132

21
I- Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/M-IND/PER/I0/2009 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KERA .. IINAN DAN BARANG SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu; b. bahwa industri kerajinan dan barang seni merupakan bag;an dari kelompok industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri kerajinan dan barang seni; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menter; Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Kerajinan dan Barang Seni; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

Transcript of 132

Page 1: 132

I-

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: 132/M-IND/PER/I0/2009

TENTANG

PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KERA ..IINAN DAN BARANG SENI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;

b. bahwa industri kerajinan dan barang seni merupakan bag;an dari kelompok industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri kerajinan dan barang seni;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menter; Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Kerajinan dan Barang Seni;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

Page 2: 132

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 131/M-IND/PER/I0/2009

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

.. \ 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 ­2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

/

2

Page 3: 132

I •

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor:131/M-IND/PER/I0/2009

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Ke~a Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;

12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang . \ Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER!3! 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KERA..IINAN DAN BARANG SEN!.

Pasal1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Kerajinan dan Barang Seni Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri kerajinan dan barang seni untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Industri Kerajinan dan Barang Sen; adalah industri yang terdiri dari :

a. Industri BordirlSulaman (KBLl17293); b. Industri Anyam-anyaman dari Rotan dan Bambu (KBLI

20291); c. Industri Anyam-anyaman dari Tanaman selain Rotan

dan Bambu (KBLI 20292); d. Industri Kerajinan Ukir-ukiran dari Kayu kecuali

Mebeller (KBLI 20293).

3

Page 4: 132

I.

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 131/M-IND/PER/I0/2009

3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.

4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

Pasal2

(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) , \ merupakan:

a. Pedoman operasional Aparatur Pemerintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;

b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Kerajinan dan Barang Seni, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Kerajinan dan Barang Seni ataupun sektor lain yang terkait;

c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan

d. Informasi untuk menggalang dukungan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dad masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.

Pasal3

(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Kerajinan dan Barang Seni dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud daiam Pasal 2 ayat (1).

(2) Pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.

4

Page 5: 132

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 131/M- IND/PER/I0/2009

Pasal4

(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-Iambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.

Pasal5

. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. , \

Ditetapkan di Jakarta padatanggal 14 Oktober 2009

MENTERI PERINDUSTRIAN RI t

FAHMIIDRIS

SAL/NAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Presiden RI; 2. Wakil Presiden RI; 3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu; 4. Gubernur seluruh Indonesia;

5. BupatilVValikota seluruh Indonesia; 6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.

5

Page 6: 132

---

, .

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR 131/M- IND/PER/10/2009

T ANGGAL : 14 Oktober 2009

PETA PANDUAN

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KERAJINAN DAN BARANG SENI

, \ BABI PENDAHULUAN

BAB II SASARAN

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BABIV PROGRAM I RENCANA AKSI

MENTERI PERINDUSTRIAN RI4

FAHMIIDRIS

Page 7: 132

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 1 31/M-IND/PER/I0/2009

BABI

PENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup Industri Kerajinan dan Barang Seni

Berdasarkan nomor HS, ruang lingkup industri kerajinan dan barang seni

mencakup Nomor HS 44, 46, 58, 65, 67, 71 dan 95.

Berdasarkan kriteria nilainya, industri ini dapat dikelompokkan menjadi 5

kelompok, yai~u : , '\

1) Industri Kerajinan Anyaman

Adalah industri yang berbahan baku serat-serat, baik serat alam

maupun serat buatan untuk menjadi produk anyaman. Berdasarkan

jenis bahan bakunya maka industri anyaman ada anyaman rotan,

anyaman bambu (KBLI 20291), anyaman mendong, anyaman pandan,

anyaman purun, anyaman ketak, anyaman jangan, anyaman lidi,

anyaman lontar, anyaman agel dan anyaman eceng gondok serta

anyaman keladi air dan anyaman plastiklnilon (KBLI 20292).

2) Industri Kerajinan Bordir dan Sulaman

Adalah industri yang berbahan baku benang dan kain/tekstil dengan

proses produksi menjadi bordir dan sulaman. Berdasarkan jenis

kegunaannya maka industri bordirlsulaman ada bordir

busana/gaun/asesorisnya serta bordir untuk perlengkapan rumah

tangga sprei, sarung bantal, taplak meja, tutup

televisi/dispenser/audivisual (KBLI 17293).

3) Industri Kerajinan Kayu

Adalah industri yang berbahan baku kayu dengan proses produksinya

menjadi kerajinan kayu. Berdasarkan jenis kegunaannya maka industri

kerajinan kayu ada, pigura, ukiran kayu, kerajinan kayu, sarung golok

(KBLI 2093), talenan kayu, perabot dad kayu (KBLI 2094)

Page 8: 132

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI

Nomor : 131/M-IND/PER/I0/2009

4) Industri Kerajinan Mainan Anak-anak

Adalah industri yang berbahan baku kayu/kain dengan proses produksi

menjadi mainan anak-anak. Berdasarkan jenis bahan baku dan

kegunaannya ada produk boneka, mainan anak dan education toys

(KBLI 36943)

5) Industri Kerajinan Alat Musik

Adalah industri yang berbahan baku kayu/kulit dengan proses produksi

menjadi alat-alat musik. Berdasarkan jenis bahan baku dan

kegunaannya ada produk gitar, gamelan, sasando, angklung, seruling

dan sebagainya (KBLI 36942).

B. Pengelompokan Industri Kerajinan dan Barang Seni

Pengelompokkan industri kerajinan dan barang seni seperti industri kerajinan

anyaman, kerajinan kayu, kerajinan mainan anak-anak dan kerajinan alat-alat

musik ke dalam kelompok industri hulu, industri antara dan industri hilir tidak

dapat dilakukan karena memang pohon industri (proses produksinya) pendek,

Sedangkan untuk industri bordirlsulaman dapat dikelompokkan atau

dikategorikan dalam kelompok indusri tekstil dan produk tekstil (TPT) dengan

rincian sebagai berikut :

a. Kelornpok Industri Hulu

Termasuk dalam Industri Hu/u adalah industri serat dan benang di

dalamnya adalah :

• Industri Serat Alam yang mernproduksi serat alam seperti kapas,

sutera, rami, wol dan lain sebagainya.

• Industri Serat Buatan Staple yang mengolah PX, PTA, MED dan Pulp

kayu menjadi serat pendek seperti polyester, nylon. rayon dan lain

sebagainya.

• Industri Benang Filamen yang mengolah PX, PTA, MEG dan pulp kayu

menjadi benang filament seperti polyester. nylon, rayon dan lain

sebagainya.

Page 9: 132

I,

'. , Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI

Nomor : 131/M-IND/PER/I0/2009

• Industri Pemintalan yang memproduksi benang dari bahan baku berupa

serat buatan maupun serat alam atau campuran keduanya.

• Industri Pencelupan Benang untuk memberikan efek warna pada

benang.

b. Kelompok Industri Antara

• Industri Pertenunan (Weaving) yang mengolah benang menjadi kain

tenun mentah (grey fabric).

• Industri Perajutan (Knitting) yang mengolah benang menjadi kain rajut ,

mentah (grey fabric).

• Industri Pencelupan (Dyeing) yang mengolah kain mentah menjadi

kain setengah jadi dengan memberikan efek warna pada kain.

• Industri Pencapan (Printing) yang mengolah kain mentah menjadi kain

setengah jadi dengan memberikan efek motif warna pada kain.

• Industri Penyempurnaan (Finishing) yang mengolah kain setengah jadi

menjadi kain jadi (finish fabric).

• Industri Non Woven yang mengolah serat atau benang menjadi kain

selain melalui proses tenun atau rajut.

c. Kelompok Industri Hilir

Termasuk dalam Industri Hilir adalah industri yang memproduksi barang­

barang jadi tekstil konsumsi masyarakat, diantaranya adalah :

• Industri Pakaian Jadi (Garmen) yang mengolah kain jadi menjadi

pakaian jadi baik kain rajut maupun kain tenun.

• Industri Embroideri yang memberikan efek motif atau corak pada kain

jadi ataupun barang jadi tekstil.

• Industri Produk Tekstillainnya yang mengolah kain jadi menjadi produk

tekstillainnya selain pakaian jadi.

Page 10: 132

I,

. ,

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 131/M- IND/PER/IO/2009

BAB II

SASARAN

A. Jangka Menengah (2010 - 2014)

- Terwujudnya sistem pembinaan dan pengembangan industri

kerajinan dan barang seni melalui pendekatan klaster IKM yang lebih

bersinergi kepada setiap pemangku kepentingan, dan pendekatan

OV9P (One Village One Product) yang berbasis kompetensi inti

indu~tri daerah Kabupaten/Kota.

- Terciptanya iklim usaha yang kondusif melalui sitem perpajakan dan

pelarangan ekspor bahan mentah non-olahan guna melindungi

kebutuhan bahan baku industri kerajinan dan barang seni.

- Terbentuknya basis usaha industri kerajinan dan barang seni yang

tangguh didukung SDA yang baik dan SDM kreatif, terampil yang

mampu menghasilkan produk berdaya saing tinggi.

- Peningkatan produktivitas, effisiensi, mutu dan desain yang inovatif

dengan kreasi menarik bagi produk industri kerajinan dan barang

seni pada sentra-sentra potensial.

- Terwujudnya industri kerajinan dan barang seni nasional yang

mampu bersaing dipasar dalam dan luar negeri.

Tolok ukur sasaran pengembangan

Tolok Ukur 2009 2014

Unit Usaha 815.705 Unit 1.108.543 Unit

I T enaga Kerja 1.901.705 Orang 2.671.195 Orang

Nilai Produksi (Rp.) 13.200.835 Juta 18.542.310 Juta

Nilai Ekspor ( US$ ) 134.088.300 172.236.427

Page 11: 132

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: I3I/M- IND/PERlI0/2009

Berkembangnya jumlah unit usaha industri kerajinan dan barang

seni mencapai sebesar 7,18% rata-rata per tahun, tenaga kerja

8,10% per tahun.

- Peningkatan ekspor produk kerajinan dan barang seni rata-rata per

tahun 5,69% atau senilai US$ 17.629.624 dengan mutu produk

diakui dalam pasar internasional.

B. Jangka Panjang (2010 - 2025)

- T erbentuknya basis kompetensi inti industri kerajinan dan barang , \

seni dalam rangka pengembangan OVOP dan terciptanya produk­

produk unggulan daerah yang dan bermutu dan berdesain menarik

didukung sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, terampil dan

ahli dibidang desain prod uk.

- Terwujudnya pembinaan yang terintegrasi dan bersinergi pada

instansi/lembaga yang terkait dalam rangka pengembangan Klaster

IKM Kerajinan dan Barang Seni dan meningkatnya rantai nilai

kerajinan dan barang seni.

- Terjadinya jejaring pemasaran yang lebih luas atas kinerja

pembinaan yang dilakukan dan kinerja champion dari klaster industri

kerajinan dan barang seni secara profesional dalam aspek-aspek

sebagai berikut :

~ Pemasaran

• Memperkuat peran pasar spesifik produk industri kerajinan

dan barang seni di dalam negeri.

• Pemantapkan kemampuan market intelegen dalan perannya

dalam penetrasi pasar lakal dan global.

• Memperbanyak jumlah showroom/counter/outlet produk

industri kerajinan dan barang seni di pasar modern dan

pariwisata di dalam negeri diberbagai comer store/mini­

market di stasiun KA, Bandara, POM Bensin, serta ruang

pamer di Kedubes RI di berbagai negara.

Page 12: 132

I,

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 131/M-IND/PER/I0/2009

• Peningkatan pemanfaatan website portallKM di internet.

~ T eknologi proses dan standardisasi;

• Pengembangan peran mesin dan peralatan untuk

peningkatan mutu dan desain produk kerajinan dan barang

seni.

• Peningkatan upaya mendorong dan fasilitasi HaKI,

Standardisasi mutu dan sertifikasi CE-Mark bagi produk­

produk kerajinan dan barang seni.

,., Optimalisasi peranan teknologi proses dan pewarnaan produk

kerajinan dan barang seni.

~ Pengembangan desain dan kreasi inovasi produk sistim

komputerisasi ;

• Sentra Produksi; melakukan optimalisasi sistim jejaring bisnis

dan pemasaran (Network Technology System) bagi industri

kerajinan dan barang seni.

• Stakeholder; pemantapan perluasan jaringan kerjasama

(networking) industri kerajinan dan barang seni pada lembaga

perguruan tinggi, lembaga NGO lokal dan asing. Lembaga

perdagangan serta /embaga-Iembaga penelitian untuk

peningkatan mutu dan desain produk.

Page 13: 132

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: I31/M- IND/PERlI0/2009

BAB III

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan

Visi pengembangan industri kerajinan dan barang seni adalah

"Menjadikan produk kerajinan dan barang seni sebagai basis produk

kerajinan dunia". Untuk mencapai visi tersebut, maka kebijakan

pengernbangan industri kerajinan dan barang seni diarahkan untuk

menjawCib, tantangan era globalisasi perdagangan, mampu

mengantisipasi perkembangan perubahan selera pasar dan pesan yang

cepat. Persaingan internasional merupakan perspektif baru semua

negara, maka strategi pengembangan IKM ke depan harus

mengembangkan kemampuan daya saing produk kerajinan dan barang

seni yang tangguh di pasar internasional.

Oengan memperhatikan rencana dan arah Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) dan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dibidang

industri, maka pengembangan industri kerajinan dan barang seni harus

ada dukungan dari sektor-sektor terkait, secara garis besar meliputi

kebijakan;

a). Pengembangan inovasi dan kreasi desain produk kerajinan dan

barang seni berbasis budaya daerah.

b). Memperkuat keterkaitan pada semua tingkat dan rantai nilai dalam

klaster.

c). Peningkatan kemampuan 80M, pengembangan kompetensi inti

industri unggulan daerah, OVOP dan klaster industri.

d). Penetapan prioritas persebaran industri kerajinan dan barang seni

mengacu pada kompetensi inti dan unggulan daerah.

e). Peningkatan mutu, kreasi dan inovasi desain kerajinan dan barang

seni.

f). Penerapan HaKI, standardisasi kerajinan dan barang seni.

g). Memperkuat jejaring pemasaran kerajinan dan barang seni.

Page 14: 132

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: I3I/M- INn/PERlI0/2009

Kebijakan yang sifatnya fasilitasi dan mengatasi masalah aktual akan

diprioritaskan untuk dilakukan bersama pemerintah daerah, dan dunia

usaha serta dikembangkan pada pihak-pihak yang terkait, atau melalui

keterkaitan dengan usaha besar dalam pengambangan industri kerajinan

dan barang seni.

B. Strategi

» St~ategi Pokok ,\

a.' Pengembangan klaster kerajinan dan barang seni; melalui

pengembangan beberapa tahapan, yaitu; (1) diagnosis; (2)

sosialisasi dan mobilisasi; (3) kolaborasi; (4) imp/ementasi, (5)

monitoring dan eva/uasi. Pada tahapan kolaborasi klaster

industri kerajinan dan barang seni ditetapkan Champion,

pemasok dan pembinaan dengan melibatkan seluruh

stakeholder sesuai fungsi dan peran masing-masing secara

bersinerji.

b. Pengembangan sentra dan revitalisasi UPT IKM kerajinan dan

barang seni; pada sentra/UPT dapat difungsikan dan dllakukan

kegiatan pelayanan penyediaan bahan baku, pelayanan

teknologi proses/produksi dan desain, dukungan sarana

produksi dan penguasaan teknologi proses, serta peningkatan

keterampilan SOM industri kerajinan dan barang seni.

c. Pengembangan industri kerajinan dan barang seni melalui

OVOP; pengembangkan kompetensi inti yang berbasiskan

unggulan daerah apada sentra-sentra potensial dan dukungan

ketersediaan bahan baku, teknologi dan keterampilan perajin,

serta nilai seni budaya, etnis dan nialai tradisional setempat.

d. Prioritas pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KU8);

dilakukan untuk mempermudah pembinaan dan

pengembangan industri kerajinan barang seni agar selalu

berusaha secara effisien dan profesional.

Page 15: 132

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 131/M-IND/PER/I0/2009

e. Kerjasama antar stakeholder dan dunia usaha; dilakukan untuk

menciptakan kerjasama siner]i dan keterpaduan program

pembinaan dan pengembangan.

f. Mendorong tumbuhnya iklim usaha yang lebih kondusif untuk

mendorong meningkatkan gairah usaha industri kerajinan dan

barang seni dengan program yang sesuai arah kebijakan

pengembangan IKM kerajinan.

~ 8trategi Operasional: , , , \

a: Peningkatan Kapabilitas 8DM;

Pengetahuan keterampilan teknis desain, manajemen produksi,

terutama kemampuan menghasilkan produk berkualitas dan

desain yang menarik melalui peningkatan pengetahuan dan

keterampilan teknis produksi dan desain melalui kegiatan

pelatihan-pelatihan.

b. Modernisasi Mesin dan Peralatan;

Sebagian besar perajin industri kerajinan barang seni masih

menggunakan peralatan yang sederhana. Demikian pula UPT

secara operasional menjadi ujung tombak pengembangan

teknologi perlu direvitalisasi dan sehingga perlu· dilakukan

revitalisasi lebih lanjut melalui bantuan mesin/peralatan lebih

modern untuk modernisasil revitalisasi UPT serta

fungsionalisasi peran KUB.

c. Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan;

Perajin industri kerajinan dan barang seni umumnya

mempunyai posisi tawar yang rendah pada berbagai pihak.

Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan KUB, Assosiasi atau

bentuk lain yang dapat memperkuat akses permodalan dan

pemasaran produk industri kerajinan dan barang seni.

Page 16: 132

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 131/M-IND/PER/I0/2009

d. Pengembangan dan Perluasan Jejaring Pemasaran;

Kerjasama antar pemangku kepentingan melalui

pembentukan sistim yang sinkron dan harmon is pada kebijakan

dan program lintas sektoral pendukung industri kerajinan dan

barang seni yang akan menghasilkan kinerja dengan sinerji

kuat.

C. Indikator Pencapaian

Indikator pencapaian visi yang telah ditetapkan dapat diketahui dari , \

pencapaian sasaran/target ekspor yang telah ditetapkan yaitu meningkat

setiap tahunnya sebesar 5,69%. Disamping itu semakin meluasnya

negara tujuan ekspor dapat dipakai sebagai indikator capaian.

Page 17: 132

"

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 131/M- IND/PER/I0/2009

BABIV

PROGRAM I RENCANA AKSI

Berdasarkan arah dan rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

dan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dibidang industri maka arah dan

rencana pengembangan industri kerajinan dan barang seni yang perlu

dilakukan atas dukungan sektor-sektor terkait, rencana aksi pengembangan

yang akan dilaksanakan untuk jangka pendek dan jangka menengah,

sebagai beri"ut :

A. Jangka Menengah (2010 - 2014):

Tahap pengembangan dalam jangka menengah yang akan dilakukan dengan

kegiatan program, sebagai berikut :

1). Menciptakan iklim usaha yang konsusif.

2). Mengoptimalkan kegiatan promosi dan pemasaran dalam dan luar negeri.

3). Meningkatkan teknologi dan standardisasi.

4). Memperkuat struktur usaha.

5). Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.

6). Memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana.

B. Jangka Panjang (2015 - 2025):

Tahap pengernbangan dalam jangka panjang yang akan dilakukan dengan

kegiatan program, sebagai berikut :

1). Perkuatan iklim usaha yang kondusif

2). Perkuatan program promosi dan pemasaran melalui berbagai metode,

media dan sasaran yang lebih terarah kepada segmen pasar potensial, baik

pasar dalam maupun luar negeri.

3). Pengembangan teknologi proses, mutu dan desain p~oduk serta penerapan

standardisasi.

4). Peningkatan kemampuan SDM perajin di bidang pengetahuan membaca

gambar desain dan mendesain produk melalui sistem komputerisasi atau

Page 18: 132

"

, I • I,

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 131/M-IND/PER/IO/2009

desain grafis bag; para pelaku usaha kerajinan dan barang seni di sentra­

sentra produksi yang berorientasi ekspor.

5). Penggalakkan penerapan sistem standar ISO 9001, ISO 14000 dan yang

sangat urgen standardisasi CE-Mark berupa tanda CE yang akan

diberlakukan secara penuh oleh Uni Eropa pada tahun 2012.

Program pengembangan dengan pendekatan klaster menjadi sasaran dan

rencana aksi dalam pengembangan industri kerajinan dan barang seni untuk

memantapkan kebijakan pernbangunan jangka panjang (RPJP) yang secara

terus menerus ~ikembangkan pada tiga pola program kerjasama, yaitu : 1)

Kerjasama an~ra perusahaan; 2) Kerjasama antara perusahaan dengan

lembaga pendukung; 3) Kerjasama antara perusahaan dan pemerintah.

Wilayah pengernbangan klaster kerajinan dan barang seni, diarahkan pad a

wilayah dan sentra potensial dengan ketersediaan bahan baku secara baik, dan

perusahaan inti selaku produsen, dan adanya eksportir yang berorientasi di

wilayah tersebut.

Wilayah yang menjadi lokus dan fokus pengernbangan klaster dilakukan adalah :

di daerah kabupaten/kota yang potensial, lintas kabupaten/kota dalam provinsi,

dan tidak menutup kemungkinan lintas kabupaten/kota dan lintas provinsi.

Sedang pemangku kepentingan pada industri kerajinan dan barang seni, terdiri

dari : Pelaku inti, meliputi perajin kerajinan dan barang seni. Pelaku pendukung,

merupakan anggota klaster lainnya yang bersifat mendukung kegiatan inti,

seperti : a) Industri mesin dan peralatan; b) Industri penghasil bahan pewarnaan;

c) Pusat pelatihan desain dan pewarnaan; d) Sentra/UPT kerajinan dan barang

seni; e) Balai Besar kerajinan dan Batik Yogyakarta; f) Lembaga/perusahaan

yang mempunyai kompetensi dalam melakukan standardisasi dan sertifikasi

produk, serta intansi terkait lainnya di tingkat Pusat dan

Kabupaten/Kota/Pemerintah Daerah, bank dan Lembaga Keuangan Non-Bank,

serta Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi.

Page 19: 132

!)

• I.

lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 131/M- IND/PER/IO/2009

Tabel1 Program dan Rencana Aksi Pengembangan Industri Kerajinan & Barang Seni

Program

21PerWlembangan Promosi dan Pemasaran

tilAa""-riI,.., IimlirYJ(ln dan kemu:lahan

~ perijlliln usaha dan

temtm usaha bagi iOOustri

Pusat Daer.!hf---.--'=;""--"""'--­

Page 20: 132

I, • Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI

Nemer : 131/~f- IND/PER/IO/2009

31~.ga1 Slarrlar TekrxtJgi dan Mutu

"

K~siSl:*1

lIMffi1fasiitasi ~riman IB1aga ahIi ultli

l_wnll'f6apJl~n P1Xi* atau deiain k6llaSiln sesuai JXtalSi

iOOJstri kreaIif.

21Hemfasililas lID:)iriman Ia1aga ahli untuk

I~npingan Il'f6apJl s&en

lID:)iriman tffiaga ahli untuk

~unaan dan ~tan

prrouksi tepa! gtila, te-masuk

lID:)iriman tffiaga allii untuk

lX!I11ilil\ln dan ~~rnpanan

IEku dan bal\ln pMolYJ bagi

kreatif.

~yeIerooaraan ~ihan

mauPIn ~til\ln t'iasa bidang teknik,

kewiraswastaan dan manajffilefl,

~n lembaga ~idikan,

lIHemisilitas' IID:)amanaR pasokan bal\ln

me!ahi ~balYJilnnina!

baku YarKJ betuaIt!s dan I\lrga

kreaIif.

v

v

v

lAmia Usal\l,

Dunia Usal\l,

lAmia Usal\l,

Donia Usal\l,

Page 21: 132

·\..

• Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI

Nomor : I31/~I- IND/PERIIO/2009

61Pe11gembangan Akses Pemljayaan

31ME!llt.Jsirltasi ~Iliatan ~fil usaha bagi

kreelif untuk kenudahan

lmen:lapatli:ar akses ~biayaan dan "

llMemfaSiililasi ~l2ngan dan peltuatan

KUB, Koperasi bagi iodustri kreeIif. "

2lMEmfas~itasi ~l2ngan dan

Instilusl perdukung UPT dan

lel:th Wperao menjadl CeIIter of