda baja bukan paduan, tipe B :Hasilnya tidak memuaskan, hanya untuk keadaan darurat karena kampuhnya keras gelas, retak-retak dan tidak rapat.

Page 51: 1

Elektroda dengan kawat inti dari tembaga-nikel (elektroda-monel) :Kampuh las masih dapat dikerjakan, tetapi kekuatannya rendah.Keamanan retak dan kerapatan kampuh sedang. Elektroda nikel murni :Menghasilkan kampuh dan daerah peralihan dengan kemampuan mesin, kekuatan dan kerapatannya yang baik. Elektroda dengan batan inti dari paduan NiFe (Elektroda Ferronikel) :Digunakan khusus untuk pengelasan besi cor dengan baja, kemampuan mesin, kekuatan dan regangan yang baik.

1.Persiapan dan perlaksanaan kampuh lasBuatlah sambungan berbentuk bunga tulip dengan sisi-sisi yang dibulatkan.

Page 52: 1

Bagian yang retak dibor atau dibuat jembatan dengan las

Page 53: 1

Selalu mengelas dari dalam ke luar, juga isilah seluruh penampangnya; elektroda tegak lurus.Las dengan arus sekecil mungkin dan busur pendek.Buatlah kampuh las pendek-pendek, maksimum 10 kali diameter elektroda; selalu berhenti beberapa saat dengan maksud pendinginan dan melapis lagi bila sudah mencapai temperatur kamar.Pukul kampuh las dalam keadaan panas dengan palu.

Page 54: 1

PERHATIKAN :

Kemampuan las benda cor lama sangat berbeda-beda. Bila lapisan pertama berpori-

pori dan menunjukkan sambungan tepi yang jelek, pahatlah lapisan pertama dan juga

lapisan-lapisan berikutnya sampai pada sambungan yang tanpa cacat.

Mengelas besi cor tempa

Besi cor tempa putih dilas dengan elektroda yang bersifat basa.

Besi tempa hitam dilas seprti pengelasan dingin besi cor abu-abu dengan elektroda

nikel atau tembaga nikel.

Page 55: 1

KEADAAN TEGANGAN PADA KOMPONEN YANG DILAS Tegangan sendiri - sudah ada sebelum pengelasanTegangan las - terjadi karena pengelasanTegangan beban - terjadi karena beban kerja pada komponen yang sudah jadi. Disamping itu keadaan tegangan mendapat pengaruh yang tidak baik dari kesalahan pengelasan berikut :Retakan, takik penetrasi, kesalahan akar, kesalahan sambungan, berpori-pori, sisipan terak, kesalahan awal las. Kecenderungan pecah dan tegangan yang menonjol pada komponen yang dilas dapat dikurangi dengan :Pengelasan yang benar (tanpa kesalahan)Perlakuan panas sebelum, selama dan sesudah pengelasanTindakan-tindakan yang bersifat konstruksiPenggunaan baja-baja yang dapat dilasUrutan pengelasan yang benar

Page 56: 1

Jenis-jenis patahan Patah rapuh atau belahTerjadi mendadak pada konstruksi las tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya.Patahan cerah dan berkilauan (struktur pecahan kristalin).Penyebab :Bahan dasar (kadar nitrogen, phospor, belerang terlalu tinggi)Pembentukan struktur pada daerah peralihan kampuh lasKeadaan tegangan sambungan lasFluktuasi temperatur yang tinggiBeban yang sering berubah-ubahPatah karena perubahan bentukIni merupakan patahan yang kenyal dan berserat yang menunjukkan adanya perubahan bentuk (pertambahan panjang yang berakibat mengecilnya bagian tengah).Patah lelahPada patah lelah struktur licin dan berbentuk seperti kulit kerang.Terjadi umumnya karena beban yang sering berganti-ganti. Umumnya disebabkan oleh takikan dan sudut-sudut.

Patah campuranTerjadi umumnya karena patah paksa dan patah lelah bersama-sama.Struktur patahan buram dan berserat di tepi, di tengah cerah dan mengkilap (kristalin).

Page 57: 1

PERLAKUAN PANAS SECARA UMUM Tujuan dan persoalannyaPerlakuan panas pada baja dimaksudkan untuk mengubah bermacam-macam sifat mekanis seperti kekerasan, kekuatan dan kekenyalan. Hal ini dipengaruhi oleh kadar C. Pembentukan struktur – Penentuan struktur Definisi ”struktur”Semua logam terbentuk dari kristal-kristal. Susunan dan besarnya kristal-kristal ini disebut sebagai ”Struktur”. Apabila logam dipanaskan, terjadilah suatu perubahan struktur. Makin tinggi temperaturnya, makin kuat perubahan strukturnya. Pemanasan bajaKita bedakan antara pemanasan baja sampai 723oC dan diatas 723oC. Tergantung dari kadar-C, pada temperatur sampai 723oC diperoleh keadaan struktur sebagai berikut :Dari 0 sampai 0,83% C = Ferrit dan PerlitPada 0,84% C = PerlitDari 0,84 sampai 1,7% C = Perlit dan SementitPada pemanasan baja diatas 723oC terjadi perubahan struktur lebih lanjut. Bentuk struktur yang ada yaitu Perlit dan Ferrit berubah menjadi Austenit.

Page 58: 1

Diagram :

Page 59: 1

Pendinginan bajaPada pendinginan baja secara perlahan-lahan (temperatur ruang) terbentuk lagi struktur asalnya.Dengan pendinginan secara cepat (pengejutan dalam air, minyak, udara) zat karbon secara paksa tetap larut dan terjadilah struktur martensit yang halus, panjang-panjang seperti jarum, keras gelas dan sangat rapuh. Perlakuan panas pada pengelasanPerlakuan pana sebelum pengelasan – pemanasan awalPerlakuan panas sesudah pengelasan – menghilangkan tegangan, annealing, pemijaran normal (menormalkan) PERHATIAN :Selama pengelasan temperatur pemanasan awal benda kerja harus dipertahankan. Pengamatan temperatur awal terletak antara 100 dan 550oC.Pemanasdilakukan dengan batang warna termis.Pemanasan awal disesuaikan dengan komposisi baja (kadar-C dan komponen paduan) dan ketebalan benda – kerja. Pemanasan an awalMaksud dan tujuan :Menurunkan kecepatan pendinginan dan dengan demikian menghindari pembentukan martensit (menjadi keras) serta keretakan kampuh bagian bawah.Dengan pemanasan benda-kerja yang tebal, maka akan mengurangi bahaya masuknya hidrogen (difusi) dan terjadinya keretakan kampuh bawah (”mata ikan”, sisipan hidrogen) yang mempengaruhi mutu mekanis.

Page 60: 1

Pemijaran untuk menghilangkan ketegangan (stress-relief annealing)Tujuan pemijaran ini adalah mengurangi tegangan las dalam benda-kerja dan komponen-komponen. Menghilangkan tegangan :Setelah pengelasan, benda-kerja atau seluruh konstruksi las dipanaskan perlahan-lahan pada temperatur 550 sampai 650oC; dipertahankan pada temperatur itu selama dua menit per mm tebal, tetapi paling sedikit setengah jam dan didinginkan perlahan-lahan secara merata. Dalam rentang temperatur ini tegangan dihilangkan oleh perubahan bentuk yang plastis. Pemakaian :Pada konstruksi las yang disertai prosedur serah terima (misalnya : tangki bertekanan dengan beban tinggi)Pada konstruksi las yang masih harus dikerjakan dengan penyayatan. Pemijaran normalPada pengelasan dapat terjadi struktur dengan butiran kasar pada kampuh las dan pada daerah yang terpengaruh oleh panas (WEZ). Dengan pemijaran normal, maka butiran kasar akan diubah menjadi butiran halus, yang akan memperbaiki kemampuan bentuk dan kemampuan menahan beban suatu komponen. Sekaligus terjadi penghilangan tegangan.

Page 61: 1

Proses pemijaran :Tergantung dari kadar-C nya, benda-kerja dipanaskan antara 800 dan 930oC dalam oven (tungku) pemijaran 1 atau 2 menit per mm tebal dinding, tetapi paling sedikit setengah jam. PERHATIAN :Bila terlalu panas atau ditahan terlalu lama pada temperatur yang ditentukan, terbentuk lagi struktur dengan butiran yang kasar (Struktur Widmannstatten).Pemijaran lunakDilakukan agar pengerjaan bahan lebih mudah.Proses pemijaran :Pemanasan benda-kerja pada temperatur kira-kira 723oC dan ditahan pada temperatur ini beberapa jam dan selanjutnya didinginkan dengan lambat. Menghilangkan tegangan (autogen)Metode KENT (KENT = Kontrollierten Entspannen Bei Niedriger Temperatur = controlled stress-relief at low temperature)Komponen yang dilas dan tidak dapat dipijarkan untuk menghilangkan tegangan atau dipijakan normal, dihilangkan tegangannya dengan autogen. Dilakukan terutama pada konstruksi kapal dan tangki.Proses menghilangkan tegangan :Dengan menggunakan brander untuk memanasi bidang disebelah kanan dan kiri kampuh las, ditimbulkan daerah panas. Akibatnya, terjadi sedikit perubahan, bentuk yang plastis pada kampuh las yang menyebabkan hilangnya tegangan pada kampuh las.

Page 62: 1

PENGUJIAN BAHAN Maksud dan tujuanPengujian bahan dimaksudkan untuk menyelidiki sifat-sifat mekanis seperti kekuatan, kekerasan dan lain-lainnya, agar dapat menjamin sifat-sifat teknologi seperti kemampuan bentuk, kemampuan las dan lain-lain.Suatu tugas tambahan pengujian ini adalah untuk menentukan kesalahan dalam bahan. Jenis pengujian yang paling sederhana untuk memeriksa sifat-sifat suatu bahan adalah pemeriksaan yang tampak pada permukaan. Uji patahDengan menilai bidang patahan dapat ditentukan secara kasar jenis dan komposisi bahan.Baja konstruksi bukan paduan- berbutir kasar, abu-abu cerah mengkilapBaja konstruksi paduan - berbutir halus, menyerupai beludru, abu-abu Uji kikirDengan menggunakan kikir halus dilakukan penentuan kekerasan dengan perasaan.

Page 63: 1

Uji suaraBenda-uji digantung bebas dan dipukul dengan palu.Besi cor – suara pukulan : pendek, debam.Baja konstruksi dengan kadar-C rendah – suara pukulan : debam.Baja perkakas atau baja konstruksi dengan kadar-C tinggi – suara pukulan : nyaring, bersih, panjang. Uji bunga apiDengan menekankan benda-uji pada batu gerinda, penguji dapat menentukan dari bentuk dan warna bunga api penggerindaan; misalnya :Besi cor – merah tua sampai kuning kemerah-merahan, bintang-bintang kecil yang bercabang.Baja konstruksi bukan paduan – kuning cerah, bintang-bintang kecil berbentuk duri.Baja perkakas – merah tua, sinar dengan bentuk seperti tetesan. Jenis yang tepat, seperti komposisi bahan sebenarnya, sifat-sifat dan kesalahannya diperiksa dalam laboratorium yang diperuntykkan bagi pengujian bahan. Pada umumnya kita bedakan :Pengujian yang merusakkan bahan (destructive)Pengujian yang tidak merusakkan bahan ( non destructive)

Page 64: 1

Pengujian yang merusakkan bahan Uji tarikPada uji tarik diselidiki kekuatan regangan dan batas elastisitas.Suatu batang-uji disekam pada kedua ujungnya pada mesin uji tarik dan dibebani sampai putus.

Page 65: 1

Alat pengukuran menunjukkan proses pengujian dalam grafik tegangan – regangan.

Garis vertikal menunjukkan tegangan beban dalam N/mm2; garis horizontal menunjukkan regangan dalam %.

Page 66: 1

Arti pengukuran :Permulaan (sampai P) kurva berupa garis lurus; berarti tegangan dan regangan bertambah sebanding (proporsional).Pada titik E dicapai batas elastisitas; berarti apabila batang uji dilepas pada E, maka batang uji akan memegas dengan elastis dan kembali ke panjang semula.Pada titik S dicapai batas regangan atau batas deformasi; bahan mulai ”terdeformasi”; berarti terjadi perubahan bentuk yang tetap.Pada pembebanan selanjutnya kurva bertambah horizontal, yang kemudian akan mencapai batas patah pada titik B.Penampang batang-uji akan mengecil; batang akan meregang terus dan patah pada Z (batas patah). Uji pukul tarikPercobaan ini untuk menyelidiki kekenyalan pukul takik = J/cm2.Benda-uji standar dengan takikan diletakkan pada alat pukul ayun. Palu ayun dijatuhkan pada benda-uji dari ketinggian H, memukul tembus dan mengayun ke arah yang lain sampai ketinggian H.

Page 67: 1

Penunjik geser akan menunjukkan pada skala besarnya usaha yang digunakan dalam percobaan pukul takik dengan satuan J (Joule).Kekenyalan pukul takik adalah usaha pukul yang digunakan pada penampang patah. Pengujian kekerasan Uji tekanan peluru menurut Brinell HB DIN 50351Peluru baja yang dikeraskan dengan Ø 2, 5, 5 dan 10 ditekan selama 30 detik dengan beban 3000 kg pada permukaan benda-kerja.

Page 68: 1

Pengujian kekerasan menurut VickersPengujian ini dapat dilakukan pada mesin penguji yang sama seperti pengujian Brinell, yang menggunakan piramida intan dengan sudut pucuk 136o dengan gaya-uji antara 49 sampai 980 N yang ditekankan pada benda-uji. Tapak yang terjadi diukur dengan alat ukur yang sangat halus dan bilangan kekerasan dapat dicari dalam tabel.

Berbeda dengan pengujian – kekerasan Brinell, metode ini juga cocok untuk pengujian benda – kerja yang lebih kecil, lebih tipis dan sangat keras.

Page 69: 1

Pengujian kekerasan menurut RockwellPengujian ini disebut juga ”Pengujian beban awal”, cara pengujian :Pengujian Rockwell-c (c = cone) = HRCPengujian Rockwell-b (b = ball) = HRB

Pengujian Rockwell-c :Suatu kerucut intan dengan sudut 120o dengan beban awal 98 N dan kemudian dengan beban total 1471 N ditekankan ke benda-uji. Kedalaman tapak dibaca dengan lup (kaca pembesar) ukur, dimana kedalaman tusuk pada beban awal tidak ditinjau. Metode ini digunakan pada benda-kerja yang sangat keras dan juga dimana hanya kedalaman tapak terkecil yang diperbolehkan.Pengujian Rockwell-b :Peluru baja yang dikeraskan ditekankan pada benda-kerja yang diuji dengan beban awal 98 N dan beban utama 980 N.

Page 70: 1

Metode pengujian Metode penetrasi warnaCara ini adalah cara paling sederhana untuk menentukan keretakan pada permukaan. Benda yang telah dibersihkan disemprot dengan warna yang mencolok (merah), yang akan merembes kedalam bagian yang retak. Permukaan benda-kerja setelah 5 menit dicuci dengan air; semprot dengan cairan pengembang (putih). Bahan warna yang putih akan menarik yang merah dari bagian yang retak dan kesalahan akan kelihatan. Pengujian serbuk magnetBenda-kerja diletakkan diantara 2 magnet yang kuat dan dioles dengan campuran serbuk besi dan minyak tanah. Serbuk besi tertahan pada bagian yang retak dan dengan begitu akan kelihatan.Contoh : kesalahan suatu kampuh las

Page 71: 1

Pada pebgujian kampuh las terdapat 2 macam metode :Dengan pengalihan arus listrik :

•Dengan pengaliran medan magnet :

Page 72: 1

Hanya dapat digunakan pada bahan yang magnetis

1.Pengujian sinar tembusKesalahan bahan dibagian dalam (retak, sisipan terak) dapat terlihat dengan sinar Rontgen pada layar atau film.

Page 73: 1

Pengujian ultrasonikPada metode ini gelombang ultrasonik dipancarkan melalui benda-uji.Gelombang ini dipantulkan oleh ujung/akhir benda-kerja dan oleh tempat kesalahan di dalam bahan.Gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh kesalahan dalam bahan akan diterima lebih dulu oleh ujung/akhir benda-kerja.Perbedaan waktu dicatat oleh alat dan dengan demikian ukuran dan tempat kesalahannya dapat terlihat pada layar gambar.

Pada pengujian kampuh las digunakan transducer siku, yang dapat bergerak kesana kemari dalam batas tertentu di sebelah kampuh las.

Page 74: 1

PENGELASAN PELAT YANG BERLAPISAN LOGAM LAINUrutan pengerjaan :Pelat dasar mula-mula dilas dari satu sisi

•Kedua sisi dilas penuh (bahan dasar)

•Mengelas sisi yang berlapisan

Page 75: 1

PERHATIKAN :Sebelum mengelas bahan penutupnya, sisi bagian akar harus dikerjakan dahulu dengan teliti.Pada pengelasan pelat yang berlapis, tidak boleh sekali-kali mengelas bahan penutup berpaduan tinggi dengan elektroda bukan paduan. Pengertian ”pelapisan”Pelapisan adalah penempelan lapisan penutup dari logam pada pelat baja bukan paduan atau paduan sebagai bahan dasar. Sebagai bahan dasar umumnya digunakan baja yang dapat dilas dengan baik.Sebagai bahan penutup (lapisan penutup) digunakan baja tahan karat, nikel, paduan nikel, tembaga atau paduan tembaga. Pemakaian pelat-pelat yang dilapisKombinasi bahan dasar (dengan sifat mekanis yang baik) dan bahan pelapis (tahan korosi, tahan erosi dan tahan terhadap bahan kimia) menghasilkan suatu produk yang memungkinkan pemakaian yang luas. Memenuhi syarat mulai dari industri kimia, bangunan kapal dan bangunan air dari baja sampai digunakan dalam instalasi nuklir.

Page 76: 1

Keuntungannya dibanding dengan pelat penuhMemanfaatkan sifat-sifat kedua jenis baja.Ketidakpekaan bahan dasar terhadap korosi pada keretakan akibat tegangan. Dapat dibuat dengan ukuran-ukuran yang besar. Metode pengelasanDapat menggunakan semua metode pengelasan yang telah dikenal dan teruji dalam konstruksi tangki untuk bahan-bahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi, terutama pengelasan dengan gas lindung (WIG, MIG), pengelasan busur cahaya dan pengelasan busur terendam (SAW).Las gas secara umum tidak dianjurkan, karena adanya bahaya pengarbonan pada bahan pelapis. Untuk pengelasan bahan dasar digunakan bahan dasar yang sama, untuk baja biasanya juga tersedia elektroda yang sesuai.

Page 77: 1

MEMPERBAIKI KETAHANAN AUS DENGAN LAS PELAPISAN Proses keausanProses ini merupakan istilah yang lebih luas mengenai perubahan-perubahan permukaan pada mesin dan perkakas yang tidak dikehendaki. Istilah ini dibagi menjadi :Keausan :Perubahan-perubahan permukaan yang tidak dikehendaki akibat terlepasnya bagian-bagian halus secara mekanis. Korosi :Perubahan-perubahan permukaan yang tidak dikehendaki akibat serangan bahan kimia atau elektrokimia.Akibat-akibat lainnya :Perubahan-perubahan permukaan yang tidak dikehendaki akibat kejutan termis, proses usia dll.

Page 78: 1

Bahan yang mengakibatkan keausanBeban-beban keausan berikut dapat juga terjadi secara bersamaan.Keausan gelinding - roda-roda putar, bibir roda (wheel flange), wesel kereta apiKeausan luncur - lintasan luncur relKeausan tekan - rahang pemecah, tirus pemecahKeausan pukul - pemukul, gigi-gigi sekop keruk (shovel/loader teeth)Keausan asah -Keausan garuk - kipas pengaduk, gigi sekop keruk, sisi potong emberKeausan abrasi -Keausan pancar -Keausan erosi - kipas turbine air dan turbine uap basahKeausan kavitas - Pemilihan bahan tambahan lasAgar dapat menemukan bahan tambahan las dengan pemilihan yang terbaik harus memperhatikan hal-hal berikut : Nilai-nilai pengalaman :Keterangan-keterangan dari literatur mengenai pengalaman praktek pabrik membuat bahan-bahan tambahan las.Kekerasan kampuh las :Hanya merupakan petunjuk kasar untuk ketahanan aus.Yang paling meyakinkan, tetapi juga paling mahal adalah penelitian praktek ditempat !

Page 79: 1

Pembagian bahan tambahan lasKelompok A – kampuh las dapat dikerjakan secara mekanis :Untuk benda-kerja las dan komponen yang harus dikerjakan secara mekanis setelah las pelapisan. Kekerasannya tidak boleh lebih dari 400 HB.Pemakaian – rel, rol, mata rantai

Kelompok B – kampuh las tahan keausan gesek dan pukulan :Pada semua komponen, dimana keausan gesek yang dikaitkan dengan pukulan memerlukan atau tidak suatu pengerjaan pengambilan tatalan. Kampuh las hanya dapat digerinda. Pemakaian – lapisan tahan pukulan, pelat pemecah, ember sekop.

Page 80: 1

Kelompok C – kampuh las tahan keausan gesek :Paduan ini mengandung Cr-karbid sampai 50%, yang melekat pada bahan dasar. Dengan penambahan Wolfram dan Niob, kekerasan akan bertambah sampai RC 65 karena bertambahnya pembentukan karbid.Kampuh las ini tahan keausan abrasi yang baik sekali, tetapi peka terhadap pukulan dan benturan.

Pemakaian – pengambilan bijih logam, batu-batuan dan kerikil.

Page 81: 1

Kelompok D – kampuh las yang mengeras dalam keadaan dingin Termasuk dalam kelompok ini adalah baja mangan austenitas dengan kadar-C 1 sampai 1,5% dan kadar-Mn 12 sampai 18% (juga disebut baja mangan keras). Bahan yang pada dasarnya lunak dan kenyal, akan sangat mengeras pada permukaannya yang disebabkan oleh tekanan atau pukulan, yang mengakibatkan ketahanan aus yang tinggi sekaligus kekenyalan yang tinggi pula.Dipakai dimana beban tahanan dan pukulan dengan keausan digabung; misalnya, rahang pemecah, tirus pemecah dan pemukul-pemukul.

Page 82: 1

PERHITUNGAN KAMPUH LAS DAN WAKTU LAS Contoh :Untuk melelehkan suatu elektroda diperlukan arus sebesar 115 A dan tegangan 30 V. Berapa kW yang diperlukan ?P = U. I = 30. 115 = 3450 W100W = 1 kWUntuk mengelas kampuh penjuru sepanjang 2,3 m dengan keterangan sbb :Lapisan las : 4Banyaknya elektroda : 20 btg/m (keempat lapis)Waktu las murni : 29 mnt/m.Jumlah waktu : 59 mnt.Banyaknya elektroda ?Waktu las murni ?Jumlah waktu ? Jawaban :2,3 . 20 = 46 batang2,3 . 29 = 66,7 menit = 1 jam, 6 menit, 42 detik2,3 . 59 = 135,7 menit = 2 jam, 15 menit, 42 detik

Page 83: 1

Suatu kampuh – V dengan penampang 6 mm2 dan panjang 7,5 m harus dilas 2 lapis.Untuk kedua lapis dilas dengan 6 batang elektrod/m.Berapa banyak elektroda yang digunakan untuk keseluruhan ? 7,5 . 6 = 45 batang 2 pipa dengan 0 220 mm harus disambungkan.Hitunglah waktu las yang diperlukan, bila dapat dilakukan pengelasan kampuh sepanjang 15,7 cm per menit.U = d . = 22 . 3,14 = 69,08 cmSuatu pipa dilas tumpul, diameter pipa 850 mm.Berapa m panjang kampuh las, bila juru las telah mengelas 5 pipa ? U = d . = 850 . 3,14 = 2669 mm2669 . 5 = 13345 mm 13,345 m Membuat kampuh sudut :Misalnya : a = 15

Z = a. 2 = 15. 1,414

Z= 21,21 mm = 21 mmUkuran b = a . 2 = 15 . 2 = 30 mm

Page 84: 1

Suatu penopang pipa dari besi cor beratnya 140 kg; bila penopang dibuat dari pelat baja, dilas listrik beratnya berkurang 72 kg.Berapa % penopang pipa yang dilas lebih ringan dari penopang baja cor ?140 – 72 = 68 140 kg = 100%

68 kg = xX = X = 48,57%

Seorang juru las mengelas tangki air tanpa tutup :1 = 2000 mm; b = 1500 mm; h = 750 mm.Bepara m panjang kampuh las pada satu tangki ?Berapa tangki per orang per hari, bila ia per hari harus mengelas 60 m kampuh las ?L = (1 + b). 2h = 750. f 2000

15003500. 2 = 7000

3000 10000 mm = 10 m

60 + 10 = 6 tangki

Page 85: 1

1 tangki mempunyai 10 m kampuh lasJuru las dapat mengelas 6 tangki per hariSebuah benda-kerja, panjang 850 mm, harus dilengkapi dengan kampuh sudut sebesar a = 4 mm. Sebagai bahan tambahan digunakan kb elektroda dengan 0 4 mm, panjang 450 mm dan dengan persentase pengisian 115%.Sisa elektroda sepanjang 35 mm dikurangkan/diperhitungkan.Hitunglah banyaknya elektroda yang dipakai (z) !

A = 2

..2

2

. aahg

= a2

A= 42 = 16mm2

V – Nht = A. I = 16. 850 = 13600 mm2

Page 86: 1

Panjang elektroda yang terpakai : 450 mm – 35 mm = 415 mm Penampang elektroda : A0 = Isi elektroda : A0. I = 12,56 mm2. 415mm = 5215.4 mm3

Perhitungan persentase pengisian :Isi – elektroda = I’ – elektroda + 15% =5212,4 mm3 + 781,86 mm3 = 5994,26 mm3

z = = 2, 269 = 3 elektroda Untuk kampuh sudut diperlukan 3 elektroda !

Page 87: 1
Page 88: 1
Page 89: 1
Page 90: 1
Page 91: 1
Page 92: 1
Page 93: 1
Page 94: 1
Page 95: 1
Page 96: 1
Page 97: 1
Page 98: 1