142127354 BAB I Dead on Arrival

3
BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka pelayanan pasien yang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit, tidak dapat dihindari bahwa akan ada banyak kasus dengan pasien yang sudah datang dengan keadaan sudah meninggal. Kasus kematian mendadak akibat penyakit seringkali mendatangkan kecurigaan baik bagi penyidik, masyakat atau keluarga, khususnya bila yang meninggal adalah orang yang cukup dikenal oleh masyarakat. Penentuan sebab kematian menjadi penting terkait dengan kepentingan hukum, perubahan status almarhum dan keluarganya, serta hak dan kewajiban yang timbul dari meninggalnya orang tersebut. Otopsi sebagai suatu jalan penentuan sebab kematian merupakan pilihan solusi saat berhadapan dengan suatu kematian mendadak. Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada 24 jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul. Kematian mendadak tidak selalu tidak diduga, dan kematian yang tak diduga tidak selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu kasus. Terminologi kematian mendadak dibatasi pada suatu kematian alamiah yang terjadi tanpa diduga dan terjadi secara mendadak, mensinonimkan kematian mendadak dengan terminologi ”sudden natural unexpected death”. Kematian alamiah di sini berarti kematian hanya disebabkan oleh penyakit bukan aibat trauma atau racun. Berdasarkan data yang kami dapat dari bagian Rekam Medik (RM) Rumah Sakit Margono Soekarjo kebanyakan pada pasien dengan Death On Arrival (DOA) jarang disertai dengan kelengkapan pengisian RM, sehingga sering didapat pasien dengan DOA tanpa diagnosis. Pengenalan sebab kematian pada kasus kematian mendadak secara mendasar adalah proses interpretasi yang mencakup deteksi perubahan patologis yang ditemukan secara anatomis, patologi anatomi, bakteriologis dan kimiawi serta seleksi lesi yang ditemukan yang dianggap mematikan bagi korban. Menurut sistem tubuh, lesi yang menyebabkan kematian mendadak dapat dibagi atas : 1. Penyakit jantung dan pembuluh darah

Transcript of 142127354 BAB I Dead on Arrival

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Dalam rangka pelayanan pasien yang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah

    Sakit, tidak dapat dihindari bahwa akan ada banyak kasus dengan pasien yang sudah datang

    dengan keadaan sudah meninggal. Kasus kematian mendadak akibat penyakit seringkali

    mendatangkan kecurigaan baik bagi penyidik, masyakat atau keluarga, khususnya bila yang

    meninggal adalah orang yang cukup dikenal oleh masyarakat. Penentuan sebab kematian

    menjadi penting terkait dengan kepentingan hukum, perubahan status almarhum dan

    keluarganya, serta hak dan kewajiban yang timbul dari meninggalnya orang tersebut. Otopsi

    sebagai suatu jalan penentuan sebab kematian merupakan pilihan solusi saat berhadapan

    dengan suatu kematian mendadak.

    Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada 24 jam

    sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi

    dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul. Kematian mendadak

    tidak selalu tidak diduga, dan kematian yang tak diduga tidak selalu terjadi mendadak, namun

    amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu kasus.

    Terminologi kematian mendadak dibatasi pada suatu kematian alamiah yang terjadi

    tanpa diduga dan terjadi secara mendadak, mensinonimkan kematian mendadak dengan

    terminologi sudden natural unexpected death. Kematian alamiah di sini berarti kematian

    hanya disebabkan oleh penyakit bukan aibat trauma atau racun. Berdasarkan data yang kami

    dapat dari bagian Rekam Medik (RM) Rumah Sakit Margono Soekarjo kebanyakan pada

    pasien dengan Death On Arrival (DOA) jarang disertai dengan kelengkapan pengisian RM,

    sehingga sering didapat pasien dengan DOA tanpa diagnosis.

    Pengenalan sebab kematian pada kasus kematian mendadak secara mendasar adalah

    proses interpretasi yang mencakup deteksi perubahan patologis yang ditemukan secara

    anatomis, patologi anatomi, bakteriologis dan kimiawi serta seleksi lesi yang ditemukan yang

    dianggap mematikan bagi korban. Menurut sistem tubuh, lesi yang menyebabkan kematian

    mendadak dapat dibagi atas :

    1. Penyakit jantung dan pembuluh darah

  • a. Penyumbatan arteri koroner

    b. Lesi miokard, katup jantung, endokardium dan perikardium

    c. Penyakit jantung kongenital

    d. Lesi aorta

    2. Penyakit Respiraasi

    a. Asfiksia

    b. Perdarahan jalan nafas

    c. Pneumothorak

    d. Infeksi paru

    3. Penyakit otak dan lesi intrakranial

    4. Penyakit saluran cerna serta urogenital

    a. Perdarahan ke dalam saluran cerna

    b. Perdarahan intra abdomen

    c. Syok

    d. Infeksi peritoneum

    e. Lesi urogenital

    5. Penyakit lainnya

    Jika dilihat dari aspek medikolegal pada suatu tindak pidana pembunuhan, pelaku

    biasanya akan melakukan suatu tindakan/usaha agar tindak kejahatan yang dilakukanya

    tidak diketahui baik oleh keluarga, masyarakat dan yang pasti adalah pihak penyidik (polisi),

  • salah satu modus operandus yang bisa dilakukan adalah dengan cara membawa jenazah

    tersebut ke rumah sakit dengan alasan kecelakaan atau meninggal di perjalanan ketika

    menuju kerumah sakit (Death On Arrival) dimana sebelumnya almarhum mengalami

    serangan suatu penyakit (natural sudden death).

    Pada kondisi diatas, dokter sebagai seorang profesional yang mempunyai kewenangan

    untuk memberikan surat keterangan kematian harus bersikap sangat hati-hati dalam

    mengeluarkan dan menandatangani surat kematian pada kasus kematian mendadak (sudden

    death) karena dikhawatirkan kematian tersebut setelah diselidiki oleh pihak penyidik

    merupakan kematian yang terjadi akibat suatu tindak pidana. Kesalahan prosedur atau

    kecerobohan yang dokter lakukan dapat mengakibatkan dokter yang membuat dan

    menandatangani surat kematian tersebut dapat terkena sangsi hukuman pidana. Ada beberapa

    prinsip secara garis besar harus diketahui oleh dokter berhubungan dengan kematian

    mendadak akibat penyakit yaitu :

    1. Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat adanya tanda-tanda kekerasan yang

    signifikan dan dapat diprediksi dapat menyebabkan kematian ?

    2. Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda yang mengarah pada

    keracunan ?

    3. Apakah almarhum merupakan pasien (Contoh: Penyakit jantung koroner) yang rutin

    datang berobat ke tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit ?

    4. Apakah almarhum mempunyai penyakit kronis tetapi bukan merupakan penyakit

    tersering penyebab natural sudden death ?

    Berdasarkan hal-hal tersebut di atas kami bermaksud menelaah perihal pro kontra kasus

    Death On Arrival terutama kaitannya jika dilihat dari aspek medikolegal.