13024-12-337392232780

download 13024-12-337392232780

of 8

Transcript of 13024-12-337392232780

PENDAHULUAN Pengantar, kontrol kwalitas produksi dalam konstruksi mesin adalah pengotrolan mutu daripada hasil produk yang dibuat dan dianggap sudah memenuhi spesifikasi yang diminta konsumen. Sebagai contoh, kwalitas produksi ialah apabila seorang tukang bubut akan membuat komponen konstruksi mesin, misalnya poros maka tukang bubut itu akan membuat poros sampai ukuran tertentu sesuai dengan gambar teknik dengaaan mencantumkan karakteristik geometrinya, maka hasil dari pada poros tersebut mempunyai kwalitas tertentu maka kwalitas ini disebut kwalitas produksi. Kwalitas produksi, tidak hanya ditentukan oleh kwalitas desainnya, tetapi juga dari kwalitas geometri serta kekuatan bahan, kekerasan bahan, keseragaman, dll. Biasanya kekuatan dari komponen mesin tergantung dari bahan dan dimensinya. Kekasaran atau kehalusan permukaan dari komponen mesin akan mempengaruhi ketahanan keleahan/fatique, jai semakin halus permukaan komponen mesin semakin tinggi umur komponen tersebut. Jadi apabila ada penyimpangan dari karakteristik geometri (ukuran, bentuk, kehalusan) kemungkinan besar akan mempengaruhi karakteristik fungsional (kekuatan, perakitan, umur, dan sebagainya). Penyimpangan selama proses pembuatan, untuk menjaga kwalitas produksi atau mutu maka perlu dicegah adanya penyimpangan dan kesalahan di dalam proses pembuatan komponen mesin yang bersangkutan. Suatu komponen mesin mempunyai karakteristik geometri yang ideal apabila, komponen mesin tersebut sesuai dengan yang dikehendaki (direncanakan), yaitu:

a. Ukuran (dimensi) yang tepat (presisi)

b. Bentuk (form) yang sempurna (excellent)

c. Permukaan yang halus (finish surface)

Di dalam proses pembuatan tidaklah mungkin kita membuat suatu karakteristik geometri yang tepat ideal. Suatu hal yang tidak dapat dihindari ialah adanya penyimpangan-penyimapangan selama proses pembuatan. Sehingga tidak mungkin mempunyai geometri yang ideal pula. Maka dari itu perlu diperhatikan ialah mengusahakan bagaimana caranya penyimpangan tersebut relative kecil sekali. Beberapa sumber yang mengakibatkan adanya penyimpangan pembuatan komponen konstruksi mesin ialah gabungan beberapa faktor, antara lain:a. Penyetelan mesin perkakas, dengan memperhatikan semua gerakan yang ada pada mesin perkakas barangkali ada kelainan atau terganggu oleh kotoran (chips) sebelum menjalankan. Pada mesin perkakas mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda misalnya pada mesin bubut ketelitian dari gerakan tool slide (dimana pahat bubut terpasang) adalah terbatas. Maka tidaklah mungkin kita menggerakkan pahat bubut sehingga dalam pemotongan dapat ditentukan sampai ketelitian (mikron), dengan demikian ketelitian dari produk tak dapat sampai 1 mikron (mesin bubut yang paling teliti hanya sampai 0,05 mm).b. Metoda pengukuran, terbatasnya ketelitian pembacaan ukuran dari peralatan ukur yang kita pergunakan. Untuk mengukur dengan jangka sorong hanya sampai ketelitian 0,1 mm jadi tidak mungkin mengukur samapai 0,05 mm. Selain itu juga cara pengukuran, tekanan pada waktu pengukuran, cara pembacaan, temperatur selama pengukuran dan sebagainya ini sangat mempengaruhi hasil pengukuran.

c. Gerakan dari mesin perkakas, biasanya gerakan translasi dari tool slide dari meja mesin bubut betul-betul harus dan tidak parallel sempurna dengan sumbu dari spindle. Dengan demikian suatu silinder yang dibubut pada mesin bubut akan selalu menunjukkan perbedaan diameter (meskipun ini sangat kecil) pada beberapa tempat.d. Keausan dari perkakas potong, selama pembubutan suatu silinder yang panjang, pahat selalu akan mengalami keausan, sehingga produknya tidak betul-betul silinder melainkan sedikit konis. Demikian juga sewaktu membuat ulir, karena keausan dari pahat maka enyimpangan terhadap bentuk ulir yang ideal akan terjadi yang semakin lama semakin besar penyimpangannya.

e. Temperatur, sewaktu pemotongan berlangsung temperature yang tinggi akan terjadi pada mata pahat. Panas ini akan mengalir ke chips/tatal, benda kerja, dan ke pahat. Demikian juga panas yang terjadi akibat gesekan pada system transmisi daya dari mesin perkakas yang dilakukan oleh roda-roda gigi akan merambat ke komponen-komponen mesin lainnya.Karena perambatan panas pada komponen konstruksi mesin, maka akan terjadi perbedaan temperatur, sehingga pemuaian antar bagian-bagian komponen mesin tidak merata akibatnya akan terjadi deformasi (perubahan bentuk). Oleh karena itu untuk mengurangi kesalahan geometris akibat dari deformasi yang disebabkan oleh temperatur, maka biasakanlah melakukan pemanasan mesin perkakas terlebih dahuli sebelum memulai produksi.f. Gaya-gaya pemotongan, akibat benturan yang terjadi pada benda kerja atau bagian komponen mesin lainnya akan mengurangi ketelitian dalam produk. Akan lebih jelek lagi apabila sewaktu proses pemotongan terjadi getaran. Walaupun mau tidak mau kita harus mentolelir adanya suatu penyimpangan geometris, tetapi yang saangat penting ialah adanya sifat mampu tukar (interchangeability) antara komponen-komponen tersebut.

Maka sebaiknya komponen-komponen konstruksi mesin yang diproduksi diberi harga toleransi (harga penyimpangan), yaitu batas maksimum dan batas minimum yang ditentukan. Jadi pengontrolan dimensi (ukuran) sewaktu proses pembuatan setiap komponen konstruksi mesin sangat diperlukan. Cara produksi yang demikian mempunyai beberapa keuntungan, sebagai berikut:1. waktu yang diperlukan untuk merakit (assembling) cepat

2. komponen konstruksi mesin dapat dikerjakan di lain-lain pabrik

3. setiap komponen konstruksi mesin dapat dibuat dalam jumlah banyak

4. pengolahan produksi mudah

Kesalahan (penyimpangan) dalam proses pengukuran, komponen mengukur dapat dibagi 3 proses, yaitu;

1.Benda yang akan diukur

2.Peralatan pengukur, dan

3.Manusia (orang) sebagai operator.

Karena tidak sempurna, dari masing-masing bagian ini maka bisa dikatakan bahwa tidak ada satupun pengukuran yang memberikan ketelitian yang absolute (mutlak). Kesalahan akan selalu ada yaitu merupakan perbedaan antar hasil pengukuran dengan harga yang dianggap benar. Setiap pengukuran mempunyai ketidak telitian (kesalahan) yang berbeda-beda tergantung dari kondisi peralatan pengukurnya, benda yang akan diukur, metoda pengukuran, dan kecakapan si pengukur.

Jadi di sini jelas bahwa seorang teknisi dituntut untuk memahami betul-betul teknik dan cara pengukuran. Maka dalam hal ini sekaligus akan mengurangi kesalahan (penyimpangan) dalam proses produksi. Dapat dibedakan di sini dua istilah penting dalam pengukuran yaitu antara ketelitian (accuracy) dan ketepatan (precesion). Masalah ketelitian (accuracy), adalah persesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya (actual) dimensi obyek ukur. Harga sebenarnya tidak pernah diketahui yang dapat ditentukan hanyalah harga pendekatan atau yang disebut dengan harga yang dianggap benar. Perbedaan antara harga yang diukur dengan harga yang dianggap benar adalah yang disebut dengan kesalahan sistematis (systematic error) semakin kecil kesalahannya, maka proses pengukuran dapat dikatakan teliti.

Masalah ketepatan (precesion, repeat bility), adalah proses kemampuan pengukuran untuk menunjukkan hasil yang sama dari beberapa pengukuran yang dilakukan berulang-ulang (identik). Hasil pengukuran akan selalu terpencar di sekitar harga rata-ratanya. Semakin dekat dengan harga-harga tersebut dengan harga rata-ratanya maka proses pengukuran mempunyai ketepatan yang tinggi.Ukuran yang dipakai sebagai pegangan untuk menyatakan ketepatan adalah besarnya kesalahan rambang (random error) dan untuk menentukan besarnya kesalahan rambang dapat menggunakan analisa data pengukuran dengan metoda statistik. Faktor-faktor yang membuat suatu proses pengukuran menjadi tidak teliti dan tidak tepat dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:a. Pengaruh alat ukur

b. Kondisi benda ukur

c. Posisi pengukuran

d. Kondisi lingkungan pengukuran

e. Si pengukur / operator pengukur

Strategis desain produk, dalam era pasar global, konsumen menuntut kualitas lebih tinggi, kendalan yang lebih besar, delivery yang agar lebih cepat, dan varietas produk yang lebih banyak. Untuk berkompetisi dengan berhasil, sebuah organisasi atau perusahaan perlu untuk mampu menguntungkan. Untuk menjadi sukses, sebuah organisasi harus bersaing dengan serentak melalui bermacam dimensi berikut: masalah harga, kondisi kualitas, kecepatan menghasilkan produk, fleksibilitas dan service. Dimensi-dimensi ini dalam literatur strategi manufaktur disebut sebagaivariabel muatan. Di sini kesemuanya berpedoman secara sederhana sebagai dimensi persaingan. Maka diskusi berikut diarahkan untuk menunjukkan bagaimana desain produk akan mempengaruhi kemampuan organisasi untuk bersaing dalam dimensi komposisi di atas.

Masalah harga (price), harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan hak kepemilikan atas sebuah produk. Permintaan pasar menempatkan batas antara harga yang dapat ditarik oleh perusahaan bagi produknya. Agar perusahaan tetap menghasilkan keuntungan, perlu untuk menarik harga yang meliputi keseluruhan biaya produk meliputi pengembangan, manufaktur dan pemasaran, termasuk pengembangan investasinya. Disimpulkan, bahwa harga sebuah produk akan dibatasi oleh total biaya termasuk biaya operasional, pengembangan, dan manufaktur. Biaya manufaktur ditentukan terutama oleh biaya desain dan berbagai studi mengungkapkan bahwa untuk beberapa produk/komponen konstruksi mesin, lebih dari 80% biaya produksi dapat ditentukan pada tahap desain. Masalah kecepatan (speed), yang dimaksud dengan kecepatan di sini adalah kecepatan dalam penyampaian hasil produk kepada pemesan/konsumen. Hal ini sebagai pedoman waktu yang dimanfaatkan dari konsep pengembangan produk hingga produk sampai ke pasar. Sedangkan persaingan pada speed, jga disebut sebagai persaingan berdasarkan waktu dan strategi berdasarkan waktu adalah kemampuan untuk menyerahkan hasil produk ke pasar dengan cepat.Pertambahan dalam speed, dalam proses pengembangan produk kerap merupakan kejadian yang harus dibiayai maksudnya cenderung melebihi anggaran. Setiap produk yang terlambat sampai di pasar dari yang dijadualkan akan menderita kerugian yang cukup besar. Konstrasnya produk yang dapat diluncurkan tepat pada waktunya dan anggaran bertambah sampai 50% keuntungan hilang hanya 4% saja. Bila berkompetisi pada speed, dalam hal ini dikehendaki untuk mempunyai produk dengan desain sederhana untuk memfasilitasi kemudahan manufaktur, tetapim tetap membutuhkan tingkat inovasi yang tinggi. Masalah fleksibilitas, fleksibilitas adalah kemampuan untuk menanggapi perubahan yang tak diharapkan di market. Ada 3 jenis utama fleksibilitas diman seharusnya dimiliki oleh suatu perusahaan, yaitu:

1.Fleksibilitas volume (kemampuan untuk menanggapi perubahan permintaan)

2.Fleksibilitas produk (kemampuan untuk memproduksi varietas produk), dan

3.Fleksibilitas waktu-pimpin (kemampuan untuk memperkenalkan produk baru ke pasar secara cepat).

Tingkat lebih tinggi dari ketiga jenis fleksibilitas tersebut adalah mudah dicapai dengan produk sederhana, kompleksitas produk menambah beban dari system manufaktur, karena komponen lebih banyak, toleransi yang sempit, persyaratan perakitan yang ketat meminta pengendalian yang lebih canggih dan membawaa kemungkinan kesalahan yang tinggi dan mahal. Untuk volume yang besar hal ini biasanya hasil dari kebutuhan untuk proses yang lebih cerdas, sedangkan untuk produk dengan volume rendah dengan spesifikasi yang ketat, sistem dengan pengendalian berbasis computer antara lain sistem manufaktur fleksibel (FMS) yang dibutuhkan untuk mencapai fleksibilitas. Kedua opsi tersebut sangatlah mahal (produksi missal dan sistem computer manufaktur terintegrasi membutuhkan investasi modal yang significant dan sebuah wawasan desain yang luas dan perlu kemahiran, maka opsi menjadi tidak menarik dan akan lari ke desain produk sederhana. Masalah kualitas, konsep persaingan pada kualitas terasa lebih rumit, sebab kata kualitas memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Sesuai dengan Gorvin, ada 8 dimensi terpisah dari kualitas, yaitu:1.Menyangkut kinerja, berpedoman pada karakteristik operasi primer dari sebuah produk. Contoh untuk sebuah mobil, hal ini merupakan pembawaan antara lain: percepatan, perancangan, laju konsumsi bahan baker, dan comfort.2.Maksud dan tujuan (feature), adalah karakteristik sekunder yang merupakan suplemen terhadap fungsi dasar produk. Contoh untuk sebuah mobil, antara lain: sunroof, power window, penutup roda, dll. No. 1 dan No.2 adalah utamanya ditentukan oleh desainnya.3.Masalah keandalan (reliability), adalah karakteristik teknik dan teknologi dari produk yang terkait yang menggambarkan kemungkinan dari sebuah produk gagal pada suatu periode waktu tertentu, biasanya dipengaruhi oleh keputusan untuk menggunakan jumlah dan jenis komponen pada sebuah produk dimana masing-masing komponen menggambarkan suatu sumber kegagalan potensial.4.Masalah waktu (durability), adalah jumlah kesalahan pakai sebuah produk yang dapat terserap dalam umur ekonomisnya dan masih memenuhi harapan kinerjanya. Pertambahan tingkat dari durability biasanya dikaitkan dengan pertambahan tingkat inovasi, karena ini menyangkut inovasi penggunaan bahan dan proses yang disyaratkan oleh desainer produk.5.Masalah aestetik, adalah kombinasi dari atribut produk yang memiliki kecocokan pilihan terbaik yang disyaratkan oleh konsumen. Penampilan aestettik amatlah bergantung pada pilihan individu. 6.Masalah service ability, adalah speed, delivery, dan kompetensi dan reparasi dimana perusahaan menyediakan di lapangan bagi produknya. Service ability dan sebuah produk adalah melekat dalam rancangannya. Bermacam produk sangat rumit, mereka membutuhkan training kepada pengguna, maintenance yang periodik, atau keduanya.7.Masalah konformans, adalah derajat dimana karakteristik operasi produk cocok terhadap standar desain yang sebelumnya ditetapkan. Lepasnya spesifikasi adalah lebih mudah ditemukan, dan bagaimanapun relaksasi dari persyaratan ini tanpa mengorbankan kinerja dari dimensi yang lain adalah tantangan bagi desaainer. Desain produk umumnya, bukanlah hanya mengatur toleransi, mempengaruhi tingkat konformans yang dapat dicapai dan diterima oleh konsumen.8Masalah kualitas sandaran, dalam banyak contoh konsumen tidaklah selalu memiliki informasi lengkap tentang atribut produk. Maka mereka mempercayakan pada pengukuran tidak alngsung, didefinisikan sebagai kualitas sandaran, bila disbanding dengan merek lain. Suatu strategi desain, manufaktur dan pemasaran yang di menegemen dengan sangat hati-hati adalah dibutuhkan untuk mempengaruhi persepsi konsumen secara positif. Bagaimanapun perlu dicatat bahwa reputasi, kontributor primer pada kualitas sandaran, dapat hanya dibangun dengan menjual produk yang dirancang dengan baik melalui suatu periode waktu yang sangat panjang.UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN12. KONTROL KUALITAS PRODUK DALAM KONSTRUKSI MESIN

PAGE Teknik PengaturanIr. Ganda Samosir, M.Sc.Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

127