11

download 11

of 3

description

a

Transcript of 11

ETIOLOGI1Menurut teori stress-vulnerability model, ada beberapa resiko atau faktor penyebab gangguan jiwa bipolar, yaitu: 1. Genetika dan riwayat keluarga. Penderita bipolar lebih sering dijumpai pada penderita yang mempunyai saudara atau orang tua dengan gangguan bipolar. Riwayat pada keluarga dengan penyakit bipolar bukan berarti anak atau saudara akan pasti menderita gangguan bipolar. Penelitian menunjukkan bahwa pada orang orang dengan riwayat keluarga penderita bipolar maka kemungkinannya terkena bipolar akan sedikit lebih besar dibandingkan masyarakat pada umumnya. Artinya ada factor predisposisi terhadap gangguan bipolar. Hanya saja, tanpa adanya factor pemicu, maka yang bersangkutan tidak akan terkena gangguan bipolar. Faktor predisposisi gangguan bipolar bisa terjadi juga karena anak meniru cara bereaksi yang salah dari orang tuanya yang menderita gangguan bipolar. 2. Kerentanan psikologis (psychological vulnerability). Kepribadian dan cara seseorang menghadapi masalah hidup kemungkinan juga berperanan dalam mendorong munculnya gangguan bipolar. 3. Lingkungan yang menekan (stressful) dan kejadian dalam hidup (live events). Riwayat pelecehan, pengalaman hidup yang menekan. 4. Gangguan neurotransmitter di otak. 5. Gangguan keseimbangan hormonal. 6. Factor biologis. Ada beberapa perubahan kimia di otak yang diduga terkait dengan gangguan bipolar. Hal ini menunjukkan adanya factor biologis dalam masalah gangguan bipolar.

Gangguan Afektif Bipolar Dalam DSM-IV-TR2Sampai saat ini, kriteria yang dijelaskan dalam DSM-IV dan DSM-IV-TR digunakan untuk mendiagnosis gangguan afektif bipolar, dimana gangguan afektif bipolar digolongkan sebagai gangguan mood. Bahkan, ada beberapa diagnosis yang berbeda dalam pengelompokan diagnosis bipolar DSM-IV-TR, semuanya berhubungan dengan munculnya episode manik, campuran, atau hipomanik. Suatu episode manik diidentifikasi jika individu mengalami episode mood yang meningkat, meluas, atau mudah tersinggung yang berlangsung selama setidaknya satu minggu (durasi bisa kurang dari satu minggu jika diperlukan rawat inap).Episode ini disertai oleh tiga atau lebih gejala (dari tujuh gejala yang ada) ketika mood seseorang meningkat atau meluas dan oleh empat atau lebih gejala ketika mood seseorang mudah tersinggung/marah. Gejala-gejala ini dapat meliputi rasa kebesaran, penurunan kebutuhan untuk tidur, pembicaraan tertekan, flight of ideas, mudah teralihkan, peningkatan aktivitas atau agitasi psikomotor, dan aktivitas-aktivitas menyenangkan yang berlebihan tapi berisiko. Gejala-gejala ini harus menyebabkan gangguan parah pada fungsi kehidupan dan tidak dapat disebabkan karena zat atau kondisi medis umum.Sebaliknya, untuk episode campuran, individu harus mengalami gejala yang konsisten dengan episode manik (seperti dijelaskan di atas) dan episode depresi (baik dengan mood depresi atau sedih atau kurangnya minat atau kesenangan dalam hal-hal yang biasanya dinikmati serta perubahan makan dan kebiasaan tidur, perubahan aktivitas motorik, perasaan tidak berharga dan rasa bersalah, kurang konsentrasi, dan pernah mengalami ide atau perilaku bunuh diri) untuk jangka waktu setidaknya satu minggu. Gejala ini harus menyebabkan gangguan parah pada fungsi kehidupan dan tidak boleh disebabkan karena zat atau kondisi medis umum. Untuk episode hipomanik, individu harus mengalami mood yang meningkat, meluas, atau mudah marah setidaknya empat hari disertai dengan gejala manik yang sama seperti yang dijelaskan sebelumnya. Gejala ini tidak boleh disebabkan karena zat atau kondisi medis umum.Kemudian, berdasarkan episode mood yang teridentifikasi, diagnosa gangguan afektif bipolar I, gangguan afektif bipolar II, dan siklotimia serta gangguan afektif bipolar tak-terklasifikasi dapat ditegakkan.Untuk didiagnosis gangguan afektif bipolar I, seorang individu harus mengalami satu atau lebih episode manik atau campuran.Untuk didiagnosis gangguan afektif bipolar II, seorang individu harus mengalami satu atau lebih episode depresi dan satu atau lebih episode hipomanik (tapi tanpa episode manik atau campuran).Dalam kasus-kasus baik dengan diagnosis gangguan afektif bipolar I maupun gangguan afektif bipolar II, episode yang muncul tidak bisa digolongkan dalam diagnosis lain, dan gejalanya harus menyebabkan distress atau gangguan yang secara klinis signifikan. Selanjutnya, untuk didiagnosis siklotimia, seorang individu harus mengalami beberapa periode gejala hipomanik dan beberapa periode gejala depresi, sehingga tidak ada periode bebas gejala yang terjadi selama lebih dari dua bulan dalam suatu waktu.Kisaran waktu bervariasi untuk kasus dengan siklotimia, dimana pada kasus orang dewasa harus menunjukkan pola ini untuk setidaknya dua tahun lamanya dan pada anak-anak setidaknya selama satu tahun.Kategori gangguan afektif bipolar tak-terklasifikasi digunakan ketika seseorang mengalami gejala bipolar tapi tidak dapat dimasukkan secara jelas/pasti ke dalam kategori-kategori yang ada disini.