1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M....

70
PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH KAMILUL AWWABIN SEPATAN-TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Siti Eva Shafiah 105018200735 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M i

Transcript of 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M....

Page 1: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR

DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA GURU

DI MADRASAH TSANAWIYAH KAMILUL AWWABIN

SEPATAN-TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Siti Eva Shafiah

105018200735

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

i

Page 2: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR

DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN GURU

DI MADRASAH TSANAWIYAH KAMILUL AWWABIN

SEPATAN-TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Siti Eva Shafiah

105018200735

Di bawah Bimbingan :

Drs. Syafril M.Pd.

NIP. 19460601 196705 1 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

ii

Page 3: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi judul “Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Disiplin Guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 16 Juni 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S 1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan. Jakarta, 25 Juni 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Kependidikan Islam) Tanggal Tanda Tangan Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil ………… ……………… NIP. 19560530 198503 1 002 Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Drs. Mu’arif SAM, M.Pd ………… ……………… NIP : 19650717 199403 1 005 Penguji I Dra. Yefnelty Z, M.Pd …………. ……………… NIP : 19531101 198203 2 001 Penguji II Drs. Mu’arif SAM, M.Pd ………… ……………… NIP : 19650717 199403 1 005

Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. DR. Dede Rosyada. M.A NIP : 19571005 198703 1 003

iii

Page 4: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Eva Shafiah

NIM : 105018200735

Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 13 Juni 1987

Program Studi : Manajemen Pendidikan

Jurusan : Kependidikan Islam

Judul Skrpisi : Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam

Meningkatkan Disiplin Guru

Dosen Pembimbing : Drs. Syafril M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di UIN

Sayarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

berdasarkan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Mei 2010

Siti Eva Shafiah

iv

Page 5: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan yang berjudul “PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH KAMILUL AWWABIN SEPATAN-TANGERANG”, yang disusun oleh SITI EVA SHAFIAH, NIM. 105018200735 Program Studi Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal …………….. 2010.

Dosen Pembimbing

Drs. Syafril M.Pd NIP. 19460601 196705 1 001

v

Page 6: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

ABSTRAK

Siti Eva Shafiah, NIM 105018200735, Judul Skripsi: Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Disiplin Guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru. Masalah penelitian ini adalah bagaimana peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan Tangerang?

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan metode ini konsekuensinya bagi penulis adalah harus mampu menganalisis data yang terhimpun sehingga pada kesimpulan logis dan realistis. Metode ini penulis lakukan dengan cara pengumpulan data dengan teknik observasi, dokumentasi, wawancara dan angket.

Hasil peneliti menunujukan bahwa peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang mendapatkan kategori cukup dan disiplin kerja guru mendapatkan kategori masih kurang karena dilihat dari hasil observasi dan data daftar hadir di MTs Kamilul Awwabin.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepala sekolah hendaknya terus berusaha menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan supervisi yang telah dilaksanakan dengan terus melakukan pembinaan dan bimbingan secara lebih efektif dan efesien, kepala sekolah dan para guru hendaknya selalu berusaha meningkatkan kemampuan diri dengan harapan semoga pendidikan generasi penerus bangsa akan semakin berkualitas pada masa yang akan datang.

Kata kunci : Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Disiplin Guru

vi

Page 7: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

KATA PENGANTAR

ميحرلانمحرلاهللامسب Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam

semoga terlimpah kepada Nabi SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta orang-

orang yang mengikuti jejaknya sampai akhir zaman. Alhamdulillahirabbil

’Alamiin, berkat pertolongan Allah SWT dan dengan izin serta kekuasaan-Nyalah

penulis dapat menyelesaikan skripsi, yang merupakan salah satu persyaratan

kelulusan studi Strata 1 (S1), Jurusan Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

bimbingan, petunjuk dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Rusdy Zakaria M.Ed. M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Drs. Muarif SAM M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Drs. Syafril M.Pd, Pembimbing Skripsi, terima kasih yang tak terhingga

atas saran, kritikan dan masukannya yang telah mengarahkan dan

memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini

dapat diselesaikan.

5. Seluruh Dosen dan Staf Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan bantuan

dan masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul

Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku kepala Tata Usaha dan dewan guru

beserta staf Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

vii

Page 8: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

membantu penulis dalam memperoleh informasi dan data penelitian

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Apa dan Ibu (Muhammad Encep Komarudin dan Nurlaela) tercinta, yang

telah memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi, dorongan dan

bantuan baik moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan

kuliah.

8. Kakak dan kakak ipar (Hilman Zaini-Fitri Prihatini, Siti Salamah-Dadang

Hermawan, Rosia Mariana-M.Wildan Syueb, Rahmat Irfani-Isma

Srihana, Harri Solehat-Hilda Rosida, Tri Anwari Sajid, Siti Afianti

Robiah) yang telah memberikan semangat, bantuan dan do’anya.

Keponakan-keponakan yang lucu (Muhammad Tijan Abdurrahman,

Muhammad Hufadz Gibran, Nadini Fatihah Rahmah, Siti Rhaina

Fahrunisa, Yazida Farah Lina, Putra Ridho Fasha, Muhammad Riza

Algifari, Ghaitsa Walida Umri) yang telah memberikan keceriaan.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan Kependidikan Islam Manajemen

Pendidikan A dan B 2005, Special to my best friend (Annisa Dzikri, Desy

Nurbaity, Sakinatunnajah, Ujang Syarif Hidayatullah, Khoirul Shaleh,

Rizki Mubarok, Rahmat Hidayat, Uni Zahra, Hikmah dan Solhah) yang

telah banyak membantu dan memberikan masukan yang berkenaan

dengan penulisan skripsi ini. Kehadiran kalian membuat warna dalam

hidup ini, semangat dan keceriaan kalian tidak akan pernah terlupakan.

10. Kepada teman-teman PPKT di Madrasah Tsanawiyah Soebono

Mantofani-Jombang (Anik, Jamal, Amin, Qory, Wati, Jalal, Fazha) yang

telah menemaniku dalam suka dan duka.

Akhirnya dengan segala keterbatasan penulis hanya dapat mengembalikan

segalanya kepada Allah SWT untuk membalas kebaikan mereka. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Amin Ya Robbal ‘Alamin

Jakarta, 29 Mei 2010

viii

Page 9: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii

UJI REFERENSI .......................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 5

1. Pembatasan Masalah ............................................................. 5

2. Perumusan Masalah .............................................................. 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kepala Sekolah sebagai Supervisor ........................................... 7

1. Supervisi Pendidikan ............................................................. 7

a. Pengertian Supervisi Pendidikan ....................................... 7

b. Tujuan Supervisi Pendidikan ............................................ 9

c. Fungsi Supervisi Pendidikan ............................................. 10

d. Prinsip Supervisi Pendidikan ............................................ 11

e. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala sekolah Sebagai

Supervisor ......................................................................... 14

2. Jenis Supervisi Pendidikan ..................................................... 16

ix

Page 10: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

a. Supervisi Manajerial .......................................................... 16

b. Supervisi Akademik .......................................................... 17

B. Disiplin Guru .............................................................................. 18

1. Pengertian Disiplin ................................................................ 18

2. Macam-macam Disiplin ........................................................ 19

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru ......................................... 20

4. Supervisi dan Peningkatan Disiplin Guru ............................. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ...................................................................... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 25

C. Metode Penelitian ..................................................................... 26

D. Populasi dan Sampel ................................................................. 26

E. Teknik Pengumpulan data ......................................................... 27

F. Instrumen Penelitian ................................................................. 28

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .............................. 30

1. Teknik Pengolahan Data ..................................................... 30

2. Teknik Analisis Data ........................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum .......................................................................... 33

1. Sejarah Berdiri Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin ..... 34

2. Data Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Siswa ................. 34

3. Sarana dan Prasarana ............................................................... 37

B. Deskripsi dan Analisis Data .......................................................... 38

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 53

B. Saran .............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 55

LAMPIRAN ................................................................................................... 57

x

Page 11: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel

1 Daftar penelitian

2 Kisi-kisi pedoman wawancara dengan kepala sekolah.

3 Kisi-Kisi instrumen kepala sekolah sebagai supervisor.

4 Kisi-kisi disiplin guru.

5 Nilai skor

6 Data guru dan karyawan madrasah kamilul awwabin.

7 Data siswa madrasah tsanawiyah kamilul awwabin.

8 Sarana dan prasarana.

9 Koordinasi semua usaha dan kegiatan sekolah.

10 Kepemimpinan kepala sekolah.

11 Perluasan pengalaman guru.

12 Peningkatan potensi guru.

13 Pemberian fasilitas.

14 Penilaian pada setiap kegiatan.

15 Analisa dalam kegiatan belajar mengajar.

16 Memberian pengetahuan dan keterampilan kepada guru.

17 Peningkatan kemampuan mengajar.

18 Diskusi kelompok/musyawarah.

19 Kunjungan kelas.

20 Pembicaraan individual.

21 Solusi dalam suatu masalah.

22 Pelatihan metode pembelajaran.

23 Ketepatan waktu ke sekolah.

24 Teguran indisiplin

25 Ijin mengajar.

xi

Page 12: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

26 Tanda tangan daftar hadir.

27 Pembuatan satuan pembelajaran pada setiap mata pelajaran.

28 Persiapan kelengkapan pembelajaran.

29 Tugas sebagai guru.

30 Tanggung jawab sebagai guru.

31 Pemeriksaan satuan pembelajaran.

32 Nilai rata-rata peran kepala sekolah sebagai supervise meningkatkan

disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin.

xii

Page 13: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran

1 Pedoman Observasi.

2 Pedoman Dokumentasi.

3 Pedoman Wawancara.

4 Angket.

5 Surat Pengajuan Proposal Skripsi.

6 Judul Pengajuan Proposal Skripsi.

7 Surat Bimbingan Skripsi.

8 Surat Pemohonan Izin Penelitian.

9 Surat Izin Observasi.

10 Surat Izin Wawancara.

11 Surat Perubahan Judul Skripsi.

12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.

13 Skor Keseluruhan Hasil Angket

14 Stuktur Organisasi.

15 Daftar Hadir Mengajar.

16 Uraian Tugas Guru.

17 Tata Tertib Guru dan Pegawai.

18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

xiii

Page 14: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

xiv

Page 15: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat dibutuhkan bagi

masyarakat. Sekolah mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan

bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada kebudayaan

tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan Sumber Daya Manusia.

Hal tersebut berkaitan erat kualitas pendidikan yang diberikan masyarakat

kepada peserta didik.

Tujuan pendidikan pada umumnya menyediakan lingkungan yang

memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat kemampuannya

secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi

sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Tujuan

pendidikan juga berfungsi untuk membentuk perkembangan, pola pikir dan

tingkah laku anak didalamnya.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab

secara keseluruhan administrasi sekolah, antara lain bidang personalia. Tanpa

personil yang profesional, program pendidikan yang dibangun di atas konsep-

konsep yang bagus dan dirancang dengan teliti pun dapat tidak berhasil.

Tugas dan tanggung jawab seorang kepala sekolah sangat beragam. Seorang

kepala sekolah dituntut mampu membawa sekolah kecapaian tujuan pendidikan

secara mikro maupun makro yang telah ditentukan oleh pemerintah maupun

Page 16: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

2

sekolah itu sendiri. Di samping itu kepala sekolah harus memiliki rencana ke

depan dan peran kepala sekolah sebagai seorang administrator, manajer,

leader, dan supervisor. Sebagai supervisor kepala sekolah membantu

mengembangkan potensi guru dan staf sekolah dalam bentuk belajar bersama

dalam mewujudkan program yang efektif. Dengan adanya supervisi, kepala

sekolah akan mampu mengontrol setiap kegiatan yang berlangsung di sekolah

baik dari kegiatan belajar mengajar, kedisiplinan kerja guru dan hal lain yang

menopang suksesnya penyelenggaraan pendidikan ditingkatan sekolah

khususnya sekolah yang ia pimpin. “Supervisi merupakan suatu aktifitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.”1 Pembinaan ini

berdasarkan atas kerjasama antara pihak sekolah dengan kepala sekolah,

sebagaimana tercantum dalam tujuan supervisi itu sendiri yaitu pengembangan

disiplin guru dalam bekerja di sekolah.

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor yaitu mengontrol disiplin guru

dalam melihat tugasnya, apabila terdapat kesalahan dalam proses belajar

mengajar, maka kepala sekolah segera memperbaikinya agar pembelajaran

dapat mencapai sasaran yang sudah ditentukan yaitu aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Dengan demikian, seorang pendidik akan dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa baik aspek kognitif, afektif

dan psikomotorik. Ketiga aspek itu merupakan sasaran evaluasi pendidikan

terhadap siswa dalam satu program (semester). Seorang pendidik mempunyai

tanggung jawab yang besar dalam mendidik siswa dalam proses belajar

mengajar. Dalam hal ini, seorang kepala sekolah sebagai seorang supervisor

diharapkan untuk mengontrol jalannya proses pembelajaran, agar tercipta

suasana kondusif sekaligus dapat mengkoordinasikan dan bekerjasama dengan

guru-guru dalam mendidik siswa di sekolah, sehingga akan muncul

kedisiplinan yang cukup tinggi pada setiap guru di sekolah tersebut. Seorang

kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya harus memiliki empat kompetensi

1 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004), Cet. XIII, hlm. 76.

Page 17: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

3

yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi

dan kompetensi sosial. Adapun kompetensi supervisi yaitu:

1. Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang

tepat: a. Mampu merencanakan supervisi sesuai kebutuhan guru. b. Mampu melakukan supervisi bagi guru dengan menggunakan teknik-

teknik supervisi yang tepat. c. Mampu menindaklanjuti hasil supervisi kepada guru melalui antara

lain pengembangan profesional guru, penelitian tindakan kelas dan sebagainya.2

Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin merupakan sekolah menengah

pertama yang berada di bawah naungan Yayasan Kamilul Awwabin. Telah kita

ketahui bersama bahwa madrasah berbeda dengan sekolah umum, ini bisa

dilihat dari mata pelajaran yang ada di madrasah dan sekolah-sekolah umum.

Madrasah lebih menekankan pada aspek keagamaan sedangkan sekolah-

sekolah umum lebih banyak mata pelajaran yang bermuatan eksak dan sosial.

Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin dipimpin oleh H. M. Komarudin,

M.Pd, beliau adalah salah satu putra daerah yang concern terhadap dunia

pendidikan. Madrasah yang dipimpinnya berdiri kurang lebih 20 tahun yang

telah banyak menjadikan putra-putri bangsa yang berakhlakul karimah

sehingga ikut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Penulis pernah menjadi pegawai piket selama satu bulan di Madrasah

Tsanawiyah Kamilul Awwabin. Berdasarkan hasil observasi, setiap tahun

pelajaran baru, Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin menerima kurang

lebih 300 siswa/i baru. Ini menunjukkan bahwa madrasah ini menjadi pilihan

orang tua untuk menyekolahkan anaknya di madrasah ini. Dengan banyaknya

minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, maka pihak sekolah atau

madrasah dituntut untuk lebih meningkatkan kualitasnya baik dari faktor

pembelajaran (kurikulum) yang nantinya akan bermuara pada kompetensi anak

didik dan faktor servis atau pelayanan yang diberikan kepada anak

2Akhmad Sudrajat, Kompetensi Kepala Sekolah, dari

http://akhmadsudrajat.wordptess.com/2008/01/29, 29 Januari 2008.

Page 18: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

4

didik/masyarakat agar merasa nyaman dalam melakukan kegiatan

pembelajaran.

Terselenggaranya kegiatan belajar mengajar yang kondusif tidak terlepas

dari faktor kerjasama semua pihak yang ada di sekolah tersebut. Guru selain

sebagai pengajar dan pendidik pun mempunyai tanggung jawab lain yaitu

membantu kepala sekolah agar proses pembelajaran di sekolah lebih baik lagi

dalam semua aspek.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kepala sekolah MTs Kamilul

Awwabin sudah melakukan supervisi terhadap guru tetapi kontribusinya belum

terlalu berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini disebabkan olehantara lain:

(1) supervisi dianggap kegiatan formalitas yang harus dilakukan kepala

sekolah, (2) kegiatan supervisi untuk memenuhi syarat administrasi, (3)

banyaknya tugas yang dikerjakan kepala sekolah, (4) anggapan bahwa guru

yang masa tugasnya lama dianggap baik dalam mengajarnya, dan (5) kegiatan

supervisi dianggap hanya mencari kesalahan seorang guru.

Sebagai pengajar guru berfungsi merencanakan program pengajaran,

melaksanakan program pengajaran, dan mengevaluasi program pengajaran

yang telah dilaksanakan. Sebagai pendidik guru bertugas mendidik agar siswa

menjadi manusia dewasa yang berakhlak mulia, sedangkan sebagai pemimpin

guru dituntut mampu menjadi pemimpin yang baik bagi diri sendiri, siswa,

maupun masyarakat. Begitu pentingnya peran guru, maka seorang guru harus

profesional dan menunjukkan kinerja yang baik untuk meningkatkan mutu

pelayanan pada siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Namun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa

kecenderungan kinerja guru di MTs Kamilul Awwabin saat ini belum optimal.

Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah: kurangnya motivasi dari

pimpinan, sarana prasara guru yang masih kurang, dan kondisi lingkungan

kerja guru yang kurang kondusif, dan minimnya kesejahteraan. Dengan

demikian kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah dituntut

mampu mengendalikan dan meningkatkan kinerja guru dengan melaksanakan

pengelolaan manajemen secara profesional.

Page 19: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

5

Proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin

berjalan dengan baik, namun terdapat pula hal-hal yang harus dievaluasi seperti

kedisiplinan guru dalam mengajar. Sebagaimana hasil observasi (pra

penelitian) yang penulis lakukan dengan kepala madrasah dan sebagian guru,

terdapat persepsi yang menyatakan bahwa guru kurang disiplin dalam

menjalankan tugasnya seperti kurang disiplin dalam mempersiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dan kurang disiplin waktu dalam mengajar tatkala

kepala sekolah tidak berada di sekolah atau tidak mengontrol kerja guru,

khususnya dalam hal terselenggaranya proses belajar mengajar.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti kebenaran

persepsi tersebut dengan mengambil judul penelitian tentang “Peran Kepala

Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Disiplin Guru di

Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis

mengidentifikasi beberapa masalah, antara lain:

1. Kurangnya disiplin guru dalam pembuatan Rencana Program Pembelajaran.

2. Kurangnya disiplin guru pada ketepatan waktu dalam mengajar.

3. Rendahnya peran kepala sekolah sebagai supervisor.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penulisan skripsi dalam penelitian ini, maka penulis

membatasi masalah pada:

a. Peran kepala sekolah, yang dimaksud dengan peran kepala sekolah dalam

penelitian ini adalah memberi pelayanan kepada guru agar dapat

membantu menggunakan seluruh kemampuannya dalam pelaksanaan

tugas, memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru, membantu guru

dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar.

Page 20: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

6

b. Disiplin guru dibatasi pada disiplin guru dalam menjalankan tugasnya

yaitu disiplin mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan

disiplin ketepaatan waktu dalam mengajar.

2. Perumusan Masalah

Berdasakan identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana peran kepala sekolah sebagai

supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di Madrasah Tsanawiyah

Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang.”

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi:

1. Bagi penulis : untuk menambah wawasan dan literatur mengenai kajian

peran kepala sekolah dan disiplin guru.

2. Bagi sekolah : dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk

meningkatkan disiplin guru

Page 21: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

1. Supervisi Pendidikan

a. Pengertian Supervisi Pendidikan

Kata supervisi diadopsi dari bahasa Inggris ”Supervisi” yang berarti ”pengawasan/kepengawasan”. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut supervisor. Supervisi asal kata dari ”Super” yaitu atas, lebih dan ”Visi” yaitu lihat/penglihatan, pandangan. Sebagai supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal seperti penglihatan, pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan/pangkat/jabatan posisi dan sebagainya.3

Supervisi merupakan bimbingan, pelayanan dan bantuan khususnya kepada

guru agar guru tersebut dapat meningkatkan keahliannya dan menghasilkan

murid yang berkualitas. Di bawah ini terdapat pengertian supervisi dari

berbagai ahli, yaitu:

a. Kimball Wiles, supervisi merupakan bantuan untuk mengembangkan

situasi belajar mengajar yang lebih baik dan merupakan kegiatan untuk

membantu dan melayani guru agar mereka dapat melaksanakan tugasnya

lebih baik.

b. Gregorio, supervisi adalah proses peningkatan pengajaran, dengan jalan

bekerjasama dengan orang-orang yang bekerjasama dengan murid.

c. Thomas H Bringgs, supervisi berusaha meningkatkan hasil belajar murid

melalui gurunya.

d. H. Lucio dan McNall, supervisi merupakan bagian/aspek dari

administrasi, khususnya yang mengenai usaha peningkatan guru sampai

kepada taraf penampilan tertentu.

3Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: Rineka

Cipta, 1996), Cet.I, hlm. 193-194.

Page 22: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

8

e. G Eya dan A. Netzer, supervisi adalah tahapan/fase dalam administrasi

sekolah, terutama mengenai keberhasilan dalam usaha mencapai harapan/

tujuan tertentu dalam pengajaran.4

Menurut Piet A Sahertian, mengemukakan bahwa ”supervisi sekarang ini

pada umumnya kelihatan sebagai kepemimpinan yang mendorong dan

melibatkan semua staff sekolah dalam bentuk belajar bersama mewujudkan

program-program sekolah yang lebih efektif.”5 Menurut Ngalim Purwanto,

”supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang dituju

kepada perkembangan kapemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya

di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.”6 Menurut Hadari Nawawi

”Supervisi Pendidikan adalah pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk

membantu guru-guru (orang yang dipimpin) agar menjadi guru-guru atau

personal yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar mampu meningkatkan

efektifitas proses mengajar-belajar di sekolah.”7

Dari pengertian supervisi dari berbagai ahli merupakan bantuan untuk

mengembangkan situasi belajar mengajar, proses pengajaran dan usaha

mencapai tujuan tertentu dalam melibatkan semua staf sekolah dalam bentuk

belajar bersama mewujudkan program sekolah yang lebih efektif. Supervisi

juga merupakan suatu usaha layanan dan bantuan berupa bimbingan dari

atasan kepada seluruh komponen sekolah, yaitu: guru, tata usaha dan siswa

yang langsung mempengaruhi ataupun tidak langsung terhadap kegiatan proses

belajar mengajar untuk mengembangkan kemampuan dan memperbaiki serta

meningkatkan PBM di sekolah. Adapun yang melaksanakan supervisi ini

disebut supervisor.

4M. Moh. Rifai, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1986), hlm. 125-126. 5Piet A Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

1990), hlm. 56. 6M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan..., hlm. 76. 7Hadari Nawawi, Adsministrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1989), Cet.VII, hlm.

104.

Page 23: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

9

b. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih

baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Menurut Piet A.

Sahertian tujuan ”supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk

meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk

meningkatkan kualitas belajar siswa.”8

”Menurut Wijono tujuan umum adalah untuk membentuk kepemimpinan

dalam menjamin kelangsungan dan ketetapan penyesuaian kembali dalam

program pendidikan yang berlangsung dari masa ke masa, dari tingkat ke

tingkat dalam suatu sistem dan dari pengalaman belajar yang satu ke tingkat

pengalaman belajar lain.”9

Menurut Yusak Burhanuddin, tujuan supervisi ialah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Dilihat dari tujuan supervisi menurut Yusak burhanudin dapat dirinci menjadi:

1) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi belajar mengajar. 2) Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah sesuai

dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan. 3) Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan

yang berlaku, sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil dan optimal.

4) Menilai keberhaslan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya. 5) Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan,

kekurangan dan kekhilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah, sehingga dapat dicegah kesalahan yang lebih jauh.10

Menurut Burhanuddin dalam bukunya Analisis Administrasi Manajemen

dan Kepenmimpinan Pendidikan, tujuan supervisi adalah: 1) Supervisi, dengan segala ikhtiarnya, berusaha mencari dan

mengembangkan metode-metode belajar menagajar. 2) Supervisi, diarahkan pada penciptaan iklim psikis lingkungan belajar

mengajar yang menyenangkan. 3) Supervisi mengkoordianasikan semua usaha pendidikan dan bahan-bahan

yang disediakan secara terus menerus.

8Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia), (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 19. 9Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan

kebudayaan, 1989), hlm. 223. 10Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 100.

Page 24: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

10

4) Supervisi akan mengarahkan kerja sama seluruh staf didalam memenuhi kebutuhan mereka maupun situasi yang dihadapi, memberikan kesempatan yang lebih luas untuk bertumbuh dengan jalan melakukan perbaikan-perbaikan dan tindakan pencegahan terhadap kesulitan-kesulitan pengajaran yang muncul, serta memikul tanggung jawab yang baru.

5) Supervisi akan membantu, mengbangkitkan, memimpin dan mengembangkan daya kreatifitas yang ada.11

Berdasarkan uraian tersebut bahwa supervisi bertujuan menghasilkan

perubahan-perubahan tingkah laku para petugas sekolah, khususnya guru-guru

agar mereka mampu menjalankan tugasnya di sekolah sebagai tenaga

kependidikan yang profesional. Tujuan supervisi pendidikan merupakan

perbaikan dan pengembangan proses belajar mengajar, ini berarti bahwa tujuan

supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapai juga

membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk di dalamnya

pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human

relation yang baik kepada semua pihak yang terkait dan supervisi bertujuan

membantu seluruh staf sekolah agar mereka mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan.

c. Fungsi Supervisi Pendidikan

Menurut Piet A. Sahertian, fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth Jane maupun Ayer (dalam Enecylopedia of Educational Research: Chester Harris, 1958: 1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan. 12

Menurut Swearingen, ada delapan fungsi supervisi pendidikan, yaitu: 1) Mengkoordinasi semua usaha sekolah. 2) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. 3) Memperluas pengalaman guru. 4) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif. 5) Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus.

11Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta:

Bumi Aksara, 1994), Cet.I, hlm. 295. 12Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia)..., hlm. 21

Page 25: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

11

6) Menganalisa situasi belajar dan mengajar. 7) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota/staff. 8) Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru.13

Fungsi supervisi pendidikan sangat berperan sekali dalam memberikan

perbaikan secara positif dalam meningkatkan mutu pengajaran. Jika dipahami

dengan baik oleh supervisor maka diharapkan kegiatan supervisi yang

dilakukan sesuai dengan fungsi tersebut. Fungsi supervisi yang dilakukan

bukan untuk mencari kesalahan guru tapi membantu guru untuk membantu

meningkatkan mutu pembelajaran.

d. Prinsip Supervisi Pendidikan

Menurut Piet A Sahertian, kepala sekolah harus melakukan prinsip-prinsip

supervisi. Adapun prinsip-prinsip yang harus dilakukan adalah:

1) Prinsip ilmiah

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh

dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.

b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti

angket, observasi, percakapan pribadi dan lain-lain.

c) Setiap kegiatan supervisi secara sistematis, berencana dan kontinu. 14

2) Prinsip demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan

kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman

untuk mengembangkan tugasnya, tidak adanya tekanan bagi guru.

Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat

guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa

kesejawatan.

13Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di

Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet.I, hlm. 72 14Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia)..., hlm. 20.

Page 26: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

12

3) Prinsip kerja sama

Prinsip kerja sama ini guru dapat mengembangkan segala sesuatu dengan cara usaha bersama atau menurut istilah supervisi memberikan pendorongan, menstimulasi guru, sehingga mereka tumbuh bersama.

4) Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas yang dimilikinya dan menjadi guru profesional jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan bukan melalui cara-cara menakutkan.

Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah selaku supervisor harus berpegang pada prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan atau memiliki pedoman bagi pelaksanaan tugasnya, maka dari itu kepala sekolah harus memiliki prinsip yaitu: 1) Prinsip Fundamental/Dasar

Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasarkan sesuatu yang kokoh kuat serta dapat dipulangkan kepadanya. Bagi bangsa Indonesia, pancasila adalah falsafah dan dasar negara kita, sehingga bagi supervisor, pancasila adalah prinsip fundamentalnya. Setiap supervisor pendidikan indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen dalam pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan konsekuen. 15 Dengan prinsip fundamental tersebut kepala sekolah memiliki pedoman untuk menjadi panutan dan konsekuen.

2) Prinsip Praktis

Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor, maka dalam pelaksanaan sehari-sehari yang kepala sekolah lakukan berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.

a) Prinsip positif merupakan pedomanan yang harus dilakukan seorang supervisor agar berhasil dalam pembinaannya. 1. Supervisi harus konstruktif dan kratif. 2. Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubunganprofesional, bukan

berdasarkan hubungan pribadi. 3. Supervisi hendaklah progresif, tekun, sabar, tabah dan tawakal. 4. Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi untuk mencapai

tujuan. 5. Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta

hubungan baik yang dinamik. 6. Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada menuju

sesuatu yang dicita-citakan. 7. Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi

kemajuan.

15Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro)…, hlm. 196-

198.

Page 27: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

13

b) Prinsip negatif merupakan pedomanan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang supervisor dalam pelaksanaan supervisi. 1. Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada

orang-orang yang disupervisi. 2. Supervisi tidak boleh melakukan berdasarkan hubungan pribadi,

keluarga, perkoan dan sebagainya. 3. Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap

perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya dengan dalih apa pun.

4. Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat berkembang dan ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih apapun.

5. Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat otoriter. 6. Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan

bawahanya/ cita-cita muluk yang hampa. 7. Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap

kritik dan saran dari bawahannya.16 Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan

pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan

korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang

menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan merasa

diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi

harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obyektif.

e. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang

berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern

diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan

objektivitas dalam pembinaaan dan pelaksanaan tugasnya.

Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain

melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan

simulasi pembelajaran.

1) Diskusi kelompok, Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan bersama guru-guru dan bisa juga melibatkan tenaga

16Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro)…, hlm. 196-

198.

Page 28: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

14

administrasi, untuk memecahkan berbagai masalah di sekolah, dalam

mencapai suatu keputusan. Banyak masalah yang dipecahkan dalam

diskusi kelompok, seperti peningkatan kemampuan tenaga kependidikan,

dan masalah hasil temuan kepala sekolah pada kegiatan observasi di

dalam atau di luar kelas.

2) Kunjungan kelas, Kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah

sebagai salah satu teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara

langsung. Kunjungan kelas merupakan teknis yang sangat bermanfaat

untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang berbagai hal yang

berkaitan dengan profesionalisme guru dalam melakukan tugas pokoknya

mengajar, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode

pembelajaran, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran,

serta mengetahui secara langsung kemampuan peserta didik dalam

pembelajaran, serta mengetahui secara langsung kemampuan peserta

didik dalam menagkap materi yang diajarkan.

3) Pembicaraan individual, merupakan teknik bimbingan dan konseling

yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk memberikan konseling

kepada guru, baik berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun

masalah yang menyangkut profesionalisme guru.

4) Simulasi pembelajaran, merupakan suatu teknik supervisi berbentuk

demontrasi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga

guru dapat menganalisa penampilan yang diamatinya sebagai

instrospeksi diri, walaupun sebenarnya tidak ada cara mengajar yang

paling baik. 17

Pada prinsipnya setiap tenaga kependidikan harus disupervisi secara

periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak maka

kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk

membantu melaksanakan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai

17E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007), Cet.IX, hlm. 113-114.

Page 29: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

15

supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kesadaran tenaga

kependidikan untuk meningkatkan kinerjanya dan meningkatnya keterampilan

kependidikan dalam melaksanakan tugasnya.

Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah perlu banyak kemampuan dan

pengalaman diantaranya sebagai pemimpin pendidikan ia harus menguasai

teori pendidikan, perkembangan dan proses-proses kepala sekolah berperan

pula untuk mengembangkan kemampuan staf sekolah. Ia senantiasa harus

bekerjasama dengan staf dalam memecahkan masalah maupun pembuatan

keputusan melalui hubungan tatap muka individual dan kelompok.

Menurut buku Pedoman Penyelenggara Administrasi Pendidikan di Sekolah, tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah:

1) Merancang, mengarahkan dan mengkoordinasi semua aktivitas agar sekolah berjalan dengan baik menuju tercapainya tujuan sekolah.

2) Membimbing para guru agar menunaikan tugasnya dengan penuh semangat dan kegembiraan.

3) Membimbing para murid untuk belajar rajin, tertib dan giat. 4) Menjaga suasana baik dalam sekolah, antara guru, murid, pegawai, kelas

sehingga tercapainya suasana kekeluargaan. 5) Melaksanakan hubungan, baik ke dalam maupun ke luar. 6) Menjaga adanya koordinasi antar seksi organisasi sekolah dan

sebagainya.18

Dari uraian di atas bahwa supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah,

maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian

untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan

pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah

terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pegendalian juga

merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para kependidikan tidak

melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan

pekerjaannya.

18Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di

Sekolah..., hlm. 73.

Page 30: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

16

2. Jenis Supervisi Pendidikan

a. Supervisi Manajerial

Supervisi manajerial adalah berfokus pada pemantauan dan pembinaan terhadap pengelolaan dan administrasi sekolah. Dengan demikian fokus supervisi ini ditujukan pada pelaksanaan bidang garapan manajemen sekolah, yang antara lain meliputi:

a. Manajemen kurikulum dan pembelajaran, b. Kesiswaan, c. Sarana dan prasarana, d. Ketenagaan, e. Keuangan, f. Hubungan sekolah dengan masyarakat, dan g. Layanan khusus.19 Supervisi manajerial berfokus pada suatu pengamatan yaitu aspek-aspek

pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung

terlaksananya pembelajaran dan agar lebih efektif.

Dalam melakukan supervisi terhadap hal-hal di atas, pengawas sekaligus

juga dituntut melakukan pematauan terhadap pelaksanaan standar nasional pendidikan yang meliputi delapan komponen, yaitu:

1) Standar isi 2) Standar kompetensi lulusan 3) Standar proses 4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan 5) Standar sarana dan prasarana 6) Standar pengelolaan 7) Standar pembiayaan 8) Standar penilaian.20

Tujuan supervisi terhadap kedelapan aspek tersebut adalah agar sekolah

tersebut dapat terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional

pendidikan. Dalam konteks kehidupan internasional kegiatan tersebut bertujuan

untuk meningkatkan sistem penjaminan mutu pendidikan nasional agar dapat

menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dalam persaingan internasional.

19 Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan

Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi, 2008, hlm. 8.

20 Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi…, hlm.8.

Page 31: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

17

b. Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah “serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi

pencapaian tujuan pembelajaran.”21

Dengan demikian, pengertian supervisi akademik itu sama sekali bukan

menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan

membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Supervisi

akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola

pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan

serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya

mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam

mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa

dihindarkan prosesnya.

Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok dalam pengertian supervisi akademik, yaitu:

1) Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran.

2) Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut.

3) Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.22

Dari tiga konsep tersebut supervisi akademik harus mampu

mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran agar

lebih efektif dan efisien.

21 Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan

Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi…, hlm.9.

22 Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi…, hlm.10.

Page 32: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

18

B. Disiplin Guru

1. Pengertian Disiplin

Masalah disiplin merupakan suatu hal yang penting bagi seorang guru.

Tanpa adanya kedisiplinan yang besar di dalam setiap diri guru maka alam

kelabu akan selalu menutupi dunia pendidikan dan pengajaran.

Menurut Subari pengertian disiplin mempunyai batasan-batasan, yaitu: a. Kreasi dan kesiapan kondisi pokok untuk bekerja. b. Kontrol diri sendiri... c. Melatih dan belajar tingkah laku yang dapat diterima. d. Sejumlah pengontrolan guru terhadap murid. e. Penurunan yang dipaksa. f. Pengontrolan dan pengarahan energi yang menghasilkan tingkah laku yang

produktif. 23

Batasan-batasan tersebut terlihat bahwa ada disiplin yang menekankan pada

tujuan, ada yang meninjaunya dari sudut katanya. Dari tujuan kedua dari

dirumuskan pengertian disiplin adalah melakukan suatu peraturan dengan

kesadaran sendiri untuk terciptanya tujuan peraturan itu.

Menurut D. Sumarmo, ”disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-

nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.”24

Dalam buku Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, ”disiplin merupakan faktor yang esensial dalam menegembangkan potensi individu dan menciptakan kehidupan yang harmonis dan menimbulkan hasil dalam proses kelompok.”25Menurut Sondang P. Siagian, ”disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.”26Menurut T. Hani Handoko, ”disiplin merupakan kegiatan manajemen yang menjalankan standar-standar organisasional.”27

Pada tingkat individu, disiplin mempunyai tiga aspek, yaitu: pertama, pemahaman yang baik mengenai sistem aturan dan norma, yang menumbuhkan kesadaran dan ketaatan pada aturan, aturan, kriteria atau standar

23Subari, Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar), (Jakarta:

Bumi Aksara, 1994), hlm. 163-164 24D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998,

(PT. Sekala Jalmakarya, 1997), hlm. 20. 25Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1994), Cet.I, hlm. 126. 26Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara ,2008),

Cet.XV, hlm. 305. 27T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta:

BPFE, 2001), Cet.XV, hlm. 208.

Page 33: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

19

yang merupakan syarat untuk mencapai keberhasilan. Kedua, sikap mental yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak. Ketiga, perilaku yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.28

Berdasarkan pengertian disiplin yang sudah dijelaskan maka dapat

disimpulkan, disiplin guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang

diupayakan oleh guru dalam melakukan tugasnya di sekolah yaitu mentaati

peraturan yang ada dengan senang hati, tanpa ada pelanggaran yang merugikan

baik secara langsung terhadap diri guru sendiri maupun sesama teman dan juga

terhadap sekolah.

2. Macam-macam Disiplin

Dalam buku Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, disiplin dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Disiplin tradisional, adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian terdidik.

b. Disiplin modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang memungkinkan agar si terdidik dapat mengatur dirinya.

c. Displin liberal, adalah disiplin yang diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas.29

Menurut T. Hani Handoko dan Sondang P Siagian, disiplin memiliki dua

macam, yaitu: a. Disiplin preventif, adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong

para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah.

b. Disiplin korektif, adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.30

Disiplin memiliki beberapa macam disiplin diantaranya disiplin yang

bersifat menekan dan mengawasi dan ada pula yang menciptakan situasi yang

memungkinkan agar si terdidik dapat mengatur dirinya.

28D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah

1998…, hlm. 21. 29Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah…, hlm. 127. 30T. Hani Handoko, Manajemen Persoanlia dan Sumberdaya Manusia…, hlm. 208-209.

Page 34: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

20

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh

guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat

berkaitan dengan profesionalnya. Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau

dari tugas-tugas yang langsung berhubungan dengan tugas utamanya, yaitu

menjadi pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak

secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan

menunjang keberhasilannya menjadi guru yang andal dan dapat diteladani.

Menurut Moch.Uzer Usman terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

a. Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan IPTEK, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada siswa.

b. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sehingga orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.

c. Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila.31

”Guru dalam tugasnya mendidik dan mengajar murid-muridnya adalah

berupa membimbing memberikan petunjuk, teladan, bantuan, latihan, penerangan, pengetahuan, kebenaran, kejujuran, sikap-sikap dan sifat-sifat yang baik dan terpuji dan sebagainya.” 32

Karena itulah guru harus bisa memahami isi jiwa, sifat mental, minat dan

kebutuhan setiap muridnya agar dia bisa memberikan bimbingan dan pelajaran

sebaik-baiknya serta sesuai terhadap sifat-sifat individual setiap anak.

Guru pada umumnya merupakan perintis pembangunan disegala bidang

kehidupan dalam masyarakat. Tugas dan tanggung jawab yang besar dan mulia

itu, perlulah guru berusaha memiliki sifat-sifat yang baik dan menyadari

disiplin kerja guru.

31Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), Cet.XXIII, hlm. 7. 32Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik/ Kurikulum IKP Surabaya, Pengantar

Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), Cet.V, hlm.13.

Page 35: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

21

Pengendalian proses pembelajaran peserta didik merupakan tugas dan tanggung jawab guru. Ada beberpa kemampuan yang dituntut dari guru agar dapat menumbuhkan minat, yaitu sebagai berikut:

a. Mampu menjabarkan bahan pembelajaran ke dalam berbagai bentuk cara penyampaian

b. Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi.

c. Menguasai berbagai cara mengajar yang efektif sesuai dengan tipe dan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik

d. Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya e. Terampil dalam membuat alat peraga pembelajaran sederhana sesai

dengan kebutuhan f. Terampil menggunakan model dan metode pembelajaran g. Terampil dalam melakukan interaksi dengan peserta didik h. Memahami sikap dan karakteristik peserta didik i. Terampil menggunakan sumber-sumber belajar j. Terampil mengelola kelas.33

Kemampuan ini sangat menunjang sekali dalam meningkatkan kualitas

sekolah dan peserta didik agar lebih terampil dan memiliki sikap yang positif.

4. Supervisi dan Peningkatan Disiplin Kerja Guru

Dari penejelasan sebelumnya supervisi pendidikan didefinisikan sebagai

proses pemberian layanan bantuan kepada guru untuk meningkatkan

kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses

pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan adanya pelaksanaan supervisi

oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap

professional guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting

dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu

berpengaruh pada prilaku dan aktivitas keseharian guru dalam melaksanakan

pembelajaran.

Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi antara lain: 34

a. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada.

33Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 28

34 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…, hlm. 118.

Page 36: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

22

Lingkungan dimana sekolah berada, apakah sekolah itu di kota besar, di kota

kecil, atau pelosok.

b. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.

Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak

jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau

sebaliknya.

c. Tingkatan dan jenis sekolah.

Setiap jenjang sekolah yang di pimpin itu SD atau sekolah lanjutan, SLTP,

SMU atau SMK dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat

supervisi tertentu.

d. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia.

Hal ini dilihat dari guru-guru bagaimana kehidupan sosial ekonomi, hasrat

kemampuannya, dan sebagainya.

e. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.

Di antara faktor-faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang

terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika

kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang

diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya

kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala

kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya

untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kepala sekolah sebagai

supervisor sangat perlu memperhatinkan faktor-faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan supervisi, hal ini untuk mengetahui bagamana pelaksanaan supervisi

yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan

tugas-tugasnya dengan baik.

Page 37: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

23

Selanjutnya dalam peningkatan disiplin kerja guru dapat juga dilakukan dengan

menerapkan langkah-langkah supervisi, hal ini diterapkan dalam rangka membina

disiplin kerja guru antara lain:35

a. Merumuskan standar, standar tingkah laku disiplin haruslah dirumuskan

oleh kepala sekolah sebagai Pembina, demikian juga standar disiplin

kerja. Dalam merumuskan standar tersebut, sangat baik manakala guru

diikutsertakan, sehingga guru akan merasa memiliki terhadap ketentuan-

ketentuan yang dikenakan kepada dirinya.

b. Mengadakan pengukuran, langkah selanjutanya pengawasan terhadap

didiplin kerja guru adalah mengadakan pengukuran. Yang dimaksud

pengukuran yaitu melihat secara nyata perilaku disiplin guru, dalam

pelaksanaanya bias menggunakan alat ukur yang lazim dipakai berupa tes

dan non tes.

c. Membandingkan hasil pengukuran dengan standar, hasil pengukuran

disiplin kerja guru kemudian dibandingkan dengan standar. Jika

berdasarkan pengukuran guru mempunyai perilaku disiplin yang sama

atau lebih tinggi dari yang distandarkan, maka dapat dilakukan daur

ulang dengan menetapkan standar baru yang lebih tinggi. Sebaliknya,

kurang dari standar dilakukan perbaikan.

d. Mengadakan perbaikan, perbaikan terhadap disiplin guru terutama

dilakukan jika dalam perbandingan antara hasil pengukuran dengan

standar yang telah ditetapkan ditemukan minus. Kepala sekolah haruslah

mengadakan perbaikan meningkatkan disiplin berdasarkan kekurangan-

kekurangan yang ada.

Adapun berbagai cara perbaikan dalam meningkatkan disiplin kerja tersebut adalah sebagai berikut:

a. Membuat guru punya rasa aman dan hidup layak b. Menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan c. Membuat guru merasa diikutsertakan d. Memperlakukan guru secara wajar e. Membuat guru merasa mampu

35 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995), hlm. 191.

Page 38: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

24

f. Memberikan pengakuan dan penghargaan atas sumbangan yang ia berikan g. Membuat guru merasa diikutsertakan dalam membuat kebijakan sekolah h. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mempertahankan self

respect.36

36 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia..., hlm. 195.

Page 39: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Peran kepala sekolah sebagai supervisor di Madrasah Tsanawiyah Kamilul

Awwabin Sepatan-Tangerang.

2. Disiplin guru di Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin Sepatan-

Tangerang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang yang

beralamat Jln. Raya Mauk Km. 11 Komplek Masjid Awwabin Sepatan-

Tangerang 15520. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober

2009 – April 2010.

Tabel 1

Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April

1 Studi kepustakaan

2 Observasi

(pra penelitian)

3 Penyusunan

proposal

No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April

4 Bimbingan bab 1,

2 dan 3

Page 40: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

26

5 Penyusunan

instrument

penelitian

6 Penelitian

lapangan

(pengamatan)

7 Penyebaran

angket

8 Wawancara

9 Pengumpulan

data

10 Pengolahan data

11 Penyelesaian

C. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah metode

deskriptif kualitatif, karena data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka. Dengan metode ini konsekuensinya bagi

penulis adalah harus mampu menganalisis data yang terhimpun sehingga pada

kesimpulan logis dan realistis.

D. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru di MTs

Kamilul Awwabin dan menggunakan sampel jenuh artinya mengambil

penelitian pada seluruh guru MTs Kamilul Awwabin yang berjumlah 33 guru

dan adapun untuk kepala sekolah dilakukan penelitian dengan cara wawancara.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan

secara teliti dan mencatat secara sistematis. Dalam hal ini penulis pernah

menjadi guru piket selama satu bulan dan mengadakan pengamatan

Page 41: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

27

dengan seksama terhadap pelaksanaan dan juga mengamati lingkungan

sekolah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan bukti atau keterangan seperti

gambaran umum Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Rencana

Pelaksanaan Program, rekapitulasi data kehadiran guru dan tata tertib guru.

3. Wawancara

Wawancara disebut juga dengan interview adalah sebuah dialog tanya

jawab yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi atau

data dari terwawancara. Dalam hal ini penulis pengadakan wawancara

dengan kepala sekolah yaitu berupa tentang supervisor meliputi (kegiatan

kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru), dan

disiplin guru meliputi (disiplin waktu dan disiplin pembuatan RPP),

hambatan dalam meningkatkan disiplin guru, solusi dalam menghadapi

hambatan disiplin guru.

Tabel 2

Kisi-kisi pedoman wawancara dengan kepala sekolah

No Indikator No.

Pertanyaan

Jumlah

Pertanyaan

1. a. Keadaan disiplin guru (disiplin

ketepatan waktu).

b. Disiplin pembuatan RPP

c. Kegiatan kepala sekolah dalam

meningkatkan disiplin guru.

d. Hambatan dalam meningkatkan

disiplin guru.

e. Solusi dalam menghadapi hambatan

disiplin guru.

1, 2

3

4

5

6

6

Jumlah Pertanyaan 6

Page 42: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

28

Aspek tentang disiplin guru selain melalui daftar hadir dan pengamatan,

juga melalui angket tertutup yaitu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

yang sudah disediakan. Responden hanya memilih salah satu alternatif

jawaban. Angket ini disebarkan kepada seluruh guru di MTs Kamilul

Awwabin Sepatan-Tangerang.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah angket likert dan

dalam angket ini penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan

peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi instrumen penelitian di

bawah ini:

Tabel 3

Kisi-kisi angket

variabel peran kepala sekolah sebagai supervisor

Dimensi Indikator No.

Pertanyaan

Jumlah

Pertanyaan

Peran Kepala

Sekolah

1.Manajerial

a. Mengkoordinasi semua

usaha sekolah.

b. Melengkapi kepemimpinan

sekolah.

c. Memperluas pengalaman

guru.

d. Menstimulasi usaha-usaha

yang kreatif.

e. Memberikan pengetahuan

dan keterampilan kepada

setiap anggota staf.

1

2

3

4

5

5

Page 43: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

29

2.Supervisor a. Memberikan fasilitas

dan penilaian terus

menerus.

b. Menganalisa situasi

belajar dan mengajar.

c. Membantu

meningkatkan

kemampuan mengajar

guru.

d. Diskusi kelompok.

e. Kunjungan kelas.

f. Pembicaraan individual.

g. Simulasi pembicaraan.

6, 7

8

9

10

11

12, 13

14

9

Jumlah Pertanyaan 14

Tabel 4

Kisi-kisi angket

variabel disiplin guru

Dimensi Indikator No.

Pertanyaan

Jumlah

Pertanyaan

1. Disiplin waktu. a. Kehadiran ke sekolah.

b. Teguran indisiplin waktu.

c. Izin bagi yang tidak hadir

dalam mengajar.

d. Menandatangani daftar

hadir.

15

16

17

18

4

2. Disiplin

pembuatan

Rencana

Pelaksanaan

a. Membuat RPP pada setiap

mata pelajaran.

b. Mempersiapan kelengkapan

pembelajaran

19

20

5

Page 44: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

30

Pembelajaran

(RPP).

c. Tugas sebagai guru.

d. Tanggung jawab sebagai

guru.

e. Melakukan pemeriksaan

pada pembuatan RPP.

21

22

23

Jumlah Pertanyaan 9

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut:

a. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah di serahkan oleh

para pengumpul data. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan

dikembalikan kepada penulis, kemudian penulis segera memeriksa satu-persatu

angket yang dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.

Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan

yang ada didaftar pertanyaan yang sudah diperiksa.

b. Tabulating

Yaitu membuat tabel-tabel atau kartu-kartu tabulasi untuk memasukan

jawaban-jawaban responden yang kemudian, dicari prosentasenya untuk

kemudian dianalisa.

c. Skoring

Data hasil penyebaran angket, sebelum dianalisis terlebih dahulu

dikuantifikasikan dengan skala likert.

Skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Variabel penelitian yang diukur dengan skala likert ini dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak penyusunan item-item instrumen, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument ini, memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah (sangat negatif).1

1 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 72

Page 45: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

31

Penulis memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat

dalam angka butir jawaban yang terdapat dalam angket mempunyai empat

alternatif jawaban positif, yaitu:

Jawaban (sangat sering) dengan skor = 5

Jawaban (sering) dengan skor = 4

Jawaban (cukup sering) dengan skor = 3

Jawaban (kadang-kadang) dengan skor = 2

Jawaban (tidak pernah) dengan skor = 1

Adapun alternatif jawaban negatif adalah:

Jawaban (sangat sering) dengan skor = 1

Jawaban (sering) dengan skor = 2

Jawaban (cukup sering) dengan skor = 3

Jawaban (kadang-kadang) dengan skor = 4

Jawaban (tidak pernah) dengan skor = 5

2. Teknik Analisis Data

Untuk mengelola data dari hasil penelitian, maka penulis menggunakan

teknik analisis data. Berdasarkan jenis data yang terkumpul, maka teknik yang

digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah menggunakan teknik distribusi

frekuensi relatif.

Tabel distribusi frekuensi relatif, dinamakan juga tabel persentase sebab frekuensi yang disajikan bukanlah frekuensi yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk angka persenan. Teknik deskripsi persentase data menggunakan dengan rumus:

p = f x 100% N Keterangan:

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) p = Angka persentase 2

2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2005), Cet. XV, hlm. 43.

Page 46: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

32

Sedangkan untuk menyimpulkan peran kepala sekolah sebagai supervisor

dalam meningkatkan disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-

Tangerang penulis menggunakan statistik deskriptif yakni melalui mean (rata-

rata) yang didapatkan melalui rumus persentase sebagai berikut:

M = NS x 100% NH

Keterangan:

M = Mean

NS = Nilai Skor

NH = Nilai Harapan

Sedangkan untuk menentukan kategori atas skor yang telah diperoleh

mengenai peran kepala sekolah dalam disiplin guru dalam meningkatkan

disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 5

Nilai skor

No Interval Skor Kategori

1 81-100% Sangat Baik

2 61-80% Baik

3 41-60% Cukup

4 21-40% Kurang

5 0-20% Sangat Kurang

Page 47: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin

1. Sejarah Berdiri Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin

Pondok Pesantren Awwabin di bawah naungan Yayasan Kamilul Awwabin

adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang berorientasi pada doktrin

Ahlussunah Waljama’ah dengan berpedoman kepada Kitabullah dan Sunnah

Rasul yang memandang sangat perlu akan pendidikan .

Sejak didirikan tahun 1976 ( Pontren tahun 1976, Madrasah Diniyah tahun

1986, Madrasah Tsanawiyah 1976) oleh KH. Sanusi (Alm) Bin KH. Jasin

(Alm) dan sekarang dipimpin oleh putera Bapak KH. M. Komarudin, M.Pd.

Bin KH Sanusi (Alm) telah banyak menghasilkan insan-insan yang berkualitas

dan mampu meneruskan perjuangan dalam rangka memerangi kebodohan serta

menjadikan manusia yang kamil, Mu’min yang ka’afah berbudaya sehingga

berguna bagi nusa, bangsa dan agama.

Dengan fasilitas yang diberikan oleh Yayasan Kamilul Awwabin, seperti

Pondok Pesantren baik putra maupun putri, madrasah yang dimulai dari

madrasah diniyah, madrasah tsanawiyah dan dengan sistem pendidikan salafi

dan Nasional, dipandang mampu memberikan kontribusi yang sangat baik

dalam upaya mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kebodohan

bagi masyarakat luas.

a. Visi

Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin merupakan lembaga

pendidikan murah yang unggul dalam mutu lulusan, sukses dalam

pembinaan, kreatif dalam pemberdayaan, serta responsif terhadap

pembaharuan, agar tercipta manusia Indonesia yang berilmu,

berketerampilan dan berahlak mulia.

b. Misi

1) Membantu masyarakat tidak mampu dalam memperoleh pendidikan

yang berkualitas.

Page 48: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

34

2) Membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan

melalui unit–unit sekolah yang bermutu.

2. Data Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Siswa

Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin KH. M. Komarudin

menyelesaikan pendidikan terakhir Strata 2 di Muhammadiyah Prof Dr.

Hamka pada Fakultas pendidikan, konsentrasi evaluasi pendidikan. Beliau

menjabat sebagai kepala sekolah mulai dari berdirinya MTs Kamilul Awwabin

tahun 1987 sampai sekarang. Guru di MTs Kamilul Awwabin berjumlah 33

orang dan 5 karyawan, jenis kelamin laki-laki berjumlah 23 dan perempuan

16. Latar belakang pendidikan tertinggi yang dimiliki oleh guru S1 berjumlah

21 guru, sedangkan D3 berjumlah 1 guru dan 1 karyawan, D2 berjumlah 10

guru dan 1 karyawan, SLTA berjumlah 2 guru, sedangkan MTs berjumlah 1

karyawan dan SD berjumlah 1 karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 6

Data guru dan karyawan Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin

pada tahun ajaran 2009-2010

Alamat dan Pendidikan Terakhir Jabatan/mengajar TMT PN/GB/

No Nama L/P TTL Nomor Telepon Jenjang Mata Pelajaran HN/SW

1 H.M.Komarudin,M.Pd L Tangerang, 13-11-1949

Sepatan / 59370021 S 2 KAMAD 1987 PN

2 A.Patoni L Tangerang, 27-07-1959

Sepatan / 085214872042 SLTA Aqidah.A/Qurdits 1986 HN

3 Abidin, S.Pd.i L Tangerang, 12-04-1968

Cadas / 085235029258 S1 SKI 1988 HN

4 Saepul Badri,S.Ag L Tangerang, 21-11-1971 Buaran jati S 1 B.Indo 1996 HN

5 Muhayar,S.Ag L Tangerang, 10-11-1972

Sepatan / 02170052986 S 1 B.Inggris 1998 HN

6 Samsul Bahri,S.Ag L Tangerang, 07-01-1965

Pisangan / 085219894748 S 1 IPS Terpadu 1997 HN

7 Masturoh,S.Ag P Cikampek, 15-081968

Mekarjaya / 081314844052 S 1 BTQ/Piq 1997 HN

8 Basuni, S.Pd.i L Tangerang, 02-01-1969

Bolang / 085213431860 D 2 Fiqih 1997 HN

9 Siti Romlah,S.Ag P Tangerang, 22-10-1976

Sepatan / 085214056835 S 1 B.Indonesia/qurdits 2000 PN

10 Susi Elvawati,Ama P Palembang, 18-09-1977

Sukadiri / 085885903798 D 2 Fisika/kimia 1999 HN

Page 49: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

35

11 H.A.Nahrawi,S.Pd.i L Tangerang, 07-10-1979

Pisangan / 08176007179 S 1 Fiqih 2003 HN

12 Anharudin,S.Ag L Bugel, 06-05-1966 Bugel S 1 B.Arab 1993 PNS

DIKNAS

13 Raftati, S.Ag P Balun, 11-03-1970

Beji / 085219068831 S 1 SKI/biologi 2000 HN

14 Saprudi,S.Pd L Tangerang, 16-02-1977 Sarakan S 1 B.Inggris 2004 HN

15 Taslimah, S.Pd.i P Tangerang, 21-06-1983

Sepatan / 02193570587 S 1 P.Ibadah/KTK 1998 HN

16 Jaojah,Ama P Tangerang, 14-04-1977 Jatiwaringin D 2 PPKN 1998 HN

17 Siti Halimah,S,Ag P Tangerang, 05-06-1977

Sasakmauk / (021) 59371087 S 1 B.Arab 2000 HN

18 Indi Supriyati,ST P Lamongan, 22-06-1966

Tomang Baru / 71442164 S 1 Fisika 2002 HN

19 Abdul Basit,S.Ag L Tangerang, 22-03-1977

Tegalkunir / 081806372086 S 1 IPS Terpadu 2002 HN

20 Roni, S.Pd.i L Mauk, 10-08-1982 Jatiwaringin S1 Penjas + TIK 2002 HN

21 Bambang .S, S.Pd.I L Tangerang, 08-08-1983 Jatiwaringin D 2 Penjas 2003 HN

22 Aswati, Ama P Tangerang, 12-05-1985

Pisangan / 085215764729 D 2 KTK 2003 HN

23 Rohimah, Ama P Jakarta, 08-08-1967

Sepatan Pondok Jaya D 2 A. Akhlak 2008 HN

24 Intan. Nsd, Se P Tanjung

Balai, 12-03-1983

Sepatan Pondok Jaya D3 MTK 2008 HN

25 Nuralinah, Ama P Palembang, 02-03-1984

Kosambi / 081383697600 D 2 PKn 2003 HN

26 Nurhama, Ama L Tangerang, 24-02-1980 Tegal Angus D 2 Al-qur'an Hadits 2009 HN

27 Ningsih Haryani, S.Hum P Palembang,

27-03-1983 Sepatan S1 IPS Terpadu 2006 HN

28 Azis Alanshori, Ama L Jakarta, 25-08-1984 Kampung Oja D 2 Matematika 2007 HN

29 Yoyoh , Ama P Tangerang, 10-09-1986 Mekarjaya D 2 KTK 2003 HN

30 Saepul Hidayat, S.Pd L Tangerang, 07-01-1965

Pisangan / 085219894748 S 1 IPS Terpadu 1997 HN

31 Kardi, Am. Pd L Tangerang, 11-10-1968

Beji / 0852919068831 S 1 Biologi 1986 HN

32 H. Buhori Muslim, S.Pdi L Tangerang,

01-01-1967 Sepatan / 59371779 S 1 B.Arab/P.Ibadah 1997 HN

33 M. Ridwan, Ama L Tangerang, 25-12-1987

Mekar Kondang / 085213612712 S1 KALIGRAFI 2007 HN

34 Endang Kusnadi, Ama L Tangerang, 11-12-1984 Mekarjaya SLTA Penjas 2007 HN

35 Munan, S. Pdi L Tangerang, 10-04-1967

Sarakan / 081316776825 S 1 Kepala TU 1988 HN

36 Titin, Ama P Tangerang, 17-05-1975

Sepatan / 085880434601 D 2 TU 2007 HN

37 Lilis, S.Kom P Tangerang, 15-06-1983

Pisangan / 085692182419 D 3 TU 2007 HN

38 Kajar L 45 TH Sarakan SD Karyawan 2007 HN

39 Rosidi L 37 TH Sepatan MTS Karyawan 206 HN

Page 50: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

36

Tabel 7

Data siswa Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin

pada tahun ajaran 2009-2010

Kelas Jumlah

Perempuan

Jumlah

Laki-Laki

1.1 22 15

1.2 13 28

1.3 18 22

1.4 18 19

1.5 17 23

1.6 19 21

Jumlah 107 128

2.1 16 17

2.2 15 16

2.3 15 12

2.4 12 14

Jumlah 58 59

3.1 18 23

3,2 10 24

3.3 16 18

3.4 16 18

3.5 17 19

Jumlah 77 84

Jumlah

Keseluruhan242 271

TOTAL 513 SISWA

Jumlah keseluruhan siswa di Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin pada

tahun 2009-2010 dengan jumlah 513 siswa, jumlah siswa pada tahun ini

meningkat dibandingkan dengan jumlah keseluruhan siswa pada tahun 2008-

Page 51: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

37

2009. pada tingkat kelulusan di Madrasah Tsanawiyah dengan jumlah 98%

dilihat dari data kelulusan Ujian Nasional pada tahun 2008-2009 dan pada

tingkat ekonomi siswa di MTs Kamilul Awwabin cukup rendah secara umum

memiliki mata pencaharian sebagai petani, pekerja serabutan, pencari kayu

bakar dan sebagian kecil sebagai pedagang, pegawai negeri sipil serta tenaga

pendidik honorer.

5. Sarana dan Prasarana

Agar program Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin tersebut dapat

terlaksana dengan baik sekolah ini memiliki fasilitas–fasilitas pendukung

sebagai berikut:

Tabel 8

Sarana dan prasarana

o

Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Masjid 1

2 Ruang Kelas 15

3 Ruang Lab Komputer 1

4 Ruang Lab Bahasa 1

5 Ruang Guru/kantor 1

6 Ruang Administrasi 1

7 Ruang BK 1

8 Ruang UKS 1

7 Lapangan 1

8 Perpustakaan 1

9 WC 8

10 Kantin 1

Sarana dan prasarana di MTs Kamilul Awwabin dalam keadaan baik namun

ada beberapa sarana dan prasarana yang kurang baik yaitu kantin.

Page 52: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

38

B. Deskripsi dan Analisis Data

Dari angket yang penulis sebarkan kepada responden yang dilakukan di

MTs Kamilul Awwabin, setelah diperiksa dan diteliti tidak ada yang hilang,

cacat ataupun rusak, maka hasilnya dapat dideskripsi dan dianalisis di dalam

tabel-tabel, sebagai berikut:

1. Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Tabel 9

Koordinasi usaha sekolah

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 10 30,3%

B Sering 8 24,2%

C Cukup Sering 8 24,2%

D Kadang-kadang 4 12,1%

E Tidak Pernah 3 9,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

sangat sering 30,3%, yang menjawab sering 24,2%, yang menjawab cukup

sering 24,2%, yang menjawab kadang-kadang 12,1% dan yang menjawab tidak

pernah 9,0%. Dengan menjawab responden tersebut kita dapat mengetahui

bahwa kepala sekolah sangat sering melakukan koordinasi semua usaha

sekolah dalam bidang apapun guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

tersebut.

Tabel 10

Kepemimpinan kepala sekolah

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 7 21,2%

B Sering 10 30,3%

Page 53: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

39

C Cukup Sering 9 27,3%

D Kadang-kadang 3 9,0%

E Tidak Pernah 4 12,1%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

sering melakukan 30,3%, menjawab cukup sering melakukan 27,3%,

menjawab sangat sering melakukan 21,2%, menjawab tidak pernah melakukan

12,1% dan menjawab kadang-kadang melakukan 9.0%. Dapat dilihat bahwa

kepala sekolah sering melakukan kepemimpinan dengan baik.

Tabel 11

Perluasan pengalaman guru

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 6 18,2%

B Sering 7 21,2%

C Cukup Sering 12 36,4%

D Kadang-kadang 5 15,2%

E Tidak Pernah 3 9,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

cukup sering memberikan 36,4%, menjawab sering memberikan 21,2%, sangat

sering memberikan 18,2%, menjawab kadang-kadang memberikan 15,2% dan

menjawab tidak pernah memberikan 9,0%. Dapat dilihat bahwa kepala sekolah

cukup sering memberikan pengalaman baru kepada guru dengan melalui

pengalaman baru maka guru dapat belajar untuk memperkaya dirinya dengan

pengalaman baru.

Page 54: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

40

Tabel 12

Peningkatan potensi guru

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 5 15,2%

B Sering 8 24,2%

C Cukup Sering 15 45,5%

D Kadang-kadang 1 3,0%

E Tidak Pernah 4 12,1%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering memberikan 45,5%, menjawab sering memberikan 24,2%,

menjawab sangat sering memberikan 15,2%, menjawab tidak pernah

memberikan 12,1% dan menjawab kadang-kadang memberikan 3,0%. Dapat

dilihat bahwa kepala sekolah cukup sering memberikan tempat untuk

meningkatkan potensi guru dalam bidang apapun agar guru dapat

mengembangkan kreatifitas yang dimilikinya dalam bidang pendidikan.

Tabel 13

Pemberian fasilitas sekolah

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 8 24,2%

B Sering 10 30,3%

C Cukup Sering 7 21,2%

D Kadang-kadang 6 18,2%

E Tidak Pernah 2 6,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

sering memberikan 30,3%, menjawab sangat sering memberikan 24,2%,

menjawab cukup sering memberikan 21,2%, menjawab kadang-kadang 18,2%

Page 55: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

41

dan menjawab tidak pernah 6,0%. Dapat dilihat bahwa kepala sekolah sering

memberikan fasilitas yang baik kepada guru agar dapat memenuhi kebutuhan.

Tabel 14

Penilaian pada setiap kegiatan

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 6 18,2%

B Sering 8 24,2%

C Cukup Sering 14 42,4%

D Kadang-kadang 4 12,1%

E Tidak Pernah 1 3,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering melakukan 42,4%, menjawab sering melakukan 24,2%,

menjawab sangat sering melakukan 18,2%, menjawab Kadang-kadang

melakukan 12,1% dan menjawab tidak pernah melakukan 3,0%. Dapat dilihat

bahwa kepala sekolah cukup sering melakukan penilaian pada setiap kegiatan

yang diadakan di sekolah untuk menjadi koreksi bagi guru agar kegiatan

tersebut menjadi lebih baik.

Tabel 15

Analisa dalam kegiatan belajar mengajar

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 9 27,3%

B Sering 4 12,1%

C Cukup Sering 10 30,3%

D Kadang-kadang 6 18,2%

E Tidak Pernah 4 12,1%

Jumlah 33 100%

Page 56: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

42

Berdasarkan tabel 15 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering melakukan 30,3%, yang menjawab sangat sering melakukan

27,3%, yang menjawab kadang-kadang melakukan 18,2%, yang menjawab

sering melakukan 12,1% dan yang menjawab tidak pernah melakukan 12,1%.

Dapat dilihat bahwa kepala sekolah cukup sering melakukan analisa dalam

kegiatan belajar mengajar agar guru tersebut lebih semangat dan termotivasi

dalam kegiatan belajar mengajar.

Tabel 16

Pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada guru

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 11 33,3%

B Sering 7 21,2%

C Cukup Sering 9 27,3%

D Kadang-kadang 4 12,1%

E Tidak Pernah 2 6,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

sangat sering memberikan 33,3%, yang menjawab cukup sering memberikan

27,3%, yang menjawab sering melakukan 21,2%, yang menjawab kadang-

kadang memberikan 12,1% dan yang menjawab tidak pernah 6,0%. Dapat

dilihat bahwa kepala sekolah sangat sering memberikan pengetahuan dan

keterampilan bagi guru agar lebih kreatif dan pengetahuan luas.

Tabel 17

Peningkatan kemampuan mengajar

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 6 18,2%

B Sering 9 27,3%

C Cukup Sering 12 36,4%

Page 57: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

43

D Kadang-kadang 5 15,2%

E Tidak Pernah 1 3,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 17 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering membantu 36,4%, menjawab sering membantu 27,3%, menjawab

sangat sering membantu 18,2%, menjawab kadang-kadang membantu 15,2%

dan menjawab tidak pernah membantu 3,0%. Dapat dilihat kepala sekolah

dalam meningkatkan kemampuan dalam mengajar cukup sering membantu,

agar guru tersebut dapat mengajar sesuai dengan skill yang dimilikinya dan

tidak monoton dalam proses pembelajaran.

Tabel 18

Diskusi kelompok/musyawarah

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 5 15,2%

B Sering 7 21,2%

C Cukup Sering 17 51,5%

D Kadang-kadang 4 12,1%

E Tidak Pernah - -

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 18 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering melakukan 51,5 %, yang menjawab sering melakukan 21,2%,

yang menjawab sangat sering melakukan 15,2% dan yang menjawab kadang-

kadang melakukan 12,1%. Dapat dilihat bahwa kepala sekolah cukup sering

melakukan diskusi kelompok/musyawarah agar setiap permasalahan yang

sedang dihadapi dipecahkan besama-sama dan tidak sepihak.

Page 58: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

44

Tabel 19

Kunjungan kelas

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 6 18,2%

B Sering 12 36,4%

C Cukup Sering 10 30,3%

D Kadang-kadang 4 12,1%

E Tidak Pernah 1 3,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

sering melakukan 36,4%, yang menjawab cukup sering melakukan 30,3%,

yang menjawab sangat sering melakukan 18,2%, yang menjawab kadang-

kadang melakukan 12,1% dan yang menjawab tidak pernah melakukan 3,0%.

Dengan melihat jawaban responden tersebut maka dapat mengetahui bahwa

kepala sekolah sering melakukan tugasnya sebagai supervisor dengan baik

yaitu mengunjungi kelas, sehingga semua guru mendapatkan pelayanan dan

bimbingan dari kepala sekolah guna meningkatkan mutu mengajar mereka.

Tabel 20

Pembicaraan individual

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 8 24,2%

B Sering 14 42,4%

C Cukup Sering 5 15,2%

D Kadang-kadang 4 12,1%

E Tidak Pernah 2 6,0%

Jumlah 33 100%

Page 59: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

45

Berdasarkan tabel 20 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

sering melakukan 42,4%, yang menjawab sangat sering melakukan 24,2%,

yang menjawab cukup sering melakukan 15,2%, yang menjawab kadang-

kadang melakukan 12,1% dan tidak pernah melakukan 6,0%. Dapat dilihat dari

hasil jawaban responden bahwa kepala sekolah sering melakukan pembicaraan

individual agar guru tersebut merasa dihargai oleh kepala sekolah.

Tabel 21

Solusi dalam suatu masalah

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 8 24,2%

B Sering 7 21,2%

C Cukup Sering 11 33,3%

D Kadang-kadang 4 12,1%

E Tidak Pernah 3 9,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 21 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

cukup sering memberikan 33,3%, menjawab sangat sering memberikan 24,2%,

menjawab sering memberikan 21,2%, menjawab kadang-kadang memberikan

12,1% dan menjawab tidak pernah memberikan 9,0%. Dapat dilihat dari

jawaban responden bahwa kepala sekolah sangat cukup sering memberikan

solusi pada setiap permasalahan yang sedang dihadapi guna menjadi lebih baik

dan belajar dari permasalahan yang ada.

Tabel 22

Pelatihan metode pembelajaran

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 6 18,2%

B Sering 4 12,1%

Page 60: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

46

C Cukup Sering 13 39,4%

D Kadang-kadang 8 24,2%

E Tidak Pernah 2 6,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 22 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering memberikan 39,4%, menjawab sangat sering memberikan 18,2%,

menjawab sering memberikan 12,1%, menjawab kadang-kadang memberikan

24,2% dan menjawab tidak pernah memberikan 6,0%. Dengan melihat jawaban

guru tersebut dapat mengetahui bahwa kepala sekolah cukup sering

memberikan pelatihan motede pembelajar kepada guru.

2. Variabel Disiplin Guru

Tabel 23

Kehadiran guru

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 5 15,2%

B Sering 7 21,2%

C Cukup Sering 15 45,5%

D Kadang-kadang 6 18,2%

E Tidak Pernah - -

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 23 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

cukup sering hadir 45,5%, yang menjawab sering hadir 21,2%, yang menjawab

kadang-kadang 18,2% dan yang menjawab sangat sering hadir 15,2%. Dengan

melihat jawaban responden tersebut maka dapat diketahui bahwa guru cukup

sering hadir tepat waktu ke sekolah maka dari itu guru tersebut melaksanakan

kewajibannya dengan baik, diperkuat dari hasil wawancara bahwa disiplin

kehadiran guru dari dulu hingga sekarang berjalan dengan baik.

Page 61: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

47

Tabel 24

Teguran Indisiplin

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering - -

B Sering - -

C Cukup Sering 9 27,3%

D Kadang-kadang 11 33,3%

E Tidak Pernah 13 39,4%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 24 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab tidak

pernah 39,4%, menjawab kadang-kadang 33,3% dan menjawab cukup sering

27,3%. Dapat dilihat dari jawaban responden di atas bahwa guru tidak pernah

mendapat teguran bila terlambat hadir ke sekolah karena selalu hadir tepat

waktu untuk menunjukkan kepada siswa bahwa disiplin waktu sangat penting.

Tabel 25

Izin mengajar

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 6 18,2%

B Sering 12 36,4%

C Cukup Sering 15 45,5%

D Kadang-kadang - -

E Tidak Pernah - -

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 25 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering 45,5%, yang menjawab sering 36,4% dan yang menjawab sangat

sering 18,2%. Dapat dilihat dari hasil jawaban responden bahwa guru cukup

sering ijin bila tidak mengajar, hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan

kepala sekolah yaitu jika ada guru yang tidak hadir dikarenakan sakit dan

Page 62: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

48

memberikan surat izin dari dokter untuk sekolah dan tidak ada alasan tidak

hadir.

Tabel 26

Tanda tangan daftar hadir

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 17 51,5%

B Sering 11 33,5%

C Cukup Sering 5 15,2%

D Kadang-kadang - -

E Tidak Pernah - -

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 26 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

sangat sering 51,5%, sering 33,5% dan cukup sering 15,2%. Dari hasil di atas

bahwa guru sangat sering menandatangani daftar hadir untuk mengetahui

kehadiran guru dan keaktifan guru, hal ini diperkuat dari hasil wawancara

dengan kepala sekolah bahwa guru harus mengisi daftar hadir dan ada petugas

untuk mengecek agenda kehadiran dan mengecek kehadiran guru di kelas.

Tabel 27

Pembuatan satuan pembelajaran pada setiap mata pelajaran

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 7 21,2%

B Sering 9 27,3%

C Cukup Sering 14 42,4%

D Kadang-kadang 3 9,0%

E Tidak Pernah - -

Jumlah 33 100%

Page 63: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

49

Berdasarkan tabel 27 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering membuat 42,4%, sering membuat 27,3%, sangat sering membuat

21,2% dan kadang-kadang membuat 9,0%. Dapat dilihat dari hasil jawaban

respon bahwa guru cukup sering membuat satuan pembelajaran pada setiap

mata pelajaran agar dapat mengetahui materi apa yang ingin diajarkan kepada

peserta didik dan agar lebih terencana.

Tabel 28

Persiapan kelengkapan pembelajaran

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 8 24,2%

B Sering 7 21,2%

C Cukup Sering 14 42,4%

D Kadang-kadang 4 12,1%

E Tidak Pernah - -

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 28 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

cukup sering mempersiapkan 42,4%, sangat sering mempersiapkan 24,2%,

sering mempersiapkan 21,2% dan kadang-kadang mempersiapkan 12,1%.

Dengan melihat jawaban responden tersebut dapat mengetahui bahwa guru

cukup sering mempersiapkan kelengkapan pembelajaran agar proses

pembelajaran tidak monoton dan lebih aktif

Tabel 29

Tugas sebagai guru

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 9 27,3%

B Sering 10 30,3%

C Cukup Sering 12 36,4%

Page 64: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

50

D Kadang-kadang 2 6,0%

E Tidak Pernah - -

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 29 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

cukup sering melakukan 36,4%, sering melakukan 30,3% dan sangat sering

melakukan 27,3%. Dengan jawaban responden di atas bahwa guru cukup

sering melakukan tugas sebagai guru agar menjadi guru tauladan.

Tabel 30

Tanggung jawab sebagai guru

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 8 24,2%

B Sering 10 30,3%

C Cukup Sering 11 33,3%

D Kadang-kadang 4 12,1%

E Tidak Pernah - -

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 30 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering melakukan 33,3%, menjawab sering melakukan 30,3%,

menjawab sangat sering melakukan 24,2% dan menjawab kadang-kadang

melakukan 12,1%. Dapat dilihat dari jawaban responden di atas bahwa guru

cukup sering melakukan tanggung jawab sebagai gutu.

Tabel 31

Pemeriksaan satuan pembelajaran

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)

A Sangat Sering 7 21,2%

B Sering 9 27,3%

Page 65: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

51

C Cukup Sering 14 42,4%

D Kadang-kadang 2 6,0%

E Tidak Pernah - -

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 31 di atas, dapat dilihat bahwa guru yang menjawab

cukup sering 42,4%, yang menjawab sering 27,3%, yang menjawab sangat

sering 21,2% dan yang menjawab kadang-kadang 6,0%. Dengan melihat

jawaban guru dapat mengetahui bahwa kepala sekolah cukup sering melakukan

pemeriksaan satuan pembelajaran agar kepala sekolah mengetahui kesulitan

guru dalam proses pembelajaran dan sebagai tolok ukur untuk mengetahui

kemampuan guru dalam proses pembelajaran, hal ini diperkuat dari hasil

wawancara dengan kepala sekolah bahwa RPP di kumpulkan setiap minggu

sebelum guru memasuki kelas dan dikumpulkan dibagian kurikulum dan

ditandatangani oleh kepala sekolah.

Sedangkan nilai rata-rata variabel peran kepala sekolah sebagai supervisor,

nilai rata-rata variabel disiplin guru dan nilai rata-rata keseluruhan angket

peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di

MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang, yaitu sebagai berikut:

Tabel 32

Nilai rata-rata keseluruhan angket

peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin

guru di MTs Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang

Variabel Skor NH NS NS x 100% NH

Katagori

Peran kepala sekolah

sebagai supervisor 979 14x5 = 70 979 = 29,67

33 42,53% Cukup

Disiplin guru 593 9x5 = 45 593 = 17,97 33

39,93% Kurang

Jumlah 1572 23x5 = 115 1572 = 47,64 33

41,43% Cukup

Page 66: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

52

Data diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan angket peran

kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di MTs

Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang mendapatkan kategori cukup dengan

nilai rata-rata 41,43%, yaitu dengan variabel peran kepala sekolah sebagai

supervisor dengan nilai rata-rata 42,53% yang berarti cukup dan variabel

disiplin guru dengan nilai rata-rata 39,93% yang berarti kurang. Dari hasil

observasi bahawa variabel peran kepala sekolah sebagai supervisor dapat

dikatakan cukup karena kepala sekolah cukup menjalankan sebagai supervisor

yaitu membantu guru dalam meningkatkan disiplin guru dan meningkatkan

efektifitas proses belajar mengajar di sekolah, namun variabel disiplin guru

dikatakan kurang jika dilihat dari hasil observasi dan data daftar hadir guru di

MTs Kamilul Awwabin (lampiran 15).

Page 67: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil angket yang disebarkan kepada seluruh guru di MTs Kamilul

Awwabin nilai rata-rata keseluruhan angket peran kepala sekolah sebagai

supervisor dalam meningkatkan disiplin guru di MTs Kamilul Awwabin

Sepatan-Tangerang mendapatkan kategori cukup. Dari hasil observasi bahwa

peran kepala sekolah sebagai supervisor dapat di katakan cukup karena kepala

sekolah cukup baik menjalankan tugasnya sebagai supervisor yaitu memberi

pelayanan kepada guru agar dapat membantu menggunakan seluruh

kemampuannya dalam pelaksanaan tugas, memberi bimbingan yang bijaksana

terhadap guru, membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar,

membantu guru dalam meningkatkan disiplin guru dan meningkatkan

efektifitas proses belajar mengajar di sekolah, namun pada disiplin guru

dikatakan kurang dilihat dari hasil observasi dan data daftar hadir guru di MTs

Kamilul Awwabin.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka saran-saran

yang dapat penulis berikan, yaitu:

1. Selaku supervisor, kepala sekolah hendaknya terus berusaha menjalankan

tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan supervisi yang telah

Page 68: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

54

dilaksanakan dengan terus melakukan pembinaan dan bimbingan secara

lebih efektif dan efesien.

2. Agar guru lebih mempertahankan disiplin baik disiplin waktu maupun

disiplin pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam

mempertahankan kualitas yang sudah dimiliki olehnya.

3. Kepala sekolah dan para guru hendaknya selalu berusaha meningkatkan

kemampuan diri dengan harapan semoga pendidikan generasi penerus

bangsa akan semakin berkualitas pada masa yang akan datang. Karena

apabila para pendidiknya berkualitas maka anak didiknya akan lebih

berkualitas lagi.

Page 69: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

55

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Analisa Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1994.

Burhanuddin, Yusak, Administrasi Pendidikan, Pustaka Setia.

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi, 2008,

Gunawan, Ary H, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 1996.

Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, BPFE, Cet. XV, 2001.

Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995.

Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. IX, 2007.

Nawawi, Hadari, Adsministrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, Cet. VII, 1989.

Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. XIII, 2004.

Rifai, M. Moh, Administrasi Pendidikan, Bandung, Jemmars, 1986.

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1991.

Sahertian, Piet A, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, Cet. I, 1994.

, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia), Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Sahertian, Piet A dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

Page 70: 1431 H/2010 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21550/1/SITI EV… · 6. H. M. Komarudin M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin, Munan S.Pd.I, selaku

56

Siagian, Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XV, 2008.

Soemarmo, D, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998, PT. Sekala Jalmakarya, 1997.

Subari, Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Perbaiakan Situasi Mengajar), Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Cet. XV, 2005.

Sudrajat, Akhmad, Kompetensi Kepala Sekolah, dari http://akhmadsudrajat.wordptess.com/2008/01/29, 29 Januari 2008.

Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik/Kurikulum IKP Surabaya, Pengantar Didaktik Metdik Kurikulum PBM, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. V, 1993.

Uno, Hamzah B, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Uzer Usman, Moch, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, Cet. XXIII, 2009.

Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1989.