1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

316

Click here to load reader

Transcript of 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Page 1: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

$eriTelnit

Page 2: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

INDUSTRI PETROKIMIADAN

DAMPAK LINGKUI{GANNYAUntuk:

Mahasiswa Politeknik Manufaktur

Oleh:Ir. Maraudin Pandjaitan, Dipl.Ing.Petro.

a..-_

GADJAH MADA UNN'ERSITY PR.ESS

Page 3: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

/gPP/t/(zwo

Hok Ciplo @ 2006 CV Kreosi Anugroh Seioti, Komp. Migos 44 No. 42Kemonggison, Jokorto Borol 11480. (Desoin Grofis: Okto Berlionto M).Terdotlor podo Deporlemen Kehokimon don Hok Asosi Monusio Rl No.021987, tonggol 28 Februori 2001

Hok penerbilon podo GADJAH MADA UNIVERSIW PRESS

P.O. Box I4, Buloksumur, Yogyokorto.E-moil: [email protected] poge: http://www.gmup.ugm.oc.id

Dilorong mengulip don memperbonyok lonpo izin lertulis dori penerbii,sebogion olou seluruhnyo dolom bentuk opo pun, boik celok, photoprint,microfilm don sebogoinyo.

Celokon perlomo Mei2002Cetokon keduo (revisi) Jonuori2006

r 32r .05.0r .06

Dilerbitkon don dicelok oleh:GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS

Anggoto llGPl0510186-cl E

tsBN 979-420-610-5

Page 4: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

PENGANTAR CETAKAN KEDUA (REVISI)

Revisi buku ini dimaksudkan agar Mahasiswa Politeknik Manufaktur dalam

menyusun karya tulis dapat mendasarkan pada penelitian ilmiah, sehingga pokok-pokokbahasan pada buku ini mencakup bagaimana merumuskan masalah, mengumpulkan data,

menganalisa dan melaporkannya dapat teratasi.Dibandingkan dengan cetakan pertama Mei 2002, pada cetakan kedua ini terdapat

perubahan-perubahan berikut ini. Secara umum cetakan kedua (revisi) ini meliputi uraian

tambahan materi yang tidak ada pada cetakan sebelumnya. Uraian tambahan materi

tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi perekonomian, perkembangan

pembangunan Industri Manufaktur di Indonesia yang terjadi selama tahun 1998 hingga

2003. Perubahan penambahan uraian tersebut terutama dalam Bab Itr, Bab IV dan Bab

V, sebagai berikut:1. Pada Bab-III tentang: (1) Realisasi ekspor pupuk Urea pada tahun 1996 s/d 1999 per-

Negara-Negara tujuan; (2) Ciri khas "deterjen", yang menjadi salah satu faktor"keunggulannya" jika dibanding dengan bahan pencuci lainnya (dengan sabun biasa);(3) Keunggulan penggunaan "deterjen (surfaktan) jenis lunak"jika dibanding dengan

"deterjen (surfaktan) jenis keras" dan (4) Pembangunan "Proyek Aromatik Senter" diTuban (Jawa-Timur) dengan kapasitas produksi sebesar: 341.000 ton Benzene per-

tahun.

2. Pada Bab-IV tentang: Rekayasa./Manufaktur Produk dasar Petrokimia menjadi Produkjadi, meliputi: (1) Rekayasa./Manufaktur Produk jadi Pipa PVC dan (2) Rekayasa/

Manufaktur Produk jadi Busa Plastik/Jok Mobil PUR.

3. Pada Bab-V tentang: (1) Produk khusus "Methanol" sebagai Bahan Bakar MobilListrik Fuel Cell (DMFC); (2) Produk khusus "Polimer Emulsi" untuk Penang-

gulangan Banjir dan Tanah-longsor/erosi; dan (3) Produk khusus "Polimer

Pol.isiloksan" untuk Kulit Sintetik dan Operasi Plastik.Akhir kata, penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada; (1) Isteriku:

St. Netty Simandjuntak; (2) Semua anak-anakku; (3) Semua menantuku dan (4) Cucu-

cucuku: Reyno Hasiholan dan Gerald Hasudungan, karena dorongan dan pengorbanan

merekalah yang memungkinkan persiapan dan penulisan revisi buku ini bisa terlaksana.

Scrnoga buku ini bermanfaat bagi kita semua !

Jakarta, Agustus 200-5

PENLiI.E

lr"-

Page 5: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

7

KATA PENGANTAR

1. LATAR BELAKANG PENULISAN

Buku "INDUSTRI PETROKIMIA DAN DAMPAK LINGKUNGANNYA", inimerupakan lanjutan dari buku PETROKIMIA oleh penulis yang sanra yang telahditerbitkan oleh AKAMIGAS/ Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi.Cepu tahun 1994 sebagai "edisi pertama" dan oleh Museum Minyak dan Gas Bumi"Graha Widya Patra" Taman Mini lndonesia lndah Jakarta pada tahun 1998 sebagai"edisi kedua".

Ketiga penulis menulis "edisi pertama" buku PETROKIMIA ini, tujuan penulisadalah untuk menghasilkan "buku ajar" atau "buku pegangan" yang mampu menanganimata kuliah PETROKIMIA untuk satu tahun perkuliahaan pada jurusan TeknikPengolahan lndustri Tingkat I,II dan m AKAMIGAS Pola Berjenjang.

Begitu juga ketiga menulis "edisi kedua" buku PETROKIMIA ini, tujuan penulisadalah untuk melengkapi khasanah pustaka Museum Minyak dan Gas Bumi yang enakdibaca oleh pengunjungnya serta memperluas cakrawala pemikiran pembacanya, mulaidari asal mula PETROKMIA, peranannya pada peradaban manusia, hingga dampaknyaterhadap lingkungan hidup.

Untuk beberapa saran dan masukan yang diterima, penulis telah berhasil mencapaitujuan penulisan tersebut, respon pemakai "edisi pertama" dan "edisi kedua" buku inimemuaskan.

Meskipun penulis telah melakukan banyak pengubahan kecil dan telah menataulang penyajian disana-sini, penyusunan dasar "edisi ketiga" ini sama dengan penyusunan"edisi pertama" dan "edisi kedua".

Kebanyakan pengubahan/penambahan materi sudah dilakukan, seperti penambahanpengertian mengenai "polimer" (dalam arti luas) pada Bab-I dengan maksud untukmembantu para pembaca, pelajar/mahasiswa dan kalangan pengusaha industri, agar dapatmembedakan rurna yang disebut bahan polimer alamiah atau "bahan polimer buatanalam" dan mana yang disebut "bahan polimer sintetis" atau "bahan polimer buatanmanusia'. Perubahan lain dalam buku "edisi ketiga" ini terutama dalam Bab-II, Bab-III,Bab-V dan Bab VI, mecakup penambahan materi sebagai berikut:(l) Pada Bab-[I tentang penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia, yaitu

dengan melengkapi data-data ketersediaan bahan baku-bahan baku: (1) cadangan gas

bumi [C, - C++], (2) kondensat [C5 - Crr+], (3) nafta [Cu - Crr+] dan (4)

residulLSWR; (LSWR = Low Sulfur Waxy Residue).(2) Pada Bab-ltr tentang (1) pengadaan produk hilir "Gas Sintetis" di Indonesia, yang

Page 6: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

v1r

(1)

mencakup pengadaan produksi pupuk urea, produksi metanol dan carbon black (2)pengadaan produksi hulu "Olefin Senter" dengan kapasitas produksi sebesar 375.000ton Etilene/tahun di Cilegon (Jabar), (3) pengadaan produk hilir "Termoplastik" (4)pengadaan produk hulu "Aromatik Senter" di Cilacap (Jateng) dan Lhokseurnawe(Aceh) masing-masing dengan kapasitas produk sebesar 123.000 ton Benzene/tahundan 321.000 ton Benzene/tahun dan (5) pengadaan produk hilir "Serat-serat Sintetisdan Resin-resin Sintetis".

(3) Pada Bab-V tentang produk-produk khusus petrokimia, yang terdiri dari produkkhusus "methmix" dan produk khusus "additif/minyak pelumas".

(4) Pada Bab-VI tentang kualitas air limbah, yang dapat diukur dengan metodapengukuran B.O.D, C.O.D dan T.O.C.

Perubahan lain dalam buku "edisi ketiga" ini yaitu penambahan "naskah Bab-VII'yang khusus dirancang untuk bahan "Evaluasi" yang berisikan "Soal-soal Latihan".

2. RUANG LINGKUP PENULISAN

Penyusunan materi dasar/desain kebijakan buku "Industri Petrokimia dan DampakLingkungannya" ini, telah penulis sesuaikan dengan Rencana/Program Pemerintahdalam Pembangunan Industri Petrokimia di Indonesia Dalam Jangka Panjang (25

tahun) Tahap-tr atau telah disesuaikan dengan rencana pernbangunan yang populerdisebut pembangunan dalam kurun waktu "Pembangunan Jangka Panjang Tahap-tr(PJPT-U)", yang telah dimulai pada bulan april L994 sampai dengan berakhir pada

bulan Maret tahun 2019. Desain kebijakan pembangunan Industri Petrokimiatersebut yang menitikberatkan pembangunannya pada kebijakan "subtitusi import"yang mana sampai sekarang ini sebahagiaan besar kebutuhan akan produk-produkpetrokimia tersebut masih kita import dari luar.Selanjutnya mengenai "Isi Buku" ini terdiri atas 7 (tujuh) Bab. Pada Bab-Idikemukakan "Pendahuluan", yang mengisahkan latar belakang mengenai riwayatperkembangan "industri petrokimia di dunia", yaitu sejak pertama kali berhasildibuat bahan produk petrokimia "iso-propanol" dari gas kilang minyak yaitu dari"gas-propilena" pada dasawarsa l920-an. Juga pada Bab-I ini, dijelaskan jugapeningkatan pemakaian dan pemanfaatan produk-produk petrokimia yang seiringdengan kemajuan teknologi dibidang industri yang memanfaatkannya. Pada Bab-II,dijelaskan pengertian tentang "Bahan Baku Industri Petrokimia" dan cara-cara untukmendapatkan "bahan baku" tersebut. Juga tidak ketinggalan dijelaskan tentang"ketersediaan bahan baku petrokimia" tersebut di Indonesia, seperti ketersediaanbahan baku cadangan gas bumi dengan 'Jalur olefin" atau dengan 'Jalur-aromatik"untuk mendapatkan produk-produk petrokimiayang dikehendaki. Juga pada Bab-Itrini dijelaskan bahwa melalui jalur-jalur yang digunakan untuk mendapatkan produli-produk petrokimia tersebut, dijelaskan pula mengenai pengadaan produk hulu .{"mpengadaan produk hilirnya di Indonesia. seperti: (1) dengan'Jalur ga*. sisl,::'"

(2)

Page 7: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

vlll

dijelaskan mengenai pengadaan produksi pupuk urea, metanol dan carbon black; (2)dengan "jalur olefin", dijelaskan mengenai pengadaan hulu "Olefin Senter" danpengadaan produk hilirnya 'Termoplastik", (3) dengan 'Jalur aromatik", dijelaskanmengenai pengadaan produk hulu "Aromatik Senter" dan pengadaan produk hilirnya"Serat Sintetis dan Resin-resin Sintetis".

Selanjutnya pada Bab-IV dijelaskan secara terperinci "penggunaan danpemanfaatan produk-produk petromia" untuk berbagai sektor industri di Indonesia, yangdapat dibagi atas 8 (delapan) sektor industri pemakai, yaitu:(1) tndustri Pupukdan Pestisida(2) Industri Serat Sintetis dan Tekstil(3) Industri bahan-bahan plastik(4) Industri Adhesive Resin(5) Industri bahan baku catlCoating(6) Industri Deterjen/pencuci(7) Industri Elastomer/I(aret Sintetik(8) Industri Kimia Khusus

Khusus dalam penggunaan dan pemanfaatan pada sektor industri bahan-bahanplastik, secara terperinci dijelaskan cara-carl penggunaan "Teknologi PemerosesanPlastik-plastik" yang teknologinya sudah dikenal dan sudah diterapkan di Indonesia yaituantara lain:(1) proses 'Extrusion" (proses pencetakan plastik-plastik dengan cara ekstrusi)(2) proses "Injection Moulding" (proses pencetakan plastik-plastik dengan cara injeksi)(3) proses "Blow Moulding" (proses pencetakan plastik-plastik dengan cara meniup)

dan(4) proses "Calendering" (proses pencetakan plastik-plastik secara berkala)

Pada Bab-V dijelaskan secara terperinci penggunaan dan pemanfaatan produk-produk petrokimia untuk sektor industri tertentu/industri khusus, seperti penggunaanproduk khusus "Methmix", untuk industri pengisian minyak pesawat terbang dan produkkhusus "additif,' untuk industri pelumasan mesin-mesin.

Bab-VI khusus menjelaskan secara terperinci mengenai "limbah buangan industripetrokimia yang sehari-harinya disebut "Limbah Petrokimia atau "Limbah./BuanganIndustri" saja. Limbah petrokimia ini dalam satu unit industri didapat dengan sangatbanyak jurnlah dan macamnya./jenisnya, - joga tidak ketinggalan dalam Bab-VI inidijelaskan mengenai "cara-cara pengendalian dan penanggulangan pencemaranlingkungan" yang disebabkan limbah buangan industri petrokimia, yang mana bagi setiapoperator industri yang sudah sadar terhadap masalah lingkungan harus mengetahuibagaimana cara-cara menanggulanginya.

Selanjutnya pada bab terakhir yaitu Bab-VII, khusus dirancang untuk bahan"Evaluasi", yang berisikan "soal-soal latihan" yang penulis susun berurutan mengikutiurutan Bab pada buku ini, yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasiuntuk panduan belajar.

Page 8: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

lx

3. UCAPAN TBRIMA KASIH

Terimakasih penulis sampaikan kepada: (1) Direktur Museum Minyak dan Gas

Bumi "Graha Widya Patra" Sdra. k. R.M. Sadono; (2) Tim Editor Museum Minyak dan

Gas Bumi "Graha Widya Patra" Taman Mini Indonesia Indah yang terdiri-dari: (l) Sdra.

Dr. H. Margono M. Amir, Msc. (ketua), (2) Sdri. Ir. Esti Sugiarto (sekretaris), (3) Sdra.

Ir. I. Musu (anggota), dan (4) Sdra. Drs. H. Musirin (anggota); yang telah banyak

memberikan saran dan masukan terhadap penerbitan "edisi kedua" buku ini, sehingga

atas dorongan saran-saran dan masukan dari saudara-saudari tersebut dapat membantupenulis dalam penulisan buku "edisi ketiga" ini.

Akhir kata, penulis sadar bahwa penulisan buku ini masih banyak kekurangannya,baik dari segi isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, segala saran, kritik dan maSukan

untuk perbaikan pada edisi berikutnya sangat penulis harapkan.

Semoga buku yang sangat sederhana ini berguna untuk pembangunan nusa dan

bangsa kita.

Jakarta, September 2000Penulis

Page 9: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

DAFTAR SINGKATAN

AB = AlkylbenzenABS = Acrylonitrile-butadiene-styrene untuk polimerABS = Alkyl-benzene-sulfonate untuk deterjenAG = Aromatic gasoline (pirolisis gasolin)B-B = Butan-butadiene residuBBG = Bahan bakar gas

BBM = Bahan bakar minyakBR = Butadiene rubber = karet sintetis butadieneBTU = British thermal unitBTX = Benzene, toluene, xylene = simboUnarna-narna unsur kimia penyusun

ikatan aromatikCARB = California-air-resources-boardC-X (=CHX) = CyclohexaneDEG = Di-ethylene glycolDMFC = Direct methanol fuel cellDMT = Di-methyl terephthalateDOP = Di-octyl phathalateDPG = Di-phenyl guanidinesDTC = Di-thio carbamatesE = EthyleneEG (=MEG) = Ethylene glycol = monoethyleneglycolEO = Ethylene oxideEDC = Ethylene di-chlorideEFI = Electronic fuel injectionEPA = Environmental protection agencyEPR = Ethylene propylene rubberEPS = Expandable polystyreneEVA = Ethylene vinyl acetate copolymerFG = FuelgasFO = Fuel oilFRP = Fiber reinforced plasticGPPS = General purpose polystyreneHDPE = High density polyethyleneHIPS = High impact polystyreneICE = Internal-combustion-engine

Page 10: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

xl

ICP = lnternational-crude-price = Harga minyak mentah internasionalIR = Isoprene rubberIPA = Isophtalic acid = asam iso-ftalatLAB = Linear alkylbenzene untuk deterjenLDPE = Low density polyethyleneLEV = Low emession vehicleLNG = Liquified natural gas

LPG = Liquified petroleum gas

LSR = Low sulfur residueLSWR = Low sulfur waxyresidueMBT = Mercapto benzo thiazoleMBTS = Mercapto benzo thiazole sulfidamidesMEK = Methyl ethyl ketoneMFCVs = Methanol fuel cell vehiclesMIGAS = Minyak dan gas bumiMTBE = Methyl tertiary butylether (= bahan pencampur bensin pengganti TEL)(M-xylene) = Meta-xyleneNBR = Nitril rubberNG = Natural gas

NGL = Natural gas liquidNMOG = Non-meth-ane organic gases

NR = Natural rubber(O-xylene) = Ortho-xylenePA = Phtalic anhydridePE = PolyethylenePET = Polyethylene terepthalatePMA = Penanaman modal asingPONA = Parafin-olefin-naftene-aromatic (untuk analisis)PP = PolypropylenePS = PolystyrenePTA = Purified terepthaliclacidPUR = Poly urethane (= busa plastik yang empuk)PVA = Polyvinyl acetatePVC = Polyvinyl chloride(P-xylene) = Para-xyleneSBR = Styrene butadiene rubberSM = Styrene monomerSULEV = Super ultra low emission vehicleTA (=1P4; = Terepthalic acidTDI = Toluene di-isocyanateTEG = Tri-ethylene glycolTEt, = Tetra-ethyl-lead (= bahan pencampur bensin)

./ )/' )/

-- -/

Page 11: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

rTLEVTNTVCM

xll

Total low emission vehicleTri-nitro-toluene (= bahan peledak)Vinyl chloride monorner

Page 12: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

DAFTAR KONVERSI

l. Konvei,;i I-ii,-uran dan Bobot:

I Metric Ton (mt)

I Kilometer1 Ton of Oil Equivalent (TOE)

1 Barrel of Oil (BBL)I Cubic Meter (mr)1 Cubic Foot (CF)MCFDMMCFl Kilovolt1 Kilowatt-hour (kWh)

1 Megawatt (Mw)I Gigawatt-hour (gWh)

1,000 Kilograms (kg)2,2M6 Pounds (lb)0,9842 Long Ton = 1.1023 Short Ton0.62 Miles10 million kilocalories39.68 million BTU0.15899 Cubic Meter6.289 BarrelsO.O2832 Cubic MeterThousand Cubic Feet per DayMillion Cubic Feet

1,0ffi Volt1,000 Watt-hours1.340 Horse power hour {i'.{irir;3.411BTU859.6 kilocalories1,080 kilowatts (Kw)1,000,000 kilowatt-hours (kWh)

2. Faktor Konversi Energi:

Fuel (Bahan Bakar)- Liquid Fuel (barrels)

Crude OilCoal LiquidsResidual Fuell OilDistillate Fuel OilGasolineNatural Gas Liquids (NGL)EthanolMethanol

Physical Units per BOE/1*)

1

0.880.920.991,10r,441.56t.99

.-2

Page 13: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

7

xlv

- Natural Gas (1,000 Cu.ft)- Coal (tonnes)

Indonesian CoalCoal (bituminou s/ExportTCE (Ton of Coal Equivalent)

- Electricity (Mwh)- Biomassa Fuel (tonnes)

FirewoodCharcoal

5.79

0.2380,2560.201

r.700.390.19

Notes: 1. *) 1 TOE =7.33 BOE (= with 7.33 barrel of Oil taken as average)

Sumber data: Report of the joint TINDP/lVorld Bank Energy Sector Issues and Optionsin the Energy Sector Report No.3543-IND, November 1981

Page 14: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR/CETAKAN KEDUA (REVISI)

DAFTAR SINGKATAN

DAITAII KO}IVERSI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB-I PENDAHIILUAN

1.1 Pengertian Umum Tentang Bahan/Produk Petrokimia dan Bahan/Produk Polimer....

L.2 Riwayat Pembuatar Produk Petrokimia dari Migas1.3 Pemanfaatan Produk-produk Petrokimia .............

BAB-tr BAHAN BAKU PETROKIMIA

2.1 Jenis Bahan Baku Industri Petrokimia2.2 Cara-caramendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia2.3 Penyediaan Bahan Baku Petrokimia di Indonesia

BAB -M PRODIIK-PRODUK PETROKIMIA

5

6

8

3.1 Jenis Produk Petrokimia3.2 Jalur-jalur dalam pembuatan Produk-produk Petrokimia ............... 19

3.2.t Jalur Gas Sintetis Amonia dan "Carbon Black" L9

3.2.L.1 Cara Memproduksi Gas Sintetis 19

3.2.1.2 Produ.k Hilirnya dan Reaksi-reaksi untuk menghasilkan-nya........ 23

3.2.1.3 Pengadaan Produk Hilirnya di Indonesia 263.2.2 Jalur Olefin/Jalur Olefin Senter 35

3.2.2.1 Olefin dengan Bahan Baku Nafta 363.2.2.2 Olefin dengan Bahan Baku Etana 373.2.2.3 Produk Hilirnya dan Reaksi-reaksi untuk menghasilkannya383.2.2.4 Contoh-contoh Reaksi untuk menghasilkan Produk-

produk Hilir.... 39

v

x

xiii

xix

xxii

1

23

l8

Page 15: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

xvl

3.2.2.5 Pengadaan Produk Hulu "Olefin Senter"di Indonesia 44

3.2.2.6 Pengadaan Produk Hilir "Thermoplastik" di Indonesia .. 443-2.3 Jalur Aromatik/Jalur Aromatik Senter 45

3.2.3.1 Aromatik dengan Bahan Baku Nafta 453.2.3.2 Produk Hilir Jalur Aromatik 483.2.3.3 Contoh-contoh reaksi untuk mendapatkan Produk Hilir......... 483.2.3.4 Pengadaan Produk Hulu "Aromatik Senter" di Indonesia....... 583.2.3.5 Pengadaan Produk Hilir "Serat-serat Sintetis dan Resin-resin

BAB-TV PENGGI.]NAAN DAN PEMANFAATAN PRODI.IK-PRODUKPETROKIMIA

4.1 Penggunaan dan Pemanfaatan Menurut Sektor lndustri 1154.1.1 Penggunaan dalam Industri Pupuk dan Pestisida ............... 1 154.1.2 Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik 1154.I.3 Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik 1164.1.4 Penggunaan dalam Industri Adhesive Resin ......... II74.1.5 Penggunaan dalam Industri Bahan Baku Cat (Coating Industry)4.I.6 Penggunaan dalam Industri Deterjen4.1.7 Penggunaan dalam Industri Elastomer4.1.8 Penggunaan dalam Industri Kimia, Khusus Industri Zat Pewarna

(Dyestuff Industry)Industri Pemrosesan Plastik4.2.1 Prosedur Untuk Mendapatkan Produk Jadi Plastik yang Ber-

kualitas Tinggi4.2.2 Proses yang digunakan dalam Industri Plastik untuk Meningkatkan

Kualitas4.2.2.1 Prosesekstrusi4.2.2.2 Proses "Injection Moulding"4.2.2.3 Proses "Blow Moulding"4.2.2.4 Proses "Ca1endering"................

Rekayasa./Manufaktur Produk Dasar menjadi Produk Jadi ...........4.3.1 Rekayasa/Manufaktur Produk Jadi Pipa Paralon PVC4.3.2 Rekayasa/Nlinufaktur Produk Jadi Busa Plastik/Jok Mobil-PLIR .........

BAB-V PRODUK-PRODIIK KHUSUS PETROKIMIA DAN PENGGUNA-ANNYA

6t

4.2

118

119

119

119

t2t

t2t

t22123125126r27138

t39144

4.3

5.1 Produk Khusus "Methmix"5.1.1 Pembuatan "Methmix

160

160

t

Page 16: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

xvll

5. 1.2 Prosedur Penggunaan/Penyaluran/Penyerahan dan Pengisian"Methmix" 165

t74t74

5.2 Produk Khusus "Additif/I\4inyak Pelumas"

5.2.1 Sifarsifat dan Penggunaan Additif5.2.2 Cara-cara/Proses Pembuatan Additif 177

5.3 Produk Khusus "Methanol" sebagai bahan bakar mobil listrik "Fuel Cell" .... 184

5.3.1 Prinsip Kerja "Direct Methanol Fuel Cell" (DMFC) 184

5.3.2 Tinjauan Ekonomi Penggunaan DMFC 184

5.3.3 Perbandingan Emisi Gas Kendaraan FCVs dengan Kendaraan LEVstandar 185

5.3.4 Proyeksi Penjualan Kendaraan FVCs pada tahun 2010-2020""""""""" 185

5.4 Produk Khusus "Polimer Emulsi" untuk Penanggulangan Banjir 185

5.4.1 Proses Pembuatan "Polimer Emulsi"...... 186

5.4.2 Efektivitas Penggunaan "Polimer Emulsi" dengan Tanah " 186

5.4.3 MetodelCara-caraPenggunaan "Polimer Emulsi"...... 187

5.4.4 Penggunaan Lain "Polimer Emulsi".... 188

5.5 Produk Khusus "Polisiloksan" untuk Kulit Sintetik dan Operasi Plastik ......... 188

5.5.1 Proses/Reaksi-reaksi Pembuatan "Polimer Polisiloksan"....................... 189

5.5.2 Jenis-jenis Polimer untuk Pembuatan Kulit Sintetik """"""" 190

5.5.3 Efektivitas Penggunaan Kulit Sintetik .......'....... I92

BAB -VI MASALAH LINGKUNGAN INDUSTRI PETROKIMIA

6.1 Limbah Petrokimia dan Sumbernya .........-... 205

6.1.1 Jenis Limbah Petrokimia 205

6.1.2 Sifarsifat dan Karekteristik Limbah Petrokimia 206

6.2 Aspek Lingkungan Hidup Akibat Pengoperasian dan Pemanfaatan Produk

produk Petrokimia 206

6.2.1 Rona Lingkungan Industri Petrokimia 206

6.2.2 Dampak Lingkungan HiduP 2lO

6.3 Cara Pengendalian dan Penanggulangan Pencemaran Ling kungan Limbah

Petrokimia 2I26.3.1 Contoh Cara Penanggulangan Pencemaran Akibat Limbah Gas '.'.'...... 212

6.3.2 Contoh Cara Penanggulangan Pencemaran Akibat Limbah Cair........'... 212

6.3.3 Contoh Cara Penanggulangan Pencemaran Akib#Limbah Padat ........ 213

6.3.4 Kualitas Air Limbah " 214

6.4 Kesimpulan dan Saran 214

BAB-VII EVALUASI

7.1 Kata Pengantar7.2 Cara Mengevaluasi

7.2.1 Latlhan Soal-soal Pokok Bahasan

,)'ta

Page 17: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

7

xvlll

7.2.2 ContohlatihanSoal-soalUjianSemesterAKAMIGA .......... 233

LAMPIRAN-I Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20Tentang Pengendalian Pencemaran Ai .............. 239

LAMPIRAN-2. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan HidupNomor Keputusan: 03iIvIEN .. 270I<LHlWlggl Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatanyang Sudah Beroperasi 270

DAFTAR PUSTAKA 293

Page 18: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Gambar I-l

Gambar II-1Gambar tr-2

Gambar [I-3

Gambar II4Gambar III-1

Gambar Itr-2Gambar III-3Gambar III4Gambar III-5

Gambar III-6

Gambar III-7

Gambar III-8Gambar trI-9Gambar III-10Gambar III-11

Gambar III-12Gambar ltr-13Gambar III-14Gambar III-15Gambar III-16

Gambar [II-17Gambar III-18Gambar III-19Gambar Itr-20Gambar ltr-21

DAFTAR GAMBAR

Proses Pemisahan Bahan Baku Petrokimia dari Hasil-hasilKilangEkstraksi Etana dengan Proses Ekstrasi KriogenikPemisahan Gas Etana dan Gas Metana (LNG) dari Gas Bumidengan Cara Absorpsi ..............Pemisahan Benzena, Toluena dan Xilena (BTX) dari HasilKilangPeta Potensi Cadangan Gas Bumi di IndonesiaTahap Proses Pengolahan Bahan Produk Migas menjadiProduk PetrokimiaAsal-Usul Produk Petrokimia serta Aplikasinya ..........

Ziegler Process".....Diagram Proses Pembuatan PE dengan "Philips Process" ....

Diagram Proses Pembuatan PP .............Diagram Proses Pembuatan Tetramer PropilenaDiagram Proses Pembuatan Karet Polibutena ..........Diagram Proses Pembentukan Monomer VCM serta Kon-sumsi Bahan BakunyaDiagram Proses Pembuatan Monomer StirenaProses-proses Pembuatan Polistirena (PS)

Bagan Alir Pembuatan Aromatik BTX serta Neracanya ........Diagram Proses Pembuatan Deterj en Alkilat/Alki I Benzena...Diagram Proses Pembuatan "Ftalik Anhitride (Phtalic

4t4

15

16

L7

959697Diagram Proses "Ammonia-Gas Synthesis"

Diagram Proses Pembuatan Metanol 98Diagram Proses Pembuatan Urea dengan "Total RecycleProcess"..... ., 99Diagram Proses Pembuatan OlefinalEtilene dengan "TubularProcess" 100Bagan Alir Proses Suatu Kilang Olefina Perban-dinganAntara Kapasitas dan Produks 101

Diagram Proses Pembuatan PE dengan Tekanan Tinggi ....... 102Diagram Proses Pembuatan LDPE 102Diagram Proses Pembuatan HDPE 103

Diagram Proses Pembuatan PE dengan "Low Pressuret04105

106t07r07

108

109

110

lltlt:

-*4

Page 19: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Gambar N-22

Gambar [V-1Gambar IV-2

Gambar [V-3

Gambar [V4

Gambar IV-5

Gambar IV-6Gambar IV-7

Gambar IV-S

Gambar IV-9Gambar IV-10Gambar [V-11Gambar lY-12Gambar IV-13

Gambar IY-14

Gambar IV-15

Anhydride)Diagram Proses Pembuatan Serat Poliester/Proses TPA dariMobilBagan Industri Tekstil IndonesiaPipa-pipa Plastik yang dilapisi Plat Krom hasil ProsesEkstrusiDiagram Proses Pembuatan Lembaran Plastik dalamInstalasi yang Menggunakan Sistem "Extrusion-Line"...........Alat Pembuatan Barang Plastik dengan Proses EkstrusiLanjutDiagram Pembuatan Barang Plastik dengan ProsesPencetakan (Extrucion Molding Process)Ban Karet Termoplastik Hasil Proses "lnjection Molding" ...Alat Pembuatan Barang Plastik dengan Proses "lnjectionMolding"Contoh botol-botol Plastik yang dibuat dengan Proses "BlowMolding"Cara Kerja Proses "Blow Molding"Juga Cara Kerja Proses "Blow Molding"....Bagan Proses "CaIendering"...............Tiga Tipe lnstalasi "Calendering Process"Lembar Kegiatan Siswa SMU - Kerjasama Museum MIGAS"Graha Widya Patra"Lembar Kegiatan Biologi "Plakton Fossil" sebagai Petunjukadanya MIGASLembar Kegiatan Fisika sebagai Prinsip Kerja EksplorasiPencarian MIGASLembaran Kegiatan Geografi untuk melihat Misteri danSensor Didalam Perut BumiLembar Kegiatan Pemetaan untuk mengamati PetaLapangan Utama MIGAS di IndonesiaLembar Kegiatan Kilang Pengolahan MIGAS untukmenghasilkan BBM dengan Proses-proses KimiaRekayasa Produk jadi pipa PVCRekayasa Produk jadi busa plastik/jok mobil PUR ................Spesifi k Grafi ty "Methanol Mixture" 45 I 5 5 I O.......

Prosedure Pengisian'Methmix" ke pesawat udaraPrinsip Kefa "Direct Methanol-Fuel Cell (DMFC)Proyeksi Kebutuhan "Methanol untuk FCVsProyeksi Penjualan FCVsEfektivitas Penggunaan "Polimer Emulsi" dengan TanahPenyemprotan "Tanah-tanah ErosilBanjir" dengan "Cairan

133t33

113

tt4t29

130

131

t32

\34

134135

135

136r37

152

153

t54

155

156

157

158

t59t70173194196197

198

Gambar fV-16

Gambar IV-17

Gambar tV-18

Gambar IV-19Gambar lY-zOGambar V-lGambar V-2Gambar V-3Gambar V4Gambar V-5Gambar V-6Gambar V-7

Page 20: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Gambar V-8

Gambar V-9

Gambar V-10Gambar VI-l

Gambar VI-2Gambar VI-3

Gambar VI4

xxl

Polimer Emulsi"/dengan menggunakan "mobil truk" ............Penyemprotan "Tanah-tanah Erosi/Banjir" dengan "CairanPolimer Emulsi"/dengan menggunakan "alat pipapenyemprot" ................Hubungan antara Matriks Polimer dengan .Struktur Kulitpada Pembentukan Kulit Sintetik ..............Aplikasi/Penggunaan Kulit Sintetik dan Operasi Plastik .......

Bagan Alir Alat Lindungan Lingkungan Terhadap Emisi GasDengan Cara Absorbsi ...............Pengolahan Limbah Secara Biologis @robik dan Aerobik) ...

Pengolahan Limbah Botol Plastik Bekas dengan Proses DaurUlangPengolahan Limbah Plastik Bekas dengan Cara Pirolisis .......

199

200

20r202

223224

225226

Page 21: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tabel tr-lTabel II-2Tabel tr-3Tabel Itr-l

Tabel Itr-2

Tabel Itr-3Tabel III4

Tabel V-lTabel V-2Tabel V-3Tabel V4Tabel V-5Tabel V-6Tabel V-7

Tabel VI-1Tabel VI-2Tabel VI-3Tabel VI-4Tabel VI-5

DAFTAR TABEL

Karakteristik/I(ualitas Gas Bumi di IndonesiaKualitas Gas Bumi di IndonesiaProduksi Kondensat, Nafta dan Residu/LswR ................Posisi Realisasi Pasok Kebutuhan lndustri Petrokimia Tahun 1995-

1999 dan Perkiraan Pasok Kebutuhan Produk Industri PetrokimiaTahun 2W-2003Realisasi Kebutuhan Industri Petrokimia Tahun 1995-1999 dan

Proyeksi Tahun 2N0-2W3Dunia dan IndonesiaRealisasi Impor Kebutuhan Serat Tekstil Tahun 1995-1999Realisasi Produksi dan Kapasitas Produksi Industri Tekstil diIndonesia dalam tahun 1995- 1999............Spesifikasi'Methanol Murni"........Spesifikasi "Air Denim" ..................Spesifikasi "Methmix 45 1 55 10" (Case-I)

Spesifikasi'Methmix 451 5510" (Case-II)

Karakteristik Berbagai Additif/Pelumas ..........Penggunaan Additif Dalam Berbagai Pelumas

Perbandingan Emisi Gas Kendaraan "Fuel Cell"dengan LEVStandar 195

Jenis Limbah Petrokimia dan Sumber Asalnya 2t6Karakteristik dan Kualitas Air Limbah Petrokimia 2I8Baku Mutu Udara Emisi untuk Sumber Tak Bergerak 220Baku Mutu Udara Ambien 221

Baku Mutu Air Limbah 222

910

13

64

91

93

94r63r69I7I203204204

Page 22: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

BAB IPENDAITULUAN

Berdasarkan strategi yang sudah digariskan oleh Pemerintah bahwa dalam kurunwaktu Pembangunan Jangka Panjang Tahap-tr (PJPI-tr) dari April Tahun 1994 sldMaretTahun 2019, peranan minyak dan gas bumi (migas) sebagai sumber energi dan sebagaibahan baku (feedstock) industri petrokimia masih akan besar. Sementara itu produksiminyak bumi Indonesia sangat terbataslkecil, sehingga pada satu saat apabila tingkatproduksi minyak bumi di Indonesia lebih rendah dari pemakaianya, maka Indonesia akanmenjadi pengimpor minyak netto. untuk itu maka peranan pengembangan energipengganti migas seperti sekarang ini harus ditingkatkan. Kebutuhan energi penggantimigas ini dapat kita penuhi dari sumber-sumber energi altematif lainnya, seperti batubara, tenaga air, panas bumi, biomassa, gambut, tenaga surya dan energi terbarukanlainnya.

Dengan demikian maka migas hanya akan dimanfaatkan untuk memenuhikebutuhan energi yang tidak dapat digantikan peranannya oleh energi lain serta untukmemenuhi peranannya sebagai sumber bahan baku untuk industri petrokimia saja (lihatGambar I-1). Selanjutnya akan dijelaskan bagaimana pertama kali dalam sejarah produkpetrokimia itu ditemukan/dihasilkan dari migas, cara-cma memperoleh bahan bakupetrokimia dan produk-produk petrokimia apa saja dapat dihasilkan dari migas. Selain ituakan dibahas sampai sejauh mana produk-produk petrokimia itu dimanfaatkan dandipergunakan cleh umat manusia, sehingga pemakaian dan penggunaan produk-produkpetrokimia itu sudah merajai dan menguasai peradaban/kehidupan manusia moderndidunia saat ini (lihat Gambarfr-Z).

1.1 PENGERTIAN TIMUM TENTANG BAHAN/PRODUK PETROKIMIA DANBAHAN/PRODUK POLIMER

Untuk membedakan apa yang disebut bahan/produk petrokimia dan apa yangdisebut bahan/produk polimer akan dibuat batasan sebagai berikut:

1. Bahan/produk petrokimia ialah segala bahan atau produk kimia yang dibuat/dihasilkansecara sistetik dari bahan baku migas atau komponen-komponennya/fraksi-fralainya,seperti:a) Pakaian, produk kosmetik dan parfum yang kita kenakan sehari-hari.b) Kantong-kantong plastik, botol-botol plastik dan barang-barang plastik leiryre

yang sering kita gunakan sehari-hari.

Page 23: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

7

2

c) Jendela pesawat terbang, payung penerjun, interior dan cat dinding, lapisan teflonpada penggorengan, sikat rambut, Sikat gigi, katup jantung untuk operasi,"container", "fiber glass", dan lain-lain yang sering kita pakai sehari-hari.

2. Bahan/produk polimer adalah segala bahan atau produk kimia baik yang terbentuksecara proses alamiah di alam (yaitu yang disebut polimer alamiah atau polimerbuatan alam) maupun yang terbentuk secara sistetik dengan proses polimerisasi darimigas (yaitu yang disebut polimer sintetik atau polimer buatan manusia).

Pengertian polimer dalam arti sempit adalah suatu molekul raksasa (dengan beratmolekul berkisar antara 104-107) yang terbentuk melalui proses polimerisasi. Molekulraksasa ini disebut juga makromolekul. Maka berdasarkan proses pembentukannya,bahan/produk polimer dapat dibagi atas 2 bagian, yaitu:a) Produk polimer alamiah atau polimer alam, misalnya:

. Polisakarida (pati dan bahan selulosa)

. Protein alam (serat sutera, serat otot dan enzim)

. Karet alam dan asam-asam nukleatb) Produk polimer sintetik atau produk polimer

semua produk petrokimia yang dihasilkanpolimerisasi dari migas, misalnya:. Plastik-plastik sintetik. Serat-serat sintetik. Karet-karet sintetik, dll.

buatan manusia, yang mencakupsecara sintetik dengan proses

1.2 RIWAYAT PEMBUATAN PRODUK PETROKIMIA DARI MIGAS

Sampai dengan masa berakhirnya Perang Dunia I pada tahun 1918, sebahagian

besar produk kimia organik diperoleh melalui 3 jalur pengolahan, yaitu:1. Fermentasi bahan-bahan organik2. Ekstraksi dari senyawa-senyawa yang terdapat di alam terutama batu-bara.

3. Transformasi/konversi dari minyak dan gemuk nabati

Sejak pada dasawarsa tahun 1920-an, yaitu sejak iso-propanol sebagai produkpetrokimia berhasil dibuat untuk pertama kalinya dari gas kilang/dari gas propelina, makapembuatan sebahagian besar produk kimia organik telah mampu disubstitusikanpembuatannya dengan jalur proses petrokimia, sehingga industri petrokimia mulaiberkembang. Dalam masa Perang Dunia-II antara tahun 1939-1945, perkembangan

industri petrokimia dipacu oleh kebutuhan-kebutuhan material keperluan perang dalamjurnlah besar dan dalam waktu yang singkat, sehingga pada waktu itu di U.S.A oleh "DuPont Company" dikembangkan teknologi pembuatan karet sintetik, karena kawasan AsiaTenggara sebagai penghasil utama karet alam sudah jatuh ke tangan Jepang. Faktor lainyang sangat menunjang peningkatan perkembangan industri petrokimia adalah bahwaharga minyak bumi pada kurun waktu itu sampai sebelum tahun 1970 relatifrendah./murah.

I

Page 24: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

1.3 PEMANFAATAN PRODUK.PRODUK PETROKIMIA

Kemajuan yang dicapai dalam bidang teknologi ini menunjukkan kecenderunganpengurangan pemakaian bahan logam oleh industri dan di substitusikannya denganbahan-bahan bukan logam berupa bahan-bahan plastik produk petrokimia, sehinggabahan-bahan yang dari semula di buat dari logam secara berangsur-angsur diganti denganbahan bukan logam.

1. Dalam industri kenderaan bermotor dan industri transportasi, suku cadang tertentuseperti bemper mobil yang semula dibuat dari logam, mulai dibuat dari bahan plastikpoliuretan. Begitu juga propeller pesawat terbang mulai dibuat dari bahan "fiberglass".

2. Dalam industri kemasan (packing), bahan logam "tinplate" (kaleng) dan aluminiummulai tergeser oleh plastik-plastik produk petrokimia.

Tidak mengherankan bila pemakaian produk-produk petrokimia itu sudah merajaidan menguasai peradaban/kehidupan manusia modern didunia pada saat sekarang ini.

Dinegara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang yang berlombaJomba salingmengungguli kemajuan teknologi dalam bidang industri ini, produk-produk petrokimiaterutama dimanfaatkan oleh:a) Industri super komputer dan penginderaan jarak jauhb) Industri robotiks, danc) Industri bio-teknologi atau bio-engineering.

az't

Page 25: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Mot

or F

uel

Mid

dle

Dis

tilat

es

1

Gam

bar

I-1.

Pro

ses

Pem

isah

an B

ahan

Bak

u P

etro

kim

ia d

ari

hasi

l-has

il ki

lang

.

Page 26: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

BAB IIBAHAN BAKU PETROKIMIA

Dengan kemajuan teknologi, maka bahan Uutu p"tlonmia yang berasal dariminyak dan gas bumi, sumbernya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:1. Yang berasal dari kilang minyak2. Yang berasal dari lapangan gas bumi, baik yang langsung maupun yang dari

komponen-komponennya setelah diadakan pemisahan.

2.1 JENIS BAHAN BAKU INDUSTRI PETROKIMIA

1. Yang berasal dari kilang minyak:Melalui proses pengolahan dalam kilang minyak berupa distilasi minyak bumi pada

tekanan atmosfer biasa (lihat Gambar I-l) akan didapat hasil-hasil pengilangan minyakyang disebut "minyak intermediate". Produk ini sangat cocok untuk dipakai sebagaibahan baku petrokimia, akan tetapi pemamfaatannya lebih diutamakan untuk memenuhikebutuhan bahan bakar minyak, seperti:

a) "Fuel gas" (bahan bakar gas untuk kilang).b) Gas propana dan Gas butana (dicampurkan sebagai gas penyusun utama bahan bakar

LPG).c) "Mogas" (sebagai bahan bensin/premiun).d) Nafta (CoHr+-CrzHzo), bahan baku petrokimia ini baik untuk industri olefin dan

aromatik.e) Kerosin atau minyak tanah, yang kalau diekstrasi akan menghasilkan n-parafin yaitu

bahan baku pembuatan sabun deterjen.f) "Gas-oil" (untuk bahan bakar minyak solar).g) "Fuel oil" (minyak bakar).h) "Short-residueAilaxy-residue" (untuk bahan bakar minyak residu lain juga untuk

bahan baku industri petrokimia "Coke" dan "Carbon black" ataupun untuk industriolefin).

Di Indonesia bahan baku petrokimia tersebut dapat dihasilkan dikilang-kilangminyak Cilacap, Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan, dll.

2.Yangberasal dari lapangan gas bumi:Komponen-komponen gas bumi yang dapat dipergunakan sebagai bahan hak:

)--.1A

Page 27: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

6

petrokimia yang berasal lapangan gas bumi adalah:a) Metana (CI{4) Gas ini sekitar 6O7o-80% volume gas bumi yang dihasilkan sesuatu

lapangan gas, dan dapat dipergunakan sebagai bahan baku gas sintetis CO dan Hzyang selanjutnya dapat dipergunakan untuk pembuatan amonia./urea, metanol, 'tarbonblack", dll.

b) Etana (Czllr), dapat dijadikan bahan baku untuk industri olefin untuk menghasilkanbahan-bahan sistetik seperti plastik, sabun deterjen, bahan kosmetik, dll.

c) Propana (C:Hs), yang dalam industri olefin dapat dijadikan bahan baku untukmengl asilkan polipropilen, suatu bahan plastik sintetik.

d) Butana (n-Cdlro), yang merupakan bahan baku untuk pernbuatan karet sintetikbutadiena.

e) Kondesat (CsHrz-CrrHz), yang disebut juga sebagai 'hatural gasoline" yangmempunyai sifarsifat seperti minyak/nafta dan dapat dipergunakan untuk bahan bakudalam industri olefin atau industri aromatik.

Di Indonesia, bahan baku petrokimia tersebut banyak dihasilkan lapangan-lapangan gas bumi yang mempunyai cadangan gas yang cukup besar, sehinggapemanfaatannya dapat dipusatkan didalam suatu area yang luas, seperti:a) Lapangan gas Arun, yang memanfaatkan gas bumi untuk pembuatan LNG (Liquefied

Natural Gas) dan untuk pupuk urea./amonia di Aceh.b) Lapangan gas Badak/Bontang, yang memanfaatkan gas bumi untuk pembuatan LNG,

pupuk uera./amonia dan LPG (Liquefied Petroleum Gas) di Kalimantan Timur.c) Lapangan-lapangan lainnya yang masih dalam rencana seperti lapangan gas Natuna di

Riaull-aut Cina Selatan.

2.2 CARA.CARA MEIYDAPATKAN BAHAN BAKU INDUSTRI PETROKIMIA

Sepanjang perkembangan teknologi industri migas yang sudah terbuktikeberhasilannya, maka bahan baku petrokimia berupa minyak dan gas bumi, baik yangberbentuk gas-gas ringan yang bersifat jenuh (seperti gas propana), maupun yangberbentuk cairan (seperti nafta dan kondesat), dapat diperoleh dari kilang minyak/kilangBBM maupun dari lapangan gas yang berproduksi secara besar-besaran.

Cara memperoleh bahan baku petrokimia/industri petrokimia tersebut antara lainadalah sebagai berikut:

1. Gas rnetana (CI{4). Dapat diperoleh secara langsung dari pengeboran gas di lapangan,setelah dipisahkan dari kotoran-kotoran yang tidak di inginkan. Sebaliknya, gas

metana yang dihasilkan kilang BBM (disebut juga sebagai "off-gases"), tidakekonomis untuk dipakai sebagai bahan baku petrokimia, sehingga dijadikan gas

buangan/gas "flare".

2. Gas etana (CzFIr). Lazimnya diperoleh dari lapangan gas bumi yang berproduksi

Page 28: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

4.

5.

7

secara besar-besaran (seperti lapangan gas Arun di Aceh). Gas ini terlebih dulu harus

dipisahkan dari komponen-komponen gas lainnya seperti gas nretana, propana,

butana dan kondesat dengan cara ekstraksi dan absorpi. Proses pemisahannya dapat

dilihat pada Gambar II-1 & Gambar tr-2.

Gas etilena (CrI{4). Merupakan gas yang tidak jenuh dan pada lazimnya dapat

dihasilkan dari gas etana, nafta dan kondesat dengan cara proses "cracking"(perengkahan). Proses perengkahan untuk mendapatkan gas etilena ini dapat dilihatpada Gambar Itr-1 dan Gambar Itr-2.

Gas propana (C:Ha). Merupakan gas jenuh dan dapat dihasilkan dari gas bumi suatu

lapangan atau gas kilang, yaitu dengan cara ekstraksi dan absorpsi. Lihat Gambar tr-

1 dan Gambar[-2.Gas propilena (C:tIo). Merupakan gas tidak jenuh dan lazimnya dapat dihasilkan dari

gas etana, propana, nafta dan kondesat dengan cara cracking (lihat Gambar Itr-l dan

Gambar Itr-2).

Gas butana (n-C+tlro). Dapat diperoleh dari hasil pemisahan gas kilang BBM yaitu

dengan cara ekstraksi dan absorpsi (lihat Gambar tr-L dan Gambar Itr-2)'

Kondesat (CsHrz-CrrH2). Berbentuk cairan dan mempunyai sifat-sifat sama dengan

nafta yang berasal dari kilang BBM. Kondesat ini seperti juga gas-gas jenuh lainnya(gas metana, etana, propana dan butana) dapat dihasilkan dari gas bumi suatu

lapangan dengan cara ekstrakti dan absorpsi (lihat Gambar tr-1 dan Gambar Itr-2).

Benzena, Toulena, dan Xilena (Xylene atau BTX-Aromatik). Bahan baku petrokimia

aromatik ini sangat banyak digunakan untuk menghasilkan produk petrokimia seperti

serat-serat sintetik, resin-resin sintetik, bahan plastik sintetik, bahan sabun deterjen,

bahan pewarna cat dan lainlain. BTX-Aromatik ini dapat dihasilkan dari bahan baku

nafta atau kondesat melalui proses "catalytic reforming" atau proses pembentukan

dengan katalis (lihat Gambar II-3 dan Gambar ltr-2).

Nafta (CoHr rCrzElzd-Komposisinya sama seperti kondesat. Nafta banyak dipergu-

nakan sebagai bahan baku dalam industri petrokimia aromatik atau olefin. Nafta

berbentuk cair dan dapat dihasilkan dari kilang BBM melalui proses distilasi biasa

(lihat Gambar I-1 dan Gambar Itr-2).

Kerosin (CrzHzo). Kerosin dapat dihasilkan kilang BBM dengan cara distilasiatmosferik (lihat Gambar I-1) dan dapat dipergunakan untuk menghasilkan bahan

baku sabun deterjen. Melalui proses klorinasi terhadap kerosin yang dilanjutkan

dengan alkilasi dan sulfonasi akan dihasilkan bahan baku sabun deterjen yang

disebut "sodium dodecyt benzene sulfonate surfactant", dengan formula (CtzHzs-

CoH+SO:Na).

"Short-residue/waxy-residue" dapat dihasilkan kilang BBM setelah melalui beberapa

tingkatan proses terhadap minyak bumi yang mengandung "paraffin-wax". "Waxi'-

residue" ini sangat bermanfaat untuk menghasilkan produk petrokimia seFel!

7.

9.

10.

l

,,.

11.

Page 29: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

"carbon-black" dan "cokes". Melalui proses "thermal cracking" dan "delayed-coking" terhadap "waxy-residue" akan dihasilkan "carbon-black" dan "cokes".Melalui proses "thermal black" dan "cokes" yang kegunaanya sangat diperlukanpada industri ban dan industri peleburan aluminium.

2.3 PENYEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI PETROKiiVSIA DI INDONESIA

1. Keterscdiaan cadangan gas bumi (Cr-Cr):Dalarn hal ketersediaan gas bumi untuk bahan baku industri petrokimia di

Indonesia, yangmana sekitar 60-80Vo volume gas yang dihasilkan dari suatu lapangan gas

adalah gas metana, dapat dilihat bahwa karakteristildkualitas gasnya cukup memenuhipersyaratan (ini dapat dilihat pada Tabel II-1 dan Tabel II-2), begitu juga mengenaipotensi cadangan gasnya (ini dapat dilihat pada Gambar II4) cukup tersedia dimanas'rmber-sumber gasnya menyebar hampir merata dapat menjangkau daerah-daerah yangpldat dengan pemukiman penduduk dan pusat-pusat industri, seperti daerah Aceh,Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya.

2. Ketersediaan bahan baku kondensat (Cs-Crr):Sama halnya dengan bahan baku nafta, ko:nponen-komponen penyusun gas

kondensat kadar kandungannya dapat diukur dengan analisis PONA (Parafin, Olefin,Naftene, dan Aromatik), dimana jika kandungan parafin dan olefin-nya lebih besar, makakondensat tersebut lebih bermanfaat dipakai untuk bahar baku industri dengan jalur"Olefin-senter" dan sebaliknya apabila kandungan naftene dnn aromatiknya lebih besar,

lebih bermanfaat dipakai untuk bahan baku industri dengan jalur "Aromatik-senter".Produksi kondensat dalam negeri selama ini masih di ekspor ke luar untuk

mendatangkan devisa, sedangkan ketersediaan produksinya untuk dipakai sebagai bahan

baku industri petrokimia di lndonesia, dapat dilihat pada Tabel II-3.

3. Ketersediaan bahan baku nafta (C6-Crz):

Bahan baku nafta adalah bahan baku minyak berbentuk cairan, yang banyakdipakai untuk bahan baku industri petrokimia di dunia baik yang memakai dengan jalur"Olefin-senter" maupun dengan jalur Aromatik-senter", karena pegangkutan mudahdilakukan biarpun dengan jarak jauh seperti pengangkutan untuk minyak mentah lainnya.Minyak nafta ini dalam negeri diperoleh dari hasil Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan,yang selama ini produksinya masih di ekspor ke luar untuk mendatangkan devisa. Dalamhal ketersediaan produksinya untuk dipakai sebagai bahan baku industri petrokimia diIndonesia, dapat dilihat pada Tabel II-3.

4. Ketersediaan bahan baku residu/Low Sulfur Waxy Residu (LSWR):Bahan baku minyak residu/LSWR cukup tersedia didalam negeri, yang dapat

;go:''iti.l+ -b rr fo-, 1;. . ir- 'f lfi.r;i :r *r

Page 30: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

didatangkan dari Kilang Dumai, Sungai Pakning dan Exsor-I Balongan, dan selama iniminyak residu/LSWR tersebut masih di-ekspor ke luar untuk mendatangkan devisa.Dalam hal ketersediaan produksinya untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku industripetrokimia di Indonesia, dapat dilihat pada Tabel II-3.

Sumber: Team Koordinasi Pengembangan Pemakaian BBG-Migas

Tabel II-1. Karakteristik/Kualitas Gas Bumi di Indonesia

Komposisi(Vo mole)

Perusahaan/Daerah Sumber Gas Bumi

Mobil OiUArun

WampuMedan

PTSYSumsel

Cilamaya/Jakarta

ARBNYKangean

Kaltim/B. Papan

Sul-Sel/Walanga

cozN2

CI

C2

C3

C4

C5

C6+

Jurnlah

S.g.

3,34

4,W

68,87

I1,0

6,20

3,68

2,82

0

100,0

o,8364

2,68

0,07

74,04

10,96

5,93

3,96

r.53

0,83

100,0

0.7950

6,09

0,51

85,53

4,88

1,59

0,84

0,58

0

100,0

0.7220

1,94

1.04

90,t2

5,86

0,95

0,06

0

0

100,0

0.6253

2,68

1,80

88,19

3,88

2,13

0,93

0,39

0

100,0

0.6480

2,55

o,7

78, ls9,48

6, 15

2,W

0,68

0,2

100,0

0,7390

94,89

3,47

0,82

0,81

0,01

0

100,0

0,5779

Nilai Kalori

-BTU/SCF

-Mjoule/}vl3

297,6

43,44

323,0

M,29

)77 ,0

36,05

027,0

33,60

057,0

3s,39

t97,0

40,07

n.a

n.a

Page 31: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

T

Tab

el I

I-2.

Kua

litas

Gas

Bum

i di I

ndon

esia

.

I

No.

CO

MP

AN

YF

IELD

CA

LCU

TE

D S

.GG

AS

CO

MP

OS

ITIO

N

CI

C2

C3

C4+

AC

EH

& N

. S

UM

AT

ER

A

- M

OB

IL O

IL A

SE

ME

RA

.UE

PI

Aru

n

Alu

r C

Geu

ndon

dong

Julo

Ray

eu

Tua

lang

Lee

Tab

ue

Ran

tau

P.

Pan

jang

'P.T

eb.

Tin

ggi

Geb

ang

P.T

ab.T

imur

P.T

ab.B

arat

Wam

pu

Bt.M

andi

0,84

0,75

0,59

0,68

0,88

0,83

0,82

0,66 l,t9

0.91

0;76

0,90

0,76

0,85

68,8

7

80,6

0

96,3

0

96,3

0

86,8

0

62,5

0

63,7

0

85, l0

94,7

0

58,2

0

76,3

0

60,5

0

77,0

0

62,8

0

I1,0

0

6,50

1,60

2,50

12,2

0

1t,2

0

23,0

0

0,20

2,00

18,4

0

10,0

0

17,4

0

10,2

0

16,2

0

6,20

6,50

1,60

4,20

13,7

0

9,80

8,70

2,20

1,80

12,3

0

7.ta

13,0

0

5,60

I r,

{i0

l,59

2,60

0,30

1,00

2,90

2,00

1,70

0,30

1,00

4,00

1,90

2,7,

0

2.10

I,90

2.S

OU

TH

SU

MA

TE

RA

- P

TS

I

-UE

PIIK

PS

Ram

buta

n

\.E.T

eras

Ben

uang

Bet

ung

Gn.

Kem

ala

Lim

au

0,83

0,77

0,92

0,63

0,80

0,63

34,3

085

,53

38,1

0

80,5

0

7l,5

0

89,7

0

2,66

4,88

12,8

0

8,30

12,5

0

5,80

6,40

1,59

26,6

0

6,80

11,6

0

3.20

4,86

0.39

6,30

t,30

1,70

o,rlo

Page 32: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

I-2.

Kua

litas

Gas

Bum

i di

Ind

ones

ia.

(lnnj

utan

)

GA

S C

OM

PO

SIT

ION

- P

ER

TA

MIN

A

UE

P I

IJA

MB

I

WE

ST

JA

VA

- II

AP

CO

. A

RC

O

- P

ER

TA

MIN

A

UE

P I

II

Sen

geti

Kris

hna

Arju

na

Cem

ara

Sin

dang

Pol

eng

52,8

0

7\ )

q

80,3

2

15,8

0

8,66

43,2

4

12,6

0

4,40

t7,2

0

6,48

2,80

3,90

1,45

1.22

Cem

ara

Sel

atan

Cem

ara

Bar

at

Cem

ara

Tim

ur

Tug

u B

arat

Kdn

ghr

Tim

PS

J

Gan

tar

Hau

rgeu

lis

ST

N

Jatib

aran

g

Ran

deng

an

Sin

dang

32,0

0

57,5

0

9 1,

10

89,5

0

15;7

0

4,89

5,37

10,4

0

2,48

2,35

,qo

4,57

4.29

9,67

16,2

0

1,25

11)

0,40

N

Page 33: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

I-2.

Kua

litas

Gas

Bum

i di I

ndon

esia

. (lt

,nju

tan)

Sum

ber:

Dire

ktor

at

E/P

-Per

tam

ina

No.

CO

MP

AN

YF

IELD

CA

LCU

TE

D S

.GG

A.C

UO

MP

OS

ITIO

N

CI

c2C

3C

4+

4.E

AS

T K

ALI

MA

NT

AN

- P

ER

TA

MIN

A

UE

P I

V-

TE

SO

RO

- H

UF

FC

O

- T

OT

ALI

ND

.

Bun

yu

Bad

ak

0,56

88,6

0

41,0

0

2,44

2,40

1,04 l,l0

0,16

0,40

5.

- A

RC

O

- U

NIO

N

SO

UT

H S

UM

AT

ER

A

- B

RIT

ISH

PLT

- N

AT

UN

A S

EA

- C

ON

OC

O

Sem

baku

ng

Ker

indi

ngan

Law

i-Law

i

Kp.

Bar

u

Wal

anga

'eri

0,58

0,58

t,34

94,0

0

79,9

0

94,5

0

94,8

0

17,2

0

2,02

5,23

2,97

3,47

0.67

2,60

3,59

o,25

o,02

0,09

I,l9

0,02

\

N

Page 34: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el Il

-3.

Pro

duks

i K

onde

nsat

. N

afla

dan

Res

idu/

LSW

R C

i ln

done

sia

Cat

atan

:1.

KP

S

= P

erus

ahaa

n M

inya

k "K

ontr

ak P

rodu

ksi

She

ring"

2. K

K

= P

erus

ahaa

n M

inya

k "K

ontr

ak K

arya

"3.

BB

UD

=

Bar

rel

Min

yak

per

hari

(Brit

ish

Bar

rel

per

Day

)4.

LS

yR

= L

ow S

ulfu

r W

axy

Res

idu

5. T

ahun

pro

duks

i ad

alah

pad

a ta

hun

PE

LIT

A V

ber

jata

n.

Sum

ber:

Dire

ktor

at P

/P-P

erta

min

a

No.

JEN

IS P

RO

DU

KS

I19

91n9

9219

92/1

993

1993

/199

4

Rib

u B

BL

Rib

u B

BU

DR

ibu

BB

LR

ibu

BB

I-/D

Rib

u B

BL

Rib

u B

BU

D

l. 2.

KO

ND

EN

SA

T'P

erta

min

a

KP

S

KK JU

MLA

H

{AF

TA

IES

IDU

/LS

WR

234,

2

65.7

68,4

r32,

3

66.'t

34,9

9.82

4,0

47.7

90,0

0,64

180,

19

0,37

l8l,2

0

26,9

4

130.

93

243,

0

61.5

78,5

r38,

4

61.9

59,9

13.7

58,0

39.6

43.0

0,67

169.

17

0,38

169,

22

37,6

9

108,

6 r

372,

2

6t.8

'7 5

,2

146,

0

62.3

93,4

15.'7

29,0

45.3

22.0

r,02

169.

52

0,40

t70.

94

43,1

0

t24,

t7

(lJ

Page 35: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

GC

,<

u=

c do u u.

tJ> O

ul -6'"i

DE

ME

TH

AN

IZE

RE

than

e ex

trac

tion

by c

ryog

enic

er

pand

et

A

Gam

bar

II-1.

Eks

trak

si e

tana

den

gan

pros

es e

kstr

aksi

krio

geni

k.

Page 36: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

15

LEGEND

Tm

LEGEND:

tr,mlllil 't.t

UNCHANGED

MODIFIED

Butane absorption scheme

SCRUBCOLUMN

Cryogenic expansion scheme

REFRIGERANTMAKE UP

BUTANEREFRIGERANTRECYCLEMAKE UP

Gambar II-2. Pemisahan gas etana dan gas metana (LNG) dari gas bumi dengan cara absorbsi

Page 37: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

!7

o\

c{ c

6, T

oG

AS

OLI

NE

AR

OM

AT

ICS

.FR

EE

RA

FF

INA

TE

TO

GA

SO

LTN

E

BE

NZ

EN

ET

OLU

EN

EM

XE

DX

YLE

NE

S

(1)

RE

MO

VE

SS

ULF

UR

cI a

nd >

TO

GA

SO

LIN

E

(2)

(3)

MA

KE

A

RE

FO

RM

c6,

c7, c.

N

AP

HT

HE

NE

SH

EA

RT

.CU

T IN

TO

AR

OM

AR

TIC

S

(4)

SE

PA

RA

TE

SA

RO

MA

TIC

SF

RO

MN

AP

HT

HE

NE

SA

ND

PA

RA

FF

INS

(5)

SE

PA

RA

TE

S T

HE

AR

OM

AT

ICS

ST

RE

AM

S I

NT

OC

HE

MIC

AL.

GR

AD

EM

AT

ER

IAL

To

obta

ln b

enze

ne f

rom

a p

etro

leum

ref

lner

y by

ref

orm

lng,

use

lhl

s ty

plca

l pr

ocea

slng

sch

eme

Gam

bar

II-3.

Pem

isah

an b

cnze

na,

toul

ena,

dan

xile

na (

BT

X)

dari

hasi

l kila

ng.

Page 38: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

AC

EH

Cad

anga

nte

rbuk

ti14

,1 T

SC

F

SU

MT

EN

GC

adan

gan

terb

ukti

0,9

TS

CF

Cad

anga

nte

rbuk

ti6,

2 T

SC

F

KE

TE

RA

NG

AN

:C

adan

gan

terb

ukti

: 76

,16

TS

CF

Can

gan

pote

ntia

l : 2

2,16

TS

CF

Tot

al c

adan

gan

: 98

,32

TS

CF

Sum

ber

: D

evis

i G

as E

/P-P

erta

min

a

Cad

anga

nte

rbuk

ti0,

6 T

SC

F

Cad

anga

nte

rbuk

ti0,

2 T

SC

F

{t t

Gam

bar

II-4.

Pet

a P

oten

si C

adan

gan

Gas

Bum

i di I

ndon

esia

(pe

r 01

.01.

1993

)

Page 39: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

l

BAB IIIPRODUK-PRODUK PETROKIMIA

3.1 JEMS PRODUK PETROKIMIA

Industri petrokimia dapat dibag i atas Zbagian besar, yaitu:

1. Industri petrokimia hulu atau "upstream petrochemical industry", yaitu industriyang menghasilkan produk petrokimia yang masih berupa produk dasar atau produkprimer dan produk antara atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan bakuuntuk produk jadi)

2. Industri petrokimia hilir atau "downstream petrochemical industry", yaitu industriyang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa produk akhir danlatauprodukjadi.

Oleh karena itu, maka produk petrokimia berdasarkan proses pembentukannya danpemanfaatannya dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu:

(1) Produk dasar. Yang termasuk produk dasar petrokimia antara lain adalah gas COdanHrsintetik, etilena, propilena, butadiena, benzene, toluene, xilena dan n-parafin.

(2) Produk antara. Yang termasuk produk antara, antara lain adalah amonia, metanol,carbon black, urea, etil alkohol, etilklorida, kumen (cumene), propilen-oksida), butilalkohol, isobutilena, nitrobenzena, nitrotoluena, PTA (purified terephthalic acid),TPA (terephthalic acid), DMT (dimethyl terephthalate), kaprolaktam (caprolactam),LAB (liner alkyl benzene), dll.

(3) Produk akhir antara lain adalah urea, carbon black, formaldehida, asetilena, polietilena, poli propilena, poli vinil klorida, poli stirena, TNT (trinitro toluena), poliester, nilon, poli uretan, "LAB-sulfonate" (surfactant) dll.

(4) Produk jadi. Pada umuflrnya berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalamkehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti: plastik-plastikuntuk produk-produk elektronik dan telekomunikasi (radio, tv, film alat-latkomputer, kabel-kabel telefon, kabel-kabel listrik), plastik-plastik untuk rumahtangga (ember plastik, kantonglkarung plastik, botol-botol/kemasan plastik),peralatan plastik untuk industri mobil dan pesawat terbang (bemper mobil, jok/busamobil, jok/busa kapal terbang, ban pesawat terbang). Baju dan kaus kaki yang kitapakai dibuat dari benang poliester dan nilon, ban mobil dari bahan campuran karetdan carbon black, sabun bubuk deterjen dibuat dari "LAB-sulfonate" dan lainsebagainya.

I

Page 40: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

19

3.2 JALUR.JALUR DALAM PEMBUATAN PRODUK.PRODUK PETROKIMIA

Proses pembuatan produk petrokimia yang lebih ekonomis dapat ditempuh dengan

3 jalur/lintasan utama (lihat Gambar III-1 dan III-2), yaitu:1. Jalur gas sintetik yaitu dengan pembentukan gas CO dan Hz dari bahan baku gas

bumi/(CFI+).2. Jahx olefin yaitu dengan pembentukan gas-olefin (gas etilena, propilena dan

butena./butadiena).3. Jalur aromatik yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatik (benzena, toulena dan

xilena).

3.2.1 Jalur Gas Sintetik, Amonia, dan "Carbon Black"

Gas sintetik (gas CO dan H2) termasuk produk dasar petrokimia yang dibuat dari

gas alam (ClI4), yang penggunaan utamanya untuk menghasilkan amonia, metanol dan

carbon black.

3.2.1.1 Cara memproduksi Gas Sintetik

Dilihat dari segi proses produksinya, maka gas sintetik dapat diproduksi melalui 3(tiga) cara yaitu:

1. Reaksi "steam reforming" (lihat Gambar Itr-3) untuk pembentukan amonia yangreaksinya berlangsung dengan bantuan katalis Ni pada suhu 1.400-1.600" F dan

tekanan operasi 400-500 psi. Reaksi-reaksi yang terjadi sebagai berikut:Pada pembuatan ammonia dengan mereaksikannya dengan gas N, (dari udara luar)

dan dengan pertolongan katalis campuran antara FezO: dan AIzO:, pada suhu +7000Fdan tekanan 250 atm.Reaksinya adalah sebagai berikut:

3H, + N, ------> 2 NH3

Secara keseluruhan, mulai dari gas sintetik sampai terbentuknya amonia sintetik,reaksi pembentukan amonia adalah sebagai berikut:

2CHo+ Or+ 2HrO + Nz -------) 2CO, + 4NH,

2. Reaksi "steam reforming" pada pembentukan metanol (lihat Gambar lil4) yangberlangsung dengan menggunakan 2 (dua) macam proses pembentukannya, yaitu:- Dengan Proses Tekanan Tinggi, disebut juga "Lurgi High Pressure Process:, dan- Dengan Proses Tekanan Rendah, disebut juga "ICI Low Pressure Process"a) Dengan Proses Tekanan Tinggi/Proses Lurgi:

/;

Page 41: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

20

- Proses ini dilakukan jika kadar CO2 di dalam bahan baku gas alam sangat kecilatau nihil.

- Prosesnya berlangsung pada tekanan 230-330 atmosfir dan pada suhu 370-400')c.

- Menggunakan katalisator campuranZn} (907o) dan Cr2O3 Q07o).- Hasil konversinya adalah sebesar: 60-707a.- Reaksi yang terjadi:

CHo + HrO (uap/steam) --------> CO +ZHr+H,CO + 2H, ------------> CH3OH

CHo + H2O (steam) -----> CHrOH + H,

- Disamping terjadi "methanol" sebagai produk utamanya, terjadi pula "gas/II2"sebagai hasil sampingnya. Gas Hz ini dapat dipisahkan dan digunakan untukpembuatan gas amoniak (NH3) yang selanjutnya merupakan bahan baku padapembuatan pupuk urea [CO(NHz)z].

b) Dengan Proses Tekanan Rendah/Proses ICI:- Proses ini dilakukanjika kandungan CO2 di dalambahan baku gas alam sebesar

6-107o atau lebih.- Prosesnya berlangsung pada tekanan 50-100 atmosfir dan Suhu 200-280'C.- Menggunakan katalisator-dasar tembaga (Cu).

- Hasil konversinya sebesar 10-80Vo

- Reaksi yang terjadi

3 CH4 +CO2+2HrO (steam) -------> 4 CO + 8 H,4CO+8H, 4CH3OH

3 CH4 + CO2+ 2HrO (steam) ------> 4 CH3OH

- Pada Proses ini dengan pemakaian gas CO2 yang terkandung dalam bahanbakunya/dalam gas alam dapat menaikkan aktivitas katalisatornya sehinggaangka konversinya akan naik (salah satu keunggulan Proses ini jikadibandingkan dengan Proses Tekanan Tinggi/Proses Lurgi).

- Reaksi kimia yang terjadi pada Proses Tekanan Rendah ini tidak menunjukkanadanya hasil samping gas H2 seperti yang terjadi pada Proses TekananTinggi/Proses Lurgi.

- Reaksi kimia yang terjadi pada Proses Tekanan Rendah ini tidak menunjukkanadanya hasil samping gas H2 seperti yang terjadi pada Proses ini jikadibandingkan dengan Proses Tekanan Tinggi/Proses Lurgi.

- Dengan konversi rata-ratanya sebesar 75Vo, maka untuk menghasilkan 1 metric

\

Page 42: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

2t

ton methanol diperlukan bahan baku Gas alam sebesar 1,333 Nm3 atau sebesar

47,085 SCF.

Reaksi oksidasi parsial pada pembentukan gas sintetik yang dilanjutkan dengan reaksi

pirolisis (pada pembentukan 'tarbon black") yang berlangsung pada suhu operasi

1300-1500"C dan tekanan 100-150 atm.

Reaksi-reaksi yang terjadi adalah

a) Reaksi oksida untuk pembentukan gas sintetik dan gas asetilena (CzHz):

2CH4+02

--)

ZCO+4H,4 CH4+ Oz *----* 2 C2H2+ 6 HrO

b) Reaksi pirolisis untuk pembentukan carbon black (C):

zc2H, Pirolisis t 4C+zH,ZCO +a H, --@> 2C +ZH,6 +2H,

c) Secara menyeluruh, mulai dari gas sintetik sampai terbentuknya carbon black, akan

didapat hasil reaksi sebagai berikut:

6 CH4 + 4 O, -------> 6 C + 8 H2O + 4}{,

d) Di samping dihasilkan carbon black sebagai produk utama, dihasilkan juga gas Hz

dan uap air (H2O) yang masih dapat dipergunakan sebagai hasil samping untukkeperluan lain.

e) Penggolongan hoduksi Carbon Black sesuai dengan teknologi untuk memproduksi

atau proses pembuatannya, carbon black dapat digolongkan atas 3 jenis, yaitu: (1)

Channel black, (2) Thermal black, (3) Furnace black, dengan perincian sebagai

berikut:

L) Channel black:(a) Proses pembuatannya dengan Channel proses, menggunakan bahan baku

gas alam dengan konversi sbb.: setiap penggunaan 500 cuft gas alam akan

menghasilkan1 1b (= 1 Pound) C'b

(b) Produksi C.b inilah yang pertarna sekali dipakai untuk campuran penguat

("for reinforcing") dengan karet alam dan usia prosesnya sudah tua yang

diketemukan pada tahun 1872.(c) Diameter partikelnya (d.part.) lebih besar sehingga memberikan struktur

partikel-nya rendah/struktur yang tidak kuat, karena reaksi peng-

umpulannya dengan karet kurang sempurna/kurang kompak.(d) Derajat keasaman permukaannya (=acidic surface pH) tidak aktif dan tidak

dipakai lagi dalam vulkanisasi karet karena bahan ban yang dihasilkan

,3

Page 43: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

22

pennukaannya tid4k tahan terhadap reaksi asam, sehingga bannya mudahkempes/pecah.(e) Pada saat ini poduksinya sudah ditutup, karena sudah ridak ekonomis lagi.

2) Thermal black:(a) untuk membuatnya menggunakan Thermar proses dengan bahan baku gasalam ataupun minyak cairlminyak residu.(b) Diameter partikel produknya (=d. part.) besar, sehingga memberikanstruktur partiker yang rendah/struktur yang tidak kuat terhadap karet.(c) Baik dipakai pada campuran karet yang tahan lenturan tinggi (= ,,hight

elongation") atau pada campu.un ku."i.y*g ;;h;;lo."ru, (= ..hightabrasion") yaitu pada industri kabel untuk bahan isolasi.(d) Acetyline black. c.b ini termasuk tipe c.b jenis Thermal brack dan dapatdihasilkan/dibuat dari bahan baku gas aram denga n cara oksidasi,kemudian gas acetyrene (=czHu) yang dihasirkal dikenakan reaksipyrosilisis pada suhu anrara 650-750;c, J"rrirgg, i".t"ntut bahan carbonblack (= C), dengan reaksi pembentukan sbb:

1) Reaksi yang terjadi:

5 CH, + o. oksidasi

CzH, pirolisis

CrHr+ 3CO + 6H, + 3H,O

2C +H,

2) Pen ggun;;:t":;'"';" -(1) Sebagai bahan baku khusus untuk campuran pembuatan ..ban

pesawat terbang,, yang anti sambaran petir(2) Bahan genteng atap rumawasues yang anti korsele itl atau atap

fff"", penyimpanan peluru yang tahan terhadap sambaran petir

(3) Untuk ..drycells',/pengisian batery

3) Furnace black:(a) Untuk membuatnya menggunakan Furnace proses dengan bahan baku gasalam ataupun minyak residu(b) Kalau memakll gas alam, setiap penggunaan gas aram sebesar 1000 cuftakan menghasilkan C.b sebesar iorU i=ro poriA; d;;;ut* menggunakanbahan baku mi,nyak^.:._i91, setiap penggunaan I (satu) 1.b minyak residuakan menghasilkan 0,55 1.b carbon blaci.(c) Diameter partikel produknya (= d.part.) kecil, sehingga mempunyai

Page 44: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

23

struktur yang sangat kuat (= "high structure") atau mempunyai strukturyang sangat kuat terhadap campuran dengan karet.

Derajat keasaman (= pH) permukaanya (= acidic surface pH) sangat aktif,

sehingga pada vulkanisasi karet sangat banyak/sangat baik dipakai karena

bahan ban yang dihasilkan permukaanya sangat tahan terhadap reaksi

asam. Derajat keasaman (=pH) permukaannYa (=acidic surface pH) sangat

aktif, sehingga vulkanisasi karet sangat banyak/sangat baik dipakai karena

bahan ban yang dihasilkan permukaannya sangat tahan terhadap reaksi

asam.

Dengan jenis struktur partikel yang sangat kuat tersebut yaitu "high

structure", maka pada karet-karet sintetis dengan "specific stereo rubber"

menghasilkan l00%o polybutadiene (SBR) tires/ban.

Karena memiliki sifat-sifat/keunggulan-keunggulan tersebut pada butir (3)

sampai dengan butir (5) diatas, maka jenis C.b dengan tipe "Furnace black"inilah jenis C.b yang dimaksud/yang dipakai untuk industri ban dan

otomotif yang akan dibahas dalam tulisan ini.Dalam dunia perdaganganldipasaran dikenal dengan 7 jenis nama atau 7

tipe C.b ini, yaitu:1. Jenis SAF = Super Abrasion Furnace2. Jenis ISAF - Intermediate Super Abrasion Furnace

3. Jenis HAF = High Abrasion Furnace4. Jenis FEF = Fash Extrusion Furnace

5. Jenis GPF = General Purpose Furnace

6. Jenis SRF = Semi Reinforcing Furnace

7. Jenis HMF = High Modulus Furnace

3.2.1.2 Produk Hilir dan Reaksi-Reaksi untuk Menghasilkannya

Selain amonia, metanol dan "carbon black", produk petrokimia hilir yang didapat

melalui jalur gas sintetik ini antara lain adalah pupuk amonium nitrat, pupuk amonium

sulfat, formaldehida, metil tetra butil eter (methyl tetra butyl ether atau MTBE), dan

pupuk urea yang memiliki rumus molekul sebagai berikut:

Contoh reaksi pembentukan produk petrokimia hilir tersebut diatas, adalah sebagai

berikut:

(d)

(e)

(0

(e)

NH"

,/z:o\*,,

C

Page 45: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

,-4

1. Reaksi pembentukan pupuk urea

Tahap-l berupa pembentukan amonia karbamat (ammonium carbamate atau NHo

COONH2) yang masih berbentuk bubur cair sebagai berikut:

2 NH3 + CO2 NH4 COONH2

Tahap-2 ialah pengkristalan ammonium carbamate di dalam "prilling tower" (lihatGambar III-5) menjadi urea dengan cara pemanasan, sebagai berikut:

NH2

NH4 COONH z --;- C=o + HzO\*r,(Kristal padat urea)

Reaksi pembentukan formaldehida (CH2O) sebagai berikut:Melalui reaksi oksidasi pada suhu +250t dan dengan pertolongan katalis dasartembaga (Cu), maka metanol akan teroksidasi menjadi formaldehida, sebagai berikut:

2CHTOH + O, 2CH2O +2HrOt = 250'C

3. Reaksi pembentukan Urea fornaldehydeGunanya urea-fomaldehyde adalah sebagai bahan perekat pada industri perkayuan/plywood industry, yang dapat diproduksi dengan mereaksikan/mencampurkan "IJrea"dengan "fornaldehyde" membentuk "dinethylol-urea", selanjutnya dengan reaksi"polymerisasi" atau "poly kondensasi" untuk memisahkan "air-nya" sehingga ter-bentuk "I-Irea-fornaldehyde resin", dengan reaksi pembentukannya sebagai berikut:

_/. NH,c<_ o

- NH,(lJrea)

-,,- NHr-CHTOH\-n2\J L\U ""r"1

- NH,-CH,OH I

(lbmaldehl-de) polymerrsasr {

-ycH, +.r,o .----lNcH. I + n.o&|kg*".",|O ln

(Urea formaldehyde)

Page 46: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

25

4. Reaksi pembentukan DMT (dengan esterifikasi).

.A cooH

ll I + cH.oH---->

V:?RI,

cooH.

+ HrO

cooH.(DMT)

Penggunaannya untuk:- Polyesterfibers/serat-serat sintetis- Polyesterresin/film

5. Reaksi pembentukan Methylamines,

t = 250oC

CH3OH + CHTNH, --------> (CH3) rNH + HrO

CH3OH + (CH3) 2NH -----) (CH3) rN + HrO

Penggunaan untuk:- Surfactans/pembasmihama- Solvent/pelarut/campuran karet

6. Reaksi pembentukan Methyl halides:

t = 350'CCH3OH + HCL CH3 CL + HrO

P=latm

cH3oH + HBr t= 350'C

= cH3 Br + Hro

Penggunaannya untuk:- Fumigaant/pengasapan/disinfeksi- Silikonresin/TML/TEL

-/

Page 47: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

26

3. 2. t . 3 Pe ngadaan Produk Hilirnya di Indone sia.

1. Pengadaan Produksi Pupuk Urea di Indonesia:

a) Dengan semakin disadari manfaat pupuk guna menunjang pertanian secara

nasional serta ditunjang dengan ketersediaan bahan baku gas alam yang tersebar dilapangan perminyakan di tanah air, maka sejak tahun 1972 sld, 1993 secara

berturut-turut Pemerintah membangun dan memperluas pabrik pupuk urea sebagai

berikut; PUSRI-tr dengan kapasitas produksi 380.000 ton urea per-tahun (atau

sebesar 1.150 ton urea per-hari dan 660 ton ammonia per-hari), PUPUSRI-II dan

PUSRI-IV dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 570.000 ton urea per-

tahun (atau sebesar 1.725 ton urea per-hari dan 1.000 ton ammonia per-hari),PUPUK KUJANG di Cikampek dengan kapasitas produksi 570.0m ton urea per-

tahun, Pupuk ASEAN Aceh di Lhokseumawe, dengan kapasitas 570.000 ton urea

per-tahun, Pupuk ISKANDAR MUDA di Lhokseumawe dengan kapasitas 570.000ton urea per-tahun, Pupuk KALTIM-I, KALTIM-tr diBonatng dengan kapasitas

produksi masing-masing sebesar 570.000 ton urea per-tahun dan PUSRI-IB(sebagai pengganti PUSRI-I yang tidak efesien lagi) dengan kapasitas sebesar

570.000 urea per-tahun.

b) Oleh karena itu, terjadi perkembangan kapasitas terpasang produksi urea diIndonesia sampai tahun 1993, sebagai berikut:

(1)Kapasitas terpasang sampai pada tahun 1986.

No. Unit ProduksiKebutuhan Gas Alam(MMSCFD/]VIBTU)

Kapasitas(tor/tahun)

TahunProduksi

Komersial

1.

2.

J.

4.

5.

PT. PUSRI-I

PT. PUSRI-II

PT. PUSRI-II

PT. PUSRI.IV

PT. Pupuk Kujang

PT. Pupuk ASEAN

PT. Pupuk Iskandar Muda

PT. Pupuk KALTIM-I

PT. Pupuk KALTIM-IIPT. Pupuk KALTIM-III

12.500

40.000

60.000

60.000

60.000

60.000

60.000

60.000

60.000

60.000

100.000

380.000

570.000

570.000

570.000

570.000

570.000

570.000

570.000

570.000

1963

1974

1976

1977

1978

1983

1985

1984

1985

1988

Total Kapasitas terpasang (ton/tahun) 5.400.000 1986

Sumber: APPI (Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia), Jakarta

Page 48: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

27

c)

(2)Kapasitas terpasang sampai pada tahun 1993

No. Unit ProduksiKebutuhan Gas

Alam(MMSCFDA,IBTU)

Kapasitas(ton/tahun)

TahunProduksiKomersial

PT. PUSRI-IPT. PUSRI-II

PT. PUSRI.IIPT. PUSRI-IV

60.000,!0.000

60.000

60.000

570.000380.000

570.000

570.000

1995t974

1976

1977

2.

3.

4.

5.

PT. Pupuk Kujang

PT. Pupuk ASEAN

PT. Pupuk Iskandar Muda

PT. Pupuk KALTIM-I

PT. Pupuk KALTIM-II

PT. Pupuk KALTIM-III

60.000

60.000

60.000

60.000

60.000

60.000

570.000

570.000

570.000

570.000

570.000

570.000

1978

1983

r985

1984

1985

1988

Total Kapasitas terpasang (tor/tahun) 5.870.000 1993

Sumber: APPI (Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia), Jakarta

Pupuk urea (yang dihasilkan oleh PT. PUSRI dan yang dipasarkan di dalamnegeri serta yang diekspor ke luar negeri) mengandung unsur hiua nitrogen (N2)sebesar 467o dan merupakan pupuk yang mudah larut dalam air, alkohol dan

benzene, sedikit larut dalam ether serta tidak larut dalam chloroform. Olehkarena mudah larut dalam air, maka pemakaian pupuk ureanya dapat puladisemprotkan. Juga karena mudah mengisap air (bersifat higroskopis), makasebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan tertutup rapat. Hal tersebutdapat dilihat sesuai dengan spesifikasi urea yang dihasilkan di Indonesiasebagai berikut:

No. Spesifikasi Pupuk Urea Produksi Indonesia

Kandungan Toleransi Kemumian

1

2

J

4

5

6

7

Nitrogen (N2), 7o Wt

Air (H2O), % Wt

Biuret (NH2 CO NH CONH2:, 7o Wt

Besi (Fe). ppm

Ammonia (NH2) bebas, ppm

Abu. ppm

Ukuran butir: (l) 6-18 Mesh (US), 7o Wt

(2) 25 Mesh (US) lolos, 7o Wt

min. 46,0

max. 0,3

max. 0,5

m:x. 1,0

mix. 150,0

m:x. 15,0

min. 95,0

max. 2,0

Sumber: APPI (Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia), Jakarta

Menurut APPI, realisasi produksi Pupuk Nasional (produksi pupuk Urea, TSP danZA) pada sepuluh tahun terakhir ini (dari tahun 1988 s/d 1998) adalah sebagaiberikut:

.rl

Page 49: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

28

d)

Tahun/Produksi Urea TSP*) ZA*) Total (103 ton)

988989990991992993994995996997998

4.1574.8605.0504.9734.9505.1335.2895.8946.1896.2916. r -5-5

t.205t.198i.280.087.298.140.177867986789612

574634660575614526612679@0438324

5.9366.6926.9946.6356.8626.7997.0787.4407.8157.5217.091

Sumber: APPI (Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia), Jakarta

Catatan: *) Pupuk rsP dan ZA, adalah jenis-jenis pupuk yang diproduksi oleh pr.Petrokimia - Gresik.

- Pupuk TSP (Triple Super Pospate), adalah pupuk pospate yang mengandungunsur hara (P) cukup tinggi yaitu sebesar 46Vo. p2O5 yang gunanya untukmemacu pertumbuhan akar dan pembentukan akar tanaman sehingga tanamansehat dan kuat.

- Pupuk ZA (Ammonium Sulfat), pupuk yang mengandung unsur hara N (2lEo)dan S (24Va) untuk membantu pertumbuhan dan pembentukan butir hijau daunpada tanaman.

Dari sejumlah realisasi produksi Nasional didikomsumsikan/dipasarkan di dalam negeri danurea) dipasarkan/diekspor ke berbagai negaraduanya (untuk domestik dan ekspor) dari tahuntable di bawah ini, sebagai berikut;

i) Realisasi pemasaran dalam negeri tahun 1995 s/d 1998 (dalam 103 metrik ton)Produksi Nasional

Tahun/Pemasaran Urea TSP ZA Total (103 ton)1995199619971998

4.081,24.2623.7814.769

1.069900664869

653688351408

5.803,25.8504.7966.046

Sumber: APPI (Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia), Jakarta

Realisasi total ekspor pupuk Urea tahun 1995 s/dtanpa melihat negara tujuan:

1998 (dalam 103 metrik ton)

atas tersebut, sebahagian besarsebahagian lagi (khususnya pupukyang realisasi pemasaran kedua-1995 Yd 1998 dapat dilihat pada

2)

Tahun / Ekspor 1995 r996 t99'7 r998

Total (103 ton) 1.970 1.546 2.361 1.571

Sumber: APPI (Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia), Jakarta

Page 50: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

29

3. Realisasi ekspor pupuk Urea tahun 1996 s/d 1999 (dalam 103 metrik ton)

Produksi Nasional per-Negara Tujuan, sbb:

No Nega'a Qiuan 199,6 1997 1998 1989

I \&trtam 896,9 1.496,00 t.0u,20 t.u23,N

) Taiwart 65,5 93,4 72,5 t29,9

3 F&pina 132,8 156,4 61,5 313,4

4 ltarlrtd 67 85,1 82,4 r52,1

5 Pakbtan 0 9,6 0 0

6 Mahysia 97,4 r35,1 44,4 130,9

7 Myamrnr 15.6 75,6 1)) 106,9

8 Jepang 35 71.9 49,2 69.r

9 Kenla 0 46.4 l1 4,8

t0 Horgkorg 0 45,6 53,2 0,8

1l Sirppore 14,5 5.6 27 16,8

t2 Australia 13,r t1 4,6 0,2

t3 Fiii 18,5 33,5 0 0,1

t4 Nepal 37.4 0 r0,8 19

l5 Irdia 0 t2,9 52,6 0

t6 Anenka Serkat 0 10,5 0 25,4

t7 Korea Sehtan 0 t4.l 37,3 71,4

l8 Korea Utara r3,3 0 8 u,7

19 Srihrgka l0 9,6 22,8 52,6

20 China 92.3 0 5,4 24,7

2l chti 0 0 0 0

22 Barghdesh 22,8 47 0 31,7

23 New Za"brd 0 0 0 0

24 Tinnr-timn 0 0 0 0

25 I-airFhin t3,9 1,7 t,9 0

TO TAL 1.546,00 2.361,N 1.571.00 2.257,5

Sumber: APPI (Assosiasi Produsen Pupuk Indonesia)' Jakarta

Page 51: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

2.

30

Pengadaan Produksi Methanof di Indonesia:

a) Dalam rangka memanfaatkan gas alam di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, olehPERTAMINA telah dibangun Pabrik Methanol berkapasitas 330.000 ton per-tahun(1000 ton per-hari) yang berproduksi sejak awal tahun 1986. Sasaranpenxrsarannya adalah untuk konsumsi di dalam negeri terutama diarahkan padapembuatan formal-dehyde (sebagai zat perekat bagi industri kayu lapis) danselebihnya untuk ekspor. Akhir-akhir ini karena terbatasnya supplay gas alam diPulau Bunyu ditambah persoalan-persoalan tekno mekanik Pabrik Methanol itusendiri, maka Pabrik Methanolnya sampai awal tahun 1990-an tidak mencapaikapasitas optimalnya dan hanya dapat mencapai kapasitas produksi sebesar180.000-200.000 ton methanol per-tahun.

b) Juga dalam rangka memanfaatkan gas alam di Bontang-Kalimantan Timur, olehPT. KALTIM Methanol Indonesia (PT. KMI) milik Perusahaan HUMPUS Grouppada pertengahan Januari 1995 telah diresmikan pemerintah pembangunan PabrikMethanol dengan kapasitas produksi sebesar 660.000 ton methanol per-tahun (atausebesar 2.000 ton per-hari) serta rencana akan berproduksi pada akhir tahun 1997.Sasaran penasarannya untuk komsumsi di dalam negeri sebesar + 40Vo (yangdigunakan untuk pembuatan MTBE (methyl tertiary buthyl ether) yang berfungsisebagai pengganti TEL, yaitu suatu bahan campuran yang dapat meninggikankadar/angka oktan bahan bakar minyak (seperti "premix) dan selebihnya (+ 607olagi) untuk pasaran ekspor ke luar negeri terutama negara-negara ASEAN, akantetapi sampai di akhir tahun 1999 rencana pembangunan pabrik Metanol tersebutbelum terlaksana karena situasi ekonomi di dalam negeri tidak menunjang.

c) Perkembangan Pemakaian Methanol di Indonesia dalam Pelita-IV serta ProyeksiKebutuhan dan Pasok Produksi Methanol pada Pelita-V dan VI dapat kita lihatpada Tabel trI-l dan Tabel III-2.

Pengadaan Produksi Carbon black di Indonesia:

a) Impor C.b Untuk Memenuhi Komsumsi Dalam Negeri/untuk Industri Ban danOtomotif:1) Untuk memenuhi kebutuhan C.b untuk industri ban dan otomotif di dalam

negeri, sampai sekarang masih didatangkan/diimpor dari luar negeri. Kalaudilihat dari tahun ke tahun pertumbuhan impornya naik rata-rata sebesar + L07o

setiap tahunnya sejak tahun 1979, menurut data BPS (=data dari Biro PusatStatistik) Jakarta, besarnya komsumsi C.b di dalam negeti yang kebutuhannyasecara keseluruhan masih diimpor tersebut adalah sbb.:

TahunJrnl Impor C.b(dalam sat. ton) Tahun

Jrnl tmpor C.b(dalam sat. ton)

19791980l98rt9821983

4.9505.4006.5007.7009.100

1987198819891990l99l

40.'too44_'t to48.74054/N58.500

3.

Page 52: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

31

b)

2) Dart data impor C.b tersebut diatas dapat dilihat bahwa dengan kenaikankomsumsi C.b di dalam negeri sebesar +l0Vo pertahun, menunjukkan bahwapada tahun 1991 saja kalau pabrik C.b-nya dibuat di Indonesia dengan kapasitasproduksinya sebesar impornya tersebut yaitu sebesar 58.500 ton/ tahun, sudahjauh melebihi kapasitas produksi "minimum economic sizenya" yaitu yanghanya sebesar 10.000 ton"/ tahun, sehingga kalau dibuatkan pabrik C.b-nya diIndonesia untuk substitusi impornya dengan kapasitas sebesar + 60.000ton/tahun, sudah pasti akan menguntungkan, karena bahan bakunya yangmerupakan "minyak residu" tersedia di lndonesia dan hasil produksinya/produkC.b-nya dapat dijual dengan hargayang lebih murah dari harga impornya.

Taksiran Komsumsi Carbon black di lndonesia untuk PELITA VI dan REPELITAVlVsampai Tahun l99l s1d2005.1) Dengan asumsi perhitungan (sesuai data BPS dan Dep. Perindustrian), yaitu

kenaikan komsumsi Carbon black pada PELITA VI sampai REPELITA Vtrmeningkat setara dengan laju perkembangan pertumbuhan Industri sebesar 107o

pertahun, sehingga dengan dasar perhitungan tersebut diatas didapat daftar/tabelprakrraar/taksiran komsumsi C.b untuk tahun 1991 s/d2005, sebagai berikut:

2) Kalau dibandingkan konsumsi C.b dalam Negeri pada awal tahun PELITA V(tahun 1990) yang besarnya 54.400 ton/ tahun dengan konsumsi C.b pada akhirREPELITA VII (pada konsumsi C.b pada akhir REPELITA VII tahun 2005nanti) yang diperkirakan sebesar 222.L50 tor/tahun, maka kenaikan konsumsiC.b selama 3 (tiga) kali PELITA/REPELITA dan pada akhir REPELITA VII,naik sebesar lebih dari 4 kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa lndonesia sudahmemasuki era industrialisasi, dimana pertumbuhan konsumsi akan bahanindustri petrokimia bagi konsumen Indonesia sudah tinggi, karena kenyataanmenunjukkan tingkat kemajuan dan kemakmuran suatu bangsa dapat diukurdari tingkat keberadaan dan konsumsi industri petrokimianya.

Keadaan Produksi C.b Sampai Akhir Tahun PELITA Y 199311994:1) Sekitar tahun 1969/197A-an di Indonesia sudah ada pabrik C.b dengan kapasitas

produksi + 7.000 ton C.b pertahun (atau sebesar 20 ton C.b per hari) yangberlokasi di Rantau/Pertamina Unit I Sumut, dengan menggunakan bahan bakugas alam yang dihasilkan dari sekitar Lapangan Rantau. Gas alamnya diprosesmenjadi C.b dengan menggunakan "Channel Proses". Proses ini usianya sudahtua (diketemukan pada tahun l872,jadi sudah lebih dari 100 tahun yang lalu),sehingga pada saat kemajuan industri Petrokimia belakangan ini dengandiketemukannya proses baru untuk memproduksi C.b (seperti "FurnaceProcess") dimana produksi C.b yangdihasilkan dengan proses ini kualitasproduksinya sangat memenuhi untuk dipakai pada industri ban dan otomotif.oleh karena itu kualitas produksi C.b yang dihasilkan dengan "Channel Process"tersebut kalah bersaing dan produksi C.b-nya tidak laku lagi dijual dipasaran.sehingga pada tahun I974 pabrlk C.b tersebut berhenti berproduksi.

c)

-A

Page 53: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

d)

32

2) Sejak saat itu/sejak peng-operasian pabrik C.b tersebut diatas dihentikan,sampai akhir tahun PELffA V/tahun 199311994 belum ada pabrik C.b yangdidirikan atau yang berproduksi di lndonesia.

Keadaan Produksi/Rencana Produksi C.b pada PELITA VI:1) Menurut data yang didapat dari Departemen Perlndustrian RI, oleh salah satu

Perusahaan Swasta Nasional yaitu PT CABOT INDONESIA sejak tahun 1993

sedang membangun 2 (dua) unit pabrik carbon black di Cilegon Jawa Barat,dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 30.000 Ton/tahun. Rencanaproduksi secara komersial dijadwalkan mulai pada semester kedua tahun 1995,

sehingga pada akhir tahun 1995 dijadwalkan kedua unit pabrik C.b-nya sudah

berproduksi penuh dengan total kapasitas produksi 60.000 ton/tahun, dengan

catatan bahwa seluruh produksi C.b-nya sebesar 60.000 to per tahun tersebutdiperuntukkan untuk konsumsi industri ban dan otomotif di dalam negeri.

2) Dengan sudah berproduksinya pabrik carbon black ini, maka dapat diperkirakansejak akhir tahun 1995 sampai akhir PELITA VVtahun 1999 total produksi C.bdi Indonesia masih tetap sebesar 60.000 ton/tahun (hal ini disebabkan olehbeberapa faktor/permasalahan di dalam negeri seperti kredit bermasalahbeberapa bank yang dilikuidasi belakangan ini, yang menghambat Pengem-bangan Industri Petrokimia di Indonesia, sehingga akibatnya pemodaV investorluar negeri enggan menanamkan modalnya di Indonesia dalam pengertian lainselama periode tersebut tidak ada penambahan produksi C.b. di dalam negeridan untuk menutupinya dengan terpaksa masih mengimpornya dari luar negeri.

3) Kekurangan komoditi/produksi C.b. Ini sehingga mengharuskan mengimpornyalagi dari luar negeri, dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tahun/kurun waktuPELITA VI

K=Konsumsi/KebutuhanP=Pasok/produksiS=Surplus prod.I=Impor/Devisit

Jumlah komoditiC.b (dalam sanran

ton)

1994KPS

I

77.860

77.860

1995

KP

S

I

85.65030.000

55.650

1996KP

S

I

94.22060.000

34.220

Page 54: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

33

e)

1997

KP

S

I

r03.64060.000

43.&O

1998

KP

S

I

I14.00060.000

54.0m

t999KP

S

I

t25.4N60.000

65.400

4) Gambaran pada tabel butir (3) menunjukkan bahwa angka-angka prediksi imporC.b tersebut mendekati kenyataan/ mendekati angka realisasi, yang dapat dilihatpada angka realisasi impor pada 3 tahun belakangan yaitu dari tahun 1997sampai 1999 yang angka impornya masih tetap tinggi seperti terlihat pada tabelberikut:

No. Jenis komoditi Realisasi impor (tor/tahun)

1997 1998 1999

Carbon black (C.b) 48.205 48.424 55.735

Sumber: Biro Pusat Statistik, lakarta

Prospek Pengembangan Produksi C.b di Indonesia, C.q:Ketersediaan Minyak Residu/LSWR Untuk Bahan Baku Carbon Black:

1) Untuk rencana pengembangan produksi C.b ini bahan baku minyak residudiharapkan cukup tersedia dari hasil pengilangan dalam negeri yaitu yang dapatdidatangkan dari Kilang Dumai, Sungai Pakning dan Exor-I Balongan (KilangExor-I Balongan sudah berproduksi tahun 1994 ini).Kilang minyak tersebut masrng-masing mengolah minyak mentah jenis "Minas"dan "Duri" yang kandungan residu di dalam minyak mentah yang diolahsebesar + 607o volume.Dengan demikian minyak residullSWR yang tersedia dapat ditaksir/dihitungsecara kasar dari ketiga kilang tersebut, sebagai berikut:

Nama Kilang Kapasitas(BiD)

Hasil ResiduLSWR(B/D)

l. Dumai2. S. Pakning3. Exor-I Balonean

120.000

50.000125.000

72.W30.00075.000

Total 295.000 177.000

/

Catatan: B/D=Barel minyak per hari

Page 55: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

34

2) Dalam buku "Petrochemical Industry Market and Economics" tulisan AlbertVan Hahn dinyatakan bahwa untuk setiap penggunaan bahan baku minyakresidu sebanyak I lb akan dihasilkan carbon black sebanyak 0,55 lb.Berdasarkan data konversi tersebut, maka untuk menghasilkan 1 ton C.b (1 ton- 22lj/l_ lb) dibutuhkan bahan baku minyak residu sebanyak

(2200Ib) I ton) minyak(2200tb) (0,55)

= L ,82 ton minyak residu

Direncanakan kapasitas produksi pabrik C.b yang akan dibangun untuk 1 unitminimum sebesar = 30.000 ton/tahun. Jadi untuk pembangunan 1 Unit/ patrrikC.b dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton per tahun, dibutuhkan bahan

baku minyak residu sebanyak = 30.000 x 1,82 ton/tahun = 54.600 ton/tahunatau sebanyak+ 7 x 54.600 Bly- = 382.2N B/tahun.

3) Kalau dianggap dalam 1 (satu) tahun pabrik atau kilang minyak tersebut dapat

beroperasi selama 330 hari, maka dalam satu tahun beroperasi dapatmenghasilkan minyak residu/LSWR sebanyak 330 x 177.000 barrel per tahun =58.4 1 0.000 baneU tahun.Dari "Buku Laporan RAKER Dep. P & E" tahun 1992, disebutkan bahwa untukproyek-proyek kilang petrokimia yang akan datang mengenai pemanfaatan

LSWR, maka dari sejumlah LSWR yang dihasilkan dari kilang minyak didalam negeri sebanyak 60.000 B lD LSWR (=19.8000.000 barreVtahun)direncanakan akan dimanfaat-kan untuk bahan baku Pabrik Olefin Center-Il diBalongan atau di Cilacap untuk menghasilkan Polypropylene sebanyak 160.000ton/tahun, sedangkan selebihnya akan diekspor untuk menambah devisa negara.

Dari penjelasan tersebut diatas berarti bahwa untuk masa-masa mendatang

minyak residu/LSWR yang dapat diharapkan untuk bahan baku C.b ini masih

tersedia sebanyak (58.410.000 barrel/tahun 19.800.000 barreVtahun) -3 8.6 I 0.000 barrel/tahun.Sesuai dengan taksiran/perhitungan diatas, maka untuk 1 (satu) Unit pabrik C.bdengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton/tahun, membutuhkan bahan baku

minyak residullSWR sebanyak 382.2N bareVtahun, ini berarti bahwa darisebanyak 38.610.m0 barreUtahun minyak residu/LSWR yang masih

tersisa./yang masih komoditi ekspor tersebut, kalau dimanfaatkan untuk bahan

baku Carbon black untuk maksud tersebut diatas, akan cukup dipakai untuksebanyak:

= 38.610.000 x 1 unit pabrik C.b382.200

= 101 Unit Pabrik C.b

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari segi penyediaan bahan baku

mrnyak residu/LSWR untuk C.b ini tidak ada masalah atau dengan perkataan lain

Page 56: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

35

'Jauh dari mencukupi" karena dapat memenuhi kebutuhan untuk "10r unitPabrik Carbon black" di Indonesia

f; Usaha-usaha Pengembangan Produksi Carbon black Dalam Negeri dan kendala-kendala yang dihadapi.1) Seperti sudah dijelaskan terdahulu pada awal tahun PELEA VI ini sedang

dibangun 2 (dua) unit pabrik C.b di Cilegon (Jawa Barat) dengan kapasitasproduksi masing-masing sebesar 30.000 toMahun dan yang akan berproduksipada pertengahan tahun 1995 yang akan datang ini. Sekalipun pabrik tersebutsudah berproduksi nanti, tetapi kebutuhar/ komsumsi C.b di dalam negerisecara keseluruhan belum dapat dipenuhi.

2) Dalam pengembangan produk-sinya di dalam negeri, masih banyak menghadapikendala-kendala antara lain: kenaikan konsumsinya yang cukup tinggi yangnaik lebih dari I07o setiap tahunnya tidak dapat diimbangi atau dipenuhi denganlaju pertumbuhan penyediaan produksinya (termasuk penyediaan investasiuntuk mendirikan pabriknya) di dalam negeri, sehingga untuk memenuhikomsumsi di dalam negeri, masih harus mengimpor dari luar negeri. Pada akhirREPELITA VIVpada tahun 2005 besarnya impor tersebut akan membengkakmenjadi (222.15M0.000 tor/tahun) atau sebesar 162.150 ton/tahun (dengancatatan: belum adanya penambahan unit produksi C.b nya di dalam negeri untukmensubstitusi impornya pada periode tersebut.

3) Untuk mengantisipasi per-masalahan tersebut diatas, sehingga dapat mencapaisasaran pembangunan seperti yang digariskan pada GBHN 1993 untuk PJPT II,yaitu terwujudnya salah satu kondisi kemandirian bangsa dengan terpenuhinyakebutuhan bahan baku industri di dalam negeri, maka Pemerintah perlumemperluas atau mem-perbanyak pembangunan pabrik di dalam negeri,sehingga negara kita tidak lagi tergantung dari negara lain. Untuk menutupikekurangan konsumsi C.b tersebut. Pemerintah perlu lagi menambahmembangun pabriknya di Indonesia sebanyak:

= 162.150 x 1 Unit Pabrik30.000

= 5 Unit Pabrik

dengan perkataan lain paling sedikit harus dibangun lagi 5 Unit Pabrik C.bdengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 30.000 ton/tahun.

3.2.2 Jalur Olefin (Jalur Olefin Senter)

Olefin adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yang mempunyai ikathnrangkap terbuka (seperti etilena, propilena, butilena/butadiena) yang sangat reaktif,sehingga dengan mudah dapat berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnl,amembentuk bahan/produk polimer.

Page 57: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

36

Jalur olefin ini akan menghasilkan etilena, propilena dan butilena/butadienasebagai hasil utama (produk dasar) dari perengkaharlcracking bahan baku nafta atauetana.

Dilihat dari proses produksi terutama dari aspek penyediaan bahan bakunya, makagas olefin dapat diproduksi dengan 2 cara, yaitu:

l. Olefin dengan bahan baku nafta

. 2. Olefin dengan bahan baku etana.

3.2.2.1 Oleftn dengan Bahan Baku Nafia

Dengan proses perengkahan (lihat Gambar Itr-6) yang berlangsung di dalamreaktor berbentuk "tubular furnaces" (dapur pipa-pipa baja), operasi berjalan pada suhudan tekanan tinggi (370-400oC dan 10-25 atm.) Proses cracking dapat berjalan terus-menerus sampai akhirnya terbentuk "cokes" dan ter atau "tar".

1. Kalau bahan baku nafta fraksi berat (crs-cza) dan dari jenis minyak parafin,mengalami proses cracking, akan terbentuk campuran molekul-molekul antaraparafin (P) dan olefin (O), dengan reaksi-reaksi yang terjadi sebagai berikut:

cztHce crackins t caHra + cr5-H3onafta (P) (P) (O)

CrsH:o crackins t CrH, + CnHzz(P) (diolefin)

2. Reaksi cracking dapat bedalan terus hingga akhirnya terbentuk "cokes"

(1)

(2)

ctzHzz ---lT- Cz\ + CroHro(P/etana) (tri olefin)

CzH+ + CaHrz(etilena) (teuaolefin)

2CH4+ CuHo

(3)

c,oH,o -trf-csH'z -lT-

CoH+

(s)

(6)CHo+5C(cokes)

Di samping terbentuknya cokes, pecahannya molekul-molekul tidak selalu berjalansebagaimana tertera pada reaksi-reaksi (1) s/d (6) di atas.

Banyak sekali kemungkinan yang dapat terjadi, seperti terbentuknya ter atau "tar"dari hasil dimerisasi dan kopolimerisasi olefin sebagai berikut:

Page 58: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

37

3. Dimerisasi dari CroHro hasil reaksi (3):

CroHra + CroHru CzoHzz

4. Hasil reaksi (7) tersebut mengadakan kopolimerisasi dengan CrsHso hasil reaksi (1):

CzoHsz+ C,rHro Css*z (8)(ter atau "tar")

Dalam proses cracking fraksi minyak berat, ter atau "tar" tersebut "di-recycle"(didaur ulang) agar dapat mengalami proses cracking lagi.

3.2.2.2 Oleftn dengan Bahan Baku Etana

Kalau bahan baku yang dipergunakan adalah gas etana, akan terjadi reaksi-reaksi

cracking (lihat Gambar III-7) sebagai berikut:

(7)

czF* crackins, zcrHn+ H2(P/etana) (olefin/etilena)

Hasil cracking tersebut mengalami reaksi cracking dan hidrogenasi lebihsebagai berikut:

(1)

lanjut,

(2)

Pada reaksi cracking (1) di atas hasil reaksinya lebih menarik, karena umpannya

berupa etana (Cztlr) langsung dipecah menjadi olefin/etilen (CzH+) dan gas H2.

Sedangkan pada reaksi cracking (2), di samping olefinnya sendiri mengalami

perengkahan (cracking) lebih lanjut, terjadi juga reaksi-reaksi samping (seperti:

hidrogensasi, kondensasi dan polimerisasi) yang akan menghasilkan aromatik dan coke

berbentuk senyawa Co, Cs, C+, C:, Cz dan C.

Karena di dalam umpan/bahan baku yang menggunakan etana (Czllr) terkandungjuga propan (C3H6), maka terjadi juga reaksi-reaksi cracking, sebagai berikut:

Page 59: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

38

C:Hr(P/propana)

CsH6 + Hz '

2CtHz C+IIg +(P) (butilena)

2CzHe ' CzHs +(P) (P)

2CH4

(O/propilena)

C:Ha -------> CzHa + CII+(P) (etilena)

(1)

Cz[Ie +(propilena)

(P)

clI4(P)

Hasil cracking tersebut akan mengalamilanjut sebagai berikut:

C:II. + 3H2 --)

3 CH4

czHa _______> c4, c5, cu + H,

reaksi cracking dan hidrogenasi lebih

Dalam proses cracking di atas, fraksi minyak berat berupa aromatik (senyawa C6)

dan fraksi minyak cair lainnya berupa senyawa C+ dan C5 akan didaur-ulang lag\, agar

dapat mengalami proses cracking lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebihbanyak.

Setelah proses cracking, hasil-hasilnya didinginkan dengan mencampurkannyadengan air pendingin. Hal ini dilakukan untuk mencegah pembentukan coke lebih lanjutdan mencegah pembentukan ter atau "tar" atau senyawayang lebih berat dari fraksi Cro.

Kemudian gas-gas hasil cracking (berupa etilena, propilena dan butilena)dilewatkan untuk dimurnikan melalui kolom-kolom fraksionasi, yang terdiri dari kolom"demethanizer", "deethanizet", "depropanizer" dan "debutanizer", guna memisahkan gas-

gas hasil cracking tersebut dari gas-gas buangan (gas "flare") lainnya.

3.2.2.3 Produk Hilir ilan Realwi-Reaksi untuk Menghasilkannya

Produk petrokimia hilir yang dihasilkan melalui jalur olefin ini adalah berbagaijenis bahan baku plastik berupa "resin plastik'. Ada yang berbentuk bubuk, butir, atau

kristal padat.

1. Yang berasal dari etilena, antara lain adalah: polietilena (PE), polivinilklorida (PVC),polistirena (PS), etilen glikol (EG), etilen asetat (EA).

2. Yang berasal dari propilena, antara lain adalah: polipropilena (PP), isobutilasetat,

akrilat, fenol, karet etilen propilena.3. Yang berasal dari butilena./butadiena: polibutadiena (karet sintetik pengganti karet

alanr untuk industri ban).

(2)

Page 60: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

39

3.2 2.4 Contoh-Contoh Reaksi untuk Menghasillmn Produk Hilir

1. Polietilena (PE)

Melalui reaksi polimerisasi, etilena sebagai monomer pada suhu (t) dan tekanan (p)tertentu dan dengan bantuan katalis (kat) tertentu akan membentuk polimer sederhana danmenjadi resin plastik polietilena (PE). Reaksinya adalah sebagai berikut:

n CH, = cHz ,,p __ f _CH2_CH 2_CH2_CH2___CH._CHr_ lEtilena (monomer) ;-L polietilena (polimer) ),

Di mana: n = bilangan bulat, sehingga rumus molekul polietilena adalah:

()l-cH"--{H-- I

t L ' )"

Berdasarkan kondisi operasi pembuatannya maka PE dapat dibedakan atas 2jenis,yaitu:

a) "Low Density Polyethylene" (LDPE): yaitu PE yang dihasilkan dengan "HighPresure Process" (proses tekanan dan suhu tinggi). Cara pengoperasiannya dapatdilihat pada Gambar Itr-8 dan III-9. Proses ini berlangsung pada suhu 100-300'C,tekanan 1000-3000 kglcnf dan bantuan katalis peroksida (HzOz) yang dapatberfungsi sebagai "initiator/activator". Density atau kerapatan (bj.) LDPE yangdidapat dari proses tersebut adalah sekitar 0,915-{,930 gltcflf dengan titik didih100"C. Karena jenis plastik LDPE ini termasuk jenis plastik yang ringan, makabanyak digunakan sebagai kantong plastik/pembungkus dan film plastik.

b) "High Density Polyethylene" (HDPE): yaitu PE yang dihasilkan dengan "Mediumor Low Pressure Process" (proses tekanan menengah atau tekanan rendah). Prosestekanan rendah ini sering disebut sebagai "Ziegler Low Pressure Process" karenamenggunakan katahs Ziegler yang dibuat dari bahan campuran antara alkilaluminium dan titanium klorida. Proses tekanan menengah sering disebut sebagai"Phillips Process" dan menggunakan katalis campuran yang terbuat dari bahan"Chromina-Silica-Aluminium". Cara pengoperasian dan jalannya proses dapatdilihat pada Gambar III-10, Itr-l1 dan III-12. Kondisi operasi adalah sbb:

. Proses Ziegler: suhu = 80-100"C,tekanan = 7-IOkg/crt

. Proses Phillips: suhu = 130-160"C,tekanan = 15-30 kg I cm2.

Dengan menggunakan salah satu proses tersebut di atas, polietilena yang dihasilkanakan mempunyai density sebesar sekitar 0,940-O,g7O grm/cm3 dan titik didih sekitar =r22-L3l'C, sehingga di pasaran disebut sebagai "High Density Polyethylene" (HDpE).

z)

Page 61: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

40

Resin plastik jenis I{DPE ini banyak dipergunakan untuk pembuatan botol-botol plastik,kaleng/ember plastik dan kontainer, serta barang-barang plastik lainnya.

2. Polipropilena (PP)

Melalui proses polimerisasr, monomer propilen membentuk polimer sederhana danmenjadi resin plastik polipropilen dengan bantuan katalis stereospecific aluminium alkyl,suatu sistem katalis "ziegler-natta". Rumus molekul polimer yang terbentuk adalah sbb.:

Proses pembuatannya dapat dilihat pada Gambar Itr-13 dan III4. Pada kilang-kilang minyak, gas propilen yang dihasilkan dari "cracked gas C3 dan Cc olefin", selaindimanfaatkan untuk menghasilkan bahan polimer/polipropilen, dapat juga dimanfaatkanuntuk menghasilkan "propilen tetramer" (lihat Gambar Itr-14). Selanjutnya propilentetramer ini bersama benzena dapat digunakan untuk pembuatan sabun deterjen jenislunak yaitu linear alkyl benzene sulfonate (LAS) dengan struktur formula: R-CotI+-SOaNadi mana R = Cz - Cro. Deterjen jenis lunak ini tidak menimbulkan polusi, sehingga tidakberdampak negatif terhadap lingkungan.

Resin plastik "PP" ini adalah jenis bahan plastik yang paling ringan dengan density0,90grlm3 dan titik didih sekitar 168-171'C. Oleh karena keringanannya itu,penggunaannya sangat luas di berbagai sektor industri seperti barang-barang plastikrumah tangga, peralatan industri otomotif, film, kabel, pipa-pipa, pembungkus/ coating,mainan anak-anak, alat-alat kedokteran, kontainer dan lain-lain.

3. Karet Polibutadiena (polybutadrene rubber atau PBR)

Diagram proses pembuatannya dapat dilihat pada Gambar III-15, dengan reaksipembuatannya (melalui proses polimerisasi), sebagai berikut:

n CH, = CH-CH-CHz t,p \ ( -CEr-CH2=CH2-CH2-l(butadiena/monomer)

=;-7 L polibutadiena/polimer) ),Dengan demikian, maka rumus molekul sintetik karet "(PBR)" adalah:

| -"r.- cH. = cH. - cH.-]t L ' " ")n

di mana n = sejumlah bilangan bulat.

[-o"-]n u,uu

[-"",-€,CH:

Page 62: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

4t

Kalau ingin mendapatkan karet sintetik yang lebih baik mutunya dan yang banyak

dipakai pada industri pembuatan ban, maka diperlukan reaksi copolimerization(kopolimerisasi), yaitu penggabungan 2 atau lebih produk monomer yang tidak sama

bentuknya, sehingga membentuk produk akhir yang disebut kopolimer. Sebagai contoh,

karet sintetik SBR (Styrene Butadiene Rubber) dapat dibuat dari.stirena,(monogrgq-1) dan

butadiena (monomer-2) dengan reaksi kopolimerisasi sebagai berikut:

n C6H5 - CH = CH, + n CH, = CH - CH = CHz

stirena (monomer-l) butadiena (monomer-2)

(Cus, )

L-h- H2--*H2_-CH = cH- .rr-) ,(kopolimer stiren butadiena atau SBR sintetik)

4. Polivinil Klorida (polyvynil chloride atau PVC)Resin plastik PVC ini sangat banyak digunakan dalam kehidupan peradaban

manusia modern dewasa ini, sehingga penggunaan bahan-bahan logam atau plat-platlogam, plat-plat kaleng dan plat-plat timah/aluminium di sektor konstruksi, bangunan,

industri transportasi dan seklor lain-lainnya, hampir tergeser penggunaannya oleh bahan

plastik PVC ini. Bahan ini secara luas banyak digunakan untuk menghasilkan barang-barang dari plastik, seperti PVC Leather, PVC pipe (pipa-pipa air minum), PVC'hose(selang/pipa air), PVC sheet (plat-plat atau lembaran-lembaran plastik atau kertas-kertasdinding plastik), PVC film (film plastik) dan produk-produk jadi dari bahan plastiklainnya seperti sandal, botol-botol plastik, stop kontak listrik/alat-alat listrik dan

sebagainya.Sesuai dengan penggunaannya, terdapat 2jenis PVC, yaitu:

a) "Rigid" PVC (keras dan mudah pecah) yang banyak dipergunakan di sektor bangunandan konstruksi.

b) "Flexible" PVC (lunak) yang banyak dipergunakan pada industri kulit imitasi dan

industri kemasan.

Proses pembuatan PVC dilakukan secara bertahap dengan menggunakan etilena(CzH+) sebagai bahan baku yang terlebih dahulu dijadikan monomer vinil klorida (vinyl

chloride monomer atau VCM) sebagai monomernya. Melalui reaksi polimerisasi, makaVCM akan menjadi PVC. (lihat Gambar III-16). Tahapan reaksinya adalah sebagai

berikut:

Tahap-l: Reaksi klorinasi langsung terhadap gas etilena untuk membentuk etilendiklorida (ethylene dichloride atau EDC) yang tidak stabil.

Page 63: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

42

CH2= CH, + CIz (=* CH2 - CfI2

llCI CI

Tahap'Z: Reaksi pirolisis atau "thermal cracking" terhadap EDC untuk membentukVCM:

CI CIttilr4u, cH2 = cH - cI + HCI(EDC) t lvCM)

Tahap-3: Reaksi polimerisasi terhadap monomer VCM sehingga terbentuk polirner PVCsebagai hasil akhir.

t' P (_.:g^"c- cHCr -)n cH2 = CH_cr *;* [-",,r1,"r*iu.-j,

5. Polistirena (polystyrene atau PS)Resin plastik PS merupakan resin sintetik termoplastik dengan rumus molekul:

(Colls-CH=CI{z),Resin plastik ini dibentuk dari 2 bahan baku utama, yaitu etilena (CzFI+) dan

benzena (C6H6). Selanjutnya proses pembuatannya dilakukan melalui tingkatan atautahapan sebagai berikut (lihat Gambar Itr-17):

Tahap-l: Berupa reaksi alkilasi antara etilena dengan benzena untuk membentuk etil-benzena (C6I{5-C2H5), dengan menggunakan katalis AICIr atau H3POa:

cHz-cH, +o kat,*v *- c6Hs-c2Hs

Tahap-2: Berupa reaksi dehidrogenasi (dengan steam/uap) terhadap etilbenzena,sehingga terbentuk monomer stirena (CoHs-CH = CH2) sebagai berikut:

steam Z-'\CeHs-CzHr

--)\_.|LCU=CHz

+ Hz

'l'

Page 64: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

43

Tahap-3: Berupa reaksi polimerisasi atas monomer stirena sehingga terbentuk resinplastik PS, sebagai berikut:

al kat. [- con, - cHz - cHr-]n\AcH=cHz t "iotisttr"na -)"stirena (polimer)

(monomer)

Secara komersial ada 3 (tiga) macam proses polimerisasi untuk pembuatan PS

(lihat Gambar III-18), yaitu:a) Polimerisasi dengan massa (bulk polymerization).b) Polimerisasi dengan suspensi (suspension polymerization).c) Polimerisasi dengan emulsi (emulsion polymerization).

Berdasarkan hasil pembuatan resin plastik PS dengan cara tersebut di atas, dalamdunia perdagangan dikenal ada 4jenis bentuk PS, yaitu:a) Jenis GPPS (general purpose polystyrene), yaitu PS yang dihasilkan dengan proses

polimerisasi massa,b) Jenis MIPS (middle impact polystyrene), yaitu PS yang dihasilkan dengan proses

polimerisasi suspensi,c) Jenis HIPS (high impact polystyrene), yaitu PS yang juga dihasilkan dengan proses

polimerisasi suspensi,d) Jenis EPS (expandable polystyrene - jenis PS yang dapat mengembang), yaitu PS

yang dihasilkan dengan proses polimerisasi emulsi.

Karena PS mempunyai sifarsifatya,ng khusus, yaitu resin plastik berbentuk "rigid"(padat dan kuat) dan dapat dibuat dalam bentuk papan atau dinding yang tipis atau dalambentuk lapisan yang empuk yang dapat mengembang maka penggunaan resin plastik PS

ini sangat luas. Dengan sifat-sifat yang dimilikinya itu, maka resin plastik PS dapat dibuatmenjadi bentuk lembaran, plat, batang, busa yang mengembang, dan sebagainya.

Untuk menambah daya tahannya terhadap benturan dan panas, resin plastik PS

dicampur dengan karet atau "fiberglass".Berdasarkan pengenalan 4 bentuk produk PS tersebut di atas, maka penggunaan

masing-masing jenis adalah sebagai berikut:a) Jenis GPPS, pada umumnya digunakan untuk pembuatan ballpoint, rumah kaset,

stoples, mainan anak-anak/boneka dan alat-alat rumah tangga lainnya.b) Jenis MIPS dan HIPS, karena mengandung campuran karet, mempunyai sifat yang

kuat, sehingga digunakan untuk kabinet TV dan radio, badan lemari es, kontainer danlain-lain.

c) Jenis EPS, karena mempunyai sifat yang empuk dan mudah mengembang, banyakdigunakan sebagai pembungkus/pelapis yang berupa gabus berwarna putih. Gabus inidapat juga dipakai sebagai pelapis bagian dalam tudung kepala./helm, isolator listriliisolator pipa, kontainer penyimpanan ikan dan kontainer-kontainer lainnya.

Page 65: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

M

3.2.2.5 Pengadaan Produk Hulu "Oletin Senter' di Indonesia

1. PT. CHANDRA ASRI salah satu Perusahaan Swasta Nasional, sejak pertengahantahun 1993 telah masuk ke Industri Petrokimia hulu, yaitu dengan membangun/mendirikan Pusat Industri Olefin yang disebut "Industri Petrokimia Olefin SenterChandra Asri" di Merak Jawa Barat. Pabrik Petrokimia Olefin Senter ini meman-faatkan bahan baku nafta yang didatangkan dari Kilang PERTAMINA Cilacap,semula direncanakan berproduksi pada pertengahan tahun 1996, akan tetapi karenasituasi ekonomi yang tidak mendukung sampai tahun 1999 ini belum berproduksi.Kapasitas produksi direncanakan sebesar 375.000 ton ethylene/ tahun, denganinvestasi US$ 1,5 milyar serta dengan hasil utamanya, sbb:

. Ethylene

. Propylene

. Polyethylene (PE)

. Polypropylene (PP)

. Ethylene Oxyde (EO)

. Mono Ethylene Glicol (MEG)

. Di-Ethylene Glicol (DEG)

. Tri Ethylene Glycol (TEG)

serta hasil samping (by-products), sebagai berikut:

Gas Hydrogen (H2)

Butadiene/ButanessPyrolysis GasolineFuel Oil (F.O)

a

a

a

a

375.000 ton/tahun220.OW ton/tahun300.000 ton/tahun180.000 ton/tahun100.000 ton/tahun125.000 ton/tahun12.000 ton/tahun

600 ton/tahun

15.000 ton/tahun

120.000 ton/tahun400.000 ton/tahun340.000 ton/tahun

2.

3.

Dengan berproduksinya Industri Petrokimia hulu Olefin Senter ini, maka penyediaanbahan baku untuk sebagian besar Industri Petrokimia hilir (seperti untuk industriplastik-plastik LDPE, HDPE, PP dan PVC, serta untuk industri sabun deterjen yangmenggunakan bahan baku berupa ("alpha - olefin" dan "propylene - tetramer")

{iharapkan nanti kebutuhannya sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri tanpamengimpornya lagi.

Proyeksi kebutuhan dan pasok produk-produk "olefin senter" di Dunia dan Indonesiapada akhir PELITA-IV dan PELITA-V dapat dilihat pada tabel III-3.

3.2.2.6 Pengadaan Produk Hilir "Thermoplastik" di Indonesin.

1. Hampir seluruh kebutuhan Thermoplastik (meliputi Polyethylene (PE), Polypro-phylene (PP), Polyvinylchloride (PVC), Polystyrene (PS), dan Polyvinylacetate (PAC)dalam negeri masih diimpor yang jumlahnya sejak tahun 1978 sampai dengan 1980(dalam satuan Ton) sbb:

Page 66: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

45

Jenis Plastik 1978 t9'79 I 980

Polyethylene (PE) t04.7 t6 102.368 98.749

2 Polvpropylene (PP) 48.187 83.309 98.078

J. Polvvinvlchloride (PVC) 10.13 1 9.822 22.554

4. Polvstvrene (PS) r0.009 14.259 15.792

-5. Polyvinylacetate (PAC) r3.815 18.809 16.69'7

Jumlah (ton/tahun) 186.873 228.466 251.840

Sumber: Biro Pusat Statistik, Jakarta

Data tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan impor bahan

Thermoplastik mengalami kenaikan l5-2O 7o per tahun dari tahun 1978 s.d. tahun

1980, akan tetapi dibandingkan dengan keadaan 3 tahun belakangan ini yaitu dari

tahun 1997 s.d. 1999, impor bahan Thermoplastik tersebut mengalami kenaikan yang

menurun menjadi + l07o pertahun seperti terlihat pada tabel berikut:

,,1o. Jenis komoditi Realisasi impor (ton/tahun)

t997 1998 1999

I Polvethvlene (PE) r 49.030 t93.7 56 166.952

2. Polvoroovlene (PP) 175.618 180.758 247.584

3. Polvvinvlchloride (PVC) 1 8.8 l8 33.338 14..705

4. Polvstvrene (PS) 22.478 39.303 t9.7'7 1

5. Polvvinvlacetate (PAC) 43.20t 8.674 46.539

Jumlah (ton/tahun) 409.145 455.829 495.551

Sumber: Biro Pusat Statistik. Jakalta

Semuanya di serap oleh industri-industri bahan plastik (plastik wares) yang

jumlahnya sekitar 550 perusahaan.

Beberapa di antara perusahaan tersebut dalam bentuk patungan dengan

perusahaan luar negeri, tetapi sebagian besar adalah perusahaan milik swasta nasional,

mulai dari industri rumah tangga (yang jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang)

sampai pada industri sedangiukuran menengah. Menurut Dit. Jen Aneka Industri, darijumiah tersebut 175 perusahaan berada di DKI Jakarta, sebanyak 145 perusahaan di

Jawa Timur, dan sisanya tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera. Jumlah

perusahaan yang membuat kantong/ karung plastik dari PE dan PP sekitar 125 buah

perusahaan. Kira-kira 160 perusahaan yang menghasilkan "moulded plastics",

sebagian besar di antaranya dengan cara sederhana dan hanya beberapa perusahaan

yang menggunakan teknologi modern antara lain seperti PT. Pioneer.

2. Khusus Pengadaan Produksi PVC sampai dengan akhir tahun 1990 di Indonesia

terdapat hanya 2 perusahaan (2 Perusahaan Swasta Nasional) yang sudah

memproduksi PVC yaitu:

Page 67: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

46

a) FT. Eastern Polymer, lokasi pabriknya di Tanjung Priuk, Jakarta dengan kapasitasproduksi 18.000 ton/tahun.

b) PT. Standar Toyo Polymer (Statomer) lokasi pabriknya di Merak, Jabar, dengankapasitas produksi 36.000 ton/tahun.

Bahan baku vinylclhorida monomer (VCM) untuk kedua pabrik PVC tersebutseluruhnya masih diimpor.

3. Posisi realisasi pasok kebutuhan industri petrokimia tahun 1995-1999 dan perkiraanpasok kebutuhan produk industri petrokimia tahun 2000-2003 dapatdilihat pada TabelIII-1 dan Tabel III-2.

3.2.3 Jahtr Aromatik (Jalur Aromatik Senter)

Senyawa aromatik adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyairangkaian ikatan atom C secara siklis berupa ikatan atom antara Co-Cs, seperti benzena,toluena, xilena, dan lain-lain, yang sangat reaktif sehingga dengan mudah bereaksi atauberpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk produk polimer.

Jalur aromatik akan menghasilkan benzena, toluena, xilena (atau BTX) sebagaihasil utama (produk dasar) dan sikloheksana (cyclohexane atau CHX) sebagai hasilsamping dari proses reformasi (reforming) dengan bahan baku nafta atau kondensat.

3.2.3.1 Aromatik dengan Bahan Baku Nafta

Hidrokarbon aromatik (BTX) dihasilkan melalui proses "catalytic reforming"(proses reformasi katalitik) yang berlangsung dalam reforming unit, dengan meng-gunakan nafta sebagai bahan baku dan serbuk platina (Pt) sebagai katalis pada suhu450-500'C (lihat Gambar II-3 dan Gambar III-19).

Reaksi-reaksi yang terjadi dalam unit reforming adalah dehidrogenasi, isomerisasidan reaksi-reaksi lain. Tahapan reaksi yang terjadi, dapat diuraikan sebagai berikut:1. Reaksi pembentukan benzena (B)

Reaksi ini berupa reaksi dehidrogenasi hidrokarbon sikloparafin

3 detridroeenasi=

o+ 3}J2

CuHu (benzena)CeHrz (sikloheksana)

2. Reaksi pembentukan toluena (T)Reaksi ini berupa isomerisasi hidrokarbon dimetil siklopentana disusul dengandehidrogenasi.

r-JH3 z\!,Lr, ..-

[.... 1 .H, .,- l-il .r, +3H2

C5H6 (CH3)2 (dimetil siklopentana) CuH,,CH, (metil sikloheksana) CuHrCH, (toluena)

I

I

Page 68: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

47

3. Reaksi pembentukan orto, meta dan para (o,m,p) xilena.Reaksi ini merupakan isomerisasi hidrokarbon trimetildehidrogenasi.

siklopentana disusul dengan

#.6'.,,.,CH,

Gxilena) (etilbenzena)

.::Ujrtj:'d(timetil (dinEtil

siklopeirwra) sikloheksana) (c'xllcna)

,,i'-Q.

CHr(m-xilena)

Setelah proses reforming selesai, dan senyawa aromatik/BTX terbentuk, makabenzena, toluena dan xilena dipisahkan. Karena titik didih benzena, toluena dan xilenahampir sama (lihat Tabel-l) maka pemisahan sukar dilakukan dengan distilasi.Dengan demikian maka pemisahan dilaksanakan dengan cara ekstraksi, yaitu denganmemasukkan zat pelarut tertentu ke dalam unit ekstraksi BTX. Larutan ekstraksi yangbiasa dipakai adalah "sulfolane".

HzC

HzC

CHz

("sulfolane")CHz

Fraksi benzena akan keluar sebagai rafinat, sedangkan toluena dan xilena sebagai

ekstrak. Dari unit ekstraksi, ekstrak disalurkan ke unit alkilasi yang menggunakanasam sulfat (H2SO4) sebagai katalis. Dengan demikian akan dihasilkan toluena sebagai

alkilat ringan dan (o,m,p) xilena dengan spesifikasi yang tertera dalam Tabel III-1.

Tabel III-1. Spesifikasi hidrokarbon aromatilc/BXT

Nama bahan Rumus Berat Jenis Titik lebur, "C Tirik didih.'cbenzena C^H^ 0.87 8s 5.4 80,4

toluena C,HO 0.87 95 97 -98 I r0,3

o-xilena CoH, 0.88 50 -28 142

m-xilena COH' 0.88 50 -53 r38.9

p-xilena COH 0.88 50 3 138

etil benzena C"H 0.88 60 135 - 136

S=Oz

Page 69: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r

48

3.2.3.2 Produk Hilir Jalur Aromatik

Sama halnya seperti pada jalur olefin, maka produk hilirnya yang dihasilkanmelalui jalur aromatik adalah berbagai jenis produk resin yang masih harusdiproses/diolah lebih lanjut untuk menghasilkan produk jadi yang kualitasnya sudah lebihtrnggi dari produk semula, yaitu:i. Yang berasal dari benzena antara lain adalah: melaic anhydride, polistirena,

deterjen/surfaktan, fenol, akrilonitril, sikloheksana, kloro-benzena, dan lain-lain.2. Yang berasal dari toluena, antara lain ialah: tolilen diisosianat dan poliuretan.3. Yang berasal dari: o,m,p xilena, antara lain ialah: anhidrida ftalat (phtallic anhydride

atau PA), asam tereftalat (terephthalic acid atau TPA), dimetil tereftalat (dimethylterephthalate atau DMT), polietilen tereftalat (polyethylene terephthalate atau PET)dan asam isoftalat (isophthalic acid atau IPA).

3.2.3.3 Contoh-Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

1. Anhidrida Melaik (melaic anhydride)Melalui reaksi oksidasi atas benzena yang berlangsung pada suhu 425"C dan

bantuan katalis campuran antara V2O5 dan MoO: akan dihasilkan anhidrida melaik.

Ofufi [Q:".H2o+co2@enzena) (anhidridamelaik)

Selanjutnya, anhidrida melaik ini dapat digunakan untuk pembuatan poliester tidakjenuh, asam fumarat (fumaric acid), pestisida, resin alkida (alkyd resin) dan bahan pelarutlainnya.

2. DeterjenPerbedaan pengertian antara bahan pencuci deterjen (surfaktan) dan bahan pencuci

sabun biasa (soap), adalah sebagai berikut:a) Deterjen adalah suatu zat atau bahan yang mengandung unsur aktif pembersih

permukaan yang disebut surfaktan sebagai unsur utamanya. yang dibuat secara sintetikdari fraksi-fraksi minyak bumi atau hidrokarbon.

b) Sabun biasa (soap): dibuat dari minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan dantidak mengandung surfaktan sebagai unsur aktif pembersih permukaan.Rumus umum deterjen adalah:

R - SO3Na.

Dala.yr molekul deterjen ada 2 (dua) gugusan yang saling tarik-menarik antara yangsatu dengan yang lain. r'aitu:

Page 70: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

49

a) Gugus R- (gugus alkil) yang merupakan bagian non polar (non-ionik) yang bersifat

hidrofob dan berfungsi menarik kotoran yang melekat pada kain cucian atau pada kulitbadan kita.

b) Gugus -SO3, merupakan bagian polar (anionik/kationik) yang bersifat hidrofil yang

berfungsi menarik molekul air.

Berdasarkan gugus R- yang terdapat dalam deterjen, maka terdapat 2 jenis, yaitu

deterjen jenis keras dan deterjenjenis lunak.

a) Deterjen jenis keras memiliki gugus R- antara Crz - Cp dengan ikatan rantai karbon

yang bercabang atau melingkar.

Contoh: R=C12H25{

Gugus ini sukar mengalami degradasi atau sukar dihancurkan oleh mikroba yang

terdapat di dalam air atau di dalam tanah, sehingga deterjen jenis keras ini dapat

menyebabkan pencemaran lingkungan.Tahap-tahap reaksi pembuatannya adalah sebagai berikut:

Tahap-l: Reaksi klorinasi terhadap kerosin:

CrzHza + Clz sinar CrzHzsCI + HCI(kerosin) ff tLtoro aoaeUnul

I

Tahap-Z: Hasil tahap-l direaksikan dengan benzena (CoHo) dengan penambahan

katalis AICI::

CI2H25CI + C6H6 ---^+ C12H25-C6H, + HCIkat 'lt (alkil benzena)

Tahap-3: Reaksi sulfonasi dengan H2SO4:

Cr2H25-C6H, + HrSOo CI2H2'-C6H4-SO3H + HrO

Tahap-4: Netralisasi dengan NaOH:

C 12}i.21-C 6Ha-S O3H+NAOH ---) C 1 2H25 -C6Ha-S O3Na + HrO

(natrium-alkil benzen sulfonat)

o Surfaktan yang dihasilkan dengan reaksi-reaksi pembentukan di atas yaitu "Alk7lbenzene sulfonat (ABS) adalah termasuk deterjen jenis keras. Dan lebih dari 90Q

surfaktan dewasa ini yang digunakan di Indonesia untuk pembuatan deterjen adalal

Page 71: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

50

Alkyl benzene sulfanat dengan rantai/ikatan karbon bercabang (atau yang disebutdodecyl benzene sulfanat) dengan struktur molekulnya mempl.ryai ikatan karbon,sebagai berikut:

CI

I ikatan atom C rantai- C - - C bercabangdenganrumus

molekul:

I

{/SOr - Na*

ctzHzs O Sor-Na*

"Surfaktan" ini- berasar dari "hydro karbon rantai bercabang,, [dengan beratmolekul yang lebih tinggil", jika di dalam air atau di dalam ranah sisa limbahnyasukar mengalami proses degradasi/ sukar dihancurkan oleh bakteri, lseiinggalsurfaktan jenis keras ini dapat menimbulkan dampalc/permasalahan lingkunganfo Maka untuk mengatasilmengurangi dampak/p".murujahun lingkungai ters"ebut aiatas lebih baik dibuat/dihasilkan "surfaktanlenis lunak", yuitu dlngan ,n"-ititbahan baku hydrokarbon yang bersumber dari ..hydro karton yuri-"o,frryuirantai karbon, pada gugus alkyl "merupakan raniai rurus: [yaitu hidro karbondengan berat molekul yang rebih rendahf seperti: normar decane (croHzz), d"""n"(CroHzo), decene (CroHzo) dan decanol (CrgH2rOH).

b) Deterjen jenis lunak: memiliki gugus R- antara cz-Cro (senyawa orefin) denganikatan rantai karbon yang lurus seperti normal dekana (decane atau c1sH22), dekena(decene atau C1sH26) dan dekanol (C,ottlOtt)Karena ikatan atom c rantai lurus ini mudah dapat terpisah dan dihancurkan olehmikroba yang terdapat di dalam air atau tanah, maka deterjen jenis Iunak ini tidakmenyebabkan pencemaran lingkungan.Reaksi pembuatannya dan tahapan prosesnya adalah sebagai terlihat pada Gambar III-20.

CCtlc--c--c--c__c__c__c

Tahap-1: Reaksi klorinasi terhadap olefin (decane):

C,oH.. + CL --- ^> C,H.rCI + HCI(dekana) 'lt (monokloro dekana)

T ahap -2: Reaks i dengan benzena dengan penambahan

croH2lCI + CuHu kat' , c,oHr, _ coH,(dekana benzen)

katalis (AICI3)

+ HCI

Page 72: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

51

Tahap-3: Reaksi sulfonasi dengan H2SOa:

C,oHr, - CuH, + HrSOo \- C,oHz, - CeI{o - SO3H + H2O

--- (dekana benzen sulfonat)

Tahap4: Reaksi netralisasi dengan NaOH

C,oHr, - CuH* - SO3H + NaOH ______=. C,rHr, - CuHo - SOrNa + HrO

/ (natrium dekana benzen sulfonat)

Natrium dekana benzen sulfonat merupakan deterjen jenis lunak berbentuk bubuk

yang struktur molekulnya dapat digambarkan sebagai berikut:

croHzrOso3'Na*

(2.1) Ada beberapa sifat atau ciri khas yang menjadi salah satu faktor "keunggulan-

deterjen" jika dibanding dengan bahan pembersih lainnya/dengan sabun biasa,

yaitu:(1) Resisten/tahan terhadap air keras, terhadap asam dan busa/alkalis, sedang

sabun biasa tidak(2) Mudah larut dalam air dengan menimbulkan busa yang banyak, sedang sabun

biasa tidak(3) Mudah dan sanggup membuat pembersihan yang cepat dan mencuci sendiri

didalam air bersih, sedangkan sabun biasa tidak dapat

(4) Tidak menimbulkan pengaruh jelek dan tidak merusak pada pakaian yang

dicuci

(2.2) Sedangkan karakteristik/ciri khas pemakaian berbagai jenis "Surfaktan" sebagai

"deterjen" dapat ditunjukkan dari tabel berikut ini:

-) ikatan atom C rantai lunrs

dengan rumus molekul, sbb:

-c- I

I

I

+

-c--c--c--c--c--C

Page 73: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

52

No. Nana/Jenis Deterjen Sfuktur FormulaPen ggunaan untrt</kualihsnya

Ala2 Dapur Bahan Tekstil Shanpoo

1

Linear Alkyl Benzene

SufonabR-CoHs-SOsNa Sangat bagus Bagus Kurang

2 AlkylSufonab R-0-SOsNa Bagus Sangat Bagus Sangat Bagus

J O - Olefn Sulbnab

R-CH=CH-[CH2]n-

CHz - S0sNa

R=Crs-Crg

Bagus Sangat Bagus Bagus

4 AlkylSulbnateR-0-SOsNa

R=Cr+-CrzBagus Bagus Bagus

6Poly Oxyetrylene

Al$lEherR-0-[CzH+O]n-H

R=Crz-Cr+Bagus Bagus Kurang

bNafium Dekana

Benzene Sulfonate

R-CoH+-SOsNa

R=Cz-CroSangat bagus Sangat Bagus Sangat Bagus

3. Fenol (Phenol)Benzena merupakan bahan dasar pembuatan fenol yang selanjutnya dengan aseton

akan menghasilkan bisfenol-A (bisphenol-A). Bisfenol-A ini dapat digunakan sebagaibahan pembuatan "polycarbonate" dan "epoxy resin" atau "phenolic resin". Epoxy reiindalam penggunaan sehari-hari disebut sebagai lem-plastik.

Reaksi dan tahap proses pembuatannya adalah sebagai berikut:

Tahap-l: Benzen direaksikan dengan HCI dalam udara panas serta bantuan kataliscampuran Cu dan Fe pada suhu 200oC:

O+Hcr+ua,.uh' cut

O-cI * H,o

Tahap-Z: Hasil tahapl direaksikan dengan air dengan dipanaskan sampai suhu 500.Cdengan bantuan katalis SiOr:

Page 74: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

53

-o*,,offi'O-o'.,",

Tahap-3: Mereaksikan hasil tahap-2 dengan aceton pada suhu 50oC dengan bantuan

katalis HCI untuk menghasilkan bisfenol-A:

ooH+

cHr -lb -.rr-$-,

(aseton)

ibcHr

nol-A)

oH +H20

(bisfe

4. Sikloheksana (Cyclohexane atau C6H12)

Melalui reaksi hidrogenasi kataltik terhadap benzen akan dihasilkan sikloheksana,

yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan adipic acid yang

merupakan bahan dasar pembuatan serat Nilon 66 dan kaprolaktam yang merupakan

bahan dasar dalam pembuatan serat Nilon-6 atau "polyamide fibers"'Reaksi dan tahap proses pembuatannya adalah sebagai berikut:

Tahap-l:

kat.PI.AI+3 H,---+i: 2000C

p:34 atn (

Tahap-Z: Berupa reaksi oksidasi langsung (direct oxydation process) terhadap

sikloheksana dengan katalis tembaga (Cu) untuk menghasilkan sikloheksanon

(cyclohexanone).

kat

-+*Oz+ HzO

Tahap-3: Sikloheksanon yang terbentuk kemudian direaksikan dengan cara "oximation"

yang menggunakan campuran amonia dan hidroksilamin sulfat

(hydroxylamine sulfate) sebagai pereaksi untuk menghasilkan oksim siklo

heksana (cyclo hexane oxime) yang selanjutnya dapat diproses lagi dengan

penambahan katalis H2SO4 untuk menghasilkan kaprolaktam.

osikloheksana) (si

osikloheksana

o

okloheksanon)

Page 75: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

7

54

o

,4. .4..,(,

+NH3+(NH2oH)2 +H2Soa# (,

+(NHn),so4

(sikloheksanon) (hidroksilamin sulfat) (olcim sikloheksana)

''t - f''

+H2O

N-oH H.t I\ "1" i*

(oksim siklo heksana) (kaprolaktam)

Selanjutnya kaprolaktam dimanfaatkan dalam pembuatan serat sintetik nilon.Ada beberapa cara atau jalur proses yang dipergunakan untuk menghasilkan serat-

serat nilon, antara lain adalah "Du PonVAllied Process (USA)", "Snia Viscosa Process"(Italia), dan "Toyo Rayon Process" (Jepang).

Jalur/proses yang digunakan tergantung pada bahan baku awal untuk menghasilkankaprolaktam yang dipakai sebagai dasar untuk menghasilkan produk akhir serat-serat

nilon. Bahan baku awal yang lazim dipakai untuk menghasilkan kaprolaktam dapat

berupa benzena, fenol, sikloheksana, sikloheksanon, toluena, asam benzoat, nitrosiklo-heksanon dan oksim.

Untuk menghasilkan serat nilon, tinggal memilih penggunaan proses mana yangakan dipakai:

a) Untuk menghasilkan nilon-6, dilakukan reaksi polimerisasi dengan "spun" yangkontinyu sampai terjadi serat-serat, sebagai berikut:

H2SO4 - nrF I4 urb-c:o

H,C-CH,

,"t l"- ,,'l^ Y Polimerisasitn,rP

IHrC-C=O

ftaprolaktam)

l-s ?lL-,u

- tt*'u 1,

(nilon-6)

Karena mempunyai daya tahan terhadap goresan maka nilon-6 banyak dipergunakanuntuk membuat perlengkapan otomotif, payung penerjun udara dan secara ekslusifdigunakan sebagai "safety belts" dan penggunaan lainnya seperti sebagai bahan

kebaya, pakaian dalam dan stockings (kaus kaki).

Page 76: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

55

b) Dalam proses pembuatan nilon-66 melalui reaksi polimerisasi, polimer yang

dihasilkan dipadatkan terlebih dulu. Caranya adalah polimernya diuapkan dengan

uap air, kemudian dipotong-potong menjadi bentuk chips lalu dipanaskan lagi di

dalam "net-spinning", dilewatkan melalui filter (saringan) dan kemudian dilewatkan

ke "spinnerets" untuk dijadikan bentuk filament (benang) yang disebut polyamide

atau nilon-66, sebagai berikut:

" xf-f fiffir,[,,,,-l*,:fl^ I t",H2C-C:O

(poliarnida / nilon{6)

ffi*'r*"*I,(kaprolaktam)

Karena mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap minyak, maka nilon-66 inidalam industri banyak dipergunakan untuk membuat saringan atau filter, conveyors,

tali-temali dan untuk penggunaan lainnya seperti untuk pembuatan berbagai bahan

tekstil, benang ban, jala ikan, dsb.

5. Toluena di-isosianat (toluene di-isocyanate atau TDI)TDI dapat dibuat melaluijalur toluena dengan tahapan proses sebagai berikut:

Tahap-l: Reaksi nitrasi terhadap toluena dengan bantuan katalis H2SO4, dengan hasil

reaksi sebagai berikut:

d.^*oo'' eiJ"*o'*x}*o'(2,4dinitro toluena) (807o) (2,6 dinitrotoluem) QV/o)

Tahap-2: Terhadap hasil reaksi tahap-l kemudian dilakukan hidrogenasi dengan

bantuan katalis (AICI3), sebagai berikut:

9H, CH, QHr lr,

Q;"r',-okQJ'r:"o*'i:z o o rc-"'[3:*ffi1i,,ffi)a (2,6 diunine torucna)

Tahap-3: Hasil reaksi tahap-Z di atas, kemudian direaksikan seciua fosgenase pada suhu

200'C dengan penambahan pereaksi campuran antara COCI2 dan

dichlorobenzene (DCB) sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 77: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

56

QHr QHr

x"H.H.NAFNH.V*,, * (/%# G;".o".x!*'o

(campuranTDI)

TDI dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan busa poliuretan(polyurethane foams) yang fleksibel (seperti karet), karena itu banyak dipakai untukbahan bantalan, seperti busa mebel, busajok mobil, busajok kapal terbang, sebagai bahanpelapis yang empuk, bahan isolasi listrik, bahan penyimpanan/kontainer dan bahanperekat/"adhesives".

Ikatan -NCO pada struktur campuran TDI di atas disebut sebagai ikatan isosianatatau "isocyanate group".

6. Anhidrida Ftalat (phtalic anhydride atau PA)Bahan baku pembuatan PA adalah o-Xilena. Pertama-tama dilakukan reaksi

oksidasi atas o-Xilena dalam fase cair (lihat Gambar III-21) untuk menghasilkan PA.Hasil yang terbentuk kemudian diuapkan dan terakhir rektifikasi/dimurnikan sampaididapat kadar PA yang setinggi-tingginya (maksimum 99,997o) yang berupa kondensat.Berikut adalah reaksinya.

CH, O

CHr uap +53c:o

(anhidrida ftala0

PA ini dapat dipergunakan sebagai bahan pelarut atau sebagai bahan baku untukindustri tekstil, serat sintetik, plastik dan zat pewarna.

7. Asam Isoftalat (isophtalic acid atau IPA)Untuk pembentukan IPA dipergunakan bahan baku m-xilena. Pada tahun 1956 di

California/UsA, IPA untuk pertama kali diproduksi dengan menggunakan proses

Chevron Chemical Company, yaitu dengan mengoksidasikan m-xilena dengan sulfur (S)di dalam "sistem aqua.NH3" pada suhu 250-300"C dan tekanan sebesar 1000-2000 psig,

sehingga menghasilkan isoftalamida (isophthalamide). Hasilnya kemudian direaksikandengan "aqua H2SO," sehingga menghasilkan asam isoftalat (isophtalic acid atau IPA)

dan akhirnya disaring/dijernihkan.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Page 78: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

57

Tahap-1:

Tahap-2:

6.,,,

o-cH

o*,o

(isoftalamida)

O=CH

(isofralamida)

O = C-O-

d,.,o

(asarn isoftalat)

' tAaq.NHs r r-25G3 o0 ocVf -oNH,

o

aq.H2SOo

Penggunaan IPA ini adalah untuk menghasilkan poliester tidak jenuh yang dapat

menghasilkan "thermoset resin". Poliester tidak jenuh dan poliester IPA dapat juga

digunakan pada pembuatan plastik fiberglass untuk tempat penyimpanan BBM pada

kapal-kapal angkutan.

8. Asam Tereftalat (terephthalic acid atau TPA) dan dimetil tereftalat (dimethyl

terephthalate atau DMT)Bahan baku yang dipergunakan untuk membuat TPA/DMT adalah p-xilena.

Selanjutnya TPA/DMT bersama etilen glikol (EG) merupakan bahan baku utama untukpembuatan serat poliester. Dalam industri tekstil, serat poliester dapat digunakan untukmenggantikan serat alam terutama kapas, dalam, pembuatan bahan tekstil.

Adapun proses pembentukan serat poliester dan tahapan prosesnya (lihat Gambar

lIJ-22) adalah sebagai berikut:

Tahap-l: Reaksi oksidasi dalam fase cair terhadap p-xilena untuk menghasilkan TPA.

oksidasi

cooHq(lPA)

(o)

Q(p.xilena)

Page 79: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r

58

Tahap-Z: Kemudian reaksi esterifikasi terhadap TPA untuk menghasilkan DMT:

(cHr oH)

esterifikasi

Tahap-3: Akhirnya DMT direaksikan dengan cara "kopolimerisasi" untuk menghasilkankopolimer serat poliester.

, f i,,**e " dE:I".",..,,o_, [(5,,"t'l\,1I

t- r)u-zu(rL v

.,"-"'-"'^T'l ,

cooH3 coocH2cH2oH L_a = o _1"(DMT) (EC) (serar poliester)

9. Polietilen Tereftalat (polyethylene terephthalate atau PET)Bahan petrokimia resin PET ini penggunaanya sangat banyak dalam industri

kemasan plastik seperti botol plastik untuk kemasan air minum, untuk kertas film, tekstil,dan sebagainya. Reaksi pembentukannya adalah sama seperti di atas, yaitu denganmereaksikan DMT dengan EG pada suhu +150-200"C sehingga menghasilkan PET yangdisebut juga sebagai "bis (hydroxyethyl) terephthalate":

coOCH3 CooCH.cH,oHI

<)'"ffi*ffi d-'i',.*",COOCH3 COOCH2CH2OH(DMr) eEr)

3.2.3.4 Pengadaan Produk Hulu "Aromatik Senter" di Indonesin

Dibanding dengan pengembangan Industri Petrokimia Olefin Senter di dalamNegeri, Industri Petrokimia Aromatik Senter sudah lebih dahulu dikembangkan, yangditandai dengan berdirinya Pabrik Petrokimia Aromatik Senter PERTAMINA di Cilacapyang telah yang telah berproduksi sejak Agustus 1990, dengan memanfaatkan bahan baku"nafta" dari hasil kilang BBM setempat. Dengan kehadiran Industri Pusat Aromatik inipulalah yang turut mendorong perkembangan industri antara dan industri hilir aromatik didalam negeri dengan perkembangan keadaannya di Indonesia sebagai berikut:

d*'coocH3(DMT)

COOH

0cooHcrPA)

Page 80: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

1.

59

Pada bulan Agustus 1990 telah dibangun dan telah beroperasi. Pabrik Petrokimia

Aromatik Senter di Cilacap dengan investasi US$ 0,4 Milyar, serta dengan produk

utama (dengan kapasitas produksi besar 270.000 ton para-xylene/tahun dan 123.000

ton benzene/tahun. Sasaran pemasaran produk Aromatik Senter ini masih terikat

perjanjian dengan Chevron (kontraktor dari AS) yaitu + 507o produknya untuk

pasaran ekspor dan sisanya untuk menutupi konsumsi di dalam negeri, sehingga

sampai sekarang impor kedua produk Aromatik Senter tersebut (para-xylene dan

benzene) dari tahun ke tahun melonjak terus dan tetap tinggi, misalnya; (1) impor

para-xylene pada tahun 1990 sebesar 81.779 ton meningkat menjadi 115.575 ton

pada 1994; (2) impor benzene pada tahun 1990 sebesat 33.296 ton menjadi 40.572

ton pada tahun 1994. Hal ini berarti, meskipun Pabrik Aromatik Senter ini sudah

berproduksi dengan kapasitas penuh, belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan

bahan baku para-xylene dan benzene di dalam negeri.

Pada bulan Juli 1995 oleh Pemerintah./Ketua BKPM telah meletakkan batu pertama

dimulainya Proyek PT..HUMPUS Aromatik Senter di Lhokseumawe-Aceh Utara

dengan investasi sebesar US$ 1,275 Milyar. Proyek Humpus Aromatik Senter iniberstatus Penanaman Modal Asing (PMA) dan akan memanfaatkan bahan baku

"kondesat" sebesar 70.000 barels/hari yang didatangkan dari Kilang LNG Arun

setempat.Pabrik Petrokimia Humpus Aromatik Senter ini semula direncakan mulai

berproduksi pada awal tahun 1997, akan tetapi karena situasi ekonomi yang tidak

mendukung sampai tahun 1999 ini belum berproduksi, dengan rencana kapasitas

produksi sebagai berikut:a) Produksi utarnanya:

2.

- Benzene- Toluena- Meta-xylene- Ortho-xylene- Cyclohexane

b) Hasil samping:- Heavy aromatic- Refinate- Gas Oil. LSR- Fuel Gas

321.000 ton/tahun20.000 tor/tahun

217.000 ton/tahun40.000 ton/tahun

180.000 ton/tahun

7.700 tor/tahun286.000 ton/tahun719.000 ton/tahun676.W ton/tahun250.000 ton/tahun

c) Pemasaran produk-produknya:Pemasaran produk-produknya diutamakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam

negeri dan selebihnya untuk diekspor terutama ke negara-negara Asean.

3. Proyek Aromatik Tuban:(1) Menurut informasi dari Kantor Ditjen Migas (sebagai sumber data) menjelaskan

bahwa Proyek Aromatik Tuban adalah Proyek Petrokimia yang dibangun oleh

Page 81: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

(2)

(3)

60

Konsorsium Asing dan Indonesia, yang membutuhkan Modal Investasi sebesarus$ 1 Miliard. Pihak Indonesia diwakili oleh PT. Tirtamas Majutama (L\vo),pihak Asing diwakili oleh Trans Pasifik Petrochemical LtdiBritish Virgin Island(607o, Siam Cement Group Thailand (20Vo), Nissho Iwai-Singapore (5Vo) danItochu-Jepang (5Vo).

Konstruksi Proyek Aromatik ruban ini pada awal tahun 1998 sempat berhentipada saat jumlah dana yang dikucurkan telah melampaui uS$ 650 Juta dan padawaktu itu juga sebahagian peralatan untuk unit konstruksi BBM dan Aromatiktelah berada di lokasi Proyek dengan kemajuan konstruksi 657o.Semula proyek ini dijadwalkan dilanjutkan pada awal September 2N2, menyusultuntasnya restrukturisasi utang grup Tirtamas dan adanya kesediaan Pertaminamenyuntikkan modal Us$ 400 Juta berupa pemasukan bahan baku "kondesat"(senilai harga penjualan Pertamina berupa "propylene" sebesar 2,7 luta ton pertahun kepada pihak lain). Namun kemudian proyek ini baru dapat dilanjutkan lagipada bulan Maret 20[J3, dengan rencana suplai bahan baku dan kapasitas produksisebagai berikut:(a) Lokasi Proyek Tanjung Awar-awar Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban,

Jatim.(b) Bahan Baku: Kondensat total sebesar 98.000 bbl/hari (yang disuplai dari

Pertamina sebesar 66.000 bbUhari dengan harga ICP dansebanyak 321.000 bbl/hari berasal dari import

(c)Produksi utamanya:1. Olefin Senter : - Ethylene = 700.000 ton/tahun

- Propylene = 382.000 ton/tahun2. Aromatic Senter : - P.xylene = 500.000 ton/tahun

- Benzene = 341.000 ton/tahun- Toluene = 75.000 ton/tahun- O-xylene = 80.000 ton/tahun

(d) Hasil samping (berupa produksi BBM):- Reformat = 358.000 ton/tahun- Kesosine = 637.000 ton/tahun- Diesel Oil = 164.000 ton/tahun

(e) Pemasaranproduk-produknya:Produk-produk Petrokimia Olefin Senter dan Aromatic Senternya, terutamaakan dipasarkan didalam negeri untuk memperoleh nilai tambah yang lebihbesar (karena produk Petrokimia yang dihasilkan dari hasil pengolahan migasberupa "kondesat tersebut" adalah produk Olefin (ethylene dan propylene)yang merupakan bahan baku untuk industri plastik, industri sandang/sintetispolyester, dll. didalam negeri) dan sebahagiaan kalau ada kelebihan barudieksport, sedangkan hasil sampingnya berupa BBM dipasarkan di dalamnegeri.

Page 82: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

61

3.2.3.5 Pengodaan Produk Hilir "Serat-serat Sintetis dan Resim-Resim Sintetisu diIndonesia:

1. PengadaanProdukSerat Sintetis:a) Sekitar 30Vo dari kebutuhan serat sintetis pada tahun 1980-an masih diimpor,

yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir pada tahun1980-an terdapat kenaikan impornya sekitar ll%oltahun yang jumlahnya (dalam

ton) dapat dilihat sebagai berikut:

Jenis serat vane diimDor 1979 1980 l98r

I Filament Polvester 10.350 9.969 5.525

2. Staole Polvester 2.291 I1.358 12.050

J. Filament Nvlon 4.5',13 r.580 598

4. Acrylics 4.306 2S92 11.61I

Jumlah (ton) 22.s20 25.899 29.784

Sumber: Biro Pusat Statistik, Jakarta

b) Realisasi impor serat tekstil secara keseluruhan dari tahun 1995-1999 dapatdilihat pada Tabel Itr-3.

c) hoduksi serat sintetis dalam negeri dimulai pada tahun 1973 oleh PT IndonesiaToray Synthetics (ITS) dengan membuat nylon dengan kapasitas produksi 2.200ton per-tahun. Sejak itu produksi serat sintetis dalam negeri berkembang dengan

cepat karena beberapa pabrik menyusul dibangun. Pada tahun 1977 produksi serat

sintetis telah meningkat menjadi 61.971ton, tahun 1979 menjadi74.762 ton danpads tahun 1981 menjadi 1L4.595 ton, yang berarti peningkatan produksi rata-rata i

sekitar l7%o per-tahun dengan kenaikan produksi 3 tahun terakhir (dalam ton) ,

sebagai berikut:

Jenis serat vans dioroduksi 1979 1980 1981

t Filament PolYester r 5.361 9.969 48.065

2. Staole Polvester 50.270 11.358 55.771

3. Filament Nylon 9.13 1 10.159 10.759

Jurnlah (ton) 74.t31 93.334 114.595

Sumber: Dit. Jen. Aneka, Jakarta

d) Produsen serat Sintetis dan kapasitas produksi dalam negeri tahun 1982 (dalam

ton/hari) sertajenis serat sintetis yang diproduksi, sebagai berikut:

Page 83: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

62

2.

No. Perusahaan/Produsen PolyesterFilament

PolyesterStaple

NylonFilament

PT. Indonesia Toray Sinthetics OTS) 40 20

) PT. Indonesia Asahi Chemical Industries

ONDACI)

l3

3. PT. Teijin Indonesia Fiber Corporation(TIFICO)

60 60

4. PT. Kuraray Manunggal Fiber Industries(KUMA FIBER)

4t

5. PT. Texmaco Taman Sintetics 30

6 PT. Yasinta 60

7. PT. Sulinda 30

8. PT. Tri Remooa 60

Junrlah (ton) 180 20t 33

Sumber: Dit. Jen. Aneka Industri, Jakarta

Dewasa ini industri yang menggunakan DMT untuk membuat polyesterdiarahkan agar segera menggunakan "pure TPA", agar mempunyai kaitan yanglebih erat dengan industri hulu Aromatik Center PERTAMINA tersebut;PT. Teijin Indonesia Fiber Corporation (TIFICO) telah merencanakan untukmenggunakan pure TPA pada tahun 1983 dengan kebutuhan sebesar 43.000 tonTPA per-tahun

e) Realisasi produksi dan kapasitas produksi industri tekstil dalan negeri tahun1995-1999 dapat dilihat pada Tabel III-4.

Pengadaan Produk Resin Sintetis:a) Pada tahun 1993 oleh PT Bakrie Brothers (BB) salah satu "holding company"

dalam kelompok Perusahaan Swasta Nasional BAKRIE, berpatungan denganPerusahaan Jepang Mitsubishi Kasei Corporation (MKC), bergabung dengannama perusahaan patungannya PT. Balcrie Kasei Corporation (BKC), telahmembangun Pabrik PTA (purefied terepalic acid) di Merak Jawa Barat, dengantotal kapasitas produksi sebesar 600.000 ton PT.A per-tahun, serta denganinvestasi sebesar US$ 540 juta. Pabrik PTA ini memanfaatkan bahan baku para-xylene yang didatangkan dari kilang PERTAMINA dengan sasaran pemasaranproduksinya adalah untuk menutupi kebutuhan serat-serat polyester untuk tekstildi dalam negeri dan sebagian lagi dimanfaatkan untuk bahan baku PET resin(polyethylene teraphthalate resin), yaitu untuk pembuatan botol-botol kemasanplastik, disebabkan situasi ekonomi tidak mendukung sampai tahun 1999 iniPabrik BKC tersebut belum berproduksi.

b) Pada pertengahan tahun 1993, juga oleh perusahaan patun PT. Bakrie KaseiCorporation (BKC) merencanakan akan membangun pabrik PET resin(polyethylene teraphthalate resin). Lokasi Pabrik PET resin ini di Merak-Jawa

Page 84: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

J.

63

Barat dengan memanfaatkan bahan baku PTA dari pabrik/industri hulunya (dari

Pabrik PTA-Bakrie Kasei Corporation) Kapasitas produksi sebesar 45.000 ton

PET resin/tahun dengan Pembangunan Pabrik PET resin ini sudah dimulai pada

tahun 1995 dan merupakan antisipasi dari keperluan resin PET dalam negeri yang

kebutuhannya meningkat setiap tahun, seiring dengan peningkatan dan

pembangunan industri kemasan plastik di Indonesia dan di Asia Tenggara akhir-

akhir ini. Oleh karena itu, dari kapasitas produksi sebesar 45.000 ton resin

PET/tahun tersebut, pemasarannya nantinya + 65Vo untuk memenuhi kebutuhan

kemasan plastik (botol-botol kemasan plastik) di dalam negeri dan 35Vo lagiuntuk di ekspor terutama ke negara-negara ASEAN.

c) Sedangkan Pabrik Bakrie Dia Foil (BDF) yang akan memproduksi PET Filmpada Maret 1996 dengan kapasitas sebesar 45.000 ton P.ET film/tahun dan

investasi sebesar US$ 36,4 juta. Produksi PET Film ini akan dipergunakan

memenuhi kebutuhan di dalam negeri untuk memproduksi "magnetik film","tape", dan "pita komputer". PET Film yang diproduksi oleh BDF inimenggunakan teknologi DHC (=Diafoil Noechst Co. Ltd') Jerman, akan tetapi

karena situasi ekonomi tidak mendukung sampai tahun 1999 ini Pabrik BDF

tersebut belum berproduksi.d) Juga sejak pertengahan tahun 1993 Pemerintah cq. Badan Koordinasi Penanaman

Modal BKPM) telah memberikan rjin usaha kepada PT Unggul Indah

Corporation GIIC) untuk membangun "Pabrik Alkyl benzene" (Alkyl ben zene

yaitu bahan baku untuk pembuatan sabun deterjen) di Merak-Jawa Barat, dengan

kapasitas produksi sebesar 110.000 ton Alkyl benzeneltahun. Akan tetapi sampai

pertengahan tahun 1999 rencana pembangunan Pabrik Alkyl benzene tersebut

belum terlaksana, karena situasi ekonomi di dalam negeri tidak mendukung.

Posisi realisasi pasok kebutuhan industri petrokimia (termasuk produk serat-serat

sintesis) tahun 1995-1999 dan perkiraan pasok kebutuhan produk industri petrokimia

tahun 2000-2003 dapat dilihat pada Tabel Itr-l dan Tabel III-2.

r'

::11;;,,:::..

Page 85: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

\r

Tab

el II

I.I.

Pos

isi

Rea

lisas

i P

asok

-Keb

utuh

an

Indu

stri

Pet

roki

mia

Tah

un 1

995-

1999

dan

Per

kira

an P

asok

-Keb

utuh

an

Pro

duk

Indu

stri

Pet

roki

mia

Tah

un 2

000-

2003

. (u

nit:

ton/

tahu

n)

No.

JEN

TS

IN

DU

ST

RI

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

I I

PE

TR

OK

IMIA

HU

LU

ET

HY

LEN

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

520.

000

189.

000

354.

809

53.5

0049

0.30

9-3

01.3

09 36

520.

000

382.

000

198.

530

39.0

r054

1.42

0-1

59.4

20 73

520.

000

508.

000

333.

063

38.9

6080

2.10

3-2

94.1

03 98

520.

000

465.

000

205.

307

74.4

0059

5.90

7-1

30.9

07 89

520.

000

423.

000

434.

506

18.8

4083

8.s6

6-4

15.5

66 8l

520.

000

515.

000

545.

000 28

1.o5

9.97

2-5

44.9

'.12

99

520.

000

460.

000

664.

000 23

t.123

.977

-663

.997 88

s20.

000

515.

000

671.

100 28

t.185

.972

-670

.972 99

520.

000

515.

000

702.

000 0

r.21

7.00

0-7

02.0

00 99

2.P

RO

PY

LEN

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

510.

000

147.

000

135.

000

19.9

2126

2.07

9-1

15.0

79 29

5r0.

000

374.

000

150.

000

1.43

752

2.56

3- 14

8.56

3 73

510.

000

408.

000

58.0

001.

829

464.

171

-58.

l7l

80

510.

000

359.

000

98.0

00r9

.900

437.

100

-78.

100 70

s30.

000

382.

000

139.

000 0

521.

000

-139

.000 72

530.

000

482.

000

l18.

000 0

600.

000

-1 1

8.00

0 9t

530.

000

472.

040

148.

000 0

620.

000

-148

.000 89

530.

000

512.

000

128.

000 0

640.

000

- 12

8.00

0 97

530.

000

512.

000

158.

000 0

570.

000

-158

.000 97

TO

LUE

NE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 092

.253 0

92.2

63-9

2.26

3E

RR

0 095

.593

095

.593

-9s.

593

ER

R

0 093

.361

093

.361

-93.

361

ER

R

0 049

. I 89 0

49.1

89-4

9. r

89E

RR

0 087

.022 0

87.0

22-8

7.02

2E

RR

175.

000

113.

750

199 0

113.

949

-199 65

t75.

000

r3I.2

500 0

t31.

250 0

75

175.

000

148.

750 0 0

148.

750 0 85

175.

000

r75.

000 0 0

r75.

000 0

100

o\ 5

Page 86: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el II

I-1.

(la

njut

an)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

Il9

9s19

96t9

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

4.O

RT

HO

XY

LEN

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 0 0 0 0 0E

RR

0 0 l3 013 -13

ER

R

0 048

.562 0

48.5

62-4

8.56

2E

RR

0 065

.463 0

65.4

63-6

5.46

3E

RR

0 088

.244 0

88.2

44-8

8.24

4E

RR

0 0r 8.

950 0

18.9

5018

.950

ER

R

80.0

0040

.000

150.

350

32.0

0016

8.35

0- 12

8.35

0 50

80.0

0044

.000

216.

t50

33.6

0022

6.55

0-1

82.5

.50 55

80.0

0050

.000

29t.3

7035

.280

3 16

.090

-256

.090 75

5.P

-XE

LEN

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

270.

000

233.

700

207.

165 0

440.

865

-207

.165 87

270.

000

211.

900

26s.

'106 0

4'7'

7.60

6-2

65.7

06 78

270.

OO

O

229.

200

538.

931 0

'/68.

131

-538

.931 85

2'.7

0.00

0

238.

000

706.

324 0

944.

324

-706

.324 88

270.

000

288.

200

8l 1

.398

01.

099.

598

-8 r

1.3

98 10'7

270.

000

303.

710

t.141

.470 0

1 .4

45.

1 80

r.14

1.47

011

2

1.25

0.00

081

0.00

01.

198.

540

283.

500

t.'72

5.04

0-9

l 5.

040 65

1.25

0.00

099

4.50

0l.0

78.6

9034

8.08

0t.7

25.r

to

-730

.610 80

1.25

0.00

01.

021.

480

1.30

9. t

0l

112.

470

2.2t

8.02

0- r.

196.

540 82

6.B

EN

ZE

NE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(%)

123.

000

95.2

6047

.885

67.5

7875

.567

t9.6

93

123.

000

109.

400

109.

888

't8.8

2614

0.46

2-3

1.06

2 89

123.

000

l 13.

800

130.

235

84.0

0016

0.03

5-4

6.23

5 85

123.

000

I t4

.000

85.3

070

199.

307

-85.

307 93

123.

000

96.9

0016

5.',?

65

62.9

8519

9.68

0-1

02.7

80 19

437.

000

423.

000

104.

381

129.

090

398.

291

24.'.

l09 89

523.

000

452.

650

65.7

2'7

148.

970

369.

407

83.2

43 55

1.17

3.00

099

7.05

04t

.388

.l7

l.9l0

866.

528

130.

522 85

1.52

3.00

01.

446.

850

26.0

6219

8.39

01.

2'71

.522

172.

328

95

o Ul

Page 87: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el Il

l-1.

(lanj

utan

)

No.

.II.]N

IS I

ND

US

TR

I19

95L9

9619

9719

98t9

9920

0020

0120

0220

03

7M

ET

HA

NO

LK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

990.

000

192.

675

232.

800

1.50

042

3.97

5-2

31.3

00 t9

990.

000

210.

000

228.

200 0

438.

200

-228

.200 21

990.

000

330.

000

r 54

.541

1.70

048

2.84

1-1

52.8

41 33

990.

000

594.

000

105.

895

176.

069

523.

826

70.t7

4 60

e90.

000

726.

000

14.5

0853

3.69

920

6.80

95

19.1

9 1

73

990.

000

858.

000

20.3

1053

9.04

033

9.27

05

18.7

30 87

990.

000

990.

000

28.4

4054

4.42

047

4.02

05

r 5.

980

100

990.

000

990.

000

39.8

1054

9.87

047

9.94

051

0.06

0r0

0

990.

000

990.

000

56.7

3055

5.37

049

0.36

049

9.64

010

0

8.C

AR

BO

N B

LAC

KK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Uti

titas

Kap

asita

s (7

o)

135.

000

85.0

0036

.672 45

4r2

0.2t

8-3

5.21

8 63

r 35

.000

8s.0

0046

.212

4.18

612

7.02

6-4

2.02

6 63

t3-s

.000

r08.

000

36.r

315.

564

13 8

.5 6

7-3

0.56

7 80

135.

000

135.

000

34.3

097.

622

161

.687

-26.

687

100

13s.

000

135.

000

26.9

43 s80

161.

363

-26.

363

100

r 35

.000

100.

740

51.1

90 620

r51.

310

-50.

570 75

r 35

.000

r 06

.580

69.

I l0

650

175.

040

-68.

460

-19

l3-5

.000

112.

760

72.5

60 690

184.

630

-7 t.

970

84

l3-5

.000

lLg.

290

76.t9

074

0r9

4.74

0-'7

5.15

0

88

().

BU

TA

DE

NE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7a)

0 03.

298 0

3.29

8-3

.298

ER

R

0 06.

605 0

6.60

5-6

.605

ER

R

0 013

.084

013

.084

-13.

084

ER

R

0 017

.498 0

17.4

98-1

7.49

8E

RR

0 0t7

.439

017

.439

17.4

39E

RR

0 026

.446

026

.446

-26.

446

E,R

R

0 040

.104

040

.104

-40.

104

ER

R

0 060

.8 l6

060

.8 l6

-60.

816

ER

R

0 092

.226

092

.226

-92.

226

ER

R

o\ o\

Page 88: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el II

I-1.

(la

njut

an)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

9519

96t9

9719

98t9

9920

0020

0120

0220

03

t0.

N.

BU

TE

NE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 013

.070

013

.070

- 13

.070

ER

R

0 09.

692 0

9.69

2-9

.692

ER

R

0 015

.206 0

15.2

06-1

5.20

6E

RR

0 012

.021 0

12.0

21-1

2.02

1E

RR

0 013

.880

0I 3.

880

- 13

.880

ER

R

0 014

.090

014

.090

-14.

090

ER

R

0 014

.300

014

.300

- 14

.300

ER

R

0 014

.520 0

14.5

20-1

4.52

0E

RR

0 014

.7 4

0 0t4

.740

-14.

740

ER

R

llA

MO

NIA

KK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

4.22

0.00

04.

086.

150 12

629

1.16

13.

't95.

1t5

29r.

035 9l

4.22

0.00

04.

37r.

600

269

52.7

414.

3t9.

128

52.4

72 to4

4.22

0.00

04.

008.

245

287

464.

110

3.62

4.42

254

4.89

397

4.22

0.00

04.

353.

375

324

555.

2t7

3.79

8.48

255

4.89

310

3

4.22

0.00

04.

410.

000 0

440.

000

3.97

0.00

044

0.00

010

5

4.22

0.00

04.

410.

000 0

440.

000

3.97

0.00

044

0.00

010

5

4.22

0.00

04.

410.

000 0

380.

000

3.97

0.00

038

0.00

010

5

4.22

0.00

0s.

2-50

.000

01.

000.

000

4. r

80.

000

1.00

0.00

010

1

4.22

0.00

0.5

.330

.000

086

5.00

04.

435.

000

865.

000

102

il 12.

PE

TR

OK

IMIA

AN

TA

RA

PR

OP

YLE

NE

TE

TR

AM

ER

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 026

4.80

8 026

4.80

8-2

64.8

08E

RR

0 0t3

7.4'

750

t3'7

.475

-137

.475

ER

R

0 061

.408

061

.408

-61.

408

ER

R

0 03'

7.44

8 037

.448

-37.

448

ER

R

0 032

.320

032

.320

-32.

320

ER

R

0 058

.800

058

.800

-58.

800

ER

R

0 090

.960

090

.960

-90.

960

ER

R

0 0t 38

.350

013

8.35

013

8.35

0E

,RR

0 021

0.43

0 021

0.43

0-2

t0.4

30E

RR

{

Page 89: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el II

I-1.

(la

niut

an)

No.

JEN

IS T

ND

US

TR

I19

95r9

96t9

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

13.

AC

ET

IC A

CID

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 018

.900

018

.900

- 18

.900

ER

R

0 02t

.255

02r

.255

-21.

255

ER

R

0 049

.264

049

.264

-49.

264

ER

R

0 069

.123 0

69.t2

3-6

9.t2

3E

RR

0 093

.503

093

.503

-93.

503

ER

R

0 012

6.48

0 012

6.48

0-1

26.4

80E

RR

0 0l7

I .0

90 017

I .0

90-

l7 I

.090

ER

R

0 023

1.43

0 023

t.430

-231

.430

ER

R

0 031

3.06

0 03

13.0

60-3

13.0

60E

RR

t4M

ET

HY

LM

ET

HA

RC

YLA

TE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 08.

498 0

8.49

8-8

.498

ER

R

0 08.

745 0

8.74

5-8

.745

ER

R

0 09.

508 0

9.50

8-9

.508

ER

R

0 07.

293 0

7.29

3-7

.293

ER

R

0 09.

336 0

9.33

6-9

.336

ER

R

0 09.

560 0

9.56

0-9

.560

ER

R

0 09.

790 0

9.79

0-9

.790

ER

R

0 010

.020

010

.020

-10.

020

E,R

R

0 010

.260

0r 0.

260

- 10

.260

ER

R

15.

ET

HY

L B

EN

ZE

NE

(E

B)

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

cman

dB

alan

ccU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

110.

000

80.1

00t3

.255

093

.355

-t3.

255 73

I t0

.000

89.4

0020

.089

010

9.48

9-2

0.08

9 8t

I 10

.000

96.3

5030

.t26 0

126.

476

-30.

t26

88

il 0.

000

73.8

70t9

.328

093

.198

-t9.

328 67

l r0.

000

97.9

005.

8 t0 0

r 03

.710

-5.8

10 89

110.

000

99.0

004.

'130 0

r 03

.730

-4.'1

30 90

l10.

000

101.

200

3.85

0 010

5.05

0-3

.850 92

il0.0

0010

3.40

03.

130 0

106.

-530

-3.

r30 94

110.

000

105.

600

2.55

0 010

8.15

0-2

.550 96

o\ @

Page 90: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el II

I-1.

(la

njut

an)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

95t9

96t9

9719

9819

9920

0020

0120

0220

0316

.E

TH

YLE

NE

DIC

HLO

RID

E (

ED

C)

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(Zo)

308.

400

317.

946 28

82.2

4023

5.13

482

.2t2

103

467.

000

333.

83s 5

96.7

5323

7.08

796

.748 7t

467.

000

345.

580

1.95

1

98.4

0024

9.13

196

.449 74

467.

000

280.

200

9.51

916

7.74

2t1

2.66

116

7.53

960

467.

000

392.

280

9.51

980

.40r

32t.3

9870

.882 84

467.

000

4t3.

430

12.0

70t0

1.96

032

3.54

089

.890 89

467.

000

43s.

730

r5.3

10t2

9.3t

O32

t.730

114.

000 93

467.

000

459.

230

19.4

2016

3.99

031

4.66

0t4

4.57

0 98

467.

000

483.

990

24.6

2020

7.97

030

0.64

018

3.35

010

4

11.

CU

ME

NE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 099

099 -9

9E

RR

0 0 9 0 9 -9E

RR

0 052

2 052

2-5

22E

RR

0 01.

051 0

1.05

1- 1.

051

ER

R

0 02.

118 0

2.t1

8-2

.118

ER

R

0 04.

250 0

4.25

0-4

.250

ER

R

0 08.

590 0

8.59

0-8

.590

ER

R

0 017

.320 0

17.3

20-1

7.32

0E

RR

0 034

.9r0 0

34.9

10-3

4.91

0E

RR

18.

PR

OP

YLE

NE

OX

IDE

(P

O)

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(%)

0 030

.327

030

.327

-30.

327

ER

R

0 017

.215 0

17.2

15-1

7.21

5E

RR

0 030

.666 0

30.6

66-3

0.66

6E

RR

0 08.

072 0

8.07

2-8

.072

ER

R

0 022

.810

022

.810

-22.

810

ER

R

0 027

.370

027

.370

-27.

370

ER

R

0 034

.210 0

34.2

10-3

4.2t

0E

RR

0 0M

.480

044

.480

-44.

480

ER

R

0 060

.040

060

.040

-60.

040

ER

R

o\ \o

Page 91: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el II

I-1.

(la

njut

an)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

9519

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

19.

PR

OP

YLE

NE

G

LYC

OL

(PG

)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 0I

1.50

4 011

.504

l 1.5

04E

RR

0 013

.811

013

.811

-13.

81I

ER

R

0 013

.716 0

t3.7

16-1

3.71

6E

RR

6.23

9 06.

239

-6.2

39E

RR0 0

r0.2

560

10.2

56-1

0.25

6E

RR0 0

13.8

500

13.8

50- 13

.850

ER

R0 00 0

r7.9

900

17.9

90-1

7.99

0E

RR

22.4

90 022

.490

-22.

490

ER

R0 00 0

25.9

90 025

.990

-25.

990

ER

R

20.

PO

LYO

LK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

32.0

0025

.875

14.1

454.

162

38.8

58-9

.983 81

32.0

0033

.400

12.7

144.

086

42.0

28-8

.628 to4

32.0

0031

.700

20.0

406.

397

45.3

43-t

3.64

3 99

32.O

OO

25.9

806.

723

9.56

623

.137

2.84

3 8l

32.0

0025

.450

8.87

310

.599

24.6

24t.8

26 83

32.0

0028

.540

11.7

10r 3.

550

26.7

00L8

40 89

32.0

003

r .3

9015

.450

17.1

6029

.680

1.7

l0 98

32.0

0032

.020

20.3

9021

.730

30.6

801.

340

100

32.0

0032

.980

26.9

1O27

.520

32.3

7061

010

3

21.

AC

RY

LIC

AC

IDK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 05.

029 0

5.02

9-5

.029

ER

R

0 03.

184 0

3.1

84-3

.184

ER

R

0 04.

341 0

4.34

1-4

.341

ER

R

0 05.

1l0 0

5.1

10-5

. l l

0E

RR

60.0

00r5

.000

3.14

914

.500

3.64

91

1.35

r 25

60.0

00r8

.000

2.07

014

.800

5.27

0t2

.730 30

60.0

0019

.000

2.23

016

.000

5.23

013

.7',t

0 32

60.0

0020

.000

2.53

016

.700

5.83

0t4

.170 33

60.0

0040

.000

2.63

020

.200

22.4

3017

.570 67

{

Page 92: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el II

I.1.

(lanj

utan

)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

9519

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

22.

ET

HY

LAC

RY

LAT

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 01.

756 0

1.75

6-1

.756

ER

R

0 01.

768 0

1.76

8-1

.768

ER

R

0 02.

779 0

2.77

9-2

.779

ER

R

0 01.

000 0

1.00

0-1

.000

ER

R

20.0

007.

000

1.00

0r.

050

6.95

0 50 35

20.0

00r r.

000

1.00

08.

200

3.80

07.

200

55

20.0

00r5

.000

r.00

08.

750

7.25

07.

750

75

20.0

0017

.000

1.00

09.

100

8.90

08.

1 00 85

20.0

0018

.000

1.00

09.

300

9.70

08.

300 90

23.

BU

TY

LAC

RY

LAT

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 07.

000 0

7.00

0-7

.000

ER

R

0 09.

000 0

9.00

0-9

.000

ER

R

0 010

.000

010

.000

-r0.

000

ER

R

0 06.

000 0

10.0

00-1

0.00

0E

RR

40.0

0028

.000

4.00

012

03l

.880

-3.8

80 70

40.0

0028

.500

3.00

03.

200

28.3

00 200 7l

40.0

0029

.000

3.00

06.

000

26.0

003.

000 73

40.0

0030

.000

4.00

08.

000

26.0

004.

000 75

40.0

0032

.000

4.00

0r0

.800

25.2

006.

800 80

24.

2-E

TH

YLH

EX

YL

AC

RY

LAT

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 04.

437 0

4.43

7-4

.437

ER

R

0 03.

474 0

3.47

4-3

.474

ER

R

0 03.

486 0

3.48

6-3

.486

ER

R

0 03.

245 0

3.24

52.3

.245

.ER

R

40.0

0010

.000

r.00

06.

500

4.50

05.

500 25

40.0

0014

.000

1.00

06.

800

8.20

05.

800 35

40.0

0018

.000

2.00

07.

500

12.5

005.

500 45

40.0

0026

.000

2.00

07.

800

20.2

005.

800 65

40.0

0034

.000

2.00

0s.

900

27.1

006.

900 85

{

Page 93: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el [I

-1.

(lanj

utan

)

No.

JEN

IS II

{DU

ST

RI

1995

1996

1997

1998

t999

2000

2001

2002

2003

25.

AC

RY

LON

ITR

ILE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 05.

t77 0

5.17

7-5

.177

ER

R

0 04.

966 0

4.96

6-4

.966

ER

R

0 04.

238 0

4.23

8-4

.238

ER

R

0 013

.434 0

t3.4

34-r

3.43

4E

RR

0 08.

343 0

8.34

3-8

.343

ER

R

0 09.

400 0

9.40

0.9

.400

ER

R

0 010

.590 0

10.5

90-1

0.59

0E

RR

0 0I

1.93

0 0l L

930

I1.9

30E

RR

0 013

.450 0

13.4

50-1

3.45

0E

RR

26.

2-E

TH

YLH

EX

AN

OL

(2-E

H)

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7a)

0 027

.640 30

027

.340

-27.

640

ER

R

0 034

.755 60

034

.155

-34.

155

ER

R

100.

000

20.0

0040

.479

10.6

6849

.81

1

-29.

81t

20

100.

000

31.0

8812

.969

I 1.

951

32.1

06-1

.018 3l

100.

000

94.0

00t6

.312

16.2

9994

.O13 -13 94

r00.

000

116.

000

14.3

0029

.714

100.

586

15.4

14 ll6

100.

000

I19.

000

12.5

3031

.200

100.

330

18.6

70 ll9

100.

000

124.

000

10.9

8032

.160

toz.

220

2t.7

80 t24

r00.

000

r33.

000

9.63

034

.300

108.

330

24.6

7013

3

2'1.

N-B

UT

AN

OL

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 04.

950 0

4.95

0-4

.950

ER

R

0 04.

956 0

4.95

6-4

.956

ER

R

20.0

007.

000

10.1

201.

050

r6.0

70-9

.070 35

20.0

00t0

.77

t7.

905

1.58

417

.o92

-632

154

20.0

0013

.000

23.8

264.

550

32.2

76-1

9276 65

20.0

0015

.000

19.9

035.

250

29.5

53-1

4.55

3 75

20.0

0017

.000

r6.4

585.

950

27.5

08-1

0.50

8 85

20.0

0019

.000

13.5

796.

650

25.O

29-1

.O29 96

20.0

0020

.000

I1.3

697.

000

24.3

69-4

.369 10

0

{ N

Page 94: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njur

an)

No.

.IEN

IS I

ND

US

TR

I19

95L9

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

28.

ISO

-BU

TY

L A

LCO

HO

LK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dcm

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 012

.'792

012

.792

-t2.

792

F,R

R

0 015

.018

015

.018

-15.

018

ER

R

12.0

004.

200

6.67

6 010

.876

-6.6

76 35

12.0

007.

856

1.80

66.

2'77

3.38

54.

47 t 65

12.0

008.

400

960

4.43

04.

930

3.47

0 70

12.0

009.

000

500

2.70

06.

800

2.20

0 75

12.0

009.

600

260

3.07

06.

790

2.8r

0 80

r 2.

000

10.2

00 136

3.4'

706.

866

3.33

485

r2.0

0010

.800 'il

3.89

06.

981

3.81

9 90

29.

PH

TH

ALI

CA

NH

YD

RID

E (

PA

)K

apas

itas

Pro

duks

ilm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

30.0

0029

.437 t'l

4.58

824

.866

4.57

| 98

30.0

0040

.705 t4

7.56

033

.059

7.64

613

6

70.0

0054

.500

I 1.

163

19.1

'19

46.4

848.

016 78

70.0

0058

.700

5.90

730

.853

33.'7

5424

.946 84

70.0

0058

.000

7.46

98.

272

5'7.

r97

803 83

70.0

0059

. I 50

6.1

l015

.610

49.5

609.

500 85

70.0

006l

.530

4.99

0t2

.3to

54.2

107.

320 88

70.0

0063

.e80

4.09

0l -

5.36

052

.710

11.2

70 9l

70.0

0067

.190

3.34

018

.8 1

0

sl.7

2015

.470 96

30C

AR

BO

N M

ET

HY

LK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 05.

1330

5.1

33

-5.

l 33

ER

R

0 04.

704 0

4.70

4-4

.704

ER

R

0 05.

t23 0

s.12

3-5

.123

ER

R

0 04.

579 0

4.57

9-4

.579

ER

R

0 03.

507 0

3.50

7-3

.507

ER

R

0 04.

150 0

4.1

50-4

.150

ER

R

0 04.

980 0

4.98

0-4

.980

ER

R

0 06.

220 0

6.22

0-6

.220

ER

R

0 0'7

.'.78

0 07.

780

-7.7

80E

RR

{ UJ

Page 95: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njut

an)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

9519

96t9

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

3lC

YC

LOH

EX

AN

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (%

)

0 05.

1 33

05.

r33

-5.

133

ER

R

0 089

4 089

4-8

94E

RR

0 090

6 090

6-9

06IlR

R

0 071

8 0'7

48

-748

ER

R

0 030

.666

030

.666

30.6

66tlR

R

0 032

.200 0

32.2

00-3

2.20

0E

RR

0 035

..r20

035

.420

-35.

.t20

ER

R

0 040

.730 0

40.7

30-4

0.'7

30E

RR

0 048

.880

048

.880

--r8

.880

ER

R

32.

ALK

YL

BE

NZ

EN

E (

AB

)

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

erna

ndB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(%)

120.

000

I r9

.250

063

.32'

7

55.9

2363

.327 99

r20.

000

124.

500 50

16.3

4248

.208

46.2

92 104

t20.

000

t36.

-500

014

.545

12.1

.0-5

5

14.5

45 63

120.

000

1.19

.900

0t'7

.19'

7r3

2.r0

317

.191 68

r20.

000

t49.

r00

04.

48'7

t44.

613

4.48

7 (r8

r20.

000

l-s7.

660 0

2.31

0ls

-5.3

502.

3 r0 '72

t20.

000

166.

720 0

1.t9

016

.5.5

30

1.19

0 16

120.

000

t]6.2

900

520

t7 5

.610 62

080

r20.

000

186.

420 0

320

t86.

100

320

85

3-3

FO

RM

IC A

CID

Kap

asita

sP

rodu

ksi

lmpo

rIik

spor

l)crn

and

llal a

ncc

Util

itas

Krp

asita

s (%

)

I I.0

0010

.783

l.2l-5

2.91

|9.

087

t.696 98

r 1.

000

I t.4

291.

5-56

2t03

610

.949

480

104

I 1.

000

7.10

099

489

1

7.20

3-

103

l 1.0

00

7..1

009-

l l

418

'7.9

23

-523 67

I r.

000

6.40

067

41.

47 t

5.60

379

75B

l 1.0

009.

270

893

1.89

0

8.27

399

7 84

I 1.

000

Illt-

301.

150

2.43

09.

950

l. 18

0

l0l

l 1.0

00l t

.3-s

0

t.620

3.12

09.

850

l.-s0

0r0

3

l r.0

00I

t .q

201.

950

4.01

09.

860

2.06

0r0

8

{ J:

Page 96: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

nj u

tan\

No.

JEN

IS I

ND

US

TIII

199s

1996

l1)9

719

9819

9920

0020

012$

0220

03

34.

HY

DR

OG

EN

PE

RO

XID

E (

HrO

?)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

29.0

0024

.000

5.84

214

629

.696

-5.6

96 83

29.0

0029

.s00

r 0.

812 0

40.3

12-r

0.81

2t0

2

89.0

0023

.494

26.7

240

50.2

18-2

6.'7

24 26

89.0

0035

.982

5.5'

t2 04l

.5.5

4

-5.5

'72 40

89.0

0066

.'150

6.35

023

.363

49.1

3717

.013 75

89.0

0073

.420

7.23

025

.690

54.9

6018

.460 82

89.0

0080

.770

8.23

028

.270

60.7

3020

.040 9l

89.0

0088

.840

9.3'

703

r.09

067

.120

2t.7

20 t00

89.0

0090

.6 t

010

.670

34.2

0067

.080

23.5

30 102

35.

ME

,I-A

MIN

F,

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

cman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

20.0

0015

.500

19.4

648.

321

26.'7

43-1

1.14

3 78

20.0

0011

.133

25.5

633.

't82

32.9

14-2

1.78

1

-56

70.0

0040

.000

15.0

01

10.4

9 l

44.5

10-4

.510 51

70.0

0050

.000

6.04

821

.788

34.2

60t5

.740 7l

70.0

0015

.600

6.82

819

.537

2.89

I12

.709 22

70.0

0023

.000

7.70

026

.930

3.78

019

.220 JJ

70.0

0033

.910

8.70

037

. I l0

5.50

028

.4t0 48

70.0

0050

.000

9.83

051

.1-s

08.

680

41.3

20 7l

70.0

0073

.720

l l.

100

70.5

r0

14.3

I 0

59.4

10 l0-5

36.

CA

PR

OLA

CT

AM

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ccU

tilita

s K

apas

itas

(%)

0 035

.u3 0

35.1

1 3

-35.

1 t3

ER

R

0 035

.323

035

.323

-35.

323

ER

R

0 026

.280

026

.280

-26.

280

E,R

R

0 038

.s26

038

.526

-38.

526

ER

R

0 033

.584 0

33.5

84-3

3.58

4E

RR

120.

000

24.0

0034

.640

2.40

056

.240

-32.

240 20

r20.

000

48.0

0035

.720

'1.2

00

76.5

30-2

8.53

0 40

120.

000

72.O

OO

36.8

5014

.400

94.4

50-2

2.45

0 60

t20.

000

96.0

0038

.000

24.0

00ll0

.000

- r4

.000 80

{ (,rl

Page 97: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

niut

an)

No.

,IEN

IS I

ND

US

TR

I19

9519

9619

97r9

9819

9920

0020

0r20

0220

03

3'7

PE

NT

AE

RY

TH

RY

TO

LK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 04.

026 0

4.02

6-4

.026

ER

R

0 04.

t89 0

4.1

89-4

. 18

9

ER

R

0 05.

542 0

5.54

2-5

.542

ER

R

0 01.

986 0

1.98

6- r.

986

ER

R

0 04.

379 0

4.37

9-4

.319

ER

R

0 04.

590 0

4.59

0-3

5.59

0E

RR

0 04.

830 0

4.83

0-4

.830

ER

R

0 05.

070 0

5.07

0-5

.070

ER

R

0 05.

320 0

5.32

0-5

.320

ER

R

38.

VIN

YL

AC

ET

AT

EM

ON

OM

ER

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 029

.'791

029

.797

-29.

791

ER

R

0 033

.635

03

3.63

5-3

3.63

5E

RR

0 035

.214

035

.214

-35.

2r4

ER

R

0 017

.776

017

.776

-11.

776

ER

R

0 016

.306

016

.306

- 16

.306

ER

R

0 017

.730

017

.730

-t7.

730

ER

R

0 0t9

.270

019

.270

-19.

2'70

ER

R

0 020

.950

020

.950

-20.

950

ER

R

0 022

.770

022

.7't0

-22.

770

ER

R

39.

ET

HY

L A

CE

TA

TE

,K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dcn

rand

Bal

ancc

Util

itas

Kap

asita

s (7

a)

0 0t2

.792

0t2

."79

2-1

2.79

2E

RR

0 0I 3.

566 0

13.5

6613

.566

ER

R

0 0I3

.563

0l 3

.563

- 13

.-56

3

ER

R

0 0

6.8.

54 06.

854

-6.8

54E

RR

0 09.

827 0

9.82

7-9

.827

E,R

R

0 010

.120

0r0

.r20

-10.

r20

ER

R

0 010

.420 0

10.4

20-t

o.42

0E

RR

0 0r 0.

730 0

t 0.

730

- r0

.730

ER

R

0 0I t.0

500

I t.0

50I

1.05

0E

,RR

{ o.\

Page 98: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njut

an)

tlo.

JEN

IS I

ND

US

TR

It9

9st9

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

t0.

BU

TY

LAC

ET

AT

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (%

)

0 06.

500 0

6.50

0-6

.500

ER

R

0 06.

874 0

6.87

4-6

.874

ER

R

3.86

5-3

.865

ER

R0 03.

865 0

0 01.

770 0

1.77

0-1

.770

ER

R

0 01.

445 0

1.44

5-1

.445

ER

R

0 02.

320 0

2.32

0-2

.320

ER

R

0 03.

720 0

3.72

0-3

.720

ER

R

0 05.

980 0

5.98

0-5

.980

ER

R

0 09.

6r0 0

9.61

0-9

.610

ER

R

ET

HY

LEN

E V

INY

LA

CE

TA

TE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 047

.800

047

.800

-47.

800

ER

R

0 048

.459 0

48.4

59-4

8.45

9E

RR

0 049

.667

049

.667

-49.

667

ER

R

0 037

.564

037

.564

-37.

564

ER

R

0 03s

.432

035

.432

-35.

432

ER

R

0 036

.120 0

36.1

20-3

6.12

0E

RR

0 036

.810 0

36.8

r0

-36.

810

ER

R

0 037

.530

037

.530

-37.

530

ER

R

0 038

.250

038

.250

-38.

250

ER

R

t2.

MA

LEIC

AN

HY

DR

IDE

(MA

)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

2.00

083

53.

870 0

4.70

5-3

.870 42

2.00

097

56.

729 0

7.70

4-6

729 49

2.00

082

05.

060 0

5.88

0-5

.060 4t

14.0

006.

800

1.26

610

47.

962

-1.1

62 49

14.0

008.

400

1.44

878

69.

062

-662 60

14.0

009.

100

1.66

0l.1

409.

620

-520 65

14.0

009.

800

1.89

0r.

4Nt0

.220

-420 75

r4.0

0010

.500

2.16

01.

840

10.8

20-3

20 75

14.0

00l1

.200

2.47

02.

240

I1.4

30-2

30 80

\t {

Page 99: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njut

an)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

95L9

96t9

9719

98L9

9920

0020

0120

0220

03

43.

ME

TH

YLE

TH

YL

KE

TO

NE

(M

EK

)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 014

.960

014

.960

-14.

960

ER

R

0 017

.529 0

t'7.5

29-1

7.52

9E

RR

0 016

.182 0

16.1

82-1

6.18

2E

RR

0 ,l

10.7

800

10.7

80- 10

.780

ER

R

0 013

.302 0

1330

2-1

3.30

2E

RR

0 01s

.080

015

.080

-15.

080

ER

R

0 016

.590

016

.590

- 16

.590

ER

R

0 0r9

.080

019

.080

-19.

080

ER

R

0 021

.940

021

.940

-21.

940

ER

R

44.

PH

EN

OL

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 027

.028

027

.028

-27.

028

ER

R

0 028

.',l9

1 028

.791

-28.

791

ER

R

0 034

.625

034

.625

-34.

625

ER

R

0 033

.635

033

.63s

-33.

635

ER

R

0 076

.965

036

.965

-36.

965

ER

R

0 040

.620 0

40.6

20-4

0.62

0E

RR

0 044

.640 0

44.6

40-4

4.64

0E

RR

0 049

.060

049

.060

-49.

060

E,R

R

0 053

.920 0

53.9

20-5

3.92

0E

RR

45.

ST

YR

EN

E M

ON

OM

ER

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

100.

000

90.0

00t3

.255

4.00

099

.255

-9.2

55 90

r00.

000

100.

000

20.0

890

120.

089

-20.

089

100

1c0.

000

104.

000

30.1

25 013

4.12

5-3

0.12

510

4

100.

000

83.0

0019

.328

9.96

192

.367

-9.3

67 83

220.

000

102.

000

32.4

137.

000

127.

413

-25.

413 46

220.

OO

O

212.

000

51.1

102.

000

261.

llO-4

9. l

l0 96

220.

A00

215.

000

75.4

900

290.

490

-75.

490

98

220.

O00

215.

000

83.0

400

298.

040

-83.

040 98

220.

000

215.

000

87.1

900

320.

I 9

0-8

7.19

0 98

-1 oo

Page 100: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njut

an)

No.

JEN

IS IN

DU

ST

RJ

t99s

L996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

46.

VIN

YLC

HLO

RID

EM

ON

OM

ER

(V

CM

)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

260.

000

149.

000

108.

313 0

257.

313

-108

.313 57

260.

000

170.

000

162.

523 0

332.

523

-162

.523 65

400.

000

206.

000

138.

835

1.51

534

3.32

0-1

37.3

20 52

500.

000

2s0.

000

23.6

5911

3.95

415

9.70

s90

.295 50

500.

000

390.

000

316.

547

37.

I 58

384.

489

5.51

I '78

500.

000

420

30.0

0042

0.00

030

.000

390.

000 84

500.

000

450.

000

60.0

0048

0.00

060

.000

420.

000

90

s00.

000

480.

000

60.0

0048

0.00

060

.000

420.

000 95

500.

000

480.

000

50.0

0048

0.00

060

.000

420.

000 96

47.

EP

OX

Y R

ES

INK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 06.

208 0

6.20

8-6

.208

ER

R

0 05.

028 0

5.02

8-5

.028

ER

R

0 07.

255 0

7.25

5-7

.25s

ER

R

0 03.

0t4 0

3.0t

4-3

.014

ER

R

0 03.

466 0

3.46

6-3

.466

ER

R

0 03.

980 0

3.98

0-3

.980

ER

R

50.0

0022

.500

4.58

06.

380

20.7

001.

800 45

50.0

0027

.500

5.27

07.

020

25.7

s01.

750 55

50.0

0042

.500

6.06

07.

720

40.8

401.

660 85

48.

CY

CLO

HE

XA

NO

NE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 02.

211 0

2.21

1-2

.211

ER

R

0 02.

548 0

2.54

8-2

.548

ER

R

0 02.

593 0

2.59

3-2

.593

ER

R

.0 098

5 098

5-9

85E

RR

0 093

6 093

6-9

36E

RR

0 01.

010 0

1.01

0-1

.010

ER

R

0 01.

100 0

l.100

-1.1

00E

RR

0 01

l90 0

l.r90

-1.1

90E

RR

0 01.

290 0

1.29

0-1

.290

ER

R

{ \o

Page 101: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njut

an)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

Ir9

9519

96t9

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

49.

AD

IPIC

AC

IDK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 072

7 072

7-7

27E

RR

0 02.

548 0

2.54

8-2

.548

ER

R

0 02.

900 0

2.90

0-2

.9N

ER

R

0 02.

270 0

2.27

0-2

.270

ER

R

0 02.

415 0

2.41

5-2

.4r5

ER

R

0 03.

260 0

3.26

0-3

.260

ER

R

0 04.

400 0

4.40

0-4

.400

ER

R

0 05.

950 0

5.95

0-5

.950

ER

R

0 08.

030 0

8.03

0-8

.030

ER

R

50.

AB

SU

LFO

NA

TE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

180.

362

155.

399 0

1.00

015

4.39

91.

000 86

192.

500

162.

601 0 20

162.

581 20 84

192.

500

r 77

.808

031

017

7.49

831

092

r92.

500

t41.

357

357 32

t41.

682

-325 IJ

192.

500

96.3

200

38.5

2857

.792

38.5

28 50

192.

500

102.

960 0

36.0

4066

.920

36.0

40 53

192.

500

128.

700 0

35.5

2093

.180

35.5

20 67

t92.

500

160.

880 0

35.0

0012

5.88

035

.000 84

t92.

500

201.

100 0

34.4

9016

6.61

034

.490 10

4

51.

SLS

/SLE

LS &

DE

RIV

AT

NY

AK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ancc

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

8.16

26.

938 78

5.24

01.

775

5.16

2 85

8.L6

27.

019

103

4.43

42.

688

4.33

t86

8.16

27.

101

1.78

82.

696

6.19

390

8 87

8.16

27.

183

3.02

820

310

.008

-2.8

25 88

8.t6

27.

266

4.t9

220

5tt.

253

-3.9

87 89

8.16

27.

350

5.80

020

812

.942

-5.5

92 90

8.16

27.

440

8.03

021

015

.260

-7.8

20 9l

8.16

27.

520

tt.t2

0 2218

.420

-10.

900 92

8.16

27.

6tO

15.3

90 230

22.7

70-1

5.16

0 93

_lI

@ o

Page 102: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el II

I-1.

(la

nj u

tan)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

95L9

9619

9719

98L9

9920

0020

0120

0220

03

52.

NIT

RO

CE

LLU

LOS

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

60.0

003

1.80

04.

865

3"7

36.6

28-4

.828 53

60.0

0034

.800

4.03

8 5538

.783

-3.9

83 58

60.0

0036

.600

4.39

3 7340

.920

-4.3

20 6t

60.0

0034

.200

3.26

2 4737

.415

-4.3

20 6l

60.0

0029

.936

2.82

9 3032

.735

-2.7

99 50

60.0

0032

.t10

2.70

040

34.5

40-2

.340 54

60.0

0034

.460

2.t6

0 5036

.570

-2.tt

0 57

60.0

0036

.960

1.89

0 6038

.790

- 1.

830 62

60.0

0039

.6@

1.66

0 7041

.250

-1.5

90 66

53.

AD

HE

SIV

E R

ES

INK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

1.78

0.00

01.

048.

084

4'18 0

1.04

8.56

2-4

78 59

l.?80

.000

1.34

2.97

'.1

1.04

3 013

44.A

20-1

.043 72

1.78

0.00

01.

423.

442

1.23

',7

229

1.42

4.45

0- 1.

008 80

780.

000

325.

359

1.03

666

332

5.73

2-3

73 74

I I1.

780.

000

1.25

9.09

t54

590

21.

258.

',l34 35

7 71

1.78

0.00

01.

227.

610

560

992

1.22

7.17

843

269

1.78

0.00

01.

2s2.

160

570

1.09

01.

25t.6

40 520

70

780.

000

314.

770

590

1.20

03

14.1

60 610 74

I I I

1.78

0.00

01.

406.

800

610

t.320

1.40

6.09

071

079

54.

HE

XA

MIN

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (%

)

3.00

01.

050

4.48

844

45.

094

-4.0

M 3s

3.00

01.

650

4.35

01.

708

4.29

2-2

.642 55

3.00

02.

250

3.90

11.

631

4.62

0-2

.370 75

11.0

007.

1 50

5.08

15.

057

7.17

4-2

4 65

r 1.

000

7.70

05.

295

6.32

06.

675

1.02

5 70

11.0

008.

250

5.52

07.

890

5.88

02.

310

75

11.0

008.

800

5.75

09.

870

4.68

04.

120

80

r 1.

000

9.35

05.

990

12.3

303.

010

6.34

0 85

l r.0

009.

900

6.25

015

.410 74

09.

160 90

6

Page 103: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

nj u

tan)

Yo.

.IEN

IS I

ND

US

TR

I19

9519

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03t5

.F

UM

AR

IC A

CID

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(%)

0 0 0 0 0 0E

RR

0 0 0 0 0 0E

RR

0 0 0 0 0 0E

RR

2.00

090

0 020

070

020

045

2.00

01.

000 0

300

700

300

50

2.00

0r.

500 0

400

l.100 40

070

2.00

01.

600 0

500

1.10

050

080

2.00

01.

700 0

600

1.10

060

085

2.00

01.

800 0

700

1.10

070

090

IU t6.

PE

TR

OK

IMIA

TIIL

IR

ALK

YD

RE

SIN

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

67.5

5013

.876

587

773

13.6

90 186 2t

67.5

5018

.570 53

81.

475

17.6

3393

7 27

67.5

5024

.852 418

4.87

320

.397

4.45

5 3t

67.5

5033

.2s9

311

9.21

524

.355

8.90

449

67.5

5044

.510 54

8.28

036

.284

8.22

6 66

67.5

5059

.560 50

rs.7

9043

.820

t5.7

40 88

67.5

506l

.350 40

30.1

0031

.290

30.0

60 9t

67.5

5064

.420 30

31.0

1033

.440

30.9

80 95

67.5

5068

.290 20

32.5

6035

.750

32.5

40 l0l

17.

SIN

TE

TIK

RE

SIN

DIS

PE

RS

ION

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

67.8

0040

.995

32.7

5530

.117

43.6

33-2

.638 60

67.8

0045

.055

12.7

1329

.179

28.5

8916

.466 56

67.8

0049

.517

10.8

0629

.173

3 l.

150

18.3

67 t)

67.8

0054

.421

5.64

443

.240

16.8

2537

.596 80

r73.

860

59.8

1I6.

209

32.2

5733

.763

26.0

48 34

173.

860

65.7

306.

705

32.9

0039

.s35

26.1

95 38

173.

860

72.2

407.

110

34.2

2045

.1 3

027

.110 42

173.

860

79.4

007.

390

36.2

7050

.520

28.8

80 46

173.

860

87.2

607.

540

39.1

70s5

.630

31.6

30 50

oo NJ

Page 104: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njut

an)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

95t9

9619

9719

9819

9920

0020

0t20

0220

03

58.

ME

TH

YLT

ER

TIA

RY

BU

TY

L E

TH

ER

(M

TB

E)

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 020

8 020

8-2

08E

RR

0 0 9't 0 97 -97

ER

R

0 022

6 022

6-2

26E

RR

0 01.

438 0

1.43

8-1

.438

ER

R

0 02.

'.142 0

2.74

2-2

.742

ER

R

0 05.

220 0

5.22

0-5

.220

ER

R

9.97

0 09.

9',1

0-9

.970

ER

R0 00 0

19.0

00 019

.000

-19.

000

ER

R

36.2

30-3

6.23

0E

RR0 0

36.2

300

59.

ET

YLE

NE

GLY

CO

LK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

80.0

0075

.910

226.

014

t'7.8

4128

4.08

3-2

08.1

'.73 95

80.0

0099

.000

252.

301

2.52

234

8.77

9-2

49.7

79 124

220.

000

95.5

0028

3.53

17.

000

372.

031

-276

.779 43

220.

000

205.

000

329.

458

11.0

1552

3.44

3-3

18.4

40 93

220.

000

204.

000

350.

508

7.20

354

7.30

5-3

43.3

05 93

220.

000

210.

190

279.

390

8.03

848

1.54

2-2

7t.3

52 96

220.

000

216.

570

279.

390

8.97

048

6.99

027

0.42

0 98

220.

OO

O22

3.15

027

9.39

010

.010

492.

530

-269

.380 10

1

220.

000

229.

930

279.

390

I 1.

170

498.

150

-268

.220 10

5

60.

PU

RIF

IED

TE

RE

PT

HA

LIC

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(%)

82-5

.000

444.

538

253.

461

41.6

1665

6.38

3-z

rt.8

45 54

1.20

0.00

051

5.01

731

1.39

246

.240

780.

169

-265

.152 43

r.70

0.00

091

0.75

324

9.34

612

4.85

31.

035.

246

-124

.493 54

r.80

0.00

01.

012.

045

183.

006

287.

080

907.

971

104.

074 56

r.80

0.00

01.

080.

000

60.9

5825

1.93

788

9.02

119

0.97

950

1.80

0.00

01.

r88

.000

s9.1

9027

7.13

098

0.06

020

7.94

0 66

1.80

0.00

0l.3

06.0

0078

.530

304.

840

1.08

0.49

022

5.31

0 73

r.80

0.00

01.

512.

820

89.

I 30

335.

330

1.25

6.62

024

6.20

0 83

r.80

0.00

01.

653.

r00

101.

160

368.

860

1.38

5.40

026

7.70

0 92

oo U)

Page 105: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el ll

l-1.

(lanj

uran

)

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

Il9

9s19

9619

97r9

9819

9920

0020

0120

0220

03

6t.

AB

ST

YR

EN

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (%

)

15.0

004.

500

16.1

390

20.6

39-1

6.13

9 30

15.0

007.

500

r 9.

505

3.r4

823

.857

-16.

3s7 50

15.0

0012

.500

r 6.

300

2.12

826

.672

-14.

t72

83

15.0

0012

.750

10.4

813.

628

19.6

03-6

.8s3 85

15.0

00l 3

.133

6.80

67.

665

12.2

7185

9 88

1s.0

0013

.660

4.42

08.

230

9.85

03.

810 9l

15.0

0014

.340

2.87

08.

830

8.38

05.

960 96

r5.0

0015

.060

1.86

09.

480

7.44

07.

520

r00

15.0

00r5

.960

1.21

010

. l 8

06.

990

8.97

0r0

6

62.

PR

OP

YLE

NE

O

XrD

E (

PO

)

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

0 07.

745 0

7.74

5-7

.745

ER

R

0 06.

774 0

6.77

4-6

.774

ER

R

20.0

007.

000

5.82

299

8tt.

824

-4.8

24 35

20.0

00r3

.000

2.93

13.

605

12.3

26 674 65

20.0

0016

.000

3.57

73.

296

16.2

8t-2

81 80

20.0

0016

.800

2.95

05.

990

13.7

603.

040 84

20.0

0017

.810

2.43

010

.890

9.35

03.

040 84

20.0

0019

.230

2.O

t019

.790

r.45

017

.780 96

20.0

0020

.580

1.65

035

.960

t3.7

3034

.3 r

010

3

63.

DIO

CT

YL

PH

ITH

ALA

TE

(D

OP

)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

67.2

0057

.120

2.98

17.

750

52.3

514.

769 85

67.2

0058

.480

5.59

01.

92',7

62.1

43-3

.563 87

97.2

0055

.500

1.29

63.

297

53.4

992.

001 57

97.2

0074

.600

1.25

527

.881

47.9

7426

.626 77

9'1.

200

50.4

00 941

20.1

503 r.

l8l

19.2

19 52

97.2

0058

.320 7t0

23.3

3035

.700

22.6

20 50

97.2

0053

. I 80 530

25.2

7038

.440

24.7

40 65

9'1.

2W58

.040 39

027

.220

41.2

t025

.830 70

97.2

0072

.900 290

29.t6

044

.030

28.8

70 75

6 A

Page 106: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

niut

an)

No.

.IEN

IS I

ND

US

TR

I19

95t9

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

64.

BIS

PH

EN

OL.

AK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 038

038 -38

ER

R

0 037

8 037

8-3

78E

RR

0 020

1 020

1-2

01E

RR

0 031

8 031

8-3

18E

RR

0 064

5 064

5-6

45E

RR

0 01.

310 0

1.3

l0-1

.3l0

ER

R

0 02.

s50 0

2.55

0-2

.550

ER

R

0 05.

380 0

5.38

0-5

.380

ER

R

0 010

.910

010

.910

-10

910

ER

R

65T

OI-

UE

NE

DIS

CY

AN

AT

E

(TD

I)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 021

.665

02t

.665

-2t.6

65E

RR

0 02t

.197

021

.197

-21.

197

ER

R

0 028

.238 0

28.2

38-2

8.23

8E

,RR

0 012

.698 0

12.6

9812

.698

ER

R

0 015

.169

0I

-5. 16

9

l-5.I6

9E

RR

0 017

.320 0

17.3

20t'7

.320

ER

R

0 019

.770

0t9

.770

-19.

770

EI{

R

0 022

.570

022

.570

-22.

570

ER

R

0 025

.770

02s

.770

-25.

'770

ER

R

66.

ST

YR

EN

E B

UT

AD

IEN

ELA

TE

X (

SB

L)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

15.0

0014

.275

22.1

10 9236

.293

-22.

0t8

95

45.0

0032

.176

12.5

2't

1.03

843

.665

- r

1.48

972

4s.0

0041

.500

9.28

22.

2t8

48.6

54-7

.154 92

93.0

0028

.428

1t.4

284.

578

35.2

78-6

.850 3l

93.0

0025

.690

7.3s

't8.

497

24.5

501.

140 28

93.0

0029

.160

5.59

017

.8t4

t'7.5

3612

.224 32

93.0

0034

.460

4.24

037

.35

r

1.34

933

.lll

37

93.0

0039

.920

3.22

041

.086

2.05

43"

7.86

643

93.0

0046

.230

2.45

045

.195

3.48

542

.745 50

Oo

L..I

Page 107: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njut

an)

No.

.IEN

IS I

ND

US

TR

I19

95t9

9619

9719

9819

9920

0020

0120

112

2003

67.

ST

YR

EN

E A

(]R

YL-

ON

ITR

ILE

LA

TE

X (

SA

L)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

s.00

02.

039

878 0

2.91

7-8

78 4t

5.00

04.

597

729 0

5.32

6-7

29 92

5.00

04.

642

499 0

-5. l4

l-4

99 93

5.00

03.

528

320 0

3.8,

18

-320 "il

-s.0

003.

670

229

918

2.98

t68

9 73

-5.0

004.

250

r60

I .1

503.

260

990 85

-5.0

004.

920

t20

1.43

03.

610

t.3 r

0 98

s.00

05.

700 80

1.77

04.

010

1.69

0 l4

.5.0

00

6.60

0 602.

1 80

4.48

02.

t20

t32

68.

ST

YR

EN

E I

]TJT

AD

IEN

ER

UB

BE

R (

SI]R

)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ancc

Util

itas

Kap

asita

s (%

)

0 053

.666 0

53.6

66-5

3.66

6E

RR

0 055

.551

05-

5.55

1

-55.

551

ER

R

0 057

.372

057

.372

-57.

372

ER

R

60.0

0020

.s00

36.4

99 715

s6.2

84-3

5.78

4 31

60.0

0021

.000

38.1

242.

s69

.59.

645

-35.

6,15 40

60.0

0026

.400

40.0

102.

690

63.7

20-3

7.32

0 44

(r0.

000

30.0

0041

.890

2.96

068

.930

-38.

930 50

(r0.

000

,15.

000

.ll E

60

3 70

085

. t(

)()

-40

1(r0 75

60.0

00(r

0.00

0

45.9

205.

180

100.

740

-,1(

).14

0t0

069

.P

AR

A A

MIN

OP

HE

,NO

L(P

AP

)

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

cman

dB

alan

ccU

tilita

s K

apas

itas

(%,)

0 020

8 020

8-2

08E

RR

2.00

0

-560 97 64

593

.JJ 28

2.00

060

022

6 082

6-2

26 30

2.00

080

01.

,13E

02.

238

- 1.

438 40

2.00

0I.0

00)

14) 0

3.74

2-2

.742 50

2.00

0l.

t90

5.23

0 06.

420

.5.2

30 50

2.00

01.

430

9.97

0 0I

1.40

0-9

.970 72

2.00

01.

170

19.0

1 0 0

20.1

20-

19.8

l8 71

2.00

02.

040

36.2

400

38.2

80-3

6.24

0t0

2

dJ O1

Page 108: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el II

I-1.

(la

njut

anl

No.

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

9519

9679

97l9

9nl()

()()

2000

20t)

l2$

022(

m3

70N

YLO

N F

ILA

ME

NT

YA

RN

(N

FY

)K

apas

itas

Pro

duks

iln

rpor

Eks

por

Der

nand

Bal

ancc

Util

itas

Kap

asita

s (%

)

22.0

0021

."1t

27.

t70

10.7

85r8

.097

3.61

5 99

22.0

0019

.900

9.07

08.

378

20.5

92-6

92 90

22.0

0017

.600

3.8

72t't

.157

4.3

I_5

13.2

85 80

22.0

0017

.380

6. l0

-5I

1.,1

06

12.0

795.

30 r 79

22.0

0020

.020

5.78

7t 1.

62t

l-t.

r 60

5.83

4 9l

,12.

000

37.8

00-5

.480

I 1.

840

3 t.4

406.

360 90

42.0

0037

.800

-5.2

0t)

12.0

6030

.940

6.86

0 90

42.0

0037

.800

4.93

012

.290

30.4

507.

360 90

42.0

0037

.800

4.67

{tt2

.520

29.9

507.

850

100

1tN

YLO

N T

IRE

CO

RD

(NT

C)

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7c)

33.0

0028

.050

6.3,

16

10.7

8-5

23.6

114.

430

85

33.0

0038

. r 90

7.46

68.

378

31.2

68 912

il6

33.0

00.1

0.02

0

9.02

5r 8.

l-57

30.8

889.

132

l2l

33.0

0032

.200

6.19

18.

-190

29.9

042.

296

98

33.0

0030

.400 83

8r4

.020

t] .2

lE1 3.

1 82 92

33.0

0031

.020 51

0r7

.970

16.5

6014

.460 94

33.0

0031

.650 3r0

l-5.9

8015

.980

15.6

70 96

33.0

0032

.290 13

0

17.5

0;l

15.4

0016

.890 98

33.0

0032

.9-5

0

il0r8

.230

r 4.

830

18.1

20 100

'72

PO

LYE

,TH

YLE

NE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

lmpo

rE

kspo

rD

erna

ndB

alan

ccU

ti I ita

s K

apas

itas

(o/o

)

550.

000

298.

000

200.

000

6.1.

000

434.

000

- r 36

.000 54

5s0.

000

49-5

.000

183.

7 64

61.0

006t

7.76

4-1

22.7

64 90

s50.

000

474.

000

t86.

220

I06.

000

554.

220

-80.

220 86

550.

000

39 r

.000

l4 I

.984

172.

000

360.

984

30.0

r 6

'71

550.

000

.185

.000

1,16

.000

t89.

000

442.

000

43.0

00 6-s

550.

000

548.

000

I 81

.000

208.

000

501

.000

4-5.

000

'73

5s0.

000

509.

000

170.

000

219.

000

-560

.000

49.0

00 8l

550.

000

(r79

.000

r80.

000

230.

000

529.

000

50.0

00 9l

550.

000

742.

000

180.

000

239.

000

683.

000

.59.

000 99

oo -l

Page 109: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

nj u

tan)

No.

JEN

IS I

N'D

US

TR

I19

95L9

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

73P

OLY

PR

OP

YLE

NE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

eman

dB

alan

ceU

tilita

s K

apas

itas

(7o)

520.

000

295.

000

208.

000

9.00

049

4.00

019

9.00

0 5'7

570.

000

506.

000

182.

000

r27.

000

561

.000

-55.

000 89

600.

000

510.

000

r78.

000

108.

000

580.

000

-70.

000 85

600.

000

371.

000

162.

000

127.

000

406.

000

-3s.

000 62

600.

000

400.

000

96.0

0046

.000

450.

000

-.50

.000 6'

7

600.

000

496.

000

66.0

0066

.000

496.

000 0

83

600.

000

535.

000

50.0

00-5

0.00

054

5.00

0-

r 0.

000 89

600.

000

575.

000

74.0

0050

.000

599.

000

-24.

000 96

600.

000

575.

000

134.

000

50.0

0065

9.00

0-8

4.00

0 96

74.

PV

C R

ES

INK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

357.

000

357.

000

2.00

053

.000

306.

000

5 1.

000

100

357.

000

357.

000

3.00

057

.000

303.

000

54.0

00 100

422.

000

422.

OO

O

5.00

049

.000

378.

000

44.0

00 r00

453.

000

313.

000

2.00

019

3.00

012

2.00

0r9

r.00

0 69

608.

000

412.

000

2.00

023

0.00

018

4.00

022

8.00

0 68

608.

000

420.

000

5.00

016

8.00

025

7.O

OO

163.

000 69

608.

000

500.

000

8.00

020

0.00

030

8.00

019

2.00

0 82

608.

000

530.

000

10.0

002t

2.00

032

8.00

020

2.00

0 87

608.

000

-530

.000

r0.0

002

12.0

0032

8.00

020

2.00

0 87

15.

PO

LYS

TY

RE

NE

Kap

asita

sP

rodu

ksi

Impo

rE

kspo

rD

cman

dB

alan

ccU

tilita

s K

apas

itas

(%)

80.0

0080

.000

8.00

0l r

.000

'77.

000

3.00

010

0

85.0

0080

.000

40.4

8710

.656

109.

83 r

-29.

83 r 94

85.0

0085

.000

39.3

236.

542

tl7.7

8t-3

2.78

110

0

89.0

0070

.000

22.4

7820

.336

72.1

42-2

.t42 79

104.

000

76.0

004.

788

23.9

6'7

56.8

2119

.179 73

r04.

000

90.0

00r4

.000

8.00

086

.000

4.00

0 87

104.

000

104.

000

r2.0

0010

.000

r 06

.000

-2.0

00 100

130.

000

I 17

.000

r2.0

00r0

.000

l19.

000

-2.0

00 90

r30.

000

128.

000

8.00

05.

000

r31.

000

-3.0

00 98

oo oo

Page 110: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njut

an)

No.

.IEN

IS I

ND

US

TR

J19

95t9

9619

9719

98t9

9920

0020

0r20

0220

03

76.

PO

LYE

TH

YLE

NE

TE

RE

PT

HA

LAT

EK

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

a)

103.

300

77.8

741

3.1

5023

.398

67.9

289.

948

76

166.

000

tt4.tt

616

.920

57.0

5873

.978

40.

I 38 59

166.

000

t27.

8rO

16.2

7976

.686

67.4

0360

.407 77

166.

000

97.8

41r

r.53

378

.273

31.1

0166

.740 59

166.

000

105.

576

38.4

9190

.0r4

54.0

5351

.523 64

166.

000

t2t.4

t037

.660

103.

516

55.s

5465

.856 73

166.

000

139.

620

36.8

4011

9.04

357

.417

82.2

03 84

166.

000

160.

570

35.2

7013

6.90

058

.940

101,

630 97

166.

000

t74.

650

33.7

6015

7.43

550

.975

t23.

675

105

77.

PO

LYV

YN

ILA

CE

TA

TE

(P

V/A

c)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 01.

433 0

1.43

3-1

.433

ER

R

0 025

2 025

2-2

52E

RR

0 093

1 093

1-9

31E

RR

0 01.

427 0

t.427

-1.4

27E

RR

0 01.

095 0

1.09

5- 1.

095

ER

R

0 01.

790 0

1.79

0-t

.790

ER

R

0 02.

922 0

1 oa

a

-2.9

22E

RR

0 04.

770 0

4.77

0-4

.770

ER

R

0 07.

790 0

7.79

0-7

.790

ER

R

78.

PO

LYV

YN

ILA

LCO

HO

L(P

VA

)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 07.

753 0

7.75

3-7

.753

ER

R

0 02.

347 0

2.34

7-2

.347

ER

R

0 03.

t69 0

3.16

9-3

.169

ER

R

0 04.

278 0

4.27

8-4

.278

ER

R

0 05.

775 0

5.77

5-5

.775

ER

R

0 07.

790 0

7.79

0-7

.790

ER

R

0 010

.520

010

.520

-10.

520

ER

R

0 014

.210 0

14.2

10-1

4.21

0E

RR

0 019

.180

019

.180

.19.

r80

ER

R

oo \o

Page 111: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-1.

(la

njut

an)

Cat

atan

Hitu

ngan

:S

upla

i =

Pro

duks

i+Im

por

Dem

and

= (

Pro

duks

i+Im

por)

-Eks

por

Util

isas

iKap

asita

s =

Pro

duks

i/Kap

asita

sxl0

07o

Bal

ance

=

Eks

por-

Impo

r

Sum

ber

Dat

a: A

B P

last

ik,

Dep

perin

dag,

Eks

por

& Im

por

dari

BP

S

No.

JEM

S I

ND

US

TR

I19

95t9

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

79.

PO

LYC

AR

BO

NA

TE

(PC

)K

apas

itas

Pro

duks

iIm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

0 07.

183 0

7.1

83-7

.183

ER

R

0 06.

817 0

6.81

7-6

.817

ER

R

0 08.

334 0

8.33

4-8

.334

ER

R

0 04.

942 0

4.94

2-4

.942

ER

R

0 04.

885 0

4.88

5-4

.885

ER

R

0 05.

261 0

5.26

1-5

.261

ER

R

0 05.

s67 0

5.56

',7

-5.5

67E

RR

0 06.

104 0

6.10

4-6

.t04

ER

R

0 06.

574 0

6.57

4-6

.574

ER

R

80.

PO

LYU

RE

TH

AN

EK

apas

itas

Pro

duks

ilm

por

Eks

por

Dem

and

Bal

ance

Util

itas

Kap

asita

s (7

o)

17.0

00l1

.900

4.12

0 716

.013

-4.1

13 70

17.0

0012

.750

4.90

0 4317

.607

-4.8

57 75

r7.0

0013

.600

5.00

9 39r8

.570

-4.9

70 80

r7.0

00r2

.810

5.30

0 5l17

.829

-5.2

49 74

17.0

0012

.810

5.60

7 8718

.330

-5.5

20 75

17.0

0013

.350

5.93

015

018

.820

-5.7

70 77

17.0

0013

.300

6.22

030

019

.290

-5.9

70 78

17.0

0013

.550

6.64

057

0t9

.620

-6.0

70 80

17.0

0013

.880

7.O

201.

060

19.7

60-5

.960 8l

\o

Page 112: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el II

I-2.

Rea

lisas

i K

ebut

uhan

Ind

ustr

i Pet

roki

mia

Tah

un 1

995-

1999

dan

Pro

yeks

i T

ahun

200

0-20

03 D

unia

dan

Indo

nesi

a. (

unit:

tor

/tahu

n)

\o

JEN

IS I

ND

US

TR

I19

9519

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

03

ET

HY

LEN

E-

Dun

ia-

Indo

nesi

a73

.040 66

580

.345 7ll

88.3

78'7

6597

.216 70

297

.r00 69

599

.870 68

010

9.85

768

012

0.84

211

412

6.88

475

0

PR

OP

YLE

NE

- D

unia

- In

done

sia

73.2

90 370

41.0

19 405

44.3

0043

7

48..7

30 415

52.1

4239

8s9

.870 39

065

.857 39

072

..443 40

976

.064 42

9

BE

NZ

EN

E-

Dun

ia-

Indo

nesi

a29

.777 85

32.7

54 9336

.030 t02

39.2

73 9243

.200 88

47.3

80 8052

.1 1

8 8057

.329 84

60.1

96 88

TO

LUE

NE

- D

unia

- In

done

sia

r5.4

90 2517

.039 27

t8.7

43 2720

.242 20

22.2

66 202s

.600 l8

28.1

60 l830

.976 t9

32.5

24 20

P-X

YLE

NE

- D

unia

- In

done

sia

8.95

517

010

.996 r87

I 1.

095

187

12.2

05 180

13.3

25 180

15.6

90 170

Yt.2

59 170

18.9

84 178

t9.9

34 187

CH

ELO

HE

XA

NE

- D

unia

- In

done

sia

32.0

32 180

35.2

35 185

38.7

58 185

41.8

60 170

45.5

43 165

50.4

03 160

55.4

43 160

60.9

87 168

@.0

37 176

Page 113: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el I

II-2.

(la

nj u

tan)

JEN

IS II

\IDU

ST

RI

1995

1996

L997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

PO

L"E

TH

LEN

E-

Dun

ia-

Indo

nesi

a35

.090 28

038

.5,1

429

041

.686 30

045

.438

275

49.9

8227

554

.560 26

060

.016 26

066

.017

273

69.3

18 286

ET

HY

LEN

EG

LYC

OL

- D

unia

- In

done

sia

8.41

016

09.

317

160

10.0

6216

511

.068 15

0l1

.960 15

012

.605 14

013

.865 14

015

.250 14

716

.014 15

4

PO

LYP

RO

PY

LEN

E-

Dun

ia-

Indo

nesi

al1

.990 20

013

. I 89 zto

14.3

76 210

15.8

13 190

17.0

78 r85

19.6

00 170

2t.5

60 r70

23.7

16 178

24.9

0t18

7

Sum

ber:

Ditj

en I

KA

HH

Dep

erin

dag/

Dit.

IK

M I

ndus

tri K

imia

Das

ar.

\o N)

Page 114: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

No.

CO

MO

DIT

Y19

9519

9619

9719

9819

99

II'I

BE

RS

1.I.

NA

TU

RA

L F

IBE

RS

a. C

otto

nb.

silk

c. W

ool

J. O

ther

s

6t4.

453.

446

411.

593.

070

459.

527.

505

-58.

681

2.62

t.294

9.38

5.59

0

636.

744.

0L6

s00.

849.

636

492.

'182

.552

98.6

513.

477.

'757

4.49

0.67

6

606.

674.

511

480.

441.

6s9

468.

163.

328

9.1'

t03.

922.

404

8.05

2.75

7

620.

213.

892

463.

580.

281

454.

4'16

.524

65.4

452.

758.

1"15

6.28

0.13

'7

615.

928.

001

465.

389.

419

456.

733.

400

434.

352

1.52

2.29

56.

699.

3't2

I.2.

SY

NT

HE

TIC

FIB

ER

Sa.

Pol

yest

erb.

Nyl

onc.

Acr

ylic

d. R

ayon

e. O

ther

s

r4:8

60.3

7641

.026

.469

396.

574

87.8

05.8

3612

.309

.258

4.32

2.23

9

r 35

.894

.380

21.

I I 8.

901

429.

258

92.3

21.6

1216

.782

.040

5.24

2.56

9

126.

526.

852

28.3

31.7

076l

1.5

07

82.0

4t.4

721t

.332

.368

4.20

3.78

0

r56.

663.

611

34.3

't3.3

s834

5.67

610

3. 1

60.3

6 l

216.

731.

2t5

2.0s

3.00

r

150.

538.

s92

48.9

98.1

8030

8.54

785

.176

.072

12.3

73.1

973.

682.

s96

2.Y

AR

NS

2 I

Spu

n Y

arn

2.2.

Ray

on2.

3. P

olye

ster

2.4.

Nyl

on2

5. A

cryl

ic2.

6. O

thhe

rs

77.6

94.8

5310

.572

.227

27.9

9r.il

s26

323

.421

12.0

11.1

63 919

886.

008

65.9

47.8

718.

714.

989

22.5

09.t9

41 8.

55 l

.41

5

15.0

48.3

0820

.516

1 . 10

3.44

9

66.0

54.4

4015

.220

.654

22.4

89.8

3316

.'7 4

3.86

59.

102.

611

58.6

052.

438.

872

66.0

80.4

r513

.959

.449

26.0

03.5

r 8

r4.8

36.0

4-s

9.7

15.7

3391

.864

1.47

3.80

6

62.1

84.1

1017

.331

.0t9

23.4

41.3

9710

,355

.070

9.t7

2.t7

816

7.r3

8l.l

17.

308

-').

FA

BR

ICS

3.I

Gre

y3.

2. F

inis

h

127.

400.

039

11.7

73.2

1411

5.62

6.82

5

119.

910.

058

9.39

9.07

611

0.51

0.98

2

123.

137.

889

10.6

61.3

4711

2.47

6.54

2

t02.

779.

755

7.73

4.56

495

.04-

5.19

1

117.

898.

191

12.4

66.3

3710

5.43

1.85

4

4G

AR

MI]N

TS

1.28

6.97

02.

103.

403

3.00

3.84

62.

154.

292

6.00

7.36

3

5C

AR

PE

T4.

824.

824

6.87

7.85

38.

857.

874

5.14

t.023

2.83

7.47

7

6.O

T[IE

RS

11 9

49.8

0731

.418

.875

20.9

69.8

1014

.74t

.243

31.3

04.4

78

7.P

.E.B

.T

TO

TA

L84

6.60

9.93

986

3.00

2.07

682

8.69

8.37

081

1.14

0.62

083

6.15

9.63

0

Tab

el I

II-3.

Rea

lisas

i Im

por

Kcb

utuh

an S

erat

tek

stil

Tah

un l

9g5-

lgg9

Uni

t: K

g/T

ahun

())

Sum

ber:

Dit.

Jen

ILM

EA

/Dit.

Jen.

Ane

ka I

ndus

tri.

Jaka

rta

Page 115: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

No.

CO

MO

DIT

Y19

9519

9619

9719

9819

99

l. 2.

I'IB

ER

SR

ayon

vis

cose

Pol

yest

er

stap

le

A B A B

200.

000.

0019

6.61

8,00

314.

320,

0027

9.65

7.00

210.

000,

0020

8.09

4.00

350.

000,

003

15.0

35.0

0

322.

600,

0026

r.9'

.75.

0047

5.22

0.00

355.

685.

00

322.

600,

0026

6.14

5,00

534.

r 00

480.

690,

00

362.

600,

0031

6.14

8.00

543.

100,

0052

3.41

8.00

Sub

Tot

alA B

514.

320.

00

476.

275.

0056

0.00

0,00

523.

t29,

0079

7.82

0.00

617.

660.

0085

6.70

0.00

746.

835.

00

90s.

700,

00

839.

566.

00

J. 4. 5.

YA

RN

SN

ylon

Fila

men

t

Pol

yest

er F

ilam

ent

Spu

n Y

arn

A B A B A B

29.4

00,0

a34

.995

,00

472.

240,

0036

0.23

0,00

t.12t

.250

,00

947.

407.

00

39.0

00,0

037

.070

,00

680.

000.

0052

2.'.7

45,0

01.

210.

000,

001.

022.

934,

00

47.2

50.0

037

.800

,00

680.

000,

0052

8.98

4,00

1.21

0.00

0.00

1.01

7.39

4.00

47.2

50.0

040

. I 63

.00

680.

000,

0061

2.00

0.00

1.34

7.06

3,00

l. r 3

1.53

3.00

47.2

50.0

040

. 16

3,00

680.

000,

0061

2.00

0,00

t .3

"19.

'.l 5

7 ,0

01.

260.

322,

00S

ub T

otal

A B

1.62

2.89

0.00

1.34

2.63

2,00

929.

000,

00

582.

749.

00

93'7

.250

.00

584.

178

,00

2.07

4.3t

3.00

1.78

3.69

6.00

2.10

't.00

7.00

1.91

2.48

5.00

6. 7.

FA

BR

ICS

Wov

en F

abric

Kni

t F

abric

A B A B

1.34

5.50

0,00

939.

230.

0021

0.00

0,00

165.

720,

00

1.47

0.89

5,00

1.02

7.t4

4.00

230.

000,

00I 8l

.04

0,00

1.49

0.01

8,00

1.0.

54.9

s9.0

026

2.94

4.00

r 86

.178

,00

I.610

.200

,00

1.14

0.05

8,00

284.

153

201

. I 87

.00

1.61

9.93

2.00

| .1

47 .

049,

0028

4. r

53,

0020

1 . I 87

.00

Sub

Tot

alA B

1.55

5.50

0,00

r . 10

4.95

0,00

1.70

0.89

5,00

1.20

8. r

84.

00

1.75

2.96

2.00

t.241

.137

.00

r.89

4.35

3,00

1.34

1.24

5.00

1.90

4.08

5,00

t.346

.236

.O0

8.G

AR

ME

NT

SA B

441.

168,

00

402.

460.

00

469.

000,

00

427.

740,

00

486.

062,

00

460.

365.

0056

4.90

0.00

535.

034,

00

572.

026,

00

543.

I 5

0,00

9.O

ther

Tex

tile

Pro

duct

A B

36.3

90.0

0

27.2

92.0

036

.390

.00

25.4

73.0

0

36.3

90.0

0

23.6

53,0

0

36.3

90,0

0

21.8

34.0

0

38.s

78.0

0

22.5

34,0

0

Cat

atan

: A

= K

apas

itas,

B=

Pro

duks

i. S

umbe

r: D

it.Je

n. I

LME

A/D

it.Je

n. A

neka

Ind

uslri

, Ja

kart

a

Tab

el I

II-4.

Rea

lisas

i P

rodu

ksi

dan

Kap

asita

s P

rodu

ksi

Indu

stri

Tek

stil

di I

ndon

esia

Ta

hun

1995

-199

9U

nit:

Ton

/Tah

un

\o 5

Page 116: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Cra

ckin

g +

dehi

drog

enis

asi

Etil

ena

Pro

pile

na

Bul

ena

But

iadi

€na

Ben

zena

Tol

uena

p.X

ilena

"Car

bon

blac

k'A

mon

ia

Met

anol

Stir

ena

Etil

ben

zena

"Lin

ear

AIk

yl B

enze

ne"

PR

OD

UK

JA

DI

. P

rodu

k-P

rodu

k el

ektr

onik

a,te

leko

mun

ikas

i, ru

mah

tang

ga

. F

ilm,

karu

ng,

prod

ukpe

rkem

asan

. P

ipa,

ala

t lis

trik

. P

rodu

k ol

ektr

onik

a,pe

rkem

asan

, ko

smet

ik

. B

ahan

pel

edak

r T

ekst

il ui

luk

Ean

dang

. B

ahan

/ I

ndus

ti sa

ndan

g

r P

upuk

. B

an d

an b

erba

gai

ieni

spr

oduk

kar

et

. B

erba

gai j

enis

det

ergo

n

Pol

ietil

ena

Pol

ipro

pilo

na

Pol

i vi

nil

klor

ida

Pol

istir

ena

T.N

.T

Kap

mla

ktam

Pol

iesl

er

U16

a

'Car

bon

blac

k'

"Lab

-sul

fona

te"

\o (,.t

Gam

bar

tII-l.

Tah

ap p

rose

s pe

ngol

ahan

ba

han

prod

uk m

igas

men

jadi

pro

duk

petr

okim

ia

Page 117: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

96

BAHAN BAKUPRODUKDASAR

PRODUK ANTARA PRODUK AKHIRLINGKUPINDUSTRI

NONMIGAS

-----.----.-.---AMONTA ------------->-----.-----.----

ETTLKLORTDA-------| TEL_ _ _ _ _ _f Triklor etana _ _

ETILEN DIKLORIDA-}< PVCLpe*i6r6 etitmJ -

ETIL ALKOHOL .--}

----.-.-.-------

ETILEN OKSIDA-}

ETIL BENZENA.----I

AKROLON

-}

Carbon black

Hidrogen sianidaAmonium sulfatKarbon disulf]daAstilen _ _ _

Astaldehida _ _Etil astat _ _ _LDPE _____MDPE__---Etilenglikol ___Oietilen glikol _ _Trietilen glikol - _Polietilen glikol _Polistirena

Karet, Ban, l-inta

Molding, PerekalOctane boosterCat, PlaslikTekstil, FilamenAkrilikPupukRayonPelarut

Octane boosterPembe6ih logamPipa plastikPelarutFarmasiPelarulFilmPipa plastikPoliesterBahan lekstilPelarut untuk kilangResin, TekstilMainan, Furniture

Perekat plys/ood

PelarutKosmelik

PanelBus uretanFiber, FilamentParfum, PelarutPlastik

PelarutTekslil

Ban mobil

Ban mobilKaretBan mobilPelarut

PelarutAdiiif lube oil

rFencKUME NA ---------------){

LA*ron

PRoPtLEN oKSTDA+{

----=---+

Polipropilena _ISoBUTIL ALDEHIDA-> lsobutil alkohol

. Dietil ftalalN, BUTILALDEHIDA-}{

LButil asetatASAIV AKRILAT -----) Aktilat _ -Karel elilen

propilena

BUTADT E NA --------#{ 35?tiif,l iTLPotibutadiena _ _

. BUTIL ALKOHOL Vinil elil kelonBUTILENA4

L rsoeulLeN,q-->{5:i:li,Tl. - - -

z BENZIL KLoRIDA+ Butil benzil ftalat _ Vinyl resin, PlastikTOLUENA -+{LDINITRoToLUENA-) Bu*poliurelan _ Furniture

Polimer poliester_ Serat poliesterPoliurelan _ _ _ Elastomer

Nilon _____ Seratnilon

LABSulfonat _ _ Detergen

Carbon black Karel ban

Glierin _ _ _Resin Polieslertakjenuh _ _ _Poliester poliol_

PROPANA

Pupuk

Calcined @ke IGreen coke_ _ _ Anoda peleburan

aluminium

KI

L

N

oLEFI

N

Gambar III-2. Asal-usul produk petrokimia serta aplikasinya

Page 118: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Des

ulfu

rizer

shtft

conv

erte

r C

ondo

nsal

e

Nat

ural

gas

Was

te h

aat

boile

r

Met

hana

tor

CO

zstr

ipP

€rC

O,

ab6o

rbor

Con

dens

ate

Nru

syn

thss

is

gas

\o {

Gam

bar

III-3

. D

iagr

am p

rose

s "a

mon

ia g

as s

ynth

esis

" ("

stea

m r

efor

min

g")

Page 119: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Off

gase

s

Nat

ural

gas

CO

2 re

mov

al s

yste

mD

imet

hyl

ethe

r

Com

pres

sor

@

Gam

bar

III-4

. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

met

anol

Page 120: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

deco

mpo

ser

deco

mpo

ser

Com

pres

sor

\o

Gam

bar

III-S

. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

ur

ea d

enga

n "t

otal

rec

ycle

pro

cess

"

Page 121: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Hyd

roca

rbon

feed

sto

ck

Que

nch

tow

er

Ace

tvle

neF

eeo

hv6r

o_co

mpr

esso

r ge

6erjt

or

Eth

ylen

e an

dpr

opyl

ene

CO

: re

mov

al

Wat

er s

urge

tan

k

Eth

ylen

efr

actio

nato

r

Dee

than

izer

C:

and

Dem

etha

nize

rE

thyl

ene

frac

tiona

tor

Dep

ropa

nize

r,iJ

f,j|"

j:, D

ebut

aniz

er

C4

and

heav

ier

C5a

nd h

eavi

er

Pro

pyle

ne

Gam

bar

III-6

. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

ol

efin

a/et

ilena

den

gan

"tub

ular

pro

cess

"

Page 122: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

(2,0

50)

97.9

00(8

3,20

0)

PV

C P

lant

140,

000

453,

200

L E F I N P L N T

(153

,000

)

Uni

t : V

y, C

apac

ity(P

rodu

ctio

n)

Gam

bar

III-7

. B

agan

alir

pro

ses

suat

u ki

lang

ole

fina

sert

a pe

rban

ding

an a

ntar

a ka

pasi

tas

dan

prod

uksi

Page 123: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t02

Gambar III-8. Diagram proses pembuatan P.E. dengan tekanan tinggi

Gambar III-9. Diagram proses pembuatan LDPE

Page 124: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Cat

alys

t

Pol

yeth

ylen

e(1

0@ k

g)

Sol

vent

Gam

bar

III-1

0. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

H

DP

E

(})

Page 125: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Cat

alys

t re

activ

ator

Que

nch

vess

el

Sol

vent

rec

over

ysy

stem

Pol

yeth

ylen

eto

fin

shin

g

5

Gam

bar

III.1

1. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

P

.E.

deng

an l

ow p

ress

ure

Zte

gler

Page 126: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Pur

ified

ethy

lene

Cyc

lohe

xane

m

ake

up

Fla

sh d

rum

Cen

trifu

ge

\ bs

te .

Spe

nt C

atal

yst

Reg

ener

ated

ca

taly

5lR

egen

e6llo

n

Ul

Gam

bar

III-1

2. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

P

.E.

deng

an "

Phi

lips

proc

ess"

Page 127: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Cat

alys

t

Sol

vent

o\

Gam

bar

III-1

3. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

P

P

Page 128: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

107

Gambar III-14. Diagram proses pembuatan tetramer propilena

Gambar III-15. Diagram proses pembentukan karet polibutena

Page 129: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

6

Uni

t co

nsum

ptio

n/to

n V

CM

For

the

pro

duct

ion

ofV

CM

110

,000

Uy

Eth

ylen

eC

hlor

ine

Oxy

gen

467

kg59

2 kg

142k

g

51,4

0O A

y65

,100

Uy

't5,6

00 u

y

Vin

yl c

hlor

ide

By-

prod

uct

Hyd

roch

loric

A

cid

(1 5

%)

1,00

0 kg

't20

kg

1't0

,000

uy

13,2

0aily

Uy

= t

on p

er y

ear

Gam

bar

III-1

6. D

iagr

am p

rose

s pe

mbe

ntuk

an

mon

omer

vin

il kl

orid

a (v

ynil

chlo

ride

mon

omer

ata

u V

Cf,l

) se

rta

kons

umsi

bah

an b

akun

ya

Page 130: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Ben

zene

rec

ycle

Ben

zene

colu

mn

Eth

vlbe

nzen

eE

thyl

benz

ene

colri

mn

Sup

erhe

atea

stea

m

Deh

ydro

gena

tion

reac

tor

\o

Gam

bar

III-1

7. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

m

onom

er s

tiren

a

Page 131: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

1. M

ass

(bul

k) p

olyr

neriz

atio

n

Sty

rene

mon

omer

(S

M)

3. E

mul

sion

pol

ymer

izat

ion

2. S

uspe

nsio

n po

lym

eriz

atio

n

o

Gam

bar

III-I

E.

Pro

ses-

pros

es p

embu

atan

po

listir

ena

(PS

)

Page 132: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

11.7

40.+

F;l

lrw"r

-l

61,2

00) I

"* I

22,0

90 L1,

020 L

,lo'7

80) l*

-"-l

210

X:1

37,4

3083

'eoo

) I r"

** I

I *l

l^*r

""1

1"".

"*l

Cyc

lohe

xane

plan

t

lsom

eriz

atio

nF

X s

epar

atio

n

Gam

bar

III-1

9. B

agan

alir

pem

buat

an

arom

atik

Bfi

sert

a ne

raca

nya

dala

m t

oMat

run

Page 133: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

To

vacu

um

N)

Gam

bar

III-2

0. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

det

erje

n al

kila

t/aki

l be

nzen

a

Page 134: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Hea

l-tra

nsfe

roi

lS

team

Con

dens

ate

Mol

len-

salt

heal

exch

ange

r

Hea

l-lra

nsfe

roi

l I

Pre

trea

tmen

tve

ssel

(J)

Gam

bar

III-2

1. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

fta

lik a

nhid

rida

(pht

alic

anh

ydrid

e)

Page 135: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Rea

ctor

feed

tan

kR

eact

or (

s)S

urge

tan

kC

rude

TF

Ase

para

tion

Slu

rry

tank

Rec

ycle

ace

tic a

cid

from

sol

ver*

rec

ovcr

y

To

leac

h sy

rtem

Rec

ycle

org

anic

s fr

om s

olve

nt r

ecov

ory

Rec

ycle

mot

her

liquo

r fr

om s

olve

nt r

ecov

ery

5

Gam

bar

III-2

2. D

iagr

am p

rose

s pe

mbu

atan

se

rat

polie

ster

/Pro

ses

TP

A d

ari M

obil

Page 136: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

BAB IV

PENGGT]NAAN DAN PEMANFAATAN PRODUK.PRODUKPETROKIMIA

4.1 PENGGT'NAAN DAN PBMAIYFAATAN MEI{URUT SEKTOR INDUSTRI

Industri petrokimia merupakan penghasil utarna bahan baku bagi sektor industrilainnya karena produk-produk akhirnya kebanyakan masih merupakan "interrnediateproducts" (produk antara) atau produk-produknya kebanyakan masih merupakan bahanbaku bagi industri-industri lain.

Penggunaan produk-produk petrokimia untuk industri yang semakin meningkat,sesuai kebutuhan industri di Indonesia, dapat dibagi dalam 8 sektor industri pemakai,yaitu:

1. lndustri pupukdan pestisida.2. Industri serat sintetik.3. Industri bahan plastik.4. Industri adhesive resin.5. Industri bahan baku catlcoating.6. Industri detergenUpencuci.7. Industri elastomerlkaret sintetik.8. Industri kimia khusus.

4.1.1 Penggunaan dalam Industri Pupuk dan Pestisida

Produk petrokimia amoniak/urea yang dihasilkan di dalam negeri sebagian besardipergunakan sebagai pupuk untuk pertanian. Selain itu, penggunaan urea sebagai bahanbaku industri semakin meningkat seperi dalam industri plywood dalam bentuk adhesiveurea formaldehyde dan sebagai campluan dalampembuatan porselen.

Kini industri pestisida di dalam negeri sebagai penunjang dalam bidang pertaniantelah berkembang. Sebagian besar bahan aktif pestisida, pelarut dan aditifnya merupakanproduk akhir industri petrokimia seperti senyawa-senyawa carbamate, thiocarbamate,surfaktan organilg organofosfor, organochlorida, alkohol dan sebagainya.

4.1.2 Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik

Dalam rangka penyediaan bahan baku industri tekstil guna menunjang programpengadaan sandang nasional, maka industri serat sintetik dalam negeri telah cukup

Page 137: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

116

berkembang. Menurut penelitian yang diadakan Dep. Perindustrian pada tahun 199ltl992saja sudah terdapat 7 pabrik serat sintetik yang beroperasi dengan rincian kapasitassebagai berikut:. "Polyester filament" : 53.600 ton/tahun.. "Polyester staple fibre" : 62.500 ton/tahun.. "Nylon filament" : 11.800 ton/tahun.

Komposisi serat tekstil yang diolah industri pemintalan di lndonesia adalah sebagaiberikut:

Sumber Serat Komposisi (7o volume)

Kapas 45,82

Rayon 14.12

Poliester 38.t7Akrilik r.32

Wol 0.05

Nilon/lain-lain 52

Peran serat sintetik (serat poliester, serat akrilik dan serat nilon/serat lainJain),dalam industri pertekstilan di Indonesia cukup menonjol, yaitu sebesar x.4O 7o dariseluruh pengadaan sandang nasional. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar IV-I.

Selain sebagai bahan baku untuk industri tekstil, maka serat sintetik dapat puladikembangkan untuk keperluan non-tekstil seperti ban berbagai jenis kendaraan dan jalaikan. Produk petrokimia yang dipergunakan sebagai bahan baku untuk industri seratsintetik tersebut ialah:

' TPA ("terephthalic acid"),. DMT ("dimethyl terepthalate"),. PTA ("purified terephthalic acid"),. Kaprolakam.

Pada awalnya, bahan baku tersebut sebagian besar masih diimpor. Akan tetapidengan telah beroperasinya Pabrik Pusat Aromatik PERTAMINA di Cilacap pada bulanAgustus 1990 dan di Lhokseumawe (Status PMA) yang rencana semula akan berproduksiMaret 1998, maka sebagian dari bahan baku tersebut dapat dihasilkan di dalam negeri.

4.1.3 Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik

Pemakaian barang-barang plastik di dalam negeri yang terus meningkat telahmendorong produksi bahan plastik seperti: poli etilena (PE), poli propilena (PP), polivinil klorida (PVC) dan poli stirena (PS).

PE dan PP terutama digunakan untuk produksi "woven bags" yaitu untuk kantongplastik dan karung plastik dan dengan demikian menunjang pengembangan industripengepakan.

Page 138: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

tr7

Dewasa ini terdapat 2 perusahaan di dalam negeri yang telah menghasilkan bahan

plastik PVC, menggunakan monomer vinil Horida (VCM) sebagai bahan baku, yang

hingga dewasa ini masih diimpor.Bahan plastik PVC digunakan untuk menghasilkan berbagai barang jadi seperti

pipa, sepatu, kulit tiruan, karpet, kertas dinding dan sebagainya.

Dengan telah dibangunnya Pabrik Polipropilen (POLITAM) PERTAMINA diPlaju pada tahun 1978, Pabrik Pusat Olefin di Merak Jabar oleh Perusahaan Swasta

Nasional PT. CANDRA ASRVPT. BARruO PASIFIC Group, yang rencana semula akan

berproduksi pada pertengahan tahun 1996, maka bahan plastik PP dan PE serta bahan

baku VCM untuk PVC telah dihasilkan di dalam negeri. Stirena monomer sebagai bahan

baku PS, belum dihasilkan di dalam negeri dan masih harus diimpor.

4.1.4 P enggunaan dalam Industri Adhesive Resin

Industri adhesive (zat perekat) urea formaldelyde telah mengalami perkembangan

yang sangat pesat, khususnya guna menunjang produksi industri kayu lapis (plywood)

yang juga berkembang dengan pesat.

Jika pada tahun 1982 kapasitas terpasang industri plywood sebesar 1,8 juta

m3ltahun maka pada tahun 1985 menjadi 4,5 juta m3/tahun. Sebagian besar produksiplywood adalah untuk keperluan ekspor.

Dalam pemakaian/penggunaan sehari-hari, maka setiap m3 plywood memerlukan

63-75 kg "adhesive urea formaldehyde". 'selanjutnya dalam pengembangan industriperekat diusahakan untuk menghasilkan perekat yang berkwalitas tinggi yaitu perekatjenis melamin formaldehida dan fenol formaldehida.

Sebagai bahan perekat dalam industri kayu lapis dan "particle board" digunakan

resin:1. Urea formaldehida untuk jenis interior.2. Melamin formaldehida untuk jenis eksterior.3. Fenol formaldehida untuk jenis eksterior dan marine.

Perkiraan kebutuhan masing-masing bahan perekat yang dipergunakan untukmemproduksi kayu lapis dan "particle board" adalah sebagai berikut:

1. Kayu lapis yang diproduksi di dalamnegeri terdiri dai857o jenis interior, l27o jenis

eksterior dan 37o jenis marine. Kandungan resin perekat dalam kayu lapis sebesar

2,57o men:urtt volume kayu lapis.

2. "Particle board" yang diproduksi terdiri dari 857o jenis interior, LSVo jenis eksteriordan 0 7o jenis marine (enis ini belum diproduksi di Indonesia). Kandungan resin

perekat dalam particle board sebesar 8,5 Vo berdasarkan volume.

Dengan menggunakan data produksi kayu lapis dan particle board tahun 1985

sebesar 4,5 juta m3, maka masing-masing bah4n perekat yang dipergunakan adalah

sebagai berikut:

Page 139: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

118

1. Resin urea formaldehida sebesar 80.625 ton.2. Resin melamin formaldehida sebesar 13.500 ton.3. Resin fenol formaldehida sebesar 3.375 ton.

4.1.5 Penggunaan dalam Industri Bahan Baku Cat (Coating Industry)

Beberapa jenis bahan baku cat yang telah dihasilkan di dalam negeri antara lainadalah jenis polivinil asetat (polyvynil acetate atau PAC), resin alkida (alkyd resin), resinpoliakrilat (polyacrylic resin atau epoxy resin) dan poliuretan.

Hasil produksi industri bahan baku cat dijual kepada para produsen cat yang hasilproduksinya dimanfaatkan untuk berbagai industri seperti industri kendaraan bermotor,produksi ala!-alat rumah tangga seperti lemari es, kipas angin, cat untuk keperluan rumahtangga dan lain-lain.

Di Indonesia terdapat sekitar 10 pabrik cat ukuran sedang sampai ukuran besar.

Selain itu juga terdapat sejumlah organisasi./ perusahaan lebih kecil mulai dari produsenindustri rumah tangga, sampai produsen pabrik kecil. Pemakaian cat yang paling besar

adalah untuk dekorasi.Cat jenis ini yang menggunakan solvent sebagai pelarut didominasi oleh "oil

modified alkyds", sedangkan yang menggunakan air untuk pelarut seperti halnya dengan

"cat latex", didominasi oleh emulsi polivinil asetat. Untuk cat jenis "heavy duty" seringdigunakan poliuretan yang penggunaannya relatif masih kecil, sedangkan anti karatkebanyakan menggunakan "epoxy resin". Pembahasan berikut akan terbatas pada:

1. "Alkyd resin",2. "Epoxy resin",3. Poliuretan,4. PAC.

Berdasarkan data yang diperoleh, konsumsi keempat bahan cat tersebut dalamtahun 1981 adalah sebagai berikut:

1. "Oil modified alkyd resin" sekitar 10.000 ton per tahun, yang sebahagian besar

diproduksi dalam negeri walaupun hampir seluruh bahan bakunya diimpor.Perusahaan-perusahaan yang membuat resin tersebut adalah PT. Raung Nusa

Chemicals, PT. Pardic Jaya dan ICI Paints Ltd. Kenaikan kebutuhan cat jenis iniselama ini rata-rata sekitar 10 7o per-tahun.

2. "Epoxy resin" sekitar 10.000 ton per-tahun yang seluruh bahan bakunya diimpor.Perusahaan catyangmenggunakan resin ini adalah PT. Hempelindo, Nippon Paint dan

PT. Pacific Paint.Disamping sebagai bahan cat, anti karat (primers) untuk otomotif dan bahan

konstruksi lainnya, epoxy resin juga digunakan sebagai "decorative laminates",sebagai bahan perekat spesial dengan daya rekat yang sangat tinggi dan untukkeperluan militer. Kenaikan kebutuhan jenis cat inirata-rata sebesar 107o per-tahun.

3. Poliuretan digunakan untuk "heavy duty" dengan konsumsi sekitar 2000 ton per-

Page 140: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

tt9

tahun. Di masa depan, kebutuhannya diperkirakan akan sama dengan kenaikankebutuhanjenis cat lainnya yaitu sebesar l0%o per tahun.

4. PAC digunakan untuk cat latex dan bahan perekat dengan konsumsi sekitar 35.000 tonper tahun yang seluruh bahan bakunya masih diimpor. Laju kenaikan konsumsinya per

tahun diperkirakan akan sama dengan konsumsi kenaikan bahan cat lainnya secara

keseluruhan yaitu sebesar I0Vo per tahun.

4.1.6 Penggunaan dalam fnaustri Deterjen

Meningkatnya pemakaian deterjen di dalam negeri telah mendorong produksi dan

pemakaian bahan deterjen seperti alkil benzena, alkil benzen sulfonat (ABS), selulosakarboksi metil (carboxy methyl cellulose atau CMC).

Di samping 4 perusahaan besar dewasa ini, industri deterjen di lndonesia sebagian

besar merupakan industri rumah tangga yang menggunakan 61.000 ABS ton/tahun.Dengan asumsi setiap ton pemakaian ABS akan menghasilkan 5 ton deteden, makaproduksi deterjen pada tahun 1985 diperkirakan sebesar 305.000 ton.

Dari 4 perusahaan terbesar penghasil bahan deterjen ABS tersebut, 2 perusahaan

yang membuat deterjen bubuk (powder) adalah PT. Unilever Indonesia (dengan merekRINSO) dan PT. Dino Indonesia (dengan merek DINO), sedangkan perusahaan lainnyamenghasilkan deterjen dalam bentuk cream/pasta. Berpedoman pada data DepartemenPerindustrian selama tiga tahun terakhir, maka laju pertumbuhan konsumsi deterjensecara keseluruhan di Indonesia untul: masa depan rata-rata naik sebesar l0%o per tahun.

Dengan beroperasinya Pabrik Pusat Aromatik PERTAMINA di Cilacap dan PabrikPusat Olefin CANDRA ASRI di Merak, maka produksi benzena untuk menghasilkanbahan baku deteden alkil benzena atau alkil benzen sulfonat sudah dapat dilaksanakan didalam negeri.

4.I.7 Penggunaan dalam Industri Elastomer

Bahan elastomer (karet sintetik, seperti butadiena, isobutan), merupakan salah satu

hasil industri petrokimia hilir yang penting namun belum berkembang di Indonesia.Di dalam negeri, dengan semakin berkembangnya industri ban kendaraan bermotor

dan industri karet lainnya yang praktis lebih banyak menggunakan karet sintetik dari pada

karet alam, maka kebutuhan akan karet sintetik akan terus meningkat.Karet sintetik yang dipergunakan terdiri dari jenis SBR + 807o (untuk produksi ban

luar) dan dari jenis karet butil + 20Vo (untuk produksi ban dalam).Berbagai jenis polimer dan kopolimer karet sintetik yang dipakai dan yang masih

diimpor dapat dirinci sebagai berikut:

l. Sis-l,4-poli isoprena (cis-1,4-polyisoprene atau IR)Sis-l,4-poli isoprena secara kimia identik dengan karet alam dan penggunaannyaterutama untuk ban kendaraan bermotor, serta untuk barang-barang jadi seperti sepatu

Page 141: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

2.

J.

4.

5.

6.

7.

8.

120

peredam getaran mesin, karet penghapus, selang dan lain-lain.

Karet Polibutadiena (polybutadiene rubber atau BR)Karet sintetik BR terutama dipakai untuk telapak ban, karena sifatnya sangat baikmenahan abrasi dan terhadap temperatur tinggi dan rendah serta sangat kuat. Jugabanyak digunakan sebagai campuran bahan plastik polistirena (PS) untuk memperoleh"high-impact-polystyrene". Selain itu juga dipakai untuk selang, "sealant", bola-golf,insulasi karet dan lain-lain.

Karet Stiren Butadiena (styrene butadiene rubber atau SBR)SBR bersifat "general purpose" dan terutama banyak digunakan untuk ban karenasifat-sifatnya lebih baik dari karet alam. Juga digunakan untuk keperluan otomotif,mesin-mesin, latex dan lainlain.

Karet Nitril (nitrile rubber atau NBR)Karena sifatnya yang tahan minyak dan bahan kimia, maka NBR terutama banyakdipakai untuk oil seal, pelapis tanki-tanki, selang bensin, gasket, sepatu keselamatan,"printing rolls" dan lain-lain. selain itu, latex NBR digunakan untuk impregnasikertas, "tieatment" kulit dan tekstil serta bahan adhesif.

Karet Butil (butyl rubber atau BR)BR memiliki sifat "air-retention" yang sangat baik, sehingga karet ini terutamadigunakan untuk ban "tubeless" ban dalam dan produk-produk ban pada umunmya.Juga digunakan untuk "sealant", pelapis silo, reservoir, dll.

Karet Neoprena (neoprene rubber atau CR)Karena tahan terhadap "ozone" dan iklim, tahan terhadap minyak dan abrasi bersifatliat serta kuat, maka banyak digunakan untuk "belts", "conveyor", selang, selubungkabel, sealant adhesif, coating, dll.

Karet Etilen Propilena (ethylene propylene rubber atau EPR) dan Karet TerpolimerEtilen Propilena (ethylene propylene terpolymer rubber atau EPT) atau monomeretilen propilen diena (ethylene propylene diene monomer atau EPDM)Karet jenis ini telah mulai dikenal juga sebagai "general purpose", bersifat tahanterhadap abrasi, ozone, oksidasi, peroksida dan terutama digunakan untuk ban sepeda,suku cadang otomotif, dan lainJain yang menyerupai karet neoprena dan nitril.

Karet Sintetik LainDi samping jenis karet sintetik di atas, masih ada jenis-jenis karet sintetik lain sepertikaret silikon (silicone rubber), elastomer polisulfida (polysulphide elastomer) dankaret flourokarbon (flourocarbon rubber) yang sangat sedikit jumlahnya ataukemungkinan belum dipakai di Indonesia.

Page 142: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t2r

4.1.8 Penggunaan dalam Industri Kimia, Khusus Industri Zat Pewarna atauDyestuffIndustry

Beberapa jenis industri petrokimia hilir yang dapat dikategorikan sebagai Industri

Kimia Khusus yang sudah mulai berkembang adalah industri zatpewama atau dyestuff

seperti phthalic anhydride (bahan pewarna untuk industri tekstil), dan "carbonblack"(bahan pewarna dan campuran untuk ban kendaraan). Bahan untuk industi zat pewarna

tersebut kebanyakan masih diimpor.Di samping phthalic anhydride (bahan pewarna untuk tekstil), juga digunakan resin

untuk tekstil jenis amino resin (yaitu urea formaldehida dan melamin formaldehida), yang

berfungsi sebagai "crease proofing chemicals", terutama untuk jenis tekstil katun agar

tidak kusut dan melipat. Dengan digunakannya amino resin ini, maka tekstil katun dapat

bertahan statusnya menghadapi persaingan yang berat dari serat sintetik yang

mempergunakan resin anhidrida ftalat. Kandungan resin untuk tekstil katun sekitar 4-57o

dari berat serat katun.Penggunaan amino resin terbatas pada bahan-bahan yang berwarna. Karena

ketahanannya terhadap klorida sangat rendah, maka warnanya dapat berubah menjadikekuning-kuningan. Di Indonesia terdapat 2 perusahaan yang membuat amino resin

khusus untuk tekstil, yaitu PT. Pulosynthetics (di Jakarta) dan PT. Dumaco (di Bandung)

yang dalam tahun 1985 memerlukan 4.500 ton resin urea formaldehida dan 1.000 ton

resin melamin formaidehida.

4.2 II\DUSTRI PEMROSBSAN PLASTIK

Industri pemrosesan plastik menggunakan bahan polimer sebagai bahan baku.

Kualitas suatu produk jadi plastik, tergantung dari segi penampilan permukaannya.

Kualitas ini akan sangat menurun bila terdapat kerusakan atau cacat pada strukturproduknya akibat timbulnya "anisotropi" pada waktu pemosesan karena terjadipenyimpangan dari sifat-sifat plastiknya itu sendiri dan tidak stabil alirannya pada saat

dipanaskan.

4.2.1 Prosedur untuk Mendapatkan Produk Jadi Plastik yang Berkualitas Tinggi

Untuk mendapatkan produk jadi plastik yang berkualitas tinggi, maka di dalam

pemrosesannya perlu ditambahkan bahan aditif ke dalam bahan baku. Aditif ini seringjuga disebut sebagai "ingredient" atau bahan pencampur.

Da{am bentuk aslinya, tidak banyak resin plastik yang dapat digunakan secara

langsung. Oleh karena itu perlu direkayasa bentuk yang lebih baru yang memilikikarakteristik yang lebih unggul dari bentuk aslinya yaitu dengan menambahkan bahan

aditif ke dalam resin plastik.Bahan aditif untuk resin plastik yang berfungsi menaikkan kualitas produk jadi

plastik sesuai penggunaannya adalah sebagai berikut:

Page 143: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

122

1. "Filler" (bahan pengisi)a) Kanji kayu, serbuk gergajian, bubuk kertas kayu, benang sisaVjute, sellulosa, mika

atau batu mika untuk pembuatan "bulk" dan kontainer besar.

b) Kapas, kertas, atau serat-serat sintetik sebagai penguat yang tahan banting dan

tahan api, pada pembuatan "glass fiber", serat asbestos, serat selulosa.

c) Piknren anorganik, oksida bubuk mineral, logam metalik, grafit, silika atau serbuk

logam, yang berfungsi sebagai pengeras (hardener).

d) Tanah "diatomaceous", oksida keramik, atau silika untuk mengisolasi panas.

e) "Glass fiber", serat sintetik, grafit atau oksida logam untuk meningkatkan daya

tahan terhadap zat kimia.

0 Pikmen, zat pewarna, carbon black, bubuk metal, atau mineral yang berfosforesensi

untuk pajangan atau dekorasi.

2. "Plasticizer"Untuk membuat bahan plastik menjadi lebih elastis, penampilannya lebih menarik dan

sifat-sifat alirannya dalam keadaan mendidih dapat dikendalikan, maka ke dalam resin

plastik perlu ditambahkan lagi bahan "plasticizer".Tanpa penambahan bahan

plasticizer ini, maka bahan resin plastik tidak akan dapat dibuat menjadi produk jadidalam bentuk seperti pipa, tabung, botol, lembaran atau film.Bahan "plasticizer" yang banyak digunakan adalah dioktil ftalat (dioctyl phthalate),

diheksil sebakat (dihexyl sebacate), dilauril adipat (dilauryl adipate), diamil maleat

(diamyl maleate), 2-etil heksil suksinat (2-ethyl hexyl succinate), asetil tributil sitrat(acetyl tributyl citrate), dibutil fenil fosfat (dibutyl phenyl phosphate) dan butoksi etilstearat (butoxy ethyl stearate) yang pada umumnya dibuat dari senyawa "ester" dan

"amide".

3. "Colorant" (bahan pewarna)Bahan pewarna yang sring digunakan adalah pikmen (pigment), zatpewarna dan lain-lain.

4. "Miscellaneous" (bahan penolong lainnya)Yang termasuk kelompok ini adalah "stabilizer", "inhibitor", "hardener", katalis dan

lain-lain.

4.2.2 Proses yang Digunakan dalam Industri Plastik untuk MeningkatkanKualitas

Pemrosesan plastik ("processing of plastics") berfungsi untuk mengkonversikan

atau mentranformasikan berbagai bentuk bahan dasar plastik dari bentuk bubuk, butir-butir, kristal padat atau kristal cair menjadi bentuk akhir berupa produk jadi sesuai

permintaan pasar.

Prinsip dasar/cara kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Resin plastik yang sudah diramu dengan bahan pencampur seperti tersebut di atas

dipanaskan.

Page 144: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

123

2. Plastik yang sudah mencair atau yang sudah lunak ditekan dengan menggunakanmesin (seperti: mesin-mesin "roll", "die", "mold", "extruder", "blower", dll.) menjadibentuk yang diinginkan.

3. Barang plastik yang sudah memiliki bentuk yang diinginkan, tetapi masih panas danlunak, perlu dikeraskan atau dipadatkan lagi dengan cara "polimerisasi lebih lanjut"yang disebut "cure stage" guna meningkatkan mutu untuk mememuhi "thermoplasticmaterial standard" sebelum dipasarkan.

Ada beberapa metode atau proses untuk mengkonversikan atau mentransfor-masikan bentuk bahan baku plastik menjadi plastik dalam bentuk produk jadi, yaitudengan proses:. "Extrusion". "Injection Molding". "Blow Molding". "Calendering". "Casting". "Laminating". "Compression Molding". "Jet Molding". "Post Forming". "Shell Molding". "Sheet Forming". "Slush Molding". "Transfer Molding" dan. "VacuumForming"

Dari seluruh proses konversiltransformasi plastik tersebut di atas, tidak semuanyadapat dijelaskan di sini. Hanya proses yang terpenting dan yang lazim digunakan diIndonesia akan dibahas di sini, yaitu proses "extrusion", "injection molding", "blowmolding" dan "calendering".

4.2.2. l "Extrusion process"/proses ekstrusi

Bahan baku plastik dapat dibuat menjadi produkjadi dalam bentuk yang panjang,dalam potongan-potongan yang memanjang dan melingkar untuk berbagai-bagaikeperluan, seperti pipa plastik air, plastik batangan, benang filamen, plastik lembaran danberbagai bentuk arsitektur barang plastik yang dikehendaki, dapat dibuat dengan prosesekstrusi. (lihat Gamb ar IY -2).

Biasanya tahap permulaan proses ekstrusi dijalankan dengan cara pengeringanyang disebut "dry extrusion", di.mana "feed" berupa bahan baku plastik berbentuk bubukdimasukan ke dalam "extruder" untuk dikeringkan dan selanjutnya didinginkan.Selanjutnya plastik lunak yang sudah dicampur dengan bahan pencampur dimasukan kedalam mesin cetak (molding) untuk penyelesaian lebih lanjut. Ada 3 jenis proses ekstrusiyaitu:

Page 145: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

l.

2.

-r.

t24

Proses ekstrusi sederhana yang disebut juga sebagai "direct extrusion" atau"extrusion-line". Bagan instalasi dengan cara ekstrusi ini dapat dilihat pada GambarIV-3. Instalasi ini terdiri dari "extruder-die", "vacuum calibrator/polishing rolls","hauloff rolls/conveyor-pull rolls", "cutter/saw atau shear" yang tersusun dalam satu

garis lurus (online).

Proses ekstrusi dengan proses lanjut yang disebut juga sebagai "semi positiveextrusion". Gambar proses ekstrusi ini dapat dilihat pada Gambar fV4. Yang perludikontrol adalah "forming die" atau proses pembentukan material pada "die".Pencetakan (molding) baru bisa dilakukan sesudah material atau hasilnya keluar dari"extruder". Dalam tahapan proses ini, pencetakan/ molding belum bisa dilakukan.

Proses ekstrusi pencetakan yang disebut juga sebagai "positive extrusion" atau"extrusion molding". Proses ini merupakan lanjutan proses di atas. Dalam tahap inimaterial sudah boleh dicetak (lihat Gambar IV-5). Dalam proses ini semua permukaan

alat dilengkapi dengan sebuah alat cetak (mold) yang secara otomatis mencetakmaterial yang keluar dari mesin "extruder".

Contoh flow diagram pembuatan dengan proses ekstrusi.a) Proses pembuatan pipa plastik PVC

Raw material [-l Measuring -+lBlending/I\4ixinp Extruding

+rx

Cuttine HlnspectionH Markine Packins

Crushingand recycle

Product

b) Proses pembuatan plastik pembungkus kawat listrik dengan PVC

DiameterController

Page 146: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t25

c) Proses pembuatan monofilament/benang plastik

4.2.2.2 Proses Injection Molding

1. Pada pemrosesan plastik yang menggunakan bahan baku yang baru meleleh padatemperatur tinggi dan sukar mengalir, maka proses ekstrusi biasa tidak dapatdipergunakan. Untuk mengatasi masalah ini suatu cara baru telah dikembangkan yaituproses "injection molding". Ban plastik merupakan contoh produk yang dibuat denganproses injection molding (lihat Gambar IV-6).

2. Proses injection molding secara luas dipakai untuk menghasilkan materialtermoplastik yang kuat dan tahan panas, seperti ban plastik yang tahan terhadap panas.Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut (lihat GambarIY-7):a) Bahan baku plastik yang masih berbentuk bubuk atau berbentuk butir-butir

diumpankan secara perlahan-lahan ke dalam "hopper", kemudian dimasukkan kedalam "cylinder pemanas".

b) Apabila bahannya sudah meleleh, maka dengan bantuan alat penyedot udara yangdisebut "plunger" dilewatkan melalui "nozzle" yang terbuka, akhirnya dimasukanke dalam lobang alat pencetak (mold) untuk dicetak.Jadi prinsip kerjanya sama dengan pasta gigi, yaitu dengan cara menekan, pastagigi dapat masuk atau keluar tabung. Sesudah alat pencetaknya terisi, materialplastik panas disedot dengan alat penyedot untuk didinginkan (chilling) supayabahan plastiknya menjadi lebih padat dan kemudian dimasukkan ke dalam lubangalat pencetak untuk diberi bentuk yang dikehendaki.

3. Bagan alir proses injection molding adalah sebagai berikut:a) Proses pembuatan 'busa plastik' dengan injection molding

Pellet/Rawmaterial

Stretchingroll unit-l

Page 147: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t26

b) Proses pembuatan alat-alat fitting dengan injection molding

Material/carry i11

4.2.2.3 Proses "Blow Molding"

1. "Blow molding" adalah cara pembentukan material termoplastik di dalam suatubentuk cekung berlobang dengan menggunakan tekanan udara dan pemanasan.Prinsip kerjanya sama dengan pada industri gelas dan botol yaitu dengan carameniupkan udara ke dalam bahannya dan setelah melalui proses yang lebih lanjut akandidapat hasilnya berupa botol atau gelas. Botol plastik yang dihasrlkan melalui prosesini dapat dilihat pada Gambar IV-S.

2. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:a) Bahan plastik lunak yang sudah mendidih yang berbentuk ballon tipis ditiupkan ke

dalam alat "blowing". Proses ini dikerjakan di luar pintu masuk alat pencetak(mold).

b) Kemudian bahan plastik panas dialirkan ke dalam alat pendingin udara untukdidiginkan (chilling) dan hasilnya dipadatkan. Untuk lebih jelasnya, proses inidapat dilihat pada Gambar IV-S, IV-9 dan IV-11.

3. Diagram alir pembuatan botol plastik PVC dengan proses "blow molding" adalahsebagai berikut:

SurfaceFinishing(Coating)

Injectionmolding

Pigment Blending

Blending/Mixing Extruding

Injectionmolding

lnspection Finishing Palleting

Page 148: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Materialblending

Extrusion

t27

4.2.2.4 Proses "Calendering"

1. "Calendering" adalah cara untuk menghasilkan barang-barang plastik dalam bentuk

film dan lembaran (plastic sheet) dengan menggunakan alat pemanas dan alat

penggulung yang dapat berputar-putar.

2. Proses ini secara terbatas dipakai untuk bahan termoplastik guna mengubahnya

menjadi lembaran-lembaran/film-film plastik secara terus menerus dan untuk

membungkus (coating) tekstil, kertas atau barang-barang pendukung lainnya. Untukjelasnya proses ini dapat dilihat pada Gambar IV-10 dan IV-12. Tampak bahwa bahan

plastik dilunakkan dengan pemanas dan kemudian dilewatkan antara sederetan

pasangan gulungan (roll) yang berputar, sehingga didapat lembaran-lembaran/film-

film plastik dengan ketebalan tertentu sesuai dengan yang diinginkan.

3. Berikut adalah contoh diagram alir pembuatan lembaran plastik dengan proses

"calendering".

a) Proses pembuatan lembaran (sheet) plastik PVC

./j'!

x)Blending& mixing

Materialcarry in

Packing

Cutter Stacker

Page 149: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r28

b) Proses pembuatan atap asbes plastik pVC

x)

Y)

Benburvmixer

IngredientMaterial

Calenderroll No.3

Page 150: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Itr ._---

-r--

NIL

ON

IE IHI

PO

LIE

ST

ER

FIL

AM

EN

(B

EN

AN

G)

----

---l-

-R

AY

ON

I

-

ItiI

RA

YO

N +

AK

RIL

IK

r---

----

----

----

-IE

I

Sum

ber:

Dit.

Jeh

Ane

ka l

ndus

tri

SE

RA

I (P

EN

DE

K)

t: t: l+ -

KA

PA

S

KO

NP

EK

SI

/ P

AK

AIA

N J

AD

I

PA

KA

IAN

JA

DI

DA

I-A

l\.ll

I IM

PO

RN

EG

ER

I

N)

Gam

bar IV

-l. B

agan

ind

ustr

i tek

stil

Indo

nesi

a

Page 151: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

130

Gambar IV-2. Pipa-pipa plastik yang dilapisi plat krom plastik hasil proses ekstrusi

Page 152: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r-t

9,,

oq

o@

o

(D

3

F)

7!'

ID

(Ia

ooc0c

x- !)

o

GX

o

IgI

Page 153: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

EX

TR

UD

ER

B

AR

RE

LT

AC

HO

ME

TE

RD

RIV

EH

YD

RA

ULI

C

MO

TO

R

ST

AN

DA

RD

EX

I-R

UD

ER

H

EA

DE

XT

RU

DE

R

SC

RE

EW

SC

RE

EW

D

RIV

ES

YS

TE

M

.-*T

HR

US

TB

EA

RIN

G

HY

DR

AU

LIC

IN

JEC

TIO

NA

IR L

IFT

FO

R S

CR

EW

RE

MO

VA

LC

YLI

ND

ER

S

INJE

CT

ION

CH

AM

BE

R

NO

N-R

ET

UR

NF

LOW

VA

LVE

AS

SE

MB

LY

PU

LL-I

N C

YLI

ND

ER

u) N)

Gam

bar

IV-4

. A

lat

pcm

buat

ba

rang

pla

stik

den

gan

pros

es c

kstr

usi

lanj

ut

Page 154: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

IJJ

MOLOING POWOER

HEATING UNtT

MECHANICAL SREW

- STRAINER

I o''

EXTRUDED PLASTIC

II

Gambar IV-S. Diagram pembuatan barang plastik dengan proses pcncetakan (extrusion molding process)

Gambar IV-6. Ban karet tennoplastik hasil proses "injection molding"

Page 155: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

134

GUIDE PIN

I\4OLDED PIECE

GATE

RUNNER

SPRUE

I\,lOLDING POWDER

EJECTOR PLATE

EJECTOR ROD

SPRUE LOCK PIN

EJECTOR PINNOZLEORIFICE

COOLING CHANNEL COLD SLUG WELL

Gambar IV-7. Alat pembuat barang plastik dengan "injection molding"

Gambar IV-8. Contoh botol-botol plastik yang dibuat dengan proses "blow molding"

Page 156: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t35

EXTRUDED PARISON-MOLD OPEN

MOLD CLOSED & FINISHED BOTTLEBOTTLE BLOWN REMOVED FROM MOLD

Gamtrar IV-9. Cara kerja proses "blow molding"

PLASTIC

TAKE OFFROLL

SHEETINGROLLER CALENDERING

Gambar IV-10. Bagan proses "calendering"

Page 157: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

136

Position I

Position ll

EQUa

Position lll

Gambar IV-1L, Juga cara kerja proses "b1ow molding"

Page 158: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t37

PLASTICS MASS (BANK)

STRIPPER ROLL SECTION

Gambar IY-12. Tiga tipe instalasi "calendering process"

Page 159: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

138

4.3 REKAYASAA,IANUFAKTUR PRODUK DASAR MENJADI PRODUK JADI

1. Dunia pendidikan tuntut mutu SDM (Sumber Daya Manusia) dan dunia kerja tuntutketerampilan dan profesionalisme. Kondisi pendidikan politeknik rekayasa./manu-faktur di Indonesia masih ketinggalan dibandingkan dengan negara-negara tetangga.Pendidikan tersebut di Indonesia hanya sampai tahap pengembangan SDM dalamtingkat merakit, bukannya merancang sampai memproduksi berbagai jenis peralatanindustri. Padahal, pasar industri di Indonesia termasuk 10 besar di Asia. Untukmenopang permasalahan-permasalahan tersebut dalam dunia perminyakan, makaMuseum Minyak dan Gas Bumi "Graha Widya Patra" yang terletak dalam TamanMini Indonesia Indah, merupakan Museum Ilmu Pengetahuan dan Keterampilandalam Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia (lihat pada Gambar IV-13 s/dIV-18). Museum ini yang merupakan tujuan wisata sekaligus sebagai wahanapendidikan, telah ditata sedemikian rupa agar dapat dinikmati dan enak ditonton olehpengunjungnya. Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut, maka "Graha WidyaPatra" harus dilengkapi dengan peraqaan tentang "keajaiban ilmu pengetahuan minyakdan gas bumi" ("the wonder of petroleum sciences") yang menarik, serta khasanahpustaka yang enak dibaca oleh pengunjungnya.

2. Penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata seorang pengunjung museum akanmeluangkan watunya tidak lebih dari l-2 menit untuk mengamati sebuah "bendakoleksi" yang diperagakan. Nerasi antara label yang panjang-panjang saat inicenderung diabaikan oleh pengunjurg, sehingga banyak museum mulai menggan-tikannya dengan sekedar judul atau "headlines". Untuk memenuhi kebutuhanpengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak tentang sesuatu benda koleksi, makajudul tersebut dilengkapi dengan penjelasan yang lebih rinci dalam bentuk "leaflet"atau langsung dibawahnya berupa label/narasi.

3. Cara lain terutama bagi mereka yang melakukan "penelitian" atau menyusun "karyatulis ilmiah populer" seperti bagi para siswa SMU atau para Mahasiswa yang sedangmelanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi yang ingin mengetahui "bendakoleksi" apa lagi kalau sesuatu benda koleksi tersebut berupa "produk jadipetrokimia" (seperti pipa paralon PVC, busa plastiVjok mobil PUR dan lain-lain),maka untuk mempermudah para pembaca./para pengunjung museum mengikuti "hasilpenelitiannya/isi cerita ilmiahnya" dalam merancang atau merekayasa/pabrikasiproduk jadi petrokimia tersebut, perlu dipandu/dipertunjukkan dengan foto-foto nyata(seperti pada Gambar IV-19 dan Gambar N-zO terlampir), serta dengan tambahanpenjelasan-penjelasan yang merupakan "suatu jalan cerita hidup yang disusunsedemikian rupa" dengan 'Jawaban-jawaban yang ilmiah" serta dengan "susunanpertanyaan-pertanyaannya" sebagai berikut: "Siapakah AKU"? "AK(J" berasal dariminyak dan gas bumi! Bagaimana caranya "AKIJ" diolah atau "direkayasa menjadibahan "produk jadi petrokimia" yang sangat berguna untuk kehidupan manusiamodern di dunia pada dewasa ini, dapat kita ikuti pada 2 (dua) macam contoh

Page 160: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

139

rekayasa produk jadi petrokimia tersebut, yaitu (1) pipa paralon PVC dan (2) busa

plastik/jok mobil PUR berikut ini:

4.3.1 Rekayasa/lVlanufaktur Produk Jadi Pipa PVC:

Siapakah AKU ?

(1) Fungsi dan kegunaanKu adalah untuk mengalirkan air dan gas bagi kesejahteraan

umat manusia melalui produksi pipa-pipaKu yang berkwalitas tinggi. Oleh karena

itu, siapakah Aku dan dari manakah asalKu ?Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, kawan-kawan "AKIJ" adalah pipa PVC,ingin berceritera bagaimana asal mula Aku dibuat atau direkayasa dari minyak dan

gas bumi yang semula bentukKu berbentuk cairan atau gas, setelah diolah atau

direkayasa Aku menjadi zat padat berbentuk pipa-pipa yang dapat digunakan untukmengalirkan air dan gas. Kawan-kawan untuk keterangan lebih terperinci, ikutilahcerita berikut ini. Karena Aku berasal dari minyak dan gas bumi, maka Aku juga

adalah produk petrokimia. Aku terbentuk dari 2 (dua) unsur atau 2 (dua) senyawa

kimia, yaitu dari senyawa hydrokarbon {gas ethylene (CzFI+)} dan senyawa Chloride(Cl2), sehingga setelah berpolymerisasi, Aku mempunyai rumus kimia: [CH2 =CHCll". Aku merupakan produk homopolimer dari monomer vinyl chloride (VCM),yang semula berupa butiran atau serbuk berwarna putih yang selanjutnya disebut

PVC resin. Aku mempunyai sifat-sifat yang istimewa, yaitu tahan terhadapperbedaan cuaca, kelembaban dan terhadap pengaruh berbagai jenis asam lemak,jamur, mudah dicampur dan diwarnai dengan bahan kimia lain serta dapat dibentukmenjadi kaku (rigid) yang keras, sehingga aplikasiKu sangat bagus ddadikan pipa-pipa air minum dan gas diperkotaan.

(2) Pabrikasi dan rekayasaKu:Selanjutnya kawan-kawan ikutilah ceritaKu berikut ini:Proses pembuatanKnada4 tingkatan atau4 tahap, yaitu:

Tahap-l: yaitu proses pembuatan bahan bakuKu olefin (berupa gas ethylene) daripengolahan minyak (minyak naphta) atau dari gas bumi (gas ethane),

dengan proses perengkahan katalitik (proses catalytic cracking), yang

dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

minyak (naptha)

atau gas bumi (gas etahane)

Kondisi unitKu beroperasi pada:

1. Suhu(t)2. Tekanan(p)3. Katalist (kat.)

= 370-400'= 10-25atm= Pt (platina)

Page 161: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r40

Setelah proses perengkahan, reaksi-reaksisebagai berikut:

cracking2C2H6- 2C2Ho + 2Ht

I

C2Ho + 2H2 (Hydrogenasi) - 2CH4

kimia atas pembentukKu adalah

crackins2C2H6

-r-*

C2H4 + 2CH4+T++(gas ethane) (gas ethylene) (gas mbthane)

Yang selanjutnya, gas ethylene hasil proses perengkahanKu inilah yang dipakaisebagai bahan baku pembuatanKu untuk tahap-tahap berikutnya.

Tahap-Z: yaitu proses pembuatan bahan bakuKu vinyl cholorida monumer (vcM)dari gas ethylene dan gas chloride, dengan proses dehydrochlorinasi danproses perengkahan (cracking) yang dapat digambarkan dalam prosesdiagram sebagai berikut:

gas ethylele ( CzHr )

gas chloride ( oClz ) t

HCI

- Kondisi operasi dan reaksi-reaksi kimia yang terjadi dengan tahapanproses pembentukanKu sebagai berikut:1. Reaksi dehydrochlorinasi atau reaksi langsung gas ethylene (CztI+)

dengan choloride (Clr) untuk pembentukan EDC (ethylenedichloride).

CzHq + Cl2

-I-----D, CH2CICH2CI

I

2. Reaksi pembentukan monumerKu VCM (vinyl chloride monomer)dengan reaksi pemecahan (cracking) terhadap EDC pada suhutinggi (+ 300'C) yang dilakukan pada cracking unit.

cH2cl - cH2cl crTk o cH2cHCl + HCl'tt:3000c(EDC) (vcM)

EDC (ethylene dichlorida)

Page 162: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t4l

Selanjutnya VCM hasil proses cracking inilah yang dipakai sebagai

bahan baku untuk tahap-3 pembentukanKu berikut ini:

Tahap-3: yaitu proses pembentukanKu dari VCM berbentuk cairan kental menjadiberbentuk resin yang padat dan rapuh (PVC resin) yaitu dengan proses

polymerisasi massa dalam keadaan kering (tanpa adanya air), yang dapat

digambarkan dalam proses diagram sebagai berikut:

VCM VCMlnitiator

( Hzoz ) ( Hzoz )

VCM

PVC

PVC resin

Reaksi polymerisasi pembentukanKu adalah sebagai berikut:

n.CH2:CH-Cl frr:CH .+Ir-(vcM) I (PVC)

Proses polymerisasi massa ini dilakukan tanpa adanya air (HzO)

sebagai pelarut. Jadi pada permulaan reaksi harus ditambahkan zat

organik aktif sebagai zat aktif "pemrakarsa atau initiator" berupa zatperoxyde (HzOz) berbentuk bubuVkristal. Penambahan bahan bakuinitiator dilakukan dalam 2 reaktor polymerisasi (2 tahap reaksipolymerisasi) dengan kinerja atau konversi sebagai berikut: tahap-lpolimerisasi pada reaktor-1 yang bekerja pada suhu 75"C mengubahVCM menjadi PVC sebesar 7-107o, kemudian setelah dialirkan dan

daur-ulang kedalam reaktor-Z yang juga beroperasi pada suhu 75'Cdapat mengubah VCM menjadi PVC sebesar 85-90Vo. Pada akhirproses pembentukanKu sebagai PVC resin berbentuk kering, didapathasil dengan kwalifikasiKu sebagai berikut:- (Jkuran partikelKu antara 2-10 u (2-10 mikron) dengan kejernihan

yang sangat baik.- Derazat polimerisasi (KV) sebesar 600-1300 dan derajat tempe-

ratur mencair (melting point) untuk polymer agar dapat masukmengalir kedalam mesin extrusionn line untuk dibentuk atau

dicetak menjadi pipa ("extrudate temperature needed to extrude")sebesar 185-195'C.

Polimerisasi - 2

Page 163: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

142

- Spesifikasi gravity/bulk desinty sebesar 0,6 - 0,61 grtctf - Untuktahap selanjutnya Aku dibentuk bukan lagi berdasarkan proseskimia (teknologi kimia) melainkan dibentuk dengan teknologi yanglebih canggih lagi yaitu dengan teknologi pemrosesan plastik-plastik ("plastics processing") seperti dijelaskan berikut ini:

Tahap4: Proses pembuatan dan pembentukanKu berupa pipa PVC dari bahanbakuKu berupa PVC resin, yaitu dengan teknologi pemrosesan plastik-plastik ("plastics processing") terutama dengan proses "ekstrusi line"(proses pencetakan plastik-plastik), dapat digambarkan pada prosesdiagramKu sebagai berikut:

- Sebelum Aku dibentuk menjadi bentuk pipa-pipa pada mesin pencetak(pada mesin "Die" yang terletak didalam "Unit Extrusion line", terlebihdahulu Aku diramu atau dicampurkan dengan bahan-bahantambahan/additif pada Unit pencampur (blending). Penambahan additifini sangat berguna untuk menambah daya tahan dan daya saingKuterhadap dunia luar. Adapun bahan-bahan ramuan/additif yangditambahkan atau yang dicampurkan kepadaKu terdiri dari:

(1) 3 PbO.PbSO+.HzO (- hydrous tri basic lead sulfate) adalah bubuk logamberwarna putih yang berfungsi untuk menjaga ketahananKu terhadappanas bersuhu tinggi.

Mesin Pencampur

Blending Extrusion line

Mesin Penghancur

Recycling

Mesin Penghancur

Recycling

Page 164: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t43

(2) Ca (CrsHlsOz)z (= calcium stearate) adalah bubuk semen berwarna putih

yang berfungsi untuk menambah ketahanan/daya tahanKu

(3) Wax atau lilin: bubuk kristal-kristal putih yang juga menambah daya

tahan dan untuk mengkilatkan Aku supaya licin.(4) Carbon black (C): bubuk berwarna hitam yang berfungsi sebagai cat

pewarna dan juga menambah daya tahanKu.(5) TiOz (= titanium oksida), bubuk logam berwarna antara hitam dan putih

yang berfungsi sebagai cat pigmen dan juga untuk mengeraskan/

menambah daya tahanKu.

- Setelah Aku dengan ramuanKu bercampur sempurna, kemudian dipa-

naskan/dilelehkan pada pipa pemanas yang bekerja pada suhu dan

tekanan tinggi (pada suhu 185 - 195'C dan tekanan sebesar 2N - 210

kglcrr{-), kemudian dalam keadaan meleleh Aku mengalir dan masuk

kedalam "Unit Extrusion line" yang didalamnya ada mesin "Die" (mesin

pencetak) untuk mencetak dan membuatKu menjadi berbentuk pipa-pipa'

Kemudian pipa-pipa produkKu didinginkan dengan teknik pendinginan

evaporasr udara yang disirkulasikan dengan air pendingin, setelah

mendingin lalu pipa-pipaKu dipotong-potong sesuai dengan standar/

ukuran yang dikehendaki pasaran, kemudian masuk ke gudang

penyimpanan untuk dipasarkan dengan nalRa merek dagangKu: "pipa

PVC".

- selanjutnya kawan-kawan, yang sangat perlu untuk kawan-kawan ketahui

dalam penyusunan penulisan "karya tulis" disekolahnya nanti, adalah

mengenai kwalifikasi/spesifikasiKu sebagai penghasil pipa-pipa PVC,

produksKu harus mengikuti Standar Intemasional yang sudah ditentukan,yaitu harus mengikuti standar ISO/TC-138 dimana produk pipa PVC initelah diuji ketahanannya pada keadaan cuaca (suhu kerja) antara suhu 20-

60.C, didapat hasil pengujian bahwa produk pipa PVC ini dapat bekerja

pada tekanan yang sangat tinggi tanpa mengalami kebocoran atau pecah

dan tahan dipakai terus menerus (umur pipa) selama 50 tahun, dengan

kwalifikasi yang dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Ukuran Pipa Tekanan Kerja Berat Jenis Pipa (b. j)

Diameter (D) Ketebalan (t)kgcm2 (atm) Specific grafity (s.g)

2,5 -20 cm 0,4 - 0,5 cm I l0 kglcm2 (l l0 atm) 1.30 - r,32

20-60cm 0,6-0,'7 cm lz3kgcnf 023 atm) 1,33 - 1,41

Page 165: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t44

4.3.2 REKAYASAA{ANUFAKTUR PRODUK JADI BUSA PLASTIIVJOKMOBIL PUR:

Siapakah AKU?

(1) Fungsi dan kegunaanKu adalah sebagai alat pengaman berupa bantalan pelindungyang empuk untuk kesejahteraan hidup manusia didalam bertransportasi, melaluiproduksi busa-busa plastikKu yang empuk dan berkualitas tinggi. Oleh karena itusiapakah Aku dan dari manakah asalKu?Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kawan-kawan "AKIJ" adalah "busa plastikPUR (= busa yang fleksibel Polyurethane ) yang empuk, ingin bercerita tentang "asalmula bagaimana Aku dibuat", dimana yang semula bentukKu berbentuk cairan ataugas. Setelah diolah dan direkayasa, Aku menjadi zat padat berbentuk busa-busaplastik yang empuk, yang dapat digunakan sebagai bantalan tempat duduk dalamindustri rumah tangga & transportasi (seperti busa mebel, busa jok mobil, busa jokkapal terbang, dll).Kawan-kawan untuk keterangan yang lebih lanjut, ikutlah ceritaKu berikut ini:karena "AKIJ" berasal dari minyak dan gas bumi, maka "AKU" juga adalah "produkpetrokimia". Aku terbentuk dari 2 (dua) unsur atau 2 (dua) senyawa hydrokarbon,yaitu (terutama) dari senyawa "isocyanate" atau senyawa:

toluene diisocyanate = dan senyawa Polyol = [ HO -R- OH],

sehingga setelah berpolymerisasi jadi busa polyurethane, Aku mempunyai strukturkimia:

l- cn. II n|-ry-coH;I \/ o-R-o +t N-coH _1"

Catatan:R - ikatanalkylhydrokarbonn = sejumlah bilangan/molekul yang berpolimerisasi

(2) Pabrikasi dan rekayasaKu:Selanj utnya Kawan-kawan ikutlah ceritaku berikut:Proses pembuatanku ada 4 tingkatan atau 4 tahapan, yaitu:

Tahap-l: yaitu proses pembuatan bahan utamaKu berupa "Aromatik-BTX (= 3 -benzene, T = toluene, X = xylene), terutama berupa toluene (= CoHs-CH:) dari pengolahan minyak ( naptha ) atau gas bumi (gas kondensat).Dengan melakukan proses "Catalic Reforming" atau proses "Pemben-

r CH, -'r

lO,-*lLNCO J

Page 166: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t45

tukan dengan Katalyst" terhadap minyak naptha atau gas kondensat pada

Unit Reforming, akan dihasilkan "Produk" aromatik BTX (terutama T =tolune yang merupakan bahan baku untuk proses selanjutnya) dan yangdapat digambarkan dalam diagram proses sebagai berikut:

B = benzene (CoHo)

T: toluene (C6Hs-CH3)

X: xylene (C6H5-C2H5)

Kondisi operasi pada Unit Reforming, bekerja pada suhu (t') = 450'-500'C tekanan (p) = 10-30 atm dan menggunakan katalist (kat.)serbuk Pt (=platina), maka pada kondisi operasi seperti tersebut diatasterbentuklah bahan baku-bahan baku Aromatik-BTx dipisahkan satupersatu dari fraksi-fraksinya. Yang untuk selanjutnya, yang perlukawan-kawan kita bahas dalam uraian berikut ini adalah: reaksi-reaksikimia yang terjadi atas pembentukan bahan bakuKu yaitupembentukan toluene (C6H5-CH3) dengan reaksi isomerisasi dari Cz-

Aromatik hydrokarbon sebagai berikut:

H isomensasrHrC- C-CH. ----------------

H,C C-CH.- \ ./tCH2 N

(dimethyl- cyclopentene)

3Hz +

H

HrCl t2\CH,-lt-

H,C C,-CH"-\ ,/"CHz

I

HC.\./CH

lsomensast----------------

llCH,

I

HCzc tcn

CH

ftolr"rr" : C6H5-CH3]

Toluene (= CeHs-CH3) hasil proses pembentukanKu inilah yangdipakai sebagai bahan baku pembentukanKu untuk tahap-Zberikutnya.

Tahap-Z: proses pembuatan bahan baku utamaKu berupa TDI (= toluene di-isocynate) dari "toluene (= CoI{s-CHr)" melalui tahapan proses-proses

Unit Distilasi

atau gas kondensat

Page 167: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t46

"nitrasi", "hydrogenasi" dan "phosgenese" sehingga menghasilkan TDI,yang dapat digambarkan dalam proses diagram sebagai berikut:

cocl2

Kondisi operasi dan reaksi-reaksi kimia yang terjadi dengan tahapanproses pembentukanKu adalah sebagai berikut:1) Reaksi Nitrasi terhadap bahan baku "toluene" (dengan bantuan

katalist.HzSOa), menghasilkan 2,4 dinitro toluene, sebagai berikut:

CH3

O + 2HNo.*kat. o

+ H2O

(toluene) (nitrasi) NOz (2,4 dinitro toluene)

2) Reaksi Hydrogenasi terhadap bahan baktt "2,4 dinitro toluene"(dengan bantuan katalist AlCl3), menghasilkan bahan bakt "2,4diamine toluene", sebagai berikut:

cH3 cH3

flNoz + 6 Hr + kat otZ;NHz + 4HzO\,/ (Hydrogenasr) VNOz NHz

(2,4 diarnine toluene) ( : toluene di-isocyanate)

3) Reaksi "Phosgenese" pada suhu (t) = 200'C yaitu denganpenambahan pereaksi "campuran antara COCI2 dengandichlorobenzene (DCB), menghasilkan bahan baku utamaKu TDI(= toluene di-isocyanate ), sebagai berikut:

CH:+ 2 COCIz (phosgenese)o a1-NCO + 4HC1

r : 200'c \-/

(2,4 diamine toluene)

Catatan:

NCO

(: toluene di-isocyanate )

Pada struktur "toluene di-isocyanate" atau struktur TDI tersebut, makaikatan atom atau molekul-NCO- disebut "ikatan atom atau molekulisocyanate". Kalau ikatan atom atau molekul toluene kita sebut

CHr

o*n'NHz

Unit Hydrogen

Kat. AlCl:Unit Phosgen-

-ese

2,4 dlamine-

Page 168: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r47

sebagai Rl dan digambarkan dengan struktur =f fft'rLOI

maka untuk selanjutnya ikatan atom atau molekul TDI ini dapat

digambarkan dengan struktur kimia: oCN-R1-NCO. Selanjutnya TDIhasil proses phosgenese inilah yang dipakai sebagai bahan baku untuk

tahap-3 berikutnYa.

Tahap-3: yaitu proses pembentukanKu dari bahan baku utamaKu TDI berbentuk

cairan kental/resin kental, yaitu dengan proses polymerisasi bertingkat

(dengan proses "prepolymerisasi" (pada Reaklor-l)" dan (semi-

polymerisasrlpada Reaktor-2"), yang dapat digambarkan dalam proses

diagram sebagai berikut:

- Reaksi-reaksi polymerisasi pembentukanKu adalah sebagai

berikut:

1) Pada Reaktor-l, proses prepolymerisasi berlangsung dengan

mencampurkan bahan bakuKu TDI dengan bahan pelarut

Polyol atau polyether. hoses berlangsung pada suhu (to) antara

110-120"C, sehingga Aku terbentuk berupa produk:

"Prepolymer" yang belum stabil dan yang masih harus disem-

purnakan lagi sampai bahan polymerKu mendapatkan berat

molekul yang lebih tinggi dan lebih stabil lagi pada proses

polymerisasi berikutnya. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi

adalah sebagai berikut:

1. TDI + Polyol t = ll0-l20oC. Prepolymer'-------T-.+atau:

2. OCN-R'-NCO + HO-R.OH t: ll0-l20oC

resm

(: TDI )

(: Prepolymer )

Page 169: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

148

2) Pada Reaktor-2, proses semi polymerisasi berlangsung denganmencampurkan produk "PrepolymerKu" dengan "Air" dandengan bantuan katalist pada suhu reaksi antara 130-140'C,sehingga reaksi dengan "Air" ini aku terbentuk berupa "PIIRresin kental" dan sudah mempunyai berat molekul yang lebihtinggi dan yang lebih stabil. Reaksi kimia yang terjadi atas

pembentukanKu adalah sebagai berikut:

Prepolymer + HzO,

atau:

PUR resin + CO2 t

OCN-RI-NCO + HO-R-OH t:110-l2O"Co ,

(: TDI ) (: Polyol ) | |ool

oCN-Rr-NH-t-o-n-o-t-NH-R'-N-C-o +-----------lt(: Prepolymer )

Kerapan (desinty) dari resin kental PIIR yang terbentuk ini,dapat dikontrol dengan terbentuknya sejumlah CO2 yang dapatdigunakan sebagai "Blowing agent" pada proses tahapberikutnya.

Untuk tahap selanjutnya sampai Aku dibentuk berupa "busaplastik PI-IR (= PUR foams flexible) yang empuk, bukan lagiberdasarkan proses kimia semata-mata melainkan, dibentukdengan teknologi pemrosesan plastik-plastik (plasticsprocessing), seperti yang akan dijelaskan berikut ini:

Tahap-4: Proses pembuatan dan pembentukanKu menjadi/berupa "busa-busaplastik PIIR" yang empuk dari bahan bakuKu berupa PUR resin kentalyaitu dengan teknologi pemrosesan plastik-plastik (plastics processing)terutama dengan proses "blowing" (proses pembusaan dengan cara

meniupkan bahan dan "injection molding" (proses pencetakan bahanplastik dengan cara injeksi), yang dapat digambarkan pada proses

diagramKu sebagai berikut:

Page 170: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

149

Bahan-BahanBahan Baku Addirif

PUR Resin kentbl

Flehqn l{imio FhrPur LVlgsllt rElrugku(

Blowing AgentBlending -l Injection Molding

Pemeriksa Mutu Alat Pemotong Lapisan

Inspection Coating

Pembuat Merek Mesin Pembungkus Produk busa jok plastik PUR

Marking Packing

- Sebelum Aku dibentuk menjadi bentuk "busa-busa" bantalancetakan atau busa-busa jok cetakan (pada mesin "Die" yangterletak didalam. "Unit Mesin Pencetak/Injection Molding",terlebih dahulu Aku diramu atau dicampurkan dengan bahan kimia"blowing agent" dan bahan-bahan tambahan lainnya/additif pada"Unit Pencampur (blending). Pencampuran bahan-bahan kimia inidilakukan pada suhu pemanasan antara 35-110'C selama 34menit/putaran, yaitu sampai terjadinya reaksi pembusaan(terbentuknya gumpalan busa) dengan sempurna. Penambahanbahan-bahan additif ini dimaksudkan untuk menambah daya tahandan daya saingKu terhadap dunia luar. Adapun bahan-bahanramuanKu/additif yang ditambahkan atau yang dicampurkankepadaKu terdiri darildan berfungsi, sebagai berikut:

(1) Disamping gas CO2, bahan kimia "blowing agent" yangefektif untuk pembentukan busa PUR adalah "Chlorofluoro-metanes-ll dan 12" atau "CCI3F dan CCI2F2". Penambahanbahan-bahan kimia ini sangat berguna karena fungsinyadisamping mempercepat terj adinya pembusaan/penggumpalanbusa", juga membuatkan "busa yang sudah berbentuk produkjadi nanti, lebih tahan terhadap panas/yang bersuhu tinggi.Karena bahan kimia ini termasuk gas-gas yang sudah larut dantidak merusak lingkungan (terutama tidak merusak lapisan"ozon" dan efek rumah kaca), maka pemakaian CCI3F danCClzFz ini sangat disukai pada pembuatan busa bantalanempuk pada alat-alat transportasi

Page 171: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

(2)

(3)

r50

Bahan katalist DMEA (= Dimethylethanol amine) dan

DABCO (= Diaminobicyclooctane), mempercepat reaksi airuntuk membentuk terjadinya busa kentaUgumpalan busa

Silicone surfactan, bahan kimia perekat yang dibuat daricampuran silikon dan methyl chloride, yang selanjutnyamenghasilkan "Silicone Surfactan" dengan nama kimianya:methyl chlorosilicones (= (CH:)z - SiCl2). Bahan additif yangditambahkan ini berfungsi untuk menstabilkan terjadinya busa

dan juga dapat mengaktifkan permukaan busa, sehinggamembantu penyebaran inti udara pada permukaan busa. Juga

dapat menjaga permukaan busa dalam keadaan panas glcbalyang stabil, sehingga membuatkan busanya tahan terhadapoksidasi dan terhadap kehancuran yang disebabkan perubahaniklim lainny

Bahan pengisi/filler dan pigment: untuk menambahkankekuatan/daya tahan busa terhadap kerusakan lingkunganyang disebabkan terjadinya kebakaran dan kerusakan lainnya,perlu ditambahkan bahan additif/sebagai bahan pengisiseperti: potongan-potongan kecil benang nilon atau benangpolyester dan butiran-butiran kecil/pecahan-pecahan"fibreglass".

Setelah Aku dengan ramuanKu dipanaskan pada suhu (t) = 35-110'C dan dipanaskan sampai bercampur sempurna/sampaiterjadinya busa kental yang stabil, kemudian dipanaskanlagi/dilelehkan pada dapur pemanas/pada oven yang bekerja pada

suhu (t) = l7O-175"C dan tekanan (p) pada 5 kglcri. Kemudiandalam keadaan meleleh Aku mengalir dan masuk kedalam "UnitMesin Pencetak/Injection Molding" yang didalamnya ada mesin"Die" (mesin pencetak) untuk mencetak, memproses dan

membuatKu menjadi berbentuk "busa bantalan/jok mobil yang

empuk". Kemudian busa bantalan/jok yang empuk produkKutersebut didinginkan, setelah mendingin masuk lagi kedalam"Unit/Alat Pemotong Lapisan atau Coating yaitu untukmemperbaiki dan menyempurnakan lapisan permukaan dari busa

bantalan/jok mobil produkKu tersebut, supaya seslrai dengan

standar/ukuran yang dikehendaki pasaran kemudian masuk kegudang penyimpanan untuk dipasarkan dengan nama merekdagangKu" busa bantalan/jok plastik PLIR" (lihat fotocopygambar-gambar busa/jok mobil PUR sampul luar terlampir).Selanjutnya kawan-kawan yang sangat perlu untuk kawan-kawan

(4)

Page 172: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

151

ketahui dalam penyusunan penulisan "karya tulis" di sekolah nanti,adalah mengenai kwalifikasi/spesifikasiKu sebagai penghasil busa-busa bantalan plastik PUR untuk "tempat dudulc/jok mobil,produksiKu tersebut harus mengikuti standar InternasionaVStandarISOffC-138 sebagai berikut:

Spesifikasi "busa plastik Polyurethane

(PUR flexible foam untuk tempat duduVjok mobil )

Ukuran per lembar

busa,/foamKerapatan Daya rentang Daya tegang Daya koyakan

Lrbar (width)

(meter)

Tebal

(thickness)

(mm)

Desinty

G9m1

Bogation

(%rl:ur.)

Tensile strenght

(kN/m2min)

Tear strenght

(N/mmin)

0,3G-1,3 m 2G-40 mm 35-60 kg/m3 I lG-150 kNm 75-120

kN/m2min

134 - 333 Nm

Catatan: Tinjauan ekonomi karena kerapan (density) busa plastik ini hanya 213

dari kerapatan (density) busa karet (kerapatan (density) busa karet sehsar80-110 kglrn') dalam perkataan lain: busa plastik PUR jauh lebih ringandari busa karet, maka meskipun harga busa plastik PUR/satuan beratlebih mahal dari busa karet, tetapi karena busa plastik PUR lebih ringanpersatuan volunrc, akhirnya dari segi komersialisasi pemakaian busaplastik PUR harganya menjadi lebih rendah/menjadi lebih murah daribusa karet. Sehingga pada era globalisasi sekarang ini, pemakaian busaplastik PUR sangat atau lebih diminati dunia, sedangkan busa karetpemakaiannya sudah kalah bersaing dengan busa plastik PUR ini.

Cukup sekian dulu kawan-kawan untuk kali ini dan sampai bertemu lagi padapenulisan "karya tulis ilmiah: "Siapakah Aku" untuk yang akan datang ini dan selamatmengikuti.

Page 173: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

152

Gambar fV-13. Lembar Kegiatan Siswa SMUKerjasama Museum MIGAS "Graha Widya Patra" dan Departemen P dan K - Dit.Jen.PD. dan M.

Page 174: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

153

{&*{s,H h&ir|ds {sn {'d$ s}ft$.!&r$l** s&i,$ PEN',I"

Thi$t

$w*,tnns\ $*r.*o$Lm sMr liirtsJdsll*sntb*r.q$N.$ri$${$l Ss(ll*\stN} ll**$i &slt

r&;.{. SshS!!!f d Fs$"1Ld.' &rr s\.$)' d s

Gambar IV'14. Lembar Kegiatan Biologi"Plankton dan Fossil sebagai Petunjuk Adanya MIGAS di Perut Bumi"

Page 175: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r54

il*$S%$ffi,, ffir:,fl"qqIF, dt", q*'ffii"#

Ofo*-(ma d\rs{dt$n d* *{4ffihsyrlla .*ifidhc, F*nil*.n tMro*r,

ll!N,*$Web*t*Lrr fu"rml*n Mt}(rgsfi ffir{

Gambar IV-15' Lembar Kegiatan Fisika Sebagai Prinsip Kerja Eksplorasi Pencarian MIGAS

Page 176: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

155

{'{*us&rr f&tp*ee S{S &l.!*l&Me l**fiF*if*ff*l

YM$I

$ffitsmee $1s0&ih#fl {*r itesils*il*f,fr.W -xrrW g*flru.n fk# d*it

$l\lf*{ryf,\fiMt]tl Stt{}]ier Ursx.dft {.liT rn

Gambar IV-16. Lembar Kegiatan Geografi Untuk Melihat Misteri dan Sensor di Dalam Perut Bumi

Page 177: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

156

Gambar IV-17. Lembar Kegiatan Pemetaan untuk Mengamati Peta Lapangan Utama MIGAS Indonesia(Sumber: Museum MIGAS "Graha Widya Patra" - TMII)

iI

I

.!rHIu, (.apr ?, /(cl*.r I

LAPANCiI-\ UTAMA \tINYAK llAI (.;AS tttil.IlDI LtrPAS PANI}{t INDONESIA

'ftlGAs

Arh.rti lxltil lapa::girn ularna rrrinv;rk tlan gas bnmj Inclonesia hr:rikur ini.

I . Tuljskan pada;:cra !r^lln-noJll& lnpirogan rrrir-virk rl:rn girs hunri di kpas patrrailnd<lnr:sia : I. Kahrrp f lrut Cinet .Sel ). .]. Sinta ( larrr Jau,a ).

2. T.IdiLng ( lirut Cina .gel ). 4. Alirrna ( .lltur.larv:r ).

fT,,,-*-^".'it- ' ." n**"

,1

I-^,PANCAIf I,JTA]V{A }IINY,,I,K I)AN (}AS TIUNIItNIXJNESI. .

Page 178: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

157

ffii**{iNr l&$&&,iki} $d{ Srdisr{&*,,r* tr&sd& Pxt*r

Tf,!}I

{}slMq$rs' &rr*sh*t l1r lGtt$qdnI!$de,$d -i&i*ile*$i'lrh$dr{i${*e tMdS*

N{st*$$ei}tls{fBp8{ ISMtN*il}. $#,!NWsl Xi{rr$t

{MW

Gambar IV-l8. Lembar Kegiatan Kilang Pengolahan MIGASuntuk Menghasilkan BBM dengan berbagai Proses Kimia

Page 179: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

158

Fruduk fetr*kfu*ix

Gambar IV-19. Produk-Jadi Petrokimia Pipa PVC

Page 180: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t59

FR$lltrK PI:TR$KINIAllu*;r illimtlk {jerk nrtrhil f t} }t

ffiffi#ffi

mrur-ltjK rffiTR*fi[h{iA

ms$si$ $l$srfur ls|$,s d&n iek!**jxms{rj*dik$* Wn6sr$,idi l&rh

ny*rnr*n kwh*ru$er*

Gambar IV-20. Produk-Jadi Busa Plastik / jok mobil PUR

Page 181: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

BAB V

PRODUK.PRODUK KHUSUS PETROKIMIA DANPENGGUNAANNYA

5.1 PRODUK KHUSUS METHMIX

"Methanol mixture" yang disingkat dengan kata "Methmix" adalah bahan kimiacampuan antara methanol, air demin dan pencegah korosi dalam satuan perbandinganvolume (7o vol) tertentu. Pencampuran ini dibuat sesuai dengan keperluan dan kebutuhanjenis mesin pesawat udara pemakai bahan tersebut.

Penggunaan Methmix pada pesawat udara berfungsi sebagai pendingin ruang bakarmesin, sehingga dengan pendinginan ini memungkinkan masa oksigen lebih rapat,dengan demikian pembakaran akan menjadi lebih sempurna dan tenaga yang dihasilkanmenjadi lebih besar. Hal ini akan menambah tenaga dorong pada saat pesawat tinggallandas ("take-off';.

Methanol dan air demin sebagai komponen utama Methmix harus memenuhipersyaratan mutu, yaitu menurut spesifikasi BS: 506: 1966 (British StandardSpecification) untuk methanol dan DERD 2491 untuk air demin. Penambahan zatpencegah korosi dimaksudkan untuk menghambat atau mencegah terjadinya korosi padapipa saluran dan ruang bahan bakar mesin. Tidak semua jenis "Methmix" menggunakanzat pencegah karat, dengan demikian komponen utama Methmix terdiri hanya darimethanol murni dan air demin. Perbandingan campuran yang dikenal hingga dewasa inimenggunakan perbandingan methanoVair demin/inhibitor sebagai berikut:1. Untuk mesin-mesin piston: 60140ll;50/5011dan 50/50/02. Untuk mesin turbin: 45155/0.

Catatan: Menurut sumber data dari PDN-PERTAMINA, pada saat ini Pertaminahanyamemproduksi Methmix dengan perbandingan 45 I 5 5 10.

5.1.1 Pembuatan Methmix

Komponen dasar methanol mixture terdiri dari methanol murni dan air demin.

5.1.1.1 Methanol murni

Methanol murni ("pure methanol") sebagai komponen dasar methmix diperolehdari produksi dalam negeri (lokal) maupun yang diimport dan harus memenuhi spesifikasipersyaratan mutu berdasarkan spesifikasi BS: 506: 1966 seperti terlampir (Lihat pada

Page 182: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

161

Tabel V4: Spesifikasi Methanol murni Lampiran).

1. Pada setiap penerimaan methanol murni hasil produksi dalam negeri maupun import,harus disertai dokumen jaminan mutu berupa "release note" dan "sertifikat mutu"serta "test report" pengujian laboratorium dari instansi pemasok.

2. Dilakukan pengambilan contoh untuk pengujian laboratorium terhadap methanolmurni dari produk import. Apabila hasil uji laboratorium memenuhi spesifikasi,methanol murni tersebut dapat diterima dan jika hasil uji laboratorium tersebut tidakbaik, harus ditolak karena tidak memenuhi standar mutu untuk dipakai sebagaikomponen dasar methmix.

3. Pada penerimaan methanol mumi produksi lokal melalui "mobil tangki"pengangkutnya, maka langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:a) Periksa kelengkapan dokumen jaminan mutu seperti diatas. Apabila dokumennya

tidak jelas/lengkap, produk methanolnya tidak dapat diterima.b) Bila petunjuk atasan supaya diperiksa secara visual, lakukan hal-hal sebagai

berikut:1) Dilakukan pengendapan selama + 10 menit dan periksa segel.

2) Diambil contoh dari saluran pengeluaran untuk pemeriksaan visual. Jika hasilvisual baik (terlihat larutannya jernih dam tidak ada endapan), maka methanolmurni dapat diterima dan jika hasil visual tidak baik, methanolnya tidak dapatditerima/dikembalikan.

4. Pada penerimaan methanol murni dengan "drum" baik terhadap produksi lokal,rurupun produk import, perlu dilakukan langkahJangkah pemeriksaan sebagaiberikut:a) Diperiksa kelengkapan dokumen jaminan mutu seperti diatas.b) Periksa "drum" menurut nomor "batch seri pembuatannya" dan juga kondisi fisik

setiap drum. Drum yang cap "sealnya" rusak, bocor serta berkarat sehingga isinyadiragukan, tidak dapat diterima dan drum yang kondisi fisiknya baik dapatditerima.

5. Penimbunan methanol murni: Pada umumnya penerimaan melalui "mobil tangki",langsung dibongkar ditangki penimbun dan khususnya penerimaan dengan "drum"apabila langsung digunakan untuk pencampuran (blending) dapat ditimbun dalam"tangki penimbun" maupun ditimbun dalam "drurn".

a) Penimbunan methanol murni dalam "tangki penimbun", harus memenuhipersyaratan dasar, sebagai berikut:1) Terminal tangki harus dari besi baja/stainless steel, perunggu atau logam

campuran.2) Blla logam lunak dapat dipakai tetapi harus dilapisi dengan "epicoat"

pembungkus.3) Tangki harus dilengkapi dengan "PV valve".

Page 183: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

162

4) "Tank Cleaning" harus dilakukan setiap tahun, tetapi apabila kondisi tangkimemerlukan pembersihan, maka "tank cleaning" dapat dilakukan sebelumnya.

b) Penimbunan methanol murni dalam "drum" dilaksanakan sebagai berikut:1) Drum ditimbun dalam posisi tidur dengan alas balok sehingga tutup drum

membentuk garis sejajar serta berada dibawah permukaan bahan, sehinggajika ada kebocoran dapat segera diketahui.

2) Penimbunan dapat dilakukan dengan cara menyusun drumnya berjejer keatas

dengan pola 4, 3,2, I atau berderet sebanyak tiga lapis.

6. Pengawasan mutu methanol mumi dalam penimbunan. Setiap methanol murni yang

ditimbun dalam penimbunan (dalam tangki atau drum) harus dilakukan pengawasan

mutunya, sebagai berikut:

a) Pengawasan mutu dalam tangki penimbun, yang dilakukan secara "harian" atau

"berkala/bulanan", sebagai berikut:1) Pemeriksaan "harian":

(a) Setiap pagi diambil contoh dari saluran pengeluaran/ saluran pengurasan

untuk pemeriksaan visual.(b) Lakukan pengukuran "electrical conductivity". Bila hasil "electrical

conductivity'Lnya baik, maka methanol murni dapat dipakai sebagai

komponen dasar dan bila tidak baik, methanol murni tersebut tidak bisadipakai sebagai komponen dasar.

(c) Apabila "electrical conductivity'Lnya lebih tinggi dari 10 cu, methanolmurni dapat dipakai sebagai komponen dasar. Apabila dalam hal ini"electrical conductivity" dari air demin harus lebih rendah dari 10 cu,sehingga "electrical conductivity" campuran (methmix) tidak melebihidari 11 cu.

2) Pemeriksaan "berkala./bulanan":(a) Setiap bulan diperiksa PV. valve-nya, jika kotor harus dibersihkan.(b) Diambil contoh dari semua lapisan ("all level sample") sebanyak 2 x

1.000 cc untuk uji laboratorium.(c) Bila hasil pengujian laboratorium memenuhi spesifikasi, maka methanol

murni dapat dipakai sebagai komponen dasar dan jika tidak memenuhispesifikasi, tidak bisa dipakai sebagai komponen dasar.

b) Pengawasan mutu dalam "drum" penimbun.1) Pemeriksaan "harian".

(a) Setiap pagi periksa kondisi drum. Bila terdapat kebocoran, pindahkan isidrumnya ke drum yang lebih baik.

(b) Kemudian dilakukan pe-meriksaan visual dan "electrical conductivity".Bila hasilnya tidak baik methanol murni tidak dapat dipakai sebagai

komponen dasar.(c) Setiap pagijuga diperiksa kondisi "cap seal". Bila "cap sealnya" rusak,

lakukan pemeriksaan visual dan "electrical conductivity". Apabila

Page 184: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r63

hasilnya baik dapat digunakan sebagai komponen dasar dan pada drum

dipasang "cap seal baru", atau dapat segera dipakai untuk "blending"

dengan air demin.2) Pemeriksaan "berkala".

Setiap 3 (tiga) bulan ambil contoh random untuk pengujian di laboratorium.

Diperiksa lagi apa memenuhi spesifikasinya untuk dapat dipakai sebagai

komponen dasar.

5.1.1.2 Air Demin (Demin water)

Air demin yang digunakan sebagai komponen Methmix sama halnya dengan

methanol murni harus selalu terjamin mutunya. Dalam hal pembuatannya, perlu adanya

Unit Air Demin untuk mendukung penyediaan air demin pada Unit Blending Methmix.

Dengan demikian air demin dapat disediakan dengan mudah. Berikut ini akan

diuraikan pembuatan dan penangannya.

1. Pembuatan Air Demin/Unit Air Demin:Unit Air Demin untuk membuat/memproduksi air demin terdapat di DPPU-

PERTAMINA Produksi air demin di unit ini disesuaikan dengan jumlah produksi yang

diperlukan untuk pembuatan Methmix. Bahan baku "air jernih" berasal dari sumber air

terdekat dari lokasi yang memenuhi syarat yaitu yang sesuai dengan persyaratan air

minum PAM dan mempunyai "electrical conductivity" serendah mungkin.

Di unit ini bahan baku air yang diterima/yang datang dari "air sumber"dihilangkanimpurities/ionion mineralnya dengan menggunakan methode "ion exchange resin"

sehingga dihasilkan "air demin" yang sudah mempunyai "electrical conductivity" yang

sudah rendah.

2. Pengawasan Mutu Air Demin.a) Pada Unit Air Demin.

1) Jika unit yang baru dioperasikan, dioperasikan kembali setelah "ion exchange

resin" dicuci, maka terhadap produk harus dilakukan pengukuran "electrical

conductivity" dengan mengamati indikator yang terpasang pada unit air demin.

2) Bila hasilnya memenuhi spesifikasi maka dilanjutkan dengan pemeriksaan

"appearance|visual".3) Setelah pembuatan air demin selesai, maka diambil contoh untuk diuji

laboratorium lengkap meliputi "visual electrical conductivity", "acidity" dan

"Si/kandungan silikon".4) Jika hasil pengujian tidak memenuhi spesifikasi, maka air demin tersebut tidak

dapat digunakan sebagai komponen Methmix (Lihat spesifikasilstandard mutu

air Demin pada Tabel V-2 Lampiran).

b) Pada/sebelum digunakan sebagai komponen Methmix:1) Jika air demin akan digunakan sebagai komponen Methmix, maka sebelum

Page 185: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

tu

digunakan dilakukan pengujian "appearance" dan "electrical conductivity".2) Bila hasilnya baik dan "electrical conductivity"nya memenuhi spesifikasi, maka

air demin dapat digunakan sebagai komponen Methmix, tetapi bila sebaliknya,air demin tidak dapat digunakan.

5.1.1.3 Cara-cara PencampuranlProsedur Kerja Blending Unit Methmix

Pencampuran methanol murni dengan air demin di Unit Blending diatur dengan

ketentuan-ketentuan yang ketat. Sebelum pencampuran dilakukan, komponen-komponennya harus baik dan memenuhi spesifikasi/standar mutu, sbb.:

1. Prosedur Pencampuran Methanol dan Air Demin.Pencampuran dilakukan dalam "Unit blending" dan hasilnya dimasukkan ke dalamtangki penimbun. Hal-hal yang harus diperhatikan selama pencampuran adalah:a) Volume mehtanol murni dan air demin yang dibutuhkan harus diukur secara

terpisah sebelum pencampuran. Hal ini dimaksudkan untuk mencegahpenyusutan volume yang terjadi selama pencampuran.

b) Pastikan bahwa spesifik gravity (s.g.) dari campuran berada dalam batas-batasyang aman/yang diperbolehkan (Lihat pada Gambar V-l Lampiran)

c) Campuran harus jernih dan bening, campuran yang tampak keruh dan kedapcahaya dinyatakan rusak.

d) "Electrical Conductivity" dari campuran harus diukur. Nilainya harus berada

diantara "electrical conductivity" kedua komponen dan tidak boleh melebihi 11

cu.e) Setelah selesai pembuatan Methmix, dibuat nomor tumpuk baru kemudian

diambil contoh untuk uji lengkap laboratorium. Setelah dapat basil yangmemenuhi spesifikasi (lihat contoh spesifikasi standar mutu pada Tabel V-3dan V-4 Lampiran), maka Methmix siap untuk diserahkan.

2. Penimbunan Methmix:Sarana penimbun berupa "Tangki penimbun" dan "drum penimbun" harus terbuat

dari bahan yang khusus, yaitu terbuat dari "stainless steel", "mild steel" yang telahdilapisi dengan sejenis "epicoat phenolic stoving laquer", "high density polyethylene"'untuk melindungi sarana penimbunnya dari perkaratan/dari kebocoran oleh karenaperkaratan.- Penimbunan dengan tangki: Persediaan Methmix harus disesuaikan dengan kebutuhan

dengan prosedur penimbunan, sebagai berikut:a) Methmix selama penirnbunan harus dilakukan pengawasan mutu berkala.b) Semua keranan pemasukan dan pengeluaran harus ditutup dan disegel.c) Pada tangki penimbun harus diberi tanda penge nal jenis yang jelas dam mudah

terlihat.

Page 186: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

165

5.1.2 Prosedur Penggunaan/Penyaluran/Penyerahan dan Pengisan Methmix

1. Penggunaan Methmix:- Seperti sudah disinggung pada pendahuluan bahwa penggunaan methmix pada

pesawat udara adalah sebagai pendingin ruang bakar mesin pesawat. Dengan

terjadinya pendinginan pada ruang bakar mesin ini massa oksigen menjadi lebih

.rapat atau padat sehingga pembakaran akan terjadi sempurna dan tenaga yang

dihasilkan menjadi lebih besar yang selanjutnya akan menambah tenaga dorong

yang sangat diperlukan pada saat pesawat tinggal landas (take-off).

2. Prosedur PenyaluranlPenyerahan Methmix:Penyerahan "Methmix" ke pesawat udara dapat disalurkan melalui "refiller" dan drum

(Lihat pada Gambar V-2 Lampiran).Adapun prosedur penanganannya dapat diuraikan sbb.:

a) Dengan melalui "Refiller"1) Sebelum pengisian methmix ke "refiller", yakinkan bahwa tangki tersebut

dalam keadaan bersih dan methmix-nya dalam kondisi yang baik

2) Pengisian Methmix ke "refiller" dilakukan melalui "top filling".3) Selesai pengisian saluran pemasukan "refiller" ditutup dan disegel, kecuali

pada "nozzle" selanjutnya "refi ller" siap untuk penyerahan.

4) Sebelum pengisian ke pesawat udara diambil contoh 1 x 100 cc dari "drain"

untuk pemeriksaan "appearance" dan "spesifik gravity (s.9.)".

5) Apabila hasil pemeriksaan baik, maka diambil contoh untuk dimasukkan

kedalam botol bening, ditutup dan disegel sebagai "retained sample". Selama

pengambilan contoh disaksikan oleh pihak penerbang yang ikut

menandatangani "label sample".6) "Retained Sample" disimpan di DPPU selama 2x24iam.

b) Dengan Drum.- Penyaluran/penyerahan Methmix dengan "drum" dapat dilakukan sebagai

berikut:1) Isikan drum dengan methmix dan methmix yang diisikan adalah yang sudah

"release".2) Selanjutnya dengan pengisian drum tadi dapat digunakan sebagai sarana

penyaluran/penyerahan untuk pihak ketiga (konsumen).

c) Pengisian Drum Milik PERTAMINA.Sebelum Pengisian.1) Periksa bagian dalam drum dengan lampu pemeriksa.

2) Drum yang kotor harus dicuci dengan air demin dan dibilas dengan

methmix. Pencucian dilakukan dengan menggunakan mesin pencuci drurnDrum yang bocor, berkarat atau lapisan terkelupas tidak boleh diisimethmix.

Page 187: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

166

3) Diambil contoh dari titik pengisian (nozzle) untuk pemeriksaan visual.Apabila hasil visual baik, maka pengisian kedalam drum dapatdilaksanakan.

Setelah Pengisian:1) Tutup drum dengan "packing" baru dan disegel dengan "cap seal" yang

berkode PERTAMINA AVIATION.2) Berikan tanda sebelah atas pada setiap drum yang meliputi jenis bahan,

nomor tumpuk tanggal bulan tahun pengisian, kode PPM, bulan tahundimana produk dalam drum harus dicuci kembali, kapasitas drum dan jenisdrum.

3) Setelah hal-hal tersebut diatas dipenuhi, dibuat dokumen penyerahan dandrum siapuntuk diserahkan.

d) Pengisian Drum Pihak Ketiga (Konsumen):Pengisian methmix kedalam drum kepunyaan pihak ketiga (konsumen), sebagaiberikut:

1) Sebelumpengisian:- Pemeriksaan drum dengan lampu pemeriksa.- Drum bekas pakai atau kotor harus dicuci dengan methmix yang akan

diisikan kedalamnya. Biaya pencucian sepenuhnya dibebankan kepadapihak konsumen. Drum yang bocor dan berkarat tidak boleh dipakai untukpengisian Methmix.

- Ambil contoh dari titik pengisian/nozzle untuk pemeriksaan visual.- Konsumen diminta untuk ikut melihat saat pengambilan dan pemeriksaan

contoh sekaligus menandatangani "release note/pengesahan bahwa methmixtersebut siap untuk diserahkan.

2) Setelah pengisian:- Tutuplah drumdengan baik.- Apabila dipasang "cap seal", digunakan "cap seal blanko", biaya

pemasangan ditanggung oleh pihak konsumen.- Bubuhi drum dengan tanda disebelah atas dengan menyebutkan jenis bahan,

nomor tumpuk (batch), tanggal bulan, tahun pengisian dan uji ulang sertakode PPM.

- Harus disertai dengan dokumen l'release note" yang lengkap, jelas dan tepat.- Tanggung jawab PERTAMINA hanya sampai ujung "nozzle".

e) Penyerahan Drum Kepada Pihak Ketiga (Konsumen).Penyerahan kepada pihak ketiga harus disertai dengan kelengkapan dokumen. Notapenyerahan Methmix dalam drum dapat langsung diserahkan kepada pelangganapabila:l) Belum melewati masa uji pengawasan mutu berkala terhitung semenjak 3 bulan

dari tanggal pengisian.

Page 188: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t67

2) Fisik drum dalam keadaan baik dan tersegel.

Q Penyerahan Langsung ke Pesawat Udara.penyerahan ke pesawat udara langsung dari drum, hanya dilaksanakan jika dalam

keadaan terpaksa, dengan prosedur pelaksanaannya, sebagai berikut:

1) Perhatikan butir-butir pada e) di atas.

2) Drum tersebut dibuat Lerdiri dengan tutup katup di atas. miringkan dengan alat

bantu sedemikian pula sehingga tutup yang terbesar tepat berada diatas titikterendah cairan di dalam drum. Diamkan selama + 10 menit'

3) Buka tutup drum, ambil contoh dari dasar drum dengan alat bantu berupa pipa

plastik dan tempatkan pada gelas beaker yang bersih dan bening. Kemudian

iakukan pemeriksaan visual, apabila hasilnya baik, maka methmix siap untuk

diserahkan.4) Penyerahan ke pesawat udara dilakukan melalui alat pompa yang dapat dibawa

(pompa tangan atau listrik) dan dilengkapi dengan "miko-filter"'5) Pipa tetap yang dipakai untuk menyedot methmix dari dalam drum harus diberi

sekat pada dasarnya dan bergerak + 4 Cm dari dasar drum'

g) Pengawasan Mutu Methmix:1) Pada Tangki Penimbun:

Untuk menjamin mutu Methmix selama dalam penimbunan harus dilakukan

pengawasan mutu berkala. Bila hasil baik, methmix dapat digunakan, tetapi

bila tidak baik methmix-nya harus diblokir atau dilakukan evaluasi dan

apabila dilakukan "treatment" sampai memenuhi spesifikasi methmix (Lihat

Tabel V-3 dan Tabel V4 Lampiran). Bila tidak mungkin di "treatment"

kembali, maka methmix tidak dapat digunakan sebagai "power booster"'

Harian: Lakukan pemeriksaan visual setiap pagi. Contoh diambil sebanyak

1000 cc dari saluran pengurasan, dimasukkan dalam gelas beker.

Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati "appearance", spesific gravity

(s.g.) dan pengukuran "electrical conductivity". Bila terjadi perubahan (s.g.),

maka dilakukan sirkulasi untuk menghomogenkan methmix'

Berkala: Setiap bulan dilakukan pengambilan contoh sebanyak 1000 cc dari

saluran p"ngoiuru, dimasukkan dalam botol berwarna coklat/gelap untuk

pengujian laboratorium lengkaP.

2) PadaDrum:

- Methmix dalam drum setiap 3 (tiga) bulan diambil contoh gabungan

sebanyak 2 x 1000 cc dalam botol berwarna untuk uji lengkap laboratorium.

- Drum yang digunakan untuk pengisian adalah ya,r;'g sudah dilapisi.

Pemakaian drum baru dibatasi maksimal untuk 3 kali pengisian'

Apabila drum tersebut drum bekas, methanol murni, maka batas maksimal

pemakaian hanya diijinkan untuk 2 kali berikutnya.

Page 189: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

168

3) Pada Refiller:- Pada "Refiller" dilakukan pe-meriksaan visual dan pengukuran "electrical

conductivity" waktu tertentu, diantaranya:- Setiap pagi.- Setiap hujan- Sesudah pencucian refiller- Sebelum pengisian ke pesawat udara.

- Pada setiap sore/selesai kegiatan operasi dilakukan "penyegelan" terhadapsarana yang harus disegel, dengan menggunakan kode PPM yang bertugaspada sore hari tersebut.

Tabel V-1. Spesifikasi "Methanol Mumi" (Sumber: PERTAMINA-PDN)

@Dit.PDN

SPESIFICATIONMETHANOL

BS 5061966

LIMITSNo. PROPERTIES

0,7924,795

Shal not exceed 15 Hazen

@,545,5"C

Not more than 10 ppm

Shall not show any opalescence whenmixed with destilled water

Shall not contain more than 30

Not more than l0 ppm by mass

Shall not cause the colour of a standardpotassium permanganate solution to fadesufficiently in 20 minutes to match or belighter than the matching solution

Shall not contain more than 0,015 bymass of aldehydes and ketones. Ketonescalculated as aceton CH3-{HH3

l. Relative Density zVCl2trC

Colour

Distilation Range

Residue on Evaporation

Miscibility with Water

Acidity (Free acid as Acetic Acid)

Sulphur and Sulphur Compounds

Potassium Permanganate Test

9. Aldehydes and Ketones

-).

4.

7.

8.

Page 190: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t69

Tabel V-2. Spesifikasi "Aii' Demin" (Sumber: PERTAMINA-PDN)

DERD 2491ISSTIE 2

NOV. 1987

SPESIFICATIONAIR DEMIN

Dit.PDN

Note 4: The determination oi specific conductance and silica content may be used

in lieu of the determination of total solida but in cases of doubt, the total

solida shall be the reforce methods.

TEST LIMITS TESTMETHOD

Appearance

Visually clear

and free fromsolid matter

PH Valuemlnmax

5.07.5

Appendix A

EITHERTotal solida at 103"C, ppm

max 10Appendix B

Specification Conductance at

20 t50 C mhos, cmmax

ANDSilica Content, ppm

max

11 x 106

J

Appendix A

Page 191: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r70

@Dit.PDN

PENGENDALIAN BBM DANNON BBM PENERBANGAN

SUB BAB: METHANOL MIXTURE

III- I07

10.89

o.=esE

o<o1 0'l

(U6, lursao ro O0tn0t - Alsuoo oulsou

Gambar V-1. Spesifik Gravity (SG) Methanol Mixture 45/5510 (Sumber: PERTAMINA-PDN)

Page 192: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t7t

Tabel V-3. Spesifikasi Methmix 45155/0 (Case-l) (Sumber: PERTAMINA-PDN)

SPESIFICATIONMETHANOL MXTLIRE 45/55

DERD 2491ISSIIE 2

NOV. 1987DiI.PDN

TESTLIMITS

TESTMETHODAL-28

AppearanceVisual clear and freefrom solid matter

Acidity, calc, as Formic Acid,ppmwt

max 13

Appendix E

Speciirc Gravity at 60"/60'Frunmax

0.94120.9445

IP 160

Total Solid, at 103'C. ppmmax l0 Appendix B

Page 193: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

' 172

Tabel V.4. Spesiflkasi Methmix 4515510 (Case-II) (Sumber: PERTAMTNA-PDN)

@Dit.PDN

SPESIFICATIONMETHANOL MIXTTIRE 45 I 55

DERD 2491iSSI'E 2

NOV. 1987

Note 1: Where laboratory facilities are not available for thedetermination of acidity or total solids, the following fieldtests may be applied in lieu.

Note2: In cases where the specific condurtance is 11 x 10-6 orabove and acidity is less than 18 ppm fr:r AL-24 or 13 ppmfor AL-28 or is blue by the fieid test, th* total solids shallbe determined. The total solids shali always be the refereemethod.

Note 3: At temperatures other than 60oF, the specific gravity mustbe within the limits given in Figs 1 andZ.

TESTLIMITS

TESTMETHODAL.28

A,cidity, CFA Tesr Blue Coioration Appendix F

pecific conductance at 20/5"C,thos, cm-l max l1-6x I0 Appendix C

Page 194: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t73

PENGENDALIAN BBM DANNON BBM PENERBANGAN

SUB BAB: METHANOL MIXTUREDit.PDN

!mzc)a

=l H!I 2FErrro- E

EtB-lz.

=

OE<Enz

;la

=

6=

!mz.

@Cz.z.

5i

!!mmzzm>T=>=t>

.HE; lfli*ffi1

!mFz.G)c)z Et*t&

l1

Gambar V-2. Prosedur Pengisian Methmix ke pesawat udara (Sumber: PERTAMINA:PDN)

Page 195: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t74

1.

2.

5.2 PRODUK KHUSUS ADDITIF/NIINYAK PELUMAS

"Additif'atau "Additive" adalah suatu bahan kimia atau senyawa kimia yang apabila

ditambahkan (additive) ke dalam cairan/larutan dasar atau minyak dasar (base Oil)akan memperbaiki karakteristik minyak dasarnya dan sekaligus menaikkan mutukerj a/kinerj a campurannya.

Jadi bahan additif itu merupakan bahan khusus yang memiliki sifat yang

kemampuannya jauh lebih unggul dari sifat yang dimiliki minyak dasar. Sedangkan

maksud penambahan additif itu adalah untuk meningkatkan kemampuan dasar darisifat yang dimiliki minyak dasar. Sebagai contoh: additif "anti oksidant" (seperti:

phenyl B-naphthylamine), additif ini memiliki "pencegahan oksidasi" yang lebih baikdari larutan dasar "SBR latex" pada "vulkanisasi karet" atau dari "minyak dasar"pelumas. Bahan additif ini ditambahkan kedalam larutan dasar "SBR latex" pada

vulkanisasi karet atau kedalam "minyak dasar pelumas pada pelumasan mesin-

mesin/logam-logam", dengan maksud untuk mencegah terjadinya oksidasi yang dapat

menghalangi terjadinya reaksi "pengumpulan" pada vulkanisasi karet atau terjadinya"perkaratan" logam-logam pada pelumasan, yang mana sifat-sifat pencegahan

oksidasi", belum dimiliki minyak dasarnya semula.

Demikian pula dengan bahan-bahan additif lainnya seperti, additif plasticizer, additifdetergent, additif emulsifier dan sebagainya.

Bahan additif sangat banyak dipergunakan pada industri pelumasan mesin-

mesin/industri otomotif, industri pertanian dan perkebunan, industri zat warna dan

pencelupan/industri tekstil, industri plastik, industri makanan dan wangi-wangian dan

lainJain.

5.2.1 Sifat-sifat dan Penggunaan Additif

Berdasarkan sifat-sifat dan penggunaannya additif, dapat dibedakan atas beberapa

macam dengan unjuk kerja/kinerja masing-masing additif sebagai berikut:

1. Additif anti oksidasi atau "anti oksidant":Bahan anti oksidant ditambahkan dengan maksud untuk mencegah terjadinya proses

oksidasi Cari pada cairan karet atau latex (pada vulkanisasi karet) atau pada minyakpelumas (pada pelumasan mesin-mesin). Apabila proses oksidasi terjadi, maka akan

terbentuk zat-zat kimia seperti peroksida-peroksida, asam, asam-asam hydroksida,

ester, anhidrida, laktan, keton, aldehyde, alkohol dan olefin. Zat-zat yang terbentukini akan bereaksi dengan cairan karet atau latex sehingga tidak terjadi pengumpulan

karet (pada vulkanisasi karet) atau bereaksi dengan logam-logam mesin, sehingga

mengakibatkan terjadinya karat (pada pelumasan mesin-mesin). Selain itu asam-

asam hidroksida membentuk lumpur yang dapat menghalangi aliran minyakpelumas. Akibatnya, pelumasan menjadi tidak sempurna, sehingga menyebabkan

keausan.

J.

Page 196: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

175

2. Additif "detergent-dispersant": Additif untuk mencegah terjadinya endapan ataukotoran pada permukaan logam-logam atau mesin-mesin. Pembakaran yang terjadipada mesin akan menghasilkan kotoran. Bila terkumpul kotoran tersebut dapatmenghambat aliran minyak pelumas kemseluruh bagian mesin. Detergent sebagaibahan additif yang ditambahkan dapat berfungsi menyebarkan partikel-partikelkotoran, sehingga terkumpulnya kotoran dapat dihindari. Sedangkan dispersantadalah bahan additif yang dapat mendispersikan endapan yang terjadi pada suhurendah dalam mesin yang sangat mengganggu jalannya mesin dan harus dihilangkan.Sebagai dispersant dipakai antara lain: amida-amida dan poly-amida dengan beratmolekul yang tinggi atau ester dan polyester dengan berat molekul yang tinggi.

Additif "extreme pressure" (EP).Additif ini untuk mengurangi dan menyederhanakan sifat-sifat gesekan dari logam-logam. Suatu lapisan akan terbentuk bila dua mesin yang bergerak diberi pelumas.Bila lapisan itu terkena tekanan atau kecepatan tinggi, pelumasan menjadi terganggu.Hal itu akan merugikan karena dua bagian yang bergerak itu akan saling bergeserandan akibatnya, bagian-bagian pada mesin itu menjadi aus. Penambahan additif "EP"akan bereaksi dengan permukaan logam. dan membentuk film yang akan melekatpada permukaan logam. Lapisan itu akan mengontrol gesekan sehingga kontaklangsung antara dua bagian mesin yang bergerak dapat terhindarkan.

Additif "inhibitor korosi".Additif untuk menghambat perkaratan/korosi.Korosi yang disebabkan oleh atmosfir atau sebagai hasil dari oksidasi menunjukkanperlunya additif. Korosi dari logam dapat dikurangi dengan penambahan inhibitorkorosi. Inhibitor korosi ini umumnya bersifat polar, yang mana akan melekat dengankuat pada permukaan logam membentuk lapisan film yang tipis.

Additif "metal passivator".Umumnya logam dapat bereaksi dengan udara maupun minyak pelumas. Reaksi inidapat diperlambat dengan suatu zat yang dinamakan "passivator". 7at ini akanmengakibatkan permukaan logam menjadi pasif, sehingga tidak mudah bereaksi.

Additif "emulsifier".Zatini digunakan untuk mempertahankan emulsi minyak dengan air. Karena apabilaair terlepas dari emulsinya, maka air akan dapat kontak langsung dengan logam,akibatnya logam mudah mengalami korosi.

Additif "anti foam".Apabila pada sirkulasi minyak pelumas, udara masuk kedalam minyak dalamvolume besar dan dengan kecepatan yang tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya"buih" atau "pembuihan" yang disebabkan oleh ketidak sanggupan dari minyakuntuk melepaskan gelembung-gelembung udara. Maka untuk itu perlu digunakan zat"anti foam" untuk merusak dengan cepat gelembung-gelembung udara yang terdapatdalam minyak.

3.

4.

5.

6.

7.

Page 197: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

8.

9.

t76

Additif "viscosity index improver" (VI Improved).Index viskositas adalah satu angka yang menunjukkan besarnya perubahankekentalan suatu minyak pelumas bila terjadi perubahan suhu. Apabila suhu naikmaka kekentalan minyak pelumas akan turun. Dengan penambahan additif "viscosityindex improver", akan mencegah pengenceran minyak pelumas bila terjadi kenaikansuhu.

Additif "pour point depressant"."Porrr point depressant" adalah cairan yang ditambahkan pada minyak pelumasuntuk nerendahkan "pour point/titik tuangnya" dari minyak parafin.Merendahkan "pour point/titik tuangnya" bukanlah pengenceran oleh fraksi ringan,tetapi diit<uti oleh pencegahan terbentuknya kristal wax. Maka untuk itu, kedalamminyak pelumas perlu ditambahkan suatu "pour point depressant" yaitu suatu hasilkondensasi dari wax atau lilin yang mempunyai berat molekul tinggi (sepertinapthalene atau phenol atau polymethacrylat atau alkylstyrene).

Additif "plasticizers"."Plasticizers" adalah bahan additif yang khusus untuk plastik yang ditambahkankepada bahan-bahan polymer (ditambatrkan kedalam bahan polimer plastik padawaktu plastiknya masih berbentuk "pellet"), sehingga dengan penambahan bahan"plasticizers" ini plda proses teknologi plastik "moulding", "extrusion,,, dan lain-lain akan didapat hasil bahan plastik yang mempunyai sifat fleksibilitas yang kuatdan kompak serta hasil plastiknya (setelah barang jadi) dapat diobah-obah bentuknyasesuai dengan selera kita (plastiknya bisa dijadikan berbentuk pipa, botol, sandal,sepatu dan lainlain tergantung dari teknologi plastiknya).Sebagai contoh: Untuk plastik PVC (yang sifatnya rigit/berbentuk kasar) duluplastiknya dapat dipakai hanya untuk pembuatan pipa-pipa dan asbes (atap tahan apirumah saja, akan tetapi setelah ditemukannya additif "plasticizers" khusus untukbahan-bahan polimer/bahan plastik, maka penggunaan bahan plastik pvC sudahmenjadi meningkat, sudah dapat digunakan pada saat ini (disamping untuk pipa-pipadan atap tahan api rumah) untuk pembuatan botol-botol plastik, untuk pembuatansandal/sepatu dan tas-tas/dompet-dompet dari imitasi kulit/plastik. Ada beberapajenis additif "plasticizers" untuk PVC antara lain: phosphate esters, chlorinatedwaxes, chlorinated diphenyls, polymeric esters dan phthalic esters (lebih dari 907oproduksi phthalic ester digunakan sebagai "plasticizer)".* Di Indonesia oleh PT. Eternal Buana chemical Industries (ETERINDO Group)

telah memproduksi plastizicers, terutama DoP (Dioctyl Phthalate) yang banyakdigunakan sebagai additif untuk pelembut bahan plastik pipa-pipa pVC.

Additif "vulcanization accelerators".Additif ini khusus dipakai pada vulkanisasi karet yang ditambahkan untukmempercepat terjadinya reaksi penggumpalan (coagulation) dari karet. Dahuludengan menggunakan "vulkanisasi sulfur (S2) yang biasa" dilakukan terhadap karet,

10

11.

Page 198: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

177

kurang ekonomis karena reaksi penggumpalannya berjalan dengan lambat, akan

tetapi dengan diketemukannya additif "vulcanization accelerators" ini yang dapat

mempercepat reaksi penggumpalan karetnya, reaksinya bertambah menguntungkan.Adapun bahan additif "vulcanization accelarators" yang sering digunakan pada

dewasa ini adalah: MBT (Mercaptobenzothiazole), MBTS (Mercaptobenzothiazole

sulfenamides), DPG (Diphenylguanidines) dan DTC (Dithiocarbamates). Dengan

menggunakan additif "accelators" pada vulkanisasi karet tersebut diatas,

kegunaannya bukan hanya "mempercepat" terjadinya reaksi penggumpalan darikaretnya, akan tetapi additifnya juga (seperti DPG dan DTC additif tersebut)

berfungsi sebagai "activators", yang dapat membuat hasil akhir/barang-barangkaretnya menjadi lebih elastis ("high modulus") dan menjadi lebih tahan terhadap

udara panas atau uap panas.

L2. Dan lain-lain lagi additil (seperti yang dipergunakan pada industri pertanian dan

perkebunan, yaitu additif "pesticides" (indecticide, herbicide, fungi side).

5.2.2 Cara-cara/Proses Pembuatan "Additif '

Pada umumnya bahan additif itu terbuat atau terbentuk dari senyawa-senyawakimia (dengan reaksi-reaksi kimia) yang bahan penyusunnya dapat berupa bahan organik(seperti senyawa: Olefin, poly olefin, aromatik, phenol amina, ester, asam organik,alkohol dan senyawa polimer yang mempunyai BM (Berat Molekul) tinggi dan bahan

senyawa Organik dan Anorganik (seperti: phosphat organik, senyawa nitrogen, sulfonatlogam, senyawa khlorin, senyawa sulfur, polymer silikon, dan asam-asam), sebagai

berikut:

1. Additif "Anti Oxidant".a). Untuk minyak pelumas, "Additif anti oksidasi" yang biasa dipakai dewasa ini

ialah senyawaZDTP (Zinc Dialkyl Dithiophosphates). Additif golongan ini pada

dasarnya dapat dibuat melalui reaksi "alkohol" atau "alkyl phenol" dengan

"phosphor penta sulfida", dengan tingkatan reaksinya sebagai berikut:

l) Reaksi pembentukan asam:

4 ROH + P2S5------> RO-tr),f-sH+H2s(alkohol) RO/ S

(asam)

2). Reaksi neuteralisasi (pembentukan) ZDTP

SSRO:- ll ROr ll ll z-OR2 >P-SH+ZnO---> )P-S-Zn-S-P( +

RO,- RO-- \ ORHzO

Page 199: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t78

DTP dipasaran dibedakan atas gugusan

struktur molekul senyawa-senyawa garam

sebagai ZDTP adalah sebagai berikut:

"alkyl" yang dimilikinya dan

"Zrr" yang umum digunakan

f-IIIItIt-

Senyawa/ZnDTP

----------islrulturisu?::::1iill^3

i

1. Secondary Alkyl HOC --4.,4'-I

crI3

2. Primary Alkyl O HrC

-'

.r

-

3. Aryl O --CeHs - R

Ketiga jenis DTP diatas tersebut memberikan unjuk kerja/daya guna yang

berbeda-beda dan dapat dilihat terhadap karakteristik setiap jenis DTP dalam

tabel dibawah inilsebagai berikut:

Sifat dan Fungsi AlkylSekunder

AlkylPrimer

Gugus Aryl

I Penshambat Oksidasi Bagus Bagus Basus

2. Proteksi EP/ Proteksi gesekan Basus Bagus Baik/Sedane

J. Stabilitas Thermal Cukup Baik/Basus Basus

4. Stabilitas Hidrolitik Baeus Bagus Baik/Sedanp

5. Uniuk keria oada mesin benstn Bazus Bagus Baik/Sedane

6 Unjuk kerja pada mesin Baik/Sedang Baik/Bagus Bagus

Oleh karena itu, senyawa ZDPT tersebut mempunyai banyak kegunaan

atau multi fungsi, disamping digunakan sebagai bahan additif "anti oxidant",

dapat juga dipakai sebagai: additif "inhibitor/anti korosi" dan additif "proteksi

EP/anti wear" pada pelumasar/ dengan minyak pelumas.

b) Untuk "vulkanisasi karet".Jenis additif "antioxidant" yang dipakai pada vulkanisasi karet adalah:

Alkyl-phenol, styrenephenol dan phenyl B-napthylamine' Jenis/senyawa phenyl

B-napthylamine, disamping dipakai sebagai anti oksidasi pada vulkanisasi karet,

dapat juga dipakai sebagai anti oxidasi pacia industri lain/pada pelumasan/industri

-CI

Hz

Page 200: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

179

pelumasan dengan minyak pelumas. Pada industri/vulkanisasi karet, additif anti

oksidasi ini ditambahkan/dicampurkan kepada "latex blending tank' pada saat

sebelum terj adi "coagulation/reaksi penggumpalan karet".Additif anti oksidasi ini (senyawa phenyl B-napthylamine dapat

dibuat/dibentuk dari reaksi pembentukan antara "aniline" dengan "B-naphthol",sebagai berikut:

OH

(B-naphthol) (phenyl B-naphthyl-amine)

2. Additif "detergent-dispersant".a). Senyawa kalsium sulfonat adalah aditif "detegent" logam yang paling banyak

digunakan. Senyawa ini diproduksi dari asam sulfonat "mahogany" yang larutdalam minyak pelumas. Asam sulfonat ini dapat diperoleh dari pengilangan

minyak dasar (base oil) dan sulfonasi alkyl benzene syntetik. Anggota palingsederhana dari additif "detergent" logam adalah "alkyl benzene sulfonat" netralyang gugus "allqrl-nya" mempunyai atom C antara 18 sampai 20 atat R = Crs -

Cro, sehingga b.m. (berat molekulnya) mencapai 450 atau lebih, dengan reaksi

pembentukannya reaksi alkylasi antara "benzene" dengan "propylene tetramer",sebagai berikut:

NHz

,1-

U(aniline)

H

0. ftQll

-

CHz --------+

(benzene) (propylenetetramer)

HzSOI---------+NaOH

+ HzO

R-H2CCH2 (alkyl benzene sulfonat)

Sulfonat-sulfonat lain yang umum dipakai sebagaisulfonat sedikit basa dan sulfonat basa.

Sebagai tambahan dari additif "detergent" logam

Q'o'*'RCH2CH2

RCHzCHz

(alkylbenzene)

additif "detergent" adalah

(seperti sulfonat netral di

Page 201: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

7-

180

atas), formula pelumas modern mengandung senyawa "Logam sulfonat

basa".Manfaat dari additif "detergent" jenis di atas ini adalah menetralkan asam,

melindungi korosi akibat serangan asam serta menghambat oksidasi.

b) Additif "dispersant/ashless dispersant".

Banyak dipakai untuk mengendalikan pembentukan endapan, struktur molekul

utamanya memiliki "ekor" yang larut dalam minyak pelumas dan "kepala" yang

bersifat polar. "Ekor" tersebut terbuat dariltersusun atas "polybutena" dengan b.m'

antara700-3000 sedangkan "kepalanya" terbuat dari polyamina atau polyol. Ada 3

(tiga) macam tipe additif "dispersant" yang banyak digunakan saat ini, yaitu:

1) Suksinimida2) Suksinat dan

3) Alkyl phenolmina, dengan reaksi-reaksi pembuatan masing-masing, sebagai

berikut:a) Reaksi pembuatan Suksinimida.

o,n-ru/ll )"ar-aoo

CHz -

CHzI

-C-CHz

+ H2N {CH2 CHzNH} H

(Polyamina)

b)

(maleic anhydride)

CHT T CH;] CHz

\l ll llcs.-)c-.l_ cH; - c -]- cH, - c - cH2 -cH -",/ I - I I -

llcH{ L cHrl x cH: -

(suksinimida), harga x: ll - 52.

Reaksi pembuatan suksinat:

+ C [CH2 OH]a

(Polyol)

CH:

cr,)cCH{

7

ite)

CHz

ov\o

\oanhydri

rrl

' -]-,

,r-1"

.27

\an

]H:

C

lHr

]H-C.t\l.t]H.C\

maleic at

CH

)Hz- C

CH

CH

llCH

(mr

CH-I

cHz- C-- O-CHr-\o

-l/

-r'o'€*[r^,.",*J,g-" L Jx

^/oL\ -oH

(suksinat), harga X : ll - 52

C (CHzoH):

Page 202: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

181

c) Reaksi pembentukan alkyl phenol amina.Dengan menggunakan "Reaksi Mannich"dehyde" dengan poly alkylen dan polyamina,

dibentuk antara "formalsebagai berikut:

oHg- + H - 3 -

" + H2N -(cHz - cH2- *,I* H-------+V

R (formal-dehyde)(polyol)

(polyamina)

OHH/-rrr, -,,l,- (cH: - cH2 NH)'HV

R(alkylphenol - amina)

3. Additif "Viscosity index improver".Untuk meningkatkan "viscosity index" minyak pelumas, digunakan "viscosity indeximprover" dan minyak pelumas tersebut disebutkan "multiviscosity" atau "viskositas

tinggi". Pelumas "multiviscosity" dibuat dengan menambahkan bahan polymer pada

pelumas viskositas rendah, sehingga viskositas minyak pelumas tersebut akan naik.

Besarnya kenaikan viskositas hasil penambahan polymer tersebut berbeda antara suhu

tinggi dan suhu rendah.

Additif "Viscosity index improver" adalah polymer dengan b.m. antara 200.000

hingga 1.000.000, terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu:a) "Viscosity index improver non-dispersant" Dibuat hanya khusus untuk mengurangi

perubahan harga viskositas akibat perubahan suhu)

b) "Viscosity index improver dispersant" Selain untuk mengurangi perubahan harga

viskositas juga dibuat untuk memadukan manfaat dari nitrogen (Nz) dalam "amina"

dan "pyrolidin", sebagai penambah sifat "dispersant" polymer yang ditambahkan

itu. Dibawah ini ada beberapa contoh "struktur molekul" dari jenis "Viscosityindex improver nondispersant" yaitu dengan type polymer "alkylmetha crylate":

-[E .I o* .isobutyrene', +8]L cooR__l* L c__l*

dan jenis "Viscosity index improver dispersant" dengan struktur molekul: typepolymernya "aminated ethylene-propylene" dengan struktur:

LamineI

+c-c-c-g -c-c-c-g-c-c-c-g-c-c-c 91t- C C C .J

Page 203: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r82

dan "mixed alkyl metha crylate-vinyl pyrolidone" dengan struktur:

-f.S I ic.q-+L .;r _i. L U),

4. Additif "Pour Point Depressant"Meskipun telah diolah melalui proses "MEK Dewaxing", minyak dasar pelumas

masih mengandung sedikit Wax parafinik yang mudah mengkristal di daerah dinginsehingga pelumas tidak dapat mengalir. Untuk itu additif "pour point depressant" akan

memodifikasi perkembangan struktur "lattice" dari kristal wax, sehingga pelumas

akan tetap mampu mengalir meskipun pada suhu rendah. Additif "pour pointdepresant" yang umum digunakan adalah jenis polymer dari Alkyl metha crylate,vinyl ester dan alkyl styrene, yang salah satu (untuk alkyl styrene/reaksipembuatannya, sebagai berikut:

Dengan reaksi alkylasi:

at\CH = cHrtt\-/RCHz - CHz

(Akyl styrene)

CH : CHZ

+ RCH = CHz ---+(propylene-tetramer)

5.

o(Styrene)

Additif "Anti foam".Additif ini berfungsi dengan baik pada konsentrasi 1 sampai 50 ppm. Pada konsentrasitinggi additif ini dapat menyebabkan timbulnya busa yang lebih banyak lagi, serta

menambah udara yang terjebak didalam busa. Additif yang umum dipakai sebagai"anti foam" adalah polysiloksan (silikon), poly akrylat, ester asam lemak dankopolimer organik.Rangkuman "sifat-sifat dan fungsi/karakteristik" berbagai additif untuk minyakpelumas dapat dilihat pada Tabel V-5, sedangkan rangkuman 'spenggunaan additifdalam berbagai minyak pelumas" dapat dilihat pada Tabel V-6.

Additif "Plasticizer".Seperti sudah dijelaskan sebeluflrnya, additif ini banyak digunakan pada "prosesindustri plastik" atau pada "technology plastic processing" dan dari beberapa additifyang ada dewasa ini, yang paling banyak digunakan ialah senyawa "phthalic ester"yang dapat dibuat dari hasil reaksi "phthalic anhydride" dengan "alkohol", sebagaiberikut:

6.

Page 204: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

183

O:: +o2....>O(0-Xylene)

,11U+c-'-

\0

(phthalic ester)

7. Additif "Vulcanization accelerators,,.seperti juga sudah dijelaskan didepan, untuk mendapatkan, ..unjuk kerja,, atau ,.dayaguna" pada "proses vulkanisasi kaiet,, yang lebih meningkat, disamping ditambahkanadditif "accelerators", perlu juga diiambahkan additi"f ..activators,, , yang reaksipembuatannya, sebagai berikut:a) Additif "Accelerators", yaitu ',thia zore accelerators (MBT atau MBTS),,, reaksipembentukannya dengan oksidasi:

IIHo-/,\

( -l +cSz+s ----*->

\?(Aniline)

' e()" ..!1r..' O} ;;,,:,'<lOb) Additif "Activators",. yaity DpG yang berfungsi sebagai ,,activator,,

untuk .,thiazole accelerators" pada vurkanisasikar"et, yang dapat dibuat dari reaksi berikut

.,llXI;;;;O-0(DPG)

^ =40:>o +H:ou\o

(phthalic anhydride)

ROH -------+(alkohol)

0

lrC- OH

c\-oR\n

azs +(\z*-i- ,,\Ar/

(MBr )

(aniline)

Page 205: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r84

5.3 PRODUK KHUSUS "METANOL'' SEBAGAI BAHAN BAKAR MOBILLISTRIK "FUEL CELL"

Sampai sekarang ini penelitian tentang metanol sebagai bahan bakar mobil listrik"direct methanol fuel cell vehicles (DMFCVs)" atau yang lebih dikenal dengan sebutan"fuel cell vehicles (FCVs) sudah sangat maju. Metanol yang selama ini hanya digunakansebagai bahan baku untuk berbagai macam produk petrokimia, bahan sintetis kimia dandan bahan bakar mesin pembakaran internal (sebagai produk khusus methmix). Sekarangmetanol akan mulai diterapkan sebagai bahan bakar mobil listrik fuell cell (DMFC)

5.3.1 Prinsip Kerja DMFC (Direct Methanol Fuel Cell):

Sesuai dengan "Artikel Harian Kompas - Jakarta terbitan 24 Agustus 2OO2 tentang"Ilmu Pengetahuan dan Inspirasi" menjelaskan bahwa: Mesin FCVs dapat merubahsecara langsung metanol menjadi energi listrik melalui suatu reaksi kimia. Prinsipkerjanya lihat pada Gambar V-3 terlampir, sbb:

(1) Dengan mengalirkan secara langsung bahan bakar metanol (dengan kadar campuran977o metanol dan air 37o)ke kumparan "anoda", maka pada "anoda" metanol dan airbereaksi menghasilkan karbondioksida (CO:), proton dan elektron.

(2) Selanjutnya proton berpindah melalui elektrolit polimer menuju "katoda" lalubereaksi dengan oksigen (Oz) dari udara dan menghasilkan air (HzO), sementara itu"elektron" mengalir dari "anoda" ke "katoda" menghasilkan "listrik".

(3) Pada umumnya DMFC beroperasi pada suhu sekitar 80"C dengan efisiensi sekitar40-507o.

5.3.2 Tinjauan Ekonomis Penggunaan DMFC

Sampai sekarang masih terdapat berbagai kelemahan penggunaan DMFC, baik darisegi biaya produksi maupun dari segi teknik sebagai berikut:

(1) Berdasarkan data tahun 1999, biaya pembangkitan listrik DMFC per-lKw masihsekitar 550 US$. Ongkos produksi yang tinggi ini terus ditekan agar mencapai harga50 US$ atau lebih kecil lagi dari itu sehingga cukup kompetitif dengan mesinpembakaran internal ICE (= Internal Combustion Engine) diharapkan pada kurunwaktu antara tahun 2000-2003 akhir, akan dapat mencapai nilai 50 uS$ per kw.

(2) Kelemahan teknis yang masih menjadi kendala ialah adanya "metanol" yungmelintas melalui "polimer elektrolit" menuju "katoda", yang secara langsung akanmenurunkan efisiensi dan unjuk kerja DMFC.

(3) Untuk mengurangi kelemahan teknis ini, penelitian dan pengembangan sekarangsedang difokuskan untuk mendapatkan bahan penghalang yang lebih maju untukmembendung "metanol" yang melintas menuju katoda.

Page 206: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

(1)

2)

185

5.3.3 Perbandingan Emisi Gas Kendaraan "Fuel cell" dengan LEV (-LowEmission Vehicle) Standar: (lihat pada Tabel V'7), sbb:

FCVs merupakan mobil masa depan yang sangat menjanjikan dengan berbagai

keunggulan dibanding dengan mobil konvensional ICE.

Dari hasil penelitian California Air Resources Board (CARB), mobil FCVs sangat

ramah lingkungan, karena sangat sedikit melepaskan gas karbon oksida (CO),

NMOG (=Non Methane Organic Gases) dan NOx ke lingkungannya. Hasil ini

menunjukkan mobil "fuel cell" jauh lebih baik dibandingkan dengan jenis mobil ICE yang khusus didesain dengan emisi sangat rendah, seperti TLEV (=Tcital Low

Emission Vehicle), LEV (=16'ev Emission Vehicle), ULEV (=t}ltra Low Emission

Vehicle) dan SIILEV (=Super Ultra Low Emission Vehicle)' -

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Argone National Laboratory, diperkirakan

bahwa mobil "fuel cell" mempunyai efisiensi energi 2,I-2,6 kali lebih besar dari

mobil ICE sedangkan data menurut "The Pembina Institute" diperkirakan I,76 kalilebih besar dari sistem ICE (4) Biaya operasional mobil "fuel cell" lebih murah

dibandingkan dengan mobil bensin. Sebagai gambaran untuk menempuh 1 mil 1=1,6

km), MFCVs cukup membutuhkan biaya 3,65 Sen US$, sementara untuk mesin ICE

dengan bahan bakar bensin memerlukan biaya 4,21 Sen US$. Hal ini berarti bahwa

MFCVs lebih ekonomis dalam penggunaan bahan bakar dibanding dengan mobil

bensin ICE.

5.3.4 Proyeksi Penjualan FCVs

(1) Seperti terlihat pada Gambar V-5, Departemen Energi Amerika Serikat (DOE)

mernperkirakan bahwa penjualan FCVs akan berjumlah sekitar I,37o dari jurnlah

pasarmobil baru pada tahun 2010 dan8,24Vo pada tahun 202O. Japanese Institute ofEnergy Economics memperkirakan bahwa pangsa pasar mobil baru FCVs di Jepang,

akan naik secara cepat dari O,IVo pada tahun 2010 menjadi 33,5Vo pada tahun 2020.

Diperkirakan untuk pertamakalinya FCVs akan diluncurkan kepasaran sekitar tahun

2004 dengan jumlah sekitar 9.950 unit atau sekitar 0,02Vo dari seluruh penjualan

mobil baru tahun tersebut (60 Juta unit). Proyeksi penjualan mobil FCVs tahun 2010

sekitar 500.000 unit dan pada tahun 2020 sekitar 1,5 Juta unit. Dengan dimulainyapenjualan FCVs diperkirakan jumlah mobil diseluruh dunia akan naik dari 600 Juta

saat ini menjadi I milyar pada sekitar tahun2015-202O.

(2) Jika diasumsikan masing-masing FCVs menempuh perjalanan 12.000 mil tiap tahun

dengan mengkonsumsi metanol sekitar 436 gallon, maka pada tahun 2010 (penjualan

FCVs = 500.000 unit), akan ada peningkatan kebutuhan metanol dunia sebesar 218

Juta gallon (lihat pada Gambar V-4) atau sekitar 2Vo dad, kapasitas produksi saat ini(=12,5 milyar gallon). Sepuluh tahun kemudian (ahun 2020) perrnrntaan itu akan

meningkat menjadi 4,883 milyar gallon atau sekitar 33Vo dat', produksi tahun 2000.

Hal ini berarti jurnlah kebutuhan metanol untuk seluruh FCVs sampai dengan tahun

(3)

Page 207: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

(3)

(4)

186

2010 adalah 230,186 Juta gallon dan pada tahun 2020 akan mencapai 34,175 milyargallon atau hampir 3 kali lebih besar dari kapasitas produksi metanol dunia saat ini.

Pada masa depan metanol akan mempunyai peranan yang sangat penting dan posisiyang strategis seperti halnya minyak bumi saat ini.

Pada era mobil listrik "fuel cell" tidak ada lagi pengelompokan mobil denganmerujuk volume mesin bakar seperti 1800 cc, 2OO0 cc, 4000 cc, dan tidak lagidikenal istilah seperti "karburator","efi" (electronic fuel injection), "piston", "ring"dan "oli mesin". Kita tidak akan mendengarkan lagi "deru mesin mobil" dan "asaphitam" yang mengepul di udara.

Kendaraan bermotor FCVs mengesampingkan itu semua. Pengelompokan mobilakan didasarkan pada besarnya "daya listrik" yang dibangkitkan oleh mesin DMFCseperti 2HP,4bP,5HP 1=66.." power = teng;9a kuda) dan seterusnya.

5.4 PRODUK KHUSUS "POLTMER EMULST'

Usaha penanggulangan banjir dan tanah longsor di Tanah Air Kita tidak henti-hentinya dilakukan pemerintah hampir sepanjang tahun, silih berganti antara daerah yangsatu dengan daerah lainnya terjadi tanah longsor yang disebabkan oleh turunnya hujandan banjir. Dibeberapa daerah usaha penanggulangan banjir yang sudah dilakukan olehPemda (Pemerintah Daerah) setempat ialah dengan membangun tanggul semen disekitartebing-tebing yang mengalami banjir. Usaha penanggulangan ini, selain akanmemerlukan biaya yang sangat besar, juga akan memerlukan waku pekerjaan yangcukup lama. Usaha penanggulangan lainnya, dengan menanam pohon-pohon di pinggir-pinggir tanggul sungai, juga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk memetik hasilnya.Polimer emulsi salah satu produk polimer berbentuk cairan yang dapat disemprotkanuntuk penanggulangannya dan sekaligus yang dapat memberikan solusi yang tepat dancerdas terhadap masalah banjir dan tanah longsor ini.

5.4.1 Proses Pembuatan Polimer Emulsi

Sesuai dengan artikel Harian Kompas - Jakarta, terbitan 3 Mei 2003 tentang "IlmuPengetahuan dan Inspirasi" menjelaskan bahwa:

(1) Proses pembuatan polimer emulsi pertarna kali dilakukan pada saat Perang Dunia ke-

2. Terancamnya pasokan karet alam dari negara-negara ke-3 (dari negara-negara

penghasil karet alam, seperti Indonesia, Malaysia, dll) mengakibatkan beberapa

negara seperti Amerika dan sekutunya serta Jepang berlomba-lomba untuk membuatkaret alam sintetis.

(2) Polimer emulsi yang pertama kali disintetis oleh manusia adalah poli (1.3 butadieneyang berkopolimerisasi dengan styrene (monomer-l), membentuk karet sintetis yang

(s)

Page 208: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

187

mirip dengan getah karet (latex), sehingga dipasaran dunia produk polimer-polimeremulsi sering juga dikenal dengan sebutan "latex" yaitu produk polimer yang sifat-sifatnya "elastomer"/yang bersifat elastis seperti karet dan merupakan substansi

polimer berdiameter antara 0,05u - 5u atau I d = 0,05 - 5 mikron ].

(3) Proses pembuatan polimer emulsi adalah dengan polimerisasi radikal bebas.

Komponen-komponen yang terlibat dalam polirirerisasi emulsi, adalah "monomer,inisiator, air, surfaktan dan aditif'.

(4) Dewasa ini produk-produk polimer emulsi banyak digunakan sebagai: "lem perekat(adhesive)", "penge-cat (coating)" dan untuk "bahan pencampur/pewarna pada

tekstil yang berfungsi sebagai pengeras (hardener)".

(5) Disamping penggunaan tersebut, fungsi utama dari polimer emulsi adalah sebagai

"pengikat (binder)". Partikel-partikel tanah pada dasarnya tidak terikat dengan kuat

antara satu dan lainnya. Akar dari tanaman akan meningkatkan ikatan dari partikel-partikel tersebut.

(6) Hilangnya pohon dari tanaman akibat penebangan liar atau sebab yang lainmengakibatkan partikel-partikel tanah menjadi sangat rentan dan mudah untukdipisahkan. Apalagi jika tanah yang rentan tersebut dikenai oleh beban yang sangat

besar (misalnya aliran sungai yang sangat deras) atau hujan yang sangat lebat.

(7) Aliran air akan dengan sangat mudah merusak dan menghancurkan ikatan partikel-partikel tanah, yang mengakibatkan akan terjadi tanah longsor atau erosi.

5.4.2 Efektivitas Penggunaan Ikatan Partikel-Partikel Polimer Emulsi DenganTanah

Dapat kita lihat pada Gambar V-6 dengan penjelasan, sbb:

Polimer emulsi, terutama dari jenis poli (vinil acetate yang berkopolimerisasi dengan

acrylic) atau poli (vinil acetate yang berkopolimerisasi dengan veona), dapatberfungsi sebagai "soil stabrlizer (yaitu tanah yang cukup stabil yang dapat berfungsrsebagai pencegah banjir). Polimer emulsi jenis ini akan meningkatkan ikatanpartikel-partikel tanah sehingga akan mencegah pergerakan dari partikel-partikeltersebut serta akan mencegah "terdispersenya"lterurainya partikel-partikel tanah olehair dan udara.

Material-material lain yang dapat berfungsi sebagai "soil stabilizet'' adalah "garam-garam chlorin, resin emulsi organik, minyak emulsi organik, petroleum resin emulsi,liqnin sulfonate dan enzym-enzyrrf'. Akan tetapi, material-material tersebutmempunyai banyak kelemahan jika dibanding dengan polimer emulsi, kelemahan-kelemahan tersebut antara lain bersifat korosip terhadap logam, tanah menjadi licinjika basah, ikatan antara padkel tidak kuat, menjadikan tanah dan air tanah menjadihangat, lapisan menjadi mudah patah ("britle") jika kering, lapisan tanah memilikibau yang menyengat, mudah terlarut dan proses aplikasinya yang sulit.

(1)

(2)

Page 209: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

188

(3) Keunggulan-keunggulan dari "polimer emulsi" jika dibandingkan dengan materialyang lain, antara lain adalah: menciptakan lapisan yang "flexible", aman terhadap

lingkungan, tidak korosif, tidak mudah terlarut, tanah tidak licin jika basah, tahan air("water proof'), tidak mudah terbakar (non-flammable), tidak menimbulkan bau,

mengikat partikel-partikel tanah dengan kuat, aplikasinya yang singkat dan mudah,

tahan terhadap sinar matahari (sinar ultraviolet) dan alkali, serta biayanya yang

murah.

5.4.3 Metode Penggunaan "Polimer Emulsi":

Lihat pada Gambar V-7 dan V-8 dengan penjelasan, sbb

(1) Polimer emulsi jenis poli (vinyl acetate ber-kopolimerisasi dengan acrylic) atau poli(vinyl acetate ber-kopolimerisasi dengan veona) sebagai "soil stabilizer" sudah

dilakukan di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Belum lama juga diuji-cobakan di Malaysia dan Thailand dan menunjukkan hasil yang menggembirakan..

(2) Polimer emulsi ini berbentuk cairan berwarna putih susu ("milky white"), memilikipH yang sesuai dengan pH tanah dan memiliki viskasitas yang rendah.

(3) Metode/cara penggunaannya adalah dengan menyemprotkan cairan polimer pada

tanah-tanah yang rentan terhadap erosi seperti pinggiran sungai, tanah-tanah gundul,

daerah pertambangan, dan lain-lain. Cara penyemprotannya dapat melalui: "selang","mobil truk" atau "helikopter".

(4) Polimer emulsi yang telah disemprotkan akan "berdifusi"/berbaur" kedalam tanah

sampai kedalaman 2 (dua) cm dan akan mengikat setiap partikel tanah dengan kuat.

(5) Polimer ini akan membentuk "fiIm" dalam waktu antara 2hingga 16 jam tergantung

darijenis tanahnya.

(6) Setelah kering dan membentuk "lapisan fiIm", maka tanah akan menjadi terlindungdari "erosi" dan "longsor" terutama erosi yang disebabkan "hujan deras" dan"banjir" (7) Lapisan '.film" dari polimer emulsi ini tidak akan merusak bibit-bibit("seeds") tanaman, bahkan akan mencegah terlarutnya atau hilangnya pupuk daritanah. Kedalaman "fikn" yang hanya 2 (dua) cm dari permukaan tanah tidak akan

menggangu unsur-unsur hara didalam tanah dan air tanah (8) Struktur polimer yang

mempunyai gugusan fungsi yang "hidrofob" akan mengakibatkan tanah tahan

terhadap air, sehingga tidak menjadi licin jika basah.

5.4.4 Penggunaan Lain Dari Polimer Emulsi:

(1) Polimer emulsi jenis poli (vinyl acetate yang ber-kopolimerisasi dengan acrylic) atau

poli (vinyl acetate yang ber-kopolimerisasi dengan veona) dapat pula digunakan

sebagai "dust polluatlve". EPA (Environmental Protection Agency) menyatakan

bahwa "debu (dust) mengandung 108 bahan berbahaya, diantaranya dapat

Page 210: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

189

menyebabkan penyakit asma, kanker, alergi dan penyakit karena virus.

(2) EPA memperkirakan setiap tahun terjadi "emisi debu" sebanyak 25 m ton. Polimer

emulsi yang disemprotkan kedalam tanah, akan mencegah terjadinya polusi yang

disebabkan oleh debu (dust pollution), karena pol emulsi akan mencegah

terdispersinya partikel-partikel tanah oleh udara.

(3) Dengan demikian selain dapat diaplikasikan di pinggir-pinggir sungai sebagai

material pencegah erosi, polimer emulsi juga dapat diaplikasikan pada daerah

perkotaan seperti "taman kota", tanah lapang, daerah pertambangan, daerah

pertanian, pinggir jalan raya, landasan pesawat terbang, dll. untuk menghindar dari

berbagai jenis penyakit.

5.5 PRODUK KHUSUS POLIMER "POLISILOKSAI\T' UNTUK KULITSINTETIK (KULIT BUATAN) DAN OPERASI PLASTIK

Polisiloksan adalah produk polimer sejenis kulit buatan yang sifat-sifatnya mirip

dengan kulit manusia asli. Produk polimer ini adalah perpaduan antara kopolimer

"polieter dan poliestet'' yang mengandung unsur kimia sebagai pengikat yaitu unsur

silikon (Si), Oksigen (Oz) dan gugus alkil (=p;, dengan struktur molekulnya (yang berat

molekulnya terendah) yaitu: R2SiO, dimana gugus alkil (R) biasa dihargai = CHr, tetapi

dalam struktur "polisiloksan" ini harga alkilnya (R) bisa juga H atau = C2H5 atau = CoHs

(siklis), sehingga strukturnya bisa-bisa lebih kompleks lagi seperti tabel berikut:

No:(n) Nama Polimer/sebutannya Struktur formulanya

I

2

3

n

Mono-siloksan

Disiloksan

Trisiloksan

Poli organosiloksan:poli methylsiloksan

R2SiO * H:SiO

H3Si-O-SiH3

H3Si-O-SiH2-O-SiH3

[.rsio],*[o - {t - o - it - o - pl,

Akan tetapi yang terpenting diingat bahwa "polisiloksan" mempunyai B.M (=Benat Molekul) yang tinggi, sehingga komposisi strukturnya dapat ditulis: (R2SiO)n

seperti diatas. Ini adalah "poliorganosiloksan" atau "polimethyl siloksan", yang

mempunyai ikatan atom antara silikon (Si) dengan Oksigen (O2) (seperti tabel diatas),

yaitu dengan ikatan valensi atom silikon (Si) yang terbuka dapat bergabung atau tarik

menarik dengan hydrokarbon (R) grup, atau ada juga perubahan sebaliknya yang

Page 211: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

190

bergabung antara silikon (Si) dengan oksigen (Oz) pada perubahan yang kedua kali dan

seterus mengakibatkan terjadinya kopolimerisasi dari "poliether" dan poliester(Penggabungan antara atom silikon (Si) dengan R grup, dimana harga R = CzHs atau =C6H, akan terbentuk "poliester" sedangkan penggabungan antara methyloksid ( RzO- )dengan hydroksil ( OH- ) akan terbentuk "polieter", sehingga terjadi perpaduan antara

kopolimer "poliether dan poliester").

5.5.1 Proses/Reaksi Pembentukan "Polisiloksan".

(1) Pertama-tama mempersiapkan "larutan sintetik silikon surfaktan" yaitu larutansilikon yang mempunyai 2 (dua) permukaan yang aktif berdaya tarik menarik yaitudengan reaksi radikal langsung antara silikon (Si) dengan Methyl Chloride (CH3 Cl)menghasilkan "4 macam campuran larutan methyl chlorosilane" yang belum stabilbentuknya, yang terdiri dari:

(a) (CH3)z Si Cl2 G757o);(c) CH3 HSi Clz(XBVo);

(b) CH3 Si Clr(+ I27o);

(d) (CHr)r Si Cl (t57o).

dan pada saat kondisi ini perubahan reaksi berhenti.

(2) Kemudian dengan proses distilasi dan hidrolisa dengan H2O, campuran larutan

terse.birt diatas dipisahkan, menghasilkan "silanol (SiOH)" yang kemudianberkondensasi menjadi "siloksane", dengan reaksi-reaksi sbb:

2-Si-Cl +2HrO+ zHCl+ 2- Si- OH*I l(silanol)

l1kondensasi -Si-O-Si- +H2O

t fsiloksane)

(3) Selanjutnya di "kohidrolisis" campuran larutan "chlorosilane" yang terbentukdengan larutan "siloksane" yang berat molekulnya rendah dari ikatan siklis (dari"dichlorosilane"). Campuran larutan tersebut pada reaksi keseimbangan dipanaskanpada suhu 100'C dengan menggunakan katalist asam, apabila "silanol" sudah selesaimengalami kondensasi dan hubungan/sambungan ikatan antara Si - O - Si sudahputus, hal ini berarti reaksi pembentukan "siloksane" telah terbentuk dan reaksinyasudah stabil, sbb:

Page 212: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

19r

( CH: h Si Cl + nCl2 Si, .# Cst )r-'l

(cH,):,,"(i;iL-T'"F"l(4) Selanjutnya jalan alternatif lain yang umum dipakai pada reaksi pembentukan

"siloksan polimer blok" adalah:

cr{"\sict\ + (cHt'}r sict"r

1", o, I n,o+tcH3si (oEt)3 * [{cnry, sio]o (sikris)

i KOH katalis

7l(CH)z SiO l* OEtcH3 si ([ (cHr)z sio ]y oEt

'[ (cHr)z sio ], oEt

(5) "Ethoxy ( E O- )" mengahiri reaksi terbentuknya "dimethyl polisiloksan") yang

selanjutnya bereaksi dengan hydroksil ( OH- ) membentuk "polyether" sebagai hasilakhir terbentuknya surfaktan "polisiloksan/polimer siloksan" tersebut sbb:

a) Tidak terhidrolisa ( Si - C ):

Si-H+CHz:CH-CH2ORsi (cH2)3 oR

yang disebut "polisiloksan"

9H,si - cH3CH:

b) Dapat terhidrolisa ( Si - O - C ):

Si - OE + R - OH --------- Si - O - R + E, OH,

c) Sehingga struktur "surfaktan silikon"dipakai sbb:

9H, l9r,l [9r, IcH,-si-o+si-ol- I si-o- *' tr, L .r, -ln I pori"rt.rl*

yang lazim

Page 213: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t92

(6) Sfruktur "surfaktansilikon polimer" (yang disebut dalam istilah petrokimia produkjadi yang terbentuk inilah yang disebut "polisiloksan", yang mempunyai sifat-sifatseperti "kulit sintetiK' lainnya, yaitu sifat lembut, elastis dan kenyal/kuat serta tahanterhadap pemanasan suhu tinggi.

5.5.2 Jenis-jenis Polimer untuk pembuatan Kulit Sintetik

Sesuai dengan "Artikel Harian Kompas - Jakarta terbitan 24 luni 2003 tentang"Ilmu Pengetahuan dan Inspirasi" menjelaskan bahwa (Lihat pada Gambar V-9 terlampir:

(1) Polimer-polimer yang digunakan sebagai "contoh pilihan" atau matriks" harusmempunyai sifat "bio compatible" yaitu sifat yang dapat diterima oleh sistembiologis tubuh. Matrik polimer yang paling banyak digunakan adalah "kopolimerdari poliester dan poliether serta polimer poli-L-laktida.

(2) Pengujian sifat "bio compatible" polimer tersebut dilakukan dengan c:ra penanaman(implantasi) matrik polimer pada binatang.

(3) Sebelum proses implementasi dilakukan, terlebih dahulu proses pembedahandilakukan pada jaringan kulit binatang percobaan.

(4) Setelah implementasi dilakukan pengamatan kemungkinan terjadinya reaksi-reaksiyang tidak diinginkan pada matrik polimer. Baik poli (ether kopolimer ester)maupun poli-L-laktida tidak menunjukkan pengaruh yang negatif pada binatang,sehingga matriks polimer tersebut memungkinkan digunakan pada manusia.

(5) Penelitian-penelitian terus dilanjutkan untuk mendapatkan matriks polimer yanglebih sesuai baik itu dari "polimer alam (seperti selulosa)" maupun "polimer sintetik(seperti polisiloksan)". Para peneliti di MIT telah menemukan kopolimer "Collagenglycosaminoglycan" dan peneliti di NAS Washington, DC juga telah menemukan"polimer sintetik polisiloksan", sedangkan peneliti di Virginia telah menelitipenggunaan "selulosa-polimer alam" yang sangat melimpah di dunia untuk membuatkulit buatan.

(6) Selain sifat "biocompatible", kekuatan ("strength") adalah sifat penting lainnya yangharus diperhatikan dalam memilih matriks polimer.

5.5.3 Efektifitas Penggunaan Kulit Sintetik:

(1) Seperti sudah dijelaskan diatas, kulit sintetik "polisiloksan" adalah produk polimeryang mengandung unsur-unsur silikon (Si), oksigen (OJ, dan gugusan alkil (R).

Polimer sejenis ini memberikan sifat lembut, elastis dan kenyal. Oleh karena sifat-sifat kelembutannya tersebut, sebelumnya silikon (Si) banyak digunakan sebagaisenyawa untuk memperbesar dan mempercantik payudara serta identik dengansebutan yang dinamakan Operasi Plastik.

(2) Sekarang ini kulit sintetik banyak digunakan untuk penyembuhan korban luka bakar

Page 214: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

(3)

(4)

(s)

(6)

t93

yang hebat dan untuk mereka yang ingin mempercantik diri dengan caramempermak bagian-bagian tubuhnya yang kurang indah (hal ini dapat kita aihat padaGambar V-10 terlampir).

Dalam kasus luka bakar, jika tidak ditangani dengan cepat, maka tubuh akanberusaha menutup luka bakar tersebut dengan .uru .,p"ng"rutan". Hal ini dapatmengakibatkan rasa sakit dan dapat mengakibat ,,cacat,, pada kulit. penderitanyajuga akan semakin tidak nyaman bila luka bakar ini terjadi &wajah.Sel-sel kulit manusia yang asli tidak selalu tersedia untuk proses pencangkokan("'grafting") dan proses penyembuhan sel-sel tersebut harus ditumbuhkan dari sel-selkulit sipasien itu sendiri yang sudah barang tentu membutuhkan waktu lama.Kulit sintetik dapat digunakan sebagai pembalut (..bandege',) interaktif yangmenutupi luka sampai proses pencangkokan kulit yang asli beihasil menutupi iukalKulit sintetik akan "berinteraksi" dengan jaringan tubuh agar proses tumbuhnya ,.sel-

sel kulit baru" dapat berlangsung dengan cepat dan ."*p,r*u.Dalam waktu 7-14 hari akan tumbuh sel-sel kulit baru yang asli dan akan menutupiluka secara utuh. Setelah jaringan fungsional kulit tumbuh d"ngun sempurna makapembalut dapat dihilangkan dan penyembuhan kulit luka bikar teriebut telahberjalan dengan sempurna..

Page 215: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

19.i

(iamhar 1'-.1 !'r'in-sip Krrja "Direct \4etitantrl Fuel Ceil"S,.rmher: ilanln Kompt.-r -'lir;ru

Pe iisetahuan dan Inspirasi" 2:l Agustus 2002t

Page 216: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

195

Tabel V-7. Perbandingan Emisi Cas

KENDARAAN..FUEL CELL', DENGAITI LEV STAN.DAR

Sumber: Harian Kornpas "llmu Pengetahuan dan Inspirasi" 24 Agustus 2002

TIPEHB{D.q8.LqNBERMOIOR

zuiSItE/il{)

HMffi ttt l\Ti}f

X" TLET rl 156 4,2 rl6

+ LH,T ililq ,{'f 0,1

i. IILEV r'l r'155 JI ilil/

+ SLTLETJ IIIII 1 Iil t./

+ I'r{FCV ililtl#1 Iil ilh il ilil./1

X. Dh4FCV 0.0u01 0 0

Page 217: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t96

UNTUK FCVs fiuta galon)

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0

Gambar Y-4. Proyeksi Kebutuhan Metanol untuk FCVsSumber: Harian Kompas "Ilmu Pengetahuan dan Inspirasi" 24 Agustus 2002

Page 218: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r97

Gambar V-5. Proyeksi Penjualan FCVsSumber: Harian Kompas "Ilmu Pengetahuan dan Inspirasi" 24 Agusnrs 2002

Page 219: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

198

@/

@@

1VeoVa

@9@l_/

IProtected

vinyl acetate

@@q\)

Polymerchain

Gambar V-6. Efektivitas penggunaan ikatan partikel-partikel "polimeremulsi"dengan tanah proyek percontohan

Sumber: Harian Kompas "Ilmu Pengetahuan dan Inspirasi" 03 Mei 2003

Page 220: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t99

Gambar Y-7. Penyemprotan "tanah-tanah tanggul" cairan "polimer emulsi" dengan alat penyemprot

menggunakan "mobil truk"Sumber: Harian Kompas "Ilmu Pengetahuan dan Inspirasi" 03 Mei 2003

Page 221: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

200

Gambar Y-8. Penyemprotan "tanah-tanah yang rentan terhadap erosi" dengan menyemprotkan cairan"polimer emulsi" melalui "selang penyemprot"

Sumber: Harian Kompas " Ilmu Pengetahuan dan Inspirasi" 03 Mei 2003

Page 222: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

€002 Iunf ?z .,ls?rldsul u?p uBngBleSuod nurll, s?duro) u?LEH :reqruns

Iuetuls trlny uulnluaqrued BpBd tIIn) rnD{ruls uP8uep lelullod slHl"htr BrBlIre uu8unqnH '6'A rBqrue9

IOZ

Page 223: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

202

Gambar V-10. Aplikasi Penggunaan Kulit Sintetik dan Operasi PlastikSumber: Harian Kompas "Ilmu Pengetahuan dan Inspirasi" 24 Jwi2003

Page 224: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

)03

Tabel V-5. Karakteristik Berbagai Additif Pelumas (Sumber: PERTAMINA-PDN)

Tipe Fungsi Senyawa

Dispersant, Detergents Menghindarkan lumpur, deposit karbondan deposit-deposit awal lainnya yang

terlarut dalam pelumas

Suksinimida, Sulfonat [,ogamNetral. Detergen Polimerik.Senvawa Amina

Corrosion Inhibitor Menetralisasi Asam. Menghindarkankorosi karena serangan asam

Sulfonat I-ogam Sangat Basa

Oxidation Inhibitor Menghindarkan dan mengendalikanoksidasi pelumas, pembentukanvamish, lumpur, dan senyawa korosiflainnya, serta membatasi kenaikanviskositas

ZDTP, Amina Aromatik

Extreem Pressure/Antiwear

Membentuk lapisan film pelindungpada mesin, mengurangi wear,menehindarkan lecet/ goresan

ZDTP, T i- cr esyl Phosphat,Phosphat Organik, Senyawa Klorin,dan Senvawa Sulfur

Friction Modifiers Mengurangi/memodifikasi gesekan,menaikkan ekonomi konsumsi bahanbakar

Senyawa polar rantai panjang

misalnya Amida, Phosphat,Phosohit. dan Asam

Rust Inhibitor Menghindarkan pembentukan rust padapermukaan logam melaluipembentukan lapisan film ataumenetralisasi asam

Additif Basa Tinggi, Sulfonat,Phosphat, Asam Organik/ Ester,

dan Amina

VI Improver Mengurangi besamya perubahan viskositas akibat perubahan suhu,mengurangi konsumsi bahan bakar,mengurangi penguapan pelumas, danmenambah kemudahan penyalaanmesin pada suhu rendah

Poliisobutilen, Metacrylat, PolimerAcrylat, Kopolimer Olefin, dapatbergabung dengan gugus dispersant

Metal Deactivators Membentuk lapisan hlm sehinggapermukaan logam tidak menjadi katalisterhadao oksidasi oelumas

ZDTP, Phenat t ogarn, SenyawaNitrogen Organik

Pour Point Depressant Menurunkan titik tuane pelumas Metacrvlat BM Rendah

Antifoamants Mengurangi foam pada crankcase Polimer Silikon

Page 225: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Tab

el V

-6.

Pen

ggun

aan

Add

itild

alam

Ber

baga

i P

eium

as (

Sum

bcr:

PE

RT

AM

INA

-PD

N)

Tip

e P

elum

asA

nti

Oks

idan

Det

ergc

ntD

ispe

rsan

tV

IIm

prov

erP

our

Poi

ntD

epre

ssan

tE

xtrc

me

Pre

ssur

e

Oitl

ines

Age

ntR

ush

Inhi

bito

rA

nti

Foa

min

gE

mul

si-ll

er

Spi

ndle

Oil

,r

Ref

iiser

ator

O

il

Dyn

ar r

o O

il

Tur

hine

C)il

Mar

inc

Die

sel

Eng

ine

Oil

Gas

olin

e E

ngin

e O

ili<

Die

sel E

ngin

e O

il

Gea

r O

il*

Cut

tinc

Oil

Airc

ratl

Rec

ioro

catin

s E

nein

e O

il

Hid

raul

ic O

il

Com

ori-'

ssor

Oil

Inst

rum

ent

Oil

*

I'J J\

Page 226: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

BAB VI

MASALAH LINGKUNGAN INDUSTRI PETROKIMIA

Seiring dengan kemajuan teknologi dalam sektor industri pada umumnya dan

dalam industri petrokimia pada khususnya, serta dengan cukup tersedianya sumber daya

alam berupa minyak dan gas bumi, maka pengembangan industri petrokimia di Indonesia

perlu ditingkatkan lagi. Manfaat yang dapat diharapkan dengan dikembangkannya suatu

industri petrokimia antara lain adalah:

1. Memberi kesempatan kerja yang lebih luas kepada para calon tenaga kerja, sehingga

dapat membantu pemerintah memecahkan masalah pengangguran.

2. Dapatmenaikkan taraf hidup masyarakat di sekitar lokasi industri.

3. Dapat menambah jumlah tenaga terampil yang berarti makin meningkatnya

kemampuan tenaga berteknologi tinggi.

4. Secara Nasional dapat menambah devisa untuk pembangunan negara.

Namun di samping manfaat-manfaat tersebut, ada kalanya kehadiran sesuatu

industri dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungannya. Dampak negatif

tersebut akan terasa lebih parah lagi apabila dari industri tersebut dikeluarkan bahan-

bahan buangan pencemar atau limbah pencemar tanpa dilakukan pengolahan limbah

terlebih dahulu.Industri petrokimia di Indonesia yang kini telah mulai berkembang merupakan

salah satu tulang punggung dalam mengisi dan menunjang pertumbuhan industri-industri

lainnya, juga perlu memperhatikan masalah-masalah dampak negatif lingkungan yang

ditimbulkannya.

6.1 LIMBAH PETROKIMIA DAN ST]MBERNYA

6.1.1 Jenis Limbah Petrokimia

Pada umumnya industri petrokimia mempunyai 3 jenis limbah buangan yang dapat

menimbulkan pencem,uan terhadap lingkungannya. Ketiga jenis limbah pencemar akibat

industri petrokimia tersebut adalah:

1. Limbah pencemar gas atau limbah gas, yaitu gas-gas buangan proses, seperti gas CO2,

CO, HzS, SOx, NOx, dan jelaga/partikel-partikel.

2. Limbah pencemar cair atau limbah cair, yaitu air buangan atau air yang berbentuk

Page 227: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

206

larutan buangan proses.

3. Limbah pencemar padat atau limbah padat, yaitu limbah padat buangan atau yang

berbentuk larutan buangan proses, seperti plastik-plastik dan resin-resin buanganproses, logamJogam berat dan katalis buangan proses (seperti: Pb, Hg, Cd, Fe, Cu,Ba, Se, Zn, dll.), garam-garaman anorganik yang terbuang dan lumpur organik padat

buangan proses.

6.1.2 Sifat-sifat dan Karakteristik Limbah Petrokimia

Ada beberapa sifat dan karakteristik atau ciri khas yang menjadi latarbelakangpengendalian dampak lingkungan hidup industri petrokimia antara lain:

1. Industri petrokimia (industri petrokimia hulu) di dalam operasinya menggunakanhidrokarbon atau migas sebagai bahan bakunya, yang pada pengolahan selanjutnya(yang disebut juga industri petrokimia hilir) akan menghasilkan produk-produkpetrokimia berupa produk dasar atau produk primer, produk antara atau produksetengah jadi atau produk intermediate dan produk akhir atau produk jadi.

2. Di samping itu, industri petrokimia ini mempunyai sifat dan karakteristik yang lainlagi, yaitu bahan bakunya yang berupa hidrokarbon beberapa kali mengalamiperubahan bentuk mulai dari produk dasar menjadi produk antara, yang akhirnyaberubah menjadi produk akhir/produk jadi. Pada saat setiap tahapan proses produksidiperlukan:a) Proses dasar yang berlainan.b) Bahan pelarut kimia serta bahan katalis yang berlainan.c) Air dalam jumlah yang relatif besar dengan jumlah yang berbeda pada setiap

tahapan proses, sehingga "limbah buangan proses" atau "limbah petrokimia"berupa bahan-bahan kimia pencemar yang dihasilkan, jumlah dan macamnyasangat banyak (lihat Tabel VI-l).

3. Besarnya pencemaran yang disebabkan suatu industri petrokimia sulit ditentukanmengingat proses produksi, bahan baku dan cara pengoperasiannya sangat beragam.

Namun demikian, pengukuran BOD (biological oxygen demand) dan COD (chemicaloxygen demand) dapat menunjukkan besarnya zat pencemar organik dalam air limbahatau sungai pembuang. (Lihat Tabel VI-2). Cara yang terbaik adalah mengukur semuajunrlah zatpencemar yang ada serta debit air limbah dan sungai pembuang.

6.2 ASPEK LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT PENGOPERASIAN DAN PEMAN.FAATAN PRODUK.PRODUK PETROKIMIA

6.2.1 Rona Lingkungan Industri Petrokima

Sama halnya seperti Rona Lingkungan lndustri, maka dengan Rona LingkunganPetrokimia dimaksudkan: "Bagaimana cara membangun proyek industri petrokimia yang

Page 228: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

207

berwawasan lingkungan sejak awal". Gambaran ini meliputi aspek fisik, kimia, biologis,sosial ekonomi dan sosial budaya manusia yang potensial berada di sekitar proyek dan

dalam suatu wilayah yang secara ekonomis relevan dengan kegiatan proyek. Materi yang

dibahas terutama dititik-beratkan pada parameter-parameter yang cukup penting dan

diperkirakan memberikan dampak lingkungan yang dominan.

6.2. l. 1 Keadaan Lingkungan Fisika-Kimia

l.IklimGambaran mengenai iklim dapat diperoleh dari data hasil pemantauan stasiun

meteorologi yang terdekat. Stasiun meteorologi ini mencatat dan mengumpulkan data

antara lain mengenai temperatur udara, temperatur tanah, kecepatan dan arah angin,

kelembaban udara, curah hujan, penguapan, penyinaran matahari serta keadaan udara.

2. Kwalitas UdaraPenentuan kwalitas udara dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang batasan

konsentrasi dari limbah gas-gas di atas kawasan proyek dan sekitarnya sebagai akibat

enrisi kegiatan suatu proyek ataupun sumber-sumber yang lain. Hasil penentuan kwalitasudara ini kemudian dibandingkan dengan Kep. Men. KLH Nomor KEP-02ilIENKLlyYt988 (Lihat Tabel VI-3 dan Tabel VI-4).

3. KebisinganKebisingan merupakan parameter yang harus diamati di lapangan. Penyebaran

kebisingan dipengaruhi oleh sejumlah faktor fisik yang mengakibatkan penerusan dan

pengurangan kebisingan. Faktor yang berpengaruh antara lain adalah meteorologi, suhu

dan karakteristik permukaan tanah yang bersama-sama akan mengabsorbsi atau

meneruskan suara. Arah angin yang dominan yang akan mempengaruhi pola penyebaran

kebisingan pada jarak tertentu. Suhu mempunyai pengaruh yang sama, apabila penurunan

suhu berlangsung secara lambat, maka gelombang suara akan ke atas.

4. FisiografiGambaran mengenai fisiografi ini antara lain menampilkan topografi lokasi dan

morfologi proyek tersebut. Dari sini dapat diketahui apakah wilayah proyek tersebut

merupakan daerah dataran tinggi, rendah atau pantai, jarak wilayah dengan pantai,

ketinggiannya dari permukaan laut dan kemiringan tanahnya.

5. GeologiGambaran mengenai geologi daerah di mana proyek akan didirikan dan daerah

sekitarnya, secara umum meliputi jenis-jenis formasi bantuan, jenis jenis tanah dan

gerakan-gerakan tanah. Keadaan geologi ini dalam penampilannya dilengkapi dengan

peta geologi untuk memberikan gambaran formasi lateral yang ada di sekitar wilayahlokasi dan juga stratigrafi kolom yang menggambarkan urutan-urutan vertikal kelompokbatuan sebagai hasil evaluasi pemboran sumur dan studi geologi permukaan.

Page 229: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

208

6. HidrologiUraian tentang hidrologi dapat ditekankan pada kelakuan fisik keadaan hidrologi

setempat (sungai, danau, laut dsb). Kelakuan fisik ini antara lain meliputi penyebaran airtanah, pola aliran sungai, daerah resapan air permukaan dan air tanah, sifat aliran,fluktuasi pasang surut, perkiraan debit drainase, sedimentasi dan erosi, sumber air bersihuntuk mandi, cuci, dan keperluan lainnya serta karakteristik air tanah untuk mengetahuipotensinya. Keadaan hidrologi dapat diperjelas dengan menampilkan peta hidrologi, petapenyebaran air tanah atau peta daerah aliran sungai.

7. Hidro-oceanografiPola hidrodinamika laut dapat ditampilkan melalui pengukuran parameter seperti

pasang surut, gelombang dan arus, interaksi pola hidrodinamika dengan cuaca, interaksipola hidrodinamika dengan sedimentasi dan erosi.

8. Kualitas air

a) Kualitas air permukaanPP 20 tahun 1990 golongan B merupakan dasar untuk penilaian terhadap

kualitas air permukaan (sungai). Penggunaan baku mutu golongan B dalam analisis inikarena fungsi sungai di daerah belum ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan bahwa setiap sungai yangbelum ditetapkan fungsinya oleh pemerintah, secara otomatis diatur oleh PP tersebut.Kualitas air permukaan dianalisis berdasarkan sifat fisik-kimia serta logam berat yangterkandung di dalamnya. Sifat fisik air ini meliputi temperatur, warna, kekeruhan,daya hantar listrik, salinitas dan muatan padatan tersuspensi. Parameter tersebut secaraumum digunakan untuk menentukan status kualitas iir suatu perairan. Semua sifatfisik ini merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi sifat fisikdan kimia perairan serta fungsi fisiologis dalam organisme perairan.

Sifat kimia air ini meliputi: pH, CO2 bebas, alkalinitas total, kesadahan - Ca -Mg - total, DO, nitrat, amonia, ortofosfat, silikat, sulfat, sulfida, BOD-j, detergen,fenol, HC-total, pestisida. Sifat kimia ini mencakup parameter-parameter yangmempengaruhi nilai daya guna air bagi kehidupan organisme, rumah tangga,perikanan dan pertanian. Parameter-parameter ini dapat berupa gas-gas yang terlarut,padatan tersuspensi, garam-garam organik atau anorganik. LogamJogam berat yangdianalisis meliputi Ca, Mg, K, Na, Fe, Cd, Cr, Mn, Zn,Pb, dan Hg.

b) Kualitas air lautPenilaian terhadap kualitas air laut (pantai, muara sungai, perairan pantai)

didasarkan pada Baku Mutu Air Laut menurut Keputusan Menteri Negara KLHNomor KEP-02A4ENKLI{/F/1988 untuk biota laut. Kualitas air laut untuk biota lautdianalisis berdasarkan sifat fisik kimia serta logam berat yang terkandung didalamnya. Sifat fisik meliputi temperatur, warna, kekeruhan, daya hantar listrik,salinitas dan muatan padatan tersuspensi. Sifat kimia meliputi: pH, Co2 bebas, Do

Page 230: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

209

kesadahan total, nitrat, ortofosfat, silikat, nitrit, amonia, sulfida, sulfat, BOD-5, COD,

detergen, fenol, HC-total. Logam-logam berat yang dianalisis meliputi Ca, Mg, K, Na,

Fe, Cd, Mn, Ni, Zn, Cv, Pb dan Hg.

c). Kualitas air tanahPenilaian terhadap kualitas air tanah didasarkan pada Baku Mutu Air menurut

PP. 20 tahun 1990 golongan B. Parameter-parameter yang dianalisis baik untuk sifatfisik-kimia maupun unsur logam berat adalah sama dengan parameter-parameter

kualitas air permukaan.

d) Kualitas air limhahPenilalan terhadap kualitas air limbah didasarkan pada Keputusan Menteri

Negara KLH Nomor KEP-2/IVIEN.KLIilI/1988 mengenai Baku Mutu Air Limbah(Lihat Tabel VI-5) dan KEP-3/IvIEN.Kl-HllJ/lggl mengenai Baku Mutu Limbah Cairbagi Kegiatan Proyek yang Sudah Beroperasi (Lihat Lampiran 2).

6.2. 1 .2 Keadaan Lingkungan Biologi

1. FloraUntuk setiap pembangunan proyek, pada awalnya harus diketahui keadaan daerah

yang akan dijadikan lokasi proyek dan peruntukan daerah tersebut. Bila daerah hutan,

harus diketahui dengan jelas, hutan tersebut hutan apa. Apakah hutan lindung, hutanproduksi, hutan suaka alam atau taman nasional.

Apabila hutan tersebut merupakan hutan primer, maka harus diinventarisasi dulujenis-jenis pohon dan tumbuhannya yang ada, apakah terdapat tumbuhan khusus/langkayang sudah dilindungi, untuk dapat menyelamatkan tumbuhan tersebut.

Apabila daerah tepi pantai banyak tanaman bakau (mangrove), maka tanaman

bakau ini harus dilestarikan. Fungsi tanaman bakau ini merupakan komponen yang

penting untuk biologi di daerah pantai, antara lain memberikan kestabilan daratandaratanlumpur dan saluran-saluran pasang surut, tempat cari makan dan bertelur bagi ikan/biotalaut serta tempat perlindungan terhadap organisme akuatik dan darat terutama perikanan

yang mempunyai nilai ekonomis yang penting. Di samping itu, tanaman bakau ini juga

merupakan pelindung pantai.

2. tr'aunaDi samping flora yang tersebut di atas, perlu diinventarisasi pula hewan-hewan

yang ada di lokasi dan sekitar wilayah proyek. Apakah pada lokasi yang akan dipakaiproyek tersebut merupakan tempat berkembang biak, tempat mencari makan, tempatperlindungan bagi hewan-hewan tersebut. Hal ini sangat penting untuk mempersiapkantempat perpindahan lingkungan tersebut pada tempat/lokasil daerah yang dapat menjaminkelangsungan generasinya. Selain hewan-hewan tersebut perlu diinventarisasi organismeyang ada di perairan, antara lain mikro organisme (phyloplankton, zooplankton) dan

makro benthos.

Page 231: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

2t0

6.2.2 Dampak Lingkungan Hidup

Pengoperasian proyek industri petrokimia, yaitu pengolahan atau penggunaanbahan baku hidrokarbon/"minyak dan gas bumi", dapat menimbulkan dampak negatif.

6.2.2.1 Dampak Negatif yang Timbul

Pemanfaatan minyak dan gas bumi sebagai bahan bakar dalam industri petrokimiaakan menimbulkan emisi bahan buangan limbah berupa co2, co, cI{. Nox, HzS, soxdan jelag : (partikel) yang dapat mempengaruhi kualitas udara sekirarnya. Tetapi apabilakita perhatikan spesifikasi atau karakteristiknya, maka minyak dan gas bumi Indonesiatermasuk jenis yang cukup rendah kandungan belerangnya, sehingga pencemaran olehgas SOx dan HzS tidak perlu dikhawatirkan.

Selain limbah gas pencemar tersebut, limbah cair pencemar seperti air buanganaiau cairan berbentuk larutan buangan proses dan limbah pada pencemar sebagai akibatLuangan proses seperti resin-resin/plastik-plastik, logam-logam berat, garam-garamo.'ganik dan sisa-sisa katalis, baik yang dihasilkan dari Industri petrokimia hulu maupundari industri petrokimia hilir dapat mempengaruhilmencemari kualitas kehidupan disekitamya. Begitu juga ceceran-ceceran minyak dalam pabrik dapat menaikkan suhuperairan yang dijadikan tempat pembuangan limbah cair tersebut. Ini semua akanmengakibatkan/mengganggu kehidupan beberapa jenis flora dan fauna yang ada disekitarnya.

6.2.2.2 Dampak Negatif Umum lang Timbul

1. Fisika - Kimia

a) Iklim MikroPerubahan iklim mikro dapat terjadi akibat perubahan habitat hutan-hutan

primer/sekunder yang menjadi lokasi proyek, lahan pemukiman pegawai./karyawanmaupun untuk pertanian akibat adanya migrasi, serta pembuangan bahan berbentukgas lewat cerobong yang dibakar sehingga memancarkan panas ke sekeliling tempatproyelc/ tapak proyek.

b) Kualitas UdaraPencemaran udara adalah suatu keadaan udara yang mengandung senyawa

kimia dalam konsentrasi yang cukup .tinggi (di atas normal/ambient) sehinggaberpengaruh terhadap manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya.Pencemaran udara dapat merusak tanah, air, hasil pertanian, tanaman lain, hewan-hewan maupun benda-benda yang berada di sekitar kawasan sumber pencemar. Disamping itu, pencemaran udara dapat mengurangi kenyamanan hidup. sertamengganggu kesehatan manusia. Dengan beroperasinya proyek industri petrokimiatersebut, maka akan terjadi emisi bahan buangan limbah gas dan partikel dari prosestersebut. Emisi dari proses pembakaran adalah so2, co, HC, HzS, coz dan jelagapartikel-partikel.

Page 232: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

ztt

c) KebisinganKebisingan ini timbul sebagai akibat bunyi mesin-mesin pembangkit listrik,

pompa-pompa, kompressor, dan sebagainya. Apalagi bila nilai ambang batas

kebisingan telah terlewati, maka kebisingan dapat menimbulkan gangguan kesehatan

kepada pekerja/ pegawai./karyawan atau penduduk setempat dan bahkan mengusik

satwa-satwa yang hidup di sekitar proyek.

d) Kualitas Air Permukaan/Air LautTerjadinya pencemaran air permukaanlair laut sebagai akibat pembuangan

limbah cair dan panas yang dapat mencemari dan menaikkan suhu air permukaan dan

air laut sehingga mengganggu kehidupan beberapa jenis flora dan fauna perairan yang

tidak tahan terhadap suhu tinggi maupun polutan. Di samping limbah cair dari proyekindustri petrokimia, air permukaan atau air laut juga dapat tercemar oleh limbahdomestik atau buangan penduduk setempat, rumah-rumah pegawai/karyawan, juga

oleh adanya ceceran minyak/oli bekas dari proyek industri petrokimia tersebut.

e) Air TanahApabila proyek menggunakan air tanah sebagai sumber air kebutuhan proyek,

maka dalam penggunaan air tanah harus diperhitungkan kemampuan alam dalampenyediaan air tanah untuk proyek industri petrokimia tersebut.

2. Biologis

a) FloraPembukaan lahan untuk proyek dapat menimbulkan hilangnya vegetasi langka

atau hilangnya fungsi hutan (sebagai hutan wisata, hutan produksi, suaka

margasatwa./suaka alam, taman nasional). Begitu juga dengan adanya polutan yang

dihasilkan oleh proyek dapat mengurangi vegetasi tertentu yang tidak tahan terhadap

pclutan.

b) FaunaPencemaran air dapat mengakibatkan kematian atau menurunnya populasi biota

air. Pembukaan daerah pantai yang kaya akan tanaman bakau (mangrove), dapat

mengakibatkan biota air maupun darat tertentu kehilangan tempat tinggal, tempat

berlindung, tempat mencari makan, tempat berkembang biak dan sebagainya

3. Sosial - Ekonomi - Budaya

Pembebasan lahan akan mengakibatkan perubahan tataguna dan kepemilikanlahan. Hal ini sering menimbulkan konflik antar pernrakarsa proyek dan masyarakat.

a) Banyaknya pendatang baru yang mempunyai keahlian lebih dari pada masyarakat

setempat dan pada umulnnya memiliki tingkat kehidupannya lebih tinggi dapatmenyebabkan terj adinya perbedaan sosial.

b) Kecemburuan sosial dapat timbul apabila penduduk setempat tidak ikutmenggunakan/merasakan manfaat adanya proyek.

Page 233: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

212

Dengan adanya pendatang baru yang mempunyai keanekaragaman sifat dan adatistiadat dapat mengakibatkan kemungkinan timbulnya perkelahian, pencurian/kejahatanyang menyebabkan keamanan penduduk terusik.

6.3 CARA PENGEI\DALIAN DAN PENANGGULANGAN PENCEMARANLINGKUNGAN LIMBAH PETROKIMIA

Ca-a yang paling baik melakukan pencegahan pencemaran limbah Industripetrokimia adalah melakukan pencegahan pencemaran pada "sumber-sumber pencemar"di dalam area pabrik, seperti:1. Penyempurnaan metode proses serta peralatan yang dipakai.2. Menlaga kebersihan dari tumpahan/ceceran bahan kimia sdrta ceceran lainnya.3. Menambah unit pemanfaatan hasil samping.4 ' Penggunaan kembali air buangan proses (daur ulang) serta usaha-usaha lain yang tidak

menimbulkan gangguan terhadap peralatan, manusia./karyawan serta lingkungannya.

6.3.1 contoh cara Penanggulangan Pencemaran Akibat Limbah Gas

Pencemaran akibat buangan gas d6pat diatasi dengan cara absorbsi (lihat GambarVI-l) yaitu dengan menggunakan garam sitrat sebagai penyerap/absorber. Cara kerjanyaadalah sebagai berikut:

Steam/uap panas dipompakan ke dalam kolom stripper/kolom absorber, sehinggagas pencemar (gas-gas SO2) akan terserap dan bereaksi dengan garam sitrat sehinggaterbentuk garam sulfat dan asam sitrat sebagai hasil samping (by product) yang tidakmenimbulkan masalah pencemaran lagi. Kedua hasil samping ini dapat dipergunakanuntuk keperluan lain.

6.3.2 contoh cara Penanggulangan.Pencemaran Akibat Limbah zat Cair

Ada beberapa cara penanggulangan pencemaran akibat buangan limbah organikcair, yaitu antara lain:

1. Secara fisika, seperti dengari sedimentasi, yaitu berupa pemisahan secara gravitasi(seperti pemisahan air berminyak), flotasi, penguraian (stripping), absorbsi, ekstrasidan lain-lain.

a) Absorbsi. Dalam cara ini digunakan karbon aktif yang sering dipakai untukmenanggulangi limbah yang mengandung zat kimia organik, seperti pestisida,benzena, fenol dan hidrokarbon yang telah mengalami klorinasi (chlorinatedhydrocarbon).

b) Ekstrasi. Dalam cara ini digunakan pelarut yang cocok untuk bahan pencemaryang akan dipisahkan.

Page 234: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

zt3

2. Secara kimia. Cara penanggulangan pencemaran ini dipakai secara luas dalammengolah air buangan industri, yaitu dengan cara netralisasi, koagulasi, presipitasi danoksidasi.a) Netralisasi. Cara ini dipakai untuk menanggulangi bahan-bahan pencemar akibat

pencucian bahan-bahan buangan asam atau basa dari proses-proses alkilasi,sulfonasi, nitrasi dan pembuangan katalis yang bersifat asam.

b) Koagulasi. Cara ini dipakai untuk menanggulangi buangan bahan pencemar berupaair bercampur minyak, emulsi atau logam berat dengan bantuan kapur danferosulfat sebagai bahan koagulan.

c) Oksidasi. Oksigen (udara) atau bahan kimia pengoksidasi digunakan dengan atautanpa katalis untuk menanggulangi COD. Salah satu contoh proses oksidasi yangbanyak diketemukan adalah pengolahan buangan domestik secara "air stripping".

3. Secara biologis

a) Secara anerobik (tanpa udara). Proses ini dilakukan di dalam suatu reaktor dimana bakteri anerobik akan mengubah bahan limbah cair organik menjadi gas

metana (CH+) atau bio-gas. Gas metana atau bio-gas yang dihasilkan dapat

dimanfaatkan sebagai bahan bakar gas untuk pembangkit listrik. Untuk jelasnyadapat dilihat pada Gambar VI-2.

b) Secara erobik (dengan adanya udara). Proses ini dilakukan di dalam suatu reaktordi mana limbah organik cair akan teroksidasi oleh pertolongan bakteri erobik danpemanasan dari luar, sehingga diolah menjadi air (HrO) (dan CO/CO, dengan

meirgalirkan udara ke dalam reaktor (lihat Gambar YI-Z).

Penanggulangan secara biologis dengan pertolongan bakteri telah berkembangdengan pesat dan telah banyak digunakan untuk mengolah limbah buangan yang mudahterurai secara biologis.

6.3.3 Contoh Cara Penanggulangan Pencemaran Akibat Limbah ZatPadat

Ada beberapa cara pengendalian/penanggulangan pencemaran akibat buanganlimbah pencemar zat padat (seperti bahan pencemar botol-botol minuman bekas plastikdan resin-resin/plastik-plastik lain) yaitu dengan proses recycling (daur ulang) dan prosespirolisa (pembakaran).

1. Proses daur ulang dapat dilakukan terhadap bahan botol-botol plastik bekas sepertiPVC dan PET (Polietilen tereftalat) dan sekaligus memanfaatkan bahan bekas botolplastik tersebut menjadi bahan berguna yaitu dengan proses penambahan bahankimia/reduksi sehingga dapat diolah menjadi produk-produk petrokimia dalam bentukcair yaitu bahan baku botol plastik (lihat Gambar VI-3) dan sekaligus mengatasimasalah pencemaran lingkungan.

2. Proses pirolisa dapat dilakukan terhadap limbah buangan plastik bekas atau limbahpolimer bekas dengan cara mengolah limbah polimer bekas tersebut menjadi

Page 235: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

2t4

"fueloil"/bahan bakar minyak (lihat Gambar VI-4) dan sekaligus mengatasi masalahpencemaran lingkungan.

6.3.4 Kualitas Air Limbah (Lihat juga Tabel VI-2 dan Tabel VI-5)

Untuk mengetahui jumlah limbah pencemaran di dalam air atau di dalam sungaipenampungannya, dapat diukur dengan methoda/cara, sebagai berikut:1. B.O.D = Biological Oxigen Demand (= mg/l)

= Kebutuhan oxigen secara biologi kehidupan.

2. C.O.D = Chemical Oxigen Demand (= mg/l)= Kebutuhan oxigen secara kimia.

3. T.O.C = Total Organic Carbon.

= Jumlah carbon organik, sebagai berikut:. Limbah dalam air dikeringkan, kemudian dibakar pada suhu tinggi. Kadar CO,

yang terbentuk dari hasil pembakaran tersebut dianalisa dengan sinar inframerah,didapat harga T.O.C nya.

. Reaksi penguraian senyawa karbon dalam air dapat berlangsung dengan cara:

a) Aerob (= dgn 02) dan

b) Anaerob (= tanPa Oz).

Yaitu dengan pertolongan bakteri, sebagai berikut:

Bakteri Aerob Bakteri Anaerob

Reaksi Hasil Reaksi Hasil

C)N)P)S)

CO/COz

HN03

H3PO4

H2SO4

C)N)P)S)

CHa @io-gas)

NH3

PH:

HzS

. Penguraiafl secara Anaerob dapat menyebabkan/mengeluarkan bau busuk yangmerangsang (= bau busuk H2S, bau NH3), dan apabila air tercemar sampai bau

busuk, maka didalam air tersebuj kadar O2-nya sudah tidak adalagi/aimya sudah

cukup tercemar (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran-l Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian

Pencemaran Air).

6.4 KESIMPULAN DAN SARAN

6.4.1 Kesimpulan

1. Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan industri pada umumnya dan kegiatan

pembangunan industri petrokimia pada khususnya, yang sudah banyak dilakukan oleh

Page 236: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

2.

3.

215

para pengusaha swasta belakang ini, maka pembangunan proyek-proyek industripetrokimia di Indonesia sudah semakin harus memperhatikan dampak-dampaknyaterhadap lingkungan di sekitarnya.

Pengendalian limbah pencemar industri petrokimia mudah ditangani dan tidak akan

menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap lingkungan hidup di sekitarnya,asalkan dari semula dampak negatif yang akan ditimbulkannya dapat diwaspadai atau

dengan perkataan lain kalau dari semula para petugas yang menanganinl'a di lapangansudah tanggap terhadap permasalahan dampak lingkungan hidup yang akan

ditimbulkannya.

Untuk menanggulangi permasalahan lingkungan hidup secara menyeluruh dan terpadu

di masyarakat, diperlukan daya dukung lingkungan hidup seperti:a) Koordinasi antara instansi yang terkait dalam upaya mencegah dan menangani

berbagai masalah lingkungan hidup perlu ditingkatkan.b) Perlu ada kelembagaan hukum untuk menangani lingkungan hidup. Dengan adanya

U.U.L.H (Undang-Undang Lingkungan Hidup) maka diperlukan lebih banyakperaturan guna mengatur penanganan limbah pencerulr beserta sangsinya.

c) Sumber daya manusia merupakan sisi penting dalam menangani dan mencegah

kerusakan lingkungan. Untuk itu perlu adanya ahli teknis lingkungan untukmembuktikan adanya pencemaran lingkungan. Guna menyidiki kerusakan ling-kungan diperlukan polisi lingkungan yang handal, begitujuga diperlukanjaksa dan

hakim yang tahu banyak persoalan lingkungan hidup, sehingga untuk masa-masa

mendatang persoalan kerusakan lingkungan hidup diharapkan sudah dapat diatasi.

6.4.2 Saran-saran

1. Dari contoh-contoh cara pengendalian/penanggulangan pencemaran limbahpetrokimia tersebut di atas, bahan pencemaran air merupakan bahan buangan yangpaling penting untuk ditanggulangi dari seluruh bahan buangan Industri petrokimia.Maka untuk menanggulangi hal semacam ini, sebaiknya setiap industri petrokimiadilengkapi dengan Unit-Unit Pengolahan Air Buangan maupun Unit-unitPengendalian/Penanggulangan buangan pencemar/limbah lainnya.

2. Meskipun untuk melengkapi sarana pengolahan limbah tersebut memerlukantambahan biaya investasi yang cukup tinggi, akan tetapi hal tersebut tidak akan

menjadi hambatan bagi para pengusaha, sebab tambahan biaya tersebut dapat

dimasukkan ke dalam harga jual produknya. Apalagi belakangan ini pihak konsumensudah mulai sadar tentang kelestarian lingkungan, dengan kata lain, konsumen sudah

mau membeli berapapun harga suatu produk yang ditawarkan, asal proses

pembuatannya sudah bersahabat dengan lingkungan.

Page 237: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

216

Tabel VI-l. Jenis Limbah Petrokimia dan Sumber Asalnya

Nama Proses Sumber Polutan J enis Li mtrah,/Poluta n

I Alkilasi benzena Alkilasi etil benzena . Tar, asam hidroklorik, kaustiksoda. fuel oil/ minvak baka

2. Produksi NH3 . Demineralisasi. Regenerasi dan proses

kondensasi

' Dapur pembakaran

. Berbagaijenis garam asam dan

basa.. Amonia (NH3)

CO, dan CO.)_ Produksi aromatik Ekstraksi air

Pemurnian pelarutHidrokarbon aromatikPelarut SO, dan dietllen glikol.

4. Catalytic cracking . Regenerasi katalls Katalis yang terbuang, sisa-sisa

katalis (silika, alumina,hidrokarbon, nitrogenmonoksida dan oksida).

5. Cataiytic reformin . Zat-zat kondensat . Katalis (seperti: Pt, Mo),hidrokarbon aromatik. H,S

6. Proses pengolahan minyakbumi

Pencucian pengolahan

minyak bumi

. Garam-garam anorganik,

tumpahan minyak, cairan

minyak.

7. Produksi sianida . Air buangannya/ "water

slops"

. Hidrogen sianida (HCN) dan

bahan yang tidak larut dalamhidrokarbon..

8. Dehidrogenasi. Produksi butadiena dari

n-butana dan butilena. Produk keton. Produk stirena dad etii

benzena

Air buangan proses /"quench waters"Zat-zat distllat I"distillation slop"Katalis kondensat darikolum pemisah

. Gas residu, tar, tumpahan

minyak dan larutan hidrokarbon. Polimer hidrokarbon.

hidrokalbon yrng terchlorinasi.gliserol dan NaCl.

. Sisa katalis (Fe, Mg, K, Cu, Cr,ZnO).

. Hidrokarbon aromatik, stirena.

etil benzena dan tar

9. Desulfurisasi . H,S dan merkaptan.

10. Ekstraksi dan pemurnian:. Isobutilena. Butilena. Stirena. Absorpsi butadiena

. Asam dan sisa NaOH

. Larutan dan pencuciNaOH

. Logam dasar/ "Stillbottoms"

. Lan-rlan

' H2S0a, Ca - hidrokarbon, NaOH.. Aseton, oil, Ca - hidrokarbon.. Tar fraksi berat.. "Copper amonium acetate", Ca-

hidrokarbon. oil.

l1 Distilasi ekstraktif Larutan Furfural, Ca - hidrokarbon

12. Halogenasi,/klorinasi. Penambahan untuk

olefin. Subtitusi. Hipoklorinasi. Hidroklorinasi

Pemisah/separator

HCI absorber, scrubber

DehidrohalogenasiHidrolisa tar"Surge tank"

. Sisa NaOH.

. Klorin, HCI, sisa hidrokarbon,hasil-hasil klorinasi dan oil.

. Polutan larutan garam.

. CaCl2, garam-garam organikyang terlarut,

. Sisa katalis. alkilhalida.

Page 238: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

2t7

Tabel VI-l. (lanjutan)

Nama Proses Sumber Polutan Jenis Limbah./Polutan

l3 Hidrokarboksilasi . "Still sloos" Larutan hidrokarbon. aldehida

t4. Hidrokarboksilasi lprosesoxo)

. "Still slops" . Larutan

15. Hidrosianasi (untuk

acrylonitrile adipic acid, dll)

. Yang mempengaruhi

proses/ "process

effluents"

. Garam-garam sianida, organikdan anorganik.

t6. Isomerisasi/Nitrasi:. Parafin. Aromatik

. Sisa-sisa proses/

"process wastes"

. Hidrokarbon, alifatik, aromatik

dan derivat tar.. Hasil samping dari keton

aldehida, asam-asam, alkohol,

olefin, CO2. H,SO". HNO" dan aromatik.

17. Oksidasi:. Etilen oksida & produk

glikol. Aldehida" alkohol &

asam-asam darihidrokarbon

. Asam & anhidrida darioksidasi aromatik

. Fenol & aseton darioksidasi aromatik

. Produksi carbon black

. Buanganproses/'process slop"

. Buangan proses

. Kondensat buangan

logam/still slop. Sisa-sisa

proses/"decanter". Air pendingin proses

dan air pencuci produk

. CaCl2, polimer hidrokarbon,etilen oksida, glikol diklorida.

. Aseton, formaldehida,asetaldehida, metanol dan asam

organik tinggi.. Anhidrida aromatik dan asam-

asam.. Bubur-kue/'pitch". Asam formiat. hidrokarbon. Carbon black, partikel-partikel

zat Dadat terlarut

18. Polimerisasi dan alkilasi . Buangan katalis . Sisa asam katalis (sisa H3PO4)

AICI1.

19. Polimerisasi polietilena:. Butyl rubber

' Copoiymer rubber. Nilon-66

. Buangan katalis

. Buangan/sisa-sisa proses

. Buangan/sisa-sisa proses

. Buangan/sisa-sisa proses

. Cr, Ni, Co, Mo.

. Oil dan hidrokarbon ringan.

. Butadiena, stiren4 lumpurlunak.

. Produk oksidasi sikloheksan4asam suksinat, asam adipat,

asam glutarat, heksametilen4diamin, adiponitril, aseton, metil

etil keton (MEK).

20. Sufonasi olefin . Buangan proses . Alkohol, polimer hidrokarbon,Na2S0a, dll.

21. Sulfonasi aromatik . Air pencuci NaOH . Sisa-sisa NaOH

22. Thermal cracking olehntermasuk fraksinasi danpurifikasi

. Buangan dari dapurpembakaran dan

pencucian denganNaOH

. Asam-asam, H2S, merkaptan,

larutan hidrok arbonl zat- zat y ang

terlarut, hasil-hasil polimer sisa-

sisa NaOH, produk fenolik, gas-

sas residu. tar dan minvak berat.

23. Utilities . Boilerpecah, coolingsistem pecah dan airjemih.

. Garam-garam fosfat, lignin, uap

panas, sejunrlah zx padat yang

terlarut, kromat, algisida CaCl,. H,SO, dan H,COI

Page 239: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

r-

218

.abel VI-2. Karakteristik dan kualitas Air Limbah Perrokimia

No. Produk-produk DasarBOD COD SS a(mg/l) (men) (mgn) (mg/det)

Phtalic anhydride, maleic anhydride plasticizers 2@ 24 0,002

2. Gas kimia untuk perang plat chrom 200 1 100 0,001

3. Terephalic acid (TPA), isophthelic acid, dimethylterephthalate (DMT)

9800 i0600 5,36

4. B rtadiene, styrene, polyethylene, olefins 1,68

5. Phenol, ethylene 300 1200 300 2,0

6. Acrylonitrile tzffi 239 o3a2

7. Fatty acids, esters, glyserol 10000 14000 0.10

8. Regenerated cellulose 1.41

9. Acetylene

10. Dyes, pigments, inks 227 93 0,452

1i Azo & Anthraquinine dyes 352 1760 152 0,94

12. Anthraquinine 300 I 160 5,0

t3. Ethylene, alcohols, phenol 1700 3600 610 5,9

14. Benzene, enthylene, butylrubber, butadiene,xylene isoprene

91 273 14,7

15. Acrylonitrile, acetonitrile, hydrogen cyanida 830 t06 0,335

t6 Terephtalic acid (TPA) 2810 4160 0,49

17. Glycerine, various glycols 31m 0.075

18. Methyl & ethyl parathion tt46 50000 80 0,543

19. Methyl isocyanate, phosgene diphenol 105 3420 0,65

20. Urea, NH3, HNO3, dan NH4NO3 5630 t40 r.38

21. Butadiene, stryrene, polyolefin, adipic acid 1870 r230 225 2,0

22. Butadiene, maleicacid, fumenic acidtetrahydrophathalic anhydride

959 t525 3,605

23. Diphenol carbonate, D-nitro phenol, benzenequinolin, H2SO4, tear gas, dithitrobenzoic acid

650 1380 0.098

24. Organo phosphates, esters, resins, phosphorous

chlorides845 20r',0 322 1,2

25. Phenols 6600 t3200, 0,215

26. 500 different products 360 500 673 3,2

27. Organic & inorganic chemicals r00 2,1

28. Additives for lubricatin oils 46s 1050 250 0,20

Page 240: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

219

Tabel YI-2 (lanjutan)

No. Produk-produk DasarBOD COD SS a(mg/l) (men) (mgn) (mdde0

29. Polyethylene, ethylene oxide, ethane,

polypropylene

1385 2842 2,1

30. Acrylates, insecitisides, enzymes, formal dehydes,

amines

1960 2660 80 1,06

31. Ethylene, propylene, butadiene, benzene, toluene 500 0,228

32. Acids, formaldehyde, acetone, methanol, ketones,

HNO3, nylon acetate, acetaldehyde

530 10130 160 3.46

JJ. Isocyanates, urethane foam 421 1200 50 0,57

34. Acetaldehyde 20000 s(n(n 2N I,t5

35. Produk Petrokimia lainnya

Keterangan:l. BOD ( Biologicat Oxygen Dernand ) = Kebutuhan Oksigen secara Biologis (=mg/I)

2. COD ( Chemical Oxygen Demand ) = Kebutuhan Oksigen secara Kimia (=mdD

3. SS ( = Suspended Solids) = Zat Padat tersuspensi (=mgi/I)

4. Q ( = DebirAlir ) - Kecepatan alir air limbah (=mdde0

Page 241: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

220

Tabel VI-3. Baku Mutu U@ra Emisi untuk Sumber Tak Bergerak

(Sumber: SK Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.: Kep.02l MENKLfyylg8STanggal 19 Januari 1988)

Keterangan A = baku mutu ketatB = baku mutu sedangC = baku mutu ringan

No PARAMETER BAKU MLiTLJ EMISIKETERANGAN

A B C

I Kabut asam sulfat atau sulfurtrioksida atau keduanya

0,20 0.25 0.30 l. gm S03/Nm3 dari buangangas

2. buangan gas yang bebasdari kabut vans oersisten.

2. Oksida nitrogen (NO-) t,70 4,60 4,60 buangan gas yang tidakberwama s/Nm3

3. Karbon monoksida CO 1,00 1,00 1.00 gm/I.{m3

4. Partikel padat (operasilainnva)

0,40 0,50 0.60 gmlNm3

5. Hidrogen sulhda (H,S) 5,00 5.00 6.25 ppm (v/v)

6. Metil merkaotan (CH"SH) 0,002 0,0r ppm

7 Amonia (NH") I 5 ppm

8. Gas Klorin 0.20 0,25 0,30 gmHCI/Nm3

9. Hidrogen Klorida (HCI) 0,40 0,50 0,60 em HCYNm3

10. Fluor, asam hidrofluoridaatau senyawa organik fluor

0.02 o,o2 0,02 gm asam hidro fluorida / Nm3gas buansan

ll Timah hitam (Pb) 0.025 0,025 0.04 srr/Nm3

12. Gas-gas asam 3,50 6.00 7.50 gm/l.lm3

13. Sene (Zn) 0,10 0.10 0.15 sr/Nm314. Air raksa (He) 0,01 0,0r 0.02 gm/llIm3

15. Cadmium (Cd) 0.015 0.015 0,025 smlNm3

16. Arsen (As) 0,025 0,025 0.04 gm/l',Im3

17. Antimon (Sb) 0,025 0.025 0.04 smlNm3

18. Radio nuklida

19. Asap * * * = Rinslemann no.2

Page 242: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

221

Tabel VI-4. Baku Mutu Udara Ambien

(Sumber: SK Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.: Kep.02i MENKLfyyl988Tanggal 19 Januari 1988)

Keterangan:

* Yang dimaksud dengan "Waktu Pengukuran" adalah waktu perataan ("Averaging time"), dan untukpengukuran tiap jam yang dilakukan perhitungan secara "geometrical mean".

* Standar H2S tidak berlaku untuk daerah yang mengandung H2S secara alami.

, +) : yang dianjurkan* NDIR : Non - dispersive infrared{. Hi - Vol : High Volume Sampling Method* AAS : Atomic Absorption Spectrophotometer.i. GC : Gas Chromatograph

No. Parameter WaktuPengukuran

Baku Mutu Metoda Analisis*) Peralatan*)

Sulfur dioksida (S02) 24 jam 0,10 ppm

260 us/m3

Pararosanilin Spectrophoto-meter

2. Karbon monoksida(so)

6 jam 20 ppm

2.260 us/m3

NDIR NDIRAnalyzer

J. Oksida nitrogen (NO2) 24 jam 0,05 ppm

92,50 us/m3

Saltzman Spectrophoto-meter

4. Ozon (O3) I jam 0,10 ppm

2OO us/m3

Chemilumines-cence

Spectrophoto-meter

5. Debu 24 iam 0,26 us/m3 Gravimetric Hi - Vol

6. Timah hitam (Pb) 24 jNn 0,06 ug/m3 Gravimetric

Ekstraktilnensabuan

Hi-Voh AAS

7. Hidrogen sulfida (H2S) 30 menit 0,03 ppm

52 ug/m3

Mercurythiocy-anate

Spectrophoto-meter

8. Amonia (NH3) 24 jam 2 ppm

1.360 us/m3

Nessler Spectrophoto-meter

9. Hidrokarbon 3 jam 0,24 ppm

160 us/m3

Flame ionization G.C

Page 243: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

222

Tabel VI-5. Bl*u Mutu Air Limbah

(Sumber: SK Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.: Kep.02l MENKL1Vy1988Tanggal 19 Januari 1988)

NO. PARAMETER SATUANCOLONCAN BAKU MUTU AIR

LIMBAH

I II III T\/

1.

2.

3.

l.2.

3.

1.

5.

6.1

8.

9.

10.

11.

t2.13.

14.

r5.16.

1',7.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.25.

26.

27.

28.29.

30.

31.

FISIKATemperaturZat padat terlarutZat padat tersuspensi (S S)

KIMIApHBcsi terlarut (Fe)

Mangan terlarut (Mn)Barium (Ba)Tembaga (Cu)Seng (Zn)Khrom Heksavalen (Cr6+)Khrom total (Cr)Cadmium (Cd)Raksa (Hg)Timbal(Pb)Stanum (Sn)

Arsen (As)

Selenium (Se)

Nikel (Ni)Kobalt (Co)Sianida (Cn)Sulfida (H2S)

Fluorida (F)Klorin bebas (CI2)

Amoniak bebas (NH3-N)

Nitrat (N03-N)

Nitrit (N02-N)

Kebutuhan oksigen biologik (BOD)Kebutuhan oksigen kimia (COD)Senyawa aktif biru metilenFenolMinyak nabatiMinyak mineralRadioaktivitasPestisida termasuk PCB

.C

mg/Lmg/L

mg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/l-mC/L

mg/l,m-e/L

mg/Lmg/LmglLmg/Lmg/Lmg/Lmgll-mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

rng/Lmg/LmC/Lmg/Lmg/LmglLmg/LmglL

35

1.500100

6-9

I

0,5

1

1

2

0,05

0,1

0.010,001

0,03

I

0,05

0,01

0.1o)0,02

0,01

1,5

0,5

0.02

t00.06

I20 I40 1

0.s I

o.or Ill

1I

-.r 6

2.000200

6-9

5

2

2

2

5

0,1

0,5

0,0s0,0420.1

2

0,r0,05o)0,4

0,05

0,05

2

1

I20

I50100

5

0,5

5

10

404.000200

6-9

10

5

J

3

10

0,5

1

0,1

0,005

I3

0.5

0.5

0,5

0,60.5

0,rJ

2

5

30

J

150

300l0I10

50

45

5.000500

5-9

20

i05

5

l51

2o50,0r2

5

1

1

I

1

I

I5

5

20

50

5

30060015

2

20100

Page 244: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Ste

am S

O

Abs

orbe

nt

Flu

e G

asC

ompr

esso

r

Pre

scru

ber

Pur

geA

bsor

ber

Str

ippe

r

Mak

eup

reag

ent

Sod

ium

sul

fate

te h

eat

Exc

hang

erIJ t.J

Gam

bar

VI-

1. B

agan

alir

ala

t lin

dung

an l

ingk

unga

n tc

rhad

ap c

mis

i gas

den

gan

mcn

ggun

akan

ca

ra a

bttr

si

Page 245: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Sta

biliz

ed s

ludg

e

Bas

is:

100

kg C

OD

influ

ent

10 k

g C

OD

100

kg C

OD

lnflu

ent

(2oo

c)ln

fluen

l(2

0oc)

Effl

uent

Met

hane

3't

m3

Ele

ctric

al p

ower

(for

aer

atio

n)

Aer

obic

tre

atm

ent

Ana

erob

ic t

reat

men

t

N)

N) 5

Gam

bar

VI-

2. P

engo

laha

n lim

bah

seca

ra b

iolo

gis

(ero

bik

dan

aner

obik

)

Page 246: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

$te

enr

Pol

yeth

ylen

eS

ulfu

ricac

id.-

;*-

- ;-

_-t

tere

phflr

alat

ei'c

rvcl

nyle

ne I

reac

tor

lert

;f;hl

haia

lei

r---

-n[n

ttle:

. t-

-*/

I \

-.r-

|l i j

VV

ii,-,

r I

t--.

-=l/

--.-

+ -

- -r

-'-ri

i- o

Atr

rr)o

lriitt

-,.t

I ,

--}_

_-*-

-_).

1

Rot

ary

drum

filt

erA

cidi

ficat

ion

reac

tor

--)-

---_

_rj

ilyci

roxi

de I

rn,a

kr:u

n I

,Il+

-

lmpu

ritie

s

t.--

Cai

r;iir

nr h

vdro

xide

___1

Gyp

sum

filt

er

N)

I\) (Jl

(la,r

bar

vI-3

. P

cngo

laha

n irr

nhah

h.k

rl pl

astik

bck

as d

cnga

n pr

.scs

dau

r-ul

ang

Page 247: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Flu

idiz

ing

air

blow

erA

tmos

pher

ic e

xhau

st

Con

dens

er

Was

te p

last

ic

Cle

an s

and

disc

ard

Pre

ssur

e co

ntro

l

Rea

ctio

n co

il

Pre

heat

ed c

ombu

stio

n ai

r

Fue

l gas

fro

mco

nden

sor

Hea

vyhy

droc

arbo

ns

Fla

shdi

stila

tion

Gam

bar

VI.4

. P

engo

laha

n lim

bah

plas

tik b

ekas

den

gan

cara

piro

lisis

N)

NJ o\

Page 248: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

BAB VII

EVALUASI

7.1 PENGANTAR

Proses Belajar Mengajar tidak hanya terbatas di lingkungan sekolah atau kampussaja, akan tetapi di luar kampus pun proses ini akan tetap berlangsung.

Pada Proses Belajar Mengajar mutlak dilakukan evaluasi, dengan tujuan untukmengetahui keberhasilan Proses Belajar Mengajar itu pada suatu periode tertentu. Untukmengevaluasi sesuatu Program Pengajaran, perlu adanya alat evaluasi dan salah satubentuknya adalah soal-soal latihan/soal-soal ujian.

Tidak selamanya evaluasi harus dilakukan oleh guru atau dosgn, bahkanmahasiswa itu sendiri pun dapat melakukan evaluasi Proses Belajar Mengajar. Terdorongoleh permasalahan itu semua maka sebagai dosen dalam "Ilmu Petrokimia" kamimemandang perlu adanya alat evaluasi yang tidak hanya dipakai oleh guru atau dosen,melainkan dapat pula dipakai oleh para mahasiswa dan para orang tua mahasiswa itusendiri. Oleh karena itu, kami menyajikan "Evaluasi Petrokimia" ini dalam satu "BabKhusus yaitu "Bab VII" guna membantu para mahasiswa terutama para orang tuamahasiswa itu sendiri dalam mengevaluasi Proses Belajar Mengajar tersebut.

7.2 CARA MENGEVALUASI

Evaluasi petrokimia ini dibagi dalam 2 (dua) kelompok utama menurut materi yangberurutan tiaptiap Bab, dan (2)Latihan soal-soal ujian semester/kenaikan tingkat.

Semoga Evaluasi Petrokimia ini bermanfaat bagi kita semua demi memajukanPembangunan Nusa dan Bangsa.

7.2.I Latihan Soal-soal Pokok Bahasan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan/soal-soal berikut ini dengan baik dan benar.

Bab-I: Pendahuluan

1. Apa yang dimaksud dengan "bahan/produk petrokimia" dan berikan contoh-contohdari bahan/produk petrokimia itu?

2. Apa pula yang dimaksud dengan "bahan/produk polimer" dan jelaskan juga perbedaan

Page 249: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

228

beserta contoh-contohnya antara produk polimer buatan alam dengan produk polimer

buatan manusia itu?

3. Coba Saudarajelaskan dan berikanjuga contoh-contohnyajawaban Saudara, mengapa

dengan kemajuan/perkembangan teknologi pemanfaatan produk petrokimia plastik-

plastik yang sangat pesat kemajuannya, sehingga sudah menggeser kedudukan

penggunaan pemakaian bahan-bahan plat logam oleh industri belakangan ini!

Bab-II: Bahan Baku Petrokimia

4. Apa yang dimaksud dengan "bahan baku" petrokimia itu dan sebutkan 2 sumber asal

pengelompokan bahan baku tersebut beserta dengan contoh-contohnya?

5. Bagaimana cara-cara mendapatkan bahan baku petrokimia itu dan sebutkan dengan

contoh-contoh serla dengan penggunaan bahan baku petrokimia tersebut untuk

keperluan apa saja?

Bab-III: Produk-Produk Petrokimia

6. Produk Petrokimia/Industri Petrokimia dapat dibagi atas 2 bagian besar, sebutkan

dan jelaskan mengapa demikian?

7. Apakah yang disebut: (a) produk dasar, (b) produk antara, (c) produk akhir (d)

produk jadi? Berikan (paling sedikit 5 macam produk) contoh-contoh produk

petrokimia tersebut!

8. Proses pembuatan produk petrokimia yang lebih ekonomis dapat ditempuh dengan 3

jalur lintasan utama, sebutkan dan jelaskan/ dengan contoh-contoh pembentukan

produk-produk dasar dari setiap jalur/lintasan utama tersebut!

9. Dengan jalur gas sintetik, akan didapat "produk hulu" atau "produk dasar" apa saja

dan "produk hilir" atau "produk akhir/produk jadi" apa saja, sebutkanlah nama-nama

dan tulislah rumus molekul/struktur molekul produk-produk petrokimia tersebut

beserta dengan reaksi-reaksi pembentukan produknya, coba jelaskan!

i0. Sama dengan soal no.9 diatas, dengan jalur Olefin (alur Olefin Senter), sebutkanlah

nama-nama dan tuliskanlah rumus molekul/ struktur molekul produk-produk

petrokimia tersebut besefta dengan reaksi-reaksi pembentukan produknya, coba

jelaskan !

11. Sama dengan soal no.9 dan no.10 di atas, dengan jalur Aromatik (alur AromatikSenter), sebutkanlah nama-nama dan tuliskanlah rumus molekul/struktur molekul

produk-produk petrokimia tersebut beserta reaksi-reaksi pembentukan produknya,

coba jelaskan!

12. Pada pembuatan/pabrikasi pupuk Urea dari gas alam, di samping proses/reaksi

"Steam reforming" untuk pembentukan amonia, dikenal juga proses/reaksi "total

recycle" atau "proses daur ulang secara keseluruhan" untuk pembentukan Urea,

Page 250: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

13.

229

selanjutnya dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:a) Coba dijelaskan cara kerja "Proses Total Recycle" tersebut!b) Apakah yang disebut "Larutan Carbamate" itu dan untuk apa kita

mengontroUmenjaga agar konsentrasi pelarutan tersebut tetap dijaga maksimumsebesar 757o Urea?

c) Tuliskan berbagai macam penggunaan Urea atau penggunaan pupuk Urea!

Pada pabrikasi/pembentukan Metanol dari gas alam, dikenal ada 2 macamproses/reaksi yang dipakai untuk menghasilkan produknya, selanjutnya jawablahpertanyaan-pertanyaan berikut:a) Sebutkanlah nama-nama proses pembuatan Metanol tersebutb) Apa untung-ruginya kita mengetahui (dari semula) komposisi/ kandungan gas

CO2 dari gas alam yang dimanfaatkan untuk menghasilkan Metanol pada suatu

lokasi Pabrik Metanol?Bandingkan dengan lokasi Pabrik Metanol di pulau Bunyu pada saatberoperasinya pabrik (sudah beroperasi./berproduksi sejak tahun 1986) yangternyata belum bisa berproduksi penuh l00Vo sampai sekarang ini, cobadijelaskan di mana letak ketidaksempurnaan pengoperasian Pabrik Metanoltersebut dan mengapa sampai terjadi hal-hal sedemikian?

c) Jelaskan batas-batas kandungan gas CO, dari gas alam tersebut di atas yang

efektif dan efisien dipakai untuk proses reaksi/menghasilkan produk Metanol I

d) Tuliskan reaksi-reaksi pembentukan Metanol yang sesuai dengan pemilihankedua proses tersebut di atas!

Dalam industri, urea dan metanol banyak dimanfaatkan sebagai bahan pelarut ataubahan pencampur, sehubungan dengan itu jawablah dengan jelas pertanyaan-pertanyaan berikut:a) Tuliskanlah contoh-contoh reaksi penggunaan/pemanfaatan urea dan metanol itu!b) Jelaskan penggunaan-penggunaan produk hilir/produk akhir hasil reaksi-reaksi

tersebut di atas!

a) Dalam industri Petrokimia, coba jelaskan pengertian tentang Carbon black (C.b)itu dan juga dalam hal ini coba jelaskan perbedaan-perbedaannya dengan Carbonaktif (C.a) yang diproduksi dari biomasa!b) Sesuai dengan teknologi/proses pembuatannya, C.b dapat digolongkan atas 3

jenis/tipe, sebutkan masing-masing tipe tersebut !

Khusus dalam penggunaan C.b dalam industri ban dan otomotif, jenis atau tipeC.b yang mana yang paling baik/ paling cocok dipakai dan jelaskan alasannyamengapa jenis atau tipe C.b tersebut yang terbaildpaling cocok?

Acetylene black [C2H2], termasuk tipe C.b yangmana?

Tuliskan reaksi-reaksi pembentukannya dari tipe C.b di atas!Dibanding dengan penggunaan C.b tipe yang lainnya, C.b Acetylene inimempunyai penggunaan untuk hal-hal yang khusus, coba sebutkan penggunaan-

14,

15.

c)

a)

b)c)

16,

Page 251: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t7.

230

penggunaan untuk hal-hal khusus tersebut!

Untuk mendapatkan bahan polimer/produk hilir plastik-plastik di bawah ini,proses/teknologi apa yang dipergunakan dan jelaskan cara-cara pembentukan

masing-masing bahan polimer/produk hilir plastik-plastik tersebut serta penggunaan

masing-masing jenis plastik tersebut dalam kehidupan sehari-hari:

a) LDPE (Low Desinty Polyethylene) dan HDPE (Hight Desinty Polyethylene)

b) PP (Poly Propylene)c) PBR (Poly Butadiene Rubber)d) PVC (Poly Vinyl Chloride)e) PS (Polystyrene)

Di dalam proses pembuatan bahan baku plastik:a) PP pada kilang-kilang minyak, gas propilen yang dihasilkan dari "Cracked gas C3

dan C+ - Olefin", selain dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan polimer/PP

dapat juga dimanfaatkan untuk menghasilkan "propilen tetramer" dan selanjutnya

untuk keperluan pembuatan apa dipergunakan "propilen tetramer" tersebut serta

jelaskan pula dampak positif yang ditimbulkan atas penggunaan "propilentetramer" tersebut terhadap lingkungannya !

b) Begitu juga di dalam proses pembentukan bahan plastik PP sebagai hasil reaksi"polimerisasi" dari bahan baku "propilena", dijumpai juga reaksi "kopo-

limerisasi" dari bahan baku "etilena", sehingga sering terjadi reaksi samping yang

tidak diinginkan yang dapat membentuk "atactic polymer" dan "isotactic

polymer". Dalam proses pembentukan bahan plastik PP tersebut di atas, cobajelaskan apayang dimaksud dengan "atactic polymer" dan "isotactic polymer"!

Coba jelaskan proses/reaksi apa yang dipakai untuk mendapatkan produk hilir"melaic anhydride" dari jalur aromatik senter (BTX) dan selanjutnya coba jelaskan

berbagai keperluan/penggunaan produk "anhidrida melaik" tersebut beserta reaksi-

reaksi pembentukannya!

20. a) Apa yang Saudara ketahui tentang "detergen" dan jenis/ tipenya ada 2 macam,

coba sebutkan/jelaskan !

b) Apakah perbedaan antara "sabun detergen" dengan "sabun biasa (soap)"? Coba

sebutkan/j elaskan !

c) Sampai sekarang ini, jenis detergen apakah yang terbanyak dipakai/dikonsumsi di

Indonesia?d) Coba jelaskan proses dasar yang dipakai untuk meramu dan untuk mendapatkan

detergen yang berkualitas baik!e) LangkahJangkah awal apa yang harus ditempuh untuk menanggulangi dampak

negatif yang disebabkan pembuangan air limbah detergen yang terpusat di satu

daerah/di satu lokasi tertentu sehingga tidak mencemari lingkungan di sekitarnya?

21. "Epoxy-resin" atau "phenolic resin" dalam penggunaan sehari-hari disebut sebagai

"lem-plastik", selanjutnya coba jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

18.

t9.

Page 252: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

231

a) Dibuat dan diramu dari bahan dasar-bahan dasar apa sajakah "epoxy-resin" atau"lem-plastik" itu?

b) Jelaskan bagaimana cara-cara meramunya beserta dengan reaksi-reaksipembuatannya!

22. Dalam dunia perdagangan ada 3 (tiga) kelompok besar jenis serat-serat sintetis/serat-serat sintetis industri tekstil.a) Coba tuliskan ketiga macam jenis serat sintetis tersebut beserta jenrs-jenis bahan

baku apa yang dipakai untuk menghasilkan serat-serat sintetis tersebut!b) Dari tiga macam serat sintetis tersebut, jenis serat sintetis apa yang paling banyak

dipakai untuk industri tekstil di Indonesia?c) Coba gambarkan sket bagan Industri Tekstil di Indonesia!

23. Dalam industri serat sintetis, dapat dijumpai beberapa macam proses pembuatan/pembentukan serat sintetis yang satu sama lainnya berbeda-beda proses atau reaksipembentukannya. Dari beberapa macam proses pembentukan tersebut, cobadituliskan proses pembuatan dari serat-serat sintetis di bawah ini:a) untuk serat Arcylic dan penggunaannya untuk apa?

b) untuk serat Nylon dan penggunaannyac) untuk serat Polyester dan penggunaannya.

24. a) Coba jelaskan mengenai Serat-serat Nylon atau Polyamede Fibers !

b) Apa perbedaan antara Nylon-6 dengan Nylon-66A{ylon-616 dan sebutkan peng-gunaan-penggunaan beserta keunggulan-keunggulan masing-masing serat-seratnylon tersebut!

Bab-IV: Penggunaan/Pemanfaatan Produk-Produk Petrokimia

25. a) Apa dan bagaimana pengertian Saudara tentang "Industri Petrokimia Hulu" dan"Industri Petrokimia Hilir" ?

b) Apa pula yang disebut "produk antara" atau "intermediate produk" itu?c) Sesuai dengan kebutuhan/komoditi industri di dalam negeri, dapat dibagi atas

berapa sektorkah penggunaan dan pemanfaatan produk-produk petrokimia untukIndustri di Indonesia? Sebutkan juga nama-nama Sektor Industri tersebut!

d) Berikan juga contoh-contoh penggunaan/pemanfaatan produk-produk petrokimiatersebut pada setiap sektor/unit industri tersebut di atas!

26. Jelaskan cara-cara kerja/prosedur kerja yang ditempuh pada "Industri PemrosesanPlastik-Plastik untuk mendapatkan produk akhir/produk jadi plastik-plastik yangberkwalitas tinggi!

27. Jelaskan apa yang Saudara ketahui tentang Teknologi Pemerosesan Plastik-Plastikberikut ini:. proses extrusion/proses ektrusi;. proses injection molding;

Page 253: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

232

. proses blow molding dano proses calendering.

28. Berikan juga contoh-contoh "proses pembuatannya" (dalam blok diagram) masing-masing dengan menggunakan keempat proses dalam soal (27) di atas!

Bab V: Produk-Produk Khusus Petrokimia dan Penggunaannya

29. a) Apa dan bagaimana pengertian Saudara tentang produk khusus "methmix" dan

"air demin"?b) Coba dijelaskan prosedur penggunaan dan penyaluran/ pengisian "methmix" ke

pesawat udara!c) Untuk dapat dipergunakan dan disalurkan ke pengisian pesawat udara tersebut,

maka "methmix" itu harus memenuhi spesifikasi seperti apa?

30. a) Apa dan bagaimana pengertian Saudara tentang produk khusus "additif/minyakpelumas" itu dan di dalam industri apa saja dipergunakan bahan "additif/minyakpelumas" tersebut serta berikan contoh narna-narna bahan additif/minyak pelumas

dan penggunaannya dalam setiap industri tersebut di atas!

b) Ada salah satu jenis "bahan additif' yang mempunyai "multi fungsi" pada

pelumasan mesin-mesin industri, sebutkan!c) Sebutkan jenis fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh bahan additif tersebut di

atas!

d) Tuliskan serta jelaskan cara-cara pembentukan/pembuatan bahan additif tersebutdi atas!

Bab VI: Masalah Lingkungan Industri Petrokimia

31. Apa yang Saudara ketahui tentang "Rona lingkungan" dan untuk keperluan apa

digunakan rona lingkungan itu?

32. Limbah pencemar Petrokimia menurut jenisnya ada beberapa jenis dan sebutkan

sumber terjadinya masing-masing jenis Limbah pencemar tersebut!

33. Jelaskan dengan contoh:pontoh (masing-masing jenis limbah dengan satu contohskets/gambar) cara pengolahan dan perlindungan lingkungan yang disebabkanlimbah buangan industri !

34. a) Jelaskan 3 cara"/metode pengukuran yang terpenting mengenai "kualitas airlimbah" yang disebabkan oleh Industri!

b) Tuliskan juga reaksi-reaksi perubahan/penguraian yang disebabkan oleh"bakterinya" sehingga dapat dipastikan/dibuktikan bahwa" air buangannyalairsungai penampungannya sudah tercemar!

35. Apakah "Baku Mutu Lingkungan" itu dan kriteria-kriteria apa saja yang dipakaiuntuk mengukur sesuatu bahan apakah sudah cukup tercemar?

Page 254: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

)33

7.2.2 Contoh Latihan Soal-Soal Ujian Semester "AKAMIGAS"

7.2.2.1 Latihan Soal Ujian "AKAMIGAS" Semester - IIMatakuliahJur./Tkt.Hari/tanggalWaktuDosen

PetrokimiaTeknik Pengolahan Industri / IIJumat, 18 Pebruari 19948.00 - 11.00 wIB (3 jam)Ir. M. Pandjaitan, Dipl.Ing.Petro.

1. Lapangan Gas Walongan/Sulawesi Selatan memproduksi Gas Alam dengankarakteristik sebagai berikut:Komposisi (7o mol): Nz=0, CO:-O, C1=Q{,$9, Cz=3,47, Cz=0,82, C+=0,81 dan C5

+=0,01, S.g=0,5779 serta Hv= + 1000 Btu/SCF, dengan pertanyaan-pertanyaansebagai berikut:a) Selaku Saudara seorang perencana yang ahli dibidangnya ingin mendirikan/

membuat Pabrik Methanol dengan memanfaatkan bahan baku gas alam produksilapangan Walonga/Sulawesi Selatan tersebut, proses apa yang hendak Saudarapilih digunakan untuk menghasilkan Methanol tersebut?

b) Jelaskan reaksi-reaksi pembentukannya beserta keunggulan-keunggulan ataupunkerugian-kerugian proses di atasjika ada!

c) Tuliskan contoh-contoh reaksi penggunaanlpemanfaatan methanol dan jelaskanpenggunaan-penggunaan produk akhir hasil reaksi-reaksi tersebut !

2. a) Coba jelaskan apa yang Saudara ketahui mengenai Carbon black serta jelaskanpenggunaannya dalam Industri !

b) Jelaskan pengenalan khusus/karakteristik dari masing-masing tipe Carbon-blackyang Saudara ketahui beserta proses-proses, apa bahan baku-bahan baku yangdipakai untuk memproduksi Carbon-black tersebut?

c) Acetylene (C2H) black termasuk jenis Carbon black yang bagaimana?Tuliskan reaksi-reaksi pembentukannya, sertajelaskan penggunaan Carbon-blackini!

3. a) Apa yang Saudara ketahui mengenai Aromatik Senter atau Pabrik Aromatic/BTX?

b) Bahan baku "NAPTHA" adalah bahan baku Petrokimia yang baik dipakai padaproses/Unit Catalytic Reforming ataupun pada proses/Unit Platforming, karenadapat menghasilkan "Bahan Petrokimia Aromatik/BTX" ataupun "bahan bakarGasoline" dengan kadar oktane yang lebih tinggi.Selaku Saudara seorang yang ahli dibidangnya, bahan baku "NAPTHA" yangbagaimana yang Saudara pilih untuk menghasilkan "Bahan PetrokimiaAromatik/BTX" pada proses/unit reforming tersebut?

c) Sebutkan reaksi-reaksi pembentukan yang terjadi pada proses/Unit Reformingdan tuliskan reaksi-reaksi beserta nama reaksi pembentukan masing-masing BTX

Page 255: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

234

MatakuliahJur./Tkt.HariiTanggalWaktuDosen

tersebut!d) Tuliskan "salah satu" contoh reaksi penggunaan/pemanfaatan/pernakaian B

(Bezene), T (Toluene) dan X (o. m, p, Xylene) dalam industri serta jelaskan

penggunaan produk akhir dari hasil reaksi tersebut!

4. a) Limbah pencemar Petrokimia menurut jenisnya ada beberapa jenis dan sebutkan

sumber terjadinya masing-masing jenis Limbah Petrokimia tersebut!

b) Jelaskan contoh-contoh (masing-rnasing jenis limbah dengan satu contoh) cara

pencegahan dan perlindungan lingkungan yang disebabkan Limbah Petrokimiatersebut!

c) Jelaskan 3 cara./metode pengukuran yang terpenting mengenai kualitas air limbahyang disebabkan oleh Industri Petrokimial

7.2.2.2 l-atihan Soal Uiian "AKAMIGAS" Semester - IIPetrokimiaTeknik Pengolahan Industri / IIIJumat. 24 Pebrtari 1995

8.15-11.15 wIB (3 jam)

Ir. M. Pandlaitan, Dipl.Ing.Petro.

Selaku Saudara seorang perencana dan pelaksana yang ahli di bidangnya, inginmembuat/mendirikan Pabrik Petrokimia beserta Lab. Unit kontrolnya di Indonesia. maka

untuk itu terlebih dahulu Saudara dipersilahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan

dibawah ini dengan baik:

1. Apa yang dimaksud den-ean bahan baku Petrokimia/industri petrokimia, bal-ran

petrokimia dan bagaimana cara-cara mendapatkan bahan baku petrokimia tersebut

beserta dengan contoh-contohnya?

2. Berdasarkan proses pembentukannya, "Bahan Polimer" terbagi atas 2 bagian besar,

sebutkan beserta contoh-contohnya serta keunggulan-keunggulan masing-masingpolimer tersebut kalau ada. Selanjutnya bahan polimer sentetis sesuai dengan sifat-sifatnya terbagi atas 3 kelompok besar, sebutkan ke 3 kelompok tersebut besarta

contoh-contohnya.

3. Apa yang Saudara ketahui mengenai bahan-bahan polimer dan sebutkan penggunaan

masing-masing "bahan-bahan polimer" di bawah ini:a. LDPE DAN HDPEb. PP/Polytamc. SBRd. PVCe. PS

f. TPA/PTA dan DMT

Page 256: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

235

g. Coprolactam, dan

h. Acrylonitrile ?

4. Lapangan Gas Alam Kangean-ARBNVJawa Timur dan Walonga/Sulawesi Selatan

memproduksi Gas Alam dengan karakteristik (komposisi) dalam 7o molr sebagai

berikut:

Komposisi Lap. Kangean-ARBNI Lap. Walonga/Sulsel

co" 2,68

N, 1,80

88,19 94,89

3,BB 3,47

2,13 0,82

0,93 0,81

C, 0,39 0,01

C^+ 0 0

S.g 0,6480 0,5779

Hv(BTU/SCF) t1 057 t1100

a) Kalau Saudara ingin rnembuat/mendirikan Pabrik Methanol di masing-masing/di

kedua lokasi dengan memanfaatkan bahan baku gas alam tersebut, proses apa

yang lebih tepat Saudara pilih untuk menghasilkan methanol?

b) Jelaskan reaksi-reaksi pembentukannya beserta keunggulan keunggulan atau

kerugian-kerugian prosesnya jikalau ada !

c) Tuliskan contoh-contoh reaksi-reaksi penggunaan/pemanfaatan methanol serta

jelaskan penggunaan-penggunaan produk akhir hasil reaksi-reaksi tersebut !

a) Tuliskan/jelaskan pengenalan khusus/karakteristik dari masing-masing tipe

Carbon-black yang Saudara ketahui, beserta proses-proses apa/bahan baku-bahan

baku apa yang dipakai untuk memproduksi Carbon-black tersebut?

b) Acetylene (C:H:) black termasuk jenis Carbon-black yang bagaimana?

Tuliskan reaksi-reaksi pembentukan dari jenis carbon-black ini !

a) Bahan baku "Naphtha" adalah bahan baku Petrokimia yang baik dipakai pada

proses Catalytic Reforming ataupun pada proses Platforming, karena dapat

menghasilkan "produk petrokimia aromatik/BTX" ataupun "produk bahan bakar

Gasoline" dengan kadar oktan yang lebih tinggi. Untuk proses Reforming

tersebut, jenis bahan baku "Naptha" yang bagaimana yang hendak Saudara pilihuntuk dipergunakan?

b) Tuliskan contoh reaksi penggunaan/pemanfaatan/pemakaian B (Bezene), T(Toluene) dan X (o, m, p, Xylene) dalam industri serta jelaskan penggunaan

produk akhir dari hasil reaksi-reaksi tersebut!

5.

6.

Page 257: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

236

7. a) Apakah yang Saudara ketahui tentang "Methmix" (Methanol mixture) dan untukkeperluan apa dipergunakan Methmix tersebut?

b) Jelaskan secara singkat "Prosedur" pengisian "Methmix" ke pesawat udara!

8. a) Ada salah satu jenis "bahan additif' yang mempunyai "multi fungsi" padapelumasan mesin, apa nama jenis bahan additif tersebut dan sebutkan jenisfungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh bahan additif tersebut!

b) Tuliskan/j el askan car a-car a pembentukan/pembuatan additif tersebut !

9. a) Apakah yang saudara ketahui tentang "deterjen/detergent"? Ada z macamdeterj en, sebutkan/j elaskan !

b) Langkah-langkah awal apa yang harus kita tempuh untuk menanggulangipermasalahan dampak lingkungan negatif yang disebabkan pembuangan airlimbah deterjen yang terpusat di satu daerah atau di satu tempat?

10. a) Cara-cara kerja/prosedur kerja apa yang ditempuh terhadap bahan baku plastikpada industri pemrosesan plastik untuk mendapatkan produk akhir/produk jadiplastik-plastik yang berkualitas ringgi? Jelaskan!

b) Jelaskan apa yang Saudara ketahui tentang Teknologi Pemrosesan Plastik-Plastikberikut ini;

. Proses ExtrusionlProses Ektrusi

. Proses Injection Molding

. Proses Blow Molding, dan

. Proses Calendering ?

7.2.2.3 Latihan Soal Ujian "AKAMIGAS" Semester - IIPetrokimiaTeknik Pengolahan Industri / IIIJumat, 24Pebruari 19958.15-11.15 WIB (3 jam)Ir. M. Pandjaitan, Dipl.Ing.Petro.

Selaku Saudara seorang perencana dan pelaksana yang ahli di bidangnya, inginmembuat/mendirikan Pabrik Petrokimia di Indonesia, maka untuk itu Saudara terlebihdahulu dipersilahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik:

1. Apa yang dimaksud dengan (1) bahan baku petrokimia; (2) bahan petrokimia dan;(3) bagaimana cara-cara mendapatkan bahan baku petrokimia tersebut besertadengan contoh-contohnya?

2. Untuk mendapatkan "bahan petrokimia/polimer di bawah ini, proses atau teknologiapa yang dipergunakan dan sebutkan penggunaan dari masing-masing bahan-bahanpetrokimia/polimer tersebut :

a. TPA/PTA dan DMT

MatakuliahJur./Tkt.Hari/TanggalWaktuDosen

Page 258: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

J.

237

b. Coprolactumc. Acrylonitriled. LDPE dan HDPEe. PP/Polytamf. SBRg. PVCh. PS!

Lapangan Gas Alam PTSVSumatra Selatan dan

ARBNVJawa Timur memproduksi Gas Alam dengandalam 7o mol. sebagai berikut:

Kangean/ Pangerungan-karakteristik (komposisi)

a)

b)

okasi LapanganPTSI-Sum-Sel

Kangean/Pangeruan-ARBN|Jatim

CO,

N,

c,

c,

c,

co

cu

cr+

6,09

0,51

85,53

4,88

1,59

0,84

o,:u

2,68

1,90

88,19

3,88

2,13

0,93

0,39

Jumlah 100,0 100,0

S.g

Hv(BTU/SCF)

0,7220

xl077

0,6480

tl057

Kalau Saudara ingin membuat/mendirikan Pabrik Methanol di kedua lokasi yang

berdekatan dengan I apangan Gas Alam tersebut, proses apa yang lebih tepatSaudara pilih untuk menghasilkan methanol?Apa untung-ruginya kita mengetahui kandungan gas CO2 pada Gas Alam yang

dimanfaatkan untuk menghasilkan methanol seperti pada lokasi tersebut di atas

dan jelaskan batas-batas kandungan gas COz yang efektif dipergunakankatalisatornya untuk menghasilkan methanol !

Khusus untuk penggunaan dalam industri dan otomotif, jenis atau tipe Carbonblack mana yang paling baik dipakai dan jelaskan alasannya mengapa jenis/tipeCarbon black tersebut yang paling baik!Begitu juga untu! penggunaan dalam industri ban pesawat terbang dan

penyimpan bahan tahan apilbahan isolasi, jenis atau tipe Carbon black mana yangpaling baik dipakai dan jelaskan alasan-alasannya mengapa jenis atau tipe Carbonblack tersebut yang terbaik untuk penggunaan tersebut!

4. a)

b)

l

Page 259: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

238

5. a) Apa yang Saudara ketahui mengenai Aromatik Senter/Pabrik AromatiVBTX itudan jelaskan persyaratan-persyaratan/ karakteristik bahan baku "Naptha" yangdipilih/dipergunakan untuk menghasilkan Aromatilc/BTX tersebut!

b) Sebutkan (masing-masing paling sedikit satu contoh) penggunaan/pemanfaatan/penggunaan produk petrokimia Aromatik B (Benzene), T (Toluene) dan X (o, m,p, Xylene) dalam industri!

6. a) Limbah pencenur Petrokimia menurut jenisnya ada beberapa jenis dan sebutkansumber terjadinya masing-masing jenis limbah Petrokimia tersebut!

b) Tuliskan/jelaskan (dengan Skets/dengan gambar skema./secara ringkas masing-masing jenis limbah dengan satu contoh) , cara-cara, pencegahan dan perlindunganlingkungan yang disebabkan limbah buangan Industri petrokimia!

c) Tuliskan/jelaskan secara ringkas, ada 3 caralmetode pengukuran yang terpentingterhadap "kualitas air limbah" yang disebabkan oleh limbah buangan IndustriPetrokimia!

Page 260: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

LAMPIRAN 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHT]N 1990

TENTANG

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hidup orang banyak,

sehingga perlu dipelihara kualitasnya agar tetap bermanfaat bagi hidup dan

kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya'

b. bahwa agar air dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang

diinginkan perlu dilakukan pengendalian pencemaran air;

c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas dipandang perlu menetapkan

Peraturan Pemerintah Tentang Pengendalian Pencemaran Air;

Mengingat: 1. Pasal 5 ayat(2) Undang-undangDasar !945;2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang: Pokok-pokok Kesehatan

(Lembaran Negara Tahun 1960 Nornor 131, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 2063);3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene (Lembaran Negara

Tahun 1966 Nomor 22,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2084);

4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara

Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);

5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di

Daerah (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3037);6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);

7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1981 tentang Perindustrian (Lembaran Negara

Tahun 1981 Nomor Z2,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);

8. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara

Tahun 1985 Nomor 46. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air(Lembaran Negara Tahun 1982 tentang: Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara

Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225);

l0.Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai

Page 261: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

Menetapkan:

240

Dampak Lingkungan (Irmbaran Negara Tahun 1986 Nomor 42, Tambahanlrmbaran Negara Nomor 3338);

MEMUTUSKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANGPENGENDALIAN PENCEMARAN AIR.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:l. Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air, dan terdapat di

atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini adalah air yang terdapat di bawahpermukaan tanah dan air laut;

2. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan ataukomponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampaiketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya;

3. Pengendalian adalah upaya pencegahan dan atau penanggulangan dan atau pemulihan4' Baku mutu air adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat energ| atau komponen lain yang ada

atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber airtertentu sesuai dengan peruntukannya;

5. Beban pencemaran adalah jumlah suatu pararneter pencemaran yang terkandung dalamsejurnlah air atau limbah;

6. Daya tarilpung beban perrcemaran adalah kemampuan air pada sumber air menerirna bebanpelrcemaran linabah tanpa mengakibatkan turunnya kualitas air sehingga melewati baku mutuair yang ditetapkan sesuai dengan peruntukannya;

7. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar dan jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanyadalam limbah cair untuk dibuang dari suatu jenis kegiatan tertentu;

8. Menteri adalah Menteri yang ditugasi mengelola lingkungan hidup.

BAB IIINVENTARISASI KUALITAS DAN KUALITAS AIR

Pasal2

Gubernur menunit'k instansi teknis di daerah untuk melakukan inventarisasi kualitas dan kuantitasair untuk kepentingan pengendalian pencemaran air.

Page 262: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

241

Pasal 3

(1) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, menetapkan prioritas pelaksanaan inventarisasi kualitas

dan kuantitas air(2) Apabila sumber air berada atau mengalir melalui atau merupakan batas dari dua atau lebih

Propinsi Daerah Tingkat I, prioritas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I di bawah koordinasi Menteri.

Pasal 4

(1) Pada kualitas dan kuantitas air disusun dan didokumentasikan pada instansi teknis yang

bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup di daerah.

(2)Data kualitas dan kuantitas air sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) diolah oleh instansi

teknis yang bersangkutan dan laporannya disampaikan kepada Menteri dan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I yang bersangkutan, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

Pasal 5

(1) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I mengidentifikasi surnber-sumber pencemaran air.

(2) Berdasarkan hasil identifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Gubemur Kepala Daerah

Tingkat I yang bersangkutan menetapkan tindak lanjut pengendaliannya'

Pasal 6

Data kualitas dan kuantitas air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dipakai sebagai:

a. dasar pertirnbangan penetapan peruntukan air dan baku mutu air pada sumber air yang

bersangkutan;b. dasar perhitungan daya tarnpung beban pencemaran air pada sumber air yang telah ditetapkan;

c. dasar pe.nilaian tingkat pencemaran air.

BAB IIIPENGGOLONGAN AIR

(l) Penggolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut:Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minurn secara langsung tanpa pengolahan

terlebih dahulu;Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan petemakan;

GolonganD : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan

untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.(2) Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan perluasan pemanfaatan air di luar penggo-

longan air sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ayat (1).

Page 263: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

242

Pasal 8

(1) Ketetapan tentang baku mutu air untuk golongan air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini.

(2) Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan penambahan parameter dan baku mutu untukparameter tersebut dalam baku mutu air sebagaimana dimaksud dalam ayat (l).

(3) Penilaian kualitas air yani menyangkut parameter yang belum tercantum dalam baku mutu airsebagaimana dimaksud dalarn ayat (1) dilakukan dengan merujuk kepada fungsi dan guna airserta atau kepada ilmu pengetahuan.

Pasal 9

Metode analisis untuk setiap parameter baku mutu air dan baku mutu limbah cair ditetapkan olehMenteri.

Pasal 10

(1) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I rnenetapkan:a. Peruntukan air sesuai dengan penggolongan air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat

(l), kecuali kemudian ditentukan lain oleh Menteri;b. Baku mutu air untuk peruntukan air menurut penggolongan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a.

(2) Peruntukan air dan baku mutu air yang berada atau mengalir melalui atau merupakan batas daridua atau lebih Propinsi Daerah Tingkat I ditetapkan oleh para Gubernur Kepala DaerahTingkat I yang bersangkutan di bawah koordinasi Menteri.

(3) Peruntukan air dan baku mutu air pada sumber air yang berada di bawah wewenangpengelolaan suatu badan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 11

Tahun 1974 tentang Pengairan ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidangpengairan setelah berkonsultasi dengan Menteri.

Pasal I I

Apabila kualitas air lebih rendah dari kualitas air menurut golongan yang telah ditetapkan,Gubemur, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menetapkan program peningkatan kualitas air.

Pasal 12

Apabila kualitas air telah memenuhi kualitas menurut penggolongan sesuai yang telah ditetapkan,Gubernur kepala Daerah Tingkat I menetapkan program peningkatan penggolonganperuntukannya.

Page 264: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

243

BAB IVUPAYAPENGENDALIAN

Pasal 13

(l) Pengendalian pencemaran air di daerah dilakukan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.(2) Pengendalian pencemaran air pada sumber air yang berada di atau mengalir melalui wilayah

lebih dari satu Propinsi Daerah Tingkat I dilakukan oleh para Gubernur Kepala Daerah TingkalI yang bersangkutan setelah berkonsultasi dengan Menteri.

Pasal 14

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menentukan daya tampung pencemaran.

Pasal 15

(I) Menteri setelah berkonsultasi dengan Menteri lain dan atau Pimpinan lembaga pemerintah non-departemen yang bersangkutan menetapkan baku mutu limbah cair.

(2) Untuk melindungi kualitas air, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setelah berkonsultasi denganMenteri dapat menetapkan baku mutu limbah cair lebih ketat dari baku mutu limbah cairsebagaimana dimaksud dalam ayat (l).

Pasal 16

Baku mutu air, daya tampung beban pencemaran dan baku mutu limbah cair ditinjau secaraberkala sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun.

Pasal 17

(l)Setiap orang atau badan yang membuang limbah cair wajib menaati baku mutu limbah cairsebagaimana ditentukan dalam izin pembuangan limbah cair yang ditetapkan baginya.

(2) Setiap orang atau badan yang membuang limbah cair sebagaimana ditetapkan dalam izinpernbuangannya, dilarang melakukan pengenceran.

Pasal 18

Pembuangan limbah dengan kandungan bahan radioaktif diatur oleh Pimpinan lembagapemerintah yang bertanggung jawab di bidang tenaga atom setelah berkonsultasi dengan Menteri.

Pasal 19

Pembuangan limbah cair ke tanah dapat dilakukan dengan izin Menteri berdasarkan hasilpenelitian.

Page 265: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

e{

244

Pasal 20

Penanggung jawab kegiatan wajib membuat saluran pembuangan limbah cair sedemikian rupa,

sehingga memudahkan pengambilan contoh dan pengukuran limbah cair di luar areal kegiatan.

- Pasal 21

(l)Pembuangan limbah cair ke dalam air dikenakan pembayaran retribusi.

(Z)Tatacara dan jumlah retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat I.

Pasal22

Dalam hal Pemerintah Daerah menyediakan Tempat dan atau sarana pembuangan dan pengolahan

limbah cair, Pemerintah Daerah dapat memungut retribusi.

Pasal23

Upaya pengendalian pencemaran air yang disebabkan oleh masuknya limbah cair atau bahan lain

tidak melalui sarana yang dibuat khusus untuk itu dan atau yang bukan berupa sumber yang

tertentu titik masuknya ke dalam air pada sumber air diatur oleh Menteri atau Pimpinan lembaga

pemerintah non departemen yang bersangkutan setelah berkonsultasi dengan Menteri.

Pasal24

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menetapkan dan mengumumkan sumber air dan salurannya

yang dinilai tercemar dan membahayakan keselamatan umum.

BAB VPERIZINAN

Pasal 25

Baku mutu limbah cair yang diizinkan dibuang kedalam air oleh suatu kegiatan ditetapkan oleh

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I berdasarkan baku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud

dalamPasal 15.

Pasal26

(l)Pembuangan limbah cair ke dalam air dilakukan dengan izinyarrg diberikan oleh Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I.(2)Izinsebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan dalam izin Ordonansi Gangguan.

(3) Izin pembuangan limbah cair yang dicantumkan dalam izin Ordonansi Gangguan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) harus menyebutkan:

a. jenis produksi, volume produksi dan kebutuhan air untuk produksi;

b. kualitas dan kuantitas limbah cair dan atau bahan lain yang diizinkan untuk dibuang ke

Page 266: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

245

dalam air serta frekuensi pembuangannya;c. tata letak saluran pembuangan limbah cair;d. sumber dari air yang digunakan dalam proses produksi atau untuk menyelenggarakan

kegiatannya, sertajumlah dan kualitas air tersebut;e. larangan untuk melakukan pengenceran limbah cair;f. sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat.

Pasal2T

(l)Pembuangan limbah rumah tangga diatur dengan peraturan Daerah.(2) Pembuangan limbah cair ke laut diatur dengan peraturan tersendiri.

Pasal 28

(l)Untuk kegiatan yang wajib membuat analisis mengenai dampak lingkungan berdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,maka persyaratan dan kewajiban yang tercantum dalam rencana pengelolaan lingkungan danrencana pemantauan lingkungan bagi kegiatan tersebut wajib dicantumkan sebagai syarat dan

kewajiban dalam izin Ordonansi Gangguan bagi kegiatan yang bersangkutan.(2) Apabila analisis mengenai dampak lingkungan bagi suatu kegiatan mensyaratkan baku mutu

limbah cair yang lebih ketat dari baku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

maka untuk kegiatan tersebut ditetapkan baku mutu limbah cair sebagaimana disyaratkan olehAnilisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Bab VIPENGAWASAN DAN PEMANTAUAN

Pasal29

(l)Setiap orang yang mengetahui atau menduga terjadinya pencemaran air, berhak melaporkankepada:

a. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atau aparat Pemerintah Daerah terdekat, atau

b. Kepala Kepolisian Resort atau aparat Kepolisian terdekat.(2) Aparat Pemerintah Daerah terdekat yang menerima laporan tentang terjadinya pencemaran air

wajib segera meneruskan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan.(3) Aparat Kepolisian terdekat yang menerima laporan tentang terjadinya pencemaran air wajib

segera melaporkan kepada kepala Kepolisian Resort yang bersangkutan untuk keperluanpenyidikan.

(4) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I segera melakukan penelitian tentang laporan terjadinyapencemaran air.

(5) Apabila hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) membuktikan terjadinyapencemaran air, Gubernur Kepada Daerah Tingkat I segera melakukan atau memerintahkandilakukannya tindakan penanggulangan dan atau pencegahan meluasnya pencemaran.

Page 267: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

t246

Pasal 30

(l)Pengawasan kualitas air dilakukan oleh Gubenur Kepala Daerah Tingkat I.(2) Dalam melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I dapat menunjuk sebuah instansi di daerah.(3) Tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

a. pemantauan dan evaluasi baku mutu limbah cair pada tempat yang ditentukanb. pemantauan dan evaluasi perubahan kualitas air;c. pengumpulan dan evaluasi data yang berhubungan dengan pencemaran air;d. evaluasi laporan tentang pembuangan limbah cair dan analisisnya yang dilakukan oleh

penanggungj awab kegiatan.(4) Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara berkala dan sewaktu-waktu apabila dipandang

perlu.(5) Apabila hasil pengawasan menunjukkan terjadinya pencemaran air, Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I memerintahkan dilakukannya penanggulangan dan atau pencegahan meluasnyapencemaran.

(6) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I melaporkan hasil pengawasan kualitas air kepada Menteridan Menteri lain yang terkait.

(7) Gubenur Kepala Daerah Tingkat I menetapkan tata lakunya pengawasan di daerah.

Pasal 3l

(l)Dalam rangka melaksanakan tugasnya, petugas dari instansi sebagaimana dimaksud dalamPasal 30 ayat(2) berwenang:a. memasuki lingkungan sumber pencemaran;

b. memeriksa bekerjanya peralatan pengolahan limbah dan atau peralatan lain yang diperlukanuntuk mencegah pencemaran lingkungan;

c. mengambil contoh limbah;d meminta keterangan yang diperlukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas limbah yang

dibuang, termasuk proses pengolahannya.(2) Setiap penanggungjawab kegiatan wajib:

a. mengizinkan petugas sebagaimana dimaksud ayat (l) untuk memasuki lingkungan kerjanyadan membantu terlaksananya tugas petugas tersebut;

b. memberikan keterangan dengan benar, baik secara lisan maupun tertulis, apabila hal itudiminta.

Pasal 32

(l)Setiap penanggungjawab kegiatan wajib menyampaikan kepada Gubernur Kepada DaerahTingkat I:a. laporan tentang pembuangan limbah cair dan hasil analisisnya sekurang-kurangnya sekali

dalam 6 (enam) bulan.b. pernyataan bahwa laporan yang telah disampaikan adalah benar mewakiii kualitas limbah

cair yang sebenarnya dibuang.(2) Pedoman dan tata cara pelaporan ditetapkan oleh Gubenur Kepala Daerah Tingkat I atau

instansi yang dituniuk untuk itu.

Page 268: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

241

Pasal 33

(1) Apabila pembuangan limbah cair melanggar ketentuan baku mutu limbah cair yang telah

ditetapkan dalam Pasai 15, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I mengeluarkan surat peringatan

kepada penanggunglawab kegiatan untuk memenuhi persyaratan baku mutu limbah cair dalam

waktu yang ditetapkan.(2) Apabila pada akhir waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1), pembuangan

limbah dau belum mencapai persyaratan baku mutu limbah maka Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I mencabut izin pembuangan limbah cair.

Pasal 3.1

(1) Menteri menunjuk laboratorium tingkat pusat dalam rangka pengendalian pencemaran air.

(2) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menunjuk laboratorium di daerah untuk melakukan analisis

kualitas air dan kualitas limbah cair dalam rangka pengawasan dan pemantauan pcncemaran

air.

BAB VIIPEMBIAYAAN

Pasal 35

(i) Pembiayaan inventarisasi kualitas dan kuantitas air sebagaimana

dibebankan pada anggaran daerah yang bersangkutan.(2) Pembiayaan pengawasan pcncemaran air dibebankan pada anggaran

dimaksud dalam Pasal 2

daerah masing-masing.

Pasal 36

(1) Biaya pencegahan, penangguiangan dan pemulihan pencemaran air akibat suatu kegiatan

dibebankan kepada penanggung-jawab kegiatan yang bersangkutan'

(2) Apabila penanggungjawab kegiatan lalai melaksanakan penanggulangan pencemaran air

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau melaksanakan tidak sebagaimana mestinya, maka

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dapat melakukan atau memerintahkan untuk melakukan

penanggulangan pencemaran air tersebut atas beban pembiayaan penanggurig jawab kegiatan

yang bersangkutan.(3) Apabila dipandang perlu Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II, atas nama

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dapat mengambil tindakan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (2) atas beban pembiayaan penanggunglawab kegiatan yang bersangkutan.

Page 269: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

fr''I

(l)Barang siapa melanggar ketentuanPemerintah ini dikenakan tindakan

BAB VIIISANKSI

Pasal 37

dalam Pasal 17, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 32 peraturan

administratif oleh Bupati/lValikotamadya Kepala DaerahTingkat II.

(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak menutupkemungkinan dikenakan tindakan hukum lainnya.

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38

Apabila untuk suatu jenis kegiatan belum ditentukan baku mutu limbah cairnya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 15, maka baku mutu lirnbah cair yang boleh dibuang ke dalam air olehkegiatan tersebut ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setelah berkonsultasi denganMenteri.

Pasal 39

Apabila pada saat diundangkannya Peraturan Pemerintah ini telah ditetapkan baku mutu limbahyang dibuang ke dalam air oleh suatu kegiatan lebih ketat dibandingkan dengan perhitunganmenurut baku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, maka untuk kegiatantersebut tetap berlaku baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan itu.

Pasal 40

Apabila pada saat diundangkannya Peraturan Pemerintah ini telah ditetapkan baku mutu cair yangdibuang ke dalam air oleh suatu kegiatan lebih longgar dibandingkan dengan perhitungan menurutbaku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, maka baku mutu limbah cairkegiatan tersebut wajib disesuaikan dengan baku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud denganPasal 16 dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun terhitung sejak diundangkannyaPeraturan Pemerintah ini.

pasat +t

Bagi kegiatan yang sudah beroperasi, maka dalam waktu satu tahun setelah dikeluarkannyaPeraturan Pemerintah ini, harus sudah memperoleh izin pembuangan limbah cair dari GubernurKepala Daerah Tingkat I.

Page 270: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

249

Pasal42

(l)Apabila pada saat diundangkannya Peraturan Pemerintah ini penggolongan air menurut

peruntukannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah ini belum

ditetapkan, maka golongan air pada badan air tersebut dinyatakan sebagai air golongan B

sampai ada penetapan lebih lanjut oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I sesuai dengan

ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerintah ini dinyatakan sebagai air golongan B sampai ada

penetapan lebih lanjut oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I sesuai dengan ketentuan Pasal

l0 Peraturan Pemerintah ini.(2) Air pada badan air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini ditetapkan sebagai

golongan A, apabila:a. memenuhi kualitas air golongan A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan

Pemerintah ini, ataub. berada di kawasan hutan lindung, atau

c. berada di sekitar sumber mata air.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 43

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan

penempatannya dalam lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 5 Juni 1990

PRESIDEN REPUBLIKINDONESIAttdSOEHARTO

4

Page 271: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

FZ-/YVI

250

Diundangkan di Jakartapada tanggal 5 Juni 1990MENTERYSEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIArrd.

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN 1990 NOMOR 24

Salinan sesuai dengan asiinyaSEKRETARiAT KABINET RI

Kepala Biro Hukum dan Perundang-undanganub.

Kepala B agian Administrasi Perundang-undangan,

H.R. Silitonga S.H.

Page 272: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

PENJELASANATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 20 TAHIIN 1990

TENTANGPENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

UMUM

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu

dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup

lainnya. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Agar air dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan, maka

pengendalian pencemaran air menjadi sangat penting. Pengendalian pencemaran air merupakan

salah satu segi pengelolaan lingkungan hidup.

1. Pencemaran air selalu berarti turunnya kualitas air sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Hal ini berarti

bahwa perlu ditetapkan baku mutu air yang berfungsi sebagai tolok ukur untuk menentukan

telah terjadinya pencemaran, dan peruntukan air itu sendiri. Dalam pengertian pencemaran air,

baku mutu air akan selalu terkait dengan peruntukan air. Baku mutu air di satu pihak

merupakan suatu tingkat mutu air yang dikehendaki bagi suatu peruntukan, dan di lain pihak

merupakan arahan dan pedoman bagi pengendalian pencemaran air.

Dengan ditetapkannya baku mutu arr untuk setiap peruntukan dan memperhatikan kondisi

airnya akan dapat dihitung berapa beban zat pencemar yang dapat ditenggang adanya oleh air

penerima sehingga air dapat tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Beban pencemaran

ini merupakan daya tampung beban pencemaran bagi air penerima yang telah ditetapkan

peruntukannya.

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup menetapkan hahwa perlindungan lingkungan hidup dilakukan berdasarkan

baku mutu lingkungan yang diatur dengan peraturan perundang-undangan. Baku mutu

lingkungan ini dapat berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau waktu mengingat akan

perbedaan tata gunanya.

Selanjutnya Undang-undang Nomor: 4 Tahun 1982 menetapkan kewajiban setiap orang untuk

memelihara lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan

pencemarannya disamping hak setiap prang atas lingkungan hidup yang balk dan sehat.

A

Page 273: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

252

Undang-undang' Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian menetapkan lebih lanjutkewajiban-kewajiban bagi perusahaan industri untuk melaksanakan upaya keseimbangan dan

kelestarian sumberdaya alam serta melakukan pencegahan timbulnya kerusakan dan

pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan industri yang dilakukannya.

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan industri pada suatu tempat dapat berupa

gangguan kerusakan dan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat disekelilingnya antara lain oleh pencemaran air. Tercemarnya air akan dapat menimbulkan

akibat negatif terhadap derajat kesehatan anggota masyarakat. Undang-undang Nomor 9 Tahun

1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan menetapkan hak setiap warga negara untuk memperoleh

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini berarti pula bahwa lingkungan hidup harus

memenuhi syarat kesehatan. Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan untuk melaksanakan

tujuan yang tercantum dalam perundang-undangan tersebut. Di samping itu, Peraturan

Pemerintah ini berkaitan sangat erat pula dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 29

Tahun 1980 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

3. Pengendalian pencemaran air merupakan kegiatan yang mencakup:

a. inventarisasi kualitas dan kuantitas air pada sumber air menurut sistem wilayah tata

pengairan;

b. penetapan golongan air menurut peruntukannya, baku mutu air dan baku beban pencemaran

untuk golongan air tersebut, serta baku mutu limbah cair untuk setiap jenis kegiatan;

c. penetapan mutu limbah cair yang boleh dibuang oleh setiap kegiatan ke dalam air pada

sumber air, dan pemberian izin pembuangannya;

d pemantauan perubahan kualitas air pada sumber air dan mengevaluasi hasilnya;

e. pengawasan terhadap penataan peraturan pengendalian pencemaran air, termasuk penataan

mutu limbah cair, serta penegakan hukumnya.

PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Istilah yang dirumuskan dalam pasal ini dimaksudkan agar terdapat keseragaman pengertian atas

Peraturan Pemerintah ini dan peraturan pelaksanaannya lebih lanjut.

1. Rumusan ini diturunkan dari pengertian air sebagaimana dirumuskan dalam Pasal I angka 3

Undang-undang Nomor 1l Tahun 1974 terftang Pengairan. Dalam Peraturan Pemerintah inipengertian "air" dibatasi pada air yang terdapat di atas permukaan tanah. Hr* ini didasarkan

pada pertimbangan bahwa pendeka@n pengendalian pencemaran air yang terdapat di atas

permukaan tanah adalah berbeda dengan pengendalian pencemaran air yang terdapat di bawah

permukaan tanah dan air laut.

2. Rumusan ini diturunkan dari pengertian pencemaran lingkungan sebagaimana dirumuskan

dalam Pasal 1 angka 7 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3. Cukupjelas.

Page 274: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

253

4. Rumusan ini diturunkan dari pengertian baku mutu lingkungan sebagaimana dirumuskandalam pasal I angka 6 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.Yang dimaksud dengan "ditenggang adanya" dalam rumusan pengertian ini adalah batas atau

kadar parameter pencemaran dalam air secara alami dan dinilai berdasarkan ilmu pengetahuan

masih dapat difungsikan sesuai dengan peruntukannya.

Baku mutu air merupakan dasar bagi perlindungan air dan sebagai kriteria pencemaran air se-

bagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan penjelasan Pasal l5 Undang-undang Nomor 4 Tahun1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

5. Beban pencemaran dinyatakan dalam satuan, jumlah parameter penerimaan biasanya sebagai

satuan berat, atau untuk aliran air atau limbah dinyatakan dalam satuan jumlah parameter

pencemaran per satuan waktu.

Beban pencemaran dapat ditentukan dengan mengukur kadar parameter pencemaran dan

volume atau debit aliran air atau limbah yang bersangkutan. Nilai beban pencemaran tersebut

dihitung dengan perkalian antara kadar dan volume atau debit aliran setelah satuan volumenya

disesuaikan.

Contoh perhitungan:

Dari pengukuran didapat konsentrasi padatan tersuspensi adalah I mg/liter dan debit aliranlimbah sebesar 10 meter kubik/menit.Debit aliran limbah setelah penyesuaian satuan volume adalah: l0 x 1000 liter/menit (karena

lm3 = 1000liter)Maka beban pencemaran padatan tersuspensi dari limbah tersebut adalah:

= l0 x 1000 (literimenit) x I (mg/liter)

= 10.000 mg/menit.

6. Daya tampung beban pencemaran ditentukan dengan teknik dan metode tertentu

berdasarkankan data kondisi kualitas dan kuantitas air serta baku mutu air pada suatu sumber

air tertentu.

Daya tampung beban pencemaran dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalamperizinan pembuangan limbah-limbah cair ke sumber air yang bersangkutan; jika beban

pencemaran dari limbah-limbah yang dibuang melebihi daya tampung beban pencemaran airpada sumber air tersebut maka besar kemungkinannya air tersebut akan mengalami

pencemaran.

7. Yang dimaksud dengan "ditenggang adanya" dalam rumusan pengertian ini adalah secara

administratif dan berdasarkan perhitungan rasional.

8. Cukupjelas.

Pasal 2

Yang dimaksud dengan instansi teknis dalam pasal ini adalah yang ditetapkan berdasarkanperaturan perundang-undangan yang berlaku.Inventarisasi kualitas dan kuantitas air diperlukan untuk mengetahui kondisi air dan kecen-derungan berubahnya pada sumber air dalam rangka pengolahan kualitas air dan pengendalian

Page 275: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

254

pencemaran arr.

Yang dimaksud dengan kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, atau energi,

atau komponen lain dalam air. Kualitas air dinyatakan sebagai parameter kualitas air, misalnya pH,

warna temperatur, hantaran listrik, konsentrasi zat kimia, konsentrasi bakteri, dan sebagainya.

Yang dimaksud dengan kuantitas air adalah jumlah atau debit aliran air pada sumber air.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan sumber air dalam ayat ini adalah sama dengan pengertian sumber air

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentatg Pengairan, yang

dapat berupa antara lain sungai, danau, dan rawa.

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Laporan yang disampaikan merupakan hasil pengolahan data yang dilakukan oleh instansi

teknis yang isi laporan meliputi analisis data kondisi dan kecenderungan kualitas dan kualrtitas

air, sumber-sumber pencemaran, kesimpulan dan saran.

Pasal 5

Ayat (l)Yang dimaksud dengan identifikasi sumber-sumber pencemaran adalah untuk mengetahui

kegiatan-kegiatan yang berpotensi mencemarkan air serta kemungkinan jenis dan besaran

pgncemarannya.

Ayat (2)

Tindak lanjut pengendalian bertujuan agar pembuangan limbah dari sumber-sumber

pencemaran termasuk memenuhi kebutuhan baku mutu limbahnya sehingga air penerima

limbah yang bersangkutan memenuhi baku mutu air yang diinginkan.

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Ayat (l)Cukup jelas

Page 276: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

255

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan perluasan pemanfaatan golongan air adalah pemanfaatan air di luar

dari penggolongan air seperti yang ditetapkan pada Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Rujukan kepada ilmu pengetahuan diperlukan bila diduga ada parameter yang tidak atau belum

tercakup dalam baku mutu air.

Pasal 9

Penetapan metode analisis dimaksudkan untuk menggunakan rujukan yang sama dalam

pengukuran rujukan yang sama dalam pengukuran dan penilaian parameter pencemaran dalam

baku mutu air baku mutu limbah cair termaksud.

Pasal 10

Ayat (1)

Karena peruntukan air dan baku mutu air menyangkut kepentingan umum maka untuk setiap

air pada sumber air perlu ditetapkan peruntukan dan golongannya oleh Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I.

Dalam hal kondisi mutu air tidak memenuhi kriteria mutu untuk peruntukan yang seharusnya,

tidak boleh kemudian golongannya ditetapkan sesuai dengan kondisi mutu tersebut yang

diperlukan adalah program agar kondisi mutu air tersebut dapat memenuhi kriteria mutu untuk

peruntukan yang seharusnya.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud dalam ayat ini adalah wewenang suatu badan pengelola seperti otorita dan

sebagainya.

Pasal 1 1

Program peningkatan tersebut bertujuan agar kualitas air tersebut mencapai tingkat sesuai dengan

penggolongan peruntukannya dalam jangka waktu tertentu atau bahkan menaikkan sampai kualitas

yang lebih baik lagi.

)

Page 277: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

256

Pasal 12

Yang dimaksud dengan peningkatan penggolongan peruntukannya adalah agar air yang

bersangkutan dapat ditetapkan sebagai golongan air dengan tingkat kualitas air yang lebih baik.

Pasal l3

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Dalam hal sumber air menjadi batas propinsi atau mengalir melalui dua atau lebih propinsi,

para Gubernur yang bersangkutan perlu berkonsultasi terlebih dahuiu dengan Menteri sebelum

menetapkan pengendalian pencemarannya agar dapat ditempuh keterpanduannya/pengendalian

pencemaran terhadap sumber air tersebut.

Pasal 14

l)aya tampung beban pencemaran digunakan sebagai

perizinan pembangunan iimbah cair ke sumber air.

Informasi tentang daya tampung beban pencemaran ini

orang"

salah satu dasar pertimbangan dalanr

bersifat terbuka untuk diketahui setiap

Pasal l5

A)'at (1)

Baku mutu limbah cair ditetapkan untuk setiap jenis kegiatan. rnisalnva baku mutu limbah cair

untuk industri pupuk. tapioka, kelapa sawit dan set egaini,a. Baku mutu limbah cair tersebut

dilengkapi dengan pedoman penerapannya.

Ayut ll)Mengingat kondisi air pada sumber air dan tingkat teknologi pengolahan limbah ditiap daerah

dapat berbeda, maka Gubernur delam rangka pengen<lalian pencem&ran air dapat menetapkan

baku mutu limbah cair yang lebih ketat bagi daerahnye.

Pasal l6

Baku mutu air dipengaruhi oleh perkemhangan keadaan. Baku mutu lirnbah criir yang antara hinijidas:rrkan pada tingkat kemarnpuan teknologi i,ang dapat berubah ciengrn perkembangan rvaktu.

Seriangkan Caya tampung beban pencemaran dipen-earr:hi oieh bal<u mlitu air yang ciitetapkan dan

l.ondisi :iir peda sumber lir i'ang bersangkutan. K;rrenr" itu. baku nruirr lir, d;-1,a tari.ipur:g beban

pencemaran. dan baku niutu limbah cair periu ditiniau secara berkalrr. Iangila urlk-tu lirna tahun

i.liparrdang selraga,i ll'aktu yang lryak untuk melakukan penin-i:luirn kembaii ter"sebut.

Page 278: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

257

Pasal l7

Ayat (1)

Baku mutu limbah cair membatasi kadar dan beban pencemaran yang dibuang ke air pada

sumber air.

Baku mutu limbah cair tersebut berlaku untuk pernbuangan limbah cair ke dalam air dan ke air

taut.

Ayat (2)

Pengenceran limbah cair tidak mengurangi beban pencemaran, tetapi hanya memperbesar

volume limbah cair sehingga mengecilkan kadarnfa.

Pengenceran disini termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran

pembuangan limbah cair.

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Pembuangan limbah cair ke tanah dapat menimbulkan pencemaran tanah dan pencemaran air

tanah. Namun dengan teknologi tertentu limbah cair dapat diolah dengan cara menempatkan

limbah cair di tanah, sebagai contoh adalah antara lain yang dikenal dengan cara "spray

irrigation", tetapi untuk penerapannya perlu penelitian agar tidak menimbulkan pencemaran dan

kerusakan lingkungan.

Pasal 20

Tempat pengambilan contoh harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memudahkan pihak-

pihak yang berkepentingan untuk pengambilan contoh dari saluran limbah dan pengukuran debit

limbahnya.

Fasilitas yang dimaksud misalnya tersedianya sarana jalan, sarana bak kontrol, karangan bagi

aliran limbah bertekanan dan sebagainya.

Pasal 21

Ayat (l)Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

I

Page 279: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

158

Pasal22

Pungutan retribusi oleh Pemerintah Daerah hanya dikenakan terhadap pemakai sarana pengolahan

limbah cair yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. Adapun besarnya pemungutan retribusi

ditentukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pembuangan atau pengolahan limbah, dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah sendiri dapat

diserahkan kepada pihak swasta.

Pasal23

Yang dimaksud dalam pasal ini dengan pencemaran air oleh masuknya limbah cair atau bahan lain

tidak melalui sarana yang dibuat khusus untuk itu adalah misalnya pencemaran air yang

diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar ke dalam air karena misalnya terbawa oleh air hujan,

erosi, atau penggerusan; contohnya adalah masuknya sisa bahan pestisida dan pupuk dari lahan

pertanian ke dalam air.

Pasal24

Yang dimaksud dengan sumber air yang membahayakan keselamatan umum adalah antara lain air

yang mengandung misalnya bahan kimia yang berbahaya dan beracun seperti logam beracun.

Pengumuman ini dimaksudkan untuk mencegah penggunaan sumber air tersebut yang dapat

membahayakan keselamatan, termasuk kesehatan, penggunaannya sementara upaya pengendalian

dilakukan.

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal26

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Izin ordonansi gangguan yang diberikan harus mengacu kepada izin pembuangan limbah cair

/ang dikeluarkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan keadaan darurat adalah keadaan dimana terjadi kesalahan dalam proses

operasi sehingga menimbulkan beban pencemaran yang jauh lebih besar dari keadaan normal.

Untuk itu penanggung jawab kegiatan harus menyediakan sarana dan menyusun prosedur

untuk keadaan tersebut, misalnya sarana penampuirgan sementara limbah cair yang dihasilkan

pada keadaan darurat tersebut untuk selanjutnya diolah sehingga limbah cair yang dibuang

tetap memenuhi baku mutu limbah sebagaimana ditentukan dalam izinnya.

Page 280: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

259

Pasal2T

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 28

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Dari studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dapat diketahui tingkat mutu limbah cair

suatu kegiatan yang bila dibuang tidak mencemarkan air penerimanya. Bisa terjadi dari hasil

studi tersebut didapatkan bahwa kegiatan tersebut mampu mencapai tingkat mutu limbah cair

yang lebih baik dari baku mutu yang Iebih ketat dari peraturan baku mutu limbah cair yang

ditetapkan.

. Pasal29

Ayat (1)

Ketentuan ayat ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan bahwa setiap orang dapat

melaporkan tentang terjadinya pencemaran lingkungan, dan mengetahui tata laksananya.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Tugas pejabat kepolisian sebagai pejabat penyidik untuk melakukan penyelidikan tentang

adanya unsur pidana dalam kasus pencemaran air yang dilaporkan padanya.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Bentuk tindakan tersebut antara lain dengan menghentikan masuknya limbah cair ke tempat

tersebut dari sumbernya dan atau melokalisir pencemaran.

Pasal 30

Ayat (l)Cukup jelas

Ayat (2)

Jika pada saat Peraturan Pemerintah ini ditetapkan belum ada instansi teknis di daerah yang

khusus bertugas untuk itu, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dapat menunjuk instansi lain di

Daerah.

Ayat (3)

,l

Page 281: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

260

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Tata laksana yang akan ditetapkan oleh Gubernur meliputi antara lain tanda pengenal, surat

tugas pengawasan dan sebagainya.

Pasal 31

Ayat (1)

Petugas yang memasuki areal kegiatan sumber pencemaran bertugas memeriksa antara lain

bekerjanya peralatan pengolahan limbah, mengambil contoh limbah dan memeriksa saluran

pembuangan limbah.

Ayat (2)

Penanggung jawab kegiatan yang menghalangi atau tidak mengizinkan petugas menjalankan

tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dapat dikenakan ketentuan pidana

yang antara lain diatur dalam Pasal 216 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Memasuki

lingkungan kerja harus diartikan sedemikian rupa bahwa petugas harus dapat segera menuju ke

tempat sasaran tugasnya.

Pasal32

Ayat (1)

Pernyataan tentang kebenaran laporan harus ditandatangani oleh penanggungjawab kegiatan

dan atau diketahui oleh pemilik atau penanggungiawab perusahaan.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 33

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 34

Ayat (1)

Cukup jelas

Page 282: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

261

Ayat (2)

Penunjukan satu laboratorium oleh Gubernuranalisis kualitas dan kuantitas limbah.

dimaksudkan agar terdapat kepastian data hasil

Ayat (l)Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 35

Pasal 38

Pasal 39

Pasal 40

Pasal 41

Pasal 36

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3;

Yang dimaksud dengan "dipandang perru" adarah keadaan yang mengharuskan diambiltindakan segera untuk mencegah meluasnya pencemaran.

pasal 37

Ayat (1)

Bentuk tindakan administratif yang dimaksud dalam ayat ini antara lain dapat berupapencabutan izin pembuangan limbah, penghentian sementara kegiatan, penyegelan semuasaluran pembuangan limbah cair atau berupa tindakan lainnya yang ditentukan dalam izin.Ayat (2)

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Page 283: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

262

Pasal 42

Ayat (l)Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3409.

Page 284: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

263

LAMPIRANPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 20 TAHUN 1990

TANGGAL 5 JUNI 1990

I. DAFTAR KRITERIA KUALITAS AIR GOLONGAN A

PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM KETERANGAN

FISIKA

i. BauJumlah zat padat

tertarut (TDS)

2. Kekeruhan3. Rasa

4. Suhu5. Warna

KIMIA

a. KIMIA ANORGANIK

l. Air raksa2. Aluminium3. Arsen4. Barium5. Besi6. Fluorida7. Kadmium8. Kesadahan CaC039. Klorida

10. Kromium, valensi 6

11. Mangan12. Natrium13. Nitrat, sebagai N14. Nitrit, sebagai N15. Perak16. pH

17. Selenium18. Seng19. Signida20. Sulfat21. Sulfida, sebagai H2S

22. Tembaga23. Timbal

Tidak berbau

10005

Tidak berasa

Suhuudarat3"C15

mg/LSkala NTU

oc

Skala TCU

mg/Lmgll-mgll-mgI,mg[-mgll-mcfi-mgll-mg/LmglI,mg/I-mg/Lmgll-ffiglLmS/L

mgll-mgll-mgll-mClLmgllmgll-mg/|,

0,0010,20,051,0

0,3o50,005

5002500,050,1

200l01,00,056,5 - 8,5

0,01

5

0,1

4000,05

1,00,05

Merupakan Batasminimum danmaksimum

/

Page 285: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

264

PARAMETER SATUAN KADARMAKSIMUM KETERANGAN

b. KIMIA ORGANIK

Aldrin dan dieldrinBenzenaBenzo (a) pyreneChlordane (total Isomer)Chloroform2,4 -DDDTDetergen1,2-Dichloro-ethane1 , 1-Dichloro-ethenaHeptachlor danHeptachlor epoxideHexachlorobenzeneLindaneMethoxychlorPentachlorophenolPestisida total2, 4,6 TrichlorophenolZatorganik (KMNO+)

mgllmgll-mgll-mg/I-mgll-mgll-mgll-mgLmgll-mC/L

mgll-mgll-mgll-mgll-mglLmgll-mg/LmglL

0.00070,0 r

0,000010,00030,030,100,030,50,0r0,0003

0.0030,000010,040,030,010,10,01IO

12.t3.14.15.

16.

17.18.

MIKROBIOLOGIK

1. Koliform tinja2. Totalkoliform

Jumlah per 100 mlJumlah per 100 ml

RADIOAKTIVITAS

l. Aktivitas Alpha (GrossAlpha Activity) BCfi-

2. Aktivitas Beta (GrossBeta activity) Bq/L

0,1

1,0

Keterangan:mg = miiigrammL = mililiterL = literBq = BequerelNTU = Nephelometric Turbidity UnitsTCU = True Colour UnitsLogam berat merupakan logam terlarut

Page 286: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

265

2. DAFTAR KRITERIA KUALITAS AIR GOLONGAN B

NO PARAMETE,R SATUAN KADARMAKSIMUM KETERANGAN

06mgll-

1.

2.

FISIKA

SuhuZatpadat terlarut

KIMIA

a. KIMIA ANORGANIK

1. Air raksa2. Amoniak bebas

3. Arsen4. Barium-5. Besi6. Fluorida7. Kadmium8. Klorida9. Kromium, valensi 6

I0. Mangan11. Nitrat, sebagai N12. Nitrit, sebagai N13. Oksigen terlarut (DO)

14. pH15. Selenium16. Seng1'l . Sianida18. Sulfat19. Sulfida, sebagaiH2S20. Tembaga21. Timbal

b. KIMIA ORGANIK

1. Aldrin dan dieldrin2. Chlordane3. DDT4. Endrine5. Fenol6. Heptachlor dan

heptachlor epoxide1. Karbon kloroform ekstrak

Suhu air normal1000

0,0170,0030,0420,0010,002

0,0180,5

0,0010,50,051

5

1,5

0,01600

0,050,5

l0I* * Air permukaan di-

anjurkan lebihbesar atau sama

dengan 6

5-90,0160,1

4000,11

0,1

mg/l-mg/I-mg/Lmgll,mClLmgfi-rngll,mgll-mgll-mgll-mgll-rngll-mgll-

mgfi-mg/l-mgll-mgll-mg/I-

mgll,mgll-mg/l-mClLmg/l-mgfi-mgll-

mgll-mg/I-

-/

Page 287: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

266

NO. PARAMETER SATUAN KADARMAKSIMUM KETERANGAN

8. Lindane9. Methoxychlor

10. Minyak dan lemak11. Organofosfat & carbamate12. PCD13. Senyawa aktif biru metilen

(surfaktan)14. Toxaphene

l.

t.

MIKROBIOLOGIK

Koliform tinja

Total koliform

RADIOAKTIVITAS

Aktivitas Alpha(Gross Alpha Activity)Aktivitas Beta(Gross Beta Activity)

mglLmgll-mgll-mg[,mgll-mgll-

mgL

0,0560,035

nihil0,1

nihil0,5

0.005

2.

2.

Jumlah per

Jumlah per

Bqll,

BqlI-

2000100 mL

10.000100 ml

0,1

1.0

Keterangan:mg = miligrammL = mililiterL = literBq = BequerelNTU = Nephelometric Turbidity UnitsTCU = True Colour UnitsLogam berat merupakan logam terlarut

Page 288: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

267

3. DAFTAR KRITERIA KUALITAS AIR GOLONGAN C

NO PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM KETERANGAN

FISIKA

1. Suhu2. Zatpadat terlarut

KIMIAWI

a. KIMIA ANORGANIK

1. Air raksa2. Amoniak bebas

3. Arsen4. Fluorida5. Kadmium6. Klorin bebas

7. Kromium, valensi 68. Nitrit, sebagai N9. Oksigen terlarut (DO)

10. pH11. Selenium12. Seng13. Sianida14. Sulfida, sebagai H2S

15. Tembaga16. Timbal

b. KIMIA ORGANIK

1. BHC2. DDT3. Endrine4. Fenol5. Minyak dan lemak6. Organofosfat tiara

carbamate7 . Senyawa aktif biru

metilen (surfaktan)

Suhu air normal + 3"C1000

0,2r0,0020,0040,00rI0,1

0.2

0,0020,021

1,5

0,010,0030,050,06

'< * Disyaratkan lebihbesar dari 3

6-90,050,020,020,002

o,o20,03

0gmgll-

mgll-mgll-mgll-mgll-mgllmgll-mgll-mgll-mgll-

mgfi'mg/|,mg/I-mgll-mgll-mClL

mgll-mgll-mgll-mgll-mgfi-mgll-

mgll-

/

Page 289: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

268

NO. PARAMETER SATUAN KADARMAKSIMUM KETERANGAN

RADIOAKTIVITAS

1. Aktivitas Alpha BqlI-(Gross Alpha Activity)

2. Aktivitas Beta BqlI-(Gross Beta Activity)

0,1

1.0

Keterangan:mg = miligrammL = mililiterL = literBq = BequerelNTU = Nephelometric Turbidity UnitsTCU = True Colour UnitsLogam berat merupakan logam terlarut

4. DAFTAR KRITERIA KUALITAS AIR GOLONGAN D

NO. PARAMETER SATUAN KADARMAKSIMUM KETERANGAN

FISIKA

l. Daya hantar listrik mhos/cm 2250 Tergantung dengan

Q50 q jenis tanaman. Kadarmaksimum tersebutuntuk tanaman yangtidak peka.

2. Suhu 0 g Suhu air Sesuai dengannormal kondisi setempat.

3. Zatpadat terlarut mgll- 2000 Tergantung denganjenis tanaman. Kadarmaksimum tersebutuntuk tanaman yangtidak peka.

KIMIA

a. KIMIAANORGANIK

1. Air raksa mg/L 0,0052. Arsen mgll l

Page 290: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

269

NO. PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM KETERANGAN

3. Boron4. Kadmium5. Kobalt6. Kromium, valensi 67. Mangan8. Na (garam alkali)9. Nikel

10. pH11. Selenium12. Seng13. Sodium Absorption Ratio

(sAR)

14. Tembaga15. Timbal

mglT-mgll-mgllmg/I-mglL

Vo

mgfi-

1

0,010,2I2

600,55 -90,052

18

0,2I

mg/l-mg[-

mglLrngll-

Tergantung denganjenis tanaman.

Kadar maksimum tsb

untuk tanaman yangkurang peka.

Keterangan:mg = miligrammL = mililiterL = literBq = BequerelNTU = Nephelometric Turbidity UnitsTCU = True Colour UnitsLogam berat merupakan logam terlarut

/

Page 291: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

LAMPIRAN 2

KEPUTUSAN

MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR: KEP-034{ENKL[YIV1991

TENTANG

BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN YANG SUDAH BEROPERASI

MENTERI NEGARA KEPENDUDIIKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Menimbang: a. bahwa air sebagai sumberdaya alam harus dapat dimanfaatkan untuk memenuhihajat hidup orang banyak, oleh karenanya perlu dipelihara kualitasnya agar tetapbermanfaat bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya;

b. bahwa untuk menjamin terpeliharanya kualitas air tersebut maka perlu dilakukanpengendalian terhadap pembuangan limbah cair;

c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan

Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup tentang BakuMutu Limbah Cair bagi kegiatan yang sudah beroperasi.

Mengingat: l. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara

Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan PokokPengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);

3. Undang-undang Nomor 5 tahun 1984 tentang Perindustrian;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 42, TambahanLembaran Negara Nomor 3338);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran

Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3409);

6. Keputusan Presiden RI Nomor 25 Tahun 1983 tentang kedudukan, Tugas Pokok,Fungsi dan Tata Kerja Menteri Negara Serta Susunan Organisasi Staf MenteriNegara;

7. Keputusan Presiden Rl Nomor 64llVI Tahun 1988 Tentang Pembentukan KabinetPembangunan V;

Page 292: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

271

MEMI-NUSKAN

MCNCTAPKAN : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN

LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MI.]TU LIMBAH CAIR BAGI

KEGIATAN YANG SUDAH BEROPERASI.

Pasal I1) Baku mutu limbah cair untuk industri:

a. Soda kostik adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran I;

b. Pelapisan logam adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran II;c. Penyamakan kulit adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran III;d. Pengilangan minyak adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran IV;

e. Minyak sawit adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran V;

f. Pulp dan kertas adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran VI;g. Karet adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran VII;h. Gula adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran VIII;i. Tapioka adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran IX;j. Tekstil adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran X;k. Pupuk Urea adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran XI;l. Ethanol adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran XII;m. Mono Sodium Glutamate adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran XIII;n. Kayu lapis adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran XIV;

Z) Untuk parameter yang belum tercantum dalam buku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), Gubemur Kepala Daerah Tingkat I dapat menetapkan parameter tersebut dan

kadar maksimumnya setelah mendapat persetujuan dari Menteri Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup.

Pasal2

l) Dalam pembuangan limbah cair atau dalam memberikan izin pembuangan limbah cair,

ditetapkan kadar maksimum setiap parameter dan debit limbah cair maksimum yang tidak

boleh dilampaui, kecuali memenuhi persyaratan pada ayat 2 pasal ini.

2) Kadar maksimum setiap parameter atau debit limbah cair maksimum hanya diperbolehkan

dilampaui, sepanjang beban pencemaran maksimum tidak dilampaui.

3) Penetapan debit limbah cair maksimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan

pada produksi bulanan senyatanya dari industri yang bersangkutan.

4) Penjelasan tentang perhitungan debit limbah cair maksimum dan beban pencemaran

maksimum adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran XVI.

Pasal 3

1) Pengambilan contoh dan pemeriksaan kualitas limbah cair dilakukan secara periodik oleh

laboratorium yang ditunjuk oleh Pemerintah, sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan,

/

Page 293: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

F.7

272

atas biaya penanggung jawab kegiatan.

2) Hasil pemeriksaan kualitas limbah cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikankepada instansi yang bertanggungjawab di bidang pemantauan lingkungan.

Pasal 4

Apabila dipandang perlu, instansi yang bertanggung jawab di bidang pemantauan lingkunganmelakukan pemantauan kualitas dan debit limbah dari setiap jenis industri.

Pasal 5

1) Setiap penanggung jawab kegiatan diwajibkan memasang peralatan pengukuran debit aliranpembuangan limbah cair, dan melakukan pencatatan debit aliran pembuangan limbah cairharian.

2) Catatan debit aliran pembuangan limbah cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (l)disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang pemantauan kualitaslingkungan sekurang-kurangnya satu kali dalam enam bulan.

Pasal 6

Pemerintah dapat membantu kegiatan industri rumah tangga dalam upaya memenuhi ketentuanmutu limbah cair ini.

Pasal 7

1) Dengan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup akan ditetapkanlebih lanjut baku mutu limbah cair bagi industri yang belum disebut dalam ketentuan pasal 1

ayat (l) Keputusan ini.2) Untuk industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku pedoman sebagai

berikut:1. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menetapkan baku mutu limbah cair dengan

berpedoman pilihan alternatif baku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud dalamLampiran XV keputusan ini.

2. Baku mutu limbah cair sebagaimana dimaksud dalam butir 1 ayat ini ditetapkan denganmemperhitungkan beban maksimum yang dapat diterima air pada sumber air.

3. Untuk setiap kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini yang membuang limbahcair kedalam air pada sumber air ditetapkan mutu limbah cairnya dengan pengaturan:a. mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak melampaui baku

limbah cair yang telah ditetapkan, dan

b. tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air penerima limbah tersebut.

Page 294: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

273

Pasal 8

Setiap penanggung jawab kegiatan wajib memasang peralatan pengukuran debit aliran

pembuangan limbah cair sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 selambat-lambatnya tiga bulan

sejak tanggal ditetapkannya keputusan ini.

Pasal 9

Baku mutu limbah cair ini berlaku bagi kegiatan yang sudah beroperasi yaitu kegiatan yang pada

saat ditetapkannya keputusan ini telah mempunyai izin tetap. Ketentuan tentang baku mutu limbah

cair bagi kegiatan baru akan ditetapkan kemudian.

Pasal 10

Bagi kegiatan yang melakukan perluasan lebih dari 3OVo dari kapasitas semula, dikenakan

ketentuan tentang baku mutu limbah cair yang baru.

Pasal I 1

Bagi kegiatan yang telah ditetapkan baku mutu limbah cairnya sebelum keputusan ini berlaku,

diberlakukan ketentuan baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan tersebut.

Pasal 12

Baku mutu limbah cair ini berlaku secara umum dan dalam pelaksanaannya Gubernur dapat

menetapkan ketentuan yang lebih ketat dengan dasar pertimbangan untuk pengendalian

pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Pasal 13

Untuk mencegah pembuangan kejutan (shock loading) pada sistem pengolahan limbah atau kepada

sumber air, setiap pabrik harus mengadakan suatu sistem untuk mencegah agar beban pencemaran

limbah tidak boleh lebih tinggi lOOTo daribeban pencemaran limbah cair rata-rata setiap bulan.

Pasal l4

Dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian

pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24,Tambahan Lembaran Negara Nomor

3409), ketentuan dalam Bab II serta Lampiran I dan Lampiran II Keputusan Menteri Negara

Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor Kep-02/NIENKL}VIU198S tentang Pedoman

Penetapan Baku Mutu Lingkungan tertanggal 19 Januari 1988 dinyatakan dicabut.

^/

Page 295: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

v

274

Pasal 15

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada Tanggal : 1 Pebruari 1991

Menteri Negara

Kependudukan dan Lingkungan hidup

EMIL SALIM

Page 296: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

275

LAMPIRANI : SLTRAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-03/lvfENKLfYIYl99lTANGGAL : lPebruari 1991

BAKU MT]"TU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI SODA KOSTIK

Catatan:1. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap pararneter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

p.fameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg atau gram

parameter per ton produk Soda Kostik.

Debit Limbah Maksimum sebesar 10 M3 per ton produk Soda Kostik

PARAMETER

PROSES RAKSA (Hg) PROSES MEMBRAN/ DIAFRAGMA

KADARMAKSIMUM

BEBANPENCEMARAN

MAKSIMUM

KADARMAKSIMUM

BEBANPENCEMARAN

MAKSIMUM

COD

Padatantersuspensi Total

Hg (Raksa)

Cu (Tembaga)

Pb (Timbal)

Zn (Seng)

pH

150 mg/L

50 mg/L

0,005 mgll-

6-9

1,5 kg/ton

0,5 kglton

0,05 gram/ton

150 mg/L

50 mg/L

3,0mglL

0,3 mglL

2,0mg/l-

6-9

1,5 kg/ton

0,5 kg/ton

0,03 kglton

0,003 kg/ton

0,02 kg/ton

.1

Page 297: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

'r-

276

LAMPIRANII: SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN

LINGKLINGAN HIDUPNOMOR : KEP-03/MENKL}YIV1991TANGGAL : l Pebruari 1991

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

Catatan:1. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram

parameter per Mz produk pelapisan logam.

Debit Limbah Maksimum sebesar 19 y3 per ton produk Pelapisan Logam

PARAMETERPELAPISAN TEMBAGA (CU) PELAPISAN NIKEL (Ni)

KADARMAKSIMUM

BEBANPENCEMARANMAKSIMUM

KADARMAKSIMUM

BEBANPENCEMARAN

MAKSIMUM

Padatan Tersus-pensi TotalCd (Kadmium)

CN (Sianida)

Metal (logam)TotalCu (Tembaga)

Ni (Nikel)pH

60mglL

0,05 mg/L0,5 mg/L8,0 mgll-

3,0 mg/L

6-9

6,0 grarn/ M2

0,005 gram/ M20,05 gram/ M2,

0,8gran/ M2

0,3 gram/ M2

60 mg/L

0,05 mg/L0,5 mg/L8,0 mg/L

5,0 mgtL6-9

6,0 graml M2

0,005 gram/ M20,05 gram/ M20,8 gram/ M2

0,5 grarnl M2

Debit Limbah Maksimum sebesar 16 pt3 per ton produk Pelapisan Logam

PARAMETER

PELAPISAN KROM (Cr) PELAPISAN & GALVANISASI SENG(zn)

KADARMAKSIMUM

BEBANPENCEMARAN

MAKSIMUM

KADARMAKSIMUM

BEBANPENCEMARAN

MAKSIMUM

Padatan Tersus-pensi TotalCd (Kadmium)

CN (Sianida)

Metal (logam)TotalCr(Krom) Total

Cr+6 (Kromheksavalen)Zn (Seng)

pH

60 mg/L

0,05 mg/L0,5 mg/L8,0 mg/L

2,0mg/L0,3 mg/L

2,0 mgll-6-9

6,0 granl M2

0,005 gram/ M20,05 gram/ M20,Sgram/ M2

0,2 grarn/ M2O,O3 grarnt M2

0,2 Erarn/ MZ

60 mglL

0,05 mg/L0,5 mg/L8,0 mg/L

6-9

6,0 grarn/ M2

0,005 gram/ M20,05 gram/ M20,8 gram/ M2

Page 298: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

277

LAMPIRAN III : STIRAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDT]DUKAN DANLINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-03/]\{ENKL}VIU1991TANGGAL : lPebruari 1991

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Catatan:1. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg parameter

per ton bahan baku kulit.

Debit Limbah Maksimum sebesar 70 M3 per ton bahan baku kulit

PARAMETER KADARMAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

COD

Padatan Tersuspensi Total

Sulfida (H2S)

Cr (Krom) Total

Minyak dan Lemak

NH: - N (AmoniaTotal)

pH

150 mg/L

300 mg/L

150 mgll-

1,0 mg/L

2,0 mgll-

5.0 mglL

10,0 mg/L

6-9

10,5 kg/ton

21,0 kg/ton

10,5 kglton

0,07 kg/ton

0,14 kg/ton

0,35 kg/ton

0,70 kg/ton

)

Page 299: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

278

LAMPIRANIV: SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGAN HIDTIP

NOMOR : KEP-03/IvIENKL[VIUI99ITANGGAL : lPebruaril99l

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PENGILANGAN MINYAK

Catatan:l. Kecuaii pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram

pararneter per M3 bahan baku minyak.

Debit Limbah Maksimum sebesar 1200 M3 oer 1000 M3 bahan baku minvak

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

COD

Minyak dan Irmak

Sulfida (HzS)

Phenol Total

6.+6 (krom Heksavalen)

NH3 - N (AmoniaTotal)

pH

100 mgll-

200 mg/l-

25 mgll,

l,0mgtL

l,0mglL

0,5 mg/L

10.0 mg/L

6-9

120 granr/M3

240 gram/M3

30 gram/M3

1,2 grun/M3

1,2 gram/M3

0,6 grarnlM3

l2,O grun/M3

Page 300: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

279

LAMPIRANV : SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-03/IvIENKLFVIYI99ITANGGAL : lPebruari 1991

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MINYAK SAWIT

Catatan:l. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setup parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter fada tabet di atas dinyatakan dalam kg parameter

per ton produk minyak sawit.

Debit Limbah Maksimum sebesar 6143 per ton produk

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

COD

Padatan Tersuspensi Total

Minyak dan l,emak

NH3 - N (AmoniaTotal)

pH

250mg|I,

500 mg/L

300 mg/L

30 mg/L

2OmglL

6-9

1,5 kg/ton

3,0 kglton

1,8 kg/ton

0,18 kg/ton

O,l2kglton

./

Page 301: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

7'

280

LAMPIRAN VI : SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-03/IMENKLI{/IU1991TANGGAL : lPebruaril99l

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PULP DAN KERTAS

Catatan:l. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam Kg parameter

per ton produk pulp dan kertas kering udara.3. Khusus untuk kertas tipis, debit limbah maksimum 200 M3/ton procluk kertas.

Parameter

Pabrik Pulp Pabrik Kertas Pabrik Pulp dan Kertas

KadarMaksimum

Bebanpencemaran

maksimum

KadarMaksimum

Behanpencemaran

maksimum

KadarMaksimum

Bebanpencemaran

maksimum

BOD5

COD

Padatan TersuspensiTotal

pH

150 mg/L

350 mg/L

200 mg/l-

6-9

15 kg/ton

35 kg/ton

20 kg/ton

125 mgL

250 mg/L

125 mg/l-

6-9

10 kgil2OkglL

l0 kg/L

150 mg/L

350 mg/L

150 mg/L

6-9

25,5 kg/ton

59,5 kg/ton

25,5 kg/ton

Debit LimbahMaksimum Sebesar

100 M3 per ton pulp kerin;udara

56 143 per ton produkkertas kering udara

170 M3 per ton produk kerrakering udara

Page 302: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

28t

LAMPIRANVII : SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DAN

LINGKLINGAN HIDUP

NOMOR : KEP-03i]vIENKLIVIV1991

TANGGAL : lPebruari1991

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KARET

Catatan:1. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. beban p"ni.1n*un maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg parameter

per ton produk karet.

Debit Limbah Maksimum sebesar 40 M3 per ton produk karet

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

COD

Padatan Tersuspensi Total

NH3-N (Amonia Total)

pH

150 mg/L

300 mg/L

150 mg/L

10 mgil

6-9

6,0 kg/ton

t2,0 kg/ton

6,0 kg/ton

0,4 kg/ton

Page 303: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

,-82

LAMPIRAN VIII : SI]RAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGAN HIDLIP

NOMOR : KEP-03/IVIENKLI{/IU1991TANGGAL : lPebruari1991

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI GULA

Catatan:1. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg parameter

per ton produk gula.

Debit Limbah Maksimum sebesar 40 M3 per ton produk gula

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

COD

Padatan Tersuspensi Total

Sulfida (H2S)

pH

100 mgll-

250 mg/L

175 mg/L

1,0 mg/L

6-9

4,0 kg/ton

10,0 kg/ton

7,0 kg/ton

0,04 kg/ton

Page 304: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

283

LAMPIRANIX : SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKLTNGAN HIDUP

NOMOR : KEP.O3/IVIENKLII/IUI991

TANGGAL : lPebruari1991

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI TAPIOKA

Catatan:l. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg parameter

per ton produk tapioka.

Debit Limbah Maksimum sebesar 66 \il3 per ton produk

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BODs

COD

Padatan Tersuspensi Total

CN (Sianida)

pH

200mglL

400 mgll,

150 mg/L

0,5 mglL

6-9

12,0 kg/ton produk

24,0kglton produk

9,0 kg/ton produk

0,03 kg/ton produk

.1

Page 305: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

,T

284

LAMPIRANX: SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGANHIDUP

NOMOR : KEP-03/MENKLI{/IYI991TANGGAL : lPebruari1991

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI TEKSTIL

Catatan:l. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

pararneter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg parameter

per ton produk tekstil.

Debit Limbah Maksimum sebesar 150 M3 per ton produk Tekstil

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

COD

Padatan Tersuspensi Total

Phenol Total

Cr (Krom) Total

Minyak dan Lemak

nH

85 mg/L

25Omg/L

60 mg/L

1,0 mg/L

2,0 mg/L

5,0 mg/L

6-9

I2,75 kg/ton

37,5 kg/ton

9,0 kg/ton

0,15 kg/ton

0,30 kg/ton

0,75 kg/ton

Page 306: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

285

LAMPIRANXI: SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-O3/IvIENKL}VIU1991

TANGGAL : lPebruari 1991

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PUPUK UREA

Catatan:l. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencenuran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg parameter

per ton produk pupuk urea.

Debit Limbah Maksimum sebesar 15 143 per ton produk pupuk Urea

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

COD

Padatan Tersuspensi Total

Minyak dan kmak

NH3-N (Amonia Total)

pH

100 mg/L

25OmglL

100 mgll-

25 mgll-

50 mg/L

6-9

1,5 kg/ton

3,75 kg/ton

1,5 kg/ton

0,4 ky'ton

0,75 kg/ton

Page 307: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

,r286

LAMPIRANXII: SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-O3/IVIENKLWIU1991

TANGGAL : lPebruaril99l

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI ETHANOL

Catatan:l. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg parameter

per ton produk Ethanol.

Debit Limbah Maksimum sebesar 79 143 per ton produk Ethanol

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

Padatan Tersuspensi Total

pH

150 mg/L

4OOmgtL

6-9

10,5 kg/ton

28,0 kg/ton

Page 308: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

287

LAMPIRAN XIII : SI.]RAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-03/MENKLWIYI99ITANGGAL : lPebruari 1991

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MONO SODIUM GLI]-TAMAT (MSG)

Catatan:1. Kec.uali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg parameter

per ton produk produk MSG.

Debit Limbah Maksimum sebesar 120 M3 per ton produk MSG

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

COD

Padatan Tersuspensi Total

pH

lO0 mg/L

250 mglL

100 mg/L

6-9

12 kglton produk MSG

30 kg/ton produk MSG

12kgtonproduk MSG

Page 309: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

v

t_

288

LAMPIRAN XIV : SI]RAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP.O3i]V1ENKL}YIUI99ITANGGAL : lPebruaril99l

BAKU MUTULIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KAYU LAPIS

Catatan:l. Kecuali pH, kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram

parameter per liter air limbah.2. Beban pencemzuan maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam Kg atau gram

parameter per M3 produk kayu lapis.

3. 1000 M2 produk = 3,6 M3 produk dengan ketebalan 3,6 milimeter.4. 2,8 M3 air limbah per M3 produk = 10 M3 air limbah per 3,6 fy[3 produk dengan keteba]an 3,6

milimeter.

Debit Limbah Maksimum sebesar 2,8 M3 air limbah per M3 produk kayu lapis

PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBANPENCEMARANMAKSIMUM

BOD5

COD

Padatan Tersuspensi Total

Phenol Total

pH

100 mg/L

25OmgtL

100 mg/L

l,0mgtL

6-9

0,28 kg/ M3

0,70 kg/ M3

0,28 kg/ M3

2,8kgM3

Page 310: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

't

289

LAMPIRAN XV: STIRAT KEPUTUSAN MENTERILINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-03/IvIENKLII/IV199l

TANGGAL : lPebruaril99l

BAKU MUTU AIRLIMBAH *)

NEGARA KEPENDUDUKAN DAN

No.

Urut

PARAMETER SATUAN COLONCAN BAKU MUTU AIR LIMBAHIII III IV

1.

2.

J.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

t2.13.

t4.15.

16.

17.18.

19.

20.

2t.22.

23.

24.

06

mg/Lmg/L

mg/Lmg/Lmg/Lmg/Lng/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/L

mg/LmglLmg/LmglLmg/Lmg/L

mglLmg/LmglLmg/Lmg/Lmg/L

mglLmg/L

mg/L

6-9

1

0,5

1

I2

0,05

0,1

0,01

0,001

0,03

I0,05

0,01

0,1

0,2

0,020,01

1,5

0,5

0,02

t00,06

20

40

0,5

0,01

FISIKA

Temperatur

Zat padat terlarut

Zat padat tersuspensi

KIMIA

pH

Besi terlarut

Mangan terlarut

Barium

Tembaga

Sen_s

Krom Heksavalen

Krom total

Cadmium

Raksa

Timbal

Stanum

Arsen

Selenium

NikelKobaltSianidaSulfida

FluoridaKlorin bebas

Amoniak bebas

NitratNitritBOD5

COD

35 38 40 45

1500 2000 4000 5000

100 200 400 500

Senyawa aktif biru metilen

Fenol

6-9 6-9

5 10

2523235 l00,1 0,5

0,5 I

0,05 0,I0,002 0,005

0,1 1

230,1 0.5

0,05 0,5

0,2 0,5

0,4 0,6

0,05 0,50,05 0,I

23t215

20 30

l350 150

r00 300

5100.5 I

(Fe)

(Mn)(Ba)

(Cu)

(zn)(C16+1

(Cr)

(cd)(He)

(Pb)

(sn)(As)

(Se)

(Ni)(co)(CN)(Hzs)

(F)(clz)

(NH3-N)(No3-N)(No2-N)

5-9

20

10

5

5

15

1

2

0,5

0,0r

2

5

1

II1

II

5

5

20

50

5

300

600

15

2

25.

26.

27.

Page 311: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

/

290

No.

Urut

PARAMETER SATUAN GOLONGAN BAKU MUTU AIR LIMBAHII ilI tV

28.29.

30.

31.

Minyak nabati

Minyak mineral

Radioaktivitas*+)

Pestisida termasuk PCB***)

mgLmglL

5

l010

50

20

100

Catatan:*) Kadar bahan limbah yang memenuhi persyaratan baku mutu air limbah tersebut tidak diperbolehkan

dengan cara pengenceran yang airnya secara langsung diambil dari sumber air. Kadar bahan limbah

tersebut adalah kadar maksimal yang diperbolehkan kecuali pH yang meliputi juga kadar yang minimal.**) Kadar radioaktifitas mengikuti peraturan yang berlaku.**) Limbah pestisida yang berasal dari industri yang memformulasi atau memproduksi dan dari konsumen

yang mempergunakan untuk pertanian dan lain-lain tidak boleh menyebabkan pencemaran air yang

mengganggu pemanfaatannya.

LAMPIRANXVI : SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN DANLINGKI-INGAN HIDUP

NOMORTANGGAL

: KEP-O3/MENKLFVIV199l: I Pebruari l99l

PENJELASAN TENTANG PERHITUNGANBAHAN PENCEMARAN MAKSIMUM

1. DebitLimbah Cair Maksimum

DEBIT LIMBAH CAIR MAKSIMUM DAN

Penetapan Baku Mutu Limbah Cair pada pembuangan limbah cair melalui penetapan DebitLimbah Maksimum, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I s/d XIV untuk masing-masingindustri, didasarkan pada tingkat produksi bulanan yang sebenarnya. Untuk itu digunakanperhitungan sebagai berikut:

DM=DmxPb

Keterangan:DM = debit limbah cair maksimum yang dibolehkan bagi industri yang bersangkutan,

dinyatakan dalam M3/bulan.Dm = debit limbah cair maksimum sebagaimana tercantum dalam ketentuan pada Lampiran I

s/d XIV yang sesuai dengan industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam M3 limbahcair per satuan produk.

Pb = produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan produk yang sesuai

dengan yang tercantum dalam Lampiran I s/d XIV untuk industri yang bersangkutan.

Page 312: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

29r

Debit Limbah Cair yang sebenarnya dihitung dengan cara berikut:

DA=DpxH

Keterangan:DA = debit limbah cair sebenarnya, dinyatakan dalam M3/bulan.Dp = hasil pengukuran debit limbah cair, dinyatakan dalam M3/hari.H = jumlah hari kerja pada bulan yang bersangkutan.

Dengan demikian penilaian debit adalah:

- DA tidak boleh lebih besar dari DM

2. Beban Pencemaran

Penerapan Baku Mutu Limbah Cair pada pembuangan limbah cair melalui penetapan BebanPencemaran Maksimum sebagaimana tercantum dalam Lampiran I s/d XIV untuk masing-masingindustri didasarkan pada jumlah unsur pencemar yang terkandung dalam aliran limbah cair. Untukitu digunakan perhitungan sebagai berikut:

a. BPM = (CM)j x Dm x fKeterangan:BPM = Beban Pencemaran Maksimum per satuan produk, dinyatakan dalam Kg parameter

per satuan produk.(Cm)j = Kadar maksimum unsur pencemar j, dinyatakan dalam mg/I.Dm = debit limbah cair maksimum sebagaimana tercantum dalam ketentuan pada

Lampiran I s/d XIV yang sesuai dengan industri yang bersangkutan, dinyatakan

dalam m3 hmbah cair per satuan produk.

f - faktorkonversi = 10001 x 1Kg

M3 1.000.000 mg

= 1/1000

Beban pencemaran sebenarnya dihitung dengan cara berikut

BPA = (CA)jxDA/Pbxf

Keterangan:BPA = beban pencemaran sebenarnya, dinyatakan dalam Kg parameter per satuan produk"(CA)j = kadar sebenarnya unsur pencemar j, dinyatakan dalam mg/I.

DA = debit limbah cair sebenamya, dinyatakan dalam M3/bulan.Pb = produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan produk yang sesuai

dengan yang tercantum dalam Lampiran I s/d XIV untuk industri yang bersang-kutan.

f - faktor konversi = 1/1000

Page 313: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

292

b. BPMi = BPM x Pb/I{

Keterangan:BPMi = Beban Pencemaran Maksimum perhari yang dibolehkan bagi industri yang

bersangkutan, dinyatakan dalam Kg parameter per hari.Pb - produk sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan produk yang sesuai

dengan yang tercantum dalam l,ampiran I s/d XIV untuk industri yang bersang-kutan.

H = jumlah hari kerja pada bulan yang bersangkutan.

Beban Pencemaran Maksimum yang sebenarnya dihitung dengan cara berikut:

BPAi=(CA)jxDpxf

Keterangan:BPAi = Beban pencemaran per hari yang sebenarnya, dinyatakan dalam Kg parameter per

hari.CA)j = kadar sebenarnya unsur pencemarj, dinyatakan dalam mg/lDp = hasil pengukuran debit limbah cair, dinyatakan dalam M3/harif - faktor konversi = l/1000.

Dengan demikian penilaian beban pencemaran adalah:

- BPA tidak boleh lebih besar dari BPM.- BPAi tidak boleh lebih besar dari BPMi.

i

>.

Page 314: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

\

DAFTAR PUSTAKA

Albert V. Hahn, The Petrochemical Industry, Market and Economics, Mc. Graw HillBook Company. N.Y., 1970.

Anonymous, Artikel-artikel tentang "Pembangunan Ekonomi dan Industri di Indonesia

yang diterbitkan oleh Harian Suara Perubaruan dan Bisnis Indonesia, Jakarta,

Tahun 1992,1993, 1994, 1995 dan 1996.Anonymous, Artikel-artikel tentang "Ilmu Pengetahuan dan InspirasT" yang diterbitkan

oleh "Harian Kompas" Jakarta, Tahun 1991, 1998,1999,2000,2001,2002 dan

2003Anonymous, Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia, Jakarta 1995, tentang Produksi dan

Distribusi/Pemasaran Pupuk Nasional.Anonymous, Laporan Rapat Kerja Depar-tement Peftamben. beserta BUMN-nya, Dit. Jen.

Minyak dan Gas Bumi. Jakarta 1992 dan 1993.

Anonymous, Mendorong Tumbuhnya Industri Petrokimia Hilir, Symposium Badan

Kej uruan Kirni a P. I. I. Proceeding Symposium, Jakart a, 1982 -

Anonymous, Pokok-pokok Pikiran Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Tahap-II (PJPT-II). GBHN-1993 dan Repelita-Vl Sektor Pertambangan dan

Energi, Jakarta 1991.

Anonymous , PVC and Heolth. A Background Statement Issued by the Society of Plastics

Industry Irc. N.Y.. April 1976.

Anonymous, Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup,

Nomor Kep.O2/Men.KLFVV1988 tentang Baku Emisi Mutu Lingkungan.

Anonymous, The Republic of Indonesia Survey Report, on Petrochemical Industry

Development. JICA/UNICO International Corpo r ation., 197 4.

Arthur and Elizabeth Rose, "The Condensed Chemical Dictionary", Reinhold Publishing

Corporation, New York 1968.

Arthur M. Brownstein, US-Petrochemicals, The Petroleum Publishing Company, N'Y.,t972.

Conway R.A. & Richard D Ross, "Hand Book of Industrial Waste Disposal", Van

Nostrand Reinhold Coy, New York - Toronto - London, 1980.

David S. Gubrud. Blctwing Agent Alteruotiyes for Sprayed Polyurethane Foctru, ICIPolyurethanes, New Jersey, USA, 1987.

F. Gunarwan Suratmo. Analisis Mengenai Dantpak Lingkungan, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta, 1998.

Gotham K.V. and Hitch. M.J. Design Consideration for Fatique in Unplasticised PVC

Pressure Pipe, Pipes and Pipelines, USA, Feb 1975.

Page 315: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

/,/

294

Harry Du Bois, Y. and Frederick. W. lobn, Plastics. Van Nostrand Reinhold PublishingCompany, N.Y., 1974.

Herbert R. Simonds and James M. Church, A Consise Guide to Plastics, Van NostrandReinhold Publishing Company, N.Y., 1973.

Johnston C.W., Encyclopaedia of PVC, Marcel Dekkers s, N.Y., 1976.Pandjaitan, Maraudin, Industri Petrokimia. untuk Jurusan Pengolahan Tingkat I, tr dan III

AKAMIGAS Pola Berjenjang, PPT. Migas-Cepu, 1994.Pandjaitan, Maraudin, Petrokimia. Museum Minyak dan Gas Bumi Graha Widya Patra

TMII, Jakarta 1998.Plumb, J.B. and Atherton, "Copolymers containing Polysiloxane-block", kr Allport D.C.

and Janes, W.H, "Block Copolymess" Applied Science, Publishing Ltd., 306-30,Washington D.C.,1973.

Prepelka D.J. and Metzger H.5., Advances in Reaction Injection Molding, Adyances inUrethanes Science and Technology,Technomic Publishing, USA, 1976.

Richard Greene, Process Technology and Flowsheet Volume II/ Chentical Engineering,Mc.Graw Hill Publications Co. N.Y., 1983.

Robert V. Milby, Plastics Technology, Van Nostrand Reinhold Publishing Company,N.Y., tgg3.

Waiter E. Becker, Developments in the Use of Urethane Polymers in the TransportIndustry, Mobay Chem. Corporation, USA., 1977.

Woods G. The ICI Polyurethane Book, John Wiley & Sons, N.Y, 1987.

oooOOOooo

Page 316: 1308_Industri Petrokimia Dan Dampak Lingkungannya

TENTANG PENULIS

Ir. Maraudin Pandjaitan, Dipl.Ing.Petro. dilahirkan diTornagodang - Tapanuli Utara pada tanggal 25 Desembet 1939.

Setelah pada bulan Agustus 1959 lulus SMA bagian B Negeri

Soposurung di Balige, ia melanjutkan kuliah di Fakultas TeknikUGM Yogyakarta dan pada bulan Juni 1965 lulus sebagai Sarjana

Teknik Kimia (S1), dari bulan Desember 1965 sampai dengan Juni

1972 ia bekerja sebagai Staff Ahli Teknik pada Dit' Jen. Minyakdan Gas Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi.

Dalam kurun waktu inilah ia mendapat tugas belajar(Program UNESCO) pada Institute Petroleum E.N.I., Milan - Italy,

dan pada bulan Juli 1968 meraih gelar kesarjanaan 52 yaitu Dipl. lng. on Petrochemical

Engineering. Dari bulan Juni 1972 s/d Februari 1979 ia diangkat sebagai Kepala Seksi

Petrokimia pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Selanjutnya dalam bulan

Februari 1979 sld Desember 1992 ia dipromosikan menjadi kepala Sub Direktorat Bina

Usaha./Energi Pedesaan pada Dit. Jen. Listrik dan Pengembangan Energi, Dep.

Pertambangan dan Energi. Kemudian sejak Januari 1993, menjadi Tenaga

Dosen/Widyaiswara pada AKAMIGAS/PusaI Pengembangan Tenaga Perminyakan Gas

Bumi di Cepu dan mengajar mata ajaran "Petrokimia dan Analisis Dampak Lingkungan".

Selama masa kerjanya ia telah diangkat sebagai konsultan pada berbagai proyek,

mengikuti seminar dan konferensi baik di dalam maupun di luar negeri serta telah

mengikuti berbagai training di luar negeri terutama di Italia, Australia dan Amerika

Serikat. Selain itu ia telah menulis beberapa buku dan karya tulis ilmiah yang bertemakan

Petrokimia.Atas darmabakti dan kesetiaannya sebagai pegawai negeri selama 30 tahun, maka

pada tanggal 17 Agustus 1996 Presiden Republik Indonesia telah menganugerahkan

"Bintang Penghargaan Kelas Satu" kepadanya.