14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

68
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari kata Yunani strategia yang berarti ilmu perang atau panglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat perang, angkatan darat atau laut. 1 Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari bahasa Yunani itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. Seorang pakar psikologi pendidikan Australia, Michael J. Lawson yang dikutip oleh Muhibbin Syah penulis buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru mengartikan “strategi sebagai prosedur mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu.2 Sedangkan Wiranataputra yang dikutip oleh Muhibbin Syah penulis buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru mengartikan bahwa Strategi pembelajaran menurut merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan 1 Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal.2 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1995), hal.214 14

Transcript of 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

Page 1: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembahasan Tentang Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari kata Yunani strategia yang berarti ilmu perang

atau panglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah

suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara

mengatur posisi atau siasat perang, angkatan darat atau laut.1

Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari bahasa

Yunani itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah

untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. Seorang pakar

psikologi pendidikan Australia, Michael J. Lawson yang dikutip oleh

Muhibbin Syah penulis buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan

Baru mengartikan “strategi sebagai prosedur mental yang berbentuk

tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai

tujuan tertentu.”2

Sedangkan Wiranataputra yang dikutip oleh Muhibbin Syah

penulis buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru mengartikan

bahwa

Strategi pembelajaran menurut merupakan kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

1 Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2008), hal.2 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,1995), hal.214

14

Page 2: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

15

belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan

pengajaran dan para pegajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran.3

Menurut Kemp yang dikutip Wina Sanjaya penulis buku Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan menjelaskan bahwa

“strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

efektif dan efisien.” Senada dengan pendapat diatas, Dick and Carey juga

menyebutkan bahwa “strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan

prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk

menimbulkan hasil belajar pada siswa.”4

Sedangkan strategi pembelajaran Agama Islam adalah cara suatu

strategi atau cara yang menjelaskan tentang komponen-komponen umum

dari suatu set bahan pembelajaran agama dan prosedur-prosedur yang akan

digunakan bersama-sama dengan bahan bahan-bahan tersebut untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan

efesien. Abu Ahmadi, dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar ada empat

strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Mengidentifakasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi

pertubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik

sebagaimana yang diharapkan.

b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan

aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

3 Ibid., hal.6

4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta:

Kencana, 2010), hal.126

Page 3: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

16

c. Memilih dan menetapkan prosedur metode dan teknik belajar

mengajaryang diharapkan paling tepat dan efektif sehingga

dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam kegiatan belajar.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau

kriteria serta standart keberhasilan sehingga dapat dijadikan

pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan

belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik

demi penyempurnaan sistem Intriksional yang besangkutan

secara keseluruhan.5

2. Klasifikasi Strategi Pembelajaran

Klasifikasi strategi pembelajaran adalah pengelompokan strategi

pembelajaran berdasarkan segi-segi yang sejenis yang terdapat dalam

setiap strategi pembelajaran. Berikut ini dipaparkan komponen-komponen

yang terdapat dalam proses pembelajaran yang dikemukakan oleh Gulo

yang dikutip Iskandarwassid, penulis buku Strategi Pembelajaran Bahasa:

a. Tujuan Pengajaran

Dalam proses pembelajaran dikenal dua macam tujuan

pengajaran, yaitu tujuan intruksional (intructional effect) dan

tujuan iringan (nurturant effect). Tujuan intruksional dinyatakan

secara eksplisit dalam GBPP (Garis-garis Besar Program

Pengajaran), sedangkan tujuan iringan tidak terdapat dalam

GBPP, tetapi bergantung pada pengajar dalam mengajar dalam

merancang strategi pembelajaran. Tujuan pengajaran yang

berbeda mengharuskan pengajar memilih dan menentukan

strategi pembelajaran yang berbeda pula. Tujuan pengajaran

yang berorientasi pada pembentukan sikap tentu tidak akan

dapat dicapai dengan strategi pembelajaran yang berorientasi

pada dimensi kognitif. Tujuan pengajaran merupakan faktor atau

acuan yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi

pembelajaran.

b. Pengajar

Setiap pengajar dituntut untuk menguasai berbagai kemampuan

sebagai pengajar yang profesional dalam bidangnya. Wawasan

kependidikan pengajar pada hakikatnya menunjuk pada cara

seorang pengajar melihat dirinya dan tugas-tugasnya yang

bersumber pada pandangan hidup yang dimilikinya.6

5 Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), hal.12

6 Ibid., hal.23

Page 4: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

17

Adanya perbedaan dalam memilih stretegi pembelajaran yang

akan digunakan oleh seorang pengajara yang satu dengan yang

lain pada tahap program, disebabkan oleh adanya perbedaan,

pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran,

gaya mengajar, pandangan hidup, dan wawasan masing-masing.

c. Peserta didik

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan

menentukan strategi pembelajaran yang tepat adalah peserta

didik. Hal ini disebabkan adanya perbedaan latar belakang dari

masing-masing peserta didik, seperti lingkunganbudaya, gaya

belajar, keadaan ekonomi dan tingkat kecerdasan. Makin tinggi

kemajemukan masyarakat, makin besar pula perbedaan atau

variasi ini di dalam kelas.

d. Materi pelajaran

Komponen ini merupakan salah satu masukan yang harus

dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Materi

pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan informal.

Bahan-bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar

pengajaran lebih elevan dan aktual.

e. Metode pengajaran

Adanya berbagai metode pengajaran perlu dipertimbangkan

dalam strategi pembelajaran. Ini perlu karena pemakaian suatu

metode akan mempengaruhi bentuk strategi pembelajaran.7

f. Media pengajaran

Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih

atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan

keefektifan media yang digunakan oleh pengajar. Media

pengajaran yang tersedia akan berpengaruh pada pemilihan

strategi pembelajaran.

g. Faktor administrasi dan finansial

Faktor-faktor yang tidak boleh diabaikan dalam pemilihan

strategi pembelajaran adalah segi administrasi dan finansial,

seperti jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar. Pada

intinya sarana dan prasarana harus menjadi faktor penunjang

yang benar-benar berfungsi selama proses pembelajaran

berlangsung.8

3. Jenis Strategi Pembelajaran

Menurut Gulo yang dikutip Iskandarwassid penulis buku Strategi

Pembelajaran Bahasa bahwa:

7 Ibid., hal.24

8 Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa., hal.22

Page 5: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

18

Seorang pengajar yang profesional tidak hanya berfikir tentang apa

yang akan dikerjakan dan bagaimana diajarkan, tetapi juga tentang

siapa menerima pelajaran, apa makna belajar bagi peserta didik,

dan kemampuan apa yang ada pada peserta didik dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Pengajar harus memilih strategi pembelajaran yang tepat agar

peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mencapai tujuan

yang diharapkan.

Berikut ini dijelaskan jenis-jenis strategi pembelajaran berdasarkan

klasifikasinya:

a. Strategi pembelajaran berdasarkan penekanan komponen dalam

program pengajaran

1) Strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar

Ada yang berpendapat bahwa mengajar adalah

menyampaikan informasi kepada peserta didik. Dalam pengertian

demikian, tekanan strategi pembelajaran berada pada pengajar itu

sendiri. Belajar dalam pendekatan ini adalah usaha untuk menerima

informasi dari pengajar sehingga dalam aktivitas pembelajaran

peserta didik cenderung menjadi pasif. Strategi pembelajaran yang

berpusat pada pengajaran ini disebut teacher centre strategies.

Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan strategi

pembelajaran ini adalah teknik ceramah, teknik team teaching,

teknik sumbang saran, teknik demonstrasi, dan teknik antar disiplin.

Page 6: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

19

2) Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

adalah strategi pembelajaran yang kesempatan seluas-luasnya

kepada peserta didik untuk aktif dan berperan dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran ini pengajar berperan

sebagai fasilitator dan motivator. Pengajar membantu peserta didik

untuk memngembangkan dirinya secara utuh sehingga pengajar

harus mengenal potensi-potensi yang dimiliki peserta didik untuk

dikembangkan.

Teknik penyajian yang paralel dengan strategi pembelajaran

ini adalah teknik inkuiri, teknik satuan pengajar (unit teaching),

teknik advokasi, teknik diskusi, teknik kerja kelompok, teknik

penemuan (discovery), teknik eksperimen, teknik kerja lapangan,

teknik sosio drama, teknik nondirektif, dan teknik penyajian kasus.9

3) Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pengajaran

Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pengajaran,

atau yang disebut dengan material center strategies bertitik tolak

dari pendapat yang mengemukakan bahwa belajar adalah usaha

untuk memperoleh dan menguasai informasi. Dalam hal ini, strategi

pembelajaran dipusatkan pada materi pelajaran. Menurut Gulo dalam

strategi ini perlu diperhatikan dua hal. Pertama, kecenderungan pada

dominasi kognitif dimana pendidikan efektif dan keteramplan kurang

9 Ibid., hal.28

Page 7: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

20

mendapat perhatian yang memadai dalam kerangka peningkatan

kualitas manusia seutuhnya. Kedua, materi pelajaran yang

disampaikan dikelas, dan yang dimuat dalam buku teks, akan makin

usang dengan pesatnya perkembangan dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Teknik penyajian yang paralel dengan strategi pembelajaran

yang berpusat pada materi pengajaran adalah tutorial, teknik, teknik

modular, dan teknik pengajaran terpadu (antar disiplin), teknik

secara kasuistik, teknik kerja lapangan, teknik kerja lapangan, teknik

eksperimen, dan teknik demonstrasi.

b. Strategi pembelajaran berdasarkan kegiatan pengolahan pesan atau

materi

1) Strategi pembelajaran ekspositoris

Strategi pembelajaran ekspositoris merupakan strategi

berbentuk penguraian, baik berupa bahan tertulis maupun penjelasan

atau penyajian verbal. Strategi pembelajaran ini menekankan kepada

proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada

sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran secara optimal.10

Roy Killen yang dikutip Wina

Sanjaya, penulis buku Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan “menanamkan strategi ekspositori ini dengan

istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Karena

10

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta:

Kencana, 2010), hal.179

Page 8: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

21

dalam strategi ini pembelajaran disampaikan langsung oleh guru.

Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran

seakan-akan sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih

menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan

istilah strategi “chalk and talk”.

Pengajar mengolah materi secara tuntas sebelum

disampaikan dikelas. Strategi pembelajaran ini menyiasati agar

semua aspek dari komponen-komponen pembentuk sistem

intruksional mengarah pada sampainya isi pelajaran kepada peserta

didik secara langsung. Dalam strategi ini pengajar berperan sangat

dominan, sedangkan peserta didik berperan sangat pasif atau

menerima saja.

Teknik penyajian penyajian yang paralel dengan strategi ini

adalah teknik ceramah, teknik diskusi, teknik interaksi masa, teknik

antar disiplin, teknik simulasi, teknik demonstrasi dan teknik team

teaching.

2) Strategi pembelajaran heuristik atau kuriorstik

Strategi pembelajaran heruistik adalah strategi pembelajaran

yang bertolak belakang dengan strategi pembelajaran ekspositoris

karena dalam strategi ini peserta didik diberi kesempatan untuk

berperan dominan dalam proses pembelajaran. Strategi ini

menyiasati agar aspek-aspek komponen pembentuk sistem

instruksional mengarah kepada pengaktifan peserta didik mencari

Page 9: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

22

dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka

butuhkan.

Teknik penyajian yang paralel dengan strategi pembelajaran

ini adalah inkuiri, pemecahan masalah (problem solving),

eksperimen, penemuan (discovery), teknik nondirektif, penyajian

secara kasus, dan teknik penyajian kerja lapangan.

c. Strategi pembelajaran berdasarkan pengolahan pesan atau materi

1) Strategi pembelajaran deduksi

Strategi pembelajaran deduksi pesan dioleh mulai dari hal

umum kepada hal yang khusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-

hal yang nyata, dari konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-

contoh yang konkret, dari sebuah premis menuju kesimpulan yang

logis. Langkah-langkah dalam strategi deduktif meliputi tiga tahap.

Pertama, pengajar memilih pengetahuan untuk diajarkan. Kedua,

pengajar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Ketiga,

pengajar memberikan contoh dan membuktikannya kepada peserta

didik. Misalnya bila diambil contoh untuk pengajaran tentang

kalimat tunggal, maka pengajar memulai dengan definisi kalimat

tunggal, contoh-contoh kalimat tunggal, dan dilanjutkan dengan

penjelasan ciri-ciri kalimat tunggal.

Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan strategi

pembelajaran deduktif adalah teknik ceramah.

Page 10: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

23

2) Strategi pembelajaran induksi

Strategi pembelajaran induksi adalah pengolahan pesan yang

dimulai dari hal-hal yang khusus, dari peristiwa-peristiwa yang

bersifat individual menuju generalisasi, dari pengalaman-

pengalaman empiris yang individual menuju kepada konsep yang

bersifat umum. Menurut Kenneth B. Anderson yang dikutip oleh

Iskandarwassid penulis buku Strategi Pembelajaran Bahasa bahwa:

Ada beberapa langkah untuk menentukan strategi pembelajaran

induksi. Pertama, pengajar memilih bagian dari pengetahuan,

aturan umum, prinsip, konsep, dst. yang akan diajarkan. Kedua,

pengajar menyajikan contoh-contoh spesifik untuk dijadikan

bagian penyusunan hipotesis. Ketiga, bukti-bukti disajikan

dengan maksud membenarkan atau menyangkal berbagai

hipotesis tersebut. Keempat, menyimpulkan bukti dan contoh-

contoh tersebut. Pengajar terlebih dahulu memberikan contoh-

contoh kalimat tunggal, kemudian dijelaskan ciri-ciri kalimat

tunggal sehingga peserta didik dapat mendefinisikan sendiri

tentang kalimat tunggal.11

Teknik penyajian yang paralel dengan teknik ini adalah

teknik penemuan (discovery), teknik satuan pengajar (unit teaching),

teknik penyajian secara kasus, dan teknik nondirektif.

d. Strategi pembelajaran berdasarkan cara memproses penemuan

1) Strategi pembelajaran ekspositoris

Strategi pembelajaran ekspositoris merupakan strategi

berbentuk penguraian yang dapat berupa bahan tertulis atau

penjelasan (presentasi) verbal. Pengajar mengolah secara tuntas

pesan atau materi sebelum disampaikan dikelas. Strategi

11

Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa.,hal.32

Page 11: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

24

pembelajaran ini menyiasati agar semua aspek dari komponen-

komponen pembentuk sistem intsruksional mengarah pada

tersampaikannya isi pelajaran (informasi) kepada peserta didik

secara langsung.

2) Strategi pembelajaran discovery

Roestiyah mengemukakan bahwa discovery (penemuan)

adalah proses mental peserta didik yang mampu mengasimilasikan

sebuah konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental

tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna, mengerti,

menggolong-golongkan, dan membuat kesimpulan. Yang tergolong

ke dalam konsep misalnya, segitiga, panas, demokrasi. Sedangkan

yang dimaksud dengan prinsip, misalnya, logam bila dipanaskan

akan mengembang.

Dalam strategi ini peserta didik dibiarkan menemukan sendiri

atau mengalami proses mental itu sendiri. Pengajar hanya

membimbing dan memberikan instruksi (petunjuk). Dalam strategi

discovery pengajar harus berusaha meningkatkan aktivitas peserta

didik dalam proses pembelajaran. Strategi discovery dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh berbagai peningkatan:

a) Mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan

keterampilan dalam proses kognitif;

b) Memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat individual

sehingga dapat kokoh tersimpan dalam jiwa peserta didik;

Page 12: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

25

c) Membangkitkan kegairahan belajar para peserta didik;

d) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang

dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing;

e) Memperkuat dan menambah kepercayaan diri peserta didik

dengan proses penemuannya.12

Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan.

Menurut Rowntree yang dikutip oleh Wina Sanjaya penulis buku

Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

mengatakan bahwa:

Pengelompokan strategi terbagi menjadi tiga yaitu: strategi

penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning,

strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran

individual atau groups-individual learning.

Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada

peserta didik dalam bentuk jadi dan peserta didik dituntut untuk

menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan

strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Dikatakan

strategi pembelajaran langsung karena dalam strategi ini, materi

pelajaran disajikan begitu saja kepada peserta didik, siswa tidak

dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban peserta didik adalah

menguasainya secara penuh.

Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri.

Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran siswa

sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang

bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya

didesain belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini

adalah belajar melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset

audio.13

Berbeda dengan pembelajaran individual, belajar

kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh

seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa

12

Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa., hal.33 13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta:

Kencana, 2010), hal.128

Page 13: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

26

dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal,

atau bisa juga peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok

semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatikan

kecepatan belajar individu. Setiap individu di anggap sama. Oleh

karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang

memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang

mempunyai kemampuan biasa-biasa saja, sebaliknya siswa yang

mempunyai kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa

yang mempunyai kemampuan tinggi.14

Wina Sanjaya menambahkan jenis strategi pembelajaran

yang terdapat dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan yaitu:

Strategi pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara

kritis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

jawaban dari masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu

sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru

dan siswa.15

B. Perbedaan Strategi, Metode Dan Teknik

Pada berbagai situasi pembelajaran seringkali digunakan berbagai

istilah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara,

tahapan,atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Istilah strategi, metode, atau teknik sering digunakan

14

Ibid., hal.129 15

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran .., hal.196

Page 14: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

27

secara bergantian walaupun pada dasarnya istilah-istilah tersebut memiliki

satu perbedaan dengan yang lainnya.

Metode pembelajaran di definisikan sebagai cara yang digunakan

guru,yang dalam menggunakan fungsinya merupakan alat untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural, yaitu

berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan yang

bersifat implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh masing-

masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.

Apabila dikaji kembali, definisi strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh

beberapa ahli sebagaimana telah diuraikan terdahulu, maka jelas disebutkan

bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang

metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran

berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang

lebih luas dari metode dan teknik. Artinya metode/prosedur dan teknik

pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh

pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses

pembelajaran. Pemilihan tersebut, dilakukan dengan mempertimbangkan

situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik

dihadapi dalam rangkamencapai tujuan pembelajaran tertentu. Hubungan

antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran dapat digambarkan sebagai

suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran,

pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan yang kemudian

Page 15: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

28

diimplementasikan ke dalam berbagai metode yang relevan selama proses

pembelajaran berlangsung.16

Upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, ini

yang dinamakan metode. Ini berarti, metode yang digunakan untuk

merealisasaikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi

satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk

melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus

tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang

tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karenanya,

strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan

untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan

untuk untuk melaksanakan strategi.

Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah

pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi

maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk

kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat

umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan

dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen yang

dikutip Wina Sanjaya penulis buku Strategi Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan mengemukakan misalnya, mencatat ada dua

16

Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. (Bandung:

Yrama Widya, 2013), hal.71

Page 16: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

29

pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru

(teacher centered approached) dan pendekatan yang berpusat pada siswa

(student centered approached). pendekatan yang berpusat pada guru

menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif, atau

pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa

menurunkan strategi pembelajaran discovery, dan inkuiri serta strategi

pembelajaran induktif.

Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga

istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik

mengajar. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode

pembelajaran. Teknik pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan

metode pembelajaran. Padahal metode dan teknik pembelajaran dalam suatu

hal yang berbeda. Teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh

guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah yang ingin di capai.

Atau bisa disebut sebagai jalan yang dilakukan seseorang untuk

mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan taktik adalah gaya seseorang

dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.

Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi

pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang

digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan

sebagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode

pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan

Page 17: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

30

dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang

mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lainnya.

C. Pembahasan Tentang Guru

1. Pengertian Guru

Menurut Zakiyah Darajat, yang dikutip oleh Muhamad

Nurdin,penulis buku Kiat Menjadi Guru Profesional “guru adalah pendidik

professional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima

dan memikul sebagian tanggung jawab dan pendidikan yang terpikul

dipundak para orang tua.” Sedangkan menurut Poerwadarmita, “guru

adalah orang yang kerjanya mengajar. Dilihat dari pengertian diatas

mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam mendidik

muridnya.” Sehubungan dengan hal itu, Muhibin Syah mengemukakan

bahwa guru dalam bahasa arab disebut “mu’alim” dan dalam bahasa

inggris disebut “teacher”, yakni seorang yang pekerjaannya mengajar.17

Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik

potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru juga

berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan

pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar

mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam

17

Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),

hal.127

Page 18: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

31

memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah. Disamping itu, ia mampu

sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 164:

“Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman

ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan

mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,

membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab

dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka

adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS: Al-Imran ayat

164)18

Dari ayat di atas, dapat ditarik kesimpulan yang utama bahwa tugas

Rasulullah selain sebagai Nabi, juga sebagai pendidik (guru). Oleh karena

itu, tugas utama guru menurut ayat tersebut adalah:

a. Penyucian, yakni pengembangan, pembersihan dan pengangkatan jiwa

kepada pencipta-Nya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri

agar tetap berada fitrah.

b. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan akidah kepada

akal dan hati kaum Muslim agar mereka merealisasikannya dalam

tingkat laku kehidupan.

Jadi, jelas bahwa tugas guru dalam Islam tidak hanya mengajar

dalam kelas, tetapi juga sebagai norm dragger (pembawa norma) agama di

tengah-tengah masyarakat.

18

Departemen Agama RI, Terjemah Al-Jumanatul ‘Ali Al-Qur’an (Bandung:CV Penerbit J-Art,2004), hal.72

Page 19: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

32

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian

khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang

tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai

guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum

dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat

khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul

seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan

lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan

tertentu atau pendidikan perjabatan.

2. Tugas dan Peran Guru

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun

diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat

tiga jenis tuga guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan,

dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan

melatih. Mendidik berarti nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan

dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi. Sedangkan melatih

berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik

simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang

diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar.

Bila guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan

Page 20: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

33

pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu

kepada para siswanya.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat

dilingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat

memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban

mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya

yang berdasarkan Pancasila.19

Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian

informasi kepada peserta didik. Sesuai kemajuan dan tuntutan

zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta

didik dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka

dalam menghadapi kesulitan belajar.20

Oleh karena itu, guru dituntut memahami berbagai strategi

pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik secara

optimal.

Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah

mengembangkan kecerdasan yang ada dalam diri setiap anak

didiknya. Kecerdasan ini harus dikembangkan agar anak didik

dapat tumbuh dan besar menjadi manusia yang cerdas dan siap

menghadapi segala tantangan di masa depan.21

Menurut Suparlan yang dikutip oleh Ngainun Naim, penulis buku

Menjadi Guru Inspiratif menyebut “peran dan fungsi guru secara anonim

dengan EMASLIMDEF (Educator, Manager, Administrator, Supervisor,

Leader, Inovator, Motivator, Dinamisator, Evaluator, Fasilitator).”22

19

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesiona. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2000),

hal.7 20

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2005), hal.21 21

Akhmad Muhaimin, Menjadi Guru Favorit. (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2013), hal.19 22

Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2009), hal.33

Page 21: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

34

Akronim Peran Fungsi

E Educator Mengembangkan kepribadian

Membimbing

Membina budi pekerti

Memberikan pengarahan

M Manager Mengawal pelaksanaan tugas dan

fungsi berdasarkan ketentuan dan

perundang-undangan yang berlaku

A Administrator Membuat daftar presensi

Membuat daftar penilaian

Melaksanakan teknis administrasi

sekolah

S Supervisor Memantau

Menilai

Memberikan bimbingan teknis

L Leader Mengawal pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi tanpa harus mengikuti

secara kaku ketentuan dan perundang-

undangan yang berlaku

I Inovator Melakukan kegiatan kreatif

Menemukan strategi, metode, cara-

cara, atau konsep-konsep yang baru

dalam pengajaran

M Motivator Memberikan dorongan kepada siswa

untuk belajar lebih giat

Memberikan tugas kepada siswa sesuai

dengan kemampuan dan perbedaan

individual peserta didik

D Dinamisator Memberikan dorongan kepada siswa

dengan cara menciptakan suasana

lingkungan pembelajarana yang

kondusif

E Evaluator Menyusun instrumen penilaian

Melaksanakan penilaian dalam

berbagai bentuk dan jenis penilaian

Menilai pekerjaan siswa

F Fasilitator Memberikan bantuan teknis, arahan,

dan petunjuk kepada peserta didik

3. Syarat Guru dalam Islam

Page 22: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

35

Untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah seperti yang

dibayangkan orang selama ini. Mereka menganggap hanya dengan pegang

kapur dan membaca buku pelajaran, maka cukup bagi mereka untuk

berprofesi sebagai guru. Ternyata untuk menjadi guru yang professional

tidak mudah, harus memiliki syarat-syarat khusus dan harus mengetahui

seluk beluk teori pendidikan.

Menurut Muhamad Nurdin, dalam bukunya yang berjudul Kiat

Menjadi Guru Profesional, supaya tercapai tujuan pendidikan, maka

seorang guru harus memiliki syarat-syarat pokok. Syarat pokok yang

dimaksud adalah:23

a. Syarat syakhsiyah (memiliki kepribadian yang dapat

diandalkan)

b. Syarat ilmiah (memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni)

c. Syarat idhofiyah (mengetahui, menghayati, dan menyelami

manusia yang dihadapinya, sehingga dapat menyatukan dirinya

untuk membawa anak didik menuju tujuan yang ditetapkan).

Guru dalam Islam sebagai pemegang jabatan professional

membawa misi ganda dalam waktu yang bersamaan, yaitu misi agama dan

misi ilmu pengetahuan. Misi agama menuntut guru untuk menyampaikan

nilai-nilai ajaran agama kepada anak didik, sehingga anak didik dapat

menjalankan kehidupan sesuai dengan norma-norma agama tersebut. Misi

ilmu pengetahuan menuntut guru menyampaikan ilmu sesuai dengan

perkembangan zaman.

4. Kedudukan Guru dalam Islam

23

Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi…, hal.129

Page 23: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

36

Guru sebagai social worker (pekerja sosial) yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Namun, kebutuhan masyarakat akan guru belum seimbang

dengan sikap sosial masyarakat terhadap profesi guru. Berbeda bila

dibandingkan dengan penghargaan mereka terhadap profesi lain, seperti

dokter, pengacara, insinyur, dan yang seterusnya.

Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap guru, menurut Nana

Sudjana, yang dikutip Muhamad Nurdin, penulis buku Kiat Menjadi Guru

Profesional, disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:24

a. Adanya pandangan sebagian masyarakat bahwa siapapun dapat

menjadi guru, asalkan ia berpengetahuan, walaupun tidak

mengerti didaktik-metodik.

b. Kekurangan tenaga guru di daerah tepencil memberikan peluang

untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai

kewenangan professional untuk menjadi guru.

c. Banyak tenaga guru sendiri yang belum menghargai profesinya

sendiri, apalagi berusaha mengembangkan profesi tersebut.

Salah satu hal yang menarik pada ajaran Islam ialah penghargaan

yang tinggi terhadap guru. Begitu tingginya penghargaan itu sehingga

menempatkan kedudukan guru setingkat di bawah kedudukan Nabi dan

Rasul. Mengapa demikian? Karena guru adalah bapak ruhani (spiritual

father) bagi anak didik yang memberi santapan jiwa dengan ilmu

pengetahuan.

Kedudukan guru dalam Islam dihargai tinggi bila orang itu

mengamalkan ilmunya. Mengamalkan ilmu dengan cara mengajarkan ilmu

ilmu kepada orang lain adalah suatu pengalamaman yang paling dihargai

dalam Islam. Sebenarnya, tingginya kedudukan guru dalam Islam

24

Ibid., hal.156

Page 24: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

37

merupakan realisasi dari ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan ilmu

pengetahuan, dan pengetahuan itu didapat dari belajar dan mengajar. Yang

belajar adalah calon pemimpin masa depan, dan yang mengajar adalah

guru.

Tingginya kedudukan guru dalam Islam masih dapat disaksikan

secara nyata pada zaman sekarang. Itu dapat kita lihat di pesantren-

pesantren yang tersebar luas di Nusantara ini. Ada penyebab yang khas

mengapa orang begitu terhipnotis untuk menghargai guru, yaitu karena

adanya pandangan dalam Islam bahwa ilmu itu sumbernya dari Tuhan.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh ayat:32

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui

selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya

Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS: Al-

Baqoroh:32)25

Kedudukan guru dalam Islam memang berbeda dengan kedudukan

guru di dunia Barat. Perbedaan ini jelas karena di Barat tidak memiliki

nilai kelangitan. Hubungan guru dengan anak didik juga berbeda. Namun

ternyata dalam sejarahnya, kedudukan guru sedikit demi sedikit mulai

berubah. Pada saat nilai-nilai ekonomi mulai masuk, maka yang terjadi

sekarang adalah:

a. Kedudukan guru dalam Islam mulai merosot

25

Departemen Agama RI, Terjemah Al-Jumanatul ‘Ali Al-Qur’an (Bandung:CV Penerbit J-Art,2004), hal.7

Page 25: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

38

b. Hubungan guru dan murid kurang bernilai kelangitan, sehingga

penghargaan (penghormatan) murid terhadap guru semakin menurun.

c. “Harga” karya mengajar semakin tinggi.

D. Pembahasan Tentang Kesulitan Belajar Siswa

1. Pengertian Kesulitan Belajar Siswa

Dalam kurikulum pendidikan dijelaskan bahwa kesulitan belajar

merupakan terjemahan Bahasa Inggris “learning Disability” yang berarti

ketidakmampuan belajar. Kata disability diterjemahkan “kesulitan” untuk

memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk

belajar. Istilah lain learning disabilities adalah learnig difficulties dan

learning differences. Ketiga istilah tersebut memiliki nuansa pengertian

yang berbeda. Di satu pihak, penggunaan istilah learning differences lebih

bernada positif, namun di pihak lain istilah learning disabilities lebih

menggambarkan kondisi faktualnya.26

Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu kesulitan dan belajar.

Sebelum dikemukakan makna kesulitan belajar perlu dijelaskan pengertian

belajar dan kesulitan belajar itu sendiri. Menurut seorang ahli pendidikan,

Dimyati Mahmud menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan

dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Dalam hal ini juga

ditekankan pada pentingnya perubahan tingkah laku, baik yang dapat

diamati secara langsung maupun tidak.

26

Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Anak,(Yogyakarta:Javalitera,2012), hal.12

Page 26: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

39

Dari pengertian tersebut maka seseorang dikatakan telah belajar

apabila pada dirinya terjadi perubahan tertentu. Dengan kata lain, belajar

merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui

proses tertentu. Namun demikian, tidak semua perubahan tingkah laku itu

disebabkan oleh hasil belajar, tetapi juga disebabkan oleh proses alamiah

atau keadaan sementara pada diri seseorang.

Sedangkan, kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan, atau

sesuatu yang sulit. Kesulitan merupakan suatu kondisi yang

memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan

sehingga diperlukan usaha yang lebih baik untuk mengatasi gangguan

tersebut.

Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang memiliki

gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman

penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin

menampakan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam

mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau

menghitung.

Selain itu, kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana

kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar

yang telah ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan, maupun

keterampilan. Proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-

hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar.

Page 27: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

40

Berikut ini beberapa definisi mengenai kesulitan belajar yang

dijelaskan dalam kurikulum pendidikan nasional.

a. Hammill

Kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang nyata dalam

aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar,

dan/atau dalam berhitung. Gangguan tersebut berupa gangguan intrinsic

yang diduga karena adanya disfungsi system syaraf pusat. Kesulitan

belajar bisa terjadi bersamaan dengan gangguan lain (misalnya

gangguan sensoris, hambatan sosial, dan emosional) dan pengaruh

lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses pembelajaran yang

tidak sesuai.

b. ACCALD (Association Committee for Children and Adult Learning

Dissabilities)

Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga

bersumber dari masalah neurologis, yang mengganggu perkembangan

kemampuan mengintregasikan dan kemampuan bahasa verbal atau non

verbal. Individu berkesulitan belajar memiliki intelegensi tergolong

rata-rata dan memiliki cukup kesempatan untuk belajar. Mereka tidak

memiliki gangguan system sensoris.

c. NJCLD (National Joint Committee Learning Disabilities)

Kesulitan belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis kesulitan

dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung. Menurut

beberapa pakar pendidikan, seperti Dalyono menjelaskan bahwa

kesulitan belajar merupakan suatu keadaan yang menyebabkan siswa

tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut Sabri,

kesulitan belajar identic dengan kesukaran siswa dalam menerima atau

menyerap pelajaran di Sekolah. Burton mengatakan, siswa diduga

mengalami kesulitan belajar apabila tidak dapat mencapai ukuran

tingkat keberhasilan belajardalam waktu tertentu27

.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar

merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca,

menulis, dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu

disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor

eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar, dan lain-

lain.

27

Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Anak. ,(Yogyakarta:Javalitera,2012), hal.14

Page 28: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

41

Selain itu Burton mengidentifikasikan seorang siswa kasus dapat

dipandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang

bersangkutan menunjukan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai

tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton

sebagai berikut:

1) Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang

bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau

tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran

tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru

(criterion referenced).

2) siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat

mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya .

3) siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat

mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian

sosial sesuai dengan pola organismiknya (his organismic pattern)

pada fase perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi

kelompok sosial dan usia yang bersangkutan.

4) Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil

mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan

sebagai prasyarat (prerequisite) bagi kelanjutan (continuity) pada

tingkat pelajaran berikutnya.28

Dari keempat definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa

seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang

bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar

tertentu (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang

dinyatakan dalam TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan

dalam program pelajaran time allowed dan atau tingkat

perkembangannya).

28

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1996), hal.308

Page 29: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

42

Oleh karena itulah anak yang mengalami kesulitan belajar, akan

sukar dalam menyerap materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh

guru sehingga ia akan malas dalam belajar. Selain itu anak tidak dapat

menguasai materi, bahkan menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-

tugas yang diberikan guru, sehingga terjadi penurunan nilai belajar dan

prestasi belajar menjadi rendah.

2. Jenis-jenis Kesulitan Belajar

Menurut Derek Wood dalam bukunya Kiat Mengatasi Gangguan Belajar,

kesulitan belajar dapat dibagi menjadi tiga kategori besar yaitu:

a. Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa

Ciri-ciri spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1) Keterlambatan dalam hal pengucapan bunyi bahasa

2) Keterlambatan dalam hal mengekspresikan pikiran atau gagasan

melalui bahasa yang baik dan benar

3) Keterlambatan dalam hal pemahaman bahasa

b. Permasalahan dalam hal kemampuan akademik

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1) Keterlambatan dalam hal membaca

2) Keterlambatan dalam hal menulis

3) Keterlambatan dalam hal berhitung

c. Kesulitan dalam memusatkan perhatian

Anak-anak maupun orang dewasa yang menderita kesulitan dalam

memusatkan perhatian biasanya gemar melamun secara berlebihan.

Kendati demikian, saat mereka berhasil memusatkan perhatian

pada suatu perhatian itu dengan segera mudah buyar kembali.

Kesulitan dalam memusatkan perhatian, baik yang disertai sikap

hiperaktif ataupun tidak, tidak dianggap sebagai kesulitan belajar.

Kendati demikian, kesulitan dalam memusatkan perhatian dapat

mempengaruhi performa akademis seseorang secara serius, dimana

gangguan ini kerap menyertai kelemahan dalam kemampuan

akademis.29

Siswa dengan berbagai perilaku dan karakteristiknya yang unik

pasti akan dijumpai oleh seorang guru dalam melaksanakan proses

29

Derek Wood, Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. (Jogjakarta: Kata Hati, 2007), hal.30

Page 30: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

43

pembelajaran yang dilakukannya. Contohnya ada siswa yang sangat aktif,

rajin mencatat, rajin mengerjakan tugas, sering bertanya, dan sebagainya.

Namun, guru juga kadang menemui siswa yang sangat pasif, tidak pernah

mengumpulkan tugas, membolos, dan bentuk perilaku lainnya seperti diam

saja ketika ditanya oleh guru dan nilainya selalu rendah.

Mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar merupakan

kegiatan yang sangat rumit. Kesulitan belajar sulit diidentifikasikan secara

pasti dengan kasat mata karena meliputi banyak jenisnya, banyak

kemungkinan faktor penyebabnya, banyak jenis gejala, serta kemungkinan

penangananya. Berbeda dengan pendapat sebelumnya, menurut Blasic &

Jones yang dikutip Muhammad Irham, penulis buku Psikologi Pendidikan

bahwa:

Karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat

ditunjukan melalui beberapa karakteristiknya yang berupa

kebiasaan atau behavioral dalam keseharian, cara bicara dan cara

berbahasa, serta kemampuan intelektual dan prestasi belajar yang

dicapainya. Artinya, kecenderungan siswa yang mengalami

kesulitan belajar dapat terlihat dari kemampuan-kemampuan

berpikir secara kognitif, sikap keseharian selama disekolah, dan

keterampilan atau perilaku dalam mengikuti aktivitas belajar dan

pembelajaran.30

Sumardi Suryabrata yang dikutip Muhammad Irham, penulis buku

Psikologi Pendidikan menjelaskan bahwa peserta didik yang memiliki

kesulitan belajar dapat diketahui dari kriteria atau indikator-indikator

terjadinya kesulitan belajar pada siswa:

a. Grade Level, yaitu apabila siswa tidak naik kelas sampai dua kali

secara berturut-turut pada satu kelas yang sama

30

Muhammad Irham, Psikologi Pendidikan. (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2013), hal.261

Page 31: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

44

b. Age Level, yaitu terjadi apabila umur siswa tidak sesuai dengan

tingkat kelas pada umumnya

c. Inteligensi Level, yaitu terjadi pada siswa yang under achiever,

artinya secara potensi siswa yang bersangkutan baik, namun

dalam kenyataanya hasil belajarnya selalu berada dibawah potensi

yang seharusnya dapat dicapai.

d. General Level, yaitu terjadi pada siswa yang secara umum dapat

menguasai hampir seluruh mata pelajaran dengan nilai yang baik,

namun terdapat kelemahan pada salah satu atau lebih mata

pelajaran dengan nilai yang baik, namun terdapat kelemahan pada

salah satu mata pelajaran atau lebih mata pelajaran dengan nilai

yang sangat rendah jauh dibawah batas lulus.

Abu ahmadi dan Widodo Supriono, yang dikutip Muhammad

Irham, penulis buku Psikologi Pendidikan, berpendapat bahwa siswa yang

mengalami kesulitan belajar akan menunjukan gejala-gejala, sebagai

berikut:

a. Menunjukan prestasi belajar yang rendah atau berada dibawah rata-rata

yang dicapai oleh siswa lain dalam kelasnya.

b. Hasil belajar atau prestasi belajar yang diperoleh tidak seimbang

dengan usaha yang dilakukan.

c. Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.

d. Siswa menunjukan sikap yang tidak atau kurang wajar selama proses

pembelajaran, misalnya membolos, sering tidak masuk pada mata

pelajaran tertentu, dan sebagainya.

e. Menunjukan perilaku menyimpang. Misalnya, suka membolos, tidak

mengerjakan tugas-tugas, tidak mau bekerja sama dengan temannya,

terisolasi, dan sebagainya.

f. Emosional. Misalnya mudah tersinggung, mudah marah, pemurung,

rendah diri, dan sebagainya.

3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar seorang anak biasanya nampak jelas

dari menurunnya kinerja akademik atau belajarnya. Namun, kesulitan

belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku

(misbehavior) anak seperti kesukaan berteriak di dalam kelas, mengusik

teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan gemar membolos.

Page 32: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

45

Pada dasarnya bila kesulitan belajar terjadi, latar belakangnya akan

bersumber kepada komponen-komponen yang berpengaruh atas

berlangsungnya proses belajar mengajar sendiri. Variabel yang

mempengaruhi proses belajar mengajar menurut Loree yang dikutip Abin

Syamsudin Makmun, penulis buku Psikologi Kependidikan terdiri dari:

a. Stimulus Variables, mencakup:

1) Learning exsperince variables, antara lain mengenai:

a) Method variables, yang antara lain menyangkut:

(1) Kuat lemahnya motivasi untuk belajar

(2) Intensif tidaknya bimbingan guru

(3) Ada tidaknya kesempatan berlatih atau berpraktik

(4) ada tidaknya upaya dan kesempatan reinforcement

b) Task variables yang mencangkup:

(1) Menarik tidaknya apa yang harus dipelajari dan dilakukan

(2) Bermakna tidaknya apa yang dipelajari dan dilakukannya

(3) Sesuai tidaknya, panjang, atau luasnya serta tingkat

kesukaran apa yang harus dipelajari dan dikerjakan

2) Evironmental variables, menyangkut iklim belajar yang bergantung

pada faktor-fakor:

a) Tersedia tidaknya tempat atau ruangan (space) yang memadai.

b) Cukup tidaknya waktu, serta tepat tidaknya penggunaan waktu

tersebut untuk waktu belajar.

c) Tersedia tidaknya fasilitas belajar yang memadai.

d) Harmonis tidaknya hubungan manusiawi baik di sekolah, di

rumah maupun di lngkungan masyarakat yang lebih luas.

b. Organismic Variables yang mencangkup:

1) Characteristic of the learners, antara lain tingkatan inteligensi, usia

dan taraf kematangan untuk belajar. Dengan demikian, kelemahan

sering disebabkan oleh:

a) Kurangnya kemampuan dan keterampilan kognitif.

b) Terbatasnya kemampuan, menghimpun, dan mengintegrasikan

informasi

c) Kurang gairah belajar karena kurang jelasnya tujuan/aspirasi

2) Mediating processes, kondisi yang lazim terdapat dalam diri swasta

antara inteligensi, persepsi, motivasi, dorongan, lapar,takut, cemas,

kesepian konflik, tekanan batin, dan sebagainya turut berperan pula

dalam proses berperilaku termasuk perilaku belajar.

c. Response Variables, sebagaimana kita kelompokkan berdasarkan

tujuan-tujuan pendidikan yaitu:

1) Tujuan-tujuan kognitif, seperti pengetahuan, konsep-konsep,

keterampilan pemecahan masalah

Page 33: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

46

2) Tujuan-tujuan efektif, seperti sikap-sikap, nilai-nilai, minat, dari

apresiasi

3) Tujuan-tujuan pola-pola bertindak, antara lain:

a) Keterampilan psikomorik, seperti menulis, mengetik, kegiatan

pendidikan jasmani atau olahraga, melukis, dan sebagainya.

b) Kompetensi-kompetensi untuk menyelenggarakan pertemuan,

berpidato, memimpin diskusi, pertunjukan, dan sebagainya.

c) Kebiasaan-kebiasaan berupa kebiasaan hidup sehat, keamanan,

kebersihan, keberanian disertai kesopanan, ketegasan, ketekunan,

kejujuran, kerrapian, keserasian, dan sebagainya.31

Pada dasarnya seorang anak memiliki 4 masalah besar yang tampak

jelas dimata orang tua dalam kehidupannya:

a. Out of Law (Tidak taat aturan), seperti susah belajar, susah

menjalankan perintah, dan sebagainya

b. Bad Habit (Kebiasaan jelek) misalnya, suka jajan, merengek, suka

ngambek, dan lain-lain

c. Maladjustment (Penyimpangan perilaku)

d. Pause Playing Delay (Masa bermain yang tertunda)

Berikut faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar

seseorang:32

a. Daya ingat rendah

b. Terganggunya alat-alat indra

c. Usia anak

d. Jenis kelamin

e. Kebiasaan belajar/rutinitas

f. Tingkat kecerdasan (intelegensi)

31

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1996), hal.325 32

Ibid…, hal.18

Page 34: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

47

g. Minat

h. Emosi (perasaan)

i. Motivasi atau cita-cita

j. Sikap dan perilaku

k. Konsentrasi belajar

l. Kemampuan untuk hasil belajar

m. Rasa percaya diri

n. Kematangan atau persiapan

o. Kelelahan

Faktor eksternal adalah yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

di sekitar anak. Faktor eksternal ini meliputi 3 hal:

a. Faktor keluarga

Dalam lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi tingkat

kecerdasan atau hasil belajar pada anak antara lain:

1) Cara mendidik anak

2) Relasi antar anggota keluarga

3) Suasana rumah

4) Keadaan ekonomi keluarga

5) Pengertian orang tua

6) Latar belakang kebudayaan

Page 35: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

48

b. Faktor sekolah

Sekolah merupakan tempat belajar anak setelah keluarga dan

masyarakat sekitar. Faktor lingkungan sekolah yang dapat

mempengaruhi kesulitan belajar anak, antara lain:

1) Guru

2) Metode mengajar

3) Instrument/fasilitas

4) Kurikulum sekolah

5) Relasi guru dengan anak

6) Relasi antar anak

7) Disiplin Sekolah

8) Pelajaran dan waktu

9) Standar pelajaran

c. Faktor masyarakat

Selain dalam keluarga dan sekolah, anak juga berinteraksi dengan

lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan masyarakat yang dapat

mempengaruhi hasil belajar antara lain:

1) Kegiatan anak dalam masyarakat

2) Teman bergaul

3) Bentuk kehidupan dalam masyarakat

Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-

faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Di antara

faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah

Page 36: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

49

sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar).

Sindrom yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya

keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas:

a. Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca

b. Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.

c. Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.

Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom diatas

secara umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan di

antaranya ada yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Oleh karenanya,

kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin

hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan

ringan pada otak.33

4. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar

Sebelum pilihan langkah tertentu diambil guru seharusnya terlebih

dahulu melakukan beberapa langkah penting seperti, pertama,

menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan

hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar

tentang kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Kedua, mengidentifikasi

dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan.

Adakalanya bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru

sendiri, adakalanya bidang kecakapan yang bisa ditangani oleh guru

dengan bantuan orang tua, adakalanya bidang kecakapan yang tidak dapat

33

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2006), hal.184

Page 37: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

50

ditangani baik oleh guru maupun orang tua. Ketiga, menyusun program

perbaikan, khususnya program remidial teaching. Keempat, yaitu

melaksanakan program perbaikan.

Oleh karena kesulitan belajar sswa biasanya terkait dengan banyak

faktor, maka alternatif solusinya pun biasanya akan melibatkan banyak

komponen, artinya komponen guru saja belum memungkinkan untuk

memberikan solusi secara tuntas. Oleh karena itu sangat bijaksana apabila

guru termasuk guru agama atau guru-guru pendidikan agama islam, dalam

memberikan solusi terhadap kesulitan belajar siswa selalu berkoordinasi

dengan berbagai pihak terkait. Guru termasuk guru pendidikan agama

islam terlebih dahulu melihat jenis kesulitan belajar siswa, lalu

menentukan pihak mana yang mungkin bisa dilibatkan, baru mengambil

langkah penyelesaiannya. Dengan perkataan lain, dalam menyelesaikan

kesulitan belajar siswa, melalui proses yang tidak boleh dianggap

sederhana.34

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha

mengatasi kesulitan belajar anak didik, dapat dilakukan melalui enam

tahap, yaitu:

a. Pengumpulan data

Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar diperlukan

banyak informasi. Untuk memperoleh informasi perlu diadakan

pengamatan langsung terhadap obyek yang bermasalah. Teknik

34

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: PT Raja Grafino

Persada, 2006), hal.148

Page 38: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

51

interview (wawancara) ataupun teknik dokumentasi dapat dipakai

untuk mengumpulkan data.

b. Pengolahan data

Data yang telah terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak diolah

secara cermat. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak didik

jelas tidak dapat diketahui, karena data yang terkumpul itu masih

mentah, belum dianalisis dengan seksama. Langkah-langkah yang

dapat ditempuh dalam rangka pengolahan data adalah identifikasi

kasus, membandingkan antar kasus, membandingkan dengan hasil tes,

dan menarik kesimpulan.

c. Diagnosis

Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari

pengolahan data. Tentu saja keputusan diambil itu setelah dilakukan

analisis terhadap data yang diolah itu. Diagnosis dapat berupa hal-hal

sebagai berikut:

1) Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak didik yaitu berat

dan ringannya tingkat kesulitan yang dirasakan anak didik.

2) Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber

penyebab kesulitan belajar anak didik.

3) Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber penyebab

kesulitan belajar anak didik.

Page 39: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

52

d. Prognosis

Keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar

pijakan dalam kegiatan prognosis. Dalam prognosis dilakukan kegiatan

penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang

haus diberikan kepada anak untuk membantunya keluar dari kesulitan

belajar.

e. Treatment

Treatmen adalah perlakuan. Perlakuan di sini dimaksudkan adalah

pemberian bantuan kepada anak didik yang mengalami kesulitan

belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap

prognosis.

f. Evaluasi

Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatmen yang

telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak

dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, atau

gagal sama sekali.35

E. Pembahasan Tentang Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Kata sejarah dalam bahasa arab disebut tarih, yang menurut bahasa

berarti ketentuan masa. Sedang menurut istilah berarti “keterangan yang

telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa

35

Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta,2002), hal.220

Page 40: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

53

yang masih ada”.36

Sejarah dalam dunia Barat disebut histoire (Perancis),

historie (Belanda), dan history (Inggris), berasal dari bahasa Yunani,

istoria yang berarti ilmu.

Dari pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa arti sejarah adalah

peristiwa atau kejadian masa lampau pada diri individu dan masyarakat

untuk mencapai kebenaran suatu penjelasan tentang sebab-sebab dan asal-

usul segala sesuatu, suatu pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana

dan mengapa peristiwa-peristiwa itu bisa terjadi. Dari segala kejadian

masa lampau tersebut kiranya dapat diambil suatu pelajaran yang

mengantarkan manusia memperluas ilmu pengetahuan guna menumbuh

kembangkan ketaqwaan kepada Allah Swt sebagai syarat mutlaq dalam

mencapai kebahagiaan hidup duniawi sekaligus ukhhrawi.

Sedangkan kebudayaan berasal dari kata “budi” dan “daya”.

Kemudian digabungkan menjadi “budidaya” yang berarti sebuah upaya

untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar menjadi lebih baik

dan memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan.37

Sejarah kebudayaan Islam adalah studi tentang riwayat hidup

Rasulullah SAW, sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang

diceritakan kepada murid-murid sebagai contoh teladan yang utama dari

tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi maupun

kehidupan sosial. Muhaimin mengatakan, …“Dalam mata pelajaran sejarah

36

Zuhairini, Sejarah Pendidikan…, hal.1 37

Muhammad Haidir Junaidi, “Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam”, online,

http://muhammad-haidir.blogspot.com/2013/04/pengertian-sejarah-kebudayaan-islam.html/,

diakses 22 April 2015. Jam 09.00

Page 41: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

54

kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia

Muslim dari masa ke masa dalam usaha bersayari’ah dan berakhlak serta

dalam mengembangkan system kehidupan yang dilandasi oleh akidah”.38

2. Tujuan, Manfaat dan Fungsi Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Al-Qur’an bahkan tidak hanya memerintahkan umatnya untuk

memperhatikan perkembangan sejarah manusia, tetapi Al-Qur’an juga

menyajikan banyak kisah. Sebagian ulama bahkan ada yang berpendapat

bahwa dua pertiga isi Al-Qur’an itu adalah kisah sejarah. Dalam kitab

Mańa al-Qaţţan dijelaskan bahwa kisah dalam Al-Qur’an terbagi menjadi

tiga macam antara lain sebagai berikut :

a. Kisah para nabi yang berisi usaha, fase-fase perkembangan dakwah

mereka, dan sikap orang-orang yang menentang para nabi. Adapun

yang termasuk yang termasuk ke dalam jenis kisah tersebut di

antaranya adalah kisah nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Ishak, Ismail, Musa,

Harun, Isa dan Muhammad saw.

b. Kisah orang-orang terdahulu yang termasuk ke dalam katagori nabi.

Adapun yang termasuk ke dalam jenis kisah tersebut seperti kisah

Talut, Jalut, dua orang putera nabi Adam, Ashab al Kahfi (penghuni

gua), Zulkarnaen, Qarun, Firaun, Maryam, dan keluarga Imran.

c. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi

di masa Nabi Muhammad saw. seperti peristiwa Perang Badar, Perang

38

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, (Jakarta:Raja Grafindo

Persada,2005), hal. 1-3.

Page 42: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

55

Uhud, Perang Ahzab, Perang Hunain, Perang Tabuk, peristiwa hijrah,

dan peristiwa Isra mi’raj

Kisah-kisah ini dipaparkan dengan tujuan agar umat manusia

mengambil i’tibar (pelajaran) darinya. Allah berfirman sebagai berikut:

Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu Muhammad, agar

dengan kisah ini kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan

kepadamu (segala) kebenaran ini Telah datang kepadamu kebenaran

nasehat dan peringatan dan bagi orang-orang yang beriman. (QS Hud

[11]: 120).39

Dari penjelasan ayat tersebut jelaslah bagaimana Islam

mengajarkan pentingnya mempelajari sejarah, maka jangan sekali-kali

melupakan sejarah. Jadi, tujuan dan manfaat mempelajari sejarah

kebudayaan Islam adalah sebagai berikut.

a. Memperoleh pengalaman mengenai peristiwa-peristiwa sejarah

kebudayaan Islam di masa lalu baik pengalaman positif maupun

pengalaman negatif yang dapat dijadikan hikmah agar kesalahan-

kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.

b. Mengetahui teori-teori sejarah kebudayaan Islam yang berlaku agar

kemudian dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam mengatasi berbagai

persoalan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.

39

Departemen Agama RI, Terjemah Al-Jumanatul ‘Ali Al-Qur’an (Bandung:CV Penerbit J-Art,2004), hal.236

Page 43: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

56

c. Menumbuhkan kedewasaan berpikir, memiliki cara pandang ke depan

yang lebih luas serta bertindak lebih arif dan bijaksana.40

Fungsi mempelajari sejarah kebudayaan ada tiga, yaitu sebagai

berikut:

a. Fungsi edukatif

Melalui sejarah peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prinsip,

sikap, hidup yang luhur dan Islami dalam menjalankan kehidupan

sehari-hari

b. Fungsi keilmuan

Peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa

lalu Islam dan kebudayaannya.

c. Fungsi transformasi

Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam

rancang transformasi masyarakat

Selain fungsi di atas ada beberapa fungsi mempelajari mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah:

1) Pengenalan peristiwa-peristiwa penting dalam rekam jejak

Rasulullah SAW dalam mengimplementasikan nilai-nilai yang

terkandung dalam Al-Qur’an sekaligus pilihan strategi dakwah

yang dilakukan.

2) Membawa keterlibatan siswa secara emosional pada peristiwa-

peristiwa historis, khususnya pada konsistensi para tokoh Islam di

40

https://apachemask.wordpress.com/2011/01/04/manfaat-mempelajari-sejarah-

kebudayaan-islam/ Diakses 07 april 2016 jam 09.08

Page 44: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

57

dalam memperjuangkan prinsip-prinsip ajaran Islam dengan

tantangan dan rintangan dari internal maupun eksternal umat Islam.

3) Melanjutkan tradisi keilmuan para tokoh Islam dengan segala

kreativitas yang dihasilkannya dengan tetap kritis atas semuanya.

4) Memberikan apresiasi yang proporsional terhadap ide, gagasan dan

karya yang dihasilkan oleh ulama terdahulu, sehingga tidak

terjebak pada romantisme masa lalu yang tidak fungsional untuk

menyelesaikan problematika kontemporer umat Islam saat ini.

5) Merefleksikan proses masuknya Islam di Indonesia dengan

kecemerlangan para ulama yang membawanya sehingga dengan

cepat Islam masuk ke Indonesia tanpa kekerasan dan menarik ibrah

dari proses ini.

3. Pentingnya Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Adapun pentingnya mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam secara

garis besar diataranya:

a. Untuk melestarikan Identitas kelompok dan memperkuat daya tahan

kelompok itu bagi kelangsungan hidupnya

b. Sejarah berguna sebagai pengambilan pelajaran dan tauladan dari

contoh di masa lampau sehingga sejarah memberikan asas manfaat

secara lebih khusus demi kelangsungan hidup

c. Sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan mati

Page 45: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

58

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Selama ini seringkali SKI hanya dipahami sebagai sejarah

kebudayaan Islam (history of Islamic culture). Dalam kurikulum ini SKI

dipahami sebagai sejarah tentang agama Islam dan kebudayaan (history of

Islam and Islamic culture). Oleh karena itu kurikulum ini tidak saja

menampilkan sejarah kekuasaan atau sejarah raja-raja, tetapi juga akan

diangkat sejarah perkembangan ilmu agama, sains dan teknologi dalam

Islam. Aktor sejarah yang diangkat tidak hanya Nabi, sahabat dan raja,

tetapi akan dilengkapi ulama, intelektual dan filosof. Faktor-faktor sosial

dimunculkan guna menyempurnakan pengetahuan peserta didik tentang

SKI.

Kurikulum SKI dirancang secara sistematis berdasarkan peristiwa

dan periode sejarah yang ada sebagai berikut : .

a. Di tingkat MI dikaji tentang sejarah Arab pra Islam, sejarah

Rasulullah saw. dan al-Khulafa' ar-Rasyidin.

b. Di tingkat MTs dikaji tentang Dinasti Umayah, Abbasiyah dan al

Ayubiyah.

c. Di tingkat MA dikaji tentang sejarah peradaban Islam di Andalusia,

gerakan pembaharuan di dunia Islam dan perkembangan Islam di

Indonesia.41

41

Agus Hadi, “Ski MTsn”, onle, http://skimtsn.blogspot.com/, diakses 18 April 2016. Jam

08.30

Page 46: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

59

5. Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MTs

a. Kelas VII Semester 1

1) BAB. Memahami sejarah kebudayaan Islam

Kata sejarah dalam bahasa arab disebut tarih, yang menurut

bahasa berarti ketentuan masa. Sedang menurut istilah berarti

“keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang

telah lampau atau pada masa yang masih ada”.42

Sejarah dalam

dunia Barat disebut histoire (Perancis), historie (Belanda), dan

history (Inggris), berasal dari bahasa Yunani, istoria yang berarti

ilmu.

Sedangkan kebudayaan berasal dari kata “budi” dan “daya”.

Kemudian digabungkan menjadi “budidaya” yang berarti sebuah

upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar

menjadi lebih baik dan memberikan manfaat bagi hidup dan

kehidupan.

Sejarah kebudayaan Islam adalah studi tentang riwayat

hidup Rasulullah SAW, sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi

petunjuk yang diceritakan kepada murid-murid sebagai contoh

teladan yang utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik

dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Muhaimin

mengatakan, …“Dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam

merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia Muslim dari

42

Zuhairini, Sejarah Pendidikan…, hal.1

Page 47: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

60

masa ke masa dalam usaha bersayari’ah dan berakhlak serta dalam

mengembangkan system kehidupan yang dilandasi oleh akidah”.

2) BAB. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Mekkah

Sebelum islam datang di tanah arab, sebenarnya masyarakat

arab bukan tidak berkeyakinan, mereka sudah memiliki keyakinan

tertentu yang dikenal dengan Paganisme, mereka mengingkari

adanya Tuhan, tetapi umumnya mereka menggunakan perantara

patung-patung atau berhala untuk menyembah Tuhan mereka.

Dalam kondisi masyarakat yang semacam ini itulah Nabi

Muhammad SAW diturunkan. Ayah Nabi Muhammad SAW

bernama Abdullah ibn Abdul Muththalib. Sedangkan ibunya

Aminah Binti Wahab. Dilahirkan di kota Makkah pada tanggal 20

Agustus tahun 570M.

Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah SWT untuk

mendakwahkan Islam kepada manusia. Untuk mendakwahkan

Islam itu Nabi melakukannya dengan sembunyi-sembunyi dan

dangat berhati-hati, walaupun perintah ini cukup jelas dan tegas.

Dakwah Nabi hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu yang

diyakini dapat menerima ajakan tersebut. Pada tahap rahasia ini

selama kurang lebih 3 tahun, hanya beberapa orang saja yang

masuk Islam. Mereka yang mula-mula masuk Islam, dalam sejarah

dikenal dengan sebutan “al-sabiqun al-awwalan”. Kelompok

pertama ini, bersama-sama dengan Nabi, melakukan kegiatan

Page 48: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

61

berpusat dirumah Arqam bin Arqam, yang kemudian tempat ini

dikenal dengan nama dar al-Arqam.

Dalam tahap berikutnya, dakwah Nabi ditujukan kepada

anak-cucu keturunan Abdul Muthalib. Dengan demikian, sasaran

dakwah sudah lebih luas dan terbuka. Hal ini dilakukan Nabi

setelah adanya perintah Allah SWT dalam surah al-Syu’ara ayat

214-216. Lebih luas lagi setelah turunnya perintah Allah SWT

dalam surat al-Hijr ayat 94-95. Maka sasaran dakwah Nabi adalah

masyarakat Makkah (Quraisy) secara umum dan lebih luas dan

lebih terang-terangan.

Upaya Rasulullah dalam rangka mendakwahkan Islam

secara terang-terangan ini kemudian mendapat reaksi dari pihak

kaum musyrikin Quraisy. Reaksi tersebut pada mulanya masih

bersifat bujukan dan rayuan, agar Nabi meninggalkan tugasnya

menyampaikan Islam. Namun dengan tegas Nabi menepis bujukan

tersebut, dengan mengatakan: “Aku datang kepada kalian bukanlah

untuk mendapatkan harta, pangkat, dan kedudukan. Allah SWT

mengutus aku kepada kalian untuk menjadi rasulnya”.

Hari demi hari, reaksi makin bertambah keras. Orang-orang

musyrik Quraisy mulai melakukan penganiayaan dan penyiksaan

kepada pengikut-pengikut Islam, yang waktu itu jumlahnya masih

sangat sedikit. Juga terjadi pemboikotan, semacam embargo

terhadap orang-orang Islam dan Nabi Muhammad SAW. Bahkan

Page 49: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

62

pemboikotan ini ditujukan kepada keluarga Bani Hasyim dan Bani

Abul Muthalib, yang selalu melindungi Nabi Muhammad SAW.

Pemboikotan ini berlangsung selama kurang lebih 3 tahun.

Pemboikotan ini dapat dipandang sebagai upaya kafir Quraisy

untuk melumpuhkan kekuatan kelompok orang-orang Islam.

Karena tantangan yang dihadapi umat Islam begitu berat

maka Rasulullah kemudian memerintahkan kepada para sahabat

untuk berhijrah ke Habsyah, untuk sekedar mencari tempat

perlindungan. Tindakan ini dimaksudkan Nabi, disamping untuk

memperluas wilayah dakwah, juga mengisyaratkan

ketidakberdayaan kaum muslimin untuk melakukan perlawanan

terhadap kafir Quraisy. Ini merupakan hijrah yang pertama yang

dilakukan oleh umat Islam.

Selama kurang lebih tiga belas tahun, Nabi telah berjuang

dengan gigih. Namun ia belum berhasilmenciptakan suatu

komunitas yang tauhidi yang sikap dan tindakannya sesuai dengan

pesan dan ajaran tauhid sebagaimana yang dicita-citakan,

sebaliknya ia mendapat tantangan yang berat, oleh sebab itu selama

di Makkah eksistensi kerasulannya baru tampak pada dimensi

kepemimpinan agama, sampai dengan hijrahnya ke Madinah

dengan membawa perubahan-perubahan besar terhadap tatanan

sosial masyarakatnya yang kelak dikenal dengan negara Madinah.

Page 50: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

63

Peristiwa hijrah ini juga tidak bisa dilepaskan dari

pertemuan Nabi SAW dengan beberapa orang penduduk Yastrib

yang berkunjung ke Makkah pada tahun 621 M, pertemuan ini

berhasilmencapai kesepakatan menyatakan diri masuk Islam dan

berjanji untuk mematuhisegala ajaran Islam yang disebut sebagai

bai’ah sughra. Ini bai’ah yang pertama yang dilakukan oleh

penduduk Yastrib kepada Rasulullah.

3) BAB. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah

Sebagaimana sudah dijelaskan dibagian terdahulu bahwa

sebelum Rasulullah hijrah ke madinah, didahului oleh dua

peristiwa yaitu bai’ah aqabah sughra (pertama) pada tahun 621M

dan bai’ah aqabah kubra (kedua) pada tahun 622 M. Adanya

bai’ah ini juga tidak lepas dari usaha Rasulullah untuk

menyampaikan ajarannya kepada sebagian peziarah dan pedagang

dari kota Yastrib yang melaksanakan ibadah haji. Isi bai’at itu

antara lain mengikrarkan keimanan kepada Allah dan Rasulnya

Muhammad, amar ma’ruf nahyi munkar, dan kepatuhan kepada

beliau pemimpin mereka. Nabi juga berjanji akan berjuang bersama

mereka baik dalam peperangan maupun perdamaian.

Dalam perjalanan hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad

SAW tiba di Madinah pada tanggal 27 September 822 M

bertepatan dengan hari senin tanggal 12 Rabiul awal, yang

kemudian oleh khalifah Umar bin Khattab ditetapkan sebagai tahun

Page 51: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

64

pertama hijrah. Sebelum sampai ke Madinah, Nabi singgah di

Qubah dan mendirikan Masjid yang pertama dalam sejarah Islam,

di daerah itu. Kemudian melakukan sholat jum’at di masjid itu.

Rasulullah menyampaikan khutbah jum’at pertama yang berisikan

tahmid, shalawat dan salam, pesan bertakwa, dan do’a

kesejahteraan bagi kaum muslimin.

Selanjutnya dalam sejarah Islam, penduduk Madinah yang

menyambut kedatangan Rasulullah bersama sahabat ini mendapat

julukan kaum Anshar, karena prestasi dan jasanya yang besar

terhadap Islam. Setelah Rasulullah membangun Masjid sebagai

sarana untuk mempersaudarakan kaum muslimin di kota Madinah,

selanjutnya Rasulullah juga melakukan pembangunan sosial,

ekonomi dan politik negara Madinah.

Selama Nabi sebagai kepala negara Madinah, beliau

melakukan kebijakan satu sama lain memiliki kaitan antara lain:

pertama, itensifikasi pemantapan sosio ekonomi politik. Oleh sebab

itu ayat-ayat al-qur’an pada periode Madinah ini diturunkan

terutama ditujukan untuk pembinaan hukum, dan Rasulullah

menjelaskan ayat-ayat yang belum jelas dan terperinci itu dengan

perbuatan-perbuatan beliau, seperti sistem syura dalam politik,

persamaan derajat antar sesama, perbedaan antara taqwa dan amal

shaleh, diperintahkannya zakat dan sedekah untuk pemerataan

ekonomi disamping ditegaskan hukum riba, juga diberlakukannya

Page 52: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

65

razia terhadap kabilah perniagaan Quraisy dijalur perdagangan

menuju pasar-pasar wilayah utara.

Dalam periode Madinah inilah Rasulullah benar-benar

dapat membina masyarakat yang kondusif, sehingga dibawah

kepemimpinan Rasulullah, Madinah menjadi wilayah yang

diperhitungkan. Ajakan masuk Islam kepada pemimpin-pemimpin

dunia melalui surat yang dikirimkan merupakan langkah politis

yang sangat berani. Kemampuannya dalam mempersatukan umat

Islam dengan kebinekaan kabilah dan suku, serta

mempersaudarakannya adalah sebagai bukti misi risallah yang

dibawanya berdimensi religius dan sosial dan politik.

b. Semester 2

1) BAB. Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa

Khulafaurrasyidin

a) Abu Bakar as-Sidiq

Sebenarnya sejak awal, baik kelompok Muhajirin

maupun kelompok Anshar menginginkan jabatan khalifah ini,

mereka mengajukan argumen yang dapat memperkuat posisi

tuntutan mereka tersebut. Golongan Anshor dan suku Khazraj,

misalnya, mengajukan Sa’ad bin Ubadah, tokoh ini tercatat

sebagai orang yang tidak pernah menyatakan bai’ahnya kepada

Abu Bakar dan Umar sampai akhir hayatnya sebagai calon

khalifah. Abu Bakar (kelompok Muhajirin) pada awalnya

Page 53: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

66

mengajukan Umar bin Khatab dan Sa’d ibn Ubadah sebagai

calon khalifah. Akhirnya lewat proses perdebatan yang

panjang terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifahnya. Di

samping karena kestabilitas politiklah yang turut

melatarbelakangi terpilihnya tokoh Abu Bakar sebagai

khalifah. Diantara faktor yang mendukung terpilihnya Abu

Bakar sebagai khalifah adalah orang yang menggantikan Rasul

sebagai imam shalat ketika Rasululah sakit, dia juga orang

yang menemani Rasulullah saat hijrah, dan dia adalah sahabat

senior yang awal memeluk Islam.

Maka sejak saat itu Abu Bakar sebagai khalifah umat

Islam. Ia disebut sebagai khalifat al-rasulillah, yang berarti

pengganti Rasulullah. Yang membedakannya dengan Rasul

adalah kalau Rasulullah itu memiliki otoritas sebagai

pemimpin agama dan negara, tetapi Abu Bakar hanya memiliki

otoritas kenegaraan saja, karena memang Abu Bakar bukan

sebagai Nabi.

Pada saat Abu Bakar sebagai kepala negara, ia

mendapatkan tugas berat yang perlu penyelesaian. Di antara

permasalahan yang muncul selama dia menjabat sebagai

khalifah antara lain adalah munculnya nabi-nabi palsu, orang-

orang yang tidak mau membayar zakat, juga orang-orang yang

murtad, keluar dari Islam.

Page 54: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

67

Selain Abu Bakar dituntut untuk menyelesaikan urusan

dalam negeri, ia juga dituntut untuk menyelesaikan yang

lainnya. Masalah tersebut antara lain bahwa dia juga harus

mewaspadai ancaman yang mungkin datang dari dua negara

adikuasa, yaitu bizantium dan persia. Karenanya, disamping

harus menyelesaikan masalah-masalah dalam negeri tersebut,

Abu Bakar juga harus memikirkan rencana untuk

mempertahankan wilayah Islam dari serbuan dan intervensi

karena negara adi kuasa tersebut.

b) Umar Ibn al-Khathab

Pada saat Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah

dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat,

kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan

maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan

dan perpecahan dikalangan umat Islam. Kebijakan Abu Bakar

tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara

beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya

khalifah Khalifati Rasulillah, artinya pengganti dari pengganti

Rasulullah.umar juga memperkenalkan istilah Amir al-

Mukminin kepada umat Islam.

Seperti sebagian orang Arab, Umar ibn al-Khaththab

memiliki nama kunya, Abu Hafs. Kunya ini merupakan

pemberian Nabi untuk memuji sikap tegas dan kekerasannya

Page 55: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

68

dalam melaksanakan prinsip keislaman, ciri dari watak seorang

pemimpin sejati. Di samping itu ia adalah orang yang

mempunyai keinginan kuat, rasa keadilan yang keras,

kesetiaan yang kukuh dan mempunyai bakat yang luar biasa

untuk menjalankan pemerintahan.

c) Usman Ibn Affan

Setelah Umar ibn Khaththab meninggal, Usman ibn

Affan menggantikan kedudukan Umar sebagai khalifah umat

Islam berdasarkan musyawarah sejumlah sahabat senior.

Usman ibn Affan lahir pada tahun 576 M.

Kepribadian Usman itu sangat baik. Dia terkenal

sebagai sahabat yang sangat taat beribadah. Sebagaimana

dikatakan oleh Ibn Hajr bahwa ia selalu bangun tengah malam

untuk melakukan shalat tahajud, puasa sepanjang hari kecuali

pada hari-hari terlarang dan pergi haji setiap tahun. Ia juga

sangat pemalu dan terkenal jujur. Usman juga terkenal sangat

lunak, pemaaf, murah hati, terlalu percaya, dan mudah tergetar

hatinya, melihat kesulian orang lain, terutama keluarganyya,

kepekaan sosialnya sangat tinggi.

d) Ali Ibn Abi Thalib

Sepeninggalan Usman ibn Affan, masyarakat beramai-

ramai membai’at Ali ibn Abi Thalib. Ali memerintah selama 4

tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai

Page 56: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

69

pergolakan. Hampir tidak ada masa sedikit pun dalam

pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah ia

menjabat sebagai khalifah, Ali ibn Abi Thalib memecat para

gubernur yang diangkat oleh Usman. Dia yakin bahwa

pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran

mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan

oleh Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil

pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem

distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam

sebagaimana yang telah diterapkan Umar.

2) BAB. Memahami perkembangan masyarakat Islam pada masa Bani

Umaiyah

Salah satu dinasti penting yang ikut mewarnai sejarah

peradaban Islam adalah Dinasti Umayah. Dinasti ini berdiri pada

tahun 661 M s.d 750 M. Meskipun dinasti ini kurang dari satu abad

tetapi capaian ekspansi sangat luas. Pembentukan dinasti umayah

tidak bisa dilepaskan dari sosok Muawiyah ibn Abi sofyan. Ia

memeluk agama Islam pada usia yang masih muda, jauh sebelum

keluarga Abu Sofyan lainnya memeluk agama Islam. Mu’awiyah

lahir empat tahun menjelang Muhammad diangkat menjadi Rasul,

ada juga yang mengatakan dua tahun sebelum Rasul diangkat atau

15 tahun sebelum hijrah. Mu’awiyah termasuk sahabat dekat

dengan Rasulullah.

Page 57: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

70

Mu’awiyah mendapat kepercayaan dari Rasul untuk

menulis Al-Qur’an dan pernah ikut bersama Rasul hijrah ke

Madinah. Kesetiaan yang diperlihatkan oleh Mu’awiyah terhadap

Islam, adalah siap mempertaruhkan nyawanya di beberapa medan

pertempuran dan bahkan dengan ayahnya sendiri, yaitu pada saat

penaklukan Makkah.

c. Kelas VIII Semester 1

1) BAB. Memahami perkembangan masyarakat Islam pada masa Bani

Abbasiyah

Berdirinya dinasti Abbasiyah tidak bisa dilepaskan dari

munculnya berbagai masalah di periode-periode terakhir dinasti

Umayah. Masalah-masalah tersebut kemudian bertemu dengan

beberapa kepentingan yang satu sama lain memiliki keterkaitan.

Ketidakpuasan di sana-sini yang ditampakkan lewat berbagai macam

pemberontakan jelas menjadi pekerjaan rumah yang cukup serius

bagi kelangsungan hidup dinasti Umayah, yang kemudian menjadi

momentum yang tepat untuk menjatuhkan dinasti umayah yang

dimotori oleh Abu al-Abbas al-Safah.

Meskipun dalam perjalanan dinasti Umayah banyak

menorehkan prestasi bagus terutama dalam kaitannya dengan

perluasan wilayah, tetapi sesungguhnya sejak awal berdirinya dinasti

ini, mulai dari khalifah pertama yaitu Mu’awiyah bin Abi Sofyan

sampai khalifah terakhir, Marwan bin Muhammad, Daulah bani

Page 58: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

71

Umayah terkadang berjalan atas landasan kekerasan, bahkan

mempergunakan segala kesempatan, sekalipun kesempatan jahat

untuk memperbesar kekuasaan. Menjelek-jelekkan Ali bin Abi

Thalib dalam tiap khutbah Jum’at adalah contoh yang nyata terjadi.

d. Semester 2

1) BAB. Memahami perkembangan masyarakat Islam pada masa

Dinasti Al Ayyubiyah

Keruntuhan Dinasti Fatimiyah pada masa khalifah Al-Adid

Bilah pada tahun 567H / 1171M. Khalifah terakhir berada dalam

kondisi yang sudah lemah karena serbuan pasukan salib, konflik

interen pemerintahan dan melanda paceklik atau paceklik selama

tujuh tahun di wilayah kekuasaan Dinasti tersebut. Dalam keadaan

yang demikian datanglah panglima Syirkuh beserta Shalahuddin Al-

Ayyubi yang ditugaskan oleh Nuruddin Zangi.

Ia mendampingi pamannya Asaduddin Syirkuh yang

mendapat tugas dari Nuruddin Zangi. Untuk membantu Bani

Fatimiyah di Mesir. Perdana Menteri Syawar yang dikudetaoleh

Dirgham meminta bantuan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi untuk

mengalahkan Dirgham. Dengan imbalan sepertiga pajak tanah Mesir.

Dirgham akhirnya dikalahkan oleh pasukan Shalahuddin dan ia

kembali menduduki jabatan perdana menteri pada tahun 1164M.

Tiga tahun kemudian Shalahuddin menyertai pamannya ke

Mesir. Kali ini akan memberantas Syawar yang dulunya pernah

Page 59: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

72

ditolongnya yang bersekutu dengan Ammauri, seorang panglima

tentara salib. Hal ini dilakukan oleh shalahuddin karena Syawar

sangat membahayakan kepentingan kaum muslimin. Akhirnya,

Shalahuddin dapat mengalahkan Syawar dan Ammauri.

Pada tahun 1169 M, tentara salib yang dipimpin Ammauri

menyerang Mesir yang bermaksud menguasai Mesir. Khalifah

Fatimiyah, Al-Adid meminta bantuan Shalahuddin dan Asaduddin

Syirkuh untuk mempertahankan Mesir. Ammauri kali ini berhasil

dikalahkan oleh pasukan Shalahuddin dan Asaduddin Syirkuh.

Keberhasilan ini menimbulkan kebencian Syawar yaitu perdana

menteri Fatimiyah. Syawar berencana membunuh Shalahuddin dan

Asaduddin Syirkuh namun ia gagal, bahkan Syawar ditangkap dan

dihukum mati atas khalifah Al-Adid.

e. Kelas IX Semester 1

1) BAB. Memahami perkembangan Islam di Indonesia

Seorang profesor bahasa Melayu di Univesitas Leiden,

Belanda. Dia mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia bukan

berasal dari Arab atau persia secara langsung, tetapi berasal dari

india, terutama dari pantai barat, dari Gujarat dan Malabar. Teori

tesebut kemudian direvisi oleh C. Snouck Hurgronje. Menurut nya

Islam yang tersebar di Hindia Belanda (Indonesia) berasal dari

wilayah Malabar dan Coromandel, kota-kota pelabuhan di India

selatan, setelah Islam berpijak kuat di wilayah tersebut.

Page 60: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

73

Pendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari Anak

Benua India juga dikemukakan oleh J.P. Moquette. Moquette

berkesimpulan bahwa tempat asal Islam di Nusantara adalah

Gujarat, India. Pendapat ini didasarkan pada pengamatan Moquette

terhadap bentuk batu nisan di Pasai yang berangka 17 Dzulhijah

831 H./27 September 1428. Dia juga mengamati bentuk batu nisan

pada makam Maulana Malik Ibrahim (w.822 H/1419) di Gresik,

Jawa Timur. Ternyata bentuk batu nisan dikedua tempat tersebut

sama dengan batu nisan di Cambay, Gujarat di pesisir selatan India.

Berbeda dengan pendapat S.Q Fatimi yang sama-sama

mengikuti “teori batu nisan”. Menurut Fatimi, batu nisan Malik al-

Shalih di Pasai berbeda jauh dengan batu nisan yang terdapat di

Gujarat dan batu-batu nisan lain di Nusantara. Fatimi berpendapat

bahwa bentuk dan gaya batu nisan itu justru mirip dengan batu

nisan yang terdapat di Bengal (kini Bangladesh).43

f. Semester 2

1) BAB. Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mayoritas

penduduknya beragama Islam. Keberhasilan penyebaran Islam di

Nusantara tidak dapat dipisahkan dari peranan wali sanga. Ketika

menyiarkan Islam para wali sanga menggunakan berbagai bentuk

kesenian tradisional masyarakat setempat dengan cara menyisipkan

43

Nor Huda, Islam Nusantara. (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media Group,2007), hal.34

Page 61: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

74

nilai-nilai islam ke dalam kesenian tersebut. Upaya para wali sanga

tersebut diterima baik oleh masyarakat, mereka tidak merasa asing

karena budaya asli mereka tidak dihapus. Lambat laun seni budaya

local tersebut berubah menjadi seni budaya local yang bernuansa

Islam.

Makna dari seni budaya local sebagai tradisi Islam adalah

semua budaya yang berada dn berkembang di wilayah Indonesia

yang dijadikan tradisi Islam karena sudah dipengaruhi oleh ajaran-

ajaran Islam. Seni budaya local yang sudah dipengaruhi ajaran

Islam banyak jenisnya ada yang berupa kesenian, upacara adat dan

seni bangunan. Ketiga kelompok tersebut menggambarkan suatu

budaya yang menjadi cirri khas dari setiap budaya mereka.

F. Strategi Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Sejarah Kebudayaan

Islam (SKI)

Ada beberapa karakteristik anak dalam proses pembelajaran di

antaranya anak yang tergolong cepat dalam belajar, pada umumnya dapat

menyelesaikan kegiatan belajar dalam waktu yang lebih cepat dari yang

diperkirakan. Mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk memecahkan

suatu masalah karena lebih mudah menerima materi pelajaran. Dilihat dari

tingkat kecerdasannya, pada umumnya anak ini memiliki tingkat kecerdasan

di atas rata-rata dan banyak yang tergolong sebagai anak genius. Karena

cepatnya dalam belajar, maka golongan ini mengalami kesulitan dalam

penyesuaian belajar karena pada umumnya kegiatan belajar di sekolah

Page 62: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

75

menggunakan ukuran rata-rata. Salah satu usaha untuk membantu mereka

ialah dengan menempatkan pada kelompok khusus atau diberikan tugas-tugas

tambahan.

Sebaliknya, dari anak yang tergolong cepat, anak golongan lambat ini

lebih banyak membutuhkan waktu yang lebih lama dari waktu yang

diperkirakan anak-anak normal. Sebagai akibatnya, anak-anak golongan ini

sering ketinggalan dalam belajar dan ini pula sebagai salah satu sebab tinggal

kelas. Dilihat dari kecerdasannya, pada umumnya anak golongan lambat

belajar, memiliki taraf kecerdasan di bawah rata-rata. Anak golongan ini

memerlukan perhatian khusus, antara lain melalui penempatan pada kelas-

kelas khusus atau pelajaran-pelajaran tambahan dalam program pengajaran

remidial.

Selanjutnya adalah anak kreatif. Anak kreatif ini umumnya anak dari

golongan cepat, tapi banyak pula dari golongan normal. Anak golongan ini

menunjukan kreativitas, dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Mereka selalu

ingin memecahkan persoalan, berani menanggung resiko yang sulit sekalipun,

kadang-kadang destruktif di samping konstruktif, lebih senang bekerja

sendiri, percaya pada diri sendiri, dan sebagainya.

Dalam kegiatan belajar anak golongan kreatif lebih mampu

menemukan masalah-masalah dan mampu memecahkan masalah.sekolah

perlu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak golongan

kreatif.

Page 63: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

76

Adanya beberapa jenis sifat murid tersebut dapat mempengaruhi

proses belajar dan dapat menimbulkan beberapa akibat tertentu di antaranya

adalah:

1. Anak drop out (gagal)

2. Berprestasi kurang (underachiever)44

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha mengatasi

kesulitan belajar anak didik, dapat dilakukan melalui enam tahap, yaitu:

1. Pengumpulan data

Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar diperlukan banyak

informasi. Untuk memperoleh informasi perlu diadakan pengamatan

langsung terhadap obyek yang bermasalah. Teknik interview (wawancara)

ataupun teknik dokumentasi dapat dipakai untuk mengumpulkan data.

2. Pengolahan data

Data yang telah terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak diolah secara

cermat. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak didik jelas tidak

dapat diketahui, karena data yang terkumpul itu masih mentah, belum

dianalisis dengan seksama. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam

rangka pengolahan data adalah identifikasi kasus, membandingkan antar

kasus, membandingkan dengan hasil tes, dan menarik kesimpulan.

44

Abu Ahmadi, Psikologi Belajar. (Jakarta:PT Rineka Cipta,2004), hal.103

Page 64: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

77

3. Diagnosis

Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan

data. Tentu saja keputusan diambil itu setelah dilakukan analisis terhadap

data yang diolah itu. Diagnosis dapat berupa hal-hal sebagai berikut:

a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak didik yaitu berat dan

ringannya tingkat kesulitan yang dirasakan anak didik.

b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab

kesulitan belajar anak didik.

c. Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber penyebab

kesulitan belajar anak didik.

4. Prognosis

Keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar pijakan

dalam kegiatan prognosis. Dalam prognosis dilakukan kegiatan

penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang haus

diberikan kepada anak untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar.

5. Treatment

Treatmen adalah perlakuan. Perlakuan di sini dimaksudkan adalah

pemberian bantuan kepada anak didik yang mengalami kesulitan belajar

sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis.

6. Evaluasi

Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatmen yang

telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak

Page 65: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

78

dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, atau gagal

sama sekali.45

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh:

1. Erna Yunita dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Guru Dalam

Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Di MTs Sultan Agung Jabal Sari Tulungagung”.

Dalam skripsi tersebut telah disimpulkan bahwa penggunaan strategi oleh

guru yaitu dengan dialog Guru dan anak didik serta dengan hyperterapi

yang bekerja sama dengan lembaga psikologi “Alfa Tetha”.

2. Putri Tunggal Dewi dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Guru Dalam

Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Tsanawiyah Negeri Karangrejo”.

Untuk mengurangi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, guru

MTsN Karangrejo memilih menggunakan teknik humoris di tengah-

tengah menyampaikan materi. Selain dengan menggunakan tehnik

humoris di tengah-tengah menyampaikan materi upaya yang dilakukan

guru MTsN Karangrejo dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah

dengan memberikan motivasi Program remidial juga di jadikan salah satu

upaya yang digunakan guru MTsN Karangrejo dalam mengatasi kesulitan

45

Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar. (Jakarta:Rineka Cipta,2002), hal.220

Page 66: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

79

belajar siswa, upaya ini di sampaikan oleh Bapak Winarto, program

remidial itu wajib di lakukan oleh setiap guru.

Dari penelitian terdahulu diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

Strategi Guru untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa harus adanya seorang

guru yang harus berperan aktif dalam mengajarkan anak didiknya dengan

menggunakan strategi yang sesuai, peran orang tua yang harus memantau

anaknya untuk melaksanakan ibadah.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, peneliti termotivasi untuk

melaksanakan penelitiaan yang berjudul “Strategi Guru Dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Siswa Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MTs

Ma’arif Sudimoro Pacitan”.

Adapun fokus penelitiannya:

1. Bagaimana perencanaan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa

mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Ma’arif Sudimoro

Pacitan?

2. Bagaimana pelaksanaan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa

mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Ma’arif Sudimoro

Pacitan?

3. Bagaimana evaluasi guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa mata

pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Ma’arif Sudimoro Pacitan?

Berikut adalah perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang

peneliti lakukan:

1. Lokasi penelitian yang berbeda

Page 67: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

80

2. Rumusan masalah yang digunakan berbeda

3. Tingkat kesulitan belajar yang berbeda.

4. Hasil penelitian yang berbeda

H. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan

bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan

perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori, yang dikonstruksi sebagai suatu

pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi

pokok persoalan yang semestinya dipelajari.46

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui strategi guru dalam

mengatasi kesulitan belajar siswa mata pelajaran SKI. Memerlukan sebuah

skema untuk dapat mengatasi kesulitan belajar siswa. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Paradigma penelitian

Pola strategi guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa maa

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di uraikan dalam paradigma penelitian

46

Sambas Ali M pada http://sambasalim.com/metode-penelitian/paradigma-penelitian.html,

diakses 07 April 2016. 10:07

Strategi Guru

Evaluasi

Pelaksanaan

Perencanaan

Page 68: 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Tentang Strategi 1 ...

81

dapat dijelaskan sebagai berikut: strategi guru dalam mengatasi kesulitan

belajar siswa mata pelajaran SKI di MTs Ma’arif Sudimoro Pacitan

dikembangkan dari kajian teori. Strategi guru dalam mengatasi kesulitan

belajar siswa dimaksimalkan agar siswa dapat menyerap pelajaran yang telah

dijelaskan oleh guru. Dalam membuat sebuah strategi dibutuhkan sebuah

perencanaan agar ketika strategi diterapkan di dalam kelas dapat dilaksanakan

dengan baik dan memperoleh hasil yang sesuai dengan perencananaan yang

telah dibuat oleh seorang guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dengan

sebaik mungkin harus membuat pembelajaran semenarik mungkin sehingga

siswa dengan mudah akan menyerap pelajaran dengan baik, terutama dalam

pembelajaran SKI. Selain itu siswa juga tidak mudah lupa dengan apa yang

baru saja dipelajari.