115020307111005_Bena.J_Kasus 6

download 115020307111005_Bena.J_Kasus 6

of 6

Transcript of 115020307111005_Bena.J_Kasus 6

  • 7/26/2019 115020307111005_Bena.J_Kasus 6

    1/6

    KASUS VI : PROSEDUR DAN DOKUMENTASI AUDIT:

    MENGUJI SISTEM PEMBELIAN PERSEDIAAN

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Auditing

    Kelas CE

    Oleh:

    Bena Johanna 115020307111005

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 7/26/2019 115020307111005_Bena.J_Kasus 6

    2/6

    1. Aktivitas pengendalian yang tampak pada sistem perolehan persediaan PT Maju Makmur.

    Tujuan yang ingin dicapai.

    a.

    Proses Pengelolahan Data Persediaan. Pada proses ini perusahaan menyewa jasa

    pencatatan persediaan perpetual dari Pusat Pengelolahan Data Exellence. Data

    mentah akan dicatatat ke dalam karu persediaan yang dibuat khusus unuk masing-

    masing jenis persediaan. Kartu akan dicetak dan diarsip oleh Manajer Operasioan dan

    Logistik (Samsul Arif) serta oleh Langgeng Santoso. Bentuk softcopydidistribusikan

    pula ke departemen Controller. Kartu Persediaan tersebut berfungsi untuk

    menginformasikan saldo persediaan terbaru setiap waktunya.

    b. Pencatatan Perpetual untuk pembuatan Reoder Pointsdan pencatatan persediaan lain

    yang akan habis. Menyiapkan sebuah permintaan barang untuk mengisi persediaan

    yang berkurang. Semua barang dipesan secara online. Hard Copy bukti transaksi

    pemesanan dan pembelian barang itu kemudian dicetak dandiberikan kepada Langeng

    Santoso untuk aktivitas pemeriksaan akhir. Setelah disetujui lembar permintaan

    diberikan ke bagian treasuri dan Controllerserta ke Samsul ARIF untuk diarsip.

    c. Pencatatan Periodik untuk Pemesanan Khusus. Permintaan barang pelanggan yang

    tidak dimiliki dalam gusang perusahaan akan ditindak lanjuti secara khusus. Kedua

    sistem pencatatan tersebut merupakan sistem pengendalian yang berfungsi untuk

    mengawasi karyawan sehingga tidak sampai terjadi pembelian fiktif dimana akan

    merugikan perusahaan.

    d.

    Prosedur Penerimaan Barang. Barang akan diperiksa terlebih dahulu untuk mengetahui

    apakah terdapat kecacatan atau tidak. Laporan penerimaaan disiapkan pleh petugas

    gudang yang berisikan indentitas, kuantitas, dan kondisi barang. Diberikan kepada

    kantor trasuri dan divisi controller. Pada tahap ini bagian terasuru akan mencocokan

    kesesuaian faktur dari samsang dengan dokumen permintaan barang dan laporan

    penerimaan barang. Harga dalam faktur akan dicocokan dengan indeks daftar harga

    dan dihitung untuk mengetahui keakuratan perhitungan.

    Terdapat beberapa asersi manajemen yang ditetapkan yakni keberdaan atau kejadian,

    kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan penyajian serta

    pengungkapan. Sehingga dari semua ini dapat disimpulkan bahwa Manajemen PT Maju

    Makmur memiliki tujuan yakni persediaan yang dilaporkan memang benar adanya, akun-

    akun ditulis secara lengkap, persediaan yang tercatat dapat dipastikan benar- benar miliki

  • 7/26/2019 115020307111005_Bena.J_Kasus 6

    3/6

    mereka, persediaan telah dinilai dengan tepat, serta persediaan disajikan dengan tepat pada

    laporan keuangan dengan pengungkapan yang tepat pula.

    Pentingnya perolehan barang secara online. Bagi auditor perolehan barang secara online

    dapat menyajikan inforamsi yang lebih akurat dibanding manual. Dengan dilakukan secara

    online data akan langsung disimpan dan tidak dapat diubah- ubah oleh karyawan lain.

    Karena data dapat dengan mudah untuk diawasi. Hal ini juga memudahkan auditor untuk

    memeriksa mngenai pemesanan barang yang telah dilakukan.

    2. Prosedur pengujian pertama yang ingin diuji adalah asersi keterjadian. Asersi keberadaan

    itu sendiri merupakan pernyataan yang menyatakan apakah baik transaksi atau bukti-bukti

    yang ada benar-benar terjadi pada periode tersebut. Dalam kasus ini auditor menguji asersi

    tersebut untuk mengetahui apakah cek benar-benar dikeluarkan untuk melakukan

    pembayaran pembelian persediaan atau cek yang dikeluarkan adalah cek fiktif.

    Prosedur pengujian kedua yang dilakukan pada laporan penerimaan barang digunakan

    untuk menguji asersi manajemen hak dan kewajiban dan penyajian dan pengungkapan

    kegiatan pembelian barang dan juga kelengkapan terkait dengan pengeluaran cek yang

    dilakukan untuk pembelian persediaan yang benar keberadaan dan keterjadiannya.

    Pada prosedur pengujian yang kedua auditor bisa memastikan apakah hutang terkait

    pembelian persediaan memang telah menjadi kewajiban PT. Maju makmur pada suatu

    tanggal tertentu, selain itu melalui prosedur pengecekan pada laporan penerimaan barang

    maka auditor dapat menggambarkan seberapa besar penilaian atau alokasi terkait dengan

    pembelian dan penerimaan persediaan apakah telah dicantumkan dengan benar atau tidak,

    dan juga untuk memastikan apakah komponen-komponen yang terkait kegiatan pembelian

    persediaan telah digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan sebagaimana mestinya.

    3.

    Pembayaran terhadap barang yang diterima menurut saya sedikit sekali kemungkinan halini bisa terjadi. Karena saat barang diterima bagian gudang akan membuat laporan

    penerimaan barang serta bagian treasuri akan mencocokan kesesuaian faktur, dokumen

    permintaan barang serta laporan penerimaan barang sebelum mengeluarkan cek untuk

    pembelian barang. Hal ini menunujukan perusahaan menjalankan sistem up to date,

    persediaan akan dicek sedini mungkin saat kemungkinan terjadinya perubahan data

    persediaan. Tetapi apabila terdapat kolusi antar karyawan hal ini mungkin saja terjadi.

    Apabila terjadi perbedaan harga perusahaan akan mengetahuinya melalui daftar

    permintaan barang dan daftar indeks harga, hal ini akan ditindak lanjuti apakah terjadi

  • 7/26/2019 115020307111005_Bena.J_Kasus 6

    4/6

    kecurangan, akan perbedaan harga tersebut. Permasalahan ini juga mungkin diakubatkan

    karena perusahaan tidak melakukan analisis terhadap posisi utang serta likuiditas

    perusahaan sehingga risiko gagal bayar utang dagang perusahaan mungkin terjadi.

    4.

    Dokumen dalam lampiran 6a merupakan dokumen yang dibuat oleh KAP AS&R dalam

    melaksanakan pengujian audit pada area pembelian persediaan. Adapun tujuan dibuat

    dokumen ini yakni untuk mancapai sasaran audit yang telah ditetapkan, diuraikan sebagai

    berikut:

    a.

    Untuk memeriksa semua barang dipesan dan diterima tepat dan sesuai dengan tujuan

    bisnis perusahaan

    b.

    Untuk memeriksa beban dan aset dinilai dan diklasifikasikan dengan tepat

    c.

    Untuk memeriksa pengeluaran kas dilakukan dengan komitmen yang sah dan disetujui

    oleh orang yang tepat.

    d.

    Untuk memeriksa asersi manajemen mengenai perolehan barang dan persediaan

    Hal ini dilakukan guna untuk mendokumentasikan temuan- temuan audit yang telah

    diperoleh, dokumen ini juga digunakan sebagai penunjang pemberian opini audit atas

    kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan, dalam SA Seksi 339 paragraf 5 yang

    menyebutkan bahwa pada dasarnya isi dari kertas kerja (lampiran 6 a ) mencakup :

    Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan

    diamatinya standar pekerjaan lapangan yang pertama.

    Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan

    audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.

    Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan, dan

    pengujian yang telah dilaksanakan, memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai

    dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang

    menunjukkan diamatinya standar pekerjaan lapangan ketiga.

    5. Dalam PSAP No 5 dikatakan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus di-

    review untuk menentukan apakah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara benar dan

    auditor harus menilainya apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang disajikan

    dalam laporan auditor. Pelaksanaan supervisi merupakan bentuk pengawasan agar

    pekerjaan audit tetap berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai sasaran audit

    yang telah ditetapkan dan sekaligus pelaksanaan supervisi untuk melihat apakah hasil dari

  • 7/26/2019 115020307111005_Bena.J_Kasus 6

    5/6

    pekerjaan yang didapat sudah benar dan belum untuk kemudian dilakukan pembenaran

    lebih lanjut oleh auditor bila terjadi kesalahan.

    Dalam lampiran 6a memperlihatkan bentuk pengawsan terhadap transaski pengeluaran kas

    serta pembeilan barang yang dijalankan oleh perusahaan. Apakah telah sesuai dengan

    kebijakan yang ada atau belum dan memastikan bahwa karyawan dalam perusahaan juga

    telah menjalankan prosedur pengendalian yang ada.

    Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Ruslan Gani adalah terkait pengawasan

    mengenai ketaatan karyawan dengan prosedur pengendalian yang ditetapkan dalam

    melakukan aktifitasnya. Karena apabila karyawan telah menaati prosedur pengendalian

    yang ditetapkan dalam melakukan aktifitasnya (aktifitas pembelian persediaan) maka

    besar harapan tujuan yang ditetapkan PT. Maju makmur dan tujuan audit yang tertera pada

    lampiran 6.a akan tercapai.

    6.

    Istilah N-2 yang terletak pada bagian atas dokumen audit 6 a merupakan indeks yang

    menunjukkan nomor akun serta nomor pengujian yang terdapat pada working paper

    auditor. Istilah N-2 dalam Kertas Kerja audit 6 a merupakan kode akun untuk persediaan.

    Penomoran tersebut digunakan auditor untuk memudahkan dalam dokumentasi pengujian-

    pengujian auditor atas akun-akun tertentu.

    7.

    Informasi tersebut disertakan untuk memberikan pemahaman lebih pada klien terkait

    kegiatan audit, dimana agar klien bisa mengetahui sasaran/tujuan seperti apa yang

    ditetapkan auditor sehingga auditor bisa memutuskan prosedur audit yang digunakan dan

    menjelaskan mengapa keluar kesimpulan seperti itu. Dalam PSA No 15 dicantumkan

    mengenai fungi kerta kerja audit yakni:

    a. Menyediakan penunjang utama bagi laporan auditor, termasuk representasi

    tentang pengamatan atas standar pekerjaan lapangan, yang tersirat ditunjukkan

    dalam laporan auditor dengan disebutkannya frasa "berdasarkan standar auditing yang

    ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia."

    b.

    Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit

    Sehingga dapat dikatakan bahwa pencantuman kesimpulan dan keluasan pengujian yang

    ditampilkan merupakan informasi- informasi yang dapat dijadikan bahan dalam

    pelaksanaan supervisi serta menjadi pendukung auditor dalam membuat opini audit.

  • 7/26/2019 115020307111005_Bena.J_Kasus 6

    6/6

    8.Dalam setiap audit tentu memerlukan prosedur audit yang berbeda. Terdapat 10

    (sepuluh) audit umum yang berbeda dan biasanya dilaksanakan oleh auditor. Pemilihan

    prosedur audit yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu tujuan/sasaran audit

    tertentu dinilai dari efektivitas prosedur audit dalam memenuhi tujuan/sasaran audit

    spesifik tersebut, selain itu biaya pelaksanaan juga harus dipertimbangkan dalam

    pemilihan prosedur audit yang akan digunakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa KAP

    harus merancang prosedur sesuai dengan SPAP. Prosedur audit dirancang agar auditor

    dapat melakukan audit secara efektif dan efisien.

    KAP AS&R telah melakuakn beberapa prosedur yang memang telah terstandarisasi,

    diantaranya adalah: Prosedur analitis, Inspeksi, Permintaan keterangan, Penghitungan ,

    Pemeriksaan bukti pendukung, Pelaksanaan ulang. Dalam hal ini terlihat bahwa KAP

    AS&R telah berupaya untuk melaksanaka audit agar dapat berjalan efektif dan efesien.

    Quality control KAP yang paling baikmenurut saya adalah prosedur standar. Prosedur

    standar merupakan pedoman bagi KAP untuk dapat melaksanakan tugas audit. Tanpa hal

    tersebut auditor akan kehilangan arah akan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu dan

    kebijakan apa ynag sebaiknya dilaksanakan. Prosedur standar membantu auditor untuk

    menjalankan proses audit dengan efesien dan efektif. Baru setelah itu auditor dapat

    menyesuaikan sesuai dengan spesifikasi klien.