J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11....

109
STRATEGI MANAJEMEN UJE CENTER DALAM PENGELOLAAN AKTIVITAS DAKWAH USTADZ JEFRI AL BUKHORI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: Faridah Indriani NIM. 104053002046 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1430 H /2009 M

Transcript of J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11....

Page 1: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

STRATEGI MANAJEMEN UJE CENTER DALAM PENGELOLAAN

AKTIVITAS DAKWAH USTADZ JEFRI AL BUKHORI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Faridah Indriani

NIM. 104053002046

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1430 H /2009 M

Page 2: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

STRATEGI MANAJEMEN UJE CENTER DALAM PENGELOLAAN

AKTIVITAS DAKWAH USTADZ JEFRI AL BUKHORI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Faridah Indriani

NIM. 104053002046

Dibawah Bimbingan

Drs. Hasanuddin, MA

NIP. 1996 06 05 1994 03 1 005

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1430 H /2009 M

Page 3: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

PENESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul STRATEGI MANAJEMEN UJE CENTER DALAM

PENGELOLAAN AKTIVITAS DAKWAH USTADZ JEFRI AL BUKHORI

telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 Desember 2009. skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana ILmu Sosial Islam (S. Sos.I)

pada program studi Manajemen Dakwah.

Jakarta, 23 Desember 2009

Sidang Munaqasah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Wahidin Saputra, MA Dr. Ali Wafa, S. Ag, MAg

NIP: 19700903 199603 1 001 NIP: 150 321 584

Penguji

Penguji I, Penguji II,

Drs. H. Tarmi, MM Drs. Cecep Castrawijaya, MA

NIP: 1946 08 24 1965 1 01 001 NIP: 1967 08 181 998 031 002

Pembimbing

Drs. Hasanuddin, MA

NIP: 1996 06 05 1994 03 1 005

Page 4: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi

suatu syarat memperoleh gelar strata 1 di UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 23 Desember

Faridah Indriani

Page 5: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

i

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari ketertarikan penulis terhadap latar belakang

masalalu Ustadz Jefri Al Bukhori yang sangat bertolak belakang dengan

kehidupaannya saat ini. Latar belakang kehidupannya yang kontraversial

membuat penulis tertarik untuk mengetahui strategi yang dipakai oleh manajemen

Uje Center untuk mempertahankan image dan mengelola aktivitas dakwah Ustadz

Jefri sehingga ia dapat menjadi da’i yang kondang seperti sekarang ini.

Untuk memperjelas masalah yang akan saya teliti, dirumuskan masalah

sebagai berikut, pertama, bagaimana strategi Uje Center, kedua, bagaimana

aktivitas dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori, ketiga, bagaimana pengaruh dari

keduanya.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif,

yakni prosedur yang menggunakan penemuan-penemuan yang tidak dapat

diperoleh melalui prosedur-prosedur statistik atau dengan kuantifikasi

(pengukuran) dan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Karena pada intinya penelitian

ini bertujuan meneliti kualitas dari strategi manajemen Uje Center.

Dalam penelitian ini digunakan beberapa analisis strategi pada manajemen

Uje Center, yakni dalam melakukan perumusan manajemen Uje Center dengan

mengadakan koordinasi dan selalu brifing sebelum atau setelah mengelola

aktivitas dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori. Implementasi strategi yang dilakuan

oleh manajemen Uje Center bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian

sumberdaya manusia yang ditampakkan melalui penetapan struktur

kepemimpinan dan budaya organisasi. Evaluasi pimpinan pada manajemen Uje

Center strateginya dilakukan secara periodik melalui beberapa macam

permusyawaratan dan rapat kerja baik pada tingkat organisasi maupun pada

tingkat fungsional.

Secara keseluruhan, strategi manajemen Uje Center sudah cukup baik

yang ditandai dengan adanya perumusan, implementasi, dan evaluasi strategi

organisasi. Namun demikian ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan

oleh manajemen Uje Center, diantaranya: 1. Idealnya dalam melakukan proses

evaluasi dengan menggunakan beberapa langkah seperti mengukur kinerja,

membandingkan hasil dengan standar, dan mengambil tindakan korektif. 2.

Kondisi sumberdaya manusia yang belum memadai dari segi kualitas dan

kuantitas hendaknya segera dicarikan solusinya oleh pihak manajemen. 3.

Manajemen Uje Center yang tertuang pada tataran kajian dan konsep, akan tetapi

sebagian belum terwujud langkah-langkah konkrit.

Page 6: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, taufiq dan inayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat

dan semoga kepada umatnya yang selalu beristiqomah dalam menegakkan

kalimah Allah SWT di muka bumi ini.

Skripsi yang berjudul “Strategi Manajemen Uje Center Dalam

Pengelolaan Aktivitas Dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori” penulis susun sebagai

salah satu syarat unuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosil Islam (S.Sos.I) pada

jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, sebagaimana yang diharapkan, meskipun waktu, tenaga, dan

pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki, demi terselesainya skripsi ini. Namun, kiranya hasil penelitian yang

tertuang dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kalangan siapapun,

khususnya yang mencintai dunia pendidikan. Selama proses penulisan ini, penulis

banyak mendapat bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Drs. Arief Subhan.,MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi.

Page 7: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

iii

2. Bapak. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban.,MA dan Bapak. Drs. Cecep

Castrawijaya.,MA selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah.

3. Drs.Hasanuddin Ibnu Hibban,MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan segala waktu, tenaga, ilmu, serta kesabaran yang

diberikan dalam membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan-

masukan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini.

4. Kedua orang tua tercinta, Ayahku Faruk Yuslam dan Mamahku Endang

Hamdah, yang telah mendidik dan mengasuh dengan segala jerih payah

dan kasih sayangnya hingga penulis dapat menempuh jenjang pendidikan

dasar sampai pendidikan tinggi dengan baik.

5. Kakakku Farah Yuliani dan Fika Ambarsari terimakasih banyak ya atas

masukan-masukannya dalam pembuatan skripsi ini, dan untuk adik-adikku

Fadli, Fanya, dan Firda maaf ya teteh dah bikin kalian kesel terus, makasih

ya atas kesabarannya untuk menghadapi teteh yang suka marah-marah

terus. Semoga Allah mengabulkan cita-cita dan harapan kalian.

6. Kekasih ku dan calon suamiku Wisnu Wijaya yang selalu menemani dan

mendukung penulis. Do’a, cinta, pengertian, dan kesabarannya yang

begitu besar adalah motivasi yang sangat berharga. Terimakasih ya telah

memberi kesempatan penulis untuk selalu menjadi yang lebih baik.

7. Seluruh keluarga besarku terimakasih atas do’anya sehingga penulis

mandapatkan kemudahan dan kelancaran dalam pembuatan skripsi ini.

Page 8: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

iv

8. Kepada Bapak Udjang Usman yang telah banyak membantu dan selalu

memotivasi penulis baik dari segi moril maupun materil. Terima kasih

banyak ya pak atas kesabaran dan motivasinya, sehingga penulis akhirnya

dapat menyelesaikannya dengan baik.

9. Keluarga besar pak Udjang Usman, Bunda, mba Santi, ka Lia, ce Eneng,

Aisyah, Bagas, Upan, Aldy, mas Sugeng, ka Ridwan. Ketegaran dan

keistiqamahan mereka dalam menghadapi ujian hidup adalah pelajaran

berarti. Penulis mengucapkan banyak terimakasih karena sudah sangat

sering merepotkan.

10. Sahabat-sahabatku, Mila, Tia, Cela, Uphi, Ratna, Dea, Putri, Rara, Dena,

Deva, Achi, Rika, Odah, Alfi, Hanna, Kesy, Anne. Bagaimanapun kalian

adalah sahabatku dan kalian selalu mensupport aku, maaf aku selalu

membuat kalian kecewa dengan apa yang sudah aku lakukan. You are my

best friends semoga harapan dan cita-cita kalian dapat tercapai.

11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya..

12. Kapada keluarga besar manajemen Uje Center, terimakasih banyak atas

dukungan dan motivasinya dalam proses pembuatan skripsi ini.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini

terimakasih banyak atas dukungan dan motivasinya baik dari segi moril

dan materilnya. Thank you for all....^.^

Jakarta, 23 Desember 2009

Faridah Indriani

Page 9: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 4

D. Metodologi Penelitian ........................................................ 5

E. Tinjauan Pustaka ................................................................ 8

F. Sistematika Penulisan ........................................................ 9

BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG STRATEGI, TIM

MANAJEMEN, PENGELOLAAN, DAN AKTIVITAS

DAKWAH ............................................................................... 11

A. Strategi ............................................................................... 11

1. Pengertian Strategi ....................................................... 11

2. PerbedaanTaktik Dengan Strategi ................................ 18

3. Tahap-Tahap Strategi ................................................... 19

4. Bentuk-Bentuk Strategi ................................................ 24

B. Tim Manajemen ................................................................. 25

1. Pengertian Tim Manajemen ......................................... 25

2. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia ... 33

Page 10: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

vi

C. Pengelolaan Aktivitas Dakwah .......................................... 35

1. Pengertian Pengelolaan ................................................ 35

2. Langkah-Langkah Pengelolaan .................................... 35

3. Pengertian Aktivitas Dakwah ....................................... 37

4. Ruang Lingkup Aktivitas Dakwah ............................... 40

BAB III PROFIL MANAJEMEN UJE CENTER DAN USTADZ

JEFRI AL-BUKHORI ........................................................... 44

A. Profil Manajemen ............................................................... 44

1. Sejarah Berdirinya Uje Canter ..................................... 44

2. Visi dan Misi dan Tujuan Uje Center .......................... 44

3. Struktur Organisasi Uje Center .................................... 45

4. Program Kegiatan Uje Center ...................................... 45

B. Profil Ustadz Jefri Al-Bukhori ........................................... 46

1. Profil Ustadz Jefri Al Bukhori ..................................... 46

2. Biografi Ustadz Jefri Al-Bukhori ................................. 49

BAB IV ANALISIS STRATEGI MANAJEMEN UJE CENTER ... 54

A. Perumusan Strategi............................................................. 54

B. Implementasi Strategi......................................................... 61

1. Implementasi Struktur .................................................. 62

2. Implementasi Budaya Organisasi ................................. 65

3. Implementasi Kepemimpinan ...................................... 65

C. Evaluasi Strategi................................................................. 67

1. Rapat Kerja Pimpinan .................................................. 68

Page 11: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

vii

2. Rapat Kerja Bagian ...................................................... 68

3. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Program .......................... 69

4. Data Base ..................................................................... 69

D. Analisis Strategi (Analisis SWOT) .................................... 71

1. Strengh (Kekuatan) ...................................................... 71

2. Weaknes (Kelemahan) .................................................. 72

3. Opportunity (peluang) .................................................. 73

4. Thearts (Ancaman)....................................................... 74

BAB V PENUTUP ............................................................................... 77

A. Kesimpulan ....................................................................... 77

B. Saran ................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan seseorang tentu tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

orang-orang yang berada di belakang mereka. Orang-orang yang secara moril

maupun materil telah memberikan kontribusi yang memudahkan seseorang

untuk berhasil atau mencapai suatu kesuksesan. Orang-orang inilah yang pada

umumnya dikenal sebagai manajer atau tim manajemen.

Pada umumnya, manajer tokoh ataupun orang-orang terkenal tergabung

dalam sebuah tim. Meskipun terdapat hanya seorang manajer sebagai inti,

namun manajer ini dikelilingi oleh asisten-asisten yang memiliki tugas

masing-masing. Mulai dari menerima atau tidak menerima pekerjaan yang

ditawarkan kepada si tokoh, membuat dan mengatur jadwal kegiatan, sampai

dengan make up serta mengingatkan perlengkapan-perlengkapan si tokoh.

Bahkan ketika orang terkenal tadi mengalami masalah dan kerugian atas

kesalahan berita atau rumor atau isu, maka tugas manajerlah membuat

klarifikasi kepada semua orang bahwa pemberitaan tersebut adalah salah.

Mengklarifikasi kepada keluarga atau orang-orang di rumah mungkin

bisa dilakukan dengan segera dan mudah, akan tetapi beda halnya jika harus

mengklarifikasi kepada publik yang mungkin jumlahnya ribuan atau lebih.

Akan tetapi tugas manajer tidak hanya itu, di saat tak ada masalah pun

Page 13: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

2

manajer maupun tim manajemen ini harus menjaga dan meningkatkan citra si

tokoh.

Tim manajemen mungkin dikenal dekat berada dalam dunia para bintang

yang tentu bukan saja dari kalangan selebritis, terutama yang akan di kaji

dalam penelitian ini adalah tim manajemen seorang Dai kondang. Dai yang

menjadi terkenal, terutama yang mulai berdakwah melalui media massa, akan

lebih disibukkan dengan berbagai kegiatan dakwah.

Jadwal kegiatan dakwah yang menanjak ini akan menjadi sulit diatur

sendiri karena bukan sekedar menaruh jadwal kegiatan di hari-hari kosong,

tetapi juga bagaimana mengatur agar kegiatan tersebut tidak berada dalam

waktu yang sama, serta memilah-milah mana kegiatan yang sebaiknya lebih

dahulu dikerjakan dari yang lainnya. Sebab inilah, seorang yang super sibuk

membutuhkan manajer dan tim manajemennya.

Dalam rangka intensifikasi penyelenggaraan dakwah peran manajemen

tidak diragukan lagi. Dalam abad modern ini, ilmu manajemen yang semula

tumbuh dan berkembang dikalangan dunia industri itu, sangat diperlukan oleh

setiap usaha dalam lapangan apapun. Tidak terkecuali lapangan dakwah

sehingga akan lebih jelas apa yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan

dan pengelolaan dakwah.

Tim manajemen merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

kesuksesan seseorang. Bagi seseorang yang sedang beranjak terkenal, dengan

jumlah tawaran pekerjaan yang sedang meningkat, sangat susah

mengendalikan dan mengatur semua waktu sendirian, bersamaan dengan

segala hal yang patut dipersiapkan.

Page 14: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

3

Oleh karena itu, sering sekali kita melihat para artis, da’i kondang,

penyanyi dan orang-orang terkenal lainnya memiliki tim manajemen yang

komplit. Tim manajemen dengan seorang manajer ini tentu sehari-harinya

menciptakan dan menyusun strategi-strategi jitu yang akan sangat membantu

dalam tetap terjaganya dan semakin meningkatnya kesuksesan si da’i.

Melihat permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang ”Strategi Manajemen Uje Center Dalam Pengelolaan

Aktivitas Dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori”. Terutama tentang kontroversial

masalalunya dengan ketenarannya sebagai da’I kondang. Maka penulis ingin

mengetahui dan menganalisis manajemen Uje Center dalam mengelola

aktivitas dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Banyak masalah yang dapat dibahas tentang Ustadz Jefri Al Bukhori

seperti bagaimana strategi yang dilakukan oleh manajemen Uje Center,

bagaimana aktivitas dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori, dan bagaimana

pengaruh dari keduanya?

Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka permasalahan

dalam skripsi ini dibatasi dalam hal mengenai strategi Uje Center terhadap

aktivitas dakwah Ustadz Jafri Al Bukhori, dan karena itu dibuat suatu rumusan

permasalahan yang akan diangkat dari objek penelitian.

Adapun perumusan masalahnya adalah:

Page 15: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

4

”Bagaimana perumusan strategi , implementasi strategi, dan evaluasi

strategi yang dilakukan manajemen Uje Canter dalam pengelolaan aktifitas

dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mencari dan mengumpulkan informasi yang

memberikan jawaban atas permasalahan yang dirumuskan di atas, yaitu

untuk mengetahui perumusan strategi, implementasi strategi, dan

evaluasi strategi yang dilakukan oleh manajemen Uje Center dalam

pengelolaan aktifitas dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengolah informasi

seputar judul penelitian yang telah dikumpulkan untuk dijadikan data-

data dalam penulisan laporan penelitian, sehingga laporan penelitian ini

nantinya menjadi suatu laporan yang dapat di pertanggungjawabkan

secara ilmiah.

2. Manfaat Penelitian

Secara praktis, kegunaan dan manfaat penelitian ini adalah

mendapatkan dan memberikan gambaran tentang upaya pemahaman

masalah dakwah Islam,selalu saja diungkapkan adanya kelemahan-

kelemahan dalam proses penyelenggaraan dakwah itu.

Page 16: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

5

Dari berbagai kelemahan yang ditampilkan, dapatlah diambil

kesimpulan, bahwa kelemahan itu lebih banyak terletak pada aspek organisasi

dan manajemen. Apabila hendak dilakukan usaha-usaha peningkatan dan

penyempurnaan dakwah maka sebaiknya aspek organisasi dan manajemen

inilah yang harus lebih banyak mendapatkan pengamatan dan perhatian.

Secara teoritis pertama, manfaat akademis dari penelitian ini diupayakan

untuk memberikan hasil penelitian berupa karya ilmiah yang penulis harapkan

mampu menambah referensi pustaka untuk mata kuliah yang menyangkut

ilmu manajemen.

Kedua, penulis berharap hasil penelitian ini bisa menjadi sumber data

penelitian-penelitian baru nantinya dan menjadi acuan kontribusi ilmiah bagi

kegiatan-kegiatan akademis lainnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode

Penelitian dengan judul Strategi Manajemen Uje Center Dalam

Pengelolaan Aktifitas DakwahUstadz Jefri Al Bukhori. Metode ini

menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif, yakni

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.1

Sengaja penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,

karena pada intinya penelitian ini bertujuan meneliti kualitas dari strategi

1 Lexi J, Moleong , Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), h. 4.

Page 17: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

6

manajemen Uje Canter dalam pengelolaan aktifitas dakwah yang

dilakukan oleh tim manajemen Ustadz Jefri Al Bukhori.

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, diharapkan

dapat memberikan hasil penelitian yang deskriptif mengenai fokus

permasalahan yang dikaji berdasarkan data dan perilaku-perilaku yang

diamati.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Lokasi penelitian ini bertempat di daerah sekitar Jl. Radio Dalam

Raya No. 9D, Jakarta Selatan.

b. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2009 sampai

tanggal 15 Desember 2009.

3. Objek dan Subjek

a. Objek penelitian ini adalah Manajemen Uje Center.

b. Subjek penelitian ini adalah strategi manajemen Uje Center dalam

pengelolaan aktifitas dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori yang dilakukan

oleh manajemen Uje Center.

4. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah data tertulis maupun lisan yang

menyangkut inti permasalahan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data-data awal dikumpulkan dari sumber referensi tertulis baik

berupa buku, artikel maupun tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang memiliki

sangkut-paut dengan judul penelitian yang diambil. Selain itu data-data

Page 18: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

7

nantinya juga tentu akan didapatkan dari observasi di lapangan

berdasarkan hasil-hasil pengamatan dan wawancara.

Data-data tersebut pada akhirnya akan digabungkan hingga menjadi

suatu tulisan yang tersusun dan siap untuk dikaji lebih mendalam.

Sesuai dengan metodologi penelitian yang digunakan, yakni metode

penelitian kualitatif, maka data akan dikumpulkan melalui:

a. Sumber referensi : data-data ilmiah tertulis.

b. Wawancara : yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan

komunikasi langsung dari sumber data, pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara

(pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban

responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape

recorder).2 Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini

adalah: Anggota/staff manajemen Uje Center dan manager

operasional.

c. Observasi : pengamatan dengan menggunakan indra penglihatan

yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.3

d. Dokumentasi: yaitu guna melengkapi data-data yang diperlukan,

juga untuk mengetahui segala sesuatu yang ada kaitannya dengan

permasalahan yang sedang diteliti.

2 Irawan Soehartono, Metodologi Penenlitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian BIdang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakaraya, 2004),

h. 68. 3 Irawan Soehartono, Metodologi Penenlitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian BIdang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakaraya, 2004),

h. 69.

Page 19: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

8

4. Teknik Analisis Data

Analisis SWOT terdiri dari strength (kekuatan), weaknes

(kelemahan), opportunity (peluang), dan threars (ancaman). merupakan

salah satu instrument analisis lingkungan internal maupun eksternal

perusahaan atau organisasi yang telah dikenal luas.

Berikut ini akan dijelaskan tentang analisis SWOT: 4

1) Strengh (kekuatan), adalah kekuatan yang dapat diandalkan oleh

organisasi. Dengan adanya kekuatan ini organisai akan dapat

mengetahui bagaimana cara yang tepat dalam menyusun rencana

global.

2) Weaknes (kelemahan), adalah keterbatasan dan kekurangan yang

dimiliki sebuah organisasi. Dengan mengetahui kelemahan, organisasi

diharapkan dapat mengantisipasi agar kelemahan itu tidak menjadi

penghalang dalam mencapai rencana global.

3) Opportunity (peluang), adalah situasi yang menguntungkan organisasi.

Dengan mengetahui peluang organisasi diharapkan dapat

memanfaatkannya menjadi potensi yang dapat mengatarkan pada

tujuan-tujuan organisasi.

4) Thearts (ancaman), adalah suatu keadaan yang tidak menguntungkan

organisasi. Ancaman ini perlu diketahui oleh organisasi secara baik.

4 Mulia Nasution, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Djambatan, 1996), h. 30

Page 20: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

9

Dengan mengetahui ancaman, organisasi diharapkan dapat mengambil

langkah-langkah awal agar ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.

Hasil dari analisis SWOT dapat menunjukkan kualitas dan

kuantifikasi posisi organisasi dengan sejumlah kemampuan inti bila

resultansi kekuatan dan kelemahan positif uang kemudian memberikan

rekomendasi strategis terhadap strategi perusahaan serta rekomendasi

fungsional kebutuhan atau modifikasi sumber daya organisasi.5

Data-data yang telah terkumpul, baik dari sumber tertulis, lisan

maupun pengamatan terhadap perilaku, akan dikaji untuk menemukan

hipotesis yang akan menjadi teori yang substantif. Teori ini akan

digunakan untuk menguji atau memverifikasi teori-teori yang terkait

dengan judul penelitian ini, yang telah ada sebelumnya.

Penelitian ini juga menggunakan teknik decoding untuk

menganalisis data. Teknik di mana data-data yang telah dikumpulkan dan

disusun akan dideskripsikan kembali dan ditarik kesimpulannya.

E. Tinjauan Pustaka

Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan penulis

akhirnya menemukan beberapa skripsi yang hampir sama dengan yang akan

penulis teliti. Judul-judul tersebut antara lain adalah:

Pertama, karya milik Aryah Marzanah, ”Analisis Terhadap Manajemen

Strategi Organisasi ’Aisiyah Pusat Periode 2000-2005”, Fakultas Dakwah

dan Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah 1427 H/2006 M, memaparkan

5 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif

Syariah, (Jakarta: Khairul Byaan, 2003), cet. Ke-I, h. 29

Page 21: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

10

beberapa tahapan analisis manajemen strategi pada Yayasan ’Aisiyah Pusat.

Dengan melalui perumusan strategi organisasi, implementasi organisasi, dan

evaluasi organisasi Yayasan ’Aisiyah Pusat.

Kedua, karya milik Umi Kulsum, Strategi Penggalangan dan

Pengelolaan Dana Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor,

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Tahun 1428

H/2007 M, memaparkan tentang penilaian secara kritis tentang bagaimana

strategi penggalangan dan pengelolaan dana yang dilkukan Pondok Pesantren

Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor.

Ketiga, adalah karya milik Muflih Shoepul Ridwan, Strategi Fatwa

Haram Perkawinan Beda Agama MUI Kota Bogor. Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Tahun 1428 H/2007 M,

memaparkan beberapa tahapan strategi sosialisasi fatwa haram perkawinan

berbeda agama yang dilakukan MUI kota Bogor. Dengan melalui perumusan

strategi, implementasi strategi, dan sosialisasi strategi terhadap sosialisasi

fatwa haram perkawinan beda agama.

Berbeda dengan skripsi-skripsi di atas, judul yang penulis bahas adalah

“Strategi Manajemen Uje Center Dalam Pengelolaan Aktivitas Dakwah

Ustadz Jefri Al Bukhori”. Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan

Manajemen Dakwah Tahun 1430 H/2009 M, memaparkan tentang bagaimana

perumusan strategi, Implementasi strategi dan Evaluasi strategi pada

manajemen Uje Center.

Page 22: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

11

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari

sub bab. Lima bab tersebut disusun secara berurutan guna menjelaskan isi

skripsi dengan lebih jelas, sistematis dan mendetail. Berikut gambaran

mengenai penyusunan bab dalam skripsi ini:

Bab I Pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah yang akan diteliti, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta

sistematika penulisan.

Bab II Landasan teoritis berisi tentang strategi, tim manajemen, pengeloaan

dan aktivitas dakwah.

Bab III Profil manajemen Uje Center dan Ustadz Jefri Al Bukhori, pada bab

ini diberikan gambaran mengenai profil manajemen Uje Center dan

profil ustadz Jefri al-Bukhori, termasuk gambaran umum beragam

aktivitas dan perkembangannya.

Bab IV Analisis strategi manajemen Uje Center, berisi tentang pembahasan

prumusan strategi Uje Center, implementasi strategi Uje Center, dan

Evaluasi Uje Center.

Bab V Penutup, meliputi penarikan kesimpulan dan saran-saran.

Page 23: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

12

Page 24: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

12

BAB II

LANDASAN TEORITIS TENTANG STRATEGI, TIM MANAJEMEN,

PENGELOLAAN, DAN AKTIVITAS DAKWAH

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari strategi adalah:1

a. Ilmu dan seni menggunakan semua sumberdaya bangsa untuk

melaksanakan kebijaksanaan.

b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam

perang, dalam kondisi yang menguntungkan.

c. Tempat yang baik menurut siasat perang.

d. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus.

Secara etimologi strategi berasal dari bahasa Yunani Strategos yang

berarti Jendral. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan,

yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akirnya

strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan

ekonomi, sosial, budaya, dan agama.2

Untuk memperkaya pemahaman tentang apa sebenarnya “strategi”

itu, berikut akan dipaparkan beberapa definisi strategi. Ada dua

pendekatan untuk mendefinisikan strategi, yang dikenal sebagai

1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2002), hlm. 1092

2 Rafi‟udin dan Maman Abd. Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka

Setia 2002), hlm. 76

Page 25: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

13

pendekatan tradisional dan pendekatan baru yang bersumber dari (Hill

dan Jones, 1998). Dalam pendekatan tradisional, dipahami sebagai suatu

rencana kedepan, bersifat antisipatif (forward looking). Sedangkan dalam

pendekatan yang baru, strategi lebih dipahami sebagai suatu pola dan

bersifat reflektif (backward-looking). 3

Organisasi di definisikan sebagai “ a consciously coordinated social

entity, with a relatively identiviable boundary, that functions on a

relatively continous basis to achieve a common goal or set of goals”

(Robbins, 1990). Kehidupan manusia modern tak bisa dilepaskan dari

sentuhan dan peranan organisasi.4

Hofer dan Schendel (1986) mengemukakan empat komponen dalam

suatu strategi, yaitu scope (domain atau cakupan), resources deploypment

(pengerahan sumber daya), competitive advantage (daya saing), dan

synergy (efek kekuatan bersama).5 Sedangkan Mintzberg (1994)

menginventaris lima definisi tentang strategi, yaitu:

a. Plan (perencanaan)

A direction, a guide or course of action into the future, a path to get

“from here to there” (suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan

yang akan dilakukan, sesuatu yang memberi arah bagi tindakan–

tindakan masa depan).

3 Hendrawan Sipratikno, Anton Wachidin Widjaja, Sugiarto, Darmadi Durianto,

Advanced Strategic Management „ Back To Basic Approach‟, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, Anggota IKAPI, 2003), hlm. 1-4 4 Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas Brawijaya, 2001), edisi

ketiga, h. 210. 5 Hendrawan Sipratikno, Anton Wachidin Widjaja, Sugiarto, Darmadi Durianto,

Advanced Strategic Management „ Back To Basic Approach‟, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, Anggota IKAPI, 2003), hlm. 1-4

Page 26: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

14

b. Pattern (pola)

Consistency in behavior over time (perilaku yang konsisten antar

waktu).

c. Position (posisi)

The determination of particulars products in particular markets

(penentuan Posisi dalam konteks persaingan .

d. Perspektive (perspektif )

An organization‟s way of doing things (bagaimana suatu organisasi

menjalankan kegiatannya).

e. Play (permainan)

A specific maneuver intended to outwitan opponent or competitor

(kumpulan maneuver untuk “menjinakkan” pihak lawan atau suatu

cara yang dilakukan untuk mengecoh pesaing.6

Meski demikian, mazhab yang dominan adalah mazhab yang melihat

strategi sebagai suatu rencana. Strategi dipandang sebagai suatu yang

dibuat untuk mengamankan masa depan. Pertama-tama, strategi di nilai

yang berurusan dengan masa depan. Kata-kata “strategi” berkonotasi

antisipasi, prediksi, dan hal-hal yang mengesankan sifat cerdas dalam

menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.

6 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumbe Daya Manusia, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2003), Cet. Ke-3, h. 12-14

Page 27: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

15

Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling

berhubungan dalam hal waktu dan ukuran.7

Berikut ini berbagai definisi dari para ahli, yaitu:

a. Menurut Sondang Siagan, strategi adalah: cara terbaik untuk

mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan

tuntutan perubahan lingkungan.8

b. Menurut Onong Uchjana, strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.9

c. Menurut R. Andrews, “The concept of corporate strategy” (1980), “

strategi perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang

menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang

menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk

pencapaian tujuan-tujuan ini, serta memperinci jangkauan bisnis yang

akan di kejar oleh perusahaan merupakan jenis organisasi ekonomi dan

kemanusiaan yang diinginkan atau diharapkan, dan sifat dari

pengukuran ekonomis dan non ekonomis yang akan diberikan kepada

pemegang saham, karyawan, pelanggan dan masyarakat”.10

7 Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta: Balai

Aksara, 1983) cat. Ke-2, hlm. 245. 8 Sondang siagan, Analysis serta perumusan dan kebijaksaan dan strategi organisasi,

(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), Cet. Ke-2, hlm.17 9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1999), hlm. 32 10

Fred .R. David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhalindo, 2002), hlm. 6

Page 28: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

16

d. Menurut David Aeker, sebagaimana dikutip oleh Kusnadi terdapat

beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau

memilih suatu strategi, yaitu:

1) Strategi harus tanggap terhadap lingkungan eksternal

2) Strategi melibatkan keunggulan kompetitif

3) Strategi harus sejalan dengan stategi yang lainnya yang terdapat di

dalam organisasi

4) Strategi menyadiakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan

organisasi

5) Strategi harus sesuai dengan misi organisasi dan tujuan jangka

panjang organisasi

6) Strategi secara organisasional di pandang layak (wajar).11

Dari beberapa penertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan

tentang strategi antara lain:

a. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu yang

diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, sehingga dapat disusun

kekuatan strategi organisasi.

b. Dalam menyusun strategi organisasi perlu dihubungkan dengan

lingkungan organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi

organisasi.

11

Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas Brawijaya, 2001), edisi

ketiga, h. 215.

Page 29: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

17

c. Dalam pencapaian tujuan organisasi perlu alternatif yang harus

dipertimbangkan dan harus dipilih.

d. Strategi yang dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi dan

akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut.

Suatu strategi dipilih dan ditetapkan dari sekian banyak pilihan yang

telah diteliti dan dipertimbangkan dengan matang serta dilaksanakan

dalam kurun waktu tertentu. Untuk mengetahui apakah implementasi

strategi terlaksana sebagaimana mestinya atau tidak, maka manajemen

perlu melakukan tindakan penilaian yang biasa disebut dengan evaluasi.

Manajemen strategi timbul dari Analisis SWOT yang artinya strange

(kekuatan), weaknes (kelemahan), opportunity (tantangan), theart

(ancaman). Pelaksana yang menganalisis adalah tim riset. Menganalisis

perencanaan dilakukan ketika rumusan perencanaan suatu organisasi akan

melakukan suatu kegiatan.

Analisis lingkungan internal adalah suatu proses kegiatan perusahaan

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan (kekuatan dan kelemahan).

Pentingnya analisis internal perusahaan sebagai instrument menciptakan

profil adalah untuk menentukan strategi yang akan digunakan suatu

perusahaan sesuai dengan SWOT. Dan untuk melihat, mengkaji suatu

perusahaan atau organisasi di analisis dengan POAC. sedangkan untuk

menentukan strategi dalam kegiatan yang menjadi andalan digunakan

analisis SWOT.

Page 30: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

18

Evaluasi strategi adalah “proses di mana manajer membandingkan

antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat pencapaian tujuan”.12

Penilaian ini dilakukan sesuai dengan prosedur dan standar atau target

organisasi yang dikembangkan, yakni mengacu pada tolak ukur strategi

dan operasional. Secara umum proses evaluasi dan pengendalian strategi

terdiri dari dua langkah, yaitu:

a) Pengukuran kinerja (measure the performance), yaitu perbandingan

antara standar dengan pelaksanaan.

b) Perbandingan dengan standar (compare the performance match the

standard), yaitu langkah untuk membandingkan hasil-hasil yang telah

diukur dengan target yang telah ditetapkan.13

Penilaian terhadap strategi dan kegiatan organisasi biasanya

dilakukan secara berkala dan berjenjang. Program kerja bulanan

dievaluasikan bersamaan dengan selesainya program bulanan. Kemudian,

program tersebut dinilai secara keseluruhan pada akhir bulan. Forum

penilaian ini dapat berupa rapat kerja bulanan, yang biasanya terjadi pada

tingkat fungsional.

Berdasarkan karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

adalah proses perencanaan yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi,

berisikan sasaran dan program jangka panjang yang dirumuskan

berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan guna menghadapi

peluang dan ancaman dari luar.

12

Amirullah Budi Cantika, Manajemen Stratejik, hlm. 165. 13

Amirullah Budi Cantika, Manajemen Stratejik, hlm. 183.

Page 31: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

19

Persyaratan-persyaratan bagi strategi yang efektif

Untuk mengembangkan strategi-strategi pokok, kita perlu memenuhi

sejumlah persyaratan kunci: (1) penilaian tentang lingkungan kini dan

masa depan, (2) penilaian diri sendiri (perseroan), (3) struktur organisasi

yang menjamin perencanaan, (4) konsistensi antar strategi, dan (5)

pengembangan strategi-strategi contingency.

2. Perbedaan Taktik Dengan Strategi

Perbedaan yang paling mudah antara keduanya adalah saat kita

memutuskan apa yang seharusnya kita kerjakan, kita memutuskan sebuah

strategi. Sedangkan jika kita memutuskan sesuatu, itulah yang disebut

taktik. Dengan kata lain, menurut Drucker yang dikutip oleh Agustinus Sri

Wahyudi, strategi adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right

things) dan taktik adalah mengerjakan sesuatu dengan benar.14

Menurut Karl Von Clausewitz yang dikutip oleh Agustinus Sri

Wahyudi, strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk

memenangkan suatu perang, sedangkan taktik adalah seni menggunakan

tentara dalam sebuah pertempuran.15

Dalam organisasi, taktik merupakan

sekumpulan program-program kerja yang dibentuk untuk melengkapi

strategi organisasi. Kesimpulannya adalah bahwa taktik merupakan

penjabaran operasional jangka pendek dari strategi agar srategi tersebut

dapat diterapkan.

14

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berpikir Strategi,

(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), cet-1, hlm. 16. 15

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berpikir Strategi,

(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), cet-1, hlm. 16.

Page 32: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

20

3. Tahapan-Tahapan strategi

Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael yang dikutip oleh

Fred .R. David bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi umpama

kapal tanpa kemudi, bergerak berputar dalam lingkaran. Organisai yang

demikian seperti pengembara tanpa tujuan tertentu.16

Proses strategi terdiri dari tiga tahapan yaitu:

a. Perumusan strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah 1)

pengembangan tujuan, 2) mengenai peluang dan ancaman eksternal, 3)

menetapkan suatu objektifitas, 4) menghasilkan strategi alternative, 5)

memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga

ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari

atau melakukan suatu keputsan dalam suatu proses kegiatan.

Menurut David Aeker , sebagaimana dikutip oleh Kusnadi

terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan

atau memilih strategi, yaitu:

1) Strategi harus tanggap terhadap lingkungan ekstern,

2) Strategi melibatkan keunggulan kompetitif,

3) Strategi haru sejalan dengan strategi yang lainnya yang terdapat

di dalam organisasi,

4) Strategi menyediakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan

organisasi,

16

Fred .R. David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhalindo, 2002), hlm. 3

Page 33: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

21

5) Strategi harus sesuai dengan misi organisasi dan tujuan jangka

panjang,

6) Strategi secara keorganisasian di pandang layak dan wajar.

Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa perumusan strategi

memiliki peran besar dalam suatu lembaga/organisasi dengan memiliki

tujuan, maka lembaga/organisasi dapat merefleksikan target yang akan

dicapai. Startegi yang di rumuskan hendaknya harus melihat ke arah

depan terhadap suatu lembaga/organisasi agar lembaga/organisasi

tersebut dapat mencapai tujuannya.

b. Implementasi Strategi

Setelah strategi ditentukan, maka strategi harus dipandukan

dalam kegiatan organisasi sehari-hari. Strategi yang paling canggih dan

kreatif sekalipun tidak dapat menguntungkan organisasi kecuali bila

dilaksanakan.

Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan

pengorganisasian SDM yang ditampakkan melalui penetapan struktur

organisasi mekanisme kepemimpinan yang dijalankan berikut budaya

perusahaan dan organisasi.17

1) Penetapan struktur organisasi

Alferd Chander mengutarakan suatu prinsip, yaitu:

“struktur fllows strategy” yang berarti struktur organisasi harus di

bentuk untuk mendukung agar penerapan strategi yang telah di

buat dapat lebih efektif. Jika strategi suatu saat dapat di ubah, maka

17

M. ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategi perspektif

Syari‟ah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet. Ke-1, hlm. 92

Page 34: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

22

perusahaan wajib untuk mengubah atau menyesuaikan struktur

organisasinya.18

Struktur organisasi menunjukkan kerangka organisasi dan

susunan perwujudan pola terhadap pola tetap hubungan-hubungan

di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi, maupun

orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan

tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,

standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam

pengambilan keputusan serta ukuran satuan kerja.19

2) Mekanisme kepemimpinan

Dalam konteks manajemen strategi, kepemimpinan strategi

adalah kemampuan dalam mengantisipasi setiap permasalahan

yang terjadi, memiliki visi, mampu mempertahankan fleksibilitas

organisasi dan dapat memberikan atau mendelegasikan kuasa

kepada orang lain untuk menceritakan perubahan strategis yang

perlu.20

3) Budaya organisasi

Setiap organisasi memiliki budaya yang terbentuk,

keberadaan sebuah budaya dalam organisasi sangat memberikan

peran yang penting bagi kelangsungan hidup organisasi dan dalam

pelaksanaan strategi organisasi. Budaya dapat menjadi pengikat

18

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategik,

(Jakarta: Binapura Aksara, 1996), Cet. Ke-1, hlm 113 19

Imail Yusanto dan M.Karebet Widjajakusuma, Manajemen StrategiPerspektif

Syariah.,hlm 108 20

Amrullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik, hlm 172

Page 35: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

23

sekaligus motivator rasa kebersamaan para anggota organisasi

melalui pemahaman yang sama tentang tata cara dan batasan

perilaku dalam organisasi.21

Dari uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa

implementasi dibutuhkan untuk mempraktekkan strategi. Langkah

implementasi strategi sebagian tergantung pada tujuan dari strategi

lembaga/organisasi. Selain itu implementasi juga tergantung pada

struktur organisasi. Keberhasilan implementasi dapat di hambat oleh

kendala-kendala intern lembaga seperti struktur lembaga/organisasi

yang kaku ataupun budaya organisasi yang tidak sesuai. Hal ini

dikarenakan budaya organisasi mempengaruhi interaksi internal.

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Tiga macam

akivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:22

1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi.

2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan).

3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi

sesuai dengan rencana.

Secara umum evaluasi strategi terdiri dari tiga langkah, yaitu:

21

Amirillah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik, hlm 172 22

Amirullah dan Sari Budi Cantika, Manajemen Stratejik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2002), Cet. Ke-1, hlm. 165

Page 36: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

24

Pengukuran kinerja ( measure the performance), yaitu

perbandingan antara standar dengan pelaksanaan.

Perbandingan prestasi dengan standar (compare the

performance match the standard), yaitu langkah untuk

membandingkan hasil-hasil yang telah di ukur dengan target

atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Mengambil tindakan korekif (the corective action), yaitu

manajerial yang di ambil para manajer ketika prestasi rendah di

bawah standar atau target yang telah ditetapkan.

Dari uraian di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa evaluasi

strategi dibutuhkan untuk mengukur hasil kerja terhadap strategi

yang telah dirumuskan. Dengan mengukur hasil kerja yang telah di

capai , maka suatu lembaga/organisasi akan mengetahui posisi

lembaga/organisasinya. Sehingga kesalahan yang mungkin terjadi

dapat diminimalisir.

Page 37: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

25

4. Bentuk-Bentuk Srategi

Bagan Kombinasi Unsur kesenjangan dan

Unsur spontanitas dalam Srtategi23

Strategi yang sesungguhnya dilakukan oleh organisasi merupakan

gabungan dari dua jenis strategi, yaitu strategi yang dibuat secara

terencana (delibrate) dan strategi yang muncul secara spontan. Strategi

yang dibuat secara terencana mengandalkan aspek “pengendalian”

(control), sedangkan strategi yang muncul secara spontan menyandarkan

diri pada aspek “belajar” (learning). Aspek “kontrol” penting dalam

strategi yang terencana dengan baik, karena suatu rencana yang matang

selalu mengandalkan banyak hal. Perubahan dari hal yang telah

diperhitungkan dikuatirkan akan membuat rencana menjadi meleset. Oleh

23

Hendrawan Sipratikno, Anton Wachidin Widjaja, Sugiarto, Darmadi Durianto,

Advanced Strategic Management „ Back To Basic Approach‟, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, Anggota IKAPI, 2003), hlm. 7

INTENDED

STRATEGY

DELIBERAVE

STRATEGY

REALIZED

STRATEGY

ENERGENT

STRATEGY

UNREALIZED

STRATEGY

Page 38: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

26

sebab itu diperlukan kontrol terhadap hal-hal yang dapat berubah presisi

(ketepatan) menjadi kata kunci.

Aspek “belajar” penting bagi strategi yang bersifat spontan. Dalam

strategi ini, intuisi dan insting dipandang penting. Perubahan lingkungan

yang cepat, yang membuat perhitungan terus menerus berubah, hanya bisa

dihadapi dengan keluwesan (kelenturan) rencana. Hal-hal yang sifatnya

spontan harus dimungkinkan untuk muncul.

Dengan pertimbangan-prtimbangan tertentu, organisasi sering secara

sengaja tidak membuat strategi yang ekspisit, atau lebih mengandalkan

pada strategi yang bersifat spontan. Strategi yang terlalu eksplisit dianggap

mengurangi fleksibilitas dan juga mahal, karena proses perumusan strategi

merupakan resource consuming ceremony.

B. Tim Manajemen

1. Pengertian Tim Manajemen

Sejarah kerjasama tim dalam kehidupan manusia hampir setua umur

manusia itu sendiri. Kerjasama tim menjadi vital ketika dunia kemiliteran

dan bisnis berkembang dengan cepat. Sejalan dengan perkembangan pasar

dan teknologi, industri tidak lagi bisa berjalan secara mekanistis. Ia harus

bisa bertindak secara fleksibel, dan kebutuhan terhadap kelompok kerja

makin terasa. Para peneliti menemukan bahwa pengaruh kelompok kerja

terhadap produktifitas sama besarnya dengan pengaruh seorang manajer.

Hanya saja, saat organisasi menjadi semakin besar, para pekerja kesulitan

Page 39: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

27

untuk saling berbagi pengetahuan tentang material, proses, dan metode

kerja untuk meningkatkan daya saing organisasi. Ini terjadi karena saluran

pertukaran ide dan keahlian di antara karyawan mampet.

Inovasi model bisnis berkembang selama masarekonstruksi pasca

Perang Dunia II. Jepang memimpin dengan menerapkan etika tim sebagai

prinsip-prinsip produksi massal. Karyawan mereka sangat termotivasi,

komit terhadap teknologi, dan sangat produktif. Kemudian, perusahaan-

perusahaan Amerika dan Eropa mengkopi cara Jepang mengelola

pekerjaan itu, sembari menghapus hambatan birokrasi yang sering

menghambat inovasi dalam kultur orang-orang Jepang. Upaya mencontoh

itu ternyata bukanlah resep yang mudah. Hingga saat ini pun upaya

mengadopsi pendekatan tim itu masih menjadi tantangan terbesar pada

banyak perusahaan. Direktur HR dari 100 perusahaan paling top di

Amerika (Fortune 100) melaporkan bahwa perhatian utamanya tertuju

pada upaya membangun struktur berbasis tim agar perusahaan mereka bisa

bergerak fleksibel, produktif, tangguh, dan efektif.

Menurut Profesor Michael West, pengarang buku The Secrets of

Successful Team Management, upaya membangun tim bukan hanya soal

laba dan inovasi, tetapi ia juga penting bagi kesehatan. Saat bekerja dalam

sebuah tim, kita memiliki hubungan pertemanan yang bagus, dan kita

merasa dimengerti dan dihargai. " maka harus mempunyai rasa memiliki

yang kini semakin hilang di perusahaan-perusahaan besar”, ujar professor

psikologi organisasi itu. Karyawan melihat adanya gap yang lebar antara

Page 40: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

28

retorika sang CEO (yang selalu mengatakan, "...SDM adalah asset utama

terpenting") dengan kenyataan yang dihadapi sebagai karyawan. Sebagai

akibatnya, karyawan sering merasa tidak dihargai oleh perusahaan dan

merasakan minimnya kontrol terhadap kerjanya. 24

Alienasi semacam itu tercampur saat perusahaan harus

merampingkan diri untuk merespons tekanan ekonomi, karena adanya

beban pekerjaan berlebihan dan seringnya terjadi pengulangan pekerjaan

yang dirasakan karyawan.

Manfaat dari kerjasama tim, menurut penulis, sangat banyak.

Biasanya organisasi berbasis tim memiliki struktur yang ramping.

Berkerjasama dalam sebuah tim berarti memberi tanggung jawab dan

otoritas kepada tim untuk membuat keputusan tentang bagaimana bekerja

paling efisien, dan ini menyebabkan jumlah manajer dan level manajer

lebih sedikit. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa merespons dengan cepat

dan efektif lingkungan yang cepat berubah.

Tim bisa melakukan pengembangan dan peluncuran produk dengan

cepat. Tim memungkinkan organisasi untuk terus belajar (dan mengambil

manfaat dari proses itu) secara lebih efektif. Tim yang melibatkan banyak

fungsi akan membantu meningkatkan manajemen mutu. Ia juga

mendorong berkembangnya kreatifitas dan inovasi. Kerjasama tim juga

menghasilkan manfaat finansial, termasuk karena kenaikan produktifitas.

24

Prof. Michael West, The Secrets of Successful Team Management - How to lead a

team to innovation, creativity and success, (Duncan Baird Publishers)

Page 41: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

29

Begitu pula, perubahan dalam sebuah organisasi lebih efektif bila

melibatkan kerjasama tim. Masih banyak manfaat lain dari kerjasama tim.

Selain memberikan analisis teoritis dan praktis tentang manajemen

tim, yang menarik dalam buku ini, penulis memberikan kiat atau tips yang

amat berguna untuk menghasilkan kerjasama tim terbaik. Penulis

menyebut kiat atau tips itu dengan istilah Work Solution, yang berjumlah

23 buah. Penerapan Work Solution ini secara baik diyakini akan

melahirkan kerjasama tim yang kuat di perusahaan Anda. Work Solution 1

mengulas kenapa Anda harus membentuk kerjasama tim, karena tidak

semua hal mengharuskan Anda melakukannya. Work Solution 2 berisi

cara untuk menelaah kompetensi dari tim. Work Solution 3 menyarankan

pembuatan jurnal manajemen waktu. Work Solution 4 mengupas tema

"...meditasi pikiran" untuk meresapi tugas tim.

Work Solution 5 berisi cara merespons umpan balik formal. Work

Solution 6 tentang cara mengatasi anggota tim yang sulit. Work Solution

7, jurus mempersiapkan presentasi dari seorang juru bicara bagi tim. Work

Solution 8, tentang seni dari persuasi. Work Solution 9 berbicara tentang

penyusunan aturan main. Work Solution 10 berisi klarifikasi peran. Work

Solution 11 tentang bagaimana memproses informasi yang berguna. Work

Solution 12 mengupas kiat membangun hubungan dua arah. Work

Solution 13 tentang cara menyusun objektif.

Work Solution 14 tentang penyusunan agenda. Work Solution 15,

bagaimana melakukan debat yang positif. Work Solution 16, analisis

Page 42: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

30

tentang stakeholder. Work Solution 17 mengupas cara bertukar pikiran dua

tahap. Work Solution 18, mengelola risiko. Work Solution 19 tentang

memaksimalkan upaya. Work Solution 20 tentang cara menghadapi hal-

hal rutin. Work Solution 21 mengupas tema bagaimana mengevaluasi

kerjasama tim. Work Solution 22 tentang pembentukan sebuah tim

perubahan. Terakhir Work Solution 24 mengupas hal menghilangkan

hambatan keterbukaan.

Sebuah buku yang menarik dan bermanfaat bagi siapa saja pelaku

organisasi: eksekutif, manajer, karyawan, dan siapa saja yang

mengandalkan kerjasama tim dalam pencapaian hasil.

Di zaman sekarang ini, siapa yang tidak pernah mendengar kata tim,

atau bergabung di dalam sebuah kelompok yang dinamakan „tim‟? Tetapi

apakah „tim‟ itu, dan apa yang menjadikan sebuah tim efektif? Jawaban

atas pertanyaan tersebut benar-benar didambakan setiap organisasi karena

semakin banyaknya organisasi yang kinerjanya tergantung pada kinerja

tim-tim di dalamnya. Tim-tim dianggap mampu menyelesaikan banyak

masalah organisasi yang membutuhkan kerja sama lintas fungsional.

Topik mengenai tim, karena itu, sangat sering dibahas dalam

literatur-literatur manajemen dan bisnis. Salah satu karya klasik yang

mengangkat tema ini adalah tulisan Jon R. Katzenbach dan Douglas K.

Smith yang dikutip oleh Prof. Michael West, yang dituangkan dalam buku

berjudul The Wisdom of Teams. Buku yang diterbitkan pertama kali pada

Page 43: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

31

tahun 1993 tersebut sudah dicetak ulang beberapa kali dan dianggap

sebagai salah satu karya terbaik mengenai tim.25

Salah satu kesimpulan yang membuka mata dari kedua penulis ini

adalah: tidak selamanya sekelompok orang yang bekerja bersama bisa

disebut sebagai tim. Bila kita mengumpulkan 5 orang dan meminta mereka

menyelesaikan sebuah proyek, mereka belum tentu menjadi sebuah tim.

Tim, menurut mereka, harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.

Persyaratan-persyaratan tersebut bisa dilihat pada definisi tim menurut

Katzenbach dan Smith yang dikutip oleh Prof. Michael West:26

“A team is a small number of people with complementary skills who

are committed to a common purpose, performance goals, and approach

for which they hold themselves mutually accountable. (Sebuah tim adalah

sekelompok orang-orang dalam jumlah kecil dengan ketrampilan yang

berbeda yang berkomitmen terhadap tujuan, ukuran kinerja, dan

pendekatan yang sama; yang tanggung jawabnya diambil bersama)”.

Definisi tersebut bukan sekedar definisi, tetapi juga merupakan

persyaratan yang harus dipenuhi agar sebuah tim menjadi efektif.

Dari definisi di atas, bisa dilihat bagaimana sekelompok orang

menjadi sebuah tim. Pertama, jumlah kelompok tersebut harus kecil.

Mengapa? Sebuah tim membutuhkan komunikasi yang intensif, dan harus

25

Prof. Michael West, The Secrets of Successful Team Management - How to lead a

team to innovation, creativity and success, (Duncan Baird Publishers)

26

Prof. Michael West, The Secrets of Successful Team Management - How to lead a

team to innovation, creativity and success, (Duncan Baird Publishers)

Page 44: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

32

mampu menentukan tujuan dan mengambil tanggung jawab bersama. Hal

itu lebih mudah terealisasi dalam kelompok yang kecil. Secara teoritis,

kelompok yang terdiri dari 50-100 orang tetapi bisa dianggap sebagai

sebuah tim, namun dalam prakteknya, kelompok besar tersebut umumnya

harus dipecah menjadi tim-tim yang lebih kecil agar bisa menjadi tim

efektif. Jumlah efektif berkisar dari 5-9 orang, tetapi boleh lebih dari itu

asalkan masih bisa tetap memenuhi persyaratan lainnya.

Persyaratan berikutnya adalah setiap anggota tim hendaknya

memiliki ketrampilan yang berbeda yang bisa menjadi pelengkap buat

anggota-anggota tim lainnya. Ketrampilan tersebut bisa dalam wujud

ketrampilan teknis, fungsional, pembuatan keputusan, atau hubungan

interpersonal. Syarat ini sangat diperlukan karena tim umumnya dibentuk

untuk menyelesaikan masalah yang cukup kompleks. Tanpa adanya

ketrampilan yang berbeda-beda tersebut, sebuah tim sulit menjalankan

fungsinya. Namun ketrampilan di sini juga bisa dalam bentuk potensi.

Sebuah tim tidak perlu mendapatkan semua ahli di bidangnya. Asalkan ada

beberapa anggota tim yang berpotensi dan berminat mempelajari

ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan, hal itu sudah mencukupi.

Kemudian, sebuah tim harus membangun komitmen terhadap tujuan

dan ukuran kinerja bersama. Tanpa adanya tujuan bersama tersebut, para

anggota tim akan menjadi bingung, apatis, dan kembali memprioritaskan

tujuan individu mereka. Tujuan tersebut bisa diturunkan dari atas, tetapi

lebih baik bila dihasilkan bersama-sama oleh semua anggota tim melalui

Page 45: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

33

proses diskusi yang sehat (‟sehat‟ di sini bukan berarti damai. Perdebatan

keras bisa terjadi, namun semua suara wajib dikeluarkan dan didengarkan,

dan semua orang sepakat untuk menghormati hasil akhir).

Selain komitmen terhadap tujuan bersama, tim juga harus

berkomitmen terhadap pendekatan yang disepakati bersama. Semua

anggota tim harus setuju bagaimana cara mereka membagi tugas dan

waktu, bagaimana jadwalnya, bagaimana dengan kepemimpinan tim

(ditunjuk, digilir, atau lainnya) dan hal-hal lain yang bersifat administratif

dan ekonomis.

Lalu yang terakhir, semua anggota tim memiliki tanggung jawab

bersama atas pencapaian kinerja tim. Persyaratan inilah yang sering tidak

bisa dipenuhi oleh sebuah kelompok kerja. Kelompok kerja tidak memiliki

tanggung jawab bersama. Wujud tanggung jawab terbesar bisa terjadi bila

semua anggota tim secara tulus berjanji pada diri sendiri dan anggota-

anggota lainnya untuk menjadikan pencapaian kinerja tim sebagai tujuan

individunya. Tim yang berhasil mendapatkan komitmen demikian

kemungkinan besar akan menjadi tim yang efektif.

Kemudian ada sebuah catatan tambahan dari mereka. Tidak semua

kelompok harus menjadi tim. Bila para anggota kelompok tidak mampu

memenuhi persyaratan-persyaratan di atas, atau penyelesaian dari masalah

tidak membutuhkan sebuah tim, pembentukan kelompok kerja biasanya

sudah mencukupi. Tim yang efektif juga tidak mudah untuk dibentuk.

Page 46: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

34

Tetapi bila terbentuk, pencapaian tim tersebut akan jauh melebihi

pencapaian total masing-masing individunya.27

2. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Tugas dan Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia

Tugas manajemen sumber daya manusia berkisar pada upaya

mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya

seefektif mungkin sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia

yang puas dan memuaskan bagi organisasi.

Ruang lingkup dari manajemen sumber daya manusia adalah

aktifitas-aktifitas dari manajemen sumber daya manusia dan mencakup

pada:

­ Rancangan Organisasi:

1) Perencanaan sumber daya manusia

2) Analisis pekerjaan

3) Rancangan pekerjaan

4) Tim kerja

5) Sistem informasi

­ Staffing:

1) Rekrut/interview/memperkerjakan

2) Affirmative action

3) Promosi/pemindahan/separasi

4) Pelayanan outplacement

5) Pengangkatan/orientasi

6) Metode seleksi pekerja.

27

Prof. Michael West, The Secrets of Successful Team Management - How to lead a

team to innovation, creativity and success, (Duncan Baird Publishers)

Page 47: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

35

­ Sistem Reward:

1) Program keamanan

2) Prosedur pengaduan/disiplin

3) Pelayanan kesehatan/medis

4) Administrasi kompensasi

5) Administrasi pengupahan

6) Administrasi tunjangan

7) Rencana pensiun

8) Hubungan kerja

­ Management Performansi:

1) Penilaian management/MBO

2) Program produktifitas

3) Penilaian difokuskan pada klien

­ Pengembangan Pekerja dan Organisasi:

1) Pengembangan pengawasan/management

2) Perencanaan / pengembangan karier

3) Program pembinaan pekerja

4) Pelatihan ketrampilan non management

5) Program persiapan persiun

6) Penilaian terhadap sikap

­ Komunikasi dan Hubungan Masyarakat:

1) Sistem informasi sumber daya manusia

2) Komunikasi pekerja

3) Penelitian sumber daya manusia.28

28

Diarsipkan di bawah: Management SDM Ditandai: MSDM, Organisasi, reward «

Pengertian Management SDM 6 perspektif (pendekatan) MSDM »

Page 48: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

36

C. Pengelolaan Aktivitas Dakwah

1. Pengertian Pengelolaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengelolaan berasal dari kata

kelola yaitu mengendalikan, menyelenggarakan dan mengurus.

Pengelolaan mempunyai arti:29

a. Proses, cara, perbuatan, pengelola.

b. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga

orang lain.

c. Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan

organisasi.

d. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat

dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

2. Langkah-Langkah Pengelolaan

Manutur saya ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan

agar proses regenerasi suatu organisasi dapat berjalan dengan baik,

pertama, rekrutmen. semua organisasi melakukan hal ini, baik organisasi

profit maupun non profit/social, pemerintah maupun swasta. Semuanya

mrlakukan proses ini. Dalam proses rekrutmen kita perlu menentukan

klasifikasi orang-orang yang akan kita rekrut sesuai dengan kebutuhan tim

atau organisasi yang kita kelola. Untuk itu, sebuah organisasi perlu

menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang memungkinkan untuk

dilakukannya proses tersebut. Kedua, pembinaan. Dalam sector apapun

29

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 26

Page 49: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

37

factor sumber daya manusia (SDM) merupakan factor yang sangat

menentukan. Oleh karena itu perlu memberikan perhatian yang serius pada

aspek ini. Proses pembinaan dapat dilakukan melalui pendidikanraining

dan bimbingan secara intensif. Melalui proses pembinaan ini nantinya

diharapkanakan lahir sumber daya manusia yang bermutu, punya dedikasi,

komitmen dan produktif. Untuk itu kita perlu menyiapkan adanya tools

(seperti kurikulum)yang akan diberikan selama proses pembinaan ini

dilakukan. Ketiga, bardayakan. Setelah bekalan yang diberikan dirasa

cukup maka seseorang dapat diberdayakan atau ditempatkan pada sebuah

posisi untuk melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini kita harus

menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, “The

right man in the right place”.

Dari ketiga aspek tersebut proses pembinaan adalah aspek yang

harus terus dilakukan dalam proses regenerasi. Pembinaan diberikan

kepada semua anggota organisasi di semua level. Dengan melihat tingkat

kebutuhannya, dengan demikian kualitas mereka akan senantiasa terus

meningkat, lebih produktif, dan senantiasa siap untuk menghadapi

berbagai macam perubahan unutuk menghadapi berbagai macam

perubahan yang menjadi tantangan bagi organisasi yang dikelola.

3. Pengertian aktivitas Dakwah

Kegiatan dakwah itu bukan hanya sisi ajakan (materi dakwah), tetapi

juga sisi pelakunya (da‟i) juga pesertanya (mad‟u), ia juga mempunyai

metode beragam yang telah digariskan oleh Qur‟an dan dipraktikkan oleh

Page 50: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

38

Rasulullah SAW, yakni bil hikmah, al mauidzoh hasanah, bil mujadalah

bilati hiya ahsan. Intraksi aktif berdasarkan pemahaman yang

komprehansif terhadap unsur-unsur dakwah di atas, niscaya akan berbeda

baik pada pilihan aktivitas, maupun kepada kemungkinan hasil yang bisa

di raih.

Kehidupan dakwah Rasulullah SAW. dan para sahabatnya, dalam

seluruh dinamikanya, termasuk keberhasilan mereka memunculkan

masyarakat madani di Madinah, yang merupakan koreksi terhadap

masyarakat Yasrib dan Jahili, adalah contoh konkret keberhasilan

berdakwah dalam pengertian yang komprehensif. itu semua tidak berlaku

begitu saja, melainkan membutuhkan sebuah serangkaian perjuangan yang

panjang tidak lepas dari apa yang sekarang biasa disebut dengan

„amaliyyah al‟idariyyah (aktivitas manajerial) sebagai usaha mewujudkan

tujuan-tujuan dakwah dengan mempergunakan tenaga dan memanfaatkan

sumber-sumber yang ada.

Saat ini salah satu fenomena yang sehari-hari dinikmati oleh publik

islam di Indonesia, adalah merebaknya akivitas dakwah Islam. Dakwah

tidak lagi hanya berada di tempat-tempat konvensional dakwah seperti

masjid, pesantren, dan majelis ta‟lim. Dakwah kini bahkan sudah berada di

hotel-hotel, rumah sakit, radio, televisi bahkan melalui media internet dan

menjamur di kantor-kantor pemerintah maupun swasta sekalipun.

Fenomena tersebut merupakan perkembangan yang menggembirakan

sekaligus tantangan bagi para praktisi dakwah untuk tampil tetap dinamis

Page 51: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

39

selalu meningkatkan intensitas, kejelasan visi dan pemahaman, dan

bertindak lebih professional.

Sedangkan ungkapan dari professional itu sendiri tidak dapat

dilepaskan dari hal yang terkait dengan apa yang dinamakan manajemen.

Sementara itu Chester J. Barnard mengemukakan; Tidak ada suatu hal

untuk akal modern seperti sekarang ini yang lebih penting dari

administrasi dan manajemen.30

Dengan demikian, jika aktivitas dakwah dilaksanakan sesuai dengan

prinsip-prinsip manajemen, maka image professional dalam dakwah akan

terwujud pada kehidupan masyarakat. Dengan begitu dakwah tidak di

pandang dalam objek ubudiyah saja akan tetapi diintrepetasikan dalam

berbagai profesi. Inilah yang dijadikan inti dari pengaturan secara

manajerial dalam dakwah. Sedangkan efektivitas dan efesiensi dalam

penyelenggaraan dakwah adalah merupakan suatu hal mana yang harus

mendapatkan prioritas.

Aktivitas dakwah dapat dikatakan berjalan secara efektif bila mana

apa yang menjadi tujuan benar-benar dapat dicapai. Dan dalam

pencapaiannya dikeluarkan pengorbanan-pengorbanan yang wajar. Atau

lebih tepatnya jika kegiatan lembaga dakwah yang dilaksanakan menurut

prinsip-prinsip manajemen akan menjamin tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan dan akan menumbuhkan

30

Sondang P. Siagan, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE UGM, 1978)

Page 52: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

40

sebuah citra (image) profesionalisme di kalangan masyarakat, khususnya

dari pengguna jasa dari profesi da‟i.

Strategi yang didukung dengan matode yang bagus dan pelaksanaan

program yang akurat, akan menjadikan aktivitas dakwah menjadi matang

dan berorientasi jelas di mana cita-cita dan tujuan telah direncanakan.

Karena tujuan dan cita-cita yang jelas dan realistis pasti akan mendorong

dakwah mengikuti arah yang telah direncanakan.

Pandangan Islam dalam memandang manajemen berdasarkan teologi

yang ada adalah dasar dari manusia yang memiliki potensi yang positif

yaitu dilukiskan dengan istilah hanif.31

Potensi semacam ini didasari atas

cara pandang seseorang dalam melakukan pengelolaan serta penilaian

terhadap manusia. Keterkaitan manajemen dan watak hanif adalah watak

hanif akan menyebabkan manusia cenderung untuk memiih yang baik dan

benar dalam seluruh kehidupannya, sedangkan penilaian terhadap baik dan

buruk akan sangat tergantung terhadap latarbelakang kehidupannya. Hal

inilah yang kemudian langsung dengan kualitas, kuantitas serta

produtivitas dari objek manajemen.

4. Ruang Lingkup Aktivitas Dakwah

Substansi dakwah adalah berporos pada ajakan untuk memikirkan

Sesuatu yang terpenting tentang hidup dan mati, kebahagiaan atau siksaan

abadi, kebahagiaan di dunia atau kesengsaraan, cahaya kebenaran atau

31

Muhammad Imanuddin, Islamisasi Ilmu Pengetahuan, edisi enuju Manajemen Islam,

(Jakarta: Pustaka Cidesinde, 2000), hlm. 46.

Page 53: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

41

gelapnya kapalsuan, kebajikan dan kesejahteraan, maka dakwah harus

dilakukan dengan integritas penuh baik bagi para pendakwah atau pun

objek dakwah.32

Dalam kaitan ini kegiatan manajemen dakwah berlangsung pada

tataran kegiatan dakwah itu sendiri. Dimana setiap aktivitas dakwah

khususnya dalam skala organisasi atau lembaga untuk mencapai suatu

tujuan dibutuhkan sebuah pengaturan atau manajerial yang baik, ruang

lingkup kegiatan dakwah merupakan sarana atau alat pembantu pada

aktivitas dakwah itu sendiri.

Ruang lingkup dakwah akan berputar pada kegiatan dakwah, dimana

aktivitas tersebut diperlukan seperangkat pendukung dalam mencapai

kesuksesan. Bila komponen dakwah yaitu da‟i, mad‟u, materi , media,

tersebut diolah dengan penggunaan ilmu manajemen maka aktivitas

dakwah akan berlangsung secara lancar sesuai dengan tujuan yang

diinginkan. Sebab bagaimanapun juga sebuah aktivitas apa pun itu sangat

diperlukan sebuah pengelolaan yang tepat bila ingin dapat berjalan secara

sempurna.

Unsur-unsur manajerial atau „amaliyyah al‟idariyyah tersebut

merupakan sebuah kesatuan yang utuh yang terdiri dari; takhthith

(perencanaan strategi), Thanzhim (pengorganisasian), tawjih (pergerakan),

riqabah (pengawasan dan evaluasi).33

32

Isma‟il Al-Faruqi, Lois Lamya Al-Faruqi, Atlas Budaya Menjelajah Khazanah

Peradaban Gemilang Islam (edisi Indonesia), (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 220. 33

Akrim Ridha, Menjadi Pribadi Sukses;Panduan Melejitkan Potensi Diri, (Bandung:

Syamil Cipta Media, 2002), hlm. 60.

Page 54: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

42

Takhthith (perencanaan strategi) secara alamiah merupakan bagian

dari sunatullah, yaitu dengan melihat bagaimana Allah SWT. Menciptaka

alam semesta dengan hak dan perencanaan yang matang disertai dengan

tujuan yang jelas (QS. Shad; 27).34

Takhthith dakwah merupakan starting

point dari aktivitas manajerial dalam sebuah kegiatan berupa hal-hal yang

terkait dalam memperoleh hasil yang optimal.

Thanzhim (pengorganisasian, penyusunan) dijelaskan bagaimana

pengelolaan itu, yakni dilakukannya pembagian yang aplikatif dakwah

dengan lebih terperinci (spesifik). Dengan demikian adalah suatu hal yang

logis pula apabila pengorganisasian dalam sebuah kegiatan akan

menghasilkan sebuah organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu

kesatuan yang kuat.35

Pengorganisasian dalam pandangan Islam bukan

semata-mata merupakan wadah akan tetapi lebih menekankan bagaimana

pekerjaan dapat dilakukan secara rapi teratur dan sistematis (Ash-Shaff;

ayat; 4).

Tawjih atau penggerakan dakwah merupakan inti dari manajemen

dakwah itu sendiri. Dalam proses pergerakan ini semua aktivitas dakwah

terlaksana. Dari sinilah aksi semua rencana dakwah akan terealisasi, di

mana fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan para

pelaku dakwah. Dan dari sinilah proses perencanaan, pengorganisasian,

dan pengendalian atau penilaian akan berfungsi secara efektif.

34

Didin Hafidhuddin , Hendri Tanjung, Manajemen Syari‟ah dalam Prektik, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2002), hlm. 78. 35

Ahmad Fadli, Organisai dan Administrasi, (Kediri: Manhalun Nasyiin Press, 2002),

hlm. 30.

Page 55: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

43

Taqabah (pengawasan, evaluasi); Evaluasi dakwah dirancang untuk

memberikan kepada orang yang dinilai dan orang yang menilai informasi

mengenai hasil karya. Tujuan diberlakukan program evaluasi ini adalah

untuk mencapai konklusi dakwah yang evaluatif atau memberi

pertimbangan mengenai hasil karya serta mengembangkan karya dalam

sebuah program. Sedangkan evaluasi dakwah penting karena dapat

menjamin keselamatan pelaksaan dan peranan dakwah, mengetahui

berbagai persoalan dan problematika yang dihadapi serta cara antisipasi

dan penuntasan seketika sehingga akan melahirkan kemantapan bagi

aktivitas dakwah dengan cara yang benar atau sesuai dengan tujuan.

Disamping itu, evaluasi juga penting untuk mengetahui positif dan

negatifnya pelaksanaan sekaligus dapat menghasilkan pengalaman praktis

dan empirik yang dapat dipandang sebagai aset dakwah dan harakah yang

harus diwariskan kepada generasi untuk dijadikan sebuah pelajaran.

110

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah kepada yang munkar, dan

beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih

baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan

mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imran: 110)

Page 56: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

44

Di atas semua itu adalah masalah manajemen yang belum mendapat

perhatian serius dalam kegiatan dakwah, yakni budgeting (mizaniyyah).

Masalah ini tidak mendapat tempat yang selayaknya dalam dakwah. Ada

pandangan bahwa kegiatan dakwah harus berjalan dalam jalur sebagai

upaya pengabdian dengan nuansa ibadah yang harus dilakukan oleh da‟i

dengan penuh keikhlasan. Da‟i adalah penerus tugas suci yang di timbang

terimakan dari Rasulullah SAW. Oleh sebab itu tidak layak bila

mendapatkan imbalan dari kegiatan tersebut.

Hal inilah yang membuat kegiatan dakwah menjadi pekerjaan

sambilan, bukan menjadi pekerjaan utama. Berdakwah menjadi profesi

yang dilakukan dengan waktu penuh dan dengan perencaan serta kontrol

yang optimal. Dalam kaitan inilah diperlukan manajemen yang akurat dan

harus dilakukan oleh institusi dakwah dengan fungsi memberikan jaminan

hidup bagi para da‟i dalam menjamin keberhasilan dakwah serta

keberlangsungannya dalam menjawab problema masyarakat yang dewas

ini bertambah kompleks.

Page 57: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

44

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG TIM MANAJEMEN UJE CENTER DAN

PROFIL USTADZ JEFRI AL BUKHORI

A. Profil Manajemen Uje Center

1. Sejarah

Dari profil sejarahnya Ustadz H. Jefri Al Bukhori maka ia mulai

melakukan aktivitas dakwahnya yang berawal dari majelis taklim,

musholla, dan masjid-masjid sehinngga dengan perlahan-lahan Ia dapat

menjadi seperti sekarang ini, yang di kenal oleh masyarakat banyak dan

dikagumi oleh seluruh kalangan.

Dari sinilah dengan jadwalnya yang semakin padat, maka ia pun

membentuk tim manajemen dengan mebuat sebuah PT Uje Center yang

tepatnya berdiri pada tanggal 20 November 2006.1

2. Visi, Misi dan Tujuan

Visi, misi dan tujuan dari Uje Center adalah selain sebagai

manajemen dari ustadz Jefri Al-Bukhori sendiri, juga merupakan pusat

kegiatan islami dan unit-unit usaha menopang kegiatan sosial serta

kepedulian terhadap umat.

1 Azwar Heri Lubis, Manager Operasional Uje Center, wawancara pribadi, Jl.Radio

Dalam Raya No.9D Jakarta Selatan, 7 September 2009

Page 58: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

45

3. Struktur Organisasi Uje Center

Struktur Uje Center terdiri dari:

a. Pembina : (Ustadz Jefri Al Bukhori)

Beliau adalah yang memonitoring seluruh hasil kerja pada

manajemen Uje Center.

b. Direktur Utama: (Ustadz Aswan Faisal, SE)

Beliau adalah yang mengarahkan dan bertanggung jawab

dalam semua aktivitas yang dilakukan oleh manajemen Uje Center.

c. Direktur: (H. Fajar Sidik)

Beliau bertugas menerima hasil kegiatan dan mengoreksinya,

lalu memusyawarahkannya kepada Direktur Utama dan Pembina.

d. Manager Operasional: (Azwar Heri Lubis, SS)

Beliau adalah penanggug jawab dari sukses atau tidaknya hasil

dari aktivitas dakwah Ustad Jefri Al Bukhori. Karena beliau yang

memantau langsung segala kegiatan dari manajemen Uje Center Dan

beliau yang lebih sering terjun di lapangan dan menghendel segala

sesuatu yang terjadi pada manajemen Uje Center. dalam manajemen

Uje Canter terdapat beberapa staff yakni: staff keuangan, staff

penjadwalan, staff lapangan, dan staff IT.

Page 59: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

46

4. Program

Adapun kegiatan yang telah dilakukan dan masih berjalan ialah:

a. Nada Dakwah dengan dengan tema peduli Muharram 1427 H di

lapangan Sumantri Brojonegoro pada tanggal 3 Februari 2006

b. Peduli gempa Jogjakarta dan Jawa Tengah dan sekitarnya dengan

mendirikan posko sejumlah 21 posko, antara lain di Kosogan, Lingo,

Pleret dan Jatiwarna (Klaten)

c. Sahur on the road

d. Tadabur Alam

e. Haji dan Umroh

f. Kursus Tahfidz Qur’an

g. Kursus Bahasa Arab

h. Kursus Nagham Tilawatil Qur’an

i. SOMSE (Solusi Menikah Segera)

j. Pengajian I Like Monday

k. Pengajian Muallaf

l. Pelatihan Motivasi

m. Uje Center kerjasama dengan Plasma Content Provider 19 Juni 2006

sampai sekarang, kami bekerjasama dengan Provider SMS Obat Hati,

SMS ini dibuat dengan maksud agar para jamaah dari ustadz Jefri bisa

langsung berinteraksi menerima pesan dengan beliau melalui

pengiriman kalimat bijak sebagai penenang hati dan Launching

Website Uje Center: www. Ujecentre.com.

Page 60: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

47

n. Uje Tausiyah di acara Cahaya Hati Anteve 2009.

o. Uje Tausiyah di acara Carmin Hati Global TV 2009.

p. Uje Tausiyah di acara Indahnya Kebersamaan Bulan Ramadhan

Indosiar 2008.2

B. Profil Ustadz Jefri Al Bukhori

1. Profil Ustadz Jefri Al Bukhori

Ustadz H. Jefri Al Bukhori lahir di Budi Rahayu, 12 April 1973.

Ustadz.H. Jefri anak ke-3 dari 5 bersaudara yang ayahnya bernama Alm.

H. Ismail Modal dan Umminya bernama Ustadzah. Hj. Tatu Mulyana.

Kakak pertama Ustadz Jefri bernama Alm. Ustadzah. H. Abdullah Riyad,

kaka kedua Ustadz.H. Aswan Faisal, adik yang keempat H. Decky Fajar

dan yang kelima Ustadzah. Hj. Nona. Ustadz Jefri menikah dengan Dian

Irawati pada 7 September 1999 dan mempunyai tiga anak yang bernama

Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar Al-Ghifari, Ayla Azuhro

Ataya Bilal Rizqullah.

Ketika masa kecilnya Ustadz H. Jefri Al Bukhori sama seperti anak-

anak yang lainnya, Ia di beri anugerah oleh Allah SWT yakni diberikan

kemudahan dalam mempelajari dan membaca al-Qur’an. Hal ini berkat

kerja keras dan bimbingan orang tuanya dalam mendidik anak-anak agar

menjadi soleh dan solehah. Hal ini terbukti pada saat Ustadz Jefri Al

Bukhori duduk dibangku sekolah kelas 3-5 SD Ia pernah meraih prestasi

2 Meili Susanti dan M. Jarkasih, Staff Penjadwalan dan staff IT Uje Center,

wawancara pribadi, Jl.Radio Dalam Raya No.9D Jakarta Selatan,, 12 Mei 2009

Page 61: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

48

pada lomba MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) sampai tingkat

propinsi.Tamat SD, Ustadz Jefri Al Bukhori bersama kedua kakaknya

mengikuti pesantren Modern di Da ar el Qolam Gintung, Balaraja

Tangerang selama 4 Tahun.

Pada masa lalu, Ustadz H. Jefri Al Bukhori memiliki dua

kepribadian yakni, pertama, pada masa sekolah Ia rajin mengikuti

kegiatan rohis atau pengajian di sekolahnya, dan kebriadiannya yang

kedua, ialah Ia telah salah pergaulan, Ia terbawa arus lingkungan oleh

teman-temannya yang senang mengkonsumsi narkoba dan suka dunia

gemerlap. Sampai-sampai Ia bersama teman-teman pengajiannya

mengkonsumsi obat-obatan bareng di kantin sekolahnya. Pada tahun 1991

Ustadz H. Jefri Al Bukhori pernah menjadi dancer di salah satu Club

malam di Jakarta. Sehingga pada suatu saat Ustadz H. Jefri Al Bukhori

bertemu dengan seseorang yang tidak ia kenal yang pada akhirnya orang

tersebut mengajaknya ke dunia entertainment untuk bermain sinetron di

salah satu stasiun TV, sehingga pada akhirnya ia mendapatkan prestasi

terbaik sebagi aktor dalam sinetron Sayap Patah di TVRI.

Hal yang menyadarkan Ustadz H. Jefri Al Bukhori dari kehidupan

yang semu tersebut yang selama ini ia jalani yaitu, ketika Ustadz H. Jefri

Al Bukhori melaksanakan ibadah Umroh ketanah suci Mekkah

Almukarromah dengan Ibu dan kakaknya untuk kembali kejalan Allah dan

bertaubat. Pada saat Ia bersandar di Ka’bah Ia membentur-benturkan

kepalanya sampai Ia menagis dan dengan penuh penyesalan Ia meminta

Page 62: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

49

ampun kepada Allah SWT agar dosa-dosa yang selama ini Ia lakukan

dapat diampuni oleh yang maha kuasa. Berawal dari pertaubatan tersebut

Uje pun sempat mendapat amanah dari kakak tertuanya alm. Ustdz. H.

Abdullah Riyad untuk melanjutkan dakwahnya di Jakarta. karena, alm.

Utdz. H. Abdullah Riyad mendapat kepercayaan dari MUIS (Majlis

Ugame Islam Singapura) untuk menjadi seorang Imam besar di Masjid

Haji Mohammad Soleh, yang lokasinya bersebelahan dengan Maqam

Habib Nur Al-Habsyi, Palmer Road, Singapura. Dari situlah Ustadz H.

Jefri Al Bukhori mulai melakukan aktivitas dakwahnya yang berawal dari

Majelis taklim, Musholla, dan Masjid-masjid Sehinngga dengan perlahan-

lahan Ia dapat menjadi seperti sekarang ini, yang dikenal oleh masyarakat

banyak dan dikagumi oleh seluruh kalangan.

Dari proses yang sangat sulit tersebut, akhirnya Ustadz H. Jefri Al

Bukhori dapat berubah secara perlahan atas dukungan, kesabaran, dan

ketabahan orang-orang disekelilingnya yang selalu setia mendampinginya.

Selain itu, hidayah yang telah diberikan oleh Allah SWT serta bimbingan-

Nya pun dapat memberikan rasa ketenangan dalam menjalani

kehidupannya dan untuk mulai mencintai Allah SWT, mencintai

Rasulullah SAW, mencintai orang tua, orang-orang disekelilingnya dan

mencintai sesamanya.

Page 63: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

50

2. Biografi Ustadz Jefri Al-Bukhori

a. Kelahiran dan Pendidikan Serta Keluarga Ust. Jefri Al Bukhori

Jefri Al-Bukhori memiliki nama populer Uje, adalah seorang

pendakwah atau ustad yang tampil dengan mengemas bahasa

dakwahnya dengan bahasa-bahasa anak muda. Sehingga Uje kerap

juga dipanggil sebagai ustadz gaul.

Ada pesona dalam dakwahnya. Jiwa seni dan pengalaman hidup

telah membentuknya menjadi mubaligh yang imajinatif dan

komunikatif.

Terlahir dari pasangan mubaligh Alm. Ustadz H. Ismail Modal

dan Ustadzah Dra. Hj. Tatu Mulyana, pada tanggal 12 April 1973. ia

dibesarkan dengan disiplin keagamaan yang ketat. Kedua orang tuanya

yang memperkenalkan agama kepada kelima anaknya, di luar belajar

madrasah. Tanda-tanda kenakalannya sendiri, diakuinya telah nampak

sejak kecil. Namun, saat itu lingkungan keluarganya yang taat

beragama masih bisa mambuatnya menyukai pelajara agama, terutama

seni membaca al-Qur’an..3

semula akrab pada gaya hidup pergaulan remaja metropolis dan

kini menjadi “pemandu” budi pekerti dengan warna ruhaniyah yang

sangat kental sekali serta membaktikan hidupnya untuk

3 Ust. H. Jefri Al Bukhori, Wawancara Pribadi, Pondok Indah, 15 Maret 2009

Page 64: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

51

mengapresiasikan kehalusan, jelas membuktikan dirinya sebagai

penempuh ajaran-ajaran sufisme.4

b. Kiprah Dakwah di Masyarakat

Menyimak peta kehidupan ustadz gaul ini mengingatkan kita

pada gambaran seorang penempuh dunia sufi yang disampaikan oleh

Aljunayd. Dengan cara mensucikan batin, menindas hawa nafsu dan

dan membersihkan hati dari sifat-sifat kemakhlukan dan meraih tujuan

utama, yakni Allah SWT. Setelah tujuan tercapai, orang tersebut

kembali kealam sadarnya, untuk selanjutnya mengajak ummat dan

membimbingnya ke jalan yang diyakininya. Begitulah gambaran

seorang penempuh dan begitu pula perjalanan Ustadz H. Jefri Al

Bukhori kini.

Ia berguru ke beberapa Ulama, salah satunya adalah K.H. Ali

Saman. Terhadap gurunya yang satu ini, ia sangat terkesan dengan

pola hidup Belia yang bersahaja. Bapak dari tiga orang putra-putri ini,

Adiba Khanza Az Zahra, Muhammad Abidzar Al Ghifari dan Ayla

Azuhro Ataya Bilal Rizqullah ini, mengakui bahwa ia belajar untuk

tidak cinta dunia dari Beliau yang tinggal tak jauh dari rumahnya.

Tahun 2000, ia menjadi penyuluh gerakan anti NARKOBA. Ini

pun awalnya tidak disengaja. Saat itu salah satu kakaknya, Ustadz

Abdullah Riyadh (Alm), yang seharusnya menjadi pembicara,

4 www. Sufisnews. Com, [Artikel Tgl: 07 Juni 2005]

Page 65: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

52

berhalngan hadir karena harus ke Singapura. Kemidian, menggantikan

ceramah-ceramah Ramadhan di beberapa masjid dan kantor.5

Masa lalunya kelam justru dijadikan salah satu modal

berdakwah, terutama terhadap kaum muda.6 Gayanya yang khas

dengan iringan pelantunan ayat-ayat al-Qur’an dan celetukan-

celetukan a la remaja yang membumbui cermahnya sangat

digandrungi kawula muda.

Sejak itu, ia merambah jalan dakwah dan mulai dikenal sebagai

mubaligh. Sejak itu pula, beberapa stasiun televisi swasta mulai

memperhitungkan eksistensi dakwahnya melalui audiovisual, yang

merupakan hal yang cukup potensialbagi karir dan dakwahnya,

tentunya untuk memberikan tausiah.berbagai acara, seperti Kuliah

Pagi (TPI), Astaghfirullah, Kuasa Ilahi, Suratan Takdir, Di Ambang

Fajar dan Indahnya Kebersamaan (SCTV), Café Sholeh (RCTI),

Musafir dan Yang Muda Yang Beragama (ANTV), Azab Ilahi (Lativi),

Cerita Sore dan Sentuhan Qalbu (Trans TV), pun dihiasi wajah dan

nasihat-nasihatnya.7

Di tengah kesibukannya sebagai da’i dan membintangi beberapa

sinetron keagamaan, ia pun masih menyempatkan dirinya membuka

pengajian di Pondok Indah, yang sengaja diberi nama I Like Monday.

Nama tersebut sebagai penghormatan terhadap hari kelahiran, hijrah

dan wafatnya Nabi Muhammad SAW. Jadwal acara ta’lim yang di

5 Ustadz H. Jefri Al Bukhori, Wawancara Pribadi, Pondok Indah, 15 Maret 2009

6 Ustadz H. Jefri Al Bukhori, Wawancara Pribadi, Pondok Indah, 15 Maret 2009

7 Ustadz H. Jefri Al Bukhori, Wawancara Pribadi, Pondok Indah, 15 Maret 2009

Page 66: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

53

selenggarakan dua minggu sekali ini banyak diikuti para eksekutif,

businessman, anak muda, artis dan lain-lain.

Konsep yang ditawarkan majelis ta’lim yang diadakan tiap Senin

malam ini adalah pengkajian kasus-kasus yang sedang hangat di

masyarakat dan di kupas dengan materi-materi yang sederhana. Dan

lebih sering mengundang pembicara atau ustadz dari luar. Dengan

begitu, baginya, ia dapat menyerap ilmu dari pembicara yang hadir di

majelisnya.8

Satu hal yang perlu diingat, sebagai usaha dalam dakwah di

masyarakat baginya adalah memiliki suatu prinsip dakwah yaitu

making friend, artinya berdakwah harus klop dan srek dengan yang

didakwahi dan kita harus berdakwah kepada manusia serta tingkat

pemahaman mereka.

8 Al Kisah, h. 40

Page 67: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

54

BAB IV

STRATEGI TIM MANAJEMEN UJE CENTER

A. Perumusan Strategi

Perumusan strategi Uje Center dilaksanakan dalam wadah muktamar dan

tanwir. Muktamar merupakan peermusyawaratan organisasi/kordinasi antara

staff dengan direksi dan pimpinan. Dalam muktamar dan maupun tanwir yang

dilaksanakan dan dipimpin oleh pimpinan Uje Center ini, yang dibahas adalah

rumusan-rumusan dasar secara umum yang sebelumnya sudah dirumuskan

oleh pimpinan Uje Center. Perumusan strategi Uje Center tersebut di dasarkan

pada kebutuhan lapangan dakwah dalam kerangka amar ma’ruf nahi munkar.

Ismail Yusanto dalam bukunya Manajemen Strategi menjelaskan:

“Apabila analisis lingkungan organisasi telah berhasil dilakukan berarti

organisasi tersebut sudah berhasil menyelesaikan 50% dari proses perumusan

strategi, sebab kecermatan mencocokan peluang dan tantangan yang dihadapi

dengan kekuatan dan kelemahan organisasi merupakan inti dari perumusan

strategi yang tepat.1

Merujuk pada pernyataan Yusanto dan berdasarkan pembahasan

sebelumnya tentang strategi manajemen Uje Center maka menurut peneliti tim

manajemen Uje Center telah berhasil menyelesaikan 50% dari proses

perumusan strateginya. Hal ini disebabkan tim manajemen Uje Center telah

merumuskan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapinya.

1 M. Ismail Yusanto dan M. karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis perspektif

syari’ah, h. 52

Page 68: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

55

Hal terpenting yang perlu diingat adalah faktor-faktor tersebut hendaknya

dijadikan kerangka dalam membaca dan menentukan lankah-langkah Uje

Center baik yang bersifat strategi maupun operasionalnya, karena dengan

langkah yang sistematis Uje Center dapat melaksanakan kegiatannya dengan

visi dan misi menuju masa depan yang lebih baik.

Perumusan strategi selanjutnya ditujukan untuk menghasilkan strategi

induk dan strategi fungsional organisasi. Dari hasil wawancara dan data yang

ditemukan, peneliti menguraikan hal-hal berikut:

1. Strategi Induk Tim Manajemen Uje Center

Setelah dilakukan analisis SWOT terhadap kondisi internal dan

eksternal tim manajemen Uje Center, langkah berikutnya adalah

merumuskan visi, misi, dan tujuan manajemen Uje Center berdasarkan

hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis SWOT telah memberikan

rekomendasi strategis terhadap strategi tim manajemen Uje Center

berdasarkan posisi yang dihasilkan. Posisi ini tidak lain sebenarnya cermin

dari strategi induk manajemenUje Center.

Strategi induk manajemen Uje Center merupakan jangka panjang

yang spesifik yang berisikan visi, misi dan tujuan yang menterjemahkan

orientasi strategi organisasi. Strategi induk ini merupakan rencana strategis

untuk melihat sisi kegiatan manajemen Uje center dalam lima, sepuluh

hingga dua puluh tahun mendatang. Rencana jangka panjang ini sangat

diperlukan sebagai barometer aksi manajemen Uje Center yang dikaitkan

dengan kemampuan serta peluang yang ada.

Page 69: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

56

a. Visi

1) Mensyiarkan Islam dari pelosok dan berbagai dunia.

2) Membantu dan menjalin tali silaturrahmi antar jamaah dan antar

umat Islam.

3) Memperluas jaringan Islam di berbagai daerah dan pelosok.2

Visi adalah cara pandang yang menyeluruh dan futuristik

terhadap keberadaan organisasi. Bagi tim manajemen Uje Center visi

yang dimiliki adalah dalam rangka dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Sejak awal berdirinya dan yang melatarbelakangi berdirinya tim

manajemen Uje Center adalah adanya rasa ingin membantu dan

melayani setiap jamaah yang ingin mengundang Ustadz Jefri Al

Bukhori dan ingin mendapatkan tausiyah dari beliau. Sehingga

manajemen Uje Center telah membantu Ustadz Jefri dalam melakukan

aktivitas dakwahnya dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar yang

dimaksudkan untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Apabila amar ma’ruf nahi munkar sudah terlaksana, maka diharapkan

akan tercipta masyarakat yang adil dan sejahtera.

Menurut pandangan peneliti, pernyataan visi manajemen Uje

Center ini telah memenuhi empat syarat untuk menetapkan dan

menulis visi-visi yang diajukan Bennis dan Mische (1996) yang

dikutip oleh M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma.

Keempat hal tersebut adalah: 1. Mencakup segala hal dan berani,

2 M. Jarkasih, Staff IT Uje Center, wawancara pribadi, Jakarta, 24 April 2009

Page 70: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

57

menekankan hasil yang luar biasa dari pada hasil yang bertahap; 2.

Meniptakan rasa kekuatan, semangat dan komitmen dari pada

kegelisahan, kepanikan, dan intimidasi; 3. Realistis dan dapat dicapai,

sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi semua aktivitas

organisasi; dan 4. Spesifik dan haru dinyatakan, sebab visi adalah

artikulasi dari citra, nilai, arah dan tujuan yang akan memandu masa

depan organisasi.3

b. Misi

1) Mensyiarkan Islam dari pelosok dan berbagai dunia dan

menyebarluaskan ajaran Islam.

2) Membantu para jamaah yang ingin belajar tentang islam dan

mencerdaskan seluruh umat di berbagai daerah.

3) Membantu Mengobservasi dan menilai dari hasil kegiatan.

4) Menciptakan suatu keberhasilan dari setiap apa yang dilakukan.

Misi sebagai derivasi (turunan) berikutnya dari visi merupakan

pernyataan yang menjelaskan alasan pokok berdirinya organisasi dan

membantu mengesahkan fungsinya dalam masyarakat atau lingkungan.

Bagi manajemen Uje Center, misi utama ditujukan sebagai

komitmen agar ajaran Islam dapat ditegakkan dan disebarluaskan

kepada seluruh umat islam yang ingin menuntut ilmu dan ingin

mendapat tuntunan yang tentunya sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits.

Pencapaian misi kedua disebarkannya ajaran Islam yang sesuai dengan

3 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis dalam

perspektif Syari’ah, h. 57

Page 71: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

58

Al-Qur’an dan hadits, diharapkan dapat mencerdaskan umat Islam dan

dapat mewujudkan kehidupan yang Islami dalam diri pribadi, keluarga,

dan masyarakat. Misi ketiga selain Al-Qur’an dan As-Sunnah, akal

sehat juga dapat digunakan untuk menjawab dan menyelesaikan

persoalan kehidupan dalam masyarakat yang semakin kompleks. Dan

terutama dapat melihat dan menilai dari segala hasil kegiatan yang

yang sudah dan yang akan dilakukan kemudian. Sehingga dapat

mencapai tujuan yang dingiinkan. Misi keempat ditujukan untuk

memenuhi kewajiban yang menumbuhkan semangat beramar ma’ruf

nahi munkar kepada setiap individu maupun kelompok/organisasi.

Tolak ukur pencapaian misi manajemen Uje Center akan

membimbing para staff manajemen secara terus-menerus untuk

meningkatkan kinerja tim organisasi yang dapat dilihat dari pencapaian

dan rentang waktu (jangka pendek, jangka menengah, dan jangka

panjang) melalui observasi, kordinasi dan evaluasi.

Menurut pandangan peneliti, pernyataan misi manajemen Uje

Center ini telah memenuhi enam peraturan untuk menulis dan

melaksanakan pernyataan misi yang diajukan Jones dan Kahaner

(1999)yang dikutip oleh M. Ismail Yusanto dan M. Karebet

Widjajakusuma. Ke 6 hal tersebut adalah: 1. Jagalah agar pernyataan

tetap sederhana. Tidak harus pendek tetapi sederhana; 2.

Memungkinkan masukan dari SDM perusahaan; 3. Orang luar biasa

mendatangkan kejelasan dan perspektif yang segar kedalam proses

Page 72: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

59

penulisan pernyataan misi anda; 4. Susunan dan nada kata-kata

seharusnya mencerminkan kepribadian perusahaan atau ingin menjadi

apa perusahaan ini; 5. Berbagilah pernyataan misi dengan cara

pernyataan misi tetap berada di hadapan setiap orang; 6.

Mengandalkan pernyataan misi sebagai bimbingan. Tantanglah

pernyataan misi terus-menerus, dan nilailah karyawan dengan sebaik

apa mereka mematuhi prinsip-prinsipnya. Manajemen harus

mengatakan dan menghayatinya.4

c. Tujuan

Mengelola dan mensyi’arkan dakwah Islam untuk para jamaah

dan seluruh umat islam.5

Tujuan adalah akhir perjalanan yang dicari organisasi untuk

dicapai melalui eksistensi dan operasinya serta merupakan sasaran

yang lebih nyata dari pada pernyatan misi. Dengan demikian, tujuan

merupakan penjabaran dan turunan lebih rinci dari visi dan misi.

Bagi manajemen Uje Center, pernyataan tujuan yang di maksud

adalah terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya melalui

pendidikan dan dakwah dalam kerangka amar ma’ruf nahi munkar.

Menurut peneliti, sarana pendidikan dan proses dakwah tersebut

cukup efektif sebagai upaya untuk mencapai tujuan manajemen Uje

Center yaitu menegakkan dan mensyiarkan dakwah Islam dan

4 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif

Syari’ah, h. 60 5 Meili Susanti dan M. Jarkasih, Staff Penjadwalan dan staff IT Uje Center,

wawancara pribadi, Jakarta, 12 Mei 2009

Page 73: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

60

menjunjung tinggi ajaran dan agama Islam sehigga terwujud

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Untuk mencapai tujuan, manajemen Uje Center melaksanakan

usaha-usaha sebagai berikut:

1) Menyebarluaskan ajaran agama Islam terutama dengan

menggiatkan dakwah.

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap ajaran

Islam.

3) Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah,

serta mempertinggi akhlak.

4) Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan, serta

memperluas ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sesuai dengan

tuntunan Islam.

5) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terus menuntut ilmu

dan terus beribadah kepada Allah SWT.

6) Membina masyarakat dan seluruh umat Islam.

7) Menigkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang

kehidupan masyarakat menurut ajaran Islam.

8) Meningkatkan semangat kesatuan dan persatuan bangsa serta

ukhuwah Islamiyah.

Page 74: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

61

9) Dan Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan tim

manajemen Uje Center.6

d. Strategi Fungsional Manajemen Uje Center

Strategi tingkat fungsional merupakan strategi jangka pendek

yang berisi kegiatan di setiap bidang yang berfungsi untuk

mengimlementasikan strategi induk yang telah ditetapkan. Strategi di

setiap bidang fungsional berupa kebijakan tiap bidang fungsional

dalam organisasi yang tampak pada dasar kebijakan program

manajemen Uje Center, anggaran dasar, dan anggaran rumah tangga

manajemen Uje Center.

Dasar kebijakan program manajemen Uje Center dirumuskan

dalam satu periode kepemimpinan (lima tahun) yang berdasarkan pada

nilai-nilai dasar organisasi dan prinsip-prinsip pokok dalam

pengembangan program dan pelaksanaannya. Landasan dan prinsip-

prinsip ini dijadikan sebagai pegangan setiap level pimpinan dan

seluruh jajaran pelaksana program dalam menggambarkan dan

melaksanakan program tersebut.

Pelaksanaan program organisasi atau suatu manajemen dapat

berjalan dengan baik dan efektif, apabila kegiatan yang telah

ditugaskan benar-benar dilaksanakan sesuai rencana dan ketentuan

yang ada.

6 Meili Susanti dan M. Jarkasih, Staff Penjadwalan dan staff IT Uje Center,

wawancara pribadi, Jakarta, 12 Mei 2009

Page 75: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

62

B. Implementasi Strategi

Implementasi strategi manajemen Uje Center bertumpu pada alokasi

dan pengorganisasian sumberdaya manusia yang ditampakan melalui

penetapan struktur organisasi, kepemimpinan, dan budaya organisasi.

Implementasi strategi yang dilakukan manajemen Uje Center adalah

dalam bentuk melayani dan membantu para jamaah yang ingin belajar tentang

Islam dan mengikuti setiap kegiatan Ustadz Jefri Al Bukhori di berbagai

tempat, selain itu Uje Center juga menerima curhat dan konsultasi dari

berbagai jamaah dan untuk menjalin tali silaturrahmi. Dan dalam setiap

masing-masing staff Uje Center membuat report atau laporan dari masing-

masing program dan setiap kegiatan.

Selanjutnya dapat peneliti uraikan hal-hal berikut:

1. Implementasi strategi: struktur organisasi

Srtruktur organisasi adalah rangkaian yang menunjukkan hubungan

antara fungsi-fungsi organisasi yang meliputi pimpinan, tugas, wewenang

serta tanggung jawab yang masing-masing mempunyai peranan tertentu

dalam kesatuan yang utuh utuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen Uje Center sebagai suatu organisasi yang memerlukan

struktur organisasi yang sehat dan efisien. Struktur organisasi yang sehat

berarti bahwa setiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan

peranannya sehinggga dapat mencapai perbandingan terbalik antara usaha

dan hasil kerja. manajemen Uje Center merupakan suatu organisasi formal

sekaligus informal. Maksud dari organisasi formal sekaligus informal

Page 76: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

63

adalah bahwa segenap jalinan hubungan dan kegiatan yang tidak

ditentukan dalam organisasi formal terlaksana pada segi tingkah laku,

hasrat, perasaan, dan hubungan pribadi antara orang-orang yang tergabung

dalam organisasi tersebut.

Suatu organisasi belum tentu bekerja secara sehat dan efisien apabila

hanya didasarkan pada struktur formalnya saja, sedangkan segi

informalnya diabaikan. Oleh karena itu, organisasi informalnya diabaikan.

Oleh karena itu, oprganisasi informal merupakan sesuatu yang akan

melengkapi segi formal dari organisasi tersebut. Adapun peranan

organisasi informal adalah sebagai saluran informasi untuk mempertajam

perasaan dan keutuhan pribadi, percaya diri, dan kebiasaan bertrindak

terhadap orang-orang yang tergabung dalam organisasi. Dengan demikian

organisasi informal bertujuan untuk memperlancar hubungan dalam

melaksanakan kerja organisasi.

Pada dasarnya pengertian formal dan informal tidak menunjukkan

sah atau tidak sahnya sebuah organisasi, juga tidak menunjukkan adanya

dua macam organisasi. Formal organisasi dapat diketahui melalui

strukturnya yang ada dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga,

sedangkan informal organisasi diperoleh melalui pendekatan dan

kedekatan pribadi.

a. Pembagian Tugas dan Wewenang

Manajemen Uje Center adalah organisasi yang bersifat nasional

jangkauannya luas. Dengan jangkauan yang demikian luas dan amal

Page 77: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

64

usaha serta anggota yang sangat banyak, maka diperlukan pengaturan

gerak langkah dan kordinasi yang diwujudkan dalam pembagian tugas

dan wewenang sebagaimana di atur dalam anggaran rumah tangga.

Pembagian tugas dan wewenang tersebut tercermin dalam susunan

organisasi sebagai berikut:

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UJE CENTER7

PEMBINA

(Ustadz Jefri Al Bukhori)

DIREKTUR UTAMA

(Ustadz Aswan Faisal, SE)

DIREKTUR

(H. Fajar Sidik)

MANAGER OPERASIONAL

(Azwar Heri Lubis, SS)

Staff

Keuangan

Staff

Penjadwalan

Staff

Lapangan Staff IT

7 Meili Susanti dan M. Jarkasih, Staff Penjadwalan dan staff IT Uje Center,

wawancara pribadi, Jakarta, 12 Mei 2009

Page 78: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

65

Struktur ini menggambarkan hubungan fungsional (garis

kewenangan dan tanggung jawab )yang kuat antara manajemen

puncak. Direktur utama dan direktur Uje Center dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya dibantu oleh manajer operasinal.

Manajer operasional diberi tugas untuk membidangi atau menjadi

kordinator beberapa bagian dari staff pelaksana kegiatan.

Menurut peneliti, bentuk-bentuk pimpinan Uje Center

berdasarkan pola hubungan kerja dan wewenang ini merupakan bentuk

organisasi fungsional. Bentuk organisasi fungsional dipandang

memiliki sejumlah kebaikan seperti (1) adanya pembagian tugas yang

jelas, (2) spesialisasi dalam pekerjaan dapat berkembang yang pada

tahap berikutnya memberi kesempatan bagi pengembangan karyawan,

(3) disiplin kerja yang cukup tinggi. Sementara kelemahannya yang

perlu diwaspadai adalah membawa potensi konflik dalam pekerjaan

karena adanya dua kelompok atau lebih karyawan yang berbeda

kewenangannya.8

b. Implementasi Strategi: Budaya Organisasi

Keberadaan budaya organisasi berfungsi untuk menguatkan

kemampuan organisasi. Budaya organisasi manajmen Uje Center,

budaya yang dihidupkan adalah kekeluargaan, kebersamaan dan

8 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif

Syari’ah, h. 115

Page 79: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

66

silaturrahmi yang kemudian disosialisasikan kepada para jamaah Uje

Center.

Ajang perumusan dan sosialisasi budaya organisasi Uje Center

berupa pengajian dan diskusi. Sedangkan untuk mengukur kinerja

berikut efek budaya organisasi terhadap pencapaian strategi induk

adalah dengan mengadakan penelitian dan koordinasi kepada seluruh

SDM organisasi.

c. Implementasi strategi: Kepemimpinan

Beberapa sifat penting yang diinginkan manajemen Uje Center

telah dimiliki oleh jajaran pimpinan, diantaranya pimpinan yang

memiliki pengkhidmatan yang tinggi, ikhlas, cerdas, berwawasan luas,

cakap, professional, bertanggung jawab, jujur, adil, bijaksana,

komunikatif, memiliki kemampuan untuk menggerakkan dan

mengelola organisasi dan seluruh kegiatan sebagai bagian penting dari

pertanggungjawaban atau amanah dari kepemimpinannya.

Adapun gaya kepemimpinan yang diterapkan pada manajemen

Uje Center adalah gaya kepemimpinan demokrasi. Gaya

kepemimpinan demokrasi adalah gaya kepemimpinan yang dapat

menciptakan kondisi lingkungan kerja yang dapat memotivasi

bawahan untuk berbuat sejauh kemampuan yang dimiliki, saling

bekerja sama, dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan

mereka. Dorongan diberikan untuk meningkatkan kondisi dan kualitas

Page 80: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

67

pekerjaan. Pimpinan mengawasi dan memberikan dorongan

bawahannya agar dapat lebih kreatif dan berinisiatif dalam

menyelesaikan pekerjaan mereka. Dalam gaya kepemimpinan

demokrasi, pengambilan keputusan diambil secara demokratis,

meskipun tidak diatur menurut pemungutan suara atau mayoritas. Nilai

tambah dari teori ini mungkin terletak pada cara pimpinan dalam

membantu bawahan, memperlakukan mereka secara manusiawi,

menciptakan kerjasama yang produktif dan memberikan kepuasan.9

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat melihat bahwa

manajemen Uje Center melakukan implementasi strategi yang

ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi, kepemimpinan,

dan budaya organisasi.

Amirullah dan Haris Budiyono dalam bukunya Pengantar

Manajemen menjelaskan:

“Implementasi strategi adalah sebuah tindakan pengelolaan

bermacam-macam sumber daya organisasi dan manajemen yang

mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber daya

perusahaan (keuangan, manusia, peralatan, dan lain-lain) melalui

strategi yang dipilih”.10

Menurut pendapat peneliti, penetapan strategi ini merupakan

penetapan strategi pilihan terbaik bagi manajemen Uje Center, karena

9 Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin dan IKFA,

1996) cet. Ke-2, h. 78 10

Amirullah dan Haris Budiyono, Pengentar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2004) cet. Ke-2, h. 119-120

Page 81: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

68

proses penetapan strategi disesuaikan dengan kebutuhan lapangan,

lingkungan organisasi, dan cirri khas internalnya.

C. Evaluasi Strategi

Dalam evaluasi terhadap strategi manajemen Uje Center melakukan

evaluasi secara periodik. Hal ini dilakukan melalui beberapa macam

permusyawaratan dan rapat kerja/briffing, baik pada tingkat organisasi

maupun pada tingkat fungsional, sebagaimana diungkapkan oleh ibu Meili

Susanti:

“Evaluasi strategi manajemen Uje Center adalah setiap kegiatan yang

sedang dilakukan kami saling menerima masukan-masukan atau saran dari

masing-masing staff. Selain itu Uje Center juga selalu briffing sebelum

melakukan kegiatan. Dan setiap masing-masing kordinator yang melakukan

program akan memberikan laporan kepada Uje Center. Lalu pimpinan Uje

Center sendirilah yang memantau dan mengkoreksi berhasil atau tidaknya

kerja tersebut, kemudian manajemen akan memberikan saran dan kritik

terhadap kordinator acara tersebut”.11

Dari pernyataan di atas, terdapat beberapa jenis permusyawaratan dan

rapat kerja yang dilaksanakan oleh manajemen Uje Center dalam upaya

mengevaluasi strategi yang dilakukan, dalam hal ini peneliti menguraikannya

sebagai berikut:

1. Rapat kerja Pimpinan

11

Meili Susanti dan M. Jarkasih, Staff Penjadwalan dan staff IT Uje Center,

wawancara pribadi, Jakarta, 12 Mei 2009

Page 82: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

69

Rapat kerja pimpinan merupakan rapat organisasi yang membahas

masalah yang mendesak untuk segera diselesaikan yang berkaitan dengan

kelancaran kerja organisasi. Rapat ini diadakan bukan hanya di tingkat

pimpinan saja juga dengan musyawarah dengan masing-masig tingkatan.

staff dan koordinator pelaksana kegiatan.

2. Rapat Kerja Bagian

Rapat kerja bagian merupakan rapat kerja yang diadakan oleh bagian

dalam struktur organisasi untuk membicarakan segala sesuatu yang

bertujuan melancarkan kerja bagian. Rapat ini diadakan di tingkat manajer

operasional atas persetujuan pimpinan organisasi di masing-masing

tingkatan bila dianggap perlu.

3. Rapat Evaluasi pelaksanaan program

Rapat evaluasi pelaksanaan program dilaksanakan setelah program

tertentu berlangsung. Mengingat pentingnya evaluasi bagi pelaksanaan

program, pimpinan di semua jenjang perlu melakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan program. langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki mekanisme kerja

b. Laporan secara periodik. Pada konteks ini pimpinan dapat mencermati

laporan dan serta mengambil langkah yang perlu untuk meminimalisir

kemandegan dan ketidaksesuaian pelaksanaan program.

4. Data Base

Data base berisi data tentang pimpinan dan organisasi. Data ini

bertujuan sebagai langkah awal bagi evaluasi dan mengembangkan

Page 83: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

70

organisasi yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu dan peran Uje

Center dalam kehidupan umat, masyarakat dan bangsa, karena kedepan

diperlukan pengetahuan atas potensi, problem, dan harapan pimpinan Uje

Center berdasarkan data dan informasi. Data base Uje Center selain

bermanfaat layaknya cermin untuk berkaca, juga dapat dijadikan sebagai

bahan untuk menetapkan kebijakan dan langkah-langkah strategi

organisasi dalam mengembangkan visi dan misi yang digariskan. Bagi

para pimpinan data tersebut dapat dijadikan bahan perenungan, pemikiran,

dan apresiasi tentang kondisi organisasi yang faktual.12

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa Uje Center

melakukan evaluasi strategi organisasi dengan beberapa macam

permusyawaratan dan rapat kerja, baik pada tingkat organisasi maupun

pada tingkat fungsional. Agustinus Sri Wahyudi dalam bukunya

Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategik menyatakan

bahwa:

“Evaluasi strategi adalah suatu proses mendapat informasi mengenai

pelaksanaan rencana-rencana bisnis dan kinerjanya serta membandingkan

informasi tersebut dengan standar yang telah ditentukan”.13

Merujuk pendapat pernyataan tersebut dan berdasarkan wawancara

dengan ibu Meili Susanti dan bapak M. Jarkasih, menurut peneliti,

evaluasi strategi yang dilakukan tim manajemen Uje Center sudah cukup

baik, namun hal yang perlu diperhatikan adalah hasil dari evaluasi ini

12

M. Jarkasih, Staff IT Uje Center, wawancara pribadi, Jakarta, 12 Mei 2009 13

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategik,

(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), cet. Ke-1, h. 139

Page 84: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

71

hendaknya menjadi rekomendasi dan tolak ukur untuk kegiatan

selanjutnya, karena semakin rumit dan kompleksnya organisasi akan

membutuhkan sebuah evaluasi yang lebih baik.

Berdasarkan dari data-data yang ada, terutama tentang analisis

terhadap manajemen strategi pada manajemen Uje Center peneliti

berasumsi bahwa organisasi ini telah mengimplementasikan manajemen

strategi organisasi, menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik,

dan mengoptimalkan peran orgaisasi dengan menjalin hubungan informal

seperti menjalin tali silaturrahmi dan pendekatan pribadi antar jajaran

pimpinan dan pimpinan dengan staff atau anggota organisasi.

D. Analisis

Analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis lingkungan

internal maupun eksternal perusahaan atau organisasi yang telah dikenal luas.

Hasil dari analisis SWOT dapat menunjukkan kualitas dan kuantifikasi posisi

organisasi dengan sejumlah kemampuan inti bila resultansi kekuatan dan

kelemahan positif uang kemudian memberikan rekomendasi strategis terhadap

strategi perusahaan serta rekomendasi fungsional kebutuhan atau modifikasi

sumber daya organisasi.14

Analisis SWOT terdiri dari strength (kekuatan), weaknes (kelemahan),

opportunity (peluang), dan threars (ancaman). Dengan merujuk pada beberapa

buku dan wawancara dengan beberapa staff Uje Center, maka hasil dari

analisis SWOT organisasi Uje Center dapat peneliti rumuskan sebagai berikut:

14

M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif

Syariah, (Jakarta: Khairul Byaan, 2003), cet. Ke-I, h. 29

Page 85: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

72

1. Stengh (kekuatan)

Setiap organisasi harus memiliki kekuatan yang dimilik, karena hal

ini dapat memberikan keuntungan bagi manajemen Uje Center. Adapun

kekuatan yang dimiliki oleh organisasi Uje Center adalah:

a. Reputasi Uje Center sebagai tim manajer da’i yang dikenal luas secara

nasional maupun internasional.dan memanage da’i yang terkenal

seperti ustadz Jefri Al Bukhori dengan cirri khasnya sebagai da’i gaul

yang telah di kenal oleh masyarakat seluruh Indonesia.

b. Luasnya media dakwah pada organisai Uje Center, maka dalam hal ini

mampu berpacu dengan perkembangan zaman, sehingga tidak

mengalami dan tidak akan ada keterbatasa untuk berkomunikasi

dengan para jamaah dan umat islam dimanapun berada.

c. Memiliki jaringan yang luas di seluruh penjuru tanah air, sehingga

dapat mempermudah gerak dakwah di seluruh pelosokok tanah air.

d. Dan pengembangan program kegiatan yang relatif besar secara

kuantitatif, menjadi aset sumberdaya bagi pengembangan organisasi.

e. Usia Uje Center yang baru berdiri beberapa tahun ini yang selalu dan

semakin eksis dalam pengembangan fungsi dakwah, membuat

organisasi ini memiliki kekayaan pengalaman dalam mengembangkan

dakwah.

f. Para pimpinan dan staff atau anggota manajemen Uje Center memliki

motivasi agama yang kuat yang dapat menjadi ruh dalam

menggerakkan organisasi.

Page 86: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

73

g. Ketaatan para pimpinan manajemen Uje Center di semua jenjang

terhadap aturan organisasi, sehingga dapat memperlancar gerak

organisasi.15

2. Weaknes (kelemahan)

Selain meneliti keunggulannya, sebuah organisasi harus merinci apa

saja kelemahannya. Kelemahannya adalah keterbatasan yang dimiliki

setiap organisasi. Di organisasi Uje Center, ada kelemahan yang ditemui

yaitu:

a. Pertumbuhan orgaisasi yang semakin meningkat dan perkembangan

pelaksanaan kegiatan yang semakin banyak tidak diimbangi dengan

peningkatan sistem manajemen, dokumentasi, dan informasi organisasi

yang rapi.

b. Perkembangan kuantitas program kegiatan yang signifikan yang tidak

diimbangi dengan kualitasnya.

c. Kurang optimalnya perhatian khusus dalam pengembangan dan

pembinaan masyarakat bawah dalam hal ekonomi dan kemandirian

kapasitas sosial kemasyarakatan.

d. Kurang optimalnya dalam pelayanan konsumen dan pada bidang

administrasinya.16

3. Opportunity (peluang)

15

Azwar Heri Lubis, Manager Operasional Uje Center, wawancara pribadi, Jl.Radio

Dalam Raya No.9D Jakarta Selatan, 7 September 2009 16

Azwar Heri Lubis, Manager Operasional Uje Center, wawancara pribadi, Jl.Radio

Dalam Raya No.9D Jakarta Selatan, 7 September 2009

Page 87: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

74

Peluang merupakan situasi yang penting dan menguntungkan bagi

organisai Uje Center di masa depan. Organisasi Uje Center memiliki

peluang sebagai berikut:

a. Maningkatkan kualitas sumber daya menusia yang dapat dijadikan

potensi dan kesempata untuk mengembangkan organisasi.

b. Memperluas kerja sama dalam tingkat nasional maupun internasional

sebagaimana yang telah direncanakan dalam perumusan strategi oleh

manajemen Uje Center.

c. Menjalankan fungsi-fungsi sosial baru, seperti kegiatan-kegiatan

pengembangan masyarakat dalam bentuk dakwah dengan berbagai

macam jenis yang tentunya berbentuk dakwah islam amar maruf nahi

munkar di tengah-tengah kehidupan yang semakin kompleks.

d. Memanfaatkan media massa dan mengembangkan tekhnologi

informasi dan mengembangkan dakwah islam.17

4. Thearts (ancaman)

Ancaman adalah keadaan yang tidak menguntungkan sebuah

organisasi. Organisai Uje Center pelu mengetahui ancaman-ancaman yang

ada secara baik dan benar, dengan harapan manajemen Uje Center dapat

mengambil langkah awal sebelum ancaman berubah menjadi hambatan

bagi kegiatan-kegiatan organisasi. Adapun ancaman yang ada pada

manajemen Uje Center adalah:

17

Azwar Heri Lubis, Manager Operasional Uje Center, wawancara pribadi, Jl.Radio

Dalam Raya No.9D Jakarta Selatan, 7 September 2009

Page 88: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

75

a. Arus globalisasi dan arus liberalisasi yang berdampak pada fenomena

budaya masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh penguasa pasar dan

media informasi.

b. Kecendrungan budaya popular (pop culture) dalam media yang dapat

mencitrakan enjoy criminal, mistikisme-klenikisme, hedonisme, dan

konsumtif di tengah-tengah masyarakat.

c. Godaan komersialisasi industri dakwah yang dapat memperburuk citra

dan menjauhkan nuansa dakwah dari substansi dan pesan islami yang

sebenarnya.

d. Persaingan yang semakin maju seiring pada perkembangan zama pada

saat ini.18

Dari hasil wawancara, manajemen Uje Center dari hasil analisis SWOT.

Berdasarkan kombinasi pendekatan kualitatif matrik SWOT Kearn,

organissasi Uje Center berada pada matriks isu strategis kekuatan dan

ancaman yang menandakan organisasi kuat namun menghadapi tantangan

besar.

Kearns mendominasikan pilihan isu strategis Mobilization yang dikutip

oleh M. IsmailYusanto dan M.Karebet yang berarti pertemuan antara ancaman

dari luar yang diidentifikasikan dengan kekuatan organisasi.19

Di sini

organisasi Uje Center harus melakukan moblisasi sumber daya yang

merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar

18

Azwar Heri Lubis, Manager Operasional Uje Center, wawancara pribadi, Jl.Radio

Dalam Raya No.9D Jakarta Selatan, 7 September 2009 19

M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif

Syariah, (Jakarta: Khairul Byaan, 2003), cet. Ke-I, h. 33

Page 89: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

76

tersebut, bahkan jika mungkin organisai Uje Center dapat mengubahnya

menjadi peluang.

Sementar, Pearce dan Robinson merekomendasikan isu strategis

Diversivikasi Strategis, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun

menghadapi tantangan berat. Dalam hal ini, diperkirakan organisasi akan

mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi

sebelumnya. Oleh sebab itu, organisai disarankan untuk segera mamperbanyak

ragam strategi taktisnya.20

Berdasarkan data dan wawancara dengan beberapa staff atau anggota

manajemen Uje Center, ada beberapa hambatan yang ditemukan oleh

pimpinan manajemen Uje Center. Berikut ini merupakan upaya untuk

mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yang antara lain adalah:

1. Sumber Daya Manusia

Dari periode ke periode masalah kekurangan SDM selalu dikeluhkan

oleh semua pimpinan disetiap anggota, Dan hal ini sering menghambat

proses regenerasi. Untuk meminimalisir hal ini, sejak awal periode Uje

center telah mengantisipasinya dengan melakukan pebinaan dan

pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan melalui pelatihan,

penataran, pendidikan, dan kegiatan pengkaderan.

2. Komunikasi

Pada awal periode komunikasi menjadi hambatan yang membuat

komunikasi tidak berjalan lancar baik komunikasi dari pimpinan ke staff

20

M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif

Syariah, (Jakarta: Khairul Byaan, 2003), cet. Ke-I, h. 34

Page 90: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

77

anggota, atapun sebaliknya. Masalah tersebut sudah diupayakan oleh

pimpinan Uje Center dengan saling adanya koordinasi dan melalui

pemanfaatan tekhnologi informasi.

3. Dana

Sejak awal periode telah dilaksanakan pelatihan fundraising pada

tingkat pimpinan, dan diharapkan pula dapat dilaksanakan pada tingkat

anggota. Pengadaan dana organisasi selalu menjadi PR panjang, karena

sangat menentukan lancar dan tidaknya pelaksaan program organisasi.

Selain itu, dalam rangka penggalangan dana, pimpinan direktur dan

manager operasional juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak,

baik nasional maupun internasional.

4. Rangkap Jabatan (double job)

Peraturan tentang rangkap jabatan antara pimpinan sekaligus

angggota Uje Center telah lama dipahami oleh pimpinan Uje Center di

semua jenjang. Permasalahan tersebut sudah diupayakan oleh pimpinan

Uje Center dengan membuat struktur dan program kegiatan yang sesuai

degan tugas masing-masing pimpinan dan anggota. 21

21

Meili Susanti, Staff Penjadwalan Uje Center, wawancara pribadi, Jakarta, 12 Mei

2009

Page 91: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam merumuskan strategi organisasi, manajemen Uje Center

mengadakan koordinasi dan briffing. Koordinasi dan briffing ini

membahas rumusan-rumusan secara umum, berupa strategi jangka panjang

dan jangka pendek yang didasarkan pada kebutuhan dan dakwah dalam

rangka amar ma’ruf nahi munkar. Strategi jangka panjang terdiri dari visi,

misi, dan tujuan yang menterjemahkan orientasi strategi organisasi yang

menjadikan strategi induk pimpinan/direktur Uje Center. Adapun jangka

pendeknya adalah strategi bidang fungsional yang tampak pada dasar

kebijakan program, anggaran dasar, dan anggaran rumah tangga yang

merupakan strategi fungsional pimpinan/direktur Uje Center.

2. Implementasi strategi manajemen Uje Center bertumpu pada alokasi dan

pengorganisasian sumber daya manusia yang ditampakkan melalui

penetapan struktur kepemimpinan, dan budaya organisasi. Struktur

organisasi Uje Center menggambarkan hubungan fungsional (garis

kewenangan dan tanggung jawab) yang kuat antar manajemen. Bentuk

pimpimnan Uje Center berdasarkan pola dan hubungan kerja dan

wewenang ini termasuk kepada bentuk organisasi fungsional. Adapun

budaya organisasinya mengacu kepada panduan al-Qur’an dan Al-Sunnah,

kekeluargaan, kebersamaan dan silaturrahmi. Adapun gaya kepemimpinan

Page 92: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

79

yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan demokrasi, di mana

pengambilan keputusan di ambil secara demokratis yaitu dengan

musyawarah/koordinasi. implementasi strategi itu ditandfizkan (disahkan)

melalui keputusan koordinasi pimpinan dan di musyawarahkan kembali

lalu hasilnya di sosialisasikan kepada seluruh anggota Uje Center.

3. Evaluasi Pimpinan manajemen Uje Center terhadap strateginya dilakukan

secara periodik melalui beberapa macam permusyawaratan dan rapat kerja

baik pada tingkat organisasi maupun pada tingkat fungsional. Yakni rapat

kerja pimpinan, rapat kerja bagian dan rapat kerja evaluasi pelaksanaan

program. Selain itu, pimpinan/direktur utama dan pembimbing Uje Center

melakukan evaluasi melalui yang berisi data direktur dan manajer

operasional organisasi, dan data anggota staff dan pelaksana kegiatan.

B. Saran-Saran

Secara keseluruhan, manajemen strategi manajemen Uje Center sudah

cukup baik yang ditandai dengan adanya perumusan, implementasi, dan

evaluasi strategi organisasi. Namun demkian ada beberapa kelemahan yang

perlu diperbaiki oleh manajemen Uje Center, diantaranya:

1. Idealnya dalam melakukan proses evaluasi, Uje Center dapat

menggunakan beberapa langkah, antara lain, seperti mengukur kinerja,

membandingkan hasil dengan strandar, dan mengambil tindakan korektif.

Hendaknya ini di praktekkan dan bukan hanya menjadi idealisme semata.

Page 93: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

80

2. kondisi sumber daya manusia yang belum memadai dari segi kualitas dan

kuantitas hendaknya segera dicarikan solusinya oleh pihak organisai.

Membiarkan hal ini terus terjadi akan berpengaruh pada pencapaian tujuan

organisasi. Permasalahan-permasalahan ini bisa diminimalisir dengan

mengadakan pelatihan-pelatihan keorganisasian bagi para pengurus dan

mengadakan pengkaderan pada anggota organisasi.

3. Manajemen Uje Center pada tataran kajian dan konsep belaka, akan tetapi

harus melakukan langkah-langkah konkret. Jika manajeme Uje Center

serius melaksanakan program-programnya maka harus tersusun dan

dilaksanakan sesuai dengan baik sesuai tujua yang ingin dicapai.

4. Bagi para peneliti yang berminat melakukan penelitian tentang Uje Center,

hendaknya mengarahkan penelitiannya kepada hal-hal berikut:

a. Sistem kerja anggota organisasi Uje Center

b. Kepuasan konsumen pada pelayanan Uje Center dan masih banyak lagi

yang dapat di teliti oleh para peneliti yang berminat meneliti Uje

Center secara mendalam.

Page 94: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

81

DAFTAR PUSTAKA

Al Kisah, Majalah Kisah dan Hikmah, No. 24/Tahun III

Al-Faruqi, Isma’il, Al-Faruqi, Lois Lamya, Atlas Budaya Menjelajah Khazanah

Peradaban Gemilang Islam (edisi Indonesia), Bandung: Mizan, 1998

Amirullah dan Budiyono, Haris, Pengentar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2004 cet. Ke-2

Cantika, Amirullahdan Sari Budi, Manajemen Stratejik, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2002, Cet. Ke-1

David, Fred .R., Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 2002

Diarsipkan di bawah: Management SDM Ditandai: MSDM, Organisasi, reward «

Pengertian Management SDM 6 perspektif (pendekatan) MSDM »

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1999

Fadli, Ahmad, Organisai dan Administrasi, Kediri: Manhalun Nasyiin Press, 2002

Hafidhuddin, Didin, Tanjung, Hendri, Manajemen Syari’ah dalam Prektik,

Jakarta: Gema Insani Press, 2002

Imanuddin, Muhammad, Islamisasi Ilmu Pengetahuan, edisi enuju Manajemen

Islam, Jakarta: Pustaka Cidesinde, 2000

Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, Malang: Universitas Brawijaya, 2001,

edisi ketiga

Lubis, Azwar Heri, Manager Operasional Uje Center, wawancara pribadi,

Jakarta, 7 September 2009

Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006

Page 95: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

82

Muchtarom, Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta: Al-Amin dan

IKFA, 1996 cet. Ke-2

Nasution, Mulia, Pengantar Manajemen, Jakarta: Djambatan, 1996

Notoatmodjo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2003, Cet. Ke-3

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, Jakarta:

Balai Aksara, 1983, cat. Ke-2

Rafi’udin dan Djaliel, Maman Abd., Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung:

Pustaka Setia 2002

Ridha, Akrim, Menjadi Pribadi Sukses;Panduan Melejitkan Potensi Diri,

(Bandung: Syamil Cipta Media, 2002

Siagan, Sondang P., Manajemen Strategis, Yogyakarta: BPFE UGM, 1978

_______________, Analysis serta perumusan dan kebijaksaan dan strategi

organisasi, Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986, Cet. Ke-2

Sipratikno, Hendrawan, Anton Wachidin Widjaja, Sugiarto, Darmadi Durianto,

Advanced Strategic Management ‘ Back To Basic Approach’, Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama, Anggota IKAPI, 2003

Soehartono, Irawan, Metodologi Penenlitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian

BIdang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Bandung:

PT. Remaja Rosdakaraya, 2004

Wahyudi, Agustinus Sri, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berpikir Strategi,

Jakarta: Binarupa Aksara, 1996, cet. Ke-1

West, Michael, The Secrets of Successful Team Management - How to lead a

team to innovation, creativity and success, (Duncan Baird Publishers)

www. Sufisnews. Com, Artikel Tgl: 07 Juni 2005

Yusanto, M. Ismail dan Widjajakusuma, M. Karebet, Manajemen Strategis

Perspektif Syariah, Jakarta: Khairul Byaan, 2003, cet. Ke-I

Page 96: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

83

Wawancara

Jefri Al Bukhori, Wawancara Pribadi, Pondok Indah, 15 Maret 2009

M Jarkasih., Staff IT Uje Center, wawancara pribadi, Jl. Radio Dalam No.9D

Jakarta Selatan, 24 April 2009

Meili Susanti dan M. Jarkasih, Staff Penjadwalan dan staff IT Uje Center,

wawancara pribadi, Jl. Radio Dalam No.9D Jakarta Selatan, 12 Mei 2009

Azwar Heri Lubis, Manajer Operasional Uje Center, wawancara pribadi,

Jl.Radio Dalam Raya No.9D Jakarta Selatan, 7 September 2009

Page 97: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 98: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

STRATEGI MANAJEMEN UJE CENTER DALAM PENGELOLAAN

AKTIVITAS DAKWAH USTADZ JEFRI AL BUKHORI

Intervewer : M. Jarkasih

Jabatan : IT Staff

Waktu Wawancara : Jumat, 24 April 2009

Tempat Wawancara : Jl. Radio Dalam Raya No. 9D, Jakarta Selatan

Pedoman Wawancara

1. Menurut anda apakah dalam pengelolaan suatu manajemen membutuhkan

adanya strategi?

Jawaban: ya, jelas membutuhkan strategi karena untuk melihat dan memantau

atau mengobservasi setiap sutau program yang sedang dilakukan atau sebelum

dilakukan.

2. Strategi apa yang anda pakai dalam pengelolaan aktivitas dakwah ustadz Jefri

Al Bukhori?

Jawaban: sistem pengelolaannya dalam bentuk laporan dari masing-masing

program/kegiatan yang akan dilakukan atau sebelum dilakukan.

3. Perumusan strategi:

a. Bagaimana perumusan strategi yang dilakukan oleh manajemen Uje

Center?

Jawaban: dari masing-masing staff saling koordinasi dengan direksi/

pimpinan.

Page 99: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

b. Bagaimana visi manajemen Uje Center?

Jawaban: mensyiarkan islam dari pelosok dan berbagi dunia (Hongkong

dan Malaysia).

c. Bagaimana misi manajemen Uje Center?

Jawaban: untuk membantu para jamaah yang ingin belajar tentang islam

dan mencerdaskan seluruh umat di berbagai daerah.

d. Apa tujuan dari manajemen Uje Center?

Jawaban: mengelola dan mensyiarkan dakwah isalam untuk para jamaah.

e. Bagaimana Program kerja Uje Center?

Jawaban:

1) Pengajian bulanan setiap minggu ke 3 hr senin jam 19.00-21.00 di

masjid pondok indah bersama Ustadz Jefri Al Bukhori.

2) Konsultasi muallaf setiap sabtu ke 2 (1 bln 1x)jam 13.00-14.00

bersama Ustadz Kokoliem.

3) Pengajian remaja Azzahra setiap minggu ke 2 (1 bln 1x)jam 13.00-

15.00.

4) SOMSE (solusi menikah segera) setiap sabtu ke 2 jam 09.00-11.00

bersama Ustadz Aswan dan Kokoliem.

5) Tadabur alam bersama Ustadz Jefri Al Bukhori (1thn 1x).

6) Kursus tahfidz Qur’an, bahasa Arab dan Naghom.

7) Haji dan Umroh.

8) Pondok pesantren yatim (AS-SHOHABAH).

9) Saur on the road .

Page 100: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

4. Implementasi strategi:

a. Bagaimana implementasi strategi manajemen Uje Center?

Jawaban: implementasi strategi untuk manajemen Uje Center dalam

bentuk melayani dan membantu para jamaah yang ingin belajar tentang

Islam dan mengikuti suatu kegiatan ustadz Jefri di berbagai tempat, selain

itu Uje Center juga menerima curhat dan konsultasi dari berbagai jamaah

dan untuk menjalin tali silaturrahmi.

b. Bagaimana struktur manajemen Uje Center?

Jawaban:

STRUKTUR ORGANISASI UJE CENTER

PEMBINA

(Ustadz Jefri Al Bukhori)

DIREKTUR UTAMA

(Ustadz Aswan Faisal, SE)

DIREKTUR

(H. Fajar Sidik)

MANAGER OPERASIONAL

(Azwar Heri Lubis, SS)

Staff Keuangan Staff Penjadwalan Staff Lapangan Staff IT

Page 101: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

c. Bagaimana pengelolaan yang dilakukan oleh manajemen Uje Center?

Jawaban: setiap masing-masing staff membuat report atau laporan dari

masing-masing program atau kegiatan.

5. Evaluasi strategi:

a. Bagaimana evaluasi manajemen Uje Center?

Jawaban: setiap kegiatan yang dilakukan kami saling menerima masukan

atau saran dari masing-masing staff. Selain itu Uje Center juga selalu

briffing sebelum melakukan suatu kegiatan.

b. Bagaimana manajemen Uje Center melakukan pengukuran kinerja?

Jawaban: dengan cara melihat hasil dari masing-masing jamaah setiap

mengikuti kegiatan Uje Center.

c. Bagaimana manajemen Uje Center melakukan perbandingan antara

standar dengan pelaksaan?

Jawaban: setiap program yang kita lakukan adalah bentuk suatu

professional kerja dan kualitas kerja supaya jamaah juga senang dalam

mengikuti kegiatan Uje Center.

d. Bagaimana manajemen Uje Center melakukan perbandingan antara

prestasi dengan standar?

Jawaban: jelas beda, kalau prestasi adalah keberhasilan setiap apa yang

kita lakukan dalam bentuk program kerja untuk mendapatkan

reword/hadiah, sedangkan standar adalah sutau kegiatan yang biasa-biasa

saja tanpa ada suatu reword/hadiah.

Page 102: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

e. Bagaimana manajemen Uje center melakukan tindakan korektif dalam

evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatannya?

Jawaban: stiap masing-masing kordinator yang melakukan program akan

memberikan laporan ke Uje Center, lalu pimpinan Uje Center sendirilah

yang memantau/mengkoreksi berhasil atau tidaknya kerja tersebut

kemudian manajemen akan memberikan saran dan kritik terhadap

kordinator acara tersebut.

Page 103: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

Wawancara II

Intervewer : M. Jarkasih dan Meili Susanti

Jabatan : IT Staff dan Staff Penjadwalan

Waktu wawancara : Selasa, 12 Mei 2009

Tempat Wawancara : Jl. Radio Dalam Raya No. 9D, Jakarta Selatan

1. Apa yang melatarbelakangi berdinya manajemen Uje Center?

Jawaban: adanya ingin membantu dan melayani jamaah yang ingin

mengundang Ustadz Jefri Al Bukhori.

2. Bagaimana penetapan misi manajemen Uje Center?

Jawaban: untuk membantu para jamaah yang ingin belajar tentang Islam dan

da mencerdaskan seluruh umat di barbagai daerah.

3. Apa yang menjadi tolak ukur pernyataan misi tersebut?

Jawaban: mengobservsi dan menilai dari hasil kegiatan.

4. Apa yang menjadi tolak ukur pencapaian misi tersebut?

Jawaban: keberhasilan dari setiap apa yang dilakukan.

5. Bagaimana perumusan strategi yang dilakukan oleh manajemen Uje Center?

Jawaban: dari masing-masimg staff saling koordinasi dengan

direksi/pimpinan.

6. Apa yang menjadi visi manajemen Uje Center?

Jawaban: untuk membantu dan silaturrahmi antar jamaah.

7. Pernyataan visi tersebut dimaksudkan untuk apa?

Jawaban: untuk memperluas jaringan Islam di berbagai daerah dan pelosok.

8. Apa yang menjadi tujuan manajemen Uje Center?

Page 104: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

Jawaban: mengelola dan mensyiarkan dakwah Islam untuk para jamaah.

9. Bagaimana implementasi strategi manajemen Uje Center?

Jawaban: Implementasi strategi untuk manajemen Uje Center dalam bentuk

melayani dan membantu para jamaah yang ingin belajar tentang Islam dan

mengikuti suatu kegiatan Ustadz Jefri di berbagai tempat, selain itu Uje center

juga menerima curhat dan konsultasi dari berbagai jamaah dan untuk menjalin

silaturrahmi.

10. Bagaimana implementasi struktur pada manajemen Ujer Center?

Jawaban:

STRUKTUR ORGANISASI UJE CENTER

.Pembina : (Ustadz Jefri Al Bukhori)

Beliau adalah yang memonitoring seluruh hasil kerja pada

manajemen Uje Center.

2. Direktur Utama: (Ustadz Aswan Faisal, SE)

Beliau adalah yang mengarahkan dan bertanggung jawab dalam

semua aktivitas yang dilakukan oleh manajemen Uje Center.

3. Direktur: (H. Fajar Sidik)

Beliau bertugas menerima hasil kegiatan dan mengoreksinya, lalu

memusyawarahkannya kepada Direktur Utama dan Pembina.

4. Manager Operasional: (Azwar Heri Lubis, SS)

Beliau adalah penanggug jawab dari sukses atau tidaknya hasil dari

aktivitas dakwah Ustad Jefri Al Bukhori. Karena beliau yang memantau

langsung segala kegiatan dari manajemen Uje Center Dan beliau yang

Page 105: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

lebih sering terjun di lapangan dan menghendel segala sesuatu yang terjadi

pada manajemen Uje Center. dalam manajemen Uje Canter terdapat

beberapa staff yakni: staff keuangan, staff penjadwalan, staff lapangan,

dan staff IT.

11. Seperti apakah budaya organisasi pada manajemen Uje Centert?

Jawaban: tidak di beda-bedakan/membedakan dari masing-masing

kultur/budaya setiap karyawan Uje Center.

12. Bagaimana gaya kepemimpinan pada manajemen Uje center?

Jawaban: Jujur, adil, dan bijaksana (Demokratis).

13. Apa saja lingkup program manajemen Uje Center?

Jawaban:

a. Pengajian bulanan setiap minggu ke 3 hr senin jam 19.00-21.00 di masjid

pondok indah bersama Ustadz Jefri Al Bukhori.

b. Konsultasi muallaf setiap sabtu ke 2 (1 bln 1x) jam 13.00-14.00 bersama

Ustadz Kokoliem.

c. Pengajian remaja Azzahra setiap minggu ke 2 (1 bln 1x) jam 13.00-15.00.

d. SOMSE (solusi menikah segera) setiap sabtu ke 2 jam 09.00-11.00

bersama Ustadz Aswan dan Kokoliem.

e. Tadabur alam bersama Ustadz Jefri Al Bukhori (1thn 1x).

f. Kursus tahfidz Qur’an, bahasa Arab dan Naghom.

g. Haji dan Umroh.

h. Pondok pesantren yatim (AS-SHOHABAH).

i. Saur on the road .

Page 106: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

14. Bagaimana pemantauan kinerja pada manajemen Uje Center?

Jawaban: setiap masing-masing staff selalu koordinasi.

15. Upaya apa yang dilakukan kedepan oleh manajemen Uje Center dalam

mengembangkan pengelolaan aktivitas dakwah Ustadz Jefri Al Bukhori?

Jawaban: mensyiarkan Islam dalam bentuk media elektronik, seperti: website,

email, fashbook, frienster, media televisi dan media lainnya. Sedangkan media

cetaknya adalah memberikan artikel-artikel Islam di berbagai Koran dan

majalah.

16. Upaya apa saja yang dilakukan oleh manajemen Uje Center dalam

mempertahankan popularitas ustadz Jefri Al Bukhori sebagai da’i yang

kondang dan terkenal seperti sekkarang, dalam menghadapi persaingan yang

semakin maju pada saat ini?

Jawaban: manajemen selalu memberikan motivasi dan saran atau

memberitahukan berita yang terbaru tentang Islam, supaya Ustadz Jefri dapat

memberikan ceramah dengan berbagai cara.

17. Bagaimana rencana dan perkembangan Uje Center kedepan?

Jawaban: Insya Allah akan mendirikan pondok pesantren yatim gratis

khususnya bagi anak yatim yang tidak mampu atau tidak punya kedua orang

tuanya lagi.

Page 107: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

Foto saat observasi wawancara bersama tim manajemen UJE Center

Foto saat mencari data dan wawancara bersama tim manajemen UJE Center

Page 108: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

Foto bersama tim manajemen UJE Center

Observasi dan wawancara bersama tim manajemen Uje Center

Page 109: J A K A R T A 1430 H /2009 Mrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4918/1...11. Teman-teman dan keluarga besar Kohati teruskan semangat kalian ya.. 12. Kapada keluarga

Foto di kantor tim manajemen UJE Center

Foto saat minta surat keterangan wawancara bersama tim manajemen UJE Center