13. BAB 4
-
Upload
loeb-qulub -
Category
Documents
-
view
9 -
download
1
Transcript of 13. BAB 4
BAB 4
PEMBAHASAN
Secara umum asuhan keperawatan komunitas diberikan pada masyarakat
dengan menggunakan metode proses keperawatan. Tahap- tahap proses
keperawatan yang digunakan meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi selanjutnya akan dibahas proses keperawatan berdasarkan tahapannya:
4.1 Pengkajian
Elemen pengkajian meliputi inti komunitas yang terdiri dari data demografis,
populasi, riwayat kesehatan dan kesehatan lingkungan. Teknik pengkajian yang
digunakan meliputi wawancara dan observasi, dan survey mawas diri. Pengkajian
dilaksanakan oleh mahasiswa pada tanggal 4-8 April 2014.
Data demografi, yaitu jumlah penduduk RT 3 RW 3 Kelurahan
Tanjungsari Kecamatan Sukorejo Kota Blitar terdapat 47 Kepala Keluarga.
Dengan jumlah keseluruhan sebanyak 156 jiwa. Jumlah penduduk terdiri dari 86
laki-laki 70 perempuan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini
adalah teknik total sampel atau populasi, metodenya menggunakan instrument
yang berupa kuesionar, dengan teknik wawancara dan observasi.
Penduduk terbanyak yang ada di wilayah RT 3 RW 3 Kelurahan
Tanjungsari usia 26-35 Tahun (20%), ini menunjukkan usia produktif, kelompok
ini merupakan sumberdaya yang terdapat di wilayah ini. Pekerjaan penduduk tiap
keluarga terbanyak adalah buruh tani (34%), hal ini merupakan sumberdaya
masyarakat yang tersedia di masyarakat, untuk pelaksanaan program pelayanan
78
79
komunitas yang direncanakan seperti program kader kesehatan jiwa yang berupa
paguyupan sehat jiwa.
Faktor penunjang dalam pengkajian ini adalah adanya sumber daya
(tokoh masyarakat) merupakan factor pendukung yang sangat membantu
terlaksananya pengkajian. Dan factor penghambatnya adalah ada beberapa
masyarakat yang kurang berpartisipasi sehingga menimbulkan terhambatnya
pengumpulan informasi atau data pengkajian.
4.2 Perencanaan
Strategi perencanaan yang dilakukan mahasiswa adalah setelah seluruh data
pengkajian terkumpul, mahasiswa mengolah data sesuai hasil tersebut. Kemudian,
data yang sudah diolah disusun sehingga muncul permasalahan/diagnosa
keperawatan komunitas. Untuk menentukan skala prioritas menggunakan scoring
technique, mahasiswa mengadakan pertemuan yang disebut loka karya mini agar
mahasiswa, keluarga pasien gangguan jiwa, serta kader kesehatan, dan ketua RT
(tokoh masyarakat) bisa berdiskusi guna tercapai kesepakatan bersama.
Hasilnya partisipasi keluarga, kader kesehatan serta ketua RT dalam
penyusunan rencana cukup baik, keluarga cukup antusias untuk menerima hasil
loka karya mini dan menyetujui rencana yang telah diajukan oleh mahasiswa.
Loka karya mini dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 April 2014. Dalam kegiatan
loka karya mini, kader dan ketua RT (tokoh mayarakat) cukup antusias dengan
masalah kesehatan yang telah muncul dari hasil pengkajian yang telah dilakukan
diperoleh prioritas masalah yaitu kurang efektifnya koping (perhatian) keluarga
terhadap perawatan pasien jiwa sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga
80
dalam mengenal masalah kesehatan jiwa, kurangnya pengetahuan keluarga
tentang pengobatan pada pasien jiwa sehubungan dengan kurang terpaparnya
informasi, kurang optimalnya kebersihan diri (personal hygiene) sehubungan
dengan kurangnya kesadaran keluarga tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
personal hygine pada pasien jiwa.
Hasil loka karya mini menyepakati dilaksanakannya penyuluhan tentang
kesehatan jiwa, personal hygine, serta demonstrasi cara mengikat pasien jiwa
(restrain) pada tanggal 15 April 2014, penyuluhan tentang kesehatan jiwa, deteksi
dini gangguan jiwa, peran kader kesehatan jiwa serta pembentukan kader
kesehatan jiwa tanggal 23 April 2014.
Faktor penghambat dari tahap ini yaitu tidak semua yang hadir dalam
musyawarah mengemukakan pendapatnya, hanya beberapa orang saja yang selalu
aktif berbicara.
4.3 Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan tujuan dan rencana kegiatan. Semua
rencana dapat diimplementasikan oleh mahasiswa. Permasalahan yang di temukan
Berdasarkan prioritas masalah yang pertama kurang perhatiannya keluarga
terhadap perawatan pasien jiwa dilakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa
yang berisi tentang pengertian sehat jiwa, cirri-ciri sehat jiwa, jenis-jinis gangguan
jiwa beserta tanda-tandanya, penatalaksanaan pasien gangguan jiwa, peran kader
kesehatan jiwa serta pembentukan kader kesehatan jiwa yang dilaksanakan
tanggal 23 April 2014. Sedangkan prioritas masalah yang ke dua kurangnya
pengetahuan tentang pengobatan pada pasien jiwa dilakukan penyuluhan tentang
81
penatalaksanaan pengobatan pasien gangguan jiwa, yang ber isi tentang manfaat
obat, reaksi obat, prinsip pemberian obat, tanda tanda kekambuhan karena tidak
rutin minum obat, penyebab kekambuhan, serta menyarankan keluarga untuk rutin
membawa control ke puskesmas pada tanggal 15 April 2014. Pada masalah yang
ke tiga kurang optimalnya kebersihan diri (personal hygiene) pasien jiwa
dilakukan dilakukan penyuluhan tentang kebersihan diri pasien jiwa (personal
hygine) yang berisi tentang macam-macam kebersihan diri, manfaat dilakukannya
kebersihan diri, faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri, tujuan
perawatan kebersihan diri, dampak yang ditimbulkan dari segi fisik dan
psikososial yang dilakukan tanggal 15 April 2014.
Strategi implementasi yang dilakukan mahasiswa adalah sebelum melakukan
tindakan, mahasiswa menyusun pre planning kegiatan. Setelah itu, kegiatan
dilaksanakan sesuai dengan pre planning/rencana kegiatan yang dibuat. Rencana
kegiatan berdasarkan hasil loka karya mini yang dapat dilaksanakan adalah
penyuluhan kesehatan jiwa, penyuluhan personal hygine, demonstrasi restrain,
deteksi dini gangguan jiwa, peran kader sehat jiwa, serta pembentukan kader sehat
jiwa.
Saat diberikan penyuluhan kesehatan jiwa, dan personal hygine para anggota
komunitas RT 3 RW 3 Kelurahan Tanjungsari sangat antusias dengan materi yang
diberikan. Begitu juga dengan demonstrasi pengikatan pasien jiwa (restrain),
sebelum demonstrasi restrain mahasiswa memberikan sedikit materi pada anggota
komunitas RT 3 RW 3 Kelurahan Tanjungsari Kota Blita pada tanggal 15 April
2014.
82
Faktor penghambat kegiatan penyuluhan dan demonstrasi ini adalah tingkat
konsentrasi siswa yang masih belum terpusat dan masih asik bermain sendiri,
bahkan ada yang mengganggu teman lainnya. Selain itu faktor penghambat
lainnya dari pihak orang tua, karena pengetahuan dan pendidikan yang rendah
menyebabkan partisipasi masyarakat menjadi sangat berkurang.
4.4 Evaluasi
Evaluasi dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Evaluasi merupakan tahap akhir dari
proses keperawatan yang dilaksanakan pada akhir kegiatan oleh mahasiswa
bersama masyarakat.
Berdasarkan evaluasi kegiatan jangka pendek yang dilakukan melalui
kegiatan loka karya mini, penyuluhan dan demonstrasi oleh mahasiswa adalah
keluarga dan masyarakat RT 3 RW 3 Kelurahan Tanjungsari pertama – tama
belum terlihat antusias dengan kegiatan tersebut tetapi lama-lama keluarga dan
masyarakat RT 3 RW 3 Kelurahan Tanjungsari bisa mengungkapkan pendapatnya
terutama pada saat penyuluhan kesehatan. Selain itu, masyarakat sangat antusias
dan aktif mengikuti penyuluhan dan demonstrasi pengikatan pasien jiwa.
Evaluasi jangka menengah yang dilakukan, keluarga dan masyarakat
berperan aktif dalam keikutsertaan melakukan monitoring pengobatan gangguan
jiwa yang tepat dan mempraktikkan restrain pada pasien jiwa yang mengalami
kekambuhan.
Evaluasi jangka panjang dilakukan dengan kerjasama dengan masyarakat dan
ketua RT 3 RW 3 Kelurahan Tanjungsari dalam kelanjutan pengobatan ,
83
keteraturan control, melakukan deteksi dini gangguan jiwa, serta melakukan
pengikatan (restrain) pada pasien jiwa yang sedang mengalami kekambuhan.
Rencana tindak lanjut bekerjasama dengan penanggung jawab program
pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas Sukorejo dan penanggung jawab
Puskesmas Pembantu Kelurahan Tanjungsari dalam kelanjutan pengobatan pasien
jiwa.