13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

48
PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS TA. 2009 DIREKTORAT PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR DEARTEMEN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2009

Transcript of 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Page 1: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS TA. 2009

DIREKTORAT PENGELOLAAN LAHANDIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR DEARTEMEN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2009

Page 2: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

KATA PENGANTAR

Maksud dan tujuan penerbitan Pedoman Pengembangan Rumah Kompos Tahun 2009 ini dalam rangka memberikan acuan dan panduan bagi para petugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura baik Propinsi, Kabupaten/ Kota maupun Petugas lapangan untuk melaksanakan kegiatan Pengembangan Rumah Kompos yang dananya bersumber baik dari dana APBN maupun APBD tahun 2009. Para petugas terkait diharapkan dapat mempelajari dan mencermati pedoman ini dengan seksama. Dengan memahami Pedoman Teknis ini, diharapkan tidak akan terjadi keragu raguan dalam implementasi kegiatan di lapangan serta kendala/ hambatan yang ada akan dapat diatasi yang pada akhirnya kinerja yang diperoleh dapat tercapai secara optimal. Muatan pedoman teknis ini bersifat umum karena berlaku secara nasional oleh karenanya diharapkan pihak Dinas Pertanian Propinsi dapat menerbitkan Petunjuk Pelaksanan dan Dinas Pertanian Kabupaten serta dapat menerbitkan Petunjuk Teknis yang akan menjabarkan secara lebih rinci Pedoman Teknis ini sesuai dengan kondisi spesifik daerah masing masing. Untuk meningkatkan pemahaman petuga terhadap Pedoman Teknis ini, sangat diharapkan dalam berbagai kesempatan yang ada (misalnya acara sosialisasi, rapat koordinasi, rapat teknis, supervisi, dsbny), pedoman teknis ini dapat didiskusikan bersama secara intensif. Dengan demikian diharapkan semua pihak terkait baik Pusat dan Daerah dapat memiliki ksamaan pandang, gerak dan langkah dalam melaksanakan kegiatan ini.

i

Page 3: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Akhirnya sangat diharapkan komitmen berbagai pihak untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik- baiknya dalam waktu yang telah ditentukan, agar hasil pembangunan melalui kegiatan pengembangan rumah kompos ini benar benar dapat dinikmati manfaatnya bagi sebesar besar kesejahteraan petani di Indonesia. Jakarta, Januari 2009 Direktur, Ir. Suhartanto,MM

NIP. 080048854 ii

Page 4: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................... i DAFTAR ISI ................................................................ iii DAFTAR GAMBAR .................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN .................................................... v I. PENDAHULUAN ........................................ 1

1.1.. Latar belakang ........................................ 1 1.2. Tujuan .................................................... 3 1.3. Sasaran .................................................... 4 1.4. Pengertian .................................................... 4

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN ............................. 7 III. SPESIFIKASI TEKNIS ........................................ 8

3.1. Rumah kompos ........................................ 9 3.2. Pengadaan sarana penunjang ................ 8 3.3. Pelatihan ................................................... 11

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN ............................ 13 4.1. Cara pelaksanaan ........................................ 13 4.2. Tahapan pelaksanaan ............................ 14 4.3. Jadwal kegiatan ........................................ 20 4.4. Pendanaan.................................................... 22 4.5. Pengelolaan rumah kompos......................... 24

V. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ......................................... 26 5.1. Tugas dan tanggung jawab Dinas

Propinsi……………..…………………………. 26 5.2. Tugas dan tanggung jawab Dinas

Kab/Kota ……….……………………………. 27 5.3. Jenis dan format laporan.............................. 28 5.4. Alur laporan ……………………………. 29 5.5. Format monitoring ........................................ 30

VI. INDIKATOR KINERJA ........................................ 32 6.1. Indikator keluaran (output)........................... 32 6.2. Indikator keberhasilan (outcomes)............... 32 6.3. Indikator manfaat (benefit) ................ 29 6.4. Indikator dampak (impacts) ................ 33

VII. PENUTUP ................................................... 34 LAMPIRAN

iii

Page 5: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Contoh rumah kompos Deptan ................. 9 2. Alat Pengolah Pupuk Organik Skala Besar ..... 10 3. Contoh kendaraan roda 3 Rumah Kompos Deptan .................................................... 10 4. Contoh pelatihan operasional dan

Pembuatan kompos ........................................ 12 5. Contoh MOL sayuran, bonggol pisang dll. ..... 19 6. Contoh bak fermentasi dari anyaman

Bambu .................................................... 20 7. Contoh kompos produksi rumah kompos Deptan .................................................... 20

iv

Page 6: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alokasi anggaran dana TP rumah kompos ......... 35 2. Contoh rancangan teknis rumah kompos ......... 37 3. Jadwal kegiatan pengembangan rumah kompos . 39 4. Contoh format laporan bulanan ..................... 40 5. Skoring pembobotan kegiatan pengembangan Rumah kompos ............................................. 41 6. Outline laporan akhir ............................................. 42

v

Page 7: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hampir dua dekade terakhir, kenaikan produksi padi

sudah tidak sebanding lagi dengan kenaikan harga

pupuk, laju kenaikan produktivitas menurun dan

terjadi gejala kejenuhan reproduksi atau leveling off,

hal ini merupakan petunjuk menurunnya efisiensi

pupuk.

Penurunan efisiensi pupuk berkaitan erat dengan

faktor tanah dimana telah terjadi kemunduran

kesehatan tanah baik secara kimia, fisik maupun

biologi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang

tepat. Keadaan ini terjadi di lahan sawah, lahan

kering dan lahan rawa yang diusahakan secara

intensif dan pengelolaannya tidak tepat dimana

seluruh panen diangkut termasuk seresah/ sisa

panen (jerami). Padahal sisa panen tersebut

merupakan bahan organik yang sangat bermanfaat

dan merupakan kunci utama bagi kesehatan tanah

baik secara fisik, kimia maupun biologi.

Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan

kualitas kesuburan lahan pada lahan sawah, lahan

Page 8: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 2

kering dan lahan rawa adalah mengembalikan sisa

hasil tanaman/ jerami ke dalam tanah sebagai bahan

organik dalam bentuk kompos, dan tidak membakar

atau membawa sisa hasil tnaman/ jerami keluar dari

lahan.

Proses pembuatan sisa hasil tanaman/ jerami

menjadi pupuk organik secara manual memerlukan

waktu sekitar 5 minggu, dengan bantuan alat

pemotong dan penghancur sisa hasil tanaman/jerami

waktu pembuatan kompos dapat dipersingkat menjadi

1 minggu. Untuk melakukan proses pengomposan

tersebut diperlukan juga tempat untuk mengolah

bahan organik, berupa bangunan sederhana yang

dilengkapi alat pengangkutan roda tiga.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mendukung

upaya perbaikan kualitas kesuburan lahan melalui

penyediaan pupuk organik, maka Direktorat

Pengelolaan Lahan pada Tahun Anggaran 2009,

melakukan fasilitasi kegiatan pengembangan rumah

kompos yang pada tahap awal difokuskan pada

wilayah sentra produksi padi dan produksi hortikultura.

Page 9: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 3

1.2. Tujuan

Tujuan pedoman teknis Pengembangan Rumah

Kompos adalah untuk memberikan acuan dan

masukan kepada Dinas Pertanian di Kabupaten/Kota,

dalam melaksanakan kegiatan teknis rumah kompos

yang sesuai dengan keadaan wilayah, sosial dan

ekonomi masyarakat setempat dan ketersediaan

dana sehingga dapat memberikan manfaat bagi para

petani di lokasi tersebut.

Tujuan kegiatan pengembangan rumah kompos

adalah :

1. Memberdayakan kelompok tani untuk

memanfaatkan jerami dan limbah organik

lainnya sebagai bahan pembuatan kompos

menggunakan APPO, untuk memperbaiki

kesuburan lahannya

2. Sebagai pusat/ pembelajaran bagi masyarakat

petani,

3. Memasyarakatkan penggunaan pupuk organik

4. Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi

kelangkaan dan tingginya harga pupuk

anorganik, sehingga dapat mengurangi beban

subsidi pemerintah.

Page 10: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 4

1.3. Sasaran

Sasaran kegiatan pengembangan rumah kompos

difokuskan pada daerah sentra produksi padi

terutama yang telah melaksanakan pengembangan

System Rice of Intensification (SRI) dan lokasi sentra

produksi hortikultura sebanyak 65 unit yang tersebar

di 49 kabupaten dan 8 propinsi. Secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran 1.

1.4. Pengertian

a. Rumah kompos adalah bangunan yang berfungsi

untuk memproses pengomposan sisa hasil

tanaman/ jerami/ limbah kotoran ternak menjadi

pupuk organik/ kompos dan dilengkapi dengan

alat pengolah pupuk organik, kendaraan roda tiga

dan dekomposer.

b. Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan yang

terbuat dari bahan- bahan alami yang disukai

tanaman sebagai media hidup dan

berkembangnya mikro organisme yang berguna

untuk mempercepat penghancuran bahan bahan

organik (proses dekomposisi menjadi kompos/

pupuk organik). Disamping itu juga dapat

berfungsi sebagai tambahan nutrisi bagi

Page 11: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 5

tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikro

organisme yang berada di tempat tersebut.

c. Bahan organik adalah semua bahan yang berasal

dari mahluk hidup yang secara alami dapat di

hancurkan jasad renik (mikroba) di alam. Contoh

bahan organik adalah seresah tanaman, sisa hasil

panen, kotoran ternak/ limbah ternak.

d. Pupuk organik/ kompos adalah pupuk yang

sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan

organik yang berasal dari tanaman dan atau

hewan yang telah melalui proses dekomposisi,

dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan

untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat

fisik, kimia, dan biolog tanah.

e. Pengomposan adalah proses alami dimana bahan

organik mengalami penguraian secara biologis

khususnya oleh mikroba mikroba yang

memanfaatkan bahan organik sebagai sumber

energi.

f. Persyaratan mutu pupuk organik adalah C/N

Rasio 10-25 % sebagaimana persyaratan teknis

minimal yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian

Nomor : 02/Pert/HK.060/2/2006.

g. Manager adalah orang yang memiliki kapabilitas

untuk mengelola rumah kompos, yang ditunjuk

Page 12: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 6

oleh kelompoktani atas dasar musyawarah dan

bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan

kelangsungan rumah kompos

h. Operator adalah petugas yang

mengoperasionalkan Alat Pengolah Pupuk

Organik di rumah kompos dan bertanggung jawab

pada manager.

Page 13: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 7

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan pengembangan rumah kompos

terdiri dari :

2.1. Pembangunan rumah kompos sederhana

a. Pengadaan bahan dan material

b. Konstruksi rumah kompos

2.2. Pengadaan sarana penunjang

a. Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) skala

besar,

b. Alat Pengangkutan roda 3

c. Dekomposer

2.3. Pelatihan

a. Operasional penggunaan Alat Pengolah Pupuk

Organik (APPO),

b. Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)

c. Pembuatan pupuk kompos (organik)

2.4. Pengelolaan Rumah Kompos

Page 14: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 8

III. SPESIFIKASI TEKNIS

3.1. Rumah Kompos

a. Norma

Pembangunan rumah kompos diarahkan pada

kawasan produksi padi terutama yang telah

melaksanakan System of Rice Intensivification

(SRI) atau kawasan produksi hortikultura intensif.

b. Standar teknis

Luas tanah minimal 150 m2, terdiri dari :

- Luas bangunan rumah kompos minimal : 8

x 10 meter persegi

- Sisanya untuk lahan dekomposisi

- Instalasi listrik dan air sesuai dengan

kebutuhan rumah kompos

c. Kriteria

- Di area lokasi memiliki potensi sumber

bahan baku pembuatan kompos, terutama

jerami/ limbah panen atau limbah ternak

- Petani secara berkelompok bersedia

mengelola rumah kompos secara swadaya

Page 15: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 9

- Kelompoktani bersedia menyediakan lahan

untuk rumah kompos dan lahan untuk

dekomposisi tanpa ganti rugi tanah

- Terdapat petugas lapangan yang membina

para petani secara aktif

Gambar 1 : Contoh rumah kompos Deptan

3.2. Pengadaan Sarana Penunjang

Pengadaan sarana penunjang mengacu kepada

spesifikasi teknis sebagai berikut :

a. Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) Skala

Besar

- Kapasitas minimal 1.000 kg/jam untuk jerami

atau minimal 1.500 kg/jam untuk bahan

organik lainnya.

- Bahan Pisau : Baja kekerasan minimal

54 HRC

- Fungsi : Pencacah, Penghancur dan

menghaluskan bahan organik

Page 16: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 10

‐  APPO : Telah memiliki Test Report dari

instansi yang berwenang

- Mesin Penggerak : Engine minimal 10 Hp

(ber-SNI )

Gambar 2 Alat Pengolah Pupuk Organik Skala Besar

b. Alat Angkutan Bermotor Roda 3

- Jumlah roda/ ban : 3 (tiga) buah

- Bagian belakang terdapat bak yang dapat

berfungsi untuk pengangkutan sisa hasil

tanaman atau kompos

- Daya angkut minimal 500 kg

Gambar 3 Contoh kendaraan roda 3 Rumah Kompos di Deptan

Page 17: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 11

c. Dekomposer

- Fungsi dekomposer sebagai bahan utama

pembuatan MOL untuk proses dekomposisi

bahan organik menjadi kompos, berbentuk

padat maupun cair

- Dalam proses pembuatan MOL diperlukan

penyediaan drum, ember, bahan baku lokal

pembuatan MOL.

3.3. Pelatihan

a. Norma

Pelatihan diarahkan kepada kelompoktani

pengelola kegiatan pengembangan rumah

kompos deserta calon pengurus dan operator

APPO.

b. Standar teknis

- Peserta minimal 30 orang

- Materi pelatihan terdiri dari teori dan

praktek antara lain : tata cara

mengoperasikan APPO, tata cara

pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)

dan tata cara pembuatan kompos.

Page 18: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 12

d. Kriteria

- Peserta adalah petani terutama calon

manager, calon operator dan para anggota

kelompoktani/ penerima bantuan rumah

kompos

- Pelatih adalah petugas Dinas Pertanian

yang memilki kompetensi dengan kegiatan

Gambar 4 : Contoh pelatihan penggunaan APPO dan pembuatan

kompos di Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Page 19: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 13

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1. Cara Pelaksanaan

Mekanisme pelaksanaan pengembangan rumah

kompos dilakukan dengan sebesar- besarnya

melibatkan partisipasi masyarakat/ petani. (MAK

Belanja Lembaga Sosial Lainnya). Dengan

mekanisme ini diharapkan dapat ditumbuhkan

semangat kebersamaan, rasa memiliki dan

melestarikan/ memelihara rumah kompos.

Mekanisme pelaksanaan bantuan sosial mengacu

kepada Pedoman Umum Bantuan Sosial yang

dikeluarkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan

dan Air. Pembangunan fisik rumah kompos dapat

dilakukan oleh kelompoktani penerima manfaat

yang memiliki pengalaman/ keterampilan

mendirikan bangunan. Sedangkan penyediaan

sarana penunjang seperti pengadaan APPO,

kendaraan roda 3 dan dekomposer dilakukan

secara swakelola oleh kelompoktani. Semua

komponen kegiatan pengembangan rumah kompos

yang direncanakan dan dilaksanakan oleh

kelompoktani harus dituangkan dalam RUKK.

Page 20: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 14

Kegiatan pelatihan operasional APPO, pembuatan

MOL dan kompos dilaksanakan oleh Dinas

Pertanian Kabupaten/ Kota.

4.2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Jadwal kegiatan ini mepertimbangkan urutan

kegiatan, ketersediaan sumberdaya, ketersediaan

bahan organik dan lain-lain. Contoh jadwal

kegiatan pengembangan rumah kompos

sebagaimana Lampiran 2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

4.2.1. Penyusunan petunjuk pelaksanaan yang

dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pertanian

Propinsi dilaksanakan pada minggu ke I dan

II bulan Januari 2009

4.2.2. Penyusunan petunjuk teknis yang

dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten dilaksanakan pada minggu ke III

dan IV bulan Januari 2009

4.2.3. Koordinasi dengan instansi terkait

dilaksanakan pada minggu I bulan Pebruari

2009

4.2.4. Sosialisasi kegiatan pengembangan rumah

kompos kepada petani/ kelompok tani

Page 21: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 15

dilaksanakan pada minggu ke II bulan

Pebruari 2009

4.2.5. Inventarisasi Calon Lahan dan Calon Petani

(CPCL) dilaksanakan pada minggu III bulan

Pebruari 2009

4.2.6. Penetapan lokasi dengan Surat keputusan

Kepala Dinas tentang Penetapan lokasi dan

petani/ kelompok tani difinitif harus selesai

pada bulan minggu IV bulan Maret 2008.

4.2.7. Pembuatan rancangan teknis harus selesai

dilaksanakan pada minggu IV bulan bulan

Maret dan minggu ke I bulan April 2009

4.2.8. Musyawarah kelompok tani dilaksanakan

pada minggu II bulan Maret 2009

4.2.9. Pembuatan rekening kelompok tani

selambat lambatnya dilaksanakan pada

minggu II dan III bulan Maret 2009

4.2.10. Penyusunan RUKK harus sudah

diselesaikan pada minggu ke IV bulan Maret

2009

4.2.11. Pelaksanaan Fisik Kegiatan terdiri dari

kegiatan transfer dana selesai minggu ke II

April, konstruksi rumah kompos diselesakan

pada minggu II bulan Juli, sehingga

pelatihan penggunaan APPO sudah dapat

Page 22: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 16

diselesaikan pada minggu ke III atau IV Juli

2009.

4.3. Tahapan Pelaksanaan

4.3.1. Penerbitan Juklak dan Juknis

Pedoman teknis ini digunakan sebagai

acuan dalam penyusunan petunjuk

pelaksanaan oleh Dinas Pertanian Propinsi

dan petunjuk teknis oleh Dinas Pertanian

Kabupaten/ Kota.

4.3.2. Koordinasi

Koordinasi dilaksanakan oleh Dinas

Pertanian propinsi dengan kabupaten/ kota

dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan

kegiatan.

4.3.3. Sosialisasi

Kegiatan ini dilaksanakan untuk

mensosialisasikan kegiatan kepada aparat

tingkat lapangan, desa dan kecamatan

4.3.4. Inventarisasi calon lokasi dan calon petani

(CLCP)

Inventarisasi calon lokasi dan calon petani

dilakukan secara terinci untuk menunjang

keberhasilan kegiatan sesua dengan kriteria

dan standar teknisnya.

Page 23: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 17

Inventarisasi CLCP dilakukan oleh tim/

petugas teknis bersama kelompok tani dan

aparat desa setempat, hasilnya dilaporkan

kepada Bupati/ Kepala Dinas untuk

ditetapkan sebagai lokasi kegiatan.

4.3.5. Penetapan Calon Lokasi dan Calon Petani

Berdasarkan hasil inventarisasi calon lokasi

dan calon petani/kelompok tani tersebut,

Kepala Dinas Pertanian kabupaten/kota

menetapkan calon lokasi dan calon

kelompoktani pengelola melalui surat

keputusan, sehingga dokumen ini digunakan

sebagai acuan dalam penetapan

pelaksanaan fisik dan pengadaan bahan

dan material serta alat dan mesin pertanian.

4.3.6. Pembuatan rancangan teknis

Rancangan teknis bertujuan sebagai acuan

dan dasar bagi petani/kelompok tani untuk

melaksanakan kegiatan fisik yang diperlukan

sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Rancangan teknis meliputi suatu informasi

sederhana yang menggambarkan :

a. Peta situasi lokasi lahan yang akan di

bangun rumah kompos termasuk lahan

Page 24: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 18

sawah dan lahan hortikultura

disekitarnya.

b. Peta komponen fisik rumah kompos di

lokasi tersebut, seperti letak mesin,

gudang, luas bangunan, luas

dekomposisi dll.

c. Dimensi bangunan fisik dan penampang

melintang bangunan

d. Rencana anggaran biaya yang

diperlukan

Contoh rancangan teknis rumah kompos

Departemen Pertanian seperti terlampir.

4.3.7. Musyawarah Kelompok Tani

Pada lokasi dan kelompoktani yang telah

ditetapkan dalam kegiatan, perlu dilakukan

sosialisasi untuk mendapatkan masukan

dan saran agar seluruh rencana kegiatan

dapat dipahami dengan benar. Hasil dari

pada musyawarah kelompok tani ini

dimasukkan dalam RUKK.

4.3.8 Pembuatan Rekening Kelompok

Untuk melaksanakan pencairan dana, maka

kelompoktani diwajibkan membuka rekening

atas nama kelompok tani.

Page 25: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 19

4.3.9 Penyusunan RUKK

RUKK atau semacam TOR/proposal

sederhana tetapi cukup lengkap dan

memadai, disusun melalui musyawarah

kelompok tani dan dibimbing oleh tim teknis

dan petugas lapangan, dengan substansi

RUKK sebagaimana ditetapkan dalam

Pedoman Umum Pelaksanaan Bantuan

Sosial Ditjen PLA. Contoh penyusunan

RUKK sebagaimana dalam Lampiran 3

4.3.10. Pelaksanaan Fisik Kegiatan

Pelaksanaan fisik kegiatan bangunan rumah

kompos harus memperhatikan jarak lokasi

dari lahan ke rumah kompos, kesediaan

petani secara berkelompok, peralatan yang

dipergunakan dan waktu pelaksanaan.

a. Penyiapan lokasi

Kegiatan penyiapan lokasi dilaksanakan

pada lahan calon lokasi rumah kompos

sesuai dengan rancangan teknis.

b. Konstruksi Fisik .

Kegiatan pembuatan rumah kompos

didasarkan pada hasil rancangan teknis

pelaksanaan pembuatan rumah kompos.

Page 26: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 20

Pelaksanaan fisik kegiatan rumah kompos

dinyatakan selesai apabila memperoleh

persetujuan tim teknis berdasarkan

rancangan teknis yang telah dibuat. Apabila

masih dipandang perlu, maka kelompok tani

harus memperbaiki pekerjaannya hingga

sesuai dengan rancangan teknis.

4.3.11. Penyediaan sarana penunjang

Sarana penunjang yang akan disediakan

berupa APPO skala besar, alat angkutan

bermotor roda 3 dan dekomposer sebagai

bahan pembuatan MOL (drum dll), melalui

pengadaan langsung oleh kelompok tani

setelah Dinas Pertanian mentransfer dana

tersebut ke rekening kelompok tani.

Pengadaan sarana penunjang harus

bermutu dan memenuhi spesifikasi teknis

tersebut diatas, diharapkan atas

rekomendasi Dinas Pertanian Kabupaten/

Kota.

4.3.12. Pelatihan

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan oleh

Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota. Tujuan

pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal

Page 27: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 21

kepada kelompoktani, calon manager, calon

operator/ tenaga mekanis.

Materi pelatihan antara lain tata cara

mengoprasikan APPO, proses pembuatan

Mikro Organisme Lokal (MOL) dan

pembuatan kompos. Kegiatan ini akan di

supervisi oleh petugas pusat Direktorat

Pengelolaan Lahan, cq. Sub Direktorat

Reklamasi Lahan.

a. Pelatihan penggunaan APPO

Pelatihan diberikan oleh penyedia/

produsen barang APPO, materi

pelatihan meliputi komponen- komponen

alat, teknik operasional, dan

pemeliharaan APPO.

b. Pembuatan MOL

Pelatihan pembuatan MOL diberikan

secara sederhana dari bahan bahan

alami yang ada di sekitar lokasi, seperti

bonggol pisang, rebung bambu, limbah

rumah tangga, buah maja, air cucian

beras dll. Pelatihan diberikan oleh

petugas Dinas Pertanian Kabupaten/

Kota.

Page 28: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 22

Gambar 5 : Contoh MOL sayuran, bonggol pisang, rebung

bambu, dan nasi.

c. Pembuatan kompos

Pelatihan pembuatan kompos sesuai

dengan tahapan pembuatan kompos

mulai dari penyiapan APPO, penyiapan

bahan jerami/ kotoran ternak, penyiapan

MOL, pencacahan jerami, penyiapan bak

dekomposisi, pematangan kompos dll.

Gambar 6 : Contoh bak dekomposisi dari anyaman bambu

Page 29: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 23

Gambar 7 : Contoh kompos produksi rumah kompos

Departemen Pertanian

4.4. Pendanaan

4.4.1. Biaya pelaksanaan kegiatan pengembangan

rumah kompos dan pengadaan sarana

penunjangnya dialokasikan melalui Dana

Tugas Pembantuan di kabupaten/ kota per

unit sejumlah Rp. 100.000.000,-, yang

dilaksanakan melalui pola bantuan sosial.

Prosedur pelaksanaan bantuan sosial

mengacu pada Pedoman Pelaksanaan

Bantuan Sosial yang diterbitkan oleh

Direktorat Jenderal PLA TA. 2009. Secara

garis besar komponen pelaksanaan

pembangunan rumah kompos terdiri dari :

‐ Pembangunan rumah kompos sejumlah

Rp. 50.000.000,- (50 %)

‐ Pengadaan sarana penunjang seperti

APPO, kendaraan roda 3 dan decomposer

Page 30: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 24

(berupa bahan MOL) sejumlah Rp.

40.000.000,- (40 %)

‐ Pelatihan operasional APPO dan

pembuatan kompos sejumlah Rp.

10.000.000,-. (10 %). Dana ini termasuk

biaya supervisi petugas pusat cq. Subdit

Reklamasi Lahan, Direktorat Pengelolaan

Lahan Ditjen PLA.

4.4.2. Dana APBD Kabupaten/ Kota

Digunakan untuk membiayai kegiatan

pertemuan koordinasi, CLCP, rancangan

teknis, pembinaan, monitoring, evaluasi dan

pelaporan serta pengelolaan rumah kompos

4.4.3. Kontribusi Petani Penerima Manfaat

Petani/ kelompok tani bertanggung jawab

terhadap pemeliharaan kegiatan fisik, dan

keberlanjutan rumah kompos.

4.5 Pengelolaan Rumah Kompos

Petani secara berkelompok harus bersedia

mengoperasionalkan dan memelihara rumah

kompos secara swadaya dan swadana. Dalam

pengelolaan rumah kompos agar memperhatikan

hal hal sebagai berikut :

Page 31: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 25

4.5.1. Dikelola secara baik dengan membentuk

struktur organisasi pengelola mulai dari

manager, tenaga operator dll.

4.5.2. Biaya operasional dan pemeliharaan rumah

kompos, termasuk bahan bakar dan biaya

operator menjadi tanggung jawab kelompok

tani. Untuk itu pengurus rumah kompos

harus menyusun rencana kerja dan analisis

biaya yang dibutuhkan, teknis pengumpulan

bahan baku dan penetapan biaya yang

dibutuhkan.

4.5.3. Kompos yang dihasilkan diutamakan untuk

kebutuhan anggota kelompok tani, dengan

mengganti ongkos pembuatannya.

Kelebihan produksi kompos (jika ada) boleh

dijual di luar kelompoktani.

4.5.4. Harga kompos (pengganti ongko produksi)

bagi anggota kelompoktani di usahakan

semurah murahnya/ terjangkau.

4.5.5. Laporan produksi dan laporan keuangan

agar dibukukan dengan baik dan benar

4.5.6. Semua kegiatan operasional wajib

dilaporkan kepada Dinas Pertanian

Kabupaten/ Kota minimal setiap 3 (tiga)

Page 32: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 26

bulanan, melalui petugas lapangan/ tim

teknis.

4.5.7. Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota harus

melakukan pembinaan, bimbingan dan

pemantauan terhadap kinerja operasional

rumah kompos menggunakan dana APBD

Kabupaten/ Kota, serta melaporkan ke

Pusat secara periodik.

Page 33: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 27

V. PEMBINAAN, MONITORING,

EVALUASI DAN PELAPORAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan

rumah kompos akan dilakukan kegiatan pembinaan

/ supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh

petugas terkait kegiatan, di tingkat Propinsi dan

Kabupaten / Kota sesuai dengan tugas dan

tanggungjawabnya.

5.1. Tugas dan Tanggungjawab Di Tingkat Propinsi

Dinas Pertanian Propinsi melaksanakan

kegiatan sebagai berikut :

5.1.1. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan

sebagai penjabaran dari Pedoman

Teknis yang disesuaikan dengan

kondisi di daerah.

5.1.2. Melakukan koordinasi dengan instansi

terkait horisontal dan vertikal.

5.1.3. Melakukan bimbingan teknis,

monitoring dan evaluasi kegiatan.

Page 34: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 28

5.1.4. Menyusun laporan rekapitulasi

pelaksana-an kegiatan yang dibuat

oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,

selanjutnya disampaikan ke Direktorat

Pengelolaan Lahan Ditjen PLA.

5.2. Tugas dan Tanggungjawab d Tingkat Kabupaten / Kota

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten

/ Kota melaksanakan kegiatan sebagai

berikut :

5.2.1. Melakukan koordinasi vertikal dan

horisontal dengan instansi terkait.

5.2.2. Menyusun Petunjuk Teknis sebagai

penjabaran lebih rinci dari Petunjuk

Pelaksanaan dan Pedoman Teknis

disesuaikan dengan kondisi di Daerah.

5.2.3. Inventarisasi dan penatapan calon

lokasi dan calon petani

5.2.4. Melaksanakan sosialisasi dan

bimbingan teknis kepada para petugas

di lapangan dan kelompoktani

pelaksana kegiatan.

Page 35: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 29

5.2.5. Membuat rancangan teknis

5.2.6. Mengusahakan alokasi dana APBD

Kabupaten / Kota sebagai dukungan

sinergitas kegiatan.

5.2.7. Melakukan bimbingan supervisi,

monitoring dan evaluasi kegiatan.

5.2.8. Menyusun laporan perkembangan

kegiatan secara periodik, disampaikan

kepada Propinsi dan tembusan kepada

Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan

Ditjen PLA).

5.3. Jenis dan Format Laporan

Adapun jenis dan format laporan kegiatan adalah

sebagai berikut :

5.3.1. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan disusun setiap bulan oleh

Dinas Pertanian Kabupaten / Kota,

dengan format laporan bulanan

sebagaimana Lampiran 4a, 4b, 4c (Form

PLA 01, 02, 03), dan Dinas Pertanian

Page 36: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 30

Propinsi menyusun rekapnya sebagaimana

Lampiran 4d (Form PLA 04).

5.3.2. Laporan Akhir

Laporan Akhir disusun oleh Dinas Pertanian

Kabupaten / Kota setelah kegiatan selesai

dilaksanakan, dan Dinas Pertanian Propinsi

menyusun rekapnya juga dalam bentuk

Laporan Akhir Propinsi. Format Laporan Akhir mengikuti Outline sebagaimana

Lampiran 5.

5.3.3. Materi Laporan agar dilengkapi dengan :

a. Dokumentasi foto-foto kegiatan, minimal

meliputi: kondisi / keadaan sebelum

dilaksanakan kegiatan (0%),

pelaksanaan kegiatan (50%) dan akhir

kegiatan (100%).

b. Pembobotan/skoring nilai kemajuan /

perkem-bangan kegiatan sebagaimana

tercantum pada Lampiran 6.

5.4. Alur dan Waktu Pelaporan

Alur dan waktu pelaporan ditetapkan sebagai

berikut :

Page 37: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 31

5.4.1. Laporan Bulanan

a. Laporan Bulanan Dinas Pertanian Kabupaten / Kota dikirim ke Propinsi masing-masing dan ke Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan), pada tanggal 5 setiap Bulan.

b. pada tanggal 5 setiap Bulan Laporan Bulanan Dinas Pertanian Propinsi (merupakan rekapitulasi Laporan

Bulanan dari Kabupaten/Kota) dikirim ke

Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan), pada tanggal 10 setiap Bulan.

5.4.2. Laporan Akhir

a. Laporan Akhir dari Dinas Pertanian Kabupaten / Kota, disusun segera

setelah pelaksanaan kegiatan selesai,

selanjutnya dikirim ke Propinsi dan ke

Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan).

b. Dinas Pertanian Propinsi menyusun

rekapitulasi laporan akhir dari

kabupaten/kota dalam bentuk Laporan

Akhir Propinsi, selanjutnya dikirim ke

Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan).

Page 38: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 32

Alamat laporan ke Pusat : Direktorat

Pengelolaan Lahan, Direktorat Jenderal

Pengelolaan Lahan dan Air, Kantor Pusat

Departemen Pertanian, Gedung D Lantai 9,

Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan - Jakarta

Selatan.

Page 39: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 33

VI. INDIKATOR KINERJA

6.1. Keluaran (Outputs)

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :

6.1.1. Tersedianya jumlah kompos yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan kelompok tani dan

luas areal kawasan produksi padi dan

hortikultura

6.1.2. Terserapnya tenaga kerja

6.2. Hasil (Outcomes)

Hasil yang diharapkan dari kegiatan lahan adalah:

6.2.1. Terlaksananya proses pembuatan kompos

dari sisa hasil panen seperti jerami

6.2.2. Terlaksananya perbaikan kesuburan lahan

6.3. Manfaat (Benefits)

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah

meningkatnya kesuburan lahan, sehingga dapat

meningkatkan pendapatan petani dari peningkatan

produksi padi dan hortikutlura.

Page 40: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 34

6.4. Dampak (Impacts)

6.4.1. Petani akan melakukan kegiatan

pembuatan kompos dari sisa hasil

tanaman/ jerami

6.4.1. Petani akan melakukan kegiatan

perbaikan lahan dengan pemanfaatan

rumah kompos.

6.4.2. Petani disekitarnya merasa tertarik dan

bermanfaat untuk melakukan perbaikan

lahan di lahan petani sendiri.

6.4..3. Pemerintah daerah akan mengalokasikan

dana stimulus untuk melaksanakan

kegiatan di desa, kecamatan lain untuk

peningkatan produksi dan produktivitas

lahan dan usaha taninya.

Page 41: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 35

VII. PENUTUP

Berdasarkan perkembangan kerusakan lahan baik lahan

sawah maupun lahan kering sebagai akibat dari pola

usahatani yang tidak memerhatikan pengelolaan lahan

ramah lingkungan, maka sudah saatnya sisa hasil

tanaman/ jerami tidak dibakar atau di bawa keluar tetapi

dimanfaatkan dengan mengembalikan ke lahan sawah

maupun lahan kering melalui proses penguraian dalam

bentuk kompos.

Mengingat penyediaan kompos memerlukan proses yang

cepat dengan alat pengolah pupuk organik dan sarana

serta fasilitas yang mencukupi sesuai dengan kawasan

usahatani, maka rumah kompos mutlak diperlukan dalam

rangka mempercepat penyediaan kompos dalam jumlah

dan waktu sesuai dengan pola tanam di masing masing

daerah.

Diharapkan dengan adanya rumah kompos tersebut,

para petani dan kelompok tani dapat merubah sikap

dalam berusahatani yang berorientasi kepada

keberlanjutan usahatani dan ramah lingkungan dengan

memanfaatkan bahan bahan lokal setempat.

Page 42: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 36

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 43: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 37

Lampiran 1:

Page 44: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 38

LAMPIRAN 2

JADWAL PALANG KEGIATAN PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOSTAHUN 2009

DIREKTORAT : PENGELOLAAN LAHANSUBDIT : REKLAMASI LAHANSEKSI : IDENTIFIKASI DAN ANALISIS

No. Komponen Kegiatan

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVA. Persiapan

1 Pembuatan Juklak oleh Propinsi2 Pembuatan Juknis oleh Kab/Kota3 Koordinasi dengan Instansi terkait4 Sosialisasi5 Inventarisasi CPCL6 Penetapan Lokasi 7 Pembuatan rancangan teknis8 Musyawarah Kelompok Tani 9 Pembuatan rekening kelompok

10 Penyusunan RUKK

B. Pelaksanaan1 Transfer dana2 Konstruksi rumah kompos

a. Penyediaan bahan/materialb. Pelaksanaan fisikc. Operasional dan Pemeliharaan

3 Pengadaan sarana penunjang4 Pelatihan5 Monitoring6 Evaluasi

- Kabupaten/Kota- Propinsi- Pusat

7 Pelaporan

Minggu keMinggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu keOktober Nopember Desember

Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke

BulanJanuari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

Page 45: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 39

Lampiran 3 :

CONTOH FORMAT LAPORAN BULANAN PERBAIKAN KESUBURAN LAHAN SAWAH BERBASIS JERAMI TA 2009

Propinsi/Kabupaten/Kota : .............................

Kondisi s/d Bulan : ............................. Target Realisasi

No.

Lokasi

Kegiatan Kec/Desa/ Kel. tani

Jenis Kegiatan Volume (HOK) Satuan

Dana (Rp)

Volume (HOK) Satuan % Dana

(Rp) %

Ket.

1.

2.

........ ........ .........

........

........ .........

• Pengumpulan

Jerami Panen • Pencacahan J • Pengomposan • Pembenaman

T o t a l = Pengadaan Chopper • Pengumpulan

Jerami Panen • Pencacahan J • Pengomposan • Pembenaman

T o t a l =

Pengadaan Chopper

4 juta 9 juta

4 juta 9 juta

Page 46: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 40

Kababupaten/ Kota :Kecamatan : Desa :Kelompoktani :

Jenis Pekerjaan Volume Satuan Harga Per Satuan Metode ( Rp ) Pelaksanaan

Dana Dana SwadayaTP APBD Petani

a. Pembangunan rumah kompos Bantuan sosial 1) Pengadaan bahan dan material - Semen ,,,,, sak ,,,,, v v - Batubata/Batako ,,,,, buah ,,,,, v v - Bahan atap ,,,,, buah ,,,,, v v 2) Konstruksi rumah kompos - Tenaga kerja ,,,,, HOK ,,,,, v v

b. Penyediaan Sarana Penunjang Bansos - APPO skala besar ,,,,, Unit ,,,,, v v - Alat angkutan motor roda 3 ,,,,, Unit ,,,,, v v - Dekomposer (drum, ember dll) ,,,,, Unit ,,,,, v v - Bahan MOL (Urine ternak, buah maja/bonggol - pisang, gula) ,,,,, Paket ,,,,, v - Kotoran ternak ,,,,, ton ,,,,, v

c. Pelatihan Dinas Pertanian 1) Penggunaan APPO ,,,,, Orang ,,,,, v Kab/ Kota 2) Pembuatan MOL ,,,,, Orang ,,,,, v v 3) Pembuatan kompos ,,,,, Orang ,,,,, v v

TOTAL DANA

Keterangan : *) Sumber dana bersal dari : Tugas Pembantuan, APBD, Swadaya Petani

......, ...................... 2009 Mengetahui, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tim Teknis/ Korlap Ketua Kelompok Tani

( ) ( ) ( )

Catatan :RUKK agar dilampirkan dokumen sbb :a) Daftar Petani anggota Kelompoktani Pelaksana Kegiatanb) Rancangan teknisc) Fotocopy rekening kelompoktani

(Rp)Jumlah Biaya & Sumber Dana *)

RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK)PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS

Page 47: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 41

LAMPIRAN 5 OUTLINE LAPORAN AKHIR CONTOH OUTLINE LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS TA. 2009 I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang B. Tujuan C. Sasaran lokasi

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN A. Pengembangan rumah kompos B. Pengadaan APPO skala besar C. Alat pengangkutan roda 3 D. Dekomposer E. Pelatihan

III. LOKASI KEGIATAN IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tahapan Kegiatan B. Realisasi fisik dan kegiatan

V. PENGELOLAAN RUMAH KOMPOS A. Organisasi pengelola B. Operasional dan pemeliharaan

VI. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH A. Permasalahan B. Pemecahan masalah

VII. PENUTUP

Page 48: 13 Pedoman Teknis Rumah Kompos 2009

Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos TA. 2009 42

Lampiran 6 : Skoring Pembobotan Kegiatan Pengembangan

Rumah Kompos TA. 2009 A. PERSIAPAN 20 % 1. Pembuatan SK Tim Teknis 2 2. Penetapan CPCL 3 3. Rancangan teknis 4 4. Penyusunan RUKK 4 5. Perjanjian kerjasama 4 6. Transfer dana 3 B. KONSTRUKSI 80 % 1. Pembangunan rumah kompos 30 2. Penysediaan sarana penunjang 30 (APPO, kend roda 3, dekomposer) 3. Pelatihan 20