148349116 Analisis Kebijakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Blsm Untuk Kenaikan Bbm
-
Upload
desy-nurfitria -
Category
Documents
-
view
48 -
download
1
description
Transcript of 148349116 Analisis Kebijakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Blsm Untuk Kenaikan Bbm
ANALISIS KEBIJAKAN BANTUAN LANGSUNG
SEMENTARA MASYARAKAT (BLSM) UNTUK
KENAIKAN BBM
Oleh:
Muhammad Fahrur Safi’i
12417144014
ABSTRAK
Bantuan Langsung Tunai atau yang sekarang berubah nama menjadi Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM) untuk warga miskin merupakan dana kompensasi dari
pemerintah karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bantuan tersebut
diberikan kepada warga miskin dengan target mereka tidak kaget secara berlebihan begitu
menghadapi harga BBM naik yang diikuti dengan mahalnya harga kebutuhan bahan pokok.
Bantuan ini menjadi pilihan bagi pemerintah karena sifatnya langsung, namun apakah dalam
dalam realisasinya benar-benar untuk rakyat, dan apakah sudah tepat sasaran melihat BLT
pada periode sebelumnya.
KEYWORD: BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT (BLSM)
PENDAHULUAN
Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau sekarang yang sudah berganti nama menjadi Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) merupakan salah satu tindakan yang diambil oleh
pemerintah kita untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang membutuhkan di Indonesia.
Begitu banyak pro dan kontra yang muncul atas kebijkan yang diambil pemerintah dalam
membantu masyarakat di Indonesia. BLT/BLSM ini menjadi kebijakan yang diambil oleh
pemerintah karena kesejahteraan di Indonesia dianggap masih sangat kurang dikarenakan masih
begitu banyak masyarakat yang memiliki kehidupan yang kurang layak yang diakibat oleh
beberapa faktor seperti pengangguran, kelaparan, kemiskinan. Ditambah dengan kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) yang semakin menyulitkan masyarakat dengan disusul oleh naiknya
harga sembako. Namun Bantuan Langsung Sementara Mandiri (BLSM) syarat dengan politik
pencitraan, dan apakah memang benar seperti itu, bantuan ini pun di harapkan akan mengatasi
masalah, rakyat miskin dengan adanya kenaikan BBM yang langsung diberi bantuan, namun
dalam jalannya suatu kebijakan pasti tidak hanya mulus mulus saja.
BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT (BLSM) SARAT
KEPENTINGAN
Bantuan ini sarat dengan kepentingan politik pencitraan dan kepentingan untuk suatu kelompok
kelompok tertentu, dengan adanya pemilu 2014 nanti, ada suatu isyarat bahwa ini adalah
kemurahan hati SBY untuk mendapatkan citra di mata masyarakat sebagai partai democrat.
Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro mengatakan, rakyat saat ini sudah cerdas dalam menilai
kebijakan yang dikeluarkan atas isu kenaikkan Harga BBM dan akan diterapkan pemerintah
sebagai syarat politisasi lantaran mendekati Pemilu 2014. Walaupun masa pemerintahan
Presiden SBY akan berakhir pada 2014. Namun dalam penentuan kebijakan turunnya BLSM
tidak hanya keputusan dari presiden, namun dirapatkan juga oleh DPR.
Proses penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang rencananya akan
dilakukan pada awal April 2012, namun karena ada penundaan kenaikan maka diundur sampai
tahun 2014, bantuan ini sarat dengan adanya kepentingan partai politik tertentu. “Ada beberapa
partai besar di DPR RI meminta agar penyaluran BLSM tersebut melalui Kementerian Sosial,
dan sebagian partai lain meminta agar penyaluran BLSM tersebut harus melalui kepala daerah
masing-masing,” kata Koordinator Nasional Konsorsium Masyarakat Sipil untuk Transparansi
BLSM, Willy Kurniawan, di sela-sela acara Deklarasi Satgas Pengawasan BLSM. Menurut dia
dengan adanya perbedaan tentang proses penyaluran dana BLSM kepada masyarakat miskin itu,
maka parpol akan melakukan negosiasi. “Tarik menarik kepentingan tersebut terjadi dalam
pembahasan BLSM di DPR RI. Hal ini terlihat ada fraksi yang menerima dan menolak kenaikan
BBM dan fraksi yang lain menanyakan berapa besar bantuan tersebut. Jadi ada dua proses yang
berbeda tetapi ada keterkaitan. Ada korelasi positif dari pertentangan ini,” jelasnya. Oleh karena
itu, masyarakat juga harus ikut mengawasi agar proses penyaluran dana BLSM itu tepat sasaran.
“Kita sudah menghimpun relawan di Jabodetabek yang siap diterjunkan untuk mengawasi
penyaluran.
Yang ingin kita lakukan adalah mengumpulkan data, karena kita tahu bahwa data ini sangat
rentan untuk dimanipulasi. Jadi kita akan betul-betul mengawasi penyaluran dana BLSM ini agar
tidak terjadi penyelewengan,” ujarnya seraya mengatakan agar tidak terjadinya konflik sosial.
Menurut dia dalam proses penyaluran dana BLT pada periode lalu banyak sekali permasalahan
dalam proses penyalurannya “Kita tahu bahwa yang namanya BLT selama ini banyak masalah.
Kita akan mengawasi penyalurannya,” kata Willy. Bukan Penanggulangan Kemiskinan Di
tempat yang sama, Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Bambang Widianto mengatakan pemberian dana BLSM kepada 18,5 juta kepala keluarga yang
ada di Indonesia sebesar Rp150 ribu/bulan bukan dimaksudkan untuk penanggulangan
kemiskinan. “Bantuan ini diberikan oleh pemerintah untuk mempertahankan kesejahteraan
masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan, bila terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM),” katanya. Menurut dia, metode penyaluran dana BLSM akan diperbaiki, sehingga
penyalurannya tepat sasaran.
“Penyaluran dana BLT pada tahun 2005 banyak masalah karena kurangnya pengawasan.
Konsultasi kepada pemuka agama juga menjadi masalah karena yang bersangkutan, malah
memberikan dana BLT tersebut sanak saudaranya yang seharusnya tidak masuk dalam data
penerima BLT,” Bambang. Ke depan, lanjut dia, pihaknya hanya akan berkonsultasi kepada
masyarakat miskin, sehingga penyalurannya lebih efektif dan tepat sasaran. Pemberian dana
BLSM sebesar Rp150 ribu/bulan selama kurun waktu enam bulan itu akan disalurkan melalui
kantor Pos, sehingga masyarakat bisa datang sendiri ke kantor pos terdekat.
JALANNYA (BLSM)
Pemerintah akan meluncurkan program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM)
sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Sudah gagal sejak 2005, lebih baik prioritaskan
program anti kemiskinan yang berorientasi produktivitas dan jangka panjang. Padahal, kebijakan
ini dinilai hanya mengulangi kesalahan di masa lalu. Apalagi tidak ada yang baru dari kebijakan
BLSM ini selain jumlahnya yang naik menjadi Rp 150.000. perbedaannya, kebijakan ini ganti
baju dari BLT (2005), BLT Plus (2008), dan BLSM (2012).
Tak pelak, program tersebut langsung menuai kritik berbagai kalangan lantaran diyakini tidak
efektif karena memberikan bantuan yang bersifat sementara. Selain itu, pemberian dana tunai
melalui program BLT juga telah membentuk budaya sedekah yang mengakibatkan masyarakat
menjadi malas dalam berusaha. Kekhawatiran tersebut didasarkan pada pengalaman BLT tahun –
tahun sebelumnya yang dinilai gagal. Sudah banyak penelitian dilakukan LSM dalam mengkaji
efektivitas program BLT. Intinya kelemahan BLT terjadi disetiap aspek mulai dari tidak
akuratnya pendataan rumah tangga sasaran (RTS) hingga pencairan dana di kantor pos.
Database penetapan RTS yang tidak akurat, minimnya petugas pendata, hingga indikator RTS
yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan yang mengakibatkan BLT salah sasaran. Ada
warga yang bukan merupakan warga miskin menerima BLT dan justru yang warga miskin tidak
mendapatkan BLT. Hal ini justru akan menimbulkan gejolak sosial dimasyarakat. Diteknis
pencarian dana, sering kali letak kantor pos jauh sehingga menyulitkan warga yang berada
dipelosok, terutama kaum manula. Minimnya sosialisasi dari pemerintah menyebabkan antrean
membludak pada hari yang sama dan tidak jarang menyebabkan korban jiwa. Padahal BLT tidak
hangus dan bisa diambil dilain hari.
Karena itu, pemerintah sudah seharusnya memikirkan program lain yang bersifat jangka panjang.
Program sosial tersebut tidak hanya meredam kenaikan BBM, tapi juga membuat masyarakat
juga keluar dari kemiskinan. Pemerintah juga ada baiknya mencontoh program bantuan tunai
bersyarat untuk pendidikan dan juga kesehatan seperti dinegara – negara lain. Selama ini
pemberian dana tunai tanpa syarat boleh dikatakan hanya ada di Indonesia. Di negara – negara
lain program bantuan tunai dilakukan secara kondisional dan bersyarat. Di brasil misalnya
program bantuan tunai bersyarat tersebut bernama Bolsa Escola. Ini merupakan program
pemberian bantuan tunai kepada penduduk miskin dengan persyaratan tertentu. Mekanisme
tersebut mengharuskan penduduk miskin memprioritaskan penggunaan dananya untuk
pendidikan dan kesehatan. Hal ini agar masyarakat tidak menggunakan dana tersebut untuk hal
yang konsumtif. Program ini juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga
dimasa yang akan datang. Pendidikan dan kesehatan anggota keluarga dianggap sebagai aset
yang dapat membantu keluarga bersangkutan untuk keluar dari jerat kemiskinan dimasa yang
akan datang. Masih banyak program – program sosial bersyarat yang dilakukan dinegara lain.
Jika melihat contoh dinegara brasil tadi mengenai mekanisme pemberian dana bersyarat tadi
memang tidak memberikan efek yang dapat dirasakan secara langsung namum beberapa tahun
kemudian. Program – program tersebut lebih berorientasi jangka panjang dengan tujuan
meningkatkan kualitas pembangunan manusia.
BLSM SEBAGAI PENYESELESAIAN MASALAH
Bantuan Langsung Tunai atau yang sekarang berubah nama menjadi Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM) untuk warga miskin merupakan dana kompensasi dari
pemerintah karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bantuan tersebut
diberikan kepada warga miskin dengan target mereka tidak kaget secara berlebihan begitu
menghadapi harga BBM naik yang diikuti dengan mahalnya harga kebutuhan bahan pokok.
Namun hal itu hanya terjadi sementara dalam waktu lima sampai enam bulan saja. Namun dalam
jalannya BLSM atau yang dahulu pernah terjadi adalah BLT dalam pelaksanaan tidak berjalan
mulus, banyak RTS yang fiktif dan tidak tepat sasaran, dalam penyalurannya pun sampai
menelan korban jiwa. Sungguh sangat memprihatinkan bila suatu kebijakan malah menjadi
sesuatu hal yang ironis.
Pemerintah memberikan bantuan dengan secara instan tanpa mengkaji ulang dampak yang
timbul, seperti “kau beri ikan maka akan menghidupi sehari, kau ajari mencari ikan maka akan
menghidupinya seumur hidup” hal itu ada benarnya, BLSM saat ini hanya menjadikan
masyarakat ketergantungan, dan saat naiknya harga BBM pasti berharap akan adanya bantuan
langsung dari pemerintah.
Pemerintah harus menggalakan kemandirian masyarakat dengan memberikan bantuan berupa
pembelajaran, pendidikan skill dan juga menggalakan kembali system koprasi untuk diterapkan
dimasyarakat, bukan hanya dengan memberikan bantuan langsung secara instan.
Perlu dilakukannya pengkajian ulang mengenai tidakan yang seharusnya diambil pemerintah
mengenai peningkatan kesejahteraan manusia sangat perlu dilakukan. Melihat hal yang diambil
saat ini oleh pemerintah mengenai cara peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat kurang
tepat dikarenakan hal yang sama pernah dilakukan dan hasilnya pun sangat tidak memuaskan.
Solusi yang seharunya dikeluarkan pemerintah saat ini harus yang bersifat jangka panjang yang
bukan hanya dapat langsung dinikmati hasilnya saat itu saja oleh penduduk miskin. Pendidikan
dan kesehatan bisa dikatakan sebagai kunci untuk membuat solusi baru dimana dapat
meningkatkan kualitas pembangunan manusia di Indonesia. Mekanisme yang ditawarkan dalam
program BLSM pun dapat dikatakan sangat tidak efektif karena banyak BLSM yang jatuh pada
sasaran yang tepat dan bisa dikatakan pula kebijakan BLSM yang tidak memiliki syarat yang
kongkrit tentang bagaimana cara memperolehnya justru malah membuat ketergantungan bagi
penduduk miskin dinegara kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.antaranews.com/berita/378755/blsm-pertolongan-pertama-pada-kenaikan-bbm
diakses pada pukul 15.43 tanggal 8 juni 2013
http://vyandrian.blogspot.com/2012/04/makalah-perekonomian-indonesia-blsmblt.html diakses
pada pukul 16.39 tanggal 8 juni 2013
http://politik.kompasiana.com/2013/05/20/isu-kenaikkan-harga-bbm-bantuan-blsm-pencitraan-
partai-demokrat-561490.html diakses pada pukul 16.55 tanggal 8 juni 2013
http://www.jurnalparlemen.com/view/3676/data-harus-valid-pemerintah-perlu-belajar-dari-blt-
sebelum-luncurkan-blsm.html diakses pada pukul 17.20 pada tanggal 8 juni 2013