14. BAB V

6
45 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Model Pembelajaran 5E Learning Cycle Terhadap Kerja Ilmiah Siswa Data kerja ilmiah berdasarkan hasil observasi terdistribusi normal dan berasal dari sampel yang homogen, sehingga data kerja ilmiah dapat dianalisis dengan menggunakan teknik uji-t. Berdasarkan hasil uji hipotesis menujukkan hasil t hitung = 6,666 > 2,0042 ( t 56; .05 ), maka H 0 ditolak. Selanjutnya rerata kerja ilmiah siswa 76,65 > 65,14. Nilai rata-rata kerja ilmiah kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kerja imiah kelas kontrol . Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata kerja ilmiah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berarti dapat disimpulkan bahwa kerja ilmiah siswa yang belajar dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle lebih tinggi daripada kerja ilmiah siswa yang belajar dengan model pembelajaran Direct Instruction. Kerja ilmiah siswa kelas eksperimen dapat lebih baik daripada kelas kontrol karena melalui pembelajaran dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle, siswa diberi tanggung jawab sepenuhnya untuk mencari pemecahan dari masalah yang disajikan oleh guru melalui kegiatan pengamatan,yaitu pada fase exploration sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk melakukan pengamatan guna memecahkan masalah yang disajikan oleh guru.

description

BAB V

Transcript of 14. BAB V

  • 45

    BAB V

    PEMBAHASAN

    A. Pengaruh Model Pembelajaran 5E Learning Cycle Terhadap Kerja

    Ilmiah Siswa

    Data kerja ilmiah berdasarkan hasil observasi terdistribusi normal dan

    berasal dari sampel yang homogen, sehingga data kerja ilmiah dapat dianalisis

    dengan menggunakan teknik uji-t. Berdasarkan hasil uji hipotesis menujukkan

    hasil thitung = 6,666 > 2,0042 ( t56; .05), maka H0 ditolak. Selanjutnya rerata kerja

    ilmiah siswa 76,65 > 65,14. Nilai rata-rata kerja ilmiah kelas eksperimen lebih

    tinggi daripada nilai rata-rata kerja imiah kelas kontrol . Jadi dapat disimpulkan

    bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata kerja ilmiah antara kelas

    eksperimen dan kelas kontrol. Berarti dapat disimpulkan bahwa kerja ilmiah siswa

    yang belajar dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle lebih tinggi daripada

    kerja ilmiah siswa yang belajar dengan model pembelajaran Direct Instruction.

    Kerja ilmiah siswa kelas eksperimen dapat lebih baik daripada kelas

    kontrol karena melalui pembelajaran dengan model pembelajaran 5E Learning

    Cycle, siswa diberi tanggung jawab sepenuhnya untuk mencari pemecahan dari

    masalah yang disajikan oleh guru melalui kegiatan pengamatan,yaitu pada fase

    exploration sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk melakukan

    pengamatan guna memecahkan masalah yang disajikan oleh guru.

  • 46

    Kerja ilmiah yang lebih baik dengan model pembelajaran 5E Learning

    Cycle, diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih (2012)

    yang berjudul "Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran 5E Dengan Model

    Pengajaran Langsung terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kinerja Ilmiah Siswa

    SMA" menemukan bahwa kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan

    model pembelajaran 5E menunjukkan hasil belajar dan kinerja ilmiah yang lebih

    baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang menggunakan model pengajaran

    langsung.

    Ketika ditelaah lebih rinci siswa yang memiliki kerja ilmiah sangat baik,

    cenderung lebih aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa yang memiliki

    kerja ilmiah kurang baik, cenderung lebih pasif pada saat pembelajaran

    berlangsung. Permasalahan awal yang diajukan oleh guru pada fase engagement

    memacu siswa untuk mencari jawaban dari permasalahan tersebut. Terbukti pada

    saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa yang memiliki kerja ilmiah baik

    maupun yang memiliki kerja ilmiah kurang baik di kelas eksperimen, cenderung

    aktif untuk menjawab permasalahan awal yang diajukan oleh guru. Selain itu,

    siswa juga bertanya aktif mengenai hubungan permasalah yang diajukan dengan

    pengetahuan lain yang dijawab pada fase elaboration.

    Marlinda (2009: 3) menyatakan bahwa "pendidikan sains tidak hanya

    terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas

    kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam

    mempelajari gejala alam yang belum diterangkan." 5E Learning Cycle merupakan

    salah satu model pembelajaran yang dalam tahapannya mendorong siswa untuk

    aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan mencari tahu melalui suatu pengamatan

  • 47

    atau percobaan. Hal tersebut sejalan dengan beberapa hal yang dilatihkan dalam

    kerja ilmiah yaitu mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengukur,

    memprediksi, dan menyimpulkan. Dengan demikian, siswa akan menjadi

    pebelajar yang mandiri dengan menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi dan

    diimplementasikan melalui kegiatan percobaan, serta siswa mampu membangun

    pengetahuan dalam pikirannya sendiri melalui serangkaian kegiatan ilmiah dalam

    kegiatan pembelajaran, terutama pembelajaran Fisika.

    B. Pengaruh Model Pembelajaran 5E Learning Cycle Terhadap Prestasi

    Belajar Fisika Siswa

    Data prestasi belajar Fisika berdasarkan nilai posttest terdistribusi normal

    dan berasal dari sampel yang homogen, sehingga data prestasi belajar Fisika dapat

    dianalisis dengan menggunakan teknik uji-t. Berdasarkan hasil uji hipotesis

    menujukkan hasil thitung sebesar 0,939 < 2,0042 (t56; .05), maka H0 diterima.

    Selanjutnya rerata prestasi belajar Fisika siswa 74,27 > 71,89. Nilai rata-rata

    prestasi belajar Fisika atau nilai rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih

    tinggi daripada nilai rata-rata prestasi belajar Fisika atau nilai rata-rata nilai

    posttest kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

    signifikan terhadap rata-rata prestasi belajar Fisika berdasarkan nilai posttest

    antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berarti dapat disimpulkan bahwa

    prestasi belajar Fisika siswa yang belajar dengan model pembelajaran 5E

    Learning Cycle tidak lebih tinggi daripada prestasi belajar Fisika siswa yang

    belajar dengan model pembelajaran Direct Instruction.

    Prestasi belajar Fisika siswa kelas eksperimen tidak dapat lebih baik

    daripada kelas kontrol karena melalui pembelajaran dengan model pembelajaran

  • 48

    5E Learning Cycle, siswa kurang diberi tanggung jawab sepenuhnya untuk

    menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau dalam konteks

    yang berbeda misalnya dengan mengerjakan soal latihan, yaitu pada fase

    elaboration sehingga siswa kurang mempunyai kesempatan untuk memperdalam

    latihan dalam pengerjaan soal dengan beberapa macam permasalahan.

    Pemahaman konsep dalam pembelajaran Fisika khususnya pada materi

    suhu dan kalor tidak hanya dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran

    yang berpusat pada guru. Pembelajaran Fisika lebih bermakna ketika siswa

    diberikan kesempatan untuk terlibat dalam proses pembelajaran, dengan demikian

    siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Senada dengan penelitian yang telah

    dilakukan, pembelajaran Fisika tidak hanya berpusat pada guru melainkan

    pembelajaran berpusat pada siswa dan mendorong siswa untuk aktif dalam

    pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari fase pembelajaran 5E Learning Cycle,

    yang dalam fasenya mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

    Pembelajaran dengan model pembelajaran 5E Learning Cycle pada

    prinsipnya memberikan gambaran mengenai materi yang akan dipelajari dengan

    mengajukan suatu permasalahan pada tahap engagement, dan guru memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk emncari jawaban atau penyelesaian dari

    permasalahan yang diajukan oleh guru. Permasalahan yang diajukan oleh guru

    sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dapat mengidentifikasi

    dan memecahkan masalah yang diajukan dengan mudah. Dapat dikatakan bahwa

    siswa dapat membangun pengetahuan dan pikirannya sendiri setelah mencoba

    menemukan pemecahan masalah yang diajukan oleh guru.

  • 49

    Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang mungkin dapat

    menyebabkan siswa mencapai prestasi belajar Fisika yang relatif rendah, di

    antaranya sebagai berikut.

    1) Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang baru. Ketika guru

    membagikan set alat untuk melakukan pengamatan, beberapa siswa asyik

    bermain dengan set alat yang telah dibagikan untuk mencoba hal-hal baru,

    yang mengakibatkan waktu pembelajaran banyak yang terbuang. Akibatnya

    beberapa siswa tersebut tidak memperhatikan pengarahan yang diberikan oleh

    guru. Usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengubah sikap siswa yang

    demikian yaitu dengan membagikan set alat untuk pengamatan setelah

    memberikan pengarahan, selain itu guru memberikan kesempatan siswa

    untuk bertanya mengenai cara penggunaan set alat dan lain-lain.

    2) Terbatasnya waktu kegiatan pembelajaran (KBM) yang mengakibatkan

    keterlaksanaan model pembelajaran 5E Learning Cycle kurang optimal,

    khususnya pada tahap evaluation. Usaha yang dilakukan untuk

    memaksimalkan kegiatan pembelajaran mengkondisikan siswa yang kurang

    aktif dan siswa yang terlalu aktif, serta mengatur waktu dengan sebaik

    mungkin dengan tujuan semua tahapan model pembelajaran 5E Learning

    Cycle dapat tercapai dengan maksimal.

    3) Beberapa siswa yang diam, cenderung tidak mengutarakan pendapatnya pada

    tahap engagement, pada tahap exploration, serta pada tahap evaluation.

    Siswa yang cenderung aktif, cenderung menguasai kelas dengan

    mengutarakan pendapat-pendapatnya dan tidak memberikan kesempatan

    teman yang lain untuk berpendapat. Usaha yang dilakukan untuk merubah

  • 50

    sikap siswa yang demikian adalah dengan menunjuk siswa yang cenderung

    diam untuk menyampaikan pendapatnya, dengan tujuan semua siswa

    mempunyai kesempatan yang sama dalam mengemukakan pendapatnya

    dalam kegiatan pembelajaran.