113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

17
BAB 1 PENDAHULUAN Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan bahan setengah cair atau gas biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental atau semi likuid, dapat berada dalam jaringan lunak ataupun keras seperti tulang. Rongga kista di dalam rongga mulut selalu dibatasi oleh lapisan epitel dan dibagian luarnya dilapisi oleh jaringan ikat dan pembuluh darah. 1 Dapat terletak seluruhnya didalam jaringan lunak atau diantara tulang atau juga iatas permukaan tulang. Kista yang terletak paa tulang rahang kemungkinan epitelnya berasal dari epitel odontogenik, misalnya dari sisa lamina dental atau organ enamel. Adanya prliferasi dan degenerasi kistik dari epitel odontogenik dapat menimbulkan kista odontogenik. 1 Kista Primordial atau Odontogenik keratokista diperkenalkan oleh Philipsen dan sekarang dipergunakan secara luas. Keratokista digunakan unutk menjelaskan setiap kista pada rahang dimana keratin terbentuk pada

description

makalah

Transcript of 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

Page 1: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

BAB 1

PENDAHULUAN

Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan bahan setengah cair atau gas

biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental atau semi likuid, dapat

berada dalam jaringan lunak ataupun keras seperti tulang. Rongga kista di dalam

rongga mulut selalu dibatasi oleh lapisan epitel dan dibagian luarnya dilapisi oleh

jaringan ikat dan pembuluh darah.1

Dapat terletak seluruhnya didalam jaringan lunak atau diantara tulang atau

juga iatas permukaan tulang. Kista yang terletak paa tulang rahang kemungkinan

epitelnya berasal dari epitel odontogenik, misalnya dari sisa lamina dental atau organ

enamel. Adanya prliferasi dan degenerasi kistik dari epitel odontogenik dapat

menimbulkan kista odontogenik.1

Kista Primordial atau Odontogenik keratokista diperkenalkan oleh Philipsen

dan sekarang dipergunakan secara luas. Keratokista digunakan unutk menjelaskan

setiap kista pada rahang dimana keratin terbentuk pada sebagian besar dindingnya.

Berasal dari primordial odontogenic epithelium dan memiliki lapisan berkeratin.2

Sekitar 60%, kista ini berasal dari pertumbuhan sisa – sisa dental lamina atau

sel – sel basal epitel rongga mulut atau 40% sisanya berasal dari pertumbuhan

reduced enamel dental follicle.3

Kista ini lebih sering tumbuh pada mandibula daripada maksila, terutama di

posterior mandibula dan cenderung terjadi pada laki – laki dibandingkan pada wanita.

Kista ini merupakan jenis kista yang paling agresif dan mudah rekuren. Prinstip

teorinya yaitu enukleasi, namun dikerenakan tingkat rekuren yang tinggi maka setiap

tindakan enukleasi harus disertai dengan tindakan kuretase.3

Page 2: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Istilah odontogenic keratocyst atau keratokista pertama kali diperkenalkan

oleh Philipsen. Istilah keratokista (kista primordial) dipergunakan untuk

menggambarkan setiap kista di rongga mulut dimana di dalamnya didapatkan jaringan

keratin dalam bentuk yang besar.3

Browne, Forssel, dan Sainio berpendapat lain, bahwa kista jenis dentigerous,

radikuler, dan residual masuk dalam kategori keratokista, akan tetapi dinyatakan

bahwa walaupun dapat terjadi keratinisasi yang metaplastik pada dinding suatu kista

radikuler atau residual, dinding kista tersebut sebenarnya tetap berbeda dengan

dinding epithelium suatu keratokista sejati.3

B. Etiologi

Kista ini merupakan kista odontogenik non inflamasi yang muncul dari dental

lamina. Tidak seperti kista lainnya yang diperkirakan tumbuh oleh karena tekanan

osmotik, kista ini tumbuh karena memiliki potensi pertumbuhan bawaan, seperti pada

tumor jinak.4

C. Epidemiologi

Kista Primordial pada umumnya ditemukan lebih sering pada pria

dibandingkan wanita. Regio yang sering terkena yaitu mandibula dimana dalam

penelitian disebutkan bahwa 75% kista ini terjadi pada mandibula.2

Pada umumnya kista ini dapat ditemukan pada pasien dalam rentan usia dari

masa kanak – kanak sampai orang tua, tetapi dari semua kasus yang didiagnosis

Page 3: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

dimasyarakat, sekitar 60% ditemukan pada pasien antara 10-40 tahun. Kista ini paling

sering dijumpai didaerah molar tiga bawah atau lebih ke belakang pada tepi anterior

ramus asenden mandibula.1

Selain itu,juga sering tumbuh di sekitar gigi yang tidak erupsi. Kista ini dapat

tumbuh dengan ukuran besar dan mengakibatkan destruksi pada tulang rahang dan

mempunyai kecenderungan rekuren yang tinggi, sekitar 30%-60%, hampir sama

dengan ameloblastoma.3

D. Patogenesis

Kista keratosis odontogenik dapat terjadi selama proses pembentukan gigi

belum sempurna, yaitu pada akhir tahap bell stage. Kista keratosis odontogenik dapat

berasal dari proliferasi sel basal dari epitel mulut. Terdapat akumulasi pulau-pulau

epitel di dalam mukosa superfisial kista odontogenik yang telah dieksisi, terutama

pada ramus asenden. Kadang-kadang pulau epitel itu terlihat sebagai lapisan basal

epitel mukosa mulut dan kista keratosis odontogenik melekat ke mukosa mulut

melalui fenetrasi tulang. Fenomena ini terutama mencolok pada kista keratosis

odontogenik yang diangkat dari pasien dengan sindrom karsinoma sel basal nevoid.4

Dari hasil penelitian, juga terlihat bahwa ada dua sumber epitel tempat asal

kista keratosis odontogenik, yaitu pertama lamina dentis pada rahang atas maupun

rahang bahaw atau sisa-sisanya sebelum pembentukan gigi sempurna dan kedua

adalah proliferasi sel basal dari epitel mukosa mulut menutupinya. Pada kasus yang

jarang, kista keratosis odontogenik dapat berasal dar sisa-sisa lamina dentis pada gusi

dan memberi gambaran menyerupai kista gingiva pada orang dewasa.4

Page 4: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

E. Gambaran Klinis

Kista yang kecil biasanya asimptomatis dan hanya ditemukan pada gambaran

radiografi saja, tidak tampak secara klinis. Pada kista primordial (odontogenic

keratocyct) yang besar mungkin dapat menyebabkan pembengkakan, dan drainase

pada daerah kista.5

Pasien akan mengeluh akan adanya rasa sakit, pembengkakan atau adanya

cairan. Kadangkala mereka juga mengeluhkan paraestesia pada bibir bawah atau gigi

– geligi. Beberapa diantara pasien tersebut tidak menyadari adanya lesi sampai lesi

tersebut berkembang menjadi fraktur patologis. Pada beberapa keadaan, pasien juga

benar – benar bebas dari gejala – gejala sampai akhirnya kista tersebut mencapai

ukuran yang besar, melibatkan sinus maksilari, dan seluruh ramus asendens, termasuk

kondil dan prosesus koronoid.2

Walaupun kista ini bervariasi ukurannya, Forssell menunjukkan bahwa hampir

setengah dari kasus mempunyai diameter sekitar 40 mm atau lebih, biasanya dijumpai

pada kista yang terletak di ramus asendens dan sudut mandibula, juga didaerah molar

tiga bawah atau lebih ke belakang pada tepi anterior ramus asenden mandibula. 2

Apabila terjadi pada ramus, bisa menyebabkan ketidaknyamanan pergerakan

sendi TMJ. Pada saat kista membesar, dapat menyebabkan malposisi gigi, ekspansi

tulang rahang dan resorpsi akar gigi serta pada kasus yang cukup ekstrem dapat juga

terjadi resorpsi tulang rahang.3

F. Gambaran Histopatologi

Secara mikroskopik, kista ini menunjukkan gambaran yang khas, yaitu : 1,2

a. Bentuk lapisan epitel squamosa yang mengalami parakeratinisasi dan mempunyai

ketebalan antara 6 sampai 10 lapis sel.

Page 5: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

b. Lapisan sel basal yang terdiri dari sel – sel berbentuk kolumnar atau kuboid yang

tersusun secara palisade.

c. Pembesaran mikroskopik yang menunjukkan lumen yang dilapisi oleh lapisan sel

yang mengalami keratinisasi.

d. Lumen yang berisi sejumlah disquamated parakeratin..

e. Degenerasi stelat retikulum menghasilkan ruang kista yang dibatasi lapisan

epitelium enamel dalam dan luar yang berubah menjadi epitel gepeng berlapis.

f. Gambaran lain yng mungkin dapat ditemukan adalah adanya sisa-sisa dental

lamina (odontogenic rest), terbentuknya mikro kista, kista-kista satellite di dinding

kapsul kista

Gambaran Keratoskista dengan squamous stratified epithelium parakeratinin.

Page 6: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

Kista

keratosis odontogen tipe parakeratin tersusun oleh sel-sel basal yang berjejer

seperti pagar (palisade) dan ini yang hyperkeratosis

Kista keratosis odontogenik tipe ortokeratin, tidak ditemukan gambaran palisade sel

Page 7: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

G. Gambaran Radiografi

Kista keratosis odontogenik memberikan gambaran radiologis berbatas jelas

yang merupakan gambaran tepi yang mengalami dekortikasi yang membatasi

gambaran radiolusen yang dapat berbentuk lesi soliter dengan tepi yang halus atau

scallop atau multiokuler, polikista. Pada kasus kista yang mengalami proses radang

batas jelas hilang. Gambaran radiologi suatu kista primordial dapat dibingungkan

dengan gambaran radiologis dari kista dentigerous, kista periodontal lateralis, kista

residual, dan kista fisural.3

Gambar Radiografi dar kista keratosis odontogenik dengan tipe scalloped

Page 8: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

Kista keratosis odontogenik yang berkembang di lokasi molar tiga bawah

Kista keratosis odontogenik menutupi mahkota premolar yang belum erupsi

Kista keratosis odontogenik

yang besar tampak

berhubungan dengan

mahkota gigi molar bawah

yang impaksi

Kista keratosis yang besar

dan multiple yang melinatkan

posterior mandibula dan

ramus asenden

Page 9: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

H. Perawatan

Kista keratosis odontogenik merupakan jenis kista yang paling agresif dan

mudah rekuren. Prinsip terapi kista keratosis odontogenik adalah enukleasi. Pada

kasus kista keratosis odontogenik yang berasal dari kista dentigerous dapat dilakukan

marsupialisasi, diharapkan dengan terapi marsupialisasi gigi yang tertanam akan

mempunyai kesempatan untuk erupsi pada lengkung rahang. Pada kasus kista

keratosis odontogenik yang memerlukan tindakan reseksi rahang dilakukan apabila: 3

1. Bila didapatkan kembali lesi multiple setelah perawatan kuretase dan enukleasi

2. Bila pada lesi sedemikian besar dan pada tindakan kuretase dan enukleasi akan

menyisakan sedikit tulang di bagian marginal dan akan menyebabkan hilanganya

kontinuitas rahang, maka diperlukan tindakan reseksi.

Dikarenakan tingkat rekuren tinggi, maka setiap tinakan enukleasi harus selalu

disertai dengan kuretase. Lesi ini mempunyai karakteristik yang mewakili baik untuk

suatu kista maupun tumor jinak, Pada kasus kista keratosis odontogenik yang telah

meluas, di mana telah terjadi perforasi pada tepi atau margin mandibula, maka

perawatnnya adalah melakukan reseksi. Kista keratosis odontogenik mempunyai

kecenderungan untuk kambuh tinggi, sehingga pemeriksaan ulang dengan interval-

interval tertentu. Pemeriksaan umumnya dilakukan pada kurun 5 tahun pertama

setelah operasi dan diikuti dengan pemeriksaan 10 tahun kemudian. Kista keratosis

odontogenik mempunyai kecenderungan kambuh yang tinggi, kecuali jenis

orthokeratinized mempunyai predileksi kambuh kurang dari 5%.3

Page 10: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

I. Differential Diagnosa

Page 11: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

BAB III

KESIMPULAN

Kista keratosis odontogenik atau kista primordial merupakan kista

odontogenik non inflamasi yang muncul dari dental lamina. Kista keratosis

odontogenik dapat terjadi selama proses pembentukan gigi belum sempurna, yaitu

pada akhir tahap bell stage. Kista ini paling sering dijumpai didaerah molar tiga

bawah atau lebih ke belakang pada tepi anterior ramus asenden mandibula. Kista yang

kecil biasanya asimptomatis dan hanya ditemukan pada gambaran radiografi saja,

tidak tampak secara klinis. Pada kista yang besar mungkin dapat menyebabkan

pembengkakan, dan drainase pada daerah kista.

Kista keratosis odontogenik memberikan gambaran radiologis berbatas jelas

yang merupakan gambaran tepi yang mengalami dekortikasi yang membatasi

gambaran radiolusen yang dapat berbentuk lesi soliter dengan tepi yang halus atau

scallop atau multiokuler, polikista.

Kista keratosis odontogenik merupakan jenis kista yang paling agresif dan

mudah rekuren. Prinsip terapi kista keratosis odontogenik adalah enukleasi. Kista

keratosis odontogenik mempunyai kecenderungan untuk kambuh tinggi, sehingga

pemeriksaan ulang dengan interval-interval tertentu. Pemeriksaan umumnya

dilakukan pada kurun 5 tahun pertama setelah operasi dan diikuti dengan pemeriksaan

10 tahun kemudian.

Page 12: 113136445 Makalah Kista Primordial Bab 123

REFERENSI

1. Sudiono, J; Kurniadhi, B; Hendrawan A & Djimantoro B. Ilmu Patologi.

EGC. Jakarta. Indonesia. 2003: 174-5

2. Danudiningrat, Coen Pramono. Kista Odontogen dan Nonodontogen.

Airlangga University Press. Surabaya. Indonesia. 2006 : 14-24,32-34

3. Shear, Mervyn; alih bahasa, Cornella Hutauruk. Kista Rongga Mulut. EGC.

Jakarta. Indonesia. 2012

4. Sudiono, Janti. Kista Odontogenik Pertumbuhan, Perkembangan,&

komplikasi. EGC. Jakarta. Indonesia. 2011: 41- 42

5. Neville BW, Damm DD, Allen CM & Bouquot JE. Oral&Maxillofacial

pathology. 2nd Ed. An Imprint of Elseiver: Saunders. 2007: 594-7