11051-2-578279013829

12
MODUL PERKULIAHAN ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN HUKUM KONTRAK Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknk Sipil dan Perencanaanl Teknik Sipil 02 MK 11054 Budi Santosa, ST. MT Abstract Kompetensi Kajian tentang latarbelakang da nisi Undang-undang Jasa Konstruksi di Indonesia Pengertian dan pemahaman latarbelakang da nisi dari Undang-undang Jasa Konstruksi

description

11051-2-578279013829

Transcript of 11051-2-578279013829

MODUL PERKULIAHAN

ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN

HUKUM KONTRAK

FakultasProgram StudiTatap MukaKode MKDisusun Oleh

Teknk Sipil dan PerencanaanlTeknik Sipil02MK 11054Budi Santosa, ST. MT

AbstractKompetensi

Kajian tentang latarbelakang da nisi Undang-undang Jasa Konstruksi di Indonesia

Pengertian dan pemahaman latarbelakang da nisi dari Undang-undang Jasa Konstruksi

Aspek Hukum

HUKUM KONTRAK

Fakta Hukum Tindakan Manusia Fakta Hukum Semata Kelahiran; Kematian; Persaudaraan. Tindakan manusia lainnya, Tindakan Materiil Perbuatan melawan hukum Perjanjian (kontrak) Pasal 1331 KUHPerdata: Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Subekti: Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

UNSUR-UNSUR PERJANJIAN (KONTRAK) pihak-pihak yang kompeten; pokok yang disetujui; pertimbangan hukum; perjanjian timbal balik; hak dan kewajiban timbal balik.

Subjek Hukum dalam Perjanjian Subjek Hukum adalah pendukung hak dan kewajiban, Manusia. Badan hukum. Kemampuan dalam membuat perjanjian dengan menafsirkan Pasal 1330 KUHPerdata secara a contrario (Negatif). Digolongkan orang-orang yang cakap (bekwaamheid) adalah: Orang-orang yang sudah dewasa. Mereka yang tidak di bawah pengampuan.

Syarat sahnya suatu perjanjian Pasal 1320 KUHPerdata: sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; kecakapan untuk membuat suatu perjanjian; suatu hal tertentu; suatu sebab yang halal. Syarat pertama dan kedua di atas dinamakan syarat-syarat subjektif (Perjanjian dapat dibatalkan: Voidable / vernietigbaarheid. syarat ketiga dan keempat merupakan syarat-syarat obyektif (Perjanjian Batal demi hukum: Void/ nietig.

SISTEM HUKUM PERJANJIAN DALAM KUHPERDATA sistem terbuka, artinya memberikan kebebasan kepada para pihak (dalam hal menentukan isi, bentuk, serta macam perjanjian) untuk mengadakan perjanjian akan tetapi isinya selain tidak bertentangan dengan perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum, juga harus memenuhi syarat sahnya perjanjian

ASAS HUKUM DALAM HUKUM PERJANJIAN (KONTRAK) konsensualitas di mana persetujuan-persetujuan dapat terjadi karena persesuaian kehendak (konsensus) para pihak; kekuatan mengikat persetujuan menegaskan bahwa para pihak harus memenuhi apa yang telah merupakan ikatan mereka satu sama lain dalam persetujuan yang mereka adakan; asas kebebasan berkontrak: di mana para pihak diperkenankan membuat suatu persetujuan sesuai dengan pilihan bebas masing-masing.

ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM PERANCANGAN KONTRAKAsas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract) Kebebasan untuk membuat perjanjian yang meliputi: Kebebasan untuk menentukan kehendak untuk menutup atau tidak menutup perjanjian. Kebebasan untuk memilih dengan pihak mana akan ditutup suatu perjanjian; Kebebasan untuk menetapkan isi perjanjian; Kebebasan untuk menetapkan bentuk perjanjian; Kebebasan untuk menetapkan cara penutupan perjanjian. Asas ini tercantum di dalam pasal 1338 KUHPerdata.

Asas Konsensualitas (Consensus) Kesepakatan para pihak yang membuat perjanjian, yang ditandai dengan apa yang dikehendaki pihak yang satu juga dikehendaki oleh pihak lainnya. Asas ini tercantum di dalam pasal 1320 KUHperdata. Konsensus ini tidak ada bila terdapat 3 (tiga) hal (pasal 1321 KUHPerdata) yaitu: .Paksaan (dwang); .Kekhilafan (dwaling); .Penipuan (bedrog).Asas Mengikat sebagai Undang-undang (pacta sunt servanda) Perjanjian yang dibuat secara sah mengikat kedua belah pihak seperti mengikatnya sebuah undang-undang (pasal 1338 KUHPerdata)Asas Itikad Baik (Good Faith) Blacks Law Dictionary memberikan pengertian itikad baik adalah:in or with good faith; honestly, openly, and sincerely; without deceit or fraud. Truly; actually; without simulation or pretense.Asas Itikad Baik (Good Faith) Prof. Mr. P.L. Wry memberikan arti itikad baik dalah hukum perjanjian adalah: . Bahwa kedua belah pihak harus berlaku yang satu terhadap yang lain seperti patut saja antara orang-orang sopan, tanpa tipu daya, tanpa tipu muslihat, tanpa cilat-cilat, akal-akal, tanpa mengganggu pihak lain, tidak dengan melihat kepentingan sendiri saja, tetapi juga dengan melihat kepentingan pihak lain Asas Itikad Baik (Good Faith) Prof. Subekti, SH merumuskan itikad baik sebagai berikut:Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian berarti kejujuran. Orang yang beritikad baik menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada pihak lawan, yang dianggapnya jujur dan tidak menyembunyikan sesuatu yang buruk yang dikemudian hari dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan. Pasal 1338 ayat 3KUHPerdata:Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baikAsas Itikad Baik (Good Faith) Kesimpulan: Itikad baik adalah suatu sikap batin atau keadaan kejiwaan manusia yang: Jujur; Terbuka (tidak ada yang disembunyikan atau digelapkan); Tulus ikhlas; Sungguh-sungguh.

Fungsi Itikad Baik dalam kontrak. Rumusan pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata, dapat disimpulkan bahwa itikad baik harus digunakan pada saat pelaksanaan suatu kontrak. Hal ini berarti bahwa pada waktu kontrak dilaksanakan, selain ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak yang wajib ditaati oleh para pihak, melainkan juga itikad baik sebagai ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis. Jadi, itikad baik berfungsi menambah (aanvullend) ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak di dalam kontrak.

Sifat Negosiasi kontrak Positif: Negosiasi yang kooperatif, jika para pelaku negosiasi hendak mencapai suatu kontrak yang bersifat kerjasama. Jadi, sifat positif itu diperoleh dari maksud orang untuk memulai sesuatu yang baru dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Negatif: Negosiasi yang kompetitif, jika para pelaku negosiasi hendak mencapai suatu perdamaian. Suatu negosiasi untuk mencapai perdamaian bersifat negatif karena melalui negosiasi itu orang hendak mengakhiri sesuatu yang negatif, yaitu perselisihan atau sengketa itu.

KODE ETIK DAN PERILAKU NEGOSIASIWin-Win Attitude: Suatu sikap yang dilandasi oleh itikad bahwa negosiasi kontrak itu sedapat mungkin pada akhirnya akan menghasilkan suatu kontrak yang menguntungkan secara timbal balik. Right or wrong my client/ Gaya Soviet: Umumnya dilakukan oleh orang berpekara, walaupun cara ini sebaiknya dihindari. Alasannya dengan cara seperti ini siapa yang mau berhadapan dengan orang yang hanya mau menang sendiri, yang membuat orang enggan untuk bernegosiasi lebih lanjut.

NEGOSIASI KONTRAK Blacks Law Dictionary: Negotiation is process of submission and consideration of offers until acceptable offer is made and accepted.. Proses untuk menyerahkan dan mempertimbangkan penawaran-penawaran sampai suatu penawaran diterima.

Sifat Negosiasi kontrak Positif: Negosiasi yang kooperatif, jika para pelaku negosiasi hendak mencapai suatu kontrak yang bersifat kerjasama. Jadi, sifat positif itu diperoleh dari maksud orang untuk memulai sesuatu yang baru dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Negatif: Negosiasi yang kompetitif, jika para pelaku negosiasi hendak mencapai suatu perdamaian. Suatu negosiasi untuk mencapai perdamaian bersifat negatif karena melalui negosiasi itu orang hendak mengakhiri sesuatu yang negatif, yaitu perselisihan atau sengketa itu. KODE ETIK DAN PERILAKU NEGOSIASIWin-Win Attitude: Suatu sikap yang dilandasi oleh itikad bahwa negosiasi kontrak itu sedapat mungkin pada akhirnya akan menghasilkan suatu kontrak yang menguntungkan secara timbal balik. Right or wrong my client/ Gaya Soviet: Umumnya dilakukan oleh orang berpekara, walaupun cara ini sebaiknya dihindari. Alasannya dengan cara seperti ini siapa yang mau berhadapan dengan orang yang hanya mau menang sendiri, yang membuat orang enggan untuk bernegosiasi lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA1. Ahmadi Miru, Hukum Kontrak, 2007, PT Raja Grafindo Persada, 2007, Jakarta.2. Daeng Naja, Contract Drafting, 2006, PT Citra Aditya Bakti, 1999,Bandung.3. Etty Susilowati, Kontrak Alih teknologi pada Industri Manufaktur, 2007, Genta Press, Yogyakarta.4. Munir Fuady, Hukum kontrak, 1999, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.5. Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis[BW], Cetakan Keempat,2006, Sinar Grafika, Jakarta